51
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Strain virus PMWaV-2 adalah agen utama penginduksi gejala layu pada tanaman nanas sedangkan strain PMWaV-1 belum diketahui peranannya dalam simtomato logi. 2. Infestasi kutu putih (Dysmicoccus spp) dapat memperparah dan mempercepat timbulnya gejala layu, namun bukan merupakan faktor utama pemicu gejala layu pada tanaman nanas. 3. Penyakit layu pada tanaman nanas telah ditemukan tersebar luas di sentra-sentra produksi nanas di Indonesia. 4. Dari hasil survei pertanaman nanas yang diamati, hampir semua tanaman nanas mengandung virus dan sulit menemukan tanaman nanas yang bebas virus.
Saran PMWaV sudah tersebar di pertanaman nanas di Indonesia, karena itu perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menemukan pengendalian penyakit layu PMWaV pada nanas.
52
DAFTAR PUSTAKA Beardsley JW. 1996. The Pineapple Mealybug Complex, Taxonomy, Distribution and Host Relationship. Acta Hort 334: 383-386. Beardsley JW, Su TH, McEwen FL, Gerling D. 1982. Field Investigations of The Interrelationships of The Big-Heade Ant, The Grey Pineapple Mealybugs and Pineapple Mealybug Wilt Disease in Hawaii. Proceedings of The Hawaii Entomological Society 24: 51-67. Brunt AA, Gunasinghe UB. 1991. Pineapple Wilt-associated Closterovirus. http://image.fsuidaho.edu/wide/refs.htm [15 Oktober 2005] CABI [Central for Agricultural and Biosciences International]. 2003. Crop Protection Compedium [CD-Rom]. Wallingford: CAB International. Carter W. 1973. Insects in Relation to Plant Disease. New York: John Wiley. Collins JL. 1960. The Pineapple. London: Leonard Hill. Gunasinghe UB, German TL. 1989. Purification and Partial Characterization of a Virus from Pineapple. Phytopathology 79: 1337-1341. Harris KF. 1981. Arthropod and Nematode Vector of Plant Viruses. Ann R Phytopathology 19: 391-426 Hu JS, Sether DM, Ullman DE. 1996. Detection of Pineapple Closterovirus in Pineapple Plants and Mealybug Using Monoclonal Antibodies. Plant Pathology 45: 829-836. Kalshoven LGE. 1981. The Pest of Crops in Indonesia. Laan PA van deer, penerjemah. Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve. Terjemahan dari: De Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie. Mau RFL, Kessing JLM. 1992. Dysmicoccus brevipes (Cockerell). Crop Knowledge Master. Department of Entomology. Honolulu, Hawaii Melzer MJ, Karasev AV, Sether DM and Hu JS. 2001. Nucleotide Sequence, Genom Organization, and Phylogenetic Analysis of Pineapple Mealybug Wilt-associated Virus-2. General Virology. 82:1-7. Muljohardjo M. 1983. Nanas dan Teknologi Pengolahannya (Ananas comosus (L) Merr). Yogyakarta: Liberty. Petty GJ, Stirling GR, Bartholomew DP. 2002. Pests of Pineapple. Di dalam Pena JE, Sharp JL, Wysoki M, editor. Tropical Fruit Pests and Pollinators. Wallingford: CAB International. Hal: 157 -195.
53
Rohrbach KG, Schmitt DP. 1994. Pineapple Disease Caused by Virus. Di dalam Ploetz RC, Zentmyer GA, Nishijima WT, Rohrbach KG, Ohr HD, editor. Compendium of Tropical Fruit Diseases. Minnesota: APS. Hal: 54. Sether DM, Hu JS. 2002a. Yield Impact and Spread of Pineapple Mealybug Wilt associated Virus-2 and Mealybug Wilt of Pineapple in Hawai. Plant Disease. 86:867-874. Sether DM, Hu JS. 2002b. Closterovirus Infection and Mealybug Exposure are Necessary for Development of Mealybug Wilt of Pineapple Disease. Phytopathology. 92:928-935. Sether DM, Ullman DE, Hu JS. 1998. Transmission of Pineapple Mealybug Wilt-Associated Virus by Two Species of Mealybug (Dysmicoccus spp.). Phytopathology. 88:1224 Sether DM, Sipes BS, Hu JS. 2001. Differentiation, Distribution, and Elimination of Two Different Pineapple Mealybug Wilt-associated Viruses Found in Pineapple. Plant Disease. 85:856-864. Sipes BS, Sether DM, Hu JS. 2002. Interaction between Rotylenchus reniformis and Pineapple Mealybug Wilt associated Virus-1 in Pineapple. Plant Disease. 86: 933-938. William DJ, Watson GW. 1988. The Scale Insect of The Tropical South Pacific Region Part 2: The Mealybug (Pseudococcidae). Wallingford: CAB International.
54
Lampiran 1 Data hasil pengamatan studi penularan PMWaV melalui kutu putih di rumah kaca Cikabayan a. Perlakuan dengan inokulasi PMWaV dan infestasi kutu putih Minggu ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Gejala layu pada tanaman uji ulangan ke1 + + + * * $ $ $ $
2 + + # # #
3 + # @ @ @ @ @ @
4 + + + + + + + # # # #
5 * @ @ @ @ @
6 + + + + + + + # # # #
7 + + * $ $ $ $ $
8 + + * * * $ $ $ $ $ $
9 + # # # #
Keterangan: - : Tidak mengalami gejala layu + : Daun tanaman mulai berwarna hijau pucat, tetapi tanaman tidak mengalami kelayuan * : Daun tanaman mulai menguning dan tanaman terlihat mengalami kelayuan # : Daun tanaman mulai berwarna merah dan tanmaan mengalami kelayuan @ : Tanaman mengalami kelayuan $ : Tanaman mengalami kelayuan dan ujung daun berwarna coklat serta mengalami kematian ujung daun
10 + + + * @ @ @ @ @
55
Lanjutan lampiran 1 b. Perlakuan dengan inokulasi PMWaV tanpa infestasi kutu putih Minggu ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Gejala layu pada tanaman uji ulangan ke1 + + + * * *
2 + + + *
3 + + + * * * * * *
4 + + + + + + * * *
5 + * * * * * *
6 + *
7 + + * *
8 + + * * * *
9 + + + *
10 + + + + + * * * *
Keterangan: - : Tidak mengalami gejala layu + : Daun tanaman mulai berwarna hijau pucat, tetapi tanaman tidak mengalami kelayuan * : Daun tanaman menguning dan tanaman mengalami kelayuan
56
Lanjutan lampiran 1 c. Perlakuan dengan infestasi kutu putih tanpa inokulasi PMWaV Minggu ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Gejala layu pada tanaman uji ulangan ke1 + + + + + +
2 + + + +
3 + + + +
4 + + + +
5 + + + + + +
6 + + + +
7 -
8 + + + + +
9 -
Keterangan: - : Tidak mengalami gejala layu + : Daun tanaman mulai berwarna hijau pucat, tetapi tanaman tidak mengalami kelayuan
10 + +
57
Lanjutan lampiran 1 d. Perlakuan tanpa inokulasi PMWaV dan tanpa infestasi kutu putih Minggu ke1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Gejala layu pada tanaman uji ulangan ke1 -
2 -
3 -
4 -
5 -
Keterangan: -
: Tidak mengalami gejala layu
6 -
7 -
8 -
9 -
10 -