PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA
TESIS
Oleh
HASLINDA LUBIS 077017014/Akt
S
C
N
PA
A
S
K O L A
H
E
A S A R JA
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
HASLINDA LUBIS 077017014/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
Judul Tesis
: PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA Nama Mahasiswa : Haslinda Lubis Nomor Pokok : 077 017 014 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak) Ketua
Ketua Program Studi,
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak)
Anggota
Direktur
(Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,MSc)
Tanggal lulus : 30 Maret 2009
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
Telah diuji pada Tanggal : 30 Maret 2009
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua
:
Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak.
Anggota
:
1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak. 2. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. 3. Drs. Rasdianto, MA, Ak. 4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak.
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecakapan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara”. Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
Medan,
April 2009
Yang Membuat Pernyataan :
(Haslinda Lubis)
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi sampai dengan tingkat Pusat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik. Untuk variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas auditor. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada seluruh auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda, analisis ini didasarkan pada data dari 73 responden yang penelitiannya melalui kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Secara parsial keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas auditor, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kualitas auditor adalah independensi. Kata Kunci :
Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik, dan Kualitas Auditor.
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
ABSTRACT
This research is aimed to identify, analyze, and obtain the empirical data in relation to the effect of proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics for the auditor’s quality in the Inspectorate of North Sumatera Province. The supervising of local government implementation is performed gradually initiate from regency/city, Province until to the center levels. The independent variables in this research are proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics. The dependent variable, on the other hand, in this research is the auditor’s quality. Data of this research is primer data obtained from questionnaires circulated to all auditors in Inspectorate of North Sumatera Province directly. Analysis model that used is multiple linear regression, these analysis based on valid questionnaires taken from 73 respondents. These research outcomes represent the proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics that have significant impacts to the quality of auditors in Inspectorate of North Sumatera Province simultaneously. Partially, the proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics are have significant impacts to the quality of auditors in Inspectorate of North Sumatera Province ; however, the independency has the bigger impact to the auditor’s quality than others. Keywords : Proficiency, Independency, Due Professional Care, Act Upon Code of Ethics and Auditor’s quality.
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’ Alamin Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat merampungkan studi dan menyelesaikan
tesis ini dengan judul “Pengaruh Keahlian,
Independensi, Kecakapan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara” sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan penulisan ini, segala upaya maksimal telah penulis berikan untuk mendapatkan hasil yang terbaik agar kelak dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, usaha, bimbingan, serta dorongan moral serta spiritual, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu kepada : 1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak membantu dan mengarahkan, membimbing serta memberikan saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara sabar dan penuh kasih sayang untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini. 5. Bapak Hasan Sakti Siregar, Msi, Ak, Bapak Drs. Rasdianto MA, Ak, dan Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini. 6. Seluruh dosen yang telah menyumbangkan ilmunya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu selama penulis mengikuti perkuliahan. 7. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Hasanuddin Lubis dan Ibunda Rosma Nasution, yang telah memberikan dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis. 8. Suamiku tercinta Khozali Mar’i Manurung S.Ag, yang juga telah memberikan dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis. 9. Yang tersayang anak-anakku (Sayid Hafiz Parlindungan Manurung, Muqaffi Arrazy Manurung dan Faatih Mundzir Aulia Manurung) yang telah memberikan semangat dan pengertiannya, semoga menjadi anak-anak yang sholeh, dan rajin belajar agar tercapai cita-citanya. 10. Saudaraku, Abangda Drs. Herizal Lubis, dan Adinda Irwansyah Lubis yang selalu memberikan dukungan moral dan spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan program Pascasarjana ini. 11. Kepada uak dan tanteku, Asmah Nasution, Dra, Hj. Deliana Nasution dan Masnun Nasution, yang telah memberikan perhatiannya selama ini kepada penulis. 12. Bapak H. Nurdin Lubis, SH, MM, selaku Inspektur Provinsi Sumatera Utara yang telah banyak mensupport dan memberikan izin untuk melaksanakan tugas belajar di Sekolah Pascasarjana USU.
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
13. Rekan-rekan kerja di Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang telah mendukung penulis dan bersedia memberikan waktunya untuk pengisian kuesioner dalam penelitian ini. 14. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan saran-saran yang berarti bagi penulis. Akhirnya semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan hidayahNYA, serta memberikan kemudahan bagi kita semua dalam melaksanakan kebaikan dan amal sholeh. Amin. Medan,
April 2009
Penulis, Haslinda Lubis
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
RIWAYAT HIDUP
1. Nama
: Haslinda Lubis
2. Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 22 September 1972 3. Agama
: Islam
4. Pekerjaan
: Pegawai Negeri Sipil
5. Suami
: Khozali Mar’i Manurung, S.Ag
6. Anak-anak
: 1.
Sayid Hafiz Parlindungan Manurung
2.
Muqaffi Arrazy Manurung
3.
Faatih Mundzir Aulia Manurung
7. Orang Tua a. Ayah
: Hasanuddin Lubis
b. Ibu
: Rosma Nasution
8. Alamat
: Jl. Puyuh XI No. 219 Perumnas Mandala Medan
9. Pendidikan a. SD
: SD Inpres Medan, Lulus Tahun 1985
b. SMP
: SMP Negeri 25 Medan, Lulus Tahun 1988
c. SMA
: SMA Swasta Tunas Kartika-1 Medan, Lulus Tahun 1991
d. S1
: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMSUJurusan Administrasi Negara, Lulus Tahun 2001.
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................
Halaman i
ABSTRACT ...............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ...............................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................
vi
DAFTAR ISI ..............................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
1
1.1 Latar Belakang Penelitian ..............................................
1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................
9
1.3 Tujuan Penelitian ...........................................................
10
1.4 Manfaat Penelitian .........................................................
10
1.5 Originalitas Penelitian....................................................
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
12
2.1 Landasan Teori...............................................................
12
2.1.1 Kualitas Auditor ...................................................
12
2.1.2 Keahlian ...............................................................
14
2.1.3 Independensi ........................................................
17
2.1.4 Kecermatan Profesional ........................................
19
2.1.5 Kepatuhan pada Kode Etik ..................................
20
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ......................................
21
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ...........................
26
3.1
Kerangka Konseptual ....................................................
26
3.2
Hipotesis Penelitian .......................................................
28
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................
29
BAB V
4.1
Jenis Penelitian ..............................................................
29
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................
29
4.3
Populasi dan Sampel ........................................................
30
4.4
Metode Pengumpulan Data ............................................
31
4.5
Instrumen Penelitian.........................................................
32
4.6
Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel...
32
4.7
Model dan Teknik Analisis Data ....................................... 36 4.7.1 Model Analisis Data ................................................
36
4.7.2 Teknik Analisis Data ...............................................
37
4.7.3 Uji Kualitas Data ....................................................
38
4.7.4 Uji Asumsi Klasik ..................................................
39
4.7.5 Statistik Deskriptif ..................................................
41
4.7.6 Uji Hipotesis ...........................................................
42
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................
45
5.1
Deskripsi Data ...............................................................
45
5.1.1 Deskripsi Lokasi ..................................................
45
5.1.2 Karakteristik Responden .....................................
46
Hasil Analisis Data ........................................................
48
5.2.1 Uji Kualitas Data ..................................................
48
5.2.1.1 Uji Validitas .............................................
48
5.2.1.2 Uji Reliabilitas ..........................................
51
5.2.2 Uji Asumsi Klasik ................................................
52
5.2.2.1 Uji Normalitas Data .................................
52
5.2.2.2 Uji Multikolinearitas ................................
54
5.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas ............................
55
5.2
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
5.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian.................
56
5.2.3.1 Variabel Keahlian (X1) ..............................
56
5.2.3.2 Variabel Independensi (X2) .......................
58
5.2.3.3 Variabel Kecermatan Profesional (X3) ......
59
5.2.3.4 Variabel Kepatuhan Pada Kode Etik (X4) .
60
5.2.3.5 Variabel Kualitas Auditor (Y) ...................
61
5.3. Pengujian Hipotesis........................................................
62
5.3.1 Pengujian Hipotesis dengan Uji F.........................
62
5.3.2 Pengujian Hipotesis dengan Uji t..........................
63
5.4. Hasil Persamaan Regresi................................................
65
5.4.1 Analisis Koefisien Determinasi (R2) ....................
66
Pembahasan Hasil Penelitian .........................................
67
5.5.1 Pengaruh Keahlian Terhadap Kualitas Auditor ....
69
5.5
5.5.2 Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Auditor ..................................................................
69
5.5.3 Pengaruh Kecermatan Profesional Terhadap Kualitas Auditor ....................................................
70
5.5.4 Pengaruh Kepatuhan Kode Etik pada Kualitas
BAB VI
Auditor ..................................................................
70
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................
72
6.1 Kesimpulan .......................................................................
72
6.2 Keterbatasan Penelitian.....................................................
73
6.3 S a r a n ............................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
75
Kode Etik
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
2.1.
Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu ................................................
24
4.1.
Defenisi Operasional Variabel ........................................................
35
5.1.
Pengumpulan Data ...........................................................................
45
5.2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .....................
46
5.3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja..........................
46
5.4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur...................................
47
5.5.
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.............
47
5.6.
Uji Validitas Variabel Penelitian .....................................................
49
5.7.
Uji Reliabilitas Variabel Penelitian..................................................
51
5.8.
Uji Multikolinieritas.........................................................................
54
5.9.
Deskripsi Variabel Keahlian (X1).....................................................
56
5.10.
Deskripsi Variabel Independensi (X2)..............................................
58
5.11.
Deskripsi Variabel Kecermatan Profesional (X3).............................
59
5.12.
Deskripsi Variabel Kepatuhan pada Kode Etik (X4) ........................
60
5.13.
Deskripsi Variabel Kualitas Auditor (Y) ..........................................
61
5.14.
Hasil Uji F........................................................................................
62
5.15.
Nilai t hitung ....................................................................................
64
5.16. Hasil Analisis Koefisien Determinasi .............................................
67
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
3.1.
Kerangka Konseptual .......................................................................
26
5.1.
Grafik Uji Normalitas ......................................................................
53
5.2.
Grafik Uji Heteroskedastisitas .........................................................
55
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Judul
Halaman
I
Kuesioner Penelitian .......................................................................
78
II
Data Hasil Penelitian Pada Inpektorat Provinsi Sumatera Utara .....
82
III
Frekuensi Jawaban Responden ........................................................
88
IV
Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen .........................................
97
V
Regression ........................................................................................
105
VI
Waktu Penelitian ..............................................................................
111
VII
Tabel t dan r Product Moment dengan signifikan 5%......................
112
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian Peraturan
Menteri
Negara
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
No.
Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagaimana yang tercantum dalam diktum kedua menegaskan bahwa standar audit APIP wajib dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh APIP untuk melaksanakan audit sesuai dengan mandat audit masing-masing, dalam rangka peningkatan kualitas auditor pada saat melakukan pemeriksaan. Menurut peraturan Menpan tersebut kualitas auditor dipengaruhi oleh : 1.
Keahlian,
menyatakan
bahwa
auditor
harus
mempunyai
pengetahuan,
keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggungjawabnya dengan kriterianya auditor harus mempunyai tingkat pendidikann formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara, memiliki kompetensi teknis dibidang auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi dan telah mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing professional education). 2.
Independensi, menyatakan bahwa auditor APIP harus objektif dalam pelaksanaan tugasnya dengan kriterianya auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan
Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
Kode Etik
3.
dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya, jika independensi atau objektifitas terganggu, baik secara faktual maupun penampilan, maka gangguan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP.
4.
Kecermatan profesional, menyatakan bahwa auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan seecara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan, dengan kriterianya menentukan formulasi tujuan audit (KKP), penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi resiko audit, pemilihan pengujian dan hasilnya, pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan audit, dan lain-lain.
5.
Kepatuhan pada kode etik, menyatakan bahwa auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit APIP, dengan kriterianya kode etik pejabat pengawas pemerintah/auditor dengan rekan sekerjanya, auditor dengan atasannya, auditor dengan objek pemeriksanya, dan auditor dengan masyarakat. DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas auditor sebagai probabilitas bahwa
auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien (dalam Deis dan Giroux, 1992). Deis dan Giroux (1992) menjelaskan bahwa probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Penelitian mereka bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas auditor, yaitu dari faktor kemampuan teknis atau keahlian (expertise) dan faktor independensi auditor. 12
13
Kualitas auditor menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 adalah auditor yang
melaksanakan tupoksi dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan, melaksanakan perencanaan, koordinasi dan penilaian efektifitas tindak lanjut audit, serta konsistensi laporan audit. Hogan (1997) menunjukkan bahwa kantor akuntan besar dapat memberikan kualitas auditor yang baik yaitu dengan mengurangi terjadinya underpricing pada saat perusahaan melakukan penawaran perdana (initial public stock offering, IPO). Hal ini disebabkan atestesi yang dilakukan auditor yang berkualitas baik akan mengurangi asimetri informasi yang semakin besar dibandingkan auditor yang berkualitas rendah. Dopuch dan Simunic (1980) dan DeAngelo (1981) dalam Komalasari (2003) berargumentasi bahwa ukuran auditor berhubungan positif dengan kualitas auditor. Economies of scale KAP yang besar akan memberikan insentif yang kuat untuk mematuhi aturan SEC sebagai cara pengembangan dan pemasaran keahlian KAP tersebut. KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan KAP Big Five, dan kantor akuntan publik lainnya. Auditor beroperasi dalam lingkungan yang berubah, ketika biaya keagenan tinggi, manajemen mungkin berkeinginan pada kualitas audit yang lebih tinggi untuk menambah kredibilitas laporan, hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya pemonitoran.
