PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS III MI DARUSSALAM SIDOAGUNG TEMPURAN MAGELANG TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: ANA FATMAWATI NIM 11408103
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
i
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS III MI DARUSSALAM SIDOAGUNG TEMPURAN MAGELANG TAHUN AJARAN 2009/2010
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: ANA FATMAWATI NIM 11408103
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2010
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Ana Fatmawati
NIM
: 11408103
Jurusan
: Jurusan Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA VISUAL
DALAM
PEMBELAJARAN
AQIDAH
AKHLAK KELAS III MI DARUSSALAM SIDOAGUNG TEMPURAN MAGELANG TAHUN AJARAN 2009/2010 telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga,
Agustus 2010
Pembimbing
Mufiq, S.Ag.M.Phil NIP. 19690617 199603 1 004
iv
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos 50721 Salatiga http://www.salatiga.ac.id email:
[email protected]
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi Saudara Ana Fatmawati dengan Nomor Induk Mahasiswa 11408103 yang berjudul PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS III MI DARUSSALAM SIDOAGUNG TEMPURAN MAGELANG TAHUN AJARAN 2009/2010 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga pada Sabtu, 25 September 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I). Salatiga,
16 Shawwal 1931 H. 25 September 2010 M.
Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. NIP. 19670112 199203 1 005
Penguji I
Penguji II
Dra. Djamiatul Islamiyah, M.Ag. NIP. 19570812 198802 2 001
Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag. NIP. 19680613 199403 1 004 Pembimbing
Mufiq, S.Ag.M.Phi l NIP. 19690617 199603 1 004
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Ana Fatmawati
NIM
: 11408103
Jurusan
: Jurusan Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga,
Agustus 2010
Yang Menyatakan,
Ana Fatmawati
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Pahlawan bukanlah orang yang berani menetakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawan sebenarnya ialah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala ia marah. - Nabi Muhammad Saw
PERSEMBAHAN Untuk orang tuaku, para dosenku, saudara-saudaraku, sahabat-sahabat seperjuanganku, dan teman spesialku yang selalu setia “menunggu”
vii
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia-Nya serta limpahan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya, shalawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi Mumammad SAW. Peneliti menyusun skripsi dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK KELAS III MI DARUSSALAM SIDOAGUNG TEMPURAN MAGELANG TAHUN AJARAN 2009/2010”, yang merupakan salah satu prasyarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Pada kesempatan ini peneliti dengan tulus hati mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Dr. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
2.
Suwardi, M.Pd. selaku ketua Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agam Islam Negeri Salatiga, beserta Jajaran dan Staf tingkat Jurusan.
3.
Drs. Joko Sutopo selaku ketua Prodi Ekstensi PAI Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga beserta staf.
4.
Mufiq, S.Ag.M.Phil. selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing penulis selama studi.
5.
Sri Purwati, S.Sos selaku Kepala MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang beserta guru dan stafnya yang telah memberi dorongan dan bantuan demi kelancaran selama penelitian dan penyelesaian skripsi ini.
viii
6.
Segenap dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Magelang yang telah memberikan penulis ilmu dan pengetahuan yang tak terhingga nilainya.
7.
Bapak dan Ibuku tercinta.
8.
Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah SWT berkenan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
semua pihak atas bantuan yang telah diberikan kepada peneliti. Akhirnya peneliti berharap skripsi ini berguna bagi semuanya.
Magelang,
Agustus 2010
Peneliti
Ana Fatmawati
ix
ABSTRAK Fatmawati, Ana. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Visual dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Kelas III MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag.M.Phil. Kata kunci: media visual dan aqidah akhlak. Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan model persekolahan yang bermakna bagi MI Darussalam Sidoagung Tempuran. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan perhatian siswa? (2) Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa? (3) Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pada siklus I dengan proses pembelajaran materi Aqidah Akhlak tanpa menggunakan media visual perhatian siswa sebesar 41,67%, sedangkan pada siklus II setelah menggunakan media visual perhatian siswa menjadi 58,33% dengan persentase perubahan sebesar 40% dan pada siklus III yang dilakukan tetap menggunakan media visual perhatian siswa menjadi 75% dengan persentase perubahan sebesar 80%. Keaktifan siswa pada siklus I, proses pembelajaran materi Aqidah Akhlak tanpa menggunakan media visual sebesar 47,92%, sedangkan pada siklus II setelah menggunakan media visual keaktifan siswa menjadi 58,33% dengan persentase perubahan sebesar 21,74% dan pada siklus III yang tetap menggunakan media visual keaktifan siswa menjadi 68,75% dengan persentase perubahan sebesar 56,52%. Hasil belajar pada siklus I, proses pembelajaran materi Aqidah Islam tanpa menggunakan media visual nilai rata-rata kelas sebesar 4,67, sedangkan pada siklus II setelah menggunakan media visual nilai rata-rata kelas menjadi 5,50 dengan persentase perubahan sebesar 17,77%, dan pada siklus III yang tetap menggunakan media visual nilai rata-rata kelas menjadi 7,08 dengan persentase perubahan sebesar 51,62%. Mengacu pada temuan tersebut, maka penelitian ini merekomendasikan kepada guru untuk menambah media pembelajaran dengan media visual agar siswa lebih memperhatikan, aktif dalam proses pembelajaran, dan hasil belajar meningkat.
x
DAFTAR ISI Sampul...................................................................................................................
i
Lembar Berlogo ....................................................................................................
ii
Judul ......................................................................................................................
iii
Persetujuan Pembimbing.......................................................................................
iv
Pengesahan Kelulusan ...........................................................................................
v
Pernyataan Keaslian Tulisan .................................................................................
vi
Motto dan Persembahan ........................................................................................
vii
Kata Pengantar ......................................................................................................
viii
Abstrak ..................................................................................................................
x
Daftar Isi................................................................................................................
xi
Daftar Tebel ..........................................................................................................
xiv
Daftar Gambar.......................................................................................................
xv
Daftar Lampiran ....................................................................................................
xvi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................................
4
C. Tujuan Penelitian ...........................................................................
4
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................
5
E. Manfaat Penelitian .........................................................................
5
F. Definisi Operasional ......................................................................
6
G. Metode Penelitian ..........................................................................
6
H. Sistematika Penulisan Skripsi........................................................
9
xi
BAB II
LANDASAN TEORI A. Belajar Melalui Media Visual .......................................................
11
1.
Belajar ....................................................................................
11
2.
Hasil Belajar ...........................................................................
13
3.
Media Pembelajaran ...............................................................
15
4.
Media Visual ..........................................................................
20
B. Aqidah Akhlak...............................................................................
29
1.
Pengertian Aqidah Akhlak .....................................................
29
2.
Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak ..............................
33
3.
Fungsi Pelajaran Aqidah Akhlak ............................................
36
4.
Pendekatan Pelajaran Aqidah Akhlak ....................................
37
C. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Visual .........................
38
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ...........................................................................
41
B. Visi dan Misi .................................................................................
41
C. Profil Madrasah .............................................................................
42
D. Keadaan Siswa dan Guru ...............................................................
42
E. Struktur Organisasi ........................................................................
43
F. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ......................................................
44
1.
Perencanaan ............................................................................
44
2.
Pelaksanaan ............................................................................
45
3.
Observasi ................................................................................
46
4.
Refleksi...................................................................................
46
xii
G. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ....................................................
47
1.
Perencanaan ............................................................................
48
2.
Pelaksanaan ............................................................................
48
3.
Observasi ................................................................................
49
4.
Refleksi...................................................................................
49
H. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ...................................................
51
1.
Perencanaan ............................................................................
51
2.
Pelaksanaan ............................................................................
51
3.
Observasi ................................................................................
52
4.
Refleksi...................................................................................
52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Persiklus ........................................................................
BAB V
54
1.
Deskripsi Siklus 1 ...................................................................
54
2.
Deskripsi SiklusII ...................................................................
57
3.
Deskripsi Siklus III .................................................................
59
B. Pembahasan ...................................................................................
62
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................................
65
B. Saran ..............................................................................................
66
Daftar Pustaka Lampiran
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Undang-Undang No. 20 th 2003 mendefinisikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pada hakekatnya fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia. (Undang–Undang Nomor 20 Tahun 2003). Siswa sebagai subjek belajar, memiliki potensi dan karakteristik unik, sangat menentukan keberhasilan pendidikan. Kemampuan dan kesungguhan siswa merespon pengetahuan, nilai dan ketrampilan mempunyai andil yang besar dalam keberhasilan belajar. Dalam pembelajaran di sekolah guru dituntut kemampuannya untuk mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan (komunikasi yang produktif), dimana para siswa dapat memperoleh kemudahan dalam
1
2
belajar. Salah satu tanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik seseorang, dalam hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa atau peserta didik. Salah satu peran yang dimiliki oleh seorang guru untuk melalui tahaptahap ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru harus berupaya dengan optimal mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak didik, demi mencapai tujuan pembelajaran. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Mulyasa (2007), bahwa tugas guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta didik. Untuk mampu melakukan proses pembelajaran guru harus mampu menyiapkan proses pembelajarannya. Untuk menunjang keberhasilan belajar, maka hendaknya tersedia media pembelajaran. Sebab, dengan tersedianya media pendidikan siswa dimungkinkan akan lebih berpikir secara konkret dan hal ini berarti dapat mengurangi verbalisme pada diri siswa. Apalagi seiring dengan perkembangan jaman yang makin modern dan serba canggih. Hal demikian mengakibatkan siswa termasuk guru dapat memilih atau menggunakan media pendidikan dalam proses belajar.
3
Pemakaian media pembelajaran dan sumber belajar yang selama ini diterapkan oleh guru aqidah akhlak di MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang belum sepenuhnya bisa terlaksana dengan baik. Hal ini disebabkan media pembelajaran yang terbatas karena minimnya anggaran fasilitas sekolah. Pembelajaran aqidah akhlak yang diterapkan memakai sumber belajar buku teks dan buku penunjang lain, sehingga pembelajaran aqidah akhlak belum sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan. Peningkatan kualitas atau kemampuan belajar siswa dan kuantitas tingkah laku atau nilai seorang siswa perlu mendapatkan perhatian lebih seksama lagi, karena bila dari kecil sudah mendapat pendidikan dengan baik, akan terbiasa dengan usaha dan kedisiplinannya. Dalam belajar di sekolah dengan tujuan menuntut ilmu yang bermanfaat baik itu bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain perlu diperlihatkan khususnya dalam mata pelajaran aqidah akhlak. Sesuai dengan aqidah akhlak, sasaran utamanya adalah untuk membentuk anak didik memiliki kemantapan iman/aqidah dan memiliki kebermaknaan yang mantap atas akhlaknya. Sehingga hubungan dengan Tuhannya berjalan dengan baik dan hubungan dengan manusia/alam sekitar berjalan secara harmonis. Jika dalam suatu proses belajar seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan orang tersebut atau murid tersebut sebenarnya belum mengalami proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan didalam proses belajar. Ternyata kenyataan yang terjadi, keberhasilan belajar dalam pelajaran aqidah akhlak belum
4
sepenuhnya dipahami oleh sebagian siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang, dilihat dari nilai yang diperoleh sebagian siswa pada pelajaran aqidah akhlak kurang memenuhi standard. Padahal prestasi belajar penting untuk melihat keberhasilan semua siswa dalam belajar. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumusankan masalah penelitan sebagai berikut: 1.
Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan perhatian siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang?
2.
Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan keaktifan siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang?
3.
Apakah penerapan media visual efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang?
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui efektivitas penerapan media visual untuk meningkatkan keaktifan siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang.
2.
Untuk mengetahui efektivitas penerapan media visual dalam meningkatkan motivasi belajar siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang.
3.
Untuk mengetahui efektivitas penerapan media visual dalam meningkatkan prestasi belajar siswa MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang.
5
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah pembelajaran aqidah akhlak melalui media visual efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. E. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi, menambah serta mengembangkan khasanah
pengetahuan
di
bidang
pendidikan
khususnya
masalah
peningkatan dan persiapan kualitas sumber daya manusia, baik sebagi guru maupun sebagai siswa. 2.
Manfaat Praktis a.
Dengan diketahui ada tidaknya pengaruh penggunaan media visual dalam pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar aqidah akhlak dapat memberikan petunjuk bagi para pengajar untuk menggunakan media pembelajaran yang sesuai guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b.
Dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperluas pengetahuan mengenai penggunaan media pembelajaran yang tepat bagi siswa untuk mendapatkan hasil belajar dan pengetahuan di bidang agama.
c.
Memberikan informasi bagi sekolah dalam meningkatkan perbaikan pembelajaran agama dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai.
6
F. Definisi Operasional 1.
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan, yang
temasuk
jenis
ini
antara
lain
meliputi
gambar,
foto,
serta benda nyata yang tidak bersuara. 2.
Pembelajaran aqidah akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, menghayati dan mengimani Allah SWT dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman dibarengi tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dan hubungannya antar umat beragama dalam masyarakat sehingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
3.
Peningkatan hasil belajar adalah meningkatnya kemampuan yang di peroleh siswa setelah melalui kegiatan belajar secara kuantitatif dan kualitatif sebagai prestasi yang dicapai siswa setelah pembelajaran.
G. Metode Penelitian 1.
Pendekatan dan Rancangan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitian ini menggunakan 3 siklus. Masing-masing siklus memiliki beberapa tahapan yaitu permasalahan, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
7
2.
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang Tahun Ajaran 2009/2010, sedangkan waktu penelitian adalah pada waktu jam pelajaran.
3.
Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang, sedangkan sampel penelitian ini adalah siswa kelas III MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang Tahun Ajaran 2009/2010.
4.
Instrumen Penelitian a.
Media visual Indikator media visual terdiri dari: 1) Menyampaikan materi aqidah dengan gambar. 2) Menyampaikan materi akhlak dengan gambar. 3) Menyampaikan materi aqidah akhlak dengan gambar.
b.
Pembelajaran aqidah akhlak Indikator pembelajaran siswa tentang materi aqidah yang menyangkut: 1) Siswa dapat melafalkan dan mengartikan kalimat ta‟awud. 2) Siswa dapat menyebutkan penggunaan kalimat ta‟awud. 3) Siswa dapat menjelaskan keistimewaan mengucapkan kalimat ta‟awud. 4) Siswa dapat menghafal, mengartikan 4 Asma al Husna al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab.
8
5) Siswa dapat menunjukkan contoh Allah memiliki sifat al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab melalui hasil ciptaan-Nya. Indikator pembelajaran siswa tentang materi akhlak menyangkut: 1) Siswa dapat menyebutkan pengertian dan contoh rukun dan tolong menolong. 2) Siswa dapat menjelaskan keuntungan memiliki sifat rukun dan tolong menolong dan mempraktekkan sikap ruku dan tolong menolong. 3) Siswa dapat menunjukkan contoh adab secara Islami kepada saudara yang lebih tua, adab secara Islami kepada saudara yang lebih muda. 4) Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri orang yang memiliki sifat khianat, iri dan dengki 5) Siswa dapat menjelaskan akibat memilik sifat khianat, iri dan dengki 5.
Pengumpulan Data Data berupa proses pembelajaran di kelas yang dikelola oleh subjek yaitu seorang guru aqidah akhlak. Pengumpulan data melalui observasi proses pembelajaran di kelas, sedangkan sikap sosial siswa melalui observasi di dalam dan luar kelas.
6.
Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif. Oleh karena itu, data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan teknik
9
analisis persentase perubahan. Rumus yang digunakan dalam menghitung perubahan pemahaman materi adalah (Ali, 2000): Persentase Perubahan (PC) =
Post Rate Base Rate 100% Base Rate
Keterangan : Post Rate : Pemahaman materi tanpa media visual. Base Rate : Pemahaman materi dengan media visual. H. Sistematika Penulisan Skripsi BAB I
Pendahuluan Bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis
penelitian,
manfaat
penelitian,
definisi
operasional, analisis data, dan sistematika penulisan. BAB II
Landasan Teori Bab ini berisi teori tentang hasil belajar melalui media visual dalam pembelajaran aqidah akhlak.
BAB III
Pelaksanaan Penelitian Bab ini berisikan mengenai pelaksanaan penelitian yang diperoleh, meliputi uraian tentang gambaran umum lokasi, subjek/objek penelitian dan uraian per siklus dalam penelitian pelaksanaan penelitian tindakan kelas.
BAB IV
Analisis dan Pembahasan Bab ini berisi tentang analisis peningkatan hasil belajar, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil uji hipotesis.
10
BAB V
Penutup Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar melalui Media Visual 1.
Belajar Menurut Aaron Q. Sartani dkk dalam Darsono (2000: 3), belajar adalah suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman. James O. Whittaker dalam Darsono (2000: 4), mengemukakan belajar adalah proses yang menimbulkan atau merubah perilaku melalui latihan atau pengalaman. Menurut W. S. Winkel dalam Darsono (2000: 4), belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, dengan sistematis, mendayagunakan semua potensi yang dimiliki, baik fisik, mental serta dana, panca indra, otak dan anggota tubuh lainnya, demikian pula aspek kejiwaan seperti intelejensi, bakat, motivasi, minat dan sebagainya (Dalyono, 2005: 49). Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya
dalam
memenuhi
kebutuhan
hidupnya.
Perubahan-
perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto, 2003: 2).
11
12
Atas dasar pendapat-pendapat tersebut dapatlah disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam diri seseorang (terbentuknya asosiasiasosiasi baru) berupa tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap karena pengalaman atau interaksi dengan lingkungan. Darsono (2000: 30-31) mengemukakan ciri-ciri belajar antara lain: a.
Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan sebagai arah kegiatan dan sebagai tolak ukur keberhasilan.
b.
Belajar merupakan pengalaman sendiri (bersifat individual), tidak dapat diwakilkan oleh orang lain.
c.
Belajar merupakan proses interaksi antara individu dengan lingkungan berarti individu harus aktif dengan menggunakan berbagai potensi yang dimiliki untuk belajar, misalnya perhatian, minat, pikiran, emosi, motivasi, dan lain-lain.
d.
Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan yang bersifat internal dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terpisah satu dengan yang lain pada diri orang yang belajar. Dalam membelajarkan siswa, guru dapat menggunakan berbagai
metoda pembelajaran namun perlu diperhatikan bahwa belajar yang efektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Siswa aktif dan guru sebagai fasilitator.
13
2.
Hasil Belajar Hasil belajar dipandang sebagai salah satu indikator pendidikan bagi mutu pendidikan dan perlu disadari bahwa hasil belajar adalah bagian dari hasil pendidikan (Soedjadi dalam Sappaile, 2007). Hasil adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dicapai seseorang setelah melakukan suatu usaha (Suryabrata dalam Sappaile, 2007). Suryabrata juga menyatakan bahwa, bila hasil dikaitkan dengan belajar berarti hasil menunjuk sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar dalam selang waktu tertentu. Hasil belajar termasuk dalam kelompok atribut kognitif yang “respons” hasil pengukurannya tergolong pendapat (judgment), yaitu respon yang dapat dinyatakan benar atau salah. Dalam melakukan kegiatan belajar terjadi proses berpikir yang melibatkan kegiatan mental, terjadi penyusunan hubungan informasiinformasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan terhadap materi yang diberikan. Adanya pemahaman dan penguasaan yang didapat setelah melalui proses belajar mengajar maka siswa telah menjalani suatu perubahan dari yang tidak diketahui menjadi diketahui. Perubahan inilah yang disebut dengan hasil belajar. Suatu proses belajar diharapkan menghasilkan sesuatu yang disebut hasil belajar. Hasil belajar itu dapat berupa pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dapat diklasifikasikan ke dalam aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Aspek kognitif mencakup kemampuan berpikir, termasuk kemampuan memahami, menghapal, mengaplikasi, menganalisis,
14
mensintesis, dan mengevaluasi. Aspek afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Aspek psikomotorik mencakup imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi (Tim Peneliti Program Pasca Sarjana UNY, 2003: 1-5). Untuk memperoleh hasil belajar yang baik, perlu pemahaman terhadap prinsip-prinsip atau asas-asas belajar yang dapat mengarahkan kepada cara belajar yang efisien. Menurut Oemar Hamalik dalam Darsono (2000: 27) prinsip-prinsip belajar tersebut meliputi: a.
Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni (motivasi instrinsik) dan bersumber dari dalam diri sendiri.
b.
Belajar harus bertujuan, terarah dan jelas bagi siswa.
c.
Belajar memerlukan bimbingan.
d.
Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai.
e.
Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai hasil atau tujuan.
f.
Belajar dianggap berhasil apabila siswa telah sanggup menstranferkan atau menerapkan ke dalam bidang praktek sehari-hari. Soedijarto (dalam Sappaile, 2007) menyatakan bahwa hasil belajar
adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh pelajar dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan.
15
3.
Media Pembelajaran a.
Pengertian Media Pembelajaran Menurut Daryanto (1993: 1) bahwa media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pengajaran dapat disampaikan dengan lebih baik dan lebih sempurna. Media dalam kawasan teknologi pendidikan merupakan sumber belajar yang berupa gabungan dari bahan dan peralatan. Bahan di sini merupakan barangbarang yang biasanya disebut perangkat lunak atau software yang di dalamnya terkandung pesan-pesan untuk disampaikan dengan mempergunakan peralatan (Sadiman, 2002:19). Kata media berasal dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2002: 6). Association for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional (Usman dan Asnawir, 2002: 11).
16
Menurut Oemar Hamalik media pembelajaran adalah Alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Hamalik, 1989: 12). Menurut Suprapto dkk, menyatakan bahwa media pembelajaran adalah suatu alat pembantu secara efektif yang dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Shalahuddin, 1986: 4). Media
pembelajaran
mengkomunikasikan
pesan
akan yang
berperan
besar
dalam
disampaikan
guru.
Media
pembelajaran yang digunakan umumnya untuk tingkat sekolah dasar adalah media visual karena peserta didikakan lebih mudah memahami yang disampaikan dengan melihat gambar, poster, foto, dan alat peraga. Metode pembelajaran dan media pembelajaran akan menentukan kualitas suatu proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran akan bergantung pada metode pembelajaran yang dipetgunakan oleh guru. Media pembelajaran dipergunakan untuk memudahkan dalam penyampaian materi kepada peserta didik. Peserta didik akan terbantu dalam memahami materi yang komplek. Pemanfaatan media juga berperan besar dalam memberikan pengalaman belajar peserta didik. Belajar merupakan interaksi antara seseorang dengan orang lain, media, atau dengan lingkungannya (Arsyad, 2005: 1). Indikasi adanya
17
perubahan afektif, kognitif, psikomor dan fisik merupakan ciri peserta didik telah belajar dari apa yang diterimanya. b.
