SIKAP OPTIMISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL "PERAHU KERTAS" KARYA DEWI LESTARI DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VIII MTS. ANNIDA BINA INSANI KECAMATAN RANCABUNGUR KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : SITI KHOTIMAH NIM 1811013000032
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK SITI KHOTIMAH, 1811013000032 “Sikap Optimisme Tokoh Utama” Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari dan Implikasinya tehadap pembelajaran sastra di MTs. Kelas VIII Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing, Rosida Erowati, M.Hum. Juli 2014. Novel mengandung nilai-nilai kehidupan salah satunya nilai moral. Dalam nilai moral terdapat sikap optimis yang menjadi sorotan dalam penelitian ini. Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari, merupakan salah satu karya sastra yang terdapat sikap optimisme. Skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi sikap optimisme yang ada dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari, yang diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran di sekolah khususnya di kelas VIII MTs. Annida Bina Insani. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripsi kualitatif dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukan sikap optimisme tokoh utama dalam novel Perahu Kertas terdiri atas: 1) Hubungan manusia dengan dirinya sendiri, meliputi kerja keras dan sabar yang terlihat pada tokoh utama Kuggy. 2) Hubungan manusia dengan manusia lain, yaitu: a) Hubungan orang tua dan persahabatan yang meliputi, a) Kasih Sayang b) Perselisihan c) Penolakan yang terlihat pada hubungan Kuggy dengan orang tuanya dan Noni sahabatnya. 3) Hubungan manusia dengan Tuhan, meliputi, a) Syukur dan b) Sabar yang terlihat pada sikap tokoh utama. Adapun sikap optimisme yang dominan adalah penolakan dan kesetiaan dalam hubungan persahabatan. Kata kunci: Sikap optimisme tokoh utama, Perahu Kertas, pembelajaran sastra.
i
ABSTRACT SITI KHOTIMAH, 1811013000032 “Optimism on The Main Character” Novel entitled Perahu Kertas by Dewi Lestari and the Implication on the learning literature in MTs. Class VIII Indonesian Languange and Literature Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Advisor, Rosida Erowati, M.Hum. July 2014. Novel contains the values of life, one of them is moral. In moral value lies oprimism which became attention in this research. Novel entitled Perahu Kertas by Dewi Lestari, is one of the literature work which presents optimism. This thesis is purposed to identify the optimism which lies in the novel entitled Perahu Kertas by Dewi Lestari, which expected to become learning materials at school especially class VIII MTs. Annida Bina Insani. This research used descriptive qualitative method with content analysis technique. The result of the research indicates optimism on the main character in the novel entitled Perahu Kertas consist of: 1) Human relationship to him self, include hard work and patience which is seen in the main character Kuggy. 2) Human relationship to others, consist of: a) Parents relationship and friendship which include, a) Affection b) Conflict c) Rejection which appears on Kuggy’s relationship on his parents and Noni his friend. 3) Human relationship to God, include, a) Gratefulness and b) Patience which is appears on the main character. As for dominant optimism is rejection and loyalty in friendship.
Keywords: Optimism on the main character, Perahu Kertas, Learning Literature.
ii
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya karena atas izin dan kasih sayang-Nya penulis mendapatkan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sikap Optimisme Tokoh Utama dalam Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari dan Implikasinya dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas VIII MTs. Annida Bina Insani”. Sholawat serta salam, semoga selalu tercurah kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan terang benderang. Skripsi ini penulis susun untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kepentingan pembaca. Dalam penulisan skripsi ini, tidak luput dari berbagai hambatan dan rintangan. Tanpa bantuan dan peran dari semua pihak yang terkait skripsi ini tidak mungkin terwujud. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Dra. Hindun, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini; 2. Dona Aji Karunia Putra, M.Pd, selaku sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini., 3. Rosida Erowati, M. Hum., selaku Dosen pembimbing skripsi yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas arahan, bimbingan dan kesabaran Ibu selama ini; 4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang selama ini telah membekali penulis berbagai ilmu pengetahuan; 5. Siti Hapsoh dan Ahmad Kosasih, kedua orang tua penulis yang telah merawat, mendidik dan mendukung penulis dengan kasih sayang yang tulus tanpa pamrih; 6. Seluruh keluarga penulis, terima kasih khususnya untuk suami, Cecep Abdul Malik Bahrudin, dan anak tersayang, Zalita Jahra Malika, yang telah memberikan waktu dan pengertiannya dalam menyelesaikan skripsi ini; 7. Seluruh mahasiswa PBSI, khususnya angkatan 2011, terima kasih atas pengalaman dan pembelajaran berharga yang penulis dapatkan selama ini; 8. Teman seperjuangan penulis, Maryati dan Nikmat Saputra, yang selalu mendukung dan memotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini; Jakarta, 30 Juli 2014 Penulis
SITI KHOTIMAH
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK................................................................................................... i ABSTRACT ............................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ....................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................... 3 C. Pembatasan Masalah .............................................................. 3 D. Rumusan Masalah .................................................................. 4 E. Tujuan Penelitian ................................................................... 4 F. Manfaat Penelitian ................................................................. 4 G. Metode Penelitian .................................................................. 5
BAB II
KAJIAN TEORETIS A. Pendekatan Objektif ............................................................... 7 B. Psikologi Remaja ................................................................... 8 C. Sikap Optimis ........................................................................ 9 D. Hakikat Novel ........................................................................ 11 E. Unsur Intrinsik Novel ............................................................. 12 F. Hakikat Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia................ 22 G. Penelitian Relevan ................................................................. 24
iv
BAB III PEMBAHASAN A. Biografi Penulis........................................................................ 26 B. Karya-Karya Dewi Lestari ........................................................ 27 C. Unsur Intrinsik Novel ............................................................. 27 1. Tema ................................................................................. 27 2. Alur ................................................................................... 39 3. Penokohan ......................................................................... 30 4. Latar .................................................................................. 38 5. Sudut pandang ................................................................... 45 6. Gaya Bahasa ...................................................................... 45 7. Amanat .............................................................................. 46 D. Analisis Sikap Optimis Tokoh ................................................ 47 1.
Hubungan manusia dengan dirinya sendiri ...................... 49
2.
Hubungan manusia dengan Tuhannya ............................. 52
E. Implikasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Pada MTs. Kelas VIII ............................................................ 53
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ 57 B. Saran ...................................................................................... 58 C. Daftar Pustaka ........................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA UJI REFERENSI LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup merupakan hal yang harus dihadapi oleh manusia. Dalam kehidupan manusia mempunyai segala macam permasalahan dan pasti mengalami peristiwa-peristiwa baik itu senang, sedih, bahagia, marah dan kecewa. Namun, dalam hidup tidak semua manusia mampu melalui segala macam peristiwa atau menghindar dari permasalahan yang terjadi dalam hidupnya. Hal di atas juga digambarkan dalam sebuah karya sastra yaitu salah satunya novel. Karya sastra dapat digunakan sebagai salah satu sarana dalam mengungkapkan suatu informasi, baik dari karakter tokoh dalam cerita yang dimainkan atau dari jalan cerita dalam novel tersebut. Sastra dapat pula mengungkapkan permasalahan-permasalahan hidup manusia seperti dalam segi kejiwaan. Selain sebagai karya seni, sastra memiliki imajinasi, emosi yang selalu lahir dan berkembang dalam masyarakat, hal ini dikarenakan untuk mendukung sastra itu sendiri. Pengarang dalam karya merupakan sosok yang penting, karena pengarang adalah orang yang menghasilkan sebuah karya. Jika tidak ada pengarang, maka tidak akan ada karya sastra. Namun itu juga tidak akan bermakna jika tanpa adanya pembaca. Karena karya sastra sebagus apapun tidak akan berfungsi jika tidak ada yang membacanya. Pembaca bisa dikatakan orang yang mampu menilai dan menikmati sebuah karya. Selain itu, pembaca juga dapat mendapatkan hiburan yang menyenangkan, mendidik dan mengarahkan si pembaca itu sendiri. Karena karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Kemudian sastra yang baik harusnya sanggup mencerminkan kondisi suatu masyarakat.
1
2
Dalam Novel tokoh-tokoh digambarkan dengan beragam, secara tidak langsung dapat mempengaruhi pembaca melalui penokohannya. Mereka mewakili manusia-manusia nyata dengan kedalaman masalah individunya masing-masing. Perahu Kertas adalah novel yang bagus tidak hanya kisah cinta yang disampaikan. Namun juga terdapat pesan-pesan perjuangan dan semangat yang besar. Novel Perahu Kertas merupakan suatu karya sastra dengan jalan cerita yang terkesan mengalir apa adanya. Tema yang terdapat dalam cerita tersebut adalah cinta dan impian ( cita-cita ) dengan dua tokoh utamanya yaitu Kuggy dan Keenan, Kuggy seorang gadis yang aneh, berantakan dan penghayal. Ia ingin menjadi seorang penulis dongeng yang hebat, sementara Keenan merupakan sosok yang tampan, atletis dan pandai melukis dan hobinya itu ia jadikan jalan hidupnya. Alasan penulis memilih novel Perahu Kertaas ini yaitu dilihat dari kelebihan yang ada pada novel tersebut, terutama sikap optimisme yang ditonjolkan oleh tokoh utama yang merupakan contoh positif. Meski banyak pihak yang tidak mendukung mimpinya, Kuggy (tokoh utama), terus berjuang dan berusaha dalam meraih cita-cita yang sudah sejak SD ia inginkan. Banyak peristiwa yang harus dilewati, tetapi dia selalu ceria dan bahagia dalam menghadapinya. Kuggy sangat ingin menjadi seorang pencerita atau pendongeng. Selain kuliah, dia juga mulai mengajar disekolah yang ia dirikan dalam sebuah tempat yang ia sebut “sakola alit” di Bandung. Bahkan sejak SMP dia juga mempunyai taman bacaan khusus buku cerita dongeng. Sejak itupun dia selalu berusaha dengan penuh semangat dalam meraih cita-citanya, meski harus melalui berbagai peristiwa.
3
Sikap optimis tokoh utama jika dikaitkan dalam pembelajaran bahasa indonesia di sekolah, dapat diimplikasikan pada pemahaman novel remaja untuk lebih mengembangkan pembelajaran sastra khususnya siswa MTs. Annida Bina Insani Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor, agar siswa lebih tertarik dan menyukai karya sastra terutama novel yang jalan ceritanya panjang. Namun juga dapat mengambil contoh positif dari sikap optimis yang terdapat pada tokoh utama. Dari permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk membahas judul skripsi SIKAP OPTIMIS TOKOH UTAMA dalam novel Perahu Kertas dan implikasinya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII MTs. Annida Bina Insani.
B. Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini, penulis menemukan permasalahan tentang sikap optimisme yang terjadi pada tokoh utama novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari dalam meraih cita-citanya. Diantaranya meliputi: 1.
Pembaca mampu mengambil nilai-nilai positif yang terdapat dalam novel
2.
Sikap optimisme tokoh utama dalam meraih cita-citanya
3.
Kurang tertariknya pembaca remaja pada karya sastra terutama novel
C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan tentang sikap optimisme
yang terjadi
pada tokoh
utama
dalam mengahadapi
permasalahan dalam hidupnya dalam meraih cita – cita sang tokoh utama tersebut dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Karena luasnya ruang lingkup dalam pembahasan latar belakang masalah, maka peneliti membatasi masalah pada sikap optimisme tokoh utama dalam novel “Perahu Kertas” karya Dewi Lestari dan Implikasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di MTs. Annida Bina Insani kelas VIII.
4
D. Rumusan masalah Sehubungan dengan itu, masalah pokok yang akan dijawab dalam penelitian yang berkaitan dengan sikap optimisme tokoh utama meliputi: 1. Bagaimanakah sikap optimisme tokoh utama dalam novel? 2. Bagaimana cara tokoh utama mengatasi masalah yang dialami? 3. Bagaimanakah implikasi sikap optimisme tokoh utama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII MTs. Annida Bina Insani?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sikap optimisme tokoh utama dalam novel Perahu Kertas. Kemudian dikaitkan dengan adanya sikap optimisme yang terjadi pada tokoh utama dalam mencapai segala mimpi yang diinginkan oleh tokoh tersebut. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, baik manfaat bagi penulis maupun untuk siswa di MTs. Annida Bina Insani dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik manfaat bagi penulis maupun untuk siswa di MTs. Annida Bina Insani dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Manfaat tersebut adalah sebagai berikut: a.
Manfaat Teoretis Penelitian
ini
diharapkan
mampu
menambah
wawasan
dan
memperkaya ilmu pengetahuan mengenai studi sastra Indonesia, khususnya tentang sikap optimisme tokoh utama dalam pembelajaran sastra di sekolah. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberi sumbangan dalam pengkajian novel Perahu Kertas
5
b. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca untuk lebih memahami isi cerita dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari terutama cara pandang pengarang dalam membuat karyanya seperti pembahasan mengenai sikap optimisme tokoh utama dalam novel. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi para siswa di MTs. Annida Bina Insani, khususnya di kelas VIII sebagai acuan agar siswa dapat lebih tertarik terhadap karya sastra khususnya novel. Kemudian penulis juga ingin memberikan informasi bagi pembaca tentang pemahaman terhadap novel Perahu Kertas khususnya sikap optimisme yang dimiliki oleh tokoh utama. Dengan demikian, penelitian ini sudah tercapai jika apa yang menjadi permasalahan tersebut dapat terjawab.
G. Metode Penelitian a.
Objek dan Waktu Penelitian Skripsi ini menggunakan objek penelitian berupa novel Perahu Kertas, yang diterbitkan tahun 2009 oleh Bentang Pustaka.
b. Metode Penulisan Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini sebagai berikut: 1) Jenis Penelitian Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan mengacu pada buku-buku dan dokumendokumen lain yang berhubungan dengan sikap optimisme dan sikap optimisme. 2) Sumber Data Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a) Data Primer Data primer merupakan literatur yang membahas secara langsung objek permasalahan pada penelitian ini, yaitu novel Perahu Kertas Karya Dewi Lestari
6
b) Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber penunjang yang dijadikan alat untuk membantu penelitian, yaitu berupa buku-buku atau sumber-sumber dari penulis lain yang berbicara tentang sikap optimisme tokoh utama serta pembelajaran bahasa indonesia. 3) Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu suatu cara pencarian data mengenai hal-hal berupa catatan, buku, dan lain-lain. 4) Teknik Analisis Data Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a) Metode Analisis Isi (Content Analysis) Metode analisis isi dimaknai sebagai “teknik yang sistematis untuk menganalisis makna pesan dan cara mengungkapkan pesan”. Analisis ini juga bisa diartikan sebagai analisis yang digunakan untuk mengungkap, memahami dan menangkap isi karya sastra. Dalam karya sastra, isi yang dimaksud adalah pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui karya sastranya. Analisis isi didasarkan pada asumsi bahwa karya sastra yang bermutu adalah karya sastra yang mampu mencerminkan pesan positif kepada para pembacanya. b) Metode Deskriptif Metode deskriptif merupakan suatu cara yang digunakan untuk membahas objek penelitian secara apa adanya.
