SOSIALISASI POLITIK DPD PARTAI AMANAT NASIONAL (DPD PAN ) KOTA MEDAN DALAM PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2004 Skripsi Disusun Oleh :
Nama Nim Departemen
: Jekson Limbong : 030906008 : Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2009
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum Legislatif 2004, 2009.
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 I.1. Latar Belakang masalah ........................................................................ 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 5 1.3. Pembatasan Masalah............................................................................. 5 1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6 1.6. Kerangka Teoritis ................................................................................. 7
1.6.1. Partai Politik ............................................................................... 7 A. Sejarah dan Pengertian Partai Politik ..............................................7 B. Tujuan Partai Politik ................................................................... 8 C. Fungsi Partai Politik .................................................................... 9 1.6.2. Sistem kepartaian ...................................................................... 12 A. Sistem Partai Tunggal ................................................................ 12 B. Sistem Dwi Partai....................................................................... 12 C. Sistem Multi partai ( Multy Party System ) ................................. 13 1.6.3. Sistem Pemilihan Umum .......................................................... 13 A. Single Member Constituency .................................................... 13 B. Multi Member Constituency ...................................................... 14 1.7 Defenisi Konsep ................................................................................... 14 1.6.1. Sosialisasi ............................................................................... 14 1.6.2. Pemilihan Umumu Legislatif.................................................... 17 1.8. Defenisi Operasional ........................................................................... 18 1.9. Jenis Penelitian .................................................................................... 18 Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum Legislatif 2004, 2009.
1.9.1. Lokasi Penelitian .............................................................................. 19 1.9.2. Tehnik Pemgumpulan Data ...................................................... 19 1.9.3. Tehnik Analisa Data................................................................. 19 1.10. Sistematika Penulisan ........................................................................ 21
BAB II DESKRIPSI LOKASI .................................................................... 22
II.I.Sejarah Partai Amanat Nasional (PAN) ................................................ 22
II.I.Aktifitas dan Program kerja PAN ......................................................... 34
II.III. Platform Partai Amanat Nasional (PAN) ........................................... 35 A. Identitas ..................................................................................... 35 B. Sifat ........................................................................................... 36 C. Visi dan Misi .............................................................................. 36 D. Dasar Dan Asas Partai ............................................................... 37
II. Struktur kepengurusan DPD PAN Kota Medan ..................................... 37
BAB III ANALISA DATA......................................................................... 40 III.I Realitas Politik menjelang Pemilihan Umum 2004 ............................. 40 III.II Sosialisasi Politik DPD PAN Kota Medan Dalam
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum Legislatif 2004, 2009.
Pemilu Legislatif 2004 .............................................................................. 42 III.II.1 Bentuk-bentuk Sosialisasi Politik DPD PAN Kota Medan .............. 42 III.II.2. Bentuk-bentuk sosialisasi politik DPD PAN Kota Medan terhadap masyarakat Islam ........................................................................ 45 III.II.3. Bentuk-bentuk sosialisasi politik DPD PAN Kota Medan terhadap masyarakat Non-Islam. ..................................................... 57 BAB.IV. PENUTUP................................................................................... 60 VI.1. Kesimpulan ....................................................................................... 60 IV.2.Saran
.......................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................64
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum Legislatif 2004, 2009.
ABSTRAK Fungsi Partai Politik adalah sebagai sebuah instrumen politik memiliki beberapa macam fungsi partai politik diantaranya. Pertama, melakukan sosialisasi politik, pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat Kedua, rekrutmen politik yaitu seleksi dan pemilihan atau pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik. Ketiga, partisipasi politik, kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan ikut menentukan pemimpin pemerintahan.Empat, pemandu kepentingan, mengatur lalu lintas kepentingan yang seringkali bertentangan dan memiliki orientasi keuntungan sebanyak-banyaknya. Lima, komunikasi politik, partai politik melakukan proses penyampaian informasi mengenai politik dari pemerintah kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada pemerintah.Enam, pengendalian konflik, partai politik melakukan pengendalian konflik mulai dari perbedaan pendapat sampai pada pertikaian fisik antar individu atau kelompok. Tujuh, Kontrol politik, partai politik melakukan kegiatan untuk menunjukan kesalahan, kelemahan dan penyimpangan dalam isi kebijakan atau pelaksaan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umumi Legislatif 2004, 2009.
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang masalah Penelitian ini membahas tentang Sosialisasi Politik Partai Amanat Nasional pada Pemilihan Legislatif 2004 di kota Medan. Demokrasi sebagai
sebuah sistem yang banyak diterapkan oleh berbagi
Negara di belahan Dunia berangkat dari asumsi bahwa kedaultan ada di tangan rakyat. Salah satu prasyarat dari terwujudnya demokrasi adalah adanya partai politik yang berfungsi maksimal dan efektif sebagai wadah aspirasi politik masyarakat, dan sebagai media untuk melakukan bargaining kebijakan-kebijakan negara. Demi terwujudnya demokrasi dan tersalurkannya aspirasi publik, justru jauh lebih penting adalah meningkatkan kinerja dan efektifitas fungsi partai politik, dan jelas tidak tidak bisa dilepaskan dari berdirinya partai politik sebagai sebuah kebutuhan politik masyarakat. 1 Partai politik adalah salah satu dari isntrumen demokrasi, dimana sebuah partai politik dapat meningkatkan kualitas dari demokrasi yaitu melalui Pemilihan Umum karena keikutsertaan masyarakat dalam mewujudkan aspirasinya dapat disalurkan melalui partai politik, dan banyak juga kekuatan sosial masyarakat menyalurkan aspirasinya kepada partai politik. Di Indonesia sejarah partai politik dalam Pemilihan Umum telah ada sejak Pemilihan Umum tahun 1955. Sistem kepartaian yang ada saat itu adalah sistem multi partai, yaitu terdapat banyak partai politik yang ikut serta dalam pemilihan Umum. Namum lain halnya ketika zaman Orde Baru berkuasa, hanya ada tiga partai politik
1
Koirudin,Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi,Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2004,hal.8
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 1 Legislatif 2004, 2009.
( Golongan Karya, PDI, dan PPP ). Sehingga tidak ada pilihan bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasi politiknya dalam Pemilihan Umum kecuali kepada ketiga partai politik yang ada pada saat itu.2 Sejarah partai politik di Indonesia juga merupakan bukti dari aktualisasi masyarakat yang dilembagakan, yaitu banyak entitas dalam masyarakat yang menyatukan diri dengan membentuk partai politik. Sehingga entitas tersebut juga menjadi salah satu bassis massa dari partai politik, seperti misalnya sebelum pemilihan Umum 1955 basis massa partai politik terbagi kedalam tiga kubu, yaitu Nasionalis, Agama dan komunis. 3 Sejak Pemilihan Umum tahun 1955 hingga sampai saat ini, maka kita akan mendapati bahwa terdapat pasang surut dari masyarakat yang turut berpastipasi dalam alam demokrasi, seperti misalnya dalam mengikuti Pemilihan Umum. Ada semacam jarak antara Partai politik dengan masyarakat yang menyebabkan kecenderungan turunnya pastisipasi politik masyarakat dalam Pemilihan Umum. Sehingga demikian, untuk keperluan Indonesia kita masih melihat perlunya semacam sosialisasi untuk mengajak partisipasi yang lebih luas dari masyarakat. Spirit dan persaingan Partai Politik merupakan bahagian integral didalam proses politik dan hal ini memang wajar terjadi mengingat keberhasilan dalam pemilihan Umum akan membawa partai politik yang bersangkutan menduduki posisi sebagi pemenang. Ini berarti bahwa partai politik yang bersangkutan akan bisa berbuat banyak dalam mengendalikan Negara dan Pemerintahan, memperkuat dan memperjuangkan Idiologi partainya. Seluruh partai politik yang ada memiliki fungsi yang mesti dijalankan yang salah satunya adalah sebagi sarana sosialisai politik. Hal ini merupakan proses penting
2
Arifin Rahman,Sistem Politik Indonesia dalam Perspektif Struktural Fungsional,Surabaya: Penerbit
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 2 Legislatif 2004, 2009.
guna memberikan informasi, pandangan dan pengetahuan tentang kehidupan politik yang sedang berlangsung. Proses sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai politik salah satunya adalah untuk membentuk sikap serta orientasi anggota dalm melihat fenomena politik. Sosialisasi politik itu sendiri dapat diartikan sebagai proses penanaman nilai,pengetahuan, dan orientasi politik kepada seluruh warganegara. Ia harus dilakukan secara intensif, dalam arti setiap saat dan berkesinambungan. Di sinilah partai politik berperan penting sebagai para agen sosialisasi politik.. Kita bisa terlambat mendapatkan pengetahuan tentang apa yang terjadi, isu apa yang mencuat ke publik, kebijakan apa yang disahkan, dan pelbagai hal lain dalam kaitannya dengan proses politik yang terus-menerus bergulir. Dalam mengukur sikap
individu
maupun dalam kehidupan politik,
menggunakan orientasi kognitif, afektif dan evaluatif. Selain itu, sosialisai politik dilakukan sebagai sarana untuk mengenalkan nilai dan norma yang dianut oleh partai politik tersebut secara berkesinambungan, agar nilai dan norma tersebut terus dikenal oleh setiap generasi. Nilai-nilai yang didapat melalui sosialisasi yang sejalan dengan tradisi, dapat mempengaruhi dan melandasi sikap seseorang terhadap sebuah sistem politik yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan bernegara dan sudah tentu dalam Kehidupan politiknya. Sehingga pertarungan antara partai politik sudah lazim terjadi pada setiap Pemilihan Umum. Hal ini adalah konsekuensi dari dibukanya kran demokratisasi bagi masyarakat pasca reformasi. Hal tersebut tidak terlepas dari fungsi partai politik sebagai sarana sosialisasi politik yang mempengaruhi perilaku politik masyarakat.
SIC,1998,hal.90 3 Miriam Budiarjo,Partisipasi dan Partai Politik,Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,1998,hal 67 Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 3 Legislatif 2004, 2009.
Dalam kesempatan penelitian ini akan diteliti tentang sosialisai politik Partai Amanat Sosial ( PAN ) pada Pemilihan Umum anggota Legislatif 2004. Kehadiran 24 partai politik pada Pemilihan Umum 2004 telah menimbulkan banyak pilihan bagi masyarakat. Seperti misalnya bagi kaum religius Islam dimana pilihan mereka tidak hanya pada partai politik Islam. Kelahiran Partai Amanat Nasional ( PAN ) dibidani oleh Majelis Amanat Rakyat ( MARA ), salah satu organ gerakan reformasi pada era Pemerintahan Soeharto, PPSK Muhammadiyah, dan kelompok tebet. PAN dideklarasikan di Jakarta pada 23 agustus 1988 oleh 50 tokoh nasional, diantaranya Prof. DR. H. Amien Rais, mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Goenawan Muhammad, Abdillah Toha, Dr. Rizal Ramli, dr. Albert hasibuan, toety heraty, Prof. Emil Salim, Drs. Faisal Basri MA, A.M Fatwa, Alvin Lie dan masih banyak tokoh-tokoh nasional lainnya. PAN bertujuan menjungjung tinggi dan menegakkan kedaultan rakyat, keadilan, kemajuan material dan spiritual. Cita-cita partai berakar pada moral Agama, kemanusiaan, dan kemajemukan. Selebihnya PAN menganut prinsip non sektarian dan non diskriminatif. Untuk terwujudnya Indonesia baru, PAN melontarkan wacana dialog bentuk negara federasi sebagai jawaban atas ancaman disintegrasi bangsa. Titik sentral dialog adalah keadilan dalam mengelola sumber daya sehingga rakyat seluruh Indonesia dapat benar-benar merasakan sebagi warga negara yang seutuhnya. 4 Berangkat dari fungsi dan peranan partai politik sebagai sarana sosialisasi politik ( Intrument of political socialization ). Seperti apa proses sosialisasi politik atau proses penanaman nilai-nilai politik Partai Amanat Nasional (PAN) terhadap masyarakat khususnya masyarakat kota medan. Dalam penelitian ini penulis lebih terfokus terhadap sosialisasi poltik Partai Amanat Nasional (PAN) terhadap
4
http://www.pan.co.id
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 4 Legislatif 2004, 2009.
Masyarakat Islam dan Non Islam. Peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan proses sosialisasi politik Partai Amanat Nasional (PAN) terhadap Masyarakat Islam dan Masyaraka Non-Islam? Seperti kita ketahui banyak masyarakat Indonesia menilai Partai Amanat Nasional (PAN) selalu identik dengan partai politik bagi masyarakat islam. Dan penulis juga ingin mengetahui sejauhmana keberhasilan proses sosialisasi politik Partai Amanat Nasional (PAN) pada pemilu legislatif 2004 Disini penulis memiliki daya tarik untuk meneliti proses sosialisasi politik Partai Amanat Nasional ( PAN ) dalam Pemilihan Umum legislatif pada tahun 2005. untuk lebih lengkapnya judul penelitian ini adalah : “ Sosialisasi Politik Partai Amanat Nasional (PAN ) terhadap Pemilihan Umum legislatif 2004 di Kota Medan” 1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan usaha untuk menyatakan secara tersirat pertanyaan pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya, atau dengan kata lain perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan d teliti berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagi berikut : •
Bagaimana Peranan Partai Amanat Nasional dalam proses Sosialisasi politik dalam Pemilihan Umum Legislatif 2004.
•
Apakah Partai Amanat Nasional berhasil meraih target maksimal dalam Pemilihan Umum legislatif 2004.
•
Bagaimanakah proses sosialisasi politik Partai Amanat Nasional terhadap pemilih yang beragama Islam dan non Islam.
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 5 Legislatif 2004, 2009.
