UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KEPALA BERNOMOR STRUKTUR PADA SISWA KELAS III MI AR ROSYIDIN TAHUN 2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh MUNTAHA NIM 11408140 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2010
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama
: Muntaha
NIM
: 11408140
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Judul
: UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KEPALA BERNOMOR STRUKTUR PADA SISWA KELAS III MI AR ROSYIDIN TAHUN 2010
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Salatiga, 6 Agustus 2010 Pembimbing
M. Ghufron, M.Ag NIP.19720814 200312 1 001
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax.323433 Kode Pos 50721 Salatiga http//www.salatiga.c.id e-mail:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudara Muntaha dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408140 yang berjudul Upaya meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Dengan Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur Pada Siswa Kelas III MI Ar Rosyidin Tahun 2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada 28 Agustus 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I.) Salatiga , 28 Agustus 2010 Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr.Imam Sutomo,M.Ag
Dr. Rahmat Hariyadi,M.Pd
NIP.19580827 198303 1 002
NIP.19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
H.Sidqon Maesur,Lc,MA
Achmad Maimun,M.Ag
NIP.19630722 199803 1 001
NIP.19700510 199803 1 003
Pembimbing
M. Ghufron, M.Ag NIP.19720814 200312 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama
: Muntaha
NIM
: 11408140
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 6 Agustus 2010 Yang menyatakan, Muntaha
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kesabaran adalah obat terbaik dari semua masalah.
PERSEMBAHAN
Untuk orang tuaku, para dosenku, dan sahabat-sahabat seperjuanganku
KATA PENGANTAR Alkhamdulillahirobbil’alamin. Puji syukur pada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Semoga sholawat serta salam selalu terlimpahkan pada Nabi Muhammad SAW , keluarganya, serta para pengikutnya. Penulis sudah berusaha semaksimal mungkin agar skripsi ini bisa sempurna, namun penulis juga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan kesalahan . Berkat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Maka tidak berlebihan bila penulis mengucapkan terimaksaih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo,M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga beserta stafnya yang telah memberikan berbagai kebijakan untuk memanfaatkan fasilitas di STAIN Salatiga. 2. BapakM.Ghufron,M.Ag
selaku
Dosen
Pembimbing
yang
telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untk membimbing penulis. 3. Ibu Aryanti,S.Pd.I selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyah Ar Rosyidin Ngandong yang telah member ijin dan masukan dalam penelitian ini. 4. Teman-teman
seperjuanganku
yang
telah
memotivasi
untuk
menyelesaikan skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menambah wawasan para pembaca pada umumnya dan menjadikan salah satu referensi untuk penelitian tindakan kelas berikutnya.
ABSTRAK
Muntaha. 11408140. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Melalui Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur pada Siswa Kelas III MI Ar Rosyidin Tahun 2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : M.Ghufron, M.Ag. Kata kunci :
pembelajaran monoton, hasil belajar dan model pembelajaran kepala bernomor struktur.
Proses pembelajaran sebelum tindakan berjalan monoton yaitu guru menerangkan, peserta didik mendengarkan, dilanjutkan pemberian tugas berupa mengerjakan soal. Karena demikian sehingga hasil belajar rendah dibuktikan dengan nilai rata-rata 58,68 dan prosentase ketuntasan 48%. Karena alasan ini guru mengadakan penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini disusun dengan tujuan meningkatkan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran dalam Mata Pelajaran Sejarah kebudayaan Islam di kelas III MI Ar Rosyidin Ngandong Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang semester genap tahun pelajaran 2009/2010 yaitu dengan model pembelajaran kepala bernomor struktur. Pelaksanaan tindakan dilakukan melalui dua siklus yaitu pada hari Sabtu tanggal 22 Mei 2010 dan Sabtu tanggal 29 Mei 2010, dengan subyeknya adalah peserta didik kelas III yang berjumlah 25 anak dan bertempat di MI Ar Rosyidin Ngandong Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Dengan penerapan model pembelajaran kepala bernomor struktur dapat meningkatkan pemahaman peserta didik yang nampak dengan adanya peningkatan rata-rata nilai tes formatif yaitu 58,68 pada pra siklus menjadi 60,40 pada siklus I dan di akhir siklus II menjadi 68,92. Prosentase ketuntasan pra siklus 48% , pada siklus I 68% , ini berarti mengalami kenaikan 20%. Pada siklus II prosentase ketuntasan 92%, bila dibanding dengan prosentase ketuntasan pada pra siklus maka mengalami peningkatan 44% dan bila dibandingkan dengan siklus I kenaikannya 36%.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………i PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………………...ii PENGESAHAN KELULUSAN…..……………………………………………..iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISA...………………………………………..iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………………...v KATA PENGANTAR……………...……………………………………………..vi ABSTRAK………………………….…………………………………………….vii DAFTAR ISI……………………...…………………………………………….viii DAFTAR TABEL…………………..……………………………………………..ix DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………...x DAFTAR LAMPIRAN…………….……………………………………………..xi
BAB I
PENDAHULUAN…………………..……………………………..1
A. Latar Belakang……………………………………………………………..1 B. Rumusan Masalah…………………………...……………………………..4 C. Tujuan penelitian…………………………….……………………………..4 D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan….………………………..5 E. Kegunaan Penelitian………………………………………………………..5 F. Definisi Operasional………………………………………………………..6 G. Metode Penelitian…………………………...……………………………..8 H. Sistematika Penulisan ……………………….…………………………….10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam………….……………………..12 B. Hasil Belajar ……………………………………………………………….23 C. Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur ….…………………….30 D. Metode Pembelajaran…………………………………………………….31
BAB III
PENGUMPULAN DATA
A. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus……………………..…………………..36 B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I………………….………………………..40 C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II…………………………………………..44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per-Siklus …………………………………….48 1. Pra Siklus …………………………………………………………….48 2. Siklus I……………………………………………..………………….50 3. Siklus II……………………………………………………………….53 B. Pembahasan……………………………………………………………….56 1. Pra Siklus …………………………………………………………….56 2. Siklus I……………………………………………..………………….57 3. Siklus II……………………………………………………………….60 4. Pembahasan Antar Siklus …………………………………………….62 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………….………………….67 B. Saran……………………………………………………………………….67
DAFTAR TABEL
1. Analisis Program Pengajaran…………………..…………………………..14 2. Daftar Guru MI Ar Rosyidin ……………………………………………..38 3. Jadwal Pelajaran Hari Sabtu………………………………………………..39 4. Jadwal Penelitian……………………………….…………………………..42 5. Rencana Pelaksanaan Siklus II……………………………………………..45 6. Daftar Nilai Pra Siklus………………………….…………………………..48 7. Lembar Pengamatan Siklus I ………………….…………………………..50 8.
Daftar Nilai Siklus I ………………………….…………………………..52
9. Lembar Pengamatan Siklus II ………………….…………………………..53 10. Daftar Nilai Siklus II ………………………….…………………………..55 11. Hasil Pengamatan Siklus I dan II…………………………………………..62 12. Perolehan Nilai Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II………………………….63
DAFTAR GAMBAR
1. Grafik Hasil Pengamatan siklus I………..………………………………..59 2. Grafik Hasil Pengamatan siklus II………………………………………..61 3. Grafik Hasil Pengamatan siklus I dan II………………………………….62 4. Grafik Ketuntasan………………………..………………………………..64 5. Grafik Ketidaktuntasan………………….………………………………..65 6. Grafik Rata-rata Nilai ……………………………………………………..66 7. Grafik Nilai Tertinggi dan Terendah ,,,,,,,………………………………...66
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan
merupakan
sarana
yang
sangat setrategis dalam
melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam nilai tersebut meliputi ranah
pengetahuan,
kehidupan. Sistem
kebudayaan maupun
nilai
keagamaan. Proses pendidikan tidak hanya memberikan pemahaman kepada
peserta didik,
namun
lebih
pengetahuan dan diarahkan
pada
pembentukan sikap, perilaku, dan kepribadian anak. Untuk itu penyampaian proses pembelajaran hendaknya dikemas menjadi proses yang membangun pengalaman baru berdasar pengetahuan awal, membangkitkan semangat kerjasama, menantang dan menyenangkan. Tugas pendidik dalam konteks ini membantu mengkondisikan peserta didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar agar mampu berkembang
dan
berguna
bagi
dirinya
sendiri,
lingkungan
dan
masyarakat. Pelaksanaan pembelajaran harus mampu membantu peserta didik agar menjadi manusia yang berbudaya tinggi dan bermoral tinggi. Untuk mewujudkan capaian tersebut salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang inovatif. Pada tahun pelajaran 2009/2010 ini penulis mengajar kelas III MI Ar Rosyidin Ngandong Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang yang terdiri dari
1
13 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Selama tahun ini penulis merasa kurang berhasil dalam mengajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Hal ini didasarkan pada rendahnya hasil belajar mata pelajaran tersebut, yaitu pada ulangan harian yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 1 Mei 2010 diperoleh nilai rata-rata kelas 58,68 padahal Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan adalah 60, dengan demikian dapat diartikan bahwa kompetensi dasar yang diajarkan secara keseluruhan belum tuntas. Dari data yang ada, 12 anak memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) selebihnya (13 anak) memperoleh nilai di bawah KKM (kriteria Ketuntasan Minimal), dengan demikian prosentase ketuntasannya hanya 48%. Setelah penulis melakukan perenungan kembali terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan minta masukan kepada Kepala Madrasah serta teman sejawat maka dapat penulis identifikasi penyebab rendahnya hasil belajar tersebut. Dari beberapa penyebab rendahnya hasil belajar tersebut yang dapat penulis catat adalah peserta didik kurang memperhatikan dalam proses pembelajaran, penyampaian materi oleh guru kurang menarik, kegiatan belajar monoton yaitu ceramah dan mencatat, guru belum memanfaatkan alat peraga yang sesuai dengan materi. Tidak bisa dipungkiri bahwa semua guru mengharapkan peserta didiknya dapat memperoleh nilai hasil belajar yang lebih dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan pada awal tahun pelajaran. 2
Untuk mencapai harapan tersebut diperlukan kreativitas guru dalam merancang pembelajaran yang menarik dan menantang bagi peserta didik, yaitu dengan melakukan inovasi pembelajaran. Mencermati keterangan seperti yang diuraikan di atas penulis dapat menyampaikan bahwa secara garis besar ada dua masalah yang dihadapi yaitu pertama rendahnya hasil belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) kedua guru masih monoton dalam mengajar. Dengan minta masukan dari Kepala Madrasah dan teman sejawat serta memperhatikan data nilai hasil belajar maka penulis hendak mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran sehingga hasil belajar meningkat (Suhardjono,2006:58). Tindakan yang akan dilakukan oleh guru (penulis) adalah memperbaharui proses pembelajarannya, yaitu dengan menerapkan Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur (Suminarsih, 2007) pada siswa kelas III MI Ar Rosyidin Ngandong. Dengan pembaharuan pada model pembelajarannya diharapkanakan meningkatkan kreativitas peserta didik dan hasil belajar dapat meningkat. Tindakan kelas seperti ini akan dilakukan dengan alasan bahwa
hal ini belum pernah
dilakukan di Madrasah yang penulis ajar baik secara individu maupun kelompok.
