ANALISIS PENGARUH EFESIENSI MODAL KERJA, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN FIRM SIZE TERHADAP PROFITABILITAS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh : AFRIANI WULAN SARI NIM : 206081003933 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010
i
Hari ini Kamis, Tanggal 2 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Afriani Wulan Sari NIM: 206081003933 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH EFESIENSI MODAL KERJA, LEVERAGE,
LIKUIDITAS,
DAN
FIRM
SIZE
TERHADAP
PROFITABILITAS” Memperhatikan kemampuan keilmuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2 Desember 2010
ii
ANALISIS PENGARUH EFESIENSI MODAL KERJA, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN FIRM SIZE TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Yang terdapat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 – 2009)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh Afriani Wulan Sari NIM.206081003933
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M iii
Hari ini Kamis Tanggal 26 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian
Komprehensif
atas
nama
Afriani
Wulan
Sari
NIM:
206081003933 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH EFESIENSI MODAL
KERJA,
LEVERAGE,
LIKUIDITAS
DAN
FIRM
SIZE
TERHADAP PROFITABILITAS” (Studi kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005 – 2009). Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 7 Oktober 2010
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1.
Nama
: Afriani Wulan Sari
2.
Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 21 April 1988
3.
Alamat
: Jln. Nusa Dua III No. 6 Rt.001/013 Perumnas II – Karawaci, Tangerang 15810
4. II.
III.
E-M@il
:
[email protected]
PENDIDIKAN 1.
1994-2000
SD Negeri Perumnas V
Tangerang
2.
2000-2003
SLTP Islamic Centre
Tangerang
3.
2003-2006
SMA Negeri 7
Tangerang
4.
2006-2010
FEB Manajemen UIN
Jakarta
LATAR BELAKANG KELUARGA 1.
Ayah
: H. Mufraini
2.
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 12 Januari 1958
3.
Alamat
: Jln. Nusa Dua III No.6 Rt.001/013 Perumnas II – Karawaci ,Tangerang
4.
Pekerjaan
: Pegawai Negeri Sipil
5.
Ibu
: Hj. Faridah
6.
Tempat Tanggal Lahir
: Jakarta, 27 Agustus 1965
7.
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
v
ABSTRACT This research has a purpose is, to analyze the influence of working capital efficiency, leverage, liquidity and Firm Size on profitability, both simultaneously and partially on the manufacturing company located in Indonesia Stock Exchange, To know how much influence the efficiency of working capital, leverage, liquidity and Firm Size effect on profitability, both simultaneously and partial. In order to determine which are the most dominant variables on profitability. This study uses multiple regression analysis with firm size as a dummy variable. Data used in this study uses secondary data obtained from the Indonesian Stock Exchange. The sample in this study is a company registered in the Indonesian Stock Exchange are included in manufacturing company from 2005 until 2009. The results of this study indicate that there are significant variables simultaneously on Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio and Firm Size of Return On Asset. The results of this study also showed variable Turnover Working Capital, Debt Equity Ratio, Current Ratio and Firm Size has a significant partial to Return On Assets. In this study, the analysis found the most dominant variable is Firm Size. Results of determination coefficient of 43.4%, this means the ability of the independent variables explain the dependent variable at 43.4%, while the remaining 56.6% are influenced by other variables and not included in this regression analysis. Keywords: Current Ratio, Debt Equity Ratio, Firm Size, Return On Asset, Working Capital Turnover.
vi
ABSTRAK Penelitian ini memiliki tujuan yaitu, menganalisis pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm Size terhadap profitabilitas, baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia, Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuditas dan Firm Size terhadap profitabilitas baik secara simultan maupun parsial. Agar dapat menentukan variabel mana yang paling dominan terhadap profitabilitas. Penelitian ini menggunakan analisa regresi linier berganda dengan firm size sebagai variabel dummy. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel pada penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang masuk dalam perusahaan manufaktur mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio dan Firm Size terhadap Return On Asset. Hasil penelitian ini juga menunjukkan variabel Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio dan Firm Size berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return On Asset. Pada penelitian ini ditemukan hasil analisa variabel yang paling dominan adalah Firm Size. Hasil koefisien determinasi sebesar 43,4%, hal ini berarti kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen sebesar 43,4 %, sedangkan sisanya 56,6% dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk kedalam analisis regresi ini. Kata kunci: Current Ratio, Debt Equity Ratio, Firm Size, Return On Asset, Working Capital Turnover,
vii
KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memebrikan rahmat, hidayah-Nya dan Nikamt-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tercurah kepada Suri Tauladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang yang kita rasakan saat ini. Pada Kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak- banyaknya kepada berbagai pihak yang telah membantu serta memberikan motivasi kepada penulis dalam pembuatan skripsi ini. Ucapan Terima Kasih penulis sampaikan kepada : 1. Almh. Nenekku tercinta, Ibu Hj. Chairiyah binti Zakariah yang semasa hidupnya sering memberikan do’a dan motivasi kepada saya untuk cepat menyelesaikan kuliahnya. 2. Kedua orang tuaku, Ayahanda Tercinta H. Mufraini dan Ibunda tersayang Hj. Faridah yang telah memberikan curahan kasih saying yang tiada hentinya serta memotivasi untuk terus maju sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku Pudek I dan Dosen Pembimbing I, yang senantiasa memberikan Motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai. 5. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, Msi. Selaku pembimbing II, yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan kesabarannya untuk selalu memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Non regular, khususnya Dosen-dosen manajemen, terima kasih atas ilmu dan bimbingannya yang telah diberikan kepada penulis.
viii
7. Para Staff akademik non regular dan jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah banyak membantu penulis 8. Adik-adikku
tersayang
Syafrian
Akbar,
S.Sos.I.,
Helmi
Yusuf,
Muhammad Fikri dan Dewi Maulidia. 9. Semua teman-teman Konsentrasi Manajemen Keuangan A (Akibar, Khania V.,Dewi Antika, Devi, Fajriyah, Dede Yana R.,Lina, Aditya Y, Ary H., Iskandar, Toto, Andry,dLL) serta teman-teman di Manajemen B (lutfiah, akhirnya kita bareng yah Vi, Prima, Rika, Ririn, Nurul, Anggi P, DLL) atas motivasi dan kebersamaanya serta semangatnya selama kuliah, serta Teman–temanku di Kost Albarkah II (Yusfi A., Susi, Laila dll) thanks For all… 10. Kepada Someone Special Rama Indra Syahputra, yang rajin mengantar penulis untuk mencari jurnal – jurnal dan referensi , dan yang telah memberikan motivasi serta semangatnya kepada penulis, hingga terselesaikan dengan baik. 11. Dan kepada semua teman – teman dan pihak – pihak lain yang telah membantu, mendukung, dan mendo’akan dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis Menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekuarangan, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dari penulis. Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih atas kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, amin.
Jakarta, Oktober 2010
Afriani Wulan Sari
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DALAM .................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI....................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI.......................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF....................... .... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP...................................................................... v ABSTRACT......................................................................................... .......... vi ABSTRAK……………………………………………………………. ........ vii KATA PENGANTAR………………………………………………………. viii DAFTAR ISI.................................................................................................. x DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah............................................ 1
B.
Perumusan Masalah.................................................. 10
C.
Tujuan Penelitian....................................................... 10
D.
Manfaat Penelitian..................................................... 11
TINJAUAN PUSTAKA A.
Modal Kerja
1. Pengertian Modal Kerja ……………………………..
13
2. Faktor–faktor yang menentukan besarnya modal kerja ……..………………………...………….
14
3. Sumber Modal Kerja………………............................
16
4. Fungsi Modal Kerja………………………………….. 18 5. Efesiensi Modal Kerja………………… ……………
19
x
BAB III
BAB IV
BAB V
B.
Leverage................................................................… 21
C.
Likuiditas………………………………………….. 28
D.
Firm Size.........................................................…….. 31
E.
Profitabilitas............................................................. 33
F.
Penelitian Sebelumnya…………………………….. 36
G.
Kerangka Pemikiran.....................................……... 42
H.
Hipotesis................................................................
43
METODE PENELITIAN A.
Ruang Lingkup Penelitian...................................
44
B.
Metode Penetuan Sampel....................................
44
C.
Metode Pengumpulan Data.................................
46
D.
Metode Analisis Data..........................................
46
E.
Operasional Variabel Penelitian...........................
53
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A.
Gambaran Umum Objek Penelitian ……………..
B.
Perusahaan yang menjadi Objek Penelitian………. 64
C.
Hasil dan Pembahasan …………………………..
D.
Interpretasi …………………………………......... 84
60
65
KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan ……………………………………… 84
B.
Saran Dan Implikasi……………………………… 85
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 88 LAMPIRAN................................................................................................. 90
xi
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Perusahaan Manufaktur
45
4.1
Perusahaan Objek Penelitian
62
4.7
Hasil Pengujian Multikolinearitas
71
4.8
Hasil Pengujian Autokolerasi
72
4.9
Hasil Pengujian Uji t
74
4.10
Hasil Pengujian Uji F
76
4.11
Hasil Pengujian Adj R Square
77
4.12
Hasil Analisis Regresi
78
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran
42
4.1
Grafik. Working Capital Turnover
63
4.2
Grafik. Debt To Equity Ratio
65
4.3
Grafik. Current Ratio
66
4.4
Grafik. Firm Size
67
4.5
Grafik. Return On Asset
68
4.6
Pengujian Normalitas data
70
4.7
Uji Heterokedastisitas
73
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Keterangan
1
Daftar Perusahaan Objek Penelitian
2
Data Mentah
3
Hasil Pengujian Regresi Berganda dengan Dummy
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Di Era globalisasi yang melanda di dunia saat ini memberi dampak yang signifikan bagi kehidupan manusia. Perekonomian dunia akan terintegrasi secara global dengan semakin kuatnya tuntutan terhadap penerapan prinsip perdagangan bebas. Dengan bertambah dewasanya perusahaan – perusahaan juga berkembang untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar yang berubah – ubah dan bersaing untuk memperoleh
manajemen
berkemampuan
terbaik.
Serta
dengan
makin
berkembangnya teknologi dan semakin meningkatnya spesialisasi dalam perusahaan, semakin banyak pula perusahaan – perusahaan yang menjadi besar, dimana faktor produksi mempunyai modal penting (Restu:2009). Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya seharihari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai, dan lain sebagainya, dimana dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya. Uang yang masuk berasal dari penjualan produk tersebut akan dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya (Wibisono Handoyo, 1997:81).
