ANALISIS PENGARUH ORIENTASI PROFESIONAL TERHADAP KINERJA AUDITOR, KONFLIK PERAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Wilayah DKI Jakarta)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Diajukan oleh:
Ulfah Apriani NIM: 204082002337
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008
1
ANALISIS PENGARUH ORIENTASI PROFESIONAL TERHADAP KINERJA AUDITOR, KONFLIK PERAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Empiris Auditor Eksternal di DKI Jakarta)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat dalam Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Ulfah Apriani NIM: 204082002337
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing 1
Pembimbing II
Prof. DR. Abdul Hamid, MS NIP: 131 474 891
Amilin, SE., Ak., M.Si
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 M
2
Hari ini Selasa, Tanggal 12 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Ulfah Apriani NIM: 204082002337 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH ORIENTASI PROFESIONAL TERHADAP
KINERJA
AUDITOR,
VARIABEL
INTERVENING”.
KONFLIK
Memperhatikan
PERAN kemampuan
SEBAGAI keilmuan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Agustus 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. DR. Abdul Hamid, MS Ketua
Amilin, SE, Ak., M.Si Sekretaris
Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA Penguji Ahli
3
Hari ini Selasa, Tanggal 12 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Ulfah Apriani NIM: 204082002337 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH ORIENTASI PROFESIONAL TERHADAP
KINERJA
AUDITOR,
VARIABEL
INTERVENING”.
KONFLIK
Memperhatikan
PERAN kemampuan
SEBAGAI keilmuan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 Agustus 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. DR. Abdul Hamid, MS Ketua
Amilin, SE, Ak., M.Si Sekretaris
Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA Penguji Ahli
4
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Ulfah Apriani
2. Tempat dan Tanggal lahir
: Jakarta, 22 Maret 1986
3. Tinggal di
: Ciledug, Tangerang
4. Alamat
: Jl. Inpres 8 Rt 003/08 No. 18 Larangan Utara, Ciledug Tangerang, 15154
5. No. Telp/Hp II. PENDIDIKAN 1. SD
: (021) 7329608 / 92093006
: Sekolah Dasar Negeri Kreo IV, Tangerang
2. SMP
: SMP Negeri 153 Jakarta
3. SMA
: SMA Negeri 90 Jakarta
4. S1
: Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi Konsentrasi Auditing Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. BEM
: Anggota BEM Divisi Litbang Tahun 2004
2. DLL
: Bendahara Rohis di SMAN 90 Jakarta Tahun 2003
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Drs. Ali Usman Hasibuan, SH
2. Tempat dan Tanggal Lahir
: Padang Sidempuan, 14 Agustus 1959
3. Alamat
: Jl. Inpres 8 Rt 003 Rw 08 Larangan Utara, Ciledug Tangerang
4. Telepon
:-
5. Ibu
: Efnidah Nasution
5
6. Tempat dan Tanggal Lahir
: Medan, 13 Desember 1962
7. Alamat
: Jl. Inpres 8 Rt 003 Rw 08 Larangan Utara, Ciledug Tangerang
8. Telepon
:-
9. Anak Ke dari
: Anak 1 dari 3 bersaudara
Demikian daftar riwayat hidup saya buat dengan sebenar-benarnya.
6
ABSTRACT
ANALYSIS OF PROFESSIONAL ORIENTATION INFLUENCE TO AUDITOR PERFORMANCE, ROLE CONFLICT AS THE INTERVENING VARIABLE
By Ulfah Apriani
This purpose of research is to know the influence of professional orientation to auditor performance that in media’s by intervening variable, that is role conflict. This Research covers 70 external auditors that work in public accountant office in Jakarta’s region. This Research uses primary data that obtained from questioner and secondary data that can support research. This Research uses method purpose sampling as responder determination. To know independent variable influence (professional orientation) to variable dependent (auditor performance) used linear regression analysis simple, and to know whether role conflict as the intervening variable uses path analysis. This research result indicates that professional orientation has an effect on in significant to auditor performance. As for test of path analysis states that assesses negative role conflict as high as (-0,147) and (-0,180) so it can be concluded that role conflict is not intervening variable. Keyword :
Professional Orientation, Role’s Conflict, Performance Auditor and Intervening Variable.
7
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH ORIENTASI PROFESIONAL TERHADAP KINERJA AUDITOR, KONFLIK PERAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Oleh Ulfah Apriani Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh orientasi profesional terhadap kinerja auditor yang di mediasi oleh variabel intervening, yaitu konflik peran. Penelitian ini meliputi 70 auditor eksternal yang bekerja di kantor akuntan publik di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari kuesioner dan data sekunder yang dapat mendukung penelitian. Penelitian ini menggunakan metode purpose sampling sebagai penentuan responden. Untuk mengetahui pengaruh variabel independen (orientasi profesional) terhadap variabel dependen (kinerja auditor) digunakan analisis regresi linier sederhana, dan untuk mengetahui apakah konflik peran sebagai variabel intervening menggunakan analisis jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi profesional berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. Adapun uji analisis jalur menyatakan bahwa nilai konflik peran negatif sebesar -0,147 dan -0,180 sehingga dapat disimpulkan bahwa konflik peran bukanlah variabel intervening. Kata kunci : Orientasi Profesional, Konflik Peran, Kinerja Auditor dan Variabel Intervening.
8
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Orientasi Profesional Terhadap Kinerja Auditor, Konflik Peran Sebagai Variabel Intervening”. Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat guna untuk mencapai gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Namun demikian penulis berusaha sesuai dengan kemampuan, dengan harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis juga mengharapkan adanya sarana yang membangun bagi kesempurnaan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini tidak hanya semata-mata hasil karya penulis sendiri, tetapi banyak pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan, baik moril maupun
materiil,
serta
dukungan
ilmu
yang
sangat
membantu
bagi
terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Ali Usman Hasibuan, SH dan Ibu Efnidah Nasution selaku orang tua saya yang saya cintai dan sayangi, abangku Riza, adikku M. Azis Alfian dan Alfa Mulyadi Binabo. Terima kasih atas segala dukungan moril dan materil, nasihat, canda dan kasih saying selama ini. 2. Bapak Drs. Mohammad Faisal, MBA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Prof. DR. Abdul Hamid, MS, selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan masukan, saran, petunjuk, ilmu pengetahuan dan meluangkan waktunya hingga terselesaikannya skripsi ini.
9
4. Bapak Amilin, SE., Ak., M.Si, selaku pembimbing II yang selalu memberikan saran, petunjuk secara cerdas dan mendetail dalam membimbing saya sehingga terselesaikan juga skripsi ini. 5. Bapak Drs. Abdul Hamid Cebba, Ak., MBA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama belajar dibangku kuliah, dan seluruh staf bagian Akademik dan Keuangan, serta staf Perpustakaan terima kasih atas segala bantuan. 7. Brama Yudha Negara, atas perhatian, kesabaran dan doanya. 8. Teman-temanku di Fakultas Ekonomi Ekstensi di kelas Akuntansi A dan Auditing. 9. Sahabatku tercinta Nurasnida (Nida), Khairunnisa (Nisa) dan Mora.
Semoga seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini diberikan pahala melimpah serta dilimpahkan keberkahan dalam hidupnya.
Jakarta, Juli 2008 Penulis
Ulfah Apriani
10
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................
i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................
iv
ABSTRACT ...........................................................................................
vi
ABSTRAK .............................................................................................
vii
KATA PENGANTAR ............................................................................
viii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR..............................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ...................................................
1
B. Perumusan Masalah............................................................
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Profesionalisme dan Orientasi Profesional .............
8
1. Definisi Profesionalisme ...............................................
8
2. Definisi Orientasi Profesional .......................................
10
B. Definisi Konflik Peran ........................................................
11
C. Kinerja Auditor...................................................................
16
D. Penilaian Kinerja ................................................................
17
E. Jenis-jenis Auditor ..............................................................
18
1. Auditor Eksternal..........................................................
18
2. Auditor Internal ............................................................
19
3. Auditor Pemerintah.......................................................
19
F. Kerangka Pemikiran............................................................
20
G. Perumusan Hipotesis...........................................................
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian...................................................
22
B. Metode Penentuan Sampel..................................................
22 11
C. Metode Pengumpulan Data .................................................
23
1. Data Primer...................................................................
23
2. Data Sekunder ..............................................................
24
D. Metode Analisis Data .........................................................
25
1. Analisis Statistik Deskriptif...........................................
25
2. Uji Kualitas Data ..........................................................
25
a. Uji Validitas............................................................
25
b. Uji Reliabilitas ........................................................
26
c. Uji Formalitas .........................................................
26
3. Pengujian Hipotesis ......................................................
27
a. Analisis Regresi Linier Sederhana ...........................
27
b. Uji Koefisien Determinasi.......................................
27
c. Uji t.........................................................................
28
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya .............
28
1. Orientasi Profesional (Independent Variable)................
29
2. Kinerja Auditor (Dependent Variable) ..........................
30
3. Konflik Peran (Intervening Variable)............................
31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian....................................
35
1. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................
35
2. Karakteristik Responden ...............................................
37
B. Analisis Uji Kualitas Data...................................................
39
1. Uji Validitas .................................................................
39
2. Uji Reliabilitas..............................................................
42
C. Analisis dan Pembahasan....................................................
44
1. Uji Formalitas ...............................................................
44
2. Uji Hipotesis.................................................................
45
a. Uji Regresi..............................................................
45
b. Uji Korelasi.............................................................
49
D. Analisis Tambahan .............................................................
53
12
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan ........................................................................
56
B. Keterbatasan.......................................................................
57
C. Implikasi dan Saran ............................................................
58
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
59
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................
61
13
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran
21
4.1
Hasil Uji Heterokedastisitas Untuk Hipotesis 1
44
Pengaruh Orientasi Profesional Terhadap Kinerja Auditor, Konflik Peran Sebagai Variabel Intervening
14
DAFTAR TABEL
Nomor
Keterangan
Halaman
3.1
Operasional Variabel Orientasi Profesional
32
3.2
Operasional Variabel Kinerja Auditor
33
3.3
Operasional Variabel Kinerja Auditor
34
4.1
Wilayah dan Nama KAP
35
4.2
Sampel dan Tingkat Pengembalian
36
4.3
Deskriptif Statistik
37
4.4
Hasil Uji Validitas Orientasi Profesional
39
4.5
Hasil Uji Validitas Konflik Peran
40
4.6
Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor
40
4.7
Hasil Uji Reliabilitas Orientasi Profesional
41
4.8
Hasil Uji Reliabilitas Konflik Peran
42
4.9
Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Auditor
42
4.10
Hasil Uji Determinasi Untuk Hipotesis 1
44
4.11
Hasil Uji F Untuk Hipotesis 1
45
4.12
Hasil Uji t Untuk Hipotesis 1
45
4.13
Hasil Uji Determinasi Untuk Hipotesis 2
47
4.14
Hasil Uji F Untuk Hipotesis 2
48
4.15
Hasil Uji t Untuk Hipotesis 2
48
4.16
Hasil Uji Determinasi Untuk Hipotesis 2
49
4.17
Hasil Uji F Untuk Hipotesis 2
50
4.18
Hasil Uji t Untuk Hipotesis 2
51
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Keterangan
1
Kuesioner Penelitian
2
Data Responden
3
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
4
Hasil Pengaruh Langsung Antara Orientasi
Halaman 61 `
Profesional Terhadap Kinerja Auditor 5
66 68
76
Hasil Pengaruh Tidak Langsung Orientasi Profesional Terhadap Kinerja Auditor Melalui
6
Konflik Peran Sebagai Variabel Intervening
77
Hasil Korelasi
79
16
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Suatu organisasi dibentuk adalah untuk dapat mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Dalam mencapai tujuan organisasi diperlukan suatu sistem pengendalian. Sistem pengendalian diperlukan oleh manajemen untuk membantu memperlancar proses pencapaian dari tujuan organisasi tersebut. Menurut Puspa dan Riyanto (1999) menyatakan bahwa sistem pengendalian organisasi disebut juga sebagai sistem pengendalian birokratis atau administratif, dimana sistem pengendalian birokratif tersebut didesain untuk mengarahkan atau mengatur aktivitas anggota organisasi agar sesuai dengan yang dikehendaki oleh pimpinan organisasi. Akan tetapi, keefektifan suatu sistem pengendalian ditentukan, antara lain, oleh seberapa jauh sistem tersebut sesuai dengan karakteristik organisasi.
