PROSIDING Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING “Konseling Krisis” ISBN : 978-602-60115-0-3 Ketua Editor : Dr. Kusno Effendi, M.Si., M.Pd
(Universitas Ahmad Dahlan)
Editor Ahli : Prof. Dr. Siti Partini Suardiman, SU. Dr. Najlatun Naqiyah, M.Pd Dr. Mumpuniarti, M.Pd Dr. Soetarno, M.Pd
(Universitas Ahmad Dahlan) (Universitas Negeri Surabaya) (Universitas Negeri Yogyakarta) (Universitas Ahmad Dahlan)
Editor Pelaksana : Wahyu Nanda Eka Saputra, M.Pd., Kons Caraka Putra Bhakti, M.Pd Agus Ria Kumara, M.Pd
(Universitas Ahmad Dahlan) (Universitas Ahmad Dahlan) (Universitas Ahmad Dahlan)
Desain Sampul : Fajar Irfani Setyawan Layout : Agus Supriyanto, M.Pd Penerbit dan Redaksi: Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Ahmad Dahlan Kampus II UAD Jl Pramuka 42 Sidikan, Umbulharjo, Yogyakarta Telp: (0274) 563515, 511830, 379418, 371120 Fax (0274) 564604 Email: seminarnasionalbkuad@gmail.com Cetakan Pertama: Agustus 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan Dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit
ii
PROSIDING Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SAW, karena atas karunia-Nya, prosiding Seminar Nasional Konseling Krisis telah dilaksanakan pada Sabtu, 27 Agustus 2016 di ruang Auditorium Universitas Ahmad Dahlan, yang diselenggarakan oleh program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan. Seminar nasional ini diselenggarakan sebagai media sosialisasi dan komunikasi hasil penelitian maupun hasil pemikiran tentang teori dan praktik penyelenggaraan konseling krisis sebagai wujud penguatan profesi konselor di Indonesia. Seminar Nasional ini merupakan ajang tukar menukar informasi dan pengalaman, ajang diskusi ilmiah, dan peningkatan secara berkesinambungan penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling yang profesional dalam berbagai seting. Prosiding ini memuat berbagai karya tulis dari hasil-hasil penelitian serta gagasan ilmiah tertulis tentang teori dan praktik konseling krisis. Makalah-makalah yang termuat dalam prosiding ini berasal dari mahasiswa, dosen, dan praktisi. Semoga penerbitan ini dapat digunakan sevagai acuan dan praktis penyelenggaraan layanan konseling krisis di Indonesia. Selain itu, besar harapan bahwa prosiding ini dapat memunculkan pemikiranpemikiran baru terhadap pelaksanaan penelitian selanjutnya yang terkait konseling krisis. Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 27 Agustus 2016 Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan
Dody Hartanto, M.Pd NIY. 60090563
iii
PROSIDING Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
iv
PROSIDING Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016 DAFTAR ISI
Halaman Sampul .................................................................................................................. i Halaman Redaksi ................................................................................................................. ii Kata Pengantar ................................................................................................................... iii Daftar Isi ............................................................................................................................... v Urgensi Konseling Krisis pada Masyarakat Indonesia .................................................... 1 (Najlatun Naqiyah) Layanan Konseling Krisis bagi Anak Usia Dini Korban Bencana ............................... 10 (Prima Suci Rohmadheny, Indah Setianingrum & Wahyu Nanda Eka Saputra) Peran Konselor dalam Memberikan Layanan Konseling Komunitas bagi Korban Bencana Alam di Indonesia ................................................................................ 17 (Andika Ari Saputra) Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP .......................................................................................................................... 23 (Said Alhadi, Bambang Budi Wiyono, Triyono & Nur Hidayah) Bimbingan dan Konseling bagi Peserta Didik Penyandang Autis ................................ 30 (Aisha Nadya) Peranan Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan Bimbingan dan Konseling ............................................................................................................................ 41 (Augusto da Costa, Fatah Hanurawan, Adi Atmoko & Imannuel Hitipiew) Layanan Konseling Kelompok Teknik Restrukturisasi Kognitif untuk Menangani Trauma Pasca Bencana ................................................................................ 51 (Indana Zulfa & Ismi Komariatun Nisa) Konseling Kelompok Berbasis Experiential Learning bagi Korban Bencana Alam yang Mengalami Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) ................................... 58 (Santy Andrianie) Konseling untuk Pemulihan Kondisi Remaja Eks Penyalahguna Narkoba ................ 68 (Silvia Yula Wardani) Mengatasi Mental Block Pada Remaja melalui Cognitive Therapy (CT)...................... 77 (Noviyanti Kartika Dewi)