3
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas dapat penulis sampaikan rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai berikut : 1.
Apakah dengan Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur dapat meningkatkan perhatian siswa kelas III dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?
2.
Apakah dengan Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur dapat meningkatkan prestasi hasil belajar siswa kelas III dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah : 1. Meningkatkan perhatian siswa kelas III dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) . 2. Meningkatkan hasil belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di kelas III.
4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Menurut Subyantoro (2009:43) hipotesis tindakan merupakan tindakan yang diduga akan dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi penyelenggaraan PTK. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka hipotesis yang dapat diajukan penulis adalah: “Peningkatan hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam dapat dilakukan dengan Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur.” Ada dua indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas yang penulis laksanakan, yaitu terciptanya proses pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan bagi peserta didik dan meningkatnya hasil belajar dengan ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas.
E. Kegunaan Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan berguna kepada berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran khususnya
pada
mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, di antara
yang memperoleh manfaat itu antara lain : 1. Guru. a. Guru dapat menciptakan
perbaikan pembelajaran sehingga siswa
termotivasi untuk belajar. 5
b. Guru lebih kinerja
percaya diri, karena
di dalam
kelebihan
kelas
mampu menganalisis
sehingga
terhadap
menemukan kelemahan
dan
kemudian mengembangkan alternative untuk mengatasi
kelemahannya. c. Melalui
penelitian
mengembangkan bertindak
tindakan
pengetahuan
sebagai
kelas dan
perancang
ini
guru
ketrampilan
berperan aktif sendiri,
dan pelaku perbaikan
karena tersebut.
2. Siswa. a. Siswa
termotivasi
untuk
belajar
karena proses pembelajarannya
dilakukan bervariasi dan menantang. b. Siswa
akan
terhadap
meniru
hasil
guru
kerja/hasil
untuk
selalu
belajarnya
mengadakan
kemudian
analisis
mengadakan
perbaikan. 3. Sekolah. Sekolah memiliki guru yang kompeten yaitu guru yang mampu dan mau melaksanakan tugas dengan penuh pengabdian dan berinovasi menciptakan psoses pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan demi kemajuan pendidikan. F. Definisi Operasional Agar dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas nantinya tidak melenceng dari rumusan masalah di atas , maka penulis akan memberikan pengertian variabel-variabel yang ada seperti di bawah ini: 6
1. Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Adalah perubahan perilaku pada peserta didik setelah melakukan kegiatan proses belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Secara kuantitatif ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas setelah diadakan tes formatif. Sedangkan secara kualitatif perubahan ditandai dengan perilaku meneladani serta melaksanakan sunah-sunah Rosululloh Muhammad Solallohu „Alaihi Wasalam. 2. Model Pembelajaran “Model” dapat diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya. Sedangkan merut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Model” bisa diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu kegiatan. Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005 : 17). Dengan demikian yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah suatu pola atau bentuk pembelajaran yang dirancang oleh guru agar proses pembelajaran berjalan efektif demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. 3.
Kepala Bernomor Struktur Yang dimaksud dengan Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur adalah bentuk pembelajaran kooperatif (cooperative learning) yang dirancang oleh guru dengan langkah-langkah ; pertama peserta
7
didik dibagi menjadi lima kelompok, kedua guru membagikan nomor anggota kelompok yang dikenakan di kepala, ketiga guru memberi tugas yang terstruktur (berangkai) kepada masing-masing kelompok, keempat masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerjanya di depan kelas yang ditanggapi oleh kelompok lain, kelima guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan hasil kerja kelompok.
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus tindakan, yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu 1. Planning (perencanaan), 2. Acting (pelaksanaan tindakan) , 3. Observing (pengamatan) dan 4. Reflecting (refleksi)
(Suharsimi
Arikunto.2006:16) 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan kelas adalah peserta didik kelas III MI Ar Rosyidin Ngandong Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang Semester Genap Tahun Pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari 13 anak laki-laki dan 12 anak perempuan. Sedangkan obyeknya adalah proses pembelajarannya. 3. Langkah-langkah Langkah-langkah yang ditempuh penulis untuk mengadakan penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan merefleksi diri terhadap pembelajaran
8
yang telah dilakukan dengan menganalisa hasil tes formatif serta mohon saran dari Kepala Madrasah, menyusun Rencana Pelaksaaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan langkah-langkah Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur, menyusun proposal penelitian yang berisi bab 1 pendahuluan bab 2 kajian teori bab 3 metodologi penelitian bab 4 hasil penelitian
dan
pembahasan
dan
bab
5
penutup
(Suharsimi
Arikunto,2006:35), melaksanakan pembelajaran sesuai RPP sekaligus melakukan pengamatan (observasi) selama proses berlangsung dan diakhiri dengan refleksi terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan. 4. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar pengamatan, dan Butir soal tes formatif. 5. Pengumpulan Data Data yang diharapkan dapat diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif berupa catatan hasil pengamatan dan data kuantitatif yaitu nilai ulangan formatif . Pengumpulan data dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan melalui tes formatif. Tes formatif adalah tes yang dilaksanakan setelah pembelajaran pada kompetensi dasar selesai diajarkan. 6. Analisis Data
9
satu atau beberapa
Data Kualitatif dianalisis secara deskriptif kualitatif berdasar hasil pengamatan dan refleksi dengan membandingkan proses pembelajaran kondisi awal (sebelum tindakan), siklus I dan siklus II. Data kuantitatif
berupa nilai ulangan formatif dianalisis secara
deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan nilai tes kondisi awal, siklus I dan siklus II.
H. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian tindakan kelas merujuk pada Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir STAIN Salatiga tahun 2009. Adapun sistematikanya sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan , kegunaan penelitian, penelitian penelitian,
yang
definisi operasional, dan metode
memuat
rancangan
langkah-langkah,
penelitian,
instrument
subjek
penelitian,
pengumpulan data, analisis data. Dan dibagian akhir bab ini disampaikan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka, memuat teori-teori yang mendukung dan relevan dengan variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah masalah yang akan diselesaikan (rendahnya hasil belajar SKI) dan variabel
10
bebas (X) yaitu tindakan yang dilakukan guru/penulis yaitu menerapkan Model Pembelajaran Kepala Bernomor Berstruktur. Bab III Pelaksanaan Penelitian, pada bab ini akandideskripsikan pelaksanaan siklus I dan siklus II yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap (planning, acting, observing dan reflecting). Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, data berupa hasil pengamatan , hasil refleksi keberhasilan/kegagalan dan nilai tes formatif akan disampaikan dan dibahas pada bab ini. Bab V Penutup, merupakan bagian akhir dari sistematika penulisan yang memuat kesimpulan penelitian dan saran.
11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Sejarah kebuadayaan Islam merupakan perkembangan perjalanan hidup manusia muslim dari masa ke masa dalam usaha bersyariah (beribadah dan bermuamalah) dan berakhlak serta dalam mengembangkan system kehidupannya yang dilandasi oleh aqidah (Permen Agama RI.No.2:2008). Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di MI Ar Rosyidin Ngandong dengan menekankan pada kemampuan mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam sehingga peserta didik bisa lebih menghargai dan mengambil ibrah atas kerasulan Muhammad SAW. Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiayah merupakan salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang menelaah asal usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban Islam dan tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Muhammad SAW, sampai masa
Khulafaurrasyidin.
