PUTUSAN Nomor: 406/Pdt.G/2011/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Agama Dumai yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan atas perkara Cerai Talak antara: PEMOHON, umur 33 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir D2, pekerjaan Honorer, tempat tinggal di Kabupaten Bengkalis; Melawan: TERMOHON, umur 26 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SLTA, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat kediaman di Kota Baru Jambi; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca dan mempelajari berkas yang bersangkutan; Telah mendengar keterangan Pemohon dan telah mempelajari alat bukti surat dan saksi-saksi yang diajukan di persidangan; TENTANG DUDUK PERKARANYA Bahwa Pemohon berdasarkan surat permohonannya tertanggal 04 Juli 2011 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Dumai di bawah register Nomor: 406/Pdt.G/2011/PA.Dum, tanggal 04 Juli 2011 telah mengajukan permohonannya dengan dalil-dalil sebagai berikut; 1. Bahwa Pemohon dengan Termohon adalah pasangan suami isteri yang telah melangsungkan pernikahan pada tanggal 29 Juni 2004 yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau sesuai dengan Kutipan Akta Nikah Nomor: XXXXXXXX tanggal 14 Juli 2004; 2. Bahwa setelah pernikahan, Pemohon dengan Termohon bertempat tinggal di di Duri dan selama pernikahan tersebut Pemohon dengan Termohon telah hidup sebagai suami isteri dan telah dikaruniai seorang anak laki-laki, umur 6 tahun; 3. Bahwa pada mulanya rumah tangga Pemohon dengan Termohon dalam keadaan rukun, namun sejak bulan Desember 2009, ketenteraman rumah tangga Pemohon dengan Termohon mulai goyah karena antara Pemohon 1
dengan Termohon sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang disebabkan antara lain: 3.1.
Bahwa Termohon tidak bisa memegang amanah sebagai seorang isteri karena Termohon telah berselingkuh dengan laki-laki lain;
3.2.
Bahwa antara Pemohon dengan Termohon sering berselisih paham dalam menghadapi suatu permasalahan, sehingga dalam penyelesaian permasalahan tersebut tidak pernah ada titik temu dan kata sepakat antara Pemohon dengan Termohon;
4. Bahwa pertengkaran tersebut berkelanjutan terus menerus hingga pada bulan Januari 2010, Termohon pergi meninggalkan Pemohon dan kembali ke rumah orang tuanya sebagaimana alamat tersebut di atas karena Termohon merasa malu karena telah mengkhianati Pemohon. Sejak itu tidak ada lagi hubungan lahir dan batin antara Pemohon dengan Termohon sudah 1 tahun 6 bulan lamanya sampai diajukannya permohonan ini; 5. Bahwa karena adanya perselisihan dan pertengkaran yang sering terjadi kejadian tersebut mengakibatkan rumah tangga Pemohon dengan Termohon tidak ada lagi kebahagiaan lahir dan batin dan sepertinya tidak ada harapan untuk kembali membina rumah tangga; 6. Bahwa Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini; Berdasarkan alasan/dalil-dalil di atas, Pemohon mohon agar Ketua Pengadilan Agama Dumai Cq. Majelis Hakim segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi: Primer: 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 2. Memberikan izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu kepada Termohon di hadapan sidang Pengadilan Agama Dumai; 3. Membebankan biaya perkara kepada Pemohon; Subsider: Atau menjatuhkan putusan lain yang seadil-adilnya. Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, Pemohon datang menghadap sendiri ke persidangan sedangkan Termohon tidak datang menghadap ke persidangan dan tidak pula menyuruh wakil/kuasanya untuk datang menghadap ke persidangan meskipun Termohon telah dipanggil secara sah dan patut sesuai dengan relaas nomor 406/Pdt.G/2011/PA.Dum yang dibacakan di persidangan;
2
