PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID AL-ISTIKBAR DESA TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009
SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh CHURUN IN NIM : 121 07 024
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2 010
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudari: Nama
: CHURUN IN
NIM
: 121 07 024
Jurusan / Progdi : TARBIYAH / PAI Judul
: PENGARUH
KEAKTIFAN
SHALAT
TERHADAP
PERILAKU
BERJAMA’AH SOSIAL
PADA
JAMAAH
MASJID
AL-
ISTIKBAR DESA TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN
KABUPATEN
SEMARANG
TAHUN 2009 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 12 Januari 2010 Pembimbing
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si NIP. 19680812 199403 2 003
ii
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
PENGESAHAN Skripsi Saudari : CHURUN IN dengan Nomor Induk Mahasiswa : 121 07 024 yang berjudul : "PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID ALISTIKBAR
DESA
TEGALREJO
KECAMATAN
TENGARAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009", Telah dimunaqosahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah
Tinggi Agama Islam Negeri
Salatiga pada hari: Sabtu yang bertepatan dengan tanggal 13 Maret 2010 dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah. 27 Robi’ul awal 1434 H Salatiga, 13 Maret 2010 M Panitia Ujian Ketua Sidang
Sekretaris Sidang
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag NIP. 19660215 199103 1 001
Penguji I
Penguji II
Prof. Dr. H. Budiharjo, M.A g NIP. 19541002 198403 1 001
Dra. Siti Farikhah, M.Pd NIP. 19610623 1988003 2 001 Pembimbing
Dra. Siti Asdiqoh, M Si NIP. 19680812 199403 2 003
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: Churun In
NIM
: 12107024
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya penulis sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 06 Januari 2010 Yang Menyatakan,
CHURUN IN NIM : 121 07 024
iv
MOTTO Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya menggingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadatibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS.Al-Ankabut: 45).
Sesungguhnya shalat seseorang bersama dengan orang lain itu lebih utama dari pada shalat bersama satu orang. Dan jumlah yang lebih banyak lagi itu lebih disukai oleh Allah ta’ala ( H R Abu Daud )
Siapa yang menggerjakan shalat subuh secara berjamaah , lalu duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian shalat dua rakaat, maka baginya (pahala) seperti pahala haji dan umrah. ( HR At-Tirmidzi)
Demi Allah tidak beriman! 3 kali ada yang bertanya, siapa ya Rosulullah?, Rosulullah menjawab: orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatanya ( HR Bukhari )
--Orang yang bersungguh-sungguh maka dia akan mendapatkan hasil kesungguhannya--
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Ayah (almarhum) dan ibunda tercinta yang telah mencurahkan segala usaha untuk membantu melancarkan study penulis, yang telah mencurahkan kasih sayangnya selalu memberi dorongan semangat dan selalu mendo’akanku 2. kakak-kakak penulis (hartono, sigit, Zunaedi, khoirul, jito, sri wayunigsih, sri rahayu, yuli, Lilik) dan adik-adik (afif, Dita, Ega, Nayla) yang senantiasa memberiku motifasi dan kasih sayang. 3. ibu Dra. Siti Asdiqoh,M.si yang penulis sayangi yang telah meluangkan waktu dan kesabaranya dalam memberikan bimbingan dan pengarahan 4. sahabat-sahabat penulis ( Ndary, Ayu, Tri, Nanik, Muna, shofi Muzakki, Nofi, lela, Trisna, Wahyu, Atenk) yang selalu berjuang bersama-sama dalam suka dan duka. Tanpa kalian semua hari-hari penulis takkan indah. 5. Bapak Slamet selaku kepala Desa Tegalrejo dan Perangkat Desa yang telah memberikan ijin dan pelayanan yang baik selama penelitian 6. Takmir masjid dan seluruh jamaah masjid alistikbar yang telah meluangkan waktu dan membantu kelancaran terselesaikanya skripsi ini. 7. dot.com yang selalu membantu dalam menghadapi kesulitan pengetikan skripsi ini.
vi
KATA PENGANTAR
ﺍﻟﺮﲪﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢﺑﺴﻢ ﺍ Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat,
hidayah
dan
taufiqnya,
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat serta salam kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya kejalan kebenaran dan keadilan. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini adalah “PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID AL-ISTIKBAR DESA TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009". Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN 2. Fatchurrahman, M.Pd selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga. 3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku pembimbing yang telah dengan ikhlas dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian penilisan skripsi ini.
vii
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai. 5. Ayah (al-marhum) dan ibunda tercinta yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun spiritual, serta yang senantiasa berkorban dan berdoa demi tercapainya cita-cita. 6. Bapak Slamet selaku kepala Desa beserta Perangkat Desa yang telah memberikan ijin dan pelayanan yang baik selama penelitian. 7. Takmir masjid dan seluruh jamaah masjid al-istikbar yang telah meluangkan waktunya dan melancarkan terselesaikanya skripsi ini. 8. Saudara-saudara
dan
sahabat-sahabat
semua
yang
telah
membantu
memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Amin Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua itu dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya pendidikan agama Islam. Amin – amin yarobbal 'alamin Salatiga, 06 Januari 2010
Penulis
viii
ABSTRAK PENELITIAN
CHURUN IN (NIM 121 07 024) PENGARUH KEAKTIFAN SHALAT BERJAMA’AH TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID AL-ISTIKBAR DESA TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: adakah pengaruh keaktifan shalat berjama’ah terhadap perilaku sosial pada jamaah Masjid Al-Istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2009 Penelitian ini menggunakan metode angket, observasi, dan dokumentasi. Subyek penelitian sebanyak 40 responden, menggunakan teknik populasi. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X dan data Y. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan Keaktifan shalat berjama’ah terhadap perilaku sosial pada jamaah Masjid Al-Istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2009. Hal ini dapat dilihat dengan hasil angket yang memperoleh kategori A mencapai nilai 75 % dari 40 responden yang memandang bahwa keaktifan shalat berjama’ah dalam kategori tinggi, yaitu berada pada interval 26 – 29. Sedangkan untuk perilaku sosial memperoleh kategori sedang mencapai nilai 47,5%, berada pada interval 23 – 26. Setelah data berhasil, kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan rtabel. Dengan jumlah subyek 40 responden dengan taraf signifikansi 1%, diperoleh pada tabel N taraf signifikansi 1% = 0,403, dan apabila ditunjukkan dengan hasil rhitung koefisien korelasi ro = 0,496 > 0,403. Maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi "terdapat pengaruh yang positif antara keaktifan shalat berjama’ah terhadap perilaku sosial pada jamaah Masjid Al-Istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2009" Hipotesis yang penulis ajukan diterima.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...............................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................................
iv
MOTTO .....................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ......................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vii
ABSTRAK .................................................................................................
ix
DAFTAR ISI ..............................................................................................
x
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................
xiv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................
6
C. Tujuan Penulisan ..........................................................
7
D. Hipotesis Penelitian ......................................................
7
E. Kegunaan Penelitian .....................................................
7
F. Definisi Operasional .....................................................
8
G. Metode Penelitian .........................................................
10
H. Sistematika Penulisan....................................................
14
x
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Keaktifan Shalat Berjamaah .........................................
16
1. Pengertian Shalat Berjamaah .................................
16
2. Dasar Hukum Shalat Berjamaah ............................
17
3. Tujuan Shalat Berjamaah ......................................
18
4. Manfaat Shalat Berjamaah .....................................
19
5. Keutamaan Shalat Berjamaah ................................
26
6. Tata Tertib Shalat Berjamaah ................................
31
B. Perilaku sosial................................................................
33
1. Pengertian perilaku sosial ......................................
33
2. Aspek-aspek perilaku sosial....................................
33
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Sosial.
34
C. Pengaruh Keaktifan Shalat berjamaah terhadap Perilaku Sosial.............................................................................. BAB III
35
LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian .........
41
3. Letak Geografis.......................................................
41
4. Keadaan Penduduk .................................................
42
5. Keadaan Sosial Budaya...........................................
44
6. Keadaan Sosial dan Ekonomi .................................
45
7. Sarana di Desa Tegalrejo ........................................
45
8. Keadaan Pemerintahan Desa...................................
47
B. Penyajian Data .............................................................
49
1. Daftar Responden ...................................................
49
xi
2. Data Tentang Jawaban Angket Keaktifan Shalat
BAB IV
BAB V
Berjamaah ..............................................................
51
3. Data Tentang Jawaban Angket Perilaku Sosial ......
53
ANALISIS DATA A. Analisis Pertama ...........................................................
56
B. Analisa Kedua ..............................................................
60
C. Analisis Ketiga .............................................................
64
PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................
69
B. Saran..............................................................................
70
C. Penutup..........................................................................
71
xii
DAFTAR TABEL
Tabel I
Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin .....................................
42
Tabel II
Penduduk Berdasarkan Agama ...............................................
42
Tabel III
Komposisi Penduduk Menurut Usia.........................................
43
Tabel IV
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan...........
43
Tabel V
Mata Pencaharian Penduduk Tahun 2009 ................................
45
Tabel VI
Sarana dan Prasarana ................................................................
46
Tabel VII Daftar Nama Responden...........................................................
49
Tabel VIII Daftar Jawaban Angket Keaktifan Shalat Berjamaah...............
51
Tabel IX
Daftar Jawaban Angket Perilaku Sosial ...................................
54
Tabel X
Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Keaktifan Shalat Berjamaah.................................................................................
Tabel XI
56
Daftar Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Keaktifan Berjamaah.................................................................................
59
TabelXII Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Keaktifan Shalat Berjamaah......................................................................
60
Tabel XIII Daftar Nilai Distribusi Frekuensi Tentang Perilaku Sosial .....
61
Tabel XIV
63
Daftar distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Perilaku Sosial
Tabel XV Prosentase Distribusi Frekuensi Jawaban Tingkat Perilaku Sosial ........................................................................................
64
Tabel XVI Persiapan Untuk Mencari Korelasi Antara Keaktifan Shalat Berjamaah Dengan Perilaku Sosial ..........................................
xiii
65
DAFTAR LAMPIRAN Daftar Pustaka................................................................................................. 73 Angket............................................................................................................. 75 Riwayat Hidup................................................................................................ 78 Permohonan Ijin Penelitian............................................................................
79
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.........................................
80
Lembar Konsultasi Skripsi.............................................................................
81
Daftar Nilai SKK............................................................................................ 82
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Shalat adalah rukun Islam yang paling di tekankan dan paling utama setelah dua kalimat syahadat. Allah mengagungkan kedudukan shalat dalam Al-Qur'an serta memuliakan orang yang bersemangat dalam mengerjakannya, shalat juga merupakan wasiat terakhir Nabi kepada umatnya sebelum beliau pulang kesisi-Nya. Shalat merupakan amal pertama yang akan dihisab pada hari kiamat kelak sehingga disebut juga induk ibadah. Sesungguhnya masyarakat Islam adalah masyarakat yang Rabbani, baik secara ghayah (orientasi) maupun wijhah (arahan). Sebagaimana Islam itu agama yang Rabbani, baik secara nasy'ah (pertumbuhan) maupun masdar (sumbernya), masyarakat yang ikatannya sambung dengan Allah SWT, terikat dengan ikatan yang kuat. Shalat merupakan ibadah harian yang menjadikan seorang Muslim selalu dalam perjanjian dengan Allah. Ketika ia tenggelam dalam bahtera kehidupan maka datanglah shalat untuk menerjangnya. Ketika dilupakan oleh kesibukan dunia maka datanglah shalat untuk mengingatkannya. Ketika diliputi oleh dosa-dosa atau hatinya penuh debu kelalaian maka datanglah shalat untuk membersihkannya.
ِﺎﺀﺤﺸ ﻋﻦِ ﺍْﻟ َﻔ ﻰﻨﻬﺓ َﺗﺼّﻼ ﺍﻟﺓ ﺇِ ّﻥﺼّﻼ ﻭَﺃﻗِﻢِ ﺍﻟ ِﻦ ﺍْﻟﻜِﺘَﺎﺏ ِﻚ ﻣ ﻴﻲ ﺇَِﻟ ِﺎ ﺃُﻭﺣﺍْﺗ ُﻞ ﻣ ﻥ ﻮﻨﻌﺼ ﺎ َﺗﻢ ﻣ ﻌَﻠ ﻳ ﻪ ﻭﺍﻟَّﻠ ﺮ ﺒﺮ ﺍﻟَّﻠﻪِ َﺃ ْﻛ ﻭَﻟﺬِ ْﻛ ِﻨ َﻜﺮﻤ ﻭﺍْﻟ
∩⊆∈∪
1
2
Artinya : "Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS.Al-Ankabut: 45). Ayat di atas dengan sangat lugas meneguhkan bahwa shalat yang dilakuakan dengan ikhlas akan memperkaya pengalaman ruhaniah yang bersifat pribadi, namun juga akan membawa dampak sosial berupa terwujudnya individu-individu yang memiliki ahlak mulia. Pribadi yang akan senantiasa menjaga diri dan lingkunganya dari perbuatan keji dan mungkar, perbuatan menyimpang yang akan menurunkan harkat kemanusiaannya. Shalat menjadi sebuah menempa diri agar tidak mudah larut dalam arus budaya masa yang belum tentu tegak lurus dengan nilai-nilai. Seandainya ayat di atas direnungkan dan teramalkan secara utuh, shalat menjadi sesatu yang memiliki korelasi positif dengan kehidupan yang beradab, logikanya semakin
banyak
orang
melakukan
shalat
akan
kian
terlihat
raut
kemanusiaannya yang lebih menampakkan visi ilihiahnya, jauh dari kezaliman dan kekerasan. Inilah sesungguhnya pesan moral yang mesti dikumandangkan dari risalah shalat. Agama Islam memiliki dimensi sosial yang sangat penting yaitu persatuan dengan memperhatikan dampak besar yang berkait dari persatuan perkumpulan dan harmoni, agama Islam menekankan dimensi sosial dalam mayoritas acara ritualnya. Salah satu acara ritual tersebut adalah melangsungkan shalat wajib harian, dalam bentuk berjamaah. Hal ini tentu saja karena manfaatnya sangat baik untuk keutuhan masyarakat Islam. Shalat
3
juga memiliki keistimewaan dengan adzan, itulah seruan Rabbani yang suaranya menjulang tinggi setiap hari lima kali. Adzan berarti mengumumkan masuknya waktu shalat, mengumumkan tentang aqidah yang asasi dan prinsip-prinsip dasar Islam. Adzan ini layaknya lagu kebangsaan bagi ummat Islam yang didengungkan dengan suara tinggi oleh muadzin, lalu dijawab oleh orang-orang beriman di mana saja berada. Mereka bersama-sama ikut mengulang
secara
serempak
kalimat-kalimat
adzan
itu,
untuk
menghunjamkan nilai-nilainya dalam jiwa dan memperkuat nilai-nilai itu dalam akal dan hati. Shalat sebagaimana disyariatkan oleh Islam, bukanlah sekedar hubungan ruhani dalam kehidupan seorang Muslim. Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan kebersihan dan kesucian, dengan penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat ketentuan waktunya dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, bacaan-bacaan dan perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan ini semuanya maka shalat punya nilai lebih dari sekedar ibadah. Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj ta'lim yang sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci. Shalat merupakan aspek aplikatif dari prinsip-prinsip Islam baik dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal. Yang
4
membuka atap masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna dan keteraturan yang indah. Dalam shalat lima waktu sehari semalam secara berjamaah, masing-masing jamaah dapat saling mengenal dan saling membantu, seperti apabila diantara jamaah ada yang menderita sakit atau tertimpa musibah semua jamaah segera dapat mengetahui dan dapat segera memberi bantuan baik moril atau pun materi yang bertujuan untuk meringankan penderitaan orang yang tertimpa musibah tersebut. Demikian juga kita akan merasa senang dan bersyukur apabila di antara jamaah itu ada yang menerima karunia Allah SWT.