14
Sarundajang (2004) mengatakan kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) pengawasan saat ini masih memprihatinkan. Khususnya pada Bawasda kabupaten dan kota. Pada masa lalu (Itwil Prop/Kab/Kota) merupakan tempat pembinaan aparataparat yang bermasalah. Berdasarkan hasil survey ADB tahun 2003 bahwa tenaga auditor yang berlatar belakang pendidikan akuntansi di Bawasda sedikit sekali (kurang dari 1 %). Sementara Bawasda juga melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan di daerah dan hasilnya belum memenuhi prinsip akuntansi. Untuk mengatasi hal ini tentu ada program peningkatan sumber daya manusia dibidang akuntansi dan diperlukan rekrutmen tenaga baru untuk dijadikan auditor. Independensi auditor dalam melakukan pemeriksaan akan mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan. Menurut Harahap (1991), auditor harus bebas dari kepentingan terhadap perusahaan dan laporan keuangan yang dibuatnya. Sejalan dengan peraturan Menpan tersebut, berdasarkan peraturan BPK No. 1 tahun 2007 tentang
Standar Pemeriksaan Keuangan Negara diatur mengenai standar umum
pemeriksaan yaitu : 1.
Persyaratan kemampuan/keahlian
2.
Independensi
3.
Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang
dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Sedangkan
15
auditor adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mempunyai jabatan fungsional auditor dan/atau pihak lain yang diberi tugas, wewenang, tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah untuk dan atas nama Aparat Pengawasan Internal Pemerintah. Menurut Elim (2006) peran auditor internal adalah : 1. Terlibat dalam pengelolaan risiko membantu manajemen 2. Berperan sebagai pihak yang melaksanakan control self assessment atas pengendalian manajemen. 3. Melakukan audit berbasis resiko. Penelitian mengenai pengalaman/keahlian telah dilakukan Abdomohammadi (1991) yang menyatakan pengalaman mungkin penting bagi keputusan yang kompleks, tetapi tidak untuk keputusan yang sifatnya rutin dan terstruktur. Penelitian yang dilakukan oleh Alia (2001) menyatakan ternyata pengalaman tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak berpengaruh pula terhadap kualitas auditor. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendro dan Aida (2006) yang menyatakan profesionalisme yang tinggi akan membuat kebebasan auditor semakin terjamin. Choo dan Trotman (1991) menyatakan auditor yang berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum (atypical) dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman. Sejalan dengan paradigma pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di era otonomi daerah, telah mengalami perubahan yang sangat signifikan terutama di era UU No. 22 tahun 1999 telah menimbulkan kondisi yang stagnan dalam pelaksanaan fungsi
16
pengawasan
secara
berjenjang
dengan
adanya
pemahanan
otonomi
pada
Kabupaten/Kota yang beragam sehingga berdampak pada lahirnya pemahaman bahwa pengawasan juga berotonomi. Kondisi ini mengakibatkan sulitnya informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah khususnya dilingkungan internal pemerintah, sehingga kebijakan nasional yang ditetapkan kurang mendapat masukan dari aspek pengawasan. Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 800/1060/2004 tanggal 31 Maret 2004, Inspektorat Provinsi Sumatera Utara telah mengangkat para auditor untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perannya dibawah pembinaan
BPKP
melalui
beberapa
pelatihan
dan
pendidikan
yang
berkesinambungan secara terus-menerus, berdasarkan kecakapan dan kompetensinya untuk
melaksanakan tugas rutin pemeriksaan secara komprehensif pada seluruh
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada pada Provinsi, Kabupaten dan Kota. Independensi dalam fakta yang diperoleh (independence in fact) adalah independensi nyata yang diperoleh dan dipertahankan oleh auditor dalam seluruh rangkaian kegiatan audit, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai tahap pelaporan. Independensi dalam kenyataan akan ada apabila pada kenyataannya auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan auditnya.
17
Independensi dalam penampilan (independence in appearance) atau independensi profesi adalah independensi yang ditinjau menurut citra (image) auditor dari pandangan publik atau masyarakat umum terhadap auditor yang bertugas. Independensi ini adalah hasil interpretasi dari pihak lain mengenai independensi. Penelitian mengenai independensi telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Fogarty (1996), Pany dan Reckers (1980), Supriyono (1988). Banyaknya penelitian mengenai independensi menunjukkan bahwa faktor independensi merupakan faktor penting dalam menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang baik. Penelitian tersebut dilakukan terutama untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap independensi auditor. Berdasarkan Perda No. 4 Tahun 2001 tanggal 21 Mei 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah, Inspektorat Provinsi Sumatera Utara merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah yang mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Provinsi, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota. Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud menyelenggarakan fungsi : a.
Perencanaan program pengawasan
b.
Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan dan
c.
Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan.
18
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggungjawab langsung kepada Gubernur dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah. Berdasarkan
penelitian-penelitian terdahulu, faktor pengalaman yang
merupakan indikator dari variabel kecakapan profesional berpengaruh terhadap kinerja auditor (Ashton, 1991; Choo dan Trotman, 1991; dan Tubbs, 1992). Peneliti lain memberikan bukti bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung. Hubungan antara pengalaman auditor dengan kinerja melalui variabel ”intervening” efek pengetahuan mengenai pekerjaan (job knowledge) (Bonner dan Lewis, 1990 dan Schmidt et al., 1986), terutama pengetahuan tentang tugas secara spesifik (bonner, 1990). Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah dalam ketentuan umum pasal 1 point 2 menyebutkan kode etik pejabat pengawas pemerintah adalah seperangkat prinsip moral atau nilai yang dipergunakan oleh pejabat pengawas pemerintah sebagai pedoman tingkah laku dalam melaksanakan tugas pengawasan. Auditor dalam melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab dengan cara wajib bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik. Kode etik sebagaimana yang dimaksud meliputi : a.
Pejabat pengawas pemerintah dengan organisasi intern
b.
Pejabat pengawas pemerintah dengan pejabat pengawas
19
c.
Pejabat pengawas pemerintah dengan pemeriksa/auditor
d.
Pejabat pengawas pemerintah dengan penyidik
e.
Pejabat pengawas pemerintah dengan yang diawasi dan
f.
Pejabat pengawas pemerintah dengan masyarakat Pemahaman kode etik akan mengarah adanya perubahan positif terhadap pola
pikir, sikap, perilaku para pejabat pengawas agar martabat pengawas di masyarakat mendapat tempat yang terhormat dan mampu memberikan outcome/hasil pengawasan yang diharapkan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan fenomena yang terjadi pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dimana auditor yang memiliki kompetensi teknis sangat sedikit, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh
Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan pada
Kode Etik terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan penelitian-penelitian sebelumnya,
peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah keahlian, independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kualitas audior pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara?
20
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian untuk
mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh keahlian, independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik secara simultan dan parsial terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1.
Bagi
peneliti,
diharapkan
dapat
menambah
pengalaman,
pemahaman,
kemampuan intelektual tentang pengaruh keahlian, independensi, kecermatan profesional, kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas auditor. 2.
Bagi Inspektorat Provinsi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang kualitas auditor, pelatihan, tuntutan kecakapan profesional
yang dibutuhkan yang dapat meningkatkan kinerja auditor
Inspektorat Provinsi di masa yang akan datang. 3.
Bagi pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota, khususnya Provinsi Sumatera Utara penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dalam memahami fungsi, peran, tanggungjawab dan tugas Inspektorat Prop/Kab/Kota.
4.
Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan memperkaya hasil penelitian dan sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti hal yang sama.
21
1.5
Originalitas Penelitian Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Rizal Iskandar Batubara
tahun 2008 dengan judul Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan), namun peneliti menambah satu variabel penelitian yaitu kepatuhan pada kode etik berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah, serta berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.
22
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Landasan Teori
2.1.1. Kualitas Auditor Beberapa penulis memberikan pengertian mengenai auditing antara lain sebagai berikut : Menurut Committee of
Auditing Concepts (2005) auditing adalah suatu
proses sistemik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai suatu pernyataan tentang kegiatan atau kejadian ekonomis untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan,
serta
mengkomunikasikan
hasilnya
kepada
pihak-pihak
yang
berkepentingan. Menurut
Arrens and Loebbecke (2005) auditing adalah suatu kegiatan
pengumpulan dan penilaian bukti-bukti yang menjadi pendukung informasi kuantitatif suatu entitas untuk menentukan dan melaporkan sejauhmana kesesuaian antara informasi kuantitatif tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh institusi atau orang yang kompeten dan independen. Menurut Leo Hebert (2005) auditing adalah suatu proses kegiatan selain bertujuan untuk mendeteksi kecurangan atau penyelewengan dan memberikan simpulan atas kewajaran penyajian akuntabilitas, juga menjamin ketaatan terhadap
hukum, kebijaksanaan dan peraturan melalui pengujian apakah aktivitas organisasi dan program dikelola secara ekonomis, efisien dan efektif. Hasil penelitian Deis dan Giroux (1992) menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil. Mereka melakukan penelitian tentang empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) Kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga. Widagdo (2002) melakukan penelitian tentang atribut-atribut kualitas auditor oleh kantor akuntan publik yang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan klien. Terdapat 12 (dua belas)
atribut yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1)
pengalaman melakukan audit, 2) memahami industri klien, 3) responsiff atas kebutuhan klien, 4) taat pada standar umum, 5) independensi, 6) sikap hati-hati, 7) komitmen terhadap kualitas audit, 8) keterlibatan pimpinan KAP, 9) melakukan
26
27
pekerjaan lapangan dengan tepat, 10) keterlibatan komite audit, 11) standar etika yang tinggi, dan 12) tidak mudah percaya. Hasil penelitian Widagdo (2002) menunjukkan bahwa ada 7 atribut kualitas auditor yang berpengaruh terhadap kepuasan klien, antara lain pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada standar umum, komitmen terhadap kualitas audit dan keterlibatan komite audit. Sedangkan 5 atribut lainnya yaitu independensi, sikap hati-hati, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, standar etika yang tinggi dan tidak mudah percaya, tidak berpengaruh terhadap kepuasan klien. 2.1.2. Keahlian Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 menyatakan Auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Pimpinan APIP harus yakin bahwa latar belakang pendidikan dan kompetensi teknis auditor memadai untuk pekerjaan audit yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, pimpinan APIP wajib menciptakan kriteria yang memadai tentang pendidikan dan pengalaman dalam mengisi posisi auditor di lingkungan APIP. Auditor APIP harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara. Agar tercipta kinerja audit yang baik maka APIP harus mempunyai kriteria tertentu dari auditor yang diperlukan untuk merencanakan audit, mengidentifikasi kebutuhan profesional auditor dan untuk mengembangkan teknik
28
dan metodologi audit agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh APIP. Untuk itu APIP juga harus mengidentifikasi keahlian yang belum tersedia dan mengusulkannya sebagai bagian dari proses rekrutmen. Aturan tentang tingkatan pendidikan formal minimal dan pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh APIP. Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh auditor adalah auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi. Di samping wajib memiliki keahlian tentang standar audit, kebijakan, prosedur dan praktik-praktik audit, auditor harus memiliki keahlian yang memadai tentang lingkungan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit yang dilayani oleh APIP. Dalam hal auditor melakukan audit terhadap sistem keuangan, catatan akuntansi dan laporan keuangan, maka auditor wajib mempunyai keahlian atau mendapatkan pelatihan di bidang akuntansi sektor publik dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait dengan akuntabilitas auditi. APIP pada dasarnya berfungsi melakukan audit di bidang pemerintahan, sehingga auditor harus memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan. Auditor juga harus memiliki pengetahuan yang memadai di bidang hukum dan pengetahuan lain yang diperlukan untuk mengidentifikasi indikasi adanya kecurangan (fraud). Pimpinan APIP dan auditor wajib memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif, terutama dengan auditi. Mereka wajib memiliki kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan
29
dan tulisan, sehingga mereka dapat dengan jelas dan efektif menyampaikan hal-hal seperti tujuan kegiatan, kesimpulan, rekomendasi dan lain sebagainya. Auditor harus mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan mengikuti professional
pendidikan education)
dan
pelatihan
sesuai
dengan
profesional
berkelanjutan
jenjangnya.
Pimpinan
(continuing APIP
wajib
memfasilitasi auditor untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan serta ujian sertifikasi sesuai dengan ketentuan. Dalam pengusulan auditor untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jenjangnya, pimpinan APIP mendasarkan keputusannya pada formasi yang dibutuhkan dan persyaratan administrasi lainnya seperti kepangkatan dan pengumpulan angka kredit yang dimilikinya. Auditor wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam standar, metodologi, prosedur, dan teknik audit. Pendidikan profesional berkelanjutan dapat diperoleh melalui keanggotaan dan partisipasi dalam asosiasi profesi, pendidikan sertifikasi jabatan fungsional auditor, konferensi, seminar, kursus-kursus, program pelatihan di kantor sendiri, dan partisipasi dalam proyek penelitian yang memiliki substansi di bidang audit. APIP dapat menggunakan tenaga ahli apabila APIP tidak mempunyai keahlian yang diharapkan untuk melaksanakan penugasan. Pimpinan APIP harus menggunakan advis dan bantuan dari pihak yang berkompeten dalam hal auditor tidak memiliki pengetahuan, keterampilan, dan lain-lain kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh atau sebagian penugasan.
