PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN RISIKO NILAI TUKAR DAN KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SAAT PEMERINTAHAN JOKO WIDODO (Studi Empiris Pada Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Benedikta Yulia L. K NIM: 122114056
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HUBUNGAN RISIKO NILAI TUKAR DAN KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SAAT PEMERINTAHAN JOKO WIDODO (Studi Empiris Pada Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Benedikta Yulia L. K NIM: 122114056
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI HUBUNGAN RISIKO NILAI TUKAR DAN KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SAAT PEMERINTAHAN JOKO WIDODO (Studi Empiris Pada Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
Oleh: Benedikta Yulia L. K NIM: 122114056
Telah Disetujui oleh:
Pembimbing
Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA, CA
Tanggal: 28 Juni 2016 ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
"Janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu" (Ibrani 10: 35-36) "Nothing is impossible, the word itself says I'm possible"
(Audrey Hepburn)
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapatkan; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu" (Matius 7: 7)
Tetapi kamu ini, kuatkanlah hatimu, jangan lemah semangatmu, karena ada upah bagi usahamu (2 Tawarikh 15: 07)
Skripsi ini kupersembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai setiap langkahku Bapakku tercinta FX Suripta Ibuku tersayang Lucia Sri Maryati Adekku Ludovico Leonardo Kurniawan Semua teman-teman dan sahabat-sahabatku iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: HUBUNGAN RISIKO NILAI TUKAR DAN KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SAAT PEMERINTAHAN JOKO WIDODO (Studi Empiris Pada Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 21 Juli 2016 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan dari penulis aslinya. Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak dengan ini daya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima. Yogyakarta, 30 September 2016 Yang membuat pernyataan,
(Benedikta Yulia L. K.)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Benedikta Yulia Lydia Kurniawati
Nomor Mahasiswa : 122114056 Demi pengembahangn ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: HUBUNGAN RISIKO NILAI TUKAR DAN KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SAAT PEMERINTAHAN JOKO WIDODO (STUDI EMPIRIS PADA BANK-BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014) Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atai media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meninta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 30 September 2016 Yang menyatakan,
Benedikta Yulia L. K
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis dari awal penyusunan skripsi hingga akhir penyususnan skripsi yang berjudul "Hubungan Risiko Nilai Tukar Dan Kinerja Keuangan Bank Sebelum Dan Saat Pemerintahan Joko Widodo (Studi Empiris Pada Bank-Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)". Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin berterima kasih kepada: 1.
Tuhan Yesus Kristus atas besar kuasanya dan penyertaannya selama penulis mengerjakan skripsi serta kelancaran dan kemudahan yang diberikan kepada penulis melalui orang-orang yang tidak henti membantu dan memberikan semangat kepada penulis selama mengerjakan skripsi.
2.
Bapak Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Bapak Y. P Supardiyono, M.Si., Ak, QIA selaku ketua program studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.
Ibu Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak, QIA, CA selaku dosen pembimbing yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, masukan, semangat serta saran yang berguna bagi penyusunan skripsi ini.
5.
Bapak Dr. Titus Odong Kusumajati, M.A. selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA) saya selama menempuh pendidikan di Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
6.
Bapak dan Ibuku yang selalu tidak pernah bosan untuk memberikan semangat, dorongan dan doa kepada penulis selama penulis menyusun skripsi ini. Skripsi ini ku persembahkan untuk kalian orangtuaku, sebagai wujud terimakasih penulis kepada kalian.
7.
Adikku tercinta Ludovico Leonardo terimakasih untuk semangatnya ndut.
8.
Sahabat dari SD Galuh. Terima kasih telah menjadi sahabat penulis dari SD hingga sekarang. Terima kasih terlah mengisi hidup penulis dengan tawa, sedih, bahagia. Terima kasih telah menjadi sister from another mother and father. Terima kasih telah mengerti sifat dan kelakuan penulis baik dan buruk. Terima kasih telah memberikan saran atas semua curhat dan kelukesah penulis selama ini.
9.
Sahabat-sahabatku di bangku kuliah: Tia, Ignatia, Maria, dan Osi. Terima kasih untuk canda tawa, suka duka selama di bangku perkuliahan ini. Terima kasih untuk waktu yang sudah kalian berikan kepada penulis selama penulis menyusun skripsi ini. Terima kasih sudah mau mendengarkan curhatan dan kekecewaan penulis.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Sahabat-sahabat asrama di SMA: Della, Christine, Septian, Sandra, Arum, Tiwi. Terima kasih telah mengisi hidupku selama ini. Terima kasih untuk sayang, kebaikan dan kepedulian kalian kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Terima kasih untuk doa, cinta kalian kepada penulis. Sayang kalian sahabat-sahabatku. 11. Teman-teman seperjuangan MPAT: Risma, Vita, Monik, Agnes, Putri, Wida, Lasma, Asri, Ve, Sella, Vian, Yosua, dan Miko. 12. Seluruh teman-teman angkatan 2012 Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Yogyakarta.
Yogyakarta, 30 September 2016
Benedikta Yulia Lydia Kurniawati
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................I HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................II HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................III HALAMAN PERSEMBAHAN..........................................................................IV HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................V HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ..........................VI HALAMAN KATA PENGANTAR ...................................................................VII HALAMAN DAFTAR ISI .................................................................................X HALAMAN DAFTAR TABEL .........................................................................XII HALAMAN DAFTAR GAMBAR .....................................................................XIII HALAMAN DAFTAR GRAFIK ......................................................................XIV ABSTRAK ..........................................................................................................XV ABSTRACT ........................................................................................................xvi BAB I
PENDAHULUAN ......................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................1 B. Batasan Masalah .....................................................................5 C. Rumusan Masalah ...................................................................5 D. Tujuan Penelitian ....................................................................5 E. Manfaat Penelitian ..................................................................5 F. Sistematika Penulisan .............................................................6
BAB II
LANDASAN TEORI ..................................................................8 A. Kinerja Keuangan ...................................................................8 B. Bank ........................................................................................10 C. Risiko Nilai Tukar ..................................................................16 D. Jenis-Jenis Eksposur Valuta Asing .........................................20 E. Akuntansi Risiko Nilai Tukar .................................................22 F. Penelitian Terdahulu ...............................................................26 G. Perumusan Hipotesis...............................................................29
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN ............................................................33 A. Jenis Penelitian .......................................................................33 B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................33 C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................33 D. Populasi dan Sampel Penelitian ..............................................33 E. Teknik Pengumpulan Data......................................................34 F. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Variabel .........35 G. Teknik Analisis Data ..............................................................36
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................41 A. Sejarah Bursa Efek Indonesia .................................................41 B. Gambaran Umum Perusahaan ................................................43
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN.................................47 A. Analisis Data ...........................................................................47 B. Pembahasan ............................................................................60
BAB VI
PENUTUP ...................................................................................66 A. Kesimpulan .............................................................................66 B. Keterbatasan Penelitian...........................................................67 C. Saran .......................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................68 LAMPIRAN .....................................................................................................72
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Posisi Devisa Neto (PDN) ............................................................. 18
Tabel 2.2
Posisi PDN .................................................................................... 19
Tabel 3.1
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ........................................................................ 39
Tabel 4.1
Bank-bank Sampel Periode Sebelum Pemerintahan Jokowi ........ 44
Tabel 4.2
Bank-bank Sampel Periode Saat Pemerintahan Jokowi ............... 45
Tabel 5.1
Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Bank Sebelum Jokowi ..... 48
Tabel 5.2
Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Bank Sebelum Jokowi...... 52
Tabel 5.3
Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Bank Saat Jokowi ........... 55
Tabel 5.4
Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Bank Saat Jokowi ............ 57
Tabel 5.5
Hasil Uji Korelasi Risiko Nilai Tukar Tahun Dengan Kinerja Keuangan Bank Sebelum Pemerintahan Jokowi ........................... 59
Tabel 5.6
Hasil Uji Korelasi Risiko Nilai Tukar Tahun Dengan Kinerja Keuangan Bank Saat Pemerintahaan Jokowi ................................ 60
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Perbandingan Konseptual antara Eksposur Transaksi, Ekonomi, dan Akuntansi .............................................................. 22
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GRAFIK
Grafik 5.1
Grafik Risiko Nilai Tukar Bank Sebelum Jokowi ........................ 49
Grafik 5.2
Grafik Kinerja Keuangan Bank Sebelum Jokowi ........................ 52
Grafik 5.3
Grafik Risiko Nilai Tukar Bank Saat Jokowi ............................... 56
Grafik 5.4
Grafik Kinerja Keuangan Bank Saat Jokowi ................................ 58
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
HUBUNGAN RISIKO NILAI TUKAR DAN KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SAAT PEMERINTAHAN JOKO WIDODO (Studi Empiris Pada Bank-Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)
Benedikta Yulia L. K NIM: 122114056 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan bank sebelum dan saat pemerintahan Joko Widodo. Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas atau kerugian akuntansi setelah pajak. Risiko nilai tukar diambil dari jumlah selisih kurs yang terdiri dari keseluruhan keuntungan dan kerugian dari translasi dan transaksi yang termasuk dalam laba rugi setelah pajak untuk tahun keuangan. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu mendeskripsikan hubungan antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan bank. Penelitian ini menggunakan teknik penelusuran literatur, yaitu dengan cara mengumpulkan data laporan keuangan yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji statistik deskriptif dan uji korelasi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara variabel risiko nilai tukar dan variabel kinerja bank sebelum dan saat pemerintahan Joko Widodo, yang terbukti dengan nilai probabilitas variabel lebih kecil dari 0,05. Nilai koefisien korelasi yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan bank. Kata kunci: Perbankan, Manajemen Risiko, Risiko Nilai Tukar, Kinerja Keuangan
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF CURRENCY RISK AND FINANCIAL PERFORMANCE OF BANK BEFORE AND DURING JOKO WIDODO'S ADMINISTRATION (An Empirical Study at Banks Listed in Indonesia Stock Exchange Period of 2010-2014)
Benedikta Yulia L. K NIM: 122114056 Sanata Dharma University Yogyakarta 2016
The purpose of this study was to understand the relationship between currency risk and financial performance of bank before and during Joko Widodo's administration. Financial performance was measured here by after-tax accounting profitability or losses. Currency risk was taken as the amount of exchange differences comprising the aggregate of translation and transaction gains and losses included in the after-tax net profit or loss for the financial year. This study was a descriptive correlational study using a quantitative approach, which described the relationship between currency risk and financial performance of bank. This study used literature study approach by collecting the financial statement data which was obtained from The Indonesia Stock Exchange. The data analysis technique used was descriptive statistics and correlation test. The results showed a positive relationship between the variables currency risk and the bank's financial performance before and during Joko Widodo's administration, which was shown by the variable probability value less than 0,05. The positive and significant coefficient of correlation indicated a direct relationship between currency risk and financial performance of bank. Keywords: Banking, Risk Management, Currency Risk, Financial Performance
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Proses globalisasi yang tengah melanda dunia saat ini menyebabkan adanya pertukaran informasi yang sangat cepat. Adanya informasi ini akan dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi dalam menjalankan usahanya, dan akan menyebabkan timbulnya persaingan di pasar faktor produksi yang semakin tajam dalam dunia perdagangan internasional. Dalam melakukan aktivitas perdagangan internasional para pelaku ekonomi memerlukan adanya mata uang asing. Namun nilai tukar mata uang tidak selalu tetap melainkan terus berfluktuasi, dan perubahan ini merupakan suatu ketidakpastian yang dapat mempengaruhi aset dan liabilitas serta kinerja keuangan perusahaan, terutama perusahaan yang melakukan transaksi dalam mata uang asing. Selain faktor ekonomi, faktor sosial dan politik juga dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara. Perubahan nilai tukar mata uang sangat berpengaruh pada semua sektor industri di Indonesia, salah satunya sektor perbankan. Hal ini dikarenakan sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang banyak melakukan transaksi dalam mata uang asing, dan kinerja bank dapat terpengaruh dengan adanya perubahan nilai tukar mata uang. Suatu bank yang aktif dalam perdagangan internasional dan transaksi valuta asing harus memelihara persediaan pada posisi tertentu dalam beberapa mata uang asing. Hal ini dilakukan untuk membuka peluang memperoleh keuntungan karena
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
adanya perubahan nilai tukar, sekaligus untuk mengurangi peluang menanggung risiko rugi (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Dalam melakukan kegiatan usahanya bank akan selalu berhubungan dengan berbagai bentuk risiko. Risiko bank merupakan potensi terjadinya suatu kejadian yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Adanya risiko ini memicu munculnya sebuah instrumen keuangan dan alat analisis untuk mengelola
risiko,
yaitu
dengan
cara
melakukan
manajemen
risiko
menggunakan analisis Value at Risk (VaR). Pengukuran VaR dilakukan dengan menggunakan Posisi Devisa Neto (PDN) dari masing-masing valuta asing. Penetapan Posisi Devisa Neto (PDN) dimaksudkan agar bank-bank dalam mengambil posisi selalu dalam pengawasan, sehingga apabila terjadi perubahan nilai tukar secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang besar bank tidak mengalami gangguan yang dapat berakibat fatal. Pada tahun 2014 Indonesia mengalami gejolak politik yang berdampak begitu besar bagi perekonomian Indonesia, dimulai pada bulan Februari sampai April 2014, rupiah terus mengalami peningkatan hingga mencapai Rp 11.200,00 per USD. Pasca pemilihan pada tanggal 9 April 2014, suhu politik di Indonesia kembali memanas yang mengakibatkan rupiah melemah hingga menembus Rp 12.400,00 per USD. Kemudian pada bulan September sampai Oktober 2014 muncul isu jika Bank Sentral Amerika The Fed akan menaikkan suku bunganya hingga satu persen, hal ini membuat nilai tukar Amerika Serikat semakin menguat dan berdampak signifikan terhadap mata uang negara lain, termasuk rupiah. Puncaknya pada bulan November sampai Desember 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
