Hubungan Antara Pemberian Dukungan Sosial dari Suami dengan Tingkat Kec:emasan Menghadapi Kelahiran Bayi SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Psikologi
Disusun oleh
ZAHROTUL HUMAIROH
103070029026
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hiclayatul!ah Jakarta 1428 H / 2007 M
Hubungan Antara Pemberian Dukungan Sosial dari Suami dengan Tingkat Kecemasa.n Menghadapi Kelahiran 13ayi SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Kesarjanaan Psikologi Oleh
ZAHROTUL HUMAIROH
103070029026 Di bawah Bimbingan
Pen:~I
Pembimbing I
Neneng Tati Sumiati, M. Si Nip. 150 300 679
Dra. Aqustyawati, M. Phil, Sne Nip. 132 121 898
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
1428 H / 2007 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi
yang
berjudul
HUBUNGAN
ANTARA
PEMBERIAN
DUKUNGAN SOSIAL DARI SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN BAYI telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27 Desember 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program strata 1 {S1) pada Fakultas Psikologi. Jakarta,
<~7
Desember 2007 ,,
Sidang Munaqosyah
kap Anggota
Hartati M. Si 15 938 Anggota Penguji II
Nmumg T:.:t
Ms;
Nip. 150 300 679
Pembimbing I
Pembimbing II
~w__ Dra. Agustyawati. M. Phil. Sne Nip. 132 121 898
Noooog
T~;,
M.s; Nip. 150 300 679
MOTTO Di Kehidupan Ini Hal-Hal Yang Sulit dan Tidak Mungkin Sering Kali Hanya Karena Kita Tidak Mau SungguhSungguh dalam Melakukan don Memper,juangkannya (Happy Sugiarto Tjandra)
Hidup Ini Adalah Suatu Petualangan Yang Berani Atau Bukan Apa-Apa (Helen Keller)
S/(ripsi ini fi.Jufedi/?.gsi/?.gn untuf( f&dua orang tuak,u tersayang .Jlyafzanda J{. :M.. Zaini dan I6unda 'Iati Jfartati, lig,f
(A) Fakultas Psikologi (B) Desember 2007 (C) Zahrotul Humairoh (D) Hubungan antara Pemberian Dukungan Sosial dari Suami dengan Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi Pada lbu Hamil. (E) xvii + 94 halaman (F) Latar Belakang Kehadiran seorang anak sangat diharapkan oleh pasangan yang sudah menikah. Tetapi selama mengandungnya, sang ibu sering kali merasakan kecemasan, khususnya ketika menjelang kelahiran bayinya. hal-hal yang dicemaskannya salah satunya adalah takut bayinya lahir cacat, meninggal atau takut tidak dapat membiayai kehidupan bayinya kelak. Kecemasan yang dialami ibu hamil ini sangat berbahaya bagi ibu hamil maupun janinnya. Oleh karenanya ibu hamil membutuhkan dukungan sosial dari orang sekitarnya, khususnya suami yang merupakan orang terdekatnya. Tetapi benarkah ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi kelahiran bayinya? Dukungan sosial didefinisikan sebagai kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diterima individu dari orang lain {individu atau kelompok). Dukungan tersebut bisa berasal dari suami, keluarga, kerabat atau teman. Dukungan sosial yang dimaksud disini meliputi dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi dan integritas sosial. Sedangkan kecemasan adalah suatu emosi yang tidak menyenangkan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang sebagai respon dari situasi tertentu yang mengancam mengenai masa-masa mendatang yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda. Kecemasan menghadapi kelahiran bayi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecemasan yan!J rill; yaitu takut bayi lahir cacat, meninggal, takut bayi bernasib buruk dan takut tidak dapat membiayai kehidupan bayinya kelak. Kecemasan yang dialami ibu hamil dapat dilihat dari gejala-gejala kecemasan yang dialaminya yang meliputi kecemasan mengenai masa depan, ketegangan motorik dan overaktivitas otonomik. Sedangkan ibu hamil yang dimaksud adalah ibu harnil yang usia kehamilannya berada pada trimester ketiga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui iKorelasi antara dukungan sosial dengan kecemasan dalam menghadapi kelahiran bayi, serta diharapkan dapat memberikan solusi pada ibu hamil terhadap persoalan kecemasan menghadapi kelahiran bayi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode pene!itian korelasiona!. Subjek pene!itian ini adalah 30 orang responden yang diambil dengan teknik accidental sampling. Instrument pengumpulan data adalah skala model Likert. Bentuk pengolahan dan penghitungan data statistik menggunakan program SPSS versi 12. Untuk menguji validitas digunakan korelasi product moment dari Pearson dan untuk menguji reliabilitas digunakan Alpha Croncbah. Untuk menguji hipotesis penelitian peneliti menggunakan Spearman Rho. Re!iabilitas untuk ska!a dukungan sosial adalah 0.901 sedangkan reliabilitas untuk skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi adalah 0.918. Berdasarkan analisis korelasi Spearman Rho terhadap hipotesis yang diajukan, diperoleh hasil p hitung (-0.235) lebih kecil dari pada Ptabel pada taraf signifikansi 5% maupun 1% (0.364 & 0.478) yang berarti tinggi atau rendahnya kecemasan yang dialami ibu hamil tidak ada hubungannya dengan tinggi atau rendahnya dukungan yang diberikan oleh suaminya. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengambil sample dalam jumlah yang lebih banyak dan lebih luas lagi sehingga penelitian ini lebih representatif. (G) Bahan bacaan: 29 (1977-2006)
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada P,llah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta kasih sayangnya yang tak terhingga kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan alam, nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari zarnan kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan agama Allah dan iimu-ilmu pengetahuan.
Skripsi ini disusun sebagai sa!ah satu persyaratan menyelesaikan program pendidikan S1 Fakultas Psiko!ogi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari apa yang diuraikan dalam hasil penelitian ini tidak lah sempurna. Pasti didalamnya tak luput dari kekurangan dan keterbatasan. Dalam penulisan skripsi ini banyak pelajaran yang dapat penulis peroleh, baik itu ketika mengalami kesulitan, kebingungan, dan menghadapi tantangan. Namun hal tersebut dapat penulis hadapi dengan penuh kesabaran dan tetap optimis berkat adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini penu!is menyampaikan rasa hormat dan menguncapkan terima kasih yang amat mendalam kepada: 1. Jbu Ora. Hj. Netty Hartati, M. Si, selaku dekan fakultas psikologi yang telah memberikan bimbingan dan arahan agar penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. 2. lbu Ora. Zahrotun Nihayah, M. Si, selaku pudek I, yang telah membimbing dan memberikan inspirasi kepada penulis.
3. lbu Ora. Agustyawati, M. Phil. Sne, selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan keikhlasan, mencurahkan pikiran serta memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. 4. lbu Neneng Tati Sumiati, M.Si, selaku dosen pembimbing 11, yang telah membimbing penulis dengan penuh perhatian, meluangkan waktu dan mencurahkan pikiran untuk membantu penufis dalam menyelesaikan karya tulis ini. 5. Bapak Prof. Dr. Hamdan Yasun, M. Si, selaku dosen pembimbing akademik dan seluruh dosen pengajar yang telah rnembirnbing penulis selama menjadi mahasiswi di fakultas psikologi. 6. Kedua orang tuaku tersayang yang selalu memberlkan dukungan, curahan kasih sayang, perhatian dan nasehat dengan penuh keikhlasan. Semoga Allah sefalu memberikan rahmat dan kesehatan serta membafas segala kebaikan mereka berdua, amin. 7. Kakak-kakakku tersayang ; Nurjanah, Nurhasan, Abdul Haris, Ayanih, Ahmad Muhsin, St. Hernawati, Marhamah, Agus Susilo, Terima kasih atas segala motivasi, dukungan dan ide-ide yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. 8. Adikku tercinta Si bungsu Hamdan, dan keponakan-keponakanku tersayang; Abaca, Bilal, Hasib, Ozaki, Fudoil, Umar, lbnu, Aisha, Chiqoh dan lbtisam. Terima kasih, bermain dengan kalian dapat mengurangi stress penulis selama menyelesaikan karya tulis ini. 9.. Kakek dan nenekku, seluruh paman dan bibiku, khususnya cing Subur dan bi Y ati yang telah memberikan ide dan membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.
10. Muhamad Iqbal, yang selalu memberikan dukunga11, motivasi, pengertian dan perhatian sehingga penulis dapat lebih bersernangat dalam menyelesaikan karya tulis ini. 11. Seluruh teman-teman psikologi angkatan 2003, khususnya sahabatsahabatku; Anis, Evi, Ais, Eti, Rini, Aini, Santi, Nurul, Rida, Maya, Cindai, lkcha, Vita, Dian dan sahabatku Ela, Terima kasih banyak atas segala dukungan dan persahabatan yang telah kalian berikan, semoga persahabatan kita abadi selamanya. 12. Bd. Marfuah, Bd Huzaimah, Bd Tuti, dan mba Ela yang telah membantu penulis dalam melaksanakan try out. 13. Bpk. Salman M. Noer, S.Psi (Direktur Sal&Zhem Connection), dan rekan-rekan kerjaku khususnya St. Rahmah dan St. Humairoh yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. 14. Sudin Kesehatan, khususnya Bpk. Ceppy yang telah membantu penulis dalam mendapatkan izin penelitian, Kepala Sadan Kesatuan Bangsa U/P walikotamadya Jakarta Baral, dr. Ridwan (kepala Puskesmas kecamatan Kalideres), dr. Janawati Abbas, Bd. Eva, Bpk. Heru dan segenap staf Puskesmas kecamatan Kalideres yang telah membantu penulis dalam melaksanakan
pern~litian.
15. Terima kasih kepada pihak-pihak lain yang tidal< dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah memberikan balasan yang berlipat ganda. Amin.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua orang umumnya dan bagi dunia psikologi khususnya. Jakarta, Desember 2007
Penulis
DAFTAR ISi Halaman Judul. ..................................................................................i Lem bar Persetujuan ...........................................................................ii Lembar Pengesahan .......................................................................... iii Motto ..............................................................................................iv Abstrak ............................................................................................v Kata Pengantar. ...............................................................................vii Daftar lsi. ..........................................................................................x Daftar Tabel. ...................................................................................xiv Daftar Gambar.................................................................................xv Daftar Lampiran ..............................................................................xvi
Bab 1
PENDAHULUAN
1. 1.
Latar Belakang Masalah .................................................. 1
1.2.
ldentifikasi Masalah ........................................................ 8
1.3.
Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................9
1.4.
Tujuan Penelitian ........................................................... 10
1.5.
Manfaat Penelitian ......................................................... 10
1.6.
Sistematika Penulisan .................................................... 11
Bab 2
2.1.
KAJIAN TEORI
Pemberian Dukungan Sosial dari Suami. ............................ 13 2. 1.1.
Pengertian Dukungan Sosial ................................. 13
2.1.2.
Komponen Dukungan Sosial.. ................................ 15
2.1.3.
Sumber Dukungan Sosial. ................................... 19
~
2.2.
2.3.
2.1.4.
Pengaruh Dukungan Sosial. ................................. 21
2.1.5.
Dukungan Sosial dari Suami. ................................ 22
Kecemasan .................................................................. 24 2.2.1.
Pengertian Kecemasan ....................................... 24
2.2.2.
Jenis-Jenis Kecemasan ....................................... 26
2.2.3.
Sumber Kecemasan ...........................................27
2.2.4.
Proses Terjadinya Kecemasan .............................. 28
2.2.5.
Keluhan, Gejala Umum Kecemasan ....................... 31
Kelahiran Bayi. ..............................................................33 2.3.1.
Pengertian Kelahiran Bayi .................................... 33
2.3.2.
Tahap-Tahap Melahirkan ..................................... 33
2.3.3.
Bahaya Perkembangan Pra Kelahiran ..................... 36
2.3.4.
Komplikasi Melahirkan ......................................... 37
2.3.5.
Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi ................. 39
2.3.6.
lbu Hamil. ........................................................ .42
2.4.
Kerangka Berfikir. ..........................................................45
2.5.
Pengajuan Hipotesis ...................................................... .48
Bab 3
3.1.
METODELOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian ............................................................. 50 3.1.1.
Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................... 50
3.1.2.
Variabel Penelitian, Definisi Variabel dan Definisi Operasional. ..................................................... 50
3.2.
3.3.
Pengambilan Sampel. ....................................................53 3.2.1.
Subjek Penelitian ................................................53
3.2.2.
Teknik Pengambilan Sampel. ............................... 53
Pengumpulan Data ........................................................54 3.3.1.
Metode Pengumpulan Data ..................................54
3.3.2.
lnstrumen Penelitian ........................................... 54
3.3.3.
Teknik Uji lnstrumen ........................................... 57
3.4.
Teknik Analisa Data .......................................................59
3.5.
Prosedur Penelitian ........................................................60
Bab 4 4.1.
PRESENTASI DAN ANALISIS DATA Gambaran Urn um Responden Penelitian ............................ 62 4.1.1.
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Responden ........................................................62
4.1.2.
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Kehamilan ........................................................ 63
4.1.3.
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jumlah Kehamilan Yang Pernah Dialami. .......................... 64
4.1.4.
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden ........................................................64
4.1.5.
Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden ...........................................65
4.2.
Uji lnstrumen Penelitian ..................................................66 4.2.1.
Hasil Uji Validitas Skala Dukungan Sosial.. ............. 66
4.2.2.
Hasil Uji Validitas Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi. .................................................. 70
4.2.3.
Hasil Uji Reliabilitas Skala Dukungan Sosial dan Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi.. ...............72
4.3.
Uji Persyaratan .............................................................74 4.3.1. Uji Normalitas .......................................................74
4.4.
Deskripsi Hasil Penelitian ................................................ 77 4.4.1.
Kategorisasi Skor Skala Dukungan Sosial.. ............. 77
4.4.2.
Kategorisasi Skor Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi. ...................................................78
Bab 5
4.4.3.
Uji Hipotesis ......................................................79
4.4.4.
Hasil Utama Penelitian ........................................ 81
4.4.5.
Hasil Penelitian Tambahan ................................... 81
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan .................................................................. 85
5.2.
Diskusi ........................................................................ 85
5.3.
Saran .......................................................................... 95 5.3.1.
Saran Teoritis ....................................................95
5.3.2.
Saran Praktis .....................................................96
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN
DAFTART ABEL
3.1. Tabel Blue Print Skala Dukungan Sosial ........................................ 54 3.2. Tabel Blue Print Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi ......... 56 3.3. Tabel Skoring lnstrumen ............................................................ 57
4.1. Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Responden ... 63 4.2. Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Kehamilan ..... 63 4.3. Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jumlah Kehamilan Yang Pernah Dialami .................................................................64 4.4. Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan Respond en ..............................................................................65 4.5. Tabel Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden ..............................................................................65 4.6. Tabel Blue Print Dukungan Sosial Hasil Try Out.. ............................. 66 4.7. Tabel Blue Print Skala Dukungan Sosial Yang Digunakan Dalam Penelitian ................................................................................68 4.8. Tabel Blue Print Kecemasan Hasil Try Out. ................................... 70 4.9. Tabel Blue Print Skala Kecemasan Yang Dlgunakan Dalam Penelitian .................................................................................71 4.10. Tabel Norma Reliabilitas ............................................................ 73 4.11. Tabel Hasil Uji Normalitas Skala Dukungan Sosial ........................... 75 4.12. Tabel Hasil Uji Normalitas Skala Kecemasan ................................. 76 4.13. Kategorisasi Skar Skala Dukungan Sosial. .....................................78 4.14. Kategorisasi Skar Skala Kecemasan ............................................. 79 4.15. Nilai Koefisien Korelasi Dukungan Sosial dengan Kecemasan ............ 80
DAFT AR GAMBAR
2.1.
Bagan Kerangka Berfikir ........................................................ .45
4.1.
QQ Plot Skala Dukungan Sosial. ............................................... 76
4.2.
QQ Plot Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi. ................. 77
DAFT AR LAMPI RAN
Lampiran 1
Reliabilitas Skala Dukungan Sosial
Lampiran 2
Reliabilitas Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
Lampiran 3 Validitas Skala Dukungan Sosial Lampiran 4
Validitas Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
Lampiran 5
Data Try Out
Lampiran 6
Data Hasil Penelitian
Lampiran 7
Hasil Uji Korelasi Spearman Rho
Lampiran 8
Skala Dukungan sosial dan Skala kecemasan try out
Lampiran 9
Skala Dukungan Sosial dan Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi yang digunakan dalam penelitian
Lampi ran 1O Hasil Uji Normalitas Skala Dukungan Sosial Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi Lampiran 12 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 13 Surat Pengantar Dari Wa!ikotamadya Jakarta Barat Lampiran 14 Surat lzin Penelitian
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
LAT AR BELAKANG MASALAH
Menikah adalah sesuatu yang sangat didambakan setiap pasangan pria dan wanita yang telah siap menjalin hubungan yang lebih
si~rius.
Pemikahan juga
merupakan salah satu tugas perkembangan bagi seseorang yang telah dewasa. Setelah menikah biasanya sepasang suami istri sangat mendambakan anak sebagai penerus garis keturunan mereka dan perekat cinta kasih keduanya.
Biasanya hadirnya seorang anak bukan hanya
didambakan oleh kedua orang tuanya, tetapi juga sangat didambakan kakek dan neneknya.
Kehadiran seorang anak sangat diharapkan oleh pasangan yang sudah menikah. Kehadirannya merupakan hal yang amat istimewa bagi semua keluarga. Tangisan bayi merupakan nyanyian terindah bagi ibu bapaknya dan senyuman puas bagi kakek, nenek dan keluarga lainnya. Karenanya ketika seorang istri mengabarkan kepada suaminya bahwa ia hamil, tentu saja suaminya akan sangat bahagia, begitu pula kakek dan neneknya.
2
Ketika seorang istri hamil, maka dalam dirinya akan dihinggapi berbagai macam perasaan, mulai dari perasaan bahagia, benci, senang, sedih, gembira, gelisah, putus asa ataupun rasa cemas. Rasa-rasa tersebut akan semakin intensif menjelang kelahiran bayi. Hal itu sesuai dengan pendapat Kartini Kartono (1992) yang menyatakan bahwa pada setiap wanita baik yang bahagia maupun yang tidak bahagia apabila dirinya hamil, pasti akan dihinggapi campuran perasaan, yaitu: Rasa kuat dan berani menanggung segala cobaan, dan rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa cinta dan benci, keraguan dan kepastian, kegelisahan dan rasa tenang bahagia, harapan penuh kegembiraan, dan kecemasan, yang semuanya menjadi semakin intensif pada saat mendekati masa kelahiran bayinya.
Menurut Dagun (2002) salah satu ha! yang dirasakan ibu hamil semasa kehamilannya adalah rasa cemas. Rasa cemas yang dialami ibu hamil terjadi mulai tiga bulan pertama masa kehamilan dan kembali lagi terjadi tiga bulan menjelang melahirkan. Menurut Kartini Kartono (1992) banyak hal yang menyebabkan seorang ibu mengalami kecemasan menghadapi kelahiran bayinya. Kegelisahan dan kecemasan yang dialami oleh ibu hamil disebabkan karena beberapa hal yaitu: takut mati, trauma kelahiran, perasaan bersalah atau berdosa dan ketakutan rill. Yang dimaksud dengan ketakutan rill antara lain adalah takut kalau bayi lahir cacat, takut bayi bernasib buruk diakibatkan oleh dosa-dosa ibunya di masa silam, takut beban
3
hidup semakin berat karena kelahiran anggota keluarga baru, munculnya elemen ketakutan yang sangat mendalam dan tidak disadari, kalau ia akan dipisahkan dari bayinya dan takut kehilangan bayinya yang sering muncul sejak masa kehamilan sampai waktu melahirkan bayinya yang diperkuat oleh rasa berdosa atau bersalah.
Kecemasan-kecemasan tersebut mungkin dapat bertambah ketika ibu hamil mendengar atau melihat di televisi ataupun di media cetak tentang
berita
yang berkaitan dengan bayi yang lahir tidak sempurna. Seperti adanya berita tentang anak yang lahir dengan tiga kaki, bibir sumbing, lahir tanpa tangan dan kaki, lahir kembar tetapi bagian tubuhnya menyatu, atau bayi yang lahir tan pa tengkorak kepala dan lain sebagainya. 13erita-berita tersebut dapat menjadikan seorang ibu merasa cemas dan takut kalau bayinya mengalami nasib yang sama.
Selain itu pengalaman yang pernah dialami ibu hamil ataupun keluarganya juga dapat membuat ibu hamil mengalami kecemasan yang tinggi; misalnya pernah keguguran, pernah melahirkan bayi yang cacat, pernah melihat adik atau kakak meninggal setelah melahirkan bayinya, atau mungkin pemah melahirkan bayi yang ternyata sudah meninggal dalam kandungan.
4
Sebenarnya cemas merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap ibu hamil, asalkan rasa cemas itu tidak berlebihan. Sedikit rasa cemas dapat membantu ibu hamil untuk waspada dan selalu menjaga kesehatan dirinya serta janin yang ada dalam kandungannya, tetapi sebaliknya bila kecemasan yang tinggi dan berlebihan dapat merugikan ibu beserta bayi dalam kandungan. Kecemasan yang berlebihan dapat mempengaruhi kontraksi uterin yang menyebabkan proses kelahiran lebih lama dan kemungkinan untuk terjadi komplikasi lebih besar. Kecemasan juga menyebabkan banyak makan dan pertambahan berat badan yang berlebihan dalam kehamilan dan selanjutnya akan menyulitkan persalinan. Karena itulah saat ini sebagian ibu hamil banyak yang melahirkan tidak normal. Sebagian melahirkan dengan bantuan alat seperti vacuum a tau cesar misalnya. Kelahiran yang tidak normal tentu saja sangat menyulitkan dan merugikan ibu maupun bayinya. Bila di vacuum, kepala bayi tidak berbentuk normal. Kelahiran dengan
vacuum dapat membuat kepala bayi sedikit lebih lonjong sedangkan kelahiran dengan cesar akan mengakibatkan si ibu lebih merasakan sakit yang lebih lama.
Kecemasan yang berlebihan juga dapat menyebabkan ibu hamil mengalami kontraksi palsu dan kontraksi yang tidal< teratur, yang clapat menyebabkan ketidakteraturan dalam pemasokan udara kepada bayi. Bayi yang lahir melalui proses kelahiran yang cukup lama menyesuaikan diri Jebih lambat
5
dengan dunia mereka dan lebih mudah marah. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ottinger & Simmons (1964), yang mengatakan satu investigasi memperlihatkan hubungan antara kecemasan ibu selama kehamilan dan kondisi bayi yang baru lahir ( Santrock, 1995). Hasil dari investigasi tersebut menyatakan bayi ibu yang lebih cemas menangis lebih banyak sebelum diberi makan dari pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kurang cemas.
Karenanya, kecemasan dan kegelisahan yang tinggi yang dialami ibu hamil selain dapat mempersulit proses melahirkan, membahayakan kesehatan dan perkembangan janin, juga dapat mempengaruhi kondisi bayi setelah dilahirkan.
Kontraksi palsu yang terjadi karena kecemasan pernah dialami oleh seorang ibu berinisial S yang tinggal di daerah Kalideres Jakarta Barat Pada saat usia kehamilannya 8 bulan 15 hari. la merasakan kontraksi yang amat kuat. Ketika diperiksa bidan, sudah pembukaan dua. Sehingga suaminya yang panik langsung memutuskan membawa istrinya ke Rumah Sakit Umum Tangerang. Ternyata setelah diperiksa di rumah sakit, beium terjadi pembukaan apapun. Bidan di rumah sakit tersebut mengatakan kalau ibu S mengalami kontraksi palsu.
6
Ternyata kontraksi palsu ini tidak hanya sekali dialami oleh ibu S. empat hari kemudian ibu S mengalami hal yang sama setelah semalaman berada di rumah sakit. Mungkin yang dialami ibu S ini dikarenakan kecemasan dalam mengahadapi kelahiran bayinya, karena ketika penulis bertanya apakah ibu S merasa cemas, ia menjawab kalau dirinya memang cemas, karena sebelumnya adik ibu S pernah kehilangan bayinya. Bayi adik ibu S meninggal di dalam kandungan karena meminum air ketuban. Karena itulah ibu S merasa cemas dan ingin segera melahirkan bayinya. la khawatir bayinya akan mengalami nasib yang sama dengan bayi adiknya, yaitu meninggal di dalam kandungan. Ketika penulis menanyakan tentang suaminya, ibu S mengatakan kalau suaminya sangat sibuk dengan pekerjaannya. Hal itu membuatnya jarang ada di rumah sehingga ia jarang menemaninya di rumah, jarang ikut serta meringankan pekerjaan rumah dan lain sebagainya.
Dari kasus yang dialami oleh ibu S ini, apakah kecemasan yang tinggi tersebut terjadi dikarenakan tidak ada dukungan dari lin9kungan sekitar khususnya suami, misalnya karena terlalu sibuk bekerja atau tidak menginginkan anak yang sedang dikandung, suami menjadi kurang memperhatikan, kurang mendengarkan keluh kesah istri yang sedang hamil, tidak memberikan nasehat, dan sebagainya?
7
Apakah bila ada dukungan yang positif dari keluarga khususnya suami yang selalu mengerti kondisi sang istri, memberinya kasih sayang, ikut membantu meringankan pekerjaan istri, membantu memecahkan perhatian istri dari kekhawatiran dan kecemasan dengan meningkatkan suasana hati yang positif, maka kecemasan dari istri yang sedang hamil bisa diminimalisir? Sehingga kecemasan yang dialaminya menjadi rendah?
Penelitian sebelumnya pernah membahas tentang dukungan suami dan penyesuaian diri ibu hamil terhadap kehamilannya. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 26 pasangan kehamilan di California.
suami istri yang tengah menghadapi
Menurut Johanna Gladieux (dalam Dagun, 2002)
kesimpulan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa dukungan suami terhadap istri menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri sehingga istri akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan situasi kehamilan. Suami adalah orang pertama dan utarna dalam memberikan dorongan kepada istri sebelum pihak lain ikut memberikan dorongan.
Dengan adanya penelitian di atas, apakah dukungan sosial yang diberikan suami tidak hanya berhubungan dengan penyesuaian istri dalam menghadapi situasi kehamilan saja, tetapi juga berhubungan dengan tingkat kecemasan istri dalam menghadapi kelahiran bayi?
8
Dari fenomena yang ada diatas, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang "Hubungan Antara Pemberian Dukungan Sosial Dari Suami Dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi Pada !bu Hamil".
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang dan fenomena diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1.
Apa yang dimaksud dengan dukungan sosial?
2.
Dukungan sosial seperti apa yang dibutuhkan ibu hamil?
3.
Siapa saja yang memiliki potensi untuk memberikan dukungan sosial?
4.
Apakah tingkat kecemasan ibu hamil dipengaruhi oleh besar kecilnya dukungan yang didapatkan dari suami?
5.
Apakah ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil?
1.3.
PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH
Agar penelitian ini tidak menyimpang dari sasaran yang dikehendaki, maka dalam karya tulis ini diperlukan adanya pembatasan masalah.
9
Adapun pemberian dukungan sosial dari suami yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah dukungan atau bantuan yan9 diberikan oleh suami, yang meliputi dukungan instrumental (seperti menyiapkan materi sesuai dengan kebutuhan, membantu menyelesaikan pekerjaan dan menyiapkan kebutuhan sendiri), dukungan emosional (seperti memberi semangat, perhatian, mengekspresikan kasih sayang clan mendengarkan keluh kesah), dukungan penghargaan ( seperti memberi keyakinan positif atas ide atau perasaan istri), dukungan informasi (seperti memberi informasi perkembangan proses melahirkan dari media, memberi nasehat, dan bimbingan) dan integritas sosial (seperti mengajak rekreasi, tetap mengizinkan istri melasanakan aktivitas seperti biasa dan meningkatkan suasana hati yang positif).
