ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR, INFLASI, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH (PADA PERBANKKAN SYARIAH DI INDONESIA)
Disusun Oleh:
ACHMAD TOHARI 106081002370
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M
ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR, INFLASI, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh AHCMAD TOHARI NIM : 106081002370
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP 19690203 200112 1 003
Titi Dewi Warninda, SE, M.Si NIP 19731221 200501 2 002
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H/2010 i
Hari ini Tanggal 20 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas nama Achmad Tohari NIM : 106081002370 dengan judul
skripsi
“ANALISIS
PENGARUH
NILAI
TUKAR
RUPIAH
TERHADAP DOLLAR, INFLASI, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA”. Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Agustus 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Arif Mufraini, Lc, M.si Sekretaris
Dr A. Dumiyati, MA Ketua
Yahya Hamja, Dr,. MM. Penguji Ahli
ii
Hari ini Tanggal 15 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas nama Achmad Tohari NIM : 106081002370 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RP/$, INFLASI, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PRBANKAN SYARIAH DI INDONESIA”. Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta. Jakarta, 15 Desember 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi Ketua,
Sekretaris,
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Murdiyah Hayati, S.Kom, MM
Penguji Ahli I,
Penguji Ahli II,
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
Titi Dewi Warninda, SE, Msi
Penguji Proposal
Hemmy Fauzan, SE, MM
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Achmad Tohari
Tempat/Tanggal lahir
: Purwokerto, 30 Mei 1987
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Alamat
:Perum LBC. Blok BJ: 25 Parung-Bogor
Agama
: Islam
Warga negara
: Indonesia
No. Telp
: 085810511759/085664017339
Alamat E-mail
:
[email protected]
Pendidikan : 1) Tamatan SD Islam Almukhlisin Bogor 1999 2) Tamatan MTS Al-Zaytun Indramayu 2002 3) Tamatan MA Al-Zaytun Indramayu 2005 4) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen Perbankan 2006 – 2010.
iv
ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the effect of Rupiah to Dollar Currency Exchange Rate, Inflation and Money Supply (M2) against the Third Party Funds and their implications on Mudharabah on Sharia Banking in Indonesia. Path Analysis methodology with structural models was utilised in this study. The result of study of substructure I was discovered that the variable Rupiah to Dollar Currency Exchange Rate, Inflation and Money Supply (M2) significantly affected the Third Party Funds. The result of study of substructure II was found that the variables of the Money Supply and the Third Party Funds (TPF) Significantly affected mudharabah
Keywords: Rupiah to Dollar Currency Exchange Rate, Inflation, and Money Supply, Third Party Fund (TPF), Mudharabah, Path Analysis Methodology.
v
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga serta implikasinya pada Pembiayaan Mudharabah di Perbankan Syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur dengan model struktural. Hasil pengujian pada substruktur I menunjukkan bahwa variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. Hasil pengujian pada substruktur II menunjukkan bahwa variabel Jumlah Uang Beredar dan Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh signifikan terhadap Mudharabah.
Kata Kunci : Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar, Dana Pihak Ketiga (DPK), Mudharabah, analisis jalur. .
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, Puji dan Syukur atas kekuatan yang diberikan Allah padaku untuk bisa berjuang menyelesaikan amanah dan segala kewajibanku sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga serta implikasinya pada Pembiayaan Mudharabah di Perbankan Syariah di Indonesia”. Skripsi ini tersusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis mengalami banyak kesulitan, namun dengan support dan bantuan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meski masih jauh dari kesempurnaan. Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Ayahku Salim Abdul Rachman dan Ibuku Rasmini tercinta yang selalu menguatkan diriku dengan do’a, biaya yang tidak sedikit dan selalu memberiku kasih sayang, semangat, serta menasehatiku dan membimbingku untuk keberhasilan dalam segala hal. 2. Seluruh saudaraku Mba Deniza Mukti Lestari, dan adik-adiku Saras, Fadil dan Ismie walaupun sering mengganggu namun turut memberikan semangatnya. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa melindungi dan memberikan kebahagiaan kepada mereka, Amin.
vii
3. Bapak Prof. Dr. Ahamad Rodoni, MM Pudek I Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis, sekaligus Dosen Pembimbing I, terima kasih atas bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran. 4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas bimbingan, motivasi dan arahan yang berharga kepada penulis sehingga menjadi pengalaman yang tak terlupakan di hati penulis. 5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima kasih atas nasihat dan saran-saran yang berharga kepada penulis. 6. Bapak Indoyama Nasarudin, MAB, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima kasih atas nasihat dan saran-saran yang berharga kepada penulis. 7. Bapak Yahya Hamja. Dr. MM. Phd. selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih atas bimbingan, motivasi dan nasehatnya . 8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah khususnya jurusan Manajemen yang telah memberikan Ilmu yamg sangat berharga bagi saya pribadi. 9. Terima kasih pula untuk Om Didan atas dukungan dan nasehatnya, Tante Mita, dan Tante Imel atas saran-saran yang berguna. 10. Teman-teman FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2006 Manajemen A dan Perbankan A yang selalu ada dalam suka maupun duka serta memberikan motivasi selama masa perkuliahan. Khususnya teman-teman Gayo Fc, Herry yang banyak bantu dengan saran-saran jitunya (mantap dah). 11. Teman-teman Universitas BL, I-wank, Bgoes, Depri, Andreas, E-q, Seha, Apri, yang seru tapi gila. 12. Sahabat-sahabat terbaik di Perum LBC. Hanan sahabat dari kecil yang lenjeh, Beni anak tegal yang kacau tapi banyak membantu, Anjar d’nasiv Prayoko (le, masih mirip sama Ryan d’masiv ga), B…. (yang tak disebut namanya), Icha yang baik hati walau kadang perhatiannya kaga jelas hehe, Agi yang selalu bikin semangat (berarti sekali semangatmu gie), Hezty Mei Erovita si anak pinter, Isah, Mutqien, Rani, James.
viii
13. Tidak lupa pula untuk Evoly Inuy Nait, yang menjadi bintang diantara bintangbintang yang bersinar yang slalu mendoakan dan mengingatkan…Jadilah bintang dimanapun kau bersinar, semoga bahagia. 14. Trim’s jg at Leni Rahayu, Latifah, yang selalu memberikan dukungan serta doa y,..sMoga kalian mendapatkan yang lebih baik. 15. Khusus untuk seorang wanita yang selalu dikagumi, diingat, di senangi dan mendapat tempat khusus di hati…Yelinda Murni. Thaks Nda banyak yang q tiru dari qm.. 16. Untuk Ibu Fifah Asri dan Bapak Putu Rahwidhiyasa (Kepala Desk Penggadaian) Bank Syariah Mandiri (BSM) yang saya hormati, terima kasih atas saran dan bimbinganya. Semoga segala amalan yang baik tersebut akan memperoleh balasan rahmat dan karunia dari Allah SWT, Amien. Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang ada pada penulis sehingga tidak menutup kemungkinan bila skripsi ini masih banyak kekurangan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanaya penulis berharap segala ktitikan dan saran yang membangun demi terwujudnya kesempurnaan skripsi ini, dan dapat membuka jalan untuk meraih cita-cita penulis.
“Bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap masalah yang lampau, dan menatap hari esok dengan lebih cerah? Bukankah dunia lebih indah jika kita bisa melepaskan "kepalan" dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain?”
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................................
iv
ABSTRACT ...........................................................................................................
v
ABSTRAK .............................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................
vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR..............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Bank Syariah.............................................................................. 10 B. Nilai Tukar Rp/$ ........................................................................ 11 C. Inflasi .......................................................................................... 14 D. Uang Beredar (M2) .................................................................... 19 E. Dana Pihak Ketiga (DPK) ......................................................... 21 F. Mudharabah ............................................................................... 22 G. Penelitian Sebelumnya ............................................................... 25 H. Kerangka Berfikir...................................................................... 27 I. Hipotesis ..................................................................................... 30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 32 B. Metode Penentuan Sampel ........................................................ 32 C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 32
x
D. Metode Analisis .......................................................................... 33 E. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 43 BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................. 47 B. Penemuan dan Pembahasan ...................................................... 50 C. Interpretasi Hasil ....................................................................... 90
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ................................................................................ 94 B. Implikasi..................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 96 LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Demand Inflation
15
2.2
Cost Inflation
16
2.3
Kerangka Berfikir
29
2.4
Paradigma Penelitian
30
3.1
Hubungan Kausal X1, X2, X3 terhadap Y
34
3.2
Hubungan Kausal X1, X2, X3, dan Y Pada Z
35
4.1
Grafik Nilai Tukar Rupiah/$
52
4.2
Grafik Inflasi
54
4.3
Grafik Jumlah Uang Beredar
56
4.4
Grafik Dana Pihak Ketiga
58
4.5
Grafik Pembiayaan Mudharabah
60
4.6
Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan
62
4.7
Diagram Jalur Substruktur I
65
4.8
Diagram Jalur Substruktur II
70
4.9
Hasil Perhitungan Diagram Jalur Setelah Trimming
78
4.10
Diagram Jalur Sub Struktur I Setelah Trimming
80
4.11
Diagram Jalur Sub Struktur II Setelah Trimming
85
xii
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
3.1
Standar Penilaian Kesesuaian (Fit)
42
4.1
Nilai Tukar Rp/$
51
4.2
Inflasi (dalam desimal)
53
4.3
Jumlah Uang Beredar (dalam miliaran)
55
4.4
Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah
58
4.5
Mudharabah (Dalam Miliaran Rupiah)
60
4.6
Hasil Korelasi Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2)
4.7
62
Pengaruh Antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)
4.8
66
Pengaruh Antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Mudharabah
4.9
Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan Endogen
4.10
71
75
Hasil Uji Goodness of Fit Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 terhadap Dana Pihak Ketiga serta Implikasinya terhadap Pembiayaan Mudharabah
76
4.11
Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Modifikasi
77
4.12
Hasil Korelasi Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) setelah Trimming
4.13
Hasil Uji Pengaruh antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap DPK
4.14
80
Hasil Uji Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M2) dan DPK terhadap Pembiayaan Mudharabah
4.15
79
85
Hasil Perhitungan Pengaruh antar Variabel Setelah Trimming
87
xiii
4.16
Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Trimming
4.17
Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur,
88
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung, dan Pengaruh Total tentang Pengaruh antara Nilai Tukar Rp/$ (X1), Inflasi (X2), dan Jumlah Uang Beredar (M2) (X3) terhadap DPK (Y) serta Implikasinya terhadap Pembiayaan Mudharabah (Z)
xiv
90
i
Hari ini Tanggal 20 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas nama Achmad Tohari NIM : 106081002370 dengan judul
skripsi
“ANALISIS
PENGARUH
NILAI
TUKAR
RUPIAH
TERHADAP DOLLAR, INFLASI, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA”. Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Agustus 2010
ii
Hari ini Tanggal 15 Bulan Desember Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas nama Achmad Tohari NIM : 106081002370 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RP/$, INFLASI, DAN JUMLAH UANG BEREDAR (M2) TERHADAP DANA PIHAK KETIGA SERTA IMPLIKASINYA PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA PRBANKAN SYARIAH DI INDONESIA”. Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta. Jakarta, 15 Desember 2010
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Achmad Tohari
Tempat/Tanggal lahir
: Purwokerto, 30 Mei 1987
Jenis kelamin
: Laki-Laki
Alamat
:Perum LBC. Blok BJ: 25 Parung-Bogor
Agama
: Islam
Warga negara
: Indonesia
No. Telp
: 085810511759/085664017339
Alamat E-mail
:
[email protected]
Pendidikan : 1) Tamatan SD Islam Almukhlisin Bogor 1999 2) Tamatan MTS Al-Zaytun Indramayu 2002 3) Tamatan MA Al-Zaytun Indramayu 2005 4) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen Perbankan 2006 – 2010.
iv
ABSTRACT The purpose of this study was to analyze the effect of Rupiah to Dollar Currency Exchange Rate, Inflation and Money Supply (M2) against the Third Party Funds and their implications on Mudharabah on Sharia Banking in Indonesia. Path Analysis methodology with structural models was utilised in this study. The result of study of substructure I was discovered that the variable Rupiah to Dollar Currency Exchange Rate, Inflation and Money Supply (M2) significantly affected the Third Party Funds. The result of study of substructure II was found that the variables of the Money Supply and the Third Party Funds (TPF) Significantly affected mudharabah
Keywords: Rupiah to Dollar Currency Exchange Rate, Inflation, and Money Supply, Third Party Fund (TPF), Mudharabah, Path Analysis Methodology.
v
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga serta implikasinya pada Pembiayaan Mudharabah di Perbankan Syariah di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur dengan model struktural. Hasil pengujian pada substruktur I menunjukkan bahwa variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) berpengaruh signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. Hasil pengujian pada substruktur II menunjukkan bahwa variabel Jumlah Uang Beredar dan Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh signifikan terhadap Mudharabah.
Kata Kunci : Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar, Dana Pihak Ketiga (DPK), Mudharabah, analisis jalur. .
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillah, Puji dan Syukur atas kekuatan yang diberikan Allah padaku untuk bisa berjuang menyelesaikan amanah dan segala kewajibanku sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga serta implikasinya pada Pembiayaan Mudharabah di Perbankan Syariah di Indonesia”. Skripsi ini tersusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Sarjana Strata Satu (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan Skripsi ini penulis mengalami banyak kesulitan, namun dengan support dan bantuan dari berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan meski masih jauh dari kesempurnaan. Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Ayahku Salim Abdul Rachman dan Ibuku Rasmini tercinta yang selalu menguatkan diriku dengan do’a, biaya yang tidak sedikit dan selalu memberiku kasih sayang, semangat, serta menasehatiku dan membimbingku untuk keberhasilan dalam segala hal. 2. Seluruh saudaraku Mba Deniza Mukti Lestari, dan adik-adiku Saras, Fadil dan Ismie walaupun sering mengganggu namun turut memberikan semangatnya. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala senantiasa melindungi dan memberikan kebahagiaan kepada mereka, Amin.
vii
3. Bapak Prof. Dr. Ahamad Rodoni, MM Pudek I Bidang Akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis, sekaligus Dosen Pembimbing I, terima kasih atas bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran. 4. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si selaku dosen pembimbing II, terima kasih atas bimbingan, motivasi dan arahan yang berharga kepada penulis sehingga menjadi pengalaman yang tak terlupakan di hati penulis. 5. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima kasih atas nasihat dan saran-saran yang berharga kepada penulis. 6. Bapak Indoyama Nasarudin, MAB, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selalu memberikan arahan dan nasihat, terima kasih atas nasihat dan saran-saran yang berharga kepada penulis. 7. Bapak Yahya Hamja. Dr. MM. Phd. selaku Dosen Pembimbing Akademik, terima kasih atas bimbingan, motivasi dan nasehatnya . 8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah khususnya jurusan Manajemen yang telah memberikan Ilmu yamg sangat berharga bagi saya pribadi. 9. Terima kasih pula untuk Om Didan atas dukungan dan nasehatnya, Tante Mita, dan Tante Imel atas saran-saran yang berguna. 10. Teman-teman FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2006 Manajemen A dan Perbankan A yang selalu ada dalam suka maupun duka serta memberikan motivasi selama masa perkuliahan. Khususnya teman-teman Gayo Fc, Herry yang banyak bantu dengan saran-saran jitunya (mantap dah). 11. Teman-teman Universitas BL, I-wank, Bgoes, Depri, Andreas, E-q, Seha, Apri, yang seru tapi gila. 12. Sahabat-sahabat terbaik di Perum LBC. Hanan sahabat dari kecil yang lenjeh, Beni anak tegal yang kacau tapi banyak membantu, Anjar d’nasiv Prayoko (le, masih mirip sama Ryan d’masiv ga), B…. (yang tak disebut namanya), Icha yang baik hati walau kadang perhatiannya kaga jelas hehe, Agi yang selalu bikin semangat (berarti sekali semangatmu gie), Hezty Mei Erovita si anak pinter, Isah, Mutqien, Rani, James.
viii
13. Tidak lupa pula untuk Evoly Inuy Nait, yang menjadi bintang diantara bintangbintang yang bersinar yang slalu mendoakan dan mengingatkan…Jadilah bintang dimanapun kau bersinar, semoga bahagia. 14. Trim’s jg at Leni Rahayu, Latifah, yang selalu memberikan dukungan serta doa y,..sMoga kalian mendapatkan yang lebih baik. 15. Khusus untuk seorang wanita yang selalu dikagumi, diingat, di senangi dan mendapat tempat khusus di hati…Yelinda Murni. Thaks Nda banyak yang q tiru dari qm.. 16. Untuk Ibu Fifah Asri dan Bapak Putu Rahwidhiyasa (Kepala Desk Penggadaian) Bank Syariah Mandiri (BSM) yang saya hormati, terima kasih atas saran dan bimbinganya. Semoga segala amalan yang baik tersebut akan memperoleh balasan rahmat dan karunia dari Allah SWT, Amien. Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang ada pada penulis sehingga tidak menutup kemungkinan bila skripsi ini masih banyak kekurangan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanaya penulis berharap segala ktitikan dan saran yang membangun demi terwujudnya kesempurnaan skripsi ini, dan dapat membuka jalan untuk meraih cita-cita penulis.
