BAB V KESIM PULAN DAN SARAN A. KESIM PULAN Dari
karakteristik
responden
penelitian,
diketahui
bahwa
seluruh
responden belum pernah mengikuti pelatihan menganai tatalaksana diare pada anak. Penelitian tentang peran perawat dalam tatalaksana diare akut pada anak di Rumah Sakit dr. Soedjono M agelang dapat teridentifikasi mempunyai empat peran. Empat peran tersebut yaitu peran perawat sebagai pemberi pelayanan, peran perawat sebagai kolaborator, peran perawat sebagai pendidik dan peran perawat sebagai pelindung. Selanjutnya bagaimana perawat melaksanakan perannya dalam tata laksana diare pada anak, akan dijelaskan seperti di bawah ini, pada masing-masing peran perawat. 1. Peran perawat sebagai pemberi pelayanan Dalam melaksanakan peran seagai pemberi pelayanan, perawat melakukan pengkajian, mendokumentasikan asuhan kepera watan dan evaluasi. Perawat melakukan pengkajian dengan mengkaji kondisi diare, mengkaji dehidrasi dan menentukan derajad dehidrasi ringan sedang dan berat. Selanjutnya perawat mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan merumuskan diagnosa keperawatan dan intervensi. Dalam melakukan evaluasi, perawat memonitoring diare dan rehidrasi. Perawat sudah melakukan perannya sebagai pemberi pelayanan dan melaksanakan perannya sesuai dengan standar pelayanan keperawatan dengan melakukan asuhan keperawatan dari mulai pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi dan evaluasi.
122
123
Dari pelaksanaan peran perawat yang sudah tersebut di atas, terdapat kekurangan pada beberapa hal. Kekurangan tersebut yaitu pada pengkajian diare belum dilakukan pengkajian riwayat penyakit, seperti pengenalan makanan baru, kontak dengan agen menular, wisata ke daerah suseptibilitas tinggi dan menanyakan kontak dengan makanan terkontaminasi. Selanjutnya dalam pendokumentasian perawat belum dilakukan secara terintegrasi dengan profesi kesehatan lain. Kekurangan berikutnya adalah dalam penentuan dehidrasi berat belum dilakukan dengan benar. 2. Peran perawat sebagai kolaborator Dalam melaksanakan peran sebagai kolaborator, perawat melakukan kolaborasi dengan dokter dan dengan analis kese hatan. Kolaborasi dengan dokter dilakukan dengan berkonsultasi dengan dokter dari hasil pengkajian dan melaksanakan instruksi dokter dalam memberikan cairan parenteral, oralit, zink dan antidiare tidak diberikan serta pemberian prebiotik. Selanjutnya perawat melakukan kolaborasi dengan analis kesehatan dengan melakukan pemeriksaan laboratorium darah rutin dan feces. Hal tersebut menunjukan bahwa perawat sudah memberikan asuhan keperawatan dengan bekerja sama dengan tim kesehatan lain, tetapi terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan peran perawat yang belum sesuai dengan panduan nasional dan internasional yang sudah terstandarisasi. Kekurangan tersebut yaitu
masih diberikannya cairan
intravena pada semua anak dengan diare akut atas instruksi dokter, dengan belum mempertimbangkan derajad dehidrasinya. Selanjutnya antibiotik masih
124
diberikan pada anak diare yang disertai panas dan masih diberikan prebiotik pada anak diare akut. 3. Peran perawat sebagai pendidik Peran sebagai pendidik dlakukan perawat dengan memberikan edukasi dalam pemberian rehidrasi oral, edukasi dalam pemberian zink, edukasi dalam pemberian makan dan pemberian nasehat. Dari hal tersebut menggambarkan bahwa perawat sudah memberikan asuhan keperawatan dengan memberikan informasi
yang
dibutuhkan
memberdayakan keluarga
anak
dan
keluarga.
Selain
itu,
dengan memberikan edukasi, perawat
menjalankan perawatan yang berpusat pada keluarga.
dengan sudah
Selain daripada hal
sudah dilakukan oleh perawat dalam menjalankan perannya sebagai pendidi k, masih terdapat kekurangan di dalamnya. Kekurangan tersebut adalah edukasi yang diberikan perawat tentang pemberian makan masih belum tepat. Selanjutnya perawat belum memberikan edukasi kepada orang tua mengenai lama pemberian zink, yaitu 10 hari dan belum memberikan penjelasan mengenai manfaat zink untuk jangka pendek dan panjang. 4. Peran perawat sebagai pelindung Dalam melaksanakan peran sebagai pelindung, perawat sudah melakukan informed consent dalam pemberian terapi antibiotik, tetapi terdapat ke lamahan pada pemberian informed consent tersebut, yaitu perawat belum melakukan pendokumentasian dari informed consent yang sudah diberikan.