Sedangkan kecemasan dalam penelitian ini adalah kecemasan yang ditandai oleh gejala-gejala kecemasan berdasarkan PPDGJ Ill yaitu: kecemasan tentang masa depan (khawatir bayi akan bernasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, clan sulit berkonsentrasi); ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran clan tidak dapat santai); clan overaktivitas otonomik (berkeringat, sesak nafas, pusing kepala clan jantung berdebar-debar dan mulut terasa kering).
IO
Sedangkan lbu hamil pada penelitian ini dibatasi pada ibu hamil trimester ketiga. Karena pada trimester inilah biasanya ibu hamil merasa lebih cemas karena waktu melahirkan semakin dekat
Adapun rumusan masalah dalam penelitian adalah : "Apakah ada hubungan antara dukungan sosial yang diberikan suami dengan kecemasan dalam menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil?"
1.4. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian yang hendak dicapai penulis dalam penelitian kali ini adalah: 1.
Untuk mengetahui hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil.
2.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan solusi terhadap persoalan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil.
1.5. MANFAAT PENELITIAN Secara teoritis hasil penelitian. ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan yang dapat digunakan sebagai literatur tambahan khususnya di bidang psikologi perkembangan dan psikologi klinis.
II
Sedangkan secara praktis, manfaat dari penelitian ini adalah: •
Diharapkan dapat memberi informasi kepada ibu hamil dan keluarganya tentang hubungan antara dukungan sosial yang diberikan oleh suami dengan tingkat kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil.
•
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mengurangi kecemasan pada ibu hamil menjelang kelahiran bayinya.
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk lebih memudahkan pembahasan dan penulisan, maka penulis menyusunnya dalam beberapa bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab 1
Pendahuluan Mencakup latar belakang masalah atau alasan pemilihan pokok masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab 2
Kajian Teori Membicarakan landasan teori yang dipergunakan untuk melihat permasalahan yang diteliti, kerangka berfikir, dan pengajuan hipotesis.
12
Bab 3
Metodelogi Penelitian Mencakup jenis dan pendekatan penelitian, variabel penelitian, pengambilan sampel, pengumpulan data dan prosedur penelitian.
Bab 4
Presentasi dan Analisa Data Membahas tentang analisis hasil penelitian yang meliputi gambaran umum responden, hasil uji instrument penelitian, hasil uji persyaratan dan deskripsi hasil penelitian.
Bab 5
Penutup Mencakup kesimpulan, diskusi dan saran.
BAB2 KAJIAN TEORI
2.1.
PEMBERIAN DUKUNGAN SOSIAL DARI SUAMI
2.1.1. Pengertian Dukungan Sosial Manusia merupakan makhluk sosial yang keberadaannya selalu mernbutuhkan keberadaan orang lain. Manusia selalu mernbutuhkan orang lain dimanapun ia berada untuk saling tolong menolong, dukung mendukung dan bekerja sama.
Sarafino (1997) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan, • perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diterima individu dari orang lain (individu atau kelompok). Dukungan sosial merupakan faktor sosial yang berasal dari luar individu dan berguna untuk meningkatkan kemarnpuan individu dalam menghadapi konflik. Didalamnya terdapat jalinan antara orang-orang yang saling mernperhatikan, mencintai dan saling rnendukung.
Sedangkan Gotlieb (1983) rnendefinisikan dukungan sosial sebagai bentuk tingkah laku. Menurutnya dukungan sosial yaitu pemberian informasi verbal atau non verbal, nasehat, tindakan atau materi yang bersumber dari hubungan sosial yang intirn atau dari keberadaan orang lain yang berarti.
14
Adapun yang terpenting dari definisi ini ialah dikemukakannya bahwa dukungan sosial bertujuan untuk kesejahteraan penerima.
Pendapat yang hampir senada diungkapkan oleh House dan Khan. Menurut pendapatnya dukungan sosial adalah hasil transaksi antar individu yang dapat berwujud perhatian emosional (perasaan suka, cinta dan empati), bantuan instrumental (barang atau jasa), informasi dan penilaian (Juli Aperwati, 2003).
Hobfoll mendevinisikan dukungan sosial sebagai interaksi sosial atau hubungan sosial yang memberikan bantuan yang nyata atau perasaan kasih sayang kepada individu atau kelompok yang dirasakan sEibagai bentuk perhatian atau cinta bagi individu atau kelompok yang menerimanya (Rahma Hasibuan, 1999).
Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial adalah bantuan yang diterima seseorang dari orang lain (baik individu ataupun kelompok) akibat adanya interaksi sosial yang dapat berwujud pemberian informasi secara verbal ataupun non verbal, nasehat, tindakan atau bantuan matHri, penghargaan, perhatian dan cinta serta kasih sayang yang membuat si penerima merasa
15
nyaman, diperhatikan, dihargai dan diperdulikan yang kesemuanya itu bertujuan untuk kebaikan individu yang menerimanya.
2.1.2. Komponen Dukungan Sosial Berdasarkan pendapat para ahli, Sarafino (1997) menyimpulkan bahwa dukungan sosial terdiri dari Hrna komponen, yaitu: 1. Dukungan Emosional Dukungan emosional ini adalah dukungan yang melibatkan perasaan, misalnya seperti empati dan memberikan perhatian kepada individu tersebut. Dukungan emosional ini dalam kehidupan nyata biasanya seperti mengekspresikan kasih sayang dengan memeluk dan menggandeng tangan, memberikan perhatian yang lebih, mendengarkan keluh kesah dan memberikan semangat. Dukungan ini bertujuan agar individu merasa nyaman, diperhatikan dan dicintai. 2. Dukungan Penghargaan Dukungan penghargaan ini meliputi ekspresi pernyataan persetujuan atau penilaian yang positif atas ide-ide atau gagasan dan perasaan individu tersebut. 3. Dukungan Instrumental Dukungan instrumental adalah dukungan berbentuk bantuan nyata. Dukungan ini biasanya berbentuk bantuan finansial dan bantuan dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu.
16
4. Dukungan lnformasi Dukungan informasi adalah dukungan yang biasanya melibatkan pemberian informasi yang berbentuk saran, pengarahan ataupun umpan balik untuk memecahkan suatu permasalahan. 5. lntegritas Sosial lntegritas sosial (social integrity) atau disebut juga .iaringan sosial (network support) dapat diartikan sebagai perasaan individu sebagai
bagian dari suatu kelompok yang memiliki minat dan pemikiran yang sama. Hubungan seperti ini lebih menggambarkan bentuk persahabatan yang terjadi secara kebetulan, dimana memungkinkan individu menghabiskan waktu dengan orang lain dalam aktivitas sosial dan aktivitas hiburan yang bervariasi.
Orford, (1992) juga berpendapat yang hampir sama dengan Sarafino. Berdasarkan pendapat para ahli seperti Wills, Leavy, Cohen dan lain sebagainya, Orford mengambil kesimpulan bahwa dukungan sosial juga terdiri dari lima komponen, yaitu: 1. Dukungan Instrumental. Dukungan instrumental dapat pula diartikan sebagai bantuan nyata (tangible aid) dan dukungan materi (material support). Wills
menyimpulkan dukungan instrumental sebagai bentuk aktifitas; seperti menyediakan pembantu untuk membantu menyelesaikan pekerjaan
17
rumah tangga, membantu pekerjaan-pekerjaan praktis, menyediakan barang-barang yang dibutuhkan, menolong di saat seseorang sakit secara fisik atau lainnya. 2. Dukungan Emosional Dukungan ini dapat diartikan sebagai suatu pertahanan emosional dan pengekspresian kasih sayang. Tolsdorf mengartikan dukungan emosional sebagai suatu dukungan dalam bentuk memberikan motivasi, kehangatan personal dan cinta. Sedangkan Leavy mengartikannya sebagai dukungan yang melibatkan perhatian, kepercayaan dan empati. 3. Dukungan Penghargaan Menurut Cohen dan Wills dukungan penghargaan adalah suatu informasi bahwa seseorang itu dihargai dan diterima. Sedangkan Wortman dan Conway menyimpulkan dukungan penghargaan sebagai suatu persetujuan atau pengakuan terhadap suatu kelayakan dari kepercayaan, interpretasi atau perasaan orang lain. 4. Dukungan lnformasi Wills mengartikan dukungan informasi sebagai dukungan yang memberikan informasi, nasehat dan petunjuk. 5. Persahabatan Sosial Persahabatan sosial adalah menghabiskan waktu dengan orang lain di waktu luang untuk bersenang-senang, menghabiskan waktu dengan
18
kegiatan-kegiatan yang berbau rekreasi, menolong mengalihkan perhatian seseorang dari kekhawatiran tentang permasalahan atau meningkatkan suasana hati dengan kasih sayang yang positif.
Berbeda dengan Sarafino dan Orford, Hause dan Kahn hanya membagi dukungan sosial menjadi empat, yaitu: 1. Dukungan emosional Dukungan emosional ini adalah dukungan yang paling besar peranannya yang didapat istri dari suaminya ataupun sebaliknya. Contoh dari dukungan emosional adalah mendengarkan dengan penuh perhatian, memberikan simpati, meyakinkan pasangan, berbagi pengalaman, dan menghindari adanya kritik. 2. Dukungan informasi Dukungan ini bisa berupa pemberian nasehat, arahan ataupun pertimbangan. 3. Dukungan instrumental Dukungan ini bisa berupa keterlibatan suami dalam memberikan bantuan seperti membantu istri menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga dan lain sebagainya. 4. Dukungan penilaian Bentuk dari dukungan penilaian antara lain berupa pujian atau penghargaan terhadap usaha yang telah dilakukan dalam rangka
19
mencari jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi (Juli Aperwati, 2003).
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial terdiri dari lima bentuk, yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasi dan integritas sosial atau persahabatan sosial.
Adapun teori dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dukungan sosial dari Sarafino (1997) yang menyatakan bahwa dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diterima individu dari orang lain (individu atau kelompok) yang meliputi dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi dan integritas sosial.
2.1.3. Sumber Dukungan Sosial Gottlieb (1983) mengemukakan adanya sumber dukungan sosial dapat berasal dari hubungan dengan professional dan non profEisional. Sumber non profesional, misalnya pasangan, anggota keluarga teman dan lain-lain.
Sedangkan hubungan professional misalnya hubungan d1:mgan psikolog.
20
Hubungan non professional atau disebut jug a dengan significant others dalam kehidupan seseorang dikatakan oleh Gottlieb (198:3) sebagai hubungan yang menempati bagian terbesar dari kehidupan seseorang dan menjadi sumber dukungan sosial yang potensial. Hal ini dimungkinkan karena hubungan dengan non professional : •
Mudah diperoleh
•
Memiliki kesesuaian norma dengan penerima dukungan, seperti apa dan bagaimana seharusnya dukungan sosial yang diberikan.
•
Berakar pada hubungan yang setara antara pemberi dan penerima dukungan.
•
Variabilitas dukungan yang diberikan sangat luas dari sekedar menjadi pendengar sampai pemberi dukungan materi.
•
Bebas biaya dan label psikologis yang sering ditimbulkan bila berhubungan dengan professional, misalnya dicap sebagai orang yang tidak sehat mentalnya.
Menurut Wills, orang-orang yang termasuk dalam kategori significant other ini berbeda-beda. Bagi mereka yang telah menikah ternyata pasangan hidup menjadi salah satu orang yang dipandang paling memberikan dukungan, karena adanya kedekatan emosi (Orford, 1992).
21
Lebih Juas Jagi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah tempat seseorang pertama kali bersosialisasi. Dalam keadaan cemas, keluargalah khususnya pasangan yang dapat memberikan dukungan secara emosional, seperti memberikan pengertian terhadap masalah yang sedang clihadapi atau dengan mendengarkan apa yang dikeluhkan oleh orang !13rsebut.
2.1.4. Pengaruh Dukungan Sosial Cobb beranggapan bahwa dukungan sosial merupakan moderator stress kehidupan. Dukungan sosial dapat melindungi individu ketika menghadapi distress fisik clan psikologis. lndividu yang memiliki dukungan sosial yang tinggi dapat lebih optimis dalam menghadapi situasi apapun baik saat ini ataupun pada masa yang akan datang, lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan psikologis, serta memiliki self esteem yang tin!Jgi clan kecemasan yang lebih rendah dibanding dengan individu yang dukun9an sosialnya rendah ( Rahma Hasibuan, 1999).
Sedangkan Sarafino (1997) beranggapan bahwa dukungan sosial berguna untuk meningkatkan kemampuan individu dalam menghadapi konflik.
La Rocco mengemukakan bahwa dukungan sosial berhubungan dengan berkurangnya kecemasan, gangguan umum clan simtom-simtom gangguan dalam tubuh (Juli Aperwati, 2003).
22
Sedangkan Sarason dalam penelitiannya menemukan bahwa orang-orang yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi mengalami hal-hal yang bersifat positif dalam kehidupannya, mempunyai harga diri yang tinggi dan juga sikap optimis akan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi dibandingkan dengan orang-orang yang rendah dukungan sosialnya (Juli Aperwati, 2003).
Jadi dapat disimpulkan bahwa ternyata dukungan sosial clapat membuat individu mempunyai harga diri yang tinggi dan sikap optimis akan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dukungan sosial juga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam membantu individu untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi konflik, mengurangi
kece~masan,
dan juga
dapat melindungi individu ketika menghadapi distress fisik dan psikologis.
2.1.5 Dukungan Sosial dari Suami Dukungan dari suami termasuk sumber dukungan dari non professional. Dukungan dari suami amatlah penting mengingat suami adalah orang terdekat dalam kehidupan seorang istri. Dukungan seorang suami sangat dibutuhkan lebih-lebih ketika seorang istri sedang menanti kelahiran bayinya.
23
Sebenarnya dukungan suami dalam hal apapun khususn)la saat hamil adalah hak istri atas kewajibannya sebagai pengemban fungsi reproduksi. Hal itu sebagaimana diungkapkan oleh Amir Achsin dkk (200:3) bahwa hak istri yang harus dipenuhi suaminya antara lain adalah hak memperoleh keselamatan dan kesehatan, hak memperoleh kesejahteraan berupa pakaian, makanan dan tempat tinggal yang memadai, hak memperoleh informasi mengenai kesehatan reproduksi secukupnya, dan hak ikut serta dalam pengambilan keputusan yang menyangkut keselamatan dan kesehatan dirinya.
Menurut Amir Achsin dkk (2003) kebutuhan istri tidak hanya terbatas pada hal-hal yang bersifat fisik, seperti: makanan, pakaian dan lain sebagainya, melainkan kebutuhan psikologis juga harus tetap dipenuhi. Suasana batin yang penuh kegembiraan dan kebahagiaan perlu diciptakan. Ucapan, sikap dan perilaku yang kasar dan menyakitkan bagi istri sedapat mungkin dihindari.
Johanna Gladieux menyatakan bahwa ada penelitian terhadap 26 pasangan suami istri yang tengah menghadapi kehamilan di California. Kesimpulan dari penelitian tersebut menyatakan dukungan suami terhadap istri menyebabkan adanya ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri sehingga istri akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan situasi kehamilan.
24
Suami adalah orang pertama dan utama dalam memberikan dorongan kepada istri sebelum pihak lain ikut memberikan dorongan (Dagun, 1999).
2.2.
KECEMASAN
2.2.1. Pengertian Kecemasan Kecemasan (anxiety) adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang tanpa sebab khusus untuk ketakutan tersebut ; rasa takut atau kekhawatiran kronis pada tingkat yang ringan; kekhawatiran atau ketakutan yang kuat dan meluap-luap; satu dorongan sekunder mencakup suatu reaksi penghindaran yang dipelajari (Chaplin, 1999).
Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah; seperti kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadangkadang kita alami dalam tingkat yang berbeda (Atkinson,'1999).
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (1994), kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup (Fitri Fausiah, Julianti Widury, 2005).
25
Linda L. Davidoff (1988) mendevinisikan kecemasan sebagai emosi yang ditandai oleh perasaan bahaya yang diantisipasikan, termasuk juga ketegangan dan stress yang menghadang dan oleh bangkitnya sistem saraf simpatetik.
Daradjat (1990) mendefinisikan bahwa kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur yang terjadi ketika seseorang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik). kecemasan itu sendiri timbul dari konflik di dalam diri individu terhadap sesuatu yang tidak jelas objeknya.
Sedangkan Hurlock (1990) mendefinisikan kecemasan sebagai keadaan mental yang tidak enak berkenaan dengan rasa sakit yan!;J mengancam, yang ditandai dengan perasaan kekhawatiran, ketidak-enakan dan perasaan tidak menyenangkan yang tidak mampu untuk dihindari oleh seseorang.
Jadi kecemasan adalah suatu emosi yang tidak menyenangkan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang sebagai respon dari situasi tertentu yang mengancam mengenai masa-masa mendatang yang ditandai oleh keluhankeluhan seperti; kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut yang kadangkadang kita alami dalam tingkat yang berbeda.
26
2.2.2. Jenis-Jenis Kecemasan Menurut Freud (dalam Musthofa Fahrni, 1977) ada tiga jenis kecemasan, yaitu: 1. Kecemasan nyata (reality anxiety). Kecemasan nyata adalah reaksi terhadap pengenalan akan adanya bahaya luar, atau adanya kemungkinan bahaya yang disangkanya akan terjadi. Karn Horney menggunakan kata takut dalam pengertian tersebut yang berarti ada persamaan besar antara yang dimaksud Freud dengan cemas objektif dan takut yang dimaksud Horney. Menurut Mustofa Fahrni (1977), cemas seperti itu lebih dekat dengan takut, karena sumbernya jelas diketahui dalam pikiran penderita. Sumber kecemasan dalam hal ini berhubungan dengan alam luar, baik itu berupa objek ataupun situasi.
2. Kecemasan penyakit (neurotic anxiety). Cemas penyakit menurut Freud tampak dalam tiga bentuk pokok, yaitu: a. Cemas umum Cemas ini adalah yang paling sederhana, karena ia tidak berhubungan dengan sesuatu hal tertentu. Yang terjadi hanyalah individu merasakan takut yang samar dan umum serta tidak menentu.
27
b. Cemas penyakit Cemas ini mencakup pengenalan terhadap objek atas situasi tertentu, sebagai penyebab dari cemas, misalnya ada orang yang takut melihat darah atau serangga. Sudah pasti ketakutan orang yang seperti itu tidak seimbang dengan bahaya yang mungkin akan ditimbulkan oleh benda atau keadaan yang berhubungan dengan cemas tersebut. Bahkan objek yang berhubungan dengan orang pun banyak yang tidak akan membawa bahaya apapun. c. Cemas dalam bentuk ancaman Macam ketiga dari cemas penyakit adalah dalam cemas yang menyertai gejala gangguan kejiwaan seperti hysteria misalnya. Orang yang menderita gejala tersebut kadang-kadang merasa cemas karena takut akan terjadi hal itu. Ketakutan akan kejadian itu merupakan ancaman.
3. Kecemasan moral (moral anxiety) dan rasa dosa Kecemasan moral timbul akibat tekanan dari dorongan zat yang tinggi, yaitu rasa dosa.
2.2.3.
Sumber Kecemasan
Freud menganggap kecemasan itu sebagai salah satu bentuk emosi yang sangat penting dalam teori psikoanalisanya. Kecemasan timbul karena
28
adanya pertentangan antara id yang mempunyai sumber kesenangan (pleasure principle) dan ego yang mempunyai prinsip kenyataan (reality principle) (Usman Effendi, 1993).
Sedangkan menurut Henderson dan Gillespie banyak situasi menekan yang menghambat dan menyebabkan terjadinya konflik jiwa, diantara situasi yang menekan itu adalah: keadaan ekonomi, gaga! dalam kehidupan berkeluarga, gaga I dalam pekerjaan, cara pendidikan yang salah, cacat jasmani. .. dan seterusnya. Semua situasi yang menekan dan menghambat itu mengakibatkan serangkaian reaksi yang mencemaskan. Apabila situasi tersebut terjadi berulang-ulang maka perasaan akan bertumpuk, kemudian pengaruhnya tampak dalam kelakuan individu (Musthofa Fahrni, 1977).
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa kecemasan timbul karena adanya pertentangan antara id dan ego. Kecemasan dapat bersumber dari konflik tentang keadaan ekonomi, gaga! dalam kehidupan berkeluarga, gaga! dalam pekerjaan, cara pendidikan yang salah, cacat jasmani dan lain sebagainya.
2.2.4.
Proses Terjadinya Kecemasan
Kecemasan yang timbul pada individu terjadi melalui suatu proses atau rangkaian yang dimulai dengan adanya suatu rangsangan eksternal maupun internal, sampai suatu keadaan yang dianggap sebagai ancaman atau
29
membahayakan. Spielberger (dalam Effendi, 1993) menyi>butkan ada 5 proses terjadinya kecemasan pada individu, yaitu: I. Evaluated Situation
Yakni adanya situasi yang mengancam secara kognitif sehingga ancaman ini dapat menimbulkan kecemasan. Misalnya, ibu hamil merasa bahwa saat ini banyak sekali bayi yang dilahirkan dalam keadaan cacat atau meninggal sebelum dilahirkan.
2. Perception of situation: Situasi yang mengancam diberi penilaian oleh individu dan biasanya penilaian ini dipengaruhi oleh sikap, kemampuan dan pengalaman individu. Misalnya, ibu hamil menilai bahwa hal tersebut (bayi lahir cacat atau meninggal) mungkin saja dapat terjadi pada dirinya dan janin yang sedang dikandungnya karena ia atau kerabatnya pernah mengalami hal serupa. 3. Anxiety State of Reaction
lndividu menganggap bahwa ada situasi berbahaya, maka reaksi kecemasannya akan timbul. Kompleksitas respon dikenal sebagai reaksi kecemasan sesaat yang melibatkan respon fisiologis seperti denyut jantung dan tekanan darah. Misalnya Karena hal tersebut dianggap situasi yang berbahaya, maka ibu hamil merasa cemas dan takut kalau situasi tersebut benar-benar menimpa janin yang sedang
30
dikandungnya. Hal itu menyebabkan denyut jantungnya berdebar lebih cepat. 4.
Cognitive Reappraisal Follows lndividu kemudian menilai kembali situasi yang rnengancam tersebut, untuk itu individu rnengunakan pertahanan diri (defense mechanism) atau dengan cara meningkatkan aktivitas kognisi atau rnotoriknya. Misalnya ibu hamil menilai kembali apakah situasi tersebut benarbenar mengancam dirinya serta janinnya. Pada tahap ini ibu hamil bisa berkonsultasi pada dokter, meminta dukungan suami atau menyibukkan dirinya pada suatu pekerjaan sehinmia rasa cemas tersebut teralihkan.
5.
Coping Sehingga pada akhirnya individu mengunakan jalan keluar dengan mengunakan defense mechanism seperti proyeksi atau rasionalisasi.
Ternyata pengalaman pun dapat rnernpengaruhi bentuk respon dari kecemasan. Bila baru lahir terlalu banyak ketakutan atau terlalu sedikit ketakutan, akan menentukan respon terhadap kecemasan di kernudian hari. Manusia yang terlalu banyak mendapatkan ketegangan jiwa pada masa bayi dan selama siklus kehidupannya, cukup membahayakan jiwanya. lndividu yang terlalu banyak ketakutan, maka apabila ada situasi yang mengancam ia
30
dikandungnya. Hal itu menyebabkan denyut jantungnya berdebar lebih cepat. 4.
Cognitive Reappraisal Follows lndividu kemudian menilai kembali situasi yang rnengancam tersebut, untuk itu individu mengunakan pertahanan diri (defense mechanism) atau dengan cara meningkatkan aktivitas kognisi atau motoriknya. Misalnya ibu hamil menilai kembali apakah situasi tersebut benarbenar mengancam dirinya serta janinnya. Pada tahap ini ibu hamil bisa berkonsultasi pada dokter, meminta dukungan suami atau menyibukkan dirinya pada suatu pekerjaan sehingga rasa cemas tersebut teralihkan.
5. Coping
Sehingga pada akhirnya individu mengunakan jalan keluar dengan mengunakan defense mechanism seperti proyeksi atau rasionalisasi.
Ternyata pengalaman pun dapat mempengaruhi bentuk respon dari kecemasan. Bila baru lahir terlalu banyak ketakutan atau terlalu sedikit ketakutan, akan menentukan respon terhadap kecemasan di kemudian hari. Manusia yang terlalu banyak mendapatkan ketegangan jiwa pada masa bayi dan selama siklus kehidupannya, cukup membahayakan jiwanya. lndividu yang terlalu banyak ketakutan, maka apabila ada situasi yang mengancam ia
31
akan lebih cepat cemas. Sebaliknya individu yang tidak terlalu banyak ketakutan, ia tidak cepat cemas.
Meskipun orang dapat memperlihatkan kadar ciri khas kecemasan, tetapi respon suatu peristiwa tertentu amat bergantung pada fikiran dan persepsi dari yang bersangkutan sendiri. lndividu tidak akan begitu merasa tegang bila mereka merasa yakin dan merasa masih ada kendali, yaitu bila stres masih bisa diramalkan dan bila mengatasinya masih mernungkinkan (Linda L. Davidoff, 1988).
2.2.5. Keluhan, Gejala Umum Kecemasan Sebagian individu merasa cemas dan tegang dalam menghadapi situasi yang mengancam dan menekan. Kecemasan dianggap abnormal bila dalam situasi yang oleh kebanyakan orang dapat diatasi dengan mudah.
Menurut PPDGJ Ill (1993), individu dikatakan cemas bila mengalami gejalagejala tertentu. Gejala-gejalanya mencakup: a. Kecemasan tentang masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti di ujung tanduk, sulit berkonsentrasi dan sebagainya). b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai). c. Overaktivitas otonomik ( kepala terasa ringan, berkeringat, sesak nafas, pusing kepala, mulut terasa kering dan jantung berdebar-debar).
32
Sedangkan Atkinson (2002) mengungkap keluhan fisik yang lazim pada seseorang yang mengalami kecemasan antara lain: tidak dapat tenang, tidur terganggu, kelelahan, macam-macam sakit kepala, kepeningan dan jantung berdebar. Di samping itu, individu terus menerus mengkhawatirkan segala macam masalah yang mungkin terjadi dan sulit sekali berkonsentrasi atau mengambil keputusan. Jika individu tersebut mengambil keputusan, akan menghasilkan kekhawatiran lebih lanjut.
Menurut Musthofa Fahrni (1977), cemas mempunyai penampilan atau gejala yang bermacam-macam, antara lain : a. Gejala jasmaniah (fisiologis) yaitu: ujung-ujung anggota dingin (kaki dan tangan), keringat berpercikan, gangguan pencernaan, cepatnya pukulan jantung, tidur terganggu, kepala pusing, hilang nafsu makan dan pernafasan terganggu. b. Gejala kejiwaan antara lain: sangat takut, serasa akan terjadi bahaya atau penyakit, tidal< mempu memusatkan perhatian, selalu merasa akan terjadi kesuraman, kelemahan dan kemurungan, hilang kepercayaan dan ketenangan, dan ingin lari dari menghadapi suasana kehidupan. Adapun teori kecemasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kecemasan berdasarkan PPDGJ Ill (1993).
2.3.
KELAHIRAN BAYI
2.3.1. Pengertian Kelahiran Bayi Kelahiran bayi merupakan hal yang amat dinanti oleh pasangan suami istri. Kelahiran bayi tidak hanya dinanti ayah ibunya, tapi juga didambakan kakek dan neneknya. Menurut Kartini Kartono (1992) kelahiran merupakan satu bagian dari proses yang lebih lama dan lebih panjang dari eksistensi manusia, yang akan dilanjutkan dengan pertumbuhan serta perkembangan dari macam-macam fungsi fisik dan psikis yang berlangsung sepanjang.
Menurut Ibrahim terdapat perbedaan antara persalinan dan melahirkan. Persalinan merupakan serangkaian keluarnya janin dari dalam rahim yang diikuti oleh plasenta, sedangkan melahirkan hanya terbatas pada keluarnya janin dari dalam rahim ibu. Proses keluarnya janin dari dalam rahim merupakan bagian dari persalinan (Juli Aperwati, 2003).