“Bukankah lebih mudah jika kita melepaskan setiap masalah yang lampau, dan menatap hari esok dengan lebih cerah? Bukankah dunia lebih indah jika kita bisa melepaskan "kepalan" dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain?”
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...............................................................................
iv
ABSTRACT ...........................................................................................................
v
ABSTRAK .............................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................
vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR..............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xiii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Bank Syariah.............................................................................. 10 B. Nilai Tukar Rp/$ ........................................................................ 11 C. Inflasi .......................................................................................... 14 D. Uang Beredar (M2) .................................................................... 19 E. Dana Pihak Ketiga (DPK) ......................................................... 21 F. Mudharabah ............................................................................... 22 G. Penelitian Sebelumnya ............................................................... 25 H. Kerangka Berfikir...................................................................... 27 I. Hipotesis ..................................................................................... 30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................... 32 B. Metode Penentuan Sampel ........................................................ 32 C. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 32
x
D. Metode Analisis .......................................................................... 33 E. Operasional Variabel Penelitian ............................................... 43 BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................. 47 B. Penemuan dan Pembahasan ...................................................... 50 C. Interpretasi Hasil ....................................................................... 90
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ................................................................................ 94 B. Implikasi..................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 96 LAMPIRAN-LAMPIRAN .....................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Demand Inflation
15
2.2
Cost Inflation
16
2.3
Kerangka Berfikir
29
2.4
Paradigma Penelitian
30
3.1
Hubungan Kausal X1, X2, X3 terhadap Y
34
3.2
Hubungan Kausal X1, X2, X3, dan Y Pada Z
35
4.1
Grafik Nilai Tukar Rupiah/$
52
4.2
Grafik Inflasi
54
4.3
Grafik Jumlah Uang Beredar
56
4.4
Grafik Dana Pihak Ketiga
58
4.5
Grafik Pembiayaan Mudharabah
60
4.6
Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan
62
4.7
Diagram Jalur Substruktur I
65
4.8
Diagram Jalur Substruktur II
70
4.9
Hasil Perhitungan Diagram Jalur Setelah Trimming
78
4.10
Diagram Jalur Sub Struktur I Setelah Trimming
80
4.11
Diagram Jalur Sub Struktur II Setelah Trimming
85
xii
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
3.1
Standar Penilaian Kesesuaian (Fit)
42
4.1
Nilai Tukar Rp/$
51
4.2
Inflasi (dalam desimal)
53
4.3
Jumlah Uang Beredar (dalam miliaran)
55
4.4
Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah
58
4.5
Mudharabah (Dalam Miliaran Rupiah)
60
4.6
Hasil Korelasi Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2)
4.7
62
Pengaruh Antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK)
4.8
66
Pengaruh Antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Mudharabah
4.9
Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan Endogen
4.10
71
75
Hasil Uji Goodness of Fit Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 terhadap Dana Pihak Ketiga serta Implikasinya terhadap Pembiayaan Mudharabah
76
4.11
Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Modifikasi
77
4.12
Hasil Korelasi Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) setelah Trimming
4.13
Hasil Uji Pengaruh antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap DPK
4.14
80
Hasil Uji Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M2) dan DPK terhadap Pembiayaan Mudharabah
4.15
79
85
Hasil Perhitungan Pengaruh antar Variabel Setelah Trimming
87
xiii
4.16
Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Trimming
4.17
Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur,
88
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung, dan Pengaruh Total tentang Pengaruh antara Nilai Tukar Rp/$ (X1), Inflasi (X2), dan Jumlah Uang Beredar (M2) (X3) terhadap DPK (Y) serta Implikasinya terhadap Pembiayaan Mudharabah (Z)
xiv
90
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan perbankan syariah di tanah air menunjukkan perkembangan yang positif. Hal tersebut ditandai dengan meningkatnya jumlah bank syariah di Indonesia. Pada bulan Oktober tahun 2009 jaringan kantor perbankan syariah mencapai 1.186 kantor dengan kinerja pertumbuhan bank syariah yang semakin baik. Hal ini dibuktikan dengan penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah yang secara konsisten terus mengalami peningkatan hingga mencapai 46,7 Triliun ke beberapa sektor ekonomi seperti pertanian, kehutanan, sarana pertanian, pertambangan, perindustrian, jasa dunia usaha, hingga jasa sosial/masyarakat. Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun mencapai 47,7 Triliun, dengan perincian Giro Wadiah 5,4 Triliun, Tabungan 15,3 Triliun, dan Deposito Mudharabah tercatat mencapai 27 Triliun. (Statistik Perbankan Syariah periode Oktober 2009). Di Indonesia sendiri mengenal sistem perbankan yang menganut dual banking sytem yaitu sistem perbankan konvensional dan sistem perbankan syariah. Hal tersebut telah di akui sejak diberlakukannya UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan syariah. Kemudian di perkuat dengan UU No.10 tahun 1998 sebagai pengganti UU No.7 tahun 1992. Yang di ikuti dengan dikeluarkannya sejumlah ketentuan pelaksanaan dalam bentuk SK Direksi 1
1
Bank Indonesia (BI). Selanjutnya pada tahun 1999 di keluarkan UU No 23 yang selanjutnya diamandemen dengan UU No.3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah. Posisi perbankan syariah makin diperkuat dengan fatwa MUI No.01 tanggal 24 Januari 2004 mengenai haramnya bunga bank. (Rossar Maries, 2008: 1). Pertumbuhan dunia perbankan di Indonesia telah terlihat kompleks, dengan berbagai macam jenis produk dan sistem usaha dalam berbagai keunggulan kompetitif. Kondisi ini telah menciptakan suatu sistem dan pesaing baru dalam dunia perbankan, bukan hanya persaingan antar bank tetapi juga antara bank dengan lembaga keuangan. Sebuah fenomena nyata yang telah menuntut manajer keuangan bank untuk lebih antisipatif terhadap perubahan yang terjadi dalam dunia perbankan. Faktor-faktor yang mempercepat pertumbuhan industri perbankan syariah antara lain : realisasi konversi beberapa UUS (Unit Usaha Syariah) menjadi BUS (Bank Umum Syariah), implementasi UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah sebagai kepastian hukum berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah; implementasi UU No. 19 Tahun 2008
tentang SBSN mampu
memberikan
semangat
industri untuk
meningkatkan kinerjanya, dukungan dari Amandemen UU Perpajakan sebagai kepastian hukum berhasil mendorong peningkatan kapasitas bank-bank syariah melalui peran investor asing, iklim dunia usaha yang tetap kondusif di tengah aktivitas Pemilu, meningkatnya pemahaman masyarakat dan preferensi 2
untuk menggunakan produk dan jasa bank syariah, serta realisasi penerbitan Corporate SUKUK oleh bank syariah untuk memperkuat base capital perbankan syariah. (Perbankan Syariah Lebih Tahan Krisis Global, 2009) Indikator lainnya adalah tingkat bagi hasil bank syariah yang nilainya lebih besar daripada tingkat suku bunga yang berlaku. Saat ini prosentase bagi hasil bank syariah mencapai kisaran delapan hingga sembilan persen, masih lebih tinggi bila dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang mencapai lima hingga enam persen. Tentu saja hal ini menunjukkan performansi bank syariah yang lebih baik. Di sisi lain, bank syariah membuktikan kemampuannya untuk bertahan tanpa kucuran dana dari pemerintah di tengah gejolak nilai tukar dan tingkat suku bunga yang tinggi. Menurut Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah Jawa Barat, Uce K. Suganda, dalam hal transaksi, bank syariah menekankan pada transaksi riil, bukan spekulatif. Sedangkan kemitraan yang dibangun bukan debitor-kreditor. Dalam menyalurkan pembiayaan lebih menekankan pada keharusan kehalalannya, bukan pada profit semata. Lebih penting lagi, uang hanya dijadikan sebagai instrumen, bukan komoditas. (Ma’ruf Amin, 2007 : 127-128) Salah satu faktor penting dalam menjalankan fungsi penyaluran dana yang harus diperhatikan bank adalah aspek penghimpunan dana. Menurut Muhammad (2005 : 41), kunci keberhasilan manajemen bank syariah sangat ditentukan oleh bagaimana bank tersebut dapat merebut hati masyarakat, sehingga peranan bank syariah tersebut sebagai financial intermediary berjalan dengan baik. Jika peranan bank syariah tersebut berjalan baik, barulah 3
bank syariah dapat dikatakan berhasil. Jadi, bagaimana bank melayani sebaikbaiknya mereka yang kelebihan uang dan menyimpan uangnya dalam bentuk giro wadi’ah, deposito mudharabah, tabungan wadi’ah maupun tabungan mudharabah, serta melayani kebutuhan uang masyarakat melalui pemberian pembiayaan. Hal inilah yang menjadi kunci keberhasilan manajemen bank syariah. Bank syariah dalam melakukan kebijakan penghimpunan dana dipengaruhi oleh variabel makro, diantaranya Nilai Tukar Rp/$, jika Nilai Tukar Rp/$ naik maka permintaan akan barang/jasa akan mengalami penurunan dan akan menekan permintaan, jika permintaan turun akan disikapi oleh produsen dengan mengurangi produksi. Bila produksi mengalami penurunan, maka masyarakat selaku penerima balas jasa faktor produksi akan mengalami penurunan pendapatan. Akibatnya dana yang tersedia untuk diinvestasikan dan disimpan akan berkurang, hal tersebut mengakibatan bank kesulitan dalam melakuan penghimpunan DPK. Variabel Inflasi merupakan berkurangnya pendapatan riil masyarakat diakibatkan turunnya nilai riil uang. Turunnya nilai riil uang maka pendapatan riil yang diperoleh menjadi berkurang.
Berkurangnya
pendapatan
yang
diperoleh
mengakibatan
kemampuan nasabah untuk menabung atau menyimpan uang di bank menjadi turun karena pendapatan yang diperoleh habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Variabel selanjutnya adalah jumlah uang beredar, kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan jumlah DPK yang dihimpun mengalami peningkatan. 4
Bank syariah harus selalu menjaga kemampuannya dalam melakukan penghimpunan dana pihak ketiga. DPK inilah yang akan menjadi beban untuk disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan. Sedangkan pembiayaan yang berhasil disalurkan oleh bank syariah akan menjadi sumber pendapatan bagi bank selain fee based income. Umumnya keuntungan dari penyaluran pembiayaan merupakan komponen terbesar dari laba yang diperoleh bank syariah. Salah satu bentuk produk pembiayaan yang dikeluarkan perbankan syariah adalah pembiayaan mudharabah dengan prinsip bagi hasil. Mudharabah merupakan bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal (shahibul amal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian di awal. Bentuk ini menegaskan kerja sama dengan kontribusi seratus persen modal dari pemilik modal dan keahlian dari pengelola. Transaksi jenis ini tidak mewajibkan adanya wakil dari shahibul maal dalam manajemen proyek. Sebagai orang kepercayaan, mudharib harus bertindak hati-hati dan bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi akibat kelalaian dan tujuan penggunaan modal untuk usaha halal. Sedangkan, shahibul maal diharapkan untuk mengelola modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba yang optimal. Bank Indonesia sebagai regulator telah menyarankan agar perbankkan syariah lebih banyak menggunakan prinsip bagi hasil. Untuk itu perlu dikaji
5
aspek-aspek yang mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga dan penyaluran pembiayaan mudharabah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ari Cahyono (2009), menyatakan bahwa Nilai tukar Rp/$ memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap DPK. Penelitian tentang analisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pembiayaan bagi hasil pernah dilakukan oleh Yayat Sujatna (2006), hasil penelitian menyatakan bahwa variabel kurs dan inflasi berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bagi hasil yang disalurkan. Maryanah (2006) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan bagi hasil di Bank Syariah mandiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh signifikan terhadap jumlah pembiayaan bagi hasil di BSM. Rossar Maries (2008) dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa jumlah uang beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap DPK, respon yang diperlihatkan oleh DPK perbankkan syariah terhadap jumlah uang beredar adalah reaksi bank syariah dalam melihat perkembangan dan pertumbuhan jumlah uang beredar yang mengalami peningkatan sehingga dana dari jumlah uang beredar tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembiayaan. Dewi Yulianti Fuadah (2008) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan investasi mudharabah dan musyarakah di Bank Syariah Mandiri. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh 6
antara simpanan, modal sendiri, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap pembiayaan investasi mudharabah dan musyarakah yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri. Hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh antara faktor-faktor simpanan dan modal sendiri terhadap pembiayaan investasi. Pariyo (2004) meneliti tentang variabel makro ekonomi yang mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga pada Bank Muamalat Indonesia periode 2000-2003. Pengujian hipotesa secara parsial yang dilakukan, maka dari semua variabel independent yang digunakan (SBI,Valas USD, dan SWBI) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent (Dana Pihak Ketiga). Dari latar belakang diatas, maka penulis memilih judul “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) Serta Implikasinya pada Pembiayaan Mudharabah. (pada Perbankan Syariah di Indonesia)” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh variabel Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK).
7
2. Bagaimana pengaruh variabel Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2), Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Mudharabah. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka penelitian ini terutama bertujuan untuk : a. Untuk menganalisis pengaruh variabel Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK). b. Untuk menganalisis pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2), Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Mudharabah. 2. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ganda, yakni manfaat akademis maupun praktis. a. Dari segi teoritis pada perspektif akademis, penelitian ini akan bermanfaat untuk: 1) Bagi peneliti untuk mendapatkan pengembangan dan melatih diri dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh. 2) Bagi civitas akademika dapat menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian penelitian.
8
b. Kepentingan praktis hasil penelitian ini, bisa dipandang bermanfaat: 1) Bagi manajemen perusahaan perbankan Syariah di Indonesia, sehingga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bermanfaat bagi manajemen perbankan Syariah di Indonesia sebagai bahan acuan dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. 2) Untuk memberikan informasi tambahan bagi investor dan masyarakat yang berkepentingan untuk menginvestasikan dananya di perbankan Syariah di Indonesia.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank Syariah Yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah. (Ahmad Rodoni, 2005 : 31) Secara konsep, bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah islam, yaitu mengedepankan keadilan, kemitraan, keterbukaan dan universalitas bagi seluruh kalangan (Yusak Laksmana, 2009 : 10). Menurut Muhammad (2005 : 1), bank syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank tanpa bunga, adalah lembaga keuangan/perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW. Dengan kata lain, bank islam adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan syariat Islam. Bank syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antar bank dengan pihak lain (nasabah) berdasarkan hukum Islam. Sehingga perbedaan antara bank Islam (syariah) dengan bank konvensional terletak pada prinsip dasar 10
10
operasinya yang tidak menggunakan bunga, akan tetapi menggunakan prinsip bagi hasil, jual beli dan prinsip lain yang sesuai dengan syariat Islam, karena bunga diyakini mengandung unsur riba yang diharamkan (dilarang) oleh Agama Islam (Heithzal Rivai, dkk, 2007 : 758-759). B. Nilai Tukar Rupiah/ $ 1. Definisi Nilai Tukar (KURS) Menurut Adiningsih, dkk (1998 : 155), Nilai Tukar Rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang Negara lain ($). Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang Negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap dollar ($), nilai tukar rupiah terhadap yen dan lain sebagainya. Menurut Lipsey et.al (1997), “Nilai tukar (exchange rate) adalah harga suatu mata uang dalam satuan mata uang asing; ini adalah jumlah mata uang suatu negara asing yang harus dibayarkan untuk mendapatkan satu unit mata uang domestik” Menurut Paul R Krugman dan Maurice (1994 : 34) Kurs adalah Harga sebuah Mata Uang dari suatu Negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang. Menurut Nopirin (1996 : 163) Kurs adalah Pertukaran antara dua Mata Uang yang berbeda,maka akan mendapat perbandingan nilai/harga antara kedua Mata Uang tersebut. Menurut Suad Husnan (1998), “Kurs valuta asing di Indonesia biasanya dinyatakan sebagai berapa rupiah yang diperlukan oleh bank untuk 11
membeli satu unit mata uang (kurs beli) dan berapa rupiah yang akan diterima kalau menjual satu unit mata uang asing (kurs jual)” Menurut Mankiw (2007) “Exchange rate is the rate at which a country makes exchanges in world markets.” Menurut Kuncoro (2008) “Kurs rupiah adalah nilai tukar sejumlah rupiah yang diperlukan untuk membeli satu US$ (US Dollar).” Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar (Madura, 1993), yaitu : 1. Faktor fundamental Faktor fundamental berkaitan dengan indicator-indikator ekonomi seperti inflasi, suku bunga, perbedaan relatif pendapatan antar-negara, ekspektasi pasar dan intervensi Bank Sentral. 2. Faktor Teknis Faktor teknis berkaitan dengan kondisi penawaran dan permintaan devisa pada saat-saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan, sementara penawaran tetap, maka harga valas akan naik dan sebaliknya. 3. Sentimen Pasar Sentimen pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau berita-berita poltik yang bersifat insidentil, yang dapat mendorong harga valas naik atau turun secara tajam dalam jangka pendek. Apabila rumor atau berita-berita sudah berlalu, maka nilai tukar akan kembali normal.
