HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA USIA 15-17 TAHUN DI SMA NEGERI 1 TANJUNG MORAWA
Oleh: DESHINTA NS ANGKAT 060100083
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA USIA 15-17 TAHUN DI SMA NEGERI 1 TANJUNG MORAWA
“ Karya Tullis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran ”
Oleh: DESHINTA NS ANGKAT 060100083
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
: Hubungan Antara Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa
Nama
: Deshinta N.S. Angkat
NIM
: 060100083
Pembimbing
(dr. Nuraiza Meutia, M.Biomed.)
Penguji I
(dr. Zairul Arifin, Sp.A.DAFK)
Penguji II
(dr. Rina Amelia, MARS)
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
ABSTRAK Latar Belakang: Hipertensi dan komplikasinya adalah salah satu penyebab kematian nomor satu, secara global. Kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan tekanan darah pada dewasa. Untuk itu ingin dicari tahu apakah ada hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja yang sehat di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. Desain: Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional. Metode: Metode pengambilan sampel adalah dengan Simple Random Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 287 orang remaja usia 15-17 tahun, dengan kriteria tanpa adanya gangguan sleep apnea ataupun penyakit-penyakit yang berat. Untuk menilai kualitas tidur, seluruh responden dibagikan kuesioner untuk dijawab. Pemeriksaan tekanan darah sebanyak 2 kali dengan rentang waktu 2 minggu setelah pengukuran pertama. Pemeriksaan tekanan darah responden menggunakan sphygmomanometer air raksa dan stetoskop Littmann. Dari kuesioner yang dibagikan, dihitung jumlah skor setiap sampel. Dikatakan kualitas tidur baik bila skornya < 5 dan kualitas tidur buruk bila skornya > 5. Hasil: Hasil penelitian ini, didapatkan kualitas tidur yang baik 23,3% dan yang buruk 76,7% dari seluruh jumlah sampel. Rerata perbedaan tekanan darah sistolik menurut kualitas tidur antara 1,64 sampai 5,08 (IK95%). rerata perbedaan tekanan darah diastolik menurut kualitas tidur antara 1,08 sampai 4,66 (IK95%). Hasil analisis statitik dengan dengan uji T independen varian sama menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna rerata tekanan darah sistolik maupun diastolik menurut kualitas tidur pada remaja di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa (p > 0,05). Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang bermakna rerata tekanan darah pada remaja usia 15-17 tahun yang kualitas tidurnya baik maupun buruk di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. Kata kunci: tekanan darah, hipertensi, remaja, kualitas tidur
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
ABSTRACT Backgrounds: Hypertension and its complication is one of the highest mortality factor among people, globally. Poor sleep quality assosiates with blood pressure in adolescent. That is to look for, is there is an assosiation between sleep quality with blood pressure in healthy adolescen at SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. Designs: Descriptive analytic with design cross sectional Methods: The sample’s method is Simple Random Sampling with the total samples are 287 adolescence arounds 15-17 years old with the criteria without sleep apnoe or any severe disease. To get the sleep quality, all samples have a quetionaire to answered. The blood pressure examinations are done twice with range two weeks after the first. Its done with a sphygmomanometer and stetoschope Litmann. From the quationaire which were given them, it will add for the score. The good sleep quality if the score < 5 and the poor one if > 5. Results: From this research get for the good sleep quality is 23,3% and the poor is 76,7% for all samples. Mean systolic blood pressure for sleep quality between 1,64 until 5,08 (CI95%) and mean dyastolic blood pressure for sleep quality between 1,08 until 4,66 (CI95%). The result for statistic analize with T independent same varian show that there is no different significantly for systolic blood pressure although dyastolic blood pressure for sleep quality in adolescent at SMA Negeri 1 Tanjung Morawa (p > 0,05). Conclusions: There is no assosiates between mean blood pressure in adolescent 1517 years old for good or poor sleep quality at SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. Key words: blood pressure, hypertension, adolenscent, sleep quality
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini, yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan Program Pendidikan S1 Kedokteran Fakultas Kedokteran USU. Dengan selesainya proposal penelitian ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pembimbing penulisan karya tulis ilmiah, dr.Nuraiza Meutia, M.Biomed., yang dengan sepenuh hati telah mendukung, membimbing, dan mengarahkan penulis mulai dari perencanaan penulisan sampai selesainya laporan hasil penelitian ini. Serta untuk dosen penguji yakni dr. Zairul Arifin, Sp.A.DAFK dan dr. Rina Amelia, MARS yang telah memberikan kritik dan saran bagi tulisan hasil penelitian ini. Buat keluarga yang selalu mendukung dan memberikan support demi kelancaran pembuatan hasil penelitian ini, penulis ucapkan banyak terimakasih. Serta buat teman-teman yang telah membantu penelitian ini, Dina Marini Sitanggang, Nina Munawaroh Damanik, Fatika Sari Hasibuan, dan Pebri Warita Pulungan, penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bantuannya. Hanya Allah SWT yang mampu memberikan balasan terbaik kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan hasil penelitian ini. Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan laporan hasil penelitian ini.
Medan, November 2009
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Penulis DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN PENGESAHAN...............................................................
i
ABSTRAK..............................................................................................
ii
ABSTRACT...........................................................................................
iii
KATA PENGANTAR...........................................................................
iv
DAFTAR ISI...........................................................................................
v
DAFTAR TABEL..................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................
ix
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................
x
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................
1
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 1.3 Tujuan Penelitian................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian................................................................. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 2.1 Tidur.................................................................................... 2.1.1 Definisi...................................................................... 2.1.2 Pola Tidur.................................................................. 2.1.3 Mekanisme Tidur....................................................... 2.2 Gangguan Tidur................................................................... 2.2.1 Definisi....................................................................... 2.2.2 Etiologi dan Klasifikasi.............................................. 2.3 Hipertensi................... ......................................................... 2.3.1 Defenisi..................................................................... 2.3.2 Etiologi...................................................................... 2.3.3 Faktor Risiko............................................................. 2.3.4 Klasifikasi.................................................................. 2.3.5 Patogenesis...............................................................
1 3 4 4 5 5 5 5 6 8 8 9 12 12 12 13 14 15
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
2.3.6 Komplikasi................................................................ 2.4 Hubungan Kualitas Tidur dan Hipertensi............................ BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
16 17 19
3.1 Kerangka Konsep ................................................................ 3.2 Definisi Operasional .......................................................... 3.3 Hipotesis..............................................................................
19 19 20
BAB 4 METODE PENELITIAN........................................................ 4.1 Rancangan Penelitian........................................................... 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................... 4.3 Populasi dan Sampel Penelitian........................................... 4.4 Metode Pengumpulan Data................................................. 4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data................................ BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................... 5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................... 5.2 Karakteristik Individu............................................................ 5.3 Hasil Analisis Data................................................................. 5.4 Pembahasan............................................................................ BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN................................................
21 21 21 21 22 22 23 23 24 25 26 28
6.1 Kesimpulan............................................................................ 6.2 Saran......................................................................................