Apabila sistem pengendalian
manajemen tidak sesuai dengan karakteristik organisasi, maka bisa menimbulkan dysfunctional behaviour (lingkungan yang tidak terkendali) bagi anggota organisasi. Dapat dikatakan bahwa jika organisasi yang pelaksanaan aktivitas produksinya melibatkan banyak tenaga profesional pasti memerlukan sistem pengendalian yang berbeda dengan organisasi yang proses produksinya tidak banyak melibatkan tenaga profesional. Secara lebih spesifik bisa dikatakan bahwa
sistem
pengendalian
organisasi
kemungkinan
besar
akan 17
mengakibatkan dysfunctional behavior apabila profesional yang sudah menjadi karyawan suatu perusahaan tetap mempertahankan norma dan aturan kode etik profesinya dalam melaksanakan aktivitas perusahaan. Konflik yang muncul terjadi karena tenaga kerja profesional memiliki norma dan sistem nilai yang diperolehnya dalam proses pendidikan berbenturan dengan norma, aturan dan sistem nilai yang berlaku di perusahaan. Beberapa bukti empiris menunjukkan bahwa tenaga kerja profesional yang bekerja di lingkungan organisasi yang birokratis mengalami konflik peran (Role Conflict) (Puspa dan Riyanto, 1999) dalam (Hernowo, 2006:1). Konflik seperti ini tidak akan timbul apabila seorang profesional yang bekerja dalam suatu organisasi mau beradaptasi dengan lingkungan pengendalian organisasi dimana ia bekerja. Dengan kata lain, potensi terjadinya konflik akan semakin kecil apabila tenaga profesional mau mengurangi sikap profesionalannya (professional orientation). Menurut Schuler (1985) dalam Listyani (2003) menemukan konflik peran mempunyai dampak yang negatif terhadap perilaku karyawan, seperti timbulnya penurunan kepuasan kerja, ketegangan kerja, peningkatan perputaran kerja dan penurunan kinerja secara keseluruhan. Sistem pengendalian manajemen terdiri dari mekanisme dan prosedur yang menyangkut batasan wewenang untuk mengambil keputusan, aturanaturan, kebijakan-kebijakan, prosedur operasi, mekanisme penyusunan anggaran dan penilaian kinerja atau reward sistem. Tenaga profesional telah dididik untuk menjalankan tugas-tugas yang kompleks secara independen, dan 18
memecahkan permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan tugas-tugas tersebut dengan menggunakan pengalaman dan keahlian mereka. Sikap dan kemandirian profesional ini kemungkinan akan melekat pada saat profesional tersebut bekerja dalam suatu organisasi. Oleh karena itu, di dalam organisasi yang didominasi pekerja profesional, penerapan bentuk pengendalian birokratis yang mendominasi dan membatasi aktivitas para profesional untuk mengatur diri sendiri dapat menimbulkan konflik (Puspa dan Riyanto, 1999) dalam (Hernowo, 2006:2). Menurut O’Driscoll et.al., (1992) dalam Listyani (2003) menunjukkan bahwa stres karena peran dan ketidakpastian dalam konteks pekerjaan akan menyebabkan ketidakpuasan kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan ketegangan,
mengurangi
komitmen
organisasi
dan
meningkatkan
kecenderungan karyawan untuk keluar dari pekerjaannya. Konflik peran adalah suatu konflik dalam diri pribadi seseorang yang timbul akibat dari mekanisme pengendalian birokratis organisasi yang tidak sesuai dengan norma, aturan, etika dan kemandirian profesional. Konflik yang timbul dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti kepuasan kerja (Listyani, 2003). Menurut Robbin (1996) dalam Listyani (2003) menyatakan bahwa kepuasan kerja (Job Satisfaction) adalah suatu sikap umum terhadap suatu pekerjaan seseorang sebagai perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima pekerja dan yang diyakini akan diterima. Sedangkan menurut Lekatompessy (2003) dalam Hernowo (2006:3), kepuasan kerja merupakan
19
orientasi efektif dari pekerja secara individual terhadap pekerjaan dan karakteristiknya. Menurut Abernethy dan Stoelwinder (1995) dalam Puspa dan Riyanto (1999) menyatakan bahwa profesional yang bekerja pada lingkungan pengendalian administratif atau birokratis dan memiliki professional orientation yang tinggi akan mengalami role conflict. Disamping itu, Abernethy dan Stoelwinder juga melaporkan bahwa semakin tinggi role conflict para profesional, semakin rendah kinerja dan kepuasan kerja mereka, dan sebaliknya. Menurut Puspa dan Riyanto (1999) menyatakan bahwa karakteristik hubungan antara lingkungan pengendalian, orientasi profesional dan konflik peran untuk kelompok dosen dan untuk kelompok dokter berbeda. Dosen memiliki nilai yang tinggi jika mereka bekerja dalam lingkungan pengendalian yang menekankan pada pencapaian target kuantitatif (output control). Sedangkan dokter yang mempunyai orientasi yang kuat mengalami konflik peran yang tinggi jika mereka bekerja dalam lingkungan pengendalian yang menekankan pada ketaatan tindakan kepada aturan atau prosedur (behaviour control). Selain itu juga, untuk kelompok dosen, konflik peran berpengaruh secara negatif terhadap kepuasan kerja sedangkan pada dokter, konflik peran berpengaruh terhadap kinerja subunit.
20
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Puspa dan Riyanto (1999). Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Periode penelitian Periode penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 1999, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada tahun 2008. 2. Responden penelitian Pada penelitian sebelumnya responden yang digunakan adalah kelompok dosen dan dokter di beberapa universitas dan rumah sakit, sedangkan pada penelitian ini responden yang digunakan adalah auditor eksternal pada kantor akuntan publik di wilayah DKI Jakarta. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk menyusun skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Orientasi Profesional Terhadap Kinerja Auditor, Konflik Peran Sebagai Variabel Intervening”.
21
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah orientasi profesional berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor? 2. Apakah orientasi profesional berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja auditor melalui variabel intervening, yaitu konflik peran?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh langsung orientasi profesional terhadap kinerja auditor. 2. Untuk mengetahui pengaruh tidak langsung orientasi profesional terhadap kinerja auditor melalui variabel intervening yaitu konflik peran.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan organisasi dalam memperoleh gambaran yang lebih baik mengenai seberapa jauh orientasi profesional mempengaruhi kinerja auditor, dimana konflik peran sebagai variabel intervening, sehingga kantor akuntan publik dapat meningkatkan kinerja auditornya.
22
2. Bagi peneliti yang akan datang Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti kembali mengenai pengaruh orientasi profesional terhadap kinerja auditor, konflik peran sebagai variabel intervening. 3. Bagi penulis Penelitian ini digunakan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa khususnya mengenai pengaruh orientasi profesional terhadap kinerja auditor, konflik peran sebagai variabel intervening.
23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Profesionalisme dan Orientasi Profesional 1. Definisi Profesionalisme Dalam pengertian umum, seseorang dikatakan profesional jika memenuhi tiga kriteria yaitu mempunyai keahlian untuk melaksanakan tugas sesuai dengan bidang keahliannya, dalam melaksanakan suatu tugas atau profesi harus menetapkan standar baku di bidang profesi yang bersangkutan, dalam menjalankan tugas profesinya wajib mematuhi kode etik atau etika profesi. Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual (Kalbers dan Fogarty, 1995) dalam (Selvi, 2006:9). Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut individual yang penting tanpa melihat apakah suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak. Konsep profesionalisme modern dalam melakukan suatu pekerjaan telah dikemukakan oleh (Hastuti et.al., 2003) dalam (Selvi, 2006:9). Pada dasarnya, profesionalisme berkaitan dengan dua aspek penting yaitu aspek struktural dan sikap. Aspek struktural yang karakteristiknya merupakan bagian dari pembentukan sekolah pelatihan, pembentukan asosiasi profesional dan pembentukan
kode
etik.
Sedangkan
aspek
sikap
berkaitan dengan
pembentukan jiwa profesionalisme.
24
Dalam Standar Profesional Akuntan Publik tentang standar auditing standar umum yang ketiga dinyatakan bahwa dalam pelaksanaan audit dan penyusunan
laporannya,
auditor
wajib
menggunakan
kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama. Untuk itu, menurut Hastuti et.al., (2003) dalam Selvi (2006:10) profesionalisme dapat dibagi menjadi lima elemen, yaitu: 1) Dedikasi terhadap profesi Dedikasi terhadap profesi dicerminkan melalui dedikasi profesional dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Dimana dalam melaksanakan profesinya tidak melihat imbalan ekstrinsik yang akan diterima. Sikap ini berkaitan dengan ekspresi dari pencurahan diri secara keseluruhan terhadap pekerjaan dan sudah merupakan suatu komitmen pribadi yang kuat. 2) Kewajiban sosial Kewajiban sosial berkaitan dengan pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik bagi masyarakat maupun profesi karena adanya pekerjaan tersebut. 3) Kemandirian (otonomi) Sikap kemandirian (otonomi) merupakan suatu pandangan seorang profesional yang harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari pihak lain. Adanya intervensi yang datang dari luar dianggap sebagai hambatan yang dapat menggangu kemandirian profesional. Banyak orang menginginkan pekerjaan yang memberikan mereka hak, dan hak istimewa 25
untuk membuat keputusan dan bekerja tanpa diawasi secara ketat. Rasa kemandirian akan timbul melalui kebebasan yang diperoleh. 4) Keyakinan terhadap peraturan profesi Keyakinan terhadap peraturan profesi merupakan suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang dalam menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, bukan orang yang luar yang tidak mempunyai kompeten dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka. 5) Hubungan dengan sesama profesi Para profesional menggunakan ikatan profesi sebagai acuan termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok-kelompok kolega informal sebagai sumber ide utama pekerjaan. Melalui ikatan profesi, para profesional dapat mengembangkan profesinya.
2. Definisi Orientasi profesional Orientasi profesional adalah suatu sikap keprofesionalan yang ada di dalam diri seorang tenaga profesional. Tenaga kerja profesional adalah mereka yang telah terlatih untuk melaksanakan tugas yang kompleks secara independen dan yang dalam memecahkan masalah yang timbul dalam pelaksanaan tugas ini dengan menerapkan keahlian dan pengalamannya (Puspa dan Riyanto, 1999). Hubungan antara profesionalisme dengan orientasi profesional adalah bahwa orientasi profesional merupakan suatu sikap yang berada dalam profesionalisme. Jika seseorang memiliki sikap profesionalisme maka ia pun 26
memiliki sikap keprofesionalan (orientasi profesional), terutama dalam memecahkan
suatu
masalah.
Tenaga
profesional
pasti
sikap
keprofesionalannya (orientasi profesional) akan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh tenaga profesional sesuai dengan pendidikan dan pekerjaaan yang dilakukannya dan diterimanya.
B. Definisi Konflik Peran Ada beberapa pandangan mengenai definisi konflik peran, Robin (1996) dalam Listyani (2003) mendefinisikan konflik peran sebagai: “Suatu situasi dimana seseorang individu dihadapkan pada pengharapan peran yang berlainan”.
Menurut Puspa dan Riyanto (1999) dalam Listyani (2003) mendefinisikan bahwa: “Konflik peran merupakan suatu gejala psychologis yang dialami oleh anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan secara potensial bisa menurunkan motivasi kerja”.
