PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), PRICE EARNING RATIO (PER) DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Sensus pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)
ROSYIDAH RIFATUL MILADIAH 123403098 (
[email protected]) Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRACT The purpose of this study was to determine (1) influence of return on asset (ROA), price earning ratio (PER), and debt to equity ratio (DER) in the frim value (2) the influence of return on asset (ROA) in the frim value, (3) the influence of price earning ratio (PER)in the frim value, and (4) the influence of debt to equity ratio (DER) in the frim value on the automotive and component company listed in Indonesia Stock Exchange. The method used is descriptive method and causality method. The data used is secondary data in the form of published financial statements of 2014 with data analysis techniques using multiple regression. The results showed that: (1) return on asset (ROA), price earning ratio (PER), debt to equity ratio (DER) have a significant effect on frim value (2) return on asset (ROA) have a significant effect on frim value, (3) price earning ratio (PER) has no significant effect on frim value, and (4) debt to equity ratio (DER) has no significant effect on frim value. Keywords: return on asset (ROA), price earning ratio (PER), debt to equity ratio (DER), frim value.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh return on asset (ROA), price earning ratio (PER), dan debt to equity ratio (DER) terhadap nilai perusahaan (2) i
pengaruh return on asset (ROA) terhadap nilai perusahaan, (3) pengaruh price earning ratio (PER) terhadap nilai perusahaan, dan (4) pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan kausalitas. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan publikasi tahun 2014 dengan teknik analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) return on asset (ROA), price earning ratio (PER), dan debt to equity ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan (2) return on asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan,(3) price earning ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dan (4) debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kata Kunci: return on asset (ROA), price earning ratio (PER), debt to equity ratio (DER), nilai perusahaan.
PENDAHULUAN Indonesia memiliki perkembangan yang menakjubkan pada dunia otomotif. Hal ini didukung oleh beberapa peneliti yang melakukan analisis terhadap perkembangan otomotif yang ada di Indonesia salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Vijay Rao, Automotive and Transportation Practic Frost & Sullivan, yang menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu perkembangan otomotif terbesar di ASEAN setelah Thailand. Frost & Sullivan memprediksi Indonesia akan menjadi pasar otomotif terbesar di ASEAN pada tahun 2019 dengan total kendaraan mencapai 2,3 juta. Perkembangan ini dipicu oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil, peningkatan kelas menengah dan peningkatan investasi sektor otomotif serta pemberlakuan regulasi otomotif yang mendukung pertumbuhan pasar. Persaingan perekonomian antar perusahaan dalam industri pada saat ini semakin ketat. Persaingan membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja agar tujuan dapat tercapai. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham melalui nilai perusahaan (Salvatore, 2005 dalam Harmuningsih, 2012). Nilai perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam ii
rangka mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan akan membuat profitabilitas perusahaan tinggi. Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan juga akan dinilai semakin baik di mata investor. Price Earning Ratio, Rasio ini membandingkan antara harga saham (yang diperoleh dari pasar modal) dan laba perlembar saham yang diperoleh pemilik perusahaan (disajikan dalam laporan keuangan) Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2006:75). Perusahaan dengan peluang tingkat pertumbuhan tinggi biasanya mempunyai price earning ratio yang tinggi pula, dan hal ini menunjukkan bahwa pasar mengharapkan pertumbuhan laba di masa mendatang. Sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah cenderung mempunyai price arning ratio yang rendah pula. Semakin rendah price earning ratio suatu saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan. Debt to Equity (DER) merupakan rasio solvabilitas yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukan oleh modal sendiri yang digunakan sebagai pembayaran hutang. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan imbangan antara hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri, semakin tinggi rasio ini berarti modal sendiri semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya (Sutrisno, 2013:224). DER mempengaruhi kinerja perusahaan yaitu semakin tinggi beban maka resiko yang ditanggung juga besar. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan dan selanjutnya mempengaruhi nilai perusahaan. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat (Hasnawati, 2005:120). Pada penelitian ini nilai perusahaan diproksikan dengan menggunakan Price to Book Value (PBV) dengan membandingkan harga pasar saham dengan nilai buku persaham (Brigham dan Houston, 2010:152). Dimana nilai buku per lembar saham dihitung dengan membandingkan ekuitas biasa dengan jumlah saham beredar. Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Oleh karna itu manajer pada umumnya termotivasi untuk menyampaikan iii
informasi yang baik mengenai perusahaan kepada publik secepat mungkin. Pemberian sinyal kepada investor atau publik melalui keputusn-keputusan manajemen manjadi sangat penting (Lukas Setia Atmaja, 2008:14). Nilai perusahaan dapat diukur dengan harga saham perusahaan karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki. Dalam tujuan manajemen keuangan untuk memaksimalkan nilai perusahaan masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Naik turunnya harga saham di pasar modal yang berkaitan dengan naik turunnya nilai perusahaan itu sendiri. Persaingan diskon pada pasar modal dan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada tahun 2014 yang mengakibatkan kenaikan pada bahan baku, komponen dan produk completely built-up (CBU), juga menyebabkan turunnya daya beli masyarakat sehingga menahan pertumbuhan penjualan otomotif dalam negeri. Hal tersebut menjadi tantangan yang dihadapi grup otomotif yang tidaklah mudah. Terkait dengan penurunan pertumbuhan ekonomi, penjualan kendaraan roda dua tercatat hanya mencapai 7.867.195 unit, meningkat tipis 1,6% dibandingkan 7.743.879 unit pada tahun 2013. Sedangkan penjualan kendaraan roda empat turun 1,8% dari 1.229.901 unit di tahun 2013 menjadi hanya 1.208.091 unit pada tahun 2014. Hal tersebut juga mengakibatkan penurunan laba bersih pada beberapa perusahaan otomotif. Pada grup Astra laba bersih dari bisnis otomotif turun sebesar 14% menjadi 8,5 triliun rupiah. Pada perusahaan Indomobil laba bersih mengalami penurunan sebesar 124,08% yaitu dari 532,46 miliar rupiah di tahun 2013 menjadi rugi 128,19 miliar rupiah. Di tahun 2015 perlemahan perekonomian serta turunnya daya beli masyarakat domestik masih menjadi suatu permasalahan bagi perusaahaan-perusahaan otomotif. Dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi peluang bagi industri komponen otomotif di dalam negeri dengan MEA ini, pasar komponen otomotif menjadi lebih luas. Kementrian perindustrian mencatat, penjualan kendaraan bermotor di ASEAN telah mencapai angka lebih dari 3,3 juta unit pada 2015, dimana Indonesia mengisi pasar dengan jumlah penjualan mendekati angka 1,3 juta unit kendaraan. Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan diatas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini sebagai berikut:
iv
1. Mengetahui pengaruh return on Asset (ROA), price earning ratio (PER), debt to equity ratio (DER) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI 2. Mengetahui pengaruh return on Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI 3. Mengetahui pengaruh price earning ratio (PER) terrhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI 4. Mengetahui pengaruh debt to equity ratio (DER) terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitiian ini adalah metode deskriptif dan kausalitas. Menurut Sugiyono (2011) “Penelitian deskriptif adalah sebuah penelitian yang bertujuan untuk memberikan atau menjabarkan suatu keadaan atau fenomena yang terjadi sat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara actual” “Penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel atau lebih “(Indriantoro dan Supomo, 2002:27). TEKNIK PENGUMPULAN DATA JENIS DATA Jenis data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini menggunakan data sekunder, dimana data diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan yang bersangkutan, data diperoleh dalam bentuk data yang telah dikumpulkan, diolah dan dipublikasikan oleh pihak lain yaitu Bursa Efek Indonesia melalui Indonesia Stock Exchange (IDX) berupa laporan keuangan tahunan perusahaan selama periode 2014.
POPULASI PENELITIAN Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 12 perusahaan v
yaitu Astra Internasional Tbk, Astra Otoparts Tbk, Indo Kordsa Tbk, Goodyear Indonesia Tbk, Gajah Tunggal Tbk, Indomobil Sukses Internasional Tbk, Indospring Tbk, Multi Prima Sejahtera Tbk, Multistrada Arah Sarana Tbk, Nipress Tbk, Prima Alloy Steel Universaal Tbk, Selamat Sempurna Tbk.