Manfaat Media Pembelajaran Menurut Safihu (2008), secara umum penggunaan media dalam pembelajaran dapat memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan belajar lebih efektif dan efisien. Secara khusus: 1) Dengan menggunakan Media, penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan 2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik 3) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas 4) Efesien dalam waktu dan tenaga 5) Meningkatkan kualitas hasil belajar 6) Dengan media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja 7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses pembelajaran 8) Merubah peran guru kearah yang lebih positif 9) Membuat pelajaran yang abstrak menjadi kongrit 10) Mengatasi ruang dan waktu 11) Membantu mengatasi keterbatasan indera manusia 12) Mampu menghadirkan objek yang an berbahaya di ruang kelas. 13) Mampu memberikan kesan yang mendalam dan tahan lama pada diri si pelajar (siswa)
18
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, (1985) dalam Safihu (2008) dijelaskan sebagai berikut: 1) Dengan menggunakan media, penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. 2) Pembelajaran dapat lebih menarik. 3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. 4) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek. 5) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan. 6) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan. 7) Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. 8) Peran guru berubahan ke arah yang positif. Menurut Arsyad (2005: 26-27) ada beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan
19
kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu: a)
Obyek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model.
b) Obyek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar. c)
Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide disamping secara verbal.
d) Obyek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara kongkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer. e)
Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.
f)
Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.
20
4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang. c.
Macam-macam Media Pembelajaran Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka media pembelajaran berkembang seirama dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan perkembangan tersebut media pembelajaran dapat dikategorikan sebagai berikut (Gunawan, 2010): 1) Media Visual; antara lain berupa grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik. 2) Media
Audial;
antara
lain
berupa:
radio,
tape
recorder,
laboratorium bahasa, dan sebagainya. 3) Projected still media antara lain: slide; over head projektor (OHP), in focus dan sejenisnya. 4) Projected motion media;seperti: film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), computer dan sejenisnya. 4.
Media Visual a.
Pengertian Media Visual Media Visual (Daryanto, 1993: 27), artinya semua alat peraga yang digunakan dalam proses belajar yang bisa dinikmati lewat pancaindera mata. Media visual (image atau perumpamaan) memegang peran
21
yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra pengelihatan, antara lain meliputi gambar, foto, serta benda nyata yang tidak bersuara. Seperti halnya media yang lain, media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual. Selain itu, fungsi media visual adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, menggambarkan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak divisualkan. Beberapa media yang termasuk media visual adalah (Supriatna, 2009): 1) Gambar atau foto. Kita sering menggunakan gambar atau foto sebagai media pembelajaran karena gambar merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja oleh siapa saja. Manfaat atau kelebihan gambar atau foto sebagai media pembelajaran adalah: a) Memberikan tampilan yang sifatnya konkrit.
22
b) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. c) Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. d) Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja. e) Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. 2) Sketsa Sketsa merupakan gambar yang merupakan draft kasar yang menyajikan bagian-bagian pokonya saja tanpa detail. Sketsa selain dapat menarik perhatian peserta atau siswa juga dapat menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan. 3) Diagram Berfungsi sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol, diagram menggambarkan struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada. Ciri-ciri dari sebuah diagram yang baik adalah: a) Benar, digambar rapi, diberi judul, label dan penjelasanpenjelasan yang perlu. b) Cukup besar dan ditempatkan strategis.
23
c) Penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum, dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. 4) Bagan/Chart Terdapat dua jenis chart yaitu chart yang menyajikan pesannya secara bertahap dan chart yang menyajikan pesannya sekaligus. Chart yang menyajikan pesannya secara bertahap misalnya flipchart atau hidden chart, sementara bagan atau chart yang menyajikan pesannya secara langsung misalnya bagan pohon (tree chart), bagan alir (flow chart), bagan garis waktu (time line chart). Bagan atau chart berfungsi untuk menyajikan ide-ide atau konsepkonsep yang sulit jika hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi. Dalam bagan biasanya kita menjumpai jenis media visual lain gambar, diagram, atau lambanglambang verbal. Ciri-ciri bagan sebagai media yang baik adalah: a) Dapat dimengerti oleh pembaca b) Sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit-belit c) Diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap mengikuti perkembangan jaman juga tidak kehilangan daya tarik 5) Grafik Disusun berdasarkan prinsip matematik dan menggunakan datadata komparatif, grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau simbol-simbol verbal yang
24
berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Dengan menggunakan grafik kita dapat melakukan analisis dengan cepat, interpretasi dan perbandingan data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan dan arah. Terdapat beberapa macam grafik di antaranya adalah grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar. 6) Kartun Suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan diingat serta dimengerti dengan cepat. 7) Poster Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan sebagainya. Poster tidak saja penting untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu akan tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Ciri-ciri poster yang baik adalah: a) Sederhana
25
b) Menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok c) Berwarna d) Slogan yang ringkas dan jitu e) Ulasannya jelas f)
Motif dan desain bervariasi
8) Peta dan Globe Berfungsi untuk menyajikan data-data yang berhubungan dengan lokasi suatu daerah baik berupa keadaan alam, hasil bumi, hasil tambang atau lain sebagainya. Secara khusus peta dan globe dapat memberikan informasi tentang: a) Keadaan permukaan bumi, daratan, sungai, gunung, lautan dan bentuk daratan serta perairan lainnya b) Tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang lain c) Data-data budaya dan kemasyarakatan d) Data-data ekonomi, hasil pertanian, industri dan perdagangan 9) Papan planel Papan berlapis kain planel ini dapat berisi gambar atau huruf yang dapat ditempel dan dilepas sesuai kebutuhan, gambar atau huruf tadi dapat melekat pada kain planel karena di bagian bawahnya dilapisi kertas amplas. Papan planel merupakan media visual yang efektif dan mudah untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.
26
10) Papan Buletin. Papan ini tidak dilapisi oleh kain planel, tetapi langsung ditempeli gambar atau tulisan. Papan ini berfungsi untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu. Media visual lainnya seperti gambar, poster, sketsa atau diagram dapat dipakai sebagai bahan pembuatan papan buletin. b. Fungsi Media Visual Levie & Lentz (1982) dalam Erianawati (2005) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi efektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris. 1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau teks materi pelajaran. 2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah sosial atau ras. 3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
27
4) Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. c.
Penggunaan Media Visual Selama proses belajar mengajar kita cenderung menggunakan pancaindera penglihatan, kita memakai mata kita untuk memperoleh informasi, isyarat, tanda atau hal yang menarik perhatian kita, kenyataan ini mempunyai arti yang penting untuk keperluan belajar dan mengajar.
Kemampuan
penglihatan
harus
dijadikan
bahan
pertimbangan dalam mengembangkan proses belajar mengajar. Penampilan visual tidak boleh mengganggu, gambar dan tulisan yang diproyeksikan harus dapat dibaca, untuk itu harus jelas dan terang. Visual tidak boleh meragukan, artinya obyek-obyek yang masih asing atau belum dikenal hendaklah ditampilkan sedini mungkin. Untuk mendapatkan gambaran tentang ukuran dan bentuknya, harus terlihat perbandingannya dengan obyek lain yang sudah dikenal. Media visual tidak boleh terlalu ramai dan kacau supaya informasi yang dimaksudkan dapat tertangkap jelas oleh siswa (Daryanto, 1993: 31). Media visual haruslah sesuai dengan kenyataan dan dapat diterima, kalau mungkin gerakan gambar, grafis atau slide yang asli untuk membuat master copy (duplikat asli yang pertama kali), gunakan
28
yang asli (master) untuk membuat setiap turunan/kopi/duplikat untuk menjaga kualitas gambar (Daryanto, 1993: 33). Menurut Daryanto (1993: 36), prinsip umum untuk penggunaan efektif media visual, yaitu: 1) Usahakan visual itu sesederhana mungkin dengan menggunakan gambar garis, karton, bagan, dan diagram. Gambar realistis harus digunakan secara hati-hati karena gambar yang amat rinci seringkali mengganggu perhatian siswa untuk mengamati apa yang seharusnya diperhatikan. 2) Visual digunakan untuk menekankan informasi sasaran (yang terdapat teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. 3) Gunakan grafik untuk menggambar ikhtisar keseluruhan materi sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa mengorganisasikan informasi. 4) Ulangi sajian dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat. 5) Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep 6) Hindari visual yang tak berimbang. 7) Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual. 8) Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca. 9) Visual, khususnya diagram, amat membantu untuk mempelajari materi yang agak kompleks. 10) Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus akan efektif apabila jumlah obyek dalam visual yang akan
29
ditafsirkan dengan benar dijaga agar terbatas, dan semua obyek dan aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistik sehingga tidak terjadi penafsiran ganda. 11) Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah
dibedakan
dari
unsur-unsur
latar
belakang
untuk
mempermudah pengolahan informasi. 12) Caption (keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual, seperti lumpur, kemiskinan, memberi nama orang, tempat atau obyek, menghubungkan kejadian atau aksi dalam lukisan dengan visual sebelum atau sesudahnya, dan menyatakan apa yang orang dalam gambar itu sedang kerjakan, pikirkan atau katakan. 13) Warna harus digunakan secara realistik. 14) Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian dan membedakan komponen-komponen. B. Aqidah Akhlak 1.
Pengertian Aqidah Akhlak Pengertian aqidah akhlak terdiri dari dua kata yaitu aqidah dan akhlak yang mempunyai pengertian secara terpisah. a.
Aqidah Aqidah berasal dari kata aqoid, bentuk jamak dari kata aqidah yaitu sesuatu yang wajib dipercayai atau diyakini hati tanpa keraguan. Aqidah menurut syara‟ ialah iman yang kokoh terhadap segala sesuatu
30
yang disebut dalam Al-Qur.an dan Hadits shahih yang berhubungan dengan tiga sendi Aqidah Islamiyah, yaitu (Yunus, 1990): 1) Ketuhanan, meliputi sifat-sifat Allah SWT, nama-nama-Nya yang baik dan segala pekerjaan-Nya. 2) Kenabian, meliputi sifat-sifat Nabi, keterpeliharaan mereka dalam menyampaikan risalah, beriman tentang kerasulan dan mukjizat yang diberikan kepada mereka. Dan beriman dengan kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka. 3) Alam kebangkitan; a)
Alam rohani, membahas alam yang tidak dapat dilihat mata.
b) Alam barzah, membahas tentang kehidupan di alam kubur sampai bangkit pada hari kiamat. c)
Kehidupan di alam akhirat, meliputi tanda-tanda kiamat, huruhara, pembalasan amal perbuatan. Pengertian Aqidah secara bahasa berarti sesuatu yang mengikat.