Bahwa terhadap krisis rumah tangga Pemohon, Majelis Hakim telah berusaha menasehati Pemohon agar bersabar demi keutuhan rumah tangganya, akan tetapi usaha tersebut tidak berhasil, lalu dibacakanlah surat permohonan Pemohon yang isinya tetap dipertahankan oleh Pemohon; Bahwa
terhadap
permohonan
Pemohon
tersebut,
Termohon
telah
menyampaikan eksepsi kompetensi relatif bersamaan dengan jawaban terhadap pokok perkara secara tertulis dengan suratnya tanggal 15 Agustus 2011 (selengkapnya sebagaimana yang termuat dalam Berita Acara Persidangan perkara ini); Bahwa menjatuhkan
terhadap
eksepsi
Putusan
Sela
Termohon tanggal
tersebut, 15
Majelis
Desember
Hakim
2011
telah
Nomor:
406/Pdt.G/2011/PA.Dum yang amarnya berbunyi sebagai berikut: MENGADILI Sebelum memutus pokok perkara; 1. Menolak eksepsi Termohon; 2. Menyatakan bahwa Pengadilan Agama Dumai berwenang mengadili perkara ini; 3. Memerintahkan kepada Pemohon dan Termohon untuk melanjutkan perkara ini; 4. Menangguhkan perhitungan biaya perkara pada putusan akhir. Bahwa
terhadap
permohonan
Pemohon
tersebut,
Termohon
telah
mengirimkan jawaban secara tertulis yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut: Dalam Pokok Perkara 1. Bahwa alasan Pemohon dalam poin pertama dan kedua adalah benar; 2. Bahwa poin ketiga permohonan Pemohon baik dalam huruf (a) maupun huruf (b) adalah tidak benar dan Termohon mengajukan jawaban sebagai berikut: -
Sehubungan dengan poin 3 huruf (a) permohonan Pemohon, Termohon menyatakan tidak benar bahwa Termohon berselingkuh, yang terjadi adalah kesalahpahaman dan rasa cemburu yang tidak berdasar dari Pemohon sendiri terhadap Termohon. Tidak pernah ada pihak ketiga dalam rumah tangga kami, pria yang dituduh berselingkuh dengan Termohon adalah teman Termohon sendiri. Lebih kurang akhir tahun 2009, Termohon dikenalkan dengan Roni (pria yang dituduh berselingkuh dengan Termohon) oleh teman Termohon yang bernama Puput. Roni memiliki toko pakaian sehingga Termohon bersama Puput disaat ada waktu senggang pergi ke toko Roni tersebut dan saat Termohon ada di toko tersebut dilihat oleh salah satu saudara Pemohon yang bernama Neneng dan langsung melaporkan kepada Pemohon sehingga 3
membuat Pemohon emosi, namun saat itu Termohon meminta kepada Pemohon untuk klarifikasi langsung kepada Roni, Pemohon menolak padahal saat saudari Neneng melihat Termohon di toko tersebut, Termohon tidak hanya berdua dengan Roni namun saat itu ada 1 (satu) orang karyawannya yang ikut menemani kami dan Bapak/Ibu Hakim yang terhormat Demi Allah Termohon bersumpah saya tidak pernah melakukan sesuatu atau hal apapun yang dilarang maupun yang tak sepantasnya Termohon lakukan, ini semua hanya salah paham dan fitnah keji yang tak sepantasnya Termohon terima; -
Poin ketiga huruf (b) permohonan Pemohon, Termohon menyatakan benar dengan beberapa bantahan (pengakuan diskualifikasi) yaitu, lebih kurang sejak pertengahan tahun 2008 rumah tangga kami sudah tidak harmonis lagi yang disebabkan perilaku Pemohon sendiri yang cendrung tertutup dan acuh terhadap Termohon selaku isterinya yang sah dan anak kandungnya sendiri, sebagai contoh Pemohon jika ada acara keluarga bahkan hari baikpun seperti hari lebaran, tidak mau meluangkan waktu untuk bersama-sama dengan Termohon dan anaknya silaturrahmi ke rumah keluarga bahkan ke rumah keluarga Pemohon sendiri sehingga untuk menjalin silaturrahmi Termohon selalu pergi bersama anak tanpa ditemani oleh Pemohon, begitupula jika ada undangan dari tetangga sehingga sering jadi bahan pertanyaan oleh tetangga setempat. Pemohon sendiri sepertinya lebih merasa betah tinggal di rumah orang tuanya sendiri daripada di rumah kediaman bersama, terbukti dari perilakunya yang selalu mampir ke rumah orang tua setelah bekerja bahkan makan siangpun dilakukan Pemohon di rumah orang tuanya. Jika hal tersebut ditanyakan, Pemohon marah dan emosi bahkan melontarkan kalimat kasar seperti “baleklah kau ke Jambi” selain itu dari semenjak pernikahan kami, Pemohon tidak pernah berusaha menjalin hubungan dengan keluarga Termohon di Jambi, hanya sms saat lebaran saja yang dilakukan Pemohon. Hal inilah yang sering membuat kami bertengkar;