Secara
substansial
mata
pelajaran
Sejarah
Kebudayaan Islam memiliki konstribusi dalam memberikan motivasi kepada
12
peseerta didik untuk mengenal,memahami, menghayati, Sejarah Kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan kepribadian peserta didik. Berdasar Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah maka tujuan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut : 1. Membangun kesadaran peserta didiktentang pentingnya mempelajari landasan ajaran , nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. 2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan. 3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah scara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah. 4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau. 5. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah 13
(Islam)
,
meneladani
tokoh-tokoh
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam. Ruang lingkup mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah meliputi : 1. Sejarah masyarakat Arab pra-Islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW. 2. Dakwah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang meliputi kegigihan dan ketabahannya dalam berdakwah, kepribadian Nabi Muhammad SAW, hijrah Nabi Muhammad SAW ke Thoif, peristiwa Isra‟ Mi‟raj Nabi Muhammad SAW. 3. Meristiwa hijrah Nabi Muhammad ke Yatsrib, keperwiraan Nabi Muhamad SAW, peristiwa Fathul Mekah, dan peristiwa akhir hayat Rasulullah SAW. 4. Peristiwa-peristiwa khulafaurrasyidin. 5. Sejarah perjuangan tokoh agama Islam di daerah masing-masing. Adapun isi materi mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam semester genap selengkapnya seperti pada tabel di bawah ini (Sugeng Sugiharto : 2009) Tabel 1 : Analisis Program Pengajaran NO
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
14
Alokasi Waktu
1.
2. Mengenal sejarah
2.1.Menceritakan kejadian
28 jam
kelahiran Nabi
luar biasa yang
pelajaran
Muhammad SAW.
mengiringi lahirnya Nabi
14X per-
Muhammad SAW.
temuan
2.2.Menceritakan sejarah kelahiran dan silsilah Nabi Muhammad SAW. 2.3.Mengambil ibrah dari kenabian dan kerasulan Muhammad SAW. 2.
3. Mengenal peristiwa
3.1.Mendeskripsikan
kerasulan
Peristiwan kerasulan
Muhammad
Muhammad SAW.
SAW.
3.2.Mengambil ibrah dari peristiwa kerasulan Muhammad SAW.
Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis mengambil dua kompetensi dasar yaitu 3.1
Mendeskripsikan Peristiwan kerasulan Muhammad SAW dan
3.2.Mengambil Ibrah dari peristiwa kerasulan Muhammad SAW.
15
Seperti sudah disampaikan pada bab 1 di atas, bahwa terjadi masalah pembelajaran pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yaitu rendahnya hasil belajar, maka untuk mengatasi masalah tersebut penulis mengadakan penelitian tindakan kelas. Maka tidak berlebihan kalau penulis sampaikan hal-hal mengenai penelitian tindakan kelas sebagai berikut. 1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas Ada beberapa penelitian pendidikan yang sering dilakukan oleh para ahli di bidang pendidikan, salah satunya adalah Penelitian Tindakan Kelas yang menurut bahasa aslinya adalah Clasroom Action Research. Ada beberapa pengertian tentang Penelitian Tindakan Kelas disampaikan oleh para pakar pendidikan.
Menurut Kemmis dan Taggart dalam Subyantoro (2009:7)
Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik social mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik - praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik-praktik tersebut. Sedangkan Suharsimi Arikunto (2006:3) menyampaikan pengertian bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Jadi dari
16
pengertian tersebut dapat diketahui bahwa yang melakukan tindakan adalah guru dan yang dikenai tindakan adalah peserta didik. Pakar pendidikan lain yang memberikan batasan tentang penelitian tindakan kelas yang hampir sama adalah Suhardjono(2006:57) penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru, bekerja sama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru sendiri yang bertindak sebagai peneliti) di kelas atau di sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa dalam penelitian tindakan kelas ini guru sebagai peneliti bekerja sama atau berkolaborasi dengan teman sejawat. Pengertian yang demikian sejalan dengan pendapat Supardi (2006:104) yang mengatakan bahwa penelitian tindakan kelas sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipatif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan system, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi. Dari pendapat beberapa pakar pendidikan seperti disampikan di atas, maka dapat disimpulkan oleh penulis bahwa pengertian penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik menjadi meningkat 2. Langkah-langkah dalam Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas
17
Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini ada beberapa langkah yang dilakukan oleh penulis. Diantara yang dilaksanakan antara adalah; a. Mengidentifikasi masalah Suatu rencana penelitian tindakan kelas diawali adanya masalah yang dirasakan oleh penulis. Masalah merupakan suatu kesenjangan antara harapan dengan kenyataan (Mulyadi HP. 2009). Untuk mengidentifikasi masalah, upaya yang dilakukan penulis dengan mengajukan beberapa pertanyaan, seperti yang dianjurkan IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit (2008:26) seperti di bawah ini : 1) Apa yang sedang terjadi di kelas saya? 2) Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian tersebut? 3) Apa pengaruh tersebut bagi kelas saya? 4) Apa yang terjadi bila masalah tersebut saya biarkan? 5) Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut atau memperbaiki situasi yang ada? Berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan di atas kemudian penulis memilih salah satu jenis masalah yang mungkin bisa ditangani sesuai dengan kebutuhan kelas, kemampuan guru , dan
18
waktu untuk melaksanakannya, karena tidak mungkin semua masalah bisa ditangani oleh penulis dalam waktu yang bersamaan. b. Menganalisis dan merumuskan masalah Setelah masalah teridentifikasi penulis perlu melakukan analisis sehingga dapat merumuskan masalah dengan jelas. Abimanyu dalam Subyantoro(2009:40) memberi arahan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan permasalahan untuk Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut : 1) Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri dan muridnya, atau topic yang melibatkan guru dalam
serangkaian
aktivitas
yang
memang
diprogramkan oleh sekolah. Jangan memilih masalah yang di luar kemampuan dan atau kekuasaan guru untuk mengatasinya. 2) Pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan terbatas. 3) Usahakanlah untuk bekerja secara kolaboratif dalam pengembangan focus penelitian. 4) Kaitkan Penelitian tindakan Kelas yang akan dilakukan dengan prioritas-prioritas yang ditetapkan dalam
19
rencana pengembangan sekolah. Setelah
menetapkan
fokus
permasalahan
serta
menganalisisnya menjadi bagian-bagian kecil, selanjutnya penulis perlu merumuskan permasalahan secara lebih jelas, spesifik dan operasional. Sebagai bahan pendukung dalam mengidentifikasi masalah penulis juga mengumpulkan data tertulis berupa daftar nilai ulangan harian/ hasil tes formatif dan menelaah Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). Hal ini dilakukan dengan minta masukan dari teman sejawat dan Kepala Madrasah, sehingga penulis dapat merumuskan masalah seperti telah disampaikan pada bab 1. c. Merencanakan perbaikan Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka kegiatan penulis selanjutnya adalah membuat perencanaan (proposal penelitian tindakan kelas) dan menentukan siklus tindakan. Termasuk
dalam hal ini adalah menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan dengan hipotesis tindakan yang diajukan. Secara garis besar Penelitian Tindakan Kelas ini terdapat empat langkah kegiatan (siklus) yang lazim dilakukan. Menurut
20
Suharsimi Arikunto (2006:16) keempat langkah tersebut adalah (1)perencanaan, (2)pelaksanaan, (3)pengamatan dan (4)refleksi. Tahap 1: Menyusun rencana tindakan (planning) Dalam tahap ini penulis menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Seperti telah disampaikan di muka, bahwa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi maka penulis minta masukan dari Kepala Madrasah dan teman sejawat. Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan (acting) Tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas
adalah
pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melakukan tindakan kelas. Tahap 3 : Pengamatan (observing) Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh guru/penulis. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang
21
berlangsung. Jadi, keduanya berlangsung dalam waktu yang bersamaan. Tahap 4 : Refleksi (reflecting) Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam kegiatan ini guru/penulis melakukan evaluasi diri atau dengan kata lain guru/penulis mengadakan “dialog” pada diri sendiri terhadapa apa yang telah dilakukannya. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru / penulis sudah selesai melakukan tindakan, kemudian hasil refleksi ini digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan
untuk
merencanakan tindakan pada siklus berikutnya. d. Melaksanakan tindakan Skenario
pembelajaran
yang
sudah
dibuat
akan
dilaksanakan pada tahap ini, termasuk pengamatan terhadap pelaksanaan perbaikan. Dalam pelaksanaan pembelajaran penulis juga berkolaborasi dengan teman sejawat. Kolaborasi dengan teman sejawat sangat diperlukan terutama dalam mengumpulkan data atau catatan selama pelaksanaan pembelajaran yang berisi
22
tentang kekurangan-kekurangan maupun kekuatan tindakan yang dilakukan penulis. e. Merefleksi diri Refleksi adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan atau tidak terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan oleh tindakan perbaikan yang telah dilakukan (Subyantoro.2009:58). Dalam kegiatan ini peran teman sejawat juga sangat penting, karena masukan dari beliau akan terasa lebih obyektif dan lebih cermat. B. Hasil Belajar
Untuk mendukung pelaksanaan penelitian tindakan kelas maka penulis perlu menyampaikan beberapa teori dari para ahli tentang balajar, hasil belajar dan faktor yang mempengaruhi hasil belajar seperti berikut. 1. Belajar Banyak pengertian belajar telah dikemukakan oleh para ahli di bidang pendidikan. Seperti Dakir (1993:126) menyimpulkan dari pendapat beberapa tokoh definisi belajar atau pengertian belajar secara umum, cirri-cirinya ialah : perbuatan-perbuatan yang menghasilkan “perubahan” yang menuju ke sesuatu yang lebih maju lagi, dan perubahan-perubhan