Pada keyakinan manusia adalah suatu keyakinan yang mengikat hatinya dari segala keraguan. Aqidah menurut terminologi syara' (agama) yaitu keimanan kepada Allah, Malaikat-malaikat, Kitab-kitab, Para Rasul, Hari Akherat, dan keimanan kepada takdir Allah baik dan buruknya. Ini disebut Rukun Iman (Haryono, 2007). Aqidah secara etimologi, aqidah berasal dari kata 'aqd yang berarti pengikatan. Aqidah adalah apa yang diyakini oleh seseorang. Jika dikatakan "Dia mempunyai aqidah yang benar" berarti aqidahnya
31
bebas dari keraguan. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenarannya kepada sesuatu (Haryono, 2007). b.
Akhlak Akhlak dilihat dari segi bahasa adalah berasal dari bahasa Arab, jamak dari kata Khuluk yang artinya perangai atau tabiat (Tatapangsara, 1982: 7). Namun kata Khuluk mengandung segi-segi yang sesuai dengan akhlak yang bermakna kejadian (Mas‟ari, 1990: 1). Dalam konsepnya akhlak adalah suatu sikap mental yang mendorong untuk berbuat tanpa pikir dan pertimbangan. Keadaan atau sikap jiwa ini terbagi dua: ada yang berasal dari watak (tempramen) dan ada yang berasal kebiasaan dan latihan (Ardani, 2005: 27). Akhlak menurut Al Ghazali (1970: 6) mempunyai tiga dimensi: 1) Dimensi diri, yakni orang dengan dirinyadan Tuhannya, seperti ibadah dan shalat. 2) Dimensi sosial, yakni masyarakat, pemerintah dan pergaulannya dengan sesamanya. 3) Dimensi metafisis, yakni aqidah dan pegangan dasarnya. Menurut Ardani (2005: 28) akhlak itu mempunyai empat syarat : 1) Perbuatan baik dan buruk 2) Kesanggupan melakukannya 3) Mengetahuinya 4) Sikap mental yang membuat jiwa cenderung kepada salah satu dan sifat tersebut, sehingga mudah melakukan yang baik atau buruk
32
Definisi-definisi akhlak dapat dilihat pada lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak, yaitu (Nata, 2002: 5): 1) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya. 2) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. 3) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. 4) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara. 5) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan ikhlas semata karena Allah swt, bukan karena ingin mendapat pujian. Jadi kedua pengertian di atas yaitu .aqidah. dan .akhlak. dapat diketahui bahwa keduanya mempunyai hubungan yang erat, karena aqidah atau iman dan akhlak berada dalam hati. Dengan demikian tidak salah kalau pada sekolah tingkat Ibtidaiyah kedua bidang bahasan ini dijadikan satu mata pelajaran yaitu Aqidah Akhlaq. Jadi mata pelajaran aqidah akhlak mengandung arti pengajaran yang membicarakan tentang keyakinan dari suatu kepercayaan dan nilai suatu perbuatan baik atau buruk, yang dengannya diharapkan tumbuh suatu keyakinan yang tidak dicampuri keragu-raguan serta perbuatannya dapat dikontrol oleh ajaran agama.
33
2.
Ruang Lingkup Pelajaran Aqidah Akhlak Sasaran perbuatan manusia pada hakikatnya terbagi dua, yaitu sasaran vertikal yang bersifat ilahiyah dan sasaran horizontal yang bersifat sosiologis. Dari dua sasaran tadi berkembanglah menjadi berbagai aspek hubungan. Ada hubungan manusia dengan Tuhan melalui ibadah, ada hubungan manusia dengan manusia melalui muamalah, ada hubungan manusia dengan dirinya sendiri melalui penjagaan diri dan ada hubungan manusia dengan binatang atau makhluk lainnya melalui pelestarian, maka ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak tidak terlepas dari sasaran tersebut. Ruang lingkup pelajaran Aqidah Akhlak ini meliputi (Alfat dkk. 1994: 24): a.
Masalah keimanan seperti rukun iman (iman kepada Allah), Rasul-rasul Allah, hari akhir dan iman kepada qodo dan qodar)
b.
Cerita para Nabi dan Rasul Allah yang shaleh
c.
Masalah akhlak. Pembahasan masalah akhlak ini meliputi akhlak mahmudah yang harus diupayakan menjadi kebiasaan dan akhlak madzmumah yang mutlak harus dihindari. Materi pokok atau ruang lingkup pelajaran aqidah akhlak satu
persatu sebagai berikut (Departemen Agama, 2004): a.
Hubungan manusia dengan Allah Dalam kurikulum hubungan manusia dengan Allah merupakan materi pertama yang harus ditanamkan terhadap siswa yang menjadi dasar Aqidah Islam, agar mereka meyakini keagungan dan ke-Esaan
34
Allah sebagai Tuhan yang mencipta alam ini. Manifestasi rasa iman kepada Allah adalah tercermin dalam bentuk kehidupan sehari-hari. Dalam kurikulum 2004 materi yang terdapat dalam ruang lingkup ini meliputi Aqidah Islam yaitu: rukun iman yang terdiri dari beberapa aspek: keimanan kepada Allah (sifat wajib, mustahil dan jaiz Allah), keimanan kepada Malikat-malaikat-Nya, keimanan kepada Kitab-kitabnya, keimanan kepada Rasul-rasul-Nya (sifat-sifat dan mu.jizatnya), keimanan kepada hari akhir. Maka sangatlah tepat dalam materi
aqidah
akhlak
bahasan
utamanya
adalah
masalah
Ketuhanan/Ilahiyah. Dengan demikian sejak dini siswa sudah dikenalkan terhadap tugasnya di dunia, yaitu membina hubungan yang harmonis dengan penciptanya, dengan jalan menjalankan perintah-Nya dan menjauhkan larangan-Nya. b.
Hubungan Sesama Manusia Hubungan sesama manusia merupakan materi pelajaran aqidah akhlak yang ditanamkan kepada siswa, yang merupakan kelangsungan dan manifestasi dari bentuk hubungannya dengan Allah, dengan maksud agar mereka kelak mampu menjadi manusia yang taat kepada Allah, dan mampu pula berhubungan dengan sesame manusia secara baik dan hidup berdampingan secara wajar. Hal ini perlu ditanamkan kepada siswa karena manusia adalah makhluk sosial yang setiap saat memerlukan bantuan dan selalu berhubungan dengan manusia lainnya.
35
Dalam kurikulum 2004 materi yang dipelajari meliputi aspek akhlak terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu‟, ikhlas, bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekad yang kuat, ta.aruf, ta.awun, tafahum, tasamuh, jujur, adil, amanah, menepati janji, dan bermusyawarah. Aspek akhlak tercela meliputi kufur, syirik, munafik, namimah, dan ghibah. Dengan materi yang demikian siswa diharapkan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. c.
Hubungan Manusia dengan Alam Lingkungannya Manusia disamping taat kepada Allah, mampu bergaul sesama manusia dengan baik, juga diharapkan mampu mengelola dan memanfaatkan alam untuk kesejahteraan hidupnya, antara binatang dan tumbuhan serta manusia terdapat hubungan timbal balik yang saling membutuhkan satu dengan yang lain. Timbal balik antara manusia dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan harus dijaga keseimbangan dan kesinambungannya. Apabila keseimbangan hubungan antara ketiganya tidak terjaga, maka akan menimbulkan kerusakan dan bencana. Aspek hubungan manusia dengan alam ini dimaksudkan agar siswa mencintai, menyelidiki dan mampu mengolah alam dan memanfaatkannya
untuk
beribadah
kepada
Allah.
Ajaran
ini
dimaksudkan agar siswa dapat menambah rasa syukur terhadap nikmatnikmatnya yang telah diberikan Allah kepada manusia, sehingga akan mempertebal rasa iman kepada Allah.
36
Ketiga hal atau materi pokok di atas merupakan hal penting dalam mewujudkan aktifitas yang serasi, penuh dengan nilai-nilai agama. Terlaksananya hubungan manusia dengan Allah, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya dapat menciptakan kehidupan
yang sejahtera,
penuh
kebahagiaan
dan
sarat
dengan
keseimbangan materi dan rohani. Sehingga terciptalah lingkungan yang bersih dari caci maki dan perbuatan jelek lainnya, dengan demikian akan terbentuklah masyarakat yang saling menolong dan perbuatan baik lainnya di bawah satu ikatan Aqidah Islam. 3.
Fungsi Pelajaran Aqidah Akhlak Di Madrasah Ibtidaiyah, mata pelajaran Aqidah Akhlak ini memiliki fungsi sebagai berikut (Alfat dkk. 1994: 31): a.
Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa dalam meyakini kebenaran ajaran Islam yang telah dilaksanakan dalam lingkungan keluarga.
b.
Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
c.
Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari siswa dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. Mata pelajaran Aqidah dan Akhlaq di Madrasah berfungsi untuk: (a)
Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat; (b) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta Akhlaq mulia peserta didik seoptimal mungkin,
37
yang sebelumnya telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga; (c) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial; (d) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari; (e) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari budaya asing yang dihadapinya sehari-hari; (f) Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan Akhlaq, serta sistem dan fungsionalnya; dan (g) Pembekalan bagi peserta didik untuk mendalami Aqidah dan Akhlaq pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (http://www.canboyz.co.cc). Mata pelajaran Aqidah-Akhlaq bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam Akhlaqnya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang Aqidah dan Akhlaq Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (http://www.canboyz.co.cc). 4.
Pendekatan Pelajaran Aqidah Akhlak Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak ini adalah (Alfat dkk. 1994: 41):
38
a.
Pendekatan rasa (kalbu), yaitu pendekatan untuk menggugah perasaan siswa dalam memahami dan meyakini kebenaran ajaran dan syariat Islam dengan menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah Islam.
b.
Pendekatan rasional, yaitu usaha untuk memberikan peranan rasio (akal) dalam memahami peristiwa sejarah dan perkembangan peradaban Islam.
c.
Pendekatan keteladanan, yaitu usaha menanamkan nilai melalui keteladanan, baik yang langsung melalui penciptaan kondisi pergaulan yang akrab antar personal sekolah, perilaku para pendidik dan tenaga kependidikan lain, maupun dengan menampilkan kisah-kisah teladan.
C. Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Visual Media visual merupakan media pembelajaran. Fungsi media menurut Sudjana (2002: 2) adalah : 1.
Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran
2.
Metoda mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran
39
3.
Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar,
pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Berkaitan dengan hal tersebut, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi, antara lain: 1.
Sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dalam menyampaikan pesan kepada anak didik.
2.
Untuk menyederhanakan tingkat kesukaran dalam pembelajaran.
3.
Untuk mengurangi kebosanan dan kelelahan dalam pembelajaran
4.
Untuk mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik.
5.
Penggunaan media dapat mengatasi keterbatasa ruang kelas, seperti (a) objek terlalu besar; (b) objek terlalu kecil; (c) objek yang bergerak terlalu lambat; (d) objek yang bergerak terlalu cepat; (e) objek yang terlalu kompleks; (f) objek yang bunyinya terlalu halus; (f) objek mengandung berbahaya dan risiko tinggi.
6.
Dengan menggunakan media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya.
7.
Untuk menghasilkan keseragaman peserta didik dalam pengamatan
8.
Untuk memberikan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
9.
Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru bagi peserta didik.
