No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016
PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Provinsi Kalimantan Tengah pada Maret 2016 mencapai 143.485 orang (5,66 persen), berkurang 4.215 orang (0,28 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2015 yang berjumlah 147.700 orang (5,94 persen). Selama periode Maret 2015 – Maret 2016 penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 254 orang (dari 41.323 orang pada Maret 2015 menjadi 41.069 orang pada Maret 2016), sementara di daerah perdesaan berkurang 3.961 orang (dari 106.377 orang pada Maret 2015 menjadi 102.416 orang pada Maret 2016).
Penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2015 sebesar 4,86 persen, turun
menjadi 4,60 persen pada Maret 2016. Sementara penduduk miskin di daerah perdesaan turun dari 6,50 persen pada Maret 2015 menjadi 6,23 persen pada Maret 2016.
Garis Kemiskinan pada Maret 2016 yaitu sebesar Rp 373.484,- mengalami kenaikan dari Maret 2015 yang hanya sebesar Rp 349.727,- (naik 6,79 persen). Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2016, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 80,19 persen, menurun dibandingkan Maret 2015 yang mencapai 80,49 persen. Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, diantaranya adalah beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, gula pasir, mie instan, kue basah, bawang merah, dan kopi bubuk/instan. Sedangkan, untuk komoditi bukan makanan diantaranya adalah biaya perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi. Pada periode Maret 2015 – Maret 2016, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) turun dari 0,886 menjadi 0,859, ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) turun dari 0,214 menjadi 0,196. Angka ini menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin menyempit. Jika dibandingkan antar provinsi yang ada di Pulau Kalimantan pada Maret 2016 angka kemiskinan tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 7,87 persen, sedangkan terendah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 4,85 persen.
Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016
1
1.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret 2015 – Maret 2016 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Tengah pada Maret 2016 mencapai 143.485 orang (5,66 persen), berkurang 4.215 orang (0,28 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2015 yang berjumlah 147.700 orang (5,94 persen). Berdasarkan daerah tempat tinggal, selama periode Maret 2015 – Maret 2016, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 254 orang (0,26 persen) sedangkan daerah perdesaan berkurang 3.961 orang (0,27 persen). Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan Tengah Menurut Daerah, Maret 2011 – Maret 2016 Jumlah Penduduk Miskin Kota+ Kota Desa Desa
Tahun (1)
Maret 2011 Sept 2011 Maret 2012 Sept 2012 Maret 2013 Sept 2013 Maret 2014 Sept 2014 Maret 2015 Sept 2015 Maret 2016
Persentase Penduduk Miskin Kota+ Kota Desa Desa
(2)
(3)
(4)
(5)
29.625 28.660 32.977 33.032 34.113 47.023 40.779 39.452 41.323 48.723 41.069
118.603 123.329 117.775 112.050 106.483 102.361 105.545 109.373 106.377 99.406 102.416
148.228 151.989 150.752 145.082 140.596 149.384 146.324 148.825 147.700 148.129 143.485
3,91 3,74 4,25 4,21 4,30 5,80 4,98 4,75 4,86 5,68 4,60
(6)
(7)
7,89 8,10 7,64 7,19 6,75 6,45 6,57 6,74 6,50 6,02 6,23
6,55 6,64 6,51 6,19 5,93 6,23 6,03 6,07 5,94 5,91 5,66
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Gambar 1. Perkembangan Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Tengah, 2011-2016 149.384 146.324 148.825 147.700 148.129 148.228 151.989 150.752 145.082 143.485 140.596
6.55
6.64
6.51
6.19
5.93
6.23
6.03
6.07
5.94
5.91
5.66
Mar 11 Sept 11 Mar 12 Sept 12 Mar 13 Sept 13 Mar 14 Sept 14 Mar 15 Sept 15 Mar 16
Penduduk Miskin
% Penduduk Miskin
Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016
2
2.
Perubahan Garis Kemiskinan Maret 2015 – Maret 2016 Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Jadi besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan. Selama Maret 2015 – Maret 2016, Garis Kemiskinan naik sebesar 6,79 persen, yaitu dari Rp 349.727,- per kapita per bulan pada Maret 2015 menjadi Rp 373.484,- per kapita per bulan pada Maret 2016 (Tabel 2). Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi non makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2016, sumbangan GKM terhadap GK cukup besar, yaitu 80,19 persen, sedangkan GKBM hanya sebesar 19,81 persen saja. Tabel 2. Garis Kemiskinan dan Perubahannya Menurut Daerah di Provinsi Kalimantan Tengah, Maret 2015 – Maret 2016
Daerah/Tahun
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Makanan
Bukan Makanan
Total
(2)
(3)
(4)
Perkotaan Maret 2015 Maret 2016 Perubahan (%)
251.976 264.149 4,83
76.698 84.105 9,66
328.674 348.254 5,96
Perdesaan Maret 2015 Maret 2016 Perubahan (%)
296.856 316.546 6,63
63.814 70.656 10,72
360.670 387.202 7,36
Kota+Desa Maret 2015 Maret 2016 Perubahan (%)
281.506 299.485 6,39
68.220 73.999 8,47
349.727 373.484 6,79
(1)
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Pada Maret 2016, komoditi makanan yang memberi sumbangan terbesar pada Garis Kemiskinan adalah beras, yaitu sebesar 23,68 persen di perkotaan dan 31,17 persen di perdesaan. Jika kita lihat secara berurutan sepuluh komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan terdiri dari beras, rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, gula pasir, mie instan, kue basah, bawang merah, kopi bubuk dan kopi instan (sachet), dan roti. Sedangkan di perdesaan terdiri dari beras,
Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016
3
