PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV MI TARBIYATUL BANIN TEGALWATON KEC. AMPEL KAB. BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : M. HIDAYAT NIM : 125 08010 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: M. Hidayat
NIM
: 12508010
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 24 Februari 2011 Yang menyatakan,
M. Hidayat
MOTTO
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya” (HR Tirmidzi)
PERSEMBAHAN
Ayahanda dan ibunda atas kasih sayangnya selama ini, semoga Allah selalu memberi ridhlo-Nya kepada beliau berdua.
Adik dan segenap keluarga tercinta yang selalu mendorong dan memberi penyemangat sampai terelesainya skripsi ini.
Sahabat-sahabat seperjuanganku, yang selalu menemani dalam suka maupun duka.
Keluarga besar MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah meridhoi, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Merupakan kebahagiaan bagi penulis yang telah menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV MI TARBIYATUL BANIN TEGALWATON KEC. AMPEL KAB. BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kash yang sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Winarno, S.Si, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 3. Para dosen dan seluruh civitas jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga. 4. Bapak, Ibu dan semua sanak keluarga yang selalu memberikan motivasi untuk menghadapi segala masalah. 5. Sahabat-sahabat seperjuangan tanpa kalian aku tak mampu melakukan semua ini. 6. Dan semua pihak yang telah membantu atas terlaksananya skripsi ini, yang belum tercantum di sini.
Semoga amal kebaikan tersebut mendapat balasan dari Allah SWT, mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Salatiga, 24 Februari 2011
M. Hidayat
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dianggap penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Adanya kemajuan dalam bidang pendidikan menimbulkan dorongan melakukan berbagai inovasi pendidikan agar tercapai tujuan seperti yang diharapkan. Guru menempati posisi yang amat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Meskipun perlu diingatkan bahwa kecenderungan saat ini guru bukan dominasi satu-satunya bagi penentu pencapaian pembelajaran yang ia lakukan di kelas, namun bukan kemudian guru lepas begitu saja dari tanggung jawab pencapaian tujuan tersebut. Bagaimanapun guru tetap berada pada posisi terdepan dalam mendukung terwujudnya tujuan pembelajaran. Untuk mewujudkan harapan di atas, guru harus bersikap responsive dan pro aktif terhadap berbagai fenomena yang dijumpai atau dirasakan saat melaksanakan tugas pembelajaran. Selain itu, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memikirkan dan menelaah problem pembelajaran yang dijumpai di kelas, terutama dalam mata pelajaran IPS. Salah satu tantangan bagi guru dalam pembelajaran IPS adalah bagaimana mengajarkan pelajaran tersebut agar membuat peserta didik tidak jenuh atau bosan, tetapi sebaliknya bagaimana peserta didik itu bersemangat dan aktif dalam pembelajaran. Perasaan yang dialami kebanyakan siswa itu sebenarnya bukan disebabkan oleh materinya yang cenderung teoritis, tapi rasa bosan yang dialami
siswa disebabkan oleh penyajian yang bersifat monoton dan ekspositoris sehingga menyebabkan prestasi / hasil belajar pelajaran IPS kurang maksimal. Kondisi demikian juga terjadi di MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton pada kelas IV, berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan siswa tentang pelajaran IPS pada tanggal 27 November 2010, peneliti mengambil kesimpulan bahwa siswa seolah-olah “dipaksa” menerima segala penjelasan guru tanpa diberi kesempatan untuk berfikir kritis. Guru cenderung menyampaikan materi apa adanya dalam buku tanpa mengembangkan materi secara kontekstual, dalam pembelajaran guru juga kurang variatif dalam menggunakan variasi metode dan pendekatan dalam pembelajaran. Melihat situasi proses pembelajaran yang terjadi di lembaga pendidikan tersebut diperlukan penanganan untuk mengembankan atau menganekaragamkan model pembelajaran selama ini digunakan, dalam hal ini guru selaku pendidik, fasilitator dan motifator berkewajiban merencanakan pembelajaran selama ini untuk mengembangkan atau menganekaragamkan model pembelajaran yang menjadikan siswa dapat turut aktif sebagai subyek maupun obyek pelajaran dalam suasana yang demokratif dan kreatif. Guru juga harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang merangsang minat peserta didik untuk belajar khususnya pada pelajaran IPS, yang akhirnya akan berdampak pada prestasi belajar siswa. Dalam hal metode pembelajaran tentang keberhasilan dalam mengajar Allah berfirman (Q.S. An-Nahl, 16 : 125)
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. Pemilihan model dan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa merupakan kemampuan dan ketrampilan dasar yang harus dimiliki oleh guru, salah satu mode dan teknik pembelajaran dan pengajaran IPS adalah mode pembelajaran diskusi. Metode diskusi merupakan cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa (kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternati pemecahan suatu masalah. (Hasibuan, 1995: 20). Diskusi kelas berperan sangat penting dalam belajar aktif (Silberman, 2002 : 30) dengan demikian penerapan metode diskusi dalam pembelajaran, diharapkan siswa turut aktif sehingga akan berdampak pada prestasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPS. Fakta yang terurai di atas mendorong penulis untuk melakukan penelitian untuk melihat pengaruh pembelajaran diskusi terhadap prestasi belaajr siswa dengan
mengambil
judul
:
PENINGKATAN
PRESTASI
BELAJAR
PELAJARAN IPS MELALUI PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV MI TERBIYATUL BANIN TEGALWATON KEC. AMPEL KAB. BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah melalui penerapan metode diskusi dapat meningkatkan keaktifan siswa pada pelajaran IPS ? 2. Apakah penerapan metode diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah melalui penerapan diskusi dapat meningkatkan keaktifan siswa pada pelajaran IPS. 2. Untuk mengetahui apakah melalui penerapan metode diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS.
D. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 1996:67). Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi hipotesis penelitian ini adalah : 1. Penerapan metode diskusi dapat meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran IPS. 2. Penerapan metode diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pelajaran IPS.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan pada umumnya. Khususnya dapat memperkaya khasanah dunia pendidikan islam yang diperoleh dari lapangan. 2. Manfaat Praktis a. Untuk Guru - Dapat memberikan pelajaran dengan baik - Dapat meningkatkan kreatifitas guru b. Untuk Siswa - Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar - Melatih anak untuk berinteraksi sosial dengan teman yang lain F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah persepsi tentang judul penelitian ini, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut : 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah salah satu rangkaian pengertian yang terdiri dari rangkaian dua kata yaitu prestasi dan belajar, prestasi berasal dari kata Belanda yaitu prestatie kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang bararti “hasil usaha”. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masingmasing sebagaimana yang telah dijelaskan (Arifin, 1990:2). 2. Pelajaran IPS Pelajaran IPS adalah salah satu mata pelajaran di SD / MI yang terdiri dua buah bahan kajian pokok pengetahuan sosial dan sejarah. Pengetahuan sosial mencakup antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi dan tata negara, bagian kajian sejaerah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini (kurikulum SD, 1994:35).
3. Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah (Hasibuan, 1995:20).
G. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang ditetapkan adalah penelitian tindakan kelas, pada tahap ini peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu diperhatikan khusus untuk diamati. Adapun siklus atau tahap-tahap penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut : Perencanaan Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan Refleksi
Siklus III
Pengamatan
Pelaksanaan
a. Perencanaan tindakan menggambarkan hal-hal yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan, seperti penyiapan perangkat pembelajaran berupa skenario pembelajaran serta lembar evaluasi. b. Pelaksanaan tindakan berisi uraian tahapan-tahapan tindakan yang dilakukan. c. Pengamatan
menggambarkan
obyek
yang
diamati
dan
cara
pengamatannya. d. Refleksi dengan menguraikan hasil renungan mengenai keberhasilan dan atau kegagalan tindakan (Arikunto, 2008 : 16). 2. Subyek Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kec. Ampel, Kab. Boyolali. b. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai Januari akhir semester 1 tahun ajaran 2010/2011. c. Subyek Penelitian Subyek yang diteliti adalah siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Kec. Ampel, Kab. Boyolali tahun 2010/2011 dengan jumlah 18 (delapan belas) siswa, terdiri dari 8 laki-laki dan 10 siswa perempuan.
3. Instrumen / Alat Penelitian Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Rencana pembelajaran ini merupakan suatu rancangan pembelajaran yang akan dilaksanakan guru dalam proses belajar mengajar. b. Soal Formatif Tes ini digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa saat pelajaran telah selesai berlangsung. Menurut Purwanto (1984:165), dengan soal formatif dapat memantau kemajuan belajar siswa selama proses belajar berlangsung serta untuk mengetahui kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar mengajar dapat menjadi lebih baik. Lembar observasi pengamatan pengelolaan metode diskusi dan lembar pengamatan perhatian siswa, lembar ini digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran diskusi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan mengukur perhatian siswa dalam penggunaan metode ini. Menurut Suharsimi Arikunto, cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah merekapitulasi hasil tes buatan guru yang fungsinya adalah : 1) Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang telah diberikan dalam waktu tertentu. 2) Untuk menentukan apakah suatu tujuan telah tercapai. 3) Untuk memperoleh suatu nilai. Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketentuan belajar siswa-siswi secara individu maupun klasikal, di samping itu untuk
mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat dilihat dimana kelemahan khususnya pada bagian mana, pokok bahasan mana yang belum tercapai. c. Lembar Pengamatan Menurut Arikunto (2008 : 127), pengamatan/ observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pengamatan ini dilakukan terhadap peserta didik dan guru selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat keaktifan siswa dan prestasi siswa dalam pembelajaran IPS dengan metode diskusi. 4. Analisis Data Menurut Arikunto (2008 : 131), dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan, yaitu : a. Data kuantitatif, atau nilai hasil belajar siswa yang dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini penulis menggunakan statistik deskriptif. b. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran ekspresi tentang tingkat pemahaman terhadap pembelajaran IPS, pandangan atau sikap siswa terhadap suatu metode belajar yang baru, aktifitas dalam mengikuti pelajaran dan antusias dalam mengikuti pelajaran serta motivasi belajar. Penulis menganalisis data dengan menyusun dan mengolah data yang terkumpul melalui hasil tes dan catatan observasi. Adapun metode analisis data yang dipergunakan yaitu analisis deskripsi prosentase. Pelaksanaan analisis dilakukan secara terus menerus pada saat penelitian berlangsung
hingga pembuatan laporan penelitian akan menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan. Dalam rangka membuktikan hipotesis, maka hasil penelitian akan dilakukan analisis menggunakan rumus sebagai berikut :
t
D N D 2 ( D) 2 N 1
Keterangan : t D D2 N
= Harga beda untuk sampel berkorelasi = Perbedaan skor tes awal dan tes akhir = Kuadrat dari D = Banyaknya subyek penelitian
H. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang akan diajukan meliputi tiga bagian pokok, yaitu bagian awal, bagian inti, bagian akhir. Adapun sistematikanya sebagai berikut : 1. Bagian awal meliputi : Halaman sampul, lembar logo, halaman judul, perstujuan pembimbing, pengesahan, deklarasi, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian inti meliputi : BAB I
: Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalaha, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
: Kajian pustaka, terdiri dari prestasi belajar, belajar, pelajaran IPS dan metode diskusi.
