PERBEDAAN BELANJA IMPULSIF
ANTJ~RA
REMAJA
PEREMPUAN DAN LAKl-LAKI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh:
RiL;qi Barkah NIM: 103070029018
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HKDAYATULLAH JAKARTA
2008
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PERBEDAAN .BELANJA lMPULSIF ANTARA REMAJA PEREMPUAN DAN LAKl-LAKI PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Pada tanggal 12 Mei 2008.. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi. Jakarta, 12 Mei 2008. Sidang Munaqasyah Sekretaris Merangkap Aggota, ----1
Dra. Zah,,hh, M. s; NIP. 150 238 773 Anggota:
Pe~
Penguji II
A,_,.,,,,bd,,_,u.,_1.:..:R,,,,a,_,,hm"""'a¥S"':ali.>='-'M"".._,So
~~m;atL
NIP. 150 300 679
Yunita Faela Nisa, M. Psi. Psi NIP. 150 368 748 Pembimbing U
Pembnb;og I .
Nene"'1
~
M.
s; P•
Yunita Faela Nisa. M. Psi. Psi NIP. 150 368 748
MOTTO
CL111,tCl Ltu s:epertL sL111,Clv viACltClViClvL, 11\A,ew.bevL TAt-n>A V\A,e111,gV1ClvClp k?,eV),CbClLL. CL111,tCl Ltu sepertL sL111,Clv 11\A,CltClhClvL, TIDAfc /v\E/v\ILIH sLClpCl tJCl111,g Ln sL111,ClvL. CL111,tCl Ltu sepertL sL111,Clr 11\A,CltClhCln tJCl111,g /v\E/v\lSERI KEl-tANCjATAN DI HAT! ••
(CONFIA.SIL{S)
'HClc!ClpLLClVi ViLc!up L111,L cle111,gCl111, kceLR,ViLClsCl111,, k?,m·evcCl cle111,gCl111, LR,ViLCls: ClRClV\, V\A,eajClc!LkcCl111, k?,LtCl V\A,Cl111,usLCl t:JCl111,g tegClv c!ClLClit\A, V\A,e111,gV1Clc!ClpL segClLCl k?,esuLLtCl111,."
sR.rL-psL LV\,L dL dedLR.1AsLR.1AV\,: V\.V\,ttA. R, R.e d IA.I/! orl/! V\,g t IA.I/! R, IA. d IA V\, seVVl IA.IA orIA V\,g-o r IA V\,g
ti IA V\,g
VltlC V\,C, LV\,t IA L d IA V\, VltlC V\,
I LOVS
ti IA ti IA V\,g LR, IA. ••••
yovt ALL...
ABSTRAKSI
(A) (B) (C) (D)
Fakultas Psikologi Mei 2008 Rizqi Barkah Perbedaan Belanja lmpulsif Antara Remaja Perempuan dan Laki-iaki Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (E) xvi + 97 Halaman (F) Belanja adalah kata yang sering digunakan sehari-hari dalam konteks perekonomian, baik di dunia usaha maupun di dalam rumah tangga. Namun, kata yang sama telah berkembang artinya sebagai suatu cerminan gaya hidup dan rekreasi pada masyarakat kelas ekonomi tertentu. Belanja juga punya arti tersendiri bagi remaja. Belanja impulsif menurut Rook (dalam Engel, Blackwell, & Miniard, 1995) adalah perilaku belanja tanpa perencanaan yang matang terlebih dahulu, terdapat dorongan yang kuat untuk membeli muncul secara tiba-tiba dan seringkali sulit untuk ditahan. Konsumen secara spontan terpicu ketika berhadapan dengan produk, serta diiringi perasaan menyenangkan dan penuh gairah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki pada mahasiswa Fakultas psikologi Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif komporatif, menggunakan tehnik random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 140 responden, yakni 70 untuk mahsiswa perempuan dan 70 mahasiswa laki-laki. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala model Likert dengan aspek belanja impulsif, yang dilihat dari aspek spontanitas, lntensitas untuk membeli setiap kali mengunjungi toko, kegairahan yang diwarnai dengan emosi dan ketidakpedulian akan akibat. Koefisien realibilitasnya adalah sebesar 0,9445. Analisa data dilakukan dengan menggunakan t-test, dan diperoleh hasil. Ada perbedaan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universtitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta t table 3.809 t hitung 1.66. Remaja perempuan dan laki-laki mempunyai perbedaan belanja impulsif (dengan rata-rata skor remaja perempuan=131.6286 dan remaja laki-laki=120.5429).
Adapun terdapat hasil yang dilihat berdasarkan kategorisasi yang lihat dari belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki. Kemudian ketegorisasi yang dilihat berdasarkan aspek-aspek belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki. Hasilnya sebagai berikut: 1. Dalam kategorisasi belanja impulsif antara perempuan dan laki-laki berada dalam kategori sedang, yaitu 60 orang (85.71%) untuk perempuan dan untuk laki-laki 51 orang (72.86%). 2. dalam kategorisasi aspek-aspek belanja impulsif antara perempuan dan laki-laki terdapat aspek spontanitas, intensitas untuk memilih sesuatu setiap kali mengunjungi toko, kegairahann yang diwamai dengan emosi dan ketidakpedulian akan akibat berada dalam kategorl sedang. Na mun, pada aspek-aspek tersebut jumlah terbesar terdapat pada aspek intensitas untuk membeli sesuatu setiap kali mengunjungi toko baik perempuan maupun laki-laki, yaitu 60 orang (85.71 %) untuk remaja perempuan dan untuk remaja laki-laki 57orang (81.43%). Dari fenomena yang ada peneliti menyarankan kepada perempuan dan laki-laki agar hendaknya setiap kali ingin membeli sesuatu, sebaiknya dipikirkan masak-masak terlebih dahulu, dengan menggunakan akal rasional dan bukan hanya menggunakan emosi pada saat membeli sesuatu. Sehingga pada akl1imya tidak barang yang tidak terpakai dan tidak akan ada rasa penyesalan setelah membeli barang yang tidak sesuai dengan keinginan. (G) Bahan bacaan: 37 (1957 - 2008)
Kata Pengantar
>egala puji bagi Allah SWT atas segala karuniaNya yang telah menjadikan segalanya
1enjadi indah dan mudah. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi ~uhammad
SAW, serta keluarga dan pengikutNya yang telah membawa masa
:egelapan menuju cahaya.
·ujuan penulis menulis skripsi ini adalah agar bisa mengaplikasikan ilmu-ilmu yang
elah penulis dapatkan selama menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri Syarif
1idayatullah Jakarta ini, dan kelak akan menjadi ilmu yang berguna bagi masa depan
1enulis kelak.
'erjalanan panjang penulis dalam upaya menyelesaikan kuliah dan skripsi ini dihiasi
lengan segala kekurangan dan kelemahan penulis, dan diwamai dengan berbagai
:obaan, tantangan dan penuh dengan perjuangan. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa
1antuan dari berbagai pihak. Sudah sepantasnya penulis mengucapkan terimakasih ang sebesar-besamya kepada:
Dra. Hj. Netty Hartati, M. Si., Dekan Fakultas Psikologi. Dra. Hj. Zahrotun Nihayah, M. Si., Pembantu Dekan Fakultas Psikologi, dan Bapak Prof Hamdan Yasun, M. Si., selaku dosen pembimbing akademik.
' Neneng Tali Sumiati, M. Si., Pembimbing I, yang telah berkenan meluangkan waktu, pikiran dan tenaganya serta dengan sabar memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
i. Yunita Faela Nisa, M. Psi, Psi., Pembimbing
11, yang banyak dipusingkan dengan
bimbingan sksipsi dan dengan sabar memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, saran, motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Bambang Suryadi, Ph. D., yang telah membuai saya tegar dan dewasa dalam menerima kegagalan hidup.
Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dari awal kuliah hingga selesai skripsi ini. Para karyawan akademik Fakultas Psikologi yang telah berjasa kepada penulis.
Seluruh keluarga besarku, yang sangat aku cintai dan aku sayangi. Ayah, ibu, adikadikku: Rahman, Pipit, kakak dan abangku: Rubi, Anca, Zaki, kakak iparku Eti, abang iparku Anom, adik iparku Mail, keponakan-keponakanku yang selalu memberi kebahagian untukku, serta saudara-saudaraku yang memberikan dukungan serta doa yang tak pemah putus.
Untuk semua sahabat-sahabat yang begitu peduli dan selalu memberikan dukungan serta doa, sehingga membuatku kuat mengahadapi segala kesulitan. Terutama untuk Kamal, Qori, Yogi, dan Mira (terimakasih untuk dukungan dan doanya, kalian benar-benar sahabat terbaikku), Ary, Mahmud, Surya, Yuris, E:ndah, Yeyen, lyus, Catur, Arif, Wawan, Tika, Cindai, Mba Yani, Fitria, Angga, lkhsan adik angkatku, abang Juri, ka Agus, Iqbal.
Untuk teman-teman Fakultas Psikologi dari kelas A sampai D, yang telah banyak membantu dalam memberikan kritik dan saran untuk skripsi ini. Terutama sekali untuk Maya, Ramdan, Ayi, dan Sekar.
Khususnya untuk Iman Ramadhani Firdaus (Adhan) yang telah mengisi kekosongan hati dan hidupku, memberikan keindahan dan semangat untuk terus berjuang.
Jakarta, 12 Mei 2008
Penulis
DAFTAR ISi Halaman Juclul Halaman Persetujuan..................................................................................
ii
Halaman Pengesahan.................................................................................
iii
Motto ........................................................................................................... iv Dedikasi ......................................................................................................
v
Abstract....................................................................................................... vi Kata Pengantar ........................................................................................... v111 Daftar lsi ... ... .. ... ... ........ ... .. ... ........ ... ... ... ... ... ... ..... ... ... .... ....... ... ... .. ... ..... ... .....
x
Daftar Tabel ................................................................................................ xiii Daftar Grafik. ... ... .. ... ......... ... ....... ... .. .... ...... ... ..... ....... .. ... ... .. ... ... .. .. ... ... .. ....... xv Daftar Lampiran .......................................................................................... xvi BAB 1
PENDAHULUAN
1-15
1.1. Latar Belakang Masalah....................................................
1
1.2. ldentifikasi Masalah ........................................................... 12 1.3. Pernbatasan dan Perurnusan Masalah ............................ 12 1.3.1. Pernbatasan Masalah ............................................ 12 1.3.2. Perurnusan Masalah ............................................... 13 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian .... :.................................... 13 1.4.1.Tujuan Penelitian ..................................................... 13 1.4.2. Manfaat Penelitian .......................................................... 13 1.5. Sisternatika Penulisan ...................................................... 14 BAB2
KAJIAN TEORI
16-51
2. 1. Belanja lrnpulsif.. .. ... .... ... ... .... ....... .. .... ... ... .. .. ... ..... ... ...... ... 16 2. 1.1. Definisi Belanja lrnpulsif ......................................... 16 2.1.2. Elernen-elernen Belanja lrnpulsif............................ 18 2.1.3. Tipe Pernbelanja lrnpulsif ...................................... 19 2.1.4. Faktor-faktor yang Mernicu Belanja lmpulsif........... 21
2.1.5. Dampak dari Perilaku Belanja lmpulsif ................... 24 2.2. Jender dan Seks (Jenis Kelamin) ...................................... 26 2.2.1. Definisi Jender dan Seks (Jenis Kelamin) .............. 26 2.2.2. Perbedaan Jender dan Seks (Jenis Kelamin) ........ 28 2.2.3. Perbedaan Karakteristik antara Laki-laki dengan Perempuan ........................................................................ 30 2.2.4. Peran Jenis Kelamin ................................................ 34 2.2.5. Perbedaan Perilal
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
52-66
3.1. Jen is Penelitian ......... .. .... ...... .. ... .. ........ ....... .... ....... ... .... .... 52 3.1.1. Pendekatan Dan Metode Penelitian .... ...... ..... .... .... 52 3.1.2. ldentifikasi Variabel dan Operas.ional Variabel.. ....... 53 3.2. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ...................... 55 3.2.1. Populasi dan Sampel ..... .... .................................... 55 3.2.2. Teknik Pengambilan SampeL ................................. 57 3.3. Pengumpulan Data ............................................................ 57 3.3.1. Metode dan lnstrumen Penelitian. .... .... .................. 57 3.3.2. Teknik Uji lnstrumen Penelitian .............................. 58 3.3.3. Hasil Uji lnstrumen Penelitian ................................. 61
3.3.3.1. Uji Validitas Skala Belanja lmpulsif...................... 61 3.3.4. Teknik Analisa Data ................................................ 63 3.4. Prosedur Penelitian ......................................................... 64
BAB4
PRESENTASI DAN ANALISA DATA
67-85
4. ~. Gambaran Umum Responden.......... ......................... ....... 67 4.1.1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jen is Kelamin .................................................................. 67 4.1.2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia .... 68 4.2. Uji Persyaratan ................................................................. 69 4.2.1. Uji normalitas .......................................................... 69 4.2.2. Uji Homogenitas. .............. ... .... ... ........... .... ... ... ....... 72 4.3.
Hasil Utama Penelitian .................................................... 74
4.4. Kategorisasi Skor Berdasarkan Belanja lmpulsif antara Perempuan dan Laki-laki....... ....... ... ...................... ... .. ... .. . 76 4.5. Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek ............. 79 4.5.1. Kategorisasi Aspek-aspek Belanja lmpulsif Pada Perempuan ........................................................................ 79 4.5.2. Kategorisasi Aspek-aspek Belanja lmpulsif Pada Perempuan ........................................................................ 82
BABS
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
86-93
5.1. Kesimpulan ........................................................................ 86 5.2. Diskusi ...... ...... .... .. ... .......... ... ..................... .... .... .... ... .. ... .. . 86 5.3. Saran................................................................................. 91 DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 93-97 LAMPI RAN
DAFT AR T ABEL
3.1.
Tabel Bobot Skor Skala .................................................................... 58
3.2.
Blue Print Skala Belanja lmpulsif ...................................................... 62
4.1.
Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................................................................ 68
4.2.
Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia .................. 68
4.3.
Tabel Uji Normalitas ......................................................................... 70
4.4.
Tabel Uji Homogenitas ..................................................................... 73
4.5.
T-Test Independent Samples Test ................................................... 74
4.6.
Group Statistics ................................................................................ 75
4.7.
Kategorisasi Belanja lmpulsif Gabungan Pada Mahasiswa Perempuan dan Laki-laki Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta .............................................................................................. 76
4.8.
Kategorisasi Belanja lmpulsif Pada Mahasiswa Perempuan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ........................................ 77
4.9.
Kategorisasi Belanja lmpulsif Pada Mahasiswa Laki-laki Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ........................................ 77
4.10. Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek Spontanitas Pada Perempuan .......................................................................... 79 4.11. Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek lntensitas Untuk Membeli Sesuatu Setiap Kali Mengunjungi Toko Pada Perempuan ...................................................................................... 79 4.12. Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek Kegairahan yang Diwarnai Dengan Emosi
PadaPerempuan ......................................................................... 80 4.13. Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek Ketidakpedulian Akan Akibat Pada Perempuan ....................................................... 81 4.14. Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek Spontanitas Pada Laki-laki ............................................................................... 81 4.15. Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek lntensitas Untuk Membeli Sesuatu Setiap Kali Mengunjungi Toko Pada Laki-laki ....... 82 4.16. Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek Kegairahan yang Diwarnai Dengan Emosi Pada Laki-laki ........................................... 83 4.17. Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek Ketidakpedulian Akan Akibat Pad a Laki-laki ....................................................... 83
DAFTAR GRAFIK
4.1. Grafik Belanja lmpulsif Pada Perempuan .............................................. 71 4.2. Grafik Belanja lmpulsif Pada Laki-laki ................................................... 72
DAFT AR LAMPI RAN
Lampiran 1. Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 2. Surat lzin Penelitian dari Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Lampiran 3. Angket Penelitian Lampiran 4. Validitas Lampiran 5. Reabilitas Lampiran 6. Data Try Out Lampiran 7. Data Hasil Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah
Belanja adalah kata yang sering digunakan sehari-hari dalam konteks perekonomian, baik di dunia usaha maupun di dalam rurnah tangga. Namun, kata yang sama telah berkembang artinya sebagai suatu cerminan gaya hidup dan rekreasi pada masyarakat kelas ekonomi tertentu. Belanja juga punya arti tersendiri bagi remaja.
Belanja sering kali identik dengan para remaja yang banyak menghabiskan waktunya di mal setelah pulang sekolah, baik sekedar jalan-jalan, makan, nonton bioskop hingga berbelanja. Kegemaran remaja berbelanja di mal menjadi fenomena yang sedang merebak saat ini.
Pada mulanya, belanja hanya merupakan suatu konsep untuk menunjukkan suatu sikap untuk mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk sehari-harinya dengan jalan menukarkan sejumlah uang sebagai pengganti barang tersebut. Pada saat ini, konsep belanja itu sendiri telah berkembang sebagai sebuah cerminan gaya hidup dan rekreasi di kalangan masyarakat.
1
2
Belanja adalah suatu gaya hidup tersendiri, dimana telah menjadi suatu kegemaran bagi sejumlah orang.
Belanja menjadi alat pemuas keinginan memperoleh barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, akan tetapi karena pengaruh trend atau mode yang tengah berlaku, maka seseorang merasa harus mernbeli barang-barang tersebut. Perilaku berlebihan inilah yang disebut dengan perilaku belanja impulsif (Konsumerisme dan gaya hidup remaja, 27 maret 2005).
Perilaku belanja impulsif juga menampakkan kesenjangan sosial yang semakin besar pada masyarakat, sehingga kalangan yang sebenarnya tidak mampu atau tidak memerlukan perilaku belanja impulsif ini turut mempraktekkannya dan kemudian ia bisa saja melakukan perilaku memenuhi keinginannya, sehingga bisa menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak wajar (Konsumerisme dan gaya hidup remaja, 27 Mei 2005).
Umumnya remaja suka berbelanja impulsif, yaitu kegiatan belanja yang tidak terkontrol, berlebihan dan tidak disertai dana yang cukup. Remaja lebih sering melakukan perilaku belanja impuslif jika dibandingkan dengan usia dewasa, karena menurut Lury (1998), generasi muda diposisikan sebagai peserta yang berpotensi kreatif dan melihat konsumsi sebagai sumber kesenangan.
Perilaku belanja impulsif diartikan sebagai pembelian barang yang tidak direncanakan sebelumnya, terutama pada barang-barang yang tidak terlalu mahal, perilaku ini terjadi karena faktor eksternal yang memicu konsumen membeli secara impulsif dan dilakukan tanpa didahului pertimbangan yang matang (Edward dalam Loudon & Bitta, 1993). Perilaku belanja impulsif tergolong gaya hidup yang mementingkan kesenangan yang mana terjadi peningkatan frekuensi belanja pada barang-barang yang tidak penting (Dittmar, Beattie, & Friese, 1995).
Perilaku belanja .impulsif tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal saja. Menurut Dittmar dan Oury (dalam Herabadi, 2003), dalam perilaku belanja impulsif terjadi proses pertarungan internal antara hati dan benak, yaitu konflik antara keharusan dan hasrat.
Menurut pakar Psikologi lndustri Aslamawati maupun ahli ekonomi Sucherly (Gila belanja yang bikin sengsara, 2006), keduanya sama-sama menyatakan bukan hanya perempuan yang memiliki hobi belanja. Banyak juga laki-laki yang hobi belanja, seperti membeli elektronik, .baju, celana, topi, dan barang lainnya.
Berbeda dengan .pria, jenis .barang yang .biasa. dibeli perempuan selain untuk konsumsi rumah tangga juga barang-barang yang berkaitan dengan
4
penampilan, seperti tas, pakaian, kerudung, aksesoris, clan sepatu. Menurut Aslamawati (Gila belanja yang bikin sengsara, 2006), hal tersebut terkait dengan kodrat perempuan yang menyukai keindahan. Sudah punya kerudung warna pink, ingin lagi kerudung yang berwarna lain. Karena kesernpurnaan dalarn keindahan ini, perernpuan rnencoba mewujudkan dengan rnembeli barang-barang yang rnungkin bisa memunculkan keindahan tersebut. Tuntutan kaurn perempuan atas penarnpilan ini cepat ditangkap sebagai pasar yang menjanjikan oleh para pakar pelaku bisnis.
Menurut Sucherly (Gila belanja yang bikin sengsara, 2006), pemenuhan tuntutan pasar ini sebagai upaya pengusaha yang disebut dengan market
driven. Mereka melihat apa yang diperlukan oleh kaum perempuan, lalu membuatnya.
Keranjingan belanja pada perempuan tidak tercipta begitu saja. Pebisnis ikut andil dalarn menciptakan barang-barang terbaru, menarik, bagus-bagus dan dengan harga yang cukup terjangkau narnun tetap berkualitas. Menurut Sucherly (Gila belanja yang bikin sengsara, 2006), yan9 terjadi di dunia sekarang adalah marketing driven, yakni pengusaha menciptakan kebutuhan pembeli.
5
Dalam menciptakan kebutuhan yang dirasa perlu oleh kaum perempuan, pengusaha bermain di faktor eksternal di luar individu. Mereka menerapkan strategi pemasaran yang meliputi produk, harga, promosi, distribusi, dan jasa. Dari segi harga misalnya, pengusaha memberikan kesan murah sehingga membuat orang tertarik untuk membeli.
Pengusaha pandai sekali "memainkan" perasaan calon konsumen. Dalam teori ekonomi, keputusan membeli didasarkan oleh faktor internal yaitu dirinya sendiri, juga faktor eksternal meliputi keluarga, teman, kelompok referensi, dan budaya (Sucherly dalam Gila belanja yang bikin sengsara, 2006).
Perilaku belanja impulsif, menurut Sucherly (Gila belanja yang bikin sengsara, 2006) lebih didominasi oleh kelas ekonomi atas. Golongan ini cenderung tidak memikirkan harga. Namun golongan bawah bukan berarti tidak terkena penyakit keranjingan belanja. Memakai istilah Sucherly (Gila belanja yang bikin sengsara, 2006), mereka dengan daya beli terbatas namun berbelanja demi gengsi adalah golongan dengan perilaku yang dikarbit. Belum masanya mereka mengikuti dorongan emosional untuk memiliki barang yang di luar jangkauannya.
Bagi produsen, kelompok remaja adalah salah satu pasar yang potensial. Alasannya antara lain karena pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia remaja. Di samping itu, remaja biasanya mudah terbujuk oleh rayuan iklan, suka ikut-ikutan, tidak realistis, dan cenderung bores dalam menggunakan uangnya. Sifat-sifat remaja inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian produsen untuk memasuki pasar remaja. Remaja cenderung rasa ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat mengikuti mode yang sedang beredar (Tambunan, 2001).
Di kalangan remaja yang memiliki orang tua dengan l<elas ekonomi menengah, terutama di kota-kota besar, mal sudah rnenjadi rumah kedua. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga dapat rnengikuti mode yang sedang beredar. Padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga para remaja tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Alhasil, muncullah perilaku belanja impulsif (Tambunan, 2001).
Remaja adalah suatu fase dalam kehidupan manusia, yang mana ia tengah mencari jati dirinya, dan biasanya dalam upaya pencarian jati diri, ia mudah untuk terikut atau terimbas hal-hal yang tengah terjadi di sekitarnya, sehingga turut membentuk sikap dan pribadi mereka (Tambunan, 2001).
7
Perilaku konsumsi remaja sebenarnya dapat dimengerti bila melihat usia remaja sebagai usia peralihan dalam mencari identitas diri. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha menjadi bagian dari lingkungan itu. Kebutuhan untuk diterima dan menjadi s
Menjadi masalah ketika kecenderungan yang sebenarnya wajar pada remaja ini dilakukan secara berlebihan. lbarat pepatah "lebih besar pasak daripada tiang" dapat terjadi di sini. Terkadang apa yang dituntut oleh para remaja di luar kemampuan orang tuanya sebagai sumber dana, sehingga perilaku belanja impulsif tersebut menimbulkan masalah ekonomi pada keluarganya.
Dari sejumlah hasil penelitian, ada perbedaan pola konsumsi antara remaja perempuan dan laki-laki. Juga terdapat sifat yang berbeda antara perempuan dan laki-laki. Perbedaan tersebut Menurut Tambunan (November 2001), adalah:
Laki-laki: 1. Mudah terbujuk bujukan penjual 2. Sering tertipu karena tidak sabaran dalam memilih barang 3. Mempunyai perasaan kurang enak bila tidak membeli sesuatu setelah memasuki toko 4. Kurang menikmati kegiatan berbelanja sehingga sering terburu-buru mengambil keputusan membeli.
Perempuan: 1. Lebih tertarik pada warna dan bentuk, bukan pada hal teknis dan kegunaannya 2. Tidak mudah terbujuk arus bujukan penjual 3. Menyenangi hal-hal yang romantis daripada obyektif 4. Senang melakukan kegiatan berbelanja walau hanya window shopping (melihat-lihat saja tapi tidak membeli).
Meskipun ada perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan namun tidak hanya perempuan yang lebih sering berbelanja, laki-laki pun suka berbelanja membeli barang-barang yang menurutnya bagus dan menarik. Akan tetapi menurut Widiastuti (Konsumerisme Vs konsumtivisme martabat perempuan sebagai konsumen, 2003) mengatakan bahwa perempuan lebih suka melakukan kegiatan berbelanja dibandingkan laki-laki. Pendapat di atas tidak
q
sepenuhnya sesuai dengan berbelanja pada remaja pemmpuan dan laki-laki. Setiap manusia pasti pernah melakukan kegiatan berbelanja baik laki-laki maupun perempuan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh pakar Psikologi lndustri Aslamawati maupun ahli ekonorni Sucherly (Gila belanja yang bikin sengsara, 2006) dan Juanita (Laki-laki pun senang berbelanja, 2003), yang mengatakan bahwa bukan hanya perempuan yang memiliki hobi berbelanja. Banyak juga laki-laki yang hobi berbelanja, seperti membeli elektronik, baju, celana, topi, dan lain-lain. Karena para produsen bukan hanya menciptakan barang untuk kaum hawa saja, mereka sangat pandai menciptakan hal-hal yang dibutuhkan atau dinginkan oleh setiap orang bukan hanya untuk perempuan akan tetapi juga untuk laki-laki. Sekarangpun seperti yang telah diketahui begitu banyak toko-toko yang menjual berbagai macam jenis barang yang bagus-bagus dan begitu menarik sehingga mampu membuat orang tertarik untuk membeli barang-barang tersebut walaupun barangbarang yang akan dibeli sudah dimiliki di rumah.
Berbicara tentang berbelanja adalah suatu fenomena yang tak akan pernah habis untuk dibahas, karena berbelanja sudah menjadi suatu kebutuhan untuk semua orang dan bisa menghilangkan stres yang ada. Dari fenomena saat ini dimana sudah banyak mal-mal yang bediri kokoh di Jakarta dan telah menjadi tempat rekreasi masyarakat yang ada di ibu kota, baik anak-anak, remaja, sampai orang dewasa. Baik laki-laki maupun perempuan senang
10
pergi ke pusat perbelanjaan untuk menghilangkan stres yang ada. Produsen pun makin banyak yang menciptakan barang-barang yang bagus dan menarik namun tetap dengan harga yang terjangkau dan kualitas yang baik.
Penelitian tentang perbedaan belanja impulsif antara rernaja perempuan dan laki-laki pernah dilaksanakan oleh Handayani (2001). Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan belanja impulsif antara perernpuan dan laki-laki pada mahasiswa Atmajaya. Yang mana bahwa Universitas Atmajaya berada di tengah-tengah kola Jakarta terdapat mall-mall yang berada tak jauh dari kampus mereka, sehingga membuat mereka selalu ingin pergi ke mall setelah pulang kuliah atau ketika jenuh dengan aktivitas kuliah. Kemudian penelitian selanjutnya penulis lakukan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang beragam karakteristik mahasiswanya dengan landasan agama. Dimana Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta selalu menjunjung tinggi ajaran Islam, menanamkan sikap akhlak mulia dalam kehidupan mahasiswanya, serta memberikan landasan dan arahan kepada mahasiswa dalam bersikap, berkata, dan bertingkah laku. Hal ini karena mereka diajarkan untuk menjadi pribadi yang bersahaja dan tidak berlebihlebihan dalam segala hal.