40
10. Untuk membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar. Fungsi media dalam kegiatan pembelajaran tidak lagi sekedar sebagai alat peraga bagi guru melainkan pembawa informasi atau sumber pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa. Fungsi pengajaran sangat banyak antara lain dapat membangkitkan motivasi belajar, dapat membuat konsep yang abstrak menjadi konkret dapat mengatasi ruang, batas-batas ruang dan waktu, membantu perkembangan pikiran anak didik secara teratur tentang hal yang mereka alami, memberikan pengalaman belajar yang sulit diperoleh dengan cara lain (Rumampuk. 1988: 12-13). Guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tentang kemediaan saja akan tetapi harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan media tesebut dengan baik. Untuk itu guru perlu mengalami latihan-latihan praktis secara kontinyu dan sistematis.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas III MI Darussalam Sidoagung Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang. MI Darussalam Sidoagung didirikan pada thun 1976 oleh yayasan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan madrasah ini berada di bawah naungan/koordinasi Lembaga Pendidikan Ma‟arif. Pada tahun 2010 ini MI Darussalam Sidoagung memiliki siswa sebanyajk 57 orang yang terdiri dari 31 siswa putra dan 26 siswa putri. B. Visi dan Misi MI Darussalam Sidoagung mempunyai visi dan misi antara lain: 1.
Visi : Unggul dalam prestasi berlandaskan iman dan taqwa, cerdas, terampil berakhlak mulia.
2.
Misi a.
Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki siswa.
b.
Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap agama yang dianut untuk membentuk budi pekerti yang baik.
c.
Menciptakan suasana yang konduktif untuk mengefektifkan seluruh kegiatan sekolah.
41
42
d.
Mengembangkan
budaya
kompetitif
bagi
siswa
dalam
upaya
meningkatkan prestasi. e.
Mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan tugas kependidikan dan keguruan.
f.
Melestarikan dan mengembangkan olah raga, seni dan budaya.
g.
Mengembangkan pribadi yang cinta tanah air.
C. Profil Madrasah 1.
Nama Madrasah
: MIS Darussalam Sidoagung
2.
Nomor Statistik
: 111.2.33.08.0145
3.
Nomor Telepon
: 081328708712
4.
Alamat
: Karangsari
5.
Desa/Kelurahan
: Sidoagung
6.
Kecamatan
: Tempuran
7.
Kabupaten
: Magelang
8.
Kode Pos
: 56161
9.
Provinsi
: Jawa Tengah
10. Tahun Berdiri
: 1976
11. Status Madrasah
: Swasta
D. Keadaan Siswa dan Guru Berdasarkan dokumen yang penulis peroleh, keadaan siswa MI Darussalam Sidoagung disajikan dalam tabel 3.1.
43
Tabel 3.1 Jumlah Siswa MI Darussalam Tahun Pelajaran Kegiatan Belajar Mengajar Pagi Sore Jumlah siswa 57 57 Rombongan belajar 6 6
Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa MI Darussalam terdiri dari 114 siswa yang terdiri dari 2 kegiatan belajar yaitu pagi dan sore, sedangkan jumlah rombongan belajar MI Darussalam terdiri dari 2 kelas. Keadaan tenaga pengajar (guru) di MI Darussalam disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 3.2 Keadaan Guru MI Darussalam No. Nama Guru NIP/GWB Pendidikan 1. Siti Nasiroh 150142058 D2 2. Sri Purwanti GWB S1 3. Aprilia E GWB D2 4. Nani Fatayati GWB D2 5. Suwigyo GWB D2 6. Sri Wahyuningsih GWB D2 7. M. Fatkhul Arifin GWB D2 8. Ana Fatmwati GWB D2 9. Siti Rohmah GWB S1
Mengajar I VI VI V V-VI IV I-IV III II
Berdasarkan tabel 3.2 dapat diketahui bahwa jumlah tenaga pengajar MI Darussalam sebanyak 9 guru termasuk kepala Madrasah. Dari 9 guru tersebut 1 diantaranya sudah PNS, sedangkan 8 guru lainnya adalah guru wiyata bakti (GWB). E. Struktur Organisasi Demi kelancaran pendidikan disusunlah struktur organisasi pengurus sebagai berikut:
44
Kepala Yayasan Edy Purwanto, BA
Kepala Madrasah Sri Purwanti, S.Sos
Dewan Komite Ny. Chambali
Jabatan
Tata Usaha Sri Wahyuningsih
Unit Perpustakaan Siti Nasiroh
Guru Kls I S. Nasiroh
Guru Kls II S. Rohmah
Guru Kls III Ana F.
Guru Kls IV Sri W
Guru Kls V Suwigyo
Guru Kls VI Aprilia E
Guru Agama
B. Inggris
B. Daerah
Guru Penjaskes
Guru
Guru
Siswa F. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I Siklus pertama penelitian dilaksanakan bahasan aqidah akhlak. Tahapan dan langkah pada tanggal 5 Mei Tahun 2010, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Perencanaan Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan proses pembelajaran Aqidah Akhlak tanpa menggunakan media visual. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi Aqidah Akhlak apabila tidak menggunakan media visual. Langkah-langkah dalam tahap perencanaan sebagai berikut:
45
a.
Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan.
2.
b.
Menyiapkan bahan materi.
c.
Menyusun rancangan evaluasi meliputi tes.
Pelaksanaan Dalam pelaksanaan penelitian menerapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan media visual sebagai alat pembelajaran. Pokok bahasan yang diajarkan adalah memahami kalimat tayyibah, memahami kalimat ta‟awud. Langkah-langkah pelaksanaan ini meliputi: a.
Guru mengucapkan salam
b.
Guru mengabsen siswa
c.
Guru melakukan apersepsi
d.
Guru menerangkan materi pelajaran mengenai pemahaman kalimat tayyibah dan ta‟awud waktu yang digunakan selama 15 menit.
e.
Kemudian siswa diberi tugas untuk menjawab pertanyaan dari guru waktu yang digunakan selama 10 menit.
f.
Selanjutnya guru memberikan penjelasan tentang materi yang ditanyakan kepada siswa waktu yang digunakan selama 10 menit.
g.
Setelah itu guru memberikan tugas berupa soal latihan yang berbentuk check point.
h.
Waktu yang digunakan 30 menit.
i.
Setelah siswa selesai mengerjakan latihan, guru mengadakan evaluasi dan pemberian tugas tentang kalimat tayyibah dan ta‟awud,
46
mempelajari materi tersebut di rumah untuk didiskusikan pada pertemuan berikutnya.
3.
j.
Siswa berdoa.
k.
Guru menutup dengan salam.
Observasi Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar memahami kalimat tayyibah dan ta‟awud siswa kelas III MI Darussalam Sidoagung Tempuran dengan penggunaan media visual. Maka observasi difokuskan pada pembelajaran kalimat tayyibah dan ta‟awud. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan rekan sejawat agar memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.
4.
Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hal yaitu hasil pengamatan situasi kelas pembelajaran, dan hasil perbandingan atau peningkatan hasil post test dibanding nilai pre test. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran sebagai berikut: a.
Pelaksanaan post test belum sesuai yang diharapkan, siswa kurang memperhatikan sehingga hasil belajar belum maksimal.
b.
Minat siswa dalam belajar belum maksimal sehingga perlu stimulasi yang lebih.
47
Meskipun
demikian
pembelajaran
ini
telah
menunjukkan
perubahan/peningkatan, yaitu dalam hal minat siswa dalam mengikuti proses belajar meskipun baru sebagian dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran tumbuh sehingga siswa mau bertanya walaupun baru sebagian. Setelah pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes dan hasil observasi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui: (a) kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran materi Aqidah Akhlak tanpa menggunakan media visual oleh peneliti dalam proses pembelajaran siklus I; (b) tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran; (d) tindakan-tindakan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran. Refleksi pada siklus I dilakukan untuk mengubah strategi pembelajaran pada siklus II. Dari dua hal tersebut di atas, maka hal-hal yang akan peneliti perhatikan dan perbaiki pada siklus kedua adalah: a.
Mengaktifkan
siswa
dalam
proses
kegiatan
belajar
dengan
menggunakan media visual. b.
Mengulang kembali materi aqidah akhlak.
c.
Membuat kelompok untuk mempraktikkan aqidah akhlak tersebut.
G. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II Siklus kedua penelitian ini pada tanggal 12 Mei 2010 dengan pokok bahasan akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong. Tahapan dan langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
48
1.
Perencanaan Rencana tindakan ini merupakan tindak lanjut dari siklus I. Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan proses pembelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan media visual. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi Aqidah Akhlak setelah menggunakan media visual. Langkah-langkah dalam tahap perencanaan sebagai berikut: a.
Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan.
2.
b.
Menyiapkan bahan materi.
c.
Menyusun rancangan evaluasi meliputi tes.
Pelaksanaan a.
Guru mengucapkan salam
b.
Guru berdoa dengan siswa yang dipimpin salah satu siswa.
c.
Guru mengabsen siswa
d.
Guru melakukan apersepsi
e.
Guru menerangkan materi pelajaran mengenai akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong.
f.
Kemudian siswa diberi tugas untuk memberikan contoh akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong.
g.
Selanjutnya siswa diberi tugas untuk mempraktikkan akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong yang dilakukan secara bergantian per kelompok.
49
h.
Setelah itu guru memberikan tugas berupa soal latihan yang berbentuk check point seputar materi akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong waktu yang digunakan selama 15 menit.
i.
Setelah siswa selesai mengerjakan latihan, guru mengadakan evaluasi, apakah ada peningkatan hasil dan siklus 2 ini dibandingkan siklus 1.
3.
j.
Siswa dan guru berdoa bersama-sama sebelum pembelajaran ditutup.
k.
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Observasi Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan hasil belajar akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong siswa kelas III MI Darussalam Sidoagung Tempuran tahun 2010 dengan penggunaan media gambar peragaan pembelajaran. Untuk melakukan observasi terhadap situasi kelas saat pembelajaran, peneliti meminta bantuan rekan sejawat. Untuk memperlancar jalannya penelitian sehingga didapatkan data yang valid.
4.
Refleksi Refleksi dilakukan oleh peneliti berdasarkan dua hasil penelitian, yaitu hasil pengamatan situasi kelas/pembelajaran dan hasil perbandingan atau peningkatan nilai post test dibanding nilai pre test. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap situasi pembelajaran pada siklus kedua ini, peneliti mengemukakan refleksi pada siswa kelas III MI Darussalam Sidoagung Tempuran sebagai berikut: a.
Hasil post test lebih bagus dari hasil post test pada siklus pertama.
50
b.
Kemampuan siswa dalam akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong tersebut meningkat dengan penggunaan media visual dalam pembelajaran. Dengan demikian penggunaan media visual dalam pembelajaran
akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong tersebut ini menunjukkan peningkatan, yaitu dalam hal-hal sebagai berikut: a.
Perhatian siswa dalam belajar akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong
b.
Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih antusias yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang belum dipahami.
c.
Kemampuan siswa dalam memahami akhlak terpuji tentang hidup rukun dan tolong menolong tersebut meningkat. Setelah pelaksanaan tindakan II, peneliti melakukan terhadap hasil
tes dan hasil observasi. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui: (a) kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran materi Aqidah Akhlak dengan menggunakan media visual oleh peneliti dalam proses pembelajaran siklus I; (b) tindakan-tindakan yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran; (d) tindakan-tindakan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran. Apabila diketahui belum ada perubahan lebih dari 50%, maka sangat perlu dilaksanakan tindakan siklus III. Refleksi pada siklus II dilakukan untuk mengubah strategi pembelajaran pada siklus III.