BAB III
: Pelaksanaan tindakan, terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, subjek penelitian dan karakteristik siswa dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV
: Hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan per siklus.
BAB V
: Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat hidup penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Prestasi adalah hasil yang telah dicapai, dilakukan dikerjakan dan sebagainya (Purdaminto, 1983:108), prestasi di sini hanya dibatasi dalam bidang pendidikan khususnya dalam pelajaran IPS, dalam pelaksanaan belajar, untuk mengetahui sejauh mana proses belajar mengajar berhasil dilaksanakan, maka harus diadakan suatu evaluasi baik secara tertulis maupun praktek. Dari evaluasi tersebut akan menghasilkan nilai yang sering dikenal dengan istilah prestasi belajar. 2. Pengertian Belajar Menurut Dakir (1993 : 26) Belajar adalah perbuatan yang menghasilkan perubahan yang menuju kepada sesuatu yang lebih maju lagi dan perubahan itu didapat atas dasar latihan-latihan yang disengaja. Sedangkan menurut Ahmadi (2004 : 126) belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang buruk.
a. Arti Penting Belajar
Belajar adalah key term (istilah kunci) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalma berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan, misalnya pskilogi pendidikan. Dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang memerintahkan manusia untuk selalu menggunakan akal dan memahami dan merenungi segala ciptaan dan kebesaran, Allah berfirman (Al-Ghasiyah, 17 -20)
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan. Dan langit, abgaimana ia ditinggikan. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan” (AlGhasiyah, 17 -20). Kemampuan manusia berubah melalui belajar, manusia secara bebas dapat mengekploitasi, memilih, dan menetapkan keputusankeputusan penting untuk kehidupannya. Jika kemampuan manusia dikurangi setengahny saja maka peradapan yang ada sekarang tak akan guna bagi generasi mendatang. Menurut Syah (1995 : 93), belajar juga memainkan peran penting dalam mempertahankan kehidupan sekelompok umat manusia (bangsa) ditengah persaingan yang semakin ketat diantara bangsa-bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar. b. Teori-teori Belajar
Untuk lebih memperjelas pengertian kita tentang apakah belajar itu, dan bagaimana belajar itu terjadi, berikut ini akan dikemukakan beberapa teori belajar, yang merupakan hasil penyelidikan para ahli psikologi sesuai dengan aliran psikologinya masing-masing. Teori belajar yang terkenal dalam psikologi antara lain ialah : 1). Teori belajar menurut konsep ahli-ahli ilmu jiwa daya Menurut teori ini manusia mempunyai daya-daya, misalnya : daya mengenal, daya mengingat, daya berfikir, daya fantasi dan sebagainya. Daya-daya itu supaya menjadi tajam haruslah dilatih : daya berfikir meningkat kalau dilatih untuk memecahkan soal, daya ingatan lebih tinggi kalau digunakan untuk mengingat. Belajar hanyalah melatih daya-daya tersebut. Akibat teori ini untuk mendapatkan pengetahuan dengan hafalan saja seperti menghafal tahun, diberi soal-soal yang semuanya tidak bernilai praktis. 2). Teori medan dari Lewin Seorang yang menghadapi masalah, kalau ingin memecahkan, maka orang akan meletakkan persoalan itu pada suatu medan context sehingga dapat menghubungkan antara persoalan dengan context-nya sehingga terpecahkan masalahnya. 3). Teori Behaviorisme Teori ini dikemukakan oleh Watson. Menurut pendapatnya : pengetahuan harus bersifat positif sehingga obyeknya harus dapat diamati. Yaitu berupa tingkah laku. Tingkah laku ialah reaksi organisme sebagai keseluruhan terhadap perangsang dari luar. Belajar
adalah melatih reaksi-reaksi itu terhadap perangsang yang sudah tertentu. Dalam hal ini reaksi itu harus dapat diamati dan diukur. 4). Teori Gestal Belajar yang paling penting adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respon yang tepat untuk memcahkan masalah yang dihadapi, belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi memperoleh wawasan. c. Tujuan Belajar Robert M. Gagne dalam Hasibun (1993 : 5), mengemukakan lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar. Kelima macam kemampuan tersebut adalah : 1). Ketrampilan intelektual yang merupakan hasil belajar yang terpenting dari sistem lingkungan skalastik. 2). Strategi kognitif, mengatur “cara belajar” dan berpikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah. 3). Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. 4). Ketrampilan motorik yang diperoleh dari sekolah, antara lain ketrampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya. 5). Sikap dan nilai berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungan bertingkahlaku terhadap orang, barang, atau kejadian. d. Prinsip-prinsip Belajar 1). Belajar bagian dari perkembangan. 2). Belajar berlangsung seumur hidup.
3). Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan. 4). Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu. 5). Belajar berlangsung dengan guru dan tanpa guru. e. Macam-macam Evaluasi Belajar Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu pengembangan ilmu telah berada di jalan yang diharapkan (Slameto, 1991 : 159), adapun macam-macam evaluasi sebagai berikut : 1). Evaluasi Formatif Yaitu evaluasi untuk mengetahui daya serap siswa setelah satuan pelajaran disajikan. Evaluasi dilakukan untuk menentukan ketuntasan belajar bagi siswa yang biasanya dilakukan dengan test tertulis. Bagi siswa yang telah tuntas, bisa melanjutkan dengan materi pelajaran yang baru, sedangkan yang belum tuntas diberi pengayaan atau tugas selanjutnya yaitu remidi. 2). Evaluasi Sumatif Yaitu evaluasi yang dilakukan setelah satu satuan waktu. Evaluasi ini untuk menentukan seorang siswa mampu atau belum mampu untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih atas. Nilai dari evaluasi ini tidak hanya berdasarkan pada tes akhir saja tetapi meliputi rangkaian tes formatif dan keaktifan dalam mengikuti pelajaran. f. Ciri-ciri Perubahan tingkah laku dalam belajar Perubahan yang terjadi dalam individu banyak sekali baik sifatnya maupun jenisnya, karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri
individu merupakan perubahan dalam belajar. Adapun perubahan tingkah laku dalam belajar adalah : 1). Perubahan yang terjadi secara sadar. 2). Perubahan yang terjadi bersifat continue dan fungsional. 3). Perubahan yang terjadi dalam belajar bersifat positif dan alternatif. 4). Perubahan yang terjadi dalam belajar bukan sifat sementara, akan tetapi bersifat menetap atau permanent. 5). Perubahan dalam belajar terarah. 6). Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. (Slameto, 1988 : 34). 3. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah merupakan hasil dari suatu kegiatan yang telah dilakukan melalui pendidikan dan latihan yang sistematis dan terencana sehingga terjadi perubahan tingkah laku dan kepribadian ke arah yang lebih baik atau yang ingin dicapai dalam pembelajaran atau latihan tersebut. Dapat dikatakan pula bahwa prestasi belajar merupakan produk dari belajar itu sendiri, atau merupakan hasil dari proses belajar. a. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal) individu (Ahmadi, 1991 : 138). Pengertian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membatu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.
Yang tergolong faktor internal adalah : 1). Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang. Yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya. 2). Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh terdiri atas : a) Faktor intelektif meliputi : o Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat. o Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri. 3). Faktor kematangan fisik maupun psikis Yang tergolong faktor eksternal ialah : a) Faktor sosial terdiri atas : o Lingkungan keluarga; o Lingkungan sekolah; o Lingkungan masyarakat; o Lingkungan kelompok. b) Faktor budaya seperti adapt istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan iklim. d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan
Faktor-faktor tersebut saling beriteraksi secara langsung maupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. b. Fungsi Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perennial dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masingmasing. Bila demikian halnya, kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberi kepuasan tertentu pula pada manusia, khususnya manusia yang berada pada bangku sekolah. Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi utama, menurut Arifin (1988 : 3) fungsi prestasi belajar antara lain : 1). Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 2). Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini didasarkan atas asumsi bahwa ahli psikologi biasanya menyebut sebagai tendensi keingintahuan (courisity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan. 3). Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatankan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feed beck) dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4). Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tingkat tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan anak didik di masyarakat. 5). Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Betapa pentingnya kita mengetahui prestasi anak didik, baik secara perseorangan, sebab fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga indikator kualitas institusi pendidikan.