23
itu didapat atas dasar latihan-latihan yang disengaja. Oleh karenanya hasil belajar tidak diketemukan hanya secara kebetulan saja. Pengertian belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002) dalam bukunya “Psikologi Belajar” adalah serangkai kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) belajar artinya 1) berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu 2) berubah tingkah laku atau tangapan yang disebabkan oleh pengalaman. Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian belajar seperti dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah suatu kegiatan sadar yang dilakukan oleh seseorang atau individu yang melibatkan unsur jasmani dan rohani untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku dan pengalaman hidupnya dari hasil interaksi dengan lingkungannya. Menurut Gagne dalam Sri Anitah dkk (2008:13) bahwa belajar adalah suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Dari pengertian tersebut, terdapat tiga ciri pokok belajar, yaitu : proses, perubahan perilaku dan pengalaman. a. Proses
24
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan ( orang yang sedang belajar itu). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat diamati guru ialah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan siswa tersebut. b. Perubahan perilaku Hasil belajar berupa perubahan perilaku. Seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan, atau penguasaan nilai-nilai (sikap). Namun tidak semua perubahan perilaku merupakan hasil belajar, karena ada perubahan tingkah laku yang disebabkan karena kematangan, atau karena tidak disadari sebagai akibat minum minuman keras. Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari pengalaman (interaksi dengan lingkungan), tempat proses mental dan emosional terjadi. c. Pengalaman Belajar adalah mengalami; dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik seperti buku, alat peraga dan alam 25
sekitar, sedangkan lingkungan social misalnya guru, teman, kepala sekolah, pembina pramuka. Belajar dapat melalui pengalaman langsung maupun tidak langsung. Belajar melalui pengalman langsung, yaitu belajar dengan melakukan sendiri
atau dengan
mengalaminya sendiri dan ini biasanya akan memberikan hasil yang lebih optimal. Hal ini sesuai dengan teori kerucut Edgar Dale (Zaenal Aqib. 2002:59) yang mengatakan bahwa tingkat pengalaman yang paling tinggi nilainya adalah pengalaman yang diperoleh dengan kontak langsung dengan lingkungan,objek. 2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor
tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok (Sri
Anitah.2008), yaitu faktor dari luar individu (ekstern) dan faktor dari dalam (intern). a. Faktor dari luar (ekstern) Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik (termasuk suasana kelas
dalam
belajar,
seperti riang
gembira,
menyenangkan),
lingkungan social budaya, lingkungan keluarga, program sekolah, guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer 26
atau sutradara dalam kelas. Oleh
karena itu guru dituntut
agar mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan, aktif dan menantang. b. Faktor dari dalam (intern) Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya motivasi, sikap, minat, kebiasaan belajar, dan konsep diri (H. Djaali.2008:101). 1) Motivasi Menurut M Ngalim Purwanto (1997:60) motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Sedangkan Sumadi Suryabrata (1984:70) mengemukakan bahwa motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Adapun Greenberg dalam H. Djaali (2008:101)
menyebutkan
bahwa
motivasi
adalah
proses
membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan. Sementara itu Gates dan kawan-kawan dalam H. Djaali (2008:101) menyampaikan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan psikilogis yang terdapat dalam diri sesorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Dari beberapa pendapat tentang motivasi di atas dapat penulis disimpulkan bahwa motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat
27
dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). 2) Sikap Sikap dapat didefinisikan dengan berbagai cara dan setiap definisi
berbeda
satu
sama
lain.
H.Djaali
(2008:114)
menyampaikan pendapat dari beberapa ahli tentang definisi sikap, diantaranya Trow mendefinisikan sikap sebagai suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada situasi yang tepat.
Sementara Allport seperti dikutip oleh Gable
mengemukakan bahwa sikap adalah sesuatu kesiapan mental dan saraf yang tersusun melalui pengalaman dan memberikan pengaruh langsung kepada respon individu terhadap semua objek atau situasi yang berhubungan dengan objek itu. Definisi sikap menurut Allport ini menunjukkan bahwa sikap itu tidak muncul seketika atau dibawa sejak lahir, tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalaman serta memberikan pengaruh langsung kepada respon seseorang. 3) Minat Minat adalah salah satu aktivitas manusia yang berhubungan dengan aspek psikis dan fisik, yang disadari dengan segera direalisir pada aktivitas nyata dengan sengaja disertai dengan perasaan senang dan seseorang merasa lebih berharga dengan 28
aktivitas tersebut. Sedangkan menurut Sukirin (1986:71) Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada suatu obyek atau menyenangi suatu obyek. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto.1991:182). Jadi, minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Minat tidak dibawa sejak lahir , tetapi diperoleh kemudian. 4) Kebiasaan belajar Kebiasaan merupakan cara bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang, yang pada akhirnya menjadi menetap dan bersifat otomatis. memerlukan
konsentrasi
Perbuatan kebiasaan tidak
perhatian
dan
pikiran
dalam
melakukannya ( H. Djaali. 2008:128). Jadi kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan. 5) Konsep Diri Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia ketahui dan rasakan tentang 29
perilakunya
isi
pikiran dan perasaanya,
serta
bagaimana
perilakunya tersebut berpengaruh pada orang lain (Anant Pai dalam H.Djaali. 2008:129) C. Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur Banyak cara untuk menciptakan agar proses belajar mengajar berjalan menarik, menyenangkan dan menantang bagi siswa. Salah satunya adalah pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Model pembelajaran adalah : Konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman para perancang pebelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas pembelajaran ( Suminarsih:2006). “Model” dapat diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya. Sedangkan merut Kamus Besar Bahasa Indonesia “Model” bisa diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu kegiatan. Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005 : 17). Dengan demikian yang dimaksud dengan model pembelajaran adalah suatu pola atau bentuk pembelajaran yang dirancang oleh guru agar proses pembelajaran berjalan efektif demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
30
Yang dimaksud dengan Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur adalah bentuk pembelajaran kooperatif yang dirancang oleh guru dengan langkah-langkah(Suminarsih:2006) ; pertama
peserta didik dibagi menjadi lima kelompok, kedua guru
membagikan nomor anggota kelompok yang dikenakan di kepala, ketiga guru memberi tugas yang terstruktur (berangkai) kepada masing-masing kelompok, keempat masing-masing kelompok menyampaikan hasil kerjanya di depan kelas yang ditanggapi oleh kelompok lain, kelima guru membimbing peserta didik untuk menyimpulkan hasil kerja kelompok. D. Metode Pembelajaran 1.
Hakikat Metode Mengajar Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar tercipta iklim belajar yang kondusif dan merangsang peserta didik untuk berinteraksi dan berkreasi sehingga tujuan pembelajaran mudah tercapai. Oleh karena itu, dalam memilih dan menerapkan metode mengajar harus disesuaikan dengan kompetensi dasar yang akan dicapai, karakteristik kelas, kemampuan guru dan waktu yang tersedia.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sri Anitah
(2008:55) yang mengemukakan fungsi-fungsi metode mengajar sebagai berikut : a. Sebagai alat atau
cara untuk mencapai tujuan pembelajaran atau
membentuk kompetensi siswa. Setiap pembelajaran memiliki tujuan 31
sehingga dalam proses pembelajarannya harus ada suatu cara maupun teknik yang memungkinkan dapat mencapai tujuan tersebut secara efektif. b. Sebagai gambaran aktivitas yang harus ditempuh oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. Tahapan-tahapan kegiatan belajar mengajar pada dasarnya adalah prosedur dari masing-masing metode yang digunakan dalam pembelajaran tersebut. c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan alat penilaian pembelajaran. Karakteristik metode mengajar dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk penilaian, misalnya kegiatan pembelajaran yang menggunakan
metode
ceramah,
tanya
jawab
akan
berbeda
penilaiannya dengan metode demonstrasi atau latihan/praktik. d. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran, apakah dalam kegiatan pembelajaran tersebut perlu diberikan bimbingan individu atau kelompok. Mencermati hakekat metode mengajar di atas, menunjukkan betapa pentingnya
metode
mengajar
dalam
usaha
menciptakan
situasi
pembelajaran yang mampu menciptakan suasana yang melibatkan berbagai aspek baik cognitive, afektif maupun psikomotor sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus cermat dan
32
fleksibel dalam menentukan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran. 2. Faktor-faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Pemilihan Metode Mengajar Penentuan
metode
mengajar
dalam
pembelajaran
harus
mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi pembelajaran. Faktor-faktor tersebut antara lain : a. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran dan atau Kompetensi Dasar merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan atau dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Rumusan tersebut sebagai dasar acuan dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan metode mengajar harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa. b. Karakteristik Materi Pelajaran Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode mengajar adalah karakteristik materi pelajaran. Ada beberapa aspek (secara umum) yang terdapat pada materi pelajaran, yaitu: 1) Aspek
konsep,
merupakan
substansi
isi
pelajaran
yang
berhubungan dengan pengertian, atribut, karakteristik, label atau ide dan gagasan sesuatu.