30
Tenaga ahli yang dimaksud dapat merupakan aktuaris, penilai (appraiser), pengacara, insinyur, konsultan lingkungan, profesi medis, ahli statistik maupun geologi. Tenaga ahli tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Dalam hal penggunaan tenaga ahli, auditor harus menilai kualifikasi profesional, kompetensi dan pengalaman yang relevan, independensi dan proses pengendalian kualitas dari tenaga ahli tersebut, sebelum menerima penugasan audit. 2.1.3
Independensi Dalam semua hal yang berkaitan dengan audit, APIP harus independen dan
para auditornya harus obyektif dalam pelaksanaan tugasnya. Independensi APIP serta obyektifitas auditor diperlukan agar kredibilitas hasil pekerjaan APIP meningkat. Penilaian independensi dan obyektifitas mencakup dua komponen berikut : 1. Status APIP dalam organisasi 2. Kebijakan untuk menjaga obyektifitas auditor terhadap obyek audit. Pimpinan APIP bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi organisasi agar tanggung jawab pelaksanaan audit dapat terpenuhi. Posisi APIP ditempatkan secara tepat sehingga bebas dari intervensi, dan memperoleh dukungan yang memadai dari pimpinan tertinggi organisasi sehingga dapat bekerjasama dengan auditi dan melaksanakan pekerjaan dengan leluasa. Meskipun demikian, APIP harus membina hubungan kerja yang baik dengan auditi terutama dalam saling memahami diantara peranan masing-masing lembaga.
31
Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya. Auditor harus obyektif dalam melaksanakan audit. Prinsip obyektifitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak mengkompromikan kualitas. Pimpinan APIP tidak diperkenankan menempatkan auditor dalam situasi yang membuat auditor tidak mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan profesionalnya. Jika independensi atau obyektifitas terganggu, baik secara faktual maupun penampilan, maka gangguan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP. Auditor harus melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi adanya dan atau interpretasi adanya konflik kepentingan, ketidakindependenan atau bias. Pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang menyampaikan situasinya dengan auditor lainnya yang bebas dari situasi tersebut. Auditor yang mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti hubungan sosial, kekeluargaan atau hubungan lainnya yang dapat mengurangi obyektifitasnya, harus tidak ditugaskan untuk melakukan audit terhadap entitas tersebut. Dalam hal auditor bertugas menetap untuk beberapa lama di kantor auditi guna membantu mereviu kegiatan, program atau aktivitas auditi, maka auditor tidak boleh terlibat dalam pengambilan keputusan atau menyetujui hal-hal yang merupakan tanggung jawab auditi.
32
Independensi pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sangat berbeda dengan independensi yang dimiliki oleh BPK, BPKP, atau Akuntan Publik. Inspektorat Provinsi merupakan bagian dari SKPD pada Pemerintah Provinsi. Hasil pemeriksaan yang dilaksanakan Inspektorat Provinsi hanya dapat memberikan saran kepada Kepala Daerah melalui laporan hasil pemeriksaan untuk memberikan sanksi dari temuan penyalahgunaan wewenang pada SKPD-SKPD di Pemerintah Provinsi. Tindakan yang dilakukan merupakan hak mutlak Kepala Daerah. Berbeda dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK atau BPKP, kedua lembaga ini berhak melakukan ekspose kepada pusat atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Perbedaan ini menyebabkan masih kurangnya independensi auditor di Inspektorat Provinsi. 2.1.4
Kecermatan Profesional Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan
seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan. Due professional care dapat diterapkan dalam pertimbangan profesional (professional judgement), meskipun dapat saja terjadi penarikan kesimpulan yang tidak tepat ketika audit sudah dilakukan dengan seksama. Due professional care dilakukan pada berbagai aspek audit, diantaranya : a. formulasi tujuan audit; b. penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit; c. pemilihan pengujian dan hasilnya;
33
d. pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan audit; e. penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit dan efek/dampaknya; f. pengumpulan bukti audit; g. penentuan kompetensi, integritas dan kesimpulan yang diambil pihak lain yang berkaitan dengan penugasan audit. 2.1.5
Kepatuhan pada Kode Etik Auditor harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus
mengacu kepada Standar Audit ini, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit. Kode etik ini dibuat bertujuan untuk mengatur hubungan antara : 1.
Auditor dengan rekan sekerjanya
2.
Auditor dengan atasannya
3.
Auditor dengan objek pemeriksanya
4.
Auditor dengan masyarakat. Pengertian Etika menurut Firdaus (2005: 37) adalah perangkat prinsip moral
atau nilai. Masing-masing orang memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat diungkapkan secara eksplisit.
34
Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan karakteristik nilai-nilai sebagian besar dihubungkan dengan perilaku etis yaitu kejujuran, integritas, mematuhi janji, loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain, menghargai orang lain, menjadi warga yang bertanggungjawab, mencapai yang terbaik, dan ketanggunggugatan (Firdaus, 2005, 38). Sejumlah besar nilai etika dalam masyarakat tidak dapat dimasukkan dalam undang-undang karena sifat nilai tertentu yang memerlukan pertimbangan. Sebagian besar orang mendefinisikan perilaku tidak beretika sebagai perilaku yang berbeda dari sesuatu yang seharusnya dilakukan. Masing-masing orang menentukan apa yang dianggap tidak beretika, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Penting untuk memahami mengapa orang bertindak tidak beretika menurut kita. Terdapat penyebab orang tidak beretika atau standar etika seseorang berbeda dari masyarakat secara keseluruhan atau seseorang memutuskan untuk bertindak semaunya yaitu : standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum, dan seseorang memilih bertindak semaunya.
2.2
Tinjauan Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian
yang telah dilakukan antara lain yaitu : Dopuch dan Simunic (1980) dan DeAngelo (1981) dalam Komalasari (2003) berargumentasi bahwa ukuran auditor berhubungan positif dengan kualitas auditor. Economies of scale KAP yang besar akan memberikan insentif yang kuat untuk
35
mematuhi aturan SEC sebagai cara pengembangan dan pemasaran keahlian KAP tersebut. KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan KAP Big Five, dan kantor akuntan publik lainnya. Auditor beroperasi dalam lingkungan yang berubah, ketika biaya keagenan tinggi, manajemen mungkin berkeinginan pada kualitas audit yang lebih tinggi untuk menambah kredibilitas laporan, hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya pemonitoran. Alim (2007) penelitiannya berjudul pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas auditor dengan etika editor sebagai variabel moderasi. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor. Sementara itu, interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor. Penelitian ini juga menemukan bukti empiris bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor. Hogan (1997) menunjukkan bahwa kantor akuntan besar dapat memberikan kualitas auditor yang baik yaitu dengan mengurangi terjadinya underpricing pada saat perusahaan melakukan penawaran perdana (initial public stock offering, IPO). Hal ini disebabkan atestesi yang dilakukan auditor yang berkualitas baik akan mengurangi asimetri informasi yang semakin besar dibandingkan auditor yang berkualitas rendah. Alia (2001) juga melakukan penelitian mengenai persepsi auditor terhadap kualitas audit mengungkapkan bahwa hanya pengetahuan saja yang berpengaruh terhadap kualitas auditor, pengalaman auditor ternyata tidak banyak memberikan kontribusi untuk meningkatkan keahlian auditor, berarti pengalaman tidak pula berpengaruh terhadap kualitas auditor. Hasil penelitiannya juga menunjukkan
36
pengalaman tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak berpengaruh pula terhadap kualitas auditor, jumlah klien yang banyak dan jenis perusahaan (go publik atau belum go publik) tidak dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas audit yang dilakukan auditor. Sososutikno (2003) melakukan penelitian tentang hubungan tekanan anggaran waktu dengan perilaku disfungsional serta pengaruhnya terhadap kualitas auditor. Penelitian yang dilakukan di Jokjakarta ini menyatakan tekanan anggaran waktu memungkinkan munculnya perilaku disfungsional yang tercermin dari perilaku premature sign-off, under reporting of time, dan audit quality reduction behavior namun perilaku disfungsional ini tidak berepengaruh terhadap kualitas auditor. Begitupun tekanan anggaran waktu secara langsung tidak memiliki hubungan negatif terhadap kualitas auditor. Sedangkan Batubara (2008) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan (studi empiris pada Bawasko Medan). Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan
independensi
pemeriksa
secara
simultan
berpengaruh signifikan
terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan. 2.
Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.
37
Meier dan Fuglister (1992) melakukan penelitian tentang How to improve audit quality perception of auditors and clients, dalam penelitian tersebut mengungkapkan bahwa pengalaman dalam melakukan audit mempunyai dampak yang signifikan terhadap kualitas auditor. Hasil wawancara yang dilakukan Meier dan Fuglister (1992) terhadap auditor dan klien menunjukkan bahwa klien dan auditor setuju bahwa pelatihan dan supervisi akan meningkatkan kualitas auditor. Tabel 2.1 Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu Peneliti Terdahulu Alim (2007)
Judul Penelitian
Variabel
Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas auditor dengan etika editor sebagai variabel moderasi
Kompetensi dan independensi sebagai variabel independen. Kualitas auditor sebagai variabel dependen, dan etika auditor sebagai variabel moderasi
How to improve audit quality: perception of auditors and clients”
Perception of auditors, perceptions of clients, audit quality
Hasil Penelitian
Kompetensi berpengaruh signifkan terhadap kualitas auditor. Interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor. Sososutikno Hubungan Tekanan Variabel Independen: Tekanan anggaran (2003) Anggaran Waktu Tekanan Anggaran waktu secara langsung Dengan Perilaku Waktu tidak memiliki Disfungsional Serta Variabel Dependen: hubungan negatif Pengaruhnya Kualitas Auditor terhadap kualitas Terhadap Kualitas auditor. Auditor Meier dan Fuglister (1992)
Pengalaman dalam melakukan audit mempunyai dampak yang signifikan terhadap kualitas audit.
38
Lanjutan Tabel 2.1 Alia Ariesanti (2001)
Persepsi auditor terhadap kualitas auditor
variabel independen : Pengalaman Variabel Dependen : Kualitas Auditor Variabel Intervening Keahlian auditor
Batubara (2008)
Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan).
Variabel Independen: Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Independensi Pemeriksa.
Pengalaman tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak berpengaruh pula terhadap kualitas audior.
Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil Variabel Dependen : pemeriksaan pada Kualitas Hasil Bawasko Pemeriksaan. Medan.Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.
39
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1
Kerangka Konseptual Variabel Independen
Variabel Dependen
Keahlian (X1) Independensi (X2) Kualitas Auditor (Y) Kecermatan Profesional (X3) Kepatuhan pada Kode Etik (X4)
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual sebagaimana yang tergambar di atas, untuk variabel Keahlian (X1), Independensi (X2), Kecermatan Profesional (X3), dan Kualitas Auditor (Y) berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008, menyatakan ada empat faktor yang dapat mempengaruhi kualitas auditor yaitu keahlian, independensi, kecermatan profesional, sedangkan Kepatuhan pada Kode Etik (X4) berdasarkan Permendagri
No. 28 Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah. Jika auditor memiliki keahlian akan melaksanakan tupoksi dengan efektif, mempersiapkan KKP, melaksanakan perencanaan dan koordinasi audit sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas auditor. Auditor yang memiliki independensi memiliki tingkat pendidikan formal strata satu (S1), mengikuti pelatihan dibidang auditing, akuntansi sektor publik, keuangan daerah, serta telah mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas auditor. Bahwa auditor bila memiliki kecermatan profesional akan menggunakan keahlian secara cermat dan seksama, hati-hati dan menerapkan pertimbangan profesional dalam mengambil kesimpulan sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas auditor. Apabila auditor memiliki kepatuhan pada kode etik akan mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku secara bertanggungjawab, berperilaku sesuai dengan kode etik organisasi, baik terhadap auditi maupun masyarakat sehingga akan berpengaruh terhadap kualitas auditor.
29
30
3.2
Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian
dan teori serta kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian ini adalah bahwa keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik secara simultan dan parsial berpengaruh terhadap kualitas auditor.
31
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1
Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kausal, Umar (2008) menyebutkan disain kausal
berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain, dan juga berguna pada penelitian yang bersifat eksperimen dimana variabel independennya diperlakukan secara terkendali oleh peneliti untuk melihat dampaknya pada variabel dependennya secara langsung. Peneliti menggunakan disain penelitian ini untuk memberikan bukti empiris dan menganalisis keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik sebagai variabel independen dan kualitas auditor sebagai variabel dependen pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara.
4.2
Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Kantor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang
beralamat di Jalan K.H. Wahid Hasyim No. 8 Medan. Jangka waktu penelitian dari bulan November 2008 sampai dengan bulan Pebruari 2009.
4. 3
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor Inspektorat Provinsi
Sumatera Utara yang berjumlah 73 (tujuh puluh tiga) orang berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara nomor 800/1060/2004 tanggal 31 Maret 2004 terdiri dari : No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jurusan Ekonomi Akuntansi Ekonomi Manajemen Tehnik Sipil Pertanian Hukum Sosial Politik Kedokteran Hewan Sarjana Muda (D-III) S LTA Jumlah .........................................
Jumlah 4 orang 18 orang 2 orang 12 orang 14 orang 19 orang 1orang 1 orang 2 orang 73 orang
Jenis penelitian ini adalah sensus, menurut Erlina dan Mulyani (2007) jika peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian maka disebut sensus. Sensus digunakan jika elemen populasi relatif sedikit dan bersifat heterogen. Metode yang digunakan adalah metode survey, menurut Ghozali dan Ikhsan (2006) yaitu merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli.