125
B. Saran 1. Bagi keilmuan keperawatan anak Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam pengembangan keilmuan keperawatan anak yaitu dalam pembuatan prosedur atau panduan dalam pelaksanaan peran perawat dalam tatalaksana diare akut pada anak di rumah sakit. 2. Bagi Pelayanan a. Bagi rumah sakit 1)
Rumah sakit hendaknya memfasilitasi perawat anak untuk melakukan pelatihan
tentang
diare
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan perawat dalam melakukan perannya dalam tatalaksana diare akut pada anak,
seperti pengkajian diare, penentuan derajad
dehidrasi, pemberian edukasi lama pemberian zink dan pemberian nasehat.
Dengan
hal
tersebut
diharapkan
anak
dan
keluarga
mendapatkan penanganan secara optimal dan dapat meningkatkan pemberian pelayanan kepada anak dengan diare akut beserta keluarga. 2)
Rumah sakit dan tim dokter serta perawat sebaiknya meninjau ulang standar operasio nal prosedur dalam tatalaksana diare sesuai dengan panduan yang sudah terstandarisasi, sehingga dapat memberikan penatalaksanaan secara tepat dan optimal.
3)
Pada ruang anak sebaiknya disediakan ruang khusus untuk pemberian oralit, sehingga anak mendapatkan penanganan diare akut secara optimal.
126
4)
Rumah
sakit
pendokumentasian
hendaknya pemberian
memberikan pelayanan
kebijakan
kepada
pasien
dalam secara
terintegrasi untuk meningkatkan kom unikasi antar profesi dan mengoptimalkan pemberian pelayanan kepada pasien da n keluarga. b. Bagi perawat 1)
Dalam
melakukan
pengkajian,
hendaknya
perawat
mengkajian
riwayat penyakit, seperti pengenalan makanan baru, kontak dengan agen menular, wisata ke daerah suseptibilitas tinggi dan menanyakan kontak dengan makanan terkontaminasi. Dalam menentuan derajad dehidrasi berat, hendaknya dilakukan dengan benar, yaitu dengan melihat keadaan umum, mata, turgor dan keinginan minum, sehingga anak akan mendapatkan tatalaksana diare seara tepat. 2)
Dalam melakukan kolaborasi dengan dokter, hendaknya perawat menyampaikan kejelasan mengenai kondisi dehidrasi anak dan tipe diare, sehingga dalam pemberian cairan intravena diberikan sesuai kebutuhan anak, yaitu pada dehidrasi berat. Selanjutnya antibiotik diberikan pada anak diare dengan ada darah, lendir atau kolera, dan prebiotik diberikan secara tepat sesuai dengan kebutuhan anak, yaitu pada diare karena antibiotic Acociated D iarrhea (AA D).
3)
Dalam
pemberian edukasi pemberian zink, sebaiknya
perawat
memberikan penjelasan kepada orang tua mengenai lama pem berian zink, yaitu 10 hari dan memberikan penjelasan kepada orang tua
127
mengenai manfaat zink untuk jangka pendek dan jangka panjang, sehinggga manfaat dari zink tersebut akan didapatkan anak secara maksimal. 4)
Dalam setiap meminta persetujuan terhadap tindakan atau pengobatan yang akan diberikan kepada pasien, khususnya persetujuan dalam pemberian antibiotik, perawat hendaknya tidak hanya melakukan informed
consent
secara
lisan,
tetapi
juga
tertulis,
dengan
pendokumentasian, sehingga fungsi dari informed consent itu sendiri akan kuat. 3. Bagi Perkembangan Riset Keperawatan A nak Hasil
penelitian
ini
dapat
digunakan
untuk
perkembangan
riset
keperawatan anak baik melalui penelitian kualitatif maupun kuantitatif. Perkembangan riset yang dapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut: a. Pengaruh pelatihan tatalaksana diare akut pada anak terhadap pelaksanaan peran perawat b. Pengaruh pemberian pelatihan tatalaksana diare akut pada perawat terhadap lama rawat dan mutu pelayanan. c. Evaluasi peran perawat dalam tatalak sana diare akut pada anak.