HUBT]NGAIY PERAN TENAGA KESEHATAN DENGAI\ EFEKTTFITAS MEIIYUSU BAYI DI RSUD PAI\EMBAHAN SENOPATI BAIYTUL
YOGYAKARTA
SKRIPSI Diajuk-an Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
STIKES A. Yani Yogyakarta
j
AN
A YA K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S E K I
Disusun Oleh:
J
D EN
SINTA MASITA OKTAVIATY NPM: 3208045
ST
PROGRAM STI]DI ILMU KEPERAWATAI\ SEKOLAH TINGGI ILMU KESEIIATAI{ JEI\DR,AL ACHMAD YA}{I YOGYAKARTA 2012
KA
A T R q?
AN
KA
P
Y G A YO T I S . YAN U P AL A R E ER
S
S
E K I T
A K A
D
N JE
A T R
'i
HALI\I}IAN PERITYATAA}I
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Pergunran I Tlnggr dan sepaqiang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pemah diarlis atau dit€rbitkan oraag lain kecuali yang secara tsrhlis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dplan daftarpustaka
Yogyakrta, Agustus
201 2
N ARTA A A AK
K A
T ANI S U .Y
Y
G YO
P AL A R E ER
P
S E IK
D
N JE
ST
'i
l
RELATIONSHIP THE ROLE OF HEALTH OFFICER WITH EFFECTIVENESS OF FEEDING BABY IN RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA. Hubungan Peran Tenaga Kesehatan Dengan Efektifitas Menyusu Bayi Di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Sinta Masita Oktaviaty1, Ida Nursanti2, Yanita Trisetiyaningsih3 ABSTRACT Background: The provision of exclusive breastfeeding in Indonesia is still very low 15.3% of new babies who are breastfeed exclusively until six months. Lack of knowledge about breastfeeding mothers who became one of the main causes of low breast-feeding. Health officer have a very special role in supporting breastfeeding. Delivery of health information is part of health education became one of the role of health professionals other than as implementers and researchers. Officer role in delivering the right information can help mothers to breastfeed properly and avoid common problems. Objectives: This objectives of this study to determine the relationship the role of health officer with the effectiveness of feeding baby in hospitals of Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. Research Methods: The study design was non-experimental descriptive observational method with cross sectional approach. The number of samples in this study were 77 respondents are the post partum mother in Alamanda Room 3, RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Analysis of the data used is the analysis univariate and bivariate analysis using Chi-Square, with a significance level of P value < 0.05. Results: Results showed that most mothers to assess the role of health officer is goods which in the amount of 40 respondenrs or 51.9%, and infants can feeding effectively as many as 41 babies, or 53.2%. The results obtained by statistical calculation of the value of p value of 0.00. Contingency coefficient values for 0.422 show the strength of the relationship between the role of health officer to the effectiveness of feeding baby is being middle. Conclusion: There is a significant relationship between the role of health officer with the effectiveness of infant feeding in RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
Keywords: Role, Health Officers, Effectiveness of Feeding Baby
1
Students PSIK STIKES General Achmad Yani Yogyakarta Lecturer PSIK STIKES General Achmad Yani Yogyakarta 3 Lecturer PSIK STIKES General Achmad Yani Yogyakarta 2
A
T AR
HUBUNGAN PERAN TENAGA KESEHATAN DENGAN EFEKTIFITAS MENYUSU BAYI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA Sinta Masita Oktaviaty1, Ida Nursanti2, Yanita Trisetiyaningsih3 INTISARI Latar Belakang: Berdasarkan data Bappenas (2010) tingkat pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di Indonesia masih sangat rendah yaitu baru 31 persen bayi yang mendapat ASI eksklusif hingga usia enam bulan. Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi DIY 2011, pemberian ASI eksklusif di Kabupaten Bantul sebanyak 33,10%. Pengetahuan ibu yang kurang tentang ASI menjadi salah satu penyebab utama rendahnya pemberian ASI. Petugas kesehatan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Penyampaian informasi kesehatan merupakan bagian dari pendidikan kesehatan yang menjadi salah satu peran tenaga kesehatan selain sebagai pelaksana dan peneliti. Peran petugas dalam menyampaikan informasi yang tepat dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran tenaga kesehatan dengan efektifitas menyusu bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Metode Penelitian: Rancangan penelitian ini adalah non-eksperimental menggunakan metode deskriptif observational dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 77 responden ibu post partum di Ruang Alamanda 3, RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariabel dan analisis bivariabel menggunakan Chi- Square, dengan tingkat kemaknaan p value < 0,05. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu menilai peran tenaga kesehatan baik yaitu sebesar 40 responden atau 51,9% dan bayi yang dapat menyusu efektif yaitu sebanyak 41 bayi atau 53,2 %. Hasil perhitungan statistik diperoleh nilai p value sebesar 0,00. Nilai koefisien kontingensi sebesar 0.422 menunjukkan kekuatan hubungan antara peran tenaga kesehatan dengan efektifitas menyusu bayi adalah sedang. Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara peran tenaga kesehatan dengan efektifitas menyusu bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Saran: Tenaga kesehatan diharapkan lebih meningkatkan lagi penyampaian informasi tentang ASI dan langkah- langkah cara menyusui yang baik dan benar pada ibu.