1
Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Manfaat laporan keuangan tersebut menjadi optimal bagi investor apabila investor dapat menganalisis lebih lanjut melalui analisis rasio keuangan (Penman, 1991). (Horigan, 1965) dalam (Tuasikal, 2001) menyatakan bahwa rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan pada masa mendatang, serta sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang. Rasio keuangan yang berasal dari laporan keuangan ini sering disebut faktor fundamental perusahaan yang dilakukan dengan teknik analisis fundamental. Bagi perusahaan-perusahaan yang go public diharuskan menyertakan rasio keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (BEJ). Manajemen modal kerja berkepentingan terhadap keputusan investasi pada aktiva lancar dan hutang lancar. Dari hasil penjualan yang tinggi perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang semakin tinggi. Jumlah keuntungan yang diperoleh secara teratur merupakan salah satu faktor penting untuk menilai tingkat profitabilitas. Dan perusahaan di tuntut untuk selalu meningkatkan efesiensi kerjanya sehingga tujuan yang diharapkan dapat dicapai oleh perusahaan dengan pencapaian laba yang optimal. Menurut Indriyo (1980) seperti yang dikutip dalam Mahaldi (2003) pada perusahaan bila dilihat dari bentuknya, modal kerja memiliki 2 macam bentuk 2
yaitu modal kerja permanen dan modal kerja variabel: Modal kerja permanen adalah kebutuhan minimum bagi perusahaan untuk memutarkan usahanya merupakan modal kerja permanen. Sering juga diartikan dengan jumlah kebutuhan modal kerja yang harus selalu ada dalam satu tahun. Kebutuhan tersebut adalah berupa jumlah aktiva lancar yang harus selalu ada dalam satu tahun perputaran usahanya. Modal kerja variabel adalah kebutuhan modal kerja yang hanya dibutuhkan pada saat-saat tertentu saja dalam satu tahun perputaran usahanya. Misalnya tambahan-tambahan kebutuhan modal kerja pada saat penjualan meningkat (penjualan puncak). Pada saat-saat meningkatnya penjualan tersebut tentu saja kebutuhan juga bertambah begitu pula upah buruh. Jumlah piutang juga bertambah besar dan diperlukan dana untuk itu Besar kecilnya kebutuhan dari kedua jenis modal kerja tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu volume penjualan, pengaruh musim, kemajuan teknologi. Modal kerja dalam neraca mencakup aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam jangka pendek. Oleh sebab itu, modal kerja bersih menggambarkan selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dalam perusahaan. Jadi manajemen modal kerja sangat berkaitan dengan manajemen investasi dalam aktiva lancar serta kebijakan dalam kewajiban lancarnya. Modal kerja memiliki sifat fleksibel, besar kecilnya modal kerja ditambah atau dikurangi sesuai kebutuhan perusahaan. Menetapkan modal kerja terdiri atas, kas, piutang, persediaan yang harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Besarnya modal kerja harus sesuai dengan 3
kebutuhan perusahaan, karena baik kelebihan atau kekurangan modal kerja samasama akan membawa dampak negatif bagi perusahaan. Dalam pengelolaan modal kerja mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan laba yang memadai bagi terjaminnya komunitas perusahaan. Perusahaan yang tidak dapat memperhitungkan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka perusahaan kemungkinan mengalami insolvency (tak mampu memenuhi kewajiban jatuh tempo) dan bahkan mungkin dengan terpaksa harus dilikuidasi. Aktiva lancar cukup besar untuk dapat menutup hutang lancar sedemilkian rupa, sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan (margin safety) yang memuaskan. Sementara itu, jika perusahaan menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan perusahaan overlikuid sehingga menimbulkan dana menganggur yang mengakibatkan inefesiensi perusahaan, dan membuang kesempatan memperoleh laba. Adanya modal kerja yang cukup, memungkinkan perusahaan beroperasi seekonomis mungkin, sehingga diperlukan kebijaksanaan yang tepat dalam modal kerja. Adanya kebijaksanaan modal kerja yang tepat, akan menyebabkan seluruh aktivitas usaha dapat terjamin dengan lancar sehingga akan mendorong peningkatan profitabilitas. Komponen penting dalam aktiva lancar adalah kas dan setara kas (termasuk diantaranya adalah surat – surat berharga). Masalah yang selalu di hadapi oleh manajer keuangan adalah penyediaan alat yang paling likuid yang seharusnya dapat di investasikan ke dalam surat berharga yang lebih 4
“menghasilkan” dari pada dibiarkan menganggur. Lalu komponen lainnya adalah piutang, yang terjadi karena perusahaan menjual barang secara kredit. Dan yang terakhir adalah persediaan barang dagangan. Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang umumnya juga terdiri dari bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi (Arief:2009) Efesiensi Modal Kerja adalah ketepatan cara (usaha dan kerja) dalam menjalankan sesuatu yang tidak membuang waktu, tenaga, biaya dan kegunaan berkaitan penggunaan modal kerja yaitu mengupayakan agar modal kerja yang tersedia tidak kelebihan dan tidak juga kekurangan. Untuk dapat menentukan jumlah modal kerja yang efisien, terlebih dahulu diukur dari elemen – elemen modal kerja. Elemen Modal Kerja terdiri dari kas, piutang, dan persediaan. Dari semua elemen modal kerja dihitung perputarannya semakin cepat tingkat perputaran nya semakin lambat maka penggunaan modal kerja yang ada dalam perusahaan tersebut kurang efisien. Perputaran modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang disebabkan rendahnya turnover persediaan dan piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar. Penurunan laba menunjukkan pendapatan yang menurun atau naiknya biaya-biaya yang digunakan untuk menghasilkan laba. Pembiayaan dengan utang atau leverage keuangan menurut Brigham dan Houston (2001: 84) memiliki tiga implikasi penting, yaitu: Pertama, memperoleh dana melalui utang membuat pemegang saham dapat mempertahankan 5
pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas. Kedua, kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk memberikan marjin pengaman, sehingga jika pemegang saham hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan, maka risiko perusahaan sebagian besar ada pada kreditur. Ketiga, Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding pembayaran bunga, maka pengembalian atas modal pemilik akan lebih besar. Sementara itu Sawir (2005) menyebutkan bahwa leverage dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pengembalian pemegang saham, tetapi dengan risiko akan meningkatkan kerugian pada masa-masa suram. Profitabilitas menurut S.Munawir (2004) adalah suatu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam suatu periode tertentu. Profitabilitas juga dapat menunjukan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusankeputusan manajemen. Profitabilitas merupakan salah satu bagian yang terpenting bagi perusahaan karena disamping dapat menilai efisiensi kerja, juga merupakan alat untuk meramal laba pada masa yang akan datang dan juga merupakan alat pengendalian bagi manajemen. Alasan yang membuat peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan ini adalah karena adanya perbedaan data yang akan dihitung untuk mengukur perbedaan nilai waktu pada data terbaru yang diperoleh. Data saat ini yang diperoleh adalah data terbaru yakni dari tahun 2005 sampai 2009 selama lima 6
tahun. Sedangkan pada penelitian terdahulu, memang terdapat pengaruh signifikan antara tingkat efektifitas komponen modal kerja terhadap profitabilitas dengan pengolahan data pada tahun 2007. Peneliti tertarik untuk menguji apakah terdapat perbedaan dari sudut konsep situasi ekonomi pada tahun 2007 dan penambahan variabel - variabel, dengan tahun perolehan data terbaru yaitu tahun 2005 hingga 2009. Rasio leverage adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. (Riyanto, 2001). Leverage menjadi indikasi efisiensi kegiatan bisnis perusahaan, serta pembagian resiko usaha antara pemilik perusahaan dan para pemberi pinjaman atau kreditur. Sebagian pos utang jangka pendek, menengah dan panjang menanggung biaya bunga. Contoh utang dengan beban bunga adalah kredit dari bank dan lembaga keuangan yang lain. Semakin kecil jumlah pinjaman berbunga semakin kecil pula beban bunga kredit yang ditanggung perusahaan. Dengan demikian dipandang dari segi beban bunga, perusahaan tersebut lebih efisien operasi bisnisnya. Apabila beban biaya operasional yang lain wajar, dengan beban bunga pinjaman kecil diharapkan profitabilitas perusahaan meningkat. (Sutojo dan Kleinsteuber, 2004:37). Semakin tinggi rasio leverage maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio leverage (solvabilitas) yang rendah tentu mempunyai resiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini juga 7
mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi. Likuiditas merupakan bentuk kemampuan yang dalam hal ini adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “likuid”. Menurut Riyanto (2001:24) masalah likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Ukuran Perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan berbeda. Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Menurut Dwi mulyani (2007), ukuran perusahaan secara tidak langsung menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam mengendalikan dan menghasilkan laba. Ukuran suatu perusahaan salah satunya dapat dilihat dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, karena aktiva menggambarkan tersedianya sumber daya untuk kegiatan perusahaan dimana kegiatan tersebut cenderung dilakukan untuk memperoleh laba. Hal tersebut membuktikan bahwa ukuran suatu perusahaan secara tidak langsung juga mementukan laba yang diperoleh perusahaan. 8
Pada penelitian ini memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian terdahulu, dimana pada penelitian ini memiliki perbedaan dalam hal metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode regresi dengan dummy sedangkan, pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ririn (2009). Ririn melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004 - 2007. Dalam Penelitianya menggunakan metode regresi berganda dan menggunakan variabel sales growth ratio, financial debt ratio, fixed financial assets ratio, inventories turnover ratio, receivable turnover ratio. Oleh sebab itu, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh apakah ada pengaruh dari efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas, dan firm size terhadap profitabilitas, yang di tuangkan dalam judul “ANALISIS PENGARUH EFESIENSI MODAL KERJA, LEVERAGE, LIKUIDITAS DAN FIRM SIZE TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang terdapat Di Bursa Efek Indonesia, periode 2005 – 2009)”
9
B. Perumusan Masalah Berdasarkan masalah tersebut di atas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan Firm Size terhadap tingkat profitabilitas? 2. Berapa besar pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan Firm Size terhadap tingkat profitabilitas? 3. Dari ke empat variabel independen tersebut, variabel manakah yang paling dominan mempengaruhi profitabilitas?
C. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap profitabilitas, baik secara simultan maupun secara parsial pada perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk menganalisis berapa besarnya pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuditas dan firm size terhadap profitabilitas . 3. Untuk menganalisis variabel independen yang paling dominan mempengaruhi profitabilitas.
10
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang akan dicapai dari penelitian ini , antara lain : 1. Bagi Perusahaan Sebagai pengukur untuk memaksimalisasi keuntungan perusahaan yang lebih optimal. Sebagai bahan informasi bagi perusahaan dalam mengelola modal kerja secara efektif dan efisien sehingga tujuan perusahaan dalam memperoleh laba dan meningkatkan perkembangan perusahaan dapat tercapai. 2. Bagi Akademis Dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai pengaruh modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap profitabilitas, dan juga dapat dijadikan acuan yang nanti nya dapat di teliti oleh peneliti selanjutnya, karena nilai kesempurnaannya yang belum maksimal dan dapat membantu akademisi sebagai bahan referensi.
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Modal Kerja Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk dapat menjalankan operasionalnya sehari – hari, misalnya pemabayaran uang muka pembelian bahan baku atau bahan mentah, dan membayar upah karyawan, gaji karyawan. Dimana dana yang dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk kedalam perusahaan dalam kurun waktu yang pendek melalui hasil produksi perusahaan. Menurut Elisa Tjondro (2007) struktur modal adalah gabungan hutang jangka panjang (long-term debt ) dan modal (equity). Menurut ghosh et.al. (2000) struktur modal adalah perbandingan antara hutang perusahaan (total debt) dengan total aktiva (total assets). Menurut westo & Copeland (2001: 19) struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pembiyaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Pengelolaan modal kerja meliputi usaha mendapatkan dan menyediakan dana yang di butuhkan serta usaha untuk menggunakan dana tersebut secara efektif dan efisien dengan tetap mempertahankan arus pendapatan guna kelangsungan perusahaan dalam membiayai operasi selanjutnya. Oleh sebab itu, diperlukan manajemen yang baik dalam setiap pengelolaan modal kerjanya. 12
1. Pengertian Modal Kerja Ada tiga konsep modal kerja yang dapat kita ketahui, yaitu : a. Konsep Kuantitatif atau Modal Kerja Bruto, menurut konsep ini modal kerja adalah sejumlah aktiva lancar. Berarti jumlah Kas/Bank + efek yang bias diperjual belikan + piutang + persediaan. b. Konsep Kualitatif atau Modal Kerja Neto, Menurut konsep ini modal kerja adalah selisih lebih jumlah aktiva lancar terhadap jumlah utang lancar. c. Konsep Fungsional , menurut konsep ini modal kerja adalah dana yang digunakan selama periode akuntansi untuk menghasilkan penghasilan yang utama (current income) pada saat sekarang ini sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan. Apabila kita melihat kepada beberapa pos Neraca maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Kas dan Persediaan merupakan modal kerja 2) Piutang Dagang terbagi 2 bagian, yaitu ; (a) Bagian dana dalam bentuk piutang yang di investasikan dalam produk yang terjual (harga pokok produknya) merupakan modal kerja. (b) Bagian dana dalam bentuk piutang merupakan keuntungan
yang
terjual secara kredit merupakan modal kerja potensial. Karena baru bisa dianggap sebagai modal apabila piutangnya telah tertagih. 13
(c) Efek yang bisa diperjual belikan merupakan modal kerja potensial, karena baru bisa dianggap sebagai modal apabila efek tersebut sudah terjual (d) Aktiva tetap terbagi 2 yaitu; a. Penyusutan aktiva merupakan modal kerja b. Nilai buku aktiva tetap bukan merupakan modal kerja Perencanaan
yang tidak cermat
dalam
aktiva lancar akan
menimbulkan masalah likuiditas bagi perusahaan. Mengaitkan masalah tersebut dengan modal kerja bertujuan untuk mencari susunan aktiva lancar serta kewajiban lancar yang optimal. Keterkaitan lainnya adalah masalah pembiayaan dari aktiva lancar tersebut dengan berbagai alternative pilihan antara aktiva lancarnya dan pinjaman jangka panjang yang akan dipertimbangkan. Tingkat investasi dalam aktiva lancar itu ditentukan oleh manfaat dan biayanya. 2. Faktor – faktor yang menentukan besarnya modal kerja a. Sifat dan Jenis Perusahaan Pada umumnya modal kerja untuk suatu perusahaan jasa relative lebih kecil jika dibandingkan dengan perusahaan dagang atau manufaktur.
