KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSI TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIS, KONSEPTUAL, DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL KARYAWAN PT. BETON PERKASA WIJAKSANA JAKARTA
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Oleh : SYARIFUDIN ROMDHONI NIM : 103070029067
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H i
KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSI TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIS, KONSEPTUAL, DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL KARYAWAN PT. BETON PERKASA WIJAKSANA JAKARTA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh : SYARIFUDIN ROMDHONI NIM : 103070029067
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
BAMBANG SURYADI, Ph.D NIP. 19700529 200312 1 002
GAZI, M.Si NIP. 19711214 200701 1 014
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/ 1432 H ii
PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Syarifudin Romdhoni NIM : 103070029067
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Kemampuan Teknis, Konseptual, dan Hubungan Interpersonal Karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan UndangUndang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 11 April 2011
Syarifudin Romdhoni NIM : 103070029067
Email:
[email protected]
iii
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul “KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSI TERHADAP KEMAMPUAN TEKNIS, KONSEPTUAL, DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL KARYAWAN PT. BETON PERKASA WIJAKSANA JAKARTA” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11 April 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi.
Jakarta, 11 April 2011
SIDANG MUNAQASYAH
Dekan/ Ketua merangkap anggota
Pembantu Dekan/ Sekretaris merangkap anggota
Jahja Umar, Ph.D NIP.130 885 522
Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP.19561223 198303 2 001
Anggota
Yunita Faela Nisa, M.Psi.,Psi NIP.19770608 200501 2 003
Gazi, M.Si NIP.19711214 200701 1 014
Bambang Suryadi, Ph.D NIP.19700529 200312 1 002 iv
Ya Allah… Kuingat Engkau saat alam begitu gelap gulita, Dan wajah zaman berlumuran debu hitam, Kusebut nama-Mu dengan lantang di saat fajar menjelang, Dan fajar pun merekah seraya menebar senyuman indah. (DR. ‘Aidh al-Qorni, dalam bukunya La Tahzan) “Barangsiapa mencari sesuatu yang besar, maka ia harus menghadapi rintangan yang besar pula.” (Peribahasa Arab) Tuhan pasti kan menunjukkan, kebesaran dan kuasa-Nya, bagi hambaNya yang sabar, dan tak kenal putus asa, jangan menyerah ….. (Ryan, D’Masiv)
Karya sederhana ini kudedikasikan untuk (alm) papah, mamahku tercinta dan kedua mertuaku, istri dan buah hatiku serta
orang-orang yang senantiasa mengembangkan ilmu pengetahuan dan agama v
ABSTRAK (A) Fakultas Psikologi (B) April 2011 (C) Syarifudin Romdhoni (D) Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Kemampuan Teknis, Konseptual, dan Hubungan Interpersonal Karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta (E) XIV + 105 halaman + lampiran (F)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi kecerdasan emosi mencakup kesadaran diri, mengelola emosi, motivasi diri, empati, keterampilan sosial, jenis kelamin, usia dan masa kerja terhadap kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan kemampuan hubungan interpersonal karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta, yang terletak di Jl. Penjernihan Raya Jakarta. Populasi berjumlah 453 orang. Responden penelitian ini adalah karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta sebanyak 50 orang yang diambil dengan teknik proportional stratified random sampling. Instrumen pengumpul data yang digunakan adalah skala model Likert. Skala yang digunakan adalah skala kecerdasan emosi dan skala kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan kemampuan hubungan interpersonal. Kemudian data dianalisis menggunakan program SPSS 12,00 for Windows dengan teknik multiple regresi untuk pengujian hipotesis penelitian. Hasil penelitian menunjukkan besar kontribusi kecerdasan emosi terhadap kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan kemampuan hubungan interpersonal sebanyak 37%. Variabel jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan dengan kemampuan konseptual dan juga memiliki kontribusi paling banyak daripada variabel lain dengan nilai kontribusi sebanyak 8,8%. Sedangkan variabel kesadaran diri dan motivasi diri dengan kemampuan hubungan interpersonal serta variabel motivasi diri dan keterampilan sosial dengan kemampuan teknis tidak memiliki kontribusi (0%). Hasil ini menunjukkan 63% sisanya, variabel kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini variabel kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan kemampuan hubungan interpersonal memiliki hubungan yang signifikan dengan variabel kecerdasan emosi. Disarankan untuk penelitian selanjutnya variabel kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan kemampuan hubungan interpersonal dapat dikaitkan dengan variabel lain, seperti: latar belakang pendidikan, budaya organisasi, lingkungan kerja, ranah kerja, gaji, promosi jabatan, dan lain sebagainya.
(G) Bahan bacaan: 35 pustaka buku (dari tahun 1980 - 2009) + 1 Skripsi.
vi
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, rasa syukur yang luar biasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap saat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Kemampuan Teknis, Konseptual, dan Hubungan Interpersonal Karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta”. Salawat serta salam Allah limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya atas segala perjuangannya sehingga kita dapat merasakan manisnya iman dan Islam hidup di bawah naungan Islam. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Bapak Jahja Umar, Ph.D. atas bimbingan, arahan, nasihat dan cerita-cerita beliau mengenai hal-hal yang baru bagi penulis, membuat penulis termotivasi untuk terus belajar dan berjuang. 2. Bapak Bambang Suryadi, Ph.D selaku pembimbing seminar proposal dan dosen pembimbing I, atas segala bimbingan, kritik dan saran serta motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 3. Bapak Gazi, M.Si selaku dosen pembimbing II, yang telah meluangkan waktunya membimbing penulis disela-sela kesibukannya. 4. Pembantu Dekan Bidang Akademik Ibu Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si, atas bimbingan dan arahannya. 5. Para dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan untuk memberikan ilmu kepada penulis. 6. Mentor Akademik Fakultas Psikologi, yaitu Adio. R, S.Psi. dan Nursakinah Oktaviana, S.Psi. yang telah memberikan bimbingan dan masukan tentang perhitungan hasil penelitian dengan teknik regresi. 7. Perpustakaan Fakultas Psikologi UIN Jakarta, perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, perpustakaan fakultas psikologi UI Depok dan perpustakaan pusat UI Depok. 8. Bapak Ahmad Salam, S.Psi, selaku KaDiv. Human Capital yang telah memberikan bantuan serta kemudahan kepada penulis dalam melakukan penelitian di PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta. 9. Istriku tercinta Amalia, S.H.I, yang tidak pernah lelah memberikan motivasi serta masukan pendapatnya. Buah hatiku Huril ‘Aini Ramadhani dan Muhammad Najmi Iyad yang selalu menghibur ketika penulis suntuk, serta orang tua-mertuaku yang selalu memotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini. 10. Seluruh teman-teman di Fakultas Psikologi reguler khususnya angkatan 2003 kelas B yang selalu kompak dan solid diantaranya Alam, Surya, Adit, Wawan, Kamal, Bambang, Tirto, Ilunk, Indah serta Herlin, terima kasih atas bantuan dan kebersamaannya dalam proses pengerjaan skripsi penulis.
vii
Semoga Allah senantiasa memberikan pahala yang tiada henti, sebagai balasan atas segala kebaikan dan bantuan yang diberikan. Harapan penulis semoga skripsi ini memberi manfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi seluruh pihak yang terkait. Jakarta, 11 April 2011
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN .........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................
iv
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
v
ABSTRAKS ....................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................
xiv
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah .............................................................
1
1.2 Pembatasan dan rumusan masalah .............................................
6
1.2.1. Pembatasan masalah .......................................................
6
1.2.2. Perumusan masalah ........................................................
7
1.3 Tujuan dan manfaat penelitian ..................................................
9
1.3.1. Tujuan penelitian.............................................................
9
1.3.2. Manfaat penelitian ..........................................................
10
1.4 Sistematika penulisan ................................................................
10
BAB 2 KAJIAN TEORI 2.1 Kinerja karyawan ......................................................................
13
2.1.1 Pengertian kinerja karyawan ..........................................
13
2.1.2 Aspek-aspek kinerja karyawan ......................................
14
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan .....
18
ix
2.1.4 Tujuan penilaian kinerja karyawan ................................
22
2.1.5 Manfaat penilaian kinerja karyawan ..............................
24
2.2 Kecerdasan emosi .....................................................................
27
2.2.1 Pengertian emosi ...........................................................
27
2.2.2 Pengertian kecerdasan emosi .........................................
31
2.2.3 Aspek-aspek kecerdasan emosi ......................................
33
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi .....
36
2.2.5 Mengembangkan kecerdasan emosi ...............................
36
2.3 Kerangka berpikir ......................................................................
37
2.4 Hipotesis ....................................................................................
41
BAB 3 METODELOGI PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian .........................................................................
44
3.1.1. Pendekatan penelitian dan metode penelitian ..................
44
3.2 Variabel penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional Variabel ....................................................................................
45
3.2.1 Variabel penelitian .........................................................
45
3.2.2 Definisi konseptual ........................................................
46
3.2.3 Definisi operasional........................................................
47
3.3 Populasi, sampel penelitian dan teknik pengambilan sampel ....
47
3.3.1 Populasi penelitian ........................................................
47
3.3.2 Sampel penelitian ..........................................................
48
3.3.3 Teknik pengambilan sampel ..........................................
48
3.4 Teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian ...................
50
3.4.1. Teknik pengumpulan data................................................
50
3.4.2. Instrumen penelitian ........................................................
50
3.5. Teknik uji instrumen ..................................................................
53
3.5.1. Uji instrumen ..................................................................
53
3.5.1.1. Uji validitas .....................................................
54
x
3.5.1.2. Uji reliabilitas ..................................................
54
3.5.2. Hasil uji instrumen penelitian .........................................
55
3.5.3. Teknik analisa data .........................................................
59
3.5.3.1. Uji reliabilitas instrumen ..................................
60
3.5.4. Prosedur Penelitian .........................................................
60
3.5.4.1. Tahap persiapan ................................................
60
3.5.4.2. Tahap pengambilan data ..................................
61
3.5.4.3. Tahap pengolahan data......................................
61
3.5.4.4. Tahap pembahasan ............................................
61
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran umum subjek penelitian ...........................................
62
4.2. Uji hipotesis penelitian ...............................................................
63
4.3. Proporsi varian............................................................................
72
4.4. Ringkasan hasil penelitian analisis regresi multivariat ................
86
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ..............................................................................
98
5.2. Diskusi .....................................................................................
98
5.3. Saran ........................................................................................
101
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
103
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Tabel 3.1.
Nilai skor jawaban .....................................................................
51
Tabel 3.2.
Blue print try out skala kecerdasan emosi ………………………
52
Tabel 3.3.
Blue print try out skala kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal ………………………......................
53
Tabel 3.4.
Interpretasi nilai r .......................................................................
55
Tabel 3.5.
Blue print setelah try out skala kecerdasan emosi .......................
56
Tabel 3.6.
Blue print penelitian skala kecerdasan emosi..............................
57
Tabel 3.7.
Blue print setelah try out skala kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal .......................................................
Tabel 3.8.
Blue print penelitian skala kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal .......................................................
Tabel 4.1.
58
59
Gambaran umum subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin ....................................................................................
62
Tabel 4.2.
Gambaran umum subjek penelitian berdasarkan usia ................
63
Tabel 4.3.
Gambaran umum subjek penelitian berdasarkan masa kerja ......
63
Tabel 4.4. – 4.27.
Coefficients(a) ………………………………………….
Tabel 4.28. – 4.75.
Model Summary (R Square (R2) & Anova(b) (Significant).. 72
Tabel 4.76.
Ringkasan hasil R square (R2), significant, coefficients ............
xii
64
86
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1.
Bagan kerangka berfikir kontribusi kecerdasan emosi terhadap kemampuan teknis, konseptual, dan hubungan interpersonal karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta ....... 40
Gambar 4.1.
Ilustrasi kontribusi aspek-aspek kecerdasan emosi & demografis terhadap kemampuan teknis, konseptual, dan hubungan interpersonal karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta
......................................................................................... 97
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Angket penelitian skala kecerdasan emosi dan skala kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal.
Lampiran 2
Data mentah hasil penelitian skala kecerdasan emosi dan skala kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal.
Lampiran 3
Nilai-nilai kritis koefisien korelasi (r) product moment.
Lampiran 4
Hasil reliabilitas kecerdasan emosi dan hasil reliabilitas kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal.
Lampiran 5
Surat permohonan izin penelitian dari Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Psikologi UIN Jakarta.
Lampiran 6
Surat keterangan penelitian dari KaDiv. Human Capital PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta.
xiv
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang masalah Setiap perusahaan tentu ingin berkembang dan maju sesuai dengan visi
dan misi perusahaannya. Untuk mencapai semua itu dibutuhkan kerja keras, tanggung jawab, disiplin, kerja sama yang baik sesama karyawan karena masalah daya saing antara perusahaan semakin ketat dan ini merupakan tantangan yang tidak ringan. Untuk itu perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetensi dengan perusahaan lain dengan membekali sumber daya manusia yang berkualitas, sebagaimana yang telah diterapkan oleh PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta. Adapun fenomena yang terjadi dalam lingkungan kerja karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta yang diungkapkan oleh HR Manager pada tanggal 26 April 2010 beberapa tahun terakhir sedang mengalami masa transisi. Keadaan seperti ini terjadi disebabkan adanya kebijakan atau program baru yang dibuat oleh perusahaan untuk diterapkan kepada semua karyawan dengan tujuan untuk menciptakan budaya kerja yang lebih kondusif dan meningkatkan kualitas kinerja karyawan, diantaranya adalah verifikasi job desk, analisis jabatan, analisis beban kerja, analisis kebutuhan traning, membuat traning centre, penilaian kinerja (performance appraisial), konseling karyawan, budaya perusahaan, talent managemen, sistem informasi, latar belakang karyawan (employer histories) dan hubungan karyawan. Hal tersebut dipersepsikan oleh karyawan sebagai kebijakan atau program yang sama sekali tidak menguntungkan bagi karyawan itu sendiri
2
karena karyawan sudah merasa nyaman dengan pekerjaan yang sudah lama ditekuni sehingga ketika ada kebijakan atau program baru sulit untuk beradabtasi kembali. Bridges (1996) dalam bukunya Managing Transitions menuliskan bahwa masa transisi bersifat psikologis dan transisi ini adalah proses tiga fase yang harus orang lalui ketika mereka menginternalisasi dan menyesuaikan diri dengan situasi baru yang terjadi karena perubahan. Tiga (3) fase tersebut yaitu; pertama menanggalkan cara dan identitas lama mereka, kedua melewati satu periode antara ketika yang lama telah pergi tetapi yang baru belum berfungsi secara penuh (zona netral), ketiga keluar dari transisi dan membuat suatu permulaan baru. Selanjutnya sumber daya manusia yang berkualitas adalah yang dapat berprestasi secara maksimal dalam melakukan aktivitas pekerjaanya. Costello dalam Wibowo (2007) menjelaskan apabila seorang pekerja jelas memahami mengenai apa yang diharapkan dari mereka dan mendapat dukungan yang diperlukan untuk memberikan kontribusi pada organisasi secara efisien dan produktif, pemahaman akan tujuan, motivasi, dan harga dirinya akan meningkat Wibowo (2007) menambahkan bahwa kinerja merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun tersebut. Implementasi kinerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan. Bagaimana organisasi menghargai dan memperlakukan sumber daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam menjalankan kinerja. Sedangkan Rivai (2006) menjelaskan bahwa kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan
3
seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Untuk itu perusahaan harus memberikan penjelasan tentang tujuan perusahaan yang akan dicapai. Kejelasan tujuan perusahaan akan meningkatkan kinerja karyawan karena menjelaskan tentang jenis dan tingkat kinerja yang diharapkan. Jadi tujuan harus spesifik, artinya harus dinyatakan dengan tepat dan terukur sehingga dapat dilihat sejauhmana tujuan telah dicapai. Tujuan yang tidak mungkin akan mengurangi motivasi, karena orang tidak mau gagal. Akhirnya tujuan harus mempunyai acuan waktu yang berarti bahwa tujuan perlu ditentukan target tanggal penyesuainya. Seorang karyawan dengan tujuan yang tidak jelas atau tanpa tujuan cenderung bekerja lambat, kinerja buruk, minat kurang dan kurang berhasil dibandingkan dengan karyawan yang tujuannya jelas dan menantang. Karyawan dengan batasan tujuan yang jelas tampak lebih berenergik dan produktif (Simamora, 2001). Selanjutnya dalam kegiatan kerja perusahaan tidak selamanya berjalan dengan sistem atau manajemen, karena konflik dalam perusahaan terjadi dalam berbagai bentuk dan corak yang merintangi hubungan individu dengan kelompok. Berhadapan dengan orang-orang yang mempunyai pandangan yang berbeda sering terjadinya pergesekan, sakit hati dan lain sebaginya. Sebagai individu sering terjebak dalam konflik yang berkepanjangan, terutama antara karyawan yang karena tugas selalu berhubungan satu sama lain. Meskipun ketergantungan dan interaksi antar individu dalam melaksanakan tugas merupakan suatu hal yang
4
lumrah dalam perusahaan. Dikatakan konflik sebagai suatu hal yang tidak dapat dihindari dalam perusahaan disebabkan karena heterogenitas dan dinamika individu dan kelompok yang dipicu oleh kekuatan perubahan. Konflik pun tidak lagi dipandang sebagai sesuatu yang berdampak negatif, karena konflik yang dapat dikelola dengan baik justru dapat mengakibatkan pengaruh yang positif atau menguntungkan dalam batas-batas tertentu. Untuk
mengantisipasi
berbagai
macam
permasalahan
perusahaan
khususnya pada karyawan sebagai penggerak utama, maka kemampuan mengenali emosi, kemampuan mengelola emosi, kemampuan memotivasi diri sendiri, kemampuan mengenali emosi orang lain dan kemampuan membina hubungan dengan dengan orang lain merupakan keharusan mutlak yang harus dimiliki seseorang.
Kemampuan-kemampuan
tersebut
menurut
Goleman
(2007)
merupakan aspek kecerdasan emosi (emotional quotient). Penelitian Goleman (2007) menjelaskan bahwa kecerdasan emosi (EQ) adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini, yaitu sekitar 80 persen. Sedangkan kecerdasan intelektual (IQ) dalam keberhasilan di dunia kerja hanya menempati posisi kedua sesudah kecerdasan emosi dalam menentukan puncak keberhasilan dalam pekerjaan yaitu sekitar 20 persen. Seseorang yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi namun taraf kecerdasan emosinya rendah maka cenderung akan terlihat sebagai orang yang keras kepala, sulit bergaul, mudah frustasi, tidak mudah percaya kepada orang lain, tidak peka dengan kondisi lingkungan dan cenderung putus asa bila mengalami stess. Sebagai contoh ketika menghadapi konflik internal dalam tim kerja. Setiap
5
individu karyawan bekerja dalam suatu sistem yang memiliki ciri-ciri interaksi sosial. Idealnya proses umpan balik pun terjadi. Kemungkinan yang bakal terjadi adalah suasana kerja padat konflik dan bisa juga suasananya nyaman. Karena itu setiap karyawan harus mampu mengendalikan emosinya untuk menciptakan, mengembangkan dan memelihara tim kerja yang kompak. Robbins (2006) dalam bukunya menjelaskan banyak pemikiran telah menyatakan bahwa konflik harus dihindari, bahwa konflik menandakan adanya kesalahan fungsi dalam kelompok. Kita menyebutnya sebagai pandangan tradisional. Aliran pemikiran lain, pandangan hubungan manusia, mengemukakan bahwa konflik adalah hasil yang wajar dan tidak terelakkan dalam setiap kelompok dan bahwa itu tidak perlu dianggap buruk, melainkan sebaliknya berpotensi menjadi kekuatan positif dalam menetapkan kinerja kelompok. Hal ini dikuatkan oleh Wexley dan Yuki (2005) yang menjelaskan bahwa konflik dapat memiliki baik konsekuensi-konsekuensi yang positif maupun negatif, dan yang menjadi tujuan manajemen konflik adalah memenej sedemikian rupa sehingga keuntungan-keuntungan dapat dipertahankan serta akibat-akibat sebaliknya dapat diminimalisir. Bell Labs dalam Goleman (2007), meramalkan masa depan semua kehidupan perusahaan bahwa di masa datang kecerdasan emosi menjadi semakin penting untuk kerja tim, bekerja sama, menolong orang belajar bagaimana bekerja secara efektif. Seiring dengan semakin pentingnya layanan berdasarkan ilmu pengetahuan dan modal intelektual bagi perusahaan, perbaikan pola kerja sama karyawan merupakan langkah yang harus ditempuh untuk memperbesar modal
6
intelektual, membuat perbedaan kompetitif yang penting. Agar terus maju, kalau bukan bertahan sebaliknya perusahaan-perusahaan meningkatkan kecerdasan emosi kolektifnya. Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa kecerdasan emosi pada seorang karyawan merupakan salah satu faktor penting dalam kinerja perusahaan. Tanpa kecerdasan emosi, orang tidak akan bisa menggunakan kemampuan-kemampuan kognitif mereka sesuai dengan potensi yang maksimal. Itu semua merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap manusia agar dapat berprestasi sesuai dengan bidang pekerjaannya. Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil penelitian dan mencoba mengungkapkan korelasi antara kecerdasan emosi dengan kinerja pada karyawan serta menggunakan sampel karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana yang merupakan perusahaan industri konstruksi pertama dalam bidang formwork dan scaffolding system afiliasi dari perusahaan PERI Gmbh Jerman yang sudah melakukan implementasi penggunaan ISO 9001 : 2000. Adapun judul penelitian ini adalah “Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Kemampuan Teknis, Konseptual, dan Hubungan Interpersonal Karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta.”