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
Kata Kunci: Peran, Tenaga Kesehatan, Efektifitas menyusu bayi 1
Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta Dosen STIKES A. Yani Yogyakarta 3 Dosen STIKES A. Yani Yogyakart 2
x
A
T AR
HALAMAN PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Agustus 2012
Sinta Masita Oktaviaty
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
x
A
T AR
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berjudul: Hubungan Peran Tenaga Kesehatan dengan Efektifitas Menyusu Bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Karya Tulis ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada : 1. Bapak dr. I Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua Sekolah Tinggi ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 2. Ibu Dwi Susanti S. Kep.,Ns selaku Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan dan menyusun Karya Tulis ini. 3. Ibu Ida Nursanti,S.Kep.,Ns.MPH selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada penulis dalam persiapan, pelaksanaan dan penyusunan Karya Tulis ini. 4. Ibu Yanita Trisetiyaningsih,S.Kep.,Ns selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada penulis dalam persiapan, pelaksanaan dan penyusunan Karya Tulis ini. 5. Ibu Retno Mawarti S.Pd.,M.Kes selaku Dosen Penguji yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis dalam penyusunan Karya Tulis ini. 6. Seluruh dosen Keperawatan STIKES Jenderal A.YANI, atas segala ilmu yang telah diberikan sehingga bermanfaat dalam penulisan Karya Tulis ini. 7. Seluruh karyawan STIKES Jenderal A.YANI yang telah membantu peneliti dalam memberikan surat izin untuk studi pendahuluan, dan izin penelitian. 8. Kepada Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian, serta ibu- ibu post partum di ruang Alamanda 3 yang telah bersedia menjadi responden. 9. Kedua orang tua dan adik tercinta beserta semua keluarga yang sudah memberikan doa, kasih sayang, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan ini. 10. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu tersusunnya usulan penelitian ini
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan Karya Tulis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sehingga penyusunan Karya Tulis ini menjadi lebih baik dan bermanfaat bagi ilmu keperawatan. Yogyakarta, Agustus 2012 Penulis
x
A
T AR
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .............................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................ii INTISARI…………………………………………………………………….......iii ABSTRACT……………………………………………………………………...iv HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………………....v KATA PENGANTAR ..................................................................................….....vi DAFTAR ISI……………………………………………………………………..vii DAFTAR TABEL.................................................................................................viii DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
AN
BAB I
5 5 6 6
TINJAUAN PUSTAKA A. Tenaga Kesehatan ................................................................ B. Proses Menyusui .................................................................. C. Efektifitas Menyusu ............................................................. D. Landasan Teori ..................................................................... E. Kerangka Teori..................................................................... F. Kerangka Konsep ................................................................. G. Hipotesis...............................................................................
10 19 31 33 35 36 36
METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ........................................................... B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................... D. Variabel Penelitian ............................................................... E. Definisi Operasional............................................................. F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ................................... G. Validitas dan Reabilitas........................................................ H. Teknik Pengumpulan Data ................................................... I. Analisa Data............................................... .......................... J. Etika Penelitian .................................................................... K. Penatalaksanaan Penelitian ..................................................
37 37 37 39 40 41 42 44 45 47 48
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
D
S
E K I T
S
BAB III
T AR1
A YAK K A OG
BAB II
A
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................ C. Tujuan Penelitian ................................................................. D. Manfaat Penelitian ............................................................... E. Keaslian Penelitian ...............................................................
N JE
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………....48 A. Hasil Penelitian……………………………………………………….48 B. Pembahasan…………………………………………………………..52 C. Keterbatasan Penelitian………………………………………………57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………...58 A. Kesimpulan…………………………………………………………...58 B. Saran………………………………………………………………….58 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
x
A
T AR
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Definisi Oprasional .......................................................................... 40 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Peran Tenaga Kesehatan .................................. 42 Tabel 3.3 Kisi-kisi lembar observasi…………………………………............ 42 Tabel 3.5 Koefisien Contingency..................................................................... 47 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi karakteristik responden ................................... 52 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi peran tenaga kesehatan ................................... 53 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi efektifitas menyusu bayi ................................. 54 Tabel 4.4 Tabe Tabulasi silang ........................................................................ 54
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
x
A
T AR
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6 Gambar 2.7 Gambar 2.8
Peran Perawat..........................................................................13 Langkah-Langkah Perlekatan Menyusui.................................22 Perlekatan Menyusui yang benar…………………………….23 Perlekatan Menyusui yang salah……………………………..23 Hisapan yang Adekuat……………………………………….23 Hisapan yang tidak Adekuat…………………………………23 Kerangka Teori………………………………………………35 Kerangka Konsep…………………………………………….36
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
x
A
T AR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Permohonan menjadi responden Lampiran 2. Inform Consent Lampiran 3. Kuesioner peran tenaga kesehatan Lampiran 4. Lembar observasi e fektifitas menyusu bayi Lampiran 5. Time Schedule Penelitian Lampiran 6. Lembar gambar observasi Lampiran 7. Surat Studi Pendahuluan Lampiran 8. Surat ijin penelitian Lampiran 9. Rekapitulasi karakteristik responden penelitian Lampiran 10.Rekapitulasi karakteristik frekuensi karakteristik responden Lampiran 11. Hasil uji statistik Lampiran 12. Lembar konsul
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
E K I T
D
N JE
S
x
A
T AR
BAB 1 PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan data World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa setiap tahun terdapat satu sampai satu setengah juta bayi didunia yang meninggal karena tidak diberi ASI eksklusif dan dienam Negara berkembang terdapat resiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 35 % jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia dibawah dua bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 48 % (Roesli, 2009). Upaya pemerintah untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif demi tercapainya tujuan Millennium Development Goals (MDG's) 2015 dalam tujuan
AN
ke empatnya yaitu menurunkan angka kematian anak dengan target menurunkan
A YAK K A OG
dinilai masih belum serius. Menurut Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI),
T ANI Y S U .Y
dukungan pemerintah kepada para ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif kepada bayi masih jauh dari harapan. Minimnya komitmen tersebut juga dapat
P AL A R E ER
dilihat dari laporan World Breastfeeding Trends Initiative (WBTI), tren inisiatif
P
pemberian ASI di 33 negara. Laporan WBTI ini menggambarkan bahwa
D
N JE
dukungan yang minim untuk menyusui merupakan hal yang umum ditemukan di
S E K I untuk ST menyusui bayinya menjadi prioritas kesekian pemerintah. Indonesia sendiri banyak Negara. Dalam laporan tersebut terlihat bahwa dukungan kepada para ibu
hanya menempati peringkat ke-29 di atas Meksiko, Cape Verde dan Taiwan (Kompas, 2011).