1.3. Pembatasan Masalah Suatu penelitian yang dilakukan baiknya mempunyai batasan masalah. Karna pembatasan masalah adalah usaha untuk menetapkan batasan-batasan dari masalah penelitian yang akan diteliti. Batasan masalah ini berguna bagi penulis untuk mengidentifikasikan faktor mana saja yang termasuk dalam ruang lingkup penulisan. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka penulis menetapkan batasan penelitian ini sebagai berikut : •
Yang dimaksud dengan sosialisasi politik dalam penelitian ini adalah proses penanaman nilai-nilai kepada masyarakat dengan tujuan untuk mempengaruhi perilaku politik masyarakat dalam pemilihan anggota legislatif 2004.
•
Yang dimaksud dengan Pemilihan Legislatif dalam penelitian ini adalah proses pemungutan suara yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Sumatera Utara di Kota Medan pada pemilihan anggota legislatif 2004.
1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui proses sosialisai politik Partai Amanat Nasional di Kota Medan pada Pemilihan Umum Legislatif 2004. 2. Untuk mengetahui bagaimana peranan Partai Amanat Nasional dalam sosialisasi politik pada Pemilihan Umum Legislatif 2004. 3. Untuk menegetahui sejauh mana keberhasilan partai Amanat nasioanal dalam Pemilihan Umum legislatif 2004. 4. untuk mengetahui konsep dan strategi Partai Amanat Nasional. 1.5. Manfaat Penelitian Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 6 Legislatif 2004, 2009.
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah Ilmu pengetahuan dan karya Ilmiah di departmen Ilmu Politik FISIP USU. 2. Hasil penelitian ini kiranya dapat menjadi informasi bagi masyarakat pemilih, khususnya masyarakat pemilih di Kota Medan. 3. Hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan hal yang poitif kepada Partai Politik peserta PEMILU, mengingat semakin dekatnya PEMILU 2009. 4. Bagi penulis penelitian ini dapat menambah wawasan tentang proses sosialisasi suatu partai politik. 1.6. Kerangka Teoritis. Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian perlu ada pedoman dasar berpikir, yaitu sebuah kerangka teori. Kerangka teori adalah berfungsi sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari segimana peneliti menyoroti masalah yang akan dipilih. Teori itu sendiri adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi, dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep. Adapun kerangka teori yang menjadi landasan berpikir penulis dalam penelitian ini adalah : 1.6.1 Partai Politik A. Sejarah dan Pengertian Partai Politik Sejarah mencatat partai politik di Indonesia dalam perjalanan sejarahnya pertama-tama lahir dalam zaman kolonial Belanda sebagai manifestasi bangkitnnya kesadaran nasional. Pada masa itu semua organisasi, baik yang bertujuan sosial seperti Budi Utomo dan Muhammadiyah yang berazaskan Agama dan lain sebaginya ternyata sama-sama memainkan peranan penting dalampergerakan nasional. Dalam perkembangannya inisiatif warga negara membentuk partai politik didasari oleh berbagi macam kepentingan yang ingin disalurkan dalam kebijakan-kebijakan yang Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 7 Legislatif 2004, 2009.
dibuat oleh Pemerintah. Salah satu argumen yang mendasari dibentuknya partai politik adalah terdapatnya berbagai Idiologi sebagi rumusan gagasan dan cita-cita atau harapan masyarakat tertentu berkembang sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri. 5 Secara umum Miriam Budiarjo mengatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok organisasi yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. 6 Istilah partai politik ditinjau dari asal katanya berarti bagian atau pihak. Didalam masyarakat secara alamiah terdapat pengelompokan-pengelompokan atau partai-partai. Salah satunya pengelompokan masyarakat didasarkan pada persamaan paham dalam bentuk doktrin politik yang disebut dengan partai. Lain halnya dengan partai politik, maka sebuah gerakan mempunyai tujuan yang lebih terbatas dengan sifatnya yang lebih fundamental, dan kadang-kadang bersifat Idiologis. Orientasi ini merupakan ikatan yang kuat pada anggotanya dan dapat menumbuhkan identitas kelompok yang kuat. Suatu identitas, nama ataupun label partai politik paling tidak bisa menunjukkan karakteristik partai politik itu sendiri. 7 B. Tujuan Partai Politik Menurut Sigmun Neuman, bahwa di dalam negara demokratis, partai politik mengatur keinginan dan aspirasi berbagai golonagan dalam masyarakat. Sedangkan di
5
Hadari Nawawi,Metode Penelitian Biadang Sosial,Yogyakarta:Gajah Mada Univesrsity Press,1995,hal.40 6 Miriam Budiarjo,Op.cit,hal.160 7 Ibid Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 8 Legislatif 2004, 2009.
dalam negara Komunis Partai Politik bertugas untuk mengendalikan semua aspek kehidupan secar monolitik. 8 Didalam pasal 5 Undang-undang NO 31 tahun 2002 dijelaskan bahwa tujuan Partai Politik ada 2, yaitu tujuan umum dan khusus. 1. Tujuan Umum Partai Politik. a. Mewujudkan
cita-cita
nasional
bangsa
Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD 1945. b. Mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan menjungjung tinggi nilai kedaultan rakyat dalam kesatuan Republik Indonesia. 2. Tujuan Khusus Partai politik adalah memperjuangkan cita-cita para anggotanya demi kehupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. C. Fungsi Partai Politik. Fungsi utama Partai Politik adalah mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan Idiologinya. Cara yang digunakan suatu Partai Politik dalam sistem politik demokrasi adalah untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan melalui Pemilihan Umum. Dalam melaksanakan fungsi tersebut, Partai Politik melakukan tiga kegiatan yang meliputi seleksi calon, kampanye dan pelaksanaan fungsi pemerintahan. Apabila kekuasaan untuk memerintah telah didapatkan, maka partai politik tersebut berperan pula sebagi pembuat keputusan politik. Partai Politik yang tidak mempunyai kedudukan mayoritas pada badan perwakilan rakyat akan berperan sebagi pengontrol partai mayoritas. Adapun fungsi Partai Politik adalah : 1. Sosialisai Politik.
8
Miriam Budiarjo,Op.cit,hal.162
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 9 Legislatif 2004, 2009.
Sosialisai politik adalah proses dimana seseorang memperoleh sikap dan orientasi terhadap fenomena politik, yang pada umumnya berlaku dalam masyarakat dimana ia berada. Setiap masyarakat mempunyai cara-cara untuk mensosialisasikan penduduknya dalam didalam kehidupan politik. Biasanya proses sosialisasi berjalan berangsur-angsur dari kanak-kanak sampai dewasa. 9 2. Partisipasi Politik Mobilitas warga negara dalam kehidupan dan kegiatan politik merupakan fungsi khas dari partai politik. Zaman modern Partai Politik dibentuk ketika semakin banyak jumlah rakyat yang diberi hak pilih, dan ketika kelompok-kelompok masyarakat menuntut bahwa mereka harus diberi hak untuk bersaing untuk memperebutkan suatu jabatan pemerintahan. 10 3. Rekruitmen Politik. Partai Politik berfungsi untuk mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk aktif sebagi anggota partai politik. Dengan demikian partai politik turut memperluas partisipasi politik. Caranya adalah melalui kontak pribadi, persuasi dan lain sebagainya. Juga diusahakan untuk menarik golongan-golongan muda untuk di didik menjadi kader yang dimasa mendatang akan menggatikan pemimpin lama. Kemudian kader tersebut diikutsertakan bersaiang dengan partai-partai untuk memperebutkan kursi di parlemen, dan jabatan pemerintahan lainnya. 4. Komunikasi Politik. Dalam melaksanakan fungsi komunikasi politik, partai politik menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi mereka dan mengaturnya sedemikian rupa sehingga kesimpangsiuran pendapat dalam masyarakat berkurang. Fungsi ini
9
Koirudin,Op.cit,hal.86 Ibid
10
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 10 Legislatif 2004, 2009.
dijalankan bersama dnegan struktur lain, yaitu komunikasi informasi, isu dan gagasan politik. 11 5. Artikulasi Kepentingan Menyatakan atau mengartikulasikan kepentinagan mereka kepada badanbadan politik dan pemerintah melalui kelompok-kelompok yang mereka bentuk bersama orang lain yang memiliki kepentingan yang sama. Bentuk artikulasi kepentingan yang paling umum di semua sistem politik adalah pengajuan permohonan secara individual kepada anggota dewan. Dan dalam konsep partai politik, maka anggota partai politik lah yang melakukan fungsi tersebut. 12
6. Agregasi Kepentingan Agregasi kepentingan merupakan cara tuntutan-tuntutan yang dilancarkan oleh kelompok-kelompok
yang
berbeda
digabungkan
menjadi
alternatif-alternatif
kebijaksanaan pemerintah. Dalam masyarakat demokratik, partai merumuskan program politik untuk disampaikan kepada badan legislatif, dan calon-calon yang diajukan untuk jabatan-jabatan pemerintahan. 13 7. Pembuat Kebijakan. Jelas bahwa suatu partai akan berusaha merebut kekuasaan di dalam pemerintahan secara konstitusional. Dan sesudah dia mendapatkan kekuasaan pemerintahan, baik dalam bidang eksekutif maupun legislatf maka dia akan mempunyai dan memberikan pengaruhnya dalam membuat kebijaksanaan yang akan digunakan dalam suatu pemerintahan. 14
11
Ibid Koirudin,Op.cit,hal.94 13 Koirudin,Op.cit,hal.95 14 Koirudin,Op.cit,hal.96 12
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 11 Legislatif 2004, 2009.
1.6.2
Sistem kepartaian
Metode yang paling konvensional dalam mengklasifikasikan partai politik adalah berdasarkan dari jumlah partai politik yang ada didalam suatu negara. Dengan cara konvensional tersebutlah dikenal adanya tiga klasifikasi partai politik, yaitu sistem partai tunggal, dwipartai dan multi partai. A. Sistem Partai Tunggal Istilah ini dipakai untuk partai yang benar-benar merupakan satu-satunya partai dalam suatu negara, maupun untuk partai yang mempunyai kedudukan dominan antara partai lainnya, dalam kategori terakhir terdapat banyak variasi. Sistem ini juga diidikasikan sebagai suasana non kompetitif, oleh karena partai yang ada harus menerima pimpinan dari partai yang dominan. Bentuk ini bisa ditemukan di negaranegara Komunis seperti RRC, Uni Sovyet, dan yang paling terkenal adalah Uni Sovyet. Partai Komunis di Uni Sovyet bekerja dalam suasana non kompetitif, tidak ada partai lain yang boleh bersaing dan oposisi dianggap sebagai sebuah bentuk penghianatan. B.Sistem Dwi Partai Pengertian sistem dwi partai biasanya diartikan dengan adanya dua atau lebih partai, tetapi dengan peranan dominan dari dua partai. Hanya beberapa negara saja yang dewasa ini memiliki ciri-ciri sistem dwi partai, kecuali Inggris dan Amerika Serikat. Dalam sistem pemilihan ini partai yang kalah berperan sebagi oposisi utama, tetapi setiap terhadap kebijakan partai yang duduk dalam pemerintahan, dengan pengertian bahwa peranan tersebut sewaktu waktu dapat bertukar tangan, dalam persaingan memenangkan pemilu, kedua partai berusaha untuk merebut dukungan
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 12 Legislatif 2004, 2009.
orang orang yang ada ditengah dua partai dan sering disebut dengan pemilih terapung atau mengambang. Sistem pemilihan ini tidak mendorong tumbuhnya partai baru sehingga memperkukuh sistem dwi partai. C.Sistem Multi partai ( Multy Party System ) Umumnya dianggap bahwa keaneka ragaman dalam komposisi masyarakat menjurus pada berkembangnya sistem multi partai. Dimana perbedaan Ras, Agama, atau Suku bangsa adalah kuat, golongan masyarakat lebih cenderung untuk menyalurkan ikatan-ikatan terbatas daripada bergabung dengan kelompok lain yang berbeda orientasinya. Maka dari itu, dianggap bahwa pola multi partai lebih mampu menyalurkan keanekaragaman budaya dan politik dalam suatu masyarakat daripada dwi partai. Sistem ini ditemukan di Malaysia, Belanda, Perancia dan Indonesia. 15 Pola multi partai umumnya diperkuat oleh sistem pemilihan perwakilan berimbang yang memberi kesempatan luas bagi pertumbuhan partai-partai dan golongan-golongan kecil. Melalui sistem ini, perwakilan berimbang partai-partai kecil dapat menarik keuntungan dari ketentuan bahwa kelebihan suara yang diperolehnya di suatu daerah pemilihan dapat ditarik kedaerah pemilihan yang lain untuk menggenapkan jumlah suara yang diperlukan guna memenangkan satu kursi. 1.5.3. Sistem Pemilihan Umum Dalam ilmu Politik dikenal bermacam-macam sistem pemilihan umum, akan tetapi umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu : A. Single Member Constituency Sistem ini merupakan sistem pemilihan yang paling tua dan didasarkan atas kesatuan geografis ( yang biasa disebut distrik karena kecilnya daerah yang dilliputi ) mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan rakyat. Untuk keperluan ini negara
15
Miriam Budiarjo,Demokrasi di Indonesia,Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama,1996,hal.209
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 13 Legislatif 2004, 2009.