Pada penelitian pendahuluan yang dilakukan pada bulan Oktober 2007 dengan memberikan angket pertanyaan pada mahasiswa-mahasiswi
11
Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, diperoleh data tentang kegiatan berbelanja yang sering dilakukan oleh mereka. Ada yang seminggu sekali, sebulan sekali, sampai yang kalau ada uang dan waktu saja. Jenis barang-barang yarig sering dibeli oleh mereka juga bermacam-macam, seperti; baju, celana, sweater, aksesoris, minyak wangi, sepatu, buku, tas, CD, MP3, kerudung untuk perempuan, topi untuk laki-laki, dan barang-barang yang lainnya. Dari hasil penilitian pendahuluan tersebut terlihat bahwa mahasiswa-mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga suka melakukan kegiatan berbelanja namun tidak terlalu sering dan hanya pada waktu-waktu tertentu saja dan apabila sedang punya uang. Walaupun tidak menutup kemungkinan mereka juga suka pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli sesuatu atau hanya sekedar jalan-jalan saja.
Dari fenomena tersebut di atas peneliti ingin mengetahui apakah memang ada perbedaan belanja secara impulsif antara remaja perempuan dan lakilaki pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Psikologi, yang mana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta kental dengan landasan agamanya dan selalu menanamkan akhlakul karimah dalam perkataan dan tingkah laku mereka.
12
1.2 ldentifikasi Masalah Berdasarkan fenomena dan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka peneliti mengidentifikasikan beberapa masalah tersebut sebagai berikut: 1. Apakah ada perbedaan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki? 2. Bagaimana aspek situasional yang menimbulkan atau memicu belanja impulsif? 3. Apakah dampak yang dirasakan setelah belanja impulsif? 4. Apa manfaat dari belanja impulsif?
1.3 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1.3.1 Pembatasan Masalah Untuk mempermudah penelitian ini, maka peneliti berusaha memberikan batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu perbedaan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki yang berusia 17 sampai 21 tahun pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
13
1.3.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Apakah ada perbedaan yang signifikan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki?
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atau melihat ada atau tidak perbedaan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki. 2. Memberikan sumbangan pada aspek mana yang paling tinggi antara perempuan laki-laki saat melakukan berbelanja.
1.4.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat T eoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah kelimuan bagi Fakultas Psikologi berupa gambaran tentang perbedaan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang Psikologi lndustri dan Organisasi (PIO).
14
2. Manfaat Praktis o Menambah literatur mengenai remaja Indonesia dan sebagai bahan acuan untuk memahami perilaku belanja impulsif pada remaja yang diharapkan akan bermanfaat untuk mengurangi dampak buruknya bagi remaja di Indonesia. o Sebagai bahan acuan bagi orang tua dan pendidik untuk lebih memperhatikan pola konsumsi remaja, agar terhindar dari efek negatif dari belanja impulsif. o Sebagai acuan agar membeli sesuatu dengan memakai akal rasional dan tidak hanya membeli yang diwarnai dengan emosi saja, sehingga pada nantinya tidak akan ada barang yang tidak terpakai.
1.5 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan dalam membahas masalah yang diteliti, penulis membagi pembahasannya ke dalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab 2 Kajian pustaka yang meliputi kajian teori: definisi belanja impulsif, elemen-elemen belanja impulsif, tipe pembelanja impulsif, faktor-faktor yang memicu belanja impulsif, dampak dari belanja impulsif perilaku belanja impulsif, definisi jender, faktor-faktor yang mempengaruhi jender, perbedaan karakteristik antara laki-laki dan perempuan, defisni seks Qenis kelamin), definisi remaja, pembagian tahapan masa remaja, remaja sebagai konsumen, remaja dan perilaku belanja impulsif, perilaku belanja impulsif dalam pandangan Islam, kerangka berpikir.
Bab 3 Metodologi Penelitian yang mencakup pendekatan dan metode penelitian, pengambilan sampel, teknik pengambilan sampel, pengumpulan data, dan prosedur penelitian.
Bab 4 Presentasi dan Analisis Data, yang membahas tentang perbedaan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki.
Bab 5 Kesimpulan, Diskusi, dan Saran.
BAB2 KAJIAN FUSTAKA
Bab ini terdiri dari empat sub bab. Yang pertama berisi tentang: Kecenderungan Belanja lmpulsif, yang kedua tentang Definisi Jender, kemudian yang ketiga tentang Definisi Seks (Jenis Kelamin), yang ke empat tentang Remaja, dan ke lima tentang Perilaku Belanja lmpulsif Dalam Pandangan Islam, dan yang terakhir tentang Kerangka Berpikir.
2.1 Belanja lmpulsif 2.1.1 Definisi Belanja lmpulsif Sedangkan belanja impulsif menurut Rook (dalam Engel, Blackwell, & Miniard, 1995) adalah perilaku belanja tanpa perencanaan yang matang terlebih dahulu, terdapat dorongan yang kuat untuk membeli muncul secara tiba-tiba dan seringkali sulit untuk ditahan. Konsumen s~::ara spontan terpicu ketika berhadapan dengan produk, serta diiringi perasaan menyenangkan dan penuh gairah.
Menurut Rook (dalam Engel, Blackwell, & Miniard, 1995), belanja impulsif memiliki satu atau lebih karakteristik, yaitu:
16
1 '7
•
Spontanitas. Belanja ini tidak diharapkan dan memotivasi konsumen untuk membeli sekarang, sering sebagai respon terhadap stimulus visual yang langsung di tempat penjualan.
•
Kekuatan, kompulsi, dan intensitas. Mungkin ada motivasi untuk mengesampingkan semua yang lain dan bertindak dengan seketika.
"
Kegairahan dan stimulasi. Desakan mendadak untuk membeli sering disertai dengan emosi yang dicirikan sebagai "menggairahkan," "menggetarkan," atau "liar."
..
Ketidakpedulian akan akibat. Desakan untuk membeli dapat menjadi begitu sulit untuk ditolak sehingga akibat yang mungkin negatif diabaikan.
Menurut Fitri (2006), belanja impulsif adalah gaya belanja spontan, tanpa perencanaan, merupakan pemicu timbulnya belanja impulsif. Apabila tidak dikontrol , belanja impulsif dapat menjadi habit atau kebiasaan yang tidak sehat. Belanja impulsif sendiri dapat dijelaskan sebagai belanja tanpa perencanaan, diwamai dorongan kuat untuk membeli yang muncul secara tiba-tibadan seringkali sulit ditahan. Hal itu diiringi oleh pnrasaan menyenangkan serta penuh gairah.
Jadi dengan kata lain, belanja impulsif adalah perilaku yang tidak dilakukan secara sengaja, dan kemungkinan besar melibatkan pula berbagai macam
18
motif yang tidak disadari, disertai perasaan menyenangkan serta penuh gairah. Dua karakteristik dari belanja impulsif, yaitu tidak direncanakan dan adanya hasrat serta gairah yang mengiringi, membedakannyadari jenis perilaku belanja "tanpa pikir'' lainnya. Bc!anja impulsif akan berbeda dengan belanja karena kebiasaan atau belanja karena terdesak oleh keterbatasan waktu.
Belanja impulsif dianggap sebagai perilaku belanja yang "irasional", karena meskipun menyadari sebelumnya akan adanya kemungkinan merasakan penyesalan dikemudian hari tetapi orang tetap berbelanja. Karena itu, perilaku belanja impulsif diasosiasikan dengan kecendemngan mengabaikan dampak-dampak buruk yang mungkin terjadi dan yang dapat mengakibatkan penyesalan, misalnya berkaitan dengan uang yang sudah terlanjurdibeli atau kualitas produk yang dibeli.
2.1.2 Elemen-elemen Belanja lmpulsif Menurut Loudon & Della Bitta (1993), ada lima elemen penting yang membedakan .tingkah .laku impulsif dan tidak impulsif. Elemen-elernen tersebut: 1. Konsumen merasakan adanya suatu dorongan yang tiba-tiba dan spontan untuk melakukan suatu tindakan yang berbedadengan tingkah laku yang sebelumnya.
19
2. Dorongan tiba-tiba untuk melakukan suatu kegiatan belanja menempatkan konsumen dalam keadaan disekuilibrium secara psikologis, dimana untuk sementara waktu ia merasa kehilangan kendali. 3. Konsumen akan mengalami konflik psikologis dan berusaha menimbang pemuasan kebutuhan langsung dan konsekuensi jangka panjang dari belanja. 4. Konsumen akan mengurangi evaluasi kognitif dari produk. 5. Konsumen seringkali belanja secara impulsif tanpa memperhatikan konsekuensi akan datang.
2.1.3 Tipe Pembelanja lmpulsif Menurut Loudon & Della Bitta (1993), ada empat tipe pembelanja impulsif, yaitu: 1. Pure impulse. Pada tipe belanja impulsif ini, shopper tidak mengikuti pola pembelian yang biasa ia lakukan (membeli tanpa melakukan perlimbangan ). 2. Suggestion impulse. Pada tipe belanja jenis ini, shoppertidak mengetahui mengenai suatu produk tetapi merasa memerlukannya ketika pertama kali melihat produk tersebut. 3. Reminder impulse. Pada tipe belanja jenis ini, shoppermelihat suatu produk dan teringat bahwa stok di rumah sudah perlu ditambah.
20
4. Planned impulse. Pada tipe belanja impulsif ini, shoppermemasuki toko derigan harapan dan intensi untuk melakukan transaksi pembelanjaan berdasarkan harga khusus, kupon, dan kesukaan.
Menu rut Fitri (2006), terdapat empat jenis pembelanja impulsif. Pertama, tipe kompensatif. Orang yang termasuk dalam tipe ini biasanya berbelanja tanpa pikir panjang hanya karena-ingin meningkatkan hargadiri. Bagi mereka berbelanja merupakan sarana untuk melarikan diri dari berbagai masalah yang dihadapi, seperti masalah pekerjaan, rumah tangga, atau keluarga, Sering kali barang-barang yang dibeli tidak dibiutuhkan, sehingga tidak dipakai dan tersimpan rapi dalam lemari.
Kedua, tipe akseleratif. Orang yang termasuk dalam tipe ini sering kali tergoda berbelanja pada saat banyak penawaran sale di pusat-pusat perbelanjaan. Mereka akan .membeli barang.barang .tersebut, meskipun tidak membutuhkannya saat membeli. Barang-barang yang dibeli murah tersebut dapat digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan di masa depan.
Ketiga, tipe terobosan. Orang yang termasuk dalam tipe ini akan membeli barang-barang mahal tanpa ada perencanaan yang matang. Ketika berjalan-jalan di pusat perbelanjaan dan .melihat ada-pameran-mobil atau rumah, mereka akan pulang dengan menandatangani kontrak pembelian
21
rurnah atau rnobil baru tersebut. Bagi rnereka rnernbeli barang-barang mahal tersebut rnenjadi larnbang dirnulainya babak baru dalarn kehidupannya, rneskipun sebenarnya hasrat untuk rnernbelinya sudah lama ada.
Keempat, tipe pernbeli buta. Orang yang terrnasuk dalam tipe ini akan rnernbeli barang tanpa ada pertirnbangan sama sekalL Sulit sekali rnernahami apa yang melatarbelakangi merekaberbelanjaseperti itu.
2.1.4 Faktor-faktor yang Memicu Belanja lmpulsif Verplanken & Herabadi (2001 ), rnengemukakan beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya-perilaku belanja impulsif. 1. Vanabel Situasional a. lingkungan toko Beberapa.variabel yang ada di lingkungan toko antara.lain adalah penarnpilan fisik produk, cara menampilkannya, atau adanya tambahan seperti bau yang wangi, warna yang inclah, atau musik yang menyenangkan. lsyarat-isyarat yang bermuatan afek ini dapat menarik perhatian, menimbulkan rnotivasi untuk membeli, atau menyebabkan munculnya suasana hati yang postif, dan merupakan hal yang sangat penting selamaberlangsungnya.in-.store.browsing dapat mengakibatkan munculnya perasaan positif dan dorongan untuk
22
membeli, di mana keduanya merupakan karakteristik dari belanja impulsif.
b. Ketersediaan waktu dan uang \'ariabel situasional lain yang juga mempengaruhi belanja impulsif adalah tersedianya waktu dan uang, baik benar-benar tersedia (benarbenarmemiliki waktu dan uang}, maupun hanyaperasaannya saja (hanya "merasa memiliki waktu dan uang).
2. Variabel person-related Belanja impulsif yang mungkin berada dalam batas-batas yang berhubungan dengan manusia. Sebagai contoh menurut Wood (dalam Verplanken & Herabadi, 2001) menemukan hubungan antara belanja impulsif dengan latar belakang pendidikan. Rook dan Gardner (dalam Verplanken & Herabadi, 2001) mengemukakan bahwasuasanahati tertentu (misalnya kornbinasi dari kesenangan, kef1airahan dan kekuasaan) mungkin menimbulkan belanja impulsif. Konsumen mungkin juga.melakukan belanja-impulsif sebagai .cara-untuk rnenghilangkan depressed mood.
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa berbagai motivasi yang temporer dapat menimbulkan belanja impulsif, seperti menginginkan penghargaan (rewan:I), dukungan, atau membuat nyaman diri sendiri"
23
Motivasi-motivasi tersebut mungkin ditimbulkan oleh kejadian penting dalam hidup seseorang baik yang positif maupun yan\J negatif (misalnya lulus atau gaga! dalam ujian). Motivasi yang lebih terstruktur dapat juga mendorong timbulnya belanja impulsif. Dittmar (dalam Verplanken & Herabadi, 2001) mengemukakan bahwa belanja impulsif mungkin mengekspresikan simbol identitas diri. Pendekatan identitas ini mungkin menjelaskan perbedaan kelompok (misalnya jender) maupun individual dalam mempengaruhi jenis barang-barang yang dibeli secara impulsif.
3. Variabel Normatif Belanja impulsif mungkin berada dalam batas-batas normatif. Rook dan Fisher (dalam Verplanken & Herabadi, 2001} menemukan bahwa belanja impulsif hanya muncul di saat individu percaya bahwa tindakan itu pantas dilakukan. Dan tampaknya, perbedaan kelompok jender sangat mungkin mempengaruhi perilaku belanja pada umumnya; belanja impulsif pada khususnya.
Menurut Loudon & Della Bitta (1993), terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi belanja impulsif. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah karakteristik produk dan marketing. Karakteristik produk irang mempengaruhf belanja impulsif adalah: 1) Memiliki harga yang rendah
24
2) Adanya sedikit kebutuhan terhadap produk tersebut 3) Siklus kehidupan produknya pendek 4} Ukurannya kecil atau ringan 5) Mudah di simpan
Pada faktor marketing, hal-hal yang mempengaruhi belanja impulsif adalah: 1) Adanya distribusi massal untuk self-service outlet 2) lklan yang besar, serta 3) Posisi display dan lokasi yang menonjol turut mempengaruhi belanja impulsif.
2.1.5 Dampak dari Perilaku Belanja lmpulsif Menurut Fitri (2006), dampak yang ditimbulkan dari perilaku belanja impulsif, yaitu: •
Kebiasaan berbelanja impulsif dapat menyebabkan timbulnya rasa bersalah. Perasaan itu akan timbul begitu mereka sampai di rumah dan melihat barang-barang yang telah dibeli, atau kettka mereka-memeriksa lemari dan menyadari banyak baju, sepatu, tas, dan barang lain yang tidak pernah dipakai. Meskipun demikian, mereka akan membuang jauh perasaan tersebut dengan mencoba mencari alasan rasional yang melatarbelakangi pembelanjaan yang dilakukannya.
25
Ketika berada dalam situasi yang mendorong untuk bEirbelanja secara impulsif lagi, terjadi pertentangan internal dalam diri mereka.
Pertentangan tersebut terjadi antara "keharusan" (ought to be) dim "hasrat" (desire). Di satu sisi mereka menyadari untuk berbelanja barang-barang yang dibutuhkan saja, tetapi disisi lain ada dorongan kuat dalam diri mereka untuk berbelanja tanpa
mempE~dulikan
butuh atau
tidak. •
Berbelanja secara impulsif tentu juga akan menimbulkan masalah keuangan. Membeli suatu barang tanpa perencanaan akan mengakibatkan membengkaknya anggaran atau pengeluaran. Jika memiliki simpanan uang berlebih tentu tidak jadi masalah. Akan tetapi tetap saja hal tersebut akan menjadi masalah apabila tagihan kartu kredit membengkak karena kebiasaan berbelanja yang berlebihan.
•
Ketika melihat kualitas barang yang dibeli tidak bagus, maka akan membuat suatu perasaan menyesal. Sehingga barang yang telah dibeli tersebut hanya ditaruh saja dan tidak digunakan.
2.2. Jender dan Seks (Jenis Kelamin) 2.2.1 Definisi Jender dan Seks (Jenis Kelamin). Kata jender dalam bahasa Indonesia dipinjam dari bahasa lnggris. Kalau dilihat dalam kamus, tidak secara jelas dibedakan pengertian kata sex dan gender. Karena jender diartikan jenis kelamin, sama seperti halnya seks
Uenis kelamin). Makanya para aktifis perempuan seringkali menyebutkan bahwa jender adalah jenis kelamin sosial, untuk membedakan pemahaman tentang seks I jenis kelamin (Fakih, 2008).
Untuk membedakan konsep jender, maka harus membedakan kata jender dan seks I jenis kelamin. Jender adalah pembedaan peran, status, pembagian kerja yang dibuat oleh sebuah masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Fakih (2008), menyebutkan bahwa jender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial dan kultural. Misalnya, bahwa perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional atau keibuan, identik dengan wama lembut-pink. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa, pemimpin dan identik dengan warna biru. Pembedaan ini bukan harga mati, sangat bisa dipertukarkan satu dengan yang lain, hanya saja karenai pembedaan ini sudah di konstruksi secara sosial dan budaya sehingga melekat dan menjadi identik dengan jenis kelamin tertentu. Seperti halnya dengan pekerjaan
27
rumah tangga seperti memasak, menjahit, membersihkan rumah, mencuci pakaian sering dianggap pekerjaan perempuan. Sementara pekerjaan lakilaki seperti memperbaiki rumah, ikut dalam rapat-rapat atau pertemuan bahkan urusan politik seringkali menjadi urusan lc>ki-laki. Ciri dari sifat-sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain dan berbeda dari zaman ke zaman. Semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat perempuan dan laki-laki yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari tempat ke tempat lainnya, maupun berbeda dari tempat ke tempat lainnya, maupun berbeda dari suatu kelas ke kelas yang lain itulah yang dinamakan jender (Fakih, 2008).
Sedangkan seks atau jenis kelamin adalah pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu, tidak dapat dipertukarkan dan metupakan kodrat, pemberian dari Tuhan. Misalnya, laki-laki memiliki penis, memiliki jakala dan memproduksi sperma. Dan perempuan memiliki vagina, haid, memproduksi telur I ovum, memiliki potensi; melahirkan dan menyusui. Alat-alat tersebut secara biologis tidak dapat dipertukarkan antara alat biologis yag dimiliki oleh perempuan ditukarkan kepada laki-laki demikian pula sebaliknya (Fakih, 2008).
2.2.2 Perbedaan Jender dan Seks (Jenis Kelamin) Menurut Umar (2007), jender secara umum digunakan untuk mengidentifikasikan perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial budaya, maka seks secara umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologi.
lstilah seks (dalam kamus bahasa Indonesia berarti "jemis kelamin") lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek biologi seseorang, meliputi perbedaan komposisi kimia dan hormon dalam tubuh, anatomi fisik, reproduksi, dan karakteristik biologis lainnya. Sedangkan jender lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, pikologis, dan aspek-aspek non biologis lainnya.
Studi jender lebih menekankan pada aspek maskulinitas (masculinity) atau feminitas (femininity) seseorang. Berbeda dengan studi seks yang lebih menekankan kepada aspek anatomi biologi dan komposisi kimia dalam tubuh laki-laki (maleness) dan perempuan (femaleness). Proses pertumbuhan anak
(child) menjadi seorang laki-laki (being a man) atau menjadi seorang perempuan (being a women), lebih banyak digunakan istilah jender dari pada istilah seks. lstilah seks umumnya digunakan untuk merujuk kepada persoalan reproduksi dan aktivitas seksual (love-making activities), selebihnya digunakan istilah jender (Umar, 2007).
29
Menurut Pengurus Besar PGRI, (2006), perbedaan seks dan jender adalah sebagai berikut: Seks Qenis kelamin): •
Ciptaan Tuhan
•
Bersifat kodrati
•
Tidak dapat berubah
•
Tidak dapat ditukar
•
Berlaku sepanjang zaman dan dimana saja
Jender: •
" Buatan " manusia
•
Tidak bersifat kodrat
•
Dapat berubah
•
Dapat ditukar
•
Tergantung waktu dan budaya setempat
Menurut Pengurus Besar PGRI, (2006), sifat, fungsi, ruang dan peran jender dalam masyarakat Laki-laki
Perempuan
Sifat
Maskulin
Feminin
Fungsi
Produksi
Reproduksi
Ruang lingkup
Pabrik
Domestik
Tanggung jawab
Nafkah utama
Nafkah tambahan
30
2.2.3 Perbedaan Karakteristik antara Laki-laki dengan Perempuan Menurut (Santrock, 2004) perbedaan antara laki-laki dengan perempuan ditinjau dari faktor fisik, kognitif dan sosioemosional, sebagai berikut: a. Perbedaan fisik atau biologis Horman estrogen pada perempuan memperkuat sistem kekebalan tubuh, membuat perempuan lebih kebal terhadap infeksi. Perempuan juga lebih jarang mengembangkan penyakit mental atau fisik dibandingkan dengan laki-laki (Santrock, 2004). Bahkan sebelum dilahirkan, laki-laki lebih aktif secara fisik dibandingkan dengan perempuan (DiPiatro et al., dalam Shaffer, 2000). Hal ini terus berlangsung selama masa kanak-kanak, terutama ketika berinteraksi dengan teman sebayanya (Eaton & Enns; Eaton & Yu dalam Shaffer, 2000).
b. Perbedaan kognitif Menurut penelitian mengenai perbedaan jender yang dilakukan oleh Eleanor Maccoby dan Carol Jacklin pada tahun 1974 (dalam Santrock, 2004), laki-laki memiliki kemampuan matematika dan kemampuan visual I spatial (kemampuan yang dibutuhkan seorang arsitek untuk merancang sebuah dimensi dan sudut pandang dari sebuah bangunan) yang lebih baik, sedangkan perempuan memiliki kemampuan verbal yang lebih baik. Namun, beberapa ahli dalam bidang jender seperti Janet Shibley Hyde (dalam Santrock, 2004), mempercayai bahwa perbedaan kognitif antara
31
laki-laki dan perempuan terlalu berlebihan. Sebagai contoh, Hyde berargumen bahwa terjadi overlap dalam penyebaran skor matematika antara laki-laki dan perempuan, sehingga hal ini bera1ti bahwa walaupun perbedaan rata-rata skor laki-laki lebih tinggi, namun banyak perempuan mencapai skor lebih tinggi dalam kemampuan matematika dibandingkan dengan laki-laki.
c. Perbedaan Sosioemosional -Y Dalam berhubungan dengan orang lain.
Tanen, begitu juga dengan Gilligan (dalam Santrock, 2004) mempercayai bahwa perempuan lebih relationship oriented dibandingkan dengan laki-laki, dan bahwa hal ini sangat dihargai dalam kebudayaan kita. Y Kemampuan Mengontrol Emosi
Laki-laki biasanya menunjukkan self regulation yang lebih rendah dibandingkan perenipuan (Eisenberg; Martin & Fabes dalam Santrock, 2004), kontrol diri yang rendah ini dapat mengakibatkan masalah perilaku.
:;... Emotional expressivitylsensitivity Dalam beberapa hal, perempuan nampak lebih emotionally expressive dibandingkan laki-laki. Anak-anak perempuan usia 2 tahun sudah menggunakan kata-kata yang lebih berhubungan dengan emosi
32
dibandingkan anak-anak laki-laki (Cervantes & Callanan dalam Shaffer, 2000). Para orangtua dari anak-anak pre-school berbicara lebih banyak pada putri dibandingkan dengan putra mereka mengenai emosi dan memorable emotional events (Kuebli, Butler, & Fivush; Reese & Fivush dalam Shaffer, 2000). Tentu saja, dukungan sosial ini sebagai refleksi perasaan mereka mungkin dapat membantu menjelaskan mengapa perempuan mengkarakterisasikan emosi mereka dengan lebih dalam atau lebih intens dan merasa lebih bebas untuk mengekspresikannya dibandingkan dengan laki-laki (Diener, Sandvik, & Larson; Fuchs & Thelen; Saarni dalam Shaffer, 2000). ~
lntegrasi Emosi Gunarsa (1997), mengemukakan bahwa kepribadian seorang perempuan merupakan suatu kesatuan yang tetintegrasikan antara aspek-aspek emosionalitas, rasio dan suasana hati. Biasanya, kesatuan ini pada perempuan bersifat kuat dan menyebabkan logika berpikirnya dikuasai oleh kesatuan tersebut. Dengan demikian perempuan seolah-olah berpikir dengan mengikutsertakan perasaan dan suasana hatinya. Apabila kesedihan sedang rneliputi dirinya, maka pikirannya terhambat oleh kegelapan suasana hati dan sulit memperoleh penyelesaian persoalan. Pikiran, perasaan dan kemampuan yang erat berhubungan satu sama lain menyebabkan kaum perempuan cepat mengambil tindakan atas dasar emosinya. Hal
ini mengesankan lebih cepatnya tindakan daripada pemikiran. Sebaliknya, kepribadian seorang laki-laki menunjukkan adanya pembagian dan pembatasan yang jelas antara pikiran, rasio dan emosionalitas. Jalan pikirannya tidak dikuasai oleh emosi, perasaan maupun suasana hati. Perhatiannya lebih banyak tertuju pada pekerjaan dengan kecenderungan mementingkan keseluruhan dan kurang memperhatikan hal yang kecil.
:>- Standar Peran Jender Anak perempuan telah didorong untuk mengambil peran ekspresif
(expressive role) yang mana di dalamnya melibatkan sifat ramah, baik, kooperatif, dan peka terhadap kebutuhan orang lain (Parsons dalam Shaffer, 2000). Trait psikologis ini diasumsikan akan mempersiapkan anak-anak perempuan untuk memegang peran ibu dan istri, untuk menjaga dan merawat keluarga dan untuk berhasil membesarkan anak dengan baik. Sebaliknya, anak laki-laki didorong untuk memiliki peran instrumental (instrumental role), yang mana sebagai suami dan ayah tradisional, seorang laki-laki akan menghadapi tugas untuk menafkahi keluarga dan melindunginya dari segala bahaya. Oleh karenanya, anak laki-laki diharapkan menjadi dorninan, asertif, independen, dan kompetitif. Norma dan peran jender seperti ini telah ditemukan di banyak masyarakat (Williams & Best dalam Shaffer, 2000).
34
2.2.4 Peran Jenis Kelamin Di usia tiga tahun anak mulai mengenal apa yang disebut dengan peran jenis kelamin (gender role), yaitu kesadaran tentang apa yang lazim dilakukan lakilaki dan perempuan. Dasar dari pengetahuan peran jenis ini adalah pengenalan identitas kelamin. Kesadaran ini juga yang kelak akan membuat anak menentukan hidupnya dan memilih pekerjaan. Lalu, bagaimana anak mengenal peran jenis kelaminnya (Sholihah, 2006).
