HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA PENGURUS LEMBAGA DAKWAH KAMPUS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi syarat-syarat mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Oleh : Siti Farhah Nim : 106070002312
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 M/1432 H
HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA PENGURUS LEMBAGA DAKWAH KAMPUS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi syarat-syarat mencapai Gelar Sarjana Psikologi
Oleh : Siti Farhah Nim : 106070002312
Dibawah bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Bambang Suryadi, Ph.D NIP. 197005292003121002
Mulia Sari Dewi, M.Psi NIP:19780502 200801 2026
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2011 M/1432 H ii
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul “Hubungan Religiusitas Dengan Perilaku Prososial Mahasiswa Pengurus Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 6 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.
Jakarta, 6 Juni 2011 Sidang Munaqosyah Dekan/Ketua
Pembantu Dekan/ Sekretaris
Jahja Umar, Ph.d NIP. 130 885 522
Dra, Fadhilah Suralaga M,Si NIP. 19561223 198303 2 001 Anggota:
Dra. Netty Hartati, M.Si NIP: 195310021983032 001
Ikhwan Lutfi, M.Psi NIP: 19730710 200501 1 00
Bambang Suryadi, Ph, D NIP. 1970005292003121002
Mulia Sari Dewi M.Psi NIP:19780502 200801 2026
iii
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Siti Farhah NIM : 106070002312 Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ” Hubungan Religiusitas Dengan Perilaku Prososial Mahasiswa Pengurus Lembaga Dakwah Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” , adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan Undangundang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain. Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 6 Juni 2011
Siti Farhah 106070002312
iv
‘Tiada hadiah yang lebih berharga daripada nasihat yang baik’
v
PERSEMBAHAN
Dengan segenap cinta dan ketulusan hati sebuah karya sederhana ini penulis persembahkan untuk :
☺ Ayah dan Ibu
☺ Almamaterku
vi
KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahiim
Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat segala limpahan anugrah dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta pengikutnya sampai akhir zaman. Terselesaikannya skripsi ini sebenarnya juga tidak luput dari bantuan pihak luar, oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Jahja Umar, Ph. D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya. 2. Bambang Suryadi, Ph. D, dan Mulia Sari Dewi, M.Psi pembimbing skripsi yang telah membimbing, mengarahkan dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mendapatkan banyak masukan dari beliau, serta terima kasih banyak atas wawasan dan waktu yang telah diberikan. 3. Neneng Sumiati, M.Psi selaku dosen Penasehat 4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan. 5. Staff bagian Akademik, Umum, dan Keuangan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya bu Mega, pak Ayung dan bu Faozah yang telah sangat baik membantuku selama saya kuliah disini sampai selesai. 6. Seluruh responden mahasiswa-mahasiswi pengurus dakwah kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bersedia memberikan waktunya untuk mengisi angket. 7. Kepada Keluarga ibu dan ayah yang telah memberikan kasih sayang yang tak terhingga, kesabaran serta motivasi bagi kehidupanku dari dalam kandungan sampai saat ini dan doa-doa yang selalu diberikan. 8. Kekasihku Mr. Sam yang tiada henti salalu memberikan support, selalu ada dalam suka duka dalam keadaan apapun.
vii
9. Icha, risma, k’pian, evi dan teman-teman di facebook yang tiada hentinya selalu memberikan support, membantu, mendorong, selalu ada saat suka duka dalam keadaan apapun, dan membuat tegar dalam membuat skripsi ini. 10. Kak Agus yang telah membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Teman-teman angkatan 2006 dari kelas A sampai kelas D, khususnya kelas kelas D terimakasih atas kebersamaan yang indah dan penuh dengan kenangan indah, semoga tali silaturahmi ini tidak akan pernah terputus sampai nanti kelak kita sukses. 12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan moral serta pengertian mereka penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Hanya doa yang penulis panjatkan semoga pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT Amin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya masukan yang dapat meningkatkan kualitas skripsi ini. Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.
Jakarta, 6 Juni 2011 Penulis
Siti Farhah 106070002312
viii
ABSTRAK A) B) C) D)
Fakultas Psikologi Juni 2011 Siti Farhah Hubungan Religiusitas Dengan Perilaku Prososial Mahasiswa Pengurus LDK Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta E) xvii + 68 Halaman (belum termasuk lampiran) F) Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri, selalu terjadi saling ketergantungan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya dan untuk mempertahankan kebersamaan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup, manusia perlu mengembangkan sikap kooperatif serta sikap berperilaku menolong atau yang sering disebut dengan perilaku prososial. Karakteristik individu mempengaruhi perilaku prososial seseorang, salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku prososial adalah tingkat kebergamaan, menurut Batson dan Brown (dalam Jannah, 2008) berpendapat bahwa orang yang beragama memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk membantu orang lain dibanding dengan orang yang tidak mengenal agama. Orang yang beragama disebut juga orang yang religius. Makna religiusitas menurut Fetzer (1999) yaitu seberapa kuat individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual experience), mengalami kebermaknaan hidup dengan beragama (religion meaning), mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah nilai (value), meyakini ajaran agamanya (belief), memaafkan (forgiveness), melakukan praktek beragama (ibadah) secara menyendiri (private religious practice), mendapat dukungan penganut sesama agama (religious support), mengalami sejarah keberagamaan (religious/spiritual history), komitmen beragama (commitment), mengikuti organisasi/kegiatan keagamaan (organizational religiusness) dan meyakini pilihan agamanya (religious preference). Mahasiswa pengurus LDK adalah salah satu kelompok yang dinilai memiliki religiusitas yang bagus. Sejak mahasiwa mengikuti organisasi LDK, maka saat itu juga individu memasuki sistem yang berbeda, yakni sebuah kehidupan yang tidak mementingkan kehidupan pribadi daripada kepentingan bersama. G) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan perilaku prososial mahasiswa LDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif korelasional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa pengurus LDK pusat semester III, V dan VII dengan jumlah 68 mahasiswa. Instrument pengumpulan data dengan menggunakan dua skala yaitu skala religiusitas yang dibuat oleh Fetzer (1999) dan perilaku prososial yang dibuat oleh Louis A. Penner (1995). Jumlah item yang digunakan dalam skala religiusitas sebanyak 43 item dengan tingkat reliabilitas sebesar 0.773.
ix
Sedangkan untuk skala perilaku prososial sebanyak 30 item dengan tingkat reliabilitas 0.724. Teknik pengolahan dan analisa data untuk menghitung validitas dan reabilitas, penulis menggunakan sistem komputerisasi dengan menggunakan software SPSS 17,0. pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisa statistic product moment oleh person. Regresi sederhana untuk mengetahui seberapa besar sumbangan yang diberikan variabel religiusitas terhadap perilaku prososial pada mahasiswa LDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari hasil analisa korelasi diperoleh nilai r hitung yang didapat (0.033) < r tabel (0.235) (p value 0.792 > 0.05), berdasarkan hasil uji hipotesis maka tidak terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan perilaku prososial mahasiswa Pengurus LDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya agar mampu menemukan variabel lain yang dapat mempengaruhi perilaku prososial (seperti konsep diri, kematangan emosi) dan menganalisa pada variabel tersebut. H. Bahan Bacaan: 20 Buku + 2 Skripsi + 2 Jurnal
x
DAFTAR ISI Halaman Judul Lembar Pengesahan Pembimbing......................................................................... .ii Lembar Pengesahan Panitia Ujian ........................................................................ iii Lembar Pernyataan................................................................................................ iv Motto..................................................................................................................... v Persembahan ......................................................................................................... vi Abstrak .................................................................................................................. vii Kata Pengantar ......................................................................................................viii Daftar Isi................................................................................................................ ix Daftar Tabel .......................................................................................................... xi BAB 1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah................................................................. 1 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................... 7 1.2.1 Pembatasan Masalah ........................................................... 7 1.2.2 Perumusan Masalah ............................................................. 8 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 9 1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 9 1.4.1 Manfaat Teoritis ................................................................... 9 1.4.2 Manfaat Praktis .................................................................... 10 1.5 Sistematika Penulisan ................................................................... 10
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Remaja........................................................................................... 12 2.1.1 Definisi remaja .................................................................... 12 2.1.2 Perkembangan Jiwa Beragama Pada Remaja ..................... 13 2.2 Religiusitas.................................................................................... 15 2.2.1 Pengertian religiusitas ......................................................... 15 2.2.2 Dimensi-dimensi Religiusitas .............................................. 16 2.3 Perilaku Prososial.......................................................................... 18 2.3.1 Pengertian Perilaku Prososial............................................... 18 2.3.2 Bentuk-bentuk Perilaku Prososial ........................................ 20 2.3.3 Teori Motivasi Perilaku Prososial ....................................... 21 2.3.4 Faktor-faktor Seseorang Melakukan Perilaku Prososial ..... 22 2.3.5 Dimensi Perilaku Prososial .................................................. 28 2.3.6 Pengukuran Perilaku Prososial............................................. 35 2.4 Kerangka Berpikir ........................................................................ 36 2.5 Hipotesis penelitian ...................................................................... 39
BAB 3
METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................... 41 3.2 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel............... 41 3.2.1 Definisi Konseptual.............................................................. 41 3.2.2 Definisi Operasional............................................................. 42
xi
3.3 Populasi dan Sampel ..................................................................... 43 3.3.1 Populasi ............................................................................... 43 3.3.2 Sampel ................................................................................. 43 3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel................................................ 43 3.4 Pengumpulan Data ....................................................................... 43 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data................................................... 44 3.4.2 Instrumen Penelitian............................................................. 44 3.5 Uji Instrumen Penelitian .............................................................. 47 3.5.1Uji validitas ........................................................................... 47 3.5.2Uji Reliabilias ....................................................................... 48 3.6 Hasil Uji coba Instrumen Penelitian ............................................ 49 3.6.1 Hasil Uji Coba Skala Religiusitas ........................................ 49 3.6.2 Hasil Uji Coba Skala Perilaku Prososial.............................. 49 3.7 Hasil Uji reliabilitas Skala Religiusitas dengan Perilaku Prososial ........................................................................................ 49 3.8 Prosedur Penelitian........................................................................ 50 3.8.1 Persiapan Uji Coba Alat Ukur ............................................. 50 3.8.2 Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur ........................................ 51 3.8.3 Persiapan Pengambilan Data................................................ 51 3.8.4 Pelaksanaan Pengambilan Data............................................ 52 3.9 Teknik Analisis Data..................................................................... 52 BAB 4
HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian............................................. 53 4.2 Katagorisasi Penyebaran Skor Responden.................................... 54 4.2.1 Katagorisasi Religiusitas...................................................... 54 4.2.2 Katagorisasi Perilaku Prososial............................................ 55 4.3 Uji Hipotesis ................................................................................. 57 4.3.1 Uji Korelasi Religiusitas dengan Perilaku Prososial............ 57 4.3.2 Uji Beda Religiusitas dan Perilaku Prososial berdasarkan tingkat semester.................................................................... 58 4.3.3 Uji Beda Religiusitas dan Perilaku Prososial Berdasarkan Jenis Kelamin....................................................................... 61 4.3.4 Regresi Aspek Religiusitas terhadap Perilaku Prososial...... 64
BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ................................................................................... 67 5.2 Diskusi ......................................................................................... 68 5.3 Saran.............................................................................................. 70
LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 4.1 Tabel 4.3 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8 Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11 Tabel 4.12 Tabel 4.13 Tabel 4.14 Tabel 4.15 Tabel 4.16 Tabel 4.17 Tabel 4.18 Tabel 4.19 Tabel 4.20
Nilai Bobot Jawaban ........................................................................ 44 Blue Print Skala Religiusitas ........................................................... 45 Blue Print Skala Perilaku Prososial ................................................. 47 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............. 48 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Tingkat Semester ........ 53 Katagorik Mean dan St.Deviasi Skala Religiusitas.......................... 54 Norma Skor Religiusitas .................................................................. 54 Katagorik Mean dan St.Deviasi Skala Perilaku Prososial ............... 55 Norma Skor Perilaku Prososial ........................................................ 56 Korelasi religiusitas dengan perilaku prososial................................ 56 Religiusitas Descriptives.................................................................. 57 Religious Anova............................................................................... 59 Perilaku Prososial Descriptives........................................................ 60 Perilaku Prososial Anova ................................................................. 60 Religiusitas Group Statistics ............................................................ 61 Independent Samples Test Religius ................................................. 62 Perilaku Prososial Group Statistics .................................................. 63 Independent Samples Test Perilaku Prososial ................................. 63 Model Sumary .................................................................................. 64 Anova ............................................................................................... 65 Coefficients analisis regresi ............................................................. 66
xiii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Bagan 4.1
Bagan Kerangka Berpikir................................................................. 38 Bagan Aspek Religiusitas Terhadap Perilaku Prososial ................. 63
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2
Surat Penelitian Instrumen Penelitian 1. Skala Religiusitas 2. Skala Perilaku Prososial Lampiran 3 Data Kasar Tryout Skala Religiusitas Lampiran 4 Data Kasar Trayout Skala Perilaku Prososial Lampiran 5 Validitas dan Reliabilitas Religiusitas Lampiran 6 Validitas dan Reliabilitas Perilaku Prososial Lampiran 7 Data Kasar Penelitian Religiusitas Lampiran 8 Data Kasar Penelitian Perilaku Prososial Lampiran 11 T-Scort Lampiran 12 Hasil Analisa Korelasi
xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Pada perkembangan zaman dewasa ini diberbagai tempat tidak sedikit ditemui perilaku individu yang jauh dari perilaku prososial seperti seseorang lebih bersifat individual atau mementingkan kepentingan dirinya sendiri dan kurang peduli dengan apa yang menimpa orang lain. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat membuat perilaku yang sering muncul bermuatan negatif. Mereka hanya mengutamakan ego dan kepentingan masing-masing tanpa melihat orang-orang di sekeliling mereka. Rasa saling menghargai dan menyejahterakan semakin menipis.
Manusia tidak dapat memutuskan hubungan dengan sesamanya atau hidup dalam kesendirian, selalu saling terjadi ketergantungan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya dan untuk mempertahankan kebersamaan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup, manusia perlu mengembangkan sikap kooperatif serta sikap untuk berperilaku menolong terhadap sesamanya. Karakteristik individu juga mempengaruhi perilaku prososial diantaranya jenis kelamin . Penelitian yang dilakukan Dian Novita (2005) tentang perilaku prososial memiliki hasil yang berbeda-beda. Ada hasil penelitian yang mengemukakan bahwa perempuan lebih cederung sering melakukan tindakan kemanusiaan seperti
1
menolong orang, ada juga penelitian lain melaporkan bahwa perempuan jarang memberikan pertolongan dari pada laki-laki Manusia selalu dituntut untuk saling tolong menolong dalam interaksinya dengan sesama. Perilaku tolong menolong dalam ilmu sosial itu termasuk dalam katagori perilaku prososial. Baron dan Byrne (2005) mendefinisikan perilaku prososial sebagai suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung kepada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang menolong.
