No. , 05/01/81/Th. XV, 2 Januari 2014 Agustus 2007
PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2013 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang pengeluaran per bulannya berada di bawah Garis Kemiskinan) di Maluku pada bulan September 2013 sebesar 322.510 orang (19,27 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan September 2012 yang berjumlah 338.890 orang (20,76 persen), berarti tingkat kemiskinan turun sebanyak 1,49 persen dalam satu tahun dan jumlah penduduk miskin turun sebanyak 16.380 orang. Selama periode September 2012-September 2013, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 16.390 orang, sementara di daerah perkotaan dapat dikatakan stagnan. Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan masih cukup tinggi, yaitu sebesar 26,30 persen dibandingkan dengan daerah perkotaan mencapai 7,96 persen. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan September 2013, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 73 persen. Pada periode September 2012-September 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin mengecil.
Berita Resmi Statistik No. 05/01/81/Th. XV, 2 Januari 2014
1
1.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Maluku, 2002-2013 Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 2002-2013 berfluktuasi dari tahun ke tahun (Tabel 1). Pada periode 2002-2004 jumlah penduduk miskin berkurang sebesar 21.200 orang, namun pada periode 2004-2006 penduduk miskin cenderung meningkat. Selanjutnya pada periode 2007-2012 jumlah penduduk miskin terus mengalami penurunan yaitu dari 404.700 orang menjadi 350.230 orang. Secara relatif juga terjadi penurunan persentase penduduk miskin dari 34,78 persen pada tahun 2002 menjadi 32,13 persen pada tahun 2004. Pada tahun 2005, persentase penduduk miskin bertambah menjadi 32,28 persen dan terus bertambah pada tahun 2006 menjadi 33,03 persen. Pada Maret 2012 terjadi penurunan persentase menjadi 21,78 persen dan pada September 2012 terjadi penurunan persentase menjadi 20,76 persen. Selama periode September 2012—September 2013, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 16.390 orang, sementara di daerah perkotaan dapat dikatakan stagnan karena bertambah sepuluh orang. Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan masih cukup tinggi, yaitu sebesar 26,30 persen dibandingkan dengan daerah perkotaan mencapai 7,96 persen. Peningkatan jumlah dan persentase penduduk miskin selama 2004-2006 terjadi karena harga barang-barang kebutuhan pokok selama periode tersebut naik tinggi. Akibatnya penduduk yang tergolong tidak miskin namun penghasilannya berada di sekitar garis kemiskinan banyak yang bergeser posisinya menjadi miskin. Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Maluku Menurut Daerah, 2002-2013 Tahun
Jumlah Penduduk Miskin Kota
Desa
2002
40.200
2003
Persentase Penduduk Miskin
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
378.600
418.800
12,76
42,82
34,78
41.900
358.000
399.900
12,53
40,56
32,85
2004
41.100
356.500
397.600
11,99
39,86
32,13
2005
45.100
366.400
411.500
13,57
38,89
32,28
2006
46.200
372.400
418.600
13,86
39,87
33,03
2007
49.100
355.600
404.700
14,49
37,02
31,14
2008
44 700
346 700
391 300
12,97
35,56
29,66
2009
38.770
341.240
380.010
11,03
34,30
28,23
2010
36.350
342.280
378.630
10,20
33,94
27,74
2011
59.600
300.720
360.320
10,24
30,54
23,00
Maret 2012
58.470
291.760
350.230
9,78
28,88
21,78
Sept 2012
51.100
287.790
338.890
8,39
28,12
20,76
Maret 2013
48.750
273.090
321.840
7,93
26,35
19,49
Sept 2013
51.110
271.400
322.510
7,96
26,30
19,27
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Berita Resmi Statistik No. 05/01/81/Th. XV, 2 Januari 2014
2
Gambar 1. Trend Kemiskinan di Maluku 2002—2012 40 35 30 25 20 15 10 5 0
34.78 32.85
32.13 32.28 33.03 31.14
29.66 28.23 27.74 23
21.78 20.76
19.49 19.27
% Pend Miskin
2.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan September 2012—September 2013 Jumlah penduduk miskin di Maluku pada bulan September 2013 sebesar 322.510 orang (19,27 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2012 yang berjumlah 338.890 orang (20,76 persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 16.390 orang. Dengan demikian, persentase penduduk miskin pada September 2013 masih lebih rendah dibandingkan keadaan September 2012. Garis kemiskinan di daerah perkotaan lebih tinggi daripada perdesaan. Garis kemiskinan di perkotaan pada periode September 2013 sebesar Rp358.068,- per kapita per bulan, sedangkan di perdesaan sebesar Rp339.446,- per kapita per bulan.