1.2.
Pembatasan dan perumusan masalah
1.2.1. Pembatasan masalah Setelah mengidentifikasi masalah diatas, maka peneliti perlu membatasi beberapa hal dalam penelitian ini, yaitu:
7
1. Kinerja adalah hasil kerja secara kuantitas yang dicapai oleh anggota kelompok dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja berkaitan dengan aspek kemampuan teknis, kemampuan konseptual, dan kemampuan hubungan interpersonal (Rivai, 2004). 2. Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial (Goleman, 2007).
1.2.2. Perumusan masalah Berdasarkan pada latar belakang dan ruang lingkup masalah, maka rumusan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini ialah: 1. Apakah kesadaran diri secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis? 2. Apakah kesadaran diri secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual? 3. Apakah kesadaran diri secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal? 4. Apakah mengelola emosi secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis?
8
5. Apakah mengelola emosi secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual? 6. Apakah mengelola emosi secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal? 7. Apakah motivasi diri secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis? 8. Apakah motivasi diri secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual? 9. Apakah motivasi diri secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal? 10. Apakah empati secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis? 11. Apakah empati secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual? 12. Apakah empati secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal? 13. Apakah keterampilan sosial secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis? 14. Apakah keterampilan sosial secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual? 15. Apakah keterampilan sosial secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal?
9
16. Apakah jenis kelamin secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis? 17. Apakah jenis kelamin secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual? 18. Apakah jenis kelamin secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal? 19. Apakah usia secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis? 20. Apakah usia secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual? 21. Apakah usia secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal? 22. Apakah masa kerja secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis? 23. Apakah masa kerja secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual? 24. Apakah masa kerja secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal?
1.3.
Tujuan dan manfaat penelitian
1.3.1. Tujuan penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa banyak kontribusi kecerdasan emosi mencangkup kesadaran diri,
10
mengelola emosi, motivasi diri, empati, keterampilan sosial, jenis kelamin, usia dan masa kerja terhadap kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta, sehingga dapat disusun rekomendasi untuk meningkatkan kemampuan tersebut.
1.3.2. Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat memberikan masukan, bahan pertimbangan serta informasi kepada KaDiv. Human Capital PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta, dalam rangka peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. 2. Manfaat teoritis adalah memberikan kontribusi terhadap perkembangan emosi sebagai salah satu konstruk psikologis untuk dapat di kembangkan secara maksimal khususnya dalam kinerja kerja dalam ruang lingkup psikologi industri dan organisasi. 3. Manfaat praktis adalah memberikan gambaran kepada setiap orang khususnya
dalam
dunia
pekerjaan
dan
organisasi
untuk
dapat
meningkatkan kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal dengan kecerdasan emosinya sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
1.4.
Sistematika penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini mengacu pada pedoman
penulisan APA (American Psychology Association) style dan pedoman penyusunan dan penulisan skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri
11
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan penelitian ini dibagi menjadi beberapa bahasan seperti yang akan dijabarkan berikut ini: Bab I:
Membahas tentang pendahuluan yang isinya adalah latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
Bab II:
Membahas tentang kajian teori yang isinya berupa pengertian kinerja karyawan,
aspek-aspek
kinerja
karyawan,
faktor-faktor
yang
mempengaruhi kinerja karyawan, tujuan penilaian kinerja karyawan, manfaat penilaian kinerja karyawan, pengertian emosi, pengertian kecerdasan emosi, aspek-aspek kecerdasan emosi, faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi, pengembangkan kecerdasan emosi, kerangka berfikir dan hipotesis. Bab III:
Membahas tentang metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, pendekatan penelitian dan metode penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional, populasi, sampel penelitian dan teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian, teknik uji instrumen, hasil uji instrumen, teknik analisis data dan prosedur penelitian.
Bab IV:
Pada
bab
ini,
peneliti
menjelaskan
hasil
penelitian
dan
mendeskripsikan hasil penelitian mengenai gambaran umum subjek penelitian, uji hipotesis penelitian, proporsi varian dan ringkasan hasil penelitian analisis multiple regresi.
12
BAB V:
Pada bagian ini peneliti memberikan kesimpulan dari penelitian yang telah peneliti lakukan beserta diskusi dan saran.
13
BAB 2 KAJIAN TEORI
2.1.
Kinerja karyawan
2.1.1. Pengertian kinerja karyawan Rivai (2006) menjelaskan bahwa kinerja karyawan sebagai suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan. Adapun faktor kemampuan itu seperti kemampuan konseptual, kemampuan teknis, dan kemampuan hubungan interpersonal. Menurut Mangkunegara (2006), kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Ilyas (2002) berpendapat bahwa kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personel di dalam organisasi. Deskripsi dari kinerja ini menyangkut 3 (tiga) komponen penting, yaitu: tujuan, ukuran, dan penilaian.
14
Sedangkan Matutina (1993) mendefinisikan prestasi kerja adalah hasil kerja yang diperoleh seorang pegawai (karyawan) dalam melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Dari batasan tersebut Mathis dan Jackson (2006) menyimpulkan bahwa kinerja (performance) pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi 4 (empat) elemen yaitu: kuantitas dari hasil, kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, kehadiran, dan kemampuan bekerja sama. Dari beberapa pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa kinerja karyawan sebagai suatu bentuk hasil kemampuan kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab. Adapun bentuk kemampuan kerja tersebut meliputi kemampuan konsep, kemampuan teknis dan kemampuan hubungan interpersonal karyawan.
2.1.2. Aspek-aspek kinerja karyawan Rivai (2006) menjelaskan aspek-aspek kinerja karyawan terdiri dari 3 (tiga), yaitu: 1. Kemampuan teknis, yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan, metode, teknik, peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang diperolehnya. 2. Kemampuan konseptual, yaitu kemampuan untuk memahami kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing kedalam
15
bidang operasional perusahaan secara menyeluruh, yang pada intinya individu tersebut memahami tugas, fungsi, serta tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan. 3. Kemampuan hubungan interpersonal, yaitu kemampuan untuk berkerja sama dengan orang lain, memotivasi karyawan, melakukan negosiasi dan lain-lain. Simamora (2001) mengatakan bahwa jika suatu organisasi ingin berfungsi secara efektif ada 3 (tiga) dimensi kinerja yang harus dilakukan berikut ini: 1. Melakukan tugas yang terandalkan (tugas formal). Seorang karyawan harus bisa mencapai kuantitas dan kualitas pekerjaannya. 2. Memberikan konstribusi spontan (tugas non formal). 3. Melakukan perilaku inovatif (tugas non formal). Simamora (2001) kemudian menjelaskan lagi ketika seorang karyawan sudah melakukan tugas formalnya maka akan melanjutkan tugas non formalnya yaitu memberikan konstribusi spontan dan melakukan perilaku inovatif. Adapun aspek spontan dan inovatif yaitu mencangkup: 1.
Kerja sama. Tingkat terhadap individu meminta bantuan dari rekan-rekan sejawatnya dan membantu mereka mencapai tujuan-tujuan organisasi.
2.
Tindakan-tindakan protektif. Tingkat terhadapnya karyawan-karyawan akan menghilangkan ancamanancaman terhadap organisasi.
16
3.
Gagasan-gagasan kontruktif. Tingkat terhadap karyawan akan memberikan sumbangan gagasan-gagasan konstruktif dan kreatif untuk memperbaiki organisasi.
4.
Pelatihan diri. Tingkat terhadapnya karyawan-karyawan akan terikat dalam programprogram pelatihan diri untuk membantu organisasi mengisi kebutuhannya akan tenaga-tenaga yang terlatih secara lebih baik.
5.
Sikap-sikap yang menguntungkan. Tingkat terhadapnya para karyawan berjuang mengembangan sikap-sikap yang menguntungkan tentang organisasi di antara mereka sendiri, pelanggan, dan masyarakat umum, dengan demikian memfasilitasi rekrutmen, retensi, dan penjualan. Schuler dan Jackson (1996) menjelaskan bahwa seorang karyawan
dikatagorikan berkinerja baik jika aspek-aspek
berikut ini ada yaitu; minat
menjalankan pekerjaan, kemampuan, peluang bertumbuh dan maju, tujuan yang terdefinisikan dengan jelas, kepastian tentang apa yang diharapkan, umpan balik seberapa baik mereka mengerjakan tugasnya, imbalan bagi yang berkinerja baik, hukuman bagi yang berkinerja buruk, kekuasaan mendapatkan sumber daya guna menjalankan pekerjaan.
17
Sedangkan menurut Bittel dan Newstrom (1994) aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menilai karyawan dikelompokkan ke dalam 2 (dua) kategori yaitu: 1. Faktor objektif; memfokuskan pada fakta yang bersifat nyata dan hasil-hasil yang dapat di ukur kuantitas, kualitas kehadiran. 2. Faktor subjektif; cenderung berupa opini seperti mengenai sikap, kepribadian, dan penyesuaian diri. Selanjutnya dari dua faktor tersebut Bittel dan Newstrom (1994) merumuskan ada 8 (delapan) aspek kinerja karyawan yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Mutu pekerjaan. Mengevaluasi ketepatan, kelengkapan dan kerapihan pekerjaan yang di selesaikan tanpa memperhatikan kuantitas. 2. Kuantitas pekerjaan. Mengevaluasi jumlah pekerjaan yang dilakukan atau jumlah tugas yang di selesaikan, kunjungan penjualan yang dilakukannya tanpa memperhatikan mutu. 3. Keandalan. Mengevaluasi kemampuan memenuhi komitmen dan batas waktu serta luasnya penyeliaan yang diperlukan. 4. Sikap. Mengevaluasi sikap umum terhadap pekerjaan, teman kerja, penyelia, dan perusahaan.
18
5. Inisiatif. Mengevaluasi kemampuan mengenali masalah dan mengambil tindakan korektif, memberikan saran-saran untuk peningkatan dan menerima tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugas yang belum diberikan. 6. Kerumahtanggaan. Mengevaluasi kebersihan dan ketertaan tempat kerja dan tempat penyimpanan serta keadaan sesudah selesai kerja. 7. Kehadiran. Mengevaluasi kehadiran dan kemangkiran (ketidak hadiran). 8. Potensi pertumbuhan dan kemajuan. Mengevaluasi potensi untuk meningkatkan pengetahuan tentang pekerjaannya dan pekerjaan lain dalam bagian atau dalam organisasi. Dari beberapa penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan ada 4 (empat) aspek kinerja karyawan yaitu; pengetahuan, kemampuan, kualitas dan kuantitas.
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan Setiap pemimpin haruslah menyadari adanya perbedaan kinerja antara satu karyawan dengan karyawan lainnya, walaupun karyawan tersebut bekerja pada tempat yang sama, namun produktifitas karyawan tersebut tidak sama.
19
Keith dalam Mangkunegara (2006) mengemukakan pendapat bahwa faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja ada 2 (dua) macam yaitu: 1. Faktor kemampuan. Secara psikologis kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya pimpinan dan karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110-120) apalagi IQ superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal. 2. Faktor motivasi. Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja (situation) di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif (pro) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra) terhadap situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja yang rendah. Simamora (2001) berpendapat bahwa ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu: 1. Faktor lingkungan. Lingkungan menempatkan tuntutan-tuntukan organisasi dan para karyawan terhadap produktivitas, karena lingkungan semakin menjadi kompetitif atau terjadinya perubahan teknologi, pemastian kinerja yang unggul menjadi hal yang terpenting.
20
2. Faktor organisasi. Organisasi
yang
menekankan
pengambilan
keputusan
secara
terdesentralisasi dan kolaborasi cenderung menyebar tanggung jawab evaluasi di seluruh organisasi, dan juga merangsang evaluasi dan pengembangan. Organisasi-organisasi yang mendorong umpan balik kemungkinan melibatkan individu-individu dalam penentuan tujuan dan berbagi tanggung jawab atas evaluasi mereka sendiri. Sementara itu menurut Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2007) ada 5 (lima) faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu sebagai berikut: 1. Personal factors, ditunjukkan oleh tingkat keterampilan, kompetensi yang dimiliki, motivasi, dan komitmen individu. 2. Leadership factor, ditentukan oleh kualitas dorongan, bimbingan, dan dukungan yang dilakukan manajer dan team leader. 3. Team factor, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan sekerja. 4. System factor, ditunjukkan adanya sistem kerja dan fasilitas yang diberikan organisasi. 5. Contextual/ situational factor, ditunjukkan oleh tingginya tingkat tekanan dan perubahan lingkungan internal dan eksternal.
21
Sedangkan Hersey, Blancard, dan Johnson dalam Wibowo (2007) merumuskan adanya 7 (tujuh) faktor yang mempengaruhi kinerja dan dirumuskan dengan akronim ACHIEVE, yaitu: 1. A – Ability (knowledge dan skill). 2. C – Clarity (understanding atau role perception). 3. H – Help (organisational support). 4. I – Incentive (motivation atau willingness). 5. E – Evaluation (coaching dan performance feedback). 6. V – Validity (valid dan legal personnel practices). 7. E – Environment (environmental fit). Dari uraian diatas, peneliti menyimpulkan ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan, yaitu : 1. Faktor internal, yaitu faktor dari dalam diri individu sendiri, berupa; minat, motivasi, tingkah laku, sikap, dan kesehatan pekerja. Faktor ini dapat disebut sebagai faktor kepribadian. 2. Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar diri individu, seperti; pekerjaan itu sendiri, kebijakan, peraturan manajemen, gaji, hubungan pekerja dengan teman ataupun atasan, lingkungan kerjanya, kesempatan, peralatan yang digunakan dalam bekerja, dan pelatihan serta pengembangan yang diadakan. Faktor ini dapat disebut sebagai faktor lingkungan kerja.
22
2.1.4. Tujuan penilaian kinerja karyawan Menurut Simamora (2001) tujuan pokok sistem penilaian kinerja karyawan adalah menghasilkan informasi yang akurat dan benar tentang perilaku dan kinerja karyawan. Semakin akurat dan benar informasi yang dihasilkan oleh sistem penilaian kinerja, maka semakin besar potensi nilainya bagi karyawan tersebut serta organisasi yang bersangkutan. Meskipun demikian, Simamora (2001) menambahkan bahwa semua organisasi sama-sama memiliki tujuan utama yang mendasar untuk sistem penilaian kinerja karyawannya. Tujuan yang utama tersebut dapat digolongkan kepada 2 (dua) bagian besar, yaitu: pertama, evaluasi (evaluations), kedua, pengembangan (development). Kedua tujuan tersebut tidak saling terpisah, tetapi secara tidak langsung berbeda dari segi orientasi waktu, metode-metode serta peran atasan dan bawahan. Penilaian untuk kedua tujuan tersebut harus dilaksanakan dalam konteks program konseling, perencanaan karir, penentuan tujuan, dan pemantauan kinerja karyawan yang berkelanjutan. Nasution (2000) merumuskan tujuan-tujuan penilaian prestasi kerja ada 13 (tiga belas) yaitu: 1.
Mempunyai atau memberi pengaruh sebagai pemberi motivasi.
2.
Merangsang peningkatan dan pengembangan rasa tanggung jawab.
3.
Menumbuhkan rasa ketergantungan kepada perusahaan.
4.
Meningkatkan produktivitas karyawan apabila mereka mengetahui maksud dan tujuan penilaian yang dilaksanakan.
23
5.
Meningkatkan pengertian antara atasan dan bawahan.
6.
Dimaksudkan untuk menaikkan gaji dan memberi promosi.
7.
Mengantisipasi kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan karyawan.
8.
Mengevaluasi efektivitas dari keputusan seleksi dan penempatan karyawan.
9.
Perencanaan sumber daya manusia.
10. Menghindari pilih kasih manajer terhadap karyawan. 11. Karyawan mengetahui usaha yang dilakukan perusahaan untuk dirinya. 12. Mengukur sejauh mana peningkatan yang di capai oleh setiap karyawan dari waktu ke waktu dengan cara membandingkan penilai prestasi sebelumnya dengan sekarang. 13. Mengukur keberhasilan kepemimpinan seseorang. Menurut Tiffin, Wexley dan Yukl dalam As’ad (1984) tujuan kecakapan kerja karyawan dapat dikategorikan atas 2 (dua) tujuan pokok yaitu; administratip dan pengembangan individu karyawan (individual employee development). Ghiselli dan Brown dalam As’ad (1984) mengatakan bahwa penilaian atau evaluasi sangat penting dan bertujuan untuk: 1.
Mengukur prestasi kerja (job proficiency), yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses dalam pekerjaannya.
2.
Melihat seberapa jauh kemajuan dalam latihan kerja.
3.
Sebagai data yang dipergunakan sebagai bahan pertimbangan apabila ada promosi bagi karyawan yang bersangkutan.
24
Bittel dan Newstrom (1994) juga menjelaskan tentang 3 (tiga) alasan pokok perlunya mengadakan penilaian terhadap kinerja karyawan: 1.
Untuk mendorong prilaku yang baik atau memperbaiki serta mengikis kinerja (prestasi) di bawah standar.
2.
Untuk memuaskan rasa ingin tahu karyawan tentang seberapa baik kerja mereka.
3.
Untuk memberikan landasan yang kuat bagi pengambil keputusan selanjutnya sehubungan dengan karir seorang karyawan. Sedangkan menurut Noe (2003) ”The goal of these performance appraisal
systems was to measure individual employee performance reliably and validly.” Dari uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa tujuan penilaian kinerja bagi karyawan yaitu untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam bentuk pengukuran. Setelah mengetahui hasil dari pengukuran tersebut dalam bentuk data kemudian dapat di evaluasi dan di kembangkan sesuai dengan potensi karyawan.
2.1.5. Manfaat penilaian kinerja karyawan Handoko (1988), Moekijat (1995) dan Sunyoto dalam Mangkunegara (2006) menjelaskan tentang manfaat dari penilaian kinerja karyawan adalah: 1.
Perbaikan prestasi kerja, umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan, manager dan departemen personalia dapat memperbaiki kegiatankegiatan mereka untuk meningkatkan kinerja.
25
2.
Penyesuaian kompensasi, evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
3.
Keputusan penempatan, promosi dan transfer biasanya didasarkan atas prestasi kerja atau kinerja masa lalu atau antisipasinya.
4.