Biasanya ada dua cara. Pertama, belajar dari orangtua (sebagai figur yang paling dekat) dan teman-teman sejenisnya. Anak laki-laki meniru tingkah laku ayah atau figur penggantinya seperti kakek atau paman. Dalam psikologi, perkembangan ini disebut imitasi. Mereka juga belajar tentang peran jenis dengan meniru tindakan atau apa yang dilakukan oleh sesama anak laki-laki (Sholihah, 2006).
Kedua, anak belajar peran jenis dari lawan jenisnya. Anak laki-laki tahu tentang apa yang diharapkan untuk dilakukan anak perempuan dari melihat tingkah ibunya dan apa yang dilakukan oleh anak perempuan. Dengan memahami peran dari lawan jenisnya ia jadi tahu peran apa yang diharapkan dari jenis kelaminnya sendiri (Sholihah, 2006).
Mungkin sering kita dengar bagaimana anak-anak mengungkapkan pengenalan mereka tentang peran jenis kelamin. "Hei, kamu 'kan cewek, masa main robot-robotan?"
Ketika di pertokoan atau di taman bermain, kadang kita menjumpai anakanak yang menunjukkan dengan jelas bagaimana mereka melakukan imitasi. Misalnya, anak laki-laki menirukan gaya jalan ayahnya secara persis. Anak perempuan biasanya ingin memakai lipstik dan kutek seperti ibunya (Sholihah, 2006).
2.2.5 Perbedaan Perilaku Berbelanja antara Laki-laki dan Perempuan Fakta menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perilaku belanja antara perempuan dan laki-laki; misalnya: perempuan ternyata membelanjakan uanghya lebih banyak dari laki-laki pada masa remaja (Taylor dalam Reynolds & Wells, 1977), sehingga kondisi pasar lebih banyak dirancang dan ditujukan untuk perempuan. Selain itu, perempuan juga cenderung lebih mudah dipengaruhi (Lindzey & Amstrong, 1969), sehingga mendorong perempuan untuk lebih konsumtif dari laki-laki.
Peran jender dari perempuan adalah sebagai "purchasing agent" bagi keluarga, sehingga kegiatan belanja sebagian besar dilakukan oleh perempuan. Oleh sebab itu, para produsen selalu tertarik pada konsumen
36
perempuan karena mereka membeli begitu banyak produk (Engel; Blackwell & Miniard, 1993). Secara tipikal perempuanlah yang melakukan kegiatan
berbelanja (80% atau lebih keputusan konsumsi ditentukan oleh perempuan), artinya, perempuanlah yang sebenarnya membeli seb<>gian besar barang dan melakukan "pekerjaan" konsumsi (Lury, 1998). Psikolog lnggris, Johnstone (dalam Mangkunegara, 1988, dan Tambunan, 2001), mengemukakan tipetipe konsumen sebagaimana diuraikan oleh Faisal Afif (dalam Mangkunegara, 1988), sebagai berikut:
Karakteristik pembeli laki-laki : 1) Mudah terpengaruh bujukan penjual. 2) Sering tertipu karena tidak sabar untul< memilih terlebih dahulu sebelum membeli. 3) Punya perasaan kurang enak jika memasuki toko tanpa membeli sesuatu. 4) Kurang begitu berminat untuk berbelanja sehingga sering terburu-buru mengambil keputusan membeli. 5) Mudah dipengaruhi oleh nasihat yang baik dan argumentasi yang obyektif.
Karakteristik pembeli perempuan : 1) Tidak mud ah terbawa arus bujukan penjual. 2) Lebih banyak tertarik pada warna dan bentuk, bukan pada kegunaannya, karena perempuan lebih perasa dari laki-laki
'}.7
3) Lebih banyak tertarik pada "gejala mode". 4) Mementingkan status sosial, dalam hal ini perempuan jauh lebih peka. 5) Menyenangi hal-hal romantis daripada yang objektif. lni bisa anda perhatikan pada bunyi reklame yang biasanya berkisar antara kesejahteraan anak, kebahagiaan rumah tangga, kesehatan suami dan sebagainya. 6) Mudah meminta pandangan, pendapat ataupun nasihat dari orang lain. 7) Kurang tertarik pada hal-hal teknis dari barang yang akan dibelinya. 8) Senang berbelanja sehingga seringkali sukar untuk cepat menentukan barang mana yang akan dibelinya. 9) Cepat merasakan suasana toke.
2.3
Remaja
2.3.1 Definisi Remaja Menurut Santrock (2004: 19), masa depan remaja adalah "sebuah tahap perkembangan transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosioemosional."
Menurut Sarwono (2002), pada tahun 1972, WHO memberikan pengertian tentang remaja yang lebih bersifat konseputual. Remaja adalah: 1. lndividu berkembang dari saat ia mencapai kematangan sosial.
38
2. lndividu mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari kanak-kanak menuju dewasa. 3. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada relatif lebih mandiri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa masa remaja adalah masa dimana telah terjadi tahap perkembangan transisi dari kanak-kanak menuju dewasa disertai perubahan fisik, kognitif, maupun psikososial. Pada masa remaja terjadi banyak perubahan yang hampir terjadi pada setiap remaja adalah berupa meningginya emosi, perubahan fisik, perubahan minat, dan pola tingkah laku, serta sebagian besar remaja bersifat ambivalen terhadap setiap perubahan.
2.3.2 Pembagian Tahapan Masa Remaja Pembagian usia pada masa remaja yang biasa digunakan para peneliti ilmu sosial adalah sebagai berikut (Kagan & Coles; Keniston; Lipsitz dalam Steinberg, 1996): o Remaja awal (early adolescence): 11-14 tahun, biasanya berada pada tingkat SMP. Perubahan yang terjadi pada masa ini :sangat cepat, baik pertumbuhan fisik maupun kapasitas intelektual. Pacla masa ini tugas perkembangannya lebih dipengaruhi oleh perubahan fisik dan mental yang cepat yaitu adaptasi clan penerimaan tubuh yang berubah. o Remaja pertengahan (middle adolescence) : 15-18 tahun, biasanya
40
penekanan yang lebih penting dalam hal penampilan personal yang sering dihubungkan dengan meningkatnya ketertarikan pada lawan jenis. Pada tahapan ini, mereka mengalami kebutuhan yang sangat kuat untuk berhubungan dengan kelompok teman sebaya mereka, untuk diterima dalam kelompok tersebut dan mendapat dukungan dari teman-teman sebayanya. Hal ini mengakibatkan remaja berusaha mengekspresikan dirinya dengan cara mengkonsumsi barang-baranu yang mengikuti tren,
fashionable dan sesuai dengan gaya hidup yang sedang populer pada saat itu (Baxter, 1988).
Remaja menjadi penting bagi para produsen bukan saja karena mereka memiliki pengaruh besar pada pembelian rumah tanm1a, tapi juga karena daya beli mereka yang terpisah. Para remaja membelanjakan lebih dari 95 milyar dolar pada tahun 1992 di Amerika (Peter & Olson, 1996). Beberapa studi menemukan bahwa yang melakukan sebagian besar pembelian di toko bahan pangan untuk kebutuhan adalah para remaja. Perkiraannya adalah bahwa 49-61 % remaja perempuan dan 26-33 % remaja laki-laki yang biasanya melakukan tugas tersebut. Di samping itu, sekitar.60% remaja ikut membuat daftar belanjaan di supermarket, dan 40% memilih beberapa merek yang akan dibeli.
41
Loyalitas terhadap merek juga ditemukan mulai terbentuk di antara para konsumen remaja. Dalam sebuah survey terhadap perempuan berusia 20-34 tahun, paling sedikit 30% mengatakan bahwa mereka memutuskan merek mana yang akan dipakai ketika usia remaja dan terus rnenggunakan merek tersebut hingga saat ini dan 64% mengatakan bahwa mereka mencari merek tertentu pada saat mereka remaja dulu. Oleh karena itu, alasan terakhir mengapa pasar remaja ini begitu pentingnya bagi beberapa produk dan jasa adalah adanya potensi untuk mengembangkan loyalitas merek yang akan bertahan untuk waktu yang lama.
2.3.4 Remaja dan Perilaku Belanja lmpulsif Psikolog lnggris, Johnstone (dalam Mangkunegara, 1988), mengemukakan tipe-tipe konsumen remaja sebagai berikut: Karakteristik pembeli remaja : D Mudah terpengaruh oleh rayuan penjual D Mudah terbujuk iklan, terutama pada kerapian kertas pembungkus (apalagi jika dihiasi dengan warna-warna yang menarik) D Tidak berpikir hemat D Kurang realistis, romantis dan mudah terbujuk (impulsif)
Dari karakteristik konsumen remaja yang telah dikernukakan di atas, remaja ternyata bersifat impulsif dalam berbelanja. Hal ini juga didukung oleh Wood
42
(dalam Herabadi, 2003) yang mengemukakan bahwa individu yang berumur lebih muda lebih memiliki kecenderungan belanja impulsif yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan individu yang lebih tua. Antara usia 18-39 tahun belanja impulsif meningkat dan kemudian menurun kernbali setelahnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian lain yang mengemukakan bahwa konsumen di bawah umur 35 tahun lebih cenderung melakukan belanja impulsif dibandingkan dengan konsumen yang berusia 35 tahun ke atas (Bellenger; Robertson & Hirschman dalam Herabadi, 2003). Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa dengan bertambahnya usia konsumen, mereka dapat belajar mengendalikan kecenderungan belanja impulsif mereka, mengingat individu yang lebih tua memperlihatkan pengendalian yang lebih besar dalam ekspresi emosional dibandingkan dengan individu yang lebih muda (Kacan & Lee dalam Herabadi, 2003).
Pada masa remaja, keadaan emosi mereka cukup bergejolak karena banyaknya perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa (Gunarsa, 1997). Suasana emosi remaja yang sedang bergejolak tidak menentu ini tentunya merupakan faktor yang sangat mendukung timbulnya perilaku belanja impulsif karena mereka belum mampu menggunakan rasio mereka secara maksimal dalam mempertimbangkan sesuatu, melainkan sangat dipengaruhi oleh kondisi emosional mereka.
43
2.4 Teori Perilaku Konsumsi Dalam Perspektif Islam a. Aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam mer.entukan pilihan konsumsi Diasumsikan bahwa konsumen menyadari nilai-nilai Islam dan perilakur;ya dilandasi oleh nilai-nilai tersebut. Sebelum sampai pada ruang pilihan komoditas, terlebih dahulu dilihat proses seorang konsumen menentukan pilihan pada ruang komoditas. Fahim Khan (dalam Amalia, 2003), menjelaskan ada dua ha! yang dapat dipertimbangkan dalam menentukan pilihan konsumsi dalam pandangan ekonomi Islam yang tidak terdapat pada teori perilaku konsumen Kapitalis adalah: 1)
Pilihan adalah bagaimana membelanjakan pendapatan untuk kebutuhan duniawi dan untuk kebutuhan ukhrawi (infaq fi sabilillah). Konsumen sebenarnya menghadapi dua keranjang, sebut saja keranjang X dan keranjang Y. Keranjang X adalah pembelanjaan untuk kebutuhan hidup duniawi dan keranjang Y adalah untuk kebutuhan ukhrawi. Pentingnya memenuhi kebutuhan pada keranjang Y sangat ditekankan oleh ayat-ayat al-Qur'an dan hadis yang mendorong untuk membelanjakan di jalan Allah.
2)
Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam menentukan pilihan antara lain adalah kuantitas saat ini dan seberapa banyak saving konsumsi kemudian. Islam membolehkan sesHorang menabung
44
untuk konsumsi mendatang. Seperti dijelaskan dalam al-Qur'an sebagai berikut : "Dan orang-orang yang apabila membe/anjakan harta, mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanja itu di tengah-tengah antara yang demikian." (Q.S. 55:67).
b. Konsep Kebutuhan (need) Kebutuhan (need) merupakan konsep yang lebih bernilai dari sekedar keinginan (want). Want ditetapkan berdasarkan konsep utiliti, tetapi need didasarkan atas konsep maslahah. Tujuan syari'ah adalah mensejahterakan manusia. Karenanya semua barang dan jasa yang memberikan maslahah disebut kebutuhan manusia. Teori ekonomi konvensional menggambarkan utiliti sebagai kepemilikan terhadap barang atau jasa untuk memuaskan keinginan manusia. "Kepuasan" bersifat subyektif. Setiap orang menentukan kepuasan berdasark~n kriteria mereka sendiri. Sebagain aktivitas ekonomi dilakukan atau memproduksi sesuatu didorong oleh utilitanya. Jika segala sesuatu dapat memuaskan keinginannya, manusia akan mau berusaha untuk memenuhi, memproduksi, mengkonsumsi
baran!~-barang
tersebut.
1) Konsep Maslahah, menurut Syatibil (Amalia, :2003), maslahah adalah pemilikan atau kekuatan dari barang atau jasa yang memelihara prinsip-prinsip dasar dan tujuan hidup manusia di
45
dunia. Syatibi (Amalia, 2003) telah mendeskripsikan lima kebutuhan dasar yang harus dipenuhi bagi eksisnya kehidupan manusia di dunia, yaitu: a. Kehidupan (life I al nafs) b. Kekayaan (property! al ma/) c. Keimanan (faihtl al-din) d. Pendidikan/ Kecerdasan (inte/ectua/I al-'aq/) e. Keturunan (poterityl nas/)
Seluruh barang dan jasa yang akan mempertahankan kelima elemen ini disebut maslahah bagi manusia. Seluruh kebutuhan tidak sama pentingnya. Ada tiga tingkatan kebutuhan : 1. Tingkatan di mana kelima elemen di atas mendasar untuk dilindungi (essential)/ dharuriyat. 2. Tingkatan di mana kelima elemen tersebut adalah pelengkap yang menguatkan perlindungan mereka (comp/enteries)/ hajjiyat. 3. Tingkatan di mana kelima elemen tersebut merupakan kesenangan atau keindahan (amelioratories)/ tahsiniyat.
Seluruh barang dan jasa yang mendorong dan berpotensi dalam memelihara kelima elemen tersebut disebut maslahah. Seorang Muslim didorong oleh keberagamaannya perlu memproduksi barang dan jasa yang merupakan
46
mas/ahah bergantung pada barang dan jasa yang cer.derung mempertahankan elemen mendasar. Barang atau jasa yang melindungi elemen-elemen ini akan lebih bermaslahat diikuti oleh barang atau jasa sebagai pelengkap dan barang-barang yang sekedar memberikan keindahan. (Syatibi dalam Amalia, 2003).
Dalam sistem perekonomian, konsumsi memainkan peranan penting. Adanya konsumsi akan mendorong terjadinya produksi dan distribusi. Dengan demikian akan menggerakkan roda-roda perekonomian.
Dalam relitas empirik, hidup dan matinya sebuah proses ekonomi ternyata tidak sesederhana yang baru saja digambarkan di atas. Sudah tabiat produsen untuk mengkonversinya menjadi demand. Dengan promosi yang gencar, sistem pembayaran yang "merangsang" serta hadiah-hadiah yang ditawarkan, konsumen seakan tidak memilil
Menurut Najib (2003), Islam telah memberikan rambu-rambu berupa batasanbatasan serta arahan-arahan positif dalam berl
47
Pertama, pembatasan dalam hal sifat dan cara. Seorang muslim mesti sensitif terhadap sesuatu yang dilarang oleh Islam. Mengkonsumsi produkproduk yang jelas keharamannya hanis dihindari, seperti minum khamr dan makan daging babi.. Seorang muslim haruslah senantiasa mengkonsumsi sesuatu yang pasti membawa manfaat dan maslahat, sehingga jauh dari kesia-siaan. Karena kesia-siaan adalah kemubadziran, dan hal itu dilarang dalam islam (QS. 17 : 27)
Kedua, pembatasan dalam hal kuantitas atau ukuran konsumsi. Islam melarang umatnya berlaku kikir yakni terlalu menahan-nahan harta yang dikaruniakan Allah SWT kepada mereka. Namun Allah juga tidak menghendaki umatnya membelanjakan harta mereka secara berlebih-lebihan di luar kewajaran (QS. 25: 67, 5: 87). Dalam mengkonsumsi, Islam sangat menekankan kewajaran dari segi jumlah, yakni sesuai dengan kebutuhan. Dalam bahasa yang indah Al-Quran mengungkapkan "dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya ... "(QS. 17: 29).
Menurut Najib (2003), terdapat arahan menurut Islam dalam berkonsumsi paling tidak ada tiga hal, yaitu:
48
Pertama, jangan boros. Seorang muslim dituntut untuk selektif dalam membelanjakan hartanya. Tidak semua hal yang dianmiap butuh saat ini harus segera dibeli. Karena sifat dari kebutuhan sesungguhnya dinamis, ia dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. Seorang pemasar sangat pandai mengeksploitasi rasa butuh seseorang, sehingga suatu barang yang sebenarnya secara riil tidak dibutuhkan tiba-tiba menjacli barang yang seolah sangat dibutuhkan. Contoh sederhana air mineral. Dahulu orang tidak terlalu membutuhkannya. Namun karena perusahaan rajin "memprovokasi" pasar, kini hampir di setiap rumah kita ada air mineral.
Kedua, seimbangkan pengeluaran dan pemasukan. Seorang muslim hendaknya mampu menyeimbangkan antara pemasukan dan pengeluarannya, sehingga sedapat mungkin tidak berutang. Karena utang, menurut Rasulullah SAW akan melahirkan keresahan cli malam hari dan mendatangkan kehinaan di siang hari. Ketika kita tidak memiliki daya beli, kita dituntut untuk lebih selektif lagi dalam memilih, tidak malah memaksakan diri sehingga terpaksa harus berutang. Hal ini tentu bertentangan dengan perilaku produktif. Kita telah merasakan: keresahan, kehinaan, serta kehilangan kemerdekaan sebagai satu bangsa akibat jerat utang.
Ketiga, tidal< bermewah-mewah. Islam juga melaran~1 umatnya hidup dalam kemewahan (QS. 56 : 41-46) Kemewahan yang dimaksud menurut Yusuf Al
49
Qardhawi adalah tenggelam dalam kenikmatan hidup berlebih-lebihan dengan berbagai sarana yang serba menyenangkan.
2.5 Kerangka Berpikir Pada umumnya belanja adalah sebuah prosesi yang menjadi kebiasaan dalam masyarakat. la adalah bagian dari keseharian anggota mayarakat. Akan tetapi, pada saat ini akumulasi kapital mengalami kemandekan, sehingga para kapital mencoba atau malah manghasilkan profit yang lebih baik. Karena itu belanja menjadi gaya hidup.
Umumnya remaja mengetahui kalau perilaku belanja impulsif tersebut merupakan suatu perilaku yang berlebihan dan sebaiknya tidak harus dilakukan dalam keseharian mereka, dan umumnya ju9a tidak menyetujui jika perilaku belanja impulsif menjadi bagian dari sebuah gaya hidup. Harus diakui kalau memang terkadang· sebagian dari mereka suka melakukan belanja dengan berlebihan.
Menurut Johnstone (dalam Mangkunegara, 1988), perempuan lebih mementingkan aspek emosional dalam memilih
baran~1
seperti warna, bentuk
dan aspek-aspek simbolik yang melekat pada barang tersebut. Mereka cenderung menyukai iklan-iklan yang berbau romantisme sehingga mereka
50
tidak lagi memperhatikan aspek fungsional dari barang yang akan mereka beli. Sebaliknya laki-laki menyukai pendapat yang obyektif dalam mempertimbangkan pembelian barang.
Sedangkan menurut Reynold & Wells (dalam Baxter, 1988), remaja akhir lebih menekankan pada pentingnya penampilan diri sehubungan dengan meningkatnya minat pada lawan jenis. Hal ini mendorong remaja pada tahapan ini untuk lebih mengikuti trend yang sedang berlangsung, ditambah lagi dengan daya beli yang lebih besar dan kebebasan untuk berbelanja apapun yang mereka inginkan sangat memungkinkan para remaja akhir ini melakukan belanja impulsif.
Selain itu, kecenderungan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki berbeda, maka tak jarang pasar ekonomi lebih didominasi oleh kaum hawa. Yang menyebabkan perbedaan kecenderungan belanja impulsif itu disebabkan: para remaja perempuan lebih menyukai barang-barang yang bermakna simbolik dan mengandung muatan emosi, sedangkan laki-laki lebih menyukai barang-barang yang bersifat fungsional. Barang-barang ini untuk alasan berbeda: perempuan memberikan alasan lebih emosional dan relationship-oriented, sementara laki-laki lebih fokus pada fungsinya, instrumental, activity-related. Perernpuan juga membeli sesuatu sebagai
51
fungsi simbolik, yang misalnya meningkatkan self-esteem, mengekspresikan kedudukan sosial, mengekspresikan personal dan membuat nyaman.
Adapun bagannya sebagai berikut: Laki-laki
Belanja lmpulsif
Perempuan
2.6 Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka, maka ditarik kesimpulan hipotesis, yaitu: •
Hiptesis Alternatif (Ha) Ada perbedaan yang signifikan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki.
•
Hipotesis Nol (Ho) Tidak ada perbedaan yang signifikan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki.
Bab 3 Metodologi Pene;itian
Bab ini terdiri dari empat sub bab. Yang pertama berisi tentang: Jenis Penelitian, yang kedua tentang Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel, kemudian yang ketiga tentang Pengumpulan Data, dan yang terakhir tentang Prosedur Penelitian.
3.1
Jenis Penelitian
3.1.1
Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk menjawab permasalahan, digunakan pendekatan kuantitatif.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental yang bersifat komparatif, yakni mengukur perbandingan dua kelompok subyek. Menurut Arikunto (2002), metode komparatif akan dapat menemul
3.1.2 ldentifikasi Variabel dan Operasional Variabell 1. ldentifikasi Variabel Variabel dibagi atas dua jenis, yaitu independent valiable atau variabel bebas dan dependent valiable atau variable terikat. Adapun variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah jender dan variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah kecenderungan belanja impulsif.
Menurut Rook (dalam Engel, Blackwell, & Miniard, 1995), belanja impulsif adalah perilaku belanja tanpa perencanaan yang matang terlebih dahulu, terdapat dorongan yang kuat untuk membeli, muncul secara tiba-tiba dan seringkali sulit untuk ditahan. Dan terdapat satu atau lebih karakteristik dalam belanja impulsif, yaitu: spontanitas, intensitas, kegairahan, dan ketidakpedulian akan akibat setelah membeli.
Menurut Arnould, dkk (2005 : 511 ), jender adalah definisi kultural dari seperangkat perilaku yang dianggap sesuai dengan jenis kelamin yang berlaku pada sebuah masyarakat tertentu, pada waktu tertentu dan pada kebudayaan sekitar (norma, nilai, kepercayaan dan adat istiadat setempat) yang berhubungan dengan seperangkat peran jender.
54
2. Operasional Variabel Definisi operasional variabel merupakan pengertian secara operasional mengenai variabel-variabel yang akan dipakai dalam pendekatan ini, yaitu:
a. Definisi operasional belanja impulsif Karakteristik belanja impulsif di antaranya adalah belanja spontanitas, intensitas untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak diperlukan setiap kali mengunjungi pusat perbelanjaan, kegairahan yang diwarnai dengan emosi dalam membeli, dan ketidakpedulian akan akibat setelah membeli.
b. IJ/;)fitllsi operasional jendet Adalah laki-laki dan perempuan. Hal ini dapat diketahui melalui ciri-ciri fisik yang terlihat pada diri subyek saat dilakukannya pengambilan data dan selain itu juga dapat diketahui melalui lembar kontrol tentang data identitas subjek.
55
3.2
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1
Populasi dan Sampel
a. Populasi Menurut Sugiyono (2002), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek dan subyek penelitian untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2004-2007, yang berusia 17-21 tahun. ,Jurnlah keseluruhan mahasiswa-mahasiswi Fakultas Psikologi adalah 650 orang, yang terdiri dari 538 mahasiswa perempuan dan 244 mahasiswa laki-laki.
Alasan pemilihan remaja akhir pada mahasiswa dalam penelitian ini dikarenakan pada usia ini remaja sudah memiliki daya beli yang lebih besar dibandingkan pada usia sebelumnya yang sebagian besar biaya konsumsi masih ditanggung sepenuhnya oleh orang tua. Bahkan pada masa remaja akhir ini, sudah banyak mahasiswa yang mulai memiliki daya beli yang lebih besar serta lebih bebas untuk memakai uang mereka tanpa harus meminta izin terlebih dahulu pada oran9 tuanya.
56
b. Sampel Menurut Coolican (1996), sampel adalah sekelompol< orang yang dipilih dari populasi yang akan dijadikan obyek penelitian yang dinilai representative untuk mewakili populasi. Arikunto (2002), yang menyatakan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah populasi (subyeknya) besar dapat di ambil antara 10-15% atau 20-25%. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 15 % dari jumlah populasi. Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 140 subyek yang terdiri dari 7'0 mahasiswa lakilclki dan 70 mahasiswa perempuan dari 851 mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sementara pada try out yang dilakukan pada tanggal 13 Desember 2007, peneliti menggunakan 50 sampel dari mahasiswa Fakultas Tarbiyah yang terdiri dai 32 mahasiswa perempuan dan 18 mahasiswa laki-laki jurusan Bahasa lnggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini disebabkan, sampel memiliki karakteristik yang sama dengan mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
57
3.2.2 Teknik Pengambilan Sampel Dalam menentukan sampel, peneliti menggunakan teknik random sampling yang merupakan metode pengambilan sampel dari suatu populasi dengan cara tertentu, sehingga semua sampel yang mungkin terambil memiliki probabilitas yang sama untuk terpilih (Kerlinger, 1992). Karakteristik sampel yang sama pada penelitian ini adalah subyek pada mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dengan rentang usia antara 17 sampai 21 tahun.
3.3
Pengumpulan Data
3.3.1
Metode dan lnstrumen Pengumpulan Data
lnstrumen yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah skala belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sayarif Hidayatullah, yaitu dengan menggunakan skala likert. Skala model likert berisi pernyataan yang sistematis untuk menunjukkan sikap terhadap setiap pernyataan yang ada, dimana individu atau seseorang ditanya apakah mereka sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), atau sangat tidak setuju (STS) dengan skor yang berkisar antara 1 sampai 4. Untuk item positif (favourabel) : SS
=4, S =
3, TS = 2, STS = 1, sedangkan untuk item negatif (unfavourabel) : SS = 1, S
=2, TS =3, dan STS =4.
58
Dalam pernyataan-pernyataan tersebut terdapat dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan favourabel dan unfavourabel. Di dalam dua jenis pernyataan tersebut diberi skala model likert. Dimanci subjek ditanya, apakah mereka sangat setuju, setuju, tidak setuju atau sangat tidak setuju. Adapun jumlah item sebelum diuji cobakan adalah sebanyak 96 item. Semakin tinggi skor subyek, maka semakin tinggi perilaku belanja impulsif remaja perempuan dan laki-laki. Kemudian, apabila total skor subyek rendah, makin rendah perilaku belanja impulsif remaja perempuan dan laki-laki.
Cara skoring dari skala Belanja lmpulsif ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 Bobot Skor Skala Favourable
Unfavourable
SS (Sangat Setuju)
4
1
S (Setuju)
3
2
TS (Tidak Setuju)
2
3
STS (Sangat Tidak Setuju)
1
4
Jawaban
3.3.2 Teknik Uji lnstrumen Penelitian Suatu penelitian ilmiah harus menggunakan alat ukur yang valid dan reliabel, agar kesimpulan penelitian Jainnya tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya.