2.3.2. Tahap-Tahap Melahirkan Jane Mac Daugall (2003) membagi tahap persalinan kedalam tiga tahap. Tahap pertama diawali saat terjadi kontraksi yang mulai timbul secara teratur yang akan menipiskan dan membuka mulut rahim. Setelah tahap pertama berakhjr dan sebelum tahap kedua dimu!ai terjadi masa pera!ihan atau masa transisi. Masa ini ditandai oleh adanya kontraksi
34
yang berlangsung antara 60-90 detik, dan dapat timbul dalam interval 2-5 menit. Biasanya pada masa ini bidan akan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa mulut rahim sudah terbuka dengan sempurna sebelum calon ibu mengejan. Tahap kedua ialah saat calon ibu merasa ingin mengejan dan mendorong bayi melalui jalan lahir. Setelah masa transisi calon ibu akan merasa bersemangat untuk mengejan, dan ini adalah hal yang tidak disadari setelah bayi mencapai bagian bawah jalan lahir, ia akan menonjol ke perineum sehingga menimbulkan nyeri atau semacam memar pada tempat tersebut. Kemudian ia juga akan menekan usus besar (rectum) yang akan menimbulkan pergerakan usus yang tidak disadari. Setiap kali kontraksi berlangsung, kepala bayi akan berangsur-angsur keluar dari vagina dan setelah beberapa kali mengejan ia akan tetap berada disana. Keadaan ini biasa disebut crowning atau pemunculan. Setelah kepala bayi mulai menonjol, hanya beberapa menit untuk mengakhiri proses kelahiran. Pada tahap ini calon ibu berhenti mengejan dan mulai bernafas pendek-pendek agar perineum menegang dan mencegah terjadinya robekan. Dalam setiap kontraksi, kepala bayi akan semakin keluar dari vagina hingga seluruh bagian kepala menonjol. Bayi kemudian akan segera memalingkan kepalanya ke arah paha dan kontraksi selanjutnya akan melahirkan bahunya. Sisa tubuh yang lainnya akan keluar berangsur-angsur diikuti oleh cairan amnion.
35
Tahap akhir adalah saat plasenta dilepaskan dari dinding rahim dan dikeluarkan. Pengeluaran plasenta ini memerlukan waktu setengah jam hingga satu jam.
Sedangkan menurut Santrock (1995) proses kelahiran terjadi dalam tiga tahap. Bagi seorang perempuan yang baru memiliki anak pertama, tahap pertama berlangsung kira-kira 12 hingga 24 jam. lnilah waktu yang paling lama dari ketiga tahap itu. Pada tahap pertama kontraksi rahim berlangsung 15 hingga 20 menit pada permulaan dan berakhir hingga satu menit. Kontraksi ini menyebabkan leher rahim terentang dan terbuka. Ketika tahap pertama berlangsung, kontraksi semakin sering yang terjadi setiap dua hingga lima menit. lntesitasnya juga meningkat. Pada akhir tahap pertama kelahiran, kontraksi memperlebar leher rahim hingga terbuka sekitar empat inci sehingga bayi dapat bergerak dari kandungan ke saluran kelahiran. Tahap kedua kelahiran mulai ketika kepala bayi mulai bergerak melalui leher rahim dan saluran kelahiran. Tahap ini berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu. Tahap ini berlangsung kira-kira satu setengah jam. Pada setiap kontraksi ibu mengalami kesakitan untuk mendorong bayi keluar dari tubuh ibu. Kontraksi terjadi hampir setiap menit dan berlangsung kira-kira selama satu menit. Tahap ketiga berlangsung setelah kelahiran. Pada waktu inilah ari-ari, tali pusat dan selaput lain dilepaskan dan dibuang. Tahap akhir ini adalah yang
36
paling pendek dari ketiga tahap kelahiran, yang berlangsung hanya beberapa menit. (John W. Santrock, 1995)
2.3.3.
Bahaya Perkembangan Pra Kelahiran
Menurut Santrock, (1995) kebanyakan ibu yang sedang hamil memiliki rasa khawatir yang berlebihan yang di sebabkan keyakinan bahwa segala sesuatu yang mereka lakukan dan rasakan memiliki pengaruh langsung terhadap anak mereka yang belum lahir. lbu-ibu lain yang sedang hamil berperilaku seperti biasa, yang menganggap bahwa pengalaman mereka hanya akan berpengaruh kecil pada bayi mereka. Sebetulnya yang benar berada di suatu tempat antara kedua ekstrim ini. Walaupun hidup didalam lingkungan yang terlindungi dan nyaman, janin tidak benar-benar aman dari dunia yang lebih luas yang mengelilingi ibunya. Lingkungan dapat mempengaruhi anak lewat banyak cara yang sering kita lihat. Ribuan bayi yang lahir cacat atau terbelakang mental setiap tahun merupakan hasil dari peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ibu, satu atau dua bulan sebelum pembuahan (John W. Santrock, 1995).
Menurut Santrock (1995), ada beberapa hal yang membahayakan perkembangan pra kelahiran, diantaranya adalah keadaan dan ketegangan emosionaL Ketika seorang perempuan hamil mengalami ketakutan, kecemasan, dan emosi lain yang mendalam, maka terjadilah perubahan
37
psikologis antara lain; meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi hormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan dapat membuatjanin kekurangan udara.
Menurut Ottinger & Simmons (1964), keadaan emosional ibu selama kehamilan dapat juga mempengaruhi proses kelahiran. lbu yang sangat bingung secara emosional mungkin mengalami kontraksi yang tidak teratur dan tugas-tugas yang lebih sulit, yang dapat menyebabkan ketidakteraturan dalam pemasokan udara kepada bayi atau cenderung menghasilkan ketidak teraturan setelah kelahiran. Bayi yang lahir melalui proses kelahiran yang cukup lama juga menyesuaikan diri lebih lambat dengan dunia mereka dan lebih mudah marah. Satu investigasi memperlihatkan hubungan antara kecemasan ibu selama kehamilan dan kondisi bayi yang baru lahir (John W. Santrock, 1995).
2.3.4.
Komplikasi Melahirkan
Komplikasi dapat menyertai kelahiran bayi. Hal ini tentu saja dapat menjadikan seorang ibu menjadi lebih cemas, karena dengan adanya komplikasi ketika melahirkan, berarti hal itu mengancam nyawa ibu dan bayi yang akan dilahirkan nanti. Menurut Santrock (1995) komplikasi dalam melahirkan antara lain adalah:
38
1. Melahirkan terlalu cepat (precipitate delivery) Melahirkan terlalu cepat adalah bentuk cara melahirkan yang berlangsung terlalu cepat. Melahirkan terlalu cepat adalah suatu cara dimana bayi memerlukan waktu untuk kurang dari 10 menit untuk "dipaksa keluar" melalui saluran kelahiran. Penyimpangan dalam cara melahirkan ini dapat
men9!~anggu
aliran
normal darah bayi, dan tekanan pada kepala bayi dapat menyebabkan pendarahan. Pada sisi lain, anoxia (tidal< cukupnya pasokan udara) dapat terjadi jika proses melahirkan berlangsung terlalu lama. Anoxia dapat menyebabkan kerusakan otak.
2. Posisi terbalik atau sungsang (breech position) Posisi sungsang adalah posisi bayi dalam peranakan yang menyebabkan pantat bayi merupakan bagian pertama yang muncul dari lubang kemaluan. Secara normal, kepala bayi muncul terlebih dahulu melalui lubang kemaluan, tetapi 1 dari setiap 25 orang bayi, kepala tidak muncul terlebih dahulu. Kepala bayi yang sungsang masih di dalam peranakan ketika sisa tubuhnya diluar, dapat menyebabkan masalah pernapasan. Beberapa bayi yang sungsang tidak dapat dikeluarkan melalui leher rahim dan harus dilahirkan melalui pembedahan cesar.
39
3. Pembedahan cesar (cesarean section) Pembedahan cesar adalah pemindahan bayi dari peranakan atau rahim melalui pembedahan. Hal ini dilakukan bila bayi berada pada posisi sungsang didalam rahim, kepala bayi terlalu besar untuk melewati pinggul ibu, jika bayi mengalami komplikasi, atau jika kemaluan ibu mengalami pendarahan. Melahirkan melalui pembedahan cesar lebih aman dibandingkan bila melahirkan dengan posisi sungsang. Tetapi konsekuensinya bagi sang ibu, operasi ini beresiko tinggi tingkat infeksinya, lebih lama tinggal di rumah sakit, lebih mahal biayanya dan dapat menimbulkan stress.
2.3.5.
Kecernasan Menghadapi Kelahiran Bayi
Pada setiap wanita baik yang bahagia maupun yang tidak bahagia apabila dirinya hamil, pasti akan dihinggapi campuran perasaan, yaitu: Rasa kuat dan berani menanggung segala cobaan, dan rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa cinta dan benci, keraguan dan kepastian, kegelisahan dan rasa tenang bahagia, harapan penuh kegembiraan, dan kecemasan, yang semuanya menjadi semakin intensif pada saat mendekati masa kelahiran bayinya (Kartini Kartono, 1992).
Kegelisahan dan kecemasan yang dialami oleh ibu hamil menurut Kartini Kartono (1992) disebabkan karena beberapa hal yaitu:
40
"
Takut mati Sekalipun peristiwa kelahiran adalah fenomena fisiologis yang normal. Tetapi peristiwa ini tidak kalis dari resiko resiko dan bahaya kematian, baik kematian ibu ataupun kematian bayi yang akan dilahirkan. Bahkan pada proses kelahiran yang normal sekalipun, peristiwa ini tak luput dari rasa sakit dan pendarahan. Peristiwa inilah yang menyebabkan seorang ibu yang hamil mengalami ketakutan dan kecemasan, khususnya takut matL
•
Trauma kelahiran Berkaitan dengan perasaan takut mati yang ada pada wanita pada saat melahirkan bayinya, ada pula l<etakutan lahir (takut dilahirkan ke dunia ini) pada anak bayi yang kita kenal sebagai trauma kelahiran. Trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan berpisahnya bayi dari rahim ibunya, yaitu merupakan ketakutan "hipotetis" untuk dilahirkan di dunia dan takut berpisah dari ibunya. Ketakutan berpisah ini adakalanya menghinggapi seorang ibu yang merasa amat takut kalau-kalau bayinya akan terpisah dengan dirinya. Seolah-olah ibu tersebut menjadi tidal< mampu menjamin keselamatan bayinya, setelah bayi tersebut ada diluar rahimnya. Trauma genital tadi tampak dalam bentuk ketakutan untuk melahirkan bayinya.
41
•
Perasaan bersalah atau berdosa Sebab lain yang menimbulkan ketakutan akan kematian pada proses melahirkan bayinya adalah perasaan bersalah atau berdosa terhadap ibunya. Dalam semua aktifitas reproduksinya, wanita banyak melakukan identifikasi terhadap ibunya. Jika identifikasi ini menjadi salah bentuk, maka akan banyak mengembangkan mekanisme rasarasa bersalah dan rasa berdosa terhadap ibunya. Maka peristiwa tadi membuat dirinya menjadi tidak mampu berfungsi sebagai ibu yang bahagia, sebab selalu saja dibebani atau dikejar-kejar oleh rasa berdosa.
•
Ketakutan rill Ketakutan rill atau konkret yang menjadikan ibu hamil takut melahirkan bayinya misalnya : •
Takut kalau bayinya lahir cacat.
•
Takut bayi bernasib buruk diakibatkan oleh dosa-dosa ibunya di masa silam.
•
Takut beban hidup semakin berat karena kelahiran anggota keluarga baru.
•
Munculnya elemen ketakutan yang sangat menda!am dan tidak disadari, kalau ia akan dipisahkan dari bayinya.
42
•
Takut kehilangan bayinya yang sering muncul sejak masa kehamilan sampai waktu melahirkan bayinya yang diperkuat oleh rasa berdosa atau bersalah.
2.3.6.
lbu Hamil
Menurut Amir Achsin dkk (2003) kata hamil berasal dari bahasa arab, yaitu hamala yang artinya membawa. Sedangkan pelakunya disebut hamil, karenanya perempuan yang sedang membawa janin dalam kandungannya disebut ibu hamil.
Kehamilan adalah hal yang wajar bagi seorang wanita. Kehamilan termasuk tugas perkembangan seorang wanita pada masa dewasa. Hal itu sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Hurlock (1990) bahwa salah satu tugas perkembangan masa dewasa adalah mengasuh anak, dan hal itu tentu saja diawali dengan kehamilan.
Kehamilan menurut Juli Aperwati (2003) merupakan suatu proses pembuahan yang terjadi secara alami sehingga menghasilkan janin yang tumbuh dalam rahim ibu yang bertujuan untuk mendapatkan keturunan. Menurut Saifudin lamanya masa kehamilan normal adalah 280 hari atau sembilan bulan tujuh hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir. Masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya janin. Kehamilan
43
yang dihadapi oleh seorang ibu dibagi menjadi tiga fase atau tiga trimester, trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai dengan bulan ketiga. Trimester kedua dimulai dari bulan keempat sampai dengan bulan keenam. Sedangkan trimester ketiga dimulai dari bulan ketujuh sampai dengan bulan kesembilan (Juli Aperwati, 2003).
Dagun (2002) mengemukakan bahwa setiap trimester yang dilewati seorang ibu hamil menunjukkan ciri-ciri khusus, yaitu : 1. Pada trimester pertama seorang calon ibu sering mengalami ketegangan fisik dan psikis. la sering muntah-muntah, perut mulas, merasa lelah, pusing, cepat tersinggung dan selalu cemas. 2. Pada trimester kedua muncul perubahan lain. Perasaan gelisah dan tekanan darah yang cenderung tinggi, pelan-pelan mulai menghilang. Pada periode tersebut calon ibu merasa ada gerakan-gerakan dalam perutnya yang menandakan ada janin dalam perut ibu. Perut ibu makin membesar dan kedua orang tua tampak senang. 3. Selanjutnya pada trimester ketiga calon ibu mulai merasa tertekan dan gelisah lagi. Berat badan bertambah drastis antara 10.5 kg sampai 15 kg. Galon ibu sering merasa lelah, tidak enak, sukar tidur, kaki dan tangan bengkak, dan napas pendek. Semua gejala itu dapat membuat calon ibu merasakan ha! yang sama seperti awal masa kehamilan yaitu merasa cemas dan lekas marah. Pada masa ini calon ibu pun
44
lebih sering memikirkan kesehatan dan keselamatan janin. Kecemasan yang dialami calon ibu bertambah pada saat menghadapi saat-saat bersalin.
Jadi ibu hamil adalah seorang wanita yang sedang membawa janin dalam kandungannya. Lamanya masa kandungan ibu hamil yan9 normal adalah sembilan bulan tujuh hari yang dibagi menjadi tiga trimester, yang masingmasing trimester memiliki ciri-ciri khusus.
45
2.4. KERANGKA BERFIKIR Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berfikir
Penyebab kecemasan ibu hamil • Pengalaman waktu melahirkan • Berita tentang bayi yang lahir cacat di media (TV, koran)
l Di Beri Penilaian
I
TIDAKCEMAS
t
I
I
Dianggap Tidak Berbahaya Dan Tidak Mengancam
t r-1>
Dianggap Berbahaya Dan Mengancam
MERASA CEMAS Dengan gejala-gejala: • Kecemasan tentang masa depan (khawatir, merasa seperti di ujung tanduk, dan sulit berkonsentrasi ). ~ • Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai). • Overaktivitas otonomik (berkeringat, sesal< nafas, pusing kepala, mulut terasa kering dan jantung berdebar-debar).
I
Dukunoan Rendah
1 -
Cemas Tinggi
j
Butuh Dukungan Sosial dari Suami (dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi, dan integritas sosial)
Dukungan Tinggi
I
!-
·• Cemas Rendah
Kehamilan adalah masa yang amat ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan yang telah terikat dengan ikatan suci pernikahan. Kehamilan
merupakan
suatu yang amat menggembirakan sekaligus menimbulkan kecemasan. Kecemasan ini dialami semua ibu hamil baik yang bahagia dengan
I
46
pernikahannya ataupun yang tidak bahagia dengan pernikahannya. Hal itu sebagaimana pendapat Kartini Kartono (1992), bahwasanya setiap wanita yang hamil pasti dihinggapi campuran perasaan antara kegembiraan dan kecemasan atau kegelisahan yang semuanya itu menjadi intensif pada saat mendekati masa kelahiran bayinya.
Kecemasan yang dialami oleh ibu hamil bermacam-macam salah satunya adalah cemas karena takut bayi yang akan dilahirkannya nanti cacat, takut bayi meninggal dalam kandungan, takut masa depan bayi suram (bernasib buruk), ataupun takut tidak bisa membiayai kehidupan bayi setelah dilahirkan nanti. Kecemasan ini menu rut Kartini Kartono ( 1992) masuk ke dalam jenis ketakutan yang rill.
Kecemasan yang tinggi pada ibu hamil ketika masa kehamilan amat berbahaya bagi janin yang sedang dikandungnya. Hal itu sesuai dengan pendapat Santock (1995) bahwasanya keadaan dan ketegangan emosional akan mempengaruhi janin yang sedang dikandung. Karena kecemasan yang tinggi dapat menimbulkan perubahan psikologis seperti meningkatnya pernapasan dan sekresi oleh kelenjar. Adanya produksi llormon adrenalin sebagai tanggapan terhadap ketakutan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan dapat membuat janin kekurangan udara.
47
Santrock (1995) mengungkapkan bahwa keadaan emosional ibu selama kehamilan pun dapat mempengaruhi proses kelahiran misalnya kontraksi yang tidak teratur. Hal ini tentu saja sangat merugikan ibu hamil. Bahkan menurut Kartini Kartono (1992), kecemasan yang
ting~Ji
yang dialami oleh ibu
hamil dapat menyebabkan kontraksi palsu.
Kondisi emosional ibu hamil tidak hanya mempengaruhi proses kelahiran, tapi juga mempengaruhi kondisi bayi setelah dilahirkan. Hal itu sesuai dengan suatu investigasi yang diungkapkan Ottinger 8, Simmons (dalam Santrock, 1995) yang memperlihatkan hubungan antara kecemasan ibu selama kehamilan dan kondisi bayi yang baru lahir. Menurut investigasi tersebut bayi ibu yang lebih cemas menangis lebih banyak sebelum diberi makan dan lebih aktif dari pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang kurang cemas.
O\eh karena itu kondisi emosional ibu harus dijaga selama masa kehamilan salah satunya dengan memberikan dukungan. Dukungan tersebut bisa berupa dukungan emosional, dukungan materi, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan integritas sosial. Hal itu sesuai dengan pendapat Sarafino (1997) yang mengungkapkan bahwa dukungan sosial terbagi menjadi Hrna jenis, antara lain dukungan emosional, dukungan materi, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan integritas sosial.
48
Dukungan ini bisa diberikan siapa saja, khususnya suami. Karena menurut Cobb suami adalah orang yang paling potensial dalam memberikan dukungan. Karena antara suami dan istri memiliki kedekatan emosional. Karenanya tanpa adanya dukungan yang tinggi dari suami maka kecemasan yang dialami ibu hamil akan tinggi dan akan semakin intensif menjelang kelahiran bayinya.
Sebaliknya bila seorang ibu hamil mendapatkan dukungan yang tinggi dari pasangan selama masa kehamilannya dengan memberikan masukan dan nasehat positif, memberi rasa tenang dan kenyamanan, perhatian, dan kasih sayang, maka kecemasan-kecemasan rill yang dicemaskannya berangsurangsur akan berkurang sehingga kecemasan menjelang kelahiran bayinya rendah.
2.5.
PENGAJUAN HIPOTESIS
Berdasarkan deskripsi teori diatas, penulis mengajukan hipotesis penelitian ke dalam bentuk pernyataan sebagai berikut : 1. Hipotesis alternative (Ha) Ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan tingkat kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamiL
49
2. Hipotesis no! (Ho) Tidak ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan tingkat kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu ham ii
BAB3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. JENIS PENELITIAN 3.1.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi. Menurut Sevilla (1993) penelitian korelasi dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda da!am suatu populasi.
Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif, suatu pendekatan penelitian yang akan menghasilkan data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dihasilkan dari serangkaian pengukuran atau observasi yang dinyatakan dengan angka-angka dan kemudian dianalisis dengan uji statistik.
3.1.2. Variabel Penelitian, Definisi Variabel dan Devinisi Operasional Variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian ini adalah : Dukungan sosial (variable bebas) dan kecemasan menghadapi kelahiran bayi (variable terikat).
51
a. Variabel Bebas Dukungan sosial adalah: Kenyamanan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diterima individu dari orang lain yang meliputi dukungan emosional, penghargaan, instrumental, informasi dan integritas sosial (Sarafino, 1997).
Sedangkan definisi operasional dari dukungan sosial adalah : dukungan atau bantuan yang diberikan oleh suami, yang meliputi dukungan instrumental (seperti menyiapkan materi sesuai dengan kebutuhan, membantu menyelesaikan pekerjaan dan menyiapkan kebutuhan sendiri), dukungan emosional (seperti memberi semangat, perhatian, mengekspresikan kasih sayang dan mendengarkan keluh kesah), dukungan penghargaan ( seperti memberi keyakinan positif atas ide atau perasaan istri), dukungan informasi (seperti memberi informasi perkembangan proses melahirkan dari media, memberi nasehat, dan bimbingan) dan integritas sosial (seperti mengajak rekreasi, tetap mengizinkan istri melasanakan aktivitas seperti biasa dan meningkatkan suasana hati yang positif).
52
b.
Variabel Terikat
Adapun definisi konseptual dari variable Kecemasan menghadapi kelahiran bayi adalah : Kecemasan menurut PPDGJ Ill (1993), dapat dimanifestasikan ke dalam tiga aspek, yaitu: a. Kecemasan tentang masa depan (khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti diujung tanduk, sulit berkonsentrasi dan sebagainya). b. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai). c. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, sesak nafas, pusing kepala, mulut terasa kering dan jantung berdHbar-debar).
Sedangkan devinisi operasional dari kecemasan menghadapi kelahiran bayi adalah: emosi yang sangat tidak menyenangkan ketika menghadapi kelahiran bayi yang ditandai dengan adanya gejala-gejala kecemasan, yaitu: kecemasan tentang masa depan (khawatir bayi akan bemasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk dan sulit berkonsentrasi); ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran dan tidak dapat santai); dan overaktivitas otonomik (berkeringat, sesak nafas, pusing kepala dan jantung berdebardebar dan mulut terasa kering).
3.2.
PENGAMBILAN SAMPEL
3.2.1. Subjek Penelitian Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang ibu hamil yang memeriksakan dirinya ke Puskesmas kecamatan Kalideres Jakarta barat dari tanggal 23 Oktober 2007 hingga tanggal 31 Oktober 2007. Hal ini sesuai dengan pendapat Gay dalam Sevilla (1993) bahwa ukuran minimum yang dapat diterima pada penelitian korelasi adalah sebanyak
::~o
subjek.
3.2.2. Teknik Pengambilan Sampel Metode pengambilan sample yang digunal
Menurut Sevilla (1993), sample aksidental adalah teknik penentuan sample berdasarkan kebetulan. Yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang l<ebetulan ditemui itu coco!< sebagai sumber data.
54
3.3. PENGUMPULAN DATA 3.3.1. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah skala model Likert.
3.3.2. lnstrumen Penelitian Instrument atau alat yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah lembar angket. Dalam penelitian ini penulis meng9unakan dua instrument sebagai alat pengumpul data, yaitu: a. Skala pemberian dukungan sosial dari suami yang disusun sendiri dengan menggunakan skala model Likert yang mengacu kepada teori Sarafino (1997). Ada pun blue print dari skala tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Blue Print Dukungan Sosial No 1.
Aspek Dukungan Instrumental
T
F
UF
a. Menyiapkan materi sesuaidengan kebutuhan
4
4
b. Membantu menyelesaikan pekerjaan
4
lndikator
3
1 1
No Item
21, 47, 61,63, 6, 34,
54, 58.
7, 35, 55, 59, 48, 8, 62.
55
No
2.
F I UFI
No Item
c. Menyiapkan kebutuhan sendiri
2 \ 2 I
9, 49, 36, 22.
a. Memberi semangat
2 I 2
lndikator
Aspek
Dukungan emosional
I
I
b. Memberi perhatian
I I
2
I
I
T I I
1, 29, 16, 42.
j 2
17, 43, 2, 30.
t
···-1·3···12·\
1---1-····-
c. Mengekspresikan · kasih sayang (memeluk, mencium,
I
1
!
I
:
i
3, 31, 53, -1-8,-4-4-"'I i
I
!
bergandengan tang an) \ d. Mendengarkan keluii-·t;z-12·r··-19, 45.4, 32.
I 3
Dukungan penghargaan
kesah
I:,·.
~I 1
a. Memberi keyakinan positif atas ide atau perasaan istri
2 1 2
a. Memberi informasi perkembangan proses melahirkan dari media
2
t
-..Jiii·_
5, 33·.··2-0-.-4-6-.
i,
1 > - - + - - · - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - + - - r l- . . J \ - - - - - - - - - - - j
4
5
Dukungan informasi
lntegritas sosial
I
2
I
23, 37, 10, 50,
j'
_,j ____________,
b. Memberi nasehat
2
1
I
11, 51, 24.
c. Memberi bimbingan
2
2
1
25, 60, 12, 38.
a. Rekreasi b. Tetap melaksanakan
-~-:-~-i~-:;a-~s~~a-7:;~:::" ..
i---1------+-c-.
I
!,,
13, 39, 26, 56.
212·1 2
I
'
I'
I
2 r--27-.-5--7-.·1·4-.-4-0-.--l 15, 41, 28, 52.
positif '-----
---------~----------~--
-------~
b. Skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi yang disusun sendiri dengan menggunakan skala model Liker! yang mengacu kepada gejalagejala kecemasan menurut PPDGJ Ill. Blue print dari skala tersebut adalah sebagai berikut:
56
Tabel 3.2 Blue Print Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi No TAspek
1
Kecemasan tentang masa de pan
F
a. khawatir akan nasib buruk
2 I 2
I b.
Ketegangan motorik
I Overaktivitas otonomik
..
1, 7, 14, 40.
iI i
2 I
2
21
Gelisah
2
2i--17. 43. 4. 30.
b. Saki! kepala
2
c. Gem eta ran
2
d. Tidak dapat santai
2
I
15.41.2.28.
II
.
I
c. a.
.
-·
I I
1~4tj
I
i
')
~
I
I
3,29,
I
I
5,31, 18,44.
•
'
2
I
19, 45, 6, 32.
2
I
7, 33, 20, 46.
I
a. Berkeringat
2
2 \
21.47.8.34.
b. Jantung berdebardebar
2
2
I I
9.35.22.48.
2
r~ 2j
II I
23, 49, 1~,36 ...
l
. ···-
3.
I
Sulit berkonsentrasi
I
2
I
2
i
--iI
I
No Item
Perasaan gelisah seperti di ujung tanduk
I -··
U'.J
lndikator
I c.
Sesak nafas
~
d. Keluhan lambung
2
e. Pusing kepala
2
~ ':_j
f.
2
2J
Mulut terasa kering
11,37,24~
25, 51, 12, 38. 13, 39, 26, 52.
c. Penilaian atau Skoring Instrument Instrument yang digunakan adalah skala dukungan sosial dan skala kecemasan. Kedua skala ini menggunakan sl
JR Uarang) dan TP (tidal< pernah). Sedangl
57
skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi yaitu skala yang juga terdiri dari SL (selalu), SR (sering), JR Uarang) dan TP (tidak pernah).
Tabel 3.3 Skoring instrument Favorable Unfavorable I l-------+-----4----->-----·-1----j --~---
r----------+--
-=r=-_;___~
>---------+-----:__· 1
·---·-·-----
4
1 _J
3.3.3. Teknik Uji Instrument Bentuk penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel yaitu variabel pemberian dukungan dari suami dan variabel kecemasan menghadapi kelahiran bayL Hubungan antara variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Penghitungan statistik yang digunakan untuk melihat validitas dan reliabilitas skala adalah sebagai berikut: 1. Uji Validitas Skala Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat l<evalidan atau l<esahihan suatu instrument. Suatu instrument dil
58
apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2002).
