GAMBARAN TENTANG KOMITMEN KEBERAGAMAAN FORUM MAHASISWA CIPUTAT (FORMACI) TERHADAP SHALAT (Studi kasus pada Kelompok Studi Forum l\llahasiswa Ci1>utat)
kripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
m1~mperoleh
gelar Sarjana Psikologi
Oleh: Sudedi
NIM: 101070022990
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2007
G/1.MBARAN TENTANG KOMITMEN KEBER;\GAIV!N\N FORUM MAHASISVVA CJPUTAT (FORMACI) TERHADAP SHAU\T (Siudi Kasus pada Kelompok Studi Forum Mahasiswa Ciputat)
Skripsi Diajukan kepada Fal
Oleh: Sudedi
10107002299()
Di Bawah Bimbingan
Pembim.bing II
FAKULTAS PSll
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi
yang
be~udul
GAMBARAN TENTANG KOMITMEN KEBEF~AGAMAA!ll FORUM MAHASISWA CIPUTAT (FORMACI) TERHADAP SHALAT: STUDI KASUS PADA KELOMPOK STUDI FORUM MAHASISWA C!PUTAT telah diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas ?sikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 21 i'Jc'lember 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk rnernperoleh gelar Sarjana Psikologi.
,la.l<arta, 21 Noveml:er 2007' Sidang Munaqasyah
Ketua
Sekretaris Merangl1ap An1mota
"i
/
Q Zah~~~
Ora. ...m@b.... M.. Si. NIP. 150238773
Anggota: Pe11guji i
~~5-
',!J>--'~~
Bamlx.111g_Suryadi, Ph. D
Dr. Al:ltk IVlujib, M.Ag
Pembimbing. I
Pembimbing II
~-
~·
\
·~~~I
I " .•.... manusia yang mengguttail:an pemahaman dar\ lntelektualltas~ya dalarrl. merlglki.ltl kebiasaan, atau bahkan kecerdas~n yang di giJHakan untuk keh.lar darl kebiasaan, itu lebih balk darl pada orang seltetlar mengikuti kebiasaan mekanis" ( J.S.Mill, On Liberty)
ABSTRAK
A) Fakultas Psikologi B) November 2007 C) D)
E) F)
Sudedi Gambatan tentang Komitmen Keberagamaan Forum Mahasiswa Ciputat terhadap Shalat; Studl Kasus pada Kelompok Studi Forum Maha!!liswa Ciputat xiii + 99 halatnan Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ketertarikan peneliti pada keberagamaan pada usia dewasa dalam hal ini terhadlap shalat. Penelitian inl juga bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang komitmen keberagamaan pada kelompok Studi Forum Mahasiswa Ciputat yang identik dengan pemikiran liberalnya. Hal inilah yang membawa peniliti menginginkan secara mendalam aspek yang mempengaruhinya, karena Forum Mahasiswa Ciputat serngkali melontarkan wacana yang seringkali tidak dapat diterima secara umum dalam keberagamaan.
Dalam usia dewasa keberagamaan seseorang memilild tanggun~f jawab, baik tanggung jawab sosial, agama, dan lain sebgainya. Hal ini berdampak pada komitmen seseorang didalam menjalankan semua perintah yarlg diperintahkan oleh Tuhan (Allah). Namtm hal ini tidak berarti bahw!i, setiap manusia akan selalu stabil didaliam komitmen keberagamaan. Hal ini terkait dengan pengalaman seseorang diclalam menjalankan kehidupannya. Kemudian timbul pertanyaan "bagaimana gambaran komitmen keberagamaan Forum Mahasiswa Ciputat terhadap shalat" yang seringkali identik dengan pemikiran liberalnya ?" Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran yang mendalam tentang gambaran tentang komitmen keberagamaan Forum Mahasiswa Ciputat terhadap shalat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan cara studi kasus terhadap lima (5) subjek melalui koesioner, wawancara menclalam dan observasi lapangan. Dari hasil pengolahan data, semua responden mengalami pergeseran terhadap memakani tentang keberagarnaan, hal ini berpengaruh dalam .
mempersipsikan Tuhan, shalat dan berdampak pada prilaku keberagamaannya. Pada umumnya subjek melakukan prilaku keberagamaan sesuai dengan keyakinan dan sikap terhadap apa yang ia pahami selama ini tentang keagamaan. Shalat yang dahulu mereka lakukan, namun setelah masuk lingkungan Formaci, kelima subjek mengalami perubahan pandangan yang membawa pada prilaku keberagamaan, yakni tidak memiliki komitmen terhadap shalat. Hal ini terkait pula dengan pengatahuan dan pemahaman subjek dalam memaknai keberagamaan.
G) Daftar Pustaka : 36 (1984-2006)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah rnernberikan nikmat Iman serta Islam. Alhamdulillah, lafadz inilah yang patut penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala hidayah dan taufik-Nya sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam menyusun skripsi ini.
Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Rasulullah saw yang dengan penuh kasih sayang dan kesabaran telah membimbing dan membawa1 l
Penulis merasa sangat bersyukur atas nikmat yang Allah b1erikan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang tidak terkira kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
1. Dekan Fakultas Psikologi, lbu Dra. Hj. Netty Hartati, M.Si, Pembantu Dekan Fakultas Psikologi, lbu Ora. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Si, beserta civitas akademika Fakultas Psikologi yang telah banyak membantu penulis. 2. Bapak Dr.Abdul Mujib.M.Ag, yang telah memberikan birnbingan dan wawasannya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terlaksana,
3. Bapak Gazi saloom.M.Si, dengan kesabaran dan pengertiannya membimbing dan meluangkan waktu untuk penulis, semoga menjadi amal shaleh.
4. Terima kasih yang tak terhingga penulis haturkan kepada lbu, Bapak, Adik-adik dan kakak, ka Yanto, ka lis serta keponakanku mas Bowo dan liah.
5. Terimakasiih pula buat seseorang yang selalu memberl<:an semangat untuk selalu terus belajar dan tidak mudah menyerah pada keadaan 6. Terima kasih buat FORMACI atas bantuanya yang telah bersedia menjadi responden, terimakasih pula atas masukan-rnasukan dalam penelitian ini. 7. Buat teman-teman PERMAl-AYU, terimakasih menarnpung rasa msah gelisah. 8. Teman-teman angkatan 2001, khususnya (Akhsin, Rifai, Yeyen, lndih, Abik) dan teman-teman seperjuangan, yang tidak bisa disebutan satu persatu, tanpa kalian belum tentu penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 9. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis telah berupaya sesuai dengan kemampuan agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik. Oleh karena itu penulis akan menerima semua saran yang konstruktif untuk menjadikan skripsi ini menjadi lelt>ih baik.
Jakarta, 1 November 2007
Penulis
DAFTAR ISi Halaman Judul Halaman Persetujuan Halaman Pengesahan Motto Abstraksi Kata Pengantar Daftar lsi Daftar Tabel
BAB1
PENDAHULUAN 1, 1 Latar Belakang Masalah '·'··"·'·······"·"····'"'"·······""·'··"""·· 1 1.2 ldentifikasi Masalah .............................................................9 1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................9 1.3.1 Pembatasan Masalah .................................................9 1.3.2 Perumusan Masalah .................................................. 1Q 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelilian ............................................10 1.4.1 Tujuan Penelitian """""'······""'""'''""·""'""'""'''"""10 1.4.2 Manfaat Penelitian ......................................................10 1,5 Sistematika Penulisan '"'""""""""""""'""""""'"""'"""" 11
BAB 2
KAJIAN TEORI 2. 1 Komitmen Keberagamaan ...................................................12 2.1.1 Pengertian Komitmen Keberagamaan ..................•.....• 12 2. 1.2 Dimensi-dimensi Komitmen Keberagamaan ................ 14 2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi l
2.2 Shalat ..................................................................................21 2.2.1 Pengertian Shalat .......................................................21 2.2.2 Syarat- syarat dan Rukun- rukun Shal:at.. .................... 23-27 2.2.3 Hikrnah/ Darnpak Psikologis ShalaL ........................... 31 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................34
BAB3
METODE PENELITIAN 3. 1 Jenis Penelitian ........................................................... ,......... 37 3.1.1 Pendekatan ..................................................................37 3.1.2 Metode Penelitian ........................................................37 3.2 Metode Pengurnpulan Data ..................................................38 3.2. 1 Kuosioner ....................................................................38 3.2.2 Wawancara ..................................................................39 3,2,3 Qbservasi. ....................................... , ........................... .40 3.3 lnstrurnen Penelitian .............................................................41 3,3, 1 Pedornan Wawancara ................................................ .41 3.3.2 Lernbar Observasi .......................................................41 3,3,3 Alat Perekarn .............................................................. .41 3.4 Subyek Penelitian .................................................................42 3.4. 1 Karakteristik Subyek ................................................... .42 3.4.2 Jurnlah Subyek ............................................................42 3,5 Teknik Analisis Data .............................................................43 3.5.1 Organisasi Data ......................................................•....43 3.5.2 Koding ... ,,.................. ,,................................................44 3.6 Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian ...............................•. .45 3.6.1 Tahap Persiapan .........................................................45 3.6.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ................................... .46
BAB 4
PRESENTASI DAN ANALISIS DATA 4.1
Gambaran umum subjek penelitian ..................................... .48
4.2 Analisis Kasus ......................................................................51 4.2.1 Kasus ZR .....................................................................51 4.2.2 Kasus AS .....................................................................60 4,2.3 Kasus AT .....................................................................68 4.2.4 Kasus ER .....................................................................77 4.2.5 Kasus YH .....................................................................85 4.3 Perbandingan Antar Kasus ...................................................92 BAB 5
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5,1
Kesirnpulan ...........................................................................96
5.2 Diskusi ..................................................................................97 5.3 Saran ...................................................................................,99
DAFTAR PUSTAKA LAMPI RAN
DAFTAR TABEl Tabel. 2.1. Gambaran Komitmen Keberagamaan ......................................36 Tabel. 4.1. ldenlitas Responden Penelilian .................................................51 Tabel 4.2 Gambaran Komitmen Keberagamaan ZR dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya terhadap shalat ...........................................58 Tabel 4.3 Gambaran Komitmen Keberagamaan AS dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya terhadap shalat.. ..........................................66 Tabel 4.4 Gambaran Komitmen Keberagamaan AT dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya terhadap shalat.. ..........................................75 Tabel 4.5 Gambaran Komitmen Keberagamaan ER dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya terhadap shalat.. ..........................................83 Tabel 4.6 Gambaran Komitmen Keberagamaan YH dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya terhadap shalat. ...........................................90 Tabel 4.7. Analisis antar subjek ..................................................................92
BABI PENDAHUlUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebelum manusia dilahirkan di dunia ini sudah ada sebuah perjanjian antara Tuhan dan manusia. Hal inlah yang membawa manusia pada kefitrahan sebelum dan sesudah dilahirkan di dunia ini. Fitrah yang di dalam agama Islam adalah keyakinan terhadap agama, yang berarti ada potensi keagamaan sebelum dan sesudah manusia dilahirkan didunia ini. Hal ini akan berdampak pada kecenderungan manusia untuk menyembah Tuhan (Allah) Fitrah merupakan suatu kecenderungan manusia untuk mengabdi kepada Allah. Hasan Langgulung mengatakan didalam Jalaluddin (1998) salah satu fitrah itu adalah manusia menerima Allah sebagai Tuhan, dengan kata lain manusia pada hakekatnya memiliki potensi untuk beragama dan memerlukan agama dalam kehidupanya, bahkan disebut sebagai homo religius (makhluk beragama).
Senada dengan pendapat di atas, Yosep Nattin dalam Ramayulis (2002) mengatakan dorongan beragama merupakan salah satu dorongan yang bekerja dalam diri manusia seperti dorongan makan, minurn dan lain sebagainya. Dengan demikian bahwa dorongan beragama merupakan kebutuhan manusia agar mendapatkan kedamaian dan l<etenangan. Potensi
2 tersebut bersumber dari dalam diri manusia yang termuat dalam aspek kejiwaan manusia seperti naluri, akal, perasaan maupun kehendak dan sebagainya, dalam Jalaluddin (1998).
Sebagai implementasi nyata beragama, seseorang .harus memiliki kornitmen dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban ritual yang diwajibkan oleh agama Islam. Salah satu ritual yang memiliki urgensi terhadap muslim adalah shalat, dalam kedudukanya sebagai tiang agama, shalat merupakan rukun Islam yang menduduki peringkat kedua setelah syahadat. Keirnainanan seseorang dapat diukur dengan sejauh mana komitmen keberagamaan terhadap pelaksanaan jenis ibadah tersebut, karena ia merupakan barometer utama bagi amal ibadah lainnya.
lbadah shalat merupakan sebuah perintah Allah
swr, yang wajib
dilaksanakan bagi setiap orang muslim laki-laki dan perempuan. Shalat adalah ibadah yang menghubungkan manusia dengan Khalik-nya, karena dengan ibadah shalat manusia dapat berdialog langsung dengan Allah SWf, untuk mengadukan kenyataan alami dalam .hidupnya .seha1i-hari kepada sang pencipta, Allah berfirman: "Sesungguhnya sa/at itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orangorang yang beriman" ( QS:al-Nisa/4:103)
3
Menurut Zakiah Darazat (1996) shalat merupakan perintah Allah yang wajib dilaksanakan oleh setiap orang Islam mukallaf, berarti tidak ada peluang untuk berdalih dan mencari-cari alasan melalaikan atau meninggalkanya, dan Allah memerintahkanya untuk memelihara shalat dengan cara yang paling baik dan sempurna serta melaksanakanya pada waktu-wak;tu yang ditentukan dalam Ash- shiddieqy (1998). Shalat merupakan kebutuhan manusia karena di dalam dirinya sudah diberikan potensi (fitrah) yang di milikinya sejak kecil. Ketika seseorang menjalankan komitmen shalat yang di wajibkan untuk umat Islam maka hal tersebut merupakan bentuk perilaku yang memiliki niali sikap keberagamaan yang baik (positif), hal ini di dasarkan pada keyakinan-keyakinan tentang komitmen keberagamaan yang sudah ditentukan sebelum-Nya. Hal senada dikemukakan oleh Glock dan Stark dalam Ancok (1995) bahwa komitmen keberagamaan dapat dilihat pada seb~rapa dal<1m kt:iyakinan ibadah ritual keagamaan, penghayatan dan pelaksanaan, s•erta sejallh mana implikasi agama dapat melicerminkan perilaku keagamaan. lni bisa clmhat dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lemlit Jakarta Syarif Hidayatullah Jakarta (2004), menemukah bahwa sikap keberagamaan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta banyak dipengaruhi oleh instih1si lembaga i
keberagamaan yang tertanam pada individu. Baliwa ajaran itu mampu memberikan bimbingan terhadap orientasi kehidupan seseorang untul< menuju kondisi kehidupan spiritual yang lebih
b~lk, intensitas dan keseriusan
4
melaksanakan praktik ibadah keseharian, seperti shalat, pu1asa, shalat jamaah, mengikuti pengajian dan sebagainya. Didalam salat terdapat aspek psikologis yang memberikan kedamaian dan ketenangan. Dengan demikian, ketika kita mengingat Allah maka kita akan merasakan kedamaian. Seperti dinyatakan dalam Al Qur'an: "... Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram." (QS. ar- Ra'd, 13:28). Namun demikian ketika seseorang memiliki sikap l<eberagamaan yang positif belum mempunyai hubungan yang kuat seseorang akan menjalankan keberagamaannya. Hal ini terkait dengan proses pertimbangan pemikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin juga kondisi yang lainnya. Namun menurut Fishben & Ajzen dalam Sarlito (2002) ketika
se.~orang
memiliki sikap
keberagamaan yang positif, maka akan terlihat dari komitmen dalam menjalankan keberagamaan-Nya. Ketika seseorang meyak:ini shalat merupakan kewajiban umat Islam, maka seseorang tersebut akan menjalankan ritual keberagamaan setiap waktu sesuai den!gan keyakinannya. Keberagamaan .selalu terkait dengan manusia dalam perkembangan kepribadian, yang selalu melewati proses yang berbeda-beda dalam pembentukan kepribadian.
Dalam kaitanya dengan masalah ini Buchori dalam Jalaludin (1998) menyimpulkan bahwa, kepribadian usia dewasa memiliki sifat kepribadian
5
yang stabil. Stabilisasi ini akan terlihat pada cara bertindak dan bertingkah laku yang bersifat permanen, yang akan selalu berulang kembali. Dengan kesetabilan ini, akan ikut pula membentuk jiwa pada usia
d1~wasa
yang akan
mencerminkan bagaimana komitmen keberagamaan orang tersebut, climana ia memiliki tanggung jawab terhadap sistem nilai yang dipilihnya, sistem nilai yang bersumber dari ajaran agama maupun dari norma yang lain.
Proses perkembangan keberagamaan ketika usia dewasa menurut Zakiah Daradzat (1995) memiliki ketentraman jiwa, ketetapan hati, dan kepercayaan yang tegas, baik dalam bentuk positif maupun negatif. Kestabilan pada usia dewasa akan tampak pada bagaimana menentukan panda1ngan hidup atau agama yang harus dianutnya berdasarkan kesadaran dan keyakinan yang dianggap benar clan diperlukan clalam hidupnya. Artinya, bahwa pacla usia dewasa apa yang dilakukan dengan komitmen keagamaan yang dianutnya akan clipegang teguh dan diwujuclkan lewat tingkah laku keagamaannya dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh tanggung jawab. Namun demikian, kesetabilan beragama dan tingkah laku lkeagamaan usia dewasa, bukanlah kestabilan yang statis, melainkan kestabilan yang dinamis, dimana pada suatu ketika ia mengenal juga adanya perubahan-perubahan. Adanya perubahan ini terjadi karena proses pertimbangan pemikiran, pengetahuan yang dimiliki clan mungkin juga kondisi yang lain. Senada clengan hal tersebut bahwa sikap keberagamaan pada usia dewasa memiliki
perspektif yang luas yang didasarkan atas nilai-nilai yan~1 dupilihnya, keberagamaan ini dilandasi pengalaman tentang ajaran agama yang dianutnya dalam Jalaludin (1998). Dalam prosesnya bahwa sikap keberagamaan individu yang terjadi pada usia dewasa merupakan melalui interaksi sosial atau proses belajar yang terjadi pada tiap-tiap individu atau oleh pengalaman yang di lalui atau dialami seseorang sepanjang hidupnya. Karena terbentuk melalui pengalaman dan belajar, maka sikap seseorang akan dapat berubah jika berjumpa dengan pengalaman lain yang lebih berpengaruh seperti diaktakan Saqar sebagaimana dikutip Mubarok (:WOO). Hal ini akan ikut mempengaruhi cara pandang yang luas pada sikap keberagamaan orang dewasa, menurut Jalaludin (1998) hail ini pula terlcait dengan pengalaman atas nilai-nilai yang dipilihnya, keberaigamaan ini dilandasi pengalaman dan pemahaman tentang ajaran agama yang dianut oleh orang dewasa.
lni pula yang tererjadi pada sekelompok mahasiswa yang menamakan diri Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci), yang seringkali identik dengan pemikiran-pemikiran liberal. Pengkatagorian liberal ini, berlandaskan pada kegiatan aksi demonstrasi, seperti ; penolakan peraturan
kc~harusan
pemakaian jilbab di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Sabili (2002), demonstrasi yang menginginkan di terapkannya UU dalam kebebasan beragama dan di bebaskannya Lia Aminudin yang merupalcan ketua
7 komunitas Lia Eden di Polda Metro Jaya seperti dikutip The Jakarta Post & Warta kota (2006). Hal ini sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh
Charle!~
Kurzman (2001),
Menurut dia ada enam prinsip yang dipakai sebagai tolak ulrnrnya sebuah pemikiran "Islam" yang dapat disebut liberal; pertama, melawan teokrasi, yaitu ide-ide hendak mendirikan negara Islam, kedua; mendukung gagasan demokrasi; ketiga, membela hak-hak perempuan, lceempat; membela hakhak non-muslim; kelima membela kebebasan berpikir dan terakhir membela gagasan kemajuan. Dengan demikian tidak berarti bahwa usia dewasa akan mengalami komitmen keberagamaanya, seperti yang dikatakan Zezen dalam Nurhayati
(2006) bagi kalangan Forum Mahasiswa Ciputat bahwa indMdu bebas dalam menentukan pilihan dalam beragama dan dalam menentuk1an kewajibankewajiban-Nya. Menurut Saidiman seperti dikutip Atqa (2004) , "..... orang mau salat apa nggak, orang mau pacaran seperti apa, ya ..... .itu terserah dia individunya asalkan tidak mengganggu orang lain" Dalam hal .ini setiap anggota Forum Mahasiswa Ciputat bebas melakukan apapun termasuk dalam urusan beragama, tidak boleh ada paksaan dalam memilih agama ataupun dalam menjalankan kewajiban aga1ma seperti shalat, puasa dan ibadah-ibadah lainnya, maka di dalam lingkungan Forum Mahasiswa Ciputat menjadi aneh kalau mereka melalcukan shalat. Karena
8
menurut Seilf, shalat merupakan norma dan kebiasaan dalam Nurhayati
(2006).
Namun keyakinan keberagamaan yang dikemukan oleh
an1~gota
Forum
Mahasiswa Ciputat apakah akan termanifasikan dalam realitanya, hal ini terkait dengan tingkat komitmen keyakinan yang diyakini setiap anggota Forum Mahasiswa Ciputat. Di dalam Islam terdapat kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan oleh umat muslim di dunia, tidak terk1~cuali oleh semua anggota Forum Mahasiswa Ciputat. ldentifikasi keberagamaan sebagaimana yang dikemukakan Stark dan Glock,dalam Ancok (1995) ya.kni adanya (1). Dimensi Keyakinan, (2). Dimensi Praktik, (3). Dimensi Pen"alaman, (4). Dimensi Pengetahuan, (5). Dimensi Pengamalan Agama. Melihat identifikasi keberagamaan tersebut maka shalat merupakan salah satu dimensi praktik yang ada dan merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh semua muslim di dunia ini. Atas dasar pemikiran inilah, dengan meelihat penomena yang terjadi ,yang merupakan landasan mengapa penulis ingin melakukan penelitian mengenai tema tersebut, maka untuk dikaji seca1ra mendalam, berdasarkan penjelasan diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti "Gambaran tentang Komitmen Keberagamaan Forum l\llahasiswa Ciputat (FORMACI) terhadap Shalat" (Studi Kasus Pada Kelompok Studi Forum Mahasiswa t::iputat )
1.2. ldentifikasi Masalah Dari latar belakang diatas, terdapat masalah-masalah yang muncul yaitu:
1. Bagaimana Komitmen keberagamaan Forum Mahasiswa Ciputat terhadap shalat? 2. Apa latar belakang yang mempengaruhi Komitmen keberagamaan Forum Mahasiswa Ciputat terhadap shalat?