Perencanaan kebutuhan pelatihan dan pengembangan, prestasi kerja atau kinerja yang jelek mungkin menunjukkan perlunya pelatihan. Demikian pula sebaliknya, kinerja yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus di kembangkan.
5.
Perencanaan pengembangan karir, umpan balik prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karir, yaitu tentang jalur karir tertentu yang harus diteliti.
6.
Mendeteksi penyimpangan pada proses staffing, prestasi kerja yang baik atau buruk adalah mencerminkan kekuatan atau kelemahan staffing departemen personalia.
7.
Melihat ketidak akuratan informasional, prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisi jabatan, rencana sumber daya manusia, atau komponen-komponen lain sistem informasi manajemen personalia dengan menggantungkan pada informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan-keputusan personalia tidak tepat.
8.
Mendeteksi kesalahan pada desain kerja, kinerja karyawan yang jelek mungkin merupakan tanda kesalahan dalam desain kerja yang ada, sehingga
26
penilaian kinerja bagi karyawan dapat membantu mendiagnosa kesalahankesalahan tersebut. 9.
Mendeteksi kesempatan kerja yang adil, penilaian kinerja karyawan yang akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.
10. Sebagai dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan uraian tugas (jobs description). Rivai (2006) menjabarkan tentang kegunaan penilaian kinerja ditinjau dari berbagai perspektif pengembangan perusahaan ada 14 (empat belas), yaitu; posisi tawar, perbaikan kinerja, penyesuaian kompensasi, keputusan penempatan, pelatihan dan pengembangan, perencanaan dan pengembangan karir, evaluasi proses staffing, defisiensi proses penempatan karyawan, ketidakakuratan informasi, kesalahan dalam merancang pekerjaan, kesempatan kerja yang adil, mengatasi tantangan-tantangan eksternal, elemen-elemen pokok sistem penilaian kinerja, umpan balik ke SDM. Menurut Simamora (2001) semakin para karyawan memahami proses penilaian kinerja, dan semakin penilaian kinerja dipakai sebagai peluang-peluang pengembangan daripada kejadian-kejadian pengkritikan, maka kebutuhan aktualisasi diri dapat terpenuhi. Sedangkan kegunaan penilaian kinerja secara luas menurut Mathis dan Jackson (2009) sebagai mengelola upah dan gaji, memberikan umpan balik kinerja, dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan karyawan individual.
27
Dari beberapa uraian diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa manfaat penilaian kinerja karyawan adalah sebagai perbaikan dan pengembangan kinerja karyawan dari kelebihan dan kekurangan yang di miliki sehingga misi dan visi organisasi dapat di terapkan secara maksimal.
2.2.
Kecerdasan emosi
2.2.1. Pengertian emosi Kata emosi menurut kamus besar bahasa Indonesia (1995) yaitu (1). Luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat, (2). Keadaan dan reaksi psikologis dan fiologis seperti kegembiraan, kesedihan keharuan, kecintaan, keberanian yang bersifat subjektif. Dalam kamus oxpord learner’s pocket dictionary (1991) mendefinisikan emosi yaitu “strong feeling, eg love, joy, fear or hat,” artinya yaitu kekuatan perasaan seperti cinta, kegembiraan, ketakutan atau benci. Chaplin (2004) dalam kamus psikologi merumuskan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencangkup perubahan-perubahan yang di sadari dan mendalam sifatnya serta perubahan perilaku. Sudarsono (1993) dalam kamus besar filsafat dan psikologi emosi diartikan sebagai “perasaan” yang maksudnya adalah suatu keadaan yang kompleks dari organisme seperti tergugahnya perasaan yang di sertai dengan perubahan-perubahan dalam organ tubuh yang sifatnya luas, biasanya ditandai oleh perasaan yang kuat dan mengarah ke suatu bentuk tingkah laku atau perilaku tertentu.
28
Chia dalam Safaria dan Saputra (2009) menjelaskan emosi berasal dari kata ‘e’ yang berarti energi dan ‘motion’ yang berarti getaran. Emosi kemudian bisa dikatakan sebuah energi yang terus bergerak dan bergetar. Santrock (2000) mendefinisikan ”emotion is feeling, or effect, that involves a mixture of physiological arousal and overt behavior. Menurut Goleman (2007) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. Beberapa tokoh seperti Descrates dan Watson dalam Goleman (2007) mengemukakan tentang macam-macam emosi. Menurut Descrates, emosi terbagi atas: desire (hasrat), hate (benci), sorrow (sedih/ duka), wonder (heran), love (cinta) dan joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu: fear (ketakutan), rage (kemarahan), love (cinta).
Selanjutnya Goleman
mengemukakan beberapa macam emosi yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh diatas, yaitu: a. Amarah
; beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan barangkali yang paling hebat, tindak kekerasan dan kebencian patologis.
29
b. Kesedihan
; pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, kesepian, ditolak, putus asa, dan kalau menjadi patologis menjadi depresi berat.
c. Rasa takut
; cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, takut sekali, kecut; sebagai patologi, fobia dan panik.
d. Kenikmatan ; bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, rasa terpesona, rasa puas, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang, senang sekali,dan batas ujungnya mania. e. Cinta
; penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati,
rasa
dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih. f. Terkejut
; terkejut, terkesiap, takjub, terpana.
g. Jengkel
; hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.
h. Malu
; rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman (2007) pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada. Dalam The Nicomachean Ethics pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih
30
dengan baik akan memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. Tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya bukan mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan. Menurut Mayer dalam Goleman (2007) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu: sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosi agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia. Menurut Hasan (2006) menjelaskan selain memiliki pembawaan emosi yang bersifat unik, manusia memiliki kekayaan dalam mengekspresikan emosinya. Kekayaan ini dapat dilihat dari muatan, intensitas, dan juga jenis emosi yang dikeluarkan pada saat menghadapi atau mengalami sesuatu. Adapun muatan emosi ini terbagi menjadi menjadi dua bagian yaitu emosi positif dan emosi negatif. Kedua jenis muatan emosi yang berlawanan ini bahkan sering dipasangkan untuk menimbulkan efek kontradiktif yang menguatkan makna kalimat. Adapun jenis emosi manusia ketika menghadapi atau mengalami sesuatu terbagi menjadi dua (2), yaitu pertama adalah emosi primer dan yang kedua adalah emosi sekunder. Emosi primer adalah emosi dasar yang dianggap terberi secara biologis. Emosi ini telah terbentuk sejak awal kelahiran. Diantara emosi primer yang dibahas dalam al-Qur’an dan hadis adalah gembira, sedih, marah, dan takut. Masing-masing emosi ini digambarkan
31
dalam situasi yang berbeda-beda. Selain itu emosi sekunder adalah emosi yang mengandung kesadaran diri atau evaluasi diri, sehingga pertumbuhannya tergantung pada perkembangan kognitif seseorang. Berbagai emosi sekunder yang dibahas dalam al-Qur’an, antara lain malu, iri hati, dengki, sombong, angkuh, bangga, kagum, takjub, cinta, benci, bingung, terhina, sesal, dan lain-lain. Dario (2007) menambahkan bahwa dalam pandangan manusia memiliki 3 (tiga) aspek yaitu kognitif, afektif dan konatif. Emosi ini merupakan bagian dari aspek afektif yang memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian dan perilaku seseorang. Emosi bersifat fluktuatif dan dinamis, artinya perubahan emosi sangat tergantung pada kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu perasaan (afeksi) yang mendorong individu untuk merespon atau bertingkah laku terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya.
2.2.2. Pengertian kecerdasan emosi Pada tahun 1990 istilah ‘kecerdasan emosi’ pertama kali dilontarkan oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari University of New Hampshire untuk menerangkan kualitas-kualitas emosional yang tampaknya penting bagi keberhasilan. Steiner yang dikutip oleh Budiarti (2009) mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai suatu kemampuan untuk mengerti emosi diri sendiri dan orang lain serta
32
mengetahui bagaimana emosi diri terekspresikan untuk peningkatan maksimal secara etis sebagai kekuatan pribadi. Sementara Goleman (2007) berpendapat bahwa, kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our
emotional
life
with
intelligence);
menjaga
keselarasan
emosi
dan
pengungkapannya (the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Lebih lanjut Goleman mengatakan bahwa kecerdasan emosi merupakan kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam meghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosi tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati. Selanjutnya Gardner dalam Goleman (2007) mengatakan bahwa bukan hanya satu jenis kecerdasan yang monolitik yang penting untuk meraih sukses dalam kehidupan, melainkan ada spektrum kecerdasan yang lebar dengan tujuh varietas utama yaitu linguistik, matematika atau logika, spasial, kinestetik, musik, interpersonal dan intrapersonal. Kecerdasan ini dinamakan oleh Gardner sebagai “kecerdasan pribadi” yang oleh Goleman disebut sebagai “kecerdasan emosi.” Dalam rumusan lain, Gardner menyatakan bahwa inti kecerdasan antar pribadi itu mencakup kemampuan untuk membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan hasrat orang lain. Dalam kecerdasan antar pribadi yang
33
merupakan kunci menuju pengetahuan diri, ia mencantumkan akses menuju perasaanperasaan diri seseorang dan kemampuan untuk membedakan perasaan-perasaan tersebut serta memanfaatkannya untuk menuntun tingkah laku. Berdasarkan kecerdasan yang dinyatakan oleh Gardner tersebut, Salovey dalam Goleman (2007) memilih kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal untuk dijadikan sebagai dasar untuk mengungkap kecerdasan emosi pada diri individu. Menurutnya kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi merupakan kemampuan seseorang untuk belajar mengendalikan emosi terhadap diri sendiri maupun orang lain dan mewujudkannya dalam perilaku yang kondusif. Adapun kemampuan tersebut adalah mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan dengan orang lain.
2.2.3. Aspek-aspek kecerdasan emosi Goleman (2007) mengungkapkan 5 (lima) karakteristik kecerdasan emosi bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan, yaitu: 1. Mengenali emosi diri (self awareness). Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosi. Pada tahap ini diperlukan adanya
34
pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dalam kekuasaan perasaan. Sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan keputusan masalah. 2. Mengelola emosi (self regulation). Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila; mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatif yang merugikan dirinya sendiri. 3. Memotivasi diri (motivation oneself). Kemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut : a.
Cara mengendalikan dorongan hati,
b. Derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang, c.
Kekuatan berfikir positif,
d. Optimisme,
35
e.
Keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah ke dalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya hanya terfokus pada satu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.
4. Mengenali emosi orang lain (emphaty). Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain. 5. Membina hubungan dengan orang lain (interpersonal relationship). Seni dalam membina hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan sosial yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain. Tanpa memiliki keterampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Sesungguhnya karena tidak dimilikinya keterampilanketerampilan semacam inilah yang
menyebabkan seseroang seringkali
dianggap angkuh, mengganggu atau tidak berperasaan.
36
2.2.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi Santrock (2000) mengatakan bahwa kecerdasan emosi di pengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu; genetika dan lingkungan. Mubayiah (2006) juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: 1.
Potensi kecerdasan emosi yang sudah dimiliki.
2.
Sejak manusia berada dalam kandungan dan lingkungan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kecerdasan emosi ada 2 bagian yaitu bawaan manusia itu sendiri dan lingkungan yang mencangkup aspek keluarga, sekolah (lembaga pendidikan) dan masyarakat.
2.2.5. Mengembangkan kecerdasan emosi Mangkunegara (2006) menjelaskan tentang mengembangkan kecerdasan emosi dapat dilakukan dengan cara: 1. Padukan pikiran intelektual anda dengan pikiran emosional. 2. Mengetahui cara membiarkan emosi menolak logika. 3. Mengetahui perbedaan antara motif dan maksud. 4. Mengerti batas emosi dan bagaimana batas tersebut mempengaruhi keseimbangan emosi anda. 5. Menciptakan keterampilan yang seimbang kecerdasan emosional untuk mengubah kebiasaan yang tidak produktif. 6. Menentukan teknik untuk mendamaikan diri anda sendiri.
37
7. Menciptakan harmoni dalam hubungan dengan orang lain. 8. Mengetahui apa yang kontruktif dan destruktif. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengembangkan kecerdasan emosi dapat dilakukan dengan di mulai dengan pelatihan diri sendiri, menghargai diri dan orang lain, berbicara dengan sopan, berempati dengan orang lain dan lain sebagainya.
2.3.
Kerangka berpikir Setiap perusahaan dapat berkembang merupakan keinginan setiap individu
yang berada dalam perusahaan tersebut, sehingga diharapkan dengan perkembangan tersebut perusahaan mampu bersaing dan mengikuti kemajuan zaman. Karena itu tujuan perusahaan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Pembinaan dan pengembangan karyawan baru ataupun lama dalam perusahaan adalah salah satu kegiatan dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan karyawan,
karena
itu
harus
mengevaluasi
kinerja
karyawan
secara
berkesinambungan. Adapun yang terjadi saat ini di dalam PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta sedang mengalami masa transisi yang di sebabkan adanya kebijakan-kebijakan baru dengan tujuan untuk menciptakan budaya kerja yang lebih kondusif dan meningkatkan kualitas kinerja karyawan. Diantara kebijakan-kebijakan tersebut adalah verifikasi job desk, analisis jabatan, analisis beban kerja, penilaian kinerja dan lain sebagainya. Hal tersebut dipersepsikan oleh karyawan sebagai kebijakan yang
38
tidak menguntungkan bagi mereka karena sudah merasa nyaman dengan pekerjaan yang sudah lama ditekuni. Sehingga ketika ada kebijakan baru mereka sulit untuk memulai beradaptasi kembali. Pada dasarnya, kinerja karyawan merupakan suatu bentuk hasil kemampuan kerja karyawan secara kualitas maupun kuantitas dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab. Adapun bentuk-bentuk kemampuan kerja karyawan tersebut meliputi
kemampuan konsep, kemampuan teknis dan kemampuan hubungan
interpersonal, yang mana ketiga kemampuan ini menjadi suatu kesatuan wajib yang harus dimiliki oleh setiap karyawan agar dapat menjalankan kegiatan kerjanya dengan baik. Kemampuan konsep merupakan kemampuan untuk memahami kompleksitas pekerjaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit masing-masing kedalam bidang operasional divisi secara menyeluruh, yang pada intinya individu tersebut memahami tugas, fungsi, serta tanggung jawabnya sebagai seorang karyawan, kemampuan teknis merupakan kemampuan karyawan dalam menggunakan pengetahuannya dalam bekerja sedangkan kemampuan hubungan interpersonal merupakan kemampuan karyawan dalam berkomunikasi, motivasi, dan berkerja sama. Ketiga unsur kemampuan kerja tersebut selalu menjadi tolok ukur penilaian tinggi rendahnya kinerja bagi setiap karyawan. Semua itu tidak bisa berjalan dengan baik jika faktor kecerdasan emosi diabaikan, karena kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang untuk mengatur kehidupan emosinya melalui mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi
39
diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosi merupakan bagian dari aspek afektif yang memiliki pengaruh besar terhadap kepribadian dan perilaku seseorang. Emosi sendiri bersifat fluktuatif dan dinamis, artinya perubahan emosi sangat tergantung pada kemampuan seseorang di dalam mengendalikan diri dan kemampuan seseorang untuk berhasil dalam memenuhi tuntutan dan tekanan lingkungan pekerjaan. Secara singkat kerangka berpikir dapat di ilustrasikan dalam bagan sebagai berikut:
40
Bagan Kerangka Berpikir Kontribusi Kecerdasan Emosi Terhadap Kemampuan Teknis, Konseptual, dan Hubungan Interpersonal Karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta Gambar 2.1.
Ka ry a wa n PT. Beto n Per ka s a Wija ksa na Ja ka rta ♦ Karyawan sedang mengalami masa transisi karena adanya kebijakankebijakan baru. ♦ Kebijakan perusahaan yang baru diantaranya: - Verifikasi job desk, - Analisis jabatan, - Analisis beban kerja, - Penilaian kinerja, - Dan lain sebagainya. ♦ Karyawan mempersepsikan kebijakan baru tersebut tidak menguntungkan bagi mereka.
Kecerdasan Emos i 1. 2. 3. 4. 5.
Mengenali emosi diri, Mengelola emosi, Memotivasi diri, Mengenali emosi orang lain, Membina hubungan dengan orang lain,
6. 7. 8.
Jenis kelamin, Usia, Masa kerja.
Kinerja Karyawan 1. Kemampuan teknis, 2. Kemampuan konseptual, 3. Kemampuan hubungan interpersonal.
41
2.4.
Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori, dan kerangka
berpikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini ialah: Ha.1. :
Kesadaran diri secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis.
Ha.2. :
Kesadaran diri secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual.
Ha.3. :
Kesadaran diri secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal.
Ha.4. :
Mengelola emosi secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis.
Ha.5.:
Mengelola emosi secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual.
Ha.6. :
Mengelola emosi secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal.
Ha.7. :
Motivasi diri secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis.
Ha.8. :
Motivasi diri secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual.
Ha.9. :
Motivasi diri secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal.
42
Ha.10. :
Empati secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis.
Ha.11. :
Empati secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual.
Ha.12. :
Empati secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal.
Ha.13. : Keterampilan sosial secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis. Ha.14. :
Keterampilan sosial secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual.
Ha.15. :
Keterampilan sosial secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal.
Ha.16. :
Jenis kelamin secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis.
Ha.17. :
Jenis kelamin secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual.
Ha.18. :
Jenis kelamin secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal.
Ha.19. :
Usia secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis.
Ha.20. :
Usia secara signifikan
memiliki
kontribusi terhadap
kemampuan
konseptual. Ha.21. :
Usia secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal.
43
Ha.22. :
Masa kerja secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan teknis.
Ha.23. :
Masa kerja secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan konseptual.
Ha.24. :
Masa kerja secara signifikan memiliki kontribusi terhadap kemampuan hubungan interpersonal.
44
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1.
Jenis penelitian
3.1.1. Pendekatan penelitian dan metode penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Azwar (2006) dan Kuncoro (2009) berpendapat bahwa pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian hipotesis) dan menyadarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan pendekatan kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. Sedangkan Bungin (2008) menjelaskan pada penelitian kuantitatif, teori atau paradigma teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah penelitian, menemukan hipotesis, menemukan konsep-konsep, menemukan metodologi, dan menemukan alat-alat analisis data. Adapun metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Kuncoro (2009) istilah analisis deskriptif memiliki arti yang sulit didefinisikan, karena menyangkut berbagai macam aktivitas dan proses. Salah bentuk analisis adalah kegiatan menyimpulkan data mentah dalam jumlah yang besar sehingga hasilnya dapat di tafsirkan. Mengelompokkan atau memisahkan komponen atau bagian yang relevan dari keseluruhan data, juga
45
merupakan salah satu bentuk analisis untuk menjadikan data mudah dikelola. Pengaturan, pengurutan, atau manipulasi data bisa memberikan informasi deskriptif yang akan menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam definisi masalah. Semua bentuk analisis tersebut mencoba untuk menggambarkan pola-pola yang konsisten dalam data, sehingga hasilnya dapat dipelajari dan ditafsirkan secara singkat dan penuh makna. Sedangkan sifat dari penelitian ini adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Pengukuran korelasional digunakan untuk menentukan
besarnya
arah
hubungan
(Sevilla,
1993).
Alasan
peneliti
menggunakan penelitian korelasi, adalah karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel, yaitu kontribusi kecerdasan emosi terhadap kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal. Jadi jenis penelitian yang cocok untuk digunakan dalam penelitian ini ialah jenis penelitian korelasi.
3.2. Variabel penelitian, definisi konseptual dan definisi operasional variabel 3.2.1. Variabel penelitian Bungin (2008) mendefinisikan variabel sebagai fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, kuantitas, mutu standar dan sebagainya. Jadi variabel adalah objek penelitian yang menjadi perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 8 (delapan) variabel yaitu:
46
1.
Variabel bebas yaitu variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel terikat, sementara variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari “pengaruh” variabel terikat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah kecerdasan emosi yang terdiri dari: (1). kesadaran diri, (2). mengelola emosi, (3). motivasi diri, (4). empati dan (5). keterampilan sosial.