33
2) Aspek fakta, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang lalu, data-data yang memiliki esensi objek dan waktu, seperti nama dan tahun yang berhubungan dengan peristiwa atau sejarah. 3) Aspek
prinsip,
merupakan
substansi
isi
pelajaran
yang
berhubungan dengan aturan, dalil, hukum, ketentuan, dan prosedur yang harus ditempuh. 4) Aspek nilai, merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan aspek perilaku yang baik dan buruk, yang benar dan salah, yang bermanfaat dan tidak bermanfaat bagi orang banyak. 5) Aspek ketrampilan intelektual, merupakan substansi isi pelajaran yang
berhubungan
dengan
pembentukan
kemampuan
menyelesaikan permasalahan, berpikir sistematis, berpikir logis, berpikir taktis, berpikir kritis, berpikir inovatif dan berpikir ilmiah. 6) Aspek ketrampilan psikomotor merupakan substansi isi pelajaran yang berhubungan dengan pembentukan kemampuan fisik. c. Waktu yang Tersedia Pemilihan metode mengajar juga harus memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dalam jam pelajaran, sebab ada metode mengajar yang memerlukan waktu yang relative panjang dalam pelaksanaannya. d. Faktor Peserta Didik
34
Faktor siswa merupakan salah satu factor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama pada aspek kesegaran mental (faktor antusias dan kelelahan), jumlah siswa dan kemampuan siswa. e. Fasilitas dan Sumber Belajar Supaya memperoleh hasil belajar yang optimal maka setiap pembelajaran harus dirancang secara sistematis. Prinsip-prinsip belajar yang dijadikan landasan dalam pembelajaran diantaranya adalah ketersediaan fasilitas, media dan sumber belajar. Termasuk di sini adalah media pesan lisan (bahasa) harus dapat dipahami siswa sehingga tidak menimbulkan verbalisme.
35
BAB III PENGUMPULAN DATA
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis MI Ar Rosyidin Ngandong MI Ar Rosyidin Ngandong terletak di Dusun Ngandong Desa Banaran Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang, persisnya di sebelah tenggara Gunung Andong yang terletak di antara dua kecamatan yaitu Ngablak dan Grabag. Madrasah tersebut satu komplek dengan Madrasah Tsanawiyah Ma‟arif 3 Grabag, secara geodrafis posisi madrasah sangat strategis. Karena berada di persimpangan jalan menuju dua kota kecamatan yaitu Grabag dan Ngablak dan didukung oleh kultrur masyarakat yang religius karena sebagian besar kepala keluarga di Dusun Ngandong adalah alumni pondok pesantren. Peserta didik bearasal dari tiga dusun yang relative dekat dengan madrasah yaitu Dusun Ngandong, Dusun Ngaglik dan Dusun Keposong. Jarak terjauh antara Madrasah dengan rumah peserta didik adalah 1km, mereka semua berjalan kaki dalam perjalanan berangkat dan pulang sekolah. 2. Sejarah Berdirinya Madrasah Pada awal berdirinya madrasah belum memiliki gedung sendiri sehingga masih meminjam ruang di Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin Ngandong dan jumlah siswa pada waktu itu cukup banyak. Pada awal
36
tahun 1990 Bapak Kyai Jonedi mengumpulkan warga dan perangkat desa untuk membicarakan kelanjutan madrasah dan membentuk panitia pembangunan madrsah.
Maka disepakatilah lokasi untuk mendirikan
bangunan madrasah yaitu sawah bengkok Sekretaris Desa Banaran. Pada awal berdirinya, gedung hanya satu lokal yang disekat menjadi tiga ruang kelas. Karena pada tahun tersebut sudah dibuka Madrasah Tsanawiyah Ma‟arif 3 Grabag tetapi belum memiliki gedung, maka gedung MI tadi dipinjam untuk MTs. Tahun 1993 gedung dikembalikan pada MI , karena MTs sudah memiliki gedung baru. Karena ruang kelas baru ada tiga maka masing-masing kelas disekat dijadikan dua ruang. Pada tahun 2003 madrasah ditunjuk sebagai rintisan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magelang. Bersamaan dengan itu pemerintah juga memberikan dana untuk membangun ruang kelas baru sehingga memenuhi standar. 3. Visi dan Misi MI Ar Rosyidin Ngandong Visi adalah gambaran masa depan dari sebuah organisasi, sehingga merupakan arah yang akan dituju oleh organisasi tersebut. Sedangkan misi merupakan langkah-langkah yang ditempuh dalam mewujudkan visi tersebut. Dalam menentukan visi dan misi dilakukan secara bersama-sama antara Kepala Madrsah, Dewan Guru dan Komite Sekolah. Adapun visi dan misi MI Ar Rosyidin Ngandong untuk tahun pelajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut: 37
Visi : Bertaqwa, Berprestasi dan santun dalam Perilaku. Misi : 1. Melaksanakan pembelajaran dengan PAKEM. 2. Mengoptimalkan kegiatan Ekstra Kurikuler untuk mengembangkan bakat, minat dan kreativitas peserta didik. 3. Memberikan layanan pendidikan yang bermutu.
4. Keadaan Guru MI Ar Rosyidin Ngandong Selama ini penulis mengajar di kleas III MI Ar Rosyidin Ngandong kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Madrasah tempat penulis mengajar terdiri dari tujuh orang guru termasuk kepala madrasah. Selengkapnya berikut penulis sampaikan daftar guru di MI Ar Rosyidin tahun 2009/2010. Tabel 2 : Daftar Guru MI Ar Rosyidin Ngandong NO
NAMA
Pendidikan
Mengajar
TMT
1
Ariyanti,S.Pd.I
S1 PAI
Kep Madrsh
15-7-2002
2
Achmad Faizin
D2 PGSD
Kl VI
18-7-1995
3
Solekah
D2 PGSD
Kl IV
18-7-1995
4
Sarwati
D2 PGSD
Kl V
15-7-2002
5
Indah Sri Nur W
SMEA
Kl I
03-2-2003
6
Muntaha
D2 PGK
Kl III
14-2-2004
7
Umi Farikah
D2 PGA
Kl II
07-7-2007
38
Seperti pada umumnya pada sekolah dasar/ madrasah ibtidaiyah guru mengajar semua mata pelajaran yang diajarkan di kelas tersebut. Mata pelajaran yang akan dijadikan penelitian adalah Sejarah Kebudayaan Islam, karena berdasarkan analisa nilai hasil ulangan formatif rata-rata nilai kelas adalah 58,68, dan hasil ini masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di awal tahun ajaran baru yaitu 60. Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam diajarkan setiap hari Sabtu, seperti nampak pada jadwal berikut. Tabel 3 : Jadwal hari Sabtu NO
WAKTU
MATA PELAJARAN
1
07.00-07.40
Sejarah Kebudayaan Islam
2
07.40-08.20
Sejarah Kebudayaan Islam
3
08.20-09.00
Matematika
09.00-09.15
Istirahat
4
09.15-09.55
Matematika
5
09.55-10.35
Bahasa Indonesia
6
10.35-11.15
Bahasa Indonesia
7
11.15-11.55
KKG
8
11.55-12.35
KKG
Setelah penulis merefleksi diri, dan minta saran masukan dari Kepala Madrasah serta teman sejawat akhirnya disimpulkan bahwa proses 39
pembelajaran harus diperbaiki, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kepala bernomor struktur. B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Sudah disampaikan di muka bahwa secara garis besar penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam empat tahap yaitu rencana, pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data dan refleksi. Adapun lebih rincinya tahapantahapan tersebut akan disampaikan di bawah ini, sedangkan data, analisis data dan pembahasannya akan disampaikan pada Bab IV. Sebelum mengadakan penelitian tindakan kelas penulis mengadakan analisa dari hasil ulangan beberapa mata pelajaran yang dianggap kurang berhasil, yaitu dengan melihat rata-rata nilai ulangan harian. Dari beberapa mata pelajaran yang sudah dianalisa ternyata nilai rata-rata pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah yang paling rendah. Karena penulis merasa masih belum berpengalaman dalam menulis, kemudian penulis mengkomunikasikan masalah ini pada teman sejawat, untuk melakukan penelitian tindakan kelas. Perencanaan, sebelum membuat perencanaan pada tahap ini terlebih dahulu penulis mengadakan refleksi terhadap pembelajaran Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang sudah diberikan sebelumnya yaitu pada hari Sabtu tanggal 1 Mei 2010. Hasil ulangan harian yang dilaksanakan di kelas III yang terdiri dari 25 anak tersebut diperoleh nilai rata-rata kelas 58,68.
