PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) TAILOR-MADE PELAKSANAAN PLPG
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Profesi Pendidik 2012
KATA PENGANTAR Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) pada tanggal 25 Februari 2012 telah menyelenggarakan Uji Kompetensi Awal (UKA) guru yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia. Tujuan utama UKA guru 2012 adalah: a) melakukan pemetaan kompetensi guru, b) menyeleksi calon peserta yang memenuhi kelayakan kompetensi untuk mengikuti pendidikan dan latihan guru, dan c) entry point pendidikan dan latihan guru. UKA guru ini merupakan bagian integral dari proses sertifikasi/Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), yang terdiri dari tiga tahapan utama, yaitu Uji Kompetensi Awal, Pendidikan dan Latihan, dan Uji Kompetensi Akhir. UKA guru 2012 diikuti oleh lebih dari 281 ribu peserta atau 98,30% dari peserta yang mendaftar (285,8 ribu). Secara umum hasil UKA guru 2012 menunjukkan bahwa tingkat kompetensi guru masih relatif rendah. Kondisi ini terlihat pada nilai rata-rata nasional, yaitu 42,25 dengan standar deviasi 12,7. Dengan menggunakan passing grade 30,0, dari 281.019 ribu peserta UKA, sebanyak 248,773 ribu (88,5%) berhak melanjutkan ke program pendidikan dan latihan. Sedangkan sebanyak 32,2 ribu peserta (11,5%) masih perlu mengikuti pembinaan dan bimbingan.
Memperhatikan hasil UKA guru 2012, perlu dirancang secara khusus untuk pendidikan dan latihan guru dalam rangka sertifikasi serta perencanaan yang matang mulai dari metodologi dan materi agar kompetensi guru setelah mengikuti PLPG memperoleh hasil yang signifikan (Max ∆ = {X2 – X1}). Melalui uji kompetensi ini, LPTK penyelenggara PLPG akan menerima calon peserta dengan peta kompetensi yang jelas sehingga disain pendidikan dan latihan harus menggunakan prinsip-prinsip tailor-made, yaitu strategi pembelajaran PLPG berdasarkan kemampuan guru, bukan one size fits all. Untuk itu dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan PLPG khususnya dalam meningkatkan kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik guru, perlu disusun Prosedur Operasional Baku (POB) TailorMade Pelaksanaan PLPG sebagai acuan seluruh LPTK penyelenggara Sertifikasi Guru Tahun 2012.
Latar Belakang Aktualisasi tugas guru sebagai tenaga professional sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, selain harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (D-4), seorang guru juga diharuskan memiliki sertifikat pendidik sebagai salah satu bukti kepemilikan kompetensi yang dipersyaratkan Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru Pasal 65 huruf b dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan menjelaskan bahwa sertifikasi bagi guru dalam jabatan dalam rangka memperoleh sertifikat pendidik dilaksanakan melalui berbagai pola. Dalam hal ini guru dalam jabatan yang telah memenuhi persyaratan dapat mengikuti sertifikasi melalui: (1) Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsung (PSPL), (2) Penilaian Portofolio (PF), (3) Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG), atau (4) Pendidikan Profesi Guru (PPG). .Alur pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Alur sertifikasi bagi guru dalam Jabatan Tahun 2012 Dalam konteks sertifikasi guru dalam jabatan melalui pola PLPG, telah diatur pelaksanaannya dalam Buku 4: Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Tahun 2012 yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Untuk melengkapi rambu-rambu tersebut, maka dalam rangka penyelenggaraan PLPG yang mengacu