28 28
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
30
LAMPIRAN
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
2.1
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC
14
2.2
Klasifikasi tekanan darah menurut WHO/ISH
15
5.1
Distribusi
frekuensi
dan
persentase
berdasarkan
24
karakteristik subjek penelitian 5.2
Pengelompokan tekanan darah dengan kualitas tidur
25
5.3
Analisis hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan
25
darah sistolik dan diastolik
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
Gambar 1
Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengendalian tekanan
16
darah Gambar 2
Kerangka konsep penelitian
19
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I
Daftar Riwayat Hidup
LAMPIRAN II
Kuesioner Penelitian
LAMPIRAN III
Informed Concent
LAMPIRAN IV
Data Induk
LAMPIRAN IV
Output Data Hasil Penelitian
LAMPIRAN V
Surat Izin Melakukan Penelitian
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
DAFTAR SINGKATAN
ACTH
: Adrenal Corticotropin Hormon
ARAS
: Ascending Reticulary Activating System
BMI
: Body Mass Index
BSH
: British Hypertension Society
CHEP
: Cannadian Hypertension Education Program
CRP
: Community Research Program
EEG
: Elektroensefalogram
ESH
: European Society of Hypertension
FK USU
: Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
GH
: Growth Hormon
ISH
: International Society of Hypertension
JNC 7
: The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure
LH
: Luteinizing Hormon
NIH
: The National Institutes of Health
NREM
: Non Rapid Eye Movement
Pernefri
: Perhimpunan Nefrologi Indonesia
PSQI
: Pittsburgh Sleep Quality Index
REM
: Rapid Eye Movement
SPSS
: Statistical Program for Social Sciences
TGF-β
: Transforming Growth Factor-β
TIA
: Transient Ischemic Attack
TSH
: Tyroid Stimulating Hormon
WHO
: World Health Organization
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Hipertensi dan komplikasinya adalah salah satu penyebab kematian nomor satu, secara global. Komplikasi pembuluh darah yang disebabkan hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, infark (kerusakan jaringan) jantung, stroke, dan gagal ginjal. Komplikasi pada organ tubuh menyebabkan angka kematian yang tinggi. Gangguan kerja organ, selain menyebabkan penderita, keluarga dan negara harus mengeluarkan lebih banyak biaya pengobatan dan perawatan, tentu pula menurunkan kualitas hidup penderita (Depkes RI, 2007).
Di banyak negara saat ini, prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, penurunan aktivitas fisik, dan stres psikososial. Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat (public health problem) dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditanggulangi sejak dini.
Data penelitian Departemen Kesehatan RI menunjukkan hipertensi dan penyakit kardiovaskular masih cukup tinggi dan bahkan cenderung meningkat seiring dengan gaya hidup yang jauh dari perilaku hidup bersih dan sehat, mahalnya biaya pengobatan hipertensi, disertai kurangnya sarana dan prasarana penanggulangan hipertensi. Survei faktor risiko penyakit kardiovaskular (PKV) oleh proyek WHO di Jakarta, menunjukkan angka prevalensi hipertensi dengan tekanan darah 160/90 masing-masing pada pria adalah 13,6% (1988), 16,5% (1993), dan 12,1% (2000). Pada wanita, angka prevalensi mencapai 16% (1988), 17% (1993), dan 12,2% (2000). Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun berkisar antara Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
15%-20%. Survei di pedesaan Bali (2004) menemukan prevalensi pria sebesar 46,2% dan 53,9% pada wanita (Depkes RI, 2007).
Stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian, dimana stroke menjadi penyebab kematian terbanyak 15,4%, hipertensi 6,8%, penyakit jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung 4,6%. Dalam data Riskesdas 2007 juga disebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan laki-laki (48%) (Depkes RI, 2009).
Pada anak ternyata juga dapat dijumpai hipertensi. Penelitian prevalensi hipertensi pada pelajar sekolah menengah tingkat pertama dilaporkan oleh Wasilah Rochmah dan kawan-kawan di Yogyakarta, sedangkan Robinson Harahap meneliti pada pelajar sekolah menengah tingkat atas di Jakarta. Dari 203 pelajar SMP DI Yogyakarta yang diteliti, berumur 12-17 tahun, didapatkan 10 pelajar dengan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik sama dengan atau di atas 90 mmHg. Dari 3612 pelajar SMA di Jakarta, berumur 15-21 tahun, didapatkan 3,3% menderita hipertensi (IPD UI, 1997).
Dr. Sogol Javaheri dan rekan dari Case Western Reserve School of Medicine, Cleveland, melakukan sebuah penelitian untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur yang buruk dengan prehipertensi atau hipertensi pada remaja, dan penelitian ini adalah penelitian pertama yang dilakukan dengan tujuan untuk meneliti hubungan tersebut. Penelitian ini dipublikasikan pada tanggal 18 Agustus 2008 dalam jurnal Circulation. Dr. Javaheri mengatakan bahwa data mengenai hubungan antara peningkatan tekanan darah karena kualitas tidur yang buruk pada orang dewasa sudah banyak, sedangkan pada remaja hubungan ini belum jelas benar.
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Mengamati data bahwa penderita hipertensi dewasa di Indonesia semakin meningkat, maka saya merasa perlu untuk mendapatkan data mengenai prevalensi hipertensi pada remaja di Indonesia, khususnya di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. Sekaligus mengkaji salah satu penyebab yang mungkin mendasarinya, yaitu kualitas tidur. 1.2
Rumusan Masalah 1. Apakah kualitas tidur yang buruk pada remaja dapat meningkatkan tekanan darah. 2. Bagaimana gambaran tekanan darah pada usia remaja.
1.3
Tujuan Penelitian 1.3.1
Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja usia 15-17 tahun.
1.3.2
Tujuan Khusus :
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui adanya hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. 2. Mengetahui gambaran kualitas tidur pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. 3. Mengetahui gambaran tekanan darah rata-rata pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: 1.
Bagi pemerintah dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam hal pencegahan dini terhadap penyakit hipertensi dan dapat dijadikan bahan untuk penelitian lebih lanjut.
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
2.
Bagi masyarakat dapat dijadikan sebagai bahan penambah pengetahuan bahwa ada pengaruh kualitas tidur terhadap peningkatan tekanan darah.
3.
Bagi responden dapat dijadikan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan.
4.
Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai penambah latihan dalam membuat suatu penelitian. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tidur 2.1.1 Defenisi Tidur merupakan suatu proses aktif yang memiliki variasi siklis normal dalam kesadaran mengenai keadaan sekitar (Sherwood, 2001). Berbeda dengan keadaan terjaga, orang yang sedang tidur tidak secara sadar waspada akan dunia luar, tetapi tetap memiliki pengalaman kesadaran dalam batin, misalnya mimpi. Selain itu, mereka dapat dibangunkan oleh rangsangan eksternal, misalnya bunyi alarm. Belakangan disebutkan bahwa tidur adalah suatu proses aktif dan bukannya soal pengurangan impuls aspesifik saja. Proses aktif tersebut merupakan aktivitas sinkronisasi bagian ventral dari substansia retikularis medula oblongata (Mardjono, 2008).
2.1.2 Pola Tidur Terdapat dua jenis tidur, yakni tidur paradoksal atau rapid eye movement (REM) dan tidur gelombang lambat atau non-REM (NREM). Tidur NREM dibagi menjadi 4 stadium. Seorang yang baru tertidur memasuki stadium 1 yang ditandai oleh aktivitas elektroensefalogram (EEG) frekuensi tinggi amplitudo rendah. Stadium 2 ditandai oleh munculnya kumparan tidur (sleep spindel). Disini terjadi letupan-letupan gelombang mirip alfa (10-14 Hz, 50 μV). Pada stadium 3, pola yang timbul adalah gelombang dengan frekuensi yang lebih Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
rendah dan amplitudo meningkat. Perlambatan maksimum dengan gelombanggelombang besar dijumpai pada stadium 4. Dengan demikian, karakteristik tidur dalam adalah pola gelombang lambat ritmik, yang menunjukkan adanya sinkronisasi yang jelas (Ganong, 2003).