12
2. Teori Nilai Tukar Islam Sebagai
lembaga
keuangan
yang
memfasilitasi
perdagangan
Internasional, Perbankkan Islam tidak dapat menghindarkan diri dari keterlibatannya pada pasar valuta asing. Perbankkan Islam harus menyusun pedoman kerja operasional bagi dirinya agar juga mempunyai akses yang luas ke pasar valuta asing tanpa harus terlibat pada mekanisme perdagangan yang tidak disetujui atau bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Perdagangan valuta asing dapat diibaratkan dengan pertukaran antara emas dan perak (sharf). Harga atas pertukaran itu dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli. sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Bakar : “Jangan menukarkan emas dengan emas dan perak dengan perak melainkan dengan kualitas yang sama, tapi tukarkanlah emas dengan perak menurut yang kanu sukai”(HR. Bukhari). (Arifin, 2003; 196). Teori nilai tukar Islam menyebutkan (Karim, 2002: 97-98) penyebab fluktuasi nilai tukar mata uang dalam Islam juga digolongkan dalam dua kelompok, yaitu: a. Natural (alamiah); dan b. Human Error (factor kesalahan manusia), yang diakibatkan oleh korupsi dan kebobrokan administrasi, penetapan pajak penjualan yang tinggi terhadap barang dan jasa, percetakan uang dengan maksud menarik keuntungan secara berlebihan.
13
C. Inflasi 1. Definisi Inflasi Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya. Menurut Nanga (2005), inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus-menerus.
Inflasi adalah
suatu
keadaan
yang
mengindikasikan semakin melemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil mata uang suatu negara. (Khalwaty, 2000:5).Menurut Robert dan Ben (2004:98) another important economic statistic is the rate of inflation, which is the rate at which prices in general are increasing over time.Menurutnya inflasi menyebabkan variasi harga dalam perekonomian. Ketika inflasi tinggi, seseorang yang memiliki pendapatan tetap, seperti pensiunan yang menerima pendapatan tetap setiap bulan, maka seseorang tersebut tidak dapat mengimbangi biaya hidup yang semakin meningkat. 2. Jenis-Jenis Inflasi Menurut Boediono (2001:162) Inflasi dapat di golongkan menjadi dua golongan, golongan pertama didasarkan pada “parah” atau tidaknya inflasi tersebut, yaitu ; a) Inflasi ringan ( dibawah 10% setahun) b) Inflasi sedang (antara10-30% setahun) c) Inflasi berat ( antara 30-100% setahun) 14
d) Hiperinflasi (diatas 100% setahun). Penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab awal dari inflasi. Atas dasar ini di bedakan 2 macam inflasi :(Boediono, 2001 : 156) a. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Infasi ini disebut demand inflation. Gambar 2.1 Demand Inflation (Sumber : Boediono, 2001) Harga
S
H2
H1 D2 D1
Q1
Q2
Output
Q Q Gambar tersebut menunjukan demand inflation. Karena permintaan masyarakat akan barang-barang (agrerate demand) bertambah (misalkan, karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang, atau kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor, atau kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor, atau bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kredit yang murah), maka kurva aggregate demand bergeser dari D1 ke D2. Akibatnya tingkat harga umum naik dari H1 ke H2.
15
b. Inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi, ini disebut cost inflation.
Gambar 2.2 Cost Inflation (Sumber : Boediono, 2001) S2
S1
Harga
H4 H3 D
Q4 Q3
Output
Gambar tersebut menunjukan cost inflation, yaitu jika biaya produksi naik (misalkan karena kenaikan harga sarana produksi yang didatangkan dari luar negeri, atau karena kenaikan bahan bakar minyak) maka kurva penawaran masyarakat (Aggregate supply) bergeser dari S1 ke S2.
16
Data inflasi Januari 2009- Juli 2010 Juli 2010
0.003
Juni 2010
0.003
Mei 2010
0.003
April 2010
0.003
Maret 2010
0.003
Februari 2010
0.004
Januari 2010
0.005
Desember 2009
0.002
November 2009
0.002
Oktober 2009
0.002
September 2009
0.002
Agustus 2009
0.002
Juli 2009
0.002
Juni 2009
0.003
Mei 2009
0.005
April 2009
0.006
Maret 2009
0.007
Februari 2009
0.007
Januari 2009
0.008
17
3. Kebijakan untuk Mengatasi Inflasi Kebijakan yang mungkin dilakukan pemerintah untuk mengatasi inflasi yaitu: a. Kebijakan fiskal, yaitu dengan menambah pajak dan mengurangi pengeluaran pemerintah. b. Kebijakan moneter, yaitu dengan menaikkan suku bunga dan membatasi kredit. c. Dari segi penawaran yaitu dengan melakukan langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan menstabilkan harga seperti mengurangi pajak impor dan pajak atas bahan mentah, melakukan penetapan harga,
menggalakkan pertambahan produksi dan
perkembangan teknologi. 4. Teori Inflasi Islam Inflasi mengandung implikasi bahwa uang tidak dapat berfungsi sebagai satuan hitung yang adil dan benar. Hal ini menyebabkan uang menjadi standar pembayaran tertunda yang tidak adil dan suatu alat penyimpanan nilai yang tidak dapat dipercaya. Inflasi cenderung merusak nilai-nilai, memberikan imbalan kepada usaha-usaha spekulasi dengan menimpakan kerugian pada aktivitas-aktivitas produktif dan memperparah ketidakmerataan pendapatan (Chapra, 2000; 4). Inflasi merupakan salah satu bentuk risiko yang sifatnya abstrak. Dalam perbankan konvensional, sebagaimana dikemukakan (Muljono, 1996; 80) walaupun utang pokok dan bunga telah dibayar lunas oleh nasabah, tetapi 18
pada masa inflasi yang tinggi bank telah menderita penurunan terhadap daya beli rupiah yang dipinjamkan kepada nasabahnya. hal ini merupakan suatu ancaman terhadap modal bank karena dengan adanya inflasi laba bank akan over stead akan mengakibatkan pembayaran pajak dan pembagian laba semakin semakin tinggi, akibatnya terjadi kanibalisme modal. Dengan demikian pada masa-masa inflasi ada suatu kebijaksanaan yang harus ditempuh agar bank tersebut tetap dapat mempertahankan real capitalnya sesuai dengan purchasing power pada saat pemberian kredit pada nasabah. D. Jumlah Uang Beredar (M2) Jumlah Uang Beredar (M2) adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit (narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas uang kartal dan uang giral M1 = C + D Dimana : M1 = jumlah uang yang beredar dalam arti sempit C = Uang kartal (=uang kertas+uang logam) D = uang giral atau cek Uang beredar dalam arti luas (M2) adalah ditambah deposito berjangka (time deposit) : M2 = M1 + TD
19
Dimana: M2 = jumlah uang beredar dalam arti luas TD = deposito berjangka (time deposit) Secara teknis, yang dihitung sebagai jumlah uang beredar adalah uang yang benar-benar berada di tangan masyarakat. Uang yang berada di tangan bank (bank umum dan bank sentral), serta uang kertas dan logam (kuartal) milik pemerintah tidak dihitung sebagai uang beredar Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan atau seiring dengan perkembangan ekonomi. Biasanya bila perekonomian bertumbuh dan berkembang, jumlah uang beredar juga bertambah, sedang komposisinya berubah. Bila perekonomian makin maju, porsi penggunaan uang kartal makin sedikit, digantikan uang giral atau near money. Biasanya juga bila perekonomian makin meningkat, komposisi M1 dalam peredaran uang semakin kecil, sebab porsi uang kuasi makin besar. Menurut
Rahardja,
Manurung.
Pengantar
Ilmu
Ekonomi
(Mikroekonomi dan makroekonomi) edisi revisi. Jakarta : FEUI Uang Beredar
Uang kartal (logam dan kertas) : yang ada di tangan masyarakat (di luar bank Umum) dan siap dibelanjakan, setiap saat dikeluarkan oleh bank sentral.
Uang giral : yaitu uang di rekening giro (demand deposits) yang diciptakan oleh bank-bank umum atau dikenal BPUG (Bank Umum Pencipta Uang Giral). 20
Uang Kuasi : yaitu uang dalam bentuk tabungan (saving deposits) dan deposito berjangka (time deposits) yang dikeluarkan oleh bank-bank umum.
E. Dana Pihak Ketiga (DPK) Dana Pihak Ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Pada sebagian besar atau setiap bank, dana masyarakat ini umumnya merupakan dana terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat (Heithzal Rivai, dkk, 2007 : 413). Dalam pandangan syariah uang bukanlah suatu komoditi melainkan hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis (economic added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga di mana “uang mengembangbiakan uang”, tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam kegiatan produktif atau tidak. Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus dikaitkan dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic activities) baik secara langsung maupun melalui transaksi perdagangan ataupun secara tidak langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh kegiatan usaha tersebut. Berdasarkan prinsip tersebut Bank syariah dapat menarik Dana Pihak Ketiga (DPK) atau masyarakat dalam bentuk (Zainul Arifin, 2006: 48) :
21
1. Titipan (wadiah) simpanan yang dijamin keamanan dan pengembaliannya (guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan. Menurut Sri Nurhayati dan Wasilah (2008 : 230), wadiah adalah akad penitipan dari pihak yang mempunyai uang/barang kepada pihak yang menerima titipan dengan catatan kapanpun titipan diambil pihak penerima titipan wajib menyerahkan kembali uang/barang titipan tersebut dan yang dititipi menjadi penjamin pengembalian barang titipan. 2. Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed account untuk investasi umum (general investment account/ mudharabah mutlaqah) di mana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan porofolio yang didanai dengan modal tersebut. 3. Investasi khusus (special investment account/mudharabah muqayyadah) di mana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasi. F. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan 22
Secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh kesengajaan, kelalaian atau pelanggaran akad yang dilakukan oleh pengelola dana. akad mudharabah merupakan suatu transaksi pendanaan atau investasi yang berdasarkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur terpenting dalam akad mudharabah, yaitu kepercayaan dari pemilik dana kepada pengelola dana. oleh karena kepercayaan merupakan unsur terpenting, maka mudharabah dalam istilah bahasa inggris disebut trust financing. Pemilik dana yang merupakan investor disebut beneficial ownership atau sleeping partner, dan pengelola dana disebut managing trustee atau labour partner. (Syahdeini,1999) 2. Landasan Syar’i a. Al-Qur’an “…..Dan dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah SWT….” (QS. Al-Muzzammil: 20) “ Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi, dan carilah karunia Allah SWT…” (QS. Al-jumu’ah: 10) b. Al-hadist “ diriwayatkan dari Ibnu Abbas Ra, bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberikan dana kemitra usahanya secara mudharabah, ia 23
mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak yang berparu-paru basah. Jika menyalahi peraturan tersebut, maka yang bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah saw, dan beliau pun membolehkanya.” (HR. ath-Thabarani). Dari Shuhaib, Rasulullah saw bersabda, “Tiga perkara yang di dalamnya terdapat keberkahan : menjual dengan pembayaran secara angsuran, muqaradah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, dan tidak dijual.” (HR. Ibnu Majah) 3. Rukun Mudharabah a. Pemilik modal (Shahibul mal) b. Pemilik usaha (mudharib) c. Proyek / usaha (‘amal) d. Modal (ra’sul) e. Ijab qabul (sighat) f. Nisbah bagi hasil 4. Jenis-jenis Mudharabah a. Mudharabah mutlaqah. Mudharabah di mana pemilik usaha memberikan hak penuh kepada pengelola dana dalam melakukan investasinya. Mudharabah ini disebut juga investasi tidak teriakat. b. Mudharabah muqayyadah. Di mana pemilik usaha dibatasi haknya oleh pemilik modal, antara lain dalam hal jenis usaha, waktu, tempat usaha, dll.
24
c. Mudharabah musyarakah. Mudharabah yang pengelola dananya turut menyertakan modal atau dananya dalam kerja sama investasi. G. Penelitian Sebelumnya Ari
Cahyono
(2009)
meneliti
tentang
Pengaruh
Indikator
Makroekonomi Terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri. Penelitian ini bertujuan utuk menganalisa pengaruh indikator makroekonomi (suku bunga SBI, kurs, inflasi, IHSG dan PDB) terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa indikator makroekonomi memberikan pengaruh terhadap DPK dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri, dimana suku bunga SBI memberikan pengaruh
negatif, sedangkan inflasi, kurs, IHSG dan PDB
memberikan pengaruh yang positif. Berdasarkan penelitian dengan metode yang sama menunjukkan bahwa PDB memberikan pengaruh positif yang paling besar terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri. Yayat Sujatna (2006) meneliti tentang faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi jumlah pembiayaan bagi hasil di bank syariah mandiri. Analisis yang dipakai adalah regresi linear berganda, hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat variabel yang digunakan yaitu nisbah, suku bunga kredit bank konvensional, inflasi dan kurs rupiah terhadap dollar AS scara bersama-sama dapat mempengaruhi variabel jumlah pembiayaan bagi hasil.
25
Maryanah (2006) menganalisis faktor-faktor yang memepengaruhi pembiayaan bagi hasil (musyarakah dan mudharabah) di bank syariah mandri. Metode yang digunakan adalah
Error Correction Model (ECM), hasil
penelitian menunjukkan bahwa dana pihak ketiga (DPK), profit dan Non Performing Financing (NPF) dalam jangka panjang memberikan pengaruh terhadap jumlah pembiayaan bagi hasil di BSM. Dewi Yulianti Fuadah (2008) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan investasi mudharabah dan musyarakah di Bank Syariah Mandiri. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh antara simpanan, modal sendiri, dan Non Performing Financing (NPF) terhadap pembiayaan investasi mudharabah dan musyarakah yang disalurkan oleh Bank Syariah Mandiri. Hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh antara faktor-faktor simpanan dan modal sendiri terhadap pembiayaan investasi. Pariyo (2004) meneliti tentang variabel makro ekonomi yang mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga pada Bank Muamalat Indonesia periode 2000-2003. Pengujian hipotesa secara parsial yang dilakukan, maka dari semua variabel independent yang digunakan (SBI,Valas USD, dan SWBI) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent (Dana Pihak Ketiga). Selain itu dalam pengujian F test dimana F test = 15,311 dan nilai signifikan 0,00 berarti variabel independent (SBI, Valas USD, dan SWBI) secara bersama-sama berpengaruhi secara signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. 26
H. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir merupakan suatu proses dari peneliti memperoleh data kemudian mengolah data tersebut dan menginterprestasikan hasil data yang telah diolah. Penelitian ini didasarkan atas penelitian-penelitian yang telah ada sebelumnya dengan penambahan beberapa variabel dan metode penelitian yang berbeda. Setelah peneliti mengumpulkan beberapa jurnal, skripsi dan tesis, peneliti mengambil beberapa variabel dari penelitian terdahulu kemudian membuat paradigma penelitian yang berbeda dimana pada penelitian ini menggunakan path analysis (analisis jalur). Hal ini dikarenakan analisis jalur dapat memperlihatkan hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel. Setelah menentukan judul dan metode analisis, peneliti mengumpulkan data-data dari variabel-variabel yang akan diteliti. Objek yang akan diteliti merupakan Bank Syariah di Indonesia. Variabel yang diteliti adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar, inflasi, dan jumlah uang beredar (M2), dana pihak ketiga (DPK) terhadap pembiayaan mudharabah. Dalam penelitian ini yang akan menjadi variabel eksogen adalah nilai tukar rupiah/$, inflasi, dan jumlah uang beredar (M2). Sedangkan yang akan menjadi varaibel endogen adalah dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan mudharabah. Peneliti mengambil data dari masing-masing variabel dari situs Bank Indonesia dan Perpustakaan Bank Indonesia. Pencarian data dibagi menjadi dua bagian. Yang pertama, pengambilan data nilai tukar rupiah (kurs), inflasi, jumlah uang beredar (M2) yang diambil dari laporan Statistik Ekonomi 27
Keuangan
Indonesia.
Kedua,
pengambilan
data
DPK,
pembiayaan
mudharabah yang diambil dari statsitik perbankan syariah. Setelah memperoleh data-data dari setiap variabel peneliti mulai melakukan analisis. Langkah awal yang diperlukan adalah menentukan struktur persamaan linier dari paradigma penelitian yang telah dibentuk berdasarkan teori-teori yang ada. Kemudian data diolah dengan menggunakan Software AMOS 16. Dari output tersebut dapat dianalisa korelasi, hubungan anatara variabel, besarnya R square dan kesesuaian model (Goodness of Fit). Berikut ini adalah gambaran mengenai kerangka berfikir yang peneliti bentuk secara sederhana untuk menjelaskan proses penelitian ini.
28
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir
Bank Indonesia
Statistik Perbankan Syariah
DPK (Y)
SEKI
Mudharabah (Z)
Kurs (X1)
Inflasi(X2)
M2 (X3)
Analisis Jalur
Pengujian Hipotesa
Uji Kesesuaian Model
Hubungan langsung dan tidak langusng
Interpretasi
29
Gambar 2.4 Paradigma Penelitian
NT Rp/$ e1
INFLASI
DPK
e2
MUDHARABAH
M2 I. Hipotesis Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hipotesisis yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) H0 : Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan secara simultan dan parsial. Ha : Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2) berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan yang disalurkan secara simultan dan parsial. 2. Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap pembiayaan Mudharabah
30
H0 : Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang disalurkan tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah secara simultan dan parsial. Ha : Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M2), dan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang disalurkan berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah secara simultan dan parsial.