B. Pelajaran IPS 1. Pengertian IPS Menurut Nasution (1975), IPS adalah “suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dan lingkungan fisiknya maupun dalam lingkungan sosial yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik, dan psikologi. Menurut GBPP MI (1994), dijelaskan IPS adalah “mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, tata negara, dan sejarah”. 2. Tujuan Pengajaran IPS Tujuan pembelajaran IPS menurut Departemen RI (2002 : 9) meliputi dua hal, yaitu : a. Tujuan umum IPS Fenton (1967), mengemukakan tiga tujuan, yaitu : 1) Mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik. 2) Mengajarkan anak didik berkemampuan berpikir. 3) Agar anakdapat melanjutkan kebudayaan bangsanya. b. Tujuan khusus IPS dapat diklasifikasikan pada : 1) Acquiring of knowledge (pemberian pengetahuan) Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan anak didik menajdi warga negara yang baik.
2) Training in independent study Dalam hal ini anak harus dilatih belajar sendiri, anak harus diajarkan bagaimana
belajar
yang
baik,
memupuk
kebiasaan
belajar,
mempergunakan waktu secara baik dan tepat guna. 3) Development of reasoning power and critical judgment Peserta didik dilatih untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, dihubungkan dengan pengetahuan yang dimiliki. 4) Formation of habits and skill Pembentukan kegemaran dan ketrampilan anak didik. 5) Training in desirable patterns of conduct Melatih anak untuk menghayati nilai-nilai yang baik termasuk di dalamnya etika moral, kejujuran dan sebagainya. 3. Pendekatan Pembelajaran IPS Dalam pelaksanaan belajar mengajar guru dapat memilih dan menentukan pendekatan yang disesuaikan dengan kemampuannya, kekhasan bahan
pelajaran,
sarana
dan
keadaan
siswa.
Beberapa
pendekatan
pembelajaran IPS (Kurikulum SD / MI, 1994 : 43), adalah : a. Lingkungan Kegiatan pembelajaran yang menggunakan pendekatan ini dapat dimulai dari atau mencakup hal-hal atau peristiwa yang perah dialami dan terdapat di lingkungan siswa.
b. Penemuan (inkuiri) Pendekatan ini mendorong dan mengarahkan siswa untuk melibatkan diri secara aktif dalam proses belajar mengajar dengan melakukan kegiatan belajar. c. Induktif – deduktif Pendekatan induktif, siswa menarik suatu kesimpulan dari sejumlah fakta yang satu sama lainnya ada hubungannya yang diperoleh melalui pengamatan atau cara yang lain, sedangkan deduktif, menghadapkan siswa pada suatu yang berlaku umum dan mengumpulkan berbagai fakta yang mendukung pernyataan tersebut. d. Nilai Pendekatan ini dapat dikembangkan berbagai nilai seperti nilai moral, nilai estetika, dan sebagainya.
4. Karakteristik IPS IPS memiliki karakteristik seperti : a. Kerangka kerja IPS lebih menekankan pada bidang praktis tentang peristiwa, gejala dan masalah sosial dan pada bidang teoritis keilmuan. b. Dalam menelaah obyek studinya, IPS menekankan pada keterpaduan aspek-aspek kehidupan sosial daripada aspek-aspek yang terpisah satu sama lain. c. Kerangka kerja IPS berlandaskan ilmu-ilmu sosial sebagai induknya dan menjadikan ilmu-ilmu sosial tersebut sebagai sumber materinya. d. Pada pengajaran IPS, masyarakat menjadi sumber materi, obyek studi, laboratorium dan sekaligus juga menjadi ruang lingkup penelaahnya.
e. Dalam
melaksanakan
kerjanya,
IPS
menerapkan
pendekatan
interdisipliner. f. Pengajaran IPS dilaksanakan mulai dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah sampai perguruan tinggi.
5. Pengembangan Kurikulum IPS Dalam pengembangan kurikulum kedudukan guru sangat menentukan karena pengembangan dan penjabaran kurikulum selanjutnya terletak di tangan guru di lapangan. Karena gurulah yang lebih mengetahui tingkat perkembangan para siswa, perbedaan tiap siswa, daya serap siswa, suasana dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), serta sumber sarana yang tersedia. Ada lima cara dalam mengembangkan kurikulum yan dapat digunakan guru sebagai pengembangan kurikulum (Departemen Agama RI, 2002 : 44 – 47), yaitu : a. Pengembangan berdasarkan isi Pengembangan ini bertitik tolak pada susunan pengetahuan suatu bidang atau lingkup pengalaman atau sekelompok gejala. b. Pengembangan berdasarkan konsep Pengembangan ini bertitik tolak pada suatu konsep atau prinsip dan serangkaian konsep. c. Pengembangan berdasarkan ketrampilan proses Pengembangan ini bertitik tolak pada ketrampilan proses yang lebih ditekankan pada isi dan konsep. d. Pengembangan berdasarkan masalah
Pengembang ini bertitik tolak pada masalah-masalah yang perlu dipecahkan sebagai wahana untuk menerapkan ketrampilan proses dalam situasi yang lebih komplek dan realistis atau menentukan konsep secara tidak langsung. e. Pengembangan berdasarkan minat Pengembangan ini bertitik tolak pada minat anak, anak diberi kesempatan memilih hal yang dirasakan penting bagi dirinya. 6. Strategi Belajar Mengajar IPS di SD / MI Dalam belajar mengajar ada dua strategi umum yang dipakai oleh guru seperti: a. Strategi Ekspositasi Strategi ekspositasi termasuk strategi belajar mengajar yang konvensional (tradisional) karena penyajiannya lebih terpusat pada guru (teacher centered). b. Strategi Heuristik Strategi heuristik merupakan strategi proses belajar mengajar yang menekankan pada anak supaya aktif berperan dalam proses belajar mengajar (child centered). 7. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Kelas Empat Semester Satu a. Standar kompetensi mata pelajaran IPS semester I Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan Kabupaten / Kota dan Provinsi. b. Kompetensi dasar mata pelajaran IPS semester I
1) Membaca peta lingkungan setempat (Kabupaten / Kota dan Provinsi). Dengan menggunakan skala sederhana. 2) Mendiskripsikan kenampakan alam, lingkungan Kabupaten / Kota dan Provinsi serta hubungan dengan keragaman sosial dan budaya. 3) Menunjukkan jenis dan persebaran sumber daya alam serta pemanfaatannya, untuk kegiatan ekonomi di lingkungan setempat (Kabupaten / Kota dan Provinsi). 4) Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya setempat (Kabupaten / Kota dan Provinsi). 5) Meneladani sikap pahlawan dan patriotisme tokoh-tokoh di lingkungannya.
C. Metode Diskusi Metode adalah suatu cara yang dilakukan oleh seseorang untuk meraih sesuatu. Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pengajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyampaikan bahan pengajaran baik secara individu atau secara kelompok. 1. Pengertian Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah (Hasibuan, 1995 : 20). 2. Prinsip Menggunakan Metode Diskusi
Menurut Engkoswara (1988 : 50) ada beberapa prinsip dalam menggunakan metode diskusi yaitu : a. Prinsip mengikutsertakan anak-anak dalam diskusi Pembicaraan jangan sampai diborong oleh beberapa orang anak. perhatian anak yang selalu, kadang-kadang ia mempunyai pendapat yang baik. Dalam hal anak terus diam, guru hendaknya menyuruh anak itu untuk mengemukakan pendapatnya. b. Diskusi yang baik tidak asal bicara, ramai, diperlukan suatu ketertiban baik dalam bergiliran mengemukakan pendapat maupun memperhatikan orang lain yang sedang bicara. c. Pertanyaan atau persoalan hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan dan pengalaman anak. d. Guru sebagai pemimpin yang memberikan kepercayaan kepada anak-anak untuk turut serta dalam diskusi, mendorong dan merangsang anak untuk melakukan sumbangan pikirannya. e. Menyetujui atau menentang pendapat orang, anak-anak supaya tetap berperilaku sopan dan hormat, berdebat jagnan hanya untuk menang dan menyakiti atau mematahkan semangat orang. 3. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi a. Mengemukakan masalah yang akan didiskusikan. Suatu masalah hendaknya dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang memungkinkan dapat merangsang anak berpikir dan macam-macam jawaban. b. Mengemukakan beberapa alasan mengapa masalah itu perlu didiskusikan.
c. Memberi
kesempatan
kepada
anak-anak
untuk
mengemukakan
pendapatnya atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan terhadap pendapat orang lain atau terhadap persoalan yang dikemukakan guru. d. Menyimpulkan perbedaan pendapat (Engkoswara, 1988 : 50-51). 4. Jenis-jenis metode diskusi Menurut Usman (2002, 40-43) terdapat beberapa jenis metode diskusi yang dapat dilakukan guru untuk membimbing guru untuk membimbing anak belajar, diantaranya : a. Whole Group Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang ideal apabila jumlah anggota tidak lebih dari 15 orang. b. Buzz Group Satu kelompok besar dibagi menjadi beberapa kelompok kecil, terdiri atas 4 – 5 orang. Tempat diatur agar siswa dapat berhadapan muka dan bertukar dengan mudah. Menajamkan kerangka bahan pelajaran, memperjelas bahan pelajaran atau menjawab pertanyaan-pertanyaan. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar segenap individu membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda tentang bahan pelajaran, interprestasi dan informasi yang diperoleh masing-masing. Dengan demikian masing-masing individu dapat saling memperbaiki pengertian, persepsi, informasi, interprestasi sehingga dapat dihindarkan kekeliruan-kekeliruan. c. Syndicate Group Suatu kelompok (kelas) dibagi menjadi beberapa kelompok kecil terdiri dari 3 – 6 orang. Masing-masing kelompok kecil melaksanakan
tugas tertentu. Guru menjelaskan garis besarnya problema kepada kelas; ia menggambarkan aspek-aspek masalah, kemudian tiap-tiap kelompok (syndicate) diberi tugas untuk mempelajari suatu aspek tertentu. Guru menyediakan referensi atau sumber-sumber informasi lain. Setiap sindikat bersidang sendiri-sendiri atau membaca bahan, berdiskusi, dan menyusun laporan yang berupa kesimpulan sindikat. Tiap laporan dibawa ke sidang pleno untuk didiskusikan lebih lanjut. d. Panel Suatu kelompok kecil biasanya 3 – 6 orang, mendiskusikan suatu obyek tertentu, duduk dalam suatu susunan semi melingkar, dipimpin oleh seorang moderator, panel ini secara fisik dapat berhadapan dengan audience. e. Brain Storming Group Kelompok menyumbangkan ide-ide baru tanpa dinilai segera. Setiap anggota kelompok mengeluarkan pendapatnya. Hasil belajar yang diharapkan ialah agar anggota kelompok belajar menghargai pendapat orang lain, menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri dalam mengembangkan ide-ide yang ditemukannya yang dianggap benar. f. Simposium Beberapa orang membahas tentang berbagai aspek dari suatu subyek tertentu, dan membacakan di muka peserta symposium secara sindikat (5-20 menit). Kemudian diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari para penyanggah, dan juga dari pendengar. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oleh panitia perumus sebagai hasil symposium.
