PENGARUH KARAKTERISTIK GAYA PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Irna Wulandri 104082002762
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/ 2009 M
1
ABSTRACT Irna Wulandri, the minithesis title is “effect of budgetary arranging characteristic on manajerial performance”. Strata 1 (S-1). Accounting Deppartment, concentration of Manajement Accounting, Faculty of Economics and Social Science, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta. This research have a purpose for examines effect of budgetary arranging characteristic with five sub variable such as Budgetary Participation, budget Goal Clarity, budgetary feed back, budgetary Evaluation, Budget Goal Difficult on manajerial performance. The object that used in this research is service firm at Jabotabek and data collected by kuesioner spread to 55 lower lever manager with 36 exlempar feed back. Analitis data method that used is data quality test, descriptive statistic, classic assumption test, and hypothesis test with simple linier regression. The Result from this research show that budgetary composing characteristic simultanlly have positive and significant inffluence on manajerial performance. But individually from five sub variable of budgetary composition characteristic, just variable budgetary participatin and budget goal dificult that have positive and significant inffluence.Other variabel such as budget goal clarity, budgetary feed back, and budgetary evaluation do not have positive and significant effect to manajerial performance. Key words: budgetary characteristic, Budgetary Participation, budget Goal Clarity, budgetary feed back, budgetary Evaluation, Budget Goal Difficult on manajerial performance.
2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan setiap organisasi bisnis dewasa ini tergantung pada keberhasilan proses bisnis yang diselaraskan dengan tujuan dan strategi organisasi perusahaan secara keseluruhan. Lebih jauh lagi, setiap individu yang berada dalam organisasi tersebut haruslah mengerti seberapa besar masing-masing individu memahami tujuan dan berperan dalam proses pencapaian tujuan, sehingga sangatlah penting bagi sebuah organisasi untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan dalam rangka pencapaian tujuan utama perusahaan. Untuk mencapai tujuan yang diinginkan, perusahaan memerlukan anggaran sebagai salah satu komponen penting, agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang cepat berubah seperti sekarang ini. Menurut Hansen dan Mowen (1997: 151) sebuah organisasi memerlukan anggaran untuk menerjemahkan keseluruhan strategi ke dalam rencana dan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Kenis (1979, dalam Endro Winarno, 2006) menjelaskan fungsi-fungsi dari anggaran selain sebagai alat untuk pengendalian, juga sebagai alat
untuk
mengkoordinasikan,
mengkomunikasikan,
memotivasi
dan
mengevaluasi prestasi. Proses penyusunan anggaran merupakan kegiatan yang penting dan melibatkan berbagai pihak baik manajer tingkat atas maupun manajer tingkat bawah yang akan memainkan peranan dalam mempersiapkan dan
3
mengevaluasi berbagai alternatif dari tujuan anggaran, dimana anggaran senantiasa digunakan sebagai tolak ukur terbaik kinerja manajer. Anggaran merupakan elemen sistem pengendalian manajemen yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian agar manajer dapat melaksanakan kegiatan organisasi secara lebih efektif dan efisien (Schief dan Lewin, 1970; Welsch, Hilton dan Gordon, 1996). Sebagai alat perencanaan, anggaran merupakan rencana kegiatan yang terdiri dari sejumlah target yang akan dicapai oleh para manajer departemen suatu perusahaan dalam melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu pada masa yang akan datang. Anggaran digunakan oleh manajer tingkat atas sebagai suatu alat untuk melaksanakan tujuan-tujuan organisasi kedalam dimensi kuantitatif dan waktu, serta mengkomunikasikannya kepada manajer-manajer tingkat bawah sebagai rencana kerja jangka panjang maupun jangka pendek. Sasaran anggaran dapat dicapai melalui pelaksanaan serangkaian aktifitas yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk angggaran.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali mengenai karakteristik gaya penyusunan anggaran yang memiliki lima sub variabel yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran, tetapi dalam hubungan antara karakteristik dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian, judul penelitian skripsi ini ialah ”Pengaruh Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial”.
4
B. Rumusan Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah
karakteristik
gaya
penyusunan
anggaran
(partisipasi
dalam
penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran) berpengaruh secara parsial terhadap kinerja manajerial. 2. Apakah
karakteristik
gaya
penyusunan
anggaran
(partisipasi
dalam
penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran) berpengaruh secara simultan terhadap kinerja manajerial. C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh karakteristik gaya penyusunan anggaran (partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran) terhadap kinerja manajerial.
5
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kerangka Teoritis 1. Anggaran a. Definisi Anggaran Kenis (1979) dalam Endro Winarno (2006) menyatakan bahwa anggaran adalah alat koordinasi dan komunikasi antara pimpinan dan bawahan dalam organisasi. Anthony dan Govindarajan (1998:373) mendefinisikan anggaran sebagai sebuah rencana keuangan, biasanya mencakup periode satu tahun dan merupakan alat-alat untuk perencanaan jangka pendek dan pengendalian dalam organisasi. Hansen and Mowen (1997) dalam Endro Winarno (2006) mendefinisikan anggaran sebagai suatu rencana kuantitatif dalam bentuk moneter maupun nonmoneter yang digunakan untuk menerjemahkan tujuan dan strategi perusahaan dalam satuan operasional. Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan anggaran memiliki karakteristik sebagai berikut: 1.
Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.
2.
Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun.
6
3.
Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
4.
Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
5.
Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.
b. Manfaat Anggaran
Perencanaan dalam menyiapkan anggaran sangatlah penting. Bagaimanapun juga jelas mengungkapkan apa yang akan dilakukan dimasa mendatang. Pemikiran strategis disetiap organisasi adalah proses dimana
manajemen
berfikir
tentang
pengintegrasian
aktivitas
organisasional ke arah tujuan yang beroerientasi kesasaran masa mendatang. Semakin bergejolak lingkungan pasar, teknologi atau ekonomi eksternal, manajemen akan didorong untuk menyusun stategi. Pemikiran strategis manajemen, direalisasi dalam berbagai perencanaan, dan proses integrasi keseluruhan ini didukung prosedur penganggaran organisasi. Menurut
Carrison/Norrin
yang
diterjemahkan
oleh
Totok
Budisantoso (2000). Program penganggaran memiliki manfaat untuk perusahaan diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Anggaran merupakan alat komunikasi bagi rencana manajemen melalui organisasi.
7
2. Anggaran memaksa manajer untuk memikirkan dan merencanakan masa depan. Bila penyiapan anggaran tidak diperlukan, maka akan terlalu banyak manajer yang harus menghabiskan waktunya untuk mengatasi berbagai masalah darurat. 3. Proses penganggaran merupakan alat alokasi sumberdaya pada berbagai bagian dari organisasi agar dapat digunakan seefektif mungkin. 4. Proses penganggaran dapat
mengungkap
adanya
kemandegan
potensial sebelum terjadinya. 5. Anggaran mengkoordinasikan aktivitas seluruh organisasi dengan cara mengintegritaskan rencana dari berbagai bagian. Penganggaran ikut memastikan agar setiap orang dalam organisasi mengarah pada sasaran yang sama. 6. Anggaran menentukan tujuan dan sasaran yang dapat berlaku sebagai benchmark untuk mengevaluasi kinerja pada waktu berikutnya.
c. Fungsi Anggaran
Siregar (2003:2) dalam Sucy Rachmawati 2008 berpendapat bahwa peran anggaran pada suatu organisasi merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan organisasi untuk tujuan
8
yang telah ditetapkan. Sehingga anggaran berfungsi sebagai fungsi perencanaan, fungsi pengendalian, fungsi koordinasi dan sebagai pedoman kerja. Seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1. Fungsi Perencanaan Proses perencanaan baik perencanaan jangka pendek (perencanaan taktis) maupun perencanaan jangka panjang (perencanan strategis), adalah komponen dari keseluruhan sistem. Hal ini merupakan dasar bagi elemen lainnya karena melaui proses perencanaan ini kita menentukan apa yang akan kita lakukan, bagaimana kita akan melakukannya, dan siapa yang akan
mengerjakannya.