40
Adapun Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan pada awal tahun pelajaran adalah 60, dengan demikian dapat diartikan bahwa kompetensi dasar yang diajarkan secara keseluruhan belum tuntas. Dari data yang ada, 12 anak mendapat nilai di atas KKM selebihnya (13 anak) memperoleh nilai di bawah KKM. Data tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui prosentase ketuntasannya yaitu dengan menggunakan rumus; Ketuntasan = tuntas : peserta didik x 100%. Karena jumlah peserta didik yang tuntas ada 12 anak dan yang belum tuntas ada 13 anak, maka ketuntasannya adalah 12 : 25 x 100% = 48%. Setelah penulis melakukan perenungan kembali terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan minta masukan kepada Kepala Madrasah serta teman sejawat maka dapat penulis identifikasi penyebab rendahnya hasil belajar tersebut. Dari beberapa penyebab rendahnya hasil belajar tersebut yang dapat penulis catat adalah (1) peserta didik kurang memperhatikan dalam proses pembelajaran, (2) penyampaian materi oleh guru kurang menarik, (3) kegiatan belajar monoton yaitu ceramah dan mencatat, (4) guru belum memanfaatkan alat peraga yang sesuai dengan materi. Mencermati keterangan seperti yang diuraikan di atas penulis dapat menyampaikan bahwa secara garis besar ada dua masalah yang dihadapi guru/penulis yaitu pertama rendahnya hasil belajar Mata Pelajaran Fiqih
41
kedua guru masih monoton dalam mengajar sehingga pembelajaran tidak menarik perhatian bagi peserta didik. Berdasarkan kedua masalah di atas maka menyimpulkan bahwa harus ada langkah tindakan oleh guru berupa perbaikan proses pembelajarannya. Setelah mendalami permasalahan dan adanya masukan dari berbagai pihak yang peduli terhadap peningkatan kualitas pembelajaran maka penulis hendak melakukan penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam semester genap tahun pelajaran 2009/2010 pada kelas III Madrasah Ibtidaiyah Ar Rosyidin Ngandong Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang. Karena tes kenaikan kelas semester genap akan dilaksanakan minggu kedua bulan Juni maka direncanakan pelaksanaan siklus penelitian tindakan kelas berakhir pada minggu kelima bulan Mei.
Agar pelaksanaan
penelitian tindakan kelas berjalan dengan lancar dan terprogram maka penulis membuat jadwal seperti pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4 : Jadwal Penelitian No
Kegiatan
MEI JUNI JULI 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 √
1.
Refleksi pra siklus
2.
Penyusunan proposal
3.
Penyusunan RPP Siklus I
4.
Pelaksanaan Siklus I
√
5.
Refleksi Siklus I
√
√ √
42
√
6.
Penyusunan RPP Siklus II
7.
Pelaksanaan Siklus II
√
8.
Refleksi Siklus II
√
9.
Penyusunan Laporan PTK
√ √ √ √ √ √ √ √
Langkah berikutnya dalam tahap perencanaan ini adalah menyusun rencana pembelajaran, lembar pengamatan, dan instrument penilaian. Pelaksanaan,
dalam
tahap
ini
guru/penulis
melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat sekaligus mengadakan pengamatan. Siklus I ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 22 Mei 2010. Pengamatan/pengumpulan data, kegiatan pengamatan dilakukan guru/penulis pada waktu pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Untuk memudahkan
dalam
pengamatan
maka
guru
menggunakan
lembar
pengamatan yang sudah disiapkan dalam perencanaan (terlampir). Adapun aspek yang diamati antara lain aktivitas peserta didik dalam pembelajaran, minat anat untuk mengikuti pembelajaran, keberanian dalam melakukan melaksanakan tugas. Refleksi, dalam tahap ini guru/penulis berupaya mengevaluasi diri terhadap apa yang sudah dilakukan pada siklus I, yaitu dengan cara menganalisa catatan hasil pengamatan dan menganalisa hasil ulangan harian.
43
Berdasarkan analisa data yang telah dikumpulkan dapat diketahui bahwa pada siklus I aktivitas, keberanian, minat perlu ditingkatkan. Nampak peserta didik masih sungkan-sungkan dalam menjawab pertanyaan, masih nampak beberapa anak yang hanya mondar mandir(kurang konsentrasi) tidak tahu apa yang harus diperbuat dan melakukan kegiatan yang tidap perlu serta ada seorang anak yang pusing karena belum sarapan. Secara keseluruhan hasil pengamatan pada siklus I adalah sebagai berikut ;aspek aktivitas 80%, aspek minat 84%, aspek keberanian 76%. Untuk hasil ulangan harian diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas 60,4 , peserta didik yang tuntas 17anak dan yang belum tuntas ada 8 anak. Dengan perolehan hasil yang demikian penulis masih merasa harus melakukan tindakan yang kedua . Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan seperti sudah disampaikan di atas yang menunjukkan bahwa secara umum keberanian, minat, aktivitas masih perlu ditingkatkan.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Perencanaan, dengan memperhatikan dan mendalami hasil refleksi siklus I di atas, kemudian penulis membuat perencanaan tindakan siklus II yaitu dengan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/RPP (terlampir). Selain menyusun RPP, untuk mengetahui keberhasilan proses maka penulis menbuat pedoman pengamatan dan membuat jurnal siswa maupun jurnal guru yang berisi beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
44
Perlu kita ketahui bahwa jurnal ini diisi baik oleh peserta didik maupun guru setelah pelaksanaan pembelajaran berakhir. Secara rinci pelaksanaan perencanaan siklus II dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Tabel 5: Rencana Pelaksanaan Siklus II NO 1.
Hari/Tanggal Sabtu 22 Mei 2010
2.
Sabtu 29 Mei 2010
Kegiatan Merefleksi pelaksanaan siklus I Menyusun RPP siklus II Pelaksanaan siklus II
Keterangan Dibantu teman sejawat Pengamatan dibantu teman guru
Refleksi siklus II Pelaksanaan, siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu 29 Mei 2010 dengan mengacu pada RPP yang berdasarkan pada hasil refleksi siklus I. Secara garis besar pelaksanaan siklus kedua ini adalah kegiatan awal ( 7 menit) guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, guru mengadakan apersepsi agar peserta didik terkondisi atau membawa peserta didik ke dalam suasana pembelajaran yang diinginkan. Kegiatan inti (40 menit) peserta didik melakukan aktivitas sesuai lembar kerja yang sudah disiapkan guru dan melakukan tugas yang diberikan oleh guru secara lisan. Kegiatan penutup (8 menit) berupa kesimpulan dari materi yang sudah disampaikan. Dan pembelajaran diakhiri dengan tes formatif selama 15 menit. Dalam pelaksanaan siklus II ini penulis berkolaborasi dengan teman sejawat yaitu ibu Solekah. Di sini peran teman sejawat sangat membantu
45
terutama dalam mengadakan pengamatan yang berpedoman pada lembar pengamatan. Pengamatan, dalam tahap ini penulis sangat terbantu oleh hadirnya teman sejawat, karena hasil pengamatan tentu akan lebih obyektif bila dibanding dengan hasil pengamatan yang dilakukan sendiri. Kegiatan pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu dengan berpedoman pada lembar pengamatan yang sudah disiapkan oleh guru. Refleksi, sebagai akhir kegiatan dari sebuah penelitian tindakan kelas maka dalam refleksi siklus II ini disampaikan hasil pengamatan dan catatan selama pembelajaran berlangsung oleh teman sejawat. Setelah dilakukan analisa bersama diperoleh hasil pengamatan yaitu aspek aktivitas peserta didik mencapai 92%, minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran 96%, keberanian dalam kegiatan 92%. Sedangkan dari data hasil tes formatif yang sudah dianalisis diperoleh informasi bahwa nilai rata-rata kelas adalah 68,92, jumlah peserta didik yang sudah tuntas ada 23 anak sehingga prosentase ketuntasannya ada 92%. Dan ada 2 anak yang belum tuntas karena nilai tes formatifnya 50 dan 48 , sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimalnya adalah 60. Tindak lanjut dari guru untuk anak yang belum tuntas tersebut adalah dengan memberi tugas untuk dikerjakan di rumah.
46
Berhubung jumlah peserta didik yang sudah tuntas ada 23 anak dan nilai rata-rata kelas sudah di atas nilai KKM maka penulis menganggap bahwa tidak perlu mengulang tindakan karena sudah berhasil.