v
PROSIDING Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016 Bimbingan dan Konseling Islami sebagai Bagian Pendekatan bagi Remaja Pecandu Narkoba .............................................................................................................. 86 (Ratna Fitriyani & Devi Trianasari) Konseling Psikoanalisis (Solusi yang Ditawarkan Menuju Remaja Sehat Tanpa Zat Psikoaktif) ....................................................................................................... 96 (Yuanita Dwi Krisphianti & Muya Barida) Tinjauan Ekologis dan sebuah Pendekatan Kolaboratif sebagai Upaya Intervensi Problem Perilaku pada Remaja ................................................................... 105 (Ruly Ningsih) Posttraumatic Growth pada Pecandu Narkoba (Landasan Pengembangan Program Konseling Pecandu Narkoba pada Proses Rehabilitasi) ............................. 113 (Nurlita Hendiani & Agus Supriyanto) Larangan Mengkonsumsi Narkoba dalam Islam ......................................................... 122 (Amien Wahyudi) Pendekatan Feminisme melalui Layanan Konseling Krisis sebagai Intervensi Kekerasan dalam Pacaran .............................................................................................. 128 (Suvia Gustin & Hardi Prasetiawan) Peran Keluarga dalam Mengembangkan Potensi Anak Autism Spectrum Disorder ............................................................................................................................ 145 (Muya Barida & Yuanita Dwi Krisphianti) Solution Focus Brief Group Counseling: Model Konseling untuk Mengurangi Perilaku Agresif Siswa .................................................................................................... 159 (Dita Kurnia Sari) Manajemen Personel Bimbingan dan Konseling .......................................................... 173 (Dwi Putranti) Manajemen Amarah: Strategi untuk Mengurangi Perilaku Agresi Siswa Sekolah Menengah ........................................................................................................... 180 (Erni Hestiningrum)
vi
PROSIDING
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
KONSELING UNTUK PEMULIHAN KONDISI REMAJA EKS PENYALAHGUNA NARKOBA Silvia Yula Wardani Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI Madiun via.ardhanie@gmail.com Abstrak
Masa remaja adalah masa transisi dai anak-anak menuju dewasa. Pada masa remaja ini, biasanya remaja mengalami kelabilan emosi dan mudah terpengaruh dengan keadaan lingkungan, terutama keluarga dan teman sebaya. Pengaruh teman sebaya dapat berakibat positif maupun negatif. Pengaruh negatif dari teman sebaya salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba. Narkoba merupakan singkatan dari narkotika dan obat berbahaya. Narkoba sangat berbahaya bagi kesehatan. Narkoba memiliki banyak jenis, diantaranya kokain, ganja, heroin dan lain sebagainya. Dampak penyalahgunaan narkoba dapat terjadi secara langsung maupun dalam jangka panjang. Upaya untuk memulihkan mentah eks pengguna narkoba salah satunya adalah layanan bimbingan dan konseling. Ragam layanan bimbingan dan konseling yang dapat digunakan untuk membantu pemulihan mental remaja eks pengguna narkoba antara lain konseling individu, bimbingan kelompok dan konseling keluarga. Kata kunci: konseling, remaja, narkoba
1.
Narkotika sudah menjalar ke segala
Pendahuluan Permasalahan narkoba di Indonesia
usia terutama bagi remaja. Masa remaja
sedang marak dibicarakan. Indonesia saat
sering disebut dengan periode peralihan
ini
Bagi
dari tahap perkembangan anak - anak
pengedar narkoba Indonesia adalah surga,
ketahap perkembangan dewasa, periode
karena kurang tegasnya hukuman bagi
perubahan dalam sikap dan perilaku. Pada
pengedar narkoba dibandingkan negara
periode
lain di Asean. Berdasarkan data Badan
mencari jati dirinya. Mudah terpengaruh
Narkotika nasional (BNN) tahun 2016 ada
oleh
sekitar 4,2 juta orang pengguna narkoba di
lingkungannya,
Indonesia.
keluarga dan kelompok teman sebaya.
sedang
waspada
Sekitar
narkoba.
