HUBUNGAN PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH MUHAMMADIYAH JASINGA KABUPATEN BOGOR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Pribadi Muslim Prima 103018227380
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
ABSTRAK Pribadi Muslim Prima, Nim: 103018227380, Hubungan Pengawasan Kepala Sekolah dengan Disiplin Kerja Guru. Skripsi. Jurusan Kependidikan Islam. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga terletak di Jl. Raya No. 32 Jasinga, Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang hubungan pelaksanaan pengawasan kepala sekolah terhadap disiplin kerja guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah guru Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga dengan jumlah 20 orang yang dijadikan sampel secara keseluruhan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan jumlah 22 butir untuk variabel pengawasan (x) dan 20 butir untuk variabel disiplin kerja (Y) dengan 5 alternatif jawaban. Kemudian Data yang diperoleh diberikan skor terhadap masing-masing butir jawaban Pengawasan kepala sekolah di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga dikatakan cukup, hal ini dapat dilihat dari data pengawasan kepala sekolah dengan nilai rata-rata 89,4. Dimana nilai tersebut berada pada kategori sedang, jadi pelaksanaan pengawasan kepala sekolah di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga berkategori sedang. Dengan demikian pelaksanaan pengawasan yang dilaksanakan kepala sekolah sudah cukup baik, namun belum terlaksana secara maksimal. Disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga cukup, artinya data guru dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari data dengan nilai rata-rata untuk disiplin kerja guru 82,9. Dimana nilai tersebut berada pada kategori sedang, jadi disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga berkategori sedang. artinya tingkat disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga sudah cukup baik namun masih belum maksimal. Hal ini karena masih ada beberapa responden yang mendapat skor dibawah rata-rata Rumus analisis data yang digunakan adalah Product Moment. Hasil dari perhitungan korelasi Product Moment diperoleh rhitung sebesar 0,480, kemudian hasil rhitung sebesar 0,480 diinterpretasikan terhadap tabel interpretasi nilai “r” dengan nilai yang berada antara 0,400 sampai dengan 0,600 yang berarti interpretasinya agak rendah. Dari hasil interpretasi tersebut berarti pelaksanaan pengawasan kepala sekolah tidak mempengaruhi sepenuhnya terhadap tingkat disiplin kerja guru. Dari hasil koefesien korelasi Product Moment yang menghasilkan rhitung sebesar 0,461 kemudian dihasilkan Koefesien Determinasi (KD) sebesar 23%, dengan demikian pelaksanaan pengawasan kepala sekolah
i
berkontribusi terhadap disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga Kabupaten Bogor sebesar 21,2%, sedangkan selebihnya (77%) adalah faktor lain seperti pemberian kompensasi, motivasi, keteladanan kepemimpinan, ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan dan keberanian pemimpin dalam mengambil tindakan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengawasan kepala sekolah dapat meningkatkan disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga. Berarti tinggi rendahnya tingkat pengawasan yang dilaksanakan kepala sekolah terhadap guru memiliki korelasi terhadap disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga Kabupaten Bogor.
ii
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah dengan segala kerendahan hati, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,. Sholawat dan salam tercurah kepada Baginda Rosulullah SAW, keluarga dan para sahabatnya yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan. Penulis menyadari bahwa muatan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik penyusunan, penulisan, maupun isinya. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang penulis miliki.oleh karena itu saran menuju perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua penulis, untuk Ayahanda Supardi Nilawidyana dan Ibunda Sri Hastuti, terima kasih atas segala pengorbananmu yang tiada terbalas, petuah dan kasih sayang yang diberikan dengan tulus dan ikhlas menjadi bekal dan kekuatan bagi penulis. Dalam penyelesain skripsi ini , tidak terlepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada . 1. Prof.DR. Dede Rosyada, M.A Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) 2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed, M.Phill Ketua Jurusan Kependidikan Islam, Yang sekaligus menjadi pembimbing skripsi atas waktu yang telah diberikan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan telah menyumbangkan tenaga, pikiran dan perhatian serta arahan kepada penulis untuk menyusun skripsi ini. 3. Bapak Drs. H. Mu'arif SAM , M.Pd Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan 4. Bapak dan Ibu Dosen KI-MP yang telah mendidik dan mengajarkan berbagai disiplin ilmu, serta memacu penulis untuk lebih giat menggali ilmu pengetahuan dan pengalaman sebanyak-banyaknya.
iii
5. Bapak Kepala Sekolah Madarasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga yang telah melaksanakan izin untuk penelitian 6. Bapak dan Ibu Guru serta Staf Madrasah aliyah Muhammadiyah Jasinga yang telah meluangkan waktu, memberikan informasi kepada penulis dalam melaksanakan penelitian 7. Keluarga besar penulis dan adik-adik tersayang yang selalu memberikan motivasi dan menjadi sumber inspirasi. 8. Saudaraku Teh Anis dan Teh Indah yang telah memberikan bantuan, motivasi serta informasi kepada penulis 9. Sahabat penulis Agus, Defri, Fahruddin, Fajar, Idzul, Asih, Nining, Ade dan teman-teman Kelas B KI-MP angkatan 2003 yang selalu memberikan pencerahan, motivasi, dan informasi. 10. Teman-teman kosan Ridwan, Rijal dan terimakasih atas motivasi dan kebersamaannya selama ini. 11. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namum tak mengurangi sedikitpun rasa terima kasih dan penghargaan penulis
Semoga Allah SWT senantiasa membrikan Rahmat dan KaruniaNya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan tersebut di atas. Semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca, serta memberikan kontribusi positif bagi bagi dunia pendidikan sekarang dan masa yang akan datang. Amin.
Jakarta, Januari 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK.................................................................................................. i KATA PENGANTAR ............................................................................... iii DAFTAR ISI .............................................................................................. v DAFTAR TABEL .................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1 B. Identifikasi Masalah..................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah .................................................................... 4 D. Perumusan Masalah ..................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian........................................................................ 5 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengawasan ................................................................................. 6 1. Pengertian Pengawasan ............................................................ 6 2. Tujuan Pengawasan ................................................................. 8 3. Prinsip-prinsip Pengawasan...................................................... 9 4. Sifat dan Waktu Pengawasan................................................... 11 5. Cara-cara Pengawasan............................................................. 13 6. Standar Pengawasan................................................................ 15 7. Macam-macam Pengawasan.................................................... 16 8. Karakteristik Pengawasan yang Efektif ................................... 17
v
B. Disiplin Kerja............................................................................. 18 1. Pengertian Disiplin Kerja ....................................................... 18 2. Macam-macam Disiplin Kerja ............................................... 20 3. Unsur-unsur Disiplin Kerja
............................................... 21
4. Tugas dan Tanggung Jawab Guru .......................................... 23 5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru .......... 25 C. Kerangka Berfikir ...................................................................... 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 34 B. Pendekatan dan Metode .............................................................. 34 C. Populasi dan Sampel ................................................................... 34 D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 35 E. Instrument Pengumpulan Data..................................................... 35 F. Kisi-kisi Angket .......................................................................... 36 G. Teknik Pengolahan Data ............................................................. 39 H. Teknik Analisis data dan Pengujian Hipotesis ............................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Penelitian ....................................................... 42 1. Sejarah Singkat M.A. Muhaammadiyah Jasinga ...................... 42 2. Visi dan Misi M.A. Muhammadiyah Jasinga ........................... 42 3. Keadaan Guru dan Siswa ........................................................ 43 4. Sarana dan Prasarana............................................................... 44 B. Deskripsi Data ............................................................................ 45 C. Pengujian Hipotesis .................................................................... 48
vi
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................. 51 B. Saran........................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL I
: Instrumen Pengawasan Kepala Sekolah
II
: Instrumen Disiplin Kerja Guru
III
: Frekuensi Menyusun Perencanaan
IV
: Frekuensi Mengadakan Rapat
V
: Frekuensi Asas-asas Pengawasan
VI
: Frekuensi Cara Pengawasan
VII
: Distribusi Frekuensi Pengawasan Kepala Sekolah
VIII
: Frekuensi Disiplin Sekolah
IX
: Frekuensi Disiplin Mengajar
X
: Frekuensi Disiplin Masyarakat
XI
: Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja Guru
viii
DAFTAR LAMPIRAN I
: Tabel Keadaan Guru
II
: Tabel Keadaan Pendidikan Guru
III
: Tabel Sarana dan Prasarana
IV
: Kuisioner Pengawasan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Guru
V
: Uji Validitas Instrumen Pengawasan Kepala Sekolah
VI
: Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja Guru
VII
: Skor Variabel Pengawasan Kepala Sekolah
VIII
: Skor Variabel Disiplin Kerja Guru
IX
: Perhitungan Distribusi Variabel Pengawasan Kepala Sekolah
X
: Perhitungan Distribusi Variabel Disiplin Kerja Guru
XI
: Perhitungan Simpangan Baku Variabel Pengawasan Kepala Sekolah
XII
: Perhitungan Simpangan Baku Variabel Disiplin Kerja guru
XIII
: Perhitungan Koefesien dan Pengujian Hipotesis
XIV
: Tabel Nilai Kritis ”r” Product Moment
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan, sosial dan lain sebagainya, telah berimplikasi terhadap perkembangan sektor pendidikan. Kebutuhan manusia terhadap pendidikan merupakan hal yang urgen, dimana pendidikan sebagai dasar bagi seseorang untuk mengetahui berbagai macam pengetahuan. Namun demikian proses pelaksanaan pendidikan yang selama ini dijalankan masih belum mendapat perhatian yang maksimal, sehingga pada akhirnya (out put) pendidikan yang dihasilkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Salah satu faktor yang menentukan dalam menghasilkan out put pendidikan yang sesuai dengan apa yang diharapkan adalah keberhasilan guru dalam mentransfer ilmu. Proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Oleh karena itu, guru di harapkan dapat meningkatkan peranan dan kompetensinya. Menurut Adams dan Decey seperti dikutip oleh Moh. Uzer Usman : “peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal, antara lain guru sebagai pengajar,
1
2
pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor”1 Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi lembaga pendidikan dalam mengelola dan mengatur karyawan dan tenaga pendidik sehingga dapat bekerja dengan baik dan benar untuk tercapainya tujuan lembaga pendidikan. Sumber daya manusia di lembaga pendidikan yang dalam hal ini meliputi guru dan karyawan perlu dikelola secara professional agar terwujud antara kebutuhan guru dan karyawan dengan tuntutan dan kemampuan lembaga pendidikan. Perkembangan lembaga pendidikan sangat tergantung pada kondisi tenaga pendidik sebagai ujung tombak yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Bila ditilik lebih jauh, rendahnya mutu pendidikan khususnya mutu peserta didik tidak bisa lepas dari kondisi para pendidik sebagai salah satu unsur penyelenggara pendidikan. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam upaya keseluruhan pencapaiaan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat dicapai apabila para guru dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional. Tenaga pendidik merupakan aset yang paling penting dan berharga bagi suatu lembaga pendidikan. Karena jika suatu lembaga pendidikan ingin menghasilkan output (peserta didik) yang berkualitas maka lembaga pendidikan itu harus memiliki tenaga pendidik yang berkualitas juga. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab, guru atau pendidik tidak terlepas dari peraturan yang mengikatnya, karena itulah maka diperlukan pengawasan. Dalam sebuah institusi seperti sekolah perlu adanya kegiatan pengawasan, sebab tanpa pengawasan yang baik suatu sekolah tidak akan berjalan dengan sempurna dan tepat arah sampai kepada tujuan. Kegiatan pengawasan merupakan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai manajer
pendidikan, yaitu melakukan perencanaaan, pengorganisasian,
pelaksanan, pengawasan, merupakan kegiatan oleh kepala sekolah dalam upaya 1
2002), h. 9
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
3
perbaikan dan pengembangan sekoalah agar sampai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu fungsi manajemen yaitu pengawasan, merupakan salah satu faktor penting yang akan megarahkan kegiatan disekolah dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Di sekolah, fungsi pengawasan akan
