i digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
HUBUNGAN ANTARA PENGUATAN TERHADAP SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KECAMATAN WATES TAHUN AJARAN 2012/2013
TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh : Sahid Hidayat NIM S861108013
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user i
ii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
iii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
iv digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
v digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah....Puji Syukur Kupanjatkan Kepada Allah SWT..... Kupersembahkan karya ini kepada... 1. Ibu ( Suminah ), Ayah ( Alm. Ngadiono ) & Adikku ( Rahmat Kartono ) yang tercinta, 2. Istriku ( Diah Retna Lestari ) & Anakku ( Vania Ratna Nurhidayati ) tersayang yang selalu memberikan dukungan dan motivasi, 3. Keluarga besarku & keluarga besar istriku yang selalu mendukung, 4. Teman-temanku seperjuangan yang telah memberikan dorongan, 5. Almamaterku.
commit to user
vi digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tesis berjudul : “Hubungan Antara Penguatan Terhadap Siswa dan Aktivitas Belajar dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013”. Dalam menyusun tesis ini penulis banyak mengalami kesulitan, disebabkan oleh keterbatasan yang ada pada diri penulis, akan tetapi penulis bertekad untuk dapat mengatasi kesulitan tersebut dengan meminta bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis dalam kesempatan ini ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. Rafik Karsidi, M.S selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penulisan untuk melaksanakan penelitian. 2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S selaku Direktur Program Pasca Sarjana yang telah memberikan ijin atas penulisan tesis ini. 3. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Program Pasca Sarjana, yang telah memberikan persetujuan dalam penyusunan tesis ini. 4. Dr. Sariyatun, M.Hum.,M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Sejarah Program Pasca Sarjana, yang telah memberikan persetujuan dalam penyusunan tesis ini. 5. Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini. 6. Dr. Warto, M.Hum
selaku
Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini. 7. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Program Pasca Sarjana UNS yang telah memberikan materi perkuliahan serta kemudahan administrasi. commit to user
vii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
8. Secara pribadi mengucapkan terimakasih kepada ibu yang telah membantu secara material dan do‟a. 9. Semua pihak yang telah memberikan sumbangsihnya baik berupa pikiran, tenaga, maupun waktu sehingga terselesaikannya tesis ini. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan tesis ini masih banyak kekurangan – kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna memperbaiki penulisan tesis ini. Semoga amal baik bapak, ibu dan saudara sekalian mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.
Surakarta,
Januari 2013
Penulis
commit to user
viii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sahid Hidayat. 2013. Hubungan Antara Penguatan Terhadap Siswa Dan Aktivitas Belajar Dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Pada Siswa Kelas V SD Muhammdiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013. TESIS. Pembimbing I: Prof.Dr.Sri Anitah, M.Pd, II: Dr. Warto, M.Hum. program Studi Pendidikan Sejarah, Program Pasca Sarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta. ABSTRAK Pendidikan adalah faktor penting untuk mengembangkan kemajuan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan manusia sebagai sumber daya yang berkualitas. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat dilakukan melalui respon positip atau jenis penguatan yang tepat dan variatif kepada siswa. Harapannya adalah menghantarkan agar siswa dapat berhasil dalam studi di sekolah. Untuk membenahi proses pembelajaran agar lebih terarah perlu penggunaan penguatan yang tepat. Penggunaan penguatan yang tepat diharapkan mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik dan terarah, maka perlu adanya penggunaan penguatan yang tepat, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Muhammadiyah kecamatan Wates. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional. Studi deskriptif korelasional sangat berguna bagi pemecahkan permasalahan dalam penelitian ini. Populasi penelitian adalah siswa kelas V SD Muhammadiyah kecamatan Wates tahun ajaran 2012/2013. Dari populasi empat sekolah di ambil sampel secara kelompok (cluster sampling) dengan mengambil dua sekolah sebagai sampel. Penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar adalah variabel independen. Variabel-variabel ini diukur dengan menggunakan kuesioner dengan Skala Likert. Sedangkan prestasi belajar IPS merupakan variabel dependen. Variabel ini diukur dengan menggunakan tes prestasi yang berbentuk pilihan ganda. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product moment dan regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1). Ada hubungan positif antara penguatan terhadap siswa dengan prestasi belajar IPS (r = 0,583 > 0,254 pada taraf signifikan 5%). (2). Ada hubungan positif antara aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS (r = 0,533 > 0,254 pada taraf signifikan 5%). (3). Ada hubungan positif antara penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar secara bersama-sama dengan prestasi belajar IPS di SD Muhammadiyah kecamatan Wates (r = 0,647 > 0,254 pada taraf signifikan 5%). Kata kunci: penguatan terhadap siswa, aktivitas belajar, prestasi IPS
commit to user
ix digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sahid Hidayat. 2013. Correlation between students reinforcement and learning activities against learning achievement of fifth grade students in SD Muhammadiyah District Wates Academic year 2012/2013. THESES. Advisor I: Prof. Dr. Sri Anitah, M.Pd, II: Dr. Warto, M.Hum. history of Education Studies Program, Graduate Program, Sebelas Maret University, Surakarta. ABSTRACT Education plays important factor for developing a nation. Its objective is to produce and develop higher quality human resource since early stage. Improving student achievement during their learning process can be obtained by using a positive response or the correct type and variation reinforcement for students. The expected outcome is to bring the students to study sucessfully. In order to improve the process study in the right direction, a correct reinforcement technique is required. The use of correct reinforcement technique will improve the students understanding of materials delivered in classrooms. Thus, increase the students achievement success rate at the right direction. The objective of this study is to determine the correlation between the combination of students reinforcement and learning activities against the learning achievement of social science of fifth grade in SD Muhammadiyah Distric Wates Academic year 2012/2013. This research used an Interelation Study. This technique is useful to solve problems arise in this reasearch. Cluster sampling was carried out from population of four schools with two schools were choosen as samples. The students reinforcement and the learning activities were considered as independent variables. These variables were measured by using the questionaire with Likert Scale, whilst the learning achievement was used as the dependent variable. These variables were measured using the achievement test with multiple choice questioners. The data analysis technique used was the product moment correlation and multiple linear regression. The results showed that: (1) there is a positive correlation between the students reinforcement against the learning achievement of social science (r = 0,583 > 0,254 the significant level of 5%). (2) there is a positive correlation between learning activities against the learning achievement of social science (r = 0,533 > 0,254 the significant level of 5%), and (3) there is a positive correlation between the students reinforcement and learning activities combined against the learning achievement of social science grade V SD Muhammadiyah District Wates (r = 0,647 > 0,254 the significant level of 5%). Keywords: reinforcement of the students, learning activities, students achievement of social science. commit to user
x digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...............................................
i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI .........................................................
ii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN HAK PUBLIKASI .....................
iii
PERSEMBAHAN ...........................................................................................
iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................
v
ABSTRAK ......................................................................................................
vii
ABSTRACT ....................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
5
C. Pembatasan Masalah ...................................................................
6
D. Perumusan Masalah ....................................................................
6
E. Tujuan Penelitian .........................................................................
6
F. Manfaat Penelitian .......................................................................
7
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ......................................
8
A. Penguatan ....................................................................................
8
B. Aktivitas Belajar ..........................................................................
14
C. Prestasi Belajar ............................................................................
23
D. Penelitian Yang Relevan .............................................................
25
E. Kerangka Berpikir .......................................................................
26
F. Hipotesis ......................................................................................
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
29
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... commit to user
29
xi digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Metode Penelitian .......................................................................
30
C. Variabel penelitian dan Definisi Operasional .............................
32
D. Populasi dan Sampel ...................................................................
35
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ...........................................
36
F. Uji Coba Instrumen .....................................................................
39
G. Teknik Analisis Data ..................................................................
44
BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN PENGOLAHAN DATA
46
A. Dekripsi Data...............................................................................
46
B. Uji Persyaratan Analisis ..............................................................
53
C. Pengolahan dan Analisis Data .....................................................
55
D. Pembahasan .................................................................................
60
BAB V PENUTUP ........................................................................................
62
A. Kesimpulan ................................................................................
62
B. Implikasi .....................................................................................
63
C. Saran-saran .................................................................................
63
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
65
commit to user
xii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Rencana Waktu Penelitian ...........................................................
29
Tabel 3.2. Harga Koefisien Korelasi ..............................................................
44
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Penguatan Terhadap Siswa .................
50
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Aktivitas Belajar .................................
51
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Prestasi Belajar ...................................
52
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas .....................................................................
54
Tabel 4.5. Hasil Uji Linearitas ......................................................................
54
Tabel 4.6. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ......................................
56
Tabel 4.7. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................
58
commit to user
xiii digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.
Kisi-kisi angket penguatan terhadap siswa...............................
68
Lampiran 2.
Angket penguatan terhadap siswa ............................................
71
Lampiran 3.
Kisi-kisi angket aktivitas belajar .............................................
73
Lampiran 4.
Angket aktivitas belajar............................................................
74
Lampiran 5.
Soal tes prestasi belajar IPS .....................................................
76
Lampiran 6.
Data hasil uji coba angket penguatan terhadap siswa ..............
79
Lampiran 7.
Data hasil uji coba angket aktivitas belajar .............................
82
Lampiran 8.
Data hasil uji coba tes prestasi belajar .....................................
85
Lampiran 9.
Hasil uji validitas angket penguatan terhadap siswa ............ ...
87
Lampiran 10. Hasil uji reliabilitas angket penguatan ................. ..................
100
Lampiran 11. Hasil uji validitas angket aktivitas ......................................... .
102
Lampiran 12. Hasil uji reliabilitas angket aktivitas ...................................... .
115
Lampiran 13. Hasil perhitungan tingkat kesukaran (P) dan daya beda (D) tes prestasi belajar ......................................................................... .
117
Lampiran 14. Hasil uji validitas tes prestasi belajar ......................................
120
Lampiran 15. Hasil uji reliabilitas tes prestasi belajar ...................................
131
Lampiran 16. Tabulasi skor angket penguatan terhadap siswa ......................
133
Lampiran 17. Tabulasi skor angket aktivitas belajar ...................................... 136 Lampiran 18. Tabulasi skor tes prestasi belajar .............................................
139
Lampiran 19. Rekap data skor penguatan terhadap siswa (X1), skor aktivitas belajar (X2), dan nilai tes prestasi belajar (Y) ........ .................
141
Lampiran 20. Hasil deskriptif data ...............................................................
143
Lampiran 21. Hasil perhitungan uji normalitas .............................................
146
Lampiran 22. Hasil perhitungan uji linieritas X₁-Y ....................................... commit to user Lampiran 23. Hasil perhitungan uji linieritas X₂-Y ...................................... .
147 149
xiv digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lampiran 24. Hasil perhitungan korelasi X₁-Y ............................................. .
151
Lampiran 25. Hasil perhitungan korelasi X₂-Y .............................................
152
Lampiran 26. Hasil perhitungan regresi korelasi ganda ............................. ...