Ÿωuρ ∩⊄∪ zΟŠÏKuŠø9$# ‘í߉tƒ ”Ï%©!$# šÏ9≡x‹sù ∩⊇∪ É⎥⎪Ïe$!$$Î/ Ü>Éj‹s3ム“Ï%©!$# |M÷ƒu™u‘r& ⎯tã öΝèδ t⎦⎪Ï%©!$# ∩⊆∪ š⎥,Íj#|Áßϑù=Ïj9 ×≅÷ƒuθsù ∩⊂∪ È⎦⎫Å3ó¡Ïϑø9$# ÏΘ$yèsÛ 4’n?tã Ùçts† ∩∠∪ tβθãã$yϑø9$# tβθãèuΖôϑtƒuρ ∩∉∪ šχρâ™!#tムöΝèδ t⎦⎪Ï%©!$# ∩∈∪ tβθèδ$y™ öΝÍκÍEŸξ|¹ Artinya: 1. tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?2. Itulah orang yang menghardik anak yatim,3. dan tidak menganjurkan memberi Makan orang miskin.4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,6. orangorang yang berbuat riya.7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna. (QS.Al-Ma’un 1-7) Pesan sosial shalat yang tersurat dalam surat al-Ma’un diatas memperingatkan kita bahwa beragama yang tulus tidaklah cukup sebatas memenuhi segi-segi fikih saja, namun penghayatan adanya wujud nyata sebagai implikasi ibadah yaitu budi pekerti luhur yang diperagakan dalam kehidupan sosial. Sikap berIslam yang baik adalah ketika Islam itu dipadukan
5
dengan tindakan-tindakan ihsan, manakala Islam (kepasrahan kepada Tuhan) diwujudkan dalam bentuk kesediaan berbuat baik kepada sesama dan lingkungan. Kita rasakan kehidupan modern dewasa ini hampir tidak memberikan kesempatan kepada seseorang untuk membina hubungan sosial yang baik dengan lingkungannya, Karena setiap orang hanya sibuk dengan urusanya. Karena itu dengan shalat jamaah dapat membina kerukunan sosial dan saling mengenal dan membantu antar sesama anggota masyarakat. Keadaan semakin sedikitnya muslim yang mendirikan ibadah yang utama tersebut menjadi masalah yang besar. Khususnya dalam penegakan syariat Islam dan umumnya hubungan yang harmonis sesama manusia. sebagai umat Islam memandang masalah tersebut sebagai hal yang harus dicari solusinya secara tepat, dan cepat. Budaya cinta shalat yang dilaksanakan secara bersama-sama (berjamaah) menjadi penting dalam kehidupan karena menjaga nilai-nilai dan mendasari terjaganya kebaradaan sikap-sikap berisi kebaikan nilai-nilai yang menjadi dasar kehidupan. Masalah yang sekarang sering muncul masyarakat muslim yang sedikit melaksanakan shalat berjamaah karena berbagai faktor kesibukan hingga lalai padahal kesibukan tersebut tidak begitu penting seperti sibuk menonton TV atau hanya bersantai-santai saja. Pada masyarakat Desa Tegalrejo terdapat perbedaan yang jelas antara masyarakat yang aktif melaksanakan shalat jamaah dengan yang tidak yang tidak pernah mengikuti shalat berjamaah di masjid, misalnya ada kabar
6
tentang keadaan warga yang terkena musibah, yang mengikuti jamaah informasi akan cepat diketahui oleh jamah lain, berbeda dengan masyarakat yang tidak penah mengikuti shalat berjamaah informasi tentang keadaan sesama sering tidak tahu. Dalam masyarakat yang aktif mengikuti jamaah rasa persatuan dan persaudaraan erat karena sering membangun komunikasi ketika bertemu di masjid, saling menyapa satu dengan yang lain. Berbeda dengan masyarakat yang tidak pernah jamaah jarang berkomunikasi akan jauh dari persatuan masyarakat jarang bertemu dengan masyarakat lain. Dalam shalat jamaah terdapat nilai-nilai sosial dimana nilai tersebut akan menguatkan nilai semangat persaudaraan dan persatuan umat Islam pada umumnya dan masyarakat muslim Tegalrejo pada khususnnya, maka peneliti ingin
meneliti
tentang
"PENGARUH
KEAKTIFAN
SHALAT
BERJAMAAH TERHADAP PERILAKU SOSIAL PADA JAMAAH MASJID
AL-ISTIKBAR
DESA
TEGALREJO
KECAMATAN
TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009".
B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang diatas ada beberapa masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana keaktifan shalat berjamaah pada jamaah masjid Al-Istikbar? 2. Bagaimana perilaku sosial jamaah masjid Al-Istikbar? 3. Adakah pengaruh antara keaktifan shalat berjamaah dengan perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar?
7
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang penulis harapakan dalam penulisan skripsi ini antara lain : 1. Untuk mengetahui keaktifan shalat berjamaah pada jamaah masjid AlIstikbar. 2. Untuk mengetahui perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar. 3. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar.
D. Hipotesis Penelitian Kata hipotesis berasal dari dua kata, yaitu “hypo" artinya “di bawah" dan “thesa" artinya “kebenaran". Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data permasalahan yang terkumpul (Suharsimi Arikunto 1998: 67). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: “ada pengaruh positif antara keaktifan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar Tegalrejo". Artinya semakin rajin shalat berjamaah maka semakin baik perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar.
E. Kegunaan Penelitian 1. Manfaat Teoritis. Untuk memadukan teori yang sudah ada dengan realita dalam masyarakat. Dan untuk menyumbangkan pemikiran baru tentang penerapan nilai-nilai sosial dalam shalat berjamaah didalam masyarakat.
8
2. Manfaat Praktis. Penilitian ini diharapkan bermanfaat untuk masyarakat muslim dalam memberikan pemahaman terhadap pentingnya shalat berjamaah, dan nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam shalat berjamah tersebut.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalah pahaman dan memperjelas ruang lingkup pembahasan penelitian perlu penulis menjelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini yaitu: 1. Keaktifan shalat berjamaah a. Keaktifan Keaktifan yang berarti kegiatan atau kesibukan (Anton M. Moeliono, dkk, 1988: 17). Yang dimaksud adalah keaktifan seseorang dalam melaksanakan sesuatu kegiatan khususnya melaksanakan shalat berjamaah. b. Shalat berjamaah Menurut bahasa shalat artinya do'a, sedangkan menurut istilah berarti sistem ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu (Nasrudin Rozak, 1982: 178). Shalat jamaah menurut Moh Fahrurozi (2001: 69) yang dimaksud shalat berjamaah ialah shalat yang dilakukan oleh orang banyak bersama-sama sekurangnya 2 orang, yang fasih bacaannya dan
9
lebih mengerti tentang hukum Islam di pilih menjadi imam. Dia di depan dan lainnya berdiri di belakangnya sebagai makmum. 2. Perilaku sosial Perilaku sosial berasal dari kata perilaku yang artinya tingkah laku (W.J.S. Poerwodarminta, 2006: 865) dan sosial mempunyai arti segala sesuatu untuk kepentingan umum (W.J.S. Poerwodarminta, 2006: 1141). Perilaku sosial mempunyai arti tingkah laku yang menunjukkan peduli terhadap kepentingan umum yang dilakukan para jamaah masjid AlIstikbar Tegalrejo. Adapun yang dimaksud dalam judul penelitian ini adalah shalat berjamaah sehari semalam 5 waktu (shalat isya’, subuh, dhuhur, ashar, dan maghrib) yang dimulai dari takbiratul ikhram imam sampai setelah salam imam dan dilanjutkan dzikir yang disambung doa. Secara keseluruhan penulis meneliti pengaruh keaktifan shalat berjamaah yang dikerjakan jamaah masjid Al-Istikbar yang akan membawa pengaruh pada perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar tahun 2009. Indikator dari aktif shalat berjamaah adalah : a. Aktif melaksanakan shalat berjamaah b. Mengetahui syarat dan rukun shalat berjamaah b. Melakukan shalat berjamaah tepat pada waktunya c. Selalu berusaha menempati shaf paling depan d. Berdzikir dan berdo’a setelah selesai shalat berjamaah
10
Indikator dari perilaku sosial adalah : a. Menjalin hubungan baik dengan sesama b. Sopan santun dalam bergaul dengan orang lain c. Peduli terhadap sesama
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Rancangan Penelitian Penelitian memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk memperoleh data yang akurat untuk itu diperlukan adanya suatu metode penelitian. Untuk memperoleh pemahaman yang komperehensif tentang permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada penelitian diskriptif melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan status dan kondisi objek yang diteliti pada saat dilakukan penelitian.
Penelitian
diskriptif
berusaha
mendiskripsikan
dan
menginterpretasi apa yang ada Mengenai kondisi atau hubungan yang ada. Data deskriptif dikumpulkan melalui agket dan observasi. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan difokuskan pada pelaksanaan shalat jamaah di masjid Al-Istikbar Desa Tegalrejo Kec. Tengaran Kab. Semarang. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Oktober-selesai yang terbagi menjadi beberapa tehnis dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan.
11
3. Tehnik Populasi Menurut Sumanto (1995:39) populasi adalah sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi subyek penelitian dan elemen populasi itu satuan analisis. Ada pun yang menjadi subyek populasi penelitian adalah masyarakat Desa Tegalrejo yang mengikuti shalat jamaah di Masjid Al-Istikbar yang berjumlah 40 orang. Menurut Sutrisno Hadi (1977: 221) sampel adalah "bagian dari populasi untuk mewakili dari seluruh populasi". Apabila subyek yang diteliti kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua. Sedangkan jika jumlah subyek lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 2050% atau lebih. Karena jumlah jamaah masjid Al-Istikbar 40 orang mempunyai arti kurang dari 100 maka penelitian ini mempunyai arti penelitian populasi. Maka penulis menentukan dengan jumlah sampel seluruh jamaah masjid Al-Istikbar. Penelitian populasi maksudnya adalah penelitian yang subyek penelitianya adalah menggunakan semua subyek yang ada dalam populasi. 4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Angket Menurut Koencoroningrat (1997:173) angket adalah instrument pengumpulan data dengan daftar pertanyaan untuk memperoleh data berupa jawaban dari para responden. Adapun yang menerima angket dalam pengumpulan data ini adalah seluruh jamaah. Metode angket digunakan untuk mendapatkan data keaktifan shalat berjamaah dan
12
perilaku sosial. Angket yang digunakan adalah angket tertutup, jawaban diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu atau jawaban sudah disediakan sehingga responden tinggal melingkari pilihanya. b. Metode Observasi Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 234) observasi adalah suatu kegiatan pengamatan. Observasi bisa diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki dalam arti luas, observasi tidak hanya sebatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung, pengamatan yang tidak langsung melalui kuesioner dan tes.yang dimaksud obsevasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengamati kegiatan-kegiatan shalat berjamaah. c. Metode dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (1998:236) dokumentasi yaitu "sebagai laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu, dan tertulis dengan sengaja untuk menyimpan keterangan atau merumuskan keterangan mengenai peristiwa untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku”. 5. Instrumen Penelitian a. Dalam hal ini pengaruh keaktifan shalat berjamaah merupakan Variabel bebas atau Variabel X
13
b. Perilaku sosial merupakan Variabel X atau Variabel tergantung, untuk menjabarkan langkah selanjutnya. Oleh karena itu untuk memberikan penafsiran selanjutnya terdapat tinggi dan rendah dari kedua Variabel tersebut yaitu VX dan VY maka digunakan: A = tinggi B = sedang C = rendah 6. Analisis Data Untuk memperoleh hasil agar bisa di generalisasikan, setiap data yang masuk harus di analisis untuk menganalisis data tersebut penulis menggunakan tes statistik yaitu: a. Untuk mengetahui variasi/analisis pendahuluan digunakan tehnik analisis data prosentase frekuensi dengan rumus: P=
F X 100% N
Keterangan : P : Presentase perolehan F : Frekuensi N : Jumlah Responden Analisis ini untuk mengetahui variabel aktif shalat jamaah yang akan membawa pengaruh terhadap perilaku sosial jamaah masjid AlIstikbar. b. Analisis lanjut Untuk mengetahui hubungan variabel 1 dengan 2 variabel yang digunakan, tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis data koefisien korelasi product momen dengan rumus :
14
rxy =
{NΣX
NΣXY − (ΣX )(ΣY ) 2
}{
− (ΣX ) NΣY 2 − (ΣY ) 2
2
}
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y XY: Jumlah hasil kali variabel X dengan Y ΣX : Jumlah nilai variabel X ΣY : Jumlah nilai variabel Y N : Jumlah subyek yang diteliti Analisis ini merupakan jawaban benar/tidak benar terhadap hipotesis yang diajukan.
H. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan ini penulis membagi dalam 5 bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian E. Kegunaan Penelitian F. Definisi Penelitian G. Metode penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Keaktifan Shalat berjamaah 1. Pengertian shalat berjamaah
15
2. Dasar hukum shalat berjamaah 3. Tujuan salat berjamaah 4. Manfaat shalat berjamaah 5. Keutamaan shalat berjamaah 6. Tata tertib shalat berjamaah B. Perilaku sosial 1. Pengertian perilaku sosial 2. Aspek-aspek perilaku sosial 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial C.Pengaruh keaktifan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian. B. Penyajian Data penelitian BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis data Deskriptif tiap-tiap variabel B. Pengujian Hipotesis BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran C. Penutup
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Keaktifan Shalat Berjamaah Ajaran Islam mengandung peradaban dan sistem nilai yang universal, segala segi kehidupan tidak lepas dari peri kehidupan yang teratur, mapan, dan penuh penghargaan akan nilai diri setiap manusia. Dasar hukum untuk menjadi landasan berpijak pada perilaku dan perbuatan baik adalah kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur’an sebagai landasan utama dan yang kedua yaitu Hadis dari Nabi Muhamad SAW dan juga ijma’ para ulama’. Shalat berjamaah merupakan ajaran Islam yang terbasar setelah aqidah. Shalat berjamaah menjadi pembeda antara muslim dan mukmin. Umat Islam yang mendirikanya secara baik akan menjadi masyarakat yang berkualitas, kehidupan akan menjadi penuh makna dan dinamis sehingga perlu ditekankan akan pentingnya shalat berjamaah dan jika meninggalkan berarti masalah besar sedang menimpa umat Islam. 1. Pengertian shalat berjamaah Secara bahasa shalat adalah do’a atau pujian. “Sedang menurut definisi shalat adalah Upacara ritual menghadap Allah SWT yang Maha Suci, yang harus berlangsung secara hikmat dengan penghayatan penuh dan bermodalkan ikhlas (semata-mata hanya dipersembahkan kepada Allah SWT dan demi mengharapakan Ridha-Nya) dan shalat bukan
16
17
sekedar gerakan-gerakan dan ucapan lahiriah semata melainkan gerakan dan ucapan lahir dan batin secara serempak” (Khalil, 2004: 29). Sedangkan menurut Sidik Tono dkk (1998: 21) shalat adalah hubungan antara hamba dan Tuhan yang tata caranya diatur dan dituntun sesuai dengan ajaran Nabi Muhamad SAW. Sedangkan Menurut Moh Fahrurozi (2001: 69) menjelaskan yang dimaksud shalat berjamaah ialah shalat yang dilakukan oleh orang banyak bersama-sama sekurangnya 2 orang, yang fasih baacaanya dan lebih mengerti tentang hukum Islam di pilih menjadi imam. Dia di depan dan lainnya berdiri di belakangnya sebagai makmum. 2. Dasar hukum shalat berjamaah a. Al-Qur’an Firman Allah S WT
ﺧﺬُﻭﺍ ﻴ ْﺄﻭْﻟ ﻚ ﻌ ﻣ ﻢ ﻬﻨِﻢ َﻃﺎﺋِ َﻔ ٌﺔ ﻣ ﺓ َﻓْﻠَﺘ ُﻘﺼّﻼ ﻢ ﺍﻟ ﻬﺖ َﻟ ﻤ ﻢ َﻓ َﺄَﻗ ِﺖ ﻓِﻴﻬ ﻨﻭﺇِﺫَﺍ ُﻛ .... ﻢ ﻬﺤَﺘ ِﺳﻠ َﺃ Artinya: “Dan apabila kamu berada di tengah-tengah mereka (sahabatmu) lalu kamu hendak mendirikan shalat bersamasama mereka, maka hendaklah segolongan dari mereka berdiri (shalat) besertamu…“. (QS.An-Nisa:102). Menurut para ahli tafsir dan fikih, ayat ini mengandung perintah untuk mendirikan shalat berjamaah dalam keadaan takut di medan perang. Kalau dalam keadaan perang diperintahkan untuk mendirikan
shalat
berjamaah,
tentu
mendirikannya dalam keadaan aman.
lebih
diperintahkan
lagi
18
b. Hadits
ﺟ ًﺔ ﺭ ﺩ ﻦ ﻳِﺸﺮ ِﻭﻋ ٍﺒﻊﺴ ِﻼﺓِ ﺍْﻟ َﻔ ﱠﺬ ﺑ ﺻ ﻦ ِﻀ ُﻞ ﻣ َ ﻋﺔِ َﺍْﻓ ﺎﺠﻤ ﺓ ﺍْﻟﻼ ﺻ Artinya : "Dari Abdullah bin Umar. Rasulullah Saw bersabda, “Shalat berjamaah lebih utama daripada shalat sendirian 27 derajat“. (Terjemahan Shahih Bukhari : I/208 (367). Hadits di atas menegaskan bahwa shalat berjamaah lebih utama 27 derajat dari pada shalat sendirian. Berdasarkan ayat dan hadits di atas, ulama sepakat mengatakan bahwa shalat berjamaah disyariatkan dan lebih utama dari shalat sendirian. Meskipun ada banyak ayat dan banyak hadits lain yang memerintahkan shalat berjamaah, tetapi karena ada hadits di atas yang mengandung pemahaman bahwa kalaupun shalat sendirian, bernilai satu, maka perintah shalat berjamaah itu tidak dapat dikatakan wajib. 3. Tujuan shalat berjamaah Allah SWT memerintahkan kaum mukmin untuk melaksanakan shalat berjamaah. Seoarang hamba berkewajiban berkumpul dengan umat Islam yang lainya untuk mengerjakan shalat. Bagi muslim yang telah melaksanakan maka itu termasuk ketaatan dan mengerjakan kewajiban dari perintah Allah. Tujuan shalat berjamaah yaitu: melaksanakan perintah Allah, makna agama dari syiar Islam, amalan yang paling utama adalah tepat
waktu
dan
selalu
memperbaiki penampilan.
menjaganya,
menjaga
kedisiplinan
dan
19
4. Manfaat shalat berjamaah Banyak manfaat yang bisa diambil ketika seseorang menunaikan shalat berjamaah. Baik manfaat dunia maupun akhirat. Betapa indahnya jika shalat jamaah ditegakkan. Manusia berbondong-bondong datang kemasjid saat adzan berkumandang. Mereka bersegera menyambut seruan Allah S W T saat waktu shalat tiba. Mereka tinggalkan segala perniagaan dunia, bertemu dengan Rabbnya dengan penuh ketundukan, ketawadhu’an serta beribadah dengan penuh keikhlasan. Manfaat shalat berjamaah tersebut antara lain : a. Bentuk kepatuhan terhadap perintah Allah dan Rosul-Nya Shalat menjadi kewajiban pokok seorang muslim. Dengan melaksanakan
shalat
berjamaah,
seorang
muslim
menunaikan
kewajibannya kepada Allah, dengan kata lain suatu bentuk ketaatan kepada Allah untuk menunaikan perintah Allah
ﲔ ِﺮّﺍﻛِﻌ ﻊ ﺍﻟ ﻣ ﻮﺍﺭ َﻛﻌ ﺍﺓ ﻭﺰﻛَﺎّ ﺁﺗُﻮﺍ ﺍﻟﺓ ﻭﺼّﻼ ﻮﺍ ﺍﻟﻭَﺃﻗِﻴﻤ Artinya: "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku' (Q.S. Al-Baqarah: 43). b. Sebagai bukti keimanan Shalat berjamaah merupakan bukti keimanan seseorang kepada Allah. Orang-orang yang berjamaah dalam shalat adalah orang-orang yang senantiasa memakmurkan masjid-masjid Allah. Tidaklah seseorang memakmurkan masjid-masjid Allah kecuali orang-orang yang beriman, yang diberi petunjuk Allah dan berjalan atas kebenaran.
20
Hal ini sebagaimana firman Allah :
ﺁﺗَﻰﺓ ﻭﺼّﻼ ﻡ ﺍﻟﻭَﺃﻗَﺎ ِﻮﻡِ ﺍﻵﺧِﺮ ﻴﻭﺍْﻟ ِﻦ ﺑِﺎﻟَّﻠﻪ ﻣ ﻦ ﺁ ﻣ ِﺪ ﺍﻟَّﻠﻪ ِﺎﺟﻣﺴ ﺮ ﻤ ﻌ ﻳ ﺎﺇَِّ�ﻤ ﻦ ﻬَﺘﺪِﻳﻤ ﻦ ﺍْﻟ ِﻳ ُﻜﻮ�ُﻮﺍ ﻣ ﻥ ﻚ َﺃ ِﻰ ُﺃﻭَﻟﺌﻌﺴ َﻓﺶ ﺇِﻻ ﺍﻟَّﻠﻪ ﺨ ْ ﻳ ﻢ ﻭَﻟ ﺓﺰﻛَﺎّ ﺍﻟ Artinya: "Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At-Taubah:18) c. Sarana menjaga dari gangguan syetan Syetan adalah musuh yang nyata bagi manusia. Ia akan berusaha untuk menyesatkan manusia. Syetan tidak kenal lelah, dalam keadaan begaimanpun seseorang, dimanpun ia berada syetan akan berusaha untuk mampu mengelincirka dari jalan yang lurus. Setan memahami betul, shalat adalah sarana seseorang mendekatka kepada Allah. Berhubungan langsung dengan Allah. Karena itu syetan berusaha menghalangi manusia bermalas-malasan dalam menunaikan shalat. Padahal shalat sebagai bentuk penjagaan diri seseorang dari segala bentuk gangguan syetan. d. Menjauhkan diri dari sifat orang munafik Diantara sifat orang munafik adalah mereka bermalas-malasan dalam shalat hal ini dinyatakan Allah dalam surat An-Nisa ayat 142
21
ﻮﺍﺼّﻼﺓِ ﻗَﺎﻣ ﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻭﺇِﺫَﺍ ﻗَﺎﻣ ﻢ ﻬﻋ ِﺎﺩﻮ ﺧ ﻫ ﻭ ﻥ ﺍﻟَّﻠﻪ ﻮﻳﺨَﺎﺩِﻋ ﲔ ِﺎﻓِﻘﻤﻨ ﺍْﻟﺇِ ّﻥ ﺇِﻻ َﻗﻠِﻴﻼﻥ ﺍﻟَّﻠﻪ ﻭﻳ ْﺬ ُﻛﺮ ﻻﺱ ﻭ ﻨّﺎﻥ ﺍﻟ ﻭﺍﺀﻳﺮ ﺴﺎﻟَﻰ ُﻛ Artinya: "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali". (QS-Annisa’:142) e. Menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah Berada dalam jaminan Allah diantara sebab adanya jaminan dari Allah adalah dikarenakan shalat berjamaah. Dengannya Allah memberikan jaminan dan amanat. Hal ini diberikan Allah hanya kepada orang-orang yang senantiasa menjaga shalat berjamah. f. Mendapat naungan Allah dihari kiamat Saat manusia mengalami goncangan yang dahsyat dihari kiamat, dimana berbagai peristiwa mengerikan akan mereka lalui Tak ada yang mampu menyelamatkan kecuali apa yang telah mereka perbuat selama hidup didunia dari amal-amal shaleh. Tak ada yang mampu memberikan perlindungan disaat yang berat tersebut kecuali perlindungan Allah. g. Bebas dari neraka dan sifat munafik Seorang yang melakukan shalat berjamaah secara rutin selama 40 hari dan tidak ketinggalan takbir pertama Allah akan memberinya dua pembebasan. Pertama, ia selamat dari api neraka dan kedua, ia
22
akan terbebas dari sifat-sifat orang munafik. Hal ini sebagaimana disabdakan Rasulullah:
ﻪ ﺐ َﻟ ِﻭﻟَﻰ ُﻛﺘ ﺓ ْﺍ ُﻷﺮ ﻴِﺪﺭِ ُﻙ ﺍﻟﱠﺘ ْﻜﺒ ﻳ ٍﻋﺔ ﺎﺟﻤ ﺎﻓِﻲﻮﻣ ﻳ ﻦ ﻴِﺑﻌﺭ ﺻﻠﱠﻰ ﻟِﻠﱠﻪ َﺃ ﻦ ﻣ ِﻨﻔَﺎﻕﻦ ﺍﻟ ِﺓ ﻣ ﺀ ﺮ ﺑﻭ ِﺎﺭﻦ ﺍﻟﻨ ِﺓ ﻣ ﺀ ﺍﺑﺮ :ِﺀ ﺗَﺎﻥ ﺍﺑﺮ Artinya : “Siapa yang melakukan shalat berjama’ah selama 40 hari, dan ia mendapatkan takbir pertama, niscaya dituliskan untuknya dua pembebasan, bebas (selamat) dari neraka dan selamat dari nifak” (HR. At-Tirmidzi:I/44-45) h. Mendapatkan shalawat malaikat dan tempat tinggal di surga Orang yang menunaikan shalat jamaah akan mendapatkan shalawat dari para malaikat, karena ia berdiri dalam barisan yang rapi. Rasulullah bersabda :