Tabel 2. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, Maret 2011—September 2013
Kota
Desa
Kota + Desa
Jumlah penduduk miskin
Maret 2011
265.475,-
233.084,-
245.120,-
360.320
23,00
September 2011
288.414,-
257.076,-
268.701,-
356.410
22,45
Maret 2012
300.490,-
268.981,-
280.693,-
350.230
21,78
September 2012
314.855,-
284.629,-
295.904,-
338.890
20,76
Maret 2013
315.012,-
285.967,-
296.778,-
321.840
19,49
September 2013
358.068,-
339.446,-
346.599
322.510
19,27
Tahun
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln)
Persentase penduduk miskin
Sumber: Diolah dari data Susenas 2011-2013
Berita Resmi Statistik No. 05/01/81/Th. XV, 2 Januari 2014
3
Gambar 2. Trend Garis Kemiskinan Maluku, 2007—2013
346599 296778 295904 280693 268701 245120 226030 207771 188931 179552
Mar-13 Mar-12
Mar-11 2009 2007 0
50000 100000 150000 200000 250000 300000 350000 GK
3.
Perubahan Garis Kemiskinan September 2012—September 2013 Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Selama September 2012—September 2013, Garis Kemiskinan naik sebesar 17,13 persen, yaitu dari Rp295.904,- per kapita per bulan pada September 2012 menjadi Rp346.599,- per kapita per bulan pada September 2013. Dengan memerhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri atas Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM), maka peranan komoditi makanan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada bulan September 2013, sumbangan GKM terhadap GK sebesar 73 persen. Tabel 3. Garis Kemiskinan Makanan dan Bukan Makanan Maluku, 2007 s.d. 2013 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Maret 2012 Sept 2012 Maret 2013 Sept 2013
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Makanan Bukan Makanan Total 142.964,36.588,179.552,149.989,38.942,188.931,161.232,46.538,207.771,174.525,51.504,226.030,188.493,56.627,245.120,215.560,65.133,280.693,227.176,68.728,295.904,227.238,69.540,296.778,261.704,96.364,346.599,-
Sumber: Diolah dari data Susenas 2007-2013
Berita Resmi Statistik No. 05/01/81/Th. XV, 2 Januari 2014
4
Gambar 3. Trend Garis Kemiskinan Makanan dan Bukan Makanan Maluku, 2007 s.d. 2013 Makanan
Nonmakanan
Total
346.599 295.904 296.780 261.704 245.120 227.240 227.176 226.030 215.560 207.771 188.493 179.552 188.931 161.232 174.525 142.964 149.989 280.693
96.364 68.728 69.540 65.133 56.628 36.588 38.942 43.538 51.504 2007
2008
2009
2010
2011 Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13
Berita Resmi Statistik No. 05/01/81/Th. XV, 2 Januari 2014
5
4.
Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Pada periode September 2012—September 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 4,38 pada keadaan September 2012 menjadi 3,52 pada keadaaan September 2013. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 1,31 menjadi 0,93 pada periode yang sama. Penurunan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit. Gambar 4. Trend P1 dan P2 Maluku, 2007—2013 P1
6.38
1.84
2007
5.89
1.75
2008
5.59
1.67
2009
5.23
1.47
2010
P2
4.99
1.54
2011
4.57
1.36
4.38
1.31
3.88
1.16
3.52
0.93
Mar-12 Sep-12 Mar-13 Sep-13
Berita Resmi Statistik No. 05/01/81/Th. XV, 2 Januari 2014
6
Tabel 4 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Maluku Menurut Daerah, Maret 2007 s.d. Maret 2012 Tahun
Kota
Desa
Kota + Desa
Maret 2007
2,38
7,79
6,38
Maret 2008
1,70
7,37
5,89
Maret 2009
1,75
6,94
5,59
Maret 2010
1,36
6,59
5,23
Maret 2011
1,98
6,77
4,99
September 2011
1,97
6,15
4,60
Maret 2012
1,74
6,24
4,56
September 2012
1,61
6,03
4,38
Maret 2013
1.49
5.30
3.88
September 2013
1,13
5.00
3.52
Maret 2007
0,58
2,29
1,84
Maret 2008
0,40
2,23
1,75
Maret 2009
0,38
2,12
1,67
Maret 2010
0,27
1,90
1,47
Maret 2011
0,55
2,13
1,54
September 2011
0,59
1,77
1,34
Maret 2012
0,42
1,91
1,36
September 2012
0,46
1,81
1,31
Maret 2013
0.41
1.61
1.16
September 2013
0,24
1,36
0.93
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Sumber: Diolah dari data Susenas Panel Maret 2007-2013
Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan jauh lebih tinggi dari pada perkotaan. Pada bulan September 2013, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 1,13 sementara di daerah perdesaan mencapai 5,00. Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perkotaan sebesar 0,24 sementara di daerah perdesaan mencapai 1,36. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah perdesaan lebih parah daripada daerah perkotaan.