dibagi dalam sejumlah besar distrik dan jumlah wakil rakyat ditentukan oleh jumlah distrik. Para pendukung sistem ini berasumsi bahwa dengan diterapkannya sistem ini diharapkan dapat memperkuat peran serta fungsi lembaga legislatif dalam sistem politik yang berlaku. Dengan pengawasan setiap distrik pemilihan terhadap wakilnya diharapkan mampu meningkatkan kinerja legislator.16 B. Multi Member Constituency Dengan sistem perwakilan proporsional tdak ada pembagian wilayah pemilihan karena pemilihan bersifat nasional. Pembagian kursi di badan perwakilan rakyat didasarkan pada jumlah persentase suara yang di peroleh masing-masing partai. Dalam sistem ini setiap suara dihitung dalam arti bahwa suara partai dalam suatu daerah pemilihan dapat ditambahkan pada jumlah suara yang diterima oleh partai dalam daerah pemilihan lain untuk menggenapkan jumlah suara yang diperlukan guna memperoleh kursi tambahan. Sistem perwakilan ini sering dikombinasikan dengan beberapa prosedur lain, antara lain dengan sistem daftar, dimana setiap partai mengajukan satu calon dan pemilih hanya bisa memilih salah satu dari daftar tersebut. 17 1.7. Defenisi Konsep Konsep merupakan salah satu unsur penelitian terpenting yang merupakan defenisi yang dipakai para peneliti untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena sosial atau fenomena alam. Untuk menghindari kesalahan atau pun kekaburan di dalam konsep yang digunakan,maka perlu adanya batasan-batasan yang dipergunakan dalam tuliasan ini. Adapun defenisi konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1.7.1. Sosialisasi
16
Miriam Budiarjo,Dasar-dasar Politik,Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama,2000,177
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 14 Legislatif 2004, 2009.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat). Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal. * Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya. * Sosialisasi sekunder Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru. Sedangkan dalam proses
17
Ibid,hal 179
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 15 Legislatif 2004, 2009.
desosialisasi, seseorang mengalami 'pencabutan' identitas diri yang lama. Tipe sosialisasi Setiap kelompok masyarakat mempunyai standar dan nilai yang berbeda. contoh, standar 'apakah seseorang itu baik atau tidak' di sekolah dengan di kelompok sepermainan tentu berbeda. Di sekolah, misalnya, seseorang disebut baik apabila nilai ulangannya di atas tujuh atau tidak pernah terlambat masuk sekolah. Sementara di kelompok sepermainan, seseorang disebut baik apabila solider dengan teman atau saling membantu. Perbedaan standar dan nilai pun tidak terlepas dari tipe sosialisasi yang ada. Ada dua tipe sosialisasi. Kedua tipe sosialisasi tersebut adalah sebagai berikut. a. Formal Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer. b. Informal Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompokkelompok sosial yang ada di dalam masyarakat. Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi. dengan adanya proses soialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 16 Legislatif 2004, 2009.
sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak? Meskipun proses sosialisasi dipisahkan secara formal dan informal, namun hasilnya sangat suluit untuk dipisah-pisahkan karena individu biasanya mendapat sosialisasi formal dan informal sekaligus. Sosialisasi adalah proses memperkenalkan nilai-nilai kepartaian kepada masyarakat untuk untuk mempengaruhi perilaku politik masyarakat. Langkah-langkah yang dilakukan oleh partai politik yang meliputi persaingan merebut suara terbanyak untuk berusaha mendapatkan dalam pemilihan umum. Atau dengan kata lain,bahwasanya sosialisasi itu memiliki tujuan yaitu “ kemenangan”. Kemenangan akan tetap menjadi fokus,baik tercernin dalam mandatnya,dalam memperoleh tambahan suara dalam kemenangan pemilu bagi kandidatnya atau dalam mayoritas bagi suatu peraturan. Bagaimana kemenagan tersebut digunakan menyuarakan tujuan politik yang ada dibalik kemenangan yang nampak. 1.6.2. Pemilihan Umumu Legislatif Memilih sebagai rakyat untuk menjadi pemerintah adalah suatu proses dan kegiatan yang seyogianya merupakan hak semua rakyat yang kelak diperintah oleh orang-orang yang terpilih itu. Proses dan kegiatan memilih tersebut disederhanakan penyebutannya menjadi pemilihan. Dalam pemilihan itu semua rakyat harus turut serta,tanpa dibeda-bedakan,maka dipakailah sebuatan pemilihan umum. Di Indonesia sistem pemilihan legislatif yang digunakan adalah sitem proporsional terbuka dan ini sesuai dengan Undang-undang No.12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi (DPRD Propinsi),Deean Pwrwakilan Daerah Kabupaten/kota. Artinya, masyarakat langsung memilih orang yang Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 17 Legislatif 2004, 2009.
dicalonkan Partai Politik. Dalam perhitungan suara apabila masyarakat hanya memilih partai saja tidak sah,pemilih harus memilih partai dan orang. Dan kemudian suara terbanyak belum tentu menjadi pemenang harus disesuaikan dengan jumlah bilangan pembagi pemilihan, maka jumlah suara yang ada digabungkan menjadi satu mulai dari nomor satu dan apabila ada sisa suara diberikan pada nomor urut berikutnya. 18 1.8. Defenisi Operasional Defenisi operasional adalah suatu penjelasan tentang bagaimana suatu variabel akan diukur. Defenisi operasional merupakan rincian dari indikator-indikator pengukuran suatu variabel. Dalam penelitian ini maka variabel yang akan diteliti adalah strategi Partai Amanat Nasional Kota Medan dalam pemilihan umum legislatif 2004,antara lain: -
penggunaan simbol-simbol Agama dalam kampaye Pemilihan Umum
-
keterlibatan tokoh-tokoh Agama dalam menarik simpatisan.
-
Isu-isu yang diusung dalam kampaye.
-
Penggerakan sumber daya kekuasaan.
-
Penggalangan aksi-aksi sosial dalam masyarakat. Untuk mendapatkan data dan keterangan yang mendukung dalam penulisan
ini,maka penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1.9. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah kualitatif dan deskriptif dan pendekatan kualitatif yang diartikan sebagai pendekatan yang dapat mengahasilkan data,tulisan, dan tingkah laku yang didapat dari apa yang diamati selama penelitian. Penelitian deskritif juga digunakan sebagai suatu prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan keadaan objek penelitian
18
Topo,Santoso, dan Didik Suprianto,Mengawasi Pemilu Mengawal Demokrasi,Jakarta:PT.Raja
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 18 Legislatif 2004, 2009.
secara mendalam saat sekarang dan tujuan dari penelitian dekriptif adalah membuat suatu deskripsi sifat,serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 1.9.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Jalan Iskandar Muda Medan.
1.9.2 Tehnik Pemgumpulan Data Dalam pengumpulan data dan informasi yang dibbutuhkan dalam penelitian ini,maka penulis menggunakan beberapa tehnik pengumpulan data ,yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Dalam hal ini untuk mendapatkan data harus melakukan penelitian lapangan yang didasarkan pada peninjauan langsung dengan objek yang akan diteliti. Untuk memperoleh data-data yang akurat dilakukan dengan cara melakukan tehnik wawancara mendalam yaitu adanya proses tanya jawab secara langsung antara penulis yang ditujukan kepada para informan di lokasi penelitian dengan menggunakan panduan dan pedoman yang baik. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh ecara tidak langsuung dari lokasi atau objek penelitian. Pengumpulan data dengan tinjauan kepustakaan dan doukmentai. Dalam hal ini penulis mengumpukan data dan informasi melalui bukubuku yang ada,literatur-literatur ,dan sumber-sumber yang lain yang relevan dengan dengan masalah yang diteliti. 1.9.3. Tehnik Analisa Data
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 19 Legislatif 2004, 2009.
Penelitian ini bersifat deskriptif ,yakni bertujuan untuk memberikan suatu gambaran mengenai situasi maupun kondisi yang terjadi. Data-data yang terkumpul baik itu berasal dari kepustakaan (penelitian kepustakaan) maupun penelitian di lapangan akan diolah dan dieksplorasi secara mendalam selanjutnya akan menghasilkan suatu kesimpulan yang menjelaskan masalah yang diteliti.
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 20 Legislatif 2004, 2009.
1.10. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran yang terperinci dan mepermudah pemahaman isi dari skripsi ini, maka penulis membagi dalam empat (4) bab yang disusun secara sistematika sebagai berikut: BAB I
: Pendahuluan
Pada bab ini berisikan latar belakang masalah,perumusan masalah,ruang lingkup penelitian,tujuan penelitian ,manfaat penelitian,kerangka teori,defenisi an
konsep,defenisi
operasioanal,metodologi
penelitian,dan
sistematika
penelitian. BAB II
: Deskripsi Lokasi Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan gambaran umum dari lokasi penelitian,antara lain letak geografis,keadaan sosial ekonomi,tingkat pendidikan,serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. BAB III
: Penyajian Data dan Analisis
Bab ini membahas tentang data dan analisis data yang akan didapat dari hasil penelitian yang akan dilakukan. BAB IV
: Penutup
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian serta terdapat sara-saran didalamnya.
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 21 Legislatif 2004, 2009.
BAB II DESKRIPSI LOKASI II.I
Sejarah Partai Amanat Nasional (PAN) Pasca jatuhnya kekuasaan Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 silam, maka
berdasarkan konstitusi negara yang terdapat dalam UUD 1945, wakil presiden B.J. Habibi diangkat menjadi presiden menggantikan Soeharto yang menyatakan “berhenti”. Lengsernya Soeharto ini disambut dengan suka cita oleh para pelopor Reformasi yakni para mahasiswa dan para tokohnya seperti
Amien Rais yang
dinobatkan sebagai “Tokoh Reformasi”. 19
Perjuangan Amien Rais dan para mahasiswa ketika itu betul-betul fenomenal. Reformasi menjadi dambaan bagi orang-orang yang menginginkan perubahan kondisi bangsa ke arah yang lebih baik. Perjalanan panjang Amien Rais dalam mendorong proses reformasi itu ternyata banyak mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan anak bangsa.
20
Sebenarnya, setelah Soeharto lengser, hati kecil Amien Rais menginginkan kembali mengurusi organisasi Muhammadiyah yang ketika itu ia adalah ketua umumnya. Namun keinginannya tersebut harus berhadapan dengan tuntutan dan harapan besar yang terlanjur dipikulkan ke pundaknya. Menurut Sekjen Komnas HAM Baharuddin Lopa mengungkapkan, “Amien Rais sudah berhasil merobohkan kediktatoran, kini rakyat menunggu bagaimana ia membangun”. Bahkan dengan kalimat yang lebih lantang pengamat politik Eep Saefullah Fattah menyatakan, “jika Amien masih berpikir sebagai moralis ansich yang tak serius mengejar target
19
Data PAN
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 22 Legislatif 2004, 2009.
kepemimpinan nasional, maka sebetulnya ia telah berkhianat kep 21ada konstituen yang telah membesarkannya. Bahkan bisa dikatakan tidak bertanggungjawab, mengingat amanat reformasi sebagian besar publik belum tuntas ia tunaikan”.
Pada tabloid Adil, dalam sebuah artikelnya yang berjudul, “Ijtihad dan Terobosan”, Amien Rais mengungkapkan perasaannya sebagai berikut:
“Seandainya ada pilihan saya untuk kembali ke kandang Muhammadiyah setelah Soeharto turun panggung, tentu saya akan mengambil pilihan ini dengan amat sangat gembira. Namun rupanya dalam hidup ini ada pilihan yang seolah datang dari luar, sebagai tuntutan masyarakat kepada kita, yang akhirnya tidak bisa kita hindarkan”. Untuk memantapkan pilihannya tersebut, kemudian Amien Rais membawa kebimbangannya tersebut ke dalam rapat PP. Muhammadiyah. Hasilnya, sebagian dari peserta rapat mengharapkan ia agar meneruskan perjuangannya dengan cara terjuan ke panggung politik, sementara peserta rapat lainnya menganggap tugasnya sebagai cendikiawan sudah selesai dan sudah saatnya pulang kandang mengurusi Muhammadiyah. Dalam dilema seperti inilah kemudian Amien Rais mengambil keputusan yang ia sebut sebagai “ijtihad politik” untuk terus berjuang lewat partai politik.
Persoalan baru timbul, apakah ia harus membuat partai politik baru atau cukup bergabung dengan partai yang sudah ada. Pada saat itu timbul desakan dari Pimpinan
20 21
Ibid Data PAN Op.cit
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 23 Legislatif 2004, 2009.
Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah dan DKI Jakarta agar Amien Rais mendirikan partai baru dan menolak bergabung dengan partai lama.
Desakan lainnya juga muncul dari berbagai kalangan, misalnya MARA (Majelis Amanat Rakyat), PPSK (Pusat Pengkajian Strategi Kebijakan), kelompok Tebet Society, para tokoh-tokoh Muhammadiyah dan lain-lainnya.
Pada tanggal 5-7 Juli 1998 dilaksanakan Tanwir Muhammadiyah di Semarang yang dihadiri oleh jajaran Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta utusan dari tingkat wilayah (propinsi) se-Indonesia. Dalam Tanwir tersebut, point penting keputusannya adalah agar Muhammadiyah membentuk partai baru sebagai wadah aspirasi bagi warganya. Namun dalam keputusan resmi dinyatakan bahwa Muhammadiyah tidak akan pernah berubah menjadi partai politik, tetapi warga Muhammadiyah diberi kebebasan dan keleluasaan untuk terlibat dalam parpol sesuai dengan minat dan potensinya.
Sebelum mematangkan niatnya untuk mendirikan parpol, Amien banyak berjumpa dengan beberapa tokoh, baik dari kalangan parpol yang sudah berdiri lama seperti Partai Persatuan Pembangunan (PPP) maupun dari tokoh Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII). Dalam suatu kesempatan, Amien Rais berkunjung ke rumah Anwar Harjono. Pada saat itu Anwar Harjono mengharapkan agar Amien mau memimpin sebuah parpol baru yang akan didirikan oleh tokoh-tokoh DDII. Bahkan, Yusril Ihza Mahendra ketika itu menyatakan dukungannya kepada Amien Rais via telepon. Dalam ceramah atau wawancara dengan para wartawan, Amien Rais juga menyinggung kemungkinan ia mendirikan parpol baru bersama Yusril Ihza Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 24 Legislatif 2004, 2009.