Berdasarkan data Bappenas (2010) tingkat pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di Indonesia masih sangat rendah yaitu baru 31 persen bayi yang mendapat ASI eksklusif hingga usia enam bulan. Berdasarkan data profil kesehatan Provinsi DIY 2011, cakupan ASI eksklusif pada tahun 2009 yaitu sebesar 34,56% dan tahun 2010 meningkat mencapai 40,57% dari target 80%. Cakupan pemberian ASI eksklusif tertinggi di Kabupaten Sleman Yogyakarta sebanyak 66,36 %, dan terendah di Kabupaten Bantul 33,10% dan disusul Gunung 1
A
T AR
angka kematian balita sebesar dua pertiganya antara tahun 1990 dan tahun 2015
2
kidul 31,08 %. Data lain menyebutkan sebanyak 86% bayi mendapatkan makanan berupa susu formula, makanan padat, atau campuran antara ASI dan susu formula. Kesadaran masyarakat dalam pemberian ASI ekslusif yang masih rendah menjadi salah satu alasan masih sangat sedikitnya bayi yang mendapat ASI ekslusif, masalah itu juga diperparah dengan gencarnya promosi susu formula (DinKes DIY, 2011). Menyusui adalah sesuatu yang alami, dan segala sesuatu yang alami adalah yang terbaik bagi semua orang. Namun, alami tidak selalu mudah, keberhasilan menyusui membutuhkan dukungan baik dari orang yang telah mengalaminya atau dari seseorang yang profesional (Ramaiah, 2007). Berbagai manfaat pemberian ASI terutama ASI eksklusif bagi bayi yaitu sebagai nutrisi, meningkatkan daya tahan tubuh dari infeksi, meningkatkan kecerdasan, dan meningkatkan jalinan
AN
kasih sayang antara ibu dan bayi. Namun, sering kali ibu-ibu kurang mendapatkan
A
RT informasi yang tepat mengenai manfaat ASI eksklusif dan dampak yangA terjadi AK apabila ASI eksklusif tidak diberikan. Ibu juga membutuhkan Y informasi yang G tepat mengenai langkah- langkah atau cara menyusuiI bayi YOdan apa yang harus N eksklusif kepada bayinya Asecara dilakukan bila timbul kesukaran dalam menyusui Y . A (Mubarak, 2011). Selain itu, kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI L RA produk-produk makanan tambahan dan ekslusif dipengaruhi oleh Epromosi D N formula. Pengalaman dalam upaya meningkatkan penggunaan Air Susu Ibu (ASI) E S Jmenunjukkan bahwa hambatan utama penggunaan ASI adalah selama 15E tahun IKtersampainya pengetahuan yang benar tentang ASI dan menyusui pada T kurang S
A K A
T S U
P R E
P
para ibu. ASI dan menyusui umumnya dianggap hal yang biasa yang tidak perlu di pelajari, manajemen laktasi atau cara menyusui yang kurang tepat, adanya mitos-mitos yang menyesatkan yang sering menghambat pemberian ASI (Roesli, 2009). Menurut Kristiyanasari (2009), rendahnya angka pemberian ASI ini juga disebabkan kurangya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi, kurangnya dukungan dari petugas tenaga kesehatan, persepsi sosial budaya yang menentang pemberian ASI. Banyak ibu merasa bahwa susu formula itu sama baiknya atau
3
malah lebih baik dari ASI sehingga cepat menambah susu formula bila merasa bahwa ASI kurang. Petugas kesehatanpun masih banyak yang tidak memberikan informasi pada saat pemeriksaan kehamilan atau saat memulangkan bayi. Sehingga, setelah melahirkan ibu belum bisa melakukan praktik menyusui yang baik. Berhubungan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Goyal, et al. (2011), menunjukkan bahwa posisi menyusui dan perlekatan yang buruk ditemukan pada ibu primipara sehingga berpengaruh pada proses menyusui dimana proses menyusui yang buruk ditemukan lebih dari 42, 8%. Pengetahuan ibu yang kurang tentang ASI menjadi salah satu penyebab utama rendahnya pemberian ASI bahkan kegagalan dalam pemberian ASI berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wieta (2010) mengungkapkan bahwa ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang teknik menyusui hanya
AN
46,7% tanpa pernah diberikan intervensi atau pendidikan kesehatan. Padahal
A
RT pengetahuan ibu akan meningkat dari 46,7% menjadi 85,7% apabila ibu diberikan A AK intervensi atau pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui Y yang baik dan G benar, sehingga upaya peningkatan pengetahuan padaI ibu perlu dilakukan untuk YO ANASI serta perlunya sumber mendukung tercapainya keberhasilan pemberian Y . A dukungan baik dari keluarga atau tenaga kesehatan. L RA adalah setiap orang yang mengabdikan diri Petugas atau tenaga kesehatan E NDserta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan dalam bidang kesehatan E S J dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan melalui pendidikan E IK untuk melakukan upaya kesehatan. Upaya kesehatan diselenggarakan T kewenangan S
A K A
T S U
P R E
P
dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative
yang
dilaksanakan
secara
terpadu,
menyeluruh,
dan
berkesinambungan. Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan (DepKes RI, 2009). Penyampaian informasi kesehatan merupakan bagian dari pendidikan kesehatan yang menjadi salah satu peran tenaga kesehatan selain sebagai pelaksana dan peneliti. Dalam melaksanakan upaya kesehatan melalui penyampaian informasi kesehatan, seorang tenaga kesehatan juga harus memperhatikan hak pasien dalam mendapatkan informasi yang benar dan
4
mendidik masyarakat lebih mengetahui ilmu kesehatan, sehingga diharapkan fungsi preventif dapat tercapai serta bertujuan agar derajat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan (Dewi, 2008). Dalam upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak, perlu usaha pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan keluarga salah satunya dalam mendukung pemberian Air Susu Ibu (ASI), perlekatan ibu dan bayi (Sulistyawati, 2009). Upaya- upaya promosi kesehatan pada ibu nifas dalam hal menyusui yaitu tentang perawatan payudara, dan anjurkan teknik menyusui yang benar (Syarifudin, 2009). Petugas kesehatan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran petugas dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi (Nugroho, 2011).
AN
Masalah yang ditimbulkan dari kurangnya penyuluhan yang diberikan
A
RT tentang management ASI adalah pada ibu yang sering terjadi puting susuAnyeri, AK Y lecet, bengkak yang disebabkan salah satunya karena posisi menyusui yang salah G O bayi yang sering atau tidak efektif, serta masalah menyusui pada bayi Yyaitu I ANbayi tidak benar saat menyusu menangis karena belum puas menyusu akibat Y posisi A. (Kristiyanasari, 2009). Kurangnya sehingga pengerluaran ASI tak sempurna L RA pelayanan konseling laktasiEdan dukungan dari petugas juga disebabkan masih D N petugas persalinan dari berbagai tingkat yang tidak banyaknya sikap E para J S perkembangan ilmu kesehatan seperti konsep baru tentang bergairah E mengikuti K I pemberian ST ASI dan hal – hal yang berhubungan dengan ibu hamil, ibu bersalin
A K A
T S U
P R E
P
dan ibu menyusu dan bayi baru lahir. Bahkan ada juga sikap Petugas Kesehatan yang langsung memberikan susu botol pada bayi baru lahir ataupun tidak mau mengusahakan agar ibu mampu memberikan ASI kepada bayinya (Baskoro, 2008). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Utari (2008), hanya 50% tenaga kesehatan (perawat/ bidan) yang menjalankan perannya dengan baik terkait perannya
sebagai
pendidik
dalam
Inisiasi
Menyusui
Dini
(IMD).
Padahal untuk mencapai keberhasilan pemberian ASI eksklusif salah satunya dimulai dari keberhasilan IMD yang nantinya membantu prosess laktasi dan efektifitas menyusui.