mengarahkan guru dalam menjalan tugas dan tanggung jawab di sekolah, sehingga kegiatan akan yang berjalan akan sesuai dengan harapan atau tujuan sekolah yang telah diencanakan. Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai tugas dan tanggung jawab yang strategis. Tugas dan tanggung jawab tersebut adalah membangun dan membina kondisi sekolah seperti guru-guru, pegawai, administrasi dan sebagainya. Manajer juga melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di antaranya adalah membangun dan membina perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan. Dari beberapa fungsi manajemen, kepala sekolah harus dapat melaksanakan salah satu fungsi manjemen yaitu pengawasan (controlling), Dengan adanya pelaksanaan pengawasan yang dilaksanakan kepala sekolah, maka kegiatan guru disekolah akan terarah dan terhindar dari kegiatan yang menyimpang dari tujuan yang ditetapkan dan direncanakan sebelumnya. Rendahnya kesadaran guru terhadap tugas dan tanggung jawab menjadi salah satu alasan penting akan adanya pelaksanaan pengawasan, dengan pelaksanaan pengawasan yang dilaksanakan kepala sekolah, diharapkan guru dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara profesiaonal. Selain itu dengan adanya pelaksanaan pengawasan, kepala sekolah dapat dengan mudah mengetahui kesalahan yang terjadi, sehingga dapat melakukan tindakan korektif terhadap kesalahan terjadi. Peran guru yang sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah, menuntut guru harus bekerja dengan disiplin kerja yang tinggi. Namun pada kenyataannya tingkat kesadaran guru yang rendah terhadap tugas dan tanggung jawabnya mengakibatkan banyaknya guru yang yang kurang disiplin dalam bekerja. Dengan demikian perlu adanya pelaksanaan pengawasan oleh kepala sekolah yang akan membantu dan mengawasi guru dalan menjalankan
4
tugasnya sehingga dapat tercapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan sebelumnya Masalah di MA. Muhammadiyah Jasinga Kabupaten Bogor adalah rendahnya pengawasan kepala sekolah, sehingga berpengaruh pada tingkat disiplin kerja guru menjadi rendah juga, serta kesadaran guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya tidak dipenuhi rasa tanggung jawab. Guru-guru disekolah tersebut pun banyak melakukan pelanggaran terhadap aturan sekolah yang berlaku seperti ketepatan waktu dalam proses belajar mengajar, pembuatan perencanaan mengajar, dan pelaksanaan administrasi kelas, serta sikap guru dan cara berpakaian guru yang tidak sesuia dengan aturan sekolah. Atas dasar permasalahan mengenai adanya disiplin kerja guru yang rendah akibat dari kemampuan manajerial kepala sekolah yang rendah, maka penulis mencoba melakukan penelitian skripsi dengan
judul “HUBUNGAN
PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH DENGAN DISIPLIN KERJA GURU DI MADRASAH ALIYAH MUHAMMADIYAH JASINGA KABUPATEN BOGOR”
B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis dapat mengidentifikasi masalah beberapa masalah yang muncul, sebagai berikut: a. Rendahnya kompetensi kepala sekolah dalam menjalankan tugas supervisor b. Lemahnya
pengawasan
kepala
sekolah
terhadap
guru
dalam
menjalankan tugas mengajar. c. Kurangnya kesadaran guru akan tugas dan tanggung jawab guru di sekolah d. Rendahnya tingkat disiplin kerja guru dalam menjalan tugas mengajar
5
2. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini terarah dan tidak menimbulkan keraguan dalam penafsiran, maka arah penelitian ini dibatasi sebagai berikut: a. Pengwasan kepala sekolah tehadap guru dalam menjalankan tugas mengajar. b. Tingkat disiplin guru dalam melaksanakan tugas mengajar 3. Perumusan Masalah Berdasarkam pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas agar permasalahan yang dibatasi bisa dikaji dan diperoleh kejelasan serta jawaban yang tepat, maka perumusan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana pelaksanaan Pengawasan Kepala Sekolah dan berapa besar hubungan antara pelaksaan pengawasan kepala sekolah terhadap Disiplin Kerja Guru di Madarsah Aliyah Muhammadiya Jasinga Kabupaten Bogor”
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peranan pengawasan kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin kerja guru. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi penulis, untuk memberikan wawasan pengetahuan tentang kemampuan manajerial kepala sekolah kaitannya dengan disiplin kerja. b. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelas S1 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan
Keguruan
jurusan
KI-Manajemen
Pendidikan
Universitas Islam Negeri Jakarta. c. Bagi para penggerak di lembaga pendidikan untuk lebih menyadari bahwa kemampuan manjerial kepala sekola dapat meningkatkan disiplin kerja guru, meningkatkan produktivitas kerja, motivasi dan kulitas kerja yang baik sehingga akan menghasilkan out put yang bermutu.
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR
A. Kajian Teori 1. Pengawasan a. Pengertian Pengawasan Menurut George R.Terry, Newman dan Henry Fayol yang dikutip M. Manullang,
pengawasan dapat diartikan sebagai suatu
proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksnanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.2 Adapun menurut LANRI (2003) yang dikutip oleh Hussaini Usman, pengawasan ialah suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah pelaksanaan pekerjaan/kegiatan telah dilakukan sesuai dengan rencana semula.3 Menurut Robert J. Mockler yang dikutip oleh T. Hani Handoko menyatakan bahwa fungsi pengawasan adalah suatu usaha sistematik
2
Manullang, M., Dasar-dasar Manajemen, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press)
h.173 3
Husaini Usman, Manajemen: Teori Prektik dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008) Edisi ke 2, h. 470
6
7
untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan umpan balik, membandingkan kegiatan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menetukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakankoreksi yang diperlukan untuk menjamin semua sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.4 M. Manullang mengatakan bahwa perencanaan berhubungan erat dengan dengan fungsi pengawasan karena dapat dikatakan rencana itulah sebagai standar atau alat pengawasan bagi pekerjaan yang sedang dikerjakan. Demikian pula fungsi pemberian perintah berhubungan erat dengan fungsi pengawasan karena sesungguhnya pengawasan itu merupakan
follow up dari perintah-perintah yang
sudah dikeluarkan. 5 Sedangkan Earl P. Strong yang dikutip oleh Brantas, mengatakan bahwa Controlling is the process of regulating the various factors in an enterprise according to requirement of itsplans (pengawasan adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan, agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana).6 Artinya pengawasan mengatur tenaga kerja/pendidik, mengatur semua kegiatan yang dilaksanakan agar tidak menyimpang sesuai dengan aturan-aturan yang ada, serta memperbaiki kesalahankesalahan yang terjadi, sehingga pelaksanaan kegiatan dapat dilaksanakan sesuai aturan-aturan dan tujuan yang telah ditetapkan. Dari beberapa definisi diatas
dapat disimpulkan, bahwa
pengawasan adalah proses untuk menjaga agar kegiatan terarah menuju pencapaian tujuan seperti yang direncanakan dan bila ditemukan penyimpangan-penyimpangan diambil tindakan koreksi.
4 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta) Edisi ke 2, Cet. Ke 16, h. 360-361. 5 M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, . . . h. 172 6 Brantas, Dasar-dasar Manajemen, (Bandung: Alfabeta) h.189
8
b. Tujuan Pengawasan Dalam rangka meningkatkan disiplin kerja pegawai dengan tujuan untuk mencapai tujuan organisasi sangat perlu diadakan pengawasan, karena pengawasan mempunyai beberapa tujuan yang sangat berguna bagi pihak-pihak yang melaksanakan, sebagai berikut: 1) Supaya proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari rencana 2) Melakukan tindakan-tindakan perbaikan (corrective), jika terdapat penyimpangan-penyimpangan (deviasi) 3) Supaya tujuan yang dihasilkan sesuai dengan rencananya 4) Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan. 5) Mencegah terulangnya kembali kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan. 6) Mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina yang lebih baik 7) Menciptakan suasana kterbukaan, kejujuran, partisipasi, dan akuntabilitas organisasi 8) Meningkatkan kelancaran operasi organisasi 9) Meningkatkan kinerja organisasi 10) Memberikan opini atas konerja organisasi 11) Megarahkan manejemen untuk melakukan koreksi atas masalah-masalah pencapaian kinerja yang ada 12) Menciptakan terwujudnya pemerintah yang bersih7 M.
Manullang
berpendapat
bahwa
tujuan
utama
dari
pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat benar-benar terealisasi tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun waktu-waktu yang akan datang.8
7 8
Brantas, Dasar-dasar Manajemen, . . . h.190-191 M. Manullang, Dasar-Dasar Manajemen, . . . h.173
9
Sedangkan Maryngan Masry Simbolon bependapat bahwa pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil guna (efektif) sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.9 Dapat disimpulkan bahwa tujuan pengawasan secara umum adalah menciptakan suatu efisiensi dalam setiap kegiatan dan berusaha agar apa yang direncanakan dapat menjadi kenyataan, agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuanpenemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya. c. Prinsip-prinsip Pengawasan Agar fungsi pengawasan mencapai hasil yang diharapkan, maka pimpinan organisasi atau unit organisasi yang melaksanakan fungsi pengawasan harus mengetahui dan menerapkan Prinsip-prinsip pengawasan. Prinsip-prinsip pengawasan menurut M.Manullang sebagai berikut: 1) Dapat mereflektir sifat-sifat dan kebutuhan-kebutuhan dari kegiatan yang harus diawasi 2) Dapat dengan segera melaporkan penyimpanganpenyimpangan 3) Fleksibel 4) Dapat mereflektir pola organisasi 5) Ekonomis 6) Dapat dimengerti 7) Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.10 Uraian di atas, dapat dipahami bahwa prinsip pengawasan memberikan gambaran jelas, sehingga kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan dan ditetapkan. Selain itu
9
Maryngan Masry Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004) h. 62 10 M. Manullang, Dasar-dasar Manajemen, . . . h. 174
10
pengawasan harus berjalan harus menyesuiakan dengan sagala keadaan, seperti peraturan yang berubah, biaya adna yang lainnya. Maringan
Masry Simbolon
menguraikan
prinsip-prinsip
pengawasan sebagai berikut: 1) Pengawasan berorientasi kepada tujuan organisasi 2) Pengawasan harus objektif, jujur dan mendahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi 3) Pengawasan harus berorientasi terhadap kebenaran menurut peraturan-peraturan yang berlaku (wetmatigheid), berorientasi terhadap kebenaran atas prosedur yang telah ditetapkan (rechmatigheid), dan berorientasi terhadap tujuan (manfaat) dalam pelaksanaan pekerjaan (doelmatigheid) 4) Pengawasan harud menjamin daya dan hasil guna pekerjaan. 5) Pengawasan harus berdasarkan atas standar yang objektif, teliti (accurate), dan tepat. 6) Pengawasan harus bersifat terus menerus (continue) 7) Hasil pengawasan harus dapat memberikan umpan balik (feed back) terhadap perbaikan dan penyempurnaan dan kebijaksanaan waktu yang akan datang.11 Harold Koontz dan Cyril O’Donnel, mengemukakan asas-asas pengawasan yang dikutip oleh Malayu S.P Hasibuan sebagai berikut: 1) Asas tercpaianya tujuan (principle of assurance of objective) 2) Asas Efisiensi pengendalian (Principle of efficiency of control) 3) Asas tanggung jawab pengendalian (Principle of control responsibility) 4) Asas pengendalian terhadap masa depan (Principle of future control) 5) Asas pengendalian langsung (Principle of direct control) 6) Asas refleksi rencana (Principle of reflection plans) 7) Asas penyesuaian dengan organisasi (Principle of organization) 8) Asas pengendalian individual (Principle of individual of control) 9) Asas standar (Priciple of standard)
11
Maryngan Masry Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen . . . h. 69
11
10) Asas pengendalian terhadap strategis (Principle of strategic point control) 11) Asas kekecualian (The Exeption principle) 12) Asas pengendalian fleksibel (Principle of flexibility of control) 13) Asas peninjauan kembali ( Principle of review) 14) Asas tindakan (Principle of action)12 Dari uraian di atas, maka dapat dipahami pengawasan akan berfungsi dengan baik jika menerapkan asas-asas atau prinsip-prinsip pengawasan yaitu pengawasan harus berlangsung pada kegiatankegiatan yang strategis, pengawasan juga bukan semata-mata untuk mencari kesalahan tetapi juga mencari atau menemukan kelemahan dalam pelaksanaan pekerjaan agar pengawas atau manajer mengetahui dan dapat memperbaiki kelamahan serta melakukan tindakan korektif terhadap kelemahan yang ada, selain itu pengawasan tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan tetapi harus menciptakan efisiensi. d. Sifat Dan Waktu Pengawasan Sifat Dan Waktu Pengawasan menurut Brantas, sebagai berikut: 1) Preventive control,
adalah pengawasan yang dilakukan
sebelum kegiatan dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaannya. Preventive control ini dilakukan dengan cara a. Menentukan proses pelaksanaan b. Membuat peraturan dan pedoman pelaksaan pekerjaan itu c. Menjelaskan dan atau mendemonstrasikan cara pelaksanaan pekerjaan itu d. Mengorganisasi segala macam kegiatan e. Menetukana jabatan, job description, authority, danresponsibility bagi setiap individu karyawan. f. Menetapkan sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan 12
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah,(Jakarta: Bumi Aksara, 2009) edisi revisi, h. 243-244
12
g. Menetapkan sanksi-sanksi bagi karyawan yang membuat kesalahan. Preventive Control ini adalah pengawasan yang terbaik karena dilakukan sebelum terjadi kesalahan. 2) Repressive control, adalah pengawasan yang dilakukan setelah terjadi kesalahan dan pelaksanaannya, dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. Repressive control ini dilakukan dengan cara sebagai berikut. a) Membandingkan antar hasil dengan rencana b) Menganalisis sebab-sebab yang menimbulkan kesalahan dan mencari tindakan perbaikannya. c) Memberikan penilaian terhadap palaksanaannya; jika perlu dikenakan sanksi hukuman kepadanya d) Menilai kembali prosedur-prosedur pelaksanaan yang ada e) Jika perlu meningkatkan keterampilan atau kemampuan palaksana melalui training atau education. 3) Pengawasan saat proses dilakukan, jika terjadi kesalahan segera diperbaiki. 4) pengawasan berkala, adalah pengawasan yang dilakukan secara berkala, misalnya per bulan, per tahun, per semester, dan lain-lain. 5) pengawasan mendadak (sidak), adalah pengawasan yang dilakukan
secara
pelaksanaan
atau
dilaksanakan
atau
mendadak
untuk
mengetahui
peraturan-peraturan tidak
dilaksankan
apa
uang
ada
dengan
baik.
