BPS KABUPATEN PESISIR SELATAN No.02/07/1302/Th I, 4 Juli 2017
PROFIL KEMISKINAN DI KABUPATEN PESISIR SELATAN 2016
1.
Garis kemiskinan (GK) Kabupaten Pesisir Selatan tahun 2016 sebesar Rp. 366.228,per kapita per bulan, bertambah sebesar Rp. 32.985,- per kapita per bulan atau meningkat sebesar 9,9 persen, bila dibandingkan kondisi tahun 2015 sebesar Rp. 333.243,- per kapita per bulan.
Secara persentase, penduduk miskin mengalami penurunan dari 8,46 persen pada 2015 menjadi sebesar 7,92 persen pada 2016.
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pesisir Selatan pada tahun 2016 sebesar 35,86 ribu jiwa, berkurang sekitar 2,27 ribu jiwa dibanding tahun 2015 sebesar 38,13 ribu jiwa.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kabupaten Pesisir Selatan naik 0,33 poin, dari 0,84 pada 2015 menjadi 1,17 pada 2016.
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Pesisir Selatan juga mengalami kenaikan sebesar 0,12 poin, dari 0,15 pada 2015 menjadi 0,27 pada 2016.
Perubahan Garis Kemiskinan Tahun 2010-2016
Perubahan jumlah dan persentase penduduk miskin tidak akan terlepas dari perubahan nilai garis kemiskinan. Garis kemiskinan (GK) merupakan rata-rata pengeluaran per kapita per bulan yang digunakan untuk mengklasifikasikan penduduk ke dalam golongan miskin atau tidak miskin. Garis Kemiskinan Kabupaten Pesisir Selatan menunjukkan nilai yang terus naik tiap tahun. Pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 9,90 persen, yaitu dari Rp. 332.243,- per kapita per bulan pada 2015 menjadi Rp. 366.228,- per kapita per bulan pada 2016. Perubahan peningkatan Garis kemiskinan Kabupaten Pesisir Selatan selama periode 2010-2016 terendah terjadi pada tahun 2015, yaitu meningkat sebesar 3,36 persen yaitu dari Rp. 322.425,- per kapita per bulan pada tahun 2014 menjadi Rp. 333.243,- per kapita per bulan
Berita Resmi Statistik Kabupaten Pesisir Selatan No. 02/07/1302/Th I, 4 Juli 2017
Tabel 1 Garis Kemiskinan Kabupaten Pesisir Selatan dan Provinsi Sumatera Barat 2010-2016
2.
No
Tahun
(1)
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Kabupaten Pesisir Selatan
Sumatera Barat
(2)
(3)
(4)
1
2010
251.029
254.432
2
2011
268.226
276.000
3
2012
286.621
292.052
4
2013
308.472
336.606
5
2014
322.425
349.656
6
2015
333.243
384.277
7
2016
366.228
425.141
Perkembangan Kemiskinan Tahun 2010-2016
Selama periode 2015-2016, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pesisir Selatan berkurang sebanyak 2,27 ribu jiwa. Bila pada 2015 berjumlah 38,13 ribu jiwa , maka berkurang menjadi 35,86 ribu jiwa pada 2016. Demikian juga, menurut persentase penduduk miskin, di Kabupaten Pesisir Selatan dalam rentang waktu yang sama mengalami penurunan sebesar 0,54 persen, dari 8,46 persen pada 2015 menjadi 7,92 persen pada 2016. Gambar 1 Perkembangan Jumlah dan persentase penduduk miskin di Kabupaten Pesisir Selatan 2010-2016
12
10.22
9.75
10 8
44
6
42.42
60 8.68
8.64
7.82
8.46
7.92 40
38.2
38.3
35.02
38.13
35.86
4
20
2 0
0 2010
2011
2012
Jumlah Pendudk Miskin
2
2013
2014
2015
2016
Persentase penduduk miskin
Berita Resmi Statistik Kabupaten Pesisir Selatan No.02/07/1302/Th I, 4 Juli 2017
Tabel 2 Persentase Penduduk Miskin dan Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Pesisir Selatan dan Provinsi Sumatera Barat 2010-2016
No
Tahun
Persentase Penduduk Miskin (Persen)
Jumah Penduduk Miskin (ribuan jiwa)
Kabupaten Kabupaten Sumatera Barat Sumatera Barat Pesisir Selatan Pesisir Selatan (1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1
2010
10,22
9,44
44,00
458,20
2
2011
9,75
8,99
42,42
441,80
3
2012
8,68
8,00
38,20
401,50
4
2013
8,64
7,56
38,30
384,10
5
2014
7,82
6,89
35,02
354,74
6
2015
8,46
7,31
38,13
379,61
7
2016
7,92
7,09
35,86
371,55
Selama periode 2010-2016, Persentase dan jumlah penduduk miskin mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, Jumlah penduduk miskin paling banyak ada di tahun 2010 yaitu sebanyak 44 ribu jiwa demikian halnya persentase penduduk miskin pada tahun 2010 sebesar 10,22 persen. 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Dimensi lain yang perlu juga mendapatkan perhatian selain jumlah dan persentase penduduk miskin adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Upaya kemiskinan bukan hanya ditujukan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin namun juga mengurangi kedalaman dan keparahan kemiskinan. Indeks Kedalaman kemiskinan (Poverty Gap Index, P1) merupakan indeks yang menjelaskan rata-rata jarak antara taraf hidup penduduk miskin dengan garis kemiskinan. Penurunan P1 menunjukkan adanya perbaikan secara rata-rata pada standar hidup penduduk miskin. Sedangkan indeks keparahan kemiskinan (Poverty Severity Index, P2) digunakan untuk melihat tingkat keparahan kemiskinan. Penurunan P2 menunjukkan berkurangnya ketimpangan kemiskinan. Pada tahun 2016, indeks kedalaman kemiskinan mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Indeks kedalaman naik dari 0,84 pada tahun 2015 menjadi 1,17 pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan penduduk miskin pada tahun 2016 di Kabupaten Pesisir Selatan memiliki rata-rata jarak tingkat pengeluaran per kapita per bulan penduduk yang berada di