prinsip-prinsip Tailor-Made (strategi pembelajaran PLPG berdasarkan kemampuan guru), Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMPK dan PMP) menerbitkan POB Tailor-Made pelaksanaan PLPG. Penerbitan POB Tailor-Made pelaksanaan PLPG dilatarbelakangi oleh rendahnya rerata hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) Guru (rerata nasional 42,25 dari skor maksimal 100). Uji Kompetensi Awal (UKA) diukur menggunakan instrumen dengan komposisi 70% komponen materi bidang studi dan 30% komponen pedagogik. Berdasarkan hasil Uji Kompetensi Awal inilah, maka diperlukan perubahan struktur program PLPG sesuai dengan kebutuhan Tailor-Made yang diusulkan. Prosedur Operasional Baku (POB) merupakan pelengkap Buku 4 : Rambu-Rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Tahun 2012. Prosedur Operasional Baku (POB) ini diterbitkan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan PLPG di LPTK. A. Dasar Hukum Sertifikasi bagi guru dalam jabatan sebagai upaya meningkatkan profesionalitas guru di Indonesia, diselenggarakan berdasarkan landasan hukum sebagai berikut. 1. Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; 2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru;
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik; 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2012 tentang Sertifikasi bagi Guru Dalam Jabatan. B. Tujuan Prosedur Operasional Baku (POB) ini merupakan panduan pemenuhan Tailor-Made Pelaksanaan PLPG yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan PLPG khususnya dalam meningkatkan kompetensi professional (penguasaan substansi bidang studi) guru dan kompetensi pendagogik. C. Mekanisme PLPG Tailor-Made Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) diselenggarakan selama 10 (sepuluh) hari dengan bobot 90 Jam Pembelajaran (JP). Agar PLPG dapat dilaksanakan secara efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut: 1. Penempatan Peserta LPTK penyelenggara PLPG mengelompokkan peserta PLPG berdasarkan hasil UKA. Pengelompokkan ini terdiri dari: (1) kelompok peserta di bawah rerata UKA (30 ≤ X1< 42), dan (2) kelompok peserta di atas rerata UKA (X1 ≥ 42).
2. Kurikulum a. Komposisi jumlah jam pada materi pokok (B1 dan B2) dalam struktur kurikulum PLPG didasarkan pada hasil UKA sebagaimana tercantum dalam Buku 4; b. LPTK merancang strategi pelaksanaan PLPG, materi pembelajaran, dan pengalokasian waktu untuk setiap materi PLPG sesuai dengan struktur dan karakteristik peserta. 3. Instruktur Penugasan instruktur harus mempertimbangkan penguasaan substansi dan kemampuan mengapli kasikan berbagai metode dan teori yang relevan serta memiliki komitmen dalam menjalankan tugas. 4. Tempat Pelaksanaan PLPG Pemilihan tempat pelaksanaan PLPG harus layak untuk proses pembelajaran dengan memperhatikan: a. Kecukupan dan kelayakan ruangan, b. Rasio jumlah peserta dan luas ruang belajar, ruang peer teaching, c. Kecukupan dan kelayakan meubelair d. Kecukupan dan kelayakan alat bantu/media pembelajaran
5. Proses Pembelajaran PLPG a. Sebelum memulai pembelajaran, instruktur harus menjelaskan target capaian dan garis besar materi pembelajaran PLPG. b. Proses pembelajaran diorientasikan pada pencapaian kompetensi bukan pada isi materi, sehingga seluruh aktivitas belajar diarahkan pada kompetensi yang terukur. c. Proses pembelajaran dielaborasi secara berjenjang dan proporsional sesuai entry level peserta (hasil UKA). LPTK melaksanakan kegiatan diklat yang berbeda, baik aspek substansi materinya maupun metodologi pembelajaran secara klasikal, kelompok maupun individu, baik