1.3. Pembatasan dan Perumusan Masal~h 1.3.1. Pembatasan Masalah Untuk membatasi penelitian dan agar tidak meluas, penulis. melakukan pembatasan penelitian pada masalah Komitmen Keberagaman Forum Mahasiswa Ciputat terhadap shalat, perlu di lakukan pembatasan maslah. Masalah ini dibatasi sebagai berikut : a. Komitmen kebetagamaan adalah suatu perbuatan yang1 berdasarkan pada pendirian, pendapat dan keyakinan seseorang mengenai agamanya b. Shalat adalah petkataan dan perbuatarl yang dimulai dengan takbir, di sudahi dengan salam sebagai sarana mengagungkan Tuhan dan melakukan permohonan yang caranya sudah ditentukan. c. Dewasa adalah orang berusia 21 - 30 tahun d. Aktifis FORMACI yang aktif mengikuti diskusi, baik yang tinggal di sekertariat maupun yang tinggal diluar namun masih aktif diskusi di FORMACl.selama 1 Tahun
IC 1.3.2. Perumusan Masalah Dari pembatasan masalah di alas dapat dirumuskan·maslah dalam penelitian ini, yaitu: : a. Bagaimana Komitmen Keberagamaan Forum Mahasiswa Ciputat (FORMACI) terhadap shalat? b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi Komitmen l<eberagamaan Forum Mahasiswa Ciputat terhadap shalat?
1.4. Tujuan dan manfaat penelitian 1.4.1 Tujuan penelitian 1. Mengetahui sejauh mana Komitmen Keberagamaan Forum Mahasiswa Ciputat terhadap shalat. 2. Mengetahui latar belakang yang mempengaruhi Komitmen Keberagamaan Forum Mahasiwa Ciputat terhadap shalat. 1.4.2. Manfaat Penelitian - Secara Teoritis Dapat memberikan dan memperkaya khazanah keilmuan dalam bidSng Psikologi Sosial dan Psikologi Agama. - Secara Praktis Dapat memberikan gambaran bagaimana komitmen Keberagamaan di Forum Mahasiswa Ciputat (FORMACI) terhadap shalat.
11
1.5. Sisematika Penulisan Penulisan skripsi ini berpedoman pada sistematika penulisan American Psychological Association (APA) Style. Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, penulis menyusunya dalam bentuk beberapa bab sebanai berikut : Bab 1 : Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 : Bab ini menjelaskan tentang (1): komitmen keberagamaan yang meliputi pengertian komitmen keberagaman, dime1nsi - dimensi komitmen keberagamaan, faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen keberagamaan,(2) Shalat, yang meliputi, pengertian shalat, syarat dan ruku shalat, dan hikmah/dampalc psikologis shalat. Bab 3 : Metode Penelitian. Bab ini menguraikan tentang metode penEllitian yang berisi tentang pendekatan penelitian, metode1 pengumpulan data, instrumen penelitian, subjek penelitian, teknilc analisa data, serta prosedur dan pelaksanaan penelitian. Bab 4 : Hasil penelitian. Bab ini terdiri dari presentasi, penyajian dan analisis kasus serta perbandingan antar kasus Bab 5 : Penutup, berisi kesimpulan, diskusi dan saran.
BAB2 KAJIAN TEORI 2.1. Komitmen Keberagamaan 2.1.1
Pengertian komitmen keberagamaan
Secara etimologi, komitmen berasal dari bahasa lnggris • commitmenf' yang memiliki arti "menjalankan atau melaksanakan kewajiban". Dalam kamus Oxford karangan A.S. Hornby ( 1995 ), istilah commitment berasal dari kata commit yang memiliki banyak arti sebagai berikut : 1. Entrust, give up, hand over to: percaya, tunduk, berserc:ih diri 2. Make one self responsible, berarti : membuat diri orang bertanggung jawab 3. (often reflex) Pledge; Bind (onself) berarti : bersumpah clan mengikat diri Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) komitrnen berarti, perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu (1984). Agama dan keberagamaan adalah dua istilah yang dapat dipahami secara terpisah, meskipun keduanya mempunya makna yang sani1at erat. Kata keberagamaan berasal dari kata "Beragama". Kata beragama dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1984 ), yaitu: 1. Menganut (memeluk) agama 2. Beribadat, taat kepada agama (baik hidupnya menurut agama), misalnya berasal dari keluarga yang taat beragama. 1 ')
13
Untuk mendefenisikan komitmen keberagamaan secara tepat, maka perlu dilihat pada makna keberagaman. Menurut Ancok dan Naslnori (1995) keberagamaan berarti pembicaraan mengenai pengalarnan1 atau fenemona yang menyangkut hubungan antara agama dan penganutnya, atau suatu keadaan yang ada dalam diri sesorang yang rnendorong untuk bertingkah laku sesuai dengan agamanya. Glock dan stark dalam Anook (1995) mengatakan bahwa untuk mengatakan bahwa seseorang itu beragama maka keyakinan terhadap doktrin-doktrin agama, etika hidup, kehadiran dalam acara peribadatan, pandangan-pandangan, serta tindakan yang kesemuanya menunjukan kepada ketaatan dan komitmen terhadap agarna. Senada dengan pendapat diatas Djamaluddin mengatakan (1995) bahwa keberagamaan adalah sejauh mana seseorang memiliki keyakinan, memahami, menghayati dan mengamalkan agama yang
di~nutnya
dalam
kehidupan sehari-hari dalam aspek kehidupan.
Berkaitan dengan keberagamaan Islam, kualitas keberagamaan seseorang ditentukan oleh seberapa jauh individu memahami dan mengamalkan ajaranajaran serta perintah Allah secara menyeluruh. Untuk mem:apai hal itu dipertukan iman dan ilmu yang berkaitan dengan amal perbuatan sehingga fungsi Islam sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia da1n seluruh alam dapat dirasakan. Keberagamaan Islam meliputi jasmani dan rohani, pikir dan zikir, aqidah dan ritual, peribadatan, penghayatan dan pengamalan, akhlak
14
serta masalah duniawi dan akhirat. Dari beberapa defenisi lceberagamaan dan komitmen maka penulis dapat menyimpulkan bahwai komitmen keberagamaan adalah suatu perbuatan/tindakan yang berdasarkan pada pendirian, pendapat dan keyakinan seseorang mengenai agamanya
2.1.2. Dimensi-dimensi komitmen keberagamaan Dalam menjalani seluruh aktifitas kehidupan sehari-hari, m1~nusia hams berlandaskan kepada agama yang menjadi panutan dan pe1tunjuk bagi kehidupan manusia. la harus senantiasa berpijak pada dimensi religi clan pengabdian total kepada Allah swt, sehingga mendapat ke--ridhoan-Nya dalam menjalani kehidupan sejalan dengan tujuan keberadaanya sebagai khalifatullah di muka bumi ini. Dimensi agama harus dapat mendominasi pemikiran, sikap, prilaku, dan tinclakan yang diambilnya sei1Uai dengan perintah-perintah agama.
Glock dan Stark dalam Ancok (1995) menulis adanya lima dimensi keberagamaan untuk digunakan untuk mengukur tingkat keberagamaan seseorang, yakni : a. Dimensi keyakinan, sejauh mana keyakinan muslim memgakui kebenaran ajaran-ajaran agama, terutama terhadap ajaran-ajarnn 'Yang bersifat dogmatik. Dalam Islam, dimensi ini menyangkut keyakinan tentang Allah,
15
para Malaikat, Nabi/Rasul, kitab-kitab Allah, surga dan neraka, serta qadha dan qadar. b. Dimensi peribadatan, merupakan bentuk kepatuhan muslim dalam menjalankan kegiatan-kegiatan ritual seperti shalat, puasa, zakat, haji, membaca Al-Quran, doa,zikir dsb. c. Dimensi pengalaman, seberapa berpengaruh ajaran-ajaran agama mempunyai dampak terhadap prilaku dalam berinteraksi dengan manusia yang lain. Dimensi ini membeikran dampak terhadap prilaku seseorang didalam menghayati kehidupannya. Hal ini terkait dengan masa lalu yang akan membentuk ekpresi yang akan muncul kemudian akan menghasilkan pengalaman-pengalaman baru. d. Dimensi pengetahuan agama, dimensi ini mengacu pada harapan bahwa sesorang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci, dan tradisi-tradisi agama yang dianutnya. Glock rnelihat bahwa dimensi ini tidak selalu sejalan dengan prakteknya, tidak semua pengetahuan bersandar kepada keyakinan, sesorang dapat berkeyakinan kuat tanpa benar-benar rnemahami agarnanya atau kepercayaan bisa kuat atas dasar penegetahuan yang arnat sedikit seperti dikutip Stack dan Glock dalarn Robertson (1998)
16
e. Dimensi konsekuensi, dimensi ini mengacu pada pada identifikasi akibatakibat keyakinan keagamaan, praktek-praktek, pengalaman,dan pengetahuan sesorang dari sehari-hari.
2.1.3. Faktor-falttor yang mempengaruhi Komitmen tCeberagamaan Manusia memiliki potensi beragami:i yang melekat pada dirinya, namun untuk memiliki komitmen keagamaan diperlukan bimbingan dan pengembangan dari individu dan lingkungannya. Lihgkungan pula yang mengenalkan sesorang akan nilai-nilai dan norma-norma agama yang harus dituruti dan dijalankan. Menurut Jalaluddin (1998), secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi kebetagamaan seseorang, yakni faktor intern dan faktor ekstern. 1. Faktor lnteren Fakor intern ini memberikan pengl1tuh pembentukan komitrnen keberagamaan yang signifikan terhadap seseorang. Terdapat beberapa faktor interen yang memiliki pengeruh kuat dalam pertumbuhan perkembangan keberagamaan sesorang : a. Faktor Heriditas. Jiwa keagamaan bukan secara langsung sebagai faktor bawaan yang diwariskan secara turun temurun, namun terbentuk dari berbagai unsur yang mencakup kognitif, afektif dan konatif. Meski belum ada penelitian
17
yang mengarah pada adanya pengaruh jiwa keagamaan pada anak dengan orang tuanya. Sementara As-Sayaibany dalam ,Jalaluddin (1998), mengatakan bahwa Nabi Muhammad saw, juga meneka1nkan pentingnya memilih kreteria pasangan hidup berumah tangga karena baik buruknya sikap kehidupan rumah tangga akan tergantung pada baik buruknya pasangan yang dipilih. Lebih jauh dari itu, Nabi saw, bersabda dalam haditsnya dalam kaitanya dengan memilih pasangan hidup, : • Nikahi/ah seorang wanita karena empat kreteria, karena kecantikanya, kekayaanya, keturunanya, dan karena agamanya, namun demikian beruntunglah jika anda memilih wanita karena agama bukan Jainya. • Ajaran agama ini menekankan pentingnya agama dalam kehidupan keluarga, karena agama merupakan pedoman hidup manusia, maka faktor agama menjadi penentu dalam pembentukan komitmen keagamaan dall:lm kehidupan seseorang.
b. Usia keberagamaan ki!lrena pada umumnya hubungan antara perkembangan usia dengan perkembangan jiwa keagamaan tampak ticlak dapat dihilangkan dengan serta merta. Terlepas dari ada tidak:nya hubungan antara konversi agama dengan tingkat usia sesorang, namun hubungan antara tingkat usia dengan perkembangan jiwa keagamaan tak dapat diabaikan. Yang jelas kenyataan bahwa hubungan tersobut eksis karena
18
dapat dilihat dengan adanya perbedaan pemahaman agama pada tingkat usia yang berbeda. Dengan demikian bahwa faktor Usia juga dapat mempengaruhi komitmen keberagamaan c. Kepribadian Kepribadian dalam pendekatan psikologi terdiri dari dua unsur, yaitu unsur hereditas dan pengaruh lingkungan inilah yang membentuk kepribadian seperti dikatakan Wittig dalam Jalaluddin (1998). Adanya kedua unsur yang membentuk kepribadian ini menyebabkan munculnya konsep tiplogi dan karakter. Tipologi lebih ditekankan pada unsur bawaan, sedangkan karakter lebih ditekankan oleh adanya pengaruh lingkungan.
d. Kondisi kejiwaan Yang dimaksud dengan kondisi kejiwaan ialah suatu sikap dan prilaku pembawaan seseorang yang kemudiaan memunculkan pengaruh kejiwaan yang lahir dalam realitas pembawaan. Dalam pendekatan eksistensial menekankan pada pengalaman kekinian pa1da diri manusia yang akan ikut pula mempengaruhi jiwa keagamaan. DEmgan demikian sikap keagamaan seseorang ditentukan oleh stimulan lingkungan yang dihadapi saat ini, seperti dikatakan Jalaluddin (1998) 2. Faktor Ekstemal Dalam kehidupan sosial dimana kita tidak akan terlepas berinteraksi dengan orang lain, maka lingkungan memberikan pengaruh dalam perkembangan
19
jiwa keagamaan. Dalam hal ini Jalaludin (1998) membagi ti1;ia lingkungan, yakni lingkungan keluarga, insitusional dan masyarakat :
a. Lingkungan keluarga keluarga merupakan awal sosialisasi bagi pembentukan jiwa keagamaan anak. Pengaruh orang tua terhadap perkembaangan anak, dalam pandangan Islam menanamkan nilai-nilai ajaran-ajaran yang diberikan oleh Nabi SAW seyogya-Nya kita liiksanakan. Hal lain yang harus diperhatikan kepada orang tua adalah dengan memberikan tanggung jawab untuk mendidik, memberi inama yang baik, mengajarkan membaca Al-Quran, serta membiasakan s;halat dari kecil dan bimbihgan lainya yang sejalan dengan agama. Keluarga dinllai sebagai faktor yang paling dalam meletakan dasar bagi perkembangan jiwa keagamaan.
Menurut Greeley (1989) ketika pengalaman keagamaan seseorang baik dan memberikan dasar untuk mempunyai nilai-nilai yan1;i baik, maka ia akan cenderung akan mendapatkan pengalaman keaga1maan yan kuat. Sebaliknya ketika didalam keluarga terjadi kegoncangan maka, akan ikut pula mempengaruhi terhadap indentifikasi agama, dalam hal ini ada keraguan akan agama yang disebabkan pengaruh dari keluarga dalam Greeley (1989).
20 b. Lingkungan lnstitusional Lingkumgan lnstitusional ikut mempengaruhi perkembangna jiwa keagamaan baik berupa institusi formal seperti sekolah maupun nonformal seperti perkumpulan dan organiosasi. Dalam wih:iyah ini hubungan antara kedekekatan didalam individu memiliki pengaruh yang akan berdampak terhadap pembentukan keberagamaan.
c. Lingkungan Masyarakat Sepintas lingkungan masyarakat bukan merupakan lingticungan yang mengandung unsur tanggung jawab, melainkan hanya merupakan unsur pengaruh belaka, tetapi norma dan tata nilai yang ada terkadang lebih mengikat sifatnya, bahkan terkadang pengaruhnya lebih besar dalam pengaruh kejiwaan keagamaan baik dalam bentuk posilif maupun negatif. Misalkanya lingkungan masyarakat yang memiliki tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa keagamaan seseorang, sebaliknya dalam masyarakat yang cenderung longgar atau sekuler didalam keagamaan akan mempengaruhi kondisi kehidupan keagamaan seseorang seperti dikatakan Barnadib dalam Jalalluddiri
(1998)
21
2.2. Shalat 2.2.1. Pengertian Shalat Shalat berasal dari bahasa arab yang secara harfiyah berarti " doa atau seruan " seorang hamba atau kelompok manusia yang dipanjatkan kepada Tuhan Pencipta alam semesta dalam Madjid (2005). Sedangkan Shidieqy (2000) mengartikan shalat sebagai do'a untuk memohon kebajikan dan pujian. Arti lain dari kata tersebut ialah at-ta'zhim (mengagungkan), sejalan dengan kandungan ibadah shalat yang meliputi serangkain perbuatan yang mencerminkan pengagungan kepada Tuhan pencipta alam seperti dikatakan Nawawi (2001). Shalat berarli memohon (do'a) dengan bai•:, yaitu permohonan keselamatan, kesejahtraan dan kedamaian hidup di dunia dan akhirat kepada Allah swt dalam Mujib (2006).
Dalam pengertian terminologi syar'i, shalat dapat didefinisi~:an sebagai serangkaian perkataan dan perbuatan-perbuatan yang diawali dengan ucapan takbir dan diakhiri dengan salam yang diwajibkan k•apada seorang muslim sebanyak lima kali dalam sehari semalam. Rangkaian perkataan dan perbuatan yang difisualisasikan dalan shalat serta doa-doa yang dipanjatkanya dapat meraih keselamatan, kesejahteraan, ketenangan, dan kedamaian hidup di dunia dan akhirat sebagaimana pengertian yang terdapat dalam al-qur'an surat At-Taubah/!:l: 103 ;.
22 "Dan bersalatlah atas mereka ( berdo,alah untuk mereka), karena sesungguhnya salatmu ( do'amu) itu, menenagkan dan mentrentramkan mereka Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetalwi" (Q.S: at-Taubah/9:103) Sedangkan menurut istilah shalat ialah ibadah yang terdiri clari perkataan clan perbuaatan tertentu yang dimulai dengan takbir bagi Allah SWT clan disudahi dengan memberi salam dalam Sabiq (1993) senada dengan pendapat diatas, menururt Shidieqy (2000) shalat merupakan beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi dengan salam, yang denganya kita beribadat kepada Allah, menurut syarat-syarat yang telah ditentukan. Salat merupakan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam beserta mengl!lrjakan syarat-syarat dan rukun-rukunya, dalam Mujib (2006). Dari beberapa pengertian diatas baik secara bahsa maupun istilah dapat penulis simpulkan bahwanya salat adalah do'a yang dilakukan dalam bentuk ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihrarn dan diakhiri dengan salam, disertai dengan syarat-syarat dan ruku-niku. Yang dimaksud dengan ucapan adalah bacaan, takbir, do'a, dan sejenisnya. Sedangkan yang dimaksud dengan perbuatan adalah berdiri, ruku, sujud, duduk dan sejenisnya yang terdapat di dalam salat. Pada dasamya salat itu adalah ucapan bibir dan gerakan anggota badan sedangkan dalam batinnya salat menghadap kepada Allah dengan sepenuh jiwa yang sungguh-sungguh khusu dan ikhlas serta dengan kerendahan hatii
23 untuk mendapat ridha-Nya. Maka tidak berlebihan bahwa salat yang sempurna menurut Nurcholis Majid (2005) dilakuan dengan kekhusyuan dan kehadiran hati yang disertai ketenangan (thuma'nianah) seluruh anggota badan.
Dengan demikian jelaslah bahwa salat merupakan ibadah untuk mengingat Allah dengan berdialog langsung kepada-Nya secara khusu guna membentuk jiwa yang memiliki nilai-nilai yang Islam (suci). Dalam salat seseorang dapat mencapai hakikat pendekatan diri dari kec:intaan terhdap Allah yang maha besar, merasakan arti kerendahan dan penghambaan diri, kebesaran dan kelcuasaan-Nya.
2.2.2. Syarat-syarat dan Rukun Shalat
A. Syarat-syarat Shalat Syarat-syarat dalam shalat dilakukan sel:lelum seseorang menjalankan ibadah tersebut agar pelaksanaannya dl:ipat dilakukan secara benar dan teipat, lcarena segala perbuatan amal ibiltdah jika tidak dilakukan sesuai dengan persyaratan yang teleh ditentukctn, niscaya tidal< dapat memiliki arti dan signifikansi apa-apa. Dengan dipenuhi persyaratan-persyaratan itu memiliki pengaruh terhadap kesempurnaan ibadah yang dijalankan dan memiliki nilai yang baik dimata Allah, sehingga akan berdampak pada fisik maupun fisikis. Agar shalat yang dilaksanakan dapat diteirima oleh Allah
24
swr. maka shalat harus dilaksanakan dengan penuh kekhusuan, konsentrasi, merenungkan setiap makna yang sedang diucapkan maupun gerakan - gerakan di dalam shalat. Hal ini seyogya nya akan berdampak pada kepribadian yang lslami. Adapun Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum menjalankan shalat adalah sebagai berikut;
Pertama, suci dari hadas, tempat dan pakaian Islam bukan hanya menyuruh kita menjaga kebersihan 1ijsik namun pula fisikis, hal ini yang ada dalam syarat shalat. Menurut Nawawi (200·1) kebersihan jasmani dari segala hadis dan hadas, baik hadas besar, mapun kecil harus di jaga ketika seseorang hendak melaksanakan salat, ini sesuai dengan firman Allah SWf: •Hai orang-orang yang beriman, apabi/a kamu hendak mengerjakan salat, maka basulah muka dan tanganmu sampi den11an siku, dan sapulah kepalamu, lalu basuh kakimu sampai kedua mata kaki. Dan jika kamu dalam keadaan junub, maka hendaklah kamu bersuci."
(QS.al-Maiddah/5/6) Hal lain yang lebih penting adalah kesucian hali, hal ini terkait dengan menjaga hal·hal yang berkaitan dengan kotoran prasangka, syirik, raguragu, munafik, riya, hasud dan dengki.
25 Kedua, menghadap kiblat Para ulama sepakat bahwa orang yang mengerjakan salat wajib menghadap kearah Masjidil Haram, hal ini di dasarkan firman Allah SWf: " Maka Pa/ingkanlah mukamu kearah Masjidil Haram, dan dimanapun kamu berada hadapkanlah mukamu ke arahnya" (QS.aL-Baqarah/2:144) Makna kiblat dalam hidup harus rnerniliki keyakinan yang senantiasa selalu jadi pedornarn untuk dijadikan ukuran sesorang dalarn rnenjalani kehidupan dengan berlandaskan ketauhldan seperti di k:atakan Shaleh dalarn Tazkiyah (2006)
Ketiga, rnenutup aurat Menutup aurat berarti menjaga seseorang yang hendak melasanalcan salat dengan kain penutup, yang sesuai dengan ketentuan , rnernakai kain yang tidak transparan dan tidak terlalu lcetlit. Orang yang rnenutup auratnya berarti ia rnenjaga kehorrnatanya, atau paling tidak rnengundang nafsu or~ng lain yang dapat mengancam li<ehormatannnya. Apabila aib seseoran!;I terbuka auratnya berarii ia membuka aibnya sendiri, ketika aibnya terbuka dan dibiarli
26
Firman Allah SWT: " Hai anak cucu adam. Ambillah hiasanmu setiap hendak sujud" (QS.al-A'Rafn :31) Keempat, shalat pada waktunya Syarat ini cukup dengan kuat sangka, yaitu dengan
san1~ka
yang yakin
bahwa waktu telah masuk, dibolehkan baginya shalat, baik hal ini diperbolehkanya dari pemberitaan orang-orang yang dipercaya, atau bisa melalui seruan adzan dari muadzzin atau bisa melalui dengan usaha pribadi. Hal ini sesuai dengan Firman Allah Swt: "Maka dirikanlah Sha/at itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman" (QS al-Nisa/4:103) Dengan ketentuan mengenai waktu yang telah ditentukan maka akan berdampak pada kedisiplinan dalam mengerjakan shalat. Ketika ini sudah melekat maka akan berimplikasi luas, hal ini akan membawa pada kesuksesan bekerja. Salah satu indikator kesuksesan individu dalam bekerja adalah disiplin waktu, sehingga efektifitas dan efesiensi dalam satu insitusi (baik formal maupun spritual) berjalan demgan baik dalam Mujib (2006).
