PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMAIKA SISWA SMP KELAS IX
Disusun Oleh : Nama
: DARMAN AFFANDI
NIM
: 103017027227
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M / 1432 H
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul: “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP kelas IX” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada tanggal 14 Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Matematika. Jakarta, Maret 2011
Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi) Maifalinda Fatra, M.Pd NIP : 19700528 199603 2002
Tanggal
Tanda Tangan
.......................... ..........................
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Otong Suhyanto, M.Si NIP : 19681104 199903 1001
.......................... ..........................
Penguji I Dr. Kadir, M.Pd NIP : 19670812 199402 1001
.......................... ..........................
Penguji II Abd. Muin, S.Si., M.Pd NIP : 1975120 1200604 1003
.......................... .......................... Mengetahui: Dekan,
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP : 19571005 198703 1003
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul: “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP kelas IX” disusun oleh Darman Affandi, Nomor Induk Mahasiswa 103017027227, Jurusan Pendidikan Matematika. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasyah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.
Jakarta,
Februari 2011
Yang Mengesahkan Pembimbing I
Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd NIP. 194803231982031001
Pembimbing II
Otong Suhyanto, M.Si NIP. 19681104 199903 1001
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Darman Affandi
NIM
: 103017027227
Jurusan
: Pendidikan Matematika
Angkatan Tahun : 2003 / 2004 : Jl. Baru GG.1 no. 49. Rt.011/001 Cilincing –Jakarta Utara
Alamat
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP kelas IX” adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1. Nama
: Drs. H. M. Ali Hamzah, Mpd
NIP
: 19480323 198203 1001
Dosen Jurusan
: Pendidikan Matematika
2. Nama
: Otong Suhyanto, Msi
NIP
: 19681104 199903 1001
Dosen Jurusan
: Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila pernyataan skripsi ini bukan hasil karya sendiri. Jakarta, Februari 2011 Yang Menyatakan
Darman Affandi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT. Tuhan semesata alam
yang
menggenggam
setiap
kehidupan,
penyempurna
setiap
kebahagiaan, tempatku bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa batas bilangan dan pemurah tanpa limit batasan. Shalawat dan Salam senantiasa menyelimuti Rasulullah Muhammad SAW tercinta beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, do’a, dan kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini, semua dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Ibu Dra. Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika yang penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing selama masa perkuliahan.
3.
Bpk Otong Suhyanto, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika sekaligus Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran dan keikhlasan dalam membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
4.
Bpk. Drs.H. M. Ali Hamzah, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang penuh kesabaran
dan
keikhlasan
dalam
membimbing
penulis
selama
penyusunan skripsi ini. 5.
Seluruh
Dosen
Jurusan
Pendidikan
Matematika
UIN
Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
6.
Bpk Drs. Syaiful A’la, Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif Cilincing Jakarta utara yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di sekolah yang beliau pimpin.
7.
Seluruh Staf dan teman-teman dewan guru SMP Darul Ma’arif Cilincing Jakarta utara khususnya ibu Ati Nurfiana selaku Kurikulum serta Bpk. Aris Susanto selaku kolaborator yang telah membantu penulis melaksanakan penelitian ini.
8.
Teristimewa untuk kedua orang tuaku Bapak Maswan (alm.) dan Ibu Mahduriyah yang selalu penulis banggakan yang telah memberikan dukungan secara moril dan materil. Berkat do’a dan hembusan kasih sayang yang tiada hentinya untukku. Semoga Allah membalas kebaikan dan cinta yang mereka berikan kepada penulis.
9.
Teristimewa untuk Kakakku Puaris,
Mba Sahmina, Mba iin dan
kelauarga Bpk. Amiruddin dan ibu Hj. A. Sukin . Untuk keponakanku Iknan diyanto yang telah memberi keceriaan dan senyum indah yang mampu menghilangkan penatku. 10. Sahabat-sahabat sejatiku, di Formad, ical koma, yek irfan, sa’i, amir, Siqqil Arafat, Mukhlis, Nopan, imam dan seluruh penghuni alhusaini. Wabil khusus untuk M. Yudi dan M. Rusdi Terimakasih atas doa, dukungan, bantuan dan kebersamaan selama ini yang kalian berikan pada penulis. 11. Sahabat-sahabat
seperjuangan
Jurusan
Pendidikan
Matematika
Angkatan 2003, kelas A dan B. Khususnya Fatkhul Hakim, Lukman dan semuanya. Terima kasih atas kebersamaannya, dukungan, bantuan dan motivasinya. Tiada hal terindah kecuali mengenang masa kita berjuang bersama di kampus. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudahmudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, dan doa yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan umumnya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.
Jakarta, Februari 2011
Penulis
ABSTRAK DARMAN AFFANDI (103017027227), “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP kelas IX” . Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam belajar matematika melalui metode Course Review Horay. 2) Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa-siswi SMP Darul Ma’arif Kelas IX. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi keaktifan belajar, hasil belajar kelompok, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dari tiap siklusnya. Hal ini terbukti dari nilai rata-rata keaktifan belajar siswa tiap siklusnya yaitu pada siklus I sebesar 1,65 dengan keaktifan dalam kategori Sedang, dan pada siklus II meningkat menjadi 2,21 dengan keaktifan dalam kategori Baik. Dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay dan keaktifan Belajar
ABSTRACT DARMAN AFFANDI (103017027227), "Cooperative Learning Course Review Type Horay Matemaika To Improve Student Learning Activity junior class IX." Thesis Department of Mathematics Education, Faculty of Science and Teacher Training Tarbiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. The purpose of this study is to determine: 1) To determine students' activeness in learning mathematics through the method Horay Review Course. 2) To determine whether the implementation of cooperative learning model horay Review Course type can increase the activity of learning mathematics students of Class IX SMP Darul Ma’arif. The method used in research is a Class Action Research (CAR), which consists of 4 stages, namely planning, execution, observation, and reflection. The research instrument used is the observation sheet active learning, group learning outcomes, and interviews. The results of this study showed significant improvement from each cycle. This is evident from the average value of students' learning activeness of each cycle is on the first cycle of 1.65 with a liveliness in the category of Medium, and on the second cycle increased to 2.21 with a liveliness in the Good category. It can be concluded that Cooperative Learning Course Review Type Horay can enhance mathematics learning activeness. Research results revealed that the type of Cooperative Learning Course Review Horay can enhance mathematics learning activeness. Keywords: Cooperative Learning Course Review Type Horay and Learning activeness
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i ABSTRACT............................................................................................................ii KATA PENGANTAR .......................................................................................iii DAFTAR ISI ...................................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................................4 C. Pembatasan Masalah....................................................................................4 D. Rumusan Masalah........................................................................................4 E. Tujuan Penelitian.........................................................................................5 F. Manfaat Penelitian.......................................................................................5 BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Landasan Teori ..................................................................................6 1. Pembelajaran Matematika. ......................................................................6 2. Pembelajaran Konvensional..................................................................11 3. Keaktifan Belajar Matematika Siswa.....................................................13 a. Pentingnya Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa.................................................................................................16 b. Bentuk Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa.................................................................................................17 c. Interaksi Pembelajaran Matemtika....................................................21 4. Model Pembelajaran Kooperatif............................................................24 a. Pembelajaran Kooperatif..................................................................24 b. Metode Course Review Horay.........................................................27 1). pengertian Course Review Horay................................................27
2). langkah-langkah metode Course Review Horay.........................28 5. Statistika dan peluang.............................................................................29 a. Statistika.............................................................................................29 b. Peluang...............................................................................................30 B. Kerangka konseptual.................................................................................31 C. Hipotesis Tindakan.....................................................................................32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 33 B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................... 34 C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 34 D. Desain Penelitian........................................................................................34 1.Siklul I ................................................................................................ 34 a. Perencanaan Tindakan...................................................................34 b. Pelaksanaan Tindakan....................................................................34 c. Observasi........................................................................................36 d. Refleksi..........................................................................................36 2.
Siklus II...............................................................................................36
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data................................ 37 1.
Instrumen.............................................................................................37 a. Peneliti.............................................................................................37 b. Lembar Observasi...........................................................................37 c. Pedoman Wawancara......................................................................37
2. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................38 a. Metode Observasi...........................................................................38 b. Metode Wawancara........................................................................38 c. Dukomentasi..................................................................................38 F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 38 1. Analisis Data Hasil Observasi..............................................................39 G. Indikator Keberhasilan...............................................................................49
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pra Penelitian Tindakan Kelas.............................................................40 B. Hasil Penelitian....................................................................................41 1. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I..................................................42 a. Perencanaan...................................................................................42 b. Pelaksanaan...................................................................................42 c. Observasi.......................................................................................47 d. Refleksi.........................................................................................50 2. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II................................................51 a. Perencanaan..................................................................................51 b. Pelaksanaan..................................................................................52 c. Observasi......................................................................................56 d. Refleksi........................................................................................59 C. Keterbatasan Penelitian.......................................................................59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan..........................................................................................61 B. Saran....................................................................................................62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN 1. Data hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa kelompok dan Indvidu siklus I. 2. Data hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa kelompok dan Indvidu siklus II. 3. Rencana Pembelajaran Siklus I. 4. Rencana Pembelajaran Siklus II. 5. Lembar Kerja Siswa (L K S I). 6. Lembar Kerja Siswa (L K S I I). 7. Lembar Kerja Siswa (L K S III). 8. Lembar Kerja Siswa (L K S IV). 9. Lembar Kerja Siswa (L K S V). 10. Lembar Kerja Siswa (L K S V I). 11. Soal latihan dan soal kompetisi. 12. Surat Ijin Penelitian. 13. Surat Keterangan Mengadakan Penelitian. 14. Piagam Penghargaan.
DAFTAR TABEL
Tabel I
Perbedaan belajar aktif dan pasif .................................................... 15
Tabel 2 Kriteria penentuan penghargaan kelompok ................................... 36 Tabel 3 Penskoran Aspek Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa ........ 38 Tabel 4
Jadwal Pelajaran Matematika Kelas IX-2............................................42
Tabel 5 Waktu Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 42 Tabel 6
hasil rata-rata poin latihan soal kelompok dan kompetisi pada siklus I...........................................................................................48
Tabel 7 Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus Dan per aspek Pada Siklus I....................................................................49 Tabel 8 Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I........................................51 Tabel 9 Hasil perolehan rata-rata poin latihan soal dan kompetisi siklus II.........57 Tabel10 Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus Dan per aspek Pada Siklus II......................................................58 Tabel11 Data hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa kelompok dan Indvidu siklus I ( lampiran ) Tabel12 Data hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa kelompok dan Indvidu siklus II ( lampiran )
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Guru mempresentasikan materi................................................ 44
Gambar 2
Siswa-siswi belajar kelompok.................................................. 45
Gambar 3
Guru memberikan penghargaan kepada siswa.......................... 48
Gambar 4
Siswa-siswi belajar kelompok................................................... 54
Gambar 5
Kolaborator sedang mengecek kesiapan siswa dalam belajar.... 55
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Dalam hal ini, kegiatan yang terjadi adalah guru mengajar dan siswa belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas, upaya guru dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa sangatlah penting, sebab keaktifan belajar
siswa
menjadi
penentu
bagi
keberhasilan
pembelajaran
yang
dilaksanakan.. Menurut Agus Suprijono: bahwa pembelajarn aktif pada hakikatnya adalah untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya. Pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehinngga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang
pengetahuan.
menumbuhkan
Pembelajaran
dinamka
belajar
aktif
bagi
adalah
peserta
proses
didik.
belajar
Dinamika
yang untuk
mengartikulasikan dunia idenya dan mengkonfrontir ide itu dengan dunia realitas yang dihadapinya. 1 Belajar tidak cukup hanya dengan mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas yang lain diantaranya membaca, bertanya,
menjawab,
berpendapat,
mengerjakan
tugas,
menggambar,
mengkomunikasikan, presentasi, diskusi, menyimpulkan, dan memanfaatkan peralatan. Dalam pembelajaran, guru menyajikan permasalahan matematika dan mendorong siswa untuk mengidentifikasi permasalahan, mencari pemecahan, menyimpulkan hasilnya, kemudian mempresentasikannya. Tugas guru sebagai 1
Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM”(Pustaka pelajar Yogyakarta 2009) hal. 10
fasilitator dan pembimbing adalah memberikan bantuan dan arahan. Ketika siswa menemukan permasalahan dalam menyelesaikan tugas, selain berinteraksi dengan guru, siswa juga dapat bertanya dan berdiskusi dengan siswa lain. Siswa dikatakan belajar dengan aktif jika mereka mendominasi aktivitas pembelajaran. Siswa secara aktif mengunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang dipelajari. Aktivitas dalam suatu pembelajaran bukan hanya siswa yang aktif belajar tetapi di lain pihak, guru juga harus mengorganisasi suatu kondisi yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Oleh karena itu, salah satu usaha yang dapat
dilakukan guru
adalah
merencanakan
dan
menggunakan
model
pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa agar belajar secara aktif. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar mengajar yaitu pemilihan metode pembelajaran. Metode pembelajaran sendiri terdiri dari berbagai macam, yang masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sampai sekarang masih banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan, sehingga siswa menjadi kurang termotivasi untuk belajar matematika. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan metode mengajar guru yang kurang tepat dan penampilan guru yang kurang simpatik. Kenyataan yang banyak dijumpai di sekolah selama ini adalah pembelajaran matematika berlangsung secara konvensional. Guru bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar dan siswa cenderung bersikap pasif atau sekedar menerima informasi dari guru sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dalam menerapkan, memproses dan mengembangkan konsep matematika. Metode pengajaran konvensional tersebut perlu diganti dengan metode pengajaran yang lebih baru dan inovatif yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif serta dapat terjadi interaksi antara guru dengan siswa terutama dalam pembelajaran matematika. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika sangat penting karena dalam matematika banyak kegiatan pemecahan masalah yang menuntut keaktifan dan kreatifitas siswa.
Siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar. Course Review Horay adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar matematika. Metode ini merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada siswa untuk aktif dalam belajar serta pemahaman
materi yang diajarkan guru dengan
menyelesaikan soal-soal. Dalam aplikasinya metode pembelajaran Course Review Horay tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar ketrampilan dan isi akademik. Pembelajaran dengan metode Course Review Horay juga melatih siswa untuk
mencapai
tujuan-tujuan
hubungan
sosial
yang
pada
akhirnya
mempengaruhiprestasi akademik siswa. Pembelajaran melalui metode ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif di antara
sesama
siswa,
penerimaan
terhadap
perbedaan
individu
dan
mengembangkan ketrampilan bekerjasama antar kelompok. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep pada matematika, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Pada pembelajaran Course Review Horay aktifitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar. Hal ini dapat memupuk minat dan perhatian siswa dalam mempelajari matematika, yang pada akhirnya dapat berpengaruh baik terhadap keaktifan belajar siswa. Peneliti dalam hal ini mengadakan observasi pada siswa-siswi SMP Darul Ma’arif kelas IX yang merupakan tempat peneliti sendiri mengajar. Berdasar dari hasil wawancara peneliti dengan guru yang mengajar mereka waktu kelas VIII serta peneliti sendiri yang merupakan pengajar dikelas, mereka memang terlihat kurang aktif dalam belajar. Selama pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa tidak menggunakan buku yang ada untuk membantu menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru. Mereka hanya menggunakan catatan yang diberikan guru. Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa tidak mempresentasikan hasilnya, tetapi hanya dibahas bersama oleh guru. Hal ini dikarenakan siswa tidak ada yang berani mempresentasikan hasil tugas mereka. Berdasar hasil observasi tersebut, siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar sehingga keaktifan belajar siswa perlu ditingkatkan. Bertolak dari latar belakang di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian tentang “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP kelas IX”
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Kurang tepatnya metode pembelajaran yang digunakan guru matematika dalam menyampaikan pokok bahasan tertentu. 2. Penggunaan metode pembelajaran mempengaruhi keaktifan belajar siswa. 3. Kurangnya partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. 4. Siswa kurang memiliki keberanian untuk mempresentasikan hasil tugas mereka.
C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari terlalu
luasnya
masalah yang dibahas dan
kesalahpahaman, serta demi keefektifan dan keefisienan penelitian ini, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: 1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran dengan metode Course Review Horay. 2. Penelitian ini dibatasi pada keaktifan siswa belajar matematika pada pokok bahasan Statistika dan peluang. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah penerapan pembelajaran
kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas IX SMP Darul Ma’arif pada pokok bahasan Statistika dan peluang? E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai penulis adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui keaktifan siswa dalam belajar matematika melalui metode Course Review Horay. 2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa-siswa SMP Darul Ma’arif Kelas IX. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan masukan kepada guru ataupun calon guru khususnya bidang studi matematika dalam upaya mencari alternatif dalam pembelajaran. 2. Memberi masukan kepada siswa untuk meningkatkan minat dan keaktifan belajar khususnya bidang studi matematika sehingga hasilnya optimal. 3. Dapat digunakan sebagai bahan acuan, perbandingan, ataupun referensi bagi para peneliti yang melakukan penelitian sejenis.
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, PENELITIAN YANG RELEVAN DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Landasan Teori 1. Pembelajaran Matematika Pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan, yaitu membelajarkan siswa.
2
Pembelajaran juga proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siawa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiaatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik. 3 Upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Juga merupakan suatu pembelajaran. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata pembelajaran adalah kata benda yang diartikan sebagai “proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar”. Kata ini berasal dari kata kerja belajar yang berarti ”berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”. Pengertian belajar adalah, ”proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Skinner, seperti yang dikutip dalam bukunya Educational Psychology: The TeachingLearning Process, berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Wittig dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan belajar sebagai: “any relatively permanent change in an organism’s behavioral repertoire that occurs as a result of experience”.
