IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA TK AL-FATH CIRENDEU SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam
Disusun Oleh: Kholisatul Fatchiyah 107051003147
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011/1432
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelas Strata satu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya asli saya merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 13 Juni 2011
Kholisatul Fatchiyah
ABSRTAK KHOLISATUL FATCHIYAH Implementasi Komunikasi Instruksional dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath Cirendeu Komunikasi merupakan alat yang digunakan manusia untuk berinteraksi satu dengan yang lain, sehingga manusia dapat saling mengenal dan saling silaturrahmi. Salah satu alat untuk berkomunikasi adalah dengan menggunakan bahasa. Komunikasi bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk di dalam pendidikan yang sering disebut dengan komunikasi instruksional. Dalam hal ini TK Al-Fath mengajarkan dan mendidik murid-muridnya untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris. TK Al-Fath adalah salah satu sekolah Islam yang menggunakan metode dwibahasa dan bernuansakan Islami. Di dalam komunikasi pendidikan (komunikasi instruksional) terdapat beberapa unsur yaitu guru, mata pelajaran, media atau alat untuk menyampaikan pesan atau mata pelajaran dan kemudian terjadi effek atau feedback yang dihasilkan. Dalam proses belajar mengajar seorang guru haruslah dapat berkomunikasi dengan baik terhadap muridnya supaya murid dapat mengerti dan memahami pelajaran yang disampaikan. Apalagi murid yang diajarkan adalah murid yang bisa dibilang usianya masih sangat muda. Maka dari itu guru harus mengetahui berbagai metode yang dapat membantu dalam memahamkan muridnya. Karena pendidikan adalah kunci masa depan bagi individu. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui komunikasi instruksional yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran bahasa Inggris, lalu metode yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Inggris, selain itu juga ingin mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan teori Laswell, bahwa komunikasi adalah penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan. Di dalam komunikasi terdapat lima unsur yaitu komunikator, pesan, media, komunikan dan effek. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian menafsirkan data yang ada dari hasil observasi dan wawancara berupa kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku orang yang diamati. Dari hasil penelitian ini, bahwa komunikasi instruksioanl yang digunakan guru TK Al-Fath Cirendeu adalah komunikasi instruksional secara verbal, komunikasi non verbal, komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Metode yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah metode ceramah, tanya jawab, bermain, bernyanyi dan demonstrasi. Adapun faktor yang mendukung dalam pembelajaran bahasa Inggris yaitu kerjasama guru dengan guru asisten, guru yang profesional, dan juga tersedianya media yang dapat mendukung dalam proses belajar bahasa Inggris. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kurang pekanya beberapa guru asisten, semangat atau mood anak yang berkurang, dan juga adanya kesalahan teknis pada media yang sedang digunakan dalam proses belar mengajar.
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA TK AL-FATH CIRENDEU SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam
Disusun Oleh: Kholisatul Fatchiyah 107051003147
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011/1432
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI INTRUKSIONAL DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS PADA TK AL-FATH CIRENDEU SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Komunikasi Islam
Oleh: Kholisatul Fatchiyah 107051003147
Pembimbing
Drs. Yusra Kilun, M.Pd Nip: 19576051991031004
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011/1432
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelas Strata satu di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya asli saya merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 13 Juni 2011
Kholisatul Fatchiyah
KATA PENGANTAR
Tak ada kata yang pantas penulis panjatkan kecuali rasa syukur kepada Allah SWT atas semua nikmat, maghfiroh serta inayah-Nya yang selalu dikaruniakan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Komunikasi Instruksional Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath, Cirendeu”. Semoga syukur ini senantiasa melekat dalam kolbu, berdetak pada setiap hembusan nafas dan menyertai di setiap langkah penulis hingga tercapainya tujuan akhir yaitu tercapainya keberhasilan yang selalu mendapat ridha Allah SWT. Penulisan skripsi ini bukanlah merupakan tugas akhir dalam perjalanan penulis, dan bukan pula hanya goresan tinta di atas lembaran kertas putih, melainkan penulisan skripsi ini merupakan pengabdian penulis dan rasa cinta penulis kepada Allah SWT. Shalawat serta salam tidak lupa penulis curahkan kepada pejuang agama Islam yaitu nabi Muhammad SAW.
Beliaulah yang selalu membela Islam dan
menyelamatkan kita dari kejahiliahan. Dalam proses penyusunan karya tulis ini, tentu saja banyak sekali pihak yang telah membantu dan mendukung, baik secara moril maupun material. Oleh karena itu penulis menghaturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:
i
1. Kedua orang tua penulis Bapak Supriyo dan Ibu Wiwi Khorimah yang selalu mencurahkan cinta dan kasih sayangnya, motivasi dan selalu setia menemani penulis saat suka maupun duka. 2. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) Dr. Arief Subhan, MA, Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA selaku pudek 1, Bapak Drs. Mahmud Djalal, MA selaku pudek II, dan Bapak Drs. Study Rizal LK,MA selaku pudek III. 3. Drs. Jumroni, M.Si. selaku ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Beliau selalu memberikan semangat dan motivasi supaya penulis menampilkan sebuah karya yang berkualitas 4. Drs. Yusra Kilun, M.Pd. Selaku pembimbing penulis. Beliau yang telah memberikan banyak ilmu, masukan, arahan dan memberikan waktunya di sela-sela kesibukan beliau
kepada penulis. Masukan dan arahannya
membuat penulis terus memperbaiki dan memberikan yang terbaik untuk penulis khususnya dan untuk jurusan umumnya 5. Seluruh dosen di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Beliau yang telah memberikan ilmu pengetahuan, pengalaman dan motivasi belajar selama penulis menuntut ilmu di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 6. Seluruh jajaran staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah meminjamkan buku-buku kepada penulis dari awal sampai akhir
ii
7. Pihak sekolah TK Al-Fath Cirendeu khususnya Ibu Sudiariyati Sudarto S,Pd selaku kepala sekolah, dan ibu Fala Rimalah Mudin selaku guru bidang bahasa Inggris. yang telah bersedia membantu dan memberikan data-data yang dibutuhkan penulis dari awal sampai akhir dalam penulisan skripsi ini. 8. Seluruh teman-teman anggota IMM cabang Ciputat, yang telah mengajarkan betapa pentingnya kebersamaan dalam sebuah kekeluargaan dan keorganisasian.. 9. Calon suamiku Muhammad Rifakul Anwar yang selalu memberikan doa, motivasi, dukungan semangat, cinta dan kasih sayangnya kepada penulis 10. Adikku Ahmad Khorin Junaidi, yang telah memberikan doa, cinta dan kasih sayangnya kepada penulis. Semoga Allah selalu mengabulkan citacitamu adikku sayang. 11. Semua teman-teman penulis di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2007. Semoga Allah senantiasa membimbing dan memberikan kita kesuksesan, kemudahan dan kelancaran di setiap hal amiiin Ciputat, 13 Juni 2011
Kholisatul Fatchiyah
iii
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... iv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Fokus dan Perumusan Masalah ...................................................... 5 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 5 D. Metodologi Penelitian .................................................................... 6 E. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 9 F. Sistematika Penulisan ..................................................................... 10
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Implementasi………………………………………………………12 B. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi .............................................................. 13 2. Pengertian Komunikasi Instruksional ....................................... 16 3. Unsur-unsur Komunikasi ........................................................... 19 4. Bentuk-bentuk Komunikasi ....................................................... 23 5. Jenis-Jenis Komunikasi .............................................................. 25 6. Metode Komunikasi Instruksional ............................................. 27 7. Hambatan Komunikasi Instruksional ........................................ 29 C. Pembelajaran
iv
1. pengertian pembelajaran ........................................................... 33 2. Tujuan pembelajaran ................................................................ 33 D. Pengertian Bahasa ........................................................................... 34 BAB III GAMBARAN UMUM TK AL-FATH CIRENDEU A. Sejarah TK Al-Fath ....................................................................... 36 B. Visi Misi ........................................................................................ 38 C. Sarana Prasarana ............................................................................ 39 D. Program Pembelajaran Bahasa Inggris TK Al-Fath....................... 41 E. Struktur Organisasi TK Al-Fath ..................................................... 49 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Implementasi Komunikasi Instruksional Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath Cirendeu ............. 50 B. Metode Pembelajaran Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath Cirendeu ............................................................ 67 C. Faktor Penunjang dan Penghambat Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris pada TK Al-Fath Cirendeu ..................................... 73 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 78 B. Saran-Saran .................................................................................... 79 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia sejak lahir sudah berkomunikasi dengan lingkungannya, gerak dan tangis yang pertama pada saat ia dilahirkan adalah suatu tanda komunikasi. Komunikasi merupakan aktivitas dasar pada manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat melakukan hubungan, manusia adalah makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri, satu sama lain saling membutuhkan. Hubungan antara individu yang satu dengan yang lainnya dapat dilakukan dengan berkomunikasi. Komunikasi adalah sendi dasar terjadinya proses interaksi sosial. Tanpa komunikasi kehidupan manusia tidak akan berkembang dan tidak akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Dengan berkomunikasi manusia mencoba mengekspresikan keinginannya dan dengan komunikasi manusia melaksanakan kewajibannya. Dengan komunikasi manusia bisa saling mengenal dan dapat mempererat tali silaturrahmi antara satu dengan yang lainnya, baik antara individu, kelompok, kota, suku dan negara. Allah berfirman di dalam al-Qur’an yang artinya: “ Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal, sesungguhnya orang yang paling mulia di
2
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.” (Qs. AlHujarat:13).1 Komunikasi tidak lepas dari pengertian bahasa, bahasa merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kehidupan manusia. Harimurti mendefinisikan bahasa sebagai sistem lambang arbriter yang dipergunakan
suatu
masyarakat
untuk
bekerjasama,
berinteraksi
dan
mengidentifikasi diri.2 Dalam dunia pendidikan dikenal komunikasi instruksional sebagai salah satu aspek fungsi komunikasi untuk meningkatkan kualitas berfikir pelajar. Fungsi komunikasi dalam pendidikan adalah pengalihan ilmu pengetahuan yang mendorong perkembangan intelektual, membentuk watak dan pendidikan keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi antara guru atau komunikator dan murid atau komunikan. Karena pendidikan melibatkan komunikasi antara guru dan murid, maka satu sama lain dapat menyampaikan pesan, maksud dan tujuan menurut caranya masing-masing. Pesan yang disampaikan guru dapat direncanakan terlebih dahulu kepada para murid selaku komunikan. Pihak komunikator atau guru dalam hal ini mengharapkan feed back dari komunikan atas ide-ide dan pesan-pesan yang disampaikan, pesan-pesan
1
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: PT. Syamil Cipta Media). Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa: Mengungkapkan Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) h. 22 2
3
yang disampaikan tersebut menyebabkan perubahan sikap dan tingkah laku ataupun potensi yang diharapkan. Seorang guru mengupayakan perubahan sikap peserta
didik selaku komunikan dalam membentuk kepribadian berdasarkan
nilai-nilali tertentu yang disampaikan melalui proses kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar belakangan ini juga tidak terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah banyak membawa murid-murid dalam mengembangkan minat dan bakatnya. Komunikasi juga memberikan respon yang sangat positif bagi perkembangan proses belajarmengajar. Komunikasi yang baik akan menciptakan suatu komunikasi efektif bagi komunikator dan komunikan. Faktor komunikasi sangat mendukung dalam perkembangan proses belajar mengajar. Komunikasi yang baik dan efektif
akan menimbulkan hasil yang
positif. Komunikasi yang baik antara guru dan murid akan menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Proses belajar mengajar merupakan suatu komunikasi tatap muka dengan kelompok yang relatif kecil, meskipun komunikasi antar guru dan murid dalam kelas termasuk komunikasi kelompok, sang guru bisa mengubahnya menjadi komunikasi interpersonal dengan menggunakan metode komunikasi dua arah. Pada komunikasi, terkadang guru tidak dapat menyampaikan pesannya dengan baik karenanya siswa sulit memahami apa yang disampaikan oleh guru. Kesulitan komunikan memahami pesan disebabkan oleh berbagai kendala yang terjadi dalam komunikasi.
4
Melihat perkembangan zaman seperti sekarang ini bahwa dunia pendidikan harus memperhatikan dan menyelaraskan antara IMTEK, IMTAQ, dan kemampuan berbahasa internasional guna mengantisipasi datangnya era globalisasi yang mana bahasa internasional telah menjadi bahasa dunia. TK Al-Fath Cirendeu hadir di tengah-tengah masyarakat untuk membantu anak-anak berusia dini menjadi bertaqwa, terampil dalam teknologi dan berbahasa Inggris. TK Al-Fath telah membuat murid-muridnya terampil berbahasa Inggris, walaupun mereka terbilang masih anak-anak usia dini. Kita ketahui bahwa berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris merupakan hal yang cukup sulit. Walaupun terbilang sulit dalam berbicara bahasa Inggris, tapi TK Al-Fath telah berhasil menciptakan anak didik yang terampil berbahasa Inggris. Keberhasilan para pengajar atau guru-guru TK Al-Fath tidak terlepas dari peran komunikasi dan metode yang dirancang dan direncanakan dalam penerapan dan proses pengajaran berbahasa Inggris. Dari uraian di atas, penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang “IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN CIRENDEU”.
KOMUNIKASI BAHASA
INSTRUKSIONAL
INGGRIS
PADA
TK
DALAM AL-FATH
5
B. Fokus dan Perumusan Masalah 1. Fokus Masalah Dalam penelitian ini penulis memfokuskan masalah pada komunikasi instruksional antara guru dengan murid dalam pembelajaran bahasa Inggris pada TK B Al-Fath Cirendeu.. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan di atas, maka perumusan masalahnya adalah: a. Bagaimana implementasi komunikasi instruksional yang digunaka guru dan murid dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu. b. Bagaimana metode komunikasi instruksional yang digunakan guru dengan murid dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu c. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: a. Untuk mengetahui implementasi komunikasi instruksional yang digunakan guru dan murid dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu b. Untuk mengetahui metode komunikasi instruksional yang digunakan guru dengan murid dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu
6
c. Untuk mengetahui faktor yang mendukung dan menghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu 2. Manfaat Penelitian a.
Secara Akademis Dalam penulisan skripsi ini diharapkan dapat berguna secara akademis yaitu dapat menambah wawasan keilmuan Islam, khususnya tentang komunikasi intrusional di sekolah TK Al-Fath Cirendeu
b. Secara Praktis penelitian ini diharapkan supaya komunikasi instruksional dalam pengajaran bahasa Inggris dapat diterapkan di sekolah TK lainnya dan dapat meningkatkan wawasan pikiran dalam melaksanakan komunikasi dan penyiaran Islam.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif, yakni mengungkapkan atau menggambarkan fenomena sosial tentang penerapan atau penggunaan komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath. 2. Jenis dan Sumber Data Pembahasan mengenai hal ini akan menggunakan penelitian studi kasus dengan mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan pembahasan tersebut, baik data primer maupun data sekunder.
7
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden berupa hasil temuan dari observaasi serta wawancara dengan pihak instansi yang bersangkutan. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis seperti buku-buku, jurnal, kutipan-kutipan, arsip atau dokumen. Adapun sumber-sumber data dalam penelitian ini adalah a. Sumber primer, yaitu
peneliti mewawancarai guru bidang bahasa
Inggris, kepala sekolah dan wali murid TK Al-Fath Cirendeu. b. Sumber sekunder, yaitu peneliti menggunakan buku-buku atau arsiparsip dan dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian tentang implementasi komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris pada TK Al-Fath Cirendeu. 3. Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian
ini yang menjadi subjek penelitian adalah guru
bahasa Inggrtis TK B Al-Fath Cirendeu. Sedangkan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah implementasi komunikasi instruksinal yang digunakan guru bahasa Inggris TK B Al-Fath Cirendeu. 4. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekolah TK Al-Fath Cirendeu, dan dimulai sejak tanggal 5 maret sampai 30 Mei 2011
8
5. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan studi dokumen. a. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sistematis fenomenafenomena yang diselidiki. Dengan observasi ini penulis mengamati langsung
terhadap
instruksional
yang
fenomena-fenomena dilakukan
TK
tentang
Al-Fath
komunikasi
Cirendeu
dalam
pembelajaran bahasa Inggris, sehingga penulis mendapatkan data-data yang diperlukan. b.
Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan tanya jawab, tatap muka antara penanya dan penjawab atau responden dengan menggunakan panduan wawancara. Dalam penelitian ini penulis mewawancarai guru bidang mata pelajaran bahasa Inggris, kepala sekolah, wali kelas TK Al-Fath Cirendeu.
c. Study dokumen Untuk mendapatkan data-data yang lebih lengkap, penulis juga menggunakan dokumen-dokumen resmi yang dikeluarkan oleh pihak pengelola TK Al-Fath yang berkaitan dengan penelitian, baik melalui media maupun non media, yakni berupa, jadwal pelajaran, arsip-arsip dan majalah buletin yang telah dibuat oleh TK Al-Fath, dan penulis juga merekam hasil wawancara..
9
6.
Analisis Data Data yang terkumpul akan dianalisis dan diinterpretasikan. Adapun metode yang penulis pakai dalam menganalisis data adalah menggunakan deskriptif analisis, maksudnya adalah cara melaporkan data dengan menerangkan dan memberi gambaran mengenai data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan. Sedangkan penyusunan skripsi ini penulis berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh UIN Jakarta Press tahun 2010
E. Tinjauan Pustaka Sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu beberapa skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai judul hampir sama dengan yang penulis teliti. Adapun tinjauan pustaka tersebut diantaranya: 1. Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Falih dengan judul skripsi “Komunikasi Instruksional dalam Pengajaran Islam di Sekolah Dasar Islam Al-Ikhlas Cipete Jakarta Selatan”. Skripsi ini menemukan bahwa komunikasi instruksional dikemas dengan menerapkan kompetensi untuk menarik perhatian siswa agar mereka tertarik dengan pelajaran agama. Skripsi ini terbitan jurusan komunikasi penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. 2. Skripsi yang ditulis oleh Rahmi Isnaini yang berjudul “Komunikasi Instruksional Guru dan Murid autis di Sekolah Dasar Insania Jatiasih Bekasi”.
10
Skripsi ini meneliti tentang komunikasi instruksional yang dipakai oleh guru dalam proses belajar mengajar ketika mengajar murid
autis dengan
mengetahui faktor pendukung dan penghambatnya. Skripsi ini terbitan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008. Dengan adanya beberapa skripsi yang menulis judul tentang komunikasi instruksional, pada penulisan skripsi kali ini berbeda dengan skripsi yang sudah ada, pada skripsi yang akan ditulis dibatasi pada komunikasi instruksional dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris, sedangkan objek yang diteliti adalah aktivitas komunikasi itu sendiri yang dilakukan oleh guru bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu. Jadi skripsi yang penulis tulis kali ini adalah komunikasi instruksional yang dikemas oleh guru dalam pembelajaran bahasa Inggris.
F. Sistematika Penulisan Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membagi sistematika penulisan ke dalam lima bab. Dimana masing-masing bab dibagi ke dalam sub-sub dengan penulisan sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan Yang memuat: Latar belakang masalah, fokus dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
11
BAB II
Tinjauan Teoritis Yang memuat: Implementasi, komunikasi yang meliputi: pengertian komunikasi, pengertian komunikasi instruksional, unsur-unsur komunikasi, bentuk-bentuk komunikasi, jenis-jenis komunikasi, metode
komunikasi
instruksional,
hambatan
komunikasi
instruksional. Pengajaran yang meliputi: pengertian pembelajaran dan tujuan pembelajaran. Pengertian bahasa. BAB III
Gambaran Umum TK Al-Fath Cirendeu Meliputi: sejarah TK Al-Fath, visi, misi, sarana prasarana, program pembelajaran bahasa Inggris TK Al-Fath Cirendeu, struktur organisasi TK Al-Fath.
BAB IV Analisis Hasil Penelitian Yang meliputi: Implementasi komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris pada TK Al-Fath Cirendeu, metode pembelajaran bahasa Inggris pada TK Al-Fath Cirendeu, faktor penunjang dan penghambat dalam pembelajaran pada TK Al-Fath Cirendeu.. BAB V
Penutup: Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
bahasa Inggris
12
12
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Implementasi Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Majone dan Wildavsky (1979) mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Sedangkan menurut Brown dan Wildavsky (1983) mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian lain dikemukakan oleh Schubert (1986) bahwa implementasi merupakan sistem rekayasa. Implementasi adalah perluasan aktifitas yang saling menyesuaikan. Pengertian-pengertian ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada aktifitas, tindakan atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekedar aktifitas tetapi juga kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh.1 Berdasarkan dalam kamus Ilmiah Populer bahwa implementasi diartikan dengan penerapan atau pelaksanaan.2
1
Syafruddun nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h.70 2 M. Ridwan, Kamus Ilmiah Populer, ( Jakarta: Pustaka Indonesia, 1999), h. 198
13
B. Komunikasi 1. Pengertian Komunikasi Komunikasi terjemahan dari kata bahasa Inggris yaitu Communico, secara etimologi komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu cimmunicare yang berarti “partisipasi atau pemberitahuan”.3 Menurut Onong Uchjana Effendi istilah komunikasi terjemahanan dari Bahasa Inggris yaitu communication. Kata ini berasal dari bahasa latin communication yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pemikiran”. Makna hakiki dari communication ini adalah communis yang berarti sama atau kesamaan arti.4 Sedangkan secara terminology, para ahli mendefinisikan bahwa “komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku, baik secara langsung melalui lisan maupun secara tidak langsung melalui media”.5 Cherry Stuart, (1983) menyatakan bahwa komunikasi berpangkal dari perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun
3
Astrid. S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1947), h.
67 4
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), Cet ke-1, h. 4 5
Ibid, cet ke-4, h.3-4
14
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin communico yang artinya membagi.6 Pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya dasariah dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan makna antara dua pihak yang dikatakan minimal. Kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tapi juga persuasif, yaitu agar orang lain mau menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain. Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan
diri
pada
studi
komunikasi
antarmanusia
(Human
Communication) menyatakan bahwa: “Komunikasi
adalah
suatu
interaksi,
proses
simbolik
yang
menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antara sesama manusia (2) melalui pertukaran komunikasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu”.7 Carl Hoveland (1953) menyatakan bahwa komunikasi adalah “proses bilamana seorang individu atau komunikator pengoperan stimuli yang biasanya
6
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998) Cet ke-1, h. 18 7
Ibid, hal 18-19
15
berupa lambang kata-kata untuk mengubah tingkah laku individu lainnya atau komunikan”.8 Menurut Wibur Schram dalam uraiannya seperti dikutip oleh T.A Lathief Rosyidi mengatakan bahwa sebenarnya definisi komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu”communis” bilamana kita mengadakan komunikasi, itu artinya kita mencoba untuk berbagi informasi, ide atau sikap. Jadi esensi dari komunikasi itu adalah menjadikan si pengirim dapat berhubungan bersama dengan si penerima guna menyampaikan isi pesan.9 Menurut Harold Lasswell (1948) dalam karyanya, “The structure and function of communication in society ” menyatakan bahwa cara yang baik untuk menjawab pertanyaan sebagai berikut “Who says what in which channel to whom with what effect?”. Laswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut, yakni komunikator, pesan, komunikan, media dan efek. Jadi pada dasarnya Lasswell menyatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.10 Dari uraian beberapa tokoh di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengoperan atau pemindahan lambang-lambang informasi dari komunikator kepada komunikan untuk mencapai suatu tujuan 8
H.A.Wijaya. Komunikasi dan Hubungan Kemasyarakatan, (Jakarta:Bumi Aksara, 1997),
9
T.A Lathief Rosyidi, Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: 1985), h.
h.11 48 10
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), Cet ke-13, h. 10
16
yang diinginkan oleh komunikator. Dapat dikatakan bahwa seseorang yang berkomunikasi berarti mengharapkan agar orang lain ikut berpartisipasi atau bertindak sesuai dengan tujuan, harapan dari isi pesan yang disampaikan. Oleh sebab itu diantara orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi harus memiliki kesamaan makna atau arti pada lambang-lambang yang digunakan untuk berkomunikasi, dan harus bersama-sama mengetahui hal yang dikomunikasikan.
2.Pengertian Komunikasi Instruksional Komunikasi instruksional berarti komunikasi yang bersifat perintah. Pembicaraan komunikasi instruksional tidak bisa lepas dari pembahasan mengenai kata atau instruksional itu sendiri. Apa dan bagaimana komunikasi instruksional serta tujuan-tujuan yang mungkin bisa dicapai dalam sistem komunikasi instruksional. Istilah instruksional berasal dari kata instruction. Ini bisa berarti pengajaran, pelajaran atau bahkan perintah atau intruksi. Weber’s third new internasional dictionary of the English language mencantumkan kata instruksional dari kata (to instruct) dengan arti “ memberikan pengetahuan atau informasi khusus dengan maksud melatih dalam berbagai bidang khusus, memberikan keahlian atau pengetahuan dalam berbagai bidang seni atau spesialisasi tertentu”. Disini juga dicantumkan dengan makna lain yang berkaitan dengan komando dan perintah.
17
Di dalam dunia pendidikan, kata instruksional tidak diartikan sebagai perintah, tetapi lebih mendekati kedua arti yang pertama, yakni pengajaran atau pelajaran. Bahkan akhir-akhir ini kata tersebut diartikan sebagai pembelajaran.11 Komunikasi instruksional merupakan kegiatan komunikasi dengan sasaran kelompok yang berisi pengajaran tentang suatu pengetahuan atau keterampilan tertentu. Dalam komunikasi instruksional yang formal, tujuan utama yang harus dicapai di dalamnya adalah terjadinya perilaku pada peserta didik.12 Komunikasi instruksional berarti komunikasi dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Agar komunikasi bisa berjalan dengan efektif, maka dalam kegiatan berkomunikasi diharuskan adanya komunikator, komunikan dan pesan yang akan disampaikan. Pada komunikasi instruksional ini yang menjadi komunikator adalah guru mata pelajaran yang mampu mengajar dalam menggambarkan, menerangkan dan memberikan sebuah metode dalam menyampaikan materi kepada siswa, sehingga proses pendidikan yang disampaikan oleh guru
dapat berjalan secara efektif dan sesuai dengan
kurikulum yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan. Adapun yang berperan sebagai komunikannya adalah siswa itu sendiri yang menerima apapun yang diinstruksikan oleh gurunya di dalam kelas. 11
Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Cet ke-1 h. 57 12
Nina Winangsih Syam, M.S, Perencanaan Pesan Dan Media, (Pusat Penerbitan UT: 2002) Cet Ke-3. h-21
18
Istilah instruksional berasal dari kata instruction yang artinya pengajaran, pelajaran atau bahkan perintah atau intruksi. Pengajaran yang bisa diartikan sebagai orang yang mengajarkan atau dalam istilah komunikasi pendidikan ialah guru. Sedangkan pelajaran adalah bahan pelajaran yang akan disampaikan atau disebut pesan pada komunikasi instruksional.13 Jadi
pada
dasarnya
dalam
komunikasi
instruksional,
pengajar
(komunikator) dan pelajar (komunikan atau sasaran) sama-sama melakukan interaksi psikologis yang nantinya diharapkan bisa berdampak berubahnya pengetahuan, sikap dan keterampilan di pihak komunikan. Pada kegiatan instruksional pada intinya juga adalah proses pembantuan agar terjadi perubahan perilaku pada anak didik. Komunikasi instruksional mempunyai fungsi edukatif, atau tepatnya mengacu pada fungsi edukatif dari fungsi komunikasi secara keseluruhan, namun, bukan berarti fungsi-fungsi lain terabaikan. Komunikasi instruksional merupakan subset dan komunikasi secara keseluruhan. Bahkan apabila dikaitkan dengan bidang pendidikan sekalipun, ia merupakan subset dari komunikasi pendidikan. Ia bersifat metodis-teoretis. Artinya, kajian atau garapan-garapannya berpola tertentu sehingga akhirnya bisa diterapkan langsung untuk kepentingan di lapangan. Komunikasi pendidikan berarti sebagai proses komunikasi yang terjadi dalam lingkungan pendidikan, baik 13
Pawit M. Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990) Cet ke-1 h. 72
19
secara teoretis
maupun secara praktis. Komunikasi instruksional lebih
ditekankan kepada pola perencanaan dan pelaksanaan secara operasional yang didukung oleh teori untuk kepentingan keberhasilan efek perubahan perilaku pada pihak sasaran (komunikan). Efek perubahan perilaku inilah yang tampaknya merupakan tujuan pokok dari pelaksanaan komunikasi instruksional. Uraian di atas menunjukkan bahwa komunikasi intruksioanal adalah pembelajaran yang pada prinsipnya merupakan proses belajar yang terjadi akibat tindakan pengajar dalam melakukan fungsinya, yaitu fungsi yang memandang pihak belajar sebagai subjek yang sedang berproses menuju citacitanya mencapai sesuatu yang bermanfaat kelak. Tujuan akhir proses belajar mengajar yang direncanakan pada sistem instruksional mengacu pada tujuan yang lebih luas, yaitu tujuan pendidikan.
3.Unsur-Unsur Komunikasi a. Komunikator. Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film dan lain sebagainya. Dalam komunikator menyampaikan pesan kadang-kadang komunikator dapat
menjadi
komunikan sebaliknya komunikan menjadi komunikator.14 Komunikator
14
11
H.A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002) h.
20
berfungsi sebagai encoder yaitu sebagai orang yang memformulasikan pesan yang kemudian menyampaikan kepada orang lain.15 Dalam proses komunikasi, komunikator (guru) sangat berperan penting untuk kelancaran komunikasi. Sebab komunikator (guru) sebagai pioner membentuk komunikasi seperti apa yang akan dijalankan agar tujuan komunikasi yang diharapkan tercapai. Komunikator (guru) yang baik dan pandai akan menghasilkan komunikasi yang baik. Sebaliknya jika komunikator (guru) yang semaunya tanpa diimbangi dengan ilmu yang memadai, maka hasil komunikasi yang diharapkan akan jauh didapatkan. b. Pesan. Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu penetahuan, hiburan informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau information.16 Pesan dalam dunia pendidikan adalah muatan kurikulum yang disajikan oleh guru sebagai komunikator atau penyampai pesan kepada murid atau siswa selaku komunikan atau penerima pesan.
15
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga. Sebuah Perspektif Pendidikan Islam (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004) Cet ke-1, h.12 16 H. Hafied Cangara, Pengantar ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998) cet ke-1, h. 23
21
Pesan dalam dunia pendidikan adalah muatan kurikulum yang disajikan oleh guru sebagai komunikator atau penyampai pesan kepada siswa atau murid selaku komunikan atau yang penerima pesan. c. Media. Media yang dimaksud disini adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Media yang dimaksud disini adalah dapat mengandung pengertian: bentuk pesan yang disampaikan (verbal atau non verbal), media penerima pesan yaitu kelima indera manusia dan cara penyajian pesan secara langsung atau melalui media cetak (surat kabar, majalah) atau juga media elektronik ( TV, radio, OHP, sound system multimedia, LCD dan lainnya).17 Sedangkan menurut A.W. Widjaya, media adalah saluran penyampaian pesan yang diterima melalui panca indra atau menggunakan alat. Media komunikasi dapat dikatagorikan dalam dua bagian: 1) Media umum, ialah media yang dapat digunakan oleh segala bentuk komunikasi, contohnya adalah TV, radio, OHP, dan lain-lain 2) Media massa adalah media yang digunakan untuk komunikasi massa. Disebut demikian karena sifatnya yang massa, contohnya adalah pers, radio, film, dan televis.18
17
H. loyd goodall dan Christopher L. wagen, op.cit, h. 86 A.W Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), cet
18
ke-3 h. 13
22
d. Penerima/Komunikan. Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Komunikan berfungsi sebagai decoder yakni menerjemahkan lambanglambang pesan ke dalam konteks pengertiannya sendiri.19 Komunikan mempunyai peranan sebagai penerima pesan atau sebagai pihak yang menjadi sasaran komunikasi haruslah mengikuti dan menyesuaikan diri dengan proses komunikasi agar tidak terjadi hambatan-hambatan sehingga tercapai tujuan komunikasi.20 Komunikan bisa juga disebut dengan penerima (receiver), sasaran (destination), kommunikate (communicate), penyandi balik (decoder), khalayak (audience), pendengar (listener), yaitu orang yang menerima pesan dari sumber.21 Penerima atau komunikan adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber atau komunikator. Penerima bisa dalam bentuk satu orang, kelompok, atau negara.22Seorang komunikan di dalam pendidikan adalah murid atau orang yang menjadi sasaran pada proses belajar mengajar. e. Efek. De Fleur mengatakan bahwa pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima
19
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), cet ke-13, h. 59 20 Sasa Djuarsa Sendjaja. Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka 1993), cet. Ke-4. h. 30 21 H. loyd goodall jr dan Christopher L. wagen, op.cit, h. 157-158 22
Ibid, h. 15
23
sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang. Karena itu, pengaruh bisa diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.23 Pengaruh (effek) adalah perbedaan apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan.24 Efek adalah apa yang terjadi pada penerima pesan setelah ia menerima pesan tersebut. Misalkan menambah pengetahuan, perubahan sikap (dari tidak setuju menjadi setuju), perubahan keyakinan (dari tidak bersedia menjadi bersedia).25 Dalam proses belajar mengajar efek adalah hasil dari apa yang diajarkan oleh guru yang disampaikan kepada murid supaya murid tersebut dapat mengerti dan memahami pelajaran. 4. Bentuk-Bentuk Komunikasi a. Komunikasi Antarpribadi Yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lain atau secara tatap muka (face to face).