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Per Siklus 1. Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan, proses pembelajaran dilaksanakan secara konvensional. Dalam hal ini guru hanya sekedar ceramah yang monoton sehingga cenderung membosankan bagi peserta didik, tidak banyak melibatkan peserta didik dalam psoses pembelajaran. Peserta didik hanya dijadikan sebagai obyek yang harus menerima ilmu dari guru bagaikan anak burung yang hanya menunggu diberi makan oleh induknya. Guru mendominasi proses pembelajaran, karena beranggapan bahwa dirinya paling pandai dan peserta didik dianggap masih kosong. Kondisi demikian yang menyebabkan hasil belajar rendah dan prosentase ketuntasannya juga sedikit seperti tampak pada daftar berikut. Tabel 6 : Daftar nilai pra siklus NO
NAMA
NILAI KETERANGAN
1
Abdul Kharis
78
2
Abdul Rokhim
51
Tidak tuntas
3
Ahmad Mawardi
51
Tidak tuntas
4
Anwarodin
36
Tidak tuntas
5
Ayuk Lestari
74
6
Inayanti Eka Putri
64
48
7
Ihsanudin
49
Tidak tuntas
8
Imam Baihaki
54
Tidak tuntas
9
Imam Safii
38
Tidak tuntas
10
Jefri Prayudi
64
11
Khoirul Imamudin
49
12
Lina Listiani
74
13
Miftahul Faizin
57
Tidak tuntas
14
Muhamad Ikhsanudin
57
Tidak tuntas
15
Munadhirotul Ulfa
66
16
Muyasaroh Mukaromah
69
17
Nipta
60
18
Novitasari
58
19
Nurhanisa
76
20
Nurhasanah
43
Tidak tuntas
21
Rizal Akhmad Ulinuha
49
Tidak tuntas
22
Ahail Akhmad
64
23
Siti Aminah
79
24
Vera Andriyani
46
25
Yuliyanti
61
JUMLAH
1467
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas adalah 58,68, peserta didik yang tuntas 12 anak dan yang belum tuntas 13 anak.
49
2. Siklus I Pada siklus pertama guru/penulis melaksanakan pembelajaran dengan materi pokok Masa Kemandirian Muhammad SAW , yang terdiri dari sub pokok materi Bertemu Pendeta Buhairah, Mendapat Gelar Al Amin, Menikah dengan Khadijah, Teladan Muhammad dalam Keluarga, dan Teladan Muahmmad dalam Bermasyarakat. Sebelum proses pembelajaran dilakukan
oleh peserta didik, guru/penulis menyampaikan tujuan
pembelajaran dan menjelaskan prosedur pembelajarannya. Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, guru/penulis mengadakan pengamatan. Aspek yang diamati meliputi aktivitas, minat, keberanian. Hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung bisa diperhatikan pada lembar pengamatan di bawah ini. Tabel 7 : Lembar Pengamatan Siklus I LEMBAR PENGAMATAN SIKLUS I Hari / Tanggal : Sabtu 22 Mei 2010 Mata Pelajaran: Sejarah Kebudayaan Islam
1 2
Abdul Kharis Abdul Rokhim
ASPEK PENGAMATA N A B C √ √ √ -
3 4
Ahmad Mawardi Anwarodin
√ -
NO
NAMA
50
√ -
-
KETERANGAN
Kurang konsentrasi Kurang konsentrasi
5 6 7 8 9
Ayuk Lestari Inayanti Eka Putri Ihsanudin Imam Baihaki Imam Safii
√ √ √ √ √
√ √ √ -
√ √ √ √ √
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Jefri Prayudi Khoirul Imamudin Lina Listiani Miftahul Faizin Muhamad Ikhsanudin Munadhirotul Ulfa Muyasaroh Mukaromah Nipta Novitasari Nurhanisa Nurhasanah
√ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ -
21
Rizal Akhmad Ulinuha
-
-
-
22 23 24 25
Ahail Akhmad Siti Aminah Vera Andriyani Yuliyanti PROSENTASE
√ √ √ √ 80 %
√ √ √ √ 76 %
√ √ √ √ 84 %
Pusing kepala
Kurang konsentrasi
Kurang konsentrasi Kurang konsentrasi
Keterangan: A = Aspek Aktivitas B = Aspek Keberanian C = Aspek Minat Pada akhir kegiatan guru/penulis mengadakan evaluasi atau tes formatif dengan hasil sebagai nampak pada tabel berikut.
51
Tabel 8 : Daftar Nilai Siklus I NO
NAMA
NILAI KETERANGAN
1
Abdul Kharis
76
2
Abdul Rokhim
50
Tidak tuntas
3
Ahmad Mawardi
50
Tidak tuntas
4
Anwarodin
45
Tidak tuntas
5
Ayuk Lestari
70
6
Inayanti Eka Putri
67
7
Ihsanudin
60
8
Imam Baihaki
52
Tidak tuntas
9
Imam Safii
48
Tidak tuntas
10
Jefri Prayudi
69
11
Khoirul Imamudin
49
12
Lina Listiani
75
13
Miftahul Faizin
60
14
Muhamad Ikhsanudin
60
15
Munadhirotul Ulfa
64
16
Muyasaroh Mukaromah
61
17
Nipta
60
18
Novitasari
60
19
Nurhanisa
79
20
Nurhasanah
48
Tidak tuntas
21
Rizal Akhmad Ulinuha
48
Tidak tuntas
22
Ahail Akhmad
63
23
Siti Aminah
70
24
Vera Andriyani
61
25
Yuliyanti
65
52
Tidak tuntas
JUMLAH
1510
Secara keseluruhan nilai rata-rata tes formatif siklus 1 adalah 60,4 , hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik sudah tuntas. Namun demikian tindakan masih dilanjutkan pada siklus II karena pada siklus pertama materi Masa Kemandirian Muhammad, sedang pada materi siklus II tidak sama dengan siklus pertama 3. Siklus II Pada siklus ini dilaksanakan tindakan yang sama dengan siklus pertama. Adapun materi siklus II ini adalah Kerasulan Muhammad yang terdiri dari sub materi; Muhammad Bertafakur, Turunnya Wahyu, Nabi Muhammad SAW Berdakwah, Mukjizat Nabi Muhammad SAW, dan Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi yang Terbesar. Selama proses pembelajaran berlangsung dapat diamati hal-hal seperti pada lembar pengamatan berikut. Tabel 9 : Lembar Pengamatan Siklus II Hari / Tanggal : Sabtu 29 Mei 2010 Mata Pelajaran: Sejarah Kebudayaan Islam
NO 1
ASPEK PENGAMATAN A B C √ √ √
NAMA Abdul Kharis
53
KETERANGA N
2 3 4
Abdul Rokhim Ahmad Mawardi Anwarodin
√ √ -
√ -
√
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Ayuk Lestari Inayanti Eka Putri Ihsanudin Imam Baihaki Imam Safii Jefri Prayudi Khoirul Imamudin Lina Listiani Miftahul Faizin Muhamad Ikhsanudin Munadhirotul Ulfa Muyasaroh Mukaromah Nipta Novitasari Nurhanisa Nurhasanah Rizal Akhmad Ulinuha Ahail Akhmad Siti Aminah Vera Andriyani Yuliyanti PROSENTASE
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 92%
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 92%
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 96%
Keterangan: A = Aspek Aktivitas B = Aspek Keberanian C = Aspek Minat
54
-
Tidak ada motivasi beljr Pusing kepala
Berdasarkan hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa tingkat penguasaan materi Kerasulan Muhammad SAW sudah berhasil. Hal ini didukung oleh perolehan nilai tes formatif yang dilaksanakan pada saat itu, seperti daftar di bawah ini. Tabel 10: Daftar Nilai Tes Formatif Siklus II NO
NAMA
NILAI KETERANGAN
1
Abdul Kharis
86
2
Abdul Rokhim
60
3
Ahmad Mawardi
66
4
Anwarodin
50
5
Ayuk Lestari
70
6
Inayanti Eka Putri
65
7
Ihsanudin
48
8
Imam Baihaki
61
9
Imam Safii
60
10
Jefri Prayudi
71
11
Khoirul Imamudin
61
12
Lina Listiani
80
13
Miftahul Faizin
83
14
Muhamad Ikhsanudin
71
15
Munadhirotul Ulfa
90
16
Muyasaroh Mukaromah
76
17
Nipta
76
18
Novitasari
61
19
Nurhanisa
88
55
Tidak tuntas
Tidak tuntas
20
Nurhasanah
60
21
Rizal Akhmad Ulinuha
60
22
Ahail Akhmad
75
23
Siti Aminah
85
24
Vera Andriyani
60
25
Yuliyanti
60
JUMLAH
1723
Mencermati daftar nilai di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan dengan menerapkan Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur sudah tuntas, karena nilai rata-rata kelas pada tes formatif (68,92) di atas KKM. B. Pembahasan 1. Pra Siklus Sudah disampaikan di muka bahwa alasan dilaksanakannya penelitian tindakan kelas ini adalah rendahnya hasil belajar mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, yaitu berdasarkan hasil tes formatif yang dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2010. Dengan mencermati tabel 5 pada awal bab ini dapat penulis sampaikan bahwa dari 25 anak prosentase ketuntasannya hanya 48%. Setelah penulis melakukan perenungan kembali terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan dan minta masukan kepada Kepala
56
Madrasah serta teman sejawat maka dapat penulis identifikasi penyebab rendahnya hasil belajar tersebut. Dari beberapa penyebab rendahnya hasil belajar tersebut yang dapat penulis catat adalah peserta didik kurang memperhatikan dalam proses pembelajaran, penyampaian materi oleh guru kurang menarik, kegiatan belajar monoton yaitu ceramah dan mencatat, guru belum memanfaatkan alat peraga yang sesuai dengan materi. Maka dari itu penulis menyimpulkan bahwa yang harus diadakan perbaikan tindakan adalah metode mengajarnya, yaitu menerapkan Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur Pemilihan Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur ini didasarkan dengan alasan bahwa materi Sejarah Kebudayaan Islam harus diberikan secara bervariasi dan menyenangkan sehingga dapat mengurangi kejenuhan dan verbalisme. Juga dengan dilaksanakannya Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur
proses pemahaman
peserta didik terhadap materi pembelajaran akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna. 2. Siklus I Pada
siklus
I
guru/penulis
memulai
pembelajaran
dengan
menyampaikan tujuan kepada peserta didik. Membagi anak menjadi lima kelompok dan nomor yang dikenakan di kepala (masing-masing anak memakai), menjelaskan cara kerja yaitu masing-masing kelompok diberi
57
tugas secara terstruktur (missal; nomor satu membaca materi, anak yang bernomor dua menjelaskan yang dibaca anak nomor satu tadi, dilanjutkan anak nomor tiga membaca soal dan dijawab anak nomor empat dan seterusnya). Pada siklus ini materi yang dibahas antara lain ; Bertemu Pendeta Buhairah, Mendapat Gelar Al Amin, Menikah dengan Khadijah, Teladan Muhammad
dalam
Keluarga,dan
Teladan
Muhammad
dalam
Bermasyarakat. Namun dalam pelaksanaannya masih nampak ada peserta didik yang belum mengerti apa yang mestinya dilakukan, ada lima anak yang kurang konsentrasi dan seorang peserta didik yang pusing kepala. Seoarang yang pusing tadi setelah ditanya dengan empati anak tersebut karena tidak sarapan pagi. Dari data tentang hasil pengamatan siklus I seperti telah disampaikan di muka dapat diketahui secara keseluruhan prosentase aktivitas 80%, prosentase minat 84%, dan prosentase keberanian 76% . Hal ini nampak seperti grafik di bawah ini.