59
1. Uji Validitas
Menu rut Azwar (2001 ), validitas adalah ketepatan kecermatan skala dalam menjalankan fungsi ukurnya, atau dengan kata lain apakah alat tersebut mampu mengukur apa yang akan diukur. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi. Tinggi rendah11ya validitas instrumen sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Uji validitas skala dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor masing-masing item dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah tehnik analisis korelasi product moment dari pearson. Untuk perhitungannya peneliti menggunakan rumus Korelasi Product Moment ialah sebagai berikut: Ru mus:
Keterangan : rxy
angka indeks antara variabel X dan Y
l:XY
jumlah dari hasil perkalian antara skor X dan Y
l:X
jumlah dari skor tiap butir
l:Y
jumlah dari skor total
l:X
2
jumlah dari skor X yang telah terlebih dahulu dikuadratkan
60
"ZY2
jumlah dari skor Y yang telah terlebih dahulu dikuadratkan
("ZX) 2
:
jumlah dari seluruh skor variabel X, setelah dikuadratkan
("ZY) 2
:
jumlah dari seluruh skor variabel Y, setelah dikuadratkan jumlah :>ubyek penelitian
N
Nilai validitas item yang didapat akan dibandingkan dengan koefisien korelasi pada r table untuk taraf signifikasi 0.05 atau 5%.
2. Uji Reliabilitas Azwar (2001), mengatakan bahwa reliabilitas adalah konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran atau dengan kata lain menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Rumus Alpha Cronbach adalah sebagai berikut: Rum us [K] [1-ISj 2 ] ~-~~ K-1 sx 2
Q=--
Keterangan : a
: koefisien Alpha Cronbach
K
: banyak belahan tes j : j
Sj
: varians skor tes
SX2
:
varians skor tes
=1,2, ... K
61
Adapun klasifikasi reliabilitas adalah: ;;:: 0, 90
= sangat reliable
0, 70 - 0, 89 = reliable O, 40 - 0, 69 = cukup reliable 0, 20 - 0, 39 = kurang reliable
3.3.3 Hasil Uji lnstrumen Penelitian Uji instrumen diberikan kepada mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta di Fakultas Tarbiyah dan llmu Keguruan (FTIK) Jurusan Bahasa lnggris sebanyak 50 responden dibagi menjadi
;~
kelompok, 32
kelompok mahasiswa perempuan dan 18 kelompok mahasiswa yang laki-laki dengan jumlah item sebanyak 96 butir.
3.3.3.1 Uji Validitas Skala Belanja lmpulsif Berdasarkan hasil uji coba terhadap 96 item dalam instrumen kecenderungan belanja impulsif, maka terdapat 56 item yang valid dan 40 item lainnya tidak valid. Dari uji reliabilitas tersebut, diperoleh koefisien belanja impulsif sebesar 0,9445. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian ini sangat reliabel untuk digunakan, karena sesuai dengan kaidah reliabilitas Guilford, suatu skala dikatakan reliabel jika nilai Alpha Cronbach antara 0,70.9. Untuk lebih jelasnya item-item yang valid dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
62
Tabel 3.2 Blue Print Skala Belanja lmpulsif
No
Aspek
i.
Spontansitas
a.
Tanpa perencanaan
b.
Stimulus visual
2.
lntensitas untuk membeli
Favorable
Unfavorable
Jumlah
-
-
2,1*,3,4,
7',8,6,5*
8
11*, 10*,9, 13', 14*, 15*, 12
18', 17*, 16, 19*,22,20*,21
14
-
-
24,26*,25*,23,27*,29*
30*,31*,28*,32
10
35,33*,34*,37*,38*,36'
41,42,39,40*,43*,44*
12
-
-
47',46,49,48,45'
50,51,54',53,52'
10
sesuatu setiap kali mengunjungi toke
a.
Dorongan berbelanja setiap saat
b.
Tersedianya waktu dan uang
3.
Kegairahan yang diwarnai dengan emosi
a.
Senang
b.
Sedih
58',55,56,57*,
62,60,61,59
8
c.
Marah
63,65,64*
68',67,66
6
4.
Ketidakpedulian akan
-
-
70*,72*,69*,71*,73*
76*, 78, 75*, 77' 74*
akibat
a.
Tidak sesuai dengan kebutuhan
10
63
--..
b.
"-~-~---------····
Keperluan yang lain tidak
. ··---
84,86,85*,83.
8
89',87* ,90,88*,91 *
94 ",95*,92,93,96*
10
48
48
96
82',79',80',81*
terbeli
c.
Barang tidak terpakai Jumlah
Ket *: item valid
3.3.4 Teknik Analisis Data Analisis data diarahkan untuk menguji hipotesis yang diajukan untuk pengujian hipotesis yang mengatakan ada dan tidaknya perbedaan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki dengan menggunakan t-test. Adapun rumus t-test adalah sebagai berikut: Rum us t = Mx-My SDbm Keterangan : Mx
Mean dari sampel X
My
Mean dari sampel Y
SDbm
Standar kesalahan perbedaan mean
Hasil penelitian dihitung dengan menggunakan SPSS 11.5. Hasil penelitian akan diinterpretasikan dengan menunjuk pada table nifai r, dan mengacu pada kelompok signifikasnsi sebesar 0.05 atau 5 %. Jika hasil perhitungan
64
lebih besar dari r table, maka korelasi dianggap tidak si~Jnifikan atau Ho ditolak dan Ha diterima. Namun, jika hasil penelitian lebih kecil dari r table, maka korelasi dianggap tidak signifikan atau Ho diterima dan Ha ditolak.
3.4 Prosedur Penelitian a. Tahap Persiapan 1. Studi pendahuluan dilakukan pada mahasiswa-mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada bulan Oktober 2007.
2. Dimulai dengan perumusan masalah 3. Menentukan variabel yang akan diteliti 4. Melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan teori yang tepat mengenai variabel penelitian.
5. Menentukan, menyusun, dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah perilaku kecenderungan belanja impulsif remaja perempuan dan laki-laki dengan menggunal
Skala Belanja lmpulsif
65
Skala ini terdiri dari 96 item yang mewakili 10 sub-indikator dari 4 indikator belanja impulsif. Kemudian diperoleh hasil bahwa 56 pernyataan valid yang mewakili 1O sub indikator dari 4 indikator belanja impulsif. Item yang valid adalah nomor
'I,~),
7, 10, 11, 13, 14,
15, 17, 18, 19, 20, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, :14, 36, 37, 38, 40, 43, 44, 45.
Kemudian item-item yang valid diuji reliabilitasnya dengan menggunakan alpha cronbach dan diperoleh hasil koefisien reliabilitas sebesar 0.9445 yang berarti bahwa skala tersebut sangat reliable, sebagaimana dalam Azwar (2005) semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1.00 berarti semakin tinggi tingkat reliabilitas dan sebaliknya. 7. Melakukan Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa-mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tanggal 3 Januari 2008.
b. Tahap Penelitian 1. Menentukan sampel penelitian dan melakukan lmnfirmasi dengan pihak akademik. Memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta kesediaan subyek untuk mengisi ska.la.
66
2. Melakukan pengambilan data dan memberikan alat ukur yang telah dipersiapkan kepada subyek penelitian.
c. Tahap Pengolahan Data 1. Melakukan skoring pada setiap skala yang masuk. 2. menghitung dan membuat tabulasi data yang diperoleh dan kemudian dibuat tebel data. 3. Melakukan analisa statistik data dengan menggunakan metode statistik yang menguji hipotesis penelitian.
d. Tahap Pembahasan 1. Menginterpretasikan dan membahas hasil statistik berdasarkan teori. 2. Merumuskan hasil penelitian dengan menghitung data penunjang yang diperoleh.
BAB4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA
Bab ini terdiri dari lima sub bab. Yang pertama berisi tentang: Gambaran Umum Responden, yang kedua tentang Uji lnstrumen Penelitian, yang ketiga tentang Uji Persyaratan, kemudian yang keempat tentang Kategorisasi Skor Berdasarkan Belanja lmpulsif, dan yang terakhir berisi tentang Kategorisasi Skor Berdasarkan Aspek Belanja lmpulsif Antara Remaja Perempuan dan Laki-laki.
4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian ini melibatkan 140 responden, yaitu 70 mahasiswa perempuan dan 70 mahasiswa laki-laki yang berusia antara 17-21 tahun. Dari data yang diperoleh terdapat gambaran umum masing-masing kelompok.
4.1.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, maka sampel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Tabet 4.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Ketamin Jenis Kelamin
Frekuensi
Laki-laki
70
I ''
50,00%
I I
70
Perempuan
Persentase (%)
50,00%
I
Total
140
100%
I
4.1.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Berdasarkan usia, subyek dalam penelitian dapat digambarkan pada tabel berikut:
Tabet 4.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Perempuan
•
Laki-laki
I
Usia
l '
Frekuensi
Persentase (%)
Frekuensi
Persentase (%)
17
2
2.86%
1
1.43%
18
14
20%
6
8.57%
19
12
17.14%
17
2429%
20
27
38.58%
20
28.57%
21
15
21.42%
26
37.14%
Jumlah
70
100%
30
100
I
iI
i
Berdasarkan usia, diperoleh gambaran secara umum mahasiswa perempuan yang berada pada usia 17 tahun sebanyak 2 orang (2,86%), 18 tahun
I
69
seb3nyak 14 orang (20%), usia 19 tahun sebanyak 12 orang (17.14%), kemudian usia 20 tahun sebanyak 27 orang (38.58%), dan usia 21 tahun sebanyak 15 orang
(21.4~%).
Kemudian diperoleh gambaran secara umum
mahasiswa laki-laki yang berada pada usia 17 tahun sebanyak 1 orang (1.43%), 18 tahun sebanyak 6 orang (8.57%), usia 19 tahun sebanyak 17
orang (24.29%), kemudian usia 20 tahun sebanyak 20 orang (28.57%), dan usia 21 tahun sebanyak 26 orang (37.14%). Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa untuk kelompok mahasiswa perempuan yang berusia 20 tahun sebanyak 27 orang (38.58%) lebih banyak dibandingkan dengan usia yang lainnya. Sedangkan untuk kelompok mahasiswa laki-laki yang berusia 21 tahun sebanyak 26 orang (37 .14%) lebih banyak dibandin9kan dengan usia yang lainnya.
4.2 Uji Persyaratan Uji persyaratan adalah syarat untuk melakukan analisis lebih lanjut dalam mengolah data. Uji persyaratan yang digunakan disini aclalah uji normalitas dan uji homogenitas dengan menggunakan SPSS 11.5
4.2.1 Uji Normalitas Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan. Dengan demikian, analisis
70
statistik pertama yang harus digunakan dalam rangka analisis data adalah uji asumsi statistik yang berupa uji normalitas.
Ada pun uji ini memakai uji Komogrov - Smimov untuk menguji keselarasan (goodness of fit). Dalam hal ini yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi nilai sampel (skor yang diobservasi) den(ian distribusi teoritis tertentu (normal, uniform, eksponensia I poisson). Jadi hipotesis statistiknya adalah bahwa distribusi frekuensi hasil pengamatan bersesuaian dengan distribusi frekuensi hara pan (teoritis ). Berikut adalah hipotesisnya: Ho
: populasi berdistribusi tidak normal (jika probabilitas < 0.05)
Ha
: populasi berdistribusi normal (jika probabilitas > 0.05)
Tabel 4.3 Uji Normalitas
I
1-------1-Je_n_is_K_e1_an_1_in-1---K·olmogorov-Smirnov(a)
Statist~
1
I
DI
___._
Sig. -rstatistic
Shapiro-Wilk
di
Sig.
1
Belanja
I
Perempuan
.061
70 I
.101
70
.200(')
.983
70
.485
.073
.974
70
.144
in1pulsif
Laki-laki
" Thrs 1s a lo\ver bound of the true s1gnrf1cance. a Lilliefors Significance Correction
71
Data dari skala belanja irnpulsif sebesar 0,20 dengan rnenggunakan taraf signifikansi alpha 0,05, rnaka diketahui bahwa nilai probabilitas 0,20 lebih besar cari 0,05, rnaka Ho ditolak. Dengan dernikian, hipotesis alternatif (Ha) diterirna. Sehingga dapat disirnpulkan bahwa data skala belanja irnpulsif antara rernaja perernpuan dan laki-laki berdistribusi normal.
Nonnalitas data berdasarkan skala belanja irnpulsif antara perernpuan dan laki-laki juga dapat dilihat berdasarkan garnbar diagram 0-0 plot keluaran SPSS 11.5. berikut ini:
GRAFIK 4.1 SKALA BELANJA IMPULSIF PEREMPUAN Normal Q-Q Pbt of Belanja lmpulsif ForVAR00002= Parempuan
" E
<>
-1
z u
~ -~
•~
W~J-~~~~~~~~~~---1 !i
100
I IO
1:0
I);
!40
150
rntl
!Ii)
Dari garnbar diatas dapat terlihat bahwa sebaran data variabel skala kecenderungan belanja irnpulsif perernpuan berada di sekitar garis diagonal,
72
dan penyebaran titik data searah dengan garis diagonal. .Jadi data pada skala belanja impulsif perempuan dikatakan normal.
GRAFIK 4.2 SKALA BELANJA IMPULSIF LAKl-LAKI Normal Q-Q Plot of Belanja lmpulslf For VAR00002= Laki-b ~J
Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa sebaran data variabel skala belanja impulsif laki-laki berada di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik data searah dengan garis diagonal. Jadi data pada skala kecenderungan belanja impulsif perempuan dikatakan normal.
4.2.2 Uji Homogenitas Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui variabilitas mean dari data dalam suatu kelompok. Dalam penelitian ini, uji homogenitas dilakukan
7'
!.)
dengan menggunakan rumus One-Way Anova. Adapun hipotesis yang dapat diajukan adalah: Ho
: Varians data bersifat tidak homogen Uika probabilitas < 0.05)
Ha
: Varians data bersifat homogen Uika probabilitas > 0.05)
Tabel 4.4 Uji Homogenitas Levene Statistic be!anja impulsif
df1
df2
i
Based on Mean
.150
1
Based on Median
.134
1 '
.134
1
.159
1 .
Sig.
138 .
.699
138
.715
134.159
.715
Based on Median and
v1ith adjusted df Based on trimn1ed
138 i
.691
mean
Hasil uji homogenitas pada data skala n diperoleh angka probabilitas sebesar 0,699 dengan menggunakan taraf signifikansi alpha 5% maka diketahui bahwa nilai probabilitas skala belanja impulsif nilainya lebit1 besar dari 0,05. sehingga dapat disimpulkan bahwa skala tersebut Ha diterima yang berarti varians dari data tersebut bersifat homogen.
74
4.3 Hasil Utama Penelitian Berikut ini hasil uji-t dari skor belanja impulsif masing-masing kelompok, yaitu kelompok remaja perempuan dan remaja laki-laki, dapat clilihat pada tabel 4.8.
Ho dilerima jika t hitung < l label
Ha dilerima jika t hitung > l label
Tabel 4.5 T-Test Independent Samples Test Belania lmpulsif Equal variances Equal variances assurned not assumed
Leven e's Test for Equality of Variances
F
t-test for Equality of
t
Means
di Sig. (2-tailed)
.150
Sig.
3.807 136.620
138 .000
Mean Difference
11.0857
Std. Error Difference
95°/o Confidence Interval of the Difference
i
.699 3.807
Lower
Upper
I
.000 11.0857
2.91166
2.91166
5.32847 16.84296
5.32796 16.84347
Berdasarkan hasil uji beda dengan menggunakan teknilc t test, dihasilkan nilai
t hilung sebesar 3.807. Semenlara nilai t table pada taraf signifikansi 5% dengan df 138 adalah sebesar 1.66. Kepulusan: Ha diterima jika t hitung > t table
Karena nilai t hitung yang dihasilkan (3.807) > t table (1.66), maka hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki diterima. Dan hipotesis nihil (Ho) ditolak.
Jika dilihat dari hasil uji-t yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat perbedaan belanja impulsif yang signifikan antara remaja perempuan dan laki-laki. Sementara itu, untuk melihat mean (rata-rata) pada masing-masing kelompok, dapat diperoleh gambaran bahwa remaja laki-laki lebih rendah tingkat belanja impulsifnya dibandingkan dengan remaja perempuan. Berikut ini label perkelompok yang dapat menjelaskan hal tersebut.
Tabel 4.6
I
kelompok umur
Belanja
Group Statistics
I
N
Mean
, Std. Deviation
I
Std. Error Mean
Perempuan
70
131.6286
16.33718
1.95267
70
120.5429
18.07046
2.15983
impulsif Laki-laki
Dari label di atas, rata-rata belanja impulsif remaja perempuan adalah sebesar 131.6286, sedangkan remaja laki-laki sebesar 120.5429. Berdasarkan nilai rata-rata ini, tampak kecenderungan belanja impulsif
76
remaja perempuan lebih bGsar dari laki-laki. Dengan demikian, terdapat perbedaan tingkat belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki.
4.4 Kategorisasi Skor Berdasarkan Belanja lmpulsif Antara Remaja Perempuan dan Laki-laki Periulis menggunakan kategori jenjang (data ordinal). Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok·yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur, misalnya dari rendah ke tinggi, dari negatif ke positif, dari paling jelek ke baik dan semacamnya. Dalam menentukan nilai tersebut adalah skala belanja impulsif terdiri dari 56 item kalimat pemyataan.
Untuk mengetahui perbedaan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki, penulis melakukan kategorisasi rentangan untuk setiap responden. Rentangan dibagi menjadi tiga interval dengan kategori: tinggi, sedang dan rendah. Adapun tingkat belanja impulsif antara remaja perempuan dan lakilaki pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dapat dilihat pada label berikut.
77
Tabel 4.7 Kategorisasi Belanja lmpulsif Gabungan Pada Mahasiswa Perempuan dan Laki-laki Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Kategori
Klasifikasi Sebaran
Interval
Frekuensi
%
!
Tinggi
Mean+SD keatas
x > (168)
0
0%
i
Sedang
Mean2:SD keatas
(168) > x > (112)
111
79.29%
Rendah
Mean-SD kebawah
29
20.71%
70
100
(112) I
Jumlah
I
I
Dari tabel di alas dapat dilihat bahwa sebanyak 111 orang (79.29%) baik remaja perempuan dan laki-laki mahasiswa Falkultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki belanja impulsif yang sedang berdasarkan kategori kelompok antara perempuan dan laki-laki dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Kategorisasi Belanja lmpulsif Pada Mahasiswa Perempuan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jal<arta Kategori
Klasifikasi Sebaran
Tinggi
Mean+SD keatas
Sedang
Mean2:SD keatas
Rendah
Mean-SD kebawah
Jumlah
Interval
x>
(168)
(168) > x > (112) (112)
Frekuensi
%
0
0%
60
85.71%
10
14.29%
70
100
Sementara ilu pada label di alas dapal dilihal bahwa sebanyak 60 orang (85.17%) remaja perempuan yang memiliki lingkat belanja impulsif dalam
78
ka\ego:i sedang. Sedangkan remaja perempuan yang memiliki tingkat belanja impulsif rendah sebanyak 10 orang (14.29%) dan remaja perempuan yang mempunya: belanja impulsif tinggi sebesar O orang (0%).
Tabel 4.9 Kategorisasi Belanja lmpulsif Pada Mahasiswi Laki-laki Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jaka1ta Kategori
Klasifikasi Sebaran
Interval
IFrekuensi
%
Tinggi
Mean+SD keatas
x > (168)
0
QO/o
Sedang
Mean:t:SD keatas
(168) > x> (112)
51
72.86%
Rend ah
Mean-SD kebawah
19
27.14%
70
100
Jumlah
(112)
Dari label di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 51orang (72.86%) orang remaja laki-laki memiliki tingkat belanja impulsif dalam kategori sedang. Sedangkan remaja laki-laki yang memiliki tingkat belanja impulsif rendah sebanyak 19 orang (27.14%) dan remaja laki-laki memiliki tingkat belanja impulsif tinggi sebesar O orang (0% ).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dari hasil penghitungan skala belanja impulsif antara remaja perempuan maupun laki-laki kedua kelompok tersebut temyata mayoritas memiliki tingkat belanja impulsif dalam kategori !>edang. Sehingga dalam kategorisasi pada belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-
79
laki dalam membeli sesuatu yang mereka inginkan berada pada kategorisasi sedang.
4.5 Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek Penulis mengukur kategori berdasarkan aspek belanja irnpulsif antara perempuan dan laki-laki, yang terbagi dalam empat aspek, yaitu: spontanitas, intensitas untuk membeli sesuatu setiap kali mengunjun9i toko, kegairahan yang diwarnai dengan emosi, dan ketidakpedulian akan akibat.
4.5.1
Kategorisasi Aspe-aspek Belanja lmpulsif Pada Perempuan Tabel 4.10 Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek Spontanitas Pada Perempuan
Kategori
Klasifikasi Sebaran
Interval
Frekuensi
%
Tinggi
Mean+SD keatas
x > (36)
7
10%
Sedang
Mean;<:SD keatas
(36) > x > (24)
58
82.86%
Rendah
Mean-SD kebawah
5
7.14%
'70
100
Jumlah
(24)
Dari tabel di atas pada aspek spontanitas dapat dilihat bahwa sebanyak 58 orang (82.86%) remaja perempuan memiliki aspek spontanitas pada belanja impulsif dalam kategori sedang. Sedangkan aspek spontanitas pada belanja
80
impulsif rendah sebanyak 5 orang (7.14%) dan aspek sponlanilas pada belanja impulsif tinggi sebesar 7 orang (10%).
Tabet 4.11 Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek lntensitas Untuk Membeli Sesuatu Setiap Kali Mengunjungi Toko Pada Perempuan Kategori
Klasifikasi Sebaran
Interval
Frekuensi
%
Tinggi
Mean+SD keatas
x > (45)
3
4.29%
Sedang
Mean:i:SD keatas
(45) > x > (30)
60
85.71 %
Rendah
Mean-SD kebawah
7
10%
70
100
Jumlah
(30)
I II I
''' Dari label di alas pada aspek inlensilas unluk membeli sesualu setiap kali mengunjungi loko dapal dilihal bahwa sebanyak 60 orang (85. 71 %) remaja perempuan memiliki aspek inlensitas unluk membeli sesualu setiap kali mengunjungi loko pada belanja impulsif dalam kalegori sedang. Sedangkan aspek inlensilas unluk membeli sesualu setiap kali mengunjungi loko pada belanja impulsif rendah sebanyak 7 orang (10%) dan pada belanja impulsif tinggi sebesar 3 orang (4.29%).
81
Tabel 4.12 Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek Kegairahan yang Diwamai Dengan Emosi Pada Perempuan
1
Kategori Tinggi
I
1
Sedang
Klas ifikas i Seba ran
I'
Interval
Frelmensi
I
%
I
x > (24)
7
10%
(24) > x > (16)
59
84.29%
4
5.71%
70
100
Mean+SD keatas
I Mean:t:SD keatas
I
I
Rendah
(16)
Mean-SD kebawah
! I I
Jumlah ~--------
-·
i
I
dilihat bahwa sebanyak 59 orang (84.29%) remaja perempuan memiliki aspek kegairahan yang diwarnai dengan emosi pada belanja impulsif dalam kategori sedang. Sedangkan aspek kegairahan yang diwarnai dengan emosi pada belanja impulsif rend ah sebanyak 4 orang (5. 71 %) dan pada belanja impulsif tinggi sebesar 7 orang (10%).
Tabel 4.13 Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek Ketidakpedulian Akan Akibat Pada Perempuan Kategori
Klasifikasi Seba ran
Interval
Frelmensi
%
Tinggi
Mean+SD keatas
x > (66)
0
0%
Sedang
Mean:t:SD keatas
(66)> x > (54)
54
77.14%
Rend ah
Mean-SD kebawah
16
22.86%
70
100
(54)
'
I
Dari label di atas pada aspek kegairahan yang diwarnai dengan emosi dapat
Jumlah
I
82
Dari tabel di atas pada aspek ketidakpedulian akan akibat dapat dilihat bahwa sebanyak 54 orang (77 .14 % ) remaja perempuan memiliki aspek ketidakpedulian akan akibat pada belanja impulsif dalam kategori sedang. Sedangkan aspek ketidakpedulian akan akibat pada belanja impulsif rendah sebanyak 16 orang (22.86%) dan pada belanja impulsif tinggi sebesar O orang (0%).
4.5.2 Kategorisasi Aspek-aspek Belanja lmpulsif Pada Laki-laki. Tabel 4.14 Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek Spontanitas PadaLaki-laki '
·-···~-
-·~·-
[__ %___
Kategori
Klasifikasi Sebaran
Interval
Frekuensi
Tinggi
Mean+SD keatas
x > (36)
2
Sedang
Mean:i::SD keatas
(36) > x > (24)
55
78.57%
Rendah
Mean-SD kebawah
13
18.57%
70
100
(24)
Jumlah
I
2.86%
Dari tabel di atas pada aspek spontanitas dapat dilihat bahwa sebanyak 55 orang (78.57%) remaja laki-laki memiliki aspek spontanitas pada belanja impulsif dalam kategori sedang. Sedangkan aspek spontanitas pada belanja impulsif rendah sebanyak 13 orang (18.57%) dan aspek spontanitas pada belanja impulsif tinggi sebesar 2 orang (2.86% ).
1
83
Tabel 4.15 Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek lntensitas Untuk Membeli Sesuatu Setiap Kali Mengunjungi Toko Pada Laki-laki Klasifikasi Sebaran
Kategori
x
Tinggi
I
Mean+SD keatas
Sedang
!'
Mean:!;SD keatas
I
Mean-SD kebawah
I
Rendah
Interval
I
> (45)
(45) >
x
> (30)
(30)
' Jurnlah
i
I I I' I I
I I
'
Frekuensi
I
%
I i
2.86%
i i
2 57 11 70
I I
81.43% 15.71%
i
I '
100
I
! '
!
Dari tabel di atas pada aspek intensitas untuk membeli sesuatu setiap kali mengunjungi toko dapat dilihat bahwa sebanyak 57 orang (81.43%) remaja laki-laki memiliki aspek intensitas untuk membeli sesuatu setiap kali mengunjungi toko pada belanja impulsif dalam kategori sedang. Sedangkan aspek intensitas untuk membeli sesuatu setiap kali mengunjungi toko pada belanja impulsif rendah sebanyak 11 orang (15.71 %) dan pada belanja impulsif tinggi sebesar 2 orang (2.86%).
Tabel 4.16 Kategorisasi Belanja lmpulsif BerdasarfKan Aspek Kegairahan yang Diwamai Dengan Emosi Pada Laki-laki Kategori Tinggi
I I
Klasifikasi Sebaran
Interval
Mean+SD keatas
x > (24)
I
Sedang
Mean::SD keatas
Rendah
Mean-SD kebawah
Jurnlah
II
(24) >
x > (16)
(16)
I'
---i
Frekuensi
%
2
2.86%
50
71.43%
18
25.71%
70
100 I
'
Dari label di alas pada aspek kegairahan yang diwarnai dengan emosi dapal dilihal bahwa sebanyak 50 orang (71 .43%) remaja laki-laki memiliki aspek kegairahan yang diwarnai dengan emosi pada belanja impulsif dalam kalegori sedang. Sedangkan aspek kegairahan yang diwamai dengan emosi pada belanja impulsif rendah sebanyak 18 orang (25.71%) dan pada belanja impulsif tinggi sebesar 2 orang (2.86%).
Tabet 4.17 Kategorisasi Belanja lmpulsif Berdasarkan Aspek Ketidakpedulian Akan Akibat Pada Laki-laki Kategori
Klasifikasi Sebaran
Tinggi
Mean+SD keatas
I I I
Interval
x
> (66)
Frekuensi
%
0
0%
35
50%
35
50%
7'0
100
I
Sedang
Mean:t:SD keatas
I Rendah Jumlah
I
Mean-SD kebawah
(66) > x > (54) (54) '
i
iI I
I I
""····-·
i
·~-·~-·--
Dari label di alas pada aspek kelidakpedulian akan akibal dapal dilihal bahwa sebanyak 35 orang (50%) remaja laki-laki memiliki aspek kelidakpedulian akan akibat pada belanja impulsif dalam kategori sedang. Sedangkan aspek kelidakpedulian akan akibat pada belanja impulsif rendah sebanyak 35 orang (50%) dan pada belanja impulsif tinggi sebesar O orang (0%).