27
B. Rukun Shalat Ketika seseorang melaksanakan shalat, maka orang tersebut harus dapat memperhatikan hal-hal berikut, yakni: Pertama, niat Merupakan hal yang subtantif sebelum melaksanakan pekerjaan, hal ini berkaitan dengan keridhaan untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Niat letaknya didalam hati ketika seseorang mengerjakan sesuatu diseseuai dengan ketentuan sesuai denga keadaan sadar. Didalam sebuah niat ada unsur motivasi yuang tertuju pada ketuhanan, meminjam istilah Mujiab (2006) motivasi didalam shalat merupakan motivasi t~inetik dan religiogenetik. Dimana individu dapat mengaktualisisasilran dirinya dalam ber Tuhan dan beragama yang merupakan penggerak s.halat. Kedua, takbiratul lkhram Merupakan dimensi yang memiliki makna yang essensial. Karena didalamnya mengandung ucapan-ucapan yang mengagungkan Allah SWT, awal pembukaan membaca takbir yang memilil
(maghdzoh) akan sangat signifikan terhadap pengaruh111ya kepribadian, menurut Mujib (2006) hal ini terkait dengan oreientasi s<>siologis terkait
28 dengan orientasi teologis. Seseorang yang tingkat kornitmen keberagamaanya baik (hab/ min Allah) rnelalui shalat maka akan sEimakin baik pula tingkah lakunya sosialnya (habl min al-nas) Ketiga, berdiri Berdiri hukumnya wajib bagi yang mampu hal ini terkait dengan firman Allah:
• Peliharalah semua sa/at itu dan salat wusta, dan berdiri/ah dihadapan Allah dengan khusu "(QS.al-Baqarah./21238) Ayat ini menyuruh kita untuk berdiri ketika melakukan salat yang dilakukan dengan kekhusuan dan merendahkan diri dihadapan Allah SWf. Berdiri ketika shalat mencerminkan sebuah kepribadian yang dinamis, luwes dan '
mampu menempatkan diri sesuai dengan situasi dan kondisi dimana ia bertingkah laku. Berdiri dalam rukun shalat menurut Mujib (2006) berdampak pada kehidupan sosialnya, seperti individu memiliki sikap yang tegak, tegas, berprinsip kuat, tidak plin-pan, dan tidak tergoda dengan kllpentingan sesaat. Keempat, membaca al-Fatihah Membaca al-fatihah dilakukan ketika melaksanakan shalat memilil
29
senantiasa berkomunikasi dan berinteraksi dengan Allah, yang akan berdampak pada kehidupan yang tenang. Kalima. Ruku Sebuah gerakan yang dilakukan ketika shalat ini, meru1>akan hal yang harus dilakukan. lni terkait dengan firman Allah SWT:
"Hai orang - orang beriman .Ruku' dan sujud/ah kamu clan sembahlah Tuhan-Mu (Allah) " (QS.al-HaD/22177) Orientasi ketika melakukan ruku mengingatkan untuk selalu berpusat kepada Allah, dengan melihat Allah sebagai pusat Keesaan. Dalam ruku' dan bahkan ketika menekankan keningnya ketanah dalam sujud atau ketika duduk dengan telapak tan!Jan menunjuk keatas maka gerakan shalat dalam ruku meiliki nilai yang dilakukan dengan ptmyerahan yang total dan pehuh harapan dalam Robinson (1999). Citra dari kepribadian dalam ruku, akan terlihat dengan selalu melangkah den!gan kehati hatian ketika ia bertindak dan tidak selalu tergesa-gesa dalam mengambil sebuah keputusan. Keenam, thumaninah Merupakan unsur menenangkan dalam shalat, thumaninah selain untuk kesempurnaan pelaksanaan suatu kewajiban, juga sebagai isyarat agar individu senantiasa menikmati dan merasakan ketenan~1an dalam setiap momen kehidupan.Thumaninah merupakan bentuk relal<sasi dalam
30
shalat, dimana individu berdiam sejenak untuk merasakan istirahat atau bersantai - santai setelah mengalami kontraksi atau pEff,egangan otot dan syaraf. Melalui thumaninah, individu diharapkan mengalami kedamaian dan ketenangan, sehingga dapat menghilangkan atau p;aling tidak mengurangi rasa kecemasan, keluhan akibat psikomotik: dan insomnia (sulit tidur) atau hiperaktif bagi anak, dalam Mujib (2006). Ketujuh, tasyahud Tasyahud akhir yang dilakukan untuk melakukan penghormatan kepada Allah, para Nabi, kepada diri sendiri serta pada hamba-hamba yang lain. Penghormatan diberikan bukan karena kekayaan, kedudukan duniawi, dan status sosialnya, tetapi yang paling utama adalah sejauh mana individu memiliki komitmen keberagamaan yang baik. Kedelapan, membaca salawat nabi lni dilakukan untuk mengharapkan dan memuji Nabi··nabi yang diartikan dengan mengucapkan shalawat kepadanya ketika menjalankan salat. Citra dari orang yang membacakan shalawat ketika shalat adalah dengan selalu tunduk dan patuh serta mengikuti sunah-sunatmya rasulnya. Firman Allah Swt: • sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersha/awat untuk nabi. Hai orang-orang beriman, bersha/awat/ah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" (QS.al-Ahzab/33/56)
31
2.2.3. Hikmah/Dampak Psikologis Shalat Keutamaan shalat dan hikmahnya dapat ditelusuri dari berbagai ungkapan baik yang bersifat normatif maupun empirik. Adakalahnya u11gkapan tersebut merupakan pengakuan seorang hamba dihadapan Allah.
D1~ngan
mengerjakan Shalat dengan khusu, akan mendatangkan hilcmah tersendiri. Seperti diungkapan oleh Hasbiy (2001), didalam shalat memiliki hikmah, diantaranya:
1. Shalat mampu mengingatkan kita kepada Allah Dengan mengingat Allah maka akan menghidupkan rasa takut kepadaNya dan menumbuhkan didalam jiwa, rasa kebesaran dan rasa ketinggian Allah.SWT. Serta mengesakan kebesaran dan keesaanya, dalam menjalankan idividu akan merasa dekat dengan-Nya
" dirikan /ah sha/at untuk mengingat -Ku " (Q.S.Thaha 14.. 20). Dalam shalat seseorang dianjurkan agar selalu ingat keJPada Tuhannya, citau sekurang-kuranghya mengingat arti setiap apa yang diucapk1~hya, sei)erti dikatakan Nasution dalam Karim
(2b01). Dengan menging~t apa
yang di lafadzkan-Nya dihayati, sehingga menimbulkan kekhusuan dalam shalat, yang akan mernbawa seseorang mera~akan keesaan-Nya. Shalat ad~lah suatu ibadah yang dilakukan dengan anggota lalhir (tubuh) dan
bathin (jiwa atau hati) dalam bentuk gerakan dan ucapan tertentu untuk
32
rnenggarnbungkan kebesaran Allah dan kesernpurnaan kekuasaan Allah, guna rnelahirkan keinginan dan keperluan rnukirn kepada-Nya. 2. Shalat rnarnpu rnendidik dan rnelatih kita rnenjadi orang yang tenang, orang yang dapat rnenghadap segala kesusahan dengan hati yang tetap tenang. Dengan Shalat seseorang akan rnerniliki ketetatapan pendirian, rnengekuhkan kita dalarn rnengerjakan sesuatu kebajikan akan rnerniliki kernauan, rnengarahkan kita untuk selalu berhati-hati ke1tika akan rnelakukan sesuatu dan tidak terburu-buru. Firman Allah : " Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat tergesa-gesa: bi/a ditimpa kemalangan menjadi gundah- gulana, dan bi/a mendapatkan keberuntungan menjadi kikir, kecuali mereka yang melakukan salat dan berkelanjutan da/am salat mereka ....... " (Q.S. al-Marija 10.70.) Bukan hanya itu saja, ketika kita rnelakukanya dengan sernpurna rnaka akan rnetniliki jiwa yang lebih seilnbang, penuh harapan dan tidak kehilangan kesadaran atau sornbong dalam Nawawi (2001 ) dengan dernikian bahwa didalarn shalat terkandung nilai-nilai yang akan rnenyehatkan kesehatan fisik (fisik) rnaupun fisikis (rohani).
3. Merubah sikap pembawaan negatif kedalarn sikap positif yang juga dalarn pengertian lain salat dapat rnenjadi perisai dan instrurnem frefentif bagi
33
perbuatan dan tindakan - tindakan keji/kemungkaran bagi pelakunya sebagiamana Firman Allah SWT: • Dirikan/ah salat, sesunguhnya salat itu dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah ( salat) ada/ah Jebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu ketjakan" (QS.al-AnkabuU29:45) lbnu Qoyim dalam An-Nadwy (2004) mengatakan bahwa shalat tidak dapat mencegah kekejian dan kemungkaran kecuali shalat yang hati pelakunya hadir bersama Allah dalam setiap kalimat dan gerakannya. Ketika kehadiran Allah ada dalam setiap hatinya maka s;etiap tingkah lakunya akan merasakan pengawasan, kehadiran, kesaksian dan keadilan. Maka hal ini terkait dengan kemaha besaran Allah untuk mengetahui segala sesuatu di dunia ini. Dengan selalu rnengerjakan salat dengan merasakan kehadiran Allah dalam setiap salatnya, maka perbuatan - perbuatan keji dan mungkar , tidak menghilangkan rasa cemas dan gelisah serta tidak mengikis kebakhilan dan ketamakan, maka ia bukan orang yang rnelakukan salat sebagai diinginkan Al-Our'an, dan dengan dernikian menurut Abduh dalam Nawawi (2002}, ia sebenarnya tidak berhak rnenerirna apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan (Allah).
34
2.3. Kerangka berpikir Setiap manusla dilahirkan membawa fitrah keagamaan yang dimiliki setiap manusia.
Den~an
fitrah tersebut seseorang memiliki kecenderungan untuk
beragama, dorongan ini yang membawa pada keyakinan untuk menyembah Tuhan (Allah). Didalam ajaran Islam Allah menyuruh umat Islam untuk selalu mejalankan perintahnya yang berarti , memiliki komitmen
k1~beragamaian
terhadap apa yang diyakininya. Komitmen keberagamaan merupakan bentuk tanggung jawab manusia terhadap Tuhannya, cara berpikir ini sudah menjadi bagian ketika usai dewasa. Usia dewasa sudah memiliki tanggung jawab dennan apa yang ia yakini, seperti tanggung jawab secara individu, soosial maupl.m secara susila dan agama Dalam tanggung jawab agama, ketika seseorang sudah mEtmasuki usia dewasa memiliki tanggung jawab keagaamann yang menetap. Salah satu indikator seseorang yang memiliki komitmen keagamaan adalah menjalankan dimensi peribadatan yang menjadi ukuran sesorang menyakini kegamaanya. Salah satu dalam dimensi peribatan adalah shalat yang didalam ajaran Islam diwajibkan dan tidak adak pretensi untuk meninggalkannya. Dengan demikian bahwa seseorang ketika menjadi bagian dari umat Islam harus menjalankan ritual Shalat yang sudah ditetapkan oleh agama Islam. Namun demikian dalam prosesnya perkembangan manusia mengalami
35
proses yang berbeda-beda, hal inilah yang menyebabkan manusia memiliki tingkat keberagamaan yang berbeda dengan yang lainnnya.
Dalam perkembangan keberagamaan manusia akan mengalami pengalaman yang berbeda-beda yang akan mempengaruhinya , seperti pengalaman, lingkungan dan pendidikan. Pengalaman-pen![1alaman dan prosese interaksi itulah yang akan mempengaruhi cara berpikir mereka untuk melaksanakan keberagamaan yang diyakininya. Namun demikian komitmen keberagamaan usia dewasa memiki pandangan yang luas yang didasarkan atas nlai-nilai yang dipilihnya. Hal ini terjadi dengan melihat pengalaman dan pemaham tentang ajaran agama yang dimilikinya, hal ini disebabkan karena stimulus yang diperoleh individu akan mempengaruhi terhadap komitmen keberagamaannya
36
Tabel 1 Gambaran Komitmen Keberagamaan Dlmonsl Koyaklnan
,__
Komltrnen tberagaman
Keyakinan tentang kebesaran Alllah, Malaikat, Nahl dll
-
Tinggi
I
Sedang
J
Rendah
j
= Melakukan Shalat
Dlmonsl Poribadatan Kepatuhan musliam dalam menjalankan keglatan ritual, sepertl shalat, puasa, zakat, dll
= Mengabaikan Shalat
,__ Dimensl Pongalaman
._
Sejauhmana penmgalaman memberikan pengaruh temadap plilaku
~
G
Dimensl Pongotahuan agama Sejauh mana pengalllhuan berimplikasi temadap koyakinan seeorang mengenai agamanya
~
pilihannya
. . .§]
Faktor-fakto r yang Mempengaruhinya
Dlmensl Konsekuensl Keyakinan seseorang menganai pilihan alas
= Meninggalkan Shalal
-
-
Lingkungan UIN Syarif Hidayatulla h Jakarta - Sugest1 - Bacaan - Kajian humniora Lingkungan masyarakat Kepribadian (Lingkungan) Kondisi kejiwaan (Pengalaman)
BAB3
METODOlOGI PENlllTIAl'I 3.1. Jenis Penelitian 3.1.1. Pendekatan Penelitian Dalam penyeleasain skripsi ini penulis melakuan deskripitik dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Menurut
Bo1~dan
dan Taylor
dalam Moleong (2004) metode kulitatif merupakan prosuder penelitian yang menghasilkan data deskriptik berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan prilaku yang dapat diamati. Dalam pendekatan kualitatif, peneliti berusaha memahami subjek dalam kerangka berpikir subjek sendiri. Dengan demikian yang terpenting adalah bagaimana subjek menghayati hidupnya, pengalaman, dan cara mengekspresikannya. Melalui penililtian kualitatif menurut Cresswell seperti dikutip Poerwandari (1998) peniliti dapat menggali proses arti dan pemahaman tentang pengalaman serta penghayatan individu. Fokus pertanyan adalah melakukan kedalaman dan proses yang berusaha dijawab adalah "bagaimana" dan "mangapa" bukan "apa• dam "berapa"
3.1.2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi k:asus karena menurut Smith dalam Asmadi (2004) dalam studi kasus yang terpenting
38
adalah mendapat hasil maksimal dengan mendeskripsikan dan mengambil secara intensif terhadap satu unit tunggal atau satu sistem terbatas, seperti orang individu, suatu peristiwa, suatu intervensi atau suatu komunitas. Fokus pertanyan adalah melakukan kedalaman dan proses yang berusaha dijawab adalah "bagaimana" dan "mangapa" bukan "apa" dan "berapa"
Dalam penelitian studi kasus ada dua disain yang digunakan yaitu disain kasus tunggal dan disain kasus ganda dalarn K. Yin (2000), Dalarn penelitian ini digunakan pola multiple case study design atau disain kasus ganda, yaitu penggunaan subjek lebih dari satu orang. Dengan pola ini diharapkan dapat diperoleh garnbaran secara rnenyeluruh tentang penghayal:an subjek terhadap keadaan yang dialaminya. Oleh karena itu rnaka diperlukan data yang bersifat khusus dan individual untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
3.2. Metode Pengumpulan Data 3.2.1. Kousioner Koesioner diberikan kepada subjek sebagai pendahuluan untuk mempermudah penekanan atau penggalian dalarn wawanc:ara, sekaligus sebgai krosek bila ada keterangan yang berbeda. Koesioneir ini berisikan 14 butir pertanyan yang mancakup. a. Data komunal : Nama, suku bangsa, tempat tinggal
39
b. Latar belakang pendidikan: Riwayat pendidikan, alasan memilih masuk ke FORMACI c. Kondisi sosial ekonomi keluarga: Pekerjaan orang tua, golongan ekonomi keluarga d. Kondisi religiutas keluarga e. Alasan masuk FORMACI f.
Bidang kajian yang disukai di FORMACI
3.2.2. Wawancara Maksud wawancara dalam penelitian adalah sebagaimana yang dikemukan Moleong (2004) adalah percakapan dengan maksud tertentu, yang dilakukan oleh peneliti, sebagai pewancara, dengan mengajukan pertanyan kepada responden. Wawancara ini sendiri dilakukan dengan mengacu kepada teknik pengumpulan data tak berstruktur, artinya peneliti menempatkan pertanyaan yang baku, akan tetapi Tanya jawab berlangsung secara bobas dan terbuka agar terjalin keakraban dengan responden. Dalam wawancara tak berstruktur, biasanya terdiri dari atas mereka yang terpilih saja karena sifatsifatnya yang khas. Biasanya mereka memiliki pengetahuan dan mendalami situasi, dan mereka lebih mengetahui informasi yang diperlukan sebagaimana dikutip Moleong (2004). Dalam penilitian ini pula, peneliti akan rnenggunakan pertanyaan yang mendalarn, rnenurut Moleoing (2004) pertanyan mendalarn bertujuan untuk rnenggali lebih dalarn lagi tentang hal yang dipersoalkan, agar persoalan dalarn wawancara mendapatkan hasil
40
rnaksirnal. Dalarn wawancara rnendalarn yang secara langsung rnenurut Guba dan Lincon dalarn rnoleong (2004) berrnaksud untuk rnenggali lebih dalarn lagi untuk keperluan:
1. Klarifikasi untuk keperluan jika inforrnasi yang dibutuhkan rnasih dipersoalkan sebelurnnya. 2. Kesadaran kritis jika responden ditanyakan untuk rnern1utuskan atau lebih kritis lagi, rnenaggapi sesuatu, rnenilai, atau rnernberikan contoh tentang sesuatu. Kata Tanya dalarn hal ini ialah • rnengapa"" dalarn hal apa" 3. Penjelasan jika pewancara rnernerlukan inforrnasi rnengenai berbagai aspek atau dirnensi dari suatu pertanyaan 4. Refokus jika responden ditanyai untuk rnengaitkan, rnembandingkan, atau rnernpertentangkan jawabanya dengan topik atau ide 5. lnforrnasi tentang intrensitas perasaan responden. Dalarn hal ini pertanyaan berkisar pada bentuk "pertanyan pribadi" pertanyaan "alasan rnengapa", sarnpai pada pertanyaan "intensitas"
3.2.3. Observasi Observasi biasa disebutjuga dengan pengarnatan, yang bertujuan untuk rnelihat tingkah laku, ferforrnance subjek, aktifit
41
hubungan yang dekat dengan responden. Peneliti berusaha meleburkan diri dengan kehidupan subjek dan berpura-pura mempunyai idielogi yang sama
3.3. lnstrumen Penelitian 3.3.1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara yang digunakan sebagai pegangan bagi pewawancara agar tetap pada tujuan penelitian, juga berfungsi untuk mengingatkan akan topik-topik yang ingin digali serta apa yang belum dan sudah ditanyakan serta memudahkan kategorisasian dalam melakukan analis:a data.
3.3.2. Lembar Observasi dan Catatan Subjek Digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap panting, dapat membantu menerangkan lebih lanjut data yang diperoleh atau berpan,1aruh terhadap jalannya wawancara. Hal-hal yang dicatat meliputi setting tc~mpat wawancara berlangsung, lama wawancara, hal-hal yang terjadi selama wawancara mungkin berlangsung terhadap hasil wawancara, penampilan subjek secara keseluruhan, respon subjek dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, dan hal-hal yang dianggap panting untuk menambah data penelitian.
42
3.3.3. Alat Bantu Pengumpulan Data Peneliti menggunakan alat perekam sebagai cara agar data yang diperoleh lebih lengkap dan akurat dan tidak ada data yang terlewatkan. Alat ini .iuga memudahkan peneliti untuk mengulang hasil wawancara
a~1ar
diperoleh hasil
yang utuh, sesuai dengan apa yang disampaikan subjek dalam wawancara dan memudal1kan penelitian untuk mensistemalisasikan data secara lengkap dan detail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dibahas.
3.4. Subjek Penelitian 3.4.1. Karakteristik Subjek Penelitian ini dilakukan dengan foklis pada kelompok studi Forum Mahasiswa Ciputat yang beralamat di JL. Semanggi 1 No 16 B, Cempaka Putih-Ciputat. Tanggerang. Dengan Subjek penelitian ini memiliki karakteristik Sebagai berikut, yaitu mahasiswa yang telah dewasa (21 - 30) yang aktif mengikuti diskusi di Forum Mahasiswa Ciputat, baik yang tinggal di sekertairat maupun yang tinggal diluar namun masih aktif dan sudah 1 tahun aktif mengikuti kegiatan selama di FORMACI.
3.4.2. Jumlah Subjek Menurut Strauss, tidak ada ketentuan baku mengenai jumlah minimal subjek yang harus dipenuhi dalam penelitian kualitatif, berdasarkan hal tersebut
43
maka dengan metode wawancara mendalam disimpulkan bahwa tidak ada batas jumlah subjek dalam Poerwandari (1995) sehingga jumlah subjek dalam penelitian ini sebanyak 5 orang.
3.5. Teknik Analisa Data Dalam studi kasus ada beberapa cara untuk menganalisa data , menurut K. Yin, (2000) menjelaskan beberapa cara dalam menganalisa data yaitu, penjodohan pola, pembuatan penjelasan, dan analisa deret waktu. Daiam penelitian ini yang digunakan adalah penjodohan pola yaitu berdasarkan logika pada pola ini, peneliti membandingkan suatu pola yang berdasarkan alas empiri dengan satu pola maka penelitian tersebut memiliki vitalitas internal yang baik. Pada studi kasus yang bersifat deskriptif, penjodohan pola masih akan relevan sepanjang pola-pola variable spesifik yang diprediksi ditentukan sebelum pengumpulan data.