TEKNIK ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PENGUJIAN HIPOTESIS TEKNIK ANALISIS DATA Untuk mengetahui pengaruh Return On Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Nilai Perusahaan pada perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka analisis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasi yang dimasukan dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskidastisitas, uji autokorelasi. Analisis Regresi Berganda Persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(Sugiyono, 2010:211) Dimana: Y = variabel terikat, variabel yang mewakili data nilai perusahaan α = nilai konstanta β1 = koefisien regresi return on asset (ROA) β2 = koefisien regresi price earning ratio (PER) β3 = koefisien regresi debt to equity ratio (DER) X1 = return on asset (ROA) X2 = price earning ratio (PER) X3 = debt to equity ratio (DER)
vi
Koefisien Determinasi (R2) Kesesuaian model dapat dihitung dengan menggunakan koefisien determinasi (R2) dimana (R2) dapat mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Kdr = r2 x 100%
(Sugiyono, 2007:231)
Koefisien Non Determinasi Merupaka pengujian yang digunakan untuk mengetahui besarnya derajat persentase pengaruh lain dari luar variabel X terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Knd = 1- r2 x 100%
RANCANGAN PENGUJIAN HIPOTESIS Pengujian hipotesis akan dimulai dengan penetapan hipotesis operasional, penetapan tingkat signifikansi, uji signifikan, kriteria dan penarikan kesimpulan 1. Penetapan Hipotesis Operasional Pada penetapan hipotesis, hipotesis yang akan diuji dimaksudkan untuk melihat ada tidaknya pengaruh antara variabel-variabel penelitian. Hipotesis yang digunakan: Hipotesis Simultan H0 : ≤ 0 : tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (Return On Asset, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Nilai Perusahaan) Ha : > 0 : Ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen (Return On Asset, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Nilai Perusahaan)
vii
Hipotesis Parsial H0 : ≤ 0
berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
:
independen (Return On Asset, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio) secara individu terhadap variabel dependen (Nilai Perusahaan)
Ha : > 0
berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen
:
(Return On Asset, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio) secara individu terhadap variabel dependen (Nilai Perusahaan).
2. Penetapan Signifikansi Tarif signifikasi (α) ditetapkan sebesar 5% ini berarti kemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95% dengan tingkat kesalahan 5%. Tarif signifikan adalah tingkat yang umum digunakan dalam penelitian karena dianggap cukup ketat untuk mewakili hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. 3. Uji Signifikan Untuk menguji signifikansi dilakukan dua pengujian, yaitu: a. Secara simultan menggunakan uji F b. Secara parsial menggunakan uji t 4. Kriteria Pengujian Secara Simultan: Terma Ho jika Fhitung hasil regresi ≤ nilai Ftable dan Tolak Ho jika Fhitung hasil regresi > nilai Ftable Secara Parsial: Terima Ho jika –t ⁄ α ≤ thitung atau thitung ≤ t ⁄ α Tolak Ho jika –t ⁄ α > thitung atau thitung < t ⁄ α 5. Penarikan kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian diatas, maka peneliti melakukan analisis secara kuantitatif untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis diterima atau ditolak.
viii
PEMBAHASAN Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis yang baik memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: a.
Uji Normalitas Uji normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program
spss versi 16 dengan Uji Kolmogorof-Smirnov. Berdasarkan hasil uji normalitas terlihat nilai K-S sebesar 0.444 dengan nilai signifikansi 0.989, nilai signifikan diatas 0.05 yang menunjukkan nilai residual terdistribusi secara normal atau memenuhi asumsi klasik normalitas. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa data variabel nilai perusahaan, return on asset, price earning ratio, dan debt to equity ratio sudah terdistribusi normal. b. Uji Multikolinieritas Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolineritas, maka dilakukan analisis terhadap korelasi antara variabel independen, dimana dalam penelitian ini digunakan analisis pada nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai tolerance yang lebih dari 0.1 berarti antara variabel independen tidak terjadi korelasi, sedangkan apabila dilihat menggunakan VIF maka jika nilai VIF lebih kecil dari 10 berarti antara variabel independen tidak terjadi korelasi. Dari tabel coefficients pada lampiran menunjukkan bahwa nilai tolerance lebih dari 0.1 dan nilai VIF tidak ada yang lebih besar dari 10. Berdasarkan hasil uji multikolineritas tersebut maka persamaan model regresi yang diajukan tidak terdapat masalah multikolineritas dan layak untuk digunakan. c.
Uji Heteroskedastisitas Gejala heteroksedastisitas akan muncul apabila dalam sebuah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual dan pengamatan. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut dengan homoskedastisitas dan jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan grafik scatteplot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heterokedastisitas. ix
d. Uji Autokorelasi Pada uji autokorelasi dalam penelitian ini
menggunakan uji Durbin Waston
(DW). Berdasarkan hasil perhitungan Durbin Waston test dihasilkan angka DW sebesar 2.835 sehingga tidak terdapat autokorelasi dengan menggunakan kriteria hasil Durbin Waston (DW) < 1 dan > 3. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terjadi autokorelasi.