-··-·····
85
Jadi, dapat disimpulkan bahw3 dari hasil penghitungan skala belanja impulsif pada aspek spontanitas, intensitas untuk membeli sesuatu setiap kali mengunjungi toko, kegairahan yang diwarnai dengc:n emosi, dan ketidakpedulian akan akibat antara remaja perempuan maupun laki-laki kedua kelompok tersebut ternyata mayoritas memiliki tingkat belanja impulsif dalam kategori sedang. Dan terlihatjumlah yang paling besar pada aspekaspek belanja impulsif antara perempuan dan laki-laki, aspek itensitas untuk membeli sesuatu setiap kali mengunjungi toko yang lebih besar, yaitu 60 orang (85.71%) untuk perempuan dan 57 orang (8i .43%) untuk lakilaki.
BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Seperti yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan has1I analisis data serta pengujian hipotesis yang telah dikemukakan pada bab 4, dapat diambil kesimpulan bahwa: ada perbedaan yang signifikan belanja impulsif antara remaja perempuan dengan remaja laki-laki.
5.2 Diskusi Berdasarkan kesimpulan di atas, maka diperoleh hasil yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan yang dikatakan oleh pakar industri Aslamawati maupun ahli ekonomi Sucherly (Gila belanja yang bikin sengsara, 2006) yang sama-sama menyatakan bukan hanya perempuan yang memiliki hobi berbelanja. Banyak juga laki-laki yang hobi berbelanja, seperti membeli elektronik, baju, celana, topi, dan barang lainnya.
87
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dilakukan oleh Handayani (2001 ). yang dilakukan pada mahasiswa Universitas Katolik Atmajaya Jakarta. Hasil penelitian mengatakan bahwa terdapat perbedaaan belanja impulsif yang signifikan antara laki-laki dan perempuan. Walaupun penelitian tersebut pernah dilakukan di Atmajaya akan tetapi pada hasil penelitian ini berbeda dari segi aspek belanja impulsifnya dimana pacla aspek tertentu terdapat tingkat belanja yang besar dan dari tinggi-rendah belanja impulsif antara perempuan dan laki-laki berada dalam tingkat yang sedang pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan pada Universitas Atmajaya Jakarta karena pada skripsi ini peneliti melihat pada aspek-aspek belanja impulsifnya, yang mana tujuan tersebut diharapkan dapat melihat pada aspek mana dari indikator-indikator belanja impulsif yang mempunyai pengaruh lebih besar dalam menentukan perilaku seseorang dalam membeli suatu barang. Adapun aspek tersebut terdapat: 1). Aspek spontanitas, 2). Aspek intensitas untuk membeli sesuatu setiap kali mengunjungi toko, 3). Aspek kegairahan yang diwarnai dengan emosi, dan 4). Aspek ketidakpedulian akan akibat.
88
Dari aspek-aspek tersebut aspek intensitas untuk membeli sesuatu setiap kali mengunjungi toko yang lebih besar dengan hasil presentase 60 orang (85.71%) untuk perempuan dan 57 orang (81.43%) untuk laki-laki. Kemudian pada skripsi ini peneliti menghitung dari kategorisasi tinggi-rendah belanja impulsif antara perempuan dan laki-laki berada pada tingkat sedang yaitu 60 orang (85.71 %) pada perempuan dan 51 orang (72.86%) pada laki-laki.
Berdasarkan penelitian yang yang peneliti lakukan dari hasil analisis data yang telah dijelaskan pada BAB 4, diketahui bahwa terdapat perbedaan belanja impulsif antara remaja perempuan dan laki-laki. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil penghitungan group statistic terhadap data kedua kelompok dengan mean 131.6286 untuk perempuan dan mean 120.5429 untuk laki-laki.
Perbedaan belanja impulsif tersebut dikarenakan perbedaan karakteristik antara laki-laki dan perempuan dalam aspek emosi temyata merupakan salah satu penyebab munculnya perbedaan belanja impulsif di antara mereka. Perempuan temyata lebih ekspresif secara emosional (emotionally
expressive) dan mengkarakterisasikan emosi mereka secara lebih dalam atau lebih intens serta merasa lebih bebas untuk mengekspresikannya dibandingkan dengan laki-laki (Diener, Sandvik & Larson; Fuchs & Thelen; Saami, dalam Shaffer, 2000). Selain itu, perempuan temyata lebih emosional
89
karena kepribadian mereka merupakan suatu kesatuan yang terintegrasi antara aspek-aspek emosionalitas, rasio dan suasana hati sehingga mereka seolah-olah i:'erpikir dengan mengikutsertakan perasaan dan suasana hatinya. Pikiran, perasaan dan kemampuan yang erat berhubungan satu sama lain menyebabkan kaum perempuan cepat mengambil tindakan atas dasar emosinya. Sebaliknya, kepribadian laki-laki membatasi dengan jelas antara pikiran, rasio dan emosionalitas sehingga jalan pikirannya tidak dikuasai oleh emosi, perasaan maupun suasana hati. Perbedaan aspek emosional ini disebabkan karena faktor pembentukan peran jender yang telah dialami oleh seseorang sejak masa kanak-kanak. Perempuan diharapkan memiliki peran ekspresif (expressive role) dimana mereka dituntut untuk menampilkan sikap ramah, sensitif, memelihara dan kooperatif (Parsons, dalam Shaffer, 2000). Sedangkan laki-laki diharapkan memiliki peran instrumental (instrumental role), dimana mereka diharapkan menjadi dominan, asertif, independen dan kompetitif. Laki-laki juga memiliki stereotipe untuk bersikap agresif, tidak emosional, menyembunyikan emosi, objektif dan logis (Brannon, 1996). Banyak pihak yang berperan dalam pembentukan jender ini yaitu orangtua, teman sebaya, sekolah dan media. Orangtua dan lingkungan merupakan faktor yang berperan besar dan paling dekat dengan kehidupan anak-anak. Sejak masa kanak-kanak sampai remaja, perkembangan jender didapatkan melalui pengamatan dan peniruan dari perilaku jender yang diperlihatkan oleh orang-orang di sekitar mereka.
90
Bahkan kadang mereka menerima hukuman atau penghar9aan dari lingkungan (orangtua, teman sebaya, guru, saudara sebaya) ketika mereka memperlihatkan perilaku yang sesuai atau tidak sesuai dengan jender mereka. Hampir setiap saat remaja dihadapkan pada model-model yang memperlihatkan perilaku feminin dan maskulin yan9 sesuai dengan norma masyarakat tempat mereka tinggal. Anak perempuan diharapkan men9ambil peran feminin sedangkan laki-laki diharapkan mengambil peran maskulin. Jika mereka melanggar ketentuan ini mereka akan menclapat hukuman (punishment) clari masya rakat dan keluarga mereka, terutama orangtua.
Menurut lrawan (Sepuluh karakteristik unik konsumen Indonesia, 2007), belanja impulsif adalah perilaku orang yang tidak merencanakan sesuatu dalam berbelanja. Konsumen yang melakukan belanja impulsif tidak berpikir untuk membeli produk atau merek tertentu. Mereka langsung melakukan pembelian karena ketertarikan pada merek atau produk saat itu juga. Rook dan Fisher (Sepuluh karakteristik unik konsumen Indonesia 2007), misalnya pernah mendefinisikan belanja impulsif sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli secara spontan, reflek, tiba-tiba, dan otomatis.
Definisi tersebut di atas terlihat bahwa belanja impulsif merupakan sesuatu yang alamiah dan merupakan reaksi yang cepat. Namun demikian, dalam situasi dan waktu apa itu te~adi, memang tidak dijelaskan. Jadi belanja
91
impulsif ini terjadi di mana saja dan kapan saja. Termasuk pada saat melihat iklan di televisi atai billboard, dan kemudian si konsumen langsung membeli.
5.3 SARAN Penulis mengajukan beberapa saran untuk perbaikan dan penyempurnaan pada penelitian selanjutnya: a. Saran Praktis : o Perhatikan dengan seksama kemana uang pergi. Miliki memo kecil untuk mencacat apa yang dibutuhkan dan mencatat apa yang dibeli. Seperti sihir, sebenarnya cara ini cukup ampuh untuk mencegah dan membuang uang percuma. Terbiasa mencatat juga akan membantu anda menjadi lebih cermat dan tentu lebih hemat saat belanja. o Jangan suka belanja mendadak, makin banyak waktu untuk belanja, makin hematlah anda. Anda bisa membandingkan harga sebelum akhirnya mengambil keputusan. Hukum ini berlaku lebih pada momenmomen tertentu seperti persiapan merayakan hari besar, ulang tahun, dan lain-lain. o Jangan lupa bawa daftar belanja, biasakan untuk tidak membeli apapun yang tidak ada dalam daftar tersebut. o Jangan belanja dalam keadaan bingung, sedih atau sedang dalam masalah lain. Terutama pada wanita, belanja dalam keadaan seperti
92
ini akan membuat anda lapar mata dan akhirnya membeli sesuatu yang sama sekali tidak perlu. o Bagi para remaja agar dapat menghindari dampak buruk dari perilaku belanja impulsif karena perilaku ini dapat menjadi sangat ekstrim dan bahkan dapat bersifat patologis yang tentunya akan sangat merugikan bagi perkembangan remaja baik secara psikologis (perasaan menyesal dan bersalah setelah membeli barang secara impulsif) ataupun secara finansial (penggunaan uang yang sia-sia). o Hendaknya memikirkan masak-masak terlebih dahulu barang-barang yang akan dibeli, dengan menggunakan akal rsaional dan bukan hanya menggunakan emosi pada saat membeli sesuatu. Sehingga pada akhirnya tidak ada barang yang tidak terpakai dan tidak akan ada rasa penyesalan setelah membeli barang yang tidak sesuai dengan keinginan kita.
b. Saran teoritis : o Disarankan bagi peneliti yang ingin meneliti untuk melihat sekunder variabel atau aspek-aspek yang lain yang bisa mempengaruhi kecenderungan belanja impulsif. Karena keterbatasan penelitian ini peneliti tidak memperhatikan variabel lain yang ikut mempengaruhi kecenderungan belanja impulsif. o Disarankan bagi peneliti yang ingin meneliti pada judul yang sama
93
sebaiknya diteliti pada subyek remaja awal atau dewasa akhir, agar bisa menjadi suatu perbandingan. o Begitu juga diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan guna membantu bagi peneliti dalam melakukan penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA Azwar, S, (2001 ), Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_ _ _ , (2003), Sikap manusia: Teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
_ _ _ , (2003), Penyusunan ska/a psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pe/ajar.
Arikunto, S, (2002), Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktek (rev. ed). Jakarta: Rineka Cipta.
Arnould, E.J., Price, LL., & Zinkham, G.M (2005). Consumer. New York: MC Graw Hill.
Amalia, E., Teroi Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Pemikiran Islam Konstekstual. Pasca Sarjana vol 4, No.1.
Brannon, L. (1996). Gender: Psychological perspectives. Boston: Allyn & Bacan.
Baxter, J. L. (1988). Social and psychological foundation of economic. London: Harvester-Wheatsheaf.
Coolican, H, (1996), An introduction to reseacrh methods and statistic in psychology (2. ed). London: Hodder and Stoughton.
Dittmar, H., Beattie, J., & Friese, S. (1995). Gender identity material symbols: Objects and decision consideration in impulse purchases. Journal of Economic Psychology 16, 491-511.
Edward, A.L. (1957). Technique of attitude scale construction, Ny: Appleton Century-Croft, Inc.
Engel, J. F. Blackwell, R. D., Miniard, P. W. (1993), Consumerbehavior(fh ed). Orlando: The Dryden Press.
Fred. N. Kerlinger. (2003). Asas-asas penelitian behavioral, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Fitiri. (2006). Terlena nikmatnya belanja. Diambil pada bulan Oktober 2007 dari http://www.qroups.qooqle.com: (Sumber: Suara Pembaruan Daily).
Fakih, M. (2008). Pengertianjenderdan seks. Diambil pada bulan Mei 2008 dari http://www.ambonekspress.com.
Gunarsa,J. S. D& Gunarsa, S. D. (1997). Psikologi untuk muda-mudi. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.
Gila Belanja Yang Bisa Bikin Sengsara. April (2006). !11tf,i.ilwww.pikiranrakvat.com.
Handayani, (2001 ). Perbandingan belanja impulsif antara perempuan dan laki-laki. Skripsi Universitas Atmajaya.
Herabadi, A. G. (2003). Perbedaan individu dalam kecenderungan belanja impulsif: Sarat emosi dan pendek pikir (Individual impulse buying tendency: Emotion-laden and thoughtless). Jumal Psikologi 12: 58-70.
lrawan, Sepuluh karakteristik unik konsumen Indonesia. Majalah Marketing Edisi Khusus (2007). http://www.marketinq.com.
Juanita. (2003). Laki-laki pun senang berbelanja. Diambil pada bulan Februari 2008 dari http://sinarharapan.co.id.
Konsumerisme dan gaya hidup remaja, Mei (2005). Diambil pada bulan Oktober 2007 dari http://www.actualchaos.bloqs.friendster.com. rd
Kerlinger, F. N. (1992). Asas-asas penelitian behavioral (3 ed). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Lindzey, G. & Amstrong, E. (1969). The handbook of social psychology. New Delhi: Amefine Publishing Co, Inc.
Loudon, D. L., & Bitta, A. J. D. (1993). Consumer behavior. New York: Mc Graw-Hill, Inc.
Lury. C. (1998). Budaya konsumen. Jakarta: Yayasan Obar Indonesia.
Mangkunegara, A. A. A. P. (1988). Perilaku konsumen. Bandung: PT. Eresco.
Najib, M. (2003). Perilaku konsumsi dalam Islam. Diambil pada bulan Mei 2008 dari http://www.mail-amhive.com. Sumber: ta:zkiaonline.com.
Peter. J.P., & Olson, J.C. (1996). Perilaku konsumen dan straterj; pemasaran (41h ed). Jakarta: Erlangga. Pengurus Besar PGRI, (2006). Konsep jender. Diambil pada bulan Mei 2008 dari http://www.scribd.com.
Reynold, F. D. & Wells, W. D. (1977). Consumer behavior. Singapura: McGraw Hill. Inc. 1
Shaffer, D. R. (2000). Social and personality development (4 h ed). Belmont, CA: Wadsworth or Thomson Learning. Sholihah, N. (2006). Tahu peran jenis kelamin. Diambil pada bulan Mei (2008) dari http://www.sehatqroup.web.id Sugiyono. (2002). Alfabeta statistik untuk penelitian. Jakarta: PT Raja Grasfindo Persada. Santrock, J. W. (2000). Adolescence (4°1 ed). New York: McGraw Hill. Inc. Sarwono, (2002). Psikologi sosial: lndividu dan teori-teori psikologi sosial. Jakarta: Balai Pustaka. Tambunan, (2001). Remaja dan perilaku konsumtif. Diambil pada bulan Oktober 2007 dari http://www.e-psikologi.com. Umar, N. (2007). Pengertian Jender. Diambil pada bulan Mei 2008 dari http://www.paramadina.wordpress.com. Verplanken, B., & Herabadi, A (2001 ). Individual differences in impulsive buying tendecy: Feeling and not thinking. Eropean Journal of Personality, 15: 17-83. Widiastuti. (2003). Konsumerisme vs konsumtivisme martabat perempuan sebagai konsumen. Diambil pada bulan Februari 2008 dari http://www.kompas.com.
DEP ARTEMEN AGAMA 0 UNIVERSlTAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDA YATULLAH JAKARTA FAKUL'fAS PSIKOLOGI (crta Mukti No.5 Circudeu Ciputat Jakarta Sclatan 15419 Telp. (021) 7433060 Fax. 74714714
SURAT KETERANGAN l'ENUNJUKAN DOSEN PEMB1MBING SKRIPSI Ketua Ricla::1g Psikologi Pendiclikan, PIO, Sosial menunjuk:
1.... ~~~:~~ .... ~'±·.~
f 0nQ.,,_
''(uri,t'~<>
..J................................................................. . )0\:rq
2.................................................................................................. .. ~-
···································································································
Untuk Pembimbing Skripsi saudara/I: Nama
.. .¥1<' . . .<.'.B.i .. .Ba-Fe.in .. .......... ..... ................................................... .
No. Pokok
'................................................................................. \03a:Jc0200i8 0
Judul Skripsi
:
f<<:~f!
.f1'*::~~0. ... ~':': .. ~~':": f.~'.':'.... .~:::: ... l::<.~-1 ~.\~I~. ;'. ............ .
Demikian atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Ketua BidanJis Psikclogi . L. .........
f
.===i"·-2...= C--
... '.~ ................ .
Disetujui Oleh Tim Penetapan Judul Skripsi Fakultas Psikologi Ketua
NIP. 150238773 I
DEPARTEMEN AGAMA l 'IVI~RSITAS ISLAM NEGERI (UIN) ·-.\ ARJ I· HlDA YA TULLAH ,lAlv\RTA FAKlJLTAS PSIKOLOGl Jl. Kcn:i Mukti ~fo.5 Circu
111101
Un. 71/0T.Ol.71
mp. 11
Jzi11
Y:.r.1
{;(II/2007
Jabrta, l 0 Desember 2007
in• (),11
Kep<:d·1 \ th.
Kepala Jurusan Bahasa Inggrio. fakultas -i'arbiyah dan Pendid1kan UfN hkana Asoalanni'alaikum \Vr. \Vb. Dengan l:orrnat, kami sampaiktcn bahwa : "\1 a n1 2.
·ri:.:111pa1/Tg\ Lahir /\la1nat
Ri;:qi Barkah Jakarta, 13 Desencber 1985 Perurnahan Pa'rn Jaya Permai Blok A 21 No. l Tangerang
acblail tenar mahasi>wa I'aku!tl:s Psikologi U!N Syarif Hidayatullah .Jakarta Scn1cster
IX (Sembilan)
Ncm.or P0\:ok lahun Akademik Progran1
103070029018 2007/2008 Strata 1 (S-1)
Sehttbungcn dengan tugas penyelesaian skripsi yang berjudul :"Perbedaan
Kecentlerungan Be.lanja Irnpnlsif Antara Remaja Perempuan dan laldlnki"mabasiswa terse;but memerlukan Izin Penelitian di lembaga yang Bapa!Jlbu.:saudara pimpin. Oleh k.arena itu kami mohon kesediann Bapa!<-Jlbu/Sauclarn untuk menerim1 mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya. Demikian aos perhatian dan bnntuan Bapak/Ibu/Saudara kami ucapkac terima kasih. \Vassalamu'olaikurn Wr. \Vb.
Validitas Belanja Impulsif ******Method l (space saver) will be used for this analysis****** REL I ABILITY AN ALYS IS - SC ALE (ALPHA)
Statistics for SCALE
Nof Mean Variance Std Dev Variables 223.8400 343. 1576 18.5245 96
Item-total Statistics Scale Mean if Item Deleted VAROOOOl VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAROOOlO VAROOOll VAR00012 VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00016 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00021 VAR00022 VAR00023 VAR00024 VAR00025
Scale Corrected Variance ItemAlpha if Item Total ifitem Deleted Correlation Deleted
221.4000 220.8600 220.8000 221.2200 221.8000 221.3000 221.3800 220.9000 220.8400 221.3600 221.5000 221.3400 221.3800 221.5600 221.7000 221.7200 221.7200 221.7400 221.6800 221.3400 221.5400 221.1400 221.4200 221.0000 221.3000
330.6122 354.9800 346.3265 337.3588 336.3673 354.9490 330.6486 351.8061 338.0555 325.1739 332.5408 339.9433 330.8118 327.7208 327.7245 336.8180 326.6955 335.5433 331.8955 334.3106 340.9882 350.8167 354.2078 344.2449 334.4184
.4329 -.4284 -.1406 .2457 .3092 -.4806 .5151 -.3211 .1707 .5712 .4040 .1041 .4613 .5423 .6861 .2441 .5677 .3215 .4352 .3563 .0790 -.3904 -.4366 -.0604 .3730
.8668 .8767 .8731 .8690 .8685 .8763 .8663 .8755 .8698 .8648 .8673 .8705 .8667 .8655 .8649 .8690 .8652 .8683 .8670 .8679 .8706 .8743 .8762 .8723 .8678
VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00032 VAR00033 VAR00034 VAR00035 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00039 VAR00040 VAR00041 VAR00042 VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00046 VAR00047 VAR00048 VAR00049 VAR00050 VAR00051 VAR00052 VAR00053 VAR00054 VAR00055 VAR00056 VAR00057 VAR00058 VAR00059 VAR00060 VAR00061 VAR00062 VAR00063 VAR00064 VAR00065 VAR00066 VAR00067 VAR00068
221.7600 221.6400 221.7000 221.7600 221.6800 221.6600 221 .4000 221.6000 221.3600 221.0400 221.8600 221.1800 221.4800 222.0200 221.9400 221.3000 222.0200 221.8400 221.9200 221.2800 221.0200 221.1400 221.2200 220.8600 221.3200 221.1400 221.7000 220.9800 221.5800 221.2800 221.9000 221.8400 221.3000 221.6000 221.6400 221.3800 221.7200 220.7800 221.5200 221.4200 221.2000 221.1400 221.6600
331.2882 335.1331 332.6633 334.4718 331.8139 335.0453 343.7551 333.0204 334.0718 342.6922 330.7759 331.3343 329.0710 341.0812 334.2616 339.2755 340.3873 331.4024 337.0955 325.2669 353.6118 334.6127 349.7669 354.0004 337.7731 355.8371 333.3163 353.9384 333.1465 334.8996 337.2755 329.2392 334.3776 344.2449 335.4188 338.4037 336.7363 349.6445 326.7853 345.5139 342.7755 339.9188 331.6576
.5263 .3256 .4578 .3226 .4189 .3019 -.0418 .3267 .3484 .0044 .5298 .3718 .5413 .0458 .3247 .1663 .0802 .4878 .3248 .6087 -.4208 .3434 -.3 265 -.3 951 .1714 -.4469 .3499 -.4126 .4161 .2653 .2161 .5539 .3364 -.0565 .2702 .1638 .2053 -.2542 .4582 -.1019 -.0023 .1263 .4381
.8664 .8682 .8671 .8682 .8671 .8684 .8722 .8680 .8679 .8713 .8663 .8674 .8658 .8715 .8682 .8698 .8709 .8666 .8686 .8646 .8759 .8681 .8740 .8764 .8699 .8771 .8678 .8762 .8674 .8688 .8693 .8658 .8681 .8734 .8687 .8699 .8695 .8746 .8661 .8731 .8715 .8702 .8670
VAR00069 VAR00070 VAR00071 VAR00072 VAR00073 VAR00074 VAR00075 VAR00076 VAR00077 VAR00078 VAR00079 VAR00080 VAR00081 VAR00082 VAR00083 VAR00084 VAR00085 VAR00086 VAR00087 VAR00088 VAR00089 VAR00090 VAR00091 VAR00092 VAR00093 VAR00094 VAR00095 VAR00096
221.7800 221.6800 221.7600 221.8000 221.8600 221.7600 221.8000 221.8200 221.7800 221.7800 221.8800 221.4600 222.0200 221.4000 221.7600 221.7600 221.4200 221.6600 221.6800 221.6800 221.6800 221.3000 221.7000 220.9200 221.8200 221.8200 221.6000 221.7000
Reliability Coefficients N of Cases = 50.0 Alpha = .8703
326.5833 326.5078 327.9820 333.7143 328.1637 327.7780 330.2041 330.7629 336.3792 337.8078 330.3935 328.6616 333.9792 329.4694 327.2473 336.3902 326.9016 339.4943 330.2629 327.7322 332.9159 3 54.5408 331.4388 355.5037 341.0486 329.7833 332.9796 328.0510
.5767 .5806 .5835 .4379 .5169 .6202 .4514 .4388 .2657 .1947 .4627 .4586 .3621 .5401 .5075 .2592 .5948 .1622 .4799 .5565 .4138 -.4312 .4617 -.4894 .0883 .4263 .3872 .5522
N ofltems = 96
.8651 .8650 .8654 .8674 .8658 .8652 .8666 .8668 .8688 .8695 .8666 .8663 .8678 .8659 .8657 .8689 .8651 .8698 .8664 .8655 .8673 .8764 .8668 .8766 .8704 .8667 .8675 .8656
Reliability Belanja lmpulsif ******Method l (space saver) will be used for this analysis**"***
REL I AB l L l TY AN ALYS IS - SC ALE (ALPHA)
Statistics for SCALE
N of !\•lean Variance Std Dev Variables 123.7200 384.7771 19.6157 56
Item-total Statistics Scale iv1ean ifltem Deleted VAROOOOl VAR00005 VAR00007 VAROOOlO VAROOOl l VAR00013 VAR00014 VAR00015 VAR00017 VAR00018 VAR00019 VAR00020 VAR00025 VAR00026 VAR00027 VAR00028 VAR00029 VAR00030 VAR00031 VAR00033 VAR00034 VAR00036 VAR00037 VAR00038 VAR00040
Scale Corrected Variance ItemAlpha if Item Total ifltem Deleted Correlation Deleted
121.2800 121.6800 l 2 l.2600 121.2400 121 .3800 l 2 l.2600 121 .4400 121.5800 121.6000 121.6200 121.5600 121.2200 121.1800 121.6400 121.5200 121.5800 121.6400 121.5600 121.5400 121.4800 121.2400 121.7400 121.0600 121 .3600 1218200
369.7567 376.4669 371.0127 365.0024 3 72.1996 3 71.4616 367.5576 369.0241 368.3673 3 77.3833 3 71.1902 373.8078 375.2118 3 71. 7045 374.1322 374.1261 374.7249 3 71.9249 375.8045 373.4384 374.6351 371.3800 370.7922 369.5820 3 75.4567
.4940 .3610 .5367 .5950 .4557 .4710 .5735 .6603 .5329 .2939 .5002 .4219 .3869 .5488 .4142 .4383 .3555 .4507 .3172 .3475 .3693 .5424 .4196 .5524 .3219
.9434 .9440 .9432 .9428 .9436 .9435 .9429 .9427 .9432 .9444 .9434 .9438 .9439 .9432 .9438 .9437 .9441 .9436 .9443 .9443 .9440 .9432 .9439 .9431 .9443
VAR00043 VAR00044 VAR00045 VAR00047 VAR00052 VAR00054 VAR00057 VAR00058 VAR00064 VAR00068 VAR00069 VAR00070 VAR00071 VAR00072 VAR00073 VAR00074 VAR00075 VAR00076 VAR00079 VAR00080 VAR00081 VAR00082 VAR00083 VAR00085 VAR00087 VAR00088 VAR00089 VAR00091 VAR00094 VAR00095 VAR00096
121.7200 121.8000 121.1600 121.0200 121.5800 121.4600 121.7200 121.1800 121.4000 121.5400 121.6600 121.5600 121.6400 121.6800 121.7400 121.6400 121.6800 121.7000 121.7600 121.3400 121.9000 121.2800 121.6400 121.3000 121.5600 121.5600 121.5600 121.5800 121.7000 121.4800 121.5800
Reliability Coefficients = N of Cases 50.0 = .9445 Alpha
372.6547 378.2041 365.4024 374.7955 3 75.4322 372.8249 369.9200 376.7629 367.1020 3723351 366.3922 3673943 368.8065 374.9567 370.0331 3683984 370.7935 370.7041 370.7167 369.6167 376.3367 369.8792 367.7453 367.3571 369.8841 369.2310 373 0678 371.1465 369.6837 373.9282 368.1669
.4749 .3336 .6237 3819 .3121 .4727 .5590 .2878 .4687 .4488 .6062 .5723 .5800 .4302 .4783 .6241 .4614 .4732 .4831 .4533 3123 .5563 .5140 .6026 .5267 .5286 .4493 .5103 .4571 .3906 .5750
N ofltems = 56
.9435 .9442 .9426 .9440 .9444 .9435 .9431 .9445 .9437 .9436 .9427 .9429 .9429 .9437 .9435 .9427 .9436 .9435 .9435 .9437 .9443 .9431 .9433 .9428
.9432 .9432 .9436 .9433 .9436 .9439 .9429
Explore Jenis Kelamin Case Processing Summary Cases
------~-~;i-~----------i ----~~T
--~J
Jen is Kelamin
Belanja Jn1pulsif
Peren1puan
I Percent I N
!
