KOMPARASI MOTIVASI BELAJAR ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI MATA UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PADA SISWA KELAS XII SMA N 2 BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
OLEH :
IMROATUSH SHOLIHAH NIM : 121 07 055 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012
KEMENTRIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2011 Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706. 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.co.id. E-mail :
[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING Lamp : 4 Eksemplar Hal
Salatiga, 30 November 2011
: Pengajuan Naskah Skripsi Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum wr.wb. Bersama ini kami kirimkan naskah skripsi mahasiswa: Nama : IMROATUSH SHOLIHAH NIM : 121 07 055 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul : KOMPARASI MOTIVASI BELAJAR ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI MATA UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PADA SISWA KELAS XII SMA N 2 BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012. Untuk diujikan dalam sidang munaqasyah skripsi. Demikian untuk menjadikan periksa. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
ii
SKRIPSI KOMPARASI MOTIVASI BELAJAR ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI MATA UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PADA SISWA KELAS XII SMA N 2 BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012 DISUSUN OLEH IMROATUSH SHOLIHAH NIM : 121 07 055 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Kependidikan Islam, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 25 Januari 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji I Penguji II Penguji III
: Suwardi, M.Pd NIP : 19670121 199903 1 002 : Benny Ridwan, M.Hum NIP : 19730520 199903 1 002 : Dra. S. Marfu’ah M.Pd NIP : 150 091 103 : Drs. Djoko Sutopo NIP : 19560603 198703 1 002 : Drs. Bahroni, M.Pd NIP : 19640818 199403 1 004
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Imroatush Sholihah
NIM
: 121 07 055
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirajuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 30 November 2011 Yang menyatakan
IMROATUSH SHOLIHAH
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
َْس ابت س ابتََْ او ا َ َف َُ َلاَيُك ِّال ْ اللَُ ان ْفساََإِّ َلاَ ُو علا ْي اهاَ اماَا ْكت ا ا سعا اهاَلا اهاَ اماَ اك ا Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya (Q. S. Al-Baqarah : 286).
PERSEMBAHAN Skripsi ini aku persembahkan kepada : Bapak (Muh hata) dan Ibu (Hartini) yang selalu memberikan dukungan secara moral, material maupun spiritual. Kakakku (Kak Roni) yang selalu memberikan spirit dan motivasi untuk terus belajar. Sahabat tercintaku (Asa) yang selalu menemaniku. Adikku (Saiful, Miswa dan Adi) yang selalu ku sayangi. Sahabat seperjuangan PAI B’07 (Aan, Rahayu, Dwi, Aliyah) dan yang lainnya yang tidak penulis sebutkan satu persatu.
v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap alhamdulillah, sebagai rasa syukur atas limpahan rahmat serta hidayah yang telah diberikan Allah S.W.T sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi yang berjudul “KOMPARASI MOTIVASI BELAJAR ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI MATA UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PADA SISWA KELAS XII SMA N 2 BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012” ini dimaksudkan untuk memenuhi kewajiban dan melengkapi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam. Penulis sadar bahwa kemampuan yang penulis miliki sangatlah terbatas sehingga dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah membantu terselesainya skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag. Selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Suwardi, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam. 4. Drs. Bahroni, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan penuh perhatian telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan serta bimbingan sejak awal penulisan skripsi ini sampai dapat terselesaikan.
vi
5. Drs. Sarono, selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Boyolali yang telah memberikan izin serta bantuan kepada penulis dalam mengumpulkan data sehingga skripsi ihi dapat penulis selesaikan. 6. Bapak, Ibu, kakak dan adikku tercinta yang telah memberikan spirit serta motivasi baik berupa moril maupun materiil serta doa restunya. 7. Segenap dosen dan karyawan STAIN Salatiga yang selama ini telah memberikan ilmunya. 8. Bapak dan ibu guru SMA N 2 Boyolali yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. 9. Sahabat seperjuangan PAI B 2007 yang telah memberikan semangat kepada penulis serta teman-teman mahasiswa angkatan 2007. Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan dunia pendidikan.
Salatiga, 30 November 2011
Penulis
vii
ABSTRAK Sholihah, Imroatush, 2012. Komparasi Motivasi Belajar Antara Sebelum dan Sesudah Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional pada Siswa Kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs.Bahroni, M.Pd. Kata Kunci : Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional. Penelitian ini merupakan upaya untuk membuktikan adanya perbedaan motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012”. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012?, (2) Bagaimana motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012?, (3) Apakah ada perbedaan motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012?. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012, (2) Mengetahui motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012, (3) Mengetahui perbedaan motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan komparasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 190 siswa dan sampel yang digunakan adalah 48 siswa, sehingga teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah area random sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket dan metode dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Tingkat motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012 yang berada dalam kategori tinggi mencapai 52,08%, dan
viii
kategori sedang mencapai 47,92%, (2) Tingkat motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012 yang berada dalam kategori tinggi mencapai 95,83%, dan kategori sedang mencapai 4,17%, (3) ada perbedaan motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012 dibuktikan dengan thitung (9,17) lebih besar dari pada ttabel pada taraf signifikansi 5% (2,021), sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi ABSTRAK ....................................................................................................... viii DAFTAR ISI .................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................. 4 D. Hipotesis Penelitian ............................................................... 5 E. Manfaat Hasil Penelitian ....................................................... 5 F. Definisi Operasional .............................................................. 6
x
G. Metode Penelitian .................................................................. 9 1. Jenis Penelitian ................................................................. 9 2. Lokasi Penelitian .............................................................. 9 3. Populasi dan Sampel ........................................................ 9 4. Metode Pengumpulan Data .............................................. 10 5. Analisis Data Penelitian ................................................... 11 H. Sistematika Penulisan Skripsi ............................................... 12 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam .................................... 14 1. Motivasi Belajar ......................................................................... 14 a.
Pengertian Motivasi Belajar ................................................ 14
b.
Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar .................... 16
c.
Komponen Motivasi Belajar ............................................... 19
d.
Fungsi Motivasi Belajar ...................................................... 20
e.
Jenis Motivasi Belajar ......................................................... 21
f.
Sifat Motivasi Belajar ......................................................... 22
g.
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar .............................. 23
h.
Bentuk Motivasi Belajar ..................................................... 25
2. Pendidikan Agama Islam (PAI) ................................................. 26 a.
Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) ......................... 26
b.
Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) .............................. 27
c.
Arah Pendidikan Agama Islam (PAI) .................................. 28
d.
Fungsi Pendidikan Agama Islam (PAI) ............................... 29
xi
e.
Kriteria Materi Pendidikan Agama Islam (PAI) .................. 31
f.
Pendekatan Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam (PAI) ... 32
g.
Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam (PAI) ................. 33
B. Ujian Sekolah Berstandat Nasional Pendidikan Agama Islam (USBN PAI) ................................................................................. 36 1. Pengertian USBN PAI ............................................................... 36 2. Tujuan USBN PAI ..................................................................... 36 3. Fungsi USBN PAI ..................................................................... 37 4. Ruang Lingkup USBN PAI ....................................................... 38 5. Landasan USBN PAI ................................................................. 39 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA N 2 Boyolali ............................................. 41 1. Sejarah Berdirinya SMA N 2 Boyolali ...................................... 41 2. Letak Geografis SMA N 2 Boyolali .......................................... 42 3. Visi dan Misi SMA N 2 Boyolali .............................................. 42 4. Sarana dan Prasarana SMA N 2 Boyolali ................................... 43 5. Ekstrakulikuler SMA N 2 Boyolali ............................................ 44 6. Struktur Organisasi SMA N 2 Boyolali ..................................... 45 7. Keadaan Guru SMA N 2 Boyolali .............................................. 45 8. Keadaan Karyawan SMA N 2 Boyolali ...................................... 48 9. Keadaan Siswa SMA N 2 Boyolali ............................................ 49
xii
B. Penyajian Data ................................................................................ 50 1. Data Responden ......................................................................... 50 2. Hasil Jawaban Responden ......................................................... 51 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif .......................................................................... 55 1. Analisis Motivasi Belajar Sebelum Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional ........... 56 2. Analisis Motivasi Belajar Sesudah Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai MataUjian Sekolah Berstandar Nasional ............ 63 B. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 70 C. Pembahasan .................................................................................... 75 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................................... 76 B. Saran-saran ..................................................................................... 78 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Guru SMA N 2 Boyolali .................................................... 45 Tabel 3.2
Daftar Karyawan SMA N 2 Boyolali ........................................... 48
Tabel 3.3 Daftar Siswa SMA N 2 Boyolali .................................................. 49 Tabel 3.4 Daftar Nama Responden .............................................................. 50 Tabel 3.5 Jawaban Motivasi Belajar Sebelum Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional ........................................................................................ 52 Tabel 3.6 Jawaban Motivasi Belajar Sesudah Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional ........................................................................................ 53 Tabel 4.1 Skor Hasil Angket Motivasi Belajar Sebelum Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional ...................................................................... 56 Tabel 4.2 Nilai dan Nominasi Jawaban Motivasi Belajar Sebelum Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional ....................................................... 60 Tabel 4.3 Frekuensi dan Persentase Jawaban Motivasi Belajar Sebelum Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional ........................................................ 62 Tabel 4.4 Skor Hasil Angket Motivasi Belajar Sesudah Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional ...................................................................... 64 Tabel 4.5 Nilai dan Nominasi Jawaban Motivasi Belajar Sesuadah Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional ....................................................... 67
xiv
Tabel 4.6 Frekuensi dan Persentase Motivasi Belajar Sesudah Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional ....................................................... 69 Tabel 4.7 Tabel Koefisien Komparasi Motivasi Belajar antara Sebelum dan Sesuadah Penerapan Pendididkan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional .................................... 71
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran di setiap sekolah membutuhkan suatu evaluasi akhir, dengan tujuan untuk memberikan umpan balik kepada individu siswa terhadap apa yang telah dipelajari tentang keberhasilan siswa dalam belajar dan acuan ke depan untuk meningkatkan kemampuannya, serta untuk memberikan
masukan
kepada
lembaga
yang
bersangkutan
tentang
ketercapaian pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah mempunyai peran yang strategis dalam pengembangan sistem pendidikan nasional di Indonesia dan peningkatan mutu sumber daya manusia. Oleh karena itu, untuk mengetahui mutu pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) yang dilaksanakan di sekolah secara nasional, maka perlu dilakukan evaluasi yang menyeluruh terhadap hasil pembelajaran peserta didik melalui Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN). Ujian sekolah berstandar nasional yang biasa disebut USBN PAI merupakan ujian akhir sekolah mata pelajaran pendidikan agama Islam yang memenuhi kualitas standar nasional dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan formal pada setiap jenjang pendidikan (http://misamahfud.wordpress.com).