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Pendekatan Objektif Dalam karya sastra, pendekatan objektif merupakan pendekatan yang memfokuskan pada unsur intrinsik dengan tidak memperdulikan unsur ekstrinsik yang ada di dalamnya. Maka segala pernasalahan yang ada dalam unsur intrinsik tersebut harus dipecahkan, seperti permasalahan dalam karya fiksi yaitu unsur plot, latar, tokoh, kejadian, dan sudut pandang. Pendekatan ini berfungsi untuk memberikan sesuatu hal yang baru dalam kehidupan manusia yang dapat diterapkan dalam beberapa bidang ilmu. Pendekatan objektif juga disebut analisis otonomi, pemahaman dipusatkan
pada
analisis
terhadap
unsur-unsur
dalam
dengan
mempertimbangkan keterjalinan antar unsur-unsur di satu pihak, dan unsurunsur dengan totalitas di pihak yang lain. 1 Artinya dalam pendekatan ini karya sastra terlepas dari unsur ekstrinsik termasuk biografi pengarangnya. Oleh karena itu, pendekatan ini sering pula disebut pendekatan struktur yang berlatar belakang bahwa karya sastra setelah dilahirkan lepas dari struktur ekstrinsik dan ia membentuk dunia sendiri. 2 pendekatan objektif juga diartikan memusatkan perhatian semata-mata pada unsur-unsur yang dikenal dengan analisis intrinsik. 3 Ada juga yang mengartikan sebagai pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan meliputi kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting, dan karakter. 4
1
Ahmad Bahtiar, Metode Penelitian Sastra. ( Jakarta, tahun 2013. Pujangga Rabbani Press, h. 15 2 Ibid, h. 16 3 I Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. ( Yogyakarta, tahun: 2007 . Pustaka Pelajar ), h. 73 4 Zaenuddin Fenanie, Telaah Sastra. ( Surakarta, Universitas Muhammadiyah tahun: 2002), h. 112
7
8
Jadi, dalam sebuah karya sastra pendekatan Objektif sangat penting kedudukannya. Dengan adanya pendekatan objektif unsur intrinsik dapat dieksploitasi semaksimal mungkin.
B. Psikologi Remaja Psikologi remaja adalah memahami kejiwaan remaja dan mencari solusi yang tepat bagi permasalahannya. Dalam memahami remaja dan perkembangan psikologinya mencakup konsep diri, intelegensi, emosi, seksual, motif sosial dan religinya. 5 Dalam perkembangan seorang anak mencakup aspek mental psikologi seperti dari segi pengetahuan, keterampilan, kecerdasan, sifat sosial, moral, agama, sikap dan reaksi6. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya seorang remaja merupakan pribadi yang bebas berkarya dan melakukan apapun sesuai kemauan mereka. Bahkan tanpa berpikir panjang dalam mengambil keputusan, karena usia remaja masih mencari jati diri yang sesungguhnya kemana dan seperti apa hidup mereka nantinya. Dalam proses mencari jati diri, tidak luput dari berbagai peristiwa yang dihadapi yang membuat emosi tidak terkontrol dan dapat mempengaruhi psikologinya. Namun semua itu adalah proses kehidupan remaja yang pasti dialami sampai nanti mereka temukan hidup yang sesungguhnya. Remaja merupakan masa transisi dari periode masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Dewasa tidak hanya dapat dilihat dari segi usianya saja, namun jika sesorang sudah menikah maka dia tidak bisa dikatakan remaja. 7 Remaja adalah kalangan manusia yang dalam lingkungan umur selepas zaman kanak-kanak dan sebelum memasuki zaman dewasa. Usia remaja berumur sekitar 15-25 tahun. 8
5
Ahmad Fauzi, Psikologi Umum. CV. Pustaka Setia. h 17 Nuraida dan Zahara, Psikologi Pendidikan ( Jakarta, Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah. Tahun: 2011, cetakan pertama ), h. 34 7 Op.cit, Sarlito, h. 9 8 Sarlito dalam Ahmad Bahtiar, (Jakarta, tahun 2012 Artikel Kumpulan Tulisan Sastra ), h. 1 Jakarta. 2011 6
9
C.
Sikap Optimis Pada dasarnya sikap positif hadir karena adanya pikiran yamg positif juga, murah senyum dan selalu penuh canda kemanapun seseorang melangkah. Kata Optimisme adalah keyakinan atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan dan selalu mempunyai pengharapan yang baik dalam segala hal9. Berpikir positif dapat dilakukan oleh manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, dan terhadap Tuhannya. Adapun penjelasannya antara lain: Orang yang berpikir positif, biasanya selalu bersikap netral dan tidak memihak satu sama lain. Dalam bermasyarakat harus selalu bersikap baik sehingga akan baik juga pikiran terhadap orang lain. Dengan berbuat baik dan berpikir positif tentang orang lain, meski banyak permasalahan dalam hidup, namun tetap bersikap baik dan berpikir positif terhadap orang lain. Sikap positif tidak hanya akan mengubah hidup kita, tetapi dapat juga mengubah dunia kita. Segala bentuk permasalahan hidup manusia, tidak lepas dari hubungan manusia itu sendiri dengan Tuhannya. Maka dalam kondisi apapun dan dengan permasalahan seberat apapun manusia harus selalu berpikir positif, berprasangka baik terhadap sang pencipta. Sikap Optimis membuat individu mengetahui apa yang diinginkan. Individu tersebut dapat dengan cepat mengubah diri agar mudah menyelesaikan masalah yang tengah dihadapinya, sehingga diri tidak menjadi kosong. Perasaan optimis membawa diri individu pada tujuan yang diinginkan, yakni percaya pada diri dan kemampuan yang dimiliki10. Dalam hidup manusia harus menghadapi segala kemungkinan dari hal yang baik hingga hal yang buruk sekalipun. Dari uraian di atas, dalam bersikap optimis manusia perlu memiliki sikap sabar, berani, dinamis, dan kritis. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
9
Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta, Pusat Bahasa. Edisi Keempat. PT. Gramedia Pustaka Utama. Tahun: 2012), h. 986 10 Duffay DKK, (Dalam Ghufron dan Rini). Teori-Teori Psikologi, h. 98
10
1. Sikap sabar Dalam hidup manusia, sabar artinya menerima segala apa yang terjadi kepadanya tanpa mengeluh atau menyesal dengan apa yang dihadapinya. Serta pantang menyerah dan mampu menghadapi masalah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa.11 2. Sikap berani yaitu memiliki hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi apapun yang terjadi meski sulit dan penuh rintangan. Jangan sampai menyesal di kemudian hari.12 3. Sikap dinamis yaitu melakukan segala sesuatu dengan penuh semangat dan selalu mencari hal-hal baru dalam hidupnya, sehingga dapat dengan mudah bergaul dan menyesuaikan diri yang akan mempengaruhi keberhasilannya. 13 4. Sikap kritis yaitu tajam dalam menganalisa, bersikap tidak lekas percaya dan selalu berusaha menemukan kesalahan orang lain. Ada dua macam kritis yaitu: 1). Kritis yang termasuk akhlak terpuji, didasari dengan niat ikhlas karena Allah, tidak menggunakan kata-kata kasar dan pedas sehingga menyakitkan hati dan dengan maksud memberikan pertolongan
kepada
orang
yang dikritik
agar
menyadari
kesalahannya. 2). Kritis yang termasuk akhlak tercela, yaitu didasari dengan perkataan yang menyerang orang yang dikritik, sehingga menimbulkan kekeliruan antara dua pihak. Jadi, sikap optimis tersebut merupakan keyakinan dan berpikir positif dalam melakukan segala hal dan menghadapi peristiwa yang tidak diinginkan sekalipun. Seperti dalam meraih apa yang diinginkan, pasti banyak sekali rintangan yang menghadang. Namun dengan tetap optimis dan selalu berpikir positif sehingga akan mendapatkan hasil yang baik pula. 11
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Op. cit, h. 1195 Ibid, h. 176 13 Ibid, h. 329 12
11
D.
Hakikat Novel A. Pengertian novel Sebutan novel dalam bahasa inggris (novel), kemudian masuk ke Indonesia berasal dari Bahasa Itali yaitu novella ( yang dalam bahasa Jerman : novella). Secara harfiah novelle berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa.14 Istilah novel sering disamakan dengan pengertian roman. The American College Dictionary dalam Tarigan menunjukan bahwa novel adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan kehidupan nyata dalam suatu alur atau keadaan yang kusut. 15 Novel
merupakan
karya
sastra
yang
berbentuk
fiksi
yang
mengungkapkan aspek-aspek kehidupan manusia yang lebih mendalam. Dengan mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada suatu saat yang tegang dan pemusatan kehidupan yang tegas.16Novel ditulis secara naratif dalam bentuk cerita dan biasanya lebih panjang dibandingkan karya fiksi yang lain. Pada umumnya dalam novel menceritakan tentang tokoh-tokoh dan tingkah laku mereka dalam kehidupan sehari-hari yang mampu menghadirkan perkembangan satu karakter, situasi sosial yang rumit, hubungan yang melibatkan banyak atau sedikit karakter dan berbagai peristiwa ruwet yang terjadi beberapa tahun silam secara lebih mendetail 17. Selain itu, pandangan lain menempatkan sastra dalam kerangka satu sistem ideology dan politis. 18 Kemudian menurut Ajip Rosidi bahwa sastra juga tidak mungkin ada tanpa bahasa.19
14
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi. Gajah Mada University Press, h. 9 Henry Guntur Tarigan, ( Bandung, Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Penerbit Angkasa Bandung ), h. 167 16 Atar Semi, Anatomi Sastra. Angkasa Raya, h. 32 17 Robert Stanton, Teori Fiksi. ( Terjemahan dari In Intuction to fiction. Pustaka Pelajar cetakan pertama. Tahun: 2007 ), h. 90 18 Dwi susanto, Pengantar Teori Sastra. CAPS, H. 344 19 Rosida Erowati dan Ahmad Bahtiar. Sejarah Sastra Indonesia. ( Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah , tahun: 2011 ), h. 13. 15
12
Novel Perahu Kertas
yang merupakan objek dalam penelitian ini
merupakan karya sastra yang jalan ceritanya mudah dimengerti oleh pembaca, dan novel tersebut terkesan mengalir apa adanya ini menceritakan harapan-harapan tokoh utama dalam hidupnya. Tokoh Kuggy mempunyai impian yang begitu besar, bercita-cita ingin menjadi seorang penulis dongeng. Namun semua impian itu tidak bisa berjalan dengan mulus sesuai apa yang diinginkannya. Banyak proses dan hambatan dalam meraih impian itu. Dari impian itulah Kuggy berjuang dan bekerja keras meski keinginannya itu dianggap tidak bermutu dan masuk diakal oleh orang tua, adik dan kakaknya, bahkan sahabatnya pun tidak mendukung impiannya itu. Dari uraian di atas, konflik batin dialami oleh Kuggy dalam meraih impiannya, dan menumbuhkan sikap optimis tokoh tersebut.
E.
Unsur Intrinsik Novel Perahu Kertas 1.
Tema Dalam sebuah cerita, tema mencakup persoalan dan tujuan atau amanat
dan juga menjadi perhatian yang ingin disampaikan pengarang kepada pembacanya. Tema merupakan gagasan sentral yang menjadi dasar penulisan sebuah karya sastra 20 . Untuk menentukan tema dalam sebuah karya sastra tidaklah mudah, kekeliruan dalam mendapatkan tema mungkin bisa saja terjadi. Untuk itu pembaca harus teliti dan membaca berulang-ulang. Salah satu cara dalam mengetahui tema adalah dengan melihat permasalahanpermasalahan yang terjadi pada tokoh utamanya Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam pengalaman manusia, sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu diingat.21”Tema bisa terwujud satu fakta dari pengalaman kemanusiaan yang digambarkan atau dieksplorasi oleh cerita seperti keberanian, ilusi, dan masa tua”.22
20
Semi, Op.cit, h . 43 Stanton, Op.cit. h. 36. 22 Ibid, h. 8 21
13
Dalam karya sastra selalu memiliki tema meskipun di dalamnya tidak terdapat pemecahan masalah namun bukan berarti tidak mempunyai amanat. Tema dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: tema utama (tema mayor) dan tema tambahan ( tema minor). Tema mayor yaitu makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan dasar umum karya itu sendiri. Kemudian tema minor yaitu makna-makna tambahan yang hanya terdapat pada bagian-bagian tertentu saja. 23 Dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari, bertemakan seorang remaja yang mempunyai mimpi yang dianggap sangat mustahil dan tidak masuk akal oleh keluarga dan sahabatnya. Namun segala hambatan yang menghalangi keinginannya tidak membuat dirinya pantang menyerah bahkan putus asa. Dengan semangat dan percaya diri dia mampu mewujudkan mimpinya tersebut. 2.
Tokoh dan Penokohan Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita atau orang yang
menggerakkan suatu jalan cerita. Dalam tokoh terdapat watak, perwatakan dan karakter yang menunjuk pada sikap dan sifat
para tokoh yang
ditafsirkan oleh pembaca. Penokohan dan karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan merupakan penempatan tokoh–tokoh tertentu dengan watak tertentu dalam sebuah cerita24. Nama tokoh digunakan untuk memberikan ide atau gagasan, memperjelas serta mempertajam karakter tokoh. Biasanya seorang pengarang memberikan nama pada tokoh sesuai dengan karakter aslinya dalam kehidupan sehari-hari atau juga dilihat dari tampilan fisiknya 25 . Penokohan juga diartikan pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
23
26
. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Nurgiantoro. Op.cit, h 82-83 Ibid. h 165 25 Albrtine Minderop, Metode Karaktrerisasi Telaah Fiksi. (Jakarta, penerbit. Yayasan Obor Indonesia Anggota IKAPI DKI ), h . 8 26 Nurgiantoro, Op.cit. h 165 24
14
tokoh adalah orang yang menampilkan suatu keadaan manusia dan merupakan gambaran yang jelas dan ditampilkan dalam sebuah cerita. Karakter dapat berarti pelaku cerita dan dapat pula berarti perwatakan antara seorang tokoh dengan perwatakan yang dimilikinya merupakan suatu kepaduan yang utuh. 27 Tokoh cerita ( character), merupakan orang – orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang menurut pembaca memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Dari kutipan di atas bahwa seorang tokoh yang diceritakan dalam sebuah karya seni mempunyai karakter yang bisa menjaga nilai-nilai moral yang baik sehingga segala apa yang dilakukannya menjadi contoh bagi manusia lain. Berdasarkan uraian di atas, dapat digolongkan menjadi tokoh utama, tokoh tambahan, tokoh antagonis dan protagonis, tokoh sederhana dan tokoh bulat. Berikut penjelasannya:
1)
Tokoh Utama Tokoh utama adalah pusat dalam cerita, biasanya tokoh ini selalu menjadi tokoh protagonis. Dia juga menjadi sumber perhatian dan tokoh utama menceritakan berbagai peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya secara fisik dan batiniah serta hubungannya dengan segala sesuatu di luar dirinya 28 Tokoh utama hadir sebagai seorang yang menyampaikan pesan melalui cerita yang dimainkan baik itu cerita nyata ataupun cerita rekaan yang dibuat oleh penulis untuk dimainkan oleh sang tokoh tersebut. Seorang tokoh utama biasanya mengalami tekanan-tekanan dalam hidupnya, serta banyak peristiwa yang bisa membuat tokoh tersebut terpuruk atau bahkan menjadi seorang yang berjuang, tegar, dan tidak pantang menyerah dalam melewati segala peristiwa yang ada.
27
Ibid Minderop, Op.cit, h. 109
28
15
2) Tokoh Tambahan Jika tokoh utama selalu dimunculkan terus menerus sehingga melengkapi sebagian besar cerita, namun sebaliknya ada tokohtokoh tambahan yang ditampilkan hanya sekali atau beberapa kali dalam cerita dan itupun mungkin dalam penceritaan yang relatif pendek. Tokoh tambahan dalam cerita biasanya dipakai hanya sebagai pelengkap dari jalannya sebuah cerita dan tidak terlalu fokus menceritakan tokoh tambahan tersebut. Tokoh tambahan biasa juga disebut si pencerita, dia menampilkan kepada pembaca tokoh lain yang dibiarkannya bercerita tentang dirinya. Tokoh ini juga bisa menjadi tokoh utama dengan menampilkan berbagai pengalaman, peristiwa dan tingkah laku serta hubungannya dengan tokoh lain. 29 Jika dilihat dari peran tokoh-tokoh dalam pengembangan plot dapat dibedakan adanya tokoh utama dan tokoh tambahan. Dilihat dari fungsi penampilannya tokoh dapat dibedakan ke dalam tokoh protagonis dan antagonis. Dalam membaca novel, pembaca sering
kali
mengidentifikasi diri dengan tokoh-tokoh tertentu, memberikan simpati dan empati, melibatkan diri secara emosional terhadap tokoh tersebut.