70%
pengguna
mahasiswa
serta
8%
kondisi
biasanya
remaja
sosio terutama
mulai
emotional lingkungan
Narkotika tidak mudah terlepas dari
narkotika itu adalah pekerja, 22% pelajar dan
ini,
kalangan remaja seperti sudah menjadi
adalah
suatu kebutuhan, sudah dianggap wajar
pengangguran. 68
PROSIDING
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
dan biasa saja. Pecandu narkotika pada
hubungan dengan masalah-masalah yang
usia remaja mencapai 22 %. Artinya usia
dihadapinya
tersebut ialah usia produktif atau usia
datang. Suasana keahlian didasarkan atas
pelajar. Pada awalnya, pelajar
norma-norma yang berlaku.
yang
pada
waktu
yang
akan
mengonsumsi narkoba biasanya diawali
Blocher (dalam Prayitno, 2004: 103)
dengan perkenalannya dengan rokok,
menyatakan konseling adalah bantuan
karena kebiasaan merokok ini sepertinya
yang diberikan kepada individu agar
sudah menjadi hal yang wajar di kalangan
individu
pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah
dirinya sendiri, dapat memberikan reaksi
pergaulan terus meningkat, apalagi ketika
(tanggapan) terhadap pengaruh-pengaruh
pelajar tersebut bergabung ke dalam
lingkungan, dan dapat mengembangkan
lingkungan
serta
menjadi mencoba
orang-orang
pecandu lalu
yang
narkoba.
kemudian
sudah
yang
dibimbing
meemperjelas
memahami
tujuan
hidupnya.
Awalnya
Menurut Andi Mappiare (dalam Winkel,
mengalami
2007: 35) konseling adalah serangkaian
ketergantungan.
kegiatan paling pokok bimbingan dalam
Beranjak dari fenomena remaja
usaha membantu konseli secara tatap
korban narkoba di atas, maka fokus
muka, dengan tujuan agar konseli dapat
tulisan ini menekankan kepada siapa
mengambil
remaja dan apa sebenarnya narkoba, apa
berbagai persoalan atau masalah khusus.
faktor
penyebab
remaja
senang
tanggung
jawab
terhadap
Berdasarkan pendapat ahli di atas
menggunakan narkoba, dan apa akibatnya
dapat
mengkonsumsi
bagaimana
hubungan bantuan yang diberikan oleh
konseling berperan dalam mencermati
konselor kepada konseli yang berfokus
masalah remaja korban narkoba.
pada
narkoba,
disimpulkan
pertumbuhan
pribadi
memenuhi
2.
Pembahasan
mengambil
a.
Pengertian konseling
dihadapinya.
Prayitno (dalam Sukardi 2002, 20)
konseling
dan
adalah
penyesuaian
kebutuhan
keputusan
untuk
masalah
yang
b. Hakikat remaja
mengemukakan bahwa, Konseling adalah
Remaja adalah masa transisi dari
pertemuan empat mata antara klien dan
masa anak-anak ke masa dewasa. Remaja
konselor yang berisi usaha yang lurus,
menurut Hurlock, 2004 dapat diartikan
unik dan humanis yang dilakukan dalam
sebagai 69
periode
ketika
manusia
PROSIDING
mengalami
perubahan
fisik
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
dan
dalam
hal
pergaulan
dengan
teman
psikologisnya dari anak-anak ke dewasa
sebaya. Terkadang remaja juga mudah
di antara umur 13-18 tahun untuk
terpengaruh untuk menggunakan narkoba
perempuan dan 14-18 tahun untuk laki-
sebagai penenang diri.
laki.
c.
Pengertian narkoba
Pada masa remaja ini banyak sekali perubahan
psikis.
dari narkotika dan obat berbahaya. Selain
Perubahan yang mendasar pada diri
"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan
mereka, hal itu dapat dilihat dari ketidak
khususnya oleh Departemen Kesehatan
stabilan keadaan perasaan dan emosi,
Republik Indonesia adalah Napza yang
kematangan organ seks (Mappiare, 1982:
merupakan
32-33). Perubahan yang lainnya adalah
Psikotropika dan Zat Adiktif.
