HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP LANSIA MENGENAI POSBINDU DI RW 07 DESA KERTAWANGI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2011
Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi
ABSTRAK Masalah lanjut usia merupakan tanggungjawab semua pihak, tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat, sebagaimana tertuang dalam pasal 8 UU No.31/1998 tentang lansia dikatakan bahwa baik pemerintah, masyarakat, dan keluarga bertanggungjawab atas terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan social lansia. Posbindu lansia bertujuan untuk meningkatkan derajat, mutu kehidupan, dan kesehatan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya agar bisa berperilaku sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap lansia mengenai Posbindu di RW 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitik Korelatif dengan sampel semua lansia yang ada di RW 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat, yaitu sebanyak 61 orang. Data diperoleh menggunakan kuesioner secara langsung (primer) selanjutnya data diolah dengan analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia di RW 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat sebagian besar berpengetahuan baik mengenai posbindu sebanyak 37,7%, berpengetahuan kurang sebanyak 36,1% dan lansia yang berpengetahuan cukup sebanyak 26,2%. Sebagian besar mempunyai sikap yang negatif mengenai Posbindu sebanyak 52,5% dan lansia yang bersikap positif sebanyak 47,5%. Hasil uji statistic didapatkan ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap lansia mengenai Posbindu (p=0,0001). Disarankan Puskesmas aktif melakukan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan lansia tentang pentingnya manfaat Posbindu bagi lansia sehingga sikap lansia mengenai posbindu dapat mendukung untuk melakukan kunjungan secara rutin. Kata kunci : Analitik Korelatif,Posbindu, Lansia, Pengetahuan, Sikap
A.
PENDAHULUAN Badan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperhitungkan pada 2020 Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah warga lansia sebesar 414%. Sebuah peningkatan tertinggi di dunia. Berdasarkan sensus penduduk 2000, jumlah lansia mencapai 15,8 juta jiwa atau 7,6%. Pada 2005 meningkat menjadi 18,2 juta jiwa atau 8,2%. Sedangkan pada 2015 diperkirakan mencapai 24,4 juta jiwa atau 10% (Depkes RI, 2009). Masalah lanjut usia merupakan tanggungjawab semua pihak, tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat, sebagaimana tertuang dalam pasal 8 UU No.31/1998 tentang lansia dikatakan bahwa baik pemerintah, masyarakat, dan keluarga bertanggungjawab atas terwujudnya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia (Nugroho, 2008).
Jurnal Kesehatan Kartika
43
Sebagai salah satu perwujudan tanggungjawab masyarakat terhadap lansia tersebut telah dilakukan upaya-upaya berupa pelayanan kesehatan dasar pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), yang dibantu oleh masyarakat (kader) berupa Posyandu, Poskesdes, Posbindu, dan lain-lain (Mariyan, 2008). Posbindu lansia bertujuan untuk meningkatkan derajat, mutu kehidupan, dan kesehatan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga, dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya agar bisa berperilaku sehat (PPK3 RI, 2010). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam terbentuknya sikap seseorang dalam berperilaku sehat yaitu melakukan kunjungan Posbindu. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo, 2007). Hasil studi pendahuluan terhadap 20 lansia dengan teknik wawancara mengenai Posbindu diperoleh bahwa 13 lansia tidak mengetahui manfaat, fungsi, kegiatan dan pelayanan Posbindu, dan 7 lansia diantaranya mengetahui manfaat, fungsi, kegiatan dan pelayanan Posbindu. Sedangkan dari 20 lansia yang telah dilakukan wawancara, 12 lansia diantaranya bersikap negatif mengenai Posbindu, sedangkan 8 lansia yang lainnya bersikap positif mengenai Posbindu. Jadi dapat dikatakan bahwa sebagian besar lansia di daerah tersebut memang kurang mengetahui mengenai Posbindu dan sebagian besar bersikap negatif atau tidak mendukung mengenai Posbindu yang sebenarnya dapat terlihat dari jumlah kunjungan lansia ke Posbindu yang hanya 25% saja yang datang dari jumlah keseluruhan. Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Lansia Mengenai Posbindu di RW 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011”. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan sikap lansia mengenai posbindudi RW 07 desa kertawangi kecamatan Cisarua kabupaten Bandung Barat tahun 2011. B.
METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik korelatif yaitu rancangan penelitian yang bertujuan mencari hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen (pengetahuan) dengan variabel dependen (sikap) dengan menggunakan rancangan cross sectional, yaitu melakukan observasi terhadap variabel independen dan dependen sekaligus pada waktu yang sama (Notoatmodjo, 2005). Dengan tujuan utama adalah ingin mencari hubungan pengetahuan dengan sikap lansia mengenai Posbindu. Adapun Kerangka Konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Jurnal Kesehatan Kartika
44
Variabel Independen Pengetahuan: - Baik - Cukup - Kurang
Variabel Dependen Sikap Lansia : - Positif - Negatif
PERILAKU
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki (Hidayat, 2009). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel yang digunakan dalampenelitian ini sebanyak 61 lansia RW 07 di desa Kertawangi kecamatan Cisarua Bandung Barat. C.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dan analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel dependen dengan independen. 1. Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Lansia Mengenai Posbindu di RW 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabipaten Bandung Barat Tahun 2011 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dan Sikap Lansia Mengenai Posbindu Di RW 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011 Variabel 1. Pengetahuan Kurang Cukup Baik 2. Sikap Negatif Posistif Total
Frekuensi (F)
Prosentase (%)
22 16 23
36,1 26,2 37,7
32 29 61
52,5 47,5 100
Berdasarkan tabel 1 di atas telah diketahui bahwa dari 61 lansia di RW 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat sebagian besar berpengetahuan baik mengenai posbindu sebanyak 23 orang (37,7%), berpengetahuan kurang sebanyak 22 orang (36,1%) dan lansia yang berpengetahuan cukup sebanyak 16 orang (26,2%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan lansia tentang posbindu dapat digolongkan sudah baik. Pengetahuan lansia mengenai Posbindu menjadi salah satu faktor yang menentukan seorang lansia datang ke Posbindu. Jika pengetahuan lansia mengenai Posbindu kurang, maka lansia tersebut akan cenderung lebih memilih untuk berdiam saja di rumah karena tidak mengetahui tentang Posbindu. Oleh sebab itu, bila lansia mempunyai pengetahuan yang baik mengenai Posbindu, maka lansia tersebut akan mempunyai sikap yang positif pula mengenai Posbindu, sehingga para lansia mampumemanfaatkanPosbindu di wilayahnya.
Jurnal Kesehatan Kartika
45
2. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Lansia Mengenai Posbindu di RW 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabipaten Bandung Barat Tahun 2011 Tabel 2. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Lansia Mengenai Posbindu Di RW 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011 Sikap Pengetahuan Kurang Cukup Baik Jumlah
Negatif
Positif
n
%
n
%
20 3 9 29
90,9 18,8 39,1 47,5
2 13 14 32
9,1 81,3 60,9 52,5
Jumlah n 22 16 23 61
% 100 100 100 100
p-value
0.0001
Berdasarkan tabel 2 di atas telah diketahui bahwa dari 61 lansia sebagian besar mempunyai sikap yang negatif mengenai Posbindu di RW 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat sebanyak 32 orang (52,5%) dan lansia yang bersikap positif sebanyak 29 orang (47,5%). Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kebanyakan lansia bersikap negatif terhadap posbindu. Hasi luji statistik didapatkan nilai p-value = 0,0001, pada taraf signifikan 5% (α=0,05), maka Ho (Hipotesis Nol) ditolak, dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap lansia mengenai Posbindu di RW 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Sikap merupakan proses evaluasi dari dalam diri seseorang. Respon evaluative berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan dalam sikap timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk baik atau buruk, mendukung atau tidak mendukung, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan kemudian berakhir sebagai potensi reaksi terhadap obyek sikap (Azwar, 2010). Hal tersebut menunjukkan bahwa sikap seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan orang tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Maharani (2009) mengenai hubungan pengetahuan dan sikap dengan pemanfaatan Posbindu di Desa Manggabumi, yang menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan pemanfaatan Posbindu. Dimana lanisia yang berpengtahuan baik dan mempunyai sikap yang positif mengenai Posbindu cenderung lebih memanfaatkan Posbindu daripada lansia yang berpengetahuan kurang dan mempunyai sikap yang negatif. Menurut Green tahun 1980 (dalam Notoatmodjo, 2007) perilaku seseorang salah satunya dipengaruhi oleh faktor predisposisi (pengetahuan dan sikap). Rendahnya minat lansia terhadap Posbindu disebabkan oleh kurangnya pengetahuan lansia tentang Posbindu, serta sikap yang tidak mendukung (negatif) terhadap adanya program Posbindu tersebut.Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kusmaniati (2008) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia ke Posbindu adalah pengetahuan, sikap, dukungan sosial.