23
H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998) Cet Ke-1, h. 25 24
25
Ibid, h. 26 Mulyana, Deddy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Bandung : Remaja Rosdakarya 2002) h. 64
24
Misalnya: percakapan secara tatap muka diantara dua orang seperti guru dengan murid ketika sedang konsultasi, surat menyurat pribadi dan percakapan melalui telepon. Corak komunikasinya juga bersifat pribadi, dalam arti pesan atau informasi yang disampaikan hanya ditujukan untuk kepentingan pribadi para pelaku komunikasi yang terlibat. b. Komunikasi Kelompok Yakni kegiatan komunikasi yang berlangsung diantara anggotaanggota suatu kelompok. Pada tingkatan ini, tiap individu yang terlibat masing-masing berkomunikasi sesuai dengan peran dan kedudukannya dalam kelompok. Pesan atau informasi yang dikomunikasikan juga menyangkut semua kepentingan seluruh anggota kelompok, bukan bersifat pribadi misalnya: ngobrol-ngobrol dalam keluarga antar bapak, ibu dan anak-anaknya, diskusi dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan seorang guru dengan murid-muridnya di dalam kelas.26 c. Komunikasi Massa Komunikasi yang ditujukan kepada massa atau komunikasi yang menggunakan media massa. Massa adalah kumpulan orang-orang yang hubungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu. Komunikasi massa sangat efisien karena dapat menjangkau daerah yang luas dan audiensi yang praktis tak terbatas. Namun 26
ke-4. h. 39
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka 1993), Cet
25
komunikasi massa kurang efektif dalam pembentukan sifat persona karena komunikasi massa tidak dapat langsung diterima oleh massa, tetapi melalui opinion leader, ialah yang kemudian menerjemahkan apa yang disampaikan dalam komunikasi massa itu kepada komunikan.27
5. Jenis-Jenis Komunikiasi a. Komunikasi Verbal Yaitu komunikasi yang menggunakan bahasa dan tulisan. Menurut Paulette J. Thomas, komunikasi verbal adalah penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Lambang-lambang verbal adalah semua lambang yang digunakan untuk menjelaskan pesan-pesan dengan memanfaatkan kata-kata (bahasa). Dalam proses belajar mengajar komunikasi verbal dapat dilangsungkan dengan kata-kata, seperti: ceramah, bercerita, berdiskusi dan lain-lain. Bisa juga dilangsungkan dengan menggunakan tulisan surat, buku, majalah, koran dan lain-lain. Bahasa lisan dan tulisan adalah lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi seperti komunikasi yang terjadi antara guru dan murid. Sebabnya ialah karena bahasa selain dapat mewakili kenyataan yang konkrit dan obyektif dalam dunia sekeliling kita, juga dapat mewakili hal yang abstrak sekalipun. Yakni bahasa verbal
27
H.A.W Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) h. 37
26
adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, gagasan, perasaan dan maksud kita.28 b. Komunikasi Non Verbal Komunikasi
non
verbal
adalah
jenis
komunikasi
yang
menggunakan symbol, lambang, gerakan-gerakan, sikap, ekspresi wajah dan isyarat yang tidak menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Pelaksanaan komunikasi non verbal inipun tidak kalah pentingnya, namun dalam kenyataannya jika seseorang belum mengetahui lambang-lambang yang ada, maka akan salah arti, dan akibatnya akan fatal. Dalam prakteknya yang lebih efektif itu adalah komunikasi verbal dan non verbal saling mengisi. Seperti halnya jika ada gambar di surat kabar, maka akan lebih jelas jika ada keterangannya dengan verbal. Karena jika tidak ada keterangan, mungkin akan salah.29 Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi non verbal ternyata jauh banyak dipakai dari pada komunikasi verbal, dengan kata-kata. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi non verbal ikut terpakai, karena itu komunikasi non verbal
28
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta 2007), Cet ke-1 h.
29
Ibid, h.94
93
27
bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi non verbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau dianggap secara sepontan.30
6. Metode Komunikasi Instruksional Metode yang digunakan oleh guru dalam komunikasi instruksional sangat penting sekali dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Adapun metode komunikasi instruksional yang bisa digunakan oleh guru baik di dalam kelas maupun di luar kelas diantaranya adalah:31 a. Metode Ceramah Metode ceramah pada mulanya banyak dipergunakan di kalangan dosen yang memberi kuliah kepada mahasiswa yang berjumlah banyak. Metode ceramah berbentuk penjelasan pengajar kepada siswa dan diakhiri dengan tanya jawab antara pengajar dan siswa tentang isi pelajaran yang kurang jelas. b. Metode Demonstrasi Penggunaan metode demonstrasi mempersyaratkan adanya suatu keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan
30
tertentu
seperti
mendemonstrasikan
tersebut
kegiatan harus
sesungguhnya.
dimiliki
oleh
guru.
Keahlian Setelah
Agus M. Harjana, Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, (Yogyakarta: Kanisius, 2003) cet ke-1, h.26 31 Mukhtar, dan Martinis Yamin, 10 (Sepuluh) Kiat Sukses Mengajar di Kelas, (Jakarta: PT. Nimas Multima, 2002), h. 96-105
28
didemonstrasikan,
siswa
diberi
kesempatan
melakukan
latihan
keterampilan atau proses yang sama di bawah bimbingan guru. c. Metode Diskusi Metode diskusi merupakan interaksi siswa dengan siswa, atau siswi dengan guru untuk menganalisis, menggali, atau memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu d. Metode Studi Mandiri Metode studi mandiri berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau penelitian oleh siswa tanpa bimbingan atau pengajaran khusus. e. Metode Pemecahan Masalah Metode ini mempergunakan pikiran atau wawasan tanpa melihat kualitas pikiran atau wawasan tersebut. Guru disarankan untuk
tidak
berorientasi pada metode, tetapi melihat jalan pikiran dan pendapat siswa serta mendorongnya untuk terus mengeluarkan pikiran dan pendapatnya. Begitu seterusnya para semua siswa. Pendapat para siswa lalu ditampung. f. Metode Studi Kasus Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau situasi
tertentu,
kemudian
siswa
ditugaskan
mencari
alternatif
pemecahannya. Metode studi kasus digunakan untuk menggambarkan kemampuan berpikir kritis dan menemukan prestasi baru dari suatu konsep dan masalah.
29
Metode ini dapat dilakukan bila siswa memiliki kemampuan dan latar belakang pengetahuan yang cukup dalam masalah yang dibicarakan. g. Metode Bermain Peran Metode ini berbentuk interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Dalam interaksi itu setiap siswa melakukan peran terbuka. Metode ini sering digunakan untuk memberikan kepada siswa untuk mempraktikkan isi pelajaran yang baru saja dipelajarinya dalam rangka menemukan kemungkinan masalah yang akan dihadapi pada pelaksanaan sesungguhnya nanti. Metode ini memerlukan observasi yang cermat dari guru untuk menunjukkan kekurangan setiap peran yang dilakukan siswa.
7. Hambatan-Hambatan Komunikasi Instruksional a. Hambatan Pada Sumber Sumber disini maksudnya adalah pihak penggagas, komunikator, dan juga termasuk pengajar. Seorang komunikator adalah seorang pemimpin, manajer, dan organisator, setidaknya pemimpin dalam pengelolaan informasi yang sedang disampaikannya kepada orang lain. Tanpa dikelola dengan baik, sistematis dan terancana, informasi yang dikemukakannya tidak bisa diterima dengan efektif oleh pihak sasaran. Beberapa kesalahan yang bisa terjadi pada pihak sumber sehingga keefektifan komunikasi terganggu meliputi beberapa faktor, antara lain
30
misalnya penggunaan bahasa, perbedaan pengalaman, keahlian, kondisi mental, sikap dan penampilan fisik. Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan kondisi sasaran, misalnya terlalu tinggi, bertele-tele, tidak sistematis dan tekanan suara lemah bisa menghambat penerimaan informasi oleh sasaran. b. Hambatan Pada Saluran Hambatan pada saluran terjadi karena adanya ketidakberesan pada saluran komunikasi. Hal ini juga dikatakan sebagai hambatan media karena media berarti alat untuk menyampaikan pesan. Gangguangangguan seperti ini disebut noise. Kabel telepon terputus, suara radio tidak jelas, tulisan tak jelas, suara gaduh di ruang kelas, gambar pada layar televisi tidak jelas dan sejenisnya, itu semua menunjukkan ketidakberesan saluran komunikasi atau media tadi. Hambatan-hambatan teknis seperti tersebut biasanya di luar kemampuan komunikator. Tugas komunikator atau dalam hal ini guru, atau instruktur dan sejenisnya, yang paling penting adalah persiapannya dalam menentukan atau memilih media yang akan digunakannya. Di samping itu mutu peralatan dan media yang akan digunakan harus baik, yang juga tidak kalah pentingnya ialah pemilihan media tersebut secara tepat dengan memperhatikan kesesuaiannya untuk kegiatan instruksional yang sedang dijalankannya. Suasana gaduh akibat audiens cukup banyak, setidaknya bisa dibatasi dengan menggunakan pengeras suara yang cukup
31
menjangkau ke seluruh ruangan, atau bisa juga menggunakan media komunikasi yang menarik seperti multimedia instruksional secara efektif. c. Hambatan Pada Komunikan Atau Sasaran Maksud komunikan disini adalah orang yang menerima pesan atau informasi dari komunikator, misalnya audiens, mahasiswa, peserta penataran dan sekelompok orang tertentu lainnya yang siap menerima sejumlah informasi dari komunikator. Di dalam sisitem instruksional, hambatan-hambatan yang mungkin terjadi sehingga mengganggu proses kelancarannya saluran, tetapi pihak sasaran pun bisa berpeluang untuk menghambat, bahkan kemungkinannya lebih besar dari lainnya cowley, 1982). Sasaran adalah manusia dengan segala keunikannya, baik dilihat dari kacamata fisiologi maupun lebih-lebih lagi dari kacamata psikologi. Fisiologi banyak berkaitan dengan masalah-masalah fisik dengan segala jenis kebutuhan biologisnya seperti kondisi indra, lapar, kurang istirahat, dan haus. Sedangkan yang kedua banyak berhubungan dengan masalah kejiwaan seperti kemampuan dan kecerdasan, minat dan bakat, motifasi dan perhatian, sensasi dan persepsi, ingatan, retensi dan lupa, kemampuan mentransfer dan berfikir kognitif. Beberapa ciri khas tertentu, baik dari aspek fisiologis maupun dari aspek psikologis, memiliki potensi keunggulan dan kemampuan yang berbeda pada setiap manusia, dan hal itu ada kaitannya dengan kemampuan belajarnya. Karena itu, setiap
32
komunikator: dosen, guru, instruktur ataupun praktisi komunikasi lainnya, perlu memerhatikan hal-hal di atas sebelum dan dalam melaksanakan kegiatan instruksionalnya. Anak lapar mungkin tidak dapat menerima pelajaran secara optimal karena perhatiannya terganggu. d. Hambatan Teknologis dan Literacy Hambatan teknologis adalah semua hambatan yang secara sistem terjadi akibat dari unsur human error yang dilatarbelakangi oleh faktorfaktor teknologi. Human error akibat literacy ini sekarang banyak menimpa siapa pun yang tidak siap dengan kehadiran teknologi informasi dan komunikasi. Dalam dunia instruksional, adanya kesenjangan teknologi dan kesenjangan digital sebenarnya tidak terlalu mengganggu proses instruksional yang kita lakukan. Sebab teknologi hanyalah alat yang jika kita gunakan dengan benar bisa meningkatkan tingkat keberhasilannya dalam pelaksanaan instruksional. Namun, jika pada saat menggunakannya terjadi hambatan seperti teruraikan di atas, proses instruksional bisa terganggu, dengan demikian secara sistem, kegiatan instruksional tidak berjalan dengan lancar.32
32
Pawit M. Yusuf, Komunikasi Instruksional Teori dan Praktik, (Jakarta: BumiAksara, 2010) cet ke-1 h. 192-210
33
B. Pembelajaran 1. Pengertian pembelajaran Pembelajaran diambil dari kata “belajar”. Pengertian belajar sendiri sangat bermacam-macam tergantung dari sudut mana pengertian itu ditinjau dan teori mana yang digunakan sebagai acuan, namun secara umum belajar bisa diartikan sebagai suatu upaya yang dimaksudkan untuk menguasai sejumlah pengetahuan.33 Pengertian
pembelajaran
adalah
meningkatkan
kemampuan-
kemampuan kognitif, afektif dan keterampilan siswa.34Adapun pengertian pembelajaran menurut Gagne mendefinisikan sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal.35 2. Tujuan Pembelajaran Tujuan dari pembelajaran adalah sebagai pengumpulan pengetahuan, penanaman konsep, keterampilan sikap dan perbuatan.36 Tujuan dalam pembelajaran merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan dalam proses pembelajaran yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan pengajar. Tujuan pada dasarnya merupakan rumusan tingkah laku dan kemampuan yang harus dicapai dan dimiliki murid setelah ia 33
Imron Ali, Belajar dan Membelajarkan, ( Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), h. 2 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1999), h. 159 35 Margaret E.BEEL Gradler, belajar dan membelajarkan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1994), h.207 36 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), cet. Ke-1, h.30 34
34
menyelesaikan pengalaman dan kegiatan belajar mengajar dalam proses pengajaran. Tujuan dari belajar mengajar pada hakikatnya adalah hasil belajar mengajar.37
C. Pengertian Bahasa Bahasa merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan dari seluruh kehidupan manusia. Harimurti mendefinisikan bahasa adalah sebagai sistem lambang arbriter yang dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerjasama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri. Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian “bahasa” ke dalam tiga batasan yaitu: (1) sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenang-wenang (arbriter, pen) dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran. (2) perkataan-perkataan yang dipakai oleh suatu bangsa (suku bangsa, daerah, negara, dsb), (3) percakapan (perkataan) yang baik: sopan santun, tingkah laku yang baik. Dua ilmuwan Barat, Bloch dan Trager, mendefinisikan bahasa adalah “sistem simbol-simbol bunyi yang arbriter yang dipergunakan oleh suatu kelompok sosial sebagai alat untuk berkomunikasi (Language is a system of arbitray vocal symbols by means of which a social group cooperates). Senada
37
h. 30
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru Al-Gesindo, 2000) cet ke5
35
dengan Bloch dan Tragrer, Joseph Bram mengatakan bahwa bahasa adalah suatu sistem yang berstruktur dari simbol-simbol bunyi arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu kelompok sosial sebagai alat bergaul satu sama lain (a language is a structured system of arbitrary vocal symbols by means of which of social group interact). Ronald Wardhaugh, seorang linguis Barat, dalam instruction to linguistcs mendefinisikan bahasa adalah suatu sistem simbol-simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi manusia.38
38
Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa: Mengungkapkan Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) h. 22
36
`BAB III GAMBARAN UMUM TK AL-FATH CIRENDEU
A. Sejarah TK Al-Fath Al-Fath berdiri pada tanggal 1 Febuari 2001 yang di bawah naungan yayasan Bina Insani Sakina yang diketuai oleh ibu Hj. Harsoyo. Sebelum didirikannya TK Al-Fath, ibu Hj. Harsoyo sudah membangun lembaga bahasa asing di kawasan Pondok Labu. Namun keinginan ibu Hj. Harsoyo tidak hanya sekedar mendirikan lembaga saja, tetapi beliau ingin mengembangkan keinginannya untuk mendirikan sebuah sekolahan formal dan kemudian didirikanlah sebuah sekolah formal yang dibantu oleh ibu Evita Mayanti dan sekolah tersebut diberi nama Al-Fath yang terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu SMP, SD dan TK.1 Pada awal berdirinya Al-Fath jumlah muridnya tidak sebanyak seperti sekarang ini yang hanya berjumlah 64 siswa, terdiri dari empat kelas, yaitu kelas buterflay, beetle, bear dan bee. Dan masing-masing kelas berjumlah kurang lebih 18 siswa. Kemudian ibu Hj. Harsoyo memilih ibu Sudiaryati Sudarto untuk menjadi kepala sekolah di TK Al-Fath tersebut. 2 Ibu Sudiaryati Sudarto menjabat sebagai kepala sekolah sejak awal berdirinya TK Al-Fath yakni sejak tahun 2001 hingga sekarang. Beliau adalah
1 2
Wawancara pribadi dengan ibu Diar, Cirendeu, 28 Maret 2011 Ibid, Cirendeu, 28 Maret 2011
37
sosok kepala sekolah yang sangat mencintai dunia anak-anak. Sebelum menjadi kepala sekolah di TK Al-Fath beliau mengawali karirnya sebagai seorang sekretaris,
dan pernah mengajar di Star Bright Internasional
Preschool. Beliau juga pernah mengajar di beberapa tempat yaitu Alfa Foundation English Center, YPII Annissa Bintaro, SD Madania dan ia juga sempat menjadi konsultan Evita Jakarta dan pusat pelatihan guru Al-Fath sebagai dosen, kemudian beliau menjadi kepala sekolah TK Al-Fath Cirendeu. Langkah dan perjalanan Sudiaryati Sudarto untuk memajukan TK AlFath tidak selalu mulus. Dalam perjalanannya banyak sekali halangan dan rintangan, walau demikian beliau tidak lantas mengurungkan niatnya untuk memajukan sekolah dan potensi anak didiknya. Berjuang, bersabar dan berusaha itulah motto ibu kepala sekolah yang tidak bisa dihalangi oleh siapapun dan apapun. Beliau dapat memajukan TK Al-Fath yang dibantu oleh guru-guru professional, dan membuat TK tersebut menjadi TK yang berkonsepkan dwibahasa dan berwawasan islami. Dengan membuat konsep dwibahasa dan berwawasan islami, kini TK Al-Fath sudah menjadi pelopor sekolah yang bermetode aktif learning di Ciputat dan sekitarnya. Tk Al-Fath adalah sekolah yang menggunakan kombinasi kurikulum nasional dan internasional dengan pendekatan bilingual dan bernafaskan islami.3
3
Ibid , Cirendeu, 28 Maret 2011
38
Berkat usaha dan perjuangan para guru, kini TK Al-Fath sudah mulai mengepakkan sayapnya yakni dari tahun ke tahun jumlah siswanya semakin bertambah. Pada tahun 2001-2002 hanya ada 64 siswa, kemudian pada tahun 2002-2003 jumlah siswanya meningkat drastis hingga hampir 200% menjadi 126 siswa, dan sekarang jumlah murid TK Al-Fath berjumlah 284 siswa yang terdiri dari dua tingkatan yaitu TK A dan TK B, dan masing-masing tingkatan mempunyai empat kelas. TK A terdiri dari kelas alligator, allosaurus, ant, antelope. TK B terdiri dari kelas buterflay, beetle, bear dan bee.4 B. Visi dan Misi 1. Visi a. Membentuk lembaga pendidikan Islam yang moderat dan berwawasan
internasional.
