161
V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1.
Partisipasi petani, P3A dan GP3A dalam perencanaan, pelaksanaan / implementasi dan evaluasi pengelolaan SDA di Kabupaten Sleman dan Bantul secara umum masih dalam kategori sedang.
2.
Tingkat Partisipasi Petani dipengaruhi oleh Strategi Implementasi dan Peran Pemerintah Daerah. Strategi Implementasi memberikan kontribusi yang hampir sama dengan Peran Pemerintah Daerah.
3.
Pengelolaan Sumberdaya Air Berkelanjutan dipengaruhi oleh Strategi Implementasi dan Partisipasi Petani. Sementara Peran Pemerintah Daerah tidak berpengaruh terhadap Pengelolaan Sumberdaya Air Berkelanjutan. Strategi implementasi memberikan kontribusi terbesar terhadap Pengelolaan Sumberdaya Air Berkelanjutan,
4.
Dalam pengelolaan sumberdaya air untuk keperluan irigasi belum ada kerjasama yang permanen antara Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Kerjasama Pengelolaan Sumberdaya Air yang dilakukan selama ini hanya sebatas kerjasama yang sifatnya insidentil dan tidak menyeluruh secara lebih komprehensip.
161
162
B. Saran-saran. Berdasarkan
hasil
temuan
dalam
penelitiann
ini,
maka
dapat
dikemukakan beberapa saran sebagai berikut 1.
Pengelolaan Sumberdaya Air Berkelanjutan merupakan syarat utama tercapainya pertanian berkelanjutan. Oleh karena itu Pemerintah Daerah Sleman dan Bantul disarankan untuk melakukan upaya kongkrit dalam meningkatkan partisipasi petani yang saat ini masih dalam kategori sedang. Adapun kegiatan-kegiatan kongkrit yang perlu ditingkatkan antara lain: (1) Petani selalu dilibatkan dalam proses pertemuan / rapat P3A yang membahas masalah konflik / perselisihan air untuk irigasi; (2) Menyelenggarakan pelatihan operasi pemeliharaan (OP) partisipatif, pelatihan design partisipatif, pelatihan penanganan konflik irigasi, pelatihan penguatan kelembagaan P3A dan GP3A,dan bimbingan tehnis kapada petani mengenai administrasi dan keuangan dalam pengelolaan organisasi P3A dan GP3A; (3) Meningkatkan PP dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan / pelatihan tehnis yang dilaksanakan oleh petugas; (4) Melakukan fasilitasi
dan stimulasi serta
mendorong agar petani memiliki inisiatif untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam bidang pengelolaan irigasi, terutama kerjasama yang permanen ; (5) Meningkatkan kegiatan pengaturan irigasi dengan cara mengatur debit air, koordinasi penjadwalan pembagian air antara hulu dan hilir, gotong royong membersihkan saluran air, menjaga keamanan aset
163
jaringan irigasi, koordinasi pembuatan jadwal tata tanam dan pola tanam dan sebagainya; (6) Membudayakan jiwa kebersamaan dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang diprogramkan oleh kelompok; (7) Petani selalu dilibatkan dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan kegiatan kelompok dan (8) Petani sepenuhnya diberi kewenangan untuk memutuskan sendiri apa yang akan dikerjakan oleh kelompok P3A 2.
Karena Partsipasi Petani dipengaruhi langsung oleh Strategi Implementasi dan Peran Pemerintah Daerah, maka perlu dilakukan upaya oleh Pemerintah Daerah
Sleman
dan
Bantul
dalam
meningkatkan
kinerja
Strategi
Implementasi dan Peran Pemerintah Daerah. Adapun indikator yang paling dominan
memberikan
kontribusi
terhadap
kinerja
variabel
Strategi
Implementasi adalah indikator jenis manfaat kebijakan. Oleh karena itu Pemerintah Daerah perlu melakukan intervensi terhadap kegiatan-kegiatan: pengaturan irigasi yang memperbaiki pola tanam; pengaturan irigasi yang cukup dalam penyediaan air irigasi; pengaturan irigasi yang dapat meningkatkan produksi; pengaturan irigasi yang berwawasan lingkungan dan pengaturan irigasi tidak tumpang tindih. Sedangkan indikator yang paling dominan memberikan kontribusi terhadap kinerja Peran Pemerintah Daerah adalah indikator pengembangan kerjasama. Oleh karen itu Pemerintah Kabupaten Sleman dan Bantul perlu melakukan intervensi terhadap kegiatan-kegiatan seperti: selalu melibatkan P3A dalam pengelolaan irigasi; membantu kelompok tani dalam kerjasama
164
dengan kelompok tani lain; membantu kelompok tani kerjasama dengan perbankkan dalam memperoleh dana dan membantu kerja sama kemitraan usaha dengan pengusaha / industri pertanian. 3.