Menurut
Puspa
dan
Riyanto
(1999)
dalam
Hernowo
(2006:8)
mendefinisikan tenaga kerja profesional adalah mereka yang telah terlatih untuk melaksanakan tugas yang kompleks secara independen dan yang dalam memecahkan masalah yang timbul dalam pelaksanaan tugas ini dengan menerapkan keahlian dan pengalamannya. Independensi profesional dan, secara umum sikap tenaga profesional dalam pelaksanaan tugas ini merupakan cerminan dari norma-norma dan/atau kode etik profesinya. Norma dan aturan ini berfungsi sebagai petunjuk tentang the do’s (hal-hal yang boleh dilakukan) 27
dan the dont’s (hal-hal yang tidak boleh dilakukan). Oleh karena itu, bagi seorang profesional, norma dan aturan ini berfungsi sebagai suatu mekanisme pengendalian yang akan menentukan kualitas pekerjaannya. Ini berarti bahwa dalam diri seorang profesional terdapat suatu sistem nilai atau norma yang akan mengatur perilaku mereka dalam proses pelaksanaan tugas/pekerjaan mereka. Mekanisme pengendalian tugas yang didasarkan pada diri sendiri (self control) ini kemungkinan besar akan berbenturan dengan mekanisme pengendalian perusahaan yang dikembangkan oleh manajemen. Sikap kemandirian profesional dalam pelaksanaan tugasnya akan cenderung membuat mereka “menuntut” penguasaan dan pengendalian secara penuh terdapat proses atau prosedur pelaksanaan tugas. Tuntutan pengendalian proses ini tentu saja bertentangan dengan sistem pengendalian manajemen yang ditujukan untuk mengendalikan perilaku dan aktivitas mereka. Sistem pengendalian manajemen diterapkan untuk mengurangi goal incongruence (Puspa dan Riyanto, 1999) dalam (Hernowo, 2006:9). Diharapkan dengan adanya
sistem
pengendalian
ini,
manajemen
akan
berusaha
untuk
mensosialisasikan strategi, tujuan dan norma-norma yang akan diterapkan dalam perusahaan. Benturan ke dua mekanisme pengendalian yang dialami oleh profesional bekerja dalam suatu organisasi yang birokratis ini terwujud dalam bentuk konflik peran (Role Conflict). Menurut Puspa dan Riyanto (1999) dalam Hernowo (2006:9) konflik peran timbul karena adanya dua “perintah” yang 28
berbeda secara bersamaan dan melaksanakan salah satu perintah saja akan menimbulkan terabainya perintah yang lain. Seorang profesional dalam melaksanakan tugasnya, terutama ketika menghadapi masalah tertentu, akan sering menerima dua perintah sekaligus. Perintah yang pertama datangnya dari kode etik profesi, sedangkan perintah yang kedua datangnya dari sistem pengendalian yang berlaku di perusahaan. Apabila profesional bertindak sesuai dengan kode etiknya maka ia akan merasa tidak berperan sebagai karyawan perusahaan dengan baik. Sebaliknya, apabila ia bertindak sesuai dengan prosedur yang ditentukan oleh perusahaan, maka ia akan merasa telah bertindak secara tidak profesional dimana hal tersebut bertentangan dengan kode etik profesinya. Kondisi yang seperti ini yang disebut sebagai konflik peran (role conflict) yaitu suatu konflik yang timbul karena mekanisme pengendalian birokratis organisasi tidak sesuai dengan norma, aturan, etika, dan kemandirian profesional (Wolfe dan Snoke, 1962) dalam (Listyani, 2003). Fenomena konflik peran seperti tersebut diatas bukanlah suatu fenomena yang sifatnya ada atau tidak ada (dikotomi), tetapi lebih merupakan suatu fenomena yang terjadi dalam tingkatan intensitas. Artinya suatu organisasi pasti mengalami konflik peran, tetapi dengan derajat atau tingkat keseriusan permasalahannya yang berbeda. Menurut Lurie (1981) dalam Puspa dan Riyanto (1999) menyatakan bahwa tingkat keinginan untuk mempertahankan sikap profesional berbedabeda antara satu pekerja profesional dengan pekerja profesional yang lain. Seperti dijelaskan di atas, bahwa manajemen bisa menggunakan sistem 29
pengendalian manajemen untuk mensosialisasikan strategi, tujuan, dan normanorma yang berlaku di perusahaan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan goal congruence melalui peningkatan komitmen anggota organisasi. Proses sosialisasi ini akan bisa mempengaruhi (mengurangi) kemandirian (atau orientasi profesional) seorang profesional. Sebagai konsekuensinya, para profesional akan merasa dirinya sebagai bagian dari organisasi (atau individu yang menerima kompensasi atas jasa yang diberikan kepada organisasi) dan mulai melepas asosiasi mereka dengan norma, aturan dan kode etik profesi dalam melaksanakan aktivitas-aktivitas organisasi yang menjadi tanggung jawabnya. Ini berarti bahwa dalam memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan tugas yang diembannya, pertimbangan profesional akan lebih banyak didasarkan pada norma-norma, aturan dan kode etik perusahaan. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya konflik peran sangat rendah. Sebaliknya, bisa juga terjadi para profesional, meski mereka digaji oleh perusahaan, tetap saja berusaha mempertahankan sikap dan kemandirian mereka dalam bekerja sebagai profesional. Mereka lebih senang (comfortable) mengasosiasikan diri mereka dengan organisasi profesi mereka dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi adalah mereka lebih ingin menaati norma, aturan dan kode etik profesi dalam memecahkan masalah-masalah yang mereka temui dalam pelaksanaan tugas tersebut. Oleh karena itu, mereka tidak begitu terpengaruh oleh proses sosialisasi yang dilakukan oleh manajemen. Kondisi seperti ini menyebabkan kemungkinan terjadinya konflik semakin besar. 30
Potensi munculnya konflik peran juga dipengaruhi oleh seberapa jauh lingkungan pengendalian organisasi dimana profesional bekerja cenderung menekan otonomi mereka. Dominasi peran profesional dalam pelaksanaan aktivitas inti perusahaan (core activities) sangat menentukan tingkat ancaman terhadap otonomi profesional (Barley dan Tolbert, 1991) dalam (Puspa dan Riyanto, 1999). Semakin sering manajemen memerlukan keahlian profesional untuk memecahkan masalah atau persoalan-persoalan penting organisasi, semakin tinggi bargaining power (sikap keprofesionalannya terhadap kode etik profesi) para profesional. Maka, semakin besar kemungkinan profesional untuk memperoleh otonomi dalam pelaksanaan tugas dan semakin besar pula kesempatan profesional untuk bisa menggunakan mekanisme pengendalian profesinya. Menurut Suwandi dan Indriantoro (1999) dalam Listyani (2003) menyatakan bahwa koordinasi arus kerja menyangkut seberapa baik berbagai aktivitas kerja yang saling berhubungan dapat dikoordinasikan dan seberapa jauh individu mendapatkan informasi tentang kemajuan tugasnya. Kecukupan wewenang berhubungan dengan derajat penyediaan informasi yang akurat dan tepat waktu sesuai dengan kebutuhan. Kemampuan adaptasi mengacu pada kemampuan untuk menangani perubahan keadaan dengan baik dan tepat waktu. Sedangkan tanpa adanya struktur yang baku dapat dicontohkan dalam bentuk formulasi aturan dan prosedur yang komprehensif, maka auditor senior berperan sangat penting dalam mengawasi pekerjaan bawahannya dan memberikan bantuan yang diperlukan. Kelemahan pengawasan oleh auditor 31
senior akan menyebabkan bawahan harus mengerjakan tugas tanpa pedoman sehingga lebih cenderung menghadapi konflik peran. Uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa interaksi antara orientasi profesional pekerja dengan lingkungan pengendalian yang berlaku dalam organisasi akan menentukan tingkat konflik peran yang dialami oleh seorang profesional. Pekerja profesional yang memiliki orientasi profesional yang kuat akan mengalami konflik peran yang besar apabila ia bekerja dalam organisasi yang memiliki lingkungan pengendalian demokratis yang menekankan pada pencapaian target atau yang mengarahkan perilaku mereka pada suatu norma tertentu. Sebaliknya, tenaga profesional yang bekerja dalam lingkungan pengendalian yang sesuai dengan kode etik profesi mereka, yaitu lingkungan yang menekankan pada otonomi dan self-control, akan mengalami konflik peran yang rendah.
C. Kinerja Auditor Kinerja merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan operasi suatu organisasi. Auditor adalah seorang tenaga profesional yang berkompeten dibidangnya. Biasanya tenaga profesional sulit menerima sistem pengendalian yang terlalu birokratis dikarenakan mereka telah terbiasa menghadapi setiap masalah dalam lingkungan kerjanya dengan hasil pemikiran mereka sendiri. Kinerja kerja seseorang dipengaruhi oleh kepuasan kerja, yang perlu diperhatikan karyawan agar memiliki kinerja adalah
32
mengenai diri sendiri terlebih dahulu, berpikir realistis dan menyesuaikan diri dengan budaya kerja yang ada dalam organisasi. Menurut Likert (1981) dalam Phepar (2005:15) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepuasan kerja dan kinerja. Menurutnya ketika karyawan merasakan bahwa pekerjaannya terasa rutin, maka kepuasan kerja terhadap pekerjaannya akan berkurang dan hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja individu yang berbeda menginginkan hal-hal yang berbeda dari pekerjaan mereka. Motif ekonomi secara nyata merupakan kekuatan yang penting dalam situasi kerja, hal ini dapat menjadi salah satu faktor motivasi untuk meningkatkan kinerja inti. Jika mereka merasa tidak nyaman dengan adanya sistem pengendalian birokratis maka di dalam diri mereka pasti akan merasakan konflik dalam menjalankan segala aktivitas mereka.
D. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja penting bagi karyawan dan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan ingin agar para karyawannya menghasilkan kinerja yang sesuai dengan harapan perusahaan. Hal ini berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Penilaian kinerja menurut Hasibuan (2001) dalam Phepar (2005:16) adalahsebagai berikut: “Penilaian kinerja merupakan upaya membandingkan kinerja aktual karyawan dengan kinerja yang diharapkan darinya”.
33
Tujuan penilaian kinerja menurut Dharma (2001) dalam Phepar (2005:17), antara lain: 1. Untuk mengukur tanggung jawab karyawan Digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan kenaikan gaji, promosi, penugasan khusus akan kualitas hasil pekerjaan karyawan yang bersangkutan. 2. Untuk pengembangan Mengacu pada dukungan yang diperlukan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya yang dapat berupa pelatihan dan bimbingan. Adapun tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan pengembangan (pengetahuan atau keterampilan) karyawan.
E. Auditor Eksternal Menurut Abdul Halim (2001:11), pengertian auditor eksternal adalah seseorang yang bekerja pada akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien. Klien dapat berupa perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi nirlaba, badan-badan pemerintah, maupun individu perseorangan. Disamping itu, auditor eksternal juga menjual jasa lain berupa konsultan pajak, konsultan manajemen, penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan keuangan, serta jasa-jasa lainnya. Auditor eksternal bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang dihasilkan manajemen. Auditor eksternal umumnya dibayar oleh manajemen perusahaan yang diperiksa. 34
F. Kerangka Pemikiran Orientasi profesional adalah suatu sikap keprofesionalan yang dimiliki oleh seseorang dalam memecahkan suatu masalah dalam menjalankan pekerjaannya dimana sikap tersebut dimiliki oleh tenaga profesional. Dalam menjalankan tugas yang diberikan kepada mereka, sering terjadi sikap keprofesionalan itu berbenturan antara lingkungan pengendalian biroktratis dengan kode etik yang dimiliki oleh tenaga profesional. Jika hal ini terjadi, maka akan tercipta suatu konflik peran dalam menjalankan setiap tugas atau pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan. Makin tinggi sikap keprofesionalan seseorang terkait dengan kode etik profesinya, maka akan terjadi konflik peran yang besar pula terhadap lingkungan pengendalian birokratis. Dan sebaliknya, makin rendah sikap keprofesionalan seseorang terkait dengan kode etik profesinya, maka konflik peran yang dialami oleh tenaga profesional akan semakin kecil terhadap lingkungan pengendalian birokratis. Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh orientasi profesional terhadap kinerja auditor, konflik peran sebagai variabel intervening. Bentuk kerangka pemikiran sebagai berikut:
35
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Variabel Intervening Konflik Peran Ha1
Orientasi Profesional Variabel Independen (X)
Ha 2
Ha 3
Kinerja Auditor Variabel Dependen (Y)
G. Perumusan Hipotesis Berdasarkan uraian latar belakang dan kerangka pemikiran di atas, maka perumusan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: Ha3
= Orientasi Profesional berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor.
Ha1 dan Ha2
= Pengaruh tidak langsung orientasi profesional terhadap kinerja auditor melalui konflik peran sebagai variabel intervening.
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah pengaruh orientasi profesional terhadap kinerja auditor, konflik peran sebagai variabel intervening. Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah auditor eksternal yang bekerja pada kantor akuntan publik di wilayah DKI Jakarta yang terdaftar di Direktorat Kantor Akuntan Publik. Pemilihan wilayah tersebut didasari oleh (1) wilayah tersebut mudah dijangkau, (2) wilayah tersebut terdapat banyak kantor akuntan publik dan (3) lokasi kantor akuntan publik tersebut strategis.
B. Metode Penentuan Sampel Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah metode sampling yang pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan dan kriteria-kriteria tertentu. Sampel berdasarkan pertimbangan merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002:131).
37
Kriteria yang digunakan sebagai purposive sampling adalah sebagai berikut: 1. Responden adalah auditor eksternal yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta. 2. Pengalaman kerja responden minimal satu tahun. 3. Akademik (latar belakang pendidikan) karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut. Kriteria ini dipilih karena peneliti memiliki pertimbangan bahwa auditor yang telah bekerja lebih dari satu tahun memiliki pengalaman kerja yang luas sehingga peneliti dapat memperoleh data yang mencerminkan keadaan dan kondisi yang sebenarnya. Selain itu juga, latar belakang pendidikan (akademik) itu sangat penting dalam menunjang penelitian ini dikarenakan kita dapat melihat adakah pengaruh yang signifikan latar belakang pendidikan tersebut terhadap kinerja auditor dan konflik peran pun berpengaruh signifikan atau tidak.
C. Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer Cara mendapatkan data primer yaitu dengan cara meninjau langsung perusahaan yang menjadi obyek penelitian, dan teknik yang akan digunakan adalah:
38
a. Angket (Quesioner) Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan tertulis kepada responden. Kuesioner ini didistribusikan secara langsung kepada responden dan melalui bantuan perantara (contact person). b. Wawancara Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab kepada beberapa responden untuk mendapatkan keterangan yang dibutuhkan dalam penelitian.
2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan membaca dan mempelajari literatur, artikel, jurnal dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.
39
D. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan statistik, yaitu dengan SPSS (Statistical Package for Social Science), adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Statistik Deskriptif Metode analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi mengenai suatu data yang dilihat dari range, minimum, maximum, sum, mean dan standar deviation dari karakteristik responden yang telah mengisi kuesioner, jadi, metode ini digunakan untuk mengetahui gambar mengenai kondisi atau keadaan dari responden. 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji Pearson Correlation. Pengujian validitas dapat diperoleh dengan cara mengkorelasikan skor yang diperoleh pada setiap item pertanyaan dengan skor total dari masing-masing pertanyaan. Apabila pearson correlation yang diperoleh memiliki nilai signifikan dibawah level 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Ghozali, 2006:45).
40
b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk menguji kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstrukkonstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel yang disusun dalam bentuk kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung besarnya Cronbach Alfha. Suatu variabel dikatakan reliable jika nilai Cronbach’s Alfha > 0,60, sebaliknya jika nilai Cronbach’s Alfha < 0,60 maka data tersebut dikatakan tidak reliabel (Ghozali, 2006:41). c. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen (orientasi profesional) dan dependen (kinerja auditor) serta konflik peran sebagai mediator kedua variabel tersebut dimana ketiga variabel tersebut telah terdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov dengan ketentuan sebagai berikut (Ghozali, 2006:110): Jika nilai Asimp. Sig(2-tailed) > 0,05, maka data terdistribusi normal. Jika nilai Asimp. Sig(2-tailed) < 0,05, maka data tidak terdistribusi normal.