nilai tukar rupiah memasuki masa terburuknya hingga rupiah sempat dikategorikan kedalam “lima besar uang sampah di dunia” versi The Richest. Uang sampah merupakan uang yang mempunyai nilai sangat rendah terhadap mata uang lain. Ada beberapa studi mengenai dampak akuntansi dari risiko nilai tukar pada lembaga-lembaga non-bank di Amerika Serikat. Menurut penelitian Rodgriguez (1977) dalam (Kamau, 2015), yang menguji dampak dari FASB No. 8 pada laba yang dilaporkan untuk perusahaan-perusahaan non-keuangan di Amerika Serikat pada tahun 1975, menemukan bahwa hanya 13 perusahaan dari total 70 perusahaan yang melaporkan dampak risiko nilai tukar lebih dari 5 persen dari laba bersih. Oleh karena itu Rodgriguez menyimpulkan bahwa dengan adopsi FASB No. 8 tidak akan secara material mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan multinasional non-keuangan di Amerika Serikat. Menurut penelitian oleh Bisnis Internasional Money Report (BIMR) (1977), dalam (Kamau, 2015), menemukan bahwa dampak rata-rata risiko nilai tukar adalah sebesar 8,3 persen dari laba bersih untuk 22 perusahaan multinasional non-keuangan di Amerika Serikat pada tahun 1976 dengan dampak terbesar kerugian sebesar 35,4 persen. Menurut Cooper (1978) dalam (Kamau, 2015), pada sebuah survei penelitian tentang praktik manajemen yang digunakan untuk melawan dampak negatif dari SFAS No. 8 pada laporan keuangan perusahaan non-keuangan di Amerika Serikat menemukan bahwa sebanyak 185 perusahaan dari total 195 perusahaan memperkirakan bahwa efek pendapatan risiko nilai tukar adalah kurang dari 10 persen. Dari hasil temuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
tersebut, Cooper menyimpulkan bahwa dampak dari risiko nilai tukar pada laba bersih tidak signifikan untuk sebagian besar perusahaan. Menurut penelitian Griffin (1979) dalam (Kamau, 2015), sampel yang digunakan pada penelitian Rodgriguez (1977) didasarkan pada perusahaanperusahaan yang secara sukarela menerapkan FASB No. 8 sebelum tanggal efektif yang kemudian mengakibatkan perusahaan-perusahaan tersebut tidak mungkin secara material sudah dipengaruhi oleh implementasi awal. Baik Rodgriguez (1977) dan Cooper (1978) mendefinisikan dampak material menggunakan cut-off sebesar 5 persen dari laba bersih sementara tidak ada tingkat materialitas cut-off yang berlaku umum. Akibatnya, cut-off sebesar 5 persen bisa saja terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk beberapa perusahaan. Menurut Kamau (2015) dalam penelitian yang dilakukan pada Bank Multilateral di Amerika Serikat untuk periode tahun 1998/1999-2005/2006 menggunakan uji regresi sederhana menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan Bank Multilateral untuk Periode Tahun 1998-2006. Berdasarkan hasil penelitian-penelitain sebelumnya, diketahui bahwa sebagian besar dari penelitian tersebut dilakukan di Amerika Serikat dan dikarenakan belum adanya penelitian mengenai risiko nilai tukar pada bank komersial di Indonesia mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tersebut dengan judul “Hubungan Risiko Nilai Tukar Dan Kinerja Keuangan Bank Sebelum Dan Saat Pemerintahan Joko Widodo (Studi Empiris Pada Bank-Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014).”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
B. Batasan Masalah Komponen dari risiko nilai tukar yang diteliti dalam penelitian ini adalah risiko transaksi dan risiko translasi. Sedangkan risiko ekonomi tidak diteliti dalam penelitian ini dikarenakan catatan akuntansi dan laporan keuangan tidak melaporkan risiko tersebut secara langsung. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, penulis mengajukan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan sebelum pemerintahan Joko Widodo? 2. Apakah terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan saat pemerintahan Joko Widodo? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan sebelum pemerintahan Joko Widodo. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan saat pemerintahan Joko Widodo. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
1. Bank Komersial Hasil penelitian dapat diharapkan dapat memberikan informasi terhadap pihak Bank Komersial tentang dampak dari risiko nilai tukar terhadap kinerja keuangan Bank Komersial. 2. Universitas Sanata Dharma Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan universitas dan dapat digunakan sebagai referensi yang baik dan sebagai tambahan informasi dalam penelitian selanjutnya. 3. Pembaca Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu dan pengetahuan para pembaca dalam ilmu Managemen Keuangan dan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. 4. Penulis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti dari penerapan ilmu yang didapatkan oleh penulis dalam bidang Manajemen Keuangan. F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menerangkan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian dan sistematika penulisan dalam penelitian ini. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini menerangkan berbagai teori yang berkaitan dengan penelitian ini berdasarkan literatur-literatur dari penelitian-penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
sebelumnya, di dalam bab ini juga dijelaskan kerangka pemikiran dalam perumusan hipotesis yang akan diuji. BAB III : METODA PENELITIAN Bab ini berisi deskripsi tentang bagaimana penelitian akan dilakukan, teknik yang akan digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data, teknik yang digunakan untuk menganalisis data, termasuk tempat dan waktu penelitian, variabel-variabel yang ada di dalam penelitian ini. BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini berisi gambaran umum tentang perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini. BAB V : ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang analisis data yang dilakukan oleh penulis dengan bantuan program SPSS 21 untuk menjawab rumusan masalah penelitian. BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi tentang kesimpulan penulis dari hasil analisis data, keterbatasan-keterbatasan yang ditemui penulis dalam penelitian ini, serta
saran-saran
dari
penulis
bagi
penelitian
selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kinerja Keuangan Menurut Fahmi (2011) kinerja keuangan adalah analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana sebuah perusahaan sudah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar yang tercermin dari informasi yang diperoleh pada neraca (balancesheet), laporan laba rugi (income statement) dan laporan arus kas (cash flow statement). Penilaian kinerja untuk setiap perusahaan berbeda-beda tergantung ruang lingkup bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Perusahaan dengan sektor keuangan seperti perbankan memliki ruang lingkup yang berbeda dengan ruang lingkup bisnis lainnya. Hal ini dikarenakan perbankan merupakan mediasi yang menghubungkan mereka yang memiliki kelebihan dana (surplus financial) dengan mereka yang memiliki kekurangan dana (defisit financial), dan bank memiliki tugas untuk menjembatani keduanya. Menurut Fahmi (2011) ada 5 (lima) tahap dalam melakukan analisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum, yaitu: 1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan Review dilakukan agar laporan keuangan yang telah dibuat sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum di dalam dunia akuntansi, sehingga hasil dari laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
2. Melakukan perhitungan Dalam melakukan perhitungan penerapan metode perhitungan yang digunakan haruslah disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dihadapi sehingga hasil dari perhitungan dapat memberikan kesimpulan yang sesuai dengan analisis yang diinginkan. 3. Melakukan perbandingan terhadap hasil perhitungan yang telah diperoleh Hasil perhitungan yang telah diperoleh dibandingkan dengan hasil perhitungan yang diperoleh dari perusahaan lainnya. Metode perbandingan yang paling umum dipergunakan adalah metode time series analysis, yaitu dengan membandingkan secara antar waktu atau antar periode dan cross sectional approach dengan membandingkan hasil perhitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan. 4. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan Tahap ini dilakukan untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendalakendala yang dialami oleh suatu perbankan. 5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan Setelah permasalahan dan kendala yang dihadapi ditemukan, kemudian selanjutnya mencari solusi sebagai input atau masukan agar kendala dan permasalahan dapat terselesaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Menurut Kamau (2015) kinerja keuangan bank diukur melalui laba atau rugi bersih setelah pajak. B. Bank 1. Bank Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Bank merupakan badan usaha yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut Ismail (2010) fungsi bank yaitu a. Menghimpun dana dari masyarakat Bank menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan dan masyarakat dengan kelebihan dana akan mempercayai bank sebagai tempat yang aman untuk melakukan investasi dan untuk menyimpan dana. Masyarakat menyimpan dana di bank selain dikarenakan adanya rasa aman tetapi juga karena mereka ingin melakukan investasi. Dengan menyimpan uang di bank masyarakat (nasabah) akan mendapatkan keuntungan berupa return atas simpanannya di bank dan besaran return yang akan diterima oleh nasabah tergantung pada kebijakan masingmasing bank. Beberapa contoh produk simpanan yang biasa ditawarkan oleh bank, seperti simpanan giro, tabungan, deposito, dan simpanan lain yang diperkenankan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
b. Menyalurkan dana kepada masyarakat Masyarakat yang memenuhi persyaratan yang diberikan oleh bank dapat dengan mudah memperoleh dana dari bank. Kegiatan penyaluran dana merupakan kegiatan paling penting di bank, karena melalui kegiatan tersebut bank dapat memperoleh pendapatan dana berupa pendapatan bunga bagi bank konvensional atau bagi hasil untuk bank syariah. Selain itu kegiatan penyaluran dana dapat digunakan sebagai kegiatan pemanfaatan dana yang idle (Idle Fund) karena bank telah membayar sejumlah tertentu atas dana yang telah dihimpun. Hal ini karena pada setiap akhir bulan bank akan mengeluarkan sejumlah biaya atas dana yang telah dihimpun dari masyarakat yang telah menyimpan dananya di bank. Oleh karena itu, bank harus segera menyalurkan dananya kepada masyarakat yang membutuhkan dana untuk tujuan memperoleh pendapatan atas dana yang disalurkan. Penyaluran dana dapat dilakukan dengan cara memberikan kredit untuk bank konvensional dan atau pembiayaan untuk bank syariah. c. Pelayanan jasa perbankan Ada beberapa jenis produk pelayanan jasa yang diberikan oleh bank, seperti jasa pengiriman uang (transfer), pemindahbukuan, penagihan surat-surat berharga, kliring, Letter of Credit, inkaso, garansi bank dan pelayanan jasa lainnya. Aktivitas pelayanan jasa merupakan aktivitas untuk meningkatkan pendapatan bank yang berasal dari fee atas pelayanan jasa tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
2. Jenis Bank Menurut Ismail (2010) bank di Indonesia dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu jenis bank yang dibedakan sesuai fungsi, kepemilikan, status, penetapan harga dan tingkatannya. Bank sesuai dengan fungsinya dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Bank Sentral Bank Sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai pengatur bankbank yang ada dalam suatu negara. Hanya ada satu bank sentral di setiap negara dan mempunyai kantor di hampir setiap provinsi di negara yang bersangkutan. Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia. Tugas dari Bank Indonesia antara lain menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter; mengatur dan memelihara kelancaran kebijakan moneter; mengatur, mengoordinasi dan melakukan pengawasan terhadap semua bank. b. Bank Umum Bank Umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Ada tiga fungsi utama dari bank umum, yaitu penghimpun dana dari masyarakat; penyaluran dana kepada masyarakat; dan pelayanan jasa dan lalu lintas pembayaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran atau giral. Fungsi BPR hanya memberikan pelayanan jasa dalam menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannnya kepada masyarakat. Menurut Ismail (2010) dilihat dari segi kepemilikannya bank dibedakan menjadi lima jenis, yaitu a. Bank Milik Pemerintah Bank milik pemerintah merupakan bank yang kepemilikannya berada di bawah pemerintah dan semua saham bank dimiliki oleh pemerintah. Dalam hal bank pemerintah sudah go public, maka saham yang dimiliki pemerintah harus di atas 50% sehingga kendali tetap berada di bawah pemerintah. Ada dua jenis bank pemerintah, yaitu bank pemerintah pusat dan bank pemerintah daerah. b. Bank Milik Swasta Nasional Bank swasta nasional merupakan bank yang didirikan oleh swasta dimana semua keuntungan akan dinikmati oleh pihak swasta dan apabila terjadi kerugian maka kerugian tersebut akan ditanggung oleh pihak swasta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
c. Bank Milik Koperasi Bank milik koperasi adalah bank yang didirikan oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi dan seluruh modal bank dimiliki oleh pihak koperasi. d. Bank Milik Asing Bank asing merupakan bank yang didirikan oleh pemerintah asing maupun oleh swasta asing. Bank asing berkantor di luar wilayah Negara Indonesia dan bank asing yang berada di Indonesia merupakan bank cabang atau perwakilan. Keuntungan maupun kerugian dari bank asing akan menjadi milik asing. e. Bank Campuran Bank campuran merupakan bank yang sahamnya dimilik oleh swasta asing dan nasional dengan kepemilikan saham mayoritas dimiliki oleh swasta nasional Menurut Ismail (2010) jenis bank dilihat dari segi statusnya dibedakan menjadi a. Bank Devisa Bank devisa merupakan bank yang dapat melakukan aktivitas transaksi ke luar negeri dan atau transaksi yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. b. Bank Non Devisa Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan seperti bank devisa. Transaksi yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
oleh bank non devisa masih terbatas pada transaksi dalam negeri dan atau mata uang rupiah saja. Bank non devisa dapat berubah menjadi bank devisa apabila sudah memenuhi persyaratan untuk menjadi bank devisa. Menurut Surat Edaran Eksternal Bank Indonesia No 15/27/DPNP, syaratsyaratnya adalah: 1) Tingkat kesehatan bank dengan peringkat komposit 1 atau 2 selama 18 bulan terakhir. 2) Memiliki modal inti paling sedikit Rp 1000.000.000.000 (1 triliyun). 3) Memenuhi rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM) sesuai profil risiko untuk penilaian KPMM terakhir sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur tentang KPMM dengan prasyaratan tertentu. Menurut Ismail (2010) jenis bank bila ditinjau dari segi cara penentuan harga dibedakan menjadi a. Bank Konvensional Bank konvensional merupakan bank yang dalam penetuan harga menggunakan bunga sebagai balas jasa. Disamping itu untuk mendapatkan keuntungan dari pelayanan jasanya, bank konvensional akan membebankan fee kepada nasabahnya. Besarnya fee tergantung kebijakan dari masing-masing bank dan dipengaruhi pula dengan persaingan antar bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
b. Bank Syariah Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank syariah, maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung pada akad dan perjajian antara nasabah dan bank. C. Risiko Nilai Tukar Menurut Taswan (2006) risiko nilai tukar adalah potensi timbulnya kerugian akibat bergeraknya nilai tukar di pasar kearah yang berlawanan dengan ekspektasi posisi portofolio bank. Sedangkan menurut Fahmi (2011) risiko valuta asing (valuta asing) adalah risiko yang disebabkan oleh perubahan kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan, terutama pada saat dikonversikan dengan mata uang domestik. Setiap negara yang masuk dalam lingkungan global harus berhadapan dengan kondisi perubahan nilai tukar uang (exchange rate) yang setiap waktu terus mengalami kondisi fluktuatif. Menurut Fahmi (2011) ada beberapa keuntungan dan kerugian dari pergerakan valuta asing bagi kinerja keuangan perusahaan, yaitu: 1. Transaksi yang mengakibatkan laba atau rugi ditranslasikan pada nilai mata uang rata-rata yang berlaku selama tahun berjalan. 2. Aktiva dan kewajiban dalam neraca penutupan ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku pada tanggal penutupan laporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
3. Aktiva bersih pada neraca awal dinyatakan kembali dengan nilai tukar pada saat penutupan, yaitu selisih dari tahun sebelumnya akan dimasukkan dalam cadangan. 4. Perbedaan nilai tukar atas pinjaman dalam bentuk mata uang asing yang secara langsung dinaikkan untuk, atau untuk memberikan pembendung (hedging) terhadap aktiva tetap di luar negeri akan dimasukkan dalam cadangan dan akan di-offset terhadap perbedaan nilai tukar atas aktiva tersebut. 5. Semua keuntungan dan kerugian lainnya telah dimasukkan dalam laporan laba-rugi. Menurut Kamau (2015) risiko nilai tukar merupakan jumlah selisih kurs mata uang asing yang terdiri dari seluruh keuntungan atau kerugian dari hasil penjabaran laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian transaksi mata uang asing yang termasuk dalam laba atau rugi setelah pajak dalam laporan keuangan. Selain itu, risiko nilai tukar juga dapat mengarah pada efek yang merugikan atau menguntungkan pada nilai perusahaan. Hal itu muncul diakibatkan adanya fluktuasi tak terduga pada nilai tukar antara mata uang pelaporan suatu perusahaan dan mata uang asing lainnya. Menurut Madura (2000) dikarenakan nilai valuta berfluktuasi sepanjang waktu, sebuah bank yang memegang valuta asing mungkin akan mengalami kerugian atau keuntungan karenanya dan ada berbagai cara yang dapat digunakan bank dalam mengurangi risiko tersebut. Akan tetapi, sejumlah bank tidak berupaya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
meng-hedge posisi mereka dalam valuta asing jika mereka memperkirakan valuta asing yang dimaksud akan naik di masa mendatang. Menurut Taswan (2006) secara umum bank-bank menggunakan historical method untuk mengukur risiko nilai tukar. Historical method adalah metoda perhitungan value at risk dengan mempertimbangkan volatilitas nilai tukar valuta selama periode tertentu yang diobservasi. Volatilitas atau standar deviasi adalah besar simpangan data yang diukur dari nilai rata-rata tingkat perubahan data. Pengukuran VaR dengan menggunakan Net Open Position (NOP/PDN) masing-masing valuta dilakukan setiap hari dengan menggunakan data historis 250 hari sebelumnya. Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002) kegiatan valuta asing dapat menempatkan bank dalam posisi long, short, atau square (seimbang). Bank akan dikatakan posisi long dalam suatu mata uang apabila aktiva valuta asing lebih besar dari pasiva valuta asing dalam mata uang tersebut. Sedangkan posisi short terjadi apabila pasiva valuta asing lebih besar dari aktiva valuta asing dalam mata uang tersebut. Apabila jumlah aktiva valuta asing sama dengan jumlah pasiva valuta asing maka bank dikatakan dalam posisi square. Berikut tabel 2.1 yang menggambarkan Posisi Devisa Neto (PDN) bank. Tabel 2.1 Posisi Devisa Neto (PDN) 1. Aktiva valas > Pasiva valas
Posisi Long
2.
