68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Implementasi CC di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya (RSUHS) Implementasi pengendalian biaya (CC) di RSUHS pernah dijalankan dengan baik disertai komitmen semua unit, saat itu fokus pada penggunaan alatalat dari listrik dan telepon, setelah dilakukan evaluasi terjadi penurunan biaya operasional selama 2 bulan berturut-turut baik untuk tagihan biaya listrik dan telepon. Peneliti juga melakukan intervensi pada Instalasi PGNA, dengan melakukan penyegaran ulang tentang bagaimana pelaksanaan CC, maksud dan tujuan dari CC, dan observasi terhadap ruangan-ruangan di instalasi PGNA, hasilnya terjadi penurunan terhadap biaya listrik dan air di unit tersebut, namun penurunan tersebut tidak terlalu signifikan dikarenakan instalasi PGNA hampir 75% adalah adalah pelayanan rawat inap dan sisanya untuk administrasi dan rawat jalan. 2. Komunikasi antara Pimpinan dan karyawan di RSUHS terhadap pelaksanaan KSCC Penjelasan tentang CC dalam rapat di unit setelah dicanangkan oleh Direktur RSUHS pada hari ulang tahun RS 2011, yang dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur dan jajarannya, pernah dilakukan diawal-awal saja, dan hanya satu kali penyampaian, sehingga kalau tidak diingatkan dan disampaikan lagi, bawahan akan melupakan pesan yang pernah disampaikan tersebut. Pertemuanpertemuan yang dilakukan di unit dan ditingkat manajemen melalui rapat ditiap hari Rabu (rapat reboan) hanya membahas masalah-masalah rutin yang muncul, kemudian dilakukan pembahasan (target penyelesaian dan penanggung-jawab untuk penyelesaian masalah tersebut), sedangkan pembahasan dan penyampaian pesan terkait apa itu KSCC dan bagaimana CC dapat dijalankan dengan baik tidak pernah dilakukan. Berdasarkan hasil kuesioner tentang peran komunikasi
69
pimpinan dan bawahan dari para responden, dapat digambarkan adanya komunikasi langsung dan cukup intensif walaupun masih ada yang menyatakan jarang terjadi komunikasi langsung dan intensif. Begitu juga sebanyak 75% dari responden yang menyatakan pimpinan sering memberikan bimbingan kepada bawahan dan ketersedian pimpinan diluar jam kerja untuk melakukan bincangbincang. Keterlibatan bawahan dalam pertemuan dengan pimpinan, tanggapan penerimaan keluhan dari pimpinan saran dan masukan juga diterima dengan baik. Hasil kuesioner dari responden juga dapat menggambarkan bahwa beberapa pimpinan di RSUHS, memiliki gaya kepemimpinan dalam penyampaian pesan dengan 1 arah (pidato, ceramah, dan perintah) dan juga sebanyak 29% yang menggunakan
dengan
diskusi,
ini
menjukkan
gaya
pimpinan
dalam
berkomunikasi bermacam-macam, namun yang lebih efektif yakni dengan menggunakan diskusi atau komunikasi 2 arah, sehingga dapat diketahui apakah bawahan dapat mengerti kemampuan bawahan dalam menerima pesan. Seorang pimpinan harus bertanggung jawab untuk mengembangkan komunikasi dinamis dan efektif didalam organisasinya. 3. Ketersediaan Sumber Daya (SDM, Sarana dan Fasilitas) RSUHS terhadap pelaksanaan KSCC Ketersedian Sumber Daya termasuk salah satunya adalah SDM RSUHS cukup besar, perlu dikelola dan diefektifkan dengan pelatihan-pelatihan peningkatan kompetensi atau pendukung dalam pekerjaannya, apabila SDM telah memiliki komptensi yang ter-upgrate, maka kebijakan-kebijakan yang ada di RSUHS dapat dijalankan dengan baik, salah satunya KSCC. Diperlukan juga tim yang menjadi motor penggerak dalam KSCC. Tim CC terakhir dibentuk pada tahun 2012, sehingga diperlukan adanya pembaharuan terhadap susunan personel tim CC, tim yang nantinya terbentuk harus memiliki komitmen, konsisten dan profesional menjalankan tugasnya. Sebaik apapun kebijakan atau program kalau tidak ada tim khusus yang memikirkan dan menjalankan, maka kebijakan tersebut kurang dapat berjalan dengan baik. Kesempatan karyawan mendapatkan pelatihan-pelatihan yang sesuai kompetensi, pengembangan karir, dan pemberian reward) telah dilaksanakan RSUHS hampir sebagian besar responden menyatakan
70
