PUTUSAN Nomor 12/Pdt.G/2014/PTA.Mks BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Makassar yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Talak pada tingkat banding dalam sidang musyawarah majelis telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara : Pembanding , umur 26 tahun, Agama Islam, pendidikan SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, bertempat tinggal di Jalan Durian (samping
Gedung
BRC),
Kelurahan
Lagaligo,
Kecamatan Wara, Kota Palopo, selanjutnya disebut termohon Konpensi
penggugat rekonpensi /
Pembanding melawan Terbanding , umur 31 tahun, Agama Islam, pekerjaan tani tambak, pendidikan SMA, bertempat tinggal di Jalan Andi Tenriajeng No. 3, Kelurahan Ponjalae, Kecamatan WaraTimur, Kota Palopo, dalam hal ini memberikan kuasa kepada Umar Kaso, S. H. dan H. Rachman, S. H., Para Advokat/Konsultan Hukum, berkantor di Jalan Hasanuddin No. 5 Kota Palopo, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 22 Juli 2013 yang terdaftar
di
Kepaniteraan
Pengadilan
Agama
Palopo dengan register nomor 63/ P/ SKH / 2013 /PA Plp., pada tanggal
22 Juli 2013,selanjutnya
disebut pemohon konpensi / tergugat rekonvensi /terbanding Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari semua surat yang berhubungan dengan perkara ini. DUDUK PERKARANYA Mengutip uraian sebagaimana termuat dalam putusan Pengadilan Agama Palopo Nomor 241/Pdt.G /2013/PA.Plp.,
tanggal 19 Nopember
2013 M., yang bertepatan dengan tanggal 15 Muharram 1435 H., yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
Hal. 1 dari 13 Hal. Put. No.12/Pdt.G/2014/PTA.Mks
Dalam Konpensi 1. Mengabulkan permohonan pemohon. 2. Memberi izin kepada pemohon untuk menjatuhkan talak
satu raje’i
kepada termohon didepan sidang Pengadilan Agama Palopo. 3. Memerintahkan panitera untuk menyampaikan salinan penetapan ikrar talak
kepada
Pegawai
Pencatat
Nikah
Kantor
Urusan
Agama
Kecamatan Mappedeceng, Kabupaten Luwu Utara, Kecamatan Wara Timur dan Kecamatan Wara, Kota Palopo, setelah ikrar talak diucapkan. Dalam Rekonpensi 1. Mengabulkan gugatan pengugat untuk sebahagian. 2. Menghukum tergugat untuk membayar nafkah selama masa iddah kepada penggugat seluruhnya sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah). 3. Menghukum tergugat untuk membayar nafkah lampau selama lima bulan kepada penggugat sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah). 4. Menghukum tergugat untuk membayar nafkah anak tersebut minimal sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) setiap bulan untuk setiap anak sejak terjadi perceraian sampai anak tersebut dewasa dan mandiri. 5. Menolak gugatan penggugat selain dan selebihnya. Dalam Konpensi dan Rekonpensi Membebankan pemohon konpensi /tergugat rekonpensi untuk membayar
biaya perkara
yang hingga kini diketahui berjumlah
Rp 241.000,00 (dua ratus empat puluh satu ribu rupiah). Bahwa, terhadap putusan tersebut, Pembanding tidak puas dan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Agama Makassar melalui Pengadilan Agama Palopo sesuai akta permohonan banding Nomor
241/Pdt.G/2013/PA.Plp tanggal 02 Desember 2013, dan
permohonan banding tersebut telah disampaikan kepada Terbanding pada tanggal 4 Desember 2013; Bahwa Pembanding telah melengkapi permohonan bandingnya dengan memori banding yang diserahkan pada Panitera Pengadilan Agama Palopo pada tanggal 12 Desember 2013 dan telah disampaikan kepada Terbanding pada tanggal 13 Desember 2013 dan Terbanding tidak