Mahendra. Namun bersamaan dengan itu, ia selalu menyebutkan bahwa nama partai yang akan didirikannya itu adalah Partai Amanat Bangsa (PAB), sebuah partai terbuka yang akan mengakomodasi seluruh potensi anak bangsa. Pada tanggal 18 Juli 1998 pagi, Amien Rais kembali berkunjung ke rumah Anwar Harjono dengan ditemani oleh Dawam Rahardjo.saat itu juga hadir tokohtokoh teras PPP di antaranya Buya Ismail Hasan Meutarum, Aisyah Amini dan Husein Umar. Saat itu mereka menawarkan kepada Amien Rais untuk bergabung dengan PPP. Husein Umar menyatakan bahwa bagaimanapun PPP adalah hasil fusi dari partai-partai Islam. Karena itu sebagai salah seorang tokoh umat, Amien Rais mempunyai kewajiban untuk menyelamatkan umat dari perpecahan. Sementara itu, Dawam Rahardjo menentang keras usulan ini, bahkan secara tegas mendorong Amien Rais agar segera membuat parpol baru. Dalam pertemuan tersebut, tidak ada sebuah keputusan atau kesepakatan penting yang diperoleh.
Pada tanggal 22 Juli 1998, Amien Rais menghadiri pertemuan MARA di hotel Borobudur. Dalam acara yang membahas situasi politik mutakhir tersebut, hadir antara lain Gunawan Mohammad, Fikri Jufri, Dawam Rahardjo, Zumrotin dan Ismed Hadad. Mereka kemudian menyimpulkan bahwa terombang-ambingnya Amien Rais disebabkan karena kelambanan dan tidak adanya sikap yang tegas dari MARA. Dari diskusi tersebut, Gunawan Mohammad kemudian menyimpulkan bahwa disepakati perlunya MARA mempersiapkan pembentukan partai di samping fungsinya semula sebagai gerakan moral.
22
22
http//:www.pan.co.id
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 25 Legislatif 2004, 2009.
Kemudian pada tanggal 23 Juli 1998, Amien Rais bertemu dengan tokohtokoh PPP di kawasan Pondok Indah. Dalam acara tersebut hadir Bachtiar Chamsyah, Aisyah Amini, Faisal Baasir, Yusuf Syakir, Fuad Bawazir dan lain-lain. Dalam pertemuan tersebut, pokok pembicaraannya adalah bagaimana supaya Amien Rais mau bergabung dengan PPP agar citra reformis itu melekat dalam tubuh PPP. Bahkan Amien Rais ditawari menjadi ketua PPP dalam muktamar PPP yang akan segera dipercepat. Akan tetapi, lagi-lagi Amien Rais belum memberikan keputusannya. 23
Selanjutnya pada tanggal 27 Juli 1998, Amien Rais kembali menghadiri pertemuan MARA di Galeri Cemara, Jakarta. Turut hadir dalam acara tersebut, Gunawan Mohammad, Mochtar Pabotinggi dan Albert Hasibuan. Selesai pertemuan, diadakan konferensi pers. Dalam kesempatan itu Amien Rais menyinggung lagi tentang rencana pendirian parpol baru. Ia menyebut bahwa platform partai saat itu sedang dipersiapkan. Lebih lanjut diutarakannya bahwa untuk bidang politik dipimpin oleh Mochtar Pabotinggi, bidang hukum oleh Albert Hasibuan sedangkan bidang ekonomi akan ditangani oleh Anggito Abimanyu dan Faisal Basri. 24
Amien Rais kembali bertemu dengan tokoh-tokoh PPP di Pondok Indah. Dalam kesempatan ini ia mengutarakan tertarik untuk bergabung dengan PPP. Namun, katanya ibarat rumah, PPP perlu diperbanyak kamarnya, diperluas ruang tamunya, diperbesar dapurnya, karena akan hadirnya penghuni baru tanpa menggusur yang lama. Menanggapi usulan Amien Rais tersebut, Yusuf Syakir yang menjadi juru bicara PPP ketika itu menyampaikan agar Amien Rais masuk dulu ke PPP dan usulannya nanti akan dibahas di muktamar PPP.
23
Ibid
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 26 Legislatif 2004, 2009.
Usai pertemuan tersebut, Amien Rais langsung berangkat menuju kantor Amin Azis di kawasan Tebet, Jakarta. Di sana telah menunggu beberapa tokoh seperti Syafi’i Ma’arif, Sutrisno Muchdam, A.M. Fatwa dan Dawam Rahardjo. Mereka mendiskusikan tentang untung ruginya mendirikan parpol baru atau konsekuensi bergabung dengan PPP. Kesimpulannya, baik mendirikan parpol baru maupun bergabung dengan PPP sama-sama memiliki keunggulan dan kelemahannya. Idealnya, bila ada partai yang akan dilahirkan MARA dapat dimergerkan dengan PPP.
Pada tanggal 3 Agustus 1998, Amien Rais kembali bertemu dengan tokohtokoh PPP di Pondok Indah. Hadir dalam acara tersebut antara lain Yusuf Syakir, Aisyah Amini, Tosari Wijaya, Bachtiar Chamsyah, Ali Hardi Kyai Demak, Faisal Baasir dan Salahuddin Wahid. Sementara itu Amien Rais ditemani oleh Sutrisno Muchdam, Rusdi Hamka, Fuad Bawazir, Soenoto dan Sutrisno Bachir selaku tuan rumah. Dalam pertemuan tersebut, kemungkinan Amien Rais bergabung dengan PPP semakin kongkrit.
Pada tanggal 5 Agustus 1998, Amien Rais menghadiri pertemuan yang dilaksanakan Wisma Tempo di Sirnagalih, Jawa Barat. Pertemuan ini dihadiri oleh tiga kelompok, yaitu pertama, kelompok PPSK yang diwakili oleh Mochtar Mas’ud, Rizal Panggabean, Chairil Anwar dan Machfud. Kedua, kelompok Tebet yang diwakili oleh Amin Azis, Dawam Rahardjo, A.M. Fatwa, Abdillah Thoha dan A.M. Lutfi. Ketiga, kelompok MARA, diwakili oleh Gunawan Mohammad, Albert Hasibuan, Zumrotin, Nursyahbani Katjasungkana dan Ismed Hadad.
24
Ibid
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 27 Legislatif 2004, 2009.
Ada dua agenda besar yang harus dirumuskan dalam pertemuan itu. Pertama, menyusun platform partai. Kedua, menyepakati formatur yang akan ditugasi untuk menyusun kepengurusan. Melalui voting, nama partai kemudian disepakati dengan nama Partai Amanat Nasional (disingkat PAN). Ketua Formatur ditetapkan Amien Rais, dengan delapan anggota yaitu Gunawan Mohammad, Zumrotin, Abdillah Thoha, A.M.Lutfi, A.M. Fatwa, Ismed Hadad, Albert Hasibuan dan Rizal Panggabean. 25
Komunikasi politik yang dilakukan dengan berbagai tokoh politik dari PPP terus dilakukan oleh Amien Rais. Nampaknya tidak terdapat kesepakatan Amien Rais dengan PPP maupun PBB. Dalam suatu kesempatan, Amien Rais muncul di televisi menyampaikan kepada publik bahwa ia akan mendirikan sebuah partai baru. Partai tersebut nantinya lintas etnik maupun lintas pemikiran. Partai tersebut diharapkan bisa dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1998, bertepatan dengan hari kemerdekaan.
Maka mulai saat itu semua persoalan menjadi jelas. Segala spekulasi dan kesimpangsiuran berita seputar rencana Amien Rais mendirikan parpol baru, dan juga tarik-menarik antar berbagai kekuatan politik untuk meminangnya, berakhir sudah. Amien Rais akan tampil dengan partai baru, baru dalam segala aspeknya, baru lembaganya, baru orang-orangnya, baru visinya serta baru nama dan lambang partainya.
Akhirnya dalam rapat pleno PP. Muhammadiyah pada tanggal 22 Agustus 1998 di gedung Dakwah Muhammadiyah Jakarta, Amien Rais mohon izin untuk
25
http//:www.pan.co.id
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 28 Legislatif 2004, 2009.
mendirikan dan memimpin partai politik yang diberi nama PAN dan akan dideklarasikan pada tanggal 23 Agustus 1998. Semula deklarasi akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1998, namun karena ada faktor teknis deklarasi tersebut baru bisa dilakukan pada tanggal 23 Agustus 1998. Deklarasi PAN dilaksanakan pada hari Ahad/Minggu di Istora Senayan yang dihadiri oleh puluhan ribu massa. Maka secara resmi berdirilah Partai Amanat Nasional (PAN) dengan ketua umum Amien Rais didampingi oleh A.M. Fatwa, A.M. Lutfi, Muhammadi, Amin Azis, Abdillah Thoha, Dawam Rahardjo, Toeti Herati, Sindhunata sebagai unsur ketua, sedangkan sekretaris jenderal adalah Faisal Basri didampingi Patrialis Akbar, M.Najib, Afni Ahmad, Hakam Naja, al-Hilal Hamdi dan Hasballah M. Saad sebagai wakil sekjen. Kelahiran Partai Amanat Nasional (PAN) dibidani oleh Majelis Amanat Rakyat (MARA), salah satu organ gerakan reformasi pada era pemerintahan Soeharto, PPSK Muhamadiyah, dan Kelompok Tebet. PAN dideklarasasikan di Jakarta pada 23 Agustus, 1988 oleh 50 tokoh nasional, di antaranya Prof. Dr. H. Amien Rais, mantan Ketua umum Muhammadiyah, Goenawan Mohammad, Abdillah Toha, Dr. Rizal Ramli, Dr. Albert Hasibuan, Toety Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, Drs. Faisal Basri MA, A.M. Fatwa, Zoemrotin, Alvin Lie Ling Piao dan lainnya. Berdirinya Partai Amanat Nasional oleh Prof.DR.H.Amien Rais,MA dan kawan-kawannya di MARA yang, Amien Rais mengundang anggota PP dan PW Muhammadiyah se-Indonesia. Hampir dipastikan semua ketua PW Muhammadiyah hadir memenuhi undangan tersebut, Amien Rais menjelaskan didukung oleh tokohtokoh LSM ternama, marupakan langkah awal saudara Amien Rais memasuki gelanggang politik.
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 29 Legislatif 2004, 2009.
Sehari sebelum deklarasi PAN, bertempat di Kantor Muhammadiyah di Jakarta, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Pimpinan Muhammadiyahrencananya untuk mendeklarasikan sebuah partai politik, dimana ia sendiri yang akan memimpinnya, yang akan dilaksanakan keesokan harinya di Istora Senayan. Lahirnya PAN mendapat sambutan yang luar biasa dari kelas menengah perkotaan. Umumnya mereka yang memiliki latar belakang pendidikan yang memadai, disamping mapan secara ekonomi. Mereka umumnya pedagang, wirausahawan, profesional dan pegawai negeri, serta didukung oleh beberapa organisasi keagamaan seperti Tokoh-tokoh dan Simpatisan Muhammadiyah, HMI, PII, Al- Irsyad Al- Islamiah, ormas-ormas Islam yang dulu sebagai pendukung Masyumi, Cendekiawan Kampus dan Tokoh LSM. Meskipun wilayah tersebut sesungguhnya telah dirambahnya sejak lama, namun saat itu Amien Rais bermain dalam taraf pemikiran. Maka berdirinya PAN bisa jadi merupakan langkah strategis untuk menajamkan pemikirannya memasuki wilayah realitas pertarungan politik. Dengan menyimak platform yang dibangun, nampaklah bahwa PAN merupakan partai masa depan dalam rangka merealisasikan pemikiran kebangsaan yang ditransparansikan oleh tokoh-tokohnya sehingga diharapkan terjadi dialektika yang sehat. Atau denganbahasa lain PAN lebih menawarkan visi yang siap dipertarungkan dan bukan sekedar jargon yang berangkat dari konsepsi politik aliran. Hal ini berbeda dengan partai-partai pada masa Orde Baru yang walaupun tidak berangkat dari konsepsi politik aliran, namun sesungguhnya tidak pernah membangun dialektika pemikiran bersama masyarakat, sehingga lebih merupakan partai yang dirancang untuk membangun perolehan-perolehan politik tanpa visi karena perancangan visi telah dimonopoli oleh penguasa. Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 30 Legislatif 2004, 2009.