Perencanaan
beroperasi
seperti
pusat
pemikiran/otak dalam perusahaan. Anggaran sebagai alat perencanaan tertulis memberikan gambaran yang jelas atas perencanaan suatu organisasi. 2. Fungsi Pengendalian (Controlling) Anggaran merupakan salah satu cara mengadakan pengendalian dalam suatu organisasi. Pengendalian merupakan suatu kegiatan yang diperlukan untuk mengusahakan agar tujuan, kebijakan, dan standar yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik semaksimal mungkin. 3. Fungsi Koordinasi Fungsi koordinasi menuntut adanya keselarasan tindakan bekerja dari setiap individu atau bagian dalam perusahaan untuk mencapai tujuan.
9
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk menciptakan adanya koordinasi diperlukan perencanaan yang baik, yang dapat menunjukkan keselarasan rencana antara satu bagian dengan bagian lainnya. Anggaran yang berfungsi sebagai perencanaan harus dapat menyesuaikan rencana yang dibuat untuk berbagai bagian dalam perusahaan, sehingga rencana kegiatan yang satu akan selaras dengan lainnya. Untuk itu anggaran dapat dipakai sebagai alat koordinasi untuk seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, karena semua kegiatan yang saling berkaitan antara satu bagian dengan bagian lainnya sudah diatur dengan baik. 4. Pedoman kerja Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang disusun sistematis dan dinyatakan dalam unit moneter. Lazimnya penyusunan anggaran berdasarkan pengalaman masa lalu dan taksir-taksiran pada masa yang akan datang, maka ini dapat menjadi pedoman kerja bagi setiap bagian dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatannya. d. Hubungan anggaran dengan manajemen Sebagaimana telah diutarakan sebelumnya, anggaran merupakan alat perencanaan kerja, alat pengkoordinasian kerja pedoman kerja serta alat pengawasan/pengendalian kinerja. Dengan memahami dan membiasakan diri melakukan penganggaran, perusahaan akan lebih mampu dalam memprediksi perubahan yang akan terjadi dan dampaknya bagi operasi usaha, serta mempersiapkan sedini mungkin segala perangkat diperlukan untuk mencapai
10
tujuan dan target yang telah ditetapkan. Dengan penganggaran, tidak hanya perencanaan kegiatan yang dapat dilakukan, tetapi juga koordinasi dan pengendaliannya. Ketiga fungsi manajemen ini (perencanaan, koordinasi dan pengendalian) secara sekaligus tercermin dalam proses penganggaran. Skenario anggaran dapat disusun dengan mudah dalam tampilan komputer, tapi yang perlu dihayati adalah hakikat anggaran cenderung banyak persamaan dengan hubungan antar manusia (human relations) daripada sekedar rekayasa angka. Pengendalian biaya dilakukan oleh manusia. Teknikteknik kalkulasi yang telah diciptakan untuk membantu manajemen tidak akan berhasil jika realisasinya tidak benar. Oleh karena itu berhasil tidaknya suatu anggaran tergantung dari sikap (attitude) para individu yang bersangkutan. Mekanisme anggaran semata-mata merupakan tehnik yang diyakini bahwa kinerja yang baik dapat dicapai, perlu ditetapkan suatu standar. Bila dalam realisasinya terdapat kondisi yang akomodatif, maka tujuan-tujuan yang telah ditentukan dapat berhasil. Dengan demikian tampak bahwa anggaran mempunyai kaitan yang erat dengan proses manajemen. Proses manajemen adalah suatu kumpulan kegiatan yang saling berhubungan yang dilakukan oleh manajemen dari suatu organisasi untuk menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Secara sederhana, manajemen diartikan sebagai suatu ilmu dan seni untuk mengadakan perencanaan (planning), mengadakan pengorganisasian (organizing), mengadakan pengarahan dan pembimbingan (directing),
11
mengadakan pengkoordinasian (coordinating) serta mengadakan pengawasan (controling) terhadap orang-orang dan barang-barang. Anggaran yang baik dan sempurna tidak akan menjamin bahwa pelaksanaan serta realisasinya nanti juga akan baik serta sempurna, tanpa dikelola oleh tangan-tangan manajemen (manajer) yang trampil dan berbakat. Disamping itu, anggaran sebagai suatu alat masih juga mengandung beberapa kelemahan-kelemahan, seperti yang dikatakan oleh Hansen dan Mowen (2005:377), antara lain: a) Anggaran disusun berdasarkan taksiran-taksiran (forecasting). Betapapun cermatnya
taksiran
tersebut
dibuat
namun
amatlah
sulit
untuk
mendapatkan taksiran yang benar-benar akurat dan kemudian sama sekali tidak berbeda dengan kenyataannya nanti. b) Taksiran-taksiran dalam anggaran disusun dengan mempertimbangkan berbagai data, infoffilasi dan faktor-faktor baik yang controlable maupun yang uncontrolable. Dengan demikian, jika nantinya terjadi perubahanperubahan terhadap data informasi serta faktor-faktor tersebut akan merubah pula ketetapan taksiran-taksiran yang telah disusun tersebut. c) Berhasil atau tidaknya pelaksanaan (realisasi) anggaran sangat tergantung pada manusia-manusia pelaksananya. Anggaran yang baik tidak akan bisa direalisasikan bilamana para pelaksananya tidak mempunyai ketrampilan serta kecakapan yang memadai.
12
Dengan demikian nampaklah bahwa anggaran sebagai suatu alat, penggunaan, modifikasi serta pelaksanaannya sangat tergantung pada manusia-manusianya. Oleh sebab itulah maka kehadiran manajemen (manajer) mutlak diperlukan bagi perusahaan. Begitu pula halnya dengan perusahaan, perusahaan yang cenderung memandang kedepan, akan selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukannya pada masa yang akan datang. Sehingga
dalam
pelaksanaannya,
perusahaan-perusahaan
ini
tinggal
berpegangan pada semua rencana yang telah disusun sebelumnya. Dimana, bagaimana, mengapa, kapan, adalah pertanyaan-pertanyaan yang selalu mereka kembangkan dalam kegiatan sehari-hari. Apabila pada suatu kesempatan hal ini ditanyakan kepada seseorang General Manager yang sukses, maka sering didapatkan jawaban bahwa ide-ide untuk kegiatan pada waktu mendatang pada umumnya didasarkan pada jawaban atas pertanyaanpertanyaan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Hubungan yang lain antara anggaran dengan manajemen adalah dalam membantu manajemen dalam mengelola perusahaan. Manajemen harus mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan perusahaan, seperti memilih barang-barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual, memilih atau menyeleksi langganan, menentukan tingkat harga, metodametoda produksi, metoda-metoda distribusi, termin penjualan. Dalam kaitan dan hubungan antara anggaran dan managemen yang sangat erat dalam hal penyusunan perencanaan. Dalam hal ini anggaran bermanfaat untuk
13
membantu
manajemen
meneliti,
mempelajari
masalah-masalah
yang
berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dengan kata lain, sebelum merencanakan kegiatan manajer mengadakan penelitian dan pengamatan-pengamatan terlebih dahulu. Kebiasaan membuat rencanarencana akan menguntungkan semua kegiatan. Terutama kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan finansial, tingkat persediaan, fasilitasfasilitas produksi, pembelian, pengiklanan, penjualan, pengembangan produk dan lain sebagainya. Dalam bidang perencanaan lain misalnya mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan untuk menentukan arah atau kegiatan yang paling menguntungkan. Anggaran yang disusun untuk jangka waktu yang panjang dan schedule yang teratur, akan sangat membantu dalam mengerahkan dengan tepat tenaga-tenaga kepala bagian, salesmen, kepala cabang dan semua tenaga operasional. Dalam menentukan tujuan-tujuan perusahaan manajemenlah yang dapat menentukan tujuannya secara jelas dan logis (dapat dilaksanakan) adalah manajemen yang akan berhasil. Penentuan tujuan ini dibatasi oleh beberapa faktor. Anggaran dapat membantu manajemen dalam memilih; mana tujuan yang dapat dilaksanakan dan mana yang tidak. Dengan di susunnya perencanaan yang
terperinci, dapat
dihindarkan biaya-biaya yang timbul sehingga membantu dan menyokong tujuan akhir perusahaan yaitu keuntungan yang maksimum.
