PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL LAYAK HUNI PNPM Mandiri Perkotaan
KONSULTAN MANAJEMEN PUSAT (KMP) PNPM-MP Jln. Danau Toba F 3 No. 8 Bendungan Hilir Jakarta Pusat
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
KATA PENGANTAR
Rehabilitasi dan pembangunan perumahan adalah salah satu komponen kegiatan lingkungan PNPM Mandiri Perkotaan, rehabilitasi dan pembangunan perumahan ini khususnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin yang memiliki hak atas tanah dan memiliki rumah yang tidak layak huni bila dilihat dari aspek kesehatan, kenyamanan dan keamanan penghuninya. Pelaksanaan rehabilitasi dan pembangunan perumahan tersebut perlu didukung dengan berbagai kriteria teknis agar memenuhi persyaratan rumah tinggal yang layak huni, terlaksanan dengan baik, memiliki umur kelayakan yang optimal. Oleh karena itu untuk mencapai hal tersebut diperlukan Prosedur Operasional Baku (POB) pelaksanaan rehabilitasi dan pembangunan perumahan, untuk dipahami dan dilaksanakan seluruh pelaku kegiatan lingkungan PNPM Mandiri Perkotaan. POB rehabilitasi dan pembangunan perumahan ini dibuat untuk melengkapi atau memperjelas petunjuk teknis perencanaan infrastruktur PNPM Mandiri Perkotaan 2012. Untuk itu melalui buku POB ini diharapkan pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan pembangunan perumahan dapat dilaksanakan oleh seluruh pelaku secara efektif dan optimal. Semoga bermanfaat Jakarta, Oktober 2012 Konsultan Manajemen Pusat (KMP) PNPM Mandiri Perkotaan
Tim Penyusun
1
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
Daftar Isi Halaman Kata Pengantar …………………………………………………………………………………...………...
1
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………...
2
PENDAHULUAN …………………………………………………………………...……….
3
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................
3
1.2. Tujuan ..................................................................................................................
4
1.3. Sasaran ...............................................................................................................
4
1.4. Biaya....................................................................................................................
4
KETENTUAN TEKNIS ...............................................................................................
5
2.1. Persyaratan Teknis ……………………………………………………………………
5
2.1.1. Persyarat dan ketentuan Umum …………………………………………….
5
2.1.2. Persyaratan Pokok Rumah Yang Lebih Aman (Tahan Gempa)…..…....
5
2.1.3. Persyaratan Komponen Bangunan Rumah ...........................................
6
2.1.4. Persyaratan Kualitas Bahan Bangunan ……………………………………..
7
2.1.5. Persyaratan Struktur Utama dan Ukuran ………………………..………….
7
2.1.6. Hubungan Antar Elemen Struktur ……………………………………………
12
2.1.7. Persyaratan Struktur Bangunan Rumah dari Kayu ................................ 2.2. Langkah-langkah perencanaan dan pelaksanaan kegiatan ..............................
14 18
IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) .....................................................................
18
3.1. Pengertian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) .......................................................