45
46
4.4
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan
kuesioner, seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (1999), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian
ini
yang
akan diberikan
kuesioner
adalah seluruh
Auditor
Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 73 (tujuh puluh tiga) orang. Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh auditor Inspektorat Provinsi, kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut. Tahap yang kedua adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara untuk dilakukan pengolahan data. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari jawaban respoden atas kuesioner yang dikirim, sedangkan sumber data berasal dari jawaban para auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dirancang sendiri oleh Peneliti, kuesioner ini mengacu pada variabel dan indikator penelitian yang peneliti ambil berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/ 03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Pemeriksaan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah.
47
Sebelum kuesioner disebar ke responden terlebih dahulu dilakukan uji pratest (uji coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan). Menurut Kuncoro (2003) setelah instrumen disusun dalam bentuk draft maka uji pratest sebaiknya dilakukan pada sejumlah responden yang sama dengan responden penelitian yang sebenarnya.
4.5. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner yang dirancang sendiri berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah.
4.6
Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu Keahlian (X1),
Independensi (X2), Kecermatan Profesional (X3) dan Kepatuhan pada Kode Etik (X4) yang merupakan faktor-faktor dari kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dan satu variabel dependen yaitu Kualitas Auditor (Y). Keahlian (X1) dalam penelitian ini adalah auditor yang mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara, serta memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya, dengan indikatornya memiliki kompetensi teknis di bidang auditing, akuntansi,
48
administrasi pemerintahan dan komunikasi dan telah mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing professional education). Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval, seperti yang dikemukakan Erlina dan Mulyani (2007 : 53) skala interval adalah skala pengukuran yang menyatakan kategori, peringkat dan jarak konstruk yang diukur tetapi tidak menggunakan angka nol sebagai titik awal perhitungan dan bukan angka awal absolut. Independensi (X2) dalam penelitian ini adalah Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya. Auditor harus obyektif dalam melaksanakan audit. Prinsip obyektifitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak mengkompromikan kualitas. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval. Kecermatan Profesional (X3) dalam penelitian ini adalah auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan. Due professional care dapat diterapkan dalam pertimbangan profesional (professional judgement), yang dilakukan pada berbagai aspek audit, diantaranya : 1. formulasi tujuan audit; 2. penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit; 3. pemilihan pengujian dan hasilnya;
49
4. pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan audit; 5. penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit dan efek/dampaknya; 6. pengumpulan bukti audit; 7. penentuan kompetensi, integritas dan kesimpulan yang diambil pihak lain yang berkaitan dengan penugasan audit. Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval. Kepatuhan pada Kode Etik (X4) dalam penelitian ini adalah auditor harus mematuhi kode etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu kepada standar audit, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit. Kode etik ini dibuat bertujuan untuk mengatur hubungan antara : 1.
Auditor dengan rekan sekerjanya
2.
Auditor dengan atasannya
3.
Auditor dengan objek pemeriksanya
4.
Auditor dengan masyarakat.
Pengukuran variabel dalam penelitian ini dengan menggunakan skala pengukuran interval.
50
Kualitas Auditor (Y) dalam penelitian ini adalah auditor yang melakukan tupoksi dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan, melaksanakan perencanaan, koordinasi dan penilaian efektifitas tindak lanjut pemeriksaan, serta konsistensi laporan audit (Menpan 2008). Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Variabel Dependen Kualitas adalah auditor yang Auditor melaksanakan tupoksi (Y) dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan, melaksanakan perencanaan, koordinasi dan penilaian efektifitas tindak lanjut audit, serta konsistensi laporan audit
Indikator
1. Melaksanakan tupoksi Interval dengan efektif 2. Mempersiapkan KKP 3. Melaksanakan perencanaan dan koordinasi audit 4. Menilai efektifitas tindak lanjut hasil audit 5. Konsistensi penyajian laporan hasil audit
Variabel Independen Keahlian. Auditor harus mem- punyai 1. Latar belakang (X1) pengetahuan, keterampilan, pendidikan dan kompetensi lainnya yang 2. Memiliki kompetensi diperlukan untuk teknis melaksanakan tanggung 3. Memiliki sertifikasi JFA jawabnya dan mengikuti pendidikandan pelatihan berkelanjutan Indepedensi Auditor harus memiliki sikap 1. Memiliki objektifitas (X2) yang netral dan tidak bias 2. Memiliki kejujuran serta menghindari konflik 3. Tidak kepentingan dalam mengkompromikan merencanakan, kualitas melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya
Skala
Interval
Interval
51
Lanjutan Tabel 4.1 Kecermatan Profesional (X3)
Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan.
Kepatuhan pada Kode Etik (X4)
Auditor harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu kepada Standar Audit dan wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit.
1. Formulasi tujuan audit Interval 2. Penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit; 3. Pemilihan pengujian dan hasilnya 4. Pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan audit 5. Penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit dan efek/dampaknya 6. Pengumpulan bukti audit 7. Penentuan kompetensi, integritas dan kesimpulan yang diambil pihak lain yang berkaitan dengan penugasan audit. 1. Auditor dengan rekan Interval sekerjanya 2. Auditor dengan atasannya 3. Auditor dengan objek pemeriksanya 4. Auditor dengan masyarakat.
4.7. Model dan Teknik Analisis Data 4.7.1. Model Analisis Data Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (Multiple Regression Analysis). Menurut Sugiyanto (2004) analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh lebih dari satu
52
variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut : Y = α + β1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + e Keterangan : Y
:
Kualitas Auditor
X1
:
Keahlian
X2
:
Independensi
X3
:
Kecermatan Profesional
X4
:
Kepatuhan terhadap Kode Etik
α
:
Konstanta.
β
:
Koefisien Regresi.
e
:
Eror.
4.7.2. Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang dimasukkan ke dalam serangkaian data. Penelitian diuji dengan beberapa uji statistik yang terdiri dari uji kualitas data, pengujian asumsi klasik, statistik deskriptif, dan uji statistik untuk pengujian hipotesis.
53
4.7.3. Uji Kualitas Data Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas data yaitu reliabilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. 1.
Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden atas seluruh butir pertanyaan atau pernyataan yang digunakan. Pengujian reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama (Umar, 2000). Teknik statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien cronbach’s alpha dengan bantuan software SPSS. Cronbach’s Alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua. Menurut Supramono dan Utami (2004) secara umum suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien cronbach’s alpha > 0,6. 2. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Menurut Umar (2000) uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Validitas
54
dalam hal ini merupakan akurasi temuan penelitian yang mencerminkan kebenaran sekalipun responden yang dijadikan objek pengujian berbeda (Ghozali dan Ikhsan, 2006). Uji validitas dihitung dengan menggunakan korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran dengan SPSS akan dilihat tingkat signifikan atas semua pertanyaan. Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung >
r tabel) maka instrumen tersebut
dikatakan valid. 4.7.4. Uji Asumsi Klasik Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat. Menurut Lubis (2007) dalam membuat uji asumsi klasik harus menggunakan data yang akan digunakan dalam uji regresi. Uji Asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas. Adapun uji asumsi klasik yang dipakai yaitu uji Normalitas, uji Multikolinearitas, uji Heteroskedastisitas sedangkan uji Autokorelasi tidak digunakan karena data penelitian merupakan data primer dalam bentuk kuesioner dan tidak berhubungan dengan model data yang memakai rentang waktu. 1.
Uji Normalitas Menurut Umar (2000) uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal
55
atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan 2 metode pengujian yaitu Normal p_plot dan diagram histogram. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis non parametrik termasuk model-model regresi dapat digunakan. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebagaimana dikemukakan oleh Lubis (2007) data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal. Kenormalan data juga dapat dilihat dengan melihat diagram histogram dimana keputusan/pengambilan kesimpulan yaitu jika grafik histogram tidak condong ke kiri dan ke kanan maka data penelitian berdistribusi normal dan sebaliknya. 2.
Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen. Jika terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi. Menurut Singgih Santoso (2000) model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas yaitu : Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10, dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari
56
multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 atau 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance. 3.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heterokedastisitas. Menurut Umar (2000) model regresi yang baik adalah model yang heterokedastisitas. Cara memprediksinya adalah : a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0. b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Lubis, 2007).
4.7.5. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang paling utama dan data demografi responden. (Ghazali dan Ikhsan, 2006).
57
4.7.6. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang diajukan dilakukan dengan melihat rata-rata nilai variabel yang dipakai. Kuesioner diarahkan untuk jawaban positif atau negatif. Interval jawaban terdiri dari 1 sampai dengan 5, dan jawaban point 4 dan point 5 merupakan jawaban positif karena jawaban point 4 adalah setuju dan point 5 adalah sangat setuju. Untuk menguji hipotesis mengenai pengaruh keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik secara simultan dan parsial terhadap kualitas auditor digunakan pengujian hipotesis secara simultan dengan uji F, dan secara parsial dengan uji t. 1.
Uji F Uji F menguji pengaruh simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji F adalah sebagai berikut : Ho : β = 0, Keahlian, Independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan kode etik tidak berpengaruh secara simultan terhadap kualitas auditor. Ha : β ≠ 0, Keahlian, Independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh secara simultan terhadap kualitas auditor. Pada tabel ANOVA didapat uji F yang menguji semua sub variabel bebas yang akan mempengaruhi persamaan regresi. Dengan menggunakan derajat keyakinan 95 % atau taraf nyata 5 % serta derajat kebebasan df1 dan df2 untuk
58
mencari nilai F tabel. Nilai F tabel dapat dilihat dengan menggunakan F tabel. Dasar pengambilan keputusan adalah : a. Jika F hitung > F tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak. b. Jika F hitung < F tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan : a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak. b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima. 2.
Uji t Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t, yaitu menguji pengaruh parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut : Ho : β = 0, Keahlian, independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik tidak berpengaruh secara parsial terhadap kualitas auditor. Ha :
β ≠ 0, Keahlian, independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan
pada kode etik berpengaruh secara parsial terhadap kualitas auditor . Untuk mencari t tabel dengan df = N-2, taraf nyata 5 % dapat dengan menggunakan tabel statistik. Nilai t tabel dapat dilihat dengan menggunakan tabel t. Dasar pengambilan keputusan adalah : a. Jika t hitung > t tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak
59
b. Jika t hitung < t tabel, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Keputusan statistik hitung dan statistik tabel dapat juga diambil keputusan berdasarkan probabilitas, dengan dasar pengambilan keputusan : a. Jika probabilitas > tingkat signifikan, maka Ha diterima dan Ho ditolak. b. Jika probabilitas < tingkat signifikan, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
60
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1
Deskripsi Data
5.1.1
Deskripsi Lokasi Lokasi penelitian ini adalah kantor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang
beralamat di Jalan K.H. Wahid Hasyim No. 8 Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang berjumlah 73 (tujuh puluh tiga) orang. Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan kuesioner pada 73 orang auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Namun, dari 73 eksemplar yang dibagikan yang kembali berjumlah 65 eksemplar. Adapun 8 eksemplar lagi yang tidak kembali karena alasan melaksanakan diklat sebanyak 4 (empat) orang, dan sakit 4 (empat) orang. Seluruh kuesioner yang kembali, dijadikan sampel dalam penelitian ini. Tabel 5.1 Pengumpulan Data Keterangan Kuesioner yang dikirim berjumlah 73 eksemplar Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang kembali Kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian
Jumlah 73 8 65 65
Persentase 100 % 11 % 89 % 89 %
5.1.2
Karakteristik Responden Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin (Tabel 5.2) menunjukkan bahwa
auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang paling banyak berjenis kelamin pria sebanyak 45 orang ( 69,24 %) dan berjenis kelamin wanita sebanyak 20 orang (30,76 %). Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Pria Wanita Total
Frekuensi
Persen
45 20 65
69,24 30,76 100,0
Hasil penelitian berdasarkan masa kerja (Tabel 5.3) menunjukkan bahwa auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara mempunyai masa kerja paling banyak 16-20 tahun sebanyak 37 orang atau (56,92 %), lalu 11-15 tahun sebanyak 20 orang atau (30,77 %) dan yang paling sedikit 6-10 tahun sebanyak 3 orang atau (4,6 %). Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja ≤ 5 Tahun 6-10 Tahun 11-15 Tahun 16-20 Tahun > 20 Tahun Total
Frekuensi
Persen
3 20 37 5 65
4,6 30,77 56,92 7,7 100,0
72
73
Hasil penelitian berdasarkan umur (Tabel 5.4) menunjukkan bahwa auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara memiliki usia antara 41-50 tahun sebanyak 53 orang atau (81,54 %), lalu 31- 40 tahun sebanyak 10 orang atau (15,40 %) dan yang paling sedikit berusia 51- 60 tahun sebanyak 2 orang atau (3,0 %). Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Umur 20-30 Tahun 31-40 Tahun 41-50 Tahun 51-60 Tahun Total
Frekuensi
Persen
10 53 2 65
15,40 81,54 3,0 100,0
Hasil penelitian berdasarkan Tingkat Pendidikan (Tabel 5.5) menunjukkan bahwa auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara memiliki tingkat pendidikan tertinggi Sarjana (S1) sebanyak 54 orang atau (83,1 %), lalu Pascasarjana (S2) sebanyak 9 orang atau (13,84 %) dan yang paling sedikit berpendidikan SMA sebanyak 2 orang atau (3,0 %). Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan SMA Sederajat Sarjana Muda Sarjana (S1) S2 atau S3 Total
Frekuensi
Persen
2 54 9 65
3,0 83,1 13,84 100,0
74
5.2
Hasil Analisis Data
5.2.1
Uji Kualitas Data Sebelum daftar pertanyaan diberikan pada responden, daftar pertanyaan perlu
diuji coba terlebih dahulu. Uji Pratest telah dilakukan terhadap instrumen penelitian ini dan telah memenuhi syarat untuk dijadikan kuesioner namun tidak ditampilkan dalam penelitian ini. 5.2.1.1 Uji Validitas Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS, nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid. Angka kritik pada penelitian ini adalah N-2 = 652 = 63 dengan taraf signifikan 5% maka angka kritik untuk uji validitas pada penelitian adalah 0,244. Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai corrected item-total correlation bernilai positif dan di atas nilai r tabel 0,244 yang artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Hasil uji validitas variabel Kualitas Auditor (Y), Keahlian (X1), Independensi (X2), Kecermatan Profesional (X3) dan Kepatuhan pada Kode Etik (X4) adalah sebagai berikut :
75
Tabel 5.6 Uji Validitas Variabel Penelitian Instrumen Variabel Kualitas Auditor (Y)
Keahlian (X1)
Butir Instrumen a. Melaksanakan Tupoksi dengan efektif b. Menyediakan kertas kerja pemeriksaan c. Melaksanakan koordinasi audit d. Melaksanakan perencanaan audit e. Melakukan penilaian efektifitas tindak lanjut hasil pemeriksaan dan konsistensi penyajian laporan hasil audit a. Memiliki tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1 ) b. Mengikuti pelatihan yang memadai dibidang auditing, akuntansi sektor publik, dan keuangan daerah c. Memiliki keahlian di bidang Auditing d. Memiliki keahlian di bidang akuntansi sektor publik, keuangan daerah dan lain-lain e. Memiliki keahlian di bidang administrasi pemerintahan dan hukum. f. Mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan. g. Memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan auditi.