2.
Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah (1). kemampuan teknis, (2). kemampuan konseptual dan (3). kemampuan hubungan interpersonal karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta.
3.
Jenis kelamin, yaitu: laki-laki atau perempuan.
4.
Usia, yaitu: umur, lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).
5.
Masa kerja: lama bekerja seorang karyawan pada suatu perusahaan.
3.2.2. Definisi konseptual a.
Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriateness of emotion
and
its
expression)
melalui
keterampilan
kesadaran
diri,
pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial (Goleman, 2007).
47
b.
Kinerja adalah hasil kerja secara kuantitas yang dicapai oleh anggota kelompok dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Aspek kinerja tersebut yaitu kemampuan teknis, kemampuan konseptual, dan kemampuan hubungan interpersonal (Rivai, 2006).
3.2.3. Definisi operasional a. Kecerdasan emosi. Hasil skor yang diperoleh oleh responden dari skala kecerdasan emosi yang mengacu pada teori Goleman (2007) yang mengukur aspek-aspek mengenali emosi diri (self awareness), mengelola emosi (self regulation), memotivasi diri (motivation oneself), mengenali emosi orang lain (emphaty), membina hubungan dengan orang lain (interpersonal relationship). b. Kinerja karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta. Hasil skor yang diperoleh oleh responden dari skala kemampuan teknis, kemampuan konseptual, kemampuan hubungan interpersonal yang mengacu pada teori Rivai (2006).
3.3.
Populasi, sampel penelitian dan teknik pengambilan sampel
3.3.1. Populasi penelitian Bungin (2008) menjelaskan bahwa dalam metode penelitian kata populasi amat populer, digunakan untuk menyebut serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karena itu, kata populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-
48
tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber bagi data penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana (BPW) Jakarta yang berjumlah 453 orang.
3.3.2. Sampel penelitian Pasaribu (1983) menjelaskan bahwa pengambilan sampel bertujuan memperoleh keterangan mengenai populasi dengan mengamati hanya sebagian saja dari populasi itu. Didalam melakukan pengambilan sampel tidak akan mungkin dapat mengamati seluruh anggota populasi karena pengamatan seluruh populasi sangat tidak praktis dan efisien. Adapun sampel pada penelitian ini sebanyak 50 orang karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana cabang Jakarta. Hal tersebut berdasarkan teori Gay seperti yang dikutip Sevilla (1993) subjek dalam penelitian korelasional minimum tiga puluh (30) subjek.
3.3.3. Teknik pengambilan sampel Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportional stratified random sampling yaitu sebelum diambil sampel populasi dibagi-bagi menjadi sub-sub populasi yang disebut strata (lapisan atau kelompok) yang lebih kecil. Dilakukan karena populasi heterogen, sehingga dengan mengelompokkan menjadi beberapa strata dan diharapkan setiap strata menjadi relatif homogen. Menggunakan teknik proportional stratified random sampling
49
ini karena jumlah unit dalam setiap strata tidak sama. Keuntungan cara ini adalah bahwa dengan adanya stratafikasi akan meningkatkan presisi dari sampel terhadap populasi, dan relatif pelaksanaannya mudah. Sedangkan kelemahannya adalah sampel-sampel dapat menyebar dengan jarak yang jauh, dan diperlukan adanya daftar seluruh unit populasi beserta stratanya. (Sunggono, 2009). Adapun struktur organisasi perusahan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta yaitu kepala cabang yang membawahi; Pertama pada divisi management service (MS) yang membawahi bagian; human resource, GAX, order management dan finance. Kedua pada divisi marketing engineering (ME) yang membawahi bagian; marketing, sales administrasi, engineering, project planer, supervisi dan drafter. Berdasarkan struktur organisasi PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta diatas, maka dapat distratakan sebagai berikut: 1. Divisi management service (MS) a. Human resource
: 2 orang
b. Gax
: 2 orang
c. Order management : 4 orang d. Finance
: 4 orang
2. Divisi marketing engineering (ME) a. Marketing
: 9 orang
b. Sales administrasi
: 7 orang
c. Engineering
: 7 orang
d. Project planer
: 6 orang
50
3.4.
e. Supervisi
: 4 orang
f. Drafter
: 5 orang
Teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian
3.4.1. Teknik pengumpulan data Arikunto (2006) menjelaskan bahwa sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrument pengumpul data. Sebelum kuesioner disusun, maka ada beberapa prosedur yang perlu diperhatikan yaitu: 1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner. 2. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner. 3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal. 4. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan teknik analisisnya.
3.4.2. Instrumen penelitian Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala. Bentuk skala yang digunakan dalam membuat pernyataan dalam penelitian ini adalah skala likert, yaitu dengan meniadakan kategori jawaban yang ditengah, karena dapat menimbulkan kecenderungan subjek penelitian untuk menjawab ragu-ragu, sebagai pilihan jawabannya (Sevilla, 1993).
51
Dalam skala likert, peneliti membagi dua kategori item pernyataan, yaitu favorabel dan unfavorabel serta menentukan bobot nilai sebagai berikut : Tabel 3.1. Nilai Skor Jawaban Pernyataan
Sangat Sesuai (SS)
Sesuai (S)
Tidak Sesuai (TS)
Sangat Tidak Sesuai (STS)
Favorable
4
3
2
1
Unfavorable
1
2
3
4
Skala yang digunakan peneliti dalam penelitian ini ada 2 (dua) jenis yaitu: 1. Skala kecerdasan emosi. Peneliti akan membuat pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi, skala ini berdasarkan teori dari Goleman (2007), yaitu: (1). Kesadaran diri (self awareness), (2). Mengelola emosi (self regulation), (3). Memotivasi diri (motivation oneself), (4). Mengenali emosi orang lain (emphaty), (5). Membina hubungan dengan orang lain (interpersonal relationship). Adapun blue print skala kecerdasan emosi sebanyak 50 item terdiri dari 31 item favorabel (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 50), dan 19 item unfavorable (14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 38, 39, 40, 41, 42, 49).
52
Tabel 3.2. Blue Print Try Out Skala Kecerdasan Emosi NO
1.
ASPEK KECERDASAN EMOSI
ITEM INDIKATOR
Motivasi diri
Empati
15, 16,
4, 29,
17, 38,
5, 30,
18, 39.
♦ Optimis.
6, 31, 45,
19, 40, 49,
♦ Kemampuan untuk mencapai tujuan.
7, 32, 46,
20,
♦ Mampu menerima sudut pandang orang lain.
8, 33,
21,
♦ Memahami perasaan dan masalah orang lain.
9, 34, 47,
22, 41,
10, 35,
23,
11, 36, 48,
24,
12, 37,
25, 42,
13,
26,
31
19
♦
Menghargai perbedaan perasaan orang lain mengenai berbagai hal.
♦ Terampil dalam berkomunikasi. 5
14,
3,
♦ Mampu mengendalikan emosi. 2. Mengelola emosi ♦ Mampu mengungkapkan amarah dengan tepat.
4
UNFAVORABLE
♦ Mengenali dan merasakan emosi 1, 27, 43, sendiri. ♦ Mampu memahami penyebab 2, 28, 44, 50 Kesadaran diri perasaan yang timbul. ♦ Mengenali perbedaan perasaan dengan tindakan.
3.
JUMLAH FAVORABLE
Keterampilan ♦ Memikirkan kepentingan sosial dan selaras dalam kelompok. sosial ♦ Berbagi rasa, bekerja sama dan suka menolong. Total
11
8
10
11
10
50
2. Skala kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal. Peneliti akan membuat pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan (1). Kemampuan teknis, yang terdiri dari; pengetahuan, metode, peralatan, teknik. (2). Kemampuan konseptual, yang terdiri dari; tugas, fungsi, tanggung jawab. (3). Kemampuan hubungan interpersonal, yang terdiri dari; kerjasama, motivasi dan komunikasi berdasarkan teori dari Rivai (2006). Adapun blue print skala kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal sebanyak 50 item yang terdiri dari 25 item favorabel (1, 2, 3, 4,
53
5, 6, 7, 8, 9, 10, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 39, 40, 41, 42, 43, 44) dan 25 item unfavorabel (11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 46, 47, 48, 49, 50). Tabel 3.3. Blue Print Try Out Skala Kemampuan Teknis, Konseptual dan hubungan Interpersonal ITEM NO
1
ASPEK
Kemampuan teknis
INDIKATOR UNFAVORABLE
♦ Pengetahuan
1, 20,
29, 45,
♦ Metode
2, 39,
11, 30, 46,
♦ Teknik
3, 21, 40,
12, 31,
4, 22,
13, 32,
♦ Tugas
5, 23, 41,
14, 33,
♦ Fungsi
6, 24, 42,
15, 34, 47.
♦Tanggung jawab
7, 25, 43,
16, 35,
♦ Kerja sama
8, 26,
17, 36, 48,
♦ Motivasi
9, 27,
18, 37, 49,
10, 28, 44,
19, 38, 50
25
25
♦ Peralatan
2
3
Kemampuan konseptual
Kemampuan hubungan interpersonal
♦ Komunikasi Total
3.5 .
JUMLAH FAVORABLE
18
16
16
50
Teknik uji instrumen
3.5.1. Uji instrumen Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrument pada 50 orang karyawan PT. Beton Kontruksi Wijaksana (BKW) perusahaan SubKontraktor Bekisting Jakarta anggota dari POLA Group subsidiary dari PT. Pola Inti Perkasa (BIP), dengan total item sebanyak 100 item dari 2 (dua) skala, yaitu skala kecerdasan emosi sebanyak 50 item dan skala kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal sebanyak 50 item. Adapun maksud dan
54
tujuan dari pelaksanaan uji instrumen ini dilakukan adalah untuk, pertama; mengetahui validitas instrumen, dimana skor tiap item dikorelasikan dengan skor total. Kedua; mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.
3.5.1.1.
Uji validitas
Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas (Azwar, 2006), artinya sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya, maka setiap skala hanya dapat menghasilkan data yang valid untuk satu tujuan ukur pula. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil penghitungan SPSS 12.0 for window di mana skor tiap item akan dikorelasikan dengan skor total. Hasil dari penghitungan tersebut menunjuk pada tabel koefisien korelasi nilai r product moment pada taraf signifikansi 0,05 dan 0,01 two tailed test.
3.5.1.2.
Uji reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Pengukuran yang
55
tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu (Azwar, 2006). Pengujian reliabilitas suatu skala dilakukan untuk melihat keajegan atau konsistensi suatu skala. Data untuk menghitung koefisien reliabilitas alpha diperoleh lewat penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden. Sehingga masalah yang mungkin timbul pada pendekatan reliabilitas tes ulang dapat dihindari. Menurut Guilford dalam Kuncono (2004), prinsip umum yang digunakan untuk menafsirkan nilai r adalah sebagai berikut: Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r
Besarnya r > 0,9 > 0,7 > 0,4 > 0,2 < 0,2
Interpretasi Sangat reliabel Reliabel Cukup reliabel Kurang reliabel Tidak reliabel
3.5.2. Hasil uji instrumen penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan jumlah total keseluruhan item sebanyak 100 item dari dua skala yaitu skala kecerdasan emosi yang berjumlah 50 item dan skala kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal yang berjumlah 50 item. Uji instrumen diberikan pada 50 orang karyawan PT. Beton Konstruksi Wijaksana Jakarta. Uji validitas instrumen Uji validitas instrumen dilakukan pada dua jenis skala yang digunakan dalam penelitian, yaitu uji validitas skala kecerdasan emosi dan uji validitas
56
skala kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson. Pada skala kecerdasan emosi, dari 50 item yang diuji cobakan, terdapat 46 item yang valid sedangkan 4 item lainnya tidak valid. Nomor item skala kecerdasan emosi yang valid dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.5. Blue Print Setelah Try Out Skala Kecerdasan Emosi
NO
ITEM
ASPEK KECERDASAN EMOSI
INDIKATOR UNFAVORABLE
1, 27*, 43,
14,
♦ Mampu memahami penyebab perasaan yang timbul.
2, 28, 44, 50*
15,
♦ Mengenali perbedaan perasaan dengan tindakan.
3,
16,
4, 29,
17, 38,
5, 30,
18, 39.
♦ Optimis.
6, 31, 45,
19, 40, 49,
♦ Kemampuan untuk mencapai tujuan.
7, 32, 46,
20,
8, 33,
21,
9, 34, 47,
22, 41,
10, 35,
23,
11*, 36, 48,
24,
12, 37*,
25, 42,
13,
26,
31
19
♦ Mengenali dan merasakan emosi sendiri. 1.
2.
3.
4
Kesadaran diri
♦ Mampu mengendalikan emosi. Mengelola emosi ♦ Mampu mengungkapkan amarah dengan tepat. Motivasi diri
Empati
♦ Mampu menerima sudut pandang orang lain. ♦ Memahami perasaan dan masalah orang lain. ♦ Menghargai perbedaan perasaan orang lain mengenai berbagai hal. ♦ Terampil dalam berkomunikasi.
5
Keterampilan sosial
JUMLAH FAVORABLE
♦ Memikirkan kepentingan sosial dan selaras dalam kelompok. ♦ Berbagi rasa, bekerja sama dan suka menolong. Total
11
8
Keterangan: * item yang tidak valid. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 50 item skala kecerdasan emosi, ada 46 item yang valid dengan kriteria angka valid > 0,279, yaitu item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28,
10
11
10
50
57
29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48 dan 49. Item-item yang valid tersebut yang dijadikan alat ukur untuk penelitian. Untuk lebih jelas mengenai blue print penelitian skala kecerdasan emosi dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 3.6. Blue Print Penelitian Skala Kecerdasan Emosi NO
ITEM
ASPEK KECERDASAN EMOSI
INDIKATOR UNFAVORABLE
1, 40,
13,
♦ Mampu memahami penyebab perasaan yang timbul.
2, 26, 41,
14,
♦ Mengenali perbedaan perasaan dengan tindakan.
3,
15,
4, 27,
16, 35,
5, 28,
17, 36,
♦ Optimis.
6, 29, 42,
18, 37, 46.
♦ Kemampuan untuk mencapai tujuan.
7, 30, 43,
19,
8, 31,
20,
9, 32, 44,
21, 38,
♦ Menghargai perbedaan perasaan orang lain mengenai berbagai hal.
10, 33,
22,
♦ Terampil dalam berkomunikasi.
34, 45,
23,
11,
24, 39,
12,
25,
27
19
♦ Mengenali dan merasakan emosi sendiri. 1.
2.
3.
4
5
Kesadaran diri
♦ Mampu mengendalikan emosi. Mengelola emosi ♦ Mampu mengungkapkan amarah dengan tepat. Motivasi diri
Empati
Keterampilan sosial
JUMLAH FAVORABLE
♦ Mampu menerima sudut pandang orang lain. ♦ Memahami perasaan dan masalah orang lain.
♦ Memikirkan kepentingan sosial dan selaras dalam kelompok. ♦ Berbagi rasa, bekerja sama dan suka menolong. Total
8
Sedangkan pada skala kinerja kerja, dari 50 item yang di uji cobakan, terdapat 45 item yang valid sedangkan 5 item lainnya tidak valid. Nomer item yang valid dapat dilihat pada tabel berikut:
9
10
11
8
46
58
Tabel 3.7. Blue Print Setelah Try Out Skala Kemampuan Teknis, Konseptual dan Hubungan Interpersonal ITEM NO
1
ASPEK
Kemampuan teknis
INDIKATOR UNFAVORABLE
♦ Pengetahuan
1, 20,
29, 45,
♦ Metode
2, 39,
11, 30, 46*,
♦ Teknik
3, 21*, 40,
12, 31,
4, 22,
13, 32,
♦ Tugas
5, 23, 41,
14, 33,
♦ Fungsi
6, 24, 42,
15, 34, 47.
♦Tanggung jawab
7, 25, 43*,
16, 35,
♦ Kerja sama
8, 26,
17, 36*, 48,
♦ Motivasi
9, 27,
18, 37, 49,
10, 28, 44*,
19, 38, 50
25
25
♦ Peralatan
2
3
Kemampuan konseptual
Kemampuan hubungan interpersonal
JUMLAH FAVORABLE
♦ Komunikasi Total
18
16
16
50
Keterangan: * item yang tidak valid. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 50 item skala kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal, ada 45 item yang valid dengan kriteria angka valid > 0,279, yaitu item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 45, 47, 48, 49 dan 50. Item-item yang valid itulah yang dijadikan alat ukur untuk penelitian. Untuk lebih jelas mengenai blue print penelitian skala kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal dapat dilihat sebagai berikut:
59
Tabel 3.8. Blue Print Penelitian Skala Kemampuan Teknis, Konseptual dan hubungan Interpersonal ITEM NO
1
2
3
ASPEK
Kemampuan teknis
Kemampuan konseptual
Kemampuan hubungan interpersonal
INDIKATOR
JUMLAH FAVORABLE
UNFAVORABLE
♦ Pengetahuan
1, 20,
28, 41,
♦ Metode
2, 37,
11, 29,
♦ Teknik
3, 38,
12, 30,
♦ Peralatan
4, 21,
13, 31,
♦ Tugas
5, 22, 39,
14, 32,
♦ Fungsi
6, 23, 40,
15, 33, 42,
♦Tanggung jawab
7, 24,
16, 34,
♦ Kerja sama
8, 25,
17, 43,
♦ Motivasi
9, 26,
18, 35, 44,
♦ Komunikasi
10, 27,
19, 36, 45.
22
23
Total
16
15
14
45
3.5.3. Teknik analisis data Dalam penelitian deskriptif korelasional, besar atau tingginya hubungan antar variabel dinyatakan dengan koefisien korelasi. Untuk mengukur keeratan hubungan antara hasil-hasil pengamatan dari populasi yang mempunyai dua variabel. Maka dalam penelitian ini, analisisnya menggunakan korelasi Product Moment Pearson. Untuk memudahkan hitungan kesemua koefisien menggunakan hitungan komputer dengan program SSPS versi 12.0. Untuk menghitung reliabilitas alat pengumpulan data (uji reliabilitas) digunakan tekhnik Alpha Cronbach, dengan penghitungannya menggunakan program SPSS versi 12.0.
60
3.5.3.1.
Uji reliabilitas instrumen
Uji reliabilitas dalam perhitungannya menggunakan program SPSS versi 12.0. Pengujian instrument dilakukan pada item-item yang valid dari setiap skala penelitian. Pada skala kecerdasan emosi yang berjumlah 46. Dan pada skala kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal yang berjumlah 45. Dari hasil hitungan uji reliabilitas terhadap instrumen penelitian ini diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Nilai reliabilitas skala kecerdasan emosi dengan 46 item yang valid adalah sebesar 0,953, jadi ini dapat dikatakan sangat reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. 2. Nilai reliabilitas skala kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal dengan 45 item yang valid adalah sebesar 0,965, jadi skala ini dapat dikatakan sangat reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian. 3.5.4.
Prosedur penelitian
3.5.4.1 Tahap persiapan 1. Dimulai dengan perumusan masalah. 2. Menentukan variabel penelitian. 3. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapat gambaran dan landasan teoritis yang tepat. 4. Menentukan sampel penelitian. 5. Menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu skala kecerdasan emosi dan kinerja karyawan.
61
6. Menentukan lokasi penelitian. 7. Melakukan uji coba alat ukur (try out). 3.5.4.2 Tahap pengambilan data 1. Melaksanakan pengambilan data dengan cara responden memberikan angket yang telah diisi kepada KaDiv. Human Capital PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta. 2. Peneliti mengambil angket kepada KaDiv. Human Capital PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta. 3.5.4.3. Tahap pengolahan data 1. Melakukan skoring terhadap hasil skala yang telah di isi oleh responden. 2. Menghitung dan mencatat tabulasi data yang diperoleh, kemudian membuat tabel data. 3. Melakukan analisis data dengan menggunakan metode statistik untuk menguji hipotesis penelitian. 3.5.4.4. Tahap pembahasan 1. Menginterpretasikan dan membahas hasil analisis statistik berdasarkan teori. 2. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh dan dibahas berdasarkan data dan teori yang ada. 3. Memberikan saran kepada peneliti selanjutnya dan KaDiv. Human Capital PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta.