18
3.2. Retribusi Administrasi Izin Mendirikan Bangunan ………………………….………
18
3.3. Fungsi dan peran ...............................................................................................
18
3.4. Proses pengurusan IMB ………………………………………………………...…….
19
3.5. Peran Pemda dan Konsultan ..............................................................................
19
Bagian
I
Bagian II
Bagian III
2
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL LAYAK HUNI Bagian I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Rehabilitasi dan pembangunan perumahan merupakan salah satu komponen kegiatan lingkungan PNPM Mandiri Perkotaan, rehabilitasi dan pembangunan perumahan tersebut diperuntukkan bagi masyarakat miskin di kelurahan PNPM Perkotaan yang memiliki hak atas tanah dan memiliki rumah yang tidak layak huni bila dilihat dari aspek kesehatan, kenyamanan dan keamanan penghuninya. Hasil evaluasi Konsultan Manajemen Pusat (KMP) menunjukkan bahwa kegiatan rehabilitasi dan pembangunan rumah yang didanai oleh PNPM Mandiri Perkotaan telah memberikan manfaat yang sangat baik kepada masyarakat miskin. Sebagai investasi terbesar ketiga di bidang lingkungan, tren rehabilitasi dan pembangunan perumahan menunjukkan peningkatan sejak tahun 2007 hingga 2011, dari 12,00% menjadi 18,38%. Selama kurun waktu tersebut lebih dari 85.648 rumah telah direhabilitasi. Selain jumlah rumah yang meningkat investasi per rumah juga terjadi peningkatan dari Rp. 5,049 juta per rumah pada tahun 2007 menjadi Rp. 7,747 juta per rumah pada tahun 2011. Dari sejumlah rumah tersebut telah dimanfaatkan bagi warga miskin sebanya 159.160 KK miskin. Di beberapa lokasi pemerintah daerah telah memiliki program rehabilitasi dan pembangunan rumah bagi masyarakat miskin yang telah bekerjasama dengan BKM, namun dalam pelaksanaannya masih ada beberapa permasalahan yang ditemukan, misalnya pada kualitas konstruksi yang kurang memperhatikan standart teknis yang dipersyaratkan, seperti tidak adanya struktur rangka (kolom praktis, balok pengikat/sloof, balok keliling/ringbalk) sebagai penguat utama. Selain itu juga ditemukan luasan jendela/ventilasi dan lantai yang tidak memadai, termasuk bangunan pelengkap seperti tidak adanya Air bersih, saluran pembuang air kotor dan jamban (WC). Sebagai upaya mengantisipasi timbulnya permasalahan-permasalahan pada pelaksanaan rehabilitasi dan pembangunan perumahan dan untuk melengkapi petunjuk teknis perencanaan infrastruktur PNPM Mandiri Perkotaan khususnya bidang perumahan diperlukan Prosedur Operasional Baku (POB) rehabilitasi dan pembangunan rumah sederhana, sehat dan kuat (tahan gempa), yang bertujuan untuk mewujudkan kualitas hasil rehabilitasi dan pembangunan rumah yang dapat memberikan kenyamanan dan kemanan bagi penghuninya.
3
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
1.2. Tujuan Tujuan pembuatan POB ini adalah untuk memberikan referensi dalam perencanaan/pelaksanaan rehabilitasi dan pembangunan rumah tinggal yang dapat memberikan kenyamanan dan keamanan bagi penghuninya (rumah tinggal layak huni). 1.3. Sasaran Rehabilitasi dan pembangunan rumah di diperuntukkan khusus bagi masyarakat miskin (PS2) di kelurahan PNPM Mandiri Perkotaan dengan ketentuan: a. Penerima manfaat memiliki lahan untuk kebutuhan pembangunan rumah; b. Penerima manfaat memiliki bukti surat syah atas kepemilikan tanah. c. Penerima manfaat memiliki bukti atas kepemilikan rumah yang kurang layak bila dilihat dari aspek kesehatan dan keamanan penghuninya. 1.4. Biaya Biaya rehabilitasi dan pembangunan rumah yang berasal dari BLM PNPM Perkotaan hanya sebagai stimulan bagi masyarakat untuk merehabilitasi / membangun rumahnya sesuai yang sudah mereka rencanakan dan sepakati bersama, oleh karena itu diperlukan adanya tambahan biaya swadaya dari warga yang lebih mampu untuk menolong masyarakat miskin yang memiliki rumah tinggal yang tidak layak huni. Pembangunan rumah ini dikelompokkan menjadi 2 (dua) kategori yaitu, pertama rehabilitasi dan kedua pembangunan baru (rekonstruksi), penentuan kategori ini berdasarkan pada tingkat kerusakan sesuai hasil survey yang dilaksanakan sebelumnya. Adapun besaran alokasi pagu dana BLM PNPM Mandiri Perkotaan untuk rehabilitasi (tingkat kerusakan mencapai 50 %) maksimal sebesar Rp. 7,5 juta per unit dan pembangunan rumah baru (rekosntruksi) maksimal sebesar Rp. 15 juta per unit.