Berita Resmi Statistik Kabupaten Pesisir Selatan No. 02/07/1302/Th I, 4 Juli 2017
bawah Garis Kemiskinan semakin melebar dari garis kemiskinan (menjauhi Garis Kemiskinan). Demikian juga dengan indeks keparahan kemiskinan naik dari 0,15 pada 2015 menjadi 0,27 pada 2016. Hal ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Pesisir Selatan perbedaan tingkat pengeluaran per kapita per bulan diantara penduduk miskin (yang berada di bawah Garis kemiskinan) semakin melebar atau bervariasi. Gambar 2 Tingkat Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Tingkat Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Pesisir Selatan, 2010-2016
1.81 1.65
1.17
1.11 0.88 0.76 0.48
0.45 0.23
2010
2011
2012
0.27 0.14
0.13
0.15
2013
2014
2015
P1
4
0.84
2016
P2
Berita Resmi Statistik Kabupaten Pesisir Selatan No.02/07/1302/Th I, 4 Juli 2017
Tabel 4. Kemiskinan Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tahun 2015-2016 2015 Kode
Kabupatan/Kota
Penduduk Miskin P1
(1)
(2)
2016 P2
Penduduk Miskin
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Ribu jiwa
Persen
P1
P2
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
Ribu jiwa
Persen
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
1301
Kepulauan Mentawai
13.16
15.52
2.83
0.71
235,987
13.09
15.12
2.56
0.60
263,793
1302
Pesisir Selatan
38.13
8.46
0.84
0.15
333,243
35.86
7.92
1.17
0.27
366,228
1303
Solok
36.42
10.00
1.12
0.30
339,088
34.06
9.32
1.19
0.25
376,748
1304
Sijunnjung
17.52
7.87
1.05
0.25
309,209
17.12
7.60
1.25
0.28
344,153
1305
Tanah Datar
20.05
5.82
0.45
0.06
306,560
19.63
5.68
0.81
0.15
346,267
1306
Padang Pariaman
35.87
8.86
1.06
0.20
331,676
36.34
8.91
1.36
0.38
374,636
1307
Agam
36.06
7.58
0.89
0.17
279,590
37.55
7.83
0.96
0.19
315,804
1308
Lima Puluh Kota
28.76
7.65
0.89
0.18
314,949
28.57
7.59
1.06
0.21
357,824
1309
Pasaman
21.88
8.14
1.09
0.20
272,779
20.83
7.65
0.42
0.05
307,552
1310
Solok Selatan
11.95
7.52
1.06
0.22
292,292
11.91
7.35
1.23
0.31
326,733
1311
Dharmasraya
15.89
7.17
1.04
0.25
335,151
16.24
7.16
1.21
0.30
374,642
1312
Pasaman Barat
32.34
7.93
1.33
0.32
329,051
30.76
7.40
1.09
0.23
367,159
1371
Kota Padang
44.43
4.93
0.54
0.09
414,612
42.56
4.68
0.55
0.11
449,658
1372
Kota Solok
2.72
4.12
0.49
0.08
370,229
2.59
3.86
0.13
0.01
385,781
1373
Kota Sawah Lunto
1.34
2.22
0.18
0.03
293,725
1.34
2.21
0.12
0.01
318,721
1374
Kota Padang Panjang
3.44
6.74
0.54
0.08
384,969
3.47
6.75
0.66
0.11
420,981
1375
Kota Bukittinggi
6.54
5.36
0.93
0.23
379,445
6.81
5.48
1.05
0.30
420,478
1376
Kota Payakumbuh
8.51
6.67
0.79
0.13
390,151
8.35
6.46
0.87
0.19
424,233
1377
Kota Pariaman
4.58
5.42
0.58
0.09
359,965
4.47
5.23
0.90
0.22
392,970
13
Sumatera Barat
379.61
7.31
0.98
0.21
384,277
371.55
7.09
1.10
0.24
425,141
Berita Resmi Statistik Kabupaten Pesisir Selatan No. 02/07/1302/Th I, 4 Juli 2017
Penjelasan Teknis dan Sumber Data Pengukuran kemiskinan BPS, menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dalam pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Manfaat jika menggunakan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index (P), yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. Metode untuk menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri atas dua komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan-Makanan (GKBM). Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilo kalori per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dan lainlain). Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) merupakan kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar nonmakanan diwakili oleh 36 jenis komoditi. Indeks Kedalaman Kemiskinan/Poverty Gap Indeks (P1), merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh jarak rata-rata pengeluaran penduduk terhadap garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan/Poverty Severity Indeks (P2), merupakan ukuran tingkat ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks maka semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan dalam publikasi ini adalah data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) dan untuk tahun 2015 dan 2016 merujuk pada kondisi Maret 2015 dan 2016.
6
Berita Resmi Statistik Kabupaten Pesisir Selatan No.02/07/1302/Th I, 4 Juli 2017
BPS KABUPATEN PESISIR SELATAN Informasi lebih lanjut hubungi:
Ir. Nurul Andriana Kepala BPS Kabupaten Pesisir Selatan Telepon: 0756-21004 E-mail:
[email protected]
Berita Resmi Statistik Kabupaten Pesisir Selatan No. 02/07/1302/Th I, 4 Juli 2017