PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Sensus pada Perusahaan Subsektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SANI NURAENI 123403030
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan pada perusahaan subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu melalui ukuran perusahaan dan struktur modal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode desktiptif. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara simultan ukuran perusahaan dengan indikator total asset dan struktur modal dengan indikator Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan inidikator Price to Book Value (PBV). Pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Kata kunci: ukuran perusahaan, struktur modal, nilai perusahaan.
ABSTRACT The aims of this research was to known and analysized the factors thats influence on corporate value survey on company sub sector food and beverage listed on the indonesia stock exchange. as firm size and equity structure. The metodologies research was used descriptive analysis. Analysis method was used multiple linear regression. The simultantest result in this of firm size with indicator total asset and equity structure with indicator Debt to Equity Ratio (DER) have influence on corporate value with Price to Book Value (PBV) indicator. The partial test can concluded that firm size has positive influence on corporate value and equity structure has negative influence on corporate value. Keywords: firm size, equity structure, corporate value
PENDAHULUAN Di tengah era pasar bebas, arus globalisasi serta kemajuan teknologi yang pesat sehingga menciptakan persaingan dalam dunia usaha. Hal ini mendorong tiap perusahaan untuk mampu bersaing baik dalam segi produksi, penjualan serta penanaman modal untuk dapat bertahan hidup dan berkelanjutan dalam bidang bisnis. Pasar modal memberikan kesempatan perusahaan untuk bersaing secara sehat dalam rangka menarik minat investor agar menanamkan modalnya diperusahaan. Bagi masyarakat sebagai investor, pasar modal memberikan beragam alternatif dalam kegiatan berinvestasi. Sektor industri makanan dan minuman menjadi salah satu yang diminati investor untuk menanamkan investasinya. Penduduk Indonesia yang berjumlah lebih dari 250 juta jiwa adalah pasar yang menarik bagi investor, terutama karena Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan karenanya jumlah penduduk kelas menengah meningkat cepat dan mengkonsumsi semakin banyak produk. Dilihat dari pertumbuhan omset pada tahun 2014 mencapai Rp 1,020 triliun, naik dari Rp 940 miliar di tahun 2013 yang dilansir dari sumber Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI). Dalam melakukan investasi, investor melihat dari nilai perusahaan tersebut yang tercermin dari harga saham perusahaan. Sesuai dengan pendapat Sujoko dan Soebiantoro (2007:7) bahwa nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola sumber daya suatu tahun yang tercermin pada harga saham tahun berikutnya. Nilai perusahaan adalah ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan resiko tertentu. Return tersebut dapat berupa capital gain ataupun deviden untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham. Dalam berinvestasi investor mempertimbangkan seberapa besar return yang dihasilkan oleh perusahaan dari ukuran perusahaan itu sendiri. Ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva yang dimiliki perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva yang dimiliki sebuah perusahaan, perusahaan tersebut dapat digolongkan perusahaan
besar. Perusahaan yang memiliki total aktiva yang besar umumnya merupakan perusahaan yang leading dalam industrinya. Terjadinya fluktuasi karena perusahaan menambah aktiva untuk penambahan kapasitas produksi dan kegiatan operasional lainnya. Hal tersebut membuat tingkat laba yang didapatkan perusahaan lebih tinggi yang memicu investor untuk memberikan investasinya pada perusahaan karena melihat potensi return yang mungkin didapat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari Meiriska Febrianti (2012) dan Yangs Analisa (2011) yang menyebutkan bahwa perusahaan besar memiliki tingkat laba yang stabil dari tahun ke tahun yang serta karena perusahaan besar memiliki ketahanan yang baik yang didasari dari anggapan bahwa perusahaan besar memiliki tingkat resiko yang lebih kecil. Selain itu berdasarkan hasil penelitian Ima Maspupah (2014) bahwa perusahaan besar lebih baik dalam memiliki akses ke pasar modal serta penelitian Linda Fitriani (2010) yang menunjukkan bahwa perusahaan besar lebih akurat karena informasi yang dimiliki lebih banyak. Sehingga investor lebih tertarik menanamkan investasinya mempertimbangkan dari ukuran suatu perusahaan. Namun hasil penelitian dari Robinhot Gultom dkk (2013) dan penelitian yang dilakukan Ayu Mahatma (2013) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut mendasari pemilihan indikator ukuran perusahaan dalam penelitian ini karena terjadi hasil yang berbeda dari penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Pertimbangan investor dalam keputusan investasi juga menyangkut tingkat resiko investasinya yang terlihat dari kebijakan struktur modal oleh tiap perusahaan. Struktur modal merupakan perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dengan modal sendiri. Rasio yang digunakan untuk menghitung struktur modal yakni Debt to Equity Ratio (DER). Penentuan target struktur modal optimum adalah salah satu tugas utama manajemen perusahaan. Banyak investor yang menghindari sebuah perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi. Karena investor beranggapan jika semakin tinggi hutang semakin beresiko suatu investasi. Serta kebijakan hutang yang dilakukan oleh manajemen akan berdampak pada tingkat return yang akan dihasilkan karena semakin tingginya beban bunga pinjaman yang ditanggung oleh manajemen. Apabila posisi struktur modal berada di atas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan
menurunkan nilai perusahaan. Seperti yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2001: 223) dan Rusdin (2005: 195) bahwa semakin kecil Debt to Equity Ratio (DER), semakin baik kemampuan perusahaan untuk bertahan dalam kondisi yang buruk. Selain itu, dari hasil penelitian oleh Ayu Sri Mahatma (2013) bahwa struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi Debt to Equity Ratio (DER), maka semakin tinggi risiko perusahaan karena pendaaan dari hutang yang semakin besar. Serta hasil berbeda didapat dari penelitian Sri Hermungingsih (2013) yang menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian oleh Ima Maspupah (2014) dan Robinhot Gultom (2013) bahwa struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui ukuran perusahaan, struktur modal dan nilai perusahaan pada perusahaan subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal secara parsial terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan dan struktur modal secara simultan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor makanan dan minumanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan sensus. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, Moh, 2003:54).
Metode sensus adalah cara pengumpulan data kalau seluruh elemen populasi diteliti satu persatu, hasilnya merupakan data sebenarnya yang disebut parameter (Suprapto, 2004: 61 ). Operasionalisasi variabel
adalah suatu cara untuk mengukur konsep dan
bagaimana cara konsep harus diukur sehingga terdapat variabel-variabel yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi, yaitu variabel yang dapat menyebabkan masalah lain dan yang variabel situasi dan kondisinya tergantung variabel lain. Dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel, dalam penelitian ini yang dijadikan variabel independen adalah Ukuran Perusahaan (X1) dan Struktur Modal (X2) dan yang dijadikan variabel dependen adalah Nilai Perusahaan (Y). Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data sekunder yang berkaitan dengan ukuran perusahaan, struktur modal dan nilai perusahaan pada perusahaan subsektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis melakukan kegiatan-kegiatan yaitu penelitian dokumenter yaitu dengan menelaah dan menganalisa laporan-laporan mengenai ukuran perusahaan, struktur modal dan nilai perusahaan yang diterbitkan oleh pihak Bursa Efek Indonesia melalui websitenya yaitu www.idx.co.id. Serta studi kepustakaan yaitu dengan membaca literatur-literatur bidang ekonomi yang digunakan sebagai landasan kerangka berfikir dan teori yang sesuai dengan topik penelitian.
PEMBAHASAN Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan melakukan analisis regresi berganda untuk melihat adanya pengaruh terhadap kedua variabel independen, yaitu: ukuran perusahaan dan struktur modal terhadap variabel dependennya yaitu nilai perusahaan. Sebelum analisis ini dilakukan, uji asumsi klasik dilakukan untuk menghasilkan nilai parameter model penduga yang sah. Nilai tersebut akan dipenuhi jika hasil uji asumsi klasiknya memenuhi asumsi normalitas, serta tidak terjadi heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas. Setelah itu melakukan teknik analisis korelasi berganda untuk melihat seberapa besar keeratan hubungan antara hubungan kedua independen, yaitu ukuran perusahaan dan struktur modal.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji statistisk dan uji grafik. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov ketiga variabel berdistribusi normal, itu terlihat dari nilai Asymp. Sig. (2-tailed) dalam uji Kolmogorov smirnov pada kolom Unstandardized Residual menunjukan bahwa α=5% (0,05). Ketiga variabel tersebut menghasilkan nilai 0,200 atau 20%, karena nilainya lebih dari 5% maka data dikatakan berdistribusi normal. Deteksi lain dengan melihat penyebaran titik pada sumbu diagonal dari grafik melalui grafik normal P-P Plots. Berdasarkan grafik P-P Plots untuk variabel independen ukuran perusahaan dan struktur modal serta variabel dependen nilai perusahaan terlihat titik pada grafik masih menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya hampir mengikuti arah garis diagonal. Hasil tersebut menunjukan data penelitian berdistribusi normal. Uji Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF dan Tolerance. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa variabel independen ukuran perusahaan dan struktur modal memiliki nilai VIF yang sama yaitu sebesar 1.002 dengan nilai tolerance yang sama juga yaitu 0988. karena nilai VIF 1.002 < 10 dan nilai tolerance 0.998 > 0.10 maka hal tersebut menunjukkan bahwa model regresi ini tidak terjadi multikolinearitas. Uji Autokolerasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan didapat nilai DW yang dihasilkan dari model regresi adalah 2.498. karena nilai DW berada pada 1.5 < DW < 2.5 maka pengujian dapat disimpulkan tidak ada autokolerasi dalam model regresi penelitian ini. Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar scatterplot. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa titik-titik tidak membentuk suatu pola yang jelas , serta titik-titik tersebut menyebar di atas dan di bawah angka O pada sumbu Y. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan
hasil
uji
normalitas,
multikolinearitas,
autokolerasi
dan
heteroskedastisitas di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi uji asumsi klasik sehingga model layak menggunakan regresi linier berganda.