5
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 7 Februari 2012 di ruang Alamanda 3 RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta didapatkan data dari perawat jaga bahwa di ruangan tersebut dilakukan pendidikan kesehatan pada ibu menyusui minimal 2- 3x selama ibu dirawat diruangan tersebut. Pendidikan kesehatan diberikan pada hari pertama ibu masuk ke ruangan perawatan tersebut. Dari hasil observasi yang ditemukan bahwa memang tenaga kesehatan diruangan tersebut melakukan pendidikan kesehatan tentang cara menyusui. Namun, hasil yang didapatkan 3 dari 5 ibu saat menyusui tampak posisi bayi masih kurang tepat, bayi tampak kurang nyaman dalam menyusui, bayi belum bisa melekat dengan baik. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai bagaimana hubungan peran tenaga kesehatan dengan
AN
efektifitas menyusu bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y B. Rumusan Masalah
P AL A R E ER
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah hubungan peran tenaga kesehatan
P
dengan efektifitas menyusu bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta ? ”.
S
E K I T
D
N JE
S
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dalam penelitian ini adalah mengetahui hubungan peran tenaga kesehatan dengan efektifitas menyusu bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
A
T AR
6
2. Tujuan Khusus a) Mengidentifikasi peran tenaga kesehatan dalam pelaksanaan proses menyusui pada ibu dan bayi di ruang Alamanda 3 RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. b) Mengidentifikasi efektifitas menyusu bayi di ruang Alamanda 3 RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Tenaga kesehatan Sebagai informasi bagi petugas kesehatan agar dapat membantu ibu dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan menyusui yang benar dan
AN
dapat juga dijadikan sebagai bahan informasi dalam perbaikan dalam
A
RT pengembangan pelayanan kesehatan yang terkait dengan peran A tenaga AK Y kesehatan sebagai educator dalam memberikan informasi dan meningkatkan OG pengetahuan dan keterampilan ibu dalam menyusui.I Y AN 2. Bagi Ibu Y A. masukan bagi ibu akan pentingnya Diharapkan penelitian ini dapat L memberi RA yang benar sehingga ibu termotivasi dalam ASI eksklusif dan teknikE menyusui ND dan pengetahuan tentang pemberian ASI. meningkatkan informasi E SJ E IK T S
A K A
T S U
P R E
P
E. Keaslian Penelitian 1. Utari (2008). Peran perawat dan bidan dalam Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Sakit Umum Pemerintah Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran perawat dan bidan dalam IMD selaku penolong persalinan di RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten. Metode penelitian ini adalah penelitian non eksperimen dengan uji statistic deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dengan jumlah sampel 12 responden. Analisa data menggunakan analisis univariat yaitu dengan distribusi frekuensi. Hasil dari penelitian peran perawat
7
dan bidan dalam inisiasi menyusu dini di Rumah sakit umum pemerintah Dr. Soeradji Tirtonegoro klaten jawa tengah secara keseluruhan yaitu peran sebagai pemberi asuhan baik dengan prosentase 50 %, peran sebagai pendidik baik 50%, peran sebagai konselor sebagian perawat dan bidan sudah melaksanakannya dengan baik dan sebagian kurang, peran sebagai pembela/ pelindung baik (58,3%), peran sebagai pembaharu kurang (58,3%), dan peran sebagai kolaborator kurang (50%). Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel, jumlah sampel, cara pengumpulan data. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada tujuan penelitian yang ingin mengetahui peran tenaga kesehatan (perawat/ bidan) dalam menyusui. 2. Goyal, et al. (2011). Praktik menyusui: posisi, perlekatan dan menyusui
AN
efektif- Rumah Sakit Akademi Dasar di Libya. Penelitian ini bertujuan untuk
A
RT menilai posisi yang benar, perlekatan dan menghisap efektif dalam A praktik AK menyusu bayi oleh ibu-ibu di Rumah Sakit Benghazi. MetodeY penelitian yang OG cross sectional digunakan adalah observasi deskriptif, dengan pendekatan Y I N yang dilakukan dari bulan November 2009 YAsampai februari 2010. Sampel . A dalam penelitian ini berjumlah 192 responden yang telah memenuhi criteria L A inklusi. 192 ibu dan bayinya ERdiobservasi selama menyusui tentang posisi ibu D dan bayi, perlekatan EN dan efektifitas menghisap dengan menggunakan form J Smenyusui dari WHO. Hasil penelitian didapatkan posisi yang buruk observasi E K I T pada ibu primipara (24 %) dari pada ibu multipara (8.9- 12.5%), begitu juga
A K A
T S U
P R E
P
S
perlekatan yang buruk pada ibu primipara (30%) dibanding ibu multipara (20.9%), paritas signifikan dengan buruknya posisi ( P=0.0028) dan perlekatan (P= 0.002). Menyusui yang buruk ditemukan lebih dari (42.8%) pada bayi usia kurang dari 7 hari dari pada bayi pada usia lebih dari 7 hari. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah pada variabel dan sampel. Persamaan pada penelitian ini adalah terletak pada tujuan penelitian dan metode penelitian.