3. Bahwa sehubungan dengan poin keempat pada permohonan Pemohon, Termohon menyatakan tidak benar, yang terjadi sesungguhnya adalah tanggal 17 Januari 2010 lebih kurang pukul 20.00 Wib, Termohon dengan kakak kandung Termohon yang bernama Denanda Farhana dipanggil oleh Imas kakak kandung Pemohon ke rumah orang tua Pemohon. Setiba di sana tanpa ada persetujuan terlebih dahulu dari Termohon, saudari Imas menelepon keluarga Termohon di Jambi dan mengabarkan bahwa Termohon akan pulang ke Jambi diantar oleh paman Termohon yang bernama David (almarhum), alasan keluarga Pemohon saat itu
4
adalah Termohon butuh nasehat dari keluarga di Jambi. Malam itu yang terjadi adalah Termohon dihakimi tanpa ada kesempatan untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, esok harinya tanggal 18 Januari 2010 Termohon dan anak Termohon pulang ke Jambi dibiayai dan diantar oleh Pemohon sendiri. Lebih kurang 1 bulan Termohon di Jambi, Pemohon mengantarkan semua barang milik Termohon ke rumah kakak kandung Termohon bernama Denanda Farhana binti Lukman Nur Hakim dan saudari Imas selaku perwakilan keluarga Pemohon menyatakan: “ Ini semua adalah barang-barang milik Indah dan mungkin jodoh mereka sampai di sini” dan selama di Jambi lebih kurang 1 tahun 6 bulan, Pemohon tidak pernah berusaha mengunjungi Termohon dan anak di Jambi, yang terjadi justru Pemohon menelepon Termohon dan meminta agar mengantarkan anak pulang ke Duri tanpa meminta Termohon kembali untuk membina rumah tangga, sementara sehubungan dengan pemberian nafkah, Termohon ada mengirimkan sejumlah uang untuk kebutuhan sehari-hari anak, namun pemberian tersebut hanya diberikan apabila diminta. Selama ini untuk mencukupi kebutuhan anak hingga sekolah dibantu oleh keluarga Termohon di Jambi, sementara untuk kebutuhan hidup Termohon, Pemohon tidak pernah mengirimkan nafkah sehingga untuk kebutuhan Termohon dibantu sepenuhnya oleh keluarga Termohon di Jambi; 4. Bahwa sehubungan dengan petitum yang diajukan oleh Pemohon pada prinsipnya Termohon tidak keberatan untuk bercerai dengan Pemohon jika ini memang merupakan keputusan Pemohon dan jalan terbaik bagi kami; Dalam Rekonvensi Bahwa anak Pemohon dan Termohon yang berusia 6 tahun saat ini berada pada pengasuhan Termohon dan saat ini kondisi mental dan fisik anak tersebut sehat, nyaman serta terlindungi pada pengasuhan Termohon selaku ibu kandungnya, sehingga dikhawatirkan apabila terjadi perubahan pengasuhan akan menimbulkan hal yang tidak baik bagi perkembangan mental dan fisik anak tersebut; Maka berdasarkan uraian-uraian Termohon di atas, dengan kerendahan hati Termohon mohon kepada Majelis Hakim sebagai berikut: Dalam Pokok Perkara -
Menyatakan permohonan Pemohon ditolak atau tidak diterima;
Dalam Rekonvensi -
Mengabulkan rekonvensi Pemohon rekonvensi (Termohon konvensi)
5
-
Menyatakan anak Pemohon dan Termohon, usia 6 tahun tetap pada pengasuhan Termohon konvensi/Pemohon rekonvensi;
Dalam Konvensi dan Rekonvensi -
Membebankan biaya perkara sesuai dengan hukum yang berlaku; Bahwa terhadap jawaban Termohon tersebut, Pemohon telah menyampaikan
