PENGUJIAN EFISIENSI PASAR BENTUK SETENGAH KUAT SECARA KEPUTUSAN DENGAN ANALISIS STOCK SPLIT DAN REVERSE STOCK SPLIT
Oleh :
Wediastri Chalida Nim : 106081002513
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010
ABSTRACT
The main purpose of testing in this research was to analyse difference among return stock before and after event of stock split and reverse stock split. Data which was used in this research are daily stock price and Jakarta Composite Index, total stock trading volume period 2004-2008. By using method Purposive Sampling the samples was selected 34 company by doing corporate action stock split and 13 company by doing corporate action reverse stock split. This research use Paired Samples Test to test difference of return and Wilcoxon Signed Rank Test to test difference of trading volume among period before and after stock split and reverse stock split. The result of hypothesis testing show that Indonesian stock market in the period between years of 2004 to 2008 can be said efficiently semi strong towards the decision of stock split and reverse stock split announcement. Keyword : Efficiency Market, Return, Trading Volume, Stock Split, and Reverse Stock Split
iii
ABSTRAK
Tujuan utama pengujian dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan antara return saham sebelum dan setelah peristiwa stock split dan reverse stock split. Serta menganalisis perbedaan volume perdagangan sebelum dan setelah peristiwa stock split dan reverse stock split. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham harian dan IHSG harian, jumlah volume saham yang diperdagangkan selama periode 2004-2008. Dengan menggunakan metode Purposive Sampling Sampel dipilih sebanyak 34 perusahaan yang melakukan kebijakan stock split dan 13 perusahaan yang melakukan kebijakan reverse stock split. Penelitian ini menggunakan Uji Beda Paired Samples Test untuk menguji perbedaan return saham dan Uji Wilcoxon Signed Rank Test untuk menguji perbedaan volume perdagangan antara sebelum dan sesudah kebijakan stock split dan reverse stock split. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pasar modal di Indonesia periode 2004-2008 dapat dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat secara keputusan denga analisis stock split dan reverse stock split. Kata Kunci : Efisiensi Pasar, Return Saham, Volume Perdagangan, Stock Split, dan Reverse Stock Split.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, hidayah dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurah kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke jalan yang benar dan penuh rahmat sebagaimana yang kita rasakan saat ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada berbagai pihak yang telah membantu serta memberikan motivasi kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Kedua orang tuaku, Ayahanda tercinta H. Mu’tamarullah dan Ibunda tersayang Ibu Nurlaela, yang telah memberikan curahan kasih sayang yang tiada hentinya serta memotivasi untuk terus maju sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pudek I dan Dosen Pembimbing I, yang senantiasa memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. 4. Bapak Indoyama Nasarudin, SE, MAB selaku Pembimbing II dan Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Jakarta yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan kesabarannya untuk selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Bapak Herni Ali, SE, MM selaku Pudek II dan sebagai Dosen Seminar Keuangan dan Pasar Modal. 6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis. 7. Para staf akademik dan jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah banyak membantu penulis.
v
8. KakakQuw Yuni Nurul Herfiansyah dan Maria Khairun Nisa, terimakasih untuk dukungan, do’a dan kasih sayangnya. 9. AdikQuw
Mufti
Setiati,
Nayla
Azka,
Ichlasul
Abid
dan
Ichsanul
Haqi…”Someday U Feel Like This”… 10. Keluarga Bapak Sutisna NS dan Ibu Sarmanah HS, yang selalu memberikan semangat selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 11. Semua teman-teman Konsentrasi Manajemen Keuangan B (mamay, citi, tina, 3a, uwie, teteh, unie, siska fakot, kiki, rita, rifan, riza, ijank dll) atas motivasi dan semangatnya serta kerjasama dan kebersamaan selama kuliah. 12. Sahabat dan teman-temanku di Manajemen E (eni, zahra, zee, intan, yudi, opick, arul, ti2s, vicky) atas dukungan dan semangatnya. 13. Kepada calon pendamping hidup penulis Ahmad Hary Denis yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik. 14. Dan kepada semua teman-teman dan pihak lain yang telah membantu, mendukung, dan mendo’akan dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dari penulis. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Jakarta, 04 Juni 2010
Penulis
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wahana untuk menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Hal ini berarti bahwa dalam pasar modal terdapat dua pihak yang berkepentingan, yaitu investor dan emiten. Investor sebagai pihak yang kelebihan dana dapat melakukan alternatif investasi pada financial assets. Sedangkan emiten sebagai pihak yang membutuhkan dana dapat memperoleh alternatif dana eksternal jangka panjang. Perkembangan aktivitas pasar modal yang pesat akan membawa perubahan besar pada tuntutan kualitas informasi. Dalam pasar modal yang efisien semua informasi baru dengan cepat dan secara lengkap tercermin dalam harga saham. Semakin cepat informasi tercermin dalam harga sekuritas, semakin efisien pasar modal yang bersangkutan. Masuknya informasi baru tidak dapat diramalkan sebelumnya, sehingga informasi yang menguntungkan hampir sama dengan informasi yang tidak menguntungkan. Perubahan harga dalam pasar yang efisien mungkin merupakan perubahan yang positif ataupun perubahan yang negatif. Keterbukaan informasi yang berkualitas baik dari sisi keanekaragaman, kecepatan, frekuensi, kebenaran serta ketepatan informasi merupakan kata kunci dalam pasar modal. Pengujian kandungan informasi dan pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda, namun sangat berhubungan. Pengujian kandungan informasi
1
dimaksudkan untuk melihat reaksi pasar dari suatu peristiwa (event). Apabila peristiwa (event) mengandung informasi maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu peristiwa (event) tersebut diterima pasar. Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya perubahan sekuritas tersebut. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return dan abnormal return sebagai akibat perubahan harga (Jogiyanto, 2005:63). Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap normal return. Sedangkan normal return merupakan return yang diharapkan oleh investor. Suatu investasi selalu mengandung unsur risk and return. Karena perolehan yang diharapkan baru akan diterima pada masa yang akan datang, maka resiko itu juga timbul karena return yang diterima mungkin lebih besar atau lebih kecil dari dana yang diinvestasikan. Return merupakan motivasi investor dalam melakukan investasi, maka pengukuran terhadap return merupakan cara yang sering digunakan oleh investor dalam membandingkan alternatif berinvestasi. Para investor selalu ingin memaksimalkan return yang diharapkan berdasarkan tingkat toleransinya terhadap resiko yang dapat berbeda-beda untuk setiap investor. Bagi investor yang menyukai resiko (risk lover) , mereka akan memilih saham-saham yang mempunyai resiko yang tinggi dengan harapan dikemudian hari akan mendapatkan return yang tinggi pula, sesuai dengan prinsip investasi, yaitu high risk-high return. Sebaliknya, bagi investor yang tidak menyukai resiko (risk avaster), mereka akan merencanakan keuntungan yang normal terhadap investasi yang dilakukan.