g. Informal Debate Kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya, dan mendiskusikan
subyek
yang
cocok
untu
diperdebatkan
tanpa
memperhatikan peraturan perdebatan formal. Bahan yang cocok untuk diperdebatkan ialah yang bersifat problematik, bukan yang bersifat faktual. h. Colloquium Seseorang atau beberapa orang sebagai sumber menjawab pertanyaan dari audience. Hasil belajar yang diharapkan ialah para siswa akan memperoleh pengetahuan dari tangan mereka. i. Fish Bowl Beberapa orang peserta dipimping oleh seorang ketua mengadakan suatu diskusi untuk mengambil suatu keputusan. Tempat duduk setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta diskusi. Kelompok pendengar duduk mengelilingi kelompok diskusi, seolah-olah melihat ikan yang berada dalam sebuah mangkok (fish bowl). j. Diskusi Kelompok Kecil Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi ke dalam sub masalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan atau mempresentasikan hasil diskusi. Dari beberapa jenis-jenis metode diskusi di atas peneliti menggunakan metode diskusi kelompok kecil karena memiliki beberapa keunggulan, diantaranya :
1. Siswa aktif berpikir dan menyampaikan buah pikirannya melalui jawabanjawaban atas pertanyaan guru sehingga situasi kelas lebih hidup. 2. Siswa terlatih dalam mengemukakan pendapat dengan lisan secara teratur. 3. Setiap siswa memiliki perbedaan pendapat sehingga membawa kelas pada situasi diskusi kelompok kecil menarik. 4. Siswa biasanya segan mencurahkan perhatian menjadi lebih berhati-hati secara sungguh-sungguh mengikuti pelajaran. 5. Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan yang akan atau telah diambil. 6. Mengembangkan rasa solidaritas / toleransi terhadap pendapat yang bervariasi atau bertentangan sama sekali. 7. Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasanpenjelasan dari berbagai sumber data. Namun diskusi kelompok kecil ini juga memiliki kekurangan yaitu pertanyaan-pertanyaan tidak dapat disebarkan kepada seluruh siswa sehingga siswa tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan, pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa berbicara. Siswa pemalu atau pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara. Berdasarkan pernyataan di atas, maka sesungguhnya hal-hal yang menjadi kekurangan dalam metode diskusi kelompok kecil bukan berarti metode ini tidak baik digunakan, tetapi yang penting seorang guru dapat berbicara dengan baik agar metode kelompok kecil yang digunakan untuk menyampaikan pelajaran dapat berjalan dengan lancar.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1.
Sejarah singkat berdirinya MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton didirikan pada tanggal 17 Agustus tahun 1962. Berdirinya MI Tarbyatul Banin Tegalwaton diprakasai oleh tokoh agama dusun Tegalwaton yaitu bapak Muh. Jahuri dibantu oleh masyarakat dukuh Tegalwaton, Tempel dan Sidodadi yang tergabung dalam paguyuban yayasan umat Islam. MI Tarbiyatul Banin didirikan dengan tujuan supaya putra-putri masyarakat Tegalwaton, Tempel, Sidodadi dan sekitarnya bisa bersekolah dengan jarak yang tidak jauh, mengingat SR saat itu dikelurahan Kembang baru ada 1 dan jaraknya sekitar 7 Km dari dusun tersebut. Selain itu sekolahan MI Tarbiyatul Banin juga bertujuan untuk mendidik anak mengenal dan menjalankan agama Islam. Berdasarkan surat dari Kepala Kantor Departemen Agama propinsi Jawa Tengah nomor Wk/5.b/383/Pgm/1222/1990 Tanggal 22 November 1990, sekolah ini diberi nama Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin yang dikelola oleh lembaga masyarakat yaitu yayasan umat Islam. Setelah beberapa tahun kemudian pemerintah memberikan bantuan gedung sehingga lokasi MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton pindah yang semula berada dirumah bapak Muh. Jahuri Tegawaton pindah ke desa Tegalsari tidak jauh dari lokasi semula tepatnya disebidang tanah milik kraton Jogjakarta yang diberikan kepada Kelurahan Kembang. Sekarang Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin Tegalwaton tepatnya berada di Tegalsari Kembang Ampel
Boyolali. Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Tarbiyatul Banin Tegalwaton sangat strategis dan cocok untuk kegiatan belajar mengajar, karena lokasi ini terletak di jalur utama kelurahan Kembang dan berada diantara dua dusun yaitu dusun Wates dan dusun Tegalsari sehingga mudah dijangkau. Luas Madrasah ini kurang lebih 1.400 m2. Berasarkan piagam akreditasi Madrasah Ibtidaiyah nomor: Kw.11.4/4/PP.03.2 /623.9.35/2006 madrasah ini terakreditasi C atau cukup. Jumlah siswa MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah 90 siswa. Kelas 1 berjumlah 17 siswa, kelas 2 berjumlah 18 siswa, kelas 3 berjumlah 11 siswa, kelas 4 berjumlah 18 siswa, kelas 5 berjumlah 10 siswa dan kelas 6 berjumlah 6 siswa. 2. Struktur Organisasi MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton tahun pelajaran 2010/2011 Dalam melaksanakan proses belajar mengajar di madrasah terdapat struktur organisasi yang berfungsi untuk mengelola sekolah sehingga visi misi Madrasah dapat terwujud.
Kepala Ashab, A.Ma
Komite Madrasah Suyut Ahmadi
Wakil Kepala Sri Kemi, S.Pd
Sekretaris Yuni Purwanti, S.PdI
Si. BP Yuni. P, S.PdI
Bendahara M. Hidayat, A.Ma
Wk. Kesiswaan Churun In, S.PdI
Si. Kesenian M. Hidayat, A.Ma
Si. Tilawah Anis Tamami, S.PdI
Si. Tari Churun In, S.PdI
Si. Pramuka Sri Wahyuni
3. Keadaan Guru dan Karyawan Madrasah ini mempunyai 7 guru yang semuanya merupakan guru wiyata bakti (WB) dan bertugas sebagai guru kelas. Tabel 3.1 Daftar Guru MI Tarbiyatul Banin No
Nama Guru
Tugas
1
Yuni Purwanti, S.Pd I
Guru Kelas I dan Bahasa Arab
2
Sri Wahyuni
Guru Kelas II
3
Anis Tamami, S.Pd I
Guru Kelas II Mapel Agama
4
Churun In, S.Pd I
Guru Kelas III
5
M. Hidayat, A.Ma
Guru Kelas IV
6
Sri Kemi, S.Pd
Guru Kelas V
7
Ashab, A.Ma
Guru Kelas VI
Selain proses belajar mengajar di jam intra sekolah MI Tarbiyatul Banin mengadakan bimbingan belajar di luar jam belajar untuk menunjang keberhasilan UAS-BN dan UAM-BN serta untuk meningkatkan dan
menambah pengetahuan agama siswa. Selain dilaksanakan oleh guru, bimbingan belajar juga di bantu oleh masyarakat sekitar yang kompeten di bidangnya atau guru dari madrasah lain yang bertempat tinggal di sekitar MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton. Tabel 3.2 Daftar Guru Tambahan Bertugas Untuk Bimbingan Belajar No
Nama Guru
Tugas
1
Puji Mulyati, A.Md
Guru Pembimbing Matematika
2
Sri Winarsih, A.Ma
Guru Pembimbing UAS-BN
3
Iin Inayah Sulistyani, A.Ma
Guru Pembimbing Agama
4
M. Imam Sofadi
Guru Pembimbing BTQ
5
Ahmadi
Guru Pembimbing Tilawah
4. Fasilitas MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton Dalam Proses belajar Mengajar MI Tarbiyatul Banin memiliki bangunan gedung yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 2 kamar mandi, juga ditunjang dengan perpustakaan yang berada disetiap kelas, lapangan badminton, halaman yang luas serta ditunjang dengan alat peraga IPA, IPS, Olah Raga, dan media audio visual serta akses internet.
B. Subyek Penelitian dan Karakteristik Siswa Subyek yang diteliti adalah siswa kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali pada tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 18 anak yang terdiri dari 8 laki-laki dan 10 perempuan. Karakteristik siswa ini secara detail dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Usia siswa rata-rata 10 tahun. 2. Latar belakang keluarga atau orang tua berpendidikan dan berprofesi sebagai petani. 3. Tingkat kepandaian siswa sedang. Tabel 3.1 Data Siswa No
Nama Siswa
Tempat & Tgl Lahir
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan √
1
Alfendi B
Kab. Boyolali, 23-10-2001
2
Danang S
Kab. Boyolali, 23-09-2001
√
3
Diki K.
Kab. Boyolali, 04-11-2001
√
4
Dian H.