8
3. Wieta (2010). Pengaruh pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui pada ibu-ibu menyusui di Wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui pada ibu- ibu menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen semu “Quasy Experiment” yaitu untuk menilai pengaruh pendidikan kesehatan tentang teknik menyusui pada ibu-ibu menyusui dengan rancangan pre-test dan posttest. Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group, yaitu penelitian dilakukan sebelum dan sesudah responden diberi perlakuan dengan menggunakan kelompok kontrol. Jumlah sampel 30 responden terbagi atas 15 responden pada kelompok eksperimen, 15 responden pada kelompok kontrol yang diambil secara purposive sample. Instrument yang digunakan
AN
dalam penelitian ini berupa kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian
A
RT didapatkan pada kelompok eksperimen saat dilakukan pre test didapatkan A K Adidapatkan Y pengetahuan kategori baik (46,7%), pada saat post test OdanGuji wilcoxon test pengetahuan kategori baik meningkat menjadi (85,7%) Y I N diperoleh P= 0,007. Sedangkan pada kelompok YA control saat dilakukan pre test . A(46,67%), pada saat post test meningkat didapatkan pengetahuan kategoriL baik RA test diperoleh P= 0,157.terdapat perbedaan menjadi (53,3%) dan ujiE wilcoxon D Nsignifikan pengetahuan yang antara kelompok eksperimen dan kelompok E J S kontrol. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu E K I pada variabel, metode penelitian, tujuan penelitian, rancangan penelitian. ST
A K A
T S U
P R E
P
Persamaannya terdapat pada instrument yang digunakan dalam penelitian yang berupa observasional. 4. Widodo (2011). Hubungan Peran Perawat Pelaksana dalam Pemasangan Infus terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan peran perawat pelaksana dalam pemasangan infus terhadap tingkat kepuasan pasien di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitik korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 109 perawat pelaksana dan pasien. Pengambilan
9
sampel dengan menggunakan aksidental sampling.instrumen yang digunakan adalah kusioner dan lembar observasi. Uji statistic yang di gunakan yaitu uji Kendall Tau dengan tingkat kemaknaan p < α (0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 53 responden didapatkan data perawat yang memiliki peran pemasangan infuse baik yaitu sebanyak 37 orang (69,8%) cukup yaitu sebanyak 16 orang (30,2%) sedangkan pasien yang merasa sangat puas yaitu sebnayak 12 orang (22,6%), puas yaitu sebanyak 30 orang (56,6%), tidak puas
sebanyak 11 orang (20,8%). Hasil perhitungan statistic
menggunakan uji Kendall Tau, diperoleh p value sebesar 0,00 < 0,05 yang menunjukkan ada hubungan antara peran perawat dalam pemasangan infus dengan tingkat kepuasan pasien Nilai koefisien korelasi sebesar 0,609 menunjukkan kekuatan hubungan antara peran perawat dalam pemasangan
AN
infus dengan tingkat kepuasan pasien adalah kuat. Perbedaan penelitian ini
A
RT dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada metode penelitian,A tujuan AK penelitian, rancangan penelitian. Persamaannya terdapat padaYvariabel bebas G dan instrument yang digunakan dalam penelitianIyang YOberupa kusioner dan AN observasional. Y A. L RA E ND E SJ E IK T S
A K A
T S U
P
P R E
N ARTA A A AK
K OGY A T IY
S . YAN U P A
ER
P
E J S
N
S
E K I T
L A R DE
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Panembahan Senopati Bantul merupakan institusi kesehatan terbesar di Kabupaten Bantul berlokasi di Jalan Wahidin Sudiro Husada, No. 14 Bantul Yogyakarta. RSUD Panembahan Senopati Bantul berdiri di atas lahan seluas 2,5 Ha, luas bangunan 8.350 m2 dengan usulan pengembangan perluasan sebesar 11.800 m2. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan
Jetis,
sebelah
selatan
berbatasan
dengan
AN
kecamatan
Bambanglipuro, sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Pandak dan
A YAK K A OG
Senopati Bantul memiliki 15 unit klinik rawat jalan, 11 ruang rawat inap, 12
T ANI Y S U .Y
unit instalasi pendukung, selain itu sumber daya manusia yang cukup lengkap memberikan pelayanan bermutu dan terjangkau. Ruang Alamanda merupakan
P AL A R E ER
bangsal obstetrik dimana bangsal Alamanda dibagi menjadi 2 yaitu Alamanda
P
2 yang merawat ibu dengan kelainan patologis dan bangsal Alamanda 3
D
N JE
terdapat pelayanan rawat gabung (ibu dan bayi) serta ibu hamil yang
S E K 12Iruangan, jumlah bed 28. Jumlah tenaga kesehatan diruang Alamanda 2 dan T menunggu proses persalinan dan pemulihan. Ruang Alamanda 3 mempunyai
S
3 yaitu jumlah bidan 13 orang, jumlah dokter 3 orang, jumlah perawat 7 orang. RSUD Panembahan Senopati Bantul mempunyai tujuan yaitu
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan di RSUD Panembahan Senopati dengan visi “Terwujudnya rumah yang unggul dan menjadi pilihan utama masyarakat Bantul dan sekitarnya”.
48
A
T AR
sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Sewon. RSUD Panembahan
49
2. Karakteristik Responden Hasil
analisis
univariabel
bertujuan
untuk
mendeskripsikan
karakteristik dari subjek penelitian sehingga kumpulan data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna. Karakteristik responden pada penelitian ini disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Postpartum dan bayi berdasarkan umur, paritas, usia kehamilan, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin bayi, dan berat badan lahir di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta tahun 2012. Karakteristik responden Karekteristik Ibu 1. Umur a. < 20 tahun b. 20 – 30 tahun c. > 30 tahun 2. Paritas a. Primipara b. Multipara 3. Usia Kehamilan a. 37- 39 minggu b. 40-42 minggu 4. Pendidikan a. Rendah (SD/ Tidak sekolah) b. Sedang (SMP- SMA) c. Tinggi (PT) 5. Pekerjaan a. IRT b. Petani c. Pegawai Swasta d. PNS e. Lain-lain Karakteristik bayi 1. Jenis kelamin a. Laki- laki b. Perempuan
R ERA E P ND S
S
E K I T
Berat Badan Bayi a. 2500gr- 3000gr b. > 3000gr Jumlah Sumber : Data primer, Tahun 2012
8 43 26
10,4 55,8 33,8
AN
A K A OG 35 42
A
RT 51,9 A 48,1 K A Y
IY
AN8 Y . 64
LA
JE
Presentase (%)
40 37
ST
PU
Frekuensi
45,5 54,5
5
10,4 83,1 6,5
51 3 11 2 10
66,2 3,9 14,3 2,6 13,0
35 42
45,5 54,5
36 41 77
46,8 53,2 100,0
2.
Berdasarkan Tabel 4.1 pada karakteristik ibu menunjukkan bahwa karakteristik umur ibu post partum di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta sebagian besar berusia 20- 30 tahun sebanyak 43 responden atau
50
55,8 %. Karakteristik paritas menunjukkan bahwa jumlah kelompok paritas terbanyak pada ibu primipara sebanyak 40 responden atau 51,9 %. Usia kehamilan pada ibu post partum sebagian besar adalah 40- 42 minggu sebanyak 42 responden atau 54,5 %. Tingkat pendidikan ibu sebagian besar berpendidikan sedang (SMP- SMA) sebanyak 64 responden atau 83,1 %. Status pekerjaan ibu post partum sebagian besar adalah ibu rumah tangga sebanyak 51 responden atau 66,2 %. Berdasarkan Tabel 4.1 pada karakteristik bayi menunjukkan bahwa sebagian besar bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul berjenis kelamin perempuan sebanyak 42 bayi atau 54,5 %. Karakteristik berat badan lahir sebagian besar bayi lahir dengan berat badan >3000 gram sebanyak 41 bayi atau 53,2 %.
