PROFIL KEMISKINAN DI M
No.06/01/81/Th. XX,03 Januari 2017 Agustus 2007 Agustus 2007 ALUKU AHUN
T
2016
RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang pengeluaran per bulannya berada dibawah Garis
Kemiskinan) di Maluku pada bulan September 2016 sebanyak 331,79 ribu jiwa (19,26 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2016 yang berjumlah 327,72 ribu jiwa (19,18 persen), tingkat kemiskinan di Provinsi Maluku naik sebanyak 0,08 poin dan dari sisi jumlah, penduduk miskin bertambah sebanyak 4.070 jiwa.
Apabila dibandingkan antara bulan yang sama (September 2016 dan September 2015)
maka, Provinsi Maluku untuk tingkat kemiskinan terjadi penurunan sebesar 0,10 poin, (September 2016 sebesar 19,26 persen, September 2015 sebesar 19,36 persen). Dari sisi jumlah, penduduk miskin bertambah sebanyak 4.020 jiwa (September 2016 sebanyak 331,79 ribu jiwa, September 2015 sebanyak 327,77 ribu jiwa). Selama periode Maret 2016 s.d. September 2016, penduduk miskin di daerah perdesaan bertambah 1.910 jiwa, daerah perkotaan bertambah sebanyak 2.160 jiwa. Sementara untuk periode September 2015 s.d. September 2016 penduduk miskin di daerah perdesaan bertambah 1.380 jiwa, daerah perkotaan bertambah 2.640 jiwa. Persentase penduduk miskin September 2016 di daerah perdesaan masih tinggi, yaitu sebesar 26,88 persen dibandingkan dengan daerah perkotaan yang mencapai 7,86 persen. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan September 2016, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 76,39 persen. Pada periode September 2015 s.d. September 2016, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa dalam periode satu tahun terakhir, rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin dekat di bawah garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga berkurang.
Berita Resmi Statistik No. 06/01/81/th. XX, 03 Januari 2017
1
1.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Maluku, Maret 2012 – September 2016 Tingkat kemiskinan/persentase penduduk miskin pada periode 2012 – 2016 menunjukkan trend yang semakin menurun dari waktu ke waktu kecuali pada periode September 2014 – Maret 2015 dan Maret 2016 - September 2016. Namun, bila dibandingkan antara periode September 2015 ke September 2016 terjadi penurunan persentase kemiskinannya sebesar 0,10 poin. Dalam empat tahun terakhir (Maret 2012 s.d. September 2016), persentase penduduk yang rata-rata pengeluaran per bulannya di bawah Garis Kemiskinan atau yang disebut sebagai penduduk miskin berkurang sebanyak 2,52 poin. Sedangkan dari segi jumlah, pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin Provinsi Maluku berkurang sebanyak 14,98 ribu jiwa. Gambar 1. Trend Tingkat Kemiskinan di Maluku Maret 2012 – September 2016 21,78 20,76 19,49
19,27
19,13
19,51
19,36
18,44
19,18
19,26
Mar 2012 Sept 2012 Mar 2013 Sept 2013 Mar 2014 Sept 2014 Mar 2015 Sept 2015 Mar 2016 Sept 2016
Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Maluku Menurut Daerah, Maret 2012 – September 2016
Tahun
Jumlah Penduduk Miskin (Dalam Ribuan Jiwa)
Kota Desa Kota + Desa Maret 2012 57,89 288,88 346,77 Sept 2012 50,30 283,30 333,60 Maret 2013 47,86 268,12 315,99 Sept 2013 49,95 265,26 315,21 Maret 2014 49,83 266,28 316,11 Sept 2014 47,58 259,44 307,02 Maret 2015 51,77 276,64 328,41 Sept 2015 51,60 276,17 327,77 Maret 2016 52,08 275,64 327,72 Sept 2016 54,24 277,55 331,79 Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Persentase Penduduk Miskin (Persen) Kota 9,78 8,39 7,93 7,96 7,80 7,35 7,91 7,83 7,66 7,86
Desa 28,87 28,12 26,34 26,30 26,28 25,49 26,90 26,70 26,82 26,88
Kota + Desa 21,78 20,76 19,49 19,27 19,13 18,44 19,51 19,36 19,18 19,26
Apabila dibedakan menurut daerahnya, jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan selama periode Maret 2012 s.d. September 2016 berkurang sebanyak 11,33 ribu jiwa. Di daerah perkotaan, pada periode yang sama, jumlah penduduk miskin juga menunjukkan penurunan sebanyak 3,65 ribu jiwa.