ﻑ ﻮ ﺼ ُﻔ ﻥ ﺍﻟ ﻮ ﺼﱡﻠ ﻳ ﻦ ﻳ ِﻠﻰ ﺍّﱠﻟﺬﻥ ﻋ ﻮ ﺼﱡﻠ ﻳ ﻪ ﻼ ﺋِ َﻜَﺘ ﻣ ﻭ ﺍِﺇﻥ Artinya : “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas orang-orang yang menghubungkan shaf” (Terjemah Sunan An Nasa’i : I/432 794) i. Selamat dari kelalaian Dengan shalat jamaah seseorang akan terhindar dari kelalaian. Hal ini dikarenakan Allah senantiasa membukakan hati orang-orang yang menegakkan shalat berjamaah. Namun sebaliknya orang-orang yang melalaikan shalat berjamaah, Allah akan mengunci hati mereka dan mereka termasuk orang-orang yang lalai. Rasulullah bersabda :
23
ﻢ ﻢ ُﺛ ِﻮ ﺑِﻬ ﻋﻠَﻰ ُﻗُﻠ ﻦ ﺍ ﻤ ِﺨﺘ ْ ﻴﻭ َﻟ ﺎﺕٍ َﺃﺎﻋﻢ ﺍ َﳉﻤ ِﺩﻋِﻬ ﻭ ﻦ ﻋ ﻡ ﺍﻦ َﺃْﻗﻮ ﻴِﻨَﺘﻬﻴَﻟ ﻦ ﻴِﻦ ﺍﻟﻐَﺎﻓِﻠ ِﻦ ﻣ �ُ ﻮ ﻴ ُﻜَﻟ Artinya : “Sungguh beberapa kaum benar-benar akan menghentikan (kebiasaannya) meninggalkan shalat berjama’ah atau Allah benar-benar akan mengunci mati hati mereka lalu mereka benar-benar termasik orang-orang yang lalai” (HR. Ibnu Majah) j. Doanya dikabulkan oleh Allah Shalat adalah saat seseorang berkeluh kesah kepada Allah. Memohon kepada Allah kebaikan hidup didunia dan diakhirat. Shalat sebagai tempat untuk mengadu seorang hamba kepada Rabbnya. Orang yang menunaikan shalat adalah orang yang senantiasa berberdzikir menginggat Allah. Apalagi jika ditunaikan dengan berjamaah. Datangnya seseorang dari tempat tinggalnya menuju masjid menjadi media dzikir kepada Allah. Begitu pula saat menunggu imam dan bahkan saat shalat selesai shalat. Diantara waktu yang mustajab dalam berdoa adalah antara adzan dan iqomah serta setelah menunakan shalat karena itu seorang muslim yang menggunakan waktu-waktu tersebut ia akan senantiasa dikabulkan doanya oleh Allah. Rasulullah bersabda :
ﻣ َﺔ ﺍ ْﻹِﻗَﺎﻦ ْﺍ َﻷ ﺫَﺍﻥِ ﻭ ﻴﺑ ﺩ ﺮ ﻳ ﺀ َﻻ ﺎﺪ ﻋ ﺍﻟ Artinya : “Do’a antara adzan dan iqomat doanya tidak akan tertolak” (terjemahan Sunan Abu Daud : I/354 489)
24
k. Tumbuhnya persaudaraan, kasih sayang dan persamaan Shalat berjamaah menumbuhkan kasih sayang di antara sesama umat Islam. Menjalin ukhuwah dan mengajarkan persamaan. Inilah ajaran Islam yang agung persaudaraan, ukhuwah, kasih sayang dan persamaan didasarkan atas ketaatan kepada Allah. Seseorang mencintai karena Allah, membenci pun karena Allah. Allah sangat mencintai orang-orang yang tersusun rapi dalam berisan. Baik barisan jihad membela agama Allah, barisan shalat, barisan persaudaraan yang diikat oleh keimanan. Sebagaimana Allah berfirman :
ﺹ ﻮﺮﺻ ﻣ ﻥ ﺎﻨﻴﺑ ﻢ ﻬ�َّﺻ ًﻔّﺎ َﻛﺄ ِﺳﺒِﻴﻠِﻪ ﻥ ﻓِﻲ ﻳﻘَﺎﺗِﻠُﻮ ﻦ ﺐ ﺍَّﻟﺬِﻳ ّ ِﻳﺤ ﺍﻟَّﻠﻪﺇِ ّﻥ Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh” (QS.As-Shof 61: 4) l. Termasuk ajaran dan syiar Islam yang agung Jamaah secara bahasa adalah bersatu berkelompok. Berjamaah dalam Islam adalah bersama atas dasar ketaatan kepada Allah untuk menunaikan perintah-perintah-Nya. Dalam keadaan inilah Allah sangat perhatian terhadap orang-orang yang berjamaah. Namun sebaliknya, jika persatuan tidak terwujud ukhuwah Islamiah hanyalah tinggal impian perpecahan terjadi dimana-mana yang pada akhirnya akan merugikan umat itu sendiri. Karena itulah
25
berjamaah merupakan rahmad dari Allah sedangkan perpecahan adalah adzab. Sebagaimana tercantum dalam firman Allah :
ِﻯ ﺍْﻟ ُﻘﻠُﻮﺏﻦ َﺗ ْﻘﻮ ِﺎ ﻣﺮ ﺍﻟَّﻠﻪِ َﻓﺈَِّ�ﻬ ِﻌﺎﺋ ﺷ ﻢ ِﻌ ّﻈ ﻳ ﻦ ﻣ ﻭ ﻚ َِﺫﻟ Artinya : “Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati”. (QS. Al-Hajj 22:32) m. Sebagai media fastabiqul khoirot Shalat berjamaah menjadi motivasi seseorang untuk berlombalomba dalam amal shaleh. Seseorang yang melihat saudaranya lebih rajin melaksanakan shalat jamaah lebih lama dalam dzikir, lebih sungguh-sungguh dalam menjaga waktu shalat menjadikan semangat untuk bersegera meningkatkan amalnya dihadapan Allah. Allah berfirman :
ﻥ ﻮﺎﻓِﺴﻤَﺘﻨ ﺎَﻓﺲِ ﺍْﻟﻴَﺘﻨﻚ َﻓْﻠ ِﻭﻓِﻲ َﺫﻟ ... Artinya : “Dan yang demikian itu, hendaknya orang berlomba-lomba” (QS. Al-Muthaffin 83:26) n. Membiasakan disiplin dan berakhlaq mulia Shalat berjamaah mengajarkan disiplin. Seseorang dalam berjamaah harus mengikuti gerakan Islam. Menirukanya mulai dari masuk shalat sampai selesai shalat. Tidak bisa seseorang sekehendak dirinya dalam shalat berjamaah. Seorang makmum senantiasa mengikuti gerakan imam dan mengikuti dibelakang imam. Hal ini tentu
membiasakan
disiplin
dalam
kehidupan
seseorang.
Menghilangkan ego pribadi dan dengan penuh kerendahan untuk
26
menaati
seorang
pemimpin
yaitu
imam
shalat.
(Abdullah
khoir:2009:64). Hal ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah :
ﻊ ﺭ َﻛ ﻭﺇِﺫَﺍ ﺍﺮﻭ ﺒﺮ َﻓ َﻜ ﺒﻴﻪِ ﺇِﺫَﺍ َﻛﻋَﻠ ﺍﺨَﺘﻠِ ُﻔﻮ ْ ﻼَﺗ َﻓ,ِﻢ ﺑِﻪ ﺆَﺗ ﻴﻡ ُﻟ ﺎﺟﻌِ َﻞ ْﺍﻹِ ﻣ ﺎﺇِﱠ�ﻤ ﺻﻠﱠﻰ ﻭﺇِﺫَﺍ ﺍﺪﻭ ﺠ ﺳ ﺪ ﻓَﺎ ﺠ ﺳ ﻭﺇِﺫَﺍ ﻦ ﻤ ِ ﻟﻊ ﺍ ِﺳﻤ ﺍ ﻭﺇِﺫَﺍ ﻗَﺎ َﻝﻌﻮ ﺭ َﻛ ﻓَﺎ ﻦ ﻴِﻤﻌ ﺟ ﺍﺼﱡﻠﻮ ﺎ َﻓﺟﺎﻟِﺴ Artinya : “Sesungguhnya imam itu diadakan agar ia diikuti, karena itu janganlah kalian berselisih atasnya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah dan jika ia rukuk maka rukuklah. Jika ia mengucapkan “sami’ allahu liman hamidah” maka ucapkanlah “rabbana lakal hamdu” (pada-Mu-lah Ya Allah segala puji). Jika ia sujud maka sujudlah dan jika ia shalat dengan duduk maka shalatlah kalian dengan duduk semua”. (HR. Bukhari:I/127) 5. Keutamaan shalat berjamaah a. Naungan Allah pada hari kiamat Diantara bukti keutamaan shalat berjamaah ialah barang siapa yang sangat mencintai masjid guna mengerjakan shalat berjamaah disana, Allah akan menaunginya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya. Hal ini diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda :
ﺏ ﺎﻭﺷ ,ﺪ ٌﻝ ﻋ ﻡﺎﻪ ﺇِﻣ ﻡ َﻻﻇِ ﱠﻞ ﺇِ َﻻ ﻇِﱡﻠﻮ ﻳ ِﺎ َﻟﻰ ﻓِﻰ ﻇِﱠﻠﻪ َﺗﻌﻢ ﺍ ﻬﻳﻈِﱡﻠ ﻌ ٌﺔ ﺒﺳ ِﻼﻥ ﺟ ﺭ ﻭ ,ِﺎﺟِﺪﻤﺴ ﻖ ﻓِﻰ ﺍْﻟ ﻌﱠﻠ ﻣ ﻪ ﺒﺟ ٌﻞ َﻗْﻠ ﺭ ﻭ ,ﺓ ﺍﺩ ﺎﺸ َﺄ ﻓِﻰ ﻋِﺒ �َ ﺕ ﺓ ﺫَﺍﺮَﺃ ﻣﻪ ﺍ ﻋْﺘ ﺩ ﺟ ٌﻞ ﺭ ﻭ ,ِﻴﻪﻋَﻠ ﺮﻗَﺎ ﻭَﺗ َﻔ ِﻴﻪﻋَﻠ ﺎﻤﻌ ﺟَﺘ ِ ﺍﺎﻓِﻰ ﺍﺎﺑَﺗﺤ
27
ﺎﺧﻔَﺎﻫ ﺪَﻗﺔٍ َﻓ َﺄ ﺼ ِﺪ َﻕ ﺑ ﺼ ﺟ ٌﻞ َﺗ ﺭ ﻭ ,ﻑ ﺍ ﺎﻤﺎﻝٍ ﺇِ�ﱠﻰ َﺃﺧ ﺟ ﻭ ٍﻨﺼِﺐﻣ ﺖ ِﺎ َﻓﻔَﺎ ﺿﺧﺎﻟِﻴ ﺮ ﺍ ﺟ ٌﻞ َﺫ َﻛ ﺭ ﻭ ,ﻪ ﻨﻳﻤِﻴ ﻖ ِﻨﻔﺎ ُﺗﻪ ﻣ ﻤﺎُﻟ ِﻢ ﺳ ﻌَﻠ ﺣﺘﱠﻰ َﻻ َﺗ ﻩﺎﻴﻨﻋ Artinya : “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungannya-Nya: Iman yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Rabbnya, seseorang yang hatinya bergantung di masjid-masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul dan berpisah karena-Nya, seseorang yang dirayu oleh wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’, seseorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang mengingat Allah dalam keadaan sepi (sendiri) lalu kedua matanya berlinang air mata” (Terjemahan shahih Bukhari: I/212 (376) b. Keutamaan berjalan kemasjid Shalat jamaah termasuk amalan yang pahalanya dipertautkan bagi seorang muslim semenjak ia memulai dengan mengerjakan sebabnya sebelum melaksanakan rukunya. Langkah-langkah orang yang keluar untuk melaksanakanya akan dicatat,bahkan para malaikat berebut untuk mencatatnya. Berjalan untuk melaksanakan shalat jamaah juga termasuk amalan yang bisa menjadi jaminan kebaikan bagi seorang hamba selama hidup dan ketika matinya. Sebagaimana amalan ini juga termasuk amalan yang dapat melebur kejelekan dan meningkatkan derajat. Hal ini, Imam Ahmad meriwayatkan dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah bersabda :
28
ﻪ ﺐ َﻟ ﺓ ُﺗ ْﻜَﺘﻮ ﺧ ْﻄ ﻭ ,ﻴَﺌ ًﺔﺳ ﻮ ﺤ ﻤ ﺓ َﺗﻮ ﺨ ْﻄ َ ﻋﺔِ َﻓ ﺎﺠﻤ ﺴﺠِﺪِ ﺍْﻟﺡ ﺇِﻟَﻰ ﻣ ﺍﻦ ﺭ ﻣ ﺎﺍﺟِﻌﻭﺭ ﺎ ﺫَﺍﻫِﺒ,ﺴَﺘ ٌﺔ ﺣ Artinya : “Siapa yang berangkat ke masjid pada waktu sore untuk melaksanakan shalat berjamaah, maka satu langkah akan menghapus satu kesalahan dan satu langkah lainnya akan dicatat sebagai suatu kebajikan untuknya, baik ketika berangkat maupun pulangnya”. (HR. Ahmad: X/103 6599) c. Para tamu Allah yang dimuliakan Diantara dalil yang menunjukkan keutamaan shalat berjamaah dimasjid adalah penjelasan Nabi bahwa orang yang mendatangi masjid adalah tamu Allah, sudah sepantasnya jika yang dikunjungi wajib memuliakan tamunya. Iman Ath-Tabrani meriwayatkan dari Salman bahwa Nabi bersabda:
,ِﺮ ﺍ ِﻮ ﺯَﺍ ﺋ ﻬ َﻓ,ﺪ ِﺴﺠ ﻤ ﻢ َﺃﺗَﻰ ﺍْﻟ ُﺛ,ﺀ ﻮﺿُﻮ ﻦ ﺍْﻟ ﺴ ﺣ ﻴﺘِﻪِ َﻓ َﺄﺑ ﺿ َﺄﻓِﻲ ﻮ ﱠ ﻦ َﺗ ﻣ ﺮ ِﺍ ﺋﻡ ﺍﻟﺰِﻳ ْﻜﺮ ﻥ ﻭﺭِ َﺃ ﺰ ﻤ ﻋﻠَﻰ ﺍْﻟ ﻖ ﺣ ﻭ Artinya : “Siapa yang berwudhu dirumahnya dan memperbagus wudhunya lalu datang ke masjid, maka ia adalah tamu Allah dan yang dikunjungi wajib memuliakan tamu” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir: II/66). d. Keutamaan menunggu shalat Salah satu keutamaan shalat berjamah adalah siapa yang duduk menunggu shalat, maka ia berada dalam keadaan shalat dan para malaikat memohonkan ampunan dan rahmat untuknya. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
29
ﻼ ﻤ ﻪ ﺍْﻟ ﻮ َﻟ ﻋ ﺪ ﺙ َﺗ ِﺤﺪ ﻳ ﻢ ﻣﺎَﻟ ٍﻼﺓ ﺻ ﺓ ﻓِﻰﻼ ﺼ ﺮ ﺍﻟ ِﻨَﺘﻈﻳ ﺪ ﻌ ﺎَﻗﻢ ﻣ ﺪ ُﻛ ﺣ َﺃ ﻪ ﻤ ﺣ ﺭ ﻢ ﺍ ﻬﻪ ﺍﻟّﻠ ﺮ َﻟ ِﺎ ﺍ ْﻏﻔﻬﻤﺋِ َﻜ ُﺔ ﺍﻟﱠﻠ Artinya : “Salah seorang dari kalian yang duduk menunggu shalat, maka ia berada dalam shalat selagi ia belum berhadats dan para malaikat berdoa untuknya, ‘Ya Allah, berikanlah ampunan baginya dan rahmatilah ia’.” (Ringkasan shahih muslim,2002:195) e. Keutamaan shalat tepat waktu Berjamaah dengan tepat waktu lebih utama dari pada shalat terlambat hal ini membiasakan disiplin dan tepat waktu dalam beribadah, bila kita memulai dari disiplin shalat maka kita akan terbiasa melakukan disiplin dalam kegiatan lainya. Shalat tepat waktu menjadi ukuran disiplin bagi seorang muslim. Ada sebuah hadis yang mengutamakan shalat pada awal waktu “dan seandaiya mereka mengetahui pahala shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan berlomba-lomba melaksanakanya” (HRBukhariI/243 344) f.