3.5.1. Organisasi Data Mengorganisasikan data adalah proses awal dalam analisis data. Dengan pengorganisasian yang sistematis ini memungkinkan peneliti mendapatkan data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan dan menyimpan data dan analisa yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian seperti dikatakan Poerwandari (1995). Dalam penelitian ini data diorganisasikan dengan:
44
1. Mencatat data menjadi bentuk teks 2. Mengelompokan data dalam kategori-kategori tertentu sesuai dengan pokok-pokok permasalaha yang ingin dijawab. Dalam tahap pertama adalah dilakukannya shorting data untuk memilih data y1ang relevan dengan pokok permasalahan, dan tahap kedua dilakukan coding atau pengelompokan data ke dalam berbagai kategori 3. Melakukan interpretasi awal terhadap setiap kategori data 4. Mengidentifikasi tema utama atau kategori utama dari data yang terkumpul untuk melihat gambaran apa yang paling utarna tampil dan dirasakan subjek. Apabila ditemukan tema utama, maka hasil interpretasi lainnya merupakan penunjang dalam penjelasan dinamika tema tersebut. 5. Menulis hasil akhir. Dari semua data yang ada disimpullcan hal-hal yang umum dan memberi perhatian pada hal-hal khusus yan11 ditemukan subjek dan mengaju kembali pada teori dan permasalahan penelitian
3.5.2. Koding Pemberian koding atau kode adalah langkah penting sebelum analisis, yang dimaksud adalah pengorganisasian terhadap jalannya wawancara. Hal-hal yang dicatat meliputi setting tempat wawancara berlangsung, lama wawancara, hal-hal yang terjadi selama wawancara, penampilan subjek secara keseluruhan, respon subjek terhadap pertanyaan-p1~rtanyaan dan cara menyampaikan informasi.
45
Koding dalam penelitian ini adalah : 1. Setting tempat wawancara, sehubungan dengan waktu dan tempat wawancara terbatas maka tempat wawancara dilaksanakan di kediaman subjek dan di baskem Forum Mahasiswa Ciputat 2. Durasi waktu wawancara yang diperlukan pada setiap subjek kurang lebih 40 menit setiap wawancara, sehingga lima kali wawancara diperlukan waktu 200 menit. 3. Penampilan subjek selama wawancara berjalan. 4. Respon subjek terhadap pertanyaan yang diajukan secara keseluruhan, dalam hal menjawab pertanyaan peneliti.
3.6. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian 3.6.1. Tahap persiapan penelitian Setelah menentukan masalah, peneliti menelusuri berbagai' literatur untuk mendapatkan landasan teori yang kuat bagi penelitian ini. Setelah itu peneliti memutuskan untuk terjun ke lapangan penelitian guna mengenal objek yang akan diperlukan infotmasinya. Untuk itu penulis memberikan beberapa tahapan dalam persiapan penelitian, diantaranya : 1. Membuat surat pernyataan kesediaan untuk menjadi responden 2. Peneliti menyusun pedoman wawancara yang akan digunakan untuk wawancara
46
3. Menunjukan pedoman wawancara kepada pembimbing penelitian sebagai uji awal dan face validity terhadap keabsahan bentuk batasan 4. Menjelaskan tujuan penelitian dan meminta kesediaan untuk menjadi responden 5. Melakukan wawancara terhadap satu orang subjek sebagai uji coba dan mendapatkan gambaran awal mengenai wawancara-wawancara selanjutnya 6. Membuat perbaikan pedoman wawancara berdasarkan pi:lndapat dari pembimbing 3.6.2. Tahap Pelaksanaan penelitian Di dalam penelitian kualitatif, peran peneliti amat penting seibagai pengumpul data utama. Hal ini dijelaskan oleh Patton dalam Poerwandari (1998) penelitian yang sebenarnya menjadi instrument dalam hal i11i seorang peneliti perlu mempertimbangkan bagaimana membangun rapor yang baik serta mendapat kepercayaan dari subjek yang akan diteliti. Di bawah ini penulis memberikan beberapa tahapan dali:lm pelaksanaan penelitian: 1. Mengkonfirmasi ulang calon-calon responden dan membuat janji wawancara. 2. Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat. 3. Memindahkan hasil rekaman wawancara dalam bentuk verbatim tertulis.
47
4. Menyortir hasil wawancara untuk mendapatkan hasil yang relevan dengan penelitian. 5. Melakukan analisa data dan interpretasi data. 6. Membuat kesimpulan. 7. Membuat diskusi terhadap kesimpulan dan seluruh hasU penelitian. 8. Dengan memperhatikan hasil penelitian, kesimpulan, dan diskusi yang telah dilakukan, mengajukan saran-saran dan rekomenclasi.
'BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA Bab ini berisi tentang gambaran mengenai karakteristik subjek yang terlibat pada penelitian ini. Di sini penulis memaparkan data-data yang meliputi gambaran umum subjek, analisis kasus, perbandingan lintaiS kasus.
4.1. Gambaran Umum Subjek Subjek dalam penelitian ini berjumlah lima orang dengan latar belakang, masih berstatus mahasiswa dan masih aktif mengikuti diskusi yang diadakan di Forum Mahasiswa Ciputat selama 1 tahun. Usia subjek berkisar pada usia
21-30 tahun. Subjek rata-rata seorang aktifrtis organisasi di kampusnya, subjek sangat mengharapkan penelitian ini dapat menjawab asumsi-asumsi penelitian yang tidak mendasar. Tanpa ada argumen yang kuat sebagai dasar ideologinya, dan mengimplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Kelompok Studi Forum Mahasiswa Ciputatat memiliki anm1ota
± 30, namun
demikian hal itu bukan nominal baku karena menurut pengurus Formaci lidak ada secara pasti untuk menentukan anggota, karena Formaci sebenarnya tidak merekut masa seperti organisasi-organisasi yang lainnya. Untuk latar belakang pendidikan anggota Forum Mahasiswa Ciputat, hampir mayoritas anggota Formaci kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta sebagian di
49
anggota Formaci kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, :serta seba11ian di STF Driyakarya dan ICAS Paramadina. Sebagain besar anggota Formaci yang kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, adalah mayoritas mengambil jurusan Fakultas Ushuludin dan Filsafat, sebagian kecil di Fakultas Syariah, Ekonomi, Adab dan Dakwah, Dirasyat lslamiyah dan Tarbiyah. Untuk di STF Driyakarya hanya ada Jurusan Filsafat, dan untuk di ICAS Paramadina anggota Formaci yang kuliah disana mengambil Studi Islam. Untuk organisasi dikampus hubungan dengan HMI memiliki arorma yang kuat sekali, karena ada beberapa anggota Formaci yang men.jadi anggota dan kadangkala menjadi pengrurus. lni pula y~ng membuat semakin kentalnya aroama HMI di lingkungan Formaci, namun demikian antara HMI dan Formaci memiliki visi dan misi yang berbeda.
Di~alam kajian yang diadakan Forum MahasisWa Ci~utat, maenstrim yang sampai kini masih menjadi kajian yang wajib adi:llah, filsafat, sosiologi dan studi Islam. Namun demikian ini bukan berarti k::ljian yang lainnya tidak dilakukan, ini tergantung dari tiap-tiap individu. Seperti sering kali mengadakan kajian ekonomi, feminis, politik, kajian timur tengah, dan lain sebagainya. Diluar kegiatan yang ada di Formaci, hampir rnayoritas sernua anggota Forum Mahasiswa Ciputat aktif diluar, seperti di Freedom lnsitute, JIL, TUK, LSAF, Kapal Perempuan, Paramadina, dan lain-lain. Hal ini menurut pengurus akan memberikan pengetahuan yang lebih luas agar
50
anggota Formaci memiliki sudut pandang yang berbeda··be1da dalam melihat suatu masalah.
Dari Hal ini akan terlihat didalam visi dan misi Formaci, namun demikian tidak tidak pernah di formulasikan secara ekplisit. Dari data yang terkumpul, penulis menyimpulkan visi Formaci adalah dengan membangun masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan begitu Islam dipandang sebagai agama yang tranformatif, rasional, dan tanggap terhadap pembahan sehingga mampu menganalisis realitas yang ada. Sedangkan misi dari Formaci adalah meningkatkan kualitas para anggota. Hal ini dilakukan melcilui upaya mengkaji wacana keislaman, ilmu-ilmu yang tranformatif, bersifat humanis, rasional dan tanggap terhadap pembahan.
Dalam perlelitian ini sebenamya nama-nama subjek tidak keberatan
nama~ya tidak disami:irkan, namun dengan pertimbangan pen~liti tet~p
m~nggu~~~~h nama inisial sesuai dengan jenis kelattlin untlik inenjaga kerahasi~aii subjek dan pihak-pihalk t~rkait serta menyamarkan dertdan
sesuai dengan kod& etik peneliti~n. Berikut nama-nama samciran serta alasan masuk Fomm Mahasiswa C':iputat.
51
Tabel 1 ldentitas Responden Penelitian Nama Jen is
ZR
Usi
Jurusan/
Alasan Masuk
Sela ma
Ke lamin
a
Fakultas
FORMACI
Pria
28
Filsafat
Diajak saudara
5 Tahun lebih
Diajak senior
2 Tahun
TH
Ataskemaun
5 Tahun L.ebih
UIN Jakarta
sendiri
TH
Atas kemauan
UIN Jakarta
saudara
Manejemen
Atas kemauan
• 3 tahun
UIN Jakarta
sendiri
I
STF Driyakarya AS
Pria
23
Studi Islam ICAS
AT
ER
YH
Wanita
Wanita
Wanita
27
22
22
3 Tahun
11
1. 1. Riwayat Kasus dan Analisis Kasus Subjek 1 (ZR) lahir 28 tahun yang lalu di Jepara, Jawa Ten1~ah. ZR merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara. Ayahnya adalah seorang pedagang yang sering keluar kola , namun demikian kedua orang tuanya selalu menamkan nilai-nilai keagamaan didalam anak-anaknya. ZR merasa bahwa keluarganya merupakan keluarga yang taat beragama, di tambah lagi ia dan keluarganya berada didalan lingkungan pesantren. Meskipun demikian orang tua ZR merupakan perpaduan dua sifat keagamaan, ayahnya yang
52
muhamadiyah dan ibunya NU, namun demikian ZR tidak merasa dipaksa dalam memilih sekolah. Ketika sekolah ia melanjutkan di sekolah-sekolah Negeri mulai dari SD, SLTP dan SLTA. Keinginannya untuk melanjutkan Sekolah semakin kuat setelah ia mendengar bahwa ada pamanya yang kuliah di Jakarta, dari situ ZR sering diceritakan pengalaman kuliah di Jakarta, dari situ pamanya menceritakan bahwa ia aktif di forum studi yaitu Forum Mahasiswa Ciputat. Maka semakin tegat ZR untuk kuliah disana, dan tinggal bersama dengan pamannya. Selepas SLTA ia melanjutkan di salah satu universitas swasta di Jakarta dengan mengambil jurusan Filsafat dan dengan bimbingan pamannya pula ia mengenal Formaci
·saya sebenamya sudah beberapa kali dengar tentang Fonrnaci, karena diceritakan ma paman saya Ahmad sahal yang dulu dia aklif disana" (261912007) Maka dari situ ia langsung aktif dalam setiap kegiatan Formaci, sebenarnya ZR merasa bimbang setelah ia beberapa kali mengikuti kegiatan disana, ZR merasa terbelah dengan pemikiran dan lingkungan disana. Oulu ketika masih berada dalam lingkungan pesantren ia selalu ditanamkan aspek keberagamaan. Namun lama kelamaan ZR merasa itu sudah biasa
"Awalnya saya terbe/ah juga, karena sayakan du/unya se/alu ditanamkan aspek re/igius. Saya masuk Fonrnaci umur 18 tahun, dengan melihat lingkungan Formaci seperti itu saya merasa merasa biml>ang melihatnya, setelah beberapa lama masuk lingkungan disini saya sudat1 biasa, itukan sebenamya masa/ah kebiasaan saja" (261912007)
53
Dengan lingkungan yang awalnya membuat ZR bimbang namun dengan kebiasaan mengikutinya, akhirnya ZR merasa nyaman den11an lingkungannya, ditambah lagi ia merasa sudah sesuai dengan jiwanya. Apalagi ZR merasa Formaci sesuai dengan konsen di dalarn kuliahnya yang selalu dituntut untuk kritis terhadap apapun "Saya merasa lingkungan kampus dan Formaci tidak ada b1FJdanya...... malah saya lebih nyaman dan sesuai dengan konsen saya, maka saya merasa Formaci lebih kritis dan liberal dalam melihat sudut pandanfJ. Misalkan masalah keagamaan yang sering kali kita tertindak berdasarkan dengan tradisi-tradisi tanpa melihat asal mulanya" (261912007)
Dalam hal ini ZR merasa bahwa tradisi-tradisi keagamaan yang ada sekarang sudah tidak sesuai dengan zamanya, dari situlah ZR merasa ia berubah dalam rnelihat apapun tak terkecuali tentang Tuhan. Tuhan yang dulu ZR anggap harlls selalu di patuhi dan apa yang ia perintahkan harus dijalankan. "Saya melihat Tuhan ketika SMA, sesuatu yang hams dipatuhi, dengan segala peraturannya, maka saya menjalankan apa yang dilcatakan apafagi saya berada dipesantren ketika itu" (261912007)
Namun setelah ZR masuk kuliah dan ia aktif di Formaci, terutama pengruh lingkungan Formaci sangat terasa bagi dirinya, yang membuat cara pandangnya berubah tentang Tuhan.
"Tapi setelah saya masuk kuliah dan aktif di Formaci, saya merasa lingkungan dan bacaan yang ada di Formaci yang memiliki pengaruh. Saya mengalami pergeseran makna bahwa Tuhan itu ada apa tic1ak yah, karena saya merasa hal-hal itukan tidak pasti. Susah untuk difertifikasi dengan logika, apa buktinya kalau Tuhan ada, surga ada, neraka, clan lain sebagainya. Jadi saya menganggap bahwa Tuhan hanya buatan manusia
54
yang secara turun temurun diciptakan oleh manusia. Ka/au menurut Durkhem, agama merupakan pengerat dalam masyarakat' (261912007)
Namun demikian ZR merasa lingkungan dimana ia sekarang aktifpun ikut mempengaruhinya • Saya kira lingkungan saya selama ini ikut pu/a mempengaruhi, karena saya aktif di Freedom, LSAF, TUK di/. Namun saya dari du/u sudah lama di Formaci, jadi lingkungan itu mempunyai pengaruh yang ku~1t terhadap pemikiran saya selama ini" (261912007) Lingkungan ZR yang cenderung bebas dan longgar inilah yang ikut mempengaruhi cara pandang ZR dalam menganalisis masalah apapun, sebagai wujud dari kebebasanya itu ZR mencoba meninggalkan shalat "Saya mengangggap bahwa shalat merupakan salah cara manusia untuk mengandaikan bahwa ha/ itu merupakan pelaksanaan yang dianggap wajib, dan saya kira itu merupakan permainan manusia tempo dulu yang dicantumkan me/aui bahasa-bahasa .......yaitu Al-Quran. Maka dari itu saya meninggalkan ritual itu• (261912007) Menurut ZR shalat hanyalah suatu cara berhubungan dengan Tuhan yang intinya mencari pengalaman ruhani. Dan pengalaman ruhani tidak harus dibatasi dengan hanya manjalankan shalat, kapapun ia mau ia bebas untuk memilihnya, dan tidak harus melalui shalat. ZR justru tidak pemah mendapatkan pengalaman dari shalat, tapi ia akan mendapatkan pengalaman itu ketika ia memaknai Tuhan secara pertikular, seperti berbuat baik, saling tolong menolong, tidak jahat dan lain sebagainya "Mungkin ada beberapa teman yang mengatakan demikian bahwa ada pengalaman rohani menjalankan shalat, sebenamya kita hi~rus memaknai Tuhan itu dengan partilku/ar melalui bentuk perintahnya. Dan saya kira dengan berbuat baik dengan sesama, tidakjahat, saling tolong menolong,
55
maka saya merasa akan mendapatkan ketenangan, tidak dengan shalat. Maka dari itu saya tidak mendapatkanya dari shalat" (261912007).
Dengan cara pandang ini, ZR ikut pula terpengaruh terhadap komitmen keberagamaannya, yakni sekarang ia tidak menjalankan shalatnya, meskipun ZR kadangkala menjalankan shalat namun ilu hanya salat idul fitri. Dikarenakan ia menghormati orang disekitar, seperti orang tua, teman dan saudaranya mlmun demikian ZR tidak percaya bahwa
sha~at
merupakan
kewajiban "Saya tidak yakin, saya kira karena mayoritas mengatakan demikian. Jadi saya melihat riua/ yang ada didalam Islam itu tidak wajib, yang wajib didalam Islam menurut saya ya berbuat kebikan, tidak korupsi, saling menebarkan kebaikan, ....... dan itukan bagi saya adalah masalah penafsiran juga" (261912007)
ZR merasa ketidak dekatan dengan orang tuanya ikut mempengaruhinya " Saya dulu sebe/um masuk lingkungan saya mungkian masih mempercayai hal-hal yang bersifat metafisis, namun setelah saya tinggal dijakarta saya banyak berubah didalam melihat keagamaan. Saya merasa wi/ayah keagamaan merupakan wilayah pribadi dan orang tidak berhak mengatur mass/ah keagamaan" (261912007)
Sebagai komitmen dari paham barunya ZR sekarang menyibukan diri diluar Formaci, yakni di Freedom, LSAF, TUK dengan demikian ZR akan lebih menambah pengetahuannya. Disinlah ZR menemukan kenikmatan tersendiri, bergabung dengan lembaga yang aktif mengkaji masalah-masalah humaniora, dan disanalah ZR menemukan keterikatan sosial yang sangat kuat karena mempunya identitas yang sama. Saat ini ZR duduk di semester
56
20, ZR belum berani berterus terang kepada orang tuanya namun demil
Analisis kasus ZR Pengaruh ZR terhadap komitmen shalat dipengaruhi oleh konflik batin dan lingkungan, baik itu lingkungan di Forrnaci rnaupun
lingkun~1an
rnasyarakat
dirnana ia banyak aktif diluar forrnaci. Apalagi sekarang ZR jauh dengan kedua orang tuanya yang membuat ZR ada sebuah kebebasan didalam bekeinginan. Pengalaman ZR ikut banyak membetikan andil didalam menambah pengetahuan ZR yang cenderung bebas dan terbuaka didalam melihat sebuah masalah, misalnya wilayah keberagamaan. lnilah yang membuat ZR rnemiliki pandangan yang kritis terhadap apa~mn.
Ditambah suasana yang nyaman mernbuat ZR tertarik untuk masuk lingkungan tersebut, hal inilah yang membuat ZR tersugesti. Narnpaknya lingkungan pesantren yang ketika itu terl
57
dan setelah dipertimbangkan dengan matang ZR bekeingan kuat untuk meninggalkan ideologi yang lama, dan menerima ideologi yang baru yang sesuai dengan jiwanya.
58
Tabel2
Gambaran Komitmen Keberagamaan ZR dan faktow-faktor yang mempengaruhinya terhadap shalat Dimonsi Keyakinan Tidak percaya adanya
Tuhan
Tinggi
= Melakukan Shalat
Dlmonsl Porlbadatan SUdah tidak menjalankan bentuk ritual shalat
Komltmen
Sedang
~beragaman
= Mengabaikan Shala!
Dlmonsl Pongalaman Lebih monyakini ibadah
yang ber.lifat gho~o maghdoh dari pada ibadah maghdoh
Rendah Dlmonal
J
= Meninggalkan Shalot
Pongetahmm
Memiliki pendirian keyakinan yang didasarkan pada pengetahuannya
DlmonslKonsekoonsl
Memiliki rasa keyakinan terhdap pUihannya
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Melihat lingkungan Formaci yang memberikan pengaruh yang terhadap cara pola berpikirnya, hal ini dikarenakan lingkungan disana memberikan
59
kelonggaran didalam menafsirkan dan berpendapat tanpa ada yang paling benar. Hal ini membuat ZR tersugesti untuk mengikuti pola pikir disana. Hak ini ditambah dengan ZR untuk mengikuti kajian-kajian seperti Filsafat dan Studi Islam membuat ZR memiliki pengatuhan yang merubah pola pikirnya selama ini. Lingkungan luar diman selama ini ZR aktif selain di Formaci, ikut memberikan penambahan didalam pengetahuannya yang sesuai dengan mainstrim di Formaci, karena selain di Formaci ZR aktif dilu1ar seperti di Freedom, LSAF, TUK dan lain-lain. Hal ini memberikan dampak terhadap kuatnya aroma pemikiran didalam diri ZR, jadi sebagian aktif diluar Formaci masih sama dengan arus dengan Formaci. Hal tersebut ikut pula membentuk kepribadian, lingkungan dan pengalaman selama di Formaci, akhirnya karakter yang terbentuk memiliki sikap yang sudah sesuai dengan pengetahuannya. lni pula yang merubah/mempengaruhi ZFt didalam melihat keberagamaan. ZR sudah mengalami perubahan lerhadap komitmen keberagamaan yang dulu sebelum masuk lingkungan Formaci masih merasakan aroma pesantren yang sering kali identik dengan keberagamaan. Sebagai bentuk keyakinannya akhirnya ZR berani untuk m1minggalkan shalat. Jauh dengan keluarga ikut pula mempengaruhi terhadap komitmen terhadap shalat, dahulu sebelum belajar di Jakarta ia masih merasakan kerasnya keluarga didalam memberikan nilai-nilai keberagamaan. Namun setelah kuliah di Jakarta ZR merasa tidak ada lagi yang memgawasi didalam memberikan nilai-nilai keberagamaan.
60
1.2.
Riwayat Kasus AS dan Analisis Kasus
Subjek 2 (AS) merupakan anak 2 dari 3 bersaudara, 23 tahun yang lalu ia lahir di Cirebon. Ayahnya adalah seorang guru agama di salah satu sekolah di Cirebon. Ketika kelas 2 SD ia sudah dikirim di pesantren . Masa sekolah ia habiskan berada dalam lingkungan pesantren membuat karakteristik dalam keberagamaanya yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam, hal ini bisa dilihat dari tradisi keislaman yang ia jalani semasa sekolah ·orang tua saya sangat kental sekali NU nya. la termasuk termasuk keras sekali dalam mengajari anak-anaknya da/am beragama. Saya ketika di1vmah sering sekali dikungkung untuk selalu menurut yang ia katakan, saya merasa berada di penjara. Tapi dalam urusan yang lain sebenamya orang tua saya sangat demokratis, kecuali dalam urusan beragama• (2918/2007).
Dalam urusan agama AS merasa orang tuanya sangat otoriter, AS tidak merasa diberikan kesempatan untuk membela pendapatnya, namu demikian AS sangat menghormati orang tuanya. Setelah tutus dari MAN, AS mendaptarkan diri di salah perguruan tinggi negeri di Semarang, namun tidak diterima. Latu ia mendengar dari teman semasa pesntren ada kuliah di Jakarta yang gratis lalu saya mencoba "Ketika itu teman saya menuruh saya untuk mencoba di /GAS karena katanya gratis, /a/u saya mencoba ........ eh diterima". (291812007).