Berita Resmi Statistik No. 06/01/81/th. XX, 03 Januari 2017
2
Adapun jika dilihat dari segi persentase, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2016 masih tinggi, yaitu sebesar 26,88 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan persentase penduduk miskin di daerah perkotaan yang hanya sebesar 7,86 persen. Selama periode Maret 2012 s.d. September 2016, persentase penduduk miskin di perdesaan turun sebesar 1,99 poin sedangkan untuk daerah perkotaan, penurunannya mencapai 1,92 poin. 2.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan September 2015 – September 2016 Pada September 2016, BPS mencatat jumlah penduduk miskin di Maluku sebanyak sekitar 331,79 ribu jiwa, atau meningkat 4.020 jiwa jika dibandingkan pada bulan yang sama tahun sebelumnya (September 2015) sebanyak 327,77 ribu jiwa. Dari sisi persentase, tingkat kemiskinan di Maluku pada September 2016 (19,26 persen) lebih rendah dibandingkan September 2015 yang tercatat sebesar 19,36 persen. Sedangkan jika dibandingkan dengan keadaan Maret 2016, jumlah penduduk miskin di Maluku pada bulan September 2016 bertambah sekitar 4.070 jiwa atau 0,08 poin. Penduduk miskin di perdesaan pada September 2016 tercatat 277,55 ribu jiwa. Jumlah ini bertambah 1.380 jiwa dibandingkan periode yang sama pada tahun 2015 yang menunjukkan angka 276,17 ribu jiwa. Bila dilihat dari sisi persentase, tingkat kemiskinan di perdesaan di Provinsi Maluku pada September 2016 (26,88 persen) juga lebih tinggi dibandingkan September 2015 yang sebesar 26,70 persen. Adapun bila dibandingkan dengan periode Maret 2016, jumlah penduduk miskin September 2016 bertambah sekitar 1.910 jiwa atau mengalami kenaikan 0,06 poin. Penduduk miskin di perkotaan pada September 2016 tercatat 54,24 ribu jiwa. Jumlah ini meningkat 2.640 jiwa dibandingkan periode yang sama pada tahun 2015 yang menunjukkan angka 51,60 ribu jiwa. Adapun bila dibandingkan dengan periode Maret 2016, jumlah penduduk miskin September 2016 di perkotaan juga mengalami peningkatan sekitar 2.160 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk miskin di perkotaan ini ternyata sejalan dengan persentase penduduk miskin. Tingkat kemiskinan di perkotaan di Provinsi Maluku pada September 2016 (7,86 persen) lebih tinggi dibandingkan September 2015 yang sebesar 7,83 persen dan Maret 2016 yang sebesar 7,66 persen.
3.
Perubahan Garis Kemiskinan September 2015 – September 2016 Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Selama September 2015 – September 2016, Garis Kemiskinan naik sebesar 4,78 persen, yaitu dari Rp405.279,- perkapita perbulan pada September 2015 menjadi Rp424.656,- perkapita perbulan pada September 2016. Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri atas Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM), maka peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan September 2016, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 76,39 persen. Masih besarnya porsi makanan dalam struktur pengeluaran penduduk adalah karakteristik penduduk miskin, yaitu penghasilan penduduk lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan paling dasar
Berita Resmi Statistik No. 06/01/81/th. XX, 03 Januari 2017
3
seperti makanan dan minuman daripada hal lain seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, pakaian, hiburan dan investasi. Adapun dari Tabel 2 terlihat bahwa garis kemiskinan di daerah perkotaan lebih tinngi daripada perdesaan. Garis kemiskinan di perkotaan pada September 2016 sebesar Rp424.788,- per kapita per bulan, sedangkan di perdesaan sebesar Rp423.698,- per kapita per bulan. Secara umum, nilai Garis Kemiskinan yang digunakan sebagai dasar penentuan status kemiskinan penduduk di Maluku pada September 2016 sebesar Rp424.656,- yang juga berarti, untuk memenuhi kebutuhan dasar 2100 kkal makanan per hari dan pengeluaran dasar non makanan dalam satu bulan per jiwa di Maluku dibutuhkan uang sekitar Rp424.656,-. Dengan demikian, penduduk dengan jumlah pengeluaran per bulan di bawah nilai Garis Kemiskinan tersebut tergolong miskin. Tabel 2. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, Maret 2013 – September 2016 Tahun Maret 2013 Sept 2013 Maret 2014 Sept 2014 Maret 2015 Sept 2015; Maret 2016 Sept 2016
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Kota + Kota Desa Desa 315.012 285.967 296.778 358.068 339.466 346.599 362.783 345.536 352.208 369.738 355.478 361.022 400.347 399.176 399.632 404.929 405.502 405.279 412.980 415.177 414.302 424.788 423.698 424.656
Jumlah Penduduk Miskin (Dalam Ribuan Jiwa)
Persentase Penduduk Miskin (Persen)
315,99 315,21 316,11 307,02 328,41 327,77 327,72 331,79
19,49 19,27 19,13 18,44 19,51 19,36 19,18 19,26
Sumber: Diolah dari data Susenas
Gambar 2. Trend Garis Kemiskinan Maluku, Maret 2013 – September 2016
Sept 2016 Mar 2016 Sept 2015 Mar 2015 Sept 2014 Mar 2014 Sept 2013 Mar 2013
Berita Resmi Statistik No. 06/01/81/th. XX, 03 Januari 2017