Perubahan-perubahan aktivitas otak selama tidur adalah sesuai dengan tahaptahap tidur. Tahap tidur pertama sesuai dengan keadaan dimana seseorang baru saja terlena. Seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutupi mata, dan kedua bola mata bergerak bolak-balik ke kedua sisi. EEG tahap tidur pertama ini, memperlihatkan penurunan voltase dengan gelombang-gelombang alfa yang makin menurun frekuensinya. Keadaan tidur masuk kepada tahapan kedua apabila timbul sekelompok gelombang yang berfrekuensi 14-18 siklus per detik pada aktivitas dasar yang berfrekuansi 3-6 siklus per detik. Kelompok gelombang-gelombang tersebut dikenal sebagai gelombang tidur atau sleep spindles. Dalam tahap kedua ini kedua bola mata berhenti bergerak. Tetapi tonus otot masih terpelihara. Pada tahap tidur ketiga, EEG memperlihatkan gelombang dasar yang lambat (1-2 siklus per detik) dengan sekali-kali timbulnya sleep spindles. Pada tahap tidur keempat hanya gelombang lambat saja tanpa sleep spindles. Keadaan fisik pada tahap ketiga dan keempat ini adalah lemah lunglai, karena tonus otot sangat rendah. Pada tahap tidur kelima, tonus otot meninggi kembali, terutama otot-otot rahang bawah. Bahkan otot-otot anggota gerak dan badan dapat mengalami kejang. Bola mata yang selama tahap ketiga dan keempat berhenti bergerak, pada tahap kelima mulai bergerak kembali dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu tahap tidur kelima ini dinamakan rapid eye movement sleep (REMS) atau paradoxal sleep. Tahap tidur pertama sampai keempat dimana gerak bola mata tidak secepat sewaktu tahap kelima dinamakan non-rapid eye movement sleep (NREMS).
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Selama tidur malam yang berlangsung rata-rata 7 jam, kedua macam tidur itu, yaitu REMS dan NREMS, berselingan 4-6 kali apabila seseorang kurang cukup mengalami REMS, maka esok harinya ia akan menunjukkan kecenderungan untuk menjadi hiperaktif, kurang dapat mengendalikan emosinya, nafsu makan bertambah dan nafsu birahi pun lebih besar. Sedangkan, jika NREMS kurang cukup, keadaan fisik menjadi kurang gesit (Mardjono, 2008).
2.1.3 Mekanisme Tidur Tidur normal dapat dibagi dalam 2 tahap: 1. Non Rapid Eye Movement (NREM) 2. Rapid Eye Movement (REM) Kedua status ini berbeda berdasarkan kumpulan parameter fisiologis. NREM ditandai oleh denyut jantung dan frekuensi pernafasan yang stabil dan lambat serta tekanan darah yang rendah. NREM adalah tahap tidur yang tenang. REM ditandai dengan gerakan mata yang cepat dan tiba-tiba, peningkatan aktivitas saraf otonom dan mimpi. Pada tidur REM terdapat fluktuasi luas dari tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi nafas. Keadaan ini disertai dengan penurunan tonus otot dan peningkatan aktivitas otot involunter. REM disebut juga aktivitas otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh atau tidur paradoks (Rachman, 2007).
Tidur REM tidak berdiri sendiri, selalu disuperimposisikan pada tidur gelombang lambat. Pada tidur yang normal, masa tidur REM berlangsung 5-20 menit, ratarata timbul setiap 90 menit dengan periode pertama terjadi 80-100 menit setelah seseorang tertidur. Tidur REM menghasilkan pola EEG yang menyerupai tidur NREM tingkat I dengan gelombang beta, disertai mimpi aktif, tonus otot sangat rendah, frekuensi jantung dan nafas tidak teratur (ciri dalam keadaan mimpi), terjadi gerakan otot yang tidak teratur (pada mata menyebabkan gerakan bola
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
mata yang cepat atau 'rapid eye movement'), dan lebih sulit dibangunkan daripada tidur gelombang lambat.
Tidur NREM secara umum meliputi 80% dari seluruh waktu tidur, sedangkan tidur REM lebih kurang 20%. Menurut Hobson dan Mc. Carley tidur NREM dan REM merupakan siklus yang berlangsung selama periode tidur. Tidur NREM disebabkan menurunnya aktivitas neuron monoaminergik (noradrenergik dan serotonergik) yang aktif pada waktu bangun dan menekan aktivitas neuron kolinergik. Tidur REM disebabkan inaktivitas neuron monoaminergik sehingga memicu aktivitas neuron kolinergik (neuron retikuler pons) (Rachman, 2007).
Pengaturan mekanisme tidur dan bangun : Keadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistem ARAS (Ascending Reticulary Activity System). Bila aktivitas ARAS ini meningkat orang tersebut dalam keadaan sadar. Aktivitas ARAS menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktifitas ARAS ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas neurotransmiter seperti sistem serotoninergik, noradrenergik, kolinergik, histaminergik (Czeisler, 2000).
a. Sistem serotoninergik Hasil serotoninergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisme asam amino triptofan. Dengan bertambahnya jumlah triptofan, maka jumlah serotonin yang terbentuk juga meningkat akan menyebabkan keadaan mengantuk/tidur. Bila serotonin dari triptofan terhambat pembentukannya, maka terjadi keadaan tidak bisa tidur/jaga. Menurut beberapa peneliti lokasi yang terbanyak sistem serotogenik ini terletak pada nukleus raphe dorsalis di batang otak, yang mana terdapat hubungan aktivitas serotonis di nukleus raphe dorsalis dengan tidur REM. Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
b. Sistem Adrenergik Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan sel nukleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur. Obat-obatan yang mempengaruhi peningkatan aktivitas neuron noradrenergik akan menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga.
c. Sistem Kolinergik Menurut Sitaram dkk, (1976) dalam (Japardi, 2002) membuktikan dengan pemberian prostigimin intravena dapat mempengaruhi episode tidur REM. Stimulasi jalur kolinergik ini, mengakibatkan aktivitas gambaran EEG seperti dalam keadaan jaga. Gangguan aktivitas kolinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM. Pada obat antikolinergik (scopolamine) yang menghambat pengeluaran kolinergik dari lokus sereleus maka tampak gangguan pada fase awal dan penurunan REM.
d. Sistem histaminergik Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur.
e. Sistem hormon Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti Adrenal Corticotropin Hormon (ACTH), Growth Hormon (GH), Tyroid Stimulating Hormon (TSH), dan Luteinizing Hormon (LH). Hormon-hormon ini masing-masing disekresi secara teratur oleh kelenjar hipofisis anterior melalui jalur hipotalamus. Sistem ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
neurotransmiter norepinefrin, dopamin, serotonin yang bertugas mengatur mekanisme tidur dan bangun.
2.2
Gangguan Tidur 2.2.1
Definisi
Gangguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktik. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. Menurut beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan mengakibatkan 2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan mobil dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup. Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakin lama semakin meningkat sehingga menimbulkan masalah kesehatan. Di dalam praktik sehari-hari, kecenderungan untuk mempergunakan obat hipnotik, tanpa menentukan lebih dahulu penyebab yang mendasari penyakitnya, sehingga sering menimbulkan masalah yang baru akibat penggunaan obat yang tidak adekuat. Melihat hal di atas, jelas bahwa gangguan tidur merupakan masalah kesehatan yang akan dihadapi pada tahun-tahun yang akan datang (Japardi, 2002). 2.2.2
Etiologi dan Klasifikasi
Menurut Internasional Classification of Sleep Disorders, gangguan tidur terbagi atas : a. Dissomnia Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesukaran untuk tidur (failling as sleep), mengalami gangguan selama tidur (difficulty in staying as sleep), bangun terlalu dini atau kombinasi diantaranya. Dissomnia dibagi menjadi 5 bagian, yakni : 1) Gangguan tidur spesifik a)
Narkolepsi
b)
Gangguan gerakan anggota gerak badan secara periodik /mioklonus nokturnal
c)
Sindroma kaki gelisah (Restless Legs Syndrome atau Ekboms syndrome)
d)
Gangguan bernafas saat tidur (sleep apnea)
e)
Pasca trauma kepala
2) Gangguan tidur irama sirkadian Sleep wake schedule disorders (gangguan jadwal tidur) yaitu gangguan dimana penderita tidak dapat tidur dan bangun pada waktu yang dikehendaki, walaupun jumlah tidurnya tetap. Gangguan ini sangat berhubungan dengan irama tidur sirkadian normal. Faktor-faktor yang berperan dalam pengaturan sirkadian antara lain temperatur badan, plasma darah, urine, fungsi ginjal dan psikis. Dalam keadan normal fungsi irama sirkadian mengatur siklus biologi irama tidur-bangun, dimana sepertiga waktu untuk tidur dan dua pertiga untuk bangun/aktivitas. Siklus irama sirkadian ini dapat mengalami gangguan, apabila irama tersebut mengalami pergeseran. Menurut beberapa penelitian, terjadi pergeseran irama sirkadian antara onset waktu tidur reguler dengan waktu tidur yang irreguler. Perubahan secara organik yang dapat menyebabkan gangguan irama sirkadian adalah tumor pineal.