2
Para investor yang bertransaksi dalam bursa efek bertujuan menghimpun dana dari keuntungan sebesar mungkin dari investasinya. Agar dapat membuat suatu keputusan dalam memilih portofolio investasi yang menguntungkan, investor memerlukan informasi. Suatu informasi memiliki makna bila informasi tersebut menyebabkan investor melakukan transaksi di pasar modal yang akan tercermin dalam indikator atau karakteristik pasar seperti volume perdagangan, harga saham dan lain-lain. Dihubungkan dengan volume, suatu peristiwa (event) memiliki kandungan informasi, apabila jumlah lembar saham yang diperdagangkan menjadi lebih besar ketika earnings diumumkan pada saat waktu lain selama tahun tersebut (Beaver. 1968 dalam Novi, 2004:1). Didalam pasar modal, informasi merupakan kebutuhan utama para investor dan traders, karena informasi tersebut digunakan oleh mereka untuk mengambil keputusan investasi. Tingkat kecepatan pasar modal dalam merespon atau menyerap informasi baru telah lama menjadi perhatian para ahli ekonomi keuangan diseluruh dunia. Mereka sepakat bahwa tingkat kecepatan pasar dalam merefleksikan informasi baru ke dalam perubahan nilai sekuritas merupakan salah satu indikator tingkat efisiensi. Semakin cepat pasar modal melakukan reaksi terhadap informasi baru, maka pasar tersebut semakin efisien. Konsekuensi dari pasar modal yang efisien adalah sangat sulit (atau bahkan hampir tidak mungkin) bagi para investor untuk memperoleh tingkat keuntungan abnormal (tingkat keuntungan yang direalisir lebih tinggi dari tingkat keuntungan yang diharapkan) secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan di
3
bursa efek. Kandungan informasi atas stock split dan reverse stock split menghipotesiskan bahwa para manajer menggunakan peristiwa (event) akan pengumuman stock split dan reverse stock split untuk memberi sinyal perubahan dalam pengharapannya tentang prospek perusahaan yang akan datang. Didalam pasar modal, yang mempengaruhi permintaan maupun penawaran adalah tingkat harga saham tersebut. Bila saham tersebut dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaannya akan berkurang. Harga saham yang terlalu tinggi menyebabkan saham tersebut tidak liquid sehingga investor tidak tertarik membeli saham tersebut. Agar saham tersebut mudah liquid, maka perusahaan go-public memiliki alternatif menambah jumlah saham untuk membuat harga lebih rendah untuk merangsang perdagangan. Selain itu, perusahaan yang sudah go-public dapat melakukan stock split atau memecah jumlah sahamnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar sahamnya di pasar modal terlihat lebih attractive bagi investor. Karena secara logika investor lebih tertarik membeli saham dengan harga yang lebih murah. Stock split dilakukan ketika harga saham dinilai terlalu tinggi oleh pasar. Dengan tingginya harga saham tersebut akan mengurangi kemampuan investor untuk membeli saham tersebut. Namun apabila yang terjadi adalah keadaan sebaliknya, ketika harga pasar dinilai terlalu rendah, maka perusahaan akan melakukan reverse stock split, yaitu menggabungkan beberapa saham menjadi satu sehingga memiliki nilai nominal yang lebih besar.
4
Stock split merupakan peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham; misalkan nilai nominal satu saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal. Sedangkan reverse stock split adalah pemecahan saham dimana pemegang saham menerima satu saham baru atas pertukaran dengan dua saham lama yang dimiliki (James Van Horne, 2007:291). Reverse stock split merupakan perubahan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan. Reverse stock split biasanya dilakukan ketika harga saham dinilai terlalu rendah (I Putu, 2007:110). Reverse stock split merupakan penggabungan nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih besar. Oleh karena itu, jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham akan berkurang dengan nominal perlembar saham menjadi lebih besar. Ini menyebabkan nilai saham akan meningkat secara proporsional. Scott, Martin, Petty dan keown (1999) dalam Lukman (2008) ada beberapa alasan mengapa manajer perusahaan melakukan stock split antara lain : Agar saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang saham
dan
meningkatkan
likuiditas
perdagangan
saham,
Untuk
mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata saham kepada kisaran yang telah ditargetkan, Untuk membawa informasi mengenai kesempatan berinvestasi yang berupa peningkatan laba dan dividen kas.
5
Menurut Lukman (2008) apabila harga suatu saham terlalu tinggi, maka kemungkinan saham tersebut dapat dibeli oleh masyarakat semakin kecil. Manajemen perusahaan yakin bahwa apabila kepemilikan saham semakin luas, maka hubungan dengan masyarakat lebih baik, sehingga adanya stock split dapat mengurangi nilai pasar saham dan memiliki kemampuan menarik mayoritas investor potensi. Menurut Ross, et. al (2006:537) ada tiga alasan perusahaan melakukan reverse stock split, yaitu : ”First, transactions costs to shareholders are often less after the reverse split. This follows the conclusions of copeland that brokerage commissions per dollar traded rise as the price of the stock falls. Second, the liquidity and marketability of a company's stock are improved when its price is raised to the "popular trading range". Third, stocks selling below a certain level are not considered “respectable”, implying that investors bias downward their estimates of these firm’s earnings, cash flow, growth, and stability.” Fama, Fisher, Jensen dan Roll dalam Hartono (2005: 72) menguji 940 stock splits pada New York Stock Exchange dari tahun 1927-1959. Perilaku harga saham yang diuji adalah pada periode 29 bulan sebelum dan 29 bulan sesudah stock splits. Hasilnya menunjukkan bahwa setelah stock split tidak lagi terjadi peningkatan CAR, tetapi peningkatan CAR terjadi sebelum dilakukan stock split. Hal ini berarti bahwa para investor sudah melakukan antisipasi terhadap kemungkinan saham tersebut displits. Temuan ini mendukung hipotesis pasar efisiensi bentuk setengah kuat.