repliknya secara tertulis sebagai berikut: Dalam Konvensi Bahwa jawaban yang disampaikan Termohon bahwa Termohon memanipulasi data kependudukan karena syarat untuk pindah dari satu wilayah ke wilayah harus ada surat keterangan pindah dari pemerintah setempat, sementara dari data terakhir Termohon masih berstatus penduduk Desa Balai Makam Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis Propinsi Riau pada data 2011; Bahwa poin 3 huruf (a) yang dilaporkan Termohon adalah benar, artinya sebagai seorang isteri yang sah apakah wajar pergi ke rumah seorang laki-laki tanpa sepengetahuan suami dan sebelumnya juga sudah sering dilakukan oleh Termohon; Bahwa pada poin yang disampaikan Termohon tentang diri Pemohon, Pemohon akui memang benar, tetapi setiap Pemohon pulang dari mengajar (guru) Termohon jarang menyediakan makan siang dan Termohon lebih banyak keluar daripada di rumah. Masalah hari besar, Termohon selaku suami tidak pernah tidak bersama Termohon ketika bersilaturrahmi ke rumah keluarga, sehubungan dengan jawaban di atas jawaban Termohon tidak benar; Bahwa jawaban Termohon yang menyatakan Pemohon marah dan emosi, Pemohon sebagai seorang suami merasa jengkel dengan tingkah laku Termohon yang tidak mau pro aktif membina rumah tangga, dan mengenai jalinan hubungan silaturrahmi memang benar karena faktor ekonomi yang tidak memungkinkan; Bahwa sehubungan dengan hal di atas, pihak keluarga Pemohon memanggil kakak kandung Termohon yang bernama Denanda untuk menyampaikan perilaku yang dilakukan Termohon sebagai seorang isteri, maka pihak keluarga dari Pemohon menyampaikan berita ini melalui via telepon kepada keluarga Termohon supaya menasehati Termohon, dan kepulangan Termohon atas dasar permintaan dari keluarga Termohon dengan alasan untuk menasehati Termohon. Setelah beberapa bulan, pihak Termohon tidak ada informasi kepada keluarga Pemohon, artinya tidak ada ittikad baik dari keluarga Termohon untuk menyelesaikan masalah ini. Masalah nafkah selama Termohon disana tetap Pemohon nafkahi sesuai dengan kemampuan ekonomi Pemohon yang hanya seorang tenaga honorer. Selanjutnya masalah pemindahan barang-barang sebenarnya pihak keluarga Pemohon telah berunding
6
dengan kakak Termohon karena ditunggu-tunggu kabar dari pihak Termohon selama Termohon berada di Jambi tidak ada respon untuk menyelesaikan masalah tersebut, makanya kami dari pihak Pemohon mengambil kesimpulan untuk memindahkan barang-barang tersebut kepada kakak Termohon dengan alasan mubadzir membayar sewa rumah tanpa dihuni; Bahwa sehubungan dengan perilaku Termohon yang tidak sesuai lagi dengan etika seorang istri dalam rumah tangga, Pemohon menyatakan cerai sesuai dengan jawaban Termohon yang tidak keberatan untuk bercerai dengan Pemohon dan ini merupakan keputusan yang terbaik dari kedua belah pihak; Bahwa mengenai anak Pemohon dan Termohon, pihak Pemohon tidak merasa keberatan kalau pihak Termohon mengasuhnya sesuai dengan keinginan Termohon; Berdasarkan uraian di atas, Pemohon mohon kepada Majelis Hakim sebagai berkut: a. Menyatakan permohonan Pemohon dapat diterima; b. Menyatakan jawaban Termohon ditolak/tidak diterima; c. Mengabulkan replik Pemohon; d. Masalah biaya perkara ditanggung oleh Pemohon; Demikianlah Pemohon sampaikan kepada Bapak/Ibu Majelis Hakim yang terhormat untuk diputuskan secepatnya; Bahwa terhadap replik Pemohon tersebut, tanggapan Termohon tidak dapat didengar karena Termohon tidak hadir di persidangan; Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan alat bukti surat berupa fotokopi buku Kutipan Akta Nikah atas nama Pemohon dan Termohon Nomor: XXXXXXXX tanggal 14 Juli 2004, kutipan mana dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkalis. Fotokopi tersebut telah dinazegelen dan dilegalisir oleh Panitera Pengadilan Agama Dumai, setelah diteliti ternyata cocok dengan aslinya dan oleh Ketua Majelis diberi kode (P.1); Bahwa di samping bukti surat tersebut, Pemohon juga mengajukan dua orang saksi masing-masing telah memberikan keterangan di bawah sumpahnya menurut agama Islam yang pada pokoknya sebagai berikut : SAKSI PEMOHON I, umur 35 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS, tempat kediaman di Kabupaten Bengkalis, menerangkan sebagai berikut: -