1
Hasil nilai USBN PAI akan dikeluarkan secara tersendiri terlepas dari nilai yang tercantum pada Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) dan tidak menjadi syarat penentu kelulusan atau untuk mendaftar ke tingkat yang lebih tinggi. Meskipun demikian, pola pelaksanaannya tetap sama dengan standar ujian nasional (UN). Sehingga seorang guru harus bisa memotivasi siswa untuk mempelajari pendidikan agama Islam (PAI) karena siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) merupakan calon agent of change yang akan berperan untuk membawa perubahan bagi negeri ini. Selama ini pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di Indonesia tidak begitu diperhatikan oleh siswa karena mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) tidak masuk daftar ujian nasional (UN), akan tetapi mulai tahun 2011 mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) akan menjadi mata USBN sebagai peraturan baru. Peraturan ini diterapkan dan akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2011/2012, maka siswa diharapkan memperhatikan, bersungguhsungguh dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam. Untuk dapat memenuhi standar pemerintah tentang kelulusan siswa pada jenjang pendidikannya, maka pihak sekolah harus lebih meningkatkan mutu pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah. Selain itu siswa juga harus lebih meningkatkan jam belajarnya dengan harapan dapat memahami pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) dan lulus USBN serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Persiapan mental dan intelektual sangat dibutuhkan oleh siswa karena keduanya memiliki peran
2
penting agar dalam menghadapi ujian mendapatkan kemudahan dan kelancaran. Persiapan mental dan intelektual yang paling tepat adalah dengan belajar dengan tekun dan bersungguh-sungguh. Selain persiapan mental dan intelektual, sikap optimisme juga penting karena akan berpengaruh terhadap suatu motivasi, sedangkan motivasi akan tinggi apabila seseorang juga mempunyai optimisme terhadap sesuatu yang tinggi, sehingga siswa yang memiliki optimisme dalam menghadapi ujian akan berpengaruh terhadap motivasi dalam belajar, menampakkan minat yang besar dan perhatian penuh terhadap tugas belajarnya. Dari uraian di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang adakah perbedaan motivasi belajar siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali setelah pendidikan agama Islam (PAI) dijadikan mata ujian berstandar nasional dengan rumusan judul “KOMPARASI MOTIVASI BELAJAR
ANTARA
SEBELUM
DAN
SESUDAH
PENERAPAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEBAGAI MATA UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL PADA SISWA KELAS XII SMA N 2 BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012”.
3
B. Rumusan Masalah Pada pembahasan penelitian ini, penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012? 2. Bagaimana motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012? 3. Apakah ada perbedaan motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapi dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/ 2012. 2. Untuk mengetahui motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasiona lpada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/ 2012.
4
3. Untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012.
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis
adalah
jawaban
yang
bersifat
sementara
terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2002: 64). Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah dalam penelitian. Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah “ada perbedaan motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012”.
E. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Teoretik Secara teori, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan pengetahuan khususnya pendidikan agama Islam dan teori motivasi.
5
2. Praktik Apabila ternyata ada perbedaan motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012 maka para siswa dapat memperoleh pemahaman tentang komparasi motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012.
F. Definisi Operasional Untuk menghindari salah tafsir dalam memahami judul diatas, maka perlu adanya penjelasan istilah dalam judul penelitian ini. Adapun istilah yang perlu penulis jelaskan antara lain: 1. Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara-cara yang khas (Usman, 1991: 24). Meteri pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Karena mata pelajaran ini merupakan sub dari kurikulum pendidikan nasional sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 37 ayat 1 yang berbunyi “kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat
6
pendidikan agama”. Sehingga mata pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) diposisikan sejajar dengan bahan ajar lainya, meski posisi muatannya berbeda dalam aplikasinya antara lembaga agama dan lembaga umum. Dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa motivasi mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) adalah suatu dorongan dalam diri siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam (PAI). Sehingga dengan adanya penerapan pendidikan agama Islam (PAI) sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional, ada perubahan sikap yang positif dari siswa dan lebih termotivasi untuk mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam (PAI). Adapun indikator motivasi mengikuti pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) adalah: a. Kehadiran siswa dalam pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) b. Membaca buku ajar atau panduan pendidikan agama Islam (PAI) c. Membuat catatan tentang pelajaran pendidikan agama Islam (PAI) d. Bertanya terhadap suatu hal yang belum dimengerti e. Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru pendidikan agama Islam (PAI)
7
2. Ujian Sekolah Berstandar Nasional Pendidikan Agama Islam (USBN PAI) Ujian sekolah berstandar nasional pendidikan agama Islam atau USBN PAI merupakan ujian akhir sekolah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang memenuhi kualitas standar nasional dan dilaksanakan oleh
satuan
pendidikan
pada
setiap
jenjang
pendidikan
(http://misamahfud.wordpress.com), sedangkan pendidikan agama Islam (PAI) merupakan mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan bahwa USBN PAI adalah pengukuran dan penilaian kompetensi siswa dalam bidang ilmu agama Islam yang pelaksanaan dan penilaiannya berstandar nasional. Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 mengamanatkan bahwa pendidikan agama merupakan tanggung jawab Kementerian Agama sebagaimana yang dinyatakan pada pasal 3 ayat (1) bahwa setiap satuan pendidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan wajib menyelenggarakan pendidikan agama, dan ayat (2) bahwa pengelolaan pendidikan
agama
dilaksanakan
(http://mapendakabkediri.blogspot.com).
8
oleh
Menteri
Agama
G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan pendekatan komparasi. Dalam penelitian ini, penulis bermaksud untuk mencari perbedaan motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012. 2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 2 Boyolali yang beralamat di Jl. Tentara Pelajar 06 Kebon Bimo Boyolali 57351 Telp: (0276) 322534. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002: 108). Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 190 siswa. b. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2002 : 109). Dalam hal ini Arikunto (2002 : 112) juga mengatakan bahwa apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi. Selanjutnya,
9
jika subjeknya besar, dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Dalam mengambil sampel ini penulis menggunakan teknik area random sampling yaitu mengambil sampel dengan cara memperhatikan wilayah yang ada dan diambil secara acak. Dari sini penulis mengambil sampel sebanyak 25% dari 190 siswa, yaitu sebanyak 48 siswa. 4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Angket atau Kuesioner Metode angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002 : 128). Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang komparasi motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012 Dalam hal ini respondenya adalah siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012. b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data melalui benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturanperaturan, notulen rapat, catatan harian (Arikunto, 2002: 135). Metode ini digunakan untuk mengambil data tentang gambaran umum SMA N
10
2 Boyolali meliputi sejarah berdiri, visi
dan misi, struktur
kepengurusan, sarana dan prasarana ataupun data lain yang berkaitan dengan segala kegiatan proses belajar mengajar yang dimiliki SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012. 5. Analisis Data Penelitian Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data. a. Analisis yang berisi tentang perhitungan dari data-data yang telah terkumpul dengan menggunakan analisis persentase.
Keterangan: P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah b. Analisis yang kedua menggunakan teknik t-test dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
t
= t-test
X
= Mean
SD = Standar deviasi N
= Jumlah responden
11
H. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, maka disusun sistematika penulian sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, bab ini menjelaskan tentang pokok permasalahan yang menjadi landasan awal penelitian yaitu: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan metodologi penelitian serta sistematika penulisan skripsi. Pada bagian ini merupakan kerangka dasar dan mengarahkan aktivitas peneliti. BAB II Kajian Pustaka, meliputi: A. Motivasi belajar, meliputi: pengertian motivasi belajar, faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, komponen motivasi belajar, fungsi motivasi belajar, jenis motivasi , sifat motivasi, upaya meningkatkan motivasi belajar dan bentuk motivasi belajar. B. Pendidikan Agama Islam (PAI), meliputi: pengertian PAI, tujuan PAI, arah PAI, fungsi PAI, kriteria materi PAI, pendekatan pelaksanaan PAI, dan ruang lingkup PAI. C. USBN PAI, meliputi: pengertian USBN PAI, tujuan USBN PAI, fungsi USBN PAI, ruang lingkup USBN PAI, landasan USBN PAI. BAB III Laporan Hasil Penelitian, pada bab ini peneliti akan menjelaskan tentang gambaran umum SMA N 2 Boyolali berkaitan dengan sejarah berdiri, letak geografis, visi dan misi, sarana dan prasarana, ekstrakurikuler, stuktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan siswa serta penyajian data hasil penelitian.
12
BAB IV Analisis Data, dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang analisis data yang terkumpul dalam klasifikasi data, perhitungan frekuensi, dan persentase untuk menjawab rumusan masalah pertama dan kedua. Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah yang ketiga tentang ada atau tidaknya perbedaan motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012 menggunakan rumus statistik t-test. BAB V Penutup, penulis mengakhiri penulisan skripsi pada bab ini dengan menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran.
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Menurut Adi dalam Uno (2007: 3) istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Hal ini juga dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 11 yang berbunyi:
ََّّسىءا َّّ َّلهَّيُغه ِيّ َُّس َّ هيب َّ ِب هق ْىوَّ َّ هحتى َّيُ هغ ِيّ ُسوَّاَّْ هيب َّ ِبأ ه َْفُ ِس ِه َّْى َّ هو ِإذها َّأ ه هزا َّده َّ َّالله َّّ َّ ٌَِّإ ُ َّ َّاللَُّ ِبقه ْىو ََََََََََََََََََََََََََََََََََّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّ﴾١١﴿ََّّلهَّ هي هسدََّّنه َّهَُّ هو هيبَّنه ُهىَّ ِ ّيٍَّدُوَِ َِّهَّ ِيٍَّ هوال َّ فه َََََََََََََََََََََََََََّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّArtinya:
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tidak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tidak ada pelindung bagi mereka selain Diaَّ (Q. S. Ar-Ra’d: 11).
Donald (1959) merumuskan ...”Motivation is an energi change within the person characterized by affective arausaland anticipatory goal reaction”. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi)
14
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2007: 106). Adapun menurut Surya (2004: 64), motivasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu Dari beberapa pengertian motivasi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuannya dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan karena seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Belajar secara sederhana dikatakan sebagai proses perubahan dari belum mampu menjadi sudah mampu yang terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi itu harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada perilaku yang saat ini nampak (immediate behavior) tetapi juga pada perilaku yang mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior) (Irwanto dkk, 1989: 105).
15
Dari uraian di atas, berkaitan dengan proses belajar peserta didik, motivasi belajar sangat diperlukan karena hasil belajar akan meningkat apabila peserta didik mempunyai motivasi belajar yang kuat. Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
motivasi
belajar
adalah
kesanggupan untuk melakukan kegiatan belajar karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dari dalam dirinya ataupun yang datang dari luar dirinya. Kegiatan itu dilakukan dengan kesungguhan hati dan terus-menerus dalam rangka mencapai tujuan. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu: 1) Kematangan. Dalam pemberian motivasi, faktor kematangan fisik, sosial dan psikis harus diperhatikan, karena hal tersebut dapat mempengaruhi motivasi. Apabila dalam pemberian motivasi tidak memperhatikan kematangan, maka akan mengakibatkan frustasi dan hasil belajar yang tidak optimal. 2) Usaha yang Bertujuan. Setiap usaha yang dilakukan mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Semakin jelas tujuan yang ingin dicapai, akan semakin kuat dorongan atau motivasi untuk belajar. 3) Pengetahuan Mengenai Hasil dalam Motivasi. Dengan mengetahui hasil belajar, peserta didik terdorong untuk lebih giat belajar. Apabila hasil belajar itu mengalami
16
kemajuan, peserta didik akan berusaha untuk mempertahankan atau meningkatkan prestasinya sedangkan prestasi yang rendah akan menjadikan peserta didik lebih giat belajar untuk memperbaiki prestasinya. 4) Partisipasi. Dalam kegiatan mengajar perlu diberikan kesempatan pada peserta didik untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan belajar. 5) Penghargaan dengan Hukuman. Tujuan pemberian penghargaan dalam belajar adalah setelah peserta didik menerima penghargaan karena telah melakukan kegiatan belajar yang baik, ia akan melanjutkan kegiatan belajarnya di luar kelas. Sedangkan hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi (http://id.shvoong.com). Mengenai penghargaan ini juga dijelaskan dalam AlQur’an surat An-Nisa’ ayat 124, berikut ini:
َّك َّبت َّ ِيٍ َّذه هكسَّ َّأ ه َّْو َّأَُثهى َّ هو ُه هَّى َّ ُيؤْ ِيٍَّ َّفهأ ُ ْونهـئِ ه ٍَّ َّانصب ِن هح ه َّم َّ ِي ه َّْ ًهو هيٍ َّ هي ْع ه ْ لهَّي ََََََََََََََََََََّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّ﴾١٢١﴿ََّّىٌََّه ِقيسا َُّظهه ًُ ه َّ ىٌَّ ْان هجُ َّةهَّ هو َّيه ْد ُخهُ ه Artinya: Barang siapa yang mengerjakan amal soleh baik laki-laki maupun wanita sedang ia seorang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun (QS. An-Nisa’ : 124).
