No. 40/07/82/Th. XV, 18 Juli 2016
PROFIL KEMISKINAN MALUKU UTARA MARET 2016 JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI MALUKU UTARA KEADAAN MARET 2016 SEBANYAK 74,68 RIBU ORANG ATAU SEBESAR 6,33 PERSEN
Jumlah penduduk miskin di Maluku Utara pada Maret 2016 mencapai 74,68 ribu orang (6,33 persen), berkurang sekitar 5,22 ribu orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2015 yang sebesar 79,90 ribu orang (6,84 persen).
Selama periode Maret 2015 – Maret 2016, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang seribu enam ratus orang (dari 12,25 ribu orang pada Maret 2015 menjadi 10,58 ribu orang pada Maret 2016), sedangkan di daerah perdesaan berkurang sekitar tiga ribu lima ratus orang (dari 67,65 ribu orang pada Maret 2015 menjadi 64,10 ribu orang pada Maret 2016).
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2016 sebesar 3,32 persen, menurun dari 3,85 persen pada Maret 2015. Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan menjadi 7,44 persen pada Maret 2016 dari 7,95 persen pada Maret 2015.
Garis Kemiskinan naik sebesar 9.44 persen atau sekitar tiga puluh dua ribu rupiah, yaitu dari Rp.344.088,per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp.376.554,- per kapita per bulan pada Maret 2016. Kenaikan garis kemiskinan pada daerah perkotaan sebesar 8,27 persen atau sekitar dua puluh sembilan ribu delapan ratus rupiah, sedangkan pada daerah perdesaan naik sebesar 9,91 persen atau sekitar tiga puluh tiga ribu lima ratus rupiah.
Pada periode Maret 2015 – Maret 2016, Indeks kedalaman kemiskinan (P1) maupun Indeks keparahan kemiskinan (P2) mengalami sedikit peningkatan, baik pada daerah perkotaan maupun perdesaan. Ini mengindikasikan bahwa meskipun jumlah penduduk miskin berkurang namun rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi garis kemiskinan, dan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin besar dalam periode tersebut.
Berita Resmi Statistik No. 40/07/82/Th. XV, 18 Juli 2016
1
1.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Maluku Utara Maret 2009 – Maret 2016
Persentase penduduk miskin di Maluku Utara selama periode tujuh tahun terakhir (2009-2016) secara umum mengalami penurunan, yaitu dari 10,36 persen pada Maret 2009 menjadi 6,33 persen pada Maret 2016. Begitu pula dari sisi jumlah, secara umum mengalami penurunan, yaitu dari 98 ribu orang pada Maret 2009 menjadi 74,68 ribu orang pada Maret 2016. Pada setahun terakhir (Maret 2015 – Maret 2016), jumlah penduduk miskin di Maluku Utara mengalami penurunan dari 79,90 ribu orang pada Maret 2015 menjadi 74,68 ribu orang pada Maret 2016. Penurunan jumlah penduduk miskin juga diakibatkan karena penurunan jumlah penduduk miskin secara bersama-sama di daerah perkotaan dan perdesaan. Jumlah penduduk miskin di perkotaan menurun menjadi 10,58 ribu orang pada Maret 2016 dibandingkan kondisi Maret 2015 yang berjumlah 12,25 ribu orang. Sedangkan jumlah penduduk miskin di perdesaan mengalami penurunan dari 67,65 ribu orang pada Maret 2015 menjadi 64,10 ribu orang.
Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah di Maluku Utara, Maret 2009 – Maret 2016 Persentase Penduduk Miskin (%)
Jumlah Penduduk Miskin (000)
Periode K
D
K+D
K
D
K+D
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Maret 2009
8,72
89,27
98,00
3,10
13,42
10,36
Maret 2010
7,64
83,44
91,07
2,66
12,28
9,42
Maret 2011
8,10
89,33
97,43
2,80
11,58
9,18
September 2011
8,57
98,74
107,31
2,95
12,61
10,00
Maret 2012
7,57
84,35
91,91
2,55
10,69
8,47
September 2012
8,75
79,62
88,36
2,92
9,98
8,05
Maret 2013
9,16
74,04
83,20
2,99
9,22
7,50
September 2013
11,02
74,56
85,58
3,56
9,19
7,64
Maret 2014
12,19
70,45
82,64
3,95
8,56
7,30
September 2014
11,17
73,62
84,79
3,58
8,85
7,41
Maret 2015
12,25
67,65
79,90
3,85
7,95
6,84
September 2015
8,29
64,35
72,65
2,61
7,57
6,22
Maret 2016
10,58
64,10
74,68
3,32
7,44
6,33
(1)
Sumber: Diolah dari data Susenas Keterangan : - K = Perkotaan; D = Perdesaan; K+D = Perkotaan + Perdesaan. - Jumlah dan persentase penduduk miskin disesuaikan dengan Backcasting berdasarkan Proyeksi Penduduk 2010-2035
2
Berita Resmi Statistik No. 40/07/82/Th. XV, 18 Juli 2016
Gambar 1. Perkembangan Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Maluku Utara, Maret 2009 – Maret 2016 120 100 80
12
107.31 98.00
91.07
97.43
10.36
11 88.36
83.20 85.58 82.64 84.79 79.90
10.00 9.42
60
91.91
72.65 74.68
10 9
9.18
8
8.47 8.05
40
7.50
7.64
7.30
7
7.41 6.84
20
6.22
6.33
Sep 2015
Mar 2016
0
6 5
Mar 2009
Mar 2010
Mar 2011
Sept 2011
Mar 2012
Sept 2012
Mar 2013
Jumlah
Sept 2013
Mar 2014
Sep 2014
Mar 2015
Persentase
Sumber: Diolah dari data Susenas
2. Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Maluku Utara September 2015 – Maret 2016 Jumlah penduduk miskin di Maluku Utara pada Maret 2016 sebanyak 74,68 ribu orang (6,33 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2015 sebanyak 72,65 ribu orang (6,22 persen), jumlah penduduk miskin di Maluku Utara selama setengah tahun terakhir bertambah sekitar 2,03 ribu orang. Meningkatnya jumlah penduduk miskin di Maluku Utara disumbang oleh peningkatan kemiskinan pada daerah perkotaan di Maluku Utara dari 8,29 ribu orang (2,61 persen) pada September 2015 menjadi 10,58 ribu orang (3,32 persen) pada Maret 2016. Sedangkan penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 0,25 ribu orang, yaitu dari 64,35 ribu orang (7,57 persen) pada September 2015 menjadi 64,10 ribu orang (7,44 persen) pada Maret 2016.