Dalam penelitian ini teknik uji validitas menggunakan rumus perhitungan statistik korelasi dengan menggunakan korelasi product moment dari
Pearson, dengan rumus sebagai berikut:
r xy =
2.
N 2: xy - (2:x) (2:y)
Uji Reliabilitas Skala
Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrument tersebut sudah baik. lnstument yang reliabel rnengandung arti bahwa instrument tersebut cukup baik, sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya (Arikunto, 2002).
Dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas tekhnik alpha cronbach. Data untuk menghitung koefisien reliabilitas alpha diperoleh melalui penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali pada sekelompok responden.
59
Dengan menyajikan satu kali, maka diharapkan permasalahan yang muncul pada pendekatan tes ulang dapat dihindari (Azwar, 2003). Uji reliabilitas menggunakan rumus sebagai berikut:
;3.2 ..... J
J
Keterangan: k
= banyaknya belahan tes.
S?
= variansi belahan j: j = 1,2, ..... k
Sx2
= variansi skor tes.
3.4. TEKNIK ANALISA DATA Untuk menganalisa data yang telah terkumpul, penulis melakukan uji p atau uji korelasi Spearman Rho atau biasa pula disebut Spearman rank dengan rumus:
p=
1-{_6_:Ed;_ 2
n ( n2-1 )
keterangan: d; = selisih pasangan jenjang n = ukuran sample
}
60
Korelasi Spearman Rho digunakan bila ditujukan untuk mengetahui keterkaitan atau hubungan antara dua variabel yang datanya berbentuk jenjang (Arikunto. 2002).
Sevilla (1993) mengemukakan ada dua tipe korelasi yang bergantung pada sifat korelasi. Korelasi bisa positif, bisa pula negatif. Korelasi positif bila dalam satu faktor dan faktor yang lainnya sama-sama bernilai tinggi. Sedangkan korelasi negatif bila dalam pola hubungannya terjadi sebaliknya, yaitu bila nilai tinggi pada satu faktor maka faktor lainnya bernilai rendah.
3.5. PROSEDUR PENELITIAN 1. Tahap persiapan Pada tahap ini peneliti merumuskan masalah, menentukan variabel yang akan diteliti, melakukan study kepustakaan untuk mendapatkan gambaran dan landasan teoritis yang tepat mengenai variabel penelitian. Pada tahap ini juga peneliti menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu s.kala dukun!Jan sosial dan skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi. Melakukan try out atau uji coba ala! ukur yang diujikan kepada 30 orang ibu hamil yan9 memeriksakan dirinya di klinik bersalin bidan Hj. Siti Marfuah. Selain itu peneliti juga
61
memilih lapangan penelitian, mengurus perizinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan dan menyiapkan perlengkapan penelitian (surat pengantar, lembar kesediaan, lain-lain).
2. Tal1ap pengambilan data Pada tahap ini peneliti memasuki lapangan, yaitu Puskesmas kecamatan Kalideres. Penelitian ini dilakukan kepada 30 orang ibu hamil yang memeriksakan dirinya ke Puskesmas kecamatan Kalideres dari tanggal 23 Oktober 2007 sampai dengan tanggal 31 Oktober2007. Pada tahap ini peneliti memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian kepada responden dan mengambil data dengan memberikan skala dukungan sosial dan skala kecemasan.
3. Tahap analisa data Pada tahap analisa data, peneliti memberikan kode dan melakukan skoring, kemudian menginput dan menghitung data yang diperoleh pada komputer, selanjutnya peneliti melakukan analisis statistik dengan . . . menggunakan program SPSS versi 12 dan yang terakhir membuat kesimpulan dan laporan penelitian.
BAB4 PRESENT ASI DAN ANALISIS CIATA
4.1. GAMBARAN UMUM RESPONDEN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Puskesmas kecamatan Kalideres Jakarta Baral. Responsen penelitian ini sebanyak 30 ibu hamil yang usia kehamilannya tujuh bulan ke alas.
4.1.1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Responden Pada penelitian ini usia responden terbagi menjadi dua kelompok usia, yaitu usia 30 tahun ke atas dan usia 30 tahun ke bawah. Hal ini dilakukan karena menurut Santrok (2002) pada usia ibu hamil diantara 20 tahun sampai 30 tahun lebih aman dari resiko melahirkan bayi dengan cacat mental (misalnya sindrom Down), sedangkan pada usia diatas 30 tahun ke atas resiko melahirkan bayi dengan sindrom Down lebih besar. Selain itu pada usia 20 sampai 30 tahun angka kematian pada bayi lebih rendah karena sistem reproduksi ibu sudah lebih matang.
63
Jumlah responden yang paling besar pada penelitian ini terdapat pada kelompok usia 30 tahun ke bawah, yaitu sebanyak 26 responden (86,67 %). Sedangkan sisanya sebanyak 4 orang responden (13.3) berada pada kelompok usia 30 tahun ke atas. Tabel 4.1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Responden
E
tar_~_:lakang
spoden
-.,---n--.,--.~'.1.-~
20-30 lahun
26
j 86,7 %
30-35 lahun
4
I
13.3%
-----··--
4.1.2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Kehamilan
Gambaran data responden berdasarkan usia kehamilannya adalah sebagai berikut: Mayoritas responden usia kehamilannya 8 bulan, yaitu 16 responden atau sebesar 53.3% dari keseluruhan sampel. Selanjutnya 10 responden (33.3%) usia kehamilannya 9 bulan. Sedangkan jumlah responden yang paling kecil adalah responden yang usia kehamilannya 7 bulan, yaitu berjumlah 4 orang responden (13.3%). Tabel 4.2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia Kehamilan
Latar belakang Usia kehamilan responden
n
%
7 bulan
4
8 bulan
16
53.33%
9 bulan
10
33.33%
113.33%
64
4.1.3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jumlah Kehamilan Yang Pernah dialami Gambaran responden berdasarkan jumlah kehamilan yang pernah dialami adalah sebagai berikut : responden dengan kehamilan pertama berjumlah 6 orang (20%), selanjutnya responden dengan kehamilan kedua berjumlah 15 orang (50%), berikutnya 5 orang responden (16.7%) sedang menjalani kehamilan yang ketiga, sedangkan responden dengan kehamilan keempat berjumlah 3 orang (10%) dan sisanya yaitu 1 orang responden (3.3%) sedang menjalani kehamilan yang kelima. Tabel4.3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jumlah Kehamilan Yang Pernah Dia!ami
n
Latar belakang
I·-Jumlah kehamilan yang pernah dialami responden
Kehamilan pertama
----
6
Kehamilan kedua
15
Kehamilan ketiga
5
Kehamilan keempat
3
Kehamilan kelima
1
I
I
% 20%
I' I 16.7% I 50%
10%
3.3%
4.1.4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden Gambaran responden berdasarkan pekerjaannya adalah sebagai berikut: mayoritas responden, yaitu sebesar 80% (24 responden) adalah ibu rumah tangga, sedangkan sisanya sebesar 20 % atau 6 orang responden bekerja
I I
65
di luar rumah diantaranya bekerja sebagai karyawan, guru, buruh dan penata rambut (salon). Tabel 4.4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden Latar belakang
Pekerjaan responden
n
lbu rumah tangga Bekerja (karyawan, guru, penata rambut, buruh)
24
6
I
%
'
80%
--r·----'
l._2_0°-,1i~
4.1.5. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden Selanjutnya gambaran responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah sebagai berikut: 11 orang responden (36.6%) berpendidikan SMU, 10 orang lainnya (33.3%) berpendidikan SMP, 6 orang responden (20%) hanya berpendidikan SD, 2 orang responden (6.6%) tidak pernah mengenyam pendidikan formal, dan 1 orang responden (3.3%) berpendidikan S1. Tabel4.5. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden Latar belakang
Pendidikan terakhir responden
n
%
1
3.3%
SMU
11
36.63%
SMP
10
33.33%
SD
6
19.98%
Tidak Lulus SD
2
6.66%
S1
66
4.2.
UJI INSTRUMEN PENELITIAN
Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan uji instrument terhadap dua buah skala yaitu skala dukungan sosial dari suami dan skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi. Tujuan dari uji instrument ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument.
4.2.1. Hasil Uji Validitas Skala Dukungan Sosial Skala ini terdiri dari terdiri dari 63 item pernyataan yang mewakili lima aspek dukungan sosial. Skala ini diujicobakan pada 30 ibu hamil yang usia kehamilannya mencapai trimester ketiga dan memeriksakan dirinya ke bidan Hj. Marfuah di kelurahan Cipondoh Tangerang. Item yang berdaya diskriminasi tinggi diperoleh dari koefisien korelasi item total total yang nilainya lebih besar dari r tabe1 (0.05)
=0.361 dengan menggunakan rumus
product moment dari pearson. Diperoleh hasil bahwa 33 item gugur dan 30
item pertanyaan valid yang mewakili lima aspek dukungan sosial. Blue print skala dukungan sosial hasil try out terdapat pada table berikut Tabel4.6. Blue print skala dukungan sosial hasil !try out
No
Aspek
1.
Dukungan
lndikator
F
UF
Jumlah Item
Menyiapkan materi sesuaidengan
21,47*,
6*,34, 54,
8
67
No
lndikator
Aspek
F
II
I'
Membantu menyelesaikan pekerjaan
2.
l_
61,63*,
kebutuhan
Dukungan emosional
~->--
3
4
!
1*, 29*,
17,43
------
Mendengarkan keluh kesah
13,"-31*, 53*
-tt-
'16, 42. ..
2*, 30. 18.44
I'
I
I
I
4
! I
'
4
I
5
I
I'
J i
l I
I
i
I
i
I I
4
i
I
4
II
!
Dukungan informasi
Memberi informasi perkembangan proses melahirkan dari media
23*, 37,
Memberi nasehat
11,51*
Memberi bimbingan
25*, 60
12. 38*.
Rekreasi.
13, 39*
26, 56*.
4
Tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa
27*, 57,
·14, 40.
4
lntegritas sosial
\
II
Memberi keyakinan positif alas ide atau perasaan istri
I 10,50*,
---
l
I
',
20, 46*.
:
I
I I
19~·*,32*.
II
4
'I
I
5*, 33,
I I
7
I
I
-
!
'-
[
i
I I
J
iI
Memberi semangat
pM"ti'O~
i
II
I 48*, 8, 62. ! '
I
!i
'
58*
7, 35, 55, 59*,
Item
Dukungan penghargaan
r---
5
'i
9 , 4 9 J 36, 22*.
Mengekspresikan kasih sayang (memeluk, mencium, bergandengan tangan) ·-
\
Menyiapkan kebutuhan sendiri
Momt.li f-- --·
-
i
i
i
'
_,__ I ___
Instrumental
I Jumlah
UF
4
I
I' I I
I I J 24*.
3
I
4
I I
68
No
Aspek
F
lndikator --
Meningkatkan suasana hati yang positif
I
15, 41*,
UF
I
Jumlah Item
----+------'
T 28, 52*_
4
I
I
Jumlah *item yang valid
63
1 ____L
------
Setelah didapatkan item-item yang valid, maka penulis menyusun blue print yang akan digunakan untuk penelitian lapangan. Dari 30 item yang valid, yang digunakan dalam penelitian hanya 28 item, karena 2 item lainnya sudah mewakili item yang lain dari masing-masing aspek. Hal ini dilakukan agar responden merasa nyaman dan tidak merasa jenuh dalam menjawab pernyataan-pernyataan yang diberikan. Adapun blue print skala dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai b13rikut : Tabel 4.7. Blue print skala dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian No
1.
2.
Aspek Dukungan Instrumental
Dukungan emosional
Jumlah Item
lndikator
F
UF
Menyiapkan materi sesuaidengan kebutuhan
1
2Ei
Membantu menyelesaikan pekerjaan
3
24
Menyiapkan kebutuhan sendiri
5
2'' '·
2
Memberi semangat
7
20
2
'
2
I
2
II
I
69
No
Aspek
lndikator
I
I Memberi perhatian
I_ Mengekspresikan kasih sayang (memeluk, mencium, bergandengan tangan) .
Mendengarkan keluh kesah
I
F
I
9
r I
11
I I
I
I Jumlah Item I 2 I
UF
.
I
Il
116
I
Dukungan penghargaan
Memberi keyakinan I positif alas ide atau perasaan istri II
I
Dukungan informasi
1:3·-114
I
I \
!i l
Jumlah
!
I
I
15
12
10
M•mb•ri ;mo;m,,; i-·17 perkembangan proses melahirkan dari media
-
I I
l
i ,i
I
I
2
I
19
Memberi bimbingan
21
Rekreasi
23
2
Tetap melaksanakan aktivitas seperti biasa
25
Meningkatkan suasana hati yang positif
27
:=t= 2
28
I
l
I I I I
I 8
I
I
2
I
lntegritas sosial
'I
2
I
-.-·--~ ~·
5
I
l
I
Memberi nasehat
I
2
I I
I
4
I!
I
I
3
i
.··r
18
I I
i
I
i
2 2
I I
1 I l
2
!
2
I 14
-
1.:i~
2d
70
4.2.2. Hasil Uji Validitas Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi. Skala ini terdiri dari 52 item pernyataan yang mewakili tiga aspek kecemasan. skala ini diujicobakan pada 30 ibu hamil yang usia kehamilannya mencapai trimester ketiga dan memeriksakan dirinya ke bidan Hj. Siti Marfuah di kelurahan Cipondoh Tangerang. Item yang berdaya diskriminasi tinggi diperoleh dari koefisien korelasi item total yang nilainya lebih besar dari r
tabet
(0.05) = 0.361 dengan menggunakan rumus product moment dari
pearson. Diperoleh hasil bahwa 14 item gugur dan 38 item pernyataan valid yang mewakili tiga aspek kecemasan. Blue print skala. kecemasan menghadapi kelahiran bayi hasil try out terdapat pada label berikut: Tabel4.8. Blue print skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi hasil try out
No
Aspek
1
Kecemasan tentang masa de pan
2
3.
Ketegangan motorik.
Overaktivitas otonomik
lndikator
F
UF
khawatir akan nasib buruk
1*, 27*
14, 40*.
Perasaan gelisah seperti di ujung tanduk
15*,41*
I
I I'
Jumlah item 4
I
I
!
2, 28*.
I
I
I ' I
4
I '
Sulit berkonsentrasi
3*, 29*
H>*, 42.
4
Gelisah
17*, 43*
4*, 30*
4
Saki! kepala
5,31*
18*, 44*.
4
Gem eta ran
19*, 45*
6', 32*
4
Tidak dapat santai
7, 33*
20*, 46*
4
Berkeringat
21*, 47
8*, 34.
4
I
71
No
Aspek
F
lndikator
UF
II
I
-
Jantung berdebardebar
I
··9·~3s*f 22*, 48* 23*, 49*
Keluhan lambung
11, 37
Pusing kepala
25, 51*
Mulut terasa kering
13*, 39*
Jumlah
!---
4
24* 50
II
4
I
12·.B 26, 52. I
l
.•.
I i
I I
'
10, 36* '
I
4
!I I'
I
Sesak nafas
Jumlah item
\
I i
4 \
I
4
I
52
I
* item yang valid
Setelah mendapatkan item-item yang valid, maka peneliti menyusun blue print yang akan digunakan dalam penelitian lapangan. Dari 38 item yang valid, yang digunakan dalam penelitian hanya 26 item, karena 12 item lainnya
sudah mewakili item yang lain dari masing-masing aspek. Hal ini dilakukan agar responden merasa nyaman dan tidak merasa jenuh dalam menjawab pernyataan-pernyataan yang diberikan. Berikut ini blue print skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi yang digunakan dalam penelitian. Tabel 4.9. Blue print skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi No
Aspek
1
Kecemasan tentang masa depan
F
UF
Khawatir akan nasib buruk
2
25
2
Perasaan gelisah seperti di ujung tanduk
4
23
2
Sulit berkonsentrasi
6
21
2
lndikator
I Jumlah item
72
No 2
Ketegangan motorik
8
Gelisah Sakit kepala
---
-
Gemetaran
I Tidak dapat santai Overaktivitas otonomik
19
I Jumlah item
I
1
j
: I
2
Berkeringat
10
17
I
12
15
14
13
I
16
--
11
l I
I
I '1
I
2 2
18 -
I
9
!
7
i
Sesak nafas
20
Keluhan lambung
22
5
24
3
26
1
13
13
~ Pusing kepala
Mulut terasa kering Jumlah
I
\ !
I
__J
I
\ i
I
I
2
II
2 2
II
2
i
2 2
! I
26
4.2.3. Hasil Uji Reliabilitas Skala Dukungan Sosial Dari Suami Dan Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi Reliabilitas berhubungan dengan konsistensi. Suatu instrument penelitian disebut reliabel apabila instrument tersebut konsisten dalam memberikan penilaian atas apa yang diukurnya. Jika hasil penilaian yang diberikan oleh instrument tersebut konsisten, maka memberikan jaminari bahwa instrument tersebut dapat dipercaya.
!
!
r !
I
2
\
Jantung berdebar-debar
i
i
i
-
3.
UF
F
lndikator
Aspek
i
'
l
I ! !
'
73
Reliabilitas kedua skala ini diuji dengan uji statistik alpha cronbac/7 menggunakan program SPSS versi 12. Hasil uji reliabilitas skala dukungan sosial dan kecemasan menghadapi kelahiran bayi adalah sebagai berikut. 1. Koefisien reliabilitas skala dukungan sosial sebesar 0.901 yang berarti bahwa data tersebut sangat reliabel.
2. Koefisien reliabilitas skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi sebesar 0. 918 yang berarti bahwa data tersebut juga sangat reliabel.
Berikut ini adalah norma reliabilitas berdasarkan pendapat Guilford dalam Azwar (2003). Tabel 4.10. Norma Reliabilitas I .
I I
r
------·
Koefisien >0.90
l(riteria -
---1
Sangat reliabel
0.70 sampai 0.90
reliabel
0.40 sampai 0.70
Cukup reliabel
0.20 sampai 0.40
kurang reliabel
< 0.20
tidak reliabel
'
I
I
74
4.3. UJI PERSYARATAN 4.3.1. Uji Normalitas Data-data berskala interval sebagai hasil suatu pengukuran pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh, harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan (Burhan Nurgiyantoro, Gunawan & marzuki, 2002). Dengan demikian, analisis statistik pertama yang harus digunakan dalam rangkan analisis data adalah uji statistik berupa uji normalitas.
Adapun uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Shapiro Wilk, karena responden pengujian kurang dari 1DO. Adapun hipotesis statistiknya adalah
Ho
: Populasi berdisribusi normal
H1
: Populasi
tidal< berdistribusi normal.
Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dengan a = 0.05, yaitu : Jika probabilitas > 0. 05, maka Ho diterima_ Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak.
75
Tabel 4.1'1. Hasil Uji Normalitas Dukungan Sosial --~,0.9()'()":-Smirri,cv(a) _
..
--+- ___ _ __s_h.a_p.ir_o:Wilk________
Statistic df \ Sig. Statistic 1--~~~1--~~~-.,-~~~-.,...~~~~-;--~~~-..,... dukungan ! , !
.212 •_.,· sosial a L1lhefors S1gn1ficance Correction
30
1
.001 ,-_
.740 '
df
Sig.
30 \
.000
1
Berdasarkan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk didapat nilai 0.00 yang lebih kecil dari a= 0.05. Jadi berdasarkan nilai yang didapat maka Ho ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dukungan sosial tidak berdistribusi normal, sehingga teknik analisa data statistiknya menggunakan uji korelasi Spearman Rho.
Normalitas data berdasarkan skala dukungan sosial dapat dilihat berdasarkan gambar Q-Q plot SPSS 12.00 berikut ini:
76
Gambar4.1 QQ plot skala dukungan sosial
Normal Q-Q Plot of dukungan sosiaJ
'
0
go 0 0
0
,,_
0
60
BO
'""
Observed Value
Sedangkan untuk uji norma!itas pada skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi berdasarkan uji normalitas Shapiro-Wilk didapat nilai 0.670 yang berarti lebih besar daripada
a = 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa
skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi berdistribusi normal. Berikut label uji normalitas skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi: Tabel 4.12. Hasil Uji Normalitas Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi Kolmoaorov-Smifov(a) Statistic kecemasan
I
I
df
menghadapi kelahiran 30 .101 bayi * This 1s a lower bound of the true significance. a Lilliefors Significance Correction
!--···
Statistic
Sig.
I I
.200(*)
I
.975
77
Normalitas data skala kecemasan menghadapi kelahiran bayi dapat dilihat pada Q-Q plot SPSS 12.00 sebagai berikut:
Gambar4.2 QQ plot skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi NorTn.ill Q-Q Plot of kecemasan menghadapi kclahirnn bayi
·-1 /
I I
0
40
&I
~>D
Observed Value
4.4.
DESKRIPSI HASIL PENELITIAN
4.4.1. Kategorisasi Skor Skala Dukungan Sosial Katagorisasi ini bertujuan untuk menempatkan responden ke dalam katagorikategori atau kelompok yang berjenjang, yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Adapun responden yang masuk pada kategori yang rendah adalah responden yang memiliki skor di bawah 56 atau berada cli antara skor 28 sampai 55, sedangkan responden yang masuk pada kategori sedang ada!ah responden yang memiliki skor antara 56 sampai 84, kemudian responden yang masuk pad a kategori tinggi ada!ah responden yang memiliki skor di atas
78
84 atau berada di antara skor 85 sampai 112. Berikut ini tabel hasil katagorisasi skor penyebaran skala dukungan sosial.
Tabel 4.13. Kategorisasi skor skala dukungan sosial Skor
Kategorisasi
I
I
Persentase
i
83.25
I'
13.3
I
3.3
I
x > (84)
Tinggi ( X > (µ+1 cr) )
25
(56) 2: x 2: (84)
Sedang ((µ+1cr) 2: X 2: {µ+1cr))
4
x < (56)
Rendah ( X < (µ+1 cr) )
1
-
I
Frekuensi
I
i
I!
'
I
'
Pada label di atas menunjukkan bahwa mayoritas sample atau sebanyak 25 orang responden berada pada kategori tinggi (83.25%), sedangkan 4 orang responden (13.3%) berada pada kategori sedang dan 1 orang responden (3.3%) mendapatkan dukungan sosial yang rendah dari suaminya.
4.4.2. Kategorisasi Skor Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi Kategorisasi ini bertujuan untuk menempatkan responclen ke dalam kategorikategori atau kelompok yang berjenjang, yaitu; tinggi, sedang, dan rendah. Adapun responden yang masuk pada kategori yang rendah adalah responden yang memiliki skor di bawah 52 atau berada di antara skor 26 sampai 51, sedangkan responden yang masuk pada kategori sedang adalah responden yang memiliki skor antara 53 sampai 78, selanjutnya responclen yang masuk pada kategori tinggi adalah respond en yang memiliki skor di alas
19
78 atau berada di antara skor 79 sampai 104. Berikut ini label hasil kategorisasi skor penyebaran skala dukungan sosial. Tabel 4.14. Katagorisasi skor Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi Skor
Katagorisasi
Frekuensi
Persentase
x > (78) (52) "x" (78) x < (52)
Tinggi ( X > (µ+1 CJ) )
1
3.3%
Sedang ((µ+1 CJ) ;:: X;:: (µ+1 CJ) )
18
60%
Rendah ( X < (µ+1 CJ) )
11
36.7%
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa mayoritas sample atau sebanyak 18 orang responden memiliki kecemasan dalam kategori sedang (60%), sedangkan 11 orang responden (36. 7 % ) memiliki kecemasan dalam kategori rendah dan 1 orang responden (3.3%) memiliki kecemasan dalam tinggi dalam menghadapi kelahiran bayinya.
4.4.3. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis alternative (Ha) Ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan tingkat kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil.
80
2. Hipotesis no! (Ho) Tidak ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan tingkat kecemasan menghadapi kelahiran bayi
Untuk menguji apakah terdapat hubungan antara dukungan sosial yang diberikan oleh suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi, peneliti menggunakan
program SPSS versi 12 dengan rumus statistik
spearman rho. Rumus ini digunakan peneliti karena data dari skala dukungan sosial tidak berdistribusi normal.
Berdasarkan penghitungan yang
telah dilakukan, diperoleh nilai koefisien korelasi (nilai p) sebesar - 0.235 yang terdapat pada tabel 4.21 Tabel 4.15. Nilai koefisien korelasi dukungan sosial yang diberikan suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi N
30
p hitung
-0.235
lnterpretasi
P tabel ·-
taraf signifikansi 5o/o
taraf signifikansi 1o/a
0.364
0.478
I
Ho diterima
Dari label diatas maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut Tidak ada Hubungan antara dukungan sosial dari suami clengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil.
I I I
81
P hitung > P label -0.235 < 0.364 Keputusan
: Ha ditolak, Ho diterima.
Kesimpulan
: Tidak ada hubungan antara dukungan sosial yang diberikan
suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil baik pada taraf signifikans·1 5% ataupun pada taraf signifikans'i 1%.
4.1.1. Hasil Utama Penelitian Hasil dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan antara dukungan sosial yang diberikan suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil. Sehingga dapat dikatakan tidak ada satupun dari bentuk-bentuk dukungan sosial yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan dalam menghadapi kelahiran bayi yang dialami oleh ibu hamil.
4.1.2. Hasil Penelitian Tambahan Adapun hasil penelitian tambahan ini didapatl
1. Berdasarkan tingkat pendidikan responden, didapatkan hasil bahwa: •
Dari 22 orang responden yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi (SMP, SMA, SI), 16 orang responden memiliki kecemasan dalam
82
kategori sedang, dan sisanya 6 orang responden rnemiliki kecemasan yang rendah. •
Sedangkan dari 8 orang responden yang berpendidikan rendah (SD atau tidak lulus SD), 5 orang memiliki tingkat kecernasan yang rendah sedangkan 3 orang lainnya memiliki kecemasan dalam kategori sedang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari 19 orang responden yang merasa lebih cemas, mayoritasnya (16 orang) adalah responden yang t.ingkat pendidikannya cukup tinggi (dari SMP hingga 81). 2. Sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan responden didapatkan hasil :
• Dari 24 orang responden yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, 14 orang memiliki kecemasan dalam kategori sedang dan 10 orang lainnya memiliki tingkat kecemasan yang rendah. •
Sedangkan dari 6 orang responden yang bekerja, S orang memiliki kecemasan dalam kategori sedang dan 2 orang lainnya memiliki kecemasan yang rendah.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari 19 orang responden yang merasa lebih cemas, mayoritasnya (10 orang) adalah responden yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga
83
3. Berdasarkan jumlah kehamilan yang pernah dialami, didapatkan hasil : •
Dari 6 orang yang mengandung anak pertama, 4 orang memiliki kecemasan dalam kategori sedang dan 2 orang lainnya memiliki kecemasan yang rendah.
•
Sedangkan dari 15 orang yang mengandung anak kedua, 12 orang memiliki kecemasan dalam kategori sedang dan 3 orang lainnya memiliki kecemasan yang rendah.
•
Kemudian dari 9 orang yang mengandung anak ketiga sampai kelima, 6 orang hanya memiliki kecemasan yang rendah dan sisanya (3 orang) memiliki kecemasan dalam kategori sedang.
Berdasarkan data di alas, dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang sedang mengandung anak pertama dan kedua lebih cemas dibanding ibu hamil yang telah melahirkan lebih dari dua kali karena dari 19 responden yang merasa lebih cemas, mayoritas (16 orang) adalah ibu yang sedang mengandung anak pertama dan kedua. 4. Berdasarkan Usia responden, didapatkan hasil : •
Dari 26 orang yang berusia dibawah 30 tahun, 17 orang memiliki kecemasan dalam kategori sedang dan 9 orang lainnya memiliki kecemasan yang rendah.