62
BAB 4 HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini, dipaparkan mengenai gambaran umum subjek penelitian, hasil pengujian hipotesis yang telah diajukan melalui perhitungan statistik, dan pembahasan hasil pengujian hipotesis.
4.1.
Gambaran umum subjek penelitian Sesuai judul penelitian ini, yaitu kontribusi kecerdasan emosi terhadap
kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta maka subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang berjumlah 50 orang. Uraian mengenai gambaran umum subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan masa kerja disajikan pada tabel serta deskripsi singkat di bawah ini. Tabel 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase (%)
Laki-laki Perempuan
39 11
78% 22%
Jumlah
50
100%
Berdasarkan tabel 4.1. Gambaran umum subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin berjumlah 50 orang, yang terdiri dari laki-laki sebanyak 39 orang (78%) dan perempuan sebanyak 11 orang (22%).
63
Tabel 4.2. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Usia
Frekuensi
Persentase (%)
20 - 29 thn
20
40%
30 - 39 thn
16
32%
40 - 49 thn
13
26%
50 < thn
1
2%
Jumlah
50
100%
Pada tabel 4.2. subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 orang berasal dari usia yang berbeda antara 22 - 52 tahun. Gambaran umum subjek penelitian berdasarkan usia dibagi dalam 4 kelompok, yaitu kelompok usia 20 - 29 tahun (40%), 30 - 39 tahun (32%), 40 - 49 tahun (26%) dan usia diatas 50 tahun (2%). Tabel 4.3. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja
Frekuensi
Persentase (%)
1 - 5 thn
20
40%
6 - 10 thn
12
24%
11 - 15 thn
13
26%
16 - 20 thn
4
8%
21 < thn
1
2%
Jumlah
50
100%
Pada tabel 4.3. subjek dalam penelitian ini berjumlah 50 orang dari masa kerja yang berbeda, yaitu kelompok masa kerja 1 - 5 tahun (40%), 6 - 10 tahun (24%), 11 - 15 tahun (26%), 16 - 29 tahun
4.2.
Uji hipotesis penelitian Adapun uji hipotesis penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
antara masing-masing IV terhadap DV dan menjawab pertanyaan apakah kecerdasan emosi mencangkup kesadaran diri, mengelola emosi, motivasi diri,
64
empati, keterampilan sosial, jenis kelamin, usia dan masa kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan kemampuan hubungan interpersonal karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta. Sedangkan analisisnya dilakukan dengan teknik multiple regresi. Data yang dianalisis ialah faktor skor atau true score yang diperoleh dari hasil analisis faktor. Alasan penulis menggunakan faktor skor ini ialah untuk menghindari dampak negatif dari kesalahan pengukuran (attenuation). Hasil dan penjelasan singkat dapat dilihat pada tabel 4.4. sampai tabel 4.27. Tabel 4.4. Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients
Mode l
B Std. Error (Constant) 49.522 5.844 Kesadaran -.042 .211 Diri a Dependent Variable: Kemampuan Teknis
t
Sig.
Beta
1
-.028
8.474
.000
-.197
.845
Tabel 4.5. Coefficients(a) Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients
Model
B Std. Error (Constant) 47.974 5.114 Kesadaran -.133 .185 Diri a Dependent Variable: Kemampuan Konseptual
t
Sig.
Beta
1
-.103
9.382
.000
-.717
.477
Tabel 4.6. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant)
B 41.893
Std. Error 5.241
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Kesadaran .008 .190 Diri a Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal
.006
7.993
.000
.040
.968
65
Adapun penjelasan singkat tabel sebagai berikut: 1. Pada tabel 4.4. diketahui nilai p = 0,845. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran diri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan teknis. 2. Pada tabel 4.45. diketahui nilai p = 0,477. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran diri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan konseptual. 3. Pada tabel 4.6. diketahui nilai p = 0,968. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kesadaran diri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan hubungan interpersonal. Tabel 4.7. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
B Std. Error (Constant) 41.806 4.627 Mengelola .280 .194 Emosi a Dependent Variable: Kemampuan Teknis
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
1
.204
9.036
.000
1.440
.156
Tabel 4.8. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
B Std. Error (Constant) 41.732 4.137 Mengelola .111 .174 Emosi a Dependent Variable: Kemampuan Konseptual
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
1
.092
10.086
.000
.639
.526
Tabel 4.9. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant)
B 35.870
Std. Error 4.137
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Mengelola .265 .174 Emosi a Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal
.215
8.671
.000
1.526
.133
66
4. Pada tabel 4.7. diketahui nilai p = 0,156. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa mengelola emosi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan teknis. 5. Pada tabel 4.8. diketahui nilai p = 0,526. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa mengelola emosi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan konseptual. 6. Pada tabel 4.9. diketahui nilai p = 0,133. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa mengelola emosi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan hubungan interpersonal. Tabel 4.10. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant)
B 48.871
Std. Error 5.312
Motivasi -.016 Diri a Dependent Variable: Kemampuan Teknis
.174
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta -.013
9.200
.000
-.093
.926
Tabel 4.11. Model
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
B Std. Error (Constant) 46.727 4.658 Motivasi -.079 .152 Diri a Dependent Variable: Kemampuan Konseptual
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
1
-.075
10.031
.000
-.518
.607
Tabel 4.12. Model
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta (Constant) 41.400 4.761 Motivasi .023 .156 .021 Diri a Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal 1
t
Sig.
8.695
.000
.149
.883
67
7. Pada tabel 4.10. diketahui nilai p = 0,926. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa motivasi diri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan teknis. 8. Pada tabel 4.11. diketahui nilai p = 0,607. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa motivasi diri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan konseptual. 9. Pada tabel 4.12. diketahui nilai p = 0,883. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa motivasi diri tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan hubungan interpersonal.
Tabel 4.13. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant) Empati
B 51.879 -.105
Std. Error 5.358 .159
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta -.095
9.682 -.660
.000 .513
a Dependent Variable: Kemampuan Teknis
Tabel 4.14. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant) Empati
B 49.226 -.146
Std. Error 4.679 .139
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta -.151
10.521 -1.055
.000 .297
a Dependent Variable: Kemampuan Konseptual
Tabel 4.15. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta 45.397 4.801 -.099 .142 -.100 a Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal 1
(Constant) Empati
t
9.456 -.694
Sig.
.000 .491
68
10. Pada tabel 4.13. diketahui nilai p = 0,513. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa empati tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan teknis. 11. Pada tabel 4.14. diketahui nilai p = 0,297. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa empati tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan konseptual. 12. Pada tabel 4.15. diketahui nilai p = 0,491. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa empati tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan hubungan interpersonal. Tabel 4.16. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant)
B 47.571
Std. Error 5.413
Keterampilan .033 Sosial a Dependent Variable: Kemampuan Teknis
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
.221
.022
8.789
.000
.151
.881
Tabel 4.17. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
B 1
Std. Error
Standardized Coefficients
Sig.
Beta
(Constant)
45.398 4.758 Keterampilan -.044 .195 Sosial a Dependent Variable: Kemampuan Konseptual
t
-.032
9.541
.000
-.225
.823
Tabel 4.18. Model
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta (Constant) 40.337 4.846 Keterampilan .073 .198 .053 Sosial a Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal 1
t
Sig.
8.323
.000
.367
.715
69
13. Pada tabel 4.16. diketahui nilai p = 0,881. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan teknis. 14. Pada tabel 4.17. diketahui nilai p = 0,823. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan konseptual. 15. Pada tabel 4.18. diketahui nilai p = 0,715. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan sosial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan hubungan interpersonal. Tabel 4.19. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
B Std. Error 41.444 5.547 Jenis Kelamin .050 .040 a Dependent Variable: Kemampuan Teknis 1
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
(Constant)
.179
7.471 1.262
.000 .213
Tabel 4.20. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant)
B 34.241
Std. Error 4.735
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Jenis Kelamin
.073 .034 a Dependent Variable: Kemampuan Konseptual
.297
7.232
.000
2.153
.036
Tabel 4.21. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant) Jenis Kelamin
B 34.804
Std. Error 4.942
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
.053 .035 a Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal
.210
7.043
.000
1.490
.143
70
16. Pada tabel 4.19. diketahui nilai p = 0,213. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan teknis. 17. Pada tabel 4.20. diketahui nilai p = 0,036. Karena p < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan konseptual. 18. Pada tabel 4.21. diketahui nilai p = 0,143. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan hubungan interpersonal. Tabel 4.22. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
B Std. Error 49.690 5.635 Usia -.009 .040 a Dependent Variable: Kemampuan Teknis 1
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
(Constant)
-.034
8.817 -.235
.000 .815
Tabel 4.23. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant)
B 47.967
Std. Error 4.930
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Usia
-.026 .035 a Dependent Variable: Kemampuan Konseptual
-.107
9.730
.000
-.743
.461
Tabel 4.24. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant) Usia
B 43.118
Std. Error 5.052
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
-.007 .036 a Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal
-.029
8.534
.000
-.203
.840
71
19. Pada tabel 4.22. diketahui nilai p = 0,815. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa usia tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan teknis. 20. Pada tabel 4.23. diketahui nilai p = 0,461. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa usia tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan konseptual. 21. Pada tabel 4.24. diketahui nilai p = 0,840. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa usia tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan hubungan interpersonal. Tabel 4.25. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
B Std. Error 50.595 5.629 Masa Kerja -.016 .040 a Dependent Variable: Kemampuan Teknis 1
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
(Constant)
-.057
8.988 -.397
.000 .693
Tabel 4.26. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant)
B 49.282
Std. Error 4.905
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
Masa Kerja
-.036 .035 a Dependent Variable: Kemampuan Konseptual
-.145
10.046
.000
-1.017
.314
Tabel 4.27. Coefficients(a) Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant) Masa Kerja
B 45.482
Std. Error 5.031
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
-.024 .036 a Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal
-.097
9.041
.000
-.679
.501
72
22. Pada tabel 4.25. diketahui nilai p = 0,693. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa masa kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan teknis. 23. Pada tabel 4.26. diketahui nilai p = 0,314. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa masa kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan konseptual. 24. Pada tabel 4.27. diketahui nilai p = 0,501. Karena p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa masa kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan hubungan interpersonal.
4.3.
Proporsi varian Pada subbab sebelumnya dapat diketahui bahwa hanya satu IV yang
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan konseptual karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta, yaitu jenis kelamin. Namun demikian, penulis ingin melihat proporsi varian dari kemampuan teknis, kemampuan konseptual dan kemampuan hubungan interpersonal dengan melakukan uji analisis regresi multivariat menggunakan SPSS versi 12.0 dan hasilnya sebagai berikut: Tabel 4.28. Model Summary Adjusted R R R Square Square .028(a) .001 -.020 a Predictors: (Constant), Kesadaran Diri Model 1
Std. Error of the Estimate 5.44026
73
Tabel 4.29. ANOVA(b) Model 1
Sum of Squares 1.151
Regression Residual
df 1
1420.629 Total 1421.780 a Predictors: (Constant), Kesadaran Diri b Dependent Variable: Kemampuan Teknis
Mean Square 1.151
48 49
F .039
Sig. .845(a)
29.596
Tabel 4.30. Model Summary Model 1
R
Adjusted R Square
R Square
.103(a) .011 a Predictors: (Constant), Kesadaran Diri
Std. Error of the Estimate
-.010
4.76002
Tabel 4.31. ANOVA(b) Sum of Squares Df Regression 11.645 1 Residual 1087.575 48 Total 1099.220 49 a Predictors: (Constant), Kesadaran Diri b Dependent Variable: Kemampuan Konseptual Model 1
Mean Square 11.645 22.658
F .514
Sig. .477(a)
Tabel 4.32. Model Summary Model 1
R .006(a)
Adjusted R Square -.021
R Square .000
Std. Error of the Estimate 4.87866
a Predictors: (Constant), Kesadaran Diri
Tabel 4.33. ANOVA(b) Model 1
Regression Residual
Sum of Squares .038
df 1
Mean Square .038
F .002
Sig. .968(a)
1142.462 48 23.801 Total 1142.500 49 a Predictors: (Constant), Kesadaran Diri b Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal
Adapun penjelasan tabel proporsi varian yaitu: 1. Pada tabel 4.28. dan tabel 4.29. dapat diketahui bahwa variabel kesadaran diri dengan nilai R = 0,028, nilai R2 = 0,001 dan nilai signifikan = 0,845. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 0,1% pengaruhnya terhadap variabel
74
kemampuan teknis, sedangkan sisanya 99,9% disebabkan oleh aspek-aspek lain. 2. Pada tabel 4.30. dan tabel 4.31. dapat diketahui bahwa variabel kesadaran diri dengan nilai R = 0,103, nilai R2 = 0,011 dan nilai signifikan = 0,477. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 1,1% pengaruhnya terhadap variabel kemampuan konseptual, sedangkan sisanya 98,9% disebabkan oleh aspekaspek lain. 3. Pada tabel 4.32. dan tabel 4.33. dapat diketahui bahwa variabel kesadaran diri dengan nilai R = 0,006, nilai R2 = 0,000 dan nilai signifikan = 0,968. Ini berarti proporsi varian 0% dan tidak ada pengaruhnya terhadap variabel kemampuan hubungan interpersonal. Tabel 4.34. Model Summary Adjusted R R R Square Square .204(a) .041 .021 a Predictors: (Constant), Mengelola Emosi Model 1
Std. Error of the Estimate 5.32857
Tabel 4.35. ANOVA(b) Sum of Squares df Regression 58.884 1 Residual 1362.896 48 Total 1421.780 49 a Predictors: (Constant), Mengelola Emosi b Dependent Variable: Kemampuan Teknis Model 1
Mean Square 58.884 28.394
F 2.074
Tabel 4.36. Model Summary Adjusted R R R Square Square .092(a) .008 -.012 a Predictors: (Constant), Mengelola Emosi Model 1
`
Std. Error of the Estimate 4.76523
Sig. .156(a)
75
Tabel 4.37. ANOVA(b) Model 1
Sum of Squares 9.265
Regression Residual
df 1
Mean Square 9.265
1089.955 48 Total 1099.220 49 a Predictors: (Constant), Mengelola Emosi b Dependent Variable: Kemampuan Konseptual
F .408
Sig. .526(a)
22.707
Tabel 4.38. Model Summary Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
.215(a) .046 a Predictors: (Constant), Mengelola Emosi
Std. Error of the Estimate
.026
4.76447
Tabel 4.39. ANOVA(b) Sum of Squares df Mean Square Regression 52.891 1 52.891 Residual 1089.609 48 22.700 Total 1142.500 49 a Predictors: (Constant), Mengelola Emosi b Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal Model 1
F 2.330
Sig. .133(a)
4. Dari tabel 4.34. dan tabel 4.35. dapat diketahui bahwa variabel mengelola emosi dengan nilai R = 0,204, nilai R2 = 0,041 dan nilai signifikan = 0,156. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 4,1% pengaruhnya terhadap variabel kemampuan teknis, sedangkan sisanya 95,9% disebabkan oleh aspek-aspek lain. 5. Dari tabel 4.36. dan tabel 4.37. dapat diketahui bahwa variabel mengelola emosi dengan nilai R = 0,092, nilai R2 = 0,008 dan nilai signifikan = 0,526. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 0,8% pengaruhnya terhadap variabel kemampuan konseptual, sedangkan sisanya 99,2% disebabkan oleh aspekaspek lain.
76
6. Dari tabel 4.38. dan tabel 4.39. dapat diketahui bahwa variabel mengelola emosi dengan nilai R = 0,215, nilai R2 = 0,046 dan nilai signifikan = 0,133. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 4,6% pengaruhnya terhadap variabel kemampuan hubungan interpersonal, sedangkan sisanya 95,4% disebabkan oleh aspek-aspek lain. Tabel 4.40. Model Summary Adjusted R R R Square Square .013(a) .000 -.021 a Predictors: (Constant), Motivasi Diri Model 1
Std. Error of the Estimate 5.44197
Tabel 4.41. ANOVA(b) Sum of Squares df Regression .259 1 Residual 1421.521 48 Total 1421.780 49 a Predictors: (Constant), Motivasi Diri b Dependent Variable: Kemampuan Teknis Model 1
Mean Square .259 29.615
F .009
Sig. .926(a)
Tabel 4.42. Model Summary Adjusted R R R Square Square .075(a) .006 -.015 a Predictors: (Constant), Motivasi Diri Model 1
Std. Error of the Estimate 4.77213
Tabel 4.43. ANOVA(b) Model 1
Regression Residual
Sum of Squares 6.106
df 1
Mean Square 6.106
1093.114 48 1099.220 49 a Predictors: (Constant), Motivasi Diri b Dependent Variable: Kemampuan Konseptual
F .268
22.773
Total
Tabel 4.44. Model Summary Adjusted R R R Square Square .021(a) .000 -.020 a Predictors: (Constant), Motivasi Diri Model 1
Std. Error of the Estimate 4.87762
Sig. .607(a)
77
Tabel 4.45. ANOVA(b) Model 1
Regression Residual
Sum of Squares .525
df 1
Mean Square .525
F .022
Sig. .883(a)
1141.975 48 23.791 Total 1142.500 49 a Predictors: (Constant), Motivasi Diri b Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal
7. Dari tabel 4.40. dan tabel 4.41. dapat diketahui bahwa variabel motivasi diri dengan nilai R = 0,013, nilai R2 = 0,000 dan nilai signifikan = 0,926. Ini berarti proporsi varian 0% dan tidak ada pengaruhnya terhadap variabel kemampuan teknis. 8. Dari tabel 4.42. dan tabel 4.43. dapat diketahui bahwa variabel motivasi diri dengan nilai R = 0,075, nilai R2 = 0,006 dan nilai signifikan = 0,607. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 0,6% pengaruhnya terhadap variabel kemampuan konseptual, sedangkan sisanya 99,4% disebabkan oleh aspekaspek lain. 9. Dari tabel 4.44. dan tabel 4.45. dapat diketahui bahwa variabel motivasi diri dengan nilai R = 0,021, nilai R2 = 0,000 dan nilai signifikan = 0,883. Ini berarti proporsi varian 0% dan tidak ada pengaruhnya terhadap variabel kemampuan hubungan interpersonal.