51
H. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III 1.
Perencanaan Mempersiapkan materi pelajaran aqidah akhlak pada materi pokok sub menghindari akhlak tercela, yaitu khianat, iri dan dengki. Rencana tindakan ini merupakan penyempurnaan pada siklus II. Dalam tahap ini peneliti mempersiapkan proses pembelajaran Aqidah Akhlak tetap menggunakan media visual. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi Aqidah Akhlak setelah menggunakan media visual. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan siklus III adalah: a.
Menyusun perbaikan rencana pembelajaran materi menghindari akhlak tercela tentang hidup rukun dan tolong menolong.
2.
b.
Menyiapkan bahan materi yang berbeda.
c.
Menyusun rancangan evaluasi meliputi tes.
Pelaksanaan a.
Guru mengucapkan salam
b.
Guru berdoa dengan siswa yang dipimpin oleh guru.
c.
Guru mengabsen siswa.
d.
Guru melakukan apersepsi.
e.
Guru mendemontrasikan menghindari akhlak tercela tentang hidup rukun dan tolong menolong.
f.
Kemudian siswa diberi tugas secara kelompok, tiap kelompok dipimpin oleh seorang siswa.
52
g.
Guru melakukan observasi per siswa dalam kelompok tersebut.
h.
Setelah tugas selesai guru memberikan tugas berupa soal latihan yang masih sama dari siklus 1 dan 2 tetapi penomoran soal divariasikan.
i.
Setelah siswa selesai mengerjakan latihan, guru mengadakan evaluasi, apakah ada peningkatan hasil dari siklus III ini dibandingkan siklus I dan II.
j.
Setelah itu siswa dan guru berdoa bersama-sama sebelum pembelajaran ditutup dengan dipimpin oleh seorang siswa dalam berdoa.
k. 3.
Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam.
Observasi Selama pembelajaran berlangsung diadakan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar. Pada pembelajaran ini siswa masuk semua yaitu 31 anak.
4.
Refleksi Refleksi pada siklus III ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media visual dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dan untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan perbaikan tindakan pada siklus II. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes yang dilakukan pada siklus III. Refleksi pada siklus III ini dilakukan untuk merefleksi hasil evaluasi belajar siswa pada siklus II. Tujuan refleksi ini adalah untuk menentukan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai selama proses pembelajaran dan
53
untuk mencari kelemahan-kelemahan yang muncul dalam pembelajaran. Kemajuan yang dicapai pada siklus III adalah peningkatan hasil belajar.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Persiklus Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meliputi ulangan harian dan keaktifan siswa yang meliputi menjawab pertanyaan, bertanya, mengemukakan pendapat dan mengerjakan tugas di sekolah mengalami peningkatan. Peningkatan pada pelajaran Aqidah Akhlak kelas III ini dicapai setelah pelaksanaan proses belajar mengajar menggunakan media visual. 1.
Deskripsi Siklus 1 a.
Tujuan Siklus 1 1) Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak tanpa media visual. 2) Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak tanpa media visual. 3) Untuk meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Aqidah Akhlak tanpa media visual.
b.
Hasil Siklus I Hasil pengamatan pada siklus I ini dapat diketahui pada tabel di bawah ini.
54
55
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Tabel 4.1 Perhatian Siswa Kemunculan Respon Perhatian pada Siklus Nama Siswa Ya Tidak Ahmad Sholikun √ Apriliani Suratingsih √ Ahsan Muzakku Irodah Laila Nur Utami √ M. Arif Basyuni M. Zaenal Mustofa Nur Azizah Siti Fatimah √ Ulin Rahmawati Zaenal Abidin Zaimatul Kartikasari √ Jumlah 5 Rata-rata 41,67 %
Keterangan: Baik sekali Baik Cukup Kurang Gagal
: : : : :
80% - 100% 66% - 79% 56% - 65% 40% - 55% 30% - 39%
Pada tabel 1, perhatian siswa diketahui rata-ratanya 41,67%, menurut kategori perhatian berarti dalam mengikuti pelajaran perhatian siswa masih kurang.
No 1. 2. 3. 4.
Tabel 4.2 Keaktifan Siswa Aspek yang diamati F Keaktifan bertanya 2 Mengemukakan pendapat 4 Menjawab pertanyaan 5 Mengerjakan latihan 12 Jumlah
Keterangan: Baik sekali : 80% - 100% Baik : 66% - 79% Cukup : 56% - 65%
% 16,67 33,33 41,67 100 47,92
56
Kurang Gagal
: 40% - 55% : 30% - 39%
Pada tabel 2, keaktifan siswa diketahui rata-ratanya 47,92%. Menurut kategori keaktifan siswa, berarti dalam mengikuti pelajaran siswa belum aktif.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Tabel 4.3 Hasil Belajar Nama Siswa Ahmad Sholikun Apriliani Suratingsih Ahsan Muzakku Irodah Laila Nur Utami M. Arif Basyuni M. Zaenal Mustofa Nur Azizah Siti Fatimah Ulin Rahmawati Zaenal Abidin Zaimatul Kartikasari Jumlah Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Keterangan: Baik sekali Baik Cukup Kurang Gagal
: : : : :
Siklus I 4 6 5 3 4 3 7 4 4 5 3 8 56 4,67 8 3
8,0 - 10 6,6 - 7,9 5,6 - 6,5 4,0 - 5,5 3,0 - 3,9
Pada tabel 4.3 diketahui hasil belajar belum memuaskan, nilai rata-rata kelas sebesar 4,67 dan masih ada nilai yang di bahwa KKM yaitu 3, sedangkan KKM-nya 6,0. Dari tabel 4.1, 4.2, dan 4,3 pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Selama pembelajaran di kelas ada beberapa
57
siswa yang kurang memperhatikan bahkan belum berani mengemukkan pendapat. 2.
Deskripsi SiklusII a.
Tujuan Siklus II 1) Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan media visual. 2) Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan media visual. 3) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan media visual.
b.
Hasil Siklus II Hasil pengamatan siklus II ini dapat diketahui pada tabel di bawah ini.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Tabel 4.4 Perhatian Siswa Kemunculan Respon Perhatian pada Siklus Nama Siswa Ya Tidak Ahmad Sholikun √ Apriliani Suratingsih √ Ahsan Muzakku Irodah √ Laila Nur Utami √ M. Arif Basyuni M. Zaenal Mustofa Nur Azizah Siti Fatimah √ Ulin Rahmawati √ Zaenal Abidin Zaimatul Kartikasari √ Jumlah 7 Rata-rata 58,33 %
Keterangan: Baik sekali : 80% - 100%
58
Baik Cukup Kurang Gagal
: : : :
66% - 79% 56% - 65% 40% - 55% 30% - 39%
Pada tabel 4.4 perhatian siswa dapat diketahui rata-ratanya 58,33%. Menurut kategori perhatian berarti dalam mengikuti pelajaran cukup memperhatikan.
No 1. 2. 3. 4.
Tabel 4.5 Keaktifan Siswa Aspek yang diamati F Keaktifan bertanya 4 Mengemukakan pendapat 6 Menjawab pertanyaan 6 Mengerjakan latihan 12 Jumlah
Keterangan: Baik sekali Baik Cukup Kurang Gagal
: : : : :
% 33,33 50 50 100 58,33
80% - 100% 66% - 79% 56% - 65% 40% - 55% 30% - 39%
Pada tabel 4.5 keaktifan siswa diketahui rata-ratanya 58,33%. Menurut kategori keaktifan siswa, berarti dalam mengikuti pelajaran siswa cukup aktif.
59
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Tabel 4.6 Hasil Belajar Nama Siswa Ahmad Sholikun Apriliani Suratingsih Ahsan Muzakku Irodah Laila Nur Utami M. Arif Basyuni M. Zaenal Mustofa Nur Azizah Siti Fatimah Ulin Rahmawati Zaenal Abidin Zaimatul Kartikasari Jumlah Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Keterangan: Baik sekali Baik Cukup Kurang Gagal
: : : : :
Siklus II 5 7 5 4 5 5 8 5 5 5 4 8
66 5,5 8 4
8,0 - 10 6,6 - 7,9 5,6 - 6,5 4,0 - 5,5 3,0 - 3,9
Pada tabel 4.6 diketahui hasil belajar cukup baik, nilai rata-rata kelas sebesar 5,5 dan nilai sudah mencapai KKM. Dari tabel 4.4, 4,.5 dan 4.6 pada siklus II ini sudah menunjukkan peningakatan hasil yang cukup baik. Selama pembelajaran di kelas siswa sudah memperhatikan, aktif dan sudah ada siswa yang berani mengemukakan pendapat, walau demikian masih ada kekurangan. 3.
Deskripsi Siklus III a.
Tujuan Siklus III 1) Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan media visual.
60
2) Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan media visual. 3) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. b.
Hasil siklus III Hasil pengamatan pada siklus III ini dapat diketahui pada tabel di bawah ini.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Tabel 4.7 Perhatian Siswa Kemunculan Respon Perhatian pada Siklus Nama Siswa Ya Tidak Ahmad Sholikun √ Apriliani Suratingsih √ Ahsan Muzakku Irodah √ Laila Nur Utami √ M. Arif Basyuni M. Zaenal Mustofa √ Nur Azizah Siti Fatimah √ Ulin Rahmawati √ Zaenal Abidin √ Zaimatul Kartikasari √ Jumlah 9 Rata-rata 75 %
Keterangan: Baik sekali Baik Cukup Kurang Gagal
: : : : :
80% - 100% 66% - 79% 56% - 65% 40% - 55% 30% - 39%
Pada tabel 4.7 perhatian siswa diketahui rata-ratanya 75%. Menurut kategori perhatian, berarti siswa dalam mengikuti pelajaran memperhatikan dengan baik.
61
No 1. 2. 3. 4.
Tabel 4.8 Keaktifan Siswa Aspek yang diamati F Keaktifan bertanya 7 Mengemukakan pendapat 8 Menjawab pertanyaan 9 Mengerjakan latihan 12 Jumlah
Keterangan: Baik sekali Baik Cukup Kurang Gagal
: : : : :
% 58,33 66,67 75 100 75
80% - 100% 66% - 79% 56% - 65% 40% - 55% 30% - 39%
Pada tabel 4.8 keaktifan siswa diketahui rata-ratanya 75%. Menurut kategori keaktifan siswa, berarti dalam mengikuti pelajaran siswa sudah aktif.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Tabel 4.9 Hasil Belajar Nama Siswa Ahmad Sholikun Apriliani Suratingsih Ahsan Muzakku Irodah Laila Nur Utami M. Arif Basyuni M. Zaenal Mustofa Nur Azizah Siti Fatimah Ulin Rahmawati Zaenal Abidin Zaimatul Kartikasari Jumlah Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah
Keterangan: Baik sekali : 8,0 - 10 Baik : 6,6 - 7,9
Siklus III 7 8 7 6 7 6 8 7 7 8 6 8
85 7,08 8 5
62
Cukup Kurang Gagal
: 5,6 - 6,5 : 4,0 - 5,5 : 3,0 - 3,9
Pada tabel 4.9 diketahui hasil belajar sudah baik, yaitu rataratanya
sebesar
7,08.