Kab. Boyolali, 28-05-2001
5
Eka Y.
Kab. Boyolali, 16-03-2000
6
Ghoni N.K
Kab. Boyolali, 11-05-2000
7
Jarwoko
Kab. Boyolali, 17-07-2000
√
8
M. Rivaldi
Kab. Boyolali, 11-04-2000
√
9
Muslimah
Kab. Boyolali, 13-04-2000
√
10
Nurul H
Kab. Boyolali, 02-05-2000
√
11
Novita S
Kab. Boyolali, 12-04-2000
√
12
Puji A
Kab. Boyolali, 25-08-2001
√
13
Siswanti
Kab. Boyolali, 15-04-2000
√
14
Sit M
Kab. Boyolali, 27-05-2000
√
15
Tiara W
Kab. Boyolali, 14-12-2001
√
16
Vivin D
Kab. Boyolali, 28-05-2000
√
17
Zaenal A
Kab. Boyolali, 11-11-1999
√
18
M. Mubin
Kab. Boyolali, 12-02-2000
√
√ √ √
Mata pelajaran yang dijadikan obyek penelitian adalah mata pelajaran IPS, dengan pokok bahasan keberagaman sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam. Dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar mata pelajaran IPS kelas IV, penelitian tindakan kelas ini dimulai pada tanggal 23 November 2010.
C. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPS semester I tahun ajaran 2010/2011. pelaksanaan pembelajaran IPS dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai seperti apa yang telah direncanakan dalam faktor yang akan diteliti. Kekurangan-kekurangan pada siklus pertama akan diperbaiki pada siklus kedua dan selanjutnya kekurangan pada siklus kedua akan diperbaiki pada siklus ketiga. Untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa dilaksanakan pre test dan post test pada siklus I, siklus II dan siklus III. Sedangkan untuk melihat ada tidaknya keaktifan siswa terhadap pelajaran IPS dengan pokok bahasan keberagaman sosial dan budaya berdasarkan kenampakan alam, digunakan lembar pengamatan. Prosedur dalam penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. 1. Siklus I a.
Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut : 1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari Selasa tanggal 23 November 2010. 2) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran yaitu:
a) Siswa mampu memahami dan menyebutkan aneka ragam kenampakan alam yang ada di sekitar tempat tinggal. b) Siswa mampu menjelaskan sebab-sebab terjadinya beberapa gejala alam. 3) Membuat instrumen penelitian yaitu : a) Lembar pengamatan kegiatan siswa untuk mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran (lembar pengamatan siswa terlampir). b) Lembar pengamatan kegiatan guru yaitu untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan kelas oleh guru (lembar pengamatan guru terlampir). 4) Penyiapkan alat dan media pembelajaran yang meliputi : a) Buku IPS untuk SD kelas IV. b) Kapur, spidol, penghapus dan papan tulis. 5) Merancang scenario pembelajaran sebagai pedoman penelitian tindakan kelas. 6) Menyiapkan
atau
menentukan
metode
pembelajaran.
Metode
pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Ceramah b) Diskusi kelompok kecil
b. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pada siklus I berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit) dan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai RPP yang dibuat meliputi :
1) Kegiatan Awal a. Berdoa. b. Apersepsi Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. c. Pre test (soal pre test terlampir) 2) Kegiatan Inti a) Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan bersama-sama. b) Guru memberikan materi. c) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang diambil secara acak. d) Masing-masing kelompok mendiskusikan materi yang sudah ditentukan oleh guru. e) Diskusi dibatasi 15 menit. f) Guru mengawasi dan memberikan pengarahan kepada setiap kelompok yang belum jelas atau belum mengerti. g) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kerja kelompok didepan kelas. h) Guru memberikan penjelasan seperlunya tentang materi pelajaran. i) Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. 3) Kegiatan Akhir a) Post test (soal terlampir) b) Do’a atau penutup.
c. Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan proses pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran materi tentang keberagaman kepekaan alam dan
gejala-gejala alam. Pada siklus ini kegiatan siswa yang diamati adalah keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selain pengamatan juga dilaksanakan pre test dan post test untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Sedang kegiatan / aktivitas guru yang diamati antara lain cara penyampaian materi, penerapan metode diskusi, pengelolaan waktu dan lain-lain.
d. Refleksi Pembelajaran dari siklus I belum menunjukkan hasil yang memuaskan, karena keaktifan siswa untuk mengikuti pelajaran masih kurang aktif serta nilai rata-rata tes formatif juga belum memuaskan, selama proses pembelajaran, siswa masih malu menjawab pertanyaan maupun bertanya, maka pada tahap berikutnya akan diperbaiki kekurangan-kekurangan di siklus pertama.
2. Siklus II a. Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut : 1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus II yaitu pada hari Kamis tanggal 25 November 2010. 2) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran yaitu: Siswa mampu menyebutkan tindakan dan perilaku manusia yang menyebabkan kerusakan alam. 3) Membuat instrumen penelitian yaitu : a) Lembar pengamatan kegiatan siswa untuk mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran (lembar pengamatan siswa terlampir). b) Lembar pengamatan kegiatan guru yaitu untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan kelas oleh guru (lembar pengamatan guru terlampir). 4) Penyiapkan alat dan media pembelajaran yang meliputi : a) Buku IPS untuk SD kelas IV.
b) Kapur, spidol, penghapus dan papan tulis. 5) Merancang scenario pembelajaran sebagai pedoman penelitian tindakan kelas. 6) Menyiapkan
atau
menentukan
metode
pembelajaran.
Metode
pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Ceramah b) Diskusi kelompok kecil
b. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pada siklus II berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit) dan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai RPP yang dibuat meliputi : 1) Kegiatan Awal a. Berdoa. b. Apersepsi Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. c. Pre test (soal pre test terlampir) 2) Kegiatan Inti a) Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan bersama-sama. b) Guru memberikan materi. c) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang diambil secara acak. d) Masing-masing kelompok mendiskusikan materi yang sudah ditentukan oleh guru. e) Diskusi dibatasi 15 menit.
f) Guru mengawasi dan memberikan pengarahan kepada setiap kelompok yang belum jelas atau belum mengerti. g) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kerja kelompok didepan kelas. h) Guru memberikan penjelasan seperlunya tentang materi pelajaran. i) Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. 3) Kegiatan Akhir a) Post test (soal terlampir) b) Do’a atau penutup.
c. Pengamatan Selama pembelajaran berlangsung yang diamati adalah bagaimana siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran, karena kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan mungkin komponenkomponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik lagi bagi siswa.
d. Refleksi Pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan adanya perubahan, bertambahnya keaktifan siswa untuk belajar. Nilai rata-rata tes formatif cukup memuaskan, kebanyakan siswa juga ada yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan maupun bertanya selama proses pembelajaran walaupun belum maksimal maka hasil siklus II ini akan digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus III.
3. Siklus III a. Perencanaan Dalam tahap perencanaan ini mencakup kegiatan sebagai berikut : 1) Menentukan waktu pelaksanaan siklus III yaitu pada hari Selasa 30 November 2010. 2) Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran yaitu: Siswa dapat menjelaskan hubungan antara keragaman sosial-budaya dengan keanekaan kenampakan alam. 3) Membuat instrumen penelitian yaitu : a) Lembar pengamatan kegiatan siswa untuk mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran (lembar pengamatan siswa terlampir). b) Lembar pengamatan kegiatan guru yaitu untuk mengumpulkan data tentang pengelolaan kelas oleh guru (lembar pengamatan guru terlampir). 4) Penyiapkan alat dan media pembelajaran yang meliputi : a) Buku IPS untuk SD kelas IV.
b) Kapur, spidol, penghapus dan papan tulis. 5) Merancang scenario pembelajaran sebagai pedoman penelitian tindakan kelas. 6) Menyiapkan
atau
menentukan
metode
pembelajaran.
Metode
pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut : a) Ceramah b) Diskusi kelompok kecil
b. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pada siklus III berlangsung selama 1 kali tatap muka (2 x 35 menit) dan kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai RPP yang dibuat meliputi : 1) Kegiatan Awal a. Berdoa. b. Apersepsi Guru mengulas materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya. c. Pre test (soal pre test terlampir) 2) Kegiatan Inti a) Guru menyampaikan langkah-langkah kegiatan bersama-sama. b) Guru memberikan materi. c) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang diambil secara acak. d) Masing-masing kelompok mendiskusikan materi yang sudah ditentukan oleh guru. e) Diskusi dibatasi 15 menit.
f) Guru mengawasi dan memberikan pengarahan kepada setiap kelompok yang belum jelas atau belum mengerti. g) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kerja kelompok didepan kelas. h) Guru memberikan penjelasan seperlunya tentang materi pelajaran. i) Siswa menanyakan hal-hal yang belum jelas. 3) Kegiatan Akhir a) Post test (soal terlampir) b) Do’a atau penutup.
c. Pengamatan Pada tahap ini dilaksanakan proses pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran materi tentang keragaman sosial-budaya karena keragaman kenampakan alam. Pada siklus ini kegiatan siswa yang diamati adalah keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selain pengamatan juga dilaksanakan pre test dan post test untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa. Sedangkan kegiatan atau aktivitas guru yang diamati antara lain cara penyampaian materi, penerpaan metode diskusi, pengelolaan waktu dan lain-lain.