41
3. Pengujian Hipotesis a. Analisis Regresi Linier Sederhana Metode ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (orientasi profesional) terhadap variabel dependen (kinerja auditor) dan konflik peran sebagai variabel intervening. Model persamaan regresi ini sebagai berikut:
Y1 = a + b1X1 + ε
Dimana: Y1 = Variabel dependen yaitu kinerja auditor a = Konstanta (nilai tetap) pada saat nilai variable bebas X = 0 b 1 = Koefisien regresi X1 = Variabel independen yaitu orientasi professional
ε
= Error
b. Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi dilakukan untuk menguji seberapa besar kontribusi variabel independen dapat menjelaskan pengaruh yang terjadi pada variabel dependen, dengan konflik peran sebagai mediator (variabel intervening). Hasil uji koefisien determinasi yang terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R Square (Ghozali, 2006:83).
42
c. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat dengan konflik peran sebagai variabel intervening. Selain itu juga, uji F ini untuk melihat adakah pengaruh interaksi yang terjadi antara variabel independen dan variabel dependen melalui variabel konflik peran sebagai variabel intervening (Ghozali, 2006, 84). d. Uji t Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh
signifikan
terhadap
variabel
dependen
dengan
mediatornya yaitu konflik peran sebagai variabel intervening. Uji ini dilihat berdasarkan nilai signifikan t-test, dengan ketentuan sebagai berikut (Ghozali, 2006:84): 1. Jika nilai sig t-test < 0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) diterima, artinya bahwa variabel independen secara signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai sig t-test > 0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak, artinya bahwa variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
43
E. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel orientasi profesional, variabel kinerja auditor dan variabel konflik peran (variabel intervening). Metode pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal yang merupakan skala pengukuran yang menyatakan kategori dan peringkat kontruk yang diukur. Sedangkan metode pengukuran sikap, peneliti menggunakan skala likert. Skala likert merupakan data kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Skala likert yang digunakan adalah 4 angka penelitian yaitu (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju dan (4) sangat setuju.
1. Orientasi Profesional (Independent Variable) Variabel
independen adalah variabel
yang
menjelaskan
atau
mempengaruhi variabel dependen (Indriantoro dan Supomo, 2002:63). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah orientasi profesional. Orientasi profesional adalah suatu sikap keprofesionalan yang ada di dalam diri seorang tenaga profesional. Orientasi profesional diukur dengan menggunakan pertanyaan yang dikembangkan oleh Puspa dan Riyanto yang terdiri dari 8 pertanyaan, yaitu pada tabel 3.1. Peneliti menggunakan seluruh pertanyaan tersebut, dikarenakan pertanyaan tersebut telah terbukti keakuratannya dan mencerminkan orientasi profesional yang sesungguhnya. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala likert 4 poin, yaitu: 44
Tingkat Orientasi Profesional
STS =
Sangat Tidak Setuju
= 1
TS
=
Tidak Setuju
= 2
S
=
Setuju
= 3
SS
=
Sangat Setuju
= 4
Skor yang tinggi menunjukkan orientasi profesional yang tinggi dan sebaliknya skor yang rendah menunjukkan orientasi profesional yang rendah.
2. Kinerja Auditor (Dependent Variable) Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro dan Supomo, 2002:63). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kinerja auditor. Kinerja merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan operasi suatu organisasi. Kinerja kerja seseorang dipengaruhi oleh kepuasan kerja yang perlu diperhatikan karyawan agar memiliki kinerja adalah mengenali diri sendiri terlebih dahulu, berpikir realistis dan menyesuaikan diri dengan budaya kerja yang ada dalam organisasi. Kinerja auditor diukur dengan menggunakan pertanyaan yang dikembangkan oleh Hendy (2007), tabel 3.2 dengan jumlah pertanyaan adalah 9 buah. Nomor satu hingga nomor enam, pertanyaan tersebut 45
berkaitan dengan kinerja auditor yang dikembangkan oleh Hendy (2007). Sedangkan pertanyaan nomor tujuh hingga nomor sembilan, pertanyaan tersebut berkaitan dengan kepuasan kerja yang dikembangkan oleh Hernowo (2006:18). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala likert 4 poin, yaitu:
Tingkat Kinerja Auditor STS =
Sangat Tidak Setuju
= 1
TS
=
Tidak Setuju
= 2
S
=
Setuju
= 3
SS
=
Sangat Setuju
= 4
Skor yang tinggi menunjukkan kinerja auditor yang tinggi dan sebaliknya skor yang rendah menunjukkan kinerja auditor yang rendah.
3. Konflik Peran (Intervening Variable) Variabel intervening dalam penelitian ini yaitu konflik peran. Konflik peran merupakan kunci pendorong moral, kedisiplinan dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan. Konflik peran dipandang sebagai sisi lain dari tekanan kerja, yang merupakan dampak dari pelaksanaan orientasi profesional yang mereka peroleh. Konflik peran juga dipengaruhi oleh fungsi dan kedudukan karyawan dalam organisasi. Profesionalisme otoriter mengakibatkan konflik peran 46
yang tinggi. Pengukuran konflik peran menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Hernowo (2006:17). Konflik peran diukur dengan menggunakan pertanyaan yang dikembangkan oleh Hernowo (2006:17) yang terdiri dari 9 pertanyaan, yaitu pada tabel 3.3. Dalam hal ini, penulis menggunakan seluruh pertanyaan tersebut dikarenakan pertanyaan tersebut telah terbukti keakuratannya
dan
mencerminkan
sesungguhnya.
Penghitungan
untuk
orientasi variabel
profesional konflik
peran
yang ini
menggunakan nilai rata-rata (average) dari jumlah yang dihasilkan dari setiap responden (Ghozali, 2006:174). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala likert 4 poin, yaitu:
Tingkat Konflik Peran STS =
Sangat Tidak Setuju
= 1
TS
=
Tidak Setuju
= 2
S
=
Setuju
= 3
SS
=
Sangat Setuju
= 4
Skor yang tinggi menunjukkan konflik peran yang tinggi dan sebaliknya skor yang rendah menunjukkan konflik peran yang rendah.
47
Tabel 3.1 Operasional Variabel Orientasi Profesional
Variabel
Sub Variabel
No.
Indikator
1.
Bagi saya dapat mewujudkan dan melaksanakan riset dari ide saya sendiri itu penting. Bagi saya dapat menerbitkan hasil kerja saya dalam jurnal atau majalah professional itu penting. Bagi saya dapat melakukan jenis penelitian yang akan memberi kontribusi pada keberadaan profesi saya itu penting artinya bagi saya. Pada akhirnya nanti saya lebih cenderung memilih ingin dihormati diantara para rekan auditor eksternal diluar lingkungan perusahaan. Saya ingin dihormati di lingkungan tempat saya bekerja. Saya ingin dihormati masyarakat luas. Dalam waktu dekat, saya sangat ingin menerbitkan tulisan saya dalam jurnal atau majalah terkemuka dibidang profesi saya, meskipun topiknya tidak begitu penting bagi perusahaan tempat saya bekerja. Dalam waktu dekat, saya sangat ingin banyak terlibat pada salah satu proyek yang ada di kantor dalam memberikan solusi masalah terkait dengan bidang saya.
2.
3.
4.
Orientasi Profesional (X) (Dikembangkan oleh Puspa dan Riyanto, 1999)
Orientasi Profesional (Sejauhmana sikap keprofesionalan yang dimiliki dalam melakukan suatu pekerjaan)
5.
6. 7.
8.
Skala
Ordinal
48
Tabel 3.2 Operasional Variabel Kinerja Auditor
Variabel
Sub Variabel
Indikator No. Penilaian kinerja saya 1. 2. 3. 4.
Kinerja Auditor Kinerja Auditor (Y) (Dikembangkan oleh Hendy, 2007)
(Merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan keefektifan operasi suatu organisasi).
5.
6. 7. 8. 9.
Skala
diukur dengan hasil kerja saya. Saya melakukan pekerjaan dengan adil. Kinerja saya sudah dievaluasi dengan sangat tepat. Penilaian kinerja saya telah sesuai dengan kode etik profesi. Supervisor saya adalah orang yang berwenang untuk menilai kinerja Ordinal saya. Penilaian kinerja saya sesuai dengan penilaian supervisor. Secara umum saya suka bekerja disini. Secara keseluruhan saya puas dengan hasil pekerjaan saya. Saya punya keinginan untuk berpindah dari pekerjaan saya saat ini.
49
Tabel 3.3 Operasional Variabel Konflik Peran
Variabel
Sub Variabel
No.
Indikator
1.
Saya bekerja dengan dua kelompok atau lebih yang cara melakukan pekerjaannya tidak sama. Saya melakukan hal-hal yang harus dilakukan tidak seperti biasanya. Saya menerima beberapa permintaan untuk melakukan suatu pekerjaan yang saling tidak bersesuaian satu sama lain. Saya menerima penugasan tanpa didukung sumber daya manusia yang cukup untuk melakukannya. Saya harus melanggar peraturan atau kebijakan untuk bisa melaksanakan suatu penugasan. Saya melakukan hal-hal yang mungkin dapat diterima oleh seseorang tetapi ditolak oleh orang lain. Saya mengerjakan halhal yang menurut saya tidak perlu. Saya bekerja dibawah kebijakan atau aturan yang bertentangan.
2.
3.
Konflik Peran
Konflik Peran (Variabel Intervening) (Dikembangkan oleh Hernowo, 2006)
(merupakan suatu gejala psychologis yang dialami oleh anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja dan secara potensial bisa menurunkan motivasi kerja
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Saya
harus
Skala
Ordinal
bekerja
dibawah perintah atau instruksi yang tidak jelas.
50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan kepada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berwilayah di DKI Jakarta. Karena jumlah auditor di Jakarta tidak diketahui jumlahnya yang pasti, maka peneliti membagikan dan mengumpulkan kuesioner secara langsung kepada 7 KAP yang terdapat di wilayah DKI Jakarta. Hal ini dapat ditunjukkan dalam tabel berikut: Tabel 4.1 Wilayah dan Nama KAP
Nama KAP
No.
Wilayah
1.
Ernst & Young
Jakarta Selatan
2.
Heroe, Pramono & rekan
Jakarta Selatan
3.
Ishak, Saleh, Soewondo & rekan
Jakarta Selatan
4.
Kanaka
Puradiredja,
Robert
Yogi,
Jakarta Selatan
Suhartono 5.
Soejatna, Mulyana & rekan
Jakarta Barat
6.
Tasnim Ali Widjanarko & rekan
Jakarta Pusat
7.
Usman & rekan
Jakarta Selatan
Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2008 51
Pembagian sebanyak 120 kuesioner dilakukan mulai pada bulan April 2008, dan pengumpulan sampai bulan Juni 2008. Sebanyak 70 kuesioner kembali tetapi yang bisa diolah hanya 54 kuesioner.
Tabel 4.2 Sampel dan Tingkat Pengembalian
Keterangan
Jumlah
Pembagian kuesioner
120
Kuesioner yang tidak terkumpul
50
Kuesioner yang terkumpul
70
Kuesioner yang tidak bisa diolah
16
Kuesioner yang bisa diolah
54
Tingkat pengembalian (response rate)
45%
54/120*100% Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2008 Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa dari 120 kuesioner yang dibagikan dan kuesioner yang terkumpul kembali adalah sebanyak 70 buah kuesioner. Jumlah 70 buah kuesioner tersebut yang dapat diolah adalah sebanyak 54 buah atau sebesar 45% dari total kuesioner. Hal ini menunjukkan tingkat pengembalian (response rate) kuesioner yang cukup tinggi. 52
2. Karakteristik Responden Berikut ini adalah karakteristik dari responden yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.3 Deskripsi Statistik Demografi Responden
Keterangan
JUMLAH RESPONDEN
Frekuensi Absolut
Persentase (%)
54
100
36
66,7
18
33,3
5
9,3
45
83,3
4
7,4
10
18,5
Jenis Kelamin a. Pria b. Wanita
Pendidikan Terakhir a. D3 b. S1 c. S2 d. S3
Lama Bekerja a. < 1 tahun
53
b. 1 - 3 tahun
21
38,9
c. 3 - 5 tahun
6
11,1
d. > 5 tahun
17
31,5
a. Ekonomi
50
92,6
b. Hukum
1
1,9
c. Lainnya
3
5,5
Akademik
Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2008 Tabel 4.3 memberikan informasi mengenai deskripsi statistik demografi responden, dimana didalamnya dijelaskan mengenai frekuensi absolut dan persentase responden berdasarkan klasifikasi jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama bekerja dan akademik. Tabel 4.3 tersebut dapat diketahui banyaknya jumlah responden pria mendominasi (66,7%) daripada responden wanita (33,3%). Pendidikan terakhir daripada responden kebanyakan adalah S1 (83,3%), kemudian responden yang berpendidikan D3 (9,3%) dan S2 (7,4%). Kebanyakan dari responden yang memiliki lama bekerja adalah 1-3 tahun (38,9%), < 1 tahun (18,5%), 3-5 tahun (11,1%) dan > 5 tahun (31,5%). Akademik responden di KAP dominan adalah ekonomi (92,6%), hukum (1,9%) dan lainnya (5,5%). 54
B. Analisis Uji Kualitas Data Analisis uji kualitas data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas. Dengan cara data skor pertanyaan untuk setiap variabel penelitian diproses sehingga menghasilkan correlation matrix dan realibility coefficients. a. Uji validitas Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n - 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Penelitian ini jumlah sampel (n) = 54 dan besarnya df dapat dihitung 54 - 2 = 52 dengan df = 52 dan alpha = 0,05 didapat r tabel = 0,226. Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Orientasi Profesional Item
Variabel
r Hitung
r Tabel
Kesimpulan
1.
