98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Kondisi Sanitasi Lingkungan Rumah, Higiene Perorangan dan Karakteristik Orangtua dengan Kejadian Infeksi Kecacingan pada Murid Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Tepus II Kecamatan tepus Kabupaten Gunungkidul dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Prevalensi infeksi kecacingan pada murid SDN Belik, Kropak, Gesing dan tepus 1 adalah sebesar 2,7%. 2. Distribusi frekuensi kondisi sanitasi lingkungan secara umum sebagian besar tidak memenuhi syarat, yang terdiri dari jenis lantai rumah sebagian besar dari tanah dan campuran semen dengan tanah, sarana air bersih rata-rata berasal dari penampungan air hujan dan sebagian besar dalam keadaan tidak memenuhi syarat, kondisi jamban keluarga sebagian besar sudah memenuhi syarat, kondisi SPAL sebagian besar tidak memenuhi syarat dan sarana pembuangan sampah sebagian besar tidak memenuhi syarat. 3. Distribusi frekuensi higiene perorangan secara umum sebagian besar tidak memenuhi syarat, yang terdiri dari kebiasaan cuci tangan pakai sabun setelah BAB sebagian besar tidak memenuhi syarat, cuci tangan pakai sabun sebelum makan sebagian besar tidak memenuhi syarat, kebiasaan main kontak dengan tanah di sekolah sebagian besar sudah memenuhi syarat, kebiasaan main kontak dengan tanah di rumah sebagian besar memenuhi syarat, kebiasaan memakai alas kaki di rumah sebagian besar memenuhi syarat dan kondisi kuku sebagian besar belum memenuhi syarat. 4. Distribusi karakteristik orangtua yang terdiri dari tingkat pendidikan ibu sebagian besar tamatan SD, pengetahuan ibu sebagian besar kurang baik dan sebagaian besar status ekonomi rendah.
99
5. Pada analisis bivariat, variabel yang memiliki hubungan secara signifikan dengan kejadian infeksi kecacingan adalah pengetahuan ibu dengan PR= 0,91 (95% CI=0,82-1,02; p=0,035). 6. Tidak terdapat hubungan antara status ekonomi ibu, kondisi sanitasi lingkungan rumah dan higiene perorangan dengan kejadian infeksi kecacingan.
100
B. Saran 1.
Bagi Dinas Kesehatan, a. Membuat program untuk peningkatan pengetahuan ibu dalam hal pencegahan dan pengendalian penyakit berbasis lingkungan, yang nantinya akan di laksanakan oleh puskesmas. b. Meningkatkan evaluasi kerja dengan pihak puskesmas dalam rangka melakukan perbaikan untuk meningkatkan kondisi sanitasi lingkungan rumah dan higiene perorangan pada siswa SD.
c.
Puskesmas, sebaiknya: a. Mengadakan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyakit berbasis lingkungan dan penyakit menular seperti kecacingan. b. Meningkatkan promosi kesehatan pada anak sekolah dasar, dalam bentuk penyuluhan seperti poster dan melakukan pemeriksaan kebersihan diri murid dengan bekerjasama dengan guru setidaknya 1 kali seminggu. c. Meningkatkan intensitas penyuluhan kesehatan lingkungan. Dalam memberikan penyuluhan, lebih ditekankan kepada item-item yang ada penilaian pada formulir inspeksi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan yang terdiri dari variabel: 1) Kondisi sarana air bersih, antara lain: terlihat adanya pencemaran seperti tumbuhan dan kotoran di atas atap pengumpul air hujan, saluran talang yang mengumpulkan air dalam keadaan kotor, di tempat pemasukan pada tengki tidak ada saringan atau kerikil halus, ditemukannya tempat pemasukan lain pada penampungan yang tidak tertutup dengan benar, adanya sumber pencemaran seperti tumbuhan dan kotoran di sekeliling penampungan air dan ada ember yang di gunakan dan di tinggalkan di tempat penampungan yang mana ember tersebut kemungkinan akan kotor. 2) Kondisi jamban keluarga, antara lain: adanya kotoran yang terdapat pada dinding WC,
adanya kerusakan pada saluran penghubung
101
antara lubang penampung kotoran dengan bowl/leher angsa/tempat jongkok. 3) Kondisi SPAL, antara lain: sarana air bersih dalam jarak 10 m atau kurang di sekitar SPAL, terdapat lobang terbuka dan mudah di ganggu oleh hewan ternak/ peliharaan, adanya genangan air dan membentuk comberan yang berbau, terlihat banyaknya pengotoran tanah/lingkungan sekitar yang berasal dari lobang air limbah dengan radius 3-10 m, adanya keberadaan jentik nyamuk dan terlihat pula nyamuk hinggap pada lobang air limbah, terdapat tikus, kecoa dan serangga lain yang berada di lobang dan sekitar air limbah, pada saat hujan terlihat genangan air limbah dan air hujan mengalir bersama ke lingkungan lain/got, pada lubang air limbah yanga ada di bawah rumah digunakan untuk membuang bekas/ sisa makanan, adanya bau yang ditimbulkan tercium oleh penghuni rumah khususnya di dapur/ ruang makan/lingkungan, dan sumber air yang berada disekitar genangan air limbah dalam jarak 10 m. 4) Sarana pembuangan sampah, antara lain: ditekankan kepada pihak pemerintah daerah agar menyediakan mobil sampah untuk mengangkut sampah di setiap-tiap rumah warga yang ada di Kecamatan Tepus, agar sampah warga masyarakat tidak di buang ke blakang rumah atau gunung lagi. d.
Sekolah Dasar, diharapkan kepada kepala sekolah dan guru agar: a. Mengawasi perilaku hidup bersih dan sehat siswa secara intens seperti pemeriksaan kebersihan kuku dan kebiasaan mencuci tangan memakai sabun. b. Menyediakan sarana sanitasi yang memadai, terutama jamban saniter dan fasilitas mencuci tangan dengan sabun di sekolah. c. Pihak puskesmas bekerja sama dengan sekolah dalam memberikan penyuluhan kesehatan pada orang tua kususnya ibu siswa pada saat-saat tertentu.
102
e. Penelitian lanjutan dapat dilakukan oleh peneliti lain dengan menambah pemeriksaan struktur tanah, suhu dan pemeriksaan telur cacing di sekitar lingkungan rumah.