153
Lampiran 27. Tabel nilai r product moment ..................................................
157
Lampiran 28. Tabel nilai Chi Kuadrat ...........................................................
158
Lampiran 29. Tabel nilai F .............................................................................
159
Lampiran 30. Hasil perhitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif .
161
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mengemban tugas dan tanggung jawab untuk memberikan pendidikan kepada para siswa yang sedang tumbuh dan berkembang agar tercapai perubahan-perubahan ke arah positif pada seluruh aspek
kehidupannya
baik
aspek
kognitif,
psikomotor
maupun afektif. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab tersebut tidak dapat berhasil dengan mudah, melainkan memerlukan suatu upaya yang maksimal dari
berbagai
komponen
yang
terlibat
dalam
penyelenggaraan
pendidikan di sekolah, di samping upaya maksimal yang dilakukan oleh siswa sebagai peserta didik di sekolah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mengembangkan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan bertujuan untuk menciptakan dan mengembangkan manusia seutuhnya. Dengan pendidikan, akan tercipta sumber daya manusia yang berkualitas untuk meningkatkan kesejahteraan bangsanya. Peningkatan pendidikan sangat erat kaitannya dengan sumber daya manusia. Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut adalah membenahi proses pembelajaran yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan, salah satunya mata pelajaran IPS. Mempelajari IPS penting untuk mengerti dunia masa kini, karena IPS bukan mengajarkan keterampilan teknis commit to user 1 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
tertentu melainkan memberikan wawasan. Proses pembelajaran IPS mencakup segala kegiatan interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar merupakan komponen yang sangat penting untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam interaksi belajar mengajar dibutuhkan pendidik yang mampu melaksanakan tindakan mendidik . Tugas guru sebagai pemegang kendali utama proses pembelajaran di kelas memiliki peran yang sangat penting. Guru dituntut untuk bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pelajaran baik yang sifatnya instruksional maupun yang sifatnya pengiring. Selain itu guru memiliki tanggung jawab untuk menciptakan suasana pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dan harapan pendidikan, sehingga siswa dapat memperoleh hasil yang optimal, melalui berbagai pengalaman yang diperoleh siswa dalam belajar. Dalam memainkan perannya sebagai seorang guru, keterampilan mengajar sangat mempengaruhi hubungan sosial antara guru dan siswa. Hal ini di perlukan
untuk
mengaktualisasikan
proses
belajar
sehingga
tujuan
pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien. Hubungan sosial atau interaksi antara guru dan siswa yang baik akan tercipta suasana lingkungan yang baik pula. Oleh karena itu diperlukan keterampilan khusus sebagai syarat untuk mengajar yang harus dimiliki setiap guru. Keterampilan mengajar merupakan sejumlah kompetensi guru yang menampilkan kinerjanya secara profesional. Keterampilan ini menunjukkan bagaimana guru memperlihatkan perilakunya selama interaksi belajar mengajar berlangsung. Adapun salah satu keterampilan untuk mengajar yang harus commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
dimiliki oleh seorang guru adalah keterampilan memberikan penguatan atau disebut dengan reinforcement. Penguatan adalah respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Dengan pemberian respon tersebut maka siswa akan terdorong untuk memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan kegiatannya atau usahanya dalam belajar. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat dilakukan melalui memberikan respon positif atau jenis penguatan yang tepat dan variatif kepada siswa. Dengan harapan dapat menghantarkan siswa kepada kesuksesan dalam studinya di sekolah. Sebaliknya jika seorang guru selalu memberikan respon negatif dan kurang memberikan respon positif dalam proses pembelajaran, akan menjadikan siswa kurang termotivasi dalam belajar sehingga siswa akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan studinya di sekolah. Untuk membenahi proses pembelajaran agar menjadi lebih baik dan terarah, maka perlu adanya penggunaan penguatan yang tepat, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan diharapkan siswa dapat memahami dan mengerti materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, khususnya mata pelajaran IPS. Semakin efektif pemberian penguatan oleh guru akan semakin tinggi hasil belajar siswa. Banyak faktor yang diyakini memiliki pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap keberhasilan peserta didik dalam menjalani proses belajarnya di sekolah. Faktor-faktor tersebut mulai dari profesionalisme guru, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
ketersediaan sarana dan prasarana belajar, kurikulum, bahan belajar maupun faktor-faktor yang terkait langsung dengan siswa selaku peserta didik dalam menerima dan menjalani aktivitas belajar. Ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh anak agar dirinya dapat melakukan kegiatan proses belajar, yaitu minat, perhatian dan motivasi. Motivasi dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Suatu kekuatan atau tenaga atau daya dalam diri individu yang merupakan satu keadaan kompleks yang menyangkut kesiapsediaan individu untuk bergerak ke arah tujuan, baik disadari maupun yang tidak disadari. Motivasi belajar, baik yang berasal dari dalam diri siswa (intrinsik) maupun yang berasal dari luar diri siswa (ekstrinsik) Diyakini sebagai salah satu faktor penting yang mempengaruhi proses dan hasil belajar seseoran g. Motivasi belajar yang baik ditandai dengan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan dapat terlihat dari keaktifannya dalam proses pembelajaran. Aktivitas atau keaktifan belajar juga dapat dilihat sikap atau antusias peserta didik dalam proses pembelajaran yang berlangsung. Di kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, masih banyak siswa yang hanya mengikuti ritme yang diciptakan oleh guru tanpa berusaha untuk mengembangkan kreasinya. Siswa tidak berusaha mencari informasi yang seluas-luasnya dari guru. Masih sedikit sekali siswa yang mengoptimalkan fungsi perpustakaan atau laboratorium yang ada di sekolah. Masih sangat sedikit siswa yang mau bereksperimen dan menggali sendiri materi belajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Sedikit sekali siswa yang mempunyai kebiasaan membaca dan berdiskusi untuk memecahkan suatu persoalan. Siswa dapat dinyatakan memiliki aktivitas belajar optimal manakala ia menunjukkan sikap yang antusias dalam menjalani aktivitas belajar. Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa tidak semua siswa yang memiliki keaktifan atau menjalani aktivitas belajar secara optimal, baik di rumah maupun di sekolah. Tidak semua kelas siswanya menunjukkan aktivitas belajar yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran. Kelas seperti ini siswa kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan dan relatif kurang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Aktivitas belajar yang terjadi di kelas cenderung kurang hidup di mana siswa kurang sekali bahkan tidak mengajukan pertanyaan dan tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Bahkan tidak sedikit yang menunjukkan sikap kurang serius dalam mengikuti pembelajaran. B. Identifikasi Masalah Masalah-masalah yang muncul antara lain : 1.
Guru kurang memberikan perhatian kepada siswa
2.
Guru kurang memahami keinginan siswa
3.
Siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran
4.
Guru kurang memberikan penguatan kepada siswa
5.
Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
C. Pembatasan Masalah Dari beberapa masalah yang sudah diidentifikasi pada penelitian ini dibatasi agar memperoleh hasil yang tajam dan tidak menyimpang dari apa yang diteliti, maka penulis membatasi penelitian ini pada masalah : Hubungan Penguatan Terhadap Siswa dan Aktivitas Belajar Siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates semester satu tahun ajaran 2012/2013 D. Perumusan Masalah 1.
Apakah ada hubungan antara penguatan terhadap siswa dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013?
2.
Apakah ada hubungan antara aktivitas belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013?
3.
Apakah ada hubungan antara penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, penelitian ini bertujuan : 1.
Untuk mengetahui hubungan penguatan terhadap siswa dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
2.
Untuk mengetahui hubungan aktivitas belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013.
3.
Untuk mengetahui hubungan antara penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013. F. Manfaat penelitian
1.
Manfaat Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukkan yang bermanfaat bagi pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan sosial khususnya yang berkenaan dengan pemberian penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar dalam proses pembelajaran.
2.
Manfaat Praktis : a. Bagi Siswa: hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar. b. Bagi guru: sebagai tambahan informasi yang berkaitan dengan penguatan siswa dan aktivitas belajar dalam proses belajar mengajar c. Bagi sekolah: menjadikan masukan bagi pihak sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Penguatan 1. Pengertian Penguatan Penguatan dalam bahasa asing disebut dengan Reinforcement. Reinforcement menurut Samion AR dkk (2010 : 69) adalah : “Respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut.” Sebuah aktivitas yang diikuti oleh efek yang menyenangkan cenderung akan diulang lagi dalam situasi yang sama; sebaliknya sebuah aktivitas yang diikuti dengan efek yang tidak menyenangkan cenderung tidak akan diulangi lagi. Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penguatan
adalah suatu penghargaan dalam bentuk pemberian respons positif oleh guru terhadap tingkah laku positif siswa yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Dalam penguatan yang negatif sebaiknya dihindari walaupun pemberian kritik atau hukuman adalah efektif untuk dapat mengubah motivasi, penampilan, maupun tingkah laku siswa. Penguatan negatif bisa memiliki akibat yang kompleks dan secara psikologis agak kontraversial. Akibat yang muncul misalnya: siswa menjadi frustasi, pembangkang, atau merasa bangga dengan adanya hukuman pada diri siswa. commit to user 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
Secara umum, keterampilan dapat diartikan sebagai suatu keahlian atau kecakapan khusus (skill) yang dimiliki seseorang dengan suatu hasil yang dapat mempengaruhi atau mendayagunakan orang lain. Keterampilan yang dimiliki seseorang sangat berperan penting untuk kepentingan profesi masing-masing. Sebagai contoh misalnya orang yang memiliki profesi sebagai guru, harus memiliki keterampilan mengajar. “Keterampilan mengajar adalah sejumlah kompetensi guru yang menampilkan kinerjanya secara profesional” (Suprayekti, 2003 : 11). Keterampilan
ini
menunjukkan
bagaimana
guru
memperlihatkan
perilakunya selama interaksi belajar mengajar berlangsung. Udin Syaefudin Sa'ud (2010 : 55) menyatakan bahwa “Mengajar lebih sering dimaknai sebagai perbuatan yang kompleks, yaitu penggunaan secara integratif
sejumlah
keterampilan
untuk
menyampaikan
pesan.”
Pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dimaksud tentunya dilandasi oleh seperangkat teori dan diarahkan oleh suatu wawasan. Agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien, maka pengajar harus memberdayakan diri sendiri dengan keterampilanketerampilan yang dimilikinya kepada siswa. 2.
Fungsi dan Tujuan Penguatan Penghargaan atau
penguatan
memiliki
dampak
positif bagi
seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari penghargaan akan memotivasi seseorang untuk meningkatkan usaha dan pekerjaannya. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, penghargaan atau penguatan dapat memotivasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya terutama mata pelajaran IPS. Dengan pemberian penguatan, siswa akan merasa bangga terhadap hasil pekerjaanya, maka selanjutnya akan berusaha mengerjakan tugas lebih baik lagi. Adapun tujuan memberi penguatan yaitu: “Meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan dan memelihara perhatian siswa, memudahkan siswa belajar, mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa yang kurang positif, serta mendorong munculnya tingkah laku yang positif.” (Samion AR, 2010 : 70). Sejalan dengan itu, menurut pendapat Buchari Alma, (2009 :30) menyatakan tujuan memberi penguatan adalah sebagai berikut : a. b. c. d.