14
e. Proses penyusunan anggaran Proses penyusunan anggaran didahului dengan penyusunan program. Dalam penyusunan program melibatkan peran dari departemen anggaran dan komite
aggaran.
Departemen
anggaran
bertugas
mengusulkan
dan
menyebarkan pedoman umum penyusunan anggaran, mengkoordinasikan berbagai usulan anggaran, menyerahkan anggaran final kepada manajemen puncak dan dewan komisaris untuk disahkan kepada berbagai unit organisasi. Anggaran disusun berdasarkan asumsi-asumsi tertentu, yang berlaku selama tahun anggaran. Apabila kondisi sesungguhnya ternyata berbeda dengan yang diasumsikan maka ada kemungkinan anggaran yang telah disusun perlu direvisi. Revisi anggaran hanya dilakukan jika kondisi yang mendasari penyusunan anggaran menyimpang dari yang diasumsikan semula. f. Dampak anggaran terhadap perilaku manusia Anggaran merupakan rencana yang akan dilaksanakan oleh orangorang yang terlibat dalam pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, penyusunan anggaran harus dilakukan sedemikian rupa agar para pelaksana termotivasi
untuk
melaksanakan
anggaran
dengan
sebaik-baiknya.
Penyusunan anggaran hendaknya tidak terjadi hanya mencakup aspek teknik saja, tetapi juga perlu mempertimbangkan fihak-fihak yang terkait. Para pelaksana anggaran bukanlah mesin-mesin yang tidak mempunyai perasaan, tetapi merupakan individu-individu yang mempunyai kebutuhan, motif maupun apresiasi. Kenyataan ini menunjukkan bahwa penganggaran yang
15
merupakan bagian dari sistem akuntansi manajemen tidak akan efektif dalam mendukung fungsi-fungsi manajemen tanpa memperhatikan para pelaksana. Beberapa hal yang berkaitan dengan aspek perilaku keorganisasian yang berkaitan dengan penganggaran, yaitu anggaran sebagai alat penilaian prestasi, tingkat kesulitan anggaran, serta partisipasi pemimpin dan bawahan dalam penyusunan anggaran. 1) Anggaran sebagai alat penilaian prestasi Dalam Supriyanti Ilyas (2002) anggaran akan berpengaruh terhadap perilaku para pelaksana apabila anggaran dikaitkan dengan prestasi pelaksana yang bersangkutan. Penggunaan anggaran dalam kaitannya dengan penilaian prestasi dapat dilakukan dalam dua pola. Pertama, anggaran dipandang sebagai target yang harus dicapai, dan yang kedua, anggaran tidak digunakan sendiri untuk mengukur prestasi. Anggaran sebagai target akan memotivasi atau menghambat pencapaian sasaran adalah tergantung kepada tingkat kesulitan anggaran tersebut. Dalam hal anggaran tidak sendirian dalam penggunaannya untuk penilaian prestasi, anggaran tidak lagi dipandang sebagai satu-satunya target yang harus dicapai, tetapi hanya merupakan salah satu diantara beberapa alat pengukur. Dengan pola ini, anggaran akan cenderung menjadi motivator karena pencapaian anggaran (tanpa merugikan tujuan jangka panjang) akan dipandang sebagai prestasi yang baik walaupun penilaian prestasi tidak semata-mata hanya berdasarkan anggaran.
16
2) Tingkat kesulitan anggaran Tingkat kesulitan pencapaian anggaran akan mempengaruhi motivasi pelaksana anggaran. Anggaran yang merangsang motivasi pelaksana adalah anggaran yang “menantang”, yaitu anggaran yang cukup sulit untuk dicapai tetapi para pelaksana berkeyakinan bahwa mereka mampu melaksanakannya. Anggaran yang tidak mungkin dilaksanakan akan menghilangkan motivasi kerja para pelaksana. Sebaliknya, anggaran yang terlalu mudah dilaksanakan juga akan menimbulkan perilaku yang kurang senonoh (dysfunctional behavior). Apabila anggaran terlalu mudah, para pelaksana cenderung untuk bekerja tidak pada tingkat kemampuan maksimum. Hal tersebut
dilakukan
untuk
menghindari
penyimpangan
yang
menguntungkan dalam jumlah yang terlalu besar agar pada tahun yang akan datang
tidak
memperoleh tugas
yang
lebih
sulit
akibat
penyimpangan yang menguntungkan. 3) Partisipasi atasan dan bawahan Agar anggaran dapat menjadi motivator dalam pencapaian sasaran, partisipasi aktif pimpinan (atasan) dan para manager pelaksana (bawahan) sangatlah diperlukan. Dengan partisipasi aktif tersebut, keputusan anggaran akan benarbenar dapat merupakan suatu komitmen atasan dan bawahan. Partisipasi pimpinan terletak pada proses penelaahan dan pengesyahan anggaran.
17
Pengesyahan oleh pimpinan hendaknya tidak hanya sekedar “stempel” saja. Tanpa partisipasi aktif pimpinan dalam hal tersebut, para pelaksana akan cenderung untuk mengusulkan anggaran yang begitu mudah agar prestasinya nampak bagus. Dengan demikian, para pelaksana dapat mengharapkan adanya keuntungan dari “prestasinya” tersebut. Selain itu pimpinan masih perlu melaksanakan tindak lanjut atas hasil anggaran. Tanpa adanya umpan balik (feed back) dari pimpinan, sistem penganggaran yang berlaku tidak akan efektif. Partisipasi para manager pelaksana (selaku bawahan) pada umumnya berupa partisipasi dalam hal pengusulan anggaran. Para manager berkesempatan untuk melakukan perencanaan untuk bidang kerjanya masing-masing. Partisipasi ini selain akan mendorong adanya komitmen atasan bawahan juga akan memberikan keyakinan kepada para bawahan atas kewajaran anggaran. Hasilnya, para pelaksana cenderung termotivasi untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh karakteristik gaya penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Objek dari penelitian ini adalah perusahaan jasa yang ada di Jabotabek. Penelitian ini menggunakan data primer dengan unit analisis berupa manajer tingkat bawah (lower level manager). B. Metode Pengumpulan Sampel Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa yang ada di Jabotabek. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan simple random sampling (pemilihan sample acak sederhana), yaitu metode yang memberikan kesempatan yang sama yang bersifat tak terbatas pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel (Indriantoro dan Supomo, 2002:124). C. Sumber dan Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara) (Indriantoro dan Supomo, 2002:146).