r hitung 0,526 0,841 0,499 0,800 0,735
R tabel 0,244 0,244 0,244 0,244 0,244
Ket Valid Valid Valid Valid Valid
0,371
0,244
Valid
0,335
0,244
Valid
0,412 0,451
0,244
Valid Valid
0,244 0,673 0,244
Valid Valid
0,540 0,244 Valid 0,474 0,244
76
Independensi (X2)
Kecermatan Profesional (X3)
Kepatuhan pada Kode Etik (X4)
a. Bebas dari intervensi dan mendapat dukungan dari pimpinan tertinggi b. Harus memiliki sikap netral dan tidak bias c. Menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil audit. d. Tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti hubungan sosial, kekeluargaaan atau hubungan lainnya. e. Melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi jika independensi atau objektifitas terganggu baik secara fakta maupun penampilan f. Pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang menghadapi gangguan terhadap konflik kepentingan
0,825
0,244
Valid
0,751 0,764
0,244 0,244
Valid Valid
0,422
0,244
Valid
0,699
0,244
Valid
0,788
0,244
Valid
a. Menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama. b. Menggunakan keahlian profesionalisme secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan c. Menerapakan pertimbangan profesional dalam mengembangkan keahlian profesionalnya
0,732
0,244
Valid
0,745
0,244
Valid
0,658
0,244
Valid
a. Melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab b. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap organisasi intern c. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap auditi d. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap masyarakat
0,394
0,244
Valid
0,444
0,244
Valid
0,470
0,244
Valid
0,613
0,244
Valid
77
5.2.1.2 Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden atas seluruh butir pertanyaan atau pernyataan yang digunakan. Pengujian reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama (Umar, 2000). Teknik statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien cronbach’s alpha dengan bantuan program software SPSS. Cronbach’s Alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua. Menurut Supramono dan Utami (2004) secara umum suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien cronbach’s alpha > 0,6. Tabel 5.7 Uji Reliabilitas Variabel Penelitian Variabel
Alpha Cronbach’s Kualitas Auditor (Y) 0,856 Keahlian (X1) 0,736 Independensi (X2) 0,887 Kecermatan Profesional (X3) 0,842 Kepatuhan pada Kode Etik (X4) 0,680 Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
Batas Reliabilitas 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas menunjukkan cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dinyatakan instrumen tersebut reliabel.
78
5.2.2
Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data agar lebih relevan dalam menganalisis. Dalam melakukan penelitian ini peneliti hanya menggunakan 3 alat uji ini sebab data yang peneliti gunakan merupakan data primer dalam bentuk kuesioner dan tidak berhubungan dengan model data yang memakai rentang waktu. Pengujian asumsi klasik ini meliputi : 5.2.2.1
Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah model regresi antara
variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) keduanya memiliki distribusi normal atau tidak yang dapat dilihat dengan menggunakan normal p_plot dan Diagram Histogram yang tidak condong ke kiri maupun ke kanan. Data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar di sekitar garis diagonal. Grafiknya sebagai berikut :
79
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kualitas Auditor
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Histogram
Dependent Variable: Kualitas Auditor 20
Frequency
15
10
5
Mean =1.48E-15 Std. Dev. =0.968 N =65
0 -3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Residual
Gambar 5.1 Grafik Uji Normalitas
3
80
Dari gambar di atas dapat disimpulkan data terdistribusi dengan normal, dimana data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal dan diagram histogram yang tidak condong kekiri dan kekanan sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal. 5.2.2.2
Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana variabel lain (independen)
saling berkorelasi satu dengan lainnya. Persamaan regresi berganda yang baik adalah persamaan yang bebas dari adanya multikolinieritas antara variabel independen. Alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur ada tidaknya variabel yang berkorelasi, maka digunakan alat uji atau deteksi Variance Inflation Factor (VIF). Dimana nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Tabel 5.8 Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistics Model 1
Tolerance (Constant) Keahlian Independensi Kecermatan Profesional Kepatuhan pada Kode Etik
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)
,652 ,201 ,508 ,178
VIF 1,535 4,970 1,969 5,625
81
Pada output bagian ini, terlihat bahwa dari keempat variabel independen dengan nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Sehingga dapat disimpulkan dalam model regresi ini tidak ada masalah multikolinieritas. 5.2.2.3
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas, dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat gambar seperti berikut ini:
Scatterplot
Dependent Variable: Kualitas Auditor
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2 -3
-2
-1
0
1
2
Regression Studentized Residual
Gambar 5.2 Grafik Uji Heteroskedastisitas
3
82
Dengan menggunakan metode grafik di atas dapat diambil keputusan dengan kriteria sebagai berikut : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur maka terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Dari grafik 5.2 di atas menunjukkan tidak ada pola yang jelas dan menandakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas untuk variabel penelitian, dengan demikian asumsi dasar bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan terpenuhi. 5.2.3
Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
5.2.3.1 Variabel Keahlian (X1) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Keahlian (X1) dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut ini: Tabel 5.9 Deskripsi Variabel Keahlian (X1) Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Kuesioner-1 4,28 4 ,740 Kuesioner-2 4,31 4 ,465 Kuesioner-3 4,17 4 ,378 Kuesioner-4 4,34 4 ,509 Kuesioner-5 4,26 4 ,509 Kuesioner-6 4,23 4 ,523 Kuesioner-7 4,25 4 ,434 Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
Variance ,547 ,216 ,143 ,259 ,259 ,274 ,188
Min 2 4 4 3 3 3 4
Max 5 5 5 5 5 5 5
83
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan : 1. Memiliki tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 2, dengan rata-rata 4,28 dan standar deviasi 0,740. 2. Mengikuti pelatihan yang memadai dibidang auditing, akuntansi sektor publik, dan keuangan daerah : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 4, dengan rata-rata 4,31 dan standar deviasi 0,465. 3. Memiliki keahlian di bidang auditing : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 4, dengan rata-rata 4,17 dan standar deviasi 0,378. 4. Memiliki keahlian di bidang akuntansi sektor publik, keuangan daerah dan lain-lain : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,34 dan standar deviasi 0,509. 5. Memiliki keahlian di bidang administrasi pemerintahan dan hukum : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,26 dan standar deviasi 0,509. 6. Mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,23 dan standar deviasi 0,523. 7. Memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan auditi : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 4, dengan rata-rata 4,25 dan standar deviasi 0,434.
84
5.2.3.2 Variabel Independensi (X2) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Independensi (X2) dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini: Tabel 5.10 Deskripsi Variabel Independensi (X2) Deskripsi Mean Mode Std. Deviation Kuesioner-1 3,63 4 ,601 Kuesioner-2 3,63 3 ,675 Kuesioner-3 3,66 4 ,619 Kuesioner-4 3,77 4 ,656 Kuesioner-5 3,52 3 ,615 Kuesioner-6 3,74 4 ,691 Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
Variance ,362 ,455 ,384 ,430 ,378 ,477
Min 3 3 3 3 3 3
Max 5 5 5 5 5 5
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan: 1. Bebas dari intervensi dan mendapat dukungan dari pimpinan tertinggi : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,63 dan standar deviasi 0,601. 2. Harus memiliki sikap netral dan tidak bias : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,63 dan standar deviasi 0,455. 3. Menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil audit : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,66 dan standar deviasi 0,619. 4. Tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti hubungan sosial, kekeluargaaan atau hubungan lainnya : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,77 dan standar deviasi 0,656.
85
5. Melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi jika independensi atau objektifitas terganggu baik secara fakta maupun penampilan : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,52 dan standar deviasi 0,615. 6. Pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang menghadapi gangguan terhadap konflik kepentingan : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,74 dan standar deviasi 0,691. 5.2.3.3 Variabel Kecermatan Profesional (X3) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Kecermatan Profesional (X3) dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini : Tabel 5.11 Deskripsi Variabel Kecermatan Profesional (X3) Deskripsi
Mean Mode
Std. Deviation
Variance
Min
Max
Kuesioner-1
3,71
4
,655
,429
3
5
Kuesioner-2
3,77
4
,679
,462
3
5
Kuesioner-3
3,66
3
,776
,602
3
5
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah) Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :. 1. Menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,71 dan standar deviasi 0,655.
86
2. Menggunakan keahlian profesionalisme secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,77 dan standar deviasi 0,679. 3. Menerapakan pertimbangan profesional dalam mengembangkan keahlian profesionalnya : jawaban responden maksimum 5 minimum 3 dengan rata-rata 3,66 dan standar deviasi 0,776. 5.2.3.4 Variabel Kepatuhan pada Kode Etik (X4) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Kepatuhan Terhadap Kode Etik (X4) dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini: Tabel 5.12 Deskripsi Variabel Kepatuhan pada Kode Etik (X4) Deskripsi
Mean Mode
Std. Deviation
Variance
Min
Max
Kuesioner-1
4,05
4
,276
,076
3
5
Kuesioner-2
4,40
4
,524
,275
3
5
Kuesioner-3
3,77
4
,493
,243
3
5
Kuesioner-4
3,62
4
,578
,334
3
5
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah) Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan: 1. Melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,05 dan standar deviasi 0,276.
87
2. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap organisasi intern : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 4,40 dan standar deviasi 0,524. 3. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap auditi : jawaban responden maksimum 5 minimum 3 dengan rata-rata 3,77 dan standar deviasi 0,493. 4. Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap masyarakat : jawaban responden maksimum 5 minimum 3 dengan rata-rata 3,62 dan standar deviasi 0,578.
.
5.2.3.5 Variabel Kualitas Auditor (Y) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Kualitas Auditor (Y) dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut ini : Tabel 5.13. Deskripsi Variabel Kualitas Auditor (Y) Deskripsi
Mean Mode
Std. Deviation
Variance
Kuesioner-1
4,43
4
,529
,280
3
5
Kuesioner-2
3,77
4
,553
,305
3
5
Kuesioner-3
4,02
4
,330
,109
3
5
Kuesioner-4
3,88
4
,600
,360
3
5
Kuesioner-5
4,02
4
,545
,297
3
5
Sumber: Hasil penelitian tahun 2009 (data diolah)
Min Max
88
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan : 1. Melakukan Tupoksi dengan efektif : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 4,43 dan standar deviasi 0,529. 2. Menyediakan kerangka kerja pelaksanaan dan peningkatan kegiatan audit : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,77 dan standar deviasi 0,553. 3. Melaksanakan koordinasi audit : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 4,02 dan standar deviasi 0,330. 4. Melaksanakan perencanaan audit : jawaban responden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 3,88 dan standar deviasi 0,600. 5. Melakukan penilaian efektifitas tindak lanjut hasil pengawasan dan konsistensi penyajian laporan hasil audit : jawaban respoden maksimum 5 minimum 3, dengan rata-rata 4,02 dan standar deviasi 0,545.
5.3.
Pengujian Hipotesis Untuk menguji hipotesis bahwa keahlian, independensi, kecermatan
profesional dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh terhadap kualitas auditor secara simultan dengan uji F dan uji parsial dengan uji t.
89
5.3.1. Pengujian Hipotesis dengan Uji F Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan signifikansi nilai F pada output perhitungan dengan tingkat alpha 5%. Jika nilai signifikansi uji F lebih kecil dari 5% maka terdapat pengaruh antara semua variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengujian uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 5.12 di bawah ini: Tabel 5.14 Hasil Uji F Sum of Squares
df
Mean Square
9,911
4
2,478
Residual
1,059
60
,018
Total
10,970
64
Model 1
Regression
F
Sig.