84
•
Sedangkan dari 4 orang yang berusia diatas 30 tahun, 2 orang memiliki kecemasan yang rendah, I orang memiliki kecemasan dalam kategori tinggi, dan 1 orang lainnya memiliki kecemasan dalam kategori sedang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dari 19 orang yang merasa lebih cemas, mayoritas (17) adalah ibu hamil yang berusia di bawah 30 tahun. 5. Berdasarkan dari usia kehamilan responden, didapatkan hasil: •
Dari 10 orang responden yang kehamilnnya berusia 9 bulan, 6 orang diantaranya memiliki kecemasan dalam kategori sedang, 1 orang merasakan kecemasan yang tinggi sedangkan sisanya sebanyak 3 orang responden memiliki kecemasan yang rendah.
•
Dari 16 orang responden yang kehamilannya berusia 8 bulan, 9 orang responden merasakan kecemasan dalam kategori sedang, dan 7 orang lainnya merasakan kecemasan yang rendah.
•
Dan dari 4 orang responden yang usia kehamilannya 7 bulan, 3 d'1antaranya memiliki kecemasan yang sedang dan sisanya 1 orang responden memiliki kecemasan yang rendah
Jadi dapat disimpulkan semakin dekat waktu melahirkan rnaka ibu hamil semakin cemas.
BAB5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
5.1.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan statistik spearman rho dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan negative yang signifikan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil dengan nilai p = -2.35 (p.0.05 = 0.364). Karenanya hipotesis nihil (Ho) dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan kec:emasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil diterima. Dan hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil ditolak.
5.2. DISKUSI Hasil dari penelitian yang dilakukan penulis di daerah Kalideres Jakarta Barat jelas membuktikan bahwasanya tidak ada hubungan negative yang signifikan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan kecemasan ibu hamil
86
dalam menghadapi kelahiran bayinya. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan suami tidak memiliki hubungan untuk meminimalisir rasa cemas ibu hamil dalam menghadapi kelahiran bayinya.
Dari data yang didapat, mayoritas responden (60%) memiliki kecemasan dalam kategori sedang menjelang kelahiran bayinya. Dan untuk dukungan sosial dari suami, mayoritas responden (83.25 %) mendapatkan dukungan yang tinggi dari suaminya. Hal ini jelas menunjukkan walaupun dukungan sosial dari suami tinggi, tetapi responden masih merasakan kecemasan dalam kategori sedang.
Bila dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan terhadap 26 pasang suami istri yang sedang menjalani kehamilan cli California, hasil penelitian ini amat bertolak belakang dengan dengan hasil penelitian tersebut. Penelitian sebelumnya yang diungkapkan Johana Gladieux (dalam Dagun 2002) memperlihatkan bahwa dukungan suami dapat menyebabkan ketenangan batin dan perasaan senang dalam diri istri sehingga istri akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan situasi kehamilan. Tetapi hasil penelitian yang dilakukan di Kalideres mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan antara pemberian dukungan sosial dari suami dengan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi kelahiran bayinya. Karena
87
walaupun mayoritas suami sudah memberikan dukungan yang tinggi pada istrinya yang sedang hamil, tetapi sang istri masih tetap merasa lebih cemas dalam menghadapi kelahiran bayinya. Jadi bila dibandingkan dengan hasil penelitian tersebut ternyata dukungan sosial dari suami hanya bisa menyebabkan istri lebih mudah menyesuaikan diri dengan situasi kehamilan, tetapi tidak dapat meminimalisir kecemasan yang dirasakan istri dalam menghadapi kelahiran bayinya.
Selain itu hasil penelitian ini ternyata juga bertentangan dengan pendapat Cobb (dalam Rahma Hasibuan, 1999) yang menyatakan bahwa dukungan sosial adalah moderator stress kehidupan yang berfungsi melindungi individu dalam menghadapi distress fisik dan psikologis. Menurut Cobb individu yang memiliki dukungan sosial yang tinggi memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah dibandingkan dengan individu yang dukungan sosialnya rendah.
Hasil penelitian ini selain bertentangan dengan pendapat Cobb, juga bertentangan dengan pendapat para ahli lainnya, diantaranya adalah bertolak belakang dengan pendapat La Rocco yang mengemukakan bahwa dukungan sosial berhubungan dengan berkurangnya kecemasan. (Juli Aperwati, 2003).
88
Tetapi ketiadaan hubungan antara pemberian dukungan dari suami dengan kecemasan ibu hamil dalam menghadapi kelahiran bayinya sesuai dengan pendapat Kartini Kartono (1992) yang menyatakan bahwa pada setiap wanita baik yang bahagia maupun yang tidak bahagia apabila dirinya hamit, pasti akan dihinggapi campuran perasaan, yaitu: rasa kuat dan berani menanggung segala cobaan, dan rasa lemah hati, takut, ngeri, rasa cinta dan benci, keraguan dan kepastian, kegelisahan dan rasa tenang bahagia, harapan penuh kegembiraan, dan kecemasan, yang semuanya menjadi semakin intensif pada saat mendekati masa kelahiran bayinya. Jadi semua wanita, baik yang bahagia karena mendapat dukungan yang tinggi dari suaminya ataupun yang tidak bahagia karena rendahnya dukungan sosial yang didapatkan dari suami, pasti mengalami campuran perasaan salah satunya adalah rasa cemas, gelisah dan khawatir yang semuanya itu akan semakin intensif menjelang kelahiran bayi.
Tidak adanya hubungan antara dukungan sosial yang diberikan suami dengan tingkat kecemasan yang dialami ibu hamil dalam menghadapi kelahiran bayinya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lain. Misalnya dari faktor tingkat pendidikan ibu ha mil, faktor jenis pekerjaan ibu ham ii, ada atau tidaknya pengalaman yang pernah dialami oleh dirinya sendiri atau orang lain yang ada disekitarnya dan jumlah kehamilan yang pernah dialami.
89
Bila dilihat dari faktor pendidikan ibu hamil, Semakin tinmii tingkat pendidikan individu, maka semakin banyak dan semakin luas pengetahuannya. Sebaliknya semakin rendah tingkat pendidikan individu maka akan semakin sedikit dan semakin sempit pengetahuannya. lndividu yang memiliki pendidikan yang tinggi biasanya merasa tertarik untuk membaca koran dan menyaksikan berita di televisi. Sedangkan individu yang tingkat pendidikannya rendah biasanya memiliki minat yang rendah dalam membaca koran ataupun menyaksikan berita. Sedangkan diketahui saat ini banyak sekali berita baik di media cetak maupun di media elektronik yang menayangkan berita tentang bayi yang lahir cacat atau menampilkan orangorang yang memiliki keterbatasan fisik dan mental. lbu hamil yang sering membaca, mendengar atau melihat berita tersebut pasti akan lebih merasakan kecemasan menjelang kelahiran bayinya. !bu hamil akan lebih merasa gelisah dan takut kalau bayi yang sedang dikandungnya akan mengalami hal serupa. Sebaliknya ibu hamil yang memiliki minat yang rendah dalam membaca berita otomatis jarang membaca berita tersebut, sehingga tingkat kecemasannya pun tidak terlalu tinggi bahkan tingkat kecemasannya bisa dikatakan rendah. Sehingga dukungan suaminya bisa berpengaruh dalam meminimalisir rasa cemas yang dimilikinya. Berdasarkan data responden yang didapat, dari 19 responden yang merasa Jebih cemas dalam menghadapi kelahiran bayinya, ternyata mayoritas responden (16 orang responden) memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Jadi dapat
90
disimpulkan karena faktor tingkat pendidikan ini dukungan sosial dari suami tidak dapat meminimalisir rasa cemas yang dialami ibu hamil dalam menghadapi kelahiran bayinya.
Selain faktor tingkat pendidikan, pekerjaan ibu hamil juga dapat berpengaruh terhadap tidak adanya hubungan antara dukungan sosial yang diberikan suami dengan tingkat kecemasan yang dialami ibu hamil dalam menghadapi kelahiran bayinya.
lbu hamil yang tidak bekerja (ibu rumah tangga)
memiliki waktu luang yang lebih banyak dibanding ibu hamil yang bekerja di luar rumah. Dengan semakin banyaknya waktu luang yang dimiliki ibu hamil, maka semakin banyak pula kesempatan untuk melamun dan memikirkan halhal negatif mengenai keselamatan bayinya. Sehingga ibu hamil lebih merasa cemas. Sebaliknya semakin sedikit waktu luang dan semakin banyak pekerjaan, maka semakin sedikit pula kesempatan untuk melamun dan memikirkan hal-hal negatif mengenai keselamatan bayinya. Selain itu lbu hamil yang bekerja di luar rumah semakin sering berinteraksi dengan orang lain dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak bekerja. Semakin sering berinteraksi dengan orang lain, maka semakin teralihkan rasa cemas yang dialami ibu hamil. Hal ini sesuai dengan data responden yang penulis dapatkan.
Dari data yang didapat, mayoritas responden yaitu sebesar
80% (24 responden) adalah ibu rumah tangga. Sedangkan sisanya yaitu
91
sebesar 20% bekerja di luar rumah. Dan berdasarkan data yang didapat dari 19 orang responden yang merasa lebih cemas, ternyata mayoritas responden (14 orang) adalah ibu rumah tangga.
Selain itu, faktor pengalaman juga dapat ikut berperan kenapa dukungan suami tidak berhubungan dengan tingkat kecemasan ibu hamil. Faktor pengalaman tersebut bisa dialami sendiri ataupun dialami oleh kerabat ibu hamil, sehingga rasa khawatir dan cemas menjadi lebih tinggi; Misalnya karena responden ataupun kerabatnya pernah melahirkan anak yang cacat, atau pernah melahirkan bayi yang sudah tak bernyawa, atau mungkin karena ada masalah dalam kehamilannya. Misalnya bayi yang ada dalam kandungannya posisinya sungsang. Hal itu juga bisa membuat ibu hamil merasa lebih cemas, sehingga dukungan suami saja tidak cukup untuk meminimalisir rasa cemas yang dialami ibu hamil. Jadi hal tersebut dapat menyebabkan tidal< ada hubungan antara dukungan sosial yang diberikan suami dengan tingkat kecemasan yang dialami ibu hamil dalam menghadapi kelahiran bayinya.
Jumlah kehamilan yang pernah dialami juga berpengaruh terhadap tidal< adanya hubungan antara dukungan sosial dari suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi. Dari data yang didapat, dari 19 orang
92
responden yang merasa lebih cemas, ternyata mayoritas responden (12 orang) sedang mengandung anak kedua. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu yang lebih cemas hanya mempunyai satu pengalaman dalam melahirkan bayi. Bila pengalaman itu adalah pengalaman yang buruk, hal itu dapat menjadikan ibu hamil menjadi lebih cemas dalam menghadapi kelahiran bayinya. Lain halnya bila telah beberapa kali melahirkan. lbu yang telah beberapa kali melahirkan pasti memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam melahirkan, sehingga ia lebih terbiasa dalam menghadapi kelahiran bayi, sehingga tingkat kecemasannya pun akan lebih rendah, sehingga dukungan suami dapat berpengaruh terhadap tingkat kec:emasan ibu hamil dalam melahirkan bayinya.
Dari beberapa faktor diatas jelas menunjukkan bahwa memang ternyata tidak ada hubungan antara dukungan sosial yang diberikan suami dengan kecemasan menghadapi kelahiran bayi pada ibu hamil. Karena ternyata banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil dalam menghadapi kelahiran bayinya yang menyebabkan tingkat kecemasan ibu hamil lebih tinggi SE)hingga dukungan suami saja tidak cukup untuk meminimalisir kecemasan yang dialaminya menjelang kelahiran bayi.
93
5.3. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dengan mempertimbangkan hasil analisis statistik beserta kesimpulannya, penulis mencatat beberapa saran yang dapat menyempurnakan penelitian lanjutan yang akan dilakukan. Penulis membagi saran tersebut menjadi saran teoritis dan saran praktis. Saran teoritis diajukan kepada pihak-pihak yang ingin menyempurnakan penelitian yang penulis lakukan, sedangkan saran praktis penulis ajukan kepada para ibu hamil agar lebih merasa tenang dalam menghadapi kelahiran bayi.
5.3.1. Saran Teoritis Penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih terbatas, oleh karena itu peneliti memberikan beberapa saran diantaranya : 1. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya mengambil subjek yang lebih banyak lagi subjek dengan penyebaran sampel yang \l:ibih \uas sehingga benar-benar dapat mewakili populasi. 2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian serupa yang lebih komprehensif, dengan menggunakan wawancara dan observasi sebagai metode pengumpu\an datanya sehingga data yang didapatkan lebih mendalam.
93
5.2
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan dengan mempertimbangkan hasil analisis statistik beserta kesimpulannya, penulis mencatat beberapa saran yang dapat menyempurnakan penelitian lanjutan yang akan dilakukan. Penulis membagi saran tersebut menjadi saran teoritis dan saran praktis. Saran teoritis diajukan kepada pihak-pihak yang ingin rnenyernpurnakan penelitian yang penulis lakukan, sedangkan saran praktis penulis ajukan kepada para ibu harnil agar lebih rnerasa tenang dalam menghadapi kelahiran bayi.
5.2.1 Saran Teoritis Penelitian ini masih banyak kekurangan dan masih terbatas, oleh karena itu peneliti memberikan beberapa saran diantaranya : 1. Bagi peneliti selanjutnya, sebaiknya mengambil subjek yang lebih banyak lagi subjek dengan penyebaran sampel yang lebih luas sehingga benar-benar dapat mewakili populasi. 2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian serupa yang lebih komprehensif, dengan menggunakan wawancara dan observasi sebagai metode pengumpulan datanya sehingga data yang didapakan lebih mendalam.
94
5.3.2. Saran Praktis Peneliti memberikan saran praktis kepada beberapa pihak, yaitu: 1. Kepada ibu hamil, sebaiknya lebih mencari kesibukan sehingga wak!u luang untuk memikirkan hal-hal buruk lebih berkurang sehingga dapat mengalihkan perhatian dari rasa khawatir yang berlebihan. 2. Kepada para dokter ataupun bidan, diharapkan dapat memberikan dukungan kepada ibu hamil, sehingga ibu hamil dapat menjadi lebih tenang dalam menghadapi kelahiran bayinya. Demikianlah saran-saran penulis, semoga dapat bermanfaat bagi semua orang umumnya dan para peneliti lain yang memerlukan khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aliyah. (2006). Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Kesepian Karyawan Yang Di Mutasi Di PT Pas Indonesia (Persero). Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Amir Achsin. (2003). Untukmu /bu Tercinta. Jakarta: Prenada Media.
Atkinson, Rita L., Atkinson, Richard C. (1999). Introduction To Psychology. Pengantar Psikologi, Taufiq, Nurjanah.,Dharma, Agus.(Terj). Jakarta : Erlangqa. Burhan Nurgiyantoro, Gunawan & Marzuki. (2002). Stat1stik Terapan: Untuk Penelitian I/mu-I/mu Sosia/. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Chaplin, J.P. (1999). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali
Dave, Save M. (2002). Psikologi Keluarga (Get. Ke-2). ,lakarta : PT. Rineka Cipta. Davidoff, Linda L. (1991) Psiko/ogi Erlangga
Suatu Pengantar ji/id 2. Jakarta :
Fitri Fausiah, Julianti Widury. (2005). Psikologi Abnormal K/inis Dewasa. Jakarta : UI Press Gottlieb, Benyamin. (1993). Social Support Strategies Guidelines for Mental Health Practice (Vol 7). Beverly Hills : Sage Publication. Hurlock, Elisabeth B. (1990) Developmental Psychology : A Life Span Approach, Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. lstiwidayanti (Terj.) Jakarta: Erlangga. Juli Aperwati (2003). Persepsi tentang Persalinan, Dukungan Suami dan Kecemasan Menghadapi Persalinan pada Primi9ravida. Yogjakarta: Pasca sarjana Universitas Gajah Mada.
Kartini Kartono (1992). Psikologi Wanita Ji/id II; Mengenal Wanita Sebagai !bu dan Nenek. Bandung: Mandar Maju. Kuncono. (2005) Aplikasi Komputer Psikologi ; Diktat Kuliah dan Panduan Praktikum Edisi kedua. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia Macdougall, Jane. (2003) Kehamilan Minggu Demi Minggu. Nina lrawati (Terj.) Jakarta : Erlangga. Musthofa Fahrni (1977), Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat Ji/id II. Jakarta: Bulan Bintang, cet. pertama. Orford, Jim. (1992) Community Psychology, Theory and Practice. Chichester, New york : Jhon Wiley & Sons Inc. Rahma Hasibuan, Nurhenti D Simatupang. (1999) Kecemasan pada Kehami/an Pertama Ditinjau dari Peran Social Support. Surabaya : Depdiknas Universitas Negeri Surabaya, Lembaga Penelitian. Rismawati. (2006). Hubungan Antara Dukungan Sosial dan Kepuasan Hidup Pada Lanjut Usia Penghuni Panti Sosial Tresna W11rdha (PTSW) Melania Rempoa. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Rusdi
Maslim. (2001). Diagnosis Gangguan PPDGJ-111. Jakarta : PT Nuh Jaya.
Jiwa,
Rujukan
Ringkas
Saifuddin Az>Nar. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Santrock, Jhon. W. (2002). Life Span Development; Perkembangan Masa Hidup Ji/id 1. Jakarta: Erlangga. Sarafino, Edward P. (1997) Health Psychology Biopsychosocial Interactions, (3th ea) New York: Jhon Wiley & Sons inc. Sevilla, Consuello G. dkk. (1993) Pengantar Metode Penelitian. Jakarta: UI Press. Siti Soraya. (2006). Peranan Dukungan Sosial Terhadap Perilaku Coping Pada /bu Yang Memi/iki Anak Dengan HIV/AIDS. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta Syamsir Salam dan Jaenal Aripin. (2006) Metodelogi Penefitian Sosiaf. Jakarta : UIN Jakarta Press. Usman Effendi (1993). Pengantar Psikofogi_ Bandung : i~ngkasa Bandung Wiramihardja, Sutardjo A (2005) Pengantar Psikologi Abnormal. Bandung : Refika Aditama Zakiah Darajat (1990). Kesehatan Mental. Jakarta : Haji Masagung.
Lampiran 1
RELIABILIT AS SKALA DU KU NGAN SOSIAL
Reliability Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis.
Case Processing Summary
N Cases
Valid Excluded'
%
30 1 31
Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.901
30
96.8 3.2 100.0
Item Statistics ds1 ds2 ds4 ds5 ds6 ds19 ds22 ds23 ds24 ds25 ds27 ds29 ds31 ds32 ds38 ds39 ds41 ds45 ds46 ds47 ds48 ds49 ds50 ds51 ds52 ds53 ds56 ds58 ds59 ds63
Mean 3.53
Std. Deviation .629
3.53 3.30
.629
3.60 3.77 3.23 3.07 2.50 3.33 3.40
.770 .679 .817
3.27 3.53 3.17 3.43 3.53
.952
N 30 30 30
1.009 .844 .675 .785 .571 .747 .817 .629
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
.944
2.83 2.33 3.50 3.53 3.67 3.30 2.93 3.10 3.73
.913 .802
30 30
.820 .730 .606 .915 .785 1.062 .521
3.47 2.63 3.10 3.10 2.83
.681 1.129 .885 .995 .791
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
3.57
.817
30 30 30
Item-Total Statistics
ds1 ds2
Scale Mean if Item Deleted 94.30 94.30
Scale Variance if Item Deleted 144.907
Corrected Item-Total Correlation .497
Cronbach's Alpha if Item Deleted .897
146.010
.423
.898
ds4 ds5
94.53
141.982
.438
.898
94.23
ds6 ds19
94.07
144.047 146.202
.443 .376
.899
ds22
.421 .314
.898 .901
ds23
94.77 95.33
143.903 144.806 143.333
.351
.900
ds24
94.50
142.328
.486
.897
ds25
94.43
143.978
.519
.897
ds27 ds29
94.57
143.426
.468
.897
94.30
147.321
.374
ds31
94.67
143.471
.492
.899 .897
ds32
94.40 94.30
143.697 143.390
.432
.898
ds38
.601
.896
ds39
95.00
140.690
.522
.896
ds41 ds45
95.50 94.33
142.534
.897
ds46
94.30
138.644 142.010
.504 .700 .591
.895
ds47
94.17
146.282
.422
.898
ds48
94.53 94.90
142.533
.433
.898
ds49
144.921
.386
.899
ds50
94.73
137.375
.576
.895
ds51
94.10
148.783
.297
.900
ds52
94.37
141.551
.667
.894
ds53 ds56
95.20
140.855
.399
.900
94.73 94.73
141.789
.487 .580
.897 .895
95.00
143.310 146.754
.469
.897
.273
.901
ds58 ds59 ds63
94.60
94.27
138.271
Scale Statistics Mean 97.83
Variance 152.833
Std. Deviation 12.363
N of Items 30
.898
.893
·-
Lampiran 2
RELIABILIT AS SKALA KECEMASAN MEl\IGHADAPI KELAHIRAN BAYI
Reliability Warnings ,..,..,~~~~~...,.......,.,~-..,..,,,,-~~~~...,...~~..,...~~·....,..~~-~
The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis. Case Processing Summary
N Cases
Valid
30 1 31
Excluded' Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Aloha
.918
N of Items
38
% 96.8 3.2 100.0
Item Statistics Mean
c1 c3 c4 c6 c8 c9 c12 c13 c15 c16 c17 c18 c19 c20 c21 c22 c23 c24 c27 c28 c29 c30 c31 c32 c33 c35 c36 c38 c39 c40 c41 c43 c44 c45 c46 c48 c49 c51
2.80 2.07 1.97 1.90 2.43 2.20 2.00 1.93 1.57 2.40 2.47 2.43 2.07 1.80 1.80 1.80 1.77 1.77 2.17 1.37 2.07 2.47 1.97 2.17 2.60 2.30 2.27 2.50 2.07 1.27 2.20 2.33 1.87 2.03 1.50 2.80 2.23 1.83
Std. Deviation
1.095 .907 .964 .995 1.006 1.064 .830 .944 .858 1.276 .860 1.073 1.048 .847 .847 .925 .935 .774 1.117 .615 .907 1.196 1.033 1.085 .894 1.088 1.081 1.009 .944 .521 1.095 .994 .819 .928 .777 1.095 1.006 .913
N
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Item-Total Statistics
c1 c3 c4 c6 c8 c9 c12 c13 c15 c16 c17 c18 c19 c20 c21 c22 c23 c24 c27 c28 c29 c30 c31 c32 c33 c35 c36 c38 c39 c40 c41 c43 c44 c45 c46 c48 c49 c51
Scale Mean if Item Deleted 76.37 77.10 77.20 77.27 76.73 76.97 77.17 77.23 77.60 76.77 76.70 76.73 77.10 77.37 77.37 77.37 77.40 77.40 77.00 77.80 77.10 76.70 77.20 77.00 76.57 76.87 76.90 76.67 77.10 77.90 76.97 76.83 77.30 77.13 77.67 76.37 76.93 77.33
Scale Variance if Item Deleted 320.309 317.679 319.131 320.547 320.616 318.309 315.385 322.185 319.697 315.013 318.976 320.892 308.783 316.861 322.171 323.757 315.972 326.662 316.552 328.924 321.886 316.217 324.234 307.655 316.806 317.499 319.403 316.782 325.059 328.438 308.792 316.695 318.562 317.361 319.747 320.240 318.892 316.713
Corrected Item-Total Correlation .361 .531 .453 .397 .389 .427 .664 .371 .496 .420 .519 .354 .700 .600 .420 .332 .566 .300 .449 .285 .398 .424 .278 .705 .567 .438 .391 .498 .285 .368 .667 .508 .562 .528 .551 .363 .438 .558
Cronbach's Alpha if Item Deleted .917
·-
.915
.916 .917 .917 .916 .914 .917 .916 .917 .91!:'.i
.917 .91~1
.915 .916 .917 .915 .918 .916 .918 .917 .911' .918 .91a .91S
.916 .91]' .9rn .918 .91i' .91il .915 .91,i .915 .91,i .91J
.916 .915
Scale Statistics Mean
79.17
Variance
Std. Deviation
N of Items
335.661
18.321
38
correlations
I Sig. (2-talled) N
VALIOITAS SKALA OUKUNGAN SOSIAL ds4
Correlations I ds1
ds1
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N
30 .501(-) .005 30
Pearson Correlation
f1
Sig. (2·talled) N
f1 .501(.. ) .005 30 1 30
Pearson Correlation
30 ,4g2(•')
CorrefatiolllSS!9nlfiCant afth6l.1:b1
.006 I 30 30 ! level (2~taited) .
-
Correlations f1
I Pearson Correlation
f1
Sig. (2-tailed) N ds5
Pearson Correlation Sig. (2·tailed)
N
ds5 .465('") .D10 30 1
1 30 .465('") .D10 30 '---····-·-
30
Correlation iSSignifiCanfa-t the-0.01 leVet (2·tafled).-
Correlations f1
I Pearson Correlation
1
Sig. (2-talled)
N Pearson Correlation
ds2
.492(") .006 30 1
1
Sig. (2-tailod) N
,.,__
CofrEilatiOii-ls i!Qnificant atthf.i bNISVef(2:.:fii!led).
f1
ds4
f1
Pearson Correlation
f1
Sig. (2-tailed)
.. CcfrielatiOfliS signlflcSrlt attfie 0.01 N
30 .476(-) .008 30
ds2 .476( ..) .006 30 1 30
Correlations
I f1
Sig. (2·tailed) N ds6
Pearson Correlation
Sig. (2-tailod) N
ieVef(2~ta!t6d).
ds6
f1 Pearson Correlation
1
I. .369(.) .045
30 ,36g(') ,045 30
30 1
~
--·····---
Correlation is significant at the 0.05 level (2·tailed).
Correlations Correlations
I f1 ds3
I
I
I f1
~ig. (2-tailed)
I
ds3 -·r-··~. 121 .524
30 -. 121
.s;~
i
1
Sig. (2-tailed)
lff
Pearson CorrelatiOn Sig. (2-tailod) N Pearson Correlation
f1 Pearson Correlation
N ds7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30 1
N
so I
30 .216 .251 30
ds7 .216 .251 30 1 30
Correlations f1
I
11
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed) N dsB
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed} N
1 30 .194 .304 30
ds8 .1g4 .304 30 1 30
Correlntlons ...
I 11
Olrrtlll'!IOTI~
I
ds1
f1
Pearson CorreJatlo
d•1
.501(")
1
n Sig. (2·
.005
tailed)
N
30
Pearson Correlatlo
f1
n Sig. (2· tailed)
Correlations
I
.501(
1
)
11
ds5 1 .465(··1 ,010 N 30 30 ds5 Pearson Correlation .465(") 1 Sig. (2-tailed) .010 N 30 30 ~ Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
11
0
ds4
f1 Pearson Correlatlo11 Sig. (2·tailedJ
1 . .492(") .006 N 30 30 ds4 Pearson Correlation .492(") 1 Sig. (2·talled) .006 "=---- _fj _______ __10 --- ~ CorreTStlonlSsl9nifi68nTatth9(i.i5f1evel (2-tal!ed).
VALIDJTAS SKALA DUKUNGAN SOSIAL
,005
N 30 *" Correlation is significant afthe a.Of leVef(2-tailed).
12.
Correlations Correlations
I f1
I
Correlatio
1
.476(..) .006
tailed)
N Pearson Correlatlo n Sig. (2· tailed)
30
30
.476(")
1
Correlations
11
.008
Pearson Correlation Sig. (2·talled)
11
Correlations T -ft- I
Pearson Correlatio n Sig. (2· tailed)
N ds3
Pearson Correlatio n Sig. (2· tailed)
N
rls3 ...