19
2. Metode Pengumpulan Data a. Study ke perpustakaan: Yaitu metode mengumpulkan dan membaca referensi-referensi yang berasal dari perpustakaan seperti buku, jurnal, majalah, artikel, dan sebagainya. b. Kuesioner: Data yang diperoleh melalui kuesioner ini diperoleh melalui tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responnden untuk dijawab, dan pengambilan data sekunder. D. Metode Analisis Data Untuk mengetahui bagaimana pengaruh karakteristik gaya penyusunan anggaran harus melakukan perhitungan atas hasil kuesioner pengolahan data kuantitatif yang didapat dari hasil penyebaran kuesioner. Setelah itu untuk mengetahui hasil hubungan dari setiap variabel, maka terlebih dahulu harus melakukan serangkaian pengujian analisis, diantaranya: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi atas suatu data. Dalam penelitian ini, statistik deskriptif menjelaskan mengenai karakteristik responden dan karakteristik variabel yang digunakan. Gambaran umum mengenai karakteristik responden dijelaskan dengan tabel statistik deskriptif responden yang diukur dengan skala nominal yang menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis kelamin, umur, pendidikan,
20
lamanya bekerja pada jabatan saat ini. Sedangkan untuk memberikan deskripsi mengenai setiap variabel yang diteliti dijelaskan dengan tabel statistik deskriptif yaitu variabel yang menunjukkan kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata (mean), dan standar deviasi. 2. Uji Kualitas Data Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid dan reliable sebab kebenaran data yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian. a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk (Ghozali, 2005:46). Kriteria yang digunakan untuk menyatakan valid atau tidak valid adalah jika korelasi antara skor masing-masing indikator dengan total skor konstruk mempunyai tingkat signifikan kurang dari 0,05 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid dan jika korelasi skor maing-masing indikator dengan total skor konstruk mempunyai
21
tingkat signifikan lebih dari 0,05 maka butir pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid (Santoso, 2004:168). b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005:41). Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha diatas 0,60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2005:42). 3. Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji regresi, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolonieritas, heterokedatisitas, dan normalitas. a. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi
22
bebas dari problem multikolonieritas jika nilai VIF disekitar angka 1 dan nilai tolerance mendekati 1 dalam Poerwati, ( 2002:744). b. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentu pola yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas. Namun, jika tidak terdapat suatu pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali 2005:105). c. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal. Untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data dapat dideteksi dengan melihat normal propability plot. Jika data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka menunjukkan model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun,
23
jika data (titik) menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005:112). E. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis penelitian ini, yaitu pengaruh karakteristik gaya penyusunan anggaran (partsipasi dalam menyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan anggaran) terhadap kinerja manajerial digunakan metode statistik regresi liniear sederhana. Adapun persamaan hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: Y= a + b1X 1+ b2X 2+ b3X 3 + b4X 4 + b5X 5 + e Keterangan: Y
: Kinerja Manajerial
a
: Nilai Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5
: Koefisien Regresi
X1
: Partisipasi dalam penyusunan anggaran
X2
: kejelasan tujuan anggaran
X3
: Umpan balik anggaran
X4
: Evaluasi anggaran
X5
: Tingkat kesulitan anggaran
e
: Standar eror
24
Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan regresi, uji statistik ini meliputi: a. Uji R2 (koefisien determinasi) Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam pengujian hipotesis pertama koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai R Square (R2) untuk mengetahui seberapa jauh variabel bebas yaitu karakteristik dalam penyusunan anggaran menjelaskan variabel dependen yaitu kinerja manajerial. Nilai R2 mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0≤R2≤1). Jika nilai R2 bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan jika R2 bernilai kecil berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas (Ghozali, 2005:83). Dalam pengujian hipotesis kedua koefisien determinasi dilihat dari besarnya nilai Adjusted R-Square. Kelemahan mendasar penggunaan R2 adalah bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Tidak seperti R2, nilai Adjusted R-Square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali,
25
2005:83). Oleh karena itu digunakanlah adjusted R-Square pada saat mengevaluasi model regresi linier berganda. b. Uji signifikansi simultan (uji statistik F) Uji statistik F digunakan untuk melihat pengaruh variabel-variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan yaitu dengan melihat nilai F hitung lebih besar dari 4 pada probabilitas α = 0,05, maka variabel independen yaitu karakteristik dalam penyusunan anggaran (partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan anggaran) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu kinerja manajerial (Ghozali, 2005:84). c. Uji signifikansi parameter individual ( uji statistik t) Uji statistik t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel bebas secara individual dapat menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria yang digunakan dalam melakukan uji t yaitu jika probabilitas signifikansi di bawah 0,05 maka variabel bebas secara individual berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) diterima. Sebaliknya jika probabilitas signifikansi di atas 0,05 maka variabel bebas secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, sehingga hipotesis alternatifnya (Ha) ditolak (Ghozali, 2005:85).
26
F. Definisi Operasianal Variabel dan Pengukurannya Pada bagian ini diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a.
Karakteristik Gaya penyusunan anggaran sebagai variabel independent: Dari tinjauaan putaka diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa definisi gaya penyusunan anggaran sebagai variabel independen didefinisikan sebagai berikut: 1.
Partisipasi dalam penyususnan anggaran: partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan keikutsertaan para manajer (pelaksana anggaran) dalam proses penyusunan anggaran.
2.
Kejelasan tujuan anggaran: kejelasan tujuan anggaran adalah cara penyajian yang dapat difahami oleh para pelaksana anggaran.
3.
Umpan balik anggaran: umpan balik adalah informasi yang berasal dari pelaksana anggaran tentang pelaksanaan anggaran yang digunakan oleh atasan untuk mengambil tindakan koreksi.
4.
Evaluasi
anggaran:
evaluasi
anggaran
merupakan
aktivitas
membandingkan antara anggaran dengan realisasai sehingga jika terjdi penyimpangan hasil dapat diketahui. 5.
Tingkat kesulitan anggaran: tingkat kesulitan anggaran berkaitan dengan derajat kesulitan yang dirasakan manajer dalam pencapaian
27
tujuan anggaran. Anggaran yang ideal pada umumnya adalah anggaran yang sulit tetapi masih dapat dicapai. Pengukuran variabel karakteristik gaya penyusunan anggaran akan diukur dengan menggunakan twenty six likert type questionnaire items, dengan skor 1 sampai 5, yang telah dibuktikan dan divaliditasnya oleh Kenis. Dalam 25 pokok kuesioner type likert ini terdiri dari 6 pertanyaan yang berhubungan dengan partisipasi dalam penyusunan anggaran, 4 pertanyaan mengenai kejelasan tujuan anggaran, 4 pertanyaan mengenai umpan balik anggaran, 6 pertanyaan mengenai evaluasi anggaran dan 5 pertanyaan mengenai tingkat kesulitan anggaran. Untuk pertanyaanpertanyaan ini, alternative jawaban mulai dari sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak pasti, setuju, sampai sangat setuju, yang masing-masing diberi skor secara berturut-turut: 1,2,3,4 dan 5. b.
Kinerja manajerial Kinerja manajerial didefinisikan sebagai kinerja individu anggota organisasi
dalam
kegiatan-kegiatan
manajerial
seperti
perencanaan,
investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff, negosiasi dan representasi (Mahoney et al, 1963 dalam Sumarno, 2005:591). Variabel kinerja
manajerial
diukur
dengan
menggunakan
instrumen
yang
dikembangkan oleh Mahoney (1963) dalam Sumarno (2005) yang telah dimodifikasi. Instrumen ini terdiri dari 8 (delapan) pernyataan yang diukur dengan menggunakan skala likert 5 poin.
28
Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian No. 1.
Variabel Karakteristi k gaya penyusunan anggaran
Sub Variabel Indikator 1. partisipasi 1. keterlibatan dalam dalam penyusunan anggaran. penyusuna 2. besarnya pengaruh n anggaran karakteristik dalam penyusunan anggaran. 3. apa yang dilakukan dalam keterkaitan. 4. sejauh mana keterlibatan dalam penyusunan anggaran. 5. sejauh mana keterlibatan dalam memutuskan anggaran. 6. sejauh mana tanggung jawab dalam menentukan jumlah anggaran.
Ukuran Interval
2. kejelasan 1. mengetahui dengan jelas dan tepat tujuan anggaran tujuan anggaran 2. perkiraan ketidakjelasan tujuan anggaran dalam bidangnya. 3. mengetahui dengan jelas prioritas dari anggaran. 4. pandangan tentang pemahaman kejelasan tujuan anggaran oleh bawahannya.
Interval
3. Umpan 1. jumlah perolehan umpan balik balik mengenai pencapaian tujuan anggaran anggaran. 2. adanya umpan balik dan pedoman mengenai penyimpangan anggaran. 3. respon atasan terhadap tujuan anggaran
Interval
29
dibagiannya. 4. respon anggaran atas tercapainya tujuan anggaran yang telah ditetapkan.