Aktiva valas < Pasiva valas
Posisi Short
3.
Aktiva valas = Pasiva valas
Posisi Square
Sumber: Kuncoro dan Suhardjono (2002: 299)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
Posisi Devisa Neto (PDN) merupakan selisih bersih antara aktiva dan pasiva
valuta
asing
setelah
memperhitungkan
rekening-rekening
administrasinya. Secara ringkas PDN dapat digambarkan dengan rumus: PDN =
(
) (
)
Bila PDN menunjukkan hasil yang positif maka disebut posisi long, sebaliknya apabila PDN menunjukkan hasil yang negatif maka disebut posisi short. Tabel 2.2 Posisi PDN 1. PDN Positif 2
Posisi Long
PDN Negatif
Posisi Short
Sumber: Kuncoro dan Suhardjono (2002: 301)
Menurut Kuncoro dan Suhardjono (2002) risiko mata uang terjadi apabila bank dalam posisi long (aktiva valuta asing lebih besar dari pasiva valuta asing) atau overbought dalam suatu mata uang dan nilai tukarnya menurun (depresiasi) maka bank akan menanggung rugi karena nilai uang yang dipelihara juga mengalami penurunan. Dikarenakan perubahan ini berlangsung cepat, maka nilai suatu posisi juga cepat berubah. Hal ini menyebabkan memelihara posisi yang cukup besar dalam suatu mata uang dapat menimbulkan risiko yang tinggi. Penetapan PDN dimaksudkan agar bank-bank dalam mengambil posisi selalu dalam pengawasan, sehingga apabila terjadi perubahan nilai tukar secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang besar bank tidak mengalami
gangguan
yang
dapat
berakibat
fatal.
Shapiro
(2013)
membandingkan antara risiko transaksi, risiko translasi dan risiko ekonomi dan menemukan bahwa pengukuran dan dampak dari risiko transalasi retrospektif di masa depan karena didasarkan pada tindakan yang terjadi di masa lalu. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
karena itu risiko translasi berdampak pada aset dan liabilitas di neraca dan item laporan keuangan yang sudah ada. Shapiro (2013) mengamati bahwa pengukuran risiko transaksi menggabungkan antara retrospektif dan prospektif karena didasarkan pada kegiatan yang terjadi di masa lalu tetapi diselesaikan di masa depan. Sehingga risiko transaksi dapat menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko ekonomi dalam arti bahwa kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian dari risiko transalasi dan kontrak belum diakui di neraca adalah bagian dari risiko ekonomi. D. Jenis-jenis Eksposur Valuta Asing Menurut Fahmi (2011) dalam aktivas keuangan saat ini yang tidak mengenal batas (borderless) memungkinkan berbagai pihak mengalami keuntungan dan kerugian yang dalam hal ini pihak lembaga keuangan khususnya perbankan yang secara signifikan menerima pengaruh atau dampak risiko dari kondisi ini. Selain pihak perbankan risiko valuta asing (currency/foreign exchange risk) juga dialami oleh banyak perusahaan multinasional (multinational companies) karena keterlibatan mereka yang cukup dalam mata uang asing. Menurut Fahmi ada 3 hal yang dapat dilakukan perbankan untuk menghindari risiko ketidakpastian ini, yaitu: a. Eksposur Transaksi (Transaction exposure) Eksposur tansaksi merupakan risiko terganggunya aliran kas perusahaan di masa mendatang akibat fluktuasi kurs valuta asing. Eksposur ini berasal dari kemungkinan diperolehnya keuntungan atau kerugian usaha (net cash flows) akibat transaksi yang sudah terlanjur menggunakan mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
uang asing sebagai denominasi. Eksposur ini mengukur perubahan nilai kewajiban finansial yang terjadi sebelum adanya perubahan kurs valuta asing dan pusat perhatian ekposur ini ada pada perubahaan aliran kas akibat kontrak yang telah ditandatangani (Kuncoro, 2009). Cara penerapan dari eksposur ini adalah dengan melakukan kebijakan untuk mengkonversi aktiva dan pasiva perusahaan dalam bentuk valuta asing yang jangka panjang ke dalam bentuk mata uang domestik negara yang bersangkutan. Tujuan dari penerapan ini untuk konsolidasi dan pelaporan (Fahmi, 2011). b. Eksposur Translasi/Akuntansi (Translation/Accounting exposure) Eksposur Translasi/Akuntansi didefinisikan sebagai seberapa jauh laporan keuangan konsolidasi dan neraca suatu perusahaan dipengaruhi oleh fluktuasi kurs valuta asing. Masalah dalam eksposur ini muncul akibat laporan-laporan keuangan perusahaan cabang perlu dikonsolidasi oleh kantor pusat pada suatu mata uang yang kursnya berbeda dengan kurs pada saat terjadinya transaksi (Kuncoro, 2009). Penerapan ekposur ini dilakukan dengan kebijakan berupa perlakuan pendapatan dan biaya (cost) dalam valuta asing dalam tahun buku yang akan datang dan selanjutnya melakukan analisis pengaruhnya terhadap laba bersih atas potensi kemungkinan timbulnya perubahan-perubahan dalam kurs valuta asing (Fahmi, 2011). c. Eksposur Ekonomi/Operasi (Operating/Competitive exposure) Eksposur ekonomi merupakan seberapa jauh “nilai” perusahaan (diukur dengan nilai sekarang dari harapan aliran kas) akan berubah apabila kurs valuta asing berubah ke arah yang tidak diharapkan. Perubahan nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
tersebut tergantung pada dampak perubahan kurs terhadap volume penjualan, harga dan biaya di masa mendatang. Eksposur ini merupakan cara melihat eksposur dalam jangka panjang dalam perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional dan multitransaksi (Kuncoro, 2009). Penerapan eksposur ini dilakukan dengan melakukan research dan analisis secara mendalam terhadap tren kurs valuta asing yang terjadi pada masa yang akan datang (future analysis), mengkajinya dalam bentuk hubungannya dengan konsisi dari ekspor dan impor serta sebagiannya pada kondisi jangka panjang. Gambar 2.1 Perbandingan Konseptual antara Eksposur Transaksi, Ekonomi, dan Akuntansi Waktu di mana terjadi perubahan VALUTA ASING Eksposur Akuntansi
Eksposur Ekonomi
Perubahan yang pada dasarnya akuntansi dalam laporan keuangan konsolidasi akibat perubahan valuta asing
Perubahan dalam aliran kas yang diharapkan akibat perubahan yang tidak diharapkan dalam valuta asing
Eksposur Transaksi Dampak ditetapkannya kewajiban dalam valuta asing sebelum terjadi perubahan valuta asing, namun baru diatasi setelah ada perubahan valuta asing
Sumber: Kuncoro (2009: 261)
E. Akuntansi Risiko Nilai Tukar Dalam kaitannya dengan transaksi dalam mata uang asing, arus kas harus dicatat dalam mata uang fungsional. Mata uang fungsional adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas tersebut beroperasi. Oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
karena itu, kurs antara mata uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal arus kas harus diterapkan pada jumlah mata uang asing yang terkait. Langkah-langkah yang dapat diambil perusahaan untuk melakukan translasi mata uang asing menurut IAS 21 adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi mata uang fungsional, yaitu mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana suatu entitas beroperasi 2. Mentraslasikan semua transaksi mata uang asing ke dalam mata uang fungsional seperti: a. Semua transaksi mata uang asing yang berasal dari pembelian atau penjualan barang dan jasa, pendapatan atau beban operasi lain, pelunasan atau peminjaman uang, aset yang dibeli atau dijual ditranslasikan ke dalam mata uang fungsional suatu entitas dengan menerapkan nilai tukar spot (spot exchange rate) pada tanggal transaksi. b. Translasi setelah pengakuan awal terdahulu dilaksanakan pada akhir dari setiap periode pelaporan adalah sebagai berikut: 1) Pos moneter dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan menerapkan nilai tukar penutup (closing rate). 2) Pos non-moneter dalam mata uang asing dicatat atas dasar harga perolehan (cost) dan ditranslasikan dengan menerapkan nilai tukar pada tanggal transaksi. 3) Pos non-moneter dalam mata uang asing dicatat atas dasar jumlah yang direvaluasi (nilai wajar) yang ditranslasikan dengan menerapkan nilai tukar dari tanggal revaluasi (penentuan nilai wajar).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Pada paragraf 32 dan 48 dari IAS 21 mengisyaratkan bahwa semua selisih pertukaran yang ditimbulkan dari transalasi laporan keuangan dari suatu operasi luar negeri diakui dalam pendapatan komprehansif lain. Perbedaan pertukaran yang timbul akibat intrumen keuangan yang dicatat atas dasar nilai wajar merupakan bagian dari perbedaan translasi tersebut. Setiap entitas akan menyajikan laporan keuangannya dalam setiap mata uang. Mata uang penyajian adalah mata uang dimana laporan keuangan disajikan. Ada tiga langkah yang dapat digunakan untuk melakukan translasi mata uang fungsional menjadi mata uang penyajian, yaitu: 1. Mentranslasikan setiap aset dan liabilitas untuk setiap laporan posisi keuangan menurut kurs penutup pada tanggal laporan posisi keuangan. 2. Mentranslasikan setiap pendapatan dan beban dalam laporan laba-rugi komprehensif menurut kurs tukar pada tanggal transaksi. 3. Mengakui semua akibat selisih tukar ke dalam pendapatan komprehensif lain-lain. Akan tetapi, apabila laporan keuangan operasi luar negeri ditranslasikan menjadi mata uang penyajian, selisih kurs pada pos moneter (selain yang mewakili investasi bersih dalam operasi luar negeri) dicatat dalam laba atau rugi (Ankarath, 2012). Pengungkapan yang berhubungan dengan translasi mata uang menurut paragraf 51-57 dari IAS 21 adalah sebagai berikut: 1. Pengungkapan terkait selisih translasi sekarang dibebankan ke laporan labarugi dan pendapatan komprehensif lain-lain. Jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba atau rugi kecuali untuk yang timbul pada instrumen keuangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
diukur menurut nilai wajar melalui laba atau rugi sesuai dengan IAS 39. Selisih kurs bersih yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain-lain dan akumulasi di dalam suatu komponen ekuitas tersendiri dan sebuah rekonsiliasi dari jumlah selisih kurs yang semacam itu pada awal dan akhir periode. 2. Pengungkapan apabila mata uang penyajian berbeda dengan mata uang fungsional. Pengungkapan fakta secara bersama-sama dari mata uang fungsional dan alasan untuk menggunakan mata uang penyajian yang berbeda. 3. Pengungkapan apabila suatu entitas menyajikan laporan keuangan dalam suatu mata uang selain daripada mata uang fungsional. Entitas harus mengungkapkan fakta bahwa laporan keuangan sesuai dengan ketentuan IFRS termasuk metode translasi yang dirinci dalam paragraf 39 dan 42 IAS 21. 4. Pengungkapan apabila suatu entitas menyajikan laporan keuangan dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional atau mata uang penyajian dan tidak sesuai dengan ketentuang IFRS sebagaimana yang dinyatakan dalam paragraf 55 IAS 21. Dalam hal ini entitas harus mengidentifikasikan dengan jelas informasi tambahan yang membedakannya dengan informasi yang sesuai dengan IFRS. Entitas juga harus mengungkapkan mata uang dimana informasi tersebut disajikan dan entitas juga harus mengungkapkan mata uang fungsional dan metode translasi yang digunakan untuk menentukan informasi tambahan (Ankarath, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Menurut Shapiro (2013) pengukuran dan dampak dari risiko transalasi retrospektif di masa depan karena didasarkan pada tindakan yang terjadi di masa lalu. Oleh karena itu risiko translasi berdampak pada aset dan liabilitas di neraca dan item laporan keuangan yang sudah ada. Selain itu Shapiro mengamati bahwa pengukuran risiko transaksi menggabungkan antara retrospektif dan prospektif, karena didasarkan pada kegiatan yang terjadi di masa lalu tetapi diselesaikan di masa depan. Sehingga risiko transaksi dapat menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko ekonomi dalam arti bahwa kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian dari risiko transalasi dan kontrak belum diakui di neraca adalah bagian dari risiko ekonomi. F. Penelitian Terdahulu Beberapa studi yang telah dilakukan mengenai dampak akuntansi dari risiko nilai tukar untuk lembaga non-bank di Amerika Serikat, yaitu: Penelitian Rodgriguez (1977) dalam Kamau (2015), menggunakan laporan tahunan untuk menguji dampak dari FASB No 8 pada laba yang dilaporkan untuk sampel perusahaan-perusahaan non-keuangan Amerika Serikat pada tahun 1975. Dalam penelitiannya Rodgriguez menemukan bahwa hanya 13 perusahaan dari total 70 perusahaan (yaitu 19 persen) yang melaporkan dampak risiko nilai tukar lebih dari 5 persen dari laba bersih. Oleh karena itu dia menyimpulkan bahwa dengan adopsi FASB No 8 tidak secara material mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan multinasional non-keuangan di Amerika Serikat. Penelitian oleh Bisnis Internasional Money Report (BIMR) (1977) dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Kamau (2015), menemukan bahwa dampak rata-rata risiko nilai tukar adalah 8,3 persen dari laba bersih untuk 22 perusahaan multinasional non-keuangan di Amerika Serikat pada tahun 1976. Dampak terbesar kerugian pertukaran pada laba bersih yang ditemukan dalam penelitian ini adalah 35,4 persen. Cooper (1978) dalam Kamau (2015), pada sebuah survei penelitian dengan mengirimkan kuesioner kepada para petugas keuangan pada 620 perusahaan non-keuangan di Amerika Serikat pada tahun 1975 dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi tentang praktek manajemen yang digunakan untuk melawan dampak negatif dari SFAS No 8 pada laporan keuangan mereka. Sebanyak 195 perusahaan menanggapi survei dan menghasilkan tingkat tanggapan sekitar 31 persen, dari hasil tersebut peneliti menemukan bahwa sebanyak 185 perusahaan dari total 195 perusahaan (yaitu 95 persen) memperkirakan bahwa efek pendapatan risiko nilai tukar adalah kurang dari 10 persen. Kesimpulan Cooper ialah dampak risiko nilai tukar pada laba bersih tidak signifikan untuk sebagian besar perusahaan. Penelitian dari Rodgriguez (1977), BIMR (1977) dan Cooper (1978) melaporkan bahwa temuan cross-sectional dari efek risiko nilai tukar terhadap kinerja keuangan tidak memberikan tren analisis data dan akan memberikan gambaran yang lebih lengkap dan tidak terdistorsi oleh peristiwa khusus. Keterbatasan ini kemudian dibahas dalam penelitian Griffin (1979) dalam Kamau (2015), yang menunjukkan bahwa sampel Rodgriguez (1977) didasarkan pada perusahaan-perusahaan yang secara sukarela menerapkan FASB No. 8 sebelum tanggal efektif mengakibatkan perusahaan-perusahaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