d. Refleksi Setelah melakukan perbaikan pembelajaran siklus III dan menganalisa hasil pengamatan dan hasil dari nilai tes formatif, penulis membuat kesimpulan dari seluruh rangkaian kegiatan perbaikan
pembelajaran IPS melalui penerapan metode diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB IV HASIL PENELITIAN
Bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu (1) Meningkatkan keaktifan siswa pada pelajaran IPS dengan penerapan metode diskusi, dan (2) Meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS dengan penerapan metode diskusi. A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus Sebelum diterapkan metode diskusi penyampaian materi pelajaran menggunakan metode klasik yaitu ceramah dan baca buku. Dari dokumentasi sebelum penerapan metode diskusi di dapatkan nilai sebagai pembanding diskusi dipilih sebagai pemecahan masalah. Nilai dalam penelitian ini sebagai indikator tingkat pencapaian penggunaan metode diskusi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sebagai patokan adalah nilai kriteria ketuntasan belajar (KKM) kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton, pada pelajaran IPS adalah 65. penggunaan metode sebelumnya diperoleh nilai belajar siswa sebagai berikut : Tabel 4.1 Nilai Siswa Pra Siklus No
Nama Siswa
Nilai
1
Alfendi
45
2
Danang
55
3
Diki
80
4
Dian
60
5
Eka
50
6
Ghoni
60
7
Woko
40
8
Aldi
45
9
Muslimah
50
10
Nurul
70
11
Novi
60
12
Puji
50
13
Siswarti
60
14
Siti
65
15
Tiara
85
16
Vivin
55
17
Zaenal
75
18
Mubin
35 Jumlah
1040
Rata-rata
57,7
2. Siklus I Pada siklus I, data penelitian di peroleh dari hasil nilai pre test dan post test, pengamatan kegiatan guru serta pengamatan aktivitas / kegiatan siswa dari data tersebut peneliti melakukan refleksi, agar kekurangan / kelemahan pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus berikutnya. a. Nilai pre test dan post test siswa Tabel 4.2 Nilai siswa pada siklus I No
Nama Siswa
Nilai Pre test
Nilai Post test
1
Alfendi
45
50
2
Danang
60
60
3
Diki
70
80
4
Dian
60
65
5
Eka
55
60
6
Ghoni
60
60
7
Woko
40
50
8
Aldi
50
60
9
Muslimah
50
60
10
Nurul
75
80
11
Novi
60
70
12
Puji
55
60
13
Siswarti
65
70
14
Siti
65
75
15
Tiara
75
80
16
Vivin
55
60
17
Zaenal
70
80
18
Mubin
40
45
Jumlah
1050
1165
Rata-rata
58,33
64,72
b. Pengamatan kegiatan guru Berikut adalah data hasil pengamatan kegiatan guru yang dilakukan oleh pengamat (teman sejawat) pada siklus I terlihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Hasil pengamatan kegiatan guru siklus I No
Penilaian
Aspek yang diamati Ya
1.
Tidak
1
kegiatan
√
Membimbing siswa melakukan kegiatan
√
1
√
1
Menyampaikan
langkah
2
3
2
bersama siswa. 2.
diskusi. 3.
Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan
dalam
kelompok
dan
mempresentasikan. 4.
Membimbing siswa melakukan tanya
√
3
jawab dan mengemukakan pendapat antara siswa atau kepada guru. 5.
Membimbing kesimpulan.
siswa
merumuskan
√
2
6.
Pengelolaan waktu
7.
Antusiasme kelas
√
a. Guru antusias
√
b. Siswa antusias
√
Keterangan :
1
1
1 : Kurang baik 2 : Cukup 3 : Baik
Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek yang mendapat kriteria kurang baik adalah : 1. Membimbing siswa melakukan kegiatan diskusi dalam membimbing siswa, guru masih kesulitan dalam mengatur siswa. 2. Kegiatan guru dalam membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan perkelompok
sudah
baik,
namun
ketika
siswa
disuruh
mempresentasikan pada umumnya siswa kurang berani dalam menyampaikan. 3. Guru kurang memperhatikan pengelolaan waktu, sehingga alokasi waktu yang direnacanakan 70 menit menjadi 85 menit. 4. Antusiasme kelas, siswa masih kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar metode diskusi ini. Hal ini dikarenakan model tersebut masih dirasakan baru oleh siswa. Keempat aspek yang mendapat nilai kurang baik di atas merupakan suatu kelemahan yang terjadi pada siklus I dan dijadikan bahan kajian untuk refleksi siklus II. c. Pengamatan kegiatan siswa Berikut adalah data hasil pengamatan kegiatan / aktivitas siswa pada siklus I, lihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Hasil pengamatan kegiatan siswa siklus I No
Jumlah
Komponen
Skala Penilaian
Frek.
%
A B C √
1.
Kehadiran siswa
13
100
2.
Keberanian bertanya
6
33,33
3.
Berusaha menjawab pertanyaan
8
44,44
4.
Berani mengemukakan pendapat
5
27,77
Rata-rata Prosentase
51,38
Kategori
Kurang aktif
Keterangan : A. 81% - 100%
D
E
√ √ √
(sangat aktif)
B. 61% - 80%
(aktif)
C. 41% - 60%
(kurang aktif)
D. 21% - 40%
(sangat kurang aktif)
E. 0 - 20%
(pasif)
Dari tabel di atas, hasil pengamatan kegiatan siswa tentang keaktifan dalam mengikuti pembelajaran siklus I mendapat kategori kurang aktif. Karena hanya ada satu aspek yang mendapat nilai maksimal yakni kehadiran siswa, sedangkan yang mendapat penilaian kurang yaitu : 1. Keberanian bertanya Kebanyakan siswa masih pasif dalam mengajukan pertanyaan kepada guru / kelompok lain. 2. Berusaha menjawab Siswa kurang antusias dalam menanggapi / menjawab pertanyaan dari guru / kelompok lain. 3. Berani mengemukakan Pada umumnya siswa kurang berani / masih merasa malu mengemukakan pendapat.
d. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1. Guru perlu meningkatkan ketrampilannya dalam membimbing siswa. 2. Siswa perlu bimbingan ketika mepresentasikan hasil kegiatan kelompok. 3. Siswa perlu bimbingan dalam menyusun kata-kata sendiri untuk bertanya jawab ataupun memberi pendapat. 4. Perlu lebih efektif dalam pengelolaan waktu. 5. Situasi pembelajaran dibuat lebih menyenangkan agar siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. 3. Siklus II Pada siklus II, data penelitian di peroleh dari hasil nilai pre test dan post test, pengamatan kegiatan guru serta pengamatan aktivitas siswa dari data tersebut peneliti melakukan refleksi, agar kekurangan / kelemahan pada siklus I dapat diperbaiki pada siklus berikutnya : a. Nilai pre test dan post test siswa Tabel 4.5 Nilai siswa pada siklus II No
Nama Siswa
Nilai Pre test
Nilai Post test
1
Alfendi
50
60
2
Danang
60
65
3
Diki
80
90
4
Dian
65
70
5
Eka
55
60
6
Ghoni
60
60
7
Woko
45
50
8
Aldi
50
60
9
Muslimah
60
75
10
Nurul
70
75
11
Novi
60
75
12
Puji
55
60
13
Siswarti
60
65
14
Siti
70
75
15
Tiara
70
80
16
Vivin
60
65
17
Zaenal
75
80
18
Mubin
60
65
Jumlah
1105
1230
Rata-rata
61,38
68,33
b. Pengamatan kegiatan guru Berikut adalah data hasil pengamatan kegiatan guru yang dilakukan oleh pengamat (teman sejawat) pada siklus II terlihat pada tabel berikut : Tabel 4.6 Hasil pengamatan kegiatan guru siklus II No
Penilaian
Aspek yang diamati Ya
1.
Tidak
1
2
3
kegiatan
√
√
Membimbing siswa melakukan kegiatan
√
√
Menyampaikan
langkah
bersama siswa. 2.
diskusi. 3.
Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan
dalam
kelompok
√
√
dan
mempresentasikan. 4.
Membimbing siswa melakukan tanya
√
√
√
√
jawab dan mengemukakan pendapat antara siswa atau kepada guru. 5.
Membimbing kesimpulan.
siswa
merumuskan
6.
Pengelolaan waktu
7.
Antusiasme kelas
√
√
a. Guru antusias
√
√
b. Siswa antusias
√
√
Keterangan :
1 : Kurang baik 2 : Cukup 3 : Baik
Dari tabel di atas aspek-aspek kegiatan guru yang diamati mendapat penilaian cukup baik, maksudnya dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai kurang, namun demikian penilaian tersebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada dua aspek yang perlu mendapat perhatian pada siklus berikutnya yaitu : 1. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan dalam kelompok dan mempresentasikan. 2. Pengelompokan waktu. c. Pengamatan kegiatan siswa Berikut adalah data hasil pengamatan kegiatan / aktivitas siswa pada siklus II, terlihat pada tabel berikut : Tabel 4.7 Hasil pengamatan kegiatan siswa siklus II No
Jumlah
Komponen
Skala Penilaian
Frek.
%
A B C √
1.
Kehadiran siswa
18
100
2.
Keberanian bertanya
12
66,66
√
3.
Berusaha menjawab pertanyaan
11
61,11
√
4.