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Gangguan irama sirkadian dapat dikategorikan dua bagian: a) Sementara (acute work shift, jet lag) b) Menetap (shift worker)
3) Lesi susunan saraf pusat (neurologis) Lesi batang otak atau bulbus dapat mengganggu selama tidur. Hal ini merupakan gangguan tidur organik. Feldman, Wilkus, dkk menemukan gangguan fase tidur pada lesi atau trauma daerah ventral pons, yang mana fase 1 dan 2 menetap tetapi fase REM berkurang atau tidak ada sama sekali. Penderita chroea ditandai dengan gangguan tidur yang berat, yang diakibatkan kerusakan pada batang otak. Penyakit seperti Gilles de la Tourettes syndrome, parkinson, chorea, dan distonia, merupakan penyakit yang lebih sering timbul pada saat pasien tidur. Gerakan ini lebih sering terjadi pada fase awal dan fase 1 dan jarang terjadi pada fase dalam. Pada demensia senilis yang mengalami gangguan tidur pada malam hari, mungkin akibat disorganisasi siklus sirkadian dan perubahan suhu tubuh. Pada penderita stroke dapat mengalami gangguan tidur. Bila terjadi gangguan vaskular di daerah batang otak epilepsi seringkali terjadi pada saat tidur terutama pada fase NREM (stadium 1-2) jarang terjadi pada fase REM.
4) Gangguan kesehatan Seperti neuritis, carpal tunnel syndrome, distessia, miopati dystrophi, low back pain, gangguan metabolik seperti hipo/hipertiroid, gangguan ginjal akut/kronik, asma, penyakit ulkus peptikum, obstruksi saluran nafas sering menyebabkan gangguan tidur, berupa mioklonus nokturnal.
5) Obat-obatan
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Gangguan tidur dapat disebabkan oleh obat-obatan seperti penggunaan obat stimulan
yang
kronik
(amfetamine,
kafein,
nikotin),
antihipertensi,
antidepresan, antiparkinson, antihistamin, antikolinergik. Obat ini dapat menimbulkan terputus-putusnya fase tidur REM.
b. Parasomnia Merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari kejadian-kejadian episode yang berlangsung pada malam hari pada saat tidur atau pada waktu antara bangun dan tidur. Kasus ini sering berhubungan dengan gangguan perubahan tingkah laku dan aksi motorik potensial, sehingga sangat potensial menimbulkan angka kesakitan dan kematian. Insidensi ini sering ditemukan pada usia anak berumur 3-5 tahun (15%) dan mengalami perbaikan atau penurunan insidensi pada usia dewasa (3%). Ada 3 faktor utama presipitasi terjadinya parasomnia, yaitu: 1) Peminum alkohol 2) Kurang tidur (sleep deprivation) 3) Stress psikososial Kelainan ini terletak pada aurosal yang sering terjadi pada stadium transmisi antara bangun dan tidur. Gambaran berupa aktivitas otot skeletal dan perubahan sistem otonom. Gejala khasnya berupa penurunan kesadaran (confused) dan diikuti aurosal dan amnesia episode tersebut. Seringkali hal tersebut terjadi pada stadium 3 dan 4. Parasomnia dibagi kedalam 3 jenis gangguan, yakni : 1) Gangguan tidur berjalan (sleep walking)/somnabulisme 2) Gangguan teror tidur (sleep terror) 3) Gangguan tidur berhubungan dengan fase REM
2.3
Hipertensi
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
2.3.1 Defenisi Hipertensi adalah suatu keadaan dimana ukuran tekanan darah saat diperiksa menunjukkan angka >140 mmHg pada sistol dan atau >90 mmHg pada diastol, atau pasien yang mengkonsumsi obat-obatan hipertensi (Wyatt et al, 2003).
2.3.2
Etiologi
Beradasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu (Mansjoer, 2001): a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na dan Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia. b.
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.
2.3.3 Faktor Risiko Faktor yang tidak dapat diubah antara lain: a. Umur: semakin bertambahnya umur, semakin besar resiko terkena tekanan
darah tinggi, terutama sistolic.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh
arteriosklerosis. b. Ras: orang kulit hitam lebih besar resiko terkena tekanan darah tinggi
daripada kulit putih. Hal tersebut juga dapat muncul dengan kemungkinan
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
lebih besar pada usia muda dan berkembang menjadi komplikasi yang parah dan lebih cepat. c. Status sosial ekonomi: tekanan darah tinggi juga lebih umum di kalangan
mereka yang berpendidikan rendah dan kelompok sosial ekonomi menengah kebawah. d. Riwayat keluarga (keturunan): Kecenderungan untuk mengalami tekanan
darah tinggi muncul pada orang-orang yang punya riwayat keluarga menderita tekanan darah tinggi. e. Jenis kelamin: laki-laki umumnya memiliki lebih besar kemungkinan
berkembang tekanan darah tinggi daripada perempuan. Kemungkinan ini bervariasi sesuai dengan usia dan di antara berbagai kelompok etnis.
Faktor yang dapat diubah antara lain: a. Kegemukan (obesitas): Obesitas didefinisikan sebagai memiliki indeks
massa tubuh (BMI) lebih besar dari 30 kg/m2. Hal tersebut sangat terkait erat dengan tekanan darah tinggi. b. Sensitivitas sodium (garam) : beberapa orang memiliki kepekaan tinggi
untuk sodium (garam), dan tekanan darah mereka akan meningkat jika mereka menggunakan garam.
Mengurangi konsumsi sodium cenderung
menurunkan tekanan darah. Makanan cepat saji merupakan makanan yang terutama mengandung jumlah sodium yang tinggi.
Banyak obat-obatan,
seperti analgesik, juga mengandung sodium dalam kadar yang lebih. c. Penggunaan Alkohol: minum lebih dari satu sampai dua kali minuman
alkohol per hari cenderung untuk meningkatkan tekanan darah pada orang yang sensitif terhadap alkohol. d. Penggunaan pil kontrasepsi: beberapa wanita yang menggunakan pil
kontrasepsi meningkat resikonya terkena tekanan darah tinggi.
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
e. Kurangnya latihan (aktivitas fisik): sebuah gaya hidup tak berpindah-pindah
kontribusi untuk pengembangan kegemukan dan tekanan darah tinggi. f. Obat: beberapa obat, seperti amphetamine (stimulan), diet pil, dan beberapa
pil yang digunakan untuk keadaan dingin dan gejala alergi, cenderung untuk meningkatkan tekanan darah.
2.3.4
Klasifikasi
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2.