b. Menanamkan moral Islami dan pembiasaan beribadah setiap saat. c. Membangun anak Indonesia yang mandiri, kreatif, inovatif dan berakhlakul karimah. 5 2. Misi a. Membentuk kader pemimpin bangsa dan intelektual muslim berwawasan luas dan berjiwa akhlakul karimah. b. Menjadikan
Al-Fath
sebagai
sekolah
yang
mampu
mengembangkan potensi siswa dalam aspek intelektual, emosional dan spiritual
4 5
Ibid, Cirendeu, 8 Maret 2011 Arsip TK Al-Fath Cirendeu, 28 Maret 2011
39
c. Membentuk siswa yang up to date seiring dengan perkembangan IPTEK dengan menggunakan active learning sesuai yang ditetapkan oleh sekolah d. Membentuk sumber daya manusia yang profesional di bidangnya dalam lingkungan pendidikan. 6 C. Sarana Prasarana 1. Wifi Lingkungan KB/TK Al-Fath Cirendeu adalah Zona wifi. Siswa atau parents dapat membawa personal laptop untuk mengakses internet di area sekolah. 2. Mini Sports Mini sports ini meliputi fantastic swimming pool, mini siccer field, mini basketball court, mini hall 3. Library TK Al-Fath memiliki lebih dari 3000 buku dan berbagai macam sumber belajar (resource) 4. Computer room Lab komputer ini memiliki LCD monitor dan bekerjasama dengan program khusus computerkid. 5. Video room Ruangan ini dilengkapi dengan peralatan audio-visual sebagai pendukung kegiatan belajar, terdiri dari layar TV LCD 39 INC, DVD player, sound 6
Ibid, 29 Maret 2011
40
speaker dan audio tape, terhubung pula dengan internet sebagai tambahan sumber belajar 6. Musical instrument Perkusi sederhana sebagai perlengkapan ensamble, gitar, keyboard dan angklung 7. Technology support Teknologi ini yaitu peralatan soundsystem lengkap LCD projector dan screen, peralatan recording dan audio atau video editing. 8. Play area Area ini meliputi outdoor playground, playing room, shared area.7 9. class room kelas ini tempat murid-murid melakukan aktifitas belajar mengajar yang dilengkapi dengan peralatan belajar yaitu kursi dan meja belajar, rak tas, gambar-gambar hasil karya murid, komputer guru, locker anak, mesin air, pencuci tangan, karper belajar, white board. TK Al-Fath memiliki dua belas kelas yaitu TK A (alligator, allosaurus, ant, antelope), TK B (bee, bear, butterfly, dan beetle), KB (blue, purple, yellow dan red) Mata Pelajaran TK Al-fath 1. Math Indonesian language 2. Science IPA 3. Islamic religion and iqra’ 4. Social science IPS 7
Buletin Al-Fath, edisi 03
41
5. Computer 6. Performing art 7. English language ( in math/ fun games, cookery, video time) 8. Library 9. Swimming 10. Music 11. Physical education Kegiatan ekstra kurikuler TK Al-Fath 1. Soccer 2. Choir/nasyid 3. Art drawing 4. Dance 5. Basketball 6. Fun musik 7. Fun English
D. Program Pembelajaran Bahasa Inggris TK Al-Fath 1. Video time Adalah pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan media video, yakni guru memutarkan kaset-kaset menarik yang berbahasakan Inggris. dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris video time ini melalui: a. Listening, dalam hal ini murid-murid menyimak dan mendengarkan kaset yang diputar oleh guru.
42
b. Reading, setelah mendengarkan materi atau kaset yang telah diputar, selanjutnya murid membaca dan mengucapkan pronouncition secara benar c. Latihan adalah guru bertanya kembali kepada murid tentang materi yang sudah didengar dari kaset video tersebut 2. Math Adalah pembelajaran bahasa Inggris dengan konsep matematika yakni belajar berhitung dengan berbahasa Inggris, dan guru memperkenalkan angka-angka yang berbentuk jumlah, kurang dan lain lain yang disertai dengan gambar-gambar yang dapat mendukung dalam proses belajar mengajar. Prosesnya melalui: a. Listening adalah murid mendengarkan, menyimak materi yang disampaikan oleh guru dengan memperkenalkan angka dan tulisan yang benar dalam bahasa Inggris b. Speaking adalah siswa dilatih untuk mengikuti guru dan mengucapkan angka-angka dalam bahasa Inggris yang telah diberikan oleh guru secara bersama-sama c. Writing yaitu murid menulis angka dalam bahasa Inggris yang sesuai dengan angka yang diajarkan d. Menghafal yaitu murid dituntut untuk menghafal urutan angka dan cara penulisan yang benar dalam bahasa Inggris. e. Latihan
yaitu
guru
memberikan
tugas
atau
menggunakan media gambar, atau yang lainnya.
latihan
dengan
43
3. Cookery time Adalah pembelajaran bahasa Inggris dengan mengenalkan cara dan resepresep masakan. Dalam proses belajar mengajar melalui: a.
Listening, guru menjelaskan dan murid
mendengarkan atau
menyimak materi yang disampaikan oleh guru. b. Watching, murid harus melihat dan memperhatikan cara masak dan resep-resep masakan tersebut. c. Pengenalan vocabularies, guru mengenalkan kosa kata kepada siswa tentang bahan dan alat-alat masakan tersebut. d. Testing, yaitu guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mencicipi hasil masakan yang telah dibuat. 4. Fun games Adalah pembelajaran dengan cara permainan dan hal ini meliputi a. Listening, guru menjelaskan materi dan murid mendengarkan atau menyimak b. Latihan dan permainan, guru memberikan latihan kepada murid dengan memberikan media atau selembar gambar kepada setiap murid c. Intruksi, guru memberikan intruksi kepada murid dengan menghitung waktu agar mereka tahu kapan waktu harus berhenti dan pindah dan kapan waktunya masih lanjut.8
8
Hasil wawancara pribadi, Ibu Diar, Cirendeu, 25 maret 2011
44
Pengembangan Pembiasaan Bidang Bahasa Inggris KOMPETENSI INDIKATOR BELAJAR MENGAJAR BELAJAR MENGAJAR Mendengarkan dan memahami
Menirukan kembali kosa kata atau kalimat
kalimat sederhana serta
sederhana
mengkomunikasikannya secara benar Memperbendaharakan kata yang
1.
diperlukan untuk berkomunikasai sehari-hari
Berkomunikasi menggunakan kata saya, dia, kamu, kami, mereka
2.
Menyebutkan kembali yang berhubungan dengan
posisi
atau
keterangan
tempa
misalnya: inside, outside, front of, back dll 3.
Mengelompokkan kata-kata yang sejenis
Memahami hubungan antara
Menghubungkan dan menyebutkan tulisan
bahasa lisan dan tulisan
sederhana dengan symbol yang melambangkannya.
Memahami benda menurut bentuk, 1. Mengelompokkan benda dengan berbagai cara jenis dan ukuran
menurut ciri-ciri tertentu. Misal menurut warna, bentuk dan ukuran 2. Mengenal perbedaan kosa kata pendekpanjang, jauh-dekat, bagus-jelek
45
Memasangkan
benda
sesuai
dengan
pasangannya. Memahami bilangan
1.
Membilang atau menyebut bilangan dari satu sampai sepuluh dengan bahasa Inggris
2.
Membilang dan mengenal huruf penulisan bilangan
3.
Membilang dengan menggunakan bendabenda
4.
Menghubungkan dan memasangkan lambang bilangan dengan anak panah
Memahami konsep matematika
1.
Memahami konsep matematika sederhana
2.
Menambahkan
atau
mengurangi
dan
menyebutkan hasilnya dengan menggunakan gambar atau benda yang disediakan. Pengembangan Pembiasaan Bidang Kognitif PROSES BELAJAR INDIKATOR MENGAJAR Memahami benda di sekitar menurut bentuk, jenis dan ukuran
1. Mengelompokkan benda dengan berbagai cara menurut warna, bentuk, ukuran dll 2. Menunjuk dan mencari benda, benda, tanaman yang mempunyai
46
warna menurut cirri-ciri tertentu 3. Membedakan macam-macam suara 4. Menyebutkan dan menceritakan perbedaan dua buah benda 5. Menunjukkan kejanggalan suatu gambar 6. Menyusun benda dari besar-kecil atau sebaliknya Memahami konsep sains sederhana
1. Menceritakan tentang apa yang terjadi; jika warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman dll 2. Mengungkapkan sebab akibat, misalnya mengapa sakit gigi dan mengapa kita lapar, dll
Dapat memahami bilangan
1. Membilang dan menyebut urutan dari satu sampai dua puluh 2. Mengenal konsep benda-benda sampai 10 3. Membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda 4. Memasangkan bilangan dengan benda-benda
47
Memahami masalah sederhana
1. Mengisi cross word puzzle 2. Mengerjakan “maze” (mencari jejak) yang lebih kompleks
Memahami konsep waktu
Mengetahui jumlah hari
Pengembangan Pembiasaan Bidang Fisik Atau Motorik KOMPETENSI
INDIKATOR
BELAJAR MENGAJAR Menggerakan jari tangan untuk
1.
kelenturan dan kekuatan otot dan koordinasi
Mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain
2.
Membuat berbagai bentuk dengan menggunakan tanah liat, pasir dll
3.
Meniru membuat garis tegak, datar, miring dll
dapat menggerakkan badan dan kaki
4.
Meniru melipat kertas sederhana
5.
Mencocokkan bentuk
6.
Memegang pensil dengan benar
1.
Berjalan maju pada garis lurus,
dalam rangka keseimbangan, kekuatan, koordinasi dan melatih keseimbangan
berjalan dengan jinjit 2.
Berjalan mundur, kesamping pada garis lurus
3.
Memanjat dan bergantung dan berayun
48
4.
Berlari sambil melompat dengan seimbang
5.
9
Senam fantasi bentuk meniru . 9
Di dapat dari arsip wali kelas TK B Al-Fath Cirendeu
49
STRUKTUR ORGANISASI KB/TK Al-Fath Cirendeu
Yayasan Bina Insani Sakina Hj. Harsoyo
Kepala Sekolah TK/KB Sudiaryati sudarto, S.pd
Wakil kepala Sekolah Dra. Susy mahyudiarni (almh)
Administrasi Staff Diah palupi, SE
Guru Bidang Strudi Guru Kelas
Asisten Guru Kelas
Siswa KB/TK
Supporting Staff
50
50
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Implementasi Komunikasi Instruksional Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath Cirendeu Proses pembelajaran merupakan inti dari pendidikan secara keseluruhan, dengan guru sebagai pemegang peran utama. Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan yaitu bahasa Inggris dari komunikator yang kemudian disampaikan melalui berbagai saluran atau media dan kemudian barulah sampai kepada komunikan atau penerima. Setelah komunikan menerima pesan atau materi barulah terjadi feed back. Berdasarkan hasil penelitian di sekolah TK Al-Fath Cirendeu, bahwa pelaksanaan komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris terdapat guru bidang bahasa Inggris (komunikator) yaitu Ms. Diar dan Ms. Fala. Beliau adalah guru bidang bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu. Selain guru juga terdapat siswa atau komunikan yaitu siswa kelas bee, bear, buterflay dan beetle. Sebelum guru memasuki kelas dan memberikan materi kepada murid, guru (komunikator) melakukan persiapan-persiapan, diantaranya adalah: pertama membuat rencana persiapan mengajar. kedua mempersiapkan alat-
51
alat pelajaran atau media (peraga, alat tulis, white board, video, worksheet dan lain-lain). Ketiga mempersiapkan bahan materi yang diambil dari berbagai sumber, yaitu buku-buku bahasa Inggris import, dan sumber dari internet. Setelah semuanya sudah siap, maka guru (komunikator) memasuki kelas dan memberikan materi kepada siswa (komunikan). Pada tahap keempat ini guru menyajikan materi pelajaran yang disusun lengkap dengan persiapan model dan metode mengajar yang dianggap efektif. Ke lima adalah guru melakukan evaluasi dan tindak lanjut, guru melakukan penilaian keberhasilan belajar siswa yang berlangsung pada tahap instruksional yang bertujuan untuk mengetahui taraf penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Sebelum memasuki implementasi komunikasi instruksional, maka penulis memaparkan
proses pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath
Cirendeu terlebih dahulu.Yaitu dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
NO
1
2
Tabel. 1 Senin, 21 Maret 2011 (Pembelajaran English Math) TAHAP KOMUNIKATOR KOMUNIKAN BELAJAR - Assalamu’alaikum Wr.wb -Wa’alaikum salam Wr.wb - Good morning and How - I am fine thank you, and Pembukaan are you this morning you,,, - I am very well thank you - Anak soleh are you - Yes,,, ready…. - Oke. Now listen to me Penyajian - Can you count number one until ten? - Oke now count together -One,,,two,,,three,,,,,,,,,ten - Memorize now and I will -Murid-murid menghafalkan
52
3.