perubahan
pada
tubuh,
fisik
dan
Istilah narkoba merupakan singkatan
seperti
singkatan
dari
Narkotika,
tumbuhnya
Secara etimologis narkoba atau
rambut dibagian tertentu, meningginya
narkotika berasal dari bahasa Inggris
volume suara pada laki-laki, tumbuh jakun
narcose
pada laki-laki, membesarnya buah dada
menidurkan dan pembiusan. Narkotika
pada perempuan, berubahnya minat dan
berasal dari bahasa Yunani yaitu narke
pola perilaku, dan yang terakhir adalah
atau narkam yang berarti terbius sehingga
biasanya remaja bersikap ambivalence
tidak
terhadap perubahan, di satu sisi mereka
berasal dari perkataan narcotic yang
menuntut adanya perubahan, tetapi di sisi
artinya sesuatu yang dapat menghilangkan
lain mereka takut akan tanggung jawab
rasa nyeri dan dapat menimbulkan efek
dan kemampuannya (Machasin, 2012: 17-
stupor (bengong), bahan-bahan pembius
18).
dan obat bius. Periode remaja dapat dikatakan
atau
narcosis
merasakan
Dari
yang
apa-apa.
uraian
di
berarti
Narkotika
atas
dapat
sebagai periode manusia di mana mereka
disimpulkan narkoba adalah obat atau zat
dapat dengan mudah terpengaruh oleh
yang
kondisi sosio emotional lingkungannya,
menimbulkan kecanduan atau adiksi.
terutama
d. Jenis-jenis narkoba
lingkungan
keluarga
dan
kelompok teman sebaya. Masa remaja, individu akan labil
menenangkan
syaraf
dan
Narkotika dalam UU No. 22 /1997
sehingga mudah
adalah Tanaman Papever, Opium mentah,
terpengaruh oleh orang lain misalnya
Opium masak, seperti Candu, Jicing, 70
PROSIDING
Jicingko, Opium obat, Morfina, Tanaman koka,
Daun
koka,
kokaina
e.
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016 Akibat penyalahgunaan narkoba
mentah,
Narkotika dan obat terlarang serta
Ekgonina, Tanaman Ganja, Damar Ganja,
zat
Garam-garam
menyebabkan efek dan dampak negatif
atau
turunannya
dari
morfina dan kokaina.
adiktif/psikotropika
dapat
bagi pemakainya. Dampak yang negatif
Menurut UU No.5 tahun 1997
itu sudah pasti merugikan dan sangat
tentang Psikotropika dan UU No.22 tahun
buruk efeknya bagi kesehatan mental dan
1997
fisik.
tentang
Narkotika.
Golongan
Psikotropika adalah zat atau obat baik
Meskipun
demikian
terkadang
alami maupun sintetis namun bukan
beberapa jenis obat masih dipakai dalam
Narkotika yang berkhasiat aktif terhadap
dunia kedokteran, namun hanya diberikan
kejiwaan
melalui
bagi pasien-pasien tertentu, bukan untuk
pengaruhnya pada susunan syaraf pusat
dikonsumsi secara umum dan bebas oleh
sehingga
masyarakat. Oleh karena itu obat dan
tertentu
(psikoaktif)
menimbulkan pada
aktivitas
perubahaan mental
dan
narkotik
yang
perilaku. jenis Psikotropika yang sering
menimbulkan
disalahgunakan adalah amfetamin, ekstasi,
beraneka ragam.
shabu, obat penenang seperti mogadon,
disalahgunakan berbagai
akibat
dapat yang
Menurut Badan Narkotika Nasional
rohypnol, dumolid, lexotan, pil koplo, BK,
dampak
termasuk LSD, Mushroom. Sedangkan
narkoba antara lain : (1) Akan banyak
narkotika adalah zat atau obat yang
uang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman
penyembuhan dan perawatan kesehatan
baik sintetis maupun semisintetis yang
pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti
akan menyebabkan perubahan kesadaran,
zat
mengurangi sampai menghilangkan rasa
masyarakat dan pergaulan orang baik-
sakit
menimbulkan
baik. Selain itu biasanya tukang candu
ketergantungan (adiksi). Jenis Narkotika
narkoba akan bersikap anti social. (3)
yang
adalah
Keluarga akan malu besar karena punya
morfin, heroin (putauw), petidin, termasuk
anggota keluarga yang memakai zat
ganja atau kanabis, mariyuana, hashis dan
terlarang. (4) Kesempatan belajar hilang
kokain.
dan mungkin dapat dikeluarkan dari
dan
sering
dapat
disalahgunakan
tidak
langsung
yang
beracun.