2.
Kinerja Manajerial
4. Evaluasi 1. pemberitahuan tentang anggaran penyimpangan anggaran. 2. siapa yang bertanggung jawab atas penyimpangan anggaran. 3. kapan evaluasi anggaran dilakukan. 4. respon atasan terhadap penyimpangan anggaran yang besar. 5. fungsi anggaran sebagai pengawasan.
Interval
5. Tingkat 1. penjelasan kepada atasan tentang item-item ralisasi. kesulitan dalam anggaran 2. kemudahan mencapai tujuan anggaran. 3. kesulitan dalam mencapai tujuan anggaran. 4. perlunya usaha keras untuk mencapai tujuan anggaran. 5. perlunya keahlian untuk mengatasi tingkat kesulitan anggaran.
Interval
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
pemilihan staff perencanaan pengawasan perwakilan investigasi pengkoordinasian negosiasi evaluasi kinerja secara.keseluruhan
interval
30
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan jasa yang berada di daerah Jabotabek. Sampel dalam penelitian ini adalah lower level manajer di perusahaan jasa yang berhubungan langsung dengan proses penyusunan anggaran. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan simple random sampling method. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada para responden. Periode penyebaran kuesioner dimulai pada tanggal 18 Juli 2008 sampai dengan tangal 7 Oktober 2008. 2. Tingkat Pengembalian Kuesioner Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara mengirimkan kuesioner sebanyak 55 kuesioner. Tabel 4. 1. Distribusi dan Tingkat Pengembalian Kuesioner Keterangan Kuesioner yang dikirim Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang kembali Kuesioner yang tidak dapat diolah Kuesioner yang dapat diolah
Jumlah 55 4 51 1 50
Persentase (%) 100% 7,2% 92% 2% 90%
Sumber: Data primer yang diolah
31
3. Penemuan dan Pembahasan 1. Statistik Deskriptif Responden Statistik deskriptif responden memberikan gambaran mengenai karakteristik responden yang diukur dengan skala nominal dan menunjukkan besarnya frekuensi absolut dan persentase jenis kelamin, umur,
pendidikan dan lamanya bekerja pada jabatan saat ini. Data
mengenai karakteristik responden ditampilkan pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Deskriptif demografi responden Dasar klasifikasi
Sub klasifikasi
Jenis Kelamin
Pria Wanita 25 – 35 tahun 36 – 45 tahun 46 – 55 tahun Diatas 55 S1 S2 S3 1 – 2 tahun 3 – 4 tahun Di atas 4 tahun
Umur
pendidikan
Lama bekerja pada jabatan saat ini
Frekuensi Absolut persentase 40 80% 10 20% 2 4% 16 32% 18 36% 4 8% 18 36% 10 20% 12 24% 18 36% 6 12% 16 32%
Sumber: Data primer yang diolah
2. Statistik Deskriptif Variabel Pengukuran
statistik
deskriptif
variabel
dilakukan
untuk
memberikan gambaran awal mengenai karakteristik data, seperti nilai ratarata, standar deviasi dan lain-lain. Berikut ini merupakan gambaran
32
mengenai statistik deskriptif dari variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini. Tabel 4.3. Statistik Deskriptif Sub Variabel
N
Min
Max
Mean
Partisipasi dalam penyusunan anggaran Kejelasan tujuan anggaran
Std. Deviation
50
15
28
21.82
3.082
50
10
20
15.48
2.140
Umpan balik anggaran Evaluasi anggaran Tingkat kesulitan anggaran
50 50 50
10 14 10
20 30 25
15.72 21.42 18.22
2.157 4.828 3.986
Kinerja manajerial Valid N (listwise)
50 50
22
38
29.76
3.972
Sumber: Data primer yang diolah
Hasil pengolahan statistik deskriptif SPSS dalam tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden (N) yang valid dan dapat diproses lebih lanjut sebanyak 50 responden. Nilai minimum menunjukkan nilai akumulasi paling rendah dari masing-masing jawaban responden pada tiap variabel, sedangkan nilai maksimum menunjukkan nilai akumulasi tertingginya. Nilai maksimum untuk variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran dan kinerja manajerial berturut-turut adalah 28, 20, 20, 30, 25, 38. Hal ini menunjukkan bahwa nilai tertinggi untuk masing-masing variabel didapat dengan menjawab dengan nilai
33
maksimum pada skor “5”, karena indikator pertanyaan pada variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran dan kinerja manajerial masing-masing 6, 4, 4, 6, 6 dan 8. Skor maksimum “5” dikalikan dengan jumlah indikator pertanyaan akan didapat nilai maksimum pada statistik deskriptif. Hal ini berlaku untuk setiap variabel dalam penelitian ini. Nilai minimum
paling rendah adalah variabel kejelasan tujuan
anggaran, umpan balik anggaran, tingkat kesulitan anggaran dengan skor dibandingkan dengan variabel partisipasi dalam menyusun anggaran, evaluasi anggaran, dan kinerja manajerial, dengan skor masing-masing 15, 10, 10, 14, 10 dan 22. Nilai rata-rata (mean) adalah nilai rata-rata keseluruhan jawaban pada setiap elemen variabel. Dari 50 responden nilai rata-rata untuk variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran sebesar 21,82. Variabel kejelasan tujuan anggaran dengan nilai rata-rata 15,48, variabel umpan balik anggaran dengan nilai rata-rata 15,77, variabel evaluasi anggaran dengan nilai rata-rata 21,42, variabel tingkat kesulitan anggaran dengan nilai rata-rata 18,22 dan variabel kinerja manajerial dengan nilai rata-rata 29,76. Selain itu masih ada satu nilai lagi yaitu nilai standar deviasi (st.df). Standar deviasi (st.df) pada penelitian ini digunakan untuk menilai tingkat
34
dispersi atau persebaran rata-rata atas jawaban dari 50 responden. Variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran memiliki nilai st.df sebesar 3.082. Variabel kejelasan tujuan anggaran memiliki nilai st.df sebesar 2.140, variabel umpan balik anggaran memiliki nilai st.df sebesar 2.157, variabel evaluasi anggaran memiliki nilai st.df sebesar 4.828, variabel tingkat kesulitan anggaran memiliki nilai st.df sebesar 3.986 dan varibel kinerja manajerial memiliki nilai st.df sebesar 3.972. 3. Hasil Uji Kualitas Data a. Uji validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2001:45). Pengujian
validitas
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan pearson correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika probabilitas signifikansinya dibawah 0,05, sebelum instrumen disebarkan kepada responden yang menjadi sampel penelitian, terlebih dahulu dilakukan try out, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4. 4. Berdasarkan hasil try out dapat disimpulkan dari 36 item pertanyaan, 13 diantaranya tidak valid. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain pertanyaan ketiga dari sub variabel partisipasi dalam
35
penyusunan anggaran, pertanyaan pertama dan kedua untuk sub variabel kejelasan tujuan anggaran, sub variabel umpan balik anggaran seluruhnya valid, pertanyaan kedua, keempat dan keenam untuk sub variabel evaluasi anggaran, pertanyaan kedua dan keempat dari sub variabel tingkat kesulitan anggaran. Sedangkan untuk variabel kinerja manajerial setengah dari pertanyaan dinyatakan valid. Semua pertanyaan tersebut memiliki tingkat signifikansi di atas 0,05. Setelah dilakukan try out, beberapa pertanyaan yang tidak valid tersebut dimodifikasi bentuknya agar lebih dapat mengukur suatu construk yang akan diteliti.