2
Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran, “Berorientasi Standar Proses Pendidikan”, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 49 3 Isjoni, Cooperative Learning mengembangkan kemampuan belajar berkelompok, (Bandung : ALFABETA, 2010), h. 11
Belajar adalah perbuatan yang dilakukan secara terus-menerus sepanjang hayat manusia dan sekaligus merupakan suatu keharusan bagi setiap manusia untuk melakukannnya demi maningkatkan bobot dan kualitas hidupnya. Belajar berakar berakar kepada siswa atau peserta didik karena yang bersangkutanlah yang sangat merasa membutuhkan berdasarkan fitrah atau bakat, talent, bawaan dan potensi terpendam yang dimilikinya untuk diwujudkan dalam bentuk dorongan keingintahuan atau curiorcity dan sifat ingin meniru yang kuat yang dimilikinya. 4 Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. Kata belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang unuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 5 Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar yang dikutip oleh Alisuf Sabri, seperti pendapatnya Hilgard, Harold Spears, James O . Wittaker, dan Silverman: 6 1. Menurut Hilgard ”Learning is the process by which an activity originated or is changed through training procedures (wether in the laboratory or in the natural environment) is distinguished from change by factors not attributable to training.” (Pembelajaran merupakan sebuah aktifitas yang menghasilkan perubahan karena latihan baik dipengaruhi atau tidak oleh faktor-faktor yang ada ) 2. Menurut Harold Spears ”learning is to observe, to read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction.” (Pembelajaran adalah mengamati, membaca, meniru, mendengar, untuk mengikuti perintah) 4
Aminuddin Rasyat, Makalah ini disampaikan di depan forum para pendidik dan guruguru dari lembaga pemberdayaan masyarakat komunitas maestro 2012, pada tanggal 29 September 2007. td 5 Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1995 ), hal. 2 6 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakrata: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 54-56
3. Menurut James O. Wittaker ”learning maybe defined as a process by wich behavior originates or is altered through training or experience.” (Pembelajaran didefinisikan sebagai proses tindakan mengubah dari latihan atau pengalaman ) 4. Menurut Silverman ”learning is a process in wich past experience or pratice result in relatively permanent changes in individual’s repertory of responses.”changes” in this definition can be desirable or undersirable. ”Experience” and ”practice” mean that the change in responses cannot be result of maturation, ilness, injury, or bodilygrowht. The limitation expressed by ”relatively permanent” means that tentave behavior changes such as the caused by fatigu, drug, or alcoholed, cannot classed as learning.” (Pembelajaran adalah sebuah proses yang terjadi pada masa lalu atau tindakan yang menghasilkan nilai perubahan yang tetap pada setiap manusia) Secara umum pembelajaran sebagai “upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang untuk belajar”, dan secara lebih terperinci lagi bahwa pembelajaran sebagai seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung terjadinya beberapa proses belajar yang sifatnya internal. Berdasarkan
definisi-definisi
yang
dikemukakan
diatas,
dapat
disimpulkan beberapa hal penting yang berkaitan dengan pengertian belajar sebagai berikut: 1. Belajar
adalah
proses
perubahan
tingkah
laku
sebagai
akibat
pengalaman atau latihan 2. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang sudah ada 3. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik atau perilaku yang buruk 4. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar itu terjadi melalui usaha dengan
mendengar,
membaca,
mengikuti petunjuk,
mengamati,
memikirkan, menghayati, meniru melatih dan mencoba sendiri atau
berarti dengan pengalaman atau latihan. Jadi perubahan perilaku akibat kematangan atau pertumbuhan fisik itu bukan hasil belajar. 5. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap bukan perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat hilang kembali. 6. Tingkah laku yang mengalami perubahan akibat belajar itu menyangkut semua aspek kepribadian/tingkah laku individu, baik perubahan dalam pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, kebiasaan, sikap,
dan
aspek
perilaku lainnya. 7. Belajar itu dalam praktiknya dapat dilakukan disekolah atau diluar sekolah. Belajar disekolah senantiasa diarahkan oleh guru kepada perubahan perilaku yang baik, sedangkan belajar diluar sekolah dilakukan
sendiri
oleh
individu
dapat
menghasilkan
perubahan
perilaku yang baik atau buruk. Setelah dikemukakan pengertian pembelajaran, selanjutnya akan dibahas mengenai pengertian matematika. Istilah Mathematics (Inggris), mathematik (Jerman), mathematique (Prancis), matematiceski (Rusia), atau mathematik (Belanda), berasal dari bahasa latin mathematica yang diambil dari bahasa yunani mathematike yang berhubungan erat dengan sebuah kata yang mengandung arti belajar (berfikir). 7 Matematika dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan sebagai ilmu bilangan, hubungan antar bilangan dan operasional yang digunakan dalam penyelesaian masalah mengenai bilangan. Matematika menurut Kline merupakan bahasa simbolis dan ciri utamanya adalah penggunaan cara bernalar deduktif, tetapi juga tidak melupakan cara bernalar induktif. 8 James sebagaimana dikutip oleh Suherman berpendapat bahwa “matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan 7
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: IMSTEP UPI, 2003), h. 15 8 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet.2, h. 252
geometri.”9 Sedangkan Johson dan Rising dalam bukunya mengatakan bahwa “matematika adalah pola pikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik, matematika adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi.” 10 Menurut Reys, matematika merupakan pola tentang hubungan, suatu jalan atau pola berfikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu alat.11 Sedangkan menurut Lerner matematika selain sebagai bahasa simbolis juga sebagai bahasa universal
yang
memungkinkan
manusia
memikirkan,
mencatat
dan
mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas. 12 Dari beberapa pengertian matematika yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah cara berpikir dengan bahasa simbolis yang bernalar deduktif dan induktif yang terdiri dari pengetahuan tentang bilangan-bilangan, bentuk, susunan besaran, konsep-konsep yang berhubungan dan terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri. Matematika merupakan ilmu yang dipelajari di semua pendidikan, ada banyak alasan perlunya belajar matematika. Menurut Cockroft ada 6 alasan mengapa matematika perlu dipelajari, yaitu: (1) selalu digunakan dalam segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika, (3) merupakan sarana komununikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Dengan demikian pembelajaran matematika adalah proses yang harus lebih dulu dirancang oleh guru agar mampu mengorganisir semua komponen dalam belajar matematika dan hendaknya antara komponen yang satu dengan
9
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung, IMSTEP upi, 2003), h. 16 10 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung, IMSTEP upi, 2003), h. 17 11 Mulyono, Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 253
yang lainnya dapat berinteraksi secara harmonis dengan tujuan untuk menciptakan belajar matematika yang efektif. 2. Pembelajaran Konvensional Model pembelajaran konvensional merupakan suatu pembelajaran yang kegiatannya meliputi : 1)
Guru menerangkan suatu konsep
2)
Guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya
3)
Guru memberikan soal latihan
4) Siswa menyimak, mengerjakan tugas-tugas serta ulangan atas tes yang diberikan guru. Selanjutnya Nasution memberikan ciri-ciri pembelajaran konvensional yaitu : 1) Bahan pelajaran disajikan kepada kelompok tanpa memperhatikan siswa secara individual. 2) Kegiatan pembelajaran umumnya berbentuk ceramah, tugas tertulis dan media lainnya menurut pertimbangan guru. 3) Siswa bersifat pasif karena harus mendengarkan penjelasan guru. 4) Dalam kecepatan belajar, siswa harus belajar menurut kecepatan pada umumnya yang ditentukan oleh kecepatan guru mengajar. 5) Keberhasilan belajar umumnya dinilai oleh guru secara subjektif. 6) Hanya sebagian kecil yang menguasai bahan pelajaran secara tuntas. 7) Guru terutama berfungsi sebagai sumber informasi atau pengetahuan. Jadi pada pembelajaran konvensional diutamakan hasil bukan proses. Guru mendominasi kegiatan dikelas dan siswa dianggap sebagai penonton. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan metode ekspositori. Metode ekspositori memberikan siswa konsep yang telah dipersiapkan secara rapi, matematis dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur , secara garis besar prosedur ini adalah:13 13
Syaiful Bahri Djamarah. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h.21
1) Preparasi. Guru mempersiapkan (preparasi) bahan selengkapnya secara sistematis an rapi 2) Apersepsi. Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang akan diajarkan 3) Presentasi. Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau menyuruh anak didik membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks tertentu atau yang ditulis guru sendiri 4) Resitasi. Guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari atau anak didik disuruh menyatakan kembali dengan katakata sendiri (resitasi) tentang pokok-pokok masalah yang telah dipelajari, baik yang telah dipelajari secara lisan atau tulisan. Demikian juga dalam metode drill, dari waktu ke waktu soal yang diberikan adalah soal-soal dengan tipe yang sama dan tidak bervariasi sehingga soal-soal latihan tahun sebelumnya bisa dipakai dan guru tidak perlu membuat lagi yang baru. Dengan menggunakan metode ini materi ini bisa cepat selesai dan informasi yang diberikan lebih banyak daripada model lainnya, serta guru bisa santai karena tidak usah membuat persiapan-persiapan pembelajaran yang rumit. Oleh karena itu metode ini sering dipakai di sekolah-sekolah sampai saat ini. Karena dalam pembelajaran ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi seakanakan sudah jadi. 14 Pembelajaran konvensional sama dengan pembelajaran tradisional yaitu proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode ekspositori. Siswa dalam kelas ini dianggap memiliki kemampuan pada syarat minimal, minat, kepentingan, kecakapan, dan kecepatan belajar yang diasumsikan relatif sama. Berdasarkan pengertian di atas, dalam proses pembelajaran dengan menggunakan
strategi
pembelajaran
konvensional
guru
menyajikan
pengetahuan kepada siswa dalam bentuk yang telah dipersipkan secara rapi, 14
Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran “Berorientasi Standar Proses Pendidikan”, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 177
sistematis, dan lengkap. Sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Tetapi pada strategi pembelajaran konvensional ini dominasi guru banyak berkurang karena tidak terus menerus bicara. Guru berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal pada waktu-waktu yang diperlukan saja. Pada pembelajaran dengan strategi konvensional ini siswa belajar lebih aktif seperti siswa mengerjakan latihan soal sendiri, mungkin juga saling bertanya dan mengerjakannya bersama dengan temannya atau disuruh membuatnya di papan tulis. Ciri umum strategi pembelajaran konvensional adalah definisi dan teorema disajikan oleh pengajar, contoh soal diberikan oleh pengajar kemudian latihansoal. Secara garis besar, prosedur pelaksanaannya kurang menekankan aktivitas fisik siswa, yang diutamakan adalah aktivitas mental siswa, sehingga banyak orang beranggapan bahwa strategi pembelajaran konvensional menghasilkan belajar menghafal dan kurang efektif belajar bermakna. Secara umum strategi pembelajaran konvensional sama dengan cara mengajar biasa (tradisional), namun di dalam strategi pembelajaran konvensional dominasi guru berkurang, guru tidak terus berbicara, guru hanya menjelaskan pada bagian-bagian yang diperlukan saja. 3. Keaktifan Belajar Matematika Siswa a. Keaktifan Belajar Siwa Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Aktif adalah giat (bekerja, berusaha)”, sedangkan keaktifan adalah suatu keadaan atau hal di mana siswa dapat aktif. Pada penelitian ini keaktifan yang dimaksud adalah keaktifan belajar siswa. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik dan relatif tetap, serta ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Jadi keaktifan belajar siswa adalah suatu keadaan di mana siswa aktif dalam belajar. Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, mengemukakan bahwa Jika pembelajaran tidak memberikan kesempatan kepada siswa berperan aktif, maka pembelajaran tersebut bertentangan dengan hakikat belajar. Salah satunya, aktif
dimaksudkan bahwa pada prose pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan
mengemukakan gagasan. 15 Keaktifan belajar Matematika siswa dapat kita lihat dari keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar yang beraneka ragam seperti pada saat siswa mendengarkan ceramah, mendiskusikan, membuat suatu alat, membuat laporan pelaksanaan tugas dan sebagainya. Paul B. Diedrich dalam Oemar Hamalik membagi kegiatan belajar siswa dalam 8 kelompok, yaitu: 16 1. Visual activeties (kegiatan-kegiatan visual) seperti membaca, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. 2. Oral Activities (kegiatan-kegiatan lisan) seperti mengemukakan suatu fakta, menghubungkan sutu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi. 3. Listening Activities (kegiatan-kegiatan mendengarkan) seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato, dan sebagainya. 4. Writing activities (kegiatan-kegiatan menulis) seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagaianya. 5. Drawing activities (kegiatan-kegiatan menggambar) seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagaram, pola, dan sebagainya. 6. Motor activities (kegiatan-kegiatan motorik) seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya. 7. Mental activities (kegiatan-kegiatan mental) seperti merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
15
Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, “Kontruksi Pengembangan Pembelajaran” (PT Prestasi Pustakaraya), Cet 1, Jakarta 2010. hal.237 16 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar. ( Sinar Baru Algesindo), Bandung 2005, hal.172
8. Emotional activities (kegiatan-kegiatan emosional) seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya. Klasifikasi aktivitas belajar dari Diedrich di atas menunjukkan bahwa aktivitas dalam pembelajaran cukup kompleks dan bervariasi. Aktivitas di sini tidak hanya terbatas pada aktivitas jasmani saja yang dapat secara langsung diamati tetapi juga meliputi aktivitas rohani. Keadaan di mana siswa melaksanakan aktivitas belajar inilah yang disebut keaktifan belajar. Ketika matapelajaran tidak menarik, seringkali siswa jenuh dan membuat mereka tidak dalam belajar.
17
Untuk itu keaktifan siswa sangat diperlukan dalam kegiatan
belajar mengajar. Hal ini disebabkan karena siswa sebagai subjek didik itu sendiri yang melaksanakan belajar, sehingga siswalah yang seharusnya lebih banyak aktif, bukan gurunya. Perbedaan antara belajar aktif dan pasif menurut Bobby De Potter dan Mike Hernacki seperti dikutip oleh Heni Purwanti (2006:25) dapat dilihat pada tabel berikut: Table 1: perbedaan belajar aktif dan belajar pasif Aktif
Pasif Tidak dapat melihat adanya potensi Belajar apa saja dari setiap situasi belajar Menggunakan apa yang dipelajari Mengabaikan kesempatan untuk untuk mendapatkan manfaat atau berkembang dari suatu pengalaman keuntungan belajar Mengupayakan agar segalanya Membiarkan segalanya terjadi terlaksana Bersandar pada kehidupan Menarik diri dari kehidupan Berdasar dari perbedaan tersebut, seorang siswa aktif dalam belajar jika siswa tersebut dapat belajar dari situasi apapun, siswa dapat menggunakan apa yang dipelajari sehingga apa yang dipelajari tidak sia-sia. Selain itu siswa yang aktif dalam belajar akan melakukan berbagai usaha untuk mencapai tujuannya. Siswa yang aktif tidak akan menarik diri dari kehidupan karena dari kehidupan tersebut siswa dapat belajar banyak hal.
17
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, Nusa Media, Cet ke-3, Bandung 2006.
Dalam rangka menumbuhkan keaktifan belajar matematika siswa disamping metode pembelajaran yang tepat, maka peran guru dalam kelas mempunyai peran yang sangat penting yaitu : a. Pentingnya Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa Guru merupakan penanggung jawab kegiatan proses pembelajaran di dalam kelas. Sebab gurulah yang langsung memberikan kemungkinan bagi para siswa belajar dengan efektif melalui pembelajaran yang dikelolanya. Dalam konteks ini Nana Sudjana yang dikutip Cece Wijaya dan A. Tabrani mengemukakan bahwa kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder ataupun komputer yang paling modern sekalipun. Masih terlalu banyak unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi kebiasaan dan lain-lain yang merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut. Dengan demikian dapat dipahami bahwa guru memegang peranan penting terhadap proses belajar siswa melalui pembelajaran yang dikelolanya. Untuk itu guru perlu menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses interaksi yang baik dengan siswa, agar mereka dapat melakukan berbagai aktivitas belajar dengan
efektif.
Dalam
menciptakan
interaksi
yang
baik
diperlukan
profesionalisme dan tanggung jawab yang tinggi dari guru dalam usaha untuk membangkitkan serta mengembangkan keaktifan belajar siswa. Sebab segala keaktifan siswa dalam belajar sangat menentukan bagi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasatya mengemukakan bahwa “proses belajar yang bermakna adalah proses belajar yang melibatkan berbagai aktivitas para siswa. Untuk itu guru harus berupaya untuk mengaktifkan kegiatan belajar mengajar tersebut.”Selanjutnya tingkat keaktifan belajar siswa dalam suatu proses pembelajaran juga merupakan tolak ukur dari kualitas pembelajaran itu sendiri. Mengenai hal ini E.Mulyasa mengatakanbahwa:Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta
didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Agar siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka diperlukan berbagai upaya dari guru untuk dapat membangkitkan keaktifan mereka. Sehubungan dengan pentingnya upaya guru dalam membangkitkan keaktifan siswa dalam belajar, R. Ibrahim dan Nana Syaodih mengemukakan bahwa: Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pengajaran siswalah yang menjadi subjek, dialah pelaku kegiatan belajar. Agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka hendaknya guru merencanakan pengajaran, yang menuntut siswa banyak melakukan aktivitas belajar. Hal ini tidak berarti siswa dibebani banyak tugas. Aktivitas atau tugas-tugas yang dikerjakan siswa hendaknya menarik minat siswa, dibutuhkan
dalam
perkembangannya,
serta
bermanfaat
bagi
masa
depannya.Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam pembelajaran upaya guru dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa sangatlah penting. Sebab keaktifan belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan.18 b. Bentuk Upaya Guru dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. Dalam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, jadi siswalah yang menjadi pelaku kegiatan belajar. Demikian pula dalam pembelajaran, agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya mengondisikan pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam melakukan kegiatan belajar. Beberapa bentuk upaya yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran adalah di antaranya dengan meningkatkan minat siswa, membangkitkan motivasi siswa, menerapkan prinsip individualitas siswa, serta menggunakan media dalam pembelajaran.
18
Ilham, http://abangilham.wordpress.com/feed/Agustus 2010: 19:30 WIB
1. Meningkatkan minat siswa, kondisi pembelajaran yang efektif adalah dengan adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya, tanpa adanya minat seseorang tidak mungkin akan melakukan sesuatu. Siswa yang memiliki minat yang besar terhadap suatu pelajaran akan lebih aktif untuk mempelajarinya dan sebaliknya, siswa akan kurang keaktifannya dalam mempelajari pelajaran yang kurang diminatinya. Oleh karena itu, William Jams, seperti di kemukakan Moh. Uzer Usman, yang melihat bahwa minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa. jadi, minat merupakan faktor yang menentukan keterlibatan siswa secaraaktifdalambelajar. Sementara
Syaiful
Bahri
Djamarah
juga
mengemukakan
upaya-upaya yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan minat siswa dalam belajar yaitu: a. Membangkitkanadanyasuatukebutuhan. b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. Beberapa hal tersebut di atas menunjukkan bahwa upaya guru dalam mengembangkan minat belajar siswa sangat penting dilakukan agar dia ikut belajar aktif dalam pembelajarannya. 2. Membangkitkan motivasisiswa, setiap perbuatan individu, termasuk perbuatan belajar didorong oleh sesuatu atau beberapa motif. Motif merupakan suatu tenaga yang berada pada diri siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan. Sedangkan motivasi menurut Muh. Uzer Usman adalah “suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk membuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.” Seseorang siswa yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan
semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh penuh, gairah atau semangat. Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Dengan demikian jelaslah bahwa motivasi sangat diperlukan seseorang dalam melakukan aktivitas belajar. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa sehingga ia mau belajar secara aktif. Motivasi belajar siswa dapat timbul dari dalam individu siswa dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. Motivasi yang timbul dari dalam diri siswa sendiri tanpa ada ajakan atau pengeruh dari orang lain disebut motivasi intrinsik. Sedangkan motivasi yang timbul akibat pengeruh dari luar diri siswa, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain disebut motivasi ekstrinsik. Dari hal tersebut jelas bahwa dalam belajar, siswa mesti memiliki motivasi belajar yang tinggi, baik yang berasal dari dalam diri maupun dari luar diri siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi siswa dan menjadikannya aktif dalam mengikuti pembelajaran. 3. Menerapkan prinsip individualitas, salah satu masalah utama dalam pembelajaran ialah masalah perbedaan individual. Seorang guru yang menghadapi 40 orang siswa di kelas, sebenarnya bukan hanya menghadapi ciri-ciri satu kelas, tetapi juga menghadapi 40 perangkat ciri-ciri siswa. Tiap orang siswa memiliki pembawaan-pembawaan yang berbeda, dan menerima pengaruh dan perlakukan dari keluarganya yang masing-masing juga berbeda. Dengan demikian adalah wajar apabila setiap siswa memiliki ciri-ciri individu sendiri. Ada siswa yang badannya tinggi kurus, atau pendek gemuk, cekatan atau lambat, kecerdasan tinggi, sedang atau rendah, berbakat dalam beberapa mata pelajaran, tetapi kurang berbakat dalam mata pelajaran tertentu, tabah, ulet atau mudah putus asa, periang atau perenung, bersemangat atau acuh tak acuh, dan sebagainya. Berdasarkan hal tersebut, pemahaman guru terhadap setiap individu siswa sangat penting dalam upaya mengembangkan keaktifan
belajar mereka. Sementara Bloom yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman menyatakan bahwa: Jika guru memahami persyaratan kognitif dan ciri-ciri sikap yang diperlukan untuk belajar seperti minat dan konsep diri pada diri siswa-siswanya, dapat diharapkan sebagian besar siswa akan dapat mencapai taraf penguasaan sampai 75% dari yang diajarkan. Oleh sebab itu, hendaknya guru mampu menyesuaikan proses belajar mengajar dengan kebutuhan-kebutuhan siswa secara individual tanpa harus mengajar secara individual. Maka sangat penting bagi guru untuk melayani perbedaanperbedaan siswa sehingga memungkinkan berkembangnya potensi masingmasing siswa secara optimal dalam pembelajaran. 4. Menggunakan media dalam pembelajaran.Media pembelajaran adalah “segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.” Media pembelajaran sebagai perantara sumber pesan dengan penerima pesan yang berperan penting dalam proses pembelajaran. Dalam upaya untuk mengembangkan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran , hendaknya guru dapat menggunakan media dalam pembelajaran , di samping untuk memperjelas materi yang disampaikan juga akan dapat menarik minat siswa. Media pembelajaran memiliki arti yang cukup penting dalam kegiatan pembelajaran . Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan materi yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan pelajaran yang disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Dengan demikian siswa akan lebih mudah menerima bahan pelajaran dari pada tanpa penggunaan media. Berdasarkan beberapa hal yang telah di kemukakan bahwa jika guru mampu penggunaan media dalam pembelajaran secara tepat, maka hal tersebut dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan para siswa
untuk belajar . Dengan demikian, maka dengan sendirinya keaktifan belajar para siswa dalam kegiatan pemberbelajaran akan meningkat pula. 19 c. Interaksi Pembelajaran Belajar diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh. Sedangkan mengajar adalah kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar peserta didik/subjek belajar untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku serta kesadaran diri sebagai pribadi. 20 Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi yakni sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan peserta didik sebagai subjek pokoknya. Ciri-ciri interaksi belajar mengajar, yakni memiliki tujuan, ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncana, ditandai dengan adanya aktivitas, ada guru yang berperan sebagai pembimbing, membutuhkan disiplin dan ada batas waktu untuk pencapaian tujuan serta sudah barang tentu perlu adanya kegiatan penilaian. Interaksi belajar mengajar yang baik, khususnya dalam pembelajaran matematika adalah guru sebagai pengajar tidak mendominasi kegiatan, tetapi membantu menciptakan kondisi yang kondusif serta memberikan motivasi dan bimbingan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Bruner berpendapat bahwa belajar matematika adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika itu. Pemahaman terhadap konsep dan struktur suatu materi menjadikan materi itu dipahami secara lebih komprehenshif, peserta didik lebih mudah mengingat materi itu bila yang dipelajari merupakan pola yang berstruktur. 19
http://abangilham.wordpress.com/2009/03/31/pentingnya-upaya-guru-dalam-mengembangkankeaktifan-belajar-siswa/ diakses agustus 2010, 20:00 WIB 20
Sardiman, A.M.. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006
Dalam belajar matematika peserta didik harus berperan aktif. Peran aktif ini dapat terlaksana apabila menggunakan cara belajar yang sesuai, sehingga diharapkan dapat menyebabkan perkembangan potensi intelektualnya, rasa puasnya serta motivasinya. Ini berati ganjaran diperoleh dari dalam. Menurut Bruner, belajar dari luar biasanya mengakobatkan belajar hafalan sehingga pengertian terhadap matematika yang dipelajari sangat minim. Konsep-konsep matematika dipelajari menurut tahap-tahap bertingkat seperti halnya dengan tahap periode perkembangan intelektualnya.