3) Tokoh Protagonis Tokoh protagonis adalah tokoh yang dikagumi, yang salah satu jenisnya secara populer disebut hero, yang merupakan pengejawat aturan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita 30 . Tokoh protagonis selalu dikaitkan dengan tokoh yang mempunyai karakter baik, penyayang, ataupun sosok yang lemah lembut sehingga mampu menjadi contoh positif bagi orang lain. 29 30
Minderop. Op. cit, h. 111 Nurgiyantoro. Op.cit, h 178
16
4) Tokoh Antagonis Tokoh yang biasa berperan sebagai orang yang jahat dan melanggar norma- norma kehidupan, tokoh ini selalu menindas tokoh protagonis yang lemah atau disebut tokoh yang menimbulkan konflik seperti tokoh antagonis juga mampu berkesan di hati pembaca karena karakternya mampu membuat suatu perasaan yang negatif tehadap tokoh tersebut, segala apa yang ditampilkan merupakan tuntutan yang harus dilakukan tokoh tersebut dari penulis cerita. Jadi hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa suatu karakter tokoh mestinya harus ditampilkan dalam suatu pertalian yang kuat sehingga dapat membentuk kesatuan kesan dan pengertian tentang personalitas
individualnya.
Tindak-tanduk
tokoh
tersebut
didasarkan pada motivasi atau alasan-alasan yang dapat diterima dan dimengerti mengapa tokoh tersebut berbuat dan bertindak demikian. 31
5)
Tokoh Sederhana Tokoh yang berperan dalam cerita yang biasanya tidak banyak diungkap lebih dalam kehidupannya, tokoh ini juga dalam ceritanya selalu datar atau tidak adanya sebuah kejutan dan sangat sederhana. Artinya tidak ada variasi dalam perannya sehingga tokoh tersebut tergolong biasa saja tidak ada keistimewaan. Sebagai seorang tokoh manusia, ia tidak diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya. Ia tidak memiliki tingkah laku yang dapat memberikan efek kejutan bagi pembaca. Sifat dan tingkah lakunya sederhana dan bersifat monoton, datar dan hanya mencerminkan satu watak tertentu. 32
31
Ibid, h 181-182 Ibid,
32
17
6) Tokoh Bulat Tokoh yang melakukan segala tindakannya bermacam-macam dan penuh kejutan, tokoh bulat ini lebih cenderung sesuai dengan tingkah laku kehidupan manusia pada umumya dalam keseharian. Tetapi segala apa yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan. Tokoh ini adalah tokoh yang memiliki dan diungkapkan berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya.33 Dalam memunculkan karakter tokoh dapat dilepaskan dari rangkaian peristiwa. Dalam menampilkan karakter tokoh yang dibuat sendiri oleh pengarang bisa bermacam-macam misalnya: A. Tampilan fisik Pengarang dapat mengungkapkan melalui gambaran fisikalnya, termasuk di dalamnya uraian mengenai ciri-ciri khsusus yang dimilikinya. B. Pengarang tidak secara langsung menceritakan karakter tokohnya. Karakter dibangun melalui kebiasaan berpikir, cara mengambil keputusan dalam menghadapi setiap peristiwa, perjalanan karir, dan hubungannya dengan tokoh-tokoh lain, serta komentar dari tokoh yang satu dengan tokoh yang lain. C. Karakter melalui penampilan tokoh Faktor penampilan tokoh sangat penting dalam sebuah karya sastra, dalam kehidupan sehari-hari tidak sesuai dengan karakter dalam cerita, sehingga kadang kita dapat tertipu oleh penampilan tokoh tersebut. Seperti bagaimana ekspresinya dan pakaian apa yang dipakainya.34 Paragraf di atas, dapat disimpulkan bahwa karakter seorang tokoh tidak hanya dari perilaku ataupun apa yang dilakukannya, namun karakter juga dapat terlihat dari tampilannya, mungkin seperti bentuk 33
Ibid, h. 183 Minderop. Op.cit, h 10)
34
18
wajah sang tokoh ataupun postur tubuhnya yang akan memberikan gambaran apakah dalam hal itu sudah sesuai dengan karakter atau belum. Kemudian karakter dalam seorang tokoh dapat dilihat dari pakaian apa yang dikenakan, bagaiman kebiasaan yang dilakukan oleh tokoh tersebut. Baik dalam hal kebiasaan berpikir, menyelesaikan masalah, dan dalam mengatasi setiap permasalahan yang terjadi dalam hidupnya. Maka dari situlah para pembaca ataupun penonton yang melihat dan mungkin bisa dikatakan mengidolakan sosok tokoh tersebut, maka dapat melihat bagaimana karakter yang muncul dari seorang tokoh. Kemudian tokoh merupakan sosok yang mampu memberi motivasi dan informasi serta manfaat bagi pembaca atau manusia lain dari konflik yang dialami oleh tokoh dalam cerita. Maka dari itu tokoh mempunyai unsur yang paling penting dalam sebuah cerita karena dia merupakan penggerak dalam lakon dan yang akan mengalami konflik kehidupannya meski hanya dalam cerita rekaan. Seorang tokoh juga mampu mempunyai karakter yang sangat erat pada dirinya dalam sebuah peran yang dimainkan, sehingga akan menimbulkan emosi baik itu senang, sedih, ataupun marah kepada tokoh tersebut. Dalam hal ini tokoh cerita biasanya mengemban suatu perwatakan tertentu yang diberi bentuk dan isi oleh pengarang. Perwatakan dapat diperoleh dengan memberi gambaran mengenai tindak tanduk, ucapan atau sejalan atau tidaknya antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan35. 3.
Alur Alur atau plot merupakan rangkaian kejadian dalam cerita yang berfungsi
menandai urutan bagian-bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian alur merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita 36 . Oleh
35
36
Semi, Op.cit, h. 87 Ibid. h. 43
19
karena itu, alur atau plot merupakan tempat terjadinya peristiwa yang merupakan rangkaian tindakan yang berusaha memecahkan konflik. Alur juga dianggap unsur yang paling penting dalam cerita, karena segala tindakan yang terjadi harus berhubungan satu sama lain, peristiwa dengan peristiwa yang lain, dimana seorang tokoh beradegan dalam satu waktu yang sama. Dalam sebuah cerita terdapat hal-hal yang dapat mempengaruhi peristiwa, misalnya karakter tokoh suasana hati sang tokoh dan bisa juga pikiran sang tokoh, ketika sang tokoh berperan dalam sebuah karakter dapat berpengaruh terhadap alur yang dalam gerak-gerik tokoh tersebut dalam cerita. Dalam hal ini, alur dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu: 1). Alur berdasarkan cerita rekaan terbagi menjadi: 1). Alur Buka, yaitu situasi mulai terbentang sebagai kondisi permulaan yang akan dilanjutkan dengan kondisi berikutnya. 2). Alur Tengah, yaitu kondisi mulai bergerak ke arah kondisi yang mulai memuncak. 3). Alur tengah, yaitu kondisi mulai bergerak ke arah kondisi yang mulai memuncak. 4). Alur puncak, yaitu kondisi mencapai puncak sebagai klimaks peristiwa. 5). Alur tutup, yaitu kondisi memuncak sebelumnya mulai menampakkan pemecahan atau penylesaian. 2). Alur berdasarkan fungsinya alur terbagi menjadi dua yaitu: 1). Alur Utama yaitu berisis cerita pokok. 2). Alur sampingan yaitu merupakan bingkai ceerita segala peristiwa-peristiwa kecil yang melingkari peristiwa-peristiwa pokok yang membangun cerita37. Jadi, alur merupakan rangkain peristiwa yang terjadi dalam suatu kondisi tertentu yang di dalamnya terdapat kejadian-kejadian yang biasa sampai dengan kejadian-kejadian yang memuncak dalam sebuah cerita. Kemudian alur menentukan keadaan atau emosi tokoh yang
37
Ibid, h. 44
dialami dalam sebuah
20
situasi terentu. Kemudian alur juga menentukan akhir pada suatu cerita tersebut. 4.
Latar Latar adalah unsur yang tidak kalah pentingnya dengan tema dan alur
dalam sebuah cerita. Latar di sini merupakan tempat atau lingkungan terjadinya sebuah peristiwa dalam cerita yang dirangkai atau dipilih oleh pengarang sesuai tema yang dipakai. Latar terbagi menjadi latar tempat dan latar waktu. a. Latar Tempat Latar tempat biasanya berupa tempat terjadinya suatu peristiwa dalam cerita, bisa berupa nama sebuah daerah seperti Bali, Jakarta, Surabaya dan lain-lain. Atau bisa juga tidak disebutkan nama daerahnya, seperti tempat peristiwa di pegunungan, pantai, laut atau dan lainnya. Menurut Nurgiantoro, latar tempat tanpa nama jelas biasanya hanya berupa penyebutan jenis dan sifat umum tempat-tempat tertentu.38 b. Latar Waktu Latar waktu biasanya berhubungan dengan kapan terjadinya peristiwa tersebut, bisa berupa waktu yang sesuai kenyataan ataupun waktu yang sudah dilewati atau bisa disebut waktu sejarah.39 Latar waktu dapat dihubungkan dengan waktu sejarah baik yang secara langsung ataupun tidak langsung harus sesuai dengan waktu sejarah. Jika tidak, maka dapat menyebabkan cerita tak wajar atau tidak sesuai dengan waktu yang sebenarnya dan pembaca akan merasa dibohongi. Latar waktu juga sering dihubungkan dengan lamanya waktu yang dipergunakan dalam cerita. Karena dalam novel atau karya fiksi ada yang membutuhkan waktu yang lama sepanjang hayat tokoh. 38 39
Nurgiantoro. ,Op.cit, h. 227 Ibid, h 230
21
5.
Gaya Bahasa Pada dasarnya, karya sastra merupakan salah satu kegiatan pengarang
dalam membahsakan sesuatu atau menuturkan sesuatu kepada orang lain . bagaimana seorang pengarang ingin menyampaikan tuturannya kepada pembaca lewat bahasa yang digunakan. Dengan bahasa, biasanya penutur atau tokoh dapat mmpengaruhi
pembaca, dengan tingkah lakunya agar
pembaca tertarik dan terpengaruh oleh gagasan yang disampaikan. Menurut Semi, gaya penceritaan merupakan tingkah laku berbahasa yang menjadi sarana yang amat penting, tanpa bahasa sastra tidak ada.40 6.
Sudut pandang Sudut pandang merupakan posisi dimana tokoh yang bercerita dapat
brediri yang hubungannya sesuai dengan jalan cerita. Dalam novel Perahu Kertas ini, pengarang menggunakan sudut pandang akuan, dimana seorang tokoh menceritakan peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya secara fisik dan batiniah serta hubunganya dengan segala sesuatu di luar dirinya. Si pencerita inilah yang menjadi tokoh utama dengan menampilkan berbagai pengalaman, peristiwa dan hubungannya dengan tokoh lain41. Sudut pandang dalam karya fiksi mempersoalkan siapa yang diceritakan, atau dari posisi mana (siapa) peritiwa dan tindakan itu dilihat42. Jadi dapat disimpulkan bahwa sudut pandang adalah pusat pengisahan dalam cerita dan dapat berupa teknik yang digunakan pengarang dalam menyampaikan hasil karyanya. 7.
Amanat Karya sastra merupakan alat untuk menyampaikan pesan, namun fungsi
sastra tidak hanya itu sastra juga adalah alat untuk memberi hiburan terhadap pembacanya, karya sastra mengandung ajaran moral dan juga untuk mendidik. Dengan adanya fungsi inilah pembaca tidak hanya mendapatkan 40
Semi. Op.cit, h 47 Minderop. Op.cit, h. 109 42 Op.cit . h 246 41
22
hiburan semata, namun juga mendapatkan pembelajaran dari hasil karya tersebut. Dalam novel amanat disampaikan melalui karakter tokoh yang dimainkan dan bagaimana alur yang terdapat dalam sebuah cerita. Jadi amanat merupakan suatu pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca. Amanat juga dapat diartikan sebagai makna yang terkandung dalam sebuah karya atau makna yang disarankan lewat cerita yang ditulis oleh pengarang.43 Sehingga pembaca dapat mengetahui apa yang dimaksud oleh pengarang dan hal apa saja yang dapat diambil dari sebuah karya sastra baik dari segi karakter tokohnya ataupun jalan cerita yang terdapat didalamnya. Karena pembaca menginginkan hasil yang jelas dari sebuah cerita dalam karya sastra.
F. Hakikat Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Pengajaran sastra di sekolah bertujuan agar siswa memiliki rasa peka terhadap karya sastra yang berharga sehingga merasa terdorong dan tertarik untuk membacanya. Dengan membaca karya sastra diharapkan siswa memperoleh pengertian yang baik tentang manusia dan kemanusiaan, mengenal nilai-nilai, dan mendapatkan ide baru. 44 Dalam pengajaran sastra perlu menguasai masalah metode pengajaran sastra dan liku-likunya, juga harus paham betul tentang sastra. 45 Secara umum pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan sastra Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Selain itu, peserta didik juga mampu menghargai dan membanggakan sastra indonesia.
43
Op.cit. h 320 Atar Semi, Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Angkasa Bandung, Edisi kesatu 1990, h. 152-153 45 Suwardi Endraswara, Metode Penelitian Sastra. Caps, cetakan pertama . Yogyakarta..h. 189 44
23
Tujuan pembelajaran tersebut dijabarkan ke dalam empat kompetensi, yaitu kompetensi menyimak, berbicara, membaca dan kompetensi menulis sastra. Kompetensi menyimak sastra meliputi kemampuan mendengarkan, memahami, mengapresiasi ragam karya sastra meliputi kemampuan peserta didik.
Kompetensi
berbicara
meliputi
kemampuan
membahas
dan
mendiskusikan ragam karya sastra sesuai dengan isi dan konteks ragam dan budaya. Kompetensi membaca sastra meliputi kemampuan membaca dan memahami berbagai jenis dan ragam karya sastra, serta mampu melakukan apresiasi dengan tepat. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: a. Membantu dalam keterampilan berbahasa Mengikutsertakan pembelajaran sastra berarti membantu siswaberlatih keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. b. Meningkatkan pengetahuan budaya Sastra berkaitan erat dengan semua aspek manusia dan alam secara keseluruhan. Pembelajaran sastra jika dilaksanakan dengan bijaksana, dapat mengantarkan para siswa berkenalan dengan pengetahuan budaya yang belum diketahuinya dan juga para pemikir besar dunia beserta pemikiran-pemikirannya. c. Mengembangkan cipta dan rasa Pembelajaran sastra yang dilakukan dengan benar, akan menyediakan kesempatan untuk mengembangkan kecakapan-kecakapan tersebut lebih dari apa yang disediakan oleh mata pelajaran yang lain, sehingga pembelajaran sastra tersebut dapat lebih mendekati arah dan tujuan pembelajaran dalam arti yang sesungguhnya. Dalam pembelajaran sastra “kecakapan yang perlu dikembangkan yaitu: kecakapan yang bersifat indra, penalaran, afektif sosial dan yang bersifat religius.”46 d. Menunjang pembentukan watak
46
B Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, (Yogyakarta: Kanisius, tahun: 1988), h. 16-
24
24
Dalam pembelajaran sastra, ada dua tuntutan yang dapat diungkapkan sehubungan dengan pembentukan watak ini. Pertama, pembelajaran sastra hendaknya mampu membina perasaan yang lebih tajam dan mampu mengantarkan siswa untuk mengenal rangkaian kehidupan manusia, seperti kebahagiaan, kebebasan, kesetiaan, kebanggan diri, sampai pada kelemahan, keputusasaan, kekalahan, dan kebencian. Kedua, pembelajaran sastra hendaknya dapat memberikan bantuan dalam usaha mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa, meliputi: ketekunan, kepandaian, pengimajian, dan penciptaan.