36
Tabel 4.4 Hasil Try Out Uji Validitas variabel
Sub variabel
Karakteristik gaya penyusunan anggaran
Partisipasi dalam penyusunan anggaran
Kejelasan tujuan anggaran Umpan balik anggaran Evaluasi anggaran
Tingkat kesulitan anggaran
Kinerja manajerial
Item pertanyaan PA 1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 KA1 KA2 KA3 KA4 UA1 UA2 UA3 UA4 EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 TA1 TA2 TA3 TA4 TA5 TA6 KM1 KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8
Sig. 0.022 0.103 0.032 0.044 0.000 0.246 0.291 0.056 0.701 0.881 0.041 0.041 0.020 0.086 0.340 0.064 0.247 0.052 0.247 0.107 0.382 0.544 0.174 0.033 0.012 0.026 0.963 0.780 0.589 0.107 0.377 0.944 0.040 0.034
Pearson correlation 0.710(*) -0.546 0.674(*) 0.646(*) 0.935(**) 0.405 0.371 0.620 0.139 0.055 0.653(*) 0.653(*) 0.716(*) 0.570 0.338 0.605 0.404 0.627 0.404 0.540 0.311 0.218 0.466 0.673(*) 0.752(*) 0.693(*) 0.017 -0.102 -0.195 0.540 0.314 0.025 0.655(*) 0.671(*)
Ket. Valid Tidak Valid valid Valid Valid Tidak Valid Tidak valid Tidak valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Tidak valid Tidak Valid Tidak valid Tidak Valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Tidak valid Valid Valid Valid Tidak valid Tidak valid Valid Tidak valid Valid Valid Tidak valid Valid
Sumber: data primer yang diolah
Setelah dilakukan try out dan modifikasi terhadap pertanyaanpertanyaan yang tidak valid, kuesioner disebarkan kepada responden sesungguhnya. Hasil aktual pengujian validitas disajikan per variabel pada tabel 4. 5.
37
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran variabel gaya penyusunan anggaran
Sub variabel Partisipasi dalam penyusuna n anggaran
Item pertanyaan
Sig.
PA 1 PA2 PA3 PA4 PA5 PA6 KA1 KA2 KA3 KA4 UA1 UA2 UA3 UA4 EA1 EA2 EA3 EA4 EA5 EA6 TA1 TA2 TA3 TA4 TA5 TA6
0.002 0.001 0.000 0.024 0.000 0.000 0.000 0.001 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.005 0.284 0.000 0.000 0.000 0.000
Kejelasan tujuan anggaran Umpan balik anggaran Evaluasi anggaran
Tingkat kesulitan anggaran
Pearson correlation 0.422(**) 0.439(**) 0.633(**) 0.320(*) 0.609(**) 0.634(**) 0.769(**) 0.453(**) 0.464(**) 0.728(**) 0.655(**) 0.768(**) 0.682(**) 0.519(**) 0.815(**) 0.465(**) 0.662(**) 0.739(**) 0.817(**) 0.628(**) 0.394(**) 0.154 0.780(**) 0.850(**) 0.742(**) 0.717(**)
Ket. Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 4.5. diatas menunjukkan bahwa semua pertanyaan, kecuali TA2, dinyatakan tidak valid karena memiliki tingkat signifikansi melebihi 0,05 yaitu 0,284. Pengujian kemudian dilakukan kembali tanpa menyertakan pertanyaan yang tidak valid. Hasilnya dalam pengujian kedua ini semua item pertanyaan dinyatakan valid, seperti pada tabel 4.6.
38
Tabel 4.6. Tingkat Kesulitan Anggaran (setelah dikurangi pertanyaan tidak valid) Sub variabel Tingkat kesulitan anggaran
Item pertanyaan TA1 TA3 TA4 TA5 TA6
Sig. 0.002 0.000 0.000 0.000 0.000
Pearson correlation 0.435(**) 0.832(**) 0.804(**) 0.768(**) 0.793(**)
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: data primer yang diolah
Tabel 4.6. menunjukkan hasil pengujian kembali untuk instrumen tingkat kesulitan anggaran setelah pertanyaan tidak valid dikeluarkan, dimana hasilnya semua pertanyaan dinyatakan valid dengan tingkat signifikansi seluruhnya 0.000, kecuali untuk pertanyaan TA1 yaitu 0,002. Untuk instrumen kinerja manajerial, hasil pengujiannya disajikan pada tabel 4.7. Tabel 4.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Kinerja Manajerial Variabel
Item pertanyaan Kinerja KM1 manajerial KM2 KM3 KM4 KM5 KM6 KM7 KM8 Sumber: Data primer yang diolah
Sig. 0.000 0.000 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Pearson correlation 0.628(**) 0.622(**) 0.459(**) 0.500(**) 0.666(**) 0.507(**) 0.715(**) 0.707(**)
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan data pada tabel 4.7. di atas dapat disimpulkan bahwa untuk seluruh instrumen kinerja manajerial hasilnya dinyatakan valid
39
yaitu memiliki tingkat signifikansi dibawah 0,05. Hal ini berarti tidak perlu dilakukan pengujian ulang karena semua pertanyaan telah valid. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Data yang reliabel memiliki nilai cronbach alpha di atas 0,60. Berikut adalah hasil uji reliabilitas instrumen partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran dan kinerja manajerial. Tabel 4. 8. Hasil uji reliabilitas Variabel Partisipasi dalam penyusunan anggaran Kejelasan tujuan anggaran Umpan balik anggaran Evaluasi anggaran Tingkat kesulitan anggaran Kinerja manajerial
Cronbach alpha 0.677
keterangan Reliabel
0.724 0.777 0.857 0.865 0.825
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8. menunjukkan hasil perhitungan nilai cronbach’s alpha atas pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa masing-masing variabel yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan
40
anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran dan kinerja manajerial dinyatakan reliabel karena memiliki nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0.60. 4. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara variabel bebas menggunakan metode Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Model regresi yang bebas multikolinearitas yaitu nilai (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolinearitas Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Coefficient(a) Model
Collinearity statistic Tolerance
1
VIF
(Constant)
Partisipasi dalam penyusunan anggaran Kejelasan tujuan anggaran Umpan balik anggaran Evaluasi anggaran Tingkat kesulitan anggaran
0.633
1.579
0.726 0.720 0.412 0.501
1.377 1.388 2.426 1.997
Sumber: Data primer yang diolah
41
Berdasarkan tabel 4.9. diatas maka semua variabel, yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan anggaran dan kinerja manjerial mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam model ini terbebas dari masalah multikolinearitas. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance tersebut tetap maka
disebut
homoskedastisitas,
dan
jika
berbeda
disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi heteroskedastisitas dapat melihat grafik plot. Deteksinya dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual yang telah di-standardized (Santoso, 2000:210). Pedoman dalam mendeteksi uji heteroskedastisitas antara lain: (a) jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar) maka terjadi heteroskedastisitas. Dan (b) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y,
maka tidak terjadi
42
heteroskedastisitas (Ghozali,2001). Grafik plot pada penelitian ini terlihat sebagai berikut. Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan scatterplot diatas, terlihat bahwa penyebaran residual adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat dilihat dari plot yang terpencar serta tidak membentuk pola teratur. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linear berganda bebas dari asumsi klasik heterokedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian. c. Uji Normalitas Menguji suatu model regresi yaitu variabel dependen, variabel independen maupun keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak
43
(Ghozali, 2001:110). Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau paling tidak mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat menggunakan analisa grafik dengan melihat grafik normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual. Deteksinya dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Pada penelitian ini uji normaltas terlihat dalam grafik berikut yang merupakan hasil output pengujian normalitas dengan media bantuan program SPSS seri 15. Dasar pengambilan keputusan dari analisa grafik tersebut adalah: i.
Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
ii.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
44
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial
Sumber: Data primer yang diolah
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa penyebaran normalitas terpenuhi dan menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan.