Meningkatkan perhatian siswa Memperlancar/memudahkan proses belajar Membangkitkan dan mempertahankan motivasi Mengontrol atau mengubah sikap suka mengganggu dan menimbulkan tingkah laku belajar yang produktif e. Mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar f. Mengarahkan kepada cara berfikir yang baik/diergen dan inisiatif pribadi Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
dari
memberikan
penguatan
yaitu
membangkitkan
dan
meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri siswa dalam proses pembelajaran. Sebagai contoh misalnya pemberian penguatan terhadap penyelesaian hasil pekerjaan (PR) siswa. Guru IPS dapat memberikan pujian tentang kualitas tugasnya seperti kerapian tata tulis dan keindahannya. Dengan penguatan, siswa akan terdorong untuk lebih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
meningkatkan usaha atau kegiatannya, bahkan dapat memperbaiki tingkah lakunya. 3.
Komponen - komponen Penguatan Menurut Samion AR dkk (2010 : 73)“ Keterampilan memberi penguatan ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu : 1) penguatan verbal, 2) penguatan non verbal” a.
Penguatan Verbal (Verbal Reinforcment) Penguatan verbal adalah penghargaan atau respons positif oleh guru terhadap tingkah laku siswa dalam bentuk lisan atau ucapan. Dalam hal ini kata-kata pujian kepada siswa sangat diperlukan dalam proses pembelajaran guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar. Dengan kata-kata pujian yang diberikan oleh guru, akan merangsang motivasi dan kepercayaan diri siswa untuk meningkatkan usaha belajarnya. Udin Syaefudin Sa'ud (2010 :65) menyatakan bahwa : “ Penguatan verbal biasanya diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan,
persetujuan dan sebagainya.” Kata-kata
yang
dimaksud misalnya : “pintar sekali!”, “bagus!”, “betul!”, “seratus buat Nani!”. b.
Penguatan Non Verbal Penguatan non verbal adalah penghargaan atau respons positif oleh guru terhadap tingkah laku siswa dalam bentuk bahasa tubuh. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Sedangkan menurut Samion AR (2010 : 73-74) penguatan non verbal meliputi: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Penguatan berupa mimik dan gerak badan Penguatan dengan cara mendekati Penguatan dengan kegiatan Penguatan dengan sentuhan Penguatan berupa simbol atau benda Penguatan tidak penuh
Berdasarkan
beberapa
pendapat di atas
dapat
disimpulkan
bahwa banyak cara dalam memberikan penguatan secara non verbal. Untuk lebih jelasnya, dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Penguatan Gestural (Gestural Reinforcement) Penguatan ini berupa gerakan mimik dan badan, misalnya acungan jempol, senyuman, kerut kening, menunjuk, tanda ok, wajah cerah, anggukan, tepuk tangan. Penguatan gestural biasanya disertai dengan penguatan verbal. Misalnya guru memuji siswa yang telah berhasil menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan mengucapkan kata “Bagus” sambil tersenyum dan mengacungkan ibu jari, namun tidak selalu bersama dengan penguatan verbal. 2) Penguatan Mendekati (Proximity Reinforcement) Jika guru berusaha
mendekati
salah
satu siswa,
hal ini
terkesan guru perhatian terhadap usaha atau pekerjaan siswa tersebut. Pendekatan ini berupa berjalan mendekati, berdiri dan duduk di samping siswa dan sebagainya. Misalnya guru mendekati usermengerjakan tugas sambil berdiri di suatu kelompokcommit siswa to yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
atau duduk dekat kelompok itu, ia memberikan penguatanpenguatan verbal seperlunya, dengan demikian penguatan ini dapat merangsang siswa dalam mengikuti pelajaran. 3) Penguatan Sentuhan (Contact Reinforcement) Penguatan ini
tentunya disesuaikan dengan umur, jenis
kelamin, kesesuaian tingkat sekolah atau kebudayaan setempat. Penguatan sentuhan adalah penguatan yang diberikan oleh guru kepada siswa melalui kontak fisik secara langsung berupa tepuk bahu, tepuk punggung, menaikkan tangan siswa, menjabat tangan. Sama halnya dengan penguatan mendekati, penguatan sentuhan juga memperlihatkan perhatian guru kepada siswanya. 4) Penguatan Kegiatan (Activity Reinforcement) Penguatan kegiatan adalah penguatan yang diberikan oleh guru kepada siswa berupa aktivitas-aktitas di kelas atau tugas-tugas yang menyenangkan siswa. Dalam hal ini guru dapat menggunakan kegiatan -kegiatan yang disenangi oleh siswa, misalnya: apabila siswa dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik, maka ia dapat diminta untuk membantu atau memimpin teman lainnya. Contoh lain misalnya siswa yang memperoleh prestasi terbaik di kelas, diberi penguatan, yaitu dengan cara diberikan tugas untuk memimpin paduan suara. 5) Penguatan simbol atau benda (Token Reinforcement) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Berbagai ragam
simbol atau
benda yang dapat diberikan
kepada siswa berupa pemberian hadiah, bintang komentar tertulis pada pekerjaan, bintang yang diberikan kepada siswa sebagai kehormatan, tanda betul pada buku siswa sebagai pemberian saran yang bersifat membangun. 6) Penguatan Tak Penuh Penguatan
ini diberikan
pada
siswa apabila menjawab
sebagian yang benar. Dalam hal ini guru tidak boleh langsung menyalahkan siswa, tetapi sebaliknya memberi penguatan tidak penuh misalnya : “ya, jawabanmu sudah baik, tetapi masih dapat disempurnakan”.
Kemudian
diminta
siswa
lain
untuk
menyempurnakannya. Dengan ini siswa dapat mengetahui bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah dan mendapat dorongan untuk menyempurnakannya. B. Aktivitas Belajar 1. Pengertian Aktivitas Belajar Belajar memerlukan proses tahapan aktivitas dan seorang siswa dikatakan mempunyai
aktivitas
belajar bilamana dalam
praktiknya
siswa melakukan proses kegiatan yang dapat dikatakan sebagai aktivitas belajar. Kata aktivitas secara etimologis dapat diartikan dengan kegiatan atau kesibukan. Aktivitas merupakan oleh
seseorang
dengan
perbuatan yang dilakukan
menerima, mengolah, menyimpan dan
menggejalakan pengaruh yang berasal dari luar. Fuad Hassan, dkk. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
(2003: 2) mendefinisikan kata aktivitas atau activity dengan "Kegiatan; keaktifan; istilah umum yang mencakup keadaan tanpa istirahat, berlari, mencari-cari dan beraneka ragam reaksi terhadap rangsangan lingkungan". Dari berbagai pendapat di atas dapat dipahami bahwa kata aktivitas tidak hanya merujuk pada kegiatan yang bersifat motorik seperti berjalan atau berbicara semata, melainkan juga merujuk pada kegiatan kognitif (perolehan pengetahuan). seperti memperhatikan, mendengarkan, mengingat, berpikir, merasakan, bahkan aktivitas seperti menangis, merasakan bahagia atau sedih. Itu semua dapat disebut sebagai aktivitas. Adapun
belajar merupakan
untuk mendapatkan
upaya yang dilakukan oleh seseorang
pengetahuan,
baik
yang
bersifat
kognitif
(pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Hasil belajar yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Bentuk perubahan tingkah laku akibat belajar seperti dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan sebagainya. Sejalan dengan itu, Syaiful Bahri Djamarah (2000: 3) menyatakan, "Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil da ri pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor". Pendapat lain tentang belajar sebelumnya dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1992: 84-85) yang menyatakan, "Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
laku di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk". Sedangkan menurut Thursan Hakim (2000: 1) menyatakan: "Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir dan lain-lain kemampuan". Bertolak dari paparan di atas dapat menyimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil latihan atau pengalaman. Memperhatikan definisi tentang aktivitas dan belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa istilah aktivitas belajar dapat diartikan sebagai kegiatan atau keaktifan yang mengarah kepada tindakan belajar. 2. Bentuk Aktivitas Belajar Ada beberapa aspek dalam aktivitas belajar sebagaimana dikemukakan Dimyati
dan
Mudjiono
(2002:
140)
yakni:
“
Mengamati,
mengklarifikasikan, mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi dan menyimpulkan”. Beberapa bentuk aktivitas belajar menurut Moh. Uzer Usman (2001: 22) membuat penggolongan aktivitas belajar sebagai berikut: a. Aktifitas visual (visual activities), seperti membaca, menulis, bereksperimen dan berdemonstrasi. b. Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, commit to user tanya jawab, diskusi, menyanyi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
c. Aktivitas mendengarkan (listening activities), seperti mendengarkan penjelasan guru, pengarahan dan ceramah. d. Aktivitas gerak (motor activities) seperti senam ,atletik, menari, dan melukis. e. Aktivitas menulis (writing activities), seperti mengarang, membuat makalah, membuat surat. Berikut ini diuraikan mengenai aktivitas-aktivitas tersebut. a. Aktivitas Visual Aktivitas visual berhubungan dengan penglihatan, atau panca indera. Moh. Uzer Usman (2001:22) mengatakan: “Aktivitas visual (visual
activities)
seperti
membaca,
melihat
penjelasan
dan
mengamati”. Kemudian Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009:24) mengatakan: “Aktivitas visual meliputi membaca, melihat gambargambar, atau mengamati”. Selanjutnya Oemar Hamalik (2003:172) mengatakan: “Aktivitas visual diwujudkan melalui membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain”. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas visual adalah aktivitas yang berhubungan dengan sesuatu yang dapat di lihat, seperti membaca, melihat penjelasan guru dan mengamati penjelasan guru. Salah satu
bentuk
aktivitas visual siswa adalah membaca.
Membaca merupakan kegiatan belajar yang paling efektif. Bagi siswa yang memiliki bakat dan minat belajar yang besar, mereka akan aktif untuk membaca buku-buku pelajarannya. E. P. Hutabarat (2007:41) mengatakan:
“Membaca
adalah
proses
dimana
pikiran
kita
commit to user menerjemahkan lambang-lambang yang tertulis atau tercetak menjadi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
gagasan yang ingin disampaikan penulis dan upaya untuk memahami gagasan itu”. Jadi dengan membaca akan diperoleh informasi dari materi tersebut. Sehingga siswa bisa memahami makna bacaan yang tersirat dalam buku bacaannya. Jadi membaca buku sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu wujud aktivitas belajar siswa dapat di lihat dari rajinnya siswa perlu membaca buku pelajaran secara berulang-ulang untuk dapat mengerti dan memahami bahan yang sedang dipelajarinya. Dengan membaca siswa dapat belajar lebih efektif dan efisien. Aktivitas visual lain yang tampak dari siswa adalah melihat media pembelajaran yang digunakan guru dan mengamati penjelasan guru. Media yang ada di depan kelas, pasti dilihat oleh siswa. Materi yang disampaikan akan menarik perhatian siswa dikarenakan guru mengikutsertakan media di dalamnya, dengan demikian siswa akan mengamati dengan seksama pula apa yang dijelaskan oleh guru di depan. b. Aktivitas Lisan Aktivitas
lisan adalah
aktivitas
yang
berhubungan dengan
kegiatan seperti bercerita, tanya jawab, atau diskusi. Moh. Uzer Usman (2001:22) mengatakan: “Aktivitas lisan (oral activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi”. Kemudian Oemar Hamalik (2003:172) mengatakan: “Aktivitas lisan berhubungan dengan mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi”. Selanjutnya Sardiman A. M.