Bahwa saksi adalah kakak kandung Pemohon. Saksi kenal dengan Termohon dan merupakan istri Pemohon;
7
-
Bahwa seingat saksi, Pemohon dengan Termohon menikah sekitar 7 tahun yang lalu di Duri dan saksi tidak hadir pada pernikahan mereka;
-
Bahwa setelah menikah, Pemohon dengan Termohon membina rumah tangga di Duri dan dari pernikahan tersebut mereka telah dikaruniai 1 orang anak yang sekarang berada dalam asuhan Termohon;
-
Bahwa setahu saksi rumah tangga Pemohon dengan Termohon pada awalnya rukun dan harmonis, namun setelah itu antara Pemohon dan Termohon sering terjadi
perselisihan
dan
pertengkaran
disebabkan
Termohon
telah
berselingkuh dengan seorang laki-laki. Pada awalnya saksi mendengar isu kalau Termohon menjalin hubungan dekat dengan seorang laki-laki yang merupakan teman Pemohon, kemudian saksi mengikuti kemana Termohon biasa pergi, dan Termohon waktu itu masuk ke sebuah toko baju ”Epidemik”. Kemudian saksi juga masuk ke toko tersebut dan tidak mendapati Termohon berada di sana kemudian saksi cari ke dalam dan mendapati Termohon sedang mojok berdua dengan teman Pemohon dekat tangga. Kemudian saksi menegur Termohon dan Termohon berjanji tidak akan mengulanginya. Tetapi kenyataannya Termohon tidak berubah; -
Bahwa setahu saksi antara Pemohon dengan Termohon telah berpisah tempat tinggal bersama sudah lebih kurang dua tahun sampai sekarang;
-
Bahwa setahu saksi usaha damai sudah pernah dilakukan, namun tidak berhasil;
SAKSI PEMOHON II, umur 24 tahun, agama Islam, pekerjaan Tidak bekerja, tempat kediaman di Kabupaten Bengkalis, menerangkan sebagai berikut: -
Bahwa saksi adalah tetangga Pemohon. Saksi kenal dengan Termohon dan merupakan istri Pemohon;
-
Bahwa saksi tidak mengetahui kapan Pemohon dan Termohon menikah;
-
Bahwa setelah menikah, Pemohon dengan Termohon membina rumah tangga di Duri dan dari pernikahan tersebut mereka telah dikaruniai 1 orang anak yang sekarang berada dalam asuhan Termohon;
-
Bahwa setahu saksi rumah tangga Pemohon dengan Termohon pada awalnya rukun dan harmonis, namun setelah itu antara Pemohon dan Termohon sering terjadi
perselisihan
dan
pertengkaran
disebabkan
Termohon
telah
berselingkuh dengan seorang laki-laki yang bernama Roni. Saksi pernah menemani Termohon untuk bertemu dengan Roni tersebut di toko baju ”Epidemik” sebanyak 1 kali dan juga pernah menemani Termohon bersama
8
Roni makan bakso di Langkat sebanyak 3 kali, dan di sana Termohon dan Roni saling berpegangan tangan; -
Bahwa setahu saksi antara Pemohon dengan Termohon telah berpisah tempat tinggal bersama sudah lebih dari satu tahun sampai sekarang dan Termohon kembali ke Jambi ke rumah orang tuanya;
-
Bahwa saksi tidak mengetahui apakah usaha damai pernah dilakukan atau tidak; Bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut, Pemohon menerima dan
membenarkannya; Bahwa Pemohon
telah menyampaikan
kesimpulannya
tetap
dengan
permohonannya semula dan menyatakan tidak akan mengajukan apapun lagi dan mohon Pengadilan memutus perkaranya; Bahwa selanjutnya untuk meringkas uraian dalam putusan ini, Majelis Hakim cukup menunjuk kepada Berita Acara Persidangan perkara ini yang merupakan bagian yang tidak terpisah dari putusan ini; TENTANG HUKUMNYA DalamEksepsi; Menimbang bahwa tentang eksepsi, Majelis Hakim bersandar pada apa yang telah dipertimbangkan dalam putusan Sela tersebut di atas; Dalam Konvensi Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon adalah sebagaimana diuraikan di atas; Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 49 huruf (a) Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama (vide penjelasan pasal tersebut) jo Pasal 66 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tersebut serta berpijak pada Putusan Sela Nomor Nomor: 406/Pdt.G/2011/PA.Dum tanggal 15 Desember 2011, perkara ini menjadi wewenang Peradilan Agama dalam hal ini Pengadilan Agama Dumai;