G. Penelitian yang Relevan Adapun novel Perahu Kertas ini sudah pernah diteliti sebelumnya, yaitu penelitian yang pernah dilakukan oleh Sumarni, penelitian tentang Kepribadian Tokoh Utama dalam novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Analisis psikologi sastra. Penelitian ini membahas tentang karakter tokoh utama yaitu Kuggy yang karakternya adalah penampilannya yang berantakan, aneh dan seorang penghayal, pemimpi, kemudian dia bercita-cita menjadi seorang penulis dongeng yang handal. kemudian tokoh utama kedua adalah Keenan yang merupakan pria tampan, atletis, kemudian dia jago dalam hal melukis.47 Penelitian lain yang mengkaji novel perahu kertas dilakukan oleh Hernina tentang Konflik Batin Tokoh Kuggy dalam novel Perahu Kertas dengan tinjauan Psikologi Sastra. Konflik batin yang terjadi timbul karena adanya konflik antara Kuggy dengan Noni dan Kuggy dengan keluarga.48 Kuggy yang sangat berambisi menjadi seorang penulis dongeng tidak mendapat dukungan dari Noni sahabatnya yang membuat dia sempat merasa bimbang dengan keputusannya, namun akhirnya Kuggy tetap memilih untuk menjadi penulis dongeng. Kemudian konflik dengan keluarga yang dialami 47
Sumarni dkk, Kepribadian tokoh utama. Pendidikan Bahasa Indonesia, PBS, FKIP Untan Pontianak. Tahun 2013 48 Hermina, konflik Batin Tokoh Utama tinjauan Psikologi. PBSI, Muhamadiyyah Yogyakarta.tahun 2011.
25
Kuggy adalah pendapat dari keluarga Kuggy, bahwa menjadi seorang penulis dongeng tidak bisa dikatakan sebagai cita-cita, karena pada zaman modern ini banyak orang mengimginkan pekerjaan yang menghasilkan banyak uang, bukan menjadi pendongeng yang tidak menghasilkan apa-apa. Meski begitu Kuggy tetap pada pendiriannya. Penelitian selanjutnya oleh Herlina Gunawan, yaitu penelitian tentang Nilai-nilai Moral Dalam Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari dan Potensinya sebagai bahan ajar Apresiasi Sastra pada Siswa SMA.49penelitian ini bertujuan mendeskripsikan (1) nilai moral individu, meliputi sikap jujur, pantang menyerah, (2) Nilai moral sosial meliputi tanpa pamrih, kerjasama berbakti kepada orang tua, (3) Nilai moral religi meliputi sikap ikhlas, bersyukur dan bertawakal. Dalam novel Prrahu Kertas menggambarkan nilainilai moral yang terdapat pada tokoh utama. Dari ketiga pengkajian yang pernah dilakukan tersebut, penulis mencoba mengkaji sesuatu yang berbeda dalam novel Perahu Kertas. Hal itu dilakukan untuk menghindari adanya pencontekan hasil karya orang lain. Untuk itu, dalam penelitian ini, penulis melakukan pengkajian dalam aspek Sikap Optimisme dalam novel Perahu Kertas.
49
Susilo Ahmad Hadi, Nilai-nilai Moral dan Potensinya Sebagai Bahan Ajar Apresiasi Sastra di SMA. Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang.
BAB III PEMBAHASAN
A. Biografi Penulis Salah satu pengarang novel yang turut memperkaya kesusastraan Indonesia adalah Dewi Lestari Simangunsong. Ia dilahirkan pada tanggal 20 Januari 1970. Ayahnya adalah seorang TNI yang belajar piano secara otodidak. Dalam kalangan pembacanya, ia akrab dipanggil dengan sebutan Dee. Ia merupakan pengarang novel Perahu Kertas untuk memperkaya kesusastraan Indonesia modern. Ia merupakan alumnus SMA Negeri 2 Bandung dan lulusan Universitas Parahiyangan Jurusan Hubungan Internasional. Dewi Lestari, menikah dengan penyayi R&B, Marcell Siahaan pada tanggal 12 September 2003. Dari pernikahan tersebut, Dee dikaruniai anak lakilaki yang diberi nama Keenan Avalukita Kirana yang lahir pada tanggal 5 Agustus 2004. Namun pernikahan tersebut tidak berlangsung lama, pada tanggal 27 juni 2008, Dee menggugat cerai suaminya di pengadilan negeri Bale Bandung. Kemudian pada tanggal 11 November 2008 Dee menikah untuk kedua kalinya dengan Reza Gunawan di Sidney dan dikaruniai anak perempuan yang diberi nama Atisha Prajna Tiara pada tanggal 23 Oktober 2009. Dee pernah menjadi backing vokal untuk Iwa K, Java Jive, dan Chrisye, pada bulan Mei 1994. Kemudian Dee bergabung dengan Rida Farida dan Indah Sita Nursanti, membentuk grup vokal yang diprakarsai oleh Adji Soetama dan Adi Adrian. Trio ini meluncurkan album perdananya yang berjudul “Antara Kita” pada tahun 1995, dilanjutkan dengan “bertiga” pada tahun 1997. Setelah itu, RSD bergabung di bawah naungan Sony Musik.
26
27
B.
Karya-Karya Dewi Lestari Dee pertama kali menulis novel Supernova yang popular pada tahun 2001,
cerpen Sikat Gigi, pernah dimuat di Bulletin Seni Bandung, Ekspresi, Rico the Coro, yang ditulis saat ia masih menjadi siswa di SMA Negri 2 Bandung. Ia juga pernah menulis sendiri sebanyak 15 karangan untuk bulletin sekolah dengan judul Supernova Satu dengan judul yaitu, Ksatria Putri dan Bintang diliris 16 Februari 2001. Kemudian ia menulis Supernova Satu dalam bahasa Inggris pada tahun 2003, dan novel ini pernah masuk nominasi (KLA) Katulistiwa Literary Award
setelah banyak tulisan yang ia buat dalam Supernova Satu, ia
meluncurkan novel keduanya berjudul Akar tahun 2002. Novel ketiganya dalam seri Supernova berjudul Petir, tahun 2005. Kemudian tahun 2008, dia juga meliris novel Rectoverso , yang merupakan paduan fiksi dan musik dan diberi judul Sentuh Hati dari Dua Sisi. Pada tahun 2009, Dee menerbitkan novel Perahu Kertas. Tahun 2012, Dee kembali mengeluarkan novel lanjutan serial Supernova yang berjudul Partikel dengan tokoh utamanya Zarah.1 C. Unsur Intrinsik Novel 1. Tema Tema merupakan gagasan sentral yang menjadi dasar tersebut. Yang menjadi unsur gagasan sentral adalah topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai oleh pengarang dengan topiknya tadi.2 Tema atau gagasan dalam sebuah cerita dapat dipahami sebagai sebuah makna yang mengikat keseluruhan unsur cerita sehingga cerita itu hadir sebagai sebuah kesatuan yang padu. 3 Tema yang diangkat dalam novel Perahu Kertas adalah tentang perjuangan hidup anak remaja dalam mencapai impiannya menjadi penulis dongeng yang tidak mudah untuk diraih. Bahwa dalam meraih impian memang tidak mudah, namun jika dilakukan dengan sungguh-sunggh dan terus berusaha maka segalanya akan menjadi mudah. 1
Http: Wikipedia Bahasa Indonesia. com Atar Semi. Op.cit, h. 42 3 Nurgiantoro. Op.cit, h 85. 2
28
Gambaran tema dalam novel ini dapat dilihat dari tokoh utama yang selalu ceria, tidak pantang menyerah dalam meraih cita-citanya meski banyak tantangan dari keluarga, sahabat, dan lingkungannya. Tapi semua itu tidak membuatnya putus asa, justru menjadi suatu motivasi bahwa dia mampu meraih mimpinya itu. Hal ini dapat dilihat dari kutipan dalam novel Perahu Kertas sebagai berikut.
Aku punya peti kuno, dikasih sama Karel, abangku. Bentuknya kayak peti harta karun yang ada di komik-komik. Karel bilang, peti itu diambil dari perahu karam, dan isinya gulungan-gulungan naskah sejarah yang jadi hancur karena terendam air laut. Aku senang sekali dapat peti itu, dan aku bertekad untuk mengisi ulang dengan naskah-naskah dongeng buatanku, supaya peti itu berisikan sesuatu.4
Kutipan di atas, merupakan gambaran tokoh utama yang begitu terobsesi terhadap dongeng ia menyimpan semua hal tentang dongeng seperti peti kuno di atas yang bertuliskan naskah kuno dan ia salin kembali menjadi cerita dongeng yang ia tulis sendiri. Meski ternyata peti itu bukan dari laut karam, tapi dibeli oleh Karel dari toko barang antik. Namun Kuggy tidak merasa kecewa karena pada dasarnya dia memang suka dengan hal-hal yang berbau sejarah
dan dengan
senangnya dia buat dongeng hasil karyanya sendiri. Gambaran Kuggy yang begitu senang dengan dongeng dapat dilihat dari kutipan berikut ini.
Kuggy mulai menggabungkan teks-teks dongengnya dengan sketsasketsa Keenan, membuat semacam buku buatan tangan dan ia mengerjakan setiap detail dengan sepenuh hati. Mendadak kerongkongan Kuggy tercekat, tangannya serta merta menunjuk ke arah rak buku tempat koleksi komik dan buku dongengnya berbaris rapi. “ini sebagian kecil koleksiku yang di rumah jauh lebih banyak. kata Eko, kamu senang menulis dongeng y? iya, hoby sejak kecil.
4
Op,cit.h 38
29
kalau kuantitas sih banyak, tetap pembaca nggak ada. Dan bukanya tulisan baru bermakna kalau ada yang baca? sejauh ini sih masih dinikmati sendiri aja.5
Kutipan di atas memperlihatkan bahwa dia memang senang dengan dongeng dari teks kuno yang ia ubah dengan cerita dongeng buatannya, namun dia juga pandai dan selalu bersemangat jika menyangkut hal-hal tentang dongeng. Baik itu menulis secara sederhana, ataupun dimodifikasi dengan gambar-gambar seperti sketsa lukisan yang disebut di atas. Novel ini ingin menyampaikan bahwa dalam mencapai segala impian tidak harus bersedih, putus asa, mengeluh meski banyak rintangan. Gapailah segala mimpi dengan penuh semangat dan keyakinan bahwa semuanya itu akan tercapai. Dengan berusaha maka tidak ada yang tidak mungkin dalam hidup yang tidak bisa diraih, apalagi jika terus berusaha.
2.
Alur Alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita.
6
Alur
atau plot merupakan rangkaian cerita yang berfungsi menandai urutan bagianbegian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian alur merupakan perpaduan unsur-unsur yang membangun cerita.7 Jadi, alur merupakan rangkaian peristiwa yang terjadi dalam suatu kondisi tertentu yang di dalamnya terdapat kejadian-kejadian yang biasa sampai dengan kejadian-kejadian yang memuncak dalam sebuah cerita. Alurnya menentukan keadaan atau emosi tokoh yang dialami dalam sebuah situasi tertentu. Kemudian alur menentukan akhir pada suatu cerita tersebut. Alur yang digunakan dalam novel Perahu Kertas adalah alur maju. Peristiwa yang terjadi dalam novel ini terjadi berturut-turut menceritakan peristiwa yang dialami oleh tokoh utama (Kuggy). Cerita berawal dari ketika dia berada di Jakarta hingga dia pindah ke Bandung untuk kuliah di salah satu Universitas di 5
Dewi Lestari, Op, cit. Robert Stanton, Teori Fiksi. Terjemahan dari buku An Introduction to Fiction oleh Sugihastuti dan Rossi Abi Al Irsyad, h. 26. 7 Semi. Op.cit, h. 43 6
30
sana. Dari sejak SMP Kuggy tokoh utama, sangat terobsesi menjadi seorang penulis dongeng atau seorang pendongeng sehingga ia menjadikan hobinya menjadi cita-citanya. Cita-cita itulah menjadi awal konflik batin yang timbul dari tokoh utama tersebut, karena dari keluarga dan bahkan sahabatnya tidak mendukung mimpinya itu. Namun dia tidak mudah menyerah dan selalu bekerja keras dalam meraihnya, malah semua itu menjadi motivasi agar dia selalu semangat dalam meraih citacitanya. Konflik tersebut meningkat, saat Kuggy diberi tawaran untuk mengajar di sebuah sekolah anak-anak kurang mampu yang berada di daerah Bojong Koneng, Bandung. Dia merasa hatinya hancur, bingung dan sedih mengingat anak-anak itu. Kemudian tanpa pikir panjang dia langsung menerima tawaran itu, sehingga dia akan punya tempat untuk menyalurkan mimpinya menjadi penulis dongeng. Konflik memuncak ketika Kuggy bekerja magang di sebuah kantor redaksi yang bernama AdVoCaDo. Di sini mimpinya menjadi seorang penulis dongeng terus mendapatkan halangan. Bukannya menjadi penulis dongeng, malah dia selalu disuruh-suruh hanya untuk photo copy, menggunting gambar dan semua pekerjaan di luar mimpinya itu. Dengan keadaan seperti itu, dia semakin ditertawakan dan diejek oleh adik dan kakaknya setelah pulang ke rumah. Karena mereka memang tidak mendukungnya meraih imian sebagai penulis dongeng. Pada akhir cerita, Kuggy meraih mimpinya, bukan hanya menjadi penulis dongeng dia juga mendapatkan cintanya bersama Keenan yang dulu adalah sahabatnya yang akhirnya menjadi suaminya. Dan itulah mimpi sesungguhnya bagi Kuggy.
3.
Penokohan Penokohan dalam sebuah cerita merupakan hal yang dapat mendukung jalan
cerita, karena tokoh dapat menyampaikan informasi dari cerita yang dimainkan dan sebagai unsur pembangun dalam cerita. Tokoh merupakan pemegang peran dalam novel, sedangkan penokohan merupakan penciptaan citra tokoh dalam karya fiksi tersebut.
31
Tokoh-tokoh dalam novel Perahu Kertas sebagai berikut: a.