(2008:101)
mengatakan:
“Oral
Activities,
yang
termasuk
menyatakan pendapat, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, atau diskusi”. Jadi yang termasuk dalam aktivitas lisan ini adalah kegiatan yang berhubungan dengan suatu perkataan yang diucapkan lewat mulut seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi, mengajukan saran atau pendapat dan halhal lain yang berhubungan dengan lisan. Diskusi merupakan salah satu bagian dari aktivitas lisan siswa. Melalui melalui diskusi kelompok, siswa dapat bertukar pikiran dalam memecahkan suatu masalah secara bersama-sama. Kekompakan dalam kelompok, ditambah dengan tepukan tangan dari guru karena dapat menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar dapat semakin meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dalam diskusi kelompok siswa diajak dalam diskusi bukan hanya belajar bagaimana berinteraksi sosial dan kemampuan komunikasi yang berkembang, tapi belajar untuk mengambil jawaban/tanggapan untuk apa yang telah mereka pelajari. Jadi melalui diskusi kelompok, siswa dapat bertukar pikiran dalam memecahkan suatu masalah secara bersama-sama. Kekompakan dalam kelompok, ditambah dengan tepukan tangan dari guru karena dapat menjawab pertanyaan dari kelompok lain dengan benar dapat semakin meningkatkan aktivitas belajar siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
Proses pembelajaran di kelas akan terasa kaku dan sunyi apabila tidak ada proses tanya jawab. Suasana kelas akan terasa ramai jika setelah penyampaian materi pelajaran, guru melaksanakan proses tanya jawab di dalam kelas. Dalam tanya jawab akan ada proses bertanya dan proses menanggapi pertanyaan yang diberikan. J.J. Hasibuan dan Moedjiono (2009:14) mengatakan: Dalam proses pembelajaran, proses tanya jawab memegang peranan yang penting, sebab pertanyaan yang disusun baik dengan teknik pengajuan yang tepat akan membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah yang sedang dibicarakan dan mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa sebagian besar berpikir itu sendiri adalah bertanya. Pendapat di atas menandakan bahwa proses tanya jawab besar pengaruhnya terhadap minat dan rasa ingin tahu siswa serta dapat mengembangkan pola berpikir aktif siswa. c. Aktivitas Mendengarkan Aktivitas dengan
mendengarkan
kegiatan
seperti
adalah aktivitas yang berhubungan
mendengarkan
penjelasan
guru
atau
mendengarkan pengarahan dari guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Moh. Uzer Usman (2001:22) yang mengatakan bahwa aktivitas mendengarkan (listening activities), seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan pengarahan dari guru”. Selanjutnya Syaiful Bahri Djamarah (2002:38) mengatakan: “Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar”. Jadi aktivitas mendengarkan lebih mengarah pada konsentrasi mendengar setiap penjelasan guru dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
proses pembelajaran, walaupun terdapat pengecualian untuk sekolahsekolah luar biasa yang siswanya mempunyai keterbatasan salah satu panca indera mereka. Sekolah-sekolah
yang
siswanya
termasuk
normal,
aktivitas
mendengarkan amat diperlukan, karena setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa diharuskan mendengarkan apa yang guru sampaikan. Menjadi pendengar yang baik sangat di tuntut dari mereka. Memang benar bahwa mendengar terjadi dengan sendirinya. Tapi mendengarkan adalah suatu kegiatan yang harus dikerjakan. A.G. Lunandi (2001:30), menyebutkan beberapa saran agar kegiatan mendengarkan dapat membawa hasil diantaranya, yaitu: 1) Dengarkan arti yang hendak disampaikan si pembicara, bukan kata-kata yang diucapkan. 2) Usahakan tidak memenggal pembicaraan orang dengan jawaban atau dengan cerita lain. 3) Pandai-pandai memetik inti sari dari apa yang dikatakan orang. Berdasarkan pendapat di atas, jelas menandakan bahwa mendengarkan amatlah penting agar kita mengetahui apa yang menjadi pokok
pembicaraan.
Begitu
pula
halnya
dengan
aktivitas
mendengarkan bagi siswa. Siswa perlu mendengarkan apa inti dari penjelasan yang disampaikan guru, tunda dahulu pertanyaan sampai penjelasan selesai disampaikan, dan usahakan perhatian tetap terfokus pada materi yang disampaikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
d. Aktivitas Menulis Aktivitas menulis adalah aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan seperti mengarang, membuat makalah, membuat analisis atau membuat resume, sebagaimana dikemukakan oleh Moh. Uzer Usman (2001:22) mengatakan: “Aktivitas menulis (writing activities) seperti mengarang, membuat makalah, atau membuat surat”. Oemar Hamalik (2003:173) mengatakan: “Aktivitas menulis adalah aktivitas yang nampak dalam bentuk menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket”. Berdasarkan kedua pendapat di atas, maka yang dapat dikatakan sebagai aktivitas menulis adalah kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan tulis menulis seperti mengarang, membuat makalah, membuat analisis dan membuat resume. Membuat ringkasan sebenarnya bukanlah pekerjaan yang sulit. Belajar dengan materi yang sudah diringkas memudahkan siswa untuk memahami dan mengerti isi dari bahan yang dipelajarinya itu. Oleh sebab itu, untuk dapat menguasai bahan pelajaran terutama pelajaran IPS, siswa tidak bisa hanya satu kali belajar. Pelajaran yang sudah didapat harus terus diulang untuk dapat mengulang pelajaran dengan tepat siswa harus mengerti dan memahami materi yang sudah dipelajari. Dengan pemahaman dan pengulangan siswa akan mengingat lebih banyak materi pelajaran dan ingatannya itu akan bertahan lebih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
lama, sehingga pelajaran yang didapatnya atau dipahaminya bukan hanya pelajaran-pelajaran baru tetapi pelajaran-pelajaran yang lama juga dapat dipahaminya dengan lebih efektif. Aktivitas menyimpulkan merupakan salah satu kegiatan penting dalam proses belajar di kelas. Dengan memperhatikan kesimpulan yang dibuat siswa dapat diketahui sejauh mana siswa telah memahami materi-materi yang diberikan. C. Prestasi Belajar Dalam proses belajar mengajar penilaian sangat diperlukan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai di mana kemampuan atau prestasi yang dimiliki siswa setelah siswa mengikuti pelajaran. Sejak manusia melakukan usaha mendidik anak-anaknya tentunya mereka telah melakukan usaha menilai hasil-hasil usaha mereka dalam mendidik anak tersebut walaupun dalam bentuk yang sederhana. Penilaian dalam kegiatan belajar mengajar itu terletak keputusan yang didasarkan atas nilai. Dengan demikian kegiatan penilaian di sekolah keberadaannya dianggap mutlak, sebab dengan adanya penilaian ini dapat diketahui perkembangan siswa dalam menerima ilmu pengetahuan. Dari penilaian ini diperoleh hasil yang dicapai dalam belajarnya atau prestasi belajar. Prestasi adalah hasil
yang
telah
dicapai
( dari
yang telah
dilakukan ) atau dikerjakan ( Depdikbud: 1990:700 ). Prestasi adalah segala pekerjaan yang telah selesai, juga merupakan suatu hasil pekerjaan ( nilai ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
dalam mengerjakan sesuatu sesuai dengan kemampuannya. Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu obyek ( Nana Sujana : 1989 : 3 ). Untuk dapat menentukan nilai suatu obyek diperlukan adanya ukuran atau kriteria. Dari pengertian tersebut juga dapat dikatakan bahwa ciri-ciri penilaian adalah adanya obyek yang dinilai dan adanya kriteria sebagai dasar untuk membandingkan antara kenyataan dengan kriteria tersebut. Lebih khusus lagi yaitu dalam proses belajar mengajar, Nana Sujana mendefinisikan bahwa " Penilaian hasil belajar adalah proses memberikan nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu" ( Nana Sujana: 1989: 3 ). Pengertian tersebut mengisyaratkan bahwa obyek yang dinilai adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku siswa yang diinginkan yang mencakup bidang pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Sejalan dengan pengertian tersebut, maka Nana Sujana ( 1989 : 3 - 4 ), mengemukakan fungsi penilaian sebagai berikut : a. Sebagai alat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional. b. Sebagai umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, dan sebagainya. c. Sebagai dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa pada orang tua wali dalam laporan itulah dikemukakan kemampuan dan kecakapan belajar siswa dalam bentuk nilai-nilai prestasi belajar yang dicapai siswa. Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang user maupun kalimat yang dapat dinyatakan dalam bentuk commit angka, tohuruf
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh anak dalam periode tertentu. Untuk memperoleh prestasi belajar yang merupakan cerminan dari usahanya, maka diperlukan waktu untuk mendapatkanya. Dari pengertian di atas , maka yang dimaksud prestasi belajar IPS adalah tingkat penguasaan pelajaran IPS yang dicapai oleh siswa di dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Untuk mengetahui prestasi belajar IPS tersebut, maka perlu diadakan penilaian, baik berupa angka, huruf maupun kalimat yang terdapat dalam raport. Nilai-nilai yang berada dalam nilai raport tersebut merupakan nilai akhir atau nilai rata-rata siswa yang didapatkan dari nilai ulangan harian, nilai tugas dan nilai tes sumatif. Dari gambaran tersebut di atas dapat diambil pengertian bahwa untuk mengetahui prestasi belajar siswa dalam penelitian ini dapat diketahui dari nilai
post tes siswa SD Muhammadiyah Kecamatan Wates tahun ajaran
2012/2013 yang di jadikan sebagai sampel penelitian. D. Penelitian Yang Relevan 1. Resti Tri Retno Wulan. 2009. Hubungan Antara Pola Penguatan Guru dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Seni Budaya Bidang Seni Tari pada Siswa Kelas VII di SMP Negeri 2 Kepanjen. Skripsi, Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang Hipotesis yang diambil dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif yang signifikan antara pola penguatan dengan prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kepanjen. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ha diterima, yaitu karena ada hubungan positif yang signifikan antara pola penguatan dengan prestasi belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Kepanjen. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan analisis korelasi, diperoleh r hitung (0,833) > r table (0,178) maka Ho ditolak dan Ha diterima Artinya ada hubungan positif antara variable pola penguatan dengan prestasi belajar. 2. Siti Munawaroh.2011. Pengaruh Aktivitas Belajar dan Partisipasi Siswa dalam Kegiatan OSIS terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Pada SMP N 2 Penawangan Tahun ajaran 2010/2011, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kesimpulan penelitian ini adalah Aktivitas belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar. Berdasarkan analisis diperoleh t hitung> t tabel, yaitu 3,023>2,052 dan nilai probabilitas signifikansi < 0,05 Kedua penelitian tersebut di atas memiliki relevansi dengan penelitian yang ditulis oleh peneliti, yaitu menulis mengenai penguatan dan aktivitas belajar serta prestasi belajar. Dalam penelitian Resti Tri Retno Wulan memiliki relevansi variabel mengenai hubungan antara penguatan dan prestasi belajar. Dalam penelitian Siti Munawaroh memiliki relevansi variabel penelitian, yaitu aktivitas belajar dan prestasi belajar, tetapi dalam penelitian tersebut mencari pengaruh aktivitas belajar terhadap prestasi belajar.