14
b. Proses Produksi Jika proses produksi untuk suatu industry cukup rumit dan memakan waktu yang lama, tentu saja proses produksi itu akan memerlukan modal kerja yang cukup pula. c. Sistem Penjualan Jika suatu perusahaan yang sebagian penjualannya dilakukan dengan sistem kredit, tentu saja modal kerja akan banyak terserap terutama untuk membiayai piutang. d. Sistem Persediaan Sistem persediaan ini sangat mempengaruhi modal kerja yangtertanam dalam perusahaan. Hal itu dapat dilihat dari jenis barangnya apakah mudah rusak atau tahan lama. Selain itu, bagi perusahaan yang membutuhkan bahan baku, perlu dipertimbangkan apakah harganya sangan fluktuatif terhadap pasar komoditi serta apakah bahan baku tersebut dapat diperoleh secara lokal atau impor . e. Sikap dari Pengambil Putusan (Manajemen Perusahaan) Sikap ini sangat penting untuk menetukan tingkat modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.(Tunggal, 1995 : 96-101)
15
3. Sumber Modal Kerja Pada dasarnya modal kerja itu terdiri dari dua bagian pokok, yaitu : a. Bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah minimum yang harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa kesulitan keuangan, dan b. Jumlah modal kerja yang variabel yang jumlahnya tergantung pada aktivitas musiman dan kebutuhan – kebutuhan di luar aktivitas yang biasa. Kebutuhan modal kerja yang permanen seharusnya atau sebaiknya dibiayai oleh pemilik perusahaan atau para pemegang saham. Semakin besar jumlah modal kerja yang dibiayai atau berasal dari investasi pemilik perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan semakin besar kemampuan perusahaan tersebut karena akan semakin besar kemampuan untuk memperoleh kredit dan semakin besar jaminan kreditor jangka pendek. Pada umumnya sumber modal kerja suatu perusahaan dapat berasal dari : a. Hasil Operasi Perusahaan Adalah jumlah Net Income yang Nampak dalam laporan perhitungan rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi, jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja yang berasal dari hasil operasi perusahaan.
16
b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga (investasi jangka pendek) Surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat dijual dan akan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan surat berharga ini menyebabkan terjadinya perubahan dalam unsur modal kerja yaitu bentuk surat berharga berubah menjadi uang kas. c. Penjualan aktiva tidak lancar Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar yang tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang akan menyebabkan bertambahnya modal kerja sebesar hasil penjualan tersebut. d. Penjualan saham atau Obligasi Untuk menambah dana atau modal kerja yang dibutuhkan, perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik perusahaan untuk menambah modalnya, di samping perusahaan dapat juga mengeluarkan obligasi atau bentuk hutang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya.
17
4. Fungsi Modal kerja Modal kerja dalam suatu perusahaan digunakan operasi perusahaan, tergantung dari tipe dan sifat dari aktiva lancar yang dimilki seperti kas, piutang dan persediaan. Modal kerja yang tersedia harus cukup jumlahnya. Artinya harus mampu membiayai pengeluaran sehari – hari, disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi seekonomis mungkin sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan. Modal kerja yang cukup bagi perusahaan, mempunyai peranan penting yaitu : a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar b. Memungkinkan untuk membayar semua kewajiban tepat pada waktunya c. Memungkinkan bagi perusahaan untuk menghadapi kesulitan keuangan yang mungkin terjadi. d. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumen e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada para pelanggan f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien, karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
18
5. Efesiensi Modal Kerja Manajemen atau pengelolaan modal kerja merupakan hal yang sangat penting agar kelangsungan usaha sebuah perusahaan dapat dipertahankan. Kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja akan menyebabkan buruknya kondisi keuangan perusahaan sehingga perusahaan dapat terhambat atau terhenti sama sekali. Adanya kesalahan atau kekeliruan dalam pengelolaan modal kerja dapat menimbulkan kelebihan atau kekurangan dalam penyediaan modal kerja (Tunggal, 1995:92). Adanya kelebihan modal kerja dalam sebuah perusahaan dapat disebabkan oleh : a. Pengeluaran obligasi/saham dalam jumlah yang lebih dari yang diperlukan b. Penjualan aktiva tak lancar yang tak diganti c. Terjadinya laba operasi yang tidak digunakan untuk pembayaran dividen, untuk pembelian aktiva tetap atau untuk tujuan lainnya yang serupa d. Konversi atau perubahan aktiva tetap ke dalam modal kerja e. Karena akumulasi atau penimbunan sementara dari berbagai dana yang disediakan untuk investasi – investasi dan sebagainya.
19
6. Rasio – rasio yang digunakan untuk mengukur efesiensi modal kerja a. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap modal kerja. Formulasi dari Working Capital Turnover (WCT) adalah sebagai berikut :
(Arief Sugiono,2009;73) b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) Rasio ini mengukur efesiensi pengelolaan persediaan barang dagang, menunjukkan
berapa
kali
persediaan
dapat
berputar
dalam
setahun.Formulasi dari Inventory Turnover adalah sebagai berikut :
(Arief Sugiono,2009;73)
20
c. Perputaran Piutang (Receivable Turnover) Rasio ini menunjukkan efesiensi pengelolaan piutang perusahaan. Semakin tinggi rasio menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang rendah. Formulasi dari Receivable Turnover (RT) adalah :
Kebijakan
modal kerja yang efisien
menghadapkan pihak
manajemen pada keputusan yang mengakibatkan adanya pertukaran (trade off) antara faktor likuiditas dan profitabilitas (van Horne,1997). Keputusan untuk menetapkan jumlah modal kerja yang besar memungkinkan tingkat likuiditas terjaga namun dapat menurunkan profitabilitas. Sebaliknya keputusan yang cenderung untuk memaksimalkan profitabilitas dapat mengganggu tingkat kelancaran likuiditas. B. Leverage Rasio Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari hutang. Artinya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka 21
panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Leverage suatu perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila perusahaan sekiranya saat ini dilikuidasikan (Riyanto, 1995: 32). Pengertian Leverage dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek dan jangka panjang). Sedangkan menurut Munawir (2002: 32) Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi
kewajiban
keuangannya
apabila
perusahaan
tersebut
dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin tinggi rasio leverage maka semakin tinggi pula resiko kerugian yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio leverage (solvabilitas) yang rendah tentu mempunyai resiko kerugian yang lebih kecil. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi. 1. Pengukuran rasio Leverage, dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu: a) mengukur rasio-rasio neraca dan sejauh mana pinjaman digunakan untuk permodalan b) melalui pendekatan rasio rasio laba rugi. 2. Manfaat rasio Leverage : a) untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya. 22
b) untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajibanyang bersifat tetap. c) untuk menganalisis keseimbangan antara lain aktiva khususnya aktiva khususnya aktiva tetapdengan modal. d) untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. e) untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva f) untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang. g) untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada terdapat sekian kalinya modal sendiri. Intinya dengan analisis rasio leverage, perusahaan akan mengetahui beberapa hal berkaitan dengan penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman serta mengetahui rasio kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. 3. Jenis-jenis Rasio Leverage Adapun jenis rasio leverage yang sering digunakan perusahaan : a) Debt To Asset Ratio (debt ratio) b) Debt To Equity Ratio c) Long Term Debt To Equity Ratio d) Times Interest Earned e) Fixed Charge Coverage 23
a) Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) Rasio ini merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahan tidak mampu menutupi utangutangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin kecil perusahaan dibiayai dari utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio perusahaan, digunakan rasio rata-rata industri yang sejenis. Rumus :
b) Debt to Equity Ratio Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini 24
berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pinjaman (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Debt To Equity Ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham.Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Ross et al : 2003) yang menyatakan bahwa “debt to equity ratio is dividing total debt with total equity”. Menurut Horne dan Wachoviz (1998:145) “Debt to equity is computed by simply dividing the total debt of the firm (lincluding current liabilities) by its shareholders equity”. Debt to equity ratio merupakan perhitungan sederhana yang membandingkan total hutang perusahaan dari modal pemegang saham. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat Brealey et al. (2001:490) “Debt to equity is long term debt of the firm dividing equity“. Dapat disimpulkan bahwa debt to equity ratio merupakan rasio yang membandingkan total hutang dengan total ekuitas dari pemegang saham. Dengan demikian, debt to equity ratio juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak terbayarkan suatu hutang.
25
Bagi bank (kreditor) semakin besar rasio ini maka akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar rasio yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio ini maka semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugiaan atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Rasio ini juga menunjukkan kelayakan dan resiko keuangan perusahaan. Rumus :
c) Long Term Debt to Equito Ratio (LTDtER) LTDeER merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Tujuannya adalah untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan cara membandingkan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri yang disediakan oleh perusahaan. Rumus :
26
d) Time Interest Earned Rasio ini merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini untuk mencari jumlah kali perolehan bunga. Rasio ini juga diartikan sebagai alat ukur untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio. Semakin tinggi rasio ini maka semakin besar kemungkinan perusahaan dapat bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman baru dari kreditor. Demikian pula sebaliknya apabila rasionya rendah semakin rendah pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan biaya lainnya. Rumus :
Atau
e) Fixed Charge Coverage (FCC) Rasio
ini
sering
juga
disebut
dengan Lingkup
Biaya
Tetap, merupakan rasioyang menyerupai Times Interest Ratio. Hanya saja perbedaannya adalah rasio ini dilakukan apabila perusahaan memperoleh 27
utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa (lease contract). Biaya tetap merupakan biaya bunga ditambah kewajiban sewa tahunan atau jangka panjang. Rumus :
C. Likuiditas Likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat – alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu memiliki kemampuan membayar. Menurut (Munawir, 2001 :31) , likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Sehingga dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah 28
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya yang segera harus dipenuhi. Untuk menilai likuiditas terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas, yaitu : 1. Current Ratio Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat mengetahui dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak. Current Ratio yang tinggi maka makin baiklah posisi kreditor. Oleh karena itu terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa utang perusahaan itu akan dapat dibayar pada waktunya. Hal ini terutama berlaku bila pimpinan perusahaan menguasai pos-pos modal kerja dengan ketat/dengan semestinya. Di lain pihak ditinjau dari sudut pemegang saham suatu current ratio yang tinggi tak selalu paling menguntungkan, terutama bila terdapat saldo kas yang kelebihan dan jumlah piutang dan persediaan adalah terlalu besar. Pada umumnya suatu current ratio yang rendah lebih banyak mengandung risiko dari pada current ratio yang tinggi , tetapi kadang – kadang suatu current ratio yang rendah memungkinkan juga menunjukkan pimpinan perusahaan menggunakan aktiva lancar sangat efektif yaitu bila 29
saldo disesuaikan dengan kebutuhan minimum saja dan perputaran piutang dari persediaan ditingkatkan sampai pada tingkat maksimum. Jumlah kas yang diperlukan tergantung dari besarnya perusahaan dan terutama dari jumlah uang yang diperlukan untuk membayar utang lancar, berbagai biaya rutin dan pengeluaran darurat.