Pengaruh Ukuran Perusahaan Secara Parsial Terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS v.23, besarnya pengaruh ukuran perusahaan secara parsial terhadap nilai perusahaan dilihat dari tabel Unstandardized Coefficients pada kolom B. Koefisien regresi untuk (b1) sebesar 0.173 hal ini menunjukkan bahwa setiap perubahan Rp. 1 pada total asset dengan asumsi variabel lainnya tetap (X2 = 0), maka nilai perusahaan akan mengalami kenaikan sebesar 0.173. Artinya total asset yang besar akan membuat harga saham berada di posisi yang baik. Semakin banyak permintaan investor untuk membeli saham suatu perusahaan maka harga saham dan nilai perusahaan akan meningkat. Untuk mengetahui hubungan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dinyatakan dalam tabel coefficients pada kolom correlations partial (lampiran VI, hal : 105). Nilai correlations partial untuk hubungan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaa diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.148. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keeratan hubungan positif sangat rendah antara ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut menggambarkan bahwa ketika ukuran perusahaan mengalami kenaikan, nilai perusahaan juga akan mengalami kenaikan. Sebaliknya ketika ukuran perusahaan mengalami penuruanan, nilai perusahaan juga mengalami penuruanan. Sedangkan koefisien determinasinya (lamp III, hal 104) menunjukkan besarnya pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan, yakni R2 x 100% = (0.148)2 x 100% = 0.021904 x 100% = 2.19%. Artinya bahwa 2.19% variabilitas dan variabel (Y) atau nilai perusahaan dipengaruhi oleh variabel (X1) yang dalam hal ini adalah ukuran perusahaan sebesar 2.19%. Sisanya 1- 0.021904 sebesar atau 97.81% ini menunjukkan pengaruh dari faktor lain selain ukuran perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah ukuran perusahaan, struktur modal, kebijakan deviden, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, aktivitas aset, dan growth opportunity (Hendy, M. Fakhrudin, 2008: 167). Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yang tidak diteliti pada penelitian ini adalah kebijakan deviden, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, aktivitas aset, dan growth opportunity. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yangs Analisa (2011) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan dan nilai perusahaan memiliki hubungan positif dan signifikan. Menurut Meiriska Febrianti (2012) ukuran perusahaan berpengaruh postif terhadap nilai perusahaan karena perusahaan yang lebih
besar dapat dengan mudah memperoleh akses ke pasar modal sehingga lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan perusahaan kecil. Kemudahan untuk mengakses ke pasar modal berarti perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana yang lebih besar. Dengan kemudahan tersebut ditangkap oleh investor sebagai sinyal positif dan prospek yang baik sehingga ukuran perusahaan bisa memberikan pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan. Selain itu menurut M.Fakhrudin
(2008: 80) menyatakan ukuran perusahaan yang besar dapat
mencerminkan jika perusahaan mempunyai komitmen yang tinggi untuk terus memperbaiki kinerjanya, sehingga pasar akan membayar lebih mahal untuk mendapatkan sahamnya karena percaya akan mendapatkan pengembalian yang menguntungkan dari perusahaan tersebut.