E. Kerangka Berpikir 1. Penguatan dalam pembelajaran IPS akan mempengaruhi prestasi belajar IPS commit to user dari siswa yang bersangkutan. Banyak siswa yang telah belajar dengan giat,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
tetapi belum memberikan hasil yang memuaskan , maka untuk mengetahui salah satu penyebabnya dapat ditinjau dari pemberian penguatan terhadap anak didik. 2. Aktivitas belajar siswa yang baik dalam pembelajaran IPS yang menyangkut pengetahuan, waktu belajar dengan tertib, membaca dan membuat catatan dengan baik, mengulangi materi pelajaran yang telah disampaikan di sekolah, konsentrasi belajar dengan baik, serta mengerjakan tugas dan mengikuti ujian dengan sebaik-baiknya. Dengan aktivitas belajar siswa yamg semakin baik, maka akan meningkatkan dalam pencapaian prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS. 3. Atas dasar pemikiran di atas, maka diperkirakan bahwa semakin baik pemberian penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar
siswa akan
semakin baik pula prestasi belajar IPS yang dicapainya. Diagram kerangka berpikir : Penguatan, dengan aspek: 1. Verbal 2. Non verbal
prestasi Belajar IPS
Aktivitas belajar, dengan aspek: 1. Aktivitas visual 2. Aktivitas Lisan 3. Aktivitas Mendengarkan 4. Aktivitas Menulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
F. Hipotesis Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
ini adalah : 1. Adanya hubungan yang positif antara penguatan terhadap siswa dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates tahun ajaran 2012/2013 2. Adanya hubungan yang positif antara aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates tahun ajaran 2012/2013 3. Adanya hubungan yang positif antara aktivitas belajar
penguatan terhadap siswa dan
dengan prestasi belajar IPS
pada siswa kelas V SD
Muhammadiyah Kecamatan Wates tahun ajaran 2012/2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada SD Muhammadiyah di Kecamatan Wates, Kabupaten
Kulon
Progo
Yogyakarta.
Alasan
mengambil
SD
Muhammadiyah sebagai obyek penelitian karena dalam satu kecamatan SD Muhammadiyah tidak terlalu banyak seperti halnya SD negeri, hal tersebut juga sebagai salah satu pertimbangan untuk menentukan SD Muhammadiyah sebagai objek penelitian. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada semester satu tahun ajaran 2012/2013. Tabel 3.1. waktu penelitian:
Kegiatan penelitian Menyusun Proposal Seminar Proposal Menyusun Instrumen Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data Analisis Data Laporan Penelitian
Mei „12
Juni „12
√
√
Bulan Juli Agust Sept Okt „12 „12 „12 „12
Nop „12
Des „12
√ √ √ √
√ √
commit to user
29
√
√
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
B. Metode Penelitian Dalam upaya
untuk menjawab pertanyaan sebuah penelitian
diperlukan metode yang sesuai dengan masalah dan tujuan. Menurut Hadari Nawawi (2007:65) bahwa “Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan”. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa metode merupakan suatu cara atau strategi yang dipergunakan untuk memecahkan suatu masalah demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Selanjutnya dalam Hadari Nawawi (2007:66-88) terdapat metode dalam penelitian ilmiah. Metode tersebut adalah: “Metode Deskriptif, Metode Eksperimen, Metode Historis dan Dokumenter serta Filosofis”. Metode yang dapat digunakan oleh seorang peneliti harus tepat dan sesuai dengan masalah yang akan diteliti, untuk menghindari berbagai macam hal yang dapat menghambat dalam memperoleh data yang akurat. Adapun metode yang dianggap tepat dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif
adalah penelitian deskriptif
dilakukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan berdasarkan objek permasalahan dan pembahasan. Dengan demikian metode deskriptif merupakan cara yang dipergunakan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian, guna menggambarkan masalah atau keadaan dalam penelitian. Penelitian ini bertujuan menggambarkan keadaan sebenarnya mengenai hubungan antara hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain atau lebih dari 2 variabel. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
Jenis
penelitian
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah
penelitian korelasional, yaitu merupakan bagian dari penelitian ex postfacto untuk mencari hubungan antar variabel tanpa ada upaya untuk memengaruhi atau memanipulasi variabel. Penelitian ini termasuk deskriptif korelasional untuk menemukan ada atau tidak hubungan antara variabel, apabila ada hubungannya maka berapa besar hubungan tersebut. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS di Sekolah Dasar Muhammadiyah pada semester pertama (semester ganjil) di Kecamatan Wates tahun ajaran 2012/2013
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Sugiyono (2011 : 3) mengatakan bahwa “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ”. Suharsimi Arikunto (2004: 91) mengatakan "Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik sasaran suatu pengamatan dalam penelitian". Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa variabel penelitian itu meliputi faktor - faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang diteliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
Dalam
penelitian
ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat.
Restu Kartiko Widi (2010) : 164) mengartikan : “ variabel bebas adalah
suatu
penyebab
yang
bertanggung
jawab
membawa
perubahan dalam suatu fenomena atau situasi”. Sedangkan Nana Sudjana (1987:10) mengatakan: “ variabel bebas adalah variabel penyebab atau variabel operasional yang mempengaruhi variabel lain ”. dari pendapat tersebut maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel bebas adalah merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat. Sebagaimana halnya dengan variabel bebas, maka dalam penelitian ini ada variabel terikat. Restu Kartiko Widi (2010:1 64) mengatakan :” variabel terikat
adalah dampak atau hasil yang
diperoleh akibat adanya perubahan dari variabel bebas”. Variabel terikat adalah variabel yang ada atau munculnya ditentukan atau di pengaruhi oleh variabel bebas (Zuldafrial, 2010 : 15). Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa variabel terikat adalah merupakan variabel yang muncul atau dipengaruhi adanya variabel bebas. 2.
Definisi Operasional Definisi
operasional
berfungsi menjelaskan variabel penelitian
menjadi gejala - gejala yang akan diungkapkan dalam penelitian sehingga dapat diukur. Adapun variabel penelitian yang didefinisikan secara operasional adalah: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
a.
Variabel bebas (X1 dan X2) (X1) : Penguatan terhadap siswa Penguatan adalah kemampuan dalam memberikan respon positif terhadap suatu tingkah laku siswa yang memungkinkan siswa mengulangi tingkah laku tersebut. Memberikan penguatan meliputi 2 (dua) komponen yaitu: 1) Penguatan verbal Penguatan verbal adalah penguatan yang diberikan dalam bentuk lisan berupa kata-kata / kalimat pujian atau dukungan. 2) Penguatan non verbal Penguatan non verbal adalah penguatan yang diberikan melalui bahasa tubuh, misalnya: mimik wajah, gerakan badan, sentuhan, maupun komentar pada buku siswa. (X2) : Aktivitas Belajar Adapun yang dimaksud dengan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran di dalam penelitian ini adalah jenis-jenis aktivitas belajar yang dilakukan siswa dalam pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas belajar tersebut dapat berupa: membaca, mendengarkan penjelasan guru, mencatat serta mengungkapkan pendapat maupun bertanya.
b.
Variabel terikat (Y) : Prestasi Belajar Adapun
yang
menjadi
variabel
terikat dalam penelitian ini
adalah prestasi belajar. Prestasi belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran IPS di commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
sekolah, yang dinyatakan dengan skor dari nilai dari test akhir pada mata pelajaran IPS, dalam hal ini adalah nilai tes setelah pelajaran selesai dari siswa yang diteliti.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Setelah variabel dirumuskan, maka perlu ditetapkan populasi sebagai sumber data penelitian. Menurut Hadari Nawawi (2007:150) berpendapat populasi adalah ”Keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian”. Selanjutnya Urai Husna Asmara (2002:2) “Populasi adalah keseluruhan nilai sumber data yang mungkin diperoleh dari hasil perhitungan atau pengukuran, baik bersifat kuantitatif dan karakteristik tertentu mengenai sekumpulan obyek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.” Berdasarkan
pendapat di atas
maka
dapat disimpulkan bahwa
populasi adalah keseluruhan objek penelitian sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V semester pertama (ganjil) di SD Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012 / 2013 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
2. Sampel Sampel merupakan bagian dari populasi yang di ambil dengan cara tertentu. Menurut Hadari Nawawi (2007:152-153) “Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian”. Menurut Sutrisno Hadi (1986 : 256) “Sampel dalam suatu penelitian adalah sebagian dari sarana penelitian atau individu yang diselidiki.