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7 Klasifikasi Tekanan Darah Normal Prehipertensi Hipertensi derajat 1 Hipertensi derajat 2
TDS (mmHg) < 120 120-139 140-159 > 160
TDD (mmHg) dan atau atau atau
< 80 80-89 90-99 > 100 (Yogiantoro, 2006)
Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) memilih klasifikasi sesuai WHO/ISH karena sederhana dan memenuhi kebutuhan, tidak bertentangan dengan strategi terapi, tidak meragukan karena memiliki sebaran luas dan tidak rumit, serta terdapat pula unsur sistolik yang juga penting dalam penentuan.
Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah sesuai WHO/ISH Klasifikasi Normotensi Hipertensi ringan Hipertensi perbatasan Hipertensi sedang dan berat Hipertensi sistolik terisolasi
Sistolik (mmHg) < 140 140-180 140-160 >180 >140
Diastolik (mmHg) <90 90-105 90-95 >105 <90
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Hipertensi sistolik perbatasan
140-160
<90 (Mansjoer, 2001)
Masih ada beberapa klasifikasi dan pedoman penanganan hipertensi lain dari World Health Organization (WHO) dan International Society of Hypertension (ISH), dari European Society of Hypertension (ESH, bersama European Society of Cardiology), British Hypertension Society (BSH) serta Cannadian Hypertension Education Program (CHEP), tetapi umumnya digunakan JNC 7 (Yogiantoro, 2006). 2.3.5
Patogenesis
Hipertensi adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi antara faktor-faktor resiko tertentu, yakni (Yogiantoro, 2006):
Asupan garam berlebih
Jumlah nefron berkurang
Retensi natrium ginjal
Penurunan permukaan filtrasi
Stres
Aktivitas berlebih saraf simpatis
Perubahan genetis
Renin angiotensin berlebih
Obesitas
Perubahan membran sel
Bahanbahan yang berasal dari endotel
Hiperinsulinemia
Volume Konstriksi Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di vena SMA cairan Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
kontraktilitas
preload
Konstriksi fungsionil
Hipertrofi struktural
TEKANAN DARAH = CURAH JANTUNG X TAHANAN PERIFER
Hipertensi = Peningkatan CJ dan/atau Peningkatan TP Otoregulasi
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengendalian tekanan darah. (Yogiantoro, 2006) 2.3.6 Komplikasi Penyakit serebrovaskular dan penyakit arteri coroner merupakan penyebab kematian paling sering pada penderita hipertensi (Kumar et al, 2005). Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah : a. Jantung 1) Hipertrofi ventrikel kiri 2) Angina atau infark miokardium 3) Gagal jantung b.
Otak (strok atau Transient Ischemic Attack)
c.
Penyakit ginjal kronis
d.
Penyakit arteri perifer
e.
Retinopati
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor AT1 angiotensin II, stres oksidatif, down regulation dari ekspresi nitric oxide synthase, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi Transforming Growth Factor-β (TGF-β). Adanya kerusakan organ target, terutama pada jantung dan pembuluh darah, akan memperburuk prognosis pasien hipertensi. Tingginya morbiditas dan mortalitas pasien hipertensi terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit kardiovaskular (Yogiantoro, 2006).
2.4
Hubungan Kualitas Tidur dan Hipertensi
1. Data-data yang dikumpulkan oleh para peneliti mendapati berkurangnya waktu tidur lebih dari 1 jam dalam 20-30 tahun terakhir. Faktor-faktor sosial seperti akses internet, peralatan elektronik di kamar tidur seperti televisi, jadwal sekolah yang padat, peningkatan konsumsi kafein dan faktor-faktor stres lainnya dapat mempengaruhi kualitas tidur. 2. Dr Susan Redline dari Case Western Reserve, yang merupakan salah seorang peneliti senior dalam penelitian ini, mengatakan bahwa dokter ahli jantung perlu memberikan perhatian khusus terhadap pasien yang mengalami gangguan tidur, karena gangguan tidur dianggap sebagai salah satu faktor risiko hipertensi, baik pada pasien dewasa maupun pada pasien anak dan remaja. Kualitas dan kuantitas tidur dapat mempengaruhi proses hemostasis dan bila proses ini terganggu, dapat menjadi salah satu faktor meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular.
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
3. Tekanan darah dipengaruhi oleh secara sistem otonom, yakni simpatis dan parasimpatis. Pada orang yang kualitas tidurnya buruk, didapatkan peningkatan aktivitas simpatis dan penurunan aktivitas parasimpatis (Wendy et al, 2007). 4. Selain modifikasi gaya hidup (pengaturan diet dan olah raga), kualitas tidur sangatlah penting dalam mempertahankan kesehatan. Pencegahan hipertensi di masa yang akan datang bukan hanya terbatas pada program olah raga dan pengaturan berat badan, namun juga optimalisasi jam tidur. Sangatlah penting untuk memantau kualitas dan kuantitas tidur pada anak, sebagai bagian dalam meningkatkan kesehatan masyarakat (Javaheri, 2008).
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL
3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja usia 15-17 tahun.
Variabel independen
Variabel dependen
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Kualitas Tidur
Tekanan Darah
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian 3.2
Defenisi Operasional
Kualitas tidur adalah penilaian terhadap kualitas tidur yang subjektif, masa laten tidur, lama waktu tidur, habitual sleep efficiency, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, and gangguan disiang hari dalam waktu sebulan yang lalu, dengan menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Alat ini telah dikembangkan untuk mengukur kualitas tidur selama sebulan sebelumnya dan untuk membedakan antara kualitas tidur yang baik dan yang buruk (Beaton et al, 1998).
PSQI terdiri atas 18 pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban yang bernilai 0 (untuk yang mudah) sampai 3 (untuk yang sulit). Dimana bila jumlah skor > 5 artinya orang tersebut mengalami gangguan tidur. Untuk nilai spesifisitas dari PSQI adalah 86,5% dan sensitivitasnya 89,6% (Buysse et al, 1989) serta nilai validitasnya adalah 0,83 (Cronbach alpha) untuk seluruh komponen penilaian. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan kuesioner PSQI dapat memberikan gambaran yang jelas dan tepat terhadap terjadinya gangguan tidur. Skala yang digunakan adalah skala ordinal, mengetahui kualitas tidur responden baik atau buruk.
Variabel tekanan darah adalah variabel yang didapatkan dari pengukuran tekanan darah pada arteri brakialis dengan menggunakan alat sphygmomanometer air raksa (Riester) dan stetoskop Litmann. Variabel yang digunakan adalah skala numerik berdasarkan jumlah angka yang didapat saat melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan sebanyak 2 kali dengan rentang waktu 2 minggu sejak pengukuran pertama dilakukan, baik tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik.
3.3 Hipotesa Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Hipotesis pada penelitian ini adalah ”ada hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja.”
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Dengan dua kali pengamatan pada rentang waktu tertentu, akan mendeskripsikan bagaimana hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
darah pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri I Tanjung Morawa. Pada tahap awal, seluruh responden mendapatkan kuesioner mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah sebagai kriteria inklusi/eksklusi pada penelitian ini. Setelah didapatkan berapa jumlah responden yang termasuk dalam kriteria inklusi, maka responden dimintakan untuk mengisi kuesioner kualitas tidur lalu diperiksa tekanan darahnya secara bersamaan.
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bulan September 2009 terhadap siswa sekolah SMA Negeri I Tg. Morawa. Sekolah ini dipilih karena sekolah tersebut memiliki aktivitas yang cukup padat menjadi subjek penelitian pada siswa usia 15-17 tahun. Faktor kemudahan (ekonomis) juga menjadi alasan bagi peneliti memilih sekolah tersebut.