penggunaan
dibutuhkan
(2)
Dikucilkan
untuk
dalam
sekolah atau perguruan tinggi alias DO / 71
PROSIDING
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
drop out. (5) Tidak dipercaya lagi oleh
Psychology),
orang lain karena umumnya pecandu
profesi
narkoba akan gemar berbohong dan
sebagai profesi dengan butir-butir pokok
melakukan tindak kriminal. (6) Dosa akan
berikut: (1) konseling bekerja dengan
terus
permasalahan
bertambah
kewajiban
Tuhan
karena
lupa
kedua
organisasi
mendefenisikan
yang
konseling
bersifat
personal,
menjalani
sosial, vokasional, dan pendidikan (2)
kehidupan yang dilarang oleh ajaran
konseling bekerja dengan hal-hal yang
agamanya. (7) Bisa dijebloskan ke dalam
bersifat normal (3) konseling bekerja
tembok derita / penjara yang sangat
dalam
menyiksa lahir batin.
konseling merupakan proses di mana
Dampak
serta
akan
itu
yang
langsung
penggunaan
kondisi
konseli
yang
belajar
terstruktur
bagaimana
(4)
cara
narkoba antara lain : (1) Gangguan pada
mengambil keputusan dan membangun
jantung. (2) Gangguan pada hemoprosik.
cara-cara bertingkah laku, merasa dan
(3) Gangguan pada traktur urinarius. (4)
berfikir. (5) konseling meliputi berbagai
Gangguan pada otak. (5) Gangguan pada
bidang
tulang. (6) Gangguan pada pembuluh
persekolahan, keluarga, kesehatan mental,
darah. (7) Gangguan pada endorin. (8)
rehabilitasi, dan karir.
Gangguan pada kulit. (9) Gangguan pada
kekhususan
seperti
bidang
Konseling terpadu adalah upaya
sistem syaraf. (10) Gangguan pada paru-
memberikan
paru.
kecanduan narkoba dengan menggunakan
(11)
Gangguan
pada
sistem
bantuan
konseli
pencernaan. (12) Dapat terinfeksi penyakit
beragam
menular berbahaya seperti HIV AIDS,
memberdayakan
Hepatitis, Herpes, TBC, dll.
lingkungan sosial agar konseli
f.
menjadi anggota masyarakat yang normal,
Konseling sebagai upaya pemulihan kondisi remaja eks pengguna narkoba Menurut
Glading,
1988
Assosiation
for
yaitu
divisi
17
segera
Dari penjelasan di atas ada dua hal penting yang harus mendapat penekanan untuk upaya recovery konseli. Ragam
and
pendekatan konseling yang diterapkan
Development dan America Psychological Assosiation
terhadap
adalah konseli telah selesai rehabilitasi.
American
Counseling
konseli
dan
keluarga. Syarat utama konseling terpadu
dalam
profesi konseling berada di dalam dua profesi,
konseling
bermoral, dan dapat menghidupi diri dan
Prayitno (2013:54) di Amerika serikat,
organisasi
pendekatan
kepada
(Counseling 72
PROSIDING
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
pada konseling teradu adalah sebagai
menciptakan hubungan konseling yang
berikut.
menumbuhkan
1.
terhadap
Konseling Individual Penerapan
konseling
individual
adalah upaya membantu konseli konselor
secara
mengutamakan
konselor,
konseli
sehingga
konseli
jujur dan terbuka, bersedia
oleh
mengatakan segala isi hati dan rahasia
dengan
pribadi berkaitan dengan kecanduannya.
konseling
Hal ini disebabkan oleh sikap empati,
individual hubungan
menjadi
kepercayaan
antara konselor dengan konseli
yang
hangat, terbuka, memahami, dan asli
bernuansa
besar
(genuine) dari konselor, serta memiliki
terhadap konselor.
kemampuan-kemampuan teknik konseling
emosional,
kepercayaan konseli Konseling
sehingga
individual
bertujuan
yang baik (b) konselor membantu konseli
menanamkan kepercayaan diri konseli
agar dia mampu memahami diri dan
atas dasar kesadaran diri untuk: (a) tidak
masalahnya.
menyalahkan orang lain atas kecerobohan
bersama konselor untuk menemukan jalan
dan kesalahannya mengkonsumsi narkoba,
keluar atas kekacauan dirinya sehingga
(b)
membuat keluarga konseli
menumbuhkan
mengambil perbuatannya
kesadaran
tanggung yang
untuk
Kemudian
ia
bersedia
menderita
jawab
atas
karena merasa malu, mengeluarkan biaya
destruktif
yang
yang tidak sedikit, dan memungkinkan
dilakukan selama ini dengan menerima
sekolah
adik-adiknya
segala akibatnya (seperti: keluar dari
konselor
membantu
sekolah/kuliah,
pekerjaan,
memahami dan mentaati rencana atau
dijauhi orang-orang yang dicintai, dsb),
program yang telah disusun konselor.