Menimbang, bahwa pada hari yang telah ditentukan untuk memeriksa dan mengadili perkara ini Termohon tidak datang menghadap ke persidangan dan tidak pula menyuruh wakil/kuasanya untuk datang menghadap ke persidangan, sedangkan Termohon telah dipanggil secara sah dan patut sesuai dengan ketentuan Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan tidak ternyata ketidakhadirannya 9
tersebut disebabkan alasan yang sah, namun karena Termohon telah menyampaikan eksepsi kompetensi relatif bersamaan dengan jawaban terhadap pokok perkara secara tertulis, maka perkara ini akan diperiksa secara contradiktoir; Menimbang, bahwa Majelis Hakim tetap berusaha menasehati Pemohon agar tetap mempertahankan keutuhan rumah tangganya, akan tetapi usaha tersebut tidak berhasil dan Pemohon tetap ingin bercerai dengan Termohon, oleh karenanya telah terpenuhi maksud Pasal 82 ayat (1) dan (4) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama; Menimbang, bahwa permohonan Pemohon yang diajukan telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu Pasal 67 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, dengan demikian secara formil permohonan Pemohon dapat diterima untuk dipertimbangkan lebih lanjut; Menimbang, bahwa bukti (P.1), berupa fotokopi Kutipan Akta Nikah atas nama Pemohon dan Termohon, menurut penilaian Majelis Hakim bukti tersebut telah memenuhi syarat formil dan materiil alat bukti, maka berdasarkan bukti tersebut, Majelis Hakim telah menemukan fakta hukum bahwa Pemohon dan Termohon masih terikat dalam hubungan hukum sebagai suami istri yang sah sesuai dengan Pasal 2 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan jo Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu Pemohon berhak mengajukan perkara ini (legal standi in judicio); Menimbang, bahwa dalam surat permohonannya, Pemohon telah mendalilkan bahwa yang menjadi alasan Pemohon untuk bercerai dengan Termohon pada pokoknya adalah karena sejak bulan Desember 2009 rumah tangga Pemohon dengan Termohon tidak rukun lagi dan sering terjadi perselisihan dan pertengkaran disebabkan Termohon telah berselingkuh dengan laki-laki lain. Di samping itu antara Pemohon dengan Termohon sering berselisih paham dalam menghadapi suatu permasalahan, sehingga tidak ada titik temu dalam penyelesaian permasalahan tersebut. Puncaknya terjadi pada bulan Januari 2011, dimana Termohon pergi meninggalkan Pemohon ke rumah kediaman bersama dan tidak kembali lagi sampai sekarang sudah 1 tahun 6 bulan; Menimbang, bahwa Termohon telah mengirimkan jawabannya secara tertulis pada pokoknya membantah mengenai penyebab perselisihan dan pertengkaran di antara mereka yaitu Pemohon telah salah paham terhadap Termohon dimana Termohon tidak pernah berselingkuh dengan laki-laki lain, keterangan selengkapnya sebagaimana yang termuat dalam duduk perkara pada putusan ini; Menimbang, bahwa Pemohon dalam repliknya secara tertulis membenarkan
10
sebagian jawaban Termohon secara kualifikasi, sedangkan selebihnya Termohon menyatakan pada pokoknya tetap dengan dalil-dalil permohonannya; Menimbang, terhadap replik Pemohon tersebut, tanggapan (duplik) Termohon tidak dapat didengar karena Termohon tidak hadir di persidangan; Menimbang, bahwa karena perkara ini menyangkut dengan perceraian dengan alasan perselisihan dan pertengkaran, maka sesuai dengan maksud Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, Pemohon harus menghadirkan 2 orang saksi dari pihak keluarga dan orang yang dekat dengan Pemohon dan Termohon untuk didengar