Orientasi Profesional
0,390
0,226
Valid
2.
Orientasi Profesional
0,561
0,226
Valid
3.
Orientasi Profesional
0,335
0,226
Valid
4.
Orientasi Profesional
0,292
0,226
Valid
5.
Orientasi Profesional
0,512
0,226
Valid
6.
Orientasi Profesional
0,575
0,226
Valid
7.
Orientasi Profesional
0,445
0,226
Valid
8.
Orientasi Profesional
0,316
0,226
Valid
55
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Konflik Peran Item
Variabel
r Hitung
r Tabel
Kesimpulan
1.
Konflik Peran
0,557
0,226
Valid
2.
Konflik Peran
0,425
0,226
Valid
3.
Konflik Peran
0,634
0,226
Valid
4.
Konflik Peran
0,504
0,226
Valid
5.
Konflik Peran
0,686
0,226
Valid
6.
Konflik Peran
0,479
0,226
Valid
7.
Konflik Peran
0,675
0,226
Valid
8.
Konflik Peran
0,562
0,226
Valid
9.
Konflik Peran
0,577
0,226
Valid
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor Item
Variabel
r Hitung
r Tabel
Kesimpulan
1.
Kinerja Auditor
0,502
0,226
Valid
2.
Kinerja Auditor
0,534
0,226
Valid
3.
Kinerja Auditor
0,586
0,226
Valid
4.
Kinerja Auditor
0,622
0,226
Valid
5.
Kinerja Auditor
0,561
0,226
Valid
56
6.
Kinerja Auditor
0,481
0,226
Valid
7.
Kinerja Auditor
-0,124
0,226
Tidak Valid
8.
Kinerja Auditor
0,545
0,226
Valid
9.
Kinerja Auditor
-0,276
0,226
Tidak Valid
Sumber: Hasil penelitian yang diolah, 2008 Variabel orientasi professional pada tabel 4.4 terdiri atas 8 butir pertanyaan, dari 8 butir pertanyaan tersebut secara keseluruhan hasilnya adalah valid. Variabel konflik peran pada tabel 4.5 terdiri atas 9 pertanyaan, dimana 9 pertanyaan tersebut keseluruhannya adalah valid. Variabel kinerja auditor pada tabel 4.6 terdiri atas 9 pertanyaan, dimana 9 pertanyaan tersebut ternyata terdapat 2 butir pertanyaan yang tidak valid karena nilai korelasi dibawah r tabel 0,226 yaitu butir ke 7 dengan r hitung -0,124 < 0,226 dan butir ke 9 dengan r hitung -0,276 < 0,226.
b. Uji Reliabilitas Tabel 4.7 Hasil Uji Realibilitas Orientasi Profesional Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .726
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .737
N of Items 8
57
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa variabel orientasi profesional memiliki hasil α hitung 0,726 > 0,60. Hal ini berarti variabel orientasi profesional adalah reliabel. Tabel 4.8 Hasil Uji Realibilitas Konflik Peran Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .844
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .850
N of Items 9
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa variabel konflik peran memiliki hasil α hitung 0,844 > 0,60. Hal ini berarti variabel konflik peran adalah reliabel. Tabel 4.9 Hasil Uji Realibilitas Kinerja Auditor Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .627
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .709
N of Items 9
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel kinerja auditor memiliki hasil α hitung 0,627 > 0,60. Hal ini berarti variabel kinerja auditor adalah reliabel.
58
C. Analisis dan Pembahasan 1. Uji Normalitas Hasil pengujian normalitas berupa grafik yang disebut normal probability plot, berikut hasil pengujian normalitas: Gambar 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas untuk Hipotesis 1 Pengaruh Orientasi Profesional terhadap Kinerja Auditor, Konflik Peran sebagai Variabel Intervening
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: TOTAL_KA 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Dari gambar 4.1 terlihat bahwa titik-titik (data) menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa regresi memenuhi asumsi normalitas.
59
2. Uji Hipotesis a. Uji Regresi 1) Hipotesis 1 Pengaruh langsung orientasi profesional terhadap kinerja auditor (Ha3) terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil Uji Determinasi untuk Hipotesis 1 Model Summary Model 1
Adjusted R Square .162
R R Square .422a .178
Std. Error of the Estimate 2.534
a. Predictors: (Constant), TOTAL_OP
Hasil uji koefisiensi determinasi pada variabel kinerja auditor menunjukkan nilai R Square adalah 0,178. Artinya bahwa orientasi profesional berpengaruh terhadap kinerja auditor sebesar 17,8%, sedangkan sisanya sebesar 82,2% (100%-17,8%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini. Menurut Puspa dan Riyanto (1999) bahwa hasil uji determinasi orientasi profesional terhadap kinerja auditor dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang dapat mengindikasi pada hasil
penelitian.
pengendalian
Faktor
tempat
tersebut
tenaga
adalah
profesional
lingkungan
bekerja.
Jadi,
lingkungan pengendalian tempat mereka pun dapat dijadikan sebagai variabel yang mempengaruhi interaksi antara variabel orientasi profesional dengan kinerja auditor. 60
Menurut peneliti indikator dari 82,2% itu adalah bahwa faktor yang mempengaruhi variabel orientasi profesional dengan kinerja auditor dapat dipengaruhi pula oleh lingkungan pengendalian dari tempat para tenaga profesional bekerja salah satunya, yaitu dapat dilihat dari sisi kenyamanannya dalam menjalankan
segala
tugas
yang
akan
dilakukan
atau
dilaksanakan. Tabel 4.11 Hasil Uji F untuk Hipotesis 1 ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 72.297 334.018 406.315
df
Mean Square 72.297 6.423
1 52 53
F 11.255
Sig. .001a
a. Predictors: (Constant), TOTAL_OP b. Dependent Variable: TOTAL_KA
Tabel 4.11 dapat diketahui hasil ANOVA atau F-test menunjukkan bahwa F-hitung adalah 11,255 dengan tingkat signifikansi 0,001. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari α (0,001<0,005). Hal ini berarti bahwa variabel orientasi profesional berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor dan dapat dikatakan bahwa Ha3 ditolak.
Tabel 4.12 Hasil uji t untuk Hipotesis 1 Coefficientsa
Model 1
(Constant) TOTAL_OP
Unstandardized Coefficients B Std. Error 19.949 2.321 .339 .101
Standardized Coefficients Beta .422
t 8.596 3.355
Sig. .000 .001
a. Dependent Variable: TOTAL_KA
Hasil uji t pada tabel 4.12 di atas, menunjukkan bahwa nilai sign t-test 0,001 < 0,005 artinya signifikan, hal ini berarti Ha3 61
ditolak. Berarti bahwa orientasi profesional berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. Berdasarkan tabel 4.12 dapat diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut: Kinerja auditor (Y) = 19,949 + 0,339 X1 + e Persamaan tersebut dapat diartikan sebagai berikut: (a) Nilai 19,949 merupakan nilai konstanta (a) yang menunjukkan
bahwa
jika
tidak
ada
orientasi
profesional, maka kinerja auditor sebesar 19,949. (b) Nilai koefisien regresi orientasi profesional sebesar 0,339 menyatakan bahwa bila terjadi kenaikan 1 satuan orientasi profesional maka dapat meningkatkan kinerja auditor sebesar 0,339. Hasil
pengujian
ini
menunjukkan
bahwa
orientasi
profesional berpengaruh nyata terhadap kinerja auditor. Semakin tinggi orientasi profesional, semakin tinggi kinerja yang dihasilkan oleh auditor. Hal ini menunjukkan bahwa apabila makin tinggi sikap keprofesionalan seseorang terkait dengan kode etik profesinya, maka kinerja yang dihasilkan pun makin baik.
62
2) Hipotesis 2 Pengaruh orientasi profesional terhadap kinerja auditor melalui pengaruh tidak langsung, yaitu variabel intervening konflik peran terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.13 Hasil Uji Determinasi untuk Hipotesis 2 Model Summary Model 1
R .147a
R Square .022
Adjusted R Square .003
Std. Error of the Estimate .432
a. Predictors: (Constant), OP
Hasil uji koefisiensi determinasi pada variabel kinerja auditor menunjukkan nilai R Square adalah 0,022. Artinya bahwa interaksi orientasi profesional dengan konflik peran sebesar 2,2%, sedangkan sisanya sebesar 97,8% (100%-2,2%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini. Menurut Puspa dan Riyanto menyatakan bahwa orientasi profesional berpengaruh negatif terhadap konflik peran. Dimana makin tinggi orientasi profesional maka konflik peran makin rendah. Hal ini dikarenakan adanya faktor lain yaitu, peningkatan perputaran kerja, penurunan komitmen kerja dan lain sebagainya. Menurut peneliti, hasil yang didapat adalah bahwa orientasi profesional berpengaruh negatif terhadap konflik peran.
63
Dimana hasil ini mendukung penelitian sebelumnya, yaitu Puspa dan Riyanto (1999). Tabel 4.14 Hasil Uji F untuk Hipotesis 2 ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .215 9.710 9.926
df 1 52 53
Mean Square .215 .187
F 1.154
Sig. .288a
a. Predictors: (Constant), OP b. Dependent Variable: KP
Tabel 4.14 dapat diketahui hasil ANOVA atau F-test menunjukkan bahwa F-hitung adalah 1,154 dengan tingkat signifikansi 0,288, karena tingkat signifikansi lebih dari α (0,288 > 0,005). Hal ini berarti bahwa variabel orientasi profesional tidak berpengaruh terhadap konflik peran atau sebaliknya. Tabel 4.15 Hasil Uji t untuk Hipotesis 2 Coefficientsa
Model 1
(Constant) OP
Unstandardized Coefficients B Std. Error 2.383 .396 -.148 .138
Standardized Coefficients Beta -.147
t 6.023 -1.074
Sig. .000 .288
a. Dependent Variable: KP
Tabel 4.15 menjelaskan tampilan output SPSS yang menunjukkan
bahwa
variabel
orientasi
profesional
memberikan koefisien standardized beta -0,147 dengan tingkat signifikansi 0,288. Hal ini berarti bahwa variabel orientasi profesional (OP) tidak berpengaruh terhadap konflik peran, dimana hasilnya diatas 0,005 (0,288 > 0,005). Hal ini berarti 64
konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu, penelitian yang dilakukan oleh Puspa dan Riyanto (1999).
Tabel 4.16 Hasil Uji Determinasi untuk Hipotesis 2 Model Summary Model 1
R .505a
R Square .255
Adjusted R Square .226
Std. Error of the Estimate .289
a. Predictors: (Constant), KP, OP
Hasil uji koefisiensi determinasi pada variabel kinerja auditor menunjukkan nilai R Square adalah 0,255. Artinya bahwa interaksi orientasi profesional dan konflik peran terhadap kinerja auditor sebesar 25,5%, sedangkan sisanya sebesar 74,5% (100%-25,5%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini. Menurut Puspa dan Riyanto menyatakan bahwa orientasi profesional berpengaruh negatif terhadap konflik peran dan mempengaruhi hasil output yang didapat oleh para tenaga profesional tersebut dengan kinerja yang buruk. Dimana makin tinggi orientasi profesional maka konflik peran makin rendah dan kinerja yang dihasilkan pun rendah. Hal ini dikarenakan adanya faktor lain yaitu, peningkatan perputaran kerja, penurunan komitmen kerja, ketegangan kerja dan lain sebagainya.
65
Menurut peneliti, hasil yang didapat adalah bahwa orientasi profesional dan konflik peran berpengaruh negatif terhadap konflik peran. Berarti bahwa konflik peran bukanlah variabel intervening. Hal ini dikarenakan variabel konflik peran melemahkan semua variabel yang ada yaitu, variabel independen (orientasi profesional) dan variabel dependen (kinerja auditor). Selain itu juga, konflik peran memiliki nilai negatif yang berarti memiliki hubungan kausalitas (sebab akibat) negatif yang dapat menurunkan nilai output dan kinerja yang didapat. Dan hasil ini mendukung penelitian sebelumnya, yaitu Puspa dan Riyanto (1999).
Tabel 4.17 Hasil Uji F untuk Hipotesis 2 ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 1.454 4.250 5.704
df 2 51 53
Mean Square .727 .083
F 8.725
Sig. .001a
a. Predictors: (Constant), KP, OP b. Dependent Variable: KA
Tabel 4.17 dapat diketahui hasil ANOVA atau F-test menunjukkan bahwa F-hitung adalah 8,725 dengan tingkat signifikansi 0,001, karena tingkat signifikansi lebih dari α (0,001 < 0,005). Hal ini berarti bahwa variabel orientasi professional dan konflik peran berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. 66
Tabel 4.18 Hasil Uji t untuk Hipotesis 2 Coefficientsa
Model 1
(Constant) OP KP
Unstandardized Coefficients B Std. Error 2.379 .344 .340 .093 -.137 .093
Standardized Coefficients Beta .446 -.180
t 6.907 3.647 -1.477
Sig. .000 .001 .146
a. Dependent Variable: KA
Tabel 4.18 menjelaskan tampilan output SPSS yang menunjukkan bahwa variabel konflik peran memberikan koefisien standardized beta -0,180 dengan tingkat signifikansi 0,146 terhadap kinerja auditor. Hal ini berarti bahwa variabel konflik peran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, dimana hasilnya memiliki nilai negatif. Berarti bahwa konflik peran bukanlah variabel intervening yang dapat memediasi variabel orientasi profesional dan kinerja auditor. Selain itu juga, variabel konflik peran merupakan variabel yang dapat melemahkan variabel lainnya, yaitu variabel independen (orientasi profesional) dan variabel dependen (kinerja auditor) dan sebaliknya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yaitu, penelitian yang dilakukan oleh Puspa dan Riyanto (1999).