6
Peterson dan Peterson (1992) melakukan studi untuk menguji abnormal return yang berkaitan dengan pengumuman reverse stock splits. Hasil ini menunjukkan bahwa pengumuman reverse stock splits berhubungan dengan abnormal return yang negatif efeknya. Pasar modal juga berfungsi sebagai tempat berbelanja bagi investor. Para investor saham mengevaluasi dan menganalisis saham dengan menggunakan semua informasi yang relevan. Konsep pasar modal efisien menyebutkan bahwa dalam pasar modal yang efisien, harga pasar saham merefleksikan secara penuh semua informasi relevan yang ada, baik mengenai pasar modal, maupun mengenai perusahaan tertentu yang terlibat dalam pasar modal yang bersangkutan. Perkataan efisien dalam konsep efisiensi pasar menyangkut efisiensi penyampaian informasi dari perusahaan emiten ke perusahaan pemodal (Husnan, 2005:18), pasar dikatakan efisien jika penyebaran informasi ini dilakukan secara cepat sehingga informasi menjadi simetris. Ini berarti semua investor mendapatkan informasi yang sama kualitas dan jumlahnya serta diterima pada saat yang sama. Efisiensi pasar berdasarkan informasi dibagi menjadi : (1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form) (2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form) (3) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form). Menurut teori Ahli Chart dalam modul Manajemen Investasi dan Instrument Derivative Prof. Dr. Ahmad Rodoni (2008:49), perilaku harga saham waktu yang lalu adalah penuh dengan informasi tentang perilaku harga
7
saham waktu yang akan datang. Ini berdasarkan andaian bahwa akan berbentuk
satu
pola
yang
berulang
yang
dapat
digunakan
untuk
memperkirakan harga saham waktu yang akan datang melalui kaedah analisis teknikal dan chart harga yang terperinci. Salah satu informasi yang signifikan terhadap harga sekuritas adalah pengumuman stock split. Stock split merupakan salah satu bentuk corporate action (tindakan yang dilakukan perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan) yang dilakukan emiten, dengan cara memecah sahamnya (split) menjadi lebih banyak dan harga per lembar saham berubah menjadi lebih kecil dari harga sebelum pemecahan. Pemecahan saham telah menjadi alat yang digunakan untuk membentuk harga pasar saham perusahaan. Tujuan dilakukannya stock split antara lain agar saham lebih menarik di mata investor, karena secara psikologis investor lebih tertarik membeli saham yang murah. Lebih banyaknya investor yang tertarik pada saham tersebut maka kemungkinan harga naik akan lebih besar. Menurut Fama (1970) dalam Hartono (2005:9) menyatakan bahwa efisien pasar bentuk setengah kuat dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi: efisien pasar bentuk setengah kuat secara informasi dan efisien pasar bentuk setengah kuat secara keputusan. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara informasi menekankan kepada fully reflect dan information available, tapi tidak memperhitungkan kecanggihan investor dalam mengolah informasi. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan mencakup fully reflect, keterbatasan informasi dan kecanggihan pasar.
8
Di Indonesia, penelitian mengenai pengujian efisiensi pasar modal atas peristiwa pengumuman stock split dilakukan oleh Ernie Hendrawaty (2007). Hasil analisis penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa tidak terjadi tingkat pendapatan abnormal saham di Bursa Efek Jakarta, sehingga tidak adanya abnormal return yang dapat diperoleh investor pada saat pengumuman stock split sehingga membuktikan bahwa pasar modal di Indonesia sudah efisien dalam bentuk setengah kuat. Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, Bagaimana dengan pasar modal di Indonesia, khususnya BEI ? Apakah pasar modal Indonesia sudah efisien ? kalau sudah, pada tingkat efisien yang mana ? Apakah penyebaran informasi kepada masyarakat sudah secepat yang diharapkan untuk dapat digunakan sebagai informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan.beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hasil yang berbeda. Perbedaan hasil dari beberapa penelitian tersebut, mungkin disebabkan oleh perbedaan data yang digunakan dan periode yang diamati. Untuk itu, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan Dengan Analisis Stock Split Dan Reverse Stock Split” dengan studi kasus pada perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang melakukan kebijakan stock split dan reverse stock split selama periode penelitian dari tahun 2004-2008.
9
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat perbedaan antara return saham sebelum dan setelah peristiwa stock split dan reverse stock split di Bursa Efek Indonesia. 2. Apakah terdapat perbedaan signifikan volume perdagangan sebelum dan setelah peristiwa pengumuman stock split dan reverse stock split di Bursa Efek Indonesia. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk menganalisis perbedaan return saham sebelum dan setelah peristiwa stock split dan reverse stock split. b. Untuk menganalisis perbedaan volume perdagangan sebelum dan setelah peristiwa stock split dan reverse stock split. 2.
Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis Memperluas informasi serta wawasan luas mengenai pasar modal di Indonesia terutama masalah efisiensi pasar serta sebagai bahan masukan dalam memahami efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan.
10
2. Bagi Investor Sebagai bahan pertimbangan dalam menyikapi informasi tertentu yang di publikasikan khususnya stock split serta sebagai informasi untuk bahan pengambilan keputusan investasi di pasar modal. 3. Bagi Akademis Sebagai bahan acuan referensi dalam memahami efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan. 4. Bagi ilmu manajemen, khususnya dan memperkaya informasi ilmiah mengenai validitas empiris dari aplikasi Efisien Market Hypotesis (EMH). 5. Bagi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) Dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki kinerja Bursa menjadi lebih baik.
11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan indeks harga saham yang meliputi harga saham harian dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian, volume saham yang di perdagangkan, return saham dengan objek penelitian perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia yang mengumumkan peristiwa stock split dan reverse stock split pada tahun 2004-2008. Peristiwa yang digunakan dalam penelitian ini adalah peristiwa stock split dan reverse stock split, dengan dipilih 11 hari perdagangan, yaitu 5 hari sebelum peristiwa, 1 hari pada saat peristiwa dan 5 hari sesudah peristiwa. Alasan penentuan periode 11 hari perdagangan ini untuk mencegah terpengaruhnya variabel yang dianalisis oleh peristiwa-peristiwa lain (corporate action lain). Jika periode yang digunakan kurang dari 5 hari ada kecurigaan akan kurang melihat reaksi investor secara keseluruhan.