4.3
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri I Tg. Morawa dengan usia 15-17 tahun yaitu sebanyak 1010 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik simple random sampling (Notoatmodjo, 2005), yaitu dari 1010 populasi akan didapatkan sebanyak 287 siswa yang dijadikan sebagai sample berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi lewat perhitungan sampel, yakni :
N
1010
n= 1 + N (d2)
n= 1 + 1010 (0,05)2 n = 286,5
Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
d = nilai estimasi (0,05)
4.4
Metode Pengumpulan Data
Digunakan kuesioner untuk menilai kualitas tidur responden (PSQI) pada siswa remaja usia 15-17 tahun di sekolah tersebut. Sedangkan penilaian tentang tekanan darah diukur dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa dan stetoskopnya. Tata cara pemeriksaan tekanan darah dilakukan saat responden mengisi kuesioner yang dibagikan. Hal tersebut mengingat waktu yang diberikan untuk melakukan penelitian di ruang-ruang kelas tertentu yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. Dan tekanan darah diukur sebanyak 2 kali.
4.5
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pada awalnya seluruh kuesioner untuk variabel kualitas tidur yang telah dikembalikan, diperiksa kelengkapan dan ketepatannya. Kemudian data yang telah lengkap dan tepat diberi tanda secara manual sebelum diolah di komputer. Lalu data yang telah diberi kode, dimasukkan ke komputer. Lakukan cleaning data setelah itu disimpan. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, sedangkan hubungan antara variabel kualitas tidur dengan tekanan darah akan dianalisis menggunakan uji statistik “t-independent”. Analisis statistik akan dilakukan dengan bantuan komputer (program SPSS 13.0) (Arlinda, 2008).
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi penelitian diambil di sekolah SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. Di sekolah tersebut terdapat 8 kelas X, 4 kelas XI IPA dan 4 kelas XI IPS, serta 4 kelas XII IPA Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
dan 4 kelas XII IPS. Aktivitas belajar sebanyak 8 jam mata pelajaran yang diberikan, dan waktu istirahat 2x15 menit. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di sekolah tersebut terdiri dari Pramuka, Pasgriwa (Pasukan Bendera SMA Negeri 1 Tanjung Morawa), bimbingan mata pelajaran yang dibuat oleh pihak sekolah, OSIS SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, ROHIS SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, dan kegiatan-kegiatan yang tidak rutin dilaksanakan, tetapi sering diadakan oleh pihak sekolah (pelatihan siswa/siswi dalam mengikuti beberapa perlombaan).
Data diambil dengan membagikan kuesioner dan pemeriksaan tekanan darah. Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali pada kelas masing-masing, yang memiliki jumlah siswa 40-45 orang/kelas.
5.2 Karakteristik Individu Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik subjek penelitian. Karakteristik Subjek (n=287)
Frekuensi
Persentase
Umur Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
15 tahun 16 tahun 17 tahun Jenis Kelamin Pria Wanita Penggolongan Kualitas Tidur Kualitas Tidur Baik Kualitas Tidur Buruk Tekanan Darah Sistolik 80-120 mmHg 121-160 mmHg 161-200 mmHg Tekanan Darah Diastolik 40-60 mmHg 61-80 mmHg 81-100 mmHg
88 77 124
30,0 26,8 48,3
94 193
32,8 67,2
67 220
23,3 76,7
259 27 1
90,2 9,4 0,4
62 205 20
21,6 71,4 7,0
Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 5.1. Jumlah responden adalah sebanyak 287 orang dimana laki-laki 94 orang (32,8%) dan perempuan 193 orang (67,2%). Rata-rata usia responden yang menjadi subjek penelitian adalah 16,13 tahun. Dan dari seluruh responden yang memiliki kualitas tidur baik sebanyak 67 orang (23,3%) dan kualitas tidur buruk 220 orang (76,7%). Dan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik adalah 110,25 mmHg dan 72,14, dengan responden yang mengalami peningkatan tekanan darah sebanyak ( Sistolik >120 mmHg) 28 orang (9,8%) dan (Diastolik >80 mmHg) 20 orang (7,0%).
Tabel 5.2 Pengelompokan rata-rata tekanan darah dengan kualitas tidur. Kualitas tidur
Kualitas tidur baik
Rata-rata
Rata-rata
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
111,57+12,041
73,51+10,616
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Kualitas tidur buruk
109,85+12,302
71,72+10,391
Hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik (tabel 5.2) menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik pada kualitas tidur yang baik adalah 111,57 (SD 12,041) dan tekanan darah sistolik pada kualitas tidur yang buruk adalah 109,85 (SD 12,302). Dan untuk tekanan darah diastolik didapatkan bahwa rata-rata tekanan darah diastolik pada kualitas tidur yang baik adalah 73,51 (SD 10,616) dan tekanan darah sistolik pada kualitas tidur yang buruk adalah 71,72 (SD 10,391).
5.3 Hasil Analisis Data Tabel 5.3 Analisis hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. 95% CI
Tekanan darah sistolik Kualitas tidur baik Kualitas tidur buruk Tekanan darah diastolik Kualitas tidur baik Kualitas tidur buruk
Mean
Upper
Lower
P value
N
111,57 109,65
1,64
5,08
0,314
67 220
73,51 71,72
1,08
4,66
0,221
67 220
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa rerata perbedaan tekanan darah sistolik menurut kualitas tidur antara 1,64 sampai 5,08 (IK95%). Dari hasil analisis statistik didapatkan bahwa hasil uji varian (F) didapat p value 0,653 yang berarti tidak terdapat perbedaan varian sehingga uji t yang dilakukan adalah uji t dengan varian yang sama. Hasil uji t=1,008 dan p value 0,314. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna rerata tekanan darah sistolik menurut kualitas tidur (p > 0,05). Sedangkan rerata perbedaan tekanan darah diastolik menurut kualitas tidur antara 1,08 sampai 4,66 (IK95%). Dari hasil analisis statistik didapatkan bahwa hasil Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
uji varian (F) didapat p value 0,899 yang berarti tidak terdapat perbedaan varian sehingga uji t yang dilakukan adalah uji t dengan varian yang sama. Hasil uji t=0,285 dan p value 0,221. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna rerata tekanan darah diastolik menurut kualitas tidur (p > 0,05). 5.3 Pembahasan Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah responden yang memiliki kualitas tidur yang buruk sebanyak 220 orang (76,7%) dan kualitas tidur yang baik sebanyak 67 orang (23,3%). Bila dibandingkan dengan penelitian Javaheri (2008) pada 238 responden, yang memiliki kualitas tidur yang buruk sebanyak 61 orang (25,6%) dan kualitas tidur yang baik sebanyak 177 orang (74,4%). Artinya jumlah responden yang memiliki kualitas tidur yang buruk pada penelitian ini lebih banyak daripada penelitian Javaheri (2008).
Dari seluruh sampel yang diambil di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, yang mengalami peningkatan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg sebanyak 2 orang (0,69%) sedangkan yang mengalami peningkatan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg sebanyak 16 orang (5,57%). Hal tersebut sesuai menurut penelitian Wasillah Rochmah, dkk yakni dari 203 pelajar berumur 12-17 tahun, didapatkan 10 pelajar dengan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik sama dengan atau di atas 90 mmHg (IPD UI,1997).
Pada penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada perbedaan kualitas tidur yang baik maupun buruk dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik (p < 0,05). Hal tersebut bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa gangguan tidur yang terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan perubahan fisiologi tubuh dimana keseimbangan antara pengaturan sistem saraf simpatis dan parasimpatis terganggu. Sistem simpatis akan ditingkatkan sehingga memicu terjadinya peningkatan tekanan darah pada orang yang mengalami gangguan tidur tersebut. Sebaliknya, aktivitas Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
sistem parasimpatis diturunkan (Wendy, et al., 2007). Penjelasan tersebut juga mendukung kepada hasil penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah, yakni kualitas tidur yang buruk menyebabkan peningkatan tekanan darah (hipertensi) (Javaheri, 2008).