Formulasi dari Current Ratio sebagai berikut :
(Sugiono,2009) Rasio ini digunakan untuk mengetahui sebarapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi utang (kewajiban) lancar yang akan jatuh tempo / segera dibayar. 2. Quick Ratio Rasio ini di sebut juga sebagai acid test ratio, yaitu perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan, karena menganggap persediaan memerlukan waktu lama untuk direalisir menjadi kas, persediaan merupakan pos yang paling tidak likuid dalam aktiva lancar. Jika current rasio tinggi 30
tetapi quick rasio rendah, hal ini menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam persediaan. Formulasi dari Quick ratio sebagai berikut :
Tujuan dari Rasio Likuiditas menurut Fred J. Weston yaitu bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. D. Firm Size (Ukuran Perusahaan) Ukuran Perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan berbeda. Pertama, ukuran
perusahaan
dapat
menentukan
tingkat
kemudahan
perusahaan
memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil pada umumnya kekurangan akses ke pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Kalaupun mereka punya akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan
31
penentuan harga sedemikian rupa agar investor mendapatkan hasil yang memberikan return lebih tinggi secara signifikan. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk hutang, termasuk penawaran special yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang yang terlibat, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar hutang. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Akhirnya, ukuran diikuti oleh karakteristik lain yang mempengaruhi struktur keuangan, yaitu perusahaan kecil sering tidak mempunyai staf khusus, tidak menggunakan rencana keuangan, dan tidak mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu system informasi manajemen. Ukuran perusahaan dapat ditentukan berdasarkan laba, aktiva, tenaga kerja, dan lain-lain, yang semuanya berkorelasi tinggi (Agnes Sawir, 2004). Menurut Dwi mulyani (2007), ukuran perusahaan secara tidak langsung menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam mengendalikan dan menghasilkan laba. Ukuran suatu perusahaan salah satunya dapat dilihat dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, karena aktiva menggambarkan tersedianya 32
sumber daya untuk kegiatan perusahaan dimana kegiatan tersebut cenderung dilakukan untuk memperoleh laba. Hal tersebut membuktikan bahwa ukuran suatu perusahaan secara tidak langsung juga mementukan laba yang diperoleh perusahaan. Pengukuran terhadap ukuran perusahaan perusahaan mengacu pada penelitian Krishnan dan Moyer (1996), di mana ukuran perusahaan diproxy dengan nilai logaritma dari total aktiva. ukuran perusahaan dalam penelitian ini merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan pada neraca akhir tahun, yang diukur dengan len (Ln) dari total aktiva E. Profitabilitas Profitabilitas merupakan bentuk kemampuan dari suatu perusahaan dalam hal menghasilkan laba selama periode tertentu. Profitabilitas dari suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif, dengan demikian profitabilitas dari suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode tertentu dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Menurut John B. Guerard Jr. “profitability ratios tell the investor how efficiently a corporation uses its assets to produce net income or profits”.
33
Jumlah
keuntungan
(laba)
yang diperoleh
secara
teratur
serta
kecenderungan atau trend keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus sehingga perlu dianalisis demi memperoleh penilaian atas profitabilitas suatu perusahaan. Pada umumnya profitabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan mempertimbangkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi. Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efesiensi dalam pengelolaan kewajiban dan modal.(Sugiono, 2009) 1.
Gross Profit Margin Rasio ini menunjukkan beberapa besar keuntungan kotor yang diperoleh dari penjualan produk. Dengan Formulasi sebagai berikut :
Selain margin laba kotor, ada baiknya jika dihitung juga persentase dari laba usaha , yaitu sebagai berikut :
34
Untuk kondisi normal, laba kotor seharusnya positif karena perusahaan menjual barang di atas harga pokoknya. Namun, dalam beberapa situasi biasanya gross profit margin adalah negative yang mungkin di sebabkan oleh salah satu faktor, yaitu sebagai berikut : a) Perusahan baru beropersasi sehingga belum mencapai skala ekonomis yang berdampak terhadap tingginya biaya tetap pada overhead pabrik. b) Perusahaan memberikan harga jual yang murah untuk melakukan penetrasi pasar. Hal ini merupakan suatu kebijakan harga. Dalam masa pengenalan produk, sering perusahaan memberikan harga untuk merebut pangsa pasar. c) Terjadinya perang harga di pasaran. Hal ini dapat membahayakan perusahaan jika terjadi terus – menerus karena pada akhirnya perusahaan yang betul-betul kuat yang dapat terus bertahan. 2.
Return On Asset (ROA) Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh asset yang ada. Atau rasio ini menggambarkan efesiensi pada dana yang
35
digunakan dalam perusahaan. Oleh karena itu, sering pula rasio ini disebut Return On Investment. Dengan Formulasi sebagai berikut :
3.
Return On Equity Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh modal yang ada. ROE merupakan salah satu indikator yang digunakan oleh pemegang saham untuk mengukur keberhasilan bisnis yang dijalani. Rasio ini dapat di sebut juga dengan istilah Rentabilitas Modal Sendiri . Dengan Formulasi sebagai berikut :
F. Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Ririn (2009). Ririn melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2004 - 2007. Dalam Penelitian Ririn menggunakan metode regresi berganda dan menggunakan variabel sales growth ratio, financial debt ratio, fixed financial 36
assets ratio, inventories turnover ratio, receivable turnover ratio. Hasil dari penelitian Ririn bahwa secara stimultan dan parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel – variabel tersebut terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dan dari hasil uji regresi dari lima variabel independen yang paling dominan mempengaruhi profitabilitas yaitu financial debt ratio karena mempunyai nilai t statistik yang paling besar dan profitabilitas paling kecil. Yang membedakan penelitian Ririn (2009) dengan penelitian ini adalah terletak pada variabel– variabel. Pada penelitian ini menggunakan Variabel Efesiensi modal kerja, Leverage, Likuiditas dan Firm Size. Sedangkan Ririn menggunakan variable Sales Growth Ratio, Financial Debt Ratio, Fixed Financial Asstes Ratio, Inventories Turnover Ratio, dan Receivable Turnover Ratio. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Ima Hernawati (2007), penelitian tentang Analisis Pengaruh Efesiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas terhadap Profitabilitas (pada perusahaan industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia). Penelitian ini menggunakan regresi berganda. Hasil dari penelitian Ima menunjukkan efesiensi modal kerja, likuiditas dan solvabilitas berpengaruh terhadap profitabilitas. Sedangkan secara parsial efesiensi modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, namun likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Yang membedakan antara penelitian Ima (2007) dengan penelitian ini, bahwa 37
penelitian ini menggunakan perusahaan Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia sedangkan Ima menggunakan sampel perusahaan Industri Barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Penelitian Sebelumnya diteliti oleh Sri Patoyah (2005), yaitu Penelitian tentang Efesiensi Penggunaan Modal Kerja pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) “Harapan” kecamatan Gemuh Kabupaten Kendal. Tahun 2001-2003. Penelitian Sri menggunakan metode penelitian yaitu metode analisis deskriptif, Rasio Likuiditas, Rasio aktivitas, dan Rasio Rentabilitas. Hasil dari analisis tersebut, bahwa rasio likuiditas menunjukkan rasio lancar tahun 2001-2003 dibandingkan dengan tahun 2001 dan 2002 adalah kurang baik sedangkan tahun 2003 adalah baik. Pada rasio Aktivitas, menunjukkan bahwa perputaran piutang tahun 2001-2003 dibandingkan dengan standar pengukuran maka perputaran piutang tahun 2001-2003 kurang efisien. Dan perputaran persediaan tahun 2001 – 2003 cukup efisien. Dan pada rasio Rentabilitas menunjukkan bahwa rasio laba bersih sebelum pajak dengan total aktiva tahun 2001-2003 adalah cukup baik. Yang membedakan penelitian Sri (2005) dengan penelitian ini, adalah penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan menggunakan regresi berganda dan variable – variable yang digunakan efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size, variabel Y profitabilitas. Sedangkan Sri (2005) menggunakan metode analisis deskriptif dan menggunakan rasio likuiditas, rasio aktivitas dan rasio rentabilitas. 38
Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Nisa Fitria (2007), Nisa melakukan penelitian tentang Analisis Efesiensi Modal Kerja dan Pengaruhnya terhadap Rentabilitas Ekonomi pada KPRI di Semarang. Yang hasilnya adalah ada pengaruh antara perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas ekonomi. Secara Parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas dan perputaran piutang terhadap rentabilitas pada KPRI di kota Semarang, artinya Ha ditolak. Sedangkan hasil uji parsial untuk perputaran persediaan terhadap rentabilitas pada KPRI di Kota Semarang
berpengaruh
secara
signifikan,
artinya
Ha
diterima.
Yang
membedakan penelitian Nisa (2007) dengan penelitian ini, adalah variable penelitian ini menggunakan efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size, penelitian dilakukan di perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Mutia Desanti (2008), melakukan penelitian tentang Analisis Pengelolaan Modal Kerja, Profit Margin, Operating Assets Turnover, dan ukuran Perusahaan serta pengaruhnya terhadap tingkat Rentabilitas pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Bahwa dari hasil penelitian Mutia, pada variabel-variabel tersebut (Profit Margin, Operating Assets dan firm size) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat rentabilitas perusahaan manufaktur. Sedangkan Working Capital Turnover
berpengaruh
negatif
terhadap
tingkat
rentabilitas
perusahaan 39
manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian Mutia bahwa profit margin merupakan variable yang paling dominan dan signifikan mempengaruhi tingkat rentabilitas perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Vedvinayagam (2007), penelitian tentang An analysis of working capital management efficiency in telecommunication equipment in industry. Penelitian ini menggunakan sampel pada perusahaan industry telekomunikasi periode 2001-2007. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa modal kerja berhubungan negatif dengan profitabilitas dan tidak mempengaruhi dalam perusahaan industri telekomunikasi. Yang membedakan penelitian vedavinayagam (2007) dengan penelitian ini, bahwa penelitian ini menggunakan variabel efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size sebagai variabel bebas, sedangkan profitabilitas sebagai variabel terikat. Dan menggunakan sampel pada perusahaan manufaktur. Sedangkan
penelitian
Vedavinayagam
(2007),
menggunakan
variable
profitabilitas sebagai bebas dan modal kerja sebagai variabel terikat. Dan menggunakan sampel di perusahaan industri telekomunikasi. Penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Zariyawati (2007), penelitian Zariyawati tentang effect of working capital management on profitability of firm in Malaysia. Penelitian tersebut menggunakan metode analisis korelasi dan regresi. Hasil dari penelitian Zariyawati menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan yang kuat antara siklus konversi kas 40
terhadap profitabilitas. Yang membedakan dari penelitian Zariyawati (2007) dengan penelitian ini, bahwa penelitian ini menggunakan variabel efesiensi modal kerja, leverage dan likuiditas sebagai variabel bebas sedangkan variabel terikat adalah profitabilitas. Penelitian selanjutnya juga dilakukan oleh Pedro, melakukan penelitian tentang Effect of working capital management on SME profitability, yang dilakukan dengan metode analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara piutang dan persediaan terhadap profitabilitas UKM. Sedangkan hutang mempengaruhi pengembalian UKM atas Aktiva. Yang membedakan penelitian Pedro dengan penelitian ini, bahwa penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dan menggunakan variabel bebas yang
berbeda, dan menggunakan sampel pada perusahaan
manufaktur yang terdapat di BEI. Sedangkan penelitian Pedro, menggunakan analisis korelasi, dan menggunakan sampel pada Usaha Kecil Menengah (UKM), dan juga pedro menggunakan variabel bebas adalah Profitabilitas dan variabel terikat, piutang, persediaan dan hutang. Dan penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ioannis, melakukan penelitian tentang The relationship between working capital management and profitability of listed companies in the Athens stock exchange, ini menggunakan metode analisis regresi, dengan hasil adanya hubungan yang negatif antara piutang , persediaan dengan profitabilitas. Yang membedakan dengan penelitian 41
Ioannis adalah, ioannis menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di bursa efek Athena tahun 2001-2004. Sedangkan penelitian ini sampel yang digunakan perusahaan manufaktur yang terdapat dibursa efek Indonesia, dan variabelvariabel penelitian ini working capital turnover, leverage, likuiditas, dan firmsize.
G. Kerangka Pemikiran Berdasarkan masalah yang ada, maka dapat dibuat suatu kerangka berfikir dari pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap profotabilitas secara sistematis pada gambar berikut: X1 (Working Capital Turnover)
X2 Leverage (Debt To Equity Ratio)
X3 Likuiditas (Current Ratio)
X4 Ukuran perusahaan
Y Profitabilitas (ROA)
Uji Asumsi Klasik
Uji Regresi Berganda
Kesimpulan dan Implikasi
Gambar 2.1 kerangka pemikiran 42
H. Hipotesis Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran tersebut berkaitan dengan adanya pengaruh atau tidak adanya pengaruh yang signifikan dari variabel bebas dan variabel terikat. Adapun hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) H0 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap profitabilitas. 2) Ha = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap profitabilitas.