67
b. Uji Korelasi Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi variabel lainnya tanpa ada variabel ketiga yang memediasi (intervening) hubungan kedua variabel tersebut. Hubungan tidak langsung adalah jika ada variabel ketiga yang memediasi hubungan kedua variabel ini. Kemudian pada setiap variabel dependen (endogen variable) akan ada anak panah yang menuju ke variabel ini dan ini berfungsi untuk menjelaskan jumlah varians yang tak dapat dijelaskan (unexplained variance) oleh variabel itu. Jadi, anak panah dari
ke konflik peran menunjukkan jumlah varians
variabel konflik peran yang tidak dijelaskan oleh orientasi profesional. Besarnya nilai panah dari
. Sedangkan anak
menuju kinerja auditor menunjukkan varians kinerja
auditor yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel orientasi profesional dan konflik peran dan besarnya
.
Koefisien jalur adalah standardized koefisien regresi. Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan
regresi
yang
menunjukkan
hubungan
yang
dihipotesiskan. Dalam hal ini ada dua persamaan tersebut adalah: Konflik peran = b1orientasi profesional + e1
(1)
Kinerja auditor = b1orientasi profesional+b2 konflik peran+e2 (2)
Standardized koefisien untuk orientasi profesional pada persamaan (1) akan memberikan nilai Ha1. Sedangkan koefisien 68
untuk orientasi profesional dan konflik peran pada persamaan (2) akan memberikan nilai Ha2 dan Ha3. Hasil output SPSS memberikan nilai standardized beta orientasi profesional pada persamaan (1) sebesar -0,147 dan signifikan pada 0,288 yang berarti konflik peran melemahkan orientasi profesional. Nilai koefisien standardized beta -0,147 merupakan nilai path atau jalur Ha1. Pada output SPSS persamaan regresi (2) nilai standardized beta -0,180 untuk Ha2. Output SPSS pengaruh langsung orientasi professional terhadap kinerja auditor (Ha3) sebesar 0,422, berarti berpengaruh signifikan karena nilai tersebut dibawah 0,005. Besarnya nilai =
= 0,907dan besarnya nilai
=
= 0,863.
= 0,907
Konflik peran -0,147
-0,180 0,422
Orientasi profesional
Kinerja
= 0,863
Pengaruh langsung untuk orientasi profesional ke kinerja auditor (Ha3) adalah 0,422. 69
Pengaruh tidak langsung orientasi profesional ke konflik peran ke kinerja auditor (Ha1 dan Ha2) adalah -0,147 dan -0,180. Sehingga jumlah pengaruh tidak langsung adalah sebagai berikut: Pengaruh tidak langsung = Ha1 x Ha2
Pengaruh tidak langsung = (-0.147) x (-0,180) = 0,02646 Total pengaruh (korelasi orientasi profesional ke kinerja) adalah sebagai berikut: Total pengaruh korelasi = Ha3 + (Ha1 x Ha2)
Total pengaruh untuk korelasi orientasi profesional ke kinerja auditor = 0,422 + 0,02646 = 0,44846 Pengaruh korelasi orientasi profesional (OP) ke kinerja auditor (KA) dengan hasilnya dijumlahkan dengan penambahan variabel konflik peran (KP) menghasilkan nilai 0,44846. Hal ini berarti walaupun pengaruh tidak langsung memiliki nilai yang kecil dibandingkan
pengaruh
langsung
berarti
bahwa
variabel
intervening konflik peran tetap memiliki pengaruh walaupun sangat kecil dengan nilai 0,02646 terhadap variabel independen dan dependen. 70
Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa orientasi profesional berpengaruh terhadap kinerja sebesar 0,129. sedangkan pada variabel orientasi profesional dan konflik peran tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Dimana nilai orientasi profesional tinggi maka nilai konflik peran akan rendah, begitu pula yang terjadi terhadap kinerja auditor. Ternyata pernyataan tersebut konsisten dengan penelitian sebelumnya. Hasil uji hipotesis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel konflik peran bukanlah variabel intervening yang dapat memediasi antara variabel orientasi profesional dengan kinerja auditor. Nilai negatif yang dihasilkan dari nilai standardized coefficients beta menunjukkan bahwa variabel konflik peran melemahkan orientasi profesional dan kinerja auditor. Sedangkan pengaruh langsung terjadi pada hubungan antara variabel orientasi profesional dengan kinerja auditor memiliki pengaruh yang signifikan dimana makin tinggi orientasi profesional seseorang maka kinerja yang dihasilkan pun semakin tinggi, dan hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya.
71
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh orientasi profesional terhadap kinerja auditor dimana konflik peran sebagai variabel intervening dari para akuntan publik yang bekerja di KAP yang ada di DKI Jakarta. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan terhadap 54 orang responden diperoleh hasil bahwa: 1. Variabel orientasi profesional terhadap kinerja auditor (Ha3). Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa orientasi profesional berpengaruh nyata terhadap kinerja auditor. Semakin tinggi orientasi profesional, semakin tinggi kinerja yang dihasilkan oleh auditor. Hal ini menunjukkan bahwa apabila makin tinggi sikap keprofesionalan seseorang terkait dengan kode etik profesinya, maka kinerja yang dihasilkan pun makin baik. 2. Variabel orientasi profesional terhadap kinerja auditor, konflik peran sebagai variabel intervening (Ha1 dan Ha2). Hasil penelitian menyatakan bahwa konflik peran bukanlah variabel intervening. Hal ini dikarenakan standardized coefficients beta variabel konflik peran memiliki nilai negatif. Berarti bahwa variabel konflik peran bukanlah variabel yang dapat memediasi variabel lainnya, yaitu variabel orientasi profesional (independen) dan kinerja auditor (dependen).
72
B. Keterbatasan Ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, yang kemungkinan dapat menimbulkan bias atau ketidakakuratan pada hasil penelitian ini antara lain: 2. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui kuesioner, peneliti tidak melakukan wawancara atau terlibat secara langsung dalam aktivitas organisasi Kantor Akuntan Publik. Sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis. 3. Penelitian ini hanya mengambil faktor orientasi profesional dan faktor kinerja auditor dari variabel konflik peran sebagai variabel intervening tanpa mengambil faktor-faktor lain penyebab konflik peran. 4. Hasil penelitian ini hanya dapat dijadikan analisis pada subyek penelitian yang terbatas profesi akuntan publik di Jakarta, sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil apabila dilakukan untuk obyek dan profesi yang berbeda. 5. Uji validitas dalam tabel 4.6 pada variabel kinerja auditor, terdapat dua butir pertanyaan pada ka7 dan ka9 yang memiliki hasil nilai yang negatif. Hal ini disebabkan karena responden tidak konsisten dalam memberikan jawaban pada pernyataan tersebut.
73
C. Implikasi dan Saran Berdasarkan tabel 4.6 pada variabel kinerja auditor terlihat bahwa butir
ka7
dan ka9
memiliki kesimpulan
tidak
valid
(negatif).
Memungkinkan dapat disebabkan kurangnya pengujian terhadap kuesioner sehingga menghasilkan persepsi yang tidak diharapkan dari para auditor yang disurvei. Maka perlu dirancang suatu cara agar kuesioner sebelum sampai ke tangan responden harus terlebih dahulu diuji untuk validitasnya dengan melibatkan beberapa segi keilmuan. Sebagai contoh, untuk pertanyaan variabel konflik peran terlihat pertanyaan banyak menyinggung segi emosional responden secara psikologis. Sehingga tidak tercapainya konsistensi dalam menjawab setiap pertanyaan yang disajikan terutama dalam variabel konflik peran. Oleh sebab itu, dianjurkan kuesioner dianalisa dan ditelaah terlebih dahulu melalui mediasi ilmu psikologis agar persepsi yang dibuat oleh responden dan konsisten yang diharapkan oleh peneliti dapat mencapai hasil yang maksimal. Keterlibatan variabel intervening dalam kasus ini tidak terlalu besar. Artinya, konflik yang terjadi tidak membawa dampak buruk bagi kinerja perusahaan atau instansi terkait. Karena hal tersebut terlihat dari hubungan baik vertikal maupun horizontal yang tidak memiliki konflik besar baik langsung maupun tidak langsung dalam mencapai standar kinerja perusahaan. Ini berarti dalam perusahaan tidak membutuhkan variabel intervening. Berbeda bila memang perusahaan memiliki kinerja yang buruk sehingga menghambat kemajuan perusahaan. 74
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam. ” Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Cetakan IV, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, Oktober 2006.
Halim, Abdul. “Auditing 1”, Edisi 2, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2001.
Hamid, Abdul. “Panduan Penulisan Skripsi”, Cetakan 1, FEIS UIN, Jakarta, 2007.
Hendy. “Pengaruh Pengalaman Terhadap Profesionalisme Serta Pengaruh Profesionalisme Terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja”, Skripsi STIE Trisakti, Jakarta, 2007.
Hernowo, Nathalia. “Pengaruh Konflik Peran Terhadap Kepuasan Kerja dan Turnover (Keinginan untuk Berpindah) Pada Auditor Eksternal”, Skripsi STIE Trisakti, Jakarta, 2006.
Indriantoro dan Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis Akuntansi dan Manajemen”, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, 2002:63.
Indriantoro dan Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis Akuntansi dan Manajemen”, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, 2002:131.
Lekatompessy, Jantje, Eduard. “Hubungan Profesionalisme Dengan Konsekuensinya: Komitmen Organisasional, Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja, dan Keinginan Pindah”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 5, No. 1 April 2003, Hal 69-84.
Listyani, Theresia, Tyas. “Konflik Peran, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasi”, JASPI, Vol. 9, No. 2 Agustus 2003, Hal 86-91.
75
Phepar, Ingriani, Lia. “Pengaruh Tindakan Supervisi, Motivasi dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Auditor Pemula Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening”, Skripsi STIE Trisakti, Jakarta, 2005. Puspa, D.F, dan Riyanto Bambang. “Tipe Lingkungan Pengendalian Organisasi Orientasi Profesional, Konflik Peran, Kepuasan Kerja dan Kinerja: Suatu Penelitian Empiris”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 1 Januari 1999, Hal. 117-134.
Selvi. “Analisis Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Pengalaman Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan”, Skripsi STIE Trisakti, Jakarta, 2006.
76
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian Kepada Yth, Auditor Eksternal di Tempat Dengan hormat, Sehubungan dengan penyusunan skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Orientasi Profesional Terhadap Kinerja Auditor, Konflik Peran Sebagai Variabel Intervening”, maka perkenankan saya mengajukan beberapa pertanyaan yang terangkum dalam kuesioner. Sebagai informasi yang menyusun kuesioner ini adalah: Nama
: Ulfah Apriani
NIM
: 204082002337
Angkatan
: 2004
Fakultas/jurusan
: Ekonomi/Akuntansi (S1)
Alamat
: Jl. Inpres 8 RT.003 RW.08 No.18 Larangan Utara, Ciledug, Tangerang 15154
Telp/HP
: (021)7329608 / 920-930-06
Dengan ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu merelakan waktunya sejenak untuk menjawab seluruh pertanyaan dalam kuesioner ini dengan lengkap dan benar. Informasi yang saya peroleh dari hasil pengisian kuesioner selanjutnya akan diolah untuk menghasilkan kesimpulan mengenai apakah orientasi professional mempengaruhi kinerja auditor dan apakah konflik peran sebagai variabel intervening terhadap orientasi profesional mempengaruhi kinerja auditor. Sehubungan dengan terbatasnya waktu, saya mohon kuesioner ini dikembalikan paling lambat satu minggu setelah kuesioner ini diterima atau dengan menghubungi peneliti. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. Mengetahui,
Hormat saya,
Dosen Pembimbing
Peneliti
Amilin, SE., Ak., M.Si
Ulfah Apriani
77
Petunjuk Pengisian: 1. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, bagian A mengenai orientasi profesional, bagian B mengenai konflik peran, dan bagian C mengenai kinerja auditor. 2. Istilah sejumlah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda (X) pada angka yang tersedia pada kolom jawaban. Adapun makna dari alternatif jawaban dimaksud adalah sebagai berikut:
Tingkat Orientasi
Tingkat Konflik
Profesional
Peran
Tingkat Kinerja Auditor
STS = Sangat Tidak STS = Sangat Tidak STS = Sangat Tidak Setuju Setuju (Bobot = 1)
Setuju (Bobot = 1)
(Bobot = 1)
TS = Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
(Bobot = 2)
(Bobot = 2)
(Bobot = 2)
S = Setuju
S = Setuju
S = Setuju
(Bobot = 3)
(Bobot = 3)
(Bobot = 3)
SS = Sangat Setuju
SS = Sangat Setuju
SS = Sangat Setuju
(Bobot = 4)
(Bobot = 4)
(Bobot = 4)
Data Responden: Berilah tanda (X) pada pertanyaan dibawah ini sesuai dengan identitas pribadi Anda. 1. Nama KAP: 2. Jenis Kelamin:
( ) Pria
( ) Wanita
3. Pendidikan Terakhir: ( ) D3
( ) S2
( ) S1
( ) S3
4. Lama Bekerja:
5. Akademik:
( ) < 1 tahun
( ) 1 sampai 3 tahun
( ) 3 sampai 5 tahun
( ) > 5 tahun
( ) Ekonomi
( ) Lainnya
( ) Hukum
78
A. Jawablah pertanyaan di bawah ini menyangkut orientasi profesional di perusahaan Anda bekerja.
No.
