STASIUN METEOROLOGI NABIRE
ANALISIS KEJADIAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH MAJALENGKA PROPINSI JAWA BARAT
(TANGGAL 11 & 12 JANUARI 2017)
OLEH : EUSEBIO ANDRONIKOS SAMPE, S.Tr RIFKI ADIGUNA SUTOWO, S.Tr RODHI JANU ALDILLA PUTRI, S.Tr
NABIRE 2017
ANALISIS KEJADIAN TANAH LONGSOR DI WILAYAH MAJALENGKA PROPINSI JAWA BARAT
(TANGGAL 11 & 12 JANUARI 2017)
I. PENDAHULUAN Majalengka, (tribratapolresmajalengkanews) - Bencana longsor terjadi Pada hari Rabu 11 Januari 2017, sekitar jam 22.00 wib, telah terjadi Tanah Longsor di Blok Cikanyep Rt/Rw : 001/003 Desa Sukaperna Kec. Talaga Kab. Majalengka menimpa Rumah Sdr. Amar Umur 72 tahun, Tani. Kapolsek Talaga AKP Eka Susilo, SH, menjelaskan kronologinya, sekitar jam 22.00 wib terjadi hujan deras yang mengerus tanah/tebing pinggir rumah sehingga terjadi longsoran tanah yang menimpa dinding kamar depan dan kamar tengah sehingga dinding kamar rusak/jebol, penghuni rumah dapat menyelamatkan diri sehingga tidak ada korban jiwa Majalengka, (www.pikiran-rakyat.com) – Bencana longsor terjadi di jalan hampir sepanjang kurang lebih 20 meteran dengan ketinggian matrial mencapai 1 m, di ruas jalan Provinsi antara Majalengka-Cikijing, Kamis, 12 Januari 2017. Tepatnya di Blok Mekarasih, Desa Cimeong, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka berjarak beberapa meter dari Mapolsek Banjaran. Menurut keterangan anggota Kepolisian Sektor Banjaran Aiptu Endang, berdasarkan sejumlah warga setempat musibah longsornya tebing setinggi 15 m dengan lebar kurang lebih 20 m ini terjadi sekitar pukul 07.30 WIB, beruntung arus lalulintas sedang tidak begitu ramai. “Saat kejadian saya sedang menaikan bendera tiba-tiba tebing langsung ambruk menutup badan jalan, ” kata Endang. Sementara, Ajis Prayitno warga setempat mengatakan, akibat longsor tebing dan membawa matrial tanah serta pepohonan bambu yang ada di tebing masuk menutupi badan jalan. Saluran air yang ada di pinggir jalan tertutup hingga akhirnya air masuk ke jalan. Arus lalulintas kendaraan kecil dari arah Majalengka akhirnya dialihkan dari Wates-SangiangTalaga, demikian juga sebaliknya. Hanya kendaraan besar tidak bsia melintas keruas jalan tersebut akibat kondisi jalan yang kecil sehingga mereka terpaksa menunggu hingga jalur jalan bisa dilalui.
Gambar 1. Kejadian tanah longsor di Majalengka tanggal 11 Januari 2017
Gambar 2. Kejadian tanah longsor di Majalengka tanggal 12 Januari 2017
Gambar 3. Lokasi Peta Wilalayh Majalengka
II. ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Satelit Cuaca Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 EH pada tanggal 11 Januari 2017 yang diambil mulai 13.30 sampai 15.40 UTC (22.30 - 02.40 WIB) memperlihatkan kejadian banyaknya awan-awan konvektif (awan hujan) disekitaran wilayah Jawa Tengah termasuk wilayah Kabupaten Majalengka. Terlihat kumpulan awan – awan konvektif yang bergerak masuk ke wilayah Majalengka berasal dari arah barat. Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu (-56) s/d (-62) 0C, yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak menuju wilayah Majalengka pada jam 13.30 UTC.
Gambar 4. Citra satelit Himawari 8 EH jam 13.30 – 15.40 UTC tanggal 11 Januari 2017
B. DINAMIKA ATMOSFER B.1. Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Gambar 5. Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 12 Juli 2016 s/d 13 Januari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au) Berdasarkan hasil analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) tanggal 15 Juli 2016 s/d 13 Januari 2017 nilai anomali OLR disekitar wilayah Majalengka : 10 W/m2 s/d -30 W/m2. Anomali OLR bernilai negatif menandakan tutupan awan cenderung lebih tebal dari rata-rata klimatologisnya.
B.2. Suhu Muka Laut (SST) Secara umum, suhu muka laut di wilayah perairan sekitar Indonesia pada tanggal 10 Januari 2017 berkisar antara 27 - 30 0C dengan anomali (-1) – (+3) 0C terhadap normalnya. Untuk wilayah perairan Majalengka, suhu muka laut pada kisaran 29 – 30 0C dengan nilai anomali positif antara (+1) – (+2) 0C terhadap normalnya. Suhu muka laut yang hangat tersebut ini menyebabkan kandungan di udara cukup banyak. Kondisi tersebut menyebabkan potensi pembentukan awan – awan konvektif sangat besar dan kondisi cuaca cenderung berawan hingga hujan lebat di wilayah Majalengka.