tersebut tidak mungkin secara material telah dipengaruhi oleh implementasi awal. Hal ini relevan dengan 55 persen dari perusahaan-perusahaan yang merespon penelitian Cooper (1978). Baik Rodgriguez (1977) dan Cooper (1978) mendefinisikan dampak material menggunakan cut-off sebesar 5 persen dari laba bersih. Tidak ada materialitas tingkat cut-off yang berlaku umum. Akibatnya, 5 persen cut-off point mungkin bisa menjadi tinggi atau terlalu rendah untuk beberapa perusahaan. Singkatnya, penelitian sebelumnya menemukan bahwa dampak akuntansi dari perkiraan risiko nilai tukar adalah kurang dari 10 persen dari laba bersih. Menurut Kamau (2015) dalam penelitian yang dilakukan pada Bank Multilateral di Amerika Serikat untuk periode tahun 1998 sampai 2006 menggunakan uji regresi sederhana, menemukan nilai p value > α = 0,776 > 0,005. Kesimpulan Kamau menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan Bank Multilateral untuk Periode Tahun 1998/1999-2005/2006. Shapiro (2013) membandingkan antara risiko transaksi, risiko translasi dan risiko ekonomi dan menemukan bahwa pengukuran dan dampak dari risiko transalasi retrospektif di masa depan karena didasarkan pada tindakan yang terjadi di masa lalu. Oleh karena itu risiko translasi berdampak pada aset dan liabilitas di neraca dan item laporan keuangan yang sudah ada. Shapiro (2013) mengamati bahwa pengukuran risiko transaksi menggabungkan antara retrospektif dan prospektif karena didasarkan pada kegiatan yang terjadi di masa lalu tetapi diselesaikan di masa depan. Sehingga risiko transaksi dapat menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
ekonomi dalam arti bahwa kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian dari risiko transalasi dan kontrak belum diakui di neraca adalah bagian dari risiko ekonomi. G. Perumusan Hipotesis Menurut Teori Purchasing Power Parity (PPP) risiko nilai tukar tidak relevan karena pergerakan nilai tukar merupakan reaksi terhadap pergerakan harga antar negara. Jadi, dampak nilai tukar terkompensasi dengan perubahan harga, namun teori PPP tidak selalu berlaku sehingga nilai tukar tidak selalu berubah sesuai dengan perbedaan inflasi antara dua negara, dan karena dampak kompensasi sempurna tidak mungkin terjadi maka kemampuan kompetitif suatu perusahaan akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar. Meskipun PPP terjadi selama periode waktu yang panjang, hal ini tidak dapat meyakinkan manajer perusahaan multinasional yang sedang fokus pada kinerja kuartal atau tahun berikutnya (Madura, 2006). Akan tetapi menurut Dufey dan Sricavasulu (1983) dan Dufey dan Giddy (2003) pada jangka pendek dan menengah di masa mendatang, akan ada penyimpangan dari teori PPP, oleh sebab itu, pendapat dalam teori PPP tidak relevan dan berarti risiko nilai tukar ada. Bukti empiris lain yang menyatakan bahwa pendapat teori PPP tidak relevan dalam jangka pendek disampaikan oleh Officer (1982), Taylor (1995), Rogoff (1996), Buckley (2012) dan Madura (2014) yang menunjukkan jika perencanaan perusahaan di masa depan lebih pendek dari yang dibutuhkan teori PPP untuk bertahan, maka perusahaan bisa terkena risiko nilai tukar, situasi ini banyak dihadapi oleh para manajer perusahaan dan diperlukan tindakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
mengatasinya. Teori Portofolio dan Capital Asset Pricing Model (CAPM) menunjukkan bahwa risiko nilai tukar tidak menjadi masalah apabila risiko tersebut sepenuhnya tidak sistematis dan dapat diversifikasi oleh para investor yang memegang portofolio investasi yang dapat terdiversifikasi dengan baik. Namun, ada pandangan kontra atas Teori Portofolio dan CAPM yang dikemukakan oleh Rawls dan Smithson (1993) dengan menunjukkan bahwa argumen di atas tidak berlaku untuk perusahaan-perusahaan swasta dimana pemegang sahamnya kurang terdiversifikasi dengan baik, dan konsekuensinya mereka akan lebih peduli dengan risiko total daripada risiko sistematis. Risiko sistematis adalah segala pengaruh pasar, misalnya kondisi perekonomian, yang mempengaruhi semua aktiva (Kuncoro, 2009). Oleh karena itu, untuk sebuah perusahaan swasta, hedging menjadi relevan. Menurut Teori Pengharapan, perusahaan tidak perlu mengambil alih nilai pasar ke depan di mana perusahaan memiliki sejumlah besar transaksi dalam mata uang yang berdenominasi, sebagai keuntungan dan kerugian meskipun keluar dalam jangka panjang. Semakin tinggi bid/offer yang menyebar maka akan dibebankan ke dealer mata uang pada kontrak berjangka dibandingkan dengan transaksi spot yang juga mencegah mengambil ke depan. Menurut teori ini, perusahaan sebaiknya tidak melakukan hedging dan berurusan di pasar spot pada saat jatuh tempo transaksi. Namun, Buckley (2012) menolak argumen Teori Pengharapan dan menunjukkan bahwa dengan gagal untuk melakukan hedging, risiko transaksi valuta perusahaan mungkin akan mengalami kerugian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
besar pada piutang atau hutang valuta asing yang sangat besar. Hilangnya mata uang dapat mengakibatkan kerugian secara keseluruhan untuk perusahaan dalam periode keuangan tertentu, yang dapat menyebabkan segala macam kesulitan keuangan. Hagelin (2003) juga memberikan bukti empiris yang menunjukkan bahwa risiko transaksi hedging perusahaan dengan derivatif mata uang dapat mengurangi biaya tidak langsung dari kesulitan keuangan. Risiko transaksi relevan, dan hedging akan mengurangi potensi kerugian jangka pendek yang jika sangat signifikan dapat menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Levi (2009) berpendapat bahwa risiko translasi tidak masalah dan tidak perlu dilindung nilaikan (hedged). Risiko translasi akan mempengaruhi nilai bersih dan rasio dari suatu perusahaan. Jika perusahaan tidak cukup likuid, maka pelanggaran persyaratan perjanjian pinjaman dapat menyebabkan perusahaan menjadi kurator dan manajer akan kehilangan pekerjaan mereka. Hagelin dan Pramborg (2002) juga menemukan hubungan positif antara hedging risiko translasi mata uang dan persyaratan pinjaman. Mereka menyimpulkan bahwa perusahaan menghindari risiko translasi mata uang untuk mengamankan akses mereka pada pendanaan. Laba konsolidasi dipengaruhi oleh risiko translasi. Hal ini akan mempengaruhi nilai buku target keuangan yang dinyatakan sebagai laba per saham, aktiva bersih per saham dan pertumbuhan laba sebelum pajak. Selanjutnya, melaporkan laba dapat digunakan sebagai dasar untuk menyatakan dividen, dan manajemen dapat memiliki stabilitas laba sebagai tujuan perusahaan untuk memuaskan investor dan lembaga kredit (Hekman, 1989; Eiteman et al, 2012). Argumen ini,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
menunjukkan bahwa risiko translasi relevan dan harus dilindungi nilainya. Shapiro (2013) mengamati bahwa pengukuran risiko transaksi menggabungkan antara retrospektif dan prospektif karena didasarkan pada kegiatan yang terjadi di masa lalu tetapi diselesaikan di masa depan. Sehingga risiko transaksi dapat menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko ekonomi dalam arti bahwa kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian dari risiko transalasi dan kontrak belum diakui di neraca adalah bagian dari risiko ekonomi. Berdasarkan literatur teoritis tersebut, hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan dapat dinyatakan dalam hipotesis berikut : Ha` : Terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan sebelum dan saat Pemerintahan Jokowi. Ho : Tidak terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan sebelum dan saat Pemerintahan Jokowi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODA PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu mendeskripsikan hubungan antara risiko nilai tukar terhadap kinerja keuangan bank. B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Tempat penelitian akan dilakukan di pojok Bursa Efek Indonesia milik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2016. C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bank-bank komersial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bank untuk periode 2010-2014. D. Populasi Sasaran dan Sampel Penelitian Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh bank komersial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014. Kriteria populasi sasaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
1. Bank Devisa yang sudah dan masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2010-2014. 2. Bank Devisa yang menyediakan serta menerbitkan laporan keuangan untuk periode tahun 2010-2014. 3. Bank Devisa yang menyediakan serta melaporkan risiko nilai tukar untuk periode tahun 2010-2014. Dalam penelitian ini penulis menerapkan dua populasi sasaran untuk dua periode, yaitu periode sebelum Pemerintahan Jokowi yang akan diwakili periode tahun 2010-2013 dan periode saat Pemerintahan Jokowi yang akan diwakili oleh periode tahun 2014. Metode
pengambilan
sampel
untuk
periode
tahun
2010-2013
menggunakan teknik random sampling dengan penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin (Umar: 2004). n =
(
)
=
(
(
)
)
= 23,529 bank 24 bank
Keterangan N
: Populasi sasaran
e2
: Batas ketelitian yang diinginkan
Sedangkan untuk periode tahun 2014 sampel penelitian merupakan seluruh populasi sasaran pada periode tersebut, yaitu sebanyak 28 bank. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
dalam
penelitian
ini
menggunakan
penelusuran literatur. Menurut Hasan (2002) penelusuran literatur adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
sudah ada atau laporan data dari peneliti sebelumnya. Penelusuran literatur dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan data laporan keuangan yang diperoleh dari Pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Sanata Dharma. F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2009) variabel penelitian adalah segala sesuatu dalam bentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diteliti untuk diperoleh informasi yang lengkap tentang hal tersebut untuk kemudian dapat ditarik kesimpulan. Variabel dari penelitian ini terdiri dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Menurut Kamau (2015) variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen. Berikut ini penjelasan dari variabelvariabel tersebut: a. Variabel Independen Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen (variabel terikat). Variabel Independen dalam penelitian ini adalah risiko nilai tukar. b. Variabel Dependen Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Keuangan Bank.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
2. Definisi Opersional Variabel a. Risiko Nilai Tukar Risiko nilai tukar merupakan jumlah selisih kurs mata uang asing yang terdiri dari seluruh keuntungan atau kerugian dari hasil penjabaran laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian transaksi mata uang asing yang termasuk dalam laba atau rugi setelah pajak dalam laporan keuangan (Kamau, 2015). Risiko nilai tukar diukur dengan cara menjumlahkan akun keuntungan (kerugian) dari transaksi mata uang asing atau akun laba (rugi) selisih kurs atau akun pendapatan (beban) transaksi devisa atau akun keuntungan (kerugian) kurs mata uang asing atau akun pendapatan (beban) trandaksi valuta asing yang merupakan bagian dari pendapatan (beban) operasi lainnya. Nilai tukar yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai tukar rupiah terhadap dolla Amerika Serikat. b. Kinerja Keuangan Bank Kinerja keuangan bank dalam penelitian ini diukur dengan laba atau rugi bersih setelah pajak yang terdapat di laporan laba rugi tahunan bank (Kamau, 2015). G. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan kemudian akan dianalis dengan langkahlangkah berikut ini: 1. Mengumpulkan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
komersial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 20102014. Mengumpulkan data laba bersih setelah pajak tahunan bank pada laporan keuangan tahunan untuk mengukur kinerja keuangan bank. Mengumpulkan data risiko nilai tukar yang merupakan jumlah selisih kurs mata uang asing yang terdiri dari seluruh keuntungan atau kerugian dari hasil penjabaran laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian transaksi mata uang asing yang termasuk dalam laba atau rugi setelah pajak dalam laporan keuangan. 2. Melakukan Uji Statistik Deskriptif Stratistik
deskriptif
merupakan
metode
yang
digunakan
untuk
menggambarkan sifat-sifat dari data. Kegiatan dalam uji statistik deskriptif mencakup kegiatan mengumpulkan data, menyusun data dan menyajikan data dalam betuk tabel, grafik maupun diagram (Boedijoewono, 2012:11). 3. Melakukan Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi. Analisis korelasi merupakan cara untuk mengetahui apakah ada hubungan antarvariabel. Analisis korelasi pada penelitian ini menggunakan program SPSS 21. Menurut Hartono (2013) ada dua kemungkinan taraf signifikan yang akan digunakan dalam program SPSS 21 yaitu taraf signifikan 0,01 (1%) dan 0,05 (5%). Taraf signifikan 0,01 (1%) berarti tingkat kebenaran hasil analisis adalah 99% sedangkan kemungkinan melakukan kesalahan hanya sebesar 1%. Sedangkan tingkat signifikan 0,05 (5%) berarti tingkat kebenaran hasil analisis adalah 95% sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
kemungkinan melakukan kesalahan sebesar 5%. Bila hasil analisis menunjukkan alfa 0,01 (1%) ada korelasi yang signifikan, maka pada alfa 0,05 (5%) sudah pasti ada korelasi yang signifikan (meyakinkan). Sedangkan bila hasil menunjukan alfa 0,05 (5%) ada korelasi yang signifikan, maka pada alfa 0,01 (1%) belum tentu ada korelasi yang signifikan (meyakinkan). Menurut Hasan (2002) rumus untuk menentukan koefisien korelasi adalah sebagai berikut: ∑ √(∑
)
(∑
atau √( ∑
) (∑
∑ )
(∑ ) )(( ∑
(∑ ) )
Keterangan: : Korelasi antara variabel X dan Y :(
̅)
y
:(
̅)
n
: Jumlah sampel
X
: Variabel dependen
Y