menyerahkan
kontra
memori
banding
sebagaimana
surat
Hal. 2 dari 13 Hal. Put. No.12/Pdt.G/2014/PTA.Mks
keterangan Panitera Pengadilan Agama Palopo tanggal 20 Desember 2013; Bahwa, sebelum berkas banding dikirim ke Pengadilan Tinggi Agama kepada Pembanding dan Terbanding telah diberi kesempatan oleh panitera untuk membaca dan memeriksa berkas sesuai surat pemberitahuan untuk memeriksa berkas, tanggal 23 Desember 2013, namun berdasarkan keterangan Panitera Pengadilan Agama Palopo nomor; 241/pdt.G/2013/PA Plp, tanggal 31 Desember 2013, Pembanding dan Terbanding tidak datang untuk memeriksa berkas perkara. PERTIMBANGAN HUKUMNYA Menimbang bahwa oleh karena permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding, telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut cara cara yang ditentukan dalam undang - undang, maka permohonan banding tersebut dinyatakan dapat diterima; Menimbang bahwa setelah mempelajari dengan seksama berita acara persidangan, pertimbangan hukum dan amar putusan Pengadilan Agama tingkat pertama tersebut, maka majelis hakim tingkat banding dalam memeriksa dan mengadili perkara a quo mempertimbangkan sebagai berikut; DALAM KONPENSI Menimbang
bahwa
majelis
hakim
tingkat
pertama
telah
mempertimbangkan bahwa pada sidang tanggal 20 Agustus 2013 pemohon / Terbanding menyatakan secara lisan mencabut posita yang berkaitan dengan itsbat nikah dan petitium nomor 2 yang tercantum dalam surat permohonan pemohon/terbanding, oleh karena pemohon/terbanding telah mendapatkan kutipan akta nikah yang diserahkan oleh termohon /Pembanding, dan termohon/Pembanding tidak mempermasalahkan pencabutan posita dan petitum tersebut, namun majelis hakim tingkat banding memandang perlu untuk memberikan tambahan pertimbangan sebagai berikut ; Menimbang bahwa oleh karena perobahan permohonan menjadi hak pemohon/terbanding (legal term), maka hukum memberikan hak kepada pemohon/erbanding untuk mencabut salah satu posita dan petitum dari permohonan, selama pencabutan tersebut pada sidang pertama,dan tidak mengobah materi pokok perkara, tidak menghambat acara
Hal. 3 dari 13 Hal. Put. No.12/Pdt.G/2014/PTA.Mks
pemeriksaan dan tidak merugikan pihak termohon /Pembanding, maka pencabutan salah satu posita permohonan tentang itsbat nikah dan petitum yang menetapkan sah pernikahan pemohon dengan termohon untuk di drop out dari permohonan dapat dipertimbangkan ; Menimbang bahwa Pembanding dalam memori bandingnya menyatakan keberatan terhadap amar putusan dalam konvensi yang mengabulkan permohonan pemohon/terbanding,
yaitu memberi izin
kepada pemohon/terbanding untuk menjatuhkan talak satu raje’i kepada termohon/ Pembanding idepan sidang Pengadilan Agama Palopo. Pada pokoknya Pembanding menolak dengan tegas, dengan alasan termohon/ Pembanding dan pemohon/terbanding sampai saat ini faktanya masih saling memperlakukan layaknya suami isteri; Menimbang bahwa terhadap keberatan
termohon/Pembanding
tersebut, majelis hakim tingkat banding mempertimbangkan, bahwa apa yang telah dipertimbangkan oleh majelis hakim tingkat pertama dianggap sudah tepat dan benar, sekalipun demikian, namun majelis hakim tingkat banding
masih
memandang
perlu
untuk
meberikan
tambahan