Gambar 6. Analisa SST & Anomali SST tanggal 11 Januari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
B.3. ENSO (El Nino – South Osciilation) Berdasarkan data indeks Nino 3.4 tanggal 11 Januari 2017 yang bernilai – 0.39 dan data SOI tanggal 11 Januari 2017 yang bernilai + 8.3, maka dapat dikatakan bahwa pada tanggal 11 Januari 2017, menunjukkan kondisi normal yaitu pengaruhnya tidak signifikan terhadap hujan harian di wilayah Indonesia serta suplai uap air dari samudera pasifik timur ke pasifik barat tidak signifikan yaitu aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian timur rendah.
Gambar 7. Grafik Indeks Nino 3.4 dan SOI Tanggal 11 Januari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
B.4. MJO (Madden – Julian Oscillation) Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 11 Januari 2017 yang berada di tengah lingkaran kuadran, sehingga tidak mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia.
Gambar 8. Track MJO tanggal 11 Januari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
B.5. DMI (Dipole Mode Index) Indeks Dipole Mode menunjukkan nilai -0.05 mengindikasikan supply uap air dari Samudera Hindia tidak signifikan ke wilayah Indonesia bagian Barat, sehingga aktivitas pembentukan awan di wilayah Indonesia bagian Barat kurang signifikan pula.
Gambar 9. Indeks IOD tanggal 11 Januari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
B.6. Analisa Tekanan Udara Permukaan Berdasarkan gambar isobar dari tanggal 12 Januari 2017 terlihat bahwa secara umum wilayah Indonesia bagian utara terdapat beberapa pola gangguan cuaca yakni 3 (tiga) daerah tekanan rendah (Low Pressure) dan wilayah Indonesia bagian selatan terdapat 2 (dua) daerah tekanan rendah (Low Pressure). Hal tersebut menandakan bahwa kondisi yang mendukung aktifnya pergerakan massa udara dari wilayah Indonesia bagian selatan menuju wilayah Indonesia bagian utara.
Gambar 10. Analisa Tekanan Udara Permukaan jam 00.00 tanggal 12 Januari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
B.7. Komponen Angin Berdasarkan gambar pola arus angin streamline pada tanggal 11 Januari 2017 jam 12.00 UTC diatas terlihat adanya pergerakan angin yang membawa massa udara dingin dari samudera Hindia dan melewati wilayah Majalengka. Selain itu adanya pola shearline diatas wilayah Majalengka yang dapat berperan untuk pembentukan awan – awan konvektif penghasil hujan intensitas lebat
Gambar 11. Analisa arus angin Jam 12.00 tanggal 11 Januari 2017 (Sumber : www.bom.gov.au)
B.8. Indeks Labilitas Udara Nilai K.Indeks yaitu 35 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif sedang.
Gambar 12. K.Indeks jam 00.00 UTC tanggal 12 Januari 2017 Nilai Lifted Indeks berkisar antara -2 yang mengindikasikan kemungkinan potensi badai guntur yang sedang.
Gambar 13. Lifted Indeks jam 00.00 UTC tanggal 12 Januari 2017
Nilai Showalter Indeks yaitu -1 yang mengindikasikan kemungkinan terjadi badai guntur.
Gambar 14. Showalter Indeks jam 00.00 UTC tanggal 12 Januari 2017
III. KESIMPULAN 1. Adanya tutupan awan-awan konvektif yang sangat tebal di hampir seluruh wilayah Majalengka dari malam hari hingga dini hari menandakan hujan turun dengan intensitas lebat. 2. Nilai anomali OLR disekitar wilayah Majalengka : -10 W/m2 hingga -30 W/m2. Anomali OLR bernilai negatif menandakan tutupan awan cenderung lebih tebal dari rata-rata klimatologisnya. 3. Dari analisa komponen angin terlihat adanya pola shearline diatas wilayah Majalengka yang dapat berperan untuk pembentukan awan – awan konvektif penghasil hujan dengan intensitas lebat. 4. Dari klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu (-56) s/d (-62) 0C, yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
5. Indeks labilitas udara :
Nilai K.Indeks yaitu 35 yang mengindikasikan potensi pembentukan awan konvektif sedang.
Nilai Lifted Indeks berkisar antara -3 yang mengindikasikan kemungkinan potensi badai guntur yang sedang.
Nilai
Showalter
Indeks
yaitu
-1
yang
mengindikasikan
kemungkinan terjadi badai guntur.
Mengetahui : Kepala Stasiun Meteorologi Nabire
ttd Okto Firdaus F.R, ST NIP. 197610271998031002
Nabire, 20 Januari 2017 Pembuat Laporan 1. Eusebio Andronikos Sampe, S.Tr NIP. 198707052006041003 2. Rifki Adiguna Sutowo, S.Tr NIP.199304302013121001 3. Rodhi Janu Aldilla Putri, S.Tr NIP. 199401032013122001