Maka fenomena PAN sesungguhnya meningkatkan beberapa partai yang belum mensosialisasikan visi perjuangannya untuk berani mengadu konsep tentang bagaimana masa depan bangsa ini, agar pemerintah model rezim Orde Baru yang monopoli tidak terulang lagi. Partai Amanat Nasional adalah Partai Politik yang memperjuangkan kedaulatan rakyat, demokrasi, kemajuan dan keadilan sosial. Cita-cita partai ini berakar pada moral agama, kemanusiaan dan kemajemukan Partai Amanat Nasional mencita-citakan suatu masyarakat Indonesia yang demokratis, berkeadilan sosial, otonom dan mandiri. Partai ini menginginkan tatanan yang memungkinkan setiap manusia dapat mengembangkan kepribadiannya dalam kebebasan Setiap manusia dapat berperan serta dalam kehidupan politik, ekonomi, budaya dan berperan serta dalam usaha-usaha mengembangkan kemanusiaan. Partai Amanat Nasional merupakan partai yang menghormati dan mendorong kemajemukan. Partai ini merupakan kumpulan manusia Indonesia yang berasal dari berbagai keyakinan, pemikiran, latar belakang etnis, suku, agama dan jender. Partai ini menganut prinsip non –seektarian dan non diskriminatif. Kesepakatan ini adalah berdasarkan prinsip dasar bersama dan cita-cita politik yang sama. Partai Amanat Nasional menentang segala bentuk kediktatoran, totaliterisme dan otoriterisme, karena berlawanan dengan harkat dan martabat manusia, memasung kebebasan dan menghancurkan hukum. Partai ini menjunjung tinggi demokrasi, untuk mewujudkan tatanan sosial dan politik yang memungkinkan masyarakat madani mengawasi kekuasaan. Partai Amanat Nasional akan bersaing dengan partai-partai lain secara terbuka, adil dan jujur untuk meraih dukungan rakyat. Hak warga negara untuk berorganisasi dijamin. Asosiasi-asosiasi berdasarkan kesamaan tujuan, diperlukan sebagai sarana Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 31 Legislatif 2004, 2009.
kehidupan baru. Pers dijamin kebesannya. Untuk menjamin hak masyarakat memperoleh informasi, media massa harus indefenden dalam mengumpulkan, mengolah dan menyiarkan berita. Partai Amanat Nasional memperjuangkan dihentikannya penyelewengan kekuasaan. Partai ini berjuang untuk menegakkan hukum tanpa diskriminasi. Seluruh masyarakat harus mendapat akses pada sistem peradilan yang independen, adil dan murah. Partai ini mendukung gagasan reformasi konstitusi untuk menjamin kedaulatan rakyat dan dibatasinya kekuasaan negara, serta berlangsungnya demokratisasi. Partai Amanat Nasional berpendirian krisis yag dialami bangsa Indonesia berakar pada politik rezim Orde Baru yang melecehkan kedaulatan rakyat. Karenanya partai ini menentang setiap usaha yang mencoba mengembalikan kekuasaan Orde Baru dan para pendukungnya kepanggung politik. Tatanan Orde Baru mesti diganti sama sekali. Pertahanan negara merupakan usaha segenap masyarakat untuk mempertahankan tanah air. Perlindungan penduduk sipil merupakan bagian terpenting dari pertahanan negara. Partai Amanat Nasional berpendirian ABRI harus tunduk pada hukum, konstitusi, dan berada dibawah kontrol publik. ABRI berfungsi sebagai alat negara untuk menjaga keamanan negara, dan tidak mencampuri apalagi mendominasi urusan politik, ekonomi dan sosial. Polisi mesti dipisahkan dari struktur ABRI. Kebijakan
ekonomi
Partai
Amanat
Nasinal
bertujuan
untuk
mewujudkan
kesejahteraan sosial lewat kemakmuran yang berkeadilan dengan berlandaskan moralitas serta menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Kemakmuran
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 32 Legislatif 2004, 2009.
ditopang oleh tiga pilar utama, yakni pertumbuhan yang dinamis, stabilitas dan efesiensi. Sedangkan keadilan disangga oleh kebebasan, persamaan dan tertib sosial Pembangunan ekonomi tak mengenal perbedaan ras, suku, dan agama. Partai Amanat Nasional memperjuangkan pemberian kesempatan yang sama bagi semua aktor untuk mewujudkan segala potensi yang dimilikinya bagi penguatan daya saing nasionalPemberdayaan pengusaha kecil dan koperasi lebih ditekankan pada penghapusan segala hambatan usaha dan kontrol karena karakteristik alamiah yang melekat padanya dan sebaliknya memperlancar bagi terkuaknya faktor-faktor dinamis yang dimilikinya. Partai Amanat Nasional memperjuangkan kebebasan koperasi dari kekangan birokrasi dan alat politik penguasa. Strategi pembangunan orde baru yang terbukti membangkrutkan ekonomi bangsa, mesti ditinggalkan. Partai Amanat Nasional menginginkan suatu strategi lain untuk membangun Indonesia baru, yang mendasarkan diri pada berbagai faktor secara menyeluruh dan memihak kepada mereka yang lemah. Ekonomi diatur berlandaskan sistem perekonomian pasar yang kuat, lentur dan dapat dengan cepat mengatasi krisis. Perekonomian itu disusun bersamaan dengan penataan kehidupan politik yang demokratis, tegaknya hukum, serta pranata sosial yang mendukungnya. Partai Amanat Nasional berkeyakinan bahwa kebijakan ekonomi harus menjamin kesempatan kerja, meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan umum. Partai Amanat Nasional berpendirian bahwa tujuan pembangunan nasional hanya bisa terwujud dengan ditegakkannya persaingan yang sehat. Untuk itu mekanisme pasar harus diimbangi dengan penegakan pemerintah bersih dan efektif untuk memungkinksn terciptanya keserasian antara kepentingan perseorangan dan kepentingan masyarakat. Peran pemerintah lebih ditekankan pada penciptaan jaringJekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 33 Legislatif 2004, 2009.
jaring pengaman dan kebijakan menyetarakan peluang diantara berbagai pelaku ekonomi dengan memperhatikan asas keadilan. Partai Amanat Nasional memprioritaskan aganda pembangunan yang mengangkat penduduk dari lembah kemiskinan, memerangi pengangguran, dan memperluas kesempatan kerja. Penanganan yang bersifat segera diupayakan untuk menguatkan sendi-sendi ekonomi yang menjamin pembangunan yang betkelanjutan. Karunia sumberdaya alam dan manusia adalah modal dasar penggerak mesin perekonomian. Untuk mengembangkan aliran investasi dan teknologi, Partai Amanat Nasional
memperjuangkan
pulihnya
kepercayaan
masyarakat
domistik
dan
internasional pada sistem perekonomian dan politik Indonesia. Perpaduan antara modal dasar dan kepercayaan inilah yang akan menghasilkan petumbuhan ekonomi yang dinamis. Kebijakan yang sekedar mengejar pertumbuhan yang setinggi- tingginya dengan membiarkan perilaku “ lebih besar pasak dari pada tiang” harus ditinggalkan. Yang harus dikedepankan adalah perilaku hemat dan kemandirian yang didasarkan pada penguatan sendi-sendi daya saing bangsa ditengah terpaan gelombang globalisasi. II.II
Aktifitas dan Program kerja PAN Sama halnya dengan partai Politik yang lainnya yang ada di Indonesia, maka
tujuan utamanya adalah masuk kedalam sistem politik dengan mengikuti dan meraih suara dalam Pemilihan Umum. Sehingga program kerja yang dilakukan sejak awal berdirinya Partai Amanat Nasional ini adalah bagaimana sesungguhnya dapat memenangkan pemilihan Umum dengan memanfaatkan basis massa Muhamadiyah yang telah ada sejak awal dalam mendirikan Partai Amanat Nasional tersebut. Adapun
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 34 Legislatif 2004, 2009.
program kerja Partai Amanat Nasional sejak awal didirikannya adalah sebagai berikut: Program Kerja Pusat Pemenangan Pemilu A. Program Unggulan 1. Seleksi dan pembinaan Caleg, Legeslatif dan eksekutif. 2. Merumuskan strategi pemenangan pemilu dan sosialisasinya ke DPD dan DPC. 3.
Sinergitas program antar badan perlu ditingkatkan.
4.
Nilai perjuangan kader partai dikonsolidasikan dan ditingkatkan.
5.
Perlu persiapan dan perencanaan dana partai agar memudahkan kerja badanbadan DPP PAN. Program Kerja Pusat Perkaderan
B. Program Unggulan 1. Latihan Kader Amanat Madya 2. Coshing Instruktur Tingkat Nasional Program Kerja Pusat Sistem Informasi Strategis C. Program Unggulan 1. Mengelola pelaksanan aktivitas dan program PUSIS 2. Mendukung kebutuhan informasi internal 3. Mengembangkan dan melaksanakan program humas guna meningkatkan citra partai. 4. Mengkoordinir sistem pengamanan partai 5. Mengkoordinir kegiatan advokasi 6. Bartanggung jawab atas program PUSIS 7. Mengembangkan kekuatan satuan “SIMPATIK 26
II.III. Platform Partai Amanat Nasional (PAN)
26
Rakerda-I DPD PAN Kota Medan
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 35 Legislatif 2004, 2009.
A. Identitas Identitas partai bersumber dari azas partai yang terpentul dari keterkaitan pada moral agama yang menghargai harkat kemanusiaan dan kemajemukan sosial kultural dalam
memperjuangkan kedaulatan rakyat, keadilan sosial kultural dalam
memperjuangkan kedaulatan rakyat, keadilan sosial dan kehidupan bangsa yang cerdas demi terwujudnya Indonesia baru yang cerah. 27
B. Sifat Partai Amanat Nasional adalah partai yang bersifat terbuka dan mandiri dalam arti bahwa partai ini terbuka bagi warga negara Indonesia, laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai pemikiran, latar belakang etnis, agama dan gender. Partai ini menganut prinsip non sektarian dan non-diskriminatif. Partai ini diikat oleh citacita politik dan landasan etika sosial yang sama. 28
C. Visi dan Misi Dalam hal pembangunan masyarakat, Partai Amanat Nasional mencita-citakan suatu masyarakat Indonesia yang demokratis, berkeadilan sosial, mandiri dan cerdas. Partai ini menginginkan tatanan yang memungkinkan setiap anggota masyarakat dapat mengembangkan
kepribadiannya dalam suasana kebebasan.
Setiap
anggota
masyarakat dapat berperan serta dalam kehidupan politik, ekonomi, budaya dan berperan serta dalam usaha-usaha mengembangkan kemanusiaan. 29
27
Ibid Ibid 29 Ibid 28
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 36 Legislatif 2004, 2009.
Dalam hal pemerintahan, Partai Amanat Nasional menentang segala bentuk kediktatoran, totalitarisme dan otoriterisme, karena berlawanan dengan harkat dan martabat manusia, memasung kebebasan dan menghancurkan hukum. Partai ini menjunjung tinggi demokrasi dan berjuang untuk mewujudkan tatanan sosial dan politik yang memungkinkan suburnya kehidupan masyrakat madani untuk mengawasi kekuasaan sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya penetrasi kekuasaan negara yang berlebihan terhadap individu. Partai ini juga berjuang untuk berperan sebagai suplemen dan komplemen terhadap kewajiban dan peran negara. 30 D. Dasar Dan Asas Partai a. Partai Amanat Nasional berdasarkan Pancasila b. Partai Amanat Nasional berasaskan akhlak politik berlandaskan agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam II.IV Struktur kepengurusan DPD PAN Kota Medan
SUSUNAN PENGURUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI AMANAT NASIONAL KOTA MEDAN PERIODE 2000-2005
Ketua
: Ahmad Arif SE, MM
Wakil Ketua
: Hapchin Suhairi SE, MSi
Wakil Ketua
: Ridwan Hasan Basri SE
Sekretaris
: Drs Aripay Tambunan MM
Wakil Sekretaris
: Edwin Sugesty SE
Wakil Sekretaris
: Dedy Irsan SH
Wakil Sekretaris
: Maulana Siregar M.Ag
Bendaraha
: H. Zunifasman SE
30
Rakerda Op.cit
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 37 Legislatif 2004, 2009.
Wakil Bendahara
: Husni Thamrin SE
Wakil Bendahara
: Taufiq SE
KETUA DEPARTEMEN/KOMISI 1. Badan Pemenangan Pemilu ( Bapilu ) Ketua
: Hapchin Suhairi SE, M.Si
Sekretaris
: Edwin Sugesty SE
2. Badan pengkaderan Ketua
: Ridwan Hasan Basri SE
Sekretaris
: Dedy Irsan SH
3. Badan Pengembangan Organisasi dan Keanggotaan Ketua
: M. Ikhsan SE
Sekretaris
: Maulana Siregar M.Ag
4. Badan Sistem Informasi dan Komunikasi Ketua
: Dra Evi Rahmita Ginting
Sekretaris
: Zaini Zein S.Sos
5. Badan Politik Pertahanan dan Keamanan Ketua
: Dr. Aulia Sukri Sambas
Sekretaris
: Ahmad Rizali SE
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Ketua
: Ir Aziz Hutasuhut MM
Sekretaris
: Nazarudin S.Ag
7. Badan Otonom dan Hubungan antar lembaga Ketua
: Zulkifli Husein SE
Sekretaris
: Afandi Eka Putra SE
8. Badan Pengembangan Seni dan Budaya Ketua
: Yusuf Morna S.Sos
Sekretaris
: Bambang Susilo
9. Badan Pemberdayaan Perempuan Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 38 Legislatif 2004, 2009.
Ketua
: Hj Darmiaty
Sekretaris
: Fatmawaty SE
10. Badan Ekonomi, Koperasi dan UKM Ketua
: Musdalifah Bsc
Sekretaris
: Fuad Iskandar Tahir SE
11. Badan Buruh, Pekerja, Tani Ketua
: Rivai Hasibuan
Sekretaris
: Isa Ansari
12. Badan Kesejahteraan rakyat dan Advokasi Ketua
: Cipto Siregar
Sekretaris
: Kardiman Manalu
13. Badan Kepemudaan dan Olahraga Ketua
: M. Iskandar Sakti
Sekretaris
: M. Ridwan Azir
14. Badan Infrastruktur dan Lingkungan Hidup Ketua
: Ir Zulkifli tanjung
Sekretaris
: Mulia Ritonga SE
15. Badan Kesehatan dan Pendidikan Ketua
: Drs Ady Wijaya
Sekretaris
: Dr Kaherdi Andri
MAJELIS PENASEHAT PARTAI
31
Ketua
: Prof DR Hj Yurmaini MA
Sekretaris
: Ir Besri Nazir
Bendahara
: H. Baharuddin Isa 31
L a p o r a n Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Medan
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 39 Legislatif 2004, 2009.