Berani mengemukakan pendapat
14
77,77
√
Rata-rata Prosentase
76,38
Kategori
Aktif
Keterangan : A. 81% - 100%
(sangat aktif)
D
E
B. 61% - 80%
(aktif)
C. 41% - 60%
(kurang aktif)
D. 21% - 40%
(sangat kurang aktif)
E. 0 - 20%
(pasif)
Dari tabel di atas, hasil pengamatan kegiatan siswa tentang keaktifan dalam mengikuti pembelajaran siklus II mendapat kategori aktif, namun masih ada beberapa siswa yang masih malu dan enggan dalam bertanya jawab ataupun mengemukakan pendapat, karena diharapkan dengan bertanya jawab dan mengemukakan pendapat siswa dapat menyimpulkan apa yang telah mereka pelajari dan lebih memahami apa yang telah mereka lakukan. d. Refleksi Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut : 1. Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan kelompok dan mempresentasikannya. 2. Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa. 3. Membiasakan siswa mengajukan pertanyaan kepada guru/ kelompok lain. 4. Pengelolaan waktu, guru harus mendistribusikan waktu secara baik. 4. Siklus III Pada siklus III, data penelitian di peroleh dari hasil nilai pre test dan post test, pengamatan kegiatan guru serta pengamatan aktivitas siswa. Dari data tersebut peneliti melakukan refleksi membuat kesimpulan dari seluruh rangkaian kegiatan perbaikan pembelajaran IPS melalui penerapan metode
diskusi dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa yang berakhir dengan prestasi belajar siswa meningkat. a. Nilai pre test dan post test siswa Tabel 4.8 Nilai siswa pada siklus III No
Nama Siswa
Nilai Pre test
Nilai Post test
1
Alfendi
65
70
2
Danang
60
70
3
Diki
80
95
4
Dian
70
80
5
Eka
75
80
6
Ghoni
65
70
7
Woko
60
60
8
Aldi
70
70
9
Muslimah
60
75
10
Nurul
70
80
11
Novi
65
80
12
Puji
60
75
13
Siswarti
70
80
14
Siti
75
75
15
Tiara
80
90
16
Vivin
65
70
17
Zaenal
75
80
18
Mubin
65
70
Jumlah
1230
1370
Rata-rata
68,33
76,11
b. Pengamatan kegiatan guru Berikut adalah data hasil pengamatan kegiatan guru yang dilakukan oleh pengamat (teman sejawat) pada siklus III terlihat pada tabel berikut : Tabel 4.9 Hasil pengamatan kegiatan guru siklus III No
Penilaian
Aspek yang diamati Ya
1.
Tidak
1
2
3
kegiatan
√
√
Membimbing siswa melakukan kegiatan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
a. Guru antusias
√
√
b. Siswa antusias
√
√
Menyampaikan
langkah
bersama siswa. 2.
diskusi. 3.
Membimbing siswa mendiskusikan hasil kegiatan
dalam
kelompok
dan
mempresentasikan. 4.
Membimbing siswa melakukan tanya jawab dan mengemukakan pendapat antara siswa atau kepada guru.
5.
Membimbing
siswa
merumuskan
kesimpulan. 6.
Pengelolaan waktu
7.
Antusiasme kelas
Keterangan :
1 : Kurang baik 2 : Cukup 3 : Baik
Dari tabel di atas, aspek-aspek yang diamati pada kegiatan yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode diskusi mendapat penilaian yang baik dari pengamat, penyempurnaan aspek-aspek di atas dalam menerapkan metode diskusi diharapkan dapat berhasil semaksimal mungkin.
c. Pengamatan kegiatan siswa Berikut adalah data hasil pengamatan kegiatan / aktivitas siswa pada siklus III, terlihat pada tabel berikut : Tabel 4.10 Hasil pengamatan kegiatan siswa siklus III No
Jumlah
Komponen
Skala Penilaian
Frek.
%
A B C
1.
Kehadiran siswa
18
100
√
2.
Keberanian bertanya
16
88,88
√
3.
Berusaha menjawab pertanyaan
17
94,44
√
4.
Berani mengemukakan pendapat
17
94,44
√
Rata-rata Prosentase
94,44
Kategori
Aktif
Keterangan : A. 81% - 100%
D
E
(sangat aktif)
B. 61% - 80%
(aktif)
C. 41% - 60%
(kurang aktif)
D. 21% - 40%
(sangat kurang aktif)
E. 0 - 20%
(pasif)
Dari tabel di atas, hasil pengamatan aktivitas siswa tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran siklus III mendapat kategori sangat aktif, namun perlu ditingkatkan lagi agar mendapat hasil yang maksimal karena masih ditemukan 4 siswa yang masih pasif dalam mengikuti pelajaran. d. Refleksi Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode diskusi pada pelajaran IPS. Dari data-data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik, meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi prosentase pelaksanaanya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2. Berdasarkan
pengamatan
diketahui
siswa
aktif
dan
lebih
memperhatikan selama proses belajar mengajar berlangsung. 3. Pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4. Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
B. Pembahasan 1. Pra Siklus Prosentase nilai pra siklus MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton, sebelum diterapkan metode diskusi sebagai berikut : Tabel 4.11 Nilai siswa pra siklus No
Nilai Siswa
Jumlah
Prosentase
1.
91 – 100
0
0%
2.
81 – 90
1
5,55 %
3.
71 – 80
2
11,11 %
4.
61 – 70
2
11,11 %
5.
51 – 60
6
33,33 %
6.
41 – 50
4
22,22 %
7.
31 – 40
2
11,11 %
8.
21 – 30
0
0%
9.
< 20
0
0%
Jumlah
18
100 %
2. Siklus I
Berdasarkan hasil tes baik pre test maupun post test diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.12 Daftar nilai pre test dan post tets siklus I dan pembahasannya
1
Alfendi
Nilai Pre Test 45
-5
Beda Kuadrat D2 +25
2
Danang
60
60
0
0
3
Diki
70
80
-10
+100
4
Dian
60
65
-5
+25
5
Eka
55
60
-5
+25
6
Ghoni
60
60
0
0
7
Woko
40
50
-10
+100
8
Aldi
50
60
-10
+100
9
Muslimah
50
60
-10
+100
10
Nurul
75
80
-5
+25
11
Novi
60
70
-10
+100
12
Puji
55
60
-5
+25
13
Siswarti
65
70
-5
+25
14
Siti
65
75
-10
+100
15
Tiara
75
80
-5
+25
16
Vivin
55
60
-5
+25
17
Zaenal
70
80
-10
+100
18
Mubin
40
45
-5
+25
Jumlah
1050
1165
-115
925
No
Nama
Nilai Post Test 50
Perhitungan nilai t nya adalah sebagai berikut :
t
t
D N D 2 ( D) 2 N 1
115 (18)(925) (115) 2 18 1
Nilai D
115
t
t
16.650 13.225 17 115 14 ,19
t = -8,10 Hasil perhitungan diperoleh t hitung = 8,10 kemudian t tabel dengan db = N-1 maka N = 17, taraf signifikansi = 5 % t tabel = 2,086, berdasarkan hal tersebut berarti t hitung lebih besar dari t tabel, artinya terdapat perbedaan antara pre test dan post test pada siklus I. Dari hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan, yakni pada siklus I ini nilai rata-rata pre test adalah 58,33 % dan masih terdapat 12 anak yang belum tuntas dalam belajar, sedangkan setelah diadakan post test nilai rata-rata siswa meningkat 64,72 dan siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 10 anak dan hasil pengamatan siswa tentang keaktifan mendapat kategori kurang aktif atau 51,38 %. 3. Siklus II Berdasarkan hasil tes baik pre test maupun post test diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.13 Daftar nilai pre test dan post tets siklus II dan pembahasannya
1
Alfendi
Nilai Pre Test 50
-10
Beda Kuadrat D2 100
2
Danang
60
65
-5
25
3
Diki
80
90
-10
100
4
Dian
65
70
-5
25
5
Eka
55
60
-5
25
6
Ghoni
60
60
0
0
No
Nama
Nilai Post Test 60
Nilai D
7
Woko
45
50
-5
25
8
Aldi
50
60
-10
100
9
Muslimah
60
75
-15
225
10
Nurul
70
75
-5
25
11
Novi
60
75
-15
225
12
Puji
55
60
-5
25
13
Siswarti
60
65
-5
25
14
Siti
70
75
-5
25
15
Tiara
70
80
-10
100
16
Vivin
60
65
-5
25
17
Zaenal
75
80
-5
25
18
Mubin
60
65
-5
25
1105
1230
-125
1125
Jumlah
Perhitungan nilai t nya adalah sebagai berikut :
t
t
t
t
D N D 2 ( D) 2 N 1
125 (18)(1125) (125) 2 18 1
125 20.250 15.625 17 125 16 ,49
t = -7,58
Hasil perhitungan diperoleh t hitung = 7,58 kemudian t tabel dengan db = N-1 maka N = 17, taraf signifikansi = 5 % t tabel = 2,110; berdasarkan hal
tersebut berarti t hitung lebih besar dari t tabel, artinya terdapat perbedaan antara pre test dan post test pada siklus II. Dari hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan, yakni pada siklus II ini nilai rata-rata pre test mencapai 68,33 % dan siswa yang belum tuntas belajar berkurang menjadi 6 anak dan hasil pengamatan siswa tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran mendapat kategori aktif atau 76,38 %.
4. Siklus III Berdasarkan hasil tes baik pre test maupun post test diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.14 Daftar nilai pre test dan post tets siklus III dan pembahasannya
1
Alfendi
Nilai Pre Test 65
-5
Beda Kuadrat D2 25
2
Danang
60
70
-10
100
3
Diki
80
95
-15
225
4
Dian
70
80
-10
100
5
Eka
75
80
-5
25
6
Ghoni
65
70
-5
25
7
Woko
60
60
0
0
8
Aldi
70
70
0
0
9
Muslimah
60
75
-5
25
10
Nurul
70
80
-10
100
11
Novi
65
80
-15
225
12
Puji
60
75
-15
225
13
Siswarti
70
80
-10
100
14
Siti
75
80
-5
25
15
Tiara
80
90
-10
100
16
Vivin
65
70
-5
25
17
Zaenal
75
80
-5
25
18
Mubin
65
75
-10
100
1230
1380
-140
1450
No
Nama
Jumlah
Nilai Post Test 70
Perhitungan nilai t nya adalah sebagai berikut :
t
D N D 2 ( D) 2 N 1
Nilai D
t
t
t
140 (18)(1450) (140) 2 18 1
140 26.100 19.600 17 140 19 ,55
t = -7,16
Hasil perhitungan diperoleh t hitung = 7,16 kemudian t tabel dengan db = N-1 maka N = 17, taraf signifikansi = 5 % t tabel = 2,110; berdasarkan hal tersebut berarti t hitung lebih besar dari t tabel, artinya terdapat perbedaan antara pre test dan post test pada siklus III. Dari hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa antara pre test dan post test mengalami peningkatan, yakni pada siklus III ini nilai, rata-rata pre test adalah 76,11 % dan siswa yang belum tuntas belajar adalah 4 anak sedangkan setelah diadakan post test nilai rata-rata siswa menjadi 7,11 % dan pengamatan siswa tentang keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran mendapat kategori sangat aktif atau 94,44 % ini berarti mengalami kenaikan dari siklus-siklus sebelumnya. Hal tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa penerapan metode diskusi dalam pembelajaran IPS dengan materi pokok keberagaman sosial budaya berdasarkan kenampakan alam, dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan : 1. Keaktifan belajar siswa pada siklus I 51,38 % (kurang aktif) pada siklus II meningkat 76,38 % (aktif) dan pada siklus III meningkat lagi menjadi 94,44 % (aktif), ini berarti dari siklus I sampai siklus III keaktifan belajar siswa meningkat hingga 43,06 %. 2. Metode diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada kelas IV MI Tarbiyatul Banin Tegalwaton pada semester I ini terbukti dengan prosentase ketuntasan belajar siswa mencapai 76,11 %.