Seiring dengan majunya teknologi dan meningkatnya mobilitas, seseorang terbiasa dengan perilaku yang bersifat individual atau lebih mementingkan dirinya sendiri dan kurang peduli dengan apa yang menimpa orang lain, tetapi masih ada sebagian orang yang tidak sedikit ditemui melakukan perilaku prososial. Perilaku prososial
meliputi
aspek
seperti
menyumbang
(donating),
bekerjasama
(cooperating), memberi (giving), menolong (helping) dan simpati (sympathy), altruism (altruism) (Wispe dalam Zanze, 1984).
Fenomena ini terbukti dari hasil observasi penulis. Tepat bulan September 2009 terdapat bencana alam di Situ Gintung Cirende yang merugikan baik materil ataupun korban jiwa yang tidak sedikit, ditengah-tengah situasi yang demikian, sebagian dari mahasiswa yang menjadi relawan ingin menolong korban bencana alam di Situ Gintung, mereka seperti ingin menunjukkan perilaku
2
perorangan dalam interaksi sosial ditengah bencana, baik langsung maupun tidak langsung. Keadaan dan suasana demikian pada umumnya banyak dijumpai dikalangan mahasiswa, kehadiran mahasiswa membawa suasana yang berbeda, berempati, membimbing dan membantu para korban dalam pemulihan keadaan bencana, ini merupakan bukti nyata kepedulian mereka terhadap sesama dan juga mereka (kalangan mahasiswa) sadar bahwa mereka
merupakan bagian dari
masyarakat. Ciri- ciri inilah yang sebenarnya yang dinamakan perilaku prososial, perwujudan nyata dari perilaku prososial itu dapat di simak melalui tolong menolong, menyumbang baik moril maupun materil, mereka
menjadi
sukarelawan, bahkan dari mahasiswa membantu tanpa pamrih. Bersikap tanggap dan peduli, empati, dan simpati dari begitu banyak orang, terlebih mahasiswa LDK UIN Jakarta di tengah bencana mereka antusias membantu, memotivasi dan semakin banyak yang terlibat dalam kegiatan kemanusian. Perilaku sosial merebak menunjukkan betapa kemanusiaan tetap dijunjung tinggi menempati prioritas utama ditengah kehidupan yang makin sarat masalah dan persainganpersaingan ini merupakan satu manisfestasi adanya rasa tolong menolong (mutual help) dalam setiap individu atau anggota masyarakat terhadap bencana Situ Gintung tersebut. Selain banyak mahasiswa yang membantu akan tetapi banyak juga dari sebagian mahasiswa yang acuh, dan tidak peduli terhadap orang lain yang terkena musibah atau membutuhkan pertolongan.
Secara psikologis, mahasiswa sedang berada pada sebuah fase transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal. Pada masa ini mahasiswa mengalami
3
perubahan yang penting bagi perkembangan psikososialnya. Perkembangan psikososial pada usia seperti ini berada pada tahap identity versus identity confusion, yaitu tahap dimana mahasiswa tengah mengalami pencarian identitas diri. Mahasiswa mengacu kepada identitas yang berupa suatu prestasi atau penghargaan. Pada tahap ini pula, terdapat kesetiaan yang sangat tinggi terhadap komunitas yang ia ikuti, sehingga muncul rasa bangga dan pembelaan terhadap komunitas tersebut.
Perilaku prososial dipengaruhi beberapa aspek dalam diri individu baik secara internal maupun external. Faktor yang mempengaruhi perilaku prososial salah satunya tingkat keberagamaan seseorang. Menurut Batson dan Brown (2005) berpendapat bahwa orang yang beragama memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk membantu orang lain, dibanding orang yang tidak mengenal agama. Individu yang aktif melaksanakan ibadah hampir selalu melalukan tindakan menolong orang lain disebabkan individu tersebut merasakan dorongan yang kuat untuk membantu orang yang membutuhkan.
Orang yang beragama disebut juga orang yang religius. Makna religiusitas menurut Fetzer (1999) yaitu seberapa kuat individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual experience), mengalami kebermaknaan hidup dengan beragama (religion meaning), mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah nilai (value), meyakini ajaran agamanya (belief), memaafkan (forgiveness), melakukan praktek beragama (ibadah) secara
4
menyendiri (private religious practice), mendapat dukungan penganut sesama agama (religious support), mengalami sejarah keberagamaan (religious/spiritual history), komitmen beragama (commitment), mengikuti organisasi/kegiatan keagamaan (organizational religiusness) dan meyakini pilihan agamanya (religious preference),
Mahasiswa pengurus LDK adalah salah satu kelompok yang dinilai memiliki religiusitas yang bagus. Sejak mahasiwa mengikuti organisasi LDK, maka saat itu juga individu memasuki sistem yang berbeda, yakni sebuah kehidupan yang tidak mementingkan kehidupan pribadi daripada kepentingan bersama. Lembaga Dakwah Kampus menjadi suatu media pembalajaran untuk berbagi. Perilaku ini memunculkan mindset bagi pengurus LDK predikat seseorang yang memiliki religiusitas yang bagus yang disandang para mahasiswa LDK , menuntut para mahasiswa LDK melakukan apa yang diperintahkan Allah. Diantaranya adalah bagaimana hubungannya dengan sesama yang bisa diwujudkan dengan perilaku prososial. Bagaimana religiusitas
yang dimiliki
mahasiswa LDK mempengaruhi perilaku prososial yang dimunculkan dalam masyarakat. Tetapi kenyataannya dalam kehidupan sehari-hari masih banyak dari mereka masih belum bisa mengamalkannya dalam perilaku prososial.
Fetzer (1999) mengemukakan ada 11 dimensi religiusitas, salah satu alat ukur yang mengukur religiusitas yaitu seberapa kuat individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual experience),
5
mengalami
kebermaknaan
hidup
dengan
beragama
(religion
meaning),
mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah nilai (value), meyakini ajaran agamanya (belief), memaafkan (forgiveness), melakukan praktek beragama (ibadah) secara menyendiri (private religious practice), mendapat dukungan penganut sesama agama (religious support), mengalami sejarah keberagamaan (religious/spiritual history), komitmen beragama (commitment), mengikuti organisasi/kegiatan keagamaan (organizational religiusness) dan meyakini pilihan agamanya (religious preference). Maka dari itu, penulis ingin mengkaji secara ilmiah apakah ada hubungan religiusitas dengan perilaku prososial dan berapa besar aspek religiusitas, yang mencakup daily spiritual experience, religion meaning, value, belief, forgiveness, private religious practice, religious support, religious history, commitmen, organizational religiusness, religious preference memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta.
Seperti telah dijelaskan pada pembahasan di awal, bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku prososial dan religiusitas diantaranya jenis kelamin dan tingkat semester. Oleh karena itu peneliti menjadikan jenis kelamin dan tingkat semester sebagai variable tambahan dalam penelitian ini.
6
1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1.2.1. Pembatasan Masalah Agar lebih terarah dan tidak meluas dalam uraian pembahasan penelitian ini maka variable-variabel yang berkaitan dengan judul penelitian di beri batasan sebagai berikut: 1. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja akhir yang berusia 18-22 tahun yang merupakan mahasiswa Pengurus LDK UIN Jakarta. 2. Religiusitas yang dimaksud adalah dimensi yang dikemukakan oleh Fetzer (1999) seberapa kuat individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual experience), mengalami kebermaknaan hidup dengan beragama (religion meaning), mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah nilai (value), meyakini ajaran agamanya (belief), memaafkan (forgiveness), melakukan praktek beragama (ibadah) secara menyendiri (private religious practice), mendapat dukungan penganut sesama agama (religious support), mengalami sejarah keberagamaan (religious/spiritual history), komitmen beragama (commitment), mengikuti organisasi/kegiatan keagamaan (organizational religiusness) dan meyakini pilihan agamanya (religious preference). 3. Perilaku prososial yang di maksud adalah perilaku prososial adalah suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain. Dalam penelitian ini merujuk pada penner (1995) yang meliputi tanggung jawab sosial, empati, pemahaman moral dan menolong. 4. variabel tambahan jenis kelamin dan tingkat semester.
7
1.2.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat hubungan antara religiusitas dengan perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta? 2. Berapa besar
sumbaangan aspek religiusitas secara signifikan memiliki
pengauh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta ? a. Daily Spiritual Experiences tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta b. Meaning tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta c. Value dan Belief tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta d. Forgiveness tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta e. Private religious practice tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta f. Religious support tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta g. Religious / spiritual history tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa LDK UIN Jakarta h. Commitment tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta i. Organizational religiousness tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta j. Religious preference memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta 3. Perbedaan religiusitas berdasarkan jenis kelamin 4. Perbedaan perilaku prososial berdasarkan jenis kelamin 8
5. Perbedaan religiusitas berdasarkan tingkat semester 6. perbedaan perilaku prososial berdasarkan tingkat semester
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian. 1.3.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui hubungan religiusitas dengan perilaku prososial, untuk mengetahui seberapa besar sumbangan aspek religiusitas (mencakup daily spiritual experience, religion meaning, value,
belief, forgiveness, private
religious practice, religious support, religious history, commitmen, organizational religiusness, religious preferen) terhadap perilaku prososial, untuk melihat perbedaan religiusitas dan perilaku prososaial berdasarkan jenis kelamin dan tingkat semester.
1.4.
Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Secara Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini berguna untuk pengembangan wacana dan kajian tentang religuisitas dan perilaku prososial pada mahasiswa terutama berguna untuk memperkaya penelitian di bidang Psikologi Agama dan Sosial.
9
1.4.2. Manfaat Secara Praktis Secara praktis, hasil penelitian ini berguna untuk memberikan informasi dan masukan bagi para pengurus LDK Pusat UIN Jakarta dalam mengembangkan religiusitas dan perilaku prososial.
1.5. Sistematika Penulisan Penulis menggunakan sistematika yang sudah baku dalam penelitian skripsi, seperti pada petunjuk penulisan skripsi baku yang diterbitkan khusus oleh Fakultas Psikologi UIN Jakarta : 1.
Bab 1 Pendahuluan. Bab ini berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatsan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistimatika penulisan.
2. Bab 2 Kajian pustaka yang berisikan segala teori yang menunjang penelitian kali ini. Bab ini berisikan teori mengenai religiusitas, perilaku prososial , remaja akhir. Bab ini dilengkapi dengan kerangka berpikir dan hipotesis penelitian 3. Bab 3 Metodelogi Penelitian. Bab ini merupakan metode yang tepat, guna mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Termasuk di dalamnya adalah jenis penelitian, metode penelitian, pendekatan penelitian, teknik pengambilan sampel, instrumen pengambilan data, dan teknik uji instrumen. 4. Bab 4 Hasil Penelitian. Pada bab ini dijelaskan dan dijabarkan data hasil penelitian yang telah didapatkan berikut analisis data berdasarkan statistik.
10
5.
Bab 5
Kesimpulan, diskusi, dan saran. Pada bab akhir ini penulis
menyimpulkan
seluruh
data
yang
diperoleh
dari
penelitian
dan
mendiskusikannya dengan teori dan penelitian-penelitian yang terkait dengan penelitian ini dan dapat menyampaikan saran berdasarkan atas proses dan hasil penelitian yang dilakukan.
11
BAB II KAJIAN TEORI Bab ini memaparkan teori yang digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari 4 subbab, yaitu: (1) remaja (2) religiusitas, (3) perilaku prososial, (4) kerangka berfikir, (5) hipotesis penelitian.
2.1. Remaja 2.1.1. Definisi Remaja Piaget (dalam Hurlock, 1996) mendefinisikan remaja sebagai masa dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang tua melainkan berada dalam tingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Masa remaja ialah periode suatu periode dalam kehidupan manusia yang merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa (ali, 1996). Sedangkan menurut achir (1996), remaja adalah seorang yang sedang mengalami perkembangan yang pesat manuju pada kedewasaan, dan berusia 12-19 tahun. Batasan remaja menurut WHO terbagi dalam tiga bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun, remaja tengah 15-18 tahun, dan remaja akhir 18-21 tahun. Papalia dan Olds (2008) menjelaskan bahwa remaja adalah seseorang yang mengalami pubertas, dengan batas usia 11 atau 12 tahun sampai berusia 21 tahun atau tahap remaja akhir.
12
Dari beberapa definisi yang telah dijabarkan diatas, maka dapat di simpulkan bahwa remaja adalah periode perkembangan transisi dari masa anakanak hingga masa awal dewasa, yang di masuki pada usia kira-kira 15-18 tahun.
2.1.2. Perkembangan Jiwa Beragama Pada Remaja Beberapa kelompok keagamaan memandang masa remaja sebagai saat ”penyadaran”, artinya saat di mana keimanan yang tadinya bersifat pinjaman, kini telah menjadi miliknya sendiri. Dalam beberapa kelompok keagamaan terdapat anggapan bahwa masa remaja adalah suatu masa di mana remaja telah matang untuk bertobat atau siap mendalami agama dengan lebih pasti dibandingkan sebelumnya (Elfi, 2005).
Dalam pembagian tahap perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki tahap progresif. Sejalan dengan perkembangan jasmani dan rohaninya, maka agama pada para remaja turut dipengaruhi perkembangan itu. Maksudnya penghayatan para remaja terhadap ajaran agama dan tindak keagamaan yang tampak pada remaja banyak berkaitan dengan faktor perkembangan tersebut.
Sedangkan menurut W. Starbuck dalam Jalaludin (1997) perkembanagn agama pada remaja ditandai oleh beberapa faktor perkembangan rohani dan jasmaninya, perkembangan itu antara lain adalah 1.
Pertumbuhan Pikiran dan Mental
13
Ide dan dasar keyakinan beragama yang diterima remaja dari masa kanakkanaknya sudah tidak begitu menarik bagi mereka. 2.
Perkembangan Perasaan Berbagai perasaan telah berkembang pada masa remaja. Perasaan sosial, etis dan estesis mendorong remaja untuk menghayati perikehidupan yang terbiasa dalam lingkungannya. Kehidupan religius akan cenderung mendorong dirinya lebih dekat ke arah hidup yang religius pula. Sebaliknya bagi remaja yang kurang mendapat pendidikan dan siraman ajaran agama akan lebih mudah didominasi dorongan seksual.
3.
Pertimbangan Sosial Perkembangan keagamaan para remaja juga ditandai oleh adanya pertimbangan sosial. Dalam kehidupan keagamaan mereka timbul konflik antara pertimbangan moral dan material. Remaja sangat bingung menentukan pilihan itu. Karena kehidupan duniawi lebih dipengaruhi kepentingan akan materi, maka para remaja lebih cenderung jiwanya untuk bersifap materialistis.
4.
Perkembangan Modal Perkembangan moral para remaja bertitik tolak dari rasa bersalah dan usaha untuk mencari proteksi.
5.
Sikap dan Minat. Sikap dan minat remaja terhadap masalah keagamaan boleh dikatakan sangat kecil dan hal ini tergantung dari kebiasaan masa kecil serta lingkungan agama yang mempengaruhi mereka (besar kecil minatnya).
14
2.2. Religiusitas 2.2.1. Pengertian Religiusitas Religiusitas berasal dari kata religion yang berarti agama. Agama berdasarkan asal kata, yaitu al-Din, religi (relegere, religare) dan agama. Al- Din berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa Arab, kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari basaha Latin kata religi atau relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari “a” artinya tidak dan “gam” artinya tidak pergi, tetap di tempat atau diwarisi turun-temurun (Jalaludin 1997).