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif karena dalam penelitian ini penulis akan menghitung seberapa besar pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) serta implikasinya pada pembiayaan Mudharabah. B. Metode Penentuan Sampel Sampel penelitian adalah data Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Jumlah Uang Beredar (M2) yang tercatat dalam Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) periode Bulan Juni tahun 2004 hingga Bulan Juli tahun 2010. Sedangkan data DPK dan Mudharabah diambil dari Statistik Perbankan Syariah periode Bulan Juni tahun 2004 hingga Bulan Juli tahun 2010. Dalam penelitian ini penulis mengunakan metode Judgement Sampling dalam menentukan sampel. Metode judgement sampling atau purposive pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata. (Abdul Hamid, 2007 : 29) C. Metode Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari literatur-literatur/sumber lain dari dalam maupun perbankan syariah di Indonesia, sedangkan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
32
32
1. Data sekunder a. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain (sudah tersedia) dan digunakan untuk penelitian lain. Data tersebut berupa laporan statistik ekonomi keuangan indonesia Bulan Juni tahun 2004 hingga Bulan Juli tahun 2010 yang dipublikasikan di Bank Indonesia. b. DPK dan pembiayaan Mudharabah yang terdapat dalam laporan statistik perbankan syariah yang dipublikasikan di Bank Indonesia. 2. Library Research Merupakan teknik pengumpulan data yang dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis literature yang bersumber dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapat landasan teori dan konsep yang tersusun. Penulis melakukan penelitian dengan membaca, mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian. D. Metode Analisis Analisis jalur merupakan pengembangan dari model regresi yang digunakan untuk kesesuaian (fit) dari matrik korelasi dari dua atau lebih model yang dibandingkan oleh si peneliti. Model biasanya digambarkan dengan lingkaran dan anak panah yang menunjukkan hubungan kausalitas. Regresi dilakukan untuk setiap variabel dalam model. Nilai regresi yang diprediksi oleh model dibandingkan dengan matrik korelasi hasil observasi variabel dan nilai goodness of-fit dihitung. Model terbaik dipilih berdasarkan nilai goodness of fit. (Imam Ghozali, 2008:21). 33
Analisis jalur merupakan pengembangan lebih lanjut dari analisis regresi berganda dan bivariat. Analisis jalur ingin menguji persamaan regresi yang melibatkan beberapa variabel eksogen dan endogen sekaligus sehingga memungkinkan pengujian terhadap variabel mediating/intervening atau variabel antara. Disamping itu analisis jalur juga dapat mengukur hubungan langsung antar variabel dalam model maupun hubungan tidak langsung antar variabel dalam model. Hubungan langsung antara variabel eksogen terhadap variabel dapat dilihat pada koefisien beta. Hubungan tidak langsung adalah seberapa besar pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen melalui variabel intervening. Pengaruh total dapat diperoleh dengan menjumlahkan hubungan langsung dan tidak langsung. (Imam Ghozali, 2008:93). Dilihat dari kerangka berfikir penelitian ini, maka dapat diperoleh 2 (dua) substruktur linier sebagai berikut: Substruktur I : Gambar 3.1 Hubungan Kausal X1, X2, X3 terhadap Y X e1 Y
X
X
Y = ρYX1 + ρYX2 + ρYX3 +
1
Keterangan : Y = Dana Pihak Keriga X1 = Nilai Tukar Rupiah (Kurs) X2 = Inflasi 34
X3 1
= Jumlah Uang Beredar (M2) = Residual Error
Substruktur II : Gambar 3.2 Hubungan Kausal X1, X2, X3, dan Y Pada Z e1 X
e2 Y
X
Z
X
Z = ρZX1 + ρZX2 + ρZX3 + ρZY +
2
Keterangan : Z Y X1 X2 X3 2
= Mudharabah = Dana Pihak Ketiga = Nilai Tukar Rupiah (Kurs) = Inflasi = Jumlah Uang Beredar (M2) = Residual Error
Selanjutnya
dengan
menggunakan
model
logaritma
natural
formulasinya dapat dibentuk lebih nyata sebagai berikut Substruktur I : Y = ρYX1 + ρYX2 + ρYX3 + 1 Substruktur II : Z = ρZX1 + ρZX2 + ρZX3 + ρZY + 2 Hair et. al (1998) dalam Imam Ghozali (2008:61) mengajukan tahapan pemodelan dan analisis persamaan struktural menjadi 7 (tujuh) langkah yaitu:
35
Langkah 1: Pengembangan Model Berdasar Teori Model persamaan struktural didasarkan pada hubungan kausalitas, dimana perubahan satu variabel diasumsikan akan berakibat pada perubahan variabel lainnya. Hubungan kausalitas dapat berarti hubungan yang ketat seperti ditemukan dalam proses fisik seperti dalam riset perilaku yaitu alasan seseorang membeli produk tertentu. Kuatnya hubungan kausalitas antara dua variabel yang diasumsikan oleh peneliti bukan terletak pada metode analisis yang dia pilih, tetapi terletak pada justifikasi (pembenaran) secara teoritis untuk mendukung analisis. Jadi jelas bahwa hubungan antar variabel dalam model merupakan dedukasi dari teori. Langkah 2 dan 3: Menyusun Diagram Jalur dan Persamaan Struktural Langkah berikutnya adalah menyusun hubungan kausalitas dengan diagram jalur dan menyusun persamaan strukturalnya. Ada dua hal yang perlu dilakukan yaitu menyusun model struktural yaitu menghubungkan antar model konstruk laten baik endogen maupun eksogen dan menyusun measurement model yaitu menghubungkan konstrak laten endogen atau eksogen dengan variabel indikator atau manifest. Langkah 4: Memilih Jenis Input Matrik dan Estimasi Model yang Diusulkan Model persamaan struktural berbeda dari teknik analisis multivariate lainnya, SEM hanya menggunakan data input berupa matrik varian/kovarian atau matrik korelasi. Data mentah observasi individu dapat dimasukkan dalam program AMOS, tetapi program AMOS akan merubah dahulu data mentah menjadi matrik kovarian atau matrik korelasi. Analisis terhadap data outlier 36
harus dilakukan sebelum matrik kovarian atau korelasi dihitung. Teknik estimasi model persamaan struktural pada awalnya dilakukan dengan ordinary least square (OLS) regression, tetapi teknik ini mulai digantikan oleh Maximum Likelihood Estimation (ML) yang lebih efisien dan unbiased jika asumsi normalitas multivariate dipenuhi. Teknik ML sekarang digunakan oleh banyak program komputer. Namun demikian teknik ML sangat sensitif terhadap non-normalitas data sehingga diciptakan teknik estimasi lain seperti Weight Least Square (WLS), Generalized Least Square (GLS) dan Asymptotivally Distribution Free (ADF). Langkah 5 : Menilai Identifikasi Model Struktural Selama proses estimasi berlangsung dengan program komputer, sering didapat hasil estimasi yang tidak logis atau meaningless dan hal ini berkaitan dengan masalah identifikasi model struktural. Problem identifikasi adalah ketidakmampuan proposed model untuk menghasilkan unique estimate. Cara melihat ada tidaknya problem identifikasi adalah dengan melihat hasil estimasi yang meliputi: (1) adanya nilai standar error yang besar untuk satu atau lebih koefisien, (2) ketidakmampuan program untuk invert information matrix, (3) nilai estimasi yang tidak mungkin misalkan error variance yang negatif , (4) adanya nilai korelasi yang tinggi ( > 0,90) antar koefisien estimasi. Langkah 6 : Menilai Kriteria Goodness-of-Fit Salah satu tujuan dari Analisis Jalur adalah menentukan apakah model planusible (masuk akal) atau fit. Suatu model penelitian dikatakan baik,
37
apabila memiliki model fit yang baik pula. Tingkat kesesuaian model dalam buku Imam Ghozali (2008) terdiri dari: 1. Absolute Fit Measure Absolute fit measure mengukur model fit secara keseluruhan (baik model struktural maupun model pengukuran secara bersamaan). a. LikeliHood-Ratio Chi-Square Statistic Ukuran fundamental dari overall fit adalah likeliHood-ratio chi-square ( 2 ). Nilai chi-square yang tinggi relatif terhadap degree of freedom menunjukkan bahwa matrik kovarian atau korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi berbeda secara nyata dan ini akan menghasilkan probabilitas (p) yang lebih besar dari tingkat signifikansi ( ) dan ini menunjukkan bahwa input matrik kovarian antara prediksi dengan observasi sesungguhnya tidak berbeda secara signifikan. Dalam hal ini peneliti harus mencari nilai chi-square yang tidak signifikan (p 0.05) karena mengharapkan bahwa model yang diusulkan cocok atau fit dengan data observasi. b. CMIN/DF Adalah nilai chi-square dibagi dengan degree of freedom. Beberapa pengarang menganjurkan menggunakan ratio ukuran ini untuk mengukur fit. Menurut Wheaton et. Al (1977) dalam Imam Ghozali (2008) nilai ratio 5 (lima) atau kurang dari lima merupakan ukuran yang reasonable. Peneliti lainnya seperti Byrne (1988) mengusulkan nilai ratio ini < 2 merupakan ukuran fit. 38
c. Goodness of Fit Index (GFI) Goodness of Fit Index (GFI) dikembangkan oleh Joreskog dan Sorbon (1984) yaitu ukuran non-statistik yang nilainya berkisar antar 0 (poor fit) sampai 1 (perfect fit). Nilai GFI tinggi menunjukkan fit yang lebih baik dan berapa nilai GFI dapat diterima sebagai nilai yang layak belum ada standarnya, tetapi banyak peneliti menganjurkan nilai di atas 90% sebagai ukuran good fit. d. Root Mean Square Erorrs of Approximation (RMSEA) Root mean square error of approximination (RMSEA) merupakan ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan statistic chi-square menolak model dengan jumlah sampel yang besar. Nilai RMSEA antara 0,05 sampai 0,08 merupakan ukuran yang dapat diterima. Hasil uji empiris RMSEA cocok untuk menguji model konfitmatori atau competing model strategy dengan jumlah sampel besar. 2. Incremental Fit Measures Incremental fit measures membandingkan proposed model dengan baseline model sering disebut dengan null model. Null model merupakan model realistic dimana model-model yang lain harus diatasnya. a. Adjusted Goodness of Fit Indes (AGFI) Adjusted
Goodnbess of Fit
Index
(AGFI) merupakan
pengembangan dari GFI yang disesuaikan dengan ratio degree of
39
freedom untuk propsed model dengan degree of freedom untuk null model. Nilai yang direkomendasikan adalah 0,90. b. Tucker-Lewis Index (TLI) Tucker-Lewis Index atau dikenal dengan nonnormed fit index (NNFI). Pertama kali diusulkan sebagai alat untuk mengevaluasi analisis faktor, tetapi sekarang dikembangkan untuk SEM. Ukuran ini menggabungkan ukuran parsimony kedalam indeks komparasi antara proposal model dan null model dan nilai TLI berkisar dari 0 sampai 1.0. Nilai TLI yang direkomemdasikan adalah 0,90. c. Normed Fit Index (NFI) Normed Fit Index merupakan ukuran perbandingan antara proposed model dan null model. Nilai NFI akan bervariasi dari 0 (no fit at all) sampai 1.0 (perfect fit). Seperti halnya TLI tidak ada nilai absolute yang dapat digunakan sebagai standar, tetapi umumnya direkomendasikan 0,90. 3. Parsimony Fit Measures Ukuran ini menghubungkan goodness-of-fit model dengan sejumlah koefisien estimasi yang diperlukan untuk mencapai level fit. Tujuan dasarnya adalah untuk mendiagnosa apakah model fit telah tercapai dengan “overfitting” data yang memiliki banyak koefisien. Prosedur ini mirip dengan “adjustment” terhadap nilai R2 didalam multiple regression. Namun demikian karena tidak ada uji statistik yang tersedia maka penggunaannya hanya terbatas untuk membandingkan model. 40
a. Parsimony Goodness of Fit Index (PGFI) Parsimonious goodness-of-fit index (PGFI) memodifikasi GFI atas dasar parsimony estimated model. Nilai PGFI berkisar antara 0 sampai 1.0 dengan nilai semakin tinggi menunjukkan model lebih parsimony. b. Parsimony Normed Fit Index (PNFI) Parsimonious Normal Fit Index (PNFI) merupakan modifikasi dari NFI. PNFI memasukkan jumlah degree of freedom yang digunakan untuk mencapai level fit. Semakin tinggi nilai PNFI semakin
baik.
Kegunaan
utama
dari
PNFI
adalah
untuk
membandingkan model dengan degree of freedom yang berbeda. Digunakan untuk membandingkan model alternatif sehingga tidak ada nilai yang direkomendasikan sebagai nilai fit yang diterima. Namun demikian jika membandingkan dua model maka perbedaan PNFI 0,60 sampai 0,90 menunjukkan adanya perbedaan model yang signifikan
41
Tabel 3.1 Standar Penilaian Kesesuaian (Fit) Laporan Statistik
Nilai yang Direkomendasikan Imam Ghozali (2008) Cut of value
Keterangan
Probabilitas 2
Tidak signifikan (p > 0.05)
Model yang diusulkan cocok/fit dengan data observasi
2 /df
5 <2
- Ukuran yang reasonable - Ukuran fit
RMSEA
< 0.1 < 0.05 < 0.01 0.05 x 0.08
- good fit - very good fit - outstanding fit - reasonable fit
GFI
> 0.9
good fit
AGFI
0.9
good fit
TLI
0.9
good fit
NFI
0.9
good fit
0-1.0
lebih besar lebih baik
PGFI 0-1.0 (Sumber : Imam Ghozali, 2008)
lebih besar lebih baik
Absolut Fit
Incremental Fit
Parsimonious Fit PNFI
Langkah 7 : Interpretasi dan Modifikasi Model Ketika model telah dinyatakan diterima, maka peneliti dapat mempertimbangkan dilakukannya modifikasi model untuk memperbaiki penjelasan teoritis atau goodness-of-fit. Modifikasi dari model awal harus dilakukan setelah dikaji banyak pertimbangan. Jika model dimodifikasi, maka
42
model tersebut harus di cross-validated (diestimasi dengan data terpisah) sebelum model modifikasi diterima. E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Endogen a. Dana Pihak Ketiga (Y) Dana Pihak Ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Pada sebagian besar atau setiap bank, dana masyarakat ini umumnya merupakan dana terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dari masyarakat (Heithzal Rivai, dkk, 2007 : 413). Dalam pandangan syariah uang bukanlah suatu komoditi melainkan hanya sebagai alat untuk mencapai pertambahan nilai ekonomis (economic added value). Hal ini bertentangan dengan perbankan berbasis bunga di mana “uang mengembangbiakkan uang”, tidak peduli apakah uang itu dipakai dalam kegiatan produktif atau tidak. Untuk menghasilkan keuntungan, uang harus dikaitkan dengan kegiatan ekonomi dasar (primary economic activities) baik secara langsung maupun melalui transaksi perdagangan ataupun secara tidak langsung melalui penyertaan modal guna melakukan salah satu atau seluruh kegiatan usaha tersebut.
43
b. Mudharabah (Z) Mudharabah adalah salah satu jenis transaksi musyarakah di mana pihak yang bersyirkah adalah pemilik dana (shahibul mal) dan pemilik tenaga (mudharib) Secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibai atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh kesengajaan, kelalaian atau pelanggaran akad yang dilakukan oleh pengelola dana. 2. Variabel Eksogen a. Nilai Tukar Rupiah (X1) Menurut Adiningsih, dkk (1998 : 155), Nilai Tukar Rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang Negara lain ($). Jadi, nilai tukar rupiah merupakan nilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang Negara lain. Misalnya nilai tukar rupiah terhadap dollar ($), nilai tukar rupiah terhadap yen dan lain sebagainya. Menurut Lipsey et.al (1997), “Nilai tukar (exchange rate) adalah harga suatu mata uang dalam satuan mata uang asing; ini adalah jumlah mata uang suatu negara asing yang harus dibayarkan untuk mendapatkan satu unit mata uang domestik”
44
Menurut Paul R Krugman dan Maurice (1994 : 34) Kurs adalah Harga sebuah Mata Uang dari suatu Negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang. Menurut Nopirin (1996 : 163) Kurs adalah Pertukaran antara dua Mata Uang yang berbeda,maka akan mendapat perbandingan nilai/harga antara kedua Mata Uang tersebut. Menurut Suad Husnan (1998), “Kurs valuta asing di Indonesia biasanya dinyatakan sebagai berapa rupiah yang diperlukan oleh bank untuk membeli satu unit mata uang (kurs beli) dan berapa rupiah yang akan diterima kalau menjual satu unit mata uang asing (kurs jual)” b. Inflasi (X2) Menurut Sukirno Sadono(2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya. Menurut Nopirin (2000) inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terusmenerus ini tidak berarti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu naik dengan presentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan yang penting terdapat kenaikan umum barang secara terus-menerus selama satu periode. Data inflasi yang digunakan adalah perkembangan inflasi per bulan periode bulan Juni
45
2004 – bulan Juli 2010. Data tersebut diperoleh dari data statistik ekonomi keuangan Indonesia. c. Jumlah Uang Beredar (X3) Jumlah Uang Beredar (M2) adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit (narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas uang kartal dan uang giral M1 = C + D Dimana : M1 = jumlah uang yang beredar dalam arti sempit C = Uang kartal (=uang kertas+uang logam) D = uang giral atau cek Uang beredar dalam arti luas (M2) adalah ditambah deposito berjangka (time deposit) : M2 = M1 + TD Dimana: M2 = jumlah uang beredar dalam arti luas TD = deposito berjangka (time deposit) Secara teknis, yang dihitung sebagai jumlah uang beredar adalah uang yang benar-benar berada di tangan masyarakat. Uang yang berada di tangan bank (bank umum dan bank sentral), serta uang kertas dan logam (kuartal) milik pemerintah tidak dihitung sebagai uang beredar. 46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll), dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional. Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai gerakan fundamentalis. Pemimpin perintis usaha ini Ahmad El Najjar, mengambil bentuk sebuah bank simpanan yang berbasis profit sharing (pembagian laba) di kota Mit Ghamr pada tahun 1963. Eksperimen ini berlangsung hingga tahun 1967, dan saat itu sudah berdiri 9 bank dengan konsep serupa di Mesir. Bank-bank ini, yang tidak memungut maupun menerima bunga, sebagian besar berinvestasi pada usaha-usaha perdagangan dan industri secara langsung dalam bentuk partnership dan membagi keuntungan yang didapat dengan para penabung.