Percent
I I I
70 100.0% i 0 70 i 100.0% 0 I_
Laki-laki
Total
..
I N I Percent
.0% ·1701100.0% .0% 70 1100.0%
Descriptives
I
Jenis Kelamin
Belanja lmpulsif
Peren1puan
I
fv1ean
95°/o Confidence Interval for l\~ean
Lovier Bound Upper Bound
Std. Error
131.6286
1.95267
127.7331
135.5240
5"Yo Trimmed Mean
131.7698
fv1edian Variance
131.5000 266.904
Std. Deviation
16.33718
/vlinlmun1
95.00
fv1axin1um
163.00 68.00 20.5000 -.014 -.283 120.5429
Range Interquartile Range Skev.iness
Kurtosis
Laki-laki
Statistic
Mean 95°/o Confidence Interval for Mean
Lower Bound Upper Bound
116.2341 124.8516
5o/o Trimmed Mean
120.3095
Median
121.0000
Variance
Std. Deviation
326.542 18.07046
Minimum
83.00
Maxin1um
163.00
Range Interquartile Range Skewness Kurtosis
.287 .566 2.15983
80.00 22.2500 .002 .171
.287 .566
Tests of Normality
Jenis Kelan1in
Belanja lmpulsif
Perempuan
Koln109orov-Sn1irnovLaJ ---····,--,···--·· Statistic
i
df :
.061 I 70
I
LakHaki
'101 ! 70 "" This is a lov.,ier bound of the true significance. a Lil!lefors Significance Correction
I !
V\{ilk,~··
....s.h_apiro:_
Stanstic ' df ; Si .
Sia.
.983
.200(')' .073
70
.485
.974 i 70
'144
!
Test of Homogeneity of Variance
Belanja ln1pulsif
I
Levene Statistic
i
'i '
df1
df2
'
Sig.
Based on Mean
.150
!
1
138
.699
Based on Median
.134 I'
1
138
.715
Based on Median and with adjusted df
.134
i
1
134.159
.715
Based on trimmed mean
.159
i
1 '
138
i
.691
Belanja lmpulsif Normal Q-Q Plots Normal Q-Q Plot of Belanja lmpulsif For VAR00002= Perernpuan
(• c '
"zE 0
"'2 0
©
n x
w
'1
:L
100
130
110
1-10
lGG
150
170
Observed Value
Normal Q-Q Plot of Belanja lmpulsif For VAR00002= Laki-laki
0
"z0 "''* E
©
n
-1
-2
~ -3j-~~~~~~~~~~~~~~~~~__j G0
80
Observed Value
100
120
140
160
180
Detrended Normal Q-Q Plots Detrended Normal 0-0 Plot of Belanja lmpuls1f For VAR00002= Perempuan
' m
-0
E
" _g
z
-1
E
> © 0
2
-3 90
100
110
13G
140
1C-G
Observed Value
Detrended Normal 0-0 Plot of Belanja lmpulsif For VAR00002= Laki-laki
4
2
80
100
Observed Value
120
140
160
180
T-Test Group Statistics
Belanja lmpulsif
I
'I
N
Jenis Kelamin Perempuan
I
70 70
Laki-laki
I
'
Mean
I' I
Std. Error Mean 1.95267 16.337181 2.15983 18.07046
Std. Deviation
131.6286 120.54291
l
Independent Samples Test
Belania lmoulsif Equal vari~nces Equal variances
____ 1
I
1--~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~--l~--'a~s~s=u"'n1.ed • Levene's Test for F :150 Equality of Variances Sig.
t-test for Equality of
t
fvleans
di Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95o/o Confidence Interval of the Difference
Lower
Upper
not assumed
.699 3.1107 138
136.620
.000
.000
11.0857
11.0857
2.91166
2.91166
5.32847 16.84296
5.32796 16.84347
3.807
Assalamualaikum Wr.Wb. Saya adalah mahasiswa semester sembilan Fakultas Psikologi Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang melaksanakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi yang berjudul "Perbedaan Kecenderungan Belanja lmpulsif Antara Remaja Perempuan dan Laki-laki". Untuk ini saya meminta kesediaan anda untuk turut serta membantu dalam penelitian ini, dengan mengemukakan pendapat yang sejujur-jujumya mengenai pemyataan-pemyataan yang terdapat pada lembar yang telah disediakan. Segala pemyataan yang anda berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian. Hasil penelitian ini akan tergantung pada kejujuran dari jawaban yang anda berikan. Sebelum dan sesudahnya terima kasih atas kerjasama dan partisipasi anda semua dengan menjadi responden dari penelitian ini.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Peneliti
Ri.zqi Barkah
Nama Jenis Kelamin Umur
Petunjuk Penelitian 1. Bacalah dan pahami setiap pemyataan di bawah ini dengan teliti. 2. Berilah tanda check list (./) pada kolom di sebelah kanan pada tiap pemyataan yang paling sesuai dengan pendapat adik-adik. 3. Dalam hal ini, tidak ada jawaban yang benar atau salah. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah: SS : Sangat setuju TS : Tidak Setuju S : Sejutu STS : Sangat Tidak Setuju 4. Sebelum menyerahkan lembaran ini, harap periksa kembali 5. Contoh: Pemyataan
No.
SS
s
TS
STS '
1.
,/
Saya sering membeli barang tanpa perencanaan
i I
sebelumnya
i i
***Skala Try Out Belanja lrnpulsif'** No.
Pemyataan
1
Saya sering membeli aksesoris tanpa perencanaan sebelumnya. Saya tidak pemah rnempertimbangkan rnasak-masak barang yang ingin dibeli. Sebagian besar pembelanjaan saya telah direncanakan sebelurnnya. Sava tidak pemah membeli barano secara spontan. Sebagian besar pembelanjaan saya tidak direncanakan sebelumnya. Sava sering membeli baranq secara spontan. Saya tidak pemah membeli aksesoris tanpa perencanaan sebelumnya Sebelum membeli sesuatu, biasanya saya mempertimbangkan masak-masak.
2 3
i I
4 5 6 7
8
I SS
s
TS
I STS I
I
i
9 IO
II I2 13
14
IS I
16
I
I7 I8 I9
'i 20 I
iI
21
I
i
22
I
l 23 I I
24
I
I
25
I 26 I I 27
I
Saya sering menemukan barang yang menarik hati saat mengunjungi toko. Saya orang yang cenderung "jatuh cinta pada pandangan pertama" terhadap sesuatu yang saya Iihat di toko. Saya sulit menahan diri untuk membeli barang yang menarik perhatian saya di toko. Pada saat mengunjungi toko, saya tidak selalu menemukan barang yang menarik untuk dibeli Saya bukan orang yang cenderung "jatuh cinta pada pandangan pertama" terhadap sesuatu yang saya lihat di toko. Saya sering membeli barang yang tidak dibutuhkan, karena bentuknya menarik pada saat di lihat. Saya suka membeli tanpa perencanaan, hanya karena warna barangnya menarik. Saya bisa menahan diri untuk tidak membeli barang yang menarik perhatian saya di toko. Saya suka membeli barang tanpa perencanaan, hanya karena warna kemasannya menarik. Saya bisa menahan diri untuk tidak membeli barang, walaupun bentuknya terlihat menarik. Saya akan langsung membeli barang, bila bentuknya menarik pada saat saya lihat. Saya tidak pernah membeli barang tanpa perencanaan, walauoun warna kemasannva menarik. Saya tidak selalu membeli barang yang diinginkan, walauoun bentuknva menarik oerhatian sava Saya tidak pernah membeli tanpa perencanaan, walaupun warna barananva terlihat rnenarik. Saya sering mengikuti dorongan perasaan untuk membeli barang yang saya sukai. Saya akan mempertimbangkan masak-masak barang yang ingin dibeli, walaupun berminat dengan barang terse but. Setiap mengunjungi toko selalu ada dorongan untuk membeli barang-barana vana menarik perhatian. Bila berminat terhadap barang, maka saya tidak berpikir dua kali untuk seaera membelinva. Setiap datang ke toko saya selalu menahan dorongan di dalam diri untuk tidak berbelanja tanpa oerencanaan.
I
i
' I
'
!
I
I
i
!
! I I' I
I
I
I
i I
i
I
I
I
I
I
I
i
I
i
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
i
:
i
i
I I
I
I
I
Ii
I I
I
i
I
!
II
I
i
i i I
' i I
I
I I
:
I I
I I
i
I
II
I
I I
I I '
I
I
i
I
I
I
I
I
I
I
I
I I I
I
I ! I
I
I
I
28 29 30 31 32
i 33 iI
i j
34 35
I i 36 I I
37
I
i
38
•
I I
! 39 I
I
40 41 42
I 43 I
44 45 46 47
Saya tidak selalu membeli barang yang menarik perhatian saya pada saat itu juga. Saya sering membeli barang yang menarik perhatian saya pada saat itu juga. Selalu ada dorongan di dalam hati untuk membeli barang, sehingga jarang melewatkan kesempatan membeli dengan penawaran khusus. Saya selalu berpikir dengan logika pada saat ingin membeli barang. Saya berbelanja sesuai dengan perasaan, sehingga tidak selalu membeli barang dengan penawaran khusus setiap berbelanja di ias. Saya lebih suka membeli barang yang mahal dan bermerk apabila sedang punya uang. Bila mempunyai uang lebih, saya cenderung belanja tanpa perencanaan. Saya tidak selalu membeli barang yang mahal dan bermerk pada saat berbelanja di suatu ias. Saya akan berfikir dua kali sebelum membeli barangbarang yang saya inginkan. Jika pergi ke mall saya selalu membawa uang lebih agar ias membeli barang yang lain. Biasanya saya hanya berbelanja barang yang telah direncanakan, walaupun mem12unyai uang lebih. Setiap barang yang saya beli harus berharga mahal dan berm erk. Bila ada barang-barang baru, maka saya akan langsung membelinva. Jika pergi ke mall saya hanya membawa uang sepenunya saja. Setiap barang yang saya beli tidak harus berharga mahal dan bermerk. Sebelum membayar, saya akan mempertimbangkan masak-masak dalam membeli barang yang diinginkan. Saya tidak berpikir dua kali untuk membeli barangbarang yang saya inginkan, walaupun bermerk. Saya begitu bergairah untuk membeli barang yang diinginkan bila suasana hati sedang sangat senang. Dalam keadaan sangat senang atau tidak senang saya suka berbelanja tanpa direncanakan. Saya kurang menikmati kegiatan berbelanja saya bila suasana hati tidak beQitu senanQ.
I I I
I
I
I
i i
i
!
.i i
I
i
I
! !
I
!
I
i
!
'
I
i
I
!
i
i
I
I
I
I i I
I
I
I I !
i
I I
I I
iI I I
I
I I
I I
I
I I
I
II
I
i
I i
I
I :
iI
i I i
I
I
I
48
I Gaya berbelanja saya biasa saja bila suasana hati tkj3k
49
I Saya selalu mempertimbangkan harga dalam berbelanja
50
Saya suka kurang teliti dalam berbelanja pada saat sedang senang. I Saya tidak pemah mempertimbangkan harga dalam ' membeli barang bila suasana hati sedang sangat senang. Saya selalu teliti dalam membeli barang dalam keadaan apapun. Saya selalu bergairah untuk membeli sesuatu dalam . keadaan apapun. i Saya suka berbelanja tanpa perencanaan saat suasana I hati saya sedang sangat senang. Jika suasana hati saya sangat sedih akan mem engaruhi gaya berbelan·a sa a. Keinginan saya untuk berbelanja meningkat pada saat , sedang sedih. Ketika sedang sangat sedih saya suka pergi ke mall dan membeli barang-barang tanpa perencanaan. / Dalam keadaan sangat sedih atau apapun tidak mempengaruhi gaya berbelanja saya Ketika suasana hati sedang sangat sedih saya lebih senang di rumah saja. Dengan berbelanja tidak akan mengobati perasaan sedih saya. Keinginan berbelanja saya tetap stabil dalam keaclaan apapun. Perasaan sedih saya akan terobati jika saya pergi ke mall untuk berbelania. Jika suasana hati dalam keadaan sedang marah gairah i berbelanja saya meninqkat. Bila suasana hati saya sedang marah obat yang terbaik i adalah perqi ke mall. Bila suasana hati sedang sangat marah, saya lebih suka menqhabiskan waktu di rumah. Jika suasana hati dalam keadaan sedang marah saya tidak bergairah untuk berbelanja. Bila suasana hati saya sedang marah atau tidak saya lebih suka pergi ke mall.
i begitu senang.
51
52 53
54 55 56 57
58 59
60 61
62 63 64 65 66 67
I barang, walaupun suasana hati sedang sangat senan~g,,_._ _-+---'---'----c
I
I I
I
I .
I I
I
!
I I I
I
i
I 1.
!
!
I !
!
II I '
i
!
i
I
I I
I
I
I
!
I
i
I i
I
I I
I
I
I I
Bila suasana hati saya sedang sangat marah selalu menghabiskan waktu di mall untuk berbelanja. I 69 Saya suka membeli barang-barang baru, walaupun barang-barang tersebut tidak sesuai dengan kebu_t_uh~a~n~·~-~·--'-~1- Bagi saya berbelanja merupakan kenikmatan tersendiri, I I I 1 1 70 walaupun barang yang dibeli tidak terlalu dibutuhkan. i 71 Apabila pergi ke mall saya suka membeli barang-barang ! yang tidak terlalu dibutuhkan. ~--+---i----+---------.., 1 Walaupun saya suka berbelanja tapi saya hanya akan I · I I \ 72 membeli barana-barang yang sesuai dengan keb_ut_u_h_a_n_.~!---~I____ I 73 Saya akan merasa bersalah setelah membeli barang- 1 barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan. ~--+-I---~I--+---, I Saya tidak suka membeli barang-barang yang tidak I 1 I i I 74 sesuai dengan kebutuhan. I 75 Saya membeli sesuatu yang tidak saya butuhkan, hanya I __,_ __, karena sava suka berbelanja. ! . 1 76 Saya tidak merasa bersalah setelah membeli barangI i 1 i barang yang tidak sesuai denaan kebutuhan. I i I ---+---1- - , , - - - i - - - - 77 Meskipun berbelanja ada kenikmatan tersendiri, tapi I I 1 saya hanya berbelanja barang-barang yang sesuai I ! dengan kebutuhan. i ---~-------1 I 78 A pa bi Ia pergi ke mall saya hanya membeli barang. barang yang sesuai dengan kebutuhan. i 79 Biasanya saya suka membeli barang-barang yang tidak 1 1 ! I l sesuai dengan keperluan. 1 ----+ --+------80 Saya tidak pemah membeli barang yang tidak saya j ! i perlukan dan hanya membeli barang yang sudah I \ 1 direncanakan sebelumnva. Pengalaman mengajarkan saya agar membeli ba_ra_n_g---+-1--,l---i-1--+-I- - , 81 e-----1--ba_rang yang hanya diperlukan saja. I I I I 82 Saya sering melupakan barang kebutuhan yang suclah I 1 I direncanakan untuk dibeli. I i 1 83 Ketika melihat ada barang yang bagus, maka saya 1 i langsung membelinya dan melupakan keperluan yang 1 inqin sava beli sebelumnva. I 84 Saya bisa menahan diri untuk tidak membeli barang_+I ) I vanq tidak sava perlukan. 1 +----+--+---+85 Say a tidak pemah membeli barang yang tidak diperlukan. 86 Saya seringkali melupakan barang lain yang ingin_d_i_b_e_li.-+-1-.....i---i-l--+-I 87 Saya membeli barang apapun yang saya suka, I j I walaupun pada akhimya tidak terpakai. ___
68
I
______ 1
1
'
'
1,1
-----------~
1
1
·.l
1
i
1,,
11
I
,I'
1.
I
---jl
J
,__,_--\-_-+-~
88
I Saya senang membeli aksesoris yang
modelnya unik, dan akhimya tidak terpakai. --+-----+~--+--'---Saya akan berpikir dua kali sebelum membeli barang J apapun yang saya suka, sehingga tidak ada barang vanq tidak terpakai. , 90 Saya lebih mendengarkan pendapat orang lain daripada I I kata hati sendiri dalam membeli barang, sehingga tidak I I ada barang yang tidak terpakai. ~ •--9--1-,__S_a_y_a -hanya membeli aksesoris yang saya butuhkan, sehingga tidak ada aksesoris yang tidak terpakai. . I : 92 Saya hanya akan membeli sepatu yang sudah saya rencanaka11 untuk dibeli. 93 Saya tidak pemah meminta pendapat orang lain dalam membeli barang yang saya suka, sehingga terkadang barang tidak terpakai. i 94 Saya suka membeli sepatu tanpa perencanaan, i 1. walaupun sepatu di rumah sudah banyak. 95 Saya tidak pemah membeli barang yang tidak saya ----+1--1--~---~--i butuhkan, sehingga tidak ada barang yang tidak f I' I terpakai. I i ! 96 Saya sering membeli barang yang tidak saya butuhkan, 1· I dan akhimya barang tersebut tidak terpakai. .
.
!891
-r-·
1
I
--i
Assalamualaikum Wr.Wb. Saya adalah mahasiswa semester sembilan Fakultas Psikologi Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Saal ini saya sedang melaksanakan penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi yang berjudul "Perbedaan Kecenderungan Belanja lmpulsif Antara Remaja Perempuan dan Laki-laki". Untuk ini saya meminta kesediaan anda untuk turut serta membantu dalam penelitian ini, dengan mengemukakan pendapat yang sejujur-jujurnya mengenai pemyataan-pernyataan yang terdapat pada lembar yang telah disediakan. Segala pernyataan yang anda berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk tujuan penelitian. Hasil penelitian ini akan tergantung pada kejujuran dari jawaban yang anda berikan. Sebelum dan sesudahnya terima kasih atas kerjasama dan partisipasi anda semua dengan menjadi responden dari penelitian ini.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Peneliti
Rizqi Barkah
Narna Jenis Kelamin
Umur
Petunjuk Penelitian 4. Bacalah dan pahami setiap pemyataan di bawah ini dengan teliti. 5. Berilah tanda check list(¥') pada kolorn di sebelah kanan pada tiap pernyataan yang paling sesuai dengan pendapat adik-adik. 6. Dalam hal ini, tidak adajawaban yang benar atau salah. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah: SS: Sangat setuju TS : Tidak Setuju S : Se ju tu STS : Sangat Tidak Setuju 4. Sebelurn menyerahkan lembaran ini, harap periksa kembali 5. Contoh:
I SS I s I TS · I.
STS
Say a sering membeli barang tanpa perencanaan sebelumnya
***Skala Penelitian Belanja Impulsif*"* No. l 2 ·,
3 4
5
6
7
Pernyataan Saya sering membeli aksesoris tanpa perencanaan sebelumnya. Sebagian besar pembelanjaan saya tidak direncanakan sebelumnya. Saya tidak pemah membeli aksesoris tanpa perencanaan sebelumnya. Saya orang yang cenderung "jatuh cinta pada pandangan pertama" terhadap sesuatu yang saya lihat di toko. Saya sulit menahan diri untuk membeli barang yang menarik perhatian saya di toko. Saya bukan orang yang cenderung "jatuh cinta pada pandangan pertama" terhadap sesuatu yang saya lihat di toko. Saya sering membeli barana yang tidak dibutuhkan,
SS
s
TS I I
I STS !
'
I
I I
I
I
I i
8 9 10
11 12 13 i I
14
I'
-
15 16
I 17
I
18
19
20 21 22 23 24 25 26 27
karena bentuknya menarik pada saat di lihat. Saya suka membeli tanpa perencanaan, hanya karena warna baranqnya menarik. Saya suka membeli barang tanpa perencanaan, hanya karena warna kemasannya menarik. Saya bisa menahan diri untuk tidak membeli barang, walaupun bentuknya terlihat menarik. Saya akan langsung membeli barang, bila bentuknya menarik pada saat saya lihat Saya tidak pernah membeli barang tanpa perencanaan, walauoun warna kemasannva menarik. Setiap mengunjungi toko selalu ada dorongan untuk membeli barang-barang yang menarik perhatian. Bila berminat terhadap barang, maka saya tidak berpikir dua kali unt(J_l<_!:;l39era membelinya. ---~-- _____ Setiap datang ke toko saya selalu menahan dorongan di dalam diri untuk tidak berbelanja tanpa perencanaan. Saya tidak selalu membeli barang yang menarik perhatian sava oada saat itu juga. Saya sering membeli barang yang menarik perhatian sava oada saat itu juga. Selalu ada dorongan di dalam hati untuk membeli barang, sehingga jarang melewatkan kesempatan membeli dengan 12enawaran khusus. Saya selalu berpikir dengan logika pada saat ingin membeli barano. Saya lebih suka membeli barang yang mahal dan bermerk apabila sedanq punva uanq. Bila mempunyai uang lebih, saya cenderung belanja tanpa perencanaan. Saya akan berfikir dua kali sebelum membeli barangbarang yang saya inginkan. Jika pergi ke mall saya selalu membawa uang lebih agar bisa membeli barang yang lain. Biasanya saya hanya berbelanja barang yang telah direncanakan, walaupun mempunyai uang lebih. Bila ada barang-barang baru, maka saya akan langsung membelinya. Sebelum membayar, saya akan mempertimbangkan masak-masak dalam membeli barang yang diinginkan. Saya tidak berpikir dua kali untuk membeli barangbarang yang saya inginkan, walaupun bermerk.
!
I '
I
'
I
I
i' i
I
·------·---·~----·-·----
---
- ----·-----·---1 I
! '
I
!
!
!
'! '
i '
i
I
i
I !
!
!
!
i
I
I
I
I I
I
I
'
i
I
I
I
!
I
I
i
j
I
I
I I !
I
i
I
I
I
!
I
!
I
I
!
I i
!
I I I
I
I
!
28 I 29
i 30
i I 31 I
32
i I 33 !'
I 34 i i
'
35
i
I 36 I i
i 37 I
I
38
I 39 \
II
40
I i I
i
41
I
42 43 44 I !
45
46 47 I
48
Saya begitu bergairah untuk membeli barang yang diinginkan bila suasana hati sedang sangat senang. Saya kurang menikmati kegiatan berbelanja saya bila suasana hati tidak begitu senang Saya selalu teli:i dalam membeli barang dalam keadaan apapun. Saya suka berbelanja tanpa perencanaan saat suasana hati saya sedang sangat senang. Ketika sedang sangat sedih saya suka pergi ke mall dan membeli barang-barang tanpa perencanaan. Dalam keadaan sangat sedih atau apapun tidak mempengaruhi gaya berbelanja saya. Bila suasana hati saya sedang marah obat yang terbaik adalah pergi ke mall. Bila suasana hati saya sedang sangat marah selalu menghabiskan waktu di mall untuk berbelanja. Saya suka membeli barang-barang baru, walaupun barang-barang tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan. Bagi saya berbelanja merupakan kenikmatan tersendiri, walaupun barang yang dibeli tidak terlalu dibutuhkan. Apabila pergi ke mall saya suka membeli barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan. Walaupun saya suka berbelanja tapi saya hanya akan membeli barang-barang yang sesuai dengan kebutuhan Saya akan merasa bersalah setelah membeli barangbarang yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Saya tidak suka membeli barang~barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Saya membeli sesuatu yang tidak saya butuhkan, hanya karena saya suka berbelanja. Saya tidak merasa bersalah setelah membeli barangbarang yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Biasanya saya suka membeli barang-barang yang ticlak sesuai dengan keperluan. Saya tidak pemah membeli barang yang tidak saya perlukan dan hanya membeli barang yang sudah direncanakan sebelumnya. Pengalaman mengajarkan saya agar membeli barangbarano vano hanva diperlukan saja. Saya sering melupakan barang kebutuhan yang sudah direncanakan untuk dibeli. Ketika melihat ada barang yang baqus, maka sava
i
iI
I
! t
I
I I
I
I I
!
I
I'
I
i
I I
1
i
I I
i
I i
I
i i
I
iI i
i
I
I
I
I !
i
I
i
\
I
I
'
iI
i
I
I I
I I
I I I
I
I
II
I
I I
I
II
i i
I I
I
i i
I
I
I
I
I
I
!
I
I
'
'
I I
I
!
I
I
I I'
I I
i I
!i
I
I
I
I
!
I
'
i I
II iI !'
'
i
I
I
I j
'
I
I
I
'
! 49 i 50
! 51 52
53 54 55
56
langsung membelinya dan melupakan keperluan yang ingin saya beli sebelumnya. Saya tidak pemah membeli barang yang tidak diperlukan. Saya membeli barang apapun yang saya suka, walaupun pada akhimya tidak terpakai. Saya senang membeli aksesoris yang modelnya unik, dan akhimya tidak terpakai. Saya akan berpikir dua kali sebelum membeli barang apapun yang saya suka, sehingga tidak ada barang vang tidak terpakai. Saya hanya membeli aksesoris yang saya butuhkan, sehingga tidak ada aksesoris yang tidak terpakai. Saya suka membeli sepatu tanpa perencanaan, walaupun sepatu di rumah sudah banyak. Saya tidak pemah membeli barang yang tidak saya butuhkan, sehingga tidak ada barang yang tidak terpakai. Saya sering membeli barang yang tidak saya butuhkan, dan akhimya barang tersebut tidak terpakai.
!
I i
I
I '
I
l
I
I
I
I
i
l. i
!
II I I
I I
'
I
I I
i
I
I
I
I
I
!
I
I
I'
Ii !
I
I i
II
I I
'
I
I
I
i
I
!
!
I
I
I !
i
I !
I!
i !
I
I !