Keutamaan shaf pertama Sesungguhnya shalat jamaah yang dilakukan di shaf-shaf awal, apalagi shaf pertama memiliki keutamaan. Hal ini telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam beberapa hadist, diantaranya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
ﻪ ﻴَﻠُﺘﻀ َ ﺎ َﻓﻢ ﻣ ﻤُﺘ ِﻋﻠ ﻮ ﻭ َﻟ ِﻼﺋِ َﻜﺔ ﻤ ﻒ ﺍْﻟ ﺻ ِﻋﻠَﻰ ﻣِْﺜﻞ ﻭ َﻝ ﻒ ﺍ َﻷ ﺼ ﺍﻟﻭِﺇﻥ ﻩﻮ ﻤ ﺭ ُﺗ ﺪ ﺑَﺘَﻻ
30
Artinya : “Sesungguhnya shaf pertama itu seperti shafnya para malaikat. Dan sekiranya kalian mengetahui keutamaannya, niscaya kalian akan berlomba-lomba (mendapatkan)nya”. (HR. Abu Dawud: II/259-260 550) g. Keutamaan membaca Amiin bersama Imam bukhari meriwayatkan dari Abu hurairah bahwa rosulullah bersabda:
.ﻦ ﻴِﻦ( َﻓﻘُﻮ ُﻟﻮﺍ ﺂﻣ ﻴﻀﺎﱠﻟ ﻭ َﻻ ﺍﻟ ﱠ ﻢ ِﻴﻬﻋَﻠ ِﻮ ﺏ ﻀ ُ ﻤ ْﻐ ﻴﺮِ ﺍْﻟﻡ ) َﻏﺎﺇِﺫَﺍ ﻗَﺎ َﻝ ﺍﻹِﻣ ِﻦ َﺫْ�ﺒِﻪ ِﻡ ﻣﺪ ﺎ ُﺗ َﻘﻪ ﻣ ﺮ َﻟ ِﻼﺋِ َﻜﺔِ ُﻏﻔ ﻤ ﻮ َﻝ ﺍْﻟ ﻪ َﻗ ﻮُﻟ ﻖ َﻗ ﺍ َﻓﻦ ﻭ ﻣ ﻪ �َﻓﺈِﱠ Artinya: “Apabila imam membaca ghiril maghdubi alaihim waladhalin. Maka ucapkanlah ammin. Karena siapa yang ucapanya sesuai dengan ucapan malaikat maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (Terjemah shahih Bukhari : I/238-430) h. Keutamaan shalat berjamaah dari pada shalat sendirian. Salah satu keutamaan shalat berjamaah adalah kelipatan derajadnya lebih tinggi dari pada shalat sendirian. Imam al-bukhari telah meriwayatkan dari Abu sa’id Al-khudri bahwa ia pernah mendengar Nabi bersabda :
ﺟ ًﺔ ﺭ ﺩ ﻦ ﻳِﺸﺮ ِﻭ ﻋ ٍﺒﻊﺴ ِﺪ ﺑ ﺓ ﺍْﻟ َﻔﻼ ﺻ ﻀ ُﻞ ُ ﻋﺔِ َﺗ ْﻔ ﺎﺠﻤ ﺓ ﺍْﻟﻼ ﺻ Artinya : “Shalat berjamaah lebih utama dua puluh derajat dari pada shalat sendirian” (Terjemahan shahih bukhari : I/208-367). i.
Semakin banyak makmum semakin banyak pahala Salah satu motivasi seorang muslim dalam melaksanakan shalat berjamaah dan memperhatikannya dengan sungguh-sungguh adalah berdasarkan kabar dari Rasulullah bahwa bertambahnya pahala
31
berjamaah disebabkan karena banyaknya jumlah orang yang shalat berjamaah. Iman Abu Dawud meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab bahwa Rasulullah bersabda:
ﻴﻦِ َﺃ ْﺯﺟَﻠ ﺮ ﻊ ﺍﻟ ﻣ ﻪ ﻼ ُﺗ ﺻ ﻭ ﻩﺪ ﺣ ﻭ ِﻼ ﺗِﻪ ﺻ ﻦ ِﺟﻞِ َﺃ ْﺯﻛَﻰ ﻣ ﺮ ﺓ ﺍﻟﻼ ﺻ ﻭِﺇﻥ ﻌﺎﻟَﻰ ِ َﺗﺐ ﺇِﻟَﻰ ﺍ ﺣ ﻮ َﺃ ﻬﺮ َﻓ ﺎ َﻛ ُﺜﻭﻣ ﺟ ِﻞ ﻊ ﺍﻟﺮ ﻣ ِﻼﺗِﻪ ﺻ ﻦ ِﻛَﻰ ﻣ Artinya : “Sesungguhnya shalat seseorang bersama dengan orang lain itu lebih utama daripada shalat sendirian. Dan shalatnya bersama dua orang itu lebih utama daripada shalat bersama satu orang. Dan jumlah yang lebih banyak lagi itu lebih disukai oleh Allah Ta’ala” (HR. Abu Dawud: I/372-373 522). j.
Mendapat dua kebebasan Salah satu kabar gembira bagi orang yang mengerjakan shalat jamaah selama empat puluh hari dan mendapatkan takbir yang pertama adalah ia berhak untuk mendapatkan dua kebebasan Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah bersabda:
ﻪ ﺖ َﻟ ﺒِﺓ ﺍﻷُﻭ ﻟَﻰ ُﻛﺘﺮ ﻴِﺪﺭِ ُﻙ ﺍﻟﱠﺘ ْﻜﺒ ﻳ ٍﻋﺔ ﺎﺟﻤ ﺎﻓِﻰﻮﻣ ﻳ ﻦ ﻴِﺑﻌﺭ َﺃ ﺻﻠﱠﻰ ﻦ ﻣ ِﻨﻔَﺎﻕﻦ ﺍﻟ ِﺓ ﻣ ﺀ ﺍﺑﺮﻭ ِﺎﺭﻦ ﺍﻟﻨ ِﺓ ﻣ ﺀ ﺍﺑﺮ Artinya : “Siapa yang shalat berjamaah karena Allah S W T selam empat puluh hari seraya mendapatkan takbir yang pertama, niscaya dicatat baginya dua kebebasan. Yakni kebebasan dari api neraka dan kebebasan dari kemunafikan”. (HR. Tirmidzi: I/201)
32
k. Keutamaan jamaah isya’, subuh, dan Ashar Disamping apa yang telah disebutkan diatas, telah tercantum pula dalam beberapa hadist yang menunjukkan bahwa pelaksanaan shalat isya’, subuh, Ashar secara berjamaah terdapat keutamaan dan pahala yang besar
ٍﻮﺍ ﺒﺣ ﻮ ﻭَﻟ ﺎﻫﻤ ﻮ ﺒ ِﺢ َﻷَﺗﻭﺍﻟﺼ ِﻤﺔ ﻌَﺘ ﺎﻓِﻰ ﺍْﻟﻥ ﻣ ﻮ ﻤ ﻌَﻠﻮ ﻳ ﻭَﻟ Artinya : “Seandainya mereka tahu pahala yang terdapat pada shalat isya’ dan subuh niscaya mereka akan mendatanginya (kedua shalat tersebut) walaupun dengan merangkak”. (Terjemahan Shahih Bukhari: I/211 374) Bukan hanya shalat ashar, subuh dan isya’ tetapi Rasulullah juga mengutamakan shalat lima waktu dengan berjamaah. Hal itu berdasarkan Hadis: "Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah di hari esok dalam keadaan muslim hendaklah dia menjaga shalat-shalat mereka secara berjamaah di mana mereka diseru. Sesungguhnya Allah mensyariatkan kepada Nabi kalian sunnah yang agung, dan shalat berjamaah adalah diantara sunnah yang agung tersebut”. (HR Bukhari: I/233 435) 6. Tata tertib shalat berjamaah a. Syarat-syarat shalat jamaah: 1) Niat shalat jamaah bagi makmum 2) Shalat imam dan shalat makmum harus sama 3) Tempat berdirinya makmum tidak didepan imamnya 4) Imam dan makmum ditempat yang sama 5) Makmum mengikuti imamnya 6) Makmum tidak menyalahi imam dalam hal-hal yang sunah
33
7) Shalat imam harus diyakini sah oleh makmum b. Syarat-syarat imam: 1) Islam Orang kafir tadak sah menjadi imam, karena shalatnya tidak sah. 2) Berakal Orang gila tidak sah menjadi imam, karena shalatnya sendiri tidak sah. 3) Baligh Jumhur ulama’ berpendapat bahwa anak kecil termasuk yang sudah mumazis tidak sah menjadi imam bagi orang yang telah baligh. 4) Laki-laki sejati bagi makmum laki-laki dan banci Wanita tidak sah menjadi imam bagi makmum laki-laki dan banci. 5) Suci dari hadas dan najis Orang yang berhadas atau terkena najis tidak boleh menjadi imam. 6) Menguasai rukun dan bacaan shalat dengan baik. Jumhur ulama’ berpendapat bahwa orang yang tidak pandai membaca al-fatihah dan rukun bacaan lainya tidak sah menjdi imam. 7) Orang yang adil (mujiyono nurkholis:1995:27) B. Perilaku Sosial 1. Pengertian perilaku sosial Perilaku sosial, penulis memberikan pengertian perilaku sosial berasal dari kata perilaku yang artinya tingkah laku W J S Poerwodarminta (2006:865) dan sosial mempunyai arti segala sesuatu untuk kepentingan
34
umum. W J S Poerwodarminta (2006:1141) Perilaku sosial mempunyai arti tingkah laku yang menunjukkan peduli terhadap kepentingan umum Sikap dikaitkan dengan perilaku atau perbuatan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sikap seseorang akan memberikan warna atau corak pada perilaku atau perbuatan seseorang (Bimo Walgito, 1990:106). Karena dengan mengetahui sikap seseorang dapat menduga bagaimana respons atau perilaku yang akan diambil oleh orang yang bersangkutan terhadap suatu masalah atau keadaan yang dihadapkan kepadanya. Jadi dengan mengetahui sikap seseorang, orang akan mendapatkan gambaran kemungkinan perilaku yang timbul dari orang yang bersangkutan. 2. Aspek Perilaku Sosial a. Tiap-tiap sikap mempunyai 3 macam aspek, yaitu: (Abu Ahmadi, 1975: 46-47) 1) Aspek kognitif: yang berhubungan dengan gejala mengenal fikiran. Ini mewujudkan pengolahan, pengalaman, dan keyakinan serta harapanharapan individu tentang objek atau kelompok objek tertentu. 2) Aspek afektif: berwujud proses yang menyangkut perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian,simpati,antipati.yang ditujukan kepada objek tertentu. 3) Aspek konatif: berwujud proses tendensi atau kecenderungan untuk berbuat sesuatu objek misalnya: kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri. 3. Faktor-faktor perilaku sosial
35
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap sosial Sikap selalu berubah-ubah dan selalu berkenaan dengan suatu objek. Maka dari itu dalam merubah sikap atau membentuk sikap baru perlu adanya faktor-faktor interaksi sosial, baik dari dalam ataupun dari luar. Faktor-faktor itu adalah: (Abu Ahmadi, 1975:51) 1) Faktor intern: yaitu faktor yang terdapat dari dalam pribadi manusia itu sendiri. Faktor ini merupakan daya pilih seseorang untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. Pilihan terhadap pengaruh dari luar. Pilihan terhadap pengaruh dari luar itu biasanya disesuaikan dengan motif dan sikap didalam diri manusia, terutama yang menjadi minat perhatianya. Misalnya: orang yang sangat haus akan lebih memperhatikan perangsang yang dapat menghilangkan hausnnya itu dari pada perangsan-perangsang yang lain. Contoh: Cara berbicara, cara bergaul 2) Faktor ekstern: yaitu faktor-faktor yang terdapat diluar pribadi manusia. Faktor ini berupa interaksi sosial diluar kelompok contoh: pengalaman, situasi yang dihadapi oleh individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, hambatan, pendorong-pendorong yang ada dalam masyarakat.