47
47
Masih di negara yang sama, pada tahun 1971, Nasir Social bank didirikan dan mendeklarasikan diri sebagai bank komersial bebas bunga. Walaupun dalam akta pendiriannya tidak disebutkan rujukan kepada agama maupun syariat islam. Islamic Development Bank (IDB) kemudian berdiri pada tahun 1974 disponsori oleh negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam, walaupun utamanya bank tersebut adalah bank antar pemerintah yang bertujuan untuk menyediakan dana untuk proyek pembangunan di negaranegara anggotanya. IDB menyediakan jasa finansial berbasis fee dan profit sharing untuk negara-negara tersebut dan secara eksplisit menyatakan diri berdasar pada syariah islam. Dibelahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis islam kemudian muncul. Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic Bank (1975), Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977) serta Bahrain Islamic Bank (1979). Dia Asia-Pasifik, Phillipine Amanah Bank didirikan tahun 1973 berdasarkan dekrit presiden, dan di Malaysia tahun 1983 berdiri Muslim Pilgrims Savings Corporation yang bertujuan membantu mereka yang ingin menabung untuk menunaikan ibadah (Haji). Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat 48
terimbas oleh krisis moneter pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. [1].Saat ini keberadaan bank syariah di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang yaitu UU No. 10 tahun 1998 tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Hingga tahun 2007 terdapat 3 institusi bank syariah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah. Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah adalah 19 bank diantaranya merupakan bank besar seperti Bank Negara Indonesia (Persero), Bank Rakyat Indonesia (Persero)dan Bank swasta nasional: Bank Tabungan Pensiunan Nasional (Tbk). Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah. Beberapa prinsip/ hukum yang dianut oleh sistem perbankan syariah antara lain :
Pembayaran terhadap pinjaman dengan nilai yang berbeda dari nilai pinjaman dengan nilai ditentukan sebelumnya tidak diperbolehkan.
Pemberi dana harus turut berbagi keuntungan dan kerugian sebagai akibat hasil usaha institusi yang meminjam dana.
49
Islam tidak memperbolehkan "menghasilkan uang dari uang". Uang hanya merupakan media pertukaran dan bukan komoditas karena tidak memiliki nilai intrinsik.
Unsur Gharar (ketidakpastian, spekulasi) tidak diperkenankan. Kedua belah pihak harus mengetahui dengan baik hasil yang akan mereka peroleh dari sebuah transaksi
B. Penemuan dan Pembahasan 1. Analisis Deskriptif Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan bantuan AMOS 16 untuk dapat mengolah data dan memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti, yaitu terdiri dari variabel eksogen; Nilai tukar rupiah/$, Inflasi, Jumlah uang beredar (M2). Sedangkan variabel endogen; Dana Pihak Ketiga (DPK) dan pembiayaan mudharabah. a. Analisis Deskriptif Variabel Nilai Tukar Rupiah/$ Menurut Kuncoro (2008), kurs rupiah adalah nilai tukar sejumlah rupiah yang diperlukan untuk membeli satu US$ (US Dollar). Nilai tukar tersebut ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan pasar atau istilah lainnya adalah mekanisme pasar. Jika harga rupiah terhadap dollar melemah, maka sebaliknya permintaan terhadap mata uang dollar akan meningkat. Hal ini disebabkan karena investor cenderung akan melepas rupiah dan akan membeli dollar. Kurs tersebut ditentukan oleh perpotongan kurva permintaan dan kurva penawaran dari mata uang asing tersebut. Data nilai tukar rupiah dalam 50
penelitian ini diwakili oleh Dollar Amerika periode Juni 2004 - Juli 2010. Data tersebut diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang dipublikasikan melalui situs www.bi.go.id pada tanggal 17 September 2010. Tabel 4.1 Nilai Tukar Rp/$ (dalam ribuan) Nilai Tukar Rp/$
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
-
9165 9260 9480 9570 9495 9713 9819 10240 10310 10090 10035 9830
9395 9230 9075 8775 9220 9300 9070 9100 9235 9110 9165 9020
9090 9160 9118 9083 8828 9054 9186 9410 9137 9103 9376 9419
9291 9051 9217 9234 9318 9225 9118 9153 9378 10995 12151 10950
11355 11980 11575 10713 10340 10225 9920 10060 9681 9545 9480 9400
9365 9335 9115 9012 9180 9083 8952
-
9415 9168 9328 9170 9090 9018 9290
-
(Sumber : BI)
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut :
51
Gambar. 4.1 Grafik Nilai Tukar Rupiah/$
(Sumber : data diolah) Kenaikan harga minyak bumi pada tahun 2005 menyebabkan permintaan
terhadap
US
dolar
menjadi
meningkat
sehingga
mengakibatkan terjadinya kenakian harga, yang berdampak pada turunnya pendapatan masyarakat. Pada pertengahan 2006 hingga akhir 2008, nilai tukar kembali stabil. Terjadinya krisis ekonomi global pada 2008 hingga 2010 mendorong nilai tukar kembali naik tajam. b. Analisis Deskriptif Variabel Inflasi Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya.
52
Data inflasi yang digunakan adalah perkembangan inflasi per bulan periode Juni 2004 - Juli 2010. Data tersebut diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang dipublikasikan melalui situs www.bi.go.id pada tanggal 17 September 2010. Tabel 4.2 Inflasi (dalam desimal) Inflasi
Bulan
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
Maret
-
April
-
Mei
-
Juni
0.006 0.006 0.006 0.005 0.005 0.005 0.005
0.006 0.006 0.007 0.007 0.006 0.006 0.007 0.007 0.008 0.015 0.015 0.014
0.014 0.015 0.013 0.013 0.013 0.013 0.013 0.012 0.012 0.005 0.004 0.006
0.005 0.005 0.005 0.006 0.005 0.005 0.005 0.005 0.006 0.006 0.006 0.006
0.006 0.006 0.007 0.008 0.009 0.009 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.009
0.008 0.007 0.007 0.006 0.005 0.003 0.002 0.002 0.002
0.005
Februari
-
0.002 0.002 0.002
-
Januari
Juli Agustus September Oktober November Desember
0.004 0.003 0.003 0.003 0.003 0.003 -
-
(Sumber : BI)
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut.
53
Gambar. 4.2 Grafik Inflasi
(Sumber : data diolah)
Tingginya harga minyak dunia pada 2005 lalu menyebabkan inflasi di Indonesia naik tajam. Hal ini diindikasikan dengan naiknya harga kebutuhan pokok dan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Sehingga mengakibatkan pendapatan riil masyarakat menurun. Namun, seiring dengan kebijaan yang dikeluarkan pemerintah, inflasi berangsurangsur menurun hingga tahun 2007. Walaupun pada tahun 2008 hingga 2009 kembali naik, dampaknya tidak terlalu berimbas pada perbankan syariah secara keseluruhan . c. Analisis Deskriptif Jumlah Uang Beredar (M2) Jumlah Uang Beredar (M2) adalah nilai keseluruhan uang yang berada di tangan masyarakat. Jumlah uang beredar dalam arti sempit
54
(narrow money) adalah jumlah uang beredar yang terdiri atas uang kartal dan uang giral. Data jumlah uang beredar (M2) yang digunakan adalah perkembangan M2 per bulan periode Juni 2004 - Juli 2010. Data tersebut diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia yang dipublikasikan melalui situs www.bi.go.id pada tanggal 17 September 2010. Tabel 4.3 Jumlah Uang Beredar (dalam miliaran) Bulan
Jumlah Uang Beredar (M2) 2004
2005
1017491 1014376 1022703 1046656 1049516 973398 1076526 974097 1092206 982669 1119102 988173 1154053 998167 1168842 1001586 1169085 1033877 1202762 (Sumber : BI) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
-
2006
2007
2008
2009
2010
1194939 1197772 1198748 1197122 1241865 1257785 1252816 1274084 1294744 1329425 1341940 1382493
1367957 1369243 1379237 1385715 1396067 1454577 1474769 1493050 1516884 1533846 1559569 1649662
1596565 1603750 1594390 1611691 1641733 1703381 1686050 1682811 1778139 1812490 1851023 1895839
1874145 1900208 1916752 1912623 1927070 1977532 1960950 1995294 2018510 2021517 2062206 2141384
2073860 2066481 2111350 2115125 2142339 2230237 2216101 -
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut.
55
Gambar. 4.3 Grafik Jumlah Uang Beredar
(Sumber : data diolah)
Jumlah uang beredar ditentukan oleh tingat permintaan dan penawaran terhadap uang. Sepanjang priode penelitian , jumlah uang beredar cenderung bergera naik. Hal ini dapat direspon positif bagi perbankan syariah untuk menyalurkan pembiayaan yang dananya dihasilkan dari meningkatnya dana pihak ketiga akibat bertambahnya penawaran uang di masyarakat. d. Analisis Deskriptif Dana Pihak Ketiga (DPK) Pada dasarnya dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh bank dari masyarakat. Dana Pihak Ketiga yang ditarik bank syariah dapat berbentuk (Zainul Arifin, 2006 : 48)
56
1) Titipan
(wadiah)
simpanan
yang
dijamin
keamanan
dan
pengembaliannya (guaranteed deposit) tetapi tanpa memperoleh imbalan atau keuntungan. 2) Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi resiko (non guaranteed account untuk investasi umum (general investment account/ mudharabah mutlaqah) di mana bank akan membayar bagian keuntungan secara proporsional dengan porofolio yang didanai dengan modal tersebut. 3) Investasi
khusus
(special
investment
account/mudharabah
muqayyadah) di mana bank bertindak sebagai manajer investasi untuk memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil resiko atas investasi. Data Dana Pihak Ketiga (DPK) yang digunakan adalah perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbulan periode Juni 2004 Juli 2010. Data tersebut diperoleh dari Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasikan melalui situs www.bi.go.id pada tanggal 17 September 2010.
57
Tabel 4.4 Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah Dana Pihak Ketiga (DPK) (Dalam Miliaran Rupiah)
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
-
11891 11764 12259 12799 12840 13358 13323 13617 13358 13585 13489 15582
15135 14873 14956 15189 15835 16433 16508 17107 17976 18856 19347 20672
20514 21054 21883 22008 22570 22714 23232 23309 24680 25473 25473 28012
27696 29121 29552 31064 31705 33049 32898 32359 33569 34118 34422 36852
38195 38651 38040 39193 40288 42103 43004 44019 45381 46500 47887 52271
53163 53299 52811 54043 55067 58078 60462
-
8316 8683 9348 9676 10100 10559 11862
-
(Sumber : BI)
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut. Gambar. 4.4 Grafik Dana Pihak Ketiga (DPK)
(Sumber : data diolah) Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat, hal ini sejalan dengan perkembangan kantor-kantor 58
cabang bank syariah di Indonesia yang semakin banyak jumlahnya sehingga semakin besar dana masyarakat atau Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat diserap oleh perbankan syariah. Kondisi ini kemungkinan dipicu oleh minat masyarakat cukup tinggi dalam menempatkan dananya di bank syariah yang telah terbukti tidak mengalami guncangan saat terjadi krisis. e. Analisis Deskriptif Pembiayaan Mudharabah Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan. Secara teknis mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha, laba dibagi atas dasar nisbah bagi hasil menurut kesepakatan kedua belah pihak, sedangkan bila terjadi kerugian akan ditanggung oleh si pemilik dana kecuali disebabkan oleh kesengajaan, kelalaian atau pelanggaran akad yang dilakukan oleh pengelola dana.
59
Tabel 4.5 Mudharabah (Dalam Miliaran Rupiah) Mudharabah (Dalam Miliaran Rupiah)
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
-
2106 2236 2370 2517 2633 2745 2790 2896 3004 3140 3108 3124
3105 3130 3209 3336 3430 3561 3636 3698 3843 3950 3966 4062
4007 4001 4133 4323 4432 4687 4855 5029 5247 5355 5440 5578
5564 5720 5835 6095 6242 6518 6522 6602 6750 6590 6440 6205
7554 7866 8108 8347 8672 9142 9422 9932 10007 10184 10359 10412
10363 10725 11216 11632 11950 7593 7856
-
1459 1573 1655 1702 1884 1907 2062
-
(Sumber : BI)
Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif, data tersebut dapat kita lihat melalui grafik sebagai berikut. Gambar. 4.5 Grafik Pembiayaan Mudharabah
(Sumber : data diolah)
60
Seiring dengan meningkatnya jumlah sumber dana pihak ketiga yang dihimpun, maka jumlah pembiayaan yang berhasil disalurkan pun meningkat sepanjang periode penelitian. Hal ini menunjukkan konsistensi perbankan syariah dalam menyalurkan pembiayaan tetap tinggi. 2. Analisis Jalur Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan Jumlah uang beredar (M2) terhadap Dana Pihak Ketiga serta Implikasinya terhadap Pembiayaan Mudharabah Analisis jalur ini dibagi menjadi dua substruktur. Substruktur yang pertama menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah/$, inflasi dan jumlah uang beredar (M2) sebagai variabel eksogen terhadap Dana Pihak Ketiga sebagai variabel endogen. Substruktur yang kedua menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah/$, inflasi, jumlah uang beredar (M2) dan dana pihak ketiga sebagai variabel eksogen terhadap Pembiayaan Mudharabah sebagai variabel endogen. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 16, maka dapat digambarkan diagram jalur sebagai berikut.
61
Gambar. 4.6 Diagram Jalur dengan Hasil Perhitungan NT Rp/$ -.07
e1
e2
.00
.10 -.04 -.06
INFLASI
.28
.98
-.43
.93
.98
DPK
.42
MUDHARABAH
.53
M2 (Sumber : Output AMOS 16)
a. Analisis Hubungan Antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) Korelasi antara nilai tukar rupiah/$, inflasi, dan jumlah uang beredar (M2) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.6 Hasil Korelasi Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) Korelasi Antar Variabel Estimasi Probabilitas NT Rp/$ <--> INFLASI 0.102 0,385 INFLASI <--> M2 -0.429 0,000 NT Rp/$ <--> M2 0.276 0,023 (Sumber : data diolah) 1) Korelasi antara nilai tukar rupiah/$ dan Inflasi Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel nilai tukar Rp/$ dan inflasi sebesar 0,102. Untuk menafsirkan angka tersebut digunakan kriteria sebagai berikut: 0 – 0,25
: Korelasi sangat lemah (dianggap tidak ada)
62
> 0,25 – 0,5
: Korelasi cukup kuat
> 0,5 – 0,75
: Korelasi kuat
> 0,75 – 1
: Korelasi sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut, maka diajukan hipotesis: Ho; ρ = 0 : Tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel. Ha; ρ ≠ 0 : Ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara dua variabel Pengujian berdasarkan signifikan: Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak Korelasi sebesar 0,102 mempunyai maksud hubungan antara variabel nilai tukar Rp/$ dan inflasi sangat lemah dan searah. Searah artinya apabila terjadi kenaikan nilai tukar Rp/$, maka inflasi juga akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,385 > 0,05 maka tidak cukup bukti untuk menolak Ho;ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0 sehingga korelasi tidak signifikan. 2) Korelasi antara inflasi dengan M2 Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel inflasi dan M2 sebesar -0,429. Korelasi sebesar -0,429 mempunyai maksud hubungan antara variabel inflasi dan M2 cukup kuat dan berlawanan searah. Artinya apabila terjadi kenaikan inflasi, 63
maka nilai M2 akan mengalami penurunan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,000 > 0,05 maka telah cukup bukti untuk menolak Ho;ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0 sehingga korelasi signifikan. 3) Korelasi antara nilai tukar rupiah/$ dan M2 Berdasarkan perhitungan, diperoleh angka korelasi antara variabel nilai tukar rupiah/$ dan M2 sebesar 0,276. Korelasi sebesar 0,276 mempunyai maksud hubungan antara variabel nilai tukar rupiah/$ dan M2 cukup kuat dan searah. Searah artinya apabila terjadi kenaikan nilai tukar rupiah/$, maka nilai dari M2 juga akan mengalami kenaikan, dan sebaliknya. Korelasi dua variabel tersebut mempunyai probabilitas sebesar 0,023 < 0,05 maka telah cukup bukti untuk menolak Ho;ρ=0 dan menerima Ha;ρ≠0 sehingga korelasi signifikan. b. Analisis Jalur Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 terhadap Dana Pihak Ketiga Adapun gambar hasil analisis diagram jalur Substruktur pertama adalah sebagai berikut.