17
Berbeda dengan pendapat di atas, Dimyati dan Mudjiono (2006: 97) menyebutkan bahwa ada enam faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu: 1) Cita-cita atau Aspirasi Peserta Didik Timbulnya cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan nilai-nilai kehidupan. Selain itu, timbulnya cita-cita juga diiringi oleh perkembangan kepribadian. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik, sebab tercapainya cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. 2) Kemampuan Peserta Didik Keinginan seorang anak perlu diiringi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya (Gunarsa, 1990: 49). Dengan kata lain,
kemampuan
akan
memperkuat
motivasi
anak
untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan. 3) Kondisi Peserta Didik Kondisi peserta didik yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Kondisi peserta didik yang sedang sakit, lapar atau marah-marahan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya seorang peserta didik yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.
18
4) Kondisi Lingkungan Peserta Didik Lingkungan peserta didik dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Dengan lingkungan yang aman, tentram, tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. 5) Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran Peserta didik memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku belajar. 6) Upaya Guru dalam Membelajarkan Peserta Didik Guru
adalah
pendidik
yang
berkembang.
Tugas
profesionalnya mengharuskan ia belajar sepanjang hayat. Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka dan pusat pendidikan pemuda yang lain. Guru profesional dituntut menjalin kerjasama pedagogis dengan pusat-pusat pendidikan tersebut. c. Komponen Motivasi Belajar Dimyati dan Mudjiono (2006: 80) membagi motivasi menjadi tiga komponen, yaitu:
19
1) Kebutuhan Kebutuhan
terjadi
apabila
individu
merasa
ada
ketidaksinambungan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. 2) Dorongan Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. 3) Tujuan Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang indvidu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku belajar. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komponen motivasi belajar dapat berasal dari kebutuhan, dorongan dan tujuan yang dari ketiganya dapat berasal dari dalam diri indivudu ataupun luar diri individu. d. Fungsi Motivasi Belajar Menurut Hamalik (2007: 108) fungsi motivasi ada tiga, yaitu: 1) Mendorong adanya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar. 2) Motivasi
berfungsi
sebagai
pengarah,
artinya
perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
20
mengarahkan
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Dengan kata lain, motivasi berfungsi sebagai pendorong, pengarah, dan penggerak perilaku siswa untuk mencapai suatu tujuan dalam belajar. Sedangkan guru merupakan faktor yang penting untuk mengusahakan terlaksananya fungsi-fungsi tersebut dengan cara memenuhi kebutuhan siswa. e. Jenis Motivasi Belajar Setiap ahli membagi jenis motivasi berbeda-beda, karena memiliki teori masing-masing. Sehingga dalam jenis motivasi juga memiliki pendapat masing-masing. Akan tetapi dari semua teori motivasi, Uno (2007: 3) berpendapat bahwa motivasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: 1) Motif biogenetis, yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhankebutuhan organisme demi kelanjutan hidupnya. 2) Motif sosiogenetis, yaitu motif-motif yang berkembang berasal dari lingkungan kebudayaan setempat. 3) Motif teologis, dalam hal ini manusia adalah sebagai makhluk yang berketuhanan, sehingga ada interaksi antara manusia dengan tuhanNya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis motivasi berasal dari diri individu, lingkungan sekitar dan Tuhannya.
21
f. Sifat Motivasi Menurut Hamalik (2007: 112), motivasi dibagi menjadi dua sifat, yaitu: 1) Motivasi Instrinsik Motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan peserta didik sendiri. 2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti: angka, kredit, ijazah, tingkatan, hadiah, mendali, pertentangan dan persaingan yang bersifat negatif ialah sarkasme, ejekan (ridicule), dan hukuman. Sama halnya dengan pendapat hamalik, Uno (2007: 4) juga membagi sifat motivasi menjadi dua macam, yaitu: 1) Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik, timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, yaitu sesuai atau sejalan dengan kebutuhannya. 2) Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik, timbul karena adannya rangsangan dari luar individu, misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif terhadap kegiatan pendidikan timbul karena melihat manfaatnya.
22
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sifat motivasi dibagi menjadi dua macam, yaitu yang berasal dari dalam diri individu dan dari luar individu yang timbul dari interaksi dengan lingkungannya. g. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Guru di sekolah menghadapi banyak peserta didik dengan bermacam-macam motivasi belajar. Oleh karena itu peran guru cukup banyak untuk meningkatkan belajar peserta didik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 101-108) ada beberapa cara untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, antara lain: a) Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar (1) Belajar menjadi bermakna bila peserta didik memahami tujuan belajar, oleh karena itu guru perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis. (2) Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental peserta didik dalam program kegiatan tertentu. (3) Belajar menjadi menantang bila peserta didik memahami prinsip penilaian
dan
faedah
nilai
belajarnya
bagi
kehidupan
dikemudian hari, oleh karena itu guru perlu memberitahukan kriteria keberhasilan atau kegagalan belajar.
23
b) Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran (1) Pemberian kesempatan pada peserta didik untuk mengungkap hambatan belajar yang dialaminnya. (2) Meminta kesempatan pada orang tua peserta didik atau wali, agar
memberi
kesempatan
pada
peserta
didik
untuk
beraktualisasi diri dalam belajar. (3) Guru merangsang peserta didik dengan penguatan memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil. c) Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Peserta Didik. (1) Guru mempelajari hal-hal yang yang sukar bagi peserta didik dan mencari cara pemecahannya. (2) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan-rekannya yang mengalami kesukaran. (3) Guru memberi penguatan kepada peserta didik yang berhasil mengatasi kesukaran belajarnya sendiri dan menghargai pengalaman serta kemampuan peserta didik agar belajar secara mandiri. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan, untuk meningkatkan motivasi
belajar
peserta
didik
dapat
dilakukan
dengan
cara
mengoptimalkan penerapan prinsip belajar, pembentukan pembelajaran
24
yang dinamis dan mengoptimalkan pengalaman dan kemampuan peserta didik. h. Bentuk Motivasi Belajar Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar mengajar (Sardiman, 1986: 90), antara lain: 1) Memberi Angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar. Banyak peserta didik yang belajar, yang utama justru untuk mencapai angka atau nilai yang baik. Sehingga peserta didik biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan atau nilai-nilai raport angkanya baik. 2) Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut. 3) Saingan atau Kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar peserta didik. Persaingan, baik individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.
25
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa, untuk membentuk motivasi dapat dilakukan dengan cara memberikan nilai, hadiah bagi peserta didik yang aktif dan juga saingan antar individu untuk memperoleh prestasi.
2. Pendidikan Agama Islam (PAI) a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di Sekolah. Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2007 mengamanatkan bahwa pendidikan agama merupakan tanggung jawab Kementerian Agama sebagaimana yang dinyatakan pada pasal 3 ayat 1 bahwa setiap satuan pendidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan wajib menyelenggarakan pendidikan agama, dan ayat 2 bahwa pengelolaan pendidikan agama dilaksanakan oleh Menteri Agama (http://mapendakabkediri.blogspot.com). Adapun pengertian Pendidikan Agama Islam berdasarkan UU No. 2/ 1989 adalah sebagai salah satu bidang studi pendidikan yang bersama-sama
dengan
pendidikan
pancasila
dan
pendidikan
kewarganegaraan menjadi kurikulum wajib bagi setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan (Thoha dkk, 1998:17).
26
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) diposisikan sejajar dengan bahan ajar mata pelajaran lainnya, tetapi porsi muatannya yang berbeda dalam aplikasinya antara lembaga agama dan umum. b. Tujuan Pendidikan Agama Islam Allah berfirman dalam Q. S al-Mujadilah ayat 11 tentang tujuan pendidikan agama islam, yang berbunyi:
ََُّّالل َّ َّ ِح َّ س َّ ِ م َّنه ُك َّْى َّتهفهس ُحىا َّفِي َّ ْان هً هجب ِن َِّيٍ َّآ هيُُىا َّإِذها َّقِي ه ََّّيهب َّأهيُّ ههب َّانر ه س ُحىا َّيه ْف ه س َّفهب ْف ه ُ َش ُزوا َّفهب ُ َم َّا َِّيٍ َّأُوتُىا َِّيٍ َّآ هيُُىا َّ ِيُ ُك َّْى َّ هوانر ه َّاللُ َّانر ه َّ َّ ش ُزوا َّيه ْسفه َِّع ََّّنه ُك َّْى َّ هو ِإذها َّقِي ه َََََََََََََََََََََََََََََََََََََّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّّ﴾١١﴿ََّّىٌَّ هخ ِبيس َّاللَُّ ِب هًبَّت ه ْع هًَّهُ ه َّ ْان ِع ْه هَّىَّده هز هجبتََّّ هو Artinya: ََّّHai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q. S al-Mujadilah ayat 11). Dalam hal ini pemerintah mencantumkan tujuan Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Agama Islam (SKL PAI) SMA/ MA/ SMK/ MAK dalam permendiknas No. 23 tahun 2006 sebagai berikut: 1.
Memahami ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan fungsi manusia sebagai khalifah, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.
Meningkatkan keimanan kepada Allah sampai Qadha dan Qadar melalui pemahaman terhadap sifat dan Asmaul Husna
27
3.
Berperilaku terpuji seperti husnuzzhan, taubat dan raja dan meninggalkan perilaku tercela seperti isyrof, tabzir dan fitnah
4.
Memahami sumber hukum Islam dan hukum taklifi serta menjelaskan hukum muamalah dan hukum keluarga dalam Islam
5.