I
1
N
-
r--
f1
I
.. CorrelationNis significant-at the~QJ0.01 level30{2-tailed). I
I
11
Pearson n Sig. (2·
ds2
I 11 ds6 Pearson Correlation 1 .369(") Sig. (2~tailed) · 1 .045 N 301 30 ds6 Pearson Correlation .369(') i 1 Sig. (2-talled) 045 j N 30 i 30 ~ Correlation ls significant at tht! b.05 "i6:ve! (2wtailed).
ds2
f1
Pearson Correlation SiQ. (2~tailed) N
ds7
I
I
30 .216 .251 30 I
ds7 .216 .251 30 1 30 I
Correlations
1
·.121
I 11
.524 30
30
·.121
1
.524 30
30
dsB
f1 Pearson Correlation Sig. (2~tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-talled) N
1 30 .194 .304 30
ds8 .194 .304 30 1 30
t,;orre1anons
I Pearson Correl&tlon Sig, (2·tailed) N Pearson CorrelE.ltlon Sig, (2·talled)
11 d59
t:orre1auons
d•9
f1
N
1
,358
11
Pesrsor1 Correlat!Qn
,358
30 1
.052 30
30
1
Sig. (2~tel!ed)
,052
30
fl
I
30 ,256 ,168 30
N Pearson (}orreJation Sig. (2·talled) N
cis14
d:;14 .258 ,166 30 1 30
Correlations
I
f1
Pearson Correlation Sig, (2·talled) N Pearson Correlation Sig, (2-talled) N
f1 ds10
Correlations
ds10
1 30 '119
'119 .532 30 1
.532 30
I
I
Sig. (2-talled)
30
30 ,182 ,337 30
Sig (2-tailed)
N Correlations
f1 ds11
ds11
Pearson Correlation Sig. {2-tailed)
1
N Pearson Correlation Slg. (2-tailed)
30 .300 .107 30
N
30
Correlations
f1
I
.182 ,337 30 1
'
N Pearson Correlation
ds15
I ds15
f1
Pearson Correlation
fl
,300 ,107 30 1 30
11
I f1
Pearson Correlation Sig. (2-talled)
ds16
Pearson Correlation Sig. {2-tailed)
N
'--·----~
_N
--·········--·······---
ds16
1 30 ,395(') .031 30
~
,395(") .031 30 1
~
" Correlation is significant at the 0.05 level (2-tai!ed).
Correlations
I
f1
Pearson Correlation
f1
1
Sig. (2-tailed)
N ds12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
30 ,221 .241 30
ds12 .221 .241 30 1
CorrelatJons
I f1
N
30
ds17
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
Correlations
I f1
N ds13
N f1
Pearson Correlation Sig, (2·talled) Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
fl
ds17
1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30 -.032 ,866 30
·.032 ,866 30
1 30
ds13
1 30 .340 ,066 30
,340 ,066 30 1 30
Correlatlons - - .. -··-..·-··-
I f1
f1
Pearson Correlation
ds18
1
Sig. (2-tailed)
ds18
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
30 .297 '112 30
,297 '112 30 1 30
11
Pearson Correlatlon
!1
ds19
Sl9, (2-tallod)
N
30 i
Pearson Correlation
ds19
I
.4401·)
ff
.449(•) .013 30
1
1
Sig. (2-talled) ,013 I ___ N_ _ _ _· · - ,_}.Qj_
Pearson Cotrnlatlon
lf
1
Sig. (2-tailed)
ds26 .5'18("') ,001 30 1
30 .576("') Sig. (2-talled) .001 30 30 N Correlation Is significant at the 0.01 level (2-tailed}.
I' Pe!ilrson Correlot1on
ds25
30
Correlatlo-nl$ elQrliflcririr at ifie o,oenevi!(2~talfe-d), Correlatlons
I
f1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig, (2-tailed) N
f1
ds20
ds20
Correlations
.169 .371 30 1
1 30 .169 .371 30
30
11
Pearson Correlation
f
ds26
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig (2-tailed) N
30 .347 .060 30
Correlations Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
f1
1
N
30 .034 .660 30
Pearson Correlation
ds21
ds21 .034 .860 30 1
ff
I
Sig. (2-tailed) N
N
30
f1
Pearson Correlation Sig. (2·tailed)
ds27
Pearson Correlation
30 .398(•) .029 30
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
ff
f1
I Pearson Correlation Sig. (2-taitsd) N
ds23
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
11
I
I 30 I 1
I
ds23 .436(") .016 30 1
.436(') .Q16 30 30 N * Correlation is significant at the 0.05 level (2-ta!led). Correlations I 11 ds24 .539(u Pearson Correlation f1 1
)
Sig. (2-tailed)
N ds24
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
30 .539(..) .002 30
.002 30 1
~
- (f0T!6Vef(2~tai!ed). *"COrrei8tlOOfS ST9iiificant i:fthe
!
I
1
.) .0021
11
N ds28
I
.
30 .535(*
f
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30
Correlations
I
.535(.. ) ,002 30
Correlations
I
Cofr6-lation is significant at the 0:05 level (2-tailed).
'
ds27
1i
N 30! '=::--····-- - -·········-······-··---' ~ Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
ds22
.398(•) .029 30 1
1
N ds22
ff Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
f1
Sig. (2-ta1led)
I
30
Correlations
I
Correlations f1
ds26 .347 .060 30 f
11
I
Pearson Correlation
I
Sig. (2·ta1led) N
'
ds28
.353 .055 30 f
30 .353 .055 30
30
Correlations
f1
I
11
Pearson Correlation Sig. {2-tailed)
N ds29
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
I
1 30 .386(") 035 30
ds29
.366(') .035 30 1
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
30
I
!1
Pearson Correlation Sig, (2-talledl N Pearson Correlijtlon Sig, (2·tatted) N
f1 d•30
1 30 '117 ,537 30
f1
ds30 '117 ,537 30
fl
Pearson Correlation Sig, (2-tatled)
ds36
Pearson Correlation Sig, (2-tailed} N
30
f1 Pearson Correlation Sig, (2-talled)
ds31
Pearson Correlation Sig, (2-talled)
1
N
ds31 A99(-) .005 30 1
f1
I fl ds37
N
f1
30
N
Pearson Correlation
fl
ds32
1
Pearson Correlation Sig, (2-tai!ed)
ds32
.479(~1
.479(''1 .007 30 I
,007 30 ~ *" CciITSlatiOri.ls S!9!1ttiC8ilt afthe 0.01 level (2·taHed),
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N
°
N
Correlations - - . - ·--· ·-Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) 30 ,260 ,166 30
N
Pearson Correlation Sig, (2-talled)
N
If1
Correlations
I
ds34
Pearson Correlation Sig, (2-talled)
I
f1 i
30
fl
,260 .166 30 1
.252
1
Sig, (2-talled) N
,180 30
30
Correlatlons
ds35
f1
f1
Pearson Correlation Sig, (2-talled)
ds35
Pearson Correlation Sig, (2·talled)
N N
1 30 ,298 '110 30
30 ,516( .. ) ,003 30
N
ds39
Pearson Correlation Sig. (2·tai!ed)
"~
,298 '110 30 I 30
.518( .. ) ,003 30 1
-·-·---~-·-
30
-~
corre1atiOri"is STQnmCSilt afthe 0.01 leVel (2~tailed). Correlations ""I --
l
~-------
---
f1
Pearson Correlation
ds40
N Pearson Correlation
-1-
ff
ds46"-
Sig. (2-talled)
I
1
.229
30
223 30
Sig, (2-talted)
N
I
1
N
N Pearson Correlation ·
ds39
f1 Pearson Correlation
Sig, (2-talled)
30
ds34;,;::j .252 ,180 30
30
Correlations -----·--- -··-
ds33
f1
,630('") ,000 30 1
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed}.
I
I
ds33
30 .630(-) .000 30
N ds38
ds38
1
Pearson Correlat!on Sig. (2-tai!ed)
Sig. (2-talled)
f1
11
I
f1
30
Correlations
Correlations I
,100 ,598 30 1
30 100 ,598 30
Pearson Correlation Sig. (2·tailed)
.., Cafriilati0i1 Is $liinific6iit afthe 0,01 level (2·tal!ed).
ds37
1
Pearson Correlation Sig. (2·tai!ed)
N
30 ,499('"1 ,005 _}Q_ _---1.Q.
N__
~
30
Correlatlons - - . -·-- . ··-
Correlations
I 11
30 ,232 ,218 30
N
1
ds36 ,232 .218 30 1
1
.229 .223 30
1 30
Pearson Correlation Sig. (2·tailed)
N Pearson Correlation Sig. (2·talled)
d•41 ~--
ds41 .552(") .002 30 30 .552( .. ) 1
I
f1
I
f1
1
N cis46
30 30 N Correlatl0i1-IS ilQfiifiC8i1t afthe 0,-01 level (2~ta!led).
N
N
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
ds42
1 30 .343 .004 30
.343 .064 30 1
f1
Pearson Correlation
ds47
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed) N
30
1
N
Pearson Correlation
ds43
Sig. {2-tailed)
N
30 .053 .761 30
.053 .781 30 1
Correlations
!1
I f1
1
Pearson Correlation
Sig. (2·tailod)
N Pearson Correlation Sig. {2-talled)
ds44
N
Correlations
30 .202 .285 30
ds44 .202 .285 30 1 30
f1
I
Pearson Correlation
f1
ds48
1
Sig. (2·tailed) N
.466( ..) .009 30 1
30 .466( .. ) .009 N 30 ~ ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations f1 I ds49 Pearson Correlation f1 1 .393(') Sig. (2-tailed) .032 30 30 N Pearson Correlation .393(') ds49 1 Sig. (2-tailed) .032 N 30 30 ds48
30
-
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
ds43
f1 Pearson Correlation Sig. (2-talled)
.478(.. ) .008 30 30 .476( .. ) 1 .000 30 1Q 1
Sig. (2-tailed) N
~ ...
I
30
ds47
f1
I
ds42
Correlations -----·--·-··-
f1
1
Correlations
f1
Pearson Correlation Sig. (2-talled)
f1
ds46 .653('") .ODO 30
u""borr~JStion is significant at the 0.01 tevel (2-teiled}.
Correlations
I
30 .653('") .000 30
Pearson CorrelatJon Sig. (2-talled)
.002
-·
f1
Pe.arson Correlation Sig. (2·talled)
f1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
" Correlation is significant at the 0.05 levet (2-taHed).
Correlations
Correlations
i f1
f1 Pearson Correlation Slg. (2-taited)
N ds45
Pearson Correlation
Sig. (2-teilod) N
ds45
1 .707(") 30 .707(") .000 30
.000 30 1
r----- r--- -, 1, Pearson Correlation
-
Sig. (2-tailed)
ds50
*"
f1
ds50
-·-·-·'
.642{ 0 ) .ODO 30 1
30 .642('') .000 30 30 N Correlation Is significant at the 0.01 level (2-tailed). N
1Q_
"* Correlation is signffiCant 8.tthe O.dflevef(2~tatled).
-
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
···--
I
~r,-
Pearson Correlation Sig, (2·tailod}
11
1
I
Pearoon Corre!a.tlon Sig, {2-tailad}
30 ,368(') .045
30
30
~
N
1
f1 Pearson Correlation
f1
,045
N ds51
aa51,368{')
Sig. {2-tailed)
N
ds56
Pearson Correlation Sig. (2~ta1led)
"""C-OfretiltlOnTS Signlflciint at fh(; 0,65-levef(2~tS"ffiid).
N "~CorrOTciifon--i$- s!gl1illcarlf 9t
Corrolatlons ------- -----
1 30
u.-o--o. 01lCVe1 (2-tailed}.
correlatlons
f1
I Pearson Correlation Sig, (2·tailed}
f1
30 .526(*") 003 30
ds56 .528("} ,003 30
1
ds52 ,681("'} ,000 30
30 N .681( .. ) ds52 Pearson Correlation 1 ,000 Sig, (2·tailed} N ~-~Q___lQ -·--·····-·'--"* Co-rTE!lat\On !s signtficant at the 0.01 level (2-tailed).
f1
I
f1
1
Pearson Correlation
Sig, (2·tailed) N Pearson Correlation
ds57
Sig. (2-tailed) N
30 ,258 ,169 30
ds57 .258 .169 30 1 .
30
Correlations --- -·----
Correlations f1
I
11
Pearson Correlation
ds53
Sig. (2·tailed} N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.
N
f1
I ds53
1
.
30 .396(') .030 30
.396(') .030 30 1 30
f1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N ds58
-==-- -----
Pearson Correlation Sig. (2-talled)
N
-·····-·--·-·····------
ds58
1 30 .618( .. ) .000 30
618( .. ) .000 30 1 30
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) .
Correlations Correlations
Pearson Correlafion Sig, (2·tailed) N
ds54
ds54
f1
I 11
I
Pee.rson Correlation
Sig, (2-tailed} N
1 30 ·,059 .756 30
Correlations ~---~--------.-----=~--
I I
f1
Pearson Correlation
1
Sig, (2-tai!ed)
ds55
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed} N
·.059 .758 30 1 30
f1 S!g, (2-miled) N
..
ds59 .468("') .009 30 1
30 .466(") .009 30 30 N Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).
ds59
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
rane!at!or."' --··- ..--·-··-
U:OiJ'-'
.241
ds60
f1
I f1
Pearson Correlation Sig. (2-tai!ed)
ds60
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30 1 30
1
Pearson Correlation
------:;-.:;:,;i:'------i , 199
30 .241 ,199 30
f1
N N
1 30 - 179 .343 30
•,179 ,343 30 1 30
I
Pearson Correlation
f1
Sig, (2·l•iled)
N Pearson Correlatlt.in Sig, (2·toiled)
ds61
N
11--Cliier ,040 1 ,835 30 30 ,040 1 ,635 30 30
Correlations
f1
I Pearson Correlation
f1
1
Sig, (24ailed)
N Pearson Corre!atlon Sig, (2·!alled) N
ds62
30 ,303 ,104 30
ds62 ,303 ,104 30 1 30
Correlations ---- -·---··-
f1
I !1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
ds63
1
,366(•) ,046 30
30 ,366(.) 1 ,046 Slg. (2-tailed) 30 30 N- - · · · · · · · · · - - " COiiSTatiOOis significant at the 0.05 level {2-ta\led). ds63
-
N Pearson Correlation
VALIDITAS SKALA KECEMASAN MENGHADAPI KELAHIRAN BAYI
N Pe11rson Coirolation Sig, (2·ta1led)
C7
Correlations f2
Pearson Correlation Sig, (2·taileci) N Pearson Correlation
1
c1 ,369(') ,044 30 1
30 ,369(') ,044 Sig. (2-tailed) N - - - - - · - - - ---·~ 30 30 ·- --·'" Correlation ls significant at the 0,05 leve! (2-tailed), c1
Correlations
I
f2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-taited) N
f2
c2
227
c2 .227 ,229 30 1
229 30
30
1 30
Correlations
I
f2
Pearson Correlation Sig, (2·tailad)
f2
1
c4 A59(') ,011 30
30 .459(.) c4 1 ,011 30 N 30 COfielation is significant at the 0.05 level (2-ta!led). Correlations I I f2 c5 f2 Pearson Correlation 1 .325 Sig. (2-tailed) .080 N 30 30 . c5 Pearson Correlation .325 1. Sig. (2·tailed) .080 N 30 30 N
Pearson Correlation . Sig, (2·tailed)
-
I
·I
I
f2
Pearson Correlation Sig, (2-tailed) N
c6
Pearson Correlation Sig. (2·tailed) N
1
30
30
1
.367(') ,034 30 1
30 A66(") ,009 30
ABB(") ,009 30 1
Sig, (2-tai!ed)
N
30 ,387(') Sig. (2-tailed) ,034 N 30 30 • Correlation is significant at the 0.05 level (2-tai!ed). cs
Pearson Correlation
Correlations
I
f2 Pearson Correlation Sig. (2-tai!ed)
f2
1
c9 A25(') .019 30 1
N 30 Pearson Correlation .425(") Sig. (2-t:ai!ed) 019 . N 30 30 .,_ Correlation is significant at the 0.05 level (2·tailed).
c9
Correlations f2
I Pearson Correlation Sig, (2-tailed) N Pearson Correlation Stg. (2-tai!ed) N
f2
c10
1 30 .347 ,060 30
c10 ,347 .000 30 1 30
Correlations
~--r Pearson Correlation
I
f2 1
Sig. (2-tai!ed) N
c:~so
Pearson Correlation
250
.182 30 1
Sig. (2-tailed) N
.182 30
30
30
Correlations I
f2 Pearson Correlation
f2
Sig. (2-tailed)
29.
-..,. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).
cs
12 Pearson Correlation
f2
c6 1
,200 ,267 30
Corre!ntions
c11
Correlatlons f2
30
I
I I
Cl
1
209 267
N
I f2
"'
Pearson Correlation Slg. (2-tai!ed)
f2
c12 .670("*) ,000 30 1
N 30 Pearson Correlation .670( 0 ) Sig. (2-tailed) .000 N 30 30 Correfation iS sigrifficanfattri6-d.ofTevel (2-tai!ed).
c12
..
1
J
.-------- T f2
f2
c13
.424(")
Pearson COrreletion Sig. (2-tallod)
.020
N
Pearson Correlation Sig. (2-1allod)
c13
!2
30 .424(*) .020
30 1
30
30
N
·-correliltiOnls sl0nTffc"iint6fthe·o.-o516-Vel (2~tiillid),
N Pe1_1rson Correlatlon Sig. (2-t.alled)
c19
C19
1 .662( .. ) .000 30 30 .662( .. ) 1 .ODO 30 30
Pearson Correlation Sig, (2·tailad)
f2
N
Correlation is SiQnifiCGt1t aftho 0.01 level (2-t0iled). Correlations
Correlations
I
f2
I Pearson Correlation Sig. (2-talled) N Pearson Correlation Sig. (2-1alled)
f2 c14
c14 .200
1
.290 30 .200 .290 30
N
30 1 30
corre1at1ons
I
f2 c15 Pearson Correlation 1 .518(.. ) Sig. (2-tailed) .003 30 N 30 .518("") c15 Pearson Correlation 1 ,003 Sig. (2-talled) N 30 22. "*Coffelation !s significanfiiftfie 0.01 level (2·tal!6d). f2
Correlations - -·· -·-··
Pearson Correlation Sig. (2-talled)
30 ,501(~)
Pearson Correlation Sig. (2-talled)
.... CorrelStiOrl-is Si9tiTfTcant 9tlhe Correlations
.005
-
l:llQ. (.:::~taneo)
N
:JQ._
.....2Q.
o.-0-i lei/Sf (2.taue-a}.
~---~;-a~o~?o~re!atio~-T ·
c16 .501 ("") .005 30 1
1
N_
30 .623("") .000 N 30 30 C6rre!etion is signifiCiint at the 0.01 level (2-tailedi. Corre!atlons I 12 c21 12 Pearson Correlation 1 468("") Sig. (2-tailed) .009 N 30 30 468("") c21 Pearson Correlation 1 Sig. (2-tailed) .009 N 30 30 Correlation iSSfQnifiC9nt at the 0.01 level (2-tailed). Pearson Correlation Sig. (2·tailed)
f2---1
·
--.~ ,vvo
30
12 c22 Pearson Correlation 1 .362(") Sig. (2·tai!ed) .049 N 30 30 .362(') c22 Pearson Correlation 1 Sig, (2-tailed) .049 N 30 • Correlation is sTQi1ific9flt at the 0.05 level (2~t8'ff€:d).
I
f2
Correlations
~- --
30
Pearson Correlation .486("~) 1 Sig. (2-talted) .006 N 30 30 -.., Cofr61ati6rl is signific-iint at the 0.01 level (2-tailed). Correlations f2 c18 Pearson Correlation 1 .397(•) Sig. (2-tailed) .030 30 N 30 .397(•) c18 Pearson Correlation 1 ,030 Sig. (2-tailed) 30 N 30 • Corfefa.tio!lls siQfllhCant Sfflie O.d!flevflf(2-tSUed).
.-1£
-
]--Pearson Co;;elatio~--1
f
2
1
Sig. (2-tailed}
c17
f2
c20 .623("") .000 30 1
correlations
f2
N c16
1
N
c20
·
I
f2
f2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
f2
c23
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30 .585(•*) .001
.5~~~0) j .001 30 1
N 30 30 "" corre1ati6n is sigrlificarlt afllie a.bi !eV8I (2-tailed). Correlations 12 I c24 Pearson Correlation 12 1 .380(") Sig. (2-tai!ed) .038 N 30 30 .380(·) c24 Pearson Correlation 1 Sig. (2-tai!ed) .038 30 30 - t.orre·1ati6rl NJS-Significant 0flhe o.05 level {2-tailed).
I f2
c25
f2 Sig, (2•talled)
c25
Sig, (2-tai!ed)
'111
N Pearson Correl~tlon
30 ,297
Sig, (2·talled)
'111
N
N Pearson Correlation
30
1 30
30
c:31
Sig, (2-talled)
f2
1
Pearson Correlation
f2
Sig, (2-tailed) N Pe~rson Correlation Sig. (2-talled)
c26
30 ,178 .345 3D
N
c26 .178 .345 30 1 3D
Correlations
I
f2
f2
Pearson Correlation
1
c27
Sig. (2-tai!ed) N Pearson Correlation Sig, (2-talled) N
3D ,504(.. ) ,DD4 3D
...
g
.
~ ~·
'
',~'
c27 ,504(.. ) .004 30 1 30 ··~
'
I
f2
Pearson Correlation Sig. (2-taHed) N Pearson Correlation
f2 c28
Sig. (2-tailed) N
- -
1 3D .368(") ,045 3D
c28 .368(•) .D45 30
1 30
-., COrrelafiOOIS-Sign"ificant at the 0,05 IEiVel (2-tal!ed). Correlations - - -----c29 f2 I 1 .479(") Pearson Correiatlon f2 .OD7 Sig. (2-tailed) 30 30 N 1 .479(**) Pearson Correlation Sig, (2·1alled) .007 30 30 N Correlation Is significant afthe 0.01 !eve! (2-taited}.
c29
..
Correlutlons
I
c32 f2 1 ,648(..) Pearson Correlation .ODO Sig. (2-tai!ed) 30 30 N .648(•• ) 1 Pearson Correlation c32 . ODO Sig. (2-talled) 30 N ~"' correlation is significant at the tfCH 1eVe1 (2~f8iled).
f2
2'.
Correlations
I
f2
c3D 433(•) .017 30
1 Pearson Correlation Sig, (2-tailed) 30 N 433(.) Pearson Corre!atlon c3D Sig. (2-tailed) .017 30 N * Correlation is signifiC9nt Sfthe b.Of:nev6! (2-tei!ed). f2
-
1
-2£
12
1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
12
c33 .518(.. ) ,003 30 1
30 518(•• ) 003 30 30 N corre1afiOn is significant at the o~01 Jev6i (2-l<':liled). Correlations - - .. -· - -·c34 f2 I .D33 1 Pearson Correlation f2 .862 Sig. (2-ta!led) 30 30 N D33 1 Pearson Correlation c34 ,862 Sig, (2-talled) 30 30 N -Correlations c35 I f2 I 418(•) 1 Pearson Correlation .022 Sig. (2-tai!ed) 3D 3D N 418(•) 1 Pearson Correlation .022 Sig, (2-talled) 30 30 N COrrEl!atiO-n is significant at the -o:o-51eVe1-(2-t8iled). c33
---··········~-
~:
Correlations
I
,024
~----··---------------
,,,..
Correlations .. -·---
30
.410(')
.410(•) .024 30 1
30 30 N .,._.._ corre1at10n-is e1flrilfic$i1t at-the 6.os 1ev0n2-talled),
Correlations
I
1
Pearson Correlation
f2
c31
f2
I
,297
1
Pearson Correlation
Correlations
I 12 c36
12 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig, (2-tailed) N
1 30 441(.) ,015 3D
c36 441(•) .D15 30 1
c-orreiat1on1s s1gn1ncant at the o.o5-1ev-er(2-ta11ed),~
f2
I
f2
Pearson Correlation Sig. (2·tailed)
c37
Pearson Correlation
N
Sig. (2-tailed)
N
1 30 .101 .595 30
c31 .101 .595 30 1
12 --
12
Pearson Correlation Sio. 12-tall•cil
c42
Pearson Correlation Sig, 12·talled)
N
30
N
Correlatlons f2
I
Pearson Correlation
f2
1
Sig. (2·tailed)
30
N
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
c36
,543(-~)
c36 .543(·') .002 30 1
.002 30
.. CorrelationNis $ignifbanfiit th6 0.01leVef(2~tailed}. 30
1 30 .318 086 30
~c42--
.318 .086 30 1 30
correl~tlons - ~·-
f2 f2
1
Pearson Correlation
Sip. <2-tai!edl N
c43
Pearson Correlation
Sia. 12-tailed) N
30 .546(•• 002 30
c43 .546(••) .002 30 1
-30
** cOrielation is Sl9nificant at the 0.01 level (2-tai1eO).
Correlations
I
f2
1
Pearson Correlation · Sig. (2-tailed)
f2
c39 .370(") .044 30 1
30 .370(•) Sig. (2-tailed) .044 N 30 ~ ,..- Correlation is significant St the O.OS!E!vel (2-:tanea). N
Pearson Correlation
c39
f2
I Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
c40
Pearson Correlation Sig. (2·tailed) N
-----·---
1 30 .404(•) .027 30
c40 .404(•) .027 30 1
--.-2£.
-*-·corielation is signiffCanratthe d,05-ISVi1(2~t::iiT6d).
Pearson Correlatlon Sla. f2·taitedl
N
c41
Pearson Correlation Sia. (2·tailed)
N L •• COfrelation is significant at
N
c44
--
1
Pearson Correlation Sia. (2-tailedl Pezrson Correlation Siq. (2-tailed)
_J'i__
-
30 610(•·1 000
c44 .6101··) .000 30 1
_1Q_~
Correlations
12 12
1
Pearson Correlation Siq. (2-tai!ed)
30
N
c45
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.522(••)
c45 .522(..) .003 30 1
.003 30 3~ '"' Correlation is significant at the 0.01 level {2-taifed).
1N
Correlations f2
f2 12
... Correlation is signmcant afthe 0-:01 JeVel (2~t6Hedj.
Correlations - - _.. -- - ··f2
Correlations
"
!,;"ti
.668(..) .000 30 30 .668( ••) 1 .000 30 1
2.£ the 0.01 level (2·tailed).
Correlations - - .. -·- ..- -··f2 f2
Pearson Correlation Sia. (2-tailed)
N
c46 ~
Pearson Correlation Sia. 12-tailed\
N
1 30 6241". .000 30
c46 .624(••) .000 30 1
-2.9.