424656 423698 424788 414302 415177 412980 405279 405502 404929 399632 Kota+Desa 399176 400347 Desa 361022 355478 Kota 369738 352208 345536 362783 346599 339466 358068 296778 285967 315012
4
Tabel 3. Garis Kemiskinan Makanan dan Bukan Makanan Maluku, Maret 2013 – September 2016 Tahun
Makanan 227.238 265.760 269.700 277.002 306.768 310.278 318.165 324.381
Maret 2013 Sept 2013 Maret 2014 Sept 2014 Maret 2015 Sept 2015 Maret 2016 Sept 2016
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Bukan Makanan 65.133 68.728 69.540 80.839 82.507 95.001 96.137 100.275
Total 296.778 346.599 352.208 361.022 399.632 405.279 414.302 424.656
Sumber: Diolah dari data Susenas
Gambar 3. Perbandingan Garis Kemiskinan Makanan dan Bukan Makanan Maluku, Maret 2013 s.d. September 2016 306768 265760
269700
310278
318165
324381
277002
227238
Makanan Nonmakanan
65133
68728
69540
80839
82507
95001
96137
100275
Mar 2013 Sept 2013 Mar 2014 Sept 2014 Mar 2015 Sept 2015 Mar 2016 Sept 2016
4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu mengurangi jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Pada periode September 2015 – September 2016, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 4,79 pada September 2015 menjadi 3,76 pada September 2016. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 1,65 menjadi 1,13 pada periode yang sama. Namun, jika dibandingkan dengan periode Maret 2016, kedua indeks ini menunjukan kecenderungan mengalami peningkatan. Penurunan nilai kedua indeks ini (September 2015 - September 2016) mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung mendekati di bawah garis kemiskinan dan
Berita Resmi Statistik No. 06/01/81/th. XX, 03 Januari 2017
5
ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit. Jika kita lihat lebih lanjut, penurunan terjadi baik di perdesaan maupun di daerah perkotaan. Menurunnya dua indikator ini merupakan indikasi yang cukup baik bagi usaha-usaha pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah. Ini menggambarkan bahwa penurunan tingkat kemiskinan sudah menuju kearah yang lebih baik karena peningkatan kesejahteraan penduduk miskin menuju kearah yang lebih merata. Namun yang perlu diwaspadai adalah apabila rata-rata pengeluaran penduduk miskin menjadi semakin menjauh di bawah Garis Kemiskinan dan melebarnya ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin akan memperlambat penurunan tingkat kemiskinan dimasa yang akan datang. Gambar 4. Trend P1 dan P2 Maluku, Maret 2013 – September 2016 4,79 3,88
1,16
3,52
0,93
3,8
1,11
4,11 3,52
1,37
3,63
3,76
0,99
1,13
1,65 0,92
Mar 2013 Sept 2013 Mar 2014 Sept 2014 Mar 2015 Sept 2015 Mar 2016 Sept 2016 P1
P2
Berita Resmi Statistik No. 06/01/81/th. XX, 03 Januari 2017
6
Tabel 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Maluku Menurut Daerah, Maret 2013 – Maret 2016 Tahun
Kota
Desa
Kota + Desa
1,49 1,13 1,53 1,14 1,36 1,98 1,47 1,25
5,30 5,00 5,22 5,99 4,89 6,57 5,06 5,44
3,88 3,52 3,80 4,11 3,52 4,79 3,63 3,76
0,41 0,24 0,52 0,26 0,33 0,66 0,37 0,37
1,61 1,36 1,49 2,08 1,30 2,29 1,40 1,65
1,16 0,93 1,11 1,37 0,92 1,66 0,99 1,13
IndeksKedalamanKemiskinan (P1) Maret 2013 September 2013 Maret 2014 September 2014 Maret 2015 September 2015 Maret 2016 September 2016
IndeksKeparahanKemiskinan (P2) Maret 2013 September 2013 Maret 2014 September 2014 Maret 2015 September 2015 Maret 2016 September 2016 Sumber: Diolah dari data Susenas
Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan lebih tinggi dari pada perkotaan. Pada September 2016, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 1,25 sementara di daerah perdesaan mencapai 5,44. Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perkotaan sebesar 0,37 sementara di daerah perdesaan mencapai 1,65. Dapat disimpulkan bahwa jiwa miskin di perdesaan akan lebih sulit untuk keluar dari kemiskinan. Hal tersebut diperparah juga dengan masih tingginya kesenjangan diantara penduduk miskin itu sendiri yang tercermin dari nilai P2.
Berita Resmi Statistik No. 06/01/81/th. XX, 03 Januari 2017
7
5.
Penjelasan Teknis dan Sumber Data a. Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran, Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. b. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri atas dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan BukanMakanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki ratarata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. c. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). d. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar nonmakanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. e. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan September 2016 adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional/SusenasKonsumsi Pengeluaran bulan September 2016.
Berita Resmi Statistik No. 06/01/81/th. XX, 03 Januari 2017
8
BPS PROVINSI MALUKU Informasi lebih lanjut hubungi: Ir. Ismail Rumata, M.Si. Kepala Bidang Statistik Sosial e-mail :
[email protected] Telepon: 0911-361319, 361320
Berita Resmi Statistik No. 06/01/81/th. XX, 03 Januari 2017
9