Selang beberapa lama AS sangat bersemangat belajar, lalu dari situ AS bertemu dengan senior ketika di pesantren. ketika itu AS merasa kagum dengan pemikirannya. Lalu dari situlah AS banyak mengobrol dengan
61
seniornya, dari pembicaraan itu senior AS diajak untuk bergabung ke Formaci
"Ketika itu senior saya mengajak untuk bergabung ke Formaci. Dari situ saya tertarik untuk mencoba mengikuti dan akhirnya saya bergabung ... ". (291812007).
Awalnya AS merasa bimbang dengan kegundahan hatinya karena AS merasa lingkungan Formaci berbeda dengan ketika dipesantren, AS merasa lingkungan Formaci cenderung berpikiran liberal. Dari situ AS merasa ada perubahan cara berpikirnya "Awalnya saya mengalami kegundahan dengan lingkungan Formaci ........ tapi akhirnya saya paham dengan situasi ini, karena dilingkung<m ini saya diberikan pemahaman kebebasan berpikir, tidak berkenankan mengganggu orang lain. Hal tersebut saya kira yang banyak mempe11~1aruhi cara berpikir saya selama ini". (291812007).
Dari kebimbangan itu AS sebenarnya berpikir apaka ia akan mengikuti tradisi dahulu apa tradisi sekarang, namun akhirnya AS memilih tradisi sekarang karena ia merasa lebih nyaman dan berpengaruh terhadap cara berpildr dia "Saya mengalami kebingunan ketika itu, karena harus memilih antara tradisi lama dengan tradisi baru. Tapi akhirnya saya memilih tradisi yang sekarang ...... karena membuat saya nyaman dan banyak mengalami kemajuan terutama cara berpikir saya yang sistematis dan bebas•.
(291812007). Dari tradisi pemikiran AS mengikuti kegiatan dan diskusi di Formaci AS, mengalami pergeseran makna tentang Tuhan, mengkin ini ada pengaruh dari lingkungan Formaci hali ini bisa dilihat ketika sebelum dan setelah ke
62
Formaci. AS menganggap lingkungan Formaci memiliki penigaruh yano kuat terhadap dirinya selama ini dibandingakan dengan lingkungan AS yang lain. "saya merasa setelah saya masuk wilayah lingkungan Fom1aci saya lebih memiliki pandangan /uas ketimbang sebelum saya masuk kelingkungan Formaci, dibanding dengan /ingkungan yang lain. Hal ini disebabkan saya tinggal disini, jadi saya harus mengikuti semua kegiatan disini semua"
(291812007).
Sebagai bentuk dari perubahannya, AS ikut pula terpengaruh didalam memandang keagamaan, seperti mempersepsikan tentang Tuhan "Ketika saya MAN saya me/iahat Tuhan dalam pandangan saya sangat memberikan doktrin-doktrin yang membuat saya patuh, karena disitu <.tda reward. Ka/au dalam pandangan Erice Fromm masa kebemgamaan ini adalah pada masa enfantil dimana ketika berbuat maka kitlil akan mendapatkan reward. Jadi kalau kita menginginkan surga maka kita harus berbuat sesuatu maka akan diberikan imbalan yang di janjikan oleh Tuhan. Ka/au sekarang saya melihat bahwa didalam memandang Tuhan tidaklah harus melihat Tuhan dengan sesuatu yang menentukan segala-ga/anJla sebab manusia memliki kemampuan dengan segala potensinya• (291812007).
Konsekeunsi dari pemikiranya tentang Tuhan, ikut berimplilcasi terhadap pandangan AS terhadap hal-hal yang diwajibkan dalam ajaran Islam, seperti shalat. AS menganggap shalat merupakan ibdah yang yang memiliki nilai ruhani tapi bagi AS ibadah Shalat bukan yang subtantif bagi manusia "Ritual yang dilakukan dalam agama Islam bagi saya merupakan bentuk ibadah yang sa/ah satu dari ibdah-ibadah yang lainnya, /<arena didalamnya terjadi ikatan keyakinan yang dilakukan antara manusia dan sesuatu yang diluar diri saya. Tapi saya kira ada yang /ebih penting dari i.badah itu, yaitu bagiaman kita menjalani hidup di ini dengan damai, saling menyayangi antar manusia, tidakjahat.. ya ibadah yang horizontal. Bagi saya .itu nilai ibadah yang sangat essensial dalam is/am• (291812007)
63
Dari situlah AS menganggap bahwa shalat bukanlah sesuat:u ajaran yang wajib diikuti, karena menurut AS shalat adalah bentukan reduksi manusia yang dari zaman dahulu dibuat untuk manusia agar patuh pada Tuhan
"Saya kebih melihat shalat dilihat secara penyerahan karena didalam shalat kita melakukan doa, didalamnya terdapat penyerahan yang dilakukan bukan hanya me/alaui shalat. Jadi shalat saya kira merupakan salah satu penyerahan-penyerahan yang di/akukan oleh manusia, tapi ada yang lebih utama yaitu penyerahan secara total terhadap manusia. Makanya saya menganggap bahwa shalat bukan ibadah yang wajib ...... m.alah saya kira ibdah sunah. Jadi ada upaya bahwa shalat merupakan sesaatu yang cfibuat wajib oleh manusia dengan (ujuan manusia agar patuh, sedangkan dari dahu/ukan ada upaya penafsiran-penafsiran yang dibuat o/eh manusia dari dahu/u sampai sekarang" (291812007) AS menganggap apa yang ia yakini akan terus mencari clan mencari sesuai dengan pemahaman dan keyakinananya, "Keyakinana saya menurut saya berada pada satu titik yang masih terus dan terus mencari dimana untuk sekarang saya masih mencari keberagamaan saya yang bagaimana yang sesuai dengan pemahaman saya. jadi saya merasa untuk sekarang saya tidak melakukan sha/at secani.. psiksik saya untuk sekarang tidak pemah karena saya be/um bisa melakukan penyerahan yang secara ttJtal yang didialamnya, saya melakukan penyE~rahan yang tu/us didalamnya". (291812007)
Meskipun demikan AS menggap bahwa apa yang ia yakini ini bukan berarti tidak akan berubah, AS mengaggap bahwa bahwa apa yang AS yakini ini paling benar karena bentuk konsekeuensi dari pilihannya "Be/um tahu juga ............. karena mungkin juga tahun depan saya mengaku nabi kaya, rahman atau aktifis khi/afah ........jadi ga tahu]u~ra• (291812007)
64
Sekarang AS aktif disalah satu LSM lingkungan untuk menclapatkan pengalaman yang baru, yaitu di AMRG (Asian Monotoring Resource Center) dan NGO. Sekarang AS masih semester 5 di almamaternya. Meskipun demikian AS melihat orang tuanya tidak mengatahui apa yang ia yakini sekarang, tapi untuk lingkungan teman-temannya AS menganggap sudah banyak yang mengetahi karena ia banyak bergaul dengan teman-temanya
Analisis Kaius AS Dari ajakan seniornya AS bergabuhg dengan Formaci, meskipun ketika diawal-awal la ml'lrasa bimbang !Carena tidak sesuai dengan tradisinya ketika sebelum masiJk lingkungan Formaci. Dengan pengaruh sugesti akhirnya ia tetap mengkuti arus pemikiran baru yang cenderung berpikur bebas. Konflik batin dan labllnya kepribadian ikut ~ula mempengaruhi terhadap kondisi komitmen terhadap kEiberagamaan, hal ini yang berimplika1ii terhadap tradisi yang dahulu ia lakukan ditinggalkan secara perlahan-lahan sesuai dengan pilihannnya. Suasana lingkungan belajar yang nyaman di lingkungan Formaci, membuat rasa keinginan kuatnya untuk terus mengikuti kegiatan dan diskusi yang diadakan oleh Formaci.
Nampaknya pendidikan pesantren selama 10 tahun yang AS jalani terkikis dengan beriringainya waktu, yang membuatnya merasa diuntungkan karena membuat AS memiliki cara pandang yang berbeda ketika sebelum dan
65
setelah masuk lingkungan Formaci. Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen terhadap shalat pada AS.
66
Tabel3 Gambaran Komitmen Keberagamaan AS dan faktor-faktor yang mempengaruhinya terhadap shalat Olmonsl Koyaklnan
Tidak percaya adanya Tuhan
Tinggi
" Melakukan Shala!
Dlmonsl Perlbadatan Tldak menjalankan bentuk ritual keberagamaan
Sedang
" Mengabaikan Shala!
b1mensl Pengalaman
Lebih menyakini ibadah yang beraifal ghoiro maghdoh dari pada ibadah maghdoh
Rend ah
= Meninggalkan Shala!
Dlmorilll Pongotahuan Memiliki pendirian
keyakinan yang didasarkan pada pengetahuannya
Dlmeilsl Konsekuensl
Keyakinan selama ini merupekan bentuk konsekoensi selama ini
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Lingkungan instisusional memberikan kuatnya didalam diri AS membentuk pola pikirnya sekarang ini, hal ini disebabkan lingkungan Formaci memberikan kenyamanan didalam pengaruhnya terhadap pola pikirnya
67
selama ini. AS menganggap pola pikirnya sekarang memberikan perbedaan didalam dirinya untuk melihat sudut pandang masalah, hal ini bisa dilakukan jika AS memiliki pisau analsis didalam melihat sesuatu dengan sudut pandang yang didapat di lingkungan Formaci. AS memiliki ~:esukaan didalam bacaan seperti, Sastra, Psikologi dan Studi Islam. Hal ini ditambah dengan kesukaan AS didalam mengkaji Filsafat dan Studi Islam yang membuat AS merasa puas dengan pemahamannya selama ini, AS mengalami perubahan didalam memaknai keyakinannya saat ini. AS melihat Tuhan yang dulu sebelum masuk Formaci adalah segala-galanya, karena AS> merasa Tuhan adalah yang harus disembah namun sekarang AS melihat Tuhan hanya ciptaan manusia yang dibuat untuk lari dari ketidak berdayaan dalam menghadapi masalah selama ini. Dari intensnya selama ini AS mulai ikut dengan arus pemikiran selama ini yang membuat penafsiran sendiri tentang keyainannya selama ini, lingkungan selama ini membuat AS dituntut untuk selalu mengembangkan pola pikir yang kritis membuat As merasa bahwa ia memiliki perubahan didalam membentuk pola pikirnya selama ini. Pengalaman dahulu dipeantren mulai AS diisi dengan lingkungan selama ini membuat pola pikirnya, rasa nyaman dan sesuai dengan jiwanya membuat AS mulai berani melontarkan wacana yang tidak sesuai dengan mainstrim masyarakat seilama ini.
68
1.3. Riwayat Kasus AT dan Analisis Kasus Subjek 3 (AT) merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara, ia merupakan anak perempuan satu-satunya dari 5 bersaudara itu. 27 tahun yang lalu AT lahir di Jakarta, meskipun AT anak perempuan sendiri ia merasa kE~dua orang tuanya tidak membed-bedakan dalam hal apapun. Ayah AT adalah seorang dosen dalam perguruan tinggi swasta di Jakarta. AT merasa keluarganya biasa dalam mendidik anak-anaknya, namun dalam bergama orang tua AT sangat menekankan pada anak-anaknya untuk selalu taat, lterutama sekali ibunya. AT merasa ibunya memiliki ketaatan dalam menjala1nkan keberagamaan. Meski orang tua AT tidak terlalu keras dalam mendidik AT, namun oang tuanya menginginkan anaknya mempunyai basik keagamaan yang baik. Maka Setelah lulus SD (Sekolah Dasar), AT melanjutkan di pesantren sampai dengan Aliyah, dengan demikian AT merasa memiliki tradisi keberagamaan yang kuat. Setelah lulus dari Aliyah, AT berhenti dahulu karena ada tuntutan untuk mengabdi di pesantren selama 2 tahun. Setelah dari Aliyah ia disuruh orang tuanya melanjutkan di UIN Jakarta, setelah itu AT melanjutkan di Jurusan Tafsir Hadist, dari situlah ia banyak belajar hadist dan Al-Quran. Namun AT merasa pembelaja1ran di sana kurang memuaskan apalagi dosen-dosennya "Saya merasa di TH banyak dosen-dosen yang kurang benrnutu, inilaf1 yang membuat saya gelisah dengan teman-teman. Gimana mau jadi ah/i tafsir kalau dosennya tidak memiliki kulaitas dalam mengajar, mE~ski ada beberapa dosen yang memiliki kualitas seperti, badriyah fayumi yang memiliki pandangan terbuka" (301812007)
69
Dari situlah AT merasa gelisah degan sisitem pembelajaran yang ia terima dari jurusannya, dengan inisiatif beberapa teman-teman ia beberapa kali protes dengan akademik untuk meminta dosen yang memiliki kualitas
"Ketika itu saya dan beberapa teman saya minta untuk mengganti dosen yang kurang baik .... tapi bukannya ma/ah di respons positif ma/ah saya dimarahi. Katanya ..... emang ini seko/ahan bapak kamu? H<.1/ inilah yang membuat saya dan teman-teman kecewa ketika itu"(30!812007)
Dari kejadian itu akhimya AT berinisiatif untuk sering diskusi-diskusi diluar jam pelajaran, lalu ada salah satu teman AT menawarkan untuk diskusi di Formaci "Akhimya dari situ ada teman - teman saya yang mengajak untuk ikut diskusi di Formaci, /a/u saya berinisiatif untuk mengikuti diskusi disana• 30/812007 Meskipun AT merasa bimbang dan terkejut dengan pembelajaran di Formaci, AT menggap bahwa disana terlalu berani untuk menafsirkan sesuatu. Di awal-awal AT merasa bimbang mau dilanjutkan apa tidak, tapl seiringnya waktu AT terbawa dengan arus pemikiran Formaci "Awa/nya saya bimbang dengan keputusan saya karena saya menganggap bahwa teman-teman formaci terlalu bebas di dalam menafsirkan sesuatu. Dan awalnya saya sebenamya menjaga jarak dengan teman-teman Formaci tapi karena saya sering ka/i berdislwsi sama teman-teman Formaci, setelah beriringinya waktu saya akrab dan aktif diskusi di Formaci maka saya dah mulia terbawa dengan arus pemikiran disana, saya mulai berpikir seli birea/ mungkin .... • (301812007)
70
Cara berpikir itu menimbulkan bentuk sikap keberagamaan yang berubah dari AT, ketika sebelum dan setelah ke Formaci AT mulai
bE~rani
memaknai
Tuhan dengan cara pandangnya. "Saya dulu ketika melihat Tuhan itu sesuatu yang berada dNuar diri saya dengan sega/a peraturan yang ditujukan untuk manusia ageir mematuhi segala keinginannya, jadi manusia seo/ah-olah harus patuh kepadanya tanpa ada kecualipun. Setelah saya ke/uar dari SMA la/u ku/iah, s.:iya masuk lingkungan Formaci saya menga/ami pergeseran makna da/am mei/hat Nya. Saya mengandaikan bahwa didunia tidak ada sesuatu yang perfu kita absolutkan kecua/i diri kita sendiri karena saya yakin dengan kemampuan saya" (291812007) Dari persepsi terhadap Tuhan membuat AT memiliki sebuah pilihan didalam menentukan apapun yang dikerjakan oleh manusia. Apakah itu sesuai dengan ajaran Islam maupun tidak, hal ini lah yang ia rasakan ketika ia masuk pada lingkunga Formaci. "Saya me/ihat bahwa hubungan dengan Tuhan bersifat unversa/ yang setiap manusia memi/iki cara berbeda-beda, dan saya kira teman-teman disini memiliki cara yang berbeda-beda, misalkan saya berbeda dengan Gjmanjar yang selalu rajin shalat wajib & tahajud atau Ua Eden yang mengaku Nabi, jadi saya merasa bahwa cara-cara berhubungan dengan Tuhan tidak /ah misalkan seperti ritual yung dijalankan .... dalam Islam itu bersifat pasrah kita dengan melihat makna yang lebih subtantif seperti kita berbuat balk, merenung dengan yang tetjadi dan itukan bersifat instan yang kita menga/aminya setia hari" (291812007) Dengan konsekeuensi tersebut membuat AT menganggap :tidak wajib seseorang mengerjakan shalat, karena menurut AT shalat bukan subtansi dalam Islam,
71
"Saya tidak bisa mengatkan ka/au ada orang yang semasa hidupnya selalu sha/at kemudian masuk surga, sedangkan yang melakukan ibadah lain masuk nerakan. Saya melihat ritua/itas keberagamaan itukan salah satu sebuah pi/ihan yang di/akukan oleh manuisa apa dia mau menjalankan atau tidak. Ka/au menjalankan ya sesuai dengan keyakinannya kalau tidak ya ........ tidak ..... .. Jadi saya menanggap bahwa shalat merupakan cara seseorang untuk berdoa, sedangkan doa maknanya mengingat. Jadi saya mengangap tidak hanya melalui doapun kita bisa mengingat. Saya melihat, dengan seseorang mengingat, maka akan teljadi sesuatu yt:Jng dinamakan keberagamaan. Saya rasa keberagamaan seseorang tidak dapat diukur hanya dengan rajin shalat, Ja/11 di dikatakan baik. Tapi saya melihat bahwa keberagamaan bersifat unversal dalam me/ihat keberagamaan. Baik pada sesame, dan saya kira salah cara berhubungan dengan Tuilan"
(291812007)
Kontradiski sikap tersebut membuat AT mulai tidak lagi memiliki komitmen terhadap shalat "Kadangkala kalu Jagi mud saya melakukannya tapi kalau /.agi tidak seba/iknya .... tapi untuk sekarang saya banyak tidaknya.he ... he ...... "
(291812007) Menurut AT shalat adalah salah satu cara ibadah yang akan membawa manusia untuk mendapatkan ketenangan meskipun tidak hanya dengan shalat tapi ada cara lain "Ketika saya melakukan ritualitas saya merasa ada ketenangan ... dalam esensi shalat ada bentuk pikiran yang kita Jakukan untuk be1rkontampilasi tapi ketika saya merenung sayajuga mendapatkan ketenanganjuga .... ya antara shalat dan berpikir dengan tenang memiliki ketenangan jugt;1•
(291812007)
Sebagai bentuk dari komitmennya dengan pilihannya, AT menyibukan diri dengan terus megkaji buku-buku yang membuat AS merasa, akan menambah pengetahuannya, yang akan menemukan kenikmatan tersendiri
72
bagi AT. Bergabung dengan lingkungan Formaci ikut membawa pada perubahan terhadap cara pandang AT yang lebih konsen terhadap kajian masalah femenisme dan dari situlah AT mendapatkan keterikatan sosial sangat kuat karena memiliki identias yang sama ketika berada di lingkungan Formaci "Saya kira saya banyak pengalaman yang harus jalani, bemgam buku yang saya baca terutama baca buku totkoh-tokoh seperti El-sadawai, Nasr Abu Zeid, Abu pad/, tokoh-tokoh itu banyak mempengaruhi saya dengan gagasan-gagsan yang membuat saya /ebih tertarik untuk mengkaji secar mendalam• (291812007)
Namun demikian AT merasa bahwa lingkungan Formaci bukan hanya satusatunya yang memberikan pengaruhnya terhadap dirinya selama ini "Saya kira lingkungan disini sangat kondusif untuk be/ajar, namun saya kira Lingkungan pembe/ajaran seperti KAPAL, Freedom, LSAF .banyak membantu saya dalam memberikan cara pandang yang berbeda deng.an orang lain, terutama tentang femenisme" (291812007)
Meskpiun AT memiliki sikap demikian, namun AT tidak akan memberitahukan kepada orang lain. Tapi untuk lingkugan Formaci menurut AT hal ini tidak aneh "Saya rasa ka/au di Formaci aneh ka/au ada orang yang shalat, kalau diluar menjadi aneh ........jadi ka/au misa/kan dibicarakan harus d1~ngan bahasa yang baik". (291812007) Sedangkan AT merasa orang tuanya sudah mengetahui, dan mengaggap AT menjadi aneh di mata orang tuanya. "Kadang-kadang orang tua saya melihat saya aneh .......... karena anak pesantren, kuliah di UIN dan tidak sha/at" (291812007)
73
Saat ini AT duduk disemester 15, meski orangtua mengetahui ia tetap menghormatinya. sekarang selain di Formaci tidak berapa lama AT aktif di kegiatn yang lainnya seperti di Gloow Alliance, Kapal Perernpuan dan Yappika
Analisis Kasus AT Dalam meilihat AT ada beberapa pengaruh yang membawa pada perubahan kornitmen AT terhadap shalat, adanya ketidak puasan dalarn pembelajaran dikampus membuat AT berkeinginan untuk mendapatkan
p1~mbelajaran
di
luar kampus. Hal ini ada kontradiksi dalam pemikirannya yang ini terlefesikan dengan AT untuk mengikuti diskusi dan kegiatan di Formacii. Meskipun ada konflik batin dan ketegangan perasaan untuk masuk kegiatan di formaci, karena AT menganggap bahwa mereka terlalu betani untuk menafsirkan sesuatu sesuai dengan pandangan mereka. Hal ini berdam1Pak pada AT, apakah ia akan melanjutkan untuk mengikuti atau tidak. Seiringnya waktu dan sernakin rasa aman dalam lingkungan ormaci AT tersui~esti dengan kegiatan yang ada Formaci ditambah dengan lingkungan yang ia jalani di LSAF, Freedom ikut memberikan wawasan pengetahuan yang menambah keinginannya untuk terus mengakji pembelajaran yang ia tidak dapat diperoleh dikampus. Suasana lingkungan bergaul di Formaci dan belajar dikampus yang sangat berbeda dengan tradisi agama di sekolah mernbuat AT mulai mempertanyakan tradisi keberagamaan selama ini. Akhimya
74
sebagai bentuk dari pilihannya tersebut ia mulai terkikis keberagamaan yang ada di AT dengan tradisi baru yang cenderung berpikir liberal, hal ini membawa pada pengaruh terhadap komitmennya terhadap shalat.
75
Tabel 4 Gambaran Komitmen Keberagamaan AT dan faktor·-faktor yang mempengaruhinya terhadap shalat Dlmonsl Koyaklnan
Tidak percaya adanya Tuhan
Tinggi
,. Melakukan Shala!
Dlmensl Porlbadatan -· ·--
TKlak menjalankan bentuk ritual keagamaan
Komitmen tberagaman
Sedang
= Mengabaikan Shala!
Rend ah
= Meninggalkan Shala!
