No. 07/01/62/Th. VI, 2 Januari 2012
PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011
RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan) di Provinsi Kalimantan Tengah pada bulan September 2011 mencapai 150.021 orang (6,64 persen), angka tersebut mengalami sedikit peningkatan dari bulan Maret 2011 yang hanya 146.905 orang (6,56 persen). Ini berarti jumlah penduduk miskin naik sebesar 3.116 orang (0,08 persen), dimana untuk daerah perkotaan berkurang 1.073 orang (0,17 persen) sedangkan di daerah perdesaan bertambah 4.189 orang (0,21 persen). Garis kemiskinan pada bulan September 2011 yaitu sebesar Rp 256.245,- mengalami kenaikan dari bulan Maret 2011 lalu yang hanya sebesar Rp 241.525,- (naik 6,09 persen). Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan yaitu sebesar 80,75 persen, jauh lebih besar dibandingkan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan) yang hanya 19,25 persen. Pada bulan September 2011 garis kemiskinan di daerah perkotaan sebesar Rp 259.917,lebih tinggi jika dibandingkan dengan garis kemiskinan di daerah perdesaan yang hanya Rp 254.399,-. Pada periode Maret - September 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan meningkat. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) meningkat dari 0,988 menjadi 1,094. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi garis kemiskinan. Sementara Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan naik dari 0,242 menjadi 0,285. Angka ini menunjukkan bahwa ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin melebar. Jika dibandingkan antar provinsi yang ada di Pulau Kalimantan pada bulan September 2011 angka kemiskinan tertinggi di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 8,48 persen, sedangkan terendah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 5,35 persen.
Berita Resmi Statistik No. 07/01/62/Th. VI, 2 Januari 2012
1
1.
Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret - September 2011 Jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Tengah pada September 2011 sebesar 150.021 orang (6,64 persen). Dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2011 yang berjumlah 146.905 orang (6,56 persen), jumlah penduduk miskin bertambah 3.116 orang (0,08 persen) (Tabel 1). Selama periode Maret - September 2011 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang 1.073 orang, atau secara relatif persentase penduduk miskin perkotaan turun 0,17 persen dari 3,91 persen menjadi 3,74 persen. Sedangkan di daerah perdesaan bertambah 4.189 orang, dimana secara relatif persentase penduduk miskin perdesaan naik 0,21 persen dari 7,89 persen menjadi 8,10 persen. Penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin selama periode Maret – September 2011 ini tampaknya dipengaruhi oleh tingginya inflasi pada bulan Septermber 2011 yang mencapai 0,96 persen, sedangkan pada bulan Maret 2011 mengalami deflasi sebesar 0,26 persen. Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Kalimantan Tengah Menurut Daerah, Maret 2007 – September 2011
Tahun
Jumlah Penduduk Miskin
Persentase Penduduk Miskin
(1)
Kota (2)
Desa (3)
Kota+Desa (4)
Kota (5)
Desa (6)
Kota+Desa (7)
Maret 2007
51.200
159.100
210.300
6,72
10,76
9,38
Maret 2008
45.345
154.646
199.991
5,81
10,20
8,71
Maret 2009
35.775
130.079
165.854
4,45
8,34
7,02
Maret 2010
33.229
130.992
164.221
4,03
8,19
6,77
Maret 2011
29.361
117.544
146.905
3,91
7,89
6,56
Sept 2011
28.288
121.733
150.021
3,74
8,10
6,64
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2.
Perubahan Garis Kemiskinan Maret - September 2011 Garis kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan miskin atau tidaknya seseorang. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Jadi besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh garis kemiskinan. Selama Maret - September 2011, garis kemiskinan naik sebesar 6,09 persen, yaitu dari Rp 241.525,- per kapita per bulan pada Maret 2011 menjadi Rp 256.245,- per kapita per bulan pada September 2011 (Tabel 2). Dengan memperhatikan komponen Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM), terlihat bahwa peranan komoditi makanan jauh Berita Resmi Statistik No. 07/01/62/Th. VI, 2 Januari 2012
2
lebih besar dibandingkan peranan komoditi non makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada September 2011, sumbangan GKM terhadap GK cukup besar, yaitu 80,75 persen, sedangkan GKBM hanya sebesar 19,25 persen saja. Dari tabel tersebut juga terlihat bahwa garis kemiskinan di daerah perkotaan yang mencapai Rp 259.917,- lebih tinggi jika dibandingkan dengan garis kemiskinan di daerah perdesaan yang hanya sebesar Rp 254.399,-. Tabel 2. Garis Kemiskinan, Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah di Provinsi Kalimantan Tengah, Maret 2007 - September 2011 Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bln) Daerah/Tahun
Total
Jumlah penduduk miskin
Persentase penduduk miskin
(4)
(5)
(6)
(2)
Non Makanan (3)
Perkotaan Maret 2007 Maret 2008 Maret 2009 Maret 2010 Maret 2011 Sept 2011
128.326 152.258 161.654 170.973 188.302 200.002
41.182 44.095 47.663 49.685 56.010 59.915
179.418 196.354 209.317 220.658 244.312 259.917
51.200 45.345 35.775 33.229 29.361 28.288
6,72 5,81 4,45 4,03 3,91 3,74
Perdesaan Maret 2007 Maret 2008 Maret 2009 Maret 2010 Maret 2011 Sept 2011
127.294 149.908 164.763 176.147 198.873 210.393
21,136 30.762 34.394 36.643 41.248 44.006
152.430 180.671 199.157 212.790 240.121 254.399
159.100 154.646 130.079 130.992 117.544 121.733
10,76 10,20 8,34 8,19 7,89 8,10
Kota+Desa Maret 2007 Maret 2008 Maret 2009 Maret 2010 Maret 2011 Sept 2011
131.014 150.707 163.706 174.388 195.332 206.917
31.251 35.296 38.906 41.077 46.193 49.328
162.266 186.003 202.612 215.466 241.525 256.245
210.300 199.991 165.854 164.221 146.905 150.021
9,38 8,71 7,02 6,77 6,56 6,64
(1)
Makanan
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Berita Resmi Statistik No. 07/01/62/Th. VI, 2 Januari 2012
3
3.
Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus mampu memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan tentang program kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Pada periode Maret - September 2011, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) meningkat. Indeks Kedalaman Kemiskinan meningkat dari 0,988 menjadi 1,094. Demikian pula dengan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) meningkat dari 0,242 menjadi 0,285 pada periode yang sama (Tabel 3). Peningkatan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa secara umum rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin menjauhi garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin melebar. Tabel 3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di Provinsi Kalimantan Tengah Menurut Daerah, Maret 2007 - September 2011 Tahun
Kota
Desa
Kota + Desa
(2)
(3)
(4)
Maret 2007
0,980
2,040
1,680
Maret 2008
0,898
1,760
1,467
Maret 2009
0,616
1,238
1,027
Maret 2010
0,861
1,098
1,018
Maret 2011
0,823
1,071
0,988
Sept 2011
0,666
1,309
1,094
Maret 2007
0,380
0,570
0,510
Maret 2008
0,186
0,462
0,368
Maret 2009
0,130
0,270
0,222
Maret 2010
0,236
0,238
0,238
Maret 2011
0,264
0,231
0,242
Sept 2011
0,184
0,335
0,285
(1) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) di daerah perdesaan masih tetap lebih tinggi daripada perkotaan. Pada September 2011 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) untuk perkotaan hanya 0,666 sementara di daerah perdesaan mencapai 1,309. Nilai Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) untuk perkotaan Berita Resmi Statistik No. 07/01/62/Th. VI, 2 Januari 2012
4
hanya 0,184 sementara di daerah perdesaan mencapai 0,335. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di daerah perdesaan lebih buruk dari daerah perkotaan.
4.
Tingkat Kemiskinan Menurut Provinsi di Pulau Kalimantan, September 2011 Tabel 4 menunjukkan persentase penduduk miskin menurut provinsi di Pulau Kalimantan pada September 2011. Dari tabel tersebut tampak bahwa persentase penduduk miskin terbesar di Provinsi Kalimantan Barat sebesar 8,48 persen, sementara persentase penduduk miskin terkecil di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu sebesar 5,35 persen. Dilihat dari jumlah penduduk sebagian besar penduduk miskin berada di Provinsi Kalimantan Barat, sementara jumlah penduduk miskin terkecil berada di Provinsi Kalimantan Timur. Tabel 4. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi di Pulau Kalimantan, September 2011
Jumlah Penduduk Miskin
Persentase Penduduk Miskin
Provinsi
(1)
Kota
Desa
(2)
(3)
Kota+ Desa (4)
Kota
Desa
Kota+Desa
(5)
(6)
(7)
Kalimantan Barat
89.885
286.237
376.122
6,70
9,25
8,48
Kalimantan Tengah
28.288
121.733
150.021
3,74
8,10
6,64
Kalimantan Selatan
59.955
138.656
198.611
3,83
6,45
5,35
Kalimantan Timur
87.900
159.230
247.130
3,80
11,26
6,63
Sumber: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
5.
Penjelasan Teknis dan Sumber Data a.
b.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Dengan pendekatan ini, dapat dihitung Headcount Index, yaitu persentase penduduk miskin terhadap total penduduk. Metode yang digunakan yaitu dengan menghitung Garis Kemiskinan (GK), yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penghitungan Garis Kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah perkotaan dan perdesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Berita Resmi Statistik No. 07/01/62/Th. VI, 2 Januari 2012
5
c.
d.
e.
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kkalori per kapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM) adalah rata-rata pengeluaran untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar bukan makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di perdesaan. Sumber data utama yang dipakai untuk menghitung tingkat kemiskinan adalah data Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi September 2011. Jumlah sampel secara nasional sebesar 75.000 rumah tangga dan di Provinsi Kalimantan Tengah sebanyak 1.970 rumah tangga.Sebagai informasi tambahan, juga digunakan hasil survei SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok bukan makanan.
Berita Resmi Statistik No. 07/01/62/Th. VI, 2 Januari 2012
6