Tabel 4.46. Model Summary Model 1
R R Square .095(a) .009 a Predictors: (Constant), Empati
Adjusted R Square -.012
Std. Error of the Estimate 5.41795
78
Tabel 4.47. ANOVA(b) Model 1
Sum of Squares 12.781
Regression Residual
df 1
1408.999 Total 1421.780 a Predictors: (Constant), Empati b Dependent Variable: Kemampuan Teknis
Mean Square 12.781
48 49
F .435
Sig. .513(a)
29.354
Tabel 4.48. Model Summary Model 1
R
Adjusted R Square
R Square
.151(a) .023 a Predictors: (Constant), Empati
Std. Error of the Estimate
.002
4.73089
Tabel 4.49. ANOVA(b) Sum of Squares df Regression 24.916 1 Residual 1074.304 48 Total 1099.220 49 a Predictors: (Constant), Empati b Dependent Variable: Kemampuan Konseptual Model 1
Mean Square 24.916 22.381
F 1.113
Sig. .297(a)
Tabel 4.50. Model Summary Model 1
R .100(a)
R Square .010
Adjusted R Square -.011
Std. Error of the Estimate 4.85445
a Predictors: (Constant), Empati
Tabel 4.51. ANOVA(b) Model 1
Regression Residual
Sum of Squares 11.346
df 1
Mean Square 11.346
F .481
Sig. .491(a)
1131.154 48 23.566 Total 1142.500 49 a Predictors: (Constant), Empati b Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal
10. Dari tabel 4.46. dan tabel 4.47. dapat diketahui bahwa variabel empati dengan nilai R = 0,095, nilai R2 = 0,009 dan nilai signifikan = 0,513. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 0,9%
pengaruhnya terhadap variabel
79
kemampuan teknis, sedangkan sisanya 99,1% disebabkan oleh aspek-aspek lain. 11. Dari tabel 4.48. dan tabel 4.49. dapat diketahui bahwa variabel empati dengan nilai R = 0,151, nilai R2 = 0,023 dan nilai signifikan = 0,297. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 2,3%
pengaruhnya terhadap variabel
kemampuan konseptual, sedangkan sisanya 97,7% disebabkan oleh aspekaspek lain. 12. Dari tabel 4.50. dan tabel 4.51. dapat diketahui bahwa variabel empati dengan nilai R = 0,100, nilai R2 = 0,010 dan nilai signifikan = 0,491. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 1%
pengaruhnya terhadap variabel
kemampuan hubungan interpersonal, sedangkan sisanya 99% disebabkan oleh aspek-aspek lain. Tabel 4.52. Model Summary Adjusted R R R Square Square .022(a) .000 -.020 a Predictors: (Constant), Keterampilan Sosial Model 1
Std. Error of the Estimate 5.44117
Tabel 4.53. ANOVA(b) Model 1
Sum of Squares Regression
df
.676 Residual 1421.104 Total 1421.780 a Predictors: (Constant), Keterampilan Sosial b Dependent Variable: Kemampuan Teknis
Mean Square 1 48 49
.676 29.606
F .023
Tabel 4.54. Model Summary Adjusted R R R Square Square .032(a) .001 -.020 a Predictors: (Constant), Keterampilan Sosial Model 1
Std. Error of the Estimate 4.78293
Sig. .881(a)
80
Tabel 4.55. ANOVA(b) Model 1
Sum of Squares 1.154
Regression Residual
df 1
Mean Square 1.154
1098.066 48 Total 1099.220 49 a Predictors: (Constant), Keterampilan Sosial b Dependent Variable: Kemampuan Konseptual
F .050
Sig. .823(a)
22.876
Tabel 4.56. Model Summary Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.053(a) .003 -.018 a Predictors: (Constant), Keterampilan Sosial
4.87189
Tabel 4.57. ANOVA(b) Sum of Squares df Mean Square Regression 3.205 1 3.205 Residual 1139.295 48 23.735 Total 1142.500 49 a Predictors: (Constant), Keterampilan Sosial b Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal Model 1
F .135
Sig. .715(a)
13. Dari tabel 4.52. dan tabel 4.53. dapat diketahui bahwa variabel keterampilan sosial dengan nilai R = 0,022, nilai R2 = 0,000 dan nilai signifikan = 0,881. Ini berarti proporsi varian 0% dan tidak ada pengaruhnya terhadap variabel kemampuan teknis. 14. Dari tabel 4.54. dan tabel 4.55. dapat diketahui bahwa variabel keterampilan sosial dengan nilai R = 0,032, nilai R2 = 0,001 dan nilai signifikan = 0,823. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 0,1% pengaruhnya terhadap variabel kemampuan konseptual, sedangkan sisanya 99,9% disebabkan oleh aspekaspek lain. 15. Dari tabel 4.56. dan tabel 4.57. dapat diketahui bahwa variabel keterampilan sosial dengan nilai R = 0,053, nilai R2 = 0,003 dan nilai signifikan = 0,715.
81
Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 0,3% pengaruhnya terhadap variabel kemampuan hubungan interpersonal, sedangkan sisanya 99,7% disebabkan oleh aspek-aspek lain. Tabel 4.58. Model Summary Adjusted R R R Square Square .179(a) .032 .012 a Predictors: (Constant), Jenis Kelamin Model 1
Std. Error of the Estimate 5.35434
Tabel 4.59. ANOVA(b) Sum of Squares df Regression 45.670 1 Residual 1376.110 48 Total 1421.780 49 a Predictors: (Constant), Jenis Kelamin b Dependent Variable: Kemampuan Teknis Model 1
Mean Square 45.670 28.669
F 1.593
Sig. .213(a)
Tabel 4.60. Model Summary Adjusted R R R Square Square .297(a) .088 .069 a Predictors: (Constant), Jenis Kelamin Model 1
Std. Error of the Estimate 4.56982
Tabel 4.61. ANOVA(b) Model 1
Regression Residual
Sum of Squares 96.825 1002.395
df 1
Mean Square 96.825
48
20.883
F 4.637
Total
1099.220 49 a Predictors: (Constant), Jenis Kelamin b Dependent Variable: Kemampuan Konseptual
Tabel 4.62. Model Summary Adjusted R R R Square Square .210(a) .044 .024 a Predictors: (Constant), Jenis Kelamin Model 1
Std. Error of the Estimate 4.76961
Sig. .036(a)
82
Tabel 4.63. ANOVA(b) Model 1
Regression Residual
Sum of Squares 50.537
df 1
Mean Square 50.537
F 2.222
Sig. .143(a)
1091.963 48 22.749 Total 1142.500 49 a Predictors: (Constant), Jenis Kelamin b Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal
16. Dari tabel 4.58. dan tabel 4.59. dapat diketahui bahwa variabel jenis kelamin dengan nilai R = 0,179, nilai R2 = 0,032 dan nilai signifikan = 0,213. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 3,2% pengaruhnya terhadap variabel kemampuan teknis, sedangkan sisanya 96,8% disebabkan oleh aspek-aspek lain. 17. Dari tabel 4.60. dan tabel 4.61. dapat diketahui bahwa variabel jenis kelamin dengan nilai R = 0,297, nilai R2 = 0,088 dan nilai signifikan = 0,036. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 8,8% pengaruhnya terhadap variabel kemampuan konseptual, sedangkan sisanya 91,2% disebabkan oleh aspekaspek lain. 18. Dari tabel 4.62. dan tabel 4.63. dapat diketahui bahwa variabel jenis kelamin dengan nilai R = 0,210, nilai R2 = 0,044 dan nilai signifikan = 0,143. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 4,4% pengaruhnya terhadap variabel kemampuan hubungan interpersonal, sedangkan sisanya 95,6% disebabkan oleh aspek-aspek lain. Tabel 4.64. Model Summary Model 1
R R Square .034(a) .001 a Predictors: (Constant), Usia
Adjusted R Square -.020
Std. Error of the Estimate 5.43934
83
Tabel 4.65. ANOVA(b) Model 1
Sum of Squares 1.630
Regression Residual
Df 1
1420.150 1421.780
Total
Mean Square 1.630
48 49
F .055
Sig. .815(a)
29.586
a Predictors: (Constant), Usia b Dependent Variable: Kemampuan Teknis
Tabel 4.66. Model Summary Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
.107(a) .011 a Predictors: (Constant), Usia
Std. Error of the Estimate
-.009
4.75818
Tabel 4.67. ANOVA(b) Sum of Squares Df Regression 12.487 1 Residual 1086.733 48 Total 1099.220 49 a Predictors: (Constant), Usia b Dependent Variable: Kemampuan Konseptual Model 1
Mean Square 12.487 22.640
F .552
Sig. .461(a)
Tabel 4.68. Model Summary Model 1
R .029(a)
R Square .001
Adjusted R Square -.020
Std. Error of the Estimate 4.87664
a Predictors: (Constant), Usia
Tabel 4.69. ANOVA(b) Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .985 1141.515 1142.500
df 1
Mean Square .985
48 49
F .041
Sig. .840(a)
23.782
a Predictors: (Constant), Usia b Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal
19. Dari tabel 4.64. dan tabel 4.65. dapat diketahui bahwa variabel usia dengan nilai R = 0,034, nilai R2 = 0,001 dan nilai signifikan = 0,815. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 0,1%
pengaruhnya terhadap variabel
84
kemampuan teknis, sedangkan sisanya 99,9% disebabkan oleh aspek-aspek lain. 20. Dari tabel 4.66. dan tabel 4.67. dapat diketahui bahwa variabel usia dengan nilai R = 0,107, nilai R2 = 0,011 dan nilai signifikan = 0,461. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 1,1%
pengaruhnya terhadap variabel
kemampuan konseptual, sedangkan sisanya 98,9% disebabkan oleh aspekaspek lain. 21. Dari tabel 4.68. dan tabel 4.69. dapat diketahui bahwa variabel usia dengan nilai R = 0,029, nilai R2 = 0,001 dan nilai signifikan = 0,840. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 0,1%
pengaruhnya terhadap variabel
kemampuan hubungan interpersonal, sedangkan sisanya 99,9% disebabkan oleh aspek-aspek lain. Tabel 4.70. Model Summary Adjusted R R R Square Square .057(a) .003 -.017 a Predictors: (Constant), Masa Kerja Model 1
Std. Error of the Estimate 5.43354
Tabel 4.71. ANOVA(b) Model 1
Sum of Squares Regression
df
4.656 Residual 1417.124 Total 1421.780 a Predictors: (Constant), Masa Kerja b Dependent Variable: Kemampuan Teknis
Mean Square 1 48 49
4.656 29.523
F .158
Tabel 4.72. Model Summary Adjusted R R R Square Square .145(a) .021 .001 a Predictors: (Constant), Masa Kerja Model 1
Std. Error of the Estimate 4.73471
Sig. .693(a)
85
Tabel 4.73. ANOVA(b) Model 1
Sum of Squares 23.183
Regression Residual
df 1
Mean Square 23.183
1076.037 48 Total 1099.220 49 a Predictors: (Constant), Masa Kerja b Dependent Variable: Kemampuan Konseptual
F 1.034
Sig. .314(a)
22.417
Tabel 4.74. Model Summary Model 1
R
R Square
Adjusted R Square
.097(a) .010 a Predictors: (Constant), Masa Kerja
Std. Error of the Estimate
-.011
4.85550
Tabel 4.75. ANOVA(b) Sum of Squares df Mean Square Regression 10.859 1 10.859 Residual 1131.641 48 23.576 Total 1142.500 49 a Predictors: (Constant), Masa Kerja b Dependent Variable: Kemampuan Hubungan Interpersonal Model 1
F .461
Sig. .501(a)
22. Dari tabel 4.70. dan tabel 4.71. dapat diketahui bahwa variabel masa kerja dengan nilai R = 0,057, nilai R2 = 0,003 dan nilai signifikan = 0,693. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 0,3% pengaruhnya terhadap variabel kemampuan teknis, sedangkan sisanya 99,7% disebabkan oleh aspek-aspek lain. 23. Dari tabel 4.72. dan tabel 4.73. dapat diketahui bahwa variabel masa kerja dengan nilai R = 0,145, nilai R2 = 0,021 dan nilai signifikan = 0,314. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 2,1% pengaruhnya terhadap variabel kemampuan konseptual, sedangkan sisanya 97,9% disebabkan oleh aspekaspek lain.
86
24. Dari tabel 4.74. dan tabel 4.75. dapat diketahui bahwa variabel masa kerja dengan nilai R = 0,097, nilai R2 = 0,010 dan nilai signifikan = 0,501. Ini berarti proporsi varian hanya sebesar 1% pengaruhnya terhadap variabel kemampuan hubungan interpersonal, sedangkan sisanya 99% disebabkan oleh aspek-aspek lain.
4.4.
Ringkasan hasil penelitian analisis multiple regresi Berdasarkan ringkasan hasil penelitian analisis multiple regresi dapat
diketahui hasil R Square (R2), signifikan serta koefisien dari masing-masing variabel independent (IV) yaitu kesadaran diri, mengelola emosi, motivasi diri, empati, keterampilan sosial, jenis kelamin, usia dan masa kerja terhadap kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta.
Tabel 4.76. Ringkasan Hasil R Square (R2), Significant, Coefficients NO
IV
1. 2.
X1
3. 4.
DV
B
R
R2
Sig
R2 %
Y1
-0.042
0,028
0,001
0,845
0,1%
Y2
-0.133
0,103
0,011
0,477
1,1%
Y3
0,008
0,006
0,000
0,968
0%
%
Aspek-aspek lain % 99,9%
1,2%
98,9% 100%
Y1
0,280
0,204
0,041
0,156
4,1%
Y2
0,111
0,092
0,008
0,526
0,8%
6.
Y3
0,265
0,205
0,046
0,133
4,6%
95,4%
7.
Y1
0,016
0,013
0,000
0,926
0%
100%
Y2
0,079
0,075
0,006
0,607
0,6%
9.
Y3
0,023
0,021
0,000
0,883
0%
100%
10.
Y1
-0,105
0,095
0,009
0,513
0,9%
99,1%
Y2
-0,146
0,151
0,023
0,297
2,3%
Y3
-0,099
0,100
0,010
0,491
1%
Y1
0,033
0,022
0,000
0,881
0%
5.
8.
11.
X2
X3
X4
12. 13.
X5
95,9% 9,5%
0,6%
99,2%
99,4%
4,2%
97,7%
0,4%
100%
99%
87
14.
Y2
-0,044
0,032
0,001
0,823
0,1%
99,9%
15.
Y3
0,073
0,053
0,003
0,715
0,3%
99,7%
16.
Y1
0,050
0,179
0,032
0,213
3,2%
96,8%
18.
Y2 Y3
0,073 0,053
0,297 0,210
0,088 0,044
0,036 0,143
8,8% 4,4%
19.
Y1
-0,009
0,034
0,001
0,815
0,1%
Y2
-0,026
0,107
0,011
0,461
1,1%
21.
Y3
-0,007
0,029
0,001
0,840
0,1%
99,9%
22.
Y1
-0,016
0,057
0,003
0,693
0,3%
99,7%
Y2
-0,036
0,145
0,021
0,314
2,1%
Y3
-0,024
0,097
0,010
0,501
1%
17.
20.
23. 24.
X6
X7
X8
Total keseluruhan
Keterangan: X1 : Kesadaran diri. X2 : Mengelola emosi. X3 : Motivasi diri X4 : Empati X5 : Keterampilan sosial X6 : Jenis kelamin X7 : Usia X8 : Masa kerja
16,4%
91,2% 95,6% 99,9%
1,3%
3,4%
98,9%
97,9% 99%
37,0%
Y1 Y2 Y3
: Kemampuan teknis : Kemampuan konseptual : Kemampuan hubungan interpersonal
Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.76. dapat disampaikan persamaan regresi sebagai berikut: 1. Kemampuan teknis : - 0.042 X1 + 0,280 X2 + 0,016 X3 - 0,105 X4 + 0,033 X5 + 0,050 X6 - 0,009 X7 - 0,016 X8 2. Kemampuan konseptual : - 0.133 X1 + 0,111 X2 + 0,079 X3 - 0,146 X4 0,044 X5 + 0,073 X6 - 0,026 X7 - 0,036 X8 3. Kemampuan hubungan interpersonal : + 0,008 X1 + 0,265 X2 + 0,023 X3 0,099 X4 + 0,073 X5 + 0,053 X6 - 0,007 X7 - 0,024 X8
88
Adapun penjelasan mengenai hasil penelitian dari tabel 4.76. adalah sebagai berikut: 1. Kesadaran diri dengan kemampuan teknis diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,001 yang berarti bahwa variabel kesadaran diri memiliki kontribusi sebesar 0,1% dalam mempengaruhi kemampuan teknis. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,042 yang berarti kesadaran diri secara negatif mempengaruhi kemampuan teknis dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin rendah kesadaran diri seseorang, maka semakin rendah kemampuan teknis. 2. Kesadaran diri dengan kemampuan konseptual diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,011 yang berarti bahwa variabel kesadaran diri memiliki kontribusi sebesar 1,1% dalam mempengaruhi kemampuan konseptual. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,133 yang berarti kesadaran diri secara negatif mempengaruhi kemampuan konseptual dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin rendah kesadaran diri seseorang, maka semakin rendah kemampuan konseptual. 3. Kesadaran diri dengan kemampuan hubungan interpersonal diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,000 yang berarti bahwa variabel kesadaran diri tidak memiliki kontribusi (0%) dalam mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,008 yang berarti kesadaran diri secara positif tidak mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan
89
bahwa semakin rendah kesadaran diri seseorang, maka semakin tinggi kemampuan hubungan interpersonal. 4. Mengelola emosi dengan kemampuan teknis diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,041 yang berarti bahwa variabel mengelola emosi memiliki kontribusi sebesar 4,1% dalam mempengaruhi kemampuan teknis. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,280 yang berarti mengelola emosi secara positif mempengaruhi kemampuan teknis dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin rendah mengelola emosi seseorang, maka semakin tinggi pula kemampuan teknis. 5. Mengelola emosi dengan kemampuan konseptual diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,008 yang berarti bahwa variabel mengelola emosi memiliki kontribusi sebesar 0,8% dalam mempengaruhi kemampuan konseptual. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,111 yang berarti mengelola emosi secara positif mempengaruhi kemampuan konseptual dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin rendah mengelola emosi seseorang, maka semakin tinggi pula kemampuan konseptual. 6. Mengelola emosi dengan kemampuan hubungan interpersonal diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,046 yang berarti bahwa variabel mengelola emosi memiliki kontribusi 4,6% dalam mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,265 yang berarti mengelola emosi secara positif mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan
90
bahwa semakin rendah mengelola emosi seseorang, maka semakin tinggi pula kemampuan hubungan interpersonal. 7. Motivasi diri dengan kemampuan teknis diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,000 yang berarti bahwa variabel motivasi diri tidak memiliki kontribusi (0%) dalam mempengaruhi kemampuan teknis. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,016 yang berarti motivasi diri secara positif mempengaruhi kemampuan teknis dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin rendah motivasi diri seseorang, maka semakin tinggi pula kemampuan teknis. 8. Motivasi diri dengan kemampuan konseptual diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,006 yang berarti bahwa variabel motivasi diri memiliki kontribusi sebesar 0,6% dalam mempengaruhi kemampuan konseptual. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,079 yang berarti motivasi diri secara positif mempengaruhi kemampuan konseptual dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin rendah motivasi diri seseorang, maka semakin tinggi pula kemampuan konseptual. 9. Motivasi diri dengan kemampuan hubungan interpersonal diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,000 yang berarti bahwa variabel motivasi diri tidak memiliki kontribusi (0%) dalam mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,023 yang berarti motivasi diri secara positif mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa
91
semakin rendah motivasi diri seseorang, maka semakin rendah pula kemampuan hubungan interpersonal, namun hal tersebut tidak signifikan. 10. Empati dengan kemampuan teknis diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,009 yang berarti bahwa variabel empati memiliki kontribusi sebesar 0,9% dalam mempengaruhi kemampuan teknis. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,105 yang berarti empati secara negatif mempengaruhi kemampuan teknis dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi empati seseorang, maka semakin rendah pula kemampuan teknis, namun hal tersebut tidak signifikan. 11. Empati dengan kemampuan konseptual diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,023 yang berarti bahwa variabel empati memiliki kontribusi sebesar 2,3% dalam mempengaruhi kemampuan konseptual. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,146 yang berarti empati secara negatif mempengaruhi kemampuan konseptual dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi empati seseorang, maka semakin rendah pula kemampuan konseptual, namun hal tersebut tidak signifikan. 12. Empati dengan kemampuan hubungan interpersonal diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,010 yang berarti bahwa variabel empati memiliki kontribusi sebesar 1,0% dalam mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,099 yang berarti empati secara negatif mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa
92
semakin tinggi empati seseorang, maka semakin rendah pula kemampuan hubungan interpersonal, namun hal tersebut tidak signifikan. 13. Keterampilan sosial dengan kemampuan teknis diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,000 yang berarti bahwa variabel keterampilan sosial tidak memiliki kontribusi (0%) dalam mempengaruhi kemampuan teknis. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,033 yang berarti keterampilan sosial secara positif mempengaruhi kemampuan teknis dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin rendah keterampilan sosial seseorang, maka semakin rendah pula kemampuan teknis, namun hal tersebut tidak signifikan. 14. Keterampilan sosial dengan kemampuan konseptual diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,001 yang berarti bahwa variabel keterampilan sosial memiliki kontribusi sebesar 0,1% dalam mempengaruhi kemampuan konseptual. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,044 yang berarti keterampilan sosial secara negatif mempengaruhi kemampuan konseptual dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi keterampilan sosial seseorang, maka semakin rendah kemampuan konseptual, namun hal tersebut tidak signifikan. 15. Keterampilan sosial dengan kemampuan hubungan interpersonal diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,003 yang berarti bahwa variabel keterampilan sosial memiliki kontribusi sebesar 0,3% dalam mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,073 yang berarti keterampilan sosial secara positif mempengaruhi
93
kemampuan hubungan interpersonal dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi keterampilan sosial seseorang, maka semakin tinggi pula kemampuan hubungan interpersonal, namun hal tersebut tidak signifikan. 16. Jenis kelamin dengan kemampuan teknis diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,032 yang berarti bahwa variabel jenis kelamin memiliki kontribusi sebesar 3,2% dalam mempengaruhi kemampuan teknis. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,050 yang berarti jenis kelamin secara positif mempengaruhi kemampuan teknis dengan kriteria tidak signifikan. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa perempuan memiliki kemampuan teknis yang lebih tinggi dari laki-laki, namun perbedaannya tidak signifikan. 17. Jenis kelamin dengan kemampuan konseptual diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,088 yang berarti bahwa variabel jenis kelamin memiliki kontribusi sebesar 8,8% dalam mempengaruhi kemampuan konseptual. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,073 yang berarti jenis kelamin secara positif mempengaruhi kemampuan konseptual dengan kriteria signifikan. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa perempuan memiliki kemampuan
konseptual
yang
lebih
tinggi
dari
laki-laki,
namun
perbedaannya tidak signifikan. 18. Jenis kelamin dengan kemampuan hubungan interpersonal diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,044 yang berarti bahwa variabel jenis kelamin memiliki kontribusi sebesar 4,4% dalam mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,053 yang
94
berarti jenis kelamin secara positif mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal dengan kriteria tidak signifikan. Maka dapat diambil kesimpulan
bahwa
perempuan
memiliki
kemampuan
hubungan
interpersonal yang lebih tinggi dari laki-laki, namun perbedaannya tidak signifikan. 19. Usia dengan kemampuan teknis diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,001 yang berarti bahwa variabel usia memiliki kontribusi sebesar 0,1% dalam mempengaruhi kemampuan teknis. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,009 yang berarti usia secara negatif mempengaruhi kemampuan teknis dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tua usia seseorang, maka semakin rendah kemampuan teknis. 20. Usia dengan kemampuan konseptual diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,011 yang berarti bahwa variabel usia memiliki kontribusi sebesar 1,1% dalam mempengaruhi kemampuan konseptual. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,026 yang berarti usia secara negatif mempengaruhi kemampuan konseptual dengan kriteria signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tua usia seseorang, maka semakin rendah kemampuan konseptual. 21. Usia dengan kemampuan hubungan interpersonal diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,001 yang berarti bahwa variabel usia memiliki kontribusi sebesar 0,1% dalam mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,007 yang berarti usia secara
95
negatif mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin tua usia seseorang, maka semakin rendah kemampuan hubungan interpersonal. 22. Masa kerja dengan kemampuan teknis diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,003 yang berarti bahwa variabel masa kerja memiliki kontribusi sebesar 0,3% dalam mempengaruhi kemampuan teknis. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,016 yang berarti masa kerja secara negatif mempengaruhi kemampuan teknis dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin lama masa kerja seseorang, maka semakin rendah pula kemampuan teknis, namun hal tersebut tidak signifikan. 23. Masa kerja dengan kemampuan konseptual diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,021 yang berarti bahwa variabel masa kerja memiliki kontribusi sebesar 2,1% dalam mempengaruhi kemampuan konseptual. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,036 yang berarti masa kerja secara negatif mempengaruhi kemampuan konseptual dengan kriteria signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin lama masa kerja seseorang, maka semakin rendah pula kemampuan konseptual. namun hal tersebut tidak signifikan. 24. Masa kerja dengan kemampuan hubungan interpersonal diperoleh R2 (R Square) sebesar 0,010 yang berarti bahwa variabel masa kerja memiliki kontribusi sebesar 1,0% dalam mempengaruhi kemampuan hubungan interpersonal. Selain itu diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,024 yang berarti masa kerja secara negatif mempengaruhi kemampuan hubungan
96
interpersonal dengan kriteria tidak signifikan. Dapat disimpulkan bahwa semakin lama masa kerja seseorang, maka semakin rendah kemampuan hubungan interpersonal. namun hal tersebut tidak signifikan.