B. Metode Penentuan Sampel Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian yang ciri-cirinya akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan gopublic yang sahamnya aktif diperdagangkan dan melakukan kebijakan stock
40
split atau reverse stock split di bursa efek Indonesia pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Dari penelitian tersebut, kemudian diambil sampel yang akan diteliti, sampel dari penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dan yang melakukan stock split atau reverse stock split selama periode penelitian ini. Dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dimana penentuan sampel tergantung dari kepentingan penelitian. Berdasarkan data perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, populasi yang akan dijadikan sampel adalah yang memenuhi kriteria sampel sebagai berikut : 1. Perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar di BEI dari tahun 2004-2008. 2. Perusahaan-perusahaan yang mengumumkan kebijakan stock split dan reverse stock split dari tahun 2004-2008 3. Sampel tidak meliputi perusahaan-perusahaan yang melakukan corporate action yang lain (seperti pembagian dividen, pembagian saham bonus, merger dan akuisisi, tindakan IPO, dan Right issue) selama periode penelitian, untuk menghindari dari adanya pengaruh gabungan yang disebabkan oleh adanya corporate action tersebut, karena itu akan mempengaruhi keakuratan hasil penelitian. 4. Perusahaan dengan data yang tidak lengkap, tidak termasuk sampel. 5. Dalam periode penelitian perusahaan tidak melakukan kebijakan stock split dan reverse stock split lebih dari satu kali secara berturut-turut. 41
6. Saham perusahaan secara aktif diperdagangkan selama periode yang telah ditentukan. Selama Januari 2004 sampai dengan Desember 2008 telah terjadi 53 peristiwa stock split, dengan 8 perusahaan melakukan corporate action lain, 5 perusahaan melakukan stock split lebih dari satu kali selama periode penelitian. Sehingga jumlah sampel menjadi 40 perusahaan. Emiten yang sahamnya jarang diperdagangkan sehingga dianggap tidak likuid dan dikeluarkan dari sampel sebanyak 3 perusahaan. Pertimbangan ini diambil karena saham tersebut tidak mengalami aktivitas perdagangan selama paling tidak satu minggu berturut-turut (lima hari perdagangan) sehingga akan mempengaruhi keakuratan penelitian. Selain itu, 3 perusahaan lagi dikeluarkan dari sampel karena memiliki data yang tidak lengkap. Proses penyeleksian sampel yang dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan di atas menyisakan sampel akhir yang akan digunakan dalam penelitian stock split sebanyak 34 perusahaan. Sedangkan untuk reverse stock split selama periode penelitian telah terjadi 18 peristiwa reverse stock split, dan terjadi 2 corporate action lain. Disamping itu, emiten yang datanya tidak lengkap dan dikeluarkan dari sampel sebanyak 2 perusahaan dan perusahaan yang tidak likuid sebanyak 1 perusahaan. Proses penyeleksian ini menyisakan sampel akhir yang akan digunakan dalam penelitian reverse stock split sebanyak 13 peristiwa reverse stock split dengan 13 perusahaan. 42
Tabel 3.1 Perhitungan Jumlah Sampel Emiten yang melaksanakan stock split dan reverse stock split Emiten yang melaksanakan Corporate action lain Emiten yang tidak likuid Emiten yang melakukan stock split dan reverse stock split lebih dari satu kali Emiten yang datanya tidak lengkap Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitianc Sumber : Data diolah
SS 53 (8) (3) (5)
RSS 18 (2) (1) (0)
(3) 34
(2) 13
Berdasarkan pada teknik sampling yang dilakukan seperti di atas, maka para emiten yang masuk ke dalam sampel penelitian stock split adalah sebagai berikut :
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Tabel 3.2 Emiten yang melakukan Stock Split tahun 2004-2008 Kode Emiten Nama Perusahaan BBCA Bank Central Asia Tbk BRNA Berlina Tbk DOID Delta Dunia Petroindo Tbk INCO International Nickel Indonesia Tbk PANS Panin Sekuritas Tbk PANR Panorama Sentrawisata Tbk TINS Timah Tbk AKRA AKR Corporindo Tbk ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk DAVO Davomas Abadi Tbk HADE Hortus Danavest Tbk JPRS Jaya Pari Steel Tbk PWON Pakuwon Jati Tbk SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk SOBI Sorini Agro Asia Corporindo Tbk APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk INTA Intraco Penta Tbk JRPT Jaya Real Properti Tbk PJAA Pembangunan jaya Ancol Tbk TSPC Tempo Scan Pasific Tbk CTRS Ciputra Surya Tbk HEXA Hexindo Adi Pekasa Tbk PRAS Prima Alloy Steel Tbk SMAR Smart Tbk 43
25 TGKA Tiga Raksa Satria Tbk 26 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 27 RIGS Rigs Tenders Tbk 28 RALS Ramayana lestari Sentosa Tbk 29 KLBF Kalbe Farma Tbk 30 JIHD Jakarta International Hotel & Development Tbk 31 EKAD Ekadharma International Tbk 32 DNKS Dankos Laboratories Tbk 33 ISAT Indosat Tbk 34 BLTA Berlian Laju Tankers Tbk Sumber : Bursa Efek Indonesia Sedangkan Emiten yang masuk sampel dalam penelitian reverse stock split adalah sebagai berikut : Tabel 3.3 Emiten yang melakukan Reverse Stock Split tahun 2004-2008 NO KODE EMITEN NAMA PERUSAHAAN 1 POLY Polysindo Eka Perkasa, Tbk 2 INPC Bank Artha Graha Internasional,Tbk 3 BNGA Bank Niaga, Tbk 4 BNLI Bank Permata, Tbk 5 PLAS Palm Asia Copora, Tbk 6 SIPD Siared Produce, Tbk 7 JAKA Jaka Artha Graha, tbk 8 BKSL Bukit Sentul, Tbk 9 BNBR Bakrie & Brothers, Tbk 10 INDX Indo Exchange, Tbk 11 LPLI Lipo E-net, Tbk 12 SRSN Sarasa Nugraha, Tbk 13 UNIT United Capital Indo Nusantara Corporate,Tbk Sumber : Bursa Efek Indonesia C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk jadi dan dipublikasikan. 44
a. Data-data dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data-data tersebut antara lain daftar perusahaan yang melakukan kebijakan stock split dan reverse stock split dari Januari 2004 sampai Desember 2008, data harga saham penutupan, return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan volume perdagangan saham. b. Internet
dengan
situs
website
(diantaranya
:
www.idx.co.id,
www.duniainvestasi.com, www.finance.yahoo.com, www.e-bursa.com dan situs-situs lainnya). 2. Riset Kepustakaan (Library Research) Riset
kepustakaan
adalah
melakukan
studi
kepustakaan
dengan
pengumpulan data yang dilengkapi dengan membaca, mempelajari serta menganalisis literatur yang bersumber dari buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.
D. Metode Analisis Penentuan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan berdasarkan pada variabel yang akan diteliti, berurutan sesuai dengan rumusan masalah pada bab sebelumnya. Pengujian metode analisis diawali dengan melakukan uji normalitas data dengan melihat Grafik Normal P-P Plots kemudian melakukan pengujian terhadap keberadaan abnormal return pada hari-hari disekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split. Setelah itu
45
menguji perbedaan volume perdagangan antara sebelum dan setelah stock split dan reverse stock split. 1. Uji Normalitas Uji normalitas adalah suatu bentuk pengujian tentang kenormalan distribusi data. Tujuan dari uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah data yang diambil adalah data tersebut berdistribusi normal, yaitu data yang mengikuti distribusi normal dan data dengan mean dan standar deviasi yang sama. Uji normalitas data yang akan digunakan adalah dengan melihat grafik Grafik Normal P-P Plots. Apabila data tersebut terdistribusi normal, maka akan digunakan uji parametrik, yaitu paired sample t test. Sedangkan data yang tidak berdisrtibusi normal akan digunakan uji non parametrik, yaitu wilcoxon signed rank test. 2. Return Saham Return merupakan salah satu aspek terpenting dalam analisis investasi. Ketika investor menanamkan modalnya, mereka mengharapkan suatu tingkat keuntungan tertentu. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Hartono, 2005). Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor untuk menanggung resiko atas investasi yang dilakukan. Return dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu : a. Return realisasi, yaitu hasil keuntungan yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan 46
sebagai ssalah satu pengukur dari kinerja perusahaan dan berguna juga untuk menentukan expected return dan resiko dimasa datang. b. Return ekspektasi, yaitu return yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya mudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Untuk menghitung besarnya return saham digunakan rumus : Rit
= Pit – Pit-1 Pit-1
Dimana : Rit
: Return saham i pada hari ke-t
Pit
: Harga saham i pada hari ke-t
Pit-1
: Harga saham i pada hari ke t-1
Untuk menghitung besarnya return market digunakan rumus sebagai berikut : Rmt =
IHSGt – IHSGt-1 IHSGt-1
Dimana : Rmt
: Return Market pada hari ke-t
IHSGt
: IHSG pada hari ke-t
IHSGt-1
: IHSG pada hari ke-t-1.