Pengawasan mendadak ini sekali-kali perlu dilakukan, supaya kedisiplinan karyawan tetap terjaga baik
13
6) Pengamatan melekat (waskat) adalah pengawasan yang dilakukan secara integratif mulai dari sebelum, pada saat, dan sesudah kegiatan dilakukakan.13 Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dipahami bahwa sifat dan waktu pengawasan terdiri dari Preventive control, adalah pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilakukan untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaannya dan Repressive control, adalah pengawasan yang dilakukan setelah terjadi kesalahan dan pelaksanaannya, dengan maksud agar tidak terjadi pengulangan kesalahan, sehingga hasilnya sesuai dengan yang diinginkan. e. Cara-cara Pengawasan Seorang manajer harus mempunyai berbagai cara untuk memastikan bahwa semua fungsi manajemen dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat diketahui melalui proses control atau pengawasan. Adapun cara-cara pengawasan menurut Brantas, sebagai berikut: 1) Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan sendiri secra langsung oleh manajer. Manajer memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasil-hasilnya sesuai dengan yang dikehendakinya. Pengawasan langsung ini dapat dilakukan dengan cara inspeksi langsung, observasi ditempat (on the spot obsemition) dan laporan ditempat (on the spot report) 2) Pengawasan tidak langsung adalah pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan yang diberikan oleh bawahan. Laporan ini dapat berupa lisan atau tulisan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasil-hasil yang telah dicapai 3) Pengawasan berdasarkan pengecualian adalah pengawasan yang dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari hasil atau standar yang diharapkan. Pengawasan semacam ini dilakukan dengan cara kombinasi langsung dan tidak langsung oleh manajer.14
13 14
Brantas. Dasar-dasar Manajemen, . . . h 197- 199 Brantas. Dasar-dasar Manajemen, . . . h 195- 197
14
Dalam pelaksanaan pengawasan ada beberapa tahapan proses, Menurut Prajudi Atmosudirjo proses pengawasan terdiri dari beberapa tahapan, sebaga berikut: 1) Pertama-tama harus ditentukan obyek-obyek pengawasannya 2) Titik-titik atau bagian-bagian yang menentukan (strategis) harus ditentukan, dan kita jadikan control points atau cntrol centres. 3) Standar, atau kriteria, norma-norma ukuran-ukuran yang akan dipergunakan dipertegas 4) Pengembangan atau penentuan sistem pengawasan 5) Penetuan prosedur, metode, dan teknik pengawasan yang akan dipergunakan 6) Pengukuran (measurenment) atau penilaian daripada penyelenggaraa (performance) 7) Penentuan deviasi (feedback) dengan jalan membandingkan (comparison) performance dengan standarads atau kriteria 8) Analisa dan penentuan sebab-sebab deviasi (apakah penyelenggaraannya yang tidak betul, apakah rencananya yang tidak tepat) 9) Mengadakan tindakan korektif atau penyembuhan (corrective or remedial action) terhadap performance atau rencana (standars). 10) Kongklusi akhir (bilamana perlu) atau evaluasi15 Dari uraian di atas, maka jelaslah bahwa cara pengawasan dapat dilaksanakan dengan berbagai cara, antara lain pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan sendiri secra langsung oleh pengawas. Pengawas memeriksa pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah dikerjakan dengan benar dan hasil-hasilnya sesuai dengan yang dikehendakinya dan Pengawasan tidak langsung adalah pengawasan jarak jauh, artinya dengan melalui laporan yang diberikan oleh bawahan. Laporan ini dapat berupa lisan atau tulisan tentang pelaksanaan pekerjaan dan hasil-hasil yang telah dicapai.
15
h. 226
Prajudi Atmodirdjo, Dasar-dasar Ilmu Administrasi, (Jakarta: 1979) Jilid II, cet. Ke 7,
15
f. Standar Pengawasan Sebelum kegiatan pengawasan itu dilakukan perlu ditentukan standar atau ukuran pengawasan. Manullang menggolongkan jenisjenis standar pengawasan ke dalam tiga golongan besar, yaitu : 1) Standar dalam Bentuk Fisik (physical standard), adalah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dan bersifat nyata tidak dalam bentuk uang. Meliputi : a) Kuantitas hasil produksi b) Kualitas hasil produksi c) waktu 2) Standar dalam Bentuk Uang,
adalah semua standar yang
dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dalam bentuk jumlah uang. Meliputi : a) Standar biaya b) Standar penghasilan c) Standar investasi 3) Standar Intangible, adalah standar yang biasa digunakan untuk mengukur atau menilai kegiatan bawahan diukur baik dengan bentuk fisik maupun dalam bentuk uang. Misalnya untuk mengukur kegiatan bagian atau kepala bagian hubungan kemasyarakatan perusahaan.
atau
mengukur
sikap
pegawai
terhadap
16
Maka jelaslah bahwa pengawasan yang dilaksanakan harus mempunyai standar, yaitu standar dalam bentuk fisik (physical standard), adalah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dan bersifat nyata tidak dalam bentuk uang, standar dalam bentuk uang, adalah semua standar yang dipergunakan untuk menilai atau mengukur hasil pekerjaan bawahan dalam bentuk jumlah uang, serta standar intangible, adalah standar 16
Manullang, M . Dasar-Dasar Manajemen, . . . h.186-187
16
yang biasa digunakan untuk mengukur atau menilai kegiatan bawahan diukur baik dengan bentuk fisik maupun dalam bentuk uang. Misalnya untuk mengukur kegiatan bagian atau kepala bagian hubungan kemasyarakatan atau mengukur sikap pegawai terhadap perusahaan. Sedangkan dilembaga pendidikan atau sekolah, kepala sekolah sebagai pengawas mempunyai standar pengawasan yang harus sesuai dengan standar pendidikan yang telah ditentukan. Seperti materi yang diberikan kepada anak didik harus sesuai dengan kurikilum yang telah ditetapkan oleh pusat. Kemudian kepala sekolah juga dapat mengawasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar setiap hari yang harus disesuaikan dengan peraturan sekolah yang telah ditatapkan. g. Macam-macam pengawasan Ada 4 macam pengawasan, yaitu: 1) Internal control, adalah pengawasan yang dilakukan oleh seorang
atasan
kepada
bawahannya.