(c) menerima realita hidup dengan jujur,
Selanjutnya,
(d)
melaksanakan program tersebut.
membuat
kehilangan
rencana-rencana
hidup
secara rasional dan sistematik untuk
2.
keluar dari cengkraman setan narkoba dan
terganggu, konseli
konseli
(c) untuk
siap
untuk
Bimbingan Kelompok Bimbingan
kelompok
bertujuan
menjadi manusia yang baik, dan (e)
memberi kesempatan konseli
menumbuhkan keinginan dan kepercayaan
berpartisipasi dalam memberi ceramah
diri untuk melaksanakan rencana hidup
dan diskusi dengan berbagai kelompok
tersebut (Dyere & Vriend, 1977)..
masyarakat seperti mahasiswa, sarjana,
Prosedur
konseling
untuk
individual
tokoh-tokoh masyarakat, guru-guru BK di
adalah sebagai berikut: (a) konselor
sekolah, para siswa, dan sebagainya. 73
PROSIDING
Melalui
interpersonal
relation,
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
akan
kepribadian
tumbuh kepercayaan diri konseli.
3.
konseli
Mempersiapkan untuk
menyampaikan
Untuk
membantu
secepatnya
mental
pemulihan (recovery) konseli
narkoba,
tampil
amat
keluarga
berani
kisah
anggota
Konseling Keluarga
menjadikan konseli sebagai figur sentral (a)
menjadi
masyarakat.
Prosedur bimbingan kelompok yang
meliputi:
untuk
kasusnya,
dan
diperlukan
dukungan
seperti ayah, ibu, saudara, istri, suami, dan
selanjutnya berdiskusi dengan peserta.
keluarga
dekat
Jumlah peserta yang ideal paling banyak
konseling
keluarga
10 orang; (b) Mempersiapkan materi yang
sedangkan pesertanya adalah konseli,
akan di sampaikan konseli kepada peserta
orang
diskusi yaitu penjelasan tentang identitas
sebagainya. Nuansa emosional yang akrab
diri dan kisah panjang tentang proses
harus mampu diciptakan oleh konselor
kecanduan sejak awal hingga saat ini
agar terjadi keterbukaan konseli terhadap
beserta upaya-upaya penyembuhan yang
keluarga, sebaliknya anggota keluarga
telah
mempunyai rasa tanggung jawab yang
dilaluinya;
(c)
Mempersiapkan
tua,
lainnya. adalah
saudara,
konselor,
suami/istri,
tinggi
berdiskusi dengan konseli
pecandu
Dampaknya adalah tumbuh rasa aman,
segan-segan
percaya diri, dan rasa tanggung jawab
dan
tidak
mengeritik dan memberi masukan;
konseli.
konseli terhadap diri dan keluarga.
Dengan berdiskusi dengan beragam kelompok, diharapkan konseli
pemulihan
dan
peserta agar mempunyai minat untuk
narkoba,
terhadap
Fasilitator
Untuk
akan
mencapai
keberhasilan
konseling keluarga maka prosedur yang
makin meningkat kepercayaan diri untuk
harus ditempuh adalah sebagai berikut:
hidup normal dan juga tumbuh sikap
1.
kepemimpinan
diri,
keluarga,
dan
Menyiapkan mental konseli narkoba untuk menghadapi anggota keluarga.
masyarakat, sehingga setelah melakukan
Alasannya
konseling konseli
anggota
menjadi orang yang
karena
ada
sebagian
keluarga
yang
jengkel,
berguna. Pelajaran dari ceramah dan
marah, dan bosan dengan kelakuan
diskusi yang dilakukan konseli
secara
konseli yang mereka anggap merusak
mendewasakan
diri, mencemarkan nama keluarga,
menjadi
dan biaya keluar jadi besar untuk
terus konseli
menerus
akan
sehingga
kuat
pemulihan. Mempersiapkan mental 74
PROSIDING
konseli
berarti dia harus berani
3.