Penutup
give you time five materi yang ditulis oleh minutes and I will erase guru the white board. Come on - And than any body can - Tidak ada yang menjawab whrite down number one (murid takut dan malu until ten in English….? untuk menuliskan ke depan) - Now Nindy whrite dowm - Nindy maju ke depan dan at white board number menuliskan nomer satu di one and whrite in papan tulis English oke… - Is it right? - Murid serentak menjawab “yes….” - Now you all go to your - Murid-murid kembali ke table and I give you the meja masing-masing dan worksheet and you mengerjakan tugas yang choose the number and diperintahkan oleh Ms. find where is the number Fala four in English example. - Oke our time is over and thank you so much - Anak soleh….. - Murid merapikan posisi duduk mereka -Wassalamu’alaikum . Wa’alaikum salam,Wr.wb Wr.wr
Tabel 1 di atas menguraikan tentang pelaksanaan komunikasi instruksional dalam proses belajar-mengajar bahasa Inggris pada pelajaran English Math yaitu memperkenalkan urutan angka. Pada pelaksanaan komunikasi instruksional di atas yang menjadi komunikator (guru) adalah Ms. Fala. Dalam pembelajaran English Math beliau mengawali dengan memberi sapaan terlebih dahulu kepada komunikan (murid) yaitu dengan mengucapkan
53
salam dan menanyakan kabar. Ketika guru memberikan salam dan menanyakan kabar, murid membalas salam dan menanyakan kabar kembali. Sebelum memasuki materi, guru bertanya kepada murid terlebih dahulu apakah murid bisa menyebutkan urutan angka secara benar atau tidak. Setelah itu barulah guru menjelaskan tentang materi yang telah dipersiapkan sebelumnya. Materi di atas adalah tentang pengenalan angka dari satu sampai sepuluh. Dalam penyampaian materi (pesan) guru menjelaskan sambil menulis angka satu demi satu yaitu dari angka satu sampai angka sepuluh dan menuliskan
angka-angka tersebut dalam bahasa Inggris di white board
(media). Setelah itu beliau juga mengintruksikan murid untuk mengucapkan angka-angka yang telah ditulis di white board secara bersama-sama. Kemudian guru meminta murid untuk menghafalnya dan memberikan waktu selama 5 menit. Jika sudah hafal, maka tulisan tersebut dihapus satu demi satu dan guru menunjuk beberapa murid untuk menuliskan kembali di white board. Setelah itu guru mengadakan tanya jawab atau diskusi untuk mengoreksi bersama-sama tentang apa yang sudah ditulis oleh salah satu dari murid. Saat murid tersebut salah menuliskannya, maka guru bertanya kepada murid yang lain tentang bagaimana penulisan yang benar. Mereka pun ramai mengacungkan tangannya ingin memperbaiki tulisan yang salah. Langkah selanjutnya adalah guru memberikan evaluasi dengan membagikan selembar worksheet atau selembar kertas tugas kepada setiap murid. dan guru memantau satu demi satu muridnya guna mengetahui
54
pemahaman murid terhadap materi yang sudah diajarkan. Ternyata muridmurid tersebut terlihat paham dan hafal tentang materi yang sudah dijelaskan oleh guru. Setelah selesai barulah guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam “Wassalamu’alaikum w.br dan murid membalas salam dengan mengucapkan “Wa’alaikumussalam w.br”
Tabel. 2 Selasa, 5 April 2011 (Pembelajaran English Video Time) NO
KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL
KOMUNIKAN - Assalamu’alaikum Wr.wb
1
2
Pendahuluan
Penyajian
-How are you this morning? - I am very well thank you - Oke now I will swich on the video about Jevery does not live here - Oke follow me.”hang up”. - Do you know what is hang up in bahasa? - Oke,,,when Ms. Diar’s telephon is ring, “ kring kring kring” so Ms. Diar hang up the telephon. Do you understand? - Oke now I ask you. What is hang up in bahasa?
3
Penutup
-
Oke now we are enough and thank you Assalamu’alaikum Wr.wb
KOMUNIKATOR - Wa’alaikum salam Wr.wb - I am fine thank you and you? - Hore,,,,,
- Hang up,,,,,, - No,,,, - Murid menyimak dan memperhatikan guru - yes… - Mengangkat,,,,,
-Wa’alaikum salam Wr.wb. Thank you Ms. Diar
55
Pada tabel 2 bahwa komunikator (guru) dalam pelaksanaan komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris pada pelajaran video time adalah Ms. Diar. Kali ini guru memberikan materi tentang Javery does not live here, dan guru mengawali pelajaran dengan memberi sapaan kepada komunikan (murid) dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar. Ketika guru memberikan salam dan menanyakan kabar, murid pun membalas salam dan menanyakan kembali kabar guru. Untuk mengawali materi video time, guru memutarkan kaset video tentang Jevery does not live here. Murid-murid terlihat sangat antusias melihat dan mendengarkan isi kaset video yang sedang diputar. Ditengah-tengah pemutaran kaset, guru menghentikan DVD sebentar dan menceritakan tentang isi kaset tersebut. Ketika kaset menyebutkan vocabularies (kosa kata), maka guru mengintruksikan murid untuk mengikutinya, misalnya kata “hang up” dan muridpun mengikutinya. Setelah itu guru memberi pertanyaan kepada murid apakah ada yang tahu arti hang up, “do you know
hang up in
bahasa?”. Ketika mereka tidak tahu artinya, maka guru menjelaskan dengan memberikan contoh kalimat-kalimat sederhana dan disertai dengan gerakan tubuh. Adapun contoh yang diberikan guru adalah “When Ms. Diar’s telephon is ring, kring kring kring,,, so Ms. Diar hang up the telephone. Selain menjelaskan dengan kata-kata, gurupun memperagakan tangannya dan mempraktekkan orang sedang mengangkat telephone. Setelah memberi contoh, guru bertanya kepada murid apakah sudah paham atau belum, “are
56
you understand what is hang up in bahasa?”, di situ mereka serentak menjawab “yes” dan mengatakan“ mengangkat”. Ini artinya guru tersebut sukses dan berhasil dalam menjelaskan materi sehingga murid paham apa yang diajarkan. Selanjutnya
guru
memberikan
evaluasi
kepada
murid
dengan
menanyakan kembali tentang kosa kata yang sudah didapat. Setelah itu guru mengakhiri pembelajaran video time dengan mengucapkan salam, dan muridpun menjawab salam tersebut.
Table. 3 Kamis, 14 April 2011 (Pembelajaran Cookery English) NO
KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL
KOMUNIKATOR - Assalamu’alaikum W.br
1
2
Pendahuluan
Penyajian
- How are you to day? - I am so well thank you - Anak sholeh,,,, -Oke now we are cookery,,,and we will make straubery juice - What is this? This is spoon,,,knife,, - Oke now we cut the straubery, and we put straubery into blander so pour the whater and milk. Than we bland the straubery. And you move your hand and say “wer,,,wer,,,wer” - I will ask you. What is
KOMUNIKAN - Wa’alaikum salam Wr.wb - Im fine thank you and you?
- Yeach,,,,,,,,,,,,,
- Spoon,,,,,knife,, Murid memperhatikan guru membuat jus straubery
- Wer,,,wer,,,wer,,,, - Knife,,,,
57
it? Nanda 3
Penutup
Wassalamu’alaikum,,,
Wa’alaikum salam,,,thank you Ms. Falah,,,,
Tabel ke 3 menjelaskan tentang pelajaran cookery English yang bermateri cookery straubery juice. Adapun guru atau komunikator pada materi ini adalah Ms. Falah. Pelaksanaan komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris di atas, komunikator (guru) memulai dengan memberi sapaan kepada komunikan (murid) yaitu dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar. Ketika guru memberikan salam dan menanyakan kabar, murid pun serentak membalas salam dan menanyakan kabar. Setelah menyapa murid, guru mulai menyampaikan materi dengan memperkenalkan bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan untuk memasak diantaranya adalah straubery, milk, spoon, blander, knife dan glass. Setelah itu guru mempraktekkan cara memasak atau membuat makanan. Pertama komunikator memotong-motong straubery terlebih dahulu dan memasukkan ke dalam blander, lalu menuangkan air dan dicampuri susu, setelah itu barulah diblander. Ketika dalam masa pemblenderan guru mengajak murid untuk menggerakkan tangannya dengan mengatakan wer,,,wer,,,wer,,,,. Setelah proses masak-memasak selesai, guru memberi evaluasi dengan menunjuk beberapa murid untuk menyebutkan vocabularies (kosa kata) dari
58
alat dan bahan masak tersebut. Ketika evaluasi sudah selesai, guru mengakhiri mata pelajarannya dengan memberi salam kepada murid-murid.
Tabel. 4 Senin, 25 April 2011 (Pembelajaran Fun Gime English) NO
KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL
KOMUNIKATOR - Assalamu’alaikum
1
Pembukaan
- How are you? - Im fine thank you,,, - Oke do you know about opposition? - Opposition is like it,,,hot and cold, hapy and sad, so boy and girl. - Are you understand?
2
Penyajian
- Oke,,,lawan kata - Now we are singing together oke,,,, - Can you give me the axample about opposition? - Now write down and I will give you the paper to you, so you must wrhite axample about opposition in the blang coloumb oke,,,
3
Penutup
Wassalamu,alaikum
KOMUNIKAN - Wa’alaikum salam,,, - Im fine thank you, and you? - No,,,,, - Murid menyimak guru sedang mencontohkan opposition - Yes,,,,lawannya ya Ms,,,? - Murid bernyanyi bersama-sama - Hot and cold,,,,,bad and girl, Toll and short. - Murid mendapat kertas dari guru dan menuliskan contoh opposition di kertas yang telah diberikan oleh guru Wa’alaikum salam, thank you Ms. Diar,,,,
59
Pada tabel 4 menjelaskan tentang opposition. Guru atau komunikator pada materi ini adalah Ms. Diar. Beliau mengawali pelajaran dengan memberi salam dan menanyakan kabar kepada murid. Setelah itu Ms. Diar melanjutkan penyampaian materi. Sebelum menyampaikan materi, Ms. Diar bertanya terlebih dahulu kepada murid tentang oppositions. Ketika murid tidak ada yang mengerti, barulah menjelaskan tentang opposition dengan memberikan contoh. Seperti yang terlihat di atas bahwa dalam hal ini Ms. Diar memberikan contoh dengan “happy and sad, long and short, big and small”. Setelah guru memberikan contoh barulah murid-murid mengerti apa yang disebut dengan opposition. Ada beberapa murid menjawab dengan lawan kata. Ketika
mereka
sudah
paham
tentang
oppositon,
maka
guru
mengintruksikan masing-masing murid maju ke depan untuk memberikan contoh di depan teman-temannya. Setelah itu barulah guru memberi evaluasi dengan memberikan kertas tugas agar murid menuliskan contoh dan menuliskannya dengan benar. Ketika murid-murid sudah selesai mengerjakan tugas yang diberikan guru, maka guru memberikan stempel kepada murid yang sudah mengerjakan tugas dengan benar. Kemudian setelah semua sudah selesai barulah Ms. Diar mengakhiri pelajaran dengan memberi salam, dan murid pun membalas salam.
60
Dari penjabaran di atas dapat diketahui bahwa implementasi komunikasi
instruksional
yang
digunakan
TK
Al-Fath
dalam
pembelajaran bahasa Inggris adalah: 1. Komunikasi Verbal Dan Komunikasi Non Verbal a. Komunikasi Verbal. Komunikasi verbal yaitu komunikasi yang menggunakan bahasa berupa kata-kata yang diucapkan secara lisan atau tulisan. Komunikasi verbal ini biasanya digunakan oleh guru TK Al-Fath dalam menyampaikan materi. Dengan menggunakan komunikasi secara verbal, guru dapat memberikan pemahaman materi kepada murid melalui program belajar bahasa Inggris yang ditetapkan. Seperti hasil wawancara penulis dengan wali kelas TK Bee sebagai berikut: ”Ms. Falah menerangkan dengan bahasa-bahasa yang simpel atau kata-kata yang mudah dipahami oleh anak-anak. Ya artinya Ms. Falah menggunakan dengan verbal ya dan selain itu juga menggunakan media, baik itu kaset atau worksheet”.1 Hasil wawancara di atas selaras dengan beberapa kegiatan yang sering penulis temui, misalnya ketika guru berinteraksi dengan murid untuk menerangkan materi pelajaran seperti cara membuat jus straubery, bernyanyi, dan juga saat guru memberikan tugas kepada murid dengan mengintruksikan agar murid kembali kemeja masingmasing dan guru memberi selembar kertas tugas sambil menjelaskan tugas yang harus dikerjakan murid ” Now you all go to your table
1
Mr. Adi, Wawancara Pribadi, 2 Mei 2011
61
and Ms Fala give you the worksheet and you choose the number and find where is the number four in English”. Ketika guru memberikan intruksi dan menjelaskan tugas kepada murid, terlihat bahwa komunikasi yang digunakan guru adalah komunikasi verbal, artinya guru mengintruksikan dan menjelaskan dengan kata-kata atau bahasa lisan sehingga murid mengerti apa yang disampaikan dan diintruksikan oleh guru yaitu murid kembali ke meja masing-masing dan mengerjakan tugas sesuai yang diperintahkan oleh guru. Hasil temuan di atas sesuai dengan pendapat Paulette J. Thomas bahwa komunikasi verbal adalah penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Lambang-lambang verbal adalah semua lambang yang digunakan untuk menjelaskan pesan-pesan dengan memanfaatkan kata-kata (bahasa).2 Berdasarkan analisa penulis bahwa komunikasi verbal atau komunikasi yang menggunakan bahasa lisan atau tulisan selalu digunakan oleh guru bidang bahasa Inggris dalam setiap pembelajaran bahasa Inggris. Artinya guru menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan bahasa-bahasa lisan, dan komunikasi ini biasanya digunakan untuk menjelaskan materi yang diajarkan oleh guru. Komunikasi verbal ini merupakan komunikasi
2
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta 2007), Cet ke-1 h. 93
62
yang cukup efektif sehingga terjadi feedback yaitu murid-murid dapat memahami materi yang diajarkan oleh guru. b. Komunikasi Non Verbal. Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan simbol, lambang, gerakan, ekspresi wajah ataupun isyarat-isyarat, yakni komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata atau tulisan. Komunikasi non verbal biasanya digunakan untuk mengiringi komunikasi verbal yakni ketika komunikator berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata, maka secara otomatis komunikasi non verbal akan ikut dengan sendirinya atau mengiringinya. Seperti data yang didapat dari hasil penelitian bahwa komunikasi non verbal yang digunakan guru terhadap murid dalam pembelajaran bahasa Inggris fun gime, guru memperkenalkan kosa kata (happy and sad) dengan menggunakan kata-kata dan simbolsimbol atau mempraktekkan dengan ekspresi wajah. Misalnya saat menjelaskan tentang kata “happy”, maka guru mengekspresikan dengan muka tersenyum lebar dan menempelkan telunjuk jari-jari ke pipinya. Selain ekspresi muka guru juga menggambarkan simbol orang bahagia dengan membuat lingkaran yang diberi titik sebagai mata, hidung dan mulut di white board. Seperti simbol sebagai berikut:
ini
adalah
simbol
dari
orang
tersenyum
yang
melambangkan kesenangan. Dengan lambang-lambang tersebut murid dapat mudah memahami materi.