140,41 9
,000(a)
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah) Pada hasil uji regresi dalam penelitian ini, diketahui nilai uji F sebesar 140,419 dengan signifikansi 0,000. Dimana disyaratkan nilai signifikansi F lebih kecil dari 5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen dalam penelitian ini secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kualitas auditor (Y). Hal tersebut berarti jika keahlian (X1), independensi (X2) kecermatan profesional (X3) dan kepatuhan pada kode etik (X4) secara bersama-sama
90
mengalami kenaikan maka akan berdampak pada kenaikan kualitas auditor (Y), sebaliknya jika keahlian (X1), independensi (X2) kecermatan profesional (X3) dan kepatuhan pada kode etik (X4) secara bersama-sama mengalami penurunan maka akan berdampak pada penurunan kualitas auditor (Y) 5.3.2. Pengujian Hipotesis dengan Uji t Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, pembahasan akan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis, dengan memperhatikan nilai t hitung dari hasil regresi tersebut untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen dengan tingkat kepercayaan 95% atau pada alpha 5%. Dengan syarat apabila nilai variabel independen signifikan terhadap variabel dependen maka terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan apabila tidak signifikan maka tidak terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini uji t digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak dengan mengetahui apakah variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Adapun metode dalam penentuan t tabel menggunakan ketentuan tingkat signifikan 5%, dengan df=n-k-1 (pada penelitian ini df=65-5-1=59), sehingga didapat nilai t tabel sebesar 2,00 disajikan dalam tabel 5.11. sebagai berikut:
91
Tabel 5.15 Nilai t hitung Variabel
t hitung
t tabel
Signifikansi
Keputusan
Keahlian (X1)
2,162
2,00
0,035
Hipotesis Terbukti
Independensi (X2)
6,456
2,00
0,000
Hipotesis Terbukti
Kecermatan Profesional (X3)
4,474
2,00
0,000
Hipotesis Terbukti
Kepatuhan pada Kode Etik (X4)
2,104
2,00
0,040
Hipotesis Terbukti
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah) Dari tabel 5.11 di atas, diketahui nilai t hitung dari masing-masing variabel independen. Dari nilai tersebut yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel. Karena t hitung dalam penelitian ini lebih besar dari t tabel, maka Ho ditolak, dengan kata lain keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh terhadap kualitas auditor. Selain itu pengujian hipotesis secara parsial juga dapat dianalisis dari nilai signifikansi dimana nilai signifikansi berada dibawah 0,05 maka dapat dikatakan bahwa secara parsial masing-masing variabel bebas berpengaruh signifikan pada tingkat alpha 5%.
92
5.4.
Hasil Persamaan Regresi Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interpretasi analisis regresi maka
digunakan bentuk persamaan. Persamaan atau model tersebut berisi konstanta dan koefisien-koefisien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi yang telah dirumuskan kemudian dengan bantuan program SPSS dilakukan pengolahan data sehingga didapat persamaan akhir sebagai berikut : Y = 0,154 + 0,138 X 1 + 0, 464 X 2 + 0,170 X 3 + 0, 241X 4 Pada model regresi ini, nilai konstanta yang tercantum sebesar 0,154 dapat diartikan jika variabel bebas dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara ratarata variabel diluar model tetap akan meningkatkan kualitas auditor sebesar 0,154 satuan. Nilai besaran koefisien regresi β1 sebesar 0,138 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel keahlian (X1) berpengaruh positif terhadap kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika keahlian mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,138 satuan. Nilai besaran koefisien regresi β 2 sebesar 0,464 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel independensi (X2) berpengaruh positif terhadap kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika independensi mengalami peningkatan
93
sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,464 satuan. Nilai besaran koefisien regresi β 3 sebesar 0,170 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel kecermatan profesional (X3) berpengaruh positif terhadap kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika kecermatan profesional mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,170 satuan. Nilai besaran koefisien regresi β 4 sebesar 0,241 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel kepatuhan pada kode etik (X4) berpengaruh positif terhadap kualitas auditor (Y). Hal ini menunjukkan bahwa ketika kepatuhan pada kode etik mengalami peningkatan sebesar satu satuan, kualitas auditor juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,241 satuan. 5.4.1. Analisis Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi dapat menjelaskan variabel dependen apabila (R2) > 50 %. Dalam penelitian ini besarnya koefisien determinasi (R2) sebesar 0,903 (90,3%). Sehingga dapat dikatakan bahwa 90,38% variasi variabel terikat yaitu kualitas auditor (Y) pada model dapat diterangkan oleh variabel bebas yaitu variabel keahlian (X1), independensi (X2), kecermatan profesional (X3), dan kepatuhan pada kode etik (X4) sedangkan sisanya sebesar 9,7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. Demikian juga jika dilihat dari nilai adjusted R2 yang bernilai = 0, 897 yang
94
artinya nilai R2 yang disesuaikan terhadap variabel bebas yang ada. Berarti 89,7 % variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikatnya sedangkan sisa 10,3 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut ini: Tabel 5.16 Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model
R
R Square
1
,951(a)
,903
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
DurbinWatson
,897
,13284
1,698
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2009 (data diolah)
5.5. Pembahasan Hasil Penelitian Pada pengujian hipotesis berdasarkan hasil perhitungan dapat dikatakan bahwa keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor baik secara simultan maupun parsial telah terbukti (H0 ditolak). Dari hasil ini dapat dilihat bahwa semakin baik/tinggi keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik tentunya memberikan kontribusi yang baik/tinggi terhadap kualitas auditor dalam melaksanakan tugasnya.
95
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Batubara (2008) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan (studi empiris pada Bawasko Medan). Hal ini sejalan disebabkan karena penelitian dilakukan pada instansi pemerintah serta menggunakan peraturan yang sama berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi
pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan. 2. Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Alia (2001) yang berjudul Persepsi auditor terhadap kualitas auditor dimana hasilnya menunjukkan bahwa Pengalaman tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak berpengaruh pula terhadap kualitas audior. Perbedaan tersebut disebabkan penelitian yang dilakukan Alia pada perusahaan swasta sedangkan peneliti melakukan penelitian pada instansi pemerintah.
96
Sedangkan dalam penelitian saya
menyatakan : Secara parsial keahlian,
independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kualitas auditor Inspektorat adalah independensi. Fenomena
yang
terjadi
pada
Inspektorat
Provinsi
Sumatera
Utara
menggambarkan bahwa auditor memiliki kualitas yang baik jika adanya independensi dalam melaksanakan pemeriksaan, sedangkan keahlian, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik merupakan unsur penunjang dalam pelaksanaan tugas, sehingga independensilah yang paling utama dalam melakukan pemeriksaan, karena auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara belum sepenuhnya independen dalam melaksanakan tugas. 5.5.1. Pengaruh Keahlian Terhadap Kualitas Auditor Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh keahlian terhadap kualitas auditor adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi keahlian sebesar 0,138 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (2,162 > 2,00). Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh keahlian adalah searah dengan kualitas auditor atau dengan kata lain keahlian yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila keahlian rendah/buruk maka kualitas auditor akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan
97
menunjukkan bahwa keahlian mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas auditor. 5.5.2. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Auditor Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh independensi terhadap kualitas auditor adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi independensi sebesar 0,464 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (6,456 > 2,00). Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh independensi adalah searah dengan kualitas auditor atau dengan kata lain independensi yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila independensi rendah/buruk maka kualitas auditor akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa independensi mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas auditor. 5.5.3. Pengaruh Kecermatan Profesional Terhadap Kualitas Auditor Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh kecermatan profesional terhadap kualitas auditor adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi kecermatan profesional sebesar 0,170 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (4,474 > 2,00).
98
Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh kecermatan profesional adalah searah dengan kualitas auditor atau dengan kata lain kecermatan profesional yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila kecermatan profesional rendah/buruk maka kualitas auditor akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa kecermatan profesional mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas auditor. 5.5.4. Pengaruh Kepatuhan Kode Etik pada Kualitas Auditor Pada hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas auditor adalah positif dan signifikan. Positif terlihat dari koefisien regresi kepatuhan kode etik sebesar 0,241 dan signifikan karena nilai t hitung > t tabel (2,104 > 2,00). Pengaruh positif menunjukkan bahwa pengaruh kepatuhan kode etik adalah searah dengan kualitas auditor atau dengan kata lain kepatuhan kode etik yang baik/tinggi akan berpengaruh terhadap kualitas auditor yang baik/tinggi, demikian sebaliknya bila kepatuhan kode etik rendah/buruk maka kualitas auditor akan rendah/buruk. Pengaruh signifikan menunjukkan bahwa kepatuhan kode etik mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas auditor. Dan variabel bebas yang memiliki pengaruh yang terbesar terhadap kualitas auditor adalah variabel independensi.
99
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, maka ditarik kesimpulan sebagai
berikut : 1. Secara simultan keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik secara bersama berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor. 2. Secara parsial keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik masing-masing berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kualitas auditor adalah independensi. 3. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Alim (2007) penelitiannya berjudul pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas auditor dengan etika editor sebagai variabel moderasi. 4. Sejalan dengan penelitian Batubara (2008) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan (studi empiris pada Bawasko Medan).
6.2. Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini hanya melibatkan pada satu Institusi saja, yaitu Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, sehingga tingkat generalisasi dari penelitian masih kurang, dan kesimpulan yang diambil mungkin hanya berlaku pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dan tidak dapat digeneralisasikan ke Inspektorat se Indonesia. 2. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan kuesioner, sehingga masih ada kemungkinan kelemahan-kelemahan yang ditemui, seperti jawaban yang tidak cermat, tidak serius dan responden yang menjawab asal-asalan dan tidak jujur, serta pertanyaan yang kurang lengkap atau kurang dipahami oleh responden. 3. Variabel yang digunakan untuk mengukur pengaruhnya terhadap kualitas auditor pada penelitian ini, hanya sebatas pengaruh keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/ 03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), sehingga masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas auditor.
75
6.3. Saran Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran untuk penelitian selanjutnya : 1.
Menambah jumlah sampel yang diteliti dan memperluas lokasi penelitian sehingga diharapkan tingkat generalisasi dari analisis akan lebih akurat.
2.
Menambah variabel – variabel lain seperti moderating, intervening, maupun variabel independen seperti kinerja, loyalitas, program kerja pemeriksaan (PKP) dan kecukupan waktu yang memiliki kemungkinan untuk berpengaruh terhadap kualitas auditor.
3.
Agar peneliti selanjutnya menggunakan data sekunder sebagai data penelitian seperti data tupoksi, KKP dan konsistensi atas laporan hasil audit.
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdolmohammadi, Mohammad. dan Arnold Wright., (1987), An Examination Journal of The Effects of Experience and Task Complexity on Audit Judgements, The Accounting Review (January), pp 1-13. Alim, M. Nizarul 2007, Pengaruh Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Auditor dengan Etika auditor sebagai variabel moderasi, Simposium Nasional Akuntansi X. Arens, Alvin A., and J.K. Loebecke, 1996, Auditing : Pendekatan Terpadu, Adaptasi oleh Amir Abadi Yusuf, Buku Satu Salemba Empat, Jakarta. Ariesanti, Alia. (2001). Persepsi Auditor Terhadap Kualitas Audit, Universitas Gadjah Mada. Tesis. Tidak untuk Dipublikasikan. Ashton, Alison Hubbard. (1991). Experience and Error Frequency Knowledge as Potential Determinants of Audit Expertise, The Accounting Review (April), pp. 218-239. Hebert, Arens, (2005) Auditing II : Modul oleh Pusdiklatwas BPKP Edisi ke Empat, Jakarta. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (2007). Peraturan BPK-RI Nomor 1 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Batubara, Rizal Iskandar, 2008, Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan). (Tesis) Choo, Freddie dan Ken T. Trotman. (1991). The Relationship Between Knowledge Structure and Judgements for Experienced and Inexperienced Auditors. The Accounting Review, pp. 462-479. De Angelo, L.E. 1981. Auditor Independence, “Low Balling” and Disclosure Regulation. Journal of Accounting and Economics 3. pp. 113-127. Deis, D.R. dan G.A. Groux. 1992. Determinants
77
Elim, John, (2006), Implementasi Risk-Based in Audit, Diklat Teknis Substansi Bawasda, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPKP, Jakarta. Erlina dan Mulyani, Sri, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, hal. 53, USU press, Medan. Firdaus. 2005. Auditing. Pendekatan Pemahaman Secara Konprehensif. Graha Ilmu. Yogyakarta. Fogarty, Timothy J. (1996). The Imagery and Reality of Peer Review in The US: Insights from Institutional Theory, Accounting, Organizations, and Society, 21, pp. 243-267. Hogan, Chris E. (1997). Cost and benefits of Audit Quality in IPO Market: A SelfSelection Analysis, The Accounting Review, pp. 67-86. Hogarth, Robin M. (1991). A Perspective on Cognitive Research in Accounting, The Accounting Review, pp. 67-86. Harahap, Sofyan Syafri, (1991), Auditing Kontemporer, Erlangga, Surabaya. Indriantoro dan Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta. Ikhsan, Arfan dan Ghozali, Imam, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi Dan Manajemen, PT. Madju Medan Cipta, Medan. Komalasari, Agrianti. (2003) Analisis pengaruh Kualitas Auditor dan proxi going concern terhadap opini audit, Universitas Gadjah Mada. Tesis. Tidak untuk Dipublikasikan. Lubis, Ade Fatma, et.al, 2007, Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis Lubis dan Adi, 2008, Pedoman Penulisan Proposal dan Tesis, Program Magister Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, Medan Meier, Heidi Hylton, dan Jayne Fuglister. (1992). “How to Improve Audit Quality; Perceptions of Auditors amd Clients” The Ohio CPA Journal, pp. 21-24. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. (2008). “Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah”.