AN
A YAK K A OG
3. Peran tenaga kesehatan di RSUD Panembahan Senopati Yogyakarta
T ANI Y S U .Y
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peran tenaga
P AL A R E ER
kesehatan dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Peran Tenaga Kesehatan Di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Tahun 2012.
P
S
E K I T
S
D
N JE
Peran tenaga kesehatan Frekuensi Baik 40 Cukup 26 kurang 11 Jumlah 77 Sumber: Data Primer, Tahun 2012
Prosentase (%) 51,9 33,8 14,3 100
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar ibu menilai peran tenaga kesehatan baik yaitu sebanyak 40 responden atau 51,9%.
4. Efektifitas menyusu bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai efektifitas menyusu bayi dapat dideskripsikan sebagai berikut:
A
RT Bantul A
51
Tabel 4.3 Efektifitas Menyusu Bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Efektifitas Menyusu Bayi Efektif Tidak efektif Jumlah Sumber: Data Primer, Tahun 2012
Frekuensi 41 36
Prosentase (%) 53,2 46,8
77
100
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 77 responden, bayi yang dapat menyusu efektif yaitu sebanyak 41 bayi atau 53,2 %.
5. Hubungan peran tenaga kesehatan dengan efektifitas menyusu bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Tabulasi silang dan hasil uji stastistik hubungan peran tenaga kesehatan
AN
A T R Yogyakarta Tahun 2012, dapat dideskripsikan pada tabel silang dibawah Aini: K A dengan Tabel 4.4 Tabel silang Hubungan peran tenaga kesehatan Y G efektifitas menyusu bayi di RSUD O Panembahan Senopati Y Bantul Yogyakarta Tahun 2012.I AN Efektifitasmenyusu Y A. Peran P coef L value Efektifitas Tidak efektif X cont A tenaga kesehatan ERF % f % D N 30 39 10 13 16,662 0,422 0,000 BaikJE 11,7 22,1 S Cukup 9 17 E K I 2,6 11,7 2 9 ST Kurang dengan efektifitas menyusu bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul
A K A
T S U
P R E
P
2
Sumber: Data Primer, Tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari total 77 responden sebagian besar responden menilai peran tenaga kesehatan baik dengan pola menyusu bayi yang efektif. Hal ini dapat di lihat dari hasil uji statistik yang menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan yang baik dapat mencapai efektifitas menyusu sebanyak 30 bayi atau 39%. Untuk mengetahui adakah hubungan yang signifikan antara peran tenaga kesehatan dengan efektifitas menyusu bayi, telah dilakukan uji statistic menggunakan uji Chi Square dengan SPSS for windowversi 16.0. Berdasarkan
53
hasil pengujian di dapatkan nilai X2hitung (16,662) > X2 tabel (5,99) dan nilai P value sebesar 0,00 sehingga lebih kecil dari 0,05 atau P value < 0,05. Hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa peran tenaga kesehatan berhubungan secara signifikan dengan efektifitas menyusu bayi. Untuk mengetahui kekuatan hubungan tersebut dilakukan dengan melihat nilai dari koefisien kontingensi. Berdasarkan hasil analisis dengan SPSS for windowversi 16.0 nilai koefisien kontingensi (contingency coefficient) diperoleh nilai sebesar 0,422. Angka hasil pengujian tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel pedoman interpretasi koefisien kontingensi, nilai koefisien kontingensi (0,422) terdapat diantara 0,40-0,599 yang berarti ada hubungan sedang antara peran tenaga kesehatan dengan efektifitas menyusu bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2012.
AN
A YAK K A OG
B. PEMBAHASAN
T ANI Y S U .Y
1. Peran tenaga kesehatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul
P AL A R E ER
Yogyakarta.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu
P
ND E Peran merupakan bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang SJ E pada IKsituasi sosial tertentu. (Mubarak, 2009). Tenaga kesehatan adalah setiap T
menilai peran tenaga kesehatan baik yaitu sebanyak 40 responden atau 51,9 %.
S orang
A
T AR
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan yang diharapkan mampu mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat (Bappenas, 2005). Menurut Nugroho (2011), petugas kesehatan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Petugas kesehatan dalam
53
menjalankan perannya sebagai pendidik salah satunya melalui pemberian pendidikan kesehatan yaitu merupakan usaha/ kegiatan untuk membantu individu, kelompok, dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan untuk mencapai hidup sehat optimal. Peran pendidik ini menuntut perawat dan bidan untuk memberikan pendidikan dan pelatihan pada klien dan keluarga, terutama dalam mengatasi masalah kesehatannya. Tugas perawat dan bidan dalam peran sebagai pendidik adalah memberikan informasi pada klien dan keluarga tentang teknik menyusui serta hal-hal yang mendukung keberhasilan menyusui. Hal ini didukung oleh jurnal penelitian yang dilakukan oleh Hoffman. J, (2006) yang menyatakan bahwa perawat harus memberikan informasi- informasi yang akurat sehingga tidak terjadi kebingungan oleh pasien dan keluarga, seperti yang selama ini sering terjadi.
