PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING “(Studi Kasus Di SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan)”
DiSusun oleh: NURSIWAN NIM.204018203221
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM PROGRAM MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011
LEMBAR PENGESAIIAN skripsi yang berjudul "penyelengganan Bimbingan dan Konseling (Studi kasus di SMP PGRI I Ciputat Kota Tangerang Selatan)." Telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 Maret 2011, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Kependidikan Islam
- Manajemen Pendidikan. Jakaxtq 25
Maret20ll
Panitia Ujian Munaqosah Ketua Panitia (Ketua JurusanlProdi)
Tanggal
Drs. Rusdy Zakaria. M.Pd. M.phil NIP. 19560530 198503 I 002 Sekretaris (Sekretaris Jurusan)
Drs. H. Mu'arif SAM. M.Pd NrP. 196507t7 199403 t 005 Penguji
az/i
rr
I
Dra. Zikri Neni Iska M.Psi NIP. 19690206 t99503 2 001 Penguji
II
Drs. Salman Tumanggor. M,Pd I 002
NIP. 195707t0 197903
Mengetahui Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
NURSIWAN
NIM
2040t8203221
Jurusan
Kependidikan Islam
Program Studi
Manajemen Pendidikan
Judul Skripsi
Penyelenggataan Bimbingan dan Konseling (Studi kasus di SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan).
Dosen Pembimbing
Dr. Nurlena Rifa'I, MA. Ph. D
ini menyatakan bahu'a skripsi ini adalah hasil karya penulis sendiri dan diajukan sebagai syarat untuk mernperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tilggi dan sepanjang sepengetahuan penulis, judul dan skripsi ini belum pernah Dengan
diterbitkan sebelumnya oleh orang lain atau suatu lembaga. Kecuali bagian-bagian tertentu yang secara tertulis dijadikan sebagai sumber acuan dalam skripsi ini dan disebutkan dalam footnote dan daftar pustaka Dernikianlah pernr.ataan ini di buat, apabila terbukti bahrva pem)'ataan ini tidak benar, maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Jakarta, 11 Maret 20i
1
Yans Membuat Pernyataan,
NIM. 204018203221
LEMBAR PENGESAHAII SKRIPSI PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING "(Studi Kasus Di SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan)"
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana pendidikan
DiSusun oleh:
Nursiwan NrM.20401820s221
fbawah bimbingan:
NIP: 19591020 198603 2 001
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 20TT
UJI REFERENSI Seluruh referansi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul "Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di sMp pGRr I ciputat,, yang disusun
oleh Nursiwan dengan
NrM. 204018203221Program Studi Manajemen pendidikan Jurusan Kependidikan Isram Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan uIN syarif
Hidayatullah Jakarta, terah di uji kebenar annyaoleh Dosen pembimbing pada tanggar I I Maret 2011.
Jakarta,l I Maret 2011 Dosen Pembimbing Skripsi
tF-
Nurlena Rifa,i. MA. ph. D NIP. 19591020 198603 2 001
ABSTRAK Nursiwan, 204018203221 Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul Skripsi “PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING (Studi Kasus Di SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan)”. Ilmu bimbingan dan konseling sangat erat hubungannya dengan ilmu Psikologi dan kehidupan individu, masyarakat, dan perkembangan teknologi. Penelitian ini dilatarbelakangi permasalahan bahwa Berbagai fenomena perilaku peserta didik dewasa ini seperti tawuran, penyalahgunaan obat terlarang dan psikotropika, perilaku seksual yang menyimpang, tidak lulus ujian seperti UAN dan lain sebagainya, menunjukkan bahwa tujuan pendidikan yang salah satu upaya pencapaiannya melalui proses pembelajaran, belum sepenuhnya menjawab atau memecahkan masalah berbagai persoalan tersebut. Hal ini mengindikasikan perlu adanya proses pembelajaran guna memecahkan berbagai masalah tersebut. Pada lembaga pendidikan menengah swasta belum dapat diketahui secara pasti tingkat penyelenggaraan BK, mengingat usia siswa SMP yang masih dini jika dibandingkan dengan lembaga pendidikan yang lebih tinggi (dewasa) seperti pada siswa SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam mengembangkan berjalan efektif. “Kenapa diselenggarakannya bimbingan dan konseling ini disekolah?”. Pertanyaan ini dapat dijawab dengan tinjauan dari aspek pendidikan, sosial kultural, Psikologis, Guru dan Kurikulum yang dikemukakan oleh I. Djumhur dan Moh. Surya seperti dikutip oleh Zikri Neni Iska dalam bukunya yang berjudul Bimbingan dan Konseling Pengantar Pengembangan diri dan Pemecahan masalah Peserta Didik atau Klien. Guru sebagai pendidik tugasnya adalah mengajar , melatih, memberi bimbingan. Guru berperan memberikan bimbingan penguasaan nilai, disiplin diri, perencanaan masa depan, membantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya karena sedemikian rupabesarnya tuntutan kehidupan dan masalah yang akan dihadapi. Dalam memberikan pelayanan, seorang guru BK tidak hanya memberikan nasihat tetapi selalu memberikan motivasi, hali tersebut dikarenakan tidak semua para peserta didik mempunyai masalah kecil akan tetapi ada juga yang memiliki masalah yang berat dan penanganan khusus. Akan tetapi pelayanan yang diberikan secara berkesinambungan dengan didukung oleh semua elemen yang ada selain guru pembimbing di bidang BK yaitu tenaga pendidik (guru wali kelas dan guru lain) pada suatu lingkungan pendidikan atau studi kasus yang terjadi di SMP PGRI 1 Ciputat dikatakan berjalan dengan baik dan optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut maka layanan yang diberikan atau penanganan yang diberikan oleh guru BK untuk membuat para peserta didik meningkatkan minat dalam melakukan konsultasi. Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan Fenomenologis. Pengolahan data tersebut bahwa kebenaran sesuatu itu dapat diperoleh dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti dan mendeskripsikan data berdasarkan wawancara dan penyebaran angket yang 30 aspek pertanyaan yang disusun dalam pedoman wawancara yang ditujukan kepada Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator BK, Guru Bimbingan dan Konseling, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staf TU di SMP PGRI 1 CIPUTAT. Hasil data yang didapat melalui observasi merupakan data pelengkap untuk bahan pertimbangan dalam menyimpulkan hasil penelitian.
Jawaban angket tersebut dihitung dengan rumus presentase kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif. Dari tabel perhitungan hasil penelitian tersebut dapat diketahui aspek kepemimpinan Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator BK, Guru Bimbingan dan Konseling, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staf TU. Dari hasil skor masing-masing komponen instrumen wawancara dapat diketahui skoring penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di SMP PGRI 1 Ciputat dengan nilai 73,69 dan item ini dikategorikan baik.
KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
Tuhan alam semesta yang telah menggenggam setiap kejadian, penyempurna setiap kebahagiaan, tempatku bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat yang tanpa batas diberikan. Dan atas dasar rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Skripsi yang berjudul Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu pendidikan (S. Pd.). Dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis alami. Namun berkat dorongan, bantuan serta bimbingan dari semua pihak, segala hambatan serta kesulitan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu tidak berlebihan bila dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. Rusydy Zakaria, M.Pd, M.Phil, Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Dr. Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Drs. Zikri Neni Iska, M.Si, dosen penguji dan sekaligus pembimbing revisi yang telah banyak memberikan motivasi tiada henti dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Drs. Salman Tumanggor, M. Pd, dosen penguji yang telah meluangkan waktu untuk menguji skripsi ini dan selalu memberikan motivasi tiada henti dalam penyelesaian skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 8. Staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Cartam, S.Pd, M.Pd Kepala Sekolah SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan terima kasih atas dukngan dan motivasinya. 10. Dewan guru, TU, dan Seluruh Karyawan SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan terima kasih atas bantuan, do’a dan motivasinya. 11. Ayahanda Endang Faruq dan Ibunda Ucu Sofia, yang senantiasa memberikan do’a yang tulus serta cinta kasih yang tak terhingga, kakak-kakak tercinta Lutfiah Faraqi, S.T, Ryo Septi, A.Md, Feby Fatimah, Retna Wijiasih, terima kasih atas bantuan, do’a dan motivasinya. 12. Teman-teman KIMP angkatan 2004 Eri Muhibbudin, Depo Ahmad Handoko, Ahmad Syahroni, Bagus Nawawi El Qudsi, Bang Toro (rental Zayyan Net), De’Muhammad Salam (Memed), dan semua teman seangkatan baik KIMP , PAI, dan PBI non reguler yang selalu memberikan motivasi dan do’a selama penulis menyusun skripsi. 13. Teman-teman yang tak bisa disebutkan satu-per-satu, atas bantuannya baik materil maupun moriil semoga bisa menyelesaikan skripsinya dengan hasil yang baik. Semoga bantuan dan bimbingan yang telah banyak diberikan kepada penulis mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT. Akhir kata penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini dan berharap semoga skripsi ini dapat bemanfaat bagi kemajuan dunia pendidikan di masa mendatang. Amin
Ciputat, 11 Maret 2011
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Masalah Penelitian .....................................................................
6
C. Pembatasan Masalah..................................................................
7
D. Perumusan Masalah ...................................................................
7
E. Kegunaan Penelitian ..................................................................
8
LANDASAN TEORI
A. Hakikat Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di Sekolah ..........
9
1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ...................................
9
2. Pengertian Konseling .............................................................
11
B. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah ................................
11
C. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling ......................................
13
D. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling .............................................
15
E. Jenis-jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling di Sekolah .......................................................................
17
1. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling ……. ..............
11
2. Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling ......................
19
F. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah .................
22
G. Hubungan Antara Bimbingan dan Konseling..................................
23
H. Tugas dan Tangung Jawab Guru Bimbingan dan Konseling Di sekolah .............................................................................................
24
I. Kerangka Berfikir ............................................................................
32
iv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Penelitian .......................................................................
34
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................
34
C. Metode Penelitian ......................................................................
34
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................
35
E. Teknik Analisis Data .................................................................
40
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan .......................................................................................
42
1. Sejarah berdirinya SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan ..............................................................................
42
2. Visi, Misi dan Tujuan SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan ............................................................
43
3. Profil Layanan Bimbingan Konseling ...............................
45
B. Analisis Data Angket .................................................................
47
1. Layanan Bimbingan dan Konseling ....................................
48
2. Kegiatan Pendukung ............................................................
53
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...............................................................................
58
B. Saran .........................................................................................
60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Kisi-kisi instrumen wawancara ....................................................
37
Tabel 2
Kisi-kisi instrument Data Penunjang ............................................
38
Tabel 3
Daftar Tenaga Pendidik SMP PGRI 1 Ciputat Tahun Ajaran 2010-2011 .....................................................................................
43
Keadaan siswa SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2010/2011: ................................................................
45
Data Guru Bimbingan dan Konseling SMP PGRI 1 Ciputat Tahun Ajaran 2010-2011 ...............................................................
46
Tabel 6
Data Sarana dan Prasarana Bimbingan Konseling ........................
47
Tabel 7
Kepala Sekolah ..............................................................................
48
Tabel 8
Wakil Kepala Sekolah ...................................................................
48
Tabel 9
Koordinator BK .............................................................................
49
Tabel 10 Konselor/ guru BK ........................................................................
50
Table 11 Guru mata pelajaran/praktik ..........................................................
51
Tabel 12 Wali Kelas .....................................................................................
52
Tabel 13 Staf TU ..........................................................................................
52
Tabel 14 Rekapitulasi Layanan Per-Semester Dalam 1 Tahun Terakhir .....
53
Tabel 15 Rekapitulasi Kegiatan Pendukung Per-Semester Dalam 1 Tahun Terakhir .........................................................................................
54
Tabel 4 Tabel 5
Tabel 16 Rekapitulasi Masalah Siswa Dan Pengentasannya Per-Semester Tabel 17 Dalam 1 Tahun Terakhir .................................................................
54
Tabel 18 Penjelasan teknik skoring dari hasil wawancara ...........................
55
vi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Angket 2. Berita wawancara untuk guru koordinator BK 3. Hasil wawancara guru koordinator BK 4. Daftar uji referensi 5. Surat keterangan sudah melakukan penelitian 6. Surat keterangan wawancara dengan guru koordinator BK 7. Surat keterangan izin penelitian 8. Surat keterangan riset/wawancara
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses interaksi antara guru dengan peserta didik yaitu siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Tujuan pendidikan disekolah adalah membantu siswa dalam proses pembentukan kepribadian, dan menumbuhkembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa. Setiap siswa dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya tidak sama karena setiap siswa dilahirkan dengan berbagai macam potensi seperti bakat, minat, dan kemampuan yang berbeda-beda. Perkembangan siswa tidak lepas dari pengaruh fisik, psikis dan lingkungan tempat ia tinggal seperti lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat tempat ia bersosialisasi. Untuk menjadi guru yang terbaik dan professional dalam mengajar diperlukan pengetahuan dan pengalaman yang luas dalam dunia pendidikan. Sekolah merupakan tempat kedua pendidik dan anak didik untuk dapat mengembangkan ilmu pengetahuannya dengan menggunakan berbagai bantuan dari berbagai pihak. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung seumur hidup baik itu di sekolah maupun di madrasah. Pendidikan juga bermakna proses membantu individu baik jasmani maupun rohani kearah terbentuknya kepribadian utama (pribadi yang berkualitas).
1
2
Sekolah bukan saja tempat untuk membina ilmu melainkan tempat untuk membentuk kepribadian siswa menjadi lebih baik dalam berperilaku, bertata krama yang baik, kreatif, sukses, mandiri serta dapat bertanggung jawab bagi diri sendiri dan masyarakat di kemudian hari. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Penidikan Nasional, Bab II Pasal 3 yang menjelaskan : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, Kreatif, mandiri , dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab”.1 Selanjutnya M. Ngalim Purwanto menungkapkan bahwa : “Pendidikan ialah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan”.2 Melihat pendapat di atas diartikan bahwa usaha orang dewasa untuk membantu para anak dengan harapan agar anak dapat mengalami perubahan tingkah laku, dapat mengembangkan segala potensi yang dimiliki, berakhlak mulia, berilmu, dapat membaca situasi yang ada dan dapat mengikuti perkembangan zaman, serta dapat menyesuaikan diri dengan peraturanperaturan yang ada di dalam kehidupan sekolah, keluarga dan masyarakat. Dengan memahami uraian di atas berarti sangatlah penting pendidikan di keluarga, sekolah, masyarakat bagi para peserta didik guna pembinaan perubahan tingkah laku yang berguna bagi kehidupannya dikemudian hari. Bimbingan dan konseling merupakan layanan kepada peserta didik (student services), layanan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik akan optimal, jika difokuskan kepada pengembangan pribadi, sosial dan pemecahan 1
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Dinas, Jakarta, 2003, hal. 8 2 NgalimPurwanto. M. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hal. 11
3
masalah individual. Ilmu bimbingan dan konseling sangat erat hubungannya dengan
ilmu
Psikologi
dan
kehidupan
individu,
masyarakat,
dan
perkembangan teknologi. Akan tetapi, pertanyaan mendasar dari tinjauan kenapa perlunya bimbingan dan konseling ini, dapat diajukan pertanyaan sebagai berikut: “Kenapa diselenggarakannya bimbingan dan konseling ini disekolah?”. Pertanyaan ini dapat dijawab dengan tinjauan dari aspek pendidikan, sosial
kultural,
Psikologis,
Guru dan Kurikulum
yang
dikemukakan oleh I. Djumhur dan Moh. Surya seperti dikutip oleh Zikri Neni Iska dalam bukunya yang berjudul Bimbingan dan Konseling Pengantar Pengembangan diri dan Pemecahan masalah Peserta Didik atau Klien3 Guru sebagai pendidik tugasnya adalah mengajar , melatih, memberi bimbingan. Guru berperan memberikan bimbingan penguasaan nilai, disiplin diri, perencanaan masa depan, membantu mengatasi kesulitan yang dihadapinya karena sedemikian rupabesarnya tuntutan kehidupan dan masalah yang akan dihadapi. Ada pernyataan yang dikemukakan oleh Tohirin bahwa : Bimbingan identik dengan pendidikan. Artinya apabila seseorang melakukan kegiatan mendidik berarti ia juga sedang membimbing, sebaliknya apabila seseorang melakukan aktvitas membimbing (memberikan pelayanan bimbingan), berarti juga ia sedang mendidik.”4 Berdasarkan pernyataan di atas timbul pertanyaan: “Mengapa pelayanan bimbingan dan konseling masih diperlukan didalam dunia pendidikan atau mengapa pelayanan bimbingan dan konseling diperlukan dalam proses pendidikan baik itu di sekolah maupun di Madrasah?” Bila ditinjau dari sejarah perkembangan ilmu bimbingan dan konseling di Indonesia, maka sebenarnya istilah bimbingan dan penyuluhan yang merupakan terjemahan dari istilah guidance dan counseling. Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “ Guidance “ 3
Zikri Neni Iska, M.Si, Bimbingan dan Konseling Pengantar Pengembangan diri dan Pemecahan masalah Peserta Didik atau Klien , Kizi Brother’s, Jakarta, 2008, hal 2 4 Drs. Tohirin, M.Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal 1.
4
berasal dari kata to guide yang mempunyai arti “menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun membantu. Berdasarkan definisi bimbingan yang telah dikemukakan di atas serta prinsip-prinsip yang terkandung didalam pengertian bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam suasana asuhan normative agar tercapainya kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat dengan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya. Sedangkan pengertian konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang secara etimologis berarti “to give advice” atau memberi saran dan nasihat. Disamping itu, istilah bimbingan selalu dirangkaikan dengan dengan istilah konseling. Hal ini disebabkan karena bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang integral. Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan diantara beberapa teknik lainnya, namun konseling merupakan alat yang penting dari usaha pelayanan bimbingan. Berdasarkan definisi di atas dapat dimengerti bahwa konseling merupakan salah satu tekhnik dalam pelayanan bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru pembimbing atau konselor dengan klien; dengan tujuan klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik dari dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki kearah perkembangan yang optimal terutama kedalam dunia pendidikan. Penyelenggaraan bimbingan dan konseling bisa dilakukan dalam setiap lembaga pendidikan (Sekolah ataupun Madrasah), keluarga, masyarakat, organisasi, dan lain sebagainya. Berbagai fenomena perilaku peserta didik dewasa ini seperti tawuran, penyalahgunaan obat terlarang dan psikotropika, perilaku seksual yang menyimpang, tidak lulus ujian seperti UAN dan lain sebagainya, menunjukkan bahwa tujuan pendidikan yang salah satu upaya
5
pencapaiannya melalui proses pembelajaran, belum sepenuhnya menjawab atau
memecahkan
masalah
berbagai
persoalan
tersebut.
Hal
ini
mengindikasikan perlu adanya proses pembelajaran guna memecahkan berbagai masalah tersebut. Pada lembaga pendidikan menengah swasta belum dapat diketahui secara pasti tingkat penyelenggaraan BK, mengingat usia siswa SMP yang masih dini jika dibandingkan dengan lembaga pendidikan yang lebih tinggi (dewasa) seperti pada siswa SMA. Salah satu sekolah menengah pertama yang akan penulis jadikan objek penelitian pada skripsi ini adalah SMP PGRI 1 Ciputat kota Tangerang Selatan. Yang menarik bagi penulis mengangkat SMP PGRI 1 Ciputat sebagai objek penelitian, disamping itu SMP PGRI 1 Ciputat sebagai lembaga pendidikan yang telah diakui sebagai sekolah swasta yang mampu bersaing dengan sekolah negeri di berbagai wilayah termasuk di wilayah Ciputat Kota Tangerang Selatan. SMP
PGRI
1
Ciputat
dalam
memberikan
layanan
dalam
penyelenggaraan BK ataupun mengandung empat pelayanan dalam program bimbingan dan konseling yakni: Pelayanan dasar bimbingan yang diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh konseling melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis dalam rangka pengembangan perilaku jangka panjang. Pelayanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseling yang mengahadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan segera. Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseling agar mampu merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya. Dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan mnajemen, tata kerja, infrastruktur dan pengembangan kemampuan professional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak
6
langsung memberikan bantuan kepada konseling atau menfasilitasi kelancaran perkembangan konseling. Maka telah banyak membawa perubahan bagi peserta didik tidak hanya berprestasi dibidang pelajaran saja akan tetapi juga dalam prestasi diluar pelajaran seperti dalam bidang olahraga dan seni banyak prestasi yang diraih dalam bidang olahraga salah satunya peringkat tiga nasional untuk cabang olah raga bola voli dan peringkat pertama lomba nyanyi dan marawis tingkat Jabodetabek yang diselenggarakan di sekolah Al-Syukro. Hal ini didasari oleh visi dan misi SMP PGRI 1 Ciputat yaitu menjadi sekolah unggulan yang didasari oleh IMTAQ dan IPTEK, serta berwawasan lingkungan budaya. Untuk itulah SMP PGRI 1 Ciputat dalam memberikan layanan dalam penyelenggaraan BK selalu menyarankan guru agar memberikan beberapa masukan: 1. Menyelenggarakan pelajaran yang sebaik-baiknya sesuai dengan minat, bakat, kemampuan dan cita-cita peserta didik. 2. Membantu memikirkan dan menyusun kurikulum sekolah. 3. Membantu murid-murid dalam mengunakan alat-alat atau fasilitas, misalnya laboratorium dan sarana dan prasarana serta alat-alat peraga dan sebagainya. 4. Menysun program kegiatan ekstrakurikuler. 5. Membantu murid-murid dalam cara-cara belajar yang efektif. 6. Menyelenggarakan program remedial teaching. 7. Menertibkan praktek-praktek privat les.”5 Berdasarkan latar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut sekaligus menjadikannya kedalam bentuk karya ilmiah yang berjudul : “Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di SMP PGRI 1 Ciputat- Kota Tangerang Selatan”.
B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah yang dapat dirumuskan peneliti antara lain: 5
Djumhur I dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975), hal. 43-44
7
a. Masih banyak sekolah yang belum memberikan pelayanan BK mengingat masih terlalu diabaikan oleh peserta didik apa itu manfaat layanan dari BK. b. Banyak
siswa
yang
tidak
menggunakan
pelayanan
dalam
penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
C. Pembatasan Masalah Agar pembahasan masalah dalam penelitian ini menjadi lebih terarah dan jelas, maka penulis perlu mengadakan pembatasan masalah dalam penelitian ini dibatasi lingkupnya yaitu : 1. Layanan Bimbingan dan Konseling, merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru pembimbing agar individu atau sekelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Melalui berbagai jenis layanan BK serta kegiatan
pendukung
lainnya
diantaranya
adalah
Pelayanan
dasar
bimbingan, pelayanan responsif, Perencanaan individual, dukungan system, layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan bimbingan belajar, layanan konseling perseorangan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, konsultasi dan mediasi. Serta kegiatan pendukung yaitu aplikasi instrument, konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah dan terakhir alih tangan kasus dari berbagai jenis layanan Bimbingan dan Konseling di atas dalam penelitian ini penulis membatasi hanya pada layanan bimbingan belajar dan layanan bimbingan kelompok saja. 2. Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling untuk memotivasi dan meningkatkan belajar pada siswa.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditetapkan di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan dijadikan dasar dari penelitian sebagai berikut:
8
1. Bagaimana penyelenggaraan
layanan BK untuk memotivasi dan
meningkatkan belajar pada siswa di SMP PGRI 1 Ciputat. 2. Apakah dalam memberikan penyelenggaraan layanan BK dijadikan salah satu yang utama selain kegiatan pembelajaran yang lain?
E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak, antara lain: 1. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan dalam menambah informasi pengetahuan mengenai pelaksanaan program bimbingan dan konseling, Serta sebagai salah satu syarat akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1) program studi Manajemen Pendidikan jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Jakarta. Dan memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan belajar anak. 2. Guru Bimbingan dan Konseling : Agar dapat dijadikan sebagai bahan masukan membantu memotivasi dan belajar melalui Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling kepada anak didiknya. 3. Kepala sekolah : Sebagai bahan masukkan dalam memprogram
penyelenggaraan
Bimbingan dan Konseling di masa yang akan datang guna meningkatkan mutu pendidikan.
9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Penyelenggaraan Bimbingan Konseling di Sekolah 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Sesuai dengan berhasil atau tidaknya suatu usaha bantuan dalam rangka bimbingan akan banyak bergantung dari keterangan-keterangan atau informasi-informasi tentang individu tersebut. Dalam pelaksanaan pengumpulan data ada beberapa jenis data seperti yang telah dikutip oleh I Djumhur dan Moh. Surya yaitu: a. Data identitas pribadi, yang meliputi keterangan mengnai identitas seperti, nama jenis kelami, tanggal dan tempat kelahiran, agama, orang tua dan sebagainya. b. Data tentang keluarga, yang meliputi keterangan tentang
latar
belakang keluarga murid, jumlah anggota keluarga, pekerjaan orang tua, jumlah saudara dan sebagainya. c. Data tentang kesehatan dan pertumbuhan Jasmani, merupakan keterangan tentang keadaan kesehatan seperti: penyakit yang pernah diderita, gangguan kesehatan, berat badan, ciri-ciri jasmani dan sebagainya.”6 Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering dihadapkan dengan berbagai masalah, yang ringan bisanya dapat di atasi sendiri, tetapi untuk 6
Djumhur I dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975), hal. 40.
9
10
menyelesaikan masalah yang kompleks dan sukar seringkali memerlukan bantuan orang lain. Apalagi yang dialami para siswa sekolah menengah atas, mereka sangat memerlukan bantuan dalam penyesuaian diri, agar nantinya tidak akan berakibat fatal. Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar, dalam membantu para siswa agar berhasil dalam belajar dan penyesuaian diri. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bimbingan kepada para siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dari kegiatan belajar. Disinilah penting dan perlunya bimbingan dan konseling yaitu untuk membantu para siswa agar mereka berhasil dalam mencapai prestasi belajar. Untuk lebih jelasnya dibawah ini akan dikutip definisi mengenai bimbingan.Menurut Rochman Natawidjaja yang dikutip oleh Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi mengatakan bahwa: “Bimbingan berarti proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan kadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti.”7 Adapun
definisi
bimbingan
yang telah
mengarah
kepada
pelaksanaan bimbingan di sekolah adalah sebagaimana dikemukakan oleh Miller yang dikutip oleh I Djumhur dan Moh. Surya sebagai berikut: “Bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri yang secara maksimal kepada sekolah, keluarga serta masyarakat.”8
7
Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), hal. 62 8 I Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975), Cet. Ke-I, hal. 26.
11
2. Pengertian Konseling Konseling
merupakan
pertalian
timbal
balik
antara
guru
pembimbing dan klien, dimana guru pembimbing membantu siswa melalui serangkaian wawancara dan konseling, agar siswa memahami masalahnya sendiri. Seperti yang ditulis oleh Bimo Walgito yang dikutip oleh Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi menyatakan bahwa: “Konseling adalah bantuan yang diberikan oleh individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara yang sesuai dengan keadaaan hidupnya.”
individu
yang dihadapi
untuk
mencapai
kesejahteraan
9
Pendapat di atas diartikan bahwa konseling terjadi karena pertemuan antara individu dengan individu, konseling merupakan penunjang untuk mengemukakan masalahnya sehingga klien dapat memahami dirinya yang sesungguhnya. Apabila hal tersebut di atas tercapai, maka siwa akan sanggup memupuk suatu objektivitas yang lebih baik tentang berbagai kemungkinan yang memberikan jalan untuk memperoleh kepuasan baginya nanti, serta dalam mencapai prestasi belajar yang lebih baik. Dengan melihat arti bimbingan dan konseling yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah bantuan yang diberikan secara individual yang pada umumnya dilakukan dalam suatu perjumpaan tatap muka. Untuk pelaksanaannya dibutuhkan orang yang ahli dalam usaha memecahkan kesukaran-kesukaran yang di alami oleh individu dengan wawancara atau diskusi untuk kesejahteraan hidupnya. B. Tujuan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dengan memperhatikan uraian-uraian di atas, merupakan bahwa yang ingin dicapai dalam bimbingan adalah tingkat perkembangan yang optimal bagi setiap individu sesuai dengan kemampuannya. Hal tersebut merupakan 9
Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), hal. 63
12
tujuan utama pelayanan bimbingan di sekolah. Dan tujuan tersebut terutama tertuju bagi siswa sebagai individu yang diberi bantuan, akan tetapi sebenarnya tujuan bimbingan di sekolah tidak terbatas bagi siswa saja, melainkan juga bagi sekolah secara keseluruhan dan bagi masyarakat. Adapun tujuan-tujuan itu menurut HP. Gammon yang dikutip oleh Andi Mapiare adalah : Tujuan Pelayanan Bimbingan bagi Murid adalah : 1. Membantu para murid sehingga mencapai penghargaan pada diri sendiri secara realistis. 2. Mendorong para murid membuat dan menentukan pilihan secara baik terhadap program yang diikuti di sekolah, sesuai dengan kemampuan mereka, yang kesemuanya kelak akan dapat menuntun murid – murid pada peluang pemilihan secara luas setelah mereka tamat sekolah menengah. 3. Membantu para murid dalam penyesuaian diri mereka sekaitan dengan tuntutan – tuntutan sekolah, sosial dan pribadi mereka dalam sekolah 4. Mendorong para murid agar setelah tamat sekolah menengah mereka mengikuti latihan – latihan tertentu. 5. Membantu para murid dalam hal penempatan. Tujuan Pelayanan Bimbingan bagi Administrator (Kepala Sekolah) adalah: Membantu
administrator
dalam
penilaian
program
keseluruhan
pendidikan (sekolah yang bersangkutan) dan memberikan saran-saran bagi pembaharuan dan pengembangan kurikulum. Tujuan pelayanan Bimbingan bagi guru adalah membantu para guru untuk bisa memberikan pelayanan yang memungkinkan dalam layanan bimbingan dan konseling dan tidak hanya guru dibidang bimbingan dan konseling saja akan tetapi semua tenaga pendidik harus bisa menyesuaikan. Mereka terdorong sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan mutu pengajaran. Tujuan pelayanan bimbingan bagi orang tua murid adalah: 1. Menjelaskan kepeda orang tua mengenai kemajuan para murid, keterbatasan mereka, dan kemampuan mereka sebagaimana tercermin dalam prestasi sekolah.
13
2. Membantu para orang tua dalam merencanakan kelanjutan studi anak – anak mereka. 3. Membantu para orang tua dalam usaha memahami anak – anak mereka dan keinginan-keinginan mereka.”10 Tujuan pelayanan bimbingan bagi sekolah adalah : 1. Menyusun dan menyesuaikan data tentang semua murid 2. Sebagai penengah antara sekolah dan masyarakat 3. Mengadakan penelitian tentang murid dan latar belakangnya 4. Menyelenggarakan program testing, baik untuk keperluan seleksi maupun penempatan (placement) 5. Membantu menyelenggarakan penataran bagi guru dan personal lainnya, yang berhubungan dengan kegiatan bimbingan 6. Melanjutkan penelitian terhadap siswa yang telah meninggalkan sekolah.”11 Senada dengan pendapat di atas, tujuan konseling adalah mendapatkan kondisikondisi yang memudahkan perubahan secara sadar (kondisi-kondisi yang dimaksud berupa hak-hak individual) untuk membuat pilihan, untuk mandiri.”12
C. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling Dalam pelayanan bimbingan dan konseling perlu diperhatikan sejumlah prinsip agar layanan Bimbingan dan Konseling dapat berjalan dengan efektif, seperti dikutip oleh Prayitno yaitu : 1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan sasaran layanan : a. Bimbingan dan Konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.
10
Drs. Andi Mapiare, Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah,( Surabaya: PT. Usaha Nasional, 1984), hal. 236-237 11 I Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975), Cet. Ke-I, hal. 30-31 12 Andi Mappiare AT, Pengantar Konseling dan Psikoterapi, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Ed-1. Cet. Ke-4, h.15
14
b. Bimbingan dan Konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis. c. Bimbingan dan Konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek perkembangan individu. d. Bimbingan dan Konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya 2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan individu : a. Bimbingan dan Konseling berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah, serata dalam kaitannya dengan kontak social dan pekerjaan. b. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah pada individu. 3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan program layanan : a. Bimbingan dan Konseling merupakan bagian yang integral dari upaya pendidikan dan pengembanagn individu b. Program Bimbingan dan Konseling harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga. c. Program Bimbingan dan Konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi. d. Terhadap isi pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling perlu diadakan penilaian yang teratur dan terarah. 4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan : a. Bimbingan dan Konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahannya. b. Dalam proses Bimbingan dan Konseling keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri, bukan dari kemauan atau desakan dari pembimbing atau dari pihak lain. c. Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang
15
yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi. d. Kerja sama antara Guru Pembimbing, guru-guru lain, dan orang tua amat menentukan hasil pelayanan bimbingan. e. Pengembangan
program
pelayanan
Bimbingan
dan
Konseling
ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan program bimbingan dan konseling itu sendiri.”13 Dari kutipan di atas penyelenggaraan layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling selain dimuati oleh fungsi dan didasarkan pada prinsip-prinsip bimbingan, juga dituntut untuk memenuhi sejumlah azas bimbingan. Pemenuhan atas asas asas itu akan memperlancar pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya akan dapat menghambat atau bahkan menggaggalkan pelaksanaan serta mengurangi atau menguburkan hasil layanan bimbingan dan konseling itu sendiri.
D. Asas-asas Bimbingan dan Konseling Dengan memperhatikan uraian-uraian di atas, merupakan bahwa yang ingin dicapai dalam bimbingan adalah tingkat perkembangan yang sangat efektif bagi setiap individu sesuai dengan kemampuannya. Hal tersebut merupakan tujuan utama pelayanan bimbingan di sekolah. Menurut Prayitno ada beberapa macam asas bimbingan dan konseling yaitu : 1. Asas kerahasiaan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menuntut dirahasiakannya segenap data dan dan keterangan tentang peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan, yaitu data atau keterangan yang tida boleh dan tidak layak diketahui orang lain. 2. Asas kesukarelaan, yaitu asas bimbingan dan konselingyang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan peserta didik (klien) mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya. 3. Asas keterbukaan, yaitu asas bimbingan dan konselingyang menghendaki 13
Prof. Dr. Prayitno, M.Sc. Ed., Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar, (Jakarta: PT. Penebar Aksara, 1997), hal. 27-30.
16
agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik didalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri.maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengemban dirinya. 4. Asas kegiatan, yaitu asas bimbingan dan konselingyang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan berpartisipasi secara aktif didalam penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan. Dalam hal ini guru pembimbing perlu mendorong peserta didik untuk aktif dalam layanan/kegiatan bimbingan dan konseling yang diperuntukkan baginya. 5. Asas kemandirian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yaitu: peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri
sendiri
dan
lingkungannya,
mampu
mengambil
keputusan
sebagaimana telah diutarakan terdahulu. 6. Asas kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan peserta didik (klien) dalam kondisinya sekarang. 7. Asas kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran layanan (klien) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan dari waktu ke waktu. 8. Asas keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling baik yang dilakukan guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadukan. 9. Asas
kenormatifan,
yaitu
asas
bimbingan
dan
konseling
yang
menghendaki agar segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan normanorma yang ada, yaitu norma-norma agama, hukum dan peraturan adat
17
istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku. 10. Asas keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling agar diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional. 11. Asas alih tangan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pihak-pihak
yang tidak mampu menyelenggarakan
layanan
bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. 12. Asas tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk lebih maju.”14
E. Jenis-jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling di Sekolah Suatu kegiatan bimbingan dan konseling disebut layanan apabila kegiatan tersebut dilakukan melalui kontak langsung dengan sasaran layanan (klien), dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran layanan itu. Berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung perlu dilakukan sebagai wujud nyata penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik (klien). Adapun layanan-layanan bimbingan konseling yang dikemukakan oleh Prayitno yaitu: 1. Jenis-jenis layanan Bimbingan dan Konseling a. Layanan orientasi, yaitu layanan
bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) memahami lingungan sekolah, 14
Prof. Dr. Prayitno, M.Sc. Ed., Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar, (Jakarta: Koperasi karyawan Pusgrafin dengan PT. Penebar Aksara, 1997), hal.30-34
18
yang baru dimasuki peserta didik
untuk mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik dilingkungan yang baru itu. b. Layanan informasi, yaitu layanan
bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik (klien) berbagai
informasi
yang
dapat
menerima dan memahami
dipergunakan
sebagai
bahan
pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik (klien). c. Layanan penempatan dan penyaluran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat sesuai dengan potensi, bakat, minat, serat kondisi pribadinya d. Layanan pembelajaran, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) untuk mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan belajar yang baik tanpa ada kesulitan dalam belajarnya e. Layanan konseling perorangan, yaitu layanan konseling
yang
memungkinkan
peserta
bimbingan dan
didik
(klien)
untuk
mendapatkan layanan langsung tatap muka dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan masalah pribadinya. f. Layanan bimbingan kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) untuk membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu. g. Layanan konseling kelompok, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik (klien) untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan
yang dialaminya
melalui
dinamika
kelompok.”15 Berbagai jenis layanan tersebut di atas dapat saling terkait dan menunjang yang satu terhadap lainnya, sesuai dengan asas keterpaduan 15
Prof. Dr. Prayitno, M.Sc. Ed., Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar, (Jakarta: PT. Penebar Aksara, 1997), hal.35-37
19
dalam bimbingan dan konseling. 2. Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling Sejumlah kegiatan pendukung yang pokok adalah sebagai berikut seperti yang dikemukakan oleh Prayitno yaitu : a. Aplikasi instrument, yaitu Mengumpulkan data tentang diri siswa dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrument, baik tes maupun non tes b. Konferensi kasus, yaitu Membahas permasalahan siswa dalam pertemuan khusus bersifat terbatas dan tertutup c. Himpunan data, yaitu Menghimpun data yang relevan dengan perkembangan siswa d. Kunjungan rumah, yaitu
Melakukan pertemuan dengan orang tua
melalui kunjungan ke rumah siswa e. Alih tangan kasus, yaitu Memindahkan penanganan masalah siswa kepada pihak lain yang lebih sesuai keahlian dan kewenangannya. Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan da konseling tersebut kesemuanya saling terkait dan saling menunjang baik secara langsung ataupun tidak langsung. Setiap layanan/kegiatan pendukung harus secara disengaja mengandung muatan fungsi atau fungsi-fungsi bimbingan dan konseling tertentu.”16 Bimbingan dilakukan terhadap anak didik untuk suatu tujuan tertentu. Sesuai dengan masalah yang akan dihadapi oleh seseorang. Menurut I Djumhur dan Moh. Surya jenis-jenis bimbingan adalah sebagai berikut: a. Bimbingan pengajar/belajar Bimbingan ini bertujuan membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang ada hubungannya dengan masalah belajar baik dirumah maupun di sekolah, misalnya: 1) Mendapatkan cara belajar yang efisien, dalam belajar sendiri 16
Prof. Dr. Prayitno, M.Sc. Ed., Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar, (Jakarta: PT. Penebar Aksara, 1997), hal.37-39
20
maupun kelompok 2) Menentukan cara mempelajari atau menggunakan buku-buku pelajaran 3) Memilih mata pelajaran yang cocok dengan minat, bakat, kecakapan, cita-cita dan kondisi fisik. 4) Memilih mata pelajaran atau pelajaran-pelajaran tambahan 5) Menentukan pembagian waktu dan perencanaan belajar. b. Bimbingan pendidikan Bimbingan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam bidang pendidikan. Bimbingan ini diberikan kepada siswa dalam hal: 1) Pengenalan terhadap situasi pendidikan yang dihadapi. 2) Pengenalan terhadap situasi lanjutan 3) Perencanaan pendidikan 4) Pemilihan spesialisasi c. Bimbingan pekerjaan atau jabatan Bimbingan ini bertujuan membantu siswa dalam mengatasi masalahmasalah yang berhubungan dengan pemilihan jabatan atau pekerjaan. Kegiatan dalam hal bimbingan pekerjaan antara lain: 1) Mengenal berbagai jenis pekerjaan yang mungkin dapat di masuki oleh tamatan pendidikan tertentu. 2) Mengenal berbagai jenis pendidikan atau latihan untuk jenis pekerjaan tertentu. 3) Membantu untuk memperoleh penyesuaian diri dalam lapangan pekerjaan tertentu. d. Bimbingan sosial Bimbingan ini bertujuan membantu dalam memecahkan dan mengatasi kesulitan dalam masalah sosial individu tersebut dapat menyesuaikan diri yang sebaik-baiknya dalam lingkungan sosialnya. Kegiatan dalam bimbingan sosial antara lain:
21
1) Memperoleh kelompok belajar dan bermain yang sesuai 2) Membantu dalam memperoleh cara-cara bekerja dan berperan dalam kehidupan berkelompok. 3) Membantu persahabatan yang baik. 4) Membantu mendapatkan kelompok sosial untuk memecahkan masalah-masalah tertentu. 5) Membantu memperoleh penyesuaian dalam kehidupan dan masyarakat. e. Bimbingan dalam menggunakan waktu senggang Tujuan dari jenis bimbingan ini adalah menggunakan waktu senggang dalam kegiatan-kegiatan yang membawa atau manfaat bagi dirinya ataupun bagi lingkungannya. Kegiatan dari jenis bimbingan ini adalah: 1) Menggunakan waktu senggang untuk kegiatan-kegiatan yang produktif 2) Menyusun dan membagi waktu belajar dengan sebaik-baiknya. 3) Merencanakan suatu kegiatan. f. Bimbingan masalah pribadi Bimbingan pribadi di sini yaitu jenis bimbingan untuk membantu individu untuk mengatasi masalah-masalah yang bersifat pribadi sebagai akibat kekurang mampuan individu dalam menyesuaikan diri dengan aspek-aspek perkembangan, keluarga, konflik pribadi, seks, sosial dan lain-lain.”17 Sedangkan pendapat yang lain yaitu W.S Winkel bimbingan dijeniskan sebagai berikut: 1) Vocational Guidance Yaitu bimbingan dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan atau profesi 2) Educational Guidace Yang bertujuan membantu murid dalam hal menemukan cara 17
I Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975), Cet. Ke-I, hal. 35-38.
22
belajar yang tepat dalam mengatasi kesukaran-kesukaran mengenai belajar, dan dalam memilih jenis jurusan sekolah lanjutan yang sesuai. 3) Personal-social Guidance Yang bertujuan membantu peserta didik dalam menghadapi dan mengatasi kesulitan diri sendiri.”18 Dari pendapat di atas diartikan bahwa guru pembimbing mempunyai kewajiban melaksanakan kegiatan bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier untuk memotivasi siswa agar minat belajar siswa timbul.
F. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dalam petunjuk pelayanan bimbingan dan konseling, kurikulum 1994 terdapat 4 fungsi bimbingan dan konseling yakni: 1. Fungsi pemahaman yaitu: fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik. 2. Fungsi pencegahan yaitu : fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan dapat mengganggu menghambat ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian – kerugian tertentu dalam proses perkembangannya. 3. Fungsi Pengentasan yaitu : fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan dialami oleh para peserta didik. 4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu : fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpelihara dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.”19 18
WS. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta, PT. Grasindo, 1991), hal. 30. 19 Prof. Dr. Prayitno, M.Sc. Ed., Pelayanan Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Pamator, 1999), hal. 25-26.
23
5. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling berupaya
mengenali
masing-masing
siswa
secara
perseorangan,
selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan kearah kegiatan atau program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal. 6. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling dalam membantu siswa memperoleh penyesuain diri secara baik dengan lingkungannya (terutama lingkungan sekolah). 7. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang diberikan kepada para siswa untuk membantu para siswa dalam mengembangkan keseluruhan potensinya secara lebih terarah. 8. Fungsi perbaikan, yaitu: fungsi Bimbingan dan Konseling diberikan kepada siswa untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi siswa. Bantuan yang diberikan tergantung kepada masalah yang dihadapi siswa. 9. Fungsi Advokasi, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atau hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapatkan perhatian.”20 Perceival W. Hutson dalam bukunya yang berjudul dance in Education menyebutkan dua fungsi utama bimbingan yaitu fungsi penyaluran (distributive) dan fungsi penyesuaian (adjustive).
G. Hubungan Antara Bimbingan dan Konseling Pada umumnya istilah bimbingan dan konseling dianggap identik atau sama saja; artinya bahwa bimbingan dengan konseling merupakan kegiatan yang integral, keduanya tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, perkataan bimbingan selalu dirangkaiakan dengan konseling sebagai kata majemuk. Menurut I djumhur dan Moh. Surya: “Konseling merupakan salah satu jenis teknik pelayanan bimbingan diantara pelayanan-pelayanan lainnya, sering dikatakan inti dari keseluruhan pelayanan dalam bimbingan.”21 20
Drs. Tohirin, M.Pd, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hal 47-50 21 I Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975), Cet. Ke-1, hal. 29.
24
Namun ada juga pandangan lain yang menyatakan bahwa bimbingan dan konseling merupakan dua pengertian yang berbeda, baik dasar-dasarnya maupun cara kerjanya, setidak-tidaknya merupakan kegiatan yang sejajar. Menurut pandangan ini konseling lebih identik dengan psychoterapi, yaitu usaha untuk menolong dan menggarap individu yang mengalami kesukaran dan gangguan psikis yang serius. Sedangkan bimbinganbimbingan oleh pandangan ini dianggap identik dengan pendidikan.”22 Pandangan di atas menyatakan bahwa konseling merupakan salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan memberikan bantuan secara individual (face to face relationship). Dengan demikian, bahwa bimbingan dan konseling memiliki hubungan yang erat sehingga tidak dapat dipisahkan antara keduanya.
H. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Bimbingan dan Konseling di Sekolah Di sekolah guru bimbingan dan konseling mempunyai tugas menangani masalah siswa yang tidak dapat ditangani oleh guru wali kelas biasanya menangani masalah yang berat karena guru bimbingan dan konseling memiliki pengetahuan lebih luas tentang teknik diagnostik dan kepribadian siswa, agar penangannya lebih khusus dan terarah. Menurut pendapat Drs. Slameto, secara khusus seorang konselor sekolah mempunyai tugas-tugas sebagai berikut: 1. Menyusun program Bimbingan dan Konseling bersama kepala Sekolah. 2. Memberikan garis – garis kebijaksanaan mengenai kegiatan BK. 3. Bertanggung jawab terhadap jalannya program. 4. Menkoordinasikan laporan kegiatan pelaksanaan program sehari – hari. 5. Memberikan laporan kegiatan kepada kepala sekolah. 6. Membantu siswa untuk memahami dan mengadakan penyesuaian kepada dirinya sendiri, lingkungan sekolah, lingkungan sosial yang makin lama makin berkembang. 22
I Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975), Cet Ke-1. hal. 29.
25
7. Menerima dan mengklarifikasikan informasi pendidikan, informasi pekerjaan dan informasi lainnya yang diperoleh, serta mengirimnya sehingga menjadi catatan kumulatif siswa. 8. Menganalisa dan menafsirkan data siswa guna mendapatkan suatu rencana tindakkan siswa secara positif. 9. Menyelenggarakan pertemuan staf. ”23 Menurut Muhammad Al Mighwar, M.Ag. pada sikap dan tingkah laku pengaruh perubahan fisik masa puber juga berpengaruh pada sikap dan tingkah lakunya. Secara umum, pengaruh perubahan paling serius dan kuat menimpa masa puber adalah: 1. Suka menyendiri 2. Jemu 3. Inkoordinasi 4. Kontradiksi dengan sosial 5. Beremosi tinggi kurang percaya diri. 6. Dan sangat sederhana.”24 Untuk itu diharapkan peran serta aktif sekolah sebagai pranata kedua setelah
keluarga
untuk
membina
siswa
agar
tidak
melebar
akan
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukannya. Maka pihak sekolah memberikan aturan-aturan terhadap perilaku sikap siswa yang melanggar tersebut. Setiap sekolah memiliki peraturan tata tertib untuk memudahkan guru pembimbing memberikan layanan, yang berlaku untuk mengikat seluruh warga sekolah agar bertingkah laku dengan baik, benar dan mengikuti normanorma yang telah ditetapkan, dan dapat mengefektifkan layanan bimbingan dan konseling disekolah. adapun tujuan tata tertib sekolah di SMP PGRI 1 Ciputat adalah sebagai berikut: "Tata tertib sekolah dibuat untuk memberikan arahan bagi siswa dalam bersikap, bertindak dan bertingkah laku selama dalam naungan pihak sekolah untuk membentuk kepribadian, kedisiplinan, kecakapan, dan 23 24
Drs. Slameto, Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1988), hal. 127 Al Mighwar, M.Ag, Psikologi Remaja, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), hal 32-34.
26
keterampilan siswa serta mengusahakan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”25 Fungsi dan tujuan dibuatnya tata tertib sekolah adalah agar segala kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan lain seperti ekstrakurikuler dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai program yang telah ditentukan. Selain hal tersebut di atas, tata tertib sekolah dibuat berfungsi sebagai tolak ukur norma perilaku kehidupan disekolah baik guru maupun kepala sekolah, dan agar tidak terjadi tindakan yang semena-mena dari pihak sekolah baik guru maupun kepala sekolah terhadap siswa dan orang tua. Beberapa pelanggaran yang dapat dilihat dari hasil efektifitasnya layanan bimbingan dan konseling di sekolah seperti yang terjadi di SMP PGRI 1 Ciputat berikut ini : 1. Pelanggaran ringan seperti ; a. Siswa tidak membawa buku pelajaran b. Siswa mencampuradukan buku catatan beberapa mata pelajaran c. Siswa masuk ke ruangan kelas setelah guru masuk d. Siswa tidak mengerjakan tugas dari guru/PR e. Siswa mengganggu jalannya KBM 2. Pelanggaran sedang seperti ; a. Siswa tidak mengikuti ulangan dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan b. Siswa terlambat mengikuti upacara bendera c. Siswa membawa buku/barang yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran d. Siswa mencorat-coret dan mengotori pakaian seragam siswa 25
Kepala Sekolah dan Dewan Guru, Peraturan Tata Tertib Siswa, Sekolah Menengah Pertama PGRI 1 Ciputat.
27
e. Siswa mencorat-coret sarana/prasarana sekolah 3. Pelanggaran berat seperti a. Siswa tidak masuk (alfa) selama 24 hari dalam satu semester b. Siswa melawan guru atau karyawan sekolah c. Siswa mencemarkan nama baik sekolah d. Siswa berkelahi e. Siswa merokok diluar lingkungan sekolah tetapi masih memakai seragam sekolah 4. Pelanggaran sangat berat seperti a. Siswa membawa, memakai atau mengedarkan obat-obatan terlarang di lingkungan sekolah. b. Siswa mengancam guru atau karyawan sekolah c. Siswa melakukan tawuran d. Siswa melakukan tindakan tidak senonoh/asusila e. Siswa melakukan tindak pidana kejahatan baik di dalam maupun di luar lingkungan sekolah 5. Pelanggaran khusus seperti a. Siswa terlambat datang ke sekolah/tidak masuk sekolah karena terjadi musibah pada dirinya (misalnya kebakaran, gempa bumi, jadi korban kejahatan dan sejenisnya) b. Pengambilan raport bukan oleh orang tuJawali yang sah ketika raport seharusnya diambil oleh orang tua/wali, maka raport tidak akan diserahkan c. Raport tidak diambil sampai siswa masuk sekolah kembali, maka siswa tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan belajar mengajar d. Siswa yang bermasalah dan sudah mendapat peringatan tertulis dan tidak naik kelas. e. Siswa yang tidak naik kelas sebanyak dua kali maupun dua kali dalam tingkat yang berbeda akan dikeluarkan dari sekolah.”26 26
Kepala Sekolah dan Guru Bimbingan Konseling, Jenis Pelayanan Bimbingan dan Konseling, Sekolah Menengah Pertama PGRI 1 Ciputat.
28
Menyimak layanan BK beruapa pelanggaran kenakalan siswa yang terjadi dapat disimpulkan bahwa kelainan dalam tingkah laku serta perbuatan atau tindakan yang bersifat asusila atau bahkan anti sosial dan norma agama yang berlaku dalam masyarakat, serta tindakan melanggar hukum yang apabila dilakukan oleh crang dewasa disebut pelanggaran atau kejahatan yang dapat dituntut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Menurut Alisuf Sabri, bahwa jenis pelanggaran terbagi dalam beberapa unsur diantaranya adalah: 1. Pembiasaan Agar siswa dapat membiasakan diri dengan tertib dalam melakukan sesuatu dengan baik dan dengan teratur, misalnya berpakaian rapih, masuk keluar kelas dengan teratur, sehingga semua hal yang dilakukan dapat dilaksanakan dengan tertib dan teratur. 2. Contoh dan teladan Agar siswa dapat terbiasa dalam melakukan segala sesuatunya dengan tertib, baik dan teratur perlu didukung oleh adanya contoh dari pihak guru-guru disekolah, tanpa adanya contoh/teladan dari seorang guru maka pembiasaan yang ditanamkan pada anak murid akan dilakukan dengan terpaksa sehingga tidak mungkin terbentuk rasa disiplin (self discipline), dalam mentaati peraturan/tata tertib tersebut. 3. Penyadaran Selain dengan menanamkan pembiasaan-pembiasaan dan disertai dengan contoh dan teladan dari pihak guru, maka sedikit demi sedikit harus diberikan penjelasan tentang pentingnya peraturan-peraturan diadakan, sehingga lambat laun siswa dapat menyadari nilai dan pentingnya peraturan tersebut untuk dikerjakan. 4. Pengawasan Pengawasan bertujuan untuk menjaga atau mencegah kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap peraturan tata tertib yang telah terbentuk. Seorang anak didik adalah seorang anak yang memungkinkan cenderung berbuat sesuatu yang melanggar tata tertib atau peraturan. Oleh karena itu
29
pengawasan menjadi sesuatu yang sangat penting. Pengawasan dalam hal ini harus dilakukan dengan terus menerus terutama pada saat-saat situasi yang memungkinkan siswa akan berbuat yang berlawanan dengan tata tertib dan peraturan.”27 Oleh karena anak dibutuhkan orang tua sebagai perwujudan rasa kasih sayang terhadap anaknya. Maka hal ini disebabkan oleh keadaan sikap dan perbuatan orang tua terhadap anaknya antara lain sebagai berikut: a. Orang tua sering mengadakan penolakan terhadap keinginan anak atau kehendak anak. b. Aturan-aturan yang dibuat orang tua yang ketat sehingga. menimbulkan konflik bagi anak-anak. c. Tidak punya waktu untuk berkomunikasi dengan anak. d. Keteladanan orang tua yang kurang baik. e. Orang tua menuntut anaknya untuk selalu tunduk kepada perintahnya. f. Keluarga yang retak (broken home). g. Anak yang diasuh oleh ayah tiri atau ibu tiri. 1. Faktor Eksternal Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang atau siswa itu sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain a. Lingkungan, yang terdiri dari : lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. b. Adat Kebiasaan : Perbuatan yang diulang-ulang dalam waktu lama oleh individu atau masyarakat dan menjadi kebiasaan. c. Media Massa : Yang meliputi Media elektronik (TV, Radio, Komputer, d1l), dan media cetak (majalah, Surat kabar, buku, d1l) Di dalam pembentukan kepribadian anak untuk menjadi manusia dewasa yang berbudi luhur ditentukan oleh lingkungan atau pendidikan serta 27
40-41
M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan. (Pedoman Ilmu Jaya Jakarta, 1999), Cet. Ke-1 h.
30
pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Sekolah merupakan ajang pendidikan yang kedua setelah lingkungan keluarga bagi siswa. Selama siswa menempuh pendidikan formal di sekolah terjadi interaksi antara siswa dengan sesamanya. Juga interaksi antara siswa dengan pendidikan interaksi yang mereka lakukan di sekolah sering menimbulkan akibat sampingan yang negatif bagi perkembangan sehingga siswa menjadi deliquen. Peranan keluarga sangat penting dalam menanamkan sikap disiplin terhadap anak, sebab disiplin itu sudah harus ditanamkan sedini mungkin agar anak terbiasa hidup dengan teratur. Dalam menanamkan disiplin perlu adanya ketegasan tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Disiplin perlu disampaikan dengan ramah, masuk akal, konsisten, dan sifat keteladanan. Dalam hal ini guru wali kelas, guru bidang studi, guru pembimbing, dan kepala sekolah diharapkan tidak terlalu menggunakan otoritas, kekerasan dan sanksisanksi ataupun hukuman yang terlalu memberatkan. Sikap disiplin yang ditanamkan dengan cara kekerasan hasilnya hanya bersifat sementara, artinya anak / siswa akan patuh atau taat peraturan karena merasa terpaksa atau takut. Kita tidak boleh mengharapkan anak / siswa patuh dan taat karena terpaksa atau takut, tetapi disiplin yang sebenamya diharapkan adalah perbuatan disiplin yang berdasarkan kesadaran yang mendalam. Sehubungan dengan upaya guru pembimbing dalam mengatasi. pelanggraiia tata tertib yang dilakukan siswa di sekolah perlu adanya sikap keteladanan dari semua pihak terutama wali kelas, guru bidang studi, guru pembimbing, dan kepala sekolah. Ada 4 (empat) tindakan untuk membantu siswa untuk mengembangkan diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik, untuk menguasai pengetahuan dan keterampilkan serta meningkatkan kedisiplinan siswa agar terprogram dan terarah di sekolah, yaitu sebagai berikut: 1. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif
31
2. Pemantapan sistem belajar dan terlatih, baik secara mandiri maupun berkelompok. 3. Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian. 4. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya yang ada dilingkungan sekitar.’28 Untuk mengembalikan anakanak yang nakal kepada budi pekerti yang baik atau kepada kelakuan yang sehat dapat diadakan usaha-usaha preventif yang dikemukakan Zakiah Daradjat sebagai berikut:
a. Pendidikan agama b. Orang tua harus mengerti dasar-dasar pendidikan c. Pengisian waktu luang dengan teratur d. Membentuk markas-markas bimbingan dan penyuluhan e. Pengertian dan pengamalan ajaran agama.’29 Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi bahwa: "Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukan adanya kerja sama antara guru dengan konselor demi tercapainya tujuan yang diharapkan. Pelaksanaan tugas pokok guru dalam proses pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bimbingan, sebaliknya layanan bimbingan di sekolah perlu dukungan atau bantuan guru.”30 Keberadaan layanan bimbingan dan konseling dapat berhasil dengan baik didukung kerjasama antara orang tua, wali kelas, konselor, guru bidang studi serta siswa yang merubah pola berpikir dan tingkah lakunya dengan cara disiplin diri, mentaati peraturan, bersikap sopan, sehingga menjadi manusia yang bermoral dan faktor penunjang seperti sarana prasarana kegiatan bimbingan di sekolah maupun kegiatan belajar mengajar di sekolah harus
28
Drs. Dewa Ketut Sukardi, MBA., MM., Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah , (Jakarta : PT. Rineka Cipta ,2008), hal 56 29 Zakiah Daradjat, Kesehatan Mental, (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1994), hal 121 30 Prof. Soetjipto dan Drs. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), hal. 111
32
tersedia dan memadai, apabila semua hal tersebut dapat diwujudkan maka bukan tidak mungkin segala permasalahan yang dialami oleh siswa dapat teratasi.
I. Kerangka Berfikir. Bimbingan identik dengan pendidikan. Artinya apabila seseorang melakukan kegiatan mendidik berarti ia juga sedang membimbing, sebaliknya apabila seseorang melakukan aktvitas membimbing (memberikan pelayanan bimbingan), berarti juga ia sedang mendidik. Bimbingan yang telah dikemukakan di atas serta prinsip-prinsip yang terkandung didalam pengertian bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan menggunakan berbagai macam media dan teknik bimbingan dalam suasana asuhan normative agar tercapainya kemandirian sehingga individu dapat bermanfaat dengan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya. Sedangkan pengertian konseling berasal dari bahasa Inggris “to counsel” yang secara etimologis berarti “to give advice” atau member saran dan nasihat. Disamping itu, istilah bimbingan selalu dirangkaikan dengan dengan istilah konseling. Hal ini disebabkan karena bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang integral. Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan diantara beberapa teknik lainnya, namun konseling merupakan alat yang penting dari usaha pelayanan bimbingan. Berdasarkan definisi di atas dapat dimengerti bahwa konseling merupakan salah satu tekhnik dalam pelayanan bimbingan dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru pembimbing atau konselor dengan klien;dengan tujuan klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik dari dirinya, mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dan mampu mengarahkan dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
33
kearah perkembangan yang optimal terutama kedalam dunia pendidikan. Pelayanan bimbingan dan konseling bisa dilakukan dalam setiap lembaga pendidikan (Sekolah ataupun Madrasah), keluarga, masyarakat, organisasi, dan lain sebagainya. Berbagai fenomena perilaku peserta didik dewasa ini seperti tawuran, penyalahgunaan obat terlarang dan psikotropika, perilaku seksual yang menyimpang, tidak lulus ujian seperti UAN dan lain sebagainya, menunjukkan bahwa tujuan pendidikan yang salah satu upaya pencapaiannya melalui proses pembelajaran, belum sepenuhnya menjawab atau
memecahkan
masalah
berbagai
persoalan
tersebut.
Hal
ini
mengindikasikan perlu adanya proses pembelajaran guna memecahkan berbagai masalah tersebut. Upaya tersebut adalah melalui pendekatan bimbingan dan konseling dilakukan diluar situasi proses pembelajaran, jika dihubungkan dengan tata tertib sekolah ada beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya mutu pendidikan yaitu salah satunya adalah “Kurangnya kedisiplinan” siswa di sekolah.
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di SMP PGRI 1 Ciputat.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP PGRI 1 Ciputat Jl. Pendidikan No. 30 Ciputat 15411 –Tangerang Selatan. Dipilihnya sekolah SMP PGRI 1 Ciputat ini untuk mengetahui Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling disekolah tersebut. 2. Waktu Penelitian Adapun waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Maret. C. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan Fenomenologis. Pengolahan data tersebut bahwa kebenaran
sesuatu itu dapat diperoleh dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti. Hal ini seperti yang diungkapkan Sukardi yang menyatakan: “Penelitian Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang
34
35
merupakan penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya pada saat penelitian dilakukan”.31 D. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian ini penulis mentapkan tiga alat pengumpulan data atau instrument penelitian, yaitu angket, wawancara dan observasi. 1. Angket/Quisoner Angket adalah suatu cara untuk mengumpulkan data dan informasi yang menggunakan sejumlah pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada siswa. Angket menurut I Djumhur dan Moh. Surya : "Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengisian data yang dilakukan secara tertulis dan responden memberikan secara tertulis pula.”32 Angket yang diberikan dalam penelitian ini adalah angket secara tertutup, seperti yang dikemukakan Suharsimi Arikunto yaitu Angket tertutup adalah angket yang disajikan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Sehingga responden tinggal memberikan tanda (X) pada kolom atau tempat yang sesuai.33 2. Instrumen wawancara Pengumpulan data dengan tehnik ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dan data yang tidak diperoleh dalam angket. Penulis melakukan wawancara dengan Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator BK, Guru Bimbingan dan Konseling, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staf TU mengenai penyelenggaraan bimbingan dan konseling terhadap para siswa untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh I Djumhur dan Moh. Surya bahwa : “ Wawancara adalah merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber 31
Prof. Sukardi, M. Ph. D, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta 2005), hal. 157. 32 Djumhur I dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975), hal. 55 33 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal 152
36
data yang dilakukan dengan dialog secara lisan diperoleh dari individu yang bersangkutan”.34 Hasil data yang diperoleh dari wawancara ini merupakan sumber data sekunder yang berguna untuk melengkapi data primer yang diperoleh melalui angket. 3. Observasi Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan yang sitematis terhadap gejala yang diteliti atau mengamati langsung dilapangan yaitu tentang pelaksanaan-pelaksanaan bimbingan dan konseling di lapangan. Observasi ini lebih banyak melihat fasilitas menunjang belajar siswa yng ada di sekolah, keadaan sekolah dan lingkungan sekolah yang berhubungan dengan kegiatan bimbingan di sekolah. Menurut I Djuhur dan Moh. Surya sebagai berikut : “Observasi mrupakan suatu tehnik untuk mengamati secara langsung. Teknik ini merupakan teknik yang sederhana dan tidak memerlukan keahlian dilakukan secara berencana, sistematis, baik mengenai waktunya, alatnya”.35 Alat pengumpul data berupa instrumen memiliki 30 aspek pertanyaan yang disusun dalam pedoman wawancara yang ditujukan kepada Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator BK,
Guru
Bimbingan dan Konseling, guru mata pelajaran, wali kelas, dan staf TU di SMP PGRI 1 CIPUTAT. Hasil data yang didapat melalui observasi merupakan
data
pelengkap
untuk
bahan
pertimbangan
dalam
menyimpulkan hasil penelitian. Untuk kisi-kisi instrumen angket dan pedoman wawancara dapat dilihat berikut ini:
34
Djumhur I dan. Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975), hal. 50. 35 Djumhur I dan. Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV. Ilmu, 1975), hal.. 51
37
Tabel 1 Kisi-kisi instrumen wawancara Variabel Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling
Sub variabel Kepala sekolah
Aspek 1
Wakil Kepala Sekolah Koordinator BK
2 3
Konselor/guru BK
4
Guru mata pelajaran
5
Wali kelas
6
No. Item 1,2,3,4,5 ,6,7 1,2,3,4 1,2,3,4,5 ,6,7,8,9, 10,11,12 ,13,14,1 5,16 1,2,3,4,5 ,6,7,8,9, 10,11,12 ,13,14,1 5,16,17, 18 1,2,3,4,5 ,6 1,2,3,4,5 ,6
Staf TU
7
1,2
Tabel 2 Kisi-kisi instrument Data Penunjang No 1.
Variabel
Sub Variabel
Penyelengaraan Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling Konseling Layanan Orientasi
Indikator
Aspek
a. Membantu siswa memahami lingungan sekolah, objekobjek yang dipelajari untuk melakukan penyesuaian diri dengan baik
Bidang bimbin gan (pribadi , sosial, belajar
Nomor Item
1
38
Layanan informasi
Layanan penempatan/ penyaluran
Layanan konseling perorangan
Layanan konseling kelompok
b. Membantu siswa menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik c. Membantu siswa memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat sesuai dengan potensi, bakat, minat, serta kondisi pribadinya d. Membantu siswa untuk mendapatkan layanan langsung tatap muka dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan masalah pribadinya. e. Membantu siswa untuk membahas secara bersamasama pokok bahasan (topic) tertentu untuk
Bidang 2 bimbin gan (pribadi , sosial, belajar
Bidang 3 bimbin gan (pribadi , sosial, belajar
Bidang 4 bimbin gan (pribadi , sosial, belajar
Bidang 5 bimbin gan (pribadi , sosial, belajar
39
Layanan pembelajaran
f.
Layanan bimbingan kelompok
g.
Konsultasi
h.
Mediasi
i.
j.
Kegiatan pendukung Aplikasi instrumen
pertimbangan dalam pengambilan keputusan atau tindakan tertentu. Membantu siswa untuk mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan belajar yang baik tanpa ada kesulitan dalam belajarnya Membantu siswa untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Membantu siswa memperoleh wawasan, pemahaman dan cara-cara dalam menangani kondisi/masalah Membantu siswa menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan antara mereka Mengumpulkan data tentang diri siswa dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai
Bidang 6 bimbin gan (pribadi , sosial, belajar
Bidang 7 bimbin gan (pribadi , sosial, belajar
Bidang 8 bimbin gan (pribadi , sosial, belajar Bidang 9 bimbin gan (pribadi , sosial, belajar Bidang 10 bimbin gan (pribadi , sosial, belajar
40
Konferensi kasus
Himpunan data
Kunjungan rumah
Alih tangan kasus
Jumlah
instrument, baik tes maupun non tes k. Membahas permasalahan siswa dalam pertemuan khusus bersifat terbatas dan tertutup l. Menghimpun data yang relevan dengan perkembangan siswa m. Melakukan pertemuan dengan orang tua melalui kunjungan ke rumah siswa n. Memindahkan penanganan masalah siswa kepada pihak lain yang lebih sesuai keahlian dan kewenangannya.
Bidang 11 bimbin gan (pribadi , sosial, belajar Bidang 12 bimbin gan (pribadi , sosial, belajar 1 13
1
14
30
1-30
E. Teknik Analisa Data Analisis data dalam penelitian kualitatif menurut Bogdan Biklen seperti yang dikutip oleh Lexy J. molenog dalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satua yang dapat dikelola, mensinergikan, mencari dan menentukan pola, menentukan apa yang akan dipelajari, dan memutuskan apa yang akan dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam hal ini data yang dianalisis yaitu:
41
1. Data kualitatif, dianalisis dengan mengadakan perhitungan rata-rata dengan rumus sebagai berikut: a. Menghitung nilai N untuk masing-masing item dengan cara jumlahkan setiap item yang dipilih dari masing-masing komponen kemudian dibagi total item dari masing-masing komponen b. Menghitung skor masing-masing item yaitu N X bobot c. Lakukan hal yang sama untuk seluruh komponen d. Jumlahkan hasil skor dari masing-masing komponen. Jika setiap item diisi seluruhnya maka akan diperoleh skor maksimum = 100 Selanjutnya hasil hitungan dapat dilihat dari hasil skoring dengan kriteria berikut :
Skor Total
Kategori
80-100
A = Sangat baik
60-79.5
B = Baik
40-59.5
C = Cukup
20-39.5
D = Kurang
0-19.5
E = Sangat Kurang
42
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan 1. Sejarah berdirinya SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan
SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu lembaga pendidikan perjuangan bangsa yang dinaungi oleh Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang
Selatan
sangat
konsisten
dengan
tujuannya,
yaitu:
menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan terletak di Jala Pendidikan No. 30 Ciputat Kota Tangerang-Selatan 15411, Tlp. 0217409827, E-mail:
[email protected] . sekolah ini didirikan pada tahun 1975 dengan SK. Pendirian ; Nomor: 210/I.02.Kep/E.1993, Tanggal: 05 Januari 1983. Berdiri di atas lahan tanah seluas 2.495 m2, yang dipergunakan untuk bangunan seluas 1350 m2, halaman seluas 545 m2, dan lahan untuk lapangan olahraga seluas 600 m2. Lahan tanah yang dipergunakan oleh SMP PGRI 1 Ciputat-kota Tangerang Selatan ini milik ABRI 203 yang diwakafkan untuk pendidikan. SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan dikepalai oleh Cartam, S.Pd. M.Pd sebagai kepala sekolahnya.
42
43
2. Visi, Misi dan Tujuan SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan. Visi : “Menjadi sekolah unggulan yang didasari oleh IMTAQ dan IPTEK, serta berwawasan lingkungan budaya.” Misi : a. Menyiapkan generasi muda yang mrnguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dengan landasan IMTAQ. b. Meningkatkan pengetahuan peserta didik yang cerdas, terampil dan berbudi luhur. c. Menjadikan lulusan sebagai calon pemimpin masa depan yang menguasai IPTEK. Tujuan : a. Menyelenggarakan pelaksanaan pendidikan yang mengarah kepada terwujudnya usaha dan hubungan kemitraan. b. Membentuk kepribadian siswa atas dasar keimanan dan ketaqwaan. c. Mempersiapkan siswa untuk menjadi generasi yang mandiri dan mampu berkreasi sesuai bakat yang dimiliki. d. Menghantarkan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi. Untuk tenaga pengajar disekolah SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan berjumlah 40 dengan latar belakang pendidikan S1 berjumlah 34 dan 3 orang guru yang latar belakang D3. Sedangkan yang mempunyai latar belakang S2 berjumlah 3 orang. Berikut ini adalah daftar tabulasi keterangan latar belakang pendidikan tenaga pendidik SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang – Selatan :
No
Tabel 3 Daftar Tenaga Pendidik SMP PGRI 1 Ciputat Tahun Ajaran 2010-2011 Nama Jabatan Pendidikan
1
Cartam, S.Pd, M.Pd
Kepala Sekolah
S2
2
A Sartiman M. S.Pd.
Wakil Kepala Sekolah
S1
44
3
Hj. Idjah S.Pd
Guru
S1
4
Hj. Refniwati S.Pd
Guru
S1
5
Hj. Nurwati S.Pd
Guru
S1
6
Kartoyo S.Pd
Guru
S1
7
Kono sukana S.Pd
Guru
S1
8
Tarso sutarsono S.Pd
Guru
S1
9
Dedi Suryadi S.Pd, M.Pd
Guru
S2
10
Neneng junarsih BA
Guru
D3
11
Drs. Yadih S.Pd
Guru
S1
12
Gunawan, S.Pd
Guru
S1
13
Wawang Ukawan, S.Or.
Guru
S1
14
Sudarmilah, BA
Guru
D3
15
Pendi S.Pd
Guru
S1
16
Kiwa S.Hut
Guru
S1
17
Tri Miswarsih S.Pd
Guru
S1
18
Hj. Supingah S.Pd
Guru
S1
19
Eti Hernawati S.Pd
Guru
S1
20
Dasyati S.Pd
Guru
S1
21
Drs. Zainal Abidin
Guru
S1
22
Ujang Suryono S.Pd
Guru
S1
23
Komariah S.Pd, M.Pd
Guru
S2
24
Jumbadi, SE
Guru
S1
25
Hardomo S.Pd
Guru
S1
26
M. Syarifuddin S.Pd. I
Guru
S1
27
Mulyadi S.Pd
Guru
S1
28
Surati S.Pd
Guru
S1
30
Dra. Ecin Kuraesin
Guru
S1
31
Hasanah S.Pd
Guru
S1
32
Lilis kristiani S.Pd
Guru
S1
33
Even afriansyah S.Pd
Guru
S1
34
Subarkah Bayu Aji
Guru
S1
45
35
Kiswadi
Guru
D3
37
Nurjanah S.Pd
Guru
S1
38
Ahmad Zaljuly N, S.Pd
Guru
S1
39
Ujang Rahman
Guru
S1
40
Nurhayati S.Pd
Guru
S1
Keadaan karyawan dan keamanan: a. Karyawan sekolah : 4 orang (2 laki-laki, 2 perempuan) b. Keamanan (security): 3 orang Dibawah ini adalah daftar tabel keadaan siswa SMP PGRI 1 Ciputat tahun ajaran 2010/2011 sebagai berikut: Tabel 4 Keadaan siswa SMP PGRI 1 Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun ajaran 2010/2011: Siswa Kelas
Jumlah kelas Laki-laki
Perempuan
VII
8
210
158
VIII
10
222
208
IX
8
162
166
Jumlah
36
598
532
3. Profil Layanan Bimbingan Konseling a. Guru Bimbingan Konseling berjumlah 2 orang dengan latar belakang pendidikan sarjana Bimbingan Konseling b. Pengalaman kerja dari setiap guru bimbingan dan konseling sangat bervariasi ada yang sudah bekerja selama 25 tahun, 18 tahun dan 33 tahun di bidang bimbingan penyuluhan atau yang dikenal sekarang yaitu bimbingan dan konseling. Berikut ini adalah tabulasi data guru BK di SMP PGRI 1 Ciputat:
46
Tabel 5 Data Guru Bimbingan dan Konseling SMP PGRI 1 Ciputat Tahun Ajaran 2010-2011 Pendidikan
Sebagai Guru
Tugas di
terakhir
Pmbimbing
sekolah ini
IV/a
BK (2008)
25Tahun
IV/a
BK (2003)
18 Tahun
No
Nama
Pangkat
1
Hj. Idjah, S.Pd
2
Hj. Nurwati, S.Pd
Koordinator BK Koordinator BK
Berdasarkan penelitian berupa observasi langsung terhadap objek penelitian tentang layanan Penyelenggaraan BK di SMP PGRI 1 Ciputat, maka hasil dapat disimpulkan bahwa: a.
Perencanaan program bimbingan dan konseling cukup lengkap hal ini nampak dari program tahunan dan pembagian tugas guru.
b. Tersedianya ruang bimbingan dan konseling dan tempat kerja guru bimbingan dan konseling dalam melaksanakan bimbingan dan konseling. c.
Organisasi layanan bimbingan dan konseluing cukup memadai seperti adanya mekanisme pelayanan dan struktur organisasi layanan bimbingan dan konseling. Bidang layanan yang lengkap, yang mencakup bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir.
d. Ruang guru tertata dengan rapi dan bersih. e.
Ruang kelas yang ada dalam keadaan rapi dan teratur sehingga menunjang kegiatan belajar mengajar.
f.
Tersedianya lapangan olah raga bola Volley, futsal dan basket sehingga siswa dapat mengembangkan diri dalam bidang olah raga.
g. Terdapat sarana dan prasaran WC dan kantin h. Terdapat ruang laboratorium yang lengkap dan juga perpusatakaan. i.
Letak sekolah yang jauh dan macet sehingga siswa sering mengalami
47
terlambat/tidak dapat hadir ke sekolah tepat pada waktunya. j.
Situasi sekolah yang sangat nyaman untuk situasi belajar, bersih dan tidak bising, sehingga sangat menunjang untuk kegiatan belajar mengajar.
k. Masih ada siswa yang tidak mematuhi peraturan sekolah dalam hal cara berpakaian yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah. l.
Sarana dan Prasarana sekolah yang harus diperbaiki sehingga siswa tidak dapat untuk membolos. Berikut ini adalah data sarana dan prasarana Bimbingan dan
Konseling SMP PGRI 1 Ciputat : Tabel 6 Data Sarana dan Prasarana Bimbingan Konseling No
Jenis
Jumlah
Keterangan
1
Ruangan
1
Baik
2
Meja
4
Baik
3
Kursi
7
Baik
4.
Almari
4
Baik
5.
Air Conditioner
1
Baik
6
White board
4
Baik
7
Buku-buku BK
1 set
Sedang
B. Analisis Data Angket Data yang telah dikumpulkan dari hasil angket yang disebarkan kepada siswa SMP PGRI 1 Ciputat, kemudia diolah dengan menggunakan fenomenologis. Maksud dari pengolahan data tersebut bahwa kebenaran sesuatu itu dapat diperoleh dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti. Setiap item pertanyaan dibuatkan satu tabulasi yang disesuaikan dengan teknik analisa data sehingga dengan demikian dapat ditarik
48
kesimpulan masalah yang diteliti. Untuk mengetahui hasil instrument wawancara tentang Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di SMP PGRI 1 Ciputat, lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini: a. Kepala Sekolah Tabel 7
No
Pilihan Jawaban
Jawaban
1
Memahami dan peduli terhadap Bk Mengintegrasikan program BK dengan program sekolah Memfasilitasi pengembangan program BK Melaksanakan penilaian BK Melaksanakan pembinaan BK Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus BK Reponsif terhadap upaya inovasi BK di sekolah
Ya
2 3 4 5 6 7
Jumlah
Ya Ya Ya Ya Tidak Ya 6
Berdasarkan hasil dari instrumen wawancara kepada kepala sekolah dapat diperoleh 6 jawaban dari 7 item aspek pertanyaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kepala Sekolah mendukung dalam penyelenggaraan BK di sekolah yang dipimpinnya.
b. Wakil Kepala Sekolah Tabel 8
No 1 2 3 4
Pilihan Jawaban Membantu tugas-tugas kepala sekolah, khususnya yang berkenaan dengan layanan BK Memahami dan peduli terhadap BK Membantu memasyarakatkan BK Berpartisipasi aktuf dalam kegiatan khusus BK Jumlah
Jawaban Ya Ya Ya Ya 4
49
Berdasarkan hasil dari instrumen wawancara kepada Wakil Kepala sekolah dapat diperoleh 4 jawaban dari 4 item aspek pertanyaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa wakil Kepala Sekolah mendukung dalam penyelenggaraan BK di sekolah tersebut. c. Koordinator BK Tabel 9
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 13 14
Pilihan Jawaban Memasyarakatkan BK kepada segenap warga sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat. Mengkoordinasikan guru BK dalam menyusun program tahunan Mengkoordinasikan guru BK dalam menyusun program semesteran Mengkoordinasikan guru BK dalam menyusun satuan layanan BK Mengkoordinasikan guru BK dalam menyusun satuan kegiatan pendukung BK Mengkoordinasikan guru BK dalam menyusun agenda mingguan Mengkoordinasikan guru BK dalam menyusun agenda harian Mengkoordinasikan guru BK dalam membuat rekap bulanan Mengkoordinasikan guru BK dalam melaksanakan segenap program BK Mengkoordinasikan guru BK dalam menilai hasil pelaksanaan program BK Mengkoordinasikan guru BK dalam menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung BK Mengkoordinasikan guru BK dalam menindak lanjut hasil analisis layanan dan kegiatan pendukung BK. Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung BK Mengusulkan kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya tenaga, sarana, dan prasarana, alat dan perlengkapan
Jawaban Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Ya Tidak
Tidak Tidak Ya
50
15 16
BK Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas bidang BK Mempertanggungjawabkan pelaksanaan layanan BK kepada Kepala sekolah. Jumlah
Tidak Ya 12
Berdasarkan hasil dari instrumen wawancara kepada Koordinator BK dapat diperoleh 12 jawaban dari 16 item aspek pertanyaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Koordinator BK mendukung dalam penyelenggaraan BK di sekolah tersebut.
d. Konselor/ guru BK Tabel 10 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pilihan Jawaban Memasyarakatkan BK kepada segenap warga sekolah. Membimbing siswa minimal 150 orang Melayani siswa minimal 8 kali dalam setiap semester. Menyusun program semesteran Menyusun program satuan layanan BK Menyusun program satuan kegiatan pendukung BK Membuat agenda harian Membuat rekap bulanan Melaksanakan segenap program satuan layanan BK Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung BK Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung BK Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung BK Melaksanakan tindak lanjut hasil analisis layanan dan kegiatan pendukung BK Mengadministrasikan kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung
Jawaban Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
51
15 16 17 18
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan pengawasan oleh pengawas dalam bidang BK Mempertanggungjawabkan pelaksanaan layanan BK kepada koordinator BK dan Kepala Sekolah Berlatar pendidikan S1 BK atau non BK dan telah tersertifikasi Aktif dalam berbagai kegiatan pengembanagn profesi, seperti seminar, pelatihan, penelitian, dan sebagainya. Jumlah
Tidak Ya Ya Ya 12
Berdasarkan hasil dari instrumen wawancara kepada guru atau konselor BK dapat diperoleh 12 jawaban dari 18 item aspek pertanyaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru atau konselor BK mendukung dalam penyelenggaraan BK di sekolah tersebut.
e. Guru mata pelajaran/praktik Tabel 11 No 1 2 3 4 5.
6
Pilihan Jawaban Membantu memasyarakatkan BK Membantu mengidentifikasi siswa yang memerlukan biaya Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan BK Menjadi agen referral (alih tangan kasus) Berpartisipasi dalam kegiatan konferensi kasus Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru dengan siswa, dan hubungan siswa dengan siswa yang menunjang pelaksanaan BK Jumlah
Jawaban Ya Ya Ya Ya Tidak
Ya 6
Berdasarkan hasil dari instrumen wawancara kepada Guru mata pelajaran atau praktik dapat diperoleh 6 jawaban dari 6 item aspek pertanyaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Guru mata
52
pelajaran atau praktik mendukung dalam penyelenggaraan BK di sekolah tersebut. f. Wali Kelas Tabel 12 No
Pilihan Jawaban Membantu konselor melaksanakan tugastugasnya, khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya Membantu guru mata pelajaran melaksanakan pwerannya dalam pelayanan BK, khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya Membantu member kesempatan kepada siswa khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya untuk mengikuti layanan BK Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan BK Berpartisipasi dalam kegiatan khusus BK, seperti konferensi kasus Jumlah
1
2
3 4 5
Jawaban Ya
Ya
Ya Ya Ya 5
Berdasarkan hasil dari instrumen wawancara kepada wali kelas dapat diperoleh 5 jawaban dari 5 item aspek pertanyaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Wali Kelas mendukung dalam penyelenggaraan BK di sekolah tersebut.
g. Staf TU Tabel 13 No 1
2
Pilihan Jawaban Membantu konselor melaksanakan tugastugasnya, khususnya dalam kegiatan pengadministrasian BK Menunjuk staf TU yang khusus diperbantukan untuk mengadministrasikan kegiatan BK Jumlah
Jawaban Ya
Ya 2
53
Berdasarkan hasil dari instrumen wawancara kepada Staf TU dapat diperoleh 2 jawaban dari 2 item aspek pertanyaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa staf TU mendukung dalam penyelenggaraan BK di sekolah tersebut.
2. Kegiatan pendukung h. Aplikasi instrumen data penunjang Tabel 14 REKAPITULASI LAYANAN PER-SEMESTER DALAM 1 TAHUN TERAKHIR NO
Jenis Layanan
1
Orientasi
2
Informasi
3
Pembelajaran
4
Penempatan
5
Konseling Peroranagan
6
Bimbingan Kelompok
7
Konseling Kelompok
Bidang Bimbingan Pribadi Sosial Belajar Karier Pribadi Sosial Belajar Karier Pribadi Sosial Belajar Karier Pribadi Sosial Belajar Karier Pribadi Sosial Belajar Karier Pribadi Sosial Belajar Karier Pribadi Sosial Belajar Karier
Semester Ganjil Jumlah Jumlah Siswa Kegiatan 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 90 420 150 420 150 420 150 420 120 420 150 420 120 420 150 420 150 420 150 420 200 420 250
Semester Genap Jumlah Jumlah Siswa Kegiatan 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 75 409 150 409 150 409 150 409 120 409 150 409 120 409 150 409 150 409 150 409 200 409 250
54
Tabel 15 REKAPITULASI KEGIATAN PENDUKUNG PER-SEMESTER DALAM 1 TAHUN TERAKHIR NO
Jenis Layanan
1
Aplikasi Instument asi Data
2
Konfrensi Kasus
3
Kunjungan Rumah
4
Alih Tangan Kasus
Bidang Bimbingan Pribadi Sosial Belajar Karier Pribadi Sosial Belajar Karier Pribadi Sosial Belajar Karier Pribadi Sosial Belajar Karier
Semester Ganjil Jumlah Siswa 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420 420
Jumlah Kegiatan 310 310 350 350 300 300 250 250 300 300 300 300 350 350 300 300
Semester Genap Jumlah Siswa 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409 409
Jumlah Kegiatan 310 310 300 300 250 250 250 200 310 330 350 250 300 350 350 330
Tabel 16 REKAPITULASI MASALAH SISWA DAN PENGENTASANNYA PER-SEMESTER DALAM 1 TAHUN TERAKHIR
NO 1 2 3 4
Jenis Masalah Pribadi Sosial Belajar Karier
Semester Ganjil Tingkat Jumlah Pengentasan Masalah Jumlah % 300 250 83.3 120 100 83.3 420 400 95.2 250 200 80
Semester Genap Tingkat Jumlah Pengentasan Masalah Jumlah % 280 240 85.7 110 100 90.9 400 350 87.5 280 210 75
55
Penjelasan teknik skoring dari hasil wawancara PENYELENGGARAAN BIMBINGAN KONSELING NAMA SEKOLAH
No. 1
: SMP PGRI 1 CIPUTAT
ASPEK
PILIHAN JAWABAN
N
Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
5
Koordinator BK Konselor/ Guru BK Guru Mata Pelajaran
1
2
3
4
5
6
Wali Kelas
1
2
3
4
5
7
Staf TU
1
2
8
Tempat Kegiatan
1
2
3
4
5
9
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
12
Instrumen Perangkat Elektronik Literasi dan Suber Materi Bk Kelengkapan Administrasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
13
Jenis Program
1
2
3
4
5
6
7
14
1
2
3
4
15
Materi Program Waktu Pelaksanaan
1
2
3
16
Orientasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
17
Informasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
18
Pembelajaran
1
2
3
4
5
6
7
8
9
19
Penempatan Konseling Perorangan Bimbingan Kelompok Konseling Kelompok Aplikasi Intrumentasi data
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
5
6
7
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
1
2
3
4
Himpunan Data Konferensi Kasus Kunjungan Rumah Alih Tangan Kasus Hasil-hasil Layanan BK Pendidikan dan latihan Pengembangan Propesi
1
2
3
1
2
1
2 3 4
10 11
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
5
6
BOBOT SKOR
6
5
4.28
4
3
3
12
5
3.75
12
10
6.6
6
6
5
5
6
5
5
5
2
2
2
6
2
2
8
5
2.66
1
2
0.4
11
11
2
2
11
9
2
1.62
7
3
3
4
2
2
3
2
2
4
3
1.08
5
3
1.5
10
6
4
2.4
9
10
5
3
1.5
8
9
10
10
5
3.84
7
8
9
10
5
3
1.5
6
7
8
9
10
5
1
0.5
5
6
7
8
9
9
4
3.6
4
5
6
7
8
9
10
4
2.84
3
4
5
6
4
2
1.32
2
3
4
5
6
3
2
1
1
2
3
4
5
6
4
2
1.14
1
2
3
4
5
5
5
5
1
2
3
4
5
1
2
0.5
1
2
3
4
5
2
2
0.66
6
7
7
8
9
10
10
7
6
Skor Total
11
12
13
14
11
11
11
12
12
13
13
14
15
17
18
73.69
56
Dari hasil skor masing-masing komponen instrumen wawancara dapat diketahui skoring penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di SMP PGRI 1 Ciputat dengan nilai 73,69 dan item ini dikategorikan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil scoring dengan kriteria berikut ini : Skor Total
Kategori
80-100
A = Sangat baik
60-79.5
B = Baik
40-59.5
C = Cukup
20-39.5
D = Kurang
0-19.5
E = Sangat Kurang
Dari hasil analisa data melalui instrumen penelitian dan wawancara, maka penulis menginterpretasikan hasil wawancara sebagai berikut: Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah dan wakil Kepala Sekolah menunjukkan
adanya
upaya
untuk
memahami,
mengintegrasikan,
melaksanakan dan ikut berpartisipasi serta membantu memasyarakatkan terhadap seluruh program BK disekolah demi meningkatkan kualitas dan mutu terhadap layanan penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di SMP PGRI 1 Ciputat. Adapun hasil wawancara dengan Koordinator bimbingan dan konseling, dalam suatu Penyelenggaraan BK yang menjadi sasaran adalah dalam memasyarakatkan kepada segenap warga sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat.
Adapun dalam mengkoordinasikan terhadap guru BK dalam
penyusunan seluruh program-program BK, dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan layanan BK kepada Kepala Sekolah. Hasil wawancara dengan guru konselor atau guru BK yakni seorang guru BK harus membimbing minimal 150 siswa, melayani setiap siswa minimal 8 kali dalam setiap semester, menyusun program semesteran, satuan layanan BK dan harus aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi dan berlatar belakang S1 BK dan telah tersertifikasi.
57
Waktu yang dapat diberikan dalam pelaksanaan layanan BK adalah pada saat jam istirahat dan pada saat pulang sekolah. Dalam memberikan layanan kepada peserta didik dilaksanakan secara bertahap, hal ini untuk lebih dalam memberikan layanan Pengajaran Bimbingan dan Konseling dalam mengatasi para peserta didik yang bermasalah. Hasil dari pelayanan yang dilakukan secara bertahap akan dinilai setiap bulannya, hal ini untuk melihat perkembangan dari para peserta didik yang melakukan layanan konsultasi. Dalam memberikan pelayanan, seorang guru BK tidak hanya memberikan nasihat tetapi selalu memberikan motivasi, hali tersebut dikarenakan tidak semua para peserta didik mempunyai masalah kecil akan tetapi ada juga yang memiliki masalah yang berat dan penanganan khusus. Akan tetapi pelayanan yang diberikan secara berkesinambungan dengan didukung oleh semua elemen yang ada selain guru pembimbing di bidang BK yaitu tenaga pendidik (guru wali kelas dan guru lain) pada suatu lingkungan pendidikan atau studi kasus yang terjadi di SMP PGRI 1 Ciputat dikatakan berjalan dengan baik dan optimal. Untuk mengatasi masalah tersebut maka layanan yang diberikan atau penanganan yang diberikan oleh guru BK untuk membuat para peserta didik meningkatkan minat dalam melakukan konsultasi.
58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan yang berupa hasil angket, hasil wawancara dan hasil observasi mengenai “Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling SMP PGRI I Ciputat Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan Hasil instrument wawancara Dari hasil wawancara dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Peran Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah sudah dapat dikatakan atau dikategorikan berjalan dengan optimal dan baik hal ini dapat
terbukti
mengintegrasikan,
dengan
adanya
melaksanakan
upaya dan
ikut
untuk
memahami,
berpartisipasi
serta
membantu memasyarakatkan terhadap seluruh program BK disekolah demi
meningkatkan
kualitas
dan
mutu
terhadap
layanan
penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling di SMP PGRI 1 Ciputat. b. Koordinator Bimbingan dan Konseling berperan aktif dalam suatu Penyelenggaraan
BK
yang
menjadi
sasaran
adalah
dalam
memasyarakatkan kepada segenap warga sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat. dalam
Adapun dalam mengkoordinasikan terhadap guru BK
penyusunan
seluruh
program-program
BK,
dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan layanan BK kepada Kepala Sekolah. c. Konselor atau Guru BK menyusun program semesteran, satuan
58
59
layanan BK, membuat agenda harian, rekap bulanan, melaksanakan segenap program satuan layanan BK dan harus aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi dan berlatar belakang S1 BK dan telah tersertifikasi. d. Peran Guru mata pelajaran atau praktik adanya upaya dalam membantu memasyarakatkan
BK,
membantu
mengidentifikasi,
mengalih
tangankan terhadap siswa yang memerlukan layanan BK serta membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru dengan siswa agar menunjang pelaksanaan BK bias lebih optimal lagi. Dan selalu memberikan motivasi bagi siswa baik menguasasi pelajaran di sekolah maupun mengenai kelanjutan studi bagi siswa. e. Peran dari seorang wali kelas sangatlah menunjang khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan BK serta berpartisipasi dengan aktif dalam kegiatan khusus BK. f. Adapun peran dari Staf TU yakni untuk membantu konselor atau guru BK
melaksanakan
tugas-tugasnya
khususnya
dalam
mengadministrasikan seluruh kegiatan-kegiatan BK di SMP PGRI 1 Ciputat. 2. Berdasarkan Hasil Wawancara Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan elemen-elemen openting dalam lingkungan sekolah seperti Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Koordinator BK, Konselor atau Guru BK, Guru mata pelajaran, wali kelas, dan Staf TU dapat dinformasikan oleh penulis bahwa: Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling sudah berjalan sesuai dengan ketentuan sekolah, khususnya tentang latar belakang upaya dan metode yang dilaksanakan, apa saja hambatan dan solusinya dan juga dukungan pada sistem operasioanal atau prosedur dalam upaya meningkatkan mutu dan selalu peduli terhadap pentingnya BK dalam dunia pendidikan seperti saat ini.
60
Berdasarkan hasil Observasi, peneliti mengambil kesimpulan bahwa: a. Bangunan
sekolah
merupakan
gedung
yang
permanen
serta
mempunyai fasilitas belajar seperti: ruang kepala sekolah, rungan guru, ruang tata usaha, ruang pertemuan PPLP PGRI, ruang tamu, ruang kelas VII, VIII dan IX, perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium komputer, ruang khusus audiovisual, sanggar seni, koperasi sekolah, ruang khusus BK, Ruang UKS, dan kantin sekolah serta toilet siswa/siswi. b. Mempunyai sarana ibadah berupa musholla. c. Sarana olahraga lengkap dengan peralatannya seperti: bola voli, basket, tenis meja dan futsal. d. Lingkungan sekolah kondusif, jauh dari keramaian. Berdasarkan beberapa kesimpulan yang penulis kemukakan di atas penulis dapat menarik satu kesimpulan bahwa “Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Di SMP PGRI I Ciputat” dapat dikatakan baik/kategori baik.
B. Saran Saran yang dapat penulis kemukakan demi kemajuan sekolah kelak nantinya antara lain: 1. Siswa-siswi di sekolah lebih diperhatikan agar dalam mengatasi masalah dapat diberikan lebih dini sehingga mereka dapat menerima kekurangan dan kelebihan yang mereka miliki. 2. Kepala sekolah, guru bimbingan dan konseling, dewan guru, wali kelas, TU dan karyawan serta orang tua saling membantu dalam mendidik siswa agar menjadi tunas bangsa yang diharapkan dan diinginkan orang tua, guru dan masyarakat, agama bangsa dan negara.