pertimbangan sebagai berikut ; Menimbang bahwa untuk menilai pecahnya suatu perkawinan, sesuai dengan perkembangan hukum perkawinan pada saat ini, tidak lagi diterapkan doktrin matrimonial guilf, yakni dengan mencari pihak yang salah menjadi penyebab timbulnya perselisihan dan pertengkaran, akan tetapi perkembangan hukum keluarga sekarang ini menerapkan asas breakdown of marriage, yaitu pecahnya suatu perkawinan sebagai standar penyelesaian sengketa perkawinan, asas mana dipandang lebih sesuai dengan hukum perceraian dan lebih rasional, yakni apabila sendi - sendi perkawinan telah terurai dan tidak bisa disatukan kembali dan hukum Allah tidak bisa ditegakan,kerukunan dan keharmonisan tidak mungkin lagi bisa diharapkan dalam sebuah rumah tangga, maka perceraian adalah sebagai sebuah alternative yang harus diambil, sesuai dengan kaidah hukum dalam yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung R.I. nomor 534/ k/ Pdt /1996, yang menyatakan “ bahwa dalam hal perceraian, tidak perlu dilihat dari siapa penyebab timbulnya perselisihan dan percekcokan atau salah satu pihak telah meninggalkan pihak lain, tetapi yang perlu dilihat adalah
Hal. 4 dari 13 Hal. Put. No.12/Pdt.G/2014/PTA.Mks
perkawinan itu sendiri, apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan atau tidak”. Menimbang bahwa mempertahankan perkawinan yang sudah retak dan sudah tidak ada harapan untuk bisa didamaikan lagi,sebagaimana yang diterangkan oleh dua orang saksi pemohon/ Terbanding yang bernama Rais bin Hammade dan saksi Aksar bin Hasan bahwa telah diupayakan
untuk
dirukunkan
antara
pemohon/terbanding
dengan
termohon/Pembanding, namun tidak berhasil, hal ini menunjukan bahwa rumah tangga pemohon Terbanding dan termohon /Pembanding telah retak, dan tujuan perkawinan sudah tidak bisa diwujudkan lagi, mempertahankannya
justru
akan
menimbulkan
beban
berat
dan
penderitaan lahir batin dan juga tidak adanya kepastian hukum, secara formal masih terikat oleh suatu perkawinan,tetapi secara materiil sendi sendi perkawinan sudah tidak berfungsi lagi, maka oleh karena itu penyelesaian yang dipandang adil dan membawa kemaslahatan bagi kedua belah pihak adalah perceraian; Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 84 ayat (1) Undang - Undang Nomor 7 Tahun l989 sebagaimana telah diubah dengan Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan terakhir dengan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, meskipun pemohon tidak meminta dalam petitum permohonannya, namun untuk tertibnya pencatatan perceraian maka majelis hakim tingkat banding secara ex opicio memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Palopo untuk mengirim salinan penetapan ikrar talak kepada pegawai pencatat nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Mappedeceng, Kabupaten Luwu Utara, kecamatan Wara Timur dan kecamatan Wara, kota Palopo setelah ikrar talak diucapkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka putusan dalam konpensi Pengadilan Agama
Palopo nomor
241/Pdt.G/2013/PA Plp., tanggal 19 Nopember 2013 M, bertepatan dengan tanggal 15 Muharram 1435 H dapat dikuatkan; DALAM REKONPENSI Menimbang bahwa terhadap pertimbangan majelis hakim tingkat pertama dalam rekonpensi ini, majelis hakim tingkat banding berpendapat
Hal. 5 dari 13 Hal. Put. No.12/Pdt.G/2014/PTA.Mks