43
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Analisis masalah pada penelitian ini melihat pengaruhnya efesiensi modal kerja, rasio nya adalah Working Capital TurnOver (WCT), Leverage rasionya adalah Debt To Equity Ratio (DER), Likuiditas yang Rasio nya adalah Current Ratio (CR) dan Firm Size ( Ukuran Perusahaan) terhadap Profitabilitas yang rasionya Return On Assets (ROA). B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan dari objek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perusahaan – perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 yang memiliki laporan keuangan yang lengkap setiap tahunnya.
44
2. Sampel Metode dalam pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode Purposive Sampling, yaitu pemilihan sampel perusahaan selama periode penelitian berdasarkan kriteria tertentu. Dengan jumlah sampel 15 perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Tabel 2.1 Perusahaan Manufaktur No. Nama Perusahaan
Kode Saham
1
PT.Aqua Golden Missisippi TBK
AQUA
2
PT.Astra Graphia TBK.
ASGR
3
PT.Delta Djakarta TBK
DLTA
4
PT.Duta Pertiwi Nusantara Tbk
DPNS
5
PT.Dynaplast Tbk
DYNA
6
PT.Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
HMSP
7
PT.Fast Food Indonesia Tbk
FAST
8
PT.Gudang Garam Tbk
GGRM
9
PT.Goodyear Indonesia Tbk
GDYR
10
PT.Intan Wujaya Internasional Tbk
INCI
11
PT.Pan Brother Tex Tbk
PBRX
12
PT.Semen Gresik Tbk
SMGR
13
PT.Unilever IndonesiaTbk
UNVR
14
PT.Selamat SampoernaTbk
SMSM
15
PT.Mustika Ratu Tbk
MRAT
Sumber:www.idx.co.id
45
C. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh hasil penelitian yang di harapkan, dibutuhkan data dan informasi yang mendukung penelitian ini. Data sekunder dan informasi yang di butuhkan adalah : Studi pustaka dilakukan dengan cara mempelajari literatur yang terkait dengan modal kerja, leverage, likuiditas, dan firm size serta dari jurnal, buku, website (SSRN, garudadikti.go.id, google, www.idx.co.id) dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian ini. D. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Penggunaan analisis deskriptif ini ditujukan untuk mengetahui gambaran kondisi efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap profitabilitas melalui retrun on assets perusahaan yang di komparasikan secara eksternal, yaitu melibatkan satu perusahaan yang membandingkan dengan kondisi rata-rata seluruh objek penelitian. 2. Uji Asumsi Klasik Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat
(Y),
maka
peneliti
menggunakan
analisis
regresi
untuk
membandingkan dua variabel yang berbeda. Pada analisis regresi untuk memperoleh model regresi yang bisa dipertanggung jawabkan, maka asumsi – asumsi berikut harus di penuhi: 46
a. Uji Normalitas Uji Normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian dan sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model – model penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memilih distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan membandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menghubungkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali 2001:83). b. Uji Multikolinieritas Melakukan uji multikolinieritas, yaitu untuk menguji ada tidaknya hubungan sempurna antara independen variable pada model regresi, antara lain dengan melihat besaran VIF ( Variance Inflation Factor) dan Tolerance, pada pengujian ini, regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1. Besaran korelasi antar independen variabel, pada pengujian ini, regresi yang bebas multikolinieritas adalah koefisien korelasi antara independen variabel haruslah lemah dibawah 0,5. c.
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). 47
Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainya (Imam Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu penelitian. 1) Uji Durbin – Watson Uji durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara variabel independen hipotesis yang akan diuji adalah : Ho : tidak ada autokorelasi (r = 0) Ha : ada autokorelasi (r ≠ 0) Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi Hipotesis nol
Keputusan
Jika
Tdk ada autokorelasi positif
Tolak
0 < d < dl
Tdk ada autokorelasi positif
No desicien
dl ≤ d ≤ du
Tdk ada korelasi negatif
Tolak
4 dl d 4
Tdk ada korelasi negatif
No deeisen
4 – da ≤ d ≤ 4 - dl
Tdk ada autokorelasi positf atau negatif
Tdk ditolak
Du < d < 4 – du
48
d. Uji Heterokedasitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas (Imam ghazali, 2005). Dalam analisis memiliki dasar yaitu : 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk pola tertentu teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedasitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Analisis Regresi Berganda Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Regresi berganda berguna untuk meramalkan pengaruh dua variabel predictor atau lebih terhadap satu variabel kriterium atau untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional antara tiga variabel bebas (X) atau lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) (Usman, 2003 : 241). Analisis regresi berganda dalam penelitian in digunakan untuk 49
mengetahui pengaruh efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI. Formulasi Persamaan regresi linier berganda sendiri adalah sebagai berikut :
Dimana :
Y
= Profitabilitas ( ROA)
a
= Bilangan Konstanta
b1 – b2 = Koefisien Regresi X1
= Efesiensi modal kerja (WCT)
X2
= Leverage (DER)
X3
= Likuiditas (CR)
X4
= Ukuran Perusahaan (Firm Size)
e
= error
4. Uji t atau Uji Parsial Uji t digunakan untuk menguji hipotesa yaitu untuk menguji signifikasi pengaruh masing-masing variabel indenpenden secara parsial terhadap variabel dependen Hipotesis : Ho : Koefisien regresi tidak signifikan Hi : Koefisien regresi signifikan 50
Kriteria Pengujian : Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima
dan
Pada uji t, nilai probabilitas dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS pada table coefficients kolom sig atau significance. 5. Uji F atau Uji Simultan Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel bebas secara simultan atau tidak. Hipotesis : Ho : Model regresi tidak dapat digunakan Hi : Model regresi dapat digunakan Kriteria Pengujian : Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima 51
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen dari suatu persamaan regresi dengan menggunakan hipotesis statistik. Pengambilan keputusan didasarkan pada nilai probabilitas yang didapatkan hasil pengolahan data melalui program SPSS Statistik Parametrik (Santoso 2004:168) yaitu jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, sedangkan jika < 0,05 maka H0 ditolak. Nilai Probabilitas dari uji F dapat dilihat pada hasil pengolahan dari program SPSS pada table ANOVA kolom sig atau significance. 6. Adjusted R2 Koefisien determinasi (R2) dari hasil regresi berganda menunjukkan seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel – variabel bebasnya (Santoso 2004:167). Dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda maka masingmasing variabel independen yaitu efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size secara parsial dan secara simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu profitabilitas yang dinyatakan dengan R2 untuk menyatakan koefisien determinasi atau seberapa besar pengaruh variabel efesiensi modal kerja, leverage, likuiditas dan firm size terhadap variabel profitabilitas.
52
Sedangkan r2 untuk menyatakan koefisien determinasi parsial variabel independen terhadap variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi adalah 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol, maka semakin kecil pula pengaruh semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen (dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam menjelaskan perubahan nilai variabel dependen). Sedangkan jika koefisien determinasi mendekati 1 maka dapat dikatakan semakin kuat model tersebut dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap variabel terikat. Angka dari R Square didapat dari pengolahan data melalui program SPSS yang bisa dilihat pada table summery kolom R square.
E. Operasional Variabel Penelitian Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel independen atau variabel bebas yang selanjutnya dinyatakan dengan simbol X dan variabel dependen atau variabel terikat yang selanjutnya dinyatakan dengan symbol Y. 1. Variabel Dependen ( Y ) Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah profitabilitas dianggap sebagai variabel yang dipengaruhi oleh modal kerja.
53
Return On Asset (ROA) Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh asset yang ada.
2. Variabel Independen ( X ) Variabel independen merupakan variabel yang diduga mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan adalah: a. Efesiensi Modal Kerja (X1) 1)
Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover) Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap modal kerja. Formulasi dari Working Capital Turnover (WCT) adalah sebagai berikut:
(Arief Sugiono,2009;73)
54
b. Leverage (X2) 1) Debt to Equity Ratio
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan pinjaman (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. c. Likuiditas (X3) 1)
Current Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengetahui sebarapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi utang (kewajiban) lancar yang akan jatuh tempo / segera dibayar.
55
d.
Firm Size (Ukuran Perusahaan) (X4) Besar kecilnya ukuran perusahaan diukur berdasarkan pada rata-rata total asset perusahaan manufaktur terdapat di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2005 sampai dengan 2009. Menurut Yenny Charlemagne (2005) dalam Asnawi dan Wijaya (2006), Ukuran perusahaan berdasarkan total assets di kategorikan menjadi dua kriteria, yaitu : 1. Perusahaan kecil, yang mempunyai kriteria ; total assets kurang dari 400 Miliar. 2. Perusahaan Besar, yang mempunyai kriteria ; total assets lebih besar dari 400 Miliar. Variabel ukuran perusahaan berdasarkan besarnya total assets dibentuk menjadi variabel dummy, yaitu : perusahaan kecil dengan nilai dummy 0 dan perusahaan besar dengan nilai dummy 1.
56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek Indonesia (BEI) adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia juga berperan dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil. Sejarah Bursa Efek, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia Merdeka. Bursa efek Indonesia awalnya pada saat pemerintahaan Hindia Belanda mendirikan di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912 yang di selenggarakan oleh Vereniging Voor de Effectenhandel. Pada tanggal 11 Januari 1925 di Buka Bursa Efek di Surabaya, dan disusul dengan pembukaan Bursa Efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. Kemudian pada tahun 1956 pemerintah mengaktifkan pasar modal sebagai sarana pembiayaan ekonomi. Penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES) menjadi Bursa Efek Indonesia paling lambat 30 November 2007.
57
Selanjutnya Bursa Efek Indonesia mulai aktif 1 Desember 2007, dimana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta. 2. Lembaga – lembaga yang terlibat di Bursa Efek Indonesia Sebagai suatu bisnis yang berdampak sosial yang sangat luas, Bursa Efek Indonesia melibatkan banyak lembaga. Masing – masing pihak mempunyai peranan dan fungsi yang berbeda- beda dan saling menunjang kepentingan lainnya. Pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan di Bursa Efek Indonesia adalah : a. Perusahaan Yang Go Publik (Emiten) Adalah perusahaan yang melakukan emisi atau yang telah melakukan penawaran dalam surat berharga. Pihak ini membutuhkan dana guna membelanjai operasi rencana investasi. b. Perusahaan Efek Perusahaan Efek adalah perusahaan yang telah memperoleh izin usaha untuk beberapa kegiatan pinjaman emisi efek, perantara perdagangan efek, manajer investasi, atau penasehat investasi. c. Lembaga Kliring dan Penyelesaian penyimpangan Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan penyelesaian transaksi yang terjadi di Bursa Efek, penyimpanan efek serta penitipan harga untuk pihak lain.
58
d. Perusahaan Reksadana Adalah pihak yang kegiatan utamanya melakukan inventasi, investasi kembali(re-investasi). e. Lembaga Penunjang Pasar Modal Meliputi penitipan harta, wali amanat atau penanggung yang menyediakan
jasa.
Tempat
penitipan
harta
adalah
pihak
yang
menyelenggarakan penyimpanan harta dalam penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak tanpa mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut. f. Profesi Penunjang Terdiri dari akuntan public, notaries, perusahaan penilai (appraisal) dan konsultan hukum. Akuntan public adalah pihak yang memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan pemeriksa akuntan (auditing). Fungsi akuntan adalah member pendapat atas kewajaran laporan keuangan emiten atau calon emiten. Notaris adalah penjabat yang berwenang membuat akte otentik sebagaimana dimaksudkan dalam Saad Glaad 1860 No.3 tentang pengaturan jabatan notaris. Peran notaris adalah membuat perjanjian, penyusun anggaran dasar dan perubahannya, perubahan pemilik modal dan lain-lain.