Hasil
tersebut
mengalami
peningkatan
dibandingkan siklus II. Dari tabel 4.7, 4.8 dan 4.9 pada siklus III ini menunjukkan hasil yang baik. Siswa sudah memperhatikan, aktif dan siswa berani mengemukakan pendapat. Siklus ke III ini lebih baik dari siklus I dan II. B. Pembahasan Tabel 4.10 Perhatian Siklus
Jumlah
Persentase
I II III Jumlah perhatian siswa
5 7 9
41,67 % 58,33 % 75 %
21
58,33 %
Persentase Perubahan 40 % 80 %
Dari tabel 4.10 mengenai perhatian siswa pada pembelajaran Aqidah Akhlak, pada siklus I yang dilakukan tanpa menggunakan media visual, jumlah perhatian sebanyak 5 siswa, sedangkan pada siklus II yang dilakukan dengan menggunakan media visual, jumlah perhatian menjadi sebanyak 7 siswa dengan persentase perubahan sebesar 40%. Proses pembelajaran Aqidah Akhlak pada siklus III yang dilakukan dengan menggunakan media visual, jumlah perhatian siswa menjadi 9 siswa dengan persentase perubahan sebesar 80%. Hasil tersebut
63
menunjukkan bahwa pembelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan media visual dapat meningkatkan perhatian siswa sebesar 80%. Tabel 4.11 Keaktifan Siklus
Persentase
I II III Rata-rata
47,92 % 58,33 % 68,75 % 58,33 %
Persentase Perubahan 21,74 % 56,52 %
Dari tabel 4.11 mengenai keaktifan siswa pada pembelajaran Aqidah Akhlak, pada siklus I yang dilakukan tanpa menggunakan media visual, persentase keaktifan siswa sebesar 47,92%, sedangkan pada siklus II yang dilakukan dengan menggunakan media visual, persentase keaktifan siswa menjadi 58,33% dengan persentase perubahan sebesar 21,74%. Proses pembelajaran Aqidah Akhlak pada siklus III yang dilakukan dengan menggunakan media visual, persentase keaktifan siswa menjadi 58,33% dengan persentase perubahan sebesar 56,52%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan media visual dapat meningkatkan keaktifan siswa sebesar 56,52%. Tabel 4.12 Hasil Belajar Siklus
Jumlah
I II III Rata-rata
56 66 85 69
Rata-rata
Persentase Perubahan
4,67 5,50 7,08 5,75
17,77 % 51,62 %
64
Dari tabel 4.12 mengenai hasil belajar siswa pada pembelajaran Aqidah Akhlak, pada siklus I yang dilakukan tanpa menggunakan media visual, nilai rata-rata siswa sebesar 4,67, sedangkan pada siklus II yang dilakukan dengan menggunakan media visual, nilai rata-rata siswa menjadi 5,50 dengan persentase perubahan sebesar 17,77%. Proses pembelajaran Aqidah Akhlak pada siklus III yang dilakukan dengan menggunakan media visual, nilai rata-rata siswa menjadi 7,08 dengan persentase perubahan sebesar 51,62%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Aqidah Akhlak dengan menggunakan media visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 56,52%.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Perhatian siswa pada siklus I, proses pembelajaran materi Aqidah Akhlak tanpa menggunakan media visual sebesar 41,67%, sedangkan pada siklus II setelah menggunakan media visual perhatian siswa menjadi 58,33% dengan persentase perubahan sebesar 40% dan pada siklus III yang dilakukan tetap menggunakan media visual perhatian siswa menjadi 75% dengan persentase perubahan sebesar 80%.
2.
Keaktifan siswa pada siklus I, proses pembelajaran materi Aqidah Akhlak tanpa menggunakan media visual sebesar 47,92%, sedangkan pada siklus II setelah menggunakan media visual keaktifan siswa menjadi 58,33% dengan persentase perubahan sebesar 21,74% dan pada siklus III yang tetap menggunakan media visual keaktifan siswa menjadi 68,75% dengan persentase perubahan sebesar 56,52%.
3.
Hasil belajar pada siklus I, proses pembelajaran materi Aqidah Islam tanpa menggunakan media visual nilai rata-rata kelas sebesar 4,67, sedangkan pada siklus II setelah menggunakan media visual nilai rata-rata kelas menjadi 5,50 dengan persentase perubahan sebesar 17,77%, dan pada siklus III yang tetap menggunakan media visual nilai rata-rata kelas menjadi 7,08 dengan persentase perubahan sebesar 51,62%. 65
66
B. Saran Saran dari penelitian ini adalah: 1.
Bagi guru Sebaiknya guru menambah media pembelajaran dengan media visual agar siswa lebih memperhatikan, aktif dalam proses pembelajaran, dan hasil belajar meningkat.
2.
Bagi siswa Sebaiknya siswa memperhatikan dan aktif dalam proses pembelajaran, baik aktif bertanya, mengemukakan pendapat, mejawab pertanyaan dan mengerjakan soal latihan.
67
DAFTAR PUSTAKA Al-Ghazali, M. 1970. Khulul Al Islam. Dar Al-Bayan, Kwait. Alfat, Hasan., dkk. 1994. Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah (MTS). Semarang: PT Toha Putra. Ardani, Moh. 2005. Akhlak-Tasawuf, Cet. Ke-2. CV. Karya Mulia, Jakarta. Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Raja Grafindo Persctda, Jakarta. Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Daryanto. 1993. Media Visual untuk Pengajaran Teknik. Tarsito, Bandung. Departemen Agama. 2004. Kurikulum dan Hasil Belajar Aqidah Akhlak MA. Departemen Agama, Jakarta. Erianawati. 2005. Penggunaan Media Visual (Gambar) dalam Pembelajaran Anak Hiperaktif di Lembaga Terapi Anak Altisma Kudus. Skripsi, Universitas Negeri Semarang. Gunawan. 2010. Mengoptimalkan Penggunaan Media dalam Kegiatan Belajar Mengajar, sebagai Sarana Memaksimalkan Penyampaian Materi Ajar. blog.unila.ac.id. Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Citra Aditya, Bandung. Haryono, Edi. 2007. Aqidah Islam. http://re-searchengines.com/1107ediharyono.html Mas‟ari, Anwar. 1990. Akhlak Al-Qur.an. PT Bina Ilmu, Surabaya. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya, Bandung. Nata, Abuddin. 2002. Akhlak Tasawuf, Cet. IV. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Rumampuk, D.B. 1988. Media Instruksional IPS. Jakarta: P2LPTK-Ditjen Dikti Depdikbud. Safihu, La Ode. 2008. Pentingnya Pemanfaatan Media Dalam Pembelajaran. http://images.lpmpmaluku1.multiply.multiplycontent.com. Sappaile, B I. 2007. Pengaruh Metode Mengajar Dan Ragam Tes Terhadap Hasil Belajar Matematika dengan Mengontrol Sikap Siswa (Eksperimen Pada Siswa
68
Kelas I SMU Negeri DKI Jakarta). Jurnal Departemen Pendidikan Nasional. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/56/metode.htm Shalahuddin, Mahfud. 1986. Media Pendidikan Agama. Bina Islam, Bandung. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Sudjana, Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Supriatna, Dadang. 2009. Pengenalan Media Pembelajaran. Bahan ajar untuk Diklat E-Training PPPPTK TK dan PLB, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak Kanak dan Pendidikan Luar Biasa. Tatapangsara, Humaidi. 1982. Pengantar Kuliah Akhlak, Cet. Ke-2. PT Bina Ilmu, Surabaya. Tim Peneliti Program Pasca Sarjana UNY. 2003. Pedoman Penilaian Afektif. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Usman, Basyiruddin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Ciputat Pers, Jakarta. Yunus, Mahmud. 1990. Kamus Arab-Indonesia. PT. Hidakarya Agung, Jakarta. http://www.canboyz.co.cc/2010/05/fungsi-dan-tujuan-mapel-aqidah-akhlak.html
69
70
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Ana Fatmawati
Tempat Tanggal Lahir : Magelang, 10 Agustus 1978 Alamat
: Dsn. Jogosaran RT 05/IV Ds. Jogomulyo, Kec. Tempuran, Kab. Magelang
Jenis Kelamin
: Perempuan
Nama Ayah
: Asrori
Nama Ibu
: Siti Maesaroh
HP
: 085643269572
Pendidikan
: Riwayat Pendidikan SDN Girirejo Tempuran Magelang Lulus Tahun 1992. SLTP Muhammadiyah Tempuran Magelang Lulus Tahun 1995. SMK Muhammadiyah Salaman Magelang Lulus Tahun 1998. D II PGSD/MI Universitas Muhammadiyah Magelang Lulus Tahun 2002. STAIN Salatiga.