: Variabel independen
4. Menganalisis Hasil Perhitungan Korelasi Menurut Algifari (2013) untuk mengetahui keeratan hubungan (korelasi) antara dua macam variabel digunakan ukuran koefisien korelasi (r). Besarnya koefisien korelasi antara dua macam variabel adalah nol sampai ±1. Apabila dua buah variabel memiliki nilai r = 0, berarti antara dua variabel tersebut tidak ada hubungan. Sedangkan apabila dua variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
memiliki r = ±1, berarti dua variabel tersebut memiliki hubungan yang sempurna. Tanda minus (-) pada nilai r menunjukkan hubungan yang berlawanan arah (apabila nilai variabel yang satu naik, maka nilai variabel yang lain turun). Sedangkan tanda plus (+) pada nilai r menunjukkan hubungan yang searah (apabila nilai variabel yang satu naik, maka nilai variabel yang lain juga naik). Semakin tinggi nilai r antara dua variabel (semakin mendekati -1 atau +1), maka tingkat keeratan hubungan antara dua variabel semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah nilai r antara dua variabel (semakin mendekati 0), maka tingkat keeratan hubungan antara dua variabel semakin lemah. Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan berikut ini: Tabel 3.1 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisian
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40 – 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2008: 231)
5. Menganalisis Hasil Uji Hipotesis Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan dapat dilakukan dengan cara berikut, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
a. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas. Caranya dengan membandingkan sig. (2-tailed) atau nilai probabilitas variabel dengan 0,05. Dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Bila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 berarti tidak ada korelasi yang signifikan (Ho diterima). 2) Bila nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 berarti ada korelasi yang signifikan (Ho ditolak). b. Menggunakan penjelasan tanda bintang (**/*) di bawah tabel sudut kiri. Tanda bintang hanya muncul bila ada korelasi yang signifikan, tetapi bila tidak ada tanda bintang yang muncul berarti tidak ada korelasi yang signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Sejarah Bursa Efek Indonesia Bursa Efek di Indonesia pertama kali didirikan pada tahun 1912 pada jaman kolonial Belanda. Tujuan didirikannya Bursa Efek di Indonesia untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Sejak didirikan pada tahun 1912 perkembangan dan pertumbuhan Bursa Efek di Indonesia tidak berjalan seperti yang diharapkan oleh pemerintah Belanda, bahkan pada beberapa periode waktu kegiatan di Bursa Efek Indonesia sempat mengalami masa-masa sulit. Pada tahun 1914-1918 Bursa Efek di Batavia (sekarang Jakarta) sempat ditutup selama terjadinya Perang Dunia I. Kemudian pada tahun 1925 – 1942 Bursa Efek di Jakarta kembali dibuka bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Bursa Efek di Surabaya. Namun, pada awal tahun 1939 karena adanya isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup dan hanya berselang beberapa tahun pada tahun 1942-1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama terjadinya Perang Dunia II. Pada tahun 1956-1977 karena adanya program nasionalisasi perusahaan Belanda Bursa Efek di Indonesia semakin tidak aktif yang kemudian mengakibatkan perdagangan di Bursa Efek menjadi vakum untuk beberapa tahun. Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10 Agustus 1977. Bursa Efek Jakarta dijalankan dibawah pengawasan BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
ditandai dengan go publicnya PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama Bursa Efek Jakarta. Selama tahun 1977-1987 perdagangan di Bursa Efek sangatlah lesu, jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek sampai tahun 1987 baru mencapai 24 emiten. Hal ini dikarenakan masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal, hinga akhirnya pada tahun 1987 muncul Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Selama tahun 1988 – 1990 paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan dan BEJ mulai terbuka untuk asing sehingga mengakibatkan aktivitas bursa kembali meningkat. Pada tanggal 2 Juni 1988 Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), dimana organisasinya terdiri dari broker dan dealer. Pada bulan Desember 1988 pemerintah kembali mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan memberikan beberapa kebijakan positif bagi pertumbuhan pasar modal di Indonesia. Pada tanggal 16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya. Pada tanggal 13 Juli 1992 terjadi swastanisasi BEJ,
dimana BAPEPAM
berubah nama menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Pada tanggal 22 Mei 1995 sistem otomasi perdagangan di BEJ mulai dilakukan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Systems). Pada tanggal 10 November 1995 Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang yang mulai diberlakukan pada bulan Januari 1996 dan pada tahun yang sama yaitu tahun 1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. Pada tahun 2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia dan pada tahun 2002 Bursa Efek Jakarta mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading). Pada tahun 2007 terjadi penggabungan antara Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta (BEJ) menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pada tanggal 02 Maret 2009 terjadi peluncuran perdana sistem perdagangan baru PT Bursa Efek Indonesia, yaitu JATS-NextG. B. Gambaran Umum Perusahaan Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh bank komersial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014 dan menyediakan serta melaporkan laporan keuangan dan risiko nilai tukar untuk periode tahun 2010-2014. Dalam penelitian ini penulis menerapkan dua populasi sasaran untuk dua periode, yaitu periode sebelum Pemerintahan Jokowi yang akan diwakili periode tahun 2010-2013 dan periode saat Pemerintahan Jokowi yang akan diwakili oleh periode tahun 2014. Jumlah total populasi sasaran untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi, yang diwakili periode tahun 2010-2013 adalah 25 bank dan metode pengambilan sampel untuk periode tersebut menggunakan teknik random sampling dengan penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin (Umar: 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
n =
(
)
=
(
(
)
)
= 23,529 bank 24 bank
Keterangan N
: Populasi sasaran
e2
: Batas ketelitian yang diinginkan Bank yang tidak menjadi sampel untuk periode sebelum Pemerintahan
Joko Widodo adalah Bank Jawa Barat Banten dengan kode saham BJBR. Berikut tabel 4.1 menampilkan daftar bank-bank yang menjadi populasi sasaran sekaligus sampel untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi. Tabel 4.1 Bank-bank Sampel Periode Sebelum Pemerintahan Jokowi Kode No Nama Emiten Saham 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk ( d.h Bank Agroniaga Tbk ) Bank MNC Internasional Tbk ( d.h ICB Bumiputera Tbk , d.h Bank 2 BABP Bumiputera Indonesia Tbk ) 3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 4 BBCA Bank Central Asia Tbk 5 BBKP Bank Bukopin Tbk 6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk 7 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 8 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk Bank J Trust Indonesia ( d.h Bank Mutiara Tbk, d.h Bank Century 9 BCIC Tbk, d.h Bank Century Intervest Corp Tbk / Bank CIC Tbk ) 10 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk Bank QNB Indonesia Tbk ( d.h Bank QNB Kesawan Tbk, d.h Bank 11 BKSW Kesawan Tbk ) 12 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 13 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 14 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk ( d.h Bank Niaga Tbk ) Bank Maybank Indonesia Tbk ( d.h BII Maybank Tbk, d.h Bank 15 BNII Internasional Indonesia Tbk ) 16 BSIM Bank Sinar Mas Tbk ( d.h Bank Shinta Indonesia ) 17 BSWD Bank of India Indonesia Tbk ( d.h Bank Swadesi Tbk ) 18 INPC Bank Artha Graha International Tbk ( d.h Bank Interpacific Tbk ) 19 MAYA Bank Mayapada International Tbk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
20 MCOR 21 MEGA 22 NISP 23 PNBN 24 SDRA
Bank Windu Kentjana International Tbk ( d.h Bank Multicor International Tbk ) Bank Mega Tbk Bank NISP OCBC Tbk ( d.h bank NISP Tbk ) Bank Pan Indonesia Tbk Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk ( d.h Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk )
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
Sedangkan untuk periode saat Pemerintahan Jokowi, yang diwakili periode tahun 2014 sampel penelitian merupakan seluruh populasi sasaran pada periode tersebut. Total populasi sasaran untuk periode ini adalah 28 bank. Sampel penelitian untuk periode saat Pemerintahan Joko Widodo merupakan 25 populasi penelitian untuk periode sebelum Pemerintahan Joko Widodo ditambah 3 bank lain, yaitu Bank Agris Tbk (AGRS), Bank Mestika Dharma Tbk (BBMD) dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur TBk (BJTM). Berikut tabel 4.2 menampilkan daftar bank-bank yang menjadi populasi sasaran sekaligus sampel untuk periode saat Pemerintahan Jokowi. Tabel 4.2 Bank-bank Sampel Periode Saat Pemerintahan Jokowi No
Kode Saham
1 2
AGRO AGRS
3
BABP
4 5 6 7 8 9 10
BACA BBCA BBKP BBMD BBNI BBNP BBRI
11
BCIC
12
BDMN
Nama Emiten Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk (d.h Bank Agroniaga Tbk) Bank Agris Tbk (d.h Bank Finconesia ) Bank MNC Internasional Tbk (d.h ICB Bumiputera Tbk , d.h Bank Bumiputera Indonesia Tbk) Bank Capital Indonesia Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Bukopin Tbk Bank Mestika Dharma Tbk Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk Bank J Trust Indonesia (d.h Bank Mutiara Tbk, d.h Bank Century Tbk, d.h Bank Century Intervest Corp Tbk / Bank CIC Tbk) Bank Danamon Indonesia Tbk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
13 14
BJBR BJTM
15
BKSW
16 17 18
BMRI BNBA BNGA
19
BNII
20 21 22 23
BSIM BSWD INPC MAYA
24
MCOR
25 26 27
MEGA NISP PNBN
28
SDRA
Bank Jabar Banten Tbk Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Tbk) Bank QNB Indonesia Tbk (d.h Bank QNB Kesawan Tbk, d.h Bank Kesawan Tbk ) Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Bumi Arta Tbk Bank CIMB Niaga Tbk (d.h Bank Niaga Tbk) Bank Maybank Indonesia Tbk (d.h BII Maybank Tbk, d.h Bank Internasional Indonesia Tbk ) Bank Sinar Mas Tbk (d.h Bank Shinta Indonesia) Bank of India Indonesia Tbk (d.h Bank Swadesi Tbk ) Bank Artha Graha International Tbk (d.h Bank Interpacific Tbk ) Bank Mayapada International Tbk Bank Windu Kentjana International Tbk (d.h Bank Multicor International Tbk ) Bank Mega Tbk Bank NISP OCBC Tbk (d.h bank NISP Tbk ) Bank Pan Indonesia Tbk Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk d.h Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk )
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data 1. Mengumpulkan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Data kinerja keuangan bank dan data risiko nilai tukar sebelum Pemerintahan Jokowi (periode tahun 2010 sampai dengan 2013). b. Data kinerja keuangan bank dan data risiko nilai tukar saat Pemerintahan Jokowi (periode tahun 2014). Total keseluruhan populasi yang digunakan untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi (periode tahun 2010-2013) adalah 25 bank. Metode pengambilan sampel untuk periode ini menggunakan teknik random sampling dengan penentuan jumlah sampel rumus Slovin (Umar: 2004), yaitu sebagai berikut: n =
(
)
=
(
(
)
)
= 23,529 bank 24 bank
Keterangan N : Populasi sasaran e2 : Batas ketelitian yang diinginkan Daftar bank yang menjadi sampel untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi (periode tahun 2010-2013) dapat dilihat pada bagian lampiran I. Sedangkan untuk periode saat Pemerintahan Jokowi total keseluruhan 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
populasi sasaran ada sebanyak 28 bank dan seluruh bank dalam populasi sasaran untuk periode saat Pemerintahan Jokowi akan menjadi sampel dalam penelitian ini. Daftar bank yang menjadi sampel untuk periode saat Pemerintahan Jokowi (periode tahun 2014) dapat dilihat pada bagian lampiran II. Daftar data mengenai risiko nilai tukar bank sebelum Pemerintahan Jokowi (periode tahun 2010-2013) dapat dilihat pada bagian lampiran III. Data mengenai kinerja keuangan (yang dalam penelitian ini diukur melalui laba bersih setelah pajak bank) untuk periode tahun 20102013, dapat dilihat pada bagian lampiran IV. Sedangkan untuk data mengenai risiko nilai tukar bank saat Pemerintahan Jokowi (periode tahun 2014) dapat dilihat pada lampiran V. Data mengenai kinerja keuangan bank untuk periode tahun 2014 dapat dilihat pada bagian lampiran VI. 2. Melakukan Uji Statistik Deskriptif a. Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Sebelum Pemerintahan Jokowi Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji statistik deskriptif risiko nilai tukar bank sebelum Pemerintahan Jokowi. Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Bank Sebelum Jokowi
N
Valid Missing
Mean Range Minimum Maximum
Risiko2010
Risiko2011
24 0 100178797370 731590000000 -1281000000 730309000000
24 0 112786653575 802337000000 -2421000000 799916000000
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
Risiko2012
Risiko2013
24 24 0 0 129333023132 167727977357 1095671000000 2165604000000 -10312000000 -138562000000 1085359000000 2027042000000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Grafik 5.1 Grafik Risiko Nilai Tukar Bank Sebelum Jokowi Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Tahun 2013
Rp2,500,000,000,000
Rp2,000,000,000,000
Rp1,500,000,000,000
Rp1,000,000,000,000
Rp500,000,000,000
Rp-
Rp(500,000,000,000)
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
Pada tabel 5.1 angka 24 menunjukkan jumlah data yang valid (sah untuk diproses), sedangkan angka nol (0) menunjukkan jumlah data yang hilang (missing). Hal ini berarti semua data diproses dan tidak ada data yang
hilang.