Memahami sejarah Nabi Muhammad pada periode Mekkah dan periode Madinah serta perkembangan Islam di Indonsia dan di dunia. Adapun tujuan pendidikan agama islam di Indonesia menurut
Thoha (2004: 13) adalah untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianut oleh peserta didik yang bersangkutan dengan mempertimbangkan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari PAI adalah untuk meningkatkan keberagamaan peserta didik, mengembangkan sikap toleransi hidup antar umat beragama. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan memberikan materi atau pengalaman yang berisi ajaran agama islam, yang pada umumnya telah tersusun secara sistematis dalam ilmu-ilmu keislaman. c. Arah Pendidikan Agama Islam Arah Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah tidak hanya bertujuan untuk mampu menghafal bacaan shalat, akan tetapi
28
tujuannya sampai pada peningkatan keimanan, ketaqwaan, dan pembinaan akhlak. Ada empat arah Pendidikan Agama Islam yaitu : 1) Pendidikan agama di sekolah umum hendaknya mampu mengajarkan akidah peserta didik sebagai landasan keberagamaan. 2) Pendidikan agama mengajarkan kepada peserta didik pengetahuan tentang ajaran agama islam. 3) Pendidikan agama di sekolah umum harus mampu mengajarkan agama sebagai landasan atau dasar bagi semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. 4) Pendidikan agama diberikan kepada peserta didik harus menjadi landasan moral kehidupan sehari-hari. Dari pendapat di atas dapat disimpulan bahwa pelajaran pendidikan agama islam mengarah agar peserta didik memiliki pengetahuan ajaran islam, akidah sebagai landasan beragama dan agama sebagai landasan moral dalam kehidupan sehai-hari. d. Fungsi Pendidikan Agama Islam Menurut Thoha dkk (2004: 8) fungsi pendidikan agama islam ada lima, yaitu: 1) Konfesional Dalam fungsi ini, pendidikan agama dimaksudkan untuk meningkatkan komitmen dan perilaku keberagamaan peserta didik.
29
2) Neokonfesional Dalam fungsi ini pendidikan agama juga dimaksudkan untuk meningkatkan
keberagamaan
peserta
didik
sesuai
dengan
keyakinannya meskipun tujuan utamanya adalah agar peserta didik diharapkan nantinya menjadi manusia beragama sesuai yang diidealkan oleh ajaran agamanya. 3) Konfesional Tersembunyi Pendidikan agama menawarkan sejumlah pilihan ajaran agama dengan harapan peserta didik nantinya akan memilih salah satunya yang dianggap paling benar atau sesuai dengan dirinya, tanpa ada arahan pada salah satu di antaranya. 4) Implisit Fungsi ini dimaksudkan untuk mengenalkan kepada peserta didik ajaran agama secara terpadu dengan seluruh aspek kehidupan melalui berbagai subyek pelajaran. 5) Nonkonfesional Pendidikan
agama
dimaksudkan
sebagai
alat
untuk
memahami keyakinan atau pandangan hidup yang dianut oleh orang lain. Dari kelima fungsi di atas, ada satu fungsi yang sesuai dengan pendidikan
agama
di
Indonesia
yaitu
fungsi
yang
kedua,
neokonfesional. Dengan fungsi ini pendidikan agama islam diharapkan dapat mengantarkan peserta didik memiliki karakteristik sosok manusia
30
muslim yang diidealkan sekaligus mimiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap pemeluk agama lain. Hal ini dapat terwujud dengan adanya materi atau pengalaman belajar tentang ajaran agama islam dan melalui pemahaman ajaran agama lain meskipun hanya sebagai pembanding. e. Kriteria Materi Pendidikan Agama Islam Dalam memilih materi PAI ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan patokan dan sumbangan untuk mencapai tujuan pendidikan agama islam. Menurut Thoha (2004: 16), kriteria materi PAI tersebut dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: 1) Dasar, yaitu materi penguasaanya menjadi kualifikasi lulusan dari pengajaran yang bersangkutan. Materi tersebut adalah materi yang ada dalam ilmu Tauhid, Fiqh dan Akhlak. 2) Sekuensial, yaitu materi yang dimaksudkan untuk dijadikan dasar untuk mengembangkan lebih lanjut materi dasar. 3) Instrumental, yaitu materi yang tidak secara langsung berguna untuk meningkatkan keberagamaan, tetapi penguasaannya sangat membantu sebagai alat untuk mencapai penguasaan materi dasar keberagamaan. 4) Pengembang personal, yaitu materi yang tidak secara langsung meningkatkan keneragamaanataupun toleransi beragama, tetapi mampu membentuk kepribadian yang sangat diperlukan dalam kehidupan beragama.
31
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa materi pendidikan agama islam tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu keislaman semata tetapi juga ilmu yang dapat membantu pencapaian keberagamaan islam secara komprehensif. Selain itu, materi pendidikan agama islam juga harus mencakup pemahaman tentang pokok-pokok agama lain, khususnya yang ada kaitannya dengan kehidupan bersama sehingga hanya terbatas pada agama yang secara resmi diakui pemerintah. f. Pendekatan Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Dalam melaksanakan Pendidikan agama islam pada sekolah menengah dapat dipakai beberapa pendekatan. Thoha (1998: 182) membagi menjadi lima pendekatan, yaitu: 1) Pendekatan
pengalaman
adalah
memberikan
pengalaman
keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilainalai keagamaan. 2) Pendekatan pembiasaan adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk senantias mengamalkan ajaran agama. 3) Pendekatan emosional adalah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik daam meyakini, memeahamai dan menghayati ajaran agamanya. 4) Pendekatan rasional adalah usaha untuk memberikan perasaan kepada rasio (akal) dalam memahami dan menerima kebenaran ajaran agama.
32
5) Pendekatan fungsional usaha menyajikan ajaran agama islam dengan menekankan kepada kemanfaatannya bagi peserta didik dalam
kehidupan
sehari-hari
sesuai
dengan
tingkat
perkembangannya. Dari pendapat di atas dapat disimpukan bahwa, dalam melaksanakan pendidikan agama islam peserta didik diajarkan penanaman nilai-nalai keagamaan, meyakini, memahami, menghayati serta mengamalkan ajaran agamanya. g. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Thoha (1998: 183) membagi menjadi dua ruang lingkup, yaitu: 1) Ruang lingkup pendidikan agama islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara: a) Hubungan manusia dengan Allah SWT. b) Hubungan manusia dengan sesama manusia. c) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri. d) Hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya. 2) Ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam, meliputi: a) Keimananَّ Keimanan sering disalahpahami dengan percaya, keimanan dalam Islam diawali dengan usaha-usaha memahami kejadian dan kondisi alam sehingga timbul pengetahuan akan adanya yang mengatur alam semesta ini, dari pengetahuan tersebut kemudian akal akan berusaha memahami esensi dari
33
pengetahuan yang didapatkan. Keimanan dalam ajaran Islam tidak sama dengan dogma atau persangkaan tapi harus melalui ilmu dan pemahaman. b) Ibadah Ibadah adalah suatu istilah yang mencakup segala sesuatu yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang tersembunyi (batin) maupun yang nampak (lahir). c) Al-Qur’an Al-Quran adalah firman atau wahyu yang berasal dari Allah SWT yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat jibril yang dijadikan pedoman serta petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al-Quran adalah kitab Allah SWT yang terakhir setelah kitab taurat, zabur dan injil yang diturunkan melalui para rasul. d) Akhlak. Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam didalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari. e) Muamalah Muamalah adalah aturan-aturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam memperoleh dan
34
mengembangkan harta benda atau lebih tepatnya aturan Islam tentang kegiatan ekonomi manusia. f)
Syariah Secara bahasa syariah berasal dari kata syara’ yang berarti menjelaskan dan menyatakan sesuatu. Sedangkan menurut istilah, syariah berarti aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan antara sesama manusia, dan hubungan antara
manusia dengan alam semesta.
Syariah mengatur hidup manusia sebagai individu, yaitu hamba Allah yang harus taat, tunduk, dan patuh kepada Allah. Ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan kepada Allah dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah yang tata caranya diatur oleh syariah Islam. g) Tarikh Catatan tentang perhitungan tanggal, hari, bulan, dan tahun. Lebih sederhana diartikan sebagai sejarah, riwayat atau kitab. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa materi pendidikan agama islam harus diberikan kepada siswa secara rinci agar peserta didik sebagai generasi penerus bangsa dapat memahami dan berperilaku sesuai dengan aturan agama islam.
35
B. Ujian Sekolah Berstandar Nasional Pendidikan Agama Islam (USBN PAI) 1. Pengertian USBN PAI USBN PAI merupakan ujian akhir sekolah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang memenuhi kualitas standar nasional dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan (http://misamahfud.wordpress.com). Nilai dari USBN PAI ini tidak merupakan nilai mutlak yang akan dimasukkan dalam Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN). Meskipun demikian, nilai USBN PAI akan digabungkan dengan nilai ujian sekolah. Setiap sekolah diminta untuk menentukan nilai minimal USBN PAI untuk syarat kelulusan. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa USBN PAI adalah ujian akhir sekolah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang memenuhi kualitas standar nasional yang penilaiannya akan digabungkan dengan nilai ujian sekolah. 2. Tujuan USBN PAI USBN PAI mempunyai dua tujuan, yaitu: a. Umum : meningkatkan mutu pendidikan agama Islam sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional. b. Khusus : 1) Meningkatkan kewibawaan pendidikan agama Islam sebagai salah satu mata pelajaran pada tingkat satuan pendidikan.
36
2) Meningkatkan motivasi dan kesungguhan peserta didik dalam mempelajari pendidikan agama Islam. 3) Mengevaluasi
kinerja
satuan
pendidikan
melalui
pemetaan
berdasarkan pencapaian hasil belajar, baik pada tingkat Kabupaten atau Kota, Provinsi, dan Nasional. 4) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) (http://misamahfud.wordpress.com). Dari uraian di atas, dapat disimpulan bahwa tujuan dari USBN PAI adalah untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik secara nasional, meningkatkan mutu penilaian dan mengevaluasi kinerja satuan pendidikan berdasarkan hasil penilaian Pendidikan Agama Islam. 3. Fungsi USBN PAI USBN PAI mempunyai empat fungsi, yaitu: a. Salah satu dasar pertimbangan dalam penentuan kelulusan. b. Perbaikan pembelajaran pendididkan agama Islam pada sekolah. c. Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap pendididkan agama Islam. d. Menumbuhkan motivasi peserta didik dan pendidik terhadap pendididkan agama Islam. (http://misamahfud.wordpress.com). Dari keempat fungsi USBN PAI tersebut, dapat dikatakan bahwa fungsi USBN PAI merupakan pemetaan mutu Pendidikan Agama Islam pada satuan pendidikan, peningkatan motivasi peserta didik dalam belajar dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya pembinaan
37
dan peningkatan mutu Pendidikan Agama Islam serta pelaksanaan USBN PAI pada tahun-tahun berikutnya. 4. Ruang Lingkup USBN PAI Ruang
lingkup
USBN
PAI
meliputi
tiga
aspek
(http://misamahfud.wordpress.com), yaitu: a. Aspek Kognitif Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir meliputi
kemampuan
menghafal,
memahami,
mengaplikasi,
menganalisis, mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi. Dalam ujian sekolah berstandar nasional pendidikan agama Islam aspek ini dilaksanakan melalui ujian tulis. b. Aspek Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Dalam ujian sekolah berstandar nasional pendidikan agama islam aspek ini dievaluasi oleh guru pendididkan agama Islam melalui pengamatan. c. Aspek Psikomotorik. Ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
38
Dalam ujian sekolah berstandar nasional pendidikan agama islam, aspek ini digunakan oleh guru pendididkan agama Islam untuk mengevaluasi peserta didik melalui ujian praktik. 5. Landasan USBN PAI Dalam UUD 1945 pasal 31, ayat 3 mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sama halnya dalam UUD 1945 pasal 31, ayat 5 menyatakan bahwa pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk memajukan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Sementara itu, dalam peraturan pemerintah pendidikan nasional yang biasa disebut permendiknas No. 55 tahun 2007 yang mengamanatkan bahwa pendidikan agama merupakan tanggung jawab Kementerian Agama, sebagaimana yang dinyatakan pada pasal 3 ayat 1 bahwa setiap satuan pendidikan pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan wajib menyelenggarakan pendidikan agama, yang dilanjutkan pada pasal 3 ayat 2 bahwa pengelolaan pendidikan agama dilaksanakan oleh Menteri Agama, Pendidikan Agama Islam di Sekolah mempunyai peran yang strategis dalam pengembangan sistem pendidikan nasional di Indonesia dan peningkatan mutu sumber daya manusia.