63
Selain itu juga ditemui saat pelajaran English Cookery. Guru memperkenalkan kosa kata nama alat atau bahan masakan dengan membawa langsung benda tersebut kehadapan murid-muridnya. Misalnya ketika Ms. Fala memperkenalkan kosa kata “ knife” maka guru menunjukkan langsung pisau tersebut kepada murid yang diiringi dengan kata-kata “ It is knife” ketika guru menunjukkan pisau, maka muri-murid mengerti tentang arti kata knife tersebut. Dalam hal ini cara guru menunjukkan benda secara langsung kepada murid, maka dapat membantu memahamkan dan menguatkan hafalan atau pengetahuan tentang kosa kata yang telah diajarkan. Artinya murid mengerti apa yang telah guru ajarkan yaitu mengerti arti kosa kata knife. Hal di atas sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut: “ Dalam pembelajaran di sini ya harus memakai semua ya,,, ya jadi guru menjelaskan materi dengan bahasa bahasa, ya yang mungkin disebut lisan lah ya dan selain itu juga harus imbang antara verbal dan non verbal. ya memang selain menggunakan verbal kita juga harus menerjemahkan kepada mereka dengan non verbal ya agar mereka paham”.3 Hal diatas juga selaras dengan hasil wawancara sebagai berikut: “E…kalau di sini dua-duanya memang aktif untuk mendorong anak agar bisa mengerti. untuk non verbalnya juga ada worksheet dan segala macam. Ya jadi memang mendorong anak untuk aktif di kelas untuk berbicara, bertanya dan menjawab”.4
3 4
Ms. Diar, Wawancara pribadi, 3 Mei 2011 Ms. Elli, Wawancara Pribadi, 2 Mei 2011
64
Jadi dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath tidak lepas dari komunikasi non verbal, yakni guru memberikan penjesan tentang materi dengan berbagai gerakan tubuh atau ekspresi muka. Tetapi komunikasi non verbal ini hanya sebagai pelengkap saja dan penguat komunikasi verbal yakni ketika murid tidak paham dengan komunikasi verbal, maka guru membantu dengan komunikasi non verbal yaitu guru menggunakan gerakan tubuh atau simbol, sehingga terjadi feedback yang diharapkan guru yaitu murid memahami apaapa yang diajarkan dan melaksanakan apa yang guru inginkan. 2. Komunikasi Antar Pribadi Dan Komunikasi Kelompok. a. Komunikasi Antarpribadi. Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang terjadi antara komunikan dengan komunikator secara tatap muka dan langsung terjadi feed back. Ini terlihat ketika guru sedang menjelaskan kepada murid yang belum paham dikarenakan datang terlambat. Maka dalam hal ini guru menjelaskan kembali yang hanya terjadi pada dua orang, artinya komunikasi yang terjadi pada dua orang yaitu antara guru dan murid yang datang terlambat tersebut. Selain itu juga terlihat saat mata pelajaran video time ketika guru memberikan evaluasi kepada murid-murid dengan memberikan pertanyaan misalnya “ Fatan what is hang up in bahasa?” lalu Fatan pun menjawab “mengangkat”. Ini artinya komunikasi interpersonal yang terjadi antara
guru dan murid
berjalan dengan efektif sehingga menghasilkan feedback secara
65
langsung yaitu murid menjawab sesuai dengan apa yang diinginkan guru yaitu murid dapat menjawab dengan benar Selain itu penulis juga menemui komunikasi antar pribadi yang terjadi saat guru menasehati atau menegur murid yang sedang bercanda atau menangis. Hasil observasi di atas selaras dengan hasil wawancara sebagai berikut: “Ya jadi dalam pembelajaran ini kita kadang-kadang menggunakan pendekatan psikologis lah ya. Kaya ketika waktu mengerjakan tugas dan enggak semua paham, jadi di sini bermacam-macam tipe ada yang paham dengan visual dan ada juga yang audit, jadi ketika ada yang engga paham dengan fisual kita melakukan pendekatan psikologis”.5 Hasil wawancara di atas selaras dengan pernyataan sebagai berikut: “Ya biasanya Ms. Falah menggunakan pendekatan kelompok kaya menyampaikan materi dan selain itu juga menggunakan pendekatan psikologis ketika ada anak yang belum jelas atau tidak mengerti. Soalnya memang ada anak yang memang sudah paham dan juga ada anak yang memang harus dibimbing”.6 Komunikasi antar pribadi ini terjadi dalam pembelajaran bahasa Inggris. Dengan komunikasi ini hubungan antara guru dan murid menjadi sangat baik. Komunikasi ini sangat membantu murid yang mempunyai kesulitan dalam menerima atau memahami pelajaran, karena guru dapat lebih dekat dan mengetahui kondisi murid tersebut. Dengan demikian murid menyukai dan memahami materi yang diajarkan.
5 6
Ms. Diar, Wawancara Pribadi, 3 Mei 2011 Mr. Adi, Wawancara Pribadi, 2 Mei 2011
66
b. Komunikasi Kelompok. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara anggota suatu kelompok. Komunikasi kelompok ini juga digunakan TK Al-Fath dalam pembelajaran bahasa Inggris. Hasil pengamatan penulis adalah pada saat guru dan murid melakukan kegiatan bernyanyi, menonton video, dan saat guru menjelaskan materi terlihat bahwa kegiatan tersebut dilakukan dengan cara berkelompok atau bersama-sama. Kegiatan yang penulis temui adalah saat kegiatan proses belajar mengajar pada pelajaran English Math, guru menerangkan materi dengan menulis di white board dan kemudian guru memerintahkan muridnya untuk mengucapkan angka atau tulisan yang sudah ditulis secara bersama-sama. Ini artinya pengucapan angka secara bersama-sama, maka di situ terjadi komunikasi kelompok, artinya kegiatan yang dilakukan secara bersama-sama. Kegiatan yang penulis temui juga saat belajar fun game, guru memberi selembar gambar di kertas dan mengintruksikan murid untuk mewarnai sesuai dengan apa yang diintruksikan oleh guru. Guru
mengintruksikan
murid
untuk
mendengarkan
dan
berkonsentrasi mewarnai gambar “ Colour mounthain with blue colour”. Ketika guru mengintruksikan, maka terjadi komunikasi kelompok karena guru mengintruksikan kepada semua siswanya dan bukan hanya untuk satu orang saja. Dengan demikian, maka semua
67
murid memberikan feedback yang sama yaitu murid mewarnai sesuai dengan intruksi guru. Hal di atas sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut: “Ya macam-macam ya cara kita mengajar. Yang pastinya enggak ketinggalan dengan pendekatan kelompok ya,,, dan soalnya kita ceramah menjelaskan ke anak-anak, otomatis kita belajar secara kelompok”.7 Dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath memang tidak lepas dari komunikasi kelompok yakni komunikasi yang terjadi antara guru dan murid. Guru berkomunikasi kepada semua murid dan bukan hanya pada satu murid saja. Komunikasi ini biasanya digunakan ketika guru menjelaskan materi dan ketika guru mengintruksikan kepada murid untuk melakukan sesuatu. Komuniasi ini digunakan agar pesan yang disampaikan guru dapat diterima oleh semua murid yang kemudian murid dapat melaksanakan perintah guru.
B. Metode Pembelajaran Bahasa Inggris Di TK Al-Fath Cirendeu Berdasarkan hasil penelitian yang penulis dapatkan pada pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu menggunakan beberapa metode saja. Diantaranya adalah:
7
Ms. Falah, Wawancara Pribadi, 3 Mei 2011
68
1. Medode Ceramah Metode ceramah adalah metode yang digunakan guru ketika menjelaskan atau menerangkan materi yakni guru berbicara dan murid mendengarkan. Metode ini guru menjelaskan pelajaran dengan kata-kata atau bahasa yang mudah dimengerti oleh murid. Matode ini hampir dilakukan pada setiap pembelajaran bahasa Inggris, namun terkadang metode ini bisa dikatakan metode yang menjenuhkan. Karena metode ini hanya satu arah dan merupakan metode yang pasif yakni murid hanya diam dan mendengarkan sehingga muridpun merasa sangat jenuh dan bosan. Dengan rasa jenuh tersebut dapat menimbulkan murid menjadi tidak terkondisikan artinya murid bercanda dan tidak mendengarkan yang diajarkan oleh guru. 2. Metode Bercerita Metode bercerita adalah belajar dengan guru bercerita di depan murid. Metode ini dapat membantu dan memudahkan murid untuk memahami materi. Metode ini sangat disukai oleh kalangan anak-anak, sehingga dengan rasa suka tersebut murid dapat menerima materi dengan mudah, dan juga dapat memperkuat daya ingat murid. Metode ini bisa dikatakan sebagai metode
yang
cukup
bagus,
mengasyikkan,
menyenangkan,
dan
menggembirakan. Seperti yang penulis temui saat guru bercerita tentang seputar cerita Javery does not life here. Di situ murid-murid nampak senang dan antusias mendengarkan kaset yang diputar maupun cerita dari guru.
69
3. Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar dengan tanya jawab, baik antara guru dengan murid, murid dengan guru, dan juga murid-dengan murid. a. Guru Bertanya Kepada Murid Metode tanya jawab biasanya dilakukan setelah guru menjelaskan dan kemudian memberi pertanyaan kepada murid. Seperti yang penulis temui saat guru bertanya kepada muridnya tentang sekilas alat-alat yang sudah diperkenalkan oleh guru sebelumnya saat membuat jus straubery. Maka di situ terdapat tanya jawab antara guru dengan murid. Misalnya Ms. Fala bertanya kepada salah satu dari muridnya yang bernama Nanda, “Nanda,,,what is this? Nanda pun menjawab “ that is knife”. Ini artinya bahwa dalam belajar mengajar bahasa Inggris guru juga menggunakan metode tanya jawab, yakni guru bertanya kepada murid. b. Murid Bertanya Kepada Guru Data yang didapat saat guru menjelaskan dengan menggunakan media tas-tasan ada salah satu murid yang bertanya kepada guru “ Are you doing by your self?”. Tanya jawab antara murid dengan guru juga terlihat bila murid tidak mengerti, maka murid bertanya kepada guru. Juga terlihat saat pelajaran English Math, di situ ada salah satu murid yang bertanya kepada guru “ Ms. Fala number seven like it Ms? Murid bertanya kepada guru tentang penulisan huruf nomer tujuh ke dalam bahasa Inggris yang benar.
70
c. Murid Bertanya Kepada Murid Tanya jawab seperti ini dilakukan oleh murid dengan sesama murid. Seperti yang terjadi pada pelajaran fun game English, murid maju dan menyebutkan kata yang termasuk ke dalam opposition. Ketika murid menyebutkan satu kata, maka teman-temannya yang lain harus menyebutkan opposition dari yang telah disebut teman yang maju ke depan. Sebagai contoh ketika Vandra maju dan bertanya “what is opposition from boy?” maka teman-temannya menjawab “girl,”. Metode tanya jawab ini adalah metode pembelajaran tanya jawab antara guru dan murid. Metode ini digunakan ketika murid yang tidak mengerti, dan ketika guru menyanyakan pemahaman mereka setelah menerima materi yang diajarkan oleh guru. Metode ini berguna untuk mengetahui pemahaman murid tentang materi dan juga dapat menjadikan murid menjadi aktif. Artinya murid tidak hanya diam saja melainkan murid
diberi
kesempatan atau diperbolehkan untuk
mengajukan
pertanyaan. Sehingga mereka dapat menggali pengetahuan yang mendalam dari gurunya dan memahami materi yang disampaikan oleh guru. 4. Metode Bernyanyi Metode bernyanyi adalah metode belajar mengajar dengan cara bernyanyi. Metode ini biasanya digunakan agar murid-murid tidak tegang dan jenuh dalam belajar. Seperti yang diterapkan guru pada mata pelajaran video time. Sebelum guru memberikan materi murid-murid diajak bernyanyi
71
bersama-sama. Lagu yang dinyanyikan saat itu adalah twinclel-twincle little start sambil guru memainkan keyboard. Di situ suasananya terlihat senang, gembira dan tidak membosankan. Murid-murid bernyanyi dengan bersamasama sambil menggerakkan tangannya. Metode bernyanyi adalah pembelajaran dengan bernyanyi yang biasanya digunakan sebelum dimulainya pembelajaran atau materi guna menyemangatkan murid. Metode ini merupakan metode yang mengasyikkan dan menyenangkan. Setelah bernyanyi bersama-sama murid nampak siap dan bersemangat untuk mengikuti pelajaran yang akan diajarkan oleh guru. Walaupun dengan menggunakan metode bernyanyi akan tetapi masih terdapat muatan materi pelajaran. Metode ini dapat menyemangatkan murid dan juga dapat membantu murid untuk mengingat pelajaran. 5. Metode Bermain. Metode bermain adalah metode belajar dengan berbagai permainan. Salah satunya adalah permainan tentang mewarnai. Guru memberikan gambar di kertas yang belum diwarnai dan kemudian masing-masing bentuk gambar diberi nomor dan setelah itu murid harus mendengarkan intruksi dari guru. Jika guru mengatakan “colour number one with yellow coluor”, maka murid tersebut harus cepat-cepat mencari warna kuning dan cepat-cepat mewarnai gambar nomor satu. Ini artinya guru menyampaikan materi kepada murid dengan cara bermain. Dengan metode bermain itu murid merasa senang dan tidak bosan, sehingga murid dapat mudah menerima materi yang diajarkan
72
oleh guru. Yang kemudian memberikan feedback yaitu murid dapat mewarnai sesuai dengan apa yang telah didintruksikan oleh guru. 6. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan sesungguhnya. Setelah didemonstrasikan murid diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan atau proses yang sama di bawah bimbingan guru. Seperti
yang
terdapat
pada
mata
pelajaran
cookery
guru
mendemonstrasikan kepada murid tentang cara memasak. Ketika guru mendemonstrasikan cara memasak, maka guru juga melibatkan murid untuk melakukan kegiatan memasak tersebut, yaitu cara mengiris straubery yang benar, cara memasukkan bahan makanan ke dalam blander dan sebagainya Metode demonstrasi ini adalah metode yang digunakan guru terhadap murid dengan mengajak murid untuk melakukan kegiatan seperti telah guru ajarkan atau lakukan. Metode ini bisa dikatakan metode praktek. Ini dilakukan supaya
murid
tidak
hanya
mendengarkan
saja.