78
79
Perda No. 4 Tahun 2001 tanggal 21 Mei 2001 tentang tugas pokok dan fungsi Lembaga Teknis Daerah Salim, Peter. (1989). The Contemporary English-Indonesian Dictionary. Edisi Empat, Modern English Press. Sawyer, Dittenhofer, Scheiner. (2006). Internal Auditing Buku 3. Edisi 5. Salemba Empat. Jakarta. Schmidt, Frank L., Alice N. Outerbridge, dan John E. Hunter. (1986). Impact of Job Experience and Ability on Job Knowledge, Work Sample Performance, and Supervisory Ratings on Job Performance, Journal of Applied Psychology, pp. 432-439. Sugiyanto, 2004, Analisis Statistika Sosial, Bayumedia Publishing, Malang Jawa Timur. Sarundajang, (2004), Pembukaan Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pengawasan, Jakarta. Supriyono, R.A. (1988). Pemeriksaan Akuntan; Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Penampilan Akuntan Publik, Edisi Pertama, BPFE. Sososutikno, (2003), Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit, Simposium Nasional Akuntansi IX, IAI, Surabaya. Tubbs, Richard M, (1992), The Effect of Experience on the Auditor’s Organization and Amount of Knowledge, The Accounting Review, 783-801. Umar, Husein, (2000). Riset & Pemasaran Perilaku Konsumen, Jakarta. PT Gramedia Utama bekerja sama dengan Jakarta Business Research Center (JRBC). Widagdo, (2002), Pengaruh Atribut-atribut Kualitas Auditor terhadap Kepuasan Klien pada Kantor Akuntan Publik. (Tesis.)
79
80
LAMPIRAN I Daftar Pertanyaan/Kuesioner DAFTAR PERTANYAAN : KUESIONER PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL, DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA.
I. Identitas Responden
:
II. A. Nama Responden
:
______________________________
B. Jenis Kelamin : Lk
Pr
C. Umur : 20-30 tahun
31-40 tahun
D. Pendidikan : SMA Sederajat
Sarjana Muda
E. Masa Kerja : < 5 tahun 6-10 tahun
41-50 tahun
51-60 tahun
S1 atau S2
11-15 tahun
16-20 tahun
> 20 tahun
80
88
Daftar Pertanyaan Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan jawaban yang sesuai atas pernyataanpernyataan berkenaan dengan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dengan memilih skor yang tersedia dengan cara disilang (X). Jika menurut Bapak/Ibu tidak ada jawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang paling mendekati. Skor jawaban adalah sebagai berikut :
No
Skor
1
Sangat tidak Setuju (STS)
Skor
2
Tidak Setuju (TS)
Skor
3
Netral (N)
Skor
4
Setuju (S)
Skor
5
Sangat Setuju (SS)
Pertanyaan
STS
TS
N
S
SS
KUALITAS AUDITOR (Y) 1
Melakukan Tupoksi dengan efektif
2
3
Mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan (KKP) Melaksanakan koordinasi audit
4
Melaksanakan perencanaan audit
5
Melakukan penilaian efektifitas tindak lanjut hasil audit dan konsistensi penyajian laporan hasil audit. KEAHLIAN (X1)
1
Memiliki tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1).
2
Mengikuti pelatihan yang memadai dibidang auditing, akuntansi sektor publik, dan keuangan daerah
3
Memiliki keahlian di bidang auditing.
88
89
4
Memiliki keahlian di bidang akuntansi sektor publik, keuangan dan lain-lain
5
Memiliki keahlian di bidang administrasi pemerintahan dan hukum
6
Mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan.
7
Memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif dengan auditi
INDEPENDENSI (X2)
1
Bebas dari intervensi dan mendapat dukungan dari pimpinan tertinggi
2
Harus memiliki sikap netral dan tidak bias
3
Menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil audit
4
Tidak mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti hubungan sosial, kekeluargaaan atau hubungan lainnya.
5
Melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi jika independensi atau objektifitas terganggu baik secara fakta maupun penampilan
6
Pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang menghadapi gangguan terhadap konflik kepentingan
KECERMATAN PROFESIONAL (X3)
Menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama.
1
89
90
2
Menggunakan keahlian profesionalisme secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan
3
Menerapakan pertimbangan profesional dalam mengembangkan keahlian profesionalnya
1.
2. 3. 4
KEPATUHAN PADA KODE ETIK (X4) Melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap organisasi intern Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap auditi Bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik terhadap masyarakat
Komentar Bapak/Ibu terhadap kuesioner ini : ......................................................................................................................................... Terima kasih atas waktu dan bantuan yang telah Bapak/Ibu berikan untuk mengisi kuesioner ini.
90
91
LAMPIRAN III FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN FREKUENSI JAWABAN RESPONDEN
Frequencies Statistics
N
Valid Missing
Mean Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum
Kualitas Kualitas Kualitas Kualitas Kualitas Auditor- Auditor- Auditor- Auditor- Auditor1 2 3 4 5 65 65 65 65 65 0 0 0 0 0 4,43 3,77 4,02 3,88 4,02 4 4 4 4 4 ,529 ,553 ,330 ,600 ,545 ,280 ,305 ,109 ,360 ,297 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5
Frequency Table Kualitas Auditor-1
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 1 35
Valid Cumulative Percent Percent 1,5 1,5 53,8 55,4
Percent 1,5 53,8
29
44,6
44,6
65
100,0
100,0
100,0
91
97
Kualitas Auditor-2
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 19 42
Percent 29,2 64,6
4
6,2
65 100,0 Kualitas Auditor-3
Valid Cumulative Percent Percent 29,2 29,2 64,6 93,8 6,2
100,0
100,0
Frequenc y 3 58
Valid Cumulative Percent Percent 4,6 4,6 89,2 93,8
Percent 4,6 89,2
4
6,2
6,2
65
100,0
100,0
100,0
Kualitas Auditor-4
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 16 41
Valid Cumulative Percent Percent 24,6 24,6 63,1 87,7
Percent 24,6 63,1
8
12,3
12,3
65
100,0
100,0
100,0
Kualitas Auditor-5
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 9 46
Valid Cumulative Percent Percent 13,8 13,8 70,8 84,6
Percent 13,8 70,8
10
15,4
15,4
65
100,0
100,0
100,0
97
98
Frequencies Statistics N
Valid Missing
Mean Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum
Keahlian-1 65 0 4,28 4 ,740 ,547 2 5
Keahlian-2 65 0 4,31 4 ,465 ,216 4 5
Keahlian-3 65 0 4,17 4 ,378 ,143 4 5
Keahlian-4 65 0 4,34 4 ,509 ,259 3 5
Keahlian-5 65 0 4,26 4 ,509 ,259 3 5
Keahlian-6 65 0 4,23 4 ,523 ,274 3 5
Keahlian-7 65 0 4,25 4 ,434 ,188 4 5
Frequency Table Keahlian-1 Frequenc y Valid Tidak Setuju 2 Netral 5 Setuju 31 Sangat 27 Setuju Total 65
Percent 3,1 7,7 47,7
Valid Cumulative Percent Percent 3,1 3,1 7,7 10,8 47,7 58,5
41,5
41,5
100,0
100,0
100,0
Keahlian-2
Valid Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 45
Valid Cumulative Percent Percent 69,2 69,2
Percent 69,2
20
30,8
30,8
65
100,0
100,0
100,0
Keahlian-3
Valid Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 54
Valid Cumulative Percent Percent 83,1 83,1
Percent 83,1
11
16,9
16,9
65
100,0
100,0
100,0
98
99
Keahlian-4
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 1 41
Percent 1,5 63,1
Valid Cumulative Percent Percent 1,5 1,5 63,1 64,6
23
35,4
35,4
65
100,0
100,0
100,0
Keahlian-5
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 2 44
Percent 3,1 67,7
Valid Cumulative Percent Percent 3,1 3,1 67,7 70,8
19
29,2
29,2
65
100,0
100,0
100,0
Keahlian-6
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Valid Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 3 44
Percent 4,6 67,7
Valid Cumulative Percent Percent 4,6 4,6 67,7 72,3
18
27,7
27,7
65 100,0 Keahlian-7
100,0
Frequenc y 49
Percent 75,4
16
24,6
24,6
65
100,0
100,0
100,0
Valid Cumulative Percent Percent 75,4 75,4 100,0
99
100
Frequencies Statistics
N
Valid Missing
Mean Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum
Indepen Indepen Indepen Indepen Indepen Indepen densi-1 densi-2 densi-3 densi-4 densi-5 densi-6 65 65 65 65 65 65 0 0 0 0 0 0 3,63 3,63 3,66 3,77 3,52 3,74 4 3 4 4 3 4 ,601 ,675 ,619 ,656 ,615 ,691 ,362 ,455 ,384 ,430 ,378 ,477 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5 5
Frequency Table Independensi-1
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 28 33
Percent 43,1 50,8
Valid Cumulative Percent Percent 43,1 43,1 50,8 93,8
4
6,2
6,2
65
100,0
100,0
100,0
Independensi-2
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 31 27
Percent 47,7 41,5
Valid Cumulative Percent Percent 47,7 47,7 41,5 89,2
7
10,8
10,8
65
100,0
100,0
100,0
100
101
Independensi-3
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 27 33
Percent 41,5 50,8
Valid Cumulative Percent Percent 41,5 41,5 50,8 92,3
5
7,7
7,7
65
100,0
100,0
100,0
Independensi-4
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 23 34
Percent 35,4 52,3
Valid Cumulative Percent Percent 35,4 35,4 52,3 87,7
8
12,3
12,3
65
100,0
100,0
100,0
Independensi-5
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 35 26
Percent 53,8 40,0
Valid Cumulative Percent Percent 53,8 53,8 40,0 93,8
4
6,2
6,2
65
100,0
100,0
100,0
Independensi-6
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 26 30
Percent 40,0 46,2
Valid Cumulative Percent Percent 40,0 40,0 46,2 86,2
9
13,8
13,8
65
100,0
100,0
100,0
101
102
Frequencies Statistics
N
Valid Missing
Mean Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum
Kecermatan Kecermatan Kecermatan Profesional- Profesional- Profesional1 2 3 65 65 65 0 0 0 3,71 3,77 3,66 4 4 3 ,655 ,679 ,776 ,429 ,462 ,602 3 3 3 5 5 5
Frequency Table Kecermatan Profesional-1
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 26 32
Valid Cumulative Percent Percent 40,0 40,0 49,2 89,2
Percent 40,0 49,2
7
10,8
10,8
65
100,0
100,0
100,0
Kecermatan Profesional-2
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 24 32
Valid Cumulative Percent Percent 36,9 36,9 49,2 86,2
Percent 36,9 49,2
9
13,8
13,8
65
100,0
100,0
100,0
102
103
Kecermatan Profesional-3
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 34 19
Percent 52,3 29,2
Valid Cumulative Percent Percent 52,3 52,3 29,2 81,5
12
18,5
18,5
65
100,0
100,0
100,0
Frequencies Statistics
N
Valid Missing
Mean Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum
Kepatuhan Kepatuhan Kepatuhan Kepatuhan Terhadap Terhadap Terhadap Terhadap Kode Etik- Kode Etik- Kode Etik- Kode Etik1 2 3 4 65 65 65 65 0 0 0 0 4,05 4,40 3,77 3,62 4 4 4 4 ,276 ,524 ,493 ,578 ,076 ,275 ,243 ,334 3 3 3 3 5 5 5 5
Frequency Table Kepatuhan pada Kode Etik-1
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 1 60
Percent 1,5 92,3
Valid Cumulative Percent Percent 1,5 1,5 92,3 93,8
4
6,2
6,2
65
100,0
100,0
100,0
103
104
Kepatuhan pada Kode Etik-2
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 1 37
Percent 1,5 56,9
Valid Cumulative Percent Percent 1,5 1,5 56,9 58,5
27
41,5
41,5
65
100,0
100,0
100,0
Kepatuhan pada Kode Etik-3
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 17 46
Percent 26,2 70,8
Valid Cumulative Percent Percent 26,2 26,2 70,8 96,9
2
3,1
3,1
65
100,0
100,0
100,0
Kepatuhan pada Kode Etik-4
Valid Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequenc y 28 34
Percent 43,1 52,3
Valid Cumulative Percent Percent 43,1 43,1 52,3 95,4
3
4,6
4,6
65
100,0
100,0
100,0
104
105