39
Dari landasan di atas berarti bahwa Kementrian Agama bertanggung
jawab atas pendidikan agama islam karena pendidikan
agama islam memiliki peran yang strategis dalam meningkatkan sumber daya manusia, sehingga pemerintah akan menyelenggarakan pendidikan agama islam dengan menjunjung masyarakat bersatu dan sejahtera.
40
nilai-nilai agama yang ada agar
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMA N 2 Boyolali 1. Sejarah Berdirinya SMA N 2 Boyolali Sekolah Menengah Atas (SMA) N 2 Boyolali berdiri pada tahun 1982 tepatnya tanggal 1 Juli 1982 dengan SK Menteri No. 0298/ 0/ 1982. Berdirinya SMA N 2 Boyolali dilatarbelakangi oleh adanya balas budi eks TP (Tentara Pelajar) SA/ CSA kepada rakyat Tlatar dan sekitarnya atas jasanya mempertahankan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia bersama TP SA/ CSA pada tahun 1948 s.d 1950. Untuk mengenang dan napak tilas bahwa di daerah ini telah terjadi pertempuran di malam hari konon tentara kerajaan belanda yang berjumlah 1 kompi (120 orang) telah mengepung wilayah Tlatar yang mana anggota TP hanya berjumlah 15 Mase TP. Namun hal tersebut anggota TP yang bisa lolos hanya 1 orang yang terkena tembakan dipaha, karena Belanda frustasi maka tentara Belanda membabi buta yang mengakibatkan 7 korban dari warga setempat. Dari peristiwa itulah maka berdasarkan pengajuan 7 Desa wilayah Tlatar mengajukan untuk bisa dibangun sebuah SMA di wilayah ini untuk memperingati peristiwa heroic tersebut. Dari pengajuan tersebut disetujui oleh pengurus eks TP/ CSA untuk membangun gedung SMA dan sekaligus dibangun monumen patung TP di depan sekolah.
41
Adapun peristiwa gerilya masa itu dikenal oleh masyarakat dengan istilah “Pruputan” yang artinya Belanda telah membangunkan Tentara TP/ CSA pada waktu yang masih gelap gulita.
2. Letak Geografis Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Boyolali menempati gedung yang dibangun diatas tanah seluas 12.007 M2. Tanah tersebut semula adalah lapangan sepak bola desa. SMA N 2 Boyolali terletak di kawasan pariwisata pemandian Tlatar, Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali. Secara Geografis, SMA N 2 Boyolali terletak di tepi jalur lalu lintas yang dibatasi oleh : a. Sebelah Utara
: Sungai dan tegalan
b. Sebelah Timur
: Jalan Raya
c. Sebelah Selatan
: Jalan Raya
d. Sebelah Barat
: Kampung Kebonbimo.
3. Visi dan Misi SMA N 2 Boyolali a. Visi Visi SMA N 2 Boyolali adalah menjadi sekolah yang berprestasi, berdisiplin dan berperilaku dalam iman dan takwa yang tinggi.
42
b. Misi Misi SMA N 2 Boyolali sebagai berikut: 1) Menyiapkan siswa untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi 2) Menumbuhkan semangat penghayatan terhadap agama yang dianut serta mengembangkan kepribadian Indonesia yang kuat. 3) Mendorong dan membentuk para siswa untuk mengenali serta menggali potensi pada dirinya sehingga mampu dikembangkan secara optimal. 4) Mendorong serta menumbuhkan semangat keunggulan secara efektif dalam menggunakan hasil teknologi. 5) Mengikutsertakan siswa dalam segala even pertandingan dan perlombaan.
4. Sarana dan Prasarana di SMA N 2 Boyolali a. Fasilitas Gedung/ ruang
:
1) Ruang Kelas
: 21 ruang
2) Laboratorum Bahasa
: 1 Gedung
3) Laboratorium Komputer
: 1 Gedung
4) Laboratorium IPA Biologi
: 1 Gedung
5) Gedung Perpustakaan
: 1 Gedung
6) Ruang Kesenian
: 1 Gedung
7) Gedung Perpustakaan
: 1 Gedung
8) Gedung Aula
: 1 Gedung
43
9) Laboratorium IPA Fisika
: 1 ruang
10) Laboratorium Kimia
: 1 ruang
11) Laboratorium IPS/ Media
: 1 ruang
12) Ruang UKS
: 1 ruang
13) Ruang Pramuka
: 1 ruang
14) Ruang OSIS
: 1 ruang
15) Ruang Guru
: 1 ruang
16) Ruang TU
: 1 ruang
17) Ruang Kepsek
: 1 ruang
18) Ruang Wakasek
: 1 ruang
b. Fasilitas Penunjang : 1) Lapangan Basket/ Tenis/ Footsal 2) Masjid
5. Ekstrakurikuler Kegiatan ekstrakurikuler SMA N 2 Boyolali meliputi: a. Conversation b. PMR c. Paskibra d. Pramuka e. OSIS f. Safari Alam g. Tari
44
6. Struktur Organisasi SMA N 2 Boyolali Struktur organisasi dalam suatu lembaga mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan adanya stuktur organisasi, setiap individu akan mengerti tugas dan tanggung jawab dengan bidangnya masingmasing. Adapun bagan struktur organisasi terlampir. 7. Keadaan Guru dan Karyawan SMA N 2 Boyolali Adapun guru yang mengajar di SMA N 2 Boyolali adalah sebagai berikut : Tabel 3. 1 Daftar Guru SMA N 2 Boyolali No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama Drs. Sarono NIP195903241986031006 Drs. Miyono, M.Pd. NIP 195505151980031026 Drs. Djoko Prayitno NIP 195503101983031008 Drs. Joko Riyanto, M.Pd. NIP 196201301988031005 Drs. Perwito Rukmi NIP 196101211985032008 Drs. Dwi Ratnaningsih NIP 195812151986032001 Drs. Sawiji NIP 196204031988031010 Hadi Rosidi, S.Pd. NIP 195306161981031017 Drs. Yuniarto NIP 195906071988031006 Drs. Jayadi NIP 196103031988031007 Wijiatmoko, S.Pd. NIP 195501101981031012 Drs. Waryadi Sugito NIP 195306161985031008
Gol
Jabatan Guru
Jenis Guru
Tugas
IV/a
G. Pemb.
GMP
Biologi
IV/b
G. Pemb.
GMP
P.Kn
IV/a
G. Pemb.
GMP
Geografi
IV/a
G. Pemb.
GMP
Matematika
IV/a
G. Pemb.
GMP
B. Inggris
IV/a
G. Pemb.
GBK
BP BK
IV/a
G. Pemb.
GMP
Sejarah
IV/a
G. Pemb.
GMP
Geografi
IV/a
G. Pemb.
GMP
Penjaskes
IV/a
G. Pemb.
GMP
Pend. Seni
IV/a
G. Pemb.
GMP
Ekonomi
IV/a
G. Pemb.
GMP
B. Inggris
45
No 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Nama Suparno, S.Pd. NIP 195904031986011002 Munzayin, M.Pd. I NIP 195809121979121004 Harsini, S.Pd. NIP 195710101981032011 Endang Tri Sarwasih NIP 195805281983022003 Suwarno, S.Pd. NIP 195308051983031013 Tri Hatmoko, S.Pd. NIP 196109171984121003 Sri Maryanto, S.Pd. NIP 196201191986011002 Ni Putu Rasmini NIP 195811061984032003 Drs. Errol Djoko Haryanto NIP 195406211985031006 Tejo Sukismo, S.Pd. NIP 196308251986011003 Ngadi Mulyanta, S.Pd. NIP 196601051988031021 Dra. Sri Rahayu, M.Pd. NIP 196511221994032005 Idah Priyati, S.Pd. NIP 196104181986012002 Wahyuningsih, S.Pd. NIP 196207231988032005 Drs. Wiyono NIP 195711271989031007 Dra. Retno Purwaningsih NIP 196703211995122003 Suparmi, S.Pd. NIP 195202111985032002 Paidi, S.Pd. NIP 196711111995121004 Triwindar Sriyati, S.Pak. NIP 197201171998022003
Gol
Jabatan Guru
Jenis Guru
Tugas
IV/a
G. Pemb.
GMP
Sejarah
IV/a
G. Pemb.
GMP
P.A.Islam
IV/a
G. Pemb.
GBK
BP BK
IV/a
G. Pemb.
GMP
Biologi
IV/a
G. Pemb.
GMP
Ekonomi
IV/a
G. Pemb.
GMP
Matematika
IV/a
G. Pemb.
GMP
Matematika
IV/a
G. Pemb.
GMP
B. Jerman
IV/a
G. Pemb.
GMP
B. Inggris
IV/a
G. Pemb.
GMP
TIK
IV/a
G. Pemb.
GMP
Biologi
IV/a
G. Pemb.
GMP
Kimia
IV/a
G. Pemb.
GMP
BSI
IV/a
G. Pemb.
GMP
P.Kn
IV/a
G. Pemb.
GMP
P.Kn
IV/a
G. Pemb.
GMP
B. Inggris
IV/a
G. Pemb.
GMP
Ekonomi BP BK
IV/a
G. Pemb.
GMP
Biologi
IV/a
G.Dewasa TK.I
GMP
P.A. Kristen
32
Drs. Syaifudin Zuhri NIP 196406061999031002
III/d
G. Dws. I
GMP
BSI
33
Is Imanah, S.Pd. NIP 197604112000122002
III/c
G. Dws.
GMP
Kimia
46
No 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Nama Rini Susilowati, S.Sos. NIP. 197211052002122003 Hartini, S.Pd. NIP 197707112005012013 Tanti Siswanti, S.Psi. NIP 198109142006042009 Winarno Rohadi, S.Pd. NIP. 197305072006041017 Eddy Purwoko, S.Pd. NIP 197609012006041019 Dra. Suratmi NIP. 196501102007012009 Dewi Sundari, S.Pd. NIP 197802142007012005 Nur Heni Widyawati, S.Pd. NIP 197609062008012008 Eni Tri Ristiyani, S.Pd. NIP 197808122008012012 Sukawi, S.Pd. NIP 197305172008011008 Drs. Djuwari NIP 195603151993031002 Sri Wahyuni, M.Pd. NIP 197006261994032008 Sri Sulastri, S.Pd. NIP. 196703212003212002 Samadi, S.Pd. NIP 195903251982011004 Sugiarto, SPd. NIP 196202151993031005
Gol
Jabatan Guru
Jenis Guru
Tugas
III/c
G. Dws.
GMP
Sosiologi
GMP
Fisika
GBP
BP BK
GMP
Matematika TIK
III/c III/b III/b
G. Madya Tk I G. Madya Tk I
III/b
G. Madya
GMP
Fisika
III/b
G. Madya
GMP
Sosiologi
III/b
G. Madya
GMP
Fisika
III/a
G. Madya
GMP
Kimia
III/a
G. Madya
GMP
Matematika
III/a
G. Madya
GMP
B. Inggris
IV/a
G. Pemb.
GMP
P.A. Islam
IV/b
G. Pemb.
GMP
Penjasorkes
III/c
GMP
BSI
IV/a
GMP
Penjasorkes
III/a
GMP
BSI
49
Drs. Bambang Wiryadi
GMP
50
Endah Hapsari, S.Pd.