sering mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan. Penempatan karyawan sesuai dengan kompetensi telah lama dilakukan, dari jawaban responden juga menyatakan bahwa penempatan tenaga sudah sesuai kompetensinya, namun masih harus dilakukan evaluasi oleh pimpinan unit, sub bagian kepegawaian dan bidang diklit. Upaya pengembangan karir dan pemberian reward (rotasi jabatan, promosi kenaikan jabatan, pujian, serifikat, dan bonus juga telah dilakukan oleh RSUHS. Sarana dan fasilitas untuk pelaksanaan KSCC (meteran air dan listrik di semua unit, lembar cek list ruangan dan stiker-stiker himbauan) perlu dilengkapi, apabila ke tiga unsur dalam sumber daya dilengkapi maka maksud dan tujuan KSCC akan tercapai. 4. Struktur Birokrasi terhadap pelaksanaan KSCC di RSUHS RSUHS sebagai RS dengan kelas B Pendidikan memiliki Struktur Organisasi (SO) yang telah sesuai dengan perundangan yang berlaku, sehingga dapat menjalankan suatu kebijakan atau aturan, tanpa adanya SO yang baik maka kebijakan atau perintah tidak dapat dijalankan berjenjang kebawah dengan baik. SO RSUHS telah sesuai, jelas, dan dilengkapi dengan tupoksi termasuk didalamnya terdapat analiasa jabatan. Berdasarkan
jawaban responden dari
kuesioner, mengacu pada permenpan no. 67 tahun 2011 tentang evaluasi kelembagaan pemerintah dapat digambarkan bahwa organisasi RSUHS termasuk kategori 3, Baik (75% - 100%), nilai total 88% dengan kriteria organisasi sudah efisien, tetapi secara struktural masih membutuhkan penyempurnaan up-dating dengan lingkungan eksternal. Ini dapat digambarkan struktur organisasi RSUHS secara corporate sudah efisien dan sangat mendukung kebijakan-kebijakan baik internal RS dan eksternal RS (provinsi, dinas kesehatan, dan kementrian dalam negeri). Dalam pelaksanaan KSCC SO RSUHS dapat berhasil baik dijalankan disertai oleh komitmen semua unsur, mulai Direktur sampai dengan bagian keamanan dan kebersihan sebagai ujung tanduk dari struktur organisasi. 5. Sikap Karyawan terhadap pelaksanaan KSCC di RSUHS Beberapa pimpinan memiliki komitmen yang tinggi terhadap KSCC disertai dengan keyakinan bahwa CC dapat dilakukan dengan memperoleh hasil yang bagus (maksud dan tujuan tercapai) apabila dijalankan dengan komitmen
71
yang tinggi dan berkesinambungan. Tergambarkan juga hasil kuesioner terkait dengan peran pimpinan dalam menciptakan suasana kerja yang harmonis dan mampu memberikan motivasi kepada karyawan. Hasil kuesioner tersebut dapat menggambarkan, disamping komitmen yang tinggi dan berkesinambungan, sebagian pimpinan memiliki kemampuan menciptakan lingkungan kerja yang harmonis ditambah lagi pimpinan mampu memberikan motivasi yang baik kepada karyawan (bawahan) sehingga tujuan dari organisasi dapat tercapai dengan baik. Selain itu pula didapatkan kurangnya supervisi pimpinan untuk melihat langsung dilapangan, pelaksanaan CC akan lebih baik dan maksimal jika pimpinan sering melakukan supervisi, sehingga apabila ditemukan permasalahan dan kendala dilapangan, permasalahan dapat langsung diketahui dan penyelesaian masalah dapat langsung dilakukan dan ditindaklanjuti. Didapatkan pula perilaku-perilaku pimpinan (Direktur, Wadir, Kepala Bagian dan Sub Bagian) RSUHS tentang pelaksanaan CC, apabila akan meninggalkan ruangan (mematikan lampu dan AC) dan pada saat dilakukan observasi peneliti juga melihat pengaturan AC suhu ruangan (24°C). Pelaksanaan CC di RSUHS selama ini tidak berjalan dengan baik, dari wawancara mendalam juga diketahui bahwa kita harus mengingatkan dan menginformasikan kepada direktur yang sekarang dan berikutnya tentang CC dan mendorong pelaksanaannya supaya dapat berjalan secara berkesinambungan, namun selama ini karena banyaknya program-program lain dan kesibukan, maka CC jarang untuk diinformasikan dan diingatkan kepada direktur. Berdasarkan wawancara mendalam dan observasi di ruangan didapatkan adanya beberapa sikap dari karyawan yang mendukung pelaksanaan CC dan kurang mendukung, ini dapat terlihat bahwa pelaksanaan CC sudah pernah dijalankan dan hanya setelah pencanangan, dan masih ditemukan adanya sikap baik karyawan disertai perilaku CC di beberapa ruangan atau unit-unit RSUHS, namun juga masih ditemukan sikap yang kurang baik, dimana setelah diberikan pertanyaan terkait CC, ditemukan jawaban yang menyatakan tugas tersebut bukan bagian dari tugas pokoknya. Begitu pula dari hasil wawancara mendalam diketahui bahwa diawal setelah pencanangan KSCC, banyak unit-unit yang mendukung kesuksesan KSCC
72