•• corre1atl6n iS Si9rlffiCSnt aru:1e·o.ofJever<2~taired).
f2 f2
Pearson Correlation
1
Siq, r2·tai!edi
30
N c47
Pearson Correli'Jtlon Slo, (2·tai\od}
.001 .998
N
c47 .001 .998 30 1
30
30
1
.4381"
Correlations
c46
f2 f2
Pearson Correlation Sig. {2-tailed) N
.015 30 30 .438(') c48 Pearson Correlation 1 Sig. {2·tai!ed) .015 30 N 30 -.--CorYiifatiori-is significant at the 0,05 level {2·tailed). Correlations f2 f2
Pearson Correlation
1
c49 .464fU .010 30 1
Sig. (2·tailed) 30 N .4641"1 c49 Pearson Correlation Sig. (2·tailed) .010 30 N 30 ·•-cc1rre1ation--iS$ignificant at the 0.01 level (2·tailed). Correlatlons f2 f2
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N
c50
30 .223 .236 30
Pearson Correlation Sia. (2-tailed) N
correTat1ons
f;Z~- -~:~=~:relation Sig. {2-taHed) N
c51
Pearson Correlation
1-
c50 .223 .236 30 1 30
f2--1r.~~~~:;J 30 .6001"* .000 30
.000 30 1
Sig. (2-tailed) 30 N "" Correlation is significant at the 0.01 tevel (2-tailed). Correlations - - - ··-·· --~
f2 f2
Pearson Correlation Sia. N
c52
(2~tai!ed)
Pearson Correlation Sia. (2-talled) N
1 30 -.074 .697 30
c52 -.074 .697 30 1 30
Lampiran 5 Data Try Out Skala Dukungan Sosial dan Skala KE)Cemasan Data Try Out Skala Dukungan Sosial nama endang linda susi k nasroh susi w harisa astri emi di an vuni lia maswa evi mirna emi dar L
meri de de E
fitri levi sri evi maya acih puii sulastri maryam masaroh
u uk 26 8 23 9 24 7 30 7 21 7 24 7 27 8 21 7 23 8 29 8 28 8 25 9 25 8 37 7 23 8 27 8 28 8 37 8 27 7 38 7 28 8 28 7 25 7 30 9 27 8 30 7 24 7 32 8 25 7 35 8
ak d1 3 4 1 4 2 4 1 4 1 4 2 3 2 4 2 3 1 4 3 4 2 4 1 3 1 3 3 4 2 2 1 4 3 4 3 3 3 4 3 2 1 3 1 4 1 3 2 4 2 4 3 3 1 4 2 4 2 3 3 3
2 3 4 4 4 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 4 3 3
3 3 3 4 2 4 3
2 2 3 3 2 1 2 2 4 2 2 2 3 4 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3
4 3 4 4 4 2 3 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 2 4 4 2 2 4 3 4
5 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 1
6 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4
7 3 3 3 3 3 3 4 1 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 2 2 3 3 4 2 3 4 3
8 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4
2 4 4 2 4 3 3 3 2 4 4 3 1 4 1 2 2 3 2 4
9 3 3 2 4 3 2 2 1 3 3 2 4 2 2 4 1 2 3 3 4 1 4 3 4 2 3 3 3 3 3
10 11 12 13 14 15 16 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 2 4 3 4 4 3 4 2 1 4 4 3 2 4 3 1 2 1 4 4 2 4 1 4 4 2 4 2 3 3 2 4 2 4 1 3 1 3 3 2 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 1 4 4 4 3 3 4 3 3 1 3 1 2 3 2 3 1 4 4 4 4 4 1 4 2 3 2 4 4 3 4 1 4 3 4 2 4 2 1 3 2 4 3 2 3 2 1 1 3 3 4 3 3 1 2 4 4 3 3 1 3 4 4 2 1 2 3 3 1 3 4 4 4 1 1 4 1 1 3 3 2 3 4 4 3 1 4 3 3 4 4 2 2 4 4 1 3 3 4 3 4 4 4 3 4 1 4 4 3 2 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 1 4 4 3 3 3 4
17 4 4 4 4 4
3 3 4 4 3 3
4 3 3 4 3 4 4
4 4 4 4 4
3 2 3 2 3 3 4
18 4
4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 3 3
4 3 3 4 1 4 3 1 4 3
19 20 3 4 4 4 4 4 3 4
4 3 4 2 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3
4 4 2 4
3 4
2
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4
4 3 3 3 4 3 4 4
3
2 4
3 1 4 3
4 4 4 4
21 4 3 4 4
22 4
4 4
4 3 4 2 3 4 2 4 3 1 4 4 3 4 3 3 2 3 2 4 3 2 4 1 2 3
4 4
4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3
4 4 4 3
4 4
4 4 4 4
4
4 3
4
23 24 3 4 4 4 4 3
25 4 4 4
26 3 3 3
2 3
4 4
4
1 2 1
3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3
3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 3
3 4 3 3 4
2 4 2
2 2 1 3 3 1 3 3
4
2 3
3 3 3 3 4 1 4
2
2
4 2
2
2
4
4 4 3 1
3 3 3 1
4
4 4
3 4 4 4 3 3 3 3
27 3 3 4 4
4 2
4 4 3 4 4
2 2 4 3 4
3
2
4
3
3
4 2
4
2
2
3
4
3
3 4 3 4 3 3
2
4 2
4 3 4 3
4
2 2
2
1
4 3 4 3 4 4 3
28 4 4 4 4 4
4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2
29 3 4 4
3 4 3 4
3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3
4 2
4 3
4
3 4 3 4 3 4 4 4
3 4 3 4 4 4 4 4
4
30 2 4 3 4
4 3 4 4 1 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 3 3 4 4 3 4 2 3 2
31 2 4 4 4 3
3 2 3 4 4 3 3 4 4 3
4 2
3
4 3
3 4 2
3 3 4 2 3 3 2
32 3 3 4 4
4 2
33 3 3 4 4 4
3
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 1 4 3 3 4 4 3 3 4 4
4
2
2
4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4
4 4 4 4 4 3 4 3 4 4
34 35 36 37 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 3 1 4 1 2 1 3 4 3 3 4 3 2 1 4 2 1 2 4 1 1 1 4 2 1 2 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 1 3 3 2 2 2 4 3 4 3 4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 3 2 4 1 1 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 3 2 2 2 4 4 2 4 3 4 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4
38 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3
2 2 4 3 4 3 4 4
4 4 3
39 40 2 3 3 3 4 4 2 4 3 2 2 4 4 4 1 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 4 4
4 4 3 1 4 3
1 2 2 3 2 4 3 3 3 3
1 4 3 4 2 3 1 3 2 4 3 4 4 3 3 3
41
2 3 2
2 3 2
2 1 2 3 3 2 3 4 3 4
2 1 3
2
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
4 3 4 2
1
2
4
2 2 3 1
4 3
2
2 3 3
1 3 3 2
43 3 3 4 4
2 3 1 3 4 3 3 2 3
4 3 4 2 3
4 3 2 2
2
4 3 4 2 3 3 3
2
1
4 3
44 4 3 3
2 2 3 3 4 2 4 3
4
4
3
4
49 3 3 4 4 3 4 4 1 3 3 3 3 4 3
3 4
4
4 3 3 3
4
2
4
3 3 3
45 46 47 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
2
4
4 3
4
4 3 3 3 2
2 3 3 3 4
1 3 1 3 3 2
2 3 3 4 1 4 2 4 3 4 4 4 4 4
4 4
4 3 3 3 3 4
4 2 4 3 4
4 4 4
2
48 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3
4 3
4
4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
4
3 4 3 3 1 4 1 4 3
1 3 3 4 3
4 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3
50 3 4 3 4 4 2 3 4 3 4 2
51 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
4
4 3
4 4
4 4
3 3 3 3
1 4 1 4 3 4
1 2 4
1
4 3
4 4 3 4
2 4
4 4 4 4 4 4 4
4 4
52 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3
4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 1
4 3 4 3 4 3 4 3 3
53 4 4
1 2 3 1 1 1 4 3 3 2 3 4 3 4
1 2
4 4 1 4
1 2 3 2 3 3 3 3
54 4 3 3 4
2 3 4 4 4 4 3
4 3
2 4 2 3 3
2 3 4 4 3 4 4 3 3 4 2 4
55 3 3 4 4 4 3 3
1 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3
2 2 2 4 3 4 3
56 3 4 3 3 4 3 4 3
4 4 3
4 4 4 3
4 1 3 3 1 3 4 3
4 3 3
2
2
3 2 3
2
2
2
57 3 3 4
4 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4
4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4
4 2
58 4 4 3 3 4 2 3 3
4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 4 1
2 4
1 4 1 4 4
4 4 4
59 60 61 3 3 4 3 4 4 4 4 2 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 1 4 2 2 4 1 3 4 4 3 4 3 3 4 4 2 2 3 3 4 4 2 1 2 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 1 4 2 3 4 3 1 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 4
62 63 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 1 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4
tot d 210 225 219 217 220 179 208 176 209 227 209 216 203 206 208 219 190 192 204 181 171 217 168 227 182 207 193 209 209 185
Data Try Out Skala Kecemasan nama endang linda susi k nasroh susi w harisa astri emi di an yuni lia maswa evi mirna emi dar L meri dede
E fitri levi sri evi maya acih puji sulastri maryam masaroh
c1 4 3 4 2 1
2 4 3 4 3 3 1 2 2 2 3 4 2 4 4 4 4 2 3 1 4 2 4 2 1
2 1 1 1 2 1 2 1 3 1 1 1 4 2 1 4 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 3 2 1 1 3
3 2 2 2 1 2 2 3 1 2 3 2 2 2 1 2 2 4 2 2 4 4 1 1 1 1 3 2 1 2 3
4 3 2 3 1 1
2 1 4 3 1 1 1 3 2 3 2 2 1 1
2 3 1 2 4 3 1 2 1 2 1
5 2 1 1 1 3 3 2 2 1 2 3 1 1
1 2 1 2 2 2 3 3 2 1 1 1
2 2 3 2 2
6 4 3 1 1 1
3 1 4 1 1 2 1 3 2 2 2 3 2 1 2 3 1 1 3 1 2 1
1 1 3
7 2 3 2 2 1 2 4 1 2 3 2 1 2 1 2 1 4
2 2 1 4 4 2 3 4 2 4 1 3 4
8
2 3 4 2 1 2 4 3 4 1 2 1 3 2 2 2 2 3 1
2 4 4 3 3 1 3 3 3 1 2
9 2 3 4 1 1
2 4 1 4 1 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 4 1 2 3 1 3 2 3 4 1
10 11 1 2 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 ·1 1 2 1 1 1 1 2 1 3 1 1 2 1 2 1 3 3 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 2 4 1 3 1 3 1 2 1 2
12 13 2 1 1 1 3 4 1 1 1 2 4 3 3 2 2 1 2 1 2 2 2 2 3 1 3 1 2 1 3 3 2 1 2 2 2 2 1 2 3 2 3 4 1 2 1 2 2 1 1 3 2 2 1 2 2 2 2 1 1 4
14 15 16 17 18 19 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 1 2 4 1 4 4 3 4 3 1 1 1 1 2 4 1 1 2 4 1 3 3 3 3 2 2 3 2 4 4 4 4 4 2 4 2 3 1 3 3 3 3 1 3 4 1 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 4 1 4 2 4 2 3 1 2 4 2 3 2 1 1 2 2 1 2 2 2 3 3 3 1 1 2 2 1 2 3 4 1 4 3 4 2 1 3 2 2 2 3 2 1 3 2 2 1 4 1 2 3 2 3 4 4 3 4 3 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 3 1 4 3 3 3 4 2 1 1 1 3 1 2 4 1 2 2 3 1 3 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 4 3 1 2 4 1 3 2 4 3
20 21 2 2 1 2 3 1 1 2 2 1 3 2 1 1 2 2 2 1 1 1 3 3 2 1 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 1 2 1 2 1 2 3 4 1 1 1 1 3 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2
22 2 1 3
1 1 1 1 2
2 1
3 3 3 1
2 1 1 2 3 3 3 4 1 2 1
2 1 1 1 1
23 24 25 26 27 2 3 1 1 1 1 3 2 2 3 2 1 1 3 4 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 2 3 3 3 2 2 3 1 1 1 2 3 3 3 3 1 1 2 4 3 4 2 2 4 1 1 2 2 3 3 1 2 1 3 2 2 1 1 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 4 4 1 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 3 2 2 1 2 3 1 4 3 3 4 4 1 1 2 4 4 1 1 2 3 2 1 1 2 4 1 1 2 2 3 1 1 1 3 1 1 1 2 2 3 4 1 1 3 4 1 2 2 2 4 1 3 1 2 2 2
28 29 1 2 1 1 1 1
1
1
1 3
2 2 4 2 2 3 3
1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1
1 1 3 1 1 1 1
2 1 2 2 2 4 2 2 2 4 1 1 1 2 3 1 2 3
2
30 31 1 3 3 1 4 1 1 1 2 2 1 4 4 1
2
2
3 1 3 4 4 3 3 3
2 1 3 2 1 2 2
32 2 2 4 1 1 2 4 2 3 1 2 3 4 3 2 3
1
2
3
3 1 3 4 1 1 3 2 1 4
2 2 4 4 4 1 1 1 3
3 1 3 4 1 1 3
1 1
3 1 1
4
2
2
1 1 1 1 2 1
33 3 2 4 2 2 2 4 4 2 3 2 3 2 3 2 3 4 2 2 4 4 3 2 3 3
34 35 36 2 2 2 4 1 2 1 4 4 1 2 1 4 1 2 3 1 3 1 4 1 4 3 3 3 2 3 2 1 1 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2
2 3
3 1 3 4 1 1 3 4
1 2 1 2 2
2
2
3 1 3 3 1 3 4 1 2 4 2 3
2 4 2 2 2 4 4
1 1
2
1 2
2 4 1
4 2
2
1
2 2 1
1 1
37 38 39 40 41 1 2 2 1 3 2 3 i 1 2 1 3 2 1 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 3 3 3 2 3 4 2 2 2 2 1 3 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 1 3 1 3 1 1 1 1 3 1 2 2 2 3 2 1 2 2 2 4 3 4 2 3 2 1 2 2 1 2 1 4 2 2 3 1 1 2 1 2 3 2 2 4 3 2 3 4 1 4 2 4 1 3 1 1 1 1 1 2 1 2 1 3 1 1 3 1 2 1 1 2 1 1 3 3 4 3 4 4 i 1 1 4 3 1 1 4 1 2 1 3 2 1 2 1 1
42 3 1 1
1 1 2 1 4 2 1 3 2 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1
1 2 4 2 1 1 2
43 44 45 46 47 48 49 50 51 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 4 3 2 1 1 4 4 1 2 2 1 1 1 2 3 2 1 2 1 1 1 1 1 3 3 3 1 2 3 1 3 2 3 3 3 3 1 1 4 4 3 1 2 1 1 3 3 3 1 4 2 4 4 1 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 1 1 1 2 4 3 1 1 1 2 1 1 4 1 2 3 3 3 1 2 1 1 3 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 1 2 4 3 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 2 4 4 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 1 2 3 2 2 3 1 3 4 1 4 2 4 1 1 4 3 3 1 4 4 4 2 4 1 3 1 2 1 1 1 2 4 2 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 3 1 1 3 2 1 1 1 4 1 2 1 2 4 1 1 1 2 1 4 1 2 4 3 1 1 1 4 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 1 3 3 1 1 1 1 2 2 2
52 4 3 3 1 4 3 4 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 4 3 4 4 1
tot c
107 96 130 68 87 130 122 128 117 92 111 103 113 100 129 102 133 110 98 121 172 96 74 108 94 110 '110 85 99 101
Lampiran 6 Data Hasil Penelitian Skala Pemberian Dukungan Sosial dari Suami nama Marnah Endano St. Khodijah Aimah Liana Dwi Endah lsmawati Lenv ointino Umi Sri nenosih Lilis S Yanti St. Rokhani Lidia st marvam Su martin lkah Lena Sin ta Nurhayati Asiah Jin Nurnas Suci R Ririn NM Desy Muniroh Renv
1 4 4 1 1 4 2 4
3 2
1 2
2 2
2 4 3 2 4 1 4 4
1 2 4 4 2 4 2 4 4 83
2
1 1 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 1
3 4 2 4 4 4 4 4 3 3 1 1 4 2 4 95
3 4
4 3
2
2
2
1 4 4 4
1 4 4 4 4
4
2
3
4 4 1 4 4 4
4
4
4
2
1 1 4 1 4 4 4
4 4 1 4
4
3 4 1 4 4 2 2 2 3 3
4 1 1 2
2
4
1 2 3 4 4 1 1 4
2
2
2
1 2 3 4 4
4
3 4 2 2 4 4 4 4 4 89 84
5 3
1
4 2 4
4 4 2
4 4 2 2
6 4 4 4 4 4 4 4
4 4 1 4 3 2
4
3 4 2 4 4 4 2 4 4
4 2 3 1 93 101
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 4 4 4 4 4 4
4 4 1 4 3 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4
4
9 4 4 3 3 4 3 4 3 4 1 4 3 3
10 4 4 4 4 4 3 4 4 2 1 4 3 1
4 4 4
4
4 3 4 4
3 2
4
4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 1 4 4 1 4 113 109 105
1 4 4 3 4 3 4 3 1 4 4 1 4 2
3 2 93
11 4 2 2
4 4 2 4 3 3 1 2
14 4
15 4
4
4
4 4
13 4 4 4 4 4
4 4 4
4 4 4
4
4
4
4
4 3 4 1 4 4
4 3 4 1 4 2 3
4 4 4
12
4 4 4
4 3 4 1 1 4 4 2 4 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 86 111 112 113 114
16 4 4 3 4 4 3 3 1 4 1 4 2 3 4 2 3 3 4 4 4 3 1 4 3 4 1 4 4 3 3 94
17 18 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 4 1 1 3 4 3 3 1 4 1 4 3 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 1 3 4 2 4 1 4 2 4 82 112
19 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 2 2 4 4 4 4 4 3 105
20 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 4 3 2 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 104
21 22 23 4 4 3 4 4 2 4 4 1 4 1 2 4 4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 4 3 1 1 1 2 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 3 1 2 4 4 2 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 4 2 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 1 3 4 4 109 108 77
24 25 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 1 1 4 3 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 1 2 3 4 4 4 4 4 4 4 105 100
26 27 4 2 4 1 1 3 4 4 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 1 4 4 2 1 1 2 2 4 2 1 2 2 1 1 3 2 4 1 4 2 3 4 1 1 4 2 3 2 4 3 1 4 2 3 4 1 4 1 4 4 86 63
28 4 4 4 4 4 4 4
103 91 I 91 97 I 109 I 93 I 103 4 " 91 100 1 I 34 4 I 102 2 87 3 78 4 97 4 78 4 92 2 83 4 91 4 100 4 101 4 101 4 88 4 94 4 95 103 4 4 74 3 97 4 95 3 90 4 98 110 2756
41
Data Hasil Penelitian Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi !nama 1Marnah IEndang St. Khodiiah Aimah Liana Dwi Endah lsmawati Lenv qinting Umi Sri nengsih Lilis S Yanti St. Rokhani Lidia st marvam Sumartin lkah Lena Sinta Nurhavati Asiah !in Nurnas Suci R Ririn NM Desv Muniroh Reny
1 2 3 4 1 3 3 2 3 1 4 1 2 3 1 4 4 1 4 3 4 3 1 2 2 3 3 1 2 4 1 4 4 1 4 3 1 3 4 4 4 2 4 2 4 1 1 1 4 2 1 2 2 4 3 3 2 4 2 3 1 2 1 4 2 3 1 4 4 3 4 2 3 4 3 1 1 2 1 3 1 3 1 4 3 2 2 4 2 2 3 1 3 74 76 79
4 1 1 1 2 4 4 2 3 2 4 1 3 4 1 3 1 2 4 1 1
2 2 1 4 3 4 2 2
5 1 1 1
1 3 3 3 3 2 2 2 1 2 1 3 1 3 1 3 1 1 1
6 1 2 1 1 3 1 2 1 3 4 1 1 3 1 1 1 2 2 1 1 2 1
1
1
1 1 4 1 4 1 4
2 1 3
2 1
2 3
4 1
2
1 1
1 4 4 1 70 58
7 1 3 1 1 3 4 3 3 4 3 1 3 3 1 1 1 2 3 1 1 3
4 51
1
64
8 1 2 1 2 2 4 2 3 3 4 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4
9 10 2 1 3 1 1 1 1 1 1 1 2 2 4 2 4 3 3 1 4 4
2
4 1 4
4 2 2
1
1
3 1 2 1 2 1 4 4
1 3 1 1 1 2
2
1 2 1 1
4 4 1 3
2
1 3
2 2 2
1 2
2 3 2 4 1 4 75 72 52
11 12 1 2 3 3 1 1 1 1 1 2 3 3 3 4 4 2 1 1 4 4 1 1 2 3 4 3 2 1 4 4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 3 4 1 2 1 1 1 4 4 3 1 4 3 4 2 1 2 3 2 1 60 69
13
15
1
14 2 4
1
1
1
3 4 2 2 2
1 1 1
1
1 3
3 3
1
3
4 3 3
1
1
1
4
4
4
1
1
1
1 3 1 3 2 1 3 4 1 3
2 3
3
1
4
1
4 2 2 3 1 1
3 2
3
1 2
3 2 4 4 3 1 67
2 4 4 2 3 ·1 69
1 1
4 1
1 4 1 2
16 2 4 1 1 1
4 4 3 1 4 1 3 3 1 4 1 1 2 1 1
4 3 2 3
3
4
1
4 1 3
4 4
4
2
4 73
1
1 1
4
2
66
17 1 1 1 1
1 4 1 3 1 4 11 1 4 1 1 1 1
3 1 1 3 1
1 1 3 1
1 4 2 1 61
18 19 2 1 2 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4 4 2 3 1 1 4 4 1 1 3 3 4 4 2 3 2 4 1 1 1
1
2 4 2 4 1 1 4 3 2 3 1 1 4 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 2 1 73 79
20 1 1 1 1 1 2 2 3 3 4 2 1 3 2 3
21 3 4 1 1 4 4 4 4 1 4 4 4 1 4 4
1
1 1
1 2 3 1 3 1 1 1 1
2 4 2 1 4 58
4 3 1 3 1 1 3 4
1 4 1 2 4 81
22 1
1 1 1 1 2 2 1 1
4 2 1 4 1 4 1
2 1 2 1 1 1 2 1 2 4 1 1 1 2 50
1 2 1 3 1 1 3 3 1 1
24 1 1 1 2 1 2 2 1 1 4 1 1 4 1 4 1
1
1
1 1 1 1 1
2 1 1 2 1
1
1
1
4 1 3 2 2 1 1 51
23 1 1 1 1 1 1
1 4 1 1 1 2 41
25 26 1 1 1 1 1 1 2 3 1 4 1 1 1 2 2 2 ·1 1 1 3 1
1
1 1 1 3 1 2 3 1
1 3 4 1 3 1 1 4 1
1 1
1 1
3 1
1 1 2 2 1 3 4 1 56
1
1 1 1 1 2 1 40
38 53 29 37 58 75 66 68 43 93 49 54 78 48 65 36 40 62 57 31 68 44 41 64 60 67 67 56 63 55 1665
Lampiran 7
Hasil Uji Korelasi Spearman Rho Nonparametric Correlations
Correlations dL1kungan sosia! dari i-,,~~--,--,~--,-,-~~~.,...,--,-~~--,,,---,--,,--..,,--,,,....,.--,.~
Speannan's rho
dukungan sosial dari suami
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed)
kecemasan menghadapi kelahiran bayi
Correlation Coefficient
N Sig. (2-tailed) N
suami 1.000
! i/
!
kecemasan menghadapi
kelahiran bavi -.235 .211
30 -.235 .211
30 1.000
30
30
Lampiran 8 Skala Dukungan Sosial Dan Kecemasan Try Out
Kata Pengantar Dengan hormat Saya mahasiswi psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian mengenai "Hubungan Antara Pemberian Dukungan Sosial Dari Suami Dengan Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi Pada !bu Hamil".
Oleh karena itu, saya meminta kesediaan saudari untuk turut serta membantu penelitian ini mengemukakan pendapat yang sejujur-jujurnya. Mengenai pernyataan yang saudari berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Saya mengharnpkan agar saudari tidak melewatkan satupun pernyataan yang ada, demi kelengkapan informasi yang diperoleh. Sebelum diserahkan, saya mengharapkan agar saudari memeriksa kembali kelengkapan jawaban yang saudari berikan. Atas kerja sama dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Jakarta, 22 Agustus 2007
Peneliti
Skala Pemberian Dukungan Sosial dari Suami
No
1
Pernyataan
l
1----t--------------·--~--·----+
1
Suami memberikan saya semangat untuk tenang
I I
2
dalam menjalani kehamilan ini
i
Sikap suami cuek terhadap saya walaupun saya
i
sedang hamiL 3
:::~~er:iengandeng
SL j SR j JR i l
I '
I I
tentang kecemasan saya menghadapi kelahiran
I
bayi ini. Suami menghargai perasaan saya yang kadang
I
cemas memikirkan keselamatan bayi kami nanti.
I
Suami
meminjam
.
i
!
\
I
.
i
I
1
1
1
I
I
!
i
I
\
I
uang
untuk
I
1
I L
I
I
r---,
I
memenuhi
kebutuhan keluarga
Ill
1~--t-c-----------------------_l---l--+
7
8
saya ketika saya mulai mengandung
I I
Suami membiarkan saya mengerjakan pekerjaan
I
Suami ikut membantu menyelesaikan pekerjaan
I
I I
j \
saya sendirian.
9
Suami menyiapkan sarapan sendiri bila saya tak sempat menyiapkannya
10
!
! I
tangan saya kemanapu-nT
1·
6
TP j
'
I I ) I I I I i I
r----t-----·-·----------------j __L 4 Suami menolak mendengarkan keluh kesah I 5
I
1
1
I
\ ·-1~-I i·
•
j
j
I
I II
I
I
I
I
jl
1
I I
1
Saya mencari sendiri informasi tentang kehamilan dan proses melahirkan karena suami tidak punya waktu untuk mencarikannya.
11
Suami
memberikan
saran
saat
say~
membutuhkannya untuk mengurangi kecemasan
I -~-~-~~
II SL
Pemyataan
No
I I
SR JR TP I
l
!
menjelang proses melahirkan bayi kami.
I
12
Suami membiarkan saya melakukan kesalahan.
13
Suami meluangkan waktu untuk menemani
I
\
say~
I
rekreasi agar pikiran buruk tentang keselamatan bayi kami berkurang.
14
Suami
menyuruh
saya
untuk
I
menghentika~
I
I
I
seluruh aktivitas saya semenjak saya dinyatakan
I
positif ha mil.
15
II I II I I I
I
Suami menganjurkan saya ikut kegiatan senarn ibu hamil agar saya dapat banyak teman untuk berbagi pengalaman.
16
I '
I
Ketika saya merasa cemas menghadapi kelahiran bayi, suami ikut cemas pula sehingga tidak ada yang memberi semangat untuk tenang.
17
Suami memberikan perhatian yang lebih pad a saya semenjak saya positif hamil
18
Suami kurang memperlihatkan kasih sayangnya
I
I
I
walaupun saya sedang mengandung.
19
Bila
saya
merasa
cemas
dan
takut
ketika
memikirkan bayi yang akan saya lahirkan nanti, suami
dengan
setia
menemani
dan
mendengarkan keluh kesah saya
20
Suami
menambah kecemasan say a dengan
menceritakan hal-hal buruk yang mungkin akan menimpa bayi kami.
21
Suami mencukupi kebutuhan saya dan keluarga
I
~N-o~-------P-e_rn_y-ata_a_n____ ---~--SL~IS-R~IJ-R~IT-P~I
23
Suami
memberi tahu saya informasi seputar
kehamilan
dan proses melahirkan yang
ia
.
I,
I 1 dapatkan lewat televisi atau koran. e--2-4-+-S-u_a_m_i_m_a_la_s_m_e_m_b__e_ri-ka_n_s_a-ra_n_t_e_n_ta_n_g_a_p_a_y_a_nQf--+--t--'---· harus saya lakukan untuk mengusir rasa cemas.
25
Suami menasehati saya untuk tetap tenang ketika
I
I I
I
I
I
'
!
Suami mengizinkan saya melaksanakan aktivitas
I I I
seperti biasa agar saya tidak selalu memikirkan
j
saya merasa takut menghadapi kelahiran bayi.
26
Suami sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak ada waktu untuk menemani saya refressing. I
27
hal-hal buruk
28
1---1 ketika
saya
melakukan
kesalahan kecil sehingga hati saya merasa sedih.
29
Bila sedang putus asa karena cemas menghadapi kelahiran
jabang
bayi,
suami
memberikan
semangat untuk terus berusaha, berdoa dan yakin pada sang pencipta. 30
Suami
menolak
meluangkan
waktu
untuk
mengantar saya check up ke dokter kandungan. 31
Suami
memeluk saya
untuk
membuat saya
merasa tenang. 32
Suami malas mendengarkan curhat saya tentang
r-ltI_ I I
yang belum tentu terjadi tentang
bayi kami. Suami marah-marah
I
I
I
.
1
I
I
No
Pernyataan
ketakutan saya akan keselamatan bayi kami.
33
34
Suami kebingungan mencari dana tambahan I
r--+--un.tuk biaya melahir_k._a_n_n_a_n_ti_________ 35 Sebelum perg1 bekerja, suami saya menyempatkan
dirinya
untuk
36
j I I
membantu
meringankan pekerjaan saya.
:
Walaupun saya sedang hamil, suami tetap
___ dilayani bila ingin makan. 37 Suami membelikan saya buku
\
i
I
j
I
I
I I
i,
!i
I
.
) I ·,1
minta!~'--+l--+-l-~1~__, I
· 1--+I--+---<
--+
dan
I
majalah
I
seputar kehamilan dan proses melahirkan.