4
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
Bagian II KETENTUAN TEKNIS 2.1. Persyaratan Teknis Untuk memenuhi standar kualitas bangunan rumah yang layak huni memperhatikan / memenuhi persyaratan dan kriteria-kriteria sebagai berikut:
harus
2.1.1. Persyarat dan ketentuan Umum Beberapa faktor dan syarat yang harus dipenuhi dalam merencanakan bangunan rumah tinggal adalah kekuatan, keawetan, keindahan dan kesehatan. Untuk lebih jelasnya bisa diuraikan sbb: a. Kekuatan: suatu bangunan harus mempunyai konstruksi yang kuat untuk melindungi penghuni dari bahaya keruntuhan sehingga penghuni dapat merasakan ketentraman selama tinggal didalamnya. b. Keawetan: bengunan seharusnya direncanakan agar berumur panjang, sebab yang kuat dan awet akan memeberikan rasa aman dan tentram bagi penghuninya, untuk itu mendapatkan keawetan yang baik perlu diperhatikan jenis bahan yang digunakan, hanya memmperhatiakan standard mutu dan kualitas, serta cara pelaksanaan pekerjaan yang betul sesuai dengan prosedur yang benar. Selain itu untuk menambah keawetan perlu dipelihara dan dikontrol secara berkala terhadap kerusakan-kerusakan bagian-bagian yang harus diganti atau diremajakan. c. Keindahan: Keindahan bangunan akan memberikan kebanggaan kepada penghuninya dan juga menambah nilai banguan tersebut . Untuk menjadikan bangunan indah, perlu diperhatiakan proporsi antara struktur dan organisasi ruang yang sesuai dengan fungsi bangunan. d. Kesehatan: Perencanaan bangunan harus memperhatikan kebersihan dan kesehatan lingkungannya, untuk menjaga kesehatan, maka faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah tersedianya pembuangan air kotor dan kotoran (sanitasi), pembungan sampah / limbah yang lain dan memperhatikan pencahayaan, penghawaan, suhu udara serta kelembaban dalam ruangan. 2.1.2. Persyaratan Pokok Rumah Yang Lebih Aman (Tahan Gempa) Struktur sebuah bangunan rumah dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: Struktur bangunan bagian Atas, yaitu struktur bangunan yang berada diatas permukaan tanah, yang terdiri atas dua bagian, yaitu bagian atap dan rangka bangunan (dinding dan kolom) dan Struktur Bagian Bawah, yaitu struktur bangunan yang berada dibawah permukaan tanah yang dimaksud disini adalah pondasi, kedua struktur tersebut dalam pelalsanaannya harus memnuhi persyaratan sbb: a. Kualitas bangunan yang baik b. Keberadaan dan dimensi struktur yang sesuai c. Seluruh elemen struktur utama tersambung dengan baik d. Mutu pengerjaan yang baik 5
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
Gambar 1 : Contoh Struktur Bangunan Atas
2.1.3. Persyaratan Komponen Bangunan Rumah: Pelaksanaan pembangunan dan rehabilitasi rumah tinggal layak huni harus memenuhi minimal komponen kelengkapan bangunan sebagai berikut: No
Komponen Bangunan
Persyaratan
1
Penutup Atap
Umum
2
Kuda-kuda
Kuat (Tahan gempa)
3
Pondasi
Kuat (Tahan gempa)
4
Kolom, balok pengikat (sloof), ringbalk
Kuat (Tahan gempa)
5
Dinding
Umum
6
Pintu, Jendela
Umum
7
Lantai
Umum
8
Kamar Mandi , WC
Umum
9
Saluran pembuang air kotor & kotoran (sanitasi)
Umum
6
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
2.1.4. Persyaratan Kualitas Bahan Bangunan A. BAHAN BETON Perbandingan isi campuran beton terdiri dari : 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil Catatan: perlu diperhatikan penambahan air dilakukan sedikit demi sedikit dan disesuaikan agar beton dalam keadaan pulen (tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental) Ukuran kerikir yang baik 10 mm - 20 mm dengan gradasi yang baik
B. BAHAN CAMPURAN ADUKAN (MORTAR) Perbandingan isi untuk campuran adukan / mortar terdiri dari: 1 bagian semen : 4 bagian pasir bersih dan air secukupnya.