97
Ilustrasi Kontribusi Aspek-Aspek Kecerdasan Emosi & Demografis Terhadap Kemampuan Teknis, Konseptual, dan Hubungan Interpersonal Karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta Gambar 4.1.
1. Kesadaran diri
0%
2. Mengelola emosi
0.1%
4.1%
1.1%
0.8%
3. Motivasi diri
4.6% 0%
1. Kemampuan teknis
0.6% 0%
4. Empati
0.9% 2.3% 1% 0%
2. Kemampuan konseptual 0.1%
5. Keterampilan sosial 0.3% 8.8% 3.2%
3. Kemampuan hubungan interpersonal
6. Jenis kelamin 4.4%
1.1%
0.1%
7. Usia
2.1% 0.1% 1% 0.3%
8. Masa kerja
Keterangan: Signifikan Tidak signifikan
98
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Dalam bab ini, dipaparkan kesimpulan dari hasil penelitian, diskusi dan saran yang efektif.
5.1.
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya,
maka kesimpulan dari penelitian ini yaitu hanya variabel jenis kelamin yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan konseptual dengan nilai signifikansi 0,036 dan nilai kontribusinya 8,8%. Sedangkan pengaruh variabel kesadaran diri dan motivasi diri terhadap kemampuan hubungan interpersonal serta variabel motivasi diri dan keterampilan sosial terhadap kemampuan teknis tidak memiliki kontribusi (0%).
5.2.
Diskusi Dalam
penelitian
tentang
kontribusi
kecerdasan
emosi
terhadap
kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal merupakan hal yang baru, meskipun sebelumnya telah ada penelitian-penelitian yang berhubungan dengan masalah tersebut. Namun dalam penelitian ini ada sedikit perbedaan tentang metode yang digunakan. Adapun metode yang digunakan adalah teknik multiple regresi, yang bertujuan untuk melihat seberapa banyak kontribusi dari masing-masing variabel kecerdasan emosi mencangkup kesadaran diri, mengelola emosi, motivasi diri, empati, keterampilan sosial, jenis kelamin, usia dan masa
99
kerja
terhadap
variabel
kemampuan teknis,
konseptual dan
hubungan
interpersonal karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta, sehingga lebih spesifik dari penelitian sebelumnya yang hanya mencari korelasi (hubungan) signifikan atau tidak signifikan antara variabel X dan variabel Y. Adapun pengaruh kontribusi variabel kecerdasan emosi terhadap variabel kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal karyawan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta sebesar 37 % dan sisanya 63% di pengaruhi oleh faktor lain. Hal ini sejalan dengan teori Goleman (2007) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kecerdasan emosi (EQ) adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini, yaitu sekitar 80 persen. Sedangkan kecerdasan intelektual (IQ) dalam keberhasilan di dunia kerja hanya menempati posisi kedua sesudah kecerdasan emosi dalam menentukan puncak keberhasilan dalam pekerjaan yaitu sekitar 20 persen. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Budiarti (2009) dengan judul hubungan antara kecerdasan emosi dengan kinerja karyawan registrasi dan pusat layanan bahan di Universitas Terbuka yang memiliki hubungan yang signifikan dan saling berkaitan atau mempengaruhi satu sama lain dengan nilai r hitung 0,817 > 0.266 r tabel dengan subjek berjumlah 55 orang dosen. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian ini yang hampir seluruhnya tidak memiliki pengaruh yang signifikan, hanya variabel jenis kelamin terhadap kemampuan konseptual yang memiliki pengaruh yang signifikan dengan nilai signifikansi 0,036 dan nilai kontribusinya (R2) 0,088 atau 8,8%. Sedangkan variabel kesadaran diri dan motivasi diri dengan kemampuan hubungan
100
interpersonal serta variabel motivasi diri dan keterampilan sosial dengan kemampuan teknis tidak memiliki kontribusi (0%). Hal ini dapat dimengerti, karena kontribusi kecerdasan emosi terhadap kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal karyawan itu dilatar belakangi oleh perbedaan karakteristik sampel, budaya kerja dan organisasi dan lain sebagainya. Ini membuktikan bahwa penelitian tentang kondisi atau situasi yang mempengaruhi hubungan tersebut sangat diperlukan, artinya kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal tidak hanya dapat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan emosi saja, tetapi dibutuhkan faktor-faktor lain yang mendukung untuk sempurnanya suatu kinerja. Menurut Timple dalam Mangkunegara (2006) faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (disposisional) yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan. Seperti perilaku, sikap dan tindakan-tindakan rekan keja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi. Begitu pula menurut Hersey, Blancard, dan Johnson dalam Wibowo (2007) merumuskan adanya 7 (tujuh) faktor yang mempengaruhi kinerja dan dirumuskan dengan akronim ACHIEVE, yaitu: Ability (knowledge dan skill), Clarity (understanding atau role perception), Help (organisational support), Incentive (motivation atau willingness), Evaluation (coaching dan performance feedback), Validity (valid dan legal personnel practices), dan Environment (environmental fit).
101
Sedangkan asumsi peneliti yang mempengaruhi kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal selain faktor kecerdasan emosi dalam ruang lingkup perusahaan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta adalah: ranah kerja (job description), alur kerja, pengetahuan manajemen, budaya organisasi, latar belakang pendidikan, lingkungan kerja, transparasi manajemen, promosi jabatan atau jenjang karir, gaji (salary), tunjangan perusahaan, kesehatan, bonus.
5.3.
Saran-saran Berdasarkan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, maka peneliti
memberikan beberapa saran untuk peneliti selanjutnya dan KaDiv. Human Capital PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta sebagai berikut : 1.
Untuk peneliti selanjutnya: a. Peneliti menyadari bahwa rujukan teori yang digunakan dalam penelitian masih terbatas, sehingga kurang dapat menjelaskan lebih luas. Maka untuk penelitian selanjutnya diperbanyak literaturnya, terutama literatur variabel terikat (dependent variable). b. Variabel kecerdasan emosi hanya menyumbang pengaruh sebesar 37% dan sisanya disebabkan oleh faktor lain, maka disarankan untuk penelitian selanjutnya agar mencari dan menghubungkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi interpersonal.
kemampuan
teknis,
konseptual
dan
Faktor-faktor
tersebut
diantaranya
latar
hubungan belakang
pendidikan, budaya organisasi, lingkungan kerja, gaji, promosi jabatan, dan lain sebagainya.
102
c. Salah satu kekurangan dari penelitian ini adalah sedikitnya jumlah subjek penelitian.
Maka dalam penelitian selanjutnya diharapkan untuk
memperbanyak jumlah subjek penelitian, karena hasil penelitian ini bisa berubah jika subjek penelitiannya bertambah. d. Penelitian selanjutnya perlu mengkaji lebih dalam tentang kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal karyawan dengan perusahaan-perusahaan lainnya untuk menambah pengetahuan, sehingga ketika meneliti penjabarannya lebih luas. 2.
Untuk KaDiv. Human Capital PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta: a. Hasil penelitian ini dapat juga dijadikan bahan masukan yang positif dan bahan pertimbangan PT. Beton Perkasa Wijaksana Jakarta, dalam rangka peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas. b. Kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal karyawan perlu mendapatkan apresiasi yang lebih dan berkesinambungan agar meningkat
sehingga
muncul
yang
dinamakan
loyalitas
terhadap
perusahaan. c. Meningkatkan kecerdasan emosi dengan membuat stimulus-stimulus yang dapat menghargai diri sendiri dan orang lain serta kebijakan perusahaan, mengungkapkan pendapat dengan baik dan sopan dan lain sebagainya. d. Penjelasan ranah kerja yang lebih spesifik, untuk peningkatan kinerja itu sendiri agar tidak terjadi tumpang tindih, e. Membuat pelatihan sesuai dengan bidang pekerjaan dengan soft skill dan hard skill.
103
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, ed. ke-4. cet. ke-13. Jakarta: Rhineka Cipta. As’ad, M. (1984). Psikologi industri (seri ilmu sumber daya manusia), Yogyakarta: Liberty. Azwar, S. (2006). Penyusunan skala psikologi, ed. ke-1. cet. ke-8. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bittel, L.R & Newstrom, J.W. (1994). Pedoman bagi penyelia 1. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Bridges, W. (1996). Mengatasi masa transisisi organisasional yang melelahkan, terj. Tanto S, judul asli, Managing transitions. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer. Budiarti, L. (2009). Hubungan antara kecerdasan emosi dengan kinerja karyawan registrasi dan pusat layanan bahan ajar di universitas terbuka, Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta. Bungin, B. (2006). Metodologi penelitian kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Chaplin, J.P. (2004). Kamus lengkap psikologi, ed-1. cet-9. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Dario, A. (2007). Psikologi perkembangan anak tiga tahun pertama (psikologi atitama), Bandung: Refika Aditama. Goleman, D. (2007). Emotional intelligence, cet. ke-17. terj. T. Hermaya, judul asli, Emotional intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Handoko, T.T. (1988). Manajemen personalia dan sumberdaya manusia, Yogyakarta: BPFE. Hasan, A.B.P. (2008). Psikologi perkembangan islami, ed. 1. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Ilyas, Y. (2002). Kinerja, cet. ke-3. Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI. Kuncono, T. (2004). Aplikasi komputer psikologi, ed. ke-2. Jakarta: Badan Penerbit & Publikasi Yayasan Administrasi Indonesia (YAI).
104
Kuncoro, M. (2009). Metode riset untuk bisnis & ekonomi edisi 3, Jakarta: Erlangga. Mangkunegara, A.A.A.P. (2006). Evaluasi kinerja sumber daya manusia, cet.ke-2 Bandung: Refika Aditama. Mathis, R.L. & Jackson, J.H. (2009). Manajemen sumber daya manusia, ed. ke10. terj. Diana. A. Judul asli. Human resource management, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Matutina, D.C, dkk. (1993). Manajemen personalia, Jakarta: Rihana Cipta. Moekijat. (1995). Manajemen personalia dan sumberdaya manusia, Bandung: Mandar Maju. Mubayiah, M. (2006). Kecerdasan dan kesehatan emosional anak, Jakarta: Pustaka al-Kautsar. Nasution, M. (2000). Manajemen personalia aplikasi dalam perusahaan, Jakarta: Djambatan. Noe, R.A, dkk. (2003). Human resource management. United States: ElectraGraphics, Inc. Oxford learner’s pocket dictionary, second edition (1991). New York: Oxford University Press, Walton Street. Pasaribu, A. (1983). Pengantar statistik, Jakarta: Ghalia Indonesia. Rivai, V. (2006). Mengenal sumber daya manusia untuk perusahaan, Jakarta: PT. Murai Kencana. Robbins, S.P. (2007). Perilaku organisasi, cet. ke-2. terj. Benyamin. M, judul asli, Organization behavior, tent edition, Jakarta: PT. Indeks. Safaria, T. & Saputra, E.N. (2009). Manajemen emosi: sebuah panduan cerdas bagaimana mengelola emosi positif dalam hidup anda, Jakarta: Bumi Aksara. Santrock, J.W. (2000). Children, sixth edition, The McGraw-Hill Companies, Inc. The United States of America. Schuler, R. & Jackson, S.E. (1996). Manajemen sumber daya manusia, Jakarta: Erlangga. Sevilla, et. all. (1993). Pengantar metode penelitian, cet. ke-1. terj. Alimuddin. T, judul asli, An introduction to research methods. Jakarta: UI-Press. Simamora, H. (2001). Manajemen sumber daya manusia, ed. ke-2. cet. ke-3. Yogyakarta: STIE YKPN.
105
Sudarsono. (1993). Kamus filsafat dan psikologi, cet ke-1, Jakarta: Rineka Cipta. Sunggono, B. (2009). Metodologi penelitian hukum, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa. (1995). Kamus besar bahasa Indonesia, ed-2. cet-4. Jakarta: Balai Pustaka. Wexley, K.N. & Yuki, G.A. (2005). Perilaku organisasi dan psikologi personalia, cet. ke-3. ter. M. Shobarudin. Judul asli. Organizational behavior and personnel psychology, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Wibowo. (2007). Manajemen kinerja, ed. 1. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Nilai-nilai Kritis Koefisiensi Korelasi (r) Product Moment N
Taraf Signifikansi 0.5% 1%
N
Taraf Signifikansi 0.5% 1%
N
Taraf Signifikansi 0.5% 1%
3 4 5
0,997 0,950 0,878
0,999 0,990 0,959
26 27 28 29 30
0,388 0,381 0,374 0,367 0,361
0,496 0,487 0,478 0,470 0,463
55 60 65 70 75
0,266 0,254 0,244 0,235 0,227
0,345 0,330 0,317 0,306 0,296
6 7 8 9 10
0,811 0,754 0,707 0,666 0,632
0,917 0,874 0,834 0,798 0,765
31 32 33 34 35
0,355 0,349 0,344 0,339 0,334
0,456 0,449 0,442 0,436 0,430
80 85 90 95 100
0,220 0,213 0,207 0,202 0,195
0,286 0,278 0,270 0,263 0,256
11 12 13 14 15
0,602 0,576 0,553 0,532 0,514
0,735 0,708 0,684 0,661 0,641
36 37 38 39 40
0,329 0,325 0,320 0,316 0,312
0,424 0,418 0,413 0,408 0,403
125 150 175 200 300
0,176 0,159 0,148 0,138 0,113
0,230 0,210 0,194 0,181 0,148
16 17 18 19 20
0,497 0,482 0,468 0,456 0,444
0,623 0,606 0,590 0,575 0,561
41 42 43 44 45
0,308 0,304 0,301 0,297 0,294
0,398 0,393 0,389 0,384 0,380
400 500
0,098 0,088
0,128 0,115
600 700
0,080 0,074
0,105 0,097
21 22 23 24 25
0,433 0,423 0,413 0,404 0,396
0,549 0,537 0,526 0,515 0,505
46 47 48 49 50
0,291 0,288 0,284 0,281 0,279
0,376 0,372 0,368 0,364 0,361
800 900
0,070 0,065
0,091 0,086
1000
0,062
0,081
Sumber : Burhan Nurgiantoro (2002). Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Yogyakarta; Gadjah Mada University Press.