3. Perubahan Garis Kemiskinan Maret 2015 – Maret 2016
Jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin merupakan penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Selama periode Maret 2015 – Maret 2016, Garis Kemiskinan Maluku Utara naik sebesar 9,44 persen atau sekitar tiga puluh dua ribu rupiah, yaitu dari Rp. 344.088,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp.376.554,- per kapita per bulan pada Maret 2016.
Berita Resmi Statistik No. 40/07/82/Th. XV, 18 Juli 2016
3
Garis kemiskinan makanan (GKM) naik sebesar 7,16 persen, yaitu dari Rp. 275.361,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp.295.078,- per kapita per bulan pada Maret 2016. Sementara garis kemiskinan non makanan (GKNM) naik sebesar 18,55 persen, yaitu dari Rp. 68.726,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp.81.476,- per kapita per bulan pada Maret 2016. Menurut daerah, garis kemiskinan daerah perkotaan naik dari Rp. 360.933,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp.390.788,- per kapita per bulan pada Maret 2016, atau mengalami kenaikan sebesar 8,27 persen. Sementara garis kemiskinan daerah perdesaan mengalami kenaikan dari Rp. 337.789,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp.371.289,- per kapita per bulan, atau naik sebesar 9,91 persen. Tabel 2. Garis Kemiskinan Per Kapita Per Bulan menurut Daerah, Maret 2015 – Maret 2016
Daerah/ Periode Perkotaan Maret 2015 September 2015 Maret 2016 Perdesaan Maret 2015 September 2015 Maret 2016 Perkotaan+ Perdesaan Maret 2015 September 2015 Maret 2016
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) GKM
GKNM
GKM+GKNM
279.379 292.989 301.209
81.553 85.550 89.579
360.933 378.538 390.788
273.858 289.208 298.037
63.930 67.117 73.252
337.789 356.325 371.289
275.361 290.237 295.078
68.726 72.134 81.476
344.088 362.370 376.554
Sumber: Diolah dari data Susenas
4.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang juga perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan.
4
Berita Resmi Statistik No. 40/07/82/Th. XV, 18 Juli 2016
Tabel 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Daerah di Maluku Utara, Maret 2015 – Maret 2016 Periode
Kota
Desa
Kota + Desa
(1)
(2)
(3)
(4)
Maret 2015
0,290
0,858
0,703
September 2015
0,611
1,348
1,148
Maret 2016
0,367
0,861
0,728
Maret 2015
0,036
0,160
0,126
September 2015
0,143
0,320
0,272
Maret 2016
0,064
0,218
0,177
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Sumber: Diolah dari data Susenas
Pada periode Maret 2015 – Maret 2016, Indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengalami peningkatan. Indeks kedalaman kemiskinan naik dari 0,703 pada Maret 2015 menjadi 0,728 pada Maret 2016. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung menjauhi garis kemiskinan. Sementara, indeks keparahan kemiskinan (P2) juga mengalami peningkatan dari 0,126 pada Maret 2015 menjadi 0,177 pada Maret 2016. Hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin mulai melebar. Nilai indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2) di daerah perdesaan masih tetap lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan. Pada Maret 2016, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 0,367 sementara di daerah perdesaan mencapai 0,861. Pun demikian dengan nilai indeks keparahan kemiskinan (P2) untuk wilayah perkotaan hanya 0,064 sementara di wilayah perdesaan mencapai 0,218. Maka dapat disimpulkan bahwa penduduk miskin di daerah perkotaan lebih mudah untuk diangkat dari garis kemiskinan daripada penduduk miskin di daerah perdesaan.
Berita Resmi Statistik No. 40/07/82/Th. XV, 18 Juli 2016
5
5.
Penjelasan Teknis dan Sumber Data a.
b.
c.
d.
e.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi untuk daerah perkotaan dan 47 jenis komoditi untuk daerah perdesaan. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan di Provinsi Maluku Utara Maret 2016 adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) bulan Maret 2016.
Informasi lebih lanjut hubungi: BPS Provinsi Maluku Utara Telp (0921) 3127878; Fax (0921) 3126301 homepage: http://malut.bps.go.id , e-mail:
[email protected]
6
Berita Resmi Statistik No. 40/07/82/Th. XV, 18 Juli 2016