Menurut
Hudoyo, tahap-tahap itu adalah: a. Permainan bebas (Free Play). Permainan bebas adalah tahap belajar konsep yang terdiri dari aktifitas yang tidak terstruktur dan tidak diharapkan yang memungkinkan peserta didik mengadakan eksperimen dan memanipulasi benda-benda konkrit dan abstrak dari unsur-unsur konsep yang dipelajari itu. b. Permainan yang menggunakan aturan (Games). Di dalam tahap ini peseta didik mulai meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat di dalam konsep (peristiwa-peristiwa). c. Permainan mencari kesamaan sifat (Searching for communalities). Membantu peserta didik dalam permainan yang menggunakan aturan untuk dapat melihat kesamaan struktur dengan mentranslasikan dari suatu permainan kebentuk permainan yang lain, sedang sifat-sifat abstrak yang diwujudkan dalam permainan itu tetap tidak berubah dengan translasi itu. d. Permainan dengan representasi (Representation). Dalam tahap ini peserta didik mencari kesamaan sifat dari situasi yang serupa. e. Permainan dengan simbolisasi (Simbolization).
Permainan dengan
menggunakan simbol ini merupakan tahap belajar konsep dimana peserta didik perlu merumuskan representasi dari tiap konsep dengan menggunakan simbol matematika. f. Formalisasi (Formalization).
Setelah peserta didik mempelajari suatu
konsep dan struktur matematika yang saling berhubungan, peserta didik harus mengurut sifat-sifat itu untuk dapat merumuskan sifat-sifat baru.
Belajar dari luar biasanya mengakibatkan belajar hafalan sehingga pengertian terhadap matematika yang dipelajari sangat minim. Oleh karena itu terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi belajar matematika, yaitu: a. Peserta didik Kegagalan atau keberhasilan belajar sangat tergantung kepada peserta didik. Bagaimana sikap dan minat peserta didik terhadap matematika, bagaimana kesiapan dan kemampuan peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar matematika, bagaimana kondisi fisiologis dan psikologis pada saat belajar matematika. Semua itu sangat menentukan tingkat dan keberhasilan proses dan hasil belajar matematika. b. Pengajar Faktor lain setelah peserta didik adalah pengajar. Apabila pengajar mempunyai kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi matematika, menguasai materi dengan baik, memiliki pengalaman cukup, kepribadian yang disegani peserta didik, dan memiliki motivasi yang selalu disalurkan kepada peserta didik, maka proses belajar matematika akan belajar efektif karena mutu pengajaran yang tinggi, sehingga peserta tidak mengalami kesulitan dalam belajar matematika. c. Sarana dan prasarana Saran yang baik diperlukan untuk menunjang proses belajar yang efektif, seperti buku paket, persediaan perpustakaan dan alat bantu belajar sebagai alat penunjang untuk meningkatkan kualitas belajar peserta didik. Selain sarana diperlukan pula prasarana yang mapan, seperti tata ruang yang bagus, sejuk, bersih, dan tempat duduk yang nyaman. Hal ini akan lebih memperlancar terjadinya proses belajar. d.Penilaian Penilaian merupakan tolak ukur bagaimana berlangsungnya proses pembelajaran. Dari hasil penilain ini pendidik dapat melihat perubahan hasil belajar peserta didik. Tugas pendidik terhadap hasil penilaian ini adalah memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih meningkatkan hasil
belajar matematika atau terus mempertahankan hasil yang diperoleh dengan maksimal. Matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dalam dunia pendidikan,
karena
mata
pelajaran
matematika
berfungsi
untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan bilangan simbol. Matematika juga merupakan dasar dalam menguasai pelajaran lain. Tujuan belajar matematika adalah untuk menpersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan ke depan melalui latihan atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif, dan koefisien. Untuk mencapai hasil belajar matematika, ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Cara penyampaian belajar matematika Untuk menanamkan pemahaman akan konsep matematika perlu model pembelajaran yang baik. Matematika bukan pelajaran yang sulit asalkan metode pembelajaran sesuai, dan guru harus menguasai materi yang diajarkan agar tidak timbul kesalahpahaman persepsi dan bila persepsi pembelajaran matematika terjadi dengan lancar dan disampaikan secara kontinu (bertahap dan berurutan) maka hasil belajar matematika dapat lebih baik. 2. Batas kemampuan siswa dalam menerima pelajaran matematika Dalam proses belajar mengajar, guru akan menghadapi siswa yang berbeda dalam penyerapan pelajaran, sehingga guru harus mengetahui apakah siswa tersebut termasuk kategori cepat, sedang atau lambat. 4. Model Pembelajaran Kooperatif a. Pembelajaran Kooperatif Erman Suherman, menyatakan bahwa pembelajarankooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah timuntuk menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama. 21 Menurut Anita Lie, sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam 21
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UPI. 2003, hal.218
tugas-tugas terstruktur disebut sebagaisistem “pembelajaran gotong royong” atau pembelajaran
kooperatif22.
Posamentier
secara
sederhana
menyebutkan
cooverative learning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas.23 Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam kelompok kecil atau tim untuk salingmembantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi dalam menyelesaikan sebuah masalah, menyelesaikan suatu tugas, atau mengerjakan sesuatu untukmencapai tujuan bersama dalam pembelajaran. Pengelompokan yang dikembangkan oleh Gabriele Rico adalah suatu cara memilah pemikiranpemikiran yang saling berkaitan dan menuangkannya. 24 kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif dapat memiliki ciri-cirisebagai berikut: 1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. 2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, danrendah. 3. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jeniskelamin berbeda-beda. 4. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.Menurut Roger dan David Johson seperti yang dinyatakan oleh Anita Lie, bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajarankooperatif sehingga untuk mencapai hasil yang maksimal perlu diterapkan limaunsur model pembelajaran kooperatif, yaitu: a)
Saling
ketergantungan
positif,
artinya
keberhasilan
kelompok
sangatdipengaruhi oleh usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompokkerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian
22
Anita Lie, Cooperative Learning mempraktikkan Cooperative Learning di ruang-ruang kelas, (Grasindo) cet. 8, Jakarta 2008, hal. 12 23 Rachmadi Widdiharto, Model-model pembelajaran matematika SMP, disampaikan pada diklat instruktur/pengembang matematika SMP jenjang dasar tanggal 10–23 Oktober 2004.hal. 13 24 Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan, Kaifa, Bandung 1999. hal. 180
rupa, sehinggasetiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang laindapat mencapai tujuan mereka. b) Tanggung jawab perseorangan, artinya setiap anggota kelompok harusmelaksanakan
tugasnya
dengan
baik
untuk
keberhasilan
kelompok. c)
Tatap muka, artinya setiap kelompok harus diberikan kesempatan untukbertemu dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan mendorong siswa untukmembentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota kelompoknya. Intidari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, danmengisi kekurangan masing-masing.
d) Komunikasi antar anggota, unsur ini menghendaki agar siswa dibekali denganberbagai ketrampilan berkomunikasi,
karena keberhasilan
kelompok jugabergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dankemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. e)
Evaluasi proses kelompok, guru perlu menjadwalkan waktu khusus bagikelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja samamereka agar selanjutnya bisa bekerja sama secara efektif. Menurut Muslimin Ibrahim, model pembelajaran kooperatifsetidaktidaknya mempunyai tiga tujuan pembelajaran. Tujuan yang pertama yaitu meningkatkan hasil belajar akademik di mana siswa dituntut untuk menyelesaikantugas-tugas akademik. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalammembantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para pengembang modelini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapatmeningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yangberhubungan dengan hasil belajar. Tujuan kedua yaitu pembelajaran kooperatifmemberi peluang pada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuksaling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melaluipenggunaan
struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu samalain. Tujuan ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengajarkan kepadasiswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini penting untukdimiliki di dalam masyarakat di mana kerja orang dewasa sebagian besardilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain.Terdapat enam langkah utama di dalam menggunakan pembelajarankooperatif. Adapun Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif adalah: 1) Menyampaikan tujuan dan memotivasisiswa 2) Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajarantersebut dan memotivasi siswa belajar. 3) Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswadengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. 4) Mengorganisasikan siswa ke dalamkelompok-kelompok belajarGuru menjelaskan kepada siswa bagaimanacaranya membentuk kelompok belajar danmembantu setiap kelompok agarmelakukan transisi secara efisien. 5) Membimbing kelompok bekerja dan belajar Guru membimbing kelompokkelompokbelajar pada saat mereka mengerjakantugas mereka. 6) Guru mengevaluasi hasil belajar tentangmateri yang telah dipelajari atau masingmasing 7) kelompok mempresentasikan hasilkerjanya. 8) Memberikan penghargaan. b. Metode Course Review Horay 1. pengertian Course Review Horay Course Review Horay adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar matematika. Metode ini merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada pemahamanmateri yang diajarkan guru dengan menyelesaikan soal-soal. Dalam aplikasinya metode pembelajaran Course Review Horay tidak hanya menginginkan siswa untuk
belajar ketrampilan dan isi akademik. Pembelajaran dengan metode Course Review Horay juga melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa. Pembelajaran melalui metode ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif di antara sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan ketrampilan bekerjasama antar kelompok. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep pada matematika, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Pada pembelajaran Course Review Horay aktifitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar 2. langkah-langkah metode Course Review Horay 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Guru mendemontrasikan/menyajikan materi 3. Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab 4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa. 5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak yang nomernya disebutkan guru dan didiskusikan, kalau benar tanda benar(√ ) dan salah diisi dengan tanda silang (x). 6. Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertical atau horizontal, atau diagonal harus berteriak hore….atau yel-yel lainnya. 7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh. 8. penutup25 25
Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM”(Pustaka pelajar Yogyakarta 2009) hal.129
5. Statistika dan peluang a. Statistika 1. Pengertian populasi Populasi adalah kumpulan atau sekelompok objek yang akan menjadi penelitian, tentu saja tiap anggota populasi itu harus mempunyai sifat-sifat yang sama. 2. sampel Sampel merupakan bagia dari populasi, misalkan pada suatu penelitian yang melibatkan poupulasi dalam jumlah yang banyak, tentu akan memakan biaya dan waktu yang banyak pula oleh karena itu, diambil sampel saja sebagai wakil dari populasi. 3. Penyajian data Statistik a. Penyajian data tunggal b. Penyajian data kelompok 4. Mean(rata-ata), Median dan Modus Mean, Median dan Modus merupakan ukuran pemusatan data dalam statistik yaitu untuk mencari nilai rata-rata, nilai tengah dan angka yang sering muncul pada sebuah data.26 5. Jangkaun data dan Quartil Jangkauan (rentangan) selisih antara data terbesar dan data terkecil, sedangkan jangkauan interkuartil adalah selisih antara kuartil atas dengan kuartil bawah. Quartil berarti pengelompokan empat-empat, membagi data yang telah diurutkan menjadi empat bagian sama banyak. Untuk menyatakan quartil digunakan huruf Q, yang terdiri dari Q1, Q2 dan Q3.
6. Menyajikan data Tunggal dalam Tabel dan Diagram. a. Tabel Frekuensi
26
Tim satu, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, (Dwi Pustaka Jaya), Jakarta 2010, hal. 37
yaitu dengan mengubah data tunggal menjadi data kelompok yang disusun dalam bentuk tabel, sehingga data yang sangat banyak lebih mudah dimengerti. b. Histogram (Diagram batang) Histogram adalah sebuah Grafik yang disajikan dalam bentuk batang dan ukuran lebarnya sama. c. Poligon Frekuensi (Diagram Garis) Poligon Frekuensi adalah sebuah grafik yang disajikan berupa garis-garis yang menghubungkan antara titik satu dengan yang lain. d. Diagram Lingkaran Diagram lingkaran adalah sebuah grafik yang disajikan dalam bentuk lingkaran dengan terlebih dahulu menghitung besar sudut pusat pada setiap juring lingkaran sebagai penempatan setiap bagian data. b. Peluang 1. Pengertian Peluang Jika kita mengetos (melempar undi) mata uang logam maka permukaanmata uang yang akan nampak (muncul) tidak dapat ditentukan sebelumnya. Jadi munculnya salah satu permukaaan merupakan suatu kemungkinan. 2. Pengertian Percobaan, Ruang Sampel, dan Titik Sampel Untuk memahami masalah ini, mari kita perhatikan dua benda yang ditunjukkan pada Gambar Mata Uang dan Dadu. Jika uang logam kita lempar ke udara dan jatuh maka hasilnya akan muncul Gambar (G) atau Angka (A). Jika dadu kita gulirkan ke lantai maka hasilnya akan muncul angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. a) Percobaan melempar uang logam Himpunan dari semua hasil percobaan yang muncul pada melempar uang logam, yaitu himpunan {G, A}
Himpunan {G, A} disebut ruang sampel.
G dan A merupakan titik sampel.
Teori yang berkaitan dengan meramalkan sesuatu kejadian disebut teorikemungkinan atau teori peluang atau probabilitas. Kegiatan melempar uang logam, menggulirkan mata dadu disebut b) Percobaan menggulirkan dadu
Pada percobaan menggulirkan dadu, ruang sampelnya adalah {1, 2, 3, 4,5, 6}
Titik sampelnya adalah 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
c).Pengertian Tindakan Acak atau Kejadian Acak melalui Beberapa Percobaan Kita tahu bahwa dalam percobaan, misalnya melempar uang berkali-kali secara acak akan muncul gambar atau angka. Tindakan melempar uang berkalikali secara acak disebut tindakan acak. Seringnya muncul gambar atau angka disebut kejadian acak. 3. Menghitung Peluang a)
Menghitung
Peluang
dengan
Pendekatan
Frekuensi
Nisbi.
Daripercobaan melempar mata uang logam sebanyak 50 kali diperoleh muncul angka 20 kali. Tentukan: 1) frekuensi nisbi muncul angka 2) frekuensi nisbi muncul gambar! Penyelesaian: Dari hasil percobaan 50 kali lemparan diperoleh: Muncul angka = 1 kali Muncul gambar = 1 kali d. Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin muncul dalam suatu percobaan. e. Titik sampel adalah setiap anggota dari ruang sampel. B. Kerangka Konseptual Keaktifan belajar matematika siswa sangat penting untuk ditingkatkan karena keaktifan belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran masih
didominasi oleh guru sehingga siswa cenderung pasif. Oleh karena itu, diperlukan usaha perbaikan yang dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa. Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif menekankan pada interaksi siswa dan kerjasama kelompok. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah tipe Course Review Horay, dimana dalam proses pembelajarannya siswa lebih banyak belajar pada teman sebaya. Siswa dapat saling mengungkapkan ide bersama temannya, melakukan diskusi dan mengerjakan soal bersama, sehingga diharapkan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa. C. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa pada pokok bahasan Statistika dan peluang di SMP Darul Ma’arif Cilincing Jakarta Utara.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hoopkins mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan .27 Penelitian tindakan kelas didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana pembelajaran tersebut dilakukan. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :28
Identifikasi Masalah (Refleksi Awal)
Tujuan/
Perumusan Masalah
Indikator Keberhasilan.
Perencanaan Tindakan
Kajian Teori dan Empiris
Hipotesis Tindakan
Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Analisis Data
Indikator Keberhasilan Belum Tercapai
Refleksi
Tercapai
STOP Dan refleksi Pemantapan
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
27
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005.hal 11 28 http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1024&bih=546&q=Konsep+Dasar+Penelitian+Tin dakan+Kelas+Classroom+Action+Research&aq=f&aqi=&aql=&oq=Konsep+Dasar+Penelitian+Ti ndakan+Kelas+Classroom+Action+Research&fp=1102bc494991dbbe di akses januari 2011: 20:15 WIB
B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Darul Ma’arif Jakarta Utara. Objek penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX SMP Darul Ma’arif Cilincing Jakarta Utara semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. D. Desain Penelitian Menurut model Kemmis & Mc Taggart, PTK mencakup empat langkah, yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) tindakan (acting), 3) pengamatan (observing), 4) refleksi (reflecting). Keempat langkah tersebut bersifat spiral dan dipandang sebagai satu siklus.29 PTK yang dilaksanakan ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan belajar matematika siswa kelas IX SMP Darul Ma’arif Jakarta Utara pada pokok bahasan Statistika dan peluang melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Secara rinci prosedur penelitian tindakan ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Siklus I a. Perencanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan tindakan adalah menyusun rancangan yang akan dilaksanakan, sesuai dengan temuan masalah dan gagasan awal. Dalam perencanaan ini peneliti mengembangkan rencana pembelajaran, LKS, lembar observasi, dan pedoman wawancara di bawah bimbingan dosen. Pembuatan rencana pembelajaran dan LKS dikonsultasikan dengan guru dan dosen. b. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, guru melaksanakan desain pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay yang telah direncanakan. Dalam usaha kearah perbaikan suatu perencanaan bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan sesuai apa
29
Rochiati Wiriaatmadja,............................hal. 66
yang terjadi dalam proses pelaksanaan di lapangan. Tahap pelaksanaan dalam pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay ini meliputi: 1) Tahap mengajar a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b) Guru mendemontrasikan/menyajikan materi c) Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab d) penutup30 2) Tahap kompetisi a) Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa. b) Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak yang nomernya disebutkan guru dan didiskusikan, kalau benar tanda benar(√ ) dan salah diisi dengan tanda silang (x). c) Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertical atau horizontal, atau diagonal harus berteriak hore….atau yel-yel lainnya. d) Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh. 3) Tahap penghargaan Penghargaan diberikan kepada: a) Kelompok yang terbanyak mendapat jawaban benar jumlah horenya. b) Kelompok yang mempunyai nilai sesuai kriteria yang sudah ditentukan. Berikut kriteria penentuan penghargaan: Tabel 2 : Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok Rata-rata Kelompok
Penghargaan Kelompok
45 ≤ rata-rata kelompok < 50
Good Team (Kelompok Baik)
50 ≤ rata-rata kelompok < 60
Great Team (Kelompok Hebat)
rata-rata kelompok ≥ 60
Super Team (Kelompok Super)
(Sumber: Slavin (1995: 90) dengan beberapa perubahan)31
30
Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM”Pustaka pelajar Yogyakarta 2009, hal.129
c. Observasi Observasi yang dilakukan selama pembelajaran berlangsung ini sebagai upaya dalam mengamati pelaksanaan tindakan. Dalam melakukan observasi, peneliti dan observer (kolaborator) mengamati jalannya pembelajaran berdasarkan lembar observasi keaktifan siswa yang telah disiapkan oleh peneliti. d. Refleksi Pada tahap ini kolaborator berdiskusi dengan guru (peneliti sendiri) mengenai hasil pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Hasil dari diskusi yang dilakukan akan digunakan sebagai pertimbangan dalam merencanakan pembelajaran siklus berikutnya. 2. Siklus II Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada siklus II dimaksudkan sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan metode Course Review Horay pada siklus I. Prosedur pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sama dengan siklus I yaitu diawali dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Perencanaan tindakan pada siklus II dilakukan oleh peneliti dengan berdasarkan pada hasil refleksi pada siklus I. Menurut Rochiati Wiriaatmadja, apabila perubahan yang bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran telah tercapai, atau apa yang diteliti telah menunjukkan keberhasilan, siklus dapat diakhiri. 32
31
Slavin, Robert E, Cooperative Learning Theory Research and Practise. (Boston: Allyn&Bacon.1995). hal 90. 32
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.2005. hal 66
E. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Peneliti (guru bidang studi) dan kolaborator Peneliti dan kolaborator merupakan instrumen dalam penelitian kualitatif karena peneliti sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya.33 b. Lembar Observasi Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keaktifan siswa. Lembar observasi keaktifan siswa merupakan lembar yang berisi pedoman dalam melaksanakan pengamatan aktivitas siswa pada saat pembelajaran di dalam kelas dan kelompok. Peneliti menetapkan 3 indikator untuk mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Setiap indikator diberikan nilai sesuai dengan pengamatan observer terhadap siswa dalam satu kelompok dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3 : Penskoran Aspek Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa Nilai 0 -1siswa
Keterangan Keaktifan siswa (Kurang)
melakukan 2 – 3 siswa
Keaktifan siswa (Sedang)
melakukan 4 – 5 siswa
Keaktifan siswa (Baik)
melakukan
c. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara disusun untuk menanyakan dan megetahui hal-hal yang tidak dapat/kurang jelas diamati pada saat observasi. Selain itu, untuk
33
hal 121
Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2002.
mempermudah peneliti dalam melakukan tanya jawab tentang bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilaksanakan. 2. Teknik Pengumpulan Data a. Metode Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti dan kolaborator selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keaktifa belajar siswa yang telah dipersiapkan. b. Metode Wawancara Rochiati Wiriaatmadja34 menjelaskan bahwa wawancara merupakan pertanyaanpertanyaan yang diajukan secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan terhadap kolaborator dan siswa. Wawancara untuk mengungkap data yang sulit dicari/ditemukan pada saat observasi serta untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika dengan Course Review Horay. Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. c. Dokumentasi Dokumen yang digunakan berupa LKS, daftar kelompok siswa, daftar nilai siswa, foto kegiatan pembelajaran, . Dokumentasi dilakukan untuk memperkuat
data yang diperoleh dari observasi.
Dokumentasi foto
memberikan gambaran secara lebih nyata mengenai kegiatan kelompok siswa dan menggambarkan suasana kelas ketika aktivitas belajar berlangsung. F. Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian ini didasarkan pada refleksi tiap siklus tindakan. Hal ini bermanfaat untuk rencana perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.