BAB III ANALISA DATA
III.I Realitas Politik menjelang Pemilihan Umum 2004 Sebagai salah satu Partai Politik yang baru di Indonesia dan juga berbasis massa masyarakat Muslim ( Muhammadiyah ), maka sebuah realitas yang masih wajar jika Partai Amanat Nasional belum bisa memenangi Pemilu sesuai dengan harapan mereka terlebih lagi masih banyak Partai Politik yang berbasis massa kan Muslim. Salah satu entitas masyarakat muslim inilah ( Muhammadiyah ) bisa dikatakan sebagai pemilih yang loyal terhap Partai Amanat Nasional sejak Pemilihan Umum 1999. Jika dikaji bagaimana realitas politik PAN sejak awal berdirinya hingga kini, maka akan didapati gambaran bahwa PAN ini sudah bisa dikatakan sebai salah satu Partai Politik yang layak diperhitungkan karena keberhasilan mereka meraup kursi baik di tingkat nasional maupun daerah. Kota Medan salah satunya adalah menunjukkan bahwa PAN tersebut sebagai Partai Politik yang mempunyai orientasi politik dimana mereka dapat meraih beberapa kursi di DPRD Medan. Akan tetapi, terdapat suatu realitas dalam masyarakat yang dapat menjadi halangan bagi Partai Politik dalam mengikuti Pemilihan Umum termaksud PAN sendiri, yaitu adanya kondisi di masyarakat yang cenderung tidak mengetahui mekanisme Pemilihan Umum 2004 dan hal ini juga berpotensi Golput yang sangat besar. Pemilihan Umum 1999 memang disambut antusias oleh masyarakat Indonesia karena selain sebagai Pemilihan Umum pertama pasca Orde Baru juga tidak dihadapkan oleh mekanisme yang rumit. Pemilihan Umum 1999 mempunyai mekanisme yang hampir sama dengan Pemilihan Umum sebelumnya, dimana Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 40 Legislatif 2004, 2009.
masyarakat hanya memilih pada gambar Partai Politik saja. Pada Pemilihan Umum 2004 terdapat sebuah gambaran lain dimana hal tersebut sangat tidak diinginkan oleh Partai Politik, yaitu adanya kecenderungan untuk Golput di masyarakat. Potensi Golput ini juga disebabkan oleh banyak faktor, tetapi salah satunya juga adalah mekanisme Pemilu yang kurang diketahui oleh masyarakat. Perubahan ini mendorong bagi semua partai Politik peserta PEMILU untuk bekerja lebih ekstra agar mereka dapat merebut suara lebih banyak dari masyarakat pemilihnya. Setiap orientasi maupun targetan masing-masing Partai Politik dalam PEMILU adalah sesuatu yang sah dan wajar mengingat tujuan utama dari Partai Politik mengikuti Pemilihan Umum adalah merebut kursi di Legislatif maupun Eksekutif. Namun disamping orientasi tersebut terdapat sesuatu hal yang harus dihadapi oleh Partai Politik, yaitu bagaimana agar masyarakat mengetahui mekanisme Pemilihan Umum 2004 yang berbeda dengan Pemilihan umum sebelumnya. Partai Politik ternyata mengantisipasi hal ini dengan berbagai hal, salah satunya adalah dalam bentuk sosialisasi kepada masyarakat. Sebagai Partai Politik yang mempunyai basis massa, maka DPD PAN Kota Medan melalukan banyak hal agar mereka dapat meraih suara yang maksimal dalam Pemilihan Umum tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan sosisalisasi politik kepada masyarakat tentang Pemilihan Umum dan hal pentingnya lainnya. Hal ini tentunya dilakukan secara maksimal untuk mengantisipasi potensi golongan putih (golput) di masyarakat akibat tidak tahunya akan mekanisme memilih yang benar. Sehingga dalam setiap momen Pemilihan Umum seluruh Partai Politik mempunyai orientasi dan targetan melalui banyaknya suara yang mereka dapat dari Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 41 Legislatif 2004, 2009.
masyarakat. Tetapi hal penting yang dilakukan oleh Partai Politik adalah bagaimana melalukan Sosialisasi Politik yang baik kepada masyarakat calon pemilih agar masyarakat tidak golput. Peranan dari sosialisasi politik inilah yang dapat mengajak masyarakat untuk memilih dan tentunya akan membawa bagi kemajuan Demikrasi di Indoneia sendiri nantinya. III.II Sosialisasi Politik DPD PAN Kota Medan Dalam Pemilu Legislatif 2004 III.II.1 Bentuk-bentuk Sosialisasi Politik DPD PAN Kota Medan Adapun bentuk-bentuk sosialisasi politik Partai Amanat Nasional (PAN) adalah terdiri dari beberapa jenis kegiatan, dimana DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Medan melakukannya tidak hanya kepada penjelasan tentang Pemilihan Umum Legislatif, tetapi lebih kepada ruang lingkup yang lebih luas yaitu membentuk dan mendekatkan diri kepada masyarakat. Partai Amanat Nasional seperti yang kita ketahui adalah salah satu Partai Politik
yang berbasiskan masyarakat
muslim yaitu Muhammadiyah, maka
kecenderungan bentuk sosialisasi politik yang dilakukan adalah lebih tampak dalam masyarakat muslim. Namun tidak menutup kemungkinan kepada masyarakat muslim, dimana DPD PAN Kota Medan juga melakukan pendekatan kepada masyarakat diluar muslim melalui struktur kepengurusan ranting yang dijabat oleh non Muslim. Adapun kegitan sosialisasi politik Partai Amanat Nasional (PAN) yang saya dapatkan dalam penelitian berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus DPD PAN Medan adalah:
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 42 Legislatif 2004, 2009.
Responden
: Ahmad Arief, SE.MM
Hari/tgl
: 02 Pebruari 2009
Pertanyaan : Bagaimana proses sosialisasi politik PAN Medan dalam pemiliha Legislatif 2004? Jawaban
: Proses sosialisasi politik PAN dilaksanakan sesuai dengan program kerja Partai Amanat Nasional (PAN).
Pertanyaan : Apa saja program kerja PAN? Jawaban
: Adapun Program Kerja aksi/Aktif DPD PAN Kota Medan berupa kegiatan
dalam
berbagai
aspek
misalnya
perkaderan,silaturahmi/diskusi,audiensi
dengan
bidang
kesehatan,
lembaga-lembaga
masyarakat, dan berbagai kegiatan lainya. Pertanyaan : Menurut pandangan masyarakat awam PAN adalah Partai Islam. Apakah ada proses sosialisasi politik terhadap masyarakat Non-Islam? Jawaban
: Ada
Pertanyaan : Bagaimana hal itu dilaksanakan? Jawaban
: PAN adalah Partai Nasionalis yang agamais yang menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan. PAN dalam perekrutan kader tidak membedakan agama yang ingin menjadi kader PAN, artinya dalam proses perkaderan PAN adalah partai yang terbuka terhadap masyarakat ingin menjadi kader partai bukan hanya dari Agama Islam, akan tetapi memberikan/membuka kesempatan bagi masyarakat diluar Agama Islam.
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 43 Legislatif 2004, 2009.
Pertanyaan : Itu kan dalam hal perkadera.Bagaimana dalam proses sosialisasi politik terhadap masyarakat Non-Islam? Jawaban
: Dalam sosialisasi politik PAN terhadap masyarakat Non-Islam dilakukan oleh pengurus/kader yang beragama Non-Islam. Misalnya darerah Mandala yang mayoritas Kristen proses sosialisasi dilakukan oleh pengurus/kader yang beragama Kristen. Begitu juga dengan sosialisasi politik PAN terhadap masyarakat Islam dilakukan oleh Pengurus/kader yang beragama Islam.
Pertanyaan : Apakah ada Caleg PAN dari agama Non-Islam? Jawaban
: ada,tetapi sesuai dengan corak kondisi sosial masyarakat setempat seperti daerah pemilihan (dapil) Medan tidak ada akan tetapi didaerah lain seperti di Tapanuli Utara (Taput),Kabupaten Dairi,Kabupaten Samosir, dan daerah lainnya ada Caleg diluar agama Islam,bahkan Caleg PAN ada dari Pendeta.
Responden
: Nazaruddin.SAg Walaupun Partai Amanat Nasional adalah Partai Politik kaum
Muslim, namun sebenarnya PAN tidak menutup diri bagi masyarakat diluar Muslim. Dan terkait dengan sosialisasi politik dalam Pemilihan Umum Legislatif, ada juga sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat non Muslim, yaitu terdapat pada strukutur PAC hingga ranting yang dijabat oleh masyarakat Non Muslim. Mereka melakukan banyak kegiatan dalam hal sosialisasi politik dan pendekatan kepada masyarakat diluar Muslim. 32
32
Wawancara dengan Najaruddin.SAg
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 44 Legislatif 2004, 2009.
Sehingga jika diklasifikasikan bentuk-bentuk sosialisasi politik DPD PAN Kota Medan maka bisa didapati bentuk sosialisasi politik yang dilakukan terhadap masyarakat Muslim dan Non Muslim. Akan tetapi pada pembahasan penelitian saya ini lebih berfokus kepada bentuk sosialisasi politik yang dilakukan secara umum. Mengingat momen Pemilihan Umum Legislatif, maka bentuk sosialisasi politik yang dilakukan adalah lebih difokuskan bagaimana melalui sosialisasi DPD PAN Kota Medan bisa meraih target suaranya sesuai dengan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, bentuk- bentuk sosialisasi politik yang dilakukan yaitu berdasarkan Dapil ( Daerah Pemilihan ) yang ada di kota Medan. Daerah Pemilihan inilah yang didijadikan acuan oleh DPD PAN Kota Medan dalam melakukan sosialisasi politik kepada masyarakat. Mengingat momen Pemilihan Umum Legislatif, maka aktor-aktor yang terlibat dalam sosialisasi politik adalah melibatkan para Caleg ( Calon Legialatif ) Partai Amanat Nasional sesual dengan Dapil masing-masing yang ada. III.II.2. Bentuk-bentuk sosialisasi politik DPD PAN Kota Medan terhadap masyarakat Islam Berdasarkan data yang saya peroleh dari Rumah Partai Amanat Nasional (PAN), maka proses sosialisasi politik Partai Amanat Nasional (PAN) berdasarkan daerah pemilihan (dapil) adalah sebagai berikut : Dapil 1 Bentuk-bentuk sosialisasi politik yang dilakukan di daerah pemilihan 1 kota Medan ini melibat beberapa caleg ( Calon Legislati ), yaitu : A. Ahmad Arief, SE.MM 1.
Melakukan Silahturahmi dan Sosialisasi Caleg ( calon Legislatif ) dengan masyarakat minang di Kelurahan Tegal Sari II dan III. Hal ini dilakukan
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 45 Legislatif 2004, 2009.
terutama karena alasan bahwa pada wilyah tersebut adalah sebagi potensi suara pemilih karena didominasi oleh masyarakat Muslim, khususnya pada masyarakat Minang. Silahturahmi tersebut dilakukan dengan mengumpulkan masyarakat Minang yang ada di Kelurahan Tegal Sari II dan III, sehingga nantinya dapat dijalin kekerabatan yang kuat dan menjadi pendukung saudara Ahmad Arief dalam Pemilihan Umum Legislatif. 2.
Melakukan kontribusi dalam pembentukan DPC PUAN ( Perempuan Amanat Nasional ) kecamatan Medan Area. PUAN ini adalah salah satu organisasi yang dibentuk oleh PAN sendiri dalam membentuk basis massa kaum perempuan yang nantinya juga adalah sebagai organisasi yang mendukung PAN. Sehingga pembentukan DPC PUAN inilah adalah sebagai sosialisasi politik kepada kaum perempuan untuk lebih peka terhadap realitas politik.
3.
Melakukan kontribusi dalam pengadaan kantor/Rumah PAN di Kecamatan Medan Area. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk lebih memaksimalkan peranan dan fungsi struktur partai di tingkatan kecamatan. Diamana nantinya pengurus kecamatan Medan Area ini dapat melakukan tugas-tugasnya dengan lebih baik berhubung karena sekretariat PAC yang telah disediakan.
4.
Melakukan sosialisasi Caleg dengan DPC dan DPRt Kecamatan Medan Area. Hal ini dilakukan karena Kecamatan Medan Area baru saja diberikan bantuan pengadaan sekretariat. Sehingga untuk memaksimalkan peranan pengurus Kecamatan hingga ranting dalam Pemilihan Umum Legislatif, maka para Caleg
mendatangi
langsung
dan
mengadakan
silahturahmi
dengan
masyarakat dan pengurus kecamatan. 5.
Melakukan Sosialisasi Caleg pada acara Isra Mi’raj di Masjid Al-Makmur Kelurahan Tegal Sari III. Dalam hal ini dilakukan untuk dapat meraih
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 46 Legislatif 2004, 2009.
dukungan dari masyarakat Muslim secara maksimal, sehingga pada momenmomen tertentu yang terkait dengan hari besar keagamaan, para Caleg juga harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. 33 Selain dari bentuk-bentuk sosialisasi politik diatas, yaitu yang dilakukan oleh Ahmad Arief selaku Caleg dari Daerah Pemilihan 1, maka masih terdapat beberapa bentuk sosialisasi politik lainnya. Seperti misalnya, Mengadakan Lomba Gerak Jalan, Pengobatan khusus rahim, Turnamen Silat Tapak Suci Putra Muhammadiyah. B. Hj. Darneli. DA 1. Melakukan Silahturahmi dan sosialisasi Caleg dengan perwiritan ibu-ibu Padang Sepakat. Hal ini dilakukan untuk menjelaskan bahwa perempuan juga memiliki hak politik yang sama (persamaan gender) didalam pesta demokrasi. Sehingga dilakukan pendekatan kepada ibu-ibu Padang Sepakat agar kiranya mendukung atas pencalonan Hj. Darneli DA sebagai anggota Legislatif di kota Medan. 2. Melakukan silaturahmi dan sosialisasi Caleg dengan Ormas/OKP GP.Ansyhor dan Pemuda Pancasila kota Medan.Selaku Caleg dari Perempuan Hj.Darneli juga mengadakan silaturahmi dan sosialisasi Caleg dengan Ormas/OKP GP.Ansyhor dan Pemuda Pancasila Kota Medan. Yang menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki kualitas politik yang sama dengan kau pria. 3. Melakukan silaturahmi dan sosialisasi Caleg dengan keluarga IKB. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar keluarga IKB mendukung pencalonan dari Hj.Darneli DA sebagai calon Legislatif di Kota Medan yang akan menjunjung kepentingan masyarakat.