Sampel
harus
benar-benar
mewakili
populasi
supaya
kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari sampel tetap berlaku untuk seluruh populasi penelitian”. Berdasarkan pernyataan di atas Suharsimi Arikunto (1987 : 108) mengatakan bahwa “apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua dan merupakan penelitian populasi. Tapi jika jumlahnya lebih besar dari 100 maka diantara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih”. Memandang jumlah populasi beberapa Sekolah Dasar, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengambilan sampelnya adalah teknik Cluster Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel bukan secara random individual, tetapi random secara kelompok. Maka dalam penelitian ini terpilih dua Sekolah Dasar yang dijadikan sampel penelitian. E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Dalam suatu
penelitian
selain diperlukan metode dan bentuk
penelitian yang tepat, maka diperlukan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat. Selain itu kemampuan dan kecermatan sebuah penelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
memilih teknik dan alat pengumpulan data yang tepat sangat berpengaruh pada obyektivitas hasil penelitian. Untuk memperoleh data yang obyektif agar dapat memecahkan masalah dalam penelitian ini maka diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat. Menurut Hadari Nawawi (2007:100-101) menyatakan ada 6 macam teknik penelitian sebagai alat pengumpulan data yaitu: 1. Teknik observasi langsung 2. Teknik observasi tidak langsung 3. Teknik komunikasi langsung 4. Teknik komunikasi tidak langsung 5. Teknik pengukuran 6. Teknik studi dokumenter Berdasarkan pendapat di atas dan memperhatikan jenis data yang akan dikumpulkan, maka teknik pengumpul data diperlukan adalah: a. Teknik komunikasi tidak langsung Menurut
Hadari Nawawi (2007:101)
mengatakan
“teknik ini
adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengadakan hubungan tidak langsung atau dengan perantaraan alat, baik berupa alat yang sudah tersedia maupun alat khusus yang dibuat untuk keperluan itu”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti dalam pengumpulan data penelitian dengan menggunakan perantara instrumen, yaitu angket atau kuesioner. b. Teknik studi dokumenter Teknik Studi dokumenter ini digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar IPS. Data prestasi belajar IPS diambil dari nilai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
post test siswa yang diteliti, yaitu nilai ulangan dari materi pelajaran IPS yang di sampaikan dalam proses belajar mengajar dengan bentuk soal pilihan ganda. 2. Alat Pengumpul Data Untuk
mendapatkan
data tentang penguatan dan aktivitas belajar,
maka digunakan instrumen berupa angket atau kuesioner. Instrumen yang digunakan adalah bentuk kuesioner langsung dan tertutup. Kuesioner langsung yaitu kuesioner yang langsung diberikan kepada responden yang dikenainya, tanpa perantara ( Bimo Walgito:1991:37 ). Sedangkan
kuesioner
tertutup merupakan kuesioner dengan
pertanyaan yang bentuknya tertutup yaitu responden tinggal memilih jawaban alternatif yang telah disediakan ( Bimo Walgito: 1991: 36 ). Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut: a.
Menjabarkan variabel ke dalam indikator maupun sub indikator bila memungkinkan.
b.
Menyusun tabel kisi-kisi pembuatan instrumen berdasarkan indikatorindikator yang telah dirumuskan.
c.
Menjabarkan indikator maupun sub indikator ke dalam butir-butir angket.
d.
Menyusun angket yang terdiri dari pembuatan petunjuk pengisian angket dan butir-butir angket. Kuesioner merupakan pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
pribadinya, atau hal-hal lain yang ia ketahui ( Suharsimi: 1993: 124 ). Metode angket ini digunakan untuk memperoleh data tentang penguatan dan aktivitas belajar siswa. Pernyataan-pernyataan dalam angket ini selalu diikuti oleh lima alternatif jawaban. Pada item (butir) positif untuk masing-masing alternatif jawaban memiliki skor sebagai berikut : Nilai 5 untuk alternatif : Sangat Sesuai ( SS ) Nilai 4 untuk alternatif : Sesuai ( S ) Nilai 3 untuk alternatif : Ragu-ragu ( R ) Nilai 2 untuk alternatif : Tidak Sesuai ( TS ) Nilai 1 untuk alternatif : Sangat Tidak Sesuai ( STS ) Pada item ( butir ) negatif , skor untuk masing-masing jawaban adalah : Nilai 5 untuk alternatif : Sangat Tidak Sesuai ( STS ) Nilai 4 untuk alternatif : Tidak Sesuai ( TS ) Nilai 3 untuk alternatif : Ragu-ragu ( R ) Nilai 2 untuk alternatif : Sesuai ( S ) Nilai 1 untuk alternatif : Sangat Sesuai ( SS ) Berkaitan dengan alat pengumpul data prestasi belajar IPS, maka alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar atau post tes. Tes di berikan setelah siswa mengikuti proses belajar, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut maka alat pengumpul data untuk tes hasil belajar menggunakan tes tertulis (tes objektif) dengan bentuk soal pilihan ganda. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
F. Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen sangat diperlukan di dalam suatu penelitian untuk mengetahui apakah instrumen tersebut sudah layak digunakan dalam penelitian atau tidak. Apalagi kalau instrumen tersebut merupakan instrumen yang belum baku atau belum standard, dalam artian instrumen tersebut buatan peneliti. Salah satu cara untuk mengadakan perbaikan instrumen penelitian agar diperoleh alat ukur yang baik, yaitu dengan melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing. Sehubungan dengan itu instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel ( Suharsimi: 1993: 135 ). 1. Tingkat Kesukaran Indeks
kesukaran soal adalah perbandingan antara yang bisa
menjawab dengan benar dan banyaknya penjawab soal. Menurut Saifuddin Azwar (2011:134) bahwa”taraf kesukaran suatu aitem dinyatakan oleh suatu indeks yang dinamakan Indeks Kesukaran Aitem dan disimbolkan oleh huruf p”. Secara teori dikatakan bahwa p sebenarnya merupakan probabilitas empirik untuk lulus item tertentu bagi suatu kelompok siswa. Formulasi indeks kesukaran aitem yaitu: P = nᵢ / N P = indeks kesukaran aitem nᵢ = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar N = banyaknya siswa yang menjawab soal Indeks tingkat kesukaran dapat ditentukan dengan menghitung suatu soal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
yang dikerjakan dengan benar semua, sebagian benar atau semuanya salah oleh siswa. Apabila semua dalam satu kelas siswa dapat menjawab dengan benar, berarti soal tersebut mudah dan bila dalam satu kelas siswa menjawab salah bahkan hampir semuanya salah berarti soal tersebut tergolong dalam soal yang sukar. 2. Daya Beda Daya beda
di sebut
juga
indeks
daya diskriminasi, menurut
Saifuddin Azwar (2011:137), bahwa” daya deskriminasi aitem adalah kemampuan aitem dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah (yang diwakili oleh kelompok rendah atau tinggi)”. Dalam satu kelompok siswa kemampuan rendah tidak mampu menjawab dengan benar dengan jumlah besar dalam kelompoknya, sedangkan dalam kelompok tinggi mampu menjawab sebagian besar benar maka akan semakin besar daya deskriminasinya. Rumus dalam daya pembeda yaitu : D = nᵢT/NT-nᵢR/NR Maka untuk menghitung dengan rumus tersebut di atas nilai siswa dibagi menjadi kelompok dengan skor rendah dan skor tinggi. Hitungan dengan daya beda yang sangat kecil berarti daya beda tidak berlaku dengan baik, maka daya beda dengan angka di bawah 0,2 sebaiknya soal tersebut tidak digunakan. Untuk lebih memastikan soal tersebut digunakan atau tidak digunakan dalam suatu penelitian, maka dapat di pastikan dengan uji validitas dan reliabilitas soal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
3. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Analisis validitas yang digunakan adalah analisis butir, yaitu menghitung korelasi antara skor-skor yang ada pada setiap butir yang dimaksud dengan skor total. Instrumen tersebut dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila setiap butir pernyataan mempunyai daya dukung yang tinggi terhadap skor total instrumen. Dalam menghitung validitas setiap item angket digunakan rumus korelasi product moment , yaitu : N ( XY ) ( X )( Y )
rXY
N ( X 2 ) ( X )2 N ( Y 2 ) ( Y )2
Di mana : r XY N X Y
= koefisien korelasi suatu butir ( item ). = Cacah subyek = Skor butir nomor tertentu = Skor total ( Sugiyono: 2010: 228 ).
Bila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka instrumen dinyatakan valid (Sugiyono:2011:134). Setelah diperoleh harga
koefisien korelasi, kemudian dikonsultasikan dengan harga r
minimal 0,3. Apabila diperoleh
rXY > 0,3, maka dikatakan item
pernyataan tersebut valid dan dipakai dalam penelitian. Tapi sebaliknya jika harga rXY < 0,3, maka item pernyataan tersebut tidak valid dan tidak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
dipakai dalam penelitian. Untuk butir soal yang di nyatakan valid maka di uji dengan uji reliabelitas. 4. Uji Reliabelitas Reliabelitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Suatu alat ukur dikatakan reliabel jika alat ukur tersebut dapat dipercaya. Mengenai reliabelitas yang dimaksud pada prinsipnya menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan kembali untuk mengukur subyek yang berlainan. Uji reliabelitas
angket menggunakan rumus alpha, karena skor butir
instrumen ini bukan 0 dan 1. Rumus alpha digunakan untuk mencari reliabelitas instrumen yang skornya bukan 0 dan 1.
Adapun rumus
alpha tersebut adalah : r11 =
k (k-1)
1 -
2
b t
2
Dengan keterangan : r 11
= reliabelitas instrumen
k
= banyaknya butir pertanyaan atau soal b2 t2
= jumlah varians butir = varians total ( Suharsimi: 1990: 236 ).
Perhitungan harga koefisien reliabelitas itu akan menentukan instrumen tersebut reliabel atau tidak reliabel untuk penelitian pada sampel atau populasi lainnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
G. Teknik Analisis Data 1.
Uji Pra Syarat a. Normalitas Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Chi Kuadrat. Penggunaan statistik parametris mensyaratkan data setiap variabel yang akan di analisis harus berdistribusi normal, maka sebelum pengujian hipotesis perlu dilakukan pengujian normalitas data(Sugiyono:2011:172). Data yang berdistribusi normal adalah data yang bila di uji normalitasnya, maka angka chi kuadrat lebih kecil dari chi kuadrat tabel. Apabila chi kuadrat hitung lebih besar, maka data berdistribusi tidak normal. Dalam uji normalitas maka data setelah di rangkum kemudian menentukan interval kelas serta panjang kelas, menghitung frekuensi harapan. b. Linieritas Uji prasyarat setelah uji normalitas adalah uji linearitas dengan menggunakan rumus regresi sederhana. Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional maupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Ŷ = a + bX Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat linear. Manfaat analisis regresi untuk membuat keputusan naik atau menurun variabel dependen dapat dilakukan melalui peningkatan independen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
2.
Uji Hipotesis Berkaitan dengan bentuk penelitian ini menggunakan bentuk penelitian hubungan (interelationship studies). Maka penelitian ini merupakan penelitian korelasi, yaitu suatu usaha untuk mencari hubungan antara variabel bebas (X1), (X2) dengan variabel terikat (Y). Untuk Menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis 1 dan 2 dengan menggunakan perhitungan statistik, yaitu menggunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut: N ( XY ) ( X )( Y )
rXY
N ( X 2 ) ( X )2 N ( Y 2 ) ( Y )2
Keterangan: rXY
=
Koefisien Korelasi
∑X
=
Jumlah skor variabel X
∑Y
=
Jumlah skor variabel Y
∑XY
=
Hasil skor variabel X dengan Y
N
=
Jumlah sampel
Tabel 3.2. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
(sugiyono:2011:184) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Hasil dari koefisien korelasi (rXY) kemudian di konsultasikan dengan ketentuan untuk mengetahui berapa kekuatan interpretasi koefisien hubungan
tersebut seperti pada tabel 3.2 tersebut
di atas. Untuk
menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang ketiga dengan menggunakan regresi ganda. Ŷ = b₀ + b₁X₁ + b₂X₂
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Sebelum melaksanakan
penelitian
ke lapangan, terlebih dahulu
melakukan persiapan penelitian agar dapat terlaksana sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan menemukan subjek penelitian sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan penelitian ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. Perizinan penelitian Sebagai salah satu rekomendasi terlaksananya penelitian secara institusi, maka dikeluarkan surat permohonan survey penelitian dengan nomor 3421/UN27.10.1.10/PP/12 tertanggal 17 juli 2012 yang ditujukan kepada
Kepala
Sekolah
SD
Muhammadiyah.