Hasil Reliabilitas Kecerdasan Emosi Keterangan: :0.5% = 0,279 Item yang tercetak tebal adalah valid ( > 0,279 ) R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Mean if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037
136.5200 136.5400 136.6400 136.6200 136.5600 136.6000 136.6400 136.4200 136.8200 136.7600 136.5800 136.7800 136.5800 136.6000 136.6200 136.7200 136.5400 136.6000 136.5400 136.5200 136.7400 136.2600 136.3400 136.6000 136.9000 136.6400 136.8000 136.6200 136.7400 136.8600 136.5200 136.8200 136.6600 136.7400 136.6800 136.8400 136.4400
Scale Variance if Item Deleted 311.193 309.437 311.133 312.240 312.619 312.939 303.909 310.983 310.273 312.390 314.820 304.869 311.106 310.490 313.016 305.022 312.417 304.245 311.396 306.296 308.604 306.033 301.086 306.163 313.153 304.153 311.102 306.485 303.053 307.470 301.030 304.069 304.637 307.135 303.038 316.709 303.353
Corrected Item-Total Correlation . 465 .637 .505 .388 .346 .389 .712 .485 .458 .366 .238 .623 .466 .487 .350 .631 .325 .623 .476 .639 .524 .584 .748 .570 .377 .612 .247 .604 .567 .464 .710 .557 .670 .455 .643 .695 .128
Cronbach's Alpha if Item Deleted .952 .951 .952 .952 .952 .952 .951 .952 .952 .952 .953 .951 .952 .952 .952 .951 .953 .951 .952 .951 .952 .951 .950 .951 .953 .951 .952 .951 .951 .952 .950 .951 .951 .952 .951 .954 .951
VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050
136.6600 137.0000 136.6600 136.6200 136.7000 136.8000 136.4200 136.4400 136.5600 136.6400 136.6800 136.4800 136.5200
304.392 310.816 310.025 304.526 303.847 310.245 308.289 309.762 302.456 305.582 307.161 308.704 307.234
Reliability Coefficients N of Cases = 50.0 Alpha = .953
.621 .429 .515 .734 .606 .395 .522 .468 .717 .671 .550 .637 .235
.951 .952 .952 .951 .951 .952 .952 .952 .950 .951 .951 .951 .951
N of Items = 46
Hasil Reliabilitas Kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal Keterangan: :0.5% = 0,279 Item yang tercetak tebal adalah valid ( > 0,279 ) R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
-
S C A L E
(A L P H A)
Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015
146.9600 147.4200 146.9600 146.9200 147.1600 147.1400 147.0600 147.0200 146.9600 147.1600 147.2200 147.3800 146.9200 147.0000 147.0800
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
255.182 260.534 251.345 251.749 251.525 253.756 254.302 259.040 251.509 251.362 251.889 251.220 250.402 251.592 255.218
.574 .329 .711 .654 .636 .568 .467 .290 .614 .645 .517 .516 .731 .569 .499
Cronbach's Alpha if Item Deleted .961 .963 .960 .960 .960 .961 .961 .962 .961 .960 .961 .961 .960 .961 .961
VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050
147.0600 146.9800 147.0000 147.1200 147.0800 147.2000 147.0200 147.3000 147.0200 146.9800 147.6400 147.3000 147.0000 146.9200 147.1200 147.2000 147.0800 147.1000 146.9000 146.9200 147.2000 147.2200 147.0000 147.1400 146.9600 147.0000 146.9400 146.9400 146.9200 147.1400 147.3400 147.2800 147.1800 147.2600 147.0800
Reliability Coefficients N of Cases = 50.0 Alpha = .965
254.262 252.673 250.735 250.924 251.055 253.510 252.510 260.010 259.081 254.591 262.113 247.398 250.449 251.055 255.455 254.367 251.381 255.031 255.031 255.300 250.816 246.787 248.408 256.204 254.202 249.429 255.853 255.119 254.973 249.470 248.147 254.042 258.640 258.482 253.912
.643 .565 .734 .836 .758 .260 .876 .322 .294 .858 .355 .790 .751 .694 .529 .562 .738 .532 .658 .664 .642 .726 .769 .422 .643 .759 .649 .212 .131 .771 .259 .461 .287 .666 .580
N of Items =45
.961 .961 .960 .960 .960 .961 .960 .962 .963 .960 .963 .960 .960 .960 .961 .961 .960 .961 .961 .961 .960 .960 .960 .961 .961 .960 .961 .960 .960 .960 .960 .961 .962 .962 .961
LAMPIRAN
SUBJEK SUBJEK 1 SUBJEK 2 SUBJEK 3 SUBJEK 4 SUBJEK 5 SUBJEK 6 SUBJEK 7 SUBJEK 8 SUBJEK 9 SUBJEK 10 SUBJEK 11 SUBJEK 12 SUBJEK 13 SUBJEK 14 SUBJEK 15 SUBJEK 16 SUBJEK 17 SUBJEK 18 SUBJEK 19 SUBJEK 20 SUBJEK 21 SUBJEK 22 SUBJEK 23 SUBJEK 24 SUBJEK 25 SUBJEK 26 SUBJEK 27 SUBJEK 28 SUBJEK 29 SUBJEK 30 SUBJEK 31 SUBJEK 32 SUBJEK 33 SUBJEK 34 SUBJEK 35 SUBJEK 36 SUBJEK 37 SUBJEK 38 SUBJEK 39 SUBJEK 40 SUBJEK 41 SUBJEK 42 SUBJEK 43 SUBJEK 44 SUBJEK 45 SUBJEK 46 SUBJEK 47 SUBJEK 48 SUBJEK 49 SUBJEK 50 TOTAL
JK P P L L L P L L L L L L L L L L L L P L L P L P L L L L P L L P L L L L L L L L P L L L P L L L L P
USIA 22 28 27 37 30 22 42 27 25 32 23 43 57 30 27 44 41 32 37 26 43 26 41 27 24 37 29 28 35 42 30 26 44 37 39 42 25 29 32 40 32 44 37 26 28 47 39 25 48 38
KECERDASAN EMOSI MASA KERJA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 6 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 11 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 15 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 1 2 1 1 1 15 3 4 2 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 8 3 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1 2 3 2 2 1 2 2 1 3 2 3 17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 22 4 3 3 2 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 5 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 12 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 11 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 10 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 11 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 2 3 2 3 2 2 2 3 1 3 3 2 9 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 5 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 10 2 3 3 3 2 3 4 4 4 3 2 16 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 6 2 2 4 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 9 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 13 3 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 11 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 6 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 7 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 12 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 6 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 9 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 17 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 9 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 1 1 3 2 2 1 2 2 15 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 11 4 3 4 4 3 4 4 4 2 3 3 158 153 145 141 146 150 150 155 147 150 146
12 3 3 3 4 4 2 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 4 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 3 4 152
13 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 161
14 3 2 2 3 4 2 4 4 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 4 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 151
15 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2 4 2 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 2 1 3 3 149
16 3 3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 2 2 1 3 3 4 4 3 3 4 1 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 4 4 3 2 2 3 4 152
17 3 2 4 4 3 2 4 3 3 3 1 3 4 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 2 3 4 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 4 150
18 3 3 3 3 4 1 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 2 2 4 4 4 3 4 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 3 153
19 4 2 3 4 4 1 3 4 3 2 1 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2 3 4 155
20 3 3 2 4 4 2 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 155
21 3 3 2 3 4 2 4 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 149
22 4 2 3 3 4 2 4 4 4 3 1 2 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3 4 152
23 3 3 3 4 3 2 4 4 4 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 1 3 4 157
24 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 2 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 4 4 2 4 3 3 3 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 158
25 3 3 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 158
26 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 2 3 4 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 1 2 4 148
27 3 3 2 3 3 2 3 4 4 2 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 2 3 2 3 4 151
28 3 2 3 4 3 1 3 4 4 3 1 2 4 3 3 2 2 4 3 3 4 4 2 4 1 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 150
29 3 3 2 4 4 1 3 4 3 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 3 4 4 2 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 148
30 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 3 2 4 4 2 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 148
31 3 4 3 4 4 2 3 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 152
32 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 4 148
33 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 4 3 2 2 3 3 149
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 ∑ 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 146 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 133 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 137 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 162 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 166 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3 3 89 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 154 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 169 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 159 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 132 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2 3 1 3 92 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 133 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 162 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 131 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 125 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 132 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 4 4 2 135 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 151 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 136 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 146 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 145 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 151 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 126 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 160 3 2 2 1 2 1 1 1 2 3 2 2 2 90 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 165 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 150 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 135 2 3 3 2 4 148 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 144 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 136 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 136 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 153 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 136 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 145 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 131 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 4 3 3 135 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 153 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 137 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 123 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 129 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 135 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 2 120 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 146 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 4 165 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 134 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 125 3 2 2 2 3 2 3 1 2 2 1 1 2 90 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 131 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 166 149 145 140 154 146 142 153 152 145 152 159 148 158 6930
KEMAMPUAN TEKNIS, KONSEPTUAL DAN HUBUNGAN INTERPERSONAL SUBJEK SUBJEK 1 SUBJEK 2 SUBJEK 3 SUBJEK 4 SUBJEK 5 SUBJEK 6 SUBJEK 7 SUBJEK 8 SUBJEK 9 SUBJEK 10 SUBJEK 11 SUBJEK 12 SUBJEK 13 SUBJEK 14 SUBJEK 15 SUBJEK 16 SUBJEK 17 SUBJEK 18 SUBJEK 19 SUBJEK 20 SUBJEK 21 SUBJEK 22 SUBJEK 23 SUBJEK 24 SUBJEK 25 SUBJEK 26 SUBJEK 27 SUBJEK 28 SUBJEK 29 SUBJEK 30 SUBJEK 31 SUBJEK 32 SUBJEK 33 SUBJEK 34 SUBJEK 35 SUBJEK 36 SUBJEK 37 SUBJEK 38 SUBJEK 39 SUBJEK 40 SUBJEK 41 SUBJEK 42 SUBJEK 43 SUBJEK 44 SUBJEK 45 SUBJEK 46 SUBJEK 47 SUBJEK 48 SUBJEK 49 SUBJEK 50 TOTAL
JK P P L L L P L L L L L L L L L L L L P L L P L P L L L L P L L P L L L L L L L L P L L L P L L L L P
USIA 22 28 27 37 30 22 42 27 25 32 23 43 57 30 27 44 41 32 37 26 43 26 41 27 24 37 29 28 35 42 30 26 44 37 39 42 25 29 32 40 32 44 37 26 28 47 39 25 48 38
MASA KERJA 3 6 3 11 15 2 15 3 8 2 1 17 20 3 5 16 12 11 10 4 11 3 14 5 2 9 5 2 10 16 6 3 5 9 13 11 6 7 3 12 6 12 9 3 3 17 9 2 15 11
1 4 3 3 3 3 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 137
2 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 154
3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 1 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 160
4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 154
5 3 3 4 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 2 1 3 2 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 144
6 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 149
7 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 154
8 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 1 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 148
9 3 2 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 159
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 1 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 150
11 3 3 4 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 3 2 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 4 2 134
12 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 4 3 158
13 3 3 4 3 3 3 3 1 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 4 3 4 1 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 163
14 3 3 3 3 4 3 3 1 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 4 4 148
15 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 4 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 138
16 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 142
17 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 145
18 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 1 3 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 154
19 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 150
20 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3 2 4 3 3 2 3 2 3 3 4 3 147
21 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 1 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 158
22 4 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 144
23 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 154
24 3 3 4 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 154
25 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 156
26 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 147
27 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 151
28 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 156
29 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 150
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 150
31 4 2 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 3 2 4 4 2 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 151
32 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 1 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 150
33 4 3 4 3 3 3 3 1 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 152
34 4 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 151
35 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 154
36 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 149
37 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 152
38 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 152
39 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 145
40 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 4 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 147
41 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 1 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 142
42 3 3 3 3 3 3 2 1 2 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 145
43 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 151
44 3 3 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 142
45 ∑ 4 157 3 132 3 159 3 133 3 135 3 134 3 130 2 89 3 133 3 146 3 134 3 134 3 138 3 146 3 133 3 134 4 137 3 134 3 152 4 162 3 141 3 134 3 141 3 133 3 126 3 151 3 125 3 145 3 136 3 134 2 88 3 133 2 143 3 141 2 132 3 133 2 90 3 134 3 130 3 118 3 139 3 143 3 134 3 134 3 132 3 141 3 133 3 134 3 150 4 140 149 6740
Dengan hormat,
Perkenalkan, nama saya Syarifudin Romdhoni, saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang melaksanakan penelitian untuk keperluan tugas akhir. Saya berharap bapak dan ibu bersedia ikut berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini. Pada setiap responden akan diajukan beberapa pernyataan dan responden diminta untuk memberikan respon dalam bentuk pilihan jawaban. Apapun jawaban yang bapak dan ibu berikan, kemurniannya akan berarti penting untuk menentukan keberhasilan penelitian ini. Semua jawaban benar jika memang betul-betul sesuai dengan kenyataan atau kondisi bapak dan ibu yang sebenarnya. Oleh karena itu, bapak dan ibu diharapkan untuk memberikan jawaban apa adanya. Jawaban bapak dan ibu dijamin kerahasiaannya, sehingga anda tidak perlu takut. Dalam pengisian koesioner ini yang diperlukan adalah kesungguhan dan kejujuran anda untuk menjawab. Atas kesediaan dan kerja samanya, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
Syarifudin Romdhoni 103070029067
Sebelumnya, silahkan mengisi data diri terlebih dahulu. Jenis kelamin
:
Usia
:
Jabatan
:
Masa kerja
:
Petunjuk Pengisian Dibawah ini terdapat sejumlah pernyataan, berikanlah jawaban dengan memberi tanda silang (X) pada kolom di sebelah kanan pernyataan sesuai dengan pilihan anda. Adapun pilihan jawabannya: SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
Sebelum anda menyerahkan lembaran ini, harap diperiksa kembali agar tidak ada pernyataan yang terlewat. Contoh : No 1.
PERNYATAAN Saya merasa jenuh jika banyak pekerjaan di kantor.
SS
S X
TS
STS
Bagian I : Kecerdasan emosi No
PERNYATAAN Saya mampu menghubungkan tanda dari gejala fisiologis yang berbeda dengan
1
suasana emosi yang berbeda pula (dada sesak berhubungan dengan emosi marah, takut, cemas dan kecewa).
2
Saya bisa menamakan emosi-emosi yang muncul di dalam diri saya secara akurat.
3
Meskipun tidak ada sanksi, saya tidak akan melanggar aturan.
4
5 6 7
Saya mampu mengelola emosi-emosi saya dalam keadaan situasi penuh tekanan atau stress. Saya mampu menenangkan diri saya sendiri dengan baik ketika dalam keadaan emosi-emosi negatif (misalnya marah, benci, kecewa, cemas dan lain-lain). Di dalam kesulitan yang sedang saya hadapi, saya berusaha tenang dan optimis. Walaupun hambatan menghadang saya, tetapi saya selalu memacu semangat saya untuk berhasil.
8
Saya mampu memahami perasaan orang lain dari perspektif orang tersebut.
9
Saya mampu memahami akibat dari perilaku saya sendiri terhadap orang lain.
10
Saya senang menghargai orang lain.
11
Saya selalu mengutamakan kepentingan umum (bersama) daripada kepentingan pribadi.
12
Saya suka membantu orang lain.
13
Saya sulit untuk merasakan perasaan yang datang tiba-tiba.
14
Saya tidak mampu memahami gejolak emosi saya sendiri.
15
Kadang saya bingung dengan perubahan perasaan yang terjadi di dalam diri saya.
16
Ketika saya sedang sedih, saya tidak bisa berbuat apa-apa.
17
Saya sering memendam kesedihan, kekecewaan atau kemarahan di dalam diri saya.
18
Saya sering pesimis dalam menghadapi kesulitan.
19
Saya tidak bisa memotivasi diri untuk mencapai hasil yang terbaik.
20
Saya tidak dapat menghargai pendapat orang lain.
21
Saya sulit memahami orang lain.
22 23
Saya tidak dapat mendengar dengan penuh perhatian, bila orang lain sedang berbicara. Saya sulit bergaul dengan orang yang saya tidak kenal.
SS
S
TS
STS
24
Saya tidak perduli dengan masalah sosial di masyarakat.
25
Saya cenderung tidak membantu orang lain yang sedang dalam kesusahan.
26 27 28
Saya mampu menyadari ketegangan-ketegangan fisik (dada yang sesak, jantung yang berdebar-debar) yang menyertai emosi-emosi yang saya alami. Saya berusaha meyakinkan diri saya untuk tenang ketika berada dalam kesulitan. Saya mudah melepaskan diri saya dari perasaan kecewa, sedih atau marah yang berlarut-larut.
29
Saya selalu tampak optimis, walaupun kadang saya sedih.
30
Saya senantiasa memotivasi diri untuk mencapai hasil yang terbaik.
31
Saya selalu menghargai pendapat orang lain.
32
Saya mampu menghayati kesedihan yang dirasakan oleh orang lain.
33
Saya selalu mendengar dengan penuh perhatian, bila orang lain sedang berbicara.
34
Saya menyukai setiap orang yang saya jumpai.
35
Ketakutan saya membuat saya ragu-ragu di dalam mengambil keputusan.
36
Saya sering memendam kesedihan, kekecewaan atau kemarahan di dalam diri saya.
37
Saya takut sekali akan kegagalan.
38
Saya kurang memperdulikan perasaan orang lain.
39
40
Saya selalu mengutamakan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum (bersama). Saya selalu menjaga keseimbangan emosi, bila saya merasa senang, saya mengungkapkannya dengan tidak berlebihan.
41
Saya menyadari apa yang saya rasakan.
42
Saya merasa optimis dengan pekerjaan yang saya kerjakan.
43
Walaupun menghadapi situasi yang sulit, saya berusaha terus maju.
44
Saya sangat perduli dengan apa yang terjadi dengan orang lain.
45
Saya lebih membutuhkan orang lain daripada orang lain membutuhkan saya.
46
Sebelum memulai suatu pekerjaan, biasanya saya sudah merasa tidak mampu untuk menyelesaikan.
Bagian II : Kemampuan teknis, konseptual dan hubungan interpersonal No
PERNYATAAN
1
Saya suka membaca buku yang menunjang pekerjaan saya.
2
Saya hanya memakai fasilitas kantor untuk keperluan kantor.
3
Saya selalu menganalisa setiap tugas, sebelum mulai mengerjakannya.
4
Saya selalu memeriksa peralatan kerja, sebelum dan sesudah bekerja.
5
Saya tidak memiliki cara yang lebih cepat dalam menyelesaikan pekerjaan.
6
Saya tahu apa yang harus saya lakukan dalam bekerja.
7
Saya bertanggung jawab atas pekerjaan saya.
8 9 10 11 12
Saya berupaya dapat menjalankan tugas sesuai rencana yang dibuat bersama (telah di sepakati). Saya percaya setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya. Saya mampu menyampaikan keinginan saya tanpa menyinggung perasaan orang lain. Saya tidak memiliki metode yang khusus dalam menyelesaikan pekerjaan yang ada. Saya tidak akan meminta bantuan kepada rekan kerja, jika ada pekerjaan yang sulit untuk dikerjakan.
13
Saya tidak mampu memanfaatkan peralatan dan perlengkapan kerja dengan baik.
14
Saya tidak selalu menyelesaikan setiap tugas sebelum jatuh tempo yang ditentukan.
15
Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam bekerja.
16
Saya tidak bertanggung jawab atas pekerjaan saya.
17
Saya tidak pernah mempertimbangakan masukan dari orang lain dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
18
Saya ragu hari esok akan lebih baik dari hari ini.
19
Saya tidak mampu berkomunikasi dengan baik dan benar.
20
Saya senantiasa semangat untuk belajar sesuatu yang belum saya kuasai.
21
Saya dapat menggunakan peralatan dan perlengkapan kerja yang tersedia.
22
Saya berusaha melaksanakan tugas dengan benar.
23
Saya selalu membuat target dalam bekerja.
24
Saya menerima kritikan dari orang lain.
25
Saya mampu untuk berkerja sama dengan baik.
26
Saya percaya akan kemampuan kerja saya.
SS
S
TS
STS
27
Saya dapat menjelaskan sesuatu dengan rinci agar lawan bicara saya dapat memahaminya.
28
Saya kurang bersemangat untuk belajar sesuatu yang belum saya kuasai.
29
Saya tidak mempunyai metode kerja yang efisien.
30
Saya selalu mengalami kesulitan dalam memulai pekerjaan.
31
Saya tidak pernah memeriksa peralatan kerja, sebelum dan sesudah bekerja.
32
Saya tidak segera mengerjakan setiap tugas yang diberikan kepada saya.
33
Saya kurang memahami dengan baik fungsi saya sebagai seorang karyawan.
34
Saya tidak senang dikritik orang lain.
35
Saya tidak yakin akan menjadi orang sukses dibidang pekerjaan saya ini.
36
Saya tidak mampu memberikan inspirasi dan gagasan kepada lawan bicara saya.
37
Saya memprioritaskan pekerjaan dari pada urusan lainnya.
38
Saya akan meminta bantuan kepada rekan kerja, jika ada pekerjaan yang sulit untuk dikerjakan.
39
Saya selalu menyelesaikan setiap tugas sebelum jatuh tempo yang ditentukan.
40
Saya aktif mencari terobosan baru demi kemajuan diri sendiri dan perusahaan.
41
Saya tidak memiliki pengetahuan yang cukup baik dalam bekerja
42
Saya tidak pernah membuat target dalam bekerja.
43
Saya tidak pernah mengutamakan kerja sama tim agar hasil lebih baik.
44
Saya tidak percaya akan kemampuan kerja saya.
45
Saya tidak mampu menyampaikan keinginan saya tanpa menyinggung perasaan orang lain.