59
g. Pemodal (Investor) Adalah pihak perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan. h. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) merupakan lembaga pemerintahan yang mempunyai tugas sebagai berikut: 1) Memonitor dan mengatur surat pasar dimana sekuritas- sekuritas dapat diterbitkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar, dan efisien dengan maksud untuk melindungi kepentingan para pemodal dan masyarakat. 2) Mengawasi dan memonitor pertukaran sekuritas, clearing, settlement, dan lembaga-lembaga penyimpangan reksadana, perusahaan sekuritas dan para pialang, berbagai lembaga pendukung pasar modal dan para professional. 3) untuk merekomendasi tentang pasar modal kepada Meteri Keuangan. Dengan fungsi tersebut diharapkan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
lebih bisa melaksanakan fungsi pengawasan karena
kegiatan perdagangan efek dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengannya diselenggarakan oleh Bursa Efek sendiri, selain itu peraturan mulai dilakukan oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) secara konsisten.
60
3. Sejarah Perusahaan Manufaktur Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang bergerak bidang pengolahan suatu produk yang mengolah dari barang mentah menjadi barang jadi. Di Indonesia perusahaan manufaktur dapat berkembang pesat, hal ini terlihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode ke periode semakin banyak, walaupun ada beberapa perusahaan yang pernah mengalami defisiensi modal untuk sementara karena imbas dari krisis ekonomi. Tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan ini sangat dibutuhkan masyarakat sehingga prospeknya menguntungkan baik di masa sekarang maupun yang akan datang. Di sisi lain didasarkan atas prediksi bahwa perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang sangat dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari sehingga sangat kecil kemungkinan untuk rugi (ICMD,2000). Adapun yang termasuk ke dalam perusahaan yang terdaftar di BEI yang masuk kategori perusahaan manufaktur, adalah:
61
B. Perusahaan yang menjadi Objek Penelitian Perusahaan Objek Penelitian Tabel 4.1 No.
Nama Perusahaan
Kode Saham
1
PT.Aqua Golden Missisippi TBK
AQUA
2
PT.Astra Graphia TBK.
ASGR
3
PT.Delta Djakarta TBK
DLTA
4
PT.Duta Pertiwi Nusantara Tbk
DPNS
5
PT.Dynaplast Tbk
DYNA
6
PT.Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
HMSP
7
PT.Fast Food Indonesia Tbk
FAST
8
PT.Gudang Garam Tbk
GGRM
9
PT.Goodyear Indonesia Tbk
GDYR
10
PT.Intan Wujaya Internasional Tbk
INCI
11
PT.Pan Brother Tex Tbk
PBRX
12
PT.Semen Gresik Tbk
SMGR
13
PT.Unilever IndonesiaTbk
UNVR
14
PT.Selamat SampoernaTbk
SMSM
15
PT.Mustika Ratu Tbk
MRAT
Sumber : www.idx.co.id
62
C. Hasil Dan Pembahasan 1. Deskriptif Data Pengolahan data dilakukan secara elektronik mempergunakan Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for Windows untuk mempercepat perolehan data hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti. Tabel deskriptif menunjukkan semua variabel yang digunakan dalam model analisis Regresi Berganda, yaitu variabel Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio dan Firm Size sebagai variabel bebas dan Return On Asset sebagai variabel dependent. Penjelasan lengkap masing-masing variabel adalah sebagai berkut: a. Working Capital Turnover
Sumber :Financial Report, data diolah
Grafik 4.1 Working Capital Turnover 63
Berdasarkan hasil perhitungan Working Capital Turnover masingmasing perusahaan pada Grafik 4.1, Pada Tahun 2005, Working Capital Turnover, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 18,8931 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar -15,0202. Pada Tahun 2006, Working Capital Turnover, tertinggi dimiliki oleh PT. Fast Food Indonesia Tbk sebesar 121,4824 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar -8,5267. Pada Tahun 2007, Working Capital Turnover, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 47,0659 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar 209,5963. Pada Tahun 2008, Working Capital Turnover, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 1.278,5465 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar 14,3759. Dan pada Tahun 2009, Working Capital Turnover, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 161,6147 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar -28,5133.
64
b. Debt Equity Ratio
Sumber :Financial Report, data diolah
Grafik 4.2 Debt Equity Ratio Berdasarkan hasil perhitungan Debt To Equity Ratio masing-masing perusahaan pada Grafik 4.2, Pada Tahun 2005, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 2,56 dan terendah dipegang oleh PT. Inti Wijaya International Tbk sebesar 0,12. Pada Tahun 2006, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 3,73dan terendah dipegang oleh PT. Inti Wijaya International Tbk sebesar 0,13. Pada Tahun 2007, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 4,85dan terendah dipegang oleh PT. Mustika Ratu Tbk sebesar 0,14. Pada Tahun 2008, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar 8,69 dan terendah dipegang oleh PT. 65
Mustika Ratu sebesar 0,10. Dan pada Tahun 2009, Debt to Equity Ratio, tertinggi dimiliki olehPT. Pan Brother Tex Tbk Tbk sebesar 5,29dan terendah dipegang oleh PT. Inti Wijaya International Tbk Indonesia Tbk sebesar 0,09. c. Current Ratio
Sumber :Financial Report, data diolah
Berdasarkan
Grafik 4.3 Current Ratio hasil perhitungan Current
Ratio
masing-masing
perusahaan pada Grafik 4.3, Pada Tahun 2005, Current Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT.Intan Wijaya Internasional Tbk sebesar 7,72 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar 0,84. Pada Tahun 2006, Current Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Aqua Golden Missisippi Tbk sebesar 7,18 dan terendah dipegang oleh PT.Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar 0,78. Pada Tahun 2007, Current Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Aqua Golden 66
Missisippi Tbk sebesar 7,09 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar 0,99. Pada Tahun 2008, Current Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Intan Wijaya Internasional Tbk sebesar 10,55 dan terendah dipegang oleh PT. Dynaplast Tbk sebesar 0,82. Dan pada Tahun 2009, Current Ratio, tertinggi dimiliki oleh PT. Intan Wijaya Internasional Tbk sebesar 12,56 dan terendah dipegang oleh PT. GoodYear Indonesia Tbk sebesar 0,89. d. Firm Size
Sumber :Financial Report, data diolah
Grafik 4.4 Firm Size Berdasarkan hasil perhitungan Firm Size masing-masing perusahaan pada Grafik 4.4, Pada Tahun 2005, Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk Sebesar 22.128.851.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar 150.358.000.000. Pada Tahun 2006, 67
Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk sebesar 21.733.034.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar 143.512.000.000. Pada Tahun 2007, Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk sebesar 23.928.968.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar 146.045.000.000. Pada Tahun 2008, Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk sebesar 24.072.959.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar 156.052.000.000. Dan pada Tahun 2009, Firm Size, tertinggi dimiliki oleh PT. Gudang Garam Tbk sebesar 26.432.391.000.000 dan terendah dipegang oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar 151.192.000.000. e. Return On Asset
Sumber :Financial Report, data diolah
Grafik 4.5 Return on Asset 68
Berdasarkan hasil perhitungan Return On Asset masing-masing perusahaan pada Grafik 4.5, Pada Tahun 2005, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,54 dan terendah dipegang oleh PT. Goodyear indonesia Tbk sebesar -0,02. Pada Tahun 2006, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,53 dan terendah dipegang oleh PT. Inti Wijaya International Tbk sebesar -0,03. Pada Tahun 2007, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,53 dan terendah dipegang oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk sebesar 0,05. Pada Tahun 2008, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,53 dan terendah dipegang oleh PT. Pan Brother Tex Tbk sebesar -0,04. Dan pada Tahun 2009, Return On Asset, tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia Tbk sebesar 0,45 dan terendah dipegang oleh PT. Inti wijaya International Tbk sebesar 0,01. 2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.
69
Untuk mengetahui model regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya berdistribusi normal atau tidak.
Gambar 4.6 Pengujian Normalitas Data
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa data penelitian memiliki penyebaran dan distribusi yang normal karena data memusat pada nilai ratarata dan median atau nilai plot PP terletak digaris diagonal, maka dapat dikatakan bahwa distribusi data return saham adalah normal.
70
b. Uji Multikolinieritas Penelitian dilakukan pengujian terhadap data bahwa data harus terbebas dari gejala multikolonearitas, gejala ini ditunjukan dengan korelasi antar variabel independen. Pengujian dalam uji multikolinearitas dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) harus berada di bawah 10, hal ini akan dijelaskan sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Pengujian Multikolinearitas Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Working Capital Turnover
.989
1.011
Debt Equity Ratio
.436
2.296
Current Ratio
.476
2.101
Firm Size
.584
1.712
a. Dependent Variable: Return On Asset
(Sumber data diolah) Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala multikolinearitas antara masing-masing variabel independen yaitu dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai 10 maka data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Karena data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih besar dari 10, keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas.
71
c. Uji Autokolerasi Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson (DW). Pada tabel 4.8 diketahui nilai Durbin Watson (d) sebesar 1,777 nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5%, jumlah sample (n) 75 dan jumlah variabel independen (k) adalah 4. Maka dari tabel didapat nilai du = 1,739 dan 4 – du = 4 – 1,739 = 2,261. Oleh karena nilai du < d < 4-du atau 1,739 < 1,777 < 2,261 maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif. Tabel 4.8 Hasil Pengujian Autokolerasi Model 1
R
R Square .681
a
.464
Adjusted R Square .434
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
16.400423
1.777
a. Predictors: (Constant), Firm Size, Working Capital Turnover, Current Ratio, Debt Equity Ratio b. Dependent Variable: Return On Asset Sumber : Data diolah
72
d. Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas varian variabel dependen dalam model tidak equal terhadap variabel independen. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah estimator yang diperoleh tidak efisien, baik pada sampel kecil maupun besar. Diagnosis adanya heteroskedastisitas dalam uji regresi dapat diidentifikasi dari pola scatter plot diagram.
Gambar 4.7 Uji Heteroskedastisitas Pada gambar 4.7 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y dan tidak terlihat pola tertentu. Dengan
73
demikian pada persamaan regresi linier berganda dalam model ini tidak ada gejala atau tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Hipotesis a. Uji Parsial (Uji t) Uji t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yang terdiri dari Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size terhadap Return On Asset di Bursa Efek Indonesia secara parsial.
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Uji t Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Working Capital Turnover Debt Equity Ratio Current Ratio Firm Size
12.773
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
t
6.661
Sig.
1.917
.059
.030
.013
.205
2.327
.023
-14.641
3.030
.640
4.832
.000
2.917
1.028
.360
2.838
.006
34.761
5.919
.672
5.873
.000
a. Dependent Variable: Return On Asset
(Sumber : Data diolah) Berdasarkan hasil pengujian regresi secara parsial pada tabel di atas, menunjukan bahwa variabel Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio dan Firm Size secara parsial berpengaruh positif terhadap Return On Asset pada perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia. 74
Variabel Working Capital Turnover, dengan nilai t hitung sebesar 2,327 > 2,000 atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 0,05 (0,023 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti Working Capital Turnover berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return On Asset. Variabel Debt Equity Ratio, dengan nilai t hitung sebesar 4,832 > 2,000 atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti Debt Equity Ratio berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return On Asset. Variabel Current Ratio, dengan nilai t hitung sebesar 2,838 > 2,000 atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 0,05 (0,006 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti Current Asset berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return On Asset. Variabel Firm Size, dengan nilai t hitung sebesar 5,873 > 2,00 atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti Firm Size berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Return On Asset.