34
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.2005. hal 117
1. Analisis Data Hasil Observasi Sebelum
melakukan
analisis
data,
peneliti
memeriksa
kembali
kelengkapan data dari berbagai sumber, kemudian analisis data dilakukan pada semua data yang sudah terkumpul yaitu :
hasil observasi,
hasil belajar
kelompok siswa, dan hasil catatan lapangan. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu hasil observasi terhadap tindakan pembelajaran peneliti dan hasil observasi terhadap proses aktivitas belajar siswa. Setiap kategori pengamatan diinterpretasikan dengan baik (3), sedang (2), kurang (1). Sedangkan klasifikasi rata-rata aktivitas belajar siswa menggunakan kategori sebagai berikut: 0
– 1 : Keaktifan siswa kurang
1,1 – 2 : Keaktifan siswa Sedang 2,1 – 3 : Keaktifan siswa baik Tahap analisis data dimulai dengan menyajikan keseluruhan data yang diperoleh dari berbagai sumber, membaca data, yang sudah dikonsultasikan seebelumnya dengan kolaborator, kemudian mengadakan rekapitulasi data dan menyimpulkannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan skala penilaian aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang bermakna. G. Indikator Keberhasilan Keaktifan belajar matematika siswa pada pokok bahasan Statistika dan peluang di SMP Darul Ma’arif Jakarta kelas IX setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay akan dikatakan meningkat jika hasil rata-rata sebagai berikut: Hasil penelitian yang diharapkan adalah dengan indikator keberhasilan sebagai berikut: 1. Rata-rata aktivitas siswa yang diamati melalui lembar observasi pada setiap siklus harus dalam kategori baik. 2. Rata-rata hasil belajar kelompok siswa yang diberikan pada setiap siklus harus mencapai lebih atau sama dengan 60. (sesuai dengan KKM sekolah).
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pra Penelitian Tindakan Kelas Kegiatan pra penelitian tindakan kelas diawali dengan mengamati proses pembelajaran matematika di kelas. Peneliti (guru) dalam hal ini mengamati proses pembelajaran terhadap kelas IX-1 dan IX-2 dari awal semester pertama, berdasarkan pengamatan dari peneliti (guru kelas), maka kelas IX-2 masih banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti poses pembelajaran matematika dibandingkan dengan kelas IX-1. Hal ini terlihat dari tugas yang diberikan oleh guru, pada kelas IX-2 kalau diberikan tugas oleh guru masih banyak yang tidak mengumpulkan. Peneliti (guru kelas) melihat bahwa kelas IX-2 berbeda dengan kelas IX-1, Perbedaan terlihat ketika guru menginstruksikan siswa untuk mengerjakan soal latihan. Siswa-siswa kelas IX-1 cenderung tetap tenang ketika megerjakan soal latihan, sedangkan siswa kelas IX-2 cenderung lebih ramai. Pada saat guru tidak ada di kelas suasana di kelas IX-2 juga lebih gaduh dibandingkan dengan kelas IX-1.Kemudian peneliti menanyakan kepada beberapa siswa kelas IX-2 mengapa mereka hanya diam jika guru bertanya atau memberi kesempatan bertanya, tetapi mereka ramai saat guru tidak ada atau diberi tugas menyelesaikan soal. Beberapa siswa tersebut menjawab bahwa mereka takut salah jika bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru secara langsung. Ketika mereka diminta mengerjakan soal, mereka berusaha bertanya kepada teman yang lain sehingga kelas menjadi gaduh. Tetapi ada juga yang hanya ngobrol-ngobrol dan tidak ada inisiatif untuk bertanya kepada temannya yang lain, mereka hanya menunggu contekan dari temannya yang sudah selesai mengerjakan soal. Berdasar pengamatan tersebut, peneliti(guru kelas) melihat bahwa siswa kelas IX-2 sudah cukup aktif karena ada keinginan bertanya kepada teman ketika mereka tidak paham. Meskipun demikian, keaktifan belajar matematika siswa kelas IX-2 masih perlu ditingkatkan dengan harapan prestasi belajar juga meningkat.
Peneliti membentuk 9 kelompok dengan setiap kelompok beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang mempunyai kemampuan akademik yang berbedabeda. Karena jumlah siswa putra lebih sedikit, maka untuk setiap kelompok ada yang beranggotakan 2 siswa putra atau hanya terdapat 1 siswa putra. Tidak ada siswa yang berkomentar tentang pembagian kelompok tersebut. Berdasarkan kesepakatan dengan kolaborator, pelaksanaan penelitian dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran matematika kelas IX-2. Secara rinci jadwal pelajaran matematika kelas IX-2 adalah sebagai berikut: Tabel. Jadwal Pelajaran Matematika Kelas IX-2 Hari
Jam Pelajaran ke-
Waktu
Rabu
1, 2
07:00 – 08:20
Kamis
7, 8
11:20 – 12:40
Sabtu
2, 3
07:40 – 09:00
B. Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai pada hari Rabu tanggal 10 November 2010 samapi tanggal 02 Desember 2010. Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Adapun pelaksanaan penelitian disajikan pada tabel berikut: Tabel . Waktu Pelaksanaan Penelitian Siklus
Pertemuan
Hari / Tanggal
Kegiatan
Rabu, 10 November
Presentasi dan Belajar Kelompok
2010
(LKS I)
Kamis, 11 November
Presentasi dan Belajar Kelompok
2010
(LKS 2)
Sabtu, 13 November
Presentasi dan Belajar Kelompok
2010
(LKS 3)
Kamis, 18 November
Kompetisi Course Review Horay
keI
1
2
3
4
2010
5
II
1
2
3 4 5
Sabtu, 20 November
Penghargaan dan perbaikan pada
2010
Siklus I
Rabu, 24 Novemberr
Presentasi dan Belajar Kelompok
2010
(LKS 4)
Kamis, 25 November
Presentasi dan Belajar Kelompok
2010
(LKS 5)
Sabtu, 27 November 2010 Rabu, 01 Desember 2010 Kamis, 02 Desember 2010
Presentasi dan Belajar Kelompok (LKS 6) Kompetisi Course Review Horay Penghargaan kelompok
1. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I a. Perencanaan Perencanaan yang telah dibuat, dikonsultasikan juga dengan Dosen Pembimbing dan kolaborator. Berdasarkan hasil diskusi antara kolaborator dan peneliti, disepakati bahwa untuk siklus I dan II materi yang akan dipelajari adalah tentang Statistika dan peluang. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan ini antara lain sebagai berikut: 1) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Rencana Pembelajaran 2) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) 1, 2, dan 3 3) Menyusun dan mempersiapkan soal-soal kompetisi. 4) Menyiapkan daftar kelompok yang telah disiapkan sebelumnya. 5) Menyiapkan sertifikat penghargaan. 6) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi. 7) Menyiapkan peralatan-peralatan untuk mendokumentasikan kegiatankegiatan selama proses pembelajaran berlangsung seperti kamera dan lain-lain. b. Pelaksanaan 1. Belajar Kelompok Sesuai dengan rencana yang telah dibuat, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay.
Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Peneliti (guru kelas) dibantu oleh seorang kolaborator yang juga merupakan staf di di sekolah tempat penelitian. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti dan kolaborator ikut serta mendampingi siswa dalam belajar kelompok membantu guru membagikan LKS dan peralatan yang digunakan. Kolaborator membantu peneliti mengamati keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi. Deskripsi pelaksanan dan pengamatan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay di kelas IX-2 adalah sebagai berikut: 2) Presentasi Kelas Pada siklus I, kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 November 2010. Guru membuka pertemuan dengan mengucapkan salam,kemudian meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditetapkan. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa mulai hari ini pelaksanan pembelajaran akan dilaksanakan berbeda dengan pembelajaran biasanya, yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay, Kemudian guru memotivasi siswa agar lebih aktif pada saat belajar berkelompok. Guru juga menyampaikan bahwa siswa tidak perlu merasa terganggu dengan kehadiran kolaborator karena koaborator akan ikut membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Kemudian guru mempresentasikan materi tentang Statistika secara garis besarnya saja. Guru menyampaikan materi tentang populasi,sampel dan titik sampel dan penyajian data tunggal dan data kelompok. Setelah selesai mempresentasikan materi selama kurang lebih 15 menit, guru menginstruksikan
kepada
siswa
untuk
mendiskusikan
LKS
1
dan
mengerjakannya. Pada akhir pertemua siswa disuruh membuat kotak jawaban untuk melakukan kompetisi course Review Hoaray.
Gambar 1: Guru mempresentasikan materi. Pada pertemuan kedua, siswa sudah berkelompok karena pada pertemuan sebelumnya pada hari Rabu sudah diinstruksikan oleh guru untuk langsung berkelompok jika pelajaran matematika dimulai. Materi yang disajikan pada pertemuan kedua adalah menentukan nilai rata-rata, median dan modus. Guru mengawali pertemuan dengan menanyakan kepada siswa beberapa pertanyaan untuk mengingat materi pada pertemuan sebelumnya. Guru menenangkan siswa dan mempertegas kesimpulan yang diperoleh pada pertemuan sebelumnya. Setelah mempresentasikan materi, guru dan kolaborator membagikan LKS 2 pada setiap kelompok untuk mendiskusikannya. Selama kurang lebih 30 menit stiap kelompok diminta untuk mempersentasikan hasil diskusinya dan ditanggapi oleh kelompok yang lain. Untuk menguji pemahanan siswa terhadap materi yang di diskusikannya, siswa diminta membuat kotak jawaban untuk melakukan kompetisi sebagaimana langkah-langkah pada pembelajaran Course Review Horay.
Gambar 2 : Siswa-siswi belajar kelompok
Pada pertemuan ketiga, guru tidak banyak memberikan pengantar. Guru hanya menyampaikan bahwa pada hari itu materi yang akan dipelajari adalah tentang Jangkauan data, kuatil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil. Untuk lebih jelasnya dalam memahami materi guru meminta siswa agar mengerjakan LKS 3 dengan berdiskusi. Guru menyampaikan bahwa terdapat soal-soal latihan dalam LKS 3 yang harus diselesaikan dan dipresentasikan hasilnya. Pertemuan keempat pada siklus pertama adalah kegiatan kompetisi course review horay dan materi yang akan dikompetisikan adalah materi dari LKS I sampai LKS 3 pada pertemuan keempat siswa diminta untuk membuat kotak jawaban sebanyak 25 kotak dengan catatan mendatar dan menurun sebanyak 5 kotak jawaban ini lebih banyak dari pertemuan sebelumnya yang hanya 9 kotak. Pada pertemuan keempat ini siswa tampak lebih aktif dari pertemuan sebelunya dikarenakan mereka sama-sama ingin menunjukkan kelompok mereka menjadi yang terbaik dan mendapat penghargaan. Pertmuan kelima pada siklus I adalah pemberian penghargaan terhadap kelompok yang terbaik. Guru (peneliti) tidak memberikan presentasi, guru lansung mengkondisikan siswa untuk menerima penghargaan kepada kelompok terbaik berupa piagam penghargaan (sertifikat). Hali ini diharapkan sebagai motivasi kepada siswa untuk pembelajaran selanjutnya. Kelompok yang mendapat pengharggaan pada siklus I adalah kelompok 1, 3 dan 8. Kemudian tiap kelompok yang mendapat penghargaan diminta perwakilan satu orang untuk maju kedepan untuk menerima penghargaan berupa sertifikat, suasana kelas tampak ramai dengan tepuk tangan siswa terutama kelompok mereka yang mendapat penghargaan.Selanjutnya
mereka
disuruh
berkemlompok
kembali
untuk
membahas soal-soal latihan yang berkaitan dengan pelajaran dari LKS 1 sampai LKS 3. Sedangkan guru (peneliti) dan kolaborator juga berdiskusi hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus II sehingga problem-problem yang kurang pada siklus I dapat dipecahkan pada siklus II. 3) Kompetisi Kegiatan kompetisi dilaksanakan pada pertemuan keempat, yaitu hari Kamis 18 November 2010. Turnamen diikuti oleh 47 siswa, Pada pertemuan
sebelumnya guru telah meminta semua siswa mempersiapkan diri, agar dapat mengerjakan soal kompetisi
dengan baik. Sebelum kompetisi dimulai, guru
menjelaskan bahwa setiap siswa akan mewakili kelompok mereka masing-masing. Guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan pembagian grup yang telah ditetapkan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti dan kolaborator membantu mengkondisikan siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Langkah selajutunya guru memberikan penjelasan mengenai aturan kompetisi yang harus dilakukan oleh setiap siswa dan kelompok. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya sebelum kompetisi dimulai agar pelaksanaan kompetisi ini berjalan dengan lancar. Guru juga menjelaskan bahwa materi kompetisi adalah materi dari LKS 1 sampai LKS 3, kemudian tiap kelompok diminta membuat 25 kotak jawaban dengan nomer tiap kotak diisi dengan acak, ini sesuai dengan langkah-langkah pada pembelajaran course review horay. selanjutnya guru langsung membacakan soal secara acak, kelompok yang sudah mendapatkan jawaban benar mendatar , menurun ataupun diagonal langsung bertirak horay. Setelah 5 soal dibacakan oleh guru ternyata dari kelompok satu langsung berteriak horay dan suasana kelas menjadi rame, ternyata setelah dicek olekh guru kelompok mereka sudah mendapatkan jawaban mendatar dengan benar dan semuanya ditandai dengan ceklis. Suasana tanpak tambah rame dengan tepuk tangan dengan kata-kata horay saat kelompok 8 dan 3 juga bisa menjawab dengan benar. Diakhir kompetsi kelompok yang dapat menjawab dengan benar dan jawabannya bisa lurus, mendatar, menurun dan mendatar terdapat pada kelompok 1, 3 dan 8 kelompok yang lain bisa menjawab dengan benar akan tetapi kelompok mereka jawabannya tidak pas mendatar, menurun ataupun diagonal. Setelah selesai kompetisi setiap kelompok diminta untuk menyerahkan hasil kompetisi yang selanjutnya untuk dinilai oleh guru sebagai acuan untuk menentukan kelompok terbaik pada peremuan selanjutnya. Karena guru telah menjelaskan sebelumnya bahwa kelompok terbaik akan mendapatkan sebuah penghargaan. 4) Penghargaan kelompok Penghargaan kelompok diberikan kepada kelompok yang telah memenuhi kriteria.
Guru
(peneliti)
tidak
memberikan
presentasi,
guru
lansung
mengkondisikan siswa untuk menerima penghargaan kepada kelompok terbaik berupa piagam penghargaan (sertifikat). Hali ini diharapkan sebagai motivasi kepada siswa untuk pembelajaran selanjutnya. Kelompok yang mendapat pengharggaan pada siklus ini adalah 1, 3 dan 8. Kemudian tiap kelompok yang mendapat penghargaan diminta perwakilan satu orang untuk maju kedepan untuk menerima penghargaan berupa sertifikat, suasana kelas tampak ramai dengan tepuk tangan siswa terutama kelompok mereka yang mendapat penghargaan.
Gambar 3 : Guru memberikan Penghargaan kepada siswa. Selanjutnya selama kurang lebih 15 menit guru pemberian penghargaan dan motivasi kepada siswa, mereka disuruh berkemlompok kembali untuk membahas soal-soal latihan yang berkaitan dengan pelajaran dari LKS 1 sampai LKS 3. Sedangkan guru (peneliti) dan kolaborator juga berdiskusi hal-hal yang perlu diperbaiki pada siklus II sehingga problem-problem yang kurang pada siklus I dapat dipecahkan pada siklus II. c. Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti (guru kelas) dan dibantu oleh seorang kolaborator. Berdasarkan hasil penenelitian pada siklus I, maka diperoleh hasil rata-rata poin sebagai berikut: Hasil rata-rata poin latihan soal kelompok dan kompetisi pada siklus I Poin latihan soal kelompok
Poin kompetisi
(Siklus I)
(Siklus I)
1
68,50
65,50
Super Team
2
48,25
40,50
-
Kelompok
Penghargaan
3
62,50
59,50
4
49,50
42,25
-
5
47,75
46,50
-
6
50,50
52,25
-
7
58,25
53,50
-
8
60,25
60,50
Super Team
9
57,50
56,75
-
Jumlah
503,00
477,25
55,89
53,03
Rata-rata kelompok
Supert Team
Berdasarkan dari data diatas, maka kelompok yang mendapat penghargaan adalah kelompok 1, 3 dan kelompok 8. Nilai rata-rata ini diambil dari hasil belajar kelompok dari LKS I sampai LKS 3 kemudian nilai dari hasil kompetisi pada siklus I. dari nilai yang ada terlihat bahwa keaktifan belajar siswa masih kurang indikatornya adalah nilai mereka masih banyak yang rendah, oleh karenma itu perlu adanya perbaikan pada siklus II. Dalam hal ini setiap akhir pertemuan peneliti (guru) dan kolaborator membahas hasil dari observasi yang baru didapat, ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan setiap siswa dan kelompok. Selajutnya peneliti dan kolaborator mempersiapakan langkah-langkah untuk perbaikan pada siklus berikutnya agar keatifan dan nilai mereka manjadi lebih baik dari pada siklus I. Table Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus Dan per aspek Pada Siklus I No 1.
2.
Aspek yang diamati Mencatat materi, Merespon pertanyaan/intruksi guru. Berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi
Ke-1
Pertemuan Ke-2 Ke-3 Ke-4
Rataan Total RataJumlah Ket. rata
Ke-5
1,68
1,70
1,72
1,81
1.48
8.39
1,68
S
1.63
1.70
2.11
1.81
1.72
8.97
1.79
S
3.
mempresentaisikan hasil kerja kelompok dan memamfaatkan sumber belajar yang ada.
1.15
1.49
1.60
1.62
1.39
7.25
1.45
Jumlah
4.46
4.89
5.43
5.24
4.59
24,61
4.92
Rata-rata
1.49
1.63
1.81
1.75
1.53
8.21
1.65
Keterangan
S
S
S
S
S
Rata-rata 2 1,5 1 Rata-rata
0 P1
P2
P3
P4
S
Keaktifan siswa Sedang
Grafik rata-rata hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa pada siklus 1
0,5
S
P5
Dari tiga aspek yang terdapat dalam lembar observasi keaktifan belajar siswa. Rata-rata yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan belajar siswa pada siklus I adalah mencatat materi, merespon pertanyaan/intruksi guru sebesar 1,68 dengan kategori Sedang, sedangkan aspek berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi sebesar 1,79 dengan kategori Sedang. Dan pada aspek mempresentasikan hasil kerja kelompok dan memamfaatkan sumber belajar yang ada sebesar 1,45 dengan kategori Sedang. Sedangkan secara keseluruhan dari tiga aspek yang diamati sebesar 1,65 dengan kategori keaktifan belajar siswa sedang. Dengan demikian keaktifan belajar siswa pada siklus I ini secara keseluruhan masih dalam kategori sedang, sehingga penelitian tetap dilanjutkan pada siklus ke II. ( Hasil observasi Untuk keseluruhan perindividu terlampir). Menurut pengamatan peneliti sedikit siswa yang mempunyai inisiatif untuk mencatat materi baik setelah guru selesai presentasi atau dalam belajar
kelompok. Sebagian besar siswa menunggu instruksi guru untuk mencatat. Selain itu siswa dalam hal ini hanya memamfaatkan LKS dan buku catatan yang diberikan oleh guru saja, siswa belum memanfaatkan sumber buku yang lain. Kurangnya
keberanian
dari
tiap
siswa
juga
terlihat
ketika
dalam
mempresentasikan hasil kerja mereka juga saling tunjuk diantara kelompoknya, kebanyakan dari kelompok mereka masik takut untuk maju kedepan. Setelah ditanya oleh guru mereka takut salah. Keaktifan terlihat pada saat kompetisi karena mereka ingin menjadi yang terbaik dari pada kelompok yang lain. Untuk mengatasi permasalahan diatas maka perlu dilakukan adanya perbaikan pada siklus-siklus
berikutnya. Dalam hal ini Seorang guru harus
memberika motivasi dan dorongan dengan harapan sikap dan minat siswa dalam belajar menjadi aktif, sehingga mereka berhasil dalam pembelajarannya dan mereka tidak lagi merasa takut dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Dengan demikian meraka akan berhasil dalam belajar. d. Refleksi Berdasarkan hasil analisis pada siklus I pembelajaran dengan model kooperatif tipe Course review Horay sudah berjalan sesuai prosedur yang telah direncanakan. Walaupun demikian masih terdapat beberapa permasalahan yang harus diselesaikan supaya pada siklus II dapat diperbaiki. Permasalahan tersebut antara lain: Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I No Permasalahan Rencana Perbaikan 1. Masih terdapat siswa yang malas untuk Memeriksa catatan siswa setiap
akhir
mencatat matei pelajaran dan siswa masih pembelajaran dan memberikan nilai agar siswa terlihat malu-malu untuk bertanya
lebih rajin mencatat materi pelajaran
kepada guru.
serta memberika reword bagi mereka yang bertanya dan menanggapi intruksi guru.
2.
Pada tahap belajar kelompok masih Memberikan sanksi kepada siswa tidak ikut serta terdapat siswa yang hanya diam meliahat mengerjakan LKS dengan disuruh mengerjakan temannya mengerjakan soal-soal LKS.
3.
soal di papan tulis.