GMP
51 52 53
Subekti Widyaningsih, S.S. Yusup Hari Subagyo, SE. Suripto Handoko, S.Sn.
GMP GMP GMP
47
P.Kn BP BK P.Kn B. Jawa B. Jawa Khatolik Pend. Seni
8. Keadaan Karyawan SMA N 2 Boyolali Tabel 3. 2 Daftar Nama Karyawan SMA N 2 Boyolali No
Nama
Jabatan
Status
1
Shodiqin
Kasubag TU
PT
2
Tri Rahayuni
Kepegawaian
PT
3
Sri Supadmawati
Inventaris dan Logistik
PT
4
Sugiarto, S.Pd
Keuangan
PT
5
Tutik Endang SM
Kesiswaan
PTT
6
Sriyati
Persuratan
PTT
7
Endang Sri Mulyani
Kehumasan
PTT
8
Saryono, S.Ipem
Saryono, S.IPem
PTT
9
Widodo
Laboran
PTT
10
Enik Purwanti, SE
Operator Komputer
PTT
11
Dedy Susanto
Teknisi Komputer
PTT
12
Sriyono
Keamanan/ SATPAM
PTT
13
Purwanto
Urusan 5 K
PTT
14
Suratno
Urusan 5 K
PTT
15
Sukardi
Urusan 5 K
PTT
16
Sutarno
Urusan 5 K
PTT
17
Sutarno
Urusan 5 K
PTT
9. Keadaan Siswa Keadaan siswa dari tahun ke tahun selalu bertambah. Di Tahun Ajaran 2010/2011 terjadi penambahan satu lokal kelas, yang tahun
48
kemarin hanya terdapat enam lokal kelas tiap kelasnya, sekarang menjadi tujuh lokal kelas. Tabel 3. 3 Daftar Jumlah Siswa SMA N 2 Boyolali No
Kelas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 XI IA 1 XI IA 2 XI IA 3 XI IA 4 XI IS 1 XI IS 2 XI IS 3 XII IA 1 XII IA 2 XII IA 3 XII IS 1 XII IS 2 XII IS 3 Jumlah
Siswa Putra 9 10 9 8 9 9 10 7 7 7 7 13 16 14 6 8 6 15 12 12
Putri 25 24 25 26 24 24 23 21 20 21 21 20 15 20 29 27 30 13 16 16
194
440
B. Penyajian Data 1. Daftar Nama Responden Tabel 3. 4
49
Jumlah 34 34 34 34 33 33 33 28 27 28 28 33 31 34 35 35 36 28 28 28 634
Daftar Nama Responden No Resp 1 2 3 4 5 6
Nama Responden
Jenis Kelamin
Kelas
Ambarwati Oktaviana Annisa Lavennia Aprilia Dewi Aristasari Dian K Desy Ekawati Dian Saputriani
Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan
XII IPA 1 XII IPA 1 XII IPA 1 XII IPA 1 XII IPA 1 XII IPA 1
7 8 9
Diana Sundari Dwi Asri S Eka Noviani
Perempuan Perempuan Perempuan
XII IPA 1 XII IPA 1 XII IPA 1
10 11 12 13 14 15 16
Ellen Wahyu A Erma Suryani Fanni Mulitasari Fendi Arianto Fera Fajarningsih Fitri Kurniawati Novan M N
Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki
XII IPA 1 XII IPA 1 XII IPA 1 XII IPA 1 XII IPA 1 XII IPA 1 XII IPA 1
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 No Respo 28 29 30 31
Cahyo A S Ida Uswatun C Ika A L Ika Nur’aini Ika Setyaningsih Indah R Indramayu Kharisma Indah P Khori Kurnia Liya Ambarasari M Yusron W N
Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki
XII IPA 2 XII IPA 2 XII IPA 2 XII IPA 2 XII IPA 2 XII IPA 2 XII IPA 2 XII IPA 2 XII IPA 2 XII IPA 2 XII IPA 2
Jenis Kelamin
Kelas
Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan
XII IPA 2 XII IPA 2 XII IPA 2 XII IPA 2
Nama Responden M Zukruf A Maharani Oktavia D Maya Listaningrum Nanik Widyaningsih 50
32
Agum Gumelar
Laki-laki
XII IPS 1
33 34 35 36 37 38 39
Alifia Haris R A Ana Dwi S Ana Triyati Andi Budi R Andi Tri S Angga Ady P Anisa Indriyani
Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Laki-laki Laki-laki Perempuan
XII IPS 1 XII IPS 1 XII IPS 1 XII IPS 1 XII IPS 1 XII IPS 1 XII IPS 1
40 41 42 43 44 45 46 47 48
Apriani Dwi L Arsita Bella P Aryanto Cahyo Asri Asmara P Bekti Safitri Novia Ayu N Nur Kolis M Prahara H K Sri Suryani
Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan
XII IPS 1 XII IPS 1 XII IPS 1 XII IPS 1 XII IPS 1 XII IPS 1 XII IPS 1 XII IPS 1 XII IPS 1
2. Hasil jawaban responden a. Hasil jawaban angket motivasi belajar sebelum penerapan PAI sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional Untuk mendapatkan data tentang motivasi belajar sebelum penerapan PAI sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional, penulis menggunakan cara menyebarkan angket kepada 48 siswa dari kelas XII IPA 1, XII IPA 2 dan XII IPS 1 di SMA N 2 Boyolali. Rekapitulasi hasil angket tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
51
Tabel 3. 5 Jawaban Angket Motivasi Belajar Sebelum Penerapan PAI sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional No Item
No Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
C A A A A A A C A A A C A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B B
B A A C A A A A A A A A C A A A C B A A A A A C A A A C A A A A A B B A
B B B B A A B A A A B B B C B A A A B A B A B A B B B B A B A A A B B B
B B C C B B B B B B B B B B B B A A B A B B B B B B B B B B B A B B A A
B C C C B B A B B C C B C B C C C B B B C C B C C B B C B C B B B B B B
B B B B B B B C B A C B B B B B A A B B C B B B C C C B B A B B B C B C
B B B B A B B B A A B B A A B B B B B A B A B B B B B A C B A B A B B C
B B B B A B B B A A B A A A B B B B C A B B B B B B B B B A B B B B B B
B C B C A C A A A B C A A A B C A A A A B A A A B B B A C A B A B B A C
A B B A A C A B A B A B B A B B A A A A B A A A B A B B B A B A A B A B
B B A A B B A A A A B B B A B B B A A A C B B B B B C A B B B A A A A A
B B B B B A A B B B A B A B A B A A A B A B A A B A A B B B B B B B A A
B B A B B B A A A A C A A A B B A B C A B B B A B A C B A A C B A A A A
A B A A A B A A A A A A A A B A A A A A A A A A A B A A A A B A A A A A
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
52
No Resp 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
1 A A A B A A A A A A A A
2 A A A A A A A B A A B B
3 B A A B B B A A B A B B
4 B B A C B B B B B B B B
5 B B A B C B B B C B B B
6 A C C C C B C B B B C C
7 B A C C B A C B B B C B
No Item 8 9 10 B B B A A B C B B B C B B B C B A A C A B B A A B B B B B B B B B B B B
11 A A B A B B B A B B C A
12 B B B A B B B A B B B B
13 A A A A B B B A B B A B
14 A A A A A B A A A A A A
15 B A C A A A B A A A A A
b. Hasil jawaban motivasi belajar sesudah penerapan PAI sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional Rekapitulsi hasil penyebarkan angket kepada 48 siswa dari kelas XII IPA 1, XII IPA 2 dan XII IPS 1 di SMA N 2 Boyolali dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3. 6 Jawaban Angket Motivasi Belajar Sesudah Penerapan PAI sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No Item 1 A A A A A A A A A A
2 A A A A A A A A A A
3 A B B B A A A A A A
4 A B A A B B A A A B
5 A A A A B B B A B B
6 A B B B A B A A B B
7 A B B B A B A A A A
8 A B B B A B A A A A 53
9 A A B A A B A A A B
10 A B B A B B A A A B
11 A B A A A B B B A A
12 B B B A B B A A B A
13 14 15 B A A B B B A A A B A A B A A B B A A A A A A A A A A A A A
No Resp 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
1 A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
2 A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
3 B A A A A A A A B A B A B A A B B B A B A A A A A A A A A A A A B A A A A A
4 B B A A A B A A B A B B B B B B B B B B B A B A A A A A A B B A B A A A A A
5 B C B B A A A A B B A A B A B B B A B A B B B A A A A A A A A A A A B A A A
6 A B A A B B A A B A B B B B A A B B B A B A B A B A A A A A A A A B A A A A
No Item 8 9 10 B B A A A B A A A A A A B B B A A A A A A A A A A A A A A A B B B B A A A A A A A A B B B B B B B A B A A B A A B A A B A B B B A A A A A A A A A B A A B A A A A A A A A B B A B A A A A A A A B B B A A A A A A A A A A A A A A A
7 B B A A B B A A A A B A B B B B A A A A A B B A A A A A A A A A A A A A A A
54
11 B B A A A B B A A B A A A A B A A A A B B A A A A A A A A A A A B A A A A A
12 A B A B B B A A A A A A A A C B C B B A B A B B A A B B A A A A A A A A B B
13 14 15 C A A B A A A A A A A A B A A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B A A B A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B A A A A A A A A B A A A A A A A A
BAB IV ANALISIS DATA
Pada pembahasan bab ini yaitu membuktikan adanya komparasi motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Penulis akan menganalisisnya dengan menggunakan rumus t- test. Adapun cara menganalisisnya, penulis menggunakan tiga tahap yaitu analisis data motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional, analisis data motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional, dan komparasi motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali.
A. Analisis Deskriptif Dalam analisis deskriptif, penulis akan menyajikan analisis data dalam rangka untuk mengetahui tingkat motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional dan motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012.
55
4.