C. Pengaruh Keaktifan Shalat Jamaah terhadap Perilaku Sosial Umat Islam yang mengerjakan shalat, terlibat dalam suatu peristiwa yang menggetarkan kalbu shalat sebagai mekanisme untuk menggingat sifatsifat mulia yang dimiliki oleh sang pencipta jiwa manusia melafadzkan sifat-
36
sifat agung yang dimilikinya dengan sepenuh jiwa serta memuji asma-Nya berulang-ulang. Mengkaitkan shalat jamaah dengan perilaku sosial, tujuan baik yang perlu dipetik adalah ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dimana manusia membutuhkan ibadah sebagai sarana rohaniahnya, sehingga perilaku sosial ini perlu ditingkatkan untuk penghayatan fungsi ibadah. Salah satu hikmah shalat jamaah adalah timbulnya jiwa sosial diantara sesama muslim yang melaksanakannya. Shalat berjamaah merupakan sarana terpenting untuk bersatu dan saling mengenal dengan sesama tanpa ada pembedaan status. a. Nilai –nilai yang terkandung dalam shalat berjamaah: 1) Nilai persamaan. Saat sesorang masuk ke masjid maka siapa saja tidak pandang bulu apakah dia seorang mahasiswa, dosen, guru besar atau karyawan. Siapa pun memperoleh hak di depan atau shaf pertama dengan kata lain siapa yang datang dahulu maka boleh menempati tempat paling terhormat itu. 2) Nilai solidaritas Sholat berjamaah menunjukan kekuatan kaum muslim keterikatan hati dan
solidaritas
barisan,
menjauhkan
perpecahan
antara
hati
menanamkan rasa ketakutan di hati musuh. 3) Shalat jamaah menimbulkan keteraturan dan disiplin serta kelebihan terhadap waktu. Sifat-sifat menyendiri dan individuallisme di hilangkan.
37
4) Mengajarkan kesatuan dalam kata, arah, tujuan dan imam. 5) Melenyapkan kedengkian dan prasangka buruk 6) Dengan bertemu orang lain dalam sholat berjamaah maka akan terjadi interaksi baik mendapat kuliah 7 menit/khotbah/saling menasihati ketika saling menyapa. b. Dampak shalat berjamaah 1) Dampak Spiritual. Dampak spiritual terbesar dari shalat jamaah adalah pahala– pahala Ilahi. Oleh karena itu, menggali kekuatan dan kedahsyatan shalat berjamaah juga memiliki dampak : pertama, shalat jamaah menjadi akhlak dan perilaku hidup sehari-hari; kedua, tumbuhnya kesadaran pentingnya shalat jamaah; ketiga, munculnya gerakan massa yang menjadikan shalat jamaah sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam membangun masyarakat yang beradab; keempat, tumbuhnya masyarakat yang menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas; kelima, lahirnya generasi rabbani yang hatinya senantiasa terikat dengan masjid;
keenam,
terbangunnya
nilai-nilai
ukhuwah
dalam
kebersamaan, persaudaraan, saling peduli, saling mencintai dan saling menumbuhkan kepercayaan dalam ikatan nilai-nilai keimanan. 2) Dampak Politis Shalat jamaah menunjukkan kekuatan kaum Muslimin, keterikatan antara hati dan solidaritas barisan, menjauhkan perpecahan, menanamkan rasa ketakutan di hati musuh. Menjadikan para munafik putus asa. Menusuk mata mereka yang mengharapkan keburukan.
38
Shalat jamaah adalah manuver kesiagaan dan ikatan “Imam” dan “Umat”. 3) Dampak etis dan edukatis Dalam shalat jamaah, semua berada pada satu baris. Keistimewaan-keistimewaan palsu yang bersandarkan pada golongan, ras, bahasa dan ekonomi dikesampingkan. Orang-orang beriman merasakan kebesaran hati dan harapan. Perasaan saling mengasihi dan kemesraan hidup dihati mereka. Shalat jamaah menimbulkan keteraturan dan disiplin serta ketelitian terhadap waktu. Sifat-sifat menyendiri dan individualisme juga dibasmi dan terdapat perlawanan terhadap kesombongan atau egoisme. Begitu juga, shalat jamaah mengajarkan kesatuan dalam kata, arah, tujuan dan imam 4) Dampak sosial shalat jamaah Merupakan pendahuluan pesatuan barisan, kerapatan hati dan pengokohan jiwa persaudaraan. Shalat jamaah merupakan sejenis absensi non formal, cara terbaik mengenali individu-individu. shalat jamaah adalah jenis perkumpulan terbaik, terbanyak, terbersih, dan terekonomis diseluruh dunia. Menyadarkan akan persoalan satu sama lain dan menyiapkan kerja sama sosial antar pribadi muslim. (Muhsin Qira’ati, 1996:159-161) Masyarakat yang berperilaku sosial terdiri dari individu-individu yang perilakunya mulia harapan dan kehidupan didunia adalah keseimbangan antara fungsi fisiologi, psikologi dan spiritual. Perilaku sosial adalah tujuan yang
39
baik ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Sesudah menjalankan fungsi kehidupan sebagai manusia maka membutuhkan sarana untuk menjaga kebutuhan ruhaniahnya yaitu dengan ibadah, salah satu ibadah tersebut yaitu shalat berjamaah sebagai fungsi spiritual menjadi pelengkap untuk menjadikan masyarakat berperilaku sosial. Pengaruh kehidupan global menjadi tantangan bagi
individu
untuk
mempertahankan
fitrahnya.
Berbagai
pengaruh
membentuk wataknya sendiri-sendiri. Pertarungan pemikiran terjadi dengan hebatnya. Maka khususnya untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang baik dengan wujud perilaku sosial perlu ditingkatkan penghayatan fungsi ibadah yang termasuk didalamnya adalah shalat berjamaah. Segala peraturan hukum yang ditetapkan Allah dan Rosulnya pasti mempunyai hikmah dan faedah yang tidak gampang diketahui kecuali dengan pelaksanaan ibadah (khususnya dalam pelaksanaan ibadah) demikian pula halnya dengan ketetapan pelaksanaan shalat berjamaah mempunyai hikmah dan manfaat yang sangat banyak semuanya untuk kemaslahatan hamba-hamba Allah. Salah satu hikmah shalat jamaah adalah timbulnya jiwa sosial diantara sesama muslim yang melaksanakanya sebab setiap ia melaksanakan shalat berjamaah jika ia mempunyai kepedulian sosial ia akan merasa bahwa dirinya betul-betul mahluk sosial yang tidak mungkin dapat melepaskan rasa komitmen terhadap orang lain dan tidak boleh melepaskan hak orang lain begitu saja. Bukankah setiap muslim mempunyai kewajiban saling tolong menolong dalam kebaikan dan itu baru akan terlaksana dan tercapai dengan
40
baik jika mereka saling bertemu paling sedikit lima kali sehari semalam disuatu tempat yaitu masjid. Berjamaah itu merupakan jalan terbaik untuk bersatu dan untuk saling mengenal. Masjid adalah tempat berjamaah. Banyaknya jamaah yang melaksanakan shalat berjamaah menunjukkan masjid itu makmur. Nilai-nilai shalat berjamaah menunjukkan masjid itu sangat berbeda dibandingkan dengan tempat-tempat lain. Masjid yang memang berfungsi sebagai tempat ibadah memberikan suasana yang mendukung Suasana dan kekhusukan shalat berjamaah. Hati mereka yang menunaikan shalat seakan sedemikian dekat dengan sang khalik. Problematika umat yang tidak pernah putus akan sedikit membantu dan terpecahkan dengan adanya kesadaran pelaksanaan ibadah spiritual yang wajib didirikan oleh setiap muslim, yang akan memberikan kekuatan dari dalam diri individu. Shalat berjamaah yang dilaksanakan dengan benar dan sesuai kaidahnya dapat berpengaruh terhadap kondisi kejiwaan seseorang yang akhirnya memelihara perilaku sosial dalam masyarakat. Kehidupan terdiri dari berbagai aspek. Aspek sosial merupakan ajaran agama Islam. Agama Islam menekankan pentingnya berbudi pekerti supaya kehidupan sejahtera. Maka dalam mendirikan shalat berjamaah yang dilaksanakan secara bersama-sama menjadi sumber terpeliharanya perilaku sosial. Selanjutnya pengaruh dari dalam diri yang kuat akan membentuk masyarakat yang berperilaku sosial yang akhirnya tujuan peciptaan manusia dimuka bumi akan tercapai.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Letak Geografis Secara Geografis Desa Tegalrejo Terletak di wilayah Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Adapun batas Desa Tegalrejo adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara berbatasan dengan
: Desa Kaliwaru
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan : Desa Kalitelon c. Sebelah Barat berbatasan dengan
: Desa Tarumulyo
d. Sebelah Timur berbatasan dengan : Desa Sruwen Secara administratif Desa Tegalrejo dibagi menjadi 6 Dusun dengan 12 Rukun Warga (RW) dan 24 Rukun Tetangga (RT). Mengenai jarak arbitrase atau jarak dari pusat pemerintahan sebagai berikut: a. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan 2 km b. Jarak dari pemerintahan kabupaten 38 km c. Jarak dari pusat pemerintahan provinsi 46 km Luas wilayah Desa Tegalrejo 216 ha, yang terdiri dari pertanahan, sebagai berikut: a. Tegalan 130 ha b. Pemukiman 50 ha c. Pertokoan 27 ha
41
42
d. Makam 6 ha e. Tanah lapang 3 ha 2. Keadaan penduduk Dilihat dari segi jumlahnya wilayah Desa Tegalrejo mempunyai jumlah besar yaitu 2947 jiwa. Untuk lebih jelasnya dan lebih rinci dapat diklasifikasikan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin,dengan tabel: TABEL I PENDUDUK BERDASAR JENIS KELAMIN No
Jenis kelamin
Jumlah
1
Laki-laki
1496
2
Perempuan
1451 2947
Jumlah
Masyarakat Tegalrejo yang berjumlah 2947 jiwa mayoritas beragama Islam, untuk lebih jelasnya dilihat tabel sebagai berikut: TABEL II PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA No
Agama
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1489
1444
2933
1.
Islam
2.
Kristen katolik
2
4
6
3.
Kristen protestan
5
3
8
4.
Budha
-
-
-
5.
Hindu
-
-
-
1496
1451
2947
Jumlah
Adapun komposisi penduduk menurut tingkat usia dan tingkat pendidikan diDesa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2009 sebagai berikut:
43
TABEL III KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT USIA No
Kelompok umur
Laki-laki
Perempuan Jumlah
1.
0< 1
19
18
37
2.
1> 5
111
11
222
3.
6-10
117
120
237
4.
11-15
120
114
234
5.
16-20
116
108
224
6.
21-25
115
106
221
7.
26-30
114
104
218
8.
31-40
208
210
418
9.
41-50
202
201
403
10.
51-60
187
180
367
11
60 keatas
187
179
366
1496
1451
2947
Jumlah
TABEL IV KOMPOSISI PENDUDUK BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN No.
Keterangan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
Tidak sekolah
117
107
224
2.
TK/play group
28
27
55
3.
Belum tamat SD
156
150
306
4.
Tidak tamat SD
153
176
329
5.
Tamat SD
681
716
1397
6.
Tamat SLTP
159
124
283
7.
Tamat SLTA
145
102
247
8.
Tamat akademi/Diploma
31
28
59
9.
Sarjana keatas
28
21
47
1496
1451
2947
Jumlah
44
3. Keadaan sosial budaya Manusia pada dasarnya hidup dan berkembang karena ada interaksi dan komunikasi antara sesama dan didukung keberadaan alam sekitarnya. Secara pribadi manusia tidak mampu memenuhi kebutuhan sendiri, sehingga manusia memerlukan asosiasi dengan orang lain. Dalam aspek sosial budaya dapat dilihat dari segi keagamaan dan adat istiadat untuk mengetahui sejauh mana sosial budaya desa Tegalrejo dilihat dari berbagai segi yaitu: a. Keagamaan Berkaitan dengan sosial budaya, desa Tegalrejo masih tidak tertinggal dengan daerah lain, hal ini dapat dilihat dari peran masyarakat dalam menghidupkan kegiatan-kegiatan keagamaan yaitu: 1) Kelompok yasinan
: 13 kelompok
2) Kelompok mujahadah : 6 kelompok 3) Kelompok berjanjen : 20 kelompok 4) Kelompok pengajian : 10 kelompok b. Adat istiadat Masyarakat Desa Tegalrejo masih berpegang teguh pada prinsip
keagamaan,
kegotong
royongan
musyawarah,
keramahtamahan, serta saling menghormati antara warga masyarakat. Hal ini terlihat dalam acara kelahiran, kematian, walimahan, kerja bakti.
45
4. Keadaan sosial dan ekonomi Berikut ini akan disampaikan keadaan penduduk berdasarkan mata pencaharian. TABEL V MATA PENCAHARIAN PENDUDUK TAHUN 2009 No.
Jenis pekerjaan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1.
PNS
64
62
126
2.
TNI
12
-
12
3.
POLRI
5
4
9
4.
Pegawai swasta
44
35
79
5.
Pensiunan
19
21
40
6.
Pengusaha
19
18
37
7.
Buruh bangunan
174
168
342
8.
Buruh industri
120
117
237
9.
Buruh tani
18
23
41
10.
Petani
738
758
1496
11.
Peternakan
6
8
14
12.
Lain-lain
283
231
514
1496
1451
2947
Jumlah
5. Sarana diDesa Tegalrejo Tempat Ibadah, fasilitas pendidikan, komunikasi, kesehatan dan fasilitas lain, sebagai berikut :
46
a. Tempat ibadah dan fasilitas pendidikan TABEL VI SARANA DAN PRASARANA No. 1.
Keterangan
Jumlah
Tempat ibadah -Masjid
6
-Mushola
16
-Gereja 2.
-
Fasilitas pendidikan TK
1
SD
2
MI
1
b. Komunikasi Jaringan komunikasi lewat telepon sudah sampai diDesa Tegalrejo, sarana komunikasi lancar sebagian besar penduduk sudah memakai Telepon seluler dan telepon rumah, bahkan sudah ada warnet dan wartel. c. Kesehatan Sarana kesehatan didesa tegalrejo yaitu poliklinik desa yang terletak diDusun Kalisoko kidul dan bidan selalu siaga. d. Fasilitas lain Didesa tegalrejo wilayah bagian timur karena dekat dengan jalan raya arah Solo-Semarang jadi banyak warung, konter dan terdapat Bank BRI.