Kemudian expected return dihitung dengan menggunakan rumus : E (Ri) = ∑ E (Ri) n Dimana : n = merupakan banyaknya periode saham. 47
3. Abnormal Return Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi (Jogiyanto, 2005:43). Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut : RTNi,t = Ri,t – E(Ri,t) Keterangan : RTNi,t
= return tidak normal (abnormal return) sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t
Ri,t
= return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada pada perode peristiwa ke-t
E(Ri,t)
= return ekspektasi sekuritas ke-i untuk periode peristiwa ke-t
Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus : Rit
= Pit – Pit-1 Pit-1
Dimana : Rit
: Return saham i pada hari ke-t
Pit
: Harga saham i pada hari ke-t
Pit-1
: Harga saham i pada hari ke t-1 48
Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang harus diestimasi. Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto (2005) mengestimasi return ekspektasi menggunakan model estimasi sebagai berikut : a. Mean Adjusted Model Mean Adjusted Model atau model disesuaikan rata-rata ini menganggap bahwa return ekpektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period), sebagai berikut :
t2
∑Ri,j E[Ri,t] =
j=tl T
Keterangan : E (Ri,t) = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t Ri,j T
= return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2
b. Market Model Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini dilakukan dua tahap, yaitu : 1) Membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi. 2) Menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.
49
Model ekspektasi ini dapat dibentuk dengan menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan : Ri,j = αi +βi . Rmj + εi,j Keterangan : Ri,j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j αi
= intercept untuk sekuritas ke-i
βi
= koefisien slope yang merupakan Beta dari sekuritas ke-i
Rm,j = return indeks pasar pada periode estimasi ke-j Εi,j = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j c. Market Adjusted Model Model disesuaikan pasar (Market Adjusted Model) menganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar. 4. Volume Perdagangan Dalam membandingkan kedua sample volume perdagangan, yaitu sebelum dan setelah stock split dan reverse stock split, penelitian akan menggunakan uji Paired Sample t-test atau uji Wilcoxon. Penentuan penggunaan uji statistik mana yang akan digunakan, ditentukan dengan melihat terlebih dahulu kenormalan data. Untuk itu akan dilakukan uji normalitas sebelum melakukan uji statistik. Normalitas data akan 50
dilakukan dengan melihat Grafik Normal P-P Plots. Dari hasil uji normalitas inilah dapat ditentukan, apakah penelitian akan menggunakan uji paired simple T-test (jika data distribusi normal), atau uji wilocoxon (jika data tidak berdistribusi normal).
E. Uji Statistik Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Uji Statistik Parametik (Uji T) Dalam pengujian statistik parametik penulis menggunakan Paired Sample Test yang merupakan suatu analisis untuk membandingkan rata-rata dari dua populasi atau lebih. Paired Sample Test berguna untuk melakukan pengujian
terhadap
2
sampel
yang
berhubungan
atau
“sampel
berpasangan” yang berasal dari populasi yang memiliki rata-rata (mean) sama dengan asumsi data terdistribusi normal (Stanislaus, 2006:93). Adapun rumus t terhitung untuk paired Sample T Test adalah :
∑ 2
d
Sb =
n(n-1) Dimana : Sb
= Standart error dua mean yang berhubungan
T hitung =
(B – 0) = B Sb
Sb 51
Dimana : B
= beda antara pengamatan tiap pasang
Sb
= Standart error dua mean yang berhubungan
B
= mean dari beda pengamatan
Dalam penelitian ini paired sample t-test diuji dengan α = 5%, dan uji dua pihak (Two Tail Test). Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa, bila t hitung lebih kecil atau sama dengan (≤) t tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak. Harga t hitung adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-) nya (Sugiyono, 2005:95). 2. Uji Statistik Nonparametrik Dalam pengujian statistik nonparametik penulis menggunakan Wilcoxon Signed-Rank Test yang digunakan untuk menguji beda data berpasangan. Uji peringkat bertanda Wilcoxon merupakan alternatif dari uji-t dua sampel berpasangan (Stanislaus, 2006:275). Uji wilcoxon merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Kalau dalam uji tanda besarnya selisih nilai angka antar positif dan negatif tidak diperhitungkan, sedangkan dalam uji wilcoxon hal ini diperhitungkan. Seperti dalam uji tanda, teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal atau berjenjang (Sugiyono, 2005:131). Hipotesis yang akan diuji untuk peristiwa stock split adalah : Ho :
Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham antara periode sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split.
52
H1 :
Terdapat perbedaan volume perdagangan saham antara periode sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split.
Sedangkan hipotesis yang akan diuji untuk peristiwa reverse stock split adalah : Ho :
Tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham antara periode sebelum dan sesudah pelaksanaan reverse stock split.
H1 :
Terdapat perbedaan volume perdagangan saham antara periode sebelum dan sesudah pelaksanaan reverse stock split.