Dalam pengertian Robertson (1988) mendefinisikan agama secara mendasar dan umum sebagai seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan dunia gaib, khususnya dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya.
Sedangkan Glock dan Stark (dalam Ancok dan Suraso 1995), agama atau religion adalah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai dan sistem perilaku yang terlambangkan, yang semuanya berpusat pada persoalan yang dihayati sebagai yang paling maknawi (ultimate meaning).
15
Dari istilah agama dan religi munculah istilah keberagamaan atau religiusitas. Menurut Fetzer (1999) religiusitas adalah seberapa kuat individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual experience), mengalami kebermaknaan hidup dengan beragama (religion meaning), mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah nilai (value), meyakini ajaran agamanya (belief), memaafkan (forgiveness), melakukan praktek beragama (ibadah) secara menyendiri (private religious practice), menggunakan agama sebagai coping (religious/spiritual coping), mendapat dukungan penganut sesama agama (religious support), mengalami sejarah keberagamaan (religious/spiritual history), komitmen beragama (commitment), mengikuti organisasi/kegiatan keagamaan (organizational religiusness) dan meyakini pilihan agamanya (religious preference),
Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa religiusitas adalah kekokohan keyakinan seseorang dalam menjalankan ibadah terhadap agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari.
2.2.2. Dimensi-dimensi Religiusitas Menurut Fetzer (1999) dalam sebuah penelitian yang berjudul Multidimensional Measurement of Religiousness, Spirituality for Use in Health Research menjelaskan dua belas dimensi religiusitas antara lain yaitu: 1. Daily Spiritual Experiences merupakan dimensi yang memandang dampak agama dan spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini Daily
16
Experience merupakan persepsi individu terhadap sesuatu yang berkaitan dengan transenden dalam kehidupan sehari-hari dan persepsi terhadap interaksinya dalam kehidupan tersebut, sehingga Daily Experience lebih kepada pengalaman dibanding kognitif. 2. Meaning adalah mencari makna dari kehidupan dan berbicara mengenai pentingnya makna atau tujuan hidup sebagai bagian dari rasa koherensi fungsi penting untuk mengatasi hidup atau unsur kesejahteraan psikologis. Pencarian makna juga didefinisikan sebagai salah satu fungsi kritis agama. 3. Value adalah pengaruh keimanan terhadap nilai-nilai hidup, seperti mengajarkan tentang nilai cinta, saling menolong, saling melindungi, dan sebagainya. 4. Belief merupakan sentral dari religiusitas. Dalam bahasa Indonesia belief disebut keimanan. Yakni kebenaran yang diyakini dengan nilai dan diamalkan dengan perbuatan. 5. Forgiveness adalah memaafkan, yaitu suatu tindakan memaafkan dan bertujuan untuk memaafkan bagi orang yang melakukan kesalahan dan berusaha keras untuk melihat orang itu dengan belas kasihan, kebajikan dan cinta. 6. Private religious practice merupakan perilaku beragama dalam mempelajari agama meliputi ibadah, mempelajari kitab, dan kegiatan-kegiatan lain untuk meningkatkan religiusitasnya.
17
7. Religious support adalah aspek hubungan sosial antaran individu dengan pemeluk agama sesamanya. Dalam Islam hal semacam ini sering disebut dengan al-ukhuwah al-Islamiyah. 8. Religious / Spiritual history seberapa jauh individu berpartisipasi untuk agama dalam hidupnya dan seberapa jauh agama mempengaruhi perjalanan hidupnya. 9. Commitment adalah seberapa jauh individu mementingkan agamanya, komitmen serta berkontribusi kepada agamanya. 10. Organizational religiousness merupakan konsep yang mengukur seberapa jauh individu ikut serta dalam lembaga keagamaan yang ada di masyarakat dan beraktivitas di dalamnya. 11. Religious preference yaitu memandang sejauhmana individu membuat pilihan dan memastikan agamanya. Dimensi inilah yang dijadikan dasar untuk membuat alat ukur dalam penelitian ini.
2.3. Perilaku Prososial 2.3.1. Pengertian Perilaku Prososial Secara sederhana Feldman (1985) mencoba mendefinisikan perilaku prososial sebagai berikut : “ Helping or Prosocial behavior is behavior that benefits other people”. Menolong atau perilaku prososial adalah perilaku yang menguntungkan orang lain.
18
Pendapat tersebut sejalan dengan Deaux & Wrightsman (1993) mendefinisikan perilaku prososial sebagai berikut : ”Behavior that benefits other or has positive social consequences”. Perilaku yang menguntungkan orang lain atau memiliki konsekuensi sosial yang positif .
Sedangkan menurut Rushton dalam Sears (1994), perilaku prososial berkisar dari tindakan menolong yang tidak mementingkan diri sendiri atau tanpa pamrih sampai tindakan menolong sepenuhnya di motivasi oleh kepentingan diri sendiri. Sedangkan pada perilaku altruism lebih fokus pada tindakan sukarela yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk menolong orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun, kecuali perasaan telah melakukan kebaikan.
Dan Taylor dkk (2002) mengemukakan perilaku prososial mencakup katagori yang lebih luas karena meliputi segala bentuk tindakan yang dilakukan atau dirancang untuk menolong orang lain, tanpa memperdulikan motif-motif si penolong.
Perilaku prososial adalah suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung kepada orang yang melakukan tindakan tersebut, dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang menolong (Baron dan Byrne, 2005).
19
Sedangkan Baron & Byrne (2006)
mengemukakan perilaku prososial
sebagai : “actions by individual that help others with no immediate benefit to the helper are a common part of sosial life”. Tindakan individu untuk menolong orang lain secara tidak langsung dapat menguntungkan si penolong itu sendiri, hal ini merupakan bagian terpenting dari kehidupan sosial.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial adalah segala bentuk perilaku yang memberikan dampak yang positif atau menguntungkan bagi orang lain yang menerimanya.
2.3.2. Bentuk-Bentuk Perilaku Prososial Wispe dalam Zanze (1984) menyebutkan lima macam perilaku yang termasuk pada perilaku prososial, yaitu : a. Donating (berderma), suatu bentuk perilaku prososial yang memberikan suatu sumbangan kepada orang lain, biasanya bersifat amal b. Helping (membantu), tindakan prososial yang mengambil bagian atau membantu orang lain hingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya. c. Sympathy (simpati), perilaku ini berdasarkan atas perasaan yang positif terhadap orang lain dengan adanya rasa peduli dan turut merasakan sesuatu yang sedang dialami orang lain, biasanya hal yang memprihatinkan, menyakitkan, atau menyedihkan.
20
d. Cooperating (kerjasama), perilaku saling membantu dalam bentuk kerjasama dimana di antara pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai tujuan dan maksud yang sama. e. Altrusm (altruisme), turut ambil bagian untuk menolong orang lain, yang dilakukan tanpa mengharap imbalan apapun, biasanya dalam bentuk upaya penyelamatan orang lain dari ancaman bahaya.
Mussen dkk, dalam Fuad Nasori (2008) juga menyebutkan lima macam yang termasuk perilaku prososial, yaitu : a. Menolong, yaitu membantu orang lain dengan cara meringankan beban fisik atau psikologis orang tersebut. b. Berbagi rasa, yaitu kesediaan untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain. c. Kerjasama, yaitu melakukan pekerjaan atau kegiatan secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama pula. d. Menyumbang, yaitu berlaku murah hati kepada orang lain. e. Memperhatikan kesejahteraan orang lain, yaitu peduli terhadap permasalahan orang lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bentuk perilaku prososial merupakan perilaku dengan mengubah keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik seperti berderma atau menyumbang, membantu, berbagi, bekerjasama, simpati,
21
memperhatikan hak dan kesejahteraan orang lain serta memiliki kepedulian terhadap orang lain.
2.3.4. Teori Motivasi Perilaku Prososial Menurut Baron dan Byrne (2005) ada empat teori utama yang mendasari timbulnya perilaku prososial, yaitu: 1.
Hipotesis Empatik- Altruisme Toeri ini menyatakan bahwa, karena empati kita menolong orang yang memerlukan hanya karena perasaan menjadi enak karena melakukannya. Menurut Baron dan Kolega dalam Baron & Byrne (2005), perasaan empati yang kuat membuat seseorang mengesampingkan pertimbangan lain untuk menolong seseorang dan bersedia terlibat dalam situasi yang tidak menyenangkan bahkan berbahaya. Empati yang tinggi hanya menimbulkan perilaku prososial karena tindakan tersebut membuat perasaan menjadi enak, tetapi tidak berhasilnya usaha untuk menolong membuat perasaan membuat perasaanmenjadi tidak enak.
2.
Hipotesis Model Mengurangi Keadaan Negatif Menurut teori ini, orang yang melakukan tindakan prososial terhadap orang lain untuk mengurangi rasa negative dan ketidaknyamanan emosional mereka sendiri. Dengan kata lain, perilaku prososial dapat berperan sebagai self-help untuk mengurangi perasaan negatif.
22
3.
Hipotesis Kesenangan Empatik Hipotesis kesenangan ini mendasarkan aktivitas menolong pada perasaan positif dari pencapaian yang muncul ketika penolong mengetahui bahwa ia mampu memberi pengaruh menguntungkan pada orang yang membutuhkan. Jadi empati tidak cukup membuat seseorang memberi respon prososial ketika ada seseorang yang membutuhkan bantuan, tetapi juga dibutuhkan umpan balik mengenai dampaknya bagi seseorang.
4.
Determinisme Genetik Model determinisme genetis melacak perilaku prososial ke dampak umum dari seleksi alam. Terjadinya tindakan prososial meningkatkan kemungkinan diwariskannya gen seseorang kepada generasi berikutnya, sehingga tindakan prososial tersebut menjadi bagian dari warisan biologis kita. Namun dalam literature altruism, Buck dan Ginsberg (dalam Baron dan Byrne,2005) menyimpulkan bahwa tidak terdapat bukti adanya gen yang menentukan perilaku prososial. Akan tetapi, memang pada manusia manapun di antara binatang-binatang lain, terdapat kemampuan yang berbasis gen untuk mengkomunikasikan emosi dan untuk membentuk ikatan sosial. Mungkin kapasitas yang diturunkan inilah yang meningkatkan kemungkinan bahwa seseorang akan menolong orang lain ketika masalah muncul. Sedangkan menurut Taylor, dkk ( 2002). Menyatakan perilaku prososial
diperkaya oleh berbagai perspektif teoritis, yaitu :
23
1. Perspektif Evolusi Perspektif evolusi menyatakan bahwa kecondongan untuk membantu adalah bagian dari warisan evolusi genetif kita. 2. Perspektif Sosiokultural Perspektif sosiokultural menegaskan pentingnya norma sosial yang mengatur kapan kita mesti memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan. Ada tiga norma sosial dasar yang lazim dalam masyarakat manusia yaitu: a. Norm of Social Responsibility (norma tanggung jawab sosial) Menyatakan bahwa kita harus membantu orang lain yang bertangtung oleh kita. b. Norma of Reciprocity (norma reciprocity) Menyatakan bahwa kita harus membantu orang lain yang pernah membantu kita. Beberapa study menunjukkan bahwa orang lebih cenderung membantu orang lain yang pernah membantu mereka. c. Norma of Social justice (norma of social keadilan sosial). 3. Perspektif Belajar Perspektif belajar menyatakan bahwa orang belajar menolong, mengikuti prinsip dasar penguatan dan modeling. 4. Perspektif Pengambilan Keputusan Menurut Latane & Darley dalam Taylor (2002) dari perspektif pengambilan keputusan dan kemudian mengambil tindakan langkah-langkah dalam keputusan ini. Pertama, melihat kebutuhan,seseorang pertama-tama melihat sesuatu yang terjadi dan memutuskan apakah bantuan perlu diberikan atau
24
tidak. Kedua, mengambil tanggung jawab personal,jika bantuan diperlukan, orang itu akan mempertimbangkan seberapa besar tanggung jawabnya untuk bertindak. Ketiga,menimbang untung rugi, orang itu mungkin akan mengevaluasi imbalan dan biaya dari tindakan menolong atau tidak menolong. Terakhir, memutuskan cara membantu dan mengambil tindakan. seseorang harus memutuskan tipe bantuan apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara membutuhkannya. 5. Toeri Atribusi Sarlito Wirawan Sarwono (2002) juga mengemukakan beberapa teori lain yang mendasari seseorang menolong orang lain, yaitu: 1. Teori Behaviorisme Menurut pendapat kaum behavioris murni, manusia menolong karena dibiasakan oleh masyarakat menyediakan ganjaran yang positif 2. Teori Pertukaran Sosial Teori ini dasarnya adalah prinsip sosial ekonomi, dimana setiap tindakan yang dilakukan seseorang dengan mempertimbangkan untung ruginya, tidak hanya dalam artian material atau financial, tetapi juga dalam bentuk psikologis seperti memperoleh informasi, pelayanan, status, penghargaan, perhatian,kasih sayang, dsb. Pada prinsipnya perilaku dilaksanakan dengan menggunakan strategi minimax, yaitu meminimalkan usaha (Cost) dan memaksimalkan hasil (reward) agar dapat diperoleh keuntungan atau laba (profit) yang sebesarbesarnya. Kaitannya dengan perilaku prososial, seseorang memberikan
25
bantuan atau pertolongan tidak hanya menguntungkan orang yang ditolong tapi si penolong pun mendapatkan keuntungan yang setimpal atas pertolongan yang dia berikan. 3. Teori Empati Menurut Batson dalam Sarlito Wirawan (2002) egoisme dan simpati berfungsi bersama-sama dalam perilaku prososial. Dari segi egoisme, perilaku menolong dapat mengurangi ketegangan diri sendiri. Sedangkan dari segi simpati, perilaku prososial itu dapat mengurangi penderitaan orang lain. Gabungan dari keduanya dapat menjadi empati, yaitu ikut merasakan penderitaan orang lain sebagai penderitaannya sendiri dan yang menjadi fokus usaha menolong terletak pada penderitaan orang lain, bukan pada penderitaan sendiri. Karena dengan terbebasnya orang lain dari penderitaan itulah si penolong akan terbebas dari penderitaanya sendiri. 4. Teori Norma Sosial Menurut teori ini, orang menolong karena diharuskan oleh norma-norma masyarakat. Ada tiga macam norma sosial yang biasanya dijadikan pedoman untuk berperilaku prososial, yaitu : a.