dianggap sudah tepat dan benar, namun dipandang perlu untuk menambah pertimbangan sebagai berikut ; Menimbang bahwa penggugat rekonpensi/Pembanding didalam rekonpensinya menuntut kepada tergugat rekonpensi/terbanding untuk membayar ; 1. Hutang kepada orang tua penggugat rekonpensi/ waktu digunakan
modal usaha
mengelola
Pembanding pada empang
sebesar
Rp 64.000.000,00 (enam puluh empat juta rupiah). 2. Menyerahkan sebidang tanah kebun jeruk
sebagai mahar (sompa)
kepada penggugat rekonpensi/ Pembanding atau melalui kepala desa setempat dengan
menerbitkan
surat bukti kepemilikan atas nama
penggugat rekonpensi/Pembanding; - Nafkah lampau sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). - Nafkah iddah sebesar Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). -
Nafkah
anak
dan
biaya
pendidikan
anak
sampai
selesai
pendidikannya; Menimbang, bahwa terhadap tuntutan penggugat rekonpensi / Pembanding
tersebut,
tergugat
rekonpensi/terbanding
memberikan
jawaban yang menyangkut pinjaman uang dengan orang tua penggugat rekonpensi/Pembanding
tidak benar dan menyangkut tuntutan utang
piutang bukan menjadi ranah Pengadilan Agama, tetapi menjadi kewenangan Pengadilan Negeri, dan mengenai tuntutan nafkah iddah sebesar Rp 50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah) dan uang
lampau sebesar Rp 5.000.000,00
nafkah
(lima juta rupiah) perbulan adalan
tuntutan mengada ada dan bersipat pemerasan apalagi tergugat rekonpensi /terbanding tidak punya penghasilan hanya sekedar membantu orang tua bekerja di empang, sedangkan masalah mahar (sompa) berupa kebun jeruk dan biaya pendidikan anak tergugat rekonpensi/ Terbanding tidak memberikan tanggapannya ; Menimbang bahwa terhadap hutang tergugat rekonpensi/terbanding kepada orang
tua penggugat
rekonpensi/
Pembanding
sebesar
Rp 64.000.000,00 (enam puluh empat juta rupiah) sebagai modal usaha mengelola empang, telah dipertimbangkan
oleh majelis hakim tingkat
pertama, namun majelis hakim tingkat banding memandang perlu untuk
Hal. 6 dari 13 Hal. Put. No.12/Pdt.G/2014/PTA.Mks
memberikan pertimbangan sebagai berikut, tuntutan
tersebut
menyangkut
hubungan
bahwa sesungguhnya hukum
antara
tergugat
rekonpensi/terbanding dan penggugat rekonpensi/Pembanding disatu pihak sedang orang tua penggugat rekonpensi/Pembanding dipihak lain sebab utang tersebut diperoleh atau dibuat sekitar
2008/2009
yang
berarti dalam masa perkawinan penggugat rekonpensi/Pembanding dengan tergugat/terbanding sehingga merupakan utang bersama maka penggugat rekonpensi/Pembanding tentu saja tidak punya kwalitas hukum untuk menuntut tergugat rekonpensi/terbanding sebab yang berhak untuk menagih utang tersebut adalah orang tua penggugat /Pembanding, lagi pula hal tersebut menyangkut aspek hutang piutang yang menjadi ranah hukum perdata yang tidak termasuk perkara yang menjadi wewenang absolut Pengadilan Agama sebagaimana ditentukan Pasal 49 Undang - Undang nomor 3 Tahun 2006, perubahan atas Undang - Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, Maka oleh karena itu tuntutan penggugat rekonpensi/Pembanding tersebut harus ditolak. Menimbang bahwa tuntutan penggugat rekonpensi/Pembanding terhadap mahar (sompa) berupa kebun jeruk yang dikuasai tergugat rekonpensi/terbanding, telah dipertimbangkan oleh majelis hakim tingkat pertama, namun majelis hakim tingkat banding memandang perlu untuk memberikan pertimbangan sendiri sebagai berikut, bahwa