Rata-rata
risiko
nilai
tukar
2010
adalah
Rp
100.178.797.370,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 731.590.000.000,00. Risiko nilai tukar tertinggi pada 2010 yang dialami oleh bank-bank yang menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
sampel penelitian adalah Rp 730.309.000.000,00. Risiko tersebut dialami oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode emiten BBRI, sedangkan risiko nilai tukar bank terendah selama tahun 2010 adalah Rp (1.281.000.000,00). Risiko tersebut dialami oleh Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk dengan kode SDRA. Rata-rata risiko nilai tukar 2011 adalah Rp 112.786.653.575,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 802.337.000.000,00. Risiko nilai tukar tertinggi pada 2011 yang dialami oleh bank-bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 799.916.000.000,00. Risiko tersebut dialami oleh Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan kode emiten BMRI, sedangkan risiko nilai tukar bank terendah selama tahun 2011 adalah Rp (2.421.000.000,00). Risiko tersebut dialami oleh Bank Capital Indonesia Tbk dengan kode BACA. Rata-rata risiko nilai tukar 2012 adalah Rp 129.333.023.132,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 1.095.671.000.000,00. Risiko nilai tukar tertinggi pada 2012 yang dialami oleh bank-bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 1.085.359.000.000,00. Risiko tersebut dialami oleh Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan kode emiten BMRI, sedangkan risiko nilai tukar bank terendah selama tahun 2012 adalah Rp (10.312.000.000,00). Risiko tersebut dialami oleh Bank J Trust Indonesia Tbk dengan kode BCIC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Rata-rata risiko nilai tukar 2013 adalah Rp 167.727.977.357,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 2.165.604.000.000,00. Risiko nilai tukar tertinggi pada 2013 yang dialami oleh bank-bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 2.027.042.000.000,00. Risiko tersebut dialami oleh Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan kode emiten BMRI, sedangkan risiko nilai tukar bank terendah selama tahun 2013 adalah Rp (138.562.000.000,00). Risiko tersebut dialami oleh Bank Danamon Indonesia Tbk dengan kode BDMN. Pada grafik 5.1 dapat dilihat bahwa dari seluruh bank yang menjadi sampel untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi (Tahun 2010-2013) ada bank yang mengalami kenaikan risiko nilai tukar dari tahun ke tahun, ada pula bank yang justru mengalami penurunan risiko nilai tukar dari tahun ke tahun. Ada sekitar 14 bank yang mengalami kenaikan risiko nilai tukar, yaitu bank dengan kode emiten AGRO, BABP, BBCA, BBNI, BBNP, BBRI, BKSW, BMRI, BNBA, BNII, INPC, MAYA, NISP, PNBN dan SDRA, sedangkan 6 bank justru mengalami penurunan, yaitu bank dengan kode emiten BCIC, BDMN, BNGA, BSIM, MCOR dan MEGA serta sisanya sebanyak 3 bank selama periode tahun 2010-2013 risiko nilai tukar mengalami fluktuatif, yaitu bank dengan kode emiten BACA, BBKP, dan BSWD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
b. Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Sebelum Pemerintahan Jokowi Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji statistik deskriptif kinerja keuangan bank sebelum Pemerintahan Jokowi. Tabel 5.2 Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Bank Sebelum Jokowi
Valid Missing Mean Range Minimum Maximum N
Laba2010
Laba2011
24 0 1815133596799 11471173000000 1212000000 11472385000000
24 0 2384541836193 15183322879000 -95326879000 15087996000000
Laba2012
Laba2013
24 24 0 0 2904781464607 3285209333529 18716879000000 22490375000000 -29499000000 -1136045000000 18687380000000 21354330000000
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
Grafik 5.2 Grafik Kinerja Keuangan Bank Sebelum Jokowi Tahun 2010
Tahun 2011
25000000000000
20000000000000
15000000000000
10000000000000
5000000000000
0
-5000000000000 Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
Tahun 2012
Tahun 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
Pada tabel 5.2 angka 24 menunjukkan jumlah data yang valid (sah untuk diproses), sedangkan angka nol (0) menunjukkan jumlah data yang hilang (missing). Hal ini berarti semua data diproses dan tidak ada data yang hilang. Rata-rata laba bersih setelah pajak tahun 2010 adalah Rp 1.815.133.596.799,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 11.471.173.000.000,00. Laba bersih setelah pajak tertinggi pada tahun 2010 yang dialami oleh bankbank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 11.472.385.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk dengan kode emiten BBRI, sedangkan laba bersih setelah pajak terendah selama tahun 2010 adalah Rp 1.212.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank QNB Indonesia Tbk dengan kode BKSW. Rata-rata laba bersih setelah pajak tahun 2011 adalah Rp 2.384.541.836.193,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 15.183.322.879.000,00. Laba bersih setelah pajak tertinggi pada tahun 2011 yang dialami oleh bankbank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 15.087.996.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode emiten BBRI, sedangkan laba bersih setelah pajak terendah selama tahun 2011 adalah Rp (95.326.879.000,00). Laba tersebut dialami oleh Bank MNC Internasional Tbk dengan kode BABP. Rata-rata laba bersih setelah pajak tahun 2012 adalah Rp 2.904.781.464.607,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
maksimum dan minimum sebesar Rp 18.716.879.000.000,00. Laba bersih setelah pajak tertinggi pada tahun 2012 yang dialami oleh bankbank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 18.687.380.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dengan kode emiten BBRI, sedangkan laba bersih setelah pajak terendah selama tahun 2012 adalah Rp (29.499.000.000,00). Laba tersebut dialami oleh Bank QNB Indonesia Tbk dengan kode BKSW. Rata-rata laba bersih setelah pajak tahun 2013 adalah Rp 3.285.209.333.529,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 22.490.375.000.000,00. Laba bersih setelah pajak tertinggi pada tahun 2013 yang dialami oleh bankbank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 21.354.330.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk dengan kode emiten BBRI, sedangkan laba bersih setelah pajak terendah selama tahun 2013 adalah Rp (1.136.045.000.000,00). Laba tersebut dialami oleh Bank J Trust Indonesia Tbk dengan kode BCIC. Pada grafik 5.2 dapat dilihat bahwa dari seluruh bank yang menjadi sampel untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi (Tahun 2010-2013) sebagian besar bank mengalami kenaikan kinerja keuangan dari tahun ke tahun, namun ada pula bank yang justru mengalami penurunan kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Ada sekitar 17 bank yang mengalami kenaikan kinerja keuangan, yaitu bank dengan kode emiten ARGO, BACA, BBCA, BBKP, BBNI, BBNP, BBRI, BDMN, BMRI, BNGA,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
BNII, BSWD, INPC, MAYA, NSIP, PNBN, dan SDRA, sedangkan ada 4 bank justru mengalami penurunan, yaitu bank dengan kode emiten BCIC, BSIM, MCOR, dan MEGA, serta sisanya sebanyak 3 bank selama periode tahun 2010-2013 kinerja keuangannya mengalami fluktuatif, yaitu bank dengan kode emiten BABP, BKSW dan BNBA. Pada grafik tersebut dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2013 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selalu mendapatkan laba bersih setelah pajak tertinggi diantara bank-bank lain yang menjadi sampel penelitian. c. Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Saat Pemerintahan Jokowi Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji statistik deskriptif risiko nilai tukar bank saat Pemerintahan Jokowi. Tabel 5.3 Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Bank Saat Jokowi Valid 28 N Missing 0 Mean
49978455414
Range
832944000000
Minimum
-87205000000
Maximum
745739000000
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Grafik 5.3 Grafik Risiko Nilai Tukar Bank Saat Jokowi
Risiko Nilai Tukar Saat Jokowi Rp800,000,000,000
Tahun 2014 Rp700,000,000,000 Rp600,000,000,000 Rp500,000,000,000 Rp400,000,000,000 Rp300,000,000,000
Rp200,000,000,000 Rp100,000,000,000
Rp(100,000,000,000)
AGRO AGRS BABP BACA BBCA BBKP BBMD BBNI BBNP BBRI BCIC BDMN BJBR BJTM BKSW BMRI BNBA BNGA BNII BSIM BSWD INPC MAYA MCOR MEGA NISP PNBN SDRA
Rp-
Rp(200,000,000,000)
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
Pada tabel 5.3 angka 28 menunjukkan jumlah data yang valid (sah untuk diproses), sedangkan angka nol (0) menunjukkan jumlah data yang hilang (missing). Hal ini berarti semua data diproses dan tidak ada data yang hilang. Rata-rata risiko nilai tukar adalah Rp 49.978.455.414,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 832.944.000.000,00. Risiko nilai tukar tertinggi pada saat Pemerintahan Jokowi yang dialami oleh bank-bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 745.739.000.000,00. Risiko tersebut dialami oleh Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk dengan kode emiten BBNI pada tahun 2014, sedangkan risiko nilai tukar bank
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
terendah tahun 2014 adalah Rp (87.205.000.000,00). Risiko tersebut dialami oleh Bank NISP OCBC Tbk dengan kode NISP pada tahun 2014. Pada grafik 5.3 dapat dilihat bahwa untuk periode saat Pemerintahan Jokowi (Tahun 2014) sebagian besar bank memiliki risiko nilai tukar dengan tren positif pada tahun 2014, namun ada pula bank yang justru mengalami tren negatif pada tahun 2014. Ada 21 bank yang mengalami risiko nilai tukar dengan tren positif pada tahun 2014, yaitu bank dengan kode emiten AGRO, AGRS, BABP, BACA, BBCA, BBKP, BBNI, BBNP, BBRI, BCIC, BJBR, BKSW, BNBA, BNII, BSWD, INPC, MAYA, MCOR, MEGA, PNBN, dan SDRA, sedangkan ada 7 bank yang memiliki risiko nilai tukar dengan tren negatif, yaitu bank dengan kode emiten BBMD, BDMN, BJTM, BMRI, BNGA, BSIM, NISP. d. Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Saat Pemerintahan Jokowi Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji statistik deskriptif kinerja keuangan bank saat Pemerintahan Jokowi. Tabel 5.4 Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Bank Saat Jokowi 28 Valid N Missing 0 Mean
3084188522012
Range
24915851000000
Minimum
-662006000000
Maximum
24253845000000
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Grafik 5.4 Grafik Kinerja Keuangan Bank Saat Jokowi Kinerja Keuangan Bank Saat Jokowi Rp30,000,000,000,000
Rp25,000,000,000,000
Tahun 2014
Rp20,000,000,000,000
Rp15,000,000,000,000
Rp10,000,000,000,000
Rp5,000,000,000,000
AGRO AGRS BABP BACA BBCA BBKP BBMD BBNI BBNP BBRI BCIC BDMN BJBR BJTM BKSW BMRI BNBA BNGA BNII BSIM BSWD INPC MAYA MCOR MEGA NISP PNBN SDRA
Rp-
Rp(5,000,000,000,000)
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
Pada tabel 5.4 angka 28 menunjukkan jumlah data yang valid (sah untuk diproses), sedangkan angka nol (0) menunjukkan jumlah data yang hilang (missing). Hal ini berarti semua data diproses dan tidak ada data yang
hilang.