Melainkan
dapat
mengaplikasikan atau mempraktekkan materi yang telah diajarkan dibawah bimbingan guru. Berbagai metode yang telah disebutkan di atas selaras dengan beberapa hasil wawancara, yaitu:
73
“ Ms.Falah yang saya tahu menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan latihan dengan worksheet”8 “ ya metodenya ya itu tadi ceramah, diskusi dan lain-lain ya,,,dan kadangkadang kita diskusi dulu dan setelah itu baru menjelaskan materi dan setelah itu kita latihan. Ya intinya metode itu kita selalu gunakan”.9
Jadi dalam pembelajaran bahasa Inggris TK Al-Fath Cirendeu tidak lepas dari beberapa metode. Karena dengan metode tersebut dapat membantu guru dalam menyampaikan pesan, sehingga pesan yang disampaikan tersebut dapat diterima oleh murid. B. Faktor Penunjang Dan Penghambat Dalam Pembelajaran Bahasa Inggris Pada TK Al-Fath Cirendeu 1. Faktor Penunjang Faktor penunjang adalah suatu dorongan atau faktor yang mendukung sesuatu untuk mencapai keberhasilan yang diharapkan. Adapun faktor yang menunjang pada pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cerendeu adalah a. Kerjasama antara guru dan asisten. Dalam hal ini peran guru asisten di TK Al-Fath sangatlah penting dalam proses belajar-mengajar bahasa Inggris. Karena dengan adanya guru asisten suasana kelas jadi terkondisikan, artinya ketika guru bidang menjelaskan materi dan murid ramai, maka guru asisten membantu guru bidang untuk mentertibkan kelas yang sedang ramai. Dalam hal ini kerjasama
8 9
Mr.Adi, Wawancara Pribadi, 2 Mei 2011 Ms.Falah, Wawancara Pribadi, 3 Mei 2011
74
antara guru dan asisten sangat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Karena tanpa adanya kerjasama di antara keduanya, maka akan sulit untuk menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan apa yang direncanakan atau yang diharapkan. Seperti hasil wawancara sebagai berikut: “Factor pendukungnya ya karena guru-guru dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris saling mensuport lah ya”.10 b. Guru yang profesional dan matang pada bidangnya. Guru-guru bidang bahasa Inggris sangat menguasai materi bahkan menguasai metode dalam mengajar. Selain guru tersebut menguasai materi, guru juga mengerti apa yang harus dipersiapkan dan bagaimana harus menjelaskan agar murid mengerti dan paham dengan apa yang dijelaskan. c. Media, media juga termasuk faktor yang menunjang dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris. karena bagaimanapun juga media adalah hal yang paling penting. Tanpa media murid-murid TK AlFath tidak dapat mengembangkan bakatnya. Dalam hal ini TK AlFath Cirendeu biasanya menggunakan media kertas, gambar, keyboard, LCD, DVD, dan sound dan alat-alat lainnya yang membentu dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris tersebut. seperti hasil wawancara sebagai berikut:
10
Ms. Diar, Wawancara Pribadi, 3 Mei 2011
75
“Ya kalau di sini factor pendukungnya biasanya medianya ya soalnya selama ini yang saya lihat yang mendukung dalam pembelajaran bahasa Inggris itu ya media”.11 “Apa ya,,,ya mungkin sih pendukungnya medianya ya. Karena dengan media itu murid jadi mengerti pelajaran yang disampaikan”.12
2. Faktor Penghambat Faktor penghambat adalah sesuatu yang dapat mengganggu dalam mencapai keberhasilan. Dalam hal ini yang menghambat dalam proses pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu diantaranya adalah a. Berdasarkan hasil wawancara “ Hambatannya kalo asistennya enggak help full. Ada asisten yang cuek.13 Hasil wawancara di atas sesuai yang penulis temui saat suasana kelas sedang gaduh dan guru tersebut hanya diam saja. Sehingga dengan kegaduhan tersebut dapat mengakibatkan ketidak efektifan
atau
komunikasi
menjadi
terganggu
ketika
sedang
pembelajaran bahasa Inggris. Jadi peran guru asisten di TK Al-Fath sangatlah penting. b. Hambatan pada komunikan. Berdasarkan hasil wawancara bahwa faktor yang menghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah murid yang terlambat di tengah-tengah guru sedang menjelaskan, dan mood murid yang tidak semangat. Karena jika guru menjelaskan dan
11
Mr. Adi, Wawancara Pribadi, 2 Mei 2011 Ms. Elli, Wawancara Pribadi, 2 Mei 2011 13 Ms. Fala, Wawancara Pribadi, 3 Mei 2011 12
76
mood anak tidak semangat, maka proses belajar mengajar akan sangat terganggu dan murid tersebut akan sangat sulit untuk menerima materi.14 Dalam hal ini mood atau suasana jiwa atau hati murid sangat mempengaruhi dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris, karena jika suasana hati atau jiwa murid tidak semangat, maka materi atau pesan yang diberikan guru tidak akan diterima oleh murid tersebut. Hal ini selaras dengan pendapat Cowley (1982) bahwa pihak sasaran bisa berpeluang lebih besar untuk menghambat yang dikarenakan oleh kondisi fisiologi atau psikologi. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara “Hambatan yang pertama kalo asistennya engga help full. Trus hambatannya ya paling mood anak-anak, misalanya ketika anak itu lagi enggak sehat”.15 c. Hambatan pada teknologi (media). Hambatan ini adalah hambatan yang terjadi pada alat teknologi, artinya adanya kesalahan teknis dan kesalahan ini biasanya di luar kemampuan guru. Seperti yang penulis temui ketika guru sedang menyalakan dan memutarkan kaset video, tiba-tiba suara soundnya kencang dan menggelegar. Dengan kesalahan teknis tersebut, maka proses belar mengajar jadi sangat terganggu yang mana murid
kaget dan menutup telinga mereka. Ini artinya
bahwa hambatan ini disebabkan oleh kesalahan pada media teknologi.
15
Ms. Fala, Wawancara Pribadi, 3 Mei 2011
77
Biasanya kesalahan seperti ini di luar dari pengetahuan komunikator atau guru, artinya media tersebut menjadi error tanpa direncanakan terlebih dahulu yakni kerusakan dengan tiba-tiba. Walaupun demikian kesalahan pada media tersebut dapat menghambat atau mengganggu dalam proses pembelajaran bahasa Inggris pada TK Al-Fath Cirendeu.
78
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Proses pelaksanaan komunikasi dalam pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena dengan adanya komunikasi materi atau pesan yang diajarkan akan tersampaikan kepada sasaran atau komunikan. Dalam penyampaian pesan komunikator (guru) menggunakan komunikasi verbal, komunikasi non verbal, komunikasi antar pribadi dan komunikasi kelompok. Kemudian dalam penyampaian materi terdapat lima tahapan: Pertama tahapan perencanaan, kedua mempersiapkan alat atau media, ketiga persiapan bahan materi yang diambil dari berbagai sumber, tahap keempat penyajian materi, dan tahapan yang ke lima adalah tahapan evaluasi atau tahapan tindak lanjut. 2. Metode komununikasi instruksional yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath adalah metode ceramah, metode bercerita, metode tanya jawab, metode demonstrasi, dan metode bernyanyi. 3. Faktor yang mendukung dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath adalah kerjasama guru bidang dengan guru asisten, adanya guru yang profesional, dan juga tersedianya media yang dapat mendukung dalam proses belajar bahasa Inggris. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu kurang pekanya guru asisten, semangat atau mood anak yang berkurang, dan juga
79
adanya kesalahan teknis pada media yang sedang digunakan dalam proses belar mengajar. B. Saran-Saran Dengan terlaksananya pembahasan skripsi yang berjudul implementasi komunikasi instruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath Cirendeu, maka penulis akan memberikan beberapa saran demi tetap terlaksananya komunikasi instruksional, antara lain. 1. Komunikasi instruksional yang dilakukan di dalam kelas memang sudah cukup efektif, akan tetapi komunikasi instruksional yang dilakukan di dalam kelas saja dikhawatirkan anak atau murid menjadi jenuh dan menganggap bahwa belajar adalah hal yang sangat membosankan dan menjenuhkan. Apabila komunikasi instruksional sesekali diadakan diluar kelas atau di alam terbuka, maka bisa jadi dapat membuat murid merasa semangat kembali untuk menerima materi. 2. Hendaknya orang tua murid lebih memperhatikan perkembangan bahasa Inggris anaknya ketika di rumah 3. Hendaknya guru lebih dekat lagi dengan murid-murid, agar pelajaran yang disampaikan lebih disenangi. 4. Sebaiknya guru melatih berbahasa Inggris tidak hanya di dalam kelas saja, tetapi juga mengajak berkomunikasi dengan bahasa Inggris di dalam maupun di luar kelas agar murid terbiasa mengucapkan bahasa Inggris.
80
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1997) A.M, Saadirman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2008) Hidayat, Asep Ahmad , Filsafat Bahasa: Mengungkapkan Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Astrid, S. Susanto. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1947) Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998) Effendi, Onong Uchjana. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999) Goodall, H dan Christopher L. wagen, op.cit Harjana, Agus M. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal, (Yogyakarta: Kanisius, 2003) Hidayat, Asep Ahmad. Filsafat Bahasa: Mengungkapkan Hakikat Bahasa, Makna dan Tanda, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006) Margaret E.Beel Gradler, belajar dan membelajarkan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1994) Mukhtar, dan Martinis Yamin. 10 (Sepuluh) Kiat Sukses Mengajar di Kelas, (Jakarta: PT. Nimas Multima, 2002) Mulyana, Deddy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Bandung : Remaja Rosdakarya 2002) M. Ridwan, Kamus Ilmiah Populer, ( Jakarta: Pustaka Indonesia, 1999) Nurdin, Syafruddun, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002) Rosyidi, T.A Lathief. Dasar-Dasar Retorika Komunikasi dan Informasi, (Medan: 1985)
Roudhonah, Ilmu Komunikasi. (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta 2007) Sabri, Ali yusuf. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995) Sadirman, Arif. S (dkk). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003) Sendjaja, Sasa Djuarsa. Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1993) Setiyadi, Ag. Bambang. Metode Penelitian Untuk Pengajaran Bahasa Asing Pendekatan Kuantitatif Dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006) Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Sinar Baru AlGesindo, 2000) Susanto, Astrid. S. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1947) Syam, Nina Winangsih, M.S. Perencanaan Pesan Dan Media, (Pusat Penerbitan UT: 2002) Wijaya, H.A. Komunikasi dan Hubungan Kemasyarakatan, (Jakarta:Bumi Aksara, 1997) Yamin, Martinus. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2004) Yusuf, Pawit M. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990) ---------,Komunikasi Instruksional Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010) Dikutip dari akhmad sudrajat di artikel: http:/akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/08/persiapan belajar mengajar.
Nama
: Niken
Alamat
: Cirendeu
Jabatan
: Orang tua murid
Walimurid
: Faiz Zidan
Lokasi
: Depan TK Al-Fath
tanggal
: 4 Mei 2011
Jam
: 11.15-11. 35
T
: Assalamu’alaikum
J
; Wa’alaikum salama
T
: Siapa nama ibu
J
: Nama saya Niken
T
: Apa alasan ibu memilih TK Al-Fath sebagai tempat pendidikan anak ibu
J
: Ya,,,,yang pertama karena sekolahannya deket rumah dan yang ke dua yang saya lihat sekolahan di Ciputat yang paling bagus ya Al-Fath ini ya mbak…
T
: Bagaimana menurut ibu tentang pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath?
J
: Kalau menurut saya sih pembelajaran bahasa Inggris ya masih kurang ya mbak soalnya setahu saya disini yang bagus itu ya agamanya ya mbak
T
: Apakah ada perkembangan bebahasa Inggris pada anak ibu setelah sekolah di TK Al-Fath:
J
: Dalam berbahasa Inggris sih enggak terlalu ya,,,,ya paling percakapan yang simpel sih dia sudah bisa tapi dalam membuat suatu kalimat mereka belum bisa ya….ya saya kurang tahu apakah memang anak saya yang enggak suka bahasa
Inggris atau gimana saya kurang tahu ya mnbak tapi kalau saya melihat secara akademis sih udah cukup bagus. T:
: Apa perkembangan anak ibu yang nampak setelah sekolah di TKAl-Fath?
J
: Dari segi sosialisasinya dia memang sudah bagus dan percaya diri dan juga mudah berbagi trus sudah bisa merangkai suku kata. Emmmm selain itu juga agama dan seni dia sudah bagus, jadi saya katakana bahasa Inggrisnya masih kurang.
T
: Bagaimana menurut ibu tentang sekolahan Al-Fath?
J
: Ya saya rasa sekolahan Al-Fath sudah cukup bagus ya mbak
T
: Apa pesan ibu terhadap TKAl-Fath
J
: Ya menurut saya ya itu tadi ya mbak dalam pembelajaran bahasa inggris mungkin harus ditingkatkan lagi. Udah Cuma itu.
Responden
Nama
: Sudiaryati Sudarto s.pd
Jabatan
: Kepala sekolah TK Al-Fath
Pengajar
: Bahasa Inggris
Bidang studi : Video time Tanggal
: 5 Maret 2011
Waktu
: 10.11
Lokasi
: Di dalam ruangan kepala sekolah
T
: Siapa nama ibu
J
: Nama saya sudiaryati sudarto, spd
T
: Apa jabatan ibu di TK Al-Fath
J
: Saya disini menjabat sebagai kepala sekolah dan guru bahasa Inggris
T
: Sejak kapan ibu menjabat dan mengajar di TK Al-Fath
J
: Saya menjabat dan mengajar di sekolahan ini sejak tahun dua ribu satu sampai sekarang
T
: Bagaimana sejarah TK Al-Fath, tolong jelaskan
J
: TK Al-Fath ya,,,,ya dia mulai berdiri sejak tanggal satu Febuari tahun dua ribu satu yang didirikan oleh ibu Hj. Haryoso di bawah naungan yayasan bina insans sakina,,,ya yayasan ini berdiri sudah lama, ya,,, karena sebelumnya memang sudah membangun lembaga kursus bahasa di pondok labu, dan kebetulan mereka ingin membuka sekolah formal, ya yang kemudian saya diminta untuk menjadi kepala sekolah disini dan membuat program di sekolah ini. ya udah sejak tahun dua ribu satu kita mulai promosi pada bulan febuari ya walaupun
sebenarnya kita mulai pelajaran bulan juli, tapi kita sebelumnya udah promosi di bulan Febuari itu. Dan awalnya e…..di awal pertama kita punya 65 siswa, tapi itu cukup bagus kok,,untuk tarap pertama gitu,,,,karena kita punya satu kelas SD, TK A, TB dan KB. Yaudah trus kita punya konsep sekolahan ini yang konsepnya awalnya sih untuk tataran menegah ke atas. E….apa konsepnya dwibahasa tapi berwawasan Islami. T
: Apa visi dan misi TK Al-Fath?
J
: Ya kalau visinya saya agak-agak lupa,,,panjang soalnya, tapi pada intinya e,,,,,apa sih (ibu sudiaryati berfikir sambil membenahkan ujung kerudung) menciptakan siswa yang modern, kreatif, inofatif dan berakhlakul karimah. Nanti bisa lihat lagi di profile TK Al-Fath ko’ (tangan ibu diar sambil menunjuk tempat buku atau arsip kepala sekolah).
T
: Apa sarana dan prasarana di TK Al-Fath
J
: E,,,ya banyak sekali, ya biasa untuk standart TK ya banyak sekali ya ada alat bermain, ruang belajar, audio visual, komputer dan lain-lain
T
; Apa tujuan pembelajaran bahasa Inggris di TK Al-Fath?
J
: Ya karena tadi kan konsep sekolahan kita kan berkonsep dwibahasa,,,jadi bahasa Inggris itu penting dan kta semua tau,,,kalau bahasa Inggris itu penting. Ya jadi ya harus singkron dengan konsep dwibahasa tadi lah,,,(sambil mengerakkan kedua tangannya) dan konsep dwibahasa pun kan berbeda-beda dan banyak sekolahan yang di clear sebagai sekolahan dwibahasa, tapi dwibahasa seperti apa, soalnya ada tepat pelaksanaannya dan ada juga yang tidak tepat pelaksanaannya. Sebenarnya dwibahasa ada dua yaitu bahasa yang dipakai oleh
mereka yang memang berlingkungan bahasa Inggris atau ingin kuliah keluar. Dan kita ini bahasa Inggris menjadi bahasa pendamping dan tetap dilaksanakan. T
: Bagaimana pelaksanaan komunikasi intruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: ya,,, pelaksanaanya pertama guru menyiapkan media yang akan dipakai dalam belajar mengajar,,,dan kemudian guru memberi salam ke murid dan juga menanyanyakan kabar mereka,,,tapi kita bertanya selalu menggunakan bahasa inggris ya,,,soalnya kalau kita memakai bahasa Indonesia,,,maka mereka akan menunggu-nunggu guru bahasa Indonesianya, jadi dalam menjelaskan kepada mereka kita tetap menggunakan bahasa. Ya,,,lalu abis itu ya kita menerangkan materi sesuai dengan rencana yang dibuat sebelum mengajar yaitu kita mencari media atau materi lewat internet dan lain-lain. Selanjutnya ya gitu ya biasa dalam proses belajar mengajar kita menerangkan dan murid mendengar, setelah itu kita memberikan tugas kepada mereka,,,ya,,,apakah mereka paham atau tidak yang kita jelaskan tadi ya….ya memang sich di sini bermacam-macam. Ada anak yang audio dan juga ada anak yang visual dan ada juga anak yang audio visual. Jadi ya kita harus melalui pendekatan-pendekatan. ya,,,,bagaimanapun terkadang ada murid yang tidak paham dengan apa yang kita sampaikan.
T
: Apakah ada buku khusus untuk pembelajan bahasa Inggris
J
: Kalau untuk bahasa Inggris sebenarnya kita berpatokan kepada kurikulum ya,,,, dan dari kurikulum itu kita ambil temanya dan kita belajar secara tematik. Jadi kita tidak seperti sekolahan yang lain yang memakai SKS dan siswa belajarnya berpatokan dengan SKS. Jadi guru tidak memakai buku paket khusus, tetapi
guru bisa menggunakan materi dari beberapa resourcing dari buku-buku luar, warnet dan lain-lain T
: Apa perencanaan ibu sebelum mengajar
J
: O,,,iya sebelum mengajar guru pasti ada perencanaan-perencanaan, jadi planning itu kita menyesuaikan materi kelas. Contohnya temanya mineself ya walaupun kegiatannya beda tapi temanya kita sama, karena kita kan pengenalan vocab.
T
: Metode apa yang ibu pakai ketika proses belajar mengajar bahasa inggris.
J
: Ya semua ada ya diantaranya metode ceramah iya,,,diskusi, Tanya jawab dan semua memang harus ada dalam pembelajaran bahasa Inggris ya…
T
: Bagaimana pendekatan ibu dalam proses belajar mengajar agar murid paham dan mengerti
J
: Jadi apa namanya, jadi ya,,,kadang-kadang kita ada pendekatan psikologis lah ya kaya ketika waktu mengerjakan tugas dan kan enggak semua paham,,,jadi disini bermacam-macam tipe ada yang paham dengan visual dan ada juga yang audit, jadi ketika ada yang enggak paham dengan fisual kita melakukan pendekatan psikologis. dan yang pasti lah ya kita juga menggunakan cara belajar bersama atau kelompok. ya gitu lah ya kira-kira.