objek mahar
(sompa) yang dituntut penggugat rekonpensi/Pembanding tidak jelas dimana letaknya,dan batas batasnya serta berapa luasnya,
sehingga
objek tersebut menjadi tidak jelas ( obscuur libel ), tidak memenuhi syarat materiil dan tidak sempurna.maka oleh karena itu tuntutan penggugat rekonpensi/Pembanding tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima; Menimbang bahwa tuntutan penggugat rekonpensi/Pembanding terhadap nafkah lampau sebesar Rp 5.000.000,00
(lima juta rupiah)
perbulan kepada tergugat rekonpensi /terbanding, majelis hakim tingkat pertama telah mempertimbangkannya namun demikian, majelis hakim tingkat
banding
memandang
perlu
untuk
memberikan
tambahan
pertimbangan sebagai berikut, bahwa tidak ada fakta yang menunjukan bahwa penggugat rekonpensi/Pembanding dalam keadaan nusyuz, bahkan penggugat rekonpensi/Pembanding masih mengharapkan agar rumah tangganya masih bisa rukun dengan demikian tidak terdapat
Hal. 7 dari 13 Hal. Put. No.12/Pdt.G/2014/PTA.Mks
sesuatu yang menggugurkan haknya mendapatkan nafkah dari tergugat rekonpensi/terbanding
maka berdasarkan Pasal 34 Undang - Undang
Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 80 Kompilasi Hukum Islam, tergugat rekonpensi/terbanding kemampuannya
selaku
untuk
suami
memberikan
tetap
berkewajiban
nafkah
kepada
sesuai
penggugat
rekonpensi/Pembanding . Menimbang bahwa, karena tidak terdapat cukup bukti berapa penghasilan tergugat rekonpensi/terbanding dalam setiap bulannya, maka tuntutan penggugat rekonpensi/ Pembanding sebanyak Rp 5.000.000,00
(lima juta rupiah) perbulannya dianggap berlebihan
sehingga tidak dapat dipertimbangkan maka oleh majelis hakim tingkat banding
menentukan
memberikan
kewajiban
nafkah
lampau
tergugat kepada
rekonpensi
Terbanding
penggugat
rekonpensi
/Pembanding selama lima bulan dalam perkara mempertimbangkan
asas
kepatutan
dan
a quo
kelayakan
dengan dengan
memperhatikan kebutuhan hidup layak pada saat ini, adapun jumlah yang dianggap layak adalah
sebesar
Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah)
perbulan selama 5 bulan sebesar Rp 5.000.000,00 ( lima juta rupiah) dengan demikian gugatan penggugat rekonpensi/Pembanding dapat dikabulkan untuk sebagiannya. Menimbang bahwa penggugat rekonpensi/Pembanding menuntut kepada tergugat rekonpensi/terbanding untuk memberikan nafkah iddah selama tiga bulan sebesar Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dan tergugat rekonpensi/terbanding didalam jawabannya menyatakan tidak sanggup, dan tututan tersebut dianggap mengada ada dan berlebihan, dan majelis hakim tingkat pertama telah mempertimbangkannya,namun demikan
majelis
hakim
tingkat banding memandang perlu untuk
menambah pertimbangan sebagai berikut; Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 41 huruf c Undang - Undang Nomor 1 Tahun 1974 Pengadilan secara ex afficio, berwenang untuk mewajibkan kepada bekas suami memberikan biaya penghidupan dan atau menentukan sesuatu kewajiban
bagi bekas isteri,
dan berkaitan
dengan perkara a quo adalah suatu keadilan apabila tergugat rekonpensi/ Terbanding dibebani nafkah
kewajiban untuk memberikan nafkah iddah dan
anak kepada penggugat rekonpensi Pembanding
sesuai
Hal. 8 dari 13 Hal. Put. No.12/Pdt.G/2014/PTA.Mks
dengan hukum Islam yang bersumber dari Al Qur’an surah Al Ahzab ayat 49.