Norma Timbal Balik (Reciprocity Norm) Menurut Gouldner dalam Salito Wirawan (1999) inti dari norma timbal balik ini adalah kita harus membalas pertolongan dengan pertolongan. Jika kita sekarang menolong orang, lain kali kita akan ditolong orang atau kerana di masa lampau kita pernah ditolong maka sekarang kita harus menolong orang
26
b. Norma Tanggung Jawab (Social Responsibibility Norm) Kita wajib menolong orang lain tanpa mengharap balsan apapun di masa depan.norma tanggung jawab sosial ini dipengaruhi oleh atribusi yang kita berikan kepada orang yang membutuhkan pertolongan. Kalau kita memberikan atribusi eksternal kepada kesusahan orang lain seperti sakit, cacat, menderita atau korban bencana alam, kita cenderung lebih bersedia menolong orang tersebut dari kalau pada atribusi yang kita berikan adalah internal seperti miskin karena malas bekerja atau sakit karena keteledoran sendiri c. Norma Keseimbangan (Harmonic Norm) Seluruh alam semesta harus berada dalam keadaan seimbang, serasi dan selaras. Manusia harus membantu untuk mempertahankan keseimbangan itu, antara lain dalam bentuk perilaku menolong. 5. Teori Evolusi Teori ini beranggapan bahwa seseorang berperilaku prososial adalah demi survival (mempertahankan jenis dalam proses evolusi). a. Perlindungan Kerabat (Kin Protection) Seseorang cenderung memberikan pertolongan kepada orang yang memiliki hubungan kekerabatan atau memiliki hubungan genitas. b. Timbal Balik Biologik Sebagaimana halnya norma sosial, dalam teori evolusi pun ada prinsip timbale balik, menolong untuk memperoleh pertolongan kembali.
27
c. Orientasi Seksual Dalam rangka mempertahankan jenis, ternyata kaum homoseksual cenderung lebih memiliki perilaku prososial dari pada orang-orang yang heteroseksual. 6. Perkembangan Kognisi Menurut Lourenco dalam Sarlito Wirawan Sarwono (1999), tingkat perkembangan kognitif (dari Piaget) akan berpengaruh pada perilaku prososial. Pada anak-anak perilaku prososial lebih didasarkan kepada perkembangan hasil (gain). Semaikn dewasa anak itu, semakin tinggi kemampuannya untuk berpikir abstrak, semakin mampu ia untuk mempertimbangkan usaha atau biaya yang harus ia korbankan untuk perilaku itu.
2.3.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prilaku Prososial Menurut Sears, dkk (1994) terdapat beberapa faktor yang lebih spesifik yang mendasari seseorang berperilaku prososial yaitu : 1. Situasi Penelitian yang telah membuktikan makna penting beberapa faktor situasional yang meliputi: a. Kehadiran orang lain, semakin banyak orang yang hadir, semakin kecil kemungkinan seseorang benar-benar memberikan pertolongan, dan semakin besar rata-rata waktu yang bantuan. Darley, dan Latane menamkannya efek penonton (bystander effect). sebagai contoh salah satu
28
yang mngejutkan tentnag pembunuhan Kitty Genovese adalah begitu banyak orang yang mendengar jeritan wanita muda itu tetapi tidak ada seorang
pun
yang
menghubungi
polisi.
Para
pengamat
sosial
menginterpretasikan hal ini sebagai tanda meluasnya kemerosotan moral dan alienasi dalam masyarakat. Hipotesis yang lain yang diajukan psikolog sosial Bibb Latane dan John Darley dalam Sears (1994), mereka mengemukaan bahwa kehadiran penonton yang begitu banyak mungkin telah menjadi alas an bagi tiadanya usaha untuk memberikan pertolongan. Orang yang menyaksikan pembunuhan itu mungkin menduga bahwa orang lain sudah menghubungi polisi, sehingga kurang mempunyai tanggung jawab pribadi untuk turun tangan. b. Kondisi lingkungan, keadaan fisik juga mempengaruhi kesediaan untuk membantu. Sebagai contoh efek cuaca terhadap pemberian bantuan di teliti dalam dua penelitian lapangan yang dilakukan oleh Cunninghan dalam Sears (1994). Dalam penelitian pertama, para pejalan kaki dihampiri di luar rumah dan diminta untuk membantu peneliti dengan melengkapi kuesioner. Orang lebih cenderung membantu bila hari cerah dan bila suhu udara cukup menyentangkan ( relatif hangat di musim dingin dan relative sejuk di musim panas). Dalam penelitian ke dua yang mengamati bahwa para pelanggan memberikan tip yang lebih banyak bila hari cukup cerah. Penelitian lain menyatakan bahwa orang lebih cenderung menolong pengendara motor yang mogok dalam cuaca cerah dari pada dalam cuaca
29
mendung Ahmed dalam Sears (1994), dan pada siang hari dibandingkan malam hari. c. Tekanan keterbatasan waktu. 2. Karakteristik penolong a. Faktor Kepribadian. b. Suasana Hati c. Rasa Bersalah 3. Karakteristik Orang yang Membutuhkan Pertolongan a. Menolong orang yang kita sukai. Awal suka terhadap orang lain dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti daya tarik fisik dan kesamaan. Penelitian tentang perilaku prososial menyimpulkan bahwa karakteristik yang sama juga mempengaruhi bantuan. b. Menolong orang yang pantas di tolong
Sedangkan menurut Sarlito (2002) ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku prososial, dan faktor-faktor ini bisa dipicu oleh faktor dari luar dan dari dalam diri seseorang 1. Faktor Luar/ Pengaruh siluasi a. Bystanders Menurut penelitian psikologi sosial yang berpengaruh pada perilaku menolong atau tidak menolong adalah adanya orang lain yang kebetulan bersama kita di tempat kejadian (bystanders). Semakin banyak orang lain
30
semakin kecil kemungkinan untuk menoiong dan sebaliknya orang yang sendirian cenderung untuk menolong. b. Menolong jika orang lain juga menolong Sesuai dengan prinsip timbal balik dalam teori norma sosial, adanya seseorang yang sedang menolong orang lain akan memicu kita untuk juga ikut menolong. c. Desakan waktu Biasanya orang yang sibuk dan tergesa-gesa cenderung untuk tidak menoiong, sedangkan orang yang santai lebih besar kemungkinan untuk memberikan pertolongan pada orang yang memerlukannya. d. Kemampuan yang dimiliki Kalau orang merasa mampu, ia akan cenderung menolong. sedangkan kalau merasa tidak mampu ia tidak menolong. 2. Faktor Dalam atau Pengaruh Dari dalam Diri a. Perasaan Perasaan dalam diri seseorang dapat mempengaruhi perilaku menolong. Kurang ada konsistensi dalam hal pengaruh perasaan yang negatif (sedih, murung, kecewa dan sebagainya) terhadap perilaku menolong. Perasaan negatif pada anak akan menghambatnya melakukan perilaku menolong tetapi pada orang dewasa akan mendorongnya melakukan perilaku menolong karena pada orang dewasa sudah merasakan manfaat
dari
perilaku menolong untuk mengurangi perasaan negatif itu, sedangkan pada anak-anak belum ada kemampuan seperti itu. Akan tetapi jika perasaan 31
negatif itu terlalu mendalam (misalnya, karena kematian anggota keluarga), dampaknya pada orang dewasa adalah juga menghambat perilaku menolong. Orang dalam keadaan depresi akut seperti itu biasanya terlalu tercekam dengan diri sendiri sehingga tidak mau memikirkan orang lain. Di pihak lain, perasaan positif (gembira, senang, bahagia) menunujkkan hubungan yang lebih konsisten dengan perilaku menolong. b. Faktor sifat (trait) Menurut Guagono dalam Sarlito (2002) Orang menolong karena pada diri seseorang ada sifat menolong yang sudah tertanam dalam kepribadiannya. c. Agama Menurut Gallup dalam Sarlito (2002) faktor agama ternyata juga dapat mempengaruhi perilaku menolong, 12% dari orang Amerika Serikat tergolong taat beragama dan di antara mereka 45% membantu dalam pekerja-pekerja sosial, seperti membantu anak miskin, rumah sakit, orang jompo, sementara kalangan yang tidak beragama persentase yang membantu hanya 22%. Temuan Gallup ini di dukung oleh penelitian lain yang menyatakan bahwa kadar keberagamaan dapat meramalkan perilaku menolong untuk proyek-proyek berjangka panjang d. Tahapan moral Menurut Boedihargo dalam Sarlito (2002) secara teoritis ada hubungan anatara tahapan perkembangan moral dan perilaku prososial, dalam penelitian hal ini belum di temukan bukti-bukti yang mendukung. e. Jenis kelamin
32
Menurut Goldberg dalam Sarlito (2002) dari pangamatan terhadap lebih dari 6300 orang penjalan kaki di Batson dan Cambridge, Amerika serikat, ternyata 1.6 % menyumbang kepada peminta-minta jalanan. Di antara para penyumbang itu, laki-laki lebih banyak dari pada perempuan. Baron & Byrne (2005), juga menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan perilaku prososial, yaitu: 1. Faktor situasional a. Daya tarik (menolong mereka yang anda sukai) Yang paling penting dari hal-hal ini adalah sejauh mana individu mengevaluasi korban secara positif (daya tarik). b. Atribusi Atribusi yang dibuat oleh individu mengenai apakah korban bertanggung jawab atau tidak terhadap hal yang menimpanya. c. Model-model prososial Pengalaman individu terhadap model-model prososial di masa sekarang maupun di masa lampau. 2. Faktor Motivasi Orang-orang yang dapat dibedakan sesuai motivasi utama mereka dalam situasi yang melibatkan pilihan moral, yaitu: a. Kepentingan pribadi (self-interest) Orang-orang yang memiliki motif ini sebagian motif utama tidak dipusingkan oleh pertanyaan benar dan salah atau adil dan tidak adil, mereka hanya melakukan yang terbaik bagi diri mereka sendiri.
33
b. Integritas moral (moral integrity) Bagi mereka yang termotivasi dengan integritas moral, pertimbangan akan kebajikan dan keadilan seringkali membutuhkan sejumlah pengorbanan self-interest untuk melakukan “hal yang benar” c. Hiprokisi Moral (moral hyprocisy) Individu
pada
katagori
ini
didorong
oleh
interest
tetapi
juga
mempertimbangkan penampilan luar mereka. Kombinasi ini bararti bahwa penting bagi mereka untuk terlihat peduli dalam melakukan hal yang benar, sementara mereka sebenarnya tetap mengutamakan kepentingankepentingan mereka pribadi. 3. Faktor Keadaan Emosional Secara kasar, kondisi hati yang baik akan meningkatkan peluang terjadinya tingkah laku menolong orang lain, sedangkan kondisi suasana hati yang tidak baik akan menghambat pertolongan. Terdapat banyak bukti yang mendukung asumsi ini (Forgas dalam Baron & Byrne, 2005). 4. Empati Banyak perbedaan pada minat seseorang untuk menolong bersumber pada motif altruistic yang berdasarkan pada empati (Clary & Orenstein, Grusec dalam Baron,2005).
Berdasarkan uraian di atas, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku prososial yaitu pertama, adalah faktor situasi meliputi kehadiran orang lain, desakan waktu, kemampuan yang dimiliki dan kondisi lingkungan. Kedua, faktor
34
dari dalam diri si penolong meliputi perasaan, sifat, agama dan orientasi seksual. Ketiga, faktor dalam diri si penolong meliputi jenis kelamin, daya tarik, kesamaan dan atribusi.
2.3.6. Dimensi Perilaku Prososial Dalam skala baku Prosocial Personality Battery (PSB) terdapat beberapa dimensi perilaku yang membentuk perilaku prososial. Adapun dimensi-dimensi perilaku prososial menurut Penner (1995) antara lain yaitu : 1. Tanggung jawab sosial Kecenderungan untuk bertanggung jawab dan menerima segala konsekuensi dari segala tindakan yang ia perbuat. 2. Empati a. Mampu berempati Kecenderungan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain, merasa simpati dan memperhatikan orang-orang yang kurang beruntung b. Pengambilan sudut pandang Secara spontan memiliki kecenderungan untuk mengambil sudut pandang dari segi psikologis orang lain. c. Kemampuan mengatasi stres Kecenderungan pada diri seseorang dalam merasakan perasaan gelisah dan khawatir. 3. Pemahaman Moral Kecenderungan untuk membuat keputusan-keputusan yang dilandaskan pada pertimbangan moral dan fokus pada kepentingan orang lain.
35
4. Menolong Kecenderungan untuk menolong orang lain. Dimensi-dimensi inilah yang dijadikan dasar untuk membuat alat ukur dalam penelitian ini.
2.3.6. Pengukuran Perilaku Prososial Perilaku prososial adalah variabel konstan yang mana variabel ini tidak bisa diteliti dengan observasi secara langsung akan tetapi dengan mengunakan alat ukur atau skala yang sudah baku. Prosocial Personality Battery (PSB) adalah alat yang digunakan dalam mempelajari perilaku prososial. Peneliti akan menggunakan Prosocial Personality Battery (PSB) sebagai salah satu alat ukur dalam penelitian ini, dengan alasan: Prosocial Personality Battery (PSB) dirancang untuk menilai seberapa baik individu dalam berperilaku prososial, alat ukur ini sesuai dengan variabel yang diteliti yaitu perilaku prososial.
2.4. Kerangka Berpikir Mahasiswa LDK adalah mahasiswa yang mengikuti organisasi kemahasiswaan intra kampus yang terdapat di tiap-tiap perguruan tinggi di Indonesia. LDK merupakan lembaga dakwah yang bergerak di dalam kampus melalui dakwah Islam, dakwah Islam yang ditanamkan kepada para mahasiswa diharapkan agar dapat menciptakan insan-insan dakwah yang memiliki kekokohan spriritualitas, intelektualitas, solidaritas dengan etos profesionalisme menuju kampus yang Islami dalam rangka mewujudkan khairu ummah dan religiusitas yang bagus.
36
Mahasiswa pengurus LDK adalah salah satu kelompok yang dinilai memiliki religiusitas yang bagus. Sejak mahasiwa mengikuti organisasi LDK, maka saat itu juga individu memasuki sistem yang berbeda, yakni sebuah kehidupan yang tidak mementingkan kehidupan pribadi daripada kepentingan bersama. Lembaga Dakwah Kampus menjadi suatu media pembalajaran untuk berbagi seperti perilaku menolong orang yang membutuhkan..
Perilaku prososial dipengaruhi beberapa aspek dalam diri individu baik secara internal maupun external. Faktor yang mempengaruhi perilaku prososial salah satunya tingkat keberagamaan seseorang. Menurut Batson dan Brown (2005) berpendapat bahwa orang yang beragama memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk membantu orang lain, dibanding orang yang tidak mengenal agama. Individu yang aktif melaksanakan ibadah hampir selalu melalukan tindakan menolong orang lain disebabkan individu tersebut merasakan dorongan yang kuat untuk membantu orang yang membutuhkan. Religiusitas yang terkait dengan perilaku membantu ada sebelas dimensi yaitu (1), seberapa kuat individu penganut agama merasakan pengalaman beragama sehari-hari (daily spiritual experience), (2) mengalami kebermaknaan hidup dengan beragama (religion meaning), (3) mengekspresikan keagamaan sebagai sebuah nilai (value), (4) meyakini ajaran agamanya (belief), (5) memaafkan (forgiveness), (6) melakukan praktek beragama (ibadah) secara menyendiri (private religious practice), (7) mendapat dukungan penganut sesama agama
(religious
support),
(8)
mengalami
37
sejarah
keberagamaan
(religious/spiritual history), (9) komitmen beragama (commitment), (10) mengikuti organisasi/kegiatan keagamaan (organizational religiusness) dan (11) meyakini pilihan agamanya (religious preference). Selain itu, ada beberapa faktor lain yang berpengaruh pada tingkat keberagamaan dan perilaku prososial yang dilihat melalui jenis kelamin, tingkat semester. Namun tentu saja asumsi tersebut memerlukan penelitian lebih lanjut. Secara singkat kerangka berpikir dari penelitian ini dapat dipresentasikan sebagai berikut: Gambar Kerangka Berpikir
RELIGIUSITAS a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k.