T
: Model komunikasi apa yang ibu pakai ketika proses belajar mengajar
J
: Ya harus memakai semua lah ya. Ya jadi guru menjelaskan materi jadi bisa disebut lisan lah ya,,,,dan selain itu juga harus imbang ya antara verbal dan non verbal. Ya memang selain menggunakan verbal kita juga harus menerjemahkan kepada mereka dengan non verbal ya agar mereka paham.
T
: Apa hambatan ibu ketika dalam proses belajar mengajar
J
: Ya paling ketika ada siswa yang engga tahu dan akan kita pancing dan kita lempar ke guru kelas atau asisten kelas, dan ternyata guru kelaspun enggak tahu, nah itu hambatan saya dalam pembelajaran bahasa Inggris. Dan juga ketika tidak ada pendamping atau asisten, karena tanpa asisten kita akan kualahan. Ya soalnya ketika kita menerangkan materi dan murid-murid bermain atau bercanda. Dalam hal ini akan mengganggu dalam proses belajar mengajar
T
: Apa yang mendukung ibu dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris
J
: Karena guru-gurunya saling mensuport dalam pembelajaran bahasa Inggris lah ya,,,,
Responden
Nama
: Wisesti
Alamat
: Pondok Cabe
Wali murid
: Malik Adiasyah Al-Ayubi
Tempat
: Depan sekolahan TK Al-Fath
Tanggal
: 4 Mei 2011
Jam
: 11.15
T
: Siapa nama ibu
J
: Wisesti
T
: Mengapa ibu memilih sekolahan TK Al-Fath sebagai tempat pendidikan ibu?
J
: E…. dulu saya engga terlalu paham ya tentang sekolahan ini, tapi saya melihat spanduk bahwa (sambil melihat dan menunjuk ke atas) Al-Fath itu bilingual dan bersifat Islami. Itu yang pertama kali membuat saya tertarik, tapi pas masuk emang ternyata bener, e,,,,bilingual dan pembelajaran agamanya pun juga bagus.
T
: Menurut ibu pelajaran apa yang bagus dari TK Al-Fath?
J
: Yang saya lihat bahasa Inggris, emmm komputer, trus ini mungkin satu hal yang tidak ada di sekolahan lain ya mbak disini tu ada pelajaran library yang tiap hari selasa kalau enggak salah, si anak itu diajarin belajar di perpustakaan dan dipersilahkan membaca, trus boleh dipenjem dan dibawa pulang. Sebenarnya anakku engga suka membaca buku, tapi dia suka nonton. Dan sejak disini o,,,,,,ternyata seru juga ya baca buku. Dan sejak itu dia suka ke toko buku dan padahal sebelumnya dia enggak suka ke toko buku
T
: Apakah ada perkembangan di anak ibu dalam berbahasa Inggris?
J
: E,,,ada ya dan sering keucap pake bahasa Inggris gitu. Aku pernah dengar dia ketika mau ngambil buku di rak dan memang raknya terlalu tinggi buat dia, jadi dia panggil abinya “Abi,,,abi,,,abi,,,halp me it is so hight”. Itu cukup bagus menurut aku ya.
T
: Menurut ibu bagaimana pembelajaran di TK Al-Fath
J
: Pembelajarannya e,,,,,kalau metodenya standar saya engagak terlalu ngikutin ya mbak, tapi jika dilihat dari kurikulumnya sih sudah bagus, tapi yang mungkin perlu ditambah ya mbak ya kurikulum agamanya. Ya mungkin memang baru bernuansa Islami dan bukan TK IT. Mungkin itu saja. Halau bahasa Inggris saya rasa sudah cukup bagus trus siswanya juga yang aktif gitu,,,, karena anak-anaku suka cerita tadi aku disuruh cerita sama mis,,,
T
: Menurut ibu apakah guru-guru TK Al-Fath sudah cukup efektif
J
: E,,, kalo anakku jarang cerita tentang gurunya, namun yang aku lihat positif dari guru-gurunya yaitu dari segi komunikasi, jadi komunikasi guru ke orang tua bagus. Buku komunikasi ditulis trus kalo enggak ya gurunya SMS atau lewat face book. Jadi dari situ kita tahu perkembangan anak.
T
: Bagaimana menurut ibu tentang fasilitas TK Al-Fath
J
: Ya aku liat dia lengkap ya dan selama anakku disini aku merasa puas dengan fasilitasnya, guru-gurunya dan kurikulumnya.
Nama
: Adi
Jabatan
: Wali kelas TK/B (Bee)
Tanggal
: 2 Mei 2011
Waktu
: 09:48
Lokasi
: Di dalam ruangan kelas (Bee)
T
: Siapa nama bapak
J
: Nama saya Adi
T
: Apa jabatan bapak di TK ini
J
: Saya sebagai guru kelas atau sebagai wali kelas bee
T
: Sejak kapan bapak menjadi wali kelas di TK ini
J
: Kalau saya disini kurang lebih sudah dua tahun lah ya,,,
T
: Bagaimana menurut bapak tentang pembelajaran bahasa inggris di TK ini
J
: Kalo pembelajaran bahasa Inggris di sini ya saya lihat sudah bagus ya,,,,dan anak-anak sangat antusias sekali ya,,, saya melihat baik itu dia yang memang benar-benar sudah bisa dan yang belum bisa,,,,jadi pembelajaran Ms. Falah dalam pembelajaran bahasa Inggris ya sangat bagus. Soalnya dia menggunakan media yang biasanya orang mengajar bahasa hanya ngomong dan ceramah, tapi Ms. Falah ini lebih condong ke media untuk bagaimana si anak ini tau yang dia sampaikan
T
: Bagaimana pelaksanaan komunikasi dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK ini
J
: Ya kalo Ms. Falah pelaksanaanya yang saya amati sih ketika dia menyampaikan
materi itu pasti diawali dengan salam, kemudian dia kasih pembukaan sebagai awal untuk menyampaikan materi ini. baru dia menjelaskan sebentar ke anakanak, dan setelah itu dia bertanya ke anak-anak dan setelah anak-anak paham baru mis falah melanjutkan ke workshit T
: Motede apa yang Ms. Falah gunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: Emmmmm jadi Ms.Falah yang saya tau sih ya itu tadi diantaranya ya,,,metode ceramah, Tanya jawab dan latihan dengan workshit, itu salah satunya.
T
: Pendekatan komunikasi apa yang guru lakukan dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: Ya,,,pendekatan kelompok, ketika Ms. Falah menyampaikan materi dan yang kemudian juga pendekatan psikologis ketika ada anak yang belum jelas atau tidak mengerti, soalnya kan memang ada anak yang memang sudah paham dan bisa, dan ada juga anak yang memang harus dibimbing lagi jadi ketika anak itu enngak ngerti ya guru bahasa Inggris dan asisten kelas biasanya kita mengajarinya dengan personal ya,,,dan memang ada anak yang butuh penanganan khusus agar mereka bisa mengikuti teman-temannya yang sudah bisa,,,
T
: komunikasi apa yang digunakan guru dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: E,,,,yang saya tau sih ya pasti ya Ms. Falah menerangkan dengan bahasa-bahasa yang simpel atau kata kata yang mudah dipahami oleh anak-anak, ya artinya Ms. Falah menggunakan dengan verbal ya,,,dan selain itu Ms. Falah juga itu tadi menggunakan media-media, baik itu kaset, workshit dan lain-lain. Jadi
memang antara kata-kata dan media itu sangat penting. Soalnya media itu yang mempermudah anak-anak untuk mengerti yang disampaikan Ms. Falah ya,,, T
: Bagaimana menurut bapak tentang perkembangan anak didik bapak dalam bahasa Inggris
J
: Ya anak-anak kebanyakan paham ya dengan yang diajarkan Ms. Falah atau Ms. Diar,,, tadi. Ya memang tidak semua paham dan mengerti ya,,,soalnya kemampuan dan daya pikir anak-anak kan beda-beda
T
: Apa factor penghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: Em,,,,,kalau yang saya lihat sih biasanya anak-anak yang emang keterbatasan si anak yang sangat minim, biasanya sangat sulit untuk mengikuti temantemannya yang memang sudah bisa atau pandai dalam bahasa Inggris
T
: Apa factor pendukung dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: Kalau di sini factor pendukungnya,,,di sini biasanya medianya ya,,,soalnya selama ini yang saya lihat yang mendukung dalam pembelajaran bahasa Inggris itu ya media atau ketersediaan media setiap pelajaran bahasa Inggris ya,,,,dan biasanya medianya kalau enggak kertas, video yang ada di lantai bawah atau lewat gambar secara langsung.
Responden
Mr. Adi
Nama
: Eli
Jabatan
: Wali kelas TK/B (Bettle)
Tanggal
: 2 Mei 2011
Waktu
: 08:52
Lokasi
: Di dalam ruangan kelas (Bettle)
T
: Siapa nama ibu
J
: Nama saya Eli
T
: Apa jabatan ibu
J
: Saya di sini sebagai wali kelas Bettle
T
: Bagaimana pendapat ibu tentang murid ibu dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: E,,,,kalo yang saya perhatiin pelayanannya sangat menyenangkan ya,,,karena active learning. Ya jadi metode itu sekarang memang cocok untuk anak-anak ya dan anak-anak itu enjoy untuk pelajaran bahasa Inggris. jadi anak-anak lebih mudah untuk memahami materi yang disampaika itu,,, dan anak-anak itu kelihatannya pada senang-senang
T
: Bagaimana implementasi komunikasi intruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: E,,,biasanya MS. falah sebelum ke intinya sih pelajaran kita ada opening dulu kan,,,kadang-kadang kita nyanyi-nyanyi dulu sesuai tema. E,,,atau apa sih sekedar menanyakan kabar, jadi ada opening-opening dulu sebelum masuk materi itu. Dan setelah itu baru masuk ke materi,,,,
T
: Metode komunikasi apa yang digunakan dalam pembelajaran bahasa
Inggris J
: Em,,,metodenya guru bidang bahasa inggris pertama menjelaskan ke anak-anak, trus abis itu tanya jawab ya,,, jadi abis guru menerangkan, anak-anak ditanya dan abis itu guru ngasih soal atau latihan,,,
T
: Model komunikasi apa yang biasanya digunakan oleh guru bidang bahasa Inggris
J
: E,,,kalo di sini dua-duanya memang aktif, jadi mendorong anak untuk bisa menerti. Untuk non verbalnya juga ada workshit dan segala macam,,,jadi ya seimbang lah ya. Jadi memang mendorong anak untuk aktif di kelas untuk berbicara, bertanya dan menjawab
T
: Pendekatan apa yang di lakukan guru bidang bahasa Inggris dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: Kalo yang anak-anak midel itu kan pahamnya masih menengah ya,,,jadi e,,,untuk pendekatan ke anak itu ya guru menggunakan pendekatan personal ya mereka dan mereka di jelaskan secara personal dan pelan-pelan. Dan juga pendekatan kelompok juga bisa,,,ya biasanya itu ketika guru menerangkan materi ya,,,,trus juga ada Tanya jawab dan latihan juga yaitu workshit itu tadi ya,,,,
T
: Apa factor penghambat dalam proses pembelajaran bahasa Inggris
J
: E,,,hambatan pasti ada ya yang memang tingkatan anak itu kan ada yang memang top, midel dan lain lain. ya,,,mungkin kalo top gak ada masalah di kelas, tapi kalo yang midel atau mellow kan biasanya dia susah untuk mengikuti yang top tadi, jadinya itu yang merupakan salah satu hambatannya
T
: Apa factor pendukung dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: apa ya,,,ya mungkin sih pendukungnya ya medianya ya. Soalnya klo saya lihat guru bidang bahasa Inggris selalu menggunakan media, jadi mungkin itu factor pendukungnya. Dan dengan media itu murid jadi ngerti yang ms. Falah terangin ya,,,
Pewawancara
Kholisatul Fatchiyah
Responden
Ms. Eli
Ms. Fala sedang mengontrol murid yang sedang mengerjakan tugas
Buku yang ada di perpustakaan
Mr. Adi sedang mengajar tentang letak geografis pulau yang ada di indonesia
Murid sedang latihan tari korea
Ms. Diar sedang mengajar video time
Ms. Fala sedang membuat jus straubery
Murid sedang praktek membuat jus straubery
Murid-murid antusias menyimak guru menerangkan
Nama
:Fala Rimala Mudin
Jabatan
: English Teacher
Tanggal
: 3 Mei 2011
Waktu
: 10:43
Lokasi
: Di dalam ruangan kepala sekolah TK Al-Fath
T
: Siapa nama ibu
J
: Falah rimalah mudin
T
: Apa jabatan ibu
J
: Saya di sini sebagai English teacher
T
: Sejak kapan ibu menjabat sebagai English teacher
J
: Saya disini sudah delapan tahun, yaitu sejak tahun 2003
T
: Apa tujuan ibu mengajar bahasa Inggris
J
: Ya tujuannya supaya anak-anak pinter bahasa Inggris. klo kita kan di TK, jadi
ingin mengenalkan bahasa Inggris itu bagaimana dan kita lebih ke pengenalan vocab ya,,, T
: Apa yang ibu persiapkan sebelum mengajar
J
: Ya dari membuat persiapan media sampai ke persiapan mental untuk ngajar ke anak-anak
T
: Media apa yang ibu sering gunakan
J
: Jadi semua media kita gunakan, tapi yang pasti seperti kertas workshit dan kaya cookery kan kita berarti ada alat-alatnya kan,,,
T
: Apakah ada buku khusus dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: Iya pembelajaran kita ini ada referensinya, dan kebanyakan buku-buku kita dari impor, foto copy dan trus kita juga nyari di internet kan,,
T
: Bagaimana implementasi komunikasi intruksional dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: Pasti pendahuluan dulu lah ya,,,ketika udah pendahuluan baru kita activity, trus baru closing
T
: Metode komunikasi apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: Ya metodenya ya itu tadi ceramah, diskusi dan lain lain ya,,,dan kadang-kadang kita diskusi dulu dan setelah itu baru kita menjelaskan materi dan kemudian latihan untuk anak-anak. Ya intinya metode itu saya selalu gunakan
T
: Apakah murid-murid ibu paham dengan yang ibu sampaikan
J
: O iya paham,,,ka nada asisten kelas yang ketika dia tidak mengerti ada yang mentranslit apa yang aku ucapkan dan aku ajarkan ya,,,dan juga ketahuan ketika kita menjelaskan kemudian kita Tanya seperti “do you understan” dan mereka
menjawab “yes” itu kan udah kelihatan. Dan untuk melihat mereka benar-benar paham atau enggak, kita bisa lihat hasil latihan dia, apakah dia bisa mengerjakan atau tidak itu kita bisa melihat anak itu paham atau tidak. T
: Pendekatan komunikasi apa yang ibu gunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: Ya macam-macam ya cara kita mengajar. Pastinya enggak ketinggalan dengan pendekatan kelompok ya,,,dan soalnya kan kita ceramah menjelaskan ke anak anak otomatis kita secara kelompok kan. Dan ketika ada yang enggak paham, maka guru bidang atau asisten mengadakan pendekatan interpersonal dan kita mendatangi dan mengontrol ya,,,soalnya memang pendekatan seperti ini sangat membantu anak dalam pembelajaran. Dan memang masing-masing anak berbeda porsi kemampuannya
T
: Model komunikasi apa yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: Modelnya,,,di sini kan TK jadi metodenya ya kita menerangkan ke anak-anak dan mereka dengerin, trus diskusi iya, bernyanyi dan permainan juga iya. Dan intinya kita make semua ya,,,agar mereka seneng dan paham,,,
T
: Factor apa yang menghambat dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: Hambatannya yang pertama kalo asistennya enggak halp full. Ada asisten yang cuek. Trus hambatannya apa ya,,,.em,,,paling mut anak-anaknya ya,,misalnya ketika anak itu lagi enggak sehat. Paling gitu aja…
T
: Apa factor yang mendukung dalam pembelajaran bahasa Inggris
J
: Ya kalo pendukungnya sih ketersediaan media yang dibutuhkan, dan juga adanya asisten yang membantu kita ya,,
Pewawancara
Kholisatul Fatchiyah
Responden
Ms. Falah