zvp¸ °º¯R sáuºRÂä sáuÎFpÕ artinya: “Senangkanlah olehmu hati mereka dengan pemberian dan lepaslah mereka secara baik”. Dan dari kitab Al Muhadzdzab juz II halaman 176:
PÎÛ¯ æÕ EjhrÛ¯ä ærlTÛãÛ D¸ä °vθÀ °×zb Üu¼PÛ¯ PÎ t´§RÝ knb artinya : “Apabila suami mencerai isteri sesudah dukhul dengan talak raj’i, maka isteri berhak mendapat tempat tinggal dan nafkah semasa iddah”. Menimbang bahwa tuntutan penggugat rekonpensi/Pembanding kepada tergugat rekonpensi/terbanding untuk membayar nafkah iddah sebesar Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) dianggap berlebihan, diluar
dari
batas
kewajaran
dan
mengingat
tergugat
rekonpensi/terbanding hanya berkerja dengan orang tuanya di empang sudah barang tentu tidak mempunyai penghasilan yang cukup, sekalipun demikian tergugat
rekonpensi/terbanding tetap tidak bisa melepaskan
kewajibanya sebagai seorang suami untuk memberikan nafkah iddah, mengingat penggugat rekonpensi/ Pembanding sudah cukup lama mendampingi tergugat rekonpensi/ Terbanding dalam membina rumah tangga yaitu kurang lebih 11 tahun hidup bersama. Maka oleh karena itu sangat adil kalau penggugat
rekonpensi/Pembanding untuk diberi
nafkah iddah oleh tergugat rekonpensi/terbanding ; Menimbang bahwa pembebanan kewajiban kepada bekas suami untuk memberikan nafkah iddah haruslah mempertimbangkan penghasilan dan kemampuan dan berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan bahwa tergugat berkerja di empang milik orang tuannya sudah barang tentu tergugat rekonpensi/terbanding punya penghasilan, namun tidak jelas berapa penghasilan tergugat rekonpensi/terbanding. Maka oleh karena
itu
jumlah
nafkah
iddah
yang
harus
diberikan
tergugat
rekonpensi/terbanding dengan memperhatikan biaya hidup layak selama tiga bulan dalam masa iddah tersebut. Maka besarnya nafkah iddah yang dianggap
adil oleh majelis
hakim tingkat
banding adalah sebesar
Hal. 9 dari 13 Hal. Put. No.12/Pdt.G/2014/PTA.Mks
Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah)
perbulan selama tiga bulan sebesar
Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah); Menimbang bahwa
ternyata didalam perkawinan penggugat
rekonpensi/Pembanding dan tergugat rekonpensi/terbanding telah lahir dua orang anak , umur 10 tahun dan umur 7 bulan, dan kedua anak tersebut sekarang di pelihara oleh penggugat rekonpensi/Pembanding selaku
ibunya,dan
penggugat
rekonpensi/Pembanding
menuntut
kepada tergugat rekonpensi/terbanding untuk memberikan nafkah biaya hidup dan biaya pendidikan untuk kedua anak tersebut , atas tuntutan penggugat rekonpensi /Pembanding tersebut tergugat rekonpensi /terbanding tidak memberikan tanggapannya. Maka berdasarkan
Pasal
41 huruf b dan c Undang - Undang Nomor 1 Tahun l974 jo. Pasal 149 huruf d Kompilasi Hukum Islam, tergugat rekonpensi /terbanding selaku ayah dari kedua anak tersebut berkewajiban memberikan nafkah anak kepada penggugat kandungnya
rekonpensi/
sekuran-kurangnya
(satu juta rupiah)
Pembanding sebesar
selaku ibu Rp1.000.000,00
setiap bulan sampai kedua anak tersebut dewasa
atau bisa mandiri; Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka putusan Pengadilan Agama Palopo dalam 241/Pdt.G/2013/PA Plp., tanggal
19 Nopember
rekonpensi nomor 2013 M, bertepatan
dengan tanggal 15 Muharram 1435 H., tersebut dapat dikuatkan dengan perbaikan amar yang berkaitan dengan pembebanan sejumlah kewajiban atas gugatan penggugat rekonpensi/Pembanding kepada tergugat rekonpensi/terbanding sehingga
amar putusan Pengadilan Agama
dalam rekonpensi berbunyi seperti disebutkan nanti. DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat ( 1 ) Undang Undang
Nomor
7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang
telah
diubah dengan Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang Undang Nomor 50 Tahun 2009, biaya yang timbul dalam perkara a quo di Pengadilan Agama tingkat pertama dibebankan kepada pemohon /terbanding,
dan
biaya
ditingkat
banding
dibebankan
kepada
termohon/Pembanding;
Hal. 10 dari 13 Hal. Put. No.12/Pdt.G/2014/PTA.Mks
Mengingat ketentuan undang undang nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah dengan undang undang nomor 3 tahun 2006 dan diubah keduakalinya dengan undang - undang nomor 50 tahun 2009, dan R.Bg. serta memperhatikan peraturan dan perundang undangan yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI - Menyatakan permohonan banding yang diajukan oleh termohon /penggugat rekonpensi/Pembanding dapat diterima; DALAM KONPENSI - Menguatkan putusan Pengadilan Agama Palopo dalam Konpensi Nomor 241/Pdt.G/2013/PA.Plp tanggal 19 Nopember 2013 M., yang bertepatan dengan tanggal 15 Muharram 1435 H. yang dimohonkan banding. DALAM REKONPENSI - Menguatkan Putusan Pengadilan Agama Palopo Nomor 241/ Pdt.G / 2013/PA.Plp. tanggal 19 Nopember 2013 M. bertepatan dengan tanggal 15 Muharram 1435 H. dengan memperbaiki
amarnya
sehingga
seluruhnya menjadi sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan pengugat rekonpensi untuk sebahagian. 2. Menghukum tergugat rekonpensi untuk membayar nafkah selama masa iddah kepada penggugat
rekonpensi seluruhnya sebesar
Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah). 3. Menghukum tergugat rekonpensi untuk membayar nafkah lampau selama
lima bulan
kepada
penggugat
rekonpensi
sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah). 4. Menghukum tergugat rekonpensi untuk membayar nafkah anak minimal sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah) setiap bulan untuk kedua anak tersebut melalui penggugat rekonpensi sejak terjadi perceraian sampai kedua anak tersebut dewasa atau mandiri. 5. Menolak gugatan penggugat rekonpensi mengenai pengembalian uang pinjaman sebesar Rp 64.000.000,00 (enam puluh empat juta rupiah) 6.Tidak menerima gugatan penggugat rekonpensi
selain dan
selebihnuya. DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI
Hal. 11 dari 13 Hal. Put. No.12/Pdt.G/2014/PTA.Mks
- Membebankan kepada pemohon/terbanding untuk membayar biaya perkara di tingkat pertama sebesar Rp 241.000,00 (dua ratus empat puluh satu ribu rupiah) - Membebankan kepada termohon/Pembanding untuk membayar biaya perkara di tingkat banding sebesar
Rp 150.000,00 (seratus lima puluh
ribu rupiah). Demikian diputuskan dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Agama Makassar pada hari Kamis 2014 M., bertepatan dengan tanggal
tanggal 13 Maret
11 Jumadil Awal 1435 H. yang
dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Drs.Sukiman BP., S.H., M.H., sebagai Ketua Majelis, H. Cholidul Azhar, S.H., M.Hum. dan H. Helminizami, S.H., M.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota yang ditunjuk berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Makassar tanggal 10 Januari 2014 dengan dibantu oleh Hj. Nahirah, S.H. Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh pihak-pihak yang berperkara. Hakim Anggota
Ketua Majelis
ttd
ttd
H. Cholidul Azhar, S.H., M.Hum.
Drs. Sukiman BP., S.H., M.H
ttd H. Helminizami, S.H., M.H.
Panitera Pengganti ttd Hj. Nahirah, S.H.
Perincian Biaya : Redaksi
: Rp
5.000,00
Meterai
: Rp
6.000,00
Biaya Proses Penyelesaian Perkara : Rp 139.000,00 Jumlah
: Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah)
Untuk Salinan Wakil Panitera Pengadilan Tinggi Agama Makassar
Hal. 12 dari 13 Hal. Put. No.12/Pdt.G/2014/PTA.Mks
Drs. Abd. Razak.
Hal. 13 dari 13 Hal. Put. No.12/Pdt.G/2014/PTA.Mks