47
6. Keadaan pemerintahan Desa Desa Tegalrejo dalam usaha merelisasikan program pembangunan yang telah ditetapkan dan dipimpin oleh seorang Kepala Desa dan beberapa staf pembantu berikut penulis akan melapokan nama dan jabatanya: a. Kepala Desa
: Slamet
b. Sekertaris desa
: Giyarto
c. Kaur pemerintahan
: Minarto
d. Kaur pembangunan : Sutirto Adapun
struktur
organisasi
pemerintahan
Desa
Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang, sebagai berikut:
Tegalejo
48
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA PEMERINTAHAN DESA TEGALREJO KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 KEPALA DESA SLAMET SEKRETARIS DESA GIYARTO
KEPALA BAGIAN KEUANGAN MARSITI
KAUR PEMERINTAHAN MINARTO
KEPALA DSN TEGALREJO M. JAMZURI
KEPALA DSN NGRESEP JUBAEDI
KAUR PEMBANGUNAN SUTIRTO
KEPALA DSN KALISOKO LOR SUGIYANTO
KEPALA SEKSI UMUM SUDARMI
KAUR KESRA -
KEPALA DSN KALISOKO KIDUL SUNARNO
KEPALA DSN TLATAR SUDIRJO
KEPALA DSN DOSOWARUNG HARYANTO 48
49
B. Penyajian Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai pengaruh keaktifan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2009. Untuk itu penulis mendistribusikan angket yang berisi 20 item penyataan tentang kedua variabel tersebut kepada responden, 10 item soal berisi pertanyaan keaktifan shalat berjamaah dan 10 item berisi perilaku sosial. 1. Daftar responden Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama yang dijadikan objek penelitian adalah jamaah yang aktif mengikuti shalat berjamaah dimasjid Al-Istikbar Desa Tegalrejo, Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2009. Untuk lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : TABEL VII DAFTAR NAMA RESPONDEN No
Nama Responden
Jenis Kelamin L
P
Umur
1
Abdurrahman
L
-
60
2
Arifin
L
-
40
3
Ashuri
L
-
65
4
Dennis Ossy
-
P
18
5
Dwi Ratnasari
-
P
16
6
Dyah Ediyati
-
P
38
7
Erlina Novitasari
-
P
18
8
Erwiyati
-
P
45
50
No
Nama Responden
Jenis Kelamin L
P
Umur
9
Hisyam
L
-
80
10
Imam Kurmaini
L
-
60
11
Irul
L
-
31
12
Isnina Hasni
-
P
16
13
Kamto
L
-
47
14
Karsno
L
-
30
15
Khamdanah
-
P
70
16
Martinah
-
P
48
17
Muh Khazin
L
-
70
18
Muji
-
P
29
19
Mulyanto
L
-
18
20
Munadziroh
P
-
45
21
Na’imah
-
P
50
22
Ngatini
-
P
37
23
Patimin
L
-
40
24
Rofik
L
-
28
25
Rukini
-
P
48
26
Sabil
-
P
70
27
Siti Maesaroh
-
P
75
28
Slamet
L
-
48
29
Sri
-
P
27
30
Suhirman
L
-
45
31
Sujono
L
-
27
32
Sularsih
-
P
36
33
Sumini
-
P
50
34
Sutiah
-
P
45
35
Suwandi
L
-
49
36
Syaifudin
L
-
47
37
Tanto
L
-
35
38
Turchamur
L
-
38
51
No
Jenis Kelamin
Nama Responden
L
P
Umur
39
Uliyah
-
P
18
40
Widhayanti
-
P
25
2. Data tentang jawaban angket tentang keaktifan shalat berjamaah Adapun hasil penyebaran angket tentang keaktifan shalat berjamaah dapat dilihat dari tabel sebagai berikut : TABEL VIII DAFTAR JAWABAN ANGKET KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH No
No
No. Item
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
001
A
B
A
C
A
A
A
B
B
A
2
002
A
C
A
B
B
A
A
A
A
A
3
003
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
4
004
A
B
A
A
A
A
A
B
B
A
5
005
A
C
A
C
B
A
A
A
A
B
6
006
A
A
A
B
A
A
A
B
B
B
7
007
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
8
008
A
A
B
A
A
A
A
B
A
A
9
009
A
B
A
B
A
B
A
A
B
A
10
010
A
C
A
A
B
A
A
A
A
B
11
011
A
B
B
B
A
A
A
A
A
A
12
012
B
C
B
C
B
B
A
A
C
A
13
013
A
B
A
A
B
B
B
A
C
A
14
014
A
A
A
A
A
A
A
B
A
A
15
015
A
B
A
B
A
A
A
A
B
A
16
016
B
B
B
A
B
A
A
C
C
C
52
No
No
No. Item
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
17
017
A
B
A
B
A
A
A
A
B
A
18
018
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
19
019
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
20
020
A
B
A
B
A
B
A
A
A
A
21
021
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
22
022
A
A
A
C
A
A
A
A
A
A
23
023
A
B
A
B
A
B
A
A
A
A
24
024
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
25
025
A
C
B
C
C
A
A
A
A
A
26
026
A
B
A
B
A
B
A
A
A
A
27
027
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
28
028
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
29
029
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
30
030
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
31
031
A
B
B
B
B
B
A
A
B
B
32
032
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
33
033
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
34
034
A
B
A
A
A
A
A
A
A
A
035
035
A
C
A
B
B
A
A
B
B
B
036
036
A
B
A
B
A
A
A
A
A
A
037
037
B
C
A
C
A
B
A
B
B
B
038
038
A
C
A
B
A
A
A
A
A
A
039
039
A
C
A
A
B
A
A
A
A
A
040
040
B
C
B
C
B
A
B
A
C
A
53
3. Data tentang jawaban angket perilaku sosial Adapun hasil penyebaran angket tentang perilaku sosial dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : TABEL IX DAFTAR JAWABAN ANGKET PERILAKU SOSIAL No
No. Item
No Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
001
B
B
A
B
A
A
B
B
B
A
2
002
A
A
A
A
B
B
C
B
B
A
3
003
B
A
A
B
A
A
B
B
A
A
4
004
A
B
A
A
A
A
B
B
B
A
5
005
B
A
B
A
A
C
A
A
A
A
6
006
A
B
A
A
B
A
A
B
A
A
7
007
A
B
B
B
B
A
C
A
A
A
8
008
A
A
B
A
A
A
A
B
A
A
9
009
B
B
A
A
B
A
B
A
B
B
10
010
B
A
B
A
A
B
A
A
A
B
11
011
A
A
A
B
A
A
B
B
A
A
12
012
C
B
A
B
A
A
B
B
B
A
13
013
A
B
B
B
B
B
B
A
A
A
14
014
B
A
A
B
B
A
B
A
B
A
15
015
A
A
B
A
A
A
A
A
A
A
16
016
A
B
A
C
B
B
C
B
C
B
17
017
B
A
A
B
A
A
A
A
A
B
18
018
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
19
019
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
20
020
A
A
B
B
B
B
A
A
A
A
21
021
B
B
A
B
B
A
B
B
B
A
54
No
No
No. Item
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
22
022
A
A
A
A
A
A
C
B
A
A
23
023
A
A
B
B
B
B
B
A
B
A
24
024
A
A
B
B
B
A
A
B
A
B
25
025
A
A
A
A
A
A
C
A
A
A
26
026
A
A
B
B
A
A
A
A
A
A
27
027
A
B
C
A
C
B
C
A
B
C
28
028
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
29
029
B
B
A
B
B
A
A
B
A
B
30
030
B
A
A
A
A
A
B
A
A
A
31
031
A
A
A
A
A
A
B
A
A
A
32
032
A
A
A
A
B
B
B
A
B
A
33
033
A
A
A
B
A
A
A
A
A
A
34
034
B
B
A
B
B
A
B
B
B
A
035
035
B
A
A
A
C
B
C
B
B
B
036
036
A
A
A
B
A
A
A
B
A
A
037
037
B
A
B
C
C
B
C
B
B
A
038
038
A
A
A
B
A
A
A
B
A
A
039
039
B
A
A
A
B
B
C
B
A
A
040
040
B
B
C
B
B
C
B
B
B
A
BAB IV ANALISIS DATA
Seluruh data dari hasil penelitian dari penyebaran angket dapat terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah mengklasifikasikan data tersebut sesuai dengan proposinya masing-masing yang mengacu pada tujuan penelitian, yaitu sebagaimana tercatat di bawah ini: 1. Untuk mengetahui keaktifan shalat berjamaah pada jamaah masjid Al-Istikbar. 2. Untuk mengetahui perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar. 3. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan shalat jamaah terhadap perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar Berdasarkan dari ketiga tujuan penelitian di atas maka penulis menganalisis dari tujuan pertama dan kedua menggunakan rumus prosentase sebagai berikut :
P=
F × 100% N
Keterangan: P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah responden Sedangkan
untuk
mengetahui
dari
menggunakan rumus product moment, yaitu:
55
tujuan
yang
ketiga,
penulis
56
rxy =
{NΣX
NΣXY − (ΣX )(ΣY ) 2
}{
− (ΣX ) NΣY 2 − (ΣY ) 2
2
}
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi variabel X dan variabel Y XY: jumlah hasil kali variabel X dengan Y ΣX : jumlah nilai variabel X ΣY : jumlah nilai variabel Y
N : jumlah subyek yang diteliti
A. Analisis Data Keaktifan Shalat Berjamaah
Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi jawaban dari angket 2. Memprosentasikan jawaban 3. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden TABEL X DAFTAR NILAI TENTANG DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH No
No
Jawaban
Nilai
Total
Nominasi
1
25
B
4
1
26
A
24
4
0
28
A
0
21
6
0
27
A
2
2
18
4
2
24
B
6
4
0
18
8
0
26
A
9
1
0
27
2
0
29
A
Responden
A
B
C
3
2
1
1
001
6
3
1
18
6
2
002
7
2
1
21
3
003
8
2
0
4
004
7
3
5
005
6
6
006
7
007
57
No
Jawaban
Nilai
Total
Nominasi
0
28
A
8
0
26
A
21
4
1
26
A
0
21
6
0
27
A
4
3
9
8
3
20
C
5
4
1
15
8
1
24
B
014
9
1
0
27
2
0
29
A
15
015
7
3
0
21
6
0
27
A
16
016
3
4
3
9
8
3
20
C
17
017
7
3
0
21
6
0
27
A
18
018
8
2
0
24
4
0
28
A
19
019
9
1
0
27
2
0
29
A
20
020
7
3
0
21
6
0
27
A
21
021
8
2
0
24
4
0
28
A
22
022
9
0
1
27
0
1
28
A
23
023
7
3
0
21
6
0
27
A
24
024
8
2
0
24
4
0
28
A
25
025
6
1
3
18
2
3
23
B
26
026
7
3
0
21
6
0
27
A
27
027
9
1
0
27
2
0
29
A
28
028
9
1
0
27
2
0
29
A
29
029
9
1
0
27
2
0
29
A
30
030
9
1
0
27
2
0
29
A
31
031
3
7
0
9
14
0
23
B
32
032
9
1
0
27
2
0
29
A
33
033
8
2
0
24
4
0
28
A
34
034
9
1
0
27
2
0
29
A
35
035
3
6
1
9
12
1
22
C
No
Responden
A
B
C
3
2
1
8
008
8
2
0
24
4
9
009
6
4
0
18
10
010
7
2
1
11
011
7
3
12
012
3
13
013
14
58
No
No
Jawaban
Nilai
Total
Nominasi
0
28
A
12
2
20
C
24
2
1
27
A
1
24
2
1
27
A
3
9
8
3
20
C
Responden
A
B
C
3
2
1
36
036
8
2
0
24
4
37
037
2
6
2
6
38
038
8
1
1
39
039
8
1
40
040
3
4
Σ
1053
Dari data di atas dapat di cari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus :
i=
Xt − Xr + 1 Ki
Keterangan : i
: Interval
xt
: Nilai tertinggi
xr
: Nilai terendah
ki
: Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
Dari data hasil angket keaktifan shalat berjamaah, diperoleh nilai tertinggi adalah 29, dan nilai terendah adalah 20. Dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas maka dapat diketahui inteval kelasnya, yaitu: i=
29 − 20 + 1 3
i=
10 = 3.33 3 Jadi jelas bahwa variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi,
sedang, rendah sebagai berikut :
59
1. Untuk kategori tinggi dengan A mendapat nilai 26 – 29 2. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 23 – 25 3. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 20 – 22
TABEL XI DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN TINGKAT KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH No
Keaktifan shalat berjamaah
Interval Frekuensi
1
Tinggi
26 – 29
30
2
Sedang
23 – 25
5
3
Rendah
20 – 22
5 40
Kemudian dicari prosentasi tentang tingkat keaktifan shalat berjamaah. Hal ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : P=
F × 100% N
1. Untuk kategori tinggi tentang keaktifan shalat berjamaah ada 30 responden: P=
30 X 100% = 75% 40
2. Untuk kategori sedang tentang keaktifan shalat berjamaah ada 5 responden: P=
5 X 100% = 12,5 % 40
3. Untuk kategori rendah tentang keaktifan shalat berjamaah ada 5 responden:
60
P=
5 X 100% = 12,5 % 40
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekunsi tingkat keaktifan shalat berjamaah.
TABEL XII PROSENTASE DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN TINGKAT KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH No
Keaktifan shalat berjamaah
Interval Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
26 – 29
30
75 %
2
Sedang
23 – 25
5
12,5 %
3
Rendah
20 – 22
5
12,5 %
40
100 %
Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan shalat berjamaah pada jamaah masjid al-istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten semarang Tahun 2009 adalah 75 % keaktifan Tinggi, 12,5 % untuk keaktifan Sedang, dan 12,5 % untuk keaktifan rendah.