F. Operasional Variabel Penelitian Variabel-variabel utama dalam penelitian ini adalah: 1. Harga Saham Penutupan (Closing Price) Harga saham penutupan adalah harga yang terjadi pada transaksi terakhir satu saham. Menggunakan harga saham penutupan harian yang digunakan untuk menghitung return saham. 2. Return Indeks Harga Saham (IHSG) Return indeks harga saham adalah tingkat pengembalian atau hasil yang diperoleh dari suatu investasi saham. Melakukan perhitungan return saham pada hari tersebut yaitu dengan menghitung perubahan harga masing-masing indeks harga saham setiap harinya berdasarkan harga penutupan indeks harga saham harian yang merupakan perbandingan antara indeks saham pada saat stock split dan reverse stock split (t) dengan indeks harga saham hari sebelumnya (t-1). 53
3. Volume Perdagangan Volume
perdagangan
merupakan
jumlah
lembar
saham
yaang
diperdagangkan pada saat stock split dan reverse stock split. Rumus yang digunakan untuk mengukur Trading Volume Activity (TVA) adalah sebagai berikut : TVA
= Jumlah saham i yang diperdagangkan pada periode t Jumlah saham i yang beredar pada periode t
4. Abnormal Return Disesuaikan Pasar Return adalah alat manajemen yang digunakan untuk mengukur besarnya bagian keuntungan yang diperoleh pemegang saham atau investor. Return juga dapat digunakan sebagai alat pengukuran untuk menilai pertumbuhan atau kinerja suatu perusahaan. Return saham perusahaan diproksi dari abnormal return sebelum dan setelah stock split atau reverse stock split. Abnormal return merupakan selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return yang diharapkan. abnormal return untuk masing-masing saham dapat diperoleh dengan menggunakan Market Adjusted Model yang dapat dinyatakan sebagai berikut : ARDPTt = RETHt – RETPBNt Keterangan : RETHt = return harian emiten hari ke-t RETBNt = return pasar hari ke-t
54
5. Stock Split Stock split adalah peningkatan jumlah lembar saham
beredar dengan
mengurangi nilai nominal satu saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal. Menurut Jones (2004:41) “stock split is the issuance by a corporation of shares of common stock in proportion to the existing shares outstanding”. 6. Reverse Stock Split Reverse stock split adalah pemecahan saham dimana jumlah saham beredar menurun; misalkan pemecahan saham dimana pemegang saham menerima satu saham baru atas pertukaran dengan dua saham lama yang dimiliki. Menurut Gitman (2006:606) ”reverse stock split is a method used to raise the market price of a firm’s stock by exchanging a certain number of outstanding shares for one new share”.
55
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasan 1. Return Saham a. Analisis Deskriptif Analisis Deskriptif dilakukan untuk memberi gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (Mean), standard
deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghazali, 2005 :19). Berikut ini adalah analisis deskriptif untuk variabel abnormal return : Tabel 4.1 Hasil Uji Analisis Deskriptif Return Saham Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Return Stock Split
374
-.8955
.9453
.016569
.2090519
Return Reverse Stock Split
143
-.3588
.6588
.005521
.0967190
Valid N (listwise)
143
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, menunjukkan jumlah sampel untuk penelitian return saham yang melakukan stock split (N) ada 374. Dari 374 sampel ini, return saham terkecil (Minimum) adalah -0.8955 dan return saham terbesar (Maksimum) adalah 0.9453. Rata-rata return saham dari 374 sampel adalah 0.016569 dengan standard deviasi sebesar 0.2090519. Pada penelitian reverse stock split jumlah sampel untuk penelitian return saham (N) ada 143. Dari 143 sampel ini, return saham terkecil (Minimum)
56
adalah -0.3588 dan return saham terbesar (Maksimum) adalah 0.6588. Ratarata return saham dari 143 sampel adalah 0.005521 dengan standard deviasi sebesar 0.0967190. b. Pengujian Hipotesis Keberadaan return saham dalam penelitian didasari dari hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat return saham yang signifikan pada hari-hari disekitar pelaksanaan stock split atau reverse stock split. Namun, sebelum melakukan pengujian hipotesis maka akan dilakukan uji normalitas data sebagai berikut : Ho
: Data terdistribusi secara normal.
Ha
: Data tidak terdistribusi secara normal. Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Data Return Saham Stock Split
Sumber : Output SPSS
57
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Return Saham Reverse Stock Split
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan gambar 4.1 dan 4.2 Grafik Normal P-P Plots pada return saham stock split dan reverse stock split menunjukkan bahwa titik-titik nilai data terletak kurang lebih dalam suatu garis lurus, sehingga dapat disimpulkan bahwa data return saham stock split dan reverse stock split berasal dari dari populasi yang terdistribusi normal. maka pengujian hipotesis akan menggunakan uji paired sample t test. Pengujian hipotesis akan dilakukan terhadap sampel emiten yang melakukan stock split dan emiten yang melakukan reverse stock split. Berikut adalah hasil pengujian hipotesis untuk sampel perusahaan yang melakukan stock split dengan uji paired sample t test :
58
Tabel 4.2 Hasil Uji Beda Return Saham Stock Split
Periode
N
t-statistik
Sign-t
Keterangan
Pair 1 H-5 & H-0
34
-0.172
0.864
Ho diterima
Pair 2 H-4 & H-0
34
-0.192
0.849
Ho diterima
Pair 3 H-3 & H-0
34
-0.204
0.839
Ho diterima
Pair 4 H-2 & H-0
34
-0.247
0.806
Ho diterima
Pair 5 H-1 & H-0
34
-0.242
0.810
Ho diterima
Pair 6 H+1 & H-0
34
-0.266
0.792
Ho diterima
Pair 7 H+2 & H-0
34
-0.234
0.816
Ho diterima
Pair 8 H+3 & H-0
34
-0.252
0.803
Ho diterima
Pair 9 H+4 & H-0
34
-0.169
0.867
Ho diterima
Pair 10 H+5 & H-0
34
-0.324
0.748
Ho diterima
Sumber : Data sekunder diolah, 2010
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, menunjukkan bahwa pada saat sebelum peristiwa stock split, yaitu pada pair 1, pair 2, pair 3, pair 4 dan pair 5 memiliki t-hitung untuk uji statistik return saham sebesar -0.172, -0.192, -0.204, -0.247, dan -0.242 dengan signifikansi sebesar 0.864, 0.849, 0.839, 0.806, dan 0.810 yang nilainya diatas 0.05 (p-value > 0.05). Kemudian pada saat sesudah peristiwa stock split, yaitu pada pair 6, pair 7, pair 8, pair 9 dan pair 10 memiliki t-hitung untuk uji statistik return saham sebesar -0.792, -0.816, -0.803, -0.867, dan -0.748 dengan signifikansi sebesar 0.792, 0.816, 0.803, 0.867, dan 0.748 yang nilainya diatas 0.05 (p-value > 0.05).Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham antara sebelum pengumuman dengan return saham sesudah pengumuman stock split.