Dalam mempresentasikan hasil kerja Meningkatkan keberanian siswa dan rasa percaya
kelompok masih saling tunjuk antara diri siswa dengan cara memberikan point siswa dalam kelompoknya, serta tiap tambahan
pada
siswa
yang
berani
kelompok masih kurang memamfaatkan mempresentasikan hasil kerja kelompok di papan sumber belajar yang ada.
tulis. Juga memberikan tambahan poin bagi kelompok yang membawa sumber referensi yang lain selain buku LKS dan catatan.
2. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, perencanaan yang disusun untuk siklus II dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) Guru harus selalu memotivasi siswa agar aktif dalam belajar kelompok. Guru juga menekankan agar siswa lebih berani mengungkapkan pendapat atau bertanya. Walaupun pendapat yang diungkapkan salah guru tidak akan menertawakan ataupun marah, bahkan guru akan bangga dengan keberanian siswa. 2) Untuk meningkatkan kerjasama antar anggota, pada pertemuan selanjutnya siswa diberikan poin tambahan supaya mereka termotivasi dalam belajar. 3) Guru mengingatkan pada siswa bahwa dalam mempelajari materi, siswa boleh menggunakan buku Matematika selain LKS yang diberikan. Hal ini dimaksudkan agar siswa aktif mencari sumber belajar yang lain selain LKS yang diberikan. LKS untuk siklus II dibuat agar siswa tidak hanya menggunakan buku sebagai sumber belajar tetapi juga peralatan lain yang mendukung pembelajaran. Pada
perencanaan siklus II juga disusun Rencana Pembelajaran (RP), LKS, soal latihan kompetisi, lembar observasi dengan lebih rapi lagi. b. Pelaksanaan 1) Belajar Kelompok Sesuai dengan hasil refleksi pada siklus pertama dan rencana yang telah dibuat, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Course Review Horay. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai hasil
refleksi pada siklus pertama dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Peneliti (guru kelas) dibantu oleh seorang kolaborator yang juga merupakan staf di di sekolah tempat penelitian. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti dan kolaborator ikut serta mendampingi siswa dalam belajar kelompok, membantu guru membagikan LKS dan peralatan yang digunakan. Pengamat membantu peneliti mengamati keaktifan siswa dengan menggunakan lembar observasi. 2) Presentasi Kelas Pertemuan pertama pada siklus ke 2 diawali dengan mengumumkan kelompok yang mendapatkan penghargaan. Hal ini dilakukan supaya kelompok mereka bisa mempertahankan prestasinya juga sebagai penyemangat bagi kelompok lain yang belum mendapat penghargaan. Materi yang disampaikan pada siklus II pertemuan pertama hanya garis besarnya saja yaitu pengertian tentang menyajikan
data
dalam
bentuk
table,
diagram
batang,
garis
dan
lingkaran.kemudian guru dan kolaborator membagikan LKS 4 untuk didiskusikan dan di presentasikan didepan kelas. Sebelum pertemuan selesai, untuk menguji pemahanan materi yang diajarkan maka tiap kelompok diminta untuk membuat kotak jawaban dengan langkah-langkah sperti pada siklus pertama. Pada pertemuan ini lebih ditekankan pada persentasi tiap kelompok karena pada siklus pertama pada tahap ini tiap kelompok belum maksimal. Pada pertemuan kedua, Materi yang disajikan pada pertemuan kedua adalah menentukan ruang sampel suatu percobaan dan peluang suatu kejadian sederhana. Guru mengawali pertemuan dengan salam dan menanyakan kepada siswa beberapa pertanyaan untuk mengingat materi pada pertemuan sebelumnya. Guru menenangkan siswa dan mempertegas kesimpulan yang diperoleh pada pertemuan sebelumnya. Setelah mempresentasikan materi, guru dan kolaborator membagikan LKS 5 pada setiap kelompok untuk mendiskusikannya. Selama kurang lebih 30 menit stiap kelompok diminta untuk mempersentasikan hasil diskusinya dan ditanggapi oleh kelompok yang lain. Untuk menguji pemahanan siswa terhadap materi yang di diskusikannya, siswa diminta membuat kotak jawaban untuk melakukan kompetisi sebagaimana langkah-langkah pada pembelajaran Course Review Horay.
Gambar 4 : Siswa-siswi belajar kelompok Pada pertemuan ketiga, guru tidak banyak memberikan pengantar. Guru Hanya menjelaskan materi kurang lebih 15 menit dan menyampaikan bahwa pada hari itu materi yang akan dipelajari adalah tentang menentukan peluang suatu kejadian sederhana. Untuk lebih jelasnya dalam memahami materi guru meminta siswa agar mengerjakan LKS 6 dengan berdiskusi. Guru menyampaikan bahwa terdapat soal-soal latihan dalam LKS 6 yang harus diselesaikan dan dipresentasikan hasilnya. Pertemuan keempat pada siklus ke 2 adalah kegiatan kompetisi course review horay dan materi yang akan dikompetisikan adalah materi dari LKS 4 sampai LKS 6 pada pertemuan keempat siswa diminta untuk membuat kotak jawaban sebanyak 25 kotak dengan catatan mendatar dan menurun sebanyak 5 kotak jawaban ini lebih banyak dari pertemuan sebelumnya yang hanya 16 kotak. Pada pertemuan keempat ini siswa tampak lebih aktif dari pertemuan sebelunya dikarenakan mereka sama-sama ingin menunjukkan kelompok mereka menjadi yang terbaik dan mendapat penghargaan.
Gambar 5 : Kolaborator sedang mengecek kesiapan siswa dalam belajar Pertmuan kelima pada siklus ke 2 adalah pemberian penghargaan terhadap kelompok yang terbaik. Guru (peneliti) tidak memberikan presentasi, guru lansung mengkondisikan siswa untuk menerima penghargaan kepada kelompok terbaik berupa piagam penghargaan (sertifikat). Hali ini diharapkan sebagai motivasi kepada siswa. Kelompok yang mendapat pengharggaan pada siklus ini adalah 1, 3, 6, 7, 8 dan 9. Dari perolehan nilai rata-rata poin latihan soal dan poin kompetisi serta hasil dari lembar observasi maka nilai tertinggi yang diperoleh ada pada kelompok 1. Kemudian tiap kelompok yang mendapat penghargaan diminta perwakilan satu orang untuk maju kedepan untuk menerima penghargaan berupa sertifikat, suasana kelas tampak ramai dengan tepuk tangan siswa terutama kelompok mereka yang mendapat penghargaan. Guru juga memberikan semangat kepada mereka yang mendapatkan penghargaan dan bagi kelompok yang belum mendapat
penghargaan
jangan
berkecil
hati
masih
banyak
kompetisi
berikutnya,Selanjutnya mereka disuruh berkemlompok kembali untuk membahas soal-soal latihan yang merupakan materi dari LKS I sampai LKS 6. Setiap kelompok diminta membuat kesimpulan dan hasilnya akan menjadi nilai tambahan bagi mereka untuk tambahan nilai ulangan semester.
3). Kompetisi Kegiatan kompetisi pada siklus ke 2 dilaksanakan pada pertemuan keempat, yaitu hari Rabu 01 Desember 2010. Turnamen diikuti oleh 46 siswa, seorang siswa dari kelompok 9 dikeluarkan dari sekolah. Pada pertemuan sebelumnya guru telah meminta semua siswa mempersiapkan diri, agar dapat mengerjakan soal kompetisi
dengan baik. Sebelum kompetisi dimulai, guru
menjelaskan bahwa setiap siswa akan mewakili kelompok mereka masing-masing. Guru meminta siswa untuk berkelompok sesuai dengan pembagian grup yang telah ditetapkan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti dan kolaborator membantu mengkondisikan siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Langkah selajutnya guru memberikan penjelasan mengenai aturan kompetisi yang harus dilakukan oleh setiap siswa dan kelompok. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya sebelum kompetisi dimulai agar pelaksanaan kompetisi ini berjalan dengan lancar. Guru juga menjelaskan bahwa materi kompetisi adalah materi dari LKS 4 sampai LKS 6, kemudian tiap kelompok diminta membuat 25 kotak jawaban dengan nomer tiap kotak diisi dengan acak sama dengan siklus pertama, ini sesuai dengan langkah-langkah pada pembelajaran course review horay, guru langsung membacakan soal secara acak, kelompok yang sudah mendapatkan jawaban benar mendatar , menurun ataupun diagonal langsung bertirak horay. Suasana kelas agak berbeda dengan siklus pertama pada kompetisi kali ini tiap kelompok Nampak lebih siap dari pada kompetisi sebelumya. Setelah 6 soal dibacakan oleh guru ternyata kelompok 7 langsung berteriak horay dan suasana kelas menjadi rame, ternyata setelah dicek oleh guru kelompok mereka sudah mendapatkan jawaban menurun dengan benar dan semuanya ditandai dengan ceklis. Untuk soalsoal berikutnya menyusul kelompok 1, kelompok 3, kelompok 9, kelompok 6 dan kelompok 8. Diakhir kompetsi setip kelompok diminta untuk mengumpulkan lembar jawaban untuk dinilai dan nantinya akan mendapatkan penghargaan. 4). Penghargaan kelompok Penghargaan kelompok diberikan pada pertemua terakhir pada silus II kepada kelompok yang telah memenuhi kriteria. Guru (peneliti) tidak memberikan presentasi, guru lansung mengkondisikan siswa untuk menerima penghargaan
kepada kelompok terbaik berupa piagam penghargaan (sertifikat). Hali ini diharapkan sebagai motivasi kepada siswa untuk pembelajaran matematika selanjutnya. Kelompok yang mendapat pengharggaan pada siklus ini adalah 1, 3 6, 7, 8 dan 9. Kemudian tiap kelompok yang mendapat penghargaan diminta perwakilan satu orang untuk maju kedepan untuk menerima penghargaan berupa sertifikat, suasana kelas tampak ramai dengan tepuk tangan siswa terutama kelompok mereka yang mendapat penghargaan. Selanjutnya mereka disuruh berkemlompok kembali untuk membahas soal-soal latihan yang berkatan dengan pelajaran dari LKS 4 sampai LKS 6. Sedangkan guru (peneliti) dan kolaborator juga berdiskusi untuk menyimpulkan penelitian pada siklus I dan siklus II.
c). Observasi Observasi pada siklus II dilakukan oleh peneliti (guru kelas) dan dibantu oleh seorang kolaborator. Data yang didapat oleh kolaborator kemudian dikonsultasika dengan peneliti (guru kelas) pada setiap pertemuan, ini dilakukan agar mendapatkan data yang valid baik dalam kelompok maupun perindividu. Berdasarkan hasil penenelitian pada siklus II, maka diperoleh hasil rata-rata poin sebagai berikut:
Hasil perolehan rata-rata poin latihan soal dan kompetisi siklus II Poin latihan soal kelompok
Poin kompetisi
(Siklus II)
(Siklus II)
1
83,50
78,25
Supert Team
2
53,50
50,50
-
3
70,25
65,50
Supert Team
4
51,25
55,50
-
5
54,50
54,75
-
6
65.00
67,50
Supert Team
7
69,50
63,75
Supert Team
8
76,25
72,50
Supert Team
Kelompok
Penghargaan
9
61,75
60,25
Jumlah
585,50
568,50
65,05
63,17
Rata-rata kelompok
Supert Team
Berdasarkan dari data diatas, maka kelompok yang mendapat penghargaan adalah kelompok 1, 3, 6, 7, 8 dan kelompok 9. Nilai rata-rata ini diambil dari hasil belajar kelompok dari LKS 4 sampai LKS 6 kemudian nilai dari hasil kompetisi pada siklus II. dari nilai yang ada terlihat bahwa keaktifan belajar siswa sudah meningkat dari pada siklus I. Indikatornya adalah nilai mereka mengalami perbaikan dan bukan cuma tiga kelompok tetapi sudah terdapat enan kelompok yang nilainya lebih baik. Dalam PTK kalau aspek yang diteliti dalam hal ini nilai dan keaktifan siswa sudah mengalami peningkatan maka penelitian dapat hentikan. Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus Dan per aspek Pada Siklus II No 1.
2. 3.
Ke-6
Pertemuan Ke-7 Ke-8 Ke-9
1.54
1.98
1.56
2.04
2.22
9.34
1.87
S
2.04
2.48
2.02
2.83
2.91
12.28
2.46
B
1.67
2.09
2.15
2.67
2.91
11.49
2.30
B
Jumlah
5.25
6.55
5.73
7.54
8.04
33.11
6.63
Rata-rata
1.75
2.18
1.91
2.51
2.68
Keterangan
S
B
S
B
B
11.04 2.21 B Keaktifan siswa Baik
Aspek yang diamati Mencatat materi, Merespon pertanyaan/intruksi guru Berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi Berpartisipasi dalam tahap kompotisi, mempresentaisikan hasil kerja kelompok dan memamfaatkan sumber belajar yang ada.
Rataan Total Ke-10 Jumlah RataKet. rata
Grafik rata-rata hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa pada siklus 2
Rata-rata 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
Rata-rata
P1
P2
P3
P4
P5
Dari tiga aspek yang terdapat dalam lembar observasi keaktifan belajar siswa. Rata-rata yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: Mencatat materi, merespon pertanyaan/intruksi guru sebesar 1,87 dengan kategori Sedang, sedangkan aspek berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi sebesar 2,46 dengan kategori Baik. Dan pada aspek
mempresentasikan hasil kerja kelompok dan
memamfaatkan sumber belajar yang ada sebesar 2,30 dengan kategori Baik. Sedangkan secara keseluruhan dari tiga aspek yang diamati pada siklus II adalah sebesar 2,21
dengan kategori keaktifan belajar siswa Baik. Dengan
demikian keaktifan belajar siswa pada siklus II ini secara keseluruhan dalam kategori Baik. Dengan demikian penelitian dapat dihentikan.( Hasil observasi Untuk keseluruhan perindividu siklus II terlampir). Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) apabila tiap aspek yang diteliti sudah mengalami peningkatan maka penelitian dapat dihentikan. Hal ini terlihat pada peningkatan tiap aspek yang diteliti pada siklus II meningkat dibandingkan pada siklus I.
d). Refleksi Berdasarkan hasil analisis pada siklus II, pembelajaran dengan model kooperatif tipe Course review Horay sudah berjalan sesuai prosedur yang telah direncanakan. Berdasar beberapa acuan pada siklus pertama, maka pada pembelajaran disiklus ke II sudah berjalan dengan baik. Ini terlihat pada hasil perolehan nilai rata-rata latihan soal kelompok dan kompetisi diatas 60 hal ini
sudah diatas KKM sekolah tersebut, juga hasil dari lembar observasi keaktifan siswa semuanya mengalami peningkatan. Setelah mengidentifikasi dan menganalisis langkah-langkah refleksi pada siklus I dan siklus II, maka solusi untuk tindakan selanjutnya yaitu mempertahankan dan terus memperbaiki pembelajaran kooperatif tipe Course review Horay dengan memperhatikan kendala dan saran guru dari hasil temuan. Dalam sebuah PTK apabila aspek yang diteliti sudah mengalami peningkatan maka penelitian dapat dihentikan. Berikut ini adalah grafik rata-rata hasil observasi keaktifan belajar pada siklus 1 dan 2 : Grafik rata-rata hasil observasi keaktifan belajar matematika siswa pada siklus 1 dan 2 3 2,5
R a t a r a t a
2 1,5
Siklus 1 Siklus 2
1 0,5 0 P1
P2
P3
P4
P5
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang dilakukan di kelas IX -2 SMP Darul Ma’arif Cilincing Jakarta Utara banyak keterbasan antara lain: 1. Pengamatan yang dilakukan terhadap keaktifan siswa belum optimal karena penelitian hanya dilaksanakan untuk dua bab dalam waktu 10 pertemuan sehingga peningkatan keaktifan siswa belum terlihat secara maksimal. 2. Pembelajaran yang menggunakan Kompetisi (Permainan) merupakan kegiatan yang disukai siswa tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama sedangkan waktu yang disediakan hanya sedikit yaitu 2 X 40 menit sehingga perlu perencanaan yang matang.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1.Pembelajaran dengan Metode Course Review Horay dalam proses pembelajaran matematika dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini terlihat dari ratarata hasil lembar observasi yang terus meningkat pada setiap siklusnya. Dari tiga aspek yang terdapat dalam lembar observasi keaktifan belajar siswa, Rata-rata yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan belajar siswa pada siklus I adalah mencatat materi, merespon pertanyaan/intruksi guru sebesar 1,68 dengan kategori Sedang, sedangkan aspek berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi
sebesar
1,79
dengan
kategori
Sedang.
Dan
pada
aspek
mempresentasikan hasil kerja kelompok dan memamfaatkan sumber belajar yang ada sebesar 1,45 dengan kategori Sedang. Sedangkan secara keseluruhan dari tiga aspek yang diamati sebesar 1,65 dengan kategori keaktifan belajar siswa sedang. Dengan demikian keaktifan belajar siswa pada siklus I ini secara keseluruhan masih dalam kategori sedang. 2. Dari tiga aspek yang terdapat dalam lembar observasi keaktifan belajar siswa, Rata-rata yang diperoleh dari lembar observasi keaktifan belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut: Mencatat materi, merespon pertanyaan/intruksi guru sebesar 1,87 dengan kategori Sedang, sedangkan aspek berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi sebesar 2,46 dengan kategori Baik. Dan pada aspek
mempresentasikan hasil kerja kelompok dan
memamfaatkan sumber belajar yang ada sebesar 2,30 dengan kategori Baik. Sedangkan secara keseluruhan dari tiga aspek yang diamati pada siklus II adalah sebesar 2,21
dengan kategori keaktifan belajar siswa Baik. Dengan
demikian keaktifan belajar siswa pada siklus II ini secara keseluruhan dalam kategori Baik.
3. Berdasarkan hasil observasi selama penerapan Pembelajaran dengan Metode Course Review Horay, dalam pembelajaran tentang statistika dan peluang ternyata aspek berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi serta memamfaatkan sumber belajar yang ada merupakan tahapan yang tertinggi dalam untuk keaktifan siswa dalam belajar, sedangkan pada aspek merespon/menaggapi intruksi guru harus terus ditingkatkan, hal ini dikarenakan siswa masih merasa takut dan malu untuk bertanya karena takut salah. Faktor lain adalah tidak setiap siswa mempunyai rasa percaya diri akan kemampuan yang dimiliki dan tidak setiap siswa merasa bahwa pelajaran matematika adalah penting sehingga otomatis kemampuan (Interesting) mereka terhadap pelajaran meatematika kurang. Untuk itu setipa siawa harus diberi ruang gerak yang nyaman sehingga mereka dapat mengeksplorasi kemampuan dan sekaligus dapat mengetahui kekuragan yang dimiliki. Jadi mereka dapat mendiagnosa kesulita-keslitan yang mereka hadapi saat pembelajaran yang sedang dipelajari.
B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan pembahasan pada bab IV serta kesimpulan yang diperoleh, maka disarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan Metode Course Review Horay dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar, oleh karena itu disarankan kepada guru terutama guru mata pelajaran matematika untuk menerapkan Metode Course Review Horay dalam pembelajaran matematika, sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. 2. Jika menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan Metode Course Review Horay maka dibutuhkan perencanaan yang baik dan pengelolaan waktu yang tepat. 3. Bagi peneliti lebih lanjut apabila ingin menerapkan model pembelajaran dengan Metode Course Review Horay disarankan dapat menerapkan kedelapan tahapan yang terdapat dalam Metode Course Review Horay agar hasil dari penelitian dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman Abror, Psikologi Pendidikan, (yogya: Tiara Wacana, 1993) Agus Aris Subagyo, S.pd, Supriyanto, S.pd. Panduan Belajar Primagama kelas IX, Jakarta, 2010 Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM”(Pustaka pelajar Yogyakarta 2009) Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakrata: Pedoman Ilmu Jaya, 1996) Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: IMSTEP UPI, 2003) Hasan Alwi (eds), Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Depdiknas, 2002) Hera Sri Mudzakkir, strategi Pembelajaran dengan Pendekatan Think-Talk-Write untuk
Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematika Beragam
Siswa Sekolah Menengah Pertama, (jurnal Matematika, Vol. 1, 02 desember 2006). http://abangilham.wordpress.com/2009/03/31/pentingnya-upaya-guru-dalammengembangkan-keaktifan-belajar-siswa/ diakses agustus 2010, 20:00 WIB http://digilib.umg.ac.id/go, diakses Agustus 2010. 21:30 WIB. Ilham, http://abangilham.wordpress.com/feed/Agustus 2010: 19:30 WIB Ismail,
Kapita Selekta
Pembelajaran Matematika,
(Jakarta:
Universitas
Terbuka,2000) Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud. Jakarta, 2001 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2002 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif, Nusa Media, Bandung 2006. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda, 2003) Mulyono, Abdurahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003)
Muslimin ibrahim dan MuhammadNur, Pembelajaran Kooperatif.Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. 2000 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar. ( Sinar Baru Algesindo), Bandung 2005 Rochiati Wiriaatmadja,
Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005 Sardiman, A.M.. Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006 Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1995 ) Slavin, Robert E, Cooperative Learning Theory Research and Practise. (Boston: Allyn&Bacon.1995) Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, “Kontruksi Pengembangan Pembelajaran” (PT Prestasi Pustakaraya), Cet 1, Jakarta 2010. Syaiful Bahri Djamarah. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006) T. Raka , Kardiawan, Trisno Hadisubrot, Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research). Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Depdikbud Dirjen Dikti.1998 Tim satu, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, (Dwi Pustaka Jaya), Jakarta 2010 Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003, Tentang Sisdiknas (Jakarta:Depdiknas, 2006) Wina,
Sanjaya,
Strategi
Pembelajaran,
Pendidikan”, (Jakarta: Kencana, 2006)
“Berorientasi
Standar
Proses
Lampiran 1. DATA HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELOMPOK DAN INDIVIDU SIKLUS I Aspek/ Pertemua n
Aspek/ Pertemuan
Aspek/ Pertemua n
Aspek/ Pertemua n
Aspek/ Pertemua n
1
1
1
1
1
No .