Tokoh utama (Kuggy), remaja yang sangat ceria dan mudah bergaul, serta selalu semangat dalam menjalani hidupnya. Sahabat dan saudaranya selalu menyebut dia aneh. Karena tingkah laku dan gaya penampilannya yang sangat cuek. Seperti dalam kutipan berikut: “Mau pakai baju yang mana?” “yang ini!” Kuggy menunjuk pakaian yang menempel di tubuhnya. Celana batik selutut yang sudah mengusam dan kaos kegedean bertuliskan “like Toba” yang sudah tipis dan lentur seperti lap dapur”.8 “Gy, lu udah kayak gembel baru gila! Keren!” teriak Eko sembari merogoh-rogoh ransel mencari kamera. Siap…satu, dua, tiga, pose! “Dengan cepat Kuggy membengkungkan kedua lengannya seperti atlet binaraga”9
Selain itu, Kuggy juga adalah gadis pekerja keras. Sikap tersebut digambarkan saat Kuggy ingin menyelesaikan tulisannya. Bahkan saat ia harus bekerja di kantornya tapi ia tetap meluangkan waktu untuk menyelesaikan tulisannya itu. Menjadi penulis dongeng memang citacitanya selama ini dan untuk menyalurkan mimpinya itu dia juga mengajar di “Sakola Alit” tempat anak-anak kurang mampu. Selain mengajar ia juga mempunyai taman bacaan sewaktu di Jakarta, yang sengaja dibuat supaya anak-anak mau membaca hasil karyanya itu. Namun setelah dia pindah ke Jakarta, dia semakin sibuk membuat cerita dongeng untuk murid-muridnya di “Sakola Alit” tersebut, bahkan mereka yang dijadikan objek cerita oleh Kuggy. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut:
Dibutuhkan waktu seminggu untuk Kuggy menyelesaikan setiap seri jenderal dan pasukan Alit. Khusus untuk serial yang satu ini, Kuggy menulis dengan tangannya sendiri. 8 9
Dewi Lestari, Op.cit, h. 18. Ibid, h. 19
32
Aku punya peti kuno, dikasih sama Karel, abangku. Bentuknya kayak peti harta karun yang ada di komik-komik. Karel bilang, peti itu diambil dari perahu karam dan isinya gulungan-gulungan naskah sejarah yang jadi hancur karena terendam air laut. Aku senang sekali dan aku bertekat mengisinya ulang dengan tulisan dongeng buatanku.10
Sikap sabar Kuggy terlihat saat ia menulis dongeng di tempat kerjanya meski waktu dan tempatnya tidak tepat sehingga di kena teguran oleh atasannya. Namun karena cintanya terhadap menulis akhirnya ia lebih memilih menulis dongeng dibandingkan mengerjakan pekerjaannya. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut:
Kamu udah cukup gede untuk bisa menyusun skala prioritas kamu sendiri, yang saya khawatirkan kamu tidak bisa memilah antara profesi dan.... hobi. Tapi kamu digaji di sini umtuk menciptakan konsep iklan, bukan menulis dongeng. 11 Tugas kamu di sini adalah memenuhi target dan deadline kamu….tepat waktu.
Di akhir cerita, terlihat penggambaran tokoh utama yang begitu pasrah terhadap apa yang ia terima dari atasannya. Hal itu terjadi ketika ia ditegur karena menulis dongeng pada saat jam kerja tapi ia sadar bahwa apa yang dilakukannya itu salah. Ia merasa banyak sekali tantangan di tempat kerjanya apalagi satu kantor dengan atasan yang sebenarnya teman Karel, kakaknya. Di luar jam kerja pun Kuggy masih harus menjelaskan kenapa dia menulis dongeng pada saat jam kerja. Meski ia merasa mendapat tantangan tapi itu tidak masalah bagi Kuggy, karena menjadi penulis dongeng memang cita-citanya dan dia harus optimis. Hal itu tergambar pada kutipan berikut:
10 11
Ibid, h. 38 Ibid, h. 360
33
Kuggy hanya diam. Ia sadar diri posisinya sangat lemah. Tidak ada gunanya membela diri karena dilihat dari kacamata apapun ia tetap salah karena mengesampingkan pekerjaannya.12 Kamu nggak ada masalah dengan siapapun di kantor?” “nggak sama sekali” jawab Kuggy lagi, “kamu udah nggak betah kerja? “dari kecil satu-satunya yang aku kepingin hanyalah menjadi penulis deongeng,” “aku tahu kedengarannya pasti konyol, infantile. Mana ada orang sampai umur segini masih punya cita-cita kayak gitu.13 Biarpun satu dunia ngegoblok-goblokin aku, tapi memang ini yang aku mau. Aku pingin jadi penulis dongeng, dari dulu sampai sekarang…nggak berubah. b.
Keenan Keenan digambarkan sebagai tokoh yang cuek, ganteng dan pandai melukis. Sama halnya dengan Kuggy si tokoh utama, Keenan juga punya impian yaitu menjadi pelukis terkenal. Keinginannya tidak direstui oleh ayah, menjadi arsitek handal seperti kemauan sang ayah. Dia juga kuliah di Universitas yang sama dan tinggal di kos yang berdekatan dengan Kuggy. Keenan sampai tinggal di luar negri tapi di sana dia tidak bisa mengembangkan bakatnya itu. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut: Keenan menunjukan sketsa gambarnya pada Kuggy sketsanya antara lain yaitu, Pangeran Lobak, Peri seledri, Wortelina dan lain-lain. Sejak ia pulang ke Indonesia, belum pernah lagi ia membuat lukisan baru. Namun malam itu ia merasakan dorongan seolah ada sesuatu yang meminta dijemput olehnya. Ia hanya memasrahkan tangantangannya bergerak, menari dan menoreh di atas kekosongan hingga sesuatu itu mewujud perlahan di atas kanvasnya. Keenan melukis dan melukis, hingga pagi.14 Di akhir cerita Keenan digambarkan sebagai sosok yang mengalami konflik batin, karena keinginannya menjadi pelukis di tentang oleh ayahnya sendiri. Namun secara diam-diam ia tetap melukis, dan banyaknya pengalaman dan peristiwa yang dilaluinya sampai-sampai dia
12
Ibid, Ibid, h. 361 14 Ibid, h. 125 13
34
harus pergi ke Bali untuk khusus belajar melukis dan akhirnya tidak siasia. Banyak lukisannya yang dipajang dalam pameran. Bukan hanya itu, lukisan yang dibuat Keenan membuat orang yang melihatnya langsung ingin memilikinya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
Salah satu lukisan Keenan yang paling disukai oleh pak Wayan lantas diberi rangka kayu dan dipajang begitu saja di studionya. Beberapa minggu kemudian, lukisan itu mencuri perhatian seorang kolektor lukisan dan ia tertarik untuk membeli.15 Pak Wayan lalu minta maaf jika dirinya lancang, tapi kata hatinya mengatakan untuk melepaskan lukisan Keenan pada orang tersebut. Dalam suratnya pak Wayan menulis: ….Seperti cinta yang satu hari bertalian tanpa bisa dijelaskan, saya rasa lukisan itu menemukan jodohnya. Saya kenal baik dengan orang yang membeli lukisan kamu itu, makanya saya yakin lukisan itu berada di tangan yang tepat. Dia membeli bukan semata-mata untuk investasi, tapi karena cinta. 16
Intinya, dalam novel Perahu Kertas itu tokoh Keenan mengalami konflik batin antara hobinya dengan keinginan sang ayah, sehingga Ia harus mengalah dan meninggalkan hobinya itu. Namun ketika ia pindah dan kuliah di Bandung ternyata ia tidak bisa begitu saja meninggalkan hobinya tersebut. Perlahan ia kembali ke dunianya dan melukis sesuai apa yang diinginkan. Keenan mengalami perubahan sikap yang tadinya pesimis dan pasrah, sekarang ia optimis bahwa ia bisa menjadi pelukis terkenal tanpa harus ayahnya tahu. Sebagai tokoh bulat, tokoh Keenan akhirnya berhasil meraih mimpinya dan lukisan yang ia buat laris terjual. Pada akhirnya ayahnya pun perlahan bisa memahami dan menerima apa yang menjadi keputusan Keenan selama ini, dan ia merasa bangga atas apa yang di dapatkan dari hasil melukisnya. Keenan sebagai tokoh utama tambahan yang mengalami konflik batin, namun berbeda dengan Kuggy ia sempat merasa lelah dan menyerah terhadap situasi yang mmembuatnya putus asa, seperti adanya larangan dari orang tuanya
15 16
Ibid, h. 194 Ibid
35
mengenai hobi yang ia anggap sebagai hidupnya. Namun dalam dalam hal ini penulis hanya fokus pada tokoh utama yaitu Kuggy. Dalam novel Perahu Kertas ini juga didukung oleh kehadiran tokoh-tokoh tambahan yang ikut berperan dalam novel ini, di antaranya: a. Noni Seorang sahabat yang baik dan perhatian terhadap Kuggy. Mereka bersahabat sejak di bangku SMP waktu masih tinggal di Jakata sampai di bangku kuliah di Bandung. Dia selalu sabar menghadapi Kuggy yang aneh dan selalu membuatnya kesal, namun mereka selalu kompak dalam hal apapun baik dalam sedih maupun senang, kecuali tentang hoby dan cita-cita Kuggy yang tidak bisa ia terima, karena menurutnya cita-cita itu mustahil dan aneh. Seperti pada kutipan sebagai berikut: Kuggy bangun!” pergi yuk” “kita harus menjemput Keenan ke stasiun Noni terpaksa mengambil tindakan lebih ekstrim. Dengan gesit ia menyingkap selimut dan memercik-mercikan air dari gelas disebelah tempat tidur.17 Kita jemput sepupunya Eko yuk ke stasiun, jam lima keretanya nyampe. Lu mau pake baju yang mana? biar gue siapin, Noni seperti nggak mendengar khotbah penting Kuggy Soalnya… si Fuad ngadat lagi. Kalo mogok harus ada yang dorong. Untuk dorong kita butuh tenaga.18
Dalam kutipan di atas, terlihat bahwa Noni selalu sabar dan perhatian tehadap Kuggy. Meski Kuggy sering membuatnya kesal dengan tingkah lakunya yang cuek dan aneh. Namun sebagai sahabat, dia akan selalu berusaha menjadi yang terbaik dan menerima apa adanya. Mereka bersahabat sejak kecil dan banyak yang Noni lakukan untuk Kuggy termasuk membantu mengurus keperluan Kuggy saat mau pindah ke Bandung. Bahkan masalah percintaan pun Noni peduli pada sahabatnya itu. 17 18
Ibid, h. 17. Ibid, h. 18
36
Namun bukan berarti di antara mereka tidak ada perbedaan dalam berpendapat atau hal-hal yang mungkin bertentangan. Hal itu dapat dilihat dalam kutipan berikut: Tiga orang itu menduduki meja kebangsaan mereka dengan piring masing-masing. Ketiganya juga membawa kisah masing-masing seputar kegiatan mereka berdua selama liburan semester.19 Kalian berdua aja deh, gua nggak bakat nyomblangin orang. Statistik kegagalan gua seratus persen, sahut Kuggy malas. Tubuhnya yang tadi tegak kembali bersandar ke kursi. Lu ko pesimis gitu,Gy?,” bayangkan nanti kita bisa tripledate. Gua dan Noni, lu dan Ojos, Keenan dan Wanda. 20 b. Eko Dia adalah teman Kuggy yang juga kekasih Noni sahabatnya, Eko cowok yang kocak, dan mampu membuat suasana menjadi ramai, sama seperti Noni. Mereka pasangan kekasih yang kompak, kocak dan romantis. Eko yang juga sepupu Keenan ini adalah sahabat yang baik buat Kuggy meski kadang suka memanfaatkan Kuggy dalam hal mendorong mobil kesayangannya yang dia beri nama “Fuad” si tukang mogok yang selalu menyusahkan Kuggy dan Noni. Hal itu dapat dilihat dalam kutipan berikut: Lu tahu betapa gua menghargai setiap liter bensin Gy?dan gua gak bisa matiin mesin mobil karena takut mogok. Tapi gua akan merelakan lima menit buat lo untuk ganti baju.21 Sejak Eko sering menitip beli tiket midnight, banyak temantemannya yang juga ikut memakai jasanya, sampai-sampai dia harus mengerahkan beberapa temannya untuk ikut membantu.22
19
Ibid, h. 79 Ibid, h. 77 21 Ibid, h. 19. 22 Ibid, h. 97 20
37
Dalam kutipan di atas, terlihat bahwa Eko memanfaatkan Kuggy untuk mendorong mobilnya yang mogok. Namun, dia juga sahabat yang suka membantu dan peduli terhadap teman-temannya. Eko yang selalu memberikan semangat dan motivasi pada Kuggy ketika dia sedang banyak masalah, sama seperti Noni kekasihnya. Mereka bertiga memang sahabat yang setia dan kompak. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut:
Dengan gerak cepat, mereka berdua tertawa-tawa, merangkulkan tangannya ke leher Kuggy dan mengacak-ngacak rambutnya. “Ada yang perlu gua bantu ga Gy? Lu pasti masih beres-beres kan?. Bantuin beresin buku sambil bayarin gua makan nanti malam, yuk. 23
Dari kedua tokoh tambahan tersebut terlihat adanya pertalian yang sangat erat dan persahabatan yang tetap kompak, meski kadang banyak hal yang tidak sejalan dan membuat hubungan persahabatan menjadi retak. Namun, karena persahabatan mereka sudah berlangsung lama dan sudah saling memahami karakter masing-masing. Dengan sendirinya segala perbedaan dan kesalahpahaman yang terjadi tidak akan berlangsung lama. Kuggy selalu pasrah dan menerima segala yang terjadi dalam persahabatan mereka, bahkan pada saat Noni salah paham dan merasa kecewa terhada Kuggy yang tidak datang pada acara pesta ulang tahun Noni, namun Kuggy tetap menerima semua itu meski dia harus pindah kos ke tempat lain. Pada
hakikatnya,
kehadiran
tokoh
Noni
dan
Eko
di
sini
menggambarkan bahwa sosok sahabat yang sangat peduli dan mampu memahami sahabat lainnya, pada saat sedang sedih, ada masalah, dan hati yang hancur karena perasaan kecewa yang ditimbulkan oleh perbedaan pendapat atau segala peristiwa yang terjadi dalam persahabatan tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa dalam hubungan persahabatan tidak selalu hanya perasaan senang dan bahagia, ketika sahabat sedang kesusahan dan
23
Ibid, h. 217
38
bersedih atau mengalami kekecewaan di antara mereka, maka sahabat selalu ada untuk menghapus segala kesusahan tersebut. 4.
Latar Pada dasarnya, latar merupakan lingkungan yang melingkupi sebuah
peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung24. Latar mencakup segala bentuk seperti tempat, waktu, dan situasi sosial yang diceritakan dalam karya sastra. Latar dalam sebuah novel, yaitu merupakan keterangan yang menyebutkan waktu, ruang dan suasana terjadinya peristiwa. 25 Penggambaran latar dalam novel Perahu Kertas adalah sebagai berikut: a.
Latar Tempat Latar tempat merujuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang digunakan dapat berupa tempat-tempat dengan nama, atau lokasi tertentu. Penggambaran latar tempat dalam novel Perahu Kertas, adalah sebagai berikut: 1) Rumah Kuggy ya udah pokoknya minggu depan gua tunggu lo di Bandung, ya. Jangan lupa: STTB, pesan tiket kereta api, Packing, paketin buku-buku lo, payung lipat yang lo pinjem dulu, jaket jins gua masih di lo kan, ya? Terus......26 Santailah dikit bu Noni. Legalitas STTB ke sekolah aja gua belum sempat...... “Ha? Orang lain tuh udah dari berabad-abad yang lalu legalitas STTB-nya, tahu!. 27
Kutipan di atas gambaran awal dari novel Perahu Kertas, pada saat tokoh utama Kuggy baru selesai ujian SMA dan akan 24
Stanton, op,cit. h. 35 Tim Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 483 26 Lestari. Op.cit, h. 57 27 Ibid, h. 74 25
39
melanjutkan kuliah di Bandung bersama Noni sahabatnya. Mereka akan tinggal di Bandung dan tempat kosnya pun berdekatan selalu bersama-sama. Latar rumah Kuggy tersebut merupakan tempat di mana tokoh Kuggy melakukan permulaan dalam sebuah cerita sehingga latar tempat tersebut ikut mempengaruhi perubahan watak tokoh utama. Keadaan rumah yang ramai dan penuh kebahagiaan itu juga terdapat penolakan yang akan mengubah watak tokoh utama dalam meraih mimpinya.