Hasil yang tidak sesuai dimungkinkan karena beberapa faktor, diantaranya : a. Penggunaan instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas tidur pada penelitian sebelumnya, yakni Wrist Actigraphy. Alat tersebut memiliki ketepatan lebih tinggi untuk menilai kualitas tidur dibandingkan dengan menggunakan kuesioner, meskipun kuesioner tersebut sudah baku (PSQI). Sehingga hasil yang didapat lebih terkesan subjektif dalam penilaian kualitas tidur responden. b. Perbedaan akitivitas responden pada penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh pola hidup responden pada penelitian sebelumnya yang memicu gejala insomnia yang lebih sering dialami oleh remaja-remaja di luar negeri daripada penelitian ini. c. Karakteristik responden pada penelitian sebelumnya menurut umur dan jenis kelamin berbeda pada penelitian ini. Pada penelitian sebelumnya hanya jenis kelamin laki-laki saja yang menjadi responden, karena mungkin laki-laki memiliki aktivitas yang lebih banyak sebagai pemicu perubahan pola tidur. Sementara jumlah responden perempuan pada penelitian ini lebih banyak dibanding laki-laki.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
6.1 Kesimpulan 1.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.
2.
Gambaran kualitas tidur yang baik pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa adalah 67 orang (23,3%) dan kualitas tidur yang buruk sebanyak 220 orang (76,7%).
3.
Tekanan darah sistolik rata-rata remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa adalah 110,25 mmHg dan tekanan darah rata-rata diastoliknya adalah 72,14 mmHg.
6.2 Saran Untuk peneliti lain yang ingin membuat penelitian mengenai hal yang sama dengan penelitian ini, maka disarankan untuk: 1.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan alat ukur kualitas tidur yang lebih akurat, misalnya dengan mengupayakan kuesioner lain yang memiliki angka realibilitas yang lebih besar. Atau kalau ingin menggunakan kuesioner yang sama, dapat dilakukan pemberitahuan sebelumnya kepada responden untuk mencatat kebiasaan tidurnya selama satu bulan. Setelah itu responden akan diminta untuk mengisi kuesioner.
2.
Memilih karakteristik responden yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, karena diharapkan responden dapat menjawab kuesioner dengan teliti dan sungguh-sungguh. Selain itu, responden yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi akan memiliki aktivitas yang lebih padat, sehingga akan sangat mempengaruhi kualitas tidur mereka.
3.
Dalam penelitian ini, pengukuran darah dilakukan sebanyak 2 kali saja, untuk itu agar mendapatkan hasil yang lebih akurat mengenai tekanan darah responden, perlu dilakukan pengukuran tekanan darah lebih banyak (berdasarkan penelitian sebelumnya sebanyak 9 kali pengukuran). Aktivitas responden sangat
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
mempengaruhi ukuran tekanan darah, maka perlu memperhatikan aktivitasnya sebelum dilakukan pengukuran. 4.
Mengambil banyak data tambahan sebagai karakteristik responden untuk dicari hubungannya dengan tekanan darah, misal tingkat sosioekonomi.
5.
Kriteria inklusi dan eksklusi lebih dipertajam untuk mengurangi pengaruh variabel perancu pada tekanan darah yang diukur. Serta disarankan untuk melakukan penilaian analisis tekanan darah dalam bentuk kategori.
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh dr. Sogol Javaheri (2008) di Inggris menyatakan bahwa terdapat hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja usia 13-16 tahun dari 238 remaja yang menjadi sampel penelitian. Dimana kualitas tidur yang buruk meningkatkan tekanan darah. Untuk itu, diharapkan agar pemerintah dan masyarakat mulai memperhatikan kebiasaan tidur anak atau remaja agar lebih baik, sehingga tidak mempengaruhi tekanan darahnya. Karena komplikasi yang mungkin muncul untuk orang yang hipertensi banyak, sehingga kita mampu mencegah terjadinya hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Beaton S, et al. 1998. Measurement of Long-term Care (pp. 169-170). Thousand Oaks, CA : Sage Publications. Beck-Little, R., & Weinrich, S.P0. (1998). Assessment and Management of Sleep Disorders in The Elderly. Journal of Gerontological Nursing, 24 (4), 21-29 Available from : http://sakai.ohsu.edu/access/content/user/brodym/N547A%20spring08/appendix/ PSQI.doc. [Accesed: 2 March 2009] Buysse D, et al, 1989. The Pittsburgh Sleep Quality Index: A New Instrument for Psychiatric Practice and Research. Psychiatric Research, 28 (2), 193-213 Available from : http://sakai.ohsu.edu/access/content/user/brodym/N547A%20spring08/appendix/ PSQI.doc. [Accesed: 2 March 2009] Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007. InaSH Menyokong Penuh Penanggulangan Hipertensi. Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Available from : http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=2406&I temid=2. [Diakses: 6 Maret 2009] Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Hipertensi Faktor Risiko Utama Penyakit Kardiovaskular. Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Available from : http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task= viewarticle&sid=3348. [Diakses: 6 Maret 2009] Ganong, William F, 2003. Fisiologi Kedokteran, Perilaku Siaga, Tidur, dan Aktivitas Listrik Otak. Edisi 20. Jakarta: EGC.
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Japari, I., 2002. Gangguan Tidur. Fakultas Kedoteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara. USU Digital Library Available from : http://gudangarsipadibahmadi.files.wordpress.com/2007/07/gangguan-tidur.pdf. [Diakses: 3 April 2009] Javaheri, et al, 2008. Sleep Quality and Elevated Blood Pressure in Adolescents. American Heart Assosiation, Inc. Journal Circulation. 118:1034-1040 Available from : http://circ.ahajournals.org/cgi/content/full/CIRCULATIONAHA.108.766410/DC 1. [Accesed: 14 March 2009] Kumar, et al., 2005. Clinical Medicine. Systemic Hypertension. Edisi 6. USA: British Library. Mansoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W., Setiowulan, W., 2001. Kapita Selekta Kedokteran.Edisi 3 Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius. Mardjono M, dan Sidharta P, 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta. Tjokronegoro, A., dan Utama, H., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam UI. In: Susalit, E., Kapojos, E.J., Lubis, H.R., ed. Hipertensi Primer.Edisi 3 Jilid 2. Jakarta: Gaya Baru, 453-456 Wahyuni,
A.,
2008.
Statistik
Kedokteran.
Jakarta
Timur:
Bamboedoea
Communication. Wendy M, et al, 2007. Marital Quality and Marital Bed: Examining The Covariation Between Relationship Quality and Sleep. NIHPA Author Manuscirpts. 389-404 Available from : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17854738. [Accesed: 2 March 2009] Wyatt, et al, 2003. Oxford Handbook of Accident and Emergency Medicine. Hypertensive Crises. New York: Oxford University Press. Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Yugiantoro M, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam UI. Hipertensi Essensial. Edisi 4 Jilid I., Jakarta: FK UI.