64
Gambar. 4.7 Diagram Jalur Substruktur I NT Rp/$ -.07
e1
.00
.10 .98
INFLASI
.28
-.06
DPK
.98
-.43
M2 (Sumber : data diolah) Analisis jalur substruktur yang pertama adalah menganalisis pengaruh Nilai Tukar Rp/$, Inflasi dan M2 terhadap Dana Pihak Ketiga baik secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression Weight kolom Probability (lihat lampiran). Adapun hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 16 adalah sebagai berikut.
65
Tabel 4.7 Pengaruh antara Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 terhadap Dana Pihak Ketiga Pengaruh antar variable Estimasi Probabilitas R Square NT Rp/$ - - > DPK -0.069 0,000 INFLASI - - > DPK -0.056 0,006 0,976 M2 --> DPK 0.979 0,000 (Sumber : data diolah) Untuk melihat pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 secara gabungan terhadap Dana Pihak Ketiga, kita dapat melihat hasil perhitungan pada tabel 4.2 khususnya angka R square. Besarnya angka R square (r2) adalah 0,976. Angka tersebut digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 secara gabungan terhadap Dana Pihak Ketiga dengan cara menghitung koefisien determinasi (KD) dengan menggunakan rumus berikut: KD = r2 x 100% KD = 0,976 x 100% KD = 97,6% Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pengaruh variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 terhadap Dana Pihak Ketiga secara gabungan adalah 97,6%, sedangkan sisanya sebesar 2,4% (100%-97,6%%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 adalah sebesar 97,6%, sementara pengaruh yang disebabkan oleh variabel-variebel lain di luar model ini adalah sebesar 2,4%. 66
Untuk melihat besarnya pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, dan M2 terhadap Dana Pihak Ketiga secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel 4.4, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas. 1) Pengaruh antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Dana Pihak Ketiga Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Dana Pihak Ketiga, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: Ho : Tidak ada hubungan linier antara Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Dana Pihak Ketiga. Ha : Ada hubungan linier antara Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Dana Pihak Ketiga. Dengan kriteria sebagai berikut:
Jika probabilitas penelitian < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika probabilitas penelitian > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 < 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan
67
Dana Pihak Ketiga. Besarnya pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Dana Pihak Ketiga sebesar -0,067atau -6,9%. Nilai Tukar Rupiah/$ memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. Artinya, apabila terjadi kenaikan Nilai Tukar Rupiah/$, maka jumlah Dana Pihak Ketiga akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. 2) Pengaruh antara inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: Ho : Tidak ada hubungan linier antara inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga. Ha : Ada hubungan linier antara inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,006 > 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga. Besarnya pengaruh inflasi terhadap Dana Pihak Ketiga sebesar atau -0,056 atau -5,6%. Inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. Artinya, apabila terjadi kenaikan
68
inflasi, maka jumlah Dana Pihak Ketiga akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. 3) Pengaruh antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Dana Pihak Ketiga. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Dana Pihak Ketiga, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: Ho : Tidak ada hubungan linier antara Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Dana Pihak Ketiga. Ha : Ada hubungan linier antara Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Dana Pihak Ketiga. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 < 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Dana Pihak Ketiga. Besarnya pengaruh inflasi dengan penyaluran kredit sebesar 0,979 atau 97,9%. Jumlah Uang Beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga. Artinya, apabila Jumlah Uang Beredar (M2) mengalami kenaikan, maka jumlah Dana Pihak Ketiga juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya.
69
c. Analisis Jalur Pengaruh Variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur kedua adalah sebagai berikut. Gambar. 4.8 Diagram Jalur Substruktur II
NT Rp/$ -.07
e1
e2
.00
.10 -.04
INFLASI
.28
-.06
.98
-.43
DPK
.93
.98 .42
MUDHARABAH
.53
M2 (Sumber : Output AMOS) Analisis jalur sub struktur yang kedua adalah menganalisis pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah baik secara simultan maupun secara parsial. Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi pada tabel Standardized Regression Weight. Sedangkan untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada angka di tabel Regression Weight kolom Probability
70
(lihat pada lampiran). Adapun Ringkasan hasil perhitungan dengan menggunakan Software AMOS 16 adalah sebagai berikut Tabel 4.8 Pengaruh antara Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah Probabilita Pengaruh antar variable Estimasi R Square s NT Rp/$ - - > Mudharabah 0,000 0,997 Inflasi --> Mudharabah -0,036 0,324 0,934 M2 --> Mudharabah 0,529 0,007 DPK --> Mudharabah 0,425 0,030 (Sumber : data diolah) Untuk melihat pengaruh variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah secara gabungan dapat dilihat pada tabel 4.3 kolom R Square. Besarnya angka R square (r2) adalah sebesar 0,934. Angka tersebut menjelaskan bahwa pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah secara gabungan adalah 93,4% (0,934 x 100%), sedangkan sisanya sebesar 6,6% (100% - 93,4%) dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, variabilitas kepuasan yang dapat diterangkan dengan menggunakan variabel Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap
Pembiayaan
Mudharabah
sebesar
93,4%,
sementara
pengaruh 6,6% disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model ini. Untuk melihat besarnya pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 dan Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Mudharabah
71
secara parsial, digunakan kolom estimasi pada tabel 4.4, sedangkan untuk melihat signifikansi digunakan kolom probabilitas. 1) Pengaruh antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Pembiayaan Mudharabah. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Pembiayaan Mudharabah, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: Ho : Tidak ada hubungan linier antara Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Pembiayaan Mudharabah. Ha : Ada hubungan linier antara Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Pembiayaan Mudharabah. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,997 < 0,05. Maka belum cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, tidak ada hubungan linier antara variabel Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Pembiayaan Mudharabah. Besarnya pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$ dengan Pembiayaan Mudharabah. sebesar 0,000 atau 0%. 2) Pengaruh antara variabel Inflasi dengan Pembiayaan Mudharabah. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel Inflasi dengan Pembiayaan Mudharabah, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: 72
Ho : Tidak
ada
hubungan
linier
antara
inflasi
dengan
Pembiayaan Mudharabah. Ha :
Ada hubungan linier antara inflasi dengan Pembiayaan Mudharabah. Hasil perhitungan menunjukkan angka -0,036 > 0,05. Maka
belum cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, tidak ada hubungan linier antara variabel Inflasi dengan Pembiayaan Mudharabah. 3) Pengaruh antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Pembiayaan Mudharabah. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Pembiayaan Mudharabah dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: Ho : Tidak ada hubungan linier antara Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Pembiayaan Mudharabah. Ha :
Ada hubungan linier antara Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Pembiayaan Mudharabah. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,007 > 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dengan Pembiayaan Mudharabah. Besarnya pengaruh Jumlah Uang
73
Beredar (M2) dengan Pembiayaan Mudharabah sebesar 0,529 atau 52,9%. Jumlah Uang Beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif dan tidak signifikan pada Pembiayaan Mudharabah. Artinya, apabila terjadi kenaikan Jumlah Uang Beredar (M2), maka Pembiayaan Mudharabah juga akan mengalami kenaikan, begitu juga sebaliknya. 4) Pengaruh antara variabel Dana Pihak Ketiga dengan Pembiayaan Mudharabah. Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel Dana Pihak Ketiga dengan Pembiayaan Mudharabah, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut: Ketentuan Hipotesis: Ho : Tidak ada hubungan linier antara Dana Pihak Ketiga dengan Pembiayaan Mudharabah. Ha : Ada hubungan linier antara Dana Pihak Ketiga dengan Pembiayaan Mudharabah. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,030 < 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel Dana Pihak Ketiga dengan Pembiayaan Mudharabah. Besarnya pengaruh Dana Pihak Ketiga dengan Pembiayaan Mudharabah sebesar 0,425 atau 42,5%.
74
Dana Pihak Ketiga memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah. Artinya, apabila terjadi Dana Pihak Ketiga, maka Pembiayaan Mudharabah juga akan mengalami kenaikan. Rangkuman seluruh pengujian pengaruh antar variabel eksogen dan endogen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.9 Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan Endogen Pengaruh Variabel Estimasi Probabilitas Kesimpulan DPK NT Rp/$ -0.069 0,000 Signifikan DPK Inflasi -0.056 0,006 Signifikan DPK M2 0.979 0,000 Signifikan NT Rp/$ Mudharabah 0,000 0,997 Tidak Signifikan Mudharabah Inflasi -0,036 0,324 Tidak Signifikan Mudharabah M2 0,529 0,007 Signifikan Mudharabah DPK 0,425 0,030 Signifikan (Sumber : data diolah) d. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit) Untuk mengetahui apakah model tersebut sudah sesuai atau belum, maka dilakukan uji kesesuaian model (Goodness of Fit) sebagai berikut.
75
Tabel 4.10 Hasil Uji Goodness of Fit Pengaruh Nilai Tukar Rupiah/$, Inflasi, M2 terhadap Dana Pihak Ketiga serta implikasinya terhadap Pembiayaan Mudharabah Laporan Statistik Absolut Fit Prob. 2
2 /df RMSEA
Nilai yang Direkomendasikan Hasil (Imam Ghozali, 2008) Tidak signifikan (p > 0.05) 5 <2 < 0.1 < 0.05 < 0.01 0.05 x 0.08 0.9
GFI Incremental Fit AGFI TLI NFI Parsimonious Fit PNFI PGFI (Sumber : data diolah)
Keterangan
-
Model tidak cocok
-
-
-
Poor Fit
1
Perfect Fit
0.9 0.9 0.9
1
Perfect Fit
0-1.0 0-1.0
0 0
Poor Fit Poor Fit
Hasil uji Goodness of Fit tersebut masih banyak yang tidak Terdefinisi maka pengujian tersebut dianggap kurang Fit. Hal ini disebabkan dalam model tersebut masih ada pengaruh antar variabel yang tidak signifikan. Selanjutnya peneliti akan melakukan analisis jalur model trimming. Analisis Jalur Model Trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur bila koefisien betanya (eksogen) tidak signifikan. Dalam hal ini peneliti menghilangkan salah satu jalur (panah) yang memiliki koefisien betanya tidak signifikan dan yang memiliki probabilitas terbesar. Rangkuman hasil trimming model dapat dilihat pada tabel berikut. 76
Tabel 4.11 Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Modifikasi Indeks Goodness of Fit Absolut Fit Prob. 2
Cut-Off Value
Tidak signifikan (p > 0.05)
Df
5
2
/df RMSEA
<2 < 0.1 < 0.05 < 0.01
0.05 x 0.08 GFI 0.9 Incremental Fit AGFI 0.9 0.9 TLI NFI 0.9 PNFI 0-1.0 PGFI 0-1.0 (Sumber : data diolah)
Sebelum Trimming
Hasil Uji Trimming Trimming I II
-
0,997
0,614
0
1
2
-
0,000
0,487
-
0,000
0,000
1
1
0,995
1 0 0
1 1,020 1 0,1 0,67
0,960 1,011 0,998 0,200 0,133
Pada trimming, jalur (panah) nilai tukar rupiah pada pembiayaan mudharabah dihilangkan karena memiliki probabilitas 0,997 > 0,05 (tidak signifikan). Dari hasil modifikasi I model analisis jalur dengan menghilangkan jalur (panah) nilai tukar rupiah pada pembiayaan mudharabah, diperoleh indeks kesesuaian model yang cukup baik. Akan tetapi masih terdapat probabilitas yang lebih dari 0,05, yaitu Inflasi terhadap pembiayaan mudharabah sebesar 0,324. (Lihat Lampiran). Maka dari itu penelitian harus diulang kembali dengan menghilangkan jalur yang memiliki probabilitas terbesar yaitu inflasi terhadap pembiayaan mudharabah. 77
Pada trimming kedua, jalur (panah) inflasi terhadap pembiayaan mudharabah dihilangkan karena memiliki probabilitas sebesar 0,324 > 0,05 (tidak signifikan). Dari hasil trimming II model analisis jalur dengan menghilangkan jalur (panah) inflasi terhadap kredit inflasi terhadap pembiayaan mudharabah, diperoleh indeks kesesuaian model yang cukup baik. Setelah dimodifikasi, maka dapat diperoleh hasil perhitungan dalam gambar sebagai berikut. Gambar 4.9 Hasil Perhitungan Diagram Jalur Setelah Trimming
NT Rp/$ -.07
e1
e2
.10 .93
.98
INFLASI
.28
-.06
.98
-.43
DPK
.49
MUDHARABAH
.48
M2 (Sumber : Output Amos 16) Dikarenakan terjadi beberapa trimming bagi jalur yang tidak signifikan, maka dari itu penelitian selanjutnya bertujuan sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh nilai tukar Rp/$, Inflasi, dan jumlah uang beredar (M2) terhadap DPK. 2. Untuk menganalisis pengaruh jumlah uang beredar (M2) dan DPK terhadap pembiayaan mudharabah.
78
3. Analisis Jalur Setelah Trimming Pengujian analisis jalur setelah trimming terdiri dari 2 (dua) sub struktur. Yang pertama adalah menganalisis pengaruh antara pengaruh nilai tukar Rp/$, Inflasi, dan jumlah uang beredar (M2) terhadap DPK baik secara simultan maupun parsial. Yang kedua menganalisis pengaruh jumlah uang beredar (M2) dan DPK terhadap pembiayaan mudharabah baik secara simultan maupun parsial. a. Analisis Hubungan Antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) Korelasi antara nilai tukar rupiah/$, inflasi, dan jumlah uang beredar (M2) dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.12 Hasil Korelasi antara nilai tukar Rp/$, Inflasi, dan jumlah uang beredar (M2) setelah Trimming Korelasi Antar Variabel Estimasi Probabilitas NT RP/$ <--> INFLASI 0,102 0,385 INFLASI <--> M2 -0,429 0,000 NT RP/$ <--> M2 0,276 0,023 (Sumber : data diolah) Korelasi antara deposito, nilai tukar Rp/$ dan inflasi bank Mandiri Indonesia tidak berbeda dengan analisis korelasi sebelum trimming. b. Analisis Jalur Pengaruh nilai tukar Rp/$, Inflasi, dan jumlah uang beredar (M2) terhadap DPK Secara Simultan dan Parsial Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur pertama adalah sebagai berikut.
79
Gambar 4.10 Diagram Jalur Sub Struktur I Setelah Trimming NT Rp/$ -.07
e1
.10 .98
INFLASI
.28
-.06
.98
-.43
DPK .48
M2 (Sumber : data diolah) Agar lebih jelas diagram jalur tersebut disajikan dalam bentuk ringkasan tabel sebagai berikut. Tabel 4.13 Hasil Uji Pengaruh antara Nilai Tukar Rp/$, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M2) terhadap DPK Pengaruh antar variabel Estimasi Probabilitas R Square Inflasi - - > DPK -0,056 0,006 NT Rp/$ - - > DPK -0,069 0,000 0,976 M2 - - > DPK 0,979 0,000 (Sumber : data diolah) Besarnya pengaruh variabel nilai tukar Rp/$, Inflasi, dan jumlah uang beredar (M2) terhadap DPK secara simultan adalah 97,6%, sedangkan sisanya sebesar 2,4% (100%-97,6) dipengaruhi oleh faktor lain. Besarnya pengaruh Inflasi terhadap DPK sebesar -0,056 atau -5,6%, nilai tukar Rp/$ terhadap DPK sebesar -0,069 atau -6,9% pengaruh M2 terhadap DPK sebesar 0,979 atau 97,9%. 1) Pengaruh antara variabel inflasi terhadap DPK Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,006 < 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak H0 dan menerima Ha. 80
Artinya, ada hubungan linier antara variabel inflasi terhadap DPK. Besarnya pengaruh inflasi terhadap DPK sebesar -0,056 atau -5,6%. Inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap DPK. Artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi, maka DPK akan mengalami penurunan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rossar Maries (2008 : 65), bahwa inflasi secara sederhana dapat dipahami sebagai kenaikan harga barang pada kurun waktu tertentu di suatu negara. Dampak yang ditimbulkan dari inflasi adalah berkurangnya pendapatan riil masyarakat diakibatkan turunnya nilai riil uang. Turunnya nilai riil uang maka pendapatan riil yang diperoleh menjadi berkurang. Berkurangnya pendapatan yang diperoleh mengakibatan kemampuan nasabah untuk menabung atau menyimpan uang di bank menjadi turun karena pendapatan yang diperoleh habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok. 2) Pengaruh antara variabel nilai tukar Rp/$ terhadap DPK. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 < 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak H0 dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel nilai tukar Rp/$ terhadap DPK. Besarnya pengaruh nilai tukar Rp/$ terhadap DPK sebesar -0,069 atau -6,9%. 81
Nilai tukar Rp/$ memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap DPK. Artinya, apabila terjadi kenaikan nilai tukar Rp/$, maka DPK akan mengalami penurunan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Ari Cahyono (2009). Dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa bila kurs/ nilai tukar Rp/$ naik, maka produksi barang dan jasa yang dihasilkan negara tersebut akan menjadi lebih mahal bila dihitung dengan mata uang negara lain tersebut. Akibatnya permintaan terhadap barang atau jasa akan mengalami penurunan dan tidak tertutup kemungkinan adanya penggunaan substitusi yang pada akhirnya akan semakin menekan permintaan. Permintaan yang menurun akan disikapi oleh produsen dengan menurunkan pasokan sehingga tercapai keseimbangan baru. Pengurangan pasokan dilakukan dengan mengurangi produksi. Bila produksi mengalami penurunan, maka masyarakat selaku penerima balas jasa faktor produksi akan mengalami penurunan pendapatan. Akibatnya dana yang tersedia untuk diinvestasikan dan disimpan akan berkurang. Hal tersebut mengakibatan bank kesulitan dalam melakuan penghimpunan dana pihak ketiga. 3) Pengaruh antara variabel jumlah uang beredar (M2) terhadap DPK.