Cakupan
dari
pengawasan ini meliputi hal-hal yang cukup luas baik pelaksanaan tugas, prosedur kerja, kedisiplinan karyawan, dan lain-lainnya. 2) External control, adalah pengawasan yang dilakukan oleh pihak luar, Pengawasan ekstern ini dapat dilakukan secara formal atau informal, misalnya pemeriksaan pembukuan oleh kantor akuntan dan penilaian oleh masyarakat. 3) Formal control, adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh instansi atau pejabat resmi dan dapat dilakukan secara intern maupun extern. Misalnya; pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap BUMN dan lain-lainnya. Dewan komisaris terhadap PT bersangkutan. 4) Informal control, adalah penilaian yang dilakukan oleh masyarakat atau konsumen, baik langsung amupun tidak
17
langsung. Misalnya melalui media massa cetak atu elektronik dan lain-lainnya.17 Dari uaraian di atas dapat
pahami bahwa macam-macam
pengawasan terdiri dari Internal control, adalah pengawasan yang dilakukan oleh seorang atasan kepada bawahannya. Cakupan dari pengawasan ini meliputi hal-hal yang cukup luas baik pelaksanaan tugas, prosedur kerja, kedisiplinan karyawan, dan lain-lainnya, dan External control, adalah pengawasan yang dilakukan oleh pihak luar, Pengawasan extern ini dapat dilakukan secara formal atau informal, misalnya pemeriksaan pembukuan oleh kantor akuntan dan penilaian oleh masyarakat. Pengawasan di sekolah dapat dilakukan oleh kepala sekolah, pengawas sekolah sacara langsung ataupun komite sekolah yang telah dibentuk oleh sekolah. h. Karakteristik Pengwasan yang Efektif Pelaksanaan pengawasan yang efektif merupakan salah satu refleksi dari efektifitas manajerial seorang pemimpin, adapun pengawasan yang efektif memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan. Yang dimaksud ialah bahwa teknik pengawasan harus sesuai, antara lain dengan penemuan informasi tentang siapa yang melakukan pengawasan dan kegiatan apa yang menjadi sasaran pengawasan tersebut. 2) Pengawasan harus segera memberikan petunjuk tentang kemungkinan adanya deviasi dari rencana. 3) Pengawasan harus menunjukan pengecualian pada titik-titik strategis tertentu.18 Dari uraian di atas, maka dapat dipahami kegiatan pengawasan yang efektif membutuhkan kriteria yang harus dipenuhi, yaitu pengawasan harus dititik beratkan pada kegiatan-kegiatan strategis, harus bersifat ekonomis, artinya biaya pengawasan harus lebih kecil 17 18
131
Brantas. Dasar-dasar Manajemen, . . . h 199-200 Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) h. 130-
18
dibandingkan dengan hasilnya, serta sistem pengawasan harus dapat diterima dan dimengerti oleh semua anggota organisasi. Dalam pelaksanaan pengawasan disekolah, sasaran harus pengawasan harus ditetapkan pada kegiatan strategis, misalnya pada proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan administrasi sekolah. 2. Disiplin Kerja a. Pengertian Disiplin Kerja Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Disiplin didefinisikan sebagai latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu mentaati tata tertib.19 Sedangkan definisi kerja yaitu pekerjaan melakukan sesuatu.20 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa definisi disiplin kerja yaitu mentaati tata tertib dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Sedangkan menurut Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Sagala berpendapat bahwa disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.21
Menurut Webster’s New World dictionary yang diterjemahkan oleh oteng sutisna (1985:97) dalam Soeharni Koswara dan Ade Yeti Nuryentini, mengemukakan pengertian disiplin sebagi berikut: 1) Disiplin adalah pengendalian diri, karakter atau keadaan agar serba teratur dan efisien. 2) Disiplin merupakan hasil latihan pengendalian diri dan prilaku yang tertib 3) Disiplin merupakan sikap menerima atu kapatuhan terhadap kekuasaan atau kontrol 19
Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976) h. 254 20 Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, Kamus Umum Bahasa. . . . h. 492 21 Veithzal Rivai dan Ella Jauvani Abdullah Sagala, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Rajawali Pers, Edisi ke 2, h. 825
19
4) Disiplin adalah upaya menghindari prilaku yang menghukum.22 Disiplin sangat penting artinya bagi kehidupan manusia, karena itu, disiplin harus ditanamkan secara terus-menerus maka disiplin akan menjadi kabiasaan. Orang-orang yang berhasil dalam kerjaannya, umumnya mempunyai kedisiplinan yang tinggi, sebaliknya orang yang gagal ummnuya tidak disiplin. Disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas kerja, dimana produktifitas merupakan faktor keberhasilan dari suatu organisasi. Dengan demikian terdapat keterkaitan antara disiplin kerja dengan produktifitas. Jadi disiplin adalah salah satu penentu berhasil atau tidaknya tujuan organisasi. Guru merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar, yang berarti guru bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Dalam melaksanakan bidang pekerjaannya agar dapat berhasil, guru dituntut untuk dapat memiliki disiplin kerja. Sebagian besar guru di Indonesia adalah Pegawai Negeri Sipil. Sebagai Pegawai Negeri Sipil, maka guru wajib menjalankan disiplin sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku. Salah satu peraturan antara lain adalah Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil antara lain : 1. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri sispil adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan dan sangsi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangannya dilanggar. 2. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan perbuatan pegawai negeri sipil yang melanggar ketentuan peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. 3. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil karena melanggar peraturan disiplin Pegawai Negeri Sipil. Pejabat yang berwenang menghukum adalah pejabat yang diberi wewenang menjatuhkan disiplin Pegawai Negeri Sipil.23 22
Soeharni Koswara, Ade yeti Nuryantini, Manajmen Lembaga Pendidikan, (Bandung: Patra gading, 2002) h. 159 23 Peraturan Pemerintah, Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, No. 10, Tahun, 1980
20
Maka jelaslah dari beberapa pengertian di atas bahwa istilah disiplin berasal dari bahasa latin yaitu ”Discipline” yang menunjuk pada kegiatan belajar mengajar, yang berarti mengikuti orang untuk belajar dibawah pengawasan seorang pemimpin, dalam kegiatan belajar tersebut bawahan dilatih untuk patuh dan taat pada peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemimpin. seorang guru wajib mematuhi peraturan-peraturan yang dibuat oleh atasan karena mengajak kepada kebaikan dan tidak merugikan baik bagi dirinya baik secara langsung maupun tidak langsung. Disiplin kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktifitas kerja, dimana produktifitas merupakan faktor keberhasilan dari suatu organisasi. Disiplin kerja guru juga merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan sekolah, palaksanaan kegiatan disekolah akan berjalan lancar jika guru mempunyai tingkat disiplin kerja yang tinggi. Dengan demikian, tingginya tingkat disiplin kerja guru yang akan melancarkan dan meningkatkan pelaksanaan kegiatan di sekolah akan mudah mencapai keberhasilan menuju tujuan sekolah secara optimal. b. Macam-macam Disiplin Kerja Ada dua tipe kegiatan pendisiplinan, yaitu: 1) Disiplin Preventive Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorang para karyawan agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga
penyelewengan-penyelewengan
dapat
dicegah.
Sasaran pokoknya adalah untuk mendorong disiplin diri di antara para karyawan. 2) Disiplin korektif Adalah
kegiatan
yang
diambil
untuk
menangani
pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan
21
korektip sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan (disciplinary action). 24 Dari dua macam disiplin diatas, pelanggaran-pelanggaran dapat dicegah dengan disiplin preventip serta dapat dihindari terulanginya pelanggaran tersebut dengan disiplin korektip. Dengan demikian masing-masing macam disiplin diatas mempunyai peran berbeda dan dengan kelebihannya masingmasing. Disiplin preventive disekolah dapat dilaksanakan dengan membuat peraturan-peraturan, sehingga guru dan karyawan atau tenaga adminitrasi dapat melaksanakan tugasnya dengan berpdoman pada peraturan sekolah yang berlaku, sehingga terhindar dari kesalahan yang menyimpang dari tujuan sekolah yang ditetapkan. Sedangkan disiplin korektif di sekolah dilakukan dengan memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan bantuan dan arahan agar tugas guru yang akan dilaksanakan salanjutnya sesuai dengan peraturan dan menuju tujuan sekolah yang ditetapkan. c. Unsur-unsur Disiplin Disiplin sebagai upaya pengembangan untuk guru berprilaku sesuai dengan aturan dan norma yang diterapkan oleh masyarkat mempunyai 5 unsur yaitu : 1) Peraturan Salah satu unsur pokok disiplin adalah peraturan. Peraturan adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan untuk menata tingkah laku
seseorang dalam suatu
kelompok, organisasi, institusi dan komunitas.
24
T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE,200) edisi ke 2, h. 208-209
22
2) Kebiasaan-kebiasaan Kebiasaan-kebiasaan ada yang bersifat tradisional dan ada pula yang bersifat modern. Kebiasaan tradisional dapat berupa kebiasaan menghormati dan memberi salam kepada orang tua. Sedangkan yang besifat modern berupa kebiasaan bangun pagi, menggosak gigi, dan sebagainya. 3) Hukuman Hukuman terjadi karena kesalahan, perlawanan atau pelanggaran yang disengaja. Ini berarti bahwa orang itu mengetahui bahwa perbuatan itu salah namun masih dilakukan. 4) Penghargaan Penghargaan adalah unsur disiplin yang sangat penting dalam pengemabangan diri dan tingkah laku. Penghargaan tidak harus berupa materi tetapi juga dapat berupa kata-kata pujian atau senyuman. 5) Konsistensi Unsur kelima dari disiplin adalah konsistensi dalam berbagai
aturan
dan
pelaksanaannya.
Konsistensi
menunjukan kesamaan dalam isi dan penerapan sebuah aturan. Konsistensi terhadap aturan harus ada diantara semua pihak yang menjalankan aturan tersebut.25 Dari uraian diatas dapat disimpulakan bahwa unsur disiplin antara lain adalah peraturan yaitu ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan untuk menata tingkah laku seseorang dalam suatu kelompok, organisasi, institusi atau komunitas. Kemudian unsur Hukuman yaritu karena kesalahan, perlawanan atau pelanggaran yang disengaja. Ini berarti bahwa orang itu mengetahui bahwa perbuatan itu salah namun masih dilakukan. 25
http://www.scribd.com/doc/24854987/Pengaruh-penanaman-Disiplin-Terhadapkreativitas-Anak-usia
23
d. Tugas dan tanggung Jawab Guru Tugas dan tanggung
jawab guru sebagai seoarng pendidik
profesional sangat banyak yang tidak terbatas pada kegiatan belajar mengajar saja. Guru juga bertugas sebagai evaluator, administrator, konselor dan lain-lain. Guru
yang profesional akan lebih cakap menciptakan
lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan serta akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang memuaskan. Ada empat macam tugas atau peran guru dalam proses belajar mengajar yaitu sebagai berikut: 1) Guru Sebagai Demonstrator Melalui peranannya sebagi demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuan dlam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh sisiwa. 2) Guru Sebagai Pengelola Kelas Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning manager), guruhendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Tujuan umun pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik. Sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan sisiwa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa
24
bekerja
dan
belajar,
serta
membantu
siswa
untuk
memperoleh hasil yang diharapkan. 3) Guru Sebagai mediator dan Fasilitator Sebagai
mediator
guru
hendaknya
memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi untuk lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai
fasilitator
guru
hendaknya
mampu
mengusahakan sumber belajaryang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar, baik yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar. 4) Guru Sebagai Evaluator Kalau kita perhayikan dunia pendidikan, akan kita ketahui bahwa setiap jenis pendidikan atau bentuk pendidikan pada waktu-waktu tertentu selama satu peiode pendidikan orang selalu mengadakan evaluasi, artinya pada waktu-waktu tertentu selama satu periode pendidikan, selalu mengadakan penilaian terhadap hasil yang telah dicapai, baik oleh pihak terdidik maupun pihak pendidik Demikian pula dalam satu kali proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Kegiatan ini dimakksudkan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah dirumuskan iut tercapai atau belum, dan apakah materi yang diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut akan dapat dijawab melalui kegaiatan evaluasi atau penilaian. 26
26
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 9-11
25
Hal lain yang dikemukakan oleh Moh. Uzer Usman yang menjadi tugas dan tanggung jawab guru adalah: 1.
2.
3.
Keterampilan menyusun rencana pengajaran a. Kemampuan merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar b. Kemampuan merencanakan pengorganisasian bahan pengajaran c. Kemampuan merencanakan pengeloaan kelas d. Kemampuan menggunakan alat dan media pengajaran keterampilan melaksankan preosedur mengajar a. Kemampuan memulai pengajaran b. Kemampuan mengelola KBM c. Kemampuan mengorganisasi waktu, sisiwa dan fasilitas belajar d. Kemampuan menilai proses dan hasil mengajar e. Kemampuan mengakhiri pelajaran Keterampilan berkomunikasi antar pribadi a. Kemampuan untuk mengembangkan sikap positif pada diri murid b. Kemampuan untuk bersikap terbuka dan luwes terhadap siswa atau orang tua c. Menunjukan kegairahan dan kesungguhan dalam mengajar d. Kemampuan mengelola interaksi prilaku di dalam kelas.27 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tugas guru bukan
hanya mengajarkan ilmu yang dimiliki, tetapi juga sebagai fasiitator yang
menyediakan
kemudahan-kemudahan
bagi
siswa
untuk
melakukan kegiatan belajar Guru besar juga mengelola ilmu itu sendiri, sebagai pembimbing yang membantu siswa kesulitan dalam proses pembelajaran, sebagai manajer yang memipin kelompok sisiwa dalam kelas sehingga proses pembelajarn berhasil. e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Guru Agar seseorang dapat melaksanakan disiplin maka pemimpin harus memperhatikan beberapa faktor. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat disiplin kerja adalah:
27
Drs. Moh, Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2008), edisi kedua, h. 120-135
26
1) Besar kecilnya pemberian kompensasi Besar kecilnya kompensasi mempengaruhi tegaknya disiplin. Para karyawan akan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku bila ia merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal dari jerih payahnya yang telah dikontribusikan bagi perusahaan 2) Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan perusahan, semua karyawan akan selalu memerhatikan bagaimana pimpinan dapat menegakan disiplin dirinya dan bagaimana ia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat merugikan aturan disiplin yang sudah ditetapkan. 3) Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, bila tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama. Disiplin tidak mungkin ditegakan bila peraturan yang dibuat hanya berdasarkan instruksi lisan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi. 4) Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan Bila ada karyawan yang melanggar disiplin, maka perlu ada keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya. 5) Ada tidaknya pengawasan pimpinan Dalam
setiap
kegiatan
yang
dilakukan
oleh
perusahaan perlu ada pengawasan, yang akan mengarahkan para karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan dengan yang telah ditetapkan.