; No] 1 2 3 4 5 6 7 8 5 10 11 12 1 !IC 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 r1PN 2 3 3 2 3 2 2 3 IER 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 4 FRA 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3
5 '"'
6 iOS 7 8 8
10
AA AD YO
s
11 AS 12 K 13 so 14 NF
4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 4 1 4
' ' '
2 1 3
'
3 3 3 3
HI NLI IAF NS HSZ
3 4
3
29 M 31l F
'3 ' 3 '1 ''1
31 0
3
3Z FH 33 RM 34 LB 35 NS 3S AH 37 I 33 VF
3
28 NO
l9 lP 40 NU 41 ZG 42 MU
43
«
s YES
4' TS
4' AH 47 'NM 48 NS! 40 R 50 AL
"
p
$2 NH 53 RI
54 AD 515 OS RE I 57 LI sa DIE
"'
59 A! 50 F
61 RN 62 UM
r ss
NA I 8' MS
"
VRF
''3
'
2 2
'3
' '
4
3
'' '1 '3 '3 3 2 2 3 3 '3 3 3 '3 11 '4 '4
15 0 1 10 ,OSY' 2 17 SPI 3 1e RD " 18 NA 2 20 CF 3 4 " Af' 3 22 AQ 23 24 25 26 27
'
' ' ' ' ' ''4 '3 '3 '' 33
2 3 2 2
1
1 2
3 3
3 2
'3 '' 3 3 3 3
3 3
3 3 3 3 3 3
3 1 3 3 2 3 2 1 3
3 3
'
1 3 3 3 1
'3 '' ' '' 3
1 2
4
'
3
'3 3
4
2 ,, 4 31 2
3 3 3 3
1
4
2
2 2 3
3 4
3
3 2
' '
3 3 1
'
3
3 1 2 3 4 4 3 4 3
3 3 3 1 2 3 11 1 3 3 3 2 3 3 3 3 2
' ''
'
4
3
3 3 4
3 3
''
2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4
19 20
" " " ' ' ' ' '' ' '' ' ' ' ' "' ' ' "' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '' '' ' '' ' ' ' ' '' ' ' ' ' ' ' '' '' ' '' '' ' ' ' ,, ' ' ' '' '' '' "' ' ' ' ' '2 ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '' ' ' ' ' ' ' ' ' ' •' ' ' ' ' '' '' ' ' ' ' 2 ' ' '' ' ' '' '' ' ' •' ' ' ' ' ' ' '' ' ' , '' ' '' '' '' '' ' ' '' '' '' ' ' ' ' ' ' ' '' '' ' ' ,' '' ' '' ' ', ' '2 '' ' ' '' ' ' ' ' ''' ' ' '' 31 ' ' ' '' ' ' ' , ' ' , ' ' ' 3 3 2
3 3 2 3
3 3 2 3
3
3 3 2 1 2, 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2
1 3
3 3
1 2
3 2 3 3 2 3
2 3
2
2 3
3 3
2 2
3
''
3
3 3 3 2 3 2 1
3 3 2 4
3 3 3 4
3 1 3
2
3
2 3 3 3
3
3 2
2 3
2
2 3 3 1 1 3 2 2 3 1 2 2 2
3
3 3
2
2
2
3 3 3
3
3 3 2
1
2 2 1
21 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3
2 1 1 2 3
4
1 2 2
3
2 3 2 2
3 2
''
'' ' ' , 3 3 '' 3 ' 3 ' ' ' 3 1 3 3 3 1 3
2
2
3 3 3
3 2
3 3 3 4
3
2 1
2 2 2
3 1 2 3
2
3 2
2
3
2 1 2
1 2 3 2
2 2
2
2
3
3 3
4 3
3
2
2
2
2 3 3 3
2
3
3
2 2 4
3 3 3
1 3 3 3 2 2 2
4
3
1 3
2 2 2
2 2 21 2 2
2
3
2 1
3
4 3 2
2
2
1
3 3 3
2 3
3 1
4 3 3 2 2 2 3
2
3
4 3
3
3
2
31 3
1 3
2
1
3
3
1
3 2 3
3 3 2
3 3
3 3 2
2
3
3
3
3
3
3
2 3
1
1
3 3
3 3 3
4 3 4 2 3 3 2 2 2 2 2
3 2
3
1 3
2 1 1 2
2 3 2
2 1 2
1
3
3
3
2
2
I
1 1 2 3 2
1
2
2 1
4
3 2
3
3
3
'1
2 1 3 3
1
4
4
4
2
2
3
3
4
4
2
1 1 3 3
' ' ' '3 33 '3 3 33 3 ' 1 3 2 '2 2 3 •2 , 2 22 '3 32 33 32 '2 '3 ' '' '3 33 33 32 '2 ''2 2 3 2 2 2 ' '3 3 , 3 3 3 2 1 3 3 '3 '11 ,2 3 2 2 '23 33 3 2 '3 '2 33 2 '3 33 ,2 ' '2 22 2 3 3 3 '' 3 '3 32 33 2 2 '2 '2 2
1 1
3
1
3
3 2 3 2
2 1
3 3 4
2 2
4 3 2
'3 ''1 1 ' 2 ' '3 '2 ' '1 '' ,1 3 , 3 1 2 4 2
'3 3 4 1
'
1
3
3 3
1
2
3
'3 4 '2
3
3
3 3
3 4 2 3 2 3 2 2 4 3
3 2
2
3
, ' ' ' 3 2
2
1 4
2
3 3 2
2
3
2
'
3 3 3 2 3
"3
3
3
3 2 3 3
3 2 3
2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 4 1 3 3
2 3 1 3 3 2
3 2 3 2 2
2
4
'3 1 3 3 2 '3 33 3 '' ' 3 '' '3 3 '' 22 '2 '3 11 32 11 2 2 '2 322 3 2 2 2 2 3 ' '3 3 ' ' 3 3 '34 332 '''3 '23 ''3 '2 '23 3 3 3 3 3 ' 2 3 3
Skor Ro•ponden Po
,,
14 3 2
2
'2 2
1
' '2 ' '3 2 '
'
3 1 2 2 3 2
"
3
3
3 3 3
'3 3 2 3
22
3 2 2 1 3 21 2 3 2 2
24 25 28 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2
27
' ' '3 '3 ' 3 2 3
3 2 2
'
21 11
" " ' ' ' ' ' '' ' ' ' ' 2 2
28 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 3 2
2 3
'2 '2 '2 '3 ',,,, 2 4 ''1 '33 '2 ""1 ''2 2 '' 3 '2 2: 2' '1 ,,3 '2 4 23 21 2, ' ' ' "34 '21 '32 311 "214 '21 ''4 " 3 3 2 4 1 '2 ' 2 '24 '21 '' '3 2 '1 '3 3 '1 '' '1 '3 31 '1 ' 1 3 3 ' 3 ' •'2 '3 43 3 '3 21 '31 '' 2 ' '2 1 2 ' '2 13 '3 '341 ,3 '1 '1 •3 '2 3 3 ,,21 21 '2 , <
2
,,
4
1
4
4
4 3 2
3 3 4 3 4 3 3 2 4 3 4 4 4
30
2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3
"
3 2 3 3 3
3 2 2
3
2
'' 2 ' ' 1' '3
4
3
'3 3 3 4
'
4
2 2 3 4 3 1 3
1
2 1 2 3 3 1
3
3 1
'3 ''
4
2
2 3 2 1 1
33
3 3 2 4 4
"3 "' 36 '2 3 3 2 1 1
'3 '1 '3 '1
4 3 2 4 4 3 2 3 4
' 4 '2 '3 '31 3 3 '1 3 ''4 42 '1 3 2 '3 '3 11 3 3
32
''
2 1 4 3
3 3 3 3 2 3 3
3 1 3
3
'2 ''1
'
4 3
37
3 2 2
"
3 2 3
2
' ' ' ' ' '' '' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '' ' ' ' ' 2 2
2 2
2
1
2
1 1
2 2 2 3 2
2 2
1
1 3
2
2 3 2 3
3 3 1 2
3 3
2
3 4 3 2
3 3
2
2
3
2 1
3
' ' '13 1' 2' 1 2 2 2' 2 ' 31 '3 ' 2'3 '4 '3 '3 •1 1 1 '1 3 3 23 '2 ' ' '1 3 2 '' '' '32 '1 33' 33 '3 31 '2 '3 3 ' 1 2 2 1 1
1 2
4
4
4
2 ' '' 3 ' ' ' ' ' ' 3 ' ' 3 ' ' ' ''' ' 3
75
1
3
3
3
1
2
1
1
3
3 1 3 3 3
4 2 3 3 2 3
4 4 4
3 1
2 1
3 3 2 2 2 2 3
3 3 2 2 3
2 2 1 1
4 2
2 3
2 3 1 2 3 1 1 2 1
"3 "' "' "3 "' '' ''3 ''2 2' '2 ' ' '' 2 ' ' '21 '' '' '2 ''33 '2 ''3 '21 ''2 211 '2 '3 '2 '' 2 2 1 2 3 '2 ' ''1 21' 1 ''3 ' 33 2 3 1 2 '1 3 1 4 1 2 3 ' ' '2 '3 '' ''2 ''3 1 3 3 ' '1 ' 23 1 '1 ' 2 1
''
2 2 1
'
3
3
3
3
2 2
1
2 2
'2
3
2 1 1
3 3 1 1
'1
3
1 1 1 1
3
1
' ''
3
3
3
3
3 3
31
1!
1
1 2 2 1
I
3 1
2 3
3
1 1 2 3 1
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
1
4
4
4
1
I
2
2
46
2 2 3
3
3 3 3
'3 3 3
3
'2 ' ''' ''
3
3
3 3
3
1
2
'
3
' ' ' 2 2
3
1 3 1
1 1 1 2 1 2
2 1 1 3
3 3 1
47
3
3 1 2 3 2 3
'3 '3 '2 '2 3 ''' 31 2 ' ' 3 ' 1 2 '3 '3 ' 3 '2 ' ' ' ' ' ' ' 3 3 3 2 ' ' ' ' ' ' ' 1 1 3 1 1 ' '2 '1 1 '2 31 1 2 22 '1 '1 '1 ' 1'1 '21 1 2 2 '3 3 ' ' 3 1 ' '3 ' 3 3 3 ' 1 3 3 ' '2 ' 3 3 , 3 '2 ''3 '2 '3 ''2 ''1 ''' 32 ,33 '''1 ''2 '32 331 '3 ''1 321 ''33 '' 21 ''' ''' '2 '1 2 2 •1 •2 ' 2 "2 , 22 '2 2 •3 2 2 '1 '1 2 33 ' ' ' 2' ' ' '2 3 2 1 1 ' 1 '1 1 2 2 2 1 '1 1 '1 '1 ' 3 '1 3 2 '3 ' 3 ' 2 3 3 4 2 3 '3 '31 '33 1 3 '3 33 '3 '3 ,32 '33 32 '3 3 2 2 3 3 2 3 • , ' ' 3 3 2 2 2 '2 '1 2 '' '3 2 , 2 2 3 3 ' ' 2 3 21 22 ' ,' 2 ' '' '' 2' 3 ' ' ' 4 '3 1 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2' '3 3 2 '1 1 ' 2 33 33 '' ' 3 2 3 2 3 3 2 2 3 ' ' ' ' ' ' 3 2 2 3 3 2 3 3 , '3 33 32 ,3 32 33 22 22 '' '3 3 3 32 33 '' '3 2 , 2 3 3 2 2 , 4 1 4 3 3 2 3 3 3 3 2 '3 '1 '1 22 ''2 '22 2 2 '1 22 3 '2 3 3 1 2 2 3 2 '2 4 ' 4 ' 3 2 2 3 1 2 1 2 1 ' '' 22 21 22 22 21 '21 '22 ' '' 4 3 2 3 1 '1 2 3 1 '3 '3 3 4 ' 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 ' 2 2 3 3 3 • 3 '3 2 ' '3 1 3 3 3 2 3 1 1 2 2 2 , ' ' ' '33 332 '2 3 3 '2 33 331 ' 32 23 34 33 32 33 '2 33 32 '2 33 34 32 '3 4 '3 23 23 4 331 22 '3 '2 32 '4 32 23 33 '2 33 '2 '3 '3 '3 '1 ''' 3 22 ''1 3 3 2 3 3
"' ' ' ' '' '' '' ''
1
"32 "33 2 '3 2 ' '
'' ''3 '3 '' '3 ' ' ' ' '' ' ' 33 ''2 '32 ' 2 ' 3 3 ' ' ' ' 3 '3 '' '3 ' ' '' '' 3 ' 3 3 ' '3 ' ' '' 3 3 3 '
1 2
3
2 4
3 3
3 4 3 2 3 2 4
2
3 3
2 2
3
2
3
3
2 3 2
1 1 3
2
3
3
1 3
2 2 1 3 2 1 1 3 1 3
2
3 1 1
1
'3 '2 3 '3 '33 '1 ' ' 1 2 2 1
2 1
2
3
1
1 2 1
3 2
2
3
2 2 2 3
2
2
3 3
2
3
3 1 3 2 3
2 2 2
3
3
2
3
2 3
3 3 2
3 2
2
1 2 1
3
2 3
2 1 2 2 3 2 2
2
2
3 2 3
1
1
1 3 1 3 1
3 3
3 3 3 2 2 2
'' '' '' ' '' ' '3 2' ' '' '2 ' ' ' 3 ''3 '' 3 '' 3 '' '3 '' ' ' ' 3 ' 3 3 ' ' ' '' ' '' ''' ' 3 '3 '3 3 '3 3 3 ' ' ' '' ' 1 2 1 2
50 51 52 53 3 3 3 2 3 3
2
2 2
1 2
3 1 2
3 2
3 3
3
'2 3 3
3 1
'3 3
''
1
3 2
3 1
2 3
'
3 3 3 3 3
3 3 2 3 3
55 55 Jml 3 3 153 3 2 135 2 2 12a 3 2 2 130
" ' ' ' ' ' '' 2
2 3
3 2
2
3
2 3
2 12a 2 120 2 135
3
3 149
3 3 2 2
1 2 2
3
1 3 2 2
3
2
3
'' ' ' ' ' '' 3 3 ' 3 ' ' 3 3 ' ' '' 2 '' 3 ' '3 3 '' 1 3 '' 2 '3 '' '' 3 2 ' ' '3 '' 3 '' ' 3 ' '' '' '3
'1
3 1 3
2
3 3 2 1 2
2 3 3
3 4
3 2
2 2 3 2 2 2 2
3
3 3 3
2 3
3
2 3 3
3 2 2
2
3
2
3 1 1
3
3
3 2 2 3 2
1
1 1
3
1
3
2 3 3 3
3
2
2 3 1 1
3
2 3 1 1 1 2 2 3 1 3 3
2
3
3 3 3
1
3
3 3
2
1 3
2 2 3
2
4
3 2 1 3
3
3
3 3
3 2 1 1
3 2 3
3 1
1 3 3 3 4
2 3
2 2 3
'
102
3 131
2
4 2
3 2
3 2
3 2
2 1
1 3 1 1 3
'1 ' ''3
' '' ' ''
1
1 1
'3 2 '
'23
1
'' 3 '' 3
''' ' 2
3 3 2
2
3 3
2 2
1
1 3
3 2 2
2
4 154 3 148
'
3
3
'' '
1 1 2
3
123 135 152 12e
3 143
2
3
3 2 2 2
' ' "' 128 '' '' 23 123 ' ' ' 2 109 140 3 4
' ' ' ' ' 3 ' ' 3 ' '' ' 3 '3 ' ''' ' ' '' 3 ' '3 ' 3 ' ' ''' ' 3 ' 3 2 , ' ' 3
3 3 3 3
1 119 3 137
3 3 3
133
4 3 159
3 113 2 uo 3 183 1 101
31 1 3 3 1 3 2
" 183'
108 141 132 111 126 118
21 " ' 1
""
3 142 1 123 '
2 2 2 3 3
122
149
112 119 183 142
2 118
2 126 3 151
3 3 2 1 2 2
!33 147 124 128 112 126
1 118
3 181 2 133 2 138 4 181 2 141
2 1>-0
Skor Responden Laki..Jakl
-NO! I 1 I fl IT415Tlil 7 I a r·9 I 11ll 11l 12! 13l 14] 1sl 1sj 17118\191fo]21l22l 23l 24l 25j 2s! 21l 2al 29J 30l 31132! 33l 34l 35l 3S!37!3al 39l 40l41Lf2l43l 44145l 4Sl4714al 49l5ol51l52l53f54!55l 561Jml 1fBI.;.iS1 21 21 31 21 21 21-2121212r--s1 31 31 J12T21-3r--s1 21~r-21 31 21 2T-2r··2r·3r 31 21 212T-sr-21 21 212r-2r 11 21 21 2r-·2r 21 21 31 212f212r-21 31 212T·-21-2112s 2 !ASH ! 31·2r 2T3!4T 31 4! 2r-2r 11 J( 1f 2{ 4T "H 2( 2! 4f 2( --n H 2f 2f 11 2( 1( 1j 4f 3( 2! 11 2( 2f 2! 21 21 31 1( 11 3f_JL_2( 2( 1[ 2j 1( 2L 3f 4( 4( 21 3! 11 11 11 21118 31TN r 21· ·21 -:n-··21 21 212r 2~2:r 21 21 31 ~if--2r21 212r2r 21· 31 21 2r-··2r21·· 3l 31 21 -u-2r·2r 21 21 21sr··-2r 21 31 21 2r ·2r 21··21 21 212f-·2r :2121· 3! 2121·2r-21121 41ps1-31--31314T-:ff :il 3l:i12T2121·3r·31 3! 31 21 31 -2r2r~12r21· 21212T-3r·2r·s13T2!31-21-2r21~2r--21· 21 21 if2121--2r21-312r313r--2r-2r·21 21 21 il135 srAs 1 JI JT3f412f-3! 21 21-:31 11 Jt 3! 21 sr 21 41 21 21-·n 21 11 21 21 2r 2r 11 31 4! 21 3r 21 3l 11 21 1r 21 21 21 212L ___2r 21 3J 21 1f 2i- 31 2r 31 41 31 21-2r· 21 2r12s 6 1Fc___ 1 21 21 2r-·21 31 Jl sr 2r21·:n 21 3! 21 2r-·2r 2r 2r 21 11-----zr2r-ff 31 21 21-2r·2r 31 JI JI 212r-31 21 21 2r2T-21 21 21 21 2r·2r ·2r 21 21 Jl 21-2r·2r 2r 41 2121-ar· 21124 71fR ! 21-212!3f2r-21 21 2r··2r 21 21 21 31 31 31 21 21 3! JI 31 21 3\ JI 21 21 Jj 31 31 21 2L 2r JI 21 21 3! 3l JI 31 2! 2L 2_L31 21 2! 31 3L2L 21 31 21 21 21 2r 3T 21 31135 a i:y-1 2 4 2 2 :i- 2 1 1 4 1 2 3 2-- 2 2 1 J 1 3 1 2 3 1 2- 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 4 1 1 4 1 1- 1 1100 9 AVA J 3 J J J 3 3 J J 2 J J J J J 3 J 3 J 3 3 3 2 J 2 3 3 4 3 J 3 2 3 2 2 J 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3157 Hi1AM ! 41 21 31-n 31 21 41 21 21 41 J! 21 31 31 11 JI 11 11 21 2T 21 21 JI 11 41 JI 11 2! 41 3J 31 41 31 ti 41 31 31 2! 11 1J _3_L21 31 11 ti 4LJI 3r 41 31 21 41 2r 31 3[ 1!138 mos r 31 2r·31213r-·-3:r Jf 312121 21 21 31 1r2r 2r 21 21 3l2r4r 21 21 21 2T 3f 31 JI 31 21··2r·3r11 21 21 2r-·2r 21 21 21 212r 21 21 31 3! 21312r·2r 2131 212T·21-·21130 121F-- 1 21 31 -n···-·21·· 11 2r·11 ···2nr-21 21 21 JI 2T---21-··2r 21· 21 11313r2r ·21 21 21-1r-n··-- 21 4! 11 ar21-·:n- 41··-·11 11n·-11·· 21 ···11 11 1T1r·2r 11 ·21 3!2!111r·rr 31·· 2T2111-1Tio1 13 JP I 4 J 2 --J 2 21 4 2 J J 2 2 4 4 1 1 1 J 1 J 2 2 3 2 1 3 2 1 3 2 4 J 3 2 2 4 4 1 1 1 1 2 1 1 3 4 2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 122 14 TA 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 1 \ 4 1 2 1 1 1 J 1 1 3 2 2 1 1 3 J 1 1 1 1 3 1 1 1 1 2 1 2 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 4 1 1 1 J 91 15 FK 2 J J J 2 2 J 2 3 2 3 2 3 :2 2 :2 2 2 2 21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 121 11sjREP 2 2l H~2j-2' J 2 --2 :i' 3' 3' zr 2 --3 2' 3' 2'J13 - 3 2 J 3.-----zr-2 21 41 21 311 2 21 1 J i :; 2 - 2 -::?T13o · 171RBA 11 1 4 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 !16 fBIRA 1 31 31 2141---11 11 21 3f 31 31 3l 31 41 :11 ai 31 31 31 2r-H :ii 3! 31 31 21 21 21 4! 4! 2! --sr n 11 11 11 21 21 a1 JI 11 21 21 11 31 3! 21 1,--rr-·ar- 21 21 31 2r-3r 21 11134 19lBH 1 41 3l2f213!---2ra1 3nr·s1 :i:i :ii 21 JT-21-2r-21 31 3J-----zr--3r31 21 21 2T-2r 21 3! 31 3! 31:;n--·31·4r 11 2121-2r21 11 11 4r·-.n-212121 21 21 21 31-31 21 2~-3r-3H39 201roK r 11 21 31 21 3/ s1 21 21 21 21 21 J/ 21 21 J/ 21 21 11 21 21 21 21 J/ 21 21 3/ J/ 3/ 3/ 21 11 4/ 11 11 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 2r 31 21 21 3/ 2r 21 3/ 3/123 211ss 1 JI 213T-2r 21 21 21 21 21 21 21 21 21 :if 21 21 21 21 2ra1 21 2! 21 21 21 21 11 31 3! 21 3121 21 21 21 21·2121 11 21 2LH 21 21 11 11 21--2r2T 21 21 31 21-ar :21 4111a ·221JR 1 11 21 211T--iT 21 21 2r :H 21 21 21 21 11 s1 21 21 21 11-2r 2r 11 JI 21 ff 2r 21 31 31 31 --3r-sr 2121 21 2r--:ff-·21 21 J! 21 2r 2r 21 21 21 3!2f2f-3T-11 31 2!1!2r-·2111a f"2JlbM I 3! 21-2! 2! 4! 21 11 11 21 21 21 21 41 21 21 21 31 4! 21 11 31 11 JI 21 11 11 11 21 21 41 41 1! 2! 21 21 11 2! 21 21 21 41 1J 11 21 2t 11 21 11 21 1! 11 3! 2r H 21 11112 24!AI 1 31 11 ·3r··31 31 JI 21 21 31 21 3! 21 3J 21 2! JI 21 ,, 21 Jt 21 21 21 21 21 11 3! 31 41 11 11 11 21 11 11 1r 21 21 21 21 21__11 21 11 11 11 21 rr 2r 21 11 41 1r2r 11 21111 2s1AR 1 :i:r 213T3l·-2r 31 21 3r--31 JI 21 31 21 2T 2r 2r 21 11 1r·2r·2r 11 21 11 2r 2r 21 11 31 11--2r-n 1r 21 21 1r-2r·21 11 11 21 2r 21 ff 11 11 2121212:r·21 31 112T"·1r--2noe 26THP 1 zr 21 31 31 21 ·-31 21 2r2r ·21 21 31 JI ·21-1T-2r 21 21 11~-2r--21 :ii 21 21n--·21-3T- 41 3l 3!31---2r--2r 21 2!2f2r--n--21 11 21 31 21 21 21 2r 31 11 21 11 11110 :ifJB 4 4 -1 4 4 4 4 -4 4 4 4 4 4 -4 -4 4 4 4 1 4! 41 -4 -4 41 4 1 4 4 4 1 4 1I 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 l 4 4 4 1 4 - 1 4 1 1sa 28 F JI 3 2 4 4 3 1 1 2 2 3 2 4 3 J 2 J 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 -4 4 1 3 2 J 2 1 1 1 1 1 11 1 1 1 1 J 2 2 2 3 2 1 4 1 1 2 1120 29110 1 Jr 313121·---:H 11 11 1r ·n 21 31 J1 21 2r 21 2r JI 11 1r-3r 31 21 JI 31 21-·-rr 21 31 41 11 ·31 n 41 11 11 11-31 lT 21 21 4L 11··1r 11 3f 11 2111211r--1r 31 2~-~fr-11111 ~orPM 1 ·:rr--3r 3!3f"3r-2:r 2r 2nr ·rr 21 2r 3f 3r·:n ·2r- 2r 1! 2121·-3r 2r 2r Jf 3f3T- 2r 3f 2! 21 3121-4r--·1r 1r 2n·-2r-2r 21 3! 3T2T-·-:n· 3r-2r 3f 2! 31 21 31 ·-2r 41 11 41 2t135 31!NA I 21 11 21 "3! 2! 21 JJJ?I 21 21 3L2L_&_21 21 2! Jl.3L_3l 41 1! 21 31 _3-!__2] 2! 213] _ 3L__1_L21 11 31 1l .1L2J :!I 21 21 2L_7L2! 21 112L2L2L2T3r··1111 41 2r2r 21·11119 J2!HFA 1 11 11-21·31 31 JI 11 1r 11 21 J! 4f 3L 21 21 Jl JI 4! 21 21 21 21 21 21 Jl 21 21 31 21 21 2121 3l 31 21 2r·21 21 21 21 21 __ 21 21 21 21 21 3r-2r sr 2r 21 31 212r 2r 31126 3llLS ! 31 3l313l31 3] JI Jr 31 3! J) 21 Jj 31 31 21 31 :.ii 31"31 Jl JI 31 3j 3131 3! JI 3l 31--sr-2121 31 31 3f""--:if31 JI 3! 3L3l"3T 31 31 31 3!~31-513121 31313f-3H63 341AR 1 21 :!l2f2T--'n-21 21 11n 21 11 21 1111--2r21 3\ 21 11-3r--2r 2121 11 21--2r·a1· JI JI 2121-2r·2r21 21 2121--2r-21 21 21 u-2r2r :21 21 21 21 11 112r--3r21 21 21 211oa J!"IAFHl 1 21 2r-if212r-2r 31 2r2T--21 21 31 JI zr-u--n 31 21 21-----zrsr 1r · ar JI ~:ir 2r- 21 21 ---zr21·2r---sr-- 3! 2JJ!3T-2r-sr·· 21 212121-----:zr-n - 21 21 21 21 11 Jr 21 21 21 21123 2 0 1 :37AMS 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 J 2 2 2 2 2 2 J 3 1 2 2 2 J 2 3 3 1 2 J 3 1 1 11 1 1 3 1 1 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 3 2 1 2 1108 ' r3aiFA I 21 2! 21 21 21 21 2! 21 21 2! 21 212T- 21 21 2! 21 :rr-21 JI 21 2! 21 212! 21 21 2! 3l2r 21 21 21 21 21 21 2! 2! 21 31 21 21 3j 2! JI 21 21 21 2! 21 21 JI 21 21 31 21120 ; 39/Nvoml 3/ J/ 21 21 21 21 2/ J/ 21 21 21 21 J/ 3l 21 2/ 2/ 3/ 2/ JI 31 3/ J/ 3/ 21 21 21 3/ 3/ 21 3/ 3/ 3/ 21 2/ 21 2/ 21 J/ 21 21 2121-·2r·31 2r 31 21 3/ 21 21 -21 21 31 3f 21134 40!LH 1 21 21·31 31 21 21 21 21 21 21 21 21 31 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 3! 21 21 21 3J 31 21 21··21 21 21 21 21 21 21 21 21 21 212r 2r 21·· 21 31 2r-·2r3r31121 141)py I 31 Ji Ji 31 31 3! Ji 31 Ji Ji 3! 3l --3r 31 al JI 4\ 4f--31 3! JI JI 31 -JT-JI JI 3! 41 .ii 2r 31 2! 