Nomor : 005/07/63/Th. XIX, 02 Januari 2015
PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN KEADAAN SEPTEMBER 2014 Tingkat kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan pada Bulan September 2014 adalah sebesar 4,81 persen. Mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,13 persen dibandingkan keadaan Maret 2014 yang sebesar 4,68 persen. Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada September 2014 sebesar 3,68 persen dan mengalami penurunan dibandingkan Maret 2014 sebesar 3,79 persen. Sedangkan di daerah perdesaan mengalami kenaikan, yaitu dari 5,33 persen pada Maret 2014 menjadi 5,64 persen pada September 2014. Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan masih lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada September 2014, peranan Garis Kemiskinan Makanan (GKM) terhadap Garis Kemiskinan (GK) sebesar 71,96 persen. Menurut status kemiskinan, penduduk dikelompokan menjadi empat kategori yaitu penduduk Sangat Miskin (SM), Miskin (M), Hampir Miskin (HM), Rentan Miskin Lainnya (RML) dan Tidak Miskin (TM). Penduduk miskin merupakan gabungan dari penduduk dengan kategori sangat miskin (SM) dan miskin (M). Persentase penduduk sangat miskin dan miskin di perdesan lebih banyak dibandingkan di daerah perkotaan. Pada September 2014, penduduk sangat miskin di perkotaan 0,72 persen dan di perdesaan 1,58 persen. Pada periode Maret – September 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan. Pada Maret 2014, Indeks P 1 sebesar 0,629 sedangkan pada September 2014 sebesar 0,652. Indeks P 2, pada Maret 2014 sebesar 0,141 sedangkan September 2014 sebesar 0,151
1
1. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret – September 2014 Tingkat kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan pada Bulan September 2014 adalah sebesar 4,81 persen. Angka ini mengalami sedikit kenaikan yaitu sebesar 0,13 persen dibandingkan keadaan Maret 2014 yang sebesar 4,68 persen. Secara absulut, jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan keadaan September 2014 sebanyak 189.496 orang. Selama 6 bulan tersebut terjadi penambahan jumlah penduduk miskin di Kalimantan Selatan sebanyak 6.620 orang dibandingkan jumlah penduduk Miskin keadaan Maret 2014 yang sebanyak 182.876 orang. Berdasarkan daerah tempat tinggal, selama periode Maret - September 2014 terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan sebanyak 1.296 orang atau sebesar 2,07 persen. Kondisi sebaliknya terjadi pertambahan sebanyak 7.916 orang atau 6,58 persen untuk daerah perdesaan. Tabel 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Menurut Daerah Tempat Tinggal Miskin di Kalimantan Selatan Maret – September 2014 Daerah/Periode
Penduduk Miskin (Orang)
Persentase Penduduk Miskin
(1)
(2)
(3)
Maret 2014
62.509
3,79
September 2014
61.213
3,68
Maret 2014
120.367
5,33
September 2014
128.283
5,64
Maret 2014
182.876
4,68
September 2014
189.496
4,81
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan + Perdesaan
2
2. Perubahan Garis Kemiskinan (GK) Maret - September 2014 Garis Kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk menentukan apakah seseorang termasuk dalam kategori miskin atau atau tidak miskin. Garis Kemiskinan (GK) terdiri dari komponen Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan (GKBM). Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan (Rp/Kapita/Bulan) di bawah Garis Kemiskinan. Tabel 2 Garis Kemiskinan dan Perubahannya Menurut Daerah Tempat Tinggal Di Kalimantan Selatan, Maret - September 2014 Daerah Tempat Tinggal/Tahun (1)
Garis Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan) Makanan
Bukan Makanan
Total
(2)
(3)
(4)
Perkotaan Maret 2014
208.073
113.933
322.006
September 2014
218.680
118.102
336.782
5,10
3.66
4,59
Maret 2014
230.871
67.785
298.656
September 2014
243.227
70.727
313.954
5,35
4,34
5,12
Maret 2014
221.249
87.263
308.512
September 2014
232.860
90.734
323.594
5,25
3,98
4,89
Perubahan
Perdesaan
Perubahan Perkotaan + Perdesaan
Perubahan
Selama Maret - September 2014, garis kemiskinan naik sebesar 4,89 persen, yaitu dari Rp. 308.512,- per kapita per bulan pada Maret 2014 menjadi Rp.323.594,- per kapita per bulan pada bulan September
2014. Terlihat bahwa peranan komoditi makanan masih jauh lebih besar
dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada September 2014 GKM memiliki kontribusi sebesar 71,96 persen terhadap GK.