LAMPIRAN IV UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN Reliability Scale : ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
% 100,0
Valid 65 Exclude 0 ,0 d (a) Total 65 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,856
N of Items 5
Item Statistics Mean Kualitas Auditor-1 Kualitas Auditor-2 Kualitas Auditor-3 Kualitas Auditor-4 Kualitas Auditor-5
Std. Deviation
N
4,43
,529
65
3,77
,553
65
4,02
,330
65
3,88
,600
65
4,02
,545
65
105
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Kualitas Auditor-1 Kualitas Auditor-2 Kualitas Auditor-3 Kualitas Auditor-4 Kualitas Auditor-5
Scale Variance if Corrected Item Item-Total Deleted Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
15,68
3,035
,526
,863
16,34
2,509
,841
,778
16,09
3,554
,499
,867
16,23
2,430
,800
,789
16,09
2,679
,735
,809
Scale Statistics Mean Variance 20,11 4,285
Std. Deviation 2,070
N of Items 5
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Valid 65 100,0 Exclude 0 ,0 d (a) Total 65 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
105
106
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,736
N of Items 7
Item Statistics Mean Keahlian1 Keahlian2 Keahlian3 Keahlian4 Keahlian5 Keahlian6 Keahlian7
Std. Deviation
N
4,28
,740
65
4,31
,465
65
4,17
,378
65
4,34
,509
65
4,26
,509
65
4,23
,523
65
4,25
,434
65
107
Item-Total Statistics
Keahlian1 Keahlian2 Keahlian3 Keahlian4 Keahlian5 Keahlian6 Keahlian7
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
25,55
3,532
,371
,745
25,52
4,253
,335
,729
25,66
4,321
,412
,716
25,49
3,941
,451
,705
25,57
3,562
,673
,652
25,60
3,744
,540
,683
25,58
4,090
,474
,702
Scale Statistics Mean Variance 29,83 5,112
Std. Deviation 2,261
N of Items 7
Reliability
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
% 100,0
Valid 65 Exclude 0 ,0 d (a) Total 65 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
108
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,887
N of Items 6 Item Statistics Std. Deviation
Mean Independensi1 Independensi2 Independensi3 Independensi4 Independensi5 Independensi6
N
3,63
,601
65
3,63
,675
65
3,66
,619
65
3,77
,656
65
3,52
,615
65
3,74
,691
65
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Independensi1 Independensi2 Independensi3 Independensi4 Independensi5 Independensi6
Scale Variance if Corrected Item Item-Total Deleted Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
18,32
6,628
,825
,849
18,32
6,503
,751
,860
18,29
6,710
,764
,858
18,18
7,590
,422
,911
18,43
6,905
,699
,868
18,22
6,328
,788
,853
109
Scale Statistics Std. Deviation 3,089
Mean Variance 21,95 9,545
N of Items 6
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Valid 65 100,0 Exclude 0 ,0 d (a) Total 65 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,842
N of Items 3
Item Statistics Mean Kecermatan Profesional-1 Kecermatan Profesional-2 Kecermatan Profesional-3
Std. Deviation
N
3,71
,655
65
3,77
,679
65
3,66
,776
65
Item-Total Statistics
110
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
7,43
1,718
,732
,761
7,37
1,643
,745
,745
7,48
1,535
,658
,840
Kecermatan Profesional-1 Kecermatan Profesional-2 Kecermatan Profesional-3
Scale Statistics Std. Deviation 1,845
Mean Variance 11,14 3,402
N of Items 3
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N % Valid 65 100,0 Exclude 0 ,0 d (a) Total 65 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,680
N of Items 4
Item Statistics
111
Mean Kepatuhan pada Kode Etik-1 Kepatuhan pada Kode Etik-2 Kepatuhan pada Kode Etik-3 Kepatuhan pada Kode Etik-4
Std. Deviation
N
4,05
,276
65
4,40
,524
65
3,77
,493
65
3,62
,578
65
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted Kepatuhan pada Kode Etik-1 Kepatuhan pada Kode Etik-2 Kepatuhan pada Kode Etik-3 Kepatuhan pada Kode Etik-4
Scale Variance if Corrected Item Item-Total Deleted Correlation
11,78
1,547
,394
,674
11,43
1,124
,444
,629
12,06
1,152
,470
,608
12,22
,890
,613
,500
Scale Statistics Mean Variance 15,83 1,893
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Std. Deviation 1,376
N of Items 4
112
LAMPIRAN V Regression
Regression UJI ANALISA DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
Kualitas Auditor Keahlian Independensi Kecermatan Profesional Kepatuhan pada Kode Etik
Mean 4,0215 4,2615 3,6590
Std. Deviation ,41401 ,32298 ,51491
3,7128
,61485
65
3,9577
,34395
65
Variables Entered/Removed(b) Mode Variables Variables l Entered Removed Method 1 Kepatuha n pada Kode Etik, Keahlian, Kecermat . Enter an Profesion al, Independ ensi(a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kualitas Auditor
N 65 65 65
113
Model Summary(b) Std. Error Mode Adjusted of the Durbinl R R Square R Square Estimate Watson 1 ,951(a) ,903 ,897 ,13284 1,698 a Predictors: (Constant), Kepatuhan Terhadap Kode Etik, Keahlian, Kecermatan Profesional, Independensi b Dependent Variable: Kualitas Auditor
ANOVA(b) Mode Sum of Mean l Squares df Square F Sig. 1 Regressio 9,911 4 2,478 140,419 ,000(a) n Residual 1,059 60 ,018 Total 10,970 64 a Predictors: (Constant), Kepatuhan Terhadap Kode Etik, Keahlian, Kecermatan Profesional, Independensi b Dependent Variable: Kualitas Auditor
114
Correlations Kualit Kepatuha Kecermata as Keahlia Independe n n Audit n nsi Terhadap Profesional or Kode Etik Pearson Correlati on
Sig. (1tailed)
N
Kualitas Auditor 1,000
,111
,910
,757
,879
Keahlian Independensi Kecermatan Profesional Kepatuhan pada Kode Etik Kualitas Auditor
,111 ,910
1,000 -,048
-,048 1,000
-,080 ,667
,257 ,847
,757
-,080
,667
1,000
,644
,879
,257
,847
,644
1,000
.
,190
,000
,000
,000
Keahlian Independensi Kecermatan Profesional Kepatuhan pada Kode Etik Kualitas Auditor Keahlian Independensi Kecermatan Profesional Kepatuhan pada Kode Etik
,190 ,000
. ,352
,352 .
,262 ,000
,019 ,000
,000
,262
,000
.
,000
,000
,019
,000
,000
.
65 65 65
65 65 65
65 65 65
65 65 65
65 65 65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
65
2
Coefficientsa
Model 1
(Constant) Keahlian Independensi Kecermatan Profesional Kepatuhan Terhadap Kode Etik
Unstandardized Coefficients B Std. Error ,154 ,262 ,138 ,064 ,464 ,072 ,170 ,038 ,241
,115
Standardized Coefficients Beta
t
,107 ,577 ,252
,587 2,162 6,456 4,474
Sig. ,559 ,035 ,000 ,000
,200
2,104
,040
95% Confidence Interval for B Lower Bound Upper Bound -,370 ,678 ,010 ,265 ,320 ,608 ,094 ,245 ,012
Collinearity Statistics Tolerance VIF
,470
,652 ,201 ,508
1,535 4,970 1,969
,178
5,625
a. Dependent Variable: Kualitas Auditor
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions
Model 1
Dimension 1 2 3 4 5
Eigenvalue 4,967 ,022 ,008 ,003 ,001
Condition Index 1,000 15,042 25,413 43,835 72,561
(Constant) ,00 ,03 ,01 ,96 ,00
Keahlian ,00 ,05 ,01 ,45 ,48
Independensi ,00 ,02 ,25 ,00 ,73
Kecermatan Profesional ,00 ,24 ,70 ,01 ,05
Kepatuhan Terhadap Kode Etik ,00 ,00 ,01 ,02 ,97
a. Dependent Variable: Kualitas Auditor
Residuals Statistics (a) Minimu Maximu m m 3,4093 5,0563 -1,556 2,630
Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of ,019 ,066 Predicted Value Adjusted Predicted 3,4103 5,0644 Value Residual -,35346 ,32395 Std. Residual -2,661 2,439 Stud. Residual -2,699 2,519 Deleted Residual -,36358 ,34553 Stud. Deleted -2,855 2,641 Residual Mahal. Distance ,382 14,789 Cook's Distance ,000 ,115 Centered Leverage ,006 ,231 Value a Dependent Variable: Kualitas Auditor
Mean 4,0215 ,000
Std. Deviation ,39352 1,000
,036
,009
65
4,0200
,39336
65
,00000 ,000 ,006 ,00159
,12862 ,968 1,003 ,13833
65 65 65 65
,007
1,023
65
3,938 ,015
2,655 ,023
65 65
,062
,041
65
N 65 65
3
Charts
Histogram
Dependent Variable: Kualitas Auditor 20
10
5
Mean =1.48E-15 Std. Dev. =0.968 N =65
0 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Kualitas Auditor
1.0
Expected Cum Prob
Frequency
15
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
4
Scatterplot
Dependent Variable: Kualitas Auditor
Regression Standardized Predicted Value
3
2
1
0
-1
-2 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Studentized Residual
2
Lampiran VI WAKTU PENELITIAN
WAKTU PENELITIAN November No
Uraian Kegiatan
1.
Penyusunan Proposal
2.
Kolokium
3.
Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.
Penyusunan Laporan Seminar
5.
Seminar Hasil
6.
Perbaikan Seminar Hasil
7.
Ujian Tesis
I
II
2008 III
IV
Desember 2008 I
II
III
Januari 2009 IV
I
II
III
Februari 2009 IV
I
II
III
Maret 2009 IV
I
II
III
IV
2
Lampiran VI WAKTU PENELITIAN
WAKTU PENELITIAN November No
Uraian Kegiatan
1.
Penyusunan Proposal
2.
Kolokium
3.
Pengumpulan dan Pengolahan Data
4.
Penyusunan Laporan Seminar
5.
Seminar Hasil
6.
Perbaikan Seminar Hasil
7.
Ujian Tesis
I
II
2008 III
IV
Desember 2008 I
II
III
Januari 2009 IV
I
II
III
Februari 2009 IV
I
II
III
Maret 2009 IV
I
II
III
IV
112
Lampiran VII Tabel t dan r Product moment dengan signifikansi 5 % Tabel t dan r Product moment dengan signifikansi 5 % df 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Tabel t one tail 6,3138 2,9200 2,3534 2,1318 2,0150 1,9432 1,8946 1,8595 1,8331 1,8125 1,7959 1,7823 1,7709 1,7613 1,7531 1,7459 1,7396 1,7341 1,7291 1,7247 1,7207 1,7171 1,7139 1,7109 1,7081 1,7056 1,7033 1,7011 1,6991 1,6973 1,6955 1,6939
Tabel t two tail 12,7062 4,3027 3,1824 2,7764 2,5706 2,4469 2,3646 2,3060 2,2622 2,2281 2,2010 2,1788 2,1604 2,1448 2,1314 2,1199 2,1098 2,1009 2,0930 2,0860 2,0796 2,0739 2,0687 2,0639 2,0595 2,0555 2,0518 2,0484 2,0452 2,0423 2,0395 2,0369
Tabel r one tail 0,9877 0,9000 0,8054 0,7293 0,6694 0,6215 0,5822 0,5494 0,5214 0,4973 0,4762 0,4575 0,4409 0,4259 0,4124 0,4000 0,3887 0,3783 0,3678 0,3598 0,3515 0,3438 0,3365 0,3297 0,3233 0,3172 0,3115 0,3061 0,3009 0,2960 0,2913 0,2869
Tabel r two tail 0,9969 0,9500 0,8783 0,8114 0,7545 0,7067 0,6664 0,6319 0,6021 0,5760 0,5529 0,5324 0,5140 0,4973 0,4821 0,4683 0,4555 0,4438 0,4329 0,4227 0,4413 0,4044 0,3961 0,3882 0,3809 0,3739 0,3673 0,3610 0,3550 0,3494 0,3440 0,3388 112
2
Lanjutan Lampiran VII
33 34 35 36 37
1,6924 1,6909 1,6896 1,6883 1,6871
2,0345 2,0322 2,0301 2,0281 2,0262
0,2826 0,2785 0,2746 0,2709 0,2673
0,3338 0,3291 0,3246 0,3202 0,3160
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69
1,6860 1,6849 1,6839 1,6829 1,6820 1,6811 1,6802 1,6794 1,6787 1,6779 1,6772 1,6766 1,6759 1,6753 1,6747 1,6741 1,6736 1,6730 1,6725 1,6720 1,6716 1,6711 1,6706 1,6702 1,6698 1,6694 1,6690 1,6686 1,6683 1,6679 1,6676 1,6672
2,0244 2,0227 2,0211 2,0195 2,0181 2,0167 2,0154 2,0141 2,0129 2,0117 2,0106 2,0096 2,0086 2,0076 2,0066 2,0057 2,0049 2,0040 2,0032 2,0025 2,0017 2,0010 2,0003 1,9996 1,9990 1,9983 1,9977 1,9971 1,9966 1,9960 1,9955 1,9949
0,2638 0,2605 0,2573 0,2542 0,2512 0,2483 0,2455 0,2429 0,2403 0,2377 0,2353 0,2329 0,2306 0,2284 0,2262 0,2241 0,2221 0,2201 0,2181 0,2162 0,2144 0,2123 0,2108 0,2091 0,2075 0,2058 0,2042 0,2027 0,2012 0,1997 0,1982 0,1968
0,3120 0,3081 0,3044 0,3006 0,2973 0,2940 0,2907 0,2876 0,2845 0,2816 0,2783 0,2759 0,2732 0,2706 0,2681 0,2656 0,2632 0,2609 0,2586 0,2564 0,2542 0,2521 0,2500 0,2480 0,2461 0,2441 0,2423 0,2404 0,2387 0,2369 0,2352 0,2335 2
3
Lanjutan Lampiran VII
70 71 72 73
1,6669 1,6666 1,6663 1,6660
1,9944 1,9939 1,9935 1,9930
0,1954 0,1940 0,1927 0,1914
0,2319 0,2303 0,2287 0,2272
3