Daily Spiritual Experiences Meaning Value Belief Forgiveness Private religious practice g.Religious support h.Religious / spiritual history Commitment Organizationalreligiousness Religious preference
Mahasiswa Pengurus LDK
Jenis kelamin Tingkat semester
Perilaku prososial a. b. c. d.
Tanggung jawab social Empati Pemahaman moral menolong 38
2.5. Hipotesis H1 : Ada hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan perilaku prososial mahasiswa pemgurus LDK UIN Jakarta. H0 : Tidak ada hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan perilaku prososial H1 : Ada pengaruh aspek religiusitas terhadap perilaku prososial a. Daily Spiritual Experiences ada pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta b. Meaning ada pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta c. Value dan Belief ada pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta d. Forgiveness ada
pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa
pengaruh LDK UIN Jakarta e. Private religious practice ada pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengaruh LDK UIN Jakarta f. Religious support ada pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta g. Religious / spiritual history ada pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta h. Commitment ada pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Pusat i.
Organizational religiousness ada pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa penurus LDK UIN Pusat
j. Religious preference ada pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Pusat H0 : Tidak ada pengaruh aspek religiusitas terhadap perilaku prososial. a. Daily Spiritual Experiences tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa LDK UIN Jakarta 39
b. Meaning tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa LDK UIN Jakarta c. Value dan Belief tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa LDK UIN Jakarta d. Forgiveness tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa LDK UIN Jakarta e. Private religious practice tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa LDK UIN Jakarta f. Religious support tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa LDK UIN Jakarta g. Religious / spiritual history tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa LDK UIN Jakarta h. Commitment tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial 65 mahasiswa LDK UIN Pusat i.
Organizational religiousness tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa LDK UIN Pusat
j. Religious preference memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa LDK UIN Pusat H1 ; Ada perbedaan religiusitas dan perilaku prososial berdasarkan jenis kelamin H0
:
Tidak ada perbedaan religiustas dan perilaku prososial berdasarkan jenis kelamin
H1 : Ada perbedaan religiusitas dan perilaku prososial berdasarkan tingkat semester H0
:
Tidak ada perbedaan religiustas dan perilaku prososial berdasarkan tingkat semester
40
BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam hal membicarakan metode penelitian, ada 2 masalah utama, yaitu (a) pengumpulan data, yang mencakup persoalan menetapkan dan mendefinisikan variabel penelitian, populasi, sampel, alat ukur dan prosedur pengumpulan data, serta teknik pengolahan data; (b) analisis data, yang meliputi metode statistik (analisis data kuantitatif) di mana ada variabel yang dijadikan IV dan DV.
3.1 Pendekatan dan Jenis penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan jenis penelitian yang digunakan korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan antara variabel-veriabel yang berbeda dalam suatu populasi. Pengukuran dengan korelasi ini digunakan untuk menentukan besarnya arah hubungan antara tingkat religiusitas dengan perilaku prososial.
3.2. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional Variabel 3.2.1. Definisi Konseptual Secara konseptual variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu (a) variabel bebas (independent variable) dan (b) variabel terikat (dependent variable).
41
a. Variabel bebas (independent variable) Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah religiusitas. Religiusitas yang dimaksud adalah seberapa kuat individu menganut dan merasakan pengalaman beragama. Dalam penelitian ini
merujuk pada Fetzer (1999) yaitu daily
spiritual experiences ,religion meaning, value, belief, forgiveness, private religious practice,religious support, commitmen, organizational religiousness, religious preference. Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah perilaku prososial. Perilaku yang dimaksud perilaku menolong yang menguntungkan orang lain. Dalam penelitian ini merujuk pada Penner (1995) Meliputi dimensi-dimensi perilaku prososial yaitu tanggung jawab sosial, empati, pemahaman moral, menolong.
3.2.2. Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu religiusitas dan perilaku prososial. a. Religiusitas : definisi operasionalnya adalah hasil skor yang diperoleh dari responden terhadap skala religiusitas yang disusun berdasarkan teori Fetzer (1999) yaitu daily spiritual experiences ,religion meaning, value, belief, forgiveness,
private
religious
practice,religious
support,
commitmen,
organizational religiousness, religious preference. b. Perilaku prososial: definisi operasionalnya adalah hasil skor yang diperoleh dari responden terhadap skala perilaku prososial yang diambil dari teori Penner (1995) dimensi-dimensi tersebut diantaranya tanggung jawab sosial, empati, pemahaman moral, menolong.
42
3.3
Populasi Dan Sampel
3.3.1 Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek yang mempunyi kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untu dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah para pengurus lembaga dakwah kampus pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang jumlah 68 mahasiswa.
3.3.2. Sampel Sugiyono (2008) mendefinisikan sampel sebagian bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan diteliti. Sedangkan menurut Sevilla (1993) sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang didapat dari populasi, dikarenakan jumlah populasi terbatas, maka keseluruhan dalam populasi tersebut menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu 68 mahasiswa.
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel Pengambilan sempel dilakukan dengan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sempel.
Hal
ini
sering dilakukan
bila
jumlah
populasi
relatif
kecil
(Sugiyono.2007).
3.4.
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari metode pengumpulan data dan instrumen, teknik uji instrumen, serta teknik analisa data.
43
3.4.1. Teknik Pengambilan Data Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiono, 2004). Dan menggunakan model skala Likert sebagai “summated rating method” adalah pernyataan pendapat yang disajikan kepada responden yang memberikan indikasi pernyataan setuju atau tidak setuju (Sevilla dkk. 1993). Tiap-tiap pernyataan akan memberikan gambaran bagaimana individu dalam menanggapi pernyataan tersebut. Setengah soal adalah disebut positif atau kesetujuan (Favorable) dan setengah lainnya disebut negatif atau ketidaksetujuan (Unfavorable) (Sevilla, dkk,.1993). Untuk itu instrumen penelitian ini menggunakan skala Likert dengan empat kemungkinan jawaban yaitu Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak Sesuai. Setiap individu dapat mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap salah. Tabel 3.1 Bobot nilai jawaban Pilihan
SS
S
TS
STS
Favorabel
4
3
2
1
Unfavorabel
1
2
3
4
3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian mengunakan suatu metode (Arikunto, 2002).
44
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu: o Religiusitas, mengacu teori Fetzer (1999) yaitu daily spiritual experiences ,religion
meaning,
value,
belief,
forgiveness,
private
religious
practice,religious support, commitmen, organizational religiousness, religious preference. Adapun blue print skala tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Blue Print Skala Religiusitas No
Aspek
1
daily spiritual experiences
2
Meaning
3
4
5
Value
Indikator
• Merasakan kehadiran Allah • Menemukan kekuatan dalam agama • Merasakan kedamaian batin • Dekat dengan Allah • Merasa dicintai Allah • Keindahan ciptaannya • Makna • Saling melindungi
Belief
• Percaya akan hidup setelahnya • Allah mengawasi
Forgiveness
• Merasa diampuni allah • Memaafkan diri sendiri • Memaafkan orang lain
45
Favorabel 1, 2,3,4,5,12,
6 7
Unfavorabel 9, 18, 13, 22, 27
18
Jumlah 11
2 1
19, 26
2
8, 10, 15
3
6
7
8
9
10
11
Private religious practice Religious support
Religious history
Commitmen
Organizational reliousness
Religious preferences
• Beribadah/berdoa secara pribadi • Renungan • Membantu memberikan support
20, 23, 24
32, 34
3
25, 30
4
• Pengalaman yang mengubah hidup
29, 35, 36
• Kekuatan agama • Kekuatan spiritual
33, 37
• Pelayanan keagamaan • Kegiatan yang berkaitan dengan agama
28, 31
2
11,14, 17,
3
• agama dipilih
yang
3
21
3
37
Jumlah
o Perilaku prososial, menggunakan skala yang sudah yang disusun berdasarkan teori Penner (1995) yaitu tanggung jawab sosial, empati, pemahaman moral, menolong.
46
Adapun blue print skala tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 3.3 Blue Print Skala Perilaku Prososial No 1
2
Dimensi Tanggung jawab sosial Empati
3
Pemahaman moral
4
Menolong Jumlah
Indikator a. Bertanggung jawab
Pernyataan Favorabel Unfavorabel 1,2,3,4,7
b. Menerima segala konsekuensi a. Merasakan apa yang 10, 17 dirasakan orang lain d. Mengambil sudut 14,15,19 pandang dari segi psikologis orang lain e. Merasakan perasaan gelisah dan khawatir a. Membuat keputusan 21,22,25 dilandaskan pertimbangan moral b. Fokus pada 20,23, 24, kepentingan orang lain Kecenderungan 26,27,28,29 menolong 30 16
9,12,18 12 8, 11,13
16 6
5 14
3.5.1. Uji validitas Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya. Untuk menguji validitas item digunakan rumus Korelasi dari Pearson Product Moment. Validitas suatu butir pernyataan dapat dilihat dari nilai Corrected item total
47
7
5,6,
3.5 Teknik Uji Instrumen
correlation masing-masing butir pernyataan.
Jumlah
30
3.5.2. Uji Reliabilitas Menurut Azwar (2006) reliabilitas adalah tingkat ketetapan, ketelitian, keakuratan sebuah instrumen. Sedangkan menurut Hasan (2002) uji reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam bentuk skala. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki Cronbach’s alpha > dari 0,60 (Azwar, 2004). Menurut J.P. Guilford (dalam Kuncono, 2004), prinsip pada umumnya yang digunakan untuk penafsiran nilai r adalah sebagai berikut: Tabel 3.4. Intepretasi niali r Besar nilai r
Interpretasi
Sangat reliabel
0,9
0,7 - 0,9
Reliabel
0,4 – 0,7
Cukup reliabel
0,2 – 0,4
Kurang reliabel
< 0,2
Tidak reliabel
Data yang diperoleh dari pelaksanaan uji coba kemudian diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS 16.0 untuk mengetahui reliabilitas dan validitas pada masing-masing skala. Pengukuran uji validitas ini menggunakan rumus Pearson product moment dan pengukuran reliabilitas menggunakan teknik Cronbach Alpha. Suatu penelitian yang reliabel, hasil yang diperoleh akan tetap sama apabila diukur pada waktu yang berbeda. Reliabilitas
48
suatu konstruk variabel dikatakan reliabel bila memiliki nilai Cronbach alpha > 0,60 atau mendekati satu.
3.6. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian 3.6.1. Hasil uji validitas skala religiusitas Berdasarkan hasil uji coba (try out) yang dilakukan di UMJ terdapat 37 item dalam instrumen ini, diperoleh 21 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% yaitu item nomor: 2, 4, 7, 8, 10, 11, 12, 13,17, 18, 20, 22, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 35, 37. Sedangkan item yang tidak valid berjumlah 16 item yaitu nomor: 1, 3, 5, 6, 9, 14, 15, 16, 19, 21, 23, 24,26, 33, 34, 36.
3.6.2. Hasil Uji Coba Skala Perilaku Prososial Berdasaran dari hasil uji coba (try out) yang dilakukan di UMJ terdapat 30 item dalam instrumen perilaku prososial, diperoleh 17 item yang valid baik pada taraf signifikansi 5% yaitu nomor 1, 3, 4, 14, 15, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30. Sedangkan item yang tidak valid berjumlah 13 item yaitu: 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 21.
3.7. Hasil Uji Reliabilitas Skala Religiusitas Dengan Perilaku Prososial Uji reliabilitas dilaksanakan pada mahasiswa pengurus LDK UMJ dengan jumlah sampel sebanyak 47 orang responden. Uji reliabilitas kedua skala ini menggunakan uji statistik Alpha Cronbach dengan menggunakan program SPSS 16.0. Untuk hasil uji reliabilitas skala religiusitas, maka diperoleh hasil:
49
1. Reliabilitas skala religiusitas dengan 21 item adalah 0,773 jadi skala religiusitas ini memiliki tingat reliabilitas tinggi atau reliabel. 2. Reliabilas skala perilaku prososial dengan 17 item adalah 0,724 jadi skala interaksi sosial ini memiliki tingkat reliabilitas tinggi atau reliabel. Dari uji reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien sebesar 0,773 untuk skala religiusitas dan 0,724 untuk skala perilaku prososial termasuk dalam kategori tinggi atau reliabel. Menurut Azwar (2004), suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach > 0, 60.
3.8. Prosedur Penelitian 3.8.1 Persiapan Uji Coba Alat Ukur Uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 22 November 2010 dengan responden mahasiswa UMJ Jakarta yang memiliki karakteristik yang telah ditentukan. Langkah-langkah dalam mempersiapkan alat ukur untuk diuji coba, yaitu: a. Menterjemahkan item-item alat ukur religiusitas perilaku prososial dari bahasa aslinya, yaitu, Bahasa Inggris, ke dalam Bahasa Indonesia. b. Meminta ahli bahasa untuk mengecek ketepatan hasil terjemahan pada itemitem skala religiusitas dan perilaku prososial. c. Meminta expert jugdement, yaitu dua orang dosen, yang dianggap ahli untuk menilai apakah pengklasifikasian item-item yang dilakukan sudah benar dan tepat berdasarkan teori yang telah dipaparkan. d. Menyusun alat ukur yang akan disebarkan kepada responden penelitian. Penyusunan terdiri dari, pengaturan tampilan huruf dan halaman kuesioner,
50
penulisan pengantar dan petunjuk pengisian, serta pengelompokkan alat ukur menjadi 3 bagian (bagian data diri subjek skala religiusitas dan perilaku prososial. e. Melakukan uji reliabilitas dan validitas pada masing-masing skala menggunakan SPSS 16.0.
3.8.2. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur a. Untuk mengetahui apakah calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian, mereka ditanya terlebih dahulu mengenai informasi yang terkait dengan dirinya seperti usia dan mengikuti lembaga dakwah kampus. b. Jika calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian, mereka dimintai kesediaannya untuk mengisi alat ukur yang telah disiapkan. c. Mengulangi langkah yang sama pada langkah a dan b hingga tercapai target jumlah responden uji coba. d. Setelah dibuat perhitungan melalui SPSS 16.0 untuk uji validitas dan reliabilitas.
3.8.3. Persiapan Pengambilan data a. Mengatur tampilan skala dengan membuang item-tem yang tidak valid. b. Memperbanyak jumlah kuesioner untuk pengambilan data.
