PROSIDING Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
PROSIDING SEMINAR NASIONAL BIMBINGAN DAN KONSELING “Konseling Krisis” ISBN : 978-602-60115-0-3 Ketua Editor : Dr. Kusno Effendi, M.Si., M.Pd
(Universitas Ahmad Dahlan)
Editor Ahli : Prof. Dr. Siti Partini Suardiman, SU. Dr. Najlatun Naqiyah, M.Pd Dr. Mumpuniarti, M.Pd Dr. Soetarno, M.Pd
(Universitas Ahmad Dahlan) (Universitas Negeri Surabaya) (Universitas Negeri Yogyakarta) (Universitas Ahmad Dahlan)
Editor Pelaksana : Wahyu Nanda Eka Saputra, M.Pd., Kons Caraka Putra Bhakti, M.Pd Agus Ria Kumara, M.Pd
(Universitas Ahmad Dahlan) (Universitas Ahmad Dahlan) (Universitas Ahmad Dahlan)
Desain Sampul : Fajar Irfani Setyawan Layout : Agus Supriyanto, M.Pd Penerbit dan Redaksi: Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan - Universitas Ahmad Dahlan Kampus II UAD Jl Pramuka 42 Sidikan, Umbulharjo, Yogyakarta Telp: (0274) 563515, 511830, 379418, 371120 Fax (0274) 564604 Email:
[email protected] Cetakan Pertama: Agustus 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan Dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit
ii
PROSIDING Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SAW, karena atas karunia-Nya, prosiding Seminar Nasional Konseling Krisis telah dilaksanakan pada Sabtu, 27 Agustus 2016 di ruang Auditorium Universitas Ahmad Dahlan, yang diselenggarakan oleh program studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan. Seminar nasional ini diselenggarakan sebagai media sosialisasi dan komunikasi hasil penelitian maupun hasil pemikiran tentang teori dan praktik penyelenggaraan konseling krisis sebagai wujud penguatan profesi konselor di Indonesia. Seminar Nasional ini merupakan ajang tukar menukar informasi dan pengalaman, ajang diskusi ilmiah, dan peningkatan secara berkesinambungan penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling yang profesional dalam berbagai seting. Prosiding ini memuat berbagai karya tulis dari hasil-hasil penelitian serta gagasan ilmiah tertulis tentang teori dan praktik konseling krisis. Makalah-makalah yang termuat dalam prosiding ini berasal dari mahasiswa, dosen, dan praktisi. Semoga penerbitan ini dapat digunakan sevagai acuan dan praktis penyelenggaraan layanan konseling krisis di Indonesia. Selain itu, besar harapan bahwa prosiding ini dapat memunculkan pemikiranpemikiran baru terhadap pelaksanaan penelitian selanjutnya yang terkait konseling krisis. Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu, kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 27 Agustus 2016 Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan
Dody Hartanto, M.Pd NIY. 60090563
iii
PROSIDING Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
iv
PROSIDING Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016 DAFTAR ISI
Halaman Sampul .................................................................................................................. i Halaman Redaksi ................................................................................................................. ii Kata Pengantar ................................................................................................................... iii Daftar Isi ............................................................................................................................... v Urgensi Konseling Krisis pada Masyarakat Indonesia .................................................... 1 (Najlatun Naqiyah) Layanan Konseling Krisis bagi Anak Usia Dini Korban Bencana ............................... 10 (Prima Suci Rohmadheny, Indah Setianingrum & Wahyu Nanda Eka Saputra) Peran Konselor dalam Memberikan Layanan Konseling Komunitas bagi Korban Bencana Alam di Indonesia ................................................................................ 17 (Andika Ari Saputra) Membangkitkan Motivasi Belajar Siswa untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP .......................................................................................................................... 23 (Said Alhadi, Bambang Budi Wiyono, Triyono & Nur Hidayah) Bimbingan dan Konseling bagi Peserta Didik Penyandang Autis ................................ 