Berdasarkan
surat
permohonan tersebut, maka peneliti melakukan observasi juga penelitian di sekolah yang akan digunakan sebagai objek penelitian. 2. Menyusun Instrumen Penelitian a. Menyusun kisi-kisi angket Sebelum menyusun dan menentukan butir-butir soal pernyataan untuk angket dan tes prestasi belajar, maka terlebih dahulu dibuat kisikisi angket dan tes prestasi belajar berdasarkan variabel dan aspekaspek yang akan diteliti. Selengkapnya terdapat pada lampiran 1 dan 3. commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
b. Menyusun butir-butir pertanyaan Berdasarkan kisi-kisi angket yang telah dibuat kemudian disusun butir-butir pernyataan yang digunakan untuk mengukur mengetahui secara jelas tentang hubungan antara penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS. Dalam penelitian ini, angket yang digunakan untuk variabel penguatan terhadap siswa berupa pernyataan dan setiap pernyataan memiliki 5 (lima) pilihan jawaban. Sedangkan untuk variabel aktivitas belajar juga berupa pernyataan dengan pilihan jawaban 5 (lima) pada setiap butir pernyataan. Selengkapnya terdapat pada lampiran 2 dan 4. Kemudian disusun butir - butir pertanyaan yang digunakan untuk mengukur tingkat prestasi belajar IPS. Dalam penelitian ini, tes pretasi belajar yang digunakan butir soal pilihan ganda, dan setiap soal memiliki 3 pilihan jawaban. Selengkapnya terdapat pada lampiran 5. Angket penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar yang telah disusun kemudian diujicobakan kepada siswa di luar siswa sampel penelitian di sekolah lain sebanyak 30 siswa. Hasil dari ujicoba tersebut ada beberapa pernyataan dan soal yang tidak valid dan tidak reliabel, maka bagian pernyataan dan soal tersebut tidak digunakan dalam penelitian. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabelitas angket penguatan tersebut, maka ada beberapa butir angket penguatan yang tidak valid, commit to user yaitu pernyataan no. 2, 7, 12, 17 dan 30. Kelima butir tersebut tidak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
dapat di gunakan dalam penelitian, sehingga hanya 25 butir yang dapat digunakan untuk penelitian. Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 9 dan 10. Angka
penghitungan reliabelitasnya
adalah
0,911. Hasil penghitungan uji validitas yang memenuhi syarat adalah dengan hasil r hitung minimal 0,3. Angka r hitung yang lebih besar dari 0,3 maka 25 butir instrumen penguatan dapat digunakan sebagai alat untuk penelitian. Hasil perhitungan dari uji validitas dan reliabelitas angket aktivitas belajar , maka ada beberapa butir angket yang tidak valid, yaitu no. 3, 6, 13, 17, 20 dan 24. Keenam butir tersebut tidak dapat di gunakan dalam penelitian. Angka reliabelitas yang diperoleh adalah 0,894, sedangkan dalam penghitungan angka validitas
yang memenuhi
syarat dengan angka r hitung minimal 0,3, sehingga 24 butir pernyataan angket aktivitas belajar dapat digunakan untuk penelitian. Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 11 dan 12. Soal tes prestasi belajar di uji cobakan kepada responden sebanyak 34 siswa. Soal tersebut sebelum diuji dengan validitas dan reliabilitas, maka harus ditentukan tingkat kesukaran (P) dan daya beda (D). Setelah ditentukan tingkat kesukaran dan daya beda maka dapat di ketahui soal yang mudah, sedang dan sukar dikerjakan oleh siswa secara menyeluruh dari sampel. Serta dapat mengetahui daya beda soal antara siswa yang dapat mengerjakan soal dengan siswa yang commit to user tidak mampu mengerjakan soal tersebut. Soal tes yang memiliki daya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
beda kurang dari 0,2 (dalam kategori jelek/buruk) tidak digunakan dalam penelitian. Hasil selengkapnya terdapat dalam lampiran 13. Selanjutnya soal tes prestasi di uji validitas dan reliabelitas dengan tujuan untuk memastikan soal yang bisa digunakan untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabelitas tersebut, maka ada beberapa soal yang tidak valid, yaitu no. 1, 11, 13, 24 dan 25. Kelima soal tersebut tidak dapat di gunakan dalam penelitian, sehingga hanya 20 soal yang dapat digunakan untuk penelitian. Soal sejumlah 20 soal kemudian diuji reliabilitas dengan teknik belah dua yang dianalisis dengan rumus Spearman Brown. Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 14. Untuk itu maka 20 butir instrumen di bagi menjadi dua bagian, yaitu 10 soal dengan nomor ganjil dan 10 soal dengan nomor genap. Dari korelasi kedua belah tersebut kemudian dihitung dengan formula Spearman Brown sehingga mendapatkan angka 0,834, sehingga soal tersebut dapat digunakan untuk penelitian. Hasil selengkapnya terdapat pada lampiran 15. 3. Data Penguatan Penghitungan dengan statistik terhadap skor angket penguatan dari sampel di SD Muhammadiyah sejumlah 60 siswa kelas V Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo diperoleh skor terendah 71, skor tertinggi 107, mean 92,15; median 93 dan modusnya 94, distribusi skor penguatan commit to user terdapat pada tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Skor Penguatan Interval
Frekuensi
71 - 76
2
77 - 82
9
15%
83 – 88
10
16,67%
89 – 94
15
25%
95 – 100
11
18,33%
101–106
12
20%
107–112
1
1,67%
60
100%
Total
Prosentase 3,33% –
16 14 12 10 8 6 4 2 0 71-76
77-82
83-88
89-94
95-100
Gambar 4.1 Histogram Frekuensi skor Penguatan commit to user
101-106
107-112
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
4. Data Aktivitas Penghitungan dengan statistik terhadap skor angket aktifitas dari sampel di SD Muhammadiyah sejumlah 60 siswa kelas V Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo diperoleh skor terendah 74, skor tertinggi 107, mean 88,933 median 89 dan modus 89, distribusi skor aktifitas terdapat pada tabel berikut. Tabel 4.2. Distribusi Frequensi skor Aktifitas Interval
Frekuensi
Prosentase
74
-
78
3
5%
79
–
83
12
20%
84
–
88
12
20%
89
–
93
17
28,33%
94
–
98
9
15%
99
–
103
5
8,33%
104
–
109
2
3,34%
60
100%
Total
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 74-78
79-83
84-88
89-93
94-98
99-103
104-109
Gambar 4.2 Histogram Frekuensi skor Aktivitas Belajar 5. Data Prestasi Penghitungan dengan statistik terhadap skor prestasi belajar dari sampel di SD Muhammadiyah sejumlah 60 siswa kelas V Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo diperoleh skor terendah 60, skor tertinggi 90, mean 74,167 median 75 dan modus 70 dan 75, penguatan terdapat pada tabel berikut. Tabel 4.3. Distribusi Frequensi Skor Tes prestasi Interval
Frekuensi
Prosentase
60
-
64
3
5%
65
–
69
7
11,67%
70
–
74
16
26,67%
75
–
79
15
25%
80
–
84
11
18,33%
85
–
89
6
10%
90
–
94
2
3,33%
commit60 to user
100%
Total
distribusi skor
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 60-64
65-69
70-74
75-79
80-84
85-89
90-94
Gambar 4.3 Histogram Frekuensi skor Prestasi Belajar Siswa B. Uji Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas Uji prasyarat sebelum data dianalisis salah satunya yaitu dengan uji normalitas. Pengujian normalitas dilakukan terhadap ketiga data variabel, yaitu penguatan, aktifitas dan prerstasi belajar. Pengujian normalitas dengan menggunakan Chi Kuadrat dengan cara merangkum data seluruh variabel, menentukan jumlah kelas, panjang kelas dan menyusunya dalam tabel distribusi frekuensi. Menghitung frekuensi harapan kemudian menghitung menjadi harga Chi Kuadrat. Dari perhitungan tersebut maka ketiga variabel tersebut kemudian di bandingkan dengan harga Chi Kuadrat table dengan taraf signifikansi 1%, apabila Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel maka data tersebut berdistribusi normal seperti terangkum dalam tabel berikut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Variabel
Chi Kuadrat Hitung
Chi Kuadrat Tabel
Keterangan
Penguatan
13,046
16,812
Normal
Aktifitas
15,317
16,812
Normal
Prestasi
7,780
16,812
Normal
Berdasarkan uji normalitas terhadap data ketiga variabel data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Hasil uji normalitas selengkapnya terdapat pada lampiran 21. 2. Uji Linearitas Uji persyaratan yang kedua setelah uji normalitas yaitu uji linearitas. Dalam penelitian ini menggunakan regresi sederhana untuk mengetahui variabel bebas dan variabel terikat berbentuk linear. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dinyatakan linear apabila uji linearitas yang diperoleh dari proses hitungan statistik lebih kecil dari nilai dalam tabel F. Tabel. 4.5. Hasil Uji Linearitas Hubungan
F Hitung
F Tabel
Keterangan
Penguatan dengan Prestasi Belajar
0.731
1.65
Linear
Aktifitas dengan Prestasi Belajar
0.643
1.66
Linear
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa uji linearitas hubungan penguatan terhadap siswa dengan prestasi belajar dan hubungan aktifitas belajar dengan prestasi belajar menghasilkan nilai hitung Fhitung lebih kecil dari F tabel. Dengan demikian hubungan antara masing-masing variabel bebas dan terikat dinyatakan linear. Hasil uji linearitas selengkapnya terdapat pada lampiran 22 dan 23. C. Pengolahan dan Analisis Data Setelah melalui tahap uji persyaratan analisis, maka langkah selanjutnya melakukan pengolahan data untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis. Langkah pertama dalam analisis data yaitu dilakukan penghitungan sesuai dengan jenis analisis statistik yang digunakan untuk mejawab masingmasing masalah. Dalam penelitian ini seluruh angket diolah dengan menggunakan teknik statistik, hasil analisis data tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengambil keputusan. Dalam pengujian hipotesis dibagi menjadi dua bagian, yaitu dengan menggunakan rumus korelasi produk moment dan korelasi regresi ganda. Selanjutnya dalam analisis data untuk menjawab rumusan masalah 1 dan 2 serta pengujian hipotesis, menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu sebagai berikut:
rxy
N ( XY ) ( X )( Y ) N ( X 2 ) ( X )2 N ( Y 2 ) ( Y )2 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang ke 3 yaitu hubungan kedua variabel bebas dengan satu variabel terikat menggunakan korelasi ganda yang dihitung sebagai bagian dari regresi linear ganda dengan rumus sebagai berikut : Ŷ = b₀ + b₁X₁ + b₂X₂ Setelah diketahui nilai korelasinya kemudian Berdasarkan tabel 4.6 di bawah ini, maka koefisien korelasi yang ditemukan sebesar untuk hipotesis 1 0,583 dan untuk hipotesis 2 adalah 0,533. Kedua angka tersebut termasuk pada katagori “sedang”. Jadi terdapat hubungan yang sedang antara varibel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Tabel 4.6. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Selanjutnya untuk mengukur signifikan atau tidak signifikan hasil penghitungan korelasi, maka hasil perhitungan Variabel penguatan dengan korelasi (r), yaitu 0,583 akan dibandingkan dengan nilai korelasi (r) tabel nilai korelasi product moment dengan N =60, dengan taraf signifikan 5% nilai 0,254. Variabel aktivitas belajar dengan angka korelasi hitungan 0,533 kemudian di konsultasikan dengan r tabel dengan taraf signifikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
5% dan N=60 dengan nilai 0,254. Kriteria pengujian untuk mengetahui tingkat signifikan adalah sebagai berikut: a. Jika korelasi (r) hitung lebih besar dari nilai korelasi (r) tabel, maka hasil perhitungan signifikan, artinya terdapat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y. b. Jika nilai korelasi (r) hitung lebih kecil dari nilai korelasi (r) tabel, maka hasil perhitungan tidak signifikan, artinya tidak terdapat hubungan antara variabel X terhadap variabel Y. Nilai korelasi (r) hitung yang diperoleh adalah 0,583, sedangkan tabel dalam taraf kepercayaan 5% dengan N=60 adalah 0,254. Dengan demikian, nilai korelasi (r) hitung lebih besar dari nilai korelasi (r) tabel, atau 0,583 > 0,254. Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X terhadap Y. Atau terdapat hubungan yang signifikan antara penguatan terhadap siswa dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V. Sedangakan r hitung dari variabel aktivitas belajar adalah 0,533. Dengan demikian r hitung lebih besar dari pada r tabel, atau 0,533 > 0,254. Maka terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V. Pengolahan data untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang ketiga dengan regresi ganda kemudian diperoleh angka korelasi sebesar 0,647, angka tersebut lebih besar dari pada angka r hitung pada variabel penguatan maupun aktivitas belajar yang dikorelasikan dengan prestasi belajar. Maka angka 0,647 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
memiliki tingkat hubungan yang kuat, tetapi angka tersebut baru berlaku untuk
sampel
yang
diteliti.