51
3.8.4 Pelaksanaan Pengambilan Data Pelaksanaan dilakukan pada tanggal 29 November 2010 dengan responden seperti karakteristik yang telah ditentukan. Langkah-langkah dalam mempersiapkan alat ukur untuk diuji coba, yaitu: a. Calon responden didapat dengan cara mendatangi mereka ke dalam kelas mereka pada saat jam istirahat. b. Untuk mengetahui apakah calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian, mereka ditanya terlebih dahulu mengenai informasi yang terkait dengan dirinya, seperti usia,dan mengikuti lembaga dakwah kampus c. Jika calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian, mereka dimintai kesediaannya untuk mengisi kuesioner yang telah disiapkan. d. Mengulangi langkah yang sama pada nomor 1 dan 2 hingga tercapai target jumlah responden penelitian.
3.9 Teknik Analisis Data Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan utama penelitian, apakah terdapat hubungan yang signifikan religiusitas dengan perilaku prososial pada mahasiswa LDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan menggunakan uji korelasi (Pearson Correlation) pada taraf signifikansi 0,05 pada two tailed test. Sedangkan pada analisa tambahan digunakan uji t untuk mendapatkan signifikansi perbedaan perilaku prososial laki-laki dan perempuan.
52
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Bab ini akan membahas laporan penelitian, yaitu gambaran umum subjek penelitian, pensebaran skor hasil instrumen penelitian, dan hasil analisis data penelitian. 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Gambaran umum responden dalam penelitian ini akan diuraikan dengan rinci, yaitu, berupa gambaran umum frekuensi dari tingkat semester, gambaran umum frekuensi dari jenis kelamin. Populasi dalam penelitian ini adalah 68 mahasiwa LDK UIN Jakarta. Sampel penelitian berjumlah 68 mahasiswa Pengurus LDK UIN Jakarta. Berikut ini adalah tabel gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin, usia.
Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis kelamin Jenis kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-laki
38
55,89 %
Perempuan
30
44,11 %
Jumlah
68
100 %
Data pada tabel diatas menunjukan bahwa
gambaran secara umum
terdapat 68 mahasiswa yang diteliti, berdasarkan jenis kelamin, terdapat 38
53
mahasiswa berjenis kelamin laki-laki dengan persentase 55.89%
dan 30
mahasiswi berjenis kelamin perempuan dengan persentase 44,11%. Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Tingkat Semester Tingkat Semester
Frekuensi
Persentase (%)
Semester III
11
16,17%
Semester V
27
39,7 %
Semester VII
30
44,17 %
Jumlah
68
100 %
Gambaran umum berdasarkan semester menunjukkan responden semester VII yaitu berjumlah 30 orang (44,17%), sedangkan semester V berjumlah 27 orang (39,7%), semester III berjumlah 11 orang (16,17%).
4.2. Kategorisasi Penyebaran Skor Responden 4.2.1. Kategorisasi religiusitas Peneliti membagi kategori skor religiusitas menjadi tiga katagori yaitu kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk mengetahui nilai kategorisasi yang diperlukan adalah nilai N, Mean, Standar Deviasi, yang akan disajikan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.3 Kategorik mean dan st.deviasi skala religiusitas Std. Mean
N Deviation
Religiusitas
89.10
54
39.84
68
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mean dari skala religiusitas sebesar 89.10 sedangkan standar deviasi sebesar 39.84 dengan N responden 68 mahasiswa. Setelah itu peneliti membuat norma skor untuk religiusitas. Untuk lebih jelasnya Tabel 4.6 dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.4 Norma skor Religiusitas Kategori
Interval Skor
Frekuensi
Persentase
Tinggi
113-120
16
23,52%
Sedang
106-112
28
41,8%
Rendah
90-105
24
35,30%
68
100%
Jumlah
Berdasarkan penggolongan kategori di atas, diketahui bahwa sebagian besar (23,52%) memiliki religiusitas yang tinggi sebesar 16 orang LDK, mahasiswa LDK dengan religiusitas sedang berjumlah 28 orang pengurus dengan persentase 41,8%. Sedangkan untuk kategori LDK
yang termasuk rendah
religiusitasnya berjumlah 24 orang mahasiswa dengan persentase 35,30%.
4.2.2. Kategorisasi Perilaku Prososial Peneliti membagi katagorisasi skor perilaku prososial dapat menjadi menjadi 3 kategori, tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mendapatkan skor dari masing-masing kategori peneliti mencari terlebih dahulu standar deviasi dan mean, untuk lebih jelasnya Tabel 4.4 dapat dilihat sebagai berikut:
55
Tabel. 4.5 Kategorik mean dan st.deviasi Skala Perilaku Prososial Std. Mean
N Deviation
Perilaku Prososial
99,68
7.20
68
Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa mean dari skala perilaku prososial sebesar 99, 68 sedangkan standar deviasi sebesar 7. 20 dengan N responden 68 mahasiswa. Setelah itu peneliti membuat norma skor perilaku prososial. Untuk lebih jelasnya Tabel 4.5 dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4.6 Norma Skor Perilaku Prososial Kategori
Interval Skor
Frekuensi
Persentase
Tinggi
100-112
38
55,88%
Sedang
92,75-99
16
23,53%
Rendah
85-91,75
14
20,59%
68
100%
Jumlah
Berdasarkan penggolongan kategorik di atas dapat diketahui
bahwa
ditemukan subjek dengan tingkat perilaku prososial rendah sebanyak 14 mahasiswa ldk dengan persentase 20.59%. Disamping itu juga diketahui jumlah subjek dengan
tingkat perilaku prososial sedang ditemukan
sebesar 16
mahasiswa ldk dengan 23,53 %. Sedangkan perilaku prososial
berada pada
kategori tinggi yaitu 38 orang dengan persentase sebesar 55,88 %.
56
4.3 Uji Hipotetis Pengujian hipotesis penelitian menggunakan rumus korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan perilaku prososial. Selain itu, usia dengan variabel religiusitas, usia dengan perilaku prososial, uji beda berdasarkan tingkat semester, uji beda berdasarkan jenis kelamin, regresi aspek religiusitas
dengan
perilaku
prososial.
Dalam
perhitungannya
peneliti
menggunakan SPSS versi 17. adapun hasilnya dapat dilihat pada table berikut:
4.3.1 Uji korelasi religiusitas dengan perilaku prososial Berikut ini adalah hasil penghitungan korelasi antara variabel religiusitas dengan variabel perilaku prosos Tabel 4.7 Korelasi religiusitas dengan perilaku prososial Correlations Religiusitas Religiusitas
Pearson Correlation
Prososial 1
.792
Sig. (2-tailed) N Prososial
-.033
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
68
68
-.033
1
.792
N
68
68
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hasil uji korelasi dengan menggunakan Pearson’s product moment didapat nilai r hitung sebesar -0.033 dengan p value sebesar 0.792. Sementara nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 68 adalah sebesar 0.235. Karena nilai r hitung yang didapat (0.033) < r
57
tabel (0.235) (p value 0.792 > 0.05), maka hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat religiusitas dengan perilaku prososial mahasiswa Pengurus LDK UIN Jakarta diterima.
Dengan demikian hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat religiusitas dengan perilaku prososial mahasiswa LDK UIN Jakarta ditolak. Artinya meningkatnya religiusitas tidak diikuti dengan meningkatnya perilaku prososial, dengan ungkapan lain semakin tinggi atau menurunnya tingkat religiusitas tidak mempengaruhi perilaku prososial.
4.3.2 Uji beda berdasarkan tingkat semseter Uji beda ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan religiusitas berdasarkan tingkat semester. Adapun hasil penghitungannya sebagai berikut: Table 4.8 Descriptives
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Semester 3
9
138.2222
11.59502
3.86501
Semester 5
28
142.1786
9.32561
1.76237
Semester 7
31
140.8065
9.79939
1.76002
Total
68
141.0294
9.78419
1.18651
Hasil perhitungan nilai rerata religiusitas di antara tiga kelompok sempel didapat nilai rerata terbesar pada kelompok sampel dengan tingkat semsester 5
58
(142.1786), sementara nilai rerata terendah
pada kelompok sampel dengan
tingkat semester 3 (138.2222).
Berdasarkan nilai rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan yang sesungguhnya di antara tiga kelompok sampel. Hasil penghitungan di tampilkan pada table berikut ini : Table 4.9 Religiusitas Anova Sig. Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Between Groups
109.440
2
54.720
.564
Within Groups
6304.501
65
96.992
Total
6413.941
67
.572
Hasi penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik uji oneway anova didapat nilai f hitung sebesar 0.564 dengan value sebesar 0. 572 karena nilai value yang didapat >0.05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan religiusitas yang nyata di antara tiga kelompok sempel.
Berikut ini adalah uji beda perilaku prososial berdasarkan tingkat semester, hasil penghitungannya ditampilkan pada table di bawah ini:
59
Table 4.10 Perilaku Prososial Descriptives
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Semester 3
9
88.4444
7.40120
2.46707
Semester 5
28
89.4643
6.32738
1.19576
Semester 7
31
87.7419
5.65077
1.01491
Total
68
88.5441
6.13391
74385
Hasil perhitungan nilai rerata perilaku prososial di antara tiga kelompok sempel didapat nilai rerata terbesar pada kelompok sampel dengan tingkat semsester 5 (89.4643), sementara nilai rerata terendah pada kelompok sampel dengan tingkat semester 7 (87.7419). Berdasarkan nilai rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan yang sesungguhnya di antara tiga kelompok sampel. Hasil penghitungan di tampilkan pada table berikut ini : Table 4.11 Perilaku Prososial Anova Sig. Sum of Squares
Df
Mean Square
43.746
2
21.873
Within Groups
2477.122
65
38.110
Total
2520.868
67
Between Groups
F .574 .566
Hasi penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik uji oneway anova didapat nilai f hitung sebesar 0.574 dengan value sebesar 0.566 karena nilai value
60
yang didapat <0.05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perilaku prososial yang nyata di antara tiga kelompok sempel.
4.3.3
Uji beda berdasarkan jenis kelamin
Uji beda ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan religiusitas dengan perilaku prososial berdasarkan jenis kelamin. Adapun hasil penghitungannya adalah sebagai berikut: Table 4.12 Religiusitas Group Statistics Std. Error Mean Religiusitas
Jenis Kelamin
N
Mean
Std. Deviation
Laki-laki
38
141.7368
9.22887
1.49712
Perempuan
30
140.1333
10.53642
1.92368
Hasil penghitungan nilai rerata religiusitas dengan perilaku prososial di antara dua kelompok sampel didapat nilai rerata terbesar pada kelompok sampel laki-laki (141.7368) sementara nilai rerata terrendah terdapat pada kelompok sampel perempuan (140.1333). Berdasarkan perbedaan nilai rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan yang sesungguhnya di antara kedua kelompok sampel. Hasil penghitungan ditampilkan pada tabel berikut:
61
Table 4.13 Independent Samples Test
Religiusitas Religiusitas Equal variances assumed Levene,s Test for Equality of
t-test for equality of means
f
1.080
Sig
.302
T
.688
Df
66
Equal variances not assumed
658 58.071
Sig. (2-tailed)
.506
Mean Difference
1.60351
1.65301
Std. Error Difference
2.39954
2.43760
-3.18733 Lower
95% Confidence Interval of lower the Difference
6.39435
Upper
513
-3.27576 6.48277
Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik uji independent samples T-Test didapat nilai t hitung sebesar 0.668 dengan p value sebesar 0.506. Karena nilai p value yang didapat <0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan berdasarkan religiusitas yang nyata di antara kedua kelompok sampel. Berikut ini adalah uji beda perilaku prososial berdasarkan jenis kelamin, hasil penghitungannya adalah sebagai berikut:
62
Table 4.14 Perilaku Prososial Group Statistics Std. Error Mean Prososial
Jenis Kelamin
N
Mean
Std. Deviation
Laki-laki
38
89.4474
6.53761
1.06054
Perempuan
30
87.4000
5.47471
.99954
Hasil penghitungan nilai perilaku prososial di antara dua kelompok sampel didapat nilai rerata terbesar pada kelompok sampel laki-laki (89.4474) sementara nilai rerata terrendah terdapat pada kelompok sampel perempuan (87.4000). Berdasarkan perbedaan nilai rerata tersebut kemudian hendak diketahui apakah terdapat perbedaan yang sesungguhnya di antara kedua kelompok sampel. Hasil penghitungan ditampilkan pada tabel berikut: Table 4.15 Independent Samples Test
Perilaku Prososial Prososial Equal variances Equal variances assumed not assumed Levene's Test for Equality of Variances
F Sig T
t-test for equality of mean
1.156 286 1.376 1.405
95% Confidence Interval of the Difference
63
Df Sig. (2tailed) Mean Difference Std. Error Difference Lower Upper
66 .174 2.04737 1.48822 -.92395 5.01869
65.743 .165 2.04737 1.45734 -.86251 4.95725
Hasil penghitungan uji beda dengan menggunakan teknik uji independent samples T-Test didapat nilai t hitung sebesar 1.376 dengan p value sebesar 0,174 . Karena nilai p value yang didapat <0.05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perilaku prososial yang nyata di antara kedua kelompok sampel.
4.3.4
Regresi aspek religiusitas dengan perilaku prososial
Uji regresi bertujuan untuk mengetahui sumbangan aspek religiusitas dengan perilaku prososial, pertama
dilakukan penghitungan nilai r square untuk
mengetahui besaran pengaruh aspek-aspek variabel religiusitas terhadap variabel perilaku prososial . Hasil penghitungannya ditampilkan pada tabel berikut; Table 4.16 Regresi aspek religiusitas dengan perilaku prososial Model Summary Std. Error of the Estimate Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
.345a
.119
-.054
a.
6.29739
Predictors: (Constant), Religious preference Religious support, Organization Religious, Private religious practice, Meaning, Daily Spiritual Experience, Commitmen, Religious and spiritual coping, Forgiveness, Value / belief , Spiritual History.
Hasil penghitungan didapat nilai r square sebesar 11,9. hal ini berarti bahwa sebelas aspek religiusitas memberikan sumbangsih sebesar sebesar 11.9% bagi perubahan variabel perilaku prososial. Dengan demikian terdapat 88,1% aspek lain yang terdapat dalam variabel religiusitas yang tidak terukur dalam penelitian ini yang dapat memberikan perubahan terhadap variable perilaku prososial.
64
Setelah dilakukan penghitungan nilai r square, kemudian dilakukan penghitungan anova untuk menguji persamaan regresi yang dipergunakan dalam analisis lanjutan penelitian ini. Hasil penghitungan disajikan pada tabel berikut; Tabel 4.17 Korelasi aspek religiusitas dengan perilaku prososial b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
F
Regression
300.069
11
27.279
.688
Residual
2220.799
56
39.657
Total
2520.868
67
Sig. .744a
a.
Predictors: (Constant), Religious preference, Religious support, Organization Religious, Private religious practice, Meaning, Daily Spiritual Experience, Commitmen, Religious and spiritual coping, Forgiveness, Value / belief , Spiritual History.
b.
Dependent Variable: Prososial
Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai f hitung
yang didapat
adalah sebesar 0,688. sementara f table dengan p value sebesar 0,744. karena nilai f hitung yg didapat <0,05 maka dapat disimpulkan model persamaan garis regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini tidak dapat diterapkan. kemudian dilakukan penghitugan nilai coefficients beta dan nilai t hitung untuk mengetahui signifikansi pengaruh aspek-aspek variabel religiusitas terhadap variabel perilaku prososial. Hasil penghitungan diperlihatkan pada tabel berikut:
65
Table 4.18 Coefficients analisis regresi Model
Unstandardized Coefficients B
Standardized Coefficients
Std.error
Beta
t
Sig
.