82
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 < 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak H0 dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel jumlah uang beredar (M2) terhadap DPK. Besarnya pengaruh jumlah uang beredar (M2) terhadap DPK sebesar 0,979 atau 97,9%. Jumlah uang beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap DPK. Artinya, apabila terjadi kenaikan jumlah uang beredar (M2), maka DPK juga akan mengalami kenaikan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Rossar Maries (2008 : 71). Dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa respon yang diperlihatkan oleh DPK perbankan syariah terhadap jumlah uang beredar adalah reaksi bank syariah dalam melihat perkembangan dan pertumbuhan jumlah uang beredar yang mengalami peningkatan. Hal ini berkaitan
dengan
fungsi
intermediasi
bank
syariah,
sebagaimana diketahui perbankkan syariah lebih banyak menyalurkan pembiyaan terhadap sektor UKM atau sektor riil. Para pelaku UKM adalah mereka yang memiliki tingkat pendapatan yang rendah jika dibandingkan dengan korporasi. Para pengusaha kecil menengah ini umumnya membidik pangsa pasar masyarakat dengan penghasilan rendah pula. Dengan demikian respon yang diperlihatan oleh perbankkan syariah terhadap jumlah uang beredar adalah 83
reaksi terhadap potensi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka peningkatan jumlah pembiayaan melalui peningkatan jumlah uang beredar. Agar peningkatan jumlah uang beredar berdampa positif terhadap DPK perbankan syariah. Maka bank syariah melakukan
kebijakan
dalam
meningkatkan
DPK
yang
dihimpun. Strategi tersebut adalah memberian nisbah yang kompetitif terhadap tabungan/smpanan berjangka. c. Analisis Jalur Pengaruh jumlah uang beredar (M2) dan DPK terhadap pembiayaan mudharabah Secara Simultan dan Parsial Adapun gambar hasil analisis diagram jalur sub struktur kedua adalah sebagai berikut.
84
Gambar 4.11 Diagram Jalur Sub Struktur II Setelah Trimming
e1
e2 .93
.98
DPK
.49
MUDHARABAH
.48
M2 (Sumber : data diolah) Agar lebih jelas diagram jalur tersebut disajikan dalam bentuk ringkasan tabel sebagai berikut. Tabel 4.14 Hasil Uji Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M2) dan DPK terhadap Pembiayaan Mudharabah Pengaruh antar variabel Estimasi Probabilitas R Square - - > Mudharabah 0,478 0,004 M2 0,933 0,492 0,003 DPK - - > Mudharabah (Sumber : data diolah) Besarnya pengaruh variabel jumlah uang beredar (M2) dan DPK terhadap pembiayaan mudharabah secara simultan adalah 93,3%, sedangkan sisanya sebesar 6,7% (100%-93,3%) dipengaruhi oleh faktor lain. Besarnya pengaruh uang beredar (M2) terhadap pembiayaan mudharabah sebesar 0,478 atau 47,8%, pengaruh DPK terhadap pembiayaan mudharabah sebesar 0,492 atau 149,2%. 1) Pengaruh antara variabel uang beredar (M2) terhadap pembiayaan mudharabah
85
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,004 < 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak H0 dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel uang beredar (M2) terhadap pembiayaan mudharabah. Besarnya pengaruh uang beredar (M2) terhadap pembiayaan mudharabah sebesar 0,478 atau 47,8%. Dana uang beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Artinya, apabila terjadi kenaikan jumlah uang beredar (M2), maka pembiayaan mudharabah juga akan mengalami kenaikan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rossar Maries (2008 : 78), bahwa Bertambahnya jumlah uang beredar mengakibatkan perbankan intermediasi.
memiliki
kemampuan
Peningkatan
jumlah
untuk uang
melakukan beredar
fungsi direspon
perbankkan syariah dengan melakukan peningkatan pembiayaan. Sebab kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan jumlah DPK yang dihimpun mengalami peningkatan. Jika peningkatan jumlah uang beredar ini tidak segera disalurkan dalam bentuk pembiayaan, bank syariah akan mengalami kerugian akibat adanya kewajiban untuk memberikan nisbah terhadap DPK yang telah dihimpun. 2) Pengaruh antara variabel DPK terhadap pembiayaan mudharabah. Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,003 < 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak H0 dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel DPK terhadap pembiayaan 86
mudharabah. Besarnya pengaruh DPK terhadap pembiayaan mudharabah sebesar 0,492 atau 49,2%. DPK memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah. Artinya, apabila terjadi kenaikan DPK, maka pembiayaan mudharabah juga akan mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyataan oleh Muhammad (2005 : 52), bahwa dalam tataran operasional, secara umum dalam kondisi normal, besaran/totalitas pembiayaan sangat tergantung pada besaran dana yang tersedia, baik yang berasal dari pemilik berupa modal serta dana dari masyarakat luas, Dana Pihak Ketiga (DPK). Jelasnya, semakin besar funding suatu bank akan meningkatkan potensi bank yang bersangkutan dalam penyediaan pembiayaan. Rangkuman seluruh pengujian pengaruh antar variabel eksogen dan endogen dapat dilihat pada tabel sebagai berikut. Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Pengaruh antar Variabel Setelah Trimming Pengaruh Variabel Estimasi Probabilitas Kesimpulan NT Rp/$ - - > DPK -0,069 0,000 Signifikan --> Inflasi DPK -0,056 0,006 Signifikan --> M2 DPK 0,979 0,000 Signifikan - - > Mudharabah DPK 0,492 0,003 Signifikan - - > Mudharabah M2 0,478 0,004 Signifikan (Sumber : data diolah)
87
d. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit) Setelah Trimming Untuk mengetahui apakah model tersebut sudah sesuai atau belum, maka dilakukan uji kesesuaian model (Goodness of Fit) sebagai berikut.
Laporan Statistik Absolut Fit 2 (prob.) Df
Tabel 4.16 Hasil Uji Goodness of Fit Setelah Trimming Nilai yang Direkomendasikan Hasil Keterangan (Imam Ghozali, 2008) Tidak signifikan (p > 0.05)
0,614 2
Model cocok
0,487
good fit
0,000
good fit
0,05 x 0,08 > 0,9
0,995
good fit
0,9 0,9 0,9
0,960 1,011 0,998
good fit good fit good fit
PNFI
0-1,0
0,200
PGFI
0-1,0
0,133
5 <2 < 0.1 < 0.05 < 0.01
2 /df RMSEA GFI Incremental Fit AGFI TLI NFI Parsimonious Fit
Lebih besar lebih baik Lebih besar lebih baik
(Sumber : data diolah) Dilihat dari nilai chi-square sebesar 0,974 dengan probabilitas 0,614 yang jauh diatas 0,05 dapat disimpulkan bahwa data empiris sesuai dengan model. Begitu juga apabila dilihat dari kriteria fit lainnya seperti CMIN/DF ( 2 /df) sebesar 0,487 yang dapat disimpulkan bahwa model sangat baik karena berada dibawah 5. 88
Begitu juga apabila dilihat dari krteria fit lainnya seperti GFI, TLI, NFI, AGFI yang berada di atas 0,90 yang dapat disimpulkan bahwa model sangat baik. Nilai PNFI dan PGFI masih relatif kecil yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan model yang signifikan. Menurut Imam Ghozali (2008) apabila salah satu kriteria tidak fit maka dapat melihat kriteria fit yang lainnya. e. Hubungan Langsung dan Tidak Langsung Beberapa pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh total tentang pengaruh antara nilai tukar Rp/$, Inflasi, dan jumlah uang beredar (M2) terhadap DPK serta implikasinya terhadap pembiayaan mudharabah dapat dilihat pada tabel dan uraian sebagai berikut: 1) Pengaruh antara variabel nilai tukar Rp/$ terhadap DPK. Nilai tukar Rp/$ memiliki pengaruh langsung/pengaruh total terhadap DPK sebesar -0,069. 2) Pengaruh antara variabel Inflasi terhadap DPK. Inflasi memiliki pengaruh langsung terhadap DPK sebesar -0,056. 3) Pengaruh antara variabel jumlah uang beredar (M2) terhadap DPK. jumlah uang beredar (M2) memiliki pengaruh langsung (pengaruh total) terhadap DPK sebesar 0,979. 4) Pengaruh tidak langsung jumlah uang beredar (M2) terhadap pembiayaan mudharabah melalui DPK sebesar 0,481668 (0,979 x 0,492). Pengaruh total jumlah uang beredar (M2) terhadap pembiayaan mudharabah sebesar 0,959668 (0,478 + 0,481668). 89
5) Pengaruh antara variabel DPK terhadap pembiayaan mudharabah. DPK memiliki pengaruh langsung (pengaruh total) terhadap pembiayaan mudharabah sebesar 0,492.
Tabel 4.17 Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung, dan Pengaruh Total tentang Pengaruh antara Nilai Tukar Rp/$ (X1), Inflasi (X2), dan Jumlah Uang Beredar (M2) (X3) terhadap DPK (Y) serta Implikasinya terhadap Pembiayaan Mudharabah (Z) Pengaruh Kausal Pengaruh variabel Tidak Langsung Langsung Total Melalui Y X1 → Y -0,069 -0,069 X2 → Y -0,056 -0,056 X3 → Y 0,979 0,979 X3 → Z 0,478 0,481668 0,959668 Y→Z 0,492 0,492 (Sumber : data diolah) C. Interpretasi Hasil Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disusun persamaan path analysis setelah trimming sebagai berikut : 1. Persamaan Sub Struktur I Dana Pihak Ketiga= -0,056 Inflasi + 0-,069 NT Rp/$ + 0,979 M2 + 0,024 1 ; R square = 0,976 Hasil pengujian setelah trimming secara simultan, diketahui variabel Inflasi, Nilai Tukat Rp/$, M2 berpengaruh signfikan terhadap DPK pada Perbankkan Syariah yang ada di Indonesia. Hasil pengujian secara
parsial,
diketahui
variabel
Inflasi
mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan pada DPK, dan variabel 90
Nilai Tukar Rp/$ juga memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap DPK. Sedangkan M2 memiliki pengaruh yang positif terhadap DPK pada Perbankkan Syariah di Indonesia. Inflasi memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan pada DPK. Artinya, apabila terjadi kenaikan inflasi, maka DPK akan mengalami penurunan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rossar Maries (2008 : 65) yang menyatakan dampak yang ditimbulkan dari inflasi adalah berkurangnya pendapatan riil masyarakat diakibatkan turunnya nilai riil uang. Turunnya nilai riil uang maka pendapatan riil yang diperoleh menjadi berkurang. Berkurangnya pendapatan yang diperoleh mengakibatan kemampuan nasabah untuk menabung atau menyimpan uang di bank menjadi turun karena pendapatan yang diperoleh habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Nilai Tukar Rp/$ memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan pada DPK. Artinya apabila terjadi kenaikan nilai tukar Rp/$, maka DPK akan mengalami penurunan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Ari Cahyono (2009). Dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa bila kurs/ nilai tukar Rp/$ naik, maka produksi barang dan jasa yang dihasilkan negara tersebut akan menjadi lebih mahal bila dihitung dengan mata uang negara lain tersebut. Sehingga permintaan akan barang/jasa akan mengalami penurunan dan akan menekan permintaan, jika permintaan turun akan disikapi oleh produsen dengan mengurangi produksi. Bila produksi mengalami penurunan, maka masyarakat selaku 91
penerima balas jasa faktor produksi akan mengalami penurunan pendapatan. Akibatnya dana yang tersedia untuk diinvestasikan dan disimpan akan berkurang. Hal tersebut mengakibatan bank kesulitan dalam melakuan penghimpunan DPK. Jumlah Uang Beredar (M2) memiliki pengaruh positif dan signifikan pada DPK. Artinya, apabila terjadi kenaikan jumlah uang beredar (M2), maka DPK juga akan mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan penelitian Rossar Maries (2008 : 71). 2. Persamaan Sub Struktur II Mudharabah = 0.478 M2 + 0,492 DPK + 0.067 1 ; R square = 0,933 Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel M2, DPK berpengaruh
signifikan
terhadap
pembiayaan
Mudharabah
pada
Perbankkan Syariah di Indonesia. Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel M2 memiliki pengaruh positif dan signifikan pada pembiayaan mudharabah. Artinya, apabila terjadi kenaikan jumlah uang beredar (M2), maka pembiayaan mudharabah juga akan mengalami kenaikan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian oleh Rossar Maries (2008 : 78), Dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa respon yang diperlihatkan oleh DPK perbankan syariah terhadap jumlah uang beredar adalah reaksi bank syariah dalam melihat perkembangan dan pertumbuhan jumlah uang beredar yang mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah uang beredar direspon perbankkan syariah dengan melakukan peningkatan pembiayaan. 92
Sebab kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan jumlah DPK yang dihimpun mengalami peningkatan. Jika peningkatan jumlah uang beredar ini tidak segera disalurkan dalam bentuk pembiayaan, bank syariah akan mengalami kerugian akibat adanya kewajiban untuk memberikan nisbah terhadap DPK yang telah dihimpun. DPK memiliki pengaruh positif signifikan pada pembiayaan mudharabah. Artinya, apabila terjadi kenaikan DPK, maka pembiayaan mudharabah juga akan mengalami kenaikan. Hal ini sesuai dengan teori yang dinyataan oleh Muhammad (2005 : 52), bahwa dalam tataran operasional, secara umum dalam kondisi normal, besaran/totalitas pembiayaan sangat tergantung pada besaran dana yang tersedia, baik yang berasal dari pemilik berupa modal serta dana dari masyarakat luas, Dana Pihak Ketiga (DPK). Jadi, semakin besar funding suatu bank maka akan meningkatkan potensi bank yang bersangkutan dalam penyediaan pembiayaan.
93
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil pengujian pada substruktur I diketahui variabel Jumlah Uang Beredar (M2) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Dana Pihak ketiga, sedangkan variabel Inflasi dan Nilai Tukar Rp/$ memilki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga pada Perbankkan Syariah di Indonesia. 2. Hasil pengujian pada substruktur II diketahui variabel Jumlah Uang Beredar (M2) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) memilki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan Mudharabah pada Perbankkan Syariah di Indonesia. B. Implikasi Berkaitan dengan implikasi pada penelitian ini, peneliti menganalisis dua variabel eksogen yaitu nilai tukar Rp/$, inflasi dan jumlah uang beredar (M2) terhadap variabel endogen yaitu dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan mudharabah pada perbankan syariah pada periode Bulan Juni tahun 2004 hingga Bulan Juli tahun 2010. Agar dapat memperoleh gambaran yang lebih mendalam serta komprehensif maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut :
94
94
1. Untuk tetap menjaga kinerja perbankan syariah di Indonesia, agar tetap bisa mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas maka bank harus tetap mempertahankan seluruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas bank, baik itu faktor internal maupun eksternal. 2. Bagi civitas akademika dapat menambah informasi sumbangan pemikiran dan bahan kajian penelitian. 3. Bagi investor diharapkan agar menanankan modalnya di Bank syariah, sehinga DPK yang ada dapat disalurkan kesektor riil. 4. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan enam tahun penelitian, diharapkan penelitian berikutnya dapat meneliti dengan waktu penelitian yang lebih panjang sehingga akan menambah jumlah sampel. 5. Peneliti ini menggunakan metode analisis jalur (path analysis method) dalam melakukan penelitian, diharapkan penelitian selanjutnya untuk dapat lebih dikembangkan.