45
5. Hasil Uji Hipotesis Hipotesis 1 menguji partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial, hipotesis 2 menguji kejelasan tujuan anggaran terhadap kinerja manajerial, hipotesis 3 menguji umpan balik anggaran terhadap kinerja manajerial, hipotesis 4 menguji evaluasi anggaran terhadap kinerja manajerial dan hipotesis 5 menguji tingkat kesulitan anggaran terhadap kinerja manajerial. Dan pengujiannya menggunakan regresi linear berganda. a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa jauh variabel partisipasi anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan anggaran dalam menjelaskan variabel kinerja manajerial. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.10. di bawah ini. Tabel 4.10. Hasil Uji Koefisien Determinasi Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Model Summaryb Model 1
R R Square .618a .382
Adjusted R Square .312
Std. Error of the Estimate 3.294
a. Predictors: (Constant), TA, KA, UA, PA, EA b. Dependent Variable: KM
46
Tabel diatas menunjukkan nilai Adjusted R Square yang dihasilkan oleh variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan anggaran sebesar 0,312. Artinya bahwa variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial 31% sedangkan sisanya 69% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. b. Hasil Uji F Tabel 4.11. Hasil Uji F Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial ANOVA(b) Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 295.618 5 59.124 5.448 .001(a) Residual 477.502 44 10.852 Total 773.120 49 a Predictors: (Constant), Tingkat kesulitan anggaran, umpan balik anggaran, kejelasan tujuan anggaran, evaluasi anggaran, partisipasi dalam penyusunan anggaran. b Dependent Variabel: Kinerja Manajerial Model
Hasil uji signifikansi simultan (uji statistik F) yang ditampilkan pada tabel menunjukkan nilai F hitung sebesar 5.448 dengan tingkat signifikansi 0,001, menunjukkkan probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel Ha6 partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi
47
anggaran dan tingkat kesulitan anggaran secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi kinerja manajerial. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa penelitian ini mendukung hasil penelitian Munawar dkk (2006) yang menyatakan bahwa karakteristik tujuan anggaran yang diwakili oleh variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan anggaran secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi kinerja. Dengan hasil pengujian ini berarti semakin baik manajer turut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, melaksanakan anggaran dan menilai sendiri tentang pencapaian anggaran yang telah ditetapkan maka semakin baik kinerjanya. Namun, hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Maryanti (2002) dalam Munawar dkk (2006) yang menyatakan bahwa karakteristik tujuan anggaran tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja pada signifikansi α = 0,05. c. Hasil Uji t Pengujian signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat pengaruh variabel karakteristik gaya penyusunan anggaran yang memiliki lima sub variabel yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik
48
anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan anggaran secara individual (parsial) terhadap variabel kinerja manajerial. Hasil pengujian statistik t disajikan pada tabel 4.12. Tabel 4.12. Hasil Uji t (Hipotesis 1, 2, 3, 4 dan 5) Karakteristik Gaya Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Coefficient(a) Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
11.076
Partisipasi dalam 0.443 penyusunan anggaran Kejelasan tujuan 0.129 anggaran Umpan balik anggaran 0.134 Evaluasi anggaran -0.218 Tingkat kesulitan 0.525 anggaran a Dependent Variabel: Kinerja Manajerial
Standardized Coefficients Beta
4.989
t
Sig.
2.220
0.032
0.192
0.344
2.311
0.026
0.258
0.070
0.501
0.619
0.257 0.152
0.073 -0.265
0.522 -1.435
0.604 0.158
0.167
0.527
3.145
0.003
Berdasarkan tabel 4.12. diatas dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e Y = 11.076 + 0,443 X1 + 0.129 X2 - 0.134 X3 - 0.218 X4 + 0.525 X5 + e Dari persamaan regresi linear berganda tersebut bahwa 11.076 merupakan nilai konstan, berarti jika diasumsikan nilai dari variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan
49
anggaran sama dengan nol (tidak ada faktor yang mempengaruhi) maka nilai variabel dependen (kinerja manajerial) sebesar 11.076. a. Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Ha1) Angka koefisien variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran sebesar 0,443 menunjukkan bahwa setiap peningkatan partisipasi dalam penyusunan anggaran 1% akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 0,443. Koefisien regresi variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran bernilai positif sebesar 0.443, artinya hubungan yang positif atau searah antara variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Yang artinya partisipasi anggaran yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial. Sebaliknya partisipasi anggaran yang rendah akan menurunkan kinerja manajerial. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Anthony dan Govindarajan (2005) bahwa adanya anggaran partisipastif dapat mengarahkan pada peningkatan kinerja yang lebih tinggi karena adanya rasa tanggung jawab untuk mencapai target anggaran yang ditetapkan. Hasil uji t variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 2.311 pada standarized coefficients beta 0,344 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,026.
50
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara individual variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial, karena tingkat signifikansi di bawah 0,05. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung hipotesis 1 (Ha1) yang mengatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusnasriyanti Yusfaningrum dan Imam Ghozali (2005) yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. b. Kejelasan Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Ha2) Selanjutnya untuk hipotesis ke-2 yaitu kejelasan tujuan anggaran memiliki angka koefisien sebesar 0.129 menunjukkan bahwa setiap peningkatan kejelasan tujuan anggaran 1% akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 0.129. Koefisien regresi variabel kejelasan tujuan anggaran bernilai positif sebesar 0.129; artinya terdapat hubungan yang positif atau searah antara variabel kejelasan tujuan anggaran dengan kinerja manajerial yaitu kejelasan tujuan anggaran yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial. Sebaliknya tingkat kejelasan tujuan anggaran yang rendah akan menurunkan kinerja manajerial.
51
Hasil uji t variabel kejelasan tujuan anggaran menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 0.501 pada standarized coefficients beta kejelasan tujuan anggaran sebesar 0,070 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,619. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara individual variabel kejelasan tujuan anggaran tidak berpengaruh
terhadap
kinerja
manajerial,
karena
tingkat
signifikansi di atas 0,05. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis 2 (Ha2) yang mengatakan bahwa kejelasan tujuan anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Munawar dkk (2006), yang menyatakan bahwa kejelasan tujuan anggaran tidak ada pengaruh terhadap kinerja manajerial aparatur daerah Kabupaten Kupang. c. Umpan Balik Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Ha3) Selanjutnya untuk hipotesis 3, nilai koefisien umpan balik anggaran sebesar 0.134 menunjukkan bahwa setiap peningkatan umpan balik anggaran 1% akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 0.134. Koefisien regresi variabel umpan balik anggaran bernilai positif sebesar 0.134; artinya terdapat hubungan yang positif atau searah antara variabel umpan balik anggaran dengan kinerja
52
manajerial yaitu umpan balik anggaran yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial. Sebaliknya tingkat umpan balik anggaran yang rendah akan menurunkan kinerja manajerial. Hasil uji t variabel umpan balik anggaran menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 0.522 pada standarized coefficients beta umpan balik anggaran sebesar 0,073 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,604. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara individual variabel umpan balik anggaran tidak berpengaruh
terhadap
kinerja
manajerial,
karena
tingkat
signifikansi di atas 0,05. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis 3 (Ha3) yang mengatakan bahwa umpan balik anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Munawar dkk (2006), yang mengatakan bahwa umpan balik anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Kenis (1979) dalam Sumarno (2006) menemukan hanya kepuasan kerja dan motivasi anggaran ditemukan signifikan dengan hubungan yang agak lemah dengan umpan balik anggaran. Umpan balik mengenai tingkat pencapaian tujuan anggaran tidak efektif dalam memperbaiki kinerja dan hanya efektif secara marginal dalam memperbaiki sikap manajer. Penemuan ini gagal