2) Kamar Kos Kuggy Dalam sebuah kamar sederhana, tokoh utama banyak menghabiskan waktu untuk menulis serial dongennya. Tidak hanya itu kamar tersebut juga sebagai tempat melepas lelah setelah beraktivitas seharian. Gambaran tersebut dapat di lihat dalam kutipan sebagai berikut: Tidak ada yang lebih dahsyat dari pada gabungan gerimis hujan di luar dan selimut hangat di dalam kamar. Demikian prinsip Kuggy. Meringkuk ditempat tidur sepanjang sore sambil bermimpi indah adalah misinya sore itu, namun sayang dia lupa ngunci pintu.28 Hai. Boleh masuk? “Kuggy pun segera membuka pintu kamarnya. “silahkan masuk, menner.” …Keenan melihat sekitar, tampak terkesan. “Kenapa? Kamar ku rapi ya? Nggak matching sama yang punya.29 Sejak tadi, Kuggy terjaga di kamar. Berbagai kegiatan sudah ia lakukan, tapi pikirannya terikut dengan Fuad, menuju tempat kos Keenan dan menciptakan seribu satu skenario tentang apa gerangan yang terjadi mala mini. …tidak mungkin ada cowok normal yang tidak tertarik pada Wanda…tapi Keenan mungkin beda, dia melihat kualitas yang lain, …tapi cowok tetap cowok …tapi mungkin Wanda 28 29
Ibid, h. 17 Ibid, h. 35
40
membosankan, ngga seru, dan nggak nyambung…dan benak Kuggy pun tak henti berceloteh…30 Kutipan di atas menggambarkan peristiwa yang terjadi dalam kamar Kuggy. Hal itu digambarkan saat tokoh utama melakukan berbagai kegiatan di dalam kamarnya termasuk menyalurkan hobinya yaitu menulis dongeng, bahkan menerima tamunya di dalam kamar tersebut digambarkan pada saat Keenan menemuinya pada saat sedang menulis. Kuggy tinggal sendiri di Bandung jauh dari orang tuanya, namun ada sahabat karibnya yang selalu membantu dan menerimanya. 3) Rumah Keenan Keenan menyiapkan segala keperluannya untuk dibawa ke Bandung dan memasukannya ke dalam tas dan mamanya bilang dia akan dijemput oleh Eko sepupunya di stasiun nanti. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut: Ma Keenan belum barangkat kan? “ tanyanya seketika memastikan. Ibunya tersenyum dan menggeleng. “Belum, tapi kamu harus mandi dulu baru bisa ikut antar abangmu ke stasiun”. “mama yakin saya dijemput Eko?” tanya Keenan. ”ya iyalah. Mama sudah telepon langsung ke Eko, memangnya kenapa?”. “saya gak ingat mukanya. Dia juga pasti sama. Kami terakhir ketemu kan waktu SD. Alasan kamu memang masuk akal, Nan. Tapi Eko sudah mama pesan untuk bawa tulisan nama kamu. Jadi biarpun kalian ga hafal muka, pasti akan tetap ketemu.”Kamu sudah siap Nan? Sudah pa.” Keenan berdiri di samping satu travel bag . „itu saja?”. “sisanya di paket ke Bandung.
30
Ibid, h. 85
41
Hal ini juga yang terjadi pada Keenan bahwa dia juga harus pindah ke Bandung untuk melanjutkan kuliah. Penggambarannya dalam novel Perahu Kertas, dapat dilihat dari kutipan berikut: 4) Stasiun Parahyangan Kuggy bersama sahabatnya bermaksud menjemput Keenan yang baru datang dari Jakarta untuk kuliah di Bandung. Mereka menunggu di staasiun kereta. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut:
Lautan penumpang kereta api telah melewati tiga sekawan itu, namun mereka belum menemukan Keenan. “Lu yakin dia pakai kereta jam lima? Ko ga muncul-muncul?”tanya Kuggy pada Eko yang celingak-celinguk tiada henti. “gua yakin dia pakai kereta ini. Masalahnya gua ga tau mukanya.” “HAH? Teriak Kuggy dan Noni hampir berbarengan “kok kamu ga bawa tulisan atau apa kek?” cecar Noni. “Eko nyengir masam. “hehe, ketinggalan Non, “tenang…muka sepupuku tuh unik, kok…pokoknya gimana ya…hmmm… …”Kapan terakhir kalian ketemu?, tanya Kuggy. “Waktu SD,” Eko menjawab setengah menggumam.”31 Kutipan di atas, menggambarkan keadaan di stasiun kereta yang lumayan ramai. Mereka cukup lama menunggu Keenan yang saat itu mereka memang lupa dengan wajah Keenan karena sudah lama tidak bertemu.
5) Sakola Alit Selain kuliah, Kuggy juga mengajar disebuah sekolah sederhana khusus anak-anak yang kurang mampu, yang diberi nama “Sakola Alit” di daerah Bojong Koneng Bandung. Sekolah tersebut digunakan Kuggy untuk melampiaskan kemampuannya dalam menulis dan mendongeng. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut:
31
Ibid, h. 20
42
Pak Somad, kenalkan ini teman-teman saya yang akan ikut mengajar”. “pak Somad ini orang yang membantu mengumpulkan anak-anak dari kampung sini. Hari ini baru ada lima belas anak, neng. Sisanya mungkin baru besok atau lusa. Maklum banyak yang sambil kerja dulu.32
6) Kantor AdVOcaDo Kantor yang berbentuk minimalis dan berlantai dua ini, terdapat beberapa lukisan yang dipasang ditempat-tempat tertentu, dan suasana di dalamnya cukup ramai oleh para karyawan yang disibukkan oleh pekerjaan mereka masing-masing. Gambaran ini terjadi dalam novel Perahu Kertas, saat Kuggy bekerja magang dan Kuggy tidak menyangka kalau pekerjaannya di sana hanya sekedar membantu karyawan lain. Gambaran tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut: Gy, tolong di scan ya,” sambil menyerahkan setumpuk gambar.” “Gy, tolong potocopyin ini semua ya, “gambar yang sudah ditandai tolong diguntingin ya.33
Kutipan di atas, menggambarkan keadaan di sebuah ruangan di kantor AdvOcAdO. Seperti digambarkan kesibukan antar karyawan di sana, termasuk Kuggy. Tapi dia hanya mengerjakan pekerjaan yang
tidak
seharusnya
ia
kerjakan.
Seperti
memotong,
menggunting dan photo copy. b.
Latar waktu Latar waktu dalam novel Perahu Kertas, digambarkan segala kegiatan terjadi dalam waktu yang cukup lama kurang lebih empat tahun dimulai dari pertama kali Kuggy datang ke Bandung untuk kuliah
32 33
Ibid, h. 89 Ibid, h. 253
43
dan tinggal di sana pada tahun 1999 sampai tahun 2003an yang dialami atau dilalui oleh tokoh dalam cerita tersebut. Adapun gambaran tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut:
1) Pagi hari Meski terletak di desa Lodtunduh yang agak jauh dari pusat kota, semua orang di Ubud tahu keberadaan kompleks keluarga satu itu. Di sana tinggal keluarga pak Wayan dan keluarga besarnya, di sebuah tanah berbukit lembah yang dilewati sungai dengan luas hampir lima hektar.34 Pagi itu Kuggy bangun dengan mata sembab, terpaksa ia membungkus es batu dalam sapu tangan lalu mengompreskannya ke mata. 35. Pada kutipan di atas, bahwa tokoh mengalami peristiwa tersebut pagi hari Pada saat Kuggy dan dua sahabatnya akan menjemput Keenan di stasiun kereta Parahyangan Bandung. Kemudian saat Keenan pergi ke Bali untuk bertemu pak Wayan.
2) Siang hari Keenan sempat pergi ke Bali untuk menyalurkan hobi melukisnya dan pada suatu hari dia mengurus tiket untuk pulang ke Jakarta. Kemudian Kuggy yang masih saja sibuk menulis cerita dongengnya. Seperti terlihat pada kutipan berikut: Siang itu, Keenan dan Banyu sedang perig ke Denpasar mengurus tiket pulangnya ke Jakarta yang mengalami penundaan.36 Matahari yang terik membuat pipi Kuggy seperti tomat ranum. Sudah seharian ia dijemur tapi anak itu tidak terganggu. 37
34
Ibid, h. 69 Ibid, 36 Ibid, h. 372 37 Ibid, h. 370 35
44
3) Sore hari Saat Kuggy mengajar di sakola Alit, dia tetap menulis cerita dongengnya yang diselesaikan setelah selesai mengajar. Seperti terlihat pada kutipan berikut: Sore itu, setelah semua muridnya pulang, kembali Kuggy duduk di saung kecilnya. Menuliskan kisah petualangan jenderal pilik dan pasukan alit.38 Pukul setengah enam sore, Kuggy menyerahkan hasil pekerjaannya. Remi membolak-balik sketsa-sketsa itu. 39 Peristiwa tersebut terjadi pada sore hari, setelah Kuggy selesai mengajar dia langsung meneruskan tulisan dongengnya yang menjadi hobi sekaligus cita-citanya sejak kecil. Kemudian setelah itu, ia pergi menemui Remi atasannya untuk mnyerahkan hasil pekerjaannya.
4) Malam hari Latar waktu dalam novel Perahu Kertas ini, lebih banyak dilakukan pada malam hari. Karena Kuggy seringk menulis serial dongengnya setelah beraktifitas seperti kuliah dan mengajar. Seperti digambarkan pada kutipan berikut:
Di bawah sinar lampu mejanya, Keenan membuka buku tulis pemberian Kuggy. Malam itu, Wanda memberanikan diri untuk pergi ketempat Keenan sendirian tanpa dipandu Eko dan Noni. Sepanjang jalan ia berharap cemas tidak tersasar dan akhirnya ia berhasil. Cahaya lilin kekuningan menyinari wajah Kuggy. Kombinasi antara langit malam, remang kafe tenda itu dan cahaya lilin. Mikirin apa Gy? maaf ya Jos, akhir-akhir ini aku memang lagi agak tulalit.40 Berdasarkan penggambaran latar waktu di atas, bahan intensitas peristiwa yang dilalui oleh tokoh dalam novel Perahu 38
Ibid, h. 104 Ibid, h. 360 40 Ibid, 39
45
Kertas, juga dilakukan pada malam hari. Ketika tokoh berada dirumah dan di tempat-tempat tertentu yang memang lebih sering dilakukan pada malam hari, Seperti menulis dongeng dan berkumpul bersama teman-temannya.
5.
Sudut pandang Sudut pandang adalah cara sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara atau
pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk mengajukan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Dalam novel Perahu Kertas, yang digunakan adalah sudut pandang diaan, cerita dalam novel pencerita hanya mengamati segala aktivitas dari luar. Narator atau pencerita adalah seseorang yang menampilkan tokoh dalam cerita dengan menyebut nama, atau kata ganti ia, dia, dan mereka. Pada dasarnya, penggunaan sudut pandang diaan yaitu si pencerita berada di luar cerita dan narator tidak selamanya pengarang cerita. Pencerita diaan adalah pencerita yang sangat mengetahui berbagai perasaan, pikiran, angan-angan, keinginan, niat dan sebagainya. 41
6. Gaya Bahasa Gaya bahasa merupakan cara khas seseorang dalam mengungkapkan karyanya. Hal ini terlihat bagaimana pengarang menggunakan kata-kata dan mengolahnya menjadi sebuah kalimat. Dalam karya-karya Dewi Lestari terdapat ciri-ciri tertentu yang digunakan dalam setiap ceritanya, yaitu menggambarkan karakterkarakter tokoh yang mempunyai konflik batin. Namun tidak semua tokoh dalam cerita terpuruk dan putus asa dalam menghadapi seriap peristiwa yang penuh dengan
pertentangan
dalam
hidupnya.
Dalam
setiap
ceritanya
mempengaruhi pembacanya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut:
41
Ibid, h. 96
dapat
46
Malam itu, Kuggy terjaga lama di tempat tidur. Terlentang menghadap langit-langit di kamar kosnya dengan pikiran yang terus berputar dari hati yang teraduk-aduk. Ia tak mengerti mengapa komentar Keenan meninggalkan dampak yang begitu dalam. Seharian Kuggy bertanya-tanya “apa yang salah?” bagaimana mungkin Keenan menyebutnya penulis yang cuma pintar merangkai kata-kata tapi tak bernyawa? Sikap tokoh yang dalam kutipan di atas, menggambarkan bahwa tokoh utama bersikap selalu optimis dalam menghadapi segala yang terjadi, iapun tak mudah menyerah meski sahabat dan orang terdekatnya menentang keinginnnya untuk menjadi penulis dongeng karena bagi mereka menjadi penulis atau pendongeng tidak bisa disebut cita-cita. Namun sang tokoh utama tidak mempedulikan apa yang mereka katakan. Hal itu menunjukan bahwa kita janganlah pantang menyerah dalam meraih apa yang kita inginkan. Dengan terus semangat dan berjuang, maka setiap keinginan akan bisa mudah untuk diraih. Dengan selalu bersikap optimis dan memiliki keyakinan akan tercapainya sagala keinginan. Penggambaran unsur intrinsik yang mencakup tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat dalam novel Perahu Kertas ini, bertujuan untuk melihat lebih dalam isi dari novel ini. Sehingga penulis lebih mudah dalam menganalisis sikap optimis tokoh utama.
7. Amanat Setiap karya sastra mempunyai fungsi untuk menghibur dan juga mendidik. Begitu juga dengan novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari. Dalam novel ini, pembaca dapat menikmati cerita yang disampaikan oleh pengarang dan juga dapat mengambil nilai positif yang disampaikan oleh pengarang. Pesan yang ingin disampaikan oleh Dewi Lestari adalah perjuangan seorang remaja dalam meraih cita-citanya, meski ada rintangan. Setiap orang pasti punya yang namanya cita-cita, dan dalam meraihnya memang tidak mudah. Dalam novel Perahu Kertas ini, pengarang menuliskan bahwa setiap orang harus terus semangat dan optimis, berpikir positif dalam meraih cita-cita tersebut. Selain itu, pesan moral yang dapat diambil dari tokoh utama dalam novel ini yaitu
47
sikapnya yang sabar dan kerja keras dalam mencapai impiannya. Sabar artinya menerima segala apa yang terjadi baik itu baik atau buruk. Senang ataupun susah dalam kehidupan. Sikap kerja keras yang digambarkan oleh tokoh utama, memberikan contoh kepada pembaca bahwa dalam mencapai impian haruslah bekerja keras dan yakin bahwa apa yang didinginkan akan terwujud. Penggambaran unsur intrinsik mencakup tema, alur, penokohan, latar, sudut pandang, gaya bahasa dan amanat dalam novel Perahu Kertas ini bertujuan untuk melihat isi dari novel secara mendalam. Dalam novel Perahu Kertas terdapat sikap optimisme tokoh utama yang digambarkan bahwa apapun yang terjadi dan yang dihadapi, namun ia selalu yakin dan percaya bahwa dia akan meraih cita-citanya meski ada yang menentang keinginannya itu. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut: Kuggy sedang membuat buku cerita? Wah hebat sekali,” kapan diterbitkan? Masih belum tahu kapan. Tapi mudah-mudahan sudah ada kabar minggu depan. Yah, semoga aja gol. Ini cita-cita saya sejak kecil, jawab Kuggy dengan semangat
D.