Rata-rata
laba
bersih
setelah
pajak
adalah
Rp
3.084.188.522.012,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 24.915.851.000.000,00. Laba bersih setelah pajak tertinggi pada saat Pemerintahan Jokowi yang dialami oleh bank-bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 24.253.845.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk dengan kode emiten BBRI pada tahun 2014,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
sedangkan laba bersih setelah pajak terendah tahun 2014 adalah Rp (662.006.000.000,00). Laba tersebut dialami oleh Bank J Trust Indonesia Tbk dengan kode BCIC pada tahun 2014. Pada grafik 5.4 dapat dilihat bahwa untuk periode saat Pemerintahan Jokowi (Tahun 2014) sebagian besar bank memiliki kinerja keuangan (dalam hal ini diukur dengan laba bersi setelah pajak) dengan tren positif pada tahun 2014, namun ada pula bank yang justru mengalami tren negatif pada tahun 2014. Ada 26 bank yang memiliki kinerja keuangan dengan tren positif pada tahun 2014, yaitu bank dengan kode emiten AGRO, AGRS, BACA, BBCA, BBKP, BBMD, BBNI, BBNP, BBRI, BDMN, BJBR, BJTM, BKSW, BMRI, BNBA, BNGA, BNII, BSIM, BSWD, INPC, MAYA, MCOR, MEGA, NSIP, PNBN, dan SDRA, sedangkan sisanya ada 2 bank yang memiliki kinerja keuangan dengan tren negatif, yaitu bank dengan kode emiten BABP dan BCIC. 3. Melakukan Pengujian Hipotesis a. Uji Korelasi Sebelum Pemerintahan Jokowi Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji korelasi antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank sebelum Pemerintahan Jokowi. Tabel 5.5 Hasil Uji Korelasi Risiko Nilai Tukar Tahun Dengan Kinerja Keuangan Bank Sebelum Pemerintahan Jokowi Tahun Pearson Corelation Keeratan Korelasi Sig. (2-tailed) 2010
0,937**
Sangat Kuat
0,000
2011
0,665**
Kuat
0,000
2012
0,731**
Kuat
0,000
2013
0,697**
Kuat
0,000
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
b. Uji Korelasi Saat Pemerintahan Jokowi Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji korelasi antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank sebelum Pemerintahan Jokowi. Tabel 5.6 Hasil Uji Korelasi Risiko Nilai Tukar Tahun Dengan Kinerja Keuangan Bank Saat Pemerintahaan Jokowi Risiko 2014 Laba 2014 Pearson Correlation Risiko 2014
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Laba 2014
1
Sig. (2-tailed) N
0,381* 0,045
28
28
0,381*
1
0,045 28
28
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
B. Pembahasan 4. Menganalisis Hasil Perhitungan Korelasi a. Hubungan Risiko Nilai Tukar Tahun 2010 Dengan Kinerja Keuangan Bank Tahun 2010 Pada tabel 5.5 dapat dilihat bila hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank untuk periode tahun 2010 diperoleh hasil jika seluruh nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar 0,000 hal ini berarti ada korelasi (Ho ditolak). Kesimpulannya terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan sebelum Pemerintahan Jokowi. Keeratan hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan untuk periode tahun 2010 dapat dilihat dari besarnya nilai Pearson Correlation. Dari hasil perhitungan SPSS 21 didapatkan bahwa nilai Pearson Correlation sebesar 0,937**. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
berarti keeratan hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan adalah sangat kuat dan tanda bintang (**) menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank sebelum Pemerintahan Jokowi. b. Hubungan Risiko Nilai Tukar Tahun 2011 Dengan Kinerja Keuangan Bank Tahun 2011 Pada tabel 5.5 untuk hubungan risiko nilai tukar tahun 2011 dengan kinerja keuangan bank tahun 2011 dari hasil perhitungan SPSS diperoleh hasil jika seluruh nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar 0,000 hal ini berarti ada korelasi (Ho ditolak). Kesimpulannya terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan sebelum Pemerintahan Jokowi. Keeratan hubungan antara risiko nilai tukar tahun 2011 dengan kinerja keuangan untuk periode tahun 2011 dapat dilihat dari besarnya nilai Pearson Correlation. Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan bahwa nilai Pearson Correlation sebesar 0,665**. Hal ini berarti keeratan hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan adalah kuat dan tanda bintang (**) menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank sebelum Pemerintahan Jokowi. c. Hubungan Risiko Nilai Tukar Tahun 2012 Dengan Kinerja Keuangan Bank Tahun 2012 Pada tabel 5.5 dari hasil perhitungan SPSS 21 tentang hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank untuk periode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
tahun 2012 diperoleh hasil jika seluruh nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar 0,000 hal ini berarti ada korelasi (Ho ditolak). Kesimpulannya terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan sebelum Pemerintahan Jokowi. Keeratan hubungan antara risiko nilai tukar tahun 2012 dengan kinerja keuangan untuk periode tahun 2012 dapat dilihat dari besarnya nilai Pearson Correlation. Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan bahwa nilai Pearson Correlation sebesar 0,731**. Hal ini berarti keeratan hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan adalah kuat dan tanda bintang (**) menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank sebelum Pemerintahan Jokowi. d. Hubungan Risiko Nilai Tukar Tahun 2013 Dengan Kinerja Keuangan Bank Tahun 2013 Pada tabel 5.5 dari hasil perhitungan SPSS 21 tentang hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank tahun 2013 diperoleh hasil jika seluruh nilai sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar 0,000 hal ini berarti ada korelasi (Ho ditolak). Kesimpulannya terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan sebelum Pemerintahan Jokowi. Keeratan hubungan antara risiko nilai tukar tahun 2013 dengan kinerja keuangan untuk periode tahun 2013 dapat dilihat dari besarnya nilai Pearson Correlation. Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan bahwa nilai Pearson Correlation sebesar 0,697**. Hal ini berarti keeratan hubungan antara risiko nilai tukar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
dengan kinerja keuangan adalah kuat dan tanda bintang (**) menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank sebelum Pemerintahan Jokowi. e. Hubungan Risiko Nilai Tukar Tahun 2014 Dengan Kinerja Keuangan Bank Tahun 2014 Pada tabel 5.6 dari hasil perhitungan SPSS 21 tentang hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank tahun 2014 diperoleh hasil jika sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar 0,045. Hal ini berarti ada korelasi (Ho ditolak). Kesimpulannya terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan saat Pemerintahan Jokowi. Keeratan hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan dapat dilihat dari besarnya nilai Pearson Correlation. Dari hasil perhitungan SPSS didapatkan Pearson Correlation sebesar 0,381*. Hal ini berarti keeratan hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan adalah rendah dan tanda bintang (*) menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank saat Pemerintahan Jokowi. 5. Pembahasan Periode sebelum Pemerintahan Jokowi adalah terdapat hubungan yang signifikan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi. Hal ini dilihat dari nilai sig (2tailed) lebih kecil dari 0,05. Keeratan hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
adalah sangat kuat untuk tahun 2010 dengan nilai Pearson 0,937. Sedangkan keeratan hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi tahun 2011-2013 adalah kuat dengan nilai Pearson masing-masing untuk tahun 2011, 2012, dan 2013 sebesar 0,665; 0,731; dan 0,697. Periode saat Pemerintahan Jokowi adalah terdapat hubungan yang signifikan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig (2-tailed) yang lebih kecil dari 0,05, yaitu 0,045. Keeratan hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan bank untuk periode saat Pemerintahan Jokowi adalah rendah dengan nilai Pearson sebesar 0,381. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Dufey dan Sricavasulu (1983) dan Dufey dan Giddy (2003) yang menyatakan bahwa risiko nilai tukar itu ada yang terlihat pada keuntungan dan kerugian pertukaran yang dialami oleh bank. Selain itu hasil penelitian ini juga sejalan dengan IAS No 21 dan SFAS No 52 yang mewajibkan pengungkapan risiko nilai tukar yang material akan memprediksi bahwa ada dampak yang signifikan dari risiko nilai tukar pada laporan keuangan Bank Multilateral. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Shapiro (2013) yang menyatakan risiko translasi berdampak pada aset dan liabilitas di neraca dan item laporan keuangan yang sudah ada dan risiko transaksi dapat menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko ekonomi dalam arti bahwa kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
dari risiko transalasi dan kontrak belum diakui di neraca adalah bagian dari risiko ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan sebelum Pemerintahan Jokowi. 2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan saat Pemerintahan Jokowi. Hasil kesimpulan ini sejalan dengan hasil penelitian Dufey dan Sricavasulu (1983) dan Dufey dan Giddy (2003) yang menyatakan bahwa risiko nilai tukar itu ada yang terlihat pada keuntungan dan kerugian pertukaran yang dialami oleh bank. Selain itu hasil penelitian ini juga sejalan dengan IAS No 21 dan SFAS No 52 yang mewajibkan pengungkapan risiko nilai tukar yang material akan memprediksi bahwa ada dampak yang signifikan dari risiko nilai tukar pada laporan keuangan Bank Multilateral. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Shapiro (2013) yang menyatakan risiko translasi berdampak pada aset dan liabilitas di neraca dan item laporan keuangan yang sudah ada dan risiko transaksi dapat menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko ekonomi dalam arti bahwa kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian dari risiko transalasi dan kontrak belum diakui di neraca adalah bagian dari risiko ekonomi.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan yang penulis temui dalam penelitian ini, yaitu: Komponen dari risiko nilai tukar yang diteliti dalam penelitian ini hanya risiko transaksi dan risiko translasi, sedangkan risiko ekonomi tidak diteliti dalam penelitian ini dikarenakan catatan akuntansi dan laporan keuangan tidak melaporkan risiko tersebut secara langsung. Hal ini membuat cakupan risiko nilai tukar dalam penelitian ini kurang luas. C. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan dan keterbatasan masalah dari penelitian ini, penulis memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar komponen dari risiko nilai tukar yang diteliti mencakup risiko translasi, risiko transaksi dan risiko ekonomi agar dapat diketahui hubungan risiko nilai tukar secara keseluruhan terhadap kinerja keuangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2013. Statistika Deskriptif Plus Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UPP STIM YKPN Ankarath, Nandakumar, dkk. Darmawan, Priyo. 2012. Memahami IFRS: Standar Pelaporan Keuangan Internasional. Jakarta: Indeks Bank Indonesia. 2011. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 13/ 1 /PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Bank Indonesia. 2013. Surat Edaran Eksternal Bank Indonesia No 15/27/DPNP/ Perihal Persyaratan Bank Umum untuk Melakukan Kegiatan Usaha dalam Valuta Asing Boedijoewono, Noegroho. 2012. Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis. Jilid 1 (Deskriptif). Penerbit dan Percetakan (UPP) STIM YKPN, Yogyakarta. Buckley, A. 2012. International Finance: APractical Perspective, 5th ed. Pearson Education, Harlow Business International Money report. 1977. “Exchange Gains and Losses As Calculated Under FASB No. 8”. Business International Money Report. pp: 11-26 Butler, K.C. (2012), Multinational Finance, 5th ed., John Wiley & Sons,Hoboken, NJ. Cooper, K., Fraser, D.R. and Richards, R.M. 1978. The Impact of SFAS No. 8 on Financial Management Practices. Financial Executive. pp: 26-31 Dufey, G and Giddy, I. H. 2003. “Management of Corporate Foreign Exchange Risk” in Choi, F.D.S (Ed). International Accounting and Finance Handbook, 3rd ed. John Wiley and Sons. Hoboken Dufey, G and Srinivasulu, S.L. 1983. “The Case for Corporate Management of Foreign Exchange Risk”. Financial Management Vol. 12 No. 4 pp. 54-62 Eiteman, D.K., Stonehill, A.I. and Moffett, M.H. (2012), Multinational Business Finance, 13th ed., Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Fahmi, Irham. 2011. Analisis Kinerja Keuangan: Panduan Bagi Akademisi, Manajer, Dan Investor Untuk Menilai Dan Menganalisis Bisnis Dari Aspek Keuangan. Bandung: Alfabeta Griffin, P.A. 1979. What Harm Has FASB No. 8 Actually Done?. Harvard Business Review. pp: 8-18 Hagelin, N. (2003), “Why firms hedge with currency derivatives: an empirical examination of transaction and translation exposure”, Applied Financial Economics, Vol. 13 No. 1, pp. 55-70 Hagelin, N. and Pramborg, B. (2002), “An empirical analysis of swedish firms’ FX exposure hedging decisions for 1997 – 2001”, Working Paper, School of Business, Stockholm University Hartono. 2013. SPSS 16.0: Analisis Data Statistik Dan Penelitian (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif) Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara Hekman, C. R. 1989.”Measuring the impact of exposure”. In Boris, A. (Ed). Management of Currency Risk, Vol. 1, Eurimoney Oublication Plc: London IASB (1993), International Accounting Standard (IAS) no. 21: The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates, International Accounting Standard Board (IASB), London Ismail. 2010. Manajermen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta: Kencana Kamau, Philip, Eno L., and Inanga Kami Rwegasira. Currency Risk Impact on The Financial Performance of Multilateral Banks. Journal of Financial Reporting and Accounting. Vol. 13 No. 1, 2015 pp: 91-118 Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE Kuncoro, Mudrajad. 2009. Manajemen Keuangan Internasional: Pengantar Ekonomi dan Bisnis Global. Yogyakarta: BPFE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