Pengaruh Return On Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER) Secara Simultan terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan hasil perhitungan software SPSS versi 16.0 pada tabel ANOVAb pada lampiran , diperoleh nilai Fhitung sebesar 16,943 sedangkan Ftabel dimana α = 5% dengan df pembilang =3 dan df penyebut= (12-3-1=8) diperoleh nilai Ftabel sebesar 4.07 sehingga Fhitung lebih besar dari Ftabel (16,943 > 4.07) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0.001 lebih kecil dari α = 5% . Karena Fhitung lebih > dari Ftabel dan nilai sig 0.001 lebih kecil dari α = 5%, hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis diterima dan kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan diterimanya Ha dapat disimpulkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternatif diterima artinya Return On Asset, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan sebesar koefisien determinasi 0,864 atau 86,4% yang berarti bahwa Return On Asset, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio mempunyai pengaruh sebesar 86,4% terhadap nilai perusahaan dan sisanya 13,6% yang diduga pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Return On Asset, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana apabila Return On Asset, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio meningkat maka nilai perusahaan akan meningkat.
x
Pengaruh Return On Asset (ROA) Secara Parsial terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan hasil perhitungan software SPSS 16.0 diketahui koefisien determinasi secara parsial pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 0,9272 = 0,859, menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Nilai Perusahaan adalah sebesar 0,859 atau 85,9%. Artinya 85,9% variabel nilai perusahaan dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yaitu Return On Asset (ROA) dan koefisien non determinasi 1 - 0,859 = 0.141 atau 14,1% yang diduga pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil perhitungan software SPSS pada tabel Coefficientsa pada lampiran dengan kaidah keputusan Ho diterima jika -t½ α ≤ thitung≤ t½ α dan Ho ditolak jika Ho jika -t½ α > thitung atau thitung > t½ α, maka dengan koefisien beta (β) = 0,978 diperoleh nilai thitung sebesar 6,978 sedangkan ttabel dimana α = 5% yaitu df=12-3-1=8 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,306 (lapmiran 4) sehingga thitung (6,978) > ttabel (2,306) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0,000 lebih kecil dari α = 5%. Karena thitung > ttabel dan nilai sig 0,000 lebih kecil dari α = 5%, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis diterima dan kaidah keputusan Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternatif diterima artinya bahwa secara parsial Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Secara Parsial terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan hasil perhitungan software SPSS 16.0 diketahui koefisien determinasi secara parsial pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 0,1292 = 0,016, menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Price Earning Ratio (PER) terhadap Nilai Perusahaan adalah sebesar 0,016 atau 1,6%. Artinya 1,6% variabel nilai perusahaan dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yaitu Price Earning Ratio (PER) dan koefisien non determinasi 1 - 0,016 = 0.984 atau 98,4% yang diduga pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti. xi
Dari hasil perhitungan software SPSS pada tabel Coefficientsa pada lampiran dengan kaidah keputusan Ho diterima jika -t½ α ≤ thitung≤ t½ α dan Ho ditolak jika Ho jika -t½ α > thitung atau thitung > t½ α, maka dengan koefisien beta (β) = 0,051 diperoleh nilai thitung sebesar 0,368 sedangkan ttabel dimana α = 5% yaitu df=12-3-1=8 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,306 (lapmiran 4) sehingga thitung (0,368) < ttabel (2,306) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0,723 lebih besar dari α = 5%. Karena thitung > ttabel dan nilai sig 0,723 lebih besar dari α = 5%, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis ditolak dan kaidah keputusan Ho diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% hipotesis alternatif ditolak artinya bahwa secara parsial Price Earning Ratio (PER) berpengaruh tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Secara Parsial terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Berdasarkan hasil perhitungan software SPSS 16.0 diketahui koefisien determinasi secara parsial pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan adalah sebesar 0,4342 = 0,188, menunjukkan bahwa besarnya pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Nilai Perusahaan adalah sebesar 0,188 atau 18,8%. Artinya 18,8% variabel nilai perusahaan dipengaruhi secara parsial oleh variabel bebas yaitu Debt to Equity Ratio (DER) dan koefisien non determinasi 1 – 0,188 = 0,812 atau 81,2% yang diduga pengaruh dari faktor lain yang tidak diteliti. Dari hasil perhitungan software SPSS pada tabel Coefficientsa pada lampiran dengan kaidah keputusan Ho diterima jika -t½ α ≤ thitung≤ t½ α dan Ho ditolak jika Ho jika -t½ α > thitung atau thitung > t½ α, maka dengan koefisien beta (β) = 0,194 diperoleh nilai thitung sebesar 1,361 sedangkan ttabel dimana α = 5% yaitu df=12-3-1=8 diperoleh nilai ttabel sebesar 2,306 (lapmiran 4) sehingga thitung (1,361) < ttabel (2,306) atau jika dibandingkan dengan signifikansi 0,211 lebih besar dari α = 5%. Karena thitung > ttabel dan nilai sig 0,211 lebih besar dari α = 5%, maka dari hasil pengujian tersebut mengandung makna bahwa hipotesis ditolak dan kaidah keputusan Ho diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tingkat keyakinan xii
95% hipotesis alternatif ditolak artinya bahwa secara parsial Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh tidak signifikan terhadap Nilai Perusahaan.