Nama siswa / Kelompok
1.
Kelompok 1 A1
B
B S
B
B
S
B
B B
B
B B
2.
A2
B
B K B
B
S
B
B B
B
3.
A3
B
B S
B
B
S
B
B B
4.
A4
B
B K K
B
K
B
B B
5.
A5
K
K K B
K K
13
13
13
2
3
1
2
3
3
JM L
Huru f
Angka
S
B S
41
B
2,73
B B
K
B K
38
B
2,53
B
B B
S
B S
41
B
2,73
B
B B
K
B K
35
B
2,33
B
K K B
B B
S
B S
29
S
1,93
15
13
15
8
15
2
7
13
2
3
3
8
Ket.
2
3
4
13
15
2 5
15
Kategori
8
Rata-rata kelompok 1
184
B
2,45
6.
Kelompok 2 B1
S
S
B
S
B B
S
B B
B
B B
40
B
2,67
7.
B2
S
S K K K K
K
K K
S
K K K
K K
18
S
1,20
8.
B3
K
K K K K K
S
K K K
K K K
K K
16
K
1,07
9.
B4
K
K K K K K
S
K K K
K K K
K K
16
K
1,07
10.
B5
K
K K K
S
K
K
K K K
K K K
K K
16
K
1,07
7
7
7
7
8
7
7
7
B B
7
7
S
7
7
7
7
Kategori
7
Rata-rata kelompok 2
106
S
1,41
11.
Kelompok 3 C1
K
K K K K K
S
B S
B
B S
S
K K
24
S
1,60
12
C2
S
B S
S
S
S
S
B S
B
B S
S
S
S
34
B
2,27
13.
C3
S
B S
S
S
S
S
B S
B
B S
S
S
S
34
B
2,27
14.
C4
K
B K K K K
K
B K B
B K K
K K
23
S
1,53
15.
C5
K
B K K K K
K
B K B
S K K
K K
22
S
1,46
7
13
8
15
14
7
7
7
7
7
8
15
8
8
Kategori
7
1,83
Rata-rata kelompok 3
137
S
16.
Kelompok 4 D1
S
S K K
S
K
S
S K K
K K K
S K
21
S
1,40
17.
D2
K
K K S
K K
S
S K K
S K K
K K
19
S
1,27
18.
D3
S
S
S
B
S
S
S
S
B
36
B
2,40
19.
D4
K
K K K K K
K
K K K
S K K
K K
16
K
1,07
20.
D5
K
K K S
K K
K
K K K
K K K
K K
16
K
1,07
7
7
7
8
8
8
7
S
6
S
8
7
B
7
B
7
B
7
B
7
Kategori
7
Rata-rata kelompok 4
109
S
1,45
21.
Kelompok 5 E1
S
S
S
S
S
S
S
B
S
S
B
S
S
B
34
B
2,27
22.
E2
S
K K S
K
S
S
K K
S
S K
S
K K
22
S
1,46
23.
E3
K
S K K K K
S
S K
S
S K K
K K
20
S
1,33
24.
E4
K
K K K
S
K
K
S K K
K K K
K K
17
S
1,13
25.
E5
K
K K K
S
K
K
K K K
K K K
S K
17
S
1,13
7
7
8
7
8
8
8
7
B
7
7
7
8
7
7
Kategori
7
Rata-rata kelompok 5
110
S
1,47
26.
Kelompok 6 F1
S
S
S
S
K
S
S
S
S
K
S
B
S
K S
27
S
1,80
27.
F2
K
K S
S
S
K
K
S
S
S
K K
S
K K
22
S
1,46
28.
F3
K
K K K
S
K
K
K K
S
K K K
S K
18
S
1,20
29.
F4
S
S K S
K K
S
S
S
S K K
K S
24
S
1,60
30.
F5
K
K K K K
S
S
K K K
S K K
S K
19
S
1,27
7
7
7
8
8
8
7
7
8
7
S
8
8
7
7
Kategori
7
Rata-rata kelompok 6
110
S
1,47
Kelompok 7 31.
G1
B
S
B
B
S
S
B S
S
S
S
S
S
S
34
B
2,27
32.
G2
B
K K B
B
S
S
B S
S
K K
S
K K
28
S
1,87
33.
G3
B
S
B
B
S
S
B S
S
S
S
K
S
S
33
B
2,20
34.
G4
K
K K B
B
K
K
B K K
K S
K
K K
22
S
1,46
35.
G5
B
K K K K
S
K
B K K
S K
S
K K
22
S
1,46
S
S
13
7
7
13
13
9
8
15
8
8
8
8
8
7
Kategori
7
Rata-rata kelompok 7
139
S
1,85
Kelompok 8 36.
H1
S
S
S
S
K
S
S
B S
S
K S
S
B S
29
S
1,93
37.
H2
S
S
S
S
S
K
S
B S
K
S K
S
B K
28
S
1,87
38.
H3
K
K K S
S
S
S
B K
S
K K K
B K
24
S
1,60
39.
H4
K
K K K
S
K
K
K K K
K K K
K K
16
K
1,07
40.
H5
S
K K K K
S
K
B S
S
41.
H6
K
K K K K
S
K
9
8
10
9
8
9
9
K
S
S
B S
26
S
1,73
B K K
K S
K
S K
19
S
1,27
16
8
9
15
9
8
9
Kategori
7
Rata-rata kelompok 8
142
S
1,60
S
27
S
1,80
Kelompok 9 42.
I1
S
S K K
S
S
S
S K
43.
I2
K
K K K
S
K
K
S K K
K K K
K K
17
S
1,13
44.
I3
S
S
S
S
S
S
S
45.
I4
K
K K K K K
S
46.
I5
S
K K K K K
47.
I6
K 9
B B
B
S
K
S
S
32
B
2,13
K K K
K K
-
-
-
13
K
1,08
K
K K
S
S K K
K K
18
S
1,20
K K K K K
K
K K
S
K K K
K K
16
K
1,07
8
9
9
9
9
7
8
9
8
K
S K
B
8
B
S
8
8
7
Rata-rata kelompok 9
123
Jumlah
79
77
54
80
80
70
81
99
75
85
85
76
68
79
64
Rata-rata/Aspek
1,6 8
1, 68
1, 15
1,7 0
1, 70
1,4 9
1,7 2
2, 11
1, 60
1,8 1
1, 81
1, 62
1,4 8
1, 72
1, 39
S
S
S
S
S
S
S
B S
S
S
S
S
S
S
Kategori Rata-rata komulatif
Kategori Sedang
Kategori
7
S
1,41
1.160/702 = 1,65 Kategori Sedang
Lampiran 2. DATA HASIL OBSERVASI KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELOMPOK DAN INDIVIDU SIKLUS II
No .
Nama siswa / Kelompok
Aspek/ Pertemua n
Aspek/ Pertemuan
Aspek/ Pertemua n
Aspek/ Pertemua n
Aspek/ Pertemua n
1
1
1
1
1
2
3
6
2
3
7
2
3
8
2
3
9
2
Ket.
3
JM L
Huru f
Angka
10
1.
Kelompok 1 A1
B
B B
B
B
B
S
B B
S
B B
B
B B
43
B
2.87
2.
A2
B
B B
B
B
B
S
B B
S
B B
B
B B
43
B
2,87
3.
A3
B
B B
B
B
B
S
B B
S
B B
B
B B
43
B
2,87
4.
A4
B
K B
B
B
B
K
B B
K
B B
B
B B
39
B
2,60
5.
A5
K
B K
S
S
S
K
S
S
K
B B
B
B B
32
B
2,13
13
13
14
14
14
8
14
14
8
15
15
15
13
15
Kategori
15
Rata-rata kelompok 1
200
B
2,67
6.
Kelompok 2 B1
S
S
S
S
S
S
S
B S
S
S
S
S
B B
33
B
2,20
7.
B2
S
S K
S
S
S
S
B S
S
S
S
S
B B
32
B
2,13
8.
B3
K
K K
S
K
S
K
B K K
S
S
S
B B
23
S
1,57
9.
B4
K
K K K
S
K
S
B S
S
K K K
B B
25
S
1,67
10.
B5
K
S
S
K K K
K
S K K
K K K
S
S
20
S
1,33
7
7
7
8
14
8
14
14
8
8
8
8
8
8
8
Rata-rata kelompok 2
Kategori
133
S
1,77
11.
Kelompok 3 C1
K
B B
B
S
S
K
K K
B
B B
B
B B
36
B
2,40
12
C2
S
B B
B
B
B
S
S
S
B
B B
B
B B
41
B
2,71
13.
C3
S
B B
B
B
B
S
S
S
B
B B
B
B B
41
B
2,71
14.
C4
K
B B
B
B
B
S
S
S
B
B B
B
B B
40
B
2,67
15.
C5
K
K K
S
B
B
K
K K
B
B B
B
B B
33
B
2,20
7
13
13
14
14
14
8
8
8
15
15
15
15
15
Kategori
15
Rata-rata kelompok 3
181
B
2,42
16.
Kelompok 4 D1
S
S
S
S
S
S
S
B S
S
B S
S
B B
34
B
2,27
17.
D2
K
K K
S
K K
K
B K
S
B S
K
B B
25
S
1,67
18.
D3
S
S
S
S
S
S
B S
S
B S
S
B B
34
B
2,27
19.
D4
K
K K K
S
S
K
B K K
B K K
B B
25
S
1,67
20.
D5
K
K K K K K
S
S
S
K
B K
S
B S
24
S
1,60
7
7
8
14
8
8
15
8
15
S
7
8
8
8
8
Rata-rata kelompok 4 21.
Kelompok 5 E1
S
S
22.
E2
K
K S
23.
E3
24. 25.
S
132
S
1,76
B
S
S
S
S
S
B B
S
B B
35
B
2,33
K K
S
S
S
S
S
B B
S
B B
30
S
2,00
S
K K K B
S
K
K K
S
B B
S
B B
29
S
1,93
E4
K
S K
S
B
K
K
K K K
B B
K
B B
25
S
1,67
E5
K
K K
S
B
K
S
S
S
K
B B
K
S
S
29
S
1,93
7
7
8
13
8
8
8
8
8
15
8
14
14
7
S
Kategori
14
15
Rata-rata kelompok 5
Kategori
148
S
1,97
26.
Kelompok 6 F1
S
B S
B
S
S
B S
S
B B
S
B B
37
B
2,47
27.
F2
K
B K K B
K
S
B S
S
B B
S
B B
33
B
2,20
28.
F3
K
K S
K
S
K
K
S K K
B B
K
B B
26
S
1,73
29.
F4
S
B K
S
B
S
S
B S
S
B B
S
B B
36
B
2,40
30.
F5
K
B K
S
B
K
K
B K K
B B
K
B B
30
S
2,00
7
13
8
14
7
8
14
15
8
15
7
S
8
8
15
Kategori
15
Rata-rata kelompok 6
162
B
2,16
Kelompok 7 31.
G1
S
B S
B
B
S
S
B B
B
B B
B
B B
41
B
2,73
32.
G2
K
B K B
B
S
S
B B
B
B B
B
B B
39
B
2,60
33.
G3
S
B S
B
B
S
S
B B
B
B B
B
B B
41
B
2,73
34.
G4
K
K K B
S
K
K
B B
B
B B
B
S B
33
B
2,20
35.
G5
K
B K
S
B
K
K
S
S
B
B B
B
B B
7
13
14
14
8
8
14
14
15
15
15
14
7
15
34
2,27
Kategori
15
Rata-rata kelompok 7
B
188
B
2,50
Kelompok 8 36.
H1
S
B S
S
B
S
S
B B
B
B B
B
B B
40
B
2,67
37.
H2
S
B K
S
B
S
S
B B
B
B B
B
B B
39
B
2,60
38.
H3
K
K S
K B
K
S
B B
B
B B
B
B B
33
B
2,20
39.
H4
K
K K
S
K K
K
B B
B
B B
S
S
S
29
S
1,93
40.
H5
S
B K K B
S
K
B B
B
B B
B
B B
32
B
2,13
41.
H6
K
B S
30
S
2,00
9
14
9
K
S
K
K
S
S
S
S
S
B
B B
9
15
9
9
17
17
17
17
17
17
17
Kategori
17
Rata-rata kelompok 8
203
B
2,25
Kelompok 9 42.
I1
S
S
S
S
B
B
S
B B
S
B B
S
B B
38
B
2,53
43.
I2
K
K K
S
B
B
K
B B
S
B B
K
B B
33
B
2,20
44.
I3
S
S
S
B
B
S
B B
S
B B
S
B B
38
B
2,53
45.
I5
K
K K K B
B
K
B B
K
B B
S
B B
32
B
2,13
46.
I6
K
K K K
S
S
K
S
S
K
B B
K
B B
27
S
1,80
7
7
14
14
7
14
14
8
15
8
15
S
7
8
15
Rata-rata kelompok 9
178
Jumlah
71
94
77
91
114
96
72
93
99
94
130
123
102
134
134
Rata-rata / Aspek
1,54
2,0 4
1,6 7
1,9 8
2,4 8
2,09
1,56
2,0 2
2,1 5
2,04
2,8 3
2,6 7
2,22
2,9 1
2,9 1
S
S
S
S
B
S
S
B B
B
B B
Kategori Rata-rata Komulatif
S B
Kategeri Baik
S
Kategori
15
B
2,37
1.525/690 = 2,21 Kategori Baik
Lampiran 3.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Siklus Ke-/Pertemuan
: : : : :
SMP Darul Ma’arif Matematika IX/ 1 (satu) 2 x 40 menit I/1
A. Standar Kompetensi : Melakukan pengolahan dan penyajian data B. Kompetensi Dasar : Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data. Menyajikan data dengan penyajian data tunggal dan data kelompok . C. Indikator : Mengumpulkan data dengan mencacah, mengukur dan mencatat data dengan turus/tally Mengurutkan data tunggal, mengenal data terkecil, terbesar dan jangkaun data. D. Tujuan Pembelajaran : Siswa mengetahui pengertian populasi dan sampel. Siswa dapat menyajikan data tunggal dan data kelompok. E. Materi Pokok Statistika F. Metode pembelajaran Model pembelajaran Metodel
: Kooperatif : Course Review Horay
G. Langkah- langkah pembelajaran : No.
1.
Kegiatan Pendahuluan Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Inti
2.
Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja. Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab. LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan dalam masing-masing kelompok. Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi dari LKS 1. Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok
Waktu
5 menit
70 menit
3.
tersebut. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil kelompok yang dipresentasikan. Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi Course Review Horay
Penutup Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari. Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.
5 menit
H. Sumber Belajar Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta, 2010.
Mengetahui Kepala SMP Darul Ma’arif
Jakarta, Guru Mata Pelajaran
Drs.Syaiful A’la
Darman Affandi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Siklus Ke-/Pertemuan
: : : : :
SMP Darul Ma’arif Matematika IX/ 1 (satu) 2 x 40 menit I/2
A. Standar Kompetensi : Melakukan pengolahan dan penyajian data B. Kompetensi Dasar : Menentukan rata-rata, median dan modus data tunggal dan penafsirannya. C. Indikator : Siswa dapat menentukan mean, median dan modus data. D. Tujuan Pembelajaran : Siswa mengetahui rata-rata, median dan modus dari sebuah data Siswa dapat mencari nilai rata-rata, modus dan median dari sebuah data. E. Materi Pokok Statistika F. Metode pembelajaran Model pembelajaran Metodel
: Kooperatif : Course Review Horay
G. Langkah- langkah pembelajaran : No.
1.
Kegiatan Pendahuluan Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Inti
2.
Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja. Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab. LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan dalam masing-masing kelompok. Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi dari LKS 2. Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok tersebut. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil kelompok yang dipresentasikan.
Waktu
5 menit
70 menit
3.
Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi Course Review Horay
Penutup Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari. Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.
5 menit
H. Sumber Belajar Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta, 2010. Mengetahui Jakarta, Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran
Drs.Syaiful A’la
Darman Affandi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Siklus Ke-/Pertemuan
: : : : :
SMP Darul Ma’arif Matematika IX/ 1 (satu) 2 x 40 menit I/3
A. Standar Kompetensi : Melakukan pengolahan dan penyajian data B. Kompetensi Dasar : Menentukan jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil. C. Indikator : Siswa dapat menentukan jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil. Siswa dapat mencari jangkauan dan kuartil dari sebuah data. D. Tujuan Pembelajaran : Siswa mengetahui jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil. Siswa dapat mencari jangkauan dan kuartil dari sebuah data. E. Materi Pokok Statistika F. Metode pembelajaran Model pembelajaran Metodel
: Kooperatif : Course Review Horay
G. Langkah- langkah pembelajaran : No.
1.
Kegiatan Pendahuluan Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Inti
2.
Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja. Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab. LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan dalam masing-masing kelompok. Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi dari LKS 3. Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok
Waktu
5 menit
70 menit
3.
tersebut. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil kelompok yang dipresentasikan. Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi Course Review Horay
Penutup Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari. Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.
5 menit
H. Sumber Belajar Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta, 2010. Mengetahui Jakarta, Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran
Drs.Syaiful A’la
Darman Affandi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Siklus Ke-/Pertemuan
: : : : :
SMP Darul Ma’arif Matematika IX/ 1 (satu) 2 x 40 menit I/4
A. Standar Kompetensi : Melakukan pengolahan dan penyajian data B. Kompetensi Dasar : Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data. Menyajikan data dengan penyajian data tunggal dan data kelompok . Siswa dapat menentukan mean, median dan modus data. Menentukan jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil. C. Indikator : Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data. Menentukan rata-rata, median dan modus data tunggal serta penafsirannya. Menentukan jangkauan data, kuartil dari sebuah data. D. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data. Siswa mengetahui jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil. Siswa dapat mencari jangkauan dan kuartil dari sebuah data. E. Materi Pokok Statistika F. Metode pembelajaran Model pembelajaran Metodel
: Kooperatif : Course Review Horay
G. Langkah- langkah pembelajaran : No. 1.
Kegiatan Pendahuluan Guru memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah bentuk kompetisi. Inti
2.
Siswa berkelompok menurut kelompok nya masingmasingawal untuk mengikuti kompetisi Sebelum kompetisi dimulai, guru memberikan penjelasan tentang aturan mengikuti kompetisi Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak
Waktu 5 menit
70 menit
3.
9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak yang nomernya disebutkan guru dan didiskusikan, kalau benar tanda benar(√ ) dan salah diisi dengan tanda silang (x). Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertical atau horizontal, atau diagonal harus berteriak hore….atau yel-yel lainnya. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh.
Penutup Guru menginformasikan kegiatan pertemuan selanjutnya adalah pemberian penghargaan dan belajar kelompok dengan materi selanjutnya. Guru meminta kepada siswa untuk mempersiapkan materi yang akan dipelajari.
5 menit
H. Sumber Belajar Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010 Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT. Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta, 2010. Mengetahui Kepala SMP Darul Ma’arif
Jakarta, Guru Mata Pelajaran
Drs.Syaiful A’la
Darman Affandi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Siklus Ke-/Pertemuan
: : : : :
SMP Darul Ma’arif Matematika IX/ 1 (satu) 2 x 40 menit I/ 5
A. Standar Kompetensi : Melakukan pengolahan dan penyajian data B. Kompetensi Dasar : Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data. Menyajikan data dengan penyajian data tunggal dan data kelompok . Siswa dapat menentukan mean, median dan modus data. Menentukan jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil. C. Indikator : Menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data. Menentukan rata-rata, median dan modus data tunggal serta penafsirannya. Menentukan jangkauan data, kuartil dari sebuah data. D. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menentukan populasi, sampel data dan jangkauan data. Siswa mengetahui jangkauan data, kuartil, jangkauan kuartil dan simpangan kuartil. Siswa dapat mencari jangkauan dan kuartil dari sebuah data. E. Materi Pokok Statistika F. Metode pembelajaran Model pembelajaran Metodel
: Kooperatif : Course Review Horay
G. Langkah- langkah pembelajaran : No.
1.
2.
Kegiatan Pendahuluan Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Guru melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I untuk melakukan observasi pada siklus II. Inti Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. Siswa merangkum materi yang telah dipelajari sebelumnya dan didiskusikan oleh kelompoknya sebelum dipresentasikan kepada
Waktu
15 menit
60 menit
kelompok yang lain. Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil dari rangkuman/kesimpulan kelompoknya. Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok tersebut. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil kelompok yang dipresentasikan.
3.
Penutup Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar kelompok untuk materi penyajian data dalam bentuk diagram. Guru meminta kepada siswa untuk mempelajari materi tentang penyajian data dalam bentuk diagram.
5 menit
H. Sumber Belajar Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010 Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT. Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta, 2010.