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Deshinta NS Angkat
Tempat/Tanggal Lahir
: Medan/ 9 Desember 1988
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Medan-L. Pakam Gg. BO Lorong V No.4 Tanjung Morawa A. Km 16
Riwayat Pendidikan
: 1. TK Muzdalifah Medan 2. SDN 101896 Kiri Hulu 3. SLTP Swasta Tanjung Morawa Bersubsidi 4. SMA Negeri 1 Tanjung Morawa
Riwayat Pelatihan
: 1. Achivement Motivation On Reading Training 2. Pelatihan Enumerator Yayasan Kanker Indonesia 3. Dauroh Marhallah 1 KAMMI USU 4. Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana BSMI Cabang Medan dan Joanitter
Riwayat Organisasi
: 1. Panitia Hari Besar Islam FK USU 2. Bulan Sabit Merah Indonesia Cabang Medan
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
3. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Komisariat Merah Putih 4. Kelompok Aspirasi Mahasiswa Rabbani FK USU
LEMBARAN KUESIONER
Nomor Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
Hari/Tanggal
:
:
INSTRUKSI : Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini adalah pertanyaan yang berhubungan dengan kebiasaan tidur Anda satu bulan yang lalu. Jawaban yang Anda berikan adalah jawaban yang mayoritas Anda alami dan lakukan selama satu bulan yang lalu. Silahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
1. Selama sebulan yang lalu, jam berapa Anda biasannya mulai tidur di malam hari? Waktu Tidur ________________________
2. Selama sebulan yang lalu, berapa menit Anda habiskan wajtu di tempat tidur, sebelum akhirnya Anda tertidur? Jumlah Menit ________________________
3. Selama sebulan yang lalu, jam berapa Anda biasannya bangun setiap pagi? Jam Bangun Tidur ________________________
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
4. Selama sebulan yang lalu, berapa jam Anda tidur pulas di malam hari? Jumlah Jam pada Tidur Malam _________________________
Untuk pertanyaan berikut, pilih salah satu jawaban yang sesuai.
5. Selama sebulan yang lalu, masalah yang selalu mengganggu tidur Anda..... a. Tidak dapat tidur selama 30 menit Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu Tiga atau lebih dalam seminggu
b. Bangun tidur di tengah malam atau bangun pagi terlalu cepat Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu Tiga atau lebih dalam seminggu
c. Pergi ke kamar mandi di malam hari Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu Tiga atau lebih dalam seminggu
d. Sulit bernafas secara nyaman Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Satu atau dua kali seminggu Tiga atau lebih dalam seminggu
e. Batuk Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu Tiga atau lebih dalam seminggu
f. Meras kedinginan Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu Tiga atau lebih dalam seminggu
g. Merasa kepanasan Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu Tiga atau lebih dalam seminggu
h. Mengalami mimpi buruk Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu Tiga atau lebih dalam seminggu
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
i. Ada sakit-sakit di badan (pegal-pegal) Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu Tiga atau lebih dalam seminggu
j. Alasan
lain
yang
mengganggu
tidur
Anda,
silahkan
tuliskan
___________________________________________________________ Seberapa sering hal tersebut Anda rasakan? Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu Tiga atau lebih dalam seminggu
6. Selama sebulan yang lalu, seberapa sering Anda mengkonsumsi obat-obat untuk membantu tidur Anda? Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu Tiga atau lebih dalam seminggu
7. Selama sebulan yang lalu, seberapa sering muncul masalah-masalah yang dapat mengganggu Anda saat mengendarai kendaraan, makan, atau beraktivitas sosial? Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu Tiga atau lebih dalam seminggu
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
8. Selama sebulan yang lalu, berapa banyak masalah yang cukup membuat Anda tidak antusias untuk menyelesaikannya? Tidak ada Hanya masalah-masalah kecil Semua masalah Masalah yang sangat besar
9. Selama sebulan yang lalu, bagaimana rata-rata kualitas tidur Anda? Sangat baik Baik Buruk Sangat buruk
Jumlah Score
:
Kesimpulan
: Baik/Buruk
Tekanan Darah
:______________mmHg
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
INFORMED CONSENT
Penelitian ini berjudul “Hubungan Antara Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa”. Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir matakuliah Community Research Programme (CRP). Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tanjung Mrawa dimana yang akan menjadi respondennya adalah siswa/siswi SMA tersebut yang termasuk dalam kriteria inklusi. Dalam penelitian ini, responden akan diminta untuk mengisi kuesioner yang akan dibagikan oleh peneliti. Selanjutnya responden akan diperiksa tekanan darahnya oleh peneliti. Setelah mendapatkan penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan, maka saya bertanda tangan di bawah ini: Nama
:
Umur
:
Jenis Kelamin
:
bersedia untuk menjadi responden (sampel penelitian) dalam penelitian ini. Persetujuan ini diambil dan disepakati dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Tanjung Morawa,
2009
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Menyetujui
Peneliti
(
)
Deshinta NS Angkat
OUTPUT DATA HASIL PENELITIAN Frequencies Statistics
N
Jenis Kelamin 287 0
Valid Missing
Mean Median Mode Minimum Maximum
Umur 287 0 16,13 16,00 17 15 17
Tekanan Darah Sistolik 287 0 110,25 110,00 110 80 180
Tekanan Darah Diastolik 287 0 72,14 70,00 80 40 100
Frequency Table Jenis Kelamin
Valid
laki-laki perempuan Total
Frequency 94 193 287
Percent 32,8 67,2 100,0
Valid Percent 32,8 67,2 100,0
Cumulative Percent 32,8 100,0
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Umur
Valid
15 16 17 Total
Frequency 86 77 124 287
Percent 30,0 26,8 43,2 100,0
Valid Percent 30,0 26,8 43,2 100,0
Cumulative Percent 30,0 56,8 100,0
Tekanan Darah Sistolik
Valid
80 90 92 95 96 98 100 102 104 105 106 110 112 113 114 115 116 120 125 130 132 135 139 160 180 Total
Frequency 4 18 1 5 1 1 57 1 4 7 1 79 4 1 2 15 1 57 3 20 1 1 1 1 1 287
Percent 1,4 6,3 ,3 1,7 ,3 ,3 19,9 ,3 1,4 2,4 ,3 27,5 1,4 ,3 ,7 5,2 ,3 19,9 1,0 7,0 ,3 ,3 ,3 ,3 ,3 100,0
Valid Percent 1,4 6,3 ,3 1,7 ,3 ,3 19,9 ,3 1,4 2,4 ,3 27,5 1,4 ,3 ,7 5,2 ,3 19,9 1,0 7,0 ,3 ,3 ,3 ,3 ,3 100,0
Cumulative Percent 1,4 7,7 8,0 9,8 10,1 10,5 30,3 30,7 32,1 34,5 34,8 62,4 63,8 64,1 64,8 70,0 70,4 90,2 91,3 98,3 98,6 99,0 99,3 99,7 100,0
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
Tekanan Darah Diastolik
Valid
40 50 60 64 65 66 68 70 74 75 76 78 80 85 90 95 100 Total
Frequency 4 11 47 2 8 1 2 76 1 14 5 3 93 4 11 1 4 287
Percent 1,4 3,8 16,4 ,7 2,8 ,3 ,7 26,5 ,3 4,9 1,7 1,0 32,4 1,4 3,8 ,3 1,4 100,0
Cumulative Percent 1,4 5,2 21,6 22,3 25,1 25,4 26,1 52,6 53,0 57,8 59,6 60,6 93,0 94,4 98,3 98,6 100,0
Valid Percent 1,4 3,8 16,4 ,7 2,8 ,3 ,7 26,5 ,3 4,9 1,7 1,0 32,4 1,4 3,8 ,3 1,4 100,0
T-Test Group Statistics
Tekanan Darah Sistolik
Penggolongan kualitas tidur kualitas baik kualitas buruk
Mean 111,57 109,85
N 67 220
Std. Deviation 12,041 12,302
Std. Error Mean 1,471 ,829
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Tekanan Darah Sistolik Equal variances assumed Equal variances not assumed
,202
Sig. ,653
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
1,008
285
,314
1,72
1,708
-1,641
5,084
1,020
111,246
,310
1,72
1,689
-1,624
5,068
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010
T-Test Group Statistics
Tekanan Darah Diastolik
Penggolongan kualitas tidur kualitas baik kualitas buruk
N
Mean 73,51 71,72
67 220
Std. Deviation 10,616 10,391
Std. Error Mean 1,297 ,701
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Tekanan Darah Diastolik Equal variances assumed Equal variances not assumed
,016
Sig. ,899
t-test for Equality of Means
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Upper Lower
1,228
285
,221
1,79
1,457
-1,079
4,658
1,214
107,375
,227
1,79
1,474
-1,133
4,711
Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010