41 21 2! -31 JI 21 J! 3131 3! 31 JI 31 31 21 21 31 31 31 21 31 21 21-:iH63 421At. 1 31 21 31 41 3! 3r-s1 21212r·-3r a1 J! 3131--21 21 JI 21313r 21 21 JI 2121--21· :i:r 21 213121-Jr 2r 21 2f3l21--·3r-s1 3l 3f31-2r·-:.n--s1 21 Jl 31 3f 31 2r a1 21 31 21145 I 43IOT l 4! 31-31··3r ::!! Jj 21 lT 11 21 21 2! 21 3[ 2! JI 4\ 41 2( 21 JI 31 31 JI 21 41 3j 21 41 11 31 11 JI 2! 2l 1f tl 11 11 41 1J Tl H 11 2! 11 21-2r11 H 21 31 2111·2r·n121 1«loo 1 --2T-3i --sr-if2T 21 21 212r-21 21 21 JI 21--21- 21 21 21 21--3r-21 21 21 JI il2r 21 31 21 21---s:12r 31 ;1 ···21 3f2r·2r-31 ·21 31 11-v-sr 3! 21 21 21 31 21 21-·21 21 21 31 3l12a 45TARt! 11 11··1r 31 JI 31 21 2l 2! 1! 21 11 21 jf 11 11 21 21 11 21 11 1! 21 21 2! 11 21 2! 21 11 1! 11 31 1! 11 1[ 11 1! 21 21 21 fl 2! 21 21 11 2r1r·3r21 21 3! 1!2T"H ff92 14a!JA I 11 2! 21 11 21 21 1\ 11 11 2\ 21 2121- 2! 21 2! 21 11-21 11 21 2! 21 21 2! 21 21 2! JI 2! 21 11 2! 11 11 21 11 2! 21 21 21 21 21 11 21 21 2r-212121·2r·a1 21 11 21 11100 !4rlsH 1 11----n 11 21 11 1r--11 11-11--2r1T21 113121--·2r2r 21 11-;:r-2r--2131 21 211111--1141 212r1r3r--·1r11 2r211r--2T2r21 11 21 3! 1i---ff·-31 11 11 11 u 4! 11 t1 21 11 ;s ,i 46/Af-- 1 J/ J/ 3T ar 21 21 21 21 21 21 21 21 31 21 JI 21 21 21 21 21 J/ 21 21 21 2r 21 21 3/ 3/ 21 31 21 3/ 21 21 21-·21 21 21 21 21 ·21 21 21 21 21 3/-212r 2r 21 31 2T212r-2n2s :4a1w1 1 3T :i1~r--·n 21 11 31--~ff-21 31 21 213r-2r21 21 31 2r-·4r3121 JI 21 2r-1r-41 21 21 112r-21··41 11 11 2!31-21·21 4! 21 2121---2r-21 n 21 21 31 11 11 31·21 11 21 21121 ! SO NJ 3 J J 21 3 3 3 J 2 2 3 2 J 3 J 2 2 21 2 4 J 3 J 2 2 2 3 3 J 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2 134 is1 vP 1 2 3 J 2 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 4 1 2 4 2 1 2 2 2 J 2 2 1 1 2 1 2 2 2 3 2 2 3 2 122 , s2!At.Q-i 4r 4r----;:r---s:r-·1r 3! 21 212r :i:1 21 11 21 -sr· 21 21 21 31 1r·4r 41 11 J1 JI 21°11- 11 JI JI 112r-21 21 11 11 1nr---11 21 21 21 112r-3r ·2r 21 21 u 31 21 2r 21 21 21 21119 ! 53[Ro I 21 21 21 21 21 21 JI 21 2! 11 21 21_21__ 21 21 21 21 __ JL_]J JI 21 2! 2J2L_2! 21 2J J! 3_L_-1L 21 2! 21 21 2L ___21 21 2! 21 JJ ___2L2J 11 11 3! JL 2J 21 31 31 31 31 2r 21 3! 21116 r~s4TAR 1 21 2r·-2r 21 21 21 21 11 21 21 21 21 JL 21 21 21 21 2L 21 21 21 21 21 21_21 21 21 21 21 11 21 21 J! 11 11 11 21 11 11 21 21_ 21 21 21 21 11 2r-·2r rr 1121 31 212121--21100 ; 55IAR-6 r-31 3!-----:ff---ff 11 31 21 2r il 11 21 21 31 21 1! 21 21 Jl 1[ 31 31 21 31 4! 31 jf JI JI 21 21-21 11 21 11 21 2r--31·21 11 21 21 2Tmff 21 21 21 31"2r-n·-2r 21 31 11 21 2! 2TH6 i 56 AS 4 4 4 4 1 4 3 4 1 2 21-4 3 1 1 3 ---\ 4 4 1 214 1 J J J 1 3 3 2 4 1 l 1 2 J l 1 3 1 - -1 4 J J 3 4 3 2 j 4 4 1 J 2 138 !57 D ' f 11 ! \ 1 1 1 1 4 1 4 1 1 1 1 1 1 t 4 1 1 1 1 4 1 1 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 \ 1 1 4 1 1 4 1 1 4 1 83 i Sii!ARt f ti 31 ii 21 2! 2f 21 2! Jf 1f 2! JI 2f J[ Jf 2! 21 JI 3[ 31 Jf 2f 2f 21 2f 2! 3f Jf 3f 21 3f 2! JI 1\ 11 21 2f 21 2! 21 21 3[ 3f 21 2f 2f J! 2f 31 2f 2( 3[ 3r·21 31 1[121 I 59HiY i 11 21·-·41 11 11 1! 11 ii 11 \I 11 ti 11 11 JI 2! 11 11 11 JI 11 11 2! 11 21 JI 2! 31 2! 11 21 11 21 1\ 11 11 11 11 21 4l 11 11 11 1! 11 11 H"ff fl 11 11 41 111r-4r 1165 rsoiRo 1 11 JI 21 JI 21 3J 2r-2T21212121Jr 11 11 21 21-21 11 JI 21 21-2r--2r11 21 11 JI -Jr---21 21 21 21 11 ,-r--11 21 21 21 2r-1r11 21 2! 21 112r 1:r·2r-31 11 4! 2T112r--n1oa ! 61 IM 2 2 2 2 - 2 2 2 2 -2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 j - 2 2 1 1 2 - 1 - 1 1 1 1 ! ---2 1 2 2 2 1 -1 2 2 2 2 2 2 2 - -2 J 2 2 2 2 99 62 ME 4 3 J 3 3 2 3 2 2 J 2 J 2 2 2 2 3 2 3 3 3 J 2 1 2 2 2 2 3 2 J 3 J 2 2 3 3 2 J 2 2 2 3 2 2 J 2 2 2 3 3 J J 2 2 137 63IOJA l 11 21-·n 3j 11 21 1j il 11 11 11 31 11 11 2! 21 11 2LJJ JI 21 11 21 JL_2! 11 11 2! JI JJ 2! 11 J! 11 1L_JI 1! 1! 11 3LJL 1! 21 11 21 1L_2[ il 21 11 11 41 ff--ff n \TBS 64IBT- r31 3fJr--3r.:1 31 31 n·-21 21 41 21 21 ·a1 Jl 21 31 31 21 21 21 21 JI 21 21 41 21 3! JI J!41 JI 3! 21 JL21 J! 21 11 21 31_31 21 21 31 212r2r41 21 JI 21 312r-2r-3n44 ,5slMNJ 1 ·41 s1~r--4r 21 31 313r21-31 21 41-3r-2:r 11 3! 41 2r-31 Jf 11 21 21 3r-2r 41 J! JI 11-·3131 J! 21 21 11·31 21 21 21 11-3r 21 21 11 21 21--;n-·31 2141 41 31 21 11 31143 1sslsP 1 2r-21 JI 11 1141·-1111 11 21 111121112r:11 11 JI 1czr--1·r-11 21 21 ?C2rTr 11 JI 112r--21 11 11 11 1nr-1r-11 11 11 Jfll--~r!I !! ~l~--!r!r~! 11 11 31 21 s~
2r
I
-zr
21-n--v-·2r
I "J
I 'I 'I. 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I ' 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I 'I r'I 'I 'I"'
2r-
R" onden Parem,,uan dan Laki-laki ~-·
1
'3 '3 "' 3' '3 '3 "' '' '2 "' 3 "' I 21 ' '' "" "" "" 1"
3T<
1 2
4
3
1 1
12 M
3 3 3
13"' 14 v
'3
15 An
2
16 R 17 N
4 3
ta
'3
10 Tu 11 Ma
Rs
1' D 20 NP 21 Wo
'"'" 23 Im
"s 2' K
26 Uu
271 28 Sn "
y
" ""' 31 RI
32F
3
3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 4 2
3 3 3 1
4
3 1
2 3 3 2 3 3 3 3 3 2
'3 ' '3 3 ' 33 '3 3 4 3
3
'3
' 3 '3 3 ' ' ' '3 '3 33 '3 3 3 ' 3 2 ' 3 3 '3 33 33 '3 3 3 3 '3
2 3
4
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 ;
'3 ''' ".H "' '3 3' lS Rf 3' R ' '31 40 Ro '3 3 3 3 '' '" 43 A ' ' 3 '3 3 " " "' 33 3' '' ' '" 4' ' 3 31 "u ' S<1 3 33 Ku '4 So 35 Sf
2
2
Sm
2
41 Ya
2
2
4ts Rel
1
2
2
H
Ro
2
2 2
2 2
2
' ' '' '3'' 3 '3 3 ' '' ' ' ' ' 3 ' 3 3 ' 1 ' 3 3 3 3 ' 3 3 3 3 3 ' 3 3 ' 3 3 ' ' '3 33 3 ' 3 ' 3 '3 3 '1 33 33 '3 ' 3 3 ' 33 '3 ' '33 ' '3 3 ' 1 3 3 1
2
1
2 2 2
2 2
3 3
2 1
3 3
3 3
3 2 2 2 2 2
2
1 1
2
2
1 2
3 2
1
2
3
2
2
2
4
2
2
2
2
2 3 2 2 2 2
2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3
'2 2
3 3 2 2 3 2 3 3
' '3
'2
3 1 2 2
'2 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3 2
3 3 3 3 3 2 3 3
'3 3
• " " " ' 3
3
1
1
3
3
4
2 3 1 2
'
4
3 2 2 3 3 1
3 2 3 3 3
'2 3 3 3 3 2
3 3
1
''
2 1 2
'
2 2
'3 ' ' ' '3 3 ' ' ' '3 ' '3 2 2 2
2 3 2 2
2
3
1 2 1
3
' '
1 3
3 2 3
1
1 3 3 3 3 2 3 3
1
'3
4
'3
1
'3
3
3 2 2 1 3 3 3 3 3
13 3
3 3
'3 '3 ' '3 '2 22 '3 '2 '' 3 ' 3 3 ' 3 2 '' 3 3 3 ' 3 2 '3 3 3 3
3
'3 3
2 4 2 1 1
3 3 2 3 3 2 3 3 2 3
3' ' ' 33 '3 3 2 '3 3 '3 2 '3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3
3 2 2 2 3 3 3 2 2
'3 3' 2 3 2 2
2 '3 '3 33 2 2 3 '2 '2 4 3 ' ' 2 '' '3 31' '1 '' '' 1 3 2 '3 '2 33 33 23 3 1
"3 "3 "' "3 "' "' "3 "' " 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 ' ' 3 3 3 '' ' 3 3 ' ' ' ' '' 1 1 ' ' ' ' 3 3' 3 ' '3 3 ' 3 3 1 ' ' 3 '3 ' ' 3 ' ' ' 3 3 3 4 3 3 3 3 ' 3 3 ' ' ' ' 3 3 ' ' ' ' ' ' ' 3 ' 33 '3 ' ' ' ' 3 33 '3 ' 3 3' 3 '3 '' '' ' 2' '3 3 '3 3 3 '3 ' ' '' '' 1 ' ' ' 3 3 3 3 3 3 ' 3 ' 3 ' ' 3 3 3 '2 ' 3 ' '' 33 '3 '3 3 ' 1 '' '' '' 33 ' ' ' 3 ' 3 ' '3 ' 3 '3 3 '' 33 3 3 3 3 3 3 ' 1 3 ' '3 3 3 3 ' 3 3 3 ' 3 3 3 3 '3 3 '3 ' 31 ' 13 ' ' '2 ' 3 '3 ' ' 3 ' ' ' 1 ' 3 ' ' ' '1 1' 11 ' ' 3 33 ' ' 3 ' 3 3 '3 3 ' '3 3 ' 2
1
1
1
1
2 1 2 1
1
2
1 2 4 1 2
1 4 4
2 2 1 1
2
3
2
2 3 1 3 2 2
2 2
2 1
2 2
2
4 2 2
1
3 2 2 2
1 3
4
3
3
1 1 2
1 3 1
2 2 2
3 2 2 2 2
3
2
2
2 2 2 2
1 2 2
1
2
2 3 3
2
2
2
2
2
2 2
2
2
2
2
2
2
2
1 2 2 2 2 1 2 2
2
2 2 2
2
2
2
2 2
2 2 2
2
2 2 2
2 2 1
2
2 2 2
2
2 2
2
2
2
2 1 2
2 2
2 3 2
2
2 2 2 2 2
2
2
2
2
2 2
2
2
2 2
1
2
2
2 2
2
'
3 2 3 2 3 3 2 2
2
24 3 1
3 4 3
'3 3 2 2 2 3 3 3 2 3
"2 "2 "2 "2 " 1
'
2 3 2 3 1 3 2
'2 2 3 2 2 1 2 3 3 3 2 2 3 1
'
3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3
'' '3 3 3 3
'3 1
1
'
3
'2
1 1 2
3 2 2
1
'
1
2
2
3
'
' '2
3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 1
3 3 3 3 3 3
3 2 3
' '3 3 3 2 2 3 3 2 3
'
1
2
3 2 2 3 2 2 1
'' '
1
'
'
2 3 2
'3
''
2 3 2 3
1 2
1
' '
' ''
1
'3 ' ' ' ' '2 2 3 3
3 3
'2
'2
''
3 2 2 1
3 3
3 3 3 2 3 3 2 3 3
'
3 3 2 1 3
'
1
2
3 3 3 2 3
' '3 '33 32 '3 3 32 '3 3 3 '3
2
2
2 2
2 2 2 2 3 3
2
2
2
4
2
2
2 4
'
2 2
2
2
23
' '3 '2
'
1 3 3
'1 '3
'
4
3 3 3 2 2
2
' ' ' ' ' ' ' '2 3 3 2 2
'2 '2 2 2 2 3 2 2 2 2 2
'3 1 2 3
2 1 2 3 1 1
'
2 1 2 3 2 2 3 3 1 2 1
'2 '
"' " "' 2 2
1
3 3 3
'3 2
1
2
3 2 1 2 1
2 2 2 4
'3
' '' ' '
2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 1
3 2
3 2 3 2 2 3 3 3 2
3 2 2
' '2 2
3 3
33 2 1 2 3 3 1 3 2 1 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 1 3
2 2
' ' '3 1 '31 '2 3 '2 1 ' ' '3 3 ' ' 2 ' '3 '3 3 '1
2
3
'
'2
' ''
1 2
3 4
2 3 2 3
3 1 2
'2
'3 2 '3 '2 '3 ''2
2 2 2
2 1 3
''
' '2 '1 1 '2
2 4
'3 2 2 2
' '
3 1 3 3
3 3
1 3 3
3 2 3 2 2 2 I 2 1 2
2 2 3
3 2
" " " " " " 3
4 2
' ' '2 2
'
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
'3 3
'
3
' '3 '2 2
' '2 '2
' ' ' ' ' ' ' ' ' 3 ' ' ' ' ' ' ' 2 2 1
3 2 2 2
2 3
1 3 1
3 2
3 1
3
2 3 1 2 2
2 1
3
3 2 1 3 3
3
2
40 2
1
1
1
1
2
3
2
1 2 1
'3
2 2 2
'
3
4
3
2
2
1
1
3 2 2 3 3
' '11 ' 3
' '
3 2 2 3 2 3 3
'
3 3 3
'3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 2 1 2
2 3 2 2 2
' ' '2 3' '3 '22 3 3 3 2
'3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
1
'2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 3 2 1 3
' '
' '
2 3 2 2 2 3 3 2 2 4 2 3
1
'
2 2 4
'3 3 3 3 3 2
'' ' ' 3 3 3
'2
3 3 2
'3 3
1 2 4
' '3 2 2 2 1 3 1 1 1 2 1
2 2 2 1 3 2 1 2 2 1 1 3
''
1 1 1
'2 1
'3
'1
2
2
' ' ' ''
' '2
3 3
'3
2 3 3 2 2 2
' '3 1
3
'3
''
3 1
'3
3 1 2 2 2
'
1 3 2
1
2 2
3
4
3 2
4
2
3 3 3 2
1
2 3 2 2 2 3 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2
'
' ''
1 1
2 3
'' '
3 2 2 3 2
"
2 3 3 3 2 2 3 1 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3
' '3 3 3 2 3 3
'3 ' ' '3 3 3 2
'
'2
'
' ' '
'
'3
3 2 1 2 2 1 2 1 1 1
2 3
3 2
3 2
"' ___""1i - l --;i-::-~ 21 '
" "
2 2 2
3 2 2
'
'
'
3
•3 2 3'
",, '
2 2
----1 ;......_. 3,
1t
3
--1 - . .·2r· ----1 --"'"3T'" --1 --1
'
"' "3 '3 '3
=jf-
2
2
2
'
-
-----1~--u-2 2 2
~~· 2
2
21
1 1 2 2
3 3 3 3
3 3 2 2 2
'
3 3
1 2 2
3 3
3 3
3
'3
3 3
'3 3 3 3 2
3 2 3 1
3
3 2 3 3 3
3
3 3 2 3
2
2
2
' '
2
3
3 3 3
"
3
3
2 3
3 2 2
2 2
'
2 2 2
' 3' ~-· 1 1 2
3
2 2
4 3 3
'
'
2
2 2 2
1
1
'1
2
2
'' ' '3 '
1
2
3 2
3 3
'3
3
----1 ~-
3 3 2
'3
2 2
3 3
'2
2
1
'3
2 3 3 3
3
~
''
"3 '3
'
2
3
' ' '3 ' ' ' • 3 3
3
1 3
1 3
'
'
3
4
3
'3 '3 3 3 2
3 3 .2
3 3 3 2
"
2 2
3 3 2 2
3 2
3 2
3 1 2
3
'
3
2 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 2 2
3 2 3 3 3
3 3
• ' 3 4
'
2 2 2 3 2 2 2 3
3
'3 3
2
'3
2
'
'3
'
3
2
2
'3
3 2 3
2
4
21 3 2 2 3
'3 •
2
3 3 3
2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2
3 1
3 3
'' '
4
2
3 3 3 3
2 2 2
3 3 2 2
1 2 2 3 3 3
'
3 3 3 3
3
2 3
2
3 3
2 2
'' 3
3
2
'
2 4
3 1
' ' '3
''
3 3
3 3
4 2
4
'
3 3
3
2 3
'
'' 3
3
2
3 3 3 3
2
3
2
2
2
2 4 2
2
3 3
2
3 3
2
3
3
3 3
3
2
3
2
4 4
2 2
3
2 2 3
•' 4 2
2 2 4
3 3
3
'
3 3 3
1
3 2 3
3 2
'
2 2
2
;
,,
3
" " " " " "' "' " "' " " " " " " " " " " " ' ' ' ' ' ' ' '' ' ' ''' ' ' ' ' '' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '
3 3 3 3
3 2 3 3 2
3
"3 '3 '3
2 2 2
3 2 2
• 3
4
'
2
'
3 2 2
1 3 3
3 1
2
3
3
2
3 3
'
'3
3
2 2
'
'
3
2 3 2
3 3
3
3
'3 1 ' '
2 2 3
2
2
'
2 3 3 2
3
'3 '1 2
3
2 21 2 2
1 3 3
'
'
3
3 3 3 3
'3 '
2
3 2 2 2
3 2
'3 '' ' ' ' 3
3 3
3 2 2 3
2 3 3
'
3 2
2
2 2
1 3 1 2 3 2
1 2
3
2
'
2 2
3 2 3 3 3 3 2 2
'
3 2
'' 3 3 2
'2
'1
3
3 3
3
3
2
'1
'
2 1
'3
2
1 3
1
4
3
' '
2
1 2
'2 '3 2 ' '' 2
3
2 1
2
1 3
1 3
1 3
2
2
2 3
3 3
'' 3
'
2 3 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2
2 2 3
'
2 1 3
' '
2 2
1
' ' '3
3
2 2
2 1 1
'3
3 3 3 3 3 3 3 3
2
2
1
1
2 2 2 2 2
2 2
1 3
1 3
'
2 2
1 3 3 1 3 3
3
''
2 3 2 2 3
' '3 3
2
2
3
2
3 2
'
3 3
3
3 1
3 1 1 3
2 2
' •
2
3
'
'
1 3
2
2 3 3 3
'3
3 3 2 2
3
'
2 1 1 3 2
2 2
'
3
3
1 2
'' '1 2 2
1 1
3
2 2
3 2 2
3 2 3 2
3
' ' 3 '3 2
3 4 3 3 2
3 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3
3
' '3
2 2 3
2 2 2
3
1
1
3
3 2
1 3 3
'
2
1
'3 ' 2
2
1 3
3
2
3
3
3
3 3
1
2
3
3
2 1
2
'' '1
3 3
3 3 3
2
2
'
4
1 2 2 2
1 2
1 3
3 1
'3
''
3 2 1 2 2 2
2 3 2 2 2 2 2
'3 2
3 3 3 3 3 2 4 1
3
'3 •3 4 3 3 3 3
2
2
3
3 3 3
3 3 3 3
2 2 2 2
'' ' ' ' ' '
2 2
2
1 1 1 3
3
2 3
'3
3 1
1 2
3 3
3 1
3 1
'3
4
2
1 1 2 1 2 2
2 2
3
' '3
3 3 2
1 2 2 2 2 3 1 2
'
2 2
3 3
3
3
2
3
2
'
1 2
2
1 3
2
3 4 3 3 2
3
' '3 2 3 3 3
2
2
3 3 2 3
3
3 3 1 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 3 3 2 2 2
3 3 3 3
'3 3 3 3 3 3 3 3
2 4
3
2
'
2 2
3 3 3
' •1 2
3 2 2 2 2 2
• • ' ' ' 1
3
3 2
'
' 3 '• '• ' 3 3
2
' '3 •1
3 2 2
'3 3 ' '3 2 2
3
2 3 2 3
2 2
3 1
3 3
2 2 3
3 3
3 3 3 2
2
3 2
3 3 3
3 2 3 3 3
3
3
1
'3 ' 3
3
'3
•
1
2
3
3
2
3 3 3
3 3 1
3
3
3
3 2
3 3
3 3 3
4
3
3
3
'3 2
1 3 3
3 2 2
3 1 3 1 3 3
3
1 2 2 2
3 1 3 1 2 2 2
3
2
3 2 2 3 2 4
1 2
70 2
2 1 2 1 2
3
'2 2 2 2 2
'3 2 2 2
' ' 2 3
3 1
3'
2
2 2
2
1
'
1
2
3
2 2 2
' '
1 1 1
1 1
'3
2 3
'
3 2 3 3 2 4 1 2
'
2
3 2 1 2 2
2 3 3 3 3 2 2
'3 '3 2 2
' '
3 3
2
3 3
2
2
'
2 3 2 3 1
3 3 3
'
2
2
2
'
2 2
'1 3 2 2 3 2
3 2 2 2 2 2
3 2 2
2 2
2 2 3
'1 2
3
3
2 3 1 3 2
3 3
2
'
2 2 2 3 2 2 2
2
' '
1
'1 '1 '1
2 2
1 3
1
2
2
1
'
3
76
76
71
'
1
3 1
3
2 2 2
1 3
'• 1 '• '3 '3 2
2 3 2 2
'1 ' ' '2 2 2 2
2
2 2 2 3
2
2 2 2
'3
2
3 2 2 2 2
2
'3
3
2
2
2
' ' 1
2
1
'3
2
2
3
2
2
'3
3
1 2 2 3 2 2
2
2
2
3 2
'3
2 2 2
2 2 2
1
''
'
2
3 1 2 2 2 2
2 2 3 1 2 3 2 3 2 1
78 2
'
2 2 2 3
1 1
" " 3
' '3 ' '1 1
' '' 3 2
2
2 3
3
' ' '3 2
3 2 2 2 2
2 1 3 3 3 1
' '
2 2
3
3
2
2 2
2
2
3 1 1
'
3
2
1
'1 1 1
2
•' 2
1 1 2
3 1 3 3
2 2
2 2
2 2 2
1 1 1
'3
'
'' '' '
2 2 2
3 2
3 2 3 2 2 3 3 3
2 2
'
2 4
2 2 1 3 1 2 3
2
' '
1 3 3
'3
'3
'
4 2
2 1 3 2 2 3 2 1
2
2
3 1 3 3 3
2 2
3
1 1 1
'
'
1 2 1 2
1 1 1
'
2 2 2
1
2 1 2 1 2
1
1
2
•'
''
1
2
2
2 2
2
2 1
1
1
3
3 1 1 1 3
1 3 3
2 2
2
3
2 2
2 3 2 3
3 2
1
3 3 1
74 2 1 3 2 2 4 2 1 1 2 2 3 3 2
3 1 3
2
' '1 '
2
•1
" "
1 1
' ' 2 2
71
1
2
'1
3
2
2 2
2 2
2 2
1
1
' '1
'
3 2
1
• 1 3
' '1
2
1 1
1 1 1
'' ''
3
3 1 1
'1
2
'
'
2
1
'
''
4
'4 2
'
''
1 3 1
" "3 2 J J 3 3 3 2 1
'
J 2
'
3 2 2
1 2 1
3 1 1 1 2
1
2
3 3
'
2 2 2 2 2
3 3 2 2
3 2
3
'
2 2
'
2 1
4 3
'
1 2 2
3
3 3
3
3
'
'
'3
2
1 J 3
2 1 2
3 3
3 3
'
2
2
3
3 2
1 2 1 2
3 3 3 3 3
3
2
3 3
'
2 1 2 1
3
1 1
'
2
2 2
2 2 2 4
3 3 3 3
"' " " "2 " " " " "
'
1 1
3 2 1
3
2
3
2 2
4
3
2 3 3
2
2 2 2
2 2 2
'3
3 3
3 3
2 2
2
1
3
3
2
'
3 3
3 3 2 2
''
2 2
3 2
3
3
1 4 2 2 2 2
1 1 2
3
'
3 2
3
2 3 3
2
1
2 2 2
2
2
3 3 3
3
2
3 2
2 2
1
2
1 2
3
2 1 2 2 2 1 2
3
1 2 2
2
2 2 2
'
2 2 2 2 1 1 2
1 2 2 2
3 2 1
'
2 2
2 2 2
2
3
4 2 2 2 2
2 2 2 2 2
2 2 2 2 1
3
'
'
3 3 3
2
'
2
3
2
2 2 2 2
3
3
2 1
3
'
'
2 2 2 2
'
3
'
3 3
2
2
2 2 2
2 2 2 2
3 4 2 1 2 2 2 2 1
2 2 1
3
1 2 2 2 1
'
3
1 2 2
2 1
3 3
3 3 3 2 2
2 2
1
3 1 2
3 3
3 3 3 4 2 2 2
2
4
2 2 1 2
1
1
3
3
1
'
' ' ' ' '
'3
2 2 1 2
3
3 3
2 2 2
3 2
3 2 2 2 2 1
2
3 3 2
3 3 2 1 2 2 2
3
2
3
2
3
2
2 2
2 2
3 3
3 3
2 4
2 1 2
3 3 3
2
4
3
3 3
'
3 2 3
3
1
3
1
'
'
2 2 2
3
2
3
2 2
3 3 3
2 2
2 2 2
'
2
3 2
'3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4
'3 3
'3
2
'
2
3 3 3
2 2
2
' '
2
3
2
3
'3
3
2
3
2
3
3 3 3
2
3 3
2 4 2
1 1 2
3
3
2 1 2
2
3
'
1 2
'
1 2 1 2 2
"3 "
3
2 1 2 1 2 1
3
2 2 2 2 2 2 2
93
3
2 4 2
'
3 3 2
3
'3 3
3 1 2 2 2 2 2 1 2 2
3 2 2 2 2 2
'
'
2 2 2
3 2
3 3 3 2
'
2
3
'3 3 2 3 3
2 1
'
2 2 2
'
2
2
'3
'
2 2
3
2 1 2
2 2
1 2 2 2 2 2
3 2 2 2 1
3
4
2 2 2 1 2
2
2 1 1 2
2 4 2 1 2
2 1 2
'3
4 2
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3
3
2 1 2 2
3
1 1
3
'
2 1 2 2 2 2
3 1
'
2 1 2 2 1 1 1
3 3
2 2
3
96 Jumlah 234 2 1 244 2 227 3 231 2 230 3 2 215 185 2 1 240 2 224 3 244 2 239 2 3 229
"'
"'
2 3 3 1 2 2 2
3 2 1
3
2
2
3 3
2 3
2 4
2
J 1 1
2 2 1 1 2
2 1 2 2
'
3
3
2 2
2 2
'
3 3 3
1 2
'
2 2
3 2 1
3
'
1 2
2 2 1 1
3 3
'" "'' "' 241 235
234
214 236 222
"'
239 209 222 245 242 237 221 221 227 214 230 231 242 215 230 210 244 235 202 208 222 245 214
184 239 229