B. Saran Dari pengalaman selama melaksanakan penelitian tindakan kelas dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Dalam pembelajaran IPS, guru hendaknya menggunakan metode diskusi yang sesuai dengan materi. 2. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, hendaknya guru berperan sebagai fasilitator dan motivator di dalam kelas. 3. Kepala sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan pola pembelajaran di sekolah.
Lampiran 1 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
Hari / Tanggal
: Selasa, 23 November 2010
Kelas / Semester
: IV / I
Materi Pokok
: Keberagaman sosial berdasarkan kenampakan alam
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Siswa Alfendi Danang Diki Dian Eka Ghoni Woko Aldi Muslimah Nurul Novi Puji Siswarti Siti Tiara Vivin Zaenal Mubin Jumlah
Kehadiran siswa
Keberanian bertanya
Ya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18
Ya
Tidak
Tidak √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 12
6 18
6
Keberanian Keberanian menjawab berpendapat pertanyaan Ya Tidak Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 8 10 5 13 8 5
Ampel, 23 November 2010 Pengamat
Churun In, S.PdI
Lampiran 2 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
Hari / Tanggal
: Kamis, 25 November 2010
Kelas / Semester
: IV / I
Materi Pokok
: Keberagaman sosial berdasarkan kenampakan alam
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Siswa Alfendi Danang Diki Dian Eka Ghoni Woko Aldi Muslimah Nurul Novi Puji Siswarti Siti Tiara Vivin Zaenal Mubin Jumlah
Kehadiran siswa
Keberanian bertanya
Ya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18
Ya
Tidak
Tidak √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 6
12 18
12
Keberanian Keberanian menjawab berpendapat pertanyaan Ya Tidak Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 11 17 14 4 11 14
Ampel, 25 November 2010 Pengamat
Churun In, S.PdI
Lampiran 3 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III
Hari / Tanggal
: Selasa, 30 November 2010
Kelas / Semester
: IV / I
Materi Pokok
: Keberagaman sosial berdasarkan kenampakan alam
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Siswa Alfendi Danang Diki Dian Eka Ghoni Woko Aldi Muslimah Nurul Novi Puji Siswarti Siti Tiara Vivin Zaenal Mubin Jumlah
Kehadiran siswa
Keberanian bertanya
Ya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 18
Ya √ √ √ √ √ √
Tidak
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 16 18
2 16
Keberanian Keberanian menjawab berpendapat pertanyaan Ya Tidak Ya Tidak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 17 1 17 11 17 17
Ampel, 30 November 2010 Pengamat
Churun In, S.PdI
Lampiran 4 Daftar Nilai Siswa Siklus I Mata Pelajaran : IPS Materi Pelajaran : Keanekaragaman Kenampakan Alam dan Gejala-gejala alam Pelaksanaan
: 23 November 2010
No
Nama Siswa
Nilai Pre test
Nilai Post test
1
Alfendi
45
50
2
Danang
60
60
3
Diki
70
80
4
Dian
60
65
5
Eka
55
60
6
Ghoni
60
60
7
Woko
40
50
8
Aldi
50
60
9
Muslimah
50
60
10
Nurul
75
80
11
Novi
60
70
12
Puji
55
60
13
Siswarti
65
70
14
Siti
65
75
15
Tiara
75
80
16
Vivin
55
60
17
Zaenal
70
80
18
Mubin
40
45
Jumlah
1050
1165
Rata-rata
58,33
64,72
Soal untuk pre test dan post test sama. Lampiran 5 Daftar Nilai Siswa Siklus II
Mata Pelajaran : IPS Materi Pelajaran : Perilaku Masyarakat dan Peristiwa Alam Pelaksanaan
: 25 November 2010
No
Nama Siswa
Nilai Pre test
Nilai Post test
1
Alfendi
50
60
2
Danang
60
65
3
Diki
80
90
4
Dian
65
70
5
Eka
55
60
6
Ghoni
60
60
7
Woko
45
50
8
Aldi
50
60
9
Muslimah
60
75
10
Nurul
70
75
11
Novi
60
75
12
Puji
55
60
13
Siswarti
60
65
14
Siti
70
75
15
Tiara
70
80
16
Vivin
60
65
17
Zaenal
75
80
18
Mubin
60
65
Jumlah
1105
1230
Rata-rata
61,38
68,33
Soal untuk pre test dan post test sama. Lampiran 6 Daftar Nilai Siswa Siklus III Mata Pelajaran : IPS Materi Pelajaran : Keragaman Sosial Budaya karena Keragaman Kenampakan Alam.
Pelaksanaan
: 30 November 2010
No
Nama Siswa
Nilai Pre test
Nilai Post test
1
Alfendi
65
70
2
Danang
60
70
3
Diki
80
95
4
Dian
70
80
5
Eka
75
80
6
Ghoni
65
70
7
Woko
60
60
8
Aldi
70
70
9
Muslimah
60
75
10
Nurul
70
80
11
Novi
65
80
12
Puji
60
75
13
Siswarti
70
80
14
Siti
75
75
15
Tiara
80
90
16
Vivin
65
70
17
Zaenal
75
80
18
Mubin
65
70
Jumlah
1230
1370
Rata-rata
68,33
76,11
Soal untuk pre test dan post test sama. Lampiran 7 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I
No
Komponen
Jumlah
Skala Penilaian
Frek.
%
A B C √
1.
Kehadiran siswa
13
100
2.
Keberanian bertanya
6
33,33
3.
Berusaha menjawab pertanyaan
8
44,44
D √
√
E
4.
Berani mengemukakan pendapat
5
27,77
Rata-rata Prosentase
51,38
Kategori
Kurang aktif
Keterangan : A. 81% - 100%
√
(sangat aktif)
F. 61% - 80%
(aktif)
G. 41% - 60%
(kurang aktif)
H. 21% - 40%
(sangat kurang aktif)
I. 0 - 20%
(pasif)
Ampel, 23 November 2010 Pengamat
M. Hidayat
Lampiran 8 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus II
No
Jumlah
Komponen
Skala Penilaian
Frek.
%
A B C √
1.
Kehadiran siswa
18
100
2.
Keberanian bertanya
12
66,66
√
3.
Berusaha menjawab pertanyaan
11
61,11
√
4.
Berani mengemukakan pendapat
14
77,77
√
Rata-rata Prosentase
76,38
Kategori
Aktif
Keterangan : A. 81% - 100%
D
(sangat aktif)
B. 61% - 80%
(aktif)
C. 41% - 60%
(kurang aktif)
D. 21% - 40%
(sangat kurang aktif)
E. 0 - 20%
(pasif)
Ampel, 25 November 2010 Pengamat
M. Hidayat
E
Lampiran 8 Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus III
No
Jumlah
Komponen
Skala Penilaian
Frek.
%
A B C
1.
Kehadiran siswa
18
100
√
2.
Keberanian bertanya
16
88,88
√
3.
Berusaha menjawab pertanyaan
17
94,44
√
4.
Berani mengemukakan pendapat
17
94,44
√
Rata-rata Prosentase
94,44
Kategori
Sangat Aktif
Keterangan : A. 81% - 100%
D
(sangat aktif)
B. 61% - 80%
(aktif)
C. 41% - 60%
(kurang aktif)
D. 21% - 40%
(sangat kurang aktif)
E. 0 - 20%
(pasif)
Ampel, 30 November 2010 Pengamat
M. Hidayat
E
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara : Nama
: M. Hidayat
NIM
: 12508010
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul
: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PELAJARAN IPS MEALUI PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA
KELAS
IV
MI
TARBIYATUL
BANIN
TEGALWATON KEC. AMPEL KAB. BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. telah kami setujuai untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 24 Februari 2011 Pembimbing
Winarno, S.Si, M.Pd NIP. 19730526 199903 1 004
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: M. Hidayat
NIM
: 12508010
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 24 Februari 2011 Yang menyatakan,
M. Hidayat
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Supriyono Widodo. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. …………… 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara. Arifin, Zaenal. 1988. Evaluasi Instruksional. Bandung : PT. Remadja Rosda Karya. Hasibuan dan Moedjiono. 1988. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remadja Rosdakarya. …………… 1988. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remadja Karya Offset. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Depag RI. 2002. Pendidikan IPS di Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta. Engkoswara. 1988. Dasar-dasar Metodologi Pengajaran. Jakarta. PT. Bina Aksara. Poerwodaminto, WJS. 1983. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Dakir. 1993. Dasar-dasar Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Purwanto. 1984. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remadja Karya. Silberman, Mel. 2002. Active Learning 1001 Strategi Pembelajaran Aktif. Jakarta : Insan Madani. Faisal, Sanapiah. 1992. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta : CV. Rajawali. Syah, Muhibin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remadja Rosda Karya. Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta : Ciputat Press.