33
Laporan kegiatan Caleg DPD PAN Medan
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 47 Legislatif 2004, 2009.
4. Melakukan silaturahmi dan sosialisasi Caleg dengan perwiritan ibu-ibu di Kormat-III. Hal ini dilakukan kiranya ibu-ibu muslimin di Kormat –III memilih dia sebagai anggota legislatif di kota Medan. 34 Selain dari bentuk-bentuk sosialisasi politik diatas, yaitu yang dilakukan oleh Hj.Darneli. DA selaku Caleg dari Dapil 1 masih ada kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sosialisasi politik yaitu, melakukan pengobatan gratis untuk rahim dan penyuluhan kesra dan pendidikan keluarga. C. M.Najar Djoeli ,ST Melakukan silaturahmi dan sosialisasi Caleg dengan Fungsionaris DPC dan DPRt se-Kec.Kota Medan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan peranan pengurus Partai Amanat Nasional di tingkat Kecamatan di Kota Medan. Sehingga nantinya terwujud komunikasi yang lancar antar pengurus partai di Kota Medan. Kegiatan lain yang dilakukan M.Najar Djoeli ,ST adalah menyumbang sebuah kabinet Feil dan sebuah meja kepada DPC PAN kota Medan dan juga kontribusi Caleg pada BM-PAN Kec.Medan Kota. D. Dr.Zaim Anshari Srg Selain melakukan sosialisasi politik Dr. Zaim Anshari juga melakukan kegiatan-kegiatan sosial.Kegiatan yang dilakukan adalah dalam bentuk kontribusi yaitu memfasilitasi Pembentukan Rayon PAN Kel.Tegal Sari-I Kec.Medan Area dan juga mengadakan sunatan massal di Kel.Tegal Sari-III. E. Indra Gunawan ,SE Caleg yang satu ini agak berbeda dengan caleg-caleg yang lain proses sosialisasi yang dilakukan bukan dalam bentuk amal terhadap masyarakat akan tetapi melakukan perlombaan Domino antara masyarakat yang ada di Kec.Medan Kota
34
Ibid
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 48 Legislatif 2004, 2009.
dengan memperebutkan Tropy Indra Gunawan ,SE atau Tropynya sendiri. Hal ini dilakukan karna mempertimbangkan adanya perbedaan karakter masyarakat dengan melihat masyarakat yang ada di Dapilnya memiliki gaya hidup yang suka bermain kartu Domino yang nantinya setelah diadakan perlombaan tersebut akan membuat masyarakat tertarik dengan Indra Gunawan,SE.
Dapil 2 A. Hapcin Suhairy,SE.Msi 1. Melakukan silaturahmi dan sosialisasi Caleg dengan PH-DPC dan DPRt seKec.Medan Sunggal di Ring Road Cafe. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan peranan pengurus Partai Amanat Nasional (PAN)di tingkat Kecamatan di Kota Medan. Sehingga nantinya terwujud komunikasi yang lancar antar pengurus partai di Kota Medan dan tujuan pilitik dalam pemilu akan tercapai. 2. Melakukan silaturahmi dan sosialisasi Caleg dengan perwiritan ibu-ibu Lingkungan X,XI,dan XII Kel. Sunggal. Hal ini dilakukan agar perwiritan ibuibu yang ada di kelurahan tersebut mengenal sosok Caleg yang memliki tanggung jawab terhadap kepentingan masyarakat sehingga akan memilihnya (Hapcin Suhairy,SE.Msi) sebagai caleg yang bertanggung jawab di dimasyarakat.
3. Melakukan silaturahmi dan sosialisasi Caleg dengan perwiritan ibu-ibu di Pasar 1 kel.Asam Kumbang. Selain melakukan silaturahmi dan sosialisasi Hapcin Suhairy,SE.Msi juga melakukan kegiatan sosialisasi politik seperti, Poging/penyemprotan hama nyamuk di Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 49 Legislatif 2004, 2009.
(Lingk.I Kel.Sunggaldan Lingk IV .Kel.Sunggal), dan juga membagikan kepada masyarakat
sebanyak
175
paket
menyebar
dibeberapa
titik
di
Kel.Sunggal,Kel.Tj.Rejo,dan K.Lalang. B.Dedy Armaya,SH 1. Melakukan Silaturrahmi dan Sosialisasi Caleg dengan PH DPC/DPRt seKec.Mdn Sunggal di Ring Road HOKI CAFÉ 2. Melakukan Sosialisasi Caleg melaluhi Stiker EURO 2008 di sebarakan diberbagai tempat di Dapem-II 3. Melakukan kegiatan sosial yaitu dengan Membantu Sarana “Plang Rumah PAN" DPC PAN Kec. Medan Sunggal 4. Menyumbang Pembuatan Lapangan Badminton di Belakang Stasiun Pinang Baris Kel.Lalang 5. Memberikan bantuan dalam pembangunan jembatan di Kel. Sunggal 6. Melakukan kegiatan caleg yaitu Silaturrahmi dan Sosialisasi Caleg dengan Fungsionaris BKM Sunggal Jaya di Jln. Balai Desa 7. Membuat Bulettin Jum'at ( Terbit setiap Jum'at di mulai dari Jum'at pertama Bulan Juli sampai/dengan April 2009) 8. mengadakan turnamen di bidang olah raga yaitu Turnamen Sepak Bola Antar Lingkungan/Kepling Se-Kec. Medan Sunggal Mmprebutkan tropy Dedy Armaya, S C. Abyadi Siregar. S.sos Kegitan sosialisasi yang dilakukan Abyadi Siregar.S.Sos adalah melakukan sosialisasi caleg dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang ada di daerah pemilihan dua (2) dengan harapan masyarakat dapat menerima kehadiranya
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 50 Legislatif 2004, 2009.
sebagai caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) dan nantinya akan menjadi anggota legislatif yang memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan masyarakat. 35 Dapil 3 A. M. Ihksan, SE Adapun kegitan sosialisasi yang dilakukan M.Ihksan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan silaturahmi dan sosialisasi caleg dengan masyarakat medan petisah. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan caleg kepada masyarakat agar kiranya masyarakat mengetahui identitas caleg sehingga masyarakat dapat menentukan pilhanya dalam pemilu. Kegiatan ini juga dilakukan untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat sehingga
masyarakat
mengetahui
bahwa
pentingnya
pemilu
dalam
menentukan wakil-wakilnya dalam parlemen. 2. Melakukan Sumbangsi Kegiatan Bakti Sosial Remaja dan Khitanan Masal IRM Ranting Dwikora. Dengan tujuan untuk memberikan contoh kepada masyarakat bahwa manusia mahluk sosial yang saling membantu dalam kehidupan bermasyarakat sehingga tercipta keadilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. B. Benny Oktrialdi, ST 1. Melakukan Silaturrahmi dan Sosialisasi Caleg dengan Fungsionaris DPC dan DPRt se-Medan Petisah. Adapun kegitan ini dilakukan untuk mempererat hubungan antara pengurus-pengurus Partai Amanat Nasional yang ada di Medan Petisah sehingga kinerja para pengurus partai politik
35
Laporan kegitan caleg berdasarkan dapil
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 51 Legislatif 2004, 2009.
dilakukan secara maksimal sebelum dan sesudah dilaksanakan pemilihan umum(Pemilu) legislatif 2004. 2. Melakukan Silaturrahmi dan Sosialisasi dengan Tomas Kel-SPT-I Kec.Mdn Petisah. Adapun kegitan ini dilakukan agar masyarakat Kel-SPT Kec.Medan Petisah megetahui bahwa partai
Amanat Nasional adalah
partai yang menjunjug nilai agama dan kepentingan masyarakat. 3. Melakukan Konstribusi Caleg Menyewakan Kantor / Rumah PAN Kec. Mdn Petisah. Hal ini dilakukan agar para kader-kader Partai Amanat Nasional memiliki tempat pertemuan. Sehingga proses perkembangan arah partai dapat C. Ahmad Rizali, SE 1. Silaturrahmi / Sosialisasi dengan Ormas FKPPI 2. Silaturrahmi / Sosialisasi Caleg dengan Fungsionaris Ormas PP seKec. Mdn Helvetia 3. Sumbangsi Kegiatan Bakti Sosial Remaja dan Khitanan Masal IRM Ranting Dwikora 36
Dapil 4
A.Aripay Tambunan, 1. Silaturrahmi dan Sosialisasi Caleg dengan DPRt dan Masyarakat Kel. Sidorejo 2. Silaturrahmi dan Sosialisasi Caleg dengan DPRt dan Masyarakat Kel. Indra Kasih 3. Silaturrahmi dan Sosialisasi Caleg dengan Fungsionaris DPC dan DPRt PAN seKec. Mdn Tembung 4. Gotong Royong di Kel.Tembung
36
Ibid
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 52 Legislatif 2004, 2009.
5. Gotong Royong di Jln.Rakyat Kel.Sidorame Timur bersama DPRt dan Warga B. Edwin Sugesti, SE 1. Silaturrahmi dan Sosialisasi Caleg dengan DPRt dan Masyarakat Kel. Sidorejo 2. Silaturrahmi dan Sosialisasi Caleg dengan DPRt dan Masyarakat Kel. Indra Kasih 3. Gotong Royong di Kel.Sidorejo Hilir Lingkungan.VII 4. Gotong Royong di Kel.Sidorejo Hilir Lingkungan.VII C. Ir.Syahril I.Rosya 1. Menyumbang Kain Sarung kpd Ibu-2 Pengajian Aisiyah Ranting Tegal Rejo 2. Memberi Santunan da Bingkisan Kepada Anak Yatim – Piatu. Dengan adanya bantuan ini anak yatim-piatu akan menikmati keadilan dalam kehidupan sosial. 3. Gotong Royong di Jln. Ngalengko Kel.Sidorame barat. Dengan mengadakan gotong royong maka masyarakat akan menilai bahwa kepedulian terhadap lingkungan adalah hal yang pernting dalam menjaga kesehatan didalam masyarakat. 4. Sosialisasi dengan Muspika dan Masyarakat Olah Raga Kec.Medan Perjuangan.
Dengan
melakukan
sosialisasi
tersebut
maka
masyakat
mengetahui caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN). 5. Melakukan Silaturrahmi dan Sosialisasi dengan Tokoh Masyarakat dan DPCDPRt di Kantor Camat Medan Perjuangan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar tercipta hubungan yang baik antara tokoh-tokoh masyarakat dan komunikasi politik yang baik antara kader-kader partai politik. 6. Memberikan sarana olah raga dengan Menyumbang Sarung Tinju kpd Sasana Tinju Medan Perjuangan. Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 53 Legislatif 2004, 2009.
7. Sepeda Santai bersama Fungsionaris DPC, DPRt dan Warga Keliling Medan Perjuangan. Olah raga sangat penting bagi kesehatan jasmani dan rohani dengan kepedulian terhadap kesehatan . Ir.Syahril I.Rosya akan memiliki daya tarik tersendiri terhadap masyarakat. 8. Membantu dan memfasilitasi Pembentukan DPC PUAN Kec. Medan Perjuangan 9. Menyumbang hadia untuk kegiatan Lintas Sejarah Sepeda Santai Kepada Koni Kecamatan Medan Perjuangan 10. Gotong Royong di Jln.Rakyat Kel.Sidorame Timur bersama DPRt dan Warga D. M.Al-Fikri.S.Sos.Msi 1. Memberi Bantuan Korban Kebakaran di Kel.Bantan Kec. Medan Tembung 2. Memberi Bantuan Pendidikan Membaca Al-Qur'an Majelis Ta'lim Jabal Noor F. Husni Hamid Lbs, SE 1. Memfasilitasi Pembentukan Rayon PAN Kel. Glugur Darat - Kec. Medan Timur G, Bambang Susilo 1. Silaturrahmi / Sosialisasi dengan DPRt PAN seKec.Mdn Timur dan DPC BMPAN Mdn Timur di Kediaman Caleg 2. Menyumbang Spiker dan Kabel Mic kepada Pengajian Ibu-Ibu Perwiritan AlIhklas Kel. Gaharu 3. Menyumbang Cat untuk Pengecetan Masjid Taqwa Muhammadiyah Kel. Gaharu 4. Memberi Bantuan " Plank " Ranting PP Kel. Gaharu 37
37
Laporan kegiatan caleg
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 54 Legislatif 2004, 2009.