7.380
.000
(Constant)
91.181
12.354
Daily Spiritual Experience
.021
.257
.012
.080
.936
Meaning
-. 401
.847
-.170
-.480
.633
Value dan belief
-. 580
.774
-.128
-.749
.457
Forgiveness
-. 528
.673
-.127
-.785
.436
Private religious practice
-.026
.888
-.004
-.029
.977
Religious support
-.038
.651
-.009
-.058
.954
Spiritual History
-.956
.826
-.208
-1.157
.254
Commitmen
.666
.899
.123
.741
.462
Organization Religious
-.221
.930
-.043
.238
.813
Religious preference
1.739
.715
-380
2.432
.018
a. Dependent Variabel: Prososial Hasil penghitungan nilai coefficients didapat nilai t hitung sebesar; 1. 0.080 (p value 0.936) pada daily spiritual experience 2. -0.480 (p value 0.633) pada meaning 3. -0.749 (p value 0.457) pada value dan belief 4. -.0.785 (p value 0.436) pada forgiveness 5. -0.029 (p value 0.977) pada private religious practice 6. -0.058 (p value 0.954) pada religious support 7. -1.157 (p value 0.254) pada spiritusl history 8. 0.741 (p value 0.452) pada commitmen 9. -0.238 (p value 0.813) pada organization religious 10. 2.432 (p value 0.018) pada religious preference
66
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN
Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai kesimpulan berdasarkan analisa hasil penelitian, serta diskusi dan saran yang dapat diberikan sehubungan dengan hasil penelitian ini.
5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1.
Tidak terdapat hubungan religiusitas dengan perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Pusat Jakarta
2.
Tidak ada pengaruh aspek religiusitas terhadap perilaku prososial a. Daily Spiritual Experiences tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta b. Meaning tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta c. Value dan Belief tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa LDK UIN Jakarta d. Forgiveness tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta e. Private religious practice tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurusLDK UIN Jakarta f. Religious support tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta g. Religious / spiritual history tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Jakarta 67
h. Commitment memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Pusat i.
Organizational religiousness tidak memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Pusat
j. Religious preference memiliki pengaruh terhadap perilaku prososial mahasiswa pengurus LDK UIN Pusat 3.
Tidak terdapat perbedaan religiusitas berdasarkan tingkat semseter
4.
Terdapat perbedaan perilaku prososial berdasarkan tingkat semester
5.
Terdapat perbedaan religiusitas berdasarkan jenis kelamin
6.
Terdapat perbedaan perilaku prososial berdasarkan jenis kelamin.
5.2
DISKUSI
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan religiusitas dengan perilaku prososial pengurus LDK Pusat UIN Jakarta.
Hasil uji korelasi dengan menggunakan Pearson’s product moment didapat nilai r hitung sebesar -0.033 dengan p value sebesar 0.792. Sementara nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N 68 adalah sebesar 0.235. Karena nilai r hitung yang didapat (-0.33) > r tabel (0.235) (p value 0.792 >0.05), maka hipotesis nihil (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan perilaku prososial diterima. Dengan demikian hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dengan perilaku prososial ditolak. Hal ini tidak sejalan dengan Gallup dalam Sarlito (2002) yang mengemukakan bahwa faktor agama mempengaruhi perilaku menolong, 12% dari orang Amerika Serikat tergolong taat beragama dan
68
di antara mereka 45% membantu dalam pekerja-pekerja sosial, seperti membantu anak miskin, rumah sakit, orang jompo, sementara kalangan yang tidak beragama persentase yang membantu hanya 22%. Temuan Gallup ini didukung oleh penelitian lain yang menyatakan bahwa kadar keberagamaan dapat meramalkan perilaku menolong untuk proyek-proyek berjangka panjang. Perlu diketahui, bahwa rentang usia subjek penelitian dalam penelitian ini sudah memasuki masa fase transisi dari remaja akhir menuju dewasa awal. Masa dewasa awal ini mengalami perubahan yang penting bagi perkembangan psikososialnya. Perkembangan psikososial pada usia seperti ini berada pada tahap identity versus identity confusion, yaitu tahap dimana mahasiswa tengah mengalami pencarian identitas diri. Hal inilah yang kemungkinan mempengaruhi hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara usia dengan religiusitas dan perilaku prososial. Selanjutnya, hanya variabel jenis kelamin yang memiliki perbedaan yang signifikan dengan religiusitas dan perilaku prososial, dan dari sebelas aspek bahwa hanya dua aspek variabel religiusitas
(Commitmen dan Religious
preference) yang memberikan pengaruh signifikan terhadap perilaku prososial. Sedangkan variabel usia tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan religiusitas dan perilaku prososial.
69
5.3
SARAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Dikarenakan variasi dari ke-17 variabel hanya menyumbang pengaruh sebesar 11,9 % dan sisanya disebabkan oleh faktor lain, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya agar mencari dan menghubungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi religiusitas. Faktor-faktor tersebut diantaranya ialah tingkat pendidikan, konsep diri, kematangan emosi. 2. Salah satu kekurangan dari penelitian ini adalah sedikitnya jumlah subjek penelitian.
Maka
dalam
penelitian
selanjutnya
diharapkan
untuk
memperbanyak jumlah subjek penelitian, karena hasil penelitian ini bisa berubah jika subjek penelitiannya bertambah.
70
DAFTAR PUSTAKA
Ancok, D. Suroso, FN. (1995). Psikologi Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baron, A. Robert. (2005). Psikologi Sosia Edisi Sepuluh. Jakarta : Penerbit Erlangga Baron, A. Robert. (2006). Social Psychology Twelfth Edition. Jakarta: Penerbit Erlangga Dister,(1982). Pengalaman Beragama dan Motivasi Beragama. Yogyakarta: Kanisius Deaux & Wrightsman. (1993). Social Psychology in the 90’s. Monterey: Cole Pub.Co Elfi Yuliani, (2005). Psikologi Perkembangan. Jatim; STAIN Ponorogo Press Feldman Roberts, (1985). Social Psychology: Theories, Research and Aplications, New York: McGraw Hill Jalaludin. (1997). Psikologi Agama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Jalaluddin, (2005) Psikologi Agama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Nashori, (2008). Psikologi Sosial Islam. Bandung: PT Refika Aditama Penner, L. A, Fritzsche, B. A., Craiger, J. P., Freifeld, T. S (1995). Measuring the prosocial personality. In J. N. Butcher, & c. d. Spielbelger Penner, L. A (1995) Prososial Personality Better (PSB). University of Soulth Florida Robertson, R. (1988). Agama dalam Analisa dan Interpretasi Sosiologis. Jakarta: CV Rajawali Ramayulis, (2002). Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia Sarwono, SW. (2002). Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka Searrs, O. David. (1994). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga Sevilla, et al.,(1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press Thouless, (1995). Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali Press
71
Taylor dkk, (2002). Psikologi Sosial Edisi Kedua Belas. Jakarta: Erlangga Zanden, Philip G., 1984, Essential of Psikologi, New York: Random House Skripsi Mutia, M. (2010). Hubungan Kematangan Emosi dengan Perilaku Prososial. Tidak Dipublikasikan Jannah, M. (2008). Hubungan Kecerdasar Rohani dan Tipe Kepribadian Ekstrovert Terhadap Perilaku Prososial Pada Santri. Tidak Dipublikasikan
Internet: Penner, L. A. (1995). The Causes of Sustained Volunteerism : An Interactionist Perspective. Journal of Social Issues, 58, 447-468. Fetzer Institude and National Institude on Aging Working Group (1999). Multidimension Measurement of Religiousness, Spirituality for Use in Health Research. Fetzer Institute in Collaboration with the Nasional Institute on Aging. Kalamazoo
72
BIODATA PENDUKUNG Inisial Nama : Usia : Tanggal : Semester : PERNYATAAN PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PRILAKU PROSOSIAL PADA MAHASISWA LEMBAGA DAKWAH KAMPUS Dengan ini, secara sukarela saya menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian Hubungan Religiusitas dengan Prilaku Prososial Mahasiswa Pengurus Lembaga Dakwah Kampus yang dilakukan oleh mahasiswi semester akhir Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya dipilih menjadi responden karena saya memenuhi karakteristik-karakteristik yang inginkan, yaitu mahasiswa lembaga dakwah kampus yang berusia 18-21 tahun yang mengikuti lembaga dakwah kampus. Pada saat pelaksanaan, saya akan diminta untuk melengkapi kuesioner yang terdiri atas satu bagian dan sebuah data identitas pribadi. Saya mungkin dapat merasa tidak nyaman saat berhadapan dengan pernyataan-pernyataan yang muncul dalam kuesioner dan karenanya berhak mengundurkan diri. Semua jawaban yang saya berikan akan dijamin kerahasiaanya dan hanya untuk digunakan kepentingan penelitian ini. Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
(Tanda tangan dan inisial nama) Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi
73
Petunjuk pengisian Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda, dengan cara member tanda ( ) pada salah satu dari empat pilihan yang tersedia, pada kolom dibagian kanan masing-masing pernyataan. Jika jawaban anda sangat setuju, beri tanda pada kolom SS Jika jawaban anda setuju, beri tanda pada kolom S Jika jawaban anda tidak setuju, beri tanda pada kolom TS Jika jawaban anda sangat tidak setuju, beri tanda kolom STS Contoh Jika jawaban anda setuju No Pernyataan 1 Saya merasa Allah selalu membimbing saya
Item Skala Religiusitas No Pernyataan 1. Saya merasa kehadiran Allah 2. Rohani saya tersentuh oleh keindahan ciptaan-Nya 3 Batin saya terasa damai dan tenang 4 Saya menemukan kekuatan dan kenyamanan dalam agama yang saya anut 5 Saya merasa kasih sayang Allah kepada saya baik secara langsung maupun melalui perantara 6 Pristiwa-pristiwa dalam hidup saya terungkap menurut rencana Ilahi 7 Saya bertanggung jawab untuk mengurangi penderitaan dan kerusakan di muka bumi ini. 8 Saya memaafkan orang yang telah menyakiti saya 9 Batin saya tidak terasa damai dan tenang 10 Saya yakin Allah memaafkan kesalahan yang saya lakukan 11 Saya yakin akan pilihan agama yang saya anut 12 Saya ingin lebih dekat dengan Allah 13 Saya tidak merasakan kasih sayang Allah baik langsung maupun perarntara 14 Saya tidak pernah menganggap agama selain Islam seperti agama saya
74
SS
S
TS
STS
SS
S
TS
STS
16 18 19 21 22 24 25 26 27 28 29
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Saya merasa Allah menghukum saya atas dosa-dosa yang saya lakukan Saya tidak merasa kehadiran Allah Saya bekerja bersama Allah sebagai Teman Saya memiliki misi dalam hidup Saya mencoba untuk memahami situasi dan memutuskan apa yang harus saya lakukan tanpa bergantung dengan Allah Sejauh ini agama saya tidak terlibat dalam memahami situasi stress Dalam keadaan kritis saya melihat ada kekuatan, dukungan dan bimbingan dari Allah Dalam setahun saya tidak pernah sedekah Rohani saya tidak tersentuh oleh keindahan ciptaan-Nya Dalam tradisi agama saya suka melakukan meditasi atau renungan Saya menonton dan mendengarkan program keagamaan baik di TV maupun di radio Banyak teman atau kerabat saya yang menuntut dari saya Saya percaya ada kehidupan lain setelah kehidupan ini Saya tidak menemukan kekuatan dan kenyamanan dalam agama yang saya anut Saya senang mengikuti organisasi keagamaan Pengalaman beragama saya mengubah hidup saya Ketika saya melakukan sesuatu terkadang ada teman atau kerabat yang mengkritisi apa yang saya lakukan Saya sering mengikuti acara keagamaan Ketika saya dalam situasi yang sulit banyak teman atau kerabat yang memberikan rasa nyaman untuk saya Dalam seminggu saya banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan keagamaan Ketika saya sakit banyak teman-teman yang membantu saya untuk sembuh Iman saya kepada Allah membantu saya tahu mana yang benar dan yang salah iman saya tidak pernah mengalami kerugian yang signifikan dalam Dalam hidup saya berpegang teguh pada agama yang saya anut
75
Item Skala Perilaku Prososial No Pernyataan 1 Tidak perduli apa yang orang lakukan kepada saya, karena tidak ada alasan bagi saya untuk mengambil keuntungan dari mereka 2. Saya merasa kurang peduli terhadap orang yang membuang kotoran di taman yang bersih 3. Ketika ada orang yang jahat terhadap saya, saya kurang memeperlakukan mereka dengan baik 4 Seseorang yang mencontek saat ujian,adakalanya tidak sepenuhnya bersalah, karena mereka beradab di bawah tekanan untuk lulus ujian 5 Saat saya tidak enak badan, saya acuh-tak acuh dengan tindakan yang saya lakukan saat itu 6 Saat saya merusak mesin mobil, saya merasa kurang bersalah jika mesin mobil tersebut sudah rusak sebelumnnya 7 Ketika saya sedang melakukan suatu pekerjaan, rasanya tidak mungkin bagimu untuk memperhatikan kepentingan orang lain 8 Terkadang saya merasa kesulitan untuk melihat sesuatu hal dari sudut pandang orang lain 9 Terkadang saya tidak terlalu peduli ketika orang lain mempunyai masalah 10 Saya sering merasa sangat tersentuh saat melihat suatu kejadian 11 Saya protektif ketika saya melihat ada seseorang yang mengambil keuntungan dari saya 12 Ketika ada seseorang yang mengalami kemalangan saya tidak merasa kasihan terhadapnya 13 Jika saya yakin sesuatu itu benar, tidak ada banayak waktu bagi saya untuk mendengarkan orgumen orang lain 14 Terkadang saya mencoba untuk lebih memahami teman saya dengan cara melihat sesuatu dari sudut pandangnya 15 saya percaya bahwa segala susuatu bisa dilihat dari dua sisi, dan saya mencoba untuk melihatnya dari kedua sisi tersebut 16 Saya cenderung kehilangan control saat saya berada dalam situasi berbahaya 17 Ketika saya marah pada seseorang, untuk beberapa saat saya mencoba merasakan dan memahami apa yang sedang ia rasakan 18 Ketika saya melihat seseorang diperlakukan tidak adil, saya tidak merasa kasihan 19 Ketika saya melihat seseorang yang kurang saya sukai memerlukan pertolonga, saya tetap berusaha untuk menolongnya 20 Setiap keputusan saya biasanya didasari kepentingan orang lain
76
SS
S
TS
S
21 22 23 24 25 26 27 28 29
30
Setiap keputusan yang saya buat biasanya didasarkan pada apa yang saya rasa paling adil untuk dilakukan Saya melihat alternative solusi yang dapat memperkecil konsekuensi negatif bagi kebutuhan orang lain Saya melakukan tindakan semaksimal mungkin untuk dapat menolong orang lain Saya melakukan suatu tindakan dengan mempertimbangkan hak orang lain Keputusan yang saya buat biasanya didasarkan pada perhatian saya terhadap kesejahteraan orang banyak Saya pernah membantu orang lain yang tidak saya kenal untuk menawarkan barang-barangnya (buku, tas) Saat mengantri, saya pernah mempersilahkan orang lain untuk berada di barisan depan saya (supermarket, fotokopi, bengkel Saya pernah meminjamkan barang kepada tetangga walaupun saya tidak terlalu mengenalnya Sebelum diminta tolong, saya pernah bersedia untuk menjaga anak-anak atau hewan peliharaan milik tetangga saya tanpa dibayar Saya pernah menawarkan bantuan kepada orang-orang cacat atau orang jompo untuk menyebrang jalan
77
Correlations Descriptive Statistics Mean Religiusitas Prososial
Std. Deviation
141.0294 88.5441
N
9.78419 6.13391
68 68
Correlations Religiusitas Religiusitas Pearson Correlation
Prososial -.033
1
Sig. (2-tailed)
.792
N Prososial
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
68
68
-.033
1
.792
N
68
68
Correlations Descriptive Statistics Mean Religiusitas Usia
Std. Deviation
141.0294 20.3088
N
9.78419 .71774
68 68
Correlations Religiusitas Religiusitas
Pearson Correlation
Usia .033
1
Sig. (2-tailed)
.791
N Usia
68
68
Pearson Correlation
.033
1
Sig. (2-tailed)
.791
N
68
68
Correlations Descriptive Statistics Mean Prososial Usia
88.5441 20.3088
Std. Deviation
N
6.13391 .71774
78
68 68
Correlations Prososial Prososial
Pearson Correlation
Usia -.110
1
Sig. (2-tailed)
.372
N Usia
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
68
68
-.110
1
.372
N
68
68
T-Test Group Statistics Jenis Kelamin Religiusitas Laki-laki Perempuan
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
38
141.7368
9.22887
1.49712
30
140.1333
10.53642
1.92368
Independent Samples Test Religiusitas Equal Equal variances variances not assumed assumed Levene's Test for Equality of Variances
F
t-test for Equality of Means
1.080
Sig.