75
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yang terdiri dari Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size terhadap Return On Asset Asset secara simultan atau serentak. Tabel 4.10 Hasil Pengujian Uji F Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
16320.329
4
4080.082
Residual
18828.171
70
268.974
Total
35148.500
74
F 15.169
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), Firm Size, Working Capital Turnover, Current Ratio, Debt Equity Ratio b. Dependent Variable: Return On Asset
(Sumber : Data diolah) Hasil pengujian ANOVA dengan menggunakan uji F dapat dilihat nilai F hitung sebesar 15,169 dengan signifikan 0,000. Dengan mencari pada table F, diperoleh nilai F tabel 2,29. Dengan kondisi dimana F hitung lebih besar daripada F tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari alpha (0,05), maka dapat diambil kesimpulan adalah H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti variabel-variabel independen berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Return On Asset. c. Koefisien Determinasi ( Adj R Square) Melalui pengujian serentak dapat diketahui besarnya koefisien 2
2
determinasi (Adj R ). Dari koefisien determinasi (Adj R ) dapat diketahui
76
derajat ketepatan dari analisis regresi linier berganda menunjukkan besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Besarnya nilai pengaruh variabel bebas ditunjukkan oleh nilai (Adj 2
R ) = 0,434 yaitu persentase pengaruh variabel Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size terhadap Return On Asset sebesar 43,4%. Tabel 4.11 Hasil Pengujian Adj R square Model 1
R
R Square .681
a
Adjusted R Square
.464
.434
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
16.400423
1.777
a. Predictors: (Constant), Firm Size, Working Capital Turnover, Current Ratio, Debt Equity Ratio c. Dependent Variable: Return On Asset Sumber : Data diolah
4. Analisis Regresi Linier Berganda Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh yaitu Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size terhadap Return On Asset di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut:
77
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Working Capital Turnover Debt Equity Ratio Current Ratio Firm Size
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
12.773
6.661
.030
.013
.205
-14.641
3.030
.640
2.917
1.028
.360
34.761
5.919
.672
a. Dependent Variable: Return On Asset
(Sumber : Data diolah) Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size terhadap Return On Asset sebagai berikut:
Y = 12,773 + 0,030 X1 – 14,641 X2 + 2,917 X3+ 34,761 X4 Keterangan : Y
= Return On Asset
a
= konstanta
x1
= Working Capital TurnOver
x2
= Debt To Equity
x3
= Current Ratio
x4
= Firm Size (Variabel Dummy) Firm Size atau ukuran persahaan yang membedakan antara perusahaan besar dengan perusahaan kecil.
ei
= error term 78
Koefisien-koefisien persamaan regresi linier berganda di atas dapat diartikan sebagai berikut : a. Tanda pada koefisien regresi mencerminkan hubungan antar variabel independen (Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio dan Firm Size) dengan variabel dependen (Return On Asset) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tanda (+) berarti terdapat hubungan yang positif atau searah antar variabel independen dengan variabel dependen. Semakin meningkat nilai variabel independen (Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio dan Firm Size) maka semakin meningkat pula nilai variabel dependen (Return On Asset) pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. b. Nilai konstanta pada persamaan regresi sebesar 12,773 menunjukan bahwa jika variabel independen lainya bernilai nol, maka variabel Return On Asset mengalami peningkatan sebesar 12,773 satuan c. Koefisien regresi variabel Working Capital Turnover (X1) sebesar 0,030 menunjukan bahwa jika variabel Working Capital Turnover meningkat satu satuan maka variabel Return On Asset akan mengalami peningkatan sebesar 0,030 satuan rupiah dengan ketentuan variabel lain konstan. d. Koefisien regresi variabel Debt Equity Ratio (X2) sebesar – 14,461 menunjukan bahwa jika variabel Debt Equity Ratio meningkat satu satuan
79
maka variabel Return On Asset akan mengalami penurunan sebesar 14,461 satuan rupiah dengan ketentuan variabel lain konstan. e. Koefisien regresi variabel Current Ratio (X3) sebesar 2,917 menunjukan bahwa jika variabel Current Ratio meningkat satu satuan maka variabel Return On Asset akan mengalami peningkatan sebesar 2,917 satuan rupiah dengan ketentuan variabel lain konstan f. Koefisien regresi variabel Firm Size (X4) sebesar 34,761 menunjukan bahwa jika perusahaan tergolong “perusahaan kecil” (dummy = 0) dan variabel lain bernilai sama dengan nol, maka nilai Return On Asset sebesar 12,773 + 34,761.(Djenis) = 12,773 + 34,761.(0) = 12,773. Jadi Return On Asset mengalami peningkatan sebesar 12,773 satuan, dengan ketentuan variabel lain konstan. Jika perusahaan tergolong “Perusahaan Besar” (dummy = 1) dan variabel lain bernilai sama dengan nol, maka nilai Return On Asset sebesar 12,773 + 34,761.(DJenis) = 12,773 + 34,761.(1) = 47,534, jadi variable Return On Asset mengalami peningkatan sebesar 47,534 satuan rupiah dengan ketentuan variabel lain konstan.
80
D. Interpretasi Hasil uji regresi berganda yang didapat adalah yang berpengaruh dan signifikan adalah Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, Current Ratio dan Firm Size, hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ririn (2009), yang meneliti tentang Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 20042007. Dalam Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda dan menggunakan variabel sales growth ratio, financial debt ratio, fixed financial assets ratio, inventories turnover ratio, receivable turnover ratio. Hasil dari penelitian Ririn bahwa secara simultan dan parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel-variabel tersebut terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dan dari hasil uji regresi dari lima variable independen yang paling dominan mempengaruhi profitabilitas yaitu financial debt ratio karena mempunyai nilai t statistic yang paling besar dan profitabilitas paling kecil. Sedangkan perbedaan dari penelitian Ririn dengan Penelitian ini bahwa pada penelitian ini menggunakan Variabel Efesiensi modal kerja, Leverage, Likuiditas dan Firm Size. Sedangkan Ririn menggunakan variable Sales Growth Ratio, Financial Debt Ratio, Fixed Financial Asstes Ratio, Inventories Turnover Ratio, dan Receivable Turnover Ratio.
81
Dalam hasil penelitian ini Working Capital Turnover berpengaruh terhadap Return On Asset, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Mutia Desanti (2008), Mutia melakukan penelitian tentang Analisis Pengelolaan Modal Kerja, Profit Margin, Operating Assets Turnover, dan ukuran Perusahaan serta pengaruhnya terhadap tingkat Rentabilitas pada perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Bahwa dari hasil penelitian ini pada variable-variable tersebut (Profit Margin, Operating Assets dan firm size) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat rentabilitas perusahaan manufaktur. Sedangkan Working Capital Turnover berpengaruh negatif terhadap tingkat rentabilitas perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia, dan variable profit margin merupakan variable yang paling dominan dan signifikan mempengaruhi tingkat rentabilitas perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia. Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Pedro, melakukan penelitian tentang Effect of working capital management on SME profitability, yang dilakukan dengan metode analisis korelasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara piutang dan persediaan terhadap profitabilitas UKM. Sedangkan hutang mempengaruhi pengembalian UKM atas Aktiva. Yang membedakan pada penelitian Pedro, bahwa pada penelitian pedro menggunakan variable dan sampel yang berbeda, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode analisis regresi berganda dan menggunakan sampel pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI. 82
Pada penelitian ini Debt Equity Ratio memiliki pengaruh terhadap Return On Asset, tetapi memiliki pengaruh yang negatif terhadap Return On Asset, ini sesuai dengan teori yang diungkapkan Riyanto (1995) yang menyatakan bahwa semakin tingginya Return On Asset maka akan menurunkan Debt Equity Ratio (Ratio Leverage), karena Debt Equity Ratio menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang. Dalam hal ini perbedaan antara hasil pengujian sebelumnya dengan pengujian ini dikarenakan adanya perbedaan waktu penelitian, sektor yang diteliti, dan terdapat perbedaan variabel independen yang diteliti. Maka perlu adanya penelitian yang lebih lanjut dengan memperhatikan dari segi waktu, dan objek yang akan diteliti agar terbentuk suatu penelitian yang semakin baik lagi.
83
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil Uji regresi ditemukan bahwa variabel yang berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset adalah Working Capital Turn over, Debt Equity Ratio, Current Ratio dan Firm Size. Firm size adalah variabel yang mempengaruhi Return On Asset dengan pengaruh yang positif. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi mulyani (2007), bahwa ukuran perusahaan secara tidak langsung menentukan kemampuan suatu perusahaan dalam mengendalikan dan menghasilkan laba. Ukuran suatu perusahaan salah satunya dapat dilihat dari aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, karena aktiva menggambarkan tersedianya sumber daya untuk kegiatan perusahaan dimana kegiatan tersebut cenderung dilakukan untuk memperoleh laba. Hal tersebut membuktikan bahwa ukuran suatu perusahaan secara tidak langsung juga mementukan laba yang diperoleh perusahaan. 2. Nilai koefisien determinasi yang telah disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,434. Hal ini berarti 43,4 % dari Return On Asset dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Working Capital Turnover, Debt Equity Ratio, 84
Current Ratio, dan Firm Size terhadap Return On Asset dan sisanya dipengaruhi variabel lain yang tidak menjadi variabel independent dalam penelitian ini sebesar 56,6 %. 3. Berdasarkan koefisien regresi pada setiap variabel, dapat dijelaskan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap return on asset adalah Firm Size. Dapat diketahui berdasarkan nilai koefisien beta yang paling besar diantara variabel bebas lainya.
B. Saran Dan Implikasi Berdasarkan hasil dan analisa yang telah dilakukan peneliti, penelitian ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, sehingga masih banyak yang perlu diperbaiki dan diperhatikan lagi untuk penelitian-penelitian berikutnya, beberapa saran perlu ditambahkan guna penelitian yang lebih baik lagi, adapun sarannya sebagai berikut : 1. Menggunakan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian sehingga dapat mencerminkan keadaan pasar yang sesungguhnya yang terjadi di Bursa Efek Indonesia. 2. Memperpanjang periode (waktu) penelitian agar menambah jumlah data, sehingga akan mendapatkan hasil data yang lebih normal. 3. Menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi Return On Asset sehingga dapat menjadi luas penelitian 85
4. Mencari teori yang relevan dengan keadaan sekarang. 5. Melakukan alat analisis yang lebih baik dan teliti lagi sehingga akan menghasilkan data yang lebih akurat lagi. Implikasi : Return On Asset merupakan rasio yang menjadi ukuran perusahaan dan menjadi patokan dalam melakukan investasi. Dan merupakan suatu cerminan dari suatu perusahaan semakin tinginya rasio Return On Asset maka akan semakin tinggi Asset yang dimiliki perusahaanmaka akan menjadi patokan bagi investor dalam melakukan investasinya. Adapun penelitian ini akan bermanfaat bagi pihak-pihak tertentu yang dimanfaatkan sesuai dengan tujuanya, yaitu: 1. Implikasi Bagi Investor Pada
umumnya
hampir
semua
investasi
mengandung
unsur
ketidakpastian. Investor tidak tahu dengan pasti hasil yang akan diperolehnya dari investasi yang dilakukan. Karena investor menghadapi kesempatan investasi yang berisiko maka pilihan investasi tidak dapat hanya mengandalkan hanya pada tingkat keuntungan saja tetapi investor harus bersedia menanggung risiko atas investasinya. Oleh karena itu dalam melakukan investasi, investor seharusnya mempertimbangkan secara matang mengenai beberapa hal yang sangat penting dalam pengambilan keputusan investasi yang dilakukannya, sehingga menghasilkan keuntungan 86
yang lebih baik lagi dan untuk mengetahui perubahan-perubahan sehingga tidak salah dalam melakukan investasi. 2. Implikasi Bagi Perusahaan Hasil Penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan dan pertimbangan
bagi
perusahaan
dalam
melakukan
kebijakan
yang
berhubungan dengan investasi. 3. Implikasi Bagi Akademis Penilaian analisis Pengaruh yaitu Debt Equity Ratio, Current Ratio, Working Capital Turnover dan Firm Size terhadap Return On Asset yang mempengaruhi Return On Asset dapat dijadikan tambahan pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.
87
DAFTAR PUSTAKA
Ayunany, Shinta, “Pengaruh Pengelolaan Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas, Profitabilitas, dan Solvabilitas Perusahaan” (Studi Kasus Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk.), Skripsi, 2009. Brigham, Eugene dan Houston, Joel. “ Manajemen Keuangan”, jilid 1, erlangga, Jakarta, 2001. Brealey, R. A., Stewart, Myers, Alan, J. Marcus. 2001. Fundamentals of CorporateFinace. Third Edition. Singapore: Mc Graw-Hill. Desanti, Mutia, “Analisis Pegelolaan Modal Kerja, Profit Margin, Operating Assets Turnover, dan Ukuran Perusahaan serta pengaruhnya terhadap Tingkat Rentabilitas pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia”, Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta, 2008. Fitria, Nisa. “Analisis Efesiensi modal kerja dan pengaruhnya terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI di Semarang”. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang, 2007 Ganesan, Vedavinayagam, “An Analysis Of Working Capital Management Efficiency In Telecomunication Equipment Industry”, Rivier Academic Journal, Volume 3, Number 2, Fall 2007. Ginarachman, Eka, “Analisis Modal kerja dalam Hubungannya dengan Rasio Likuiditas Pada PT. Aneka Tambang, Tbk. Jakarta tahun 1999-2003”. Artikel. UNIKOM. Bandung, 2004 Ghozali, Imam, ”Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponogoro, Semarang 2001. Gracia, Juan Pedro-Teruel. et.al. “Effect Of Working Capital Management On SME Profitability”. Journal Handoyo, Wibisono. “ Manajemen Modal Kerja”, Universitas Atma Jaya, Jakarta, 1997.