semua unit pernah melakukan, dievaluasi waktu itu pada penggunaan listrik dan telepon hasilnya terjadi penurunan biaya operasinal untuk listrik dan telepon.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran seperti berikut ini: Bagi Direktur RSUHS dan manajemen 1. Untuk mencapai maksud dan tujuan KSCC diperlukan juga komunikasi yang efektif, dapat dilakukan berjenjang mulai top manajemen ke midle manajemen sampai dengan ke low manajemen. Diperlukan komitmen yang tinggi dari semua unsur RSUHS, konsisten dan berkesinambungan disertai monitoring dan evaluasi berkala (bulan, tribulan, semester dan tahunan). Penyampaian informasi tentang CC dan program-program yang lain, dari direktur sebelumnya ke penerus atau penggantinya, sehingga PR-PR sebelumnya dapat diteruskan sekaligus di lanjutkan oleh Direktur berikutnya. 2. Untuk menjalankan KSCC dengan baik, perlu ketersediaan Sumber Daya yang cukup (SDM, sarana dan fasilitas). Jumlah karyawan yang besar dapat menjadi potensi pendukung pelaksanaan kebijakan apabila dilakukan dengan benar
pemetaan
pegawai,
peningkatan
kompetensi
karyawan
dan
pengoptimalan tupoksi dari masing-masing unit. Begitu juga dengan meteran untuk air dan listrik yang akan membantu proses CC di unit-unit, sehingga dapat diketahui penggunaan masing-masing unit dalam melakukan CC ini. Diperlukan juga penganggaran dalam pelaksanaan KSCC, terutama sarana yang masih harus dilengkapi. Dan diharapkan kalau sudah semua unit dan semua unsur melakukan, maka efisiesi dan pengendalian biaya dapat dilakukan dengan baik. 3. Untuk menggerakkan KSCC perlu didukung oleh struktur organisasi yang efisien, dilakukan monitoring dan evaluasi secara berjenjang. Personil tim CC harus dibentuk dan diperbaharui oleh Direktur, baik personel dan
73
semangatnya, sebagai penggerak dan motor yang akan mengawal kebijakan, khususnya KSCC. 4. Budaya CC juga perlu dibangun dengan contoh-contoh langsung dari pimpinan yang dilakukan secara berkesinambungan, memberikan arahan kepada tim CC, para pimpinan bagian, unit untuk selalu memberikan contohcontoh perilaku CC, sehingga karyawan atau bawahan dapat mencontoh sekaligus menjalankan KSCC ini. 5. Perlu membuat kebijakan tentang CC seperti halnya kebijakan mutu, sosialisasi melalui stiker-stiker himbauan tentang perlunya CC, bukan hanya dari segi pengendalian biaya saja, namun juga CC ini dilakukan untuk penghematan terhadap energi- energi di bumi, sehingga menciptakan manajemen yang green hospital bagi karyawan RSUHS khususnya dan masyarakat sebagai pengguna RS. Bagi Peneliti selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya, melakukan penelitian yang lebih luas lingkup kerja atau unitnya (unit-unit yang lebih banyak), dengan bukan hanya melihat aspek listrik atau air saja, namun CC lainnya misalnya (Telepon, Obatobatan, Bahan Habis Pakai, Alat-alat Medis atau non Medis, CC SDM, CC gedung) sehingga dapat dijadikan sebagai pijakan atau contoh bagi RS yang lain. 1. KSCC dijalankan dengan tahapan dan metode PDCA/PDSA dari Edward Deming sebagai berikut: a. Plan 1. Direktur menyusun ulang dan memperbaharui personil tim CC. 2. Direktur memberikan review ulang dan pelatihan oleh ahli di bidang CC. 3. Tim CC yang sudah diperbaharui menyiapkan SOP atau modulmodul pendukung CC dan menyusun program-program CC. 4. Tim CC melakukan inventarisasi seluruh unit terhadap sarana pendukung yang diperlukan (meteran air dan listrik).
74
5. Tim CC dan instalasi pendukung (IPS dan Sanitasi) mengusulkan dan mengganggarkan kebutuhan untuk penunjang KSCC. b. Do 1. Direktur melakukan pencanangan ulang dan membuat komitmen bersama (diwakili oleh semua unsur) di RSUHS untuk menjalankan KSCC. 2. Setelah fasilitas dilengkapi dan dicukupi, semua unit dan semua unsur memulai untuk menjalankan KSCC c. Check 1. Tim CC membuat laporan evaluasi dan monitoring pelaksanaan KSCC semua unit, secara berkala (per bulan, tribulan, semester dan tahunan) kepada Direktur. 2. Tim CC juga membuat rangking/peringkat untuk semua unit dalam penggunaan listrik dan air (mulai penggunaan terendah dan tertinggi). 3. Tim CC melakukan evaluasi dan juga monitoring terhadap sarana pendukung yang sudah berjalan dengan efektif atau belum. d. Act 1. Direktur juga melakukan evaluasi terhadap kinerja tim CC sebagai penggerak atau mesin dalam KSCC. 2. Apabila KSCC berhasil, Direktur harus juga memberikan reward kepada tim CC, jika belum maka harus dilakukan evaluasi terhadap kinerja tim CC. 3. Apabila KSCC berhasil, Direktur harus memberikan reward kepada unit-unit yang berhasil menjalankan CC di unitnya (publikasi internal, serifikat, atau insentif tambahan)