AN
A
RT Perawat atau bidan memberikan informasi- informasi dalam menyusui A AK tentang teknik menyusui yang baik dan benar dimaksudkanY agar klien dan G keluarga mampu mengaplikasikannnya dirumahI masing-masing, sehingga YO N A klien dan keluarga mampu mewujudkanYpemberian ASI eksklusif. Peran . Aberarti bahwa tenaga kesehatan telah tenaga kesehatan yang baik yang L RAmemberikan edukasi tentang pemberian ASI, menyampaikan informasi dan E NDyang baik dan benar (Perinasia, 2007). serta teknik menyusui E S J hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pula peran Berdasarkan E IK kesehatan yang cukup dan kurang. Peran tenaga kesehatan baik hanya T tenaga S
A K A
T S U
P R E
P
dinilai oleh setengah dari jumlah keseluruhan responden. Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Utari (2008) tentang “Peran Perawat dan Bidan dalam Inisiasi Menyusu Dini di Rumah Sakit Umum Pemerintah Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten Jawa Tengah” dimana menunjukkan bahwa terdapat peran perawat sebagai pendidik dengan kriteria baik sebesar 50%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya faktor lain menyebabkan peran tersebut tidak sepenuhnya terlaksana dengan baik, dalam hal ini seperti masih minimnya media komunikasi (leaflet) karena tidak semua ibu yang diberikan leflet dan tersampaikan langkah- langkah menyusui secara
54
benar serta kurangnya pengawasan, ataupun faktor dari ibu dalam menerima informasi atau pesan yang disampaikan. Menurut Mubarak (2011) Penggunaan media yang menarik untuk menyampaikan informasi sangat penting dalam tercapainya tujuan penyuluhan dan akan lebih meningkatkan pengetahuan yang diterima. Peningkatan pengetahuan seseorang disebabkan penerimaan informasi berupa suara dan gambar yang diterima beberapa indra dan disampaikan dalam pendidikan kesehatan sehingga mudah diingat dan menghindari kebosanan. Peran sebagai pendidik tidak terlepas dari media dan alat komunikasi yang digunakan, sebab penggunaan metode yang tepat dapat memudahkan peningkatan pemahaman seseorang, misalnya metode dengan leaflet dapat memperdalam seseorang mengingat kembali penjelasan yang sudah diberikan
AN
melalui pendidikan kesehatan sehingga ingatan dan pemahaman responden
A
RT menjadi lebih baik (Perinasia, 2007). Menurut Notoatmodjo (2005) Aperan AK sebagai educator/ pendidik melalui pendidikan kesehatan Y yang diberikan G Ountuk menitik beratkan pada perubahan perilaku seseorang meningkatkan Y I N kesehatannya. Perubahan perilaku terbentuk YAdidalam diri seseorang dari dua . A faktor eksternal dan internal. Faktor faktor utama yang mempengaruhi yaitu L RA lingkungan, baik lingkungan fisik, maupun eksternal atau stimulus E seperti D N non- fisik dalam bentuk sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. E J Sfaktor Sedangkan internal yang menentukan seseorang itu merespons stimulus E K I dari luar adalah: perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti ST
A K A
T S U
P R E
P
dan sebagainya. Umur, pendidikan, masa kerja, pengetahuan, fasilitas serta sarana yang mendukung juga akan sangat mempengaruhi perilaku tenaga kesehatan dalam menjalankan perannya. Usia lanjut umumnya lebih bertanggung jawab dan lebih teliti dibanding dengan usia muda, hal ini terjadi kemungkinan usia yang lebih muda kurang berpengalaman. Sebagian besar tenaga kesehatan diruang Alamnda 3 berpendidikan D3, Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi akan
54
lebih rasional dan kreatif serta terbuka dalam menerima adanya bermacam usaha pembaharuan, ia juga akan lebih dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan serta perilaku yang didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan dan kesadaran. Semakin lama karyawan bekerja mereka cenderung lebih terpuaskan dengan pekerjaan mereka. Pekerjaan seseorang dalam menjalankan tugasnya tingkat kualitas hasilnya sangat ditentukan oleh sarana dan prasarana, yang disertai pedoman akan banyak berpengaruh terhadap produktifitas kerja dan kualitas kerja yang baik.
2. Efektifitas menyusu bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
AN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 77 responden, bayi yang
A YAK K A OG
dapat menyusu efektif yaitu sebanyak 41 bayi atau 53,2 %. Efektifitas
bayi
dalam
menyusu
dipengaruhi
T ANI Y S U .Y
berbagai
faktor
diantaranya pengetahuan dasar tentang ASI, usia gestasi bayi dan berat badan
P AL A R E ER
lahir bayi, sumber dukungan (Herdman, 2010). Sebagian besar usia kehamilan/ gestasi responden antara 40-42 minggu, berat badan lahir sebagian
P
besar bayi lahir dengan berat badan >3000 gram. Menurut Manuaba (2002)
D
N JE
persalinan aterm adalah persalinan antara usia kehamilan 37 sampai 42
S
E K I T
A
T AR
minggu, berat lahir janin diatas 2.500 gram. Menurut Goyal, et al. (2011) bayi
S yang lahir preterm (< 37 minggu ) memiliki perlekatan dan daya hisap yang buruk dan sebaliknya bayi yang aterm memiliki daya hisap yang baik serta berat badan lahir rendah memiliki perlekatan dan efektifitas menyusui yang buruk dan sebaliknya. Tingkat pendidikan responden sebagian besar berpendidikan sedang (SMP- SMA). Menurut Wawan & Dewi (2011), Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal- hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Proses kognitif dapat terjadi pada saat individu memperoleh informasi mengenai objek sikap atau terjadi melalui pengalaman langsung. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk
54
juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi. Tingkat pendidikan seorang ibu akan berpengaruh terhadap informasi yang didapat serta perilaku ibu dalam pemberian ASI dan menyusui. Menurut Perinasia (2007), pada saat membantu ibu nifas dalam mengajarkan tentang perawat masa nifas dan cara menyusui, peragaan atau demonstrasi amat berpengaruh dalam mengajarkan ibu tentang cara melakukannya. Memperlihatkan kepada ibu tentang cara mengerjakannya akan lebih efktif daripada hanya menceritakan cara melakukannya. Efektifitas menyusu bayi diamati dari perlekatan dan hisapan bayi. Perlekatan (Latchon) adalah bagaimana mulut bayi bertemu dengan puting ibu dalam
AN
penghisapan ASI. Perlekatan ini penting karena menentukan sedikit-
A
Ribu,T banyaknya ASI yang ke luar. Kalau sekedar menempel ke payudara A K A Y maka hanya ujung puting yang diisap oleh bayi. Akibatnya meski sudah OG menyedot sekuat tenaga, ASI hanya ke luar sedikit. Bayi menghisap dengan Y I N efektif jika bayi menghisap ASI secara dalam, YA teratur, diselingi istirahat dan . Atenang. Tidak terdengar suara klik atau hanya terdengar suara menelan dengan L RAlidah menjulur keluar melebihi gusi bagian berdecak selama menghisap, E D Ndisekitar bawah/ menutupi dan dibawah areola, tidak ada tarikan (lesung) E J S teramati selama menyusui, mandibula bergerak dengan gerakan bantalan pipi E K I yang ritmik, proses menelan dapat didahului dengan beberapa gerakan ST
A K A
T S U
P R E
P
menghisap (Reeder, dkk, 2011). Dari hasil penelitian juga menunjukkan terdapat 46,8 % yang tidak efektif. Pengetahuan dan pengalaman ibu juga turut mempengaruhi keberhasilan dalam pemberian ASI, responden yang sebagian besar adalah ibu primipara dimana pada ibu yang baru memiliki bayi untuk pertama kalinya mungkin akan mengalami masalah ketika menyusui, yang sebetulnya hanya karena tidak tahu cara- cara yang sebenarnya sangat sederhana. Pernyataan tersebut juga didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Goyal, et al. (2011), menyatakan bahwa 74% ibu mulipara mempunyai perlekatan dan
55
posisi menyusui yang baik yang didapatkan dari pengalaman sebelumnya dan tingginya angka kejadian puting susu lecet pada ibu primipara karena kurangnya pengalaman dalam teknik menyusui. Hal ini menunjukkan bahwa perlunya perhatian khusus pada ibu primipara dalam penyampaian informasi tentang perawatan ibu dan bayi terutama dalam mengajarkan teknik menyusui yang baik dan benar dibanding ibu multipara, mengingat ibu multipara sebagian besar telah memiliki pengalaman dari anak sebelumnya dibanding ibu primipara. Selain itu faktor yang mendukung keberhasilan pendidikan kesehatan dari individu sendiri yaitu karena adanya minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, daya tangkap, kemampuan berpikir dan kondisi fisiologis seperti kurang gizi dan kondisi panca indra terutama pendengaran, penglihatan (Nursalam & Efendi, 2008).