rokok kretek filter, gula pasir, daging ayam ras, telur ayam ras, mie instan, kue basah, bawang merah, kopi bubuk dan kopi instan (sachet), dan cabe rawit. Komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar untuk Garis Kemiskinan adalah perumahan (9,32 persen di perkotaan dan 7,60 persen di perdesaan). Kemudian jika kita lihat secara berurutan lima komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar di perkotaan terdiri dari perumahan, bensin, listrik, pendidikan, dan perlengkapan mandi. Sedangkan di perdesaan terdiri dari perumahan, bensin, listrik, perlengkapan mandi, dan pendidikan. Tabel 3. Daftar Komoditi yang Memberi Pengaruh Besar pada Kenaikan Garis Kemiskinan, Maret 2016 Perkotaan
Perdesaan
Komoditi
%
Komoditi
%
(1)
(2)
(3)
(4)
23,68 11,14 4,52 4,47 3,03 3,00 2,80 2,21 1,72 1,48
Beras Rokok kretek filter Gula pasir Daging ayam ras Telur ayam ras Mie instan Kue basah Bawang merah Kopi bubuk & kopi instan (sachet) Cabe rawit
31,17 10,40 4,38 3,84 3,69 3,12 2,61 2,43 1,91 1,29
Makanan Beras Rokok kretek filter Telur ayam ras Daging ayam ras Gula pasir Mie instan Kue basah Bawang merah Kopi bubuk & kopi instan (sachet) Roti Bukan Makanan Perumahan Bensin Listrik Pendidikan Perlengkapan mandi
9,32 2,86 2,34 1,42 1,26
Perumahan Bensin Listrik Perlengkapan mandi Pendidikan
7,60 2,08 1,05 1,02 0,86
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 3.
Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan tentang program kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Pada periode Maret 2015 – Maret 2016, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 0,886 menjadi 0,859. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) turun dari 0,214 menjadi 0,196 pada periode yang sama (Tabel 4). Hal ini Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016
4
mengindikasikan bahwa secara umum rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin semakin menyempit. Tabel 4. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Provinsi Kalimantan Tengah Menurut Daerah, Maret 2011 – Maret 2016 Tahun
Perkotaan
Perdesaan
Kota + Desa
(1)
(2)
(3)
(4)
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Maret 2011 September 2011 Maret 2012 September 2012 Maret 2013 September 2013 Maret 2014 September 2014 Maret 2015 September 2015 Maret 2016
0,823 0,666 0,572 0,919 0,631 0,380 0,795 0,444 0,729 1,048 0,539
1,071 1,309 1,286 1,158 0,982 1,342 0,724 1,237 0,968 1,002 1,034
0,988 1,094 1,047 1,078 0,864 1,016 0,748 0,968 0,886 1,018 0,859
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Maret 2011 September 2011 Maret 2012 September 2012 Maret 2013 September 2013 Maret 2014 September 2014 Maret 2015 September 2015 Maret 2016
0,264 0,184 0,128 0,251 0,135 0,037 0,189 0,066 0,173 0,245 0,103
0,231 0,335 0,322 0,273 0,219 0,441 0,153 0,342 0,235 0,230 0,247
0,242 0,285 0,257 0,266 0,191 0,305 0,165 0,248 0,214 0,235 0,196
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Pada Maret 2016, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya sebesar 0,539 sementara di daerah perdesaan mecapai 1,034. Begitu juga nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perkotaan hanya sebesar 0,103 sementara di daerah perkotaan mencapai 0,247. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah perdesaan lebih buruk dari daerah perkotaan.
Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016
5
4.
Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi di Pulau Kalimantan, Maret 2016 Tabel 5 menunjukkan jumlah dan persentase penduduk miskin menurut provinsi di Pulau Kalimantan pada Maret 2016. Dari tabel tersebut tampak bahwa persentase penduduk miskin tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 7,87 persen, sementara persentase penduduk miskin terendah di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu sebesar 4,85 persen. Dilihat dari jumlah penduduk, sebagian besar penduduk miskin berada di Provinsi Kalimantan Barat yang mencapai 381.351 orang, sementara jumlah penduduk miskin terkecil berada di Provinsi Kalimantan Utara hanya berjumlah 41.123 orang. Tabel 5. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi di Pulau Kalimantan, Maret 2016
Jumlah Penduduk Miskin Provinsi
Persentase Penduduk Miskin
Kota
Desa
Kota+ Desa
Kota
Desa
Kota+ Desa
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kalimantan Barat
78.291
303.061
381.351
5,16
9,11
7,87
Kalimantan Tengah
41.069
102.416
143.485
4,60
6,23
5,66
Kalimantan Selatan
60.826
134.875
195.700
3,48
5,89
4,85
Kalimantan Timur
88.044
124.876
212.920
3,93
10,05
6,11
Kalimantan Utara
14.213
26.909
41.123
3,78
9,47
6,23
(1)
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 5.
Penjelasan Teknis dan Sumber Data a.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. b. Metode yang digunakan yaitu dengan menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. c. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kkalori per kapita per hari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-
Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016
6
padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). d. Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar bukan makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. e. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan adalah data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi Maret 2016. Mulai tahun 2015, pelaksanaan Susenas tidak dilakukan secara triwulanan. Jumlah sampel secara nasional sebesar 300.000 rumah tangga, dimana untuk Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 6.920 rumah tangga. Sebagai informasi tambahan, juga digunakan hasil survei SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok bukan makanan.
Berita Resmi Statistik No. 07/07/62/Th. X, 18 Juli 2016
7