bagi kelompok peserta dengan hasil UKA di atas maupun di bawah rerata. d. Pembelajaran untuk penguatan/pendalaman kompetensi profesional dilengkapi dengan tugas individu dalam berbagai bentuk antara lain mengerjakan soal, membaca buku, membuat ringkasan buku, membuat makalah, dan diskusi kelompok dengan topik sesuai dengan materi PLPG. e. LPTK merencanakan dan melaksanakan bimbingan khusus dan perlakuan khusus bagi kelompok peserta di bawah rerata. f. Sesuai dengan rambu-rambu pada Buku 4, jika alokasi waktu materi penguatan bidang studi (B1 = 25 JP) bagi kelompok peserta di bawah rerata
dirasa kurang, maka dapat mengambil alokasi waktu materi model-model pembelajaran (B2 = 10 JP) maksimal 6 JP. Jika sisa alokasi waktu materi model-model pembelajaran dirasa kurang, maka penyampaian materinya dapat dilakukan secara terintegrasi dalam pelaksanaan workshop pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran. g. Penyampaian materi secara terintegrasi dalam pelaksanaan workshop pengembangan dan pengemasan perangkat pembelajaran dilakukan dengan cara terpadu (nested) atau terhubung (connected). h. Pembelajaran mendorong peserta PLPG untuk mampu mengembangkan kompetensinya secara mandiri, berpikir kritis, dan memecahkan masalah. i. Pembelajaran mendorong guru peserta PLPG untuk memanfaatkan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar, misalnya : internet, tumbuhan, dan halaman sekolah. j. Workshop dimulai dengan penjelasan instruktur tentang format, substansi, dan indikator keberhasilan workshop. k. Dalam memfasiltasi workshop, instruktur harus aktif menumbuhkan kreativitas dan mendorong peserta dapat menggali pengalamannya untuk dituangkan dalam perangkat pembelajaran.
l.
Instruktur peka (cepat tanggap) terhadap permasalahan yang dihadapi peserta. m. Instruktur harus menguasai susbtansi dan mampu mengaplikasikan berbagai pendekatan dan teori yang relevan 6. Penilaian Pembelajaran a. Pelaksanaan Ujian Tulis Nasional (UTN) dilaksanakan pada akhir setiap tahapan PLPG. b. Soal Ujian Tulis Nasional (UTN) dikembangkan secara nasional di bawah koordinasi Badan PSDMPK dan PMP dan hanya digunakan untuk 1 (satu) kali ujian. c. LPTK berkewajiban menjaga kerahasiaan soal Ujian Tulis Nasional (UTN). d. Penilaian harus dilakukan secara sahih, adil, obyektif, dan akuntabel. e. Kelulusan peserta PLPG ditetapkan dengan ketentuan 1) Penilaian menggunakan acuan patokan (PAP) 2) Skor Ujian Tulis Nasional (SUTN) ≥42; dan 3) Skor Uji Tulis (SUT) ≥ 60; SUT = 0,4SUTN + 0,6SUTL SUTL = Skor Uji Tulis LPTK 4) Skor Ujian Praktik (SUP) ≥ 65 5) Skor Akhir Kelulusan (SAK) ≥ 65; SAK = 0,25SUT + 0,30SUP + 0,25HW + 0,1SP + 0,1SS
D. Penjaminan Mutu Tailor Made PLPG 1. LPTK penyelenggara sertifikasi guru wajib melaksanakan PLPG sesuai ketentuan yang ditetapkan yaitu mengacu prinsip-prinsip TailorMade. 2. Penyelanggaraan PLPG akan dievaluasi setiap tahun meliputi penyelenggaraan, pengelolaan administrasi dan kendali internal akademis terhadap konerja instruktur 3. Masing-masing rayon harus melakukan monev internal yang dilaksanakan secara terstruktur dan terprogram. 4. Hasil Monev internal menjadi bagian dari laporan pelaksanaan PLPG. E. Penutup Prosedur Operasional Baku (POB) Tailor-Made Pelaksanaan PLPG disusun sebagai pelengkap Buku 4: tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) untuk acuan seluruh LPTK dalam penyelenggaraan Sertifikasi Guru Tahun 2012. Efektifitas pelaksanaan PLPG dapat tercapai apabila seluruh unsur terkait mempunyai persepsi yg sama dan komitmen tinggi untuk peningkatan profesionalitas guru.