1.
PERTANYAAN
STS
TS
S
SS
1
2
3
4
Bagi saya dapat mewujudkan dan melaksanakan riset dari ide saya sendiri itu penting.
2.
Bagi saya dapat menerbitkan hasil kerja saya dalam jurnal atau majalah professional itu penting.
3.
Bagi saya dapat melakukan jenis penelitian yang akan memberi kontribusi pada keberadaan profesi saya itu penting artinya bagi saya.
4.
Pada akhirnya nanti saya lebih cenderung memilih ingin dihormati diantara para rekan auditor eksternal diluar lingkungan perusahaan.
5.
Pada akhirnya nanti saya lebih cenderung memilih ingin dihormati lingkungan perusahaan atau kantor saya.
6.
Pada akhirnya nanti saya lebih cenderung memilih ingin dihormati oleh masyarakat luas.
7.
Dalam
waktu
dekat,
saya
sangat
ingin
menerbitkan tulisan saya dalam jurnal atau majalah
terkemuka
dibidang
profesi
saya,
meskipun topiknya tidak begitu penting bagi Perusahaan tempat saya bekerja. 8.
Dalam waktu dekat, saya sangat ingin banyak terlibat pada salah satu proyek yang ada di kantor dalam memberikan solusi masalah terkait dengan bidang saya.
79
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini menyangkut konflik peran di
perusahaan Anda bekerja.
No.
1.
PERTANYAAN
STS
TS
S
SS
1
2
3
4
Saya bekerja dengan dua kelompok atau lebih yang cara melakukan pekerjaannya tidak sama.
2.
Saya melakukan hal-hal yang harus dilakukan tidak seperti biasanya.
3.
Saya menerima beberapa permintaan untuk melakukan suatu pekerjaan yang saling tidak bersesuaian satu sama lain.
4.
Saya sumber
menerima daya
penugasan manusia
tanpa
yang
didukung
cukup
untuk
melakukannya. 5.
Saya harus melanggar peraturan atau kebijakan untuk bisa melaksanakan suatu penugasan.
6.
Saya melakukan hal-hal yang mungkin dapat diterima oleh seseorang tetapi ditolak oleh orang lain.
7.
Saya mengerjakan hal-hal yang menurut saya tidak perlu.
8.
Saya bekerja dibawah kebijakan atau aturan yang bertentangan.
9.
Saya harus bekerja dibawah perintah atau instruksi yang tidak jelas.
80
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini menyangkut kinerja auditor di perusahaan Anda bekerja.
No.
1.
PERTANYAAN
STS
TS
S
SS
1
2
3
4
Penilaian kinerja saya yang terakhir benar-benar mencerminkan
bagaimana
saya
melakukan
pekerjaan. 2.
Penilaian kinerja saya yang terakhir sudah adil.
3.
Kinerja saya sudah dievaluasi dengan sangat tepat.
4.
Penilaian kinerja saya yang terakhir bebas dari bias.
5.
Supervisor saya adalah orang yang berwenang untuk menilai kinerja saya.
6.
Jika saya harus menilai kinerja saya sendiri, saya akan memberikan angka yang sama dengan penilaian supervisor saya.
7.
Secara umum saya suka bekerja disini
8.
Secara keseluruhan saya puas dengan pekerjaan saya.
9.
Saya merasa ingin pindah dari pekerjaan saya saat ini
81
Lampiran 2 : Data Responden Responden OP1 OP2 OP3 OP4 OP5 OP6 OP7 OP8 TOTAL_OP R1 3 3 3 3 3 3 2 3 23 R2 3 2 3 2 3 3 2 4 22 R3 3 3 4 2 3 3 2 4 24 R4 3 2 3 3 3 2 2 3 21 R5 3 3 3 3 2 2 2 3 21 R6 3 3 3 3 3 3 2 4 24 R7 3 3 3 3 3 3 2 3 23 R8 3 3 4 2 3 3 2 3 23 R9 3 3 3 3 3 3 3 3 24 R10 3 3 3 3 3 3 3 3 24 R11 3 3 3 3 3 2 2 3 22 R12 3 3 3 3 3 2 2 4 23 R13 2 3 3 1 2 2 2 3 18 R14 3 4 3 4 3 2 1 1 21 R15 3 4 3 4 3 2 1 1 21 R16 3 4 3 4 3 2 1 1 21 R17 4 3 3 2 3 3 2 3 23 R18 3 3 3 3 3 3 4 4 26 R19 4 3 4 2 3 3 2 4 25 R20 3 2 4 2 2 1 1 3 18 R21 4 3 4 2 3 3 2 4 25 R22 3 3 3 2 3 3 2 3 22 R23 3 3 3 3 3 3 3 3 24 R24 4 4 4 2 2 2 4 4 26 R25 3 2 3 3 3 3 2 2 21 R26 4 3 4 3 3 4 2 4 27 R27 4 4 3 4 4 4 4 4 31 R28 4 2 2 2 3 2 3 3 21 R29 4 4 4 4 4 4 4 4 32 R30 3 4 3 3 3 3 3 4 26 R31 3 3 3 2 3 3 2 4 23 R32 3 3 4 1 1 1 2 4 19 R33 3 3 3 2 3 3 2 4 23 R34 3 2 2 2 3 3 2 2 19 R35 3 2 2 2 3 2 2 2 18 R36 3 2 2 2 3 3 2 2 19 R37 3 2 2 2 3 3 2 2 19 R38 3 3 3 1 3 3 2 3 21 R39 1 3 3 3 4 4 4 4 26 R40 2 2 3 3 3 3 2 3 21 R41 1 1 2 2 2 2 3 3 16 R42 2 2 3 1 3 3 3 3 20 R43 2 3 3 3 3 3 3 3 23 R44 2 2 4 2 2 1 2 3 18 R45 4 3 3 3 3 3 4 3 26 R46 4 4 4 4 4 4 4 4 32 R47 3 2 2 2 3 2 2 2 18 R48 3 4 3 1 3 3 4 4 25 R49 4 4 3 4 3 3 3 3 27 R50 3 3 3 2 3 3 2 3 22 R51 3 2 3 3 3 3 2 2 21 R52 3 3 3 2 2 3 2 3 21 R53 3 3 2 2 2 2 3 3 20 R54 4 4 4 2 3 4 2 26
OP KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 TOTAL_KP 3 2 2 3 1 1 2 2 1 1 15 3 2 2 2 1 1 3 2 2 1 16 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 10 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 20 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 3 2 3 2 1 1 2 2 2 2 17 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 19 3 2 1 1 2 2 3 1 2 2 16 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 26 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 20 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 20 2 1 2 2 2 1 2 2 3 2 17 3 2 3 2 2 1 1 2 3 1 17 3 2 3 2 2 1 1 2 3 1 17 3 2 3 2 2 1 1 2 3 1 17 3 1 1 2 3 1 2 2 2 1 15 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 19 3 2 2 2 2 1 2 1 2 1 15 2 1 3 3 2 2 3 1 1 1 17 3 2 2 2 2 1 2 1 2 1 15 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 10 3 2 2 2 2 1 1 1 1 1 13 3 2 4 3 1 1 3 3 1 1 19 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 14 3 2 3 2 2 2 2 2 2 1 18 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 17 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 19 3 1 1 2 1 1 3 2 2 2 15 2 2 1 2 2 1 3 1 1 1 14 3 3 3 2 2 1 3 1 2 1 18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 11 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 19 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 21 3 2 3 2 2 2 3 1 2 1 18 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 23 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 19 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 19 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 3 2 2 3 2 1 2 2 2 3 19 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 27 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 17 3 2 2 2 1 1 1 2 2 1 14 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 19 3 2 3 3 3 2 3 2 2 1 21 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 21
KP KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9 TOTAL_KA KA 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 30 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 2 29 3 1 4 3 4 4 4 3 3 3 2 30 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 27 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 3 2 4 4 4 3 4 3 2 2 4 30 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26 3 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 24 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 24 3 2 3 3 3 3 4 2 3 2 2 25 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 29 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 29 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 29 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 26 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 29 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 4 31 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 29 3 1 4 3 2 3 3 3 3 4 3 28 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 33 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35 4 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 23 3 2 3 3 3 4 4 3 3 2 3 28 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 33 4 2 3 3 3 4 4 3 1 4 4 29 3 1 3 3 3 3 3 4 1 4 4 28 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 26 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 29 3 2 4 4 3 4 4 2 4 4 1 30 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 2 29 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 26 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 25 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 26 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 26 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 33 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 26 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 26 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 21 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 25 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 1 28 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 3 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 33 4 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 26 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 25 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 27 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 23 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 26 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 2 26 3 2 2 3 4 4 4 4 2 3 1 27 3
82
Lampiran 3 : Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Hasil Uji Validitas Orientasi Profesional Item
Variabel
r Hitung
r Tabel
Kesimpulan
1.
Orientasi Profesional
0,390
0,226
Valid
2.
Orientasi Profesional
0,561
0,226
Valid
3.
Orientasi Profesional
0,335
0,226
Valid
4.
Orientasi Profesional
0,292
0,226
Valid
5.
Orientasi Profesional
0,512
0,226
Valid
6.
Orientasi Profesional
0,575
0,226
Valid
7.
Orientasi Profesional
0,445
0,226
Valid
8.
Orientasi Profesional
0,316
0,226
Valid
Hasil Uji Validitas Konflik Peran Item
Variabel
r Hitung
r Tabel
Kesimpulan
1.
Konflik Peran
0,557
0,226
Valid
2.
Konflik Peran
0,425
0,226
Valid
3.
Konflik Peran
0,634
0,226
Valid
4.
Konflik Peran
0,504
0,226
Valid
5.
Konflik Peran
0,686
0,226
Valid 83
6.
Konflik Peran
0,479
0,226
Valid
7.
Konflik Peran
0,675
0,226
Valid
8.
Konflik Peran
0,562
0,226
Valid
9.
Konflik Peran
0,577
0,226
Valid
Hasil Uji Validitas Kinerja Auditor Item
Variabel
r Hitung
r Tabel
Kesimpulan
1.
Kinerja Auditor
0,502
0,226
Valid
2.
Kinerja Auditor
0,534
0,226
Valid
3.
Kinerja Auditor
0,586
0,226
Valid
4.
Kinerja Auditor
0,622
0,226
Valid
5.
Kinerja Auditor
0,561
0,226
Valid
6.
Kinerja Auditor
0,481
0,226
Valid
7.
Kinerja Auditor
-0,124
0,226
Tidak Valid
8.
Kinerja Auditor
0,545
0,226
Valid
9.