Analisis Motivasi Belajar Sebelum Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional Pengambilan data mengenai motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 15 item soal. Masingmasing pertanyaan tersedia 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A memiliki bobot nilai 3 b. Alternatif jawaban B memiliki bobot nilai 2 c. Alternatif jawaban C memiliki bobot nilai 1 Tabel 4.1 Skor Hasil Angket Motivasi Belajar Sebelum Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A 3 3 6 5 9 5 10 7 11 10 6 6 8 10 4 5
Item B 11 10 7 6 6 8 5 6 4 4 5 8 5 4 10 8
C 1 2 2 4 0 2 0 2 0 1 4 1 2 1 1 2
3 9 9 18 15 27 15 30 21 33 30 18 18 24 30 12 15
56
Skor 2 22 20 14 12 12 16 10 12 8 8 10 16 10 8 20 16
1 1 2 2 4 0 2 0 2 0 1 4 1 2 1 1 2
Jumlah 32 31 34 31 39 33 40 35 41 39 32 35 36 39 33 33
No Resp 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
A 10 10 8 12 5 8 7 8 4 6 5 6 6 9 5 9 9 6 8 7 6 10 7 6 4 6 5 9 4 5 4 4
Item B 3 5 4 3 7 6 8 5 9 8 7 7 7 5 9 6 6 8 9 5 9 4 4 5 8 9 7 6 10 10 8 10
C 2 0 2 0 3 1 0 2 2 1 3 2 2 1 1 0 0 1 0 3 0 1 4 4 3 0 3 0 1 0 3 1
3 30 30 24 36 15 24 21 24 12 18 15 18 18 27 15 27 27 18 24 21 18 30 21 18 12 18 15 27 12 15 12 12
Skor 2 6 10 8 6 14 12 16 10 18 16 14 14 14 10 18 12 12 16 18 10 18 8 8 10 16 18 14 12 20 20 16 20
1 2 0 2 0 3 1 0 2 2 1 3 2 2 1 1 0 0 1 0 3 0 1 4 4 3 0 3 0 1 0 3 1
Jumlah 38 40 34 42 32 37 37 36 32 35 32 34 34 38 34 39 39 35 42 34 36 39 33 32 31 36 32 39 33 35 31 33 1697
57
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mean atau rata-rata motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional sebagai berikut: X=
= = 35,35 Dari hasil perhitungan di atas diperoleh rata-rata skor motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional sebesar 35,35. Langkah selanjutnya adalah menetapkan kategori-kategori skor motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional. Dalam skipsi ini penulis menetapkan 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk menetapkan kategori di atas sebagai berikut: i= Keterangan: i
= Interval
xt
= Nilai tertinggi ideal
xr
= Nilai terendah ideal
Ki
= Kelas interval Sebelum menggunakan rumus tersebut, terlebih dahulu penulis
memaparkan tentang skor ideal yang berlaku dalam penyusunan skripsi 58
ini. Penetapan skor ideal tertinggi dan terendah diperoleh dari jumlah soal dan item penyekorannya. Dalam penelitian ini jumlah soal adalah 15 dengan 3 item jawaban yaitu A, B, C yang berskor 3, 2, 1 maka skor idealnya antara 15 – 45, dimana angka 15 adalah skor terendah ideal dan 45 adalah skor tertinggi ideal.
= 10 Dengan interval 10, maka diperoleh kelas interval kategori sebagai berikut: 1) 35 – 45 : kategori motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional kelas tinggi dengan nominasi A. 2) 25 – 34 : kategori motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional kelas sedang dengan nominasi B. 3) 15 – 24 : kategori motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional kelas rendah dengan nominasi C.
59
Selanjutnya untuk mengetahui nilai dan nominasi motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. 2 Nilai dan Nominasi Motivasi Belajar Sebelum Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional No Resp
Skor
Nominasi
Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
32 31 34 31 39 33 40 35 41 39 32 35 36 39 33 33 38 40 34 42 32 37 37 36 32 35 32 34 34 38 34
B B B B A B A A A A B A A A B B A A B A B A A A B A B B B A B
Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang
60
No Resp
Skor
Nominasi
Kategori
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
39 39 35 42 34 36 39 33 32 31 36 32 39 33 35 31 33
A A A A B A A B B B A B A B A B B
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Tinggi Sedang Sedang
Dari tabel di atas, dapat diketahui motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional untuk kategori tinggi (A) ada 25 siswa, kategori sedang (B) ada 23 siswa dan kategori rendah (C) tidak ada. Sedangkan untuk menghitung persentase menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: P
= Persentase
F
= Frekuensi jawaban responden
N
= Jumlah responden
61
1) Untuk motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional dalam kelas tinggi, mendapatkan nilai A sebanyak 25 siswa.
2) Untuk motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional dalam kelas sedang, mendapatkan nilai B sebanyak 23 siswa.
3) Untuk motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional dalam kelas rendah, mendapatkan nilai C sebanyak 0 siswa.
Untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel sebagai berikut: Tabel 4. 3 Frekuensi dan Persentase Motivasi Belajar Sebelum Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional No 1 2 3
Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah
Interval
frekuensi
Persentase
35 – 45 25 – 34 15 – 24
25 23 0 48
52,08% 47,92% 0% 100 %
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah 62
berstandar nasional pada siswa kelas XII di SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012 yang berada dalam kategori tinggi sebanyak 25 siswa atau 52,08%, dengan kategori sedang ada 23 siswa atau 47,92%. Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab permasalahan pertama yaitu ”bagaimana motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun 2011/ 2012?”.
5.
Analisis Motivasi Belajar Sesudah Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional Data motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa yang diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 15 pertanyaan. Dari masing-masing pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban, dengan bobot sebagai berikut: a. Alternatif jawaban A memiliki nilai 3 b. Alternatif jawaban B memiliki nilai 2 c. Alternatif jawaban C memiliki nilai 1
63
Tabel 4. 4 Nilai Jawaban Angket Motivasi Belajar Sesudah Penerapan pendidikan agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
A 13 4 8 10 10 4 13 14 12 14 7 7 13 13 8 9 14 15 11 13 9 12 10 12 7 7 7 9 10 11 8 11 10 14 12 14
Item B 2 11 7 5 5 11 2 1 3 1 7 7 2 2 7 6 1 0 4 2 7 3 5 3 7 8 7 6 5 4 7 4 5 1 3 1
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
64
3 39 12 24 30 30 12 39 42 36 42 21 21 39 39 24 27 42 45 33 39 27 36 30 36 21 21 21 27 30 33 24 33 30 42 36 42
Skor 2 4 22 14 10 10 22 4 2 6 2 14 14 4 4 14 12 2 0 8 4 14 6 10 6 14 16 14 12 10 8 14 8 10 2 6 2
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Nilai 43 34 38 40 40 34 43 44 42 44 36 36 43 43 38 39 44 45 41 43 41 42 40 42 36 37 36 39 40 41 38 41 40 44 42 44
No Resp 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
A 14 14 13 13 14 15 8 14 14 14 14 14
Item B 1 1 2 2 1 0 7 1 1 1 1 1
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 42 42 39 39 42 45 24 42 42 42 42 42
Skor 2 2 2 4 4 2 0 14 2 2 2 2 2
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Nilai 44 44 43 43 44 45 38 44 44 44 44 44 1974
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mean atau rata-rata motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional sebagai berikut: X=
= = 41,125 Dari hasil perhitungan di atas diperoleh rata-rata skor motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional sebesar 41,125. Langkah selanjutnya adalah menetapkan kategori-kategori skor motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional. Dalam skripsi ini penulis menetapkan 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan
65
rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk menetapkan kategori di atas sebagai berikut:
= 10 Berdasarkan hasil perhitungan interval di atas, maka interval yang diperoleh adalah 10. Dengan demikian dapat diketahui: 1) 35 – 45 : kategori motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional kelas tinggi dengan nominasi A. 2) 25 – 34 : kategori motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional kelas sedang dengan nominasi B. 3) 15 – 24 : kategori motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional kelas rendah dengan nominasi C. Selanjutnya untuk mengetahui nilai dan nominasi motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional dapat dilihat pada tabel berikut:
66
Tabel 4. 5 Nilai dan Nominasi Motivasi Belajar Sesudah Penerapan pendidikan agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Skor
Nominasi
Kategori
43 34 38 40 40 34 43 44 42 44 36 36 43 43 38 39 44 45 41 43 41 42 40 42 36 37 36 39 40 41 38 41 40 44 42 44 44
A B A A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
67
No Resp 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Skor
Nominasi
Kategori
44 43 43 44 45 38 44 44 44 44 44
A A A A A A A A A A A
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi
Dari tabel di atas, dapat diketahui motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional untuk kategori tinggi (A) ada 46 siswa, kategori sedang (B) ada 2 siswa dan kategori rendah (C) tidak ada. Sedangkan untuk menghitung persentase menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: P
= Persentase
F
= Frekuensi jawaban responden
N
= Jumlah responden
1) Untuk motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional dalam kelas tinggi, mendapatkan nilai A sebanyak 46 siswa
68
2) Untuk motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional dalam kelas sedang, mendapatkan nilai B sebanyak 2 siswa
3) Untuk motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional dalam kelas rendah, mendapatkan nilai C sebanyak 0 siswa
Untuk lebih jelasnya penulis sajikan tabel sebagai berikut: Tabel 4. 6 Frekuensi dan Persentase Motivasi Belajar Sesudah Penerapan Pendidikan Agama Islam sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional No 1 2 3
Kategori Tinggi Sedang Rendah Jumlah
Interval 35-45 25-34 15-24
frekuensi 46 2 0 48
Persentase 95,83% 4,17% 0% 100 %
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012 yang berada dalam kategori tinggi sebanyak 46 siswa atau 95,83%, dengan kategori sedang ada 2 siswa atau
69
4,17%. Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab permasalahan kedua yaitu ”bagaimana motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/ 2012?”.
B. Pengujian Hipotesis Analisis ini bertujuan untuk membuktikan diterima tidaknya hipotesis penelitian yang diajukan oleh penulis. Pengujian ini untuk mengetahui komparasi motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012 dengan menggunakan rumus t-test:
Keterangan:
t
= t-test
X
= Mean
SD
= Standar deviasi
N
= Jumlah responden
70
Adapun langkah-langkah pengujian hipotesis dengan teknik t-test adalah sebagai berikut: 1. Menghitung mean kelompok sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional (XA dan XB) 2. Menghitung standar deviasi sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional (SDA dan SDB) 3. Menghitung harga t dengan rumus t-test Tabel 4. 7 Persiapan Koefisien Komparasi Motivasi Belajar Antara Sebelum dan Sesudah Penerapan PAI sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Skor
No Resp 1 2 3 4 5 6 7 8
Motivasi Sebelum
Motivasi Sesudah
(XA)
(XB)
32 31 34 31 39 33 40 35
43 34 38 40 40 34 43 44
71
(XA – XA)2
(XB – XB)2
11,22 18,92 1,82 18,92 13,32 5,52 21,62 0,12
3,50 50,84 3,80 1,28 1,28 50,84 3,50 8,24
Skor
No Resp 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Motivasi Sebelum
Motivasi Sesudah
(XA)
(XB)
41 39 32 35 36 39 33 33 38 40 34 42 32 37 37 36 32 35 32 34 34 38 34 39 39 35 42 34 36 39 33 32 31 36 32
42 44 36 36 43 43 38 39 44 45 41 43 41 42 40 42 36 37 36 39 40 41 38 41 40 44 42 44 44 44 43 43 44 45 38
72
(XA – XA)2
(XB – XB)2
31,92 13,32 11,22 0,12 0,42 13,32 5,52 5,52 7,02 21,62 1,82 44,22 11,22 2,72 2,72 0,42 11,22 0,12 11,22 1,82 1,82 7,02 1,82 13,32 13,32 0,12 44,22 1,82 0,42 13,32 5,52 11,22 18,92 0,42 11,22
0,76 8,24 26,32 26,32 3,50 3,50 3,80 4,54 8,24 14,98 0,02 3,50 0,02 0,02 1,28 0,76 26,32 17,06 26,32 4,54 1,28 0,02 9,80 0,02 1,28 8,24 0,76 8,24 8,24 8,24 3,50 3,50 8,24 14,98 9,80
Skor
No
(XA – XA)2
(XB – XB)2
44 44 44 44 44
13,32 5,52 0,12 18,92 5,52
8,24 8,24 8,24 8,24 8,24
1697
1974
476,86
443,40
35,35
41,13
Motivasi Sebelum
Motivasi Sesudah
(XA)
(XB)
44 45 46 47 48
39 33 35 31 33
Jumlah Mean
Resp
Dari tabel di atas dapat diketahui: ∑XA
= 1697
(XA – XA)2
= 476,86
∑XB
= 1974
(XB – XB)2
= 443,40
XXA
= 35,35
XXB
= 41,13
Data tersebut digunakan untuk mencari standar deviasi sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional (SDA dan SDB). SDA2 =
SDB2 =
=
=
= 9,93
= 9,24
Setelah menghitung standar deviasi kemudian menghitung harga t dengan menggunakan rumus t-test.
