BADAN PUSAT STATISTIK
No. 05 / 01 / 82 / Th. XIV, 02 Januari 2015
PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU UTARA SEPTEMBER 2014 JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2014 BERTAMBAH 2,2 RIBU ORANG
Jumlah penduduk miskin di Maluku Utara pada September 2014 mencapai 84,79 ribu orang (7,41 persen), bertambah sekitar 2,2 ribu orang (0,11 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2014 yang sebesar 82,64 ribu orang (7,30 persen).
Selama periode Maret - September 2014, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sekitar seribu orang (dari 12,19 ribu orang pada Maret 2014 menjadi 11,17 ribu orang pada September 2014), sedangkan di daerah perdesaan bertambah sekitar tiga ribu dua ratus orang (dari 70,45 ribu orang pada Maret 2014 menjadi 73,62 ribu orang pada September 2014).
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2014 sebesar 3,58 persen, menurun dari 3,95 persen pada Maret 2014. Sedangkan persentase penduduk miskin di daerah perdesaan mengalami kenaikan, yaitu 8,85 persen pada September 2014 dari 8,56 persen pada Maret 2014.
Garis Kemiskinan naik sebesar 6,89 persen atau sekitar dua puluh ribu rupiah, yaitu dari Rp.295.787,- per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp.316.160,- per kapita per bulan pada September 2014. Kenaikan garis kemiskinan pada daerah perkotaan sebesar 5,71 persen atau sekitar delapan belas ribu rupiah, sedangkan pada daerah perdesaan naik sebesar 7,38 persen atau sekitar dua puluh satu ribu rupiah.
Pada periode Maret - September 2014, Indeks kedalaman kemiskinan (P1) menunjukkan kecenderungan mengalami peningkatan, terutama pada daerah perdesaan. Sedangkan Indeks keparahan kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi garis kemiskinan, akan tetapi ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin kecil.
Berita Resmi Statistik No. 05 / 01 / 82 / Th. XIV, 02 Januari 2015
1
1.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Maluku Utara Maret 2009 – September 2014 Persentase penduduk miskin di Maluku Utara selama periode lima tahun terakhir (2009-2014)
secara umum mengalami penurunan, yaitu dari 10,36 persen pada Maret 2009 menjadi 7,41 persen pada September 2014. Begitu pula dari sisi jumlah, secara umum mengalami penurunan, yaitu dari 98 ribu orang pada Maret 2009 menjadi 84,79 ribu orang pada September 2014. Penurunan jumlah penduduk miskin selama lima tahun terakhir terutama terjadi di daerah perdesaan. Sedangkan pada daerah perkotaan, baik persentase maupun jumlah penduduk miskin secara umum mengalami kenaikan, yaitu sebanyak 8,72 ribu orang (3,10 persen) pada Maret 2009 menjadi 11,17 ribu orang (3,58 persen) pada September 2014. Pada setahun terakhir (September 2013 – September 2014), jumlah penduduk miskin di Maluku Utara mengalami penurunan dari 85,58 ribu orang pada September 2013 menjadi 84,79 ribu jiwa pada September 2014. Meskipun demikian, jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan pada Maret 2014 (82,64 ribu jiwa). Kenaikan jumlah penduduk miskin dalam waktu setengah tahun terakhir (Maret September 2014) terjadi di daerah perdesaan.
Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin menurut Daerah di Maluku Utara Maret 2009 – September 2014 Persentase Penduduk Miskin (%)
Jumlah Penduduk Miskin (000)
Periode
K
D
K+D
K
D
K+D
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Maret 2009
8,72
89,27
98,00
3,10
13,42
10,36
Maret 2010
7,64
83,44
91,07
2,66
12,28
9,42
Maret 2011
8,10
89,33
97,43
2,80
11,58
9,18
September 2011
8,57
98,74
107,31
2,95
12,61
10,00
Maret 2012
7,57
84,35
91,91
2,55
10,69
8,47
September 2012
8,75
79,62
88,36
2,92
9,98
8,05
Maret 2013
9,16
74,04
83,20
2,99
9,22
7,50
September 2013
11,02
74,56
85,58
3,56
9,19
7,64
Maret 2014
12,19
70,45
82,64
3,95
8,56
7,30
September 2014
11,17
73,62
84,79
3,58
8,85
7,41
(1)
Sumber: Diolah dari data Susenas Keterangan : - K = Perkotaan; D = Perdesaan; K+D = Perkotaan + Perdesaan. - Jumlah dan persentase penduduk miskin disesuaikan dengan Backcasting berdasarkan Proyeksi Penduduk 2010-2035
Berita Resmi Statistik No. 05 / 01 / 82 / Th. XIV, 02 Januari 2015
2
Gambar 1. Perkembangan Persentase dan Jumlah Penduduk Miskin Maluku Utara, Maret 2009 – September 2014
Sumber: Diolah dari data Susenas
2.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Maluku Utara Maret – September 2014 Jumlah penduduk miskin di Maluku Utara pada September 2014 sebanyak 84,79 ribu orang (7,41
persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2014 sebanyak 82,64 ribu orang (7,30 persen), berarti jumlah penduduk miskin di Maluku Utara selama satu semester terakhir bertambah sekitar 2,2 ribu orang. Bertambahnya jumlah penduduk miskin di Maluku Utara disebabkan bertambahnya penduduk miskin di daerah perdesaan sebanyak 3,2 ribu orang, yaitu dari 70,45 ribu orang (8,56 persen) pada Maret 2014 menjadi 73,62 ribu orang (8,85 persen). Sedangkan kemiskinan daerah perkotaan di Maluku Utara berkurang sekitar seribu orang yaitu 12,19 ribu orang (3,95 persen) pada Maret 2014 menjadi 11,17 ribu orang (3,58 persen) pada September 2014.