Berita Resmi Statistik No. 05/01/81/Th. XV, 2 Januari 2014
7
5.
Perbandingan Data Provinsi Tabel 5. Garis Kemiskinan/GK, Persentase (P0) dan Jumlah (dalam Ribuan) Penduduk Miskin Menurut Provinsi dan Daerah, Tahun 2012 s.d. 2013 Propinsi (1)
Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua INDONESIA
September 2012 GK Jumlah (2) (3) 321.893 876,56 271.738 1.378,45 292.052 397,86 310.603 481,31 273.267 270,08 259.668 1.042,04 283.252 310,47 263.088 1.218,99 382.412 70,21 363.450 131,22 392.571 366,77 242.104 4.421,48 233.769 4.863,41 270.110 562,11 243.783 4.960,54 251.161 648,25 254.221 160,95 248.758 828,33 222.507 1.000,29 239.162 355,70 277.407 141,90 269.714 189,21 363.887 246,11 223.883 177,54 266.718 409,60 195.627 805,92 203.333 304,25 212.476 187,73 207.072 160,55 295.904 338,89 250.184 88,30 354.626 223,24 297.502 976,37 259.519 28594,63
P0 (4) 18,58 10,41 8,00 8,05 8,28 13,48 17,51 15,65 5,37 6,83 3,70 9,89 14,98 15,88 13,08 5,71 3,95 18,02 20,41 7,96 6,19 5,01 6,38 7,64 14,94 9,82 13,06 17,22 13,01 20,76 8,06 27,04 30,66 11,66
GK (5) 330.654 284.853 305.502 325.978 282.803 273.682 296.171 276.759 400.324 372.941 407.437 252.496 244.161 283.454 257.510 263.398 272.349 261.318 235.805 248.592 294.543 283.515 381.706 237.672 273.624 203.070 204.406 221.457 213.403 296.778 258.060 363.929 315.025 271.625
Berita Resmi Statistik No. 05/01/81/Th. XV, 2 Januari 2014
Maret 2012 Jumlah (6) 840,70 1.339,16 407,47 469,28 266,15 1.110,37 327,35 1.163,06 69,22 126,67 354,19 4.297,04 4.732,95 550,19 4.771,26 656,24 162,51 830,84 993,56 369,01 136,95 181,74 237,96 184,40 405,42 787,67 301,71 192,58 154,01 321,84 83,44 224,27 1.017,36 28066,55
P0 (7) 17,60 10,06 8,14 7,72 8,07 14,24 18,34 14,86 5,21 6,46 3,55 9,52 14,56 15,43 12,55 5,74 3,95 17,97 20,03 8,24 5,93 4,77 6,06 7,88 14,67 9,54 12,83 17,51 12,30 19,49 7,50 26,67 31,13 11,37
September 2013 GK Jumlah (8) (9) 348.172 855,71 311.063 1.390,80 336.606 380,63 350.129 522,53 307.885 281,57 291.058 1.108,21 327.358 320,41 295.395 1.134,28 427.081 70,90 398.903 125,02 434.322 375,70 276.825 4.382,65 261.881 4.704,87 303.843 535,18 273.758 4.865,82 288.733 682,71 284.009 186,53 278.514 802,45 251.080 1.009,15 270.306 394,17 307.698 145,36 300.329 183,27 417.902 255,91 250.249 200,16 301.000 400,09 217.547 857,45 226.990 326,71 233.942 200,97 228.944 154,20 346.599 322,51 291.352 85,82 397.003 234,23 339.096 1.057,98 292.951 28.553,93
8
P0 (10) 17,72 10,39 7,56 8,42 8,42 14,06 17,75 14,39 5,25 6,35 3,72 9,61 14,44 15,03 12,73 5,89 4,49 17,25 20,24 8,74 6,23 4,76 6,38 8,50 14,32 10,32 13,73 18,01 12,23 19,27 7,64 27,14 31,53 11,47
6.
Penjelasan Teknis dan Sumber Data a.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran, Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk.
b.
Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.
c.
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll).
d.
Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan.
e.
Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan tahun 2012 adalah data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi bulan September 2012.
Berita Resmi Statistik No. 05/01/81/Th. XV, 2 Januari 2014
9
BPS PROVINSI MALUKU Informasi lebih lanjut hubungi: Maritje Pattiwaellapia, SE, M.Si Kepala Bidang Statistik Sosial e-mail :
[email protected] Telepon: 0911-361319, 361320
Berita Resmi Statistik No. 05/01/81/Th. XV, 2 Januari 2014
10