PENUTUP SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan berdasarkan datadata yang diperoleh dari www.idx.co.id mengenai Return On Asset, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif dan
komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014 yang terdiri dari 12 perusahaan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Return On Asset (ROA), Price Earning Rato (PER), Debt to Equity Ratio(DER) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI. 2. Return On Asset (ROA) berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi return on asset (ROA) maka akan meningkatkan nilai perusahaan. 3. Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI. Hasil yang tidak signifikan ini dapat disebabkan karena investor tidak selalu melihat rasio price earning ratio (PER) sebagai tolak ukur fluktuasi harga saham dalam menilai kinerja perusahaan. Melainkan dari faktor-faktor lain seperti kondisi internal dan eksternal perusahaan 4. Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan pada perusahaan otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI. Hal ini dapat disebabkan karena hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan yang memiliki tingkat risiko yang tinggi yang menimbulkan kekhawatiran bagi investor bahwa peningkatan hutang akan menyebabkan perusahaan mengalami debt default dan meningkatkan risiko kebangkrutan.
xiii
SARAN Berdasarkan simpulan diatas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Bagi investor Dalam melakukan analisis sebelum memutuskan untuk membeli saham untuk melihat prospek perusahaan maka disarankan investor untuk melihat tingkat kemempuan perusahaan dalam menghasilkan laba,pembagian dividennya dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahan seperti ukuran perusahaan dan pertumbuhan penjualan, untuk mengetahui tingkat pengembalian yang akan diterima atas pembelian saham tersebut. 2. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel price earning ratio dan debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Maka dari itu disarankan untuk menggunakan variabel lain atau menambah variabel lain yang mempengaruhi nilai perusahaan seperti dividen payout ratio, ukuran perusahaan dan pertumbuhan penjualan. Disarankan pula untuk menambah jumlah perusahaan yang akan dijadikan subjek penelitian dan melibatkan sektor lain.
DAFTAR PUSTAKA Agus, R Sartono. 2001. Manajemen Kuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Keempat, Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE Brigham, Eugene F dan Houston, Joe F. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa : Yulianto Ali Akbar, Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat. Brigham, Eugene F dan Houston, Joe F. 2011. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa : Yulianto Ali Akbar, Buku Dua. Jakarta: Salemba Empat. Bursa
Efek Indonesia. Laporan Keuangan dan Tahunan.[Online].Tersedia: http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/laporankeuangandantahunan.aspx. [18 Juli 2016]
Bursa
Efek Indonesia. Laporan Keuangan dan Tahunan.[Online].Tersedia: http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/profilperusahaantercatat.aspx. [10 Agustus 2016]
Dwi, Prastowo dan Rifka Juliaty. 2002. Analisis Lapran Keuangan Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Indriyo, Gitosudarmo dan Basir. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. xiv
Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti, 2012. Manajemen Keuangan. Edisi Keenam. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Imam, Ghozali. 2011. Aplikasi Analisis multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro. Irvan, Deriyarso. 2014. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating. Skripsi Universitas Diponegoro. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Leli, Amnah Rakhimsyah. 2011. Pengaruh keputusan Investasi, Keputusan Pendanan, Kebijakan Dividen dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Investasi Vpl. 7 No. 1 Juni 2011 Hal. 31-45 Lifessy, Martalina. 2011. Pengaruh Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening. Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Lukas, Setia Atmaja. 2008. Teori & Praktik Manajemen Keuangan. Edisi Satu. Yogyakarta: CV Andi Offset. Mahmud, M Hanafi dan Abdul Halim. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP-AMP YKPN. Martono dan D. Agus Harjito. 2007. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonesia Nur, Indriantoro dan Bambang Supomo. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis Akuntansi & Manajemen, Edisi Satu. Yogyakarta: BPFE. Uma, Sekaran. 2009. Research Methods For Business : Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Empat. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat. Tenderlin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi (Teori dan Aplikasi). Edisi Pertama Yogyakarta: Kanisius. Wijaya dan Wibawa. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 13 Purwokerto. Siti, Kodariyah. 2015. Pengaruh Return On Asset terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. Sri, Harmuningsih. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Size Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Siasat Bisnis. Vol 16 No 2, Juli 2012 Hal. 232-242 Sri, Hasnawati. 2005. Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. JAAI. Vol 1 No 2, 11 Maret 2016: 117-126 Sudana, I Made. 2009. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit Gakultas Ekonomi UI xv
Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sutrisno. 2013. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta: EKONISIA
xvi