Saran
dalam
meningkatkan
kinerja
Pengelolaan
Sumberdaya
Air
Berkelanjutan antara lain meningkatkan semua kegiatan dalam indikator pelaksanaan azas kelestarian yang terbukti memberikan kontribusi paling dominan terhadap variabel Pengelolaan Sumberdaya Air Berkelanjutan. Artinya Pemerintah Daerah Sleman dan Bantul perlu melakukan intervensi dalam kegiatan-kegiatan seperti:
ketersediaan air yang mencukupi; tidak
terjadi penurunan jumlah air; semua sarana irigasi dapat berfungsi dan terpelihara dengan baik, tersedia dana yang cukup; pemerintah ikut campur dalam pemeliharaan sarana irigasi; dan meningkatkan budaya gotong royong masyarakat untuk memelihara sarana irigasi. Pemerintah pusat dan daerah wajib menfasilitasi berupa hibah dana agar saluran irigasi baik yang tersier dan kuarter serta dam parit yang sudah rusak, mampu dilakukan perbaikan oleh petani, P3A maupun GP3A sehingga pasokan air irigasi terutama di daerah hilir dapat tercukupi. Kalau hal tersebut mengalami kendala tehnis yang disebabkan oleh ketentuan tatakelola dan disiplin anggaran, maka lebih bijaksana kalau diadakan peninjauan kembali terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air dan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 2006 tentang Irigasi serta peraturan pelaksanaan lainnya. Mengingat kenyataan bahwa
P3A selama ini tidak
165
mampu menanggung seluruh biaya operasi dan pemeliharaan saluran tersier dan kuarter yang diamanatkan oleh UU dan PP, maka disarankan agar P3A dibebaskan dari biaya apapun dalam pengelolaan irigasi. Seluruh biaya OP sarana dan prasarana irigasi dikembalikan kepada Pemerintah sebagai kewajiban negara. Di samping itu perlu disusun pula kebijakan teknis pengelolaan sumberdaya air dengan metode pendekatan partisipatif oleh Pemerintah kedua Kabupaten dan Propinsi DIY, dalam hal : (1) perbaikan varietas tanaman, terutama penciptaan dan penerapan varietas genjah unggul berdaya hasil tinggi, (2) perbaikan pola tanam, dengan cara mengutamakan komoditas tanaman pangan hemat air, dan (3) perbaikan teknik budidaya yang mencakup perbaiki pengolahan tanah, pemupukan, serta pemberantasan gulma dengan teknik yang memungkinkan konsumsi air lebih rendah. 4.
Pengembangan kerjasama dalam diseluruh wilayah Daerah Irigasi yang diteliti, terbukti menunjukan angka rata-rata yang masih masuk kategori rendah dan sedang. Setelah dicermati secara mendalam antar kedua indikator tersebut terbukti bahwa dalam pengembangan kerjasama belum ada koordinasi yang permanen antar Kabupaten dan dalam pemanfaatan tehnologi belum ada upaya sosialisasi pengembangan dan penerapan tehnologi bersama secara berkesinambungan antar Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Kerjasama Pengelolaan Sumberdaya Air yang dilakukan selama ini hanya sebatas kerjasama yang sifatnya insidentil dan tidak menyeluruh secara lebih
166
komprehensip. Oleh karena itu disarankan kepada Kabupaten Sleman dan Bantul perlu meningkatkan kerjasama secara permanen lewat Sekretariat Bersama Jogyakarta, Sleman dan Bantul (Sekber Kartamantul) agar segera terwujud pengelolaan sumberdaya air berkelanjutan. Pengelolaan Sumberdaya Air Berkelanjutan dapat dijadikan salah satu bentuk kegiatan yang dikerjasamakan dalam SEKBER KARTAMANTUL di samping kegiatan-kegiatan lain yang terdahulu ada.