C. BAHAN PONDASI Pondasi terbuat dengan menggunakan batu belah / batu sungai yang keras dengan perekat campuran adukan 1 bagian pasir : 4 bagian semen D. KAYU Menggunakan kayu yang berkualitas baik, yaitu Kayu harus kering, tidak cacat, bewarna gelap, serat cukup rapat, tidak ada retak, berat dan lurus. 2.1.5. Persyaratan Struktur Utama dan Ukuran Bangunan sebuah rumah harus mempunyai struktur rangka yang terdiri atas kolom, balok pengikat/sloof, dan balok keliling/ringbalk yang terbuat dari beton bertulang / kayu klas 2 yang terletak di atas pondasi yang kuat dan stabil. Selain itu sudut-sudut bangunan juga harus tersambung dengan dinding yang berfungsi sebagai penyekat ruangan. Agar bangunan rumah berkualitas baik (kuat) maka ukuran kolom, balok pengikat/sloof dan balok keliling/ringbalk harus memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan, untuk lebih jelasnya ukuran dan persyaratan struktur bangunan rumah dijelasan sebagai berikut: 7
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
A. PONDASI Jika keadaan tanah cukup keras, fondasi batu dapat dibuat dengan ukuran sebagai berikut : Lebar atas pondasi minimal 30 cm Lebar bawah pondasi minimum, 60 cm Tinggi pondasi minimum 60 cm, Jika keadaan tanah lunak, maka terlebih dahulu dilakukan perbaikan tanah dasar dengan menggunakan timbunan tanah keras atau penguatan tanah dasar dengan menggunakan trucuk (dimensi pondasi menyesuaikan kondisi lapangan) Gambar Pondasi batu kali
B. BALOK PENGIKAT / SLOOF Spesifikasi balok pengikat/sloof harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Balok pengikat / sloof dengan dimensi minimal 15 cm x 20 cm Ukuran tulangan utama diameter 12 mm, Ukuran tulangan begel diameter 8 mm Jarak antar begel 15 cm. Tulang sengkang harus dibengkokan dengan sudut 135° Ketebalan selimut beton adalah 15 mm Gambar Pembesian Balok Pengikat/Sloof
8
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
C. KOLOM Spesifikasi kolom harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Ukuran Kolom minimal 15 cm x 15 cm; Jarak antar kolom maksimum 3 meter; Tulangan utama baja diameter 12 mm, Tulangan begel baja diameter 8 mm Jarak antar begel 15 cm, Tulang sengkang harus dibengkokan dengan sudut 135° Ketebalan selimut beton adalah 15 mm
D. BALOK KELILING (RING BALK) Spesifikasi balok keliling/ring balk harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: Ukuran balok keliling / ring balk minimal 12 cm x 15 cm; Tulangan utama baja diameter 12 mm; Tulangan begel baja diameter 8 mm Jarak antar begel 15 cm. Ketebalan selimut beton adalah 15 mm
9
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
E. STRUKTUR ATAP Spesifikasi struktur rangka atap harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. Kuda-kuda Kayu: Ukuran minimum balok kayu untuk kuda-kuda adalah 8 cm x 12 cm. Menggunakan kait besi / baja pada sambungan kuda-kuda Struktur atap dipilih yang sesuai dengan jenis penutup atap dan dipasang dengan benar.