3
3. Penduduk Menurut Status Kemiskinan Maret 2014 Berdasakan status kemiskinan, penduduk dapat dikelompokan menjadi empat kategori yaitu penduduk Sangat Miskin (SM), Miskin (M), Hampir Miskin (HM) dan Rentan Miskin Lainnya (RML). Penduduk miskin adalah penduduk dengan dengan status sangat miskin (SM) dan miskin (M). Tabel 3 Persentase Penduduk Menurut Status Kemiskinan dan Klasifikasi Daerah Tempat Tinggal Di Kalimantan Selatan, September 2014 Status Kemiskinan Daerah Tempat Tinggal
Sangat Miskin
Miskin
Hampir Miskin
Rentan Miskin Lainnya
Tidak Miskin
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Perkotaan
0,72
2,96
3,59
17,85
74,88
Perdesaan
1,58
4,06
6,61
20,64
67,12
Perkotaan + Perdesaan
1,22
3,59
5,33
19,46
70,40
4. Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain upaya memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan bagaimana mengurangi kesenjangan diantara penduduk miskin. Pada periode Maret – September 2014, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami kenaikan. Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 0,629 pada Maret 2014 menjadi 0,652 pada September 2014. Demikian pula Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami kenaikan dari 0,141 pada Maret 2014 menjadi 0,151 pada September 2014. Kenaikan kedua nilai indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin menjauh dari garis kemiskinan dan kesenjangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin melebar. Peningkatan nilai indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan disebabkan terjadinya peningkatan kedua nilai indeks tersebut di daerah perdesaan. Untuk daerah perkotaan terjadi hal sebaliknya. Terdapat kecenderungan rata-rata pengeluaran penduduk miskin di daerah perkotaan mendekati garis kemiskinan dan kesenjangan antar penduduk miskin semakin menyempit.
4
Tabel 4 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Daerah Tempat Tinggal di Kalimantan Selatan, Maret - September 2014 Tahun/Indikator
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
Maret 2014
0,683
0,590
0,629
September 2014
0,408
0,830
0,652
Maret 2014
0,175
0,116
0,141
September 2014
0,082
0,201
0,151
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)
5. Distribusi Pendapatan Distribusi Pendapatan merupakan gambaran tentang pemerataan atau terjadi ketimpangan pembagian pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi di suatu wilayah. Besar kecilnya pendapatan yang diterima oleh seseorang dipengaruhi oleh kepemilikan faktor-faktor produksi. Besaran balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor ekonomi seperti keahlian, modal dan tanah, serta investasi akan berbeda satu sama lain. Ketimpangan distribusi pendapatan dapat dilihat dari angka Gini Ratio. Semakin tinggi nilai angka Gini Ratio (GR) mengindikasikan bahwa ketimpangan semakin tinggi. Pengelompokan nilai koefisien Gini dibedakan menjadi 5 kelompok : GR = 0
: Pemerataan Sempurna
0 < GR < 0,3
: Ketimpangan Rendah
0,3 ≤ GR ≤ 0,5
: Ketimpangan Sedang
0,5 < GR < 1
: Ketimpangan Tinggi
GR = 1
: Ketimpangan Sempurna
Pada periode September
2014 ketimpangan distribusi pendapatan masih dalam kategori
ketimpangan sedang. Angka Gini Ratio keadaan September 2014 sebesar 0,326.