Analisis Sikap Optimis Tokoh Utama Dalam hidup, terdapat banyak kemelut dan masalah. Untuk bertahan, tokoh
harus dapat menghadapi setiap masalah dan mencari jalan untuk keluar dari masalah tersebut
42
. Optimisme membuat individu mengetahui apa yang
diinginkan, individu tersebut dapat dengan cepat mengubah diri agar lebih mudah menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi, sehingga diri tidak menjadi kosong. Perasaan optimis membawa individu pada tujuan yang diinginkan, yakni percaya pada diri dan kemampuan yang dimiliki. Manusia sebagai makhluk yang berkembang, selalu berbuat, bertindak sesuai dengan faktor yang mempengaruhi dirinya baik dari luar maupun dari dalam
42
Gufron dan Rini. Op.cit, h. 99
48
dirinya. Oleh karena itu, faktor yang terdapat pada diri manusia tersebut bisa menentukan sikap dan tingkah lakunya. Dalam diri manusia terdapat juga kekuatan yang dapat mendorong melakukan perbuatan baik yang bersifat positif ataupun negatif. Dalam menghadapi permasalahan manusia berpikir dan mencari solusi bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut. Dengan demikian maka akan muncul sikap optimis dalam diri manusia tentang masalah yang dihadapi. Individu yang optimis akan berusaha menanggapai pengharapan dengan pemikiran yang positif, yakin dengan kelebihan yang dimiliki. Pribadi yang optimisme biasa bekerja keras mengahadapi stres dan tantangan sehari-hari secara efektif, berdoa dan mengakui adanya faktor keberuntungan dan faktor lain yang mendukung keberhasilannya. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa optimis berarti meyakini adanya kehidupan yang lebih bagus dan keyakinan itu digunakan untuk menjalankan aksi yang lebih bagus guna meraih hasil yang lebih bagus. jika sudah yakin, namun tidak digunakan untuk melakukan aksi untuk membuktikan keyakinan itu, berarti optimisme masih kurang. Pada siswa, optimisme merupakan keyakinan dalam diri akan mampu mencapai hasil belajar yang baik, kemudian melakukan usaha untuk mendapatkan hasilnya. Berdasarkan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang optimis memiliki ciri-ciri, yaitu: 1) siap menghadapi tantangan, 2) berpikir positif, 3) yakin dengan kemampuan yang dimiliki (percaya diri), serta 4) pandai bersyukur. Dalam novel Perahu Kertas terdapat sikap optimisme tokoh utama yang digambarkan bahwa apapun yang terjadi dan yang dihadapi, namun ia selalu yakin dan percaya bahwa dia akan meraih cita-citanya meski ada yang menentang keinginannya itu diapun tidak mudah menyerah pada keadaan disekelilingnya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut: “Kuggy sedang membuat buku cerita? wah hebat sekali,” kapan diterbitkan?”43
43
Lestari. Op.cit, h. 110
49
“Masih belum tau kapan. Tapi mdah-mudahan sudah ada kabar minggu depan. Yah, semoga aja gol. Ini cita-cita saya sejak kecil, jawab Kuggy dengan semangat.” 44 Jadi optimis merupakan suatu sikap sosial dan pribadi manusia baik secara individu maupun kelompok, keyakinan akan pentingnya usaha dalam mencapai hidup yang lebih baik atau bahkan sempurna. Sikap optimis di atas, muncul dalam hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan Tuhannya. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:
1.
Hubungan Manusia dengan Dirinya Sendiri Dalam mencapai apa yang diinginkan, tokoh utama harus merasa yakin dan percaya bahwa dengan usaha yang dilakukan maka semua itu akan terwujud, karena sikap percaya saja mungkin tidak cukup jika tanpa usaha. Dalam hal ini dapat dijabarkan begaimana tokoh berusaha dalam mencapai keinginannya yaitu sebagai berikut:
a.
Kerja Keras Kerja keras merupakan suatu hal yang menunjukkan senang melakukan hal-hal yang positif dan tidak suka berdiam diri dalam melakukan suatu pekerjaan. Dengan kata lain kerja keras merupakan sebuah upaya dalam melakukan suatu pekerjaan dengan sungguh-sunggug sehingga dapat memperoleh hasil yang baik. Jika dikaitkan dengan novel Perahu Kertas, sikap kerja keras dapat dilihat dalam kutipan berikut: ”Sore itu, setelah muridnya pulang, Kugy duduk di saung kecilnya sambil menulis kisah-kisah petualang Jenderal Pilik dan Pasukan Alit.”45 “Dibutuhkan waktu seminggu untuk menyelesaikan setiap seri Jenderal Pilik dan Pasukan Alit.”46
44
Ibid, h. 98 Ibid, h. 104 46 Ibid, h. 358 45
50
“Banyak jam kantor yang Kuggy bajak untuk berhayal dan menulis serialnya.”47
Berdasarkan kutipan d iatas, terlihat kerja keras yang dimiliki Kuggy sebagai tokoh utama. Meskipun semua pekerjaan itu dibarengi dengan kuliahnya, namun dia selalu berusaha untuk melakukan semua aktivitas di luar kampusnya termasuk menulis cerita dongengnya. Selain itu juga dia menjadi karyawan magang disebuah kantor periklanan. Akhirnya sikap kerja keras yang dimiliki Kuggy berdampak pada hasil yang diperolehnya, meski awalnya dia hanya seorang karyawan magang tapi bukan berarti dia tidak mendapat kesempatan untuk memberikan ide briliannya di ruang rapat. Selain itu, dia juga sesekali menulis dongeng di sela jam kerjanya. Hal itu dapat dilihat dari kutipan berikut: Kalau ada satu celah kecil untuk aku bisa mewujudkan impianku, pasti aku akan belajar. Dan aku rela ninggalin pekerjaan sekarang…” ia berkata nyaris berbisik.” Aku memang belum bisa cerita banyak. Tapi yang jelas aku nggak mau nyia-nyiain kesempatan itu. Aku yakin, suatu saat, apa yang sekarang kamu bilang hobi, akhirnya bisa jadi profesiku yang baru. Barangkali uangnya nggak banyak, tapi aku nggak peduli.48
Penggambaran dalam kutipan di atas, sikap kerja keras dan optimis Kuggy dalam meraih impiannya dapat menjadi contoh bagi pembaca terutama para remaja yang sering membuang-buang waktu dan mudah menyerah dalam meraih impiannya atau apa yang diinginkannya karena dengan kerja keras apa yang tidak mungkin didapat, pada akhirnya akan menjadi kenyataan.
47 48
Ibid, h. 359 Ibid, h. 362
51
Selain itu, sikap Kuggy yang selalu semangat dan pantang menyerah, akhirnya membuatnya menemukan jalan dan tempat untuk menyalurkan hobinya tersebut yang merupakan cita-citanya. Oleh karena itu, ia bekerja keras untuk mewujudkannya pasti terwujud. Sikap kerja keras Kuggy merupakan sikap yang positif yang bisa dijadikan sebagai contoh oleh para remaja atau dewasa yang lain. Pada akhirnya, sikap kerja keras dalam belajar mengasah pola pikir seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.
b.
Sabar Sikap sabar merupakan sikap yang selalu menerima apa yang dihadapinya, meski itu buruk sekalipun. Dalam hal ini, memang akan banyak sekali cobaan bagi orang yang sabar. Tetapi pada akhirnya ia akan memperoleh segala apa yang diinginkan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut: Ya, udah yang penting kamu udah pulang. Ngga ada yang lebih penting dari itu,” seolah menasehati dirinya sendiri. Kuggy hanya bisa diam, ia sadar diri, bahwa posisinya sangat lemah. Tidak ada gunanya membela diri.49 Dari kutipan di atas, terlihat bahwa Kuggy berusaha untuk bersikap sabar, dengan apa yang terjadi pada dirinya. Karena dengan sabar dia tidak akan membuat masalah jadi meluas dan malah semakin kacau, tetapi dengan sabar justru membuatnya semakin bisa belajar bagaimana cara hidup dan meraih impiannya. Sikap sabar juga tergambar ketika tokoh utama merasa bersalah dalam melakukan pekerjaan yang mungkin merugikan orang lain. Dengan mengakui kesalahan dan bersikap sabar dalam menerima segala konsekuensi yang harus diterima. Kuggy juga
49
Ibid, h. 360
52
berusaha memperbaiki kesalahannya sehingga tidak lagi membuat orang lain merasa dirugikan oleh sikap dan tingkah lakunya.
2. Hubungan Manusia dengan Tuhannya Hubungan tokoh utama dengan Tuhannya. Selain berusaha, biasanya bersifat individu antara manusia dengan tuhannya. Seperti sikap syukur dan sabar juga harus terus berdo‟a
agar Tuhan
mengabulkan segala apa yang di inginkan dapat tercapai. Selain itu, manusia
hendaklah
berprasangka
baik
terhadap
Tuhan
agar
mendapatkan hasil yang baik pula. Dalam novel Perahu Kertas terdapat sikap syukur yang dilakukan tokoh utama dalam menghadapi segala peristiwa yang terjadi. Penggambaran
sikap
optimisme
tokoh
utama
mencakup
perkembangan remaja yang terjadi pada usia 12-18 tahun, biasanya masa remaja memiliki ego yang cukup tinggi dan emosi yang tidak terkontrol serta dapat melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang. Perubahan masa remaja dapat dilihat pada perubahan fisik yang disertai kematangan seksual dan perubahan nilai seperti pentingnya di masa kanak-kanak menjadi tidak penting lagi karena merasa sudah meningkat ke arah yang dewasa. Dalam hal ini, segala perhatian tertutup pada realitas dan mulai menyadari akan realitas kehidupan. Dalam novel Perahu Kertas, tokoh Kuggy merupakan remaja yang mengarah pada kedewasaan karena ia sudah dapat melakukan sesuatu sesuai dengan realita kehidupan. Di mana ia mempunyai citacita
menjadi
penulis
dongeng
yang
menurutnya
asyik
dan
menyenangkan. Dalam perkembangan proses peralihan dari remaja ke dewasa menghasilkan perubahan yang membuatnya dapat bersikap dewasa dalam menentukan pilihan dalam hidupnya. Pada hakikatnya sikap optimisme tokoh mencakup hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan Tuhannya. Hal ini dilakukan bertujuan agar dapat menjadi contoh
53
dalam kehidupan sehari-hari dan memberikan pembelajaran yang berguna bagi kehidupan manusia lain untuk diambil nilai positif yang terdapat di dalamnya. Sehingga apa yang dilakukan dengan hati yang ikhlas dan sunguh-sungguh akan mendapatkan hasil yang memuaskan. E. Implikasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada siswa MTs. Annida Bina Insani Pembelajaran sastra di sekolah bertujuan agar siswa memiliki rasa peka terhadap karya sastra sehingga siswa tersebut merasa terdorong dan tertarik untuk membacanya. Dengan membaca karya sastra para siswa dapat meperoleh pengertian yang baik tentang ide-ide baru. Dengan demikian, tujuan pembelajaran sastra adalah untuk mencapai kemampuan apresiasi kreatif. Kemampuan itu berupa respons sastra. Respons tersebut menyangkut aspek kejiwaan yang berupa perasaan, imajinasi, dan daya kritis. Dengan memiliki respons sastra, siswa mampu merespons kehidupan (sevara artistic imajinatif).50 Di samping itu, peserta didik juga tidak akan mengambanga serta berjalan dalam kegelapan dalam belajar sastra. Mempelajari sastra bukan sekedar mekanik dan tanpa keterlibatan jiwa, melainkan totalitas kejiwaan akan tercurahkan di dalamnya. Dalam belajar karya sastra peserta didik harus memiliki target tertentu yang ditentukan sendiri oleh peserta didik. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mempelajari sastra yaitu: (1) kemampuan dasar yang dimiliki peserta didik seperti daya imajinasi, keinginan tampil, dan jiwa seni atau estetis, (2) peserta didik mempunyai keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain, (3) kegiatan memproduksi sastra di rumah, misalnya ada tugas pekerjaan rumah, seringkalai sisiwa dibuatkan oleh orang lain dan sering mengandalkan pada hasil akhir jika mencipta karya sastra, (4) setiap peserta didik memiliki daya juang kreativitas yang sulit diabaikan. Peserta didik akan berkreasi dalam sastra sesuai tingkat kecerdasan dan imajinasinya.
50 51
51
Semi. Op.cit, h. 153 Endraswara, Op.cit, h 191
54
Penerapan pembelajaran melalui karya sastra ini dapat diterapkan oleh guru pada tingkat MTs. Kelas VIII dalam aspek membaca dan memahami. Dalam pembelajaran ini, standar kompetensi dasar mampu menanggapi pembacaan novel dari segi vokal, intonasi dan penghayatan, mampu menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan novel, mampu menemukan nilai-nilai positif yang ada pada novel, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika dikaitkan dengan novel Perahu Kertas, seorang pendidik bisa memberikan rujukan kepada peserta didik untuk mampu membaca dan menerapkan nilai-nilai yang disampaikan dalam novel tersebut. Hal itu dikarenakan dalam novel Perahu Kertas ini terdapat sikap positif yaitu optimisme tokoh utama yang dapat dijadikan contoh oleh peserta didik. Sikap optimis tersebut dapat dilihat dari sikap tokoh Kuggy yang selalu semangat dan tidak mudah menyerah dalam meraih cita-citanya. Hal ini merupakan contoh positif yang dapat dijadikan teladan bagi peserta didik. Dalam belajar siswa diharapkan dapat menghadapi kesulitan dalam hal belajar dengan mencari jalan keluar yang tepat. Dengan percaya pada diri sendiri dan kemampuan yang dimiliki, maka segala sesuatu akan berjalan ke arah yang baik. Dalam pembelajaran unsur intrinsik novel yang panjang ceritanya, siswa harus teliti dalam membaca novel sehingga dapat menemukan apa yang dituju dalam bacaannya. Kegiatan pembelajaran sastra terdiri dari tiga tingkatan yaitu: 1. Penerimaan Siswa dapat memperlihatkan bahwa dia mau belajar, mau bekerja sama dan mau menyelesaikan tugas membaca. 2. Memberi respon Sisiwa suka terlibat dalam kegiatan membaca dan menunjukan minat pada kegiatan penelaahan sastra 3. Apresiasi Siswa menyadari manfaat pengajaran, sehingga dengan kemauan sendiri dia ingin menambah pengalaman.
55
Pembelajaran sastra dapat membantu pendidik secara utuh apabila meliputi empat
manfaat,
yaitu:
membantu
keterampilan
berbahasa,
meningkatkan
pengetahuan budaya, mengembangkan cipta rasa, dan menunjang pembentukan watak. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
1. Membantu Keterampilan Berbahasa Dalam keterampilan berbahasa terdapat empat keterampilan yaitu: (i) menyimak (ii) wicara (iii) membaca (iv) menulis. Mengikutsertakan pengajaran sastra dalam kurikulum berarti
membantu siswa berlatih
keterampilan membaca dan mungkin sedikit ditambah keterampilan menyimak, wicara, dan menulis yang saling berkaitan. Dalam pengajaran sastra siswa dapat melatih keterampilan menyimak dengan mendengarkan suatu karya yang dibacakan oleh guru, teman atau dengan rekaman.
2. Meningkatkan Pengetahuan Budaya Sastra berkaitan dengan semua aspek manusia dan alam dengan keseluruhannya. Namun yang lebih penting kenyataan yang akhirnya disadari oleh para siswa bahwa kenyataan pada akhirnya disadari oleh para siswa, fakta-fakta yang harus dipahami bukan hanya fakta-fakta mengenai benda saja namun juga fakta-fakata kehidupan.