Dlmonsi Pongalaman Lebih menyakini ibadah yang bersifat ghoiro maghdoh dari pada ibadah maghdoh Oimonsl Pongotahuan Banyak te1J>OOgaruh dengan kajian Huamanfora Dari lingkungan masyrakat (freedom, Lsaf dan Kapa! perempuan) dan lingkungan Fonnaci
Dlmensl Konsokuensl Memiliki rasa keyaklnan terhdap pilihannya
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Pengalaman yang dahulu menganai keberagamaanya mulai terkikis dengan berjalannya waktuhal ini disebabkan lingkungan pergaulan yang AT dapatkan
76
di lingkungan kuliah, yakni di lingkungan Formaci dan lingkungan masyarakat {Freedom, Kapal Perempuan dan LSAF). Dengan
seirin~1nya
waktu AT
mengalami perubahan dalam memandang keberagamaannya, hal ini terlihat AT berani untuk mempertanyakan keberadaan Tuhan, bagi AT Tuhan bukan sesuatu yang diabsuolutkan karena AT percaya dengan kemampuannya sendiri. AS mulai tersugesti dengan ide-ide wacana yang sudah menjadi maenstrim di lingkungan Formaci, hal ini membawa pada k1etidak komitmen AT terhadap bentuk ritual keberagamaan yang diwajibkan clidalam agama Islam.Hal yang berpengaruh terhadap pola pikir AT adalah kajian yang seringkali diadakan di lingkangan AT berada, hal ini ditarnbah dengan keinginan kuat AT untuk mengkristalkan bentuk pemikirannya dalam bentuk apapun.
77
1.4. Riwayat Kasus ER dan Analisis Kasus Subjek 4 (ER) adalah anak ke 4 dari 5 bersaudara. ER lahir di sebuah desa di Tasikmalaya 22 Tahun yang lalu. Ayahnya adalah seorang guru dengan penghasilan yang cukup lumayan sehingga mampu membiayai anakanaknya untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Traclisi di kampung ER adalah mernasukan anak-anak ke pesantren atau minimal ••e penclidikan agama, inilah yang clirasakan ER ketika lulu Sekolah Dasar ia melanjutkan sekolah dengan pesantren di Tasikmalaya. 6 tahun ia berada pada lingkungan pesantren yang membuat ER memiliki tradisi keagamaan yang kuat. lni dimungkinkan karena penanaman pendidikan keagamaan dafi kedua orang tua ER sangat keras baik di Sekolah dan di Rumah, meskipun secara tradisi keberagamaan ER mengakui kedua keluarganya biasa saja. Dari Aliyah ia kemudian mengikiuti jejak langkah kakaknya yang lebih dahulu melanjutkan sekolah di jakarta, dengan bimbingan kakaknya ia mendaftarkan diri di perguruan tinggi negeri Jakarta dengan jurusan Tafsir Hadist,
SE~telah
itu ia banyak mendapat masukan dari kakaknya untuk aktif di Formaci. Sebelumnya ER merasa kakaknya seringkali diceritakan tentang Formaci, jadi ER sudah tahu sebelumnya. Lalu ia mencoba saran kakanya untuk mengikuti diskusi dasana "saya awal-awal sebenamya sudah masuk di Formaci dengan diajak dengan kakak saya, tapi saya tidak seintens sekarang dan saya melihat ada yang berbeda ketika saya dipesantem dengan disini, kalau disim' ada sebuah
78
pilihan atau kebebasan kepada tiap individu-individu untuk menentukan pilihan dalam beragama, ..... "(251812007) Dari situ ER merasa ada yang berbeda dalam suasan belajar dikampus dengan suasana belajar di Formaci, inlah yang membuat ER tertarik untuk mengikuti kegiatan disana "Setelah itu saya melanjutkan se/a/u intens disana, saya merasa ada suasana pembelajaran yang berbeda disini. Ka/au dikampus saya sela/u mengikuti dosen-dosen tapi ka/au di Formaci kita dituntut untuk mencari sendiri tanpa ada rasa takut sa/ah. Hal ini/ah yang membuat saya merasa nyaman dan bebas untuk menentukan pilihan-pi/ihan." ((2!51812007)
Dengan mengikuti kegiatan yang ada di Formaci. ER mulaii tertarik untuk selalu mengikuti kegiatan disana yang mernbuat ER rneras;3 nyarnan, inilah yang membuat ER tertarik rnasuk ke lingkungan Formaci ·suasana be/ajar yang dapat memiculkan kegelisahan untuk selalu mencari dan mencari. Hal ini /ah yang tidak dapat saya rasakan dik21mpus, dengan demikian kita akan terus dirangsang dengan kegiatan yang diadakan disini di tambah /agi kekerabatan antar Formacian yang menyebabkan semua individu mempunyai keterikatan. Bukan hanya antar teman··teman yang baru, lama tetapi antar senior tetjadi komunikasi yang sering dilakukan o/eh kita semua"(251812007)
Meskipun demikian ER rnerasa ada sesuatu yang berbeda dengan pernbelajaran yang ada Forrnaci dan kampus, narnun ilii ticlak menghalangi ER untl.ik intens rnengikuti kegiatan di Formaci. Lingkun,1an Fomiaci yang yang cehderung berpikiran liberal tidak rnernpengaruhi keiniginan ER selalu datang lintuk mengikuti kegiatan di sana. Meski menurut EIR, mengakui ia ikut terpengaruh
79
"Saya sebenamya dah tahu dari kakak saya sebelumnya, jadi ga aneh kalau ada teman-teman Formaci yang berpikiran seperti itu, .. .namun lama kelamaan sayajuga ikut-ikutan, ya ....... mungkin saya terpemgaruh kali. (251812007)
Suasana dan bacaan ikut pula mempengaruhi cara berpikir ER yang cenderung liberal. Apalagi suasana kampus tidak mendukung hal ini "Ya mungkin pergaulan yang se ide dengan lingkungan di Formaci saya banyak mengikutinya seperti di Kapa/ Perempuan, Freedom, JIL, dan Jain sebagainya a tau juga bacaan seperti ten tang Hegel, Abu Zayd, Hasan Nafi... yang selama ini saya dapatkan bayak memberikan permahaman saya selama ini" (251812007)
Konsekuaensi dari pemikiran yang dialami membuat ER mEmgalami sikap keberaagamaan yang berubah dalam mempersepsikan Tuhan
"Ketika saya berada di sekolah SMA, saya melanjutkan MAKN ( Madrasa/1 Aliyah Keagamaan, mengenai persepsi saya mengenai Tuhan banyak diipengaruhi oleh doktrin-doktrin yang saya pelajari. Ketika itu saya masih mempelajari kitab-kitab kuning dan kitab dipesntran tapi Tapi yang jelas ketika itu saya mempe/ajari Tuhan sebagai sosok yang pencipta yang didefenisikan sesuai dengan term-term didalam Al-Quran dan saya percaya pada dia yang itu dijawantahkan dalam ritual-ritual yang dia]arl
80
ER mempersepsikan Tuhan percaya pada adanya kekuatan diluar dirinya, namun ER memiliki pandangan sendiri terhadap Tuhan. Sebagai bentuk refleksi dari sikapnya ini, ER mulai goyah terhadap tradisi pesantren selama 6 Tahun. Seperti ritual-ritual keberagamaan "Saya sebenamya merasa sedikit ada kegelisahan pada diti saya namun itu tidak lama, saya mulai tidak lagi mensakralkan ritual-ritual lagi da/am agama saya, meskipun kadang-kadang saya masih melakukan sh.a/at, namun demikian tidak berarti menuntut saya melihat itu sebagai k1~wajiban, karena bagi saya berhubungan dengan Tuhan, setiap tindak-tanduk saya, karena saya yakin bahwa tuindak-tanduk saya teringat dengan Tut.tan. Tapi saya melihat cara berhubungan dengan Tuhan me/aui dialog, Yang tidak h81rus di lakukan dengan mela/ui ritual-ritual yang sudah ditetapkan. Karena saya meilihat bahwa ritualitas-ritualitas sudah mengalami pergeseran makna .... " (251812007)
Sebagai bentuk dari pergeseran makna itu Er akhirnya muli3i berubah mempersepsikan shalat. Er tidak mendapatkan bentuk pengalaman ruhani. Bagi ER shalat merupakan pilihan sebagai bentuk keyakina1n "Yang pasti saya melihat ritual itukan bagian dari keberagamaan seseorang ini dikerjakan oleh orang tersebut merupakan dan yang selama penjawantehan terhadap keyakinan orang tersebut. Jadi saya kira ka/au misalkan saya tidak menjalankan shalat ya .................. .itu merupakan konsekoensi saya selama ini dengan pemahaman dan keyakinan saya terhadap shalat• (251812007)
Hal ini ikut pula berdampak pada prilaku ER terhadap shalat, ER menanggap. bahwa shalat merupakan bentu pilihan dalam menjalankannya, sehingga sekarang ER tidak lagi komit terhadap hala itu "Dahu/u saya sebenamya masih kadang-kadang menjalankan ritual tersebut, .. .tapi sekarang saya tidak lagi menjalankannya• (251812007)
81
Namun demikian ER tidak memungkiri bahwa shalat memiliki dampak terhadap psikis, ER melihat shalat sama dengan meditasi "Saya kira iya ...itukan sama saja dengan meditasi denga Tuhan. Namun demikian ketika dahulu saya me/akukannya saya mengalami itu" (251812007) ER merasa sebagai bentuk keberagamaanya ER tidak akan memberitahukan orang sekitar karena ini bersifat pribadi, namun demikian ER merasa lingkungan selama ini sudah tahu dengan pilihan keyakinarmya. Orang Tua ER melihat belum mengatahui, namun ia juga melihat oran$J tuanya sudah bisa menduga-duga.ER sekarang menyibukan diri juga di R:ahima dan Kapal perempuan, salah satu lembaga yang mengangkat isu-isu perempuan. Analisis Kasus ER Dalam melihat ER ini pengaruh kakaknya (keluarga) sangalt berperan lerhadap ketertarikan untuk mengikuti kegiatan di formac:i, sugesti lingkungan dan serta kajian humaniora ikut berperan besar terhadap ER dalam bersikap terhadap keberagamaan. Minat bacaan seperti Hegel, Abu Zayd dan Hasan Nafi, serta intensitas terhadap kajian humaniora ikut membawa cara pandang terhadap ER. Ditambah dengan kondisi lingkungan masyarakat yang memiliki ide yang sama dengan Formaci, hal ini banyak memberikan pengetahuan yang banyak memberika andil terhadap cara pandangnya ~~epada keagamaan. Tradisi pesantren yang berbeda dengan di Formaci tidak dapat menghalingi untuk lebih intens lagi dalam mengikuti kegiatan secara total masuk ke Formaci. Kegelisahan terhadap sistem pembelajaran dikampus
82
yang menurut ER tidak memuaskan ikut pula berpengaruh. Tradisi pesantren yang dulu ia pegang terkikis dengan seiringnya waktu dan aktifnya ia mengikuti diskusi dengan teman-teman Formaci. Dampak dari tradisi yang ia dapat, ER cenderung mengikuti tradisi pemikiran yang liberal, dan ia memiliki pandangan sendiri terhadap Tuhan meski iat tidak menampik adanya sesuatu diluar dirinya. Namun ia mengalami pergesaran dan pemahaman, ER mengalami perubahan secara mendasar ketika sebelum dan sesudah masuk ke Formaci. Salah satunya, sebagai bentuk konsekoensi dan keyakinan terhadap keberagamaan, ER akhimya sekarang tidak menjalankan ritual keberagamaan atau dengan kata lain ER tidak lagi komitmen terhadap ritual keberagamaan.
83
Tabel5 Gambaran Komitmen Keberagamaan ER dan faktor-faktor yang mempengaruhinya terhadap shalat Dlmensl Koyaklnan Masih percaya adanya Tuhan
Tinggi
= Melakukan Shala!
Dlmemll Porlbadatan Tidak menjalankan bootuk ritual keagamaan
Komitmen tberagaman
Sedang
= Meogabaikan Shala!
Dlmensl Pengalaman Leblh menyakini ibadah
yang bersifat ghoiro maghdoh dali pada ibadah maghdoh
Dlmonal Peng&tahuan
Rend ah
= Meninggalkan Shala!
Memlliki pendlrian
keyaWnanyangdidasarkan
pada pengetahuannya
Dlmonsl Konsokuonsl Yawn dengan pilihannya karena ini bentuk pilihannya
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya
Berawal dari ajakan kakanya ER akhirnya mengikuti jejaknya untuk mengikuti kegiatan di Formaci, pengaruh lingkungan Formaci yang memiliki pemahaman sendiri membuat ER ikut terbawa dengan aru:s pemikiran
84
disana. Hal ini membawa dampak terhdap pola pikir ER terhadap apapun. ER banyak mengikuti kajian-kajian yang diadakan seperti banyak mengikuti kajian seperti Filsafat dan Studi Islam, hal ini diperkuat denuan kesukaan ER dalam membaca pemikirian Hegel, Abu Zayd dan Hasan Hanafi. Hal ini merupakan berakibat terhadap pembentukan pola pikir ER. Sebagai bentuk konsekuensi ER tidak lagi komitmen terhadap keberagamaan, yakni tidak lagi menjalankan bentuk ritual shalat. Meskipun ER masih percaya diluar dirinya namun ER tidak mau hal itu dijawentahkan didalam ritual-ri1:ual. Kuatnya arus pemikiran yang ada di Formaci, membuat ER memiliki keyakinan yang ia dapat dalam pemahaman dan pengatahuan selama ini yan1~ ia dapat dari lingkungan Formaci dan Lingkungan masyarakat seperti Fr1eedom, JIL dan Kapal Perempuan.
85
1.5. Riwayat Kasus YH dan Analisis Kasus
22 tahun yang lalu ia lahir di Tegal, anak ke 2 dari 3 bersaudara ini rnerupakan keturunan Arab, ayahnya adalah asal Tegal sedangkan ibunya keturunan Arab. Meski dernikian YH rnenilai, dalarn keberagarnaan keluarganya biasa saja. Sarna dengan keberagarnaan, dalarn pendidikan orang tuanya tidak terlalu keras dalarn rnendidik anak-anaknya. lni bisa di lihat dari pendidikan forrnalnya, YH tidak pemah dirnasukan dalarn sistern pendidikan pesantren. Sernua pendidikan dari sekolah dasa1r sarnpai sekolah Atas ia mengenyarn pada sekolah negeri. Setelah YH keiuar dari sekolah rnenengah pendidikan Atas, ia kernudian diajak saudaranya1 untuk melanjutkan di Jakarta. YH mengetahui Forrnaci karena sering diceritakan sama saudaranya, kebetulan saudaranya berpacaran sama anak Fom1aci. lnilah yang rnembuat tahu keadaan Formaci
"Saya masuk Formaci sebenarnya diceritakan ma sauadaret saya, kebetulan ia pacaran ma anak Formaci. Jadi saya tahu semua tentan11 Formaci. Meski saudara saya tidak aktif disana" (311812007)
Karena sering dapat cerita saudaranya, YH sudah banyak rnengetahui tentang Forrnaci. Meski YH awalnya tidak tertarik untuk rnasuk lingkungan disana. Namun ia akhirnya rnulai masuk pada lingkungan Forrnaci dengan inisiatif sendiri, karena YH rnerasa kurang puas terhadap pembelajaran di ~am pus
86
"Saya masuk Formaci sebenamya karena saya sendiri, tanpa ada paksaan. Meskipun saya banyak diceritakan ma suadara saya. Saya melihat pembelajaran di kampus dengan di Formaci berbeda sekali. Ka/au dikampus kita seperti tidak ada inisiatif untuk berpikir secara kreatif apa /agi kalau dosennya sok pinter, namun kalau di Formacrsaya bisa berpikr bebas sesuai dengan pemahaman saya tanpa ada rasa takut sa/ah" (31/lV2007)
Ketika masuk pertama kali YH sebnarnya mengalami kegoncangan dan gelisah terhadap dirinya karena YH merasa lingkungan Fonnaci berbeda dengan lingkungan ketika sebelum ke Formaci "saya pertama kali masuk dilingkungan formaci sebenamya bimbang, ada sesuatu yang mengganjal dalan benak saya, melihat lingkungan yang sangat bebas, apapun yang kita /akukan asalkan jangan mengang·gu orang Jain ya terserah individunya.Kebersamaan di/ingkungan Formaci menjadi /ebih erat karena lebih menjadi kekeluargaan, antar anak baru, senior amaupun kadang-kadang pendiri kaya Saiful Mujani, ... ka lhsan Ali Fauzi pema/1 kesini. Jadi disini Jebih terasa kekeluargannya• (31/lV2007)
Hal ini menurut YH karena ada pengaruh dengan tokoh-tokoh yang ia biasa baca • Saya banyak sekali membaca tokoh-tokoh seperti El-Sad'awai, Fatimah Marissi, Hegel, Karl Marie kalau di filsafat, ... • (31/lV2007)
Hal ini membawa YH mulai tersugesti denga pemikiran tokoh-tokoh yang ia baca. Sebagai rasa kagumnya YH mulai berani untuk berpi.kir kritis. Hal ini membawa padaperubahan sikap yang cenderung lebih bebas. lni pula yang terjadi pada YH dalam mempersepsikan Tuhan ketika sebelum dan sesudah
87
masuk ke Formaci, dalam pikiran YH, Tuhan masih berada dalam bentuk wacana, apakah Tuhan ada atau tidak "Saya memandang Tuhan bagi saya adalah makhluk yang besar, menyeramkan, kuasa, jadi lebih taat untuk memauhi dia untuk menja/ankan segala perintahnya. Namun ketika saya masuk saya mengalami pergeseran yang menyebabkan cara pandang saya terhadap dia, karena sekarang saya masih betanya-tanya juga ha/ itu apakah Tuhan ada atau ticlak, jadi tidak ada bayangan Tuhan itu seperti apa, apakah Tuhan baik, jahat ........jadi be/um kebayang seperti apa.. " (311812007)
Sebagai bentuk dart konsekuensi terhadap pemikirannya, YH menganggap bentuk perintah Tuhan dalam menyuruh umatnya untuk rneinyembahnya melalui bentuk ritual hanyalah salah satu bentuk ibadah narnun bukan subtantif dalam Islam. Pemikiran ini membawa pergeseran jpersepsi dalam melihat shalat ·Sha/at merupakan doa yang dilakukan manusia ...... itu sec:ara umum yang dikatakan oleh manusia. Ka/au saya memandang shalat mE1rupakan salah satu ibadah tapi tidak wajib karen/3 bagi saya ha/ tersebut ibadah yang hanya bersifat pribadi .. .tidak sesuai dengan Islam itu sendiri yang rahmatalil a/Jamin.
Jadi ketika kita melakukan ibadah harus berdampak pada semua orang .... seperti menebarkan kebaikan, tidak korupsi, jujur, ... • (311812007) Dalam pandangan YH, shalat tidak ada sama bedanya ketilca seseorang melaksanakan semedi untuk mendapatkan ketenangan "Bagi saya shalat itukan sama dengan semedi, misalkan ada orang menjalankan shalat tapi masih ada orang yang stress. Jadi say kira tidak yah ............ kan bisa dengan yoga atau dengan refleksi-refleksi yang Jain yang dapat menenangkan. Seperti merenung untuk mendapatkan ketenangan, "(311812007)
Hal ini membawa pada pandangan akan kernampuan manusia terhadap usahanya, dari pada seseorang hanya dengan beroda (shalat). YH mEilihat
88
kemampuan sebagai potensi, untuk dapat menyelsaikan masalah ketika ia tertimpa masalah, maka ia akan berusaha untuk menyelasaikan masalah tersebut
"Saya katakan bahwa ketika saya menginginkkan untuk mendapatkan sesuatu maka saya harus berusaha ....................jadi tidak ada bayangan apakah saya dapat terkabul karena saya juga tidak terbayang Tuhan, apakah Tuhan punya tangan, telinga, dan kalau misalkan semuamya ada , maka apakah Tuhan dapat mengabulkan permohnan saya ............. .jadi saya harus benar-benar berusaha, kerja, .. penelitian atau apalah" (311812007)
Bagi YH komitmen keberagamaannya sekarang merupakan sebagai bentuk pilihan yang dilakukannya tanpa ada pemaksaan dari siapa1Pun "Saya kira inilah ajaran Islam tidak ada pemaksaan terhadap apapun termasuk dalam menajalankan apapun "(311812007)
YH pun tidak ada niat untuk kembali seperti dahulu ketika sebelum ke Formaci, karena YH menganggap ini sebagai bentuk konsekuensi dari apa yang ia yakini selama ini "Saya rasa inilah bentuk pilihan saya .... saya tidak ada niat untuk kembali seperti dulu, terhadap komitmen saya terhadap keberagamaan" (311812007) Namun demikian ia tidak menganggap ini adalah sebuah pilihan yang benar dari keyakinannnya "Saya tidak bisa yakin dengan apa yang saya yakini ini, /<arena suatu saat saya bisa saja berubah sesuai dengan pengalam saya, .... atau apa yang dapat mempengaruhi saya "(311812007)
89
Analisis Kasus YH Peubahan persepsi YH terhadap komitmen keberagamaan, ada pengaruh terhadap ketidak puasan terhada sistem pembelajaran di kaimpus yang menyebabkab YH mengalami ketertarikan untuk menikuti
k1~giatan
di
Formaci. Dari kegiatan tersebut, YH mengalami perubahan setelah masuk lingkungan Formaci, ini dikarenakan YH mengalami cara berpikir yang bebas dan mulai tersugesti tanpa YH sadari. Awai ketika YH masuk sebenarnya YH mengalami kegelisahan karena tradisi yang baru tidak sesuai dengan tradisi lama, ini dimungkin karena YH sebelum masuk lingkungan Formaci masih komitmen terhadap keberagamaan. Sugesti teman-teman ilcut pula mempengaruhl, yang menyebabkan YH nyaman berada dalam lingkungan Formaci. Sebagai bentuk konsekuensi dari tradisi yang baru YH tidak menyesal karena YH melihat keyakinannya ini sebagai bentuk pilihan. Maski YH tidak berani mengatakan ini merupakan pilihan yang paling benar.
90
Tabet 6 Gambaran Komitmen Keberagamaan YH dan faktol'-faktor yang mempengaruhinya terhadap shalat
Dlmonsi Koyakinan Ttdak percaya adanya Tuhan
Tinggi
" Melakukan Shala!
DJmonsl Ponbadat.an Ttdak menjalankan bentuk ritual keagamaan ~omitmen
Sedang
1beragaman
'" Mengabaikan Shala!
bimonsi Pengafaman
Lebih menyakini ibadah yang berslfat gholro maghdoh dari pada lbadah maghdoh
Rend ah
= Meninggalkan Shalat
Dlmonsl Pongotahuan
Memiliki penditian keyakinan yang didasarkan pads pongotahuannya
Dlmonsl Konsekuonal Memiliki rasa keyakinan terhdap pllihannya
Faktor-faktor yang Mernpengaruhinya
Pengaruh lingkungan Formaci memberikan pola pikiryang mampu merubah pandangn YH terhadap keberagamaan. Hal ini memberikan sugesti terhadap
91
diri YH, hal ini diperkuat dengan kajian yang diadakan di lingkungan Formaci yakni, filsafat, sosilologi dan stufi Islam. Kesukaan YH mernbaca tokoh-tokoh seperti, Hegel, Karl Mark, Fatimah Maressi dan El-Sadawi ikut pula memberikan andil didalam mensugesti YH. Namun demikian pengaruh lingkungan memberikan kuatnya tehadap pembentukan karakter YH didalam membentuk pola pikirnya. Hal ini berimpplikasi terhadap ketidak komitrnen keberagamaan, seperti tidak rnenjalankan shalat dan rnempertanyakan eksistensi Tuhan.