B. Analisis Data Perilaku Sosial Untuk mengetahui tentang perilaku sosial. Adapun langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel distribusi frekuensi tentang perilaku sosial 2. Memprosentasikan jawaban 3. Menginterprestasikan hasil prosentase jawaban responden
61
TABEL XIII DAFTAR NILAI TENTANG DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG PERILAKU SOSIAL No
Jawaban
Nilai
Total
Nominasi
0
24
B
8
1
24
B
18
8
0
26
B
0
18
8
0
26
B
2
1
21
4
1
26
B
7
3
0
21
6
0
27
A
007
5
4
1
15
8
1
24
B
8
008
8
2
0
24
4
0
28
A
9
009
4
6
0
12
12
0
24
B
10
010
6
4
0
18
8
0
26
B
11
011
7
3
0
21
6
0
27
A
12
012
4
5
1
12
10
1
23
B
13
013
4
6
0
12
12
0
24
B
14
014
5
5
0
15
10
0
25
B
15
015
9
1
0
27
2
0
29
A
16
016
2
5
3
6
10
3
19
C
17
017
7
3
0
21
6
0
27
A
18
018
9
1
0
27
2
0
29
A
19
019
9
1
0
27
2
0
29
A
20
020
6
4
0
18
8
0
26
B
21
021
3
7
0
9
14
0
23
B
22
022
8
1
1
24
2
1
27
A
23
023
4
6
0
12
12
0
24
B
24
024
5
5
0
15
10
0
25
B
25
025
9
0
1
27
0
1
28
A
No
Responden
A
B
C
3
2
1
1
001
4
6
0
12
12
2
002
5
4
1
15
3
003
6
4
0
4
004
6
4
5
005
7
6
006
7
62
No
Jawaban
Nilai
Total
Nominasi
0
28
A
6
4
19
C
27
2
0
29
A
0
12
12
0
24
B
2
0
24
4
0
28
A
9
1
0
27
2
0
29
A
032
6
4
0
18
8
0
26
B
33
033
9
1
0
27
2
0
29
A
34
034
3
7
0
9
14
0
23
B
35
035
3
5
2
9
10
2
21
C
36
036
8
2
0
24
4
0
28
A
37
037
2
5
3
6
10
3
19
C
38
038
8
2
0
24
4
0
28
A
39
039
5
4
1
15
8
1
24
B
40
040
1
7
2
3
14
2
19
C
No
Responden
A
B
C
3
2
1
26
026
8
2
0
24
4
27
027
3
3
4
9
28
028
9
1
0
29
029
4
6
30
030
8
31
031
32
Σ
1008
Dari data di atas dapat di cari skor tertinggi dan terendah kemudian dicari intervalnya dengan menggunakan rumus : i=
Xt − Xr + 1 Ki
Keterangan : i
: Interval
xt
: Nilai tertinggi
xr
: Nilai terendah
ki
: Kelas interval (tinggi, sedang, rendah)
63
Dari data hasil angket perilaku sosial, diperoleh nilai tertinggi adalah 29, dan nilai terendah adalah 19. Dengan menggolongkan data tersebut ke dalam 3 kelas maka dapat diketahui inteval kelasnya, yaitu: i=
29 − 19 + 1 3
i=
.11 = 3,66 3
Dibulatkan : 4 Jadi jelas bahwa pada variabel ini dapat dikategorikan variasi tinggi, sedang, rendah sebagai berikut : 1. Untuk kategori tinggi dengan jawaban A mendapat nilai 27 - 30 2. Untuk kategori sedang dengan jawaban B mendapat nilai 23 - 26 3. Untuk kategori rendah dengan jawaban C mendapat nilai 19 – 22
TABEL XIV DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN TINGKAT PERILAKU SOSIAL No
Perilaku sosial
Interval Frekuensi
1
Tinggi
27 – 30
16
2
Sedang
23 – 26
19
3
Rendah
19 – 22
5 40
Kemudian dicari prosentasi frekuensi perilaku sosial. Hal ini menggunakan rumus prosentase sebagai berikut : P=
F × 100% N
1. Untuk kategori tinggi tentang perilaku sosial antara ada 16 responden :
64
P=
16 X 100% = 40 % 40
2. Untuk kategori sedang tentang perilaku sosial ada 19 responden :
P=
19 X 100% = 47,5 % 40
3. Untuk kategori rendah tentang perilaku sosial ada 5 responden:
P=
5 X 100% = 12,5 % 40
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi tentang perilaku sosial.
TABEL XV PROSENTASE DISTRIBUSI FREKUENSI JAWABAN TINGKAT PERILAKU SOSIAL No
Perilaku sosial
Interval Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
27 – 30
16
40 %
2
Sedang
23 – 26
19
47,5 %
3
Rendah
19 – 22
5
12,5 %
40
100 %
Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku sosial pada jamaah masjid al-istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2009 adalah 40 % perilaku sosial Tinggi, 47,5 % untuk perilaku sosial Sedang, dan 12,5 % untuk perilaku sosial rendah.
C. Analisis Data Pengaruh Antara Keaktifan Shalat Berjamaah Terhadap Perilaku Sosial Analisis ketiga untuk menjawab pertanyaan atau untuk mengetahui tujuan yang ketiga untuk mengetahui adakah pengaruh antara keaktifan shalat
65
berjamaah dengan perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Maka untuk mengetahui tujuan tersebut penulis menggunakan rumus statistik korelasi product moment angka kasar dengan langkah sebagai berikut: 1. Membuat tabel persiapan untuk mencari keaktifan shalat berjamaah dengan perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. 2. Mencari X, Y, X2, Y2 dan XY dengan cara mengalikannya. 3. Memasukkan nilai X dan Y yang sudah ada kedalam rumus korelasi
product moment. TABEL XVI PERSIAPAN UNTUK MENCARI KORELASI ANTARA KEAKTIFAN SHALAT BERJAMAAH DENGAN PERILAKU SOSIAL No
X
Y
X2
Y2
XY
1
25
24
625
576
600
2
26
24
676
576
624
3
28
26
784
676
728
4
27
26
729
676
702
5
24
26
576
676
624
6
26
27
676
729
702
7
29
24
841
576
696
8
28
28
784
784
784
9
26
24
676
576
624
10
26
26
676
676
676
11
27
27
729
729
729
Responden
66
No
X
Y
X2
Y2
XY
12
20
23
400
529
460
13
24
24
576
576
576
14
29
25
841
625
725
15
27
29
729
841
783
16
20
19
400
361
380
17
27
27
729
729
729
18
28
29
784
841
812
19
29
29
841
841
841
20
27
26
729
676
702
21
28
23
784
529
644
22
28
27
784
729
756
23
27
24
729
576
648
24
28
25
784
625
700
25
23
28
529
784
644
26
27
28
729
784
756
27
29
19
841
361
551
28
29
29
841
841
841
29
29
24
841
576
696
30
29
28
841
784
812
31
23
29
529
841
667
32
29
26
841
676
754
33
28
29
784
841
812
34
29
23
841
529
667
35
22
21
484
441
462
36
28
28
784
784
784
37
20
19
400
361
380
38
27
28
729
784
756
39
27
24
729
576
648
Responden
67
No
X
Y
X2
Y2
XY
40
20
19
400
361
380
Σ
1053
1014
28025
26052
26855
Responden
Diketahui : N
= 40
∑X
= 1053
∑Y
= 1014
∑X2
= 28025
∑Y2
= 26052
XY
= 26855
Selanjutnya dimasukkan dalam rumus product moment sebagai berikut:
rxy =
=
{NΣX
NΣXY − (ΣX )(ΣY ) 2
}{
− (ΣX ) NΣY 2 − (ΣY ) 2
2
}
40 × 26717 − (1053)(1014)
{40 × 28025 − (1053) }{40 × 26052 − (1014) } 2
=
1074200 − 1067742 {1121000 − 1108809}{1042080 − 1028196}
=
6458 (12191)(13884)
=
6458 169259844
=
6458 13009 .99
= 0.496
2
68
Setelah r (koefisien korelasi) dari kedua variabel X dan Y di ketahui, maka untuk mengetahui dapat tidaknya hipotesis di terima harus dikonsultasikan nilai rxy hasil dari perhitungan dengan nilai r yang terdapat dalam tabel nilai r product moment sehingga dapat diketahui bahwa rhitung dengan rtabel signifikan atau tidak. Hal ini dikarenakan bila rhitung sama dengan atau lebih besar dari rtabel 5% atau 1 %, maka dikatakan signifikan. Sesuai dengan data responden sebanyak 40 responden maka dapat dilihat dalam tabel nilai-nilai r product
moment adalah pada taraf 1 % = 0,403. Sehingga diperoleh perbandingan berdasar tabel nilai yang diperoleh ialah : 0,496 > 0,403 pada taraf signifikan 1 %. Dari analisis data tersebut maka hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi "adakah pengaruh positif antara keaktifan shalat berjamaah dengan perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang" sehingga hipotesis yang penulis ajukan diterima. Dengan kata lain ada pengaruh positif antara keaktifan shalat berjamaah dengan perilaku sosial pada jamaah masjid al-istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2009. Artinya Semakin tinggi keaktifan shalat berjamaah maka semakin tinggi pula perilaku sosialnya.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil pembahasan dan analisis data yang terkumpul tentang pengaruh keaktifan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2009, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Keaktifan shalat berjamaah pada jamaah masjid Al-Istikbar: Kategori tinggi dari keaktifan shalat berjamaah, dinyatakan dengan 30 responden (75%), sedangkan kategori sedang berjumlah 5 responden (12,5%) dan kategori rendah berjumlah 5 responden (12,5%) sehingga mayoritas adalah kategori tinggi. 2. Perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar: Kategori tinggi dari perilaku sosial, dinyatakan dengan 16 responden (40%), sedangkan kategori sedang berjumlah 19 responden (47,5%) dan kategori rendah berjumlah 5 responden (12,5%) sehingga mayoritas adalah kategori sedang. 3. Pengaruh keaktifan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial pada jamaah masjid Al-Istikbar: Dari hasil penelitian yang telah dianalisis secara statistik diperoleh hasil akhir yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif keaktifan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial pada jamaah masjid al-istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun 2009 dapat penulis simpulkan bahwa hipotesis diterima kebenarannya. Hal ini terbukti dengan koefisien korelasi product moment,
69
70
hasil penelitian rhasilnya 0,496. berada diatas r tabel pada taraf signifikansi 1 % = 0,403 dengan N = 40 Dengan demikian hipotesis yang telah penulis ajukan dapat diterima, bahwa ada pengaruh positif antara keaktifan shalat berjamaah terhadap perilaku sosial pada jamaah masjid al-istikbar Desa Tegalrejo Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2009. Artinya Semakin tinggi keaktifan shalat berjamaah maka perilaku sosialnya semakin tinggi pula . B. Saran-Saran Sehubungan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan, kiranya penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi masyarakat : a. Pada hakekatnya shalat berjama’ah secara teoritis mudah untuk dikaji, namun untuk mendirikan dan menjaga kerajinannya tidaklah mudah dan banyak kendala. Untuk itu, penulis mengharapkan kepada para jamaah untuk istiqomah dalam mengaplikasikan shalat berjamaah dalam kehidupan sehari-hari. b. Pada kehidupan modern cenderung memiliki sikap individual, penulis mengharapkan agar para jamaah mengantisipasi dengan jalan terus berjamaah dan menjadi pelopor gerakan cinta shalat berjama’ah dan menjadi pelopor nilai-nilai sosial dalam shalat berjamaah.
71
c. Dengan adanya shalat berjamaah, diharapkan dapat membina kerukunan antar masyarakat dan dapat menciptakan masyarakat yang religius serta berperilaku sosial tinggi antar sesama. 2. Bagi pemuka agama : a. Pemuka agama adalah suri tauladan bagi masyarakat, mendasarkan hal tersebut penulis mengharap agar memberikan contoh untuk secara aktif melaksanakan shalat berjamaah sebagai bagian hidup yang tidak terpisahkan oleh umat Islam. b. Mengajak masyarakat untuk melaksanakan shalat berjamaah bagi yang belum melaksanakan dan yang telah aktif melaksanakan supaya tetap mempertahankan. C. Penutup Dengan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas terselesainya penulisan skripsi ini. Shalawat beriring salam kepada Rosulullah Muhammad SAW yang menjadi tauladan sekaligus mampu mengubah dan membentuk umat menuju ahlak yang mulia. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesaikanya penulisan skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini terdapat kekurangan, hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan penulis. Penulis mengharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
72
perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umunya. Atas perhatian dan partisipasi dari pembaca, penulis ucapkan terima kasih.
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
DAFTAR PUSTAKA Abi Abdurrahman Ahmad bin Syuaib An Nasa’i, As Sunan Al-kubro, darul kitub ilmiyah. Beirut Libanon, 1991 Abdul Khoir, Ihsan, Keutamaan shalat berjamaah, Media, Solo, 2009. Achmadi,Abu, Psycologi social, Surabaya, Rapi, Surabaya, 1975. Arifin, Bey dkk, Terjemahan Sunan Abu Daud jilid I, Syi Syifa’, Semarang, 1992 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta, 1998. Fadhl Alaih, Aqwam, Kenapa harus shalat berjamaah?, Media Profertika, Solo, 2008. Fahrurozy, Moh., Kunci Ibadah, Pustaka Imani, Jakarta, 1999 Hadi, Sutrisno, Statistik Jilid II, yayasan penerbitan fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1977 Hamidi, Zainudin, dkk, Terjemahan Shahih Bukhari jilid I-II, Widjaya, Jakarta, 1983 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1994 M S Khalil, Tata Cara Shalat Nabi, ,Izzan Pustaka, Bantul, 2006. Muhsin, Qira’ati, Pancaran Cahaya Shalat, Pustaka Hidayah, Bandung,1996. Muhyidin, Asep dan Asep Salahudin, Shalat Bukan Sekedar Ritual, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2006. Nurkholis, Mujiyo, Meraih Pahala 27 Derajat, Al-Bayan, Bandung, 1995. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka , Jakarta, 2006 Sidik, Tono dkk , Ibadah dan Ahlak Dalam Islam, UII Press Indonesia, Yogyakarta,1998 Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1994. Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan pendidikan, Andi Offset, Yogyakarta, 1995.
Walgito, Bimo, Psikologi Social, Andi Offset, Yogyakarta, 1994. Zakialdin, Hafidz, Ringkasan Shahih Muslim, Mizan, 2002 Zuhri, Moh, Terjemahan Sunan At-Tirmizi jilid I, Asyi Syifa’, Semarang, 1992
RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: CHURUN IN
2. Tempat dan Tanggal lahir
: Kab. Semarang, 22 Desember 1987
3. Jenis kelamin
: Perempuan
4. Warga Negara
: Indonesia
5. Agama
: Islam
6. Alamat
: Tegalrejo, Kec.Tengaran, Kab.semarang
7. Riwayat pendidikan: a. SD Negeri Sruwen I lulus tahun 1999 b. SLTP Negeri 2 Tengaran lulus tahun 2002 c. MAN I Salatiga lulus tahun 2005 d. D2 STAIN Salatiga lulus tahun 2007 e. S1 STAIN Salatiga lulus tahun 2010 Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Tegalrejo, 07 Januari 2010 Penulis
Churun In NIM : 121 07 024