Selanjutnya,
akan
mendorong
keluarga dan siap untuk berubah
dengan tulus dan kasih sayang,
kebaikan
sesuai
harapan
5.
Konselor
penyembuhan
meminta
konseli
tanggapan
keluarga.
keluarga tentang program tersebut. Di
Memberi kesempatan kepada setiap
samping itu, diminta juga tanggapan
anggota
untuk
mereka terhadap keadaan konseli
menyampaikan perasaan terpendam,
saat ini. Demikian juga, tanggapan
kritikan-kritikan,
perasaan-
konseli terhadap program yang telah
perasaan negatif lainnya terhadap
disusun konselor, dan juga tanggapan
konseli.
ada
terhadap keluarganya. Tanggapan-
kesempatan untuk memberi saran-
tanggapan dari kedua pihak terhadap
saran,
program yang disusun konselor amat
keluarga
Di
dan
samping
pesan,
itu,
keinginan-keinginan
terhadap konseli agar dia berubah.
penting supaya semua pihak terutama
Selanjutnya,
konseli
konselor
memberi
kesempatan kepada konseli
untuk
kata-kata
pengakuan
jujur
terhadap
Kemudian, konseli
3.
serta masa
terhadap
diri,
Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah besar bagi sekolah terutama pada sekolah menengah. Hal ini disebabkan
berbuat
baik
keluarga,
dan
karena siswa masih berada pada usia remaja. Mereka awalnya hanya mencobacoba
masyarakat.
keseluruhan. keluarga
konseli
mulai dari mudah tersinggung, perhatian
supaya
terhadap lingkungan yang terganggu,
menaruh
kepercayaan terhadap semua upaya konselor
bersama
konseli
obat-obatan
terlarang dapat menimbulkan efek negatif
secara
Maksudnya
menyalahgunakan
Penyalahgunaan
kepada keluarga tentang program konseli
kemudian
akhirnya menjadi kecanduan.
Selanjutnya, konselor mengemukakan
pemulihan
Kesimpulan
lalu.
mengemukakan
untuk
pemulihan
dirinya.
harapan hidup masa depan dan diberi kesempatan
program
atas
kesalahan-kesalahannya, penyesalan
sungguh-sungguh didalam
menjalani
menyampaikan isi hatinya berupa
4.
keluarga
menerima kritikan-kritikan anggota
kepada
2.
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
. 75
berkurangnya
kemampuan
menilai,
terganggunya
koordinasi
motorik,
PROSIDING
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
keseimbangan, kemampuan bicara, dan
Hurlock, E. 2004. Psikologi Perkembangan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka.
penglihatan juga melemah. Efek negatif yang lebih parah menyebabkan kerusakan
Mappiare, Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
biologis parah, terutama pada organ hati, ginjal,
jantung,
paru-paru,
rusaknya Machasin. 2012. Perubahan Perilaku dan Peran Agama pada Remaja Keluarga Bercerai (Studi Kasus di Semarang). Semarang: IAIN Walisongo.
susunan syaraf pusat serta kemunduran psikologis. Melihat masalah penyalahgunaan narkoba
semakin
marak
mendorong
Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasardasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rineka Cipta
konselor untuk ikut berperan dalam membantu penanganan penyalahgunaan narkoba. Bantuan yang dapat dilakukan
Prayitno. 2013. Konseling Padang: UNP Press.
konselor untuk memulihkan mental eks pengguna narkoba antara lain dengan pendekatan bimbingan
konseling kelompok
dan
Integritas.
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
individual, konseling
Undang-undang Nomor 22 Tahun 1977 tentang Narkotika.
keluarga.
W.S Winkel dan Sri Hastuti. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (revisi). Yogyakarta: Media Abadi.
Daftar Pustaka Dewa Ketut Sukardi. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Dyer, Wayne & Vriend, John. 1977. Counseling Techniques That Work. New York: Funk & Wagnall S. http://depdiknas.go.id, Editorial Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Edisi 36. http://dedihumas.bnn.go.id/read/section/ar tikel/2014/03/20/957/dampaklangsung-dan-tidak-langsungpenyalahgunaan-narkoba.
76