59
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ernie Hendrawaty (2007) yang membuktikan bahwa tidak terjadi tingkat pendapatan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman stock split di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2006. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ajeng Widha Irfana (2008) yang menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan setelah stock split. Pengumuman stock split hanya berpengaruh terhadap rata-rata return saham sesaat yaitu pada saat pengumuman stock split terjadi, dimana return mengalami pelonjakan yang cukup tinggi. Pada penelitian reverse stock split, pengujian dilakukan dengan menggunakan paired sample t test dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Uji Beda Return Saham Reverse Stock Split
Periode
N
t statistik
Sign-t
Keterangan
Pair 1 H-5 & H-0
13
0.245
0.811
Ho diterima
Pair 2 H-4 & H-0
13
-1.443
0.175
Ho diterima
Pair 3 H-3 & H-0
13
-0.908
0.382
Ho diterima
Pair 4 H-2 & H-0
13
-1.131
0.280
Ho diterima
Pair 5 H-1 & H-0
13
-2.182
0.050
Ho diterima
Pair 6 H+1 & H-0
13
0.306
0.765
Ho diterima
Pair 7 H+2 & H-0
13
-1.408
0.184
Ho diterima
Pair 8 H+3 & H-0
13
-1.553
0.146
Ho diterima
Pair 9 H+4 & H-0
13
-2.211
0.047
Ho ditolak
Pair 10 H+5 & H-0
13
-1.116
0.286
Ho diterima
Sumber : Data sekunder diolah, 2010
60
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, menunjukkan bahwa pada saat sebelum peristiwa reverse stock split, yaitu pada pair 1, pair 2, pair 3, pair 4 dan pair 5 memiliki t-hitung untuk uji statistik return saham sebesar 0.245, -1.443, -0.908, -1.131, dan -2.182 dengan signifikansi sebesar 0.811, 0.175, 0.382, 0.280, dan 0.050 yang nilainya diatas 0.05 (p-value > 0.05). Kemudian pada saat sesudah peristiwa reverse stock split hanya pada pair 9 yang memiliki t-hitung untuk uji statistik sebesar -2.211 dengan signifikansinya 0.047 yang nilainya dibawah 0.05 (p-value < 0.05). Namun pada pair 6, pair 7, pair 8, dan pair 10 memiliki t-hitung untuk uji statistik return saham sebesar 0.306, -1.408, -1.553, dan -1.116 dengan signifikansi sebesar 0.765, 0.184, 0.146, dan 0.286 yang nilainya diatas 0.05 (p-value > 0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham antara sebelum pengumuman dengan return saham sesudah pengumuman reverse stock split. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Rahman Kurniawan (2009) yang menemukan bahwa terdapat perbedaan return saham sebelum dan setelah reverse stock split yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan return sebelum dan setelah peristiwa reverse stock split.
2. Volume Perdagangan a. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif yang dilakukan untuk variabel volume perdagangan pada penelitian stock split dan reverse stock split adalah sebagai berikut :
61
Tabel 4.4 Hasil Uji Analisis Deskriptif Volume Perdagangan Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Volume Stock Split
340
.0000
.0345
.001690
.0032015
Volume Reverse Split Valid N (listwise)
130 130
.0000
.0833
.005364
.0127909
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.4 di atas, menunjukkan jumlah sampel untuk penelitian volume perdagangan yang melakukan stock split (N) ada 340. Dari 340 sampel ini, volume perdagangan terkecil (Minimum) adalah 0.0000 dan volume perdagangan terbesar (Maximum) adalah 0.0345. Rata-rata volume perdagangan dari 340 sampel adalah 0.001690 dengan standard deviasi sebesar 0.0032015. Pada penelitian reverse stock split jumlah sampel untuk penelitian volume perdagangan (N) ada 130. Dari 130 sampel ini, volume perdagangan terkecil (Minimum) adalah 0.0000 dan volume perdagangan terbesar (Maximum) adalah 0.0833. Rata-rata volume perdagangan dari 130 sampel adalah 0.005364 dengan standard deviasi sebesar 0.0127909. b. Pengujian Hipotesis Pendekatan atau indikator yang digunakan untuk membandingkan likuiditas antara sebelum dan sesudah pelaksanaan stock split atau reverse stock split adalah dengan menggunakan data volume perdagangan. Pengujian hipotesis akan dilakukan dengan paired sample t test atau wilcoxon signed rank test. Penentuan pengujian uji statistik mana yang akan digunakan,
62
ditentukan terlebih dahulu melihat kenormalan data. Untuk itu akan dilakukan uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov sebagai berikut : Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Volume Perdagangan Stock Split
Sumber : Output SPSS
Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Volume Perdagangan Reverse Stock Split
Sumber : Output SPSS
63
Berdasarkan gambar 4.3 dan 4.4 Grafik Normal P-P Plots pada volume perdagangan stock split dan reverse stock split menunjukkan bahwa titik-titik nilai data terletak tidak dalam suatu garis lurus, sehingga dapat disimpulkan bahwa data volume perdagangan stock split dan reverse stock split berasal dari dari populasi yang tidak terdistribusi normal. maka pengujian hipotesis akan menggunakan uji wilcoxon signed rank test . Pengujian hipotesis akan dilakukan terhadap sampel emiten yang melakukan stock split dan emiten yang melakukan reverse stock split. Berikut adalah hasil pengujian hipotesis untuk sampel perusahaan yang melakukan stock split dengan uji wilcoxon signed rank test : Tabel 4.5 Hasil Uji Beda Volume Stock Split Test Statisticsb Vol Stock Split Sesudah - Vol Stock Split Sebelum -.676a
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.499
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa volume perdagangan memiliki Zhitung sebesar -0.676 dan probabilitas signifikansi sebesar 0.499 dan nilainya berada di atas α = 0.05, hal ini berarti Ho diterima, yang berarti tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan setelah pelaksanaan stock split.
64
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman Kurniawan (2009) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan sebelum stock split dan setelah stock split. Penelitian lain yang dilakukan oleh Indah Retno Rahayu (2006), juga menemukan bahwa stock split yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di BEI pada tahun 2001-2003, secara statistik tidak mengakibatkan adanya pengaruh volume perdagangan saham relative yang signifikan. Pada penelitian reverse stock split, pengujian mengenai volume perdagangan juga dilakukan dengan menggunakan wilcoxon signed rank test dengan hasil sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Uji Beda Volume Reverse Stock Split Test Statisticsb Vol Reverse Split Sesudah - Vol Reverse Split Sebelum -1.670a
Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.095
a. Based on negative ranks. b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa volume perdagangan memiliki Zhitung sebesar -1.670 dan probabilitas signifikansi sebesar 0.095 dan nilainya berada di atas α = 0.05, hal ini berarti Ho diterima, yang berarti tidak terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan setelah pelaksanaan stock split.
65
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman Kurniawan (2009) yang menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan sebelum reverse stock split dan setelah reverse stock split. Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan olen Melinda Savitri (2006), yang menemukan bahwa terdapat perbedaan volume perdagangan saham yang signifikan antara sebelum dan setelah pelaksanaan reverse stock split.