27
6) Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan Karyawan
adalah
manusia
yang
mempunyai
perbedaan karakter antara yang satu dengan yang lain. Seorang katyawan tidak hanya puas dengan penerimaan kompensasi yang tinggi, pekerjaan yang menantang, tetapi mereka juga membutuhkan perhatian yang besar dari pimpinannya sendiri.28 Usaha peningkatan disiplin kerja guru, dapat dilakukan dengan cara memberikan dan memenuhi kebutuhan guru seperti memberikan kompensasi yang sesuai dengan jerih payah, kebutuhan atau biaya hidup sekarang. Selain itu kepala sekolah menjadi dapat meningkatkan disiplin kerja guru dengan memberikan teladan
kepada
guru,
mengawasi
kegiatan
yang
dilaksanakan guru, membuat peraturan sekolah, mengambil tindakan atau keputusan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh guru dan memberikan perhatian kepada guru sebagai motivasi dalam meningkatkan disiplin kerja. Upaya peningkatan disiplin diri guru sebagai komitmen perlu dilaksanakan karena faktor-faktor berikut: 1) Dengan disiplin semua kegiatan yang diselenggarakan guru dalam proses kerja akan terarah, tertib dan teratur, sehingga tujuan yang diharapkan tercapai secara optimal 2) Dengan disiplin kreativitas guru terpusat kesatu arah dan tujuan yang tepat 3) Dengan disiplin menjadikan hal yang dilakukan menghasilkan sesuatu yang berguna 4) Dengan disiplin semua kegiatan guru akan lebih meningkatkan kualitasnya, karena guru tersebut akan lebih peka terhadap pengaruh hal-hal yang sifatnya negatif 5) Dengan disiplin semua kegiatan dalam kerja bisa dilaksanakan secara efektif dan efisien
28
Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Kencana, 2010) h. 89-92
28
6) Dengan disiplin semua kegiatan guru dalam proses kerja yang sedang berlangsung dapat memberikan suasana yang menyenangkan dan merangsang aktivitas 7) Suasana dan situasi kerja yang diselenggarakan secara berdisiplin mudah mengarahkan kepada tujuan yang hendak dicapai.29 Disiplin kerja guru disekolah seperti dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, yaitu dengan membuat perencanaan sebelum mengajar, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan efektif. Selain itu disiplin mempunyai dampak positif bagi suasana kerja dengan menularkan hal positif kepada guru yang mempunya tingkat disiplin kerja yang rendah. Rendahnya produktivitas tenaga kependidikan disekolah baik dalam mengikuti aturan dan tata tertib sekolah, maupun dalam melakukan pekerjaannya sangat erat kaitannya dengan masalah disiplin. Oleh karena itu, dalam menumbuhkan kepala sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen pendidikan disekolah diperlukan adanya peningkatan disiplin untuk menciptakan iklim sekolah yang lebih kondusif dan dapat memotivasi kerja, serta menciptakan budaya kerja dan budaya disiplin tenaga kepndidikan dalam melakukan tugasnya disekolah. 30 Dari uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja guru adalah faktor kepemimpinan karena dalam mencapai tujuan efektif, kepala sekolah sebagi pemimpin harus berusaha dengan segala potensi yang dimilikinya untuk menggerakan dan mempengaruhi guru-gurunya agar dapat bekerja dengan disiplin yang tinggi dan faktor pengawasan atau controlling sangat penting dalam usaha mendapatkan disiplin kerja yang tinggi. Pengawasan hendaknya dilaksanakan secara efektif, jujur dan objektif. Untuk menegakan disiplin kerja guru perlu dilaksanakan pengawasan 29
A. Tabrani Rusyan dan Wasmin, Etos Kerja: Dalam Meningkatkan Produktivitas Kinerja Guru, (Tangerang: Intimedia, 2008) h. 34 30 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Rosdakarya, 2006) h. 80
29
yang
sifatnya
memebantu
setiap
personil
guru
agar
selalu
melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing.
30
B. Kerangka Berfikir Untuk menjawab penelitian ini, terutama yang terkait dengan variabel X (pengawasan) dan Y (disiplin kerja guru) maka penelitian ini akan mengadopsi teori Drs. Brantas, M.Pd dalam buku ”Dasar-dasar Manajemen, tentang tujuan pengawasan yang dirumuskan sebagai berikut : Pengawasan bertujuan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan sudah berjalan sesuai dengan rencana, sesuai dengan instruksi dan telah berjalan efisien. Selain itu pengawasan bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan dalam kegiatan, serta untuk mencari jalan keluar bila ada kesulitan, kelemahan atau kegagalan kearah perbaikan. Sedangkan untuk teori disiplin mengadopsi pandangan/konsep teori Edy Sutrisno dalam buku ” Manajemen Sumber daya Manusia” yang dirumuskan sebagai berikut : 1) Faktor kepemimpinan yaitu mencapai tujuan efektif, kepala sekolah sebagai pemimpin harus berusaha dengan segala potensi yang dimilikinya untuk menggerakan dan mempengaruhi guru-gurunya agar dapat bekerja dengan disiplin yang tinggi. 2) Faktor Kebutuhan yaitu terpenuhinya kebutuhan ekonomis, psikologis, sosial dan yang lainnya akan merangsang kinerja pegawai/guru. 3) Faktor pengawasan yaitu untuk menegakan disiplin kerja guru perlu dilaksanakan pengawasan yang sifatnya membantu setiap personil guru agar selalu melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam pendidikan tentunya tidak akan terealisasi dengan baik tanpa adanya kerja sama antara satu dengan yang lainnya. Antara komponen tersebut harus bekerja secara sinergi untuk menghasilkan sesuatu yang dicita-citakan. Diantara komponen-komponennya adalah manajemen dan guru. Selain kegiatan manajemen. Pelaksanaan pendidikan tentunya tidak terlepas juga dari beberapa komponen pendukung. Adapun pendukung terpenting dalam sebuah institusi pendidikan adalah guru, dimana guru juga dapat memberikan penilaian terhadap kegiatan manajemen disekolah.
31
Fungsi guru meliputi mendidik, mengajar melatih, mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan mengembangkan pengetahuan dan teknologi. Fungsi guru akan berjalan dengan baik jika didukung pula oleh manjemen yang baik pula, artinya apabila fungsi manjemen berjalan baik maka akan menghasilkan kedisiplinan yang maksimal. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka kepala sekolah harus bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan efektif dan efisien supaya semua tujuan sekolah yang menjadi tuntutan masyarakat dapat tercapai. Kalau tidak, jika sekolah tidak dapat memenuhi tuntutan masyarakat dan perkembangan era globalisasi, sekolah tersebut akan kehilangan fungsinya sebagai tempat menghasilkan agen-agen perubahan yang berkualitas di masa yang akan datang. Pada kenyataan yang ada, pengawasan yang lemah, pengawasan yang tidak rutin, pengawasan yang kurang sesuai dengan perencanan dan pengawasan yang tidak melakukan tindakan korektif dilaksanakan kepala sekolah berpengaruh pada tingkat disiplin kerja dan tanggung jawab guru, seperti kurangnya disiplin kerja guru, kurangnya persiapan mengajar, datang terlambat waktu menjalankan tugas mengajar, dan tidak menyelesaikan administrasi kelas dan sekolah secra teratur. Artinya pengawasan yang berjalan dengan baik akan memberikan dampak positif terhadap tingkat disiplin kerja guru, karena guru akan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan penuh disiplin. Karena jika guru melakukan keasalahan akan dengan cepat diketahui oelh kepala sekolah sebagai pengawas dan diberikan teguran atau hukuman yang sesuai terhadap kesalahan yang dilakukan. Kepala sekolah sabagai pemimpin seharusnya dalam praktik seharihari dapat melaksanakan fungsinya secara efektif sehingga tingkat disiplin guru yang tinggi dapat tercapai. Dalam hal ini, kualitas kepala sekolah pada saat ini belum seperti yang diharapkan. Hal ini terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, seperti sumber daya manusia yang berperan sebagai pemikir, perencana, pelaksana, dan pengawas organisasi sebagai aparat mencapai
32
tujuan, dan koordinasi sebagai mekanisme dan strategi. Hal ini antara lain disebabkan oleh lemahnya kompetensi kepala sekolah. Pengawasan yang efektif dari kepala sekolah serta tingginya tingkat disiplin kerja guru adalah hal yang diharapkan, adapun strategi-strategi teknis yang diharapkan dapat dicapai dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut sebagai berikut : 1.
Peningkatan kompetensi melalui pelatihan manajerial kepala sekolah atau pelatihan-pelatihan lain yang relevan dan pengembangan kinerja guru agar lebih bertanggung jawab dalam menjalankan tugas mengajar
2. Melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi untuk menambah wawasan teoritis dan praktis kepala sekolah 3. Program studi banding dan program lain untuk menambah referensi konsep dan implementasi pendidikan di tempat lain. 4. Reward and Punishment untuk menambah motivasi dan untuk mengatur guru agar mau menjalankan peraturan sekolah. 5. Penugasan kepada guru dalam meningkatkan kinerja guru 6. Mengoptimalkan fungsi komite sekolah yang dapat menjadi pengawas dalam kegiatan sekolah
33
GAMBAR KERANGKA FIKIR
I N P U T
P R O S E S
Kondisi pengwasan dan disiplin kerja v Pengawasan § Lemah § Tidak rutin § Kurang sesuai dengan perencanan § Tidak melakukan tindakan korektif v Disiplin kerja guru § Kurang § Tidak malakukan persiapan mengajar § Datang terlambat waktu menjalankan tugas mengajar § Tidak menyelesaikan administrasi kelas dan sekolah secra teratur
F E E
Masalah pengwasan dan disiplin kerja Kurang kompetennya kepala sekolah
D B A C
Strategi
O U T P
§ Pelatihan manajerial dan peningkatan kinerja guru § Melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi § Studi banding ke sekolah lain § Reward and punishment § Penugasan guru mewakili kepala sekolah
U T
Hasil Tingginya tingkat disiplin kerja guru
K
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini penulis laksanakan dan mengambil lokasi di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga Kabupaten Bogor. Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada maret sampai dengan bulan oktober 2010.
B. Pendekatan dan Metode Metode ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam bentuk metode survei. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian lapangan (Field research) dimana penulis mengumpulkan dan menganalisa data-data yang berkaitan dengan manajerial kepala sekolah dan disiplin kerja guru, sehingga antara pengertian dan teori yang ada dapat di buktikan relevansinya.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penilitian ini adalah seluruh guru di MA. Muhammadiyah Jasinga Kabupaten Bogor yang berjumlah 20 orang guru
34
35
2. Sampel Sampel penelitian ini berupa random sampling. Karena jumlah populasi kurang dari 100, maka besar sampel sama dengan jumlah populasi yaitu 20 orang guru yang ada atau sampel populasi, penulis mengambil jumlah seluruhnya untuk dijadikan sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data atau informasi yang berkenaan dengan penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa macam teknik pengumpulan data yang disesuaikan dengan kebutuhan dan keperluan informasi yang ingin dicari. 1. Observasi. Adapun teknik ini digunakan untuk mengetahui keadaan dan kondisi MA. Muhammadiyah Jasinga Kabupaten Bogor, baik secara fisik (sarana prasarana), struktur organisasi, proses pendidikan, keadaan siswa dan guru yang terkait erat dengan penelitian yang dilakukan 2. Angket. Teknik ini digunakan untuk menggali data tentang pendapat atau pandangan responden terhadap kemampuan manajerial kepala sekolah dalam peningkatan disiplin kerja guru. 3. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data dengan cara mencatat datadata yang sudah ada
E. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen
yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan angket yang berisi sejumlah pertanyaan/pernyataan yang menyatakan objek yang hendak diungkap yaitu korelasi antara Pengawasan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di MA Muhammadiyah Jasinga Kabupaten
Bogor.
Instrumen
penelitian
sebelum
digunakan
untuk
memperoleh data-data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang valid.
36
a. Uji Validitas Uji validitas sering diartikan dengan keshahihan. Suatu alat ukur disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur objek yang seharusnya diukur dan sesuatu dengan kriteria tertentu. Artinya adanya kesesuaiaan antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Selain itu untuk mendapatkan instrumen yang valid dilakukan uji coba atau try out.