10
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
b. Sopi-sopi /Ampig Sopi-sopi /gunung-gunungan /ampig harus diberi kolom dan balok miring dari beton bertulang (sebagai bingkai) dengan dimensi 12 cm x 15 cm dan penulangan utama diameter 12 mm, tulangan begel diameter 8 mm, selimut beton 1 cm (sama dengan balok keliling / ring balk). Ampig terbuat dari susunan bata yang direkatkan dengan campuran adukan 1 semen : 4 pasir dan diplester, diajurkan bahan ampig menggunakan bahan ringan seperti papan dan GRC utnuk meminimalisir akibat yang parah bila ampig robok saat terjadi gempa. Gambar 6: Sopi-sopi (gunung-gunungan)
c. Ikatan angin Untuk memperkuat kerangka atap rumah terhadap pengaruh angin maka diperlukan ikatan angin pada kuda-kuda (rangka atap) dengan konstruksi seperti gambar berikut :
11
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
2.1.6. Hubungan Antar Elemen Struktur a. Hubungan Pondasi- Balok pengikat/sloof Hubungan antara pondasi batu kali dengan balok pengikat/sloof harus dipasang angkur besi diameter 10 mm dengan jarak maksimal 1 meter (lihat gambar 8)
12
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
b. Hubungan Balok Pengikat/Sloof – Kolom Hubungan balok pengikat/sloof dengan kolom praktis harus ada tulangan kolom lewatan/dibengkokkan ke sloof dengan panjang lewatan minimal 40 x diameter (lihat gambar 9)
c. Hubungan Kolom –Dinding Hubungan kolom dengan dinding harus dipasang angkur dengan besi diameter minimal 10 mm dengan panjang minimal 40 cm setiap 6 lapis bata (lihat gambar 10)
d. Hubungan Kolom – Balok Keliling/Ringbalk Hubungan antara kolom dengan balok keliling/ringbalk harus dibuat tulangan kolom dilewatkan ke balok ring dengan panjang lewatan minimal 40 x diameter besi tulangan (lihat gambar 10) 13
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
2.1.7. Persyaratan Struktur Bangunan Rumah dari Kayu Persyaratan bangunan rumah jika menggunakan struktur rangka dari kayu harus memenuhi beberapa persyaratan bangunan sebagai berikut : a. b. c. d. e. f. g.
Bangunan harus terletak diatas permukaan tanah yang stabil Denah rumah sebaikanya sedrhana dan simetris Sloof diangkur ke pondasi Seluruh kerangka kayu harus terikat secara kokoh dan kaku Pada setiap sudut (lantai, dinding atap) diberi skoor kayu pengaku Gunakan kayu kering, pilih bahan atap yang ringan Untuk bahan dinding kayu pilih bahan yang ringan (papan) dan dipaku ke rangka dinding, sedagkan bila dinding menggunakan pasangan bata/bataco pasang angkur vertikal setiap jarak 30 cm yang dijangkarkan ke kolom h. Rangka kuda-kuda papan kaku atau kuda-kuda gantung pada titik simpul sambungan kayu diberi baut dan plat pengikat i. Pelaksanaan konstruksi harus dilakukan oleh tukang yang berpengalaman
14
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
2.2. Langkah-langkah perencanaan dan pelaksanaan kegiatan A. Langkah-langkah Perencanaan 1. Pembentukan KSM/Tim pelaksana rehabilitasi dan pembangunan rumah, yang keanggotaanya adalah terdiri dari penerima manfaat dan relawan yang peduli terhadap penanggulangan kemiskinan. 2. Memastikan kepemilikan hak tanah dan rumah atas nama calon penerima manfaat dengan bukti surat kepemilikan yang syah. 3. Melakukan survey kerusakan rumah dengan melakukan identifikasi kerusakan per sub komponen bangunan rumah dan data pemilik rumah (nama dan alamat) dengan menggunakan format survey kerusakan rumah (Form Survey RTLH), identifikasi kerusakan ini dilakukan untuk menentukan tingkat kerusakan rumah; 4. Membuat desain/gambar rencana rehabilitasi/pembangunan baru meliputi: o Gambar Denah o Gambar tampak depan/samping o Gambar potongan memanjang dan melintang o Gambar Pondasi o Gambar Struktur o Gambar pembesian o Detail sambungan ( Sambungan kayu , sambungan besi) 5. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB); 6. Langkah perencanaan dan pelaksanaan lebih lanjut dapat mengacu pada buku petunjuk teknis perencanaan dan pelaksanaan Infrastruktur PNPM Mandiri Perkotaan 2012 dan buku standar teknis bangunan rumah tahan gempa dan POB pembangunan rumah yang ditetapkan Kementerian PU. B. Langkah-langkah Pelaksanaan Untuk mempermudah dalam pembangunan struktur bangunan rumah dibagi kedalam 14 kelompok pekerjaan, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Pengukuran dan pembuatan bowplang; Penggalian pondasi; Pembuatan sloof dan lantai beton tumbuk; Pembuatan kusen pintu dan jendela; Pembuatan kuda-kuda; Pembuatan rangka pokok bangunan; Pemasangan dan penyetelan rangka pokok bangunan; Pemasangan rangka dinding, pemasangan kusen pintu kayu dan dinding papan; Pemasangan kuda-kuda serta gording dari kayu 8/12; Pemasangan atap dari seng gelombang beserta bubungan dan lisplang; Pemasangan daun pintu dan daun jendela beserta kuncinya; Pemasangan kamar madi dan WC; Pemasangan saluran pembuang air kotor dan kotoran (sanitasi) Pembersihan
15
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
Contoh Gambar Potongan dan Detail Potongan
16
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
Form Survey RTLH DATA HASIL SURVEY KERUSAKAN RUMAH Nama Pemilik
: ……………………………………………………
Alamat/RT/RW
: ……………………………………………………
Kelurahan
: …………………………………………………… Bobot (%)
1
No
Sub Komponen Bangunan
Terhadap Seluruh Bangunan
Kerusakan Maksimum
Bobot (%)
Nilai (%) (4x6)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Atap
a. Penutup Atap
10.56%
100%
b. Rangka Atap
11.62%
100%
2.06%
100%
c. List Plank & Talang Sub Total
2
Plafon
4.67%
100%
b. Penutup & List Plafon
5.06%
100%
c. Cat
1.41%
100%
a. Kolom & Balok Ring Dinding
b. Balok/ Dinding Pengisi c. Cat Sub Total
4
Pintu & Jendela
Lantai
7
Fondasi
Sanitasi
9.66%
100%
13.68%
100%
1.65%
100%
24.99% 2.07%
100%
b. Daun Pintu
2.47%
100%
c. daun Jendela
5.15%
100%
10.32%
a. Struktur Bawah
2.89%
100%
b. Penutup Lantai
8.96%
100%
Sub Total 6
11.14%
a. Kusen
Sub Total 5
24.24%
a. Rangka Plafon
Sub Total
3
Tingkat Kerusakan
Komponen Bangunan
a. Fondasi
11.85% 11.15%
100%
b. Sloof
3.30%
100%
Sub Total
14.45%
a. Kamar Mandi, WC
1.79%
100%
b. Saluran Pembuang Air Kotor & Kotoran (sanitasi)
1.22%
100%
Sub Total JUMLAH TOTAL
3.01% 100.00%
NILAI TINGKAT KERUSAKAN (%)
17
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
Bagian 3 IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB) 3.1.
Pengertian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Secara umum IMB diberikan oleh pemerintah untuk membangun, merenovasi atau merubah bangunan gedung dan memeriksa bangunan gedung yang akan dibangun sesuai dengan kaidah-kaidah administrasi, teknis dan peraturan perundangan tentang bangunan gedung. Kondisi di masyarakat awam kurang memiliki pengetahuan teknis tentang pembangunan bangunan sehingga perlu adanya IMB. IMB diperlukan untuk melindungi pemilik bangunan dalam perencanaan dan pelaksanaan konstruksi bangunan. Suatu bangunan gedung akan diperiksa diantaranya untuk menjamin keamanan, sanitasi dan lingkungan sekitar suatu bangunan sebelum, saat dan sesudah pembangunan berdasarkan IMB. Yang bisa mengajukan IMB adalah setiap warga negara yang akan membangun rumah harus mengurus IMB dan pemilik bangunan wajib mengajukan permohonan IMB. Permohonan IMB diajukan sebelum pelaksanaan konstruksi dan permohonan harus dilengkapi dengan persyaratan IMB yang sudah ditetapkan. Aspek yang perlu diperhatikan dalam IMB yaitu :Aspek administrasi yaitu berupa peraturan dan ketentuan terkait dengan IMB yang disesuaikan dengan daerah kemudian melihat fungsi dan peran dari IMB dan Aspek yang kedua aspek teknis yaitu persyaratan garis sempadan, gambar desain/rencana bangunan dan pelaksanaan konstruksi bangunan.
3.2.
Retribusi Administrasi Izin Mendirikan Bangunan Retribusi Administrasi adalah dana yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten/Kota atas pelayanan yang diberikan untuk biaya proses administrasi IMB yang meliputi pemecahan dokumen izin mendirikan bangunan, pembuatan duplikat/copy, pemutakhiran data atas permohonan pemilik bangunan, dan/atau non teknis lainnya. Besaran biaya pengurusan IMB di setiap lokasi (kab/kota) berbeda-beda tergantung perda masing-masing kabupaten/Kota.
