42
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA PUBERTAS TENTANG PERUBAHAN CIRI SEKS SEKUNDER DENGAN USIA MENARCHE DI SMP PATRIOT BANGSA KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2012
Stikes Jend. A. Yani Cimahi ABSTRAK Latar Belakang: Perkembangan yang terjadi pada masa remaja sangat penting terutama terjadinya perubahan pada perkembangan seks. Tidak semua remaja mengerti tentang perubahan fisik, psikologis, maupun sosial.Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan mereka tentang hal tersebut.Kita mengetahui bahwa pengetahuan tidak dari sekolah saja, tetapi juga dari lingkungan keluarga dan pergaulan sosial. Dilihat dari segi usia menarche, sangat bervariasi. Tujuan: mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri usia pubertas tentang perubahan ciri seks sekunder dengan usia menarche di SMP Patriot Bangsa Kabupaten Bandung Barat tahun 2012. Metode Penelitian: Survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Variabel penelitian usia menarche dan pengetahuan. Sampel penelitian seluruh siswi di SMP Patriot Bangsa Kabupaten Bandung Barat berjumlah 100 orang.Pengumpulan data dengan kuesioner.Analisis data melalui univariat dan bivariat dengan uji statistik chi-square. Hasil Penelitian: pengetahuan remaja putri dinilai sedang (69%),usia menarche terbanyak pada kategori normal (70%), dan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan usia menarche (p-value 0,085). Pembahasan: Semakin cepat usia menarche belum tentu pengetahuannya lebih baik. Disarankan agar remaja lebih meningkatkan pengetahuannya tentang perubahan ciri seks sekunder, ada peran dari petugas kesehatan dan hasil penelitian ini sebagai motivator dalam melakukan penelitian selanjutnya.
. Kata Kunci
: Cross Sectional, Pengetahuan, Remaja, Usia Menarche
ABSTRACT Background:The development thatoccursin adolescenceis of particular importanceto changesinsexualdevelopment. Not allteensknowabout thephysical changes, psychological, and social.This is influencedbytheir knowledge ofit.Weknowthatknowledgeis notof theschool, but also of familyandsocialrelationships. In terms ofage ofmenarche, veryvaried. Purpose:Determine the relationshipof knowledgeyoung girlsaboutpubertysecondarysexcharacteristicchangeswithage ofmenarchein Junior High School ofPatriotBangsa Kabupaten Bandung Barat in 2012. Research Methods:Surveycrosssectionalanalyticapproach. Variableage ofmenarcheresearchandknowledge.Sample ofallstudentsat theJunior High School ofPatriotBangsa Kabupaten Bandung Barat of 100students.Data collectionbyquestionnaire.Data analysisthroughunivariateandbivariatestatisticswithchi-square test. Result:Knowledge ofthe young womenwereassessed(69%), ageatmenarchemostnormalcategory(70%), andthere is norelationship betweenknowledge oftheage
43
ofmenarche (p-value 0.085). Discussion:The earlierage ofmenarcheis not necessarilybetterknowledge. It is recommended thatadolescents are morechanges toimprove theknowledge of thesecondarysexcharacteristics,there isthe roleofhealth workersandthe results ofthis studyas amotivatorin doingfurther research. Keywords: CrossSectional, Science, Youth, Age ofMenarche