keterangannya; Menimbang, bahwa untuk memenuhi maksud pasal tersebut, Pemohon telah mengajukan dua orang saksi dari keluarga dan orang yang dekat dengan Pemohon dan Termohon ke persidangan yaitu SAKSI I dan SAKSI II. Saksi-saksi tersebut telah disumpah, dan telah memberikan keterangan berdasarkan pengetahuannya sendiri sebagai orang dekat dengan Pemohon dan Termohon dan bersesuaian antara satu dengan lainnya serta telah mendukung dalil-dalil permohonan Pemohon sepanjang adanya perselisihan dan pertengkaran dalam rumah tangga mereka. Oleh karenanya Majelis Hakim menilai saksi-saksi tersebut telah memenuhi persyaratan formil maupun materiil saksi sehingga keterangannya dapat diterima sebagai bukti untuk membuktikan kebenaran dalil-dalil permohonan Pemohon; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi di atas dan dihubungkan dengan keterangan Pemohon dan Termohon di persidangan telah ditemukan fakta hukum yang intinya keadaan rumah tangga Pemohon dengan Termohon telah tidak rukun lagi karena antara Pemohon dan Termohon telah terjadi perselisihan dan pertengkaran terus menerus disebabkan oleh sifat dan tindakan Termohon yang tidak berkenan bagi Pemohon. Puncak dari perselisihan dan pertengkaran tersebut adalah Pemohon dengan Termohon telah berpisah tempat tinggal lebih kurang 2 (dua) tahun sampai sekarang dan upaya untuk kembali merukunkan mereka telah dilakukan oleh pihak keluarga, namun tetap tidak berhasil karena keinginan kuat dari kedua belah pihak untuk bercerai; Menimbang, bahwa selama proses persidangan, Majelis Hakim telah berupaya menasehati Pemohon agar berbaik kembali dengan Termohon untuk membina rumah tangga namun tidak berhasil, telah memperlihatkan dugaan kuat adanya ketidakrukunan dalam rumah tangga dan rapuhnya ikatan perkawinan yang bersangkutan, sehingga Majelis Hakim menilai bahwa perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon dan Termohon telah memuncak yang berakibat telah rusaknya
11
hubungan kasih sayang diantara keduanya serta tidak ada lagi ikatan lahir batin; Menimbang, bahwa dalam perceraian tidak perlu dilihat dari siapa yang menjadi penyebab perselisihan dan pertengkaran, tetapi yang perlu dilihat adalah perkawinan itu sendiri, apakah perkawinan itu masih dapat dipertahankan atau tidak hal mana telah sejalan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 534 K/Pdt/1996 Tanggal 18 Juni 1996, karena apabila hati kedua belah pihak atau salah satu pihak sudah terluka dan retak serta hubungan keduanya tidak lagi mencerminkan hubungan yang baik layaknya suami istri pada umumnya, maka pertanda perkawinan itu sudah sulit untuk disatukan lagi; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tangga Pemohon dengan Termohon telah pecah dan tidak ada harapan untuk hidup rukun kembali membina rumah tangganya yang ditandai dengan Pemohon dan Termohon telah pisah rumah dalam waktu yang relatif lama, maka jika perkawinan mereka diteruskan tidak akan tercapai tujuan perkawinan sebagaimana maksud firman Allah Swt. dalam surat al-Rum ayat 21 dan maksud pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo Pasal 3 Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, bahkan akan mendatangkan kemudharatan yang lebih besar bagi kedua belah pihak, sesuai dengan sebuah kaidah ushuliyah yang berbunyi:
درء المفاسد مقدم على جلب المصالح “Menolak mafsadat (keburukan) lebih didahulukan daripada menarik kemaslahatan (kebaikan)” Menimbang, bahwa karena Pemohon tetap berkeinginan mengikrarkan talaknya terhadap Termohon, maka keinginan Pemohon tersebut telah sejalan pula dengan firman Allah Q.S. al-Baqarah ayat 227 yang berbunyi:
“Dan jika suami telah berketetapan hati untuk menceraikan istrinya, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, alasan permohonan Pemohon untuk bercerai dengan Termohon telah memenuhi unsur-unsur yang terkandung dalam Pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan jo Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan sejalan pula dengan Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, oleh karena itu berdasarkan Pasal 70 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, permohonan Pemohon dapat dikabulkan; Dalam Rekonvensi 12
Menimbang, bahwa Termohon disebut sebagai Penggugat dalam rekonvensi dan Pemohon disebut sebagai Tergugat dalam rekonvensi; Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan balik (rekonvensi) Penggugat adalah sebagaimana tersebut di atas; Menimbang, bahwa rekonvensi yang diajukan oleh Penggugat bersamaan dengan jawaban dalam konvensi hal mana telah sesuai dengan ketentuan pasal 158 ayat (1) R.Bg, maka rekonvensi tersebut akan dipertimbangkan lebih lanjut; Menimbang, bahwa pokok rekonvensi Penggugat adalah mengenai gugatan hadhanah terhadap anak Penggugat dengan Tergugat; Menimbang, bahwa sebelum masuk ke pemeriksaan pokok perkara (gugatan hak Penggugat), haruslah diperhatikan faktor-faktor pendukung terhadap gugatan tersebut,
karena
untuk
menerapkan
hukum
materiil,
haruslah
dengan
mempertahankan tata hukum acara (hukum formil); Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 158 ayat (2) R.Bg, rekonvensi harus dibuat seperti gugatan biasa dengan memperhatikan ketepatan/kejelasan formulasi gugatan, yaitu dengan memuat identitas para pihak dan kedudukannya masingmasing dalam perkara rekonvensi, serta memuat posita dan petitum rekonvensi; Menimbang, bahwa sejalan dengan pertimbangan di atas, setelah Majelis membaca dan mempelajari rekonvensi Penggugat, rekonvensi tersebut tidak terang atau kabur (obscuur libel) dimana Penggugat tidak memasukkan identitas para pihak dan kedudukannya masing-masing dalam perkara rekonvensi, sehingga rekonvensi tersebut tidak memenuhi syarat formil, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat rekonvensi Penggugat patut dinyatakan tidak dapat diterima (niet ontvankelijke verklaard); Dalam Konvensi dan Rekonvensi Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Pemohon/Tergugat dibebankan membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini; Mengingat, segala ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini. MENGADILI Dalam Eksepsi -
Menolak eksepsi Termohon;
Dalam Konvensi 1. Mengabulkan permohonan Pemohon; 13
2. Memberi izin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Dumai; Dalam Rekonvensi Menyatakan rekonvensi Penggugat tidak diterima (niet ontvankelijke verklaard); Dalam Konvensi dan Rekonvensi Membebankan kepada Pemohon/Tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.666.000,- (Enam ratus enam puluh enam ribu rupiah). Demikianlah diputus dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Agama Dumai pada hari Kamis tanggal 26 Januari 2012 M, bertepatan dengan 03 Rabiul Awal 1433 H oleh kami Drs. H. Mukhlis sebagai Ketua Majelis, Taufik, S.HI dan Milda Sukmawati, S.HI masing-masing sebagai Hakim Anggota. Putusan tersebut dibacakan pada hari itu juga dalam sidang terbuka untuk umum oleh Ketua Majelis tersebut, dengan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota dan dibantu oleh Dra. Hj. Rohaya sebagai Panitera Sidang serta dihadiri oleh Pemohon di luar hadirnya Termohon.
Ketua Majelis, Ttd Drs. H. Mukhlis
Hakim Anggota,
Hakim Anggota,
Ttd
Ttd
Taufik, S.HI
Milda Sukmawati, S.HI
Panitera Sidang, Ttd Dra. Hj. Rohaya Perincian Biaya Perkara : Pendaftaran Proses Panggilan Redaksi Materai Jumlah
: : : : :
Rp. 30.000,Rp. 50.000,Rp. 575.000,Rp. 5.000,Rp. 6.000,Rp. 666.000,(Enam ratus enam puluh enam ribu rupiah)
14
Untuk Salinan Pengadilan Agama Dumai Panitera,
MANUFRI, S.H., M.H
15