73
= = = = 9,17 Dari hasil perhitungan di atas diperoleh kejelasan bahwa koefisien komparasi motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012 adalah thitung = 9,17.
74
C. Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya komparasi motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012. Setelah pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus t-test maka diperoleh nilai thitung sebesar 9,17 langkah selanjutnya adalah membandingkan thitung yang diperoleh dengan ttabel dengan d. f. 47, pada taraf signifikansi 5% diperoleh angka batas penolakan sebesar 2,021. Memperhatikan perbandingan antara nilai thitung sebesar 9,17 dengan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,021 , ternyata thitung lebih besar daripada ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang menyatakan bahwa “apabila thitung lebih basar dari ttabel hipotesis nihil ditolak”, maka hasil penelitian ini dinyatakan menolak Ho. Dengan demikian hipotesis kerja yang berbunyi “ada perbedaan
motivasi belajar antara sebelum dan sesudah
penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012” dapat diterima. Dengan demikian pernyataan tersebut menjawab permasalahan yang ketiga yaitu apakah ada perbedaan motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012.
75
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dan analisis data mengenai komparasi motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012, maka dapat disimpulkan : 1.
Tingkat motivasi belajar sebelum penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012 yang berada dalam kategori tinggi sebanyak 25 siswa atau sekitar 52,08%, kategori sedang ada 23 siswa atau 47,92%, sedangkan untuk kategori rendah tidak ada.
2.
Tingkat motivasi belajar sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012 yang berada dalam kategori tinggi sebanyak 46 siswa atau sekitar 95,83%, kategori sedang ada 2 siswa atau 4,17%, sedangkan untuk kategori rendah tidak ada.
76
3.
Ada perbedaan motivasi belajar antara sebelum dan sesudah penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012 Hal ini dibuktikan dari perhitungan mean yang menunjukkan bahwa
mean motivasi belajar siswa kelas XII sebelum penerapan PAI sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional sebesar 35,35 dan motivasi belajar siswa kelas XII sesudah penerapan PAI sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional sebesar 41,13. Selain dari nilai mean yang diperoleh, juga dibuktikan dalam analisis dengan menggunakan rumus statistik t-test diperoleh nilai thitung sebesar 9,17 yang kemudian dikonsultasikan dengan ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan d.f. 47 (n-1/ 48 - 1= 47) diperoleh angka penolakan sebesar 2,021 sehingga thitung lebih besar dari ttabel. Dengan memperhatikan perbandingan antara nilai thitung sebesar 9,17 dengan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 2,021 , ternyata thitung lebih besar daripada ttabel. Berdasarkan kriteria pengujian yang menyatakan bahwa “apabila thitung lebih basar dari ttabel hipotesis nihil ditolak”, maka hasil penelitian ini dinyatakan menolak Ho. Dengan demikian hipotesis kerja yang berbunyi “ada perbedaan
motivasi belajar antara sebelum dan sesudah
penerapan pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional pada siswa kelas XII SMA N 2 Boyolali Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2011/2012” dapat diterima.
77
B. Saran-saran Berdasarkan hasil dari penelitian yang diperoleh, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kepada pihak sekolah dan lembaga agar mempertahankan posisi pendidikan agama Islam sebagai mata ujian sekolah berstandar nasional menuju ujian nasional. 2. Guru sebagai pendidik dan motivator hendaknya senantiasa memberikan motivasi kepada peserta didik dalam mengajarkan ilmu pendidikan umum dan ilmu agama islam supaya visi sekolah untuk menjadikan siswa menjadi berprestasi, berdisiplin dan berperilaku dalam iman dan takwa yang tinggi dapat tercapai. 3. Siswa hendaknya lebih semangat dalam mengikuti pelajaran yang ada di sekolah baik yang dijadikan ujian nasional (UN), ujian sekolah berstandar nasional (USBN) maupun ujian sekolah secara maksimal agar lulus dari sekolah dengan nilai yang baik dan mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya kepada masyarakat.
78
DAFTAR PUSTAKA Danim, Sudarwan, 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok, Rineka Cipta, Jakarta. Dimyati & Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta, Jakarta, cet. Ke-3. Hadi, Sutrisno, 1994. Statistik 2, Andi Offset, Yogyakarta. Hamalik, Oemar, 2007. Kurikulum dan Pembelajaran, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Http://Id.Shvoong.Com Http://Mapendakabkediri.Blogspot.Com Http://Misamahfud.Wordpress.Com Irwanto, Heman Elia, Antonius Hadisoepadma, MJ. Retno Priyani, Yohannes Bagus Wismanto, 1989. Psikologi Umum, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Musbikin, Imam, 2009. Mengapa Anakku Malas Belajar Ya...?, Diva Press, Yogyakarta. Sardiman, 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, CV. Rajawali, Jakarta. Sarwono, Sarlito Wirawan, 1996. Pengantar Umum Psikologi, Bulan Bintang, Jakarta. Simandjuntak, B., 1983. Proses Belajar Mengajar, Tarsito, Bandung. Surya, Mohamad, 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Pustaka Bani Quraisy, Bandung. Thoha, Chabib & Abdul Mu’ti, 1998. PBM-PAI di Sekolah Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Thoha, Chabib, 2004. Metodologi Pengajaran Agama, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Uno, Hamzah B., Ed 1. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, cet. Ke-2.
Usman, Muh Uzer, 1991. Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdikarya, Bandung. Walgito Bimo, Ed IV. 2004. Pengantar Psikologi Umum, Andi, Yogyakarta
Angket penelitian sebelum di uji validitas dan realibitas Hubungan Penerapan PAI Sebagai Mata Ujian Sekolah Berstandar Nasional dengan Motivasi Mengikuti Pelajaran PAI
Petunjuk pengisian:
1. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban a, b, c yang sesuai dengan keadaan anda. 2. Keikutsertaan dan kejujuran anda dalam pengisian angket ini merupakan sumbangan yang berharga dalam penyelesaian studi ini. 3. Pemberian jawaban anda tidak mempengaruhi nilai dan dijamin kerahasiaannya. 4. Setelah diisi secara lengkap dimohon diserahkan kepada petugas yang menyerahkan angket ini. 5. Atas partisipasi anda, saya ucapkan terima kasih.
Identitas:
1. Nama
:
2. Jenis kelamin
:
3. Kelas
:
4. No. Induk
:
Angket Motivasi Belajar SebelumPenerapan PAI sebagai Ujian Sekolah Berstandar Nasional
1.
Apakah Anda membolos saat pelajaran PAI? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu
2.
Apakah Anda berusaha meminta izin, apabila berhalangan hadir pada jam pelajaran PAI? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
3.
Ketika Anda terlambat dalam mengikuti pelajaran PAI, apakah Anda merasa rugi? a. Sangat merasa rugi b. Agak merasa rugi c. Tidak merasa rugi
4.
Untuk menambah pengetahuan tentang materi agama, apakah Anda juga membaca buku-buku lain yang berkaitan dengan materi PAI? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
5.
Untuk menambah referensi materi PAI, apakah anda datang ke perpustakaan untuk membaca buku materi PAI? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
6.
Sesudah pelajaran PAI, apakah Anda mengulas kembali bacaan yang telah dipelajari dalam materi PAI? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
7.
Apakah Anda mencatat materi PAI? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
8.
Apakah Anda berusaha mencatat materi PAI secara lengkap? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
9.
Apabila Anda ketinggalan materi, apakah Anda melengkapi catatan materi PAI dengan meminjam catatan teman? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
10. Apakah Anda akan menanyakan materi yang belum Anda pahami? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 11. Apakah Anda bertanya kepada guru PAI terhadap tugas yang diberikan? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 12. Ketika Anda menanyakan sesuatu kepada guru, apakah Anda juga mengerti atas jawaban yang diberikan? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah mengerti 13. Apakah Anda mengerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran PAI? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 14. Apakah Anda menghafalkan suatu ayat atau hadits yang diberikan oleh guru PAI? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
15. Apakah Anda merasa harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru PAI? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
Angket Motivasi Belajar Sesudah Penerapan PAI sebagai Ujian Sekolah Berstandar Nasional
1.
Apakah Anda membolos saat pelajaran PAI? a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Selalu
2.
Apakah Anda berusaha meminta izin, apabila berhalangan hadir pada jam pelajaran PAI? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
3.
Ketika Anda terlambat dalam mengikuti pelajaran PAI, apakah Anda merasa rugi? a. Sangat merasa rugi b. Agak merasa rugi c. Tidak merasa rugi
4.
Untuk menambah pengetahuan tentang materi agama, apakah Anda juga membaca buku-buku lain yang berkaitan dengan materi PAI? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
5.
Untuk menambah referensi materi PAI, apakah anda datang ke perpustakaan untuk membaca buku materi PAI? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
6.
Sesudah pelajaran PAI, apakah Anda mengulas kembali bacaan yang telah dipelajari dalam materi PAI? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
7.
Apakah Anda mencatat materi PAI? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
8.
Apakah Anda berusaha mencatat materi PAI secara lengkap? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
9.
Apabila Anda ketinggalan materi, apakah Anda melengkapi catatan materi PAI dengan meminjam catatan teman? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
10. Apakah Anda akan menanyakan materi yang belum Anda pahami? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 11. Apakah Anda bertanya kepada guru PAI terhadap tugas yang diberikan? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 12. Ketika Anda menanyakan sesuatu kepada guru, apakah Anda juga mengerti atas jawaban yang diberikan? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah mengerti 13. Apakah Anda mengerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran PAI? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah 14. Apakah Anda menghafalkan suatu ayat atau hadits yang diberikan oleh guru PAI? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
15. Apakah Anda merasa harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru PAI? a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Imroatush Sholihah
TTL
: Boyolali, 28 September 1988
Alamat
: Cabean 09/ 02, Cabean Kunti, Cepogo, Boyolali
Pendidikan
: TK Islamiyah Cabean Kunti, Madrasah Ibtidaiyah Cabean Kunti, MTs Negeri Boyolali, MA Negeri Boyolali