Pengaruh Struktur Modal Secara Parsial Terhadap Nilai Perusahaan Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS v.23, besarnya pengaruh struktur modal secara parsial terhadap nilai perusahaan dapat dilihat dari tabel unstandardized coefficient pada kolom B. Koefisien regresi untuk (b2) sebesar -2.753 % hal ini menunjukkan bahwa setiap perubahan 1 % pada rasio struktur modal dengan asumsi variabel lainnya tetap (X1 = 0), maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan sebesar 2.753 %. Artinya rasio struktur modal yang besar kemungkinan dari pemilihan sumber dana dari hutang yang meningkat dibandingkan dengan pemilihan sumber dana dari modal sendiri, hal ini tergantung dari aktifitas dan kebijakan perusahaan serta kemungkinan adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Misalnya kondisi persaingan maupun situasi fundamental perusahaan atau kinerja perusahaan yang mengalami penurunan pada perusahaan subsektor makanan dan minuman itu sendiri. Untuk mengetahui hubungan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dinyatakan dalam tabel coefficients pada kolom correlations partial (lampiran VI, hal : 105). Nilai correlations partial untuk hubungan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar -0.488. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif dengan keeratan hubungan yang sedang antara struktur modal terhadap nilai perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketika struktur modal mengalami kenaikan maka nilai perusahaan mengalami
penurunan. Sebaliknya ketika struktur modal mengalami penurunan maka nilai perusahaan mengalami kenaikan. Sedangkan koefisien determinasinya menunjukkan besarnya pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan, yakni (R)2 x 100% = (0.488)2 x 100% = 0.238144 ≈ 0.23 x 100% = 23 %. Artinya bahwa 23% variabilitas dan variabel (Y) atau nilai perusahaan dipengaruhi oleh (X2) yang dalam hal ini adalah struktur modal sebesar 23%. Maka dapat disimpulkan bahwa struktur modal secara parsial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahan . Sisanya 1 - 0.23 sebesar 0.77 atau 77% ini menunjukkan pengaruh dari faktor lain selain struktur modal. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah ukuran perusahaan, struktur modal, kebijakan deviden, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, aktivitas aset, dan growth opportunity (Hendy, M. Fakhrudin, 2008: 167). Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yang tidak diteliti pada penelitian ini adalah kebijakan deviden, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, aktivitas aset, dan growth opportunity. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Robinhot Gultom (2013) yang menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi rasio rasio struktur modal yang dilihat dari jumlah total hutang yang lebih besar dari total ekuitas sendiri mengakibatkan nilai perusahaan menurun. Namun menurut Hermawan (2016) menyatakan bahwa
Debt to Equity Ratio memiliki
hubungan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, karena pendanaan hutang yang tinggi menandakan bahwa perusahaan sedang dalam masa pertumbuhan ekonomi yang baik, sehingga pendanaan dari luar dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan dengan tujuan mendapatkan laba. Hal ini mengindikasikan prospek penerimaan yang baik di masa depan. Namun hasil penelitian Tri Wahyuni (2013) juga menunjukkan bahwa struktur modal memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, yang didukung oleh teori struktur modal optimal yang menyatakan bahwa pemenuhan kebutuhan dana perusahaan melalui modal internal masih kurang maka perlu dipertimbangkan untuk melakukan pendanaan dari luar. Dalam pemenuhan kebutuhan dana perusahaan harus mencari alterntif-alternatif pendanaan yang paling efisien. Utang yang optimal terjadi ketika manfaat penghematan pajak mencapai jumlah maksimum terhadap biaya modal. Namun ketika hutang semakin banyak maka biaya bunganya semakin tinggi, sehingga investor melihat resiko
apabila perusahaan tidak mampu membayar hutang-hutangnya. Karena investor melihat resiko yang dimiliki oleh perusahaan dilihat dari kebijakan pendanaannya. Sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh Myers (1984) bahwa investor lebih tertarik pada perusahaan yang sumber pendanaannya dari modal perusahaan itu sendiri. Sehingga perusahaan dengan rasio stuktur modal yang rendah dapat menaikkan nilai perusahaan tersebut.
Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal Secara Simultan Terhadap Nilai Perusahaan Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan dan struktur modal terhadap nilai perusahaan maka dilakukan analisis data yang meliputi analisis regresi linier berganda, analisis korelasi ganda dan koefisien determinasi dengan menggunakan program SPPS v.23 for windows. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan dan struktur modal terhadap nilai perusahaan maka dilakukan pengujian regresi linier berganda Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel coefficients (lampiran III, hal 104) dari persamaan regresi linier berganda menunjukkan konstanta (a) sebesar 0.591 menyatakan bahwa jika X1 dan X2 berada pada nilai nol maka nilai perusahaan sebesar 0.591. Untuk mengetahui hubungan antara ukuran perusahaan dan struktur modal terhadap nilai perusahaan dilakukan analisis korelasi ganda yang dinyatakan dalam tabel model summary (lampiran VI, hal: 105) diperoleh nilai R antara variabel X1 dan X2 terhadap Y sebesar 0.506 dengan kategori keeratan hubungan yang sedang karena berada diantara 0.40-0.599. Maka secara simultan ukuran perusahaan (X1) dan struktur modal (X2) terhadap nilai perusahaan (Y) mempunyai keeratan hubungan positif dengan keeratan hubungan yang sedang. Hal ini menunjukkan bahwa ketika ukuran perusahaan dan struktur modal mengalami kenaikan, akan terjadi kenaikan pada nilai perusahaan. Dan sebaliknya ketika ukuran perusahaan dan struktur modal mengalami penurunan, akaan terjadi penurunan pada nilai perusahaan. Sedangkan koefisien determinasinya (R Square) menunjukkan besarnya pengaruh ukuran perusahaan dan struktur modal terhadap nilai perusahaan, yakni (R2) X 100% = (0.506)2 x 100% = 0.256036 ≈ 0.256 x 100% = 25.6%. Hal ini dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh total dari semua variabel yaitu ukuran perusahaan (X1) dan
struktur modal (X2) secara simultan terhadap nilai perusahaan (Y) adalah sebesar 25.6%. Dan sisanya 1 – 0.256 = 0.774 atau 77.4% dipengaruhi oleh faktor lain. Faktorfaktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah ukuran perusahaan, struktur modal, kebijakan deviden, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, aktivitas aset, dan growth opportunity (Hendy, M. Fakhrudin, 2008: 167). Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yang tidak diteliti pada penelitian ini adalah kebijakan deviden, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, aktivitas aset, dan growth opportunity. Maka dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan dan struktur modal secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan subsektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dengan Tri Wahyuni (2013) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan dan struktur modal berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaannya dengan menggunakan bauran yang tepat antara sumber-sumber pendanaan yang dipilih, yaitu menggunakan hutang atau modal sendiri. Dengan memperhatikan faktor ukuran perusahaan dan lainnya terhadap modal. Perusahaan yang memiliki ukuran yang besar dan perusahaan dengan rasio hutang terhadap modal yang rendah dianggap memiliki kemampuan untuk meningkatkan nilai perusahaannya.
PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah dipaparkan penulis melalui data-data yang diperoleh dari perusahaan manufaktur subsektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Ukuran perusahaan, struktur modal dan nilai perusahaan pada subsektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. a. Ukuran perusahaan pada perusahaan subsektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesiatahun 2015 bervariasi dan secara umum ukuran perusahaan subsektor makanan dan minuman tergolong pada perusahaanperusahaan besar. Total asset paling besar adalah PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk, sedangkan total asset yang paling kecil adalah PT. Sekar Laut, Tbk. b. Struktur modal pada perusahaan subsektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 bervariasi dan tergantung dari jumlah hutang dan modal yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki nilai rasio Debt to Equity Ratio yang paling tinggi adalah PT.Multi Bintang Indonesia Tbk dan nilai rasio Debt to Equity Ratio yang paling rendah adalah PT. Ultrajaya Milk & Trading Co. Tbk c. Nilai perusahaan pada perusahaan subsektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia tahun 2015 bervariasi. Nilai perusahaan dipengaruhi dari harga pasar saham dan nilai buku per lembar saham suatu perusahaan. Nilai perusahaan yang paling tinggi adalah PT. Delta Djakarta Tbk dan nilai perusahaan yang paling rendah adalah PT. Siantar Top Tbk. 2.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, adapun pengaruh ukuran perusahaan dan struktur modal terhadap nilai perusahaan, diantaranya: a. Dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan ukuran perusahaan yang diukur dari total asset perusahaan maka nilai perusahaan akan mengalami peningkatan. b. Dapat diketahui bahwa struktur modal secara parsial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan struktur modal maka nilai perusahaan akan mengalami penurunan. c. Dapat diketahui bahwa secara simultan, ukuran perusahaan dan struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Saran Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, penulis mencoba
memberikan saran-saran yang diharapkan dapat memberi manfaat yang berguna bagi penelitian selanjutnya di masa yang akan datang. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang sifatnya pengembangan dan perbaikan dari penelitian ini, sehingga dapat menambah wawasan mengenai topik yang diteliti. Dapat diketahui dari hasil penelitian dikarenakan adanya keterbatasan jumlah perusahaan subsektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia, maka peneliti selanjutnya dapat mengambil
lebih banyak sampel dari sektor lain yang lebih banyak perusahaannya. Selain itu, variabel lain yang belum diteliti berpengaruh cukup besar. Oleh karena itu sebaiknya peneliti menambah variabel lain yang mempengaruhi nilai perusahaan seperti kebijakan deviden, profitabilitas, likuiditas, solvabilitas, aktivitas aset, dan growth opportunity, seperti yang dikemukakan oleh Hendy, M. Fakhrudin, (2008: 167).