Dapil 5 A.H. Junifasman, SE 1. Memfasilitasi / Memperkasahi Pembentukan Koperasi KSU " Amanat Matahari Belawan". Dengan dibentuk koperasi akan adanya kemudahan bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi. 2. Memfasilitasi / Memperkasahi Pembentukan Koperasi KSU " Bahari Amanat Abadi Belawan" 3. Membantu Pembangunan pangkalan Ojek / RBT di Simpang Dobi - Titi Papan. Dengan adanya pembangunan tersebut para tukang ojek memiliki tempat yang aman dan teratur sehingga masyarakat akan lebih muda untuk mendapatkan ojek dengan dibuatnya pangkalan ojek. 4. Memberi bantuan Bola Kaki kepada SSB Lancang Kuning Kel.Titi Papan dengan fasilitas olah raga yang cukup para penggemar olah raga akan dengan mudah melakukan kegiatan olah raga apapun. Misalnya bola kaki dengan ada fasilitas tersebut akan ada semangat yang baru untuk menjunjung sportifitas olah raga. 5. Menyumbang Spiker kepada Pengajian Amanah Kel. Belawan-I. dengan adanya sumbangan ini kegiatan rohani akan berjalan dengan baik dan lancar seperti yang diharapkan. 6. Memfasilitasi / Memperkasahi Pembentukan Koperasi KSU " Melati Bina Lestari Labuhan. 7. Memberi Bantuan kepada Kelompok Pewiritan Lk.IX Kel. Labuhan Deli berupa Panstove 4 buah. 8. Sumbangan Buku Tulis kepada Anak didik Peserta Penyuluhan Kanker Rahim. Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 55 Legislatif 2004, 2009.
9. Penyuluhan dan Pengobatan Gratis Kanker Rahim 10. Memberi Bingkisan Kain Sarung kpd 30 Peserta Sunnatan Massal PCM Marelan 11. Memfasilitasi / Memperkasahi Memberi Bingkisan seragam Sekolah kepada Wisudawan sebanyak 45 Peserta MDA Al-Muhajirin Blok-I Perumahan Gria 11.Pembentukan Koperasi KSU " Amanat Deli " Martubung – Labuhan 12. Sosialisasi Atributisasi (memberikan Baju Kaos) kpd Group Musik/Nois Studio Musik Kel. Mabar Hilir 13. Menyumbang
4
Sak
Semen
untuk
merehap
Lapangan
Futsal
Kom.Perguruhan PCM Tj. Mulia 14. Menyumbang Spiker kepada Pengajian Ibu-Ibu Kel. Belawan-I 15. Menyumbang 10 Kota Kramik Untuk Pembangunan Mushollah di Kel. Pekan Labuhan 16. Memberikan bantuan dengan menyumbang Tratak untukutk Pewiritan Ibu-Ibu Blok-B Kel.P. Sicanang 17. Poging ( Penyemprotan Hama nyamuk ) di lima (5) Lingkungan Kel.Pekan Labuhan 18. Mengadakan kegitan olah raga Turnamen Futsal Manula bekerjasama dengan PCM Tj. Mulia ( Hadia se-ekor Kambing 19. Mengadakan kegiatan olah raga beruapa Turnamen Sepak Takraw PAN Cup-I dengan memperebutkn Tropy H.Junifasman Kel.Tangkahan 20. Mengadakan
kegiatan
sosialisasi
dan
Festival
Keluarga
Sholeh
Memperebutkan Tropy H.Junifasman Kel.Besar ( Mesjid Raya AlHusein Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 56 Legislatif 2004, 2009.
B.Drs. Awaluddin 1. Melakukan Silaturrahmi dan Sosialisasi Caleg dengan Fungsionaris DPC dan DPRt PAN seKec. Mdn Deli. Dalam upaya persiapan pemenangan pemilu harus mulai ditingkatkan konsolidasi organisasi dengan membangun ukhuah diantara kader dan Simpatisan PAN, baik ditingkat Pusat, Wilayah Daerah, Cabang maupun Ranting. DPD-DPD yang belum Musda hendaklah segera melaksanakan Musda, kemudian disusul dengan Musyawarah Cabang maupun Musyawarah Ranting. Bagi DPD yang cabang-cabang dan rantingnya belum terbentuk hendaklah segera dibentuk, karena kekuatan partai dalam menggalang massa terletak pada DPC dan DPRt. Sehingga dengan adanya kegiatan tersebut akan terjalin komunikasi yang baik antara kader-kader partai PAN. 2. Melakukan Silaturrahmi dan Sosialisasi Caleg degan Fungsionaris DPC dan DPRt PAN se-Kecamatan. Medan Labuhan. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan komunikasi antara kader partai terjalin dengan baik sehingga tujuan yang dicapai dalam pemilu akan terwujud 38
III.II.3. Bentuk-bentuk sosialisasi politik DPD PAN Kota Medan terhadap masyarakat Non-Islam. Adapun kegiatan sosialisasi yang dilakukan partai amanat nasional (PAN) tehadap masyarakat Non-Islam adalah sebagai berikut: Proses sosialisasi yang dilakukan Partai Amanat Nasional (PAN) terhadap masyarakat Non-Islam dapat disimpulkan hampir sama dengan proses sosialisasi politik terhadap masyarakat Islam. Perbedaanya yaitu proses sosialisasi politik 38
Ibid
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 57 Legislatif 2004, 2009.
dilakukan oleh pengurus yang bukan non muslim,artinya setiap daerah kecamatan atau kelurahan yang ada di kota medan yang anggota atau kader partai non muslim melakukan sosialisasi politik kepada masyarakat. Misalnya daerah Mandala yang mayoritas Kristen pengurus Partai Amanat Nasional (PAN) melakukan proses sosialisasi politik kepada masyarakat yaitu: 1. Melakukan sosialisasi Caleg dengan anggota jemaat kristen dengan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat yaitu seperti betapa pentingnya suara masyarakat dalam pemilu. Dengan demikian mengurangi golongan putih (golput) dalam pemilihan umum. 2. Memberikan bantuan kepada masyarakat seperti bantuan sembako dan bantuan lainnya. 3. Mensosialisasikan nama nama caleg dari Partai Amanat Nasional (PAN) dengan demikian masyarakat mengetahui visi-misi dari caleg Partai Amanat Nasional(PAN) dalam pemilu legislatif 2004. 4. Karna caleg Partai Amanat Nasional (PAN) bukan hanya Caleg dari Agama Islam dalam sosialisasi politik terhadap masyarakat Non-Islam juga memperkenalkan caleg-caleg dari masyarakat non-islam. Dengan demikian masyarakat akan mengetahui nama-nama caleg yang Non-Islam. Dengan adanya proses sosialisasi yang dilakukan pengurus Non-Islam Partai Amanat Nasional (PAN) kesadaran masyarakat tentang demokrasi meningkat terbukti sehingga Partai Amanat Nasional yang kita kenal sebagai partai Islam mempunyai pemilih yang diluar agama islam.
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 58 Legislatif 2004, 2009.
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 59 Legislatif 2004, 2009.
BAB.IV. PENUTUP VI.1. Kesimpulan Pemenangan pemilu tidak terlepas dari proses sosialisasi politik partai politik. Proses sosialisasi politik merupakan proses penanaman nilai-nilai kepada masyarakat. Hal ini merupakan proses penting guna memberikan informasi, pandangan dan pengetahuan tentang kehidupan politik Proses sosialisasi politik pemilu legislatif 2004 Partai Amanat Nasional (PAN) dapat dikatakan terlaksana dengan baik dan benar dapat dibuktikan bahwa partai amanat dapat meraih kursi disetiap daerah pemilihan (dapil) yang ada dikota Medan. Dengan demikian penelitian tentang Sosialisasi Politik Partai Amanat Nasional pada Pemilu legislatif dapat diberi kesimpulan sebagai berikut: 1. Sosialisasi politik Partai Amanat Nasional (PAN) pada pemilu Legislatif 2004 lebih banyak dilaksanakan oleh Calon Legislatif (Caleg-caleg) partai. 2. Sosialisasi politik Partai Amanat Nasional (PAN) pada pemilu legislatif 2004 lebih banyak dilaksakan oleh nomor urut pertama,karna pada saat itu sitem pemilihan umum legislatif adalah berdasarkan nomor urut. 3. Sosialisasi politik Partai Amanat Nasional (PAN) pada pemilu legislatif 2004 dilaksanakan berdasarkan daerah pemilihan (dapil) para caleg dari partai. 4. Sosialisasi politik yang dilaksanakan Partai Amanat Nasional (PAN) pada pemilu legislatif 2004 adalah merupakan pendidikan politik bagi masyarakat kota Medan, karna dengan adanya sosialisasi politik Partai Amanat Nasional (PAN) dapat menyadarkan perilaku politik masyarakat. Terbukti masyarakat yang dulunya golongan putih (golput) setelah adanya sosialisasi politik Partai
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 60 Legislatif 2004, 2009.
Amanat (PAN) masyarakat telah banyak menentukan pilihannya pada pemilu legislatif 2004. 5. Sosialisasi politik Partai Amanat Nasional (PAN) pada pemilu legislatif 2004 lebih banyak dilakukan oleh para caleg-caleg dari partai. 6. Sosialisasi politik Partai Amanat Nasional (PAN) pada pemilu legislatif 2004 lebih banyak dilakukan di basis masyarakat islam. Misalnya dengan perwiritan ibu-ibu dengan mengadakan silaturahmi dengan umat islam baik di masjid atau di tempat musola. 7. Sosialisasi politik Partai Amanat Nasional (PAN) pada pemilu legislatif 2004 adalah merupakan salah satu strategi pemenangan dari Partai Amanat Nasional (PAN) dalam memenangkan pemilu legislatif di kota Medan khususnya Indonesia Umumnya. 8. Sosialisasi Politik Partai Amanat Nasional (PAN) pada pemilu legislatif 2004 dapat dikatakan dilaksanakan dengan maksimal dapat dibuktikan bahwa Partai Amanat Nasional (PAN) dapat meraih kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) dalam setiap daerah Pemilihan di kota Medan Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tentang Sosialisasi Politik Partai Amanat Nasional (PAN) pada pemilu legislatif 2004 dapat dikatakan bahwa sosialisasi politik partai politik sebelum pemilihan umum adalah merupakan proses politik yang penting yang dapat mempengaruhi perilaku politik masyarakat. sehingga peranan partai politik sangat dibutuhkan dalam proses penanaman nilai-nilai kepada masyarakat yang sedang berlangsung. Proses sosialisasi politik yang dilakukan oleh partai politik salah satunya adalah untuk membentuk sikap serta orientasi anggota dalam melihat fenomena politik.
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 61 Legislatif 2004, 2009.
Proses penanaman nilai,pengetahuan, dan orientasi politik kepada seluruh warganegara. Ia harus dilakukan secara intensif, dalam arti setiap saat dan berkesinambungan. Di sinilah partai politik berperan penting sebagai para agen sosialisasi politik.. Kita bisa terlambat mendapatkan pengetahuan tentang apa yang terjadi, isu apa yang mencuat ke publik, kebijakan apa yang disahkan, dan pelbagai hal lain dalam kaitannya dengan proses politik yang terus-menerus bergulir Pada zaman modernisasasi ini masyarakat telah banyak mengetahui demokrasi yang sesungguhnya dalam kehidupan berpartai politik. Sehingga untuk saat ini masyarakat membutuhan pemimpin yang bertanggung jawab dan mampu memberikan solusi cerdar terhadap perubahan masyarakat yang adil sejahtera dan memiliki pendidikan yang dapat memajukan kehidupan bernegara di republik Indonesia ini. Partai yang berkualitas adalah partai yang memperjuangkan aspirasi konstituenya di parlemen dan memberikan perubahan yang positif. Menurut penulis setelah mengadakan penelitian di DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Medan penulis dapat menilai bahwa Partai Amanat Nasioanal (PAN) telah sukses melaksanakan proses sosialisasi politik terhadap masyarakat pemilih di kota Medan padan pemilihan legislatif 2004. IV.2.Saran Seperti mana yang kita ketahui bahwa tujuan dari proses sosilisasi politik adalah untuk straegi pemenangan partai politik untuk mendapatkan jumlah pemilih yang maksimal. Sehingga dengan adanya tujuan tersebut hendaknya sosialisasi politik Partai Amanat Nasional (PAN) tidak hanyaa terfokus pada basis masyarakat muslim saja,mengingat banyaknya partai politik lain yang juga melakukan sosialisasi politik terhadap masyarakat muslim,tetapi harus mencakup basis pemilih yang lebih luas
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 62 Legislatif 2004, 2009.
diluar basis pemilih muslim tentunya.Mengingat bangsa Indonesia adalah bangsa yang pluralitas disegala aspek kehidupan masyarakat. Untuk memaksimalkan out put proses sosialisasi partai politik Partai Amanat Nasional (PAN) kota Medan hendaknya memperhatikan aspek-aspek pluralitas dalam partai politik artinya berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya potensi untuk mendapatkan pemilih diluar basis masyarakat islam. Dengan demikan proses sosialisasi politik Partai Amanat Nasional (PAN) untuk kedepannya kiranya harus mampu melaksanakan proses sosialisasi politik jauh lebih baik dibangding sosialisasi politik sebelumnya agar Partai Amanat Nasional (PAN) dapat memperoleh jumlah suara atau kusri yang maksimal di parlemen.
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 63 Legislatif 2004, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
_Bodiharjo,Meriam Dasar-dasar ilmu , PT.Gramedia: Jakarta,1992 _Bodiharjo,Meriam,Partisipasi dan Partai Politik Sebuah bunga rampa,Gramedia: Jakarta, 1982 _Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi demokrasi ; Pustaka Pelajar,2004. _Kartono,Kartini, Wawasan Politik, Mandar Maju; Bandung ,1990. _Kartono,Kartini ,Pendidikan Politik sebagai Bagian dari Pendidikan Orang Dewasa, Mandar Maju: Bandung, 1996 _ Kazim,Musa, Lima Partai dalam Timbangan Analisa dan Prospek, Pustaka Hidayah: Bandung ,1999 _Sihbudi Sukamto,Wuryandari dan,PAN Porspek Pembangunan Politik,Grasindo: Jakarta, 1991 _ Situs internet: http://www.pan.co.id http://www.kompas.com/kompas -cetak/opini
Jekson Limbong : Sosialisasi Politik Dpd Partai Amanat Nasional (DPD PAN) Kota Medan Dalam Pemilihan Umum 64 Legislatif 2004, 2009.