3. Mengembangkan Cipta dan Rasa Dalam melakukan pengajaran tidak boleh berhenti ada penguraian pengertian keterampilan ataupun pengetahuan. Setiap guru hendaknya selalu menyadari bahwa setiap siswa adalah seorang individu yang khas, kemampuan masalah dan kadar perkembangannya masing-masing yang khusus.
4. Menunjang Pembentukan Watak Dalam nilai pengajaran sastra ada dua tuntutan yang dapat diungkapkan. Pertama, pengajaran sastra hendaknya mampu membina
56
perasaan yang lebih tajam dibanding pelajaran-pelajaran yang lainnya. Sastra mempunyai kemungkinan hidup manusia seperti: kebahagiaan, kebebasan, kesetiaan, kebanggan diri sampai pada kelemahan, kekalahan, keputusasaan, kebencian, perceraian dan kematian. Kedua, pengajaran sastra hendaknya dapat memberikan bantuan dalam usaha mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa. yang meliputi: ketekunan, kepandaian, pengimajian dan penciptaan.
57
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian Sikap Optimisme Tokoh Utama dalam Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas VIII Mts. Annida Bina Insani Kecamatan Rancabungur Kabupaten Bogor. Dapat ditemukan bahwa tokoh utama menjalani kehidupannya dengan bersikap optimis dan selalu berpikir positif, sedangkan dalam mengatasi permasalahannya tokoh Kuggy selalu kerja keras, dinamis, kritis dan pantang menyerah sehingga tercapai seagala impiannya. Dalam novel Perahu Kertas tidak tentang cinta walaupun terdapat kisah cinta dan perjuangan tokoh utama dalam meraih impiannya. Bahwa tokoh utama dalam novel tersebut, mengalami konflik batin yang muncul karena adanya pertentangan dari pihak keluarga dan sahabat terdekatnya. Namun meski begitu, tokoh utama tersebut tidak merasa putus asa dan menyerah atas segala pertentangan yang terjadi. Dia selalu optimis dan penuh semangat dalam menghadapi segala peristiwa yang terjadi. Dalam hal ini terdapat nilai moral berupa sikap optimis dalam novel Perahu Kertas, penulis mengelompokkan berdasarkan wujud penyampaiannya yang terdiri dari tiga kelompok yaitu: 1) hubungan manusia dengan dirinya sendiri, meliputi: kerja keras dan sabar. 2) hubungan manusia dengan manusia lain, terdiri dari: a) hubungan persahabatan. b) hubungan orang tua dan anak. 3) hubungan manusia dengan Tuhan, meliputi: taat dan syukur. Penelitian Sikap Optimisme tokoh utama dalam novel Perahu Kertas ini merupakan contoh yang sangat baik bagi peserta didik pada zaman sekarang ini, dari sikap dan perjuangan tokoh utama dalam meraih impiannya dapat dijadikan motivasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia, agar sisiwa lebih tertarik lagi dengan karya sastra terutama novel yang jalan ceritanya cukup panjang. Selain itu, peserta didik juga dapat
menerapkan nilai moral yang terdapat pada novel
tersebut dalam kehidupan sehari-hari, yaitu selalu bekerja keras, berpikir positif 57
58
dan jangan pernah menyerah dengan keadaan sampai tercapai apa yang diinginkan.
B. Saran Berdasarkan beberapa simpulan yang telah dijelaskan, ada beberapa saran yang diajukan oleh penulis, yaitu: 1. Diharapkan novel Perahu Kertas
ini dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, diharapkan bagi pendidik untuk dapat memanfaatkan novel ini sebagai media pembelajaran sastra nantinya. 2. Pembelajaran nilai-nilai moral yang telah didapatkan dalam novel tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai bekal dan pegangan dalam perjalanan hidup peserta didik sehingga peserta didik lebih bijaksana dalam menghadapi kehidupan yang kompleks dan canggih pada masa sekarang ini.
59
DAFTAR PUSTAKA
Bahtiar, Ahmad. Metode Penelitian Sastra. Pujangga Rabbani Press. 2013 ______________Artikel Kumpulan Tulisan Sastra. Cetakan kesatu, CAPS. 2011 ______________ Sejarah Sastra Indonesia. Lembaga Penelitian Sastra UIN Syarif Hidyatullah. Tahun: 2011 B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra. Kanisius: Yogyakarta, 1992. Sarwono, Sarlito, Wiryawan Pengantar Umum Psikologi. Pt. Bulan Bintang cetakan ke-8. Jakarta, 2000 Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum. CV. Pustaka Setia. Endraswara, Suwardi. Metodologi Penelitian Sastra. Cetakan kesatu,
CAPS:
2011 Fenanie, Zaenuddin. Telaah Sastra. Universitas Muhamadiyyah Press: Surkarta. 2002. Minderop, Albertine. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Yayasan Obor Indonesia: Jakarta: 2005 Nurgiantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Gajah Mada University Press: Yogyakart. 2005. M. Semi, Atar. Anatomi Sastra. Angkasa Raya: Padang ______________ Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Angkasa Bandung. Guntur, Tarigan Henry. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Edisi Revisi, Angkasa Bandung: 2011. Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawati S, Teori-Teori Psikologi. Ar-ruaa media Yogyakarta: 2010. Ratna, I Nyoman, Kutha. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Cetakan ketiga, Pustaka Pelajar: 2007 Stanton, Robert. Teori Fiksi. Terjemahan dari An Intruktion to fiction . Pustaka Pelajar. 2007. . Susanto, Dwi. S. Pengantar Teori Sastra. Cetakan ke-1, CAPS. Yogyakarta:2011 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi terbaru. Gita Media Press.
60
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi keempat. Pusat Bahasa: Jakarta, 2008. Zahara, Nuraida. Psikologi Pendidikan. Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah. Tahun 2011 Solihin, O, Bangkit Dong Sahabat. Gema Insani cetakan pertama, Jakarta, tahun: 2005 Lestari, Dewi. Novel Perahu Kertas, Truedee Pustaka Sejati: 2009. Ismah , Nurul. Nilai Moral Dalam Novel Gadis Pantai. Pramoedya Ananta Toer, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah. :Jakarta, 2013. Sumarni, Kepribadian Tokoh Utama. Tinjauan Pikologi Sastra. Juusan PBS Pontianak. Tahun 2013 Hermina,
Konflik Batin Tokoh Utama. Tinjauan Muhammadiyyah, Jogyakarta. Tahun 2011
Psikologi.
Susilo, Ahmad Hadi, Nilai-Nilai Moral dan Potensinya Sebagai Bahan Ajar Apresiasi Sastra, PBS. Malang 2013
PBSI
Lampiran Sinopsis Novel Perahu Kertas Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari yang di terbitkan oleh Bentang Pustaka tahun 2009, merupakan novel terlaris pada masanya. Buku ini menceritakan tentang seorang remaja laki-laki yang lilus SMA yang selama enam tahun tinggal di Amsterdam. Bersama neneknya. Keenan memiliki bakat melukis yang sangat kuat dan ia tidak mempunyai cita-cita lain selain menjadi pelukis. Namun karena dia sudah berjanji kepada ayahnya, sehingga dia harus pulang ke Indonesia untuk kuliah. Keenan diterima di fakultas ekonomi. Di sisi lain ada Kuggy, cewek unik cenderung eksentrik yang juga akan kuliah di Universitas yang sama. Sejak kecil Kuggy tergil-gila dengan dongeng, tidak hanya koleksi dan taman bacaan ia juga senang menulis dongeng dan cita-citanya hanya satu menjadi juru dongeng. Meski dia sadar bahwa menulis dongeng bukanlah profesi yang meyakinkan. Tak ingin lepas dari menulis, Kuggy lantas kuliah mengambil fakultas sastra. Kuggy cewek yang mempunyai fisik yang mungil, penghayal dan berantakan. Dari benak nya mengalir untaian dongeng yang indah dan Keenan belum pernah bertemu manusia seaneh itu. Keenan remaja cowok yang cerdas, artistic, dan penuh kejutan. Dari tangannya, dapat membuat lukisa-lukisan magis, dan Kuggy juga belum pernah bertemu manusia seajaib itu. Dan kini mereka brhadapan di antara hamparan misteri dan rintangan. Akankah lkis dan dongeng dapat bersatu dan akankah hati dan impian mereka bertemu. Mereka dipertemukan oleh Eko dan Noni, Eko adalah sepupu Keenan sementara Kuggy adalah sahabat Noni dari kecil. Terkecuali Noni mereka semua hijrah ke Jakarta dan kuliah di tempat yang sama di Bandung. mereka berempat akhirnya menjadi sahabat karib.
Lambat laun Kuggy dan Keenan, saling mengagumi mulai dari mengalami transformasi, diam-diam tanpa pernah mengungkapkan, mereka saling jatuh cinta. Namun pada saat itu kondisinya sangat tidak memungkinkan. Karena Kuggy sudah mmpunyai pacar Joshua (namanya) alias Ojos yang semena-mena diciptakan oleh Kuggy. Sementara Keenan pada saat itu dicomblangkan oleh Eko dan Noni dengan seorang curator muda bernama Wanda. Persahabatan
empat
sekawan
itu
mulai
merenggang,
Kuggy
lantas
menenggelamkan dirinya dalam kesibukan baru. Yakni menjadi guru relawan disekolah darurat bernama Sakola Alit. Disanalah ia bertemu dengan pilik, muridnya yang paling nakal. Pilik dan kawan-kawan berhasil ia taklukan dengan cara menuliskan dongeng tentang kisah petualangan mereka sendiri, yang diberi judul : Jenderal Pilik dan pasukan alit. Kuggy menulis kisah tentang muridmuridnya itu hampir setiap hari dalam sebuah buku tulis yang kelak ia berikan pada keenan. Kedekatan keenan dengan wanda yang awalnya mulus pun mulai berubah, keenan disadarkan dengan cara mengejutkan bahwa impian yang selama ini ia bangun harus kandas dalam semalam. Dengan hati hancur, keenan meninggalkan kehidupannya di Bandung dan juga keluarganya di Jakarta. kemudian ia pergi ke Ubud, tinggal bersama teman ibunya Pak Wayan. Keenan mulai bisa melukis lagi berbekalkan kisah-kisah jenderal Pilik dan pasukan alit yang diberikan Kuggy padanya, keenan membuat lukisan serial yang menjadi terkenal dan diburu para kolektor. Kuggy yang mulai kehilangan sahabat-sahabatnya dan mulai kesepian di Bandung, menata ulang hidupnya dengan lulus kuliah secepat mungkin dan langsung bekerja disebuah biro iklan di Jakarta sebagai copywriter disana ia bertemu dengan Remigius, atasannya sekaligus sahabat abangnya. Kuggy meniti karir dengan cara tak terduga-duga, pemikirannya yang ajaib dan serba spontan membuat ia melejit dan diperhitungkan dikantor itu. Namun Remi melihat sesuatu yang lain ia menyukai Kuggy bukan hanya karena ide-idenya, tapi karena semangat dan kualitas unik yang senan tiasa
terpancar dari Kuggy. Dan akhirnya Remi harus mengakui bahwa ia mulai jatuh hati. Sebaliknya, ketulusan Remi meluluhkan hati Kuggy. Sementara Keenan tidak bisa selamanya tinggal di Bali, Karen kondisi kesehatan ayahnya yang memburuk. Keenan terpaksa kembali ke Jakarta menjalankan perusahaan keluarganya karena tidak punya pilihan lain. Pertemuan antara Kuggy dan Keenan tidak terelakan. Bahkan empat sekawan ini bertemu lagi dengan kondisi yang berbeda dan hati mereka kembali diuji, kisah cinta dan persahabatan selama lima tahun ini pun berakhir dengan kejutan bagi semuanya. Akhirnya setiap hati hanya bisa kembali pasrah dalam aliran cinta yang mengalir entah kemana. Seperti perahu Kertas yang dihanyutkan di parit, di sungai, di kali, tetapi selalu bermuara di tempat yang sama. Meski kadang pahit, sakit, meragu, tapi hati sesungguhnya selalu tahu. Diwarnai pergelutan idealisme, persahabatan, tawa, tangis, dan cinta. Perahu Kertas tak lain adalah kisah perjalanan hati yang kembali pulang menemukan rumahnya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas / Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu 1.
: : : :
MTs. Annida Bina Insani Bahasa Indonesia VIII (Delapan) / 2 13. Memahami Unsur Intrinsik Novel Remaja ( asli atau terjemahan ) yang dibacakan : 13.1. Mengidentifikasi Karakter Novel Remaja ( asli atau terjemahan ) yang dibacakan : 2 x 40 Menit ( 1 pertemuan )
Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat mengidentifikasikan karakter tokoh novel remaja yang dibacakan Karakter Siswa yang diharapkan :
Dapat dipercaya ( Trustworthines ) Rasa hormat dan perhatian ( respect ) Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) Berani ( courage ) Ketulusan ( Honesty )
2.
Indikator a. Mendengarkan pembacaan cuplikan novel remaja b. Mendata tokoh utama dan sampingan dalam novel c. Mengidentifikasi karakter tokoh disertai dengan alasan yang logis
3.
Materi Pembelajaran a. Novel Remaja Definisi novel Contoh novel remaja Ciri-ciri novel Unsur intrinsik dan ekstrinsik b. Tokoh dalam novel Tokoh utama Tokoh tambahan c. Karakter dalam novel Protagonis Antagonis Tokoh sederhana Tokoh bulat Metode Pembelajaran a. Ceramah b. Tanya jawab c. Penugasan
4.
4.
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran A. Kegiatan Awal ( 2x40 menit ) Apresiasi Peserta didik mendengarkan kegiatan pembelajaran ( pertama ) Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang isi novel Memotivasi Peserta didik mengidentifikasi karakter tokoh novel remaja
B. Kegiatan Inti ( 2x40 meit ) Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Mampu bercerita dengan urutan yang baik, suara, lafal, intonasi, gesture dan mimik yang tepat; Memfasilitasi peserta didik mengidentifikasi karakter tokoh; Peserta didik mendata tokoh utama dan tokoh sampingan ; Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber; Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain; Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya; Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Elaborasi Dalam kegiatan elaborasi, guru: Memfasilitasi peserta didik melalui pemberia tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; Peserta didik menyimpulkan tema cerita; Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar; Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok; Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok; Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan; Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru: Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik; Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber; Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan; Memfasilitasi pesera didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kopetensi dasar; Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar; Membantu menyelesaikan masalah; Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi; Memberikan informasi untuk bereksplorasi lebih jauh; Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif. Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa;
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan. C. Kegiatan Akhir ( 2x40 menit ) Dalam kegiatan eksplorasi, guru: Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran; Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; Peserta didik dan guru menyimpulkan isi novel remaja yang diberikan. 5.
Sumber Belajar 1. Buku teks Perpustakaan 2. Novel belajar terjemahan
6.
Penilaian Penilaian proses dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung Penilaian Indikator Pencapaian Teknik Bentuk Kompetensi Instrumen Penilaian Penilaian Mampu mendata tokoh utama dan sampingan dalam cuplikan novel; Mampu mengidentifikasi karakter tokoh disertai dengan bukti/alasan yang logis
Tes tulis
Uraian
Tulislah tokoh utama dan tokoh pendamping yang terdapat di dalam cuplikan novel yang kamu dengarkan! Tulislah karakter tokoh disertai dengan bukti/alasan yang logis dalam cuplikan novel yang kamu dengarkan!
Pedoman Penskoran No. 1 2 3
Kegiatan Dapat menemukan tokoh utama dan pendamping Dapat menemukan salah satu saja Tidak dapat apa-apa
Skor 2 1 0
Pedoman Penskoran No. 1 2 3
-
Kegiatan Peserta didik menentukan karakter dengan tepat Peserta didik menentukan watak kurang tepat Peserta didik tidak menuliskan watak
Belakang Foto polos warna Merah
Skor 2 1 0