3.3.
Fungsi dan peran Fungsi dan peran IMB adalah terciptanya penataan bangunan secara fungsional, sesuai dengan tata bangunan gedung serta serasi dan selaras dengan lingkungannya. Tertib penyelenggaraan bangunan gedung dengan menjamin keandalan teknis, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, kemudahan dan adanya kepastian hukum bagi masyarakat dan pemerintah.
18
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
3.4.
Proses pengurusan IMB: 1. Pemohon Pemohon adalah orang atau badan hukum, kelompok orang, atau perkumpulan yang mengajukan permohonan izin mendirikan bangunan gedung kepada pemerintah kabupaten/kota. Adapun langkah-langkah pengurusan IMB adalah sbb: • • • •
Mengambil formulir di Instansi Pengurusan IMB Mengisi formulir Pengesahan petugas Lurah dan Camat Menyerahkan formulir yang telah diisi, menyertakan persyaratan administrasi beserta surat pengesahan Lurah dan Camat.
2. Persyaratan Permohonan IMB Permohonan IMB ditujukan kepada Walikota c/q Kepala Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan Kota dengan mengisi formulir yang telah disediakan dan dengan melengkapai persyaratan sebagai berikut: A. Persyaratan Administrasi Persyaratan Administrasi Meliputi: 1. 2. 3. 4.
Mengisi Formulir Surat Permohonan IMB. Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)yang berlaku. Fotocopy Pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan ( PBB ) terbaru. Foto copy Hak Atas Tanah yang telah disetujui oleh pejabat yang berwenang,
B. Persyaratan Teknis Persyaratan Teknis meliputi: - Gambar Rencana Bangunan rangkap 3 : 1. Denah / Site Plan Tampak 2. Potongan 3. Gambar Konstruksi 4. Sumur peresapan, septic tank, dan bak kontrol. 5. Untuk Bangunan Pagar (Denah, Tampak Potongan dan Situasi) 3.5.
Peran Pemda dan Konsultan Mengingat sebagian besar masyarakat masih awam dalam mengurus IMB, maka diharapkan pemerintah daerah (Dinas Tata Kota dan Tata Bangunan) bersama-sama dengan konsultan (korkot dan tim) diharapkan dapat memberikan sosialisasi tentang prsosedur pengurusan dan manfaat IMB, dengan adanya sosialisasi IMB tersebut diharapkan masyarakat mulai menyadari akan pentingnya IMB. Selain itu diharapkan juga dari pemerintah 19
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
daerah memfasilitasi dan mempermudah masyarakat yang berkeinginan untuk mengajukan permohonan IMB. Penerepan Ijin Mendirikan Bangunan di PNPM Mandiri Perkotaan disarankan untuk mengurus IMB bilamana akan melaksanakan pembangunan rumah baru, sedangkan untuk rehabilitasi atau merubah bangunan yang bersifat penggantian sebagian bangunan seperti dinding, atap, lantai dll. tidak disarankan. Diagarm Proses Pengurusan IMB PENGAJUAN PEMBUATAN IMB Mengisi Formulir Foto Copy KTP Foto Copy Surat-surat: Bukti Kepemilikan Tanah Bukti Pembayaran PBB Keterangan Girik Gambar Rancangan Bangunan
PENERBITAN IP (IJIN PEMBANGUNAN) Pemohon Sudah bisa mulai membangun selama masih sesuai dengan IP
PENERBITAN IMB
PENGAWASAN LAPANGAN DAN EVALUASI BERKALA
Pemohon akan mendapatkan: Informasi/revisi GSB dll. Revisi Lain-lain yang tercantum dalam gambar rancangan bila ada
Referensi : Permen PU nomor : 24/PRT/M/2007 Tanggal 9 Agustus 2007 Tentang Pedoman Teknis Mendirikan Bangunan Gedung
20
PNPM Mandiri Perkotaan POB Pembangunan Rumah Tinggal Layak Huni
21