88
Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi”. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta : 2007 Hendriksen, Eldon S. dan Michael F. Van Breda. “Teori Akunting”, Edisi 5, Interaksara. Jakarta, 2000. Hermawati, Ima. “Analisis Pengaruh Modal Kerja, Likuiditas, dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas”, Skripsi, Universitas Negeri Semarang, 2007. Horne, James C. V. and WachovizJr, John M. 1998. Fundamental of Financial Management 8th ed, New Jersey: Prentice Hall International Inderato, Toha Moch, “Pengaruh Efesiensi Modal Kerja Terhadap Rentabilitas Pada Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKP-RI) Kabupaten Wonogiri tahun 1996-2005”, Skripsi. Universitas Negeri Semarang. 2006 Krishnan, V. Sivarama, and R. Charles Moyer, "Determinants of Capital Structure: An Empirical Analysis of Firms in Industrialized Countries", Managerial Finance, 22, 2, p. 39, 1996. Lazaridis, Ioannis. Et.al. “The Relationship Between Working Capital Management and Profitability Of Listed Companies In The Athens Stock Exchange”. Journal. Munawir, S. “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi ke-4, Liberty, Yogyakarta, 2004. Rahman, Rani, “Pengaruh Modal Kerja Terhadap Kredit yang Disalurkan Serta Dampaknya Terhadap Rentabilitas Perusahaan”, Vol 4, No.1, 2009. Jurnal Akuntansi FE Unsil. 2009 Riyanto, Bambang, “Dasar – dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Yogyakarta:BPFE. 2001 Ross, et. al. 2003. Fundamentals Of Corporate Finance. Edisi Sebelas. United States Of America: Irwin. Rozi, Fachrul, “Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas dan Leverage terhadap Return saham pada Perusahaan Otomotif di BEI”, Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta, 2009
89
Santoso, Singgih, “Mengatasi Masalah Statistik dengan SPSS ”, Gramedia, Jakarta, 2004. Sawir,
Agnes. “Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan”, cetakan ke – 5, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.
Sjahrial, Dermawan, “Pengantar Manajemen Keuangan”. Edisi pertama. Jakarta. 2006 Sugiono, Arief, “Manajemen Keuangan untuk praktisi Keuangan”. Grasindo. Jakarta. 2009 Tunggal, Widjaya, Amin. “Dasar – dasar Analisis Laporan Keuangan”.Yogyakarta: Rhineka Cipta. 1995 Usman, Husaini, dan Setiadi, “Pengantar Statistika”. PT Bumi Aksara. Jakarta: 2003. Van Horne, James, C dan John, M, Machowicz, Jr. “Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan”. 1998. Wijaya, Asnawi. “Metodologi Penelitian Keuangan”. Graha ilmu, Yogyakarta, 2006. Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland, “Manajemen Keuangan”, Edisi ke delapan, Jakarta : Erlangga. 1997 Zariyawati, et. al. “Effect Of Working Capital Management On Profitability Of Firm In Malaysia”. Journal in University Putra Malaysia. Malaysia. 2007
90
LAMPIRAN 1 (Daftar Perusahaan Objek Penelitian) Perusahaan Objek Penelitian No.
Nama Perusahaan
Kode Saham
1
PT.Aqua Golden Missisippi TBK
AQUA
2
PT.Astra Graphia TBK.
ASGR
3
PT.Delta Djakarta TBK
DLTA
4
PT.Duta Pertiwi Nusantara Tbk
DPNS
5
PT.Dynaplast Tbk
DYNA
6
PT.Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
HMSP
7
PT.Fast Food Indonesia Tbk
FAST
8
PT.Gudang Garam Tbk
GGRM
9
PT.Goodyear Indonesia Tbk
GDYR
10
PT.Intan Wujaya Internasional Tbk
INCI
11
PT.Pan Brother Tex Tbk
PBRX
12
PT.Semen Gresik Tbk
SMGR
13
PT.Unilever IndonesiaTbk
UNVR
14
PT.Selamat SampoernaTbk
SMSM
15
PT.Mustika Ratu Tbk
MRAT 91
LAMPIRAN 2 (Data Mentah) Debt Equity Ratio EMITEN 2005 2006
2007
2008
2009
AQUA
0,78
0,77
0,74
0,71
0,74
ASGR
0,82
0,98
0,99
1,53
1,17
DLTA
0,32
0,31
0,29
0,34
0,30
DPNS
0,28
0,20
0,29
0,38
0,30
DYNA
1,57
1,71
1,63
1,79
1,46
HMSP
1,55
1,21
0,94
1,00
0,88
FAST
0,66
0,68
0,67
0,63
0,65
GGRM
0,69
0,65
0,69
0,55
0,52
GDYR
0,68
0,62
0,94
2,45
1,63
INCI
0,12
0,13
0,15
0,10
0,09
PBRX
2,56
3,73
4,85
8,69
5,29
SMGR
0,61
0,35
0,27
0,30
0,26
UNVR
0,76
0,95
0,98
1,10
0,92
SMSM
0,59
0,71
0,61
0,53
0,57
MRAT
0,17
0,19
0,14
0,10
0,11
92
Current Ratio EMITEN 2005
2006 2007 2008
2009
AQUA
7,58
7,18
7,09
7,82
6,53
ASGR
3,33
2,43
1,34
1,14
1,32
DLTA
3,69
3,80
4,17
3,79
4,18
DPNS
3,64
0,78
4,90
4,13
5,69
DYNA
0,84
0,74
0,99
0,82
0,92
HMSP
1,71
1,68
1,78
1,44
1,60
FAST
1,14
1,07
1,28
1,38
1,64
GGRM
1,73
1,89
1,93
2,22
2,32
GDYR
2,21
2,23
1,35
1,49
0,89
INCI
7,72
6,90
6,55
10,55
12,56
PBRX
1,22
1,04
1,13
1,02
1,01
SMGR
1,75
2,84
3,64
3,39
3,60
UNVR
1,35
1,27
1,11
1,00
1,13
SMSM
4,10
1,83
1,96
0,20
1,88
MRAT
5,13
5,16
7,02
9,25
9,26
93
Working Capital Turnover EMITEN 2005
2006
2007
2008
2009
AQUA
4,0699
3,6708
4,0239
4,0474
3,1168
ASGR
2,5160
2,8460
7,2276
2,7800
2,3649
DLTA
1,5500
1,2838
1,3373
0,1682
1,2335
DPNS
1,3123
(2,7755)
1,0825
1,2040
0,5735
DYNA
(15,0202) (8,5267)
(209,5963) (14,3759)
(28,5133)
HMSP
6,8264
7,7350
6,1497
10,2149
6,2749
FAST
8,1727
121,4824 6,5972
23,4001
9,5328
GGRM
3,9942
3,7839
3,3761
3,2396
2,2062
GDYR
5,1850
5,7593
12,7125
8,5180
(21,9883)
INCI
1,3310
1,0127
0,9712
1,0093
0,3328
PBRX
18,4269
1,3940
21,5526
(0,2794)
161,6147
SMGR
4,7082
3,2407
2,5120
2,4462
11,4306
UNVR
18,8931
20,7187
47,0659
1.278,5465 34,8115
SMSM
2,3072
(4,1407)
2,3501
(5,3018)
3,6081
MRAT
(12,4144) 1,1626
1,1554
11,8203
0,0088
94
Firm Size EMITEN
2005
2006
2007
2008
2009
AQUA
730.586.000.000
795.244.000.000
891.530.000.000
1.003.488.000.000
1.122.308.000.000
ASGR
518.804.000.000
584.839.000.000
624.557.000.000
841.054.000.000
800.377.000.000
DLTA
537.785.000.000
577.411.000.000
592.359.000.000
698.297.000.000
708.820.000.000
DPNS
150.358.000.000
143.512.000.000
146.045.000.000
156.052.000.000
151.192.000.000
DYNA
1.073.712.000.000
1.123.946.000.000
1.123.388.000.000
1.235.004.000.000
1.231.000.000.000
HMSP
11.934.600.000.000
12.659.804.000.000
15.680.542.000.000
16.133.819.000.000
17.025.358.000.000
FAST
377.905.000.000
483.575.000.000
629.491.000.000
784.759.000.000
984.416.000.000
GGRM
22.128.851.000.000
21.733.034.000.000
23.928.968.000.000
24.072.959.000.000
26.432.391.000.000
GDYR
452.103.000.000
454.851.000.000
579.661.000.000
1.022.329.000.000
1.022.346.000.000
INCI
179.211.000.000
172.782.000.000
179.761.000.000
175.391.000.000
175.239.000.000
PBRX
390.216.000.000
553.846.000.000
833.093.000.000
952.742.000.000
829.100.000.000
SMGR
7.296.964.000.000
7.496.419.000.000
8.515.227.000.000
10.602.964.000.000
11.735.247.000.000
UNVR
3.842.351.000.000
4.626.000.000.000
5.333.406.000.000
6.504.736.000.000
7.127.408.000.000
SMSM
632.610.000.000
650.930.000.000
663.138.000.000
716.686.000.000
800.990.000.000
MRAT
274.634.000.000
294.415.000.000
290.646.000.000
291.769.000.000
304.801.000.000
95
Return on Asset EMITEN
2005
2006
2007
2008
2009
AQUA
0,13
0,10
0,11
0,12
0,10
ASGR
0,11
0,14
0s,15
0,10
0,08
DLTA
0,15
0,11
0,11
0,17
0,15
DPNS
0,06
0,04
(0,05) 0,01
0,02
DYNA
0,04
0,00
0,01
0,01
0,07
HMSP
0,31
0,42
0,34
0,36
0,32
FAST
0,15
0,20
0,23
0,21
0,20
GGRM
0,12
0,07
0,09
0,11
0,14
GDYR
(0,02)
0,08
0,11
0,01
0,13
INCI
0,09
(0,03)
0,02
0,03
0,01
PBRX
0,04
0,02
0,04
(0,04) 0,04
SMGR
0,20
0,25
0,30
0,34
0,28
UNVR
0,54
0,53
0,53
0,53
0,45
SMSM
0,13
0,15
0,15
0,15
0,12
MRAT
0,05
0,07
0,04
0,05
0,04
96
LAMPIRAN 3 (Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Dengan Dummy)
Descriptive Statistics
Mean Return On Asset Working Capital Turnover Debt Equity Ratio Current Ratio Firm Size
Std. Deviation
N
3.80000E1
21.794030
75
2.177424E1
151.2496251
75
-.4763
.95329
75
3.178203E0
2.6887658
75
.77
.421
75
b
Model Summary
Model 1
R
R Square .681
a
Adjusted R Square
.464
.434
Std. Error of the Estimate 16.400423
Durbin-Watson 1.777
a. Predictors: (Constant), Firm Size, Working Capital Turnover, Current Ratio, Debt Equity Ratio b. Dependent Variable: Return On Asset
97
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
16320.329
4
4080.082
Residual
18828.171
70
268.974
Total
35148.500
74
F
Sig.
15.169
.000
a
a. Predictors: (Constant), Firm Size, Working Capital Turnover, Current Ratio, Debt Equity Ratio b. Dependent Variable: Return On Asset
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Working Capital Turnover Debt Equity Ratio Current Ratio Firm Size
Std. Error
12.773
6.661
.030
.013
-14.641
a
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Tolerance
VIF
1.917
.059
.205
2.327
.023
.989
1.011
3.030
.640
4.832
.000
.436
2.296
2.917
1.028
.360
2.838
.006
.476
2.101
34.761
5.919
.672
5.873
.000
.584
1.712
a. Dependent Variable: Return On Asset
98
Coefficients
a
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant)
Working Capital Turnover
.989
1.011
Debt Equity Ratio
.436
2.296
Current Ratio
.476
2.101
Firm Size
.584
1.712
a. Dependent Variable: Return On Asset
99
100