A. PENDAHULUAN Manusia dalam hidupnya diikuti dengan adanya proses pertumbuhan dan perkembangan. Dimulai dari masa neonatus, bayi, anak, remaja, dewasa dan lansia.Semua tahapan tersebut memiliki perubahan yang khas, salahsatunya pada remaja.Perkembangan yang terjadi pada masa remaja sangat penting terutama terjadinya perubahan pada perkembangan seks.Tidak semua remaja mengerti tentang perubahan fisik, psikologis, maupun sosial.Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan mereka tentang hal tersebut.Kita mengetahui bahwa pengetahuan tersebut tidak hanya dari sekolah saja, tetapi juga dari lingkungan keluarga dan pergaulan sosial yang berperan penting dalam kehidupan remaja. Perubahan-perubahan yang terjadi pada saat ini sangat mempengaruhi seorang remaja dalam menjalani masa remajanya. Pada remaja putri, usia pubertas diawali dengan menarche. Jika remaja putri mengetahui tentang mengapa terjadinya menstruasi maka ia akan mampu menghadapi menarchenya tanpa rasa khawatir yang berlebihan. Usia menarche remaja putri berbeda-beda. Jika remaja tersebut mengetahui bahwa perubahan yang terjadi pada dirinya itu adalah normal, menjadi suatu hal yang biasa dan wajar, maka mereka akan bijak dan dewasa dalam menghadapi perubahan tersebut, tidak merasakan khawatir seperti yang disebutkan diatas, merasa malu yang berlebih atau tidak percaya diri. Tentunya diharapkan mampu mengeliminasi penghambat remaja untuk melakukan berbagai macam aktivitas, mengekspresikan diri mereka dalam berkreasi dan berinovasi. Berdasarkan hasil wawancara dengan 10 remaja SMP Patriot Bangsa yang telah menarche, peneliti mendapatkan informasi mengenai pengetahuan remaja tentang perubahan ciri seks sekunder. Dari 10 orang ternyata ada 4 orang (40%) yang mengetahui sepenuhnya, seperti ukuran tubuhnya semakin berkembang, payudara dan pinggul semakin membesar, tumbuhnya rambut-rambut halus di sekitar ketiak dan alat genitalia serta mulai menyukai lawan jenis. 3 orang (30%) dari mereka mengetahui sebagian, dalam arti beberapa ciri diatas tidak semua diketahui. Ada juga 3 orang (30%) dari mereka yang tidak mengetahuinya, dalam arti mereka hanya mengetahui bahwa perubahan pada wanita remaja itu hanya ditunjukkan dengan keluarnya menstruasi saja. Penelitian yang sama sebelumnya pernah dilakukan dua tahun lalu di tempat yang sama dengan responden seluruh siswi SMP Patriot Bangsa dengan hasil penelitian siswa berpengetahuan sedang tentang perubahan ciri-ciri seks sekunder dan kini peneliti ingin mengevaluasi siswa angkatan 2012 mengenai pengetahuan tentang perubahan ciri-ciri seks sekunder.
44
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dengan judul “Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Usia Pubertas tentang Perubahan Ciri Seks Sekunder dengan Usia Menarche di SMP Patriot Bangsa Kabupaten Bandung Barat tahun 2012”.Adapun tujuan penelitian ini adalah 1. Menggambarkan tingkat pengetahuan remaja putri tentang perubahan ciri seks sekunder. 2. Menggambarkan rata-rata usia menarche. 3. Mengetahui hubungan antara pengetahuan remaja putri usia pubertas tentang perubahan ciri seks sekunder dengan usia menarche di SMP Patriot Bangsa Kabupaten Bandung Barat tahun 2012. B.
METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey analitik pendekatan cross sectional (potong lintang) dengan mengukur variabel-variabelnya dalam waktu yang sama. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah chisquare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara variabel pengetahuan remaja putri usia pubertas tentang perubahan ciri seks sekunder dengan usia menarche di SMP Patriot Bangsa Kabupaten Bandung Barat.Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam perkembangan seseorang.Perubahan-perubahan yang terjadi pada saat ini sangat mempengaruhi seorang remaja dalam menjalani masa remajanya. Pada remaja putri, usia pubertas diawali dengan menarche. Pengetahuan yang baik tentang menstruasi akan membantu remaja putri dalam menghadapi menarchenya. Dilihat dari segi usia menarche, sangat bervariasi. Ada remaja yang menarchenya terlalu dini tetapi termasuk yang tidak mengetahui perubahan ciri seks sekunder. Namun ada juga yang usia menarchenya telat, tetapi dia bisa membedakan antara perubahan ciri seks primer dan sekunder. Maka berdasarkan teori dan data di atas, sistematika kerangka konsep penelitian digambarkan sebagai berikut : Usia menarche :
1. Tidak normal 2. Normal
Pengetahuan
Gambar 1. Kerangka konseptual Definisi operasional adalah membatasi variabel secara operasional yang berdasarkan karakteristik yang diamati sehingga mengarahkan peneliti untuk melakukan observasi/ pengukuran secara cermat terhadap variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2002). Tabel 1 Definisi Operasional Skala No Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil ukur ukur
45
1
Usia menarche
2
Pengetahuan
Usia menstruasi Kuesioner 1. Tidak normal Nominal pertama kali (<8 dan >13 tahun) 2. Normal (8-13 tahun) Hasil pengindraan Kuesioner 1. Kurang Ordinal manusia, atau hasil 2. Sedang tahu seseorang 3. Baik terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi di SMP Patriot Bangsa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012 berjumlah 100 orang.Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswi di SMP Patriot Bangsa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012. Analisa data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan perangkat lunak statistika dan dianalisis secara univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi dari variabel-variabel yang diamati. Data hasil pengamatan diringkas dalam bentuk tabel yang dikenal dengan distribusi frekuensi kemudian dihitung proporsi atau presentasinya dan disajikan dalam bentuk tabel.Sedangkan analisis bivariat yang dilakukan pada dua variabel yang diduga saling berhubungan (Notoatmodjo, 2005). Analisis dilakukan dengan cara menggunakan software statistik yg disajikan dalam bentuk tabel, adapun rumus yang dipakai adalah pairer T test dengan menggunakan tingkat kemaknaan 95% atau nilai alpha (5%) dimana kriteria pengujian adalah sebagai berikut : a. Bila p value < alpha (0,05) maka secara statistik ada hubungan atau interaksi yang signifikan atau (Ho) ditolak. b. Bila p value > alpha (0,05) maka secara statistik tidak ada hubungan atau interaksi yang signifikan atau (Ho) diterima.
C.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Ciri Seks Sekunder Tabel 1Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Perubahan Ciri Seks Sekunder di SMP Patriot Bangsa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012 Tingkat Pengetahuan Kurang Sedang Baik Total
Frekuensi 9 69 22 100
Persentase 9 69 22 100
Tabel 1. menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri tentang perubahan ciri seks sekunder di SMP Patriot Bangsa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012 dinilai sedang
46
oleh 69 siswi (69%).Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman pribadi maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya, sehingga mempengaruhi terbentuknya perilaku seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama dianut oleh seseorang dibandingkan dengan perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Asumsi peneliti menunjukkan bahwa kemungkinan keadaan ini dipengaruhi beberapa faktor yaitu : umur, lingkungan sosial dan sumber informasi. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pengetahuan berhubungan dengan usia menarche seorang remaja.
2. Gambaran Usia Menarche Tabel 2 Distribusi Frekuensi Usia Menarche Remaja Putri di SMP Patriot Bangsa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012 Usia Menarche Tidak normal Normal Total
Frekuensi 30 70 100
Persentase 30 70 100
Tabel 2.menunjukkan bahwa usia menarche remaja putri di SMP Patriot Bangsa Kabupaten Bandung Barat tahun 2012 terbanyak pada kategori normal (8-13 tahun) yaitu sebanyak 70 siswi (70%).Sebelum seorang wanita siap menjalani masa reproduksi, terdapat masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan yang lebih dikenal dengan masa pubertas.Permulaan masa pubertas yang sering disebut sebagai pematangan fungsi reproduksi, pada perempuan ditandai dengan haid. Remaja putri yang telah memasuki masa pubertas akan mengalami menarche. Masa remaja berada dalam masa pertumbuhan yang sangat menentukan karena pada masa ini mereka mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya.Perubahan ini diperkirakan terjadi karena faktor sosio ekonomi, iklim, jumlah anggota keluarga dan status gizi.Selain itu informasi tentang seks yang semakin mudah diperoleh memicu otak untuk segera mengaktifkan hormon seksual. Perubahan pada fisik ditandai dengan adanya perubahan ciri seks primer yang lazimnya sudah diketahui remaja, yaitu terjadinya menstruasi.Sedangkan perubahan ciri seks sekunder tidak semua remaja mengetahuinya secara keseluruhan, padahal mereka pasti mengalaminya tanpa disadari.