F. Kisi-kisi Angket
Table 1 Kisi-kisi Angket Variabel Pengawasan Kepala Sekolah Variabel Pelaksanaan pengawasan kepala
Indikator 1. Tujuan pengawasan a) Mengawasi kagiatan agar
sekolah dalam
tidak menyimpang dari tujuan
melaksanakan fungsi
atau rencana
manajemen
b) Melakukan tindakan
No item 1
2
perbaikan atau korektif pada kegiatan yang menyimpang 2. Prinsip-prinsip pengawasan a) Melakukan pengawasan secar
3
objektif b) Melakukan pengawasan
4
secara terus-menerus c) Memberikan pengarahan dan bimbingan agar mempermudah dalam pencapain tujuan
5
37
3. Sifat dan Waktu pengawasan a) Melakukan pengawasan
6,7,8,9,10
secara prevevtive b) Melakukan pengawasan
11,12,13
represive c) Melakukan pengawasan
14
berkala d) Melakukan pengawasan
15
mendadak (SIDAK) e) Melakukan pengawasan
16
melekat (waskat) 4. Cara pengawasan a) Pengawasan langsung
17
b) Pengawasan tidak langsung
18
c) Pengawasan berdasarkan
19
pengecualian d) Pengawasan informal Jumlah
20 20
38
Tabel 2 Kisi-kisi Angket Variabel Disiplin Kerja Guru Variabel Disiplin Kerja Guru
Indikator 1. Unsur-unsur disiplin
No item
a) Peraturan
1
b) Hukuman
2
c) Penghargaan
3
2. Tugas dan tanggung jawab guru a) Guru sebagai demonstrator b) Guru sebagai pengelola kelas
4 5
c) Guru sebagai mediator dan fasilitator
6,7
d) Guru sebagai evaluator dan penilai hasil belajar siswa
8,9
e) Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan
10,11,12
mengajar. f) Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada
13,14,15
siswa g) Penguasaan metode dan strategi mengajar Jumlah
16,17,18,19 19
39
G. Teknik Pengolahan Data Untuk mendapatkan gambaran atau hasil dari penelitian, penulis membuat teknik-teknik untuk mendapatkan kemudahan dalam pengolahan data, yaitu: a. Editing, yaitu dengan memeriksa kelengkapan dan pengisian angket yang berhasil dikumpulkan. b. Coding,
dalam
hubungan
dengan
pengolahan
data
dengan
menggunakan komputer. c. Skoring, dengan memberikan nilai pada setiap jawaban angket. Dalam hal ini penskoran atas angket ini merujuk pada empat alternatif jawaban, sebagai berikut:
Skoring alternatif Jawaban ALTERNATIF
NILAI
JAWABAN
ITEM
Selalu (SL)
5
Sering (SR)
4
Kadang- kadang (KD)
3
Pernah (P)
2
Tidak pernah (TP)
1
d. Tabulasi, merupakan bagian terakhir dari pengolahan data. Dengan memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagi kategori
H. Analisis Data, dan Pengujian Hipotesis Penggunaan teknik analisis data ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui korelasi antara kemampuan manajerial kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga Kabupaten Bogor.
40
1) Pengajuan Hipotesis Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumusan korelasi Product Moment. Dengan rumus sebagai berikut:
NΣxy − (Σx).(Σy)
rxy = [ NΣx 2 − (Σx) 2 ][ NΣy 2 − (Σy ) 2 ] Keterangan: r xy
= Angka Indeks “r” Product Moment
N
= Banyaknya subyek (Number Of Case)
∑ ΧΥ = Jumlah hasil perkalian antara skor X dengan skor Y ∑ Χ = Jumlah seluruh skor X ∑Υ
= Jumlah seluruh skor Y
Selanjutnya
untuk
memberikan
interpretasi
koofisien
terhadap rxy atau ro digunakan pedoman interpretasi koefisien korelasi, seperti sudah tertera pada tebel interpretasi nilai “r” 31
Tabel Interpretasi Nilai “r”
31
Besarnya nilai r
Interpretsi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200
Sangat rendah (Tak berkolerasi)
Suharsimi Arikunto, prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998) Cet, Ke 11, h. 259
41
2) Interpretasi menggunakan tabel nilai “r” yaitu: df = N – nr. Hasilnya dikonsultasikan pada tabel “r” Product Moment dari Pearson untuk df taraf signifikansinya 1% dan 5% Mencari kontribusi variabel X dan variabel Y dengan rumus sebagai berikut: KD = r2 x 100%
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Penelitian 1. Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga terletak di Jl. Raya No. 32 Jasinga – Bogor, berdiri pada tahun 1958 dengan no. Akte pendirian 03.10.10.09.07 dan dengan no. statistik sekolah (NSS) 131.2.32.01.0044. Sekolah ini berdiri di atas tanah wakaf seluas 3035 M², dengan status diakui pada tahun 1999.
2. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga Sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tujuan dan cita-cita, tentunya Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga memiliki visi dan misi sebagai berikut : a. Visi Terwujudnya
lembaga
pendidikan
yang
mampu
memadukan keunggulan intelektual, spiritual, teknologi dan pengabdian pada masyarakat secara kompeten dalam rangka menunjang maksud dan tujuan muhammadiyah.
42
43
b. Misi 1) Menyelenggarakan proses pendidikan dan pengajaran yang senantiasa berwawasan intelektual, spiritual serta kompetensi sesuai dengan tujuan pendidikan nasional 2) Mengembangkan nilai-nilai keilmuan dan keislaman dalam berbagai bentuk aktivitas menuju sinergitas ”ilmu yang amaliyah dan amal yang ilmiah” 3) Menyiapkan sumber daya insani sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna gerakan muhammadiyah.
3. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru Keadaan guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga berjumlah 20 orang, terdiri dari 12 orang guru laki-laki dan 8 orang guru perempuan. Berdasarkan jenis mata pelajaran yang diajarkan, terdiri dari 5 orang guru umum, 3 orang guru bahasa, 2 orang guru matematika dan IPA, 5 orang guru IPS dan 5 orang guru Agama. Berdasarkan tingkat pendidikan, guru-guru Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga mempunyai tingkat pendidikan sebagai berikut : 17 orang guru S1, 2 orang guru D3 dan 1 orang guru D2. Berdasarkan
status
kepegawaian,
Madrasah
Aliyah
Muhammadiyah Jasinga mempunyai beberapa guru yang mempunyai status kepegawaian sebagai berikut : 1 orang guru PNS, 9 orang guru tetap dan 10 orang guru tidak tetap. Untuk lebih jelas tentang keadaan guru yang mengajar di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga, dapat dilihat dilampiran.
44
b. Keadaan Siswa Keadaan siswa Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga dalam tiga tahun Ajaran terakhir adalah sebagai berikut : 1) Tahun Ajaran 2008/2009, kelas X berjumlah 78 siswa, kelas XI berjumlah 63 siswa dan kelas XII berjumlah 62. Dengan jumlah keseluruhan 203 siswa dan masing kelas terdiri dari dua rombongan belajar. 2) Tahun Ajaran 2009/2010, kelas X berjumlah 80 siswa, kelas XI berjumlah 78 siswa dan kelas XII berjumlah 63. Dengan jumlah keseluruhan 221 siswa dan masing kelas terdiri dari dua rombongan belajar. 3) Tahun Ajaran 2010/2011, kelas X berjumlah 96 siswa, kelas XI berjumlah 68 siswa dan kelas XII berjumlah 66. Dengan jumlah keseluruhan 230 siswa dan masing kelas terdiri dari dua rombongan belajar.
4. Sarana dan Prasarana Sarana dn prasarana yang tersedian di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga terdiri dari 6 ruang kelas/teori, 1 ruang laboratorium komputer, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang administrasi/TU, 1 ruang OSIS, 1 ruang ibadah dan beberapa fasilitas lainnya yang tersedia di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga. Untuk lebih jelas, dapat dilihat dilampiran 3.
45
B. Deskripsi Data Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan instrumen angket. Angket ini terdiri dari 39 pernyataan dalam dua variabel yaitu tentang pengawasan kepala sekolah sebagai variabel (X) berjumlah 20 butir pernyataan, dan tentang disiplin kerja guru sebagai variabel (Y) berjumlah 19 pernyataan. Data tentang pengawasan kepala sekolah diperoleh skor tertinggi 95 dan terendah 57, nilai rata-rata 81,2 dan simpangan baku sebesar 10,72. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Pengawasan Kepala Sekolah
No
Kelas Interval
F
Batas Kelas
Nt
F.kum
F (%)
FNt
1
57-65
2
56,5 – 65,5
61
20
10
122
2
66-74
2
65,5-74,5
70
18
10
140
3
75-83
6
74,5-83,5
79
16
30
474
4
84-92
9
83,5-92,5
88
10
45
792
5
93-101
1
92,5-101,5
97
1
5
97
100
1625
Jumlah
20
395
Berdasarkan penyajian data dalam tabel distribusi frekuensi dapat dilihat dari 20 orang responden yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 9 orang atau sebesar 45 %, sedangkan responden yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 11 orang atau sebesar 55 %. Artinya lebih dari separuh dari jumlah keseluruhan responden menyatakan bahwa pelaksanaan pengawasan yang dilaksanakan kepala sekolah telah berjalan meskipun belum maksimal. Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari pengawasan kepala sekolah dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut:
46
1. Mencari rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan cara ratarata skor pengawasan kepala sekolah dikurangi simpang baku ( lampiran 11) sampai dengan rata-rata skor ditambah simpang baku, hasilnya: 81,2 – 10,72 = 70,48 81,2 + 10,72 = 91,92 Jadi untuk kategori sedang rentang nilainya 70,48 s.d 91,92 2. Menentukan nilai rata-rata untuk kategori tinggi yaitu skor yang berada di atas 93 sampai dengan skor tertinggi, yaitu 93 s.d 95 3. Untuk menentukan nilai rata-rata untuk kategori rendah yaitu dengan menentukan skor yang berada di bawah 71 sampai skor yang terendah yang didapat. Dari data yang didapat skor untuk kategori rendah berada antara 57 sampai 71 lebih jelasnya diinterpretasikan sebagai berikut: 57 - 71 adalah rata-rata tentang pengawasan kepala sekolah yang rendah. 71 – 92 adalah rata-rata pengawasan kepala sekolah yang sedang 93 - 95 adalah rata-rata tentang pengawasan kepala sekolah yang tinggi Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tentang pengawasan kepala sekolah berada pada kategori sedang, artinya pelaksanaan pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah telah berjalan dengan cukup baik, namun belum terlaksana secara maksimal.
47
Selanjutnya dari data keseluruhan yang telah diperolah tentang Disiplin kerja guru 95 diperoleh skor tertinggi dan skor terendah 63, nilai rata-rata 78,6 dan simpangan baku sebesar 8,5 Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 11 Distribusi Frekuensi Disiplin Kerja Guru Kelas Interval
F
Batas Kelas
Nt
F.kum
F (%)
FNt
1
63 – 69
3
62,5-69,5
66
20
15
198
2
70 –76
4
69,5-76,5
73
17
20
292
3
77-83
8
76,5-83,5
80
13
40
640
4
84-90
4
83,5-90,5
87
5
20
348
5
91-97
1
90,5-97,5
94
1
5
94
Jumlah
20
100
1572
513
Berdasarkan penyajian data dalam tabel distribusi frekuensi dapat dilihat dari 20 orang responden yang mendapat skor di bawah rata-rata sebanyak 8 orang atau sebesar 40%, sedangkan responden yang mendapat skor di atas rata-rata sebanyak 12 orang atau sebesar 60 %. Artinya lebih dari sebagian jumlah keseluruhan responden mempunyai tingkat disiplin yang cukup baik, namun masih ada beberapa guru yang masih mempunyai tingkat disiplin yang kurang. Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata dari disiplin kerja guru dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut: 1. Mencari rentang nilai untuk kategori sedang diperoleh dengan cara ratarata skor disiplin kerja guru dikurangi simpang baku (lampiran 12) sampai dengan rata-rata skor ditambah simpang baku, hasilnya: 78,6 – 8,5 = 70,1 78,6 + 8,5 = 87,1 Jadi untuk kategori sedang rentang nilainya 70,1 s.d 87,1
48
2. Menentukan nilai rata-rata untuk kategori tinggi yaitu skor yang berada di atas 87,1 sampai dengan skor tertinggi, yaitu 87 s.d 95 3. Untuk menentukan nilai rata-rata untuk kategori rendah yaitu dengan menentukan skor yang berada di bawah 69 sampai skor terendah yang di dapat, dari data yang didapat skor untuk kategori rendah berada antara 63 sampai 69. Lebih jelasnya diinterpretasikan sebagai berikut: 63 - 69 adalah rata-rata tentang disiplin kerja guru yang rendah 70 - 86 adalah rata-rata disiplin kerja guru yang sedang 87 - 95 adalah rata-rata tentang disiplin kerja guru yang tinggi Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata tentang disiplin kerja guru berada pada kategori sedang, artinya tingkat disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga sudah cukup baik namun masih belum maksimal. Hal ini karena masih ada beberapa responden yang mendapat skor dibawah rata-rata.