Kinerja Auditor
-0,276
0,226
Tidak Valid
84
Reliability Orientasi Profesional
Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
54 0 54
% 100.0 .0 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .737
Cronbach's Alpha .726
N of Items 8
Item Statistics OP1 OP2 OP3 OP4 OP5 OP6 OP7 OP8
Mean 3.06 2.91 3.07 2.52 2.89 2.74 2.43 3.07
Std. Deviation .685 .734 .610 .841 .538 .732 .838 .843
N 54 54 54 54 54 54 54 54
85
Inter-Item Correlation Matrix OP1 OP2 OP3 OP4 OP5 OP6 OP7 OP8
OP1 1.000 .461 .306 .211 .222 .255 .122 .123
OP2 .461 1.000 .437 .416 .260 .306 .280 .164
OP3 .306 .437 1.000 .071 -.032 .128 .048 .429
OP4 .211 .416 .071 1.000 .505 .253 .109 -.162
OP5 .222 .260 -.032 .505 1.000 .740 .316 .060
OP6 .255 .306 .128 .253 .740 1.000 .461 .276
OP7 .122 .280 .048 .109 .316 .461 1.000 .489
OP8 .123 .164 .429 -.162 .060 .276 .489 1.000
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Item-Total Statistics
OP1 OP2 OP3 OP4 OP5 OP6 OP7 OP8
Scale Mean if Item Deleted 19.63 19.78 19.61 20.17 19.80 19.94 20.26 19.61
Scale Variance if Item Deleted 9.709 8.855 10.167 9.613 9.826 8.808 8.913 9.487
Corrected Item-Total Correlation .390 .561 .335 .292 .512 .575 .445 .316
Squared Multiple Correlation .246 .461 .428 .432 .679 .650 .436 .474
Cronbach's Alpha if Item Deleted .703 .668 .713 .728 .688 .665 .693 .722
Scale Statistics Mean 22.69
Variance 11.842
Std. Deviation 3.441
N of Items 8
86
Reliability Konflik Peran Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 100.0 .0 100.0
54 0 54
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .844
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .850
N of Items 9
Item Statistics KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9
Mean 2.02 2.19 2.07 1.87 1.70 2.24 1.83 1.94 1.59
Std. Deviation .658 .702 .544 .516 .690 .751 .541 .596 .630
N 54 54 54 54 54 54 54 54 54
87
Inter-Item Correlation Matrix KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9
KP1 1.000 .441 .365 .285 .469 .296 .433 .339 .382
KP2 .441 1.000 .556 .172 .232 .164 .430 .386 .046
KP3 .365 .556 1.000 .371 .361 .463 .620 .362 .310
KP4 .285 .172 .371 1.000 .526 .326 .259 .467 .357
KP5 .469 .232 .361 .526 1.000 .577 .472 .372 .628
KP6 .296 .164 .463 .326 .577 1.000 .287 .157 .371
KP7 .433 .430 .620 .259 .472 .287 1.000 .556 .572
KP8 .339 .386 .362 .467 .372 .157 .556 1.000 .491
KP9 .382 .046 .310 .357 .628 .371 .572 .491 1.000
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Item-Total Statistics
KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9
Scale Mean if Item Deleted 15.44 15.28 15.39 15.59 15.76 15.22 15.63 15.52 15.87
Scale Variance if Item Deleted 11.384 11.752 11.638 12.208 10.715 11.308 11.521 11.651 11.436
Corrected Item-Total Correlation .557 .425 .634 .504 .686 .479 .675 .562 .577
Squared Multiple Correlation .367 .515 .618 .448 .643 .453 .635 .512 .599
Cronbach's Alpha if Item Deleted .828 .843 .821 .833 .812 .839 .817 .827 .825
Scale Statistics Mean 17.46
Variance 14.291
Std. Deviation 3.780
N of Items 9
88
Reliability Kinerja Auditor Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
% 100.0 .0 100.0
54 0 54
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .627
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .709
N of Items 9
Item Statistics KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9
Mean 3.24 3.24 3.04 3.15 3.28 3.02 2.93 3.00 2.76
Std. Deviation .547 .432 .643 .529 .564 .566 .610 .644 .889
N 54 54 54 54 54 54 54 54 54
89
Inter-Item Correlation Matrix KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9
KA1 1.000 .549 .349 .266 .391 .168 .281 .375 -.111
KA2 .549 1.000 .579 .420 .340 .290 .212 .407 -.338
KA3 .349 .579 1.000 .594 .596 .516 -.041 .273 -.182
KA4 .266 .420 .594 1.000 .619 .369 -.024 .499 -.083
KA5 .391 .340 .596 .619 1.000 .398 -.049 .416 -.203
KA6 .168 .290 .516 .369 .398 1.000 -.160 .466 .009
KA7 .281 .212 -.041 -.024 -.049 -.160 1.000 .000 -.486
KA8 .375 .407 .273 .499 .416 .466 .000 1.000 -.033
KA9 -.111 -.338 -.182 -.083 -.203 .009 -.486 -.033 1.000
The covariance matrix is calculated and used in the analysis.
Item-Total Statistics
KA1 KA2 KA3 KA4 KA5 KA6 KA7 KA8 KA9
Scale Mean if Item Deleted 24.41 24.41 24.61 24.50 24.37 24.63 24.72 24.65 24.89
Scale Variance if Item Deleted 6.020 6.321 5.487 5.802 5.823 6.011 7.714 5.591 8.289
Corrected Item-Total Correlation .502 .534 .586 .622 .561 .481 -.124 .545 -.276
Squared Multiple Correlation .468 .581 .652 .553 .568 .421 .376 .479 .395
Cronbach's Alpha if Item Deleted .555 .563 .522 .529 .539 .559 .695 .534 .784
Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items 27.65 7.666 2.769 9
90
Lampiran 4 :
Hasil Pengaruh Langsung Antara Orientasi Profesional Terhadap Kinerja Auditor
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered
Variables Removed a
TOTAL_OP
Method .
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: TOTAL_KA
Model Summary Model 1
R R Square .422a .178
Adjusted R Square .162
Std. Error of the Estimate 2.534
a. Predictors: (Constant), TOTAL_OP
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 72.297 334.018 406.315
df 1 52 53
Mean Square 72.297 6.423
F 11.255
Sig. .001a
a. Predictors: (Constant), TOTAL_OP b. Dependent Variable: TOTAL_KA
Coefficientsa
Model 1
(Constant) TOTAL_OP
Unstandardized Coefficients B Std. Error 19.949 2.321 .339 .101
Standardized Coefficients Beta .422
t 8.596 3.355
Sig. .000 .001
a. Dependent Variable: TOTAL_KA
91
Lampiran 5 : Hasil Pengaruh Tidak Langsung Orientasi Profesional Terhadap Kinerja Auditor Melalui Mediasi Konflik Peran Sebagai Variabel Intervening Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered OPa
Variables Removed
Method Enter
.
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: KP Model Summary Model 1
Adjusted R Square .003
R R Square .147a .022
Std. Error of the Estimate .432
a. Predictors: (Constant), OP
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .215 9.710 9.926
df 1 52 53
Mean Square .215 .187
F 1.154
Sig. .288a
a. Predictors: (Constant), OP b. Dependent Variable: KP
Coefficientsa
Model 1
(Constant) OP
Unstandardized Coefficients B Std. Error 2.383 .396 -.148 .138
Standardized Coefficients Beta -.147
t 6.023 -1.074
Sig. .000 .288
a. Dependent Variable: KP
92
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered KP, OPa
Variables Removed .
Method Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: KA
Model Summary Model 1
Adjusted R Square .226
R R Square .505a .255
Std. Error of the Estimate .289
a. Predictors: (Constant), KP, OP
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 1.454 4.250 5.704
df 2 51 53
Mean Square .727 .083
F 8.725
Sig. .001a
t 6.907 3.647 -1.477
Sig. .000 .001 .146
a. Predictors: (Constant), KP, OP b. Dependent Variable: KA
Coefficientsa
Model 1
(Constant) OP KP
Unstandardized Coefficients B Std. Error 2.379 .344 .340 .093 -.137 .093
Standardized Coefficients Beta .446 -.180
a. Dependent Variable: KA
93
Lampiran 6 : Hasil Korelasi
Correlations Orientasi Profesional Correlations OP1 OP2 OP3 OP4 OP5 OP6 OP7 OP8 OP1 Pearson Correlation 1 .461** .306* .211 .222 .255 .122 .123 Sig. (2-tailed) . .000 .024 .125 .107 .062 .378 .374 N 54 54 54 54 54 54 54 54 OP2 Pearson Correlation .461** 1 .437** .416** .260 .306* .280* .164 Sig. (2-tailed) .000 . .001 .002 .057 .024 .040 .237 N 54 54 54 54 54 54 54 54 OP3 Pearson Correlation .306* .437** 1 .071 -.032 .128 .048 .429** Sig. (2-tailed) .024 .001 . .611 .819 .355 .731 .001 N 54 54 54 54 54 54 54 54 OP4 Pearson Correlation .211 .416** .071 1 .505** .253 .109 -.162 Sig. (2-tailed) .125 .002 .611 . .000 .065 .432 .243 N 54 54 54 54 54 54 54 54 OP5 Pearson Correlation .222 .260 -.032 .505** 1 .740** .316* .060 Sig. (2-tailed) .107 .057 .819 .000 . .000 .020 .666 N 54 54 54 54 54 54 54 54 OP6 Pearson Correlation .255 .306* .128 .253 .740** 1 .461** .276* Sig. (2-tailed) .062 .024 .355 .065 .000 . .000 .043 N 54 54 54 54 54 54 54 54 OP7 Pearson Correlation .122 .280* .048 .109 .316* .461** 1 .489** Sig. (2-tailed) .378 .040 .731 .432 .020 .000 . .000 N 54 54 54 54 54 54 54 54 OP8 Pearson Correlation .123 .164 .429** -.162 .060 .276* .489** 1 Sig. (2-tailed) .374 .237 .001 .243 .666 .043 .000 . N 54 54 54 54 54 54 54 54 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
94
Correlations Konflik Peran
Correlations KP1 KP1 Pearson Correlation1 Sig. (2-tailed) . N 54 KP2 Pearson Correlation .441** Sig. (2-tailed) .001 N 54 KP3 Pearson Correlation .365** Sig. (2-tailed) .007 N 54 KP4 Pearson Correlation .285* Sig. (2-tailed) .037 N 54 KP5 Pearson Correlation .469** Sig. (2-tailed) .000 N 54 KP6 Pearson Correlation .296* Sig. (2-tailed) .030 N 54 KP7 Pearson Correlation .433** Sig. (2-tailed) .001 N 54 KP8 Pearson Correlation .339* Sig. (2-tailed) .012 N 54 KP9 Pearson Correlation .382** Sig. (2-tailed) .004 N 54
KP2 .441** .001 54 1 . 54 .556** .000 54 .172 .214 54 .232 .091 54 .164 .235 54 .430** .001 54 .386** .004 54 .046 .742 54
KP3 .365** .007 54 .556** .000 54 1 . 54 .371** .006 54 .361** .007 54 .463** .000 54 .620** .000 54 .362** .007 54 .310* .023 54
KP4 .285* .037 54 .172 .214 54 .371** .006 54 1 . 54 .526** .000 54 .326* .016 54 .259 .058 54 .467** .000 54 .357** .008 54
KP5 .469** .000 54 .232 .091 54 .361** .007 54 .526** .000 54 1 . 54 .577** .000 54 .472** .000 54 .372** .006 54 .628** .000 54
KP6 .296* .030 54 .164 .235 54 .463** .000 54 .326* .016 54 .577** .000 54 1 . 54 .287* .036 54 .157 .257 54 .371** .006 54
KP7 .433** .001 54 .430** .001 54 .620** .000 54 .259 .058 54 .472** .000 54 .287* .036 54 1 . 54 .556** .000 54 .572** .000 54
KP8 .339* .012 54 .386** .004 54 .362** .007 54 .467** .000 54 .372** .006 54 .157 .257 54 .556** .000 54 1 . 54 .491** .000 54
KP9 .382** .004 54 .046 .742 54 .310* .023 54 .357** .008 54 .628** .000 54 .371** .006 54 .572** .000 54 .491** .000 54 1 . 54
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
95
Correlations Kinerja Auditor Correlations KA1 KA1 Pearson Correlation1 Sig. (2-tailed) . N 54 KA2 Pearson Correlation .549** Sig. (2-tailed) .000 N 54 KA3 Pearson Correlation .349** Sig. (2-tailed) .010 N 54 KA4 Pearson Correlation .266 Sig. (2-tailed) .052 N 54 KA5 Pearson Correlation .391** Sig. (2-tailed) .003 N 54 KA6 Pearson Correlation .168 Sig. (2-tailed) .224 N 54 KA7 Pearson Correlation .281* Sig. (2-tailed) .040 N 54 KA8 Pearson Correlation .375** Sig. (2-tailed) .005 N 54 KA9 Pearson Correlation -.111 Sig. (2-tailed) .423 N 54
KA2 .549** .000 54 1 . 54 .579** .000 54 .420** .002 54 .340* .012 54 .290* .033 54 .212 .123 54 .407** .002 54 -.338* .012 54
KA3 .349** .010 54 .579** .000 54 1 . 54 .594** .000 54 .596** .000 54 .516** .000 54 -.041 .769 54 .273* .046 54 -.182 .187 54
KA4 .266 .052 54 .420** .002 54 .594** .000 54 1 . 54 .619** .000 54 .369** .006 54 -.024 .864 54 .499** .000 54 -.083 .549 54
KA5 .391** .003 54 .340* .012 54 .596** .000 54 .619** .000 54 1 . 54 .398** .003 54 -.049 .726 54 .416** .002 54 -.203 .141 54
KA6 KA7 KA8 .168 .281* .375** .224 .040 .005 54 54 54 .290* .212 .407** .033 .123 .002 54 54 54 .516** -.041 .273* .000 .769 .046 54 54 54 .369** -.024 .499** .006 .864 .000 54 54 54 .398** -.049 .416** .003 .726 .002 54 54 54 1 -.160 .466** . .248 .000 54 54 54 -.160 1 .000 .248 . 1.000 54 54 54 .466** .000 1 .000 1.000 . 54 54 54 .009 -.486** -.033 .948 .000 .813 54 54 54
KA9 -.111 .423 54 -.338* .012 54 -.182 .187 54 -.083 .549 54 -.203 .141 54 .009 .948 54 -.486** .000 54 -.033 .813 54 1 . 54
**.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
96
CURRICULUM VITAE RESUME FOR APPLICATION
ULFAH APRIANI
PERSONAL DATA Name
: Ulfah Apriani
Address
: Jl. Inpres 8 Rt.003 Rw.008 No.18 Larangan Utara, Ciledug, Tangerang 15154
Phone
: (021) 732-9608
Mobile Phone
: 920-930-06
Email
:-
Place/Date of Brith
: Jakarta/March 22, 1986
Sex
: Female
Marital Status
: Single
Religion
: Islam
EDUCATION RECORD 2004 – Now
: Student of UIN (Islamic State University) Jakarta Social and Economics Faculty, in Accounting
2001 – 2004
: Graduated from Senior High School at SMUN 90 Jakarta
1998 – 2001
: Graduated from Junior High School at SMPN 153 Jakarta
1991 – 1998
: Graduated from Elementary School at SDN Kereo 4 Tangerang
That’s my Curriculum Vitae, I guarantee the data is valid and responsible. Thanks for your attention. Yours Sincerely,
Ulfah Apriani 97
98