Koefisien
korelasi
tersebut
dapat
digeneralisasikan, maka perlu di uji signifikansinya dengan formula : Fh = (R²/k)/((1-R²)/(n-k-1)) Di Mana : R
= koefisien korelasi ganda
k
= jumlah variabel independent
n
= jumlah anggota sampel
Dari penghitungan menggunakan rumus tersebut maka di peroleh Fh = 20,5046. Harga ini kemudian dikonsultasikan dengan Ft dengan taraf signifikan 5% yaitu 4.01. Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari Ft, 20,5046 > 4.01 maka koefisien korelasi ganda yang di uji adalah signifikan dan dapat diberlakukan pada seluruh populasi. Tabel. 4.7. hasil Uji Hipotesis Nilai Korelasi
Nilai Tabel
Keterangan
0,583
0,254
Signifikan
0,533
0,254
Signifikan
0,647 Penguatan dan Aktivitas dengan Prestasi Belajar commit to user
0,254
Signifikan
Hubungan Penguatan dengan Prestasi Belajar Aktivitas Belajar dengan Prestasi Belajar
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Pengujian nilai koefisien dengan kriteria penerimaan dan penolakan adalah sebagai berikut: a. Hipotesis Nol (Ho) ditolak, berarti menerima hipotesis alternatif (Ha) yaitu apabila r hitung > nilai r pada tabel. b. Hipotesis Nol (Ho) diterima, berarti menolak hipotesis alternatif (Ha), yaitu apabila nilai r hitung < nilai r pada tabel. Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,583 dan 0,533 , korelasi ganda 0,647, sedangkan nilai r tabel 0,254. dengan, nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Dalam hal ini, hipotesis yang diterima adalah hipotesis alternatif, yaitu terdapat hubungan antara penguatan terhadap siswa dan Aktifitas belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V di SD Muhammadiyah Wates Kabupaten Kulon Progo. Besarnya persentase sumbangan relatif sebesar 100% terbagi menjadi dua, yaitu untuk prediktor 1 adalah 59%, sedangkan untuk prediktor 2 adalah 41%. Setelah diketahui harga JKt dan JKreg, maka dapat ditentukan efektifitas prediktor sebesar 42%, kemudian menghasilkan hitungan sumbangan efektif prediktor 1 adalah 25% dan sumbangan efektif prediktor 2 adalah 17%. Hasil sumbangan ini sejalan dengan harga F yang menunjukkan prediktor 1 dan prediktor 2 berarti bagi kriterium.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
D. Guru yang memberikan
Pembahasan pujian
sewajarnya dan bervariasi, bahasa
yang lembut dan ramah, maka siswa akan merasa senang dan nyaman dalam proses belajar di kelas. Setelah pengambilan data dan dianalisa secara statistik, sehingga
menghasilkan ryx₁ = 0,583 yang
lebih besar dari pada r tabel = 0,254. Hal ini sesuai dengan landasan teori, karena dengan memberikan penguatan terhadap siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini sumbangan relatif sebesar 59% dan sumbangan efektif adalah 25%. Besaran sumbangan efektif tersebut mendukung prestasi belajar siswa, maka ada faktor lain yang bisa memberikan sumbangan efektif agar prestasi belajar bisa ditingkatkan lebih baik. Sedangkan pada penelitian Resti Tri Retno Wulan hasil nilai korelasionalnya lebih tinggi yaitu 0,833. Hipotesis kedua setelah pengambilan data dan dianalisa secara statistik yang menghasilkan ryx₂ = 0,533 yang lebih besar dari pada r tabel = 0,254, sehingga membuktikan hipotesis adanya hubungan antara aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS. Siswa memiliki aktivitas belajar dengan baik dan positip, memiliki kebiasaan belajar dengan baik dan tertib, belajar dengan teratur dan pandai mengatur waktu untuk belajar akan dapat mencapai prestasi yang baik. Hasil atau prestasi belajar yang baik juga didukung oleh kerajinan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan penuh perhatian, membuat catatan yang rapi, urut dan mudah untuk di baca serta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
dimengerti. Begitu juga dengan siswa yang memiliki kebiasaan membaca buku dengan penuh konsentrasi, menghafalkan lalu meringkasnya dalam sebuah catatan khusus secara garis besar maupun dalam catatan biasa, tetapi digaris bawahi atau ditandai dengan tanda lainnya. Hal ini sesuai dengan landasan teori, karena dengan menerapkan aktivitas belajar yang baik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada penelitian ini sumbangan relatif sebesar 41% dan sumbangan efektif adalah 17%. Besaran sumbangan efektif tersebut lebih kecil dari pada prediktor 1, maka ada faktor lain yang bisa memberikan sumbangan efektif agar prestasi belajar bisa ditingkatkan lebih baik. Hipotesis yang ketiga adalah hubungan antara penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS. Dengan menggunakan olah data statistik korelasi regresi ganda, maka didapatkan angka r =0,647. Sesuai dengan landasan teori, maka guru memberikan penguatan baik verbal maupun non verbal tanpa berlebihan, sewajarnya dan tulus dalam proses belajar mengajar bisa memberikan dorongan mental semangat terhadap siswa untuk mengikuti dan belajar yang lebih baik,
dalam
memperhatikan,
mendengarkan,
mencatat
maupun
memberikan pendapat tanpa ada rasa takut disalahkan jawabanya. Prestasi belajar yang baik juga dapat dipengaruhi oleh aktivitas belajar yang baik ,serta adanya perhatian atau penguatan dalam proses belajar mengajar yang diberikan oleh guru. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan melalui hasil yang diperoleh setelah diadakan perhitungan secara statistik, maka secara umum dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS pada siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates Secara khusus dapat pula ditarik kesimpulan–kesimpulan sebagai berikut: 1. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara penguatan terhadap siswa dengan prestasi belajar IPS
pada siswa kelas V SD Muhammadiyah
Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013, yang di tunjukkan dengan koefisien korelasi 0,583 2. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013, yang di tunjukkan dengan koefisien korelasi 0,533. 3. Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS
pada siswa kelas V SD
Muhammadiyah Kecamatan Wates Tahun Ajaran 2012/2013, yang di tunjukkan dengan koefisien korelasi 0,647. commit to user 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
B. Implikasi Dari kesimpulan di atas dapat diketahui bahwa penguatan terhadap siswa dan prestasi belajar IPS positif, maka jika mengharapkan prestasi belajar yang baik, harapan tersebut dapat diperoleh melalui penguatan yang bervariasi dan tepat sasaran. Dengan penguatan tersebut tidak menutup kemungkinan siswa tersebut paham terhadap pelajaran IPS yang diberikan oleh guru sehingga dapat menghasilkan pemahaman siswa terhadap pelajaran. Dari kesimpulan di atas diketahui bahwa aktivitas belajar dan prestasi belajar berhubungan positif dan signifikan. Bilamana menginginkan prestasi mata pelajaran IPS yang baik, maka harapan tersebut dapat dicapai melalui perbaikan aktivitas belajar siswa. Agar siswa memiliki aktivitas belajar yang baik, maka dalam hal ini guru juga memiliki peranan penting untuk memotivasi siswa. Dari kesimpulan di atas dapat diketahui bahwa hubungan penguatan terhadap siswa dan aktivitas belajar dengan prestasi belajar IPS dapat memberikan motivasi bagi peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar IPS. Dari tiga pemahaman ini secara bersama-sama perlu mendapat perhatian apabila akan meneliti prestasi belajar bidang studi IPS. Bilamana guru mengharapkan hasil prestasi belajar mata pelajaran IPS yang lebih baik, maka guru harus memahami dan mengembangkan pola-pola penguatan terhadap siswa serta guru juga memotivasi agar siswa meningkatkan aktivitas belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
C. Saran - Saran Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis menyarankan: 1. Diharapkan kepada guru untuk mempertahankan dan mengoptimalkan memberikan penguatan yang berperan dalam keberhasilan siswa di kelas, maka disarankan kepada guru dalam proses belajar mengajar agar senantiasa membiasakan memberikan penguatan. 2. Hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPS dan pelajaran lain pada umumnya perlu ditingkatkan lagi agar lebih baik dengan selalu memberikan dukungan, penghargaan dan saran yang membangun 3. Diharapkan kepada guru untuk meningkatkan aktivitas visual siswa, yaitu dalam memperhatikan penjelasan guru agar lebih memahami materi yang disampaikan. 4. Diharapkan kepada guru untuk meningkatkan aktivitas lisan siswa, yaitu agar lebih aktif dalam menjawab pertanyaan guru, maupun bertanya kepada guru. 5. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk berusaha melakukan penelitian lanjutan guna menyempurnakan kekurangan yang ada dalam penelitian ini.
commit to user