92
4.5. Analisis Antar Kasus Dari kelima kasus yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan dari beberapa subjek sudah banyak mengalami pergesaran persepsi dalam keberagamaam. Faktor lingkungan Formaci, lingkungan masyarakat, Kepribadian, kondisi kejiwaaan, ikut berpengaruh terhadap cara berpikir ke lima subjek yang cenderung bebas dalam menafsirkan hal ini berpengaruh terhadap komitmen keberagamaan
Untuk lebih memudahkan dan memahami perbandingan masalah antar beberapa kasus yang telah dijabarkan. Maka penulis membuatkan bagan analisis setiap subjek :
Bagan Analisis antar Subjek '
lndikator Pendidikan Agama dalam Keluaraa - Keras - Sedang - Orang Tua tidak memoerhatikan Keinginan masuk Formaci - Atas kemauan sendiri - Di aiak teman - Di suruh senior
ZR
AS
AT
"
"
ER
-.J
YH
-.J
-.J
-.J
II
" -.J
93
- Di ajak keluarga Perubahan persepsi terhadap Tuhan Percaya Tuhan -Ya
v
"
(dlajak oleh Pam an)
'1 (Tuh an hanya diciptakan oleh manusia)
( di ajak oleh kakak)
'
(Masih mempertanyaka n eksistensi Tuhan )
.,, ( tidak perlu yang diabsolulkan kecuali diri manusia\
adanya
v (bisa melalui bentuk penyerahan yang lain)
"
(tidak percaya adanya Tuhan)
"
(masih percaya
a\lanYa Tuha.n. namun ia menolak
kepercayaaan itu di jawantahkan dalam bentuk ritual)
-Tidak
"
(karena tidak dapatdi fertifikasi oleh manusia)
Perubahan persepsi terhadap Shalat
Masih menjalankan Shalat -Ya -Tidak
Shalat adalah kewaiiban -Ya -Tidak
v ritual keberagamaan hanya diciptakan oleh manusia melalui bahasa~ bahasaAJquran)
v
(karena tidak mendapatkan apa-apa)
"
(lebih
mempercayai ibadah ghoiro maghdoh)
Faktor yang mempengaruhi Komitmen terhadap sh alat - lingkungan
"
"
(lebih percaya dengan kemampuan manusia)
.,, (lebih memeprcayai ibadah yang bersifat ghoiro
v
"
(karena tidak dapat di fertifikasi oleh manusia\
(manusia memiliki potensi segalaiJalanya)
.,, (lebih meyakini ibadahyang bersifat ibadah
"
( salah satu cara manusia untuk i berdiaiog ghoiro maghdoh) · dengan Tuhan)
.,,
(salah satu cara lbadah
manusia)
maghdoh)
' sesuaidengan
(masih mencari
bentuk pemahaman AS)
.,, (tidak mendapatkan sesuatu dari shalat)
"
(setiap tinda~'tanduk manusia maka hal itu teringat d
v (karena ibadah yang bersifat oribadil
.,,
.,,
.,,
(mengalami pergeseran terhadap bentuk
(ada yang lebih utamayaknl ibadah ghoiro maghdoh)
(ada yang lain yakni melakui dialog/mengingat
(lebih mempercay
)
ghoiro m""hdohl
penafsiran sendiril
"
"
"
"
ai ibadah
"
94
Formaci - Sugesti • Bacaan
--,/ '/
(Hegel, Kart MarkdanA~
Jabiri)
- kajian humaniora - Keinginan yang kuat - Kepribadian
- lingkungan masyarakat
"
(Filsafat dan Studi Islam)
Yakin dengan Pilihannva
v
'/ (Saslra, studi islam dan psikologi)
(El-sadawai, NasrAbuZeicl dan Abu padl,)
'I (tentang Hegel, AbuZayd dan Hasan Nafi)
"
(Filsafat dan Studi Islam)
"
(filsafat dan studi isl am)
"
(ER mengalami ada perubahan didalam pola oikimval
v
(hal inl banyak terpengaruh denga lingkungan berada)
'I
(studi Islam, filsafat dan sosiolnnui)
'I (E~
Sadawai, Fatimah Marissi, Hegel dan Kart Marki
"
"
sesuaidengan
v
oola oikimval
--,/
(lingkungan ikut memberikan pengaruh)
(lingkungan ikut memberika n pengaruh)
"
"
(Freedom, Kapal Perempuan dain L<:AI'\
v
( banyak terpengaruh dengan pengalamanpengalaman lingkungan sekarang)
v
( banyak terpengaruh dengan pengalaman-
pengalaman lingkungan sekarang)
v
v
--,/ ( banyak terpengaruh dengan
pengalamanpengalaman lingkungan sekarann\
'/ ( terbawa dengan keluamalkakakl
oauhdengn keluarga)
--,/
--,/
(memiliki perubahan yang
(Freedom, LSAFdan TUK)
- Tindkat Usia - Kondisi kejiwaan
- Faktor Hereditas - Ungkungan Keluarga
v
--,/
v
v
Melihat bagan diatas akan terlihat bahwa subjek memiliki kEiyakinan yang dimiliki sesuai dengan pilihan, tanpa rasa ada keinginan untuk kembali lagi ke keyakinan yang lama hal ini didasarkan pada rasa terpenuhinya keilmuan yang ia tidak dapat peroleh di kampus. Hal karena subjek merasa memiliki keyakinan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman rnereka dalam
95
kebergamaan. Hal ini ikut pula mempengaruhi subjek terhaclad persepsi terhadap Tuhan, shalat serta mengalami perubahan keyakinan yang ini dijawentahkan dalam bentuk prilaku keberagamaan.
BABV PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelilian yang dilakukan terhadap kelima subyek., maka dihasilkan kesimpulan bahwa subjek mengalami ketidak komitmen keberagamaan, hal ini berpengaruh terhadap prilaku keberagamaannya. Dari hasil analisis. per kasus yang dilakukan penelili, bahwa pengaruh lingkungan Formaci sangat memiliki pengaruh terhadap cara berpikir subjek yang secara langsung membawa pada pola pikir yang cenderung bebas, ini berakibat subjek memiliki penafsiran sendiri. Hal ini berakibat kepada diri i;ubjek untuk mempertanyakan esksistensi Tuhan di dunia ini, cara berpikir ini sebelumnya bertentangan dengan ketika sebelum masuk lingkungan Fo1rmaci. Hal ini berakibat pada sikap skepstis terhadap eksistensi Tuhan, faktor-faktor seperti lingkungan Formaci, bacaan, kajian humaniora, lingkungan masyarakat, kepribadian, kondisi kejiwaan (pengalaman) memberikan andil terhadap diri subjek dalam mempengaruhi komitmen keberagamaanya. Hal ini ditambah dengan sugesti setiap apa yang di baca di dalam memahami teks, sehingga merefleksikan keberagamaannya dalam bentuk keyakinan terhadap komitmen keberagamaan. Sebagai bentuk komitmen keber.agamaan terhadap shalat subjek mengalami pergeseran makna terhadap shalat, dalam pandangan mereka shalat merupakan sebagai salah
97
satu bentuk ibadah namun bersifat tidak wajib dan merupalcan pilihan seseorang mau menjalankan atau tidak.
5.2 Diskusi Lingkungan seseorang akan membawa efek terhadap karakteristik kepribadian , hal ini terjadi kepada kelima (5) subjekketika masuk lingkungan Formaci. Tradisi lingkungan Formaci yang cenderung beba1; membawa pada wacana cara berpikir yang bebas. lnilah yang kemudian membawa pada pengaruh didalam menafsirkan makna-makna kebesaran Tuhan. Hal ini sejalan dengan aliran behaviorisme yang mengatakan bahwa manusia dilahirkan didunia ini tidak membawa apapun. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulasi yang diterima lingkungan sekitar. Lingkungan memiliki peranan yang sangat panting didalam pembentukan kep1ibadian pada diri manusia, hal ini meriurut Muhamad Mahmud dalam Hartati (2003) memiliki pengaruh terhadap sikap di dalam prilaku. Lingkungan
yan~1
akan
menentukan aspek/pola manusia terdiri dari, geografis, histioris, sosiol()gis, kultural dan psikologis. Lingkungan diatas akan ikut menentukan kepribadian seseorang, walaupun proporsinya berbeda-beda. Namun
d1~mikian
dari
kelima subjek hal ini dirasakan sebagai rasa kenyamanan dlan terpuaskan ketika berada di lingkungan Formaci ini dikarenakan dalam wilayah lingkungan Formaci tidak ada kebenaran yang absolut, ini artinya setiap
98 individu membawa penafisrannya masing-masing sesuai dengan pemahaman dan keyakinan. Hal ini membawa pada pengaruh komitemen keberagamaannya kepada subjek, hal ini seharusnya usia dewasa (21-30) memiliki kornitmen terhadap agama. Usia tersebut seharusnya lebih konsisten terhadap keyakinan sesuai dengan pemahaman keberagamaannya. Menurut Zakiah Darazat, (1995) usia dewasa memiliki ketentraman jiwa, ketetapan hati, dan kepercayaan yang tegas, baik dalam bentuk positif maupun negatif. Kestabilan pada usia dewasa akan tampak pada bagaimana menentukan pandangan hidup atau agama yang harus dianutnya berdasarkan kesadaran dan keyakinan yang dianggap benar dan diperlukan dalam hidupnya. Artinya, bahwa pada usia dewasa apa yang dilakukan dengan komitmen keagamaan yang dianutnya akan dipegang teguh dan diwujudkan lewat tingkah laku keagamaannya dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh tanggung jawab. Namun hal ini terkait pula denga perkembangan kognitif (cognitive devlopment) menurut Goldman dalam Crapps (1994), perkembangan kognitifmemberi kemungkinan terjadinya perpindahan atau transisi dari agarna lahairiah ke agama bathiniah, karena perkembangan kognitif masa mucla berubah rnenjadi cara berpikir kualitatif berbeda dengan cara berpiklr anak-anak. Keberagamaan pada usia rnuda pada umumnya dilandasi oleh pendalaman pengertian dan perluasan pemahaman tentang ajaran agarna yang dianutnya, bukan sekedar ritualitas.
99
5.3. Saran Mengingat hasil penelitian ini rnenunjukkan bahwa ada pen(Jaruh yang kuat lingkungan Forrnaci terhadap kornitrnen dan sikap keberagarnaan. Dimana setiap subjek tersugesti terhadap rnetode pernbelajaran lingkungan Forrnaci, ini dirnungkinkan karena disana rnerniliki kebebasan tersencliri dalarn rnernaharni apapun tanpa ada batasan apapun, rnaka penulis rnernbagi rnenjadi saran teorotis dan paraktis, dengan.rnengemukakan saran-saran sebagaiberikut:
A. Saran Teorotis
1. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan untuk rnene11iti dalarn jumlah sample yang lebih banyak, dan rnetodenya lebih bervariatif agar dapat rnenghasilkan data yang lebih baik 2. Unsur sebjektifat hendaknya dihilangkan didalarn penelitian kulaitatif agar penelitian lebih baik. B. Saran Praktis
1. Disarankan ketika seseorang rnernasuki wliayah lingl
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur'an dan Terjemahannya Ancok, Djamaludin dan Nashori (1995) Psiko/ogi lslami. Yo1iyakarta.Pustaka Pelajar Atqa, Muhamad (2004) Makna Jilbab di Kalangan Islam Liberal:Studi Kasus Forum Mahasiswa Ciputat. Skripsi UI Jakarta Fakultas llmu Sosial dan llmu Politik Asmadi, Alsa (2004) Pendekatan Kuantitatif dan Kulitatif; dalam Psikologi. Yogyakarta.Pustaka Pelajar
Si~rta
Kombinasinya
An-nadwy,Syaikh.M.(2004) Risa/ah lbnu Qoyim.Terj:Katun Suhardi.Jakarta.Darul Falah Crapps, Robert W.(1994).Perkembangan Kepribadian dan Keagamaan.Kanisus. Yogyakarta. Charles, Churzman (2001) Wacana Islam Liberal .Terj: Bahrul ulum.Jakarta:Paramadina Daradjat, Zakiah (1995) I/mu Jiwa Agama. Jakarta :Bulan Bintang Daradjat, Zakiah (1996) Sha/at menjadi Hidup lebih Bennakna.Jakarta:Ruhama Djamaluddin, Muhammad. (1995). Re/igiusitas dan Stress Kerja pada Palisi. Yogyakarta: UGM Press E. Kristi Poerwandari (1998). Pendekatan Kualitatifdalam Penelitian Psiko/ogis. Jakarta : LPSP3. Greeley, Andrew.M. (1989) Agama;Suatu Teori Seku/er.Terj:Abdul Djam Soamole.Jakarta.Erlanga. http.www.swaramuslim.net. "Mahasiswa UIN Bela LIA Aminiuddin" Hornby, A.S. (1995) Oxford Advanced Learner's Dictanioray. Edit: Jonathan Croether. Oxford University Press
Jalaludin (1998) Psikologi Agama.Jakarta :Rajawali Presss.cet.ke 3 Karim, Busyrol (2001) Nilai Paedagonik da/am /badah Sha/at. Disertasi :Program Pascasarjana UIN Jakarta. Program llmu Agama Islam Mujib, Abdul (2006) Kepibadian dalam Psiko/ogi /s/am.Jakarta.RajaGrafindo Persad a Mubarok, Ahmad (2000) Solusi Krisis Keruhanian Manusia Modern Jiwa dalam Al-Quran .Jakarta :Paramadina. Madjid, Nurcholish (2005) Islam Doktrin dan Peraadaban. Jakarta Paramadina M, Nukholis Ridwan. (2002) "Me/acak Jejak Uberal di JAIN" :Sabili No 5/tahun IX Nawawi, Rifat .S. (2001) Sha/at llmiah dan Ama/iah.Jakarta.Fikihati Anesta. Nawawi, Rifat .S. ( 2002) Rasionalitas Tafsir; Muhamad Abcfuh. Jakarta. Paramadina Netty, Hartati, dkk (2003) Islam dan Psikologi. Jakarta.UIN .lakarta Press Nurhayati (2006) Forum Mahasiswa Ciputat :Persepsi, Sikap dan Prilaku terhadap gagasan Islam Uberal. Skripsi UIN Jakarata Fakultas Ushuludi dan Filsafat. Poerwadarminta, U.J.S (1984) Kamus Besar Bahasa lndom~sia. Balai Pustaka.Jakarta Robert. K. Yin.(2000). Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta : Grafindo Persada. Ratna, Badoset.al (2004) Kecenderungan Sikap Keberagamaan Mahasiswa UIN Jakarta.Jakarat :Lemlit UIN Jakarta Ramayulis (2002) Pengantar Psikologi Agama.Jakarta.Kalam Mulia Roland,Robertson (1998) Agama:Dalam Manganalisa dan lnterpretasi Sosiologi. CV.Rajawali. Jakarta Robinson, Nall (1999) Pengantar Islam Komprehensip.Jakarta.Fajar. Sarwono, W.Sarwono (2002) Psikologi Sosial.Jakarta.Balai Pustaka
Sabik, Sayyid (1993) Fikih Sunah.Bandung.PT.Aal-Ma,arif Tengku, Muhamad Hasbi Ash-Shiddieqy (2000) Pedoman Sa/at.Jakarta.Bulan Bintang The Jakarta Post 6-1-2006 "Students protest over Lia's arre1st" [email protected] Tazkiyah (2006)Fakultas Psikologi UIN Jakarta Warta Kota 1 - 1 - 2006 "Mahasiswa dan Dawam Dukung Lia Aminudclin"
~EP ARTEMEN
AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAI<:ARTA FAKULTAS PSIKOLOGI (erta Mukti No.5 Cireude Jakarta Selatau 15419 Telp. (021) 7433060 Jlfax. 74714714
Ft. 71/0T.Ol.7/
NIII/2007
-
Jakarta, 24 Agustus 2007
: Izin Penelitian Kepada Yth, Ketua FORMACI di Ciputat Assalamu'alaikum Wr. Wb. Dengan Hormat, kami sampaikan bahwa : Nam a Tempat/Tgl Lahir Alamat
: Sudedi : lndramayu , 19 Juli 1982 : JI. Semanggi III Cempaka Putih Ciputat
adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta Semester NomorPokok Tahun Akademik Program
XIII ( Tiga Belas ) 101070022990 2006/2007 Strata 1 (S-1)
Sehubungan dengan tugas penyelesaian skripsi y:mg berjudul. "Gambaran tentang keberagamaan Fornm mahasiswa Ciputat (FORMACI) terhadap Shalat." mahasiswa tersebut memer!ukan 1zm penelitian pada lembaga yang Bapak/lbti/saudara pimpin. Oleh karena itu kami mohon kesediaan Bapaldlbu/Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan banturumya. Demikiru1 alas perhatian dan bantuan Bapaldlbu/Saudara kan1i ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb
FQRM~.I FO~ C!RJ"AT~ \i...,.~ MAHA.SSN\
JI Semanggi 1 No 16 B, Cempaka Putih, Tip (021) 98212782
No : lstimewa Perihal : Keterangan Observasi dan Wawancara Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Evi Rahmawati Jabatan : Imam Formaci Periode 2007-2008 Dengan ini menyatakan bahwa Nama Fakultas Nim Universitas
: SUDEDI : PSIKOLOGI : 101070022990 : Universitas Islam Negeri (UIN} Jakarta
Adalah benar telah melakukan observasi dan wawancara demgan
ang~1ota
Forum Mahasiswa Ciputat (FORMACI). Observasi dan Wawancara itu dimaksudkan untuk penysusunan skripsi yang berjudul : Gambaran tentang Komitmen Keberagamaan Forum Mahasiswa Clputat terhaclap Shalat : Studi Kasus Pada Kelompok Studi Forum Mahasiswa Ciputat.
SURAT PERNYATAAN PENELITIAl\l
Saya SUll\:Clli · mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Fakultas p,sikologi sedang mengadakan penelitian/studi kasus untuk skripsi saya yang berjudul. Gambaran Tentang Komitmen Keberagamaan Forum Mahasiswa Ciputat (FORMACI) terhadap Shalat : Studi Kasus pada Kelompok Studi Forum Mahasiswa Ciputat". Sehubungan dengan penelitian ini, saya membutuhkan bantuan dari saudara/i untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Saya minta kesediaan saudara/i untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dengan jawaban yang sebenar-benarnya dan sedetil-detilnya. Di sini tidak ada jawaban benar atau salah, dan identitas saudari akan dirahasiakan. Atas bantuan saudari saya ucapkan terima kasih.
Jaka1rta, Agustus 2007
Peneliti
PERNYATAAN KESEDIAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini Nama Usia Tempat tanggal lahir Anakke Tinggi badan Berat badan Agama Pendidikan terakhir
dari
Menyatakan bahwa,
1. Saya bersedia untuk di wawancarai, memberikan keterangan dan menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh saudara Sudedi untuk keperluan skripsi yang berjudul "Gambaran Tentang Komitmen Keberagamaan Forum Mahasiswa Ciputat (FORMACI) tierhadap Shalat : Studi Kasus pada Kelompok Studi Forum Mahasiswa Ciputar. 2. Adapun data pribadi dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian semata.
Jakarta, A~1ustus 2007 Responden
Peneliti
(.......... ··············· .....)
( Sudedi)
LEMBAR OBSERVASI
Subyek
Jam
Wawancara ke
Tanggal
Tempat
Catalan lapangan : 1. Keadaan tempat wawncara dan kehadiran pihak lain disekitar tempat wawancara. 2. Gambaran fisik penampilan subjek. 3. Ringkasan awal dan all:hlr wawancara ( yang tidal< terekam). 4. Ringkasan sikap subjek selama jalannya wawancara (suara, intonasi, antusiasme, sikap kepada interviewer)
Koesioner Narna
(jika bersedia)
Jenis Kelarnin Sernester/Jurusan Universitas Suku bangsa T ernpat tinggal
: Kost/orang tua/asrarna
Pekerjaan 1. Riwayat Pndidikan :
a. ················································································· b. . ............................................................................... .
c .................................................................................. . 2. Mata pelajaran yang paling disukai di SMA/MA/Pesantren adalah?
3. Pekerjaan Orang Tua ........................................................... . 4. Golongan ekonorni keluarga : a. Bawah/tidak rnarnpu b. Menengah/cukup c. Atas/kaya
5. Keberagarnaan keluarga a. Keluarga taat beragarna
b. Keluarga biasa c. Keluarga tidak perduli terhadap agarna
6. Pendidikan agarna dalarn keluarga : a. Keras di rurnah b. Tidak terlalu keras c. Orang tua tidak rnernperhatikan
7. Kesulitan keuangan selarna sekolah a. Pernah b. Tidak pernah
8. Masuk FORMACI karena : a. Atas kemauan sendiri b. Diajak teman c. Disuruh senior d. Keluarga
9. Masuk dan mengikuti kegiatan diskusi di Formaci, apakah sesuai? a. Sesuai dengan jiwa saya b. Kurang sesuai dengan jiwa saya 10. Yang menarik bagi saya masuk ke Formaci adalah?
11. Yang tidak saya sukai dari Formaci adalah .............................................................................. ·········
12. Bidang kajian yang paling saya sukai adalah ................................................ karena ............................. .
13. Tokoh-tokoh yang saya kagumi adalah ......................................... .
14. selain di FORMACI dimana lagi anda aktif?
Pedoman dan Daftar Pertanyaan Wawancara Agar wawancara lebih terstruktur dan tidak menyimpang dari tujuan, maka penelitian menyusan pedoman dan daftar pertanyaan sebagai berikut : 1.
Perbedaan pandangan tentang Tuhan sebelum dan setelah masuk Forum Mahaiswa Ciputat? a. Bagaimana persepsi anda tentang Tuhan (ketika di SMA dan Mahasiswa)? b. Bagaimana menurut anda cara berhubungan dengan Tuhan? c. Pemakah anda merasa kecewa kepada Tuhan?
2.
Tentang keberagamaan a. Bagaimana pendapat Anda tentang keberagamaan anda? b. Apakah anda memiliki komimen terhadap keberagamaan tersebut?
3.
Lingkungan kampus a. Apakah anda merasa bahwa lingkungan kampus dapat mempengaruhi anda? b. Bisa anda ceriotakan, apa yang paling menonjol dari fakultas~urusan anda dan bagaimana kesan anda? c. Apa yang anda tangkap dari mata kuliah yang telah anda pelajari?