58
Gambar 1 : Grafik Observasi Siklus I Hasil ulangan harian atau tes formatif siklus I prosentase ketuntasannya adalah 68% ( 17 anak tuntas dan 8 anak tidak tuntas), ratarata nilai 60,4 ini sudah di atas Kriteria Ketuntasan Minimal yang 60. Nilai tertinggi 79 dan nilai terendah adalah 45. Penulis juga melakukan cross cek antara data hasil observasi dengan data hasil tes formatif. Setelah melakukan analisa yang cermat peserta didik yang mendapat nilai terendah (45) ternyata anak tersebut belum paham, kurang konsentarsi dan atau masih bingung apa yang mestinya dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung. Sebagai tindak lanjut terhadap anak tersebut , guru/penulis memberi tugas untuk membaca materi yang sama(tugas dikerjakan di rumah).
59
3. Siklus II Pelaksanaan siklus
dua
diawali
dengan penyampaian tujuan
pembelajaran oleh guru/penulis, dilanjutkan penjelasan materi dan penyampaian teknik pembelajaran yaitu guru membagikan nomor yang dikenakan di kepala. Nanti anak yang ditunjuk nomornya harus melakukan tugas dari guru dan tugas tersebut harus dilanjutkan oleh anak lain (nomor lain) yang juga ditunjuk oleh guru. Dalam siklus dua ini tugas terstrukturnya sudah lebih ditingkatkan tidak hanya dalam satu kelompok tetapi dilemparkan ke kelompok lain. Sehingga dibutuhkan konsentrasi dan kerjasama kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa hasil pengamatan pemahaman peserta didik secara keseluruhan meningkat, baik aktivitas, minat, maupun keberanian. Walaupun masih ada dua anak nampak tidak ada keberanian dalam proses pembelajaran.
Setelah guru/penulis
mengadakan pendekatan ternyata yang bersangkutan pada waktu itu agak pusing. Secara umum ada peningkatan hasil pengamatan bila dibanding dengan siklus I. Hasil pengamatan siklus II nampak seperti gambar berikut.
60
Gambar 2 : Prosentase Hasil Pengamatan Siklus II Pada akhir pembelajaran guru/penulis mengadakan tes formatif, adapun hasilnya rata-rata nilai 68,92, nilai terendah 48, nilai tertinggi 90, jumlah anak yang tuntas 23 (dua anak tidak tuntas), prosentase ketuntasan 92%. Melihat hasil yang demikian penulis melakukan analisa dan cross cek dengan catatan hasil pengamatan. Berdasarkan catatan guru dan daftar nilai kelas III Anwarodin memang menunjukkan anak yang lemah belajar karena hampir semua mata pelajaran nilainya di bawah kriteria ketuntasan minimal. Sedangkan rendahnya nilai Ikhsanudin dikarenakan yang bersangkutan baru saja sembuh sakit (masuk angin), dengan demikian dua anak tersebut memerlukan bimbingan khusus.
61
4. Pembahsan Antar Siklus Langkah selanjutnya dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis mengadakan pembandingan (komparasi) baik hasil pengamatan maupun hasil tes formatif siklus I dan siklus II, seperti nampak pada tabel berikut. Tabel 11 : Hasil Pengamatan Siklus I dan II NO
Aspek yang Dimati
Hasil Siklus I
Hasil siklus II
(%)
(%)
1
Aktivitas
80
92
2
Minat
76
92
3
Keberanian
84
96
Dari data di atas dapat diketahui peningkatan masing-masing aspek dari siklus I ke siklus II adalah aktivitas naik 12 %, minat naik 16%, dan keberanian 12%. Kenaikan masing-masing aspek pengamatan dapat digambarkan seperti grafik di bawah ini.
Gambar 3 : Grafik Hasil Pengamatan Siklus I dan II 62
Hasil tes formatif juga mengalami kenaikan bila kita bandingkan dari siklus per siklus. Adapun peningkatan hasil tes formatif yang dimaksud nampak pada tabel berikut: Tabel 12 : Perolehan Nilai Pra siklus, Siklus I dan II Siklus I
Siklus II
Jumlah Nilai
Pra Siklus 1467
1510
1723
2
Rata-rata Nilai
58,68
60,40
68,92
3
Nilai Tertinggi
79
79
90
4
Nilai Terendah
36
45
48
5
Jumlah Tuntas
12
17
23
6
Jumlah Tidak Tuntas
13
8
2
7
Prosentase Ketuntasan
48%
68%
92%
No
Aspek yang Dibandingkan
1
Dilihat dari jumlah tuntas terjadi kenaikan dari pra siklus, siklus I dan siklus II sedangkan jumlah tidak tuntas mengalami penurunan. Kenaikan dan penurunan
ini bila digambarkan dalam grafik tampak seperti di
bawah ini.
63
Gambar 4 : Grafik Ketuntasan Melihat gambar ketuntasan di atas dapat kit abaca, bahwa ada peningkatan tingkat ketuntasan dari pra siklus ke siklus I naik 20%, dari siklus I ke siklus II naik 24% dan dari pra siklus ke siklus II naik 44%. Untuk anak yang tidak tuntas mengalami penurunan dari pra siklus, siklus I dan siklus II, seperti grafik di bawah ini.
64
Gambar 5 : Grafik Ketidaktuntasan Dengan mengamati gambar di atas dapat kit abaca bahwa, terjadi penuruan yang cukup signifikan terhadap ketidaktuntasan dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Untuk rata-rata nilai juga menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan, yaitu pra siklus 58,68 menjadi 60,40 pada siklus I dan naik lagi pada siklus II menjadi 68,92. Kenaikan tersebut bila dilukiskan dalam grafik maka tampak seperti di bawah ini.
65
Gambar 6: Grafik rata-rata nilai Nilai tertinggi juga mengalami peningkatan dari 79 pada pra siklus pada siklus I tetap pada angka 79 dan pada siklus II menjadi 90. Sedangkan perolehan nilai terendah pada pra siklus 36 naik menjadi 45 pada siklus I mengalami kenaikan menjadi 48 pada siklus II, tetapi nilai tersebut masih lebih besar bila dibanding dengan pra siklus. Berikut disampaikan grafiknya.
Gambar 7: Grafik nilai tertinggi dan terendah.
66
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilaksanakan dalam dua siklus tindakan maka penulis dapat menyimpulkan, bahwa: 1.
Model pembelajaran Kepala Bernomor Struktur
dapat digunakan
untuk meningkatkan perhatian siswa kelas III dalam Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 2. Dengan penerapan Model Pembelajaran Kepala Bernomor Struktur dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik yang nampak dengan adanya peningkatan rata-rata nilai tes formatif yaitu 58,68
pada pra siklus
menjadi 60,40 pada siklus I dan di akhir siklus II menjadi 68,92. B. Saran 1. Untuk Peserta Didik Jangan takut dan ragu untuk mempraktikkan ilmu yang didapat di sekolah/madrsah. Bertanyalah pada temanmu atau Ustadz bila mengalami kesulitan. 2. Bagi Guru Agar pembelajaran lebih menyenangkan dan menantang para guru/ustadz harus bisa menerapkan berbagai model pembelajaran yang bervariasi.
67
3. Kepada Madrasah Dalam rangka menciptakan pembelajaran yang berkwalitas maka sekolah/madrasah hendaknya ; a. Menfasilitasi guru-guru untuk meningkatkan kualifikasi akademik yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. b. Mengikutsertakan guru-guru dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dalam meningkatkan pembelajaran. c. Menyediakan sarana sesuai kebutuhan pembelajaran
68