95
DAFTAR PUSTAKA Al-Qur’anul Karim. Al-Hadist. Ambarwati, Septiana, ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia”, Tesis Universitas Indonesia, 2008. Amin, Ma’ruf, “Prospek Cerah Perbankan Islam”, Jakarta : LeKAS, 2007. Arifin,Zainul “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”, Cet. 3, Pustaka Alvabet, Jakarta, 2005. Budiono. “Ekonomi Moneter”,Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, 2001. Bagus Wicaksono, Anggo. (2007) meneliti tentang analisis pengaruh produk domestik bruto (PDB), dana pihak ketiga (DPK) perbankan dan tingkat suku bunga SBI terhadap penyaluran kredit UKM di Indonesia tahun 2002-2006. Cahyono, Ari. “Pengaruh Indikator Makroekonomi terhadap Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Bank Syariah Mandiri”,Tesis, pasca sarjana FEUI, Jakarta, 2009. Dewi Yulianti Fuadah, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Investasi Mudharabah dan Musyarakah di Bank Syariah Mandiri”, Skripsi UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008. Fahrudin Zuhri, Muhammad (2008), meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi, jumlah uang beredar, exchange rate dan interest rate terhadap index JII ( Jakarta Islamic Index). Ghozali, Imam. “Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi Dengan Program Amos 16.0”, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2008. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS UIN Press, Jakarta, 2007. Laksmana, Yusak, “Tanya Jawab Cara Mudah Mendapatkan Pembiayaan Di Bank Syariah”, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo, 2009.
96
Minan, Ahmad. “Pengaruh Makro Ekonomi Terhadap Kinerja Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.”. Tesis, Pasca Sarjana FEUI. Jakarta. 2008. Maries,Rossar. “Dampak Fluktuasi Variabel Ekonomi Makro Terhadap Dpk Yang Dihimpun Dan Penyaluran Pembiayaan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia”, Tesis UI, 2008. Maryanah. ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bagi Hasil di Bank Syariah Mandiri” Skripsi Universitas Indonesia, 2006. Muhammad, “Manajemen Dana Bank Syariah”, Penerbit: UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2005. Nurhayati, Sri, dkk, “Akuntansi Syariah di Indonesia”, Jakarta : Salemba Empat, 2008. Nopirin.”Ekonomi Moneter”BPFE UGM, Yogyakarta, 2000. Pariyo (2004) meneliti tentang variabel makro ekonomi yang mempengaruhi penghimpunan dana pihak ketiga pada Bank Muamalat Indonesia periode 2000-2003. Rodoni, Ahmad. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain” Rivai, Heithzal, dkk, “Bank and Financial Institution Management Conventional & Syaria System”, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta, 2007. Sudarsono, Heri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi Ilustrasi”, Penerbit: Ekonisia, Yogyakarta, 2003.
dan
Sukirno,Sadono,“Pengantar Teori Ekonomi Makro”, Rajawali Press, Jakarta, 2004. Situs Bank Indonesia, “www.bi.org”, diakses tanggal 19 Bulan Oktober tahun 2010, pukul 18.00 WIB. Sujatna, Yayat. “Analisis Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Jumlah Pembiayaan Bagi Hasil” (Studi Kasus BSM) Skripsi Universitas Indonesia, 2006. Usman, Rachmadi. “Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia”, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003.
97
Usman, Rachmadi, “Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia”, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003. Zulkifli, Sunarto. “ Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah”, edisi revisi Jakarta : Zikrul Hakim, 2007.
98
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Nilai Tukar Rp/$ (dalam ribuan) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Nilai Tukar Rp/$ 2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
-
9165 9260 9480 9570 9495 9713 9819 10240 10310 10090 10035 9830
9395 9230 9075 8775 9220 9300 9070 9100 9235 9110 9165 9020
9090 9160 9118 9083 8828 9054 9186 9410 9137 9103 9376 9419
9291 9051 9217 9234 9318 9225 9118 9153 9378 10995 12151 10950
11355 11980 11575 10713 10340 10225 9920 10060 9681 9545 9480 9400
9365 9335 9115 9012 9180 9083 8952
-
9415 9168 9328 9170 9090 9018 9290
-
(Sumber : BI)
Inflasi (dalam desimal) Bulan
Inflasi 2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
-
Maret
-
0.006 0.006 0.007
0.014 0.015 0.013
0.005 0.005 0.005
0.006 0.006 0.007
0.008 0.007 0.007
0.005
Februari
Januari
0.004 0.003
99
April
-
Mei
-
Juni
0.006 0.006 0.006 0.005 0.005 0.005 0.005
Juli Agustus September Oktober November Desember
0.007 0.006 0.006 0.007 0.007 0.008 0.015 0.015 0.014
0.013 0.013 0.013 0.013 0.012 0.012 0.005 0.004 0.006
0.006 0.005 0.005 0.005 0.005 0.006 0.006 0.006 0.006
0.008 0.009 0.009 0.010 0.010 0.010 0.010 0.010 0.009
0.006 0.005 0.003 0.002 0.002 0.002
0.003
0.002 0.002 0.002
-
0.003 0.003 0.003 -
-
(Sumber : BI)
Jumlah Uang Beredar (dalam miliaran) Bulan
Jumlah Uang Beredar (M2) 2004
2005
1017491 1014376 1022703 1046656 1049516 973398 1076526 974097 1092206 982669 1119102 988173 1154053 998167 1168842 1001586 1169085 1033877 1202762 (Sumber : BI) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
-
2006
2007
2008
2009
2010
1194939 1197772 1198748 1197122 1241865 1257785 1252816 1274084 1294744 1329425 1341940 1382493
1367957 1369243 1379237 1385715 1396067 1454577 1474769 1493050 1516884 1533846 1559569 1649662
1596565 1603750 1594390 1611691 1641733 1703381 1686050 1682811 1778139 1812490 1851023 1895839
1874145 1900208 1916752 1912623 1927070 1977532 1960950 1995294 2018510 2021517 2062206 2141384
2073860 2066481 2111350 2115125 2142339 2230237 2216101 -
Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Syariah Bulan Januari Februari Maret April Mei
Dana Pihak Ketiga (DPK) (Dalam Miliaran Rupiah) 2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
-
11891 11764 12259 12799 12840
15135 14873 14956 15189 15835
20514 21054 21883 22008 22570
27696 29121 29552 31064 31705
38195 38651 38040 39193 40288
53163 53299 52811 54043 55067
-
100
Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
8316 8683 9348 9676 10100 10559 11862
13358 13323 13617 13358 13585 13489 15582
16433 16508 17107 17976 18856 19347 20672
22714 23232 23309 24680 25473 25473 28012
33049 32898 32359 33569 34118 34422 36852
42103 43004 44019 45381 46500 47887 52271
58078 60462 -
(Sumber : BI)
Mudharabah (Dalam Miliaran Rupiah) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Mudharabah (Dalam Miliaran Rupiah) 2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
-
2106 2236 2370 2517 2633 2745 2790 2896 3004 3140 3108 3124
3105 3130 3209 3336 3430 3561 3636 3698 3843 3950 3966 4062
4007 4001 4133 4323 4432 4687 4855 5029 5247 5355 5440 5578
5564 5720 5835 6095 6242 6518 6522 6602 6750 6590 6440 6205
7554 7866 8108 8347 8672 9142 9422 9932 10007 10184 10359 10412
10363 10725 11216 11632 11950 7593 7856
-
1459 1573 1655 1702 1884 1907 2062
-
(Sumber : BI)
HASIL OUTPUT SEBELUM TRIMMING Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label DPK <--- INF -228972.337 83611.595 -2.739 .006 par_4 DPK <--- KURS -1.410 .393 -3.585 *** par_6 DPK <--- M2 .037 .001 46.048 *** par_7 MUDHARAB <--- DPK .085 .039 2.170 .030 par_5 MUDHARAB <--- KURS .001 .142 .004 .997 par_8 MUDHARAB <--- M2 .004 .001 2.717 .007 par_9 101
Estimate S.E. -28813.847 29243.518
MUDHARAB <--- INF
C.R. P Label -.985 .324 par_10
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
DPK DPK DPK MUDHARAB MUDHARAB MUDHARAB MUDHARAB
<--<--<--<--<--<--<---
INF KURS M2 DPK KURS M2 INF
Estimate -.056 -.069 .979 .425 .000 .529 -.036
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P KURS <--> INF .253 .291 .868 .385 INF <--> M2 -578.593 171.910 -3.366 *** KURS <--> M2 74336164.127 32755974.173 2.269 .023
Label par_1 par_2 par_3
Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
DPK MUDHARAB
Estimate .976 .934
Model Fit Summary CMIN
Model Default model Saturated model Independence model
NPAR 15 15 5
CMIN .000 .000 497.878
DF 0 0 10
P
CMIN/DF
.000
49.788
RMR, GFI
Model Default model Saturated model Independence model
RMR .000 .000 1422379680.456
GFI 1.000 1.000 .408
AGFI
PGFI
.112
.272
Parsimony-Adjusted Measures
Model Default model Saturated model
PRATIO .000 .000
PNFI .000 .000
PCFI .000 .000 102
Model Independence model
PRATIO 1.000
PNFI .000
PCFI .000
HASIL OUTPUT SETELAH TRIMMING 1 Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label DPK <--- INF -228972.337 83611.593 -2.739 .006 par_4 DPK <--- KURS -1.410 .393 -3.585 *** par_6 DPK <--- M2 .037 .001 46.048 *** par_7 MUDHARAB <--- DPK .085 .036 2.352 .019 par_5 MUDHARAB <--- M2 .004 .001 3.028 .002 par_8 MUDHARAB <--- INF -28802.466 29083.194 -.990 .322 par_9
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
DPK DPK DPK MUDHARAB MUDHARAB MUDHARAB
<--<--<--<--<--<---
INF KURS M2 DPK M2 INF
Estimate -.056 -.069 .979 .424 .529 -.036
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P KURS <--> INF .253 .291 .868 .385 INF <--> M2 -578.593 171.910 -3.366 *** KURS <--> M2 74336164.127 32755974.173 2.269 .023
Label par_1 par_2 par_3
Correlations: (Group number 1 - Default model)
KURS <--> INF INF <--> M2 KURS <--> M2
Estimate .102 -.429 .276
Variances: (Group number 1 - Default model)
KURS INF M2 e1 e2
Estimate S.E. C.R. P 494395.063 81832.853 6.042 *** .000 .000 6.042 *** 147250186725.076 24373024326.295 6.042 *** 4824937.556 798629.347 6.042 *** 535238.836 88593.362 6.042 ***
Label par_10 par_11 par_12 par_13 par_14
Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
103
Estimate .976 .934
DPK MUDHARAB
Matrices (Group number 1 - Default model) Factor Score Weights (Group number 1 - Default model) Total Effects (Group number 1 - Default model)
DPK MUDHARAB
M2 .037 .007
INF -228972.337 -48157.326
KURS -1.410 -.119
DPK .000 .085
Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)
DPK MUDHARAB
M2 .979 .945
INF -.056 -.059
KURS -.069 -.029
DPK .000 .424
Direct Effects (Group number 1 - Default model)
DPK MUDHARAB
M2 .037 .004
INF -228972.337 -28802.466
KURS -1.410 .000
DPK .000 .085
Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)
DPK MUDHARAB
M2 .979 .529
INF -.056 -.036
KURS -.069 .000
DPK .000 .424
Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
DPK MUDHARAB
M2 .000 .003
INF .000 -19354.860
KURS .000 -.119
DPK .000 .000
Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
DPK MUDHARAB
M2 .000 .415
INF .000 -.024
KURS .000 -.029
DPK .000 .000
Model Fit Summary CMIN
Model Default model Saturated model Independence model
NPAR 14 15 5
CMIN .000 .000 497.878
DF 1 0 10
P .997
CMIN/DF .000
.000
49.788
RMR, GFI
Model Default model Saturated model Independence model
RMR 49.607 .000 1422379680.456
GFI 1.000 1.000 .408
AGFI 1.000
PGFI .067
.112
.272
Baseline Comparisons
104
Model Default model Saturated model Independence model
NFI Delta1 1.000 1.000 .000
RFI rho1 1.000
IFI Delta2 1.002 1.000 .000
.000
TLI rho2 1.020 .000
CFI 1.000 1.000 .000
Parsimony-Adjusted Measures
Model Default model Saturated model Independence model
PRATIO .100 .000 1.000
PNFI .100 .000 .000
PCFI .100 .000 .000
NCP .000 .000 487.878
LO 90 .000 .000 418.506
NCP
Model Default model Saturated model Independence model
HI 90 .000 .000 564.659
FMIN
Model Default model Saturated model Independence model
FMIN .000 .000 6.820
F0 .000 .000 6.683
LO 90 .000 .000 5.733
HI 90 .000 .000 7.735
RMSEA
Model Default model Independence model
RMSEA .000 .818
LO 90 .000 .757
HI 90 .000 .879
AIC 28.000 30.000 507.878
BCC 30.507 32.687 508.773
PCLOSE .997 .000
AIC
Model Default model Saturated model Independence model
BIC 60.257 64.561 519.398
CAIC 74.257 79.561 524.398
ECVI
Model Default model Saturated model Independence model
ECVI .384 .411 6.957
LO 90 .397 .411 6.007
HI 90 .397 .411 8.009
MECVI .418 .448 6.969
HOELTER
Model Default model Independence model
HOELTER .05
HOELTER .01
3
4
HASIL OUTPUT SETELAH TRIMMING 2 Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
105
Estimate S.E. C.R. P Label DPK <--- INF -228972.337 83611.595 -2.739 .006 par_4 DPK <--- KURS -1.410 .393 -3.585 *** par_6 DPK <--- M2 .037 .001 46.048 *** par_7 MUDHARAB <--- DPK .098 .034 2.922 .003 par_5 MUDHARAB <--- M2 .004 .001 2.844 .004 par_8 Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
DPK DPK DPK MUDHARAB MUDHARAB
<--<--<--<--<---
INF KURS M2 DPK M2
Estimate -.056 -.069 .979 .492 .478
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P KURS <--> INF .253 .291 .868 .385 INF <--> M2 -578.593 171.910 -3.366 *** KURS <--> M2 74336164.127 32755974.173 2.269 .023
Label par_1 par_2 par_3
Correlations: (Group number 1 - Default model)
KURS <--> INF INF <--> M2 KURS <--> M2
Estimate .102 -.429 .276
Variances: (Group number 1 - Default model)
KURS INF M2 e1 e2
Estimate S.E. C.R. P 494395.063 81832.853 6.042 *** .000 .000 6.042 *** 147250186725.076 24373024326.294 6.042 *** 4824937.784 798629.384 6.042 *** 542430.012 89783.654 6.042 ***
Label par_9 par_10 par_11 par_12 par_13
Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
DPK MUDHARAB
Estimate .976 .933
Matrices (Group number 1 - Default model) Factor Score Weights (Group number 1 - Default model) Total Effects (Group number 1 - Default model)
DPK MUDHARAB
M2 .037 .007
INF -228972.337 -22427.463
KURS -1.410 -.138
DPK .000 .098
Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)
M2
INF
KURS
DPK 106
DPK MUDHARAB
M2 .979 .960
INF -.056 -.028
KURS -.069 -.034
DPK .000 .492
Direct Effects (Group number 1 - Default model)
DPK MUDHARAB
M2 .037 .004
INF -228972.337 .000
KURS -1.410 .000
DPK .000 .098
Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)
DPK MUDHARAB
M2 .979 .478
INF -.056 .000
KURS -.069 .000
DPK .000 .492
Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
DPK MUDHARAB
M2 .000 .004
INF .000 -22427.463
KURS .000 -.138
DPK .000 .000
Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
DPK MUDHARAB
M2 .000 .481
INF .000 -.028
KURS .000 -.034
DPK .000 .000
Model Fit Summary CMIN
Model Default model Saturated model Independence model
NPAR 13 15 5
CMIN .974 .000 497.878
DF 2 0 10
P .614
CMIN/DF .487
.000
49.788
RMR, GFI
Model Default model Saturated model Independence model
RMR 1338.407 .000 1422379680.456
GFI .995 1.000 .408
AGFI .960
PGFI .133
.112
.272
Baseline Comparisons
Model Default model Saturated model Independence model
NFI Delta1 .998 1.000 .000
RFI rho1 .990 .000
IFI Delta2 1.002 1.000 .000
TLI rho2 1.011 .000
CFI 1.000 1.000 .000
Parsimony-Adjusted Measures
Model Default model Saturated model Independence model
PRATIO .200 .000 1.000
PNFI .200 .000 .000
PCFI .200 .000 .000
NCP
107
Model Default model Saturated model Independence model
NCP .000 .000 487.878
LO 90 .000 .000 418.506
HI 90 5.153 .000 564.659
FMIN
Model Default model Saturated model Independence model
FMIN .013 .000 6.820
F0 .000 .000 6.683
LO 90 .000 .000 5.733
HI 90 .071 .000 7.735
RMSEA
Model Default model Independence model
RMSEA .000 .818
LO 90 .000 .757
HI 90 .188 .879
AIC 26.974 30.000 507.878
BCC 29.303 32.687 508.773
PCLOSE .665 .000
AIC
Model Default model Saturated model Independence model
BIC 56.927 64.561 519.398
CAIC 69.927 79.561 524.398
ECVI
Model Default model Saturated model Independence model
ECVI .370 .411 6.957
LO 90 .384 .411 6.007
HI 90 .454 .411 8.009
MECVI .401 .448 6.969
HOELTER
Model Default model Independence model
HOELTER .05 449 3
HOELTER .01 691 4
108