71
SURAT KETERANGAN RISET
Menerangkan bahwa : Nama
: Ana Fatmawati
NIM
: 11408103
Jurusan
: PAI
PTAIN
: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
Alamat
: Jl. Tentara Pelajar 02 Salatiga
Judul
: Peningkatan Hasil Belajar Melalui Media Visual dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Kelas III MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang Tahun Ajaran 2009/2010
Telah melakukan penelitian pada MI Darussalam Sidoagung Tempuran Magelang yang dilaksanakan pada bulan Juni 2010. Demikian surat keterangan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Magelang, 02 Juni 2010 Kepala Sekolah
(Sri Purwati, S.Sos)
SILABUS Nama Madrasah Mata Pelajaraan Kelas / Semester
: : :
MI Darussalam Sidoagung TempuranMagelang Aqidah - Akhlak III (Tiga) / 2
Standar Kompetensi : 6. Memahami kalimat tayyibah (ta’awud), Al-Asma al-Husna (al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab) Kompetensi Materi Alokasi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Sumber Belajar Dasar Pembelajaran Waktu 5.1. Mengenal Jenis 4 jam Buku paket Kalimat ta‟awud Mengikuti ucapan guru Melafalkan Allah melalui Tes tulis Lagu takbir melafalkan kalimat ta‟awud kalimat ta‟awud Arti ta‟awud kalimat Tes lisan Pemodelan siswa Mengartikan kalimat Mengartikan Penggunaan tayyibah Non tes Hasil kerja siswa ta‟awud melalui lagu dan kalimat ta‟awud kalimat ta‟awud (ta‟awud) Bentuk: LKS kerja berpasangan Menyebutkan Keistimewaan Isian penggunaan Membahas keistimewaan mengucapkan mengucapkan kalimat kalimat ta‟awud Uraian kalimat ta‟awud Performance ta‟awud melalui kerja Menjelaskan Hal-hal yang berpasangan keistimewaan mengharuskan mengucapkan Mendata hal-hal yang kita mengucapkan mengharuskan kita kalimat ta‟awud kalimat ta‟awud mengucapkan kalimat ta‟awud Membuat rangkuman Mengerjakan LKS
72
73
Kompetensi Dasar 5.2. Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Asma al Husna (al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab)
Materi Pembelajaran Lafal al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab Arti al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab Contoh al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab
Kegiatan Pembelajaran Membaca referensi tentang sifat Allah al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab Mengucapkan kembali lafal al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab Kerja berpasangan menemukan arti al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab Kerja berpasangan menghafal al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab Bermain dengan kartu AlAsma Al-Husna Membahas contoh sederhana bahwa Allah memiliki sifat al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab melalui pengamatan terhadap alam sekitar Membuat rangkuman Mengerjakan LKS
Indikator Mengafal 4 Asma al Husna al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab Mengartikan 4 Asma al Husna al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab Mengafalkan 4 Asma al Husna al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab Menunjukkan contoh Allah memiliki sifat al Baathin, Al Waliy, al Mujib dan Al Wahhaab melalui hasil ciptaan-Nya
Penilaian Jenis Tes tulis Tes lisan Non tes Bentuk Isian Uraian Performance
Alokasi Waktu 6 jam
Sumber Belajar Buku paket Kartu Al-asma Al-Husna Lingkungan sekitar LKS
74
SILABUS Nama Madrasah Mata Pelajaraan Kelas / Semester
: : :
MI Darussalam Sidoagung TempuranMagelang Aqidah - Akhlak III (Tiga) / 2
Standar Kompetensi: 7. Membiasakan akhlak terpuji Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Pembelajaran 7.1. Membiasakan Arti rukun dan Mengamati pemodelan dari rukun dan sikap rukun tolong menolong tolong menolong dan tolong Contoh rukun dan Bertanya jawab tentang arti rukun dan menolong tolong menolong tolong menolong Ciri-ciri orang Mendata perbuatan yang termasuk yang rukun dan rukun dan tolong menolong tolong menolong Menemukan contoh sikap rukun dan tolong menolong Keuntungan memiliki sifat Mengamati pemodelan tentang ciri-ciri rukun dan tolong orang yang rukun dan tolong menolong menolong Kerja berpasangan tentang keuntungan Akibat tidak memiliki sikap rukun dan tolong memiliki sifat menolong bagi dirinya dan orang lain rukun dan tolong Presentasi hasil kerja menolong Kerja berpasangan tentang akibat tidak Praktek rukun dan rukun dan tolong menolong bagi tolong menolong dirinya maupun orang lain Adab kepada Presentasi hasil kerja saudara yang Praktek bersikap rukun dan tolong lebih tua. menolong
Alokasi Sumber Waktu Belajar Jenis: 6 jam Buku paket Menyebutkan Perilaku pengertian rukun dan Tes tulis Tes lisan teman tolong menolong TTS Menyebutkan contoh Non tes Bentuk: Pemodelan rukun dan tolong Isian siswa menolong Uraian Perilaku Menyebutkan contoh Performance diri sendiri rukun dan tolong Unit kerja dan teman menolong LKS Menjelaskan Pengalaman keuntungan memiliki siswa sifat rukun dan tolong menolong Mempraktekkan sikap rukun dan tolong menolong Menunjukkan contoh adab secara Islami kepada saudara yang lebih tua Indikator
Penilaian
75
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajaran Adab kepada sudara yang lebih muda Manfaat beradab secara Islami kepada saudara Akibat tidak beradab secara Islami kepada saudara Akhlak terpuji kepada saudara
Kegiatan Pembelajaran Berbagi pengalaman tentang sikap kepada saudara yang lebih tua Membahas contoh sikap beradab secara Islami kepada Islami kepada saudara yang lebih tua melalui kerja berpasangan dan tanya jawab Membahas contoh akhlak baik kepada suadara yang lebih muda melalui diskusi kelompok Membahas manfaat akhlak baik kepada saudara melalui diskusi kelompok Mencari contoh akibat tidak beradab secara Islami kepada saudara Membahas akibat tidak beradab secara Islami kepada saudara melalui tanya jawab
Indikator Menunjukkan contoh adab secara Islami kepada saudara yang lebih muda Menjelaskan manfaat beradab secara Islami kepada saudara Menjelaskan akibat tidak beradab secara Islami kepada saudara
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
76
Standar Kompetensi: 8. Menghindari Akhlak Tercela Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Dasar Pembelajaran 8.1 Menghindari Arti khianat, iri Membaca referensi tentang sifat khianat, iri sikap dan dengki dan dengki khianat, iri, Ciri-ciri orang Menemukan pengertian sifat khianat, iri dan dan dengki yang memiliki dengki melalui kerja berpasangan dan melalui sifat khianat, iri bertanya jawab kisah dan dengki Bermain dengan TTS kelicikan Contoh sifat Mengamati pemodelan ciri-ciri orang yang saudarakhianat, iri dan memiliki sifat khianat, iri dan dengki melalui saudara dengki kerja berpasangan dan bertanya jawab Nabi Yusuf Cara Membahas ciri-ciri orang yang memiliki sifat a.s menghindari khianat, iri dan dengki sifat khianat, iri Mengerjakan LKS dan dengki Membahas contoh orang yang memiliki sifat Akibat khianat, iri dan dengki memiliki sifat Bermain dengan TTS khianat, iri dan Membahas cara menghindari sifat khianat, iri dengki dan dengki melalui diskusi kelompok Kisah kelicikan Mengerjakan LKS saudara-saudara Membahas akibat memiliki sifat khianat, iri Nabi Yusuf a.s dan dengki melalui diskusi kelompok Mengambil hikmah dari kelicikan saudarasaudara Nabi Yusuf a.s melalui tayangan video Mengerjakan LKS
Indikator Mengartikan sifat khianat, iri dan dengki Menyebutkan ciriciri orang yang memiliki sifat khianat, iri dan dengki Menunjukkan contoh orang yang memiliki sifat khianat, iri dan dengki Menyebutkan cara menghindari sifat khianat, iri dan dengki Menjelaskan akibat memilik sifat khianat, iri dan dengki Menceritakan kisah kelicikan saudarasaudara nabi Yusuf a.s
Alokasi Sumber Waktu Belajar Jenis: 8 jam Buku paker Tes lisan Pemodelan Tes tulis TTS Non tes VCD Bentuk: Buku cerita Isian LKS Uraian Perilaku Performance siswa Penilaian
PEDOMAN OBSERVASI No
Nama Siswa
13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Ahmad Sholikun Apriliani Suratingsih Ahsan Muzakku Irodah Laila Nur Utami M. Arif Basyuni M. Zaenal Mustofa Nur Azizah Siti Fatimah Ulin Rahmawati Zaenal Abidin Zaimatul Kartikasari
Perhatian Keaktifan
77
Mengemukakan Mengerjakan Pendapat Latihan
Hasil Belajar
78
Soal Tes 1 1. Kalimah thayyibah mengandung maksud mengagungkan … a. Malaikat b. Rasulullah c. Allah SWT d. Orang mukmin 2.
Kalimah thayyibah diucapkan untuk … a. Mengetahui sifat Allah b. Mengenang Allah c. Berdzikir kepada Allah d. Memahami Allah
3.
Kalimah thayyibah artinya … a. Ucapan yang pantas b. Ucapan yang baik c. Ucapan yang bermakna d. Semua benar
4. Potongan hadits di samping mengandung maksud bahwa … a. Ucapan yang baik itu enak didengar b. Ucapan yang baik itu bernilai dzikir c. Ucapan yang baik itu bernilai shadaqah d. Ucapan yang baik itu bagus 5.
Berikut ini yang termasuk kalimah thayyibah … a. Wallahi b. Tallahi c. Bilahi d. Ta‟awudz
6.
Lafadz ta‟awudz artinya … a. Meminta perlindungan Rasul b. Meminta perlindungan Nabi c. Meminta perlindungan Allah d. Meminta perlindungan tetangga
7.
Sebelum mengaji, Budi membaca … a. Subhanallah b. Masya Allah c. Ta‟awudz d. Hamdalah
79
8.
„audzubillahi minas syaitanir rajim artinya … a. Aku berlindung dari godaan malaikat b. Aku berlindung dari godaan teman yang menggoda c. Aku berlindung dari godaan setan yang tekutuk d. Aku berlindung dari godaan tetangga
9.
Bacaan pada no. 8 di atas disebut bacaan … a. Tasbih b. Ta‟awudz c. Tahmid d. Takbir
10. Barang siapa yang mengucapkan ta‟awudz, maka akan terbebas dari godaan setan … a. Sepanjang masa b. Dari pagi hingga sore c. Selama sehari d. Selama seminggu.
80
Soal tes 2 1. Hidup rukun artinya … a. Terjalin hubungan yang baik satu sama lain b. Saling bertengkat dan bermusuhan c. Saling membenci sesama teman d. Tidak mempedulikan perasaan orang lain 2.
Hidup rukun akan dapat terwujud jika kita … a. Saling menyakiti b. Saling mencelakakan c. Berprasangka buruk d. Saling menghargai
3.
Berikut ini adalah beberapa cara kita hidup rukun, kecuali … a. Lapang dada b. Membicarakan keburukan teman c. Tidak berprasangka buruk d. Menjaga tangan kita untuk menyakiti
4.
Saling menghargai sesama muslim akan menciptakan hidup yang … a. Harmonis b. Tidak tenang c. Kacau d. Mementingkan diri sendiri
5.
Manusia adalah makhluk sosial, artinya … a. Dapat melakukan pekerjaan sendiri b. Tidak dapat hidup bersama-sama c. Membutuhkan bantuan orang lain d. Hidup sendiri atau bersama orang lain sama saja
6.
Menolong teman yang sakit … a. Dilarang b. Dibiarkan c. Dianjurkan d. Diabaikan
7.
Tolong menolonglah dalam hal … a. Kebaikan b. Keburukan c. Kekerasan d. Kebathilan
81
8.
Menolong orang yang sangat membutuhkan hukumnya … a. Sunat b. Haram c. Wajib d. Mubah
9.
Menolong orang lain dengan cara yang ikhlas akan mendapatkan … a. Sanjungan b. Pahala c. Pujian d. Makian
10. Anak yang suka menolong akan memiliki banyak … a. Teman b. Musuh c. Masalah d. Sanjungan
82
Soal test 3 1. Dalam istilah agama, akhlak tercela disebut … a. Akhlak mahmudah b. Akhlak maemunah c. Akhlak masyrukah d. Akhlak mazmumah 2.
Khianat termasuk sifatnya orang … a. Murtad b. Fasik c. Munafiq d. Musyrik
3.
Akibat orang yang suka khianat adalah … a. Menambah pengalaman b. Kehilangan kepercayaan c. Belajar pemberani d. Merasa puas
4.
Amanat itu wajib disampaikan kepada … a. Allah b. Orang tua c. Rasul d. yang berhak memiliki
5.
Khianat artinya … a. Mencelakakan orang lain b. Tidak senang dengan nikmat orang lain c. Menyalahi amanah yang diberikan d. Menghilangkan nikmat orang lain
6.
Iri artinya … a. Tidak peduli dengan milik orang lain b. Ingin memiliki nikmat orang lain c. Membenci milik orang lain d. Membantu orang lain mendapatkan nikmat
7.
Dengki lebih berbahaya daripada iri karena … a. Menimbulkan kebencian b. Mendorong seseorang berbuat jahat c. Membuat orang lain senang d. Menjadikan orang lain sakit
83
8.
Perbuatan dengki akan mamakan kebaikan seperti … a. Api memakan kayu bakar b. Api dimakan kayu bakar c. Api disiram air d. Air di daun tlas
9.
Nabi Yusuf dicelakakan oleh saudaranya karena … a. Khianat b. Ingkar janji c. Iri dan dengki d. Prasangka buruk
10. Berikut ini contoh yang diakibatkan oleh dengki, kecuali … a. Dua sahabat jadi musuh b. Seseorang membunuh saudaranya sendiri c. Keluarga jadi terpecah d. Keluarga rukun dan damai