Levi, M.D. (2009), International Finance, 5th ed., Taylor & Francis, Abingdon Madura, J. (2014), International Financial Management, 12th ed., Cengage Learning, Mason _________.2006. International Corporate Finance, 8th ed. Jakarta: Salemba Empat _________.2000. Manajemen Keuangan Internasional, Ed. 4. Jakarta: Erlangga Officer, L. H. 1982. Purchasing Power Parity and Exchange Rate: Theory, Evidance and Relevance. JAI Press: Greenwich Rawls, S.W. III. and Smithson, C.W. (1993), “Strategic risk management”, in Chew, D.H. Jr. (Ed.), The New Corporate Finance: Where Theory Meets Practice, McGraw-Hill, New York, NY Rodgriguez, R.M. 1977. FASB No. 8: What Has It Done For Us?. Financial Analyst Journal. Vol: 34 No 1. pp: 41-47 Rogoff, K. 1996 “The purchasing power parity puzzle”, Journal of Economic Literature, Vol. 34 No. 1, pp. 647-668. Shapiro, A.C. 2013. Multinational Financial Management, 9th ed. John Wiley & Sons. Hoboken, NJ Stavenga, M. H. 1984. An Investigation of Reported Foreign Exchange Gians and Losses of Multinational Corporations. DBA designation. United States International University: Los Angeles Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono. 2009. Metode Penelitian dan Kuantitatif. Alfabeta: Bandung Taylor, M. P. 1995. “The Economics of Exchange Rates”. Journal of Economic Litelature. Vol. 33 No. 1, pp. 13-47 Taswan. 2006. Manajemen Perbankan: Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Cetakan ke-6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada www.cirebontrust.com diakses tanggal 15 Februari 2016 www.idx.co.id diakses tanggal 1 Maret 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
LAMPIRAN I DAFTAR SAMPEL PERIODE SEBELUM PEMERINTAHAN JOKOWI No
Kode Saham
1 AGRO 2 BABP 3 4 5 6 7 8
BACA BBCA BBKP BBNI BBNP BBRI
9 BCIC 10 BDMN 11 BKSW 12 BMRI 13 BNBA 14 BNGA 15 BNII 16 BSIM 17 BSWD 18 INPC 19 MAYA 20 MCOR 21 MEGA 22 NISP 23 PNBN 24 SDRA
Nama Emiten Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk ( d.h Bank Agroniaga Tbk ) Bank MNC Internasional Tbk ( d.h ICB Bumiputera Tbk , d.h Bank Bumiputera Indonesia Tbk ) Bank Capital Indonesia Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Bukopin Tbk Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk Bank J Trust Indonesia ( d.h Bank Mutiara Tbk, d.h Bank Century Tbk, d.h Bank Century Intervest Corp Tbk / Bank CIC Tbk ) Bank Danamon Indonesia Tbk Bank QNB Indonesia Tbk ( d.h Bank QNB Kesawan Tbk, d.h Bank Kesawan Tbk ) Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Bumi Arta Tbk Bank CIMB Niaga Tbk ( d.h Bank Niaga Tbk ) Bank Maybank Indonesia Tbk ( d.h BII Maybank Tbk, d.h Bank Internasional Indonesia Tbk ) Bank Sinar Mas Tbk ( d.h Bank Shinta Indonesia ) Bank of India Indonesia Tbk ( d.h Bank Swadesi Tbk ) Bank Artha Graha International Tbk ( d.h Bank Interpacific Tbk ) Bank Mayapada International Tbk Bank Windu Kentjana International Tbk ( d.h Bank Multicor International Tbk ) Bank Mega Tbk Bank NISP OCBC Tbk ( d.h bank NISP Tbk ) Bank Pan Indonesia Tbk Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk ( d.h Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
LAMPIRAN II DAFTAR SAMPEL PERIODE SAAT PEMERINTAHAN JOKOWI No
Kode Saham
1
AGRO
2
AGRS
3
BABP
4 5 6 7 8 9 10
BACA BBCA BBKP BBMD BBNI BBNP BBRI
11
BCIC
12 13 14
BDMN BJBR BJTM
15
BKSW
16 17 18
BMRI BNBA BNGA
19
BNII
20 21 22 23
BSIM BSWD INPC MAYA
24
MCOR
25 26 27
MEGA NISP PNBN
28
SDRA
Nama Emiten Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk (d.h Bank Agroniaga Tbk) Bank Agris Tbk (d.h Bank Finconesia ) Bank MNC Internasional Tbk (d.h ICB Bumiputera Tbk , d.h Bank Bumiputera Indonesia Tbk) Bank Capital Indonesia Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Bukopin Tbk Bank Mestika Dharma Tbk Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk Bank Nusantara Parahyangan Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk Bank J Trust Indonesia (d.h Bank Mutiara Tbk, d.h Bank Century Tbk, d.h Bank Century Intervest Corp Tbk / Bank CIC Tbk) Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Jabar Banten Tbk Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Tbk) Bank QNB Indonesia Tbk (d.h Bank QNB Kesawan Tbk, d.h Bank Kesawan Tbk ) Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank Bumi Arta Tbk Bank CIMB Niaga Tbk (d.h Bank Niaga Tbk) Bank Maybank Indonesia Tbk (d.h BII Maybank Tbk, d.h Bank Internasional Indonesia Tbk ) Bank Sinar Mas Tbk (d.h Bank Shinta Indonesia) Bank of India Indonesia Tbk (d.h Bank Swadesi Tbk ) Bank Artha Graha International Tbk (d.h Bank Interpacific Tbk ) Bank Mayapada International Tbk Bank Windu Kentjana International Tbk (d.h Bank Multicor International Tbk ) Bank Mega Tbk Bank NISP OCBC Tbk (d.h bank NISP Tbk ) Bank Pan Indonesia Tbk Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk d.h Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
LAMPIRAN III DATA RISIKO NILAI TUKAR PERIODE TAHUN 2010-2013 (Rp) No
Kode Saham
Risiko Nilai Tukar 2010
Risiko Nilai Tukar 2011
Risiko Nilai Tukar 2012
Risiko Nilai Tukar 2013
1
AGRO
241.636.000
1.317.104.000
1.941.985.000
22.196.852.000
2
BABP
(140.287.000)
12.229.129.000
13.354.640.000
31.995.000.000
3
BACA
342.000.000
(2.421.000.000)
520.000.000
(9.669.000.000)
4
BBCA
285.758.000.000 516.407.000.000
21.134.000.000
87.415.000.000
5
BBKP
22.248.000.000
67.248.000.000
54.671.000.000
58.114.000.000
6
BBNI
202.973.000.000 196.583.000.000
229.600.000.000
462.673.000.000
7
BBNP
4.531.630.000
6.952.770.000
8.018.597.000
19.667.614.000
8
BBRI
730.309.000.000
37.437.000.000
424.559.000.000
514.695.000.000
9
BCIC
2.381.000.000
10.410.000.000
(10.312.000.000)
(71.082.000.000)
10
BDMN
1.204.000.000
40.435.000.000
105.291.000.000
(138.562.000.000)
11
BKSW
521.000.000
1.624.000.000
11.188.000.000
51.134.000.000
12
BMRI
13
BNBA
14
BNGA
15
544.079.000.000 799.916.000.000 1.085.359.000.000 2.027.042.000.000 213.831.065
948.747.467
2.562.551.089
1.622.451.148
179.159.000.000 316.140.000.000
442.250.000.000
12.537.000.000
BNII
82.686.000.000
179.669.000.000
254.101.000.000
345.383.000.000
16
BSIM
2.373.000.000
9.742.000.000
13.640.000.000
2.316.000.000
17
BSWD
2.121.639.280
5.877.206.402
5.596.774.084
16.214.262.432
18
INPC
6.722.072.540
15.762.886.936
22.645.000.000
42.254.000.000
19
MAYA
1.083.615.000
3.071.842.000
2.811.008.000
5.908.277.000
20
MCOR
746.000.000
1.902.000.000
2.798.000.000
2.621.000.000
21
MEGA
24.227.000.000
31.271.000.000
36.217.000.000
17.562.000.000
22
NISP
94.526.000.000
166.913.000.000
212.743.000.000
209.223.000.000
23
PNBN
217.266.000.000 287.348.000.000
158.564.000.000
303.191.000.000
24
SDRA
(1.281.000.000)
4.739.000.000
11.020.000.000
96.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
LAMPIRAN IV DATA RISIKO NILAI TUKAR PERIODE TAHUN 2014 (Rp) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kode Saham AGRO AGRS BABP BACA BBCA BBKP BBMD BBNI BBNP BBRI BCIC BDMN BJBR BJTM BKSW BMRI BNBA BNGA BNII BSIM BSWD INPC MAYA MCOR MEGA NISP PNBN SDRA
Risiko Nilai Tukar 2014 3.018.211.000 4.570.000.000 9.956.000.000 1.625.000.000 7.334.000.000 63.395.000.000 (628.070.361) 745.739.000.000 5.599.098.000 262.919.000.000 20.023.000.000 (7.198.000.000) 23.683.000.000 (1.327.000.000) 32.706.000.000 (17.995.000.000) 623.807.198 (35.331.000.000) 109.899.000.000 (4.537.000.000) 15.721.347.754 8.855.000.000 3.131.358.000 2.315.000.000 28.299.000.000 (87.205.000.000) 103.932.000.000 100.274.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
LAMPIRAN V DATA KINERJA KEUANGAN BANK PERIODE 2010-2013 (Rp) No
Kode Saham
Laba 2010
Laba 2011
Laba 2012
1
AGRO
14.026.715.000
32.856.381.000
33.026.578.000
52.439.708.000
2
BABP
28.203.291.000
(95.326.879.000)
1.036.435.000
(81.740.000.000)
3
BACA
23.166.000.000
27.807.000.000
47.714.000.000
70.477.000.000
4
BBCA
8.479.273.000.000
10.817.798.000.000
11.718.460.000.000
14.256.239.000.000
5
BBKP
492.761.000.000
741.478.000.000
834.719.000.000
934.622.000.000
6
BBNI
4.103.198.000.000
5.808.218.000.000
7.048.362.000.000
9.057.941.000.000
7
BBNP
51.084.535.000
68.145.768.000
85.429.831.000
105.234.027.000
8
BBRI
11.472.385.000.000
15.087.996.000.000
18.687.380.000.000
21.354.330.000.000
9
BCIC
217.963.000.000
260.445.000.000
145.595.000.000
(1.136.045.000.000)
10
BDMN
2.983.761.000.000
3.449.033.000.000
4.117.148.000.000
4.159.320.000.000
11
BKSW
1.212.000.000
6.182.000.000
(29.499.000.000)
3.357.000.000
12
BMRI
9.369.226.000.000
12.695.885.000.000
16.043.618.000.000
18.829.934.000.000
13
BNBA
28.113.202.804
42.624.596.226
57.115.739.320
56.197.424.458
14
BNGA
2.562.553.000.000
3.176.960.000.000
4.249.861.000.000
4.296.151.000.000
15
BNII
531.126.000.000
671.096.000.000
1.211.121.000.000
1.570.316.000.000
16
BSIM
101.806.000.000
112.650.000.000
227.906.000.000
221.100.000.000
17
BSWD
35.092.115.873
48.072.269.679
54.996.241.237
81.495.346.240
18
INPC
83.669.240.494
100.430.496.735
133.349.000.000
225.937.000.000
19
MAYA
76.954.223.000
171.275.436.000
263.289.326.000
385.351.499.000
20
MCOR
28.293.000.000
36.214.000.000
94.081.000.000
78.306.000.000
21
MEGA
951.800.000.000
1.073.352.000.000
1.377.412.000.000
524.780.000.000
22
NISP
418.662.000.000
752.654.000.000
915.456.000.000
1.142.721.000.000
23
PNBN
1.448.937.000.000
2.053.115.000.000
2.278.335.000.000
2.454.475.000.000
24
SDRA
59.941.000.000
90.043.000.000
118.843.000.000
202.085.000.000
Laba 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
LAMPIRAN VI DATA KINERJA KEUANGAN BANK PERIODE TAHUN 2014 (Rp) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Kode Saham AGRO AGRS BABP BACA BBCA BBKP BBMD BBNI BBNP BBRI BCIC BDMN BJBR BJTM BKSW BMRI BNBA BNGA BNII BSIM BSWD INPC MAYA MCOR MEGA NISP PNBN SDRA
Laba 2014 62.001.106.000 12.629.000.000 (54.550.000.000) 74.530.000.000 16.511.670.000.000 726.808.000.000 237.030.507.000 10.829.379.000.000 96.532.495.000 24.253.845.000.000 (662.006.000.000) 2.682.662.000.000 1.120.035.000.000 939.084.000.000 120.837.000.000 20.654.783.000.000 51.827.836.329 2.343.840.000.000 712.328.000.000 154.932.000.000 106.167.729.998 110.585.000.000 435.561.942.000 184.646.000.000 599.238.000.000 1.332.182.000.000 2.582.627.000.000 138.073.000.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
LAMPIRAN VII LAPORAN LABA RUGI BANK CENTRAL ASIA, Tbk TAHUN 2012 (Jutaan Rupiah) PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan bunga
28.885.290
Beban bunga
(7.647.167)
Pendapatan bunga-bersih
21.238.123
Pendapatan provinsi dan komisi Beban provinsi dan komisi
5.455.094 (1.770)
Pendapatan provinsi dan komisi-bersih
5.453.324
Pendapatan transaksi perdagangan-bersih
604.736
Pendapatan operasional lainnya
317.773
Jumlah pendapatan operasional Beban penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan Pemulihan estimasi kerugian atas transaksi rekening administratif
27.613.956 (498.670) -
Beban operasional lainnya Beban karyawan
(6.154.966)
Beban umum dan administrasia
(6.450.204)
Lain-lain
(254.548) (12.859.718)
Jumlah beban operasional LABA OPERASIONAL BERSIH PENDAPATAN NON-OPERASIONAL-BERSIH LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
(13.358.388) 14.255.568 430.478 14.686.046
BEBAN PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan
(3.141.702) 174.116 (2.967.586)
LABA BERSIH
11.718.460
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
LABA BERSIH
11.718.460
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam valuta asing
21.134
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual: Sebelum pajak penghasilan
215.544
(Beban) pendapatan pajak tangguhan
(53.886)
Lain-lain PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN, SETELAH PAJAK
(2.729) 180.063
PENGHASILAN JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
11.898.523
JUMLAH BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
11.721.717 (3.257) 11.718.460
LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali
11.901.780 (3.527) 11.898.523
LABA BERSIH PER SAHAM DASAR DAN DILUSIAN YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK ENTITAS INDUK (Rupiah penuh)
480