5
Tabel 5 Gini Ratio Provinsi Kalimantan Selatan Menurut Daerah Tempat Tinggal Provinsi Kalimantan Selatan Periode Maret – September 2014
6.
Gini Ratio
Perkotaan
Perdesaan
Perkotaan+Perdesaan
(1)
(2)
(3)
(4)
Maret 2014
0,388
0,302
0,359
September 2014
0,338
0,293
0,326
Perubahan
-0,051
-0,008
-0,034
Rumah Tangga Penerima Raskin Program raskin adalah salah satu program penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial di bidang pangan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat berupa bantuan beras bersubsidi kepada rumah tangga berpendapatan rendah (rumah tangga miskin dan rentan miskin). Tujuan program raskin adalah untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga kelas bawah dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras dan membantu kelompok kelompok miskin dan rentan miskin mendapat cukup pangan dan nutrisi karbohidrat tanpa kendala. Berdasarkan golongan pengeluaran, maka rumah tangga dapat dikelompokan dalam 5 kategori, yaitu Kuantail I adalah rumah tangga yang paling miskin sampai dengan kuantail 5 adalah rumah tangga dengan pengeluaran tertinggi. Seyogyanya seluruh rumah tangga di kuantail I menikmati beras miskin. Tabel 6 menunjukan, terdapat 8,89 persen rumah tangga di kuantail 5 masih menikmati pembagian beras miskin. Tabel 6 Rumah Tangga Penerima Raskin (Penerima Raskin Terhadap Total Rumah Tangga di Masing-Masing Kuantail) Provinsi Kalimantan Selatan September 2014 Jumlah
Jumlah Ruta
Rumah Tangga
Penerima Raskin
(1) Kuantail 1
(2) 219.553
(3) 107.411
(4) 48,92
Kuantail 2
220.706
81.728
37,03
Kuantail 3
219.740
54.370
24,74
Kuantail 4
219.788
42.357
19,27
Kuantail 5
219.981
19.563
8,89
Total
1.099.767
305.429
27,77
Kategori
6
Persentase
7. Tingkat Kemiskinan Kawasan Regional Kalimantan dan Nasional Tingkat kemiskinan untuk provinsi regional Kalimantan relatif lebih rendah dibandingkan provinsi di luar Pulau Kalimantan. Pada keadaan September 2014, tiga provinsi di Pulau Kalimantan termasuk dalam 10 provinsi dengan persentase penduduk miskin terendah. Ketiga provinsi tersebut adalah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan Barat mengalami peningkatan dari peringkat 13 pada Maret 2014 menjadi peringkat 12 pada September 2014. Kondisi ini mengindikasikan bahwa secara rata-rata penduduk di Pulau Kalimantan lebih sejahtera dibandingkan penduduk lainnya di luar pulau Kalimantan. Kondisi ini diharapkan terus membaik dari tahun ke tahun. Kekayaan alam di Pulau Kalimantan yang melimpah menjadi modal utama pembangunan di wilayah ini. Provinsi Kalimantan Selatan memiliki persentase penduduk miskin yang paling sedikit untuk regional Kalimantan (4,81 persen), diikuti oleh Provinsi Kalimantan Tengah (6,07 persen), Kalimantan Timur (6,31 persen) dan Kalimantan Barat (8,07 persen). Tabel 7 Persentase Penduduk Miskin Regional Kalimantan dan Nasional Keadaan Maret - September 2014
Provinsi
Persentase Penduduk Miskin
Peringkat Nasional
Maret 2014
September 2014
Maret 2014
September 2014
(2)
(3)
(4)
(5)
Kalimantan Barat
8,54
8,07
13
12
Kalimantan Tengah
6,03
6,07
6
6
Kalimantan Selatan
4,68
4,81
3
3
Kalimantan Timur
6,42
6,31
7
7
11,25
10,96
-
-
(1)
Nasional
7