Mengetahui Kepala SMP Darul Ma’arif
Jakarta, Guru Mata Pelajaran
Drs.Syaiful A’la
Darman Affandi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Siklus Ke-/Pertemuan
: : : : :
SMP Darul Ma’arif Matematika IX/ 1 (satu) 2 x 40 menit II/ 1
A. Standar Kompetensi : Melakukan pengolahan dan penyajian data B. Kompetensi Dasar : Menyajikan data dalam bentuk tabel, digram batang, garis dan lingkaran, C. Indikator : Menyajikan data tunggal dalam bentuk tabel, diagram batang dan garis serta diagram batang. D. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat membuat tabel dalam menyikan data. Siswa dapat membuat diagram batang, garis dan lingkaran. E. Materi Pokok Statistika F. Metode pembelajaran Model pembelajaran Metodel
: Kooperatif : Course Review Horay
G. Langkah- langkah pembelajaran : No.
Kegiatan
Waktu
1.
Pendahuluan Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
5 menit
Inti
2.
Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja. Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab. LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan dalam masing-masing kelompok. Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi dari LKS 4. Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok tersebut. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil
70 menit
3.
kelompok yang dipresentasikan. Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi Course Review Horay
Penutup Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari. Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.
5 menit
H. Sumber Belajar Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010 Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT. Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta, 2010. Mengetahui Jakarta, Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran
Drs.Syaiful A’la
Darman Affandi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Siklus Ke-/Pertemuan
: : : : :
SMP Darul Ma’arif Matematika IX/ 1 (satu) 2 x 40 menit II/ 2
A. Standar Kompetensi : Memahami peluang kejadian sederhana B. Kompetensi Dasar : Menentukan ruang sampel suatu percobaan. Menentukan peluang suatu kejadian sederhana. C. Indikator : Menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan, Menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik sampelnya. D. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan. Siswa dapat menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik sampelnya. E. Materi Pokok Peluang F. Metode pembelajaran Model pembelajaran Metodel
: Kooperatif : Course Review Horay
G. Langkah- langkah pembelajaran : No.
1.
Kegiatan Pendahuluan Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Inti
2.
Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja. Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab. LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan dalam masing-masing kelompok. Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi dari LKS 5. Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok
Waktu
5 menit
70 menit
3.
tersebut. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil kelompok yang dipresentasikan. Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi Course Review Horay
Penutup Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari. Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.
5 menit
H. Sumber Belajar Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta, 2010. Mengetahui Jakarta, Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran
Drs.Syaiful A’la
Darman Affandi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Siklus Ke-/Pertemuan
: : : : :
SMP Darul Ma’arif Matematika IX/ 1 (satu) 2 x 40 menit II/ 3
A. Standar Kompetensi : Memahami peluang kejadian sederhana B. Kompetensi Dasar : Menentukan ruang sampel suatu percobaan. Menentukan peluang suatu kejadian sederhana. C. Indikator : Menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu percobaan. Menghitung nilai peluang suatu kejadian. Menghitung nilai peluang harapan suatu kejadian. D. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu percobaan. Siswa dapat menghitung nilai peluang suatu kejadian. E. Materi Pokok Peluang F. Metode pembelajaran Model pembelajaran Metodel
: Kooperatif : Course Review Horay
G. Langkah- langkah pembelajaran : No.
1.
Kegiatan Pendahuluan Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Inti 2.
Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.
Guru mempresentasikan materi secara garis besarnya saja. Memberikan kesempatan siswa Tanya jawab. LKS dibagikan kepada tiap kelompok kemudian didiskusikan dalam masing-masing kelompok. Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasi hasil diskusi
Waktu
5 menit
70 menit
3.
dari LKS 6. Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok tersebut. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil kelompok yang dipresentasikan. Untuk menguji pemahaman siswa melakukan kompetisi Course Review Horay
Penutup Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari. Guru memberitahukan kegiatan pertemuan selanjutnya yaitu belajar kelompok untuk menyelesaikan latihan soal.
5 menit
H. Sumber Belajar Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta, 2010. Mengetahui Jakarta, Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran
Drs.Syaiful A’la
Darman Affandi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Siklus Ke-/Pertemuan
: : : : :
SMP Darul Ma’arif Matematika IX/ 1 (satu) 2 x 40 menit II / 4
A. Standar Kompetensi : Memahami peluang kejadian sederhana B. Kompetensi Dasar : Menentukan ruang sampel suatu percobaan. Menentukan peluang suatu kejadian sederhana. C. Indikator : Menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan, Menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik sampelnya. Menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu percobaan. Menghitung nilai peluang suatu kejadian. Menghitung nilai peluang harapan suatu kejadian. D. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan. Siswa dapat menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik sampelnya. Siswa dapat menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu percobaan. Siswa dapat menghitung nilai peluang suatu kejadian. E. Materi Pokok Peluang F. Metode pembelajaran Model pembelajaran Metodel
: Kooperatif : Course Review Horay
G. Langkah- langkah pembelajaran : No. 1.
Kegiatan Pendahuluan Guru memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah bentuk kompetisi. Inti
2.
Siswa berkelompok menurut kelompok masingawal untuk mengikuti kompetisi
nya
masing-
Waktu 5 menit
70 menit
3.
Sebelum kompetisi dimulai, guru memberikan penjelasan tentang aturan mengikuti kompetisi Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak yang nomernya disebutkan guru dan didiskusikan, kalau benar tanda benar(√ ) dan salah diisi dengan tanda silang (x). Siswa yang sudah mendapat tanda √ vertical atau horizontal, atau diagonal harus berteriak hore….atau yel-yel lainnya. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh.
Penutup Guru menginformasikan kegiatan pertemuan selanjutnya adalah pemberian penghargaan dan belajar kelompok dengan materi selanjutnya. Guru meminta kepada siswa untuk mempersiapkan materi yang akan dipelajari.
5 menit
H. Sumber Belajar Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010 Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT. Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta, 2010. Mengetahui Jakarta, Kepala SMP Darul Ma’arif Guru Mata Pelajaran
Drs.Syaiful A’la
Darman Affandi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Alokasi Waktu Siklus Ke-/Pertemuan
: : : : :
SMP Darul Ma’arif Matematika IX/ 1 (satu) 2 x 40 menit II/ 5
A. Standar Kompetensi : Memahami peluang kejadian sederhana B. Kompetensi Dasar : Menentukan ruang sampel suatu percobaan. Menentukan peluang suatu kejadian sederhana. C. Indikator : Menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan, Menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik sampelnya. Menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu percobaan. Menghitung nilai peluang suatu kejadian. Siswa dapat menghitung nilai peluang suatu kejadian. Menghitung nilai peluang harapan suatu kejadian. D. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menjelaskan pengertian ruang sampel, titik sampel suatu percobaan. Siswa dapat menentukan ruag sampel suatu percobaan dengan mendata titik sampelnya. Siswa dapat menghitung peluang masing-masing titik sampel pada ruang sampel suatu percobaan. Siswa dapat menghitung nilai peluang suatu kejadian. E. Materi Pokok Peluang F. Metode pembelajaran Model pembelajaran Metodel
: Kooperatif : Course Review Horay
G. Langkah- langkah pembelajaran : No. 1.
Kegiatan Pendahuluan Guru memberitahukan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
Waktu 10 menit
Inti
2.
3.
Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk sebelumnya. Siswa merangkum materi yang telah dipelajari sebelumnya dan didiskusikan oleh kelompoknya sebelum dipresentasikan kepada kelompok yang lain. Perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil dari rangkuman/kesimpulan kelompoknya. Bersama guru mendiskusikan hasil presentasi kelompok tersebut. Guru meminta kelompok lain untuk menanggapi hasil kelompok yang dipresentasikan.
Penutup Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk trus semangat dalam pembelajaran berikutnya.
55 menit
15 menit
H. Sumber Belajar Husein Tampomas, Matematika Plus 3A, Perpustakaan Nasional (KTD) Yudistira, Edisi kedua, Cet. Pertama,2006 Tim SATU, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, Dwi Pustaka Jaya, 2010 Sulis Sutrisna S.Pd, Aku ingin menjadi ahli Matematika, PT. Kawan Pustaka, Cet. Ke-1, Tangerang, 2005 Agus Aris Subagyo, S.Pd, M. Syafrudin, S.pd, Panduan Belajar Primagama, Metode Belajar Smart Solution. Jakarta, 2010.
Mengetahui Kepala SMP Darul Ma’arif
Jakarta, Guru Mata Pelajaran
Drs.Syaiful A’la
Darman Affandi
Lampiran 4.
LEMBAR KERJA SISWA 1 (LKS 1 ) Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini! Berdiskusilah dengan teman satu kelompok! Kalian harus saling membantu dengan teman satu kelompok dalam memahami materi. Selamat Belajar! A. Data Statistika 1. Pengumpulan Data Contoh: a. Data banyaknya siswa Hitunglah banyaknya siswa laki-laki dan perempuan di kelasmu! Berapa banyak siswa laki-laki dalam kelasmu? Jawab:….. Berapa banyak siswa perempuan dalam kelasmu? Jawab:…… Kegiatan mengumpulkan data di atas dilakukan dengan cara mencacah. b. Data panjang pita Ukurlah 3 pita yang sudah disediakan! Tuliskan hasilnya pada tabel di bawah ini! Warna
Panjang pita
Kegiatan mengumpulkan data di atas dilakukan dengan cara mengukur. c. Data pengamatan keadaan kebersihan kelas selama 1 minggu Amati keadaan kebersihan di kelasmu seminggu yang lalu! Tuliskan hasil pengamatan tersebut ke dalam tabel di bawah ini!
Keadaan kebersihan kelas
Jumlah hari
Disapu Dipel Meja dan kursi dibersihkan Kegiatan mengumpulkan data di atas dilakukan dengan cara mencatat. Kesimpulan: Kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara: ………………………………………………………………… ………………………………………………………………… ………………………………………………………………... 2. Mengurutkan Data (Data Tunggal) Data statistik yang terkumpul umumnya masih tersebar dan tak berurutan. Untuk mengetahui nilai tertinggi dan terendah, data tersebut harus diurutkan terlebih dahulu. Contoh: Diketahui hasil ulangan Matematika 10 siswa di kelas IX-2 yaitu : 5, 4, 7, 3, 6, 5, 8, 9, 6, 6. Tentukan nilai tertinggi dan terendah dari hasil ulangan Matematika 10 siswa kelas IX-2 tsb! Jawab:
Untuk menjawab pertanyaan tsb ikutilah langkah-langkah berikut ini: 1) Urutkan data tsb! Data terurut:…………………………………………………………………………… 2) Amati dan tentukan nilai tertinggi dan terendah dari data terurut yang telah diperoleh! Nilai Tertinggi Nilai Terendah
: :
3. Sampel dan Populasi Contoh 1: Jika kita ingin mengetahui rasa sayur dalam satu panci, maka kita cukup mengambil satu sendok untuk dicicipi. Dalam hal ini: a. seluruh sayur dalam satu panci disebut populasi. b. satu sendok sayur yang diambil dan dicicipi disebut sampel. Populasi adalah kumpulan seluruh objek yang lengkap yang akn dijadikan objek penelitian. Sampel adalah bagian dari populasi yang benar-benar dieliti atau diamati. Contoh 2 : Dari 47 siswa kelas IX-2 akan diambil 10 siswa untuk mengikuti latihan volley, tentukan populasi dan sampelnya? Jawab: a. …………….. b. ……………… contoh 3 : Diduga akibat akibat suatu racun maka 200 ekor ikan mati disuatu empang, untuk mengetahui racun apa yang meracuni empang itu, seorang peneliti mengambil 15 ekor untuk dianalisa. Dari cerita diatas tentukan populasi dan sampelnnya? Contoh 4 : Hasil ulangan pertama untuk pelajaran statistika kelas IX-2 adalah sebagai berikut : 5
2
7
4
7
5
8
9
6
6
7
8
5
3
5
9
6
4
6
8
4
8
7
5
3
5
9
7
5
7
7
8
6
5
9
4
3
8
6
8
Tentukan nilai terendah fan tertinggi kemudian lengkapi tabel berikut : Nilai
Turus
Jumlah
Frekwensi
LEMBAR KERJA SISWA 2 (LKS 2 ) Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini! Berdiskusilah dengan teman satu kelompok! Kalian harus saling membantu dengan teman satu kelompok dalam memahami materi. Selamat Belajar! B. MENENTUKAN MEAN, MODUS, DAN MEDIAN 1. Rata-Rata (Mean) Contoh 1: Dalam 4 kali ulangan matematika, seorang siswa mendapatkan nilai ulangannya sebagai berikut: 7, 6, 5, 8. Coba hitung berapa nilai ratarata ulangan yang diperoleh siswa tersebut!
Jawab: Jumlah semua nilai = … Banyak data = … Nilai rata-rata = Jumlah semua nilai Banyak data Nilai rata-rata = …
Contoh 2: Hasil ulangan Matematika kelas IX-2 adalah: Nilai
3
4
5
6
7
8
9
frekwensi
2
3
6
15
8
4
2
Tentukan nilai rata-rata kelas IX-2 !
Jawab: Jumlah nilai = … Banyak Data = …. Nilai rata-rata = … 2. Modus
Contoh 1: Nilai rapor Nita adalah 6, 6, 5, 7, 6, 7, 8, 8. Tentukan modus dari nilai rapor Nita tsb!
Jawab: Nilai yang paling banyak muncul adalah … , maka modus data tersebut adalah…. Contoh 2: Tentukan modus dari data berikut: 3, 7, 5, 4, 6, 7, 5, 8!
Jawab: Karena nilai yang paling banyak muncul adalah ….…………., maka modus data tersebut adalah … Contoh 3: Tentukan modus dari data berikut: 8, 7, 4, 6, 7, 4, 5, 8, 6, 5!
Jawab: Contoh 4: Hasil ulangan matematika kelas IX-2 adalah: Nilai
3
4
5
6
7
8
9
frekwensi
1
6
7
10
8
5
3
Berapa modus dari hasil ulangan Matematka kelas IX-2 ?
Jawab: Karena frekuensi yang tertinggi adalah nilai …, maka modus hasil ulangan matematika kelas IX-2 adalah … Jadi modus adalah…….. 3. Median Nilai tengah (median) dari suatu data dapat ditentukan dengan: 1. Urutkan data terlebih dahulu 2. Jika data sudah urut maka nilai tengah data tersebut dapat dicari dengan ketentuan: a. Jika banyak data ganjil, maka median adalah data yang terletak tepat
di tengah-tengah.
b. Jika banyak data genap, maka median adalah rata-rata dari dua data
yang ditengah. Contoh 1: Tentukan median dari data berikut: 8, 10, 8, 6, 9, 7, 9!
Jawab: Data terurut: 6 7 8 8 9 9 10 Median = … Contoh 2: Tentukan median dari data berikut: 6, 7, 9, 5, 5, 4, 7, 10, 6, 8
Jawab: Terlebih dahulu data diurutkan: 4 5 5 6 6 7 7 8 9 10 Median = Contoh 3: Seorang perawat mencatat perkembangan berat badan bayi dari umur 1 bulan sampai 7 bulan pertama. Catatan hasil timbangannya adalah sebagai berikut: Bulan Berat (kg)
1
2
3,6 4,5
3
4
5
5
6,4
7
6
7
8,1 8,5
Berapa nilai tengah (median) dari hasil timbangan tersebut?
Jawab: Urutkan data tersebut! Karena banyak data adalah …. (*ganjil/genap) maka median adalah data ke … Jadi nilai tengah dari hasil timbangan tersebut adalah … *) Coret yang tidak sesuai jawabanmu!
Contoh 4:
Hasil pengukuran tinggi badan beberapa anak ditampilkan dalam tabel di bawah ini: Tinggi (cm)
Frekwensi
100
8
110
15
120
12
Berapa nilai tengah(median) dari pengukuran data tersebut ?
LEMBAR KERJA SISWA 3 (LKS 3 ) Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini! Berdiskusilah dengan teman satu kelompok! Kalian harus saling membantu dengan teman satu kelompok dalam memahami materi. Selamat Belajar! C. Jangkaua Data 1. Jangkauan suatu Data Jangkauan data adalah selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah dari suatu data. Jangkauan sering juga disebut rentangan. Jangkauan (rentangan) = ………. ……………….. -………………………… Contoh 1: Hitunglah jangkauan dari data berikut: 8, 10, 12, 12, 14, 17
Jawab: Nilai data tertinggi = Nilai terendah = Jadi, jangkauan =
2. Quartil Data yang telah diurutkan dibagi menjadi empat bagian yang sama, maka akan terdapat tiga nilai yang disebut quartil. Contoh 2: Tentukan quartil dari 12, 20, 22, 19, 18, 14, 16, 17, 20, 13, 16
Jawab: Untuk menentukan quartil data tsb ikuti langkah-langkah berikut: 1) Urutkan data menurut garis lurus Data terurut: ……………………………. 2) Tentukan quartil tengah Q2 atau median
Q2 = …
3) Tentukan quartil bawah Q1 yang terletak di antara nilai terendah dan Q2 Q1 = …. 4) Tentukan quartil atas Q3 yang terletak di antara Q2 dan nilai tertinggi Q3 = … Contoh 3: Tentukan quartil dari 4, 5, 2, 6, 6, 9, 4, 3. 10, 7 Jawab:
3. Jangkauan Interquartil Jangkauan Interquartil adalah selisih antara quartil atas (Q3) dengan quartil bawah (Q1). Jangkauan interquartil = ………. ……………….. -…………………………
LEMBAR KERJA SISWA 4 (LKS 4 ) Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini! Berdiskusilah dengan teman satu kelompok! Kalian harus saling membantu dengan teman satu kelompok dalam memahami materi. Selamat Belajar! PENYAJIAN DATA STATISTIKA Penyajian data selain disajikan dalam bentuk tabel atau daftar, dapat pula disajikan dalam bentuk diagram atau grafik. Ada beberapa jenis diagram, diantaranya sebagai berikut: 1. Diagram garis Contoh 1: Dari pendataan tentang berat badan balita diperoleh data sebagai berikut: Usia (bulan)
1
2
3
4
5
Berat (kg)
3,5
4
4,5
4
5
1) Gambarlah diagram garisnya! 2) Pada usia berapa bulan berat badan balita menurun? Penyelesaian:
i. Untuk menggambarkan diagram garis, lakukan kegiatan berikut: a) Buat sumbu datar yang menunjukkan usia (bulan), dan sumbu tegak menunjukkan berat badan (kg). b) Tentukan letak titik-titik yang merupakan pasangan berurutan usia dan berat badan. c) Hubungkan titik-titik pada langkah b) sehingga diperoleh suatu garis (patah-patah).
Gambar diagram garis berat badan balita
ii. Dengan melihat pada diagram garis tersebut kita bisa menentukan berat badan balita yang menurun. Berat badan balita menurun pada usia … bulan.
2. Diagram batang Contoh 2: Dari pendataan produksi ketela di Cilincing Jakarta Utara, diperoleh data sebagai berikut: Tahun
Jumlah produksi (ton)
2007
500
2008
1.000
2009
1.500
2010
800
Buatlah diagram batang dari data tersebut! Penyelesaian:
Untuk menggambarkan diagram batang lakukan kegiatan berikut: 1) Buat sumbu mendatar yang merupakan kategori tahun dan sumbu tegak yang merupakan frekuensi jumlah produksi ketela dalam ton! Sumbu mendatar dan sumbu tegak yang kalian buat harus saling tegak lurus. 2) Kedua sumbu masing-masing dibagi menjadi beberapa bagian dengan skala yang sama. Skala pada sumbu tegak tidak harus sama dengan skala pada sumbu datar. 3) Buatlah gambar berbentuk batang yang letaknya vertikal pada sumbu datar. Tinggi gambar tersebut sesuai jumlah produksi ketela yang ditunjukkan pada sumbu tegak!
Gambar diagram batang produksi ketela di Cilincing Jakut tahun 2007 - 2010
3. Diagram lingkaran Contoh 3: Dari pendataan tentang kegemaran siswa kelas IX-2 SMP Darul Ma’arif terhadap mata pelajaran diperoleh data sebagai berikut: 1. Jumlah siswa yang gemar Matematika ada 15 orang. 2. Jumlah siswa yang gemar Fisika ada 5 orang. 3. Jumlah siswa yang gemar pelajaran lainnya ada 20 orang. Buatlah diagram lingkarannya! Penyelesaian:
Untuk menggambarkannya ikutilah langkah-langkah berikut ini: 1) Hitunglah berapa jumlah seluruh siswa kelas IX-2 SMP Darul Ma’arif Jumlah seluruh siswa kelas IX-2 SMP Darul Ma’arif= 2) Kemudian untuk setiap kategori tersebut kita nyatakan dalam bentuk derajat. Ukuran sudut pusat dari tiap-tiap kategori tersebut adalah: Siswa yang gemar matematika = … x 360° Siswa yang gemar fisika = … x 360° Siswa yang gemar pelajaran lainnya = … x 360°
3) Gambarkan pada lingkaran
Diagram lingkaran kegemaran siswa terhadap mata pelajaran
LEMBAR KERJA SISWA 5 (LKS 5 ) Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini! Berdiskusilah dengan teman satu kelompok! Kalian harus saling membantu dengan teman satu kelompok dalam memahami materi. Selamat Belajar!