Jurnal Kesehatan Kartika
46
Namun hasil penelitian masih terdapat lansia yang berpengetahuan baik masih bersikap negatif. Hal tersebut karena pengetahuan baik lansia hanya mengarah pada aspek kognitif, tidak memahami aspek afektif dan psikomotor sehingga lansia kurang begitu mendukung atau bersikap negatif terhadap kunjungan ke Posbindu. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Newcomb (1989, dalam Notoatmodjo, 2007), salah seorang psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap bukan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih tertutup, bukan merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. D.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : a. Lansia di RW 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat sebagian besar berpengetahuan baik mengenai posbindu sebanyak 37,7%. b. Lansia di RW 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat sebagian besar mempunyai sikap yang negatif mengenai Posbindu sebanyak 52,5%. c. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap lansia mengenai Posbindu di RW 07 Desa Kertawangi Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat (P value =0,0001). 2. Saran Adapun saran dalampenelitianiniyaituDiharapkan Puskesmas melakukan penyuluhan kepada lansia melalui kader dan tenaga kesehatan yang ada dengan cara memberikan brosur, leaflet, pamflet dan spanduk tentang Posbindu, diharapkanlansia mau melakukan kunjungan ke Posbindu secara rutin untuk memperpanjang usia harapan hidup, diharapkan hasilpenelitianini dapat dijadikan tambahan rujukan ilmu pengetahuan tentang Posbindu, dan diharapkan kader Posbindu lebih aktif lagi dalam melakukan pendekatan kepada lansia agar lansia mau melakukan kunjungan ke Posbindu secara rutin.
Jurnal Kesehatan Kartika
47
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, (2006). Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktek., Jakarta : Bhineka Cipta. Azwar Saufuddin, (2010). Sikap Manusia – Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Offset.
Pustaka Pelajar
Depkes RI. (2003). Profil Kesehatan Usia lanjut di Indonesia. Departemen Kesehatan RI _______. (2009). Buku pedoman petugas fasilitas kesehatan. Jakarta : PT. Yankes. Darmodjo. (2009). Geriatri. Jakarta : FKUI Hardiana. (2007). Jurnal Kesehatan Hubungan Sikap Lansia Dengan Keberadaan Posbindu di desa Garang Talor. Skripsi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Hidayat, A. (2009). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi Kedua- Jakarta : Salmeba Medika. Kusmaniati. (2008). Jurnal Kesehatan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia Ke Posbindu di Desa Joglo. Skripsi Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Maharani. (2009). Jurnal Kesehatan hubungan pengetahuan dan sikap dengan Pemanfaatan Posbindu di Desa Manggabumi. Skripsi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Mariyan Situ, dkk, (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Pemantauannya. Jakarta : Medika Salemba Noorkasiami S Tamher, (2009). Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan, Jakarta : Medika Salemba Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi, Jakarta : Rineka Cipta. _______. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta _______. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Cetakan Kedua. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. _______. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Pertama. Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Nugroho Wahyudi, (2008). Gerontik & Geriatrik. Bandung : EGC Nursalam. (2003) Konsep dan penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Salemba Medika.
Purwanto, H. 1999. Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta : EGC.
Jurnal Kesehatan Kartika
48
Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Editor : Warisman. Pengantar : Anwar. Cet-7. Bandung : Alfabeta. Rindiani. (2008). Jurnal Kesehatan Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Lansia Terhadap Keberadaan Posbindu di Gedongtataan. Skripsi Ilmu Keperawatan Universitas Negeri Lampung. Sastroamoroso, S., & Ismael, S. (2008). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Binarupa Aksara. Sugiyono, (2007). Metode Penelitian Kualitatif, kuantitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta. Sunarti Ni Made, dkk, (2007). Panduan Praktik Keperawatan Lansia. Jakarta : Bhineka Cipta. Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Tim Penyusun Pedoman Karya Tulis Ilmiah, Laporan Tugas Akhir, Dan Skripsi LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal A.Yani (2011), Pedoman Penulisan Dan petunjuk Karya Tulis Ilmiah (KTI), Laporan Tugas Akhir (LTA), dan Skripsi Cimahi : STIKES A. YANI Format referensi elektronik direkomendasi oleh Dinkes Jawa Barat, 2010. Permasalahan Lansia. Tersedia http://www.dinkes.jabarprov.go.id. Diperoleh tanggal 15 Maret 2011. Format referensi elektronik direkomendasi oleh PPK3RI, 2010. Lansia dan Berbagai permasalahannya. Tersedia http://www.dinkes.jabarprov.go.id. Diperoleh tanggal 15 Maret 2011.
Jurnal Kesehatan Kartika
49