.302
T
.668
.658
66
58.071
Df
.506 .513
Sig. (2-tailed) Mean Difference
1.60351 1.60351
Std. Error Difference
2.39954 2.43760
95% Confidence Interval of Lower the Difference
-3.18733
-3.27576
Upper
6.39435
6.48277
T-Test Group Statistics Jenis Kelamin Prososial
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Laki-laki
38 89.4474
6.53761
1.06054
Perempuan
30 87.4000
5.47471
.99954
79
Independent Samples Test Prososial Equal variances assumed Levene's Test for Equality of Variances
F
1.156
Sig. t-test for Equality of Means
.286
t df
1.376
1.405
66
65.743
.174 .165
Sig. (2-tailed) Mean Difference
2.04737 2.04737
Std. Error Difference
1.48822 1.45734
95% Confidence Interval of Lower the Difference
-.92395
-.86251
Upper
5.01869
4.95725
Oneway Descriptives Religiusitas
N
Equal variances not assumed
Mean
Std. Deviation Std. Error
Semester 3
9
138.2222
11.59502
3.86501
Semester 5
28
142.1786
9.32561
1.76237
Semester 7
31
140.8065
9.79939
1.76002
Total
68
141.0294
9.78419
1.18651
ANOVA Religiusitas Sum of Squares
Mean Square
df
Between Groups Within Groups
109.440 6304.501
2 65
Total
6413.941
67
80
54.720 96.992
F .564
Sig. .572
Oneway Descriptives Prososial
N
Mean
Std. Deviation Std. Error
Semester 3
9
88.4444
7.40120
2.46707
Semester 5
28
89.4643
6.32738
1.19576
Semester 7
31
87.7419
5.65077
1.01491
Total
68
88.5441
6.13391
.74385
ANOVA Prososial Sum of Squares
Df
Mean Square
Between Groups Within Groups
43.746 2477.122
2 65
Total
2520.868
67
F
21.873 38.110
Sig.
.574
.566
Regression Descriptive Statistics Mean Prososial Daily Spiritual Experience Meaning Value / belief Forgiveness Private religious practice Religious and spiritual coping Religious support Spiritual History Commitmen Organization Religious Religious preference
Std. Deviation
88.5441 37.8676 6.3529 10.5588 9.3088 9.4559 18.8824 11.7059 9.7353 10.2794 6.7353 10.1471
81
6.13391 3.57814 1.04759 1.35363 1.47878 1.01384 2.43439 1.43578 1.33403 1.13092 1.17965 1.34125
N 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68 68
Correlations Daily Spiritual Prososial Experience Meaning Pearson Correlation
Forgiveness
Religious and spiritual coping
Religious support
Spiritual History
Organizatio Religious Commitmen n Religious preference
Prososial
1.000
-.026
.002
-.053
-.108
-.012
-.037
-.031
-.081
.023
-.031
.199
Daily Spiritual Experience
-.026
1.000
.152
.391
.270
.087
.332
.207
.283
.183
.299
.337
.002
.152
1.000
-.004
.112
.240
-.030
.308
-.060
-.034
Value / belief
-.053
.391
-.004
1.000
.091
.138
.292
-.068
.422
.374
.552 .431
Forgiveness
-.108
.270
.112
.091
1.000
.412
.284
.416
.322
.135
-.064 .278
Private religious practice
-.012
.087
.240
.138
.412
1.000
.052
.237
.256
.161
-.060 .301
Religious and spiritual coping
-.037
.332
-.030
.292
.284
.052
1.000
.293
.128
.251
.384 .275
Religious support
-.031
.207
.308
-.068
.416
.237
.293
1.000
.076
.070
-.117 .162
Spiritual History
-.081
.283
-.060
.422
.322
.256
.128
.076
1.000
.584
.344 .439
Commitmen
.023
.183
-.034
.374
.135
.161
.251
.070
.584
1.000
.437 .307
Organization Religious
-.031
.299
-.249
.552
-.064
-.060
.384
-.117
.344
.437
1.000 .242
.199
.337
.175
.431
.278
.301
.275
.162
.439
.307
.242
1.000
.
.417
.493
.333
.191
.462
.383
.402
.257
.426
.400
.052
Daily Spiritual Experience
.417
.
.108
.000
.013
.241
.003
.045
.010
.068
.007
.002
Meaning
.493
.108
.
.486
.182
.024
.403
.005
.313
.391
.020 .077
Value / belief
.333
.000
.486
.
.229
.131
.008
.291
.000
.001
.000 .000
Forgiveness
.191
.013
.182
.229
.
.000
.009
.000
.004
.136
.303 .011
Meaning
Religious preference Sig. (1tailed)
Value / belief
Private religious practice
Prososial
82
-.249 .175
N
Private religious practice
.462
.241
.024
.131
.000
.
.336
.026
.018
.095
.314 .006
Religious and spiritual coping
.383
.003
.403
.008
.009
.336
.
.008
.149
.020
.001 .012
Religious support
.402
.045
.005
.291
.000
.026
.008
.
.270
.286
.171 .093
Spiritual History
.257
.010
.313
.000
.004
.018
.149
.270
.
.000
.002 .000
Commitmen
.426
.068
.391
.001
.136
.095
.020
.286
.000
.
.000 .005
Organization Religious
.400
.007
.020
.000
.303
.314
.001
.171
.002
.000
. .023
Religious preference
.052
.002
.077
.000
.011
.006
.012
.093
.000
.005
.023
.
Prososial
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
Daily Spiritual Experience
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
Meaning
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68 68
Value / belief
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68 68
Forgiveness
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68 68
Private religious practice
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68 68
Religious and spiritual coping
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68 68
Religious support
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68 68
Spiritual History
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68 68
Commitmen
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68 68
Organization Religious
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68 68
Religious preference
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
83
68
Model Summary Model
R
R Square
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.119 -.054 6.29739 .345a a. Predictors: (Constant), Religious preference, Religious support, Organization Religious, Private religious practice, Meaning, Daily Spiritual Experience, Commitmen, Religious and spiritual coping, Forgiveness, Value / belief , Spiritual History 1
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
300.069
11
27.279
Residual
2220.799
56
39.657
Total
2520.868
67
Regression
F
a. Predictors: (Constant), Religious preference, Religious support, Organization Religious, Private religious practice, Meaning, Daily Spiritual Experience, Commitmen, Religious and spiritual coping, Forgiveness, Value / belief , Spiritual History b. Dependent Variable: Prososial
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1
Std. Error
(Constant)
91.181
12.354
.021
.257
Meaning
-.407
.847
Value / belief
-.580
.774
Forgiveness
-.528
.673
Private religious practice
-.026
.888
Religious and spiritual coping
-.148
.395
Religious support
-.038
.651
Spiritual History
-.956
.826
.666
.899
Organization Religious
-.221
.930
Religious preference
1.739
.715
Daily Spiritual Experience
Commitmen
a. Dependent Variable: Prososial
84
.688
Regression Descriptive Statistics Mean Religiusitas Tanggung jawab sosial Empati Pemahaman moral Menolong
Std. Deviation
141.0294 19.5441 34.5882 19.0735 15.3382
N
9.78419 1.53986 2.96867 68 2.09702 68 1.98960
68 68
68
Correlations Tanggung Religiusitas jawab sosial Pearson Correlation
N
1.000
-.230
-.088
-.007
.216
Tanggung jawab sosial
-.230
1.000
.428
.237
.095
Empati
-.088
.428
1.000
.338 .307
Pemahaman moral
-.007
.237
.338
1.000 .506
.216
.095
.307
.506
1.000
.
.030
.237
.479
.038
.026
.221
Religiusitas Tanggung jawab sosial
.030
.
.000
Empati
.237
.000
.
.002 .005
Pemahaman moral
.479
.026
.002
. .000
Menolong
.038
.221
.005
.000
.
Religiusitas
68
68
68
68
68
Tanggung jawab sosial
68
68
68
68
68
Empati
68
68
68
68 68
Pemahaman moral
68
68
68
68 68
Menolong
68
68
68
68
Model Summary Model
R
Menolong
Religiusitas
Menolong Sig. (1-tailed)
Pemahaman moral
Empati
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.119 .063 9.46871 .345a a. Predictors: (Constant), Menolong, Tanggung jawab sosial, Empati, Pemahaman moral 1
85
68
ANOVAb Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
765.585
4
191.396
Residual
5648.357
63
89.656
Total
6413.941
67
Regression
F 2.135
a. Predictors: (Constant), Menolong, Tanggung jawab sosial, Empati, Pemahaman moral b. Dependent Variable: Religiusitas
Coefficientsa Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant)
Std. Error
159.391
17.884
-1.347
.841
Empati
-.198
.456
Pemahaman moral
-.408
.663
Menolong
1.471
.687
Tanggung jawab sosial
a. Dependent Variable: Religiusitas
Oneway Descriptives Religiusitas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
1 tahun
9
138.3333
11.65118
3.88373
2 tahun
21
141.5714
9.56332
2.08689
3 tahun
30
141.2667
10.09245
1.84262
4 tahun
8
141.7500
8.17225
2.88933
68
141.0294
9.78419
1.18651
Total
86
Descriptives Religiusitas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
1 tahun
9
138.3333
11.65118
3.88373
2 tahun
21
141.5714
9.56332
2.08689
3 tahun
30
141.2667
10.09245
1.84262
4 tahun
8
141.7500
8.17225
2.88933
68
141.0294
9.78419
1.18651
Total
ANOVA Religiusitas Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
77.432 6336.510
3 64
Total
6413.941
67
F
Sig.
.261 .853
25.811 99.008
Oneway Descriptives Prososial
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error
1 tahun
9
90.1111
7.45729
2.48576
2 tahun
21
87.4286
5.50065
1.20034
3 tahun
30
88.9000
6.26622
1.14405
4 tahun
8
88.3750
6.32314
2.23557
68
88.5441
6.13391
.74385
Total
ANOVA Prososial Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups Within Groups
52.261 2468.607
3 64
Total
2520.868
67
17.420 38.572
87
F
Sig.
.452 .717
*
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
47
% 100.0
0
.0
47 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.724
30
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
VAR00001
2.5532
.58267
47
VAR00002
2.6809
.69490
47
VAR00003
2.5532
.74625
47
VAR00004
2.6383
.67326
47
VAR00005
2.8723
.44804
47
VAR00006
2.8936
.47704
47
VAR00007
2.8298
.48090
47
VAR00008
2.1064
.42906
47
VAR00009
2.9574
.46426
47
VAR00010
3.3617
.56820
47
VAR00011
2.5957
.64806
47
VAR00012
2.4468
.87993
47
VAR00013
2.6809
.47119
47
VAR00014
3.2128
.72039
47
VAR00015
3.2979
.77781
47
VAR00016
2.6809
.78315
47
VAR00017
3.0851
.45825
47
VAR00018
2.4468
.68552
47
VAR00019
3.0851
.54493
47
VAR00020
2.7447
.53030
47
VAR00021
3.3191
.69490
47
VAR00022
3.1277
.74065
47
VAR00023
3.4894
.54662
47
VAR00024
3.4255
.49977
47
VAR00025
3.3404
.47898
47
VAR00026
3.1277
.71070
47
88
VAR00027
3.0638
.63944
47
VAR00028
3.1489
.72167
47
VAR00029
3.0000
.51075
47
VAR00030
2.8511
.46526
47
Item-Total Statistics
VAR00001
Scale Mean if Item Deleted 85.0638
Scale Variance if Item Deleted 33.409
Cronbach's Alpha if Item Deleted .694
41.887
Corrected Item-Total Correlation .596 -.512
VAR00002
84.9362
VAR00003 VAR00004
85.0638
34.235
.340
.709
84.9787
34.195
.706
VAR00005
84.7447
37.325
.396 .043
VAR00006
84.7234
37.726
-.033
.730
VAR00007
84.7872
37.345
.032
.727
VAR00008
85.5106
37.516
.012
.728
VAR00009
84.6596
37.534
.002
.729 .745
.767
.726
VAR00010
84.2553
39.281
-.258
VAR00011
85.0213
42.456
-.605
.769
VAR00012
85.1702
34.883
.203
.722
VAR00013
84.9362
35.931
.285
.715
VAR00014
84.4043
31.637
.692
.681
VAR00015
84.3191
32.526
84.9362
36.365
.522 .083
.694
VAR00016 VAR00017
84.5319
39.776
-.385
.746
VAR00018
85.1702
34.057
.404
.705
VAR00019
84.5319
34.907
.398
.708
VAR00020
84.8723
34.201
84.2979
35.388
.529 .229
.701
VAR00021 VAR00022
84.4894
32.038
.617
.687
VAR00023
84.1277
33.418
.640
.693
VAR00024
84.1915
34.810
.458
.706
VAR00025
84.2766
34.074
.619
.698
VAR00026
84.4894
32.168
.631
.687
VAR00027
84.5532
31.992
.741
.682
VAR00028
84.4681
31.211
.748
.676
VAR00029
84.6170
35.328
.711
VAR00030
84.7660
41.096
.358 -.595
Scale Statistics Mean 87.6170
Variance 37.763
Std. Deviation 6.14518
N of Items 30
89
.730
.718
.755