PELUANG A. Pengertian peluang
Jika kita mengetos (melempar undi) mata uang logam maka permukaan mata uang yang akan nampak (muncul) tidak dapat ditentukan sebelumnya. Jadi munculnya salah satu permukaaan merupakan suatu kemungkinan. Jadi peluang merupakan kemungkinan atau kesempatan suatu kejadian yang akan berlangsung pada sebuah percobaan. B. Ruang sampel dan titik sampel Ruang sampel adalah himpunan dari hasil yang mungkin terjadi dari suatu percobaan. Sedangkan titik sampel adalah masing-masing anggota dari ruang sampel. Contoh 1 : Ruang sampel untuk percobaan pelemparan satu buah mata uang adalah S = { (…), (…) } n(S) =…..
Contoh 2 : Ruang sampel untuk percobaan pelemparan dua buah mata uang adalah : S = { (…,…), (…,…),(…,…), (…,…) } n(S) =…..
contoh 3 : Ruang sampel untuk percobaan pelemparan satu buah mata uang dan satu buah dadu adalah : S = { (…,…), (…,…), (…,…), (…,…), (…,…), (…,…),
(…,…), (…,…), (…,…), (…,…), (…,…), (…,…) } n(S) =…..
contoh 4 : Dua buah dadu dilempar bersamaan, tentukan : a. Titik sampelnya dengan melengkapi tabel dibawah ini b. Titik sampel mata dadu berjumlah 8 c.
Titik sampel mata dadu keduanya bilangan prima Dadu II
1
2
3
4
5
6
1
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
2
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
3
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
4
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
5
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
6
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
(…,…)
Dadu I
C. Menghitung Peluang Jika P(A) adalah peluang suatu kejadian dari percobaan maka munculnya kejadian A dapat dirumuskan : P(A) = diman; P(A) = peluang muncul kejadian A n(A) = banyaknya kejadian A n(S) = banyaknya runag sampel. Contoh 1 :
Dalam sebuah kotak berisi 18 kelereng yang terdiri atas 5 kelereng merah, 6 kelereng kuning, dan 7 kelereng biru. Jika diambil satu secara acak, tentukan: a. peluang terambil kelereng merah; b. peluang terambil kelereng kuning; c. peluang terambil kelereng biru! Penyelesaian:
a. Jumlah kelereng dalam kotak = n(S) = …
Jumlah kelereng merah = n(M) = … Peluang terambil kelereng merah = P(M) = … b. Jumlah kelereng dalam kotak = n(S) = … Jumlah kelereng kuning = n(K) = … Peluang terambil kelereng kuning = P(K) = … c. Jumlah kelereng dalam kotak = n(S) = … Jumlah kelereng biru = n(B) = … Peluang terambil kelereng biru = P(B) = … D. Batas-Batas Peluang
Kepastian dan Kemustahilan Pada pengetosan sebuah dadu dapat ditentukan nilai-nilai peluang sebagai berikut ini. a. Banyak kejadian muncul mata dadu 1 = n(1)= 1 Banyak kejadian yang mungkin = n(S) = 6 Peluang kejadian muncul mata dadu 1 = P(1) = … b. Mata dadu genap = 2, 4, 6 Banyak kejadian muncul mata dadu genap = n(genap)= … Banyak kejadian yang mungkin = n(S) = 6 Peluang kejadian muncul mata dadu genap = P(genap) = … c. Banyak kejadian muncul mata dadu 7 = n(7)= … Banyak kejadian yang mungkin = n(S) = 6 Peluang kejadian muncul mata dadu 7 = P(7) = … d. Mata dadu kurang dari 7 = …, …, …, …, …, …. Banyak kejadian muncul mata dadu kurang dari 7 = n(kurang dari 7)= … Banyak kejadian yang mungkin = n(S) = 6 Peluang kejadian muncul mata dadu kurang dari 7 = P(kurang dari 7) = … Gambarkan letak nilai-nilai peluang tersebut pada garis bilangan di bawah ini! 0
1
Dari garis bilangan tsb terlihat bahwa nilai-nilai peluang dari hasil suatu percobaan terletak di antara … sampai dengan …, atau dapat dituliskan dengan …≤ P(A) ≤… Untuk: P(A) = … Nilai peluang dari suatu kejadian yang pasti terjadi disebut
kepastian. Misal: Pada suatu hari manusia akan mati P(A) = … Nilai peluang dari suatu kejadian yang mustahil terjadi disebut
kemustahilan. Misal: besok matahari akan terbenam di timur.
LEMBAR KERJA SISWA 6 (LKS 6 ) Pahami dan lengkapilah Lembar Kerja Siswa ini! Berdiskusilah dengan teman satu kelompok! Kalian harus saling membantu dengan teman satu kelompok dalam memahami materi. Selamat Belajar! A. Frekwensi Harapan Jika kalian melakukan pelemparan 100 kali sebuah mata dadu, frekwensi harapan muncul mata dadu kelipata 2 adalah… Maka hal ini dapat dirumuskan :
FH (A) = N x P(A)
dimana; FH (A) = Frekwensi harapan muncul kejadian A N = banyaknya pelemparan (percobaan) Contoh 1 : Jika kita melempar sebuah uang logam 200 kali, berapa kalikah kita harapkan muncul gambar (G)? Penyelesaian:
P(G) = … Harapan seringnya muncul gambar adalah: P(G) x 200 kali = …. X 200 kali
Contoh 2 : Sebuah mata dadu dilempar 150 kali, tentukan berapa kali harapan muncul mata dadu 2! Penyelesaian:
P(2) = …
Harapan seringnya muncul mata dadu 2 adalah: …. X ……. Contoh 3 : Jika sebuah dadu dilempar 300 kali, berapakah frekuensi harapan dari: a. Munculnya mata dadu 4; b. Munculnya bilangan yang habis dibagi 2. Jawab : Penyelasaian :
Contoh 4 :
Dari seperangkat kartu brigde dilakukan pengambilan secara acak sebanyak 250 kali, dan setiap kali pengambilan kartu dikembalikan. Berapa frekuensi harapan yang terambil adalah kartu K? Penyelasaian :
Kesimpulan: Frekuensi harapan munculnya suatu kejadian = nilai peluang x banyaknya percobaan SOAL-SOAL kOMPETISI SIKLUS I 1. dua buah dadu dilempar bersamaan, tentukan ; a. banyaknya ruang sampelnya b. banyaknya titik sampelnya yang berjumlah 5 c. banyaknya jumlah titik sampel yang merupakan bilangan prima 2. Usia (dinyatakan dalam tahun) para penghuni Panti Jompo “Manula” adalah 67, 63, 69, 65, 66, 69, 70, 66, 66, 68, 67. Tentukan: a. Rentang (jangkauan data); b. Mean; c. Modus; d. Median (Q2); e. Q1; f. Q3; g. Jangkauan Interquartil;
3. Rata-rata nilai ujian 25 siswa adalah 6,4. Jika seorang siswa mengundurkan diri, maka rata-ratanya menjadi 6,5. Nilai siswa yang mengundurkan diri tersebut
adalah … 4. Data berikut menunjukkan nilai tes matematika: 3, 5, 8, 5, 3, 7, 4, 5, 4, p ,6. Jika nilai rata-ratanya 5 maka tentukan: a. nilai p; b. jangkauan data c. Median (Q2); d. Modus; e. Q1; f. Q3; g. Jangkauan Interquartil; 5. Pada suatu ulangan diketahui nilai rata-rata kelas adalah 70. Jika nilai rata-rata siswa putra adalah 68 dan rata-rata nilai siswa putri adalah 65 maka perbandingan banyaknya siswa putra dan putri adalah …
SOAL-SOAL kOMPETISI SIKLUS II 1. Hasil pendataan jumlah peternak di desa Suka Maju ditunjukkan pada daftar Berikut ini.
Jenis Peternakan Peternak itik Peternak ayam Peternak kambing Peternak sapi
Frekuensi
30 38 15 17
Buatlah diagram batang dan diagram lingkaran dari data tersebut! 2. Jumlah peserta dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) dinyatakan dalam tabel berikut ini.
propinsi DI Yogyakarta jawa timur Jawa tengah Jawa barat DKI Jakarta
peserta
25 100 125 75 175
Buatlah diagram batang garis dan diagram batangnya jumlah peserta dalam PON tersebut!
3. Dalam satu kelas terdapat 23 anak laki-laki dan 17 anak perempuan. Jika dipilih satu anak untuk mewakili kelas dalam suatu lomba, berapa kemungkinan terpilihnya anak laki-laki?
4. Dari seperangkat kartu bridge, diambil satu secara acak. Berapa besar nilai kemungkinan terambilnya kartu bernomor 10? 5. Suatu huruf dipilih secara acak dari huruf-huruf pembentuk kata “P E L U A N G”. Berapa besar kemungkinan terpilih konsonan? 6. Suatu huruf dipilih secara acak dari huruf-huruf pembentuk kata “P R I M A”. Berapa besar kemungkinan terpilih vokal?
7. Suatu tim sepak bola menganalisa bahwa kemungkinan untuk menang ketika bertanding di kandang lawan adalah 0,34. Jika dalam tahun ini tim tersebut akan bertanding di kandang lawan sebanyak 20 kali, berapa diharapkan dapat menang?
8. Pada suatu gudang, peluang mendapatkan barang yang rusak adalah 0,10. Dari 100 barang yang ada, berapa banyak yang dapat diharapkan masih baik?
9. Berdasarkan hasil survey dengan sampel 50 orang, 40 orang menyatakan menyukai produk baru yang akan dipasarkan. Jika jumlah penduduk suatu kota 200.000 orang, berapa orang yang diharapkan suka dengan produk baru tersebut?
10. Sembilan dari 10 peluncuran roket adalah sukses. Jika dalam tahun ini akan dilakukan 50 kali peluncuran roket, berapa yang diharapkan sukses?
SURAT KETERANGAN MENGADAKAN PENELITIAN No. 1.067/S. Ket/A/SMP-DM/XII/10 Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif menerangkan bahwa : Nama
: Darman Affandi
NIM
: 103017027227
Fakultas
: Tarbiyah dan Ilmu Pendidikan
Jurusan
: Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di kelas IX-2 dalam rangka pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Reveiw Horay dari tanggal 10 November 2010 sampai dengan 02 Desember 2010. Demikian surat keterangan ini kami buat agar dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 04 Desember 2010 Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif
Drs. Syaiful A’la
PIAGAM PENGHARGAAN KELOMPOK TERBAIK
Dalam Rangka Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Diberikan Kepada : Kelompok I Ishma Nur. P Neneng. A Dwi Putri. W Hardiansyah. P Oman Wae Jakarta, 04 Desember 2010 Guru Mata Pelajaran (Peneliti)
Kolaborator
Aris Susanto
Darman Affandi Mengetahui, Kepala Sekolah SMP Darul Ma’arif
Drs. Syaiful A’la
Lampiran 5.
Tabel 1 : Perbedaan belajar aktif dan pasif Aktif
Pasif Tidak dapat melihat adanya potensi Belajar apa saja dari setiap situasi belajar Menggunakan apa yang dipelajari Mengabaikan kesempatan untuk untuk mendapatkan manfaat atau berkembang dari suatu pengalaman keuntungan belajar Mengupayakan agar segalanya Membiarkan segalanya terjadi terlaksana Bersandar pada kehidupan Menarik diri dari kehidupan
Lampiran 6.
Tabel 2 : Kriteria Penentuan Penghargaan Kelompok
Rata-rata Kelompok
Penghargaan Kelompok
45 ≤ rata-rata kelompok < 50
Good Team (Kelompok Baik)
50 ≤ rata-rata kelompok < 55
Great Team (Kelompok Hebat)
55 ≤ rata-rata kelompok ≤ 60
Super Team (Kelompok Super)
Lampiran 7.
Tabel 3 : Penskoran Aspek Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa Nilai 0 -1siswa
Keterangan Keaktifan siswa (Kurang)
melakukan 2 – 3 siswa
Keaktifan siswa (Sedang)
melakukan 4 – 5 siswa melakukan
Keaktifan siswa (Baik)
Lampiran 8.
Tabel 4. Jadwal Pelajaran Matematika Kelas IX-2 Hari
Jam Pelajaran ke-
Waktu
Rabu
1, 2
07:00 – 08:20
Kamis
7, 8
11:20 – 12:40
Sabtu
2, 3
07:40 – 09:00
Lampiran 9.
Tabel 5 : Waktu Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Pertemuan ke1 2 3 4 5
II
1 2
3 4 5
Hari / Tanggal
Kegiatan
Rabu, 10 November 2010 Kamis, 11 November 2010 Sabtu, 13 November 2010 Kamis, 18 November 2010 Sabtu, 20 November 2010 Rabu, 24 Novemberr 2010 Kamis, 25 November 2010
Presentasi dan Belajar Kelompok (LKS I) Presentasi dan Belajar Kelompok (LKS 2) Presentasi dan Belajar Kelompok (LKS 3) Kompetisi Course Review Horay
Sabtu, 27 November 2010 Rabu, 01 Desember 2010 Kamis, 02 Desember 2010
Presentasi dan Belajar Kelompok (LKS 6) Kompetisi Course Review Horay
Penghargaan dan perbaikan pada Siklus I Presentasi dan Belajar Kelompok (LKS 4) Presentasi dan Belajar Kelompok (LKS 5)
Penghargaan kelompok
Lampiran 10.
Tabel 6 : hasil rata-rata poin latihan soal kelompok dan kompetisi pada siklus I Poin latihan soal kelompok
Poin kompetisi
(Siklus I)
(Siklus I)
1
68,50
65,50
Great Team
2
48,25
40,50
-
3
62,50
59,50
Great Team
4
49,50
42,25
-
5
47,75
46,50
-
6
50,50
52,25
-
7
58,25
53,50
-
8
60,25
60,50
Great Team
9
57,50
56,75
-
Jumlah
503,00
477,25
55,89
53,03
Kelompok
Rata-rata kelompok
Penghargaan
Lampiran 11.
Tabel 7 : Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus Dan per aspek Pada Siklus I No 1.
2.
3.
Ke-1
Pertemuan Ke-2 Ke-3 Ke-4
Ke-5
1,68
1,70
1,72
1,81
1.48
8.39
1,68
S
Berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi
1.63
1.70
2.11
1.81
1.72
8.97
1.79
S
mempresentaisikan hasil kerja kelompok dan memamfaatkan sumber belajar yang ada.
1.15
1.49
1.60
1.62
1.39
7.25
1.45
S
4.46
4.89
5.43
5.24
4.59
24,61
4.92
1.49
1.63
1.81
1.75
1.53
8.21
1.65
S
S
S
S
S
Aspek yang diamati Mencatat materi, Merespon pertanyaan/intruksi guru.
Rataan Total RataJumlah Ket. rata
Jumlah
Rata-rata
Keterangan
S
Keaktifan siswa Sedang
Lampiran 12.
Tabel 8 : Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I No Permasalahan Rencana Perbaikan 1. Masih terdapat siswa yang malas untuk Memeriksa catatan siswa setiap akhir mencatat matei pelajaran dan siswa masih pembelajaran dan memberikan nilai agar terlihat
malu-malu
untuk
bertanya siswa lebih rajin mencatat materi pelajaran
kepada guru.
serta memberika reword bagi mereka yang bertanya dan menanggapi intruksi guru.
2.
Pada tahap belajar kelompok masih Memberikan sanksi kepada siswa tidak ikut terdapat siswa yang hanya diam meliahat serta mengerjakan LKS dengan disuruh temannya mengerjakan soal-soal LKS.
3.
mengerjakan soal di papan tulis.
Dalam mempresentasikan hasil kerja Meningkatkan keberanian siswa dan rasa kelompok masih saling tunjuk antara percaya diri siswa dengan cara memberikan siswa dalam kelompoknya, serta tiap point tambahan pada siswa yang berani kelompok masih kurang memamfaatkan mempresentasikan hasil kerja kelompok di sumber belajar yang ada.
papan tulis. Juga memberikan tambahan poin bagi kelompok
yang
membawa
sumber referensi yang lain selain buku LKS dan catatan.
Lampiran 13.
Tabel 9 : Hasil perolehan rata-rata poin latihan soal dan kompetisi siklus II Poin latihan soal kelompok
Poin kompetisi
(Siklus II)
(Siklus II)
1
83,50
78,25
Great Team
2
53,50
50,50
-
3
70,25
65,50
Great Team
4
51,25
55,50
-
5
54,50
54,75
-
6
65.00
67,50
Great Team
7
69,50
63,75
Great Team
8
76,25
72,50
Great Team
9
61,75
60,25
Great Team
Jumlah
585,50
568,50
65,05
63,17
Kelompok
Rata-rata kelompok
Penghargaan
Lampiran 14.
Tabel 10 : Rekapitulasi dan Rata-rata Keaktifan belajar Siswa Persiklus Dan per aspek Pada Siklus II No 1.
2. 3.
Ke-6
Pertemuan Ke-7 Ke-8 Ke-9
1.54
1.98
1.56
2.04
2.22
9.34
1.87
S
2.04
2.48
2.02
2.83
2.91
12.28
2.46
B
1.67
2.09
2.15
2.67
2.91
11.49
2.30
B
Jumlah
5.25
6.55
5.73
7.54
8.04
33.11
6.63
Rata-rata
1.75
2.18
1.91
2.51
2.68
11.04
2.21
Keterangan
S
B
S
B
B
Aspek yang diamati Mencatat materi, Merespon pertanyaan/intruksi guru Berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan soal LKS dan kompetisi Berpartisipasi dalam tahap kompotisi, mempresentaisikan hasil kerja kelompok dan memamfaatkan sumber belajar yang ada.
Rataan Total Ke-10 Jumlah RataKet. rata
B
Keaktifan siswa Baik
Lampiran 15.
Gambar 1: Guru mempresentasikan materi.
Lampiran 16.
Gambar 2 : Siswa-siswi belajar kelompok
Lampiran 17.
Gambar 3 : Guru memberikan Penghargaan kepada siswa.
Lampiran 18.
Gambar 4 : Siswa-siswi belajar kelompok Siklus II
Lampiran 19.
Gambar 5 : Kolaborator sedang mengecek kesiapan siswa dalam belajar
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: Darman Affandi
NIM
: 103017027227
Jurusan
: Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : “Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa SMP kelas IX”
Paraf Pembimbing No
Judul dan Halaman Buku/Referensi
Pembimbing Pembimbing I
1.
Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM” ( Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009) hal. 10
2.
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakrata: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), h. 54-56
3.
Aminuddin Rasyat, Makalah ini disampaikan di depan forum para pendidik dan guru-guru dari lembaga pemberdayaan masyarakat komunitas maestro 2012, pada tanggal 29 September 2007. td
4.
Aminuddin Rasyat, Makalah ini disampaikan di depan forum para pendidik dan guru-guru dari lembaga pemberdayaan masyarakat komunitas maestro 2012, pada tanggal 29 September 2007. td
5.
Bobbi De Porter dan Mike Hernacki, Quantum Learning membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 1999). hal. 180
6.
Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: IMSTEP UPI, 2003), h. 15 http://abangilham.wordpress.com/2009/03/31/pentingny
II
7.
a-upaya-guru-dalam-mengembangkan-keaktifan-belajarsiswa/ diakses agustus 2010, 20:00 WIB
8.
http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1024&bih=546&q =Konsep+Dasar+Penelitian+Tindakan+Kelas+Classroo m+Action+Research&aq=f&aqi=&aql=&oq=Konsep+D asar+Penelitian+Tindakan+Kelas+Classroom+Action+R esearch&fp=1102bc494991dbbe di akses januari 2011: 20:15 WIB
9.
Ilham,http://abangilham.wordpress.com/feed/Agustus 2010: 19:30 WIB
10. Isjoni,
Cooperative
kemampuan
belajar
Learning
mengembangkan
berkelompok,
(Bandung
:
ALFABETA, 2010), h. 11 11. Lexy
Moleong,
Metodologi
Penelitian
Kualitatif,
(Bandung: Remaja Rosdakarya. 2002), hal 121 12. Melvin L. Silberman, Active Learning 101 cara belajar siswa aktif,(Bandung: Nusa Media,2006) Cet ke-3 13. Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet.2, h. 252 14. Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar.( Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2005), hal.172 15. Rachmadi matematika
Widdiharto, SMP,
Model-model disampaikan
pembelajaran pada
diklat
instruktur/pengembang matematika SMP jenjang dasar tanggal 10–23 Oktober 2004.hal. 13 16. Rochiati Wiriaatmadja, Kelas:
Meningkatkan
Metode Penelitian Tindakan Kinerja
Guru
dan
Dosen.
(Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005), hal 11 17. Sardiman,
A.M..
Interaksi
dan motivasi
Belajar
Mengajar. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006) 18. Slameto,
Belajar
dan
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhinya,( Jakarta: Rineka Cipta, 1995 ), hal. 2 19. Slavin, Robert E,Cooperative Learning Theory Research and Practise. (Boston: Allyn&Bacon.1995). hal 90. 20. Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmadi, “Kontruksi Pengembangan Pembelajaran” (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya 2010), Cet 1, hal.237 21. Tim satu, Satu panduan belajar sesuai PAKEM (KTSP), LKS Matematika kelas IX, (Jakarta: Dwi Pustaka Jaya, 2010), hal. 37 22. Wina, Sanjaya,
Strategi Pembelajaran “Berorientasi
Standar Proses Pendidikan”, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 177
Jakarta, Februari 2011
Mengetahui, Pembimbing I
Drs. H. M. Ali Hamzah, M.Pd NIP. 19480323 198203 1001
Pembimbing II
Otong Suhyanto, M.Si NIP. 19681104 199903 1001