3.
Perubahan Garis Kemiskinan Maret – September 2014 Jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk miskin
merupakan penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Selama periode Maret – September 2014, Garis Kemiskinan Maluku Utara naik sebesar 6,89 persen atau sekitar dua puluh ribu rupiah, yaitu dari Rp. 295.787,- per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp.316.160,- per kapita per bulan pada September 2014. Garis kemiskinan makanan (GKM) naik sebesar 7,31 persen, yaitu dari Rp. 231.343,- per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp.248.255,- per kapita per bulan pada September 2014. Sementara garis Berita Resmi Statistik No. 05 / 01 / 82 / Th. XIV, 02 Januari 2015
3
kemiskinan non makanan (GKNM) naik sebesar 5,37 persen, yaitu dari Rp. 64.444,- per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp.67.905,- per kapita per bulan pada September 2014. Menurut daerah, garis kemiskinan daerah perkotaan naik dari Rp. 321.231,- per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp.339.561,- per kapita per bulan pada September 2014, atau mengalami kenaikan sebesar 5,71 persen. Sementara garis kemiskinan daerah perdesaan mengalami kenaikan dari Rp. 286.242,- per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp.307.374,- per kapita per bulan, atau naik sebesar 7,38 persen. Tabel 2. Garis Kemiskinan Per Kapita Per Bulan menurut Daerah, Maret – September 2014 Daerah/ Periode
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) GKM
Perkotaan Maret 2014 September 2014 Perdesaan Maret 2014 September 2014 Perkotaan+ Perdesaan Maret 2014 September 2014
GKNM
GKM+GKNM
238.068 252.385
83.164 87.176
321.231
228.820 246.705
57.422 60.670
286.242 307.374
231.343 248.255
64.444 67.905
295.787 316.160
339.561
Sumber: Diolah dari data Susenas
4.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin.
Dimensi lain yang juga perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Tabel 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Daerah di Maluku Utara, Maret – September 2014. Periode
Kota
Desa
Kota + Desa
(1)
(2)
(3)
(4)
0,439
1,351
1,102
0,398
1,444
1,159
Maret 2014
0,073
0,327
0,257
September 2014
0,074
0,309
0,245
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Maret 2014 September 2014 Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Sumber: Diolah dari data Susenas
Berita Resmi Statistik No. 05 / 01 / 82 / Th. XIV, 02 Januari 2015
4
Pada periode Maret – September 2014, Indeks kedalaman kemiskinan (P1) mengalami peningkatan. Indeks kedalaman kemiskinan naik dari 1,102 pada Maret 2014 menjadi 1,159 pada September 2014. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi garis kemiskinan. Sementara, indeks keparahan kemiskinan (P2) mengalami penurunan dari 0,257 menjadi 0,245 pada periode tersebut (Tabel 3). Hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin mulai mengecil. Nilai indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2) di daerah perdesaan masih tetap lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan. Pada September 2014, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 0,398 sementara di daerah perdesaan mencapai 1,444. Nilai indeks keparahan kemiskinan (P2) untuk perkotaan hanya 0,074 sementara di daerah perdesaan mencapai 0,309. Maka dapat disimpulkan bahwa penduduk miskin di daerah perkotaan lebih mudah untuk diangkat dari garis kemiskinan daripada penduduk miskin di daerah perdesaan.
5.
Penjelasan Teknis dan Sumber Data a.
b.
c.
d.
e.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. Metode yang digunakan adalah menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non-makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan di Provinsi Maluku Utara September 2014 adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) bulan September 2014 dengan sampel sebesar 1.000 rumah tangga.
Informasi lebih lanjut hubungi: BPS Provinsi Maluku Utara Telp (0921) 3127878; Fax (0921) 3126301 homepage: http://malut.bps.go.id , e-mail:
[email protected]
Berita Resmi Statistik No. 05 / 01 / 82 / Th. XIV, 02 Januari 2015
5