DAFTAR PUSTAKA Agnes, Sawir. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Analisa, Yangs. (2011). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indoenesia). Jurnal Universitas Diponegoro Brigham F. Eugene dan Joel F. Houston. (2014). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Fahmi, Irham. (2012). Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta. Faizal Noor, Henry. (2014). Investasi, Pengelolaan Keuangan dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat. Jakarta: Mitra Wacana Media. Fauzi, Helmi. (2014). Pengaruh Firm Size Dan Likuiditas Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Farmasi di Bursa Efek Indonesia). Skripsi Universitas Siliwangi.
Febrianti, Meiriska. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Industri Pertambangan Di BEI. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol 14 No 2 Tahun 2012. Fitriani, Linda. (2010). Pengaruh leverage, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan pada perusahaan farmasi yang go public di BEI. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Vol. 03 Tahun 2013. Hendy, M. Fakhrudin. (2008). Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta: Elex Media Komputindo. Irmawati, Neng. (2014). Pengaruh Likuiditas dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal. Jurnal Universitas Siliwangi. Kamus besar bahasa Indonesia. Mahatma, Ayu Sri. (2013). Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Pada Nilai Perusahaan. E-Journal Akuntansi Vol. 4 No 2 20013.
Mardiyanto, Handono. (2009). Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta. Grasindo. Maspupah, Ima. (2014). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Tanggungjawab Sosial Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Pertumbuhan Penjualan, Dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Properti). Jurnal UIN Sunan Kalijaga. Myers Marcus, Brealey. (2007). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Erlangga. Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Nasser, E. M dan Herlina. (2003) Pengaruh Size, Profitabilitas dan Leverage Terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Go Public. Jurnal Ekonomi Volume 7 No 3 Tahun 2003. Robinhot Gultom dkk . (2013). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Farmasi Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil Vol. 03 Tahun 2013. Riyanto, Bambang. (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Rusdin. (2005). Pasar Modal Teori, Masalah dan Kebijakan Dalam Praktik. Bandung: Alfabeta. Simamora, Henry. (2003). Manajemen Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN. Sofyaningsih, Sri; Hardiningsih, Pancawati. (2011). Struktur Kepemilikan, Kebijakan Deviden, Kebijakan Utang dan Nilai Perusahaan. Semarang: Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol III No. 1 Mei 2011. Sri Hermuningsih. (2012). Pengaruh Profitabilitas, Size Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Sruktur Modal Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Siasat Bisnis Vol 16 No 2 Tahun 2012. ______________. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Tahun 2013. Suad,
Husnan. (2000). Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Yogyakarta : BPFE.
____________. (2008). Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang). Yogyakarta : BPFE.
_____________. (2001). Dasar-dasar Teori Portofolio dan analisis Investasi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sujoko dan Subiantoro. 2007. Pengaruh Kepemilikan Saham, Laverage, Faktor Intern dan Faktor Ektern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Emperik Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Manajemen. Suwito, Edy dan Herawaty, Arleen . (2005). Analisis Pengaruh Kakteristik Perusahaan terhadap Tindakan Perataan Laba yang dilakukan oleh Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. 1516 September. Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio Dan Investasi Teori Dan Aplikasi Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Uniariny (2012). Pengaruh Modal Intelektual dan Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Universitas Indonesia. Utari, Dewi. (2014). Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Van Horne, James C & John M. Wachowicz Jr. (2009). Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. Weston, J Fred dan Copeland, Thomas E. (2010). Manajemen Keuangan Edisi 9 Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara. Widjaja, Lihan; Bandi; Wibawa, Anas. (2009). Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. 2010. www.idx.co.id www.sahamok.com