4.
lingkungan keluarga a.
Bagaimana sekarang kedua orang tua anda didalam memberikan pengajaran kepada anda tentaftg agl;\tna?
5.
Tentang Komitmen terhadap Shalat a. Bagaimana persepsi anda terhadap Shalat? b. Dalam sehari berapa kali anda melakukan Shalat \IVajib & Sunah? c. Apakah menurut anda, ketika seseorang melakukan shalat memiliki pengaruh terhadap psikis (Rohani)? d. Seberapa yakinkah menurut anda ketika seseorang menjalankan shalat, permintaan orang akan terkabul oleh Allah?
e. Apakah anda percaya bahwa shalat adalah kewajiban dari umat Islam? 5.
Perbedaan Pola Pikir antara Mahasiswa a. Bagaimana perasaan anda tentang keyakinan anda saat ini? b. Perlukah memberitahu orang sekitar? c. Apakah orang tua anda mengetahui?
6.
Pengalaman keberagamaan sebelum ke FORMACI a. Bagaimana kehidupan keagamaan keluarga anda s13jak anda kecil?
f.
Bagaimana pola asuh orang tua anda terhadap penanaman keagamaan terhadap anda, dari kecil sampai sekarang?
g. Apa yang anda rasakan ketika anda baru masuk diawal-awal anda belajar disini? 7.
Setelah masuk ke FORMACI a. Bagaimana anda pertama kali merasakan lingkungan FORMACI ? b. Bagaimana awal anda mula anda merasakan perubahan keyakinan dalam menjalankan komitmen keagamaan? c.
Apa yang menyebabkan anda demikian
d.
Berapa usia/semester anda ketika itu?
e.
Bagaimana sikap anda terhadap ajaran agama yang sudah anda jalani sejak kecil?
f.
Apa yang mendorong/mempengaruhi anda sehinQ!Ja berubah padangan?
G
Bagaimana dengan lingkunagan yang lain, misalkan lingkungan anada di Masyarakat, apakah ikut berpengaruh?
8.
Pengalaman ketika merasakan perubahan sikap keberagaman a.
Bagaimana perasaan anda saat anda mulai hidup dengan keyakinan anda yang baru?
b.
Sudah berapa lama ini berlangsung?
c.
Anda yakin ini adalah pilihan anda benar?
d. Apakah anda memproklamirkan diri dengan pilihan anda yang baru? e. Adakah keinginan Anda untuk kembali kepada keyakinan anda yang lama?
f.
Bagaimana konsekewensi anda terhadap keyakinan anda yang baru?
g. Apakah anda menyesal? Kenapa? h. Apakah Tindakan anda sebagai komitmen dari pendirian anda?
Formaci: Sejarah dan Perkembangannya Pada tahun 80-an dan 90-an, terjadi anti klimaks dalam gerakan mahasiswa. Negara orde baru yang dikuasi oleh rezim militer semakin refrensif dan hal itu menjadikan gerakan mahasiswa menjadi mandul. Sikap pemerintah yang reprensip membuat gerakan mahasiswa pada dekade 80-an tampil dalam bentuk kelompok studi dan aktif di LSM. Dalam kondisi seperti itu spirit mahasiswa ketika itu, seperti lhsan Ali-Fauzi, Ali Muhanif, Arif Subhan, Saiful Mujani, Hendro Prasetyo dan Budi Muanawar Rahman mulai merintis kelompok studi mahasiswa. Akhirnya dengan kesepakatan cli setujui nama Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci) pada tahun 1986. Para pleopor pendiri Formaci berpendapat bahwa marjinalitas gerakan mahasiswa yang diakibatkan sikap reprensif pemerintah membuat perlunya dikembangkan tradisi intelektual dalam kelompok studi. Tradisi intelektual ini digunakan untuk melahirkan kesadaran kritis bagi mahasiswa terhadap realitas yang ada. Walaupun secara politis kelompok studi bersifat marjinal, secara intelektual kelompok studi merupakan gerakan yang sangat strategis. Hal ini disebabkan : 1. Kelompok merupakan ' counter-cultur '(budaya tanding) terhadap sistem pendidikan kampus, yang berbeda dengan mahasiswa tipe 'sks' yang tradisi pembelajaranya menjadi 'sub-culture' (budaya sanding) terhadap kampus.
2. Kelompok stdudi mempunyai justifikasi historis yang kuat. Hal ini didapat pada generasi 'para bung' (soekarno-Hattta-Syahrir) yang diasuh dalam study club sebelum terjun ke politik. Seibutlah misalnya lndische Stui Club pimpinan Dr. Soetomo di Surabaya, perhimpunan Indonesia pimpinan Hatta dan Syahrir dan sebagainya. Berdirinya Formaci tidak terlepas dari pengaruh arus pemikiran yang berkembang di IAIN (sekarang UIN) maupun lembaga-lembaga kemahasiswaaan yang ada di sekitarnya pada saat itu. Formaci sendiri dilatar belakangi oleh sebuah proses pergumulan mahasiswa-mahasiswa Ciputat yang meraa pengap dengan kondidi lingkungannya. Wacarn~ yang diajarkan di IAIN (sekarang UIN) pada saat itu dirasakan bagi para pendiri Formaci hanya berkutat pada wacana keislaman klasik dan bersifat normatif, seperti masalah halal haram. Fiqh Islam seperti potong tangan (qisl'Jas). dan sebagainya sehingga menurut pandangan para pelopor pendiri Formaci, Islam tidak dapat menganalisis realitas sosial yang ada.
Salah satu organisasi yang cukup berpengaruh (walaupun Udak secarn institusonal) terhadap Formaci adalah HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) cabang Ciputat, dimana para pendiri Formaci yang menjadi anggota HMI, merasa HMI Ciputat cenderung bersifat politis dan mengenyampingkan sisi intelektual. Untuk memenuhi kebutuhan lntelektual tersebut,. mereka mengaktualisasikan di luar HMI dengan membentuk Forn1ac:i. Namun, hal ini
tidak menjadikan terputusnya hubungan sama sekali dengan HMI. Beberapa orang Formaci juga menjadi anggota HMI, bahkan diantaranya pernah menjadi pengurus cabang. Oleh karena tidak ingin terjebak dalam gerakan mahasiswa yang bersifat politik aliran. Maka Formaci berdiri sebagai sebuah kelompok studi mahasiswa yang terbuka. Bahkan kata Ciputat sama sekali 'lidak mengacu kepada kelompok atau aliran manapun, kecuali kepada nama tempat (daerah) dimana forum ini berada. Berkumpulnya mahasiswa yang waktu itu tergolong senior seperti lhsan Ali Fauzi, Budhy Muawar Rahman, dan Saiful Mujani melahirkan sebuah rumusan yang menjadi tilik tolak bagi arah dan pengembangan program-program Formaci di masa depan. Yaitu kajia11 pokok yang meliputi ; Studi Islam, Filsafat, dan llmu-ilmu Sosoial, dlimana perumusannya berdasarkan pada pentingnya ketiga analisis tersebut untuk menelaah lebih dalam bagaimana keberagamaan masyarakat. Dalam sejarah Formaci, terdapat beberapa periode kepengurusan yang justru tidak melibatkan Formaci sebagai forum kajian, tetapi melibatkan Formaci dalam beberapa aksi. Menurt Zezen, mantan presidium Formaci, pada saat ilu terdapat dua faksi. Salah satu faksi ingin tetap memepertahankan Formacisebagai kelompok aksi. Ray Rangkuti, dulu merupal
Indonesia). Semua pendiri LS-ADI seperti Ray Rangkuti, Anick HT, dll adalah orang-orang yang dulunya merupakan aktivis Formaci. Dengan demikian, bukan berarti Formaci sebagai kelompok studi hanya mempunya kegiatan diskusi dan sama sekali anti terhadap gerakan mahasiswa dalam bentuk aksi, tapi justru beralasan bahwa lkondisi sulit mengalahkannya dari kepentingan politis tertentu apabila Formaci tampil sebagai kelompok yang bergerak pada tataran aksi. Formaci sendiri justru didirikan atas kesadaran anti primodalisme, tidak berafiliasi dengan kelompok ataupun organisasi yang ada di Ciputat. Tapi mendasarkan 1Pada rasionalitas dan menjunjung tinggi intelektualisme. Dalam rangka itu pula, ketrilbatan Formaci dalam aksi-aksi mahasiswa tidak terlalu gencar sebagaimana kelompok gerakan mahasiswa pada umumnya, karena Formaci berusaha untuk menyeimbangkan antara gagasan yang bergerak pad;a tataran intelektual dengan aksi pada tataran gerakan. Hal itu perlu, agar semangat intelektual tetap tinggi, terutama ketika kebebasan berpendapat secara terbuka mulai kondusif.
Layaknya setiap organisasi, setiap Formaci pun tetap mempunyai visi dan misi. Namun visi dan misi itu tidak pernah di formulasikan secara ekplisit. Dari data yang terkumpul, penulis menimpulkan visi Formaci adallah dengan membangun masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan begitu Islam dipandang sebagai agama yang tranformatif, rasicmal,
dan tanggap terhadap perubahan sehingga mampu menganalisis realitas yang ada. Sedangkan misi dari Formaci adalah meningkatkan kualitas para anggota. Hal ini dilakukan melalui upaya mengkaji wacana keislaman, ilmu-ilmu yang tranformatif, bersifat humanis, rasional dan tanggap terhadap berubahan. Ada 3 startegi yang dilakukan oleh oleh Formaci dalam mencapai visi dan misinya. Pertama, diskusi intensif, hal ini merupakan ciri khas Formaci yang dilakukan dalam setiap agenda, yang diadakanharuan, mingguan, bulanan dan tahunan. Kedua, kaderisasi, yaitu program-program belajar kefas yang dikoordinasi oleh para anggota Formaci yang dianggap mampu dan ahli. Ketiga, advokasi, yaitu membuka jaringan dengan lembaga lain.
TELAAH KHUSUS
rvtenelbar ft{ebail
T
ak semua kiprah IAIN ne gatif. Harus diakui, lnstitut Agama Islam Negeri (IAIN) juga memiliki banyak peran positif terutama dalam meningkatkan kualitas sumber daya urnat. Dengan berbekal ilmu agama yang didapat dari bangku kuliah, para mahasiswa marnpu menuntun masyarakat menjadi lebih melek agama. Tak hanya itu, keborndaan lembaga tinggi Islam ini, ternyata mampu memberi pengaruh positif bagi lingkungan sekitarnya. Daerah yang ketempaian sebuah IAIN jadi makin baik. Masyarakat yang tadinya gemar melakukan maksiat scperti be1j1.1di, sabung ayam, mabuk-mabukan, sejak adanya JAIN makin rnenunjukkan kebaikan. Setidaknya, kegiatan yang melanggar hukum agama itu makin berkurang. Seperti yang dialar11i masyarakat Cipadung, Bandung. Menurut masyarakat yang linggal di sana, sejak kehadiran IAIN Sunan Gunung Djati (SGD), rnasyarakat mampu mengubah imej buruk yang melekat di daerah itu menjadi lebih baik. "Nuansa agama dapat tercipta seiring adanya mahasiswa dan alumni JAIN SGD yang mernransfer ilmunya ke masyarakal," kata salah seorang penduduk sctempat. 78
Sabili
nya terlalu naH bila kita membiarkan pemahaman itu menggero- · goti alddah umat Islam," tutur seorang aktivis dakwah IAIN SGD yang tak mau disebutki:m namanya. Masih menurut aktivis dakwah tersebut, guna membekali diri dengan keimanan yang kokoh, LDK IAIN SGD rutin menggelar berbagai kegiatan pembekalan hall seperti qiyamul /ail dan rnuhasabah. Mereka pun tak segan-segan mendatangkan ustadz yang berkompetens membahas soal kebersihan hall. Tak rnau ketinggalan, para dosen dan pengetota IAIN yang
Begitu juga iembaga atau organisasi dakwah yang hadir dalam tubuh JAIN SGD, mampu memberikan kontribusi positif di lingkungan kampus. Kajian-kajian tentang Islam seperti semi· nar, lokakaiya, tabligh akbar dan kegiatan insidentil fainnya digelar sebaga! ba· gian dari penciptaan nilainilai Islam. "Di sini kami b&rusaha menjaga kemurnian Islam pada diri setiap rnahasiswa. Serta upaya.rlf untuk mengkonter berbagai pe;nikiran yang berseberar.gan dengan pem a ha man Islam yang standar. Harus diakui muncul berbagai ma· cam pema· ~ haman yang~ berbeda dari ! Islam Stan- AKTtVIS OAl\WAH dar dan rasa- Miiiii68iTiiOnfiibusi pos11rr-·---
NO. 25 TH. IX 13 JUNI 2002/2 RABILJLAKHIR 1423
..
TELAAH KMUSUS
masih eksis terhadap pemikiran Islam turut membantu berbagai pengembangan dakwah dengan menyiapkan sarana dan prasarana yang dianggap perlu guna meningkatkan kuaPtas iman. "Jangan dianggap kalau JAIN SGD padam dalam mengusung kepentingan umat," kata salah seorang pengelola IAIN SGD. Hal serupa \erjadi juga di IAIN Syarif Hiciayatullah, Jakarta. Tak sedikit mahasiswa cJan maha· siswi IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang lerjun langsung ke masyarakat dengan memberi les plivat seperti bahasa /lrab, lngglis ke masyarakat sekitar kampus. Sedang mahasiswinya Jebih berkonsentrasi pada pembinaan ibu-ibu dan anak-anak dengan membeli Jes iqra dan membaca al Qur'an. Seperti pengakuan Agus Rustiana seomng warga sekitar kampus JAIN Ciputat. Bagi Agus keberadaan mahasiswa JAIN Jakarta sangat membanlu warga karena dapal dijadikan rujukan dalam berbagai persoalan yang dihadapi wo.rga terula· ma dalam soal agama. Masih menurul Agus, mallasiswa JAIN yang linggal di !
-·
kampus, kelompok keislaman terutama LOK sacara rutin dan ajeg melakukan dakwah fardhiyah ke sotiap mahaslswa. Mereka acap membnrikan tausiyah kepada rekan-rekan sesarna mahasiswa sebc.gai perwujudan ukhuwah islamiyah. "Kami mengedepankan pendekatan per· suasif, lidak nienjudge," kata Ketua LOK IAIN Jakarta, Ahmad
Zaky. · Tak hanya ilu, guna menan· dingi aktivilas kalangan liberalis, para aktivis LOK juga kerap menggelar berbagai seminar, lokakarya terutama rnengan1bil tema-tern-3 yang akan mempertebal rasa iman dan takwa kepada Allah SWT. "Kita sering membuat acara-acara agar mereka tahu bahwa LOK tidak seperli yang mereka duga," imbuh Zaky. Tak hanya mahasiswa yang berkibar, para '.:Jasen JAIN yang masih memegang teguh aja· ran Islam juga tak mau keting .. galan. Mereka mendorong se .. gala akti\1itas mahasiswa de .. ngan cara memberi dukungan moril serta sarana dan prasa .. rana. Na:-nun, tak sedikit juga dosen JAIN Jakarta yang sangat peduli dungan kenyamanan lingkungan Ciputat. Mereka be· kerjasama dengan masyarakat sekitar kampus mengeliminir perilaku amoral yang acap dila· kukan mahasiswa. Seperti yang dilakukan Dra. Nurbait\ Nurut, dosen hadits JAIN Jakarta. Tak bosan-bosan ia mengingatkan mahasiswa untuk menjauhi pergaulan bebas. Bahkan, di rumahnya yang tak jauh dari kampus
. ·······--- .... " ... .. .. .. . NO. 25 TH. IX 13 JUN\ 2002/ 2 RABI UL Al
Ciputat, Nurbaiti berulang-ulang menegur kalau ada mahasiswa dan mahasiswi JAIN yang berjalan berdua-dua atau pulang lerlalu Jarut malam. la pun pernah mengusir mahasiswi yang acap kali pulang larut malam. "Sava dikatakan pemarah tak apa-apa. Karena bagi saya, marah tdk sama cengan ben· ci," ujar oembina asrama putri Ciputal itu. Lain !agi dengan Kiprah ma· hasiswa IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Selain banyak dari merel
Rival Hutapea · Laporan: Deffy Rusplyandl; Nunnah, Yen/ Rosdlanfl, Yogi W Utomo
DISKUSI SASTRA
)RMACI kt1 1
1t;
~Af"irot
Pr 1~111 1L1
.~n
WIRl.
-------
;•"*••••--•• II ~----.-------
11•m•w1----FORMACI-----~,; 111.;?•
Mengundang Anda Menghadiri Seri
ii I
Dlskusi :
fl1
fundamentalisme
Ke::;::!:::~s:::::.:;au
,,:
l
Ada kegusaran di Timur akan merebaknya globalisasi yang ~, melampaui ruang dan waktu. Ada budaya yang runtuh, ~il, akomodasi, resistensi dan mlmpl akaf'! re1m1antisme masa lalu !l! yang lngin diciptakan di masa Jdni. Tapi teks sudah i. tertinggal jauh dengan konteks. Berlaril kencang 1nengatasf I kekakuan penafsiran. Kita butuh yang baru. Tapi ;;;_~ama tak ~ pernah maf1 1a punya I sejuta kepala. Modernlsasi, sekularisasi, harus dilawan tapi • mampukah agama menyelesaikan semua masalah??? ·~· Dengan menggunakan tlga pendekatan: sc1siofogl, politik dan N wilayah, diskusi kali inl mengupas hall-is Fundamentallsme. ".,.···1'. Nah, jilca anda punya iman, cinta dan harapan anda Jayak ', menghadirl diskusl lnl. Semoga surga menjel1na. •
II
rg
lJ DJ... 11. ·
Pembul{aan dan Kontral{ BelaJair:
1.··.•
Pul{ul: 19.30
11
!I
111
lil
I
J,j,~
.Rabu 3 April 2002
Bersama: Ridwan (Penik:niat Islam) Konfirmasi: Formaci Jin. Scnrnnggi 116 B Cc1111>. Putih Ciputat 021. 9212782
[ti.·
11
I
11I\ J!
..
I
••. ' \.
;
D I S KU S I
EK 0 N 0 'M 1- F1 0 LIT I K
NBOLIBERAL,ISMB Bersama:
·1BOW0 Ph. 1
,Jc'f
llmuwan Politik dan Ang~~ota ;'>·y't· ·k.·"' Cindelaras Institute for Rural Empowerment: arid GlobalSt.udies
Senin, 28 April 2003 Puk11l 19.00 WIB '
"'
• I '', 1•
,
!
'
1
'
I'
J
'' • \
1
I'
•1.'i"!•:/~ 1 "il:•,
''
,
)
11',"'!1 1
I ' ''
'!' ' ' I
'
'I
11 ) ' •'' ' ' i,i ~. ,,, !•' u ti -~ ,, '•\ '/~ f,~l,1',~·''.\'~Jri:ttl,'" ri r~~1r!•11 •''\11\1' ,1 ~'l •' 'I '. ' \~ ;f ii I '" ; l · ,' '\ It ' ' ,. '•t''•'•' F '',i ;, k
''
'''
I
•
, '
I I
'1
I
', '
,
'
I 1
I
'
'
.'
'
'
'
'j
'!
I • ''l' I~
l ' , ,,,,,1 11.~rlB
OISKUSI LAGI •••••• ! ! !
lb VJ IA Kill aid IA viAdamSm itVi David Ricc~rdoT ViomasMal t1AsKarlMarxRudolfHllferdivigLeoviVValrasVilfredPar etoScVi IA mpeter
BKONOMI POLITIK UangCapi talNilaiLeb_ih:Nilai Tuka rNilaiPa~aiPasarTeoriMarjinalE
ksploi tasiBuruhBorjuisPab rikDe rekHitung 1
-1-- m
JI. Semcrnggi I No 16 8 Cempaka Putih Ciputat Telp. Q'21'278'2
JUMAT 22 MARET ;2.002 19.30. WI!? Sucd;u scicit, dulu, Tuhcin menciptcikcin sebucil1 tempcil dimcinci pengetahucin disemciikan, dcin menyebutnyci
-!==ORMACI ..... .
S ucitu saat, kelcik, di Syurga, Tuhan mencipt.akan tempcit hasil-hasil pengetahuan dikumpulkcin,dan menamainya
l<:AMRO-!== ..... .
r
i•
I
' j !
J
I' ,, ' ' \ • '
l;
I ! '. ' ; ,,l
I
,
j
l
~'
~
I' ' ~~
'
t
fJi-~·
' l\
I ' •. ' ' .. J '
3 ~; ·.
! : •..
/v· . . Vltg]D] l:. I '8eit6cmut
.Neng Dara Affic1h (Alumni IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Aktivis KAP AL Peremp11an, dan, Dosen UNAS & UI)
Sore ini, Kamis, 01 Mei 2003
Pulzul 15.15 1WIF
!
i •. .·
DISCUSIO DE
FOF~MACIO
HERMENEUTIKA NASR HAMID ABU ZAYD · Bersama Dr. Yusuf Rahman. Lulusan Mc Gill Universi1y Canada. Kamis 16 Januari 2002 .Pukul 20.00 WII:::
TREND AND ISSUES IN CON'TEMPORARY ARAB THOUGHT Diskusi buku karya intelektual Arab kontemporer, Issa J. Boullata. Akan didiskusikan selama empat kali per"temuan. Mulai tangal 22 .Tanuari 2002. Pt:kul 20.00 WJF
ntf ART
kcuycv IA1i:"clek:tuc:W
Fr~ EvlohtFvom.fW
Tanggal 10 dan 12 Februari 2002. pukul 20.00. WIF ~====================================================~
The a rt of loving karya Hric fl·omm ini adalah huku yang luar biasa hagus dan terbilang unik. .!arang seka/i buku yang memba/Jus permasa/ahan cinta. J>adahal kita semua tahu, bahwa cinta/ah·yang akan menyelamatkan manusia dari keterasingan dengan sesamcmya. "Cintalah yang aka menyelamalkan manusia dari neraka keterasingan. l"etapi di zaman sekarang, cinta yang .ieharusnya membebaskan itu terkadang memblenggu" suatu hari, dulu, Fromm membisikan itu. Cini a seharusnya .1:elal11 "to be" bukan "to Have". Tetapi sialnya, hampir semua manusia sekarang rerjebak dalam cinta yang "To have". "Cewek gue", ".Dia milikku", adalah ungkapan yang seolah biasa. Tetapi ha! itu sebenamya me11ggambarka11 sebuah struktur cintayang rusak dan terbelenggu. Jadi datang ke FORMACJ. Buku tersedia.
SEKALIPUN ANDA ADA DI SURGA DATANGLAH KE SANA ( FORMACI)
021 9212782
FORMACI ( Forum MClh'lsisw'l Ciput'lt) JI.
...
Semanggi I No.168 Ciputat, ~E-.7 82 ...................._
Tcruntuk S
B