47
3. Hubungan antara Pengetahuan Remaja Putri Usia Pubertas tentang Perubahan Ciri Seks Sekunder dengan Usia Menarche Tabel 3 Hubungan antara Pengetahuan Remaja Putri Usia Pubertas tentang Perubahan Ciri Seks Sekunder dengan Usia Menarche di SMP Patriot Bangsa Kabupaten Bandung Barat Tahun 2012 Usia menarche
Tidak normal Normal Total
Pengetahuan Kurang Sedang n % N % 4 13,3 16 53,3 5 7,1 53 75,7 9 9 69 69
n 10 12 22
Baik % 33,3 17,1 22
Total N 30 70 100
% 100 100 100
Pvalue 0,085
T
P
Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri usia pubertas tentang perubahan ciri seks sekunder terbanyak pada kategori sedang dengan usia menarche kategori normal sebanyak 69 siswi (69%) dan tidak normal sebanyak 16 siswi (53,3%).Hasil uji statistik Chi kuadrat (X2) data penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan remaja putri usia pubertas tentang perubahan ciri seks sekunder dengan usia menarche dilihat dari p-value yaitu 0,085 yang mana lebih dari nilai 0,05. Ternyata usia menarche seorang remaja belum tentu mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja tentang perubahan ciri seks sekunder. Semakin cepat mendapatkan menstruasi, maka tingkat pengetahuannya belum tentu lebih baik. Meskipun menurut Notoatmodjo, 2003, mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan salahsatunya adalah usia sehingga dapat dikatakan usia menarche memang mempengaruhi tingkat pengetahuan seorang remaja terutama tentang perubahan ciri seks sekunder, namun berdasarkan hasil penelitian ini tidak berhubungan. Semakin bertambahnya umur belum tentu pengetahuannya semakin baik
D.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesiimpulan Dari hasil analisis dan pengolahan data dapat disimpulkan bahwa: a. Dari 100 siswi mayoritas berpengetahuan sedang yaitu sebanyak 69 siswi (69%).
48
b. Dari 100 siswi, 70 siswi mengalami menarche pada usia normal yaitu antara 8-13 tahun dan 30 siswi mengalami menarche pada usia lebih dari 13 tahun atau tidak normal. c. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan remaja putri usia pubertas tentang perubahan ciri seks sekunder dengan usia menarche dilihat dari p-value yaitu 0,085 yang mana lebih besar dibandingkan nilai alpha yaitu 0,05. 2. Saran Berikut ada beberapa saran mengenai hasil penelitian ini, yaitu:
a. Diharapkan kepada remaja putri agar lebih meningkatkan pengetahuannya dalam memperoleh informasi tentang menarche. b. Diharapkan kepada petugas kesehatan agar memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja putri. c. Diharapkan hasil penelitian ini sebagai motivator dalam melakukan penelitian selanjutnya khususnya tentang menarche.
DAFTAR PUSTAKA Ati, Puspitasari. 2009. Abstrak_gambaran-tingkat-pengetahuan-remaja-putri-tentang-menarchepada-siswi-sekolah--dasar-blimbing-iii--kecamatan-gatak-kabupaten-sukoharjo, diperoleh tanggal 29 Maret 2010. http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091028084830AA5Egca, diperoleh tanggal 8 Mei 2010. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/1943739-tingkatpengetahuan-remaja-tentang-hiv/,diperoleh tanggal 8 Mei 2010. Okanegara. 2008. http://okanegara.wordpress.com. Remaja dan Perubahan Biopsikososial, diperoleh tanggal 29 Maret 2010. PKBI. 2000. Modul Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : PKBI. _____. 2000. Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : PKBI. USAID. 2009. Girls and Women’s Education Policy Research Menarche_Study_Final_3_8_01.pdf, diperoleh tanggal 29 Maret 2010.
Activity.