AN
A YAK K A OG
3. Hubungan Peran Tenaga Kesehatan dengan Efektifitas Menyusu Bayi di
T ANI Y S U .Y
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
P AL A R E ER
Berdasarkan hasil tabulasi silang yang menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan yang baik dapat mencapai efektifitas menyusu sebanyak 30
P
bayi atau 39%. Berdasarkan hasil uji statistik diatas menyatakan bahwa peran
D
N JE
tenaga kesehatan yang baik cenderung menghasilkan efektifitas menyusu pada
S
E K I T
A
T AR
bayi. Hal ini dibuktikan dengan uji Chi- Square menggunakan SPSS for
S window versi 16.0 yang menunjukkan adanya hubungan signifikan antara peran tenaga kesehatan dengan efektifitas menyusu bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian yang dilakukan Widodo (2011) tentang “Hubungan Peran Perawat Pelaksana dalam Pemasangan Infus terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul”, menunjukkan hasil yang hampir sama dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu ada hubungan yang signifikan antara peran perawat dalam pemasangan infus dengan tingkat kepuasan pasien. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini yang menyatakan ada hubungan peran tenaga kesehatan dengan efektifitas
55
menyusu bayi. Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diatas terlihat suatu kecenderungan bahwa tenaga kesehatan yang menjalankan perannya dengan baik, memberikan pendidikan kesehatan atau edukasi yang benar maka ibu akan dapat mencapai efektifitas dalam menyusu. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wieta (2010) tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Teknik Menyusui Pada Ibu-Ibu Menyusui Di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan1”, menunjukkan hasil yang hampir sama dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu ada perbedaan antara ibu yang diberikan pendidikan kesehatan dengan yang tidak diberikan penkes. Menurut Perinasia (2007), selama ibu dirumah sakit/ rumah bersalin, ibu sedapat mungkin sudah dapat melakukan semua teknik menyusui dengan
AN
benar. Dalam hal ini peran dokter, bidan, perawat dan tenaga kesehatan
A
RT lainnya sangat penting. Setiap fasilitas yang memberikan pelayanan kesehatan A AK tertulis Y ibu dan perawatan bayi baru lahir seharusnya mempunyai pedoman G tentang menyusui, yang mencakup perawatan Icalon YOibu, ibu yang baru N melahirkan serta ibu yang menyusui.YA Pedoman kebijakan ini perlu A. fasilitas kesehatan dan secara disampaikan kepada seluruh staf pelayanan L A mengetahui keefektifan kebijakan tersebut. Runtuk berkala dilakukan evaluasi E D N Teknik menyusui yang kurang tepat atau salah dapat mengakibatkan berbagai E S J termasuk ASI yang tidak keluar optimal, bayi yang enggan macamEmasalah IK T menyusu, pada akhir pemberian ASI bayi tampak belum puas atau kenyang,
A K A
T S U
P R E
P
S
bayi mungkin tampak tidak tenang, atau menangis (Ambarwati & Wulandari, 2008). Peran tenaga kesehatan yang baik namun bayi tidak menyusu dengan efektif atau peran tenaga kesehatan yang cukup dan kurang namun bayi dapat efektif dalam menyusu. Hal tersebut menunjukkan bahwa efektifitas menyusu bayi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor dukungan dan peran dari tenaga kesehatan saja. Hal ini juga dapat di lihat dari keeratan hubungan signifikan antara peran tenaga kesehatan dengan efektifitas menyusu bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta berdasarkan hasil penelitian
55
menunjukkan hubungan sedang, yang berarti peran tenaga kesehatan hanya berhubungan sedang dengan efektifitas menyusu bayi. Hal ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang berhubungan lebih kuat dengan efektifitas menyusu bayi. Kemungkinan faktor tersebut adalah faktor kepercayaan diri ibu/ keinginan ibu, sumber dukungan keluarga. Faktor –faktor yang berhubungan dengan efektifitas menyusu bayi atau pemberian ASI yaitu pengetahuan dasar tentang proses pemberian ASI, usia gestasi bayi > 34 minggu, kepercayaan diri ibu, struktur payudara normal, struktur oral bayi normal, dan sumber dukungan (Herdman, 2010).
C.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini adalah:
AN
A YAK K A OG
1. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti belum mengendalikan faktor-
T ANI Y S U .Y
faktor lain yang mempengaruhi efektifitas menyusu, seperti: kepercayaan diri
P AL A R E ER
ibu dan sumber dukungan.
2. Pertanyaan dalam kusioner yang tidak valid telah dimodifikasi namun tidak
P
diujikan ulang lagi.
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Peran tenaga kesehatan berhubungan secara signifikan dengan efektifitas menyusu bayi di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan dengan p-value 0,00 < 0,05 yang berarti hubungannya signifikan secara statistik.
B. Saran
AN
Saran yang dapat diberikan peneliti sebagai berikut:
A YAK K A OG
1. Bagi Tenaga kesehatan
T ANI Y S U .Y
Perawat atau bidan di bangsal Alamanda 3 khususnya untuk pasien rawat gabung hendaknya mempertahankan yang sudah ada dan lebih meningkatkan
P AL A R E ER
lagi penyampaian informasi tentang ASI dan langkah- langkah cara menyusui yang baik dan benar pada ibu.
P
D N E Diharapkan penelitian ini dapat memberi masukan bagi ibu akan pentingnya J S E dan teknik menyusui yang benar sehingga ibu termotivasi dalam ASIK eksklusif I T
2. Bagi Ibu
S meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang pemberian ASI. Ibu post partum hendaknya tidak segan untuk bertanya jika mengalami kesulitan dalam menyusui.
58
A
T AR
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR
AN
A YAK K A OG
T ANI Y S U .Y
P AL A R E ER
P
S
S
E K I T
D
N JE
A
T AR