53
untuk menjelaskan hasil dari berbagai studi dengan hubungan umpan balik sikap, kinerja dalam task-goal setting. d. Evaluasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Ha4) Selanjutnya untuk hipotesis ke-4 nilai koefisien evaluasi anggaran sebesar -0.218 menunjukkan bahwa setiap peningkatan evaluasi anggaran 1% akan mengurangi kinerja manajerial sebesar 0,218. Koefisien regresi variabel evaluasi anggaran bernilai negatif sebesar -0,218; artinya terdapat hubungan yang negatif atau berlawanan antara variabel evaluasi anggaran dengan kinerja manajerial yaitu evaluasi anggaran yang tinggi akan mengurangi kinerja manajerial. Sebaliknya tingkat evaluasi anggaran yang rendah akan menaikan kinerja manajerial. Hasil uji t variabel evaluasi anggaran menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar -1.435 pada standarized coefficients beta evaluasi anggaran sebesar -0,265 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,158. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara individual variabel evaluasi anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial, karena tingkat signifikansi di atas 0,05. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis 4 (Ha4) yang mengatakan bahwa evaluasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Penemuan
54
Kenis (1979) dalam sumarno (2006) adalah bahwa manajer memberi reaksi yang tidak menguntungkan untuk menggunakan anggaran dalam evaluasi kinerja dalam suatu gaya punitive (meningkatkan ketegangan kerja, menurunkan kinerja anggaran). Kecenderungannya, secara jelas hubungan antara variabel lemah. e. Tingkat Kesulitan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Ha5) Selanjutnya untuk hipotesis ke-5 nilai koefisien tingkat kesulitan anggaran sebesar 0,525 menunjukkan bahwa setiap peningkatan tingkat kesulitan anggaran 1% akan meningkatkan kinerja manajerial sebesar 0,525. Koefisien regresi variabel tingkat kesulitan anggaran bernilai positif sebesar 0,525; artinya terdapat hubungan yang positif atau searah antara variabel tingkat kesulitan anggaran dengan kinerja manajerial yaitu tingkat kesulitan anggaran yang tinggi akan meningkatkan kinerja manajerial. Sebaliknya tingkat tingkat kesulitan anggaran yang rendah akan menurunkan kinerja manajerial. Hasil
uji
t
variabel
tingkat
kesulitan
anggaran
menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 3.145 pada standarized coefficients beta tingkat kesulitan anggaran sebesar 0,527 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,03. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa secara individual variabel tingkat kesulitan
55
anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial, karena tingkat signifikansi di bawah 0,05. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis 5 (Ha5) yang mengatakan bahwa tingkat kesulitan anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Kenis (1979) dalam Munawar dkk (2006) dalam manajer yang memiliki tujuan anggaran yang "terlalu ketat" secara signifikan memiliki ketegangan kerja tinggi dan motivasi kerja rendah, kinerja anggaran, dan efisiensi biaya dibandingkan untuk anggaran memiliki tujuan anggaran "tepat" atau "ketat tetapi dapat dicapai". Hal ini mengindikasikan bahwa "ketat tetapi dapat dicapai" adalah tingkat untuk kesulitan tujuan anggaran.
56
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian dan analisis terhadap data, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji regresi berganda antara variabel independent (karakteristik gaya penyusunan anggaran) terhadap variabel dependen (Kinerja manajerial) menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,312. Artinya bahwa variabel karakteristik gaya penyusunan anggaran yang memiliki sub variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manjerial 31% sedangkan sisanya 69% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam penelitian ini.
2.
Secara simultan, karakteristik gaya penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial mempunyai pengaruh yang signifikan dimana nilai F sebesar hitung sebesar 5.448 dengan tingkat signifikansi 0,001, menunjukkan probabilitas signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti variabel karakteristik gaya penyusunan anggaran dengan sub variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik
57
anggaran, evaluasi anggaran dan tingkat kesulitan anggaran secara bersamasama atau simultan mempengaruhi kinerja manajerial. 3.
Hasil uji parsial (individu) sub variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran dan tingkat kesulitan anggaran dengan masing-masing signifikansi sebesar 0.026 dan 0.003 dimana lebih kecil dari 0,05. Yang artinya secara individu masing-masing sub variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial.
4.
Hasil uji parsial (individu) sub variabel kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran dan evaluasi anggaran dengan masing-masing signifikansi sebesar 0.619, 0.604 dan 0.158 dimana lebih besar dari 0,05. Yang artinya secara individu masing-masing sub variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, karakteristik dalam penyusunan anggaran dengan lima sub variabel yang diantaranya
partisipasi dalam
penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manjerial karena semakin baik partisipasi dalam menyusun rencana anggaran, melaksanakan anggaran dan menilai sendiri tentang pencapaian anggaran yang telah di tetapkan maka semakin baik kinerjanya.
58
Bagi perusahaan jasa hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan pengembangan atas penelitian yang berhubungan dengan akuntansi manajemen serta dapat melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya berkaitan dengan penerapan partisipasi dalam penyusunan anggaran, kejelasan tujuan anggaran, umpan balik anggaran, evaluasi anggaran, tingkat kesulitan anggaran dalam hubungannya dengan kinerja manajerial. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi yang relevan dalam memotivasi penelitian selanjutnya untuk melakukan pengujian kembali mengenai hubungan karakteristik dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial dengan objek penelitian yang berbeda.
59
DAFTAR PUSTAKA
Anthony dan Govindarajan. “Management Control System”. Edisi 11, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta, 2005. Carrison dan Norren Diterjemahkan oleh Budisantoso Totok. A, SE, Akt., “Akuntansi Manajerial”, Salemba Empat, 2000. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”. FEIS UIN Press, Jakarta, 2007. Hansen dan Mowen. “Management Accounting”. Salemba Empat, Jakarta, 2005. Indriantoro Nur, Dr, M. Sc., Ak dan Supomo Bambang, “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi DAN Manajemen”, Penerbit BPFE Yogyakarta, Juni 2002. Jae K. Shim dan Joel G. Siegel., “Budgeting : Pedoman Lengkap Langkah-Langkah Penganggaran’, Erlangga, 2001. Marwansyah., “Perubahan, Kepemimpinan dan Budaya Organisasi”, Tata Niaga, Oktober 1997. Munawar. Irianto, Gugus dan Nurkholis. “pengaruh karakteristik tujuan anggaran terhadap perilaku, sikap, dan kinerja aparat pemerintah daerah di kabupaten Kupang”. SNA 9 Padang, Agustus, 2006. Marsudi Setya A dan Ghozali Imam., Pengaruh Partisipasi Penganggaran, JRI dan Volalitas Lingkungan Terhadap Kinerja Manajerial Pada perusahaan Manufaktur Di Indonesia”, jurnal ISSN : 1410-2420. Poewarti, Tjahjaning. “Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial: Budaya Organisasi dan Motivasi sebagai Variabel Intervening”. Simposiun Nasional Akuntansi 5, Semarang 2002. Ompusunggu Bornadi Krisler dan Bawono Rangga Icuk., “Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information (JRI) Terhadap Informasi Asimetris” Jurnal Simposium Nasional 9 Padang.
60
Ratna, Puspita, Febrianti., “Pengaruh TQM Terhadap Kinerja Manajerial Dengan System Pengukuran Kinerja, Motivasi dan Budaya Organisasi Sebagai Variable Moderating” Skripsi STIE Trisakti, Maret 1995. Siregar MM Bulan Narumondang Dra., “Penyusunan Anggaran Perusahaan Sebagai Alat Manajemen Dalam Pencapaian Tujuan”., Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara, Digitized by USU Digital Library, 2003. Sumarno, J. “Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial”. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, September 2005. Supriyanto Ilyas. “Penyusunan Anggaran”. Materi Perkuliahan Sistem Pengendalian Manajemen (F.E. Widyatama) 2002 Welsch, Glenn A., Hilton, Ronald W., Gordon, Paul N. “Anggaran: Perencanaan dan Pengendalian Laba”, Buku I, Edisi Indonesia. Salemba Empat. 2000. Yusfaningrum, Kusnasriyanti dan Ghozali, Imam. “Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial melalui Komitmen Tujuan Anggaran dan JobRelevant information (JRI) sebagai Variabel Intervening”. SNA VIII Solo, September, 2005.
61
62