I
Suami
1
1 I
1
I
1
I
I I I,,
1.·
1----t-------------------_j--+--+---!--~
38
malas
memberikan
saya
nasehat,
walaupun saya sangat membutuhkannya.
39
I
I
I
Suarni mengajak saya jalan-jalan agar saya lebih tenang dalam menghadapi kelahiran bayi karni.
l----~---------------------1---!---\--+---l
40
Sernenjak saya hamil, suarni menyuruh saya diam
di rurnah tanpa rnelakukan pekerjaan apapun
,1
1
sehingga saya menjadi bosan.
41
Suarni
mernberikan saya kejutan kecil untuk
mernbuat hati saya senang. 42
Suami mematahkan semangat saya untuk tetap tenang menghadapi kelahiran bayi karni dengan sikapnya yang cuek.
~~----------------------_J _
_,__ _,__
_,__~
l I SL \' SR II JR I TP I
··--Pernyataa~
No
!Tll
r--43-1-S_u_a_m_i_m_e_n_e-lp_o_n_u_n_t_u_k_m_e_n_a_ny_a_k_a_n__k_e_s-eh_a_t_a_n-+i
I
saya ketika ia tidak di rumah 44
I I I I I II II I.
Suami kurang memanjakan saya walaupun sayai-l
II
sedang mengandung.
l
'
I
\ 1·
1·
j 1
I
I I
I Suami sabar mendengarkan keluh kesah saya. 1---1---------------------J'·--+'--·l---1---i 46 Suami kurang memperdulikan perasaan saya ) I ! i
45
yang cemas memikirkan keselamatan bayi kami.
47
\
Suami menyiapkan dana lebih untuk kebutuhan
Suami cuek dengan pekerjaan rumah, walaupunl rumah dalam keadaan berantakan
49
Suami menyiapkan sendiri pakaian yang
I ingin I
dikenakannya tanpa meminta bantuan saya.
50
Suami
malas
mencarikan
informasi
I I
I I I I I I I
I
I
!
I I
j-..+---11---l-I _ I I
tentan~
I I
kehamilan dan proses melahirkan karena ia sibuk dengan pekerjaannya sendiri.
51
1
1
tak terduga.
48
i
I
Suami menyarankan saya untuk selalu berfikir positif akan hal-hal yang belum terjadi.
1
1
II
j'
f---1---------------------.J. _ _,__ _,__..;.....~ 52
Suami kurang
memperdulikan saya, sehingga
saya merasa sedih.
53
\
Sebelum pergi kerja, suami mencium kening saya sebagai tanda sayangnya kepada saya
54
Penghasilan suami kurang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
55
Suami membantu meringankan ketika ia punya waktu senggang
pekerjaan
say~._
_..L_
_ L_
_t__~
-1 SL ISR I JR ITPl alli I
--·--~-·---·
No
Pernyataan
56
Suami malas mengajak saya jalan-jalan agar ras
-
cemas saya menjelang kelahiran bayi teralihkan. 57
mendukung
Suami
say a
untuk
oi
teta
i
I
~I tidak selalu mengkhawatirkan hal-hal yang belurn I
I
melaksanakan aktivitas seperti biasa agar say
I
I I
tentu terjadi pada bayi kami nanti. Tabungan
58
suami
kurang
untuk
i
n)
persiapa
kelahiran bayi kami.
I
_i ___ _,_l_
Walaupun sudah lelah sepulang kerja, suami !eta P I
59
ikut membantu menyelesaikan pekerjaan say
a
I I'
I yang belum selesai.
6oT
I
I
I.
keselamatan
bayi
kami,
sua mi
menasehati saya untuk selalu berdoa. 61
Kebutuhan saya tercukupi oleh penghasilan suam
62
Suami
menolak
membantu
I'
I
i
I
II I i I II
menyelesaika
pekerjaan saya, walaupun saya sedang hamil Suami
memiliki tabungan
yang
cukup
untu
keperluan saya melahirkan nanti
I
'
I
I _J
I
'
iI i
'
I
I I
+I I
!-
63
_,_ _ _-+---1
I I I I
Saat membayangkan hal-hal yang-menakutka tentang
l
i
II Ii
Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi.
No 1.
Pernyataan Saya merasa khawatir akan keselamatan bayi saya ketika dilahirkan nanti.
lSL SR JR TP
1' !
I I
No 2.
3.-
I SL I SR \ JR I TP I ~ l ! ! I ii I i l
Pernyataan
Saya merasa kuat menjalani kehamilan ini. saya mera-sasu-1i_t_b--e--rk_o_n--s-e-nt-ra_s_i_d_a_1a_m _ _ _ _ -f1---r--~1
I mengerjakan sesuatu '
4.
!I
menjelang waktu
l
Walaupun saya mendengar banyak bayi lahir
I kepala saya terasa sakit. 6.
J
1
II
I
,
·1
i
I
I
--7.- __A _____k_h_i-r--ak-h-ir--ill._i_s_a_y__a___m__e_ra_s_a_t_e_g_an_g__
1
seorang balita yang cacat mental.
ii ,
'
1--il
l I I I I ----------==--J-----r--1
Suhu tubuh saya tetap normal setelah melihat
l
I' l
1
Tubuh saya biasa-biasa saja walaupun waktu melahirkan semakin dekat.
8.
j
i'
I
I
5~- Beberapa bulan-menjelang kelahiran bayi kami,
I'
i
-,
cacat, saya tetap tenang-tenang saja.
l
I I I I I I
I
melahirkan.
I
--i
i
I il
I
I
j
II
I
I
_
j
)
I I
I
I 'l
j
I j 1------1-------------------------r--t---r --+ ---11
9.
Saya merasa jantung saya berdebar lebih cepat
j
bila melihat ada bayi yang lahir cacat.
I
I I
I I I
11. Akhir-akhir ini lambung saya terasa sakit.
---1-------------c-----~--c--t--+--t----'-+-------1
12. Saya merasa santai ketika memikirkan bayi kami waktu dilahirkan nanti
13. Mulut saya terasa kering akhir-akhir ini.
~
_,_________
14_ Hal-hal yang belum terjadi tidak saya pikirkan_ 15. Saya merasa berat sekali menjalani kehami!ari ini. 16. Saya dapat berkonsentrasi dengan baik ketika bekerja setelah mendengar bayi teman baik saya meninggal dalam kandungan.
--J--------i---1-------j
No
17.
Pemyataan
I SL SR \ JR TP 1 1 : Saya merasa gelisah bila membayangkan tentang 1
I
keselamatan bayi kami nanti.
l'
18. Kepala saya terasa ringan-ringan saja ketika
I I
memikirkan nasib bayi kami nanti setelah dilahirkan.
19. Sebagian anggota tubuh saya gemetaran ketika
' )·--+--1---l--
mendengar ada bayi yang lahir cacat. 20.
Walaupun waktu melahirkan semakin dekat, sayal
1
1
I I Keringat saya mengucur deras ketika takut karena / I I membayangkan kehilangan bayi yang saya I I ' I kandung. I I I
tetap merasa santai.
21.
22.
Jantung saya tetap berdetak dengan normal ketika membayangkan masa depan bayi kami nanti.
23.
Lambung saya baik-baik saja selama kehamilan ini.
25.
Semakin dekat waktu melahirkan, saya merasa amat pusing.
26.
1
)
I
'
Nafas saya terasa sesak ketika memikirkan nasib bayi kami setelah dilahirkan nanti.
24.
11-·____,____, J )
Selama masa kehamilan, mulut saya terasa basah.
27.
Saya khawatir bila bayi saya nanti lahir cacat.
28.
Saya menjalani kehamilan ini dengan optimis.
29.
Saya melamun ketika bekerja karena terbayang
No
Pernyataan
e----+-h-a-1--ha_l_y_a_n_g_n_e_g-at-if_m_e_n_g_e_n_a_i-ke_s_e-la_m_a_t_a_n_b_a_y_i
'1 SL II SRTI JR I, TP I
-r
I
kami. 30.
I
yang dilahirkan sudah tak bernyawa
I
i
I
I
membayangkan keselamatan bayi kami ketika dilahirkan nanti. 32.
,
i\ II
Saya tetap tenang ketika mendengar ada bayi
31. Sakit kepala datang menyerang ketika saya
I
Reaksi tubuh saya biasa-biasa saja setelah
I
mendengar ada bayi yang meninggal sesaat
I I I c--1~~~~~~~~~~1-+---+-1-+--111 I
setelah dilahirkan.
33.
Semakin mendekati waktu melahirkan, saya
--1
.
I
r----1-m_e_r_a_sa_te_g_a_n_g_.________________ \_-+--+----+-...., 34.
l l\
:::~::is::~gk:::t ~:~~-keringat setelah melihat ..
35. Ketika mendengar ada bayi yang meninggal
-+1·
dalam kandungan, jantung saya berdebar lebih cepat. 36.
Saya tetap dapat bernafas dengan lancar setelah melihat ada anak yang cacat fisik.
37.
Penyakit lambung saya kambuh selama saya mengandung bayi ini.
38.
Selama masa kehamilan saya tidak pusing memikirkan keselamatan bayi kami. ·
39.
Semakin mendekati waktu melahirkan, mulut saya terasa kering.
40.
Saya yakin bayi kami nanti akan baik-baik saja.
--t-------t--+-----!
No
Pernyataan
I
f------t---------------------·__j_._ 41. Akhir-akhir ini saya merasa seperti di ujung tanduk karena khawatir akan keselamatan bayi kami. 42.
43.
I
I ITP
'
l
SL SR JR
~
I
I
/i
\
l
I
I~
I I 1
1
i
Menjelang waktu melahirkan saya tetap dapat
r
i
i
i
berkonsentrasi dalam mengerjakan sesuatu.
I
\ I
Saya merasa gelisah ketika membayangkan hal-
I
)
J
i
r,
.
11
+l--+---+I--+-!_...,
_ .......,._: __:_\r_y:_:_:_b-ur_u_k_t_e_n_ta_n_g_b_a_y_i_y_a-ng_a_k_a_n_s_a_y_a___
I
44. rWalaupun waktu melahirkan semakin dekat, kepala saya terasa baik-baik saja.
47.
Tubuh saya basah keringat karena
48.
I
49.
1
dengan tiga kaki, detak jantung saya tetap
I
Lambung saya baik-baik saja selama masa
I
!
I I J---1---+--+1_-1 I'
saya lahir cacat. 50.
I
Setelah mendengar berita tentang bayi yang lahir
normal. Nafas saya sesak setelah membayangkan bayi
:.!
I
membayangkan beban hidup semakin bertambah setelah bayi ini dilahirkan.
Ill
J_,_I I
I
I
--+---+___,
I
I
kehamilan.
51.
::;a~:::~:~t~sing sekali bila memikirkan nasib
52.
Mulut saya terasa biasa-biasa saja ketika
1---+--+--+---l
1
No
Pernyataan
·----1 SL I SR IJR i
---------------+
memikirkan keselamatan bayi ketika dilahirkan nanti.
I
t
i
I 1
'
1
i
'1
TP
i I
1
I
.-1-~-~-~~
Lampiran 9 Skala dukungan sosial dan kecemasan menghadapi kelahiran bayi
Kata Pengantar
Dengan hormat Saya mahasiswi psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sedang melakukan penelitian mengenai "Hubungan Antara Pemberian Dukungan Sosial Dari Suami Dengan Kecemasan Menghadapi Kelahiran Elayi Pada /bu Hamil". Oleh karena itu, saya meminta kesediaan ibu untuk turut serta membantu penelitian
ini dengan mengemukakan pendapat yang sejujur-jujumya.
Mengenai pernyataan yang ibu berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Saya mengharapkan agar ibu tidak melewatkan satu pun pernyataan yang ada, demi kelengkapan informasi yang diperoleh. Sebelum diserahkan, saya mengharapkan agar ibu memeriksa kembali kelengkapan jawaban yang ibu berikan. Alas kerja sama dan bantuannya saya ucapkan terima kasih. Jakarta, 08 oktober 2007
Peneliti
Biodata lstri
1. Nama 2. Usia 3. Usia kehamilan 4. Kehamilan ke 5. Pekerjaan a. lbu Rumah Tangga
b. Pegawai Negeri
c. Karyawan
d. Lain-Lain
6. Pendidikan Terakhir SD I SMP/ SMA/ D1/ D2/ D3/ S1/ S2 7. Alamat
Biodata Suami
1. Nama Suami 2. Usia Suami 3. Pekerjaan Suami a. Pegawai Negeri
b. Karyawan
c. Buruh
d. Lain-lain
4. Pendidikan Terakhir Suami SD I SMP/ SMA/ D1/ D2/ D3/ 81/ 82
Petunjuk pengisian
Baca dan pahamilah baik-baik setiap pernyataan berikut ini, kemudian anda di minta untuk mengungkapkan apakah pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda dengan memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban yang tersedia. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Adapun alternatif jawaban yang tersedia adalah sebagai berikut: SR
SL
: Selalu
KD
: Kadang-kadang
TP
: Sering
: Tidak Pernah
Contoh: No
Pernyataan
1.
Akhir-akhir ini saya merasa bahagia.
2.
Saya gemetaran ketika bertemu dokter
SL
SR
KD
TP
x x
Skala Pemberian Dukungan Sosial Dari Suami No 1.
Pernyataan Suami menyiapkan dana lebih untuk kebutuhan tak terduga.
2.
Semenjak hamil, suami melarang saya keluar rumah untuk beraktivitas seperti biasa
SL
SR
KD
TP
No
3
Pernyataan
SL
Waiau pun sud ah lelah sepulang kerja, suami
ikut
tetap
menyelesaikan
pekerjaan
membantu saya
yang
belum selesai
4.
Suami malas mengajak saya jalan-jalan agar
rasa
cemas
say a
menjelang
kelahiran bayi teralihkan.
5.
Suami menyiapkan sendiri pakaian yang ingin
dikenakannya
tan pa
meminta
bantuan saya
6.
Suami malas memberikan saya nasehat, walaupun saya sangat membutuhkannya
7.
Suami memberikan saya semangat untuk tenang dalam menjalani kehamilan ini.
8.
Suami malas memberikan saran tentang apa yang
harus say a lakukan untuk
mengusir rasa cemas.
9.
Suami menanyakan kondisi say a dan janin yang saya kandung.
10.
Suami
ma las
mencarikan
informasi
tentang kehamilan dan proses melahirkan karena ia sibuk dengan pekerjaannya sendir.i.
11.
Suami memeluk saya untuk membuat saya merasa tenang
12.
Suami kurang memperdulikan perasaan say a
yang
cemas
memikirkan
SR
KD
TP
SL
Pernyataan
No
keselamatan bayi kami.
13.
Suami sabar mendengarkan keluh kesah saya
14.
Suami
menolak
kesah
tentang
mendengarkan
keluh
kecemasan
saya
menghadapi kelahiran bayi ini
15.
Suami menghargai perasaan saya yang kadang cemas memikirkan keselamatan bayi kami nanti
16.
Suami
membiarkan
saya
periksa
kehamilan sendirian
17.
Suami
memberi tahu saya informasi
seputar kehamilan dan proses melahirkan yang
ia dapatkan lewat televisi atau
koran
18.
Sikap
suami
cuek
terhadap
say a
walaupun saya sedang hamil.
19.
Suami menyarankan saya untuk selalu berfikir positif akan hal-hal yang belum terjadi
20.
Suami
sibuk
dengan
pekerjaannya
sehingga kurang mempedulikan saya.
21.
Suami tenang
menasehati saya ketika
saya
untuk tetap
merasa
takut
menghadapi kelahiran bayi
22.
Suami menuntut saya untuk menyiapkan segala
kebutuhannya
walaupun
saya
SR
KD
TP
No
Pemyataan
SL
SR
KD
TP
KD
TP
sedang hamil.
23
Suami mengajak saya jalan-jalan agar saya lebih tenang dalam menghadapi kelahiran bayi.
24.
Suami cuek dengan pekerjaan rumah, walaupun
rumah
dalam
keadaan
berantakan.
25.
Suami mengizinkan saya melaksanakan aktivitas seperti biasa agar saya tidak selalu memikirkan hal-hal buruk
yang
belum tentu terjadi tentang bayi kami.
26.
Tabungan suami kurang untuk persiapan kelahiran bayi kami.
27.
Suami
memberikan saya kejutan kecil
untuk membuat hati saya senang.
28.
Suami kurang
memperdulikan saya,
sehingga saya merasa sedih.
Skala Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
No 1.
Pemyataan
SL
Mulut saya terasa biasa-biasa saja ketika memikirkan
keselamatan
bayi
ketika
dilahirkan nanti
2.
Saya khawatir bila bayi saya nanti lahir cacat.
SR
No 3.
Pernyataan Selama pusing
masa
saya
tidak
keselamatan
bayi
kehamilan
memikirkan
SL
kami. 4.
Akhir-akhir ujung
ini saya merasa seperti di
tanduk
karena
khawatir
akan
keselamatan bayi kami. 5.
Lambung say a baik-baik saja selama kehamilan ini.
6.
Say a melamun ketika bekerja karena terbayang hal-hal yang negatif mengenai keselamatan bayi kami.
7.
Saya tetap dapat bernafas dengan lancar setelah melihat ada anak yang cacat fisik.
8.
Say a
merasa
membayangkan
gelisah hal-hal
yang
ketika buruk
tentang bayi yang akan saya lahirkan
9.
Setelah mendengar berita tentang bayi yang lahir dengan tiga kaki, detak jantung saya tetap normal.
10.
Sakit kepala datang menyerang ketika saya membayangkan keselamatan bayi kami ketika dilahirkan nanti.
11.
Suhu tubuh saya tetap normal setelah metihat
seorang
balita
yang
cacat
mental.
12.
Sebagian anggota tubuh saya gemetaran ketika mendengar ada bayi yang lahir
SR
KD
TP
No
Pernyataan
SL
ca cat.
13.
Walaupun
waktu
melahirkan
semakin
dekat, saya tetap merasa santai
14.
Semakin mendekati waktu melahirkan, saya merasa tegang.
15.
Reaksi
tubuh
setelah
saya
biasa-biasa
mendengar
ada
bayi
saja yang
meninggal sesaat setelah dilahirkan
16.
Keringat saya mengucur deras ketika takut karena membayangkan kehilangan bayi yang saya kandung
17.
Waiau pun
waktu
melahirkan
semakin
dekat, kepala saya terasa baik-baik saja.
18.
Saya merasa jantung saya berdebar lebih cepat bila melihat ada bayi yang lahir ca cat.
19.
Walaupun saya mendengar banyak bayi lahir cacat, say a tetap tenang-tenang saja.
20.
Nafas
say a
terasa
sesak
ketika
nasib bayi kami setelah
memikirkan
dilahirkan nanti
21.
Saya dapat berkonsentrasi dengan baik ketika bekerja setelah mendengar bayi tern an
baik
say a
meninggal
dalam
kandungan.
22.
Lambung
say a
terasa
sakit
setelah
SR
KD
TP
No
Pernyataan
SL
memikirkan keselamatan bayi kami
23.
Say a menjalani kehamilan ini dengan optimis.
24.
Ke pa la
saya
pusing
sekali
bi la
memikirkan nasib bayi saya nanti
25.
Saya yakin bayi kami nanti akan baik-baik saja.
26.
Mulut
say a
terasa
kering
setelah
memikirkan hal yang buruk mengenai bayi saya.
SR
KD
TP
Lampiran 10
Uji Normalitas Skala Dukungan Sosial
Explore Case Processing Summary
dukungan sosial
Descriptives
I dukungan sosial
Statistic Mean 95% Confidence Interval for Mean
'' !
Std. Error
2.488
91.87 86.78
Lower Bound
Upper Bound
96.96
5°/o Trimmed Mean Median Variance Std. Deviation Minimum
93.50 94.50 185]06 13.627 34 "I09 75
Maximum
Range Interquartile Range
11 -2.1305 10.888
Skewness Kurtosis
.427 .833
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnovra\ Statistic dukungan sosial
.212 .. a L1lhefors S1gn1ficance Correct1on
Shapiro-Wilk
Siq.
df
30
.001
I
Statistic
I
740T
I
df
I
30
!
Sio.
.000
Dukungan sosial dukungan sosial Sten)-and-Leaf Plot
Frequency
Stern
,~
Leaf (~<74)
2.00 Extremes 2.00 "' 1. 00 8 2.00 8 8.00 9 6.00 9 8.00 10 1.00 10
width: Each leaf:
SteHl
88 ., ·' 78 01111234 557778 00112333 9 1 () 1 case {s)
Normal Q-Q Plot of dukungan sosial
2
0 /
o/
"'E... 0
z
0
"C 0
;f
...."'0
"'c..><
0
w
0 0
0
0
-1 0 0 0
-2 20
40
60
80
Observed Value
100
120
Detrended Normal Q-Q Plot of dukungan sosial
1-
coo 0 0
0
0
CU:Oo-eri,+------1 -
0
0 0
t1)
E 0
0
z
0
E 0 J=:-1> Q) Cl
-20 I
I
I
I
40
60
80
100
Observed Value
100
80
26 0
60
40
*
10
dukungan sosial
Lampiran 11
Uji Normalitas Kecemasan Menghadapi Kelahiran Bayi
Explore Processing Summary Cases
I
Valid
Missing
\
Total
-------~~·~----i·-~----·-··~··:·----~-~-,,-
I
N kecemasan menghadapi kelahiran bayi
30
I I
Percent
I
N
I
100.0%
I
I
·
Percent
·
Percent
N
I
I
.0°/o i
0\
!
30
!
I
i
100.0%
Descriptives
I kecemasan menghadapi kelahiran bayi
Statis\ic Mean
55.50
'! Std. Error
I
i
95°/o Confidence
Lower Bound
Interval for Mean
49.93
Upper Bound
61.071
5% Trimmed Mean
55.13
Median
56.50
Variance
I
Std. Deviation
Skewness Kurtosis
222.3281
291 I
Range Interquartile Range
I
14.911
Minimum Maximum
2.722
!
~
93
I
64 ~
241 .2071 -.033 I
.427 .833
Tests of Normality _____ J
_101
\ j 1
di
\
I !
30
Sig_
j __________ -
Statistic
i
_200(·) !
_975.
',--:,,,-,-.,..~,..-~.,--~.,--,-.,.~~....,.-..,,,..-~~~~~~~~~~~
* This is a lower bound of the true s1gn1ficance. a Lilliefors Significance Correction
kecemasan menghadapi kelahiran bayi Stem-and-Leaf Plot
Frequency 1.00 4.00 6.00 6.00 10.00
2.00 .00 1.00
Stent width: Each leaf:
Stem
Leaf
{,
2 3
9 1678
4
013489
5
345678 0234567788 58
6
7 8 9
3
10 1 case(s)
Shapiro-Wilk !,
di
'-
t
30 1
Sig_ _670
Normal Q-Q Plot of kecemasan menghadapi kelahiran bayi
2 0
0
Oi
E
00 00
~
0
z "C 0 Q)
t>
00
Q)
a. >< UJ
00 0 0
-1
0 0
0
-2 20
40
60
Observed Value
80
100
Detrended Normal Q-Q Plot of kecemasan menghadapi kelahiran bayi
o.s--r--------------------------. 0 0.6-
..."'0E
0.4-
z
E
0 .......
0.2-
> Cll
0
0 00 '% 0
0
n
0.0
u
0
00 0
0
oO 0 00
-0.2-
u
0
I
I
I
I
20
40
60
80
Observed Value
I
100
100
80
60
40
20
kecemasan menghadapi kelahiran bayi
PE!VIERiNTAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
SUKU DINA.S KESEHATAN KODYA JAKARTA BARAT
PUSKESMAS I<ECAMATAN I
JAKARTA
S(JRAT KETERANGAN Nornor • ')
0
10. 7712007
Yang bertanda tangan dibawah ini, Kcpala Puskesmas Kecamatan Kalideres Kodya Jakarta Baral dengi:n rnenerangkan balnva Zahrotul Hurnairoh NIM
103070029026
Univer~;its
UIN Syarif Hidayatullah
Fakultas
Psikologi
T1nggal Survey
23 Oktober 2007 5/d 31 Oktober 2U07
Benar yarg bersangkutan telal1 melakukan Penditian di Puskesmas Kecamatan Kalideres Jakarta Barnt. Demikian Su>at Keterar,gan ini dibuat sebagaim
Jakarta, 5 Nopcmber 2007
PEMERINTAH KOTAIVIAOYA JAKARTA· BAHAT JL !~aya Ki:mbnng:;1n -Tdpon: 5813369 JAKARTA
S L' ll AT K E T E I< A N C A N No. : I X I IP I Adwil I 200.7.. \Valikot:J.maclyu
J-ikarta
Baral
rnenerangknn
bahwa
;csuai
dcngan
pcrmo-
h0nan dari Pembantu Dl.lkan 3id'll1G Alea demi~ J?akul ta11 I'sikologi UIN Sy3:ri! Hida_ya
t·.Ulah Jakarta !lomcr : Un.01/F7/KI·!.01.3/2943/2007 tanggal 20 Sopternoer 2001 :perihal Permohonan Sui'vey,dan Nota Dinas Kl:l.Bada.11 Kenbant; Kodya Jakarta Ba.rat Nomor;554/u1 .5t51D -'.;a.'1.ggal 25 September 2007 I'or)hal PeneJ.itian/Survey. ZAHH01'UL ITUHAYHOH i\'Iah:1sis va
Pekerjaan
1
No tv1aha5'isw;1 A
J
a rn al
.tdi!lab
111allasi~.wa
Jl .Pete. Sula tan Rt .
piida
Fakul tag Psikologi Universi tas Sya:..,it Hidaya. tullal1 24 Septembvr s. d 24 Oktober 200','
akan 1ncng:1tiakan
Penel 1 tian/Snrve,y
tokasi
I.
Kcpada p:l•a C;11'1,'\ d<\ll l.. ur,tii sc1li\ l11sln11si!Lcmb:ig,a/Bau111 d,i11 RT/R\V si..:tc1npat, diharapk<1n agar inc:nbcr:kan b;1ntu:111 y;111g d1pcrlukan d.:ngan ::;;t;H<111 apabila 1nenya:1gkut Dat;\-da!a ke-\\11hyah-an, S:u1,l
Pcrnegans Sur.it kct..:rangdil \\·rsebut dii!\;!S scsudah ne11yelc.saika11 tugasnya dirninta, untuk 111cny<1rnpa:k
NII'.
4/0039371
DEPARTg1vmN AGAMA uNfVEHSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYAJUFHIDAYATULLAHJAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGI !:Certu Iv!ukti i'~o.5 Circudeu Cipuiat Jak:1rt:)
·Ton1or ,e_rnp. bl
Schit.~u
15419 'fclp. (021) 7433060 Fux. 74714714
Un.OJ/F7/KM.Ol.3/Z9'1 \ 12007
Jnkarlr., 20 Scpten1ber 2007
Izin Penelitian Kepada Yth. ·KcpJ!a Badan J(esatuan Ba11gsa U/p V/alikotanu1dya Jakarta Darat di Jakart
Ocngan honuut, kaini san;p~1ilc: 1 n balnva:
Z.ahrorul I-Iun1airoh
Na111a T~nlpJt/Tgl
Lah;r
Alan1at
Jakart1, I Nopember 1984 JI.Peta Sclatan P.t9/I No.97 Kalidcrcs Jnk-Bar
adalah bcnar 111al1asis'>va FJkuJu::is Psikologi U1N Syarifl-Iidayatullah Jakarta Se1ncster
IX (Sc111bilan)
f\'on1or Pokok Tahun .A.kndernik Progrnn1
103070029029 2007/2008 Stratn I (S-!)
Schub1Jngan de.1gan tugas p,;:nyclc::;aian skripsi )
Jc111i:zian at<Js per!uHi;·,n dan b<-1nlua11 Dwpak/lbu/Saudara k1 1 nd t!Ci:'
:\ .11.
Dc:zan P.enJb.:-intu Dck;_1n
~~fil(J,;,;g~'.fd/nik
/."/·-··''"''~?~~)~ ..ft. f)ra.
Zn1ll'otun/1~1 ihayah, lv1.Si
NIP. 150 238
Tcinbusan : Fakult::is Psikolcgi
D~kan
~71