B. Interpretasi Berdasarkan pada hasil pembahasan yang telah dilakukan di atas, tidak ditemukan terdapat perbedaan return saham sebelum dan setelah peristiwa stock split ataupun reverse stock split. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah stock split atau reverse stock split tidak diterima atau H1 ditolak. Dengan demikian maka hipotesis alternatif yang menyatakan tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah stock split dan reverse stock split diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ernie Hendrawaty (2007) yang membuktikan bahwa tidak terjadi tingkat pendapatan abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa pengumuman stock split di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2006. Penelitian lain juga dilakukan oleh Ajeng Widha Irfana (2008) yang menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan return saham sebelum dan setelah stock split. Pada
66
reverse stock split juga tidak terdapat perbedaan return saham yang signifikan pada hari-hari disekitar pelaksanaan reverse stock split. Pada penelitian volume perdagangan, tidak ditemukan terdapat perbedaan volume perdagangan sebelum dan setelah peristiwa stock split atau reverse stock split. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat perbedaan volume perdagangan pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split dan reverse stock split tidak diterima atau H1 ditolak. Dengan demikian maka hipotesis alternatif yang menyatakan tidak terdapat perbedaan volume perdagangan pada hari-hari di sekitar pelaksanaan stock split diterima. Hasil penelitian volume perdagangan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman Kurniawan (2009) yang tidak menemukan perbedaan signifikan volume perdagangan antara sebelum dan sesudah peristiwa stock split dan reverse stock split.
67
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Kamaruddin. 2004. “Dasar-dasar Manajemen Investasi dan Portofolio”. PT. Rineka Cipta : Jakarta. Basir, Saleh. Hendy M, Fakhrudin. 2005. “Aksi Korporasi, Strategi Untuk Meningkatkan Nilai Saham Melalui Aksi Korporasi”. Salemba Empat : Jakarta. Block, Stanley B. Hirt, Geoffrey A. 2002. “Foundations of Financial Management” Tenth Edition. McGraw-Hill Irwin.
Bodie, Kane, Marcus. 2008. “Investasi”. Buku 1 Edisi 6. Salemba Empat : Jakarta. Brigham, Eugene F. Joel F. Houston. 2006 “Fundamental of Financial Management”. Harcourt Brace : Florida. Ekaputra, Irwan Adi. Ekaputri Okta Zuriani. “Stock Split, Fraksi Perdagangan, dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta”. Usahawan No.12 TH XXXV Desember 2006. Fabozzi, Frank J. Peterson, Pamela P. “Financial Management and Analysis” Second Edition. Wiley Finance. Fahmi, Irham dan Yovi Lavianti Hadi. 2009. “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Alfabeta : Bandung. Ghazali, Imam. 2005. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbit Undip : Semarang. Gitman, Lawrence J. 2006. ”Principles of Managerial Finance” Eleventh Edition. Hamid, Abdul. 2007. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Jakarta. Hartono, Jogiyanto. 2005. “Pasar Efisien Secara Keputusan”. Gramedia : Jakarta. Harmono. 2009. ”Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard”. Bumi Aksara : Jakarta. Hendrawaty, Ernie. “Pengujian Efisiensi Pasar Modal Atas Peristiwa Pengumuman Stock Split Periode Tahun 2005-2006 di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Manajemen Volume 3 No.2 Januari 2007.
71
Hermawan, Moudy. Subiyantoro, Heru. 2006. ”Pengujian Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah pada Pasar Modal di Indonesia : Sebuah Catatan Empiris”. Jurnal Keuangan Publik Vol.4 No.1. Husnan, Suad. 2005. “Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas” – Edisi Keempat. UPP AMP YKPN : Jakarta. Irfana, Ajeng Widha. 2008. “Analisis Pengaruh Publikasi Stock Split terhadap perubahan harga saham dan likuiditas saham di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta Jones, Charles P. 2004. ”Investments Analysis and Management” Ninth Edition. Wiley. JSX Statistik, 2004-2008. Kurniawan, Rahman. “Analisis Pengaruh Stock Split dan Reverse Stock Split Terhadap Return Saham dan Volume Perdagangan “. Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah 2009. Kurniawati, Indah. 2003. “Analisis Kandungan Informasi Stock Split dan likuiditas saham : Studi Empiris pada Non-Synchronous Trading”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.6, No.3, September 2003 : Jakarta. Lukman. 2008.”Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap Peristiwa Stock Split Yang Ditunjukan Oleh Abnormal Return Dan Trading Volume Activity”. Jurnal Keuangan Publik. Mahendru, Mandeep. “Efficiency Hypothesis of the Stock Markets : A Case of Indian Securities”. International Journal of Business and Management Vol.4 No.3 March 2009. Mardiyanto, Handono. 2009. “Inti Sari Manajemen Keuangan”. PT Grasindo : Jakarta. Martani, Dwi. Savitri, Melinda. 2006. ”The Analysis Of Stock Split and Reverse Stock Split On Stock Return and Volume (The Case Of Jakarta Stock Exchange)”. The Journal Of Accounting, Vol.3, No.1 : Jakarta. Miliasih, Retno. ”Analisis Pengaruh Stock Split terhadap Earning”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2 No. 2. Agustus 2000. Rodoni, Ahmad. Ali, Herni. 2010. ”Manajemen Keuangan”. Mitra Wacana Media : Jakarta.
72
Rodoni, Ahmad. Yong, Othman. 2002. ”Analisis Investasi dan Teori Portofolio”. PT Rajagrafindo Persada : Jakarta. Rodoni, Ahmad. “Modul Insitusi Depositori Dan Pasar Modal”. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Tahun 2008. Rodoni, Ahmad. ”Modul Manajemen Investasi Dan Instrumen Derivative”. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi UIN Tahun 2008. Ross, Stephen A. Randolph W, Westerfield. Jeffrey, Jaffe. 2006. ”Corporate Finance” Seventh Edition. McGraw-Hill International Edition. Sanjaya, I Putu. “Kandungan Informasi Pada Pengumuman Reverse Stock Split”. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Jurnal Manajemen Dan Bisnis, volume 6, No 2 tahun 2007. Siamat, Dahlan. 2005. “Manajemen Lembaga Keuangan” Edisi Kelima. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia : Jakarta. Sjahrial, Dermawan. 2006. “Pengantar Manajemen Keuangan” Edisi kedua. Mitra Wacana Media. Sugiono, Arief. 2009. “Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan”. Grasindo : Jakarta. Sugiyono. 2005. “Statistika untuk Penelitian”. Alfabeta : Bandung. Susanti. Arozzy. dan Setyawan 2005. “Pengaruh Harga, Volume Perdagangan, dan Volatilitas Harga Saham pada Bid-Ask Spread Perusahaan yang Melakukan Stock Split ”.Jurnal Usahawan No.10 TH XXXIV Oktober 2005. Uyanto, Stanislaus S. 2006. “Pedoman Analisis Data Dengan SPSS”. Graha Ilmu : Yogyakarta. Van Horne, James C. Wachowicz JR, John. 2007. “Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan”. Salemba Empat : Jakarta. Wahana Komputer. “SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik”. C.V Andi Offset : Yogyakarta. Wickremasinghe, Guneratne. ”Predictability of Exchange Rates in Srilangka : A Test of the Efficient Market Hypothesis”. AAMJAF Vol. 3 No.2 H.43-59 2008. Zulfayanati, Novi. “Pengujian Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat Secara Keputusan Dengan Analisis Ex Divident”. Skripsi S1 UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2004.
73