C. Pengujian Hipotesis Dari hasil perhitungan korelasi Product Moment, maka diperoleh korelasi r sebesar 0,480 (Lampiran 13), berdasarkan interpretasi nilai rxy berada pada rentangan antara 0,400 – 0,600 yang berarti antara variabel x dan variabel y yaitu antara pengawasan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru memang terdapat korelasi agak rendah. Untuk mengetahui apakah hubungan itu signifikan atau tidak maka nilai rxy atau r hasil perhitungan dibandingkan dengan rtabel, sebelum membandingkannya terlebih dahulu dicari derajat kebesarannya atau df (degree of freedom) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: df = N – nr df = 20 – 2 = 18
49
Dengan df sebesar 18 maka diperoleh rtabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,444 . Karena rxy pada taraf signifikansinya 5% adalah lebih besar dari pada r tabel (0,480 > 0.444), maka pada signifikansi 5% Ho ditolak sedangkan Ha diterima, ini berarti pada taraf 5% terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel x dan variabel y. Dari hasil konsultasi antara rxy dan rtabel maka penulis berkesimpulan bahwa ada korelasi antara pengawasan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru, sekalipun hubungan tersebut agak rendah. Perhitungan KD yang penulis manfaatkan untuk mengetahui kontribusi variabel x dan variabel y sebagai berikut: KD = r2 x 100% = (0,480)² x 100% = 0,230 x 100% = 23 % Jadi angka koefisien penentu kedua variabel yaitu sebesar 23% menunjukan bahwa kontribusi hubungan pengawasan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru adalah sebesar 23%, artinya pengawasan kepala yang dilaksanakan kepala sekolah cukup berpengaruh terhadap tingkat disiplin kerja guru. Sedangkan sisanya sebesar 77% adalah sumbangan dari variabel lain yang dapat meningkatakan disiplin kerja guru. Dengan demikian bahwa hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan pengawasan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di MA. Muhammadiyah Jasinga ditolak dan sebaliknya hipotesis alternatif (Ha), yang menyatakan terdapat hubungan yang positif antara pelaksanaan pengawasan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru di MA. Muhammadiyah Jasinga diterima. Berdasarkan data hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dikemukakan beberapa temuan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Pengawasan Kepala Sekolah di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga, sasaran dari pelaksanaan pengawasan kepala sekolah agar para tenaga pengajar dapat meningkatkan kualitas
50
mengajar dan dalam bekerja lebih disiplin dan semangat. Pengawasan kepala sekolah di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga dikatakan cukup, hal ini dapat dilihat dari data pengawasan kepala sekolah dengan nilai rata-rata 89,4. Dimana nilai tersebut berada pada kategori sedang, jadi pelaksanaan pengawasan kepala sekolah di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga berkategori sedang. Dengan demikian pelaksanaan pengawasan yang dilaksanakan kepala sekolah sudah cukup baik, namun belum terlaksana secara maksimal. 2. Disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga cukup,
artinya
data
guru
dalam
menjalankan
tugas
dan
tanggungjawabnya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari data dengan nilai rata-rata untuk disiplin kerja guru 82,9. Dimana nilai tersebut berada pada kategori sedang, jadi disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga berkategori sedang. artinya tingkat disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga sudah cukup baik namun masih belum maksimal. Hal ini karena masih ada beberapa responden yang mendapat skor dibawah rata-rata. 3. Terdapat hubungan positif antara pelaksanaan pengawasan kepala sekolah dengan disiplin kerja guru Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga, Tahun Pelajaran 2010/2011. Hal ini berdasarkan hasil analisis korelasi product moment dengan diperoleh rhitung = 0,480, rtabel 0,444, pada N = 20, untuk kesalahan 5% (taraf kepercayaan 95%). Kesimpulannya rhitung (0,480) > rtabel (0,444). Serta melalui uji hipotesis dengan uji t dimana thitung lebih besar dari t tabel atau t hitung (0.480) > t tabel (0,444) untuk taraf signifikansi dk =18, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima. .
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari seluruh uraian skripsi ini, dapatlah penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Dari
hasil
penghitungan
distribusi
frekuensi
pelaksanaan
pengawasan kepala sekolah, 60% dari jumlah keseluruhan responden menjawab di atas rata-rata. Artinya pelaksanaan pengawasan kepala sekolah telah berjalan meskipun belum maksimal. Sedangkan dari hasil perhitungan distribusi frekuensi disiplin kerja guru terdapat 60% responden yang menjawab di atas rata-rata. Artinya lebih dari separuh jumlah keseluruhan responden mempunyai tingkat disiplin yang cukup baik. 2. Dari hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment dengan taraf signifikasi 5%. Hasil dari perhitungan korelasi Product Moment diperoleh rhitung sebesar 0,480 (lampiran 13), kemudian hasil rhitung sebesar 0,480 diinterpretasikan terhadap tabel interpretasi nilai “r” dengan nilai yang berada antara 0,400 sampai dengan 0,600 yang berarti interpretasinya agak rendah. Dari
51
hasil interpretasi tersebut berarti pelaksanaan pengawasan kepala sekolah sedikit mempengaruhi terhadap tingkat disiplin kerja guru. 3. Dari hasil koefesien korelasi Product Moment yang menghasilkan rhitung sebesar 0,480 kemudian dihasilkan Koefesien Determinasi (KD) sebesar 23%, dengan demikian pelaksanaan pengawasan kepala sekolah berkontribusi terhadap disiplin kerja guru di Madrasah Aliyah Muhammadiyah Jasinga Kabupaten Bogor sebesar 23%, sedangkan selebihnya (77%) adalah faktor lain, seperti pemberian kompensasi, motivasi, keteladanan kepemimpinan, ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan dan keberanian pemimpin dalam mengambil tindakan.
B. Saran-saran Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang dikemukakan antara lain: 1. Kepala sekolah sebagai pimpinan
lembaga
pendidikan ini,
hendaknya terus melaksanakan pengawasan tehadap para guru di sekolah ini. Agar disiplin kerja para guru dapat terus meningkat, terutama disiplin kerja guru dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Guru sebagai tenaga edukatif hendaknya dapat menyadari tugas dan kewajibannya sebagai tenaga pendidik, oleh karena itu kinerjanya perlu ditingkatkan demi tercapainya tujuan pendidikan serta meningkatnya disiplin kerja guru. Tidak hanya berdasarkan pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, tetapi lebih kepada tanggung jawabnya sebagai tenaga pendidik.
52
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998 Brantas, Dasar-dasar Manajemen, Bandung: Alfabeta, 2009 Handoko, T. Hani, Manajemen,(Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,2000 Handoko, T. Hani, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE, 2000 Hasibuan, Malayu S.P., Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 http://www.scribd.com/doc/24854987/Pengaruh-penanaman-Disiplin-Terhadapkreativitas-Anak-usia Koswara, Soeharni, dan Nuryantini, Ade yeti, Manajmen Lembaga Pendidikan, Bandung: Patra gading, 2002 Manullang, M., Dasar-dasar Manajemen, Yogyakarta: Gadjah Mada University Pres, 2008 Maryngan Masry Simbolon, Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004 Mulyasa, E., Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: Rosdakarya, 2006 Peraturan Pemerintah, Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, No. 10, Tahun, 1980 Prajudi Atmodirdjo, Dasar-dasar Ilmu Administrasi, Jakarta: 1979 Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976 Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani Abdullah, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, Rajawali Pers Rusyan, A. Tabrani dan Wasmin, Etos Kerja: Dalam Meningkatkan Produktivitas Kinerja Guru, Tangerang: Intimedia, 2008 Siagian, Sondang P., Fungsi-fungsi Manajerial, Jakarta: Bumi Aksara, 2007
Sutrisno, Edy, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana, 2010 Usman, Moh, Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002 Usman, Husaini, Manajemen: Teori Prektik dan Riset Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008
Lampiran 1
Tabel Data Tentang Tenaga Guru Di MA Muhammadiyah Jasinga No
Nama Guru
Jabatan
Mengajar Bidang Studi
1
Supardi Nilawidyana, BA
Kep. Sekolah/Guru
Ilmu Keguruan
2
Asep Asmara
Guru
PKN
3
Ade Masrip
Guru
Akidah Akhlak
4
Dadang Chairul Anwar
Guru
Fiqh
5
Dino Arianto, SHI
Guru
Komputer
6
Engkos Kosasih
Guru
SBK
7
Entis Sutisna
Guru
Akuntansi
8
Hourry Husni
Guru
B.Arab
9
Irna Irnawati
Guru
Ekonomi
10
Iyeng Kurniawan
Guru
Olahraga
11
Ikin Zaenal Muttaqien, Am.a
Guru
B.Inggris
12
Khoiri Husni Afrendi
Guru
Qiraatul Qur’an
13
Nani Mulyani
Guru
Biologi,
fisika
&
kimia 14
Rohanah, BA
Guru
B.Indonesia
15
Sri Umiyanti
Guru
Geografi
16
Tita Rospita, S.Pd
Guru
Sosiologi
17
Tuti Sutiah
Guru
Kemuhammadiyahan
18
Yudi Wahyudin
Guru
Matematika
19
Sahriar Mahyudin, S.Ag
Guru
SKI
20
Meli Nurmalia Aripah
Guru
Sejarah
Lampiran 2
Tabel Data Tentang Keadaan Tingkat Pendidikan Guru
No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah dan Status Guru L
P
Jumlah
1
S3/S2
2
S1
10
7
17
3
D3
1
1
2
4
D2
1
5
D1 Jumlah
12
1
8
20
Lampiran 3
Tabel Data Tentang Sarana dan Prasarana No Nama Ruang/ Barang 1 Luas tanah yang sudah dimiliki
Jumlah 3.035 M²
Keterangan Milik Sendiri
2
Ruang Teori/ kelas
6 Ruang
Baik
3
Ruang Lab Komputer
1 Ruang
Baik
4
Ruang Perpustakaan
1 Ruang
Baik
5
Ruang Kepala Sekolah
1 Ruang
Baik
6
Ruang Guru
1 Ruang
Baik
7
Ruang TU
1 Ruang
Baik
8
Ruang OSIS
1 Ruang
Baik
9
Kamar Mandi/ Wc Guru
1 Ruang
Baik
10
Kamar Mandi/ Wc Siswa
4 Ruang
Baik
11
Ruang Ibadah
1 Ruang
Baik
12
Koperasi
1 Ruang
Baik
13
Lapangan Upacara/ Basket
1 Lapangan
Baik
14
Lapangan Volly
1 Lapangan
Baik
15
Jaringan Telpon
1 Unit
Baik
16
Jaringan Listrik PLN
1 Unit
Baik
17
Jaringan Internet
1 Unit
Baik
18
Laptop
1 Unit
Baik
19
Komputer
20 Unit
Baik
20
Printer
2 Unit
Baik
21
Telephon
1 Unit
Baik
22
Faximile
1 Unit
Baik
23
OHP
1 Unit
Baik
24
Modem
1 Unit
Baik
25
Power Ampli
1 Unit
Baik
26
Infocus
1 Unit
Baik
Lampiran 4
KUISIONER KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN HUBUNGAN DENGAN DISIPLIN KERJA GURU A. Identitas Responden Jenis Kelamin
:
Pendidikan Terakhir
:
Masa Kerja
: . . . . . .Tahun . . . . . . Bulan
Mata Pelajaran yang Diajarkan
:
B. Petunjuk Pengisian Kuisioner/Angket Berilah tanda tanda chek list ( ) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu mengenai Pengawasan Kepala Sekolah dan Disiplin Kerja Guru dengan ketentuan sebagai berikut: Alternatif Jawaban Selalu (SL)
: Jika melakukan hal yang sama secara terus menerus
Sering (SR)
: Jika melakukan hal yang sama secara berkala
Kadang-kadang (KK)
: Jika melakukan kadang-kadang hal yang sama
Pernah (P)
: Jika melakukan hal tersebut walau satu kali
Tidak Pernah (TP)
: jika tidak pernah melakukak hal tersebut
A. PENGAWASAN KEPALA SEKOLAH No
Pernyataan
1
Kepala sekolah melakukan pengawasan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan dilaksanakan sesuai rencana Kepala sekolah melakukan tindakan korektif jika terjadi penyimpangan Kepala sekolah melakukan pengawasan secara objektif Kepala Sekolah melakukan pengawasan secara terusmenerus Kepala sekolah dalam melaksanakan pengawasan memberikan pengarahan dan bimbingan agar mempermudah dalam pencapaian tujuan
2 3 4 5
SL
SR
KK
P
TP
6 7 8 9 10 11 12 13
14
15
16
17
18
Kepala sekolah melaksanakan pengawasan preventife atau sebelum kegiatan dilakukan untuk mencegah kesalahan Kepala sekolah membuat peraturan untuk mengarahkan mengatur kegiatan agar tidak menyimpang Kepala sekolah menyusun job description agar kegiatan berjalan secara efektif dan efisien Kepala sekolah menetapkan sistem koordinasi pelaporan dan pemeriksaan Kepala sekolah menetapkan sanksi-sanksi bagi guru yang melanggar atau berbuat salah Kepala sekolah melaksanakan pengawasan represif atau setelah terjadi kesalahan Kepala sekolah menganalisis penyebab terjadi kesalahan Kepala sekolah memberikan penilaian terhadap kegiatan yang dilaksanakan Kepala sekolah melaksanakan pengawasan berkasala (perbulan, persemester atau pertahun) Kepala sekolah melaksanakan pengawasan mendadak (sidak) Kepala sekolah melakukan pengawasan melekat (waskat) pada kegiatan yang dianggar strategis Kepala sekolah melakukan pengawasan langsung melalui supervisi kelas Kepala sekolah melakukan pengawasan tidak langsung kepada bawahan dengan laporan lisan atau tertulis
19
Kepala sekolah melakukan pengawasan pengecualian pada guru atau kegiatan yang telah terjadi kesalahan
20
Komite sekolah membantu dalam melakukan pengawasan
B. DISIPLIN KERJA GURU No
Pernyataan
1
Mentaati peraturan sekolah
2
Menadapatkan hukuman jika melanggar peraturan
3
Mendapatkan penghargaan jika selalu mentaati peraturan
4
Melaksanakan tugas sebagai demonstrator atau pengajar
5
Mampu mengkondisikan kelas (saat megatasi kegaduhan)
6
7 8 9 10 11 12 13 14
Mampu menjadi mediator dengan memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan Mampu menjadi fasilitator dengan mengusahakan sumber belajar untuk mencapai tujuan proses belajar mengajar Memberikan tes akhir untuk mengetahui hasil belajar siswa Saya memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan proses belajar mengajar membuat rancangan persiapan pengajaran (RPP) sebelum mengajar Merencanakan metode mengajar sesuai dengan pokok mengajar Membuat rancangan prosedur belajar mengajar yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan Menguasai materi pembelajaran sesuai RPP yang saya buat Mengembangkan materi pembelajaran yang relevan dengan RPP yang saya buat
15
Membuat rangkuman materi pelajaran
16
Menggunakan metode yang relevan dengan materi saat mengajar
17 18 19
Menggunakan media yang relevan sesuai dengan pokok bahasan yang saya ajarkan menyampaikan apersepsi di awal pembelajaran menggunakan waktu pembelajaran secara efisien dengan memulai dan mengakhiri pembelajaran tepat waktu
SL
SR
KK
P
TP
Lampiran 9
Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel X 1. Variabel Pengawasan Kepala Sekolah Range
= Nilai Tertinggi = 95
Banyak Kelas
- Nilai Terendah - 57
= 1 + 3,3 Log N = 1 + 3,3 Log 20 = 1 + (3,3. 1,30) = 1+ 4,29 = 5,29=5
Interval Kelas = 38:5 = 7,6= 8 Dari perhitungan di atas, maka tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 5
Kelas Interval 57-65 66-74 75-83 84-92 93-101 Jumlah
Mean =
F
Batas Kelas
Nt
F.kum
F (%)
FNt
2 2 6 9 1 20
56,5 – 65,5 65,5-74,5 74,5-83,5 83,5-92,5 92,5-101,5
61 70 79 88 97 395
20 18 16 10 1
10 10 30 45 5 100
122 140 474 792 97 1625
FNt =1625 = 81,2 N 20
N2 10 − 1 × 8 Median = Bb + − F .kum × xi = 83,5+ F 9 72 = 83,5+ 9 =91,5
b1 Modus = Bb + xi b1 + b2 48 = 83,5+ 7
= 83,5 + 8
6 = 83,5 + x8 6 + 1 = 83,5+6,8 = 90.3
Lampiran 10
Perhitungan Distribusi Frekuensi Variabel Y 2. Variabel Disiplin kerja guru Range
= Nilai Tertinggi = 95
Banyak Kelas
= 1 + 3,3 Log N = 1 + 3,3 Log 20 = 1 + ( 3,3.1,30) = 1 + 4,29 = 5,29 = 5
- Nilai Terendah - 63
Interval Kelas = 32:5 = 6.4 = 6 Dari perhitungan di atas, maka tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:
1 2 3 4 5
Kelas Interval 63 – 69 70 –76 77-83 84-90 91-97 Jumlah
Mean =
F
Batas Kelas
Nt
F.kum
F (%)
FNt
3 4 8 4 1 20
62,5-69,5 69,5-76,5 76,5-83,5 83,5-90,5 90,5-97,5
66 73 80 87 94 513
20 17 13 5 1
15 20 40 20 5 100
198 292 640 348 94 1572
FNt = 1572 = 78,6 N 20
N2 10 − 5 × 6 Median = Bb + − F .kum × xi = 76,5 + F 8 30 = 76,5 + 8 = 80,25
b1 Modus = Bb + xi b1 + b2 24 = 76,5 + 16
= 76,5 + 3,75
4 = 76,5 + 6 4 + 4 = 76,5 + 1,5 = 78
Lampiran 13
Perhitungan Koefisien untuk pengujian hipotesis No X Y Resp 1 91 84 2 63 83 3 95 82 4 90 87 5 88 78 6 57 87 7 91 88 8 84 70 9 81 95 10 75 82 11 81 70 12 90 71 13 92 83 14 91 83 15 89 80 16 94 69 17 76 63 18 74 65 19 78 72 20 68 80 Jumlah 1648 1572 rxy =
=
= =
(N ∑ x
X2
Y2
XY
8281 3969 9025 8100 7744 3249 8281 7056 6561 5625 6561 8100 8464 8281 7921 8836 5776 5476 6084 4624 138014
7056 6889 6724 7569 6084 7569 7744 4900 9025 6724 4900 5041 6889 6889 6400 4761 3969 4225 5184 6400 124942
7644 5229 7790 7830 6864 4959 8008 5880 7695 6150 5670 6390 7636 7553 7120 6486 4788 4810 5616 5440 130375
N ∑ xy − (∑ x )(∑ y ) 2
)(
− (∑ x ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2607500 − 2590656 (44376)(27656.)
16844 1227262656 16844 35032,30
= 0,480 rxy = (0,480)² x 100% = 0,230 x 100%
= 23%
2
)
Lampiran 11
Perhitungan rata-rata dan simpangan baku variabel X No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
X
X-X
(X-X)2
91 63 95 90 88 57 91 84 81 75 81 90 92 91 89 94 76 74 78 68 1648
8,6 -19,4 12,6 7,6 5,6 -25,4 8,6 1,6 -1,4 -7,4 -1,4 7,6 9,6 8,6 6,6 11,6 -6,4 -8,4 -4,4 -14,4
73.96 376.36 158.76 57.76 31,36 645.16 73.96 2.56 1.96 54.76 1.96 57.76 92.16 73.96 43.56 134.56 40.96 70.56 19.36 207.36 2187,44
1648 20 = 82,4
=
X
X−X S2 = n−r 2187,44 = 20 − 1 2187,44 = 19 = 115,12 SDX =
( X − X )2 n −1
2187,44 19 = 10,72
=
Lampiran 12
Perhitungan Rata-rata dan simpangan baku variabel Y No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Y
Y-Y
(Y-Y)2
84 83 82 87 78 87 88 70 95 82 70 71 83 83 80 69 63 65 72 80 1572
5,4 4,4 3,4 8,4 -0,6 8,4 9,4 -8,6 16,4 3,4 -8,6 -7,6 4,4 4,4 1,4 -9,6 -15,6 -13,6 -6,6 1,4
29.16 19.36 11.56 70.56 0.36 70.56 88.36 70.56 268.96 11.56 70.56 57.76 19.36 19.36 1.96 92.16 243.36 184.96 43.56 1.96 1376
Y
1572 20 = 78,6
=
Y −Y S2 = n −1 =
1376 19
= 72.42 SDX =
(Y − Y ) n −1
1376 19 = 8,5
=
Lampiran 14
TABEL NILAI KRITIS “r” PRODUCT MOMENT
3 4 5
Taraf Signifikan 5% 1% 0.999 0.997 0.990 0.950 0.959 0.818
6 7 8 9 10
0.811 0.754 0.707 0.666 0.632
0.917 0.874 0.834 0.798 0.765
31 32 33 34 35
0.355 0.349 0.344 0.339 0.334
0.456 0.449 0.442 0.436 0.430
80 85 90 95 100
0.220 0.213 0.207 0.202 0.195
0.286 0.278 0.270 0.263 0.256
11 12 13 14 15
0.602 0.576 0.553 0.532 0.514
0.735 0.708 0.684 0.661 0.641
36 37 38 39 40
0.329 0.325 0.320 0.316 0.312
0.424 0.418 0.413 0.408 0.403
125 150 175 200 300
0.176 0.159 0.148 0.138 0.113
0.230 0.210 0.194 0.181 0.148
16 17 18 19 20
0.497 0.482 0.468 0.456 0.444
0.623 0.606 0.590 0.575 0.561
41 42 43 44 45
0.308 0.304 0.301 0.297 0.294
0.398 0.393 0.389 0.384 0.380
400 500
0.098 0.088
0.128 0.115
600 700
0.080 0.074
0.105 0.097
21 22 23 24 25
0.433 0.423 0.413 0.404 0.396
0.549 0.537 0.526 0.515 0.505
46 47 48 49 50
0.291 0.288 0.284 0.281 0.279
0.376 0.372 0.368 0.364 0.361
800 900
0.070 0.065
0.091 0.086
100 0
0.062
0.081
N
26 27 28 29 30
Taraf Signifikan 5% 1% 0.496 0.388 0.487 0.381 0.478 0.374 0.470 0.367 0.463 0.361
55 60 65 70 75
Taraf Signifikan 5% 1% 0.345 0.266 0.330 0.254 0.317 0.244 0.306 0.235 0.296 0.227
N
N