30 (Aisha Nadya) Peranan Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan Bimbingan dan Konseling ............................................................................................................................ 41 (Augusto da Costa, Fatah Hanurawan, Adi Atmoko & Imannuel Hitipiew) Layanan Konseling Kelompok Teknik Restrukturisasi Kognitif untuk Menangani Trauma Pasca Bencana ................................................................................ 51 (Indana Zulfa & Ismi Komariatun Nisa) Konseling Kelompok Berbasis Experiential Learning bagi Korban Bencana Alam yang Mengalami Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) ................................... 58 (Santy Andrianie) Konseling untuk Pemulihan Kondisi Remaja Eks Penyalahguna Narkoba ................ 68 (Silvia Yula Wardani) Mengatasi Mental Block Pada Remaja melalui Cognitive Therapy (CT)...................... 77 (Noviyanti Kartika Dewi)
v
PROSIDING Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016 Bimbingan dan Konseling Islami sebagai Bagian Pendekatan bagi Remaja Pecandu Narkoba .............................................................................................................. 86 (Ratna Fitriyani & Devi Trianasari) Konseling Psikoanalisis (Solusi yang Ditawarkan Menuju Remaja Sehat Tanpa Zat Psikoaktif) ....................................................................................................... 96 (Yuanita Dwi Krisphianti & Muya Barida) Tinjauan Ekologis dan sebuah Pendekatan Kolaboratif sebagai Upaya Intervensi Problem Perilaku pada Remaja ................................................................... 105 (Ruly Ningsih) Posttraumatic Growth pada Pecandu Narkoba (Landasan Pengembangan Program Konseling Pecandu Narkoba pada Proses Rehabilitasi) ............................. 113 (Nurlita Hendiani & Agus Supriyanto) Larangan Mengkonsumsi Narkoba dalam Islam ......................................................... 122 (Amien Wahyudi) Pendekatan Feminisme melalui Layanan Konseling Krisis sebagai Intervensi Kekerasan dalam Pacaran .............................................................................................. 128 (Suvia Gustin & Hardi Prasetiawan) Peran Keluarga dalam Mengembangkan Potensi Anak Autism Spectrum Disorder ............................................................................................................................ 145 (Muya Barida & Yuanita Dwi Krisphianti) Solution Focus Brief Group Counseling: Model Konseling untuk Mengurangi Perilaku Agresif Siswa .................................................................................................... 159 (Dita Kurnia Sari) Manajemen Personel Bimbingan dan Konseling .......................................................... 173 (Dwi Putranti) Manajemen Amarah: Strategi untuk Mengurangi Perilaku Agresi Siswa Sekolah Menengah ........................................................................................................... 180 (Erni Hestiningrum)
vi
PROSIDING
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
MENGATASI MENTAL BLOCK PADA REMAJA MELALUI COGNITIVE THERAPY (CT) Noviyanti Kartika Dewi Program Studi Bimbingan dan Konseling IKIP PGRI MADIUN
[email protected] Abstrak Tahap remaja melibatkan suatu proses yang menjangkau suatu periode penting dalam kehidupan seseorang. Masa remaja menghadirkan begitu banyak tantangan, karena banyakknya perubahan yang harus dihadapi mulai dari perubahan fisik, biologis, psikologis dan juga sosial. Dalam keadaan serba tanggung ini seringkali memicu terjadinya konflik antara remaja dengan dirinya sendiri (konflik internal), maupun konflik lingkungan sekitarnya (konflik eksternal). Mental block biasanya terjadi karena adanya kepercayaan (belief) dan nilai-nilai (value) yang saling bertentangan di dalam diri kita dan menjadi belenggu pikiran kita. Umumnya, konflik ini terjadi di antara pikiran sadar (conscious) dengan pikiran bawah sadar (unconcious) yang telah tertanam sekian lama. Saat pikiran sadar dan bawah sadar mulai bertentangan, biasanya pikiran bawah sadarlah yang menjadi pemenang. Arif (2012) menjelaskan bahwa pikiran sadar (conscious) menguasai 10-12% dari keseluruhan pikiran kita. Sedangkan pikiran bawah sadar (subconscious) menguasai 88-90% dari seluruh kemampuan pikiran kita.
Kadang kita melihat masalah hanya di permukaannya saja, padahal permasalahan sesungguhnya ada di pikiran bawah sadar (subconscious). Dengan demikian belief system atau sebuah keyakinan memegang peranan besar dalam kehidpan manusia. Premis dasar terapi kognitif adalah cara individu merasa atau berperilaku sebagian besar ditentukan oleh penilaian mereka terhadap peristiwa. Terapi kognitif (CT) menggunakan pendekatan aktif, direktif, terikat waktu dan terstruktur. Ini adalah terapi pemahaman yang menekankan pada pengenalan dan pengubahan jalan pikiran negative dan keyakinan yang salah adaptasi. Pendekatan ini didasarkan pada rasionalitas teoritis bahwasannya cara orang merasakan dan berprilaku itu ditentukan oleh cara mereka menyusun pengalaman. Adapun tujuan utama dari terapi ini adalah untuk menggantikan keyakinan yang memberikan kontribusi kepada perilaku self-defeating dengan keyakinan yang diasosiasikan dengan penerimaan diri (self acceptance) dan pemecahan masalah yang konstruktif (Mcleod, 2006). Kata kunci: mental block, cognitive therapy 1.
diantara tahap kanak-kanak dengan tahap
Pendahuluan Remaja merupakan sebuah tahapan
dewasa.
dalam kehidupan seseorang yang berada
Era
globalisasi
memberikan
banyak tantangan pada remaja baik yang 77
PROSIDING
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
tinggal dikota besar maupun tinggal
luas dapat dibagi menjadi gangguan
dipedesaan.
yang
menginternalisasi dan mengeksternalisasi.
akses
Gangguan
Tuntutan
bertambah
sekolah
tinggi,
menginternalisasi
dicirikan
komunikasi/internet yang bebas, dan juga
oleh penarikan diri dari masyarakat dan
siaran media baik tulis maupun elektronik.
perasaan
Mereka
kecemasan.
dituntut
untuk
menghadapi
kesepian,
depresi
Sedangkan
dan
gangguan
berbagai kondisi tersebut baik yang positif
mengeksternalisasi
dicirikan
maupun yang negatif, baik yang datang
perilaku-perilaku
dari dalam diri mereka sendiri maupun
mengganggu, agresi, hiperaktivitas dan
yang datang dari lingkungannya. Dalam
berbagai perilaku lain khas gangguan
keadaan serba tanggung ini seringkali
perilaku.
seperti
oleh
polah
yang
memicu terjadinya konflik antara remaja
Pada kasus yang parah, ketika anak
dengan dirinya sendiri (konflik internal),
muda tidak mampu mengatasi sumber
maupun konflik lingkungan sekitarnya
penyebab stress secara adaptif, mereka
(konflik eksternal).
akan mengalami berbagai macam reaksi
Terdapat perbedaan yang cukup
patologis seperti berkembangnya gejala-
besar dalam kemampuan remaja untuk
gejala
mengatasi
perilaku kompulsif-obsesif atau suatu
berbagai
masalah
yang
somatis,
serangan
menghadang mereka (Geldard, 2011).
proses
Sebagian remaja mengalami kesulitan
menjadi otomatis, layaknya ritual dan
dalam menghadapi masalah yang bagi
tidak rasional. Karena tidak memproses
sebagian remaja lain merupakan masalah
secara
kecil.
mengalami stress yang kemudian berubah
Remaja
yang
tidak
mampu
fragmentasi
kepanikan,
adaptif
dengan
sebagian
anak
muda
mengatasi masalah secara adaptif, mereka
menjadi
bisa menumbuhkan perilaku bermasalah
permasalahan ini tidak bisa dibiarkan saja,
dan berisiko mengembangkan masalah
karena sukses tidaknya remaja dimasa
kesehatan mental. Simeonsson (dalam
depan tergantung dari sukses tidaknya
Geldard, 2011) menjelaskan bahwa 15
remaja
hingga 18 persen anak-anak dan anak
perkembangan yang ia alami saat ini.
muda mengalami gangguan behavioral yang
awalnya
adalah
patologi.
perilaku
tersebut
Salah
satu
Tentu
mengatasi
saja
masalah
permasalahan
yang
gangguan
membuat remaja tidak bisa mengatasi
psikologis. Semua gangguan ini secara
permasalahannya adalah karena remaja 78
PROSIDING
mengalamai
masalah
mental
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
block.
(conscious) dengan pikiran bawah sadar
Menurut Arif (2012) mental block atau
(unconcious) yang telah tertanam sekian
limiting belief adalah sebuah keyakinan
lama. Yang perlu diketahui bahwa, saat
yang telah dikonfirmasi baik disengaja
pikiran sadar dan bawah sadar mulai
maupun tidak sengaja. Belief atau sebuah
bertentangan, biasanya pikiran bawah
keyakinan
dari
sadarlah yang menjadi pemenang. Arif
pengalaman yang terkumpul dari masa
(2012) menjelaskan bahwa pikiran sadar
kecil hingga dewasa. James Allen (dalam
(conscious)
menguasai
Arif 2012) mengatakan hidup dan diri
keseluruhan
pikiran
anda ditentukan dari apa yang anda
pikiran
percayai bukan ditentukan oleh factor
menguasai
genetis. Jika anda mempercayai hal yang
kemampuan pikiran kita. Kadang kita
bagus maka alam semesta akan menarik
melihat masalah hanya di permukaannya
energi yang sesuai dengan apa yang kita
saja, padahal permasalahan sesungguhnya
butuhkan. Bahkan bisa merubah hidup
ada
anda seperti yang anda inginkan. Dengan
(subconscious).
tersebut
terjadi
demikian
belief system atau sebuah
keyakinan
memegang
peranan
bawah
di
10-12%
kita.
sadar
88-90%
pikiran
dari
Sedangkan
(subconscious) dari
seluruh
bawah
sadar
Mental block dibagi menjadi dua
besar
bagian, yaitu mental block yang terjadi
dalam kehidpan manusia.
karena pengalaman masa lalu dan ditaruh dimasa lalu dan mental block yang terjadi
2.
karena sebuah pengalaman masa lalu atau
Pembahasan Mental
block
biasanya
terjadi
masa sekarang yang ditaruh dimasa depan.
karena adanya kepercayaan (belief) dan
Contohnya:
nilai-nilai
saling
dikatakan tidak mampu atau bodoh atau
bertentangan di dalam diri kita dan
sejenisnya ketika masa muda atau masa
menjadi
Jika
kecil, lalu kita memutuskan untuk menjadi
mental block ini tidak di release total,
orang sukses dan mengikuti training atau
tidak mungkin remaja akan bisa berhasil
membaca buku motivasi. Maka mental
dalam hidupnya. Semua emosi negatif ini
block dimasa lalu tidaklah menggaggu
menjadi excess baggage atau beban yang
selama bila anda jatuh dan mengalami
selalu dibawa dalam hidupnya. Umumnya,
persoalan dan anda langsung berdiri dan
konflik ini terjadi di antara pikiran sadar
tetap melihat masa depan
(value)
yang
belenggu pikiran kita.
79
jika
dimasa
lalu
sering
maka hal
PROSIDING
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
tersebut tidaklah mengganggu. Baru akan
Misalnya orang itu memang bisa sukses,
mengganggu jika kita jatuh , kemudian
tetapi beda dengan saya. Karena saya
kita menengok ke belakang dan kita
dilahirkan untuk tidak bisa sukses. Orang
menyadari benar “ya” kata orang tua saya
lain boleh bisa, tetapikan saya orang kecil.
dulu bahwa saya bodoh dan sebagainya,
3.
Worthlessness (tidak berharga)
maka itu akan menjatuhkan kita lagi.
Ini terjadi jika orang merasa bahwa
Yang menjadi masalah adalah mental
hal itu memang mungkin dilakukan dan
block yang ditaruh didepan misalnya “
bisa dilakukan, hanya dirinya merasa tidak
bila saya kaya nanti saya sombong atau
pantas dan tidak layak. Misalnya saya
bila saya kaya nanti saya akan menjadi
memang mencintai pasangan saya dan
orang yang lupa akan Tuhan. Nah inilah
saya yakin sebenarnya saya bisa berbaikan
yang menghambat kita menjadi sukses.
dengan pasangan saya. Hanya saya merasa
Bagaimana mau menjadi sukses, saat mau
tidak pantas dan tidak layak untuk
berhasil kita langsung membatalkan atau
bersama dia
menunda untuk melakukannya.
Geldard (2011) menjelaskan bahwa
Adapun bentuk-bentuk belief yang
cara paling adaptif bagi para individu
menghambat menurut Robert Dilts (dalam
untuk mengatasi masalah yang timbul
Arif 2012) yaitu :
adalah mengatasi akibat psikologis dan
1.
emosional
Hopelessnes (tidak ada harapan) Un#tuk impian dia maka orang
sesegera
mungkin
setelah
terjadinya peristiwa yang menyebabkan
tersebut menjadi tidak ada harapan lagi.
stress.
Ketika
remaja
tidak
Kondisi ini banyak terjadi dengan orang-
mengatasi secara efektif peritiwa yang
orang yang selalu beralasan, mengapa
menyebabkan
saya harus berusaha mati-matian, dia saja
kemampuannya sendiri, bantuan konselor
tidak bisa apalagi saya. Ini terjadi seakan-
akan bisa sangat efektif jika diberikan
akan sudah kalah sebelum berperang.
sedini mungkin. Fungsi kognitif dapat
stress
mampu
dengan
memiliki peran penting dalam berhadapan 2.
Helplessness (ketidakberdayaan)
dengan
Ini terjadi karena orang ini merasa
berbagai
menyebabkan
peristiwa stress.
yang Dengan
bahwa dirinya tidak lebih baik daripada
mempertimbangkan berbagai berbagai hal,
orang
berdaya
proses mengatasi masalah dapat terarah
walaupun orang lain bisa melakukannya.
pada sasaran dan fleksibel, tetapi masih
lain.
Merasa
tidak
80
PROSIDING
memungkinkan
ungkapan
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
emosional
memeriksa dan mengubah pikiran yang
dalam tingkatan yang pantas.
belum teramati dan negative. Konselor CT
a.
khusunya berfokus pada distorsi kognitif
Terapi kognitif Premis dasar terapi kognitif adalah
yang berlebihan, seperti pola pikir semua
cara individu merasa atau berperilaku
atau tidak sama sekali, prediksi negative,
sebagian besar ditentukan oleh penilaian
generalisasi
mereka terhadap peristiwa. Aaron Beck
sendiri,
merupakan seorang psikiater, penemu dan
personalisasi
pengembang terapi kognitif (CT). Beck
peristiwa yang tidak berhubungan dengan
mengatakan
individu
bahwa
persepsi
dan
berlebihan,
mengkritik
melebihi
diri
sendiri
dan
diri
(misalnya
tersebut
mengambil
dan
membuatnya
pengalaman adalah proses aktif yang
menjadi berarti : selalu saja hujan kalau
melibatkan data inspektif dan introspektif
saya tidak ingin berolah raga). Bersama-
Glading (2012). Bagaimana seseorang
sama konselor bekerja dengan konseli
menjelaskan suatu situasi pada umunya
untuk mengatasi kurangnya motivasi yang
terlihat pada kognisinya (pikiran dan
seringkali
gambaran visual). Oleh karena itu, tingkah
kecenderungan,
laku yang tidak fungsional disebabkan
memandang
oleh pikiran yang tidak fungsional. Jika
sesuatu
keyakinan
ada
dipecahkan.
kemajuan dalam tingkah laku atau simtom
Terapi
tidak
seseorang.
Jika
diubah,
tidak
dengan
bahwa
konseli
permasalahannya
yang
terlalu
kognitif
sebagai
besar
untuk
menggunakan
berubah,
pendekatan aktif, direktif, terikat waktu
simtom dan tingkah laku juga akan
dan terstruktur (Corey, 1995). Terapi ini
berubah. Beck dalam bukunya Cognitive
adalah
Therapy
Disorder
menekankan
memiliki
pengubahan jalan pikiran negative dan
ana
mengatakan
keyakinan
berhubungan
Emotional
bahwa
pasien
terapi pada
pemahaman
yang
pengenalan
dan
dampak yang luar biasa terhadap perasaan
keyakinan
yang
salah
dan perilaku mereka Mcleod (2006).
Pendekatan
Beck
didasarkan
pada
bahwasannya
cara
Peranan konselor dalam CT adalah
rsionalitas
teoritis
adaptasi.
aktif didalam sesi konseling. Konselor
orang merasakan dan berprilaku itu
bekerja dengan konseli untuk membuat
ditentukan oleh cara mereka menyusun
pikiran yang terselubung menjadi lebih
pengalaman. Beck mengatakan agar bisa
terbuka.
memahami sifat episode atau gangguan
Adapun
tujuan
CT
adalah 81
PROSIDING
emosional, maka hal esensial adalah
3.
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016 Generalisasi yang berlebihan adalah
memfokuskan pada isi kognitif dari reaksi
proses memegang keyakinan ekstrim
individual terhadap peristiwa atau alur
berdasarkan suatu insiden tunggal dan
pikiran yang menimbulkan amarah. Beck
mengaplikasikannya
(dalam
pada tempatnya pada peristiwa atau
Mcleod,
2006)
mengarahkan
perhatiannya pada aspek kognitif cara
secara
tidak
latar yang tidak serupa.
konseli menangani masalah dalam hidup,
4.
Membesar-besarkan
dan
terdapat dua tipe fenomena kognitif yang
menyangatkan terdiri dari estimasi
berbeda satu dengan yang lain, yaitu:
secara berlebihan atas signifikansi
1.
peristiwa-peristiwa negatif
Orang berbeda dalam cara mereka memproses informasi tentang dunia
2.
5.
Personalisasi adalah kecenderungan
Orang berbeda dalam hal keyakinan
orang untuk menghubung-hubungkan
mereka
peritiwa eksternal dengan dirinya
tentang
dunia
dalam
kesadaran mereka.
sendiri, biarpun untuk menghubung-
Beck telah mengidentifikasi distorsi
hubungkan itu tidak ada dasarnya.
umum dalam memroses informasi yang
6.
Polarisasi
berfikir
menyangkut
membawa ke asumsi keliru dan konsepsi
berfikir dan menginterpretasi dalam
yang salah (Corey, 1995).
arti mencakup semua atau tidak sama
1.
Inferensi arbitrer berarti mencapai
sekali,
kesimpulan tanpa bukti yang cukup
pengalaman secara ekstrim.
dan relevan 2.
atau
mengkategorikan
Sedangkan tujuan utama dari terapi
Abstraksi yang selektif terdiri dari
ini adalah untuk menggantikan keyakinan
membuat kesimpulan didasarkan pada
yang
detail dari suatu peristiwa yang
perilaku self-defeating dengan keyakinan
terpisah satu sama lain dan oleh
yang diasosiasikan dengan penerimaan
karenanya
kehilangan
signifikansi
diri (self acceptance) dan pemecahan
konteks
secara
keseluruhan.
masalah yang konstruktif (Mcleod 2006).
Asumsinya adalah bahwa peristiwa
Adapun kerangka umum yang biasa
yang
dipersoalkan
berurusan
dengan
memberikan
kontribusi
kepada
adalah
yang
digunakan untuk memahami interelasi
kegagalan
dan
antara modalitas-modalitas tersebut antara
kekurangan.
lain
kita
ABC,yaitu: 82
bisa
menggunakan
format
PROSIDING
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
1.
‘A’ mewakili peristiwa aktivasi
mendasar. Konseling yang sukses terdiri
2.
‘B’
dan bertumpu pada sejumlah sifat-sifat
keyakinan
(pikiran
3.
tentang
merugikan
peristiwa diri/pikiran
terapis
yang
diinginkan,
seperti
otomatis), disebut demikian karena
kehangatan yang ikhlas, empati yang
pikiran itu muncul sangat cepat dan
tepat, penerimaan tanpa disertai penilaian
bisa masuk akal dan realistis bagi si
dan kemampuan untuk menegakkan rasa
empunya pikiran. Pikiran tersebut
percaya hubungan dengan konseli yang
juga bisa muncul dalam bentuk citra
didasari saling percaya ( Corey, 1995).
atau gambar
Terapis kognitif tidak henti-hentinya aktif
‘C’ konsekuensinya
dan dengan sengaja interaktif dengan
Seorang terpis kognitif mengajarkan
konseli, mereka juga berusaha dengan
kepada klien cara mengidentifiksi kognisi
keras untuk meminta partisipasi aktif dari
yang rancu dan tidak berfungsi melalui
si konseli sepanjang fase terapi.
proses evaluasi. Melalui usaha saling
b. Teknik cognitive restructuring
membantu antar terpis/konseli. Konseling belajar
memilah-milah
antara
Konselor professional menggunakan
yang
cognitive restructuring dengan konseli
mereka kira dan kenyataan. Mereka
yang
belajar tentang pengaruh kognisi atas
mengganti
perasaan,
peristiwa
negative dengan pikiran dan tindakan
mengenali,
yang lebih positif. Erford (2016) dalam
sekitar.
perilaku Konseli
bahkan diajar
membutuhkan pikiran
dan
untuk
interpretasi
mengamati dan memantau jalan pikiran
bukunya
serta asumsi mereka sendiri, terutama
cognitive restructuring didasarkan pada
jalan pikiran otomatis mereka. Beck
dua asumsi, yaitu:
(dalam Corey, 1995) lebih menekankan
1.
pada
dialog
Socrates,
menekankan
pada
menemukan
sendiri
dia
menolong konsepsi
lebih
strategi
self
defeating
konseli
behaviors (perilaku disengaja yang
keliru
memiliki efek negative pada diri sendiri)
konseli bekerja dengan cara yang lebih
2.
kolaboratif.
Pikiran dan pernyataan tentang diri sendiri
menekankan
bahwa
Pikiran irasional dan kognisi defektif menghasilkan
mereka, pada terapi ini konselor dan
Beck
menjelaskan
bantuan
kualitas
dapat
diubah
melalui
perubahan pandangan dan kognisi
hubungan terapeutik sebagai hal yang
personal. 83
PROSIDING
2016)
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
atau
membuat catatan harian tentang pikiran-
prosedur yang harus dilakukan oleh
pikiran dan perasaan-perasaan sebelum,
konselor
professional
ketika
selama dan setelah mengalami sebuah
menggunakan
cognitive
restructuring
insiden yang penuh tekanan. Konselor
Doyle
(dalam
mendeskripsikan
Erford,
tujuh
langkah
Konseli harus menyadari dan akan
dengan konseli mereka
professional
1.
Kumpulkan informasi latar belakang
konseli
untuk
memberikan
2.
3.
mengungkap
6.
7.
menganalisisnya perhatian
dengan
khusus
pada
lalu maupun saat ini
kasus
Bantu konseli untuk menjadi sadar
konseli stress. Setelah detai-detail ini
akan proses pikirannya
diidentifikasi,
Periksa
proses
berfikir
yang
rasional
menyebabkan
konselor
professional
membantu konseli mengganti pikiran self
memfokuskan
pikiran
yang tampaknya
defeating dengan pikiran-pikiran coping.
konseli
Doyle
mendeskripsikan
sebuah
mempengaruhi kesejahteraannya
variasi lain yang dapay digunakan konseli
Memberikan bantuan kepada konseli
untuk menganalisis dirinya. Konseli dapat
untuk
menggunakan suatu metode tiga kolom
mengevaluasi
keyakinan
konseli tentang pola-pola pikiran
untuk
logis konseli sendiri dan orang lain
pikirannya
Membantu konseli belajar mengubah
situasi-situasi
keyakinan dan asumsi internalnya
kecemasan di kolom pertama. Pikiran
Ulangi proses pikiran rasional sekali
konseli tentang berbagai situasi di catat di
lagi, kali ini dengan menggunakan
kolom kedua. Di kolom terakhir konseli
contoh-contoh kehidupan nyata
mencatat ketidakakuratan yang terlihat
Kombinasikan
selama proses pikirannya.
dengan
c.
harian
pikiran-pikiran self defeating dan kasus-
bagaimana
5.
dan
catatan
konseli menangani masalah dimasa
konseli,
4.
bagaimana
membaca
thought
simulasi,
PR
stopping (pekerjaan
belajar
lebih
sendiri.
banyak Konseli
yang
Hackney
mencatat
menyebabkan
dan
Cormier
rumah) dan relaksasi samapai pola-
mendeskripsikan
pola logis benar-benar terbentuk.
pikiran-pikiran coping dalam cognitive
Variasi teknik restructuring
restructuring. Konselor professional perlu
cognitive
bekerjasama
cara
tentang
dengan
menggunakan
konseli
untuk
mengidentifikasi pikiran-pikiran konseli 84
PROSIDING
Seminar Nasional “Konseling Krisis” Sabtu, 27 Agustus 2016
yang self
defeating.
Setelah konseli
diterapkan pada sejumlah problem konseli
menyadari
tentang
pikiran-pikiran
yang berbeda seperti kecemasan, fobia,
negatifnya, pernyataan-pernyataan coping
depresi,
perlu dibentuk. Pernyataan coping adalah
obsesif-kompulsif, problem psikosomatik,
pikiran positif yang merupakan respon
disfungsi
rasional
skizofrenia, gangguan stress pasca trauma,
terhadap
pernyataan
self
defeating.
gangguan
seksual,
makan,
kelelahan
gangguan
kronis,
problem penyalahgunaan narkoba dan gangguan kepribadian.
3.
Kesimpulan Mental blok atau sabotase diri
Daftar Pustaka
adalah adanya kepercayaan (belief) dan nilai-nilai
(value)
yang
Arif,
saling
bertentangan di dalam diri kita dan
Corey, Gerald. 1995. Teori dan Praktek dari Konseling dan Psikoterapi. Edisi ke 4. IKIP Semarang Press: Semarang
menjadi belenggu pikiran kita. Mental block
muncul
pengalaman
akibat
pengalaman
traumatik
–
yang
mempengaruhi belief hidup kita. Jika
Erford, Bradley.T. 2016. 40 Teknik yang Harus diketahui Setiap Konselor. Pustaka Pelajar:Yogyakarta
mental block ini tidak di release total, tidak mungkin remaja akan bisa berhasil dalam hidupnya karena semua emosi
Geldard, David & Geldard, Kathryn. 2011. Konseling Remaja. Pendekatan Proaktif untuk Anak Muda. Pustaka Pelajar: Yogyakarta
negatif ini menjadi excess baggage atau beban
yang
selalu
dibawa
Antonius. 2012. Rahasia Menghancurkan Mental Block. Titik Media : Yogyakarta
dalam
hidupnya. Pada umumnya konflik ini Glading, Samuel.T. 2012. Konseling Profesi yang Menyeluruh. Indeks : Jakarta
terjadi di antara pikiran sadar (conscious) dengan pikiran bawah sadar (unconcious) yang telah tertanam sekian lama.
Mcleod, John. 2008. Pengantar Konseling Teori dan Studi Kasus. Kencana: Jakarta
Terapi kognitif (CT) merupakan salah satu alternatif yang bisa digunakan untuk membantu remaja mengatasi msalah mental
blok.
Terapi
kognitif
Palmer